PERANAN RADIO KOMUNITAS ISLAM BAUCAU DALAM KEGIATAN DAKWAH ISLAMIYAH DI WILAYAH KEUSKUPAN BAUCAU (TIMOR- LESTE)
Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I)
Edy Mahmud NIM: 106051100004
KONSENTRASI JURNALISTIK JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1435 H / 2014 M
LEMBAR PERNYATAAN
Bismillahirrahmaanirrahiim
Dengan ini menyatakan bahwa : 1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar Strata 1 di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Jika kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Ciputat, 26 Juni 2014
Edy Mahmud
ABSTRAK
Edy Mahmud
Peranan Radio Komunitas Islam Baucau Dalam Kegiatan Dakwah Islamiyah Di Wilayah Keuskupan Baucau (Timor-Leste) Umat Islam secara keseluruhan bertanggung jawab dalam menyampaikan Amar Ma’ruf dan mencegah Nahi Munkar. keberadaan sebuah media seperti Radio yang berbasis Islam dirasa sangat penting sekali, karena apabila digunakan sebagai sarana yang mendukung kegiatan Dakwah tentunya akan sangat efektif. Karena pada kenyataannya Radio mengandung beberapa unsur seperti, daya langsung, daya tembus, dan daya tarik, yang mana tidak dimiliki oleh media massa lain. Sehingga dalam menggunakannya, Radio dapat dengan mudah menjangkau khalayak yang terpencil sekalipun, terutama mereka yang memiliki benda ini (Radio). Kegiatan dakwah Islamiyah yang dilakukan oleh masyarakat Baucau di Timor-Leste memanfaatkan Radio Komunitas Islam sebagai media dakwah untuk menyiarkan ajaran agama Islam kepada masyarakat diwilayah setempat. Dengan demikian, perumusan masalahnya adalah, Bagaimana peranan radio komunitas Islam dalam kegiatan dakwah Islamiyah di wilayah keuskupan baucau.? Kendala apa saja yang di hadapi oleh radio komunitas Islam dalam kegiatan dakwah Islamiyah di wilayah keuskupan baucau.? Apa harapan masyarakat terhadap peranan radio komunitas Islam dalam kegiatan dakwah Islamiyah diwilayah keuskupan baucau.? Meurut Ton Kertapati, pada dasarnya radio merupakan medium untuk bercerita yang pada permulaannya segala apa yang disiarkan mempunyai bentuk cerita, namun didalam bercerita itu diikuti dengan faktor lain yang membedakannya dengan surat kabar yaitu efek, suara, musik dan dialog. Metode yang gunakan adalah metode penelitian kualitatif yaitu jenis penelitian yang menghasilkan penemuan-penemuan yang tidak dapat diperoleh dengan menggunakan prosedur statistik. Melainkan penulis menggunakan teknik pengumpulan data melalui observasi, dokumentasi, dan wawancara dengan direktur Radio, penyiar, atau lainnya yang memiliki hubungan dengan objek yang di teliti. Peranan yang dilakukan oleh radio komunitas Islam dalam kegiatan dakwah Islamiyah di wilayah keuskupan baucau yaitu melalui penyebaran informasi, edukasi dan musik-musik religi Islam. Sedangkan kendala yang dihadapi adalah faktor dana yang sepenuhnya hanya bersumber dari keuangan para pendirinya, dan terbatasnya SDM Islam Timor-Leste yang berkompeten dibidang penyiaran dan Islam, sehingga menghambat kegiatan dakwah yang diselenggarakan melalui stasiun radio komunitas Islam baucau.
i
KATA PENGANTAR Bismillahirrahmannirrahiim Asslamu’alaikum Wr. Wb. segala puji hanya pantas disanjungkan kehadirat Allah SWT karena atas izin-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat serta salam semoga selalu tercurah kepada Nabi Besar Muhammad S.A.W. karena beliaulah dunia yang dahulunya penuh kegelapan menjadi terang benderang
dengan cahaya Al-Qur’an serta berbagai perubahan ilmu
pengetahuan dan teknologi. Alhamdulillah akhirnya Penulis dapat menyelesaikan skripsi ini, yang berjudul “Peranan Radio Komunitas Islam Baucau Dalam Kegiatan Dakwah Islamiyah Di Wilayah Keuskupan Baucau”, yang disusun untuk memenuhi persyaratan dalam memperoleh gelar strata 1 (S1) di lingkungan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Selama penelitian, penyusunan, penulisan, dan sampai pada penyelesaian skripsi ini, penulis banyak mendapat bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karenanya, dalam kata pengantar ini penulis akan mengucapkan rasa terima kasih yang tak terhingga ini kepada: 1. Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Komunikasi, DR. H. Arief Subhan, M.A beserta para pembantu dekan yang tidak dapat penulis uraikan satu persatu. 2. Ketua Konsentrasi Jurnalistik, Dra. Rubiyanah, M.A yang juga merupakan pembimbing yang telah membimbing, mengarahkan dan menyemangati penulis dengan penuh tabah dan sabar sehingga skripsi ini dapat selesai.
ii
3.
Sekretaris Konsentrasi Jurnalistik, Dra. Ade Rina Farida, M.si. yang sudah melayani mahasiswa/i nya dengan baik dan penuh kesabaran.
4. Bapak Gun Gun Heryanto, Msi. Sebagai penasehat akademik. Serta seluruh dosen dan staf pengajar Fakultas Ilmu Dakwah dan Komunikasi, yang telah memberikan curahan ilmu dan motivasi dalam proses pembuatan skripsi ini. 5. Kepada kedua Orang tua penulis yang selalu mendoakan, memberikan dukungan baik moril maupun materil. 6. Seluruh anggota keluarga yang selama ini, memberikan berbagai suport yang tiada akhirnya 7. teman-teman seperkuliahan angkatan 2006 dan angkatan 2010. 8. Direktur Radio Komunitas Islam Baucau yang mana turut membantu penulis dalam melakukan wawancara. 9. Saudara Idris Antonio Waruda, saudara Bokilary Luis, dan saudari Fatima Freitas yang telah bersedia meluangkan waktu untuk memberikan Informasi. 10. Dan orang-orang yang sangat membantu penulis dalam penyelesaian karya ilmiah ini yang tidak bisa disebutkan satu persatu. Akhir kata, mungkin masih banyak terdapat kekurangan pada karya ilmiah ini. Kritik yang membangun sangat penulis nanti demi perbaikan skripsi ini dan skripsi selanjutnya di masa mendatang. Billahitaufigwalhidayah Wassalamu’ alaikum Wr. Wb
Ciputat, 14 Juni 2014
Edy Mahmud
iii
DAFTAR ISI ABSTRAK .................................................................................................. i KATA PENGANTAR ................................................................................. ii DAFTAR ISI ............................................................................................... iv DAFTAR TABEL ....................................................................................... vi DAFTAR GAMBAR ................................................................................... vii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ................................................................... 1 B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ................................................. 6 C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ......................................................... 7 D. Metodologi Penelitian ....................................................................... 8 E. Tinjauan Pustaka .............................................................................. 11 F. Sistematika Penulisan ....................................................................... 12 BAB II
LANDASAN TEORI
A. Pengertian ........................................................................................ 14 1. Peranan ....................................................................................... 14 2. Radio .......................................................................................... 16 B. Jenis – Jenis Radio ........................................................................... 17 1. Stasiun Penyiaran Publik / Pemerintah ........................................ 18 2. Stasiun Penyiaran Komunitas ..................................................... 18 3. Stasiun Penyiaran Swasta ........................................................... 19 4. Stasiun Penyiaran Berlangganan ................................................. 19 C. Sejarah Radio ................................................................................... 19 D. Pengertian dan Unsur – Unsur Dakwah ............................................ 21 1. Da’i ............................................................................................ 23 2. Mad’u ......................................................................................... 24 3. Metode ....................................................................................... 25 4. Media ......................................................................................... 26 iv
E. Radio sebagai Media Dakwah ........................................................... 28 BAB III BAUCAU DAN PROFIL RADIO KOMUNITAS ISLAM A. Sejarah Berdiri dan Perkembangannya .............................................. 36 B. Visi dan Misi Radio Komunitas Islam Baucau .................................. 39 C. Struktur Radio Komunitas Islam Baucau .......................................... 41 BAB IV TEMUAN DATA DAN ANALISIS A. Peran dan Fungsi Radio Komunitas Islam Baucau sebagai Media Dakwah ................................................................................. 45 B. Kendala – kendala yang dihadapi oleh Radio Komunitas Islam dalam Kegiatan Dakwah ................................................................... 52 C. Harapan Umat Islam Terhadap Peranan Radio Komunitas Islam Baucau sebagai Media Dakwah ........................................................ 56 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ...................................................................................... 61 B. Saran – saran .................................................................................... 62 DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 64 LAMPIRAN ................................................................................................ 67
v
DAFTAR BAGAN Bagan 3.1. Struktur Kepengurusan Radio Komunitas Islam Bacau ................ 42
vi
DAFTAR TABEL Tabel 4.1. Program-Program Dakwah di Radio Komunitas Islam Baucau .... 46
vii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Era Transformasi dan Informasi seperti saat ini, memungkinkan kita untuk mendapatkan segala sesuatu dengan mudah. Pesatnya pertumbuhan teknologi modern, menandakan bahwasannya kehidupan manusia semakin bertambah canggih dan telah memasuki peradaban baru. Salah satu bidang yang sangat pesat laju pertumbuhannya yakni dibidang komunikasi dan informasi. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya media massa yang secara langsung memberitakan berbagai kejadian dari segala penjuru dunia. Berbagai
Informasi
tentang
kriminalitas,
perdagangan
gelap,
penyelundupan manusia, pembajakan, penganiayaan, teror, pemerkosaan, dan penyalahgunaan obat-obatan terlarang hampir kita saksikan setiap saat melalui layar televisi. Bahkan persoalan-persoalan tersebut dapat kita jumpai secara langsung di dalam lingkungan tempat tingggal kita. Semua kejadian ini lahir karena masyarakat sudah tidak berpikir rasional, dan tidak mengikuti perkembangan zaman dengan baik. Kehidupan di zaman moderen ini, menuntut masyarakat khususnya umat Islam untuk memanfaatkan perkembangan Ilmu pengetahuan maupun tekhnologi demi kepentingan yang baik dalam menghadapi persaingan global. Seperti yang kita ketahui, banyak pihak yang saat ini memanfaatkan teknologi modern demi kepentingan mereka.Tidak peduli benar atau salah, asalkan tujuannya tercapai.
1
2
Padahal jika dipikirkan secara matang, teknologi dapat dimanfaatkan demi kelancaran berbagai kegiatan manusia, termasuk kegiatan Dakwah. Perihal kemajuan teknologi modern, masyarakat diharapkan tidak perlu kaku dalam menghadapinya. Inilah yang disebut dengan perkembangan zaman. Sebagai umat Islam kita harus pandai dalam menyikapinya, dan semaksimal mungkin memanfaatkan perekembangan ilmu pengetahuan dan teknologi tersebut. Karena sebagai makhluk yang berakal, manusia pasti mengetahui bagaimana cara mengelolah sesuatu untuk menghasilkan sesuatu yang lain yang lebih berguna. Perkembangan teknologi masa kini, pada dasarnya bertujuan untuk mempermudah ruang gerak manusia. Persoalannya adalah bagaimana cara kita untuk beradaptasi dengannya. Dizaman yang serba canggih ini, tidak ada alasan manusia tidak bersentuhan dengan tekhnologi. Sadar ataupun tidak, kita telah terinfeksi oleh virus globalisasi. Maka dari itu, dalam bukunya yang berjudul Manajemen Dakwah, RB. Khatib Pahlawan Kayo menuturkan“Ledakan-ledakan Informasi dan kemajuan Tekhnologi dalam berbagai bidang itu tidak boleh kita biarkan lewat begitu saja”.1 Media Massa cetak, dan terutama Media elektronik yang dapat menjadi wahana atau sarana Dakwah perlu dimiliki oleh umat Islam.2 Umat Islam di Timor-Leste adalah sebagian kecil dari populasi TimorLeste yang berjumlah hampir satu Juta Jiwa dengan berbagai aliran kepercayaan dan suku bangsa yang tersebar di wilayah itu. Kepercayaan dengan penganut terbanyak adalah Kristen Katholik, yakni 81,39% (570.674 jiwa) berdasarkan
1
Drs.R.B. Khatib Pahlawan Kayo, manajemen Dakwah (Jakarta: AMZAH, 2007).cet
ke.1.h8 2
Ibid, h.9
3
Data penduduk tahun 1989.3 dan sebagian lainnya: Islam, Protestan, Budha, Hindu, dan Animis merupakan agama dengan jumlah penganut paling sedikit. Menurut sumber dari sebuah badan resmi negara yakni, Cencistil (Centro Da Comunidade Islamica De Timor-Leste), berdasarkan data tahun 1995, jumlah muslim mencapai 31,579 jiwa. Namun kini masyarakat muslim di Timor-Leste hanya berjumlah 5,011 atau hanya 3% dari keseluruhan penduduk Timor-Leste yang mencapai 800,000 jiwa.4 Jumlah demikian memang sedikit sehingga menggolongkannya kedalam klas minoritas. Pada tahun 1999, umat Islam Timor-Leste secara politik terpecah menjadi dua bagian. Yakni sebagian besar memutuskan untuk tetap bergabung dengan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yang kemudian mengungsi ke wilayah Indonesia seperti Nusa Tenggara Timur (NTT), dan sebagian yang lain memilih untuk tetap bertahan di Timor-Leste yang mayoritas berlokasi di kota Dili. Masuk dan berkembangnya Islam di Timor-Leste tidak terpisahkan dari kedatangan pedagang-pedangang Arab dari Yaman dan Hadramaut ke wilayah Nusantara.5 Menurut beberapa catatan sejarah, para pedangang arab datang melalui selat Malaka, Aceh, pulau Jawa, terus kepulauan Maluku, kemudian ke Sorong, selanjutnya ke Morotai dan akhirnya ke Timor.6 Pada periode awal kedatangannya, umat Islam di Dili berjumlah sekitar 250 jiwa. Menjelang
33
283
4
Soemargono. K, profil propinsi Timor-Timur (Jakarta: Pamrakarsa,1992) cet ke.1, hlm
http://www.dewanDakwah.com/content/view/58/1/ diakses pada hari jum’at jam 5:48 H. Saifullah, SA. MA. Sejarah Dan Kebudayaan Islam Di Asia Tenggara (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010) cet ke 1, hlm 251 6 Ibid, saifullah, hlm 252 5
4
Integrasi, jumlahnya membengkak menjadi sekitar 1000 orang. 7 jumlah umat Islam di wilayah itu terus meningkat pasca Integrasi, sehingga dikabarkan Islam di Timor-Leste pernah mencapai puncaknya, dan baru mengalami kemunduran setelah referendum pada tahun 1999. Untuk mebangkitkan kembali kejayaan Islam di masa lalu, adalah tugas besar bagi masyarakt muslim di Timor-Leste. Kepandaian dalam memanfaatkan tekhnologi modern terutama media massa, baik media cetak maupun elektronik, merupakan sebuah keniscayaan. secara umum Masyarakat setempat dapat mengikuti perkembangan zaman yang luar biasa cepatini. Terbukti dibidang informasi dan komunikasi khusunya media massa terutama radio, Timor-Leste kini telah memiliki Stasiun yang jumlahnya puluhan yang kesemuaan-nya tersebar diberbagai wilayah di negara itu. Keberadaan berbagai jenis media massa ini adalah sebagai respon masyarakat terhadap perkembangan zaman. Kebutuhan masyarakat akan informasi kian hari sulit dibendung. Seolaholah mendesak berbagai jenis media massa baru untuk terus tumbuh agar dapat memenuhi keinginan masyarakat tersebut. Desakan-desakan itu mengakibatkan lahirnya berbagai jenis media massa baru. Salah-satunya adalah Radio Komunitas Islam yang didirikan pada 21 September 2010 oleh umat Islam di Distrik Baucau. Sebagaimana media massa pada umumnya, tujuan utama Radio Komunitas Islam adalah menyampaikan informasi dan aspirasi masyarakat, terutama Dakwah kepada umat Islam di wilayah itu.
7
Ambarak A. Bazher, Islam di Timor-Timur (Jakarta: Gema Insani Press, 1995) cet ke 1,
hlm 39
5
Kendatipun mayoritas penduduk di Distrik ini adalah penganut Kristen Katolik dengan jumlah terbanyak, namun ini bukanlah sebuah persoalan bagi umat Islam. dengan berbagai kekuragannya, mereka mencoba bangkit untuk menunjukan eksistensinya. Hal ini dapat dilihat dari berbagai sarana seperti Masjid dan Radio Komunitas Islam yang telah berdiri dan mengudara setiap saatnya. Namun demikian tetap saja masih banyak persoalan yang dihadapi. Hal yang seringkali menjadi kendala utama yang berpengaruh secara langsung terhadap kegiatan Dakwah yaitu letak geografis. Secara geografis, masyarakat muslim Timor-Leste terpisahkan oleh lembah dan pegunungan, sehingga dalam proses berDakwah seringkali para Da’i atau Mubaligh mengalami kesulitan. Selain tempat tinggal warga yang cukup berjarak, medannya pun dikelilingi oleh jurang yang terjal. Namun, dengan telah didirikannya stasiun Radio Komunitas Islam ini, diharapkan dapat membantu umat Islam terutama para Da’i dalam menyampaikan pesan Dakwah kepada masyarakat khususnya yang beragama Islam. Untuk wilayah lembah dan pegunungan seperti di Timor-Leste, kehadiran media massa seperti radio komunitas Islam merupakan langkah yang sangat tepat untuk dijadikan sebagai sarana Dakwah. Karena sebagai media massa, Disamping dapat menyampaikan pesan-pesan dengan cepat, keunggulan radio sebagai media massa antara lain dapat menjangkau khalayak yang terpencil secara geografis.8
8
Y. Joko Suratmo, Media Komunikasi Penyiaran (Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 1996) cet ke.1.h.24
6
Berdasarkan berbagai persoalan diatas, maka peneliti tertarik untuk meneliti tentang,“Peranan Radio Komunitas Islam Dalam Kegiatan Dakwah Islamiyah Di Wilayah Keuskupan Baucau (Timor-Leste)”. B. Pembatasan Dan Perumusan Masalah Berdasarkan pada salah-satu tujuan utama dari Radio Komunitas Islam sebagai media Dakwah, maka tulisan ini dibatasi hanya pada program keagamaan (Dakwah) saja. Dengan demikian, untuk penulisan Skripsi ini lebih cenderung pada peran kegiatan Dakwah yang dilakukan oleh Radio Komunitas Islam dalam pengembangan Dakwah Islamiyah di wilayah Keuskupan Baucau/Timor-Leste. Dari pembatasan masalah tersebut, maka peneliti merumuskannya sebagai berikut. 1. Bagaimana peranan Radio Komunitas Islam dalam Kegiatan Dakwah Islamiyah di wilayah keuskupan Baucau (Timor-Leste)? 2. Apa saja kendala yang dihadapi oleh Radio Komunitas Islam dalam kegiatan Dakwah Islamiyah diwilayah keuskupanBaucau (Timor-Leste)? 3. Bagaimana harapan masyarakat Baucau terhadap Peran Radio Komunitas Islam Baucau Dalam Kegiatan Dakwah Islamiyah Di Wilayah keuskupan Baucau (Timor-Leste)? C. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian Tujuan dilakukannya penelitian terhadap peranan Radio Komunitas Islam dalam kegiatan Dakwah Islamiyah di Wilayah Keuskupan Baucau adalah sebagai berikut.
7
a. Untuk mendapatkan Informasi tentang upaya apa saja yang dilakukan oleh Radio Komunitas Islam Dalam kegiatan Dakwah Islamiyah Di wilayah Keuskupan Baucau (Timor-Leste) b. Untuk mengetahui kendala apa saja yang dihadapi oleh Radio Komunitas Islam Dalam kegiatan Dakwah Islamiyah Di Wilayah Keuskupan Baucau (Timor-Leste) c. Untuk mengetahui bagaimana harapan masyarakat terhadap Peranan Radio Komunitas Islam Baucau Dalam Kegiatan Dakwah Islamiyah Di wilayah Keuskupan Baucau 2. Manfaat Penelitian Manfaat yang diharapkan dari penelitian iniadalah: a. Manfaat Akademis Secara akademis, manfaat dari hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan untuk melihat lebih jauh tentang Peranan Radio Komunitas Islam Dalam Kegiatan Dakwah Islamiyah di wilayah keuskupan Baucau (Timor-Leste). b. Manfaat praktis Peneliti berharap, hasil penelitian ini dapat memberikan kontribusi berupa: 1) Informasi terhadap perkembangan pikiran dan pengetahuan tentang Peranan Radio Komunitas Islam Dalam Kegiatan Dakwah Islamiyah Di wilayah keuskupan Baucau (Timor-Leste) khususnya bagi masyarakat.
8
2) Ingin menjelaskan kepada masyarakat luas bahwa keberadaan Islam di Timor-Leste khususnya di Distrik Baucau merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari sejarah kepercayaan di Timor-Leste. 3) ingin menjelaskan kepada masyarakat lain di Timor-leste bahwa Islam adalah agama yang membawa kedamaian bagi seluruh umat manusia. D. Metodologi Penelitian Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif. Bogdan dan Taylor mendefinisikan Metodologi Kualitatif sebagai mekanisme penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati.9 Dalam penelitian ini, pendekatan yang digunakan bersifat analisis deskriptif yang berfokus pada penelitian nonhipotesis sehingga dalam langkah penelitiannya tidak perlu merumuskan hipotesis.10 1. Subyek Dan Obyek Penelitian Subyek dalam penelitian ini adalah Radio Komunitas Islam Baucau di Timor-Leste. Sedangkan yang menjadi objek dalam penelitian ini adalah Peranan Radio Komunitas Islam Baucau Dalam Kegiatan Dakwah Islamiyah Di Baucau (Timor-Leste). Dalam penelitian ini, yang dijadikan sebagai Nara Sumber adalah pengelola Radio Komunitas Islam Baucau dan orang-orang (penyiar) yang dapat memberikan Informasi tentang obyek penelitian.
9
Prof. DR. Lexy j.moleong, M.A. Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2013),h.4 10 Suharismi Arikonto, prosedur penelitian suatu pendekatan praktik (Jakarta: PT. Bina Aksara,1989), h.194
9
2. Lokasi Dan Waktu Penelitian Penelitian ini akan dilakukan di Distrik Baucau tempat dimana Radio Komunitas Islam didirikan. Tepatnya di jln Vilanova, Suco Lutu-mutu, SubDistrik Tirilolo, Distrik Baucau. Sedangkan waktu yang dibutuhkan dalam penelitian ini hanya 1 bulan, yaitu pada bulan Desember 2013. 3. Tekhnik Pengumpulan Data Penelitian ini merupakan penelitian lapangan (Field Research) tekhnik pengumpulan datanya dengan menggunakan cara: observasi, wawancara dan dokumentasi.
Berikut
akan
dijelaskan
mengenai
tekhnik-tekhnik
pengumpulan data yang peneliti gunakan. a. Observasi Observasi ini peneliti lakukan dengan meninjau dan mengamati secara langsung ke stasiun Radio Komunitas Islam Baucau untuk memperoleh data-data tentang kegiatan Dakwah yang dilakukan oleh stasiun radio Komunitas tersebut. b. Wawancara Pada tahap ini, peneliti melakukan wawancara langsung dengan orang yang berwenang. Dalam hal ini, mereka yang dapat memberikan keterangan seputar apa yang peneliti perlukan mengenai obyek yang diteliti. Peneliti melakukan wawancara dengan pengelola stasiun radio serta penyiar yang biasa bertugas di lapangan, terlebih dengan masyarakat yang merupakan sasaran utama dari kegiatan Dakwah yang
10
dilakukan oleh Radio Komunitas Islam tersebut. Sehingga dapat diketahui pesan-pesan yang disampaikan tepat sasaran atau sebaliknya. c. Dokumentasi Kegiatan ini peneliti lakukan dengan mengumpulkan data-data berupa gambar, buku-buku, file/dokumen dan lain-lainnya yang berkaitan dengan penelitian ini, yang kiranya dapat mendukung terlaksananya penelitian. d. Teknik Analisis Data Teknik analisis data akan dilakukan setelah semua data terkumpul. Dan untuk menganalisis data dilakukan dengan cara mendiskripsikan semua data yang diperoleh, yaitu dari hasil observasi, wawancara dan dokumentasi yang dilakukan secara langsung di lapangan dengan pengelolah Radio Komunitas Islam Baucau. Data tersebut dideskripsikan secara kongkrit dengan didukung oleh data-data yang diperoleh dari dokumen/arsip
maupun sumber lain yang berkaitan dengan Peranan
Radio Komunitas Islam Baucau Dalam Kegiatan Dakwah Islamiyah Di Baucau (Timor-Leste). Adapun teknik penulisan skripsi ini berpedoman pada buku pedoman penulisan karya ilmiah (Skripsi, Tesis, dan Desertasi ) karya Hamid Nasuhi, dkk, yang diterbitkan oleh Ceqda, Jakarta, 2012/2013. E. Tinjauan Pustaka Skripsi tentang Radio yang berkaitan dengan Dakwah banyak sekali peneliti temukan di perpustakaan, baik perpustakaan utama maupun perpustakaan
11
fakultas. Namun, berdasarkan tinjauan intensif yang peneliti lakukan, tidak satupun skripsi tentang radio Dakwah, yang sama persis atau mirip dengan judul yang penulis ajukan yaitu, Peranan Radio Komunitas Islam Dalam Kegiatan Dakwah Islamiyah Di Wilayah Keuskupan Baucau (Timor-Leste). Pada perpustakaan utama dan fakultas, peneliti hanya menemukan beberapa skripsi tentang radio yang memang dikaitkan dengan Dakwah. Namun dilihat dari judulnya, terdapat perbedaan yang sangat mencolok.Untuk mengetahuinya dapat dilihat pada beberapa judul skripsi berikut ini. 1. Sukesi Wulandari (104051001880) : Format Acara Dakwah Pada Radio “Studi Komparatif” Bens Radio 106.2 FM & OZ Radio 90.6 FM 2. Herdiawan (10405001863) : Radio ER-DAMMAH 107.7 FM Sebagai Media Dakwah Islam 3. Dwi Wahyuni Asriani (105051001850) : Strategi Positioning Radio Gema Annisa Sebagai Radio Dakwah 4. Rizka Prasti (106051001870) : Dakwah Melalui Media Radio (Analisis Program Cahaya Pagi Di Radio Al Alkassalam Sejahtera JAKARTA (Ras FM) Dari peninjauan ini, dapat disimpulkan adanya perbedaan antara skripsiskripsi diatas dengan judul skripsi yang penulis ajukan yaitu: Peran Radio Komunitas Islam Dalam Kegiatan Dakwah Islamiyah Di Wilayah Keuskupan Baucau. Sedangakan pada skripsi-skripsi diatas, tidak satupun yang meneliti tentang peranan kegiatan Dakwah yang dilakukan oleh radio, terutama radio yang mengatas namakan komunitas Islam.
12
Dengan demikian, jelaslah bahwa judul proposal penelitian skripsi yang peneliti ajukan ini merupakan satu-satunya skripsi yang membahas tentang peranan radio komunitas Islam dalam pengembangan Dakwah Islam di Baucau Timor-Leste yang belum ada satupun Mahasiswa/i yang telah menelitinya. F. Sistematika Penulisan Untuk mempermudah dalam penulisan ini, peneliti menguraikan beberapa hal tentang Sistematika penulisan yang terdiri dari Lima Bab, sebagai berikut. BAB I. PENDAHULUAN, bab ini berisikan latar belakang masalah, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metodologi penelitian, tinjauan pustaka, dan sistematika penulisan. BAB II. LANDASAN TEORI, bab ini berbicara mengenai pengertian peranan, pengertian radio, jenis-jenis radio, sejarah radio, pengertian dan unsurunsur Dakwah (Da’i,Mad’u, metode, media ) dan radio sebagai media Dakwah. BAB III. PROFILRADIO KOMUNITAS ISLAM BAUCAU, bab ini berisikan tentang, sejarah berdirinya Radio Kumunitas Islam Baucau, visi dan misi, serta struktur Radio Komunitas Islam Baucau BAB IV. TEMUAN DATA DAN ANALISIS, pada bab ini menguraikan Peran Dan Fungsi Radio Komunitas Islam Baucau Sebagai Media Dakwah, Kendala-Kendala Yang di Hadapi Oleh Radio Komunitas Islam Dalam kegiatan Dakwah Islamiyah, dan harapan umat Islam terhadap peranan Radio Komunitas Islam Baucau sebagai media Dakwah. BAB V.PENUTUP, bab ini merupakan kesimpulan dan saran yang didapati dalam penelitian.
13
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN
14
BAB II LANDASAN TEORI
A. Pengertian 1. Peranan Peran dalam kamus besar bahasa Indonesia adalah seperangkat tingkat yang diharapkan dimiliki oleh orang yang berkedudukan dalam masyarakat.11 Manusia sebagai makhluk yang berkomunikasi, merupakan bagian dari struktur dan sistem didalam masyarakat. Setiap individu yang berada di dalamnya memiliki peran masing-masing. Hal ini terjadi karena setiap anggota masyarakat memiliki status sosial sekalipun berbeda satu dengan yang lainnya. Seseorang dapat dikatakan mempunyai peranan apabila orang tersebut menjalankan tugasnya sesuai dengan status yang dimilikinya. Sebab, statuslah yang menuntut sesorang untuk berperan didalam masyarakat. Menurut Soerjono Soekanto “peran dapat dikatakan sebagai perilaku individu yang penting bagi struktur sosial masyarakat”.12 Sedangkan N. Grass Masson dan A.W.M.C Eachan sebagaimana dikutip David Berry mendifinisikan peran sebagai seperangkat harapan-harapan yang dikenakan pada individu yang menempati kedudukan sosial tertentu. Harapan tersebut menurut David Berry bagian dari norma-norma sosial,
11
Departemmen Pendidikan Dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka, 1990) cet ke, 4. hal-667 12 Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar( Jakarta: Balai Pustaka, 1998) cet ke, 1. Hal 667
14
15
oleh karena itu dapat dikatakan peranan-peranan itu ditentukan oleh norma-norma di dalam masyarakat. Artinya seseorang wajib melakukan hal-hal yang diharapkan masyarakat didalam pekerjaannya dan dalam pekerjaan yang lainnya.13 Masyarakat terdiri dari individu yang kemudian bersatu didalam sebuah kelompok. Setiap anggota di dalamnya memiliki berbagai peranan sesuai dengan statusnya. Dengan peran dan status itu, diharapkan masyaraakat dapat berpartisipasi untuk membangun wilayahnya sendiri. Mengingat masyarakat terdiri dari manusia yang pada dasarnya memiliki rasa ketergantungan antara satu dengan yang lain. Oleh sebab itulah, dengan peran masing-masing setiap individu maupun kelompok masyarakat dapat saling menutupi berbagai kekurangan dan dapat dengan mudah mengatasi setiap persoalan. Dengan demikian dapat disimpulkan, bahwasannya peran tidak dapat dipisahkan dari status sosial seseorang, karena keduannya saling terikat satu sama lain sehingga dengan keterikatan itulah mendorong setiap individu untuk bertanggung jawab atas keberadaannya di tengah masyarakat. Berdasarkan penjelasan mengenai peran diatas, tampak jelaslah bahwa, peran merupakan bagian dari tugas pokok seseorang.
13
N. Grass Masson and A.W. Eachan, Eksploration Role Analysis, dalam David Berry, Pokok-Pokok Dalam Sosiologi. (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1995), cet ke-3. Hal, 99
16
2. Radio Secara etimologi radio menurut kamus besar bahasa Indonesia adalah “siaran (pengiriman) suara atau bunyi melalui udara”. 14 Dalam kamus ilmiah popular karya Sutan Rajasa, radio merupakan pesawat pengirim/ penerima gelombang siaran.15 Sedangkan dalam kamus bahasa Indonesia-Melayu Riau, radio diartikan sebagai alat yang menggunakan siaran yang dapat didengar.16 Menurut Ton Kertapati, pada dasarnya radio merupakan medium untuk bercerita yang dalam permulaannya segala apa yang disiarkan mempunyai bentuk cerita, namun didalam bercerita itu di ikuti dengan faktor lain yang membedakannya dengan surat kabar yaitu efek, suara, musik dan dialog.17 Namun, ada juga yang mengartikan Radio sebagai suatu sistem pengiriman dan penerimaan signal, pesan, pembicaraan, musik dan bunyi lain oleh gelombang elektronik tanpa menggunakan kabel. Begitu juga dalam illustrated work encyclopedia Radio adalah metode pengiriman bunyi atau suara dalam jarak jauh oleh gelombang elektronik tanpa menggunakan kabel.18 Sebagai salah Satu media elektronika, radio mempunyai sifat-sifat yang khas yang dapat dijadikan sebagai kekuatan yang dimilikinya dalam
14
Ibid, kamus besar bahasa Indonesia..hal,719 Sutan Rajasa, kamus Ilmiah Populer (Surabaya: Karya Utama) hal, 517 16 H. Idrus Lubis, Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia, kamus bahasa Indonesia Melayu Riau, (Jakarta: Balai Pustaka, 1997), h. 318 17 Onong Uchana Efendi, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek (Bandung: Rosda Karya, 1992) cet ke-1, hal, 165 18 Adam Lewis M. Websited New American Dictionaris book. (New York: 1958) hal, 806-807 15
17
menyampaikan pesan atau informasi kepada masyarakat. Lambang komunikasi radio bersifat auditif, terbatas kepada rangkaian suara/ bunyi yang hanya menerpa indera telinga. Karena radio tidak menuntuk khalayaknya untuk memiliki kemampuan untuk membaca, tidak menuntut kemampuan untuk melihat, melainkan sekedar kemampuan mendengar.19 Radio memang pada dasarnya hanya mengandalkan suara, namun kelebihan radio begitu banyak apabila dibandingkan dengan media massa lainnya. Salah satu kelebihannya adalah radio memiliki kemampuan menjangkau khalayak yang luas dalam waktu bersamaan. Disamping memiliki sifat serampangan, radio juga terbilang cukup murah. Hal ini mengakibatkan hampir semua orang memiliki benda tersebut. Kelebihan lain dari radio adalah acaranya dapat dinikmati dalam berbagai suasana.20 Radio merupakan media massa paling luas di muka bumi. tidak ada sejengkal tanah dan permukaan laut pun yang tidak terjamah oleh signal elektromagnetik yang dipancarkan lebih dari 35.000 stasiun radio diseluruh dunia. Total jangkauan radio melebihi media televisi dan apalagi surat kabar atau media cetak.21 B. Jenis Jenis Stasiun Radio Undang-undang penyiaran di Indonesia membagi jenis stasiun penyiaran ke dalam empat jenis. Keempat jenis stasiun penyiaran ini berlaku baik untuk
19
Moeryanto Ginting Munthe, Media Radio Komunikasi (Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 1996) cet-1, hal-12 20 Moeryanto Ginting Munthe……. hal-55 21 Asep Syamsul M. Romli, Broadcaster Journalism Panduan Menjadi Penyiar, Reporter, & Script Writer, (Bandung: Nuansa, 2004), h. 22-23
18
stasiun penyiaran televisi maupun radio. Keempat jenis stasiun penyiaran itu adalah:22 1. Stasiun penyiaran publik/ pemerintah Radio publik/ pemerintah merupakan radio yang dimilki atau dikuasai secara tegas oleh pemerintah dan pengelolaannya diserahkan kepada salah satu departemen oleh pemerintah. Misalnya pemerintah Indonesia menempatkan RRI kepada Departemen Penerangan.23 Stasiun penyiaran publik/ pemerintah ini lebih cendrung mengutamakan kepentingan Nasional dari pada kepentingan instansi/ golongan tertentu, sehingga tidak dapat dimanfaatkan secara perorangan sebagaimana media massa swasta. Dan stasiun penyiaran publik juga bersifat non komersial atau tidak mencari keuntungan. 2. Stasiun Penyiaran Komunitas Lembaga penyiaran komunitas merupakan lembaga penyiaran yang berbentuk badan hukum Indonesia (berdasarkan lisensi pemerintah), didirikan oleh komunitas tertentu, bersifat independen dan tidak komersial, dengan daya pancar rendah, luas jangkauan wilayah terbatas, serta untuk melayani kepentingan komunitasnya. Sedangkan menurut Frazer & Estrada, terdapat perbedaan antara lembaga penyiaran publik, komersial dan komunitas. Lembaga penyiaran publik dan komersial termasuk kategori memperlakukan pendengarnya sebagai objek, sedangkan radio
22
Morisson, M.A. Media Penyiaran (Tangerang: Ramdina Prakarsa, 2005). Cet ke-1,
h.75
23
http://agangbebs10.blogspot.com/2013/05/macam-macam-radio-di-indonesia.html diakses pada hari sabtu, 16-11-13, jam 2:03
19
komunitas memperlakukan pendengarnya sebagai subjek dan pesertanya terlibat dalam penyelenggaraannya (Frazer & Estrada, Unesco, 2001: 29).24 3. Stasiun Penyiaran Swasta/ Komersial Stasiun penyiaran
swasta
harus
berbentuk
badan
hukum
Indonesia14 (dengan lisensi pemerintah), dan memiliki bidang usaha menyelenggarakan jasa penyiaran radio atau televisi. Sumber pembiayaan stasiun penyiaran swasta berasal dari iklan dan usaha lain yang sah yang terkait dengan penyelenggaraan penyiaran.25 4. Stasiun Penyiaran Berlangganan Sama hal-nya dengan stasiun penyiaran swasta/ komersial, stasiun berlangganan juga harus berbentuk badan hukum Indonesia (harus mendapat lisensi atau izin dari pemerintah). Bidang usaha stasiun ini hanya sebatas menyelenggarakan jasa penyiaran berlangganan yang memancar-luaskan atau menyalurkan materi siarannya secara khusus kepada pelanggan melalui radio, televisi, multimedia, atau media informasi lainnnya.26 C. Sejarah Radio Penemuan tekhnologi dalam bidang komunikasi dan penyiaran berawal dari ditemukannya radio oleh para ahli tekhnik dari Eropa dan Amerika. 27 Berkat ketekunan tiga cendekiawan muda, diantaranya seorang ahli teori alam 24
ATIE RACHMAWATIE, M.Si. Radio Komunitas, Skalasi Demokratisasi Komunikasi (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2007) cet, ke-1, hal-42 25 Morisson,M.A, ……hal-75 2626 Ibid, Morisson,M.A, hal-76 27 Ibid, Morisson,M.A, hal-1
20
berkebangsaan Inggris yakni James Maxwell yang mendapat julukan scientific father of Wireless berhasil menemukan rumus-rumus yang diduga mewujudkan gelombang elektromagnestis pada tahun 1865 ketika ia berusia 29 tahun.28 Pada tahun 1901, seorang Italy bernama Gueglielmo Marconi (1873-1937) sukses mengirimkan sinyal morse berupa titik dan garis dari sebuah pemancar kepada alat penerima. Sinyal yang dikirimkan Marconi itu, berhasil menyeberangi Samudra Atlantik dengan menggunakan gelombang elektromagnetik yang tidak tampak oleh mata dan bergerak lewat udara dengan kecepatan suara. Pada masa-masa awal kemunculannya, perhatian terhadap radio hanya sebatas teknologi transmisi dan tidak
dimanfaatkan seperti pada saat ini.
Kehadiran radio pada saat itu lebih banyak digunakan oleh militer dan pemerintah untuk kebutuhan penyampaian informasi dan berita. Sedangkan dikalangan penguasa, radio lebih banyak digunakan untuk kepentingan ideologi dan politik. Peran radio dalam menyampaikan pesan mulai diakui pada tahun 1909 ketika informasi yang dikirimkan melalui radio berhasil menyelamatkan seluruh penumpang kapal laut yang mengalami kecelakaan dan tenggelam. Radio menjadi medium yang teruji dalam menyampaikan informasi yang cepat dan akurat sehingga semua orang mulai melirik media ini.29 Pesawat radio yang pertama kali diciptakan, memiliki bentuk yang besar dan tidak menarik serta sulit digunakan karena menggunakan tenaga listrik dari
28
Denis Mc Quail, Teory Komunikasi Massa: Suatu Pengantar, (Jakarta: Erlangga, 1984), edisi ke-2, hal-15 29 Ibid, Morisson, M.A. Media Penyiaran ……….hal-2
21
baterai yang berukuran besar. Menggunakan pesawat radio ketika itu, membutuhkan kesabaran dan pengetahuan elektronik yang memadai.30 D. Pengertian Dan Unsur-Unsur Dakwah Ditinjau dari segi bahasa “da’wah” berarti: panggilan, seruan atau ajakan. Bentuk perkataan tersebut dalam bahasa arab disebut mashdar. Sedangkan bentuk kata kerja (fi’il) nya adalah berarti: memanggil, menyeru atau mengajak (Da’a, Yad’u, Da’watan).31 Menurut terminologi atau istilah, ada beraneka ragam pengertian Dakwah yang dikemukakan oleh para ahli. Menurut Syekh Ali Mahfuz, Dakwah berarti, mendorong manusia atas kebaikan, petunjuk dan menyuruh kepada kebaikan dan mencegah dari kemungkaran guna mendapatkan kebahagiaan hidup dunia dan akhirat.32 Dakwah menurut ajaran Islam merupakan suatu kewajiban yang harus dilakukan, terutama untuk mengajarkan Islam kepada umat Islam dan mengantarkan mereka dari suatu tempat, atau kondisi tertentu ke tempat lain yang lebih baik. Dalam berDakwah, seorang Da’i harus berusaha semaksimal mungkin untuk menyadarkan Mad’unya yang telah keluar dari ajaran/ aqidah Islam, maupun yang sedang terpengaruh oleh ajaran (suatu aliran) yang mengakibatkan ketidak jelasan terhadap arah dan tujuan hidup seseorang. Dakwah tidak hanya sebatas menyeru kepada umat Islam saja. Tetapi, juga bertujuan untuk mengajak manusia yang belum memeluk Islam agar memeluk 30
Ibid Wahidin Saputra, M.A. Pengantar Ilmu Dakwah (Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2011) cet ke-1, hal-1 32 Alwisral Imam Zaidallah, Strategi Dakwah, Dalam Membentuk Da’i Dan Khatib Profesional, (Jakarta: Radar Jaya Offset, 2002) cet ke-1, hal-2 31
22
dan memahami ajaran agama Islam sehingga senantiasa berperilaku sesuai dengan apa yan diajarkan. Sedangkan bagi yang telah memeluk Islam, Dakwah bertujuan untuk membentuk sikap atau pribadi yang berkualitas dan meningkatkan Iman, Islam, dan Ikhsan. Berdakwah merupakan sebuah perjuangan dijalan Allah, karena Dakwah adalah pekerjaan mulia. Ia merupakn perintah yang langsung dari Allah, sebagaimana tersurat dalam Alqur’an:
Artinya: “Hendaklah kamu tergolong umat yang mengajak kepada kebaikan, menyeru mengerjakan yang ma’ruf (yang baik-baik) dan mencegah membuat yang mungkar (yang jahat). Mereka itulah orang-orang yang menang” (Ali Imran : 104. Di zaman modern seperti saat ini, masyarakat mudah terpengaruh oleh budaya asing yang mengakibatkan terjadinya pergeseran terhadap aqidah Islam yang sudah melekat dan merupakan warisan dari para ulama terdahulu. Banyak orang yang mengetahui, namun mereka sengaja melanggar dan mengabaikan perintah tersebut. perkembangan zaman yang serba canggih ini membuat hampir semua orang gelap mata, dan menelan mentah-mentah modernisasi tanpa mencernanya terlebih dahulu. Menyikapi hal ini, Khatib Pahlawan Kayo mengatakan “dalam kegiatan masyarakat modern, tantangan Dakwah yang sekarang dihadapi terutama dalam bentuk hiburan (entertainment), kepariwisataan, dan seni (art) dalam arti luas
23
telah menimbulkan kerawanan moral dan etika. Ditambahkannya lagi, kerawanan moral dan etika itu muncul karena kemaksiatan yang disokong oleh kemajuan alat-alat teknologi informasi mutakhir, sehingga mengalami peningkatan kualitas dan kuantitas, seperti perjuadian, minuman keras, kriminalitas, pornografipornoaksi, dan sebagainya”.33 Berdasarkan hal ini, pengambilan langkah atau upaya yang tepat adalah dengan mengerahkan seluruh daya dan upaya yang dimilki oleh umat Islam agar tidak terjebab kedalam jurang kenistaan. Sedangkan dalam menegakan Amar Ma’ruf dan Nahi Munkar ini, ada beberapa hal yang memang sangat penting peranannya, yaitu: 1. Da’i Dalam ajaran Islam, menyampaikan yang baik kepada muslim yang lain adalah suatu kewajiban. Ada sebagian orang yang berpendapat bahwa mengatakan kebenaran adalah tugas setiap umat Islam dengan ketentuan berdasarkan kemampuan yang dimilkinya. Sedangkan ada yang mengatakan bahwa orang yang bertugas dalam menyampaikan Amar Ma’ruf haruslah ahli dalam bidang tersebut dan mereka disebut Da’i/ Mubaligh. Sedangkan menurut M. Natsir, pembawa Dakwah (petugas Dakwah) ialah orang yang memperigatkan atau memanggil supaya memilih yakni memilih jalan dengan membawa keuntungan.34 Singkatnya, seorang Da’i bertugas untuk mengubah perilaku seseorang dari yang jelek menjadi baik.
33
Drs.R.B. Khatib Pahlawan Kayo, Manajemen Dakwah (Jakarta: AMZAH, 2007).cet ke.1 .hal, 7-8 34 Alwisral Imam Zaidallah, Strategi Dakwah, Dalam Membentuk Da’i Dan Khatib Profesional, (Jakarta: Radar Jaya Offset, 2002) cet ke-1, hal-36
24
Kemampuan seorang Da’i bisa diukur dari mana kala ia berhasil dalam tugasnya, karena tidak semua Da’i itu berhasil. Hal ini dikarenakan oleh beraneka ragamnya perilaku dan pola pikir (Mad’u) yang sulit untuk dipengaruhi karena telah terkontaminasi dengan pemahaman yang sudah menyatu, yaitu menyimpang dan bahkan sesat. Namun tidak menutup kemungkinan akan berubah, karena segala usaha tiada yang sia-sia. 2. Mad’u (sasaran/ objek Dakwah) Dalam proses menyampaikan materi Dakwah, terdapat sebuah unsur dan merupakan objek utama yang sering disebut dengan istilah Mad’u. Mad’u adalah orang yang menerima materi/ pesan dari Da’i dan kemudian melakukan apa yang disampaikan tersebut. Orang-orang yang menjadi Mad’u adalah mereka yang dianggap kurang pemahamannya tentang ajaran agama Islam dan cendrung menjadi sasaran empuk dari golongan tertentu. Mad’u bisa berupa individu, bisa juga orang banyak (khalayak/ hadirin) tergantung situasi dan tempat. Apabila ada Da’i yang memilih menyampaikan materi kepada Mad’u secara khusus, kemungkinan objek Dakwah tersebut memang perlu untuk dididik secara khusus. Misalnya, kelakuan yang bersangkutan (Mad’u) sudah melampaui batas-batas kemanusiaan dan perlu disadarkan secara pribadi, atau memang dimintai oleh pihak keluarga dan sebagainya. Jadi, dapat disimpulkan bahwa Mad’u merupakan sasaran Dakwah yang dirasa perlu untuk
dituntun kejalan yang benar sebagimana itu
25
merupakan tugas dari para Da’i sesuai dengan perintah Allah dalam AlQur’an, surat An-Nahal ayat 125 yaitu:
Artinya: Serulah (oleh engkau) kepada jalan tuhan engkau dengan jalan bijaksana dan dengan pelajaran yang baik dan berdiskusilah dengan mereka dengan cara yang baik pula
3. Metode Istilah metode dalam kamus ilmiah popular, karya Sutan Rajasa adalah tata cara yang disusun secara pasti, mapan sistematis dan logis sebagai landasan untuk suatu kegiatan tertentu.35 Sedangkan Drs. Abdul Kadir Munsyi mengatakan “metode artinya cara untuk menyampaikan sesuatu. Yang dimaksud metode Dakwah ialah cara yang dipakai atau digunakan untuk memberikan Dakwah. Metode ini penting untuk mengantarkan kepada tujuan yang akan dicapai”.36 Dari difinisi tentang metode diatas, dapat dikatakan bahwa dalam kegiatan Dakwah, seorang Da’i sekalipun yang tersohor apabila tidak memiliki metode tertentu, maka akan mendapat kendala dalam menjalankan tugas sebagai penerus risallah Nabi Muhammad SAW. Pentingnya sebuah metode dalam Dakwah adalah agar seorang Da’i mudah menyampaikan
35
Sutan Rajasa, kamus Ilmiah Populer (Surabaya: Karya Utama) hal-390 Alwisral Imam Zaidallah, Strategi Dakwah, Dalam Membentuk Da’i Dan Khatib Profesional, (Jakarta: Radar Jaya Offset, 2002) cet ke-1, hal-71 36
26
materi, dan Mad’u dapat dengan mudah menerima materi tersebut dan memahami maksud dan tujuan dari apa yang disampaikan oleh sang Da’i. Kesalahan dalam menggunakan metode Dakwah akan berimbas pada tidak tercapainya pesan Dakwah kepada komunikan/ atau sasaran Dakwah. sebagai contoh, misalnya sorang Da’i hendak menDakwahi pengamen jalanan yang masih belia. diharapkan sang Da’i menggunakan metode/ pendekatan tidak selain musikal. Karena, berdasarkan kenyataan bahwa kesamaan dalam profesi dapat mempererat suatu hubungan, sehingga dengan mudah mengemukakan maksud. Disini, sang Da’i dituntut harus bisa bernyanyi atau bermain gitar, minimal memainkan sebuat alat musik. pada contoh kasus ini, sang Da’i mendakwahi obyek (pengamen) hanya dengan menggunakan metode/ pendekatan musikal. Selain dari metode tersebut, kemungkinan bisa tercipta komunikasi yang kaku, atau bahkan tidak sama sekali. Dengan demikian, jelaslah bahwa apapun alasannya, seorang Da’i patut memiliki metode/ cara yang tepat untuk melakukan sesuatu kebaikan. 4. Media Salah-satu aspek dalam pelaksanaan Dakwah yang tidak kalah penting peranannya adalah media. Tidak bisa dipungkiri, tanpa media, sangat tidak mungkin melakukan sesuatu. Sebagai contoh, manusia tidak dapat berbicara tanpa lidahnya. Disini lidah berperan sebagai media. Dengan media seorang Da’i akan terhubungkan dengan Mad’unya dan sama-sama mencapai tujuan. Seorang penDakwah, tidak akan mendapatkan
27
respon dari stimus yang diberikan, apabila ia salah dalam menggunakan media. Ketepatan dalam menggunakan media Dakwah akan memberikan dampak yang positif, dan mendapat respon yang positif pula dari obyek atau sasaran Dakwah (Mad’u). Media secara etimologi, berasal dari bahasa Latin yaitu “median” yang berari alat perantara. Sedangkan kata media merupakan jamak dari pada kata median tersebut. Pengertian semantiknya media berarti segala sesuatu yang dapat dijadikan sebagai alat (perantara) untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Dengan demikian media Dakwah adalah segala sesuatu yang dapat dipergunakan sebagai alat untuk mencapai tujuan Dakwah yang telah ditentukan. Media Dakwah ini dapat berupa barang (material), orang, tempat, kondisi tertentu dan sebagainya.37 Kehadiran berbagai jenis media saat ini, terutama media massa elektronik sudah mengalami kemajuan dan dapat dikatakan sangat mendukung kegiatan Dakwah apabila dimanfaatkan sebaik mungkin. Seorang Da’i akan dengan mudah menyampaikan materi Dakwah tanpa harus membuang waktu untuk bertemu dengan Mad’u-nya. Dalam hal ini, sang Da’i hanya tinggal memilih media yang cocok dengan karakteristik Mad’u. Terutama Mad’’u yang sudah tidak asing lagi dengan berbagai jenis media massa modern. Artinya, suksesnya Dakwah, tergantung pada bagaimana Da’i menggunakan media tertentu untuk berkomunikasi dengan Mad’unya. 37
hal-163
Asmuni Syukir, Dasar-Dasar Strategi DakwahIslam, (Surabaya: Al-Ikhlas, 1983),
28
E. Radio Sebagai Media Dakwah Radio merupakan media komunikasi yang dipergunakan dalam mengirim siaran berita jarak jauh yang dapat di dengar oleh sekelompok orang yang mendengarnya melalui pemancar radio yang di inginkan. Dalam kegiataan Dakwah, radio memegang peranan penting dalam menyampaikan materi-materi Dakwah dalam bentuk pidato dan ceramah atau kuliah.38 Radio sebagai media massa, tidak hanya sekedar penyampai informasi tentang Ekonomi, Sosial, dan Politik. Namun radio juga dapat dimanfaatkan untuk menyampaikan pesan-pesan yang bermuatan keagamaan. Pada situasi seperti ini, radio berfungsi sebagai media Dakwah. Sebagai media Dakwah, komunikasi melalui radio harus tetap konsisten dan berada dalam sistem komunikasi Islam. Artinya, pesan-pesan yang disampaikan melalui radio harus tetap dalam konteks Islam sekalipun di kemas dalam bentuk siaran biasa. Radio dikatakan sebagai media Dakwah karena isi pesan yang disiarkan melalui stasiun radio tersebut mengandung unsur Dakwah. Radio sebagai media Dakwah, dapat di jumpai ketika menjelang bulan suci Ramadhan. Pada bulan itu, semua stasiun cendrung menyiarkan hal-hal yang beraroma Islami, dan acara Dakwahnya biasa dimulai saat menjelang berbuka puasa dan setelah shalat subuh hingga selesai. Dakwah melalui radio siaran adalah sebuah urutan metode dari salah satu kategori Dakwah yaitu Dakwah bil-lisan. Penyampaian materi Dakwah melalui radio siaran diera globalisasi ini merupakan sebuah tuntutan. Dalam penyampaian 38
http://fenditungkal.blogspot.com/2009/11/Dakwah-Islam-melalui-radio.html pada hari jum’at jam 11:31, 2013
diakses
29
Dakwah, radio memiliki peranan yang sangat penting, karena pesawat radio dapat menjangkau Mad’u-nya dalam jarak jauh dan luas. Kelebihan berDakwah melalui radio terletak pada efektifitas dan efisiensinya dalam berdakwah. Radio sebagai salah satu komponen Dakwah memiliki peranan dan kedudukan yang sama dengan komponen-komponen yang lain, seperti subyek dahwah, obyek Dakwah, materi Dakwah, dan metode Dakwah. apalagi dalam penentuan strategi Dakwah keberadaan radio sebagai media Dakwah, menjadi tampak jelas pentingnya.39 Ada beberapa faktor yang mempengaruhi kekuatan radio siaran sebagai media Dakwah tersebut. Pertama, daya langsung. Daya langsung radio siaran berkaitan dengan proses penyusunan dan penyampaian pesan pada pendengarnya yang relatif cepat. Selanjutya kita bisa melihat daya langsung radio dengan media cetak. Suatu
pesan
Dakwah
yang
disampaikan
melalui
media
cetak
membutuhkan penyusunan dan penyebaran yang kompleks dan membutuhkan waktu yang relatif lama. Sedangkan dalam radio siaran, pesan Dakwah sudah dapat dikoreksi dan di cetak kebenarannya, serta dapat langsung dibacakan, bahkan radio siaran dapat langsung menyiarkan suatu peristiwa yang tengah berlangsung melalui siaran reportase/ siaran pandangan mata. Kedua, daya tembus. Faktor lain yang menyebabkan radio siaran mempunyai kekuatan kelima ialah daya tembus radio siaran, dalam arti kata tidak mengenal jarak dan rintangan. Gunung-gunung, lembah-lembah, padang pasir, 39
http://fandyiain.blogspot.com/2011/04/Dakwah-melalui-radio-komunitas_20.html diakses pada hari jum’at jam 2:23/ 2014
30
rawa-rawa, maupun lautan dapat di tembus oleh siaran radio. Kekuatan daya tembus inilah yang menyebabkan radio siaran memiliki peran penting. Ketiga, daya tarik. Faktor lain yang menyebabkan radio mempunyai kekuatan ialah daya tarik yang dimilikinya. Daya tarik ini disebabkan oleh sifatnya yang serba hidup berkat tiga unsur yakni: musik, kata-kata dan efek suara (sound effect). Selain beberapa faktor tersebut, juga ada beberapa karakteristik radio yang harus diperhatikan ketika akan melaksanakan Dakwah melalui radio, diantaranya: 1. Auditori. Radio adalah “suara”, untuk didengar, karena itu isi siaran bersifat “sepintas lalu” dan tidak dapat diulang. Pendengar tidak mungkin menoleh ke belakang sebagaimana membaca koran yang bisa kembali kepada tulisan yang sudah dibaca atau mengulang bacaan. 2. Transmisi. Proses penyebarluasannya melalui pemancar (transmisi). 3. Mengandung gangguan. Seperti timbul-tenggelam (fading) dan gangguan teknis “ channel noise factor “. 4. Theatre of mind. Radio menciptakan gambar (makes picture) dalam imajinasi pendengar dengan kekuatan kata dan suara. Siaran radio merupakan seni memainkan imajinasi pendengar melalui kata-kata dan suara. Pendengar hanya bisa membayangkan dalam imajinasinya apa yang dikemukakan penyiar, bahkan tentang sosok penyiar itu sendiri.
31
5. Identik dengan musik. Radio adalah sarana hiburan termurah dan tercepat sehingga menjadi media untuk mendengarkan musik.40
40
http://fandyiain.blogspot.com/2011/04/Dakwah-melalui-radio-komunitas_20.html diakses pada hari jum’at jam 2:23/ 2014
32
BAB III PROFIL RADIO KOMUNITAS ISLAM BAUCAU
Baucau merupakan nama sebuah Distrik (Kabupaten) yang berada di Timor-Leste. Menurut kisah masyarakat setempat, nama Baucau berasal dari bahasa Makasae (bahasa daerah setempat), yaitu dari kata Baka dan U. Baka berati sapi, dan U berati satu. Jadi, Baucau juga berati seekor sapi. Pada masa penjajahan portugis, Baucau sempat berganti nama menjadi Vila Salazar, Hal ini sesuai dengan nama orang portugis pertama yang menginjakkan kakinya disana. Setelah Timor Portugis (kala itu) menyatu dengan Indonesia, Vila Salazar diganti lagi dengan nama aslinya. Namun seiring bergulirnya waktu, Baca-u, mengalami pergesaran menjadi Baucau. Luas wilayah ini adalah 1.422.500 kilometer persegi dan terletak di pantai utara Timor-Leste. Secara geografis Baucau terletak antara 126 derajat 11 menit Bujur Timur dan 126 derajat 41 menit Bujur Timur dengan 8 derajat 25 menit Lintang Selatan dan 8 derajat 42 menit lintang selatan. Batas-batas administrasi wilayahnya adalah di sebelah utara berbatasan dengan Selat Wetar (Indonesia), di sebelah barat dengan Distrik Manatuto, dan sebelah selatan dengan Distrik Viqueque, dan sebelah Timur dengan Distrik Lautem. Distrik Baucau memiliki letak yang strategis karena berada pada poros jalan Dili-Lautem dan Viqueque. Selain itu terdapat hotel dan pelabuhan laut yang dapat dimanfaatkan untuk mendukung perkembangan perekonomian daerah. Di
32
33
distrik ini juga terdapat satu pelabuhan udara yang di masa mendatang dapat dimanfaatkan untuk kepentingan sipil. Topografi wilayah distrik Baucau adalah berbukit-bukit dan merupakan bagian dari gugusan pegunungan yang memanjang di Pulau Timor. Dibagian tengah dan selatan terdapat gunung-gunung yang cukup tinggi seperti Gunung Matebian (lebih kurang 2.350 meter). Sedangkan Matebian Feto (lebih kurang 2.236 meter), dan Gunung Osoala (lebih kurang 1.555 meter).41 Dari segi klimatologi distrik baucau memiliki musim panas/ kering yang lebih panjang dari musim penghujan/ basah. Musim kering terjadi pada bulan Mei sampai dengan November dan musim penghujan mulai bulan Desember sampai dengan April. Temperatur rata-rata tahun adalah 26,9 derajat Celcius dengan suhu terendah terjadi pada bulan Agustus dan tertinggi pada bulan Desember. Keadaan suhu bulanan sangat dipengaruhi oleh musim yang terjadi di Australia. Dibidang agrikultur Baucau mempunyai pertanian yang paling maju di seluruh Timor-Leste. Selain makanan utama yaitu beras dan jagung, wilayah ini juga merupakan penghasil Kacang-kacangan, Kacang tanah, Ubi jalar, Ubi kayu, Kopra, Kemiri, dan lainnya.42 Sedangkan dibidang peternakan, sebagian besar sayarakatnya menggeluti usaha ternak seperti Sapi, Kerbau, Kambing, Domba, dan lain-lainnya.43
41
Fatima freitas, sebuah Deskripsi Singkat Tentang Baucau Dan Kondisi Masyarakatnya, via e-mail, 17 Juli 2014, pada 8:53 PM 42 Fatima freitas, sebuah Deskripsi Singkat Tentang Baucau Dan Kondisi Masyarakatnya, via e-mail, 17 Juli 2014, pada 8:53 PM 43 Fatima freitas, sebuah Deskripsi Singkat Tentang Baucau Dan Kondisi Masyarakatnya, via e-mail, 17 Juli 2014, pada 8:53 PM
34
Sumber daya manusia Baucau terdiri dari berbagai suku dengan agama mayoritas Katholik Roma. Data penduduk tahun 1989 mencatat pemeluk Agama Katolik mencapai 81,39% (570.674 jiwa) dari keselurun penduduk.44 Oleh sebab itulah terdapat berbagai tempat peribadatan seperti gereja dengan jumlah yang tidak sedikit. Disana terdapat 91 tempat peribadatan masing-masing enam buah gereja, 42 kapel, dan 43 tempat peribadatan darurat (sederhana).45 Sebagimana
manusia
yang
memiliki
keyakinan
terhadap
suatu
kepercayaan, sebagian masyarakat Baucau juga memiliki keyakinan terhadap Agama Islam. Sejarah masuknya Islam ke Pulau Timor hingga akhirnya sampai ke Baucau tidak luput dari sejarah kedatangan bangsa Arab di wilayah tersebut. Namun ada juga versi lain yang mengatakan bahwa keberadaan Islam khususnya di Baucau dibawakan oleh para nelayan dari makasar yang melakukan kegiatan menangkap ikan dan kemudian menetap di wilayah pinggir pantai Baucau.46 Populasi umat Islam Baucau terbilang sangat minim. Berdasarkan data yang dihimpun oleh Radio Komunitas Islam Baucau menunjukan jumlah yang sangat memprihatinkan. Data umat Islam tahun 2011 versi Radio Komunitas Islam menunjukan bahwa umat Islam Baucau hanya berjumlah 437 Jiwa, dengan jumlah tempat peribadatan Tiga buah Masjid, dan Tiga buah Mushalah yang berada di seluruh wilayah Baucau.47
44
Fatima freitas, sebuah Deskripsi Singkat Tentang Baucau Dan Kondisi Masyarakatnya, via e-mail, 17 Juli 2014, pada 8:53 PM 45 Fatima freitas, sebuah Deskripsi Singkat Tentang Baucau Dan Kondisi Masyarakatnya, via e-mail, 17 Juli 2014, pada 8:53 PM 46 Fatima freitas, sebuah Deskripsi Singkat Tentang Baucau Dan Kondisi Masyarakatnya, via e-mail, 17 Juli 2014, pada 8:53 PM 47 proposal Radio Komunitas Islam, tentang jumlah umat Islam Baucau yang di himpun sejak tahun 2011
35
Masyarakat baucau khususnya umat Islam dalam menjalankan kehidupan sehari-hari sepenuhnya tergantung pada kondisi alam (Cuaca dan Iklim) di wilayah tersebut. Misalnya pada musim kemarau, masyarakat agak kesulitan untuk mendapatkan air bersih.
Hal ini karena baucau merupakan wilayah
bebatuan dan berada diatas ketinggian permukaan air laut. Selain itu, musim kemarau di hampir seluruh wilayah Timor cendrung lama dibandingkan musim penghujan yang hanya berkisar antara Tiga-Lima bulan. Namun sebaliknya pada musim penghujan, air hujan dimanfaatkan untuk berbagai keperluan. Air hujan yang ada, ditampung dalam sebuah wadah yang telah disiapkan, sedangkan untuk keperluan memasak tetap menggunakan air yang dibeli dari perusahaan air bersih. Adapun air besih yang di sediakan oleh pemerintah
melalui
pipa-pipa
yang
kemudian
dialirkan
kepada
setiap
perkampungan warga. Namun itu tidak berfungsi dengan baik. Kemandegan yang terjadi bisa melampaui dua hingga tiga hari. Maksimal masyarakat mendapat suplai air minum dari pipa air bersih yang disediakan dua kali dalam seminggu.48 Adapun untuk memenuhi kebutuhan Ekonomi, masyarakat muslim Baucau kebanyakan berkecimpung di bidang usaha dagang. Sebagaian lain yang berada di wilayah datar seperti di Baguia dan Quelicai menggeluti bidang usaha Tani yaitu sawah dan ternak yang meliputi Sapi, Kambing, Domba dan lainnya. sedangkan mereka yang memiliki pengetahuan lebih, mengisi tempat-tempat di instansi pemerintahan tertentu, dan sebagian lainnya berprofesi sebagai guru.
48
Fatima freitas, sebuah Deskripsi Singkat Tentang Baucau Dan Kondisi Masyarakatnya, via e-mail, 17 Juli 2014, pada 8:53 PM
36
Pada bulan Ramadhan, masyarakat Muslim baucau sama seperti masyarakat Muslim yang berada di luar pulau Timor. Mereka menyambut bulan nan suci itu dengan berbagai kesibukan, baik dalam menjalankan kehidupan sehari-hari maupun dalam menjalankan ibadah di bulan itu. Walaupun mereka tidak paham persis, namun kebiasaan dibulan suci Ramadhan yang telah mereka lalui sebelumnya mengisyaratkan bahwa momentum Ramadhan adalah sesuatu yang lain. Ia bukanlah hal biasa yang dapat dilewatkan begitu saja. Hal ini dapat dilihat dari berbagai kesibukan terutama para ibu dalam menyiapkan makanan untuk berbuka bagi para jamaah yang biasanya melakukan kegiatan ibadah sambil menuggu waktu berbuka di Masjid Al-Amal Baucau. Sebagaimana masyarakat muslim yang berada di wilayah distrik, apalagi pelosok, Suasana Ramadhan di distrik baucau berjalan apa adanya. Sedangkan untuk kegiatan dakwahnya mengalami penigkatan. Rutinitas dakwah di masjid AlAmal dimulai dari setelah waktu maghrib. Kegiatan rutinnya seperti pengajian bersama, tausiyah/ ceramah, dan membacakan Fadl Amal untuk para jamaah yang telah melakukan ibadah di situ. Intensitas dakwah di bulan suci Ramadhan ini bertambah, tatkala utusan para jamaah tabligh di datangkan dari Dili oleh Cencistil untuk membimbing para jamaah diwilayah itu hingga akhir Ramadhan.49
49
Fatima freitas, sebuah Deskripsi Singkat Tentang Baucau Dan Kondisi Masyarakatnya, via e-mail, 17 Juli 2014, pada 8:53 PM
37
A. SEJARAH BERDIRI DAN PERKEMBANGAN RADIO KOMUNITAS ISLAM BAUCAU Radio Komunitas Islam Baucau merupakan satu-satunya stasiun radio komunitas yang di miliki oleh umat Islam di Timor-Leste. Sejak berdirinya, Radio Komunitas Islam Baucau terus menata diri agar mampu menyajikan informasiinformasi khususnya tentang ke Islaman kepada Mad’u atau pendengarnya yang berada di wilayah tersebut. Sebelum Radio Komunitas Islam Baucau ini lahir, telah lebih dulu tumbuh sejumlah media massa baik cetak, maupun elektronik yang tersebar diseluruh Timor-Leste. Namun, media masa khususnya radio pada saat itu, dirasakan tidak memberi dampak positif bagi masyarakat khususnya umat Islam. Media massa yang ada lebih cendrung berorientasi kepada asas komersialis daripada melayani masyarakat sebagai mana mestinya. Selain itu, berbagai persoalan yang terjadi di tengah masyarakat tidak disoroti secara maksimal terutama persoalanpersoalanyang dihadapi oleh kaum minoritas.50 Ada beberapa faktor internal yang sekiranya menjadi indikator utama bagi lahirnya Radio Komunitas Islam Baucau yakni, sampai saat ini umat Islam masih memiliki berbagai kesulitan seperti dibidang pendidikan, agama, informasi, sosial, dan lainnya. Oleh karena itulah masyarakat membutuhkan sebuah media yang mampu memberitakan aspirasi masyarakat khususnya umat Islam secara total kepada publik mengenai situasi dan kondisi real yang dialami terutama oleh umat Islam. Selain membantu masyarakat memperjuangkan hak-haknya, media 50
Dalam wawancara, Syamsul bahri ribeiro, Direktur Radio Komunitas Islam Baucau (Dili, 23-Dec-2013)
38
massa ini juga dapat digunakan untuk keperluan lain, terlebih dalam membantu agar terlaksananya kegiatan Dakwah Islam yang selama ini belum sepenuhnya berjalan dengan baik.51 Radio Komunitas Islam Baucau
dirikan oleh: Bapak Syamsul Bahri
Ribeiro, SH, dan lima rekan lainya H. Abidin Hariyanto, Mujariah SH, H. Faisal Saleh, M. Arfan Muslim Dan Taher Bachtiar. Bersatu dalam visi misi, mereka mendirikan sebuah stasiun radio untuk melayani kepentingan masyarakat khususnya umat Islam. Hingga, tepatnya pada 21 September 2010 didirikanlah stasiun radio dengan nama Radio Komunitas Islam Baucau di Distrik Baucau. Pemilihan Distrik Baucau sebagai lokasi berdirinya stasiun ini, karena secara geografis Distrik ini berada ditengah-tengah empat Distrik lainya. Yakni, Manatuto, Viqueque, Lospalos dan Same yang berada di Timor bagian selatan. Sedangkan radius/ jangkauan radio ini meliputi beberapa kecamatan yakni: Vemasse, Venilale, Quelicai, Baguia, dan Laga. Hal ini berdasarkan kenyataan bahwa mayoritas penduduk Timor-Leste berada di daerah pedesaan yang rata-rata memilki tingkat pendidikan lebih rendah, dan keterbatasan dalam mengakses informasi, oleh karena minimnya media massa. Disisi lain karena umat Islamdi wilayah Distrik terutama baucaumasih jauh dari sentuhan Dakwah. Radio Komunitas Islam Baucau berdiri berdasarkan surat izin penyiaran dengan nomor BC0001BC tahun keluaran 01 desember 2010 atas nama Bpk, Syamsu Bachri Ribeirl. Sejak didirikan, stasiun ini mengudara pada frekuensi 103.1 MHZ dengan radius 6 Km yang dapat menjangkau beberapa Desa
51
Proposal Radio Komunitas Islam Baucau..hal-5
39
diwilayah sekitarnya.52 Pada awal berdirinya, kondisi Radio Komunitas Islam Baucau
sangat memprihatingkan, karena minimnya berbagai sarana dan
prasarana. hal yang paling mendasar dari kekurangan tersebut adalah beground para pendiri. Mereka bukanlah orang yang betul-betul berkecimpung di dunia media massa. Namun berdasarkan pengalamanya salah seorang pendirinya yaitu bapak Syamsul Bachri Ribeiro yang kurang lebih 10 Tahun bekerja di media massa, dan sebuah keyakinan yang beliu sampaikan berdasarkan sebuah hadits “ Man Jadda Wa Jada” yang artinya “siapa yang bersungguh-sunguh pasti bisa”, apalagi bertujuan Syiar Islam. Sekalipun beliau sebagai pengagas berdirinya Radio Komunitas Islam Baucau ini, tidak pernah ada perasaan hanya miliknya dan rekan-rekan pendiri lainnya, akan tetapi milik umat Islam Timor-Leste. Karena lahirnya Radio Komunitas Islam Baucau untuk kepentingan misi Dakwah Islam di Timor-Leste. Konsep mulia para pendiri ini diapresiasi ole umat Islam melalui CENCISTIL (Centro Comunidade Da Islamica De Timor-Leste) sebagai lembaga yang menaungi umat Islam di Timor-Leste, merekomendasikan kepada LSM, pengusaha dan individual untuk memberikan dukungan baik secara moril maupun materil agar proses pendirian stasiun radio ini dapat terlaksana. B. Visi Dan Misi Radio Komunitas Islam Baucau Sebagai media massa, Radio Komunitas Islam Baucau termemiliki visi tersendiri. dalam Visinya, Radio Komunitas Islam Baucau bermaksud untuk 52
Surat izin pendirian stasiun Radio Komunitas Islam baucau tertanggal 01 Dec 2010 oleh Comunicaion Regulatory Of East Timor
40
menjadi sarana komunikasi yang mempunyai peranan dalam memberikan informasi timbal balik kepada masyarakat secara aktual, tidak memihak kepada golongan tertentu, serta bersifat independen dalam menyiarkan informasi agar tercipta masyarakat yang siap bersaing dalam arus global seiring dengan kemajuan dan perkembangan tekhnologi dewasa ini. Dalam melayani masyarakat melalui informas, Radio Komunitas Islam Baucau memiliki misinya yaitu, 1. Menyuarakan aspirasi masyarakat 2. Menyampaikan Dakwah Islam . 3. Mewujudkan masyarakat Muslim Timor-Leste yang mandiri, demokratis dan berkeadilan sosial dengan menghormati hak asasi manusia. Misi Radio Komunitas Islam Baucau ini berdasarkan kenyataan bahwa masyarakat Timor-Leste dalam menyuarakan aspirasinya hampir tidak disambut baik oleh pemerintah. Pemerintah terlalu sibuk dengan urusan lain sehingga lupa terhadap nasib rakyatnya. Istilah “suara rakyat adalah suara tuhan” bukan apa-apa lagi pemerintah. Dari berbagai pengalaman yang terjadi di lapangan, maka bapak Syamsul Bachri Ribeiro dan rekan-rekannya merasa tersentuh untuk mendirikan sebuah media massa agar dapat membantu masyarakat Timor-Leste yang merasa haknya diabaikan. Hal lain yang menjadi tugas Radio Komunitas Islam Baucau adalah mendakwahkan ajaran Islam kepada masyarakat Timor-Leste baik secara keseluruhan, maupun khusus, sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Misi ini merupakan tugas salah-satu tugas utama dari Radio Komunitas Islam Baucau
41
sebagaimana radio yang berpedoman pada Al-Qur’an dan as-Sunah. Besarnya harapan terhadap keikut-sertaan dan peranan Radio Komunitas Islam Baucau dalam dakwah Islam diwilayah itu sangat dibutuhkan, karena kuatnya pengaruh sebuah media sangat besar kontribusinya terhadap suatu perubahan, apalagi media massa ini merupakan harapan satu-satunya umat Islam untuk merubah pola kehidupan masyarakat yang relatif tradisional. C. Struktur Radio Komunitas Islam Baucau Struktur
Radio
Komunitas
Islam
Baucau
dibentuk
berdasarkan
kesepakatan dan tanggung jawab bersama. Dalam stuktur Radio Komunitas Islam Baucau, terdiri dari orang-orang yang merupakan penggagas atau yangterlibat dalam pengumpulan ide, penyatuan pandangan serta bersama-sama untuk mendirikan Radio Komunitas Islam Baucau tersebut. Diantaranya; 1. Direktur
: Syamsul Bahri Ribeiro, SH
2. Sekretaris
: H. Abidin Hariyanto
3. Wakil Sekretaris
: Taher Bachtiar
4. Bendahara
: H. Faisal Saleh
5. Program Manager
: Mujariah Amaral, SH
6. Wakil program Manager
: Muhammad Arifin Muslim53
Untuk mengetahui peranan dan tugas dari tiap-tiap pendiri, maka dapat disimak pada struktur kepengurusan disamping ini.
53
Proposal Radio Komunitas Islam Baucau, dalam AD-ART bab II pasal 5 tentang
pendiri
42
Bagan 3:1 STRUKTUR KEPENGURUSAN RADIO KOMUNITAS ISLAM BAUCAU
DEWAN PENASEHAT
DIRECTUR
FINANSIAL I
SEKRETARIS
FINANSIAL II
PROGRAM MANAGER
REPORTER
EDITOR
TEKNISI
PENYIAR
43
Nama-Nama yang tercantum dalam struktur Radio Komunitas Islam Baucau ini memiliki peran masing-masing. Untuk lebih jelasnya, akan diuraikan sebagai berikut. 1. Dewan Penasehat Radio Komunitas Islam Baucau ( H. Ahmad Al-Katiri dan H. Ipolito Soares) dalam proposal Radio Komunitas Islam Baucau yang di tuangkan dalam AD-ART dijelaskan bahwa badan penasehat radio terdiri dari para alim ulama serta cendekiawan muslim. Badan penasehat di tetapkan melalui musyawarah dan persetujuan pimpinan yayasan (Direktur Radio Komunitas Islam Baucau).54 2. Direktur Radio ( Syamsul Bahri Ribeiro) Direktur radio sebagaimana ditetapkan dalam AD-ART, memiliki tugas dan tanggung jawab sebagai: a. Pemimpin dan direktur radio yang melaksanakan tugas dari dewan penasehat. b. Mengontrol dan mengkoordinasi admistrasi dan aktifitas radio c. Bertanggung berkomunikasi
jawab
atas
dengan
kesejahteraan manager
semua
program
dan
anggota
dan
memberikan
peresetujuan terhadap struktur program d. Bertanggung jawab atas semua materi yang diudarakan termasuk semua program radio. 3. Sekretaris ( H. Abidin Hariyanto dan Taher Baktiar Prason ) 54
Proposal pendirian Radio Komunitas Islam Baucau, Bab AD-ART pasal 20 tentang dewan penasehat
44
4. Program Manager (IR. Nur Amin dan Arfan Muslim Ribeiro) 5. Finansial I (Yunus Araba) 6. Finansial II (H. Faisal Saleh) 7. Reporter (Linda. S dan Khosnul) 8. Editor (Syaifudin, M dan Ahmad. S) 9. Teknisi (Ahmad dan Anton. D) 10. Penyiar (Muhammad Arifin, Muhammad Hendi, dan Fadli Sarmento) Demikianlah struktur Keanggotaan Radio Komunitas Islam Baucau yang terdiri dari para penggasdan staf atu orang yang bekerja di radio.
45
BAB IV TEMUAN DATA DAN ANALISIS
A. Peran Dan Fungsi Radio Komunitas Islam Baucau Sebagai Media Dakwah Sesuai
dengan
fungsi
dan
tujuannya,
radio
komunitas
Islam
berkepentingan memagari generasi muda dan umat Islam Timor-Leste dengan materi-materi/ kajian Islam untuk memberikan informasi dan pendidikan keIslaman secara menyeluruh. Radio Komunitas Islam Baucau memegang peranan penting sebagai tolak ukur untuk memotivasi masyarakat dalam kehidupan bertetangga, beragama dan berbudaya melalui program siaran Dakwahnya. Karena untuk kondisi real sumber daya umat Islam Timor-Leste yang minim akan pengetahuan tentang Islam ini, keberadaan Radio Komunitas Islam Baucau sebagai media Dakwah sangat penting sekali dalam menyampaikan Dakwah Islam. Sebagai sarana Dakwah dalam mengembang dan menyebarluaskan ajaran Islam, ia juga merupakan pemantap dalam penghayatan dan pengamalan nilainilai ajaran agama Islam di lingkungan masyarakat. Terlebih bagi masyarakat muslim di Timor-Leste yang selama ini kurang mendapatkan sentuhan Dakwah secara memadai. Keberadaan media ini sangat besar peranannya dalam merubah pola hidup masyarakat menjadi lebih baik. Apalagi dengan adanya beberapa programa Dakwah yang dimilikinya sekiranya akan menambah pengetahuan masyarakat.
45
46
Kehadiran Radio Komunitas Islam Baucau di tengah masyarakat dirasa membawa dampak yang positif. Hal ini disampaikan oleh Idris Waruday bahwa Radio Komunitas Islam Baucau sebagai media massa tidak hanya sekedar penyampai informasi, melainkan juga sebagai penyambung tali silaturahim, ajang sharing bagi masyarakat, dan merupakan suatu kebanggaan tersendiri. “dampak positif itu sudah pasti ada. Yang pertama merupakan suatu kebanggan, karena sudah mempunyai radio Islam. Yang kedua, dapat dijadikan sebagai ajang silaturahim bagi umat Islam di baucau. Dan yang ketiga sebagai ajang sharing”55 Sebagai satu-satunya media massa yang dimiliki oleh umat Islam, stasiun ini berkepentingan membekali masyarakatnya degan pendidikan Islam melalui program siaran Dakwah yang dikemas dalam bentuk siran melalui Radio. Untuk lebih jelasnya dapat disimak dalam bentuk tabel berikut ini. Table 4.1 Program-Program Dakwah Di Radio Komunitas Islam Baucau No
Mata acara
Topik pembahasan
Cara penyampaian monolog
Pemandu
jam mulai
selesai
04:00
04:45
acara 1
Pembacaan
Rekaman
ayat suci Al-
Kaset/
Qur’an dan
VCD
suara adzan subuh
55
Idris Antonio Waruday, masyarakat Distrik Baucau sebuah percakapan melalui Facebook, dimulai pada tanggal 20/03/2014 jam 12:52
47
2
Kulaih subuh
Rekaman
04:45
05:30
15:00
17:00
17:00
18:55
kaset/ VCD a). Aqidah, 3
Pendidikan Islam
Penyiar
tentang Rukun Iman
-
&Rukun
muhammad
Islam
Arifin
b). fiqih,
-
tentang:
Muhammad
shalat,
hendi
thahara, puasa dan
-Fadli
zakat
Sarmento
c). akhlak, tentang: perbuatan dan tindakan
4
Musik Rohani/ religi
1. Nasyid
Kaset/ VCD
48
Islam
2. Religi modern
3. Qasidah 5
Renungan
Kisah nabi, rasul, dll
Penyiar
19:00
21:00
malam
Adapun program acara Dakwah yang dibagi menjadi 5 bagian ini, akan diuraikan sebagai: 1. Pembacaan ayat suci Al-Qur’an, dan pemutaran suara adzan. Pembacaan ayat suci Al-Qur’an adalah tahap awal untuk memulai acara. Biasanya kegiatan ini dilakukan sebelum waktu subuh, hingga menjelang adzan subuh. Acara ini disiarkan setiap harinya pada pukul 04.40 s/d 05.30 WTL. Adapun format acaranya adalah monolog, yakni dengan hanya memutarkan kaset/ vcd yang sudah disiapkan. Acara ini bertujuan untuk menyejukan hati setiap umat Islam dikala hendak memulai segala aktifitas. 2.
Ceramah/ kuliah subuh Kuliah subuh merupakan salah satu acara yang disediakan oleh Radio Komunitas Islam Baucau. Acara ini ditujukan kepada para pendengar di seluruh wilayah Baucau, khususnya bagi yang beragama Islam. Tujuannya adalah untuk memberikan siraman rohani kepada masyarakat muslim agar senantiasa menjadikannya sebagai pegangan untuk menjalankan kehidupan sebaik-baik umat Islam. Acara ini berjalan
49
30 menit yakni mulai dari jam 05.30 s/d 06.00. bentuk siarannya disajikan melalui rekaman ceramah dari berbagai tokoh agama dari Indonesia terutama KH, Zainudin MZ. Acara ini sekaligus menutup program Dakwah di waktu pagi hari. 3. Pendidikan Islam pendidikan agama Islam yang di selenggarakan oleh Radio Komunitas Islam Baucau merupakan misi Dakwah dengan tujuan membentuk karakter ahlakul karimah bagi kaum muda khususnya pelajar, sehingga mereka mampu menyaring mana pergaulan yang baik dan mana yang tidak.56 Pendidikan ini didasarkkan pada Al-Qur’an Ar-Rum (ayat 30) “maka hadapkanlah jawahmu dengan lurus kepada agama (Allah) ;(tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada perubahan terhadap fitrah Allah. (itulah) agama yang lurus tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahuinya”. Agar dapat membentuk intelektualitas dan kekuatan masyarakat Islam, maka dirancanglah beberapa kajian yang menjadi pesan Dakwah berdasarkan Kitabullah maupun Sunnah Rasul-Nya, yang mengandung 3 (tiga) prinsip pokok yaitu Aqidah, fikih dan Akhlaq. Pertama, kajian Akidah, yang menyangkut sistem keimanan atau kepercayaan terhadap Allah SWT. Ini menjadi landasan yang fundamental
56
Wawancara, Syamsul Bahri Ribeiro, Direktur Radio Komunitas Islam Baucau (Dili, Timor-Leste) 23-Dec- 2013
50
dalam keseluruhan aktifitas seseorang muslim, baik yang menyangkut sikap mental maupun perlakuanya, dan sifat-sifat lain yang dimilikinya. Kedua, kajian fikih, masih berkisar masalah syarat rukun dan wajib thoharo. itupun hanya dikupas umumnya saja, tidak seperti tempat lain yang masyarakatnya sudah betul-betul memahami Islam. Sedangkan masalah syarat rukun dan wajib thoharo misalnya, terkadang agak sulit ketika penyiar/ nara sumber harus menjelaskan. “saya menyampaikan secara sederhana tentu sesuai dengan kemampuan saya atas materi-materi tersebut. Misalnya masalah thoharo, saya menjelaskan tentang apa yang mengharuskan seseorang harus wudhu adalah saat hendak shalat, karena Allah SWT berfirman “hai orang-orang yang beriman, apabila kamu berdiri hendak melaksanakan shalat, maka basuhlah muka-muka kamu.” (Al-Maidah:6). Sedangkan rukun wudhu itu seperti membasuh muka, kedua tangan, mengusap kepala dan membasuh kaki. Topik sederhana seperti ini yang saya sampaikan ketika membawakan acara.”57 Ketiga, kajian Akhlak, yaitu menyangkut tata cara berhubungan baik secara vertikal dengan Allah SWT, maupun secara horizontal dengan sesama manusia dan seluruh makhluk Allah SWT. Dalam menyampaikan materi Dakwah seperti akhlak, penyiar biasanya menyesuaikan dengan pengetahuan masyarakat dan materinya di ambil dari berbagai sumber, dan disampaikan berdasarkan kemampuan penyiar. “sumbernya dari referensi materi berasal dari buku-buku Islam maupun dari internet. Sedangkan cara 57
Muhammad Arifin,Penyiar Radio Komunitas Islam Baucau. wawancara via facebook (selasa, 09 Juni 2014)
51
penyampaiannya, saya lebih melihat pada kondisi masyarakat atau pendengar, karena masyoritas umat Islam di Timor-Leste kan rata-rata mualaf, jadi penyampaiannya sangat sederhana karena di satu sisi, saya bukanlah seorang ustadz yang ahli dalam bidang ilmu agama Islam.”58 4. Pemutaran lagu rohani Program acara bernuansa Dakwah selanjutnya adalah pemutaran lagu-lagu religi. format siarannya
dikemas secara monolog dengan
memutarkan lagu-lagu religi yang di populerkan oleh vokalis band ternama dari berbagai tempat, termasuk Indonesia. Acara ini sengaja diadakan untuk mengingatkan para pendengar bahwasannya waktu shalat Maghrib akan segera tiba. Kemudian dilanjutkan dengan pembacaan ayat suci Al-Qur’an. Acara ini hadir sebelum waktu shalat Maghrib yaitu pukul 17.45 s/d 19.00 WTL setiap hari. 5. Renungan malam Renungan malam merupakan sebuah acara berupa renunganrenungan seputar kehidupan. Sumber renungan ini biasanya diisi dengan terjemahan hadits, Qur’an atau ungkapan sahabat. Acara ini hadir selama 30 menit setiap hari pukul 23.30 s/d 24.00. Secara keseluruhan, inilah program acara Dakwah yang sementara ini dimiliki oleh Radio Komunitas Islam Baucau dengan durasi 6 jam dan 40 menit yang disiarkan setiap harinya.
58
Muhammad Arifin,Penyiar Radio Komunitas Islam Baucau. wawancara via facebook (selasa, 09 Juni 2014)
52
B. Kendala-Kendala Yang Dihadapi Oleh Radio Komunitas Islam Sebagai Media Dakwah 1. Dana Sejak didirikan pada tahun 2010, proses siaran yang dilakukan di stasiun ini bisa dibilang tidak berjalan secara maksimal. Hal ini disebabkan oleh berbagai kendala yang dialami oleh para pendirinya. Salah satunya adalah dana yang mana berpengaruh terhadap operasional radio. Sedangkan dana operasional yang ada sepenuhnya tergantung pada keuangan para pendiri. Adapun bantuan dari luar, namun itu tidak seberapa karena bantuan tersebut bukan berasal dari donatur tetap melainkan dari orang perorang yang sifatnya sumbangan biasa. “ sebenarnya ada bantuan dari saudarasaudara kita yang muslim. Tapi itu tidak seberapa, namanya juga orang kalau ada rejeki baru dia mau bantu kalau tidak, ya. Tau sendiri. Dan selebihnya, kita yang mengeluarkan uang pribadi untuk keperluan siaran”.59 2. Minimnya Sumber Daya Manusia Yang Berkompeten Di Bidang Penyiaran Dan Islam Secara keseluruhan, program acara Dakwah yang sementara ini dimiliki oleh Radio Komunitas Islam Baucau tersebut masih terdapat banyak kekurangan. Minimnya sumber daya manusia (Islam) yang berkompeten 59
dan
terbatasnya
pengetahuan
dibidang
tekhnologi
Wawancara, Syamsul Bahri Ribeiro, Direktur Radio Komunitas Islam Baucau (Dili, Timor-Leste) 23-Dec- 2013
53
komunikasi secara langsung turut mempengaruhi terselenggaranya penyiaran terutama siaran di bidang keagamaan atau Dakwah Islam. Terbatasnya sumber daya manusia yang pandai dalam bidang agama Islam ini, berdasarkan latar belakang masyarakat muslim Timor-Leste yang kebanyakan adalah mualaf. Sehingga keikut-sertaan dalam kegiatan Dakwah Islam tidak bisa sepenuhnya diandalakan, apalagi kegiatan yang diselenggarakan melalui media massa. Adapun sebagian masyarakat paham tentang Islam, namun tidak pandai dalam dunia penyiaran sehingga masih mengalami kekurangan, dan belum tentu mau bekerja secara sukarela, sebagai mana yang disampaikan oleh bapak Syamsul Bachri “saat ini kita belum punya orang Islam yang ahli dalam bidang agama dan penyiaran. Dan mau bekerja di media ini secara sukarela. Ini yang sampai sekarang masih kita cari.60 Secara sepintas berbagai kekurangan yang ada pada Radio Komunitas Islam Baucau memang tidak seberapa parah. Namun, untuk masyarakat muslim Timor-Leste kondisi ini cukup memprihatinkan sebab ditengah perkembagan umat Islam di dunia terutama di Eropa yang begitu pesat, namun sangat lambat pertumbuhannya di beberapa wilayah Asia tenggara terlebih Timor-Leste. Dari berbagai kendala yang dimiliki oleh Radio Komunitas Islam Baucau, tentu sangat mempengaruhi jalannya kegiatan Dakwah di Radio Komunitas Islam Baucau yang berdampak pada lambatnya perkembangan 60
Wawancara, Syamsul Bahri Ribeiro, Direktur Radio Komunitas Islam Baucau (Dili, Timor-Leste) 23-Dec- 2013
54
Dakwah Islam di wilayah itu. Untuk mengakali kegiatan Dakwah yang agak tertahan oleh karena berbagai kekurangan ini, maka Radio Komunitas Islam Baucau diharuskan bekerja sama dengan lembaga Dakwah yang berada di Timor-Leste, sehingga kegiatan ini dapat berlangsung dengan baik dan Dakwah Islam dapat menembus daerah-daerah pelosok. “Langkah dari radio komunitas islam, yaitu dengan berkoordinasi dengan lembaga Dakwah di TL untuk kajiannya, serta menjadi tali penyambung bagi para jamaah yang ada di pelosok yang belum tersentuh oleh Dakwah untuk bisa mengakses lewat radio”.61 Berbicara mengenai kendala, hal ini tidak saja terdapat pada Radio Komunitas Islam Baucau semagai media yang menyebarkan kegiatan Dakwah Islam. Kendala yang ada pada Radio Komunitas Islam Baucau merupakan faktor eksternal radio, yang mana semua instansi memiliki persoalannya tersendiri. Namun, ada hal lain yang tidak mempengaruhi kegiatan Dakwah di radio, namun merupakan tantangan Dakwah yang dihadapi oleh umat Islam khususnya Radio Komunitas Islam Baucau semagai media Dakwah, yaitu budaya “adat” masyarakat setempat. Secara keseluruhan, umat Islam di Timor-Leste merupakan bagian dari masyarakat Timor-Leste yang sudah menyatu secara alami. Hal ini karena adanya ikatan budaya dan kultur masyarakat setempat yang sudah berlangsung sejak lama. Hingga saat ini, sebagian besar masyarakat Timor-Leste 61
masih
mempertahankan
budaya
lokal
dengan
terus
Idris Antonio Waruday, masyarakat Distrik Baucau sebuah percakapan melalui Facebook, dimulai pada tanggal 20/03/2014 jam 12:52
55
melestarikannya melalui ritus-ritus adat yang seringkali diadakan di wilayah setempat. Kebiasaan masyarakat
adat
di
wilayah Timor-Leste dalam
menjalankan ritualnya pun berbeda-beda. Hal ini karena terdapat berbagai jenis budaya dan kepercayaan lokal antara daerah yang satu dengan daerah yang lain. Kuatnya pengaruh budaya lokal dan fanatisme masyarakat setempat justru menyeretnya ke jurang primitif yang berakibat pada masyarakat menjadi buta terhadap ajaran Agama Islam. Kebiasaan masyarakat untuk ikut serta dalam upacara adat Lia62 tidak dapat dihindari, karena ia telah mendarah daging. Hal ini mutlak dan berlaku universal bagi seluruh masyarakat Timot- Leste. Kwensekwensi sebagai masyarakat Timor-Leste adalah tidak luput dari upacara (adat) Timor, tidak terkecuali umat Islam. Hal yang tidak bisa dielakan yaitu bahwa umat Islam yang berada di daerah pedesaan masih memegang kebudayaan dan kepercayaan lokal sekalipun mereka telah memeluk Islam. Adanya kewajiban-kewajiban terhadap ritus-ritus adat ini dikarenakan kebanyakan dari sanak saudaranya memegang peranan penting didalamnya. Inilah salah satu faktor kendala yang tidak terintegrasi dalam kegiatan Dakwah Islam di wilayah Timor-Leste, yang dihadapi oleh Radio Komunitas Islam Baucau 62
Lia, adalah (hal) upacara adat. Lia, terbagi menjadi dua, yakni Lia Mate (upacara yang berhubungan dengan kematian) dan Lia Moris (upacara ini biasanya berhubungan denga pernikahan, dan hal-hal yang tidak ada hubungannya dengan kematian. Lia adalah salah-satu kegiatanmasyarakat setempat yang dijalankan secara turun- temurun. Kegiatan ini lebih cendrung kepada pemujaan terhadap roh nenek moyang yang sudah lama meninggal. Setiap diadakan upacara ini, biasanya diwajibkan membawa sesembahan bagi anggota keluarga tertentu.Mulai dari hasil panen, ternak, uang, perhisan, dll.
56
C. Harapan Umat Islam Terhadap Peranan Radio Komunitas Islam Baucau Sebagai Media Dakwah Masyarakat Islam di Timor-Leste khususnya yang berada di daerah pelosok, masih menjalani kehidupan layaknya “Orang Timor”. Kwensekwensinya mereka tidak luput dari upacara adat/ Lia. Ajaran Islam yang semestinya sampai kepada mereka, nyatanya hanya melintasi wilayah yang mudah dijangkau. Itulah mengapa umat Islam terutama yang berada didaerah pelosok cendrung terlibat dalam upacara tersebut, karena mereka tidak mendapatkan sentuhan Dakwah baik secara langsung maupun tidak langsung. akibatnya mereka terus tenggelam dalam titual-ritual pemujaan terhadap arwah nenek moyang dan upacara adat yang bertentangan dengan ajaran Islam. Oleh karena itulah kegiatan Dakwah yang dilakukan oleh Radio Komunitas Islam Baucau sangat diperlukan untuk merubah sikap dan perilaku umat Islam di daerah tersebut, terutama melalui pendidikan agama dengan menanamkan tauhid sebagaimana yang disampaikan oleh Idris Waruday “tindakan pertama memberikan pengetahuan agama dengan baik. Yaitu dengan menanamkan tauhid secara benar menurut ahlusunnah wal jama’ah untuk membendung ritual adat yang masih berbau mistis dan kesyirikan”.63 Secara keseluruhan, umat Islam di Timor-Leste merupakan bagian dari masyarakat Timor-Leste yang sudah menyatu secara alami. Hal ini karena adanya ikatan budaya dan kultur masyarakat setempat yang sudah berlangsung sejak lama. Hingga saat ini, sebagian besar masyarakat Timor-Leste masih 63
Idris Antonio Waruday, masyarakat Distrik Baucau sebuah percakapan melalui Facebook, dimulai pada tanggal 20/03/2014 jam 12:52
57
mempertahankan budaya lokal dengan terus melestarikannya melalui ritus-ritus adat yang seringkali diadakan oleh para tetua adat di wilayah setempat. Kebiasaan masyarakat adat di wilayah setempat dalam menjalankan ritualnya pun berbeda-beda. Hal ini karena terdapat berbagai jenis budaya dan kepercayaan antara daerah yang satu dengan daerah yang lain. Kuatnya pengaruh budaya lokal dan fanatisme masyarakat setempat justru menyeretnya ke jurang primitif yang berakibat masyarakat menjadi buta terhadap ajaran Agama Islam. Bagaimana tidak, kebiasaan masyarakat (Umat Islam) untuk ikut serta dalam upacara adat (Lia) tidak dapat dihindari, karena ia telah mendarah daging. Hal ini mutlak dan berlaku universal bagi seluruh masyarakat Timot- Leste. Hal yang tidak bisa dielakan yaitu bahwa umat Islam yang berada di daerah pedesaan masih memegang kebudayaan dan kepercayaan lama (agama dan budaya lokal) sekalipun mereka telah memeluk Islam. Adanya kewajibankewajiban terhadap ritus-ritus adat dikarenakan kebanyakan dari sanak saudaranya memegang peranan penting didalamnya. Oleh karena itulah, dengan adanya Radio Komunitas Islam Baucau ini, diharapkan dapatmemberikan informasi tentang keIslaman terhadap umat Islam di Distrik Baucau, khususnya yang berada di daerah pelosok sehingga mereka, sehingga mereka bisa belajar dan merasakan dengan sendirinya ajaran Islam yang sebenarnya. Dengan demikian kebiasan terhadat adat perlahan bisa di tinggalkan walaupun harus mengorbankan waktu. “informasi tentang Islam harus disiarkan secara rutin jangan sampai terhenti, karena kita membutuhkan informasi untuk menambah pengetahuan kita,
58
juga dengan informasi-informasi tersebut dapat memberikan peringatan atau semacam pelajaran kepada masyarakat. Sehingga orang tua/ saudara-saudara kita paham tentang apa yang dilarang oleh agama dan akhirnya mau meninggalkan kepercayaan terhadap adat. Ya, walaupun tidak secara langsung dan membutuhkan waktu tidak menjadi soal, karena semua melalui proses”.64 Bagi masyarakat muslim Timor-Leste khususnya di Distrik Baucau, siaran Dakwah Islam yang diperlukan adalah hal-hal yang mendasar didalam kehidupan sehari-hari yang menjadi tuntunan bagi umat Islam, sebagimana yang disampaikan olehLuis Bokilary, “siaran Dakwah Islam yang sangat diperlukan adalah dasar-dasar tentang keIslaman seperti adab atau tata cara shalat, baca Qur’an dan lain sebagainya. Hal-hal demikian diperlukan untuk membimbing para mualaf, sekaligus merubah dan pola hidup umat Islam terutama mereka yang masih aktif dalam kegiatan adat yang sama sekali tidak bermanfaat”65. Berkenaan dengan kenyataan yang ada, maka kehadiran Radio Komunitas Islam Baucau diharapkan dapat membawa perubahan dan bermanfaat tidak hanya sebatas sarana dakwah melainkan juga sebagai sarana Informasi yang bisa memberikan kontribusi kepada masyarakat luas dan tetap eksist sesuai dengan niat awalnya, sebagaimana yang disampaikan oleh Luis Bokilary “ Dengan media massa ini saya pun berharap agar bisa memberikan kontribusi kepada masyarakat
64
Fatima freitas, warga masyarakat Baucau, sebuah deskripsi singkat tentang Baucau dan kondisi masyarakatnya, via e-mail, 17 Juli 2014, pada 8:53 PM 65
Bokilary Luis, masyarakat Distrik Baucau sebuah percakapan melalui Facebook, dimulai pada tanggal 12/03/2014 jam 15:42
59
luas, khususnya umat Islam, dan tetap pada niat penggagas awal sebagaimana yang mereka tuangkan dalam visi dan misi mereka”66. Sebagaimana harapan masyarakat, Radio Komunitas Islam Baucau sebaik mungkin berperan sebagai sumber informasi bagi seluruh masyarakat dan tetap eksist sebagai sarana Dakwah yang betul-betul di andalkan guna membantu masyarakat Islam di wilayah setempat. Karena berdasarkan kenyataan bahwa, sebagian besar masyarakat Islam Timor-Leste adalah mualaf, oleh karena itulah di perlukan upaya yang serius dibidang Dakwah, dan program acara Dakwah yang berkelanjutan sehingga menambah pemahaman masyarakat tentang Islam. Sekalipun masih terdapat adanya kekurangan, namun besar harapan masih tergantung padanya. “radio komunitas Islam sebagai media Dakwah, bisa dikatakan belum maksimal karena ada beberapa hal yang harus dibenahi diantaranya intensitas siaran yang bernuansa Islami seperti lagu-lagu religi sangat kurang, dan belum adanya seorang ustadz yang membimbing secara langsung kajian Islam tertentu. kedepannya diharapkan lebih banyak lagi kajian kajian yang disiarkan oleh Radio Komunitas Islam Baucau untuk menambah wawasan kami tentang keIslaman, karena selama ini kajian tentang keIslaman kurang memadai”67.
66
Bokilary Luis, masyarakat Distrik Baucau sebuah percakapan melalui Facebook, dimulai pada tanggal 12/03/2014 jam 15:42 67 Idris Antonio Waruday, masyarakat Distrik Baucau sebuah percakapan melalui Facebook, dimulai pada tanggal 20/03/2014 jam 12:52
60
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan Berdasarkan uraian penulis tentang Peranan Radio Komunitas Islam Baucau dalam kegiatan Dakwah Islamiyah di wilayah keuskupan Baucau pada bab-bab sebelumnya, maka pembahasan dalam skripsi ini dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Peranan yang dilakukan oleh Radio Komunitas Islam Baucau dalam kegiatan Dakwah Islam melalui program acara religi Islam berupa penyebaran informasi dan edukasi. Sedangkan hiburan yang bersifat keagamaan ada dalam pemutaran musik-musik religi. Sampai saat ini peranan Radio Komunitas Islam Baucau bisa di bilang belum begitu baik, karena masih banyak keterbatasan. 2. Kendala utama yang dihadapi oleh Radio Komunitas Islam Baucau dalam kegiatan Dakwah Islam diantaranya, sumber pendanaan yang ada sepenuhnya berasal dari keuangan para pendirinya. Sedangkan kendala lain yang dihadapi adalah terbatasnya sumber daya manusia (SDM) yang berkompeten di bidang media massa dan Dakwah Islam, serta kurang tenaga yang profesional dalam pengadaan program keagamaan, baik materi siaran maupun dalam bentuk hiburan.
60
61
B. Saran-Saran 1. kepada pengelola Radio Komunitas Islam Baucau agar terus meningkatkan kualitas siaran keagamaannya baik dari segi isi maupun sumber daya manusianya. Dan kalau bisa jam siaran yang ada selama di tambah. Diharapkan agar Radio Komunitas Islam Baucau tetap mempertahankan apa yang selama ini telah dilaksanakan 2. melakukan evaluasi terhadap program yang telah disiarkan, sehingga dapat diketahui mutu siaran tersebut dan sebisa mungkin untuk melibatkan pendengar agar bisa di putuskan acara tersebut layak atau tidak untuk menjadi acara tetap. 3. Kepada tokoh masyarakat Islam Baucau agar memberikan dukungan penuh kepada Radio Komunitas Islam Baucau baik secara moral, maupun material agar Radio Komunitas Islam Baucau terus eksis, karena dengan berbagai dukungan tersebut misi Dakwah di wilayah keuskupan Baucau akan berlanjut. 4. Untuk pemimpin umat Islam Timor-Leste, agar memperhatikan kegiatan yang telah dilaksanakan ini, yaitu dengan mendukung sepenuhnya usaha para
pendiri
Radio
Komunitas
Islam
Baucau
tersebut.
Karena
bagaimanapun, Radio Komunitas Islam Baucau merupakan simbol perjuangan umat Islam. oleh karena itu, sekiranya adalah kewajiban dan tanggung-jawab masyarakat muslim Timor-Leste bagi keberlansungan Radio Komunitas Islam Baucau baik sekarang, maupun dimasa yang akan datang.
62
5. Bagi Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi agar meningkatkan pendidikan penyiaran radio yang telah ada, dengan menambah fasilitasfasilitas siaran guna membantu dalam memperlancar proses pembelajaran Mahasiswa.
63
DAFTAR PUSTAKA
Antonio Idris Waruday, masyarakat DistrikBaucau sebuah percakapan melalui Facebook, dimulai pada tanggal 20/03/2014 jam 12:52 Arifin Muhammad, Penyiar Radio Komunitas Islam Baucau. wawancara via facebook (selasa, 09 Juni 2014) Arikanto Suharismi, prosedur penelitian suatu pendekatan praktik (Jakarta: PT. Bina Aksara,1989) Bazher A. Ambarak, Islam di Timor-Timur (Jakarta: Gema Insani Press, 1995) Departemmen Pendidikan Dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka, 1990) Departemmen Pendidikan Dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka, 1990) Freitas Fatima, Deskripsi Singkat Tentang Baucau Dan Kondisi Masyarakatnya, via E-mail, 12 Juli 2014 Ginting Moeryanto Munthe, Media Radio Komunikasi (Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 1996) Imam Alwisral Zaidallah,Strategi Dakwah, Dalam Membentuk Da’i Dan Khatib Profesional, (Jakarta: Radar Jaya Offset, 2002) Lewis Adam M. Websited New American Dictionaris book. (New York: 1958) Lubis Idrus, Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia, kamus bahasa Indonesia Melayu Riau, (Jakarta: Balai Pustaka, 1997)
64
Luis Bokilary. masyarakat DistrikBaucau sebuah percakapan melalui Facebook, dimulai pada tanggal 12/03/2014 jam 15:42 M, Morisson. A, Media Penyiaran (Tangerang: Ramdina Prakarsa, 2005) Masson N. Grass and A.W. Eachan, Eksploration Role Analysis, dalam David Berry, Pokok-Pokok Dalam Sosiologi. (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1995) Mc Denis Quail, Teory Komunikasi Massa: Suatu Pengantar, (Jakarta: Erlangga, 1984) Moleong. J Lexy, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2013) Neonbasu Gregor Peta Politik dan Dinamika Pembangunan Timor-Timur (Jakarta: Yanese Mitra Sejati,1997) Pahlawan Kayo Khatib B. R, manajemen Dakwah(Jakarta: AMZAH, 2007) Peter Salim dan Yenny Salim. Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer. (Jakarta: Moderen Engglish Press, 1999) RACHMAWATIE ATIE, Radio Komunitas, Skalasi Demokratisasi Komunikasi (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2007) Rajasa Sutan, kamus Ilmiah Populer (Surabaya: Karya Utama) Ribeiro Syamsul Bahri. Wawancara, Direktur Radio Komunitas Islam Baucau (Dili, Timor-Leste) 23-Dec- 2013 SA.Saifullah,Sejarah Dan Kebudayaan Islam Di Asia Tenggara (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010) Soekanto Soerjono, Sosiologi Suatu Pengantar( Jakarta: Balai Pustaka, 1998)
65
Soemargono. K, profil propinsi Timor-Timur (Jakarta: Pamrakarsa,1992) Suratmo Joko. Y, Media Komunikasi Penyiaran (Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 1996) Syamsul Asep
M. Romli, broadcast journalism Panduan Menjadi Penyiar,
Reporter & Script Writer, (Bandung: nuansa, 2004) Syukir Asmuni, Dasar-Dasar Strategi DakwahIslam, (Surabaya: Al-Ikhlas, 1983) Uchjana Onong Effendy. Radio siaran teori dan praktek, (Bandung: Mandar Maju, 1990) http://fenditungkal.blogspot.com/2009/11/Dakwah-Islam-melalui-radio.html diakses pada hari jum’at jam 11:31, 2013 http://www.nu.or.id diakses pada hari senin jam 1:39 http://perkembanganIct.blogspot.com. Diakses pada hari rabu tgl 03-10-13, jam 6:56 http://agangbebs10.blogspot.com/2013/05/macam-macam-radio-di-indonesia.html diakses pada hari sabtu, 16-11-13, jam 2:03
Nama Nara Sumber : Syamsul Bahri Ribeiro Jabatan
: Direktur Radio Komunitas Islam Baucau
Tempat
: Kantor Cencistil (Bairo Pite) Dili
Hari/ tanggal
: Senin, 23 Desember 2013
petikan wawancara singkat dengan direktur Radio Komunitas Islam Baucau (RKIB). P: sejak kapan radio komunitas ini mulai berdiri.? J: radio ini didirikan pada tanggal 21 september 2010 di distrik baucau.! P: apa yang melatarbelakanginya.? J: setelah secara resmi timor-leste pisah dari nkri pada tanggal 30 agustus tahun 1999, mayoritas penduduk timor leste memilih pisah dari indonesia. Sejak saat itu, hampir sebagian besar masyarakat yang tingal di timor-leste tidak mendapatkan informasi dengan baik. Akibatnya kita kekurangan informasi. Banyak kesulitan yang di hadapi, termasuk umat islam. Sebagai contoh, dulu pernah di distrik baucau, disaat bulan puasa. Sudah menjelang hari H, baru datang sebagian orang dari desa lain untuk meminta jadwal puasa. Pada hal kita sudah malam takbiran.! Itulah salah satu alasannya, kenapa kita perlu memiliki media sendiri, dan masih banyak lagi sebab yang lain.! P: kenap Anda memilih baucau sebagai tempat untuk mendirikan stasiun radio ini.? J: karena baucau merupakan salah satu basis umat islam setelah dili. Alasan lainya karena diwilayah itu masih memiliki kekurangan media massa. Oleh karena itulah kami memilih distrik baucau.! P: sejak awal didirikannya stasiun ini, apakah ada kendala tertentu.? J: oh,, itu pasti ada.! bahkan sampai saat ini.! P: bisa disebutkan.? J: pada awalnya kita mengalami kendala di dana untuk biaya operasional. Tapi sekarang alhamdulillah. cuma, yang menjadi persoalannya, hingga saat ini kita belum punya yaitu
orang Islam yang ahli dalam bidang agama dan penyiaran. Dan mau bekerja di media ini secara sukarela. Ini yang sampai sekarang masih kita cari. P: sumber dana yang sekarang ada darimana.? J: sebenarnya ada bantuan dari saudara-saudara kita yang muslim. Tapi itu tidak seberapa, namanya juga orang kalau ada rejeki baru dia mau bantu kalau tidak, ya. Tau sendiri. Dan selebihnya, kita yang mengeluarkan duit pribadi untuk keperluan siaran. P: bagaimana tanggapan masyarakat terkait stasiun radio ini, yang notabene islam.? J: tanggapan masyarakat baik.! kami mendapat tanggapan positif dari berbagai pihak. Bapak uscup don basilio do nasimento misalnya, beliau berharap dengan berdirinya stasiun ini, bukanya hanya membantu umat islam saja, akan tetapi, juga memudahkan masyarakat baucau dalam mengakses informasi. Di pihak lain, pimpinan dewan gereja protestan, mr, samuel ribeiro juga memberikan sambutan yang positif. Seingat saya, beliau hanya berpesan, “mudah mudahan, melalui radio kominitas islam, kita bisa menciptakan toleransi antara umat beragama khususnya di distrik ini”.! P: dalam menyiarkan informasi, apa yang di prioritaskan.? J: disini tidak ada yang diprioritskan karena semua sudah dibagi sesuai dengan porsinya. Stasiun ini 70% menyiarkan siaran umum. 30%nya siaran keagamaan. Hal ini Karena jumlah umat islam diwilayah baucau
tidak sebanyak yang berada di kota Dili.. Ini yang
mengharuskan kita untuk mendesain program acara seadanya. P: bisa diuraikan dari 30% itu, apa saja program acaranya.? J: saya katakan itu 30 % karena acaranya tidak ful. Jadi bisa ditulis aja.! mulai dari jam 04:00-04:45 1. Pembacaan ayat suci al-qur’an/ pengajian, kemudian pemutaran suara adzan ketika waktu shalat tiba , dan di lanjutkan dengan Ceramah/ kuliah subuh. 2. pendidikan agama untuk anak-anak, acara ini di mulai pada waktu sore sekitar 2 jam, dari 15:00-17:00. Yg sering di bahas itu, fikih, ahklak, akidah, dan lainnya. Pendidikan Islam seperti ini sangat di perlukan untuk membentengi generasi kita. Selanjutnya Pemutaran lagu-lagu rohani yang biasanya di bawakan oleh musisimusisi dari Indonesia seperti wali, nidji dan lainnya. Itu mulainya sekitar 17:00-
18:55. dan yang terkahir renungan malam. Itu di mulai dari 19:00-21:00. Materinya seputar kisah-kisah nabi dan sahabatnya, dan juga dari kisah lainnya yang masih ada hubungan dengan Islam.! P: bagaimana anda melihat prospek radio komunitas ini kedepannya.? J: saya rasa kedepannya akan lebih baik. Sebab kami mendapat dukungan dari berbagai pihak terutama dari sesama pengelola radio lainnya. Dan kami percaya bahwa suatu saat radio komunitas ini akan menjadi sarana informasi yang betul-betul melayani kepentingan masyarakat, dan semoga program-program ini dapat bermanfaat bagi masyarakat muslim di Timor-Leste, khususnya bagi komunitas Islam di Baucau. P: bagaimana cara menyampaikan materi dakwah,? J: kalau untuk acara yang berhubungan dengan ceramah, kita hanya memutar rekaman yang sudah ada. Biasanya itu, ceramah yang kita putarkan itu ceramahnya Alm.Kh, Zainudin Mz. Karena kebetulan kita punya.! P: sejak mengudara sebagai radio komunitas islam, apakah anda melihat sudah ada hasilnya.? J: Sejak mengudara hingga saat ini, yang kami ketahui ada sekitar 40 orang telah memeluk Islam. Selain itu juga ada sekitar 10 kepala keluarga yang juga masuk Islam. Ini dapat disimpulkan bahwa memang sangat membantu dakwah di distrik kami. P: melalui stasiun ini, apa harapan anda terhadap umat islam, khususnya generasi muda.? J: ya, kita berharap melalui stasiun ini, semoga Islam bisa kembali seperti dulu (pada zaman Indonesi) dan untuk generasi mudanya, semoga bisa menjadikan radio komunitas Islam sebagai pusat pelatihan untuk mengasa kemampuan, dan menjadikan stasiun ini sebagai sarana untuk menyebarkan aspirasi dan informasi dari masyarakat yang tidak terekspos selama ini.! Nara Sumber
Syambul Bahri Ribeiro
Nama Nara Sumber : Muhammad Arifin Jabatan
: Penyiar
Tempat
: Wawancara Via Facebook
Hari/ tanggal
: Selasa, 09 Juni 2014
P. apa tugas anda di radio komunitas Islam baucau.? J. saya bertugas sebagai penyiar.! P. sejak kapan anda bergabung di radio komunitas islam baucau.? J. sejak tahun 2010.! P. format acara yang sering di bawakan apa saja.? J. ada beberapa program aacara yang saya bawakan.! P. bagaimana dengan acara dakwah.? J. ada.! P. pernah anda bawakan.? J. ya.! P. bagaimana format acara dakwah/ religi yang anda bawakan.? J. acara yang biasa saya bawakan adalah pendidikan agama; seperti, akidah, fikih, dan akhlak.! P. bisa dijelaskan bagaimana cara anda menyampaikan materi-materi tersebut, misalnya fikih.? J. saya menyampaikannya secara sederhana tentu sesuai dengan kemmampuan saya atas materi-materi tersebut. Kalau fikih saya lebih sering bahas masalah syarat, rukun dan wajib toharo. Misalnya yang mengharuskan seseorang hendak wudhu adalah saat hendak shalat, karena Allah SWT berfirman, “ hai orang-orang yang beriman, apabila kamu berdiri hendak mengerjakan shalat, maka basuhlah muka-muka kamu. “ (Al-Maidah:6). Sedangkan rukun wudhu itu seperti membasuh muka, kedua tangan, mengusap kepala, dan membasuh kaki. Kalau sunah wudhu seperti bersiwak sekaligus yang membatalkan wudhu misalnya apa saja yang keluar dari kemaluan dan dubur berupa kencing, berak/kentut. Topik-topik sederhana ini yang sering saya sampaikan ketika membawakan acara fikih.!
P. materi yang disampaikan itu biasanya dari mana.? J. sumbernya dari referensi buku-buku islam maupun dari internet, karena saya juga bukan seorang ustadz yang ahli dalam ilmu agama islam. Cara penyampaiyan saya lebih melihat pada kondisi masyarakat atau pendengar, karena mayoritas umat Islam di Timor-Leste kan rata-rata mualaf, jadi penyampaiannya sangat sederhana. Kadang saya terinspirasi dari hasil ngobrol ataupun pertanyaanpertanyaan yang ditanyakan walaupun sifatnya di luar daripada acara. Ini yang saya jadikan topik pembahasan. Contohnya ada orang di masjid bertanya wudhu yang benar gimana.? Itulah inspirasi saya dalam menyampaikan materi apa yang akan saya bawakan ketika siaran.! P. menurut anda, stasiun ini perlu menambah program acara dakwah nggak.? J. ya harapan kita seperti itu. Tapi SDM yang kita miliki belum ada. Lebih bagus lagi kalau ada penyiar yang benar-benar paham dan ahli dibidang dakwah.! P. sebagai seorang penyiar, harapan anda terhadap umat Islam di Timor-Leste khususnya Baucau kedepannya seperti apa.? J. walaupun kita sebagai minoritas, kita tetap membentengi keyakinan kita dengan memberikan ilmu yang kita miliki dan lebih bagus lagi memberikan kontribusi kepada negara Timor-Leste. Karena minoritas tidak serta merta hak kita membangun negara ini tertutup.! P. apakah anda yakin apa yang anda sampaikan tepat pada sasaran.? J. itu tidak bisa saya nilai sendiri. Apa yang saya sampaikan selalu terinspirasi dari masyarakat. Di distrik Baucau ini setiap bulan dan tahun jumlah umat Islam semakin bertambah. Tetapi itu bukan ukuran karena materi yang kami sampaikan, sebab itu urusan Allah.! P. apa yang anda harapkan dari radio komunitas islm.? J. saya berharap radio ini tetap eksis, sebagai sumber informasi bagi semua masyarakat Timor-Leste dan khususnya bagi umat Islam dari sisi dakwahnya.!
Nara Sumber
Muhammad Arifin
Idris Antonio Waruday Lokasi : Timor Leste Via
: Facebook, pada tanggal 20/03/2014 jam 12:52
P. apa yang dirasakan setelah rdio komunitas islam didirikan dibaucau.? J. suatu kebanggan tersendiri buat kita muslim disini karena ini bisa di jadikan sebagai ajang silaturahim bagi muslim di distrik baucau.! P. apakah dampak positif yang diberikan oleh radio komunitas islam terhadap masyarakat muslim di baucau.? J. dampak positif itu sudah pasti ada.! Yang pertama merupakan suatu kebanggan, karena sudah mempunyai radio islam. Yang kedua, dapat dijadikan sebagai ajang silaturahim bagi umat islam di baucau. Dan yang ketiga sebagai ajang sharing.! P. apakah anda setuju radio komunitas islam sebagai media dakwah bagi umat islam terutama di baucau.? J. bisa dikatakan seperti itu, Walaupun belum maksimal. masih banyak yang harus dibenahi diantranya: siarannya yang bernuansa islami seperti lagu-lagu religi dan harus ada ustadz yang membimbing dalam suatu kajian islam. Karena banyak mualaf yang harus mendapat bimbingan dalam ajaran islam seperti tata cara shalat, dan lain sebagainya. Artinya ada ustadz yang menjelaskan hala-hal demikian.! P. bagaimana dengan masyarakat muslim yang masih terlibat dalam ritual adat. Apa tindakan yang perlu dilakukan.? J. tindakan pertama memberikan pengetahuan agama dengan baik. Yaitu dengan menanamkan tauhid secara benar menurut ahlusunnah wal jama’ah untuk membendung ritual adat yang masih berbau mistis dan kesyirikan.! P. apa langkah lain yang perlu dilakukan oleh radio komunitas islam baucau.? J. yaa..tidak lain hanya dengan pendidikan atau dengan bahasa islam. Memberikan pemahaman tentang islam. Inilah islam memiliki tatanan tersendiri yang harus dijalankan bagi yang sudah muslim. Jadi setiap dai harus berani mengatakan dan menyampaikan berita tentaang islam tanpa ragu-ragu. Tapi dengan tutur kata yang baik, dan nasehat yang baik.!
P. apakah perlu pendekatan tertentu bagi muslim yang notabene mualaf.? J. ya layaknya seorang mualaf, atau seorang murid yang belum tau, disitulah kita mendidik dia supaya menjadi seorang muslim yang baik dan benar. Dan ini menjadi tugas radio komunitas islam sebagai media islam.! P. bagaimana dengan masyarakat di pelosok desa yang masih jauh dari sentuhan dakwah. langkah tepatnya seperti apa.? J. itu adalah PR bagi lembaga dakwah ti Timor-Leste dan kaum muslim Timor-Leste untuk bisa menjangkau pedesaan yang belum tersentuh dari dakwah. langkah tepatnya dengan menempatkan seorang da’i tentunnya. Sedangkan langkah dari radio komunitas islam, yaa dengan berkoordinasi dengan lembaga dakwah di TL untuk kajiannya, serta menjadi tali penyambung bagi para jamaah yang ada di pelosok untuk bisa mengakses lewat radio. Mungkin dilakukan tanya jawab dalam masalah agama.! P. sebagai masyarakat muslim di baucau, apa yang anda harapakan dari radio komunitas islam ini.? J. sebagai muslim di distrik, kami berharap kedepannya ya..lebih banyak lagi kajian-kajian islam untuk menambah wawasan kami tentang islam. Karena selama ini kajian tentaang keislaman kurang memadai. Yang kami inginkan ya..dasar-dasar pemahaman tentang akidah dan lain sebagainya.
Nara Sumber
Idris Antonio Waruday
{
Nomor
: Istimewa
Lampiran
: I Berkas
Perihal
: Pengajuan JudulSkripsi
Jakarta,2l Oktober2013
Aur rs/- ?nte
{n
ilM
KepadaYth, DewanPertimbangan SlcripsiUrN SyarifHidayatullah lakarta
lenbinbin2
DiTempat
VvViganeh, t"ta
AssIamu' alaik um lVarshmatull ahi lvabarakatuh Salamsejahtera dansilaturahmisayasampailian semogaBapak/Ibu dalamlindungan Allah SWT.,sertaselalusuksesdalammenjalankan aktivitassehari-hari.Selanjutnya saya yangbertandatangandi bawahini: Nama
: Edy Mahmr"rd
NIM
:106051100004
Semester : l5 Fakultas/ Jurusan: Ilmu DakwahdanIlmu Konrunikasi/ Jurnalistik Bermaksudmengajukan judul skripsi "PIIRANAN RADIO KOMUNITAS ISLAM DALAM PENGEMBANGAN DAKWAII ISLAMIYAH DI WILAYAH KEUSKUPAN BAUCAU (Timor-Leste)", proposalsl
Mengetahui
Penasehat Akademik
Pemohon
9r. Gun GunHeryanto.M.Si NrP. I 9760812200501 1005
:
I 0605
ri I
rr
tll
h,
q$rt t
KEMENTERIAN AGAMA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UN) SYARTFHIDAYATULLAH JAKARTA FAKULTASILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI I 74"103580 Telcpon/Fax: \02117432728
Ciputat15412lndonesia Jl. lr. H. JuandaNo.95
Website:rwrv.fdkuinialana.rc.id E-rnail: dakrvah,?lfdk.uiniakarta.ac.id
Jakarta,! Oktober2013
Nomor: Un.0l/F5/PP.00.9/ flSt tZOtl Lamp : 1 ( satu) bundel : Bimbingan Skripsi Hal
KepadaYth. Rubiyanah,IVIA DosenFakultasllmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif HidayatullahJakarta
Assalamu'alaikuntWr. Wb. Bersamaini kami sampaikansebuahout line skripsi yang diajukan oleh mahasisrva FakultasIlmu Dakrvahdanllmu KomunikasiUIN Syarif HidayatullahJakartasebagaiberikut,
Edy Mallnud Nama 106051 100004 Nomor Pokok Islam(KPI)/ Jurnalistik KomunikasidanPenyiaran Jurusan/I(onsentrasi XV (Limabelas) Semester Telp. 081310255924 FerananRadio Komunitas Islam dalamPengembanganDakwah Judul Skripsi Islamiyah di Wilayah KeuskupanBaucau(Timor-Leste). Karni mohon kesediaanrryauntuk membimbing mahasiswa tersebut dalarn penyusunandan penyelesaianskripsinyapadawaktu yang tidak terlalu lama. Demikian, atasperhatiandan kesediaannya kami sampaikanterima kasih. Wassalamu,' alaikum Wr. W. an. Dekan, Wakil DekanBidang Akademik
Dr. S
Tembusan: l. Dekan 2. KetuaKonsentrasiJurnalistik
rto, M.Ed.7 10330 199803I 004
.r I E
EE
ETI
q*gETE
KBMENTERIAN AGAMA UNIVERSITASISLAM NE-GERI(UIN) SYARIF HIDAYATULLATI JAKARTA FAKULTASILMU DAKWAHDANILMU KOMUNIKASI Telepon/Fax : (021\7432728/ 74i03580
No.95 Ciputat15412Indonesia Jl.Ir. H. Juanda
Nomor Lampiran . Hal
Website:rvu,rv.l'dkuiniakana.ac.i4, E-mail : dakrvaht2fdk.uiniakarta.ac.id
: un.Ol/Fs lPP.00.9 /qar^Tt3
Jakarta, O"""^ber2013 1!
: Izin Penelitian(Skripsi)
KepadaYth, PirnpinanRadio KomunitasIslam Baucau Timor Leste di Tempat Assalamu'alai kum llr. Wb. Dekan FakultasIlmu Dakwahdan Ilmu KomunikasiUIN SyarifHidayatullah Jakarta menerangkan bahwa: Nama Nonror Pokok 'l empal/Tanggal Lahir Semester' .lunrsau/Kousentrasi AIamat Telp.
Edy Mahmud 1 0 6 0 51 0 0 0 0 4 D i l i , T i m o rL e s t e , 0 lA g u s t u s1 9 8 4 XV (Limabelas) KomunikasidanPenyiaranIslam/ Jurnalistik Jl. SedapMalanr RT 05/017 Kel. PisanganKec. CiputatTinturTangsel 0813102s5924
adalahberrarnraltasisrva FakultasIhnu Dakrvalidan Ilmu Komurnikasi UIN S-varifI{ida,r'atullah .lakartayang akan nielaksanakan penelitian/rnencari data dalanr rartglta penulisart skripsi berjudul Peranctn Rctclio Kontunitas Islant dulant Pengenrbangan Daht'ah IsIamiyah'di ll/i|qtcthKettskupanBaucau (fintor-Leste). Seirubungan dengan itu, ciimohon kirapya BapalvIbuis
': Tenrbusan l. \\'akil DekanBidangAkadenrik l. Ketua.lurusan JLrrnalistik
u b h a n ,M A r l0 I 9930i I 001
/
g7t6gklpb0e https://id-mg6 I .mail.yahoo.com/neo/larnrch?.rand:ds
(1302 belumdibaca) - mahrrudedy- Yahoo Mail
1
Olahraga
Jawaban
Mobile I Lainrrya
Wffi
Awatffirov
sffiitrfrffi d
Tulis
(\ <{r +
fi u.pus E Pindahkan.! spam.
B
Lebihlanjut-
!6mua E Rubuhkan
dari FatimaFreitas(3) DistrikBaucaudan KondisiMasyarakatnya.
FmaiiMa$uk(13031 Draft(1)
Alwiah Binti Aly
EmailKeluar
Agt11Pada10:14PM
Ke Sava
Spam Sampah - Folder my loveBintiAly > Baru-baru
{"
menurut namasebuahdistrikyangberadadi llmor-leste. Baucaumerupakan artinya daribahasa"Makasae'yang namabaucauberasal setempat masyarakat kata"BacadanU".Bacaartinyasapi,danu artinyasatu.jadibaucauitu artinya nama portugis, baucaupernahberganti sapi".padamasapenjajahan "seekor yang inisesuaidengannamaorangportugis Vilasalazar menjadi"VilaSalazar". bergabung Timorportugis kakidisana'setelah pertimakalimenginjakkan inigantinamamenjadinamaaslinyayaitu namaVilaSalazar b"ng"n indonesial persegi danletakdi pantai. kilometer Bauiau.luaswilayahbaucau1.422.500 derajat11menit 126 antara terletak geografis baucau secara timorleste. utara +t menitbujurtimurdengan8 derajat25 menit bujurtimurdan126Oeralat administrasi batas-batas liniangselatandan8 deiajat42 menitlintangselatan. di denganSelatWetarIndonesia, *it"y"lniniadalahdi sebelahutaraberbatasan selatan sebelah dan manututo, distrik dengan berbatasan sebelahbarat dengandistrik timurberbatasan sebelah dengandistrikviquLque, berbatasan Lautemlospalos.
,rb,
karenaberadadi porosjalan. letakyangstrategis DistrikBaucaumemiliki penginapan hoteldanpelabuhan terdapat selain-itu danViqueque. Dili-Lautem perekonomian perkembangan untukmendukung tautyangdapatdimaniaatkan yang lebihluas udara juga lapangan memiliki baucau sendiri, OiOiitritiUauiau dapatdimanfaatkan.untuk mendatang daribandarudarakotaDili,yang-dimasa danmerupakan di wilayahbaucauberbukit-bukit sipil.Topografi kepentingan di pulautimor'dib.agian yangmemanjang bagiandlri gugusanpengunungan yangcukup--^ gunung-gunung initerdapat ten-gah danlelatanpbngunungan 2.350 (kuranglebih_tin-gginya ataugunungMatebian tingli yaitu"tonoH,tateniin 2.236meter)dan feto(kuranglebihtingginya "fohomatebian mei6risedangxan 1'555meter). FohoOsoala(kuranglebihtinnginya yanglebih musimpanas/kering distrikbaucaumemiliki Darisegikilomatologi musimkeringterjadipadabulanMeisampai p.ni"nd darimusim-hujan/basah. sampaibulan danmusimhujanterjadipadabulanDesember bulanliovember tahunanadalah26,9derajatcelciusdengansuhu rata-rata April.temperatur padabulanDesember' ierjadipadabulanAgustusdantertinggi terendah keadaansuhubu|ananinisangatdipengaruhio|ehmusimyangterjadidi Australia. kehidup.an umatMuslimdalammenjalankan baucaukhususnya Masyarakat padakondisi alamataucuacadaniklim tergantung sepenuhnya sehiri-hari kehidupan iktimdin cuacasangatmempengaruhi t<eidaan wilayahdibaucau. sedikitkesulitan masyarakat padamusimkemarau, misalnya majyarakat, wilayahbebatuan.berada. alr.trit inikarenabaucaumerupakan mendapatkan di wilayahini airlaut.di sisilain,musimkemarau diatasietinggianpermukaan antara musimmusimhujanyanghanyaberkisar ialnaciiOanOingkan cenderung bulan. tiga-lima tentuinisangatmemepengaruhikehidupansehari-hari'terutamauntuk airbersihadalah carauntukmendapatkan airbersih.situ-satunya menUapatfai denganmembe|iairme|a|uiperusahaanairbersihyangadadiwi|ayahbaucau. uang denganmengeluarkan bisadidapatkan airbirsihyangtelahdisediakan namun minggukedepa.nnya' beberapa [ts$|Oltangti,untukkeperluan sejumlah keperluan untuk dimanfaatkan dapat hujan pada hujan, air musim se'baliknya dalamsebuahwadahyang airhujanyangadaditampung mandidin mencuci. alr tetapmenggunaKan memasak namununtukkeperluan telahdisediakan, airbersih.adapunairbersihyangdi bersihyang dibelidariperusahaan kepada dialirkan yangkemudian melaluipipa-pipa oiehpemerintah sediakan denganbaik' warga.namunitutidsakberfungsi setiapperkampungan mendapatkan t"ri.Lt"n yangtirjadi sainpai3 atau4 hari,maksimalmasyarakat kali dalam 2-3 yang disediakan pipa-pipa bersih air Oaii suplaiairm-inum semrnggu. iitj
4
l of 1
t)is;]tilrlDdCC li.iar"loctA[':iYl*in
muslimbaucau lain,masyarakat kebutuhan adapununtukmemenuhi lainyangberada di bidangusahadagang.sebagian berkecimpung kebanyakan
PM 8112120141:59
-lai
I q01 https://id-mg61.rnail.yahoo.corr/neo/launch?.rand=0ands99ur
- Yahoo Mail ( 1302 belwn dibaca) - rnahrrnrdedy
1
Olahraga
Jawaban
Mobile I Laintya
;ffiffi Effii
Awal Wrot
t**
-d-l rutls EmsilMa$sk{t30:)
(
<<\ +
fiurprr
tsPindahkan- @spam-
@Lebihlanlut. ERubuhkan!6mua
dari Fatima Freitas(3) Distrik Baucaudan Kondisi Masyarakatnya.
Draft(1) EmailKeluar
Alwiah Binti Aly
Spam Sampah - Folder my loveBintiAly ) Baru-baru
Alwiah Binti Aly
BaucaLr meflipakannama sebuahrliitrik vffnq berf,da
Agt11 pada 10:14 PM Hari Ini pada 11:51AM
Ke Saya
Di bidangagrikulturBaucaumempunyaipertanianyang palingmaju di TimorLeste.selainmakananutamaberasdan jagung,daerahini juga merupakan penghasilkacang-kacangan, kacangtanah,ubi jalar,ubi kayu,kopra,kemiridan lainnya.diBidangpeternakansebagaianbesarmasyarakatmenggulutiusaha ternaksepertitemak sapi,kerbau,kambing,dombalainnya.sumberdaya manusiabaucauterdiridari berbagaisuku dan agamamayoritaskatolikroma' ,tl,l,l,jr,, data pendududktahun 1989mencatatpemelukagamakatholikmencapai 81,39%(570.674jiwa) dari keseluruhanpendududknya.oleh sebab itu terdapat berbagaitempatibadahsepertigerejadenganjumlah yang tidaksedikit.disana enam buah gerela42 terdapat91 tempatibadahagamakatholikmasing-masing kapeladan 43 tempatibadahdarurat.
,,W
sebagaimanusiayang memilikikeyakinanterhadapsuatu kepercayaannya' sebagianmasyarakatbaucaujuga memilikikeyakinanterhadapagama lslam. keberadaanagamaislamdi wilayahbaucauberdasarkankenyataansejarah' agama lslamdibawaholeh sekelompokpedagangArabyang datang ke pulau limor beberaparatustahun yang lalu untuk berdagangdan kemudianmenetap di pulau Timor.namun ada juga yang mengisahkanbahwa lslamyang beradadi wilayahbaucaudibawakanoleh para pelautmakasaryang melakukankegiatan menangkapikandan kemudianmenetapdi wilayahpinggiranpantaibaucau. oleh karenaitu ada kemiripanantaranama"Makasardan bahasa"Makasae" yang merupakanbahasadaerahsetempat. Masyarakatlslamatau Muslimbaucausamasepertimasyaraktmuslimdi tempat lainnyadi luar pulau timor.merekamemilikikesibukantersendiribaik dalam menjalankankehidupansehari-hari,maupunkehidupandi bulan suci Ramadhan.bagi umat muslimbaucauRamadhanadalahbulan yang suci' walaupunmerekatidak begitupaham,namunkebiasaandibulansuci Ramadhan bahwamomentumRamadhanadalahsesuatuyang lain telah mengisyaratkan daripadayang lain dan tidak bolehdilewatkansaja.ini dapat dilihat dari berbagaikesibukanterutama para ibu dan wanitamuda dalam menyiapkan makananuntuk berbuka bagi parajama'ahyang biasanyamelakukankegiatan ibadahsambilmenungguwaktuberbuka. yang beradadi wilayahdistrik,apalagipelosok' sebagaimasyarakatmuslim suasanaRamadhandi distrikbaucauberjalanapa adanya.sedangkanuntuk kegiatandakwahmengalamipeningkatan.rutinitasdakwahdi masjidAl-Amaldi mulaisetelahsholatmagrib.sedangkankegiatansepertiengajianbersama, dan membacaFadl Amal untuk parajama'ahyang telah tausiyah/ceramah, melakukanibadahdi situ. Intentitasdakwahdibulansuci Ramadhanini bertambah,takkalautusanparajama'ahtablighdi datangkandariDilioleh Cencistiluntuk membimbingparajama'ahdiwilayahitu hinggaakhir Ramadahn. untuk generasimuslimnya,sekarangsudahalhamdulillah.banyakremaja baucauyang telah memelukagamalslam,meskipunpembinaanterhadap merekamasihkurang,itu bisadipahami.mungkinbelum saatnyasaja dan masih terbayangdengan kepercayaankatholikyang dianutsebelumnya.namun,ada keseriusanyang merekatunjukanketikatelah memeluklslam'terbuktimereka menempatiasramayang ada di MasjidAl-Amal,dan mengikutiaemua kegiatan termasukperaturannya.bagi merekayang sudah paham,tidakjarang Adzan,dan ada juga yang bertindaksebagaiimam,terlebih mengumandangkan sholatDzuhurdan sholatAshar.karenauntuk sholatmagrib,lsya dan Subhu langsungdipimpinsamaorang-orangyang biasanyamenjadiimamdi masjid Al-Amal.
irlEil l}'1i)rici; i*
r1
'q
ofl
tiiirtl){-;itA[':..i'r it{.rn
kalauuntuk kegiatanlain, masihada sedikitpengaruhkulturTimoryang biasa hampirsemua dikenaldenganAdat.ini hal yangpalingsulituntukdihindari, orang masihmenjalankanupacaraadat.orangtuasayakhususnya,bapak masih percayadenganitu. walaupunsudah muslim,katanyaitu adalahagamanenek moyangyang kalau ditinggalkanbisa membawabencana.kalau kita yang sudah
8ll2l20l42:01PM
, , i-
.1W
W; tffi
' r l' :hi -i/ - , . : ' R K I B
'tj&s.Wk - 4qffie "* ,- NftiiK*
%**
C,lafa
vr Y\ ' 'ABABIL
SURAT KETERANGAN No. O1/RKIB/XIV2013 Yang bertandatangan di bawah ini meneranskanbahwa :
Nama
Edy Mahmud
NIM
106051100004
Fakultas
Ilmu Dakwahdan Ilmu Komunikasi
Jurusan
.Iurnalistik
Universitas
Islam NegeriSyarifHidayatullahJakarta
Telah melakukanwawancaradenganDirektur Radio Komunikasi Islam Baucau,Sdr. Syamsul Bahri Ribeiro, guna penyusunanskripsi dengan judul "Peranan Radio Kontunitas Islant Baucau dalam Kegiatan Dakwah Islamiyah di Wilayah KeuskupanBaucau (Timor Leste)". Demikian surat keteranganini dibuat untuk dipergunakansemestinya.
I
.I
Ribeiro
,dE*ga
(n[ora Segu
:;
ffi
fr.nor'Lest
oFvkrFffi
= RADIO LICENSI STING STATION
'l'I
.ffi
f i^.ncm
BC0{X}IBC
j
'rlidi$ expirts ol r : 01 Decemher2011
{,,(.}^J,
/
I
nnl
K me
:
RadioSuaraABABIL I Baucau Rua Vilanova Trilolo'
Licensee address :
t,
Broadcasting Type of Broadcast : Sound
: BROADCASTING 4
ypeof sYstem
f
a
z 0I December2010
suedon
fugufatuy'Lutfnrity offtwt "Leste
W
fw Corruffica1
rdio lieenseNo' :
ntiotts Commur,'a
lffi
, rlou
125'34"00'E 08"34'00's
Bauca Vila
ffi
S
E:-trere
,crninrn*t(s) Designation ffi"d f"equencies Number of Enission rrChannels
Transmitt er Power
(w)
Gdi.t "f Coverage Area ,
Rtdinted Power
I IsOKF3E
I
332 dBw
200
ReferenceRegional Plan(s) : EASTTIMOR \\
^-r^\^^
\
','t
20 \
\-d
I
ffi
t
I
Mrde in
lJ
Attachment File
Remarks:
o neYear f )uration Tq
r-
_T
V
\ss5/ fi
Tower Hergtrr tu r) t0
Serial No.
Model
erm
-i-
...-._--
fi,
Station Coordinetes
Site Nameol Area Name
l01.3MHZ
r
l_
-Type
APProval I leference :femporary
'fi
-
ffi# 7
!,rUl' l Celr -
i;
'egralpart of this R adio License
tfications of the rodio rrltwork is an inl Note: APProvtd technical sPect
'4
I