PERANAN MODEL CTL (Contextual Teaching Learning) DALAM MENINGKATKAN MINAT DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V PADA MATA PELAJARAN PKN ( di MIS Irsyadul Khair) Dibuat Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Di Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Oleh MULYANAH 809018300638
JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2013
ABSTRAK
MULYANAH, “Peranan Model CTL (Contextual Teaching Learning) Dalam Meningkatkan Minat Dan Hasil Belajar Siswa Kelas V Pada Mata Pelajaran PKn”, Skripsi Jurusan Pendidikan Guru madrasah Ibtidaiyah, Fakultas Ilmu tarbiyah dan Keguruan, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Pembimbing: Dr. Iwan Purwanto ,M.Pd. Kata knci: Minat Belajar, hasil Belajar, PKn, Model CTL (Contextual Teaching Learning) Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan peneliti, salah satu hambatan yang dihadapi dalam pembelajaran PKn adalah mengenai model pembelajaran yang tidak efektif. Untuk meengatasinya, peneliti menggunakan model pembelajaran CTL (Contextual Teaching Learning). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan model pembelajaran CTL (Contextual Teaching Learning) dalam meningkatkan minat dan hasil belajar siswa kelas V di MIS Irsyadul Khair. Hipotesis tindakannya adalah peneliti menerapkan model CTL (Contextual Teaching Learning) pada pelajaran PKn, dengan begitu minat dan hasil belajar PKn siswa akan mningkat. Adapun indikator keberhasilannya adalah 75% nilai PKn siswa kelas V di MIS Irsyadul Khair mencapai KKM ≥60. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Penelitian Kelas (PTK). Instrumen yang digunakan adalah instrument tes berupa pre test dan post test, serta instrument non tes berupa lembar observasi dan lembar wawancara. Berdasarkan hasil Normal Gain, hasil belajar siswa siklus II mengalami peningkatan dibandingkan dengan hasil belajar siswa pada siklus I. Hal ini membuktikan bahwa penerapan model CTL (Contextal Teaching Learning) berhasil pada siswa kelas V di MIS Irsyadul Khair. Rata-rata N-gain siklus I adalah 0,53, rata-rata N-Gain siklus II 0,67, dengan begitu indicator keberhasilan dalam penelitian telah tercapai karena seluruh siswa kelas V nilai PKn mereka telah mencapai KKM yang telah ditentukan yakni 60. Berdasarkan hasil wawancara, minat siswa setelah belajar PKn dengan model CTL (Contectual Teaching Learning) adalah tinggi. Setelah belajar dengan menggunakan model CTL (Contextual Teaching Learning), siswa menjadi lebih aktif dan mudah berfikir kreatif serta meningkatkan minat belajar siswa pada pelajaran PKn. Motivasi belajarnyapun meningkat dan lebih menyenangkan.
i
ABSTRACT
MULYANAH, “The Role CTL (Contextual Teaching Learning) Models in Improving Student Result Interest and Class V on Civics Lesson”. Master’s thesis Department of Education Elementary Madrassa, Facculty of Teaching and Education, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Supervisor: Dr. Iwan Purwanto,M.Pd. The key: Interest Learning, Learning outcomes, Civic, CTL (Contextual Teaching Learning) models. Based on observations by researchers , one of the obstacles encountered in the learning of Civics is about learning model is not effective , researchers used learning CTL ( Contextual Teaching Learning ) . This study aims to determine the application of learning CTL ( Contextual Teaching Learning )models to increase interest and class V student learning outcomes in MIS Irsyadul. Hypothesis actions are researchers applied a CTL ( Contextual Teaching Learning ) models in Civics , with interest and learning outcomes so students will study Civics . The indicator of success is 75 % value Civics class V students in MIS Irsyadul Khair achieve ≥ 60 KKM . The method used in this study is a research method classes (CAR ) . The instrument used is a test instrument in the form of pre-test and post-test , as well as non- test instruments such as observation sheets and interview sheet . Based on the results of Normal Gain , the results of the second cycle of student learning has increased compared to the learning outcomes of students in cycle I. It is proved that the application of the CTL ( Contextal Teaching Learning ) models are succeed in class V in MIS Irsyadul Khair . Average N - gain first cycle was 0.53 , the average N - Gain 0.67 second cycle , so indicator of success has been achieved in the study because the entire fifth grade students Civics value they have reached the predetermined KKM 60 . Based on the interview , after learning civics student interest with the CTL ( Contectual Teaching Learning ) model is high. After learning to use the CTL ( Contextual Teaching Learning ) models, students become more active and creative thinking as well as increase student interest in the subject of Civics . give the student increased motivation and more fun .
ii
KATA PENGANTAR
Bismillahirrohmanirrohiim Assalamu’alaikum Warahmatullohi Wabarokatuh
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan hidayah-Nya maka skripsi ini dapat diselesaikan. Penulisan skripsi ini merupakan salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. Disadari sepenuhnya bahwa kemampuan dan pengetahuan sangat terbatas, maka adanya bimbingan, pengarahan dan dukungan dari berbagai pihak sangat membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Untuk itu penulis mengucapkan terimakasih yang sedalam-dalamnya, kepada yang terhormat: 1. Nurlena Rifa’I, MA, Ph.D, selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan. 2. Fauzan, MA, selaku Ketua Program Studi PGMI. 3. Dr. Iwan Purwanto, M.Pd, selaku Pembimbing yang selalu memberikan bimbingan dan pengarahan dalam penulisan skripsi ini. 4. Seluruh Dosen dan Staf jurusan PGMI. 5. Tasripin Rodjali selaku Kepala MI Irsyadul Khair yang telah membantu penulis selama penelitian berlangsung. 6. Agus Suharyono, suami penulis yang telah memberikan semangat, doa dan dorongan kepada penulis dalam selama penulisan skripsi ini. 7. Almarhum dan Almarhumah orang tua penulis, yang terus memberikan semangat dan nasehat-nasehat yang berarti dalam kehidupan penulis, walupun tidak dapat menemani penulis sampai skripsi ini selesai. 8. Teman-teman guru yang telah memberikan semangat dalam penulisan skripsi dan dalam perkuliahan.
iii
9. Semua pihak yang telah banyak memberikan bantuan, dorongan dan informasi serta pendapat yang sangat bermanfaat bagi penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Semoga Allah SWT dapat menerima segala amal kebaikan atas jasa baik yang diberikan kepada penulis. Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih banyak kekurangankekurangan karena keterbatasan kemampuan penulis. Untuk itu kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan. Mudah-mudahan skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan umumnya bagi khasanah ilmu pengetahuan. Amiin.
Jakarta, 09 September 2013 Penulis
MULYANAH NIM.809018300638
iv
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI ABSTRAK ...............................................................................................
i
KATA PENGANTAR .............................................................................
iii
DAFTAR ISI ............................................................................................
v
DAFTAR TABEL ...................................................................................
vii
DAFTAR LAMPIRAN ...........................................................................
ix
BAB I
PENDAHULUAN A. Latar Belakang .......................................................................
1
B. Identifikasi Masalah ...............................................................
4
C. Pembatasan Masalah ..............................................................
4
D. Perumusan Masalah ...............................................................
5
E. Tujuan dan Manfaat Penelitian ..............................................
5
BAB II
KAJIAN TEORITIS, KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS A. KAJIAN TEORITIS 1. Pengertian Belajar a. Belajar menurut para ahli .........................................
8
b. Unsur-unsur belajar ..................................................
10
c. Tipe-tpe belajar ........................................................
10
d. Faktor-faktor belajar ..................................................
11
e. Prinsip-prinsip belajar................................................
13
2. Pengerrtian Hasil Belajar .................................................
14
3. Faktor yang mempengaruhi Hasil Belajar .......................
14
4. Kegunaan dan fungsi Hasil Belajar .................................
15
5. Metode pengukuran hasil Belajar ....................................
16
v
B. MINAT BELAJAR ................................................................
17
1. Pengertian Minat Belajar .................................................
17
2. Faktor yang mempengaruhi Minat Belajat ......................
18
C. MODEL PEMBELAJARAN CTL (Contextual Teaching Learning) ...........................................
18
1. Pengertian Model CTL ................................................... (Contextual Teaching Learning .......................................
18
2. Komponen-komponen CTL (Contextual Teaching Learning) .....................................
19
3. Prose belajar menurut Model CTL (Contextual Teaching Learning .......................................
20
4. Perbedaan model CTL dengan Konvensional .................
21
5. Langkah-langkah pembelajaran model CTL ...................
22
D. HAKIKAT PEMBELAJARAN PKN ....................................
23
1. Pengertian PKn ................................................................
23
2. Konsep dan tujuan PKn ...................................................
24
E. HASIL PENELITIAN YANG RELEVAN ...........................
25
F. KERANGKA BERPIKIR .....................................................
25
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Waktu dan tempat penelitian .........................................................
28
B. Subyek atau pertisipasi yang terlibat dalam peneelitian ...............
28
C. Peran dan posisi peneliti................................................................
30
D. Metode Penelitian dan Intervensi Tindakan ..................................
29
1. Metode Penelitian....................................................................
29
E. Tahapan Intervensi Tindakan ........................................................
31
F. Hasil intervensi tindakan yang diharapkan ...................................
35
G. Data dan Sumber Data .................................................................
36
H. Instrument Pengumpulan Data ......................................................
36
I. Teknik Pemeriksaan Keterpercayaan Studi ..................................
37
J. Teknik Analisis Belajar ................................................................
40
K. Indikator Keberhasilan Tindakan ................................................. L. Tindak Lanjut Atas Pengembangan Perencanaan Penelitian ........
42 42
vi
BAB IV DESKRIPSI, ANALISIS DATA, DAN PEMBAHASAN. A. Deskripsi data dan Obyek Penelitian ............................................
43
1.Sejarah Berdirinya MIS Irsyadul Khair .......................................
43
2.Visi dan Misi ...............................................................................
43
B. Deskriptif Data Hasil Pengamatan Efek atau Hasil Intervensi Tindakan .............................................................
46
C. Pemeriksaan Keabsahan Data ......................................................
51
D. Analisis Data .................................................................................
51
1. Hasil Belajar Siswa .................................................................
51
2. Hasil wawancara dengan siswa setelah tindakan ...................
57
3. Hasil Observasi Aktifitas siswa, aktifitas guru dan proses pembelajaran .................................................
58
E. Pembahasan Hasil Temuan Penelitian ..........................................
84
BAB V
KESIMPULAN
A. Kesimpulan ...................................................................................
87
B. Implikasi .......................................................................................
88
C. Saran-saran ....................................................................................
88
LAMPIRAN DAFTAR PUSTAKA LEMBAR UJI REFERENSI BIODATA PENULIS
vii
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1
: Jadwal Kegiatan Penelitian .........................................
28
Table 4.1
: Data Tenaga Pendidik ................................................
44
Tabel 4.2
: Data Karyawan ..........................................................
45
Tabel 4.3
: Data Peserta Didik ......................................................
45
Tabel 4.4
: Hasil Belajar Siklus I .................................................
52
Tabel 4.5
: Hasil Belajar Siklus II ................................................
54
Tabel 4.6
: Rekapitulasi perbandingan hasil belajar siklus I dan hasil belajar Siklus II ...................................................
55
Tabel 4.7
: Hasil observasi aktivitas siswa siklus I .......................
58
Tabel 4.8
: Hasil Observasi Aktifitas Guru Siklus I ....................
59
Tabel 4.9
: Aktifitas Pembelajaran Siklus I .................................
62
Tabel 4.10
: Aktifitas Guru Siklus II ..............................................
64
Tabel 4.11
: Aktifitas Pembelajaran Siklus II .................................
65
viii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran I
: Catatan Lapangan Siklus I .....................................
90
Lampiran II
: Catatan Lapangan Siklus II ....................................
93
Lampiran III
: Reliabilitas Tes .......................................................
96
Lampiran IV
: Skor Data Dibobot .................................................
98
Lampiran V
: Daya Pembeda ........................................................
100
Lampiran VI
: Tingkat Kesukaran .................................................
101
Lampiran VII
: Pedoman Wawancara Saat Observasi ....................
102
Lampiran VIII
: Hasil Wawancara Responden Siswa ......................
103
Lampiran IX
: Materi Siklus I ........................................................
106
Lampiran X
: Materi Siklus II ......................................................
116
Lampiran XI
: RPP Siklus I ...........................................................
132
Lampiran XII
: RPP Siklus II ..........................................................
142
Lampiran XIII
: Dokumentasi ..........................................................
161
ix
1
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG Tidak ada yang tidak berubah didalam realita ini dan sudah menjadi kenyataan bahwa
perkembangan ilmu pengetahuan tidak terlepas dari
perkembangan masyarakat, karena perkembangan dan perubahan adalah cirri khas dari peradaban manusia. Demikian halnya dengan pendidikan di Indonesia, dikarenakan perkembangan masyarakat akibat kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi serta masalah ilmiah baru yang timbul di sekitar kita menyebabkan tuntutan masyarakat terhadap pendidikan di Indonesia mengalami perkembangan dan perubahan. Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya. Disebutkan pula tujuan pendidikan nasional adalah untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga yang demokratis 1. Pemerintah telah berusaha menjawab tuntutan masyarakat dalam hal peningkatan mutu pendidikan di Indonesia yang sesuai dengan ilmu pengetahuan dan teknologi dewasa ini. Salah satu diantaranya berbagai usaha pemerintah dalam meningkatkan mutu pendidikan adalah dengan mengadakan pembaharuanpembaharuan didalam system pendidikan kita. Rendahnya mutu pendidikan dapat diartikan kurang efektifnya proses pembelajaran. Penyebabnya dapat berasal dari siswa, guru, maupun saranan dan prasarana yang ada, minat dan motivasi yang rendah, kinerja guru yang rendah akan menyebabkan pembelajaran kurang efektif. Permasalahan
yang
dialami
dalam
mata
pelajaran
Pendidikan
Kewarganegaraan meliputi factor internal dan eksternal. Faktor internal yang 1
Undang-Undang RI No.20 Tahun 2003, Tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Pelaksanannya 2003-2004 (Jakarta: CV. Tamia Utama 2004),.h.38-39
1
2
dialami siswa salah satunya adalah kurangnya minat siswa dalam mata pelajaran PKn, faktor inilah yang akan menjadi masalah sejauh siswa sebagai tindak belajar yang menghasilkan hasil belajar yang baik. Hasil belajar merupakan daya serap siswa yang berupa kemampuan kognitif atau kemampuan mengerjakan tes sampai sekarang masih menjadi pedoman untuk menaikan siswa ke kelas yang lebih tinggi, dan menerima siswa atau mahasiswa baru. Didalam dunia pendidikan sering kita menemui bahwa siswa merasa enggan mempelajari PKn, karena mereka beranggapan semua itu tidak penting hanya sekedar cerita yang diulang dan mereka beranggapan bahwa dalam pelajaran PKn banyak sekali hal-hal yang harus mereka hafalkan, dan tidak ada tantangan yang menarik bagi siswa untuk membuat mereka berpikir lebih jauh lagi ke depan, padahal sebagai warganegara yang baik mereka harus perlu mengenal kewajiban dan hak mereka sebagai warganegara. Karena kurangnya minat siswa terhadap mata pelajaran PKn maka berdampak pada hasil belajar siswa yang tidak sesuai dengan apa yang diharapkan, cenderung mereka menyepelekan dan menganggap mudah hal tersebut. Dikarenakan minat mereka yang rendah terhadap mata pelajaran PKn, maka hasil belajar mereka tidak sesuai dengan standar nilai yang telah ditentukan, selama ini standar nilai yang diberikan untuk mata pelajaran PKn adalah 6,0, tetapi pada saat dilakukan penilaian terhadap hasil belajar siswa sebagian siswa berada dibawah standar nilai yang sudah ada, sebagian besar siswa mengatakan tidak tertarik pada mata pelajaran PKn dan membosankan karena gurunya banyak sekali bercerita sehingga sebagian besar dari siswa hanya berfokus kepada guru dan tidak ada tantangan yang siswa alami. Telah kita ketahui bersama pandangan umum selama ini yang masih dianut oleh guru sampai sekarang bahwa proses belajar mengajar adalah pengetahuan guru yang diberikan kepada siswa. Keberhasilan mengajar diukur sejauh mana siswa dapat menunjukkan bahwa mereka dapat mengungkapkan pengetahuan yang diinginkan oleh guru. Jika yang diungkapkan tidak sesuai
3
dengan yang diinginkan oleh guru maka siswa tidak dianggap belajar. Dengan asumsi ini maka guru berusaha sangat aktif dalam menyampaikan informasi (dengan metode ceramah) dan siswa hanya mendengar dan mengingat. Kegiatan mengajar bukan hanya sekedar mengingat fakta-fakta untuk persediaan jawaban tes sewaktu ujian tetapi harus lebih bermakna bagi siswa. Seperti yang diungkapkan Ausubel “bahwa kegiatan mengajar atau
materi
pelajaran yang akan disampaikan kepada siswa haruslah bermakna bagi siswa, artinya kegiatan tersebut haruslah relevan struktur kemampuan kognitif kemampuan siswa”2. Karena dengan kegiatan yang sesuai akan dapat melakukan aktifitas mental (berpikir) dengan optimal. Kegiatan mengajar juga diharapkan mampu memperluas wawasan pengetahuan, meningkatkan keterampilan dan menumbuhkan sejumlah sikap positif yang direfleksikan siswa melalui cara berpikir dan bertindak sebagai dampak hasil belajarnya. Untuk itu cara mengajar guru harus dirubah, guru menyediakan beragam kegiatan yang berimplikasi pada beragamnya pengalaman belajar supaya siswa mampu mengembangkan kompetensi setelah menereapkan pemahaman dan pengetahuannya, dimana model CTL (Contextual Teaching Learning) sangat sesuai dipakai guru untuk meningkatkan minat dan hasil belajar siswa dalam mata pelajaran PKn. Model CTL (Contextual Teaching Learning) merupakan “konsep belajar yang membantu mengaitkan antara materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat”. Dengan model ini diharapkan pembelajaran akan lebih bermakna bagi siswa. Proses pembelajaran berlangsung alamiah dalam bentuk kegiatan siswa belajar dan mengalami, mentransfer pengetahuan dari guru ke siswa.
2
Dimyanti dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran (Penerbit Rineka Cipta, April 2010),.h.16
4
Berdasarkan latar belakang diatas, penulis akan melakukan penelitian dengan judul “PERANAN MODEL CTL (Contextual Teaching Learning) DALAM MENINGKATKAN MINAT DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V PADA MATA PELAJARAN PKN”.
B. IDENTIFIKASI AREA DAN FOKUS Berdasarkan hasil analisa pada latar belakang bahwa selama ini pembelajaran yag dilakukan masih bersifat konvensional, maka masalah diatas dapat digunakan sebagai dasar untuk merumuskan masalah yang akan digunakan sebagai focus perbaikan pembelajaran sebagai berikut: 1. Pengetahuan siswa relative rendah, karena kurangnya informasi yang mereka terima dari guru atau media lain. 2. Guru belum menerapkan model pembelajaran yang sesuai dikarenakan para guru jarang sekali membaca buku tentang model-model pembelajaran, sementara kemampuan siswa dalam memahami materi pelajaran PKn masih harus dilakukan dalam proses mengajar sehingga dapat menarik minat siswa. 3. Kurangnya minat siswa dalam mata pelajaran PKn, karena sebagian besar guru menyampaikan materi PKn lebih banyak bercerita atau menggunakan cara-cara yang masih tradisional dan tidak membuat siswa menjadi aktif, akhirnya timbul rasa bosan pada diri siswa.
C. PEMBATASAN MASALAH Untuk menghindari pembiasan dalam memahami rencana penelitian ini, maka saya mebatasi masalah pada Model Pembelajran CTL (Contextual Teaching Learning) dapat meningkatkan minat dan hasil belajar siswa kelas V pada mata pelajaran PKn di MIS Irsyadul Khair.
5
D. RUMUSAN MASALAH Berdasarkan latar belakang tersebut, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana proses pembelajaran mata pelajaran PKn dengan menggunakan model CTL (Contextual Teaching Learning) pada siswa kelas V di MIS Irsyadul Khair, apakah akan banyak perubahan dibandingkan dengan model konvensional yang selama ini dipakai dalam pembelajaran? 2. Bagaimana minat siswa kelas V pada mata pelajara PKn dengan menggunakan model CTL (Contextual Teaching Learning) di MIS Irsyadul Khair, apakah dapat merubah pandangan siswa yang selama ini dalam proses belajar mengajar mereka kurang sekali perhatian karena cara guru kurang menarik dalam penyampaian materi? 3. Bagaimnana hasil belajar siswa kelas V pada mata pelajaran PKn dengan menggunan model CTL (Contextual Teaching Learning), apakah dapat meningkatkan hasil belajar siswa yang sebagian besar masih kurang dari KKM?
E. TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN 1. Tujuan Penelitian Untuk memberi arah yang jelas tentang maksud dari penelitian ini dan berdasar pada rumusan masalah yang diajukan, maka tujuan penelitian ini dirumuskan sebagai berikut: a. Untuk mengetahui proses pembelajaran mata pelajaran PKn dengan menggunakan model CTL (Contextual Teaching Learning) pada siswa kelas V di MIS Irsyadul Khair, apakah akan banyak perubahan dibandingkan dengan model konvensional yang selama ini dipakai dalam pembelajaran? b. Untuk mengetahui minat siswa kelas V pada mata pelajara PKn dengan menggunakan model CTL (Contextual Teaching Learning) di MIS Irsyadul Khair, apakah dapat merubah pandangan siswa yang selama ini
6
dalam proses belajar mengajar mereka kurang sekali perhatian karena cara guru kurang menarik dalam penyampaian materi? c. Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa kelas V pada mata pelajaran PKn dengan menggunan model CTL (Contextual Teaching Learning), apakah dapat meningkatkan hasil belajar siswa yang sebagian besar masih kurang dari KKM? 2. Manfaat Penelitian Dalam pelaksanaan penelitian ini, diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara teoritis maupun secara praktis. Berikut penulis kemukakan manfaat dari penelitian ini: a. Scara teoritis 1) Secara teoritis hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan pembuktian bahwa model CTL (Contextual Teaching Learning) merupakan salah satu hal penting dalam meningkatkan hasil belajar dan minat siswa dalam mata pelajaran PKn. 2) Penelitian ini diharapkan mampu memberikan kontribusi keilmuan yang bermanfaat dalam dunia pendidikan mengenai penerapan model CTL (Contextual Teaching Learning) terhadap peningkatan minat dan hasil belajar siswa dalam mata pelajaran PKn. 3) Penelitian ini diharapkan dapat menjadi pembanding, pertimbangan dan pengembangan bagi peneltian dimasa yang akan dating dibidang dan permasalahan yang sejenis atau berkaitan. b. Tujuan Praktis Bagi siswa 1) Meningkatkan minat siswadalam memahami materi pelajaran PKn. 2) Memiliki rasa tanggungjawab terhadap perolehan ilmu. 3) Memotivasi siswa untuk lebih mantap dalam belajar. 4) Meningkatkan hasil belajar siswa. 5) Siswa dapat berpikir kritis dan kreatif dalam menyerap informasi yang ada.
7
Bagi Guru 1) Hasil pembelajaran sebagai umpan balik umuk meningkatkan efektifitas dan efesiensi pembelajaran 2) Mendorong profesional guru. 3) Memperbaiki kinerja guru 4) Menumbuhkan wawasan berpikir ilmiah. 5) Meningkatkan kualitas pembelajaran. Bagi Peneliti 1) Untuk menerapkan ilmu yang diperoleh selama belajar dibangku perkuliahan. 2) Sebagai bekal bagi peneliti kelak, agar tetap memperhatikan model mengajar yang tepat. Bagi Sekolah Penelitian ini dapat meningkatkan mutu pembelajaran disekolah, khususnya pada mata pelajaran PKn, sekolah dapat meningkatkan fasilitas pembelajaran yang dibutuhkan siswa.
8
BAB II KAJIAN TEORITIK DAN PENGAJUAN KONSEPTUAL INTERVENSI TINDAKAN
A. HASIL BELAJAR 1. Pengertian Belajar Pendidikan memerlukan kaidah-kaidah teori psikologi dan belajar yang shahih dan lengkap yang dapat digunakan untuk menunjang proses belajar mengajar. Untuk itu ia dihadapkan kepada pilihan beberapa teori belajar. Menurut Thorndike (salah satu pendiri aliran tingkah laku) :belajar adalah interaksi antara stimulus (yang mungkin berupa pikiran, perasaan atau gerakan dan respon yang juga bias berbentuk pikiran, perasaan atau gerakan). Jelasnya menurut Thorndike, perubahan tingkah laku itu boleh berwujud sesuatu yang konkret (dapat diamati) atau yang non konkret (sesuatu yang tidak dapat diamati)”3. Menurut pandangan Skiner “belajar adalah suatu perilaku. Pada saat orang belajar, maka responnya menjadi lebih baik. Sebaliknya bila ia tidak belajar maka responnya menurun”4. Ada tida syarat terjadinya interaksi antara oerganisme dan lingkungannya. Ketiga syarat tersebut adalah: (1) saat respon terjadi, (2) respon itu sendiri, (3) konsekuensi penguatan respon 5. Banyak pengertian belajar yang diungkapkan oleh para ahli, namun pada dasarnya terletak pada perubahan tingkah laku, seperti pengertian belajar yang di kemukakan oleh M.Surui sebagai berikut “belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksinya dengan lingkungan. Perubahan tersebut akan tampak dalam penguasaan pola-pola respon terhadap lingkungan, yang berupa keterampilan-
3
Irawan P, Teori Belajar, (Jakarta: Pekerti-AA), h.3 Dimyanti dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, (Penerbit Rineka Cipta, April 2010),cet.4,h.9 5 Asep Herry Hermawan dkk, Belajar dan Pembelajaran Sekolah Dasar, (Bandung:UPI Press,September,2007),h.28 4
8
9
keterampilan sikap, kecakapan, pengetahuan, pengalaman, apresiasi dan sebagainya”6. Dari pengertian diatas secara komprehensif ada beberapa prinsip belajar sebagai ciri dari perbuatan belajar yaitu: a) Belajar sebagai usaha memperoleh perubahan tingkah laku. b) Hasil belajar ditandai dengan perubahan seluruh aspek tingkah laku. c) Belajar merupakan suatu proses. d) Proses belajar terjadi karena ada dorongan dan tujuan yang akan dicapai. e) Belajar merupakan bentuk pengalaman. Menurut Gage and Berliner belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku yang muncul karena pengalaman, sedangkan Holgard menegaskan bahwa “belajar dapat dirumuskan sebagai perubahan perilaku yang relative permanen yang terjadi karena pengalaman”7.
a. Unsur-Unsur Belajar Cronbach mengemukakan adanya tujuh unsure utama dalam proses belajar, yaitu: 1) Tujuan, belajar dimulai karena adanya sesuatu tujuan yang ingin dicapai. Tujuan itu muncul untuk memenuhi suatu kebutuhan. 2) Kesiapan untuk dapat melakukan perbuatan belajar dengan baik anak atau individu perlu memiliki kesiapan, baik kesiapan fisik dan psikis. Kesiapan yang berupa kematangan untuk melakukan sesuatu, maupun penguasaan pengetahuan dan kecakapan-kecakapan yang mendasarinya. 3) Situasi kegiatan belajar berlangsung dalam suatu situasi belajar. 4) Interpretasi yaitu melihat hubungan diantara komponen-komponen situasi belajar, makna dari hubunga tersebut dan menghubungkannya dengan kemungkinan pencapaian tujuan.
6
Amin Budiman dan Hj. Setiawati, Bimbingan Konseling, (Jakarta: Dirjen Pendidikan Departemen agama RI,2009), cet.I, h. 105 7 Ibid
10
5) Respons berpegang kepada hasil dari interprestasi apakah individu mungkin atau tidak mungkin mencapai tujuan yang diharapkan, maka ia memberikan respons. 6) Konsekuensi setiap usaha akan membawa hasil, akibat konsekuensi entah itu keberhasilan atau kegagalan, demikian juga dengan respons atau usaha belajar siswa. 7) Reaksi terhadap kegagalan selain keberhasilan, kemungkinan lain yang diperoleh siswa dalam belajar adalah kegagalan 8.
b. Belajar, Refleksi dan Instink 1). Belajar Proses belajar ditandai oleh adanya perubahan pada perilaku individu, tetapi tidak semua perubahan pada perilaku individu terjadi karena belajar. 2). Refleksi Perilaku atau kemampuan tertentu dikuasai oleh individu karena refleksi untuk menghindarkan diri dari bahaya atau gangguan-gangguan tertentu, individu melakukan gerakan-gerakan reflek, seperti: mengedipkan mata, menarik tangan dari sengatan api, meloncat jika akan jatuh, dan lain-lain. Gerakan ini merupakan kecakapan yang dimiliki individu tanpa dipelajari. Suatu pertahanan diri yang sifatnya otomatis. 3). Instink Instink merupakan suatu kecakapan atau perilaku yang diperoleh tanpa dipelajari tetapi muncul karena perkembangan. Misalnya kecakapan mngisap air susu pada bayi, menyayangi anak pada orangtua, menyayangi jenis kelamin lain pada remaja, dan lain-lain.
c. Belajar coba-coba kebiasaan dan pemecahan masalah Salah satu bentuk usaha belajar yang sederhana dan tanpa pemikiran adalah belajar melalui mencoba
8
Ibid.h.157
11
d. Tipe- tipe Belajar Dalam buku The Condition 0f Learning (1970) Gagne mengemukakan 8 tipe belajar, yang membentuk suatu hierarki dari yang paling sederhana sampai dengan yang paling kompleks yaitu: 1) Belajar tanda-tanda atau signal learning. Belajar tanda merupakan tahap belajar yang paling sederhana, setahap lebih tinggi dari perbuatan refleks. Individu belajar mengenal dan member respon kepada tanda-tanda seperti: melirik kepada orang lewat, memalingkan muka dari cahaya yang dating, memusatkan perhatian kepada suara yang dating, memusatkan perhatian kepada bau makanan dan sebagainya. 2) Belajar perangsang jawaban atau stimulus respon learning. Setahap lebih tinggi dari belajar tanda-tanda. Belajar ini merupakan upaya untuk membentuk hubungan antara perangsang dengan jawaban. 3) Rantai perbuatan atau chaining. Individu belajar melakukan suatu rentetan kegiatan yang membentuk satu kesatuan, mandi merupakan suatu rantai kegiatan dari mulai membuka baju sampai mengeringkan dengan handuk dan berpakaian kembali. 4) Hubungan verbal atau verbal association. Kalau dalam rantai kegiatan, hubungan itu berbentuk perilaku maka dalam hubungan verbal ini berbentuk hubungan bahasa. Yang paling sederhana dari hubungan verbal ini adalah hubungan antara benda dengan namanya, hubungan antara subjek dengan sifatnya. Yang lebih tinggi adalah hubungan antara konsep dengan konsep, konsep dengan perilaku atau nilai dan sebagainya. 5) Belajar membedakan atau discrimination learning. Individu belajar melihat perbedaan dan juga persamaan sesuatu benda dengan yang lainnya. Atas dasar persamaan dan perbedaan itu individu bias mengadakan pengelompokan. Membedakan disini bukan hanya obyek-obyek konkrit tetapi juga hal-hal yang bersifat abstrak.
12
6) Belajar konsep atau concept learning. Tipe belajar ini menyangkut pemahaman dan penggunaan konsep, seperti konsep: warna merah atau putih, sifat jujur atau culas, kondisi seperti aman, bahagia dan sebagainya. 7) Belajar aturan-aturan atau rule learning. Individu belajar aturan-aturan yang ada di masyarakat, di sekolah, di rumah ataupun aturan dalam perdagangan, pemerintaan bahkan ilmu pengetahuan. 8) Belajar pemecahan masalah atau problem solving learning. Dalam kegiatan belajar ini individu dihadapkan kepada masalah-masalah yang harus dipecahkannya, baik masalah yang bersifat praktis dalam kehidupan maupun teoritis dalam suatu bidang ilmu. 1) Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Belajar Didalam proses belajar ada factor-faktor yang mempengaruhi seseorang untuk mencapai suatu keberhasilan yang diharapkan, diantaranya adalah: a. Faktor-faktor dalam individu. Banyak faktor yang ada dalam diri individu atau sipelajar yang mempengaruhi usaha dan keberhasilan belajarnya, Faktor-faktor tersebut menyangkut aspek jasmaniah maupun rohaniah dari individu. b. Faktor-faktor lingkungan. Keberhasilan belajar juga sangat dipengaruhi oleh factor-faktor diluar diri siswa, baik factor fisik maupun social. Psikologis yang berada pada lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat. 2) Prinsip-Prinsip Belajar. Selain faktor-faktor yang mempengaruhi belajar ada juga beberapa prinsip dalam belajar sebagai penunjang daripada keberhasilan belajar, antara lain: a. Belajar merupakan bagian dari perkembangan. b.
Belajar berlangsung seumur hidup.
c. Keberhasilan
belajar
dipengaruhi
oleh
faktor-faktor
lingkungan, kematangan serta usaha dari individu sendiri. d. Belajar mencakup semua aspek kehidupan.
bawaan:
faktor
13
e. Kegiatan belajar berlangsung pada setiap tempat dan waktu. f. Belajar berlangsung dengan guru atau tanpa guru. g. Belajar berencana dan disengaja menuntut motivasi yang tinggi. h. Perbuatan belajar bervariasi dari yang paling sederhana sampai dengan sangat kompleks. 3) Beberapa Teori Belajar a. Teori disiplin mental Menurut rumpun psikologi ini, individu memiliki kekuatan, kemampuan atau potensi tertentu. Belajar adalah pengembangan dari kekuatan, kemampuan dan potensi-potensi tersebut. b. Teori behaviorisme. Rumpun teori ini disebut behaviorisme karena sangat menekankan perilaku atau tingkah laku yang dapat diamati. c. Teori cognitive-Gesalt-Field Rumpun ketiga adalah kognitif-gestalt-field. Rumusan ini bersifat molar atau bersifat keseluruhan dan keterpaduan. Teori ini bahwa yang utama pada kehidupan manusia adalah mengetahui (knowing) dan bukan respons. Teori ini menekankan pada peristiwa mental, bukan hubungan stimulus respons. 4) Ciri Khas Perilaku Belajar Menurut psikologi pendidikan oleh Surya disebut juga “ prinsip-prinsip belajar”9. Diantara cirri-ciri perubahan khas yang menjadi karakteristik perilaku belajar yang terpenting adalah: a. Perubahan Intensional Perubahan yang terjadi dalam proses belajar adalah berkat pengalaman atau praktik yang dilakukan dengan sengaja dan disadari, atau dengan kata lain bukan kebetulan. b. Perubahan Positif dan Aktif Perubahan yang terjadi karena proses belajar bersifat positif dan aktif.
9
Muhibbinsyah, Psikologi Pendidikan, (Bandung:PT. Remaja Rosdakarya,2010), Cet.15,.h.144
14
c. Perubahan Efektif dan Fungsional Perubahan yang timbul karena proses belajar bersifat efektif, yakni berhasil guna.
2. Pengertian Hasil Belajar Hasil belajar merupakan gambaran tentang apa yang harus digali, dipahami dan dikerjakan peserta didik. Hasil belajar meliputi aspek pembentukan watak peserta didik. Peran peserta didik adalah bertindak belajar, yaitu mengalami proses belajar, dan menggunakan hasil belajar yang digolongkan sebagai dampak penggiring 10. Menurut Syaiful, hasil belajar adalah hasil dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan, diciptakan, baik secara individual maupun kelompok, sebagai hasil dari kegiatan belajar 11. Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah hasil yang diperoleh berupa kesan-kesan yang mengakibatkan perubahan dalam diri individu sebagai hasil aktifitas dari mengajar.
3. Faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar. Secara umum faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar terbagi kedalam factor internal dan eksternal: a. Faktor Internal Faktor Internal adalah faktor yang timbul dari dalam diri anak itu sendiri seperti: kesehatan, rasa aman, kemampuan, minat dan lain sebagainya. Faktor ini dapat dibagi menjadi dua yaitu: 1) Faktor Jasmani (fisiologi), yaitu yang berhubungan dengan keadaan jasmani anak, misalnya keshatan, cacat tubuh. 2) Faktor Psikologi (Rohani).
10
Zainal Arifin, Evaluasi Pembelajaran,(Jakarta: Direktoret jendral Pendidikan Islam Departemen Agama RI,2009),.Cet I,h.11 11 Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar,(Jakarta: Rineka Cipta,2008),h.160
15
b. Faktor Eksternal Eksternal dapat dipahami sebagai unsure-unsur yang terdapat disekitar subyek yang seperti dikategorikan pada masalah ini. Dapat dikelompokan menjadi tiga faktor yaitu: faktor keluarga, sekolah dan faktor masyarakat. 4. Kegunaan dan Fungsi Hasil Belajar Secara teoritis hasil belajar dalam lembaga pendidikan mempunyai arti yang sangat strategis jika ditinjau dari kegunaannya, antara lain seperti yang tertera di bawah ini: a. Sebagai bahan laporan tentang kemajuan siswa yang bersangkutan kepada orangtuanya tentang kemampuan anaknya, disamping sebagai keterangan didik siswa selama mengikuti pendidikan pada suatu lembaga tertentu. b. Sebagai bahan masukan bagi bimbingan dan penyuluhan. c. Hasil belajar siswa dapat meramalkan dan memproyeksikan perkembangan dan kemajuan siswa secara individual maupun kelompok. d. Hasil belajar siswa dapat dijadikan sebagai bahan perbandingan tentang metode dan bahan yang diberikan guru dalam pelaksanaan supervise. e. Sebagai
keperluan
penelitian,
terutama
mengenai
penyelenggaraan
pembelajaran yang meliputi penelitian tentang model yang digunakan pada waktu mengajar, kurikulum yang berlaku dan efisiensi lulusannya. f. Hasil belajar siswa dapat dijadikan sebagai bahan untuk menentukan status siswa dalam berbagai mata pelajaran. g. Sebagai dasar penilaian terhadap peserta didik dalam mencapai pembelajaran dan kinerja yang diharapkan. Hasil belajar siswa digunakan untuk memotivasi siswa, dan untuk perbaikan serta peningkatan kualitas pembelajaran oleh guru, pemanfaatan hasil belajar untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas pembelajaran harus didukung oleh siswa, guru, kepala sekolah, dan orangtua siswa.Dukungan ini akan diperoleh apabila mereka memperoleh informasi hasil belajar yang lengkap dan akurat. Untuk itu laporan perkembangan hasil belajar siswa untuk guru atau sekolah, untuk siswa dan orangtua siswa.
16
5. Metode Pengukuran Hasil Belajar Hasil belajar siswa mencakup ranah kognitif, psikomotorik dan afektif. Informasi ranah kognitif dan psikomotorik diperoleh dari system yang digunakan untuk mata pelajaran yang sesuai dengan tuntutan kompetensi dasar. Informasi ranah afektif diperoleh melalui kuisioner, inventory dan pengamatan yang sistematik. Hasil belajar siswa harus digambarkan secara jelas dan dapat diukur dengan teknik-teknik penilaian tertentu. Hasil belajar siswa dapat melalui ujian,kusioner, wawancara, atau pengamatan. Informasi hasil belajar ranah kognitif dan psikomotorik diperoleh melalui ujian, sedangkan ranah afektif diperoleh melalui angket, inventory, dan pengamatan”. Hasil belajar siswa memiliki tingkat keberhasilan yang beragam sesuai dengan kemampuan siswa dalam memahami materi pelajaran. Untuk mengetahui tingkat hasil belajar siswa diperlukan upaya untuk mengukurnya. Tingkat hasil belajar siswa diantaranya dapat diketahui dengan melakukan pengukuran melalui evaluasi atau ulangan. Untuk mengukur evaluasi tingkat belajar siswa melalui tes prestasi belajar, yaitu ulangan harian, ulangan tengah semester, dan ulangan semester. Ulangan harian digunakan untuk mengukur satu atau beberapa pokok bahasan tertentu dan bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang daya serap siswa terhadap pokok bahasan tersebut. Hasil tes ini dimanfaatkan untuk memperbaiki proses belajar mengajar bahan tertentu dalam waktu tertentu. Ulangan tengah semester, tes ini meliputi sejumlah bahan pengajaran tertentu yang telah diajarkan dalam waktu tertentu, biasanya pada pertengahan semester. Tujuannya adalah untuk memperoleh gambaran daya serap siswa untuk meningkatkan prestasi belajar siswa. Ulangan semester, tes ini untuk mengukur daya serap siswa terhadap bahan pokok-pokok bahasan yang telah diajarkan selama satu semester. Tujuannya adalah untuk menetapkan tingkat atau taraf keberhasilan belajar siswa dalam waktu tertentu.
17
Hasil belajar diperoleh dari hasil evaluasi, baik ulangan harian, ulangan tengah semester, maupun ulangan semester, menggambarkan kualitas proses pembelajaran yang dilakukan siswa. Proses pembelajaran dan hasil belajar tersebut keberhasilannya dipengaruhi oleh beberapa faktor. Syaiful Djamarah menjelaskan “faktor-faktor yang mempengaruhi proses dan hasil belajar secara garis besar ada empat faktor yaitu faktor lingkungan, instrumental, fisiologi, psikologis”12.
B. MINAT BELAJAR 1. Pengertian Minat belajar Yang dimaksud dengan minat (interest) menurut psikologi adalah “suatu kecenderungan untuk selalu memperhatikan dan mengingat sesuatu secara terus menerus. Minat ini terkait dengan perasaan terutama perasaan senang, karena itu dapat dikatakan minat itu terjadi karena sikap senang terhadap sesuatu” 13. Dalam kamus besar bahasa Indonesia, minat adalah “kecenderungan hati yang tinggi terhadap sesuatu, gairah, keinginan” 14. Dapat disimpulkan dari definisi diatas bahwa minat belajar adalah minat yang dapat menunjang belajar, yaitu minat kepada mata pelajaran atau bahan pelajaran, dan juga kepada guru yang mengajar mata pelajaran tersebut. Apabila siswa tidak memiliki minat terhadap mata pelajaran atau bahan pelajaran dan juga gurunya, maka siswa tidak akan mau belajar atau mempelajari mata pelajaran tersebut. Oleh karena itu apabila siswa tidak memiliki minat kepada mata pelajaran dan gurunya maka kewajiban seorang guru untuk membangkitkan atau menumbuhkan sikap positif (menerima) kepada pelajaran tersebut dan kepada gurunya, agar siswa belajar memperhatikan mata pelajaran yang diberikan guru. Peranan minat dalam belajar lebih besar daripada sikap dalam belajar, minat akan berperan sebagai motivating force yaitu sebagai kekuatan yang mendorong siswa unuk belajar. Siswa yang memiliki minat (sikap senang) 12
Syaiful bahri Djamarah, Psikologi Belajar, (Jakarta:Rineka Cipta,2008).h.177 H.M Alisuf Sabri, Psikologi Pendidikan Islam,(Jakarta:CV. Pedoman Ilmu Jaya),h.84 14 Tim Penyusun kamus Pusat, Kamus Besar Bahasa Indonesia,(Jakarta:Balai pustaka,2005),h.774. 13
18
terhadap pelajaran, akan terus terdorong untuk tekun dan rajin dalam belajar, berbeda dengan siswa yang sikapnya hanya menerima terhadap pelajaran, mereka hanya tergerak untuk belajar dengan keterpaksaan tetapi sulit untuk terus tekun karena tidak ada dorongan. 1. Faktor Yang Mempengaruhi Minat Belajar Menurut Z.F kawareh “bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi minat belajar antara lain: penguasaan pelajaran, konsern anak sendiri, situasi dan kondisi belajar kurang menyenangkan” 15. Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar juga dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal. Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam diri siswa itu sendiri, sedangkan faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar diri siswa. Dibawah ini akan diuraikan faktor-faktor tersebut: a. Faktor- faktor internal seperti: 1) Faktor biologi 2) Faktor kesehatan jasmani dan rohani 3) Cacat tubuh 4) Faktor psikologis seperti: perhatian, kesiapan, bakat. b. Faktor-faktor eksternal seperti: 1) Faktor keluarga 2) Suasana rumah 3) Keadaan ekonomi keluarga
C. MODEL PEMBELAJARAN CTL (Contextual Teaching Learning) 1. Pengertian Model Pembelajaran CTL (Contextual Teaching Learning) Pembelajaran selama ini diselenggarakan di sekolah-sekolah banyak didominasi oleh pandangan yang menganggap pengetahuan itu sebagai perangkat fakta-fakta yang harus dihafal. Guru sebagai sumber utama bahkan bisa dikatakan satu-satunya
sumber,
sehingga
ceramah
sebagai
strategi
utama
dalam
pembelajaran. Padahal pengetahuan bukan seperangkat fakta yang harus dihafal tetapi suatu yang harus dikonstruksikan sendiri oleh siswa. 15
Z.F Kawareh, Pengembangan Minat Belajar, (Jakarta: Bina karya,1995),h.2
19
Oleh
karena
itu
dibutuhkan
model
pembelajaran
yang
dapat
memberdayakan pembelajar, tidak memaksanya menghafal fakta-fakta, dan dapat mendorongnya
untuk
mengkonstruksikan
pengetahuannya
sendiri,
serta
memberikan pelayanan kepada siswa sesuai dengan bakat dan kemampuan yang dimilikinya. Model yang tepat untuk pembelajaran PKn adalah CTL (Contextual Teaching Learning)., model ini menggabungkan semua best practice, praktepraktek terbaik dari model yang ada. Disamping itu banyak pendekatan yang dilibatkan untuk merumuskan prinsip-prinsipnya. Dengan kata lain CTL (Contextual Teaching Learning) adalal sinergi berbagai pendekatan dan disiplin ilmu. CTL (Contextual Teaching Learning) disebut juga pendekatan kontekstual karena konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi sehahri-hari siswa, sehingga dapat mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sehari-hari sebagai anggota masyarakat. Disamping itu siswa dapat belajar melalui mengalami bukan menghafal, karena pengetahuan bukan suatu perangkat fakta dan konsep yang siap diterima, akan tetap sesuatu yang harus dikonstruksi oleh siswa.
2. Komponen-komponen CTL (Contextual Teaching Learning) Ada tujuh komponen yang menandai pelaksanaan dalam proses pembelajaran model CTL (Contextual Teaching Learning) yaitu: a. Konstruktivisme, konsep ini menuntun siwa untuk menyusun dan membangun makna atas pengalaman baru yang didasarkan pada pengetahuan tertentu. Pembelajaran dikemas menjadi proses “mengkonstruksi” bukan menerima pengetahuan. b. Tanya Jawab (Quetioning), dalam konsep ini kegiatan Tanya jawab yang dilakukan dengan baik oleh guru maupun siswa. Pertanyaan guru digunakan untuk memberikan kesempatan kepada siswa untuk berpikir secara kritis dan mengevaluasi cara berpikir siswa, sedangkan pertamyaan siswa merupakan
20
wujud keingintahuan. Dalam konsep ini proses perpindahan berlangsung dari pengamatan menjadi pemahaman. c. Inquiry, merupakan siklus proses dalam membangun pengetahuan atau konsep yang bermula dari melakukan observasi, bertanya, investigasi, analisis, kemudian membangun teori atau konsep. d. Komunitas Belajar (Learning Community), yaitu kelompok belajar atau komunitas yang berfungsi sebagai wadah
komunikasi untuk berbagi
pengalaman dan gagasan. Siswa dapat bertukar penglaman dengan yang lainnya dan dapat berbagi ide dengan yang lain tentang apa yang sedang dialami atau dilakukan. e. Pemodelan (modeling), dalam konsep ini kegiatan mendemonstrasikan suatu kerja agar siswa dapat mencontoh, belajar atau melakukan sesuatu sesuai dengan model yang diberikan. f. Refleksi (reflection), yaitu melihat kembali atau merespon kejadian, kegiatan dan penglaman yang bertujuan untuk mengidentifikasi hal yang sudah diketahui, dan hal yang belum diketahui agar dapat dilakukan suatu tindakan penyempurnaan. g. Penilaian Otentik (authentic assessment), adalah prosedur penilaian yang menunjukkan kemampuan (pengetahuan, keterampilan sikap) siswa secara nyata. Pembelajaran seharusnya mampu membantu siswa agar mampu mempelajari sesuatu, bukan pada diperolehnya informasi diakhir periode. Kemajuan belajar dinilai tidak hanya hasil tetapi lebih pada prosesnya dengan berbagai cara menilai pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh siswa 16. 3. Proses Belajar Menurut Model CTL (Contextual Teaching Learning) a) Belajar tidak hanya sekedar menghafal. Siswa harus mengkonstruksi pengetahuan dipikiran mereka sendiri. b) Anak belajar dari mengalami. Anak mencatat sendiripola-pola bermakna dari pengetahuan baru, dan bukan diberi begitu saja oleh guru.
16
Moh. Murtadho Amin dkk, Pembelajaran PKn MI, (Surabaya: Amanah Pustaka,2009),h.8-9
21
c) Para ahli sepakat bahwa pengetahuan yang dimiliki seseorang itu terorganisasi dan mencerminkan pemahaman yang mendalam tentang suatu persoalan. d) Pengetahuan tidak dapat dipisahkan menjadi fakta-fakta atau proposisi yang terpisah, tetapi mencerminkan keterampilan yang dapat diterapkan. e) Manusia mempunyai tingkatan yang berbeda dalam menyikapi situasi baru. f) Siswa perlu dibiasakan memecahkan masalah, menemukan sesuatu yang berguna bagi dirinya, dan bergelut dengan ide-ide. g) Proses belajar dapat mengubah struktur otak. Perubahan struktur otak itu dapat berjalan terus seiring dengan perkembangan organisasi pengetahuan dan keterampilan seseorang 17. 4. Perbedaan
Model
CTL
(Contextual
Teaching
Learning)
dengan
konvensional Model CTL (Contextual Teaching Learning): a) Menyandarkan pada memori spasial. b) Pemilihan informasi berdasarkan kebutuhan siswa. c) Pembelajaran dikaitkan dengan kehidupan nyata atau masalah yang disimulasikan. d) Selalu mengaitkan informasi dengan pengetahuan yang dimiliki siswa. e) Siswa terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran. f) Cenderung mengintegrasikan beberapa bidang. g) Siswa menggunakan waktu belajarnya untuk menemukan, menggali, berdiskusi, berpikir kritis, atau mengerjakan proyek dan pemecahan masalah (melalui kerja kelompok). h) Perilaku dibangun atas kesadaran sendiri. i) Keterampilan dikembangkan atas dasar pemahaman. j) Hadiah dari perilaku baik adalah kepuasan diri.
17
M. Hanafi, M.Ag, M.A, Sejarah Kebudayaan Islam, (Dirjen Pendidikan Islam Republik Indonesia,2009),h.52
22
k) Siswa tidak melakukan hal yang buruk karena sadar hal tersebut keliru dan merugikan l) Perilaku baik berdasarkan motivasi intrinsik. m) Pembelajaran terjadi diberbagai tempat, konteks dan setting. n) Hasil belajar diukur melalui penerapan penilaian autentik. Model Konvensional: a) Menyandarkan pada hafalan. b) Pemilihan informasi ditentukan oleh guru. c) Siswa secara pasif menerima informasi. d) Pembelajaran sangat abstrak dan teoritis. e) Memberikan tumpukan informasi kepada siswa sampai saatnya diperlukan. f) Cenderung berfokus pada satu bidang. g) Waktu belajar siswa sebagaian besar dipergunakan untuk mengerjakan buku tugas, mendengar ceramah, dan mengisi latihan yang membosankan melalui kerja individual. h) Perilaku dibangun atas dasar kebiasaan. i) Keterampilan dikembangkan atas dasar latihan. j) Hadiah dari perilaku baik adalah pujian atau nilai (angka) rapot. k) Siswa tidak melakukan hal-hal yang buruk karena takut akan hukuman. l) Perilaku baik berdasarkan motivasi ekstrinsik. m) Pembelajaran hanya terjadi didalam kelas. n) Hasil belajar diukur melalui kegiatan akademik dalam bentuk tes / ujian /ulangan. 5. Langkah-langkah Pembelajaran Model CTL (Contextual Teaching Learning) Secara garis besar langkah-langkah pembelajaran model CTL (Contextual Teaching Learning) adalah sebagai berikut: a) Mengembangkan pemikiran bahwa anak akan belajar lebih bermakna dengan cara bekerja sendiri, menemukan dan mengkonstruksikan sendiri pengetahuan dan keterampilan barunya. b) Melaksanakan sejauh mungkin kegiatan inkuiri untuk semua topic. c) Mengembangkan sifat ingin tahu siswa dengan bertanya.
23
d) Menciptakan masyarakat belajar (belajar dalam kelompok-kelompok). e) Menghadirkan model sebagai contoh pembelajaran. f) Melakukan refleksi diakhir pertemuan. g) Melakukan penilaian yang sebenarnya dengan berbagai cara.
D. HAKIKAT PEMBELAJARAN PKN 1. Pengertian PKn PKn adalah pembelajaran atau ilmu pengetahuan yang membina agar siswa (peserta didik) untuk menjadi warga Negara yang baik, agar siswa menyadari potensi dan harga dirinya sebagai warga negara, paham dan terampil, berlaku sebagai warganegara mengerti hak dan kewajiban dalam kehidupan antar manusia dan antar lembaga kenegaraan. PKn adalah media pembelajaran yang akan mengIndonesiakan siswa swcara sadar, cerdas dan penuh tanggungjawab. Oleh karena itu program pembelajaran PKn memuat konsep-konsep umum yang dipilih dari ketatanegaraan, politik dan hokum dari negara yang bersangkutan, serta dari teoriteori umum yang cocok dengan target tersebut. Karakter disiplin ilmu politik dominan baik dalam pengorganisasian bahan materi (programnya) maupun dalam pembelajarannya 18. Pendidikan Kewarganegaraan yang kita kenal sekaranng telah mengalami perjalanan yang panjang dan melalui kajian kritis sejak tahun 1960-an yang dikenal dengan mata pelajaran Civic di Sekolah Dasar dan merupakan embrio dari Civic Education sebagai “The body of Knowledge”. Pendidikan Kewarganegaraan sebagai instrumen pengetahuan diarahkan untuk membangun masyarakat demokrasi beradab. Secara normatif Pendidikan Kewarganegaraan memperoleh dasar hukum yang diatur dalam pasal 3 Undang-Undang Dasar No.20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Dalam Undang-Undang no.20 tahun 1989 tentang system Pendidikan Nasional dijelaskan bahwa Pendidikan Kewarganegaraan adalah suatu program pendidikan yang berfungsi dalam memberikan bekal kepada peserta didik
18
Drs. H. Sapriya, M.Ed,dkk, Pembelajaran dan Evaluasi Pembelajaran IPS, (Bandung:UPI Press,2006),h.9
24
mengenai pengetahuan, tentang hubungan antar Negara dan Warga Negara serta pengetahuan tentang Pendidikan Pendahuluan Bela Negara (PPBN). Menurut Zamroni “Pendidikaan Kewarganegaraan adalah pendidikan yang bertujuan untuk mempersiapkan warga masyarakat berpikir kritis dan bertindak demokratis, melalui aktifitas menanamkan kesadaran kepada generasi baru tentang kesadaran bahwa demokrasi adalah bentuk kehidupan masyarakat yang palin menjamin hakhak warganegara”19. 2. Konsep dan Tujuan PKn Konsep Kewarganegaraan (citizenship) berdasarkan Depdiknas “merupakan materi yang memfokuskan pada pembentukan diri yang beragam dari segi agama, sosio-kultural, bahasa, usia dan suku bangsa, untuk menjadi warga negara Indonesia yang cerdas dan berkarakter, sesuai dengan yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945”20. Berdasarkan UUD nomor 20 tahun 2003 penjelasan pasal 37 ayat (1), ditegaskan bahwa Pendidikan Kewarganegaraan dimaksudkan untuk membentuk peserta didik menjadi manusia yang memiliki rasa kebangsaan dan cinta tanah air. Kewarganegaraan merupakan materi yang memfokuskan pembentukan diri yang beragam, baik dari segi bahasa, usia, agama, suku bangsa dan sosio-kultural untuk menjadi warga negara Indonesia yang cerdas, terampil dan berkarakter. Landasan PK nada dua yaitu landasan Yuridis dan landasan ilmiah. Landasan Yuridis meliputi: UU no.20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Peraturan Pemerintah no.19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. Sedangkan landasan landasan ilmiahnya adalah bahwa setiap bangsa dan negara bertujuan meningkatkan taraf hidup warga negaranya, serta mampu mngantisipasi
19
A. Ubaedillah dan Abd.Rozak, Demokrasi, Hak Asasi Manusia dan Masyarakat Madani, (Jakarta: Tim Indonesian Center of Education (ICCE) UIN Syarif Hidayatullah,2007), Edisi revisi,h.11-12. 20 Ine Kusuma Arya dan Markum Sustim, PKn Berbasis Nilai, (Bogor: Ghalia Indonesia,2010),h.39
25
perkembangan dan perubahan masa depannya berdasarkan nilai-nilai keagamaan, nilai-nilai moral dan nilai-nilai budaya bangsa 21. Tujuan umum PKn adalah membentuk peserta didik yang menguasai kemampuan berpikir, bersikap rasional dan dinamis, berpandangan luas sebagai manusia intelektual. Tujuan khusus PKn adalah mengantarkan peserta didik memiliki wawasan kesadaran berwarga negara untuk bela negara dan memiliki pola piker, pola sikap dan pola perilaku untuk cinta tanah air Indonesia.
E. HASIL PENELITIAN YANG RELEVAN 1. Penelitian dengan judul” Pengaruh Pendekatan Kontekstual (CTL) Terhadap Hasil Belajar Matematika” oleh Ria Oktavianita, Pendidikan Matematika, UIN Jakarta tahun 2008, menyatakan bahwa berdasarkan data yang telah penulis analisis ternyata penggunaan pendekatan kontekstual dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas VII, SMP PGRI 2 Ciputau dan hasilnya lebih baik dibandingkan dengan pembelajaran konvensional. 2. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Safriadi, jurusan pendidikan IPS, UIN Jakarta tahun 2008 dengan judul “Hubungan Penerapan Pendekatan Kontekstual (CTL) Dengan Kualitas Pembelajaran IPS di SMPN 253 Jakarta”. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa penerapan pendekatan kontekstual mempunyai
hubungan
yang
positif
dan
signifikan
dengan
kualitaspembelajaran IPS di SMPN 253 Jakarta.
F. KERANGKA BERPIKIR Permodelan adalah suatu strategi pembelajaran yang dapat berbentuk demonstrasi, pemberian contoh tentang konsep dan aktifitas belajar, sedangkan CTL (Contextual Teaching Learning) adalah “konsep pembelajaran yang menekankan pada keterkaitan materi dengan kehidupan nyata yang dialami peserta didik sehari-hari”. Sedangkan Pendidikan Kewarganegaraan merupakan 21
Drs.H. Sapriya,dkk, Pembelajaran dan Evaluasi Hasil Pembelajaran IPS,(Bandung: UPI PRESS,2006),h.19
26
salah satu mata pelajaran yang dapat membentuk diri yang beragam dari segi sosio-kultural, bahasa, usia, agama, untuk menjadi warga negara yang cerdas, terampil dan berkarakter sesuai dengan Undang-Undang Dasar 1945. Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleg Depdiknas, mengemukakan bahwa Pendidikan Kewarganegaraan merupakan mata pelajaran yang secara umum bertujuan untuk mengembangkan potensi individu warga Indonesia sehingga memiliki wawasan, sikap, dan keterampilan kewarganegaraan yang memadai dan memungkinkan untuk berpartisipasi secara cerdas dan bertanggung jawab dalam berbagai kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Belajar pada dasarnya merupakan suatu perubahan, proses usaha aktif seseorang untuk memperoleh, sehingga terbentuk perilaku baru menuju arah yang lebih baik. Kenyataannya, para peserta didik seringkali tidak mampu mencapai tujuan belajarnya atau tidak memperoleh perubahan tingkah laku sebagaimana yang diharapkan. Terutama pada mata pelajaran PKn, hal ini menunjukkan bahwa siswa mengalami kesulitan yang merupakan hambatan dalam mencapai hasil belajar. Hal tersebut didasari oleh dua faktor yaitu faktor dari dalam dan faktor dari luar, dan cara menghadapi itu ada kecenderungan tidak semua siswa dapat memecahkan masalhnya sendiri, ia tidak tahu masalah yang sedang dihadapi, adapula siswa yang tidak mempunyai masalah dalam belajar, padahal masalah yang dihadapinya cukup berat. Gambar 2.1 Faktor Penyebab Hasil Belajar Rendah: -
Minat belajar siswa rendah Guru menggunakan model konvensional dalam penyampaian materi
Pembelajaran PKn Hasil Belajar Rendah Pelaksanaan Pembelajaran Hasil Belajar Meningkat
PTK
27
Berdasarkan judul penelitian “Peranan Model CTL (Contextual Teaching Learning) Dalam Meningkatkan Minat Dan Hasil Belajar Siswa Kelas V Pada Mata Pelajaran PKN” maka pengajuan hipotesis yang digunakan adalah pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran CTL (Contextual Teaching Learning) yang dimulai dengan pembuatan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), format observasi, tahap evaluasi setiap siklus dan lembar questioner tanggapan siswa. Berdasarkan kerangka berpikir diatas, selama ini hasil belajar dalam mata pelajaran PKn selalu rendah dan dibawah KKM, dikarenakan minat siswa terhadap mata pelajaran PKn yang rendah. Guru dalam mengajar pelajaran PKn pun kurang menguasai model-model pembelajaran karena sering menggunakan model konvensional atau tradisional yang mengakibatkan siswa merasa jenuh dari permasalahan diatas peneliti melakukan penelitian tindakan kelas terhadap pembelajaran PKn dengan menggunakan model CTL (Contextual Teaching Learning), dan hasil belajar siswapun dalam mata pelajaran PKn meningkat.
28
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. WAKTU DAN TEMPAT PENELITIAN Penelitian ini adalah Penilain Tindakan Kelas (PTK) yang dilaksanakan pada bulan Februari-Maret semester genap tahun pelajaran 2012/2013 di MIS Irsyadul Khair. Penelitian Tindakan Kelas ini dilakukan terhadap seluruh siswa kelas V sebanyak 30 siswa. B. SUBYEK
ATAU
PARTISIPASI
YANG
TERLIBAT
DALAM
PENELITIAN Subyek atau partisipan yang terlibat dalam penelitian kelas ini adalah seluruh siswa kelas V MIS Irsyadul Khair yang berjumlah 30 orang, terdiri atas 12 siswa 18 siswi. Observer yang terlibat dalam penelitian ini yaitu guru mata pelajaran PKn di MIS Irsyadul Khair Jakarta Selatan. C. PERAN DAN POSISI PENELITI DALAM PENELITIAN Peran dan posisi peneliti adalah sebagai observer dan juga sekaligus guru kelas yang berkolaborasi dengan satu guru PKn sebagai sumber untuk mengevaluasi kelebihan dan kekurangan peneliti dalam proses pembelajaran dengan menerapkan pembelajaran model CTL (Contextual Teaching Learning) pada mata pelajaran PKn. Tabel 3.1 Kegiatan Penelitian
Nov
Pengajuan proposal
√
jan
Feb
Mar
√
√
Apr
Mei
√
√
√
Persiapan dan perencanaan Observasi Kegiatan Penelitian Analisis data
√
Laporan penelitian
√
28
29
D. METODE PENELITIAN DAN DESAIN INTERVENSI TINDAKAN 1) Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau yang lebih dikenal dengan nama Classroom Action Research. Penelitian Tindakan Kelas adalah bagaimana sekelompok guru dapat mengorganisasikan kondisi praktek pembelajaran mereka, dan belajar dari pengalaman mereka sendiri 22. Metode yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) yang merupakan pemecahan
masalah
yang
memanfaatkan
tindakan
salah satu strategi nyata
dan
proses
pengembangan kemampuan dalam mendeteksi dan memecahkan masalah. Model penelitian ini adalah model Kemmis dan Mc Taggart, model ini merupakan pengembangan dari konsep dasar yang diperkenalkan oleh Kurt Lewin. Hanya saja komponen Acting (tindakan) dan observing merupakan kegiatan yang tidak dapat dipisahkan. Penelitian menunjuk pada suatu kegiatan mencermati obyek dengan aturan kegiatan tertentu untuk memperoleh data dan informasi yang bermanfaat untuk peneliti. Sedangkan tindakan merupakan suatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan dengan tujuan tertentu. Dan kelas merupakan tempat yang didalmnya terdapat kelompok siswa yang dalam waktu yang sama menerima pelajaran yang sama dari guru yang sama pula. Penelitian tindakan kelas ini menggunakan per silkus. Masing-masing masuk dalam satu siklus yang merupakan putaran kegiatan yang terdiri dari perencanaan (planning), tindakan (acting), pengamatan (observing), refleksi (reflecting). Bentuk sesungguhnya jumlah siklus sangat tergantung pada masalah yang perlu dipecahkan. Desain penelitian yang digunakan menunjuk pada model yang dikembangkan oleh Kemmis dan Mc Taggart yang dikutip oleh Suharsimi Arikunto, digambarkan dibawah ini:
22
Rochiati Wiriaatmadja, Metode Penelitian Tindakan Kelas, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,2010),h.13
30
Gambar 3.1 Siklus Penelitian Tindakan Kelas
Perencanaan
Refleksi
SIKLUS I
Pelaksanaa n
Pengamatan
Perencanaaan
Refleksi
SIKLUS II
Pelaksanaa n
Pengamatan Sumber: Kemmis dan Mc Taggart
1) Perencanaan (planning) Didalam penentuan perencanaan dapat dipisahkan menjadi dua, yaitu perencanaan umum dimaksudkan untuk rancangan yang meliputi keseluruhan aspek yang terkait dengan penelitian tindakan kelas. Sementara itu, perencanaan khusus dimaksudkan untuk menyusun rancangan dari siklus per siklus. Oleh karenanya, dalam perencanaan khusus ini tiap kali terdapat perencanaan ulang (replanning). Hal-hal yang direncanakan diantaranya terkait dengan pendekatan pembelajaran, metode pembelajaran, teknik atau strategi pembelajaran, media dan hamper sama dengan apabila kita menyiapkan suatu kegiatan belajar mengajar.
31
2) Pelaksanaan (acting) Tahap ini merupakan implementasi atau penerapan isi rancangan itu yaitu mengenai tindakan kelas. Hal yang perlu diingat adalah bahwa dalam tahap ini pelaksana harus ingat dan berusaha mentaati apa yang sudah dirumuskan dalam rancangan, tetapi harus pula berlaku wajar, tidak dibuat-buat. Jika perencanaan yang telah dirumuskan sebelumnya merupakan perencanaan yang cukup matang, maka proses tindakan semata-mata merupakan pelaksanaan perencanaan itu 23.
3) Pengamatan (observing) Pengamatan (observing) atau monitoring dapat dilakukan sendiri olah peneliti atau kolaborator, yang memang diberi tugas untuk hal itu. Pada saat monitoring pengamat haruslah mencatat semua peristiwa atau hal yang terjadi di kelas penelitian.
4) Refleksi (reflecting) Pada prinsipnya yang dimaksud dengan reflecting adalah upaya evaluasi yang dilakukan oleh para kolaborator atau partisipan yang terkait dengan suatu penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan. Refleksi ini dilakukan dengan cara kolaboratif, yaitu adanya diskusi terhadap berbagai masalah yang terjadi di kelas penelitian. Dengan demikian, refleksi dapat ditemukan sesudah adanya implementasi tindakan dan hasil observasi.
E. TAHAPAN INTERVENSI TINDAKAN Penelitian tindakan diawali dengan melakukan penelitian pendahuluan (pra penelitian) kemudian akan dilanjutkan dengan siklus I dan siklus selanjutnya hingga mencapai indicator keberhasilan. Adapaun dari tahapan-tahapan di atas adalah sebagai berikut:
23
Maifalinda Fatra dan Abd Rozak, Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: FITK UIN Jakarta,2010),h.31
32
1. Pra Penelitian a) Observasi kegiatan belajar mengajar Pada kegiatan ini peneliti mengadakan tindakan pengamatan awal terhadap proses pembelajaran PKn pada kelas V MIS Irsyadul Khair. Kegiatan ini
dilakukan
dengan
tujuan
untuk
mengetahui
bagaimana
proses
pembelajaran dan aktifitas pada mata pelajaran PKn. b) Wawancara dengan guru dan siswa Wawancara dilaksanakan terhadap guru dan siswa sekolah untuk menjaring permasalahan yang dihadapi dalam proses pembelajaran PKn sebelum penelitian tindakan ini dilakukan. c) Analisis dan refleksi Analisis dan refleksi dari kegiatan penelitian pendahuluan (pra penelitian) ini dilakukan untuk menganalisis data wawancara dan hasil belajar siswa kelas V yang diperoleh peneliti pada saat kegiatan penelitian pendahuluan (pra penelitian). Setelah itu direfleksikan untuk memperoleh cara yang tepat untuk mengatasi permasalahan yang muncul sehingga dapat diberikan tindakan yang tepat pada tahap pelaksanaan pembelajaran selanjutnya. 2. Kegiatan Siklus I a. Tahapan Pelaksanaan Tindakan (Planning) 1) Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Sebelum melakukan penelitian, peneliti membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) terlebih dahulu, RPP yang dibuat yaitu RPP berbasis model CTL (Contextual Teaching Learning). Materi yang tercantum dalam RPP siklus I adalah Kebebasan Berorganisasi. 2) Membuat hand out Membuat hand out untuk media belajar siswa untuk menunjang kelancaran proses pembelajaran. Maka peneliti membuat hand out yang berhubungan dengan materi pokok yang akan dipelajari pada siklus I, yaitu kertas yang
33
telah digunting dituliskan pasangan jawaban dari masing-masing kertas tersebut. 3) Menyiapkan instrument (tes dan lembar observasi) Instrumen yang dibuat pada penelitian adalah instrument tes hasil belajar yang berisi 25 soal dalam bentuk pilihan ganda. Selain instrument tes, peneliti menyiapkan lembar observasi yang digunakan untuk mengamati aktifitas guru dan siswa pada saat berlangsungnya proses pembelajaran siklus I. 4) Melakukan Uji coba instrument Peneliti melakukan uji coba instrument tes hasil belajar pada siswa kelas V. Jumlah soal yang diuji cobakan adalah 25 soal dalam bentuk pilihan ganda. Dilakukan dalam dua kali pertemuan, pertemuan pertama 15 soal pilihan ganda dan pertemuan kedua 10 soal pilihan ganda. b. Tahapan Pelaksanaan Tindakan (acting) Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah pelaksanaan scenario dan rencana pembelajaran yang telah dibuat sebelumnya. Dalam tahap ini peneliti sebagai pelaksana tindakan menyampaikan materi dengan penerapan pembelajaran model CTL (Contextual Teaching Learning). Pada saat peneliti melaksanakan tindakan, pengamatan dilakukan oleh observer yang telah disiapkan sebelumnya. c. Tahapan Observasi (observing) 1) Kolaborator mengobservasi proses pembelajaran dengan menggunakan model CTL (Contextual Teaching Learning) sekaligus mengamati aktifitas siswa. 2) Kolaborator menilai hasil belajar PKn setelah diberikan tes awal (pre test) dan tes akhir (post test) d. Tahapan refleksi (reflecting) Analisis dan refleksi dari proses pembelajaran siklus I dilakukan untuk menganalisis data hasil post test siklus I dan lembar observasi. Selain itu peneliti bersama kolaborator mengidentifikasi beberapa kekurangan pada proses belajar siklus I. Kemudian membandingkannya dengan indicator
34
ketercapaian, maka akan dilanjutkan pada siklus II. Setelah itu peneliti dan kolaborator berdiskusi untuk merencanakan tindakan yang tepat pada proses pembelajaran siklus II. 3. Kegiatan Penelitian (siklus II) a. Tahap Perencanaan Tindakan (planning) 1) Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Membuat rencana penelitian, peneliti membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) terlebih dahulu. RPP yang dibuat yaitu berbasis model CTL (Contextual Teaching Learning). Materi pokok tercantum dalam RPP siklus II adalah menghargai keputusan bersama. 2) Membuat hand out untuk media belajar siswa Untuk menunjang kelancaran proses pembelajaran, maka peneliti membuat hand out yang berhubungan dengan materi pokok yang akan dipelajari pada siklus II, yaitu lembaran kertas yang berisi tugas untuk masing-masing kelompok yang akan dibagikan ke siswa kelas V. 3) Menyiapkan instrument (tes dan lembar observasi) Instrumen yang dibuat pada penilitian ini adalah instrument tes hasil belajar yang berisi 25 soal dalam bentuk pilihan ganda. Yang dilakukan dalam dua kali pertemuan, pertemuan pertama 15 soal dan pertemuan kedua 10 soal. Selain instrument tes, peneliti menyiapkan lembar observasi yang digunakan untuk mengamati aktifitas guru dan siswa pada saat berlangsungnya proses pembelajaran siklus II. 4) Melakukan uji coba instrument Peneliti melakukan uji coba instrument tes hasil belajar pada siswa kelas V. Jumlah soal yang diujikan adalah 25 soal dalam bentuk pilihan ganda. b. Tahap Pelaksanaan Tindakan Pada kegiatan ini peneliti mempersiapkan hal-hal apa saja yang diperlukan pada saat pelaksanaan siklus II. Hal-hal tersebut adalah materi apa saja yang akan dibahas, hasil refleksi siklus II, bagaimana cara melaksanakannya dan juga aktifitas-aktifitas apa saja yang harus diperbaiki pada siklus II ini, dan
35
hasil belajar siswa lebih meningkat dari siklus I dan kegiatan belajar siswa dalam mata pelajaran PKn menjadi lebih besar. c. Tahap Observasi (oservasing) 1) Kolaborator mengobservasi proses pembelajaran dengan menggunakan model CTL (Contextual Teaching Learning) sekaligus mengamati aktifitas siswa. 2) Kolaborator menilai hasil belajar PKn sisswa setelah diberikan tes awal (pre test) dan tes akhir (post test) pada siklus II. 3) Mendokumentasikan kegiatan pembelajaran. d. Tahap refleksi (reflecting) Analisis dan refleksi dari proses pembelajaran siklus II dilakukan untuk menganalisis data hasil post test siklus II dan lembar observasi. Selain itu peneliti bersama kolaborator mengidentifikasi beberapa kekurangn pada proses pembelajaran siklus II. Kemudian membandingkannya dengan indikator ketercapaian , maka akan dilanjutkan siklus selanjutnya. Namun jika indikator sudah tercapai maka penelitian akan dihentikan.
F. HASIL INTERVENSI TINDAKAN Hasil intervensi tindakan dari penelitian ini adalah: 1) Minat belajar siswa Dengan menggunakan model CTL (Contextual Teaching Learning) ini diharapkan siswa dapat lebih materi yang disampaikan oleh guru, sehingga tumbuh minat siswa karena belajar PKn tidak membuat mereka menjadi bosan dan jenuh. 2) Hasil Belajar Siswa Dengan menggunakan model CTL (Contextual Teaching Learning) peneliti berharap siswa dapat lebih termotivasi dan hasil belajarpun akan lebih meningkat. Serta meningkatnya hasil belajar yang dicapai setelah pelaksanaan pembelajaran sebagai nilai batas tuntas minimal atau criteria ketuntasan minimal (KKM) yang telah ditentukan oleh sekolah yaitu 60.
36
G. DATA DAN SUMBER DATA 1) Data kualitatif: Hasil Observasi proses pembelajaran, hasil wawancara terhadap guru dan siswa dan dokumentasi (berupa foto kegiatan pembelajaran) 2) Data kuantitatif: Nilai hasil Pre test dan post test. Sumber data diperoleh dari guru kelas, siswa dan peneliti.
H. INSTRUMEN PENGUMPULAN DATA Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini ada dua jenis yaitu tes dan non tes: 1. Tes ( pre test dan post test) Dalam pengumpulan data bukan hanya ada dalam prosedur penelitian, tapi juga ada dalam prosedur evaluasi. Untuk mengumpulkan data evaluasi tentu orang memerlukan suatu alat, antara lain tes. Tes merupakan sejumlah pertanyaan yang memiliki jawaban yang benar dan salah. Tes merupakan alat atau prosedur yang digunakan untuk mengetahui atau mengukur sesuatu dalam suasana, dengan cara dan aturan-aturan yang sudah ditentukan. Tes juga sebagai sejumlah pertanyaan yang membutuhkan jawaban, atau sejumlah pertanyaan yang harus diberikan tanggapan dengan tujuan mengukur tingkat kemaampuan seseorang atau mengungkap aspek tertentu dari orang yang dikenai tes 24. Pada hakikatnya tes adalah serangkaian tugas yang harus dilakukan atau soal-soal yang harus dijawab oleh peserta didik untuk mengukur suatu aspek perilaku tertentu 25. Tes tertulis ini berupa pre test dan post test yaitu tes yang diberikan sebelum pengajaran dimulai dan bertujuan untuk mengetahui sampai dimana penguasaan siswa terhadap bahan pengajaran yang akan diajarkan. Sedangkan post test yaitu tes yang diberikan pada setiap akhir program satuan pengajaran, 24
Harun Rasyid dan Mansur, Penilaian Hasil Belajar, (Bandung: PT. Wacana Prima,2008),cet.kedua,h.11 25 Zainal Arifin, Evaluasi Pembelajaran,(Jakarta: Direktorat Jendral Pendidikan Islam Departemen Agama RI,2009),cet pertama,h.4
37
tujuan post test adalah untuk mengetahui sampai dimana pencapaian siswa terhadap bahan pengajaran setelah mengalami suatu kegiatan pembelajaran
26
.
Soal-soal pre test dibuat sama dengan soal-soal post test. Tes yang digunakan adalah tes obyektif berupa soal pilihan ganda sebayak 25 soal pada tiap siklusnya dan dua kali pertemuan pada tiap siklusnya. Bentuk penilaian pilihan ganda adalah dengan memberikan nilai 1 apabila siswa menjawab pilihan ganda benar dan nilai 0 apabila siswa menjawab salah. 2. Non Tes a. Lembar Observasi Lembar observasi digunakan sebagai assessment kinerja yang digunakan untuk menilai aktifitas siswa selama kegiatan pembelajaran berlangsung. b. Catatan Lapangan Catatan lapangan berisikan kegiatan-kegiatan ketika pembelajaran berlangsung. Catatan lapangan meliputi rencana, tindakan, observasi dan refleksi. c. Lembar Wawancara Wawancara dilakukan baik dengan siswa maupun observer setelah pembelajaran.
I. TEKNIK PEMERIKSAAN KETERPECAYAAN STUDI Alat ukur yang digunakan dalam suatu penelitian harus tepat, artinya alat ukur yang digunakan harus sesuai dengan fungsi dan sasaran pengukuran. Uji validitas, uji reliabilitas, tingkat kesukaran dan daya pembeda menggunakan ANATEST. 1. Uji Validitas Validitas berasal dari kata validity, dapat diartikan tepat atau shahih ,yakni sejauh mana kecpatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurannya. Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk
26
Ngalim Purwanto, Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pembelajaran, (Jakarta: PT.Remaja Rosdakarya,2006),h.36
38
mendapatkan data (mengukur) itu valid
27
. Validitas yang digunakan adalah
validitas item (yang merupakan bagian tak terpisahkan dari tes sebagai suatu totalitas), dalam mengukur apa yang seharusnya diukur lewat butir item tersebut. Pernyataan tersebut merupakan petunjuk bahwa semakin besar “dukungan” yang diberikan oleh butir-butir item (sebagai bagian tak terpisahkan dari tes), maka tes tersebut akan semakin menunjukan “kemampuan”. Sebaliknya, semakin kecil “dukungan” yang diberikan oleh masing-masing butir item terhadap tes sebagai suatu totalitas maka tes menjadi semakin “kurang mantap” 28.
rpbi = Mp – Mt
Rumus
SDt
Rpbi
p q
: Koefisien korelasi point biserial yang melambangkan kekuatan korelasi antara variable I dengan variable II, yang didalamnya hal ini dianggap Sebagai koefisien validitas item.
Mp
: Skor rata-rata hitung yang dimiliki oleh testee, yang untuk butir item yang bersangkutan telah dijawab dengan betul.
Mt
: Skor rata-rata dari skor total
SDt
: Deviasi standar dari skor total
P
: Proporsi testee yang menjawab betul terhadap butir item yang sedang diuji validitas itemnya.
Q
: Proporsi testee yang menjawab salah terhadap butir item yang sedang diuji validitas itemnya .
2. Uji Reliabilitas Reliabilitas adalah ketepatan atau ketelitian suatu alat ukur (evaluasi). Jadi suatu tes dikatakan reliable jika dapat dipercaya, konsisten atau stabil dan 27
Sugiyono, Metode Penelitian Pendekatan Kuantitatif,kualitatif, dan R&D (Bandung:Alfabeta,2010),h.173 28 Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta:PT.Raja Grafindo Persada,2008),h.182.
39
produktif. Dalam pandangan positifistik (kuantitatif) “suatu data dikatakan reliable dua atau lebih peneliti dalam obyek yang sama menghasilkan data yang sama, atau peneliti sama dalam berbeda menghasilkan data yang sama, atau sekelompok data bila dipecah menjadi dua menunjukan data yang tidak berbeda”29. Reliabilitas menunjuk pada suatu pengertian bahwa sesuatu instrument cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpulan data karena instrument tersebut sudah baik. Uji reliabilitas yang digunakan dalam menguji instrument dengan menggunakan rumus Kuder Richardo atau K-R 20, yaitu:
Rumus r11 =
n n–t
S² - ∑ pq S²
Keterangan r11
: reliabilitas tes secara keseluruhan
p
: proporsi subjek yang menjawab item dengan benar.
q
: proporsi subjek yang menjawab item dengan salah (q = 1 – p)
∑pq
: jumlah hasil perkalian antara p dan q
n
: banyaknya item
S
: standar deviasi dari tes (standar deviasi adalah akar varians) 30. Pemberian interpretasi terhadap koefisien reliabiltas tes pada umumnya
digunakan patokan sebagai berikut: a. Apabila r11 sama dengan atau lebih besar daripada 0,70 berarti tes hasil belajar yang sedang diuji reliabilitasnya dinyatakan telah memiliki reliabillitas yang tinggi (reliable). b. Apabila r11 lebih kecil daripada 0,70 berarti bahwa tes hasil belajar yang sedang diuji reliabilitasnya dinyatakan belum memiliki reliabilitas yang tinggi (un-reliable) 31.
29
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta,2010),h.268 30 Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan,(Jakarta: Bumi Aksara,2002),Ed.Rev,cet.3,h,209 31 Ibid,h.209
40
3. Tingkat Kesukaran Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kesukaran dari item soal, mudah, sedang dan sukar. Hasil hitungnya merupakan proporsi atau perbandingan antara siswa yang menjawab benar dengan keseluruhan siswa yang mengikuti tes. Rumus yang digunakan adalah: 32
P=
B JS
Keterangan: P = indeks kesukaran item B = banyaknya siswa yang menjawab soal dengan benar JS = jumlah seluruh siswa peserta tes
Klasifikasi indeks kesukaran: 0,00 – 0,30
= soal kategori susah
0,30 – 0 70
= soal termasuk kategori sedang
0,70 – 1,00
= soal termasuk kategori mudah
J. TEKNIK ANALISIS BELAJAR 1. Tes Hasil Belajar a. N – Gain Analisis dilakukan setelah semua data yang diperlukan terkumpul. Proses analisis ini diawali dengan mendata seluruh data yang ada dari berbagai sumber, baik berupa data kuntitatif maupun kulitatif. Dalam penelitian tindakan kelas ini analisis data yang dilakukan berupa analisis kulitatif dan kuantitatif. Gain adalah selisih antara nilai post test dan pre test, gain menunjukan peningkatan pemahaman atau penguasaan konsep setelah pembelajaran dilakukan oleh guru. Uji normal gain digunakan untuk menghindari bias pada penelitian dan menggunakan rumus menurut Meltzer. 32
Ibid,h.208
41
N – Gain = Skor post test – Skor pre test Skor maksimal – skor pre test
Dengan kategori problem G tinggi
= nilai (g) > 0,70
G sedang = nilai 0,70 > (g) > 0,30 G rendah = nilai (g) < 0,30 b. Statistik Deskriptif Mendeskripsikan data dan menghitung nilai rata-rata, nilai tertinggi, nilai terendah, dan presentase ketuntasan. Untuk menghitung rata-rata menggunakan rumus berikut: X = ∑x n
Keterangan: ∑x
= jumlah seluruh skor x dalam sekumpulan data
x
= nilai rata-rata
n
= jumlah seluruh data
2. Lembar Observasi a. Lembar Aktifitas Siswa Penilaian hasil belajar observasi aktivitas siswa menggunakan rentang nilai dari 5 sampai dengan 1. Dengan demikian jika dalam penelitian ada 15 aspek yang harus diamati, maka skor maksimum adalah 75 dan skor minimumnya adalah 15. Dalam penelitian hasil observasi aktifitas siswa dibagi empat kategori berdasarkan presentase perolehan. Kategori tersebut adalah sebagai berikut: Kurang
: 0 – 54%
Cukup
: 55 – 64%
Baik
: 65 – 84%
Sangat Baik
: 85 – 100%
42
b. Lembar Aktifitas Guru Penilaian hasil observasi guru menggunakan rentang nilai dari 5 sampai dengan 1. Dengan demikian jika dalam penelitian ada 16 aspek yang harus diamati, maka skor maksimum adalah 80 dan skor minimumnya adalah 16. Dalam penilaian hasil observasi aktifitas huru dibagi empat kategori berdasarkan presentase perolehan adalah sebagai berikut: Kurang
: 0 – 54%
Cukup
: 55 – 64%
Baik
: 65 – 84%
Sangat Baik
: 85 – 100%
K. INDIKATOR KEBERHASILAN TINDAKAN Penelitian ini diharapkan dapat memberikan keberhasilan dengan melihat indikator sebagai berikut: 1. Tidak ada siswa yang mendapat nilai dibawah KKM. 2. Ketuntasan belajar kelas mencapai 100%. L. TINDAK
LANJUT
ATAS
PENGEMBANGAN
PERENCANAAN
PENELITIAN Tahapan penelitian tindakan ini diawali dengan dilakukannya penelitian pendahuluan (pra penelitian) dan akan dilanjutkan dengan tindakan pertama dalam siklus I. Siklus ini terdiri dari perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi serta analisis dan refleksi. Setelah ,melakukan analisis dan refleksi pada siklus I, jika hasil yang diharapkan belum mencapai criteria keberhasilan yang ditentukan, maka akan ditindak lanjuti dalam siklus II dengan perencanaan pembelajaran yang telah diperbaiki sebelumnya. Setelah melalui serangkaian tindakan pada siklus I dan siklus II, jika hasil yang diharapakan kurang dari criteria yang ditetapkan, maka penelitian ini ditindak lanjuti dengan melakukan tindakan pada siklus III.
43
BAB IV DESKRIPSI, ANALISIS, DATA INTERPRETASI DAN PEMBAHASAN
A. DESKRIPSI DATA OBJEK PENELITIAN 1. Sejarah Berdirinya MIS Irsyadul Khair Madrasah Ibtidaiyah Irsyadul Khair ini didirikan oleh Pemda DKI Jakarta, dan menerima murid pertama kali pada tahun 1987, MIS Irsyadul Khair adalah sekolah berciri khas islam dengan status terakreditasi B dipimpin oleh Bapak Tasripin Rodjali,S.Pdi. Gedung permanen yang dimiliki madrasah ini berada dilantai dua, sementara lantai dasarnya digunakan untuk RA. 2. Visi dan Misi a. Visi Madrasah Ibtidaiyah Irsyadul Khair ini mempuyai visi unggulan dalam prestasi yang dilandasi IMTAQ dan AKHLAKUL KARIMAH. b. Misi Madrasah Ibtidaiyah Irsyadul Khair mempunyai dua misi yaitu misi akademis dan misi non akademis. 1) Misi Akademis yaitu: Mensukseskan wajib belajar 6 tahun. Mengintegrasikan mata pelajaran dengan nilai-nilai imtaq Mengimplementasikan nilai-nilai islam ke dalam kehidupan sehari-hari. 2) Non Akademis yaitu: Menumbuh
kembangkan
semangat
belajar
melalui
kegiatan
ekstrakulikuler. Meningkatkan gemar membaca. Meningkatkan kualitas pelayanan bimbingan dan penyuluhan. Meningkatkan partisipasi orangtua dan masyarakat terhadap pelaksanaan pendidikan. Melaksanakan tata Usaha dan Tata Rumah Tangga madrasah.
43
44
3. Letak Geografis MIS Irsyadul Khair terletak dijalan Asem Baris VIII kelurahan kebon Baru, Kecamatan Tebet, Kota Administrasi Jakarta Selatan, Propinsi DKI Jakarta. MIS Irsyadul Khair ini berada ditengah-tengah pemukiman penduduk, disebelah timur berbatasan dengan komplek Gudang Peluru. 4. Personil Madrasah a. Kepala Madrasah 1) Tahun 1987 – 1997 dipimpin oleh Ust.H.Ahmad Supardi. 2) Tahun 1997 – sekarang dipimpin oleh H. Tasripin Rodjali S.Pdi b. Tenaga Pendidik Guru (tenaga pendidik) di MIS Irsyadul Khair tahun pelajaran 2012/2013 terdiri dari berbagai lulusan Perguruan Tinggi Negeri dan Swasta Jakarta. Tabel 4.1 DATA TENAGA PENDIDIK MIS IRSYADUL KHAIR No
1.
PENDIDIKAN STATUS
SLTA
NEGERI
HONORER
-
1
JML
KET
1
Sedang melanjutkan S1
2.
Diploma 2
0
2
2
Dalam proses S1
3.
Strata 1
0
8
8
4.
Strata 2
0
1
1
Dalam proses S2
Menurut tabel diatas semua guru MIS Irsyadul Khair masih berstatus sebagai guru honorer.
45
c. Karyawan Tabel 4.2 Karyawan MIS Irsyadul Khair pada tahun ajaran 2012/2013 terdiri: No
Jenis
Jml
Tugas
Status
Pendidikan
PNS
HNR
SMP
SMA
D2/S1
1. Tata Usaha
2
0
2
0
1
1
2. Cleaning Service
2
0
2
1
1
0
3. Security
1
0
1
0
1
0
Jumlah
5
0
5
1
3
1
Sumber: Data tata Usaha Arsip Karyawan MIS Irsyadul Khair
d. Peserta didik Jumlah peserta didik pada tahun ajaran 2012/2013 terdiri dari: Tabel 4.3 Data Peserta Didik MIS Irsyadul Khair No
KELAS
KELAS
KELAS
KELAS
KELAS
KELAS
I
II
III
IV
V
VI
1.
25
30
30
28
30
30
2.
28
30
30
29
30
31
Jml
53
60
60
57
60
61
Sumber: data Tata Usaha Arsip Penerimaan Murid MIS Irsyadul Khair 5.Sarana dan Prasarana 1) Ruang belajar sebanyak 6 lokal 2) Mushola 3) Ruang Olahraga
46
6.Kegiatan Ekstrakulikuler 1) Pramuka 2) Marawis 7.Sistem Pembelajaran Madrasah Ibtidaiyah Swasta (MIS) Irsyadul Khair menggunakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dengan standar 2006 sebagai kurikulum acuan untuk mata pelajaran PKn, Bahasa Indonesia, Matematika, IPA, IPS, SBK dan PLBJ. Khusus untuk mata pelajaran agama seperti Akidah Akhlak, Fiqih, Qur’an Hadits, bahasa Arab dan Sejarah Kebudayaan Islam menggunakan standar isi 2008. Pada kelas I dan II ditambah dengan iqra untuk melatih kelancaran membaca Al Quran sebagai penunjang pelajaran. 8. Administrasi Sekolah Administrasi sekolah pada MIS Irsyadul Khair mencakup 2 lingkup yaitu administrasi kantor dan administrasi guru. Administrasi kantor atau tata usaha meliputi buku tamu, buku mutasi masuk, buku mutasi keluar, buku surat masuk, buku surat keluar, data administrasi kepegawaian, buku induk siswa. Administrasi guru meliputi absensi siswa, daftar kejadian penting siswa, silabus, RPP, buku data siswa, buku analisis hasil belajar siswa.
B. DESKRIPTIF DATA
HASIL PENGAMATAN EFEK ATAU HASIL
INTERVENSI TINDAKAN Subjek penelitian tindakan ini adalah siswa MIS Irsyadul Khair Jakarta kelas V sebanyak 30 orang. Berdasarkan hasil observasi baik melalui pengamatan langsung maupun hasil wawancara dengan siswa kelas V, peneliti dapat meyimpulkan bahwa kendala-kendala yang dihadapi pada proses pembelajaran PKn di kelas V diantaranya adalah kondisi kelas yang gaduh mengurangi daya konsentrasi siswa, metode pembelajaran yang digunakan membosankan sehingga siswa merasa jenuh pada saat proses pembelajaran sehingga terdapat beberapa siswa yang tidur dan ngobrol, siswa menganggap pelajaran PKn terlalu banyak
47
hafalan dan membingungkan sehingga mereka kurang berminat dan berakibat hasil bealajar siswa menjadi rendah. Selain itu guru kurang memotivasi siswa dan memusatkan perhatian siswa. RPP yang monoton baik dari segi model pembelajaran, media pembelajaran maupun kondisi kelas. Berdasarkan
kendala-kendala
tersebut,
maka
peneliti
mencoba
menerapkan model pembelajaran yang belum pernah digunakan oleh guru mata pelajaran PKn, yakni model CTL (Contextual Teaching Learning). CTL (Contextual Teaching Learning) disebut juga pendekatan kontekstual karena konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi sehari-hari siswa, sehingga dapat mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sehari-hari sebagai anggota masyarakat. Disamping itu siswa dapat belajar melalui mengalami bukan menghafal, karena pengetahuan buaka suatu perangkat fakta dan konsep yang siap diterima akan tetapi sesuatu yang harus dikonstruksi oleh siswa. Dengan model pembelajaran seperti ini siswa dapat melaksanakan pembelajaran dengan serius tapi menggembirakan serta tidak ada siswa yang jenuh dan tidur pada saat pembelajaran karena dalam pembelajaran ini semua siswa turut aktif berperan serta dalam penugasan. Oleh sebab itu objek penelitian ini adalah model CTL (Contextual Teaching Learning), hasil belajar PKn, serta aktifitas dan minat siswa. Penelitian dilakukan sebanyak dua siklus, masing-masing siklus terdiri dari kegiatan perencanaan, pelaksanaan, observasi atau pengamatan dan refleksi. Pada tahap perencanaan, peneliti dan guru mata pelajaran yang menjadi kolaborator dan observer, mengembangkan rencana tindakan berdasarkan hasil pengamatan awal terhadap proses pembelajaran PKn dan meningkatkan hasil belajar PKn siswa. Sebelum melakukan tindakan, pada tahap ini peneliti dan guru mata pelajaran PKn membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), membuat hand out terkait dengan materi yang akan diajarkan sebagai media pembelajaran siswa, menyiapkan instrument (tes hasil belajar PKn, lembar observasi aktifitas siswa, aktifitas guru, kegiatan pembelajaran, catatan lapangan, lembar wawancara), dan melakukan uji instrument.
48
Selanjutnya adalah tahap pelaksanaan tindakan, maksudnya adalah tindakan yang dilakukan secara sadar dan terkendali yang bertujuan untuk memperbaiki keadaan proses pembelajaran PKn. Pada tahap pelaksanaan tindakan ini, dalam satu siklus terdiri dari dua kali pertemuan. Pada siklus I, proses pembelajaran diawali dengan melaksanakan pre test selama 30 menit, tujuannya adalah untuk mengukur seberapa jauh siswa telah memiliki
kemampuan
mengenai
hal-hal
yang
akan
dipelajari.
Guru
menyampaikan materi yang akan disajikan, guru membagi kelas menjadi kelompok-kelompok kecil yang disesuaikan dengan jumlah konsep yang akan dipelajari, setelah kelompok terbentuk guru kemudian menempelkan kertas sesuai dengan tugas kelompok masing-masing, kemudian guru menyiapkan potonganpotongan jawaban yang telah diacak, kemudian membrikan kesempatan kepada tiap kelompok untuk memikirkan jawabannya atas tugas yang ditempelkan oleh guru dipapan tulis. Setelah semuanya mendapat giliran untuk mencari dan menempelkan jawabannya dipapan tulis guru bersama siswa menyimpulkan hasil pembelajaran, hal seperti ini dilakukan sebanyak dua kali pertemuan hingga diakhiri dengan post test (tes akhir). Pada tahap observasi guru mata pelajaran mengobservasi proses pembelajaran model CTL (Contextual Teaching Learning) sekaligus mengamati aktifitas siswa dan aktifitas guru selaku pengajar dengan melakukan dokumentasi berupa poto-poto dan catatan lapangan serta menilai hasil belajar siswa setelah dilakukan pre test dan post test. Hal ini dilakukan sesuai dengan fungsi observasi yang mendokumentasikan pengaruh tindakan terkait. Pada tahap analisis dan refleksi dimana peneliti bersama guru mata pelajaran yang bertugas sebagai kolaborator dan bserver menganalisis sekaligus mengevaluasi proses pembelajaran pada siklus I, apakah tindakan yang telah direncanakan diawal. Kemudian hasil penelitian siklus I dibandingkan dengan indicator keberhasilan. Tahap refleksi ini dilakukan dengan tujuan untuk memperbaiki dan menyempurnakan tindakan yang akan diberikan pada siklus berikutnya. Melalui refleksi, berbagai kendala yang muncul di kelas pada saat tindakan didiskusikan untuk dicari solusi yang dapat memperbaiki mutu
49
pembelajaran PKn. Kendala yang muncul pada saat proses pembelajaran diantaranya beberapa siswa masih ada yang tidak memperhatikan penjelasan guru, ketika siswa mendapat giliran untuk maju dan mencari jawaban yang telah disediakan dalam potongan kertas masih terlihat ragu dan kurang percaya diri dalam menempelkan jawabannya, siswa yang pasif masih malu dalam mengungkapkan kesulitan belajarnya sehingga mengalami hambatan dalam memahami materi yang sedang dipelajarinya. Berdasarkan penjelasan di atas mengenai hasil penelitian pada siklus I, peneliti merasa penelitiannya harus dilanjutkan pada siklus II karena dirasa belum berhasil menerapkan model CTL (Contextual Teaching Learning) pada mata pelajaran PKn. Selain itu hasil belajar siswapun masih perlu ditingkatkan. Walaupun demikian, sebagian siswa terlihat senang dan antusias ketika belajar PKn dengan model CTL (Contextual Teaching Learning). Pada siklus II, peneliti melaksanakan tindakan berdasarkan perencanaan yang telah dikembangkan setelah melakukan refleksi pada siklus I. Tahap awal adalah perencanaan, dimana peneliti dan guru mata pelajaran yang menjadi kolaborator dan observer, mengembangkan rencana tindakan berdasarkan hasil refleksi pada siklus I. Sebelum melakukan tindakan, pada tahap ini peneliti dan guru mata pelajaran PKn membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), membuat hand out terkait dengan materi yang akan diajarkan sebagai media pembelajaran siswa. Pelaksanaan pembelajaran pada siklus II agak sedikit berbeda dengan proses pembelajaran pada siklus I. Hal ini dilakukan berdasarkan saran dari guru mata pelajaran PKn, tujuannya adalah agar siswa tidak merasa bosan belajar PKn dan agar lebih semangat serta antusias dalam belajar. Jadi, pada siklus II ini proses pembelajaran diawali dengan pre test selama 30 menit, tujuannya adalah untuk mengukur seberapa jauh siswa telah memiliki kemampuan mengenai hal-hal yang akan dipelajari. Guru menyampaikan materi yang akan disajikan, guru membagi kelas menjadi kelompok-kelompok kecil yang disesuaikan dengn jumlah konsep yang akan dipelajari. Setelah kelompok terbentuk guru kemudian menyiapkan kertas yang
sudah berisi tugas untuk masing-masing kelompok yang harus
50
dikerjakan bersama dengan anggota kelompok sesuai dengan tugas kelompok masing-masing, masing-masing anggota kelompok mendapat bagian untuk menjawab tugas dari guru tersebut, kemudian memberikan kesempatan kepada tiap kelompok untuk memikirkan jawaban atas tugas yang diberikan. Setelah semuanya selesai menjawab masing-masing kelompok mempresentasekan hasil kelompoknya didepan kelas bersama dengan anggota kelompoknya, dan masingmasing anggota kelompok bertanggungjawab atas tugas yang diberikan bila ada pertanyaan dari kelompok lain, bila mengalami kesulitan akan dibantu dengan teman kelompoknya. Setelah semua kelompok mempresentasekanhasilnya, guru bersama siswa menyimpulkan hasil pembelajaran, hal seperti ini dilakukan sebanyak dua kali pertemuan hingga diakhiri dengan post test (tes akhir). Pada tahap observasi guru mata pelajaran mengobservasi proses pembelajaran model CTL (Contextual Teaching Leearning) sekaligus mengamati aktifitas siswa dan aktifitas guru selaku pengajar dengan melakukan dokumentasi berupa poto-poto dan catatan lapangan serta menilai hasil belajar siswa dilakukan pre test dan post test. Hal ini dilakukan sesuai dengan fungsi observasi yaitu mendokumentasikan pengaruh tindakan terkait. Pada
tahap analisis dan refleksi dimana peneliti bersama guru mata
pelajaran yang bertugas sebagai kolaborator dan observer menganalisis sekaligus mengevaluasi proses pembelajaran pada siklus II, apakah tindakan yang telah direncanakan diawal. Kemudian hasil penelitian siklus II dibandingkan dengan indicator keberhasilan. Tahap refleksi ini dengan tujuan untuk memperbaiki dan menyempurnakan tindakan yang akan diberikan pada siklus berikutnya. Melaluui refleksi berbagai kendala yang muncul dikelas pada saat pemberian tindakan didiskusikan untuk dicari solusi yang dapat memperbaiki mutu pembelajaran PKn. Pada siklus I dari hasil refleksi ditemukan beberap macam kendala yang muncul pada saat pembelajaran diantaranya (a) masih ada siswa kurang perhatian, (b) guru kurang membangkitkan motivasi siswa dalam belajar, (c) penguasaan konsep siswa mengenai materi pembelajaran masih rendah, (d) belum optimalnya tampil mengerjakan soal latihan.
51
Pada siklus II ini kegiatan belajar mengajar meningkat dan semangat siswapun bertambah, ditunjukan dengan aktifnya mereka bertanya dan memberikan jawaban, dan masing-masing anggota kelompok bertanggungjawab atas tugas yang telah diberikan, kepercayaan pada diri merekapun meningkat.
C. PEMERIKSAAN KEABSAHAN DATA Instrumen yang digunakan untuk menguji hasil belajar PKn pada masingmasing siklus, yaitu siklus I berjumlah 10 soal yang berasal dari 25 soal, dan siklus II berjumlah 15 soal yang berasal dari 25 soal, yang diujikan terlebih dahulu melalui validitas, reliabilitas dan tingkat kesukaran. Proses pengambilan data hasil belajar PKn pada masing-masing instrument melalui pre test dan post test yang diambil setelah dua kali pertemuan dalam setiap siklus. Peneliti menguji cobakan soal yang telah dibuat pada kelas yang telah mempelajari materi yang akan diajarkan oleh peneliti pada saat penelitian, yaitu dengan menggunakan rumus validitas “Point Biserial”, dan didapatkan 20 soal valid dan yang 5 soal tidak valid. Kedua instrumen tersebut juga diujikan reliabilitasnya berdasarkan rumus Kuder-Richardson (K-R 20). Reliabilitas soal pada siklus I adalah 0,82 (kriteria tinggi), sedangkan soal pada siklus II reliabilitasnya 0,75 (kriteria tinggi). Reliabilitas pada siklus I dan II menunjukkan pada satu pengertian bahwa instrument dapat diprcaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrument yang sudah dapat dipercaya dapat menghasilkan data yang dipercaya juga. Apabila datanya memang benar sesuai dengan kenyataan, maka berapa kalipun diambil akan tetap sama.
D. ANALISIS DATA 1. Hasil Belajar Siswa Pembelajaran PKn dengan model CTL (Contextual Teaching Learning) pada materi organisasi bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar PKn siswa. Data hasil belajar (pre test dan post test) pada siklus I dan siklus II dapat dilihat pada table berikut:
52
Tabel 4.4 Hasil Belajar Siklus I No
Nama
Pre test
Post test
N-Gain
Kategori
1.
A
60
85
0,625
Sedang
2.
B
50
80
0,6
Sedang
3.
C
45
70
0,45
Sedang
4.
D
55
65
0,22
Rendah
5.
E
65
85
0,57
Sedang
6.
F
45
85
0,72
Tinggi
7.
G
55
90
0,78
Tinggi
8.
H
55
85
0,67
Sedang
9.
I
60
90
0,75
Tinggi
10.
J
65
85
0,57
Sedang
11.
K
50
65
0,3
Rendah
12.
L
50
80
0,6
Sedang
13.
M
60
80
0,5
Sedang
14.
N
55
70
0,33
Sedang
15.
O
65
90
0,71
Tinggi
16.
P
65
80
0,43
Sedang
53
17.
Q
45
75
0,54
Sedang
18.
R
60
90
0,75
Tinggi
19.
S
50
75
0,5
Sedang
20.
T
55
75
0,44
Sedang
21.
U
50
85
0,7
Tinggi
22.
V
60
85
0,62
Sedang
23.
W
35
60
0,38
Sedang
24.
X
55
85
0,67
Sedang
25.
Y
60
65
0,12
Rendah
26.
Z
60
80
0,62
Sedang
27.
AA
55
60
0,11
Rendah
28.
BB
50
85
0,7
Tinggi
29.
CC
45
70
0,45
Sedang
30.
DD
55
80
0,56
Sedang
Jumlah
16,35
2360
16,02993
Rata-rata
54,5
78,67
0,53
Rendah
16,67
54
Tinggi
23,33
Sedang
60
Hasil belajar pada siklus I masih harus ditingkatkan karena masih banyak nilai siswa yang berada dibawah rata-rata, 4 siswa N-Gainnya tergolong rendah dengan presentase 16,67% , 18 siswa N-Gainnya tergolong sedang dengan presentase 60% dan 7 siswa N-Gainnya tergolong tinggi dengan presentase 23,33. Selain itu dapat dijelaskan mengenai rata-rata nilai pre test yaitu 54,50 dan ratarata nilai post test 78,67. Proses pembelajaran model CTL (Contextual Teaching Learning) dilanjutkan ke siklus II dengan tujuan meningkatkan hasil belajar PKn siswa karena masih banyak siswa yang mendapatkan nilai rendah. Tabel 4.5 Hasil Belajar Siklus II No
Nama
Siklus II Pre test
Post test
N-Gain
Kategori
1.
A
55
85
0,67
Sedang
2.
B
65
95
0,86
Tinggi
3.
C
60
85
0,62
Sedang
4.
D
45
80
0,63
Sedang
5.
E
50
85
0,70
Tinggi
6.
F
45
85
0,78
Tinggi
7.
G
65
90
0,71
Tinggi
8.
H
70
95
0,83
Tinggi
9.
I
55
90
0,78
Tinggi
10.
J
65
90
0,71
Tinggi
11.
K
55
85
0,67
Sedang
12.
L
50
85
0,7
Tinggi
13.
M
50
85
0,7
Tinggi
14.
N
60
80
0,5
Sedang
15.
O
65
80
0,49
Sedang
16.
P
55
80
0,56
Sedang
55
17.
Q
60
80
0,5
Sedang
18.
R
50
85
0,7
Tinggi
19.
S
50
80
0,6
Sedang
20.
T
65
90
0,71
Tinggi
21.
U
55
95
0,89
Tinggi
22.
V
65
90
0,71
Tinggi
23.
W
70
95
0,83
Tinggi
24.
X
40
80
0,67
Sedang
25.
Y
65
90
0,71
Tinggi
26.
Z
55
80
0,56
Sedang
27.
AA
55
85
0,67
Sedang
28.
BB
60
90
0,75
Tinggi
29.
CC
75
95
0,80
Tinggi
30.
DD
55
65
0,22
Rendah
Jumlah
1730
2575
20,13
Rata-rata
57,67
85,83
0,67
Rendah
3,33
Sedang
43,33
Tinggi
53,33
Hasil belajar PKn siswa siklus II mengalami peningkatan dari siklus I, hal ini dapat dibuktikan dengan berkurangnya siswa yang mendapatkan nilai dibawah rata-rata yaitu 1 siswa N-Gainnya rendah dengan presentase 3,33%, 13 siswa N-Gainnya sedang dengan presentase 43,33% dan 16 siswa N-Gainnya tinggi dengan presentase 53,33%. Rata-rata nilai pre test 57,67 dan nilai post test 85,83. Tabel 4.6 Rekapitulasi dan Perbandingan Hasil Belajar Siklus I dan Siklus II No
Nama
Pre
Post
N-
test
test
Gain
Kategori
Pre
Post
N-
test
test
Gain
kategori
1
A
60
85
0,62
Sedang
55
85
0,67
Sedang
2
B
50
80
0,6
Sedang
65
95
0,86
Tinggi
3
C
45
70
0,45
Sedang
60
85
0,62
Sedang
4
D
55
65
0,22
Rendah
45
80
0,63
Sedang
5
E
65
85
0,57
Sedang
50
85
0,7
Tinggi
56
6
F
45
85
0,73
Tinggi
45
85
0,78
Tinggi
7
G
55
90
0,78
Tinggi
65
90
0,71
Tinggi
8
H
55
85
0,67
Sedang
70
95
0,83
Tinggi
9
I
60
90
0,75
Tinggi
55
90
0,78
Tinggi
10
J
65
85
0,57
Sedang
65
90
0,71
Tinggi
11
K
50
65
0,3
Rendah
55
85
0,67
Sedang
12
L
50
80
0,6
Sedang
50
85
0,7
Tinggi
13
M
60
80
0,5
Sedang
50
85
0,7
Tinggi
14
N
55
70
0,33
Sedang
60
80
0,5
Sedang
15
O
65
90
0,71
Tinggi
65
80
0,43
Sedang
16
P
65
80
0,43
Sedang
55
80
0,56
Sedang
17
Q
45
75
0,54
Sedang
60
80
0,5
Sedang
18
R
60
90
0,75
Tinggi
50
85
0,7
Tinggi
19
S
50
75
0,5
Sedang
50
80
0,6
Sedang
20
T
55
75
0,44
Sedang
65
90
0,71
Tinggi
21
U
50
85
0,7
Tinggi
55
95
0,89
Tinggi
22
V
60
85
0,62
Sedang
65
90
0,71
Tinggi
23
W
35
60
0,38
Sedang
70
95
0,83
Tinggi
24
X
55
85
0,67
Sedang
40
80
0,67
Sedang
25
Y
60
65
0,12
Rendah
65
90
0,71
Tinggi
26
Z
60
80
0,62
Sedang
55
80
0,56
Sedang
27
AA
55
60
0,11
Rendah
55
85
0,56
Sedang
28
BB
50
85
0,7
Tinggi
60
90
0,75
Tinggi
29
CC
45
70
0,45
Sedang
75
95
0,8
Tinggi
30
DD
55
80
0,56
Sedang
55
65
0,22
Rendah
Jumlah
1635
2360
16,03
1730
2575
20,13
Rata-rata
54,5
78,67
0,53
57,67
85,83
0,67
Rendah
16,67
3,33
Tinggi
23,33
53,33
Sedang
60
43,33
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa proses pembelajaran pada siklus II mengalami peningkatan. Hal ini dapat dibuktikan dengan adanya perbandingan peningkatan yaitu berkurangnya siswa yang N-Gainnya rendah
57
yaitu pada siklus I dari 4 siswa dengan presentase 16,67% sedangkan pada siklus II menjadi 1 siswa dengan presentase 3,33%, meningkatnya siswa yang NGainnya sedang yaitu pada siklus I dari 18 siswa dengan presentase 60% sedangkan pada siklus II menjadi 13 siswa dengan presentase 43,33%. Meningkatnya siswa yang N-Gainnya tinggi yaitu pada siklus I dari 7 siswa dengan presentase 53,33%. Selain itu terdapat peningkatan rata-rata pre test siklus II 57,67 ,dan rata-rata post test siklus I 78,67 sedangkan rata-rata post test siklus II 85,83. Sedangkan peningkatan rata-rata
N-Gain siklus I yaitu 0,53 meningkat
pada siklus II menjadi 0,67.
2. Hasil Wawancara Dengan Siswa Setelah Tindakan Wawancara dilakukan pada hari Rabu 15 Mei 2013 tepatnya akhir penelitian yaitu pada siklus II. Setelah diberikan tindakan pembelajaran dengan model CTL (Contextual Teaching Learning) siswa terlebih dahulu dikelompokan menjadi criteria rendah, sedang dan tinggi berdasarkan tes hasil belajar disetiap akhir siklus. Hasil wawancara dari Ningsi salah satu siswa yang memperoleh hasil belajar tinggi disimpulkan bahwa dalam pembelajaran menggunakan model CTL (Contextual Teaching Learning) membuatnya senang dan dan lebih menarik dalam mempelajari PKn, sehingga membuatnya lebih bersemangat dalam mempelajari PKn dan lebih mempermudah dalam menyelesaikan tugas atau soal-soal yang diberikan oleh guru. Sementara tanggapan dari Dodi salah satu siswa dari kelompok yang memiliki hasil belajar sedang mengatakan bahwa penggunaan model CTL (Contextual Teaching Learning) dalam pembelajaran PKn membuatnya cukup mengerti akan materi yang disampaikan dan membuatnya lebih aktif sehingga hasil belajarnyapun lebih baik dari sebelumnya. Sementara itu tanggapan dari Rian yang berasal dari kelompok siswa yang memiliki hasil belajar rendah sebelumnya, setelah melakukan pembelajaran menggunakan model CTL (Contextual Teaching Learning) merasa senang dan
58
tidak membuatnya jenuh seperti sebelumnya, dalam mengerjakan soal-soalpun lebih bersemangat dan hasil belajarnyapun lebih meningkat. Berdasarkan hasil wawancara tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan model CTL (Contextual Teaching Learning) lebih memudahkan siswa dalam memahami konsep-konsep dalam PKn dengan begitu siswa tidak merasa bosan selama proses pembelajaran berlangsung, bahkan siswa merasa senang selama proses pembelajaran. Siswa menjadi lebih aktif dan percaya diri dalam mengungkapkan jawaban-jawaban yang telah didiskusikan dalam kelompoknya. Hasil belajar PKn siswapun mengalami peningkatan dari siklus I ke siklus II. Hal ini menunjukan bahwa penelitian yang dilakukan oleh peneliti yaitu PTK telah berhasil karena implikasinya positif terhadap proses pembelajaran PKn dan hasil belajar PKn serta minat dan motivasi belajar PKn siswa. 3. Hasil Observasi Aktifitas Siswa, Aktifitas Guru dan Proses Pembelajaran a. SIKLUS I Tabel 4.7 Aktifitas Siswa Siklus I No
Aspek yang di
Ket
Nilai
Jml
observasi Ada 1
Melaksanakan
Tdk
SB
B
C
K
√
√
√
√
√
√
tes awal 2
Mempelajari materi telah
yang diajarkan
sebelumnya 3
Mendengarkan penjelasan materi
yang
disampaikan oleh guru
SK
59
4
Melakukan
√
√
diskusi kelompok 5
Memprentasekan
√
√
√
√
jawabannya 6
Aktif mengungkapkan dan
mencari
jawabannya 7
Aktif bertanya
√
√
8
Aktif
√
√
√
√
mengoreksi jawaban 9
Memecahkan soal yang harus dipecahkan bersama
10
Melaksanakan
√
√
tes akhir (post test)
Berdasarkan table diatas dapat diketahui bahwa aktifitas siswa pada proses pembelajaran PKn masih perlu ditingkatkan karena masih sebagian siswa yang kurang antusias dalam mengikuti proses pembelajaran PKn. Siswa masih asik dengan dunianya sendiri, misalnya mengobrol, mendengarkan musik bahkan ada yang tidur. Tabel 4.8 Aktifitas Guru Siklus I No
Aspek yang di observasi
Ket Ada
1
Mengkondisikan situasi pembelajaran dan kesiapan siswa untuk
mengikuti
proses pembelajaran
Tdk √
Nilai SB
B
Jml
C
K √
SK
60
√
2
Apersepsi
3
Membangkitkan
√ √
√
√
√
√
√
√
√
minat atau rasa ingin tahu siswa (motivasi) 4
Menyampaikan tujuan dan indikator yang ingin dicapai
5
Penggunaan atau
media alat
pembelajaran sesuai
yang dengan
indikator bahan ajar 6
Penjelasan pembelajaran
model CTL
(Contextual Teaching Learning) 7
Pemusatan perhatian terhadap
√
√
√
√
√
√
proses
pembelajaran 8
Teknik menjelaskan materi
9
Pengelolaan kegiatan pembelajaran dengan model pembelajaran CTL
(Contextual
Teaching Learning) 10
Bimbingan
kepada
√
√
kelompok 11
√
Pemberian kesempatan
√
siswa
untuk berpikir 12
√
Pemberian kesempatan
kepada
siswa untuk bertanya dan mengungkapkan jawabannya
√
61
13
Antusias
siswa
terhadap
jawaban
√
√
yang diberikan 14
√
Mengamati kesulitan
√
dan kemajuan belajar siswa 15
√
Keterampilan
√
menerangkan kembali
atau
menyimpulkan materi
yang
disampaikan 16
√
Keterampilan
√
memberikan kegiatan tindak lanjut setelah menyampaikan materi 17
√
Kemampuan
√
memberikan evaluasi pembelajaran sesuai indikator
yang dengan
yang di
inginkan
Hasil observasi aktivitas guru dalam proses pembelajaran PKn pada siklus I masih rendah. Hal ini terjadi karena guru kurang membangkitkan motivasi dan antusiasisme dalam belajar, kurang memperhatikan kesulitan belajar siswa, serta media pembelajaran yang kurang efektif. Dalam hal ini guru masih melakukan adaptasi dengan siswa dan keadaan kelas. Guru bellum terbiasa mencipatakan suasana pembelajaran yang mengarah pada model CTL (Contextual Teaching Learning), sehingga harus beradaptasi dengan siswa dan suasana kelas, guru kurang membangkitkan motivasi belajar siswa, guru kurang memusatkan perhatian belajar siswa, guru kurang memberikan bimbingan kepada kelompok, sehingga siswa masih kebingungan dalam memecahkan soal dan diskusi mengenai materi yang dipelajarinya.
62
Tabel 4.9 Aktifitas Pembelajaran Siklus I No
Aspek yang di
Ket
Nilai
Jml
observasi Ada 1
Guru menyampaikan materi
yang
Tdk
SB
B
C
√
K √
akan
disajikan 2
Guru membagi kelas menjadi
√
√
kelompok-
kelompok
kecil
sesuai dengan materi yang akan dipelajari 3
Stelah
kelompok
terbentu,
√
√
√
√
guru
memerintahkan siswa untuk berbaris sesuai
dengan
kelompoknya
dan
menepelkan pertanyaan di papan tulis,
yang
haarus
dijawab oleh siswa 4
Guru memerintahkan setiap
anggota
kelompok
mencari
jawaban pada meja yang sudah disiapkan jawabannya, kemudian menempelkannya dipapan
tulis,
masing-masing anggota
kelompok
mendapat giliran
SK
63
5
Melaksanakan
soal
√
√
nomo empat sampai semua
anggota
kelompok memberikan jawaban 6
√
Berdasarkan
√
jawaban-jawaban siswa
guru
mengembangkan jawaban siswa
sehingga menemukan
jawaban utuh dari soal yang diajukan oleh guru 7
Pemusatan perhatian siswa
√
√
√
√
terhadap
proses pembelajaran 8
Setelah mendapat
semuanya giliran,
guru bersama siswa menyimpulkan hasil belajar
Aktifitas pembelajaran dengan menggunakan model CTL (Contextual Teaching Learning) masih memerlikan peningkatan karena belum sepenuhnya tergolong bagus, karena masih banyak yang belum mengerti penerapannya sehingga penerapannya belum optimal dan belum terarah dan tersruktur. Barisnya siswa pada tiap kelompok dan anggota kelompok mencari jawaban yang telah disediakan masih membuat siswa merasa bingung dan kesulitan karena mereka harus berpikir secara cepat dengan kelompok lain.
64
b. SIKLUS II Tabel 4.10 Aktifitas Siswa Siklus II No
Aspek yang di observasi
Ket Ada
1
Melaksanakan tes
Nilai
Tdk
SB
√
√
√
√
√
√
√
√
B
awal 2
Mempelajari materi yang telah diajarkan sebelumnya
3
Mendengarkan penjelasan materi yang disampaikan oleh guru
4
Melakukan diskusi kelompok
5
Memprentasekan
√
√
√
√
√
jawabannya 6
Aktif mengungkapkan dan
mencari
jawabannya 7
Aktif bertanya
√
8
Aktif mengoreksi
√
√
jawaban 9
Memecahkan
√
√
soal yang harus dipecahkan bersama 10
Melaksanakan tes akhir (post test)
√
√
C
Jml K
SK
65
Berdasarkan hasil pengamatan dapat disimpulkan bahwa aktifitas siswa dalam pembelajaran sudah meningkat karena semua siswa sudah mendapat giliran untuk mengungkapkan jawabannya maupun kesulitan belajar. Meningkatnya NGain siklus I yaitu 0,53 meningkat pada siklus II menjadi 0,67. Hasil belajar siswa mengalami peningkatan dari siklus I. Hal ini dapat dibuktikan dengan berkurangnya siswa yang mendapatkan nilai dibawah rata-rata yaitu 1 siswa dengan nilai N-Gainnya rendah dengan presentase 3,33%, siswa dengan NGainnya sedang dengan presentase 43,33%, dan siswa dengan N-gainnya tinggi dengan presentase 53,33%, rata-rata nilai pre test 57,67 dan nilai rata-rata post test 85,83. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa proses pembelajaran pada siklus II mengalami peningkatan. Tabel 4.11 Aktifitas Guru Siklus II No
Aspek yang di
Ket
Nilai
Jml
observasi Ada 1
Mengkondisikan
Tdk
SB
B
√
√
√
situasi pembelajaran dan kesiapan siswa untuk
mengikuti
proses pembelajaran 2
Apersepsi
√
3
Membangkitkan
√
√
minat atau rasa ingin tahu siswa (motivasi) 4
√
Menyampaikan
√
tujuan dan indikator yang ingin dicapai 5
Penggunaan atau pembelajaran sesuai
media alat yang dengan
indikator bahan ajar
√
√
C
K √
SK
66
6
Penjelasan
model
pembelajaran
√
√
√
√
CTL
(Contextual Teaching Learning) 7
Pemusatan perhatian terhadap
proses
pembelajaran 8
Teknik menjelaskan
√
√
materi 9
Pengelolaan kegiatan
√
√
pembelajaran dengan model pembelajaran CTL
(Contextual
Teaching Learning) 10
Bimbingan
kepada
√
√
√
√
√
√
kelompok 11
Pemberian kesempatan
siswa
untuk berpikir 12
Pemberian kesempatan
kepada
siswa untuk bertanya dan mengungkapkan jawabannya 13
Antusias
siswa
terhadap
jawaban
√
√
√
√
√
√
yang diberikan 14
Mengamati kesulitan dan kemajuan belajar siswa
15
Keterampilan menerangkan kembali
atau
menyimpulkan materi disampaikan
yang
67
16
√
Keterampilan
√
memberikan kegiatan tindak lanjut setelah menyampaikan materi 17
√
Kemampuan
√
memberikan evaluasi pembelajaran sesuai
yang dengan
indikator
yang di
inginkan
Hasil observasi guru semakin meningkat dan mampu mempertahankan serta lebih meningkatkan suasana yang hidup dan menggembirakan karena guru sudah dapat menyesuaikan diri dengan siswa dan lingkungan keadaan kelas. Tabel 4.12 Aktifitas Pembelajaran Siklus II No
Aspek yang di
Ket
Nilai
Jml
observasi Ada 1
Guru menyampaikan materi
yang
√
Tdk
SB
B
√
akan
disajikan 2
Guru membagi kelas menjadi
√
√
√
√
kelompok-
kelompok
kecil
sesuai dengan materi yang akan dipelajari 3
Stelah
kelompok
terbentu,
guru
memerintahkan siswa untuk berbaris sesuai kelompoknya menepelkan
dengan dan
C
K
SK
68
pertanyaan di papan tulis,
yang
haarus
dijawab oleh siswa 4
Guru memerintahkan setiap
anggota
kelompok
mencari
√
√
√
√
jawaban pada meja yang sudah disiapkan jawabannya, kemudian menempelkannya dipapan
tulis,
masing-masing anggota
kelompok
mendapat giliran 5
Melaksanakan
soal
nomo empat sampai semua
anggota
kelompok memberikan jawaban 6
√
Berdasarkan
√
jawaban-jawaban siswa
guru
mengembangkan jawaban siswa
sehingga menemukan
jawaban utuh dari soal yang diajukan oleh guru 7
Pemusatan perhatian siswa
√
√
terhadap
proses pembelajaran 8
Setelah mendapat
semuanya giliran,
guru bersama siswa menyimpulkan hasil belajar
√
√
69
Aktifitas pembelajaran dengan menggunakan model CTL (Contextual Teaching Learning) sudah mengalami peningkatan karena semua siswa sepenuhnya sudah mengerti penerapannya sehingga dianggap sudah optimal dan terarah serta terstruktur. Barisnya siswa pada tiap kelompok dan anggota kelompok mencarin jawaban yang telah disediakan sudah teratur dan tidak membuat siswa merasa bingung dan kesulitan karena mereka harus berpikir secara cepat dengan kelompok lain. Dan selain itu setiap siswa telah mempersiapkan diri sebelumya dengan belajar di rumah karena pada saat di kelas dituntut dan diwajibkan untuk lebih aktif dalam berbicara maupun maju kedepan kelas dalam mengutarakan jawabannya. c. Interpretasi Hasil Belajar Hasil penelitian diuraikan dalam beberapa tahapan yang berupa siklus pembelajaran yang dilakukan dalam proses pembelajaran di kelas. Dalam penelitian ini dilakukan dalam dua siklus. Berikut ini akan dijelaskan secara terperinci 1. Siklus I Siklus I terdiri dari empat tahapan, yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Penjelasannya adalah sebagai berikut: a. Perencanaan 1) Peneliti dan kolaborator (guru mata pelajaran) membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). 2) Membuat hand out mengenai Organisasi 3) Menyiapkan instrument (tes hasil belajar, catatan lapangan, dan lembar wawancara) 4) Melakukan uji coba instrument b. Pelaksanaan Pada siklus I pelaksanaan pembelajaran dilaksanakan sebanyak dua kali pertemuan namun hal ini belum sesuai dengan rencana, hal ini disebabkan oleh faktor-faktor di bawah ini:
70
1) Siswa dan guru masih memerlukan adaptasi 2) Siswa masih belum mengetahui dan paham tentang model CTL (Contextual Teaching Learning) sehingga siswa masih bingung dan kurang aktif. 3) Keadaan kelas yang gaduh 4) Beberapa siswa rebut dan mengobrol Masalah tersebut harus segera diatasi oleh peneliti yang bertindak sebagai guru, karena tujuan dari penerapan model pembelajaran CTL (Contextual Teaching Learning) adalah untuk meningkatkan minat dan hasil belajar siswa. Maka dari itu, peneliti melakukan berbagai upaya untuk mengatasi masalah di atas yaitu dengan: 1) Memberikan penjelasan kembali mengenai model CTL (Contextual Teaching Learning) sampai siswa mengerti dan memahaminya. 2) Menjelaskan langkah-langkah pembelajaran dengan menggunakan model CTL (Contextual Teaching Learning). Pada pertemuan kedua siswa terbiasa dengan menggunakan model CTL (Contextual Teaching Learning). Hal ini terlihat dengan meningkatnya aktifitas siswa
dalam
proses
pembelajaran.
Ketika
proses
penyampaian
materi
berlangsung, siswa dengan mudah dapat memahami organisasi. c. Observasi Tabel Aktifitas Siswa Siklus I No
Aspek yang di
Ket
Nilai
Jml
observasi Ada 1
Melaksanakan
Tdk
SB
B
C
K
√
√
√
√
√
√
tes awal 2
Mempelajari materi telah
yang diajarkan
sebelumnya 3
Mendengarkan penjelasan
SK
71
materi
yang
disampaikan oleh guru 4
Melakukan
√
√
diskusi kelompok 5
Memprentasekan
√
√
√
√
jawabannya 6
Aktif mengungkapkan dan
mencari
jawabannya 7
Aktif bertanya
√
√
8
Aktif
√
√
√
√
mengoreksi jawaban 9
Memecahkan soal yang harus dipecahkan bersama
10
Melaksanakan
√
√
tes akhir (post test)
Berdasarkan table diatas dapat diketahui bahwa aktifitas siswa pada proses pembelajaran PKn masih perlu ditingkatkan karena masih sebagian siswa yang kurang antusias dalam mengikuti proses pembelajaran PKn. Siswa masih asik dengan dunianya sendiri, misalnya mengobrol, mendengarkan musik bahkan ada yang tidur.
72
Tabel Aktifitas Guru Siklus I No
Aspek yang di
Ket
Nilai
Jml
observasi Ada 1
Tdk
SB
B
C
√
Mengkondisikan
K
SK
√
situasi pembelajaran dan kesiapan siswa untuk
mengikuti
proses pembelajaran √
2
Apersepsi
3
Membangkitkan
√ √
√
√
√
√
√
√
√
minat atau rasa ingin tahu siswa (motivasi) 4
Menyampaikan tujuan dan indikator yang ingin dicapai
5
Penggunaan atau
media alat
pembelajaran sesuai
yang dengan
indikator bahan ajar 6
Penjelasan pembelajaran
model CTL
(Contextual Teaching Learning) 7
Pemusatan perhatian terhadap
√
√
√
√
√
√
proses
pembelajaran 8
Teknik menjelaskan materi
9
Pengelolaan kegiatan pembelajaran dengan model pembelajaran CTL
(Contextual
Teaching Learning)
73
10
Bimbingan
kepada
√
√
kelompok 11
√
Pemberian kesempatan
√
siswa
untuk berpikir 12
√
Pemberian kesempatan
√
kepada
siswa untuk bertanya dan mengungkapkan jawabannya 13
Antusias
siswa
terhadap
jawaban
√
√
yang diberikan 14
√
Mengamati kesulitan
√
dan kemajuan belajar siswa 15
√
Keterampilan
√
menerangkan kembali
atau
menyimpulkan materi
yang
disampaikan 16
√
Keterampilan
√
memberikan kegiatan tindak lanjut setelah menyampaikan materi 17
√
Kemampuan memberikan evaluasi pembelajaran sesuai indikator inginkan
yang dengan
yang di
√
74
Hasil observasi aktivitas guru dalam proses pembelajaran PKn pada siklus I masih rendah. Hal ini terjadi karena guru kurang membangkitkan motivasi dan antusiasisme dalam belajar, kurang memperhatikan kesulitan belajar siswa, serta media pembelajaran yang kurang efektif. Dalam hal ini guru masih melakukan adaptasi dengan siswa dan keadaan kelas. Guru bellum terbiasa mencipatakan suasana pembelajaran yang mengarah pada model CTL (Contextual Teaching Learning), sehingga harus beradaptasi dengan siswa dan suasana kelas, guru kurang membangkitkan motivasi belajar siswa, guru kurang memusatkan perhatian belajar siswa, guru kurang memberikan bimbingan kepada kelompok, sehingga siswa masih kebingungan dalam memecahkan soal dan diskusi mengenai materi yang dipelajarinya. Tabel Aktifitas Pembelajaran Siklus I No
Aspek yang di
Ket
Nilai
Jml
observasi Ada 1
Guru menyampaikan materi
yang
Tdk
SB
B
C
√
K √
akan
disajikan 2
Guru membagi kelas menjadi
√
√
kelompok-
kelompok
kecil
sesuai dengan materi yang akan dipelajari 3
Stelah
kelompok
terbentu,
guru
memerintahkan siswa untuk berbaris sesuai
dengan
kelompoknya
dan
menepelkan pertanyaan di papan tulis,
yang
haarus
dijawab oleh siswa
√
√
SK
75
4
Guru memerintahkan setiap
anggota
kelompok
mencari
√
√
√
√
jawaban pada meja yang sudah disiapkan jawabannya, kemudian menempelkannya dipapan
tulis,
masing-masing anggota
kelompok
mendapat giliran 5
Melaksanakan
soal
nomo empat sampai semua
anggota
kelompok memberikan jawaban 6
√
Berdasarkan
√
jawaban-jawaban siswa
guru
mengembangkan jawaban siswa
sehingga menemukan
jawaban utuh dari soal yang diajukan oleh guru 7
Pemusatan perhatian siswa
√
√
√
√
terhadap
proses pembelajaran 8
Setelah mendapat
semuanya giliran,
guru bersama siswa menyimpulkan hasil belajar
76
Aktifitas pembelajaran dengan menggunakan model CTL (Contextual Teaching Learning) masih memerlikan peningkatan karena belum sepenuhnya tergolong bagus, karena masih banyak yang belum mengerti penerapannya sehingga penerapannya belum optimal dan belum terarah dan tersruktur. Barisnya siswa pada tiap kelompok dan anggota kelompok mencari jawaban yang telah disediakan masih membuat siswa merasa bingung dan kesulitan karena mereka harus berpikir secara cepat dengan kelompok lain. Setelah diamati dari semua data-data di atas pada siklus I ini masih banyak kekurangan yang harus perlu diperbaiki pada saat memberi tindakan disiklus II. Adapun kegagalan pada siklus I berdasarkan lembar observasi adalah: 1) Guru belum terbiasa menciptakan suasana pembelajaran yang mengarah pada model pembelajaran CTL (Contextual Teaching Learning). 2) Guru kurang membangkitkan motivasi siswa dalam belajar. 3) Guru kurang memusatkan perhatian belajar siswa. 4) Guru kurang memperhatikan kesulitan belajar siswa. 5) Penguasaan konsep siswa mengenai materi pembelajaran masih rendah. 6) Siswa masih asik dengan dunianya sendiri misalnya menobrol, mengantuk dan mengganggu temannya. Berdasarkan hasil observasi masih banyak yang harus diperbaiki dalam pemberian tindakan. Sehingga untuk memperbaiki siklus I dengan berbagai kelemahan dan mempertahankan keberhasilan yang telah dicapai maka pada siklus II perlu dibuat pengembangan perencanaan pemberian tindakan berdasarkan hasil refleksi siklus I.
2. Siklus II Seperti pada siklus I ini terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. a. Perencanaan Berdasarkan hasil refleksi pada siklus I, maka perencanaan pada siklus II ini lebih dikembangkan agar indikator keberhasilannya tercapai. Dengan demikian perencanaannya adalah sebagai berikut:
77
1) Membuat Renacana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). 2) Meningkatkan aktifitas pembelajaran model CTL (Contextual Teaching Learning). 3) Memberikan motivasi kepada siswa baik secara individu maupun kelompok agar lebih aktif dan antusias dalam mengikuti pembelajaran. 4) Untuk
meningkatkan
pemusatan
perhatian
siswa
pada
saat
proses
pembelajaran pada siklus II, setelah melakukan pre test tidak langsung menjelaskan materi namun dilakukan tanya jawab dan pengingatan kembali. 5) Memberikan bimbingan lebih intensif pada setiap kelompok dengan tujuan agar seluruh siswa lebih mudah memahami materi pembelajaran. 6) Membuat media pembelajaran lebih menarik seperti akrtu nomor atau angka. 7) Mengamati kesulitan belajar siswa agar lebih memahami materi pembelajaran sehingga pemahaman konsep siswapun akan meningkat dan hasil belajarpun akan meningkat pula. b. Pelaksanaan 1) Suasana pembelajaran sudah efektif, hal ini dibuktikan dengan antusiasme siswa yang aktif, berani bertanya dan mengungkapkan kesulitan belajar dan lebih mudah memahami materi pembelajaran. 2) Setiap
anggota
kelompok
menjadi
lebih
percaya
diri
dalam
mengungkapkan jawaban yang telah didiskusikan dalam kelompoknya. 3) Siswa
merasa
termotivasi
belajar
dengan
menggunakan
model
pembelajaran CTL (Contextual Teaching Learning). 4) Siswa yang berprestasi rendah merasa terbantu oleh teman kelompoknya karena saling memberikan pemahaman agar semua anggota kelompok dapat menjawab pertanyaan yang telah diberikan.
78
c. Observasi Tabel Aktifitas Siswa Siklus II No
Aspek yang di observasi
Ket Ada
1
Melaksanakan tes
Nilai
Tdk
SB
√
√
√
√
√
√
√
√
B
awal 2
Mempelajari materi yang telah diajarkan sebelumnya
3
Mendengarkan penjelasan materi yang disampaikan oleh guru
4
Melakukan diskusi kelompok
5
Memprentasekan
√
√
√
√
√
jawabannya 6
Aktif mengungkapkan dan
mencari
jawabannya 7
Aktif bertanya
√
8
Aktif mengoreksi
√
√
jawaban 9
Memecahkan soal yang
√
√
harus
dipecahkan bersama 10
Melaksanakan tes akhir (post test)
√
√
C
Jml K
SK
79
Berdasarkan hasil pengamatan dapat disimpulkan bahwa aktifitas siswa dalam pembelajaran sudah meningkat karena semua siswa sudah mendapat giliran untuk mengungkapkan jawabannya maupun kesulitan belajar. Meningkatnya NGain siklus I yaitu 0,53 meningkat pada siklus II menjadi 0,67. Hasil belajar siswa mengalami peningkatan dari siklus I. Hal ini dapat dibuktikan dengan berkurangnya siswa yang mendapatkan nilai dibawah rata-rata yaitu 1 siswa dengan nilai N-Gainnya rendah dengan presentase 3,33%, siswa dengan NGainnya sedang dengan presentase 43,33%, dan siswa dengan N-gainnya tinggi dengan presentase 53,33%, rata-rata nilai pre test 57,67 dan nilai rata-rata post test 85,83. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa proses pembelajaran pada siklus II mengalami peningkatan. Tabel Aktifitas Guru Siklus II No
Aspek yang di
Ket
Nilai
Jml
observasi Ada 1
Mengkondisikan
Tdk
SB
B
√
√
√
situasi pembelajaran dan kesiapan siswa untuk
mengikuti
proses pembelajaran 2
Apersepsi
√
3
Membangkitkan
√
√
minat atau rasa ingin tahu siswa (motivasi) 4
√
Menyampaikan
√
tujuan dan indikator yang ingin dicapai 5
Penggunaan atau pembelajaran sesuai
media alat yang dengan
indikator bahan ajar
√
√
C
K √
SK
80
6
Penjelasan
model
pembelajaran
√
√
√
√
CTL
(Contextual Teaching Learning) 7
Pemusatan perhatian terhadap
proses
pembelajaran 8
Teknik menjelaskan
√
√
materi 9
Pengelolaan kegiatan
√
√
pembelajaran dengan model pembelajaran CTL
(Contextual
Teaching Learning) 10
Bimbingan
kepada
√
√
√
√
√
√
kelompok 11
Pemberian kesempatan
siswa
untuk berpikir 12
Pemberian kesempatan
kepada
siswa untuk bertanya dan mengungkapkan jawabannya 13
Antusias
siswa
terhadap
jawaban
√
√
√
√
√
√
yang diberikan 14
Mengamati kesulitan dan kemajuan belajar siswa
15
Keterampilan menerangkan kembali
atau
menyimpulkan materi disampaikan
yang
81
16
√
Keterampilan
√
memberikan kegiatan tindak lanjut setelah menyampaikan materi 17
√
Kemampuan
√
memberikan evaluasi pembelajaran sesuai
yang dengan
indikator
yang di
inginkan
Hasil observasi guru semakin meningkat dan mampu mempertahankan serta lebih meningkatkan suasana yang hidup dan menggembirakan karena guru sudah dapat menyesuaikan diri dengan siswa dan lingkungan keadaan kelas. Tabel Aktifitas Pembelajaran Siklus II No
Aspek yang di
Ket
Nilai
Jml
observasi Ada 1
Guru menyampaikan materi
yang
√
Tdk
SB
B
√
akan
disajikan 2
Guru membagi kelas menjadi
√
√
√
√
kelompok-
kelompok
kecil
sesuai dengan materi yang akan dipelajari 3
Stelah
kelompok
terbentu,
guru
memerintahkan siswa untuk berbaris sesuai kelompoknya menepelkan
dengan dan
C
K
SK
82
pertanyaan di papan tulis,
yang
haarus
dijawab oleh siswa 4
Guru memerintahkan setiap
anggota
kelompok
mencari
√
√
√
√
jawaban pada meja yang sudah disiapkan jawabannya, kemudian menempelkannya dipapan
tulis,
masing-masing anggota
kelompok
mendapat giliran 5
Melaksanakan
soal
nomo empat sampai semua
anggota
kelompok memberikan jawaban 6
√
Berdasarkan
√
jawaban-jawaban siswa
guru
mengembangkan jawaban siswa
sehingga menemukan
jawaban utuh dari soal yang diajukan oleh guru 7
Pemusatan perhatian siswa
√
√
terhadap
proses pembelajaran 8
Setelah mendapat
semuanya giliran,
guru bersama siswa menyimpulkan hasil belajar
√
√
83
Aktifitas pembelajaran dengan menggunakan model CTL (Contextual Teaching Learning) sudah mengalami peningkatan karena semua siswa sepenuhnya sudah mengerti penerapannya sehingga dianggap sudah optimal dan terarah serta terstruktur. Barisnya siswa pada tiap kelompok dan anggota kelompok mencarin jawaban yang telah disediakan sudah teratur dan tidak membuat siswa merasa bingung dan kesulitan karena mereka harus berpikir secara cepat dengan kelompok lain. Dan selain itu setiap siswa telah mempersiapkan diri sebelumya dengan belajar di rumah karena pada saat di kelas dituntut dan diwajibkan untuk lebih aktif dalam berbicara maupun maju kedepan kelas dalam mengutarakan jawabannya. Berdasarkan observasi pada saat proses pembelajaran maka dapat disimpulkan keberhasilan yang dicapai pada siklus II adalah sebagai berikut: 1) Aktifitas siswa dalam pembelajaran PKn sudah meningkat karena semua siswa sudah mendapat giliran untuk mengungkapkan jawaban atau kesulitan dalam belajar. 2) Siswa lebih aktif dan antusias, lebih berani dan percaya diri dalam mengungkapkan jawaban. 3) Aktifitas guru semakin meningkat dan mampu mempertahankan serta lebih meningkatkan suasana pembelajaran yang hidup dan menyenangkan. 4) Menungkatnya nilai N-Gain siklus I yaitu 0,53 meningkat pada siklus II menjadi 0,67. 5) Hasil belajar siswa siklus II mengalami peningkatan dari siklus I, hal ini dapat dibuktikan dengan berkurangnya siswa yang mendapatkan nilai dibawah ratarata yaitu 1 siswa dengan nilai N-Gainnya rendah dengan presentase 3,33%, siswa dengan N-Gainnya sedang dengan presentase 43,33%, dan siswa dengan N-gainnya tinggi dengan presentase 53,33%, rata-rata nilai pre test 57,67 dan nilai rata-rata post test 85,83. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa proses pembelajaran pada siklus II mengalami peningkatan. 6) Aktifitas pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran CTL (Contextual Teaching Learning) sudah mengalami peningkatan karena semua
84
siswa sepenuhnya sudah mengerti penerapannya sehingga dianggap sudah optimal dan terarah serta terstruktur. d. Refleksi Berdasarkan hasil refleksi pada siklus II, ditentukan beberapa hal yang perlu diperbaiki guru untuk mengoptimalkan pembelajaran dengan menggunakan model CTL (Contextual Teaching Learning) pada siklus II diantaranya: (a) masih ada siswa kurang perhatian, (b) guru kurang membangkitkan motivasi siswa dalam belajar, (c) penguasaan konsep siswa mwngwnai materi pembelajaran masih rendah, (d) belum optimalnya tampil mengerjakan soal latihan. Setelah siklus II berakhir siswa tidak kaku lagi dengan pendekatan yang digunakan. Rancangan pembelajaran dalam bentuk siswa bekerja dan mengalami sendiri, ternyata membawa dampak positif. Siswa merasa senang belajar dan antusias melakukan kegiatan pembelajaran seperti pengalaman dalam kehidupan sehari-hari membuat siswa lebih mudah memahami konsep baru yang akan diajarkan.
E. PEMBAHASAN HASIL TEMUAN PENELITIAN Berdasarkan hasil pengamatan dan wawancara peneliti dan tes hasil belajar, maka ditemukan berbagai masalah dalam pembelajaran PKn siswa, diantaranya adalah suasana kelas yang gaduh serta cara penyampaian materi yang membosankan membuat minat belajar siswa berkurang dan mereka mengalihkan perhatian kepada hal-hal yang lebih menarik lagi daripada memperhatikan guru yang mengajar di kelas, sebagian siswapun merasa kesulitan dan kebingungan dalam memahami materi dan guru kurang memotivasi dan memusatkan perhatian pada hal-hal tersebut sehingga hal yang demikian semakin mengurangi minat belajar siswa dan berdampak pada hasil belajar siswa yang rendah. Masalah-masalah
tersebut
akan
menghambat
siswa
dalam
mengembangkan potensi yang ada pada diri mereka masing-masing. Dan pada akhirnya hasil belajar yang ingin dicapai masih kurang memuaskan dan jauh dari yang diharapkan.
85
Pada siklus I, mayoritas siswa belum mengetahui dan memahami dalam langkah-langkah pembelajaran model CTL (Contextual Teaching Learning). Sehingga siswa kurang percaya diri dan masih kebingungan karena diskusi kelompok kurang efektif. Hal ini dapat dilihat dari anggota kelompok yang memiliki kemampuan lebih asik sendiri mengerjakan soal tanpa memperdulikan teman dalam kelompoknya yang kurang mampu. Hal ini mungkin siswa belum terbiasa dengan model pembelajaran yang diterapkan oleh peneliti. Berdasarkan hasil penelitian N-Gain adanya perbandingan peningkatan yaitu berkurangnya siswa yang N-Gainnya rendah yaitu pada siklus I dari 4 siswa dengan presentase 16,67% sedangkan pada siklus II menjadi 1 siswa dengan presentase 3,33%, meningkatnya siswa yang N-Gainnya sedang yaitu pada siklus I dari 18 siswa dengan presentase 60% sedangkan pada siklus II menjadi 13 siswa dengan presentase 43,33%. Meningkatnya siswa yang N-Gainnya tinggi yaitu pada siklus I dari 7 siswa dengan presentase 53,33%. Selain itu terdapat peningkatan rata-rata pre test siklus II 57,67 ,dan rata-rata post test siklus I 78,67 sedangkan rata-rata post test siklus II 85,83. Sedangkan peningkatan rata-rata N-Gain siklus I yaitu 0,53 meningkat pada siklus II menjadi 0,67. Hasil wawancara dengan siswa setelah tindakan juga menunjukan bahwa pembelajaran dengan menggunakan model CTL (Contextual Teaching Learning) lebih memudahkan pemahaman materi dan lebih membangkitkan minat belajar siswa, karena setiap siswa memiliki kewajiban untuk meyelesaikan soal yang diberikan oleh guru denga penuh rasa percaya diri dan keberanian yang tinggi karena jawaban yang diungkapkan maupun yang dituliskan merupakan hasil diskusi kelompoknya. Sementara berdasarkan hasil wawancara respon siswa setelah belajar dengan menggunakan model pembelajaran CTL (Contextual Teaching Learning) adalah sangat baik. Hal ini dibuktikan dengan adanya peningkatan penguasaan konsep siswa yang dapat diamati dari hasil belajar baik dalam menjawab pertanyaan, mengajukan pertanyaan, pemecahan soal bersama dan presentase hasil bersama kelompoknya. Sehingga dapat disimpulkan bahwa penerapan model
86
pembelajaran CTL (Contextual Teaching Learning) dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam mengikuti proses pembelajaran PKn. Hasil penelitian yang dilakukan oleh penulis sejalan dengan hasil penelitian yang telah dikemukakan oleh beberapa peneliti yang memiliki keterkaitan tentang model pembelajaran CTL (Contextual Teaching Learning) serta menunjukan bahwa penerapan model CTL (Contextual Teaching Learning) memiliki pengaruh dan dapat meningkatkan minat dan hasil belajar siswa. Sesuai dengan hasil penelitian bahwa aktifitas siswa dalam pembelajaran sudah meningkat dan lebih aktif serta antusias, karena semua siswa sudah mendapat giliran untuk mengungkapkan jawaban maupun kesulitan belajar, serta seluruh siswa sepenuhnya sudah mengerti dan paham penerapannya sehingga dianggap sudah optimal dan terarah serta terstruktur. Sehingga dalam hal ini terdapat kesesuaian antara teori, kerangka berpikir dan hasil penelitian yang relevan bahwa penerapan model pembelajaran CTL (Contextual Teaching Learning) dapat meningkatkan minat dan hasil belajar siswa dalam mengikuti proses pembelajaran PKn.
87
BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. KESIMPULAN Berdasarkan hasil analisis data penelitian dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran CTL (Contextual Teaching Learning) dapat meningkatkan minat dan hasil belajar siswa, hal ini dibuktikan dengan: 1. Model CTL (Contextual Teaching Learning) merupakan konsep belajar yang membantu mengaitkan antara materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat. Pada penelitian ini diawal proses penggunaan model CTL (Contextual Teaching Learning) mereka masih belum mengerti sehingga dari beberapa siswa masih sibuk dengan urusannya, tetapi pada siklus II sebagian besar siswa sudah mengerti proses penerapan model CTL (Contextual Teching Learning) sehingga penerapan model CTL (Contextual Teaching Learning) dianggap berhasil pada siklus II. Proses dari model CTL (Contextual Teaching Learning) tersebut diawali dengan pre tes dan diakhiri dengan post test yang diikuti oleh seluruh siswa. 2. Model
pembelajaran
CTL
(Contextual
Teaching
Learning)
dapat
meningkatkan minat belajar siswa. Dapat dilihat dari hasil observasi yang dilakukan pada saat pembelajaran dengan menggunakan model CTL (Contextual Teaching Learning) sekaligus mengamati aktifitas siswa pada siklus I masih belum memuaskan karena terlihat masih sedikit siswa yang meningkat minatnya dalam pembelajaran PKn, dan masih adanya siswa yang bingung dan mengobrol di kelas. Kemudian setelah dilanjutkan observasi pada siklus II semua kekurangan yang terjadi pada siklus I sudah tidak terjadi lagi, hal ini ditunjukan dengan tidak adanya lagi siswa yang tidur di kelas atau sibuk dengan urusannya sendiri, mereka terlihat antusias dalam mengikuti pelajaran PKn sehingga menjadikan mereka lebih aktif, inipun dapat diketahui dari hasil wawancara dengan beberapa siswa dan sebagian besar dari mereka
87
88
senang menggunakan model CTL (Contextual Teaching Learning) dalam penyampaian materi PKn sehingga tumbuh semangat dan minat mereka kembali. 3. Model pembelajaran CTL (Contextual Teaching Learning) dapat meningkat hasil belajar. Hal ini ditunjukan dengan meningkatnya nilai rata-rata pre test pada siklus pertama sebesar 54,5 dan nilai rata-rata post test siswa sebesar 78,67. Pada siklus kedua nilai rata-rata pre test sebesar 57,67 dan nilai post test siswa sebesar 85,83 dan mengalami peningkatan.
B. IMPLIKASI Pertama, penelitian ini memberikan implikasi dalam menentukan model pembelajaran yang tepat untuk bidang studi PKn yaitu dengan menggunakan model pembelajaran CTL (Contextual Teaching Learning). Karena variasi model dan metode yang digunakan oleh guru dalam kegiatan belajar mengajar berpengaruh terhadap hasil belajar siswa, maka guru harus menemukan model pembelajaran yang tepat dengan materi, sarana, dan kemampuan siswa. Kedua, temuan penelitian inimemberikan implikasi kepada sekolah bahwa untuk melaksanakan pembelajaran dengan menerapkan model CTL (Contextual Teaching Learning) diperlukan media pembelajaran yang bervariatif sehingga tujuan pembelajaran yang diharapkan tercapai dan juga untuk menghilangkan kejenuhan para siswa. Media pembelajaran disesuaikan dengan tema yang dipelajari. C. SARAN-SARAN Dengan memperhatikan kesimpulan, saran dalam penelitian ini adalah: 1. Guru diharapkan mempunyai pengetahuan yang memadai dalam menentukan model mengajar karena model mengajar guru mempunyai peranan yang besar dalam meningkatkan hasil belajar. 2. Guru diharapkan selalu mencari dan menemukan model-model pembelajaran baru yang akan dapat meningkatkan hasil belajar terutama pada mata pelajaran PKn.
89
3. Guru diharapkan mengetahui model pembelajaran apa yang sesuai dengan materi yang akan diajarkan kepada siswa, karena tidak semua metode dalam model pembelajaran tersebut sesuai dengan materi yang akan diajarkan kepada siswa. 4. Guru sebagai pendidik sudah seharusnya mengetahui faktor-faktor apa saja yang dapat memperngaruhi hasil belajar, serta mengetahui situasi dan kondisi yang sedang dialami oleh siswa. Dengan demikian guru dapat memilih model yang sesuai dengan kondisi siswa dan materi yang akan diajarkan. 5. Diharapkan pihak sekolah secara kongkret dapat meningkatkan kualitas prose belajar
bagi
siswa-siswinya
melalui
penelitian
segala
permasalahan
pembelajaran dapat dikaji diteliti dan dituntaskan sehingga kualitas sekolah juga akan menjadi lebih baik. 6. Diharapakan penelitian ini merupakan bagian dari kompetensi guru yang dapat direfleksikan untuk terus mencari dan mengembangkan inovasi dalam pembelajaran menuju hasil yang lebih baik.
90
LAMPIRAN I
CATATAN LAPANGAN
Tempat Penelitian
: MIS Irsyadul Khair
Hari / Tanggal
: Senin, 1 April 2013
Kegiatan
: Pembelajaran PKn
Siklus
: I (Satu)
Indikator
Proses Pembelajaran
Uraian
Kegiatan pembelajaran diawali dengan pre test 15 soal dan diakhiri dengan post test sebanyak 10 soal jenis pilihan ganda, yang diikuti oleh 30 siswa. Kemudian dilanjutkan dengan diskusi kelompok
Kegiatan Siswa
Siswa mengerjakan soal pre test 15 soal dan post test sebanyak 10 soal jenis
pilihan
ganda.
Terlihat
beberapa siswa masih bingung dan kesulitan dengan soal pre test. Siswa
membuat
mengambil
tugas
kelompok
dan
yang
telah
disiapkan oleh guru, masing-masing kelompok mempresentasekan hasil diskusinya. Sebagian
besar
menguasai materi.
siswa
belum
91
Terlihat ada beberapa orang siswa yang tidak serius mereka lebih banyak bercanda dan mengganggu temannya.
Kegiatan Guru
Guru berperan sebagai fasilitator dalam kegiatan diskusi dengan cara memantau proses pembelajaran. Sebelum
pembelajaran
dimulai,
guru membagikan hand out kepada setiap siswa. Setelah memberikan apersepsi, guru membagi
siswa
menjadi
6
kelompok. Setiap kelompok terdiri dari 5 anggota. Guru menjelaskan tentang langkahlangkah
diskusi
menggunakan
dengan
model
CTL
(Contextual Teaching Learning).
Interaksi antar Siswa
Ssiswa bekerjasama dengan teman sekelompoknya
dalam
kegiatan
diskusi permasalahan diberikan oleh guru. Pada saat kegiatan diskusi terlihat sebagian
besar
siswa
aktif
mengikuti
proses
pembelajaran,
hanya beberapa orang saja yang masih pasif dan terlihat bingung dan tidak bersemangat.
92
Interaksi siswa dengan guru
Siswa berinteraksi dengan guru selama pembelajaran berlangsung. Siswa banyak menanyakan tentang langkah-langkah pembelajaran yang akan mereka lakukan.
Waktu
Penggunaan
waktu
pada
proses
pembelajaran masih kurang karena waktu yang diberikan untuk diskusi belum cukup.
93
LAMPIRAN II CATATAN LAPANGAN
Tempat Penelitian
: MIS Irsyadul Khair
Hari / Tanggal
: Senin, 8 April 2013
Kegiatan
: Pembelajaran PKn
Siklus
: II (Dua)
Indikator
Proses Pembelajaran
Uraian
Kegiatan pembelajaran diawali dengan pre test dan diakhiri dengan post test sebanyak 25 soal jenis pilihan ganda, yang diikuti oleh 30 siswa. Kemudian dilanjutkan dengan diskusi kelompok
Kegiatan Siswa
Siswa mengerjakan soal pre test 10 soal dan post test sebanyak 15 soal jenis
pilihan
ganda.
Terlihat
beberapa siswa masih bingung dan kesulitan dengan soal pre test. Siswa
membuat
mengambil
tugas
kelompok
dan
yang
telah
disiapkan oleh guru Siswa terfokus dalam media yang disiapkan sesuai materi. Siswa membuat kelompok. Masing-masing
kelompok
mempresentasekan hasil diskusinya. Sebagian
besar
siswa
sudah
94
menguasai materi. Terlihat ada satu orang siswa yang tidak serius dalam pembelajaran.
Kegiatan Guru
Guru berperan sebagai fasilitator dalam kegiatan diskusi dengan cara memantau proses pembelajaran. Sebelum
pembelajaran
dimulai,
guru membagikan hand out kepada setiap siswa. Setelah memberikan apersepsi, guru membagi
siswa
menjadi
6
kelompok. Setiap kelompok terdiri dari 5 anggota. Guru menjelaskan tentang langkahlangkah
diskusi
menggunakan
dengan
model
CTL
(Contextual Teaching Learning).
Interaksi antar Siswa
Ssiswa bekerjasama dengan teman sekelompoknya
dalam
kegiatan
diskusi permasalahan diberikan oleh guru. Pada saat kegiatan diskusi terlihat sebagian
besar
siswa
aktif
mengikuti proses pembelajaran,
Interaksi siswa dengan guru
Siswa berinteraksi dengan guru selama pembelajaran berlangsung. Siswa banyak menanyakan tentang
95
langkah-langkah pembelajaran yang akan mereka lakukan.
Waktu
Penggunaan
waktu
pada
proses
pembelajaran sudah cukup optimal sesuai dengan alokasi waktu.
96
LAMPIRAN III RELIABILITAS TES Rata-rata
= 17,10
Simpang Baku = 2,50 Korelasi XY
= 0,20
Reliabilitas tes = 0,34
No
No
Kode/Nama
Skor
Skor
Skor
Urut
Subyek
Subyek
Ganjil
Genap
Total
1
1
A
10
10
20
2
2
B
8
6
14
3
3
C
8
9
17
4
4
D
10
7
17
5
5
E
9
9
18
6
6
F
8
9
17
7
7
G
7
9
16
8
8
H
12
8
20
9
9
I
11
7
18
10
10
J
8
6
14
11
11
K
10
10
20
12
12
L
10
10
20
13
13
M
13
8
21
14
14
N
11
10
21
15
15
O
8
6
14
16
16
P
9
7
16
17
17
Q
10
9
19
18
18
R
7
10
17
19
19
S
9
9
18
20
20
T
5
8
13
21
21
U
9
6
15
22
22
V
8
7
15
23
23
W
8
10
18
97
24
24
X
12
9
21
25
25
Y
9
8
17
26
26
Z
10
8
18
27
27
AA
7
7
14
28
28
BB
7
7
14
29
29
CC
10
8
18
30
30
DD
8
5
13
98
LAMPIRAN IV
SKOR DATA DIBOBOT JUMLAH SUBYEK
= 30
BUTIR SOAL
= 25
BOBOT UNTUK JAWABAN BENAR
=1
BOBOT UNTUK JAWABAN SALAH
=0
KETERANGAN: DATA TERURUT BERDASARKAN SKOR (TINGGI KE RENDAH) No
No
Kode /
Skor
Skor
Urut
Subyek
Nama
Benar
Salah
Kosong
asli
bobot
1
1
A
20
5
0
20
20
2
2
B
14
11
0
14
14
3
3
C
17
8
0
17
17
4
4
D
17
8
0
17
17
5
5
E
18
7
0
18
18
6
6
F
17
8
0
17
17
7
7
G
16
9
0
16
16
8
8
H
20
5
0
20
20
9
9
I
18
7
0
18
18
10
10
J
14
11
0
14
14
11
11
K
20
5
0
20
20
12
12
L
20
5
0
20
20
13
13
M
21
4
0
21
21
14
14
N
21
4
0
21
21
15
15
O
14
11
0
14
14
16
16
P
16
9
0
16
16
17
17
Q
19
5
0
19
19
18
18
R
17
8
0
17
17
19
19
S
18
7
0
18
18
20
20
T
13
12
0
13
12
21
21
U
15
10
0
15
15
99
22
22
V
15
10
0
15
15
23
23
W
18
7
0
18
18
24
24
X
21
4
0
21
21
25
25
Y
17
8
0
17
17
26
26
Z
18
7
0
18
18
27
27
AA
14
11
0
14
14
28
28
BB
14
11
0
14
14
29
29
CC
18
7
0
18
18
30
30
DD
13
12
0
13
12
100
LAMPIRAN V DAYA PEMBEDA Jumlah Subyek
= 30
Klip atas / bawah (n) = 8 Butir Soal
= 25
Nomor
Nomor
Kelompok
Kelompok
Indeks DP
Butir Baru
Butir Asli
Atas
Bawah
Beda
(%)
1
1
8
5
3
37,50
2
2
7
5
2
25,00
3
3
4
6
-2
-25,00
4
4
6
5
1
12,50
5
5
7
6
1
12,50
6
6
4
4
0
0,00
7
7
7
5
2
25,00
8
8
7
6
1
12,50
9
9
6
6
0
0,00
10
10
7
7
0
0,00
11
11
8
2
6
75,00
12
12
8
1
7
87,00
13
13
8
4
4
50,00
14
14
6
4
2
25,00
15
15
8
3
5
62,50
16
16
6
1
5
62,50
17
17
8
4
4
50,00
18
18
6
6
0
0,00
19
19
7
5
2
25,00
20
20
5
5
0
0,00
21
21
6
3
3
37,50
22
22
6
4
2
25,00
23
23
7
5
2
25,00
24
24
6
4
2
25,00
25
25
4
5
-1
-12,50
101
LAMPIRAN VI
TINGKAT KESUKARAN Jumlah Subyek = 30 Butir Soal
= 25
Nomor Butir Baru
Nomor Butir Asli
Jumlah Betul
Tingkat Kesukaran
Tafsiran
1
1
24
80,00
Mudah
2
2
23
76,67
Mudah
3
3
21
70,00
Sedang
4
4
19
63,33
Sedang
5
5
21
70,00
Sedang
6
6
19
63,33
Sedang
7
7
21
70,00
Sedang
8
8
23
76,67
Mudah
9
9
23
76,67
Mudah
10
10
21
70,00
Sedang
11
11
19
63,33
Sedang
12
12
18
60,00
Sedang
13
13
20
66,67
Sedang
14
14
20
66,67
Sedang
15
15
20
66,67
Sedang
16
16
18
60,00
Sedang
17
17
20
66,67
Sedang
18
18
20
66,67
Sedang
19
19
21
70,00
Sedang
20
20
19
63,33
Sedang
21
21
20
66,67
Sedang
22
22
21
70,00
Sedang
23
23
23
76,67
Mudah
24
24
21
70,00
Sedang
25
25
18
60,00
Sedang
102
LAMPIRAN VII
PEDOMAN WAWANCARA PADA SAAT OBSERVASI RESPONDEN SISWA
1. Bagaimana menurutmu tentang pembelajaran PKn di kelas tadi? Jawab: 2. Bagaimana
pendapatmu
tentang
cara
guru
menerangkan
atau
menjelaskan materi pelajaran tadi? Jawab: 3. Apakah kamu dapat memahami materi PKn yang dijelaskan oleh guru tadi? Jawab: 4. Apakah kamu sudah mengenal model pembelajaran CTL (Contextual Teaching Learning) sebelumnya: Jawab: 5. Tadi kalian baru saja belajar dengan menggunakan model CTL (Contextual Teaching Learning) bagaimana menurut pendapat kalian? Jawab: 6. Apakah kalian senag belajar dengan menggunakan model CTL (Contextual Teaching Learning)? Jawab: 7. Apakah dengan menggunakan model CTL (Contextual Teaching Learning) tadi kalian lebih aktif dan percaya diri? Jawab: 8. Apakah hasil belajar PKn kalian meningkat setelah melaksanakan pembelajaran model CTL (Contextual Teaching Learning)? Jawab:
103
LAMPIRAN VIII WAWANCARA RESPONDEN SISWA Siswa Dengan Hasil Belajar Tinggi
1. Bagaimana menurutmu tentang pembelajaran PKn di kelas tadi? Jawab: menyenangkan bu, ga bikin bête dan ga jenuh 2. Bagaimana
pendapatmu
tentang
cara
guru
menerangkan
atau
menjelaskan materi pelajaran tadi? Jawab: seru bu, bikin penasaran dan jadi gampang diterima 3. Apakah kamu dapat memahami materi PKn yang dijelaskan oleh guru tadi? Jawab: paham sekali, ga bikin bosen 4. Apakah kamu sudah mengenal model pembelajaran CTL (Contextual Teaching Learning) sebelumnya: Jawab: belum bu 5. Tadi kalian baru saja belajar dengan menggunakan model CTL (Contextual Teaching Learning) bagaimana menurut pendapat kalian? Jawab: ooooo belajar kaya tadi tuh menyenangkan bu, ga kaya kemarenkemaren 6. Apakah kalian senag belajar dengan menggunakan model CTL (Contextual Teaching Learning)? Jawab: senang sekali bu 7. Apakah dengan menggunakan model CTL (Contextual Teaching Learning) tadi kalian lebih aktif dan percaya diri? Jawab: itu pasti bu, jadi bikin tambah semangat juga 8. Apakah hasil belajar PKn kalian meningkat setelah melaksanakan pembelajaran model CTL (Contextual Teaching Learning)? Jawab: iya dong bu, buktinya waktu ngisi soal semuanya lancer, padahal sebelumnya susah bener.
104
Siswa Dengan Hasil Belajar Sedang
1. Bagaimana menurutmu tentang pembelajaran PKn di kelas tadi? Jawab: cukup bikin mengerti bu, dan gampang diolah dipikiran 2. Bagaimana
pendapatmu
tentang
cara
guru
menerangkan
atau
menjelaskan materi pelajaran tadi? Jawab: lumayan ada perubahan ga kaya kemaren 3. Apakah kamu dapat memahami materi PKn yang dijelaskan oleh guru tadi? Jawab: paham bu, karena menjelaskannya mudah dimengerti 4. Apakah kamu sudah mengenal model pembelajaran CTL (Contextual Teaching Learning) sebelumnya: Jawab: belum tau, karena guru tidak pernah jelasin model-model belajar 5. Tadi kalian baru saja belajar dengan menggunakan model CTL (Contextual Teaching Learning) bagaimana menurut pendapat kalian? Jawab: ooo belajar kaya tadi itu menyenangkan bu, ga kaya kemarenkemaren 6. Apakah kalian senag belajar dengan menggunakan model CTL (Contextual Teaching Learning)? Jawab: senang sekali bu 7. Apakah dengan menggunakan model CTL (Contextual Teaching Learning) tadi kalian lebih aktif dan percaya diri? Jawab: iya bu lebih aktif dang a bikin ngantuk 8. Apakah hasil belajar PKn kalian meningkat setelah melaksanakan pembelajaran model CTL (Contextual Teaching Learning)? Jawab: lumayan, agak meningkat bu nilai-nilainya
105
Siswa Dengan Hasil Belajar Rendah
1. Bagaimana menurutmu tentang pembelajaran PKn di kelas tadi? Jawab: saya senang bu dan sedikit bikin ngerti 2. Bagaimana
pendapatmu
tentang
cara
guru
menerangkan
atau
menjelaskan materi pelajaran tadi? Jawab: bagus bu 3. Apakah kamu dapat memahami materi PKn yang dijelaskan oleh guru tadi? Jawab: lebih mudah dan lebih paham 4. Apakah kamu sudah mengenal model pembelajaran CTL (Contextual Teaching Learning) sebelumnya: Jawab: belum tau bu 5. Tadi kalian baru saja belajar dengan menggunakan model CTL (Contextual Teaching Learning) bagaimana menurut pendapat kalian? Jawab: menyenangkan bu, ga kaya kemaren-kemaren 6. Apakah kalian senag belajar dengan menggunakan model CTL (Contextual Teaching Learning)? Jawab: senang sekali bu 7. Apakah dengan menggunakan model CTL (Contextual Teaching Learning) tadi kalian lebih aktif dan percaya diri? Jawab: iya bu, lebih aktif dang a bikin bete 8. Apakah hasil belajar PKn kalian meningkat setelah melaksanakan pembelajaran model CTL (Contextual Teaching Learning)? Jawab: iya bu, saya lebih mudah mengerjakan semua soal
106
LAMPIRAN IX
MATERI SIKLUS I
A. Organisasi dan Kebebasan Berorganisasi 1. Beberapa pengertian organisasi a. Organisasi adalah suatu perkumpulan yang anggotanya terdiri atas beberapa orang atau kerjasama dalam upaya mencapai tujuan bersama. b. Organisasi yaitu kesatuan atau susunan yang terdiri atas bagian-bagian (orang) dalam perkumpulan untuk tujuan tertentu. c. Organisasi yaitu kelompok kerjasama antara orang0orang yang diadakan untuk mencapai tujuan bersama. d. Organisasi adalah perkumpulan atau kelompok bersama antar pemerintah atau lembaga yang anggotanya terdiri atas perutussan pemerintah. e. Organisasi adalah sekelompok manusia yang diatur dalam rangka mencapai yujuan bersama. f. Organisasi adalah bentuk persekutuan antara dua orang atau lebih yang bekerjasama serta secara resmi terikat dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditentukan.
2. Unsur-unsur organisasi a. Ada sekelompok orang b. Ada kesepakatan untuk berorganisasi c. Ada tujuan atau kepentingan bersama
3. Sifat umum organisasi a. Mempunyai tujuan b. Terdiri dari manusia-manusia bukan benda c. Bebentuk struktur sistematis
107
4. Ciri-ciri organisasi a. Terdiri dari kumpulan manusia b. Mempunyai tujuan bersama yang jelas c. Mempunyai anggota d. Mempunyai pemimpin dan pengurus (struktur organisasi yang jelas) e. Mempunyai kegiatan yang pasti (program kerja dan pengaturan) f. Ada kerjasama
5. Istilah-istilah organisasi a. Berorganisasi adalah mempunyai organisasi yang tersusun dengan baik dan teratur b. Mengorganisasi maksudnya mengatur atau menyusun dari suatu bagianbagian sehingga seluruhnya menjadi satu kesatuan yang teratur. c. Pengorganisasian yaitu proses atau cara tindakan untuk berorganisasi. d. Organisator yaitu orang yang dapat mengorganisasi. e. Organisatois yaitu orang yang ahli mengorganisasi secara tertib dan teratur dalam suatu organisasi. f. Kebebasan berorganisasi adalah kebebasan seseorang untuk memilih organisasi yang sesuai yang akan diikuti.
6. Fungsi dan manfaat organisasi a. Sebagai wadah atu ajang untuk menyalurkan maksud, tujuan, aspirasi dan pendapat. b. Tempat untuk mengembangkan bakat, minat dan kemampuan. c. Untuk mencapai tujuan tertentu yang akan dicapai. d. Tempat unruk mempermudah peraturan, pendistribusian dan penyaluran barang atau informasi. e. Dapat bekerjasama. f. Tempat untuk menggalang persatuan, kesatuan dan kekuatan yang lebih besar. g. Mempererat persatuan dan persaudaraan.
108
7. Kedudukan seseorang dalam organisasi a. Ia memiliki ikatan dengan organisasi tersebut yaitu memiliki kartu anggota. b. Memiliki jabatan tertentu (anggota, pengurus atau pemimpin) c. Memiliki wewenang sesuai dengan kedudukannya. d. Memiliki hak dan kewajiban. e. Melakukan kegiatan sesuai tugasnya.
8. Syarat tambahan pembentukan organisasi. a. Tempat atau sekretariat . b. Struktur organisasi: menggambarkan kepengurusan dan hubungan antar pengurus.
9. Struktur organisasi a. Ketua dan Wakil Ketua b. Sekretariat c. Bendahara d. Ketua-ketua bidang e. Seksi-seksi
10. Pedoman organisasi a. Anggaran Dasar (AD) dan Anggran Rumah Tangga (ART) b. Isi AD dan ART 1) Nama, waktu, tempat kedudukan organisasi 2) Asas, tujuan dan sifat organisasi 3) Kepengurusan organisasi 4) Keanggotaan organisasi 5) Keuangan organisasi 6) Perangkat organisasi
109
11. Negara menjamin kebebasan nerorganisasi a. Pasal 28 UUD 1945 Kemerdekaan berserikat dan berkumpul, mengeluarkan pikiran dengan lisan dan tulisan dan sebagainya ditetapkan dengan Undang-Undang” b. Pada pasal 28E ayat (3) UUD 1945 “Setiap orang berhak atas kebebasan berserikat, berkumpul, dan mengeluarkan pendapat” 12. Pentingnya berorganisasi a. Manusia adalah makhluk sosial, artinya tidak dapat hidup sendiri dan pastinya memerlukan oreang lain. b. Manusia mempunyai keterbatasan dari segi waktu, tenaga, gerak dan pikiran dalam memenuhi kebutuhannya. Artinya, dengan keterbatasan itu kita memerlukan orang lain untuk mencapai tujuan. c. Kebutuhan manusia beragam, sehingga kita perlu berkumpul dengan orang lain yang mempunyai kebutuhan atau tujuan yang sama dengan kita. Jenis Jenis Organisasi 1. Organisasi pemerintah Organisasi pemerintah berbentuk lembaga pemerintah atau departemendepartemen, misalnya: a. Departemen Pendidikan Nasional b. Departemen Dalam Negeri c. Departemen Luar Negeri 2. Organisasi non pemerintah a. Organisasi Ekonomi (koperasi dan perusahaan) b. Organisasi Sosial (yayasan, panti asuhan, panti werda atau organisasi masyarakat) c. Organisasi Seni dan Budaya d. Organisasi Olahraga e. Organisasi Politik f. Organisasi Sekolah
110
Macam-macam dan bentuk organisasi 1. Organisasi Profesi Organisasi profesi yaitu organisasi yang anggotanya adalah orang-orang yang mempunyai profesi atau pekerjaan yang sama. Contoh: PGRI ( Persatuan Guru Republik Indonesia), IDI (Ikatan Dokter Indonesia), PWI (Persatuan Wartawan Indonesia) 2. Organisasi Sosial Organisasi sosial yaitu organisasi yang melaksanakan aktifitas melayani berbagai masalah sosial yang dilandasi rasa kemanusiaan. Contoh: PMI (Palang Merah Indonesia), PMR ( Palang Merah Remaja), UNHCR ( organisasi yang mengurusi pengungsi internasional.
3. Organisasi Politik Organisasi politik yaitu seperangkat tatanan yang dipakai masyarakat umum untuk menngatur berbagai masalah dan untuk memperjuangkan kepentingan golongan dan kepentingan masyarakat bangsa dan negara. Contoh: Partai Golkar ( partai Golongan Karya), PDI (Partai Demokrasi Indonesia), PKB ( Partai Kebangkitan Bangsa), PAN (Partai Amanat Nasional), PPP (Partai Persatuan Pembangunan).
111
4. Organisasi Masa Organisasi masa yaitu perkumpulan yang anggotanya adalah orang-orang yang mempunyai kegiatan dan tujuan yang sama. Contoh: KNPI (Komite Nasional Pemuda Indonesia), HMI (Himpunan Mahasiswa Indonesia), SPSI (Serikat Pekerja Seluruh Indonesia). 5. Organisasi Keagamaan Organisasi keagamaan yaitu organisasi yang dibentuk dan anggotanya berasal dari pemeluk suatu agama. Contoh: NU (Nahdhatul Ulama), MUI (Majelis Ulama Indonesia), DGI (Dewan Gereja Indonesia), Muhammadiyah. 6. Organisasi Keolahragaan Organisasi keolahragaan merupakan perkumpulan atau perserikatan dari cabang-cabang olahraga. Contoh: PSSI (Persatuan Sepak bola Seluruh Indonesia), PASI (Persatuan Atletik Seluruh Indonesia), PBSI (Persatuan Bulu tangkis Seluruh Indonesia), KONI (Komit Olahraga nasional Indonesia). 7. Organisasi Kemasyarakatan Contoh: ASEAN:organisasi negara-negara Asia Tenggara, NATO: organisasi pertahanan negara-negara di kawasan Eropa Utara.
112
8. Organisasi Internasional Organisasi internasional yaitu organisasi yang anggotanya terdiri dari negara-negara dari berbagai kawasan. Contoh: PBB (Perserikatan Bangsa-Bangsa), OPEC (organisasi negaranegara penghasil minyak dunia). Jenis-kenis organisasi berdasarkan tujuan 1. Organisasi ekonomi 2. Organisasi sosial 3. Organisasi seni dan budaya 4. Organisasi olahraga 5. Organisasi politik Syarat organisasi yang baik 1. Semua pengurus dicalonkan dan dipilih dalam rapat anggota. 2. Semua tugas, hak dan kewajiban serta wewenang pengurus dan badan pemeriksa maupun anggota diatur dalam Anggaran Dasar. 3. AD dan ART dibuat, disusun dan disetujuai oleh semua pengurus, pelindung, penasehat dan badan pengawas serta semua anggota dalam organisasi baik secara langsung maupun tidak langsung. 4. AD mengatur semua kegiatan organisasi secara umum, ART mengatur semua kegiatan organisasi secara khusus, bersifat memperjelas, AD, bab, bagian, aau pasal-pasalnya. 5. Manfaat organisasi yang baik adalah dapat mempermudah tercapainya tujuan, visi, misi organisasi secara efektif dan efesien. Cara memilih pengurus iorganisasi.
113
Pengurus-pengurus organisasi biasanya dipilih oleh anggota. Cara memilih pengurus organisasi misalnya: a. Dengan cara aklamasi (penunjukan langsung), dengan suara bulat dan menggunakan hak suara. b. Dengan cara pemungutan suara yaitu calon pengurus dinyatakan menang jika suaranya mencapai 50%+1 dari jumlah suara yang sah. Tugas struktur organisasi dan pengurus organisasi 1. Pelindung a. Mempunyai kedudukan tertinggi dalam organisasi. b. Pelindung biasanya pejabat atau tokoh masyarakat. c. Tugas: membimbing, mengarahkan, dan memberikan perlindungan terhadap jalannya organisasi atau keberadaan organisasi 2. Penasehat a. Kedudukan dibawah pelindung, biasanya yang lebih berpengalaman dibanding yang lain. b. Tugas: memberikan nasehat, petunjuk kepada pengurus dan badan pengawas atau pemeriksa terhadap semua yang barkaitan dengan jalannya organisasi. 3. Pengurus Seksi bertugas dan bertanggung jawab terhadap ketua atas pelaksanaan tugas dalam satu bidang kegiatan. a. Seksi sarana dan prasarana Tugas: mengatur, mengadakan semua sarana dan alat yang dipakai untuk kegiatan organisasi. b. Seksi pembangunan Tugasnya: melaksanakan program-program pembangunan yang telah ditetapkan organisasi. c. Seksi keamanan dan ketertiban (security) Tugas: melaksanakan program-program pengamanan semua asset dan kegiatan dalam organisasi.
114
d. Seksi humas Tugas: memberikan (melaksanakan tugas) pencerahan atau kepada masyarakat sekitar, terhadap semua program-program organisasi. e. Seksi pendidikan Tugas: melaksanakan tugas pengembangan pelatihan, ataupun pemahaman terhadap anggota organisasi dan lingkunga sekitar. f. Seksi kesehatan atau PPPK Tugas: melaksanakan persiapan, pencegahan, penanggulangan dan perawatan serta pengobatan terhadap segala kejadian yang minta korban akibat kegiatan organisasi. g. Seksi olahraga dan pemuda Tugas: melaksanakan tugas-tugas kepemudaan dn memecahkan masalah kepemudaan serta kegiatan keolahragaan dalam organisasi. 4. Badan Pengawas atau Badan Pemeriksa Tugas pokok dalam fungsi BP adalah mewakili anggota untuk memberikan pengawasan pemeriksaan terhadap jalannya kegiatan organisasi dan jembatan informasi antar anggota dengan pengurus dan sebaliknya. Tugas-tugas pengurus organisasi 1. Tugas Ketua a. Mengurus organisasi b. Bertanggungjawab kedalam dan keluar organisasi c. Memimpin rapat d. Menandatangani surat e. Mengadakan hubungan dengan pihak luar f. Membuat rencana kerja 2. Tugas Sekretaris a. Membantu ketua dalam mengurus organisasi b. Membuat agenda kegiatan organisasi c. Membuat surat-surat yang diperlukan d. Mengarsip semua surat masuk dan keluar e. Membuat rencana kerja bersama ketua
115
3. Tugas Bendahara a. Membantu ketua dalam mengurus organisasi b. Mengurus masalah keuangan organisasi c. Membuat laporan keuangan d. Membantu ketua membuat rencana kerja organisasi
116
LAMPIRAN X
MATERI SIKLUS II PENGERTIAN DAN BENTUK KEPUTUSAN BERSAMA
1. Pengertian Setiap organisasi pasti terdapat perebedaan, salah satu cara untuk mengatasi perbedaan adalah dengan musyawarah. Musyawarah untuk menetapkan keputisan bersama Keputtusan adalah pilihan yang diambil oleh seseorang untu dilaksanakan dari berbagai macam pilihan yang tersedia. Selain pilihan-pilihan untuk diri sendiri keputusan juga berupa: a. Setuju atau tidak setuju membeli barang b. Tempat tujun darmawisata c. Hadiah yang akan diberikan kepada teman yang akan berulang tahun d. Pemilihan ketua kelas baru e. Peraturan kelas yang baru Keputusan bersama adalah keputusan yang melibatkan semua orang yang berkepentingan. Musyawarah adalah pembahasan bersama dengan maksud mengambil keputusan atas suatu masalah. Nilai-nilai dasar dalam musyawarah adalah: a. Kebersamaan b. Persamaan hak c. Kebebasan mengemukakan pendapat d. Menghargai pendapat orang lain e. Pelaksanaan hasil keputusan secara bertanggung jawab Keputusan sebuah organisasi disebut keputusan bersama yang mewadahi semua pendapat yang muncul dan memenuhi rasa keadilan.
117
2. Bentuk-bentuk keputusan bersama a. Kesepakatan Kesepakatan berasal dari kata sepakat berarti setuju atau sependapat. Jadi, kesepakatan bisa diartikan sebagai sebuah wujud kata sepakat dari orang-orang yang bersangkutan. Kesepakatan tersebut biasanya dituangkan dalam bentuk dokumen tertulis yang disaksikan dan ditandatangani oleh pihak-pihak yang mengadakan kesepakatan tersebut. Contoh bentuk kesepakatan dapat kita lihat dalam kehidupan sehari-hari seperti: 1) Kesepakatan tentnbg jadwal ronda 2) Kesepakatan tentang pembagian system irigasi, dan lain sebagainya
b. Perjanjian Perjanjian berasal dari kata janji yang berarti ucapan yang menyatakan kesediaan dan kesanggupan untuk berbuat. Jadi, perjanjian adalah persetujuan tertulis atau dengan lisan yang dibuat oleh dua pihak atau lebih, masing-masing bersepakat akan menaati apa yang telah dibuat dalam persetujuan tersebut. Bentuk perjanjian diantaranya adalah: 1) Perjanjian bilateral, yaitu perjanjian antara dua pihak saja 2) Perjanjian multilateral, yaitu perjanjian yang diadakan oleh banyak pihak. c. Memorandum Istilah memorandum berarti nota atau surat yang berisi persetujuan atau pernyataan suatu hubungan diplomasi tertentu yang berisi saran, arahan atau penerangan. Istilah ini jarang digunakan dalam kehidupan masyarakat. Memorandum hanya digunakan dalam rangka hubungan diplomasi dengan negara lain. d. Persetujuan Istilah persetujuan berasal dari kata setuju yang berarti seia sekata terhadap suatu hal. Oleh karena itu persetujuan dapat diarahkan sebagai sebuah bentuk pengayaan terhadap suatu hal secara bersama-sama.
118
Bentuk ini biasanya bersifat tidak tertulis dan dilaksanakan berdasarkan kepercayaan semata. Sekarang ini bentuk persetujuan mulai dilakukan secara tertulis dengan menggunakan materai bernilai rupiah. Bentuk-bentuk keputusan bersama digolongkan menjadi dua macam yaitu: 1) Tak tertulis atau isyarat Bentuk keputusan bersama yang tidak tertulis dalam kehidupan sehari-hari disebut norma. Norma adalah kaidah atau aturan yang telah dispakati sebagai pedoman tingkah laku dalam pergaulan hidup sehari-hari yang berisi larangan atau perintah. Misalnya norma adat, norma ksopanan, dan norma kesusilaan. 2) Tertulis atau gambar Bentuk-bentuk keputusan bersama yang tertulis atau tergambar antara lain: Peraturan Peraturan adalah hasil kesepakatan yang digunakan untuk mengatur suatu kegiatan pada suatu lembaga atau pemerintahan yang sangsinya tegas. Undang-Undang Undang-Undang (UU) adalah suatu aturan untuk mengatur kegiatan setiap warga negara dalam berbangsa dan bernegara. Tata tertib Tata tertib adalah peraturan yang diberlakukan dalam keluarga, lembaga atau masyarakat, Ketetapan atau keputusan Ketetapan atau keputusan dibuat oleh lembaga atau perorangan yang memiliki wewenang untuk mengatur jalannya kegiatan atau pemerintahan. Rambu-rambu lalulintas Rambu-rambu lalulintas merupakan aturan yang berbentu gambar atau symbol yang telah disepakati bersama secara nasional maupun internasional. Ramburambu lalulintas digunakan untuk mengatur lalulintas atau semua pemakai jalan agar aman, tertib dan lancer.
119
Surat pernyataan Surat pernyataan merupakan bentuk kesepakatan atau keputusan bersama yang dibuat oleh seseorang atau kelompok untuk menyatakan setuju atau tidak setuju yang bisa diketahui secara tertulis. Surat perjanjian Surat perjanjian dibuat oleh dua orang atau lebih yang berisi tentang kesepakatan bersama untuk dipatuhi bersama. Hasil perjanjian Hasil perjanjian merupakan bentuk kesepakatan bersama atau keputusan yang diambil dan disetujui oleh kedua belah pihak atau lebih secara tertulis.
3. Manfaat dari membiasakan diri membuat keputusan bersama dalam keluarga: a. Antar keluarga akan saling terbuka dalam berpendapat b. Saling menghargai pendapat c. Melatih keberanian, kecerdasan, dan kreatifitas d. Menjadikan masalah lebih mudah diselesaikan e. Menjadi lebih ikhlas untuk melaksanakan keputusan f. Membuat suasana harmonis dalam keluarga
120
LAMPIRAN XI
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) SIKLUS I
Nama Sekolah
: MIS Irsyadul Khair
Mata Pelajaran
: Pendidikan Kewarganegaraan
Kelas / Semester
: V (lima) / genap
Pertemuan ke
: I (satu)
Alokasi Waktu
: 2x35 menit (2 pertemuan)
Standar Kompetensi : 3. Memahami Kebebasan Berorganisasi I. KOMPETENSI DASAR 3.1.Mendeskripsikan Pengertian Berorganisasi II. INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI Menjelaskan pengertian organisasi Menyebutkan contoh-conoh tujuan organisasi Menyebutkan contoh-contoh anggota organisasi III. TUJUAN PEMBELAJARAN Siswa dapat menjelaskan pengertian organisasi Siswa dapat menyebutkan contoh-conoh tujuan organisasi Siswa dapat menyebutkan contoh-contoh anggota organisasi IV. MATERI AJAR Pengertian organisasi Cirri-ciri organisasi Tujuan organisasi Anggota organisasi Struktur organisasi Tata tertib organisasi
121
V. PENDEKATAN DAN METODE PENGAJARAN Pendekatan Kontekstual Diskusi dengan teman kelompok Tanya jawab Ceramah Penugasan
VI. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN
PENDAHULUAN Kegiatan guru Memberikan salam dan
Kegiatan Siswa
Siswa semua mengikuti Disiplin
memulai pelajaran dengan
dan ikut membaca doa
berdoa
bersama Siswa
Mengabsen siswa
Nilai Karakter
dan satu
mendengarkan memperhatikan Disiplin persatubnama
mereka disebutkan dan mengangkat bagi
yang
tangan namanya
disebutkan
Bertanya kepada siswa “organisasi apa saja yang
Siswa menjawab dengan Tanggung baik dan benar
jawab
kalian ketahui yang ada di sekolah ini?” Setelah jawaban
mendapatkan dari
peserta
Siswa
memperhatikan
jawaban yang diberikan Disiplin
122
didik,
guru
menjelaskan
mulai
guru
dan
mengklarifikasi jawaban yang telah diberikan oleh siswa tadi Menjelaskan
secara
Siswa
mendengarkan
singkat materi yang akan
penjelasan guru tentang Disiplin
diajarkan pada pertemuan
materi
ini
disampaikan
yang
akan pada
pertemuan ini Guru memotivasi siswa untuk
aktif
dalam
pembelajaran
KEGIATAN INTI B.1. EKSPLORASI Kegiatan Guru
Kegiatan Siswa
Guru membagi kelas dalam yang
5
Siswa
mulai
kelompok
membentuk kelompok
masing-masing
sesuai dengan yang
terdiri dari beberapa
Nilai Karakter Tanggung jawab
diperintahkan guru
siswa Siswa Kemudian
guru
menempelkan potongan
tugas yang diberikan oleh
kertas
mengerjakan
guru
dengan
bersama anggota
dipapan tulis terdiri
kelompoknya masing-
dari: organisasi yang
masing
ada
di
lingkungan
masyarakat, organisasi
Disiplin
123
sekolah,
organisasi
keagamaan, organisasi politik, dan organisasi pemerintahan, sebagai soal dan memeberikan lembaran tugas yang harus
diisi
oleh
masing-masing kelompok Guru
menjelaskan
Siswa memperhatikan
langkah-langkah yang
potongan kertas yang
harus dilakukan oleh
ditempelkan oleh guru
masing-masing
dan
kelompok
dengan
Disiplin
mendengarkan penuh
semangat
dan
berusaha memotivasi teman-temannya
B.2. ELABORASI Kegiatan guru Guru
Kegiatan Siswa
menyiapkan
Niali Karakter
Perwakilan kelompok
potongan-potongan
mengambil kertas yang
jawabannya yang telah
berisi tugas yang harus
diacak
mereka
dan
memerintahkan
siswa
untuk mengambil kertas tugas
yang
telah
disiapkan diatas meja guru,
masing-masing
isi
nanti
bersama kelompoknya
Disiplin
124
perwakilan
kelompok
mengambil
tugas
tersebut Setelah
semua
kelompok
mendapat
tugas
masing-masing,
guru
kemudian
memerintahkan
siswa
Siswa mulai berpikir dan
memikirkan
jawabannya dengan
sesuai
perintahnya
bersama
dengan
untuk mencari jawaban
kelompok
yang telah disediakan
masing. Siswa terlihat
dimeja
antusias
kemudian
mendiskusikannya
melakukan
dengan
anggota
dan
kelompoknya
masing-
dengan
masing
Tanggung jawab
masing-
dalam tugasnya bekerjasama
untuk
kelompok mencari
jawabannya Guru
menjelaskan
langkah-langkah harus
yang
dilakukan
Siswa memperhatikan
Tanggung jawab
penjelasan guru
masing-masing kelompok Guru
memerintahkan
Wakol dari kelompok
bagi kelompok siswa
membacakan
yang
jawaban yang sudah
sudah
selesai
hasil
untuk
mereka dan kelompok
mempresentasikan hasil
kerjakan
jawabannya kelompok didepan kelas
bersama mereka
Tanggung jawab
125
B.3. KONFIRMASI Kegiatan Guru Guru
Kegiatan Siswa
mempersilahkan Siswa
dan
Nilai Karakter guru
siswa duduk kembali di
memberikan
tempat
tangan untuk kelompok
duduknya
masing-masing
dan
Disiplin
tepuk
yang sudah selesai
setiap kelompok yang selesai mempresentasikan hasil kelompok
mereka
diberi reward berupa tepuk
tanga
kelompok
lain
dari yang
mendengarkan Siswa aktif dan banyak Guru membahas hasil
bertanya
tentang
jawaban dari masing-
jawaban dari kelompok
masing kelompok dan
lain
menjelaskan
penjelasannya,
yang
hal-hal masih
dipertanyakan
Disiplin
dan
meminta
kemudian
guru
membantu
menjawab
pertanyaan tersebut Guru bertanya jawab Siswa menanyakan haltentang
hal-hal
yang
belum diketahui siswa dan menyimpulkannya serta konsep
memberikan yang
kepada siswa
benar
hal yang mereka tidak paham
Tanggung jawab
126
PENUTUP Kegiatan Guru Guru
Kegiatan Siswa
memberikan Siswa
kesimpulan
ulang
kesimpulan
tentang
yang
diberikan guru
materi
Nilai Karakter
mencatat
Tanggung jawab
yang
telah disampaikan dan yang
telah
siswa
lakukan Guru memberikan soal
Siswa mengerjakan soal
Disiplin
dengan tenang Guru mengajak siswa berdoa
untuk Siswa berdoa bersama
mengakhiri pelajaran
VII. SUMBER BELAJAR Buku PKn kelas V SD, penerbit Erlangga Internet Pengalaman guru Modul PKn pegangan guru kelas V Lingkungan masyarakat Teman
Tanggung jawab
127
VIII. PENILAIAN
Indikator
Teknik
Bentuk
Pencapaian
Penilaian
Instrumen
Menjelaskan pengertian organisasi
Tes
Pilihan ganda
Instrumen Soal
1. Kerjasama antar orang untuk mencapai tujuan disebut… a. Organisasi b. Perkumpulan c. Lembaga d. Kelompok
2. Orang
yang
mengorganisasi
dapat orang
lain
disebut… a. Mengorganisasi b. Organisator c. Berorganisasi d. Organisatoris 3. Organisasi adalah sebuah… a. Perusahaan b. Perkumpulan c. Permainan d. Perdamaian
4. Pada UUD 1945 pasal 28 E, disebutkan warganegara
bahwa
setiap
mempunyai
kebebasan… a. Berserikat, berkumpul dan mengeluarkan pendapat
128
b. Memeluk
agama
dan
kepercayaannya c. Ikut serta dalam pembelaan negara d. Memperoleh
pendidikan
dan pengajaran 5. Organisasi profesi adalah… a. Organisasi anggotanya
yang mempunyai
profesi atau pekerjaan yang sama. b. Organisasi yang isinya para pengangguran c. Organisasi
yang
anggotanya berbeda-beda d. Organisasi
yang
anggotanya merampok
6. Untuk menggalang persatuan, kesatuan dan kekuatan yang lebih besar adalah… a. Pengertian organisasi b. Pedoman organisasi c. Fungsi organisasi d. Pelaksanaan organisasi
7. Peran serta dalam organisasi memberikan manfaat seperti berikut ini kecuali… a. Menumbuhkan tanggung jawab
rasa
129
b. Belajar bekerjasama c. Berani tampil di depan umum d. Belajar menang sendiri
8. Sebuah organisasi mempunyai tujuan bersama, siapakah yang berkewajiban
mewujudkan
tujuan bersama tersebut? a. Ketua
dengan
hanya
dibantu oleh wakil saja b. Pengurus organisasi tanpa melibatkan anggota c. Semua
yang
termasuk
dalam organisasi d. Sekretaris saja Menyebutkan
9. Dengan
berorganisasi
contoh-contoh
akan lebih…
tujuan
a. Repot mencapai tujuan
organisasi
b. Susah mencapai tujuan
kita
c. Mudah mencapai tujuan d. Membuang-buang waktu 10. Manfaat berorganisasi adalah… a. Belajar hidup hemat b. Belajar
memaksakan
pendapat kepada orang lain
c. Belajar memboroskan uang jajan d. Belajar
menghargai
pendapat orang lain
130
11. Contoh
organisasi
kemasyarakatan
di
desa
adalah… a. Siskamling b. Puskesmas c. RW d. RT Menyebutkan
12. Anggota organisasi di sekolah
contoh-contoh
adalah…
anggota
a. Siswa
organisasi
b. Guru c. Semua warga sekolah d. Guru dan siswa
13. Organisasi kepemudaan salah satunya adalah… a. PKK b. Dasawisma c. OSIS d. Karang Taruna
14. Anggota
organisasi
masyarakat
yang
bertugas
menjaga keamanan kampung adalah… a. LSM b. LKMD c. BPD d. Hansip
15. Anggota adalah…
OSIS
di
sekolah
131
a. Siswa b. Masyarakat c. Pemuda kampung d. Orang kota
Mengetahui
Jakarta,1 April 2013
Kepala Sekolah
Guru Kelas / Mapel
H. Tasripin Rodjali, S.Pdi
Mulyanah
NIP.
NIM.809018300638
132
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) SIKLUS I
Nama Sekolah
: MIS Irsyadul Khair
Mata Pelajaran
: Pendidikan Kewarganegaraan
Kelas / Semester
: V (lima) / genap
Pertemuan ke
: II (dua)
Alokasi Waktu
: 2x35 menit (2 pertemuan)
Standar Kompetensi : 3. Memahami Kebebasan Berorganisasi
I. KOMPETENSI DASAR 3.2.Mendeskripsikan Pengertian Berorganisasi
II. NDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI Menyebutkan struktur organisasi Merumuskan contoh tata tertib organisasi
III. TUJUAN PEMBELAJARAN Siswa dapat menyebutkan struktur organisasi Siswa dapat merumuskan contoh tata tertib organisasi
IV. MATERI AJAR Pengertian organisasi Cirri-ciri organisasi Tujuan organisasi Anggota organisasi Struktur organisasi Tata tertib organisasi
133
V. PENDEKATAN DAN METODE PENGAJARAN Pendekatan Kontekstual Diskusi dengan teman kelompok Tanya jawab Ceramah Penugasan
VI. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN
PENDAHULUAN Kegiatan guru Memberikan salam dan
Kegiatan Siswa
Siswa semua mengikuti Disiplin
memulai pelajaran dengan
dan ikut membaca doa
berdoa
bersama Siswa
Mengabsen siswa
Nilai Karakter
dan satu
mendengarkan memperhatikan Disiplin persatubnama
mereka disebutkan dan mengangkat bagi
yang
tangan namanya
disebutkan
Bertanya kepada siswa “organisasi apa saja yang
Siswa menjawab dengan Tanggung baik dan benar
jawab
kalian ketahui yang ada di sekolah ini?” Setelah jawaban
mendapatkan dari
peserta
Siswa
memperhatikan Disiplin
jawaban yang diberikan
134
didik,
guru
menjelaskan
mulai
guru
dan
mengklarifikasi jawaban yang telah diberikan oleh siswa tadi Menjelaskan
secara
Siswa
mendengarkan Disiplin
singkat materi yang akan
penjelasan guru tentang
diajarkan pada pertemuan
materi
ini
disampaikan
yang
akan pada
pertemuan ini Guru memotivasi siswa untuk
aktif
dalam
pembelajaran
KEGIATAN INTI B.1. EKSPLORASI Kegiatan Guru
Kegiatan Siswa
Guru membagi kelas dalam yang
5
Siswa
mulai
kelompok
membentuk kelompok
masing-masing
sesuai dengan yang
terdiri dari beberapa
Nilai Karakter Tanggung jawab
diperintahkan guru
siswa Kemudian
guru
menempelkan potongan
Siswa
mengerjakan
tugas yang diberikan kertas
oleh
guru
bersama
dipapan tulis terdiri
dengan
dari: organisasi yang
kelompoknya masing-
ada
masing
di
lingkungan
masyarakat, organisasi
anggota
Disiplin
135
sekolah,
organisasi
keagamaan, organisasi politik, dan organisasi pemerintahan, sebagai soal dan memeberikan lembaran tugas yang harus
diisi
oleh
masing-masing kelompok Guru
menjelaskan
Siswa memperhatikan
langkah-langkah yang
potongan kertas yang
harus dilakukan oleh
ditempelkan oleh guru
masing-masing
dan
kelompok
dengan
Disiplin
mendengarkan penuh
semangat
dan
berusaha memotivasi teman-temannya
B.2. ELABORASI Kegiatan guru Guru
Kegiatan Siswa
menyiapkan
Niali Karakter
Perwakilan kelompok
potongan-potongan
mengambil kertas yang
jawabannya yang telah
berisi tugas yang harus
diacak
mereka
dan
memerintahkan
siswa
untuk mengambil kertas tugas
yang
telah
disiapkan diatas meja guru,
masing-masing
isi
nanti
bersama kelompoknya
Disiplin
136
perwakilan
kelompok
mengambil
tugas
tersebut Setelah
semua
kelompok
mendapat
tugas
masing-masing,
guru
kemudian
memerintahkan
siswa
Siswa mulai berpikir dan
memikirkan
jawabannya dengan
sesuai
perintahnya
bersama
dengan
untuk mencari jawaban
kelompok
yang telah disediakan
masing. Siswa terlihat
dimeja
antusias
kemudian
mendiskusikannya
melakukan
dengan
anggota
dan
kelompoknya
masing-
dengan
masing
Tanggung jawab
masing-
dalam tugasnya bekerjasama
untuk
kelompok mencari
jawabannya Guru
menjelaskan
langkah-langkah harus
yang
Siswa memperhatikan
Tanggung jawab
penjelasan guru
dilakukan
masing-masing kelompok Guru
memerintahkan
Wakol dari kelompok
bagi kelompok siswa
membacakan
yang
jawaban yang sudah
sudah
selesai
hasil
untuk
mereka dan kelompok
mempresentasikan hasil
kerjakan
jawabannya kelompok didepan kelas
bersama mereka
Tanggung jawab
137
B.3. KONFIRMASI Kegiatan Guru Guru
Kegiatan Siswa
mempersilahkan Siswa
dan
Nilai Karakter guru
siswa duduk kembali di
memberikan
tempat
tangan untuk kelompok
duduknya
masing-masing
dan
Disiplin
tepuk
yang sudah selesai
setiap kelompok yang selesai mempresentasikan hasil kelompok
mereka
diberi reward berupa tepuk
tanga
kelompok
lain
dari yang
mendengarkan Guru membahas hasil Siswa aktif dan banyak jawaban dari masing-
bertanya
masing kelompok dan
jawaban dari kelompok
menjelaskan
lain
yang
hal-hal masih
dipertanyakan
Disiplin
tentang
dan
meminta
penjelasannya, kemudian
guru
membantu
menjawab
pertanyaan tersebut Guru bertanya jawab Siswa menanyakan haltentang
hal-hal
yang
belum diketahui siswa dan menyimpulkannya serta konsep
memberikan yang
kepada siswa
benar
hal yang mereka tidak paham
Tanggung jawab
138
PENUTUP Kegiatan Guru Guru
Kegiatan Siswa
memberikan Siswa
kesimpulan
ulang
kesimpulan
tentang
yang
diberikan guru
materi
Nilai Karakter
mencatat
Tanggung jawab
yang
telah disampaikan dan yang
telah
siswa
lakukan Guru memberikan soal
Siswa mengerjakan soal
Disiplin
dengan tenang Guru mengajak siswa berdoa
untuk Siswa berdoa bersama
mengakhiri pelajaran
VII. SUMBER BELAJAR Buku PKn kelas V SD, penerbit Erlangga Internet Pengalaman guru Modul PKn pegangan guru kelas V Lingkungan masyarakat Teman
Tanggung jawab
139
VIII. PENILAIAN
Indikator
Teknik
Bentuk
Pencapaian
Penilaian
Instrumen
Tes
Pilihan
Menyebutkan contoh
ganda
Instrumen Soal
1. Yang
memimpin
memimpin
penyelenggaraan di desa adalah…
struktur
a. Tokoh agama
organisasi
b. Sekdes c. Tokoh masyarakat d. Kades
2. Pengurus organisasi yang bertugas menangani masalah administrasi organisasi adalaha… a. Bendahara b. Wakil ketua c. Ketua d. Sekretaris Merumuskan
tertib organisasi
ini
tugas
sekretaris
organisasi, kecuali…
contohcontoh
3. Berikut
tata
a. Memimpin
dan
mengagendakan rapat b. Bersama
pengurus
lain
membuat agenda c. Mengarsip berkas dan agenda kerja d. Memimpin demonstrasi
4. Ibu Maulida mempunyai seorang anak balita berumur 8 bulan, organisasi yang tepat yang harus
140
diikuti oleh bu Maulida adalah… a. PKK b. Arisan ibu-ibu c. Posyandu d. PMI
5. Aditya ingn menjadi anak yang mandiri, disiplin dan mempunyai jiwa
kepemimpinan,
seharusnya
masuk
Asitya organisasi
sekolah… a. Polisi kecil b. Dokter kecil c. PMR d. Pramuka
6. Pak
Ramdan
seorang
guru
sebaiknya pak Ramdan menjadi anggota organisasi… a. Politik b. Profesi c. OSIS d. PKK
7. Salah satu bentuk organisasi adalah organisasi pemerintahan. Manakah yang merupakan contoh organisasi pemerintahan? a. PKK
b. Desa c. Partai Politik d. Karang Taruna
141
8. Partai
politij
adalah
contoh
organisasi… a. Profesi b. Pemerintah c. Pemuda d. Sekolah
9. Dengan berorganisasi kita akan lebih… a. Repot mebcari tujuan b. Susah mencapai tujuan c. Mudah mencapai tujuan d. Membuang-buang waktu
10. Kalian bisa memasuki organisasi di masyarakat dan juga di sekolah. Bila ingin aktif berorganisasi di sekolah, maka kalian bisa masuk dalam organisasi… a. Partai Politik b. PKK c. Karang Taruna d. Pramuka
Mengetahui
Jakarta,1 April 2013
Kepala Sekolah
Guru Kelas / Mapel
H. Tasripin Rodjali, S.Pdi
Mulyanah
NIP.
NIM.809018300638
142
LAMPIRAN XII
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) SIKLUS II
Nama Sekolah
: MIS Irsyadul Khair
Mata Pelajaran
: Pendidikan Kewarganegaraan
Kelas / Semester
: V (lima) / genap
Pertemuan ke
: I (satu)
Alokasi Waktu
: 2 x 35 menit (2 pertemuan)
Standar kompetensi
: 4. Menghargai Keputusan Bersama
I.
KOMPETENSI DASAR 3.1.Mengenal bentuk-bentuk keputusan bersama
II.
INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI Menjelaskan definisi keputusan bersama Menjelaskan bentuk-bentuk keputusan bersama
III.
Menjelaskan prinsip-prinsip musyawarah dan mufakat
Nilai karakter
TUJUAN PEMBELAJARAN
Tanggung jawab
Siswa dapat menjelaskan definisi keputusan bersama Siswa dapat menjelaskan bentuk-bentuk keputusan bersama Siswa dapat menjelaskan prinsip-prinsip musyawarah dan mufakat
IV.
MATERI AJAR Pengertian keputusan bersama Bentuk-bentuk keputusan bersama Kemauan musyawarah untuk mufakat
143
V.
PENDEKATAN DAN METODE PENGAJARAN Pendekatan kontekstual Diskusi dengan teman kelompok Tanya jawab Ceramah Penugasan
VI.
LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN
PENDAHULUAN Kegiatan Guru
Kegiatan Siswa
Memberikan salam dan Semua memulai
pelajaran
dengan doa
siswa
Nilai Karakter
mengikuti Disiplin
dan ikut membaca doa bersama
Mengabsen siswa
Siswa
Disiplin
mendengarkan
dan
memperhatikan
satu
persatu
nama
disebutkan
mereka dan
mengangkat tangan bagi yang namanya disebutkan Bertanya kepada siswa “bagaimana cara yang kalian lakukan bila ingin mengambil
suatu
keputusan
untuk
kepentingan bersama?”
Siswa menjawab dengan Tanggung baik dan benar
jawab
144
Setelah
mendapatkan
jawaban didik
dari
peserta
guru
mulai
menjelaskan
Siswa
memperhatikan Disiplin
jawaban yang diberikan guru
dan
mengklarifikasi jawaban yang
telah
diberikan
oleh siswa tadi Menjelaskan
secara
singkat materi yang akan diajarkan
pada
pertemuan ini
Siswa
mendengarkan Disiplin
penjelasan guru tentang materi
yang
akan
disampaikan Guru memotivasi siswa untuk
aktif
pada
pertemuan ini
dalam
pembelajaran
KEGIATAN INTI B.1. EKSPLORASI Kegiatan Guru
Kegiatan Siswa
Nilai Karakter
Guru membagi kelas Siswa mulai membentuk Tanggung dalam 5 kelompok yang
kelompok sesuai dengan
masing-masing
yang diperintahkan guru
terdiri
jawab
dari beberapa siswa Kemudian memberikan
guru lembaran Siswa mengerjakan tugas Disiplin
tugas yang harus diisi
yang diberikan oleh guru
oleh
bersama dengan anggota
masing-masing
kelompok
kelompoknya masing
masing-
145
Guru
menjelaskan Siswa mendengarkan tugas Tanggung
langkah-langkah
yang
yang diberikan oleh guru
harus dilakukan oleh
bersama dengan anggota
masing-masing
kelompoknya
kelompok
masing
jawab
masing-
B.2.ELABORASI Kegiatan Guru Guru
Kegiatan Siswa
memerintahkan
Perwakilan
Nilai Karakter
kelompok Disiplin
siswa untuk mengambil
mengambil kertas yang
kertas tugas yang sudah
berisi tugas yang harus
disiapkan diatas meja
mereka
guru,
bersama kelompoknya
masing-masing
perwakilan
kelompok
mengambil
tugas
isi
nantinya
tersebut Setelah
semua
kelompok
mendapat
tugas
masing-masing,
guru
kemudian
memerintahkan untuk bersama
sisiwa
menjawabnya
Siswa mulai berpikir dan Tanggung memikirkan
jawabannya
jawab
sesuai dengan perintahnya bersama
dengan
kelompoknya
masing-
masing
dengan
anggota kelompoknya
Siswa
antusias
melakukan bekerjasama
dalam Tanggung dan
jawab
dengan
kelompok untuk mencari jawabannya Wakil
dari
membacakan
kelompok Tanggung hasil
jawab
146
Guru
memerintahkan
jawaban
yang
sudah
bagi kelompok siswa
mereka dan kelompoknya
yang
kerjakan
sudah
selesai
untuk maju ke depan kelas mempresentasekan hasil jawabannya
B.3. KONFIRMASI Kegiatan Guru Guru
Kegiatan Siswa
mempersilahkan Siswa
Nilai Karakter guru Disiplin
dan
siswa duduk kembali di
memberikan tepuk tangan
tempat
untuk
duduknya
masing-masing
dan
kelompok
yang
sudah selesai presentase
setiap kelompok yang selesai mempresentasekan hasil
kelompoknya
mereka
beri
reward
berupa
tepuk
tangan
dari
kelompok
lain
yang mendengarkan Guru membahas hasil Siswa aktif dan banyak Disiplin jawaban dari masing-
bertanya tentang jawaban
masing kelompok dan
dari kelompok lain dan
menjelaskan
meminta
yang dipertanyakan
hal-hal masih
penjelasannya,
kemudian guru membantu menjawab tersebut
pertanyaan
147
Guru bertanya jawab Siswa tentang
hal-hal
yang
mencoba Disiplin
menanyakan hal-hal yang
belum diketahui siswa
mereka tidak paham
dan menyimpulkannya serta
memberikan
konsep
yang
benar
terhadapa siswa
PENUTUP Kegiatan Guru Guru
Kegiatan Siswa
memberikan
Siswa
mencatat Tanggung
kesimpulan
ulang
kesimpulan
tentang
yang
diberikan oleh guru
materi
Nilai Karakter
yang
jawab
telah disampaikan dan yang
telah
mereka
lakukan Giri memberikan soal
Siswa mengerjakan soal Disiplin Tanggung
dengan tenang
jawab Guru mengajak siswa berdoa
Siswa berdoa bersama
Disiplin
untuk
mengakhiri pelajaran
VII. PENILAIAN Indikator
Teknik
Bentuk
Pencapaian
Penilaian
instrumen
Tes
Pilhan
Memahami definisi keputusan bersama
ganda
Instrumen Soal
1. Dua
cara
pengambilan
keputusan bersama yaitu… a. Musyawarah mufakat
dan
148
b. Musyawarah
unyuk
mufakat
dan
pemungutan suara c. Pemungutan suara dan pemaksaan kehendak d. Pemaksaan
kehendak
dan ancaman
2. Pilihan yang dipilih dan dilaksanakan dari beberapa pilihan disebut… a. Keputusan b. Peraturan c. Program d. Musyawarah
3. Musyawarah
adalah
membahas suatu masalah secara Memahami
bersama-sama
untuk mencapai…
bentuk-bentuk
a. Kesejahteraan
keputusan
b. Kebersamaan c. Kepandaian d. Mufakat
4. Musyawarah
bertujuan
untuk mencapai… a. Keberuntungan b. Suara terbanyak c. Kebersihan d. Mufakat
149
5. Keputusan bersama dengan cara
pemungutan
disebut
juga
suara dengan
istilah… a. Pemilihan umum b. Mufakat c. Insting d. Voting
6. Musyawarah
berasaskan
kebersamaan, kekeluargaan dan… a. Keberagaman b. Kebermanfaatan c. Gotong royong d. Kerakyatan
7. Sebelum mengambil sebuah keputisan sebaiknya
kita
perlu… a. Mendapat
pengaruh
dari teman b. Mempertimbangkan akibat keputusan kita c. Mendengarkan nasehat orang tua d. Mendengarkan
saran
dari guru Memahami prinsip-prinsip musyawrah mufakat
dan
8. Kesepakatan bersama yang berisi setuju atau tidak setuju disebut… a. Surat persetujuan
150
b. Surat ketetapan c. Peraturan d. Konferensi
9. Kebiasaan-kebiasaan masyarakat turun temurun yang mengikat disebut… a. Norma adat b. Norma sosial c. Norma kesusilaan d. Norma kesopanan
10. Peraturan-peraturan
yang
mempunyai sangsi tegas dan jelas adalah… a. Norma agama b. Norma adat c. Norma hukum d. Norma kesusilaan
11. Tata
tertib
di
sekolah
berguna untuk mengatur kegiatan di… a. Lembaga b. Masyarakat c. Sekolah d. Keluarga
12. Bentuk keputusan bersama yang
tidak
masyarakat
tertulis
di
contohnya
adalah… a. Norma kesusilaan
151
b. Peraturan c. Undang-undang d. Perjanjian
13. Nilai
dasar
dalam
bermusyawarah adalah… a. Kebersamaan b. Keberuntungan c. Kebermanfaatan d. Kepandaian
14. Sikap
yang
dikembangkan
perlu dalam
musyawarah adalah… a. Mau menang sendiri b. Mendengarkan pendapat orang lain c. Mengaku
diri
lebih
hebat d. Memotong pembicaraan orang lain
15. Musyawarah harus diliputi oleh semangat… a. Ketenangan b. Kekeluargaan c. Kepuasan d. Kesepakatan
Mengetahui
Jakarta, 8 April 2013
Kepala Sekolah
Guru Kelas / Mapel
H. Tasripin Rodjali, S.Pdi
Mulyanah
NIP.
NIM.809018300638
152
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) SIKLUS II
Nama Sekolah
: MIS Irsyadul Khair
Mata Pelajaran
: Pendidikan Kewarganegaraan
Kelas / Semester
: V (lima) / genap
Pertemuan ke
: II (dua)
Alokasi Waktu
: 2 x 35 menit (2 pertemuan)
Standar kompetensi
: 4. Menghargai Keputusan Bersama
I.
KOMPETENSI DASAR 3.2.Mengenal bentuk-bentuk keputusan bersama
II.
INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI Menjelaskan definisi keputusan bersama Menjelaskan bentuk-bentuk keputusan bersama
III.
Menjelaskan prinsip-prinsip musyawarah dan mufakat
Nilai karakter
TUJUAN PEMBELAJARAN
Tanggung jawab
Siswa dapat menjelaskan definisi keputusan bersama Siswa dapat menjelaskan bentuk-bentuk keputusan bersama Siswa dapat menjelaskan prinsip-prinsip musyawarah dan mufakat
IV.
MATERI AJAR Pengertian keputusan bersama Bentuk-bentuk keputusan bersama Kemauan musyawarah untuk mufakat
V.
PENDEKATAN DAN METODE PENGAJARAN Pendekatan kontekstual Diskusi dengan teman kelompok
153
Tanya jawab Ceramah Penugasan
VI.
LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN
PENDAHULUAN Kegiatan Guru
Kegiatan Siswa
Memberikan salam dan Semua memulai
pelajaran
dengan doa
siswa
Nilai Karakter
mengikuti Disiplin
dan ikut membaca doa bersama
Mengabsen siswa
Siswa
Disiplin
mendengarkan
dan
memperhatikan
satu
persatu
nama
disebutkan
mereka dan
mengangkat tangan bagi yang namanya disebutkan Siswa menjawab dengan Tanggung baik dan benar
Bertanya kepada siswa
Siswa
memperhatikan Disiplin
“bagaimana cara yang
jawaban yang diberikan
kalian lakukan bila ingin
guru
mengambil
suatu
keputusan
untuk
kepentingan bersama?”
jawab
154
Setelah
mendapatkan
jawaban didik
dari
peserta
guru
mulai
menjelaskan
dan
mengklarifikasi jawaban yang
telah
Siswa
mendengarkan Disiplin
penjelasan guru tentang materi
yang
akan
disampaikan
pada
pertemuan ini
diberikan
oleh siswa tadi Menjelaskan
secara
singkat materi yang akan diajarkan
pada
pertemuan ini Guru memotivasi siswa untuk
aktif
dalam
pembelajaran
KEGIATAN INTI B.1. EKSPLORASI Kegiatan Guru
Kegiatan Siswa
Nilai Karakter
Guru membagi kelas Siswa mulai membentuk Tanggung dalam 5 kelompok yang
kelompok sesuai dengan
masing-masing
yang diperintahkan guru
terdiri
jawab
dari beberapa siswa Kemudian memberikan
guru lembaran Siswa mengerjakan tugas Disiplin
tugas yang harus diisi
yang diberikan oleh guru
oleh
bersama dengan anggota
masing-masing
kelompok
kelompoknya masing
masing-
155
Guru
menjelaskan Siswa mendengarkan tugas Tanggung
langkah-langkah
yang
yang diberikan oleh guru
harus dilakukan oleh
bersama dengan anggota
masing-masing
kelompoknya
kelompok
masing
jawab
masing-
B.2.ELABORASI Kegiatan Guru Guru
Kegiatan Siswa
memerintahkan
Perwakilan
Nilai Karakter
kelompok Disiplin
siswa untuk mengambil
mengambil kertas yang
kertas tugas yang sudah
berisi tugas yang harus
disiapkan diatas meja
mereka
guru,
bersama kelompoknya
masing-masing
perwakilan
kelompok
mengambil
tugas
isi
nantinya
tersebut Setelah
semua
kelompok
mendapat
tugas
masing-masing,
guru
kemudian
memerintahkan untuk bersama
sisiwa
menjawabnya
Siswa mulai berpikir dan Tanggung memikirkan
jawabannya
jawab
sesuai dengan perintahnya bersama
dengan
kelompoknya
masing-
masing
dengan
anggota kelompoknya
Siswa
antusias
melakukan bekerjasama
dalam Tanggung dan
jawab
dengan
kelompok untuk mencari jawabannya Wakil
dari
membacakan
kelompok Tanggung hasil
jawab
156
Guru
memerintahkan
jawaban
yang
sudah
bagi kelompok siswa
mereka dan kelompoknya
yang
kerjakan
sudah
selesai
untuk maju ke depan kelas mempresentasekan hasil jawabannya
B.3. KONFIRMASI Kegiatan Guru Guru
Kegiatan Siswa
mempersilahkan Siswa
Nilai Karakter guru Disiplin
dan
siswa duduk kembali di
memberikan tepuk tangan
tempat
untuk
duduknya
masing-masing
dan
kelompok
yang
sudah selesai presentase
setiap kelompok yang selesai mempresentasekan hasil
kelompoknya
mereka
beri
reward
berupa
tepuk
tangan
dari
kelompok
lain
yang mendengarkan Guru membahas hasil Siswa aktif dan banyak Disiplin jawaban dari masing-
bertanya tentang jawaban
masing kelompok dan
dari kelompok lain dan
menjelaskan
meminta
yang dipertanyakan
hal-hal masih
penjelasannya,
kemudian guru membantu menjawab tersebut
pertanyaan
157
Guru bertanya jawab Siswa tentang
hal-hal
yang
mencoba Disiplin
menanyakan hal-hal yang
belum diketahui siswa
mereka tidak paham
dan menyimpulkannya serta
memberikan
konsep
yang
benar
terhadapa siswa
PENUTUP Kegiatan Guru Guru
Kegiatan Siswa
memberikan
Siswa
mencatat Tanggung
kesimpulan
ulang
kesimpulan
tentang
yang
diberikan oleh guru
materi
Nilai Karakter
yang
jawab
telah disampaikan dan yang
telah
mereka
lakukan Giri memberikan soal
Siswa mengerjakan soal Disiplin Tanggung
dengan tenang
jawab Guru mengajak siswa berdoa
Siswa berdoa bersama
Disiplin
untuk
mengakhiri pelajaran
VII. PENILAIAN Indikator
Teknik
Bentuk
Pencapaian
Penilaian
instrumen
Tes
Pilhan
1. Dibawah ini bentuk-bentuk
ganda
keputusan bersama secara
Memahami definisi
Instrumen Soal
keputusan
tertulis yaitu…
bersama
a. Peraturan adat
158
b. Peraturan pemerintah c. Norma kesopanan d. Norma kesusilaan
2. Musyawarah
bertujuan
untuk memperoleh… a. Dukungan b. Kata mufakat c. Perbedaan d. Kata akhir
3. Berikut boleh
ini
yang
dilakukan
tidak dalam
musyawarah adalah… a. Mendengarkan pendapat orang lain b. Memaksakan kehendak c. Melaksanakan
hasil
keputusan Memahami
d. Mengajukan usul
bentuk-bentuk keputusan
4. Untuk mengatur kehidupan masyarakat maka dibut… a. Norma dan tata tertib b. Kesepakatan bersama c. Aturan yang berbeda d. Aturan berdasarkan
yang status
sosial
5. Sebuah wujud kata sepakat dari
orang-orang
yang
bersangkutan disebut…
159
a. Memorandum b. Kesepakatan c. Rambu-rambu d. Tata tertib 6. Perjanjian
bilateral
adalah… a. Suarat
yang
berisi
perjanjian b. Perjanjian
yang
diadakan oleh banyak pihak c. Perjanjian
yang
diadakan
oleh
dua
pihak saja d. Perjanjian
yang
diadakan oleh empat pihak 7. Bentuk keputusan bersama digolongkan menjadi dua macam yaitu… a. Bilateral
dan
multilateral b. Peraturan dan undangundang c. Memorandum Memahami
perjanjian
prinsip-prinsip musyawrah
dan
dan
d. Tertulis
dan
tidak
tertulis
mufakat 8. Pada dasarnya cara-cara dalam keputusan yaitu…
mengambil terbagi
dua
160
a. Demokratis dan tidak demokratis b. Demokratis c. Tidak demokratis d. Pemilu 9. Musyawarah
untuk
mencapai mufakat haruslah dilaksanakan dengan akal sehat dan… a. Hati nurani yang luhur b. Sikap dingin c. Sikap ingin menang d. Sikap
menerima
dengan
penih
kesadaran 10. Pemilihan dengan suara terbanyak para pemilihnya secara terbuka langsung memilih calon yang dipilih tersebut dengan… a. Voting terbuka b. Voting tertutup c. Aklamasi d. interpelasi
Mengetahui
Jakarta, 9 April 2013
Kepala Sekolah
Guru Kelas / Mapel
H. Tasripin Rodjali, S.Pdi
Mulyanah
NIP.
NIM.809018300638
161
LAMPIRAN XIII
DOKUMENTASI
DAFTAR PUSTAKA
Tim Penyusun, Undang-Undang RI No.20 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, Jakarta: CV. Tamia Utama,2003. P, Irawan., Teori Belajar, Jakarta: Pekerti A-A. Mudjiono dan Dimyanti, Belajar dan Pembelajaran, Jakarta: Rineka Cipta, Cet.4,2010. Herry Hermawan, Asep., Belajar dan Pembelajaran Di Sekolag Dasar, Bandung: UPI Press,2007. Budiman, Amin. Dan Setiawati,Hj.,Bimbingan Konseling, Jakarta: Dirjen Pendidikan Departemen Agama Ri,2009. Arifin,Zaenal.,Evaluasi Pembelajaran, Jakarta: Dirjen Pendidikan Departemen Agama RI,Cet.I,2009. Madjid,Abdul.,Perencanaan Pembelajaran, Bandung: PT. Remaja Rosadakarya,2011. Bahri Djamarag, Syaiful.,Psikologi Belajar, Jakarta: Rineka Cipta,2008. Sabri,Alisuf.H.M., Psikologi Pendidikan Islam, Jakarta: CV. Pedoman Ilmu Jaya. Tim Penyusun.,Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka,2005. Kawareh,Z.F.,Pengembangan Minat Belajar, Jakarta: Bina Karya,1995. Rozak,Abdul. Dan Ubaedillah,dkk.,Hak Asasi dan Masyarakat Madani, Jakarta: Tim ICCE UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,2007. Arya,Ine Kusuma dan Sustim,Markum.,PKn Berbasis Nilai, Bogor: Ghalia Indonesia,2010. Sapriya,H.Drs.M.Ed.,Pembelajaran dan Evaluasi Hasil Belajar IPS, Bandung: UPI Press,2006. Wiriaatmadja,Rochiati.,Metode Penelitian Tindakan Kelas, Bandung: PT. Remaja Rosadakarya,2010. Arikunto,Suharsimi., Penelitian Tindakan Kelas,Jakarta: PT. Bumi Aksara, Cet.9,2010. Rasyid,Harun dan Mansur.,Penilaian Hasil Belajar, Bandung: PT. Wacana Prima,2008.
Arifin,Zaenal.,Evaluasi Pembelajaran, Jakarta: Direktorat Jendral Pendidikan Islam Departemen Agama RI,2009. Purwanto,Ngalim.,Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pembelajaran, Jakarta: PT. Remaja Rosadakarya,2006. Sugiyono.,Metode Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, Bandung: Afabeta,2010. Sudijono,Anas.,Pengantar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,2008. Arikunto,Suharsimi., Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara,Cet.3,2002. Amin,Murtadho.Moh.,Pembelajaran PKn MI, Surabaya:Amanah Pustaka,2009.