Peranan menurut Soerjono Soekanto (2002:243) adalah: “Peranan merupakan aspek dinamis kedudukan (status). Apabila seseorang melaksanakan hak dan kewajibannya sesuai dengan kedudukannya, maka ia menjalankan suatu peranan”. Peranan mungkin terdiri dari tiga (3) hal, sebagai berikut: a.
Peranan
meliputi
norma
–
norma
yang
dihubungkan
dengan
posisi atau tempat seseorang dalam masyarakat, b. Peranan adalah suatu konsep tentang apa yang dilakukan oleh individu dalam masyarakat sebagai organisasi, c. Peranan juga dapat dikatakan sebagai perilaku individu yang penting bagi struktur sosial masyarakat. Adapun konsep tentang peran menurut Komarudin (1974:768) dalam buku “Ensiklopedia Manajemen” adalah sebagai berikut: 1) Bagian dari tugas utama yang harus dilakukan oleh seseorang dalam manajemen, 2) Pola perilaku yang utama diharapkan dapat menyertai suatu status, 3) Bagian atau fungsi seseorang dalam kelompok atau pranata, 4) Fungsi yang diharapkan dari seseorang atau menjadi karakteristik yang ada padanya, 5) Fungsi variabel dalam hubungan sebab akibat. Berdasarkan acuan diatas pengertian dari peranan adalah penilaian sejauh mana fungsi seseorang atau bagian dalam menunjang usaha pencapaian tujuan yang ditetapkan atau ukuran mengenai hubungan dua variabel yang mempunyai hubungan sebab akibat.
Universitas Sumatera Utara
2. Pengendalian Internal a. Pengertian Pengendalian Internal Pengendalian internal merupakan sesuatu yang sangat penting sekali dalam pencapaian tujuan usaha. Demikian pula dunia usaha mempunyai perhatian yang makin meningkat terhadap pengendalian internal. Menurut Arens (2000:288) definisi pengendalian internal adalah sebagai berikut: “An understanding of internal control, especially those controls to the reability of financial reporting, are important to the auditor’s purposes”. Berdasarkan
uraian
diatas,
pengertian
pengendalian
internal
dapat
diterjemahkan secara bebas dalam suatu proses yang didesain untuk mendapatkan jaminan yang memadai dalam mencapai kebijakan dan peraturan. Menurut Romney dan Steinbart dalam bukunya Accounting Information System (2003:195) , “internal control is the plan of organization and the methods a business use to safeguard assets, provide accurate and reliable information, promote and improve operational efficiency, and encourage adherence to prescribed managerial policies”. Pengendalian internal adalah suatu rencana organisasi dan metode bisnis yang digunakan untuk menjaga asset, memberikan informasi yang akurat dan dapat diandalkan, mendorong dan memperbaiki efisiensi jalannya telah ditetapkan organisasi, serta mendorong kesesuaian dengan kebijakan yang telah ditetapkan. Menurut Standar Profesional Akuntan Publik dalam Standar Audit (seksi 319:2001), pengendalian internal didefenisikan sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
Pengendalian internal merupakan suatu proses yang dijalankan oleh dewan komisaris, manejemen dan personel lain entitas yang didisain untuk memberikan keyakinan memadai tentang pencapaian tiga golongan tujuan berikut ini: a.keandalan laporan keuangan, b.efektivitas dan efisiensi operasi, dan c. Kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku. Menurut
commitee
of
sponsoring
organization
(COSO)
pengertian
pengendalian internal dalam buku Sistem Informasi Akuntansi (Romney:230) adalah : Suatu proses yang diimplementasikan oleh dewan komisaris, pihak manajemen, dan mereka yang berada dibawah arahan keduanya, untuk memberikan jaminan yang wajar bahwa tujuan pengendalian dicapai dengan pertimbangan hal-hal sebagai berikut : 1) efektivitas dan efisiensi operasional organisasi, 2) keandalan pelaporan keuangan, 3) kesesuaian dengan hukum dan peraturan yang berlaku. Menurut COSO, pengendalian internal adalah proses, karena hal tersebut menembus kegiatan operasional organisasi dan merupakan bagian integral dari kegiatan manajemen dasar. Pengendalian internal hanya dapat menyediakan keyakinan memadai, bukan kayakinan mutlak. Hal ini menegaskan bahwa sebaik apapun pengendalian internal itu dirancang dan dioperasikan, hanya dapat menyediakan keyakinan yang memadai, tidak dapat sepenuhnya efektif dalam mencapai tujuan pengendalian internal meskipun telah dirancang dan disusun sedemikian rupa dengan sebaik-baiknya. Bahkan pengendalian internal yang ideal telah dirancang, akan tetapi keberhasilannya tergantung pada kompetisi dan kendala dari pada pelaksanaannya yang tidak terlepas dari keterbatasan.
Universitas Sumatera Utara
b. Tujuan Pengendalian Internal Tujuan pengendalain internal menurut Arens (2003:271) adalah sebagai berikut: 1) Reliability of financial reporting, 2) Efficiency and effectiveness of operations, 3) Compliance with applicable laws dan regulations. Berdasarkan pengertian diatas, tujuan pengendalian internal dijelaskan sebagai berikut: 1) Keandalan Laporan Keuangan Pengendalian yang berkaitan dengan masalah kewajaran laporan keuangan yang disajikan untuk pihak-pihak luar. Penyajian laporan keuangan tersebut harus sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum, dimana manajemen bertanggung jawab atas laporan keuangan yang disajikan wajar. 2) Ketaatan Terhadap Hukum dan Peraturan Yang Berlaku Pengendalian internal dimaksudkan untuk memastikan bahwa segala peraturan dan kebijakan yang telah ditetapkan manajemen untuk mencapai tujuan perusahaan itu ditaati oleh karyawan perusahaan tersebut dan dijalankan oleh setiap unit organisasi. 3) Efektivitas dan Efisiensi Operasi Pengendalian internal dimaksudkan untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi dari semua operasi perusahaan sehingga dapat mengandalkan biaya yang bertujuan untuk mencapai tujuan perusahaan.
Universitas Sumatera Utara
Adapun tujuan pengendalian internal menurut James A.Hall dalam bukunya Sistem Informasi Akuntansi (2001:150) adalah : a). Untuk menjaga aktiva perusahaan, b). Untuk menjaga akurasi dan dapat diandalkan catatan dan informasi akuntansinya, c). Untuk mempromosikan efisiensi operasi perusahaan, d). Untuk mengukur kesesuaian dengan kebijakan dan prosedur yang telah ditetapkan oleh manajemen. Pengendalian internal untuk mencapai tujuan pertama dan ke dua adalah dengan menerapkan pengendalian internal akuntansi (internal accounting control). Sedangkan untuk tujuan ke tiga dan ke empat adalah dengan menerapkan pengendalian internal administratif (internal administrative control). Pengendalian internal akuntansi terdiri dari struktur organisasi, prosedurprosedur serta catatan-catatan yang berhubungan langsung dengan pengamanan harta kekayaan dan dapat dipercayainya catatan finansialnya, yang ditempuh dengan langkah-langkah sebagai berikut: (Arens and Loebecke, 2005:230) (1) Sistem pemberi wewenang dapat berupa pemberian wewenang, baik yang bersifat umum yaitu mengenai transaksi tertentu atau mengenai sekelompok transaksi yang bersifat serupa, (2) Sistem persetujuan pengawasan agar transaksi dilaksanakan sesuai dengan kebijaksanaan dengan cara menyetujui secara tertulis pada dokumen tertentu, (3) Sistem pemisahan antara tugas operasional dan tugas penyimpanan, tugas pencatatan mempunyai fungsi agar terdapat internal check (saling menguasai), (4) Sistem pengendalian physik berfungsi agar tidak ada pencurian dan kerusakan physik atau aktiva.
Universitas Sumatera Utara
Pengendalian internal akuntansi disebut juga preventive control yang artinya bahwa pengendalian tersebut dibuat dengan tujuan untuk mencegah terjadinya ketidakefisienan. Pengendalian internal administratif meliputi struktur organisasi, metode dan ukuran-ukuran yang dikoordinasikan terutama untuk mendorong efisiensi dan dipatuhinya kabijakan manajemen. Pengendalian internal administrasi disebut juga feedback control yang artinya bahwa tujuan dari pengendalian internal untuk memperoleh hasil operasional apakah pelaksanaan pekerjaan menyimpang dari perencanaan. Seperti, efisiensi operasi, efektivitas operasi dan efektivitas manajemen. Pengendalian internal yang diarahkan ke pencapaian tujuan administrasi mempunyai pengaruh langsung yang kecil terhadap ketelitian dan dipercayainya laporan keuangan. Dalam sistem pengendalian internal administrasi ada dua unsur yang mempengaruhi, yaitu: (a) Sistem rencana organisasi yang merupakan sarana pengendalian internal, karena pengambilan keputusan yang menuju ke sistem pemberian wewenang untuk melaksanakan transaksi akan banyak dipengaruhi oleh rencana organisasi. Dalam penyusunan rencana yang efektif untuk memperkuat pengendalian internal, perlu diadakan pemisahan tugas antara berbagai fungsi operasi, penyimpanan dan pencatatan pemisahan fungsi tidak berarti, bahwa koordinasi ditiadakan,
Universitas Sumatera Utara
(b) Sistem yang bersifat usaha memperoleh efisiensi dan mencapai tujuan ketaatan terhadap kebijaksanaan pimpinan yang tidak langsung berhubungan dengan catatan keuangan. Pengendalian internal ibarat sebuah perisai yang melindungi perusahaan dari serangkaian peristiwa-peristiwa
yang
tidak
diinginkan
yang
menyerang
perusahaan. Termasuk kecurangan yang dilakukan oleh pihak eksternal dan internal perusahaan, kesalahan yang disebabkan oleh ketidakmampuan pegawai, kesalahan program komputer, korupsi serta tindakan-tindakan merugikan lainnya. Menurut James A. Hall dalam buku Sistem Informasi Akuntansi (2001:152) “Perisai pengendalian internal terdiri atas tiga tingkat kontrol, yaitu: kontrol preventif, kontrol deteksi, dan kontrol koreksi”. Kontrol preventif adalah suatu teknik pasif yang didesain untuk mengurangi frekuensi munculnya peristiwa-peristiwa yang tidak diinginkan. Preventife artinya pencegahan, pencegahan atas kesalahan dan kecurangan jauh lebih efektif dari segi biaya dari pada pendeteksian dan pengkoreksian masalah setalah muncul. Kontrol deteksi adalah teknik dan prosedur
yang didesain untuk
mengidentifikasi peristiwa-peristiwa yang tidak diinginkan yang terlepas dari kontrol preventif. Kontrol deteksi mengungkapkan jenis kesalahan pesifik dengan membandingkan data aktual dan standar yang sudah ditetapkan sebelumnya. Kontrol korektif adalah tindakan-tindakan yang diambil untuk membalikkan efek dari kesalahan yang dideteksi dilangkah sebelumnya. Ini merupakan perbedaan yang penting antara kontrol deteksi dan kontrol koreksi. Kontrol deteksi mengidentifikasi peristiwa-peristiwa yang tidak diinginkan dan menarik
Universitas Sumatera Utara
perhatian pada masalah. Untuk setiap kesalahan yang dideteksi, bisa terdapat lebih dari satu tindakan. Koreksi yang layak, tetapi tindakan terbaik tidak selalu jelas.
c. Komponen Pengendalian Internal Setiap perusahaan memiliki karakter-karakter khusus yang berbeda sehingga pengendalian internal yang baik pada suatu perusahaan belum tentu baik untuk perusahaan yang lainnya. Oleh karena itu, untuk menciptakan suatu pengendalian internal harus memperhatikan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi tujuan perusahaan secara keseluruhan. Menurut Mulyadi (2002:183) komponen-komponen pengendalian internal adalah sebagai berikut: 1) Lingkungan pengendalian, 2) Penakiran Resiko, 3) Informasi dan Komunikasi, 4) Aktivitas Pengendalian, 5) Pemantauan.
Kelima komponen pengendalian internal diuraikan sebagai berikut: 1) Lingkungan Pengendalian. Lingkungan pengendalian merupakan pondasi dari keempat komponen pengendalian internal lainnya. Lingkungan pengendalian menetapkan corak atau
Universitas Sumatera Utara
suasana suatu organisasi dan mempengaruhi kesadaran pengendalian para manajemen dan pegawainya. Lingkungan pengendalian merupakan landasan untuk semua unsur pengendalian internal yang membentuk disiplin dan struktur. Menurut Mulyadi (2002:183) berbagai faktor yang membentuk lingkungan pengendalian dalam suatu entitas, antara lain: nilai integritas dan etika, komitmen terhadap kompetensi, dewan komisaris dan komite audit, filosofi dan gaya operasi manajemen, struktur organisasi, pembagian wewenang dan pembebanan tanggungjawab, kebijakan dan praktik sumber daya manusia. a) Nilai integritas dan etika Efektivitas pengendalian internal tergantung pada integritas dan nilai-nilai etika seorang personil yang mendesain dan melaksanakannya. Nilai integritas merupakan tanggungjawab yang dijunjung tinggi oleh pihak manajemen, yaitu suatu kemampuan untuk mewujudkan apa yang dikatakan atau yang telah menjadi komitmennya. b) Komitmen terhadap kompetensi Komitmen terhadap kompetensi mencakup pertimbangan manajemen atas pengetahuan dan ketrampilan yang diperlukan dan paduan antara kecerdasan, pelatihan, dan pengalaman yang dituntut dalam pengembangan kompetensi.
c) Dewan komisaris dan komite audit Untuk menciptakan independensi auditor, perusahaan-perusahaan yang go public sebaiknya mengalihkan wewenang penunjukan auditor dari tangan
Universitas Sumatera Utara
manajemen puncak ke tangan dewan komisaris atau komite audit (audit committee). d) Filosofi dan gaya operasi manajemen Filosofi adalah seperangkat keyakinan dasar (basic beliefs) yang menjadi parameter bagi perusahaan dan karyawannya. Filosofi merupakan apa yang seharusnya dikerjakan dan apa yang seharusnya tidak dikerjakan oleh perusahaan. Gaya operasi mencerminkan ide manajer tentang bagaimana operasi suatu entitas harus dilaksanakan. e) Struktur organisasi Struktur organisasi memberikan rerangka untuk perencanaan, pelaksanaan, pengendalian, dan pemantauan aktivitas entitas. f) Pembagian wewenang dan pembebanan tanggung jawab Pembagian wewenang dan pembebanan tanggungjawab merupakan perluasan lebih lanjut dari pengembangan struktur organisasi. Pembagian wewenang yang jelas akan dapat mengalokasikan sumber daya yang dimilikinya serta memudahkan pertanggungjawaban konsumsi sumber daya organisasi dalam pencapaian tujuan organisasi. g) Kebijakan dan praktik sumber daya manusia. Karyawan merupakan unsur penting dalam setiap pengendalian internal. Perusahaan juga sangat penting memiliki karyawan yang kompeten dan jujur agar tercipta lingkungan pengendalian yang baik. Maka dari itu perusahaan perlu memiliki metode atau kebijakan yang baik dalam menerima karyawan,
Universitas Sumatera Utara
mengembangkan kompetensi mereka,
menilai prestasi dan
memberikan
kompensasi atas prestasi mereka. 2) Penaksiran Resiko Penaksiran resiko merupakan komponen kedua dari pengendalian internal. Penaksiran resiko untuk tujuan pelaporan keuangan adalah identifikasi, analisis, dan pengelolaan resiko entitas yang berkaitan dengan penyusunan laporan keuangan, sesuai dengan prinsip akuntansi berterima umum di Indonesia. Penaksiran resiko manajemen harus mencakup pertimbangan khusus terhadap resiko yang dapat timbul dari perubahan keadaan, seperti : a) Bidang baru bisnis yang memerlukan prosedur akuntansi yang belum pernah dikenal, b) Perubahan standar akuntansi, c) Hukum dan peraturan baru, d) Perubahan yang berkaitan dengan revisi sistem dan teknologi baru yang digunakan untuk pengolahan informasi, e) Pertumbuhan entitas yang menuntut perubahan fungsi pengolahan dan pelaporan informasi dan personel yang terlibat di dalam fungsi tersebut. 3) Informasi dan Komunikasi Informasi dan Komunikasi merupakan komponen ketiga dari pengendalian internal. Sistem Informasi terdiri dari catatan dan metode yang digunakan untuk mengidentifikasian, menganalisisan, dan mencatat transaksi organisasi serta unutk memperhitungkan aktiva dan kewajiban terkait. Sistem akuntansi yang efektif menurut Mulyadi (2002:189) adalah :
Universitas Sumatera Utara
a) b) c) d) e) f) g)
Sah, Telah diotorisasi, Telah dicatat, Telah dinilai secara wajar, Telah digolongkan secara wajar, Telah dicatat dalam periode yang seharusnya, Dimasukkan ke dalam buku besar pembantu dan telah diringkas dengan benar.
Komunikasi mencakup penyampaian informasi kepada semua personel yang terlibat dalam pelaporan keuangan tentang bagaimana aktivitas mereka berkaitan dengan pekerjaan orang lain, baik yang berada didalam maupun di luar organisasi. Komunikasi ini mencakup sistem pelaporan penyimpangan kepada pihak yang lebih tinggi dalam perusahaan. 4) Aktivitas Pengendalian Aktivitas
pengendalian
merupakan
komponen
yang
keempat
dari
pengendalian internal. Untuk memberikan keyakinan bahwa petunjuk yang dibuat oleh manajemen dilaksanakan. Kebijakan dan prosedur ini memberikan keyakinan bahwa tindakan yang diperlukan telah dilaksanakan untuk mengurangi resiko dalam pencapaian tujuan perusahaan. Aktivitas pengendalian yang relevan dengan audit atas laporan keuangan dapat digolongkan ke dalam berbagai kelompok. Salah satu cara penggolongan adalah sebagai berikut: a) Pengendalian pengolahan informasi Banyak perusahaan sekarang menggunakan komputer untuk pengolahan informasi umumnya dan terutama informasi akuntansinya. Pengendalian pengolahan informasi dibagi menjadi dua, yaitu: pengendalian umum dan pengendalian aplikasi.
Universitas Sumatera Utara
Unsur pengendalian umum meliputi: organisasi pusat pengolahan data, prosedur dan standar untuk perubahan program, pengembangan sistem dan pengoperasian fasilitas pengolahan data. Pengendalian aplikasi dirancang untuk memenuhi persyaratan pengendalian khusus setiap aplikasi. Pengendalian aplikasi terhadap pengolahan transaksi tertentu dikelompokkan menjadi: (1) Prosedur otorisasi yang memadai Di dalam organisasi, setiap transaksi hanya terjadi atas dasar otorisasi dari yang memiliki wewenang untuk menyetujui terjadinya transaksi tersebut. Otorisasi transaksi dapat bersifat umum dan bersifat khusus. Otorisasi umum adalah otorisasi yang diberikan oleh pihak manajemen kepada pegawai untuk menangani transaksi rutin tanpa persetujuan khusus. Sedangkan otorisasi khusus adalah otorisasi yang diberikan oleh pihak manajemen untuk beberapa transaksi tertentu yang terjadi karena keadaan khusus, (2) Perancangan dan penggunaan dokumen dan catatan yang cukup Prosedur otorisasi akan menjamin dihasilkannya dokumen sumber yang dapat dipercaya, sehingga akan menjadi masukan yang andal bagi proses akuntansi. Prosedur pencatatan yang baik akan menghasilkan informasi yang teliti dan andal mengenai kekayaan, utang, pendapatan, dan biaya suatu organisasi. Dalam perancangan dokumen dan catatan, unsur pengendalian internal harus dipertimbangkan sebagai berikut: (a) perancangan dokumen bernomor urut tercetak (pre-numbered form),
Universitas Sumatera Utara
(b) pencatatan transaksi harus dilakukan pada saat transaksi terjadi, atau segera setelah transaksi terjadi, (c) perancangan dokumen dan catatan harus cukup sederhana untuk menjamin kemudahan dalam pemahaman terhadap dokumen dan catatan tersebut, (d) sedapat mungkin dokumen dirancang untuk memenuhi berbagai keperluan sekaligus. (3) Pengecekan secara independen Pengecekan secara independen mencakup verifikasi terhadap pekerjaan yang dilaksanakan sebelumnya oleh individu atau departemen lain atau penilaian semestinya terhadap jumlah yang dicatat. Untuk menjamin independensi, verifikasi kinerja tidak boleh dilaksanakan oleh karyawan yang memiliki kedudukan dibawah karyawan yang diverifikasi kinerjanya. b) Pemisahaan fungsi yang memadai Tujuan pemisahaan fungsi ini adalah untuk mencegah dan untuk dapat dilakukannya deteksi segera atas kesalahan dan ketidakberesan dalam pelaksanaan tugas yang dibebankan kepada seseorang. c) Pengendalian fisik atas kekayaan dan catatan Cara yang paling baik dalam perlindungan kekayaan dan catatan adalah dengan menyediakan perlindungan secara fisik. Tujuannya untuk mencegah terjadinya kemungkinan pencurian, kerusakan, dan kehilangan yang akan menghambat aktivitas perusahaan sehari-hari.
d) Review atas kinerja
Universitas Sumatera Utara
Review atas kinerja mencakup review dan analisis yang dilakukan oleh manajemen atas: laporan yang meringkas rincian jumlah yang tercantum dalam akun buku pembantu, kinerja sesungguhnya dibandingkan dengan jumlah menurut anggaran, prakiraaan, atau jumlah tahun lalu, dan hubungan antara serangkaian data seperti data keuangan dengan data nonkeuangan. 5) Pemantauan (Monitoring) Pemantauan merupakan komponen yang kelima dari pengendalian internal. Pemantauan adalah proses penilaian kualitas kinerja pengendalian internal sepanjang waktu. Pemantauan dilaksanakan oleh personel yang semestinya melakukan pekerjaan tersebut, baik pada tahap desain maupun pengoperasian pengendalian, pada waktu yang tepat, untuk menentukan apakah pengendalian internal beroperasi sebagaimana yang diharapkan, dan untuk menentukan apakah pengendalian internal tersebut telah memerlukan perubahan karena terjadinya perubahan keadaan.
d. Keterbatasan Pengendalian Internal Pengendalian internal setiap perusahaan memiliki keterbatasan bawaan yang dapat melemahkan pengendalian internal tersebut. Oleh karena itu, pengendalian internal hanya memberikan keyakinan memadai, bukan mutlak, kepada manajemen dan dewan komisaris tentang pencapaian tujuan perusahaan. Keterbatasan-keterbatasan yang melekat pada pengendalian internal menurut Boyton et.al (2002:375) adalah : 1) Kesalahan dalam pertimbangan
Universitas Sumatera Utara
Seringkali
manajemen
dan
personel
lain
dapat
salah
dalam
mempertimbangkan keputusan bisnis yang diambil atau dalam melaksanakan tugas rutin karena tidak memadainya informasi, keterbatasan waktu, atau prosedur lainnya, 2) Kemacetan Kemacetan dalam pengendalian yang telah diterapkan dapat terjadi karena personel secara keliru memahami perintah atau membuat kesalahan karena kelalaian, tidak adanya perhatian, atau kelelahan. Perubahan yang bersifat sementara atau permanen dalam personel atau dalam sistem dan prosedur dapat pula mengakibatkan kemacetan, 3) Kolusi Kolusi dapat mengakibatkan bobolnya pengendalian internal yang dibangun untuk melindungi kekayaan perusahaan dan tidak terungkapnya ketidakberesan atau tidak terdeteksinya kecurangan oleh pengendalian internal yang dirancang, 4) Penolakan oleh manajemen Manajemen dapat mengabaikan kebijakan atau prosedur yang telah ditetapkan untuk tujuan yang tidak sah seperti kecurangan pribadi manajer, penyajian kondisi keuangan yang berlebihan, atau kepatuhan semu, 5) Biaya lawan manfaat Biaya yang diperlukan untuk mengoperasikan pengendalian internal tidak boleh melebihi manfaat yang diharapkan dari pengendalian internal tersebut. Karena pengukuran secara tepat baik biaya maupun manfaat biasanya tidak mungkin dilakukan, manajemen harus memperkirakan dan mempertimbangkan
Universitas Sumatera Utara
secara kuantitatif dan kualitatif dalam mengevaluasi biaya dan manfaat suatu pengendalian internal.
3. Efektivitas dan Efisiensi a. pengertian efektivitas dan Efisiensi Pengertian efektivitas menurut Rob Reider (2002:21) adalah sebagai berikut: “effectiveness (or result of operations) is the organization achieving result or benefits based on stated goals and objectives or some other measurable criteria”. Pengertian efisiensi menurut Rob Reider (2002:21) adalah sebagai berikut: “efficiency (or methods operations) is the organizational caryying out its responsibilities with minimum expenditure of effort”. Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa unit organisasi yang efisien adalah unit yang memproduksi sejumlah keluaran dengan masukan yang minimal atau menghasilkan keluaran terbanyak dari masukan yang tersedia. Sedangkan perbedaan efektivitas dan efisiensi menurut Arens and Loebbecke (2000:798) adalah: “effectiveness refers to accomplishment of objectives, where as efficiency refers to the resources used to achieve those objective”. Dari kedua definisi diatas dapat disimpulkan bahwa efektivitas merupakan kemampuan suatu organisasi untuk memperoleh dan memanfaatkan sumber daya yang ada sebaik mungkin dalam usahanya mencapai tujuan organisasi. Efektivitas juga dapat dikatakan sebagai tolak ukur keberhasilan suatu organisasi dalam
Universitas Sumatera Utara
mencapai tujuan organisasi tersebut yang berhubungan dengan hasil operasi perusahaan. Sumber criteria efektivitas menurut Aren, et all (2003) adalah: 1) Historical Performance, 2) Benchmarking, 3) Engineered Standards, 4) Discussion and Agreement. Historical Performance merupakan criteria yang didasarkan pada hasil actual sebelumnya. Dalam hal ini, prestasi kerja periode berjalan dibandingkan dengan prestasi sebelumnya. Criteria ini mudah ditetapkan, tetapi hasil penilaian yang digunakan criteria ini sering tidak memberikan gambaran yang tepat mengenai keadaan organisasi yang sesungguhnya kerena adanya perubahan waktu dan keadaan. Benchmarking merupakan criteria yang ditetapkan berdasarkan hasil yang dicapai oleh perusahaan lain yang sejenis. Engineered Standars merupakan criteria yang ditetapkan dengan rekayasa, perhitungan standar ilmiah, untuk menentukan banyaknya output yang harus diproduksi. Discussion and Agreement merupakan criteria yang ditetapkan berdasarkan hasil diskusi dan persetujuan bersama antara manajemen dan pihak lain yang terlibat.
Universitas Sumatera Utara
b. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Efektivitas dan Efisiensi faktor-faktor yang mempengaruhi efektivitas dan efisiensi adalah sebagai berikut: 1) Faktor sumber daya baik sumber daya manusia seperti tenaga kerja, kemampuan kerja, maupun sumber daya fisik seperti peralatan kerja, tempat bekerja serta dana keuangan, 2) Faktor struktur organisasi yaitu susunan yang stabil dari jabatan-jabatan baik itu struktur maupun fungsional, 3) Faktor teknologi pelaksanaan pekerjaan, 4) Faktor dukungan kepada aparatur dan pelaksanaanya baik pimpinan maupun masyarakat, 5) Faktor pimpinan dalam arti kemampuan untuk mengkombinasikan keempat faktor tersebut ke dalam suatu usaha yang berdaya guna dan berhasil guna untuk mencapai sasaran yang dimaksud.
4. Penjualan a. Pengertian Penjualan Penjualan merupakan salah satu aktivitas yang ada didalam perusahaan, melalui aktivitas ini pendapatan utama perusahaan diperoleh. Pendapatan yang diperoleh akan mempengaruhi besar kecilnya laba yang diterima perusahaan. Laba bagi perusahaan dapat dikatakan salah satu unsur penggerak dinamika perusahaan.
Universitas Sumatera Utara
Menurut Basu Swastha (2001:8) definisi penjualan adalah sebagai berikut: “Penjualan adalah ilmu dan seni mempengaruhi pribadi yang dilakukan oleh penjualan untuk mengajak orang lain agar bersedia membeli barang atau jasa yang ditawarkannya”. Dari definisi penjualan diatas dapat disimpulkan bahwa penjualan adalah suatu pengalihan hak kepemilikan atas barang dan jasa dari pihak penjual kepada pihak pembeli disertai dengan penyerahan imbalan dari pihak penerima barang atau jasa kepada penjual sebagai timbal balik atas penyerahan barang tersebut. Untuk mendapatkan hasil yang terbaik dalam upaya pencapaian tujuan yang diterapkan oleh perusahaan, aktivitas penjualan perlu di rencanakan terlebih dahulu dengan baik. Dalam perencanaan penjualan kondisi perusahaan harus diperhatikan (kemampuan untuk memproduksi dan memasarkan) artinya untuk dapat mencapai rencana volume penjualan, harus selalu memperhatikan perekonomian
dimasa
mendatang,
dan
bagian
penjualan
harus
selalu
diikutsertakan dalam pencapaian penjualan agar jumlah yang ditentukan adalah jumlah yang mungkin untuk dicapai. Secara umum penjualan dapat dibagi menjadi: 1) Penjualan Tunai Penjualan tunai terjadi apabila penyerahan barang atau jasa disertai dengan pembayaran cash dari pembeli, 2) Penjualan Kredit Penjualan kredit yaitu penjualan dengan tenggang waktu antara saat penyerahan barang atau jasa dalam penerimaan pembelian,
Universitas Sumatera Utara
3) Penjualan Tender Penjualan tender yaitu penjualan yang dilakukan melalui prosedur tender untuk memenuhi permintaan pihak pembeli yang membuka tender tersebut. Untuk memenangkan tender tersebut, selain harus memenuhi syarat berbagai prosedur yaitu pemenuhan dokumen tender berupa jaminan tender, juga harus bersaing dengan pihak lain, 4) Penjualan Ekspor Penjualan ekspor yaitu penjualan yang dilkakukan kepada pihak pembeli dari luar negeri yang mengimpor barang tersebut, 5) Penjualan Konsinyasi Penjualan konsinyasi yaitu penjualan yang dilakukan dengan cara titipan kepada pembeli, yang sekaligus sebagai penjual. Apabila barang tersebut tidak laku terjual, barang tersebut akan kembali ke penjual, 6) Penjualan Melalui Grosir Penjualan melalui grosir yaitu penjualan yang tidak langsung kepada pembeli tetapi melalui pedagang grosir, yang berfungsi sebagai perantara antara pihak produsen dengan pedagang eceran (retailer).
b. Tujuan Penjualan Kegiatan penjualan dalam suatu perusahaan merupakan kegiatan yang sangat penting karena dengan adanya kegiatan penjualan tersebut akan terbentuk laba yang menjamin kelangsungan hidup perusahaan. Tujuan umum perusahaan dalam kegiatan penjualan adalah sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
1) mencapai volume penjualan tertentu dari penjualan, 2) mencapai laba maksimal, 3) berusaha meningkatkan dan menunjang pertumbuhan perusahaan.
c. Efektivitas Penjualan Menurut Dan M. Guy, C. Wayne Alderman, Alan J. Winters (2002;10): “Efektivitas mengukur seberapa berhasil suatu organisasi mencapai tujuan dan sasarannya. Efisiensi mengukur seberapa baik suatu entitas menggunakan sumberdayanya dalam mencapai tujuannya”. Efektivitas selalu berhubungan dengan tujuan perusahaan. Suatu perusahaan yang efektif merupakan suatu kelompok individu yang bekerja sama mengambil tindakan-tindakan guna mencapai tujuan yang hendak dicapai. Efektivitas juga selalu dikaitkan dengan masalah efisiensi karena sumber daya yang dimilki oleh perusahaan untuk mencapai tujuan. Efisiensi
menggambarkan
sumber/biaya/masukan
yang
sama
untuk
menghasilkan keluaran yang lebih besar. Oleh karena itu tujuan perusahaan harus dicapai dengan penggunaan sumber daya yang minimal, artinya terhindar dari pemborosan yang tidak diperlukan dalam setiap kegiatan perusahaan. Suatu penjualan dapat dikatakan efektif, jika perusahaan memiliki karakteristik sebagai berikut: 1) adanya perkembangan penjualan yang dilihat dari volume penjualan terus menerus meningkat dan adanya anggaran penjualan yang dapat segera direalisasikan,
Universitas Sumatera Utara
2) transaksi penjualan dicatat sesuai dengan tanggal dan diarsip dengan nomor urut, 3) kegiatan penjualan mulai dari penerimaan order penjualan sampai dengan penyerahan barang dapat diselesaikan dengan order yang diterima dari pelanggan, sehingga kegiatan operasional perusahaan dapat berjalan dengan lancar dan efisien, 4) terdapat kepuasan pelanggan atas produk yang dipesannya.
d. Pengendalian Internal Penjualan Pengendalian internal penjualan dapat membantu pimpinan perusahaan untuk mengetahui
besarnya
pendapatan
atas
penjualan
dan
memperkirakan
kemungkinan terjadinya kecurangan dan penggelapan melalui laporan-laporan yang menganalisa kegiatan penjualan yang merupakan trend dan hubunganhubungan atau penyimpangan yang tidak dihendaki dari tujuan. Pengendalian penjualan meliputi penganalisaan, penelahaan dan penelitian yang dihasilkan terhadap kebijaksanaan, prosedur, metode, dan pelaksanaan yang sesungguhnya untuk mencapai volume penjualan yang dikehendaki, dengan biaya yang wajar, yang menghasilkan laba kotor yang diperlukan untuk mencapai hasil pengembalian yang diharapkan atas investasi. Tujuan pengendalian internal penjualan adalah untuk mencapai tujuan perusahaan, baik mengenai produk atau jasa yang diberikan, penetapan harga atau tarif, metode penjualan, organisasi, dan perencanaan serta pengendalian. Pengendalian yang memadai akan memungkinkan penyelesaian semua transaksi
Universitas Sumatera Utara
dengan sempurna dan tepat, disamping akan menunjang pula dipatuhinya kebutuhan operasi perusahaan. Bila hal-hal tersebut dapat dikendalikan dengan baik, maka tujuan utama dari perusahaan dapat dicapai. Menurut Arens and Loebbecke (2000:406) tujuan pengendalian internal adalah sebagai berikut: 1) recorded sales for shipments are recorded to existing customer (existance), 2) recorded sales transactions are recorded (completeness), 3) recorded sales are for the amount of goods shipped and are correctly billed and recorded (accuracy), 4) sales transactions are property classified (clasification), 5) sales are recorded on the correct dates (timing), 6) sales transactions are property included in the account receivable master file and are correctly summarized (posting and summarization). Berdasarkan uraian diatas dapat diambil kesimpulan bahwa tujuan pengendalian internal adalah: 1) penjualan yang dicatat adalah untuk pengiriman aktual kepada langganan yang tidak fiktif (absah), 2) transaksi penjualan yang ada telah dicatat (kelengkapan), 3) penjualan yang dicatat adalah untuk jumlah barang yang dikirim dan ditagih serta dicatat dengan benar (penilaian), 4) transaksi
penjualan
diklasifikasikan
dengan
benar
dan
pantas
(klasifikasi), 5) penjualan dicatat dalam waktu yang tepat atau sesuai (tepat waktu), 6) transaksi penjualan dimasukkan dengan pantas dalam berkas induk dan diikhtisarkan dengan benar (posting dan pengikhtisaran).
Universitas Sumatera Utara
Jelas bahwa aktivitas penjualan perlu dilindungi dari kemungkinan terjadinya penggelapan, pencurian, ataupun kesalahan dalam pencatatan agar perusahan terhindar dari kerugian. Untuk mencapai tujuan-tujuan yang telah dikemukakan diatas, pimpinan perusahaan perlu menetapkan suatu pengendalian internal atas penjualan yang memadai.
e. peranan pengendalian internal dalam mendukung efektivitas penjualan Pengendalian internal diharapkan dapat berperan dan memberikan kontribusi dalam perusahaan sehingga diharapkan terciptanya efektivitas penjualan. Dalam efektivitas penjualan memerlukan laporan untuk menganalisis penjualan yang mengungkapkan perkembangan yang tidak diinginkan atau penyimpanganpenyimpangan dari tujuan, anggaran atau sasaran yang telah ditetapkan. Untuk mengetahui apakah peranan pengendalian internal dalam menunjang efektivitas penjualan berjalan lancar dengan baik, maka akan dilakukan pemeriksaan lebih lanjut. Selanjutnya pengendalian internal akan melakukan cara yang tepat untuk meningkatkan tindakan korektif. Pengendalian internal dapat berperan dalam mendukung efektivitas penjualan apabila memenuhi komponen-komponen dari pengendalian internal itu sendiri: 1) Lingkungan pengendalian, 2) Penakiran Resiko, 3) Informasi dan Komunikasi, 4) Aktivitas Pengendalian, 5) Pemantauan.
Universitas Sumatera Utara
B. Penelitian Terdahulu Fithri Sarrah Lubis dalam penelitiannnya yang berjudul “ Peranan Biro Satuan Pengawasan Intern Dalam Mendukung Penerapan Manajemen Strategi Pada PT Perkebunan Nusantara V Pekan Baru (2006)”. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa peran Biro Satuan Pengeawasan Intern sebagai Internal Audit Departemen di Perusahaan telah mendukung penerapan elemen-elemen manajemen strategik. Hal ini ditandai dengan penerapan elemen-elemen strategik yang
dimulai dari
merumuskan
rencana
kegiatan
pemeriksaan
hingga
menghasilkan fungsi pengawasan yang efektif di perusahaan. Astrid Feriska R. dalam penelitiannya yang berjudul “ Peranan Auditor Internal Dalam Meningkatkan Sistem Pengedalian Intern Pada PT Socfin Indonesia Medan (2008)”. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa peranan audit internal sangat bermanfaat dalam meningkatkan Satuan Pengawasan Intern pada Perusahaan. Penelitian terhadap pengendalian dilakukan dengan objektif dan independen. Laporan audit mengungkapkan kelemahan yang terjadi dan rekomendasi perbaikan sehingga sistem pengendalian internal yang dijalankan Perusahaan akan semakin baik di masa yang akan datang. Rusnella Ulfa dalam penelitiannya yang berjudul “ Pengendalian Penjualan Kredit Dan Penagihan Piutang Pada PT Indomobil Finance cabang Padang Sidempuan (2008)”. Hasil penelitiannya untuk mengetahui dengan jelas pengendalian dan pemeriksaan yang dilaksanakan pada perusahaan dan dari hasil penelitian bahwa pengendalian internal pada perusahaan telah membuat rencana
Universitas Sumatera Utara
kerja. Secara umum, penagihan dan pengendalian internal perusahaan berjalan dengan baik. Peneliti Fithri Sarrah Lubis (2006)
Astrid Feriska R. (2008)
Judul Penelitian
Rumusan Masalah
Hasil Penelitian
Peranan Biro Satuan 1. Apakah Pengawasan Intern keberadaan dan Dalam Mendukung peranan Biro Penerapan Satuan Manajemen Strategik Pengawasan Pada PT.Pekebunan Intern Nusantara V Pekan mendukung Baru. penerapan manajemen strategi dalam pelaksanaan fungsi pengawasan di PTPN V Pekan Baru? 2. Apakah fungsi Biro Satuan Pengawasan Intern sebagai Internal Auditor pada PTPN V Pekan Baru sudah dilaksanakan sebagaimana mestinya dalam usaha peningkatan efisiensi operasi perusahaan? Peranan Auditor 1. Apakah fungsi Internal Dalam Auditor Internal Meningkatkan Sistem pada PT.Socfin Pengendalian Intern Indonesia Medan Pada PT.Socfin sudah Indonesia Medan. dilaksanakan sebagaimana mestinya dalam upaya peningkatan efisiensi dan efektivitas operasional
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Biro Satuan Pengawasan Intern sebagai Internal Departemen di Perusahaan telah mendukung penerapan elemen-elemen manajemen strategik. Hal ini ditandai dengan penerapan elemenelemen strategik yang dimulai dari merumuskan rencana kegiatan pemeriksaan hingga menghasilkan fungsi pengawasan yang efektif di perusahaan.
Hasil penelitian yang disimpulkan menunjukkan bahwa peranan audit internal sangat bermanfaat dalam meningkatkan Satuan Pengawasan Intern pada Perusahaan. Penelitian terhadap pengendalian dilakukan dengan objektif dan independen. Laporan
Universitas Sumatera Utara
Rusnella Ulfa (2008)
Pengendalian Internal Penjualan Kredit dan Penagihan Piutang Pada PT Indomobil Finance Cabang Padang Sidempuan.
perusahaan? 2. Apakah Auditor Internal sesuai dengan kedudukannya dapat berperan dalam upaya meningkatkan sistem pengendalian internal perusahaan? 1. Apakah ada prosedur penjualan kredit dan penagihan piutang perusahaan sudah menerapkan pengendalian internal? 2. Jika perusahaan sudah menerapkan pengendalian internal dalam prosedur penjualan kredit dan penagihan piutang apakah pengendalian internal yang diterapkan tersebut sudah memadai dalam menekan resiko-resiko yang ditimbulkan oleh penjualan kredit tersebut dalam mencapai tujuan perusahaan?
audit mengungkapkan kelemahan yang terjadi dan rekomendasi perbaikan sehingga sistem pengendalian internal yang dijalankan Perusahaan akan semakin baik di masa yang akan datang.
Hasil penelitiannya untuk mengetahui dengan jelas pengendalian dan pemeriksaan yang dilaksanakan pada perusahaan dan dari hasil penelitian bahwa pengendalian internal pada perusahaan telah membuat rencana kerja. Secara umum, penagihan dan pengendalian internal perusahaan berjalan dengan baik.
Universitas Sumatera Utara
C. Kerangka Konseptual
PT. Tolan Tiga Indonesia
Pengendalian Internal
Efektivitas Penjualan
PT. Tolan Tiga Indonesia merupakan perusahaan swasta asing yang berbadan hukum berkedudukan dan berkantor pusat di Medan dengan kantor cabang di Jakarta yang khusus mengenai pemasaran teh dan bertanggungjawab pada kantor besar di Medan. Bisnis bidang utama adalah budi daya kelapa sawit dan karet ada dikebun-kebun Pangkatan, Bandar Pinang, Timbang Deli, Tanah Abang, MukoMuko, Melania, Sanna dan Alicia. Sementara budi daya teh ada di kebun Cibuni, Jawa Barat. PT. Tolan Tiga Indonesia menerapkan fungsi audit internal dengan membentuk suatu departemen audit internal yang disebut dengan Satuan Pengawasan Intern. Departemen audit internal bertanggung jawab untuk memastikan bahwa pengendalian internal baik finansial maupun non finansial benar-benar telah terlaksana dan terpelihara dalam tubuh organisasi perusahaan dan melapor langsung kepada presiden direktur. Departemen audit internal
Universitas Sumatera Utara
merupakan suatu kegiatan yang dilakukan untuk membantu manajemen dalam penyediaan informasi, dengan tujuan akhir yaitu menambah nilai perusahaan. Aktivitas penjualan merupakan salah satu aktivitas penting di dalam perusahaan karena hasil penjualan dalam perusahaan selalu diharapkan stabil atau diusahakan agar terus meningkat dari waktu ke waktu. Dalam hal ini peranan pengendalian internal sangat diperlukan. Pengendalian internal merupakan salah satu sistem, prosedur dan tolak ukur lainnya dengan maksud agar seluruh kegiatan perusahaan berjalan sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan sehingga diharapkan dapat mengurangi atau menekan sekecil mungkin kesalahan, kecurangan dan penyelewengan terhadap aktiva perusahaan. Pengendalian internal diharapkan dapat berperan dan memberikan kontribusi dalam perusahaan sehingga diharapkan terciptanya efektivitas penjualan. Dalam efektivitas penjualan memerlukan laporan untuk menganalisis penjualan yang mengungkapkan perkembangan yang tidak diinginkan atau penyimpanganpenyimpangan dari tujuan, anggaran atau sasaran yang telah ditetapkan. Untuk mengetahui apakah peranan pengendalian internal dalam menunjang efektivitas penjualan berjalan lancar dengan baik, maka akan dilakukan pemeriksaan lebih lanjut. Selanjutnya pengendalian internal akan melakukan cara yang tepat untuk meningkatkan tindakan korektif. Pengendalian internal dapat berperan dalam menunjang efektivitas penjualan apabila memenuhi komponen-komponen dari pengendalian internal itu sendiri, yaitu: lingkungan pengendalian, penakiran resiko, informasi dan komunikasi, aktivitas pengendalian, pemantauan.
Universitas Sumatera Utara