ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSl :
PEp.HOUSTfti/.r^
TJANDRA KIRAWAN
PERANAN PENENTUAN TARIP BEAYA PRODUKSI TIDAK LANGSUNG DI DEPAN SEBAGAI ALAT PENGENDALIAN BEAYA PRODUKSI TIDAK LANGSUNG PADA PABRIK KEMAS X DI SIDOARJO
FAKULTAS EKONOMI UN1VERSITAS
AIRLANGCA
19 87
SKRIPSI
PERANAN PENENTUAN TARIP BEAYA
TJANDRA KIRAWAN
r
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
PERANAN PENENIUAN TARIP tfEAYA PRODUKSI TIDAK; LANGSUNG .DI DEPAN SEBAGAI ALAT PENGENDALIAN BEAYA PRODUKSI TIDAK LANGSUNG PADA PABRIK KEMAS X
DI SI'DOARJO
Skripsi Diajukan untuk Memperiengkapi Syarat-syarat Dalam . Memperoleh Gelar Jurusan
Sa^rjana Ekonomi
Akuntansi
MILIK PE R PU STA KA A N 'U N IV E R S IT A S A l R L A N O O A "
S U K A B AY A
Oleh: TJANDRA KIRAWAN No. Pokok : 048211245
FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS AIRLANGCIa SURABAYA 1987
SKRIPSI
PERANAN PENENTUAN TARIP BEAYA
TJANDRA KIRAWAN
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Surabaya , ....................... . Skripsi ini telafi Disetujui dan
Sfap
Diuji *
DRS.EC. SUGIAT, AK
SKRIPSI
PERANAN PENENTUAN TARIP BEAYA
TJANDRA KIRAWAN
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Surabaya, 5 Nopember 1987 Skripsi ini Disetujui dan Disahkan Oleh :
Ketua Jurusan',
Dosen Pembimbing,
"?-v DRS.EC* ARSONO LAKSMANA, AK-
SKRIPSI
PERANAN PENENTUAN TARIP BEAYA
DRS.EC. SOEGIAT, AK
TJANDRA KIRAWAN
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Kupersenihahkan untuk : Itnmda tercin ta Adik K m alarini te rcin ta Saudara - Saudara. tercin ta
SKRIPSI
PERANAN PENENTUAN TARIP BEAYA
TJANDRA KIRAWAN
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
KATA PENGANTAR
Dengan memuji dan bersyukur pada Tuhan Yang Kuasa, karena berkat-Nya-lah
Maha
penulis dapat menyelesai -
kan skripsji. ini. Ucapan terima k:,'Sih yang sedalam-dalamnya kepada
:
1, Bapak Drs.Ec. Soegiat, Ak
selaku Dosen Pemoim
-
bing, yang telah meluangkan waktunya untuk memberikan peturtjuk-petunjuk dalam menyelesaikan skri£ si ini. 2, Pimpinan dan Karyawan PaDrik Kemas X
yang telah
banyakn; membantu untuk untuk memproleh data
yang
I
penuiis perlukan. 3, Bapak, Ibu Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Air langga
selaku pengajar selama penulis belajar di
Fakultas Ekonomi Universitas Airlangga.
k. Ibu dan seluruh keluarga yang memberikan motivasi selama penulisan skripsi ini. Mengingat keterbatasan kemampuan yang penulis miliki dalam penulisan skripsi ini, maka petunjuk dan kritik akan penulis terima dengan terbuka.
iv
SKRIPSI
PERANAN PENENTUAN TARIP BEAYA
TJANDRA KIRAWAN
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Akhirnya penulis mengharapkan penulisan
skripsi
ini dapat bermanfaat bagi para pembaca. Sidoarjo ,
April
1987. Penulis.
v
SKRIPSI
PERANAN PENENTUAN TARIP BEAYA
TJANDRA KIRAWAN
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
DAFTAR ISI Halaman
KATA PENGANTAR ....................................
iv
DAFTAR ISI ........................................
vi
DAFTAR T A B E L .... .................................
ix
DAFTAR SKEMA / D I A G R A M ...........................
x
BAB
; P E H D A H U L U A N ..........................
1
1 * Pandangan Umum ....................
1
2. Penjelasan Judul .................
4
3. Alasan Pemilihan Judul ...........
5
4. Tujuan Penyusunan
*..............
6
5. Sistimatika Skripsi ..............
7
6. Metodologi ........................
11
6.1* P e r m a s a l a h a n ................
11
6,2. Hipotesa kerja ..............
12
6.3# Scope analisa ...............
12
6.4. Prosedur pengumpulan data dan pengolahan data .............
12
LANDASAN TEORI .......................
14
1. Beaya Produksi Tidak Langsung ....
14
1.1. Definisi beaya produksi tidak l a n g s u n g .....................
14
1.2# Sifat dan klasifikasi beayaproduksi tidak langsung.....
16
BAB
SKRIPSI
I
II
:
PERANAN PENENTUAN TARIP BEAYA
TJANDRA KIRAWAN
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Halaman
2. Penentuan Tarip Beaya Produksi Ti dak Langsung Di Depan ............
19
2.1* Alasan digunakannya tarip bea ya overhead pabrik yang diten tukan di d e p a n ..............
19
2.2. Faktor-faktor yang harus di pertirnbangkan dalam memilin patokan beaya produksi tidak l a n g s u n g .....................
20
2.3* Perhitungan tarip beaya pro duksi ti'dak langsung ........
36
2.4, Menentukan unsur tetap dan va riabel beaya produksi tida£ l a n g s u n g .....................
39
2.5. Analisa perbedaan beaya pro duksi tidak l a n g s u n g ........
44
3. Departementalisasi Beaya Produksi Tidak L a n g s u n g ....................
47
3.1# Menentukan tarip beaya tidak langsung per departemen ....
53
4. Pertanggung jawaban Beaya Produksi Tidak Langsung............ ........
62
4.1. Laporan pertanggungan jawab beaya produksi tidak langsung. BAB III
64
; GAMBARAN UMUM P E R U S A H A A N ............
68
1. Sejarah Perusahaan ...............
68
2. Lokasi P a b r i k .....................
70
3. Struktur Org^nisasi ..............
7^
. 4. Proses Produksi ..................
77
v ii
SKRIPSI
PERANAN PENENTUAN TARIP BEAYA
TJANDRA KIRAWAN
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Halaman
. 4.1. Unit meain p e n g e r i n g a n ...... 4.2. Unit Mesin kemas kantong plas tik ............ ...............
80
4.3# Unit mesin kemas h a m p a ......
82
Tinjauan Praktis Perhitungan Harga Pokok Produksi .....................
86
i 6. Pencatatan Beaya Produksi
88
b.1. Pencatatan penggunaan bahan ba ku ....................................................7 6.2. Pencatatan upah tenaga kerja,. 6.3* Pencatatan beaya produksi ti dak l a n g s u n g ................. BAB
IV
79
88
94 94
; P E M B A H A S A N ............................ ..103 1. Tarip Menyeluruh .................. ..104 2. Tarip-tarip D e p a r t e m e n ............ ..116 2.1. Penentuan tarip departemen....
117
3. Analisa S e l i s i h ......................125
BAB
V
4. Laporan Pertanggungan J a w a b ...... ..128 i : KESIMPULAN DAN S A R A N ................. ..133 1. K e s i m p u l a n ...... .................. ..133 2. Saran^-saran.....................134
DAFTAR KEPUSTAKAAN.
v iii
SKRIPSI
PERANAN PENENTUAN TARIP BEAYA
TJANDRA KIRAWAN
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
DAFTAR TABEL Halaman
Tabel 1
: Pembebanan Produksi Tidak Langsung per Jenis Produk ..........................
25
Tabel 2
: Gontoh Penggunaan Metode Least Squares.
42
Tabel 3
: DeWitt Products - Taksiran Beaya Eks ploitasi Bagian-bagian Untuk tahun 19-
55
Tabel 4
: DeWitt Products - Survei Pabrik yang dilakukan Pada Awal T a h u n ............
57
Tabel 5
: DeWitt Products - Pembagian Taksiran . Beaya Bagian Pelayanan dan Perhitungan Beaya Overhead Bagian-bagian .........
60
: Beaya Produksi Tidak Langsung Pabrik Kemas X Menurut Obyek Pengeluaran Ta hun 1984/1985 .........................
97
; Beaya Produksi Tidak Langsung Pabrik Kemas X Menurut Obyek Pengeluaran Ta hun 1 9 8 5 / 1 9 8 6 .........................
99
: Beaya Produksi Tidak Langsung Pabrik Kemas X Menurut Obyek Pengeluaran Ta hun 1986/1987 .........................
101
: Taksiran Jam Mesin
108
Tabel 6
Tabel 7
Tabel 8
Tabel 9
..................
Tabel 10 : Perhitungan Taksiran Beaya Produksi Ti dak Langsung Menurut Metode Least Squa res ........................... ........
110
Tabel 11 : Perhitungan Jam Mesin Tahun 1986/1987*
113
Tabel 12 : Pemisahan Beaya Tetap , Variabel ....
115
Tabel 13 : Hasil Survei Pabrik pada Pabrik KemasX tentang Penggunaan Listrik, Luas Lan tai dan Karyawan per D e p a r t e m e n .....
122
Tabel 14 : Laporan Pertanggungan Jawab Beaya Ti dak Langsung Departemen ..............
130
ix
SKRIPSI
PERANAN PENENTUAN TARIP BEAYA
TJANDRA KIRAWAN
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
DAFTAR' SKEMA/DIAGRAM
Halaman Diagram
1
:
Laporan Pertanggungan jawab Beaya Produksi Tidak Langsung .........
67
Diagram
2
;
Struktur Organisasi Pabrik KemasX
78
Diagram
3
: Aliran Proses Beberjanya Unit Pen g e r i n g ..........................
83
Diagram
4
: Aliran Proses P-roduksi Kantong (Plow Diagram of Moulding Machine)
84
Diagram
5
:
Aliran Proses Produksi Kemas Ham pa ......... *......................
87
x
SKRIPSI
PERANAN PENENTUAN TARIP BEAYA
TJANDRA KIRAWAN
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
BAB I PENDAHULUAN
1* Pandangan Umum Pabrik Kemas X adalah pabrik yang bergerak
dalam
bidang pengemasan hampa bahan-bahan kebutuhan pangan ter utama
beras.
Tujuan utama Pabrik Kemasan X adalah menun
jang swasembada beras dan menjaga stabilitas harga beras yang dilakukan oleh pemerintah melalui BULOG. Hasil produksi Pabrik Kemas X adalah beras
dalam
kemasan hampa seberat 1 ton dengan kadar air 12 %
dan
dapat disimpan di tempat terbuka selama 2 tahun tanpa adanya perubahan kuantitas maupun kualitasnya. Hasil pro duksi beras dalam kemasan hampa ini distribusi maupun
-
harga jualnya ditentukan oleh BULOG. Melihat kondisi yang demikian Pahrik Kemas X berusaha untuk menekan biaya produksi dengan upaya mengent dalikan beaya bahan baku, beaya upah langsung dan beaya produksi tidak langsung. Dari ketiga elemen beaya
ter
sebut, beaya produksi tidak langsung merupakan beayayang paling sulit dikendalikan. Beaya produksi tidak langsung terdiri berbagai je nis beaya seperti: beaya penyusutan, upah tidak langsung,
1
SKRIPSI
PERANAN PENENTUAN TARIP BEAYA
TJANDRA KIRAWAN
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
2
listrik, pajak kekayaan dan berbagai jenis beaya
umum
seperti : beaya perbaikan dan pemeliharaan, air
serta
bermacam-macam beaya produksi lainnya yang secara
tidak
langsung terlibat dalam aktivitas produksi, Beaya produksi tidak langsung juga mempunyai peri laku yang berbeda dengan beaya bahan baku maupun
beaya
upah langsung. Beaya ini sebagian ada yang berubah posional dengan volume produksi dak berubah,
pro-
dan sebagian tetap
Disamping itu beaya produksi tidak
ti lang
sung ini ada sebagian yang berubah tidak proposional de ngan volume produksi, beaya semacam ini lebih dikenal se bagai beaya semi variabel, beaya ini dapat dipisahkan menjadi beaya tetap dan variabel
-
untuk kepentingan ana-
lisa selisih beaya produksi tidak langsung dan pengendaliannya. Beberapa beaya produksi tidak langsung
terjadi
tidak merata
setiap periode bahkan ada yang baru i ditentukan setelah akhir periode tertentu, Mengingat karakteristik beaya produksi
bisa
tidak
langsung yang demikian, beaya produksi tidak langsung ini sulit untuk dikendalikan. Untuk dapat mengendalikan bea ya produksi tidak langsung ya,
ini diperlukan akuntansi bea
Tujuan Akuntansi Beaya adalah menyediakan data ser
ta mengklasifikasikannya untuk keperluan informasi pimpinan
SKRIPSI
bagi
untuk membantu dalam mengelolah perusahaan atau
PERANAN PENENTUAN TARIP BEAYA
TJANDRA KIRAWAN
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
bagiannya. Karena pengendalian beaya produksi tidak langsung sangat penting maka dibutuhkan cara yang memadai
untuk
pengendalian beaya produksi tidak langsung tersebut. Suatu cara dianggap paling memadai adalah dengan
jalan
menentukan tarip beaya produksi tidak langsung yaitu de ngan mengadakan estimasi terhadap beaya produksi tidak / langsung yang mungkin terjadi pada suatu periode dan dibagi dengan dasar pembebanan beaya yang paling wajar seperti
:
jam mesin, jam kerja langsung, produktivitas -
mesin, sehingga ditemukan tarip beaya yang dikehendaki. Penentuan bagian-bagian produksi maupun pelayanan
untuk
menentukan bagian-bagian yang bertanggung jawab atas bea ya produksi tidak langsung yang terjadi, sangat
penting
dalam pengendalian beaya produksi tidak langsung*
Hal
tersebut diperlukan raengingat begitu banyak jenis beaya produksi tidak langsung yang timbul dalam bagian
produk
si maupun pelayanan dan tariggung jawab yang kurang jelas mempermudah pemborosan beaya ini, begitu pula dalam
ke
nyataan kita sering menjumpai beaya produksi tidak lang sung yang sporadik dengan jumlah kurang material, kurang mendapat perhatian,
Di mana jumlah keseluruhan beaya
beaya ini berpengaruh terhadap beaya produksi, oleh bab itu suatu sistem pengendalian beaya produksi langsung perlu mendapat
SKRIPSI
se-
tidak
perhatian yang khusus.
PERANAN PENENTUAN TARIP BEAYA
TJANDRA KIRAWAN
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
4
2. Pen.jelasan Judul Dalam penulisan skripsi ini penulis memilih dul : "PERANAN PENENTUAN TARIP
ju
BEAYA PRODUKSI TIDAK LANG
SUNG DI DEPAN SEBAGAI ALAT PENGENDALIAN BEAYA PRODUKSI TIDAK LANGSUNG PADA PABRIK KEMAS X
DI SIDOARJO", sedang
maksud dari judul tersebut penulis jelaskan sebagai rikut
be
:
Peranan ; ialah keikutsertaan dalam suatu bagian
atau
ikut aktiv dalam suatu kegiatan, sehingga meraberikan man faat dari aktivitas
tersebut,
Dalam tulisan ini manfa-
at penentuan tarip beaya produksi tidak langsung di de pan untuk mengalokasikan beaya produksi tidak
langsung
ke bagian-bagian yang menikmatinya dengan adil serta man faatnya
dalam pengendalian dan pertanggungan jawab bea
ya produksi tidak langsung itu sendiri. Penentuan Tarip Beaya Produksi Tidak Langsung Di Depan f ialah penentuan patokan ya$g akan dijadikan dasar aloka si beaya produksi tidak langsung ke bagian-bagian
yang
telah ditentukan . Sedangkan Beaya Produksi Tidak Langsung, ialah bahan ti dak langsung, beaya upah tidak langsung dan semua
beaya
produksi yang tidak dapat dibebankan secara' langsung
ke
suatu pekerjaan atau produk. Pengendalian, ialah suatu pengukuran dan perbaikan pelak sanaan sehingga perencanaan dapat mencapai sasaran.
SKRIPSI
PERANAN PENENTUAN TARIP BEAYA
TJANDRA KIRAWAN
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
5
Jadi secara keseluruhan maksud dari judul di atas adalah, manfaat dari penentuan tarif beaya produksi tidak
lang
sung di depan dalam raengalokasikan beaya produksi
tidak
langsung ke bagian-bagian dan pengukurannya serta
per -
baikan an
pengalokasian beaya tersebut sehingga pengendali
dan pertanggungan jawab beaya produksi tidak
lang -
sung dapat tercapai.
3. Alasan Pemllihan Judul Dalam penulisan skripsi ini penulis memilih judul "PERANAN PENENTUAN TARIP BEAYA PRODUKSI TIDAK
LANGSUNG
DI DEPAN SEBAGAI ALAT PENGENDALIAN BEAYA PRODUKSI LANGSUNG PADA PABRIK KEMAS X hat keadaan sebagai berikut
TIDAK
DI SIDOARJO", dengan meli:
1 . Di -Pabrik Kemas X beaya produksi tidak langsung memiliki jumlah yang cukup besar. 2. Beaya produksi tidak' langsung mempunyai karakte ristik yang berbeda dengan beaya bahan
langsung
maupun beaya upah langsung, sehingga perlu adanya pengendalian yang memadai. 3. Beaya produksi tidak langsung terjadinya berpen car, oleh sebab itu diperlukan penentuan
bagian-
bagian yang harus bertanggung jawab.
SKRIPSI
PERANAN PENENTUAN TARIP BEAYA
TJANDRA KIRAWAN
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
6
4. Beaya produksi tidak langsung yang jumlahnya
ku-
rang material sering diabaikan. Melihat keadaan yang demikian penulis memilih judul se perti di atas,
4. Tu.juan Penyusunan Dalam penyusunan skripsi ini penulis pada nya ingin membantu Pabrik Kemas X kukan penelitian.
dasar-
di mana penulis mela-
Penelitian penulis lakukan untuk
nentukan suatu cara pengendalian beaya produksi
me
beserta
pertanggungan jawab per bagian yang telah ditentukan, Seperti telah diketahui komponen beaya
produksi
terdiri dari beaya bahan langsung, beaya upah
langsung
' dan beaya produksi tidak langsung.
Dalam penulisan skrip
si ini hanya akan dibahas beaya produksi tidak langsung. Hal ini mengingat beaya produks i brik Kemas X
tidak langsung di
mempunyai jumlah yang cukup besar,
Pa beaya
produksi tidak langsung mempunyai karakteristik yang ber beda dari beaya-beaya langsung dan beaya produksi
tidak
langsung terjadi berpencar dari setiap bagian. Melihat kenyataan-kenyataan yang demikian, penu lis $kan mengetengahkan cara pengendalian terhadap beaya produksi tidak langsung ini sehingga diperoleh suatu man faat dalam pengendalian beserta pertanggungan jawabnya.
SKRIPSI
PERANAN PENENTUAN TARIP BEAYA
TJANDRA KIRAWAN
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
7
5. Sistimatika Skripsi Sesuai dengan persyaratan dalam penulisan
karya
ilmiah di mana pada umumnya sistimatika skripsi diharuskan, maka sistimatika skripsi ini secara garis besar pe nulis susun,sebagai berikut Bab
I
:
:
PENDAHULUAN Pada bab ini akan dibahas secara singkat me ngenai permasalahan yang dihadapi perusahaan serta gambaran umum mengenai cara peme cahan. Bab ini terdiri dari beberapa sub bab, yaitu
-
:
1. Pandangan Umum. 2. Penjelasan Judul. 3. Alasan Pemilihan Judul. 4. Tujuan Penyusunan. 5. Sistimatika Skripsi, 6. Metodologi,, yang terdiri
:
6.1. Permasalahan. 6.2. Hipotesa kerja, 6.3. Scope analisa. 6.4. Prosedur pengumpulan dan pengolahan data. Bab
II
:
LANDASAN TEORI. Pada Bab ini akan dibahas teori-teori
yang
mendasari untuk pemecahan masalah pada perusahaan. SKRIPSI
PERANAN PENENTUAN TARIP BEAYA
TJANDRA KIRAWAN
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
8
Teori-teori ini penulis dapatkan dari literatur-literatur
dan yang penulis dapatkan
semasa kuliah, Adapun yang diketengahkan da lam bab ini adalah
:
1. Beaya produksi tidak langsung, terdiri dari
;
1 .1 . Definisi beaya produksi tidak lang sung. 1*2. Sifat dan klasifikasi beaya produk si tidak langsung, yang terdiri da ri -
; Sifat dan klasifikasi beaya pro duksi tidak langsung menurut si fat langsung dan tidak langsung.
-
Sifat dan klasifikasi beaya pro duksi tidak langsung menurut da lam 'hubungannya dengan
volume
produksi, -
Sifat dan klasifikasi beaya pro duksi berdasarkan obyek pengeluar an.
2. Penentuan tarip beaya produksi
tidak
langsung di depan , yang terdiri dari
SKRIPSI
PERANAN PENENTUAN TARIP BEAYA
:
TJANDRA KIRAWAN
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
2.1. Alasan digunakan
tarip
beaya pro-
■duksi tidak langsung di dep^an. 2 .2. Faktor-faktor yang harus
dipertim-
bangkan dalam memilih patokan beaya produksi tidak langsung. 2.3. Perhitungan tarip beaya produksi ti dak langsung. 2 .4. Menentukan unsur tetap dan variabel beaya produksi tidak langsung, yang terdiri dari -
:
Metode titik-titik tinggi dan ren dah, Metode Least Squares,
2.5. Analisa perbedaan beaya produksi ti dak langsung , terdiri -
Perbedaan pembelanjaan.
-
Perbedaan kapasitas menganggur.
Departementalisasi
beaya produksi tidak
langsung, terdiri dari
:
3.1» Penentuan tarip beaya produksi
ti
dak langsung per departemen. Pertanggungan jawab beaya produksi tidak langsung. 4.1. Laporan pertanggungan jawab
beaya
produksi tidak langsung.
SKRIPSI
PERANAN PENENTUAN TARIP BEAYA
TJANDRA KIRAWAN
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
10
B&b
III
: 0AMBARAN UMUM PERUSAHAAN Pada bab ini akan akan disajikan mengenai : 1. Sejarah perusahaan, 2, Lokasi perusahaan, 3. Struktur Organisasi. 4. Proses produksi. 5, Tinjauan praktis cara perhitungan
harga
pokok produksi. 6, Pencatatan Beaya produksi. Bab
IV
:
PEMBAHASAN. Dalam bab ini akan dibahas masalah - masalah mengenai
:
1. Tarip menyeluruh, 2. Tarip-tarip Departemen. 3* Analisa Selisih, 4. Laporan pertanggungan jawab. f Bab
V
: KB3IMPULAN DAN SARAN. Pada bab terakhir irii akan disajikan menge nai
:
1 . Kesimpulan. 2. Saran - saran.
SKRIPSI
PERANAN PENENTUAN TARIP BEAYA
TJANDRA KIRAWAN
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
M ■
(5. f^etodolo/n 6.1* Permasalahan. Pabrik Kemas X adalah pabrik yang bergerak
dalam
bidang pengemasan hampa beras dengan tujuan utama menunjang swasembada beras dan menjaga stabilitas harga
be -
ras yang dilakukan oleh BULOG. Dengan demikian dapat dikatakan harga maupun distribusi dari produk Pabrik Kemas X tergantung dari BULOG. Dengan melihat kondisi yang demikian, jelas terli hat pusat kegiatan Pabrik Kemas X berada pada bidang pro duksi, oleh sebab itu Pabrik Kemas X raengendalikan beaya produksi agar tercapai tujuan perusahaan. Beaya produksi Pabrik Kemas X terdiri dari
beaya
bahan langsung, beaya upah langsung dan beaya produksi tidak langsung. Di mana ketiga komponen beaya tersebut diupayakan terkendali. Beaya tidak langsung merupakan be aya yang sulit dibebankan dan karena sifatnya tidak mem punyai hubungan secara langsung dengan terjadinya barang jadi maka beaya ini relatif sulit dikendalikan. Masalah yang dihadapi Pabrik Kemas X #adalah Pabrk Kemas X belum mempunyai patokan atau tarip apapun untukmengendalikan beaya produksi tidak langsung, sehingga
:
- Pengawasan yang bertanggung jawab atas beaya pro duksi tidak langsung ysng terjadi berper.car, »?uL:t dilakukan. - Perhitungan hargfr pokok prr-duksi ir^n^tsdi kurL-:ig te pat.
SKRIPSI
PERANAN PENENTUAN TARIP BEAYA
TJANDRA KIRAWAN
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
12
6.2, Hipotesa Kerja, Berdasarkan permasalahan di atas yang berhubungan langsung dengan penentuan tarip beaya produksi tidak lan£ sung di depan dan departementalisasi untuk kepentingan pertanggungan jawab beaya produksi tidak langsung, penulis membuat hipotesa seperti berikut Bila Pabrik Kemas ^
maka
:
menentukan tarip beaya produksi ti
dak langsung di depan dalam mengalokasi beaya tidak langsung dan departementalisasi guna
produksi kepentingan
pertanggungan jawab, diharapkan pengendalian beaya
pro
duksi tidak langsung dapat lebih ditingkatkan. 6.3. Scope Analisa. Menyadari keterbatasan kemampuan penulis, penulis memusatkan penulisan seperti ini dalam pengendalian bea ya produksi tidak langsung melalui
:
1. Penentuan tarip beaya produksi tidak langsung
di
depan. 2 . Departementalisasi beaya produksi tidak langsung. 3 . Laporan pertanggungan jawab beaya produksi tidak langsung. 6,4. Prosedur Pengumpulan Data dan Pengolahan Data. Prosedur pengumpulan dan pengolahan data yang di lakukan dalam penulisan skripsi rikut
ini adalah sebagai be -
: M PERPUMAK.*Ar* 'U N IV E R S IT A S A lR L A N O O A
S U R A B AYA SKRIPSI
_
PERANAN PENENTUAN TARIP BEAYA
TJANDRA KIRAWAN
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
13
1 . Survey pendahuluan : Penulis melakukan penelitian secara umum pada Pa brik Kemas X
dengan tujuan untuk mengetahui per-
masalahan yang dihadapi secara lengkap dan jelas. 2. Study kepustakaan ; Dilakukan setelah permasalahan diketahui,
dengan
tujuan untuk menentukan literatur yang menjadi pe gangan penulis dalam upaya pembahasan permasalahan ■dan pemecahannya. 3 . Pengumpulan data primer : Yaitu berupa wawancara mengenai berbagai aktivi tas terutama yang menyangkut bidang produksi, mau pun melalui pengamatan langsung. 4* Pengumpulan data sekunder
:
Pengumpulan data yang diperoleh melalui penyalinan dokumen-dokumen yang ada dalam perusahaan, 5. Pengolahan data
:
1
Bata yang diperoleh baik kuantitatif maupun kuali tatif disusun sesuai kebutuhan guna kepentingan analisa.
SKRIPSI
PERANAN PENENTUAN TARIP BEAYA
TJANDRA KIRAWAN
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
BAB II LANDASAN TEORI
1 . Biaya Produksi Tidak Langsung 1,1. Definisi beaya produksi tidak langsung. Dari 'berbagai literatur akuntansi biaya ,
beaya
produksi tidak langsung didefinisikan sebagai : Beaya pro duksi
selain beaya bahan langsung dan upah langsung.
Dalam bukunya Cost Aqcounting and Usry
berpendapat
Planning & Controls, Matz
:
Factory Overhead is generaly defined as indirect ma terials, indirect labor and all other factory expences that can not conviniently be indentified with not charged directly to specific job or product or final cost objectives, such as goverment contracts. 1 Sementara itu Mulyadi berpendapat : "Beaya-beaya
over
head pabrik ialah beaya produksi selain beaya bahan baku 2 dan beaya tenaga kerja langsung". Juga Backer and Jacobsen
dalam bukunya Cost
A Managerial Approach , berpendapat
:
Accounting
"Factory Overhead
Matz & Usry , Cost Accounting Planning and Con trol« Seventh Edition, Federal Publication (.s) Ptl.Ltd, Singapore, 1982, halaman 204. 2
Mulyadi , Akuntansi Beaya Penentuan Harga Pokok dan Pengendalian Beaya. Biro renerblt Fak. Ekonomi Uni versitas Gadjah Mada, Yogyakarta, 1981, halaman 67. 14
SKRIPSI
PERANAN PENENTUAN TARIP BEAYA
TJANDRA KIRAWAN
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
15
cost it will be recalled, consist of all factory
cost
that are not classified as direct labor or direct
raw
materials”. Berikutnya Mulyadi mengelompokkan beaya produksi tidak langsung menjadi beberapa golongan, sebagai beri kut
: a. Beaya Bahan Penolong : Bahan penolong adalah bahan yang tidak menjadi ba gian dari produk jadi atau bahan yang meskipun men jadi bagian dari produk jadi tetapi nilainya re.latif kecil. Dalam perusahaan percetakan yang men jadi bahan penolong adalah : bahan perekat; tinta koreksi; minyak pelumas dan mesin ketik. b. Beaya Reparasi dan Pemeliharaan : Beaya reparasi dan pemeliharaan berupa pemakaian spare part dan factory overhead suplies atau per sediaan yang lain serta pemberian jasa fihak luar perusahaan untuk keperluan 'memperbaiki dan meme lihara emplasemen,.. perumahan, bangunan pabrik , ► mesin-mesin dan equipment, kendaraan, perkakas la boratorium dan aktiva tetap lainnya yang diguna kan untuk keperluan pabrik. c. Beaya Tenaga Kerja Tidak Langsung : Beaya tenaga kerja tidak langsung ialah biaya te naga kerja yang tidak dapat diidentifikasikan de ngan atau tidak dikeluarkan secara langsung dalam produksi barang atau jasa tertentu. Beaya tenaga kerja tak langsung dikeluarkan untuk kegiatan pro . duksi secara umum. Beaya produksi tidak langsung terdiri dari : 1 . Beaya tenaga kerja yang dikeluarkan dalam de partemen pembantu seperti departemen listrik, uap, bengkel, dan departemen gudang, 2 . Beaya tenaga kerja tertentu yang dikeluarkan dalam departemen produksi- Contoh gaji Kepala Departemen Produksi, gaji pegawai administrasi pabrik, upah mandor.
%
Becker & Jabobsen, Cost Accounting A Managerial Approach, Me Graw-Hill, Inc^~ New York" 1964", halaman 115.
SKRIPSI
PERANAN PENENTUAN TARIP BEAYA
TJANDRA KIRAWAN
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
16
d. Behan beaya yang timbul sebagai akibat penilaian terhadap aktiva tetap : Beaya-beaya yang masuk dalam kelompok ini antara lain : beaya penyusutan ernplasement pabrik ,bangun an pabrik, mesin dan perlengkapan, kendaraan, per kakas laboratorium, alat kerja dan aktiva tetap lainnya yang dipergunakan di pabrik. e. Beban beaya yang timbul sebagai akibat berlalunya waktu : Beaya-beaya yang termasuk dalam kelompok ini an tara lain beaya-beaya asuransi gedung dan emplase ment, asuransi mesin dan perlengkapan, asuransi kecelakaan karyawan dan beaya amortisasi kerugian trial run. f. Beaya overhead lain yang secara langsung memerlukan pengeluaran uang tunai : Beaya overhead pabrik yang termasuk dalam kelom pok beaya ini antara lain : beaya reparasi yang dikeluarkan untuk pihak luar. perusahaan, beaya listrik P.L.N. dan sebagainya. 4 1.2. Sifat dan klasifikasi beaya produksi tidak langsung. 1.2.1. Klasifikasi beaya produksi tidak langsung me nurut sifat langsung dan tidak langsung : a. Beaya langsung ; Beaya langsung adalah beaya produksi da}c' langsung yang dapat dibebankan secara langsung pada suatu pekerjaan, produk atau departemen tertentu. b. Beaya tidak langsung : Beaya tidak langsung adalah beaya yang ti dak dapat diidentifikasikan secara lang sung dan tidak dapat dibebankan
secara
^Mulyadi , Op cit , halaman 68.
SKRIPSI
PERANAN PENENTUAN TARIP BEAYA
TJANDRA KIRAWAN
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
17
khusus kepada suatu pekerjaan, produk atau departemen tertentu, sehingga harus dialo kasikan berdasarkan pada suatu
patokan
tertentu yang wajjar dan logis. 1 .2.2 . Klasifikasi beaya produksi tidak langsung da lam hubungannya dengan volume produksi : Dalam hubungannya dengan volume produksi tea ya produksi tidak langsung dapat dibagi men■jadi
:
a. Beaya tetap : Beaya tetap adalah
beaya yang tidak ber-
ubah menurut kegiatan tetapi tinggal
te
tap selama periode waktu yang relatif singkat.
Contoh beaya ini meliputi : bea
ya asuransi, beaya penyusutan. b, Beaya variabel : Beaya variabe,l adalah beaya yang akannaik atau turun secara proposional dengan lume pekerjaan.
vo
Contoh beaya variabel se
perti : beaya suplies, upah tidak lang
-
sung, beaya listrik dan lain sebagainya, 1.2.3. Klasifikasi berdasarkan objek pengeluaran : Berdasarkan objek pengeluaran, Becker & cobsen berpendapat sebagai berikut
SKRIPSI
PERANAN PENENTUAN TARIP BEAYA
Ja
;
TJANDRA KIRAWAN
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
18 "Factory Overhead may he subdivided by
ob
ject expenditure into three categories : in direct materials, indirect labor and general c fafctory overhead". t Ad.1.
Indirect materials : I
Yang termasuk dalam indirect materials,
se-
perti sebagai berikut : minyak pelumas,
ba
han pembersih dan suplies yang dipergunakan untuk berproduksi tetapi secara phisik tidak kelihatan dalam produk jadi. Ad,2.
Indirect labor : Yang termasuk dalam indirect labor, seperti: beaya pelayanan dari berbagai macam personal pabrik yang secara phisik tidak bekerja
un
tuk suatu produk tertentu, namun demikian di perlukan untuk memproduksi produk. material
Contoh :
hanlers, receiver, supervisor, and
building maintenance personal. Ad.3.
General factory overhead : Yang termasuk dalam general factory overhead
5
Backer and Jacobsen , Loc cit.
SKRIPSI
PERANAN PENENTUAN TARIP BEAYA
TJANDRA KIRAWAN
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
19 *
meliputi ; beaya penyusutan gedung pabrik telepon, travel dan sebagainya.
2, Penentuan Tarip Beaya Produksi Tidak Langsung di Depan 2.1• Alasan digunakannya tarip beaya overhead pabrik yang ditentukan di depan. Backer dqn Jacobsen, mengemukakan beberapa alasan mengapa perlu digunakan tarip beaya produksi tidak lang sung yang ditentukan di depan, adalah sebagai berikut
:
1 . When actual factory overhead cost are allocated to product manufactured, the overhead cost per unit may fluctuate sharply from period to period, This efects the reporting of inventories and in come on enterim statement and also may have an in fluence on certain types of management decisions? The reasons for fluctuation in unit factory over head cost are as fallows : a. The rates for indirect labor and the prices of indirect materials may have changed during the period. b. The effeciency with which overhead cost factors are utilized may very. For example, an exces sive amount of supplies or indirect labor may be used in a particular month of poor supervi sion, c. The level of factory activity may change from period to period because of the constancy of fixed cost, the overhead cost per unit increa se or decrease as a consequence of fluctuation in out put, d. Abnormal cost may be incurred in a particular month which are caused, at least in part, by activites of prior month, e.£. excessive ma chine repair* e. Certain overhead cost are incurred at regular but spaced time intervals. For example, proper ty taxes may paid twice year* During the particular months in wich these taxes are paid
SKRIPSI
PERANAN PENENTUAN TARIP BEAYA
TJANDRA KIRAWAN
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
20
all other things being equal, the actual over head cost per unit of product will rice. 2. Certain management decision cannot be delayete until actual overhead cost are determined at the end of the periode. For exemple, an estimate over head figure may be needed in making bids or quatations on job or in setting the initial selling price on new product. In a .job shop, management may want to know wheter a profit has been earned on jobs at the time when they are c o m p u t e d instead of having to wait until the close of the periodwhen the overhead cost have been calculate. 6 Ket.erbatasan penggunaan beaya produksi tidak lang sung ini dapat diatasi bila diadakan estimasi pada beaya produksi tidak langsung yang akan terjadi, dan mengalo kasikan beaya tersebut berdasarkan tarip yang ditentukan di depan. 2.2. Faktor-faktor yang harus dipertimbangkan dalam
me-
milih patokan beaya produksi tidak langsung. Jenis beaya produksi tidak langsung yang dipergu nakan tidak hanya berbeda riiantara perusahaan yang
satu
dengan yang lain, akan tetapi juga antara bagian- bagian, pusat beaya, kelompok dalam perusahaan yang sama. Jenis, arti dan kegunaan dari unsur-unsur beaya produksi langsung harus diperhatikan dalam mempertimbangkan tokan yang dapat digunakan,
Matz
tidak pa
and Usry, mengemukakan
■^Backer and Jacobsen, Op cit, halaman 145 - 146.
SKRIPSI
PERANAN PENENTUAN TARIP BEAYA
TJANDRA KIRAWAN
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
21
■lima faktor yang mempengaruhi
pemilihan patokan
beaya
produksi tidak langsung, faktor-faktor tersebut adalah : A. Base to be used : a. Phiaical out put. b. Direct material cost. c.^Direct labor cost. d.^Direct labor hours. e. Macine hours B. Activity level selection : a. Normal capacity. b. Expected actual capacity. C. Including or excluding of fixed overhead : a. Absortion costing. b. Direct costing. D. Use of single rate or several rates : a. Plant Wide or Blanket rates. b. Departemental rates. c. Cost center or cost pool rates. E. Use of separate rates for service activities. ? Ad.A.
Dasar yang dipakai : Tujuan utama dari pemilihan dasar adalah
untuk
menjamin bahwa pembebanan beaya overhead
pabrik
dilakukan dengan perbandingan yang wajar sehubung an dengan manfaat atau hubungan sebab akibat dari beaya terhadap pekerjaan, hasil produk atau tin -■ dakan yang dilakukan.
Biasanya dasar yang dipi -
lih harus mempunyai hubungan yang erat dengan ke giatan yang dinyatakan oleh beaya produksi
tidak
langsung yang dibebankan.
n Matz and Usry , Op clt , halaman 207.
SKRIPSI
PERANAN PENENTUAN TARIP BEAYA
TJANDRA KIRAWAN
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Jika unsur beaya produksi tidak langsung itu se bagian besar terdiri dari beaya penanaman
modal,
yang menyangkut pemilikan flan operasi mesin-mesin, maka lebih tepat bilamana dipakai jam kerja mesin eebagai patokan* Tujuan kedua dari pemilihan patokan adalah
untuk
mengurangi beaya dan pekerjaan administrasi.
Pa
tokan beaya produksi tidak langsung dinyatakan da lam persentasi atsu jumlah
per jam, unit hasil -
produksi dan lain sebagainya. Ada beberapa dasar yang digunakan untuk rnembebankan beaya produksi tidak langsung pada suatu
pe
kerjaan atau produk tertentu, seperti sebagai
be
rikut
:
1. Jumlah produksi phisik : Merupakan cara yang paling sederhana dan lang sung untuk membebankan beaya produksi f langsung, dan dihitung dengan cara :
tidak
Taksiran beaya produksi tidak langsung Taksiran satuan hasil produksi ■ Beaya produksi'tidak langsung/unit. Jika taksjran beaya adalah Rp. 300.000,00
dan
perusahaan bermaksud untuk mernproduksi 250 unit untuk masa yang akan datang f maka setiap unit yang selesai dibebani dengan Up. 1 .200,00 (yai tu : Rp. 300.000,00 : 250 unit)
SKRIPSI
PERANAN PENENTUAN TARIP BEAYA
sebagai
TJANDRA KIRAWAN
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
23
bagiannya atas beaya produksi tidak langsung, Suatu order sebanyak 1.000 unit akan dibebani dengan Rp, 120,000,00 (1000 X 120) untuk
beaya
produksi tidak langsung, ^asar produksi phisik akan sangat bermanfaat bila perusahaan itu hanya memproduksi satu jenis barang saja;
kalau
tidak patokan ini tidak akan memenuhi syarat atau harus dibagi menurut prosedure a.lokasibea , ya.
Akan tetapi jika berbagai barang yang di-
buat adalah sejenis atau mempunyai hubungan yang eratsatu sama lain, dan perbedaan
-
yang
terletak pada berat atau volumenya saja, pern bebanan beaya produksi tidak langsung dapat di lakukan dengan patokan berat, volume atau fat dari hasil produksi itu.
Pembebanan
siatas
dasar berat tiap unit produk dapat dilakukan sebagai berikut '
B
C
Taksiran jumlah unit yang diproduksi..... 20.000 Berat Produk......... 5 ^g.
15.000 2 Kg.
20,000 1 Kg.
Taksiran jumlah berat yang diproduksi.(Kg), 100.000 Taksiran BOP per Kg. $.2
30.000 I. 2
20.000 -I. 2
a
Taksiran BOP per pro duk .... ............. $.200000 Taksiran BOP per unit produk............... #. 10
SKRIPSI
PERANAN PENENTUAN TARIP BEAYA
60,000 S.40Q00 $ .4
2
TJANDRA KIRAWAN
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Bilamana patokan berat atau volume
dianggap
tidak memberikan angka beaya produksi
tidak
langsung yang tidak sebanding, maka cara dapat disempurnakan dengan membebankan
ini suatu
angka tertentu kepada setiap produk untuk me nutupi selisih kekurangan yang terjadi. Contoh : sebuah perusahaan yang memproduksi ba rang D, F, F *3)an G-,menghitung pembebanan beaya produksi tidak langsung seperti tertera label 1
pada
halaman 25.
Kalau hasil produksi itu berbeda sekali, se perti waktu yang dipakai untuk memproduksi atau cara produksinya, penyeragaman dari
, pem
bebanan berdasarkan jumlah produk phisik dapat menghasilkan perhitungan harga pokok
produk
yang kurang tepat. Dalam hal demikian harus digunakan cara ( lain yang lebih tepat,
yang
Dasar beaya bahan langsung : Penetapan suatu tarip atau patokan untuk mem bebankan beaya produksi tidak langsung
dapat
dilakukan atas dasar beaya bahan langsung yang digunakan
selama ada korelasi antara
bahan
langsung dan beaya produksi tidak langsung dan prosentase beaya overhea t pabrik dan bahan lang sung hampir selalu sama. Dalam hal
SKRIPSI
PERANAN PENENTUAN TARIP BEAYA
demikian
TJANDRA KIRAWAN
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
C0|1 1 (I) o W cOu ft ft C3 H (0*0) U ft ft •H x W
>,o (0|*H Q) Ph pq (0 (0 C ft.* CO • bO U ft c *H K CO■ COCD (0 CD(D EH }>>ft
o
o o » o K> •
o o
12
o to C\J •
$.
L A
Q oo o o o * * «k o CO rT"*o
CM
L A
o o o * o o ro
tft
to ro • «
to to • %
TI^AK ■E3ATJAN PRODUKSI
Tabel
1
LANG-SUNG
PER
JSNIS
PRODUK
T a k sira n Beaya exp. pabrik per u n i t
25
•o cO S bfl COG M(0 *rH / w •S'S cOcO EhH A TO C (0 <0^ ,o bfl CDS3
O O o O
o . o o o O o • • • • V£> T— Lf\ r-
o
o
o
o
CM
o
o o o * o o T— '
f
CO
i n
T “
O
o
o
o
o
o
o
c
•k CN J
i n
to
^3 -
p
w
Ph
ci)
ro
e
0>
ft
w
C to CO-P •H-P CO to CO3 EhW f i
^
CO C a) v
*H
SKRIPSI
o
o
o *
o w>
*
PERANAN PENENTUAN TARIP BEAYA
TJANDRA KIRAWAN
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
26 pembebanan dihitung dengan membagi jumlah tak siran beaya produksi tidak langsung dengan jum lah beaya bahan langsung yang diperkirakan
a-
kan dipakai dalam proses produksi* , Taksiran beaya produksi tak langsung --------------------------------------- X 100 % Taksiran beaya bahan langsung =
Prosentase BOP / Bahan langsung.
Jika taksiran beaya produksi tidak langsung se besar $. ^00,000 dan taksiran beaya bahan lang sung sebesar
250,000
maka setiap
pekerja-
an atau barang selesai dikerjakan akan dikenakan beban tambahan sebesar 120%
$, 250,000 )
( $.300,000 :
dari beaya bahan sebagai bagian -
beaya produksi tidak langsung.
i^lisalnya beaya
bahan untuk suatu pekerjaan adalah S* 5000 maka pekerjaan atau produk itu akan
,
menerima
beban tambahan sebesar $. 6000 (120% X 5000
)
untuk beaya produksi tidak langsung. Patokan beaya yang berhubungan dengan mempunyai manfaat yang terbatas, karena
pada
dasarnya tidak ada hubungan yang logis
antara
beaya bahan yang dig makan dari suatu
produk
dengan beaya produksi tidak langsungnya produksi*
SKRIPSI
bahan
Suatu jenis barang mungkin
PERANAN PENENTUAN TARIP BEAYA
dalam dibuat
TJANDRA KIRAWAN
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
27
dari bahan yang mahal dan jenis lain dibuat da ri bahan yang murah, akan tetap kedua
jenis
produk ini memerlukan proses produksi yang sama maka akan menimbulkan beaya produksi langsung yang sama besarnya. Kalau patokan beaya bahan sebagai dasar
tidak
digunakan pembebanan,
beaya produksi tidak langsung yang dibebankan menjadi kurang adil. 3 . Dasar beaya upah langsung : Dasar ini dihitung dengan cara menentukan tak siran beaya produksi tidak langsung dibagi de ngan taksiran beaya upah langsung untuk mendapatkan prosentasenya. Taksiran Beaya produksi tidak lanffsunp; ^ ^ qo/ (taksiran beaya upah langsung a ■Prosentase BOP per upah langsung. Jika taksiran beaya produksi tidak langsung s£ besar
300,000 dan taksiran beaya upah lang
sung sebesar
1 ,200,000
maka tarip
beaya
produksi tidak langsung yang harus dibebankan sebesar 25% ( $ 300,000 : $ 1,200,000 X 100%). Kalau suatu pekerjaan dilaksanakan dengan bea ya upah langsung sebesar $ 12,000
maka
dibebani beaya produksi tidak langsung sar $ 3,000
SKRIPSI
akan sebe -
(ft 12,000 X 25%).
PERANAN PENENTUAN TARIP BEAYA
TJANDRA KIRAWAN
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Dasar jam kerja langsung : Dasar jam kerja langsung dapat dihitung
de
ngan menentukan taksiran beaya produksi
tidak
langsung dibagi dengan taksiran jam kerja lang sung. i
Taksiran beaya produksi tidak langsung x 100 % Taksiran jam kerja langsung = Tarip per jam kerja langsung. Jika taksiran beaya produksi tidak langsung se besar $ 300,000 sung sebesar
dan taksiran jam kerja
200.000 jam
maka tarip
produksi tidak langsung per jam ear % 1,50.
lang beaya
adalah sebe -
Kalau sebuah pekerjaan memerlukan
waktu 400 jam kerja langsung, maka akan dibe bani beaya produksi tidak langsung
sebesar
600 ( $ 1.50 X 400 jam ), i Penggunaan cara ini menuntut pengelompokan jam kerja langsung menurut jenis pekerjaan produk.
atau
Kartu-kartu daftar jam kerja dan
tatan-catatan harus disediakan sebagai tambahan. Patokan jam kerja langsung harus didasari -
cadata
terutama
:
Adanya hubungan antara jam kerja
langsung
dengan beaya produksi tidak langsung.
SKRIPSI
PERANAN PENENTUAN TARIP BEAYA
TJANDRA KIRAWAN
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
29
-
Satuan upah per jam yang berbeda-beda
un
tuk pekerjaan yang serupa. Selaraa kegiatan buruh merupakan faktor
utama
dalajn proses produksi, maka patokan jam
kerja
langsung dapat diterima sebagai dasar yang pa ling wajar untuk pembebanan beaya produksi ti dak langsung.
Akan tetapi, bila suatu
usaha
atau bagian pabrik banyak sekali menggunakan pekerjaan mesin, patokan jam kerja
langsung
dapat mengakibatkan perhitungan beaya yang ti dak tepat.
Keadaan yang demikian ini
dapat
diatasi dengan menggunakan cara perhitungan
-
jam kerja mesin. 5- Dasar jam kerja mesin : Cara ini berpokok kepada jangka waktu yang diperlukan untuk mengerjakan kegiatan
yang sama'
oleh sebuah mesin,atau sekelompok mesin-mesin. Perhitungan dari penggunaan tenaga mesin diharapkan, ditaksir dan tarip perjam mesin adalah sebagai berikut
yang kerja
:
Taksiran beaya produksi tidak langsung 'taksiran jam kerja mesin * Tarip per jam kerja mesin. Jika beaya produksi tidak langsung yang diperkirakan sebesar $ 300,000
SKRIPSI
taksiran jam
PERANAN PENENTUAN TARIP BEAYA
kerja
TJANDRA KIRAWAN
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
30
mesin diperkirakan 300,000 jam, maka tarip jam kerja mesin adalah : 300,000).
$ 1 per jam (8 300,000 :
Pekerjaan yang memerlukan ■120.000
jam kerja mesin akan dibebani beaya
• produksi
tidak langsung sebesar $ 1 2 0 ,000. Cara ini memerlukan administrasi tambahan, sua tu laporan harus diciptakan untuk menjamin pengelompokan data yang benar yang diperlukan un 'tuk akunting beaya produksi tidak langsung. Biasanya pegawai perusahaan pengawas atau gawai pencatat waktu kerja
pe-
yang mengumpulkan
data jam kerja mesin ini untuk pembebanan bea ya produksi tidak langsung kepada haeil produksi.
pekerjaan,
Patokan jam kerja mesin
ini
dianggap cara yang paling tepat untuk pembeban an beaya produksi tidak langsung bilamana
bea
ya produksi tidak langsung tersebut sebagian besar menyangkut fasilitas permesinan dan perlengkapan. Ad.B*
Pemilihan tingkat kegiatan : Dalam menghitung beaya produksi tidak langsung
,
sebagaian besar tergantung kepada tingkat kegiat an yang dipilih*
SKRIPSI
Makin besar tingkat
kegiatan
yang diasumsikan, makin kecil bagian yang
tetap
dari beaya produksi tidak langsung karena
beaya
PERANAN PENENTUAN TARIP BEAYA
TJANDRA KIRAWAN
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
produksi tidak langsung tersebut akan dibagikan kepada jumlah upah langsung, jam kerja dan sebagainya yang lebih besar,
lain
Sedang beaya varia-
bel akan tinggal tetap, kurang lebih sama
bagi
bermacam-macam tingkat kegiatan. Penentuan
tak -
siran yang dipakai untuk mendapatkan tarip
beaya
produksi tidak langsung bergantung kepada
pan -
dangan-pandangan jangka waktu yang dipakai, 3angka.panjang atau jangka pendek, yaitu apakah ting kat kegiatan itu untuk kapasitas normal, kapasi tas yang hendak dicapai atau kapasitas lainnya. 1 * Kapasitas teoritis : Kapasitas teoritis untuk suatu departemen ada* lah kapasitas departemen itu untuk memproduksi dalam kecepatan penuh tanpa. rintangan-rintangan.
Kapasitas ini dicapai apabila pabrik atau
departemen memproduksi seratur persen dari ka pasitas yang diukur. 2 . Kapasitas praktis : Adalah suatu hal yang sangat tidak mungkin apa bila suatu perusahaan dapat beroperasi
dalam
kapasitas teoritis. Suatu reserve perlu diadakan untuk interupsi-interupsi yang tidak dapat dihindarkan seperti hilangnya waktu untuk resparasi-reparasi, ketidak efisienan, istirahat-
SKRIPSI
PERANAN PENENTUAN TARIP BEAYA
TJANDRA KIRAWAN
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
32
istirahat, pemasangan-pemasangan,
kegagalan-
kegagalan, material-material yang
kurang me -
muaskan, tertundanya pengiriman material,
ku-
rangnya tenaga kerja, absensi-absensi, hari-ba ri libur, cuti, pelaksanaan inventarisasi 'perubahan-perubahan lainnya*
dan
Banyak pergeser-
an kerja harus d.ipertimbangkaru
Reserve
sebut harus dikurangkan dari kapasitas
ter teori
tis untuk mendapatkan kapasitas praktis. Pengu rangan kapasitas teoritis menjadi
kapasitas
praktis biasanya secara khusus berkisar anta ra 15 % sampai 25 % yang
berakibat
kapasitas
praktis berkisar antara 75 % sampai dengan 85% dari kapasitas teoritis* 3# Kapasitas aktual yang diharapkan; Kapasitas yang diharapkan berdasarkan atas pan dangan jangka pendek* Penggunaan kapasitas ak< tual yang diharapkan dapat dilaksanakan untuk perusahaan yang basil produksinya bersifat musiman, dan perubahan-perubahan pa^ar memungkin kan penyesuaian harga dengan kondisi persaingan dan
SKRIPSI
permintaan-permintaan para langganan.
PERANAN PENENTUAN TARIP BEAYA
TJANDRA KIRAWAN
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Dengan kondisi yang demikian pada umumnya meng akibatkan digunakan tarip yang berbeda dari periode ke periode tergantung dari ramalan
pen-
jualan untuk periode yang bersangkutan, Kapasitas normal : Kapasitas normal adalah kemampuan
perusahaan
untuk memproduksi dan menjual produknya jangka panjang.
dalam
Jika penentuan kapasitas prak
tis hanya memperhitungkan waktu karena
sebab-
sebab intern perusahaan, tetapi dalam penentu an kapasitas normal diperhitungkan pula
trend
penjualan dalam jangka panjang. Kapasitas normal adalah pendekatan perencanaan jangka panjang, sekali tingkat kapasitas
nor
mal ditetapkan, maka beaya produksi tidak lang sung dapat diperkirakan dan tarip beaya produk si tidak langsung dapat dihitung, Penggunaan tarip ini akan mehyebabkan seluruh beaya
pro
duksi tidak langsung dari periode itu harus di_ serap, serta kapasitas normal dan beaya - beaya normal yang tersedia dalam periode itu, Konsep kapasitas normal menetapkan suatu tarip
SKRIPSI
beaya produksi tidak langsung di mana
beaya
dan produksi didasarkan pada penggunaan
rata-
rata pabrik secara phisik untuk
waktu
PERANAN PENENTUAN TARIP BEAYA
jangka
TJANDRA KIRAWAN
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
34
yang cukup panjang, untuk mendapatkan rata-rata yang menutupi kenaikan dan
jumlah penurunan
yang terjadi pada setiap usaha perusahaan. Ta rip kapasitas normal didasarkan pada
konsep
bahwa. tarip produksi tidak boleh berubah kare na adanya tingkat penggunaan yang lebijti besar atau lebih kecil dari fasilitas pabrik
dalam
berbagai periode, sehingga akan dihasilkan sua tu per unit yang lebih bermanfaat. Ad.C.
Dengan atau tidak memasukkan Fixed Cost
:
1. Absorption Costing : Prinsip dari absorption costing adalah
semua
beaya tak langsung disatukan dalam tarip
ga-
bungan, jika tarip ini sudah ditentukan, ting kat kapasitas, volume aktivitas harus ditetapkan, dengan demikian semua harga pokok dan bea ya dapat diharapkan diterima kembali pada pe riode tertentu-
Pembiayaan dengan tipe ini di.
kenal dengan pembiayaan absorpsi penuh atau
-
konvensional yang membebankan bahan baku lang sung dan upah langsung serta bagian beaya langsung yang variabel dan yang tetap
tak
ke unit
produksi. 2. Direct costing : Pembeayaan langsung akan membabani
SKRIPSI
PERANAN PENENTUAN TARIP BEAYA
produk
TJANDRA KIRAWAN
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
■55
dengan beaya produksi
yang besarnya tergan
tung volume produksi.
Hanya beaya bahan lang
sung dan upah langsung ditambah be.iya produksi tidak langsung, beaya variabel dibebankan produk baik produk dalam proses maupun
ke
produk
jadi maupufi'pada harga pokok penjualan,
Oleh
karena itu, beaya variabel ini dibebankan produk, sedangkan beaya produksi tidak
ke lang
sung tetap riimasukkan dalam rugi laba
periods
berjalan. Ad.D.
Penggunaan satu atau beberapa tarip : 1 * Plant wide or Blanket Rate : Dalam hal semacam ini perusahaan hanya
mempu
nyai satu tarip untuk setiap kegiatan perusaha an dalam mengalokasikan
beaya produksi
tidak
langsung pada produk atau suatu pekerjaan. 2* DeprtHient Rate : Tarip depertenen adalah suatu-tarip yang ditetapkan pada setiap departemen.
Jika suatu pe
kerjaan atau produk harus melalui tiga
depar
temen, maka beaya produksi tidak langsung yang dibebankan pada produk atau pekerjaan tersebut juga menggunakan tiga tarip yang
terdapat da
lam departemen yang dilalui oleh produk terse but.
SKRIPSI
PERANAN PENENTUAN TARIP BEAYA
TJANDRA KIRAWAN
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
36
3. Tarip pusat beaya atau kelompok beaya : Pusat beaya adalah suatu unaur dalam organisasi yang telah ditentukan batas tanggung
jawab
dan wewenangnya yang berkaitan dengan terjadinya beaya.
Jadi tarip pusat beaya adalah
ta
rip yang ditentukan berdasarkan beaya yang tim bul per pusat beaya atau tempat di mana
beaya
tersebut terjadi, 2.3. Perhitungan tarip beaya produksi tidak langsung. Menurut Matz dan Usry, langkah-langkah dalam per hitungan tarip beaya produksi tidak langsung adalah bagai berikut
se-
:
Estimating the level and expenses; : Langkah pertama dalam perhitungan nilai beaya pro duksi tidak langsung adalah
: menentukan ting -
kat kegiatan yang digunakan sebagai dasar yang di pilih, kemudian membuat anggaran bagi masing - m a sing beaya pada tingkat yang diperkirakan. -
Q Classifying expenses as Fixed or Variabel : Pengelompokan ongkos-ongkos pada perubahan volume atau beaya variabel mencoba menentukan suatu pola perubahan bagi setiap unsur pengeluaran,
Karena-
nya pengelompokan ini harus pula mernpertimbangkan o Matz and Usry f Op cit , halaman 213.
SKRIPSI
PERANAN PENENTUAN TARIP BEAYA
TJANDRA KIRAWAN
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
37
asumsi-asumsi tertentu mengenai lingkungan pabrik, harga-harga, kebijaksanaan serta teknologi dipakai-
yang
Setelah ditentukan mengenai cara penge-
lompokan ini, maka pengeluaran yang bersifat
te
tap dapat ditentukan dalam jangka waktu yang terbatas.
Bila keadaan berubah, maka penggolongan -
ini harus ditinjau kembali sesuai keadaan. Contoh perhitungan tarip beaya produksi tidak lang sung
adalah sebagai berikut :
Total beaya produksi ti
dak langsung dari De Witt Product adalah I 300,000.
Da
lam uraian di bawah ini beaya-beaya tersebut dikelompokkan sebagai beaya tetap dan variabel. (lihat halaman 38) Setelah ditentukan tingkat kegiatan sebagai dasar dan taksiran mengenai beaya produksi tidak langsung
te
lah ditetapkan tarip beaya produksi tidak langsung,
da
pat dihitung,
Misalkan saja dalam hal berikut ini digu-
nakan tarip jam kerja langsung untuk tahun yang akan datang diperkirakan
200.000 jam
mal), maka jumlah beaya pabrik giatan ini adalah Tarip BPTL = =
SKRIPSI
(tingkat kapasitas
nor
tidak langsung untuk ke
:
Taksiran beaya produksi tidak langsung (taksiran jam""kerja langsung $ 300,000 Zto.boo jam
'
* „ s 1.50 per jam kerja lang sung.
PERANAN PENENTUAN TARIP BEAYA
TJANDRA KIRAWAN
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
38 De Witt Product Taksiran Beaya Produksi Tidak Langsung 19.* Beava
F
:
Total
V
-
Pengawas
1
70,000
$
-
$
70,000
-
Upah tidak langsung
$
9,000
%
66,000
$
75,000
-
Premi Kerja Lembur
$
-
it
9,000
-
Bahan Penolong Pabrik
$
4,000
■1
19,000
$
23,000
-
Reparasi & Perawatan
ft
3,000
9,000
s>
12,000
-
Tenaga listrik
$
2,000
$
18,000
t
20,000
-
Bahan bakar
t
1,000
$
5,000
S
6,000
-
Air
$
500
$
500
B
1 ,000
-
Pajak FICA
$
3,000
$
15,000
$
18,000
-
Pajak Pengangguran
1
1,500
$
3,500
■ IE
5,000
-
Upah karyawan
1
500
$
2,500
*
3,000
-
Asuransi RS
*
500
*
1,50 0
$
2,000
-
Dana Pensiun
$
2,000
$
13.000
$
15,000
-
Tunjangan Cuti & HR
s
2,000
$
10,000
$
12,000
-
Asuransi kelompok
*
1,000
S
3,000
$
4,000
-
Penyusutan Gedung
%
5,000
-
1
5,000
-
Penyusutan alat-alat
$
1^,000
3
-
0
13,000
-
Pajak Kekayaan
$
4,000
$
-
$
4,000
-
Asuransi kebakaran
$
3,000
$
-
*
3,000
Jumlah Taksiran Beaya Produksi Tidak Langsung
SKRIPSI
* 125,000
1 175,000
PERANAN PENENTUAN TARIP BEAYA
9,000
$ 300,000
TJANDRA KIRAWAN
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Tarip beaya produksi tidak langsung dapat diuraikan
le
bih lanjut menjadi unsur-unsur tetap dan variabel
-
i
g
f
Tarip BPTL Variabel
c
r
e
g
....... 3 5
5
=
$
°
’
6
2
5
p
e
r
3 a m
langsung.
:
k
e
r
: j a
Taksiran BPTL Variabel Taksiran jam kerja" langsung 175,000 560.600" Jam
9 0,875 per jam kerja langsung.
2.4. Menentukan unsur tetap dan variabel beaya produksi tidak langsung * Unsur beaya yang terdapat dalambbeaya produksi ti dak langsung dapat bersifat tetap, variabel maupun variabel.
semi
Untuk kepentingan analisa beaya produksi
ti
dak langsung serta pengendaliannya unsur semi variabel ini perlu dipisahkan menjadi unsur tetap dan variabel. Ada beberapa metode yang dapat digunakan untuk pemisahan tersebut, yaitu
:
-
Metode titik-titik tinggi dan rendah.
-
Metode Least Square.
2.4.1. Metode Titik-titik Tinggi dan Rendah : Teknik ini dapat diterangkan lebih jelas menggunakan sebuah contoh.
SKRIPSI
dengan
Untuk menetapkan unsur
PERANAN PENENTUAN TARIP BEAYA
TJANDRA KIRAWAN
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
40
uneur tetap dan variabel dari beaya perbaikan me sin untuk suatu departemen produksi, maka
beaya
aktua.l yang terjadi pada dua periode dicantumkan dalam tabel berikut ini. Apabila periode-periode yang mempunyai
tingkat
aktivitas tertinggi dan terendah tidak sama
de
ngan beaya-beaya periode yang mempunyai beaya ter tinggi atau terendah yang dianalisir, maka
ting
kat, aktivitaslah yang harus menjadi pegangan bagai danar pelaksanaan seleksi.
se
Periode-periode
tertinggi dan terendah dipilih karena hal-hal ter sebut menunjukkan kondisi-kondisi pada dua
ting
kat aktivitas, akan tetapi harus diperhatikan un tuk tidak memilih titik-titik data yang terganggu oleh kondisi yang tidak normal. Perbedaan 60 % antara tingkat aktivitas-aktivitas yang dapat dilihat dalam Contoh (halaman 41) adaf lah 4.104 jam dengan variasi beaya sebesar $1,026. Tingkat variabel ditentukan dengan jalan
membagi
$ 1,026
tingkat
dengan 4#104 jam dan diperoleh
pembeayaan $ 0,25 per jam upah langsung.
Bagian
tetap diperoleh dengan jalan mengurangi jumlah beaya $ 2,776 dengan hasil perkalian '$ 0.25 ngan jam akti.v.itas tertinggi
-
de -
6.840 angka yang sa
ma akan diperoleh jika menggunakan titik terendah.
SKRIPSI
PERANAN PENENTUAN TARIP BEAYA
TJANDRA KIRAWAN
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
41
BEAYA REPARASI MESIN UN^UK DEPARTEMEN PRODUKSI Tingkat Aktivitas Jam Upah Langsung
:
Tinggi
:
6.840 jam = 100 %
$ 2,776
Rendah
:
2.763 jam =
40 %
t 1,750
Perbedaan
:
4.104 jam =
SO %
1 1 ,02^
Tarip variabel : 1 1,026 ■
4.104 = $ 0,25 per jam upah langsung. Rendah
Tinggi Jumlah Beaya
: $ 2,776
$ 1,750
Beaya variabel'(S 0,25 per jam upah langsung)
: t 1,710
co
Beaya Tetap
: $ 1,066
$ 1,066
2.4.2. Metode
Least Squares
:
Metode titik-ti.tik tinggi dan rendah dapat
lebih
disempurnakan melalui metode Least Squares yang lebih djkenal dengan garis regresi,
Contoh peng
gunaan ini dapat dilihat dari Tabel 2 (halaman 42).
SKRIPSI
PERANAN PENENTUAN TARIP BEAYA
TJANDRA KIRAWAN
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
42 1 ft- fO ..V 4■ I ..1 5, i ; "t’
C) O O C) a o O o O o o O o O o o a Ci C CT\ in•> in». 0 c>* 0^«• U.'*• ft T| 1— ** vi 1— CM CM o
oo
✓-s t(.
(••• 1
1 i'
n
o o ♦ o a • i-
r.
o
r-i v:
w r*“ or, m •** «’
<w
r~.
O co t.*>-■ < 52 ro Cm Ph w o P-* o o CM
H
a)
T> { «/• r ■ .-i <■ n 1 'r~‘ . V «<■ 0 £. 'C i; .j: 3 r UJ 1 i: u
E-i
1 ri * !_
n r-l 3 ..L...
SKRIPSI
> ;i -l-l n 4> V
o o o * C; if Cj
O c. *C- C ' Ci#• c« Ci o 11 C'.
r c o r'
a a o o •> c-•I c: c <-J rf
n c o
• o c o • IT' CV
C' C' f♦ (•> c' o « T-
o o c:« » o o o • 'i! v-
c (X c c o • • o CJ o <. o o • • o. 0 •’
o o o o C> c o c Pi c: » c C c c 1-> V.'. u M' T 4-
(.) Ci o « o c; a • T 0'
+
n O c c pf'< •
c C' f > o f~ Cv c C: C.cv• c., C; « r' n o O ac r■ , Ci c. Cl c: » C- c: • • « 0 T- S.IVi' I/- '' '
{F<
+ +
<■ +
1
t
1
f
1
O C co «• c *3
c c VI e. c.
f
c c. ( o c. c* c. C o rT— e rO.; t- in iT\ CM r- V r [-• r•
O Cl c■
• C; C.: • {, >• U‘ .
l.'.‘
+•
r: o r r. c 0 C' a , f C> if\ 0 •l: ■ 3- CvJ C'j o» c.- to c c, V£ U'. L‘ \ 11\ tn in liV ir v_ s_ <•>
i' f. i’ ) •r■ fi" r 1
rO rc
V •frl C: C* cr iP !•*; 4 <•. 0.) •H Po
•H
c: i• <■ <> ’ C c> / l> 1
(O o © ft O
o n Ct- o r« Cj t—
I' CO ft \■ <•':
J
r* o (i « l;*' r*"
^•
1 t: L r r
ISJ
rw
O o c. T1
r ('i c o c lT> r 1 I » { O
r- l Q(• c. • o* ».*■c r*
•w U ctf p nj f-j
C
C ('• c C. o«— C: r
•H f-l ,1' u
,n fli C-
C. c1 c. • KN
t C1 ( f• c.• • c K' >s
(
r c r.; • r. K%
o Ci Ci r i
o c C'/ o 1
C' r. ( / CC C.' C.' *s) r t 1
c CJ c. h' T •I
c r. o • CM
(■ f1 Cv • cv
f C. • K
< 1 C • U'. t'
rfj O CD C. «-r
u c. V. /) U
:3 r i •p • c i • < i C crj •ci c rl n H rc P* rj k: \4 1j *-s
r <.• r. ♦ i*• ....
C.
<
r, co M
f-i Qi t; O' O' .o 7-' •p CJ P. .|.S n. a; o
'■
PERANAN PENENTUAN TARIP BEAYA
h (. if* F-: <:• CO n> t-• i‘
TJANDRA KIRAWAN
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
43
Untuk mempersiapkan Tabel 1 diperlukan langkah , sebagai berikut
langkah-
:
1. Tentukan rata-rata jam upah langsung dan beaya listrik, Jumlah jam upah langsung 420,000 yang apabila dibagi 12 menghasilkan rata-rata 35.000 jam per bulan, Jumlah beaya arialah $ 6,840 rata
atau
rata
$ 570 per bulan,
2. Hitunglah perbedaan-perbedaan antara angka-ang ka aktual bulanan dan angka- rata-rata bulanan yang dihitung dalam langkah
1 , perbedaan
ini
dimasukkan dalam kolom 2 dan 3 . 3« Kolom 2
dikwadratkan dan dimasukkan kolom 5 •
Perbedaan jam aktual dengan rata-rata dikali kan dengan perbedaan beaya
dengan rata-rata -
beaya dan dimasukkan dalam kolom 6 dan kolom 4 juga dikwadratkan dimasukkan dalam kolom 7 . 4* Hitunglah tarip beaya variabel listrik. Kolom 6 I 2,270.000 A ^ Kolom 5 _ 3E 5 1 2 ,06b,00“ ® °-°°44 atau 0,44 % 5. Hitunglah beaya tetap, dengan menggunakan persamaan untuk suatu garis lurus
Y = a + bx
,
di mana Y adalah surnbu beaya pada tingkat akti vitas X , a
adalah beaya tetap dan
b
adalah
tingkat variabilitas.
SKRIPSI
PERANAN PENENTUAN TARIP BEAYA
TJANDRA KIRAWAN
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
44
Y = a + b X $ 570 = a + 9 0.0044 (^5,00) $ 570 = a, + } 154 a = I 4 16 , sebagai unsur tetap beaya listrik per bulan. 2.5. Analisa perbedaan beava produksi tidak langsung. Misalkan beaya produksi tidak langsung yang sebenarnya De Witt Product adalah sebesar
$ 292,000, perbe
daan beaya produksi tidak langsung dapat dihitung scperti berikut
:
1. Perbedaan pembelanjaan : Beaya produksi
tidak langsung sebenarnya ada
lah
$ 292,000
Penjataan anggaran berdasarkan jam kerja langsung
:
-
Tetap ..........................
$ 125,000
-
Variabel (1901.000 X $ 0.875) ..
$ 166,250
Total beaya yang dianggarkan
$ 291,250
Perbedaan pembelanjaan adalah sebesar ? 750 ,yang dihitung dari $ 292,000 - ft 291,250.
Perbedaan -
ini merugikan perusahac3n.
SKRIPSI
PERANAN PENENTUAN TARIP BEAYA
TJANDRA KIRAWAN
1
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
45
2. Perbedaan kapasitas menganggur : Belaya produksi tidak langsung yang diperhitung kan (190.000 X $ 150) .............. -
$ 285,000
Penjataan anggaran : -
Tetap ..................
-if 125,000
- Variabel : (190.000 X $ 0.875) ............... I 166,250 ----------- $ 291,250 Perbedaan kapasitas menganggur .......
$
6,250
Dari kedua perhitungan tersebut diperoleh perbed£ an beaya produksi tidak langsung sebesar
$
7,000
($ 292,000 - $ 285,000), yang terdiri dari perbedaan pern belanjaan dan perbedaan kapasitas menganggur. 2*5.1. Perbedaan pembelanjaan : Perbedaan pembelanjaan sebesar t 750 merupakan se lisih antara beaya produksi tidak langsung sebenarnya dengan penjataan dari anggaran
yang yang -
diperhitungkan berdasarkan pemakaian kapasitas
,
yaitu kegiatan yang digunakan selama 190.000 jam kerja langsung.
Jika beaya produksi tidak lang -
sung sebenarnya adalah lebih kec.il dari anggaran, maka perbedaan pembelanjaan adalah menguntungkan, begitu juga sebaliknya.
SKRIPSI
PERANAN PENENTUAN TARIP BEAYA
TJANDRA KIRAWAN
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
46
Beberapa pengeluaran yang sebenarnya dapat
mele-
bihi bilangan yang dianggarkan, apa pula yang le bih kecil. Setiap perbedaan harus dianalisa, sebab dari perb^daan yang terjadi harus ditentukan dan dibica rakan dengan pi.hak yang bertanggung jawab
atas
pembeayaan tersebut. Tindakan pembetulan harus diambil sesuai
dengan
kebutuhan. Harus diperhatikan juga bahwa pembelanjaan
yang
tidak memenuhi kebutuhan juga tidak dikehendaki , misal kelebihan anggaran I 1,350
dapat
memberi
kesan kurang memperhatikan perawatan pencegahan. 2.5.2, Perbedaan kapasitas menganggur : Angka yang dipakai untuk membebankan beaya pabrik tidak langsung adalah $ 1 .5 0 per jam kerja t sung yang berdasarkan kepada 200.000 jam kapasitas normal, akan tetapi jam kerja yang
langkerja di-
gunakan selama masa yang bersangkutan hanya men capai 190.000 jam; sehingga daya kerja yang tidak dimanfaatkan adalah 10.000 jam kerja langsung a tau kapasitas yang dicapai hanya 95 % dari kapa sitas normal. Tarip beaya produksi tidak langsung sebesar $1.50
SKRIPSI
PERANAN PENENTUAN TARIP BEAYA
TJANDRA KIRAWAN
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
47
dianggap wajar bagi setiap jam kerja langsung yang dipakai,
Kenyataan bahwa hasil usaha berada
di
bawah tingkat normal tidak boleh memperbesar
be-
ban beaya produksi tidak langsung bagi setiap unit I
yang, dihasilkan. Tanggung jawab atas jam kerja monganggur ini terletak pada pihak manajemen pel^ksana, sebab
per
bedaan ini menunjukkan kekurangan ataupun kele bihan penggunaan daya-guna dari kemampuan
-
pabrik
dan peralatan. Perbedaan kapasitas in.i., baik yang menguntungkan maupun yang merugikan, harus dike tahui dengan pasti,
Salah satu kemungki naBi adalah
kurangnya ■■ R.ese.imbangan antara kemampuan produksi dan kemampuan penjualan.
Di lain
berpihak
perbedaan mungkin terjadi karena harga penjualan yang menguntungkan dan dapat menutupi beaya duksi tidak langsung tetap pada volume
pro
penjualan
yang rendah,
3* Departementalisasi Beaya Produksi Tidak Langsung Departementalisasi beaya produksi tidak
langsung
berarti pemisahan menurut bagian atau departemen beaya pabrik tidak langsung
dengan
membagi pabrik mcn-
jadi lapisan yang disebut bagian, pusat beaya, atau lompok beaya terhadap siapa ongkos-ongkos
SKRIPSI
PERANAN PENENTUAN TARIP BEAYA
bagi
ke-
dibebankan.
TJANDRA KIRAWAN
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
48
Mats dan Usry berpendapat yang dimaksud departementali sasi adalah : "Departementalization of factory
overhead
means divining the plant into segments called departe ments, cost centers Or cost polls, to which expenses Q are charged
,
Dalam pembagian menurut departemen beaya produksi tidak langsung ditentukan menurut departemen yang
harus
bertanggung jawab atas pengeluaran beaya tersebut*
Pem
bagian menurut departemen memungkinkan adanya tarip yang berbeda-beda untuk setiap departpmen sesuai dengan dasar atau patokan yang digunakan dalam deportemen yang sangkutan. sasi adalah -
ber-
Manfaat yang diperoleh dari departementali :
Untuk keperluan akuntansi, pembagian pabrik men jadi bagian-bagian yang terpisah mempermudah
pe
nentuan harga yang lebih tepat dari suatu peker jaan atau produk sefrta pengawasan terhadap
beaya
produksi tidak langsung. Penentuan harga ynng lebih tepat terhadap peker jaan dan hasil produksi dimungkinkan dalam
pemi
sahan menurut pembagian ini karena setiap
bagian
^Adolph Matz and Usry , Op cit , halaman 2^5.
SKRIPSI
PERANAN PENENTUAN TARIP BEAYA
TJANDRA KIRAWAN
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
49
menggunakan tarip beaya produksi
-
tidak
langsung
yang berbeda-beda bagi pembebanan beaya
produksi
tidak langsung, i Pengawasan yang bertan-'gung jawab terhadap
beaya
produksi tidak langsung lebih dimungkinkan karena pemisahan menurut bagian-bagian kos sebagai tanggung jawab
menimbulkan ong-
dari pengawas bagian
qtau manager bagian. Seluruh proses dari pemisahan beaya
produksi ti
dak langsung menurut bagian-bagian merupakan dari metode sebe.lumnya.
kelanjutan
Penaksiran atau penganggaran da
ri beaya dan pemilihan dasar yang tepat bagi
pembebanan
masih diperlukan juga, akan tetapi selain itu pemisahan beaya produksi tidak langsung menurut bagian-bagian
me
merlukan pula penaksiran dan anggaran terpisah bagi
se
tiap bagian. Beaya sebenarnya yang terjadi pada suatu masa
tertentu
harus dicatat dalam buku perkiraan pengontrol beaya pro duksi tidak langsung dan perkiraan pembantu
beaya pro
duksi tidak langsung pada setiap bagian, sesuai dari sifat beaya yang bersangkutan.
Proses ini dimungkinkan di^
lakukannya perbandingan antara beaya produksi tidak lan£ sung sebenarnya dengan beaya produksi tidak langsungyang diperhitungkan bagi bagian yang bersangkutan.
SKRIPSI
PERANAN PENENTUAN TARIP BEAYA
TJANDRA KIRAWAN
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
50
Kelebihan atau kekurangan perhitungan beaya produksi ti dak langsung dihitung sendiri oleh bagian yang bersang kutan dan dianalisa secara terpisah untuk menentukan per bedaan pembelanjaan dan selisih kapasitas yang mengang gur dari bagian itu. Untuk membahas mengenai. departementalisasi produksi tidak langsung akan dibahas mengenai
beaya
;
1. Pemilihan bagian-bagian produksi dan pelayanan. 2. Pemisahan beaya langsung dan tidak langsung
de
partemen. i
Ad.1.
Pemilihan bagian-bagian produksi dan pelayanan : Yang dimaksud dengan bagian-bagian produksi
ada
lah bagian yang melakukan pekerjaan pabrikasi de ngan merubah bentuk, potongan dan sifat dari han yang dikerjakan ataupun dengan cara
ba
merakit
suku cadang menjadi barang jadi. f Penetapan dari bagian-bagian produksi untuk tujuan pembeayaan dan pengawasan atas beaya merupakan masalah bagi manajemen dari setiap perusahaan mana tidak ada ketentuan tetap dan pasti mengatasinya.
di
untuk
Cara yang paling umum dilakukan ada
lah membagi pabrik menurut tingkat-tingkat kegiat an atau kumpulan kegiatan di bawah suatu Pembagian pabrik ke dalam bagian-bagian
SKRIPSI
PERANAN PENENTUAN TARIP BEAYA
bagian. yang
TJANDRA KIRAWAN
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
51
terpisah, yang paling berkaitan dan diatur secara terpisah
antara satu dengan lainnya adalah
ting bagi pengawasan beaya produksi tidak sung dan penentuan beaya pekerjaan atau
penlang
produksi
dengan tepat. Faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam memilih jenis-jenis bagian yang diperlukan untuk
me
nentukan tarip beaya produksi tidak langsung, ba gian yang tepat untuk pengawasan beaya adalah
:
a. Kesamaan dalam kerja, proses-proses dan rnesinmesin pada setiap bagian. b. Lokasi dari pekerjaan, proses-proses dan mesin mesin. c. Tanggung jawab bagi produksi dan beaya. d. Hubungan antara pekerjaan dan arus produk. e. Banyak bagian-bagian atau pusat beaya. Bagian pelayanan adalah bagian yang memberikan ja sa secara tidak langsung membantu dalam produksi suatu barang. Pemilihan dan pembentukan dari
ba
gian pelayanan mempunyai pengaruh yang cukup berarti. dalam pengawasan dan penentuan beaya tepat.
yang
Pelayanan yang disediakan bagi bagian pro
duksi dan bagi bagian pelayanan lainnya dapat disusun dengan berbagaj. cara, yaitu
SKRIPSI
PERANAN PENENTUAN TARIP BEAYA
:
TJANDRA KIRAWAN
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
52 a. Membentuk bagian pelayanan yang
berbeda - beda
untuk setiap macam kegiatan. b. Menggabungkan beberapa kegiatan di bawah
satu
bagian, c. Mengumpulkan semua beaya pelayanan dalam
satu
kelompok beaya umum pabrik. Penentuan dari jenis
dan banyaknya bagian pela -
yanan harus mernperhatikan jumlah; karyawan yang di perlukan untuk semua tindakan pelayanan itu, bea ya untuk menyedjakan jasa pelayanan itu, perlunya jasa pelayanan yang bersangkutan dan
pelimpahan
dari tanggung jawab pengawasannya. Ad.2,
Pemisahan partemen
beaya langsung dan tidak langsung De :
Yang dimaksud dengan beova langsung
departemen
adalah jenis beaya 'produksi t.idak langsung
yang
terjadi atau dapat secara langsung dibebankan pa da departemen tertentu. Sedang beaya tidak langsung departemen ialah nis beaya produksi tidak langsung
yang
terjadi,
tidak dapat secara langsung dibebankan departemen tertentu*
je
kepada
Jenis beaya ini akan didis-
tribusikan pada departemen yang menikrnati.
SKRIPSI
PERANAN PENENTUAN TARIP BEAYA
TJANDRA KIRAWAN
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
53
3.1* Menentukan tarip beaya produksi tidak langsung perdepartemen. Pemakaian tarip beaya produksi tidak langsung ba gian-bagian mengharuskan dilakukannya pertirnbangan
yang
terpisah-piaah mengenai beaya produksi tidak langsung da ri setiap bagian produksi, yang seringkali digunakannya dasar-dasar yang berleinan
menyebabkan
untuk pembeban
an beaya produksi tidak langsung kepada bagian -
bagian
yang berbeda. Menurut Matz dan Usry , karena semua beaya produk si tidak langsung, baik yang bersifat umum maupun
yang
ditimbulkan oleh bagian pelayanan, harus diperhitungkan oleh bagian produksi, maka penetapan tarip beaya produk si tidak langsung dari bagian-bagian perusahaan dilaku kan sebagai berikut
:
1 . Estimating or budgetting total direct factory over head of producting and service departments at the selected activity levels; determining, if posible, the fixed and variabel nature of expenses cate- . gory. 2. Preparing a factory survey for the purpose of distributing indirect factory overhead and service depertament cost. 3. Estimating or budgeting total indirect faktory overhead such as electric power, fuel, water. , building depreciation, property tax, and fire in surance at selected activity levels, allocating these cost, based on selected methods. 4. Distrubuting service department - cost. 5. Calculating departemental factory overhead rates. 10
^ A d o l p h Matz and Usry , Op cit , halaman 242
SKRIPSI
PERANAN PENENTUAN TARIP BEAYA
TJANDRA KIRAWAN
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
54
Ad.1.
Membuat penaksiran beaya produksi tidak langsung: Membuat taksiran atau anggaran beaya dari
bagian
bagian produksi dan pelayanan untuk suatu tingkat kegiatan yang telah ditentukan merupakan
usaha
bersama antara kepala-kepala bagian, pengawas dan karyawan dari bagian anggaran atau beaya dari per usahaan.
Dalam membuat anggaran ini diusahakan -
sedapat mungkin untuk memisahkan beaya tetap
dan
variabel dari setiap kelompok beaya, seperti pada Tabel 3 Ad.2.
( lihat halaman 55 ).
Surevei pabrik : Sebelum beaya tidak langsung dari bagian - bagian dapat dibagi rata diantara bagian yang
mengguna-
kannya dan akhirnya kepala bagian produksi, harus didapat data yang mendasarinya. Suatu survei dari sarana pabrik dan catatan pabrik biasanya
dapat
mengungkapkan keterangan yang diperlukan,
seper
ti jumlah tenaga kuda, taksiran peinakaian kilo watt per jam, banyaknya tenaga kerja setiap gian, besarnya upah yang dibayar, luas lantai
ba ,
perkiraan pemakaian bahan, dan nilai aktiva. Kegiatan yang dilakukan oleh bagian pelayanan ha rus dipelajari dengan teliti untuk menentukan da sar yang paling tepat dalam distribusi beaya. Contoh survei pabrik yang dilaksanakan
SKRIPSI
PERANAN PENENTUAN TARIP BEAYA
pada
TJANDRA KIRAWAN
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI
PERANAN PENENTUAN TARIP BEAYA
TJANDRA KIRAWAN
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
56
De Witt Product nampak pada man 57 )♦
Tabel 4 ('
hala -
Dasar yang sering digunakan dalam alo-
kasi beaya produk tidak langsung , adalah -
Sewa pabrik dengan luas lantai.
-
Bajak kekayaan dengan luas lantai.
-
Penyusutan gedung dengan luas lantai.
-
Asuransi kebakaran dengan luas lantai,
-
Perbaikan gedung dengan luas lantai.
:
- ' Pemanasan ruang dengan luas lantai. -
Pengawasan dengan jumlah karyawan.
-
Telepon dan telegrap dengan jumlah karyawan atau jumlah pesawat.
-
Asuransi karyawan dengan gaji bagian yang bersangkutan .
Ad.3,
-
Penerangan dengan killo watt per jam.
-
Ongkos angkut dengan bahan yang dipakai.
-
Tenaga listrik t^-ngan tenaga kuda per jam.
Membuat penaksiran dan pembagian beaya tidak lang sung
:
Beaya tidak langsung dari bagian-bagian
seperti
halnya untuk pemanasan, tenaga listrik, bahan bakar, air dan penyusutan gedung harus diperkirakan kemudian dibebankan kepada bagian produksi maupun bagian pelayanan atau hanya bagian produksi saja.
SKRIPSI
PERANAN PENENTUAN TARIP BEAYA
TJANDRA KIRAWAN
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
De Witt
Products
57
SKRIPSI
PERANAN PENENTUAN TARIP BEAYA
TJANDRA KIRAWAN
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
58 Beaya tidak langsung dibagi menurut dua cara : a, Tenaga listrik, bahan bakar dan air dibebankan kepada perkiraan perlengkapan dan dari sana ba_ ru dilakukan pembagian. b* Penyusutan gedung, pajak kekayaan dan asuransi kebakaran hpnya dibagi. rata diani'.ara
bagian
produksi berdasarkan luas lantai seperti
di -
nyatakan dalam survei pabrik pada lampiran
A
(lihat halaman 57)* yaitu 25 % dari $ 5,000 atau $ 1,2 5 0 dibebankan pada bagian tuk penyusutan gedung.
pemotongan un-
Namun demikian
cara
lain dapat pula dilakukan dengan membebankan beaya itu kepada bagian pelayanan di
sarnping
kepada bagian produksi saja. Ad.4.
Alokasi beaya tidak langsung bagian pelayanan Distribusi beaya tidak langsung bagian
:
pelayanan
ke bagian-bagian produksi harus dilakukan
dengan
tujuan untuk rnenetapkan tarip per departcmen pro duksi dapat dilakukan dengan tepat. Alokasi beaya ini dapat dilakukan dengan cara
:
a, Metode alokasi lanp.sung. b. Metode alokasi bertahep. Dalam metode alokasi langsung, beaya produksi ti dak langsung bagian pelayanan
SKRIPSI
PERANAN PENENTUAN TARIP BEAYA
didistribusikan
TJANDRA KIRAWAN
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
59
langsung ke bagian-bagian produksi secara
lang -
sung berdasarkan patokan yang telah ditentukan. Metode ini hanya digunakan jika jasa dari
bagian
pelayanan hanya dinikmati oleh bagian produksi sa ja atau tidak ada bagian pelayanan lainnya
yang
turut menikmatinya, Matode alokasi bertahap, metode ini pertama - tama mendistribusikan beaya dari bagian pelayanan bagian pelayanan
l a i n n y a ; yang
ke-
terlibat dalam peng
gunaan jasa dari bagian pelayanan tersebut.
Sete
lah distribusi ini selesai baru dilakukan alokasi beaya, dari bagian pelayanan ke bagian produksi se perti pada metode alokasi langsung. Penggunaan me tode ini apabila jasa yang dihasilkan dari bagian pelayanan tidak dinikmati oleh bagian produksi sa ja tetapi juga dinikmati oleh bagian
pelayanan
lainnya. Contoh distribusi taksiran beaya departemen pela-yanan untuk De Witt Product
yang diperagakan da
lam Tabel 5 (lj.hat halaman 60)
menggunakan meto
de alokasi langsung karena jasa dari departemen pelayanan digunakan oleh bagian produksi saja
a-
tau jika kalau tidak ada perbedaan yang besar da lam penentuan harga pokok produksi bilamana
bea
ya dari bagian pelayanan tidak dibagi-bagikan se cara merata kepada bagian pelayanan lainnya.
SKRIPSI
PERANAN PENENTUAN TARIP BEAYA
TJANDRA KIRAWAN
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
60
« ! * & £ -O 5 3 £
o o o W O N
q »vio
r»-ifo«io«-i
fl< 3
S
c
o ft
a. CD £
c
in © s? 0)
.2
VI
cn
to
o o n 0)
(S O W M O (N IT) C) If) (O ^
CO
c
ft>
a. c in
£
H>
>
«
(0
C
ft* •.£ « **
,ti c >>* ‘ uKQ Q .* ' «Q H
c o>
ra
V(NNn tNeo riuiiri
o
a in u
3 00 <5
H Q)
o
(0 •& nj CD
S (v
r* >fN
r> fo t-
w
ci
0) in U>
01 in o CO •St >
g VI
tN
(N
(N 00 n «/)
(N n rv V)
Q,
o
>«w
u
.
00 CO *J O (N n u o i ro
CO
n r>.
fT CO (vi W 4A
i*> CO CO CO in V)
1A
u>
10
r» d
i-a k. V
<0 (A
«5e
?
..
»
s
c e *' .as
Q n o >> v>
| *5. o
§
Ss , r m u
—
b v>
CO m r> r* (N
o> c 3
J3 £
O — (D fN
O A 00 o OO) pi r*
O 00 M r»'
0) a4.t a.
*> ^
tf) .2.
§
8
1
1
Cl vt
“
c
K g < > <
ffl Z < < £C
Uca.ic y
o*
C 1> a t T5 a c
•k — n A ...
ra cr»
« - so* •o
c —.
<5
.tM■0 Xcro S
•£ E
2 0)
21 2 p
5
E ff
*> s a . a.
SKRIPSI
■= 9 E
c
IS 2 <0 ■u a ID O' to re
.. J5 ft
..
s T> -C w fe m e e s * o
3-£ *
Cn •C
I -8
nj *
153 2» 2* D«
„ c (Q U
,. T
sP ^ o ' o ' ^
? a8 8 S
PERANAN PENENTUAN TARIP BEAYA
SO .Cv* IC
& 5 ^ ra *• 3
.2 a
j■ s£*« E* J?
*°iS s
i
l3 a
C H
— E *
T4>a C0)n>Od Cl ■X .V « X .. E €> o fl
§
% *3
•?
a) qT
« O
TJANDRA KIRAWAN
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
61
Distribusi ini dimulai dari bagian perawatan han.
ba
Pembagian beaya produksi tidak langsung ba
gian ini dilakukan berdasarkan taksiran nilai ba han yang diminta menurut Lampiran A; yaitu : 45 % dari I 28,300 = $ 12,735
kepada bagian
pemotong
an, beaya pemeriksaan dibagikan kepada baginn-bagian perakitan dan pelapisan berdasarkan perban dingan
50 - 50, karena hanya kedua bagian
ini
lah yang memakai jenis jasa tersebut dan diterima r. dalam perbanrHngan yang sama. Beaya prasarana dibagi menjadi tiga tahapan, 20 % dari beaya berdasarkan pemakaian Kwh; 50 % berda sarkan pemakaian tenaga kuda per jam; 30 % berda sarkan luas lantai. Jumlah sebesar $ 130,080 merupakan 20 % dari jum lah seluruh beaya bagian tersebut sebesar $65,000. Menurut Lampiran A lah $ 2,616 10 %
20 %
dari 13,080 atau sejum
dibebankan pada bagian pemotongan
,
untuk bagian penyusutan dan seterusnya, me
tode yang sama dipakai pula untuk beaya-beaya yang lainnya, misalnya sar Ad.5.
$ 7,^80
20 % dari # 36,900 atau sebe -
dibebankan kepada bagian pemotongan.
Menghitung tarip beaya produksi tidak langsung : Setelah distribusi beaya dari bagian pelayanan se lesai,
SKRIPSI
maka diperoleh total beaya produksi tidak
PERANAN PENENTUAN TARIP BEAYA
TJANDRA KIRAWAN
i ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
62 langsung setiap bagian, dengan menggunakan
dasar
yang dianggap wajar untuk setiap departemen , ta rip beaya produksi tidak langsung per departemen dapat ditentukan seperti pada contoh
Bagan 2*
4, Pertanggung Jawaban Beaya Produksi Tidak langsung : Pertanggung,'
jawaban
beaya produksi tidak lang
sung sehubungan dengan pengendalian beaya produksi tidak langsung tidak lepas dari pemikiran-pemikiran dasar akun tansi pertanggungan jawab.
Pemikiran dasar
akuntansi
pertanggungan jawab rnenurut Matz and Usry adalah sebagai berikut
:
1 . Responsibility accounting is based on- classifi cation of managerial responsibilities (department) at very level in the organisation for the porpose of establishing a budget for each* The individual in charge of each responsibility classification should be responsible and accountable for expen ses of his or her activity. This concept intro duces the need for classification of cost into controllable and not controllable by a department ' head. Generally, co'st cahrged directly to depart ment, with the exception of fixed cost, are con -' trolloble by the department *s* ■manager. 2. The starting point for a responsibility account ing information system rest with the organization chart in which the spheres of jurisdiction have been det^rmin^d. Autority leads to the responsi bility for certain cost and expenses which, with the knowledge and cooperation of the supervisor, departernent head, or manager, are presented in the budget. 3. Each individual's budget should clearly identify the cost controllable by that person. The chart of account should be adapted to permit recording
SKRIPSI
PERANAN PENENTUAN TARIP BEAYA
TJANDRA KIRAWAN
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
63
of controllable or accountable expenses within the jurisdictional frame work. 11 Seperti dikemukakan sebelumnya, kebanyakan
beaya
produksi tidak langsung dibebankan langsung kepada suatu bagian tertentu dan menjadi tanggung jawab atas yang bersangkutan.
beaya
Untuk menghitung tarip beaya produk
si tidak langsung per departemen beaya ini harus dilim pahkan sedemikian rupa sehingga semua beaya dapat dibe bankan pada suatu pekerjaan atau suatu hasil
produksi,
akan tetapi untuk pengawasan beaya pelimpahan yang demikian itu tidak diperlukan yaitu bagi akunting tanggung jawab.
Setiap pelitnpahan beaya, yang dinvatakan dalam *
laporan yang diserahkan kepada kepala-kepala bagian, ha rus terbatas pada beaya-beaya dan tanggung jawab penga wasannya telah diserahkan padanya.
Caranya
tergantung
darip'enghimpunan dan pelimpahan beaya yang dipergunakan oleh suatu perusahaan. Beberapa beaya, misalnya
tenaga
listrik jika pada bagian dSberi meter ukur sondiri, maka beaya dapat.dianggap sebagai beaya produksi tidak sung
lang
bersifat langsung untuk bagian yang bersangkutan.
Bilamana beaya ini bersama-sama dengan beaya lainnya, mu la-mula dikumpulkan pada suatu kelompok beaya
seperti
beaya umum pabrik atau prasarana, maka distribusi dilaku kan menurut cara yang ditentukan sebelumnya.
Selisih
Adolph Matz and Usry , Op cit , halaman 274
SKRIPSI
PERANAN PENENTUAN TARIP BEAYA
TJANDRA KIRAWAN
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
64
antara beaya sebenarnya dengan anggaran atau beaya
yang
dibebankan dalam perkiraan ini atau rlepartemen-departe men tidak boleh dimasukkan dalam laporan yang menerima nya; pengawasan atau tanggung jawab atas beaya ini tetap pada bagian yang mengeluarkannya. 4.1* Laporan pertanggungan jawab beaya produksi
tidak
langsung. Laporan pertanggungan jawab beaya produksi langsung merupakan laporan yang dibuat menurut
tidak
bagian -
bagian sesuai dengan tingkat struktur organisasi. Laporan pertanggungan jawab mempunyai tujuan
:
Untuk menjelaskan kepada .nanajemen dan atasannya mengenai kegiatannya dalam bidang-bidang yang men jadi tanggung jawabnya. -
Untulfc mendorong kepada manajernen dan atasannya un tuk mengambil tindakan langsung dalam
memperbaiki
tingkat kegiatannya.' Azaz dari laporan pertanggungan jawab kegiatan menurut Matz dan Usry
adalah sebagai berikut
1 . Laporan itu harus sesuai deh^an bagan organises!, laporan itu harus ditujukan kepada priba.li.pribadi yang bertanggung jawab atas pengawasan terhad^p masalah yang dilaporkan. Para menejer harus dididik untuk memanfaatkan hasil dari sistim laporan ini. 2. Bentuk dan .ini laporan harus komiisten setiap ka li diterbitkan. ^etiap perubahan harus berda^ar kan alasan yang teoat dan harus dijelaskan kepada
SKRIPSI
PERANAN PENENTUAN TARIP BEAYA
TJANDRA KIRAWAN
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
65
3.
4.
5* 6, 7.
B.
9.
10.
pernakai laporan yang bersangkutan. laporan harus dikeluarkan tepat pada waktunya. -^.e nerbitan laporan yang tepat pada waktunya memer lukan pengaturan pencatatan beaya yang memungkinkan tersedianya informasi pada waktu yang riiper lukan, Laporan harus terbit secara teratur. Ketepatan dan keteraturan penerbitan laporan itu sangat erat dengan peralatan pembantu yang dipergunakan untuk mempersiapkan laporan tersebut# Laporan harus mudah dimengerti..... Laporan tersebut harus dapat memberikan perincian seperlunya tanpa hnrus bertele-tele..... Laporan viarus memberikan perbandingan (suatu perbandingan antara angka-angka yang sebenarnya terfiadap anggaran yang disediakan, atau patokan yang ditentukan sebelumnya dibandingkan dengan hasi.1 sebenarnya) dan harus menonjolkan perbedaan yang terjadi. Laporan tersebut harus berupa suatu analisa. i}eng analisaan dari pencatatan jam kerja, barang - ba rang sisa, perintah kerja, dan pemakaian bahan mentah. Memberikan alasan bagi pekerja yang tilak berhasil, balk yang lisebabkan oleh keruaakan pada aljran listrik, kerusakan mesin, pekerjayang tidak terampil, bahan yang bermutu rendah, atau faktor lain yang serupa. Laporan kepada manajemen usaha harus juga memuat satuan barang disamping nilaikeuangan , karena ni lai keuangan'biasanya tidak dimengerti oleh para pengawas kerja yang tidak dimengerti bidang akuntan. Laporan seringkali menonjolkan ketepatgunaan dan kelemahan dari bagian-bagian dalam perusahaan. Ila rus diperhatjkan agar laporan tersebut jangon sain pai menimbulksn kegiatan bagian-bagian dengan lujuan memberi kesan yang baik tanpa memperdulikan akibat bagi seluruh organisasi. 12
12
SKRIPSI
Adolph Matz and Usry , Op cit f halaman
PERANAN PENENTUAN TARIP BEAYA
TJANDRA KIRAWAN
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
G6 Contoh laporan pertanggungan jawab beaya produksi tidak langsung dapat diikuti seperti berikut :
Laporan
ini menggambarkan susunan pelaporan beaya eksplotasi pabrik yang dibuat bagi setiap lapisan pertanggungan jawab dan hubungan antara set.ian laporan kepada tinrkat jabatan yang lebih tinggi tariggung jawabnya.
Mulai dari
la
poran D, kepala bagian sub perak il;an menerima laporan bea ya eksplotasi pabrik bagi bagiannya. Para, pengawas bagian pabrikasi ian perakitan juga mene rima laporan yang serupa. Para kepala bagian dari ketiga bagian tersebut bectanggung jawab kepada pengawas produk si.
Laporan C memberikan ringkasan dari beavn produksi
tidak langsung bagi pengawas produksi atas ketiga gian yang menjadi tanggung jawab dari pengawas itu,
ba
-
produksi
Laporan B f memberikan angka-angka kegiatan dari b^a
gian pabrikasi termasuk ke lima divisi dari bagisn paori kasi kepada wakil direktur uiama bidang pabrikasi. poran A
La -
nierupakan ringkasan yang diterima oleh direktur
utama yang isinya tidak bsnya meriguraikan beaya produksi tidak langsung saja ( tetapi juga menyangkut tiga divisi lainnya. Untuk mengetahui prosedur nanoran-laporan di ntas
dapat
dilihat pada halaman 67.
SKRIPSI
PERANAN PENENTUAN TARIP BEAYA
TJANDRA KIRAWAN
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
67
•■ a! P3
ci? m a <J JD 3i CO
E
fD h bO ro •H p
< O t-
o
rt< S r-' o
SKRIPSI
PERANAN PENENTUAN TARIP BEAYA
TJANDRA KIRAWAN
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
BAB
III
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
1 # Se.jarah Perusahaan Sejak tahun 1984 Indonesia telah mencapai swasembada beras, yang berarti pernerintah harus rnampu
membeli
dan merawat beras produksi petani Indonesia sendiri yang kualitasnya di bawah kualitas beras yang ada di pasaran / Internasional. Dalam rangka meningkatkan mutu beras In donesia dan memecahkan masalah penyimpanan beras yang re latif pendek, yang berarti kualitas beras akan jatuh turun bila disimpan lebih dari satu tahun, maka diperlukan sarana penyimpanan beras yang n.emadai. Pada saat ini swasembada beras telah tercapai, na mun demikian pernerintah berusaha meningkatkannya
dalam
bentuk cadangan beras, untuk mencapai tujuan tersebut p_e merintah berusaha memi.liki cadangan beras sebesar
lima
juta ton. Sehubungan dengan rencana pernerintah dalam
pemeliharaan
cadangan beras agar mempunyai umur yang lebih
panjang
maka pernerintah telah berusaha untuk membuat suatu
ke-
masan yang rnemadai agar beras yang ada dapat terpelihara
68
SKRIPSI
PERANAN PENENTUAN TARIP BEAYA
TJANDRA KIRAWAN
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
69
dengan baik, mengingat pengalaman BULOG yang bertahun tahun dalam menangani cadangan beras nasional
-
selalu
mengalami penurunan kualitas maupun kuantitas. Sehubungan dengan hal-hal tersebut diatas mencegah penurunan kualitas maupun kuantitas
untuk cadangan
beras, memperhatikan pula perkembangan tehnologi penyimpanan di dunia serta pengalp»nan dari berb^gai negara, ma ka dipilih penyimpanan dengan r.istim kemas hampa.
Sistim penyimpanan dengan kemas hampa adalah sistim penyimpanan yang memil.iki keimggulan s-bagai berikut: Dapat mencegah t rjadinya perubahnn komposisi, ka-
dar air dan oksidasi pada beras, sehingga
kurang
lebih selama dua tahun kualitas beras tidak berubah. -
Bahan kiniia untuk pemberantasan penyakit
tidak
diperlukan.
f Kema^an beras dapat disimpan pada tempat terbuka. Si.stim tersebut dapat ,juga digunakan untuk pengemasan hasil produk bahan pangan s< perti gula, kopi, jagung, coklat dan lain-lain. -
Kemasan beratnya satu ton, :>ehingga tidak
mudah
dipindah-pindahkan, dan oleh sebab itu mengurangi kemungkinan pencurian.
SKRIPSI
PERANAN PENENTUAN TARIP BEAYA
TJANDRA KIRAWAN
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
70
Melihat kegunaan dari sistim kemas hampa dan
ke
butuhan akan pengemasan yang rnemadai untuk cadangan
be
ras nasional maka dengan persetujuan Bapak Presiden pada tanggal
1 Desember 19^1, pembangunan Pabrik Kemas Hampa
mulai dipersiapkan.
3ec;>ra
bertahap pembangunan pabrik
kemas hampa adalah sebagai berikut
: persiapan, pembe -
basan tanah,pembangunan fjsik mesin, pengoperasian rnesin. Pembangunan pabrik kemas hampa dida^arkan kontrak
kerja
antara Pernerintah Republik Indonesia Cq. Badan Urusan Lo gistik dan Departemen Keuangan dengan sebuah Bank dari Prancis. Pembeayaan merupakan pinjaman kred.it bank dari
Prancis,
yang dibayar oleh Pernerintah Republik Indonesia
melalui
Depart-rnen Keuangan Republik Indonesia, sehingga terlaksana pembangunan pabrik kemas hampa dan diresmikan tanggal 28 Desember 1984 oleh Bnpnk Presiden
pada
Republik
Indonesia. 2. Lokasx Pabrik Pabrik kemas hampa terletak ii Kjibupaten Sidoarjo tepatnya di desa Buduran, lokasi pabrik j n.i. berdekatan dengan gudang DOLOG Jawa Timur, nokasi tersebut strategis
mengingat
BULOG sebagai -
sangat
: suplier beras.
Dekat dengan sarana transportasi. Komunikasi sangat memadai.
SKRIPSI
PERANAN PENENTUAN TARIP BEAYA
TJANDRA KIRAWAN
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
71 3. Struktur Urgani.sasi i’ abrik kemas hampa adnlah unit pabrikasi pengemas an hampa, yang pengelolaannya dan
pengendalian operasi-
nya berada di bawah Deputi. ^engadaan dan i'enyaluran
Ba-
dan Urusan Logistik. Pabrik Komas Hampa mempunvai tujuan pokok memproduksi kema;>an dan melakukan pcngerna:33n hampa, untuk penyelenggaraat-' tugasnya pabrj k kernas hampa rnenyelenggarakan fun^si
:
a.. inerencanakan, melaksanakan Ian pengendalian
pa -
brik sesuai dengan ketentuan BUTiOG. b. Mengoperasikan pabrik sehingga dapat bekerja
se-
cara optimal. c. Melakukan penyedi.aan barang kebutuhan pabrik
se
suai ketentuan dengan memperhatikan petunjuk pimpinan BULOG-. d# Melaksanakan pemeliharaan dan perawatan serta pengawasan operas i pabrik. e. Membuat anggaran operasi pabrik dan pertanggung jawaban penggunaannya sesuni dengan petunjuk pirnpinan BULOG. Untuk dapat melaksanakan fungsi-fung.'u tersebut di atas pabrik kemas hampa mernpunyai susnnan dan gung jawab- organisasi , sebago.i berikut
SKRIPSI
PERANAN PENENTUAN TARIP BEAYA
tang-
:
TJANDRA KIRAWAN
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
72
-
Kepala Pabrik : Kepala pabrik kemas hampa mempunyai tugas memim pin pabrik kemas hampa sesuai dengan tugas
dan
kebijaksanaan yang dilimpahkan oleh Pimpinan
BU-
LDG serta menyelenggarakan kegiatan-kegiatan
un
tuk menangani fungsj-fungsi yang telah
ditetap -
kan seperti d.i atas. Wakil Kepala Pabrik : Mempunyai tugas mewakili Kepala apabila berhalan^ an mengkoordinir staf dalam pelaksanaan tugas sehari-hari dan membina urusan tata usaha. Pemeriksa Bidang Pengawasan & Pengendalian ( WASDAL ) ; Adalah aparat dari. Kepala Pabrik kemas hampa yang melakukan tugas pengawasan dan pengendalian
se
suai dengan tugas-tuga.s pengawasan dan pengenda lian yang berlaku dmum. Pemeriksa WASUAL secara berkala atau untuk setirjp pemeriksaannya menyampaikan laporan kepada Kepala Pabrik
dan KABULOG
terutama yang berhubungan de
ngan pertanggung jawaban dan penyimpangan-penyimpangan yang ditemui selama p^meriksaan untuk gera diperbaiki.
Untuk menyelenggarakan
tersebut Pemeriksa WASDAL
SKRIPSI
mempunyai fungsi
PERANAN PENENTUAN TARIP BEAYA
setugas :
TJANDRA KIRAWAN
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
7*5 a. Mempersiapkan rencana dan program psmeriksaan di bidang umum dan administrasi keuangan. b. Melaksanaan pemeriksaan, nengujian dan
peni -
laian terhadap kegiatan pabrik. c. Melaporkan basil nemeriksaan kepada Kepala Pa brik dan kepada K A T T jOG cq. DKiVA-'PAL BITLOO* Pemeriksaan bidang WASDAL
membawakan
:
Pemeriksa pembantu bidang umum. Pemeriksa pembantu bidang
administrasi keuang
an. Dalam pelaksanaan tugasnya, periKTiksa pembantu di_ bantu oleb petugas pengawas. -
Urusan Tata Uaaha : Urusan tata usaha pa"brik kemas hampa mempunyai tu gas melaksanakan pelayanan administrasi dan urusan tata usaha d.i H n g k u n g a n pabrik. Seksi Persediaan dan Pengamal.an Kualitas ; Seksi persediaan don pengamatan kualitas mempu nyai tugas melaksanakan pemupukan beras dan pengen dalian persediaan beras, persediaan plastik, suku cariang, bahan baku lainnya serta pengamatan kua litas. Untuk menyelenngarakan tugas tersebut, seksi per sediaan dan pengam;itan kualitas mempunyai fungsi:
SKRIPSI
PERANAN PENENTUAN TARIP BEAYA
TJANDRA KIRAWAN
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
74 a* Menerima, menyimpan, merawat dan mengolah
be
ras ke dal am bentuk kemas hampa. b. Melakukan penyediaan dan pengendalian administrasi persedi.aan bahan-bahan yang dikelolah p£ brik kemas hampa balk bahan baku beras,
plas-
t.lk maupun suku cadang dan pengelolaan
pabrik
lainnya. c. Melakukan pengamatan terhadap kualitas perse ' diaan baik bahan baku plastik, beras, maupun suku cadang dan keperluan pabrik lainnya. d. Merencanakan kebutuhan tempat penyimpanan
dan
kebutuhan lainnya dalam rangka pengamatan kua litas. Dalam rangka pelaksanaan tugasnya seksi. persediaan dan pengamatan kualitas dibantu, oleh
:
a. Sub Sie Persediaan beras dan pergudangan. b. Sub Sie Persedia'an Plastik dan bahan penun.jang lainnya. c. Sub Sie Pengamatan Kualitas. Seksi Pcmeliharaan : Seksi pemel.lharaan mempunyai tugas melakukan pera watan terhadap poralatan-peralatan di lingkungan pabrik, baik berupa mekanik, elektrik, perbengkel. an, suku cadang serta pemelihnr:-jan ;;arai.a lainnya.
SKRIPSI
PERANAN PENENTUAN TARIP BEAYA
TJANDRA KIRAWAN
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
75 Untuk menyelenggarakan tugasnya Seksi pemeliharaan dibantu, oleh
:
a. Sub Sie Pemeliharaan Mekanik, b. Sub Sie Pemeliharaan Elektrik, c. Sub Sie Pemeliharaan Perbengkelan dan peralatan lainnya. Seksi Pengolahan : Seksi pengolahan mempunyai tugas melaksanakan pro ses pengeringan, pembuatan kantong dan pengema.?an beras ke dalam kemas hampa. Fungsi-fungsi yang harus dilakukan oleh Pengolahan , adalah
Seksi
:
a. Menyusun program atau jadwal, melaksanakan dan mengendalikan kegiatan pengeringan,
pembuatan
kantong, pengemasan beras ke dalam kemas hampa. b. Mengendalikan kualitas hasil pengolahan. / c. Menyusun kebutuhan bahan baku beras, plastik dan bahan lainnya dalam rangka pelaksanaan ke giatan pengolahan. Dalam melaksanakan tugasnya oe«<si Pengolahan
di
bantu, oleh : a. Sub Sie Pengeringan. b. Sub Sie Pembuatan Kantong Kf;mas.# c. Sub Si.e Pengemanan Hampa.
SKRIPSI
PERANAN PENENTUAN TARIP BEAYA
TJANDRA KIRAWAN
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
76 Seksi Administrasi dan Keuangan : Seksi administrasi dan keuangan mempunyai
tugas
melaksanakan urusan administrasi dan keuangan pa brik. Untuk melaksanakan tugasnya, Seksi administrasi dan keuangan mempunyai fungsi a. Menyusun rencana anggaran b«aya pabrik. b* tfenerima, menyimpan, membayar dan mengeluarkan uang atau surat berharga atas perintah
kepala
pabrik. c. Mengikuti, memblna dan melaksanakan kegiatan di bidang administrasi dan keuangan.
«
d. Menyusun pembiriaan pegawai, umum, materiil. e. Menyusun laporan kegiatan dan efesiensi pabrik secara berkala dan menyusun harga pokok prod.uk si.
t Dalam pelaksanaan tugasnya ^eksi aiministrasi dan' keuangan dibantu, oleh
:
a. Sub 3ie keuangan dan pemboayaan, yang mempunyai tugas menyusun rencana anggaran beaya
pabrik,
menyiapkan surat perintah pembayaran dan surat perintah pemindahan pernbukuan, penyiapan
ran-
cangan anggaran, melakukan pembayaran dan
me-
nyelenggarakan administrasj ,i;erta laporan
ke
uangan.
SKRIPSI
PERANAN PENENTUAN TARIP BEAYA
TJANDRA KIRAWAN
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
77 b . Sub Sie Verifikasi dan Akuntansi Keuangan,yang
mempunyai tugas melakukan verifikasi dan
pem-
bukuan. c. Sub Sie Akuntansi Manajemen, yang mempunyai tu ges menyusun laporan umum kegi.atan pabrik, melakukon j:t 1/ ^ r jc»n terhadap efesiensi dan
me -
nyusun harga pokok produk. d. 3ub Sie Umum dan Kepegawaj a n , yang mempunyai tugas melakukan urusan pengadaan materijl, kerumah tanggaan dan pembinaan kepegawaian
be-
serta pengelolaan administrasinya. Struktur Organisasi Pabrik Kernas Hampa seperti di hal. 78
.
4. Proses Produksi Proses produksi pabrik kemas hampa adalah
proses
produksi dengan sistim kontinue yang dalam siklusnya harus melalui tiga unit mesi'n produksi, yaitu
: unit
me-
sin oengeringan, unit mesin pencetak kantong kema;', unit mesin pengemasan hampa. Pada dasarnya prinsi.p sistirn kemas hampa
adalah
penyimpanan pada kemasan yang udara. dan ruangannya
di-
hampakan sampai tingkat tertentu, kemuiian ditutup rapat rapat, Urutan sistim proses kemas harnpa ad»lah sebagai ber.ikut :
SKRIPSI
PERANAN PENENTUAN TARIP BEAYA
TJANDRA KIRAWAN
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
78
§ CN'
1
£ . ^H *& « uj
CO
-t;
i u_
uj 12 -*
f t
0 3
I eI
fi 6 « P<
<* ►J < 04 w
< *j < ex. w * —i 1
c\r hO CD •H P
SKRIPSI
PERANAN PENENTUAN TARIP BEAYA
TJANDRA KIRAWAN
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
79
1. Penyiapan kantong plastik
ang dilengkapi
dengan
tali pengikat (wobbling sling). 2 . Kantong plastik diisi dengan beras yang kadar air nya 12 % seberat satu ton dalam ruangan yang dab dihainpakan.
su-
^
3* Menghampakan ruangan kemasa-i .'ampai tingkat
300
milibar (tekanari luiar^i normal 1.000 rnj.li.bar). 4. Penutupan kernasan dengan s.tslim panas yang diha silkan oleh gesekan. 5. Pengangkutan kemasan melalui conveyer dan
for-
klift, kemudian di:-f?tapel pada tempat yang ditenkan di tempat terbuka
(open storage),
Keseluruhan proses tersebut berjelan secara otomatis dan memelukan waktu kurang lebih hanya tiga menit. Untuk lebih jelasnya, mari ikuti cara kerja ketiga mesin utama tersebut. 4.1. Unit Mesin Pengeringan. ^ebelum dimasukkan dnlsm kantong plastik kemas un tuk diproses menjadi kemas hampa, beras harus terlebih dahulu melalui proses pengeringan agar kadar ajr di lam beras maksimum 12 %
sesuai pcrsyaratan
da-
penyimpanan
jangka panjang. Proses pengeringan dilakukan den/an i;-lan rnf>nga lirkan udara panas yang
SKRIPSI
dihasilkan
PERANAN PENENTUAN TARIP BEAYA
oleh
pembakar
TJANDRA KIRAWAN
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
80
(burner) menembus beras dalam kolom pengering. Pada ^wal proses pengeringan berjalan, kondisi awal harus dipenuhi, yaitu unit pengeringan sudah terisi beras penuh yang
a-
kan dikeringkan. Tetnpratur udara dan tempratur beras yang fliinginkan sudah diset pada tingkat tertentu. Contoh untuk beras : dan tempratur beras
tempratur udara diset pud** 50~5b°C pada posisi ^8°C.
Pengaturan
jutnya tergantung pada beras yang akan dikeringkan, 4,2, Unit Mesin Kemas A antong Plastik. i'-lesin kemas kantong plastik'merupakar* pf-rangkat peralatan pembuat kantong plastik yang mempergunakan sis5 tim pencetakan (moulding) dengan sistim mekanik^hidrol.ik, dan pneumatik.
Kantong kemas yang dihasilkan mesin
ke
mas kantong plasting ini berbentuk kotak dengan ukuran 1.000 mm kali
1.2 0 0 mm
dengan kadar air 12 %, dari polyethylene etbylene/LBPE)
atau setars dengan
1 ton beras
Kemasan plastik tersebut terbuat
kerapatan rendah (low - densyl'i
dengan baban tambahan zat anti
dan zat anti ultraviolet
poly
oksidasi
dengan ketebalan 1-3 mm.
De
ngan komposisi tersebut kantong p l a s U k memiliki sifat : Tahan tempratur antara
- C0°C sarnpai
+ 60°C.
Tahan terhadap perembesan gas dan uap air
(kedap
udara)* Tahan terhadap radiasi matahari af;au ultraviolet serta oksidasi atmosfir*
SKRIPSI
PERANAN PENENTUAN TARIP BEAYA
TJANDRA KIRAWAN
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
81 -
Tahan terhadap serangan hama gudang. Bagian - bagian penting
tik meliputi -
mesin kemas kantong plas
:
Pencampuran bahan baku, sebuah peralatan yang ber fungsi. mcncampur tiga bahan plastik ( iY'IPK, Tino vin, Irgonox). Poros penghantar bahan (srew), pada extruder yang merupskan pendorong bahan plastik yang telah
di-
calrkan ke dalam injektor (M T o head). FiTo Head,, yaitu bagian peralatan yang berfungsi menampung plastik cai.k dan mengatur
pengeluaran
parison (plastik slap cet'.ak). Cetakan, bagian peralatan yang mencetak
parison
menjadi kantong kemas plastik. Peniup udara, bagian peralatan untuk menghembus kan udara ke dalam cetakan pada waktu penoetakan. i
-
uistim pendingin, untuk mendinginkan kantong
ke
mas yang dicetak. Unit mesin kantong kemas plastik ini dalam pengoperasiannya dilnngkapi beberapa peralat'in tambpihan , y^j_ tu
: Unit pemotong dan penghacur plastik. -
SKRIPSI
Unit pengetesan kekerasan dan fel^stiyitas.
PERANAN PENENTUAN TARIP BEAYA
TJANDRA KIRAWAN
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
82
Untuk lebih jelasnya urutan proses
daripada unit
mesin pengering dan unit mesin kemas kantong plas. tik dapat dilihat dalam diagram pada halaman
83
dan halaman 84. 4.3. Unit Mesin Kemas Hampa. Unit mesin kemas hampa sangat menentukan keberhasilan dalam proses penyimpanan secara hampa udara, karena di dalam unit mesin inilah pengemasan hampa dilakukan. Unit mesin kemas haoipa mampu mengatur tekanan uda ra di dalam kantong kemas anfcara 760 sampai 150 torr ( 1 torr adalah tekanan udara yang ekuivalen dengan an 1 mmHg.).
tekan
Namun demikian pada pengoperasian unit me
sin kemas hampa bekerja pada 300 torr. Apabila kondisi kondisi tersebut dicapai maka dapat d.iharapkan beras yang dikemas akan bertahan sampai antara 20 bulan sampai
2
tahun tanpa mengalami perubahan kualitas dan kuantitas, i Unit mesin kemas hampa secara' garis besar terdiri dari .: -
Rangka dasar, merupakan dudukan penyatu kontruksi mesin kemas hampa menjadi satu kesatuan.
-
Ruang penghampaan, merupakan ruang (Chamber)
di
mana proses penghampaan terjadi, termasuk di da lamnya proses pengisian beras dalam kantong kemas. -
SKRIPSI
Sistem penghampaan hidrolik, merupakan sistamyang
PERANAN PENENTUAN TARIP BEAYA
TJANDRA KIRAWAN
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
83
Diagram
3
•
DIAGRAM ALIRAN PROSES BEKERJANYA UNIT PENGERING
Doras dimasukkan ke dalam unit pengcring dengan elevator
I '<;( I y i
i M lllU
U i j a l . i J »f.t v'J i ; ( H i<j
dan suhu beras pada angka yang ditentukan
rV .d
u
Bclum tcrcapai j
Kembalf ke tempat pemasukar>
SKRIPSI
.ill
1
Tercapai
S iap dim asukkan ke dalgm kantong kemas untuk dipiosos menjadi Kemas Hampa
PERANAN PENENTUAN TARIP BEAYA
TJANDRA KIRAWAN
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
84
'M I sO
1% I• X4
Cii'an »t»5
»tai o « " 5 ~ < i n o - i o u s t '1
5 c
SKRIPSI
PERANAN PENENTUAN TARIP BEAYA
TJANDRA KIRAWAN
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
85 memungkinkan terjadinya proses penghampaan dengan jalan mengatur pergerakan aktuator-aktuator, tup-katup -
ka-
dan lain-lain.
Ruang penimb.ang, berfungsi rnenimbang jumlah bahan yang akan dikemas hampakan, yang pengaturannya di lakukan secara elektronik, alat ini mampu
menim
bang sampai 1.500 Kg. Selain itu di dalam instalansi unit mesin
kemas
hampa terdapat beberapa peralatan yang meliputi -
Penyimpanan (storage), digunakan untuk
menyimpan
kantong kemas dalam bentuk lipatan (folded),
di-
lengkapi dengan pemafaas setinggi 50°C - 80°C agar diperoleh sifat elastisnya, bila kemas akan dipakai. Peniup kemasan , alat ini dilengkapi kompresordan pengatur katup dengan tekanan rendah dan
berfung
si meniup kantong plrastik menjadi bentuk..siap pn^kai. -
Pendorong kemasan, mendorong kemasan plastik
ke-
ruang penghampaan untuk diisi. Pengambil?3n hasil kemasan hampa, berbentuk menyerupai garpu yang dipasang pada rangka yang
ber-
putar dan berfungsi mengambil hasil kemas hampa yang telah selesai diproses di dalam ruang peng hampaan.
SKRIPSI
PERANAN PENENTUAN TARIP BEAYA
TJANDRA KIRAWAN
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
86 Untuk menghindari panas yang berlebihan dalam kom ponen peralatan yang terdapat pada unit mesin kemas hampa selajna dalam pengoperasiannya, diperlukan adannya sis tin pendingin dari air yang dialirkan dengan kecepatan 6 m
per jam.
Urutan proses kerja unit mesin kemas ham
pa dapat dilihat lebih jelas dalam diagram di halaman 87.
5* T in.jauan Praktis Perhitungan Harp;a Pokok Produksi Pabrik kemas X adalah
pabrik yang bekerja dengan
sistem proses melalui tiga tahapan, yaitu : proses pen cetakan kantong kemas plastik, proses pengeringan dan proses pengemasan hampa.
Perhitungan harga pokok
beaya
produksi dilakukan dengan mengumpulkan semua beaya tiga tahapan proses produksi tersebut, Setiap
dari
tahapan
proses produksi melibatkan beaya-beaya bahan baku, tenaga kerja. dan beaya produksi tidak longsung, Cara
perhi-
tungan harga pokok produksi yang dilakukan tidak seperti lazimnya pada proses costing, di mana perhitungan dila kukan pada setiap tahapan produksi. rena Pabrik Kemas X
Cara dilakukan
tidak mempunyai dasar yang
kacukup
adil untuk membebankan beaya yang timbul pada setiap ba gian tahapan produksi atau per departemen, kesulitan ini timbul terutama yang menyangkut beaya produksi tidak lang sung yang bersifat tidak lnngsung dalam pengalokasiannya.
SKRIPSI
PERANAN PENENTUAN TARIP BEAYA
TJANDRA KIRAWAN
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
87
...------ -
11' —
v» ca a>
£i
03 C m T5
—>
D
b O >. <3> > C o u u
o w
Hi
o
... .
t03n E 03
o ----------
,
a
(7)
Q
.
t. .
jaci
c
O)
TO
<
c
o >
>
0) > c o O
to
£» §
TO
'c
e
a. o* c '5
a:
TO
to
0)
ia;z
3
c to to a
to
e TO c.
a>
a 3 M *
TO
CC
X (7) C
to a
w
e ifl 10 GJ ro
i
-C
I
^
.u o cp
i
3
1
(0 1 *°
TO
1
6
;
c^
!
cn c: t\j
i
o
to
to
|J J ci
CO T T
c
3 a T3
i
t>
3
cn c to
a
ro i
ii 3 n
(j) c o c
c o
X
X.
E
cn
conJ
TO
0]
U
I
1C >!
g
i x(/> II ro
'
« * w>
TO
'‘.i Cl.
!
X
to
e
rj
CD
to
■C
CcT»
tr.
'J
n.
SZ
TO 5 ra
_
t to ;
a. I
V)
a
TO £ QJ ¥
h
TO c TO E
CD C
vy
>
to
a.
o c (0 *
p
•>!
TO
c.
CO
3
c
c
c
c
Cl
o> c:
f:
z>
TO
a O
TO
TO TO
Q.
Xj
c.
■J>
11.. to
ai
c.
a
Cl
a
c a
A)
c
TO
V\ (A
TO
a
JC 2 vt
TO
e 0) * a>
c
o c
TO ¥
SKRIPSI
o
I' ty\
G a> * Oi
*
w>
cn
CC
c 0J
TO
TO
aTa>O> I
to
il> > o
I
to :j
X)
E
a * 03 c o c
TO
*
L_ J
■
a
JZ
c D cn c c
o
o c.
TsO TO a) J I ll cTO 3 !i cn L.
PERANAN PENENTUAN TARIP BEAYA
a
3 2
! ; j '
• ;v
3
C
a.
.
TJANDRA KIRAWAN
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
88
6. Pencatatan Beaya Produksi Pada setiap usaha pabrikasi selalu timbul beaya : bahan haku, beaya tenaga kerja, beaya produksi langsung
tidak
sebagai unsur beaya produksi atau harga
yang
harus dibavar dalam menyelesaikan suatu produksi* Pabrik kemas X
dalam usaha mengikuti beaya-beaya
yang timbul dalam proses produksi membuat sislim penca tatan beaya sebagai berikut
:
6.1. Pencatatan penggunaan bahan baku. Seperti telah diketahui bahwa bahan baku
dalam
sistim proses produksi selalu berkesinambungan dari hapan
y a n g
Kemas X
ta-
sqtu ke tahapan yang lain, karena pada Pabrik
perhitungan harga pokok produksinya d&lakukan -
secara kumulatif dari berbagai tingkat proses produksi yang ada# maka pencatatan penggunaan bahan bakupun
di -
lakukan secara menyeluruh dari ke tiga bagian
produksi
yang ada tanpa ada pemisahfcn. Bahan baku yang
digunakan
dalam proses produksi ini meliputi
: bahan baku plastik,
yang terdiri dari
: baylon/XDPE, tinovin, irganox
bahan baku lainnya
ada]ah beras dengan kadar air
Prosedur pencatatan bahan baku lilakukan berikut
dan 1? %,
sebagai
:
Bagian persediaan baik untuk bahan plastik maupun gudang beras melakukan tugas mencatat mutasi perserilaan bahan baku dan melaporkannya' dalam bentuk laporan harian, raing guan dan bulanan. Penggunaan bahan baku SKRIPSI
PERANAN PENENTUAN TARIP BEAYA
dilaporkan oleh TJANDRA KIRAWAN
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
89 bagian pengolahan ke bagian administrasi guna keperluan pembukuan dan perhitungan produksi.
dan
keuangan
harga
pokok
Setelah dicocokan antara laporan dari
bagian
persediaan dan bagian pengolahan, bagian administrasi dan keuangan mendebet barang dalam proses dan mengkredit persediaan, persediaan plastik atau beras. Untuk menjaga kebenaran penggunaan bahan serta pencatatannya bagian WA5DAL selalu niengadakan stock hame dengan waktu yang tidak ditentnkan dan telah
opdisu-
sun prosedur sistim akuntansi untuk pengadaan dan peng gunaan bahan baku seperti berikut
:
Untuk pengadaan kebutuhan bahan, bagian persediaan sela lu mengikuti mutasi persediaan bahan maupun produk jadi. Atas dasar laporan bagian gudang mengenai keadaan perse diaan bahan baku dan dicocokkan dengan administrasi kantor, bagian persediaan dan pengendalian kualitas merninta keperluan bahan baku pada bihak BULOG, dan pihak BULOG akan menyediakan keperluan bahan baku tersebut untuk ke perluan setiap semester, kecuali untuk kebutuhan
beras
selalu dikirim setiap saat dibutuhkan atas dasar pcrmintaan. Atas dasar barang yang ditertma pihak gudang mem buat laporan barang yang diterima dengan bentuk pada contoh di halaman 90.
seperti
Atas dasar laporan yang
di-
buat bagian gudang tersebut, bagian persediaan dan pengen dalian kualitas melakukan pencatatan
SKRIPSI
PERANAN PENENTUAN TARIP BEAYA
atas
persediaan
TJANDRA KIRAWAN
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
90 iiiiDAN URUUAN LOGiGTlIK PABRIK KEMAS HAMPA 3 I D O A R J O K opoda Y th Ka.
j
S e K fli P e r s e d ia a n
PKHS
d iS ld o a r jo . -
LAPORAN PENERIMAAN BARANG M in g g u ko
5 /d
tg l.
tg l.
19
No«
P e n o ritu a a n b a r a n g m in g g u
N o.
N&ma B a r a n g
in i d ip c r in c i
ebb.
B anyaknya
N c m o r D .O . Niima P o n g ir im
S id o a r jo ,
Tem buoan
K u s i M m ./
2.
W a s d o i PKHS
........................................
^
t
1.
P o n je la s o n
K ouangan* J
„ ~ *! " “ ' K c .o u b s io P e r s o d ia a n
19,. .
^ I , L c in -2
5. Atbip.-
SKRIPSI
PERANAN PENENTUAN TARIP BEAYA
TJANDRA KIRAWAN
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
91
barang yang telah dikirim dengan terlebih dahulu mendo cokkan dengan keadaan pescinan yang dilakukan dan
telex
dari BULOG mengenai pengiriman barang-barang yang dipe san. Dalam penggunaan bahan baku disusun sebagai
be -
rikut : Bagian pengolahan atau produksi membuat bukti
perminta-
an bahan baku sebanyak rangka-i tiga dengan distribusi
:
Asli , untuk bagian gudang p.ersediaan* -
Tembusan 1 , untuk bagian persediaan dan pengen dalian kualitas,
-
Tembusan 2 , dikembalikan ke bagian pengolahan
-
beserta barang yang diminta, Atas dasar barang yang diminta oleh bagian pengo lahan, bagian gudang membuat; bukti pengeluaran
barang
rangkap dua, dan ditandatangani oleh bagian pengolahan 3ebagai. bukti barang telah diterima.
Tembusan 1
bukti
pengeluaran barang ternebut disertakan pada bagian pengo lahan. Atas dasar bukti penyerahan barang, bagian gudang persediaan membuat laporan penyerahan baranr harian mingguan dan bulanan seperti pada halaman
,
92, dan Con -
toh Surat i’ ermintaan bahan serta Bukti Penyerahan
bahan
dapat dilihat seperti pada halaman 93. Kemudian bagian persediaan dan pengendalian kualitas mem buat suatu rekapitulasi untuk diteruskan ke bagian administrasi dan kcuangan untuk dibukukan.
SKRIPSI
PERANAN PENENTUAN TARIP BEAYA
TJANDRA KIRAWAN
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
92
KcOi'.dfj Vth i K o .o i F o r s c d ia & n
PKHS
d iS id o a r jo . LAPQftAN P EW iE KAltAH 3frn /\N G
IS. , .
e/d t g l.
M in g g u k ti __ __ c g l
N o .__{____ _ ________________ I'C jijc o lv iC ic .n
b a ira n g d u r i U u b s io
He, O i/o c o k s i .. r
P c iio r im c
P e r y o d ie t m
Mcme. O t-.rahg
V-:r7tbi'.rjfln : 1.
K c s i / . d m * / K ou & n g & n
/].
W & cda’- PKHS
v
SKRIPSI
L o in
M itig g o
lic.nyaknyo.
in i
csdalc’ h
;
Kot jrar.gen
‘ -------------- ' '
•~
l- c r c o d ia c n
L c - in - 2
.;a*
PERANAN PENENTUAN TARIP BEAYA
TJANDRA KIRAWAN
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
93
LADAN URUSAN LOGISTDC PAERK KEMAS IIAMPA EUDUHAIl - SIDOAUJO SU E A T..H 3C .I K iA A K BAHAN
HD*,:;____
Uniruk kiibivVuhxn P ro d u ksi JCaatong )'.emo ta ag g al __ ___________ S h if t j I / I I / I I I , harap diki.virrl-'ian bahan --..inhai'. m a te r ia l se b a^ai ber iiavt^ : ^_ .... HO. 1 2 3 4
3 a h a n
iPeiah dipenuhi -■ic.banyak (kg)
Juiolah (kg)
1'omor Kota
L ]) P 2 T in o v in Irganox
5
S id o a rjo ,
BADAN URUSAN LOGISTIK PABRIK KEMAS HAMPA S I D O A R J O BUKTI PENVERAHAH BAHAN PLASTIK No. i .........................- •*..........
shift 1,11, Tolah d ite rim a bahan baku p rod uksi tan gg al ________ s h if t I , I I , I I I dengan p o rin c ia n 8 bb» I I I dan t e n g g e l_______________ ,______ Nams Bahan L D P E
i
i T .T S e k si ! Penimbangun ----- 1
Jumiah (Kg)
I iI
Uraian
j
t
TINUVIN i rganoj:
I I
I
Dis& ksikun pihtik Cuboic Molding den Porccdiaan C id o a rjo , Vang menorimci
Yang monyerahken
{
)
Subeic> Persodiaen P la s t ik
SKRIPSI
Siubsio Kantong P la e t ik
PERANAN PENENTUAN TARIP BEAYA
19. . .
AX.-
TJANDRA KIRAWAN
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
94
Berdasarkan bahan-bahan yang digunakan bagian pengolahan membuat laporan penggunaan bahan dalam
proses
produksi kepada bagian administrasi dan keuangan
untuk
dimasukkan dalam perhitungan harga pokok produksi,
dan
pengurangan terhadap pos persediaan. 6.2. Pencatatan upah tenaga kerja. Upah tenaga kerja di.hjtung berdasarkan keadaan jam kerja buruh.
Dalam menghitung jam kerja, setiap pegawai
harus menandatangani kartu hadir yang disedj.akan ' untuk setiap pegawai begitu pula pada saat selesai. kerja. Atas dasar laporan bagian personalia mengenai. jam kerja pega wai yang telah disesuaikan dengan waktu istirahat
dan
pengurangan-pengurangan lainnya, bagian administrasi dan keuangan menghitung upah langsung yang harus dibayar dan dicatat sebagai komponen harga pokok produksi. 6.3. Pencatatan beaya produksi tidak langsung. Untuk keperluan pembebanan beaya produksi langsung, Pabrik Kemas X tidak langsung
mengeloinpokkan beaya
tidak produksi
berdanarkan obyek pengeluaran. Jenis ben
ya tersebut dapat diperinci sebagai berikut 1. Bahan penolong. 2. Upah tidak langsung. 3. Pemeliharaan bangunan. 4. Reparasi dan pemeliharaan mesin kemas hampa.
SKRIPSI
PERANAN PENENTUAN TARIP BEAYA
TJANDRA KIRAWAN
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
95
5. Reparasi dan pemeliharaan kantong kemas. 6. Reparasi dan pemeliharaan mesin pengering, 7. Reparasi dan pemeliharaan peralatan tambahan. 8. Reparasi dan pemeliharaan kendaraan. 9. Bahan bakar. 10. Listrik. 11. ^ir. 12. Telepon dan telex. 13. Perjalanan dinas. 14. Administrasi kantor pabrik. 15. Asur;msi tenaga kerja, 16. Penyusutan mesin kernas hampa. 17. Penyusutan mesin kantong kemas. 18.'Penyusutan pengeringan. 19. Penyusutan gedung. 20. Penyusutan kendaraan. 21. Beaya lain-lain. Berikut ini beawa yang terjadi nesungguhnya mulal' tahun 1984 sampai dengan tahun 1986 yang nampak dalam daftar berikut
SKRIPSI
:
Tahun
Beaya Proriukni Tidak>1 ■ I Lnnp'sunp; ■■ ■ i■ i
1984/1985
....
Rp. 594,400.466,-
1985/1986
---
Rp. 596.968.078,-
1986/1987
---
Rp. 599.262.U2,-
PERANAN PENENTUAN TARIP BEAYA
TJANDRA KIRAWAN
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
96 Beaya produksi tidak langsung bulanan dapat kita
lihat
pada halaman-halaman berikut.
SKRIPSI
PERANAN PENENTUAN TARIP BEAYA
TJANDRA KIRAWAN
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
o\
a-
o o C\i f in in t-» in
in E' en •
o l * fn
o o c?• c;
in t 'j f• t-
f\i
G
y.u •
in f-
(. ■ o IT. u \ C— • • in 1 \ t-
• r*''
< » in th co
in
c <' « i •
in o o tin (M * • t - <»0 G \ 10 K \ 0->
O O m
O o U)
O o to
O in
in t\j •rj-
m m CO tn o • in
in r-
•
('• 1.'. O II v r - C.’ tej u • « • C"\ c • I
T- i . L . o: C r' » \
•
•
(• c <. ft •
m
f •• u - li ’ C‘ . (
-i•
o
*
o O vu » CO tn t—
o o tn * -)• rT—
o o m
•
o o r•
t-- i n CJ o r—
o o o
•
in o
V
CJ < ■ c ■ in m ( • to \ k> f*> K \ t » ft • in Cl Q, r *
lv „
i *
o <>i
o in »-
C) C) o .
u\ T— o \h'>
o o o
o o o
o c> o • • « o o cs in in o m o « « • m
o
o o
f.
«
c. Q
C) o I t '» Cj (_ r•
C.'
o o
»
o u>
o o C) • o o o • in
o in r» « c> i n K'* r—
K
Cv o Cj
r‘
O
r t
«
I. I
I'
, ,
•
1. 1 V*
t*-'
lf\ ti-*\ • va c-CK t--' * •
o c' m • «t" c^-
a a c * m C-
Cl U' c.' • I. •> 0
in CM
o I,'. I' > • m cc\;
I «' « t"
or
I
»
c C c IT i. C•» • • • * « m f m in irv u^ Cv i- h > ( . U‘ > sj o . « « • ♦ in f' 1
IV
V(-
a o
in
f
*
in
o Cl
V" t" c. • IT C.
c
•
cn C‘ «* l.V
c c-
I; 1 t~ t » Vw V C" • K'. <“
O l„ V.
ft
CJ Vi
o
in CM w
o o
Di
Cj
<-
tC-J
ft
•
o o Cv' • K'
Cj C.> C'
o
c.>
a
c.
Cj *
t
b '\ (> t''.
o i-'i h-
c.’ ii - o O ir> C' c ; o
CO in c- b • • » * • « I”' < rv . i m c. f-- I t O'
c.. c. »• • m. h»-
T
^-
c m
Q a
i-*
t
c> o
c
V-
c u
[ '
c
.
<•«
C
II'
<■
f ' C
(
i.
<
I-
I. .
1'
i
c
(
(
(
r
C- .
l
HA < -
(> ( i
( (
t
o u
( i. >
r~
u l
I
(
t~
,
r -
c >
m
i:
-I
m
i •
i"
c
(i T
t >
c
f • I I •
i' "'
f •
1
•
«
ii* o C> t'
V
O' ir
« m
a
u\
C'i
r
«
i* •
CJ •
Cj
in
i/\
c.. r-
t-
r-
T-
I
o
t' “ »
t"
u-
«
vl
f-
i.
o
cm t*'
c h
f
r -
c
c .
i
(
r >
(
c
<
t-
i •
1 *
r.'
» C. 1.
l . (
C
I
(
t ? » l! '
*- c o Cj T c (• t # ft ft • « ff 4 in c c CJ o o • o in r in ( m , t\> t, , » i n r~ c o
CJ ('
o
O
CJ
o
•
o o
c > 1/
«
in s.£> r-
PERANAN PENENTUAN TARIP BEAYA
r
t-
c:
. c •j '
c .
i
.
f
<
fi
o
,. t
c
< ■ ( '
c c ,i f.
o
•
<
<■ ^• c•
< ' r
•y
o c .< C'> c> O o t,. c> IT t- o Cj IT. f V r » • • • i'' V. ( < c> c. v-> O' U' 1- \ • ».-•
i': r- 0. c < • • • • • • « • in c. m ir» in cJ i>' 1ir\ !"• t - T • u~> i • cr •o {» l' • • « ft r
•
C (
i
c
r~ c «
(•
I •
c: o c;• • us
c; ( l • • • • « • « in ir> c :• o C,’ o r- C j ir\ c > U*N c :• o
r
t'
m
c. ■ Cu
O c
l '
■
o
O
K'
t
o
C"i
VJ
c
c
«
C> r> CJ o C) c. « •
4
<
f1 •.
SKRIPSI
o c
c-
O ( '
t-
( (
c• in
'■i
r* > .4 ft T-
«
(
I.
ft
f' • 1.
c
O':
TJANDRA KIRAWAN
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
98
fi
i,
<-
(. T—
1
V ’'
‘s.
»ctrC■
£'0■ r.'
SKRIPSI
o T“
c c. • I. 1. . r •
o o • ■ r\ f •
r
c o o c o o t*\ o L'. in o c r.'s o cn L'i IC\ r- f [• t- 1 ir. ia (• O <11 ll\ ru \ c, > « rl£s.
c. o V' I-'• { '* 1.•
c t <. <• i> i * t-
, .. i • (. • i i
c. * c. c ' • lT\
r c. i' ( t i • • c. o 'c ■r. t
c Ci i ii' t •r • • <- i-. ■LA •
c; u C V 0. L'
ir\ o [LA cr. • • l: O i f rt" /
o ir\ o • « V. r' (' i c. 1 i.■ 9
O ir. C * ir\ c\ •
f, c (1 • If, r oi
i ce, • 1.1 r
la
O r• L (, f; •
r- f c' L . *i ( ♦ • (i I. . c 1 [ • K
<• c.• C ( ■< ■( i ■i (• • * • c !-• i i.. «* t c-.; ir ( , * <j
LT« tr\ n> t- lA t0., r- (M » ir. rw- r i •t St w fg
f { c I ’s » » f I *
( (j \‘ r V" • in
c c. C c» l-N c r-' c♦ •J4 u\ o f , t" 0. G. I' U' • 1—
( (.j <• i i: ■M • « o «• V1 c.| Ct
LA
o p- CD O' i-*
vr> \.. • m rl'\ • K
OJ
c« L‘\ 1" o <•1
CI"'. [ « f, «
() c. t « «.i '
r; i• ia » •i t »
< <, t ' V. • « C• r {.• X■N
t • II> c - a o c o c -M i.' > O' « « C f • r tr, O' c r\. T- C' T— T— U• r
L"- io r c’• « t-• • ' t- lA c <0% * *
(' o f: o> < • • l.:'l i LfA r ' ‘ <. •
o o C'fA a• • t i;«< r.
r c r * fu •
i < ri > « i. i <1 c. > « r-
u <, 4* (. 'i t-
o o 1*1 c > f- c o I r. (• o • « « • c c (• l> c. i ■H' V- T■t- 1-
c o Ci c o C,' t-
o r'. c C'« ( *( l! c. 1i ( « h' m
C'. •— c(. (. C-- Va r * ( !• > ^. f Oi ')
1T\ f ) O t• t- t . r• > • r ’ IJ' H' i ' CM ( ' !•
^*- I~ O c Cj o T C: i. • _ ( t. ( c • c • ( • m « 4 m r. I C' ( I [ ii \ ( ' L,' i t' I (- c « f.| ( % % « r- . i\
<' t1 c « o C.I .-
i c i , c i. r-
C• c. f ,. C.j c l", I•
r <, i c.IT< , {• •
t v| f ( ( c r |. |. • 1 t f ( t- < j t-*
r.’ <; o c <. c • i . c* <^ ir t**
f. f cc* o (,
c. c c; • ( m c-. r
c ( ■T (• r • c c* c. C1 • I'. ’
c. c c c. (■ , c,• 1 ( f i (■ c t
c t (, 1 ( c f>
«i vi , ' c (• r (. r r1 v 1.' r f 0 c, O f (. i r
< o c ( ( X‘ t • ( ✓I f I*T
( c c f c. c
( c I ( L>• I •
< ( , tr. i ••
C c' ( O r*1> c « * i'- L*i r: CJ r- T-
I. . CT' C ( « <,1 v■L r• c * >
(' ( (' « lr*. h
c Uv r. C' CM o c- -J (f- rUN UN c! K {> r- (•. c. fv.
C < < ■ , If. c
r• f i' ( cl\l » r•
f • f. O• 1* c* f.' Cr~ r- r ’/ »i
c; c• f (
( c c_c ( i;
f r «• ( 1s, r c "•T ^, U i/ ) u c
*•
i'. U' to 5-1 vj- L r~ f »“ c»r■0 o: C-l
PERANAN PENENTUAN TARIP BEAYA
TJANDRA KIRAWAN
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
99
(
o ( ; c J
\' t
U' . jc . f-. t 1.. c 4 4 I. ' f*
o
BEATA PROUJKSI TIDAK LANGSUNG PABRIK KEMAS I MENORUT OBTEK PENGELUARAN TAHUN : J985/1986
;
C
r c; (.
c r ( c
C>
1 «
O O
C
r* c. *• •
1 1
I-
\„
•
rj c if i
a
o
o o i ri o.l
{ \ c. t'
L<
ir» u f*
,
li 1
<
C l •S o n l_ A r - c .1 n r' o
O. ir \ •,r ( V» 4 ft I . t' • >
[■'.'i
f ( t ..
("• ( I
c.
C/ I-
1. C f
itA i
(' tj m
r-
c. ■c
r , O c:
»> v.i (i. t* r- I l>'i - 1 OJ • • T-
C
c » c •
o c *1
»
s
( , r,
If t
c i
<. c ir
IT. (• O< I r r «
( i. c-
tr 0
l c c
r~ C
c L'-'
r (.; • O U' A f ■ L. u' ( , i.. c.-
c.
c C'
r. • i. > c * r> .
{.
c; f'
U • ■■} T* ..J. ' • • 1 • r-
c tl‘> c r> c
,
(. (•
r
! 1
c. c
(. L |.
c .• r. i. . t ' c
c t’
1 '
(.
*
«
t U' >•
H 1 1-
C-. c V"
C, f . ty f . l! > (
r. < ( .
r
■ »_ I'
{
( ' l_ (' c < • r ■
,
(
(
c
<
ci . «.. L. 1 c t . . , r . (•
( (.
r- 1-.. r I . ( . c • f . ( w C • I.'. C-. It-
Li
Vi.’
«1%
r
o *■’
I/' I i
t r . O' c• * i:
U I*
r <_ C o c« • r <s. ^c'• • •
f O a » »•; tc
*'■
clA K
o c
o
<: O
u- i\ i 1* ^ - C c L<*\ • •
( : O t„IA
(t c ( ( UA r
c• < C tl' i C' I tr> f
f. II \
liA r-
r tf i*
c. •rj1 o: ti■
r-
r-
o o v:i • h"'t-
o o Iy 4 r('• VU
o o u*> ■ 1'" cr-
i c_ • ir
(.) c> c.) »f c 4 » Cf 1 0 r0
Cj
t
r.
c•
(•'
c VA If 4 i! r t • h
o u C-. • T
c:< c.(\! • ir , r> T—
c Uf4 r-
tf
T-
c
(: (.
( ii' (
i'-
1 (
^•
c
(
t
li f , < r c 1 1 1.'• c- I A r < CM , » ^ * l> t< I. .
o o r- o f' • 4 l(A a ( ' ir . rh *
c
c O « { ( ’• o f
o
o c
{ o ,
c
•ej
ft
r
( c { L . f • t< ( f , , l.'A
c
i . c »• »•
\
c < c ( c ,
c
«• r
I .: r u~. I (• c • ft • L. i tt.
c
,
c
<
1 ( ( (• (
i' C'
i (
< : L.' . t.
c r
r C. , i I
v -i ( V. t(
(“ ( •• *• , r, r: t
V... c ii' a• i
7
:
f-
4
f ,
(
fr
,
1*
f
C'
t' (‘ ('•
t
(■ ■ f A (. c ( .• c ( c: c ■
,
4
. •
f'
f« t
(, (
r_ LA r•
c;
•label
t
SKRIPSI
C, Cj O c s.’ U ' 4 4 'I t'A ct •
r • t* t> u. 1\J » • o ■ f.l U'. u . *.•, « • C\ Ka
t— CM
n
LA
C) irs o • j IT\ 4 4 4— 1“ t\l
c .
in
CM
i :a
( ir> U . c. r 4 4 •* O' c> K' 0 - U"\ r* » 4 nr (
CM
• »—
r-
( • C
u
00
CJ’'
O
r
(' C. r> 4 • K'' O U. Uj *—
r.
cKA
t f . ( . , o
a
Cj
I (: O
t)
LA fvl ,
r
T— CM r~
(/ t ; c* r ( t . « •
Y-
r.
1—
PERANAN PENENTUAN TARIP BEAYA
IA
V£>
t-
C" V
( ( c
t t
, c ■ c c» t«» c. • LA
O'l T*
(• c r ■ ,
[ ( i.
'
*
o
Cvl
Cv.'
TJANDRA KIRAWAN
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
100
O C )
17 .
n
O
(.
m
1n
O O
o
(J
t-
O
O
»
» to
t 'l
K ' O '; •
C i U "\ t
in
K ''
C l o
O f ,
o
O ft
<•
p I. l> •
C\
1
t> \ « *r*
O c •
O
O
O
0 0
a
tn
•
in
r-
in O
e \ •
* *
cn 1—
O C '
•4
O
• t -
r -
0
c>
t
.
•<;
o .-
• t
c
»
•
• t l
1
c
•
*
«
•
O
O O L 'i
1
C> C j [ «
O
O
O
O
c
O O
»
• in
fn
O U~\ •
r> CJ
O tn
O c in •
r
c 1
« -•
LP
t -
. t- • •
'} \ ■
r~ •» -
t V
c .. i •
( j O c> •
0 C i •.-j•
O
0 0
O c-
O
O
in
C •
•
<
1; ,
i -
O
V
u >
p
r
t -
>«•
0:
•d
KC
«=! K '
tC\J
0
C 7 »
a
v l-
K '.
c
«
* »-
1
ir -.
»
•
1 -
* '!
0
0 u'N
c ■
C"! c • < . .
c L' . I .
»
O c
r
« r .. t
»-
^ .
0
c .
0
c>
C
C**
( 1 L '
in
c .
f '
1 \
c;
Ij <
Cv
r
cn
r -
t -
c>
f
l-
•J
Li ,
, .
U:
C
K
c . *
i
l"
c I."'.
'f
rT-
V «!
\t
1*
t-' ll \
C
c C>' \ *
r
I
t* I.
t<
(
< L."-.
IT ,
,
CJ
•
M.
c%
f J
t*
» t
r
C-
0
.
0 1 .* c
«
I*'
1
O
f
G ( -
•
C .j
If'
c
r
C j
0 0
c.
0
•
C l
c . « <-
c
m
C3
0
r
1 •,
•
r .;
c ./ .
t
* *■
t ' ( c . •
i ’‘ \
« <
»
C j •
,
K
<•••
Li \
cn
c .. ( i < 1
c. ■ c^ t •
( j ( j ( "
t
f
c.
c .
I-
•
f . T- •
c .
c.
•
0
Vi
r
li'l
LT '
tA •
t
C 'J I
« rr-
0
t 'V
C -] LTi
« r C .i C '. «
I. >
( ;
<
c:
CO
K> r-
CJ
O
• i - .
0 0 0
•
<•
V *-
T-
1 '
C '.
( j
c .' - f
r-
( J <•
•
m
Cv
t
{
c_ . •
C
c :
c .
( -
C\J •
0
0
{
P T-" T•
O
c . c .
« >—
O '
0
r •
tn
c :
c ;
C
0 -
c .
• O C •»
a
0
t
tn •
c :
•
0
(> u . »
r-
t .i
{
«
{' m
O
Cj
•
I • t »
r * r-
O {“
c 1
0
•
O O
C> m
1
c C'
«
0 .. Ll"
»
c in
(
• u .
A' ,
a .i Vi
a
KN 1 -*
O
tr\ r,
r
• t •
cr
»
CO •
O
«
(J Lf >
O ( ,
C O
* .1
0 0 0
C)
•
C
O
.
O
>
t •
U '\
u
C '
in
•
C~ < .
C-J t
k
in
I
K \ «
u
r<
• ,
m in
0 0
T t-
IT . * “*
f
f- •
o
*
•
m
l:’
c:i
«•
•
C !) O T•
*
(•
c I. .
C '. f ,
IM ,
(
t- •
f •
IT
( .1 , ‘
O ■ <•
v. c. i.
r r
1 ■
,
t
1 •
< ■
O
C :
( ) t
< .1
0 -
c
I. -
l* >
lT
«
t c
«-•
tr
i, (
t i
i j t c
I 1 <\
•
1 •
1 •
C
•
L
C : < j ir >
c .
r_,
C '
(
I
c . ( ..
c ;
c
I
I' \
tn r
1; .
c
r
; .
r - '. • 1
f .
•>--
i
*
•
•
v .f
*
LT l .
c
< ,
C '
c •
1 .
c . n
r -'
, ’
'
c .
t
c
<:
c.
c-
>.
« t
1
r
< .
c
k
tX-
C ‘
c
C l 1:
c
U •>
r
c
c c .. «
>
*
•
t
•
.
c
,
> «•
1-
(
<
I , V
1. "
(■ t
*
.
0
< I. , <.
U ''
h'
hun 1985/i9<S^
a
(
f
( <
c .
c
(
(
r .
(
( y
( .
u
< J
0 (1
«. •
I
O
0
Q .i ( t
(
If « •
in
C
0
c ; «
C ' m
c •
0
II \ \-
c -
( j
U (
C •
1
{.
(
c
»
<
•
•
< ,
0
«
»
t -
«•»
t*
K \
m
f\ j
cr .,
r -
K . »
v
s it •
I 'in
co
r~ •
cr. i . T-
(
1
IT .
t• >
CsJ
m
s j-
in
<
•
•
cr.K *—
tn • »-
ir s O
tf’ ir \
•
r -
CO
t
CM
O !
'J r -
'J T~
u '. • •J •r -
•
K ' t-
o>
O '
C'-J •t—
C '
r
O
l •
•
•
,
,
V i
lf> n
C~) LT >
<" r .
c . lT .
K '
P
O
C^
T~
•
1T '
I
. «
•
in
f
"J <-
ir .
»
»
.
< T.
t :'
t
C ,
« r .
(
0
t>
C j ,
KN
(n
Lf\
V.
I '*■
a. T—
O .
r-
u C
,
r K
c
t-
If V r*
c. ■
r-
tV l
(•1 ,
SKRIPSI
PERANAN PENENTUAN TARIP BEAYA
TJANDRA KIRAWAN
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
101
c
o o c; « ( . vr> c: ,
BBATA PROIOKSI TIDAK LANGSUNG PABRIK KEMAS I HBlfURDT OBTEK PENGELUARAN TAHtW : .1986/1987
in
o c. <
u c . 4
\ 1 ■> c 1 V.J • K ■
Co
( 'l * T1
c \
t -
I
« • I-
O o
f ; r
•‘
t-
c.) i:v
rc U'.
K' ( c:
o O O
U‘ | » r
O t*'. 9 V >•0
v_
ir-, t> .
l . ‘> » f . ( t• •
O c.. u .
r , j
r . C'
if . ^T-
T~
(:
n L. ir . 0.
(o c.
c C1 (
(.
>^ * b •
K
C, c I \ c <•' t • • lc t \_ J • « l"s h1
« T—
( O c
o
c, c * « r- c . f n «• ' ! V.J • T*
{. ('
i. c If-
c o
N.
I .
r-
{
■*•3
1 •
c i
O l . <•;. t Ki ('
H
o o c> • u\ f" f'' ft T--
o r.
1
O o o
o y. r- ■ « f -CM »-
O
k \ c.: • « ( f. rK > C\l T-
ir» f-
t » I.A r ~ Cn -d- cm •
c. c. LH
c: ir c\.
Cj
r »*• (
cf
[• cr.
•
(. c~> (
1 C,
c ( I . c . li • Cj a r> • t c * • «
r
, c:
C c
•-1 T ,*
( . c
c. < (• . V..
C i.
4
Vl V
c-
>
,
C
<•>
C. / UN t - '•I « fT . o (• > C ■ (• N« «
t ■> o ( o C’l f
ft
M •>» T-
« C>| r-
C')
o ij c .
«
C; \ ■
i. \ a « ’J
'-j
O o Cj « U'. C '> M'\
o Cv
( ,
« t > 1! » r • • ,j.
T~
Cj
o o t
in »C-J « u\
lf \ C j a c tCVI C : G l • • * t - r~ «vc. CO T— • fi'.
<■'1 o CJ a i n Lf . C ) c n o.- CVl t • • ■ « « CO CVJ u \ U rO i V t v.
c-. m
1
o
lh
O o CO
(
c in VJ
O c ( \!
r* r*'
«1 V >» V (• VO 1 • f h •
t
l . lr. C ir \ C
i-
o c^ o • » Lf, r CJ o TV
1
c i I^ ’ •J « v:> If s T- *
c> c;
o r . o • O U' t•
(.'■ Cj C
c:> Cj
«
o a n
» tn
Cj c_. o 4
c: o c 4
C5 c:c • o
4 » 1/ > c> C-. L’ ' r C' b • « •v
{ '
O
o c;
c n
Cj
Cj Cj
^ \
a CJ o » (, Ll^ CVJ » t
c . *•) C C j T— C.' > a • « • o ro C j t« . ('.> T c
O < .
O' Cm «> ■
1 r t
( ir t
Cj o
i , i i
<
i
«
1-
Vift U1 v*-
0 c ft '•1 rv c . V
Cj ♦J (. • a ct ft • {' Cj <... o m CM c . % « tc\ I . -.
Cj Cj c:
V ij (■ ft cc
4
IT .
c.
r. C' c -
Ia\ ■«-
• ir»
O <1
C f'; r-
•
m
CJ I. X IVI » KV
C' i ■
c.
•
o T— o ir \ J-
o o c
, :•
C ; r
c. 4
c
c • • c
■rf
r-
vp c
(/
.
r
i.
V, < (.< r { • ir
i.. r
c r
C
o
, V
Tab el
8
:
[
( ' u . Uj « U' 0>
C' C.-' (V
l.
c,
4
c, *i '
( i V.I
\-
O U‘ i CO • n *
•
£-•
C I t
o c-
4
(1 O ■r- ■< • i i
•
r\
(■:
4
•
i
C: c > r.
r> C C • < i.'
v
c. c. *-
>
9 ft
0-
O f C.
c
r*•>-4 cr \
cr ja•:1 E
SKRIPSI
c (. (
c
c
4
C1 V. •J
c. G C
o o lf>
• • • r- VO IT . C-J r . KN «i:> vf t • »-
•
I/-' V Ii
• u . ,s ♦
CN
c o <_
K'
C)
O m m
n i''. o
VO C'
T™
r-
o
C.
(
O ( , Cj
o in r --
r-
C. r 1' C;
C ' c> r • c ) t.'. c#
r> <» o
r c-
m [
r') o
in Cvl t pv
♦ in
C. ’-
cr ■'—
j
* * • * » • < , « * o , t , ua. •r in in Lr \ in a. m C ' r> C) C l o «— •
ir. U3 c- cn O' o
«
Cj
t <—
r - t" L > »
CVi \•
PERANAN PENENTUAN TARIP BEAYA
•
VL. V
4
£•• v^
o f .
K' c
«c*
L. c c ,
i;x
r. C^'
CJ
TJANDRA KIRAWAN
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
102
I- .
l i G t I. % f t • • t. ( •| V O' [ • • li • K >
o o in V tr . K'N
r* G o • • * < , V* o I. t~ CO c> •4 r.H- ca IT. • • • l r\ ’i — (
l.'> •
( i . t•
i .n
f .
Cj o
•
ir c C1 • • u . t .
a i
i
O o t ' t
O rv M* • r— K'. t<\ ON U~' t ir \ on 1— *5' » • 1—
n
(
(. , (
G
Cj O «•( « i: \ cKN
a o o
(.1 t' o •
o
L.'N o CM o lO. t « • * • 1” o 10 c - CC CT'
c> t.-! <\ •
G
o o UN o ro a • » m lT\ t'- \ — ■j- c« ■
O
)
r. in
in C« H'-
r-
I
•
c> < in o r« • (vJ H-' *-* <- r • • IA
o n ’\ t j • <-* u t - C.) C'X U’ \ « • <-! t*-
O
o
UN vr 4 ii * r*.,i •
o
n
If N 4 r~ •iV'
O c' o 4 IC' T-
C" c . Cy C.' X’ 4 • i. H’ T— *—
c It. t4 <\l in. %
(j m 4
1
»
• r m KN c ^N
n a CO o tr. o « » c m CJ- o tr-.
C; c. tO 4 1 •, C '*
O o V)
1
(j o UN n r- o « « m a. G >—
r-
, i
<
c 1
U'. i f \ V iC cr • « U‘
(
/ , O c c
•
r
•
• f*
( c (
•
t
(
»
T~
*!
« i-
• r•
r-. ir-, r . c f;. c ■ 1 C; C'- a . <•. u •. U’ 1 1 1 I c: c i : (. c
C
T
g
c
i/'
’
cCJ
IT i»-
■
t CJ (' 4 • • c '. V c 1 . t c *• c *■ • O O
i ■r
r
c t Ii
(, V
c\
( u c
«. (
'
t . (: i'. (i r (•*
«
(. '
(.
c> f , Cj ir . « • ** p< «•' < V •
cv C . 1.1 CC i • (■ 'i <' c• • f^N
C) <‘ f •> • Ill •
<: c. .
i.’. i, (' • i_
• r* f i' f t,
1
(. ■ C’ i: C/ Ol U ' • » u . U'
a <)
o
•
r. u Cl’. • ir-,
c t( V' CvJ a T iTt i t-~' r- 0 r». Vu ( 0 % U\ »•* »,-
c. < O 1' \ I IA rr ^1 ( • • » 'i - UN
r-^
0 (
r 4
O Cj
9
C (> <•
.
o c (■ ■ I. . c t
« I
-Jr
o
O
o o O k • (N c:ir \ c i lc/ « < *i K
a o
c» o o , f f'J
4
r c, (, % <
r-
•»!
,
^’ i
i G c u ^ C!
c.
•
c>
( (
a UN
(' (I
I
c
c ( I i1 (
•^1
•
L*, t~,
c ll . (J.
k. r-
t' c:
(. 4
a
,
c c
«
f
C\
C f (
IN, 1 • « (. < U ‘ .
c
c
<, e 1*
s) 0 >
t
•
c
V*[
, * c ( l < |s f I -1 1 , , « t { I
(j i . « {* c- V
o
c
r• r '
c (^ G
a
c C4 {• ■- T** t—
c.
c: o
c c.
c o
o
c' c . i ■c . c. i c . c. c r
( • C t
u^
4
CN
{ < t
<-
•
• Cj G O . t— O • Lf 1
c. i < i < i UN
|
w
c
t t * G, C j C-- o C; k \ c J in C, CM f j r- c > * * N'U''
1 1 ( o c . LN f <• h • t , «
t
V. f a> • 1 C. T-
C? C
t
c. If
c c
CN G (1 O u (*•
<' c. o
r
c If > c* • r
C-' in CM 4 tn
i i c
*
<J
c c:c> « s c • Cj IT. O C* O « % 'J-
t-
( > I ( * I *
c;
(i c>
< L . f
f* \ (,-*
c I
( * c
1•
r ( , ^, f. A *
t
,' I
f.
f c
Cm
fc__ CNl
SKRIPSI
*1
in
[-
to
c - C.'
\- V T * v—
t '
%-
r_
if \ (0 t- c. V-
r
PERANAN PENENTUAN TARIP BEAYA
r-
c ■ (' C)
C.‘
TJANDRA KIRAWAN
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
BAB IV PEMBAHASAN
Pabrik Kemas X
di Sidoarjo adalah suatu
perusa-
haan pengemasan dengan sistim pengemasan hampa, oleh sebab itu pabrik ini dalam keseluruhan proses produksinya menggunakan mesin-mesin.
Sehingga beaya produksi
tidak
langsung yang d itimbulkannya prosentase paling besar dibandingkan dengan beaya-beaya produksi tidak langsung yang timbul dari sumber-sumber yang lain. Jenis-jenis beaya produksi tidak langsung seperti disebutkan dalam Bab III
secara keseluruhan mempunyai -
jumlah yang cukup besar, hal ini dapat kita ketahui dari data-datn beaya produksi tidak langsung pada tahun-tahun berikut
:
-
Tahun 1984/1985 .............
Up. 594-400.466,-
-
Tahun 1985/1986 ............. i Tahun 1986/1987 .............
i(p. 596.968.078,-
-
lip. 599.262.542,“
Mengingat b e s a m y a jumlah beaya produksi
titiak
langsung ini sudah selayaknya untuk mengadakan perenca naan dan pengendalian beaya produksi tidak langsung
se
cara lebih cermat.
103
SKRIPSI
PERANAN PENENTUAN TARIP BEAYA
TJANDRA KIRAWAN
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
104
Seperti telah dijelaskan dalam Bab II
penentuan
suatu tarip beaya produksi tidak langsung dan departemen talisasi sangat berguna sekali untuk pengendalinn
beaya
produksi tidak langsung serta pertanggungan jawabnya. Tujuan penentuan suatu tarip tidak lain untuk rnenentukan patokan yang dapat digunakan sebagai tolok ukur
dari
prestasi pelaksanaan sebenarnya, disamping itu penentuan suatu departemen
berkopontingan dengan siapa yang harus
bertanggung jawab
serta tindakan perbaikan yang harus -
dilakukan di dalamnya. Penentuan suatu tarip di depan penting, tidak hanya dalam pengendalian, t<jtapi juga sangat bermanfaat un tuk membebankan suatu beaya dalam suatu produk, Dalam pembahasan ini akan dibahas tarip menyelu ruh dan tarip departemen untuk membantu perusahaan menen tukan suatu tarip beaya produksi tidak langsung
sebagai
patokan dan to'lok ukur suatu prestasi serta perbaikannya t disampaing itu untuk menentukan yang harus bertanggung jawab atas beaya produksi tidak langsung.
1. Tarip Menyelnruh Yang dimaksud dengan tarip menyeluruh ialr^h tarip di mana suatu perusahaan hanya memiliki satu tarip saja. Tarip menyeluruh ini sangat bermanfaat untuk membebankan
SKRIPSI
PERANAN PENENTUAN TARIP BEAYA
TJANDRA KIRAWAN
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
105
beaya pada suatu produk atau pekerjaan dengan
ketentuan
perusahaan hanya memproduksi satu jenis barang atau bermacam-macam jenis barang dengan proses produksi yang sama, manfaat tarip menyeluruh dalam pengendalian terbatas sekali hal ini. karena karakteristik beaya duksi tidak langsung itu sendiri serta
sangat pro
tanggung jawab -
akan sulit untuk ditentukan. Namun demikian dalam bab ini tarip menyeluruh akan dibahas denr.an tujuan memb^ntu per usahaan untuk memberi gambaran bagaimana cara menentukan suatu tarip yang cukup akurat sebagai tolok ukur.
suatu
prestasx pada tiap unit kegiatan terkecil. Langkah-langkah dalam menentukan suatu tarip me nyeluruh adalah sebagai berikut
:
a. Menentukan dasar pembebanan. b. Menentukan tingkat kegiatan yang dj.pergunakan r;ebagai dasar yang dipilih. c. Membuat anggaran untuk masing-masing beaya
pada
tingkat kegiatan yang diperkirakan untuk mendapat kan taksiran beaya produksi tidak langsung. d. Menentukan tarip beaya produksi tidak langsung. Ad.a,
Menentukan dasar pembebanan : Out put phisik, beaya bahan-bahan langsung, beaya. buruh langsung, jam kerja
langsung dan jam mesin
merupakan dasar pembebanan. Dalam menentukan dasar
SKRIPSI
PERANAN PENENTUAN TARIP BEAYA
TJANDRA KIRAWAN
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
106 pembebanan perusahaan dapat memilih salah satu da sar yang dipandang paling tepat diantara
dasar -
dasar pembebanan yang ada tersebut, hal ini diten tukan
oleh jenis barang yang diproduksi,
sifat
atau cara proues produksi serta pertimbangan-pertimbangan yang lain. Dari pen^amatan di Pabrik Ke mas X
ini, maka dasar yang paling tepat di.guna -
kan untuk membebankan beaya produksi tidak
lang
sung adalah jam mesin. Alasan pemilihan jam mesin ini adalah
:
Dalam aktivitas produksinya perusahaan
lehih
banyak menggunakan mesin. Hal tersebut dapat kita lihat dalam setiap departemen, dimona unsur tenaga kerja hanya terdapat departemen pengolahan pengeringan yang terbesar, hal itupun terbatas hanya dalam proses pencurahan
beras
ke bak penampung don proses selanjutnya
ber-
jalan secara mekanik, Denngan digunakan mesin-mesin pada setiap ak tivitas produksi maka oeaya produksi tidak langsung yang timbul terbesar adolah beaya-be^a ya akibat beroperasinya mesin-mesin
tersebut.
Beaya ini antarn lain : beaya penyusutan mesin, beaya repurasi dan pemeliharaan, beaya listrik serta beaya-beaya lain yang timbul sehubunran
SKRIPSI
PERANAN PENENTUAN TARIP BEAYA
TJANDRA KIRAWAN
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
107 dengan penggunaan mesi.n-mesin tersebut. i
Ad.b.
Menentukan tingkat kegiatan.: Dalam landasan teori telah diteranrkan tingkat kegiatan, yaitu
beberapa
:
Kapas.i.tas teoritis. -
Kapasitas praktis. Kapasitas normal. Kapasitas sesungguhnya.
Sehubungan dengan dasar pembebanan yang dipilih adalah jam mesin, maka kapasitas yang dipakaijuga dinilai dalam jam mesin. Karena perusahaan bekerja dalam 2 shift dan
se
tiap shift adalah 7 jam, serta 1 tahun dihitung 365 hari, sedang jurnlah 3 unit
maka kapasitas teo
ritis dalam 1 tahun adalah 15.^30 jam mesin, dangkan untuk menentukan kapasitas praktis
Seuntuk
tahun 1987/1988 perusahaan dapat memperkirakan ka_ pasitas tersebut sepr?rti pada Tabel 9 di halaman berikut (halaman 108).
Kemudian perusahaan
mem-
butuhkan waktu untuk perbaikan dan pemeli.haraan setiap hari Sabtu di mann pada saat kegiatan dak ada atau rata-rata
52 hari atau 728 jam, Maka
kapasitas praktis yang diperkirakan 12.147 - 728
SKRIPSI
ti
=
adalah
:
11.419 jam mesin.
PERANAN PENENTUAN TARIP BEAYA
TJANDRA KIRAWAN
April Mei Juni Juli A gustus September Oktober Nopember Desember J anuari Februari Maret
Bulan
Umur Bulan 350 308 364 378 322 364 378 366 364 364 336 336
’ “ T-t— *— T - * —
|
j Total | Jam 1
Jam / Hari Jam 1st
9
*L
;
'
1
9 S*L
S
9
9
SKRIPSI S ‘ t
JAM MESIN
.
TAKSIRAN
■
PERANAN PENENTUAN TARIP BEAYA
331.5
359.5 347.5 330
370.5 360
370.5 316 353
345.5 302 258
Total Jam 2 Jml Mesin
994.5
774 1111*5 948 1074 1111.5 1080 1078.5 1042.5 990
1036.5 906
Total Jam 3 ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
.• CM
+3
•H » U E
a!
w ^
T—
""
(4 •H 3 fj
Cd*H
O T - O i ” t * 0 ' “ 0 » “ ,r 0 0 » K N | f \ K \ ^ K N ( A K > ^ K N ^ W | f \
H
■p
td 4 o
e-»
TJANDRA KIRAWAN
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
109 Dan kapasitas normal dapat dihitung berdasarkan ~ ramalan penjualan-penjualan yang dimiliki perusa haan,
Berdasarkan ramalan ini perusahaan
dapat
memperkirakan kapasitas yang dibutuhkan untuk mem produksi harang-harang yang ditargetkan dalam ramalan penjualan.
Misalnya perusahaan menentukan
kapasitas norma}. 90 % dari kapasitas praktis maka kapasitas normal adalah : 9.135,2 jam mesin, dangkan kapasi tas sesungguhnya adalah
Se-
kapasitas
yang sebenarnya ter^adi pada periode'tertentu. Ad.c.
Membuat taksiran beaya produksi tidak langsung : Dalam gambaran umum perusahaan di Bob III kita ke tahui jenis-jenis beaya yang dimiliki perusahaan ini beserta dengan data-datanya mulai tahun 1984/ 1985 sampai dengan tahun 1986/1987,
Dari data-da
ta tersebut kita dapat melakukan analisa
trend
untuk mendapatkan tatfsiran beaya produksi tidak langsung. Bila digunakan metode Least Squares ki ta dapat menghitung taksiran beaya produksi tidak langsung sebagai berikut (lihat Tabel
10
hala
man 110). Dari Tabel ini berdasarkan persamaan trend y
SKRIPSI
=
a
+
:
b X
PERANAN PENENTUAN TARIP BEAYA
TJANDRA KIRAWAN
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
110
VO VO
CM
*
•
in
o
CO VO CM
0
•
X
•
VO
CM CD
cn <Ti in
Ci nT» 1 s: r.o •s f>i i rr: >h «-r h r> c IM ; I'If. (i L"1ro M O UJ f'r:^
o•
f\J
X
CM
<1.
o < X
rH a* .o ai F»
c\
r
ri i«)
r*
' 1 ft {*'•
, ,■ ! I
VO VO
•
»
( j
•
tM
ri;
o O
i
o
in • CM VO CM •
•
CT\
cr»
VO
in
• cin r>
in
VO
CO
00
CO
av
a> v
o> T“
r~
s
&
^
CO O'* r-
SKRIPSI
CO
CO VO
•
•
G
00 i-
*t
O ' a> in
VO
CO
o• 1— to VO • o c-
t-
N
\
in
VO
CO cr>
o\
CO
r—
PERANAN PENENTUAN TARIP BEAYA
TJANDRA KIRAWAN
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Di mana a
=
b
=
& Y n X,Y X^
Sehingga 3
-
=
: 1.700.^1 *086 3
596.877.028 4.862.076 2
Y
=
2.431.038
=
596.877.028 + 2.431.038 ( 3 )
=
601.739.104
Jadi jika di.gunokan metode Least Squares taksiran beaya produksi tidak langsung tahun 1987/1988 sebesar
Rp. 601.739.104 f
perhitungan taksiran ini
hanya didasarkan pacia data-data masa lalu,
untuk
itu perlu bagi perusahaan mengadakon taksiran yang lebih baik yaitu dengan monperhptikan faktor-faktor internal maupun eksternal selain dari
data -
data beaya produksi tidak langsung masa lalu. Taksiran beaya produksi tidak langsung
yang
di-
peroleh di atas belum memisahkan antara beaya tetap dan variabel.
SKRIPSI
Untuk menentukan tarib
PERANAN PENENTUAN TARIP BEAYA
beaya
TJANDRA KIRAWAN
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
112
tetap dan variabel, perusahaan harus memisahkan antara beaya tetap dan variabel, karena pemisahan ini sangat bermanfaat untuk mer^ncanakan, menga ~ nalisa, mengawasi dan mengukur : beaya-bcaya departementalisasi yang diperbolehkan pada berbagai tingkat kegiatan, efer.iensi operasional dari sua tu departemen. Seperti dijelaskan dalam 3ab IT, dalam hubungannya. dengan volume produksi maka beaya produksi
tidak
langsung dapat dipisahkan menjadi beaya tetap beaya variabel dan semi variabel.
Kemudian beaya
semi variabel dapat dipisah menjadi beaya dan variabel.
,
tetap
Mengingat begitu besar manfaat da
ri pemisahan beaya ini, maka sangat perlu bagj per usahaan untuk memisahkan beaya ini.
Gebagaj ilus
trasi pemisahan beaya tetap dan variabel dari bea ya semi variabel nada perusahaan ini dapat ambil contoh
kita
beaya Q-intrik pada tahun 1986/ 1987
dengan pembebanan jam mesin seb'igni d;-sar, dengan ketentuan seperti pada Tabel 11 di halaman 11?
,
sedang beaya Ijstrik adalah sebagai berikut April
SKRIPSI
13.175.350,-
Mei
ip. 1*5.671.800,-
Juni
ty. 13.435.250,-
Juli
S. 1^.813.275,-
PERANAN PENENTUAN TARIP BEAYA
TJANDRA KIRAWAN
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
113 -----H
m
a
■p O
e TO £4 ^
----------------"■ " " in in in in « •> • *• w c 7 i c D ^ i n u ) r 0 ^ f O v f l r f f ' h l ^ r C O 0 0 c r > 0 0 0 r - 0 0 0 «- tf “ 5- r- r* r*
' '
UV m « • c r i 0 ( i ' f ' ^ O N O c r . > r r* i -
LA LA IA IA in LA » * » • » « ^ • V C V O O O G O l A O O O O V O O v ^ 1ft r L A l A ^ C - ^ I A l A I ^ ^ t n m m m m m K N t n K \ t n m K \
Jam
in *>
•p m «H -
ia
*
in *
in *.
ia
«>
^ l A ^ - ^ l A l T i l A ^ ^ - l A ^ - l O
366
336
364
364
366
378
350
364
a
322
i
364
Jam
1
^
T o t a l
PERHITUNGAN
H
•*
-P 0 H
350
TABEL 11 JAM MESIN TAHUN
B 3 ^5
ia
366
1986/1987
T o ta l
2
Jm l
M e s in
|
i
l ^ t O K ' ^ l A K N t O t O I O i f n t A K N
T - T — T— r’- V - ' t —
♦-a 33
>
H 0
•H
a s
i n \ O t ^ ^ \ f l l A ^ \ £ ) l A l A ^ h
SKRIPSI
PERANAN PENENTUAN TARIP BEAYA
M aret
F eb ru a ri
J a n u a ri
B esem ber
N opem ber
J u l i
J uni
Mei
P.
A p r i l
t
O k tob er
ti a
H
S e p te m b e r
O ^ O r — t~ O t— O r — ^ - C O * t A i A f A m i A f n N N t o K N r n c N J r n
A g u stu s
0
B u la n
— -■ "J — - ' i U m ur
W
TJANDRA KIRAWAN
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
114
Agustus .................... .Rp. 13.1 89*450,September .................. Rp.
13.701.250,-
-
O k t o b e r .................... .Up. 13.694.150,-
-
Nopember ....................lip, 13.^71.100,Desember .................... Pp. 1^.719.850,Januari ......... ...........Ify.
13.475.450.-
-
l7ebruari ................... .Bp. 13.581.250,-
-
Marot ...................... .f?. 13.715.750,-
Dari data-data tersebut dapat dihitung
dengan
menggunakan metode Least Squares, beaya
li:strik
dipisahkan menjadi bea^a tetap dan variabel. Dari Tabel 12
halaman 115
dapat dihitung tarip
riabel dari. beaya listrik Kolom (7) "Tolom W
:
33.9'3i6.64R = " 23.2*273. as 1 .460
per jam.
Sedangkan beaya fixed dapat dihitung dengan samaan
va
per-
:
Y
=
a + b X
Y
:
Jumlah beaya pada aktivitas X
ft
Beaya tetap.
b.
Tarip variabel.
Dari persamaan tersebut di atas dapat
dihitung
seperti terlihat pada‘ halaman 1 1 6 ,
SKRIPSI
PERANAN PENENTUAN TARIP BEAYA
TJANDRA KIRAWAN
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
115 ^*\ UD o ▼“ to •
w ii
H
/•“N PW
to N*-»
in * •«*O 00 • VO CO o « CM
m CO O • CO in in • *—
GO O ON • VO CM V£> » in
in * CM KN CM • ro o • 00 1
in * a> CM r• CM tin * CM 1
in • in *• T“ • VD O r• 00 •
rCNJ ro • / •> rt IW in VO ‘w' 4> bD m T3 in • fO T~
rr0^ 4 0> VO ro 1
to t— r~ o • • VO o CM i— r- r* 1 )
CO r ccn CO • • r - in vO in CM to I
tO CM CM CT\ 00 • • in 00 in **•
0> ro CM 00 r - a> • •
in • O ro> • CM in r•
VO o r - vr> • • ro r i 1
c - to r CM CM r~* CM in CO • • • CT> rVO i
in * a> •
fO VO CM • CM
to CM ON • in ro
CM fO • CO VO to * in
00 vo * vo ro ON • ro to
to C\J • o c-
1
w (d *<»N. X +> KN cfl M Vw/ •d
H
<J > CM
tA w
<S & W EH
in in CM CM » o CM • VO o T~ xj- o o tCTi CM T** in m
/*V in w
* «
9e-i s
W « S5 s§ s§ H
•H (0 M b *P CQ •H pp V 1
w
in CCM • KN K\ r* Th CO
in CM
in CM CM « CM CM Oi 1— • CM rCM tO r -
O O CO • T~ £>VO « m i—
o to 1
in in in in in • in * * * » VD O T“ CM VO 00 c vo to r — T~ CM CM «— in CM CNJ vo I
•
ro
r~
O in CM « • on T~CO o *r— • • • to kn K>
in * VO CM cn fO ON
O in KN • in c^Y— • to T—
o in CM • in
o in
in CM •> CM hCM
o o o in o in Y— t— CO • • « 0> 0> t> T~ VO ro c** * • • fO ro K>
O in
o in CM • • in T" f - 00 in • • to t o T~ T“
o m r« in «r» • to r~
in » CM CM • ro CM
in CM ON • to ««* in •
CM VO *r—
tCM to • in in ♦
v—
Ph cd «K TJ a> bO cq *d
ti •H n M (0 V £
K\ in ro O ▼ —
in * CM a> CO fO V£> t~“ O o o> o T—
/* » CM Sw''
in •» in t— O T~
in •> VO en O r-
»
,
P
H
*P •H
•H u
<
W
•H
4) £
C
H
3
0 ) r i 6
*"5 <
rro
in •»
in in •k * o ** cn
-
s < 0 r ~1 3
UN
M a) vQ .a
o
vo KN VO • CM
ro in o
•H
•
a) • P •P o P *
■p
CO o
3 5 0) a> E
Pi
o S5
03 (D
P
d (a
p M
G
X i
■p V h
cd 01 c j •"3 PH ac
A
EH
o EH
t x
‘ V
SKRIPSI
PERANAN PENENTUAN TARIP BEAYA
TJANDRA KIRAWAN
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
116 13.545.327
= a + 1 .460 ( x ) = a + 1.460 ( 1.053 ) - a + 1.537.380
a
a 12.007.947
Jadi lip. 12.007.947,Ad.d*
merupakan 'beaya tetap.
Menentukan tarip beaya produksi tidak langsung : Dalam menentukan tarip beaya produksi tidqk lang sung dapat digunakan rumus sebagai berikut
:
Taksiran beaya produksi tidak langsung Taksiran jam mesin
"
Bp. 601.739.076,157-11.419,-
=
Hp 52.696,3
per jam mesin.
Untuk menentukan tarip tetap dan variabel perusa haan harus memisahkan beaya produksi tidak lang sung menjadi beaya tidak langsung tetap dan varia bel, masing-masing total beaya ini dibagi
dengan
jam mesin untuk mendapatkan tarip variabel.
2. Tarip-tarip Departemen Dalam pembahasan tarip menyeluruh kita telah
da
pat menentukan suatu patokan per unit kegiatan atau
ta
rip sebagai alat untuk merencanakan dan to!ok ukur suatu prestasi.
SKRIPSI
PERANAN PENENTUAN TARIP BEAYA
TJANDRA KIRAWAN
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
117
Untuk menyempurnakan pengendalian beserta
per -
tapggungan jawabnya, perlu bagi perusahaan untuk mensembangkan tarip menyeluruh menjadi. tari-tarip
departemen*,
Alasan penggunaan tarip-tarip departemen bagi perusahaan ini adalah
:
a. Perusahaan terdiri dari dennrtemen-departemen, di mana dalam menyolosnjkarj proriuknya harus departemen-departemen tersebut.
melalui
Adapun departe -
men-departemen dalam perusahaan tersebut adalah : a.1. Departemen produksi : -
Departemen pengolohan pengeri.ngan. Departemen pembuntan kantong plartik. Departemen pengemasan hampa.
a.2. Departemen pelayanan : Departemen pemeliharaan. b. Dengan digunakan tarip-tarip departemen pengawasan yang bert.Mnggung< jawab dapat lebih ditingkat kan, karena beaya-beaya yang dikelusrkan
oleh
suatu departemen menjadi tant:,gung jawab pengawas departemen yang bersangkutan.
2.1. Penentuan tarip departemen. Langkah awal dalam mon^ntukan tarip-tarip depar temen adalah menentukan departenicn produksi d.jn pel.ayanan.
SKRIPSI
PERANAN PENENTUAN TARIP BEAYA
TJANDRA KIRAWAN
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
118
a. i'iemilih departemen prodoksi : Sebagaimana Uita ketahui perusahaan ini
memiliki
departemen-departemen. Untuk tujuan penentuan ta rip-tarip departemen perusahaan hendaknya memhagi departemen-departemen sebagai berikut-
:
a.1. Departemen pengolahan pengeri ngan. a.2. Departemen pembuatan kantong plantik* a.^. Departemen penf^rnasan hampa* Alasan pembagjan ini adalah
:
Departemen pengolahan pengeringan dan departemen pembuatan kantong plastik dipi sahkan karena pada dasarnya ke dua dep'-rtemen ini mempu nyai proses produksi yang berbeda Jan menghaoil kan out put yang berbeda pula walaupun out put ke dua depar!,emen ini menjadi in put departe men pengemasan hampa. Departemen. pengemasan hampa merupakan departer men penyclesaian out put kedua departemen pengolahan pengeringan lan departemen
pembuatan
kantong plastik. b. Memilih departemen pelayanan : Dalam menentukan departemen pelayanan, hal - hal yang perlu diperhatikan adalah sebagai berikut
:
b.1. Jumlah karyawan yang diporlukan untuk setiap kegiatan pelayanan.
SKRIPSI
PERANAN PENENTUAN TARIP BEAYA
TJANDRA KIRAWAN
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
119 Id ,2. Beaya untuk pelayanan tersebut. b,3. Tingkat kepentingan dari jasa p e l a y a n m ter sebut. b.4. Tanggung jawab pengawasannya. Berdasarkan hal-hal tersebut di atas mnka peru«ahaan dapat menentukan tjga departemen pelayanan yaitu
:
Departemen pemeliharaan Ian reparasi. Departemen pergudangan Departemen TJmux. dan administrasi. Langkah selanjutnya dalam menentukan tarip-tarip departemen ■adalah menentukan beaya langsung dan
tidak
langsung departemen. a. Beaya langsung departemen : a.1. Beaya bahan penolong. a.2. Beaya gaji/upah
tidak langsung.
r
a.7;. Beaya reparasi dan pemeliharaan : -
Mesin pengolahan penreringan; Mesin kantong kemas; Mesin pengemasan hampa.
a.4. Bahan bakar, a.5* Beaya penyusutan mesin : Mesin pengolahan pengeringan; Mesin kantong kemas; Mesin pengemas hampa.
SKRIPSI
PERANAN PENENTUAN TARIP BEAYA
TJANDRA KIRAWAN
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
120 b. Beaya tidak langsung departemen : b.1. Beaya 1 jstrik/air/telpon & teleks. b.2. Beaya perjalanan dinas. b.3. Beaya pemeliharaan
bangunan.
b.4. Beaya penyusutan bangunan. h.5. Beaya pemeliharaan bangunan. b.6. Beaya penyusutan kendar;an. b.7. Beaya asuransi. tenaga kerja. b.B. Beaya admj ni.strasi kanbor pabrik. b.9. Beaya lain-lain, Setelah penulihan departemen produksi dan pela yanan serta penentuan beaya langsung dan tidnk departemen, langkah berikutnya adalah
langsung
:
1. Membuat estimasi atau anggaran beaya produksi ti dak langsung departemen
dan departemen pelayanan
serta pemisahan beaya tetap dan variabel. 2. rtenyediakan suatu hat;j 1 survey pabrik untuk
tu -
juan mendiiitribusikan beaya produksi tidak lang sung serta beaya-beaya departemen pelayamm. 3* Membuat anggaran beaya produksi tidak langsung se suai dengan tingkat kegiatan yang dipilih, mengalokasikan atau rnembebankan benya ini herdfisarkan metode yang telah di;>ilih sebelumnya. 4. Mengalokasikan beaya-beaya d^parte'rcen pelayanan. 5. Menghi tung tarip departemen u n U k tjap departemen.
SKRIPSI
PERANAN PENENTUAN TARIP BEAYA
TJANDRA KIRAWAN
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
121 Ad. 1 ,
Membuat anggaran beaya produksi tidak
langsung
departemen : Kalau dalam menentukan tarip beaya produksi tidak langsung secara monyeluruh, penakisiran beava produksj tidak langsung adalah taksiran seiuruh bo£ya produksi lang.i-\jng, maka untuk iminentukan tarip pur departemen takui ran y-Jng d Lgnn^.kun adalah seluruh beaya produksi tidak langsung yang
menjadi
bagian dari masing-masing departemen tersebut baik departemen produksi maupun pelayanan Ad. 2 «
Menyediakan hasjl survey ; Menyediakan hasil surve.y iiperlukan untuk mendistribusikan beaya-beaya tidak langsung dan
beaya-
beaya dari depertemen pelayanan. In hat Tab el (halaman 1?2)
13
hasil survey pabrik yang penulis -
lakukan t.)iperusahaan. t Ad.3 • Membuot anggaran .Ian aloknsi bnuya t.jdak langsung: Selain mernbuat anggaran beaya langsung
departe -
men perusahaan iuga harus merencam
anggaran
beaya tidak langsung pada tingkat kegiatan
yang
dipilih. Beaya ini kemudion
d jd is tribus ikan ke
departe -
men produksi.
SKRIPSI
PERANAN PENENTUAN TARIP BEAYA
TJANDRA KIRAWAN
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
122
SKRIPSI
PERANAN PENENTUAN TARIP BEAYA
TJANDRA KIRAWAN
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
123
Ad.4*
Mengalokasi beaya departemen pelayanan : Untuk menentukan tarip-tarip departemen
terlebih
dahulu beaya-beaya departemen pelayanan harus dialokasikon ke departemen produksi. Alokasi
ini
berdasarkan basil survey perusahaan. Ad.5.
Menentukan tarip-tarip departemen : Untuk menentukan tarip-tarip departemen terlebih dahulu beaya-beaya departemen pelayanan harus dijumlahkan dengan beaya-beaya depertemen itu
sen-
diri. Kemudian atas dasar pembebana.n yang dipilih yaitu : jam mesin, unit produksi atau jam
kerja
langsung dapat ditentukan tarip-tarip departemen, yaitu dengan membagi taksiran beaya tiap-tiap de partemen dengan pembebanan yang dipilih. Sedang kan dasar pembebanan yang penulis anggan
paling
tepat untuk ketiga departemen produksi pada peru sahaan ini adalah jam mesin. Untuk tujuan penentuan tarip departemen ini peru sahaan hendaknya mengumpulkan beaya yang
terjadi
pada seti.ap departemen, bai.k depnrtemen
produksi
maupun pelayanan. Pengumpulan beaya per
departe
men ini mempunyai tujuan untuk pengendalian beser ta pertanggungan jawab dari setiap departemen yang ada. M ILl KPERPUsTa KA^ k,c,u ^' -U N IV E R S1TA S A1RLA
SUR ABA— SKRIPSI
PERANAN PENENTUAN TARIP BEAYA
TJANDRA KIRAWAN
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
124 Penentuan suatu tarip sebag-'i patokan dan pengu kuran prestasi bukan hanya untuk departemen departemen pelayananpun
produksi,
memerlukan, guna kepentingan p_e
ngendalian, Adapun langkah-1nngknh yang dilakukan snma dengan departemen produksi, untuk ilebih j^lasnya adalah sebagai. berikut
:
1. Membuat taksiran atau penganp;garan beava dari se tiap bagian pelavanan sesuai dengan sifatnya, pengawasan, perbekr'-lan, pelistrikan dan lnin-]ain« 2# Mengelompokkan beava-beava sebagai beaya tetap dan “ beaya variabel. 3. Menentukan suatu patokan atau tarip dengan cara membagi jumlah taksiran dari beaya departemen menurut jumlah jam kerja pelayanan yang
diperkira-
kan atau diperlukan departemen ituv Penentuan jam f pemakaian ini sama fungsinya seperti dalaTi menen tukan patokan beaya produksi tidak langsung
yang
terjadi dalam departemen produksi. Jumlah jam kerja ini dapat didasarkan kepada pe ngalaman di ttiasa yang lalu atau didasarkan kegiat an dj rnasa datang sepertj yang dianggarkan. 4* Memperbandingkan antara beava sebenarnya dpri. pelayanan yang dipergunakan dalam suatu bagian
de
ngan jumlah taksiran atau beaya yang dianggarkan.
SKRIPSI
PERANAN PENENTUAN TARIP BEAYA
TJANDRA KIRAWAN
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
125
Perbandingan ini dilakukan pada
:
a. Bagian pelayanan yang dibebani beaya tersebut, beaya yang sebenarnya terjadi dibandingkan de ngan jumlah yang d.ilimpahkan keluar
atau di -
jual keluar. b. Bagian yjm* menerima manfaat pelayanan di mana pembebanan
dsri bagian pelayanan
kalikan dengan jumlah vanp diperkcnakan
dip=rmenu-
■ rut anggaran. Langkah-langkah ini merupakan pengontrolan ter hadap cara pembebanan keluar dari beaya bagian pelayanan dan Kepala J3ngian Pelayanan bertanggung jawab atas jumlah beayo nyata dibanding kan dengan jumlah beaya atau jasa
pelayanan -
yang dibebankan keluar. Penentuan tarip-t^rip departemen di atas secara kualitatif, karena perusahaan dalam
dibahas
mengumpulkan
beaya produksi tidak langsung yang sesungguhnya belum me misahkan untuk* masing-masing departemen, maka
penulis
tidak mempunyai data guna mengestimasikan beaya produksi tidak langsung untuk .setiap departemen. 3* Analisa Selisih Setelah kita dapat menentukan tarip setiap depar temen baik departemen produksi
SKRIPSI
maupun tarip
PERANAN PENENTUAN TARIP BEAYA
departemen
TJANDRA KIRAWAN
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
126 pelayanan, maka langkah selanjutnya adalah bagaimana kita menggunakan tarip tersebut. Untuk memudahkan pembahasan ini penulis mengambil data beaya listrik tahun 19^^/19B7
data-
sebagai contoh,
de
ngan. asumsi sebagai berikut a# Beaya listrik yang di anggarkan
:.p. 10?. 543.925, -
to. Seay a listrik yang sebenarnyo
fy. 160.54^.925*-
c. Tarip beaya listrik menyeluruh
rv. 12.863,6/ jam
mesin , terdi.ri
:
-
: Up. 11.403,6 / jam mesin.
Tarip tetap
Tarip variabel : rip*
1 .460,- / jam mesin,
d. Jam mesin yang dipe-rkirakan
:
12.636 jam.
e. Jam mesin yang diguriakan ■ : .10.419 jam. , Dari data-data di atas, dap^t
dihitung
selisih
yang terjadi antara beaya listrik yang sebemirnya dengan beaya listrik yang di.anggarkan nesuai dengan tingknt ke giatan yang digunakan. Perbandingan ini
dilskukan
de
ngan dasar tingkat kegiatan yang sebenarnya dan bukan atas dasar tingkat kegiatan yang diestimasikan,
hal
perlu ditekankan dengan tujuan agar pengukur-an
prestasi
lebih relevan. gai berikut
SKRIPSI
ini
Adapun perhifcungan tersebut adalah seba
:
PERANAN PENENTUAN TARIP BEAYA
TJANDRA KIRAWAN
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
127
a. Selisih beaya listrik : Beaya sebenarnya .............Pp. 160.543*925,Beaya yang diperkirakan : (10.419 X lip.12.863,6) .......Hp. 134.025**43,<* Selisih ............... ........ Hp.
26.518.082,-
Karena beaya sebenarnya leb.i.h besar dari beaya yang diperkirakan, maka selisih Rp. 26.518.082,-
-sebesar
:
adalah merugikan bagi perusahaan.
Untuk mengetahui lebih lanjut sebab terjadinya He lisih tersebut, perusahaan perlu memisahkan per hitungan menjadi
:
1. Selisih pembelanjaan : - Beava sebenarnya ......... Hp. 160.543.925,- Beaya yang dianggarkan Beaya tetap
:
Up. 144.095.980
Beaya Varia bel, (10.419 X, 1 .460)..... Hp. 15.211.740 --------------- dp. 159.307.630,- Selisih ................... fip.
1.2^6.295,-
2. Selisih kapasitas menganggur : - Beaya yang dianggarkan ... ap. 159.7>07.'30,- Benya y8ng di pe rh itun.^kan: ( 10.419 X v. 12.8f.3,f0 ... Up. 1M.C?5.R43,- Soli si h ...................
SKRIPSI
PERANAN PENENTUAN TARIP BEAYA
25.281.787,-
TJANDRA KIRAWAN
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
128 Dari, perbedaan pembe"'anjaan maupun perbedaan
ka-
pasitas menganggur, perusahaan mengetahui sebab - sebab terjadinya perbedaan tersebut, sehingga pengambilan
ke-
putusan untuk perbaikan dapat dilakukan secara pasti. Agar lebih jelas dan memudahkan pengendalian, segala usa ha yang telah dibahas di atas harus dituangknn dalam la poran pertanggungan jawab.
4. Tiaporan Pertanggungan Jawab
Tujuan laporan pertanggungan jawab per departemen adalah untuk pengawasan, dan pengukuran prestasi berda sarkan pada suatu patokan yang telah ditentukan, beserta dengan segala saran perbaikannya.
Dalam upaya
hal- hal
tereebut di atas perlu diterbitkan laporan pertanggungan jawab dengan ketentuan sebagai berikut
:
a. Laporan pertanggungan jawab harus diterbitkan
o-
leh setiap departemen yang bersanfdoitun ar.au berwenang secar* konsisten. b. Anggaran darj setjap departemen harus dengan nyata menunjukkan beaya-beaya yang dapat diawasi oleh departemen yang bersangkutan*
Suatu daft.ar per -
kiraan harus dibuat untuk mencatat beaya-beaya yang harus diawasi atau dipertanggungjawabkan dalam' batas wewenang bagian itu.
SKRIPSI
PERANAN PENENTUAN TARIP BEAYA
TJANDRA KIRAWAN
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
129 c. Laporan harus dapat menunjukkan perbandingan anta ra beaya yang dianggarkan dengan beaya yang
ter-
jadi sebenarnya beserta analisa selisih baik se lisih kapasitas mcnganggur maupun selisih pembe lanjaqn. d. Kalau dimungkinkan momu*fc a a ran p^rbaikan dari de partemen yang bersanrkutan. Dalam kaitannya dengan jasa yang dikonsumir departemen pelayanan, departemen produksi tetap bertanggung jawab adanya jasa yang dikonsumir,
dari harus
Cara ini
didasari oleh pemikiran bahwa departemen-denartomen membeli jasa pelayanan sebagaimnna mereka membeli bahan-bahan langsung maupun tenaga kerja langsung. ^agi unsur
-
beaya ini, maka jumlah beaya yang dipergunakan dikontrol d%n selisih yang terjadi dicatat.
Kepola departemen ber
tanggung jawab atas jumlah jam kerja, kilo watt/jam yang dipergunakan, dan semua beaya yang ditirnbulkan dalam bagiannya. Agar lebih memadai dapat dituangkan laporan per tanggungan jawab seperti
tert.era pada halaman 130 beri
kut ini (Tabel 1 4 ). Untuk rnendapatkan angka-angka dalam laporan beser ta cara penentuan selisih beaya produksi tidak
langsung
yang terjadi, perusahaan dapat niclihat uraian sebelumnya.
SKRIPSI
PERANAN PENENTUAN TARIP BEAYA
TJANDRA KIRAWAN
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
130
V£) t*
vo
VD
O O
fO -r-
VP•
CM O
[ ')
[;’ I 01 o< to -p
•
■p
a' • Minto
1-1 R
U CD « L
;i CO
Ch Q< ,8 •H -H
-
m a, (« C » M «•1; f
«Ct- Hi
(—I Q) -C U
to rr
X
i '
V)
r
-r
f?
<j
r/i M t1! iit.:
’ s
o' - , ^r ; i 1
uj
' i\ n l-H M R i
(
i; [
II r ■ . jn
*) V >
I II i-
•ii
O
!-"I'r; *>5 '
i ; j < |Y'
;•*. '-r, p. w
|«:
mp - t: n m
TO TO
T
c
ra
P< Q)
TO W
SKRIPSI
PERANAN PENENTUAN TARIP BEAYA
TJANDRA KIRAWAN
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
131 Setelah laporan ini rl.iterbitkan oleh Bagian Akuntansi beaya, maka laporan ini harus dikomunikasikan
de
ngan kepala departemen yang bersangkutan ■untuk mendapatkan umpan balik dari analisa selisih yang ada, sehingga akan diperoleh cara pembenahan untuk setiap
problems
yang terkait, sebab banian Akuntansi Beaya tidak mungkin untuk bekeria senijri In].:-i upaya pengendalj on beaya pro, duksi tidak langsung tanpa bantuan bagian tehnik dari sjs tiap departemen. Hal lain yang pcrlu mendapatkan perhatjan
dari
setiap Kepala Departemen adalah setiap Kepala Departemen harus selalu mengikuti kapasitas mesin yang
digunnkan
dan trend beaya yang terjadi sehunungan dengan kapasitas yang digunakan, karena hal ini sangat penting bagi pengen dalian beaya produksi tidak "langsung.
Sehagaj
contoh
penggunaan bahan bakar yang selalu meningkat , pada
hal
kapasitas mesin yang digunakari relatif tetap, hal jni bi_ sa terjadi karena beberapa hal, yakni -
:
Unsur manusia. Mesin itu sendiri.
Untuk mengatas.i hal tersebut, diperlukan penelitian yang khusus agar diketahui sebabnya.
Jjka un::m r pertama, pe-
nyebabnya perusahaan dapat menibpri semacom premi
dari
prosentase tertentu untuk setiap nenphomatan bahan bakar. Jika unsur yang kedua , penyebabnya bagian tehnik sangat
SKRIPSI
PERANAN PENENTUAN TARIP BEAYA
TJANDRA KIRAWAN
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
berperan untuk menentukan penyebabnya dan memikirkan alternatif pemecahannya, mengganti suku cadang atau
kalau
mungkin mengganti mesin yang ada dengan mesin yang lebih hemat bahan bakar, untuk hal yang terakhir ini perlu pemikiran yang cprmat guna menentukan untuk dan ruginya.
SKRIPSI
PERANAN PENENTUAN TARIP BEAYA
TJANDRA KIRAWAN
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
BAB
V
KE5IM?U3jAN DAN 3ARAN
1. Kesimpulan Berdasarkan land^san leori yar.g
terdapat
dalam
Bab II, gambarsn urnu perusahaan p;3:Ja Bab III serta basil pembahasan pada Bab IV, dapat dikatakan bahwa
hipo\esa
yang penulis buat dapat dit.-’ rima. Adapun kut
kesimpulan
penulis adalah
sebaga.i. bc-ri-
:
1*1* Pabrik Kemas X ses.
adalah perusahaan dengan si.atim pro
Elemen beaya produksi ticlak langsung
mempu
nyai jumlah yang cukup besar, nleh sebab itu elemen beaya ini mempunyai pengaruh yang besar terhadap pu la dalam menentukan harga pokok produksi serta
me"
merlukan perhatian yang khusus dalam pengendalian nya. Mengingat karaktbristi beaya ini yang
sangat
berbeda dengan beaya bahan langsung maupun upahlang sung, untuk itu diperlukan penentukan tarip yang te pat dalam upaya pengendaliannya. 1.2« Selama ^eroperasi Pabrik Kemas X
belum pernah
me
nentukan suatu tarip apapun dalam upaya pongendalian beaya produksi tidak langsung yang ada.
133
SKRIPSI
PERANAN PENENTUAN TARIP BEAYA
TJANDRA KIRAWAN
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
1^4 1.3. Mengingat proses produksi melalui departemen-departemen, maka perlu bagi Pabrik ^emas X
untuk menen-
kan tarip per departemen dalam upaya pengendalian beaya produksi tidak langsung serta setiap departe men harus menerbitkan laporan pertanggungan
jawab
beaya produksi tidak langsung.
2
. Sgtran - .saran Berdasarkan pembahasan pada Bab IV dan kesimpulan
yang penulis buat, maka saran yang penulis kemukakan ada lah
:
2.1. Pabrik Kemas X
hendaknya menetapkan tarip
beaya
produksi tidak langsung dalam upaya pengedaliannyn. 2.2, Pabrik Kemas X
hendaknya menggunakan cara-cara il-
miah soperti yang penulis terapkan dalam -pembahasan, di dalam menentukan tarip beaya produksi. tindaklang t sung, dalam hal ini tarip per departemen guna kepentingan pengendalian dan pertanggungan jawab boaya produksi tidak langsung. Untuk mendukung nenen tuan tarip-tarip perlu diperbatikan hal-hal sebagai berikut
:
Ketepatgn dalam estimasi terhadap beaya produksi tidak langsung. -
Ketepqtan dalam menentukan kapasitas yang dipi lih.
SKRIPSI
PERANAN PENENTUAN TARIP BEAYA
TJANDRA KIRAWAN
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
135 Untuk tujuan estimasi yang lebih tepat hendaknya pe rusahaan mengacakan pencatatan beaya produksi langsung sesungguhnya secara terpisah untuk
tidak ir.asing-
masing departemen. 2.3. Untuk mendapatkaii nanfaat yang lebih banyak penggunaan tarip sebagpi sarana pengendalian
dalam oeaya
produksi tidak langsung, Pabrik Kemas X hendaknya me misahkan oeaya produksi tidak langsung menjadi beaya beaya produksi tidak langsung tetap dan variabel, se hingga daprt ditentukan tarip-tarip tetap dan varia bel serta manfaat-manfaat lain yang telah dibahas da lam skripsi ini.
2 mk* Untuk mendukung pengendalian beaya produksi tidak
-
langsung melalui penentuan tarip ini, bagian akuntan si beaya nendaknya menerbitkan laporan pertanggungan jawab untuk masing-masing departemen secara konsis ten. 2.5. Setiap laporan pertanggungan jawab yang diterbitkan ' i hendaknya dikomunikasikan dengan bagian yang bcr sangkutan untuk mendapatkan umpan balik dari
bagian
tersebut.
SKRIPSI
PERANAN PENENTUAN TARIP BEAYA
TJANDRA KIRAWAN
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
DAFTAR KEPUSTAKAAN
Backer & Jacobsen , Cost Accounting A Managerial ' Ap» proach, McGrow-Hill, Inc, llSA, 19"?4. Gunawan Adisaputro & Marwan Asri , Anggaran Perusahaan, Ed.isi Revisi II, Bagian Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Gadjah Mada, Yogvakarta, 1984* Gerald R. & Kenneth A. Gorman, Coat Accounting Prin ciples and Managerial Application, Third Edition, rfoughton Wiffien "Company, USA, 1974, i James A. Cashin Raephs Polimeni, Cost Accounting, McGrow Hill Book Company, USA, 1981. James X), Willson & John B, Campbell , Controllership , The Work off The Managerial Accounting, 3rd Edi tion, Jhon Wiley 5T5ons7 inc, USA,- 1981, Mulyadi , Akuntansi Beaya Penentuan Harga Pokok dan Pe~ ngendalfan Beaya, H i s i 4, Bagian Penerbit Fakul tas Ekonomi Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta* 1981. Matz & Usry , Cost Accounting Planning and Control , Seventh~lidition, Federal Publications {S) Pte.Ltd, Singapore, 1982.
M IU K PERPU STAKAAN 'U N IV E R S IT A S A IR L A N O O A '
SU R A B A Y A
SKRIPSI
PERANAN PENENTUAN TARIP BEAYA
j
TJANDRA KIRAWAN