Peranan Psikolog Dalam Menangani Penderita Nyeri Psikologi Di Rumah Sakit Siska Adinda Prabowo Putri Fakultas Psikologi Universitas AKI
Abstract This article aims to discuss how the role of a
psychologist in dealing with
the
psychological pain patients in the hospital and how to provide appropriate treatment for these patients are. The psychologist examines them by conducting interviews and psychological tests. The treatments for this patient are non pharmacology of distraction, behavior therapy such as relaxation and psychotherapy with cognitive therapy. The appropriate treatment for patients with psychological pain can speed up the healing process.
Key words : psychological pain patients, a psychologist
temannya. Sebaliknya jika penderita nyeri
Pendahuluan Nyeri
adalah
pengalaman
yang
psikologi ini diberikan kata-kata yang
sangat pribadi.Penderita adalah satu-satunya
menentramkan dan menyenangkan maka
yang dapat menceritakan seberapa kuat nyeri
rasa nyeri tersebut akan berkurang.
yang dideritanya. Pengalaman nyeri bukan
Kecemasan
itu
menyebabkan
dari jaringan tubuh yang terkena saja, tetapi
menjadi
banyak hal lain ikut menentukan salah
menimbulkan nyeri pada tengkuk, kepala
satunya
ataupun
psikologi.
Menurut
tegang
fisik,
dapat
hanya akibat rangsangan yang mengganggu
problem
nyeri
sendiri karena
sehingga
punggung.Selain
otot dapat
itu
menurut
Kristyawati (2005) bahwa pada umumnya
Bromley (1985) depresi dapat menyebabkan
nyeri dirasakan lebih keras jika terdapat juga
gangguan fisik seperti nyeri yang dapat
kecemasan,
mengakibatkan
depresi
maupun
kesepian.
kemunduran
Penderita dengan keluhan nyeri psikologi ini
mengganggu
akan merasakan nyeri yang lebih hebat jika
ditambahkan pula oleh Peenbaker dkk
dihindari
(1988)
-80-
oleh
keluarga
dan
teman-
bahwa
aktivitas
dan
gangguan
sehari-hari –
gangguan
Peranan Psikolog dalam Menangani Penderita Nyeri Psikologi di RS (Siska APP)
psikologis yang berhubungan dengan emosi
pengalaman buruknya.Perasaan tak enak
dapat menimbulkan masalah – masalah
tersebut
kesehatan.
peristiwa itu terlupakan dan ini dapat
Untuk
menerangkan
dapat
bertahan
lama
setelah
bagaimana
menumpuk kemudian menjadi kejadian
emosi dapat mengganggu badan, dapat
nyeri psikologi. Penelitian menunjukkan
diambil contoh sehari-hari misalnya : orang
bahwa orang – orang yang lanjut usia, nyeri
yang malu menjadi merah mukanya, air
adalah
mata mengalir sewaktu orang sedih, orang
depresi yaitu perasaan putus asa dan tidak
menjadi
berguna lagi.
pucat
dan
gemetar
sewaktu
ketakutan dan sebagainya. Seseorang yang mendapatkan
pengalaman
Gangguan
tersembunyi
nyeri
dari
psikologi
suatu
pada
tidak
orang yang tidak stabil dapat disebabkan
kehilangan
bukan hanya oleh stress yang luar biasa
pekerjaan, kehilangan orang yang dikasihi,
tetapi juga oleh kejadian sehari – hari
dikecewakan orang yang dipercayai atau
misalnya : rumah tangga yang sibuk, terlalu
bahkan penolakkan seksual. Pengalaman –
banyak orang didalam satu rumah, memiliki
pengalaman
dapat
anak yang nakal, suami atau isteri yang
mengakibatkan perasaan tidak enak yang
egois dan tidak dapat menyesuaikan diri atau
lama
ada
mau menang sendiri. Berikut ini beberapa
menyadari
peristiwa yang dapat menimbulkan nyeri
menyenangkan
pada
kemungkinan hubungan
misalnya
semacam
diri
yang
bentuk
:
ini
seseorang
individu antara
tidak perasaan
dan
dengan
psikologis :
PERISTIWA Kematian pasangan Kehamilan diluar nikah Kematian orangtua Perceraian Kematian keluarga dekat (selain orangtua) Kematian teman dekat Perceraian orangtua Hukuman penjara Cedera tubuh/penyakit berat Gagal menyelesaikan studi Pernikahan PHK (Pemutusan Hubungan Kerja) Kehilangan bantuan keuangan untuk sekolah/beasiswa Gagal menjalani pendidikan penting
SKOR 100 92 80 73 70 65 63 61 60 58 55 50 48 40
-81-
Majalah Ilmiah INFORMATiKA Vol. 1 No. 1, Januari 2010
Gangguan seksual Perselisihan serius dengan orang penting Sanksi akademis Perubahan jurusan bidang studi Pergantian teman kencan Peningkatan beban studi Keberhasilan pribadi yang terlalu menyolok Semester pertama kuliah Konflik serius dengan dosen/atasan Perolehan nilai kuliah lebih rendah dari yang diharapkan Perubahan ditempat kuliah Perubahan aktivitas sosial Perubahan jadwal tidur Perubahan kebiasaan makan Pelanggaran hukum ringan
45 40 39 37 36 31 29 28 27 25 24 22 21 19 15
Sumber : Life & Health
Landasan Teori
Perilaku nyeri Respons terhadap adanya stimulasi
Nyeri Menurut
International
kerusakan dibagi menjadi 2 bagian, yaitu
Association for the Study of Pain (dalam
pengalaman nyeri yang bersifat subjektif dan
Potter & Perry, 2005) nyeri didefinisikan
perilaku yang dapat diobservasi.Kata nyeri
sebagai perasaan sensori dan emosional
digunakan untuk menyatakan pengalaman
yang
yang
yang tidak menyenangkan yang bersifat
berhubungan dengan kerusakan jaringan
subjektif. Sementara perilaku yang dapat
atau potensial yang menyebabkan kerusakan
diobservasi
jaringan. Sementara itu menurut Brunner &
(Fields,1987). Menurut Fordyce (1976),
Suddarth (2001) nyeri terjadi bersamaan
perilaku nyeri dapat berupa :
dengan terjadinya proses penyakit atau
a. Respon verbal, seperti : mengeluh,
bersamaan dengan beberapa pemeriksaan
mendesah, merintih, dan mengadukan
diagnostic atau pengobatannya selain itu
nyeri yang dialami
tidak
The
menyenangkan
menurutnya nyeri juga sangat mengganggu dan
menyulitkan
lebih
daripada penyakit apapun.
banyak
orang
disebut
perilaku
nyeri
b. Respon non verbal, seperti : wajah tegang,
keresahan,
sudut
mulut
dilengkungkan kebawah, terlihat sedih, terlihat ketakutan, bibir berkerut dan dagu bergetar.
-82-
Peranan Psikolog dalam Menangani Penderita Nyeri Psikologi di RS (Siska APP)
c. Sikap badan dan isyarat meliputi :
4. Kurang adanya perhatian / dukungan.
menggosok-gosokkan bagian tubuh yang
Seseorang merasa diperhatikan oleh
nyeri, immobilisasi dan menyeringai
lingkungan jika mengeluh nyeri dan
d. Perilaku yang berbeda dengan keadaan
perhatian itu tidak ada jika keluhan nyeri
normal
meliputi
:
beristirahat
dan
tidak ada.
berbaring secara berlebihan. Menurut Kristyawati (2005) bahwa
–
Faktor
faktor
yang
penderita dengan gangguan nyeri psikologi
perilaku nyeri psikologi
dapat dibagi menjadi beberapa kriteria ,
1. Jenis kelamin
yaitu:
mempengaruhi
Pada umumnya wanita menunjukkan
1. Penderita
yang
mengeluh
tentang
ekspresi emosional yang lebih kuat pada
badannya tetapi melalui pemeriksaan
saat nyeri. Menangis misalnya, adalah
fisik dan laboratorium tidak ditemukan
hal atau perilaku yang sudah dapat
penyakit
diterima pada wanita sementara pada
organic
yang
dapat
menyebabkan gejala – gejala tersebut. 2. Terdapat kelainan organic tetapi terdapat juga gejala – gejala lain yang timbul
laki-laki hal ini dianggap hal yang memalukan (Lewis, 1983) 2. Usia
bukan disebabkan penyakit organic itu
Usia merupakan variabel penting
tetapi karena factor psikologik. Jadi
dalam merespon nyeri. Cara lansia
factor psikologi ini muncul karena
merespon nyeri dapat berbeda dengan
penyakit organic, misalnya : seseorang
orang yang berusia lebih muda. Lansia
dengan
cenderung
kelainan
jantung
sangat
keadaannya
atau
menahan nyeri yang berat dalam waktu
sangat
yang lama sebelum melaporkannya atau
khawatir penyakitnya menjadi semakin
mencari perawatan kesehatan (Brunner
parah.
& Suddarth, 2001)
mencemaskan seseorang
3. Murni
menderita
karena
kanker
gangguan
psikologis.
Gangguan ini tampak jika rasa nyeri
mengabaikan
nyeri
dan
3. Budaya Budaya
mempunyai
pengaruh
semakin hebat dengan adanya suatu
bagaimana seseorang berespon terhadap
konflik atau problem psikologis.
nyeri.
Menurut
penelitian
yang
dilakukan oleh Zborowski (dalam Niven, -83-
Majalah Ilmiah INFORMATiKA Vol. 1 No. 1, Januari 2010
1994) ekspresi perilaku nyeri psikologi
mereka sebagai individu yang dapat
berbeda antara satu kelompok dengan
mengendalikan lingkungan mereka dan
kelompok yang lain di satu lingkungan
hasil
rumah
tersebut
nyeri.Sebaliknya individu yang memiliki
dianggap terjadi akibat sikap dan nilai
lokus kendali eksternal, mempersepsikan
yang
factor-faktor lain didalam lingkungan
sakit.
dianut
Perbedaan
oleh
kelompok
etnik
tersebut.
akhir
suatu
peristiwa
seperti
mereka seperti perawat sebagai individu
4. Ansietas (kecemasan)
yang bertanggungjawab terhadap hasil
Menurut Racham dan Philips (dalam Niven,1994)
ansietas
(kecemasan)
akhir peristiwa. Individu yang memiliki lokus
kendali
internal
melaporkan
mempunyai efek yang besar terhadap
mengalami nyeri yang tidak terlalu berat
kualitas maupun terhadap intensitas
daripada individu yang memiliki lokus
pengalaman nyeri. Ambang batas nyeri
kendali eksternal (Potter & Perry,2005)
berkurang karena adanya peningkatan rasa cemas dan ansietas menyebabkan
7. Dukungan sosial dan keluarga Individu
yang
mengalami
nyeri
terjadinya lingkaran yang terus berputar
seringkali bergantung kepada anggota
karena
keluarga
peningkatan
ansietas
akan
atau
teman
dekat
untuk
menyebabkan peningkatan sensitivitas
memperoleh dukungan, bantuan dan
nyeri.
perlindungan. Walaupun klien tetap
5. Pengalaman masa lalu
merasakan nyeri tetapi adanya dukungan
Cara seseorang berespon terhadap
sosial dan keluarga akan mengurangi
nyeri adalah akibat dari banyak kejadian
rasa kesepian dan ketakutan (Potter &
nyeri selama rentang kehidupannya.
Perry,2005)
Individu yang mengalami nyeri selama berbulan-bulan
atau
bertahun-tahun
dapat menjadi mudah marah, menarik diri
dan
depresi
(Brunner
&
Suddarth,2001)
Pemeriksaan untuk mengetahui nyeri psikologi dilakukan dengan cara wawancara dan psikotes. Menurut Kristyawati (2005)
6. Pola koping Individu
Pemeriksaan Nyeri Psikologi
untuk wawancara, psikolog memberikan lokus
pertanyaan sedemikian rupa sehingga tidak
kendali internal mempersepsikan diri
hanya sekedar menjawab “ya” atau “tidak”
-84-
yang
memiliki
Peranan Psikolog dalam Menangani Penderita Nyeri Psikologi di RS (Siska APP)
saja. Berikut ini pedoman singkat yang
Ada beberapa cara yang dapat
dipakai tahap wawancara :
digunakan
1. Faktor sosial dan ekonomi
gangguan nyeri psikologi ini, diantaranya :
Seperti : adakah problem pekerjaan, kesukaran
ekonomi
(terkena
PHK,
psikolog
dalam
menangani
a. Non farmakologis Dengan
distraksi,
yaitu
teknik
terlalu banyak angsuran), pekerjaan yang
mengalihkan perhatian klien ke hal lain
tidak tentu serta bagaimana hubungan
terutama hal yang menyenangkan dengan
dengan anggota keluarga dan orang lain.
tujuan untuk menurunkan kewaspadaan
2. Faktor perkawinan
terhadap
nyeri
bahkan
meningkatkan
Bagaiman hubungan dengan pasangan,
toleransi terhadap nyeri. Salah satu teknik
adakah perselisihan, perceraian atau
distraksi
kekecewaan dalam hubungan seksual
music (Potter & Perry, 2005).
3. Faktor kesehatan Adakah
adalah
dengan
mendengarkan
Teknik-teknik pengalihan mengurangi
penyakit
menahun
yang
nyeri denganmemfokuskan perhatian pasien
seringkali menimbulkan perasaan takut
pada stimulus lain dan menjauhi nyeri.
mati, adakah penyakit berbahaya seperti
Menonton
: kanker, kecacatan menetap
mendengarkan
4. Faktor psikologi Adakah
televisi,
membaca
musik
dan
buku,
melakukan
percakapan adalah contoh-contoh umum
anxiety,
mood
disorder,
adjustment disorder atau depresi
pengalihan
(Price
&
Wilson,
2005).
Smeltzer& Bare (2001) menyatakan bahwa seseorang yang kurang menyadari adanya
Pada
psikotes
untuk
nyeri atau memberikan sedikit perhatian
ganggguan
mengenai nyeri akan sedikit terganggu oleh
antara lain : Beck Depresion
nyeri dan lebih toleransi terhadap nyeri.
Invetory (BDI), Taylor Manifest Anxiety
Distraksi diduga dapat menurunkan persepsi
Scale (TMAS), Tes Rorschach, Tes Grafis,
nyeri dengan menstimulasi sistem kontrol
Thematic Aperception Test (TAT).
desendens,
mengungkapkan psikologi,
yang
digunakan
adanya
yang
mengakibatkan
lebih
sedikit stimulasi nyeri yang ditransmisikan Penanganan Nyeri Psikologi
ke otak. Perry & Potter (2005), mengemukakan salah satu distraksi yang paling efektif -85-
Majalah Ilmiah INFORMATiKA Vol. 1 No. 1, Januari 2010
adalah musik, yang dapat menurunkan nyeri
tahan kulit, dan juga akan menghambat
fisiologis, stres dan kecemasan dengan
proses digestif dan seksual. System saraf
megalihkan
dari
parasimpatetis menstimulasi turunnya semua
nyeri.Guzzeta dalam (Perry &Potter, 2005),
fungsi yang dinaikkan oleh system saraf
menyatakan
bahwa
terbukti
simpatetis dan menstimulasi naiknya semua
menunjukkan
efek,
yaitu
menurunkan
fungsi yang diturunkan oleh system saraf
jantung,
mengurangi
simpatetis. Selama sistem-sistem berfungsi
kecemasan dan depresi, menghilangkan
normal dalam keseimbangan, bertambahnya
nyeri, menurunkan tekanan darah dan
aktivitas system yang satu akan menghambat
mengubah
harus
atau menekan efek system yang lain. Pada
didengarkan minimal 15 menit agar dapat
waktu individu mengalami ketegangan dan
memberikan efek terapeutik.
kecemasan yang bekerja adalah system saraf
b. Relaksasi
parasimpatetis dengan demikian relaksasi
frekuensi
Dasar
perhatian
denyut
persepsi
teori
seseorang
musik
waktu.Musik
relaksasi
ini
menurut
dapat menekan rasa tegang dan rasa cemas
Kristyawati (2005) adalah pada system saraf
dengan
cara
manusia terdapat system saraf pusat dan
counter
conditioning
system saraf otonom. Fungsi system saraf
(Prawitasari,1988).
pusat
adalah
mengendalikan
gerakan-
resiprok
sehingga dan
timbul
penghilangan
Apabila individu melakukan relaksasi
gerakan yang dikehendaki, misalnya :
ketika
gerakan tangan, kaki, leher, jari-jari dan
kecemasan, maka reaksi-reaksi fisiologis
sebagainya. system saraf otonom berfungsi
yang dirasakan individu akan berkurang
mengendalikan
yang
sehingga ia akan merasa rileks. Apabila
otomatis, misalnya fungsi digestif, proses
kondisi fisiknya sudah rileks, maka kondisi
kardiovaskuler,
dan
psikisnya juga tenang. Menurut Brunner &
sebagainya. system saraf otonom terdiri dari
Suddarth (2001) teknik relaksasi ini dapat
system saraf parasimptetis yang kerjanya
dilakukan
saling berlawanan. System saraf simpatetis
memejamkan matanya dan bernafas dengan
bekerja
meningkatkan
atau
perlahan dan nyaman. Irama yang konstan
memacu
organ-organ
memacu
dapat dipertahankan dengan menghitung
meningkatnya detak jantung dan pernafasan,
dalam hati dan lambat bersama setiap
menurunkan temperature kulit dan daya
inhalasi( masuknya O2 ke paru-paru ) dan
-86-
gerakan-gerakan
gairah
seksual
rangsangan tubuh,
ia
mengalami
dengan
ketegangan
cara
atau
penderita
Peranan Psikolog dalam Menangani Penderita Nyeri Psikologi di RS (Siska APP)
ekshalasi ( keluarnya CO2 dari paru-paru ).
Penelitian yang dilakukan Dewi (1998)
Teknik relaksasi ini sangat efektif terutama
menunjukkan bahwa relaksasi dapat
pada pasien nyeri kronis.
menurunkan ketegangan pada siswa
Bentuk relaksasi ada bermacam-macam, antara lain :
relaksasi
otot, relaksasi
sekolah penerbang. 2.
Masalah-masalah
yang
berhubungan
kesadaran indera, dan relaksasi melalui
dengan stres seperti hipertensi, sakit
hipnosa,
yoga
maupun
meditasi
kepala, insomnia dapat dikurangi atau
(Taylor,1995).
Relaksasi
diobati dengan relaksasi. Penelitian
adalah salah satu teknik didalam terapi
Hoelscher dan Lichstein (1986) serta
perilaku yang dikenalkan oleh Jacobson
Karyono (1994) menunjukkan bahwa
seorang psikolog dari Chicago, teknik yang
relaksasi dapat menurunkan tekanan
disebutnya
darah
transcendental
relaksasi
progressive
untuk
systolic
dan
diastolic
pada
mengurangi
ketegangan
otot.
Jacobson
penderita hipertensi.Selanjutnya Weil
berpendapat
bahwa
semua
bentuk
dan Goldfried dan Davidson (dalam
ketegangan termasuk ketegangan mental
Utami,
didasarkan (Sheridan seseorang
pada dan
konstraksi
2002)
bahkan
telah
dari
otot
membuktikan keberhasilan penggunaan
Radmacher,1992).
Jika
relaksasi pada penderita insomnia yang
dapat
diajarkan
untuk
merelakskan otot mereka, maka mereka
berusia 11 tahun. 3. Mengurangi tingkat kecemasan. Beberapa
benar-benar rileks.Seseorang yang tetap
bukti
mengalami
atau
individu dengan tingkat kecemasan
emosional, sementara otot mereka relaks
yang tinggi dapat menunjukkan efek
adalah orang yang mengalami ketegangan
fisiologis
semu.
relaksasi.
ketegangan
mental
Ada banyak manfaat nyata dari latihan relaksasi. melaporkan
Burn
(dalam
beberapa
Utami,
keuntungan
4.
telah
Mengurangi
menunjukkan
positif
melalui
perilaku
tertentu
bahwa
latihan
yang
2002)
sering terjadi selama periode stres
yang
seperti mengurangi jumlah rokok yang
diperoleh dari latihan relaksasi, antara lain:
dihisap, konsumsi alkohol, pemakaian
1. Relaksasi akan membuat individu lebih
obat-obatan,
mampu berlebihan
menghindari karena
reaksi adanya
dan
makan
yang
yang
berlebihan. Penelitian yang dilakukan
stres.
oleh Sutherland, Amit, Golden dan -87-
Majalah Ilmiah INFORMATiKA Vol. 1 No. 1, Januari 2010
Rosenberger (dalam Walker dkk, 1981) membuktikan bahwa relaksasi dapat
5.
6.
Berdasarkan
dilakukan oleh Suyatmo dkk (2009) tentang
Meningkatkan penampilan kerja, sosial,
Pengaruh Relaksasi Otot dalam menurunkan
dan ketrampilan fisik. Hal ini mingkin
Skor Kecemasan T-TMAS pada Mahasiswa
terjadi
Menjelang
Ujian
tingkat ketegangan.
Akademi
Keperawatan
Kelelahan, aktivitas mental, dan atau
Yogyakarta didapatkan hasil bahwa ada
latihan fisik yang tertunda dapat diatasi
penurunan kecemasan dari pre test ke post
lebih
test.
sebagai
cepat
Kesadaran
hasil
dengan
pengurangan
menggunakan
9.
Stewart
diri
tentang
keadaan
(dalam bahwa
Program
D1
Notokusumo
Hartanti, prosedur
2005), relaksasi
adalah sebagai berikut: pertama-tama klien
sebagai hasil latihan relaksasi, sehingga
menarik nafas dalam dan mengisi paru-paru
memungkinkan
individu
untuk
dengan udara dalam hitungan 1 sampai 3,
ketrampilan
relaksasi
lalu perlahan-lahan dihembuskan sambil
untuk timbulnya rangsangan fisiologis.
membiarkan tubuh menjadi kendor dan
Relaksasi merupakan bantuan untuk
merasakan betapa nyaman hal tersebut, klien
menyembuhkan penyakit tertentu dan
bernafas dalam irama normal sampai 3 detik,
operasi.
lakukan kembali hal tersebut dan perawat
Konsekuensi fisiologis yang penting
meminta klien untuk konsentrasi pada
dari relaksasi adalah bahwa tingkat
daerah tubuh yang terasa hangat dan ringan.
harga diri dan keyakinan diri individu
Setelah
meningkat sebagai hasil kontrol yang
dianjurkan
meningkat terhadap reaksi stres.
contoh relaksasi yang dilakukan dapat
10. Meningkatkan hubungan interpersonal. Orang
yang
rileks
dalam
situasi
interpersonal yang sulit akan lebih berpikir rasional.
-88-
menyatakan
Akhir
fisiologis seseorang dapat meningkat
menggunakan
8.
yang
membantu mengurangi meroko.
latihan relaksasi. 7.
penelitian
klien
merasa
bernafas
rileks,
pasien
pelan-pelan.Adapun
dilihat pada gambar dibawah ini :
Peranan Psikolog dalam Menangani Penderita Nyeri Psikologi di RS (Siska APP)
Gambar 1
Gambar 2
telah menunjukkan efektivitas terapi kognitif untuk treatmen penderita depresi. Salah satu
c. Psikoterapi ( terapi kognitif ) Psikoterapi yang efektif untuk mengatasi
hasil penelitian mengenai penderita depresi
gangguan psikologi seperti : depresi dan
sedang
kecemasan yang dianggap sebagai pencetus
diantaranya adalah mengenai bunuh diri dan
nyeri psikologi adalah terapi kognitif.Apa
telah mengalami depresi secara intermiten
yang dipikirkan seseorang tentang nyeri
atau terus – menerus selama 8 tahun
yang dialaminya memberikan pengaruh
memperlihatkan bahwa pasien yang diobati
terhadap
terhadap
dengan terapi kognitif saja mempunyai
seberapa besar nyeri yang dia rasakan.
angka pemulihan yang lebih besar, angka
Pikiran
akan
kegagalan yang lebih kecil dan angka
memfokuskan perhatian seseorang terhadap
perbaikan yang lebih cepat dibandingkan
aspek
penderita
kehidupannya
negative
yang
tidak
dan
tentang
nyeri
menyenangkan
dan
membuat nyeri yang dirasakan bertambah buruk
(
DiMetteo,1991).
Pemberian
hingga
yang
berat,
diobati
merupakan
meningkatkan cara berfikir klien dengan
gejala
depresi
mengarahkan
dibandingkan
memahami
dengan
terapi
Burns (1988) menyatakan bahwa terapi kognitif
untuk
besar
antidepresi saja ( Rush dalam Herink,1980 ).
intervensi terapi kognitif ini adalah untuk
klien
sebagian
cara
penyembuhan
yang
revolusioner
dengan
psikoterapi
masalah yang dihadapinya. Klien diyakinkan
konvensional maupun terapi obat-obatan.
bahwa ia memiliki kemampuan untuk
Penelitiannya
berperilaku normal ( Tailor,1995 ).
depresi
Menurut
Beck
(dikutip
terhadap
berat
beberapa
menunjukkan
kasus berhasil
menyembuhkan 74 % kasus selama 12
Kristyawati,2005) secara khusus mengupas
minggu
penanganan
secara kritis peran kognisi pada gangguan
kognitif.Penelitian serupa juga dilakukan
neurotic yaitu teori kognitif untuk gangguan
oleh
emosional. Sejumlah penelitian psikoterapi
mahasiswa
Retnowati yang
(1990)
dengan
terapi
terhadap
mengalami
para
depresi, -89-
Majalah Ilmiah INFORMATiKA Vol. 1 No. 1, Januari 2010
diberikan terapi kognitif dengan model
depresif ringan sampai sedang atau bersama-
pendekatan kelompok.Hasil penelitiannya
sama dengan anti depresan untuk gangguan
menunjukkan bahwa terdapat penurunan
depresif
symptom depresi dari kategori sedang
digunakan pada kondisi lain seperti :
menjadi normal setelah dilakukan terapi
gangguan
panic,
kognitif secara kelompok selama 6 minggu.
kompulsif
dan
Louis dkk (1996) meneliti dampak terapi kognitif
untuk
depresi
dan
hasilnya
berat.
Terapi
ini
juga
gangguan gangguan
telah
obsessive kepribadian
paranoid dan gangguan somatoform (Kaplan dkk,1997).
menunjukkan aspek khas terapi kognitif yaitu terapis memfokuskan pada distorsi kognisi
berkorelasi
Kesimpulan
dengan
Peranan psikolog dalam mengatasi
depresi.Demikian juga Adele dan Jennifer
penderita nyeri psikologi ini sangatlah
(1988) meneliti terapi kognitif untuk depresi
besar.Penderita nyeri psikologi ini tidaklah
menghasilkan perbaikan pola depresi pada
semata-mata
akhir perawatan.Pengaruh keahlian terapis
menggunakan
diteliti oleh Brian dkk (1999) yang meneliti
namun juga harus ada penanganan secara
keahlian terapis berhubungan dengan hasil
psikologis.
perawatan terapi kognitif untuk depresi dan
secara psikologis pada penderita nyeri
hasilnya kemampuan ahli terapi dapat
psikologis ini dapat dilakukan dengan
menurunkan tingkat depresi.
berbagai
Penelitian ini diperkuat oleh Joyce dan
mampu
teratasi
pengobatan
medis
Adapun bentuk
cara,
yaitu:
dengan saja,
penanganan
nonfamakologis,
relaksasi ( behaviour therapy ) serta
Paykel (dalam Lindsay dan Powel,1995)
psikoterapi
yang membuktikan bahwa symptom yang
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan
diberi treatmen obat tidak sebaik treatmen
oleh para ahli diatas ternyata pengobatan
yang menggunakan terapi kognitif untuk
secara
gangguan depresi. Pemberian intervensi
nonfarmakologis, relaksasi maupun terapi
terapi
kognitif
kognitif
yang
dilakukan
secara
(
cognitive
psikologis
ini
therapy).
baik
memiliki
korelasi
secara
tingkat
kelompok hasilnya sama efektif dengan bila
kesembuhan pada pasien / penderita lebih
diberikan secara individual (Scott dan
besar
Stradling,1990).
medis semata.
Terapi
kognitif
dapat
digunakan sendiri dalam terapi gangguan -90-
dibandingkan
pengobatan
secara
Peranan Psikolog dalam Menangani Penderita Nyeri Psikologi di RS (Siska APP)
Daftar Pustaka Brunner & Suddarth. 2001. Buku Ajar Medikal Bedah. Volume 1, Edisi 8.Jakarta : EGC DiMetteo,N.R. 1991. Health Psychology.California : Wadsworth, Inc Fordyce,W.E. 1997. On The Nature of Illness & Disability. Clinical Orthopedics & Related Research,336,47-51 Fields. 1987. Pain. USA : McGraw – Hill Company Hoelscher,T.J., Lichstein,K.L & Rosenthal,T.L. 1986. Home Realxation Practice in Hypertension Treatment : Objective Assesment & Compliance Induction. Journal of Consulting & Clinical Psychology Karyono.1994. Efektivitas Relaksasi dalam Menurunkan Tekanan darah pada Penderita Hipertensi Ringan.Tesis.Yogyakarta : Program Pasca Sarjana Universitas Gadjah Mada Kaplan,H.I., Sadock,B.J.F., Grebb,J.A. 1997. Kaplan & Sadock Sinopsis Psikiatri Ilmu Pengetahuan Perilaku Psikiatri Klinis. 7th ed. Jakarta : Bina Aksara Kristyawati,D. 2005. Orthopaedi : Nyeri Psikologi. Surakarta : Rumah Sakit Orthopedi Prof. DR. R Soeharso Lindsay,S& Powell,G. 1995. An Introduction to Clinical Child Psychology. Great Britain : Gower
Lewis,S.M. 1983. Medical Surgical Nursing.USA : McGraw – Hill, Inc Niven,N. 1994. Psikologi Kesehatan. Edisi 3.Jakarta : EGC Potter, P.A & Perry,A.G. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan.Volume 2.Jakarta : EGC Price & Wilson. 2005. Patofisiologi. Edisi 6, Volume 2. Jakarta : EGC Prawitasari,J.E. 1988. Pengaruh Relaksasi terhadap Keluhan Fisik Suatu Studi Eksperimental.Laporan Penelitian. Yogyakarta : Faklutas Psikologi Universitas Gadjah Mada Retnowati,S. 1990. Efektivitas Terapi Kognitif dan Terapi Perilaku pada Penanganan gangguan Depresi.Tesis.Yogyakarta : Universitas Gadjah Mada Sheridan,C.L& Radmacher,S.A. 1992. Health Psychology : Challenging The Biomedical Model. New York ; John Wiley & Sons Inc Scott,M.J& Stradling,S.G. 1990. The Cognitive Behavioural Approach with Depressed Clients.The British Journal of Social Work. Vol 21 Smeltzer & Bare. 2001. Keperawatan Medikal Bedah. Edisi 8.Volume 1. Alih Bahasa : Agung Waluyo. Jakarta : EGC Suyatmo.,Prabandari,Y.S., Marchira,C.R. 2009. Pengaruh Relaksasi Otot dalam Menurunkan Skor Kecemasan T-TMAS Mahasiswa Menjelang Ujian AKhir Program D1 Akademi Keperawatan Notokusumo -91-
Majalah Ilmiah INFORMATiKA Vol. 1 No. 1, Januari 2010
Yogyakarta.Jurnal : Berita Kedokteran Masyarakat. Volume 25. Nomor 3 Tailor,S.E. 2005. Health Psychology.Edisi 3. Los Angles : McGraw-Hill,Inc Utami,M.S. 2002. Efektivitas Relaksasi dan Terapi Kognitif untuk Mengurangi
-92-
Kecemasan Berbicara di Muka Umum.Tesis.Yogyakarta : Fakultas Pasca Sarjana Universitas Gadjah Mada Walker, C.E & Hedberg,A.G. 1981. Clinical Procedure for Behaviour Therapy. New Jersey : Prentice hall, Inc