PERANAN LEMBAGA BAHASA DAN ILMU AL-QUR’AN BAGI UMAT ISLAM DKI JAKARTA (1986-2006) Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Humaniora (S. Hum)
Oleh Nurhasanah NIM: 104022000813
JURUSAN SEJARAH DAN PERADABAN ISLAM FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1428 H./2008 M.
ABSTRAK
Nurhasanah Peranan Lembaga Bahasa dan Ilmu al-Qur’an bagi Umat Islam DKI Jakarta (19862006)
Penelitian ini berisi data dan informasi tentang peranan lembaga bahasa Arab dan ilmu al-Qur’an bagi umat Islam DKI Jakarta (1986-2006). Lembaga ini didirikan pada tahun 1984 oleh Pemerintah DKI Jakarta, khususnya Bagian Biro Bina Mental Spiritual berdasarkan Keputusan Gubernur KDKI Jakarta Nomor 274 Tahun 1984. Kemudian disempurnakan dengan Keputusan Gubernur KDKI Jakarta Nomor 83 Tahun 1986 tentang Penyempurnaan Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Bahasa dan Ilmu al-Qur’an Provinsi DKI Jakarta. Tujuan LBIQ adalah membantu pemerintah dalam mewujudkan cita-cita pembangunan nasional di bidang mental spiritual, khususnya di bidang kemampuan membaca, memahami, dan menghayati kandungan al-Qur’an serta mengamalkannya guna meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Allah swt. Adapun fungsi utamanya adalah memberikan pelayanan kepada masyarakat dan memahami bahasa Arab dan ilmu al-Qur’an. Meskipun lembaga yang beralamat di Jalan Trunojoyo No. 1 Blok V Lantai 5 dan 6 Kebayoran Baru Jakarta Selatan ini tidak semegah lembaga-lembaga lain, tetapi kegiatan pendidikan yang diselenggarakannya membanggakan, kegiatan pendidikan yang diselenggarakannya cukup efektif. Melalui program-program pendidikan yang diajarkan, lembaga ini telah membina umat Islam DKI Jakarta dalam pengajaran bahasa Arab dan pengajaran ilmu al-Qur’an secara baik dan benar. Dan penulisan skripsi ini menggambarkan keadaan Lembaga Bahasa dan Ilmu al-Qur’an (19862006), meliputi program-program yang diajarkan, tenaga pengajar, peserta didik, fasilitas yang disediakan dan hasil karyanya, dan perananya bagi umat Islam DKI Jakarta (1986-2006).
KATA PENGANTAR Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, segala puji bagi Allah atas limpahan rahmat, inayah dan hidayah-Nya sehingga penulis mampu menyelesaikan karya ilmiah ini, sebagai persyaratan untuk meraih gelar sarjana Humaniora. Shalawat dan salam tercurahkan kepada nabi Muhammad saw. beserta keluarga, para sahabat dan thabiinnya. Penulis menghaturkan terima kasih kepada: 1. Prof. Dr. Komarudin Hidayat, M.A. selaku Rektorat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, DR. H. Abdul Chair selaku Dekan Fakultas Adab dan Humaniora, Drs. H. M. Ma’ruf Misbah, M.A. selaku Kepala Jurusan Sejarah dan Peradaban Islam, beserta Sekretaris Jurusan Usep Abdul Matin, S.Ag., M.A, M.A. 2. Drs. H. Azhar Saleh, M.A. selaku pembimbing skripsi yang telah memberikan arahan dan masukan dalam penulisan skripsi. 3. Para dosen, di antaranya Drs. Saidun Derani, M.A. yang telah memberi nasihat, dan dukungan moril, Awalia Rahma M.A. atas arahannya dalam penulisan skripsi, H. Nurhasan M.A. selaku dosen mata kuliah seminar skripsi, dan para dosen pada berbagai mata kuliah lainnya. 4. Para pejabat LBIQ, di antaranya H. Damanudin Ibnu Majani, SE., M.Si, Hj. Indang Murniningsih, S.Pd., MM., Drs. H. Asyhar dan para pegawainya yang telah membantu dalam pencarian data dan dokumentasi dalam penulisan skripsi. 5. Para pengelola Perpustakaan Utama, FAH dan Iman Jama’, pengelola ANRI dan pengelola Badan Pusat Statistik Jakarta. 6. Ayah Ibu tersayang, dan kakak terkasih yang selalu memberi dukungan dan do’a. 7. Para sahabat, kolega dan Jeung-jeung Arisan SPI angkatan 2004/2005 yang selalu memotivasi dan saling mendo’akan satu sama lain. Penulisan skripsi ini dapat terselesaikan berkat bantuan pihak-pihak yang telah disebutkan di atas, penulis memohon maaf atas kekurangan dalam penulisan skripsi ini. Penulis berharap agar karya ilmiah ini dapat bermanfaat bagi pihak-pihak yang membutuhkan, baik mahasiswa, dosen, peneliti dan pihak lainnya.
DAFTAR ISI
ABSTRAK ……………………………………………………………….…….......
i
KATA PENGANTAR ………………………………………………….…….........
ii
DAFTAR ISI …………………………………………………………….……........ iii DAFTAR TABEL …………………………………………………………......…... iv DAFTAR GAMBAR (ILUSTRASI) .…………………………………….....…….. v DAFTAR ISTILAH .................................................................................................. vii
BAB I
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah …………………………………..………. 1 B. Pembatasan dan Rumusan Masalah ……………….......................… 5 C. Tujuan Penelitian ……………………………………………..........
6
D. Metodologi Penelitian …………………………………………...… 6 E. Survey Pustaka ………………………………………………..........
8
F. Sistematika Penulisan ……………………………………………... 10
BAB II
KONDISI UMUM UMAT ISLAM DKI JAKARTA A. Latar Belakang Sosial dan Budaya Umat Islam DKI Jakarta…........ 11 B. Kehidupan Keagamaan Umat Islam DKI Jakarta ............................. 17 C. Kehidupan Pendidikan Umat Islam DKI Jakarta ……...................... 22
BAB III GAMBARAN UMUM LEMBAGA BAHASA DAN ILMU AL-QUR’AN A. Latar Belakang Berdirinya …………………………..……….……. 30 B. Program yang diajarkannya ..…………………………………...…. 37 C. Tenaga Pengajar dan Peserta Didik ………………………….......... 47 D. Fasilitas dan Hasil Karyanya …………………………….…........... 49
BAB IV PERANAN LEMBAGA BAHASA DAN ILMU AL-QUR’AN BAGI UMAT ISLAM DKI JAKARTA (1986-2006) A. Pengajaran Bahasa Arab ……………………………….…............. 53 B. Pengajaran Ilmu al-Qur’an ……………………………………..… 57 C. Pengkaderan Guru Bahasa Arab dan Membaca al-Qur’an ............. 59
BAB V
PENUTUP A. Kesimpulan ………………………………………………......…... 62 B. Saran-saran …………………………………………………......… 66
DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………………...... 67 LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
1. Tabel 1 Jumlah Penduduk DKI Jakarta ………..………..………………….. 11 2. Tabel 2 Daftar Tenaga Pengajar LBIQ ……………………………………… 45
DAFTAR GAMBAR (ILUSTRASI)
1. Grafik 1 Penduduk Jakarta menurut Pendidikan Terakhir .................................. 27 2. Grafik 2 Kemampuan Membaca Penduduk Jakarta ............................................ 27 3. Gambar Bagan Organisasi LBIQ Masa Bakti 2007-2008 ..............………….... 52 4. Grafik 3 Peserta Program Bahasa Arab LBIQ (1986-2006)….……...…............ 54 5. Grafik 4 Peserta Program Membaca al-Qur’an LBIQ (1986-2006)…................ 57 6. Grafik 5 Peserta Prog. Bahasa Arab dan Prog. Membaca al-Qur’an LBIQ......... 60
DAFTAR ISTILAH
Bahasa Arab Qur’ani : Bahasa Arab yang disesuaikan dengan bahasa al-Qur’an Balaghah Qur’aniyah : Bahasa yang pendekatannya mengacu pada sharaf. Dewan Hakim : Dewan atau orang yang memiliki hak untuk memberikan penilaian dalam sebuah perlombaan Fashohah : Metode atau cara membaca al-Qur’an dengan baik dan benar menurut ilmu tajwid. Halaqoh : Pertemuan/perkumpulan Insan kamil : Manusia sempurna Insya : Merangkai cerita (mengarang) dalam bahasa Arab Mufradat : Kosakata Muhadatsah : Percakapan atau dialog dalam bahasa Arab Musabaqah : Perlombaan Muthola’ah : Menelaah, mengkaji Naghomul Qur’an : Metode membaca al-Qur’an dengan lagu dari sanad yang mutawattir Nahwu/Nahwi : Bentuk kalimat dalam bahasa Arab Perhakiman : Metode untuk menilai suatu perlombaan khusus di bidang membaca al-Qur’an. Qawaid : Kaidah-kaidah Qiro’ah : Pembacaan dalam bahasa Arab Qiro’at Saba’ : Metode membaca al-Qur’an dengan berbagai imam Qori-qoriah : Pembaca-pembaca al-Qur’an Rasam Utsmani : Metode penulisan al-Qur’an yang diberlakukan pada masa Khalifah Utsman ibn Affan. Sharaf/Sharfi : Bentuk kata dalam bahasa Arab. Tafsir Maudhu’i : Tafsir yang sistem kajiannya mengacu pada tema-tema alQur’an Tajwid : Tata cara membaca al-Qur’an dengan hukum-hukum yang berlaku. Temanten : Pengantin Tilawatil Qur’an : Pembacaan al-Qur’an yang disertai dengan nada-nada indah Ulumul Qur’an : Ilmu-ilmu al-Qur’an
PEDOMAN TRANSLITERASI
Huruf Arab ا ب ت ث ج ح خ د ذ ر ز س ش ص ض ط ظ ع غ ف ق ك ل م ن و ه ﺀ ي
Huruf Latin B T Ts J H Kh D Dz R Z S Sy S D T Z ‘ Gh F Q K L M N W H ‘ Y
Keterangan Tidak dilambangkan Be Te Te dan es Je H dengan garis bawah Ka dan ha De De dan zet Er Zet Es Es dan ye Es dengan garis dibawah De dengan garis di bawah Te dengan garis dibawah Zet dengan garis di bawah Koma terbalik di atas hadap kanan Ge dan ha Ef Ki Ka El Em En We Ha Apostrof Ye
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa: 1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar starata 1 di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Jika kemudian hari terbukti bahwa hasil karya ini bukan hasil karya asli saya atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Ciputat, 15 Mei 2008
Nurhasanah
PERANAN LEMBAGA BAHASA DAN ILMU AL-QUR’AN BAGI UMAT ISLAM DKI JAKARTA (1986-2006) Skripsi Diajukan kepada Fakultas Adab dan Humaniora untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Humaniora (S. Hum)
Oleh Nurhasanah NIM: 104022000813 Pembimbing,
Drs. H. Azhar Saleh, M.A.
JURUSAN SEJARAH DAN PERADABAN ISLAM FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1428 H./2008 M.
DAFTAR PUSTAKA Sumber Primer Kurikulum Silabus Program Bahasa Arab Qur’ani LBIQ, 2001. Kurikulum Silabus Program Halaqoh Guru Binaan LBIQ, 2001. Kurikulum Silabus Program Halaqoh Kader Instruktur LBIQ, 2001. Kurikulum Silabus Program Pelatihan Guru Bahasa Arab LBIQ, 2001. Kurikulum Silabus Program Pelatihan Guru Pengajar Ilmu al-Qur’an LBIQ, 2001. Kurikulum Silabus Program Pembinaan Kajian al-Qur’an LBIQ, 2001. Kurikulum Silabus Program Pembinaan Terjemah al-Qur’an LBIQ, 2001. Kurikulum Silabus Program Pengajaran Bahasa Arab LBIQ , 2001 Kurikulum Silabus Program Pengajaran Membaca al-Qur’an LBIQ, 2001. Kurikulum Silabus Program Studi Naskah Ulumul Qur’an LBIQ, 2001. Kurikulum Silabus Program Tahsinuttilawah LBIQ, 2001. Laporan Hasil Evaluasi Program Pengajaran Bahasa Arab LBIQ Provinsi DKI Jakarta (1986-2006). Laporan Hasil Evaluasi Program Pengajaran Membaca al-Qur’an LBIQ Provinsi DKI Jakarta (1986-2006). Laporan Hasil Evaluasi Program Pengkaderan Guru Bahasa Arab dan Membaca alQur’an LBIQ Provinsi DKI Jakarta (1986-2006). Lembaga Bahasa dan Ilmu Al-Qur’an (LBIQ) Provinsi DKI Jakarta. Jakarta: Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, 2005. Proyek Pembangunan Gedung LBIQ Provinsi DKI Jakarta, 1984. Surat Keputusan Gubernur KDKI Jakarta, Nomor. 335 Tahun 1982. Surat Keputusan Gubernur KDKI Jakarta, Nomor. 539 Tahun 1982. Surat Keputusan Gubernur KDKI Jakarta Nomor. 83 Tahun 1986 Sumber Sekunder Dokumen-dokumen: DKI Jakarta Dalam Angka, 2006. Badan Pusat Statistik (BPS). Laporan Badan Biro Bina Mental Spiritual DKI Jakarta, 1984. Laporan Badan Biro Bina Mental Spiritual DKI Jakarta, 1985. Laporan Badan Biro Bina Mental Spiritual DKI Jakarta, 1990. Laporan Badan Pemerintah Daerah (BAPEDA) DKI Jakarta, 1985. Perencanaan Pembangunan Pemerintah Daerah Provinsi DKI Jakarta, 1984. Rencana Kerja Pemerintah (RKP): Peningkatan Kualitas Beragama, 2007 Survey Badan Biro Bina Mental Spiritual DKI Jakarta, 1985. Survei Penduduk Antar Sensus (SUPAS), 2005. Badan Pusat Statistik (BPS).
Buku-buku: Abdurrahman, Dudung. Metode Penelitian Sejarah. Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1999. Cet. II. Alfian, T. Ibrahim, dkk. Sejarah dan Permasalahan Masa Kini. Yogyakarta: Universitas Gajah Mada, 1985. Berkhofer, Jr. Robert. A Behavioral Approach to Historical Analys. New York: The Three Press, 1971. Gottschlak, Louis. Mengerti Sejarah. Penerjemah Nugroho Notosusanto. Jakarta: UI Press, 1985. Cet. IV. Kuntowijoyo. Pengantar Ilmu Sejarah. Yogyakarta: Bentang Budaya, 1995. Manan, Bagir. Perkembangan Pemikiran dan Pengaturan Hak Asasi Manusia di Indonesia. Bandung: PT. Alumni, 2001. Muhaimin. Konsepsi Pendidikan Islam: Sebuah Telaah Komponen Dasar Kurikulum. Solo: Ramdhani, 1991. Nata, Abudin. Paradigma Pendidikan Islam. Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2001. Soeprapto, R. Catatan Masa Bhakti Gubernur KDKI Jakarta Tahun 1982-1987. Jakarta: Pemerintah Daerah Khusus Ibukota Jakarta, 1987. Soeprapto, R. Pokok-pokok Fikiran yang Melandasi Kebijaksanaan Pembangunan Jakarta. Jakarta: Pemerintah Daerah Khusus Ibukota Jakarta, 1987. Soeprapto, R. Rentangan Pembangunan Jakarta 1982-1987. Jakarta: Pemerintah Daerah Khusus Ibukota Jakarta, 1987. Tim Penulis Ensiklopedi Islam, Lembaga Bahasa dan Ilmu al-Qur’an (LBIQ). Jakarta: PT. Ichtiar van Hoeve, 1996. Tim Penulis, Pedoman Penulisan Skripsi, Tesis dan Disertasi. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Press, 2007. Cet. I. Tim Penulis, Undang-undang RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Bandung: Citra Umbara, 2003.
Berita Wawancara
Nama interviewee
: Drs. H. Asyhar
Jabatan
: Kasie Pengajaran LBIQ
Tempat interview
: Jakarta
Waktu
: 15 April 2008
1. Pertanyaan
: Sudah berapa lama Anda bekerja di LBIQ?
Jawaban
: Saya bekerja di LBIQ hampir 3 tahun, sebelumnya saya berdinas di Islamic Center yang dibangun oleh Pemda DKI Jakarta.
2. Pertanyaan Jawaban
: Bagaimana pendapat Anda tentang berdirinya LBIQ? : Bagi saya, berdirinya LBIQ di tengah-tengah masyarakat DKI Jakarta, sangat membanggakan sekali. Karena DKI Jakarta merupakan
satu-satunya
provinsi
yang
memberikan
pelayanan berupa bimbingan dalam pengajaran membaca alQur’an dan bahasa Arab. Sementara provinsi-provinsi lain belum memilikinya, sebagian besar provinsi lain masih baru berusaha mengikuti jejak DKI Jakarta, seperti Gubernur Jawa Timur yang pada awal April 2008 mengadakan survey ke LBIQ. 3. Pertanyaan
: Bagaimana program-program LBIQ yang selama ini telah direalisasikan?
Jawaban
: Program-program LBIQ mengalami perkembangan, misalnya, program bahasa Arab berkembang menjadi program bahasa Arab Qur’ani. Dan begitu juga dengan program lainnya, program membaca al-Qur’an berkembang
menjadi program Terjemah al-Qur’an, Kajian al-Qur’an, Studi Naskah Ulumul Qur’an, dan Tahsinuttilawah. 4. Pertanyaan
: Bagaimana respon ummat Islam DKI Jakarta terhadap kehadiran LBIQ?
Jawaban
: Kehadiran LBIQ sangat dinanti-nantikan oleh ummat Islam, respon ummat Islam sangat baik, karena lembaga ini menampung peserta dari berbagai usia, profesi, tingkat dan jenis pendidikan. Hal ini sangat memudahkan ummat Islam DKI yang mengalami keterbatasan sarana dan prasarana, dan khususnya mengenai dana. LBIQ memberikan pelayanan bimbingan pengajaran pada berbagai program dengan cumacuma (tanpa dipungut bayaran).
5. Pertanyaan
: Apa harapan Anda tentang keberadaan LBIQ ke depan?
Jawaban
: Harapan saya agar LBIQ menjadi lembaga yang mampu memberikan yang terbaik untuk ummat Islam, baik warga DKI Jakarta pada khususnya dan warga Indonesia pada umumnya. Jakarta, 15 April 2008 Kasie Pengajaran LBIQ,
Drs. H. Asyhar NIP. 470063522
Berita Wawancara
Nama interviewee
: Nabhani NS.
Jabatan
: Staf. Perpustakaan LBIQ
Tempat interview
: Jakarta
Waktu
: 8 Maret 2008
1. Pertanyaan
: Sudah berapa lama Anda bekerja di LBIQ?
Jawaban
: Saya bekerja di sini sejak lembaga ini didirikan, artinya saya sudah 20 tahun bekerja di sini.
2. Pertanyaan Jawaban
: Bagaimana pendapat Anda tentang berdirinya LBIQ? : Bagi saya, berdirinya LBIQ merupakan kepedulian Pemerintah Daerah terhadap pendidikan Islam masyarakat DKI Jakarta, yang disinyali masih memprihatinkan. Masih Ada sebagian umat Islam DKI Jakarta yang mengalami buta aksara Arab. Dengan program-program yang ditawarkan, LBIQ telah memberikan peranan dalam pemberantasan buta aksara Arab umat Islam DKI Jakarta.
3. Pertanyaan
: Bagaimana program-program LBIQ yang selama ini telah direalisasikan?
Jawaban
: Program-program tersebut memberi dampak yang positif bagi perekembangan ilmu pengetahuan agama bagi umat Islam DKI Jakarta dan sekitarnya. Para peserta menuntut Kepada pengelola LBIQ agar dikembangkan lagi programprogram pendidikan lain, seperti hafalan al-Qur’an, kaligrafi, dan lain sebagainya.
4. Pertanyaan
: Bagaimana respon umat Islam DKI Jakarta terhadap kehadiran LBIQ?
Jawaban
: Para peserta menuntut kepada pengelola LBIQ agar dikembangkan lagi program-program pendidikan lain, seperti hafalan al-Qur’an, kaligrafi, dan lain sebagainya.
5. Pertanyaan Jawaban
: Apa harapan Anda tentang keberadaan LBIQ ke depan? : Saya berharap agar LBIQ lebih mencerdaskan umat Islam DKI Jakarta pada khususnya dan umat Islam Indonesia pada umumnya. Jakarta, 8 Maret 2008 Staf. Perpustakaan LBIQ
A. Nabhani NS.
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Memasuki dasawarsa terakhir ini dunia pendidikan Indonesia mengalami beberapa perubahan. Di antara perubahan tersebut adalah: Pertama, Pemerintah Pusat memberikan otonomi kepada sekolah atau lembaga untuk mengelola pendidikan secara mandiri. Kedua, terjadinya perubahan Undang-undang Dasar (UUD) 1945 pasal 31 tentang pendidikan yang memberikan harapan baru bagi masyarakat.1 Namun sangat disadari, bahwa meskipun berbagai upaya dilakukan dalam rangka memajukan kualitas pendidikan termasuk pendidikan agama berikut lembaganya, pendidikan Indonesia masih belum optimal. Seperti yang dikemukakan oleh Prof. Dr. Abudin Nata, M.A., bahwa: “Hingga saat ini kita menyadari secara umum kondisi lembaga pendidikan di Indonesia masih ditandai oleh berbagai kelemahan, demikian juga dengan lembaga pendidikan Islam masih belum mampu mengupayakan secara optimal untuk mewujudkan Islam sesuai dengan cita-cita idealnya, atau dengan kata lain lembaga pendidikan Islam masih belum mampu mentransformasikan nilai-nilai ajaran Islam secara kontekstual dengan berbagai masalah yang berkembang di tengah-tengah masyarakat”. 2 1
Pemerintah berkewajiban untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan tiap-tiap warga negara berhak untuk mendapatkan pengajaran yang diatur melalui Undang-undang. Bagir Manan, Perkembangan Pemikiran dan Pengaturan Hak Asasi Manusia di Indonesia (Bandung: P.T. Alumni, 2000), h. 195. 2 Kelemahan tersebut antara lain disebabkan oleh lemahnya sumber daya manusia, manajemen, serta pendanaan, tiga komponen ini merupakan hal yang sangat berperan dalam upaya peningkatan suatu lembaga pendidikan. Lihat, Abudin Nata, Paradigma Pendidikan Islam (Jakarta: Raja Grafindo, Persada, 2001), h. 178.
Pembangunan Pemerintah Daerah Provinsi DKI Jakarta yang selama ini dilaksanakan tidak lepas dari pembangunan yang bersifat fisik materil maupun mental spiritual yang berdasarkan pada keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Pendidikan menjadi unsur terpenting dalam membentuk karakter individu masyarakat, Pendidikan merefleksikan tingkah laku moralitas seseorang. Dan ternyata, salah satu hal yang dilahirkan dari sistem pendidikan bangsa ini adalah tertanamnya sikap eksklusif dan tertutup pada masyarakat. Fenomena ini terbukti dalam realitas masyarakat DKI Jakarta yang terkadang cenderung masa bodoh, tertutup dengan perubahan yang sedang berlangsung terus menerus. Konflik maupun tawuran yang terjadi dalam masyarakat adalah salah satu bukti pendidikan hanya sebagai media kesibukan semata bukan menggali ilmu pengetahuan sesungguhnya. Tidak dapat dipungkiri, bahwa masyarakat DKI Jakarta dewasa ini sedang berada dalam arus perubahan yang sangat dahsyat seiring dengan datangnya era globalisasi dan informasi. Sebagai kaum mayoritas, ummat Islam di DKI Jakarta sudah berusaha menghindari pengaruh westernisasi, akan tetapi kenyataannya modernisasi yang diwujudkan melalui pembangunan di berbagai sektor termasuk pendidikan, interfensi dan westernisasi tersebut sulit untuk dielakkan.3
3
Dunia Islam saat ini menghadapi suatu krisis yang tak pernah dialami sepanjang sejarahnya, sebagai akibat dari benturan peradaban Barat dengan dunia Islam, proses westernisasi yang tidak dapat dihalangi oleh dunia muslim mengakibatkan dunia pendidikan Islam turut terkontaminasi oleh ide-ide
Di samping itu, permasalahan pembangunan agama juga tampak pada peserta didik baik di sekolah umum maupun di lembaga keagamaan. Pengajaran alQur’an belum dapat dilaksanakan secara optimal. Hal ini antara lain karena muatan kurikulum kurang komprehensif (lebih menitikberatkan kepada masalahmasalah ritual keagamaan), keterbatasan sarana dan prasarana, lemahnya penguasaan materi dan metodologi pengajaran, belum optimalnya kegiatan belajar mengajar, serta belum memadainya jumlah dan mutu tenaga kependidikan. Begitu juga dengan kalangan terpelajar yang ingin mengkaji ajaran agama Islam dari sumber aslinya (al-Qur’an, al-Hadits, dan kitab-kitab Salaf) yang kesemuanya itu tidak terlepas dari bahasa Arab. Mereka sering mengalami kesulitan, karena keterbatasan ilmu yang mereka miliki. Sehingga mereka membutuhkan sebuah lembaga yang mampu mengatasi permasalahan-permasalahan yang mereka hadapi.4 Hal tersebut mengindikasikan bahwa kondisi ummat Islam DKI Jakarta dinilai jauh tertinggal dibanding masyarakat agama lain. Kondisi ummat Islam yang begitu memprihatinkan ini, menuntut adanya aktivitas-aktivitas menuju perubahan agar mampu berusaha menemukan solusi jitu terhadap masalahmasalah tersebut. Dalam hal ini penulis ingin menyoroti seputar upaya apa saja
pendidikan yang dicetuskan dari dunia Barat yang sekuler. Dalam perspektif ini kurikulum yang selama ini diterapkan boleh jadi telah banyak diwarnai oleh pendidikan Barat hingga menyentuh esensinya, tanpa adanya upaya seleksi yang lebih tajam. Lihat, Muhaimin, Konsepsi Pendidikan Islam: Sebuah Telaah Komponen Dasar Kurikulum (Solo: Ramdhani, 1991) h. 12. 4 Laporan Badan Biro Bina Mental Spiritual Pemerintah Daerah Provinsi DKI Jakarta (Jakarta: Pemerintah Daerah Provinsi DKI Jakarta, 1984)
yang dilakukan Pemerintah Daerah Provinsi DKI Jakarta dalam membantu ummat Islam agar terlepas dari kondisi yang memprihatinkan ini. Kontribusi nyata dalam peningkatan pendidikan al-Qur’an dan pendidikan bahasa Arab bagi ummat Islam telah dilakukan oleh Pemerintah Daerah melalui lembaga-lembaga pendidikan keagamaan. Untuk meningkatkan peran lembagalembaga tersebut dilakukan antara lain melalui pelatihan manajemen kepada pengelola lembaga, bantuan sarana dan prasarana, serta uang bantuan untuk kegiatan operasional.5 Lembaga Bahasa dan Ilmu Al-Qur’an (LBIQ) merupakan salah satu lembaga yang didirikan oleh Pemerintah DKI Jakarta, khususnya Bagian Biro Mental Spiritual, sesuai dengan Keputusan Gubernur KDKI Jakarta Nomor 83 Tahun 1986. Lembaga ini didirikan dalam upaya memberikan pelayanan sebaik-baiknya kepada masyarakat ibukota di bidang pendidikan bahasa Arab dan pendidikan membaca al-Qur’an.6 Kegiatan pendidikan yang diselenggarakannya cukup efektif, melalui program-program pendidikannya, lembaga ini membina ummat Islam DKI Jakarta dalam pengajaran bahasa Arab dan pengajaran membaca al-Qur’an dengan profesional. Sejak awal didirikan pada tahun 1986, pembinaan programprogram LBIQ berjalan dengan baik, dan mengalami perkembangan pada program-programnya. Program-program tersebut memiliki peranan yang cukup 5
Laporan Badan Pemerintah Daerah Provinsi DKI Jakarta, 2007. Lembaga Bahasa dan Ilmu Al-Qur’an (LBIQ) Provinsi DKI Jakarta. (Jakarta: Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, 2005), h. 1. 6
optimal terhadap perkembangan pengajaran bahasa Arab dan pengajaran membaca al-Qur’an masyarakat DKI Jakarta dan sekitarnya, sehingga lembaga ini mendapat sambutan positif dari ummat Islam baik dari DKI Jakarta maupun dari luar DKI Jakarta. Berdasarkan latar belakang tersebut penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul SEJARAH PERKEMBANGAN LEMBAGA BAHASA DAN ILMU AL-QUR’AN (1986-2006) DAN PERANANNYA BAGI UMMAT ISLAM DKI JAKARTA.
B. Pembatasan dan Rumusan Masalah Penelitian mengenai sejarah perkembangan lembaga bahasa dan ilmu alQur’an (1986-2006) dan peranannya bagi ummat Islam DKI Jakarta. ini, perlu dibatasi dengan pembatasan-pembatasan tertentu. Mengenai lembaga tersebut, pembahasan yang dikaji meliputi sejarah berdirinya, perkembangan programprogramnya dan peranannya bagi ummat Islam DKI Jakarta. Kajian ini difokuskan pada permasalahan di bidang sejarah sosial, maka dalam penelitian skripsi ini pendekatan yang penulis gunakan adalah pendekatan sosiologis.7 Di samping itu perlu ditegaskan bahwa untuk menjaga kevalidan data dalam penelitian ini maka perlu diadakan batasan jangka waktu mengenai data dan
7
Secara metodologis penggunaan sosiologi dalam kajian atas perubahan sosial dan sejarah menunjukkan adanya perbedaan antara kondisi baik masyarakat maupun susunan sebuah institusi, pada waktu kemudian dibanding pada waktu sebelumnya. Robert Berkhofer Jr., A Behavioral Approach to Historical Analys (New York: The Free Press, 1971), h. 66-74.
informasi yang diteliti, maka penulis membatasi sejak tahun 1986 sampai dengan tahun 2006. Bertolak dari pembatasan masalah di atas maka dalam penelitian ini dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut: 1. Bagaimana kondisi umum ummat Islam DKI Jakarta? 2. Bagaimana sejarah perkembangan Lembaga Bahasa dan Ilmu al-Qur’an (1986-2006)? 3. Apa peranan Lembaga Bahasa dan Ilmu al-Quran bagi ummat Islam DKI Jakarta?
C. Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian skripsi ini adalah: 1. Memberi gambaran tentang kondisi umum ummat Islam DKI Jakarta. 2. Memperoleh data dan informasi tentang sejarah perkembangan Lembaga Bahasa dan Ilmu Al-Qur’an (1986-2006). 3. Mengungkapkan peranan Lembaga Bahasa dan Ilmu al-Qur’an bagi ummat Islam DKI Jakarta.
D. Metodologi Penelitian Hasil penelitian ini adalah mencapai penulisan sejarah, maka upaya penulisan skripsi ditempuh melalui metode deskriptif analisis, yaitu suatu usaha pemecahan
masalah dengan cara menguraikan, menafsirkan, mencatat dan menganalisa datadata yang diperoleh. Mengingat objek yang diteliti adalah Lembaga Bahasa dan Ilmu Al-Qur’an (LBIQ), tentunya dalam mendirikan lembaga tersebut memiliki latar belakang atau sejarahnya tersendiri. Dan sebagai sebuah lembaga tentunya memiliki tujuan yang ingin dicapai. Dengan demikian penulis akan melakukan penelitian mengenai sejarah perkembangan LBIQ sejak tahun 1986 hingga 2006, meliputi program-program yang diajarkan, tenaga pengajar, peserta didik, fasilitas yang disediakan dan hasil karyanya. Kemudian penulis mengungkapkan peranan LBIQ bagi ummat Islam DKI Jakarta yang telah direalisasikan. Dalam mencari dan mengumpulkan data-data tersebut, penulis akan menggunakan dua metode sebagai berikut: 1. Metode penelitian kepustakaan (library research), yaitu mencari dan mengumpulkan data dari sumber-sumber tertulis, baik itu berupa buku, laporan Pemerintah Daerah, serta bahan-bahan lain yang berhubungan dengan masalah yang akan dibahas. 2. Metode
penelitian
lapangan
(field
research),
yaitu
mencari
dan
mengumpulkan data dengan cara wawancara (interview) langsung dengan pejabat LBIQ, tenaga pengajar serta peserta didiknya. Teknik penulisan skripsi ini dilakukan melalui beberapa tahap:
b. Penulis akan mengumpulkan data-data yang berkaitan dengan kajian yang dibahas.8 c. Verifikasi, yaitu suatu kritik sumber, baik itu kritik intern maupun ekstern untuk mendapat keabsahan sumber yang didapat, d. Kritik sumber tersebut dilakukan sebagai pertimbangan dalam melakukan interpretasi sejarah. e. Sebagai tahap akhir dalam metode sejarah dari penelitian ini adalah dilakukannya proses historiografi, artinya penulisan, pemaparan, atau laporan penelitian ilmiah yang dapat memberikan gambaran yang jelas mengenai proses penelitian dari awal sampai akhirnya membuat penarikan kesimpulan. Penarikan kesimpulan itu akan direkonstruksi melalui penulisan sejarah yang nantinya akan dianggap sebagai satu bentuk historiografi. Dan sebagai pedoman dalam teknik penulisan skripsi ini, penulis merujuk pada buku Tim Penulis, Pedoman Penulisan Skripsi, Tesis dan Disertasi. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Press, 2006.
E. Survei Pustaka Penelitian mengenai Lembaga Bahasa dan Ilmu Al-Qur’an (LBIQ) Provinsi DKI Jakarta, telah dilakukan oleh beberapa sarjana sebelumnya. Berdasarkan 8
Pengumpulan data-data atau sumber dalam penelitian sejarah dikenal dengan istilah heuristik. Louis Gottschlak, Mengerti Sejarah. Penerjemah Nugroho Noto Susanto (Jakarta: UI Press, 1985), h. 35.
hasil survey yang telah dilakukan, penulis menemukan ada dua sarjana yang telah membahas mengenai Lembaga Bahasa dan Ilmu Al-Qur’an (LBIQ). Siti Saharah dalam penelitian skripsinya yang berjudul Efektivitas Sistem Pembelajaran Klasikal Beragam Usia di LBIQ, menyimpulkan bahwa, sistem pembelajaran yang diterapkan oleh LBIQ terhadap pengajaran para peserta didiknya yang terdiri dari berbagai usia, telah mencapai hasil yang cukup efektif. Para tenaga pengajar LBIQ telah memberikan metode pengajaran yang cukup baik, sehingga para peserta didik yang terdiri dari berbagai usia mampu memahami pelajaran yang telah diajarkan oleh tenaga pengajarnya. Sementara itu Shofiyah telah menulis skripsi yang berjudul Penerapan Metodologi Pengajaran Membaca al-Qur’an Lembaga Bahasa dan Ilmu alQur’an. Dalam karyanya tersebut, Shofiyah mengungkapkan bahwa LBIQ telah memiliki tenaga pengajar yang telah diberikan pendidikan dalam metode pengajaran membaca al-Qur’an, sehingga peserta yang mendapat pengajaran tersebut mampu memahami apa yang diajarkan oleh tenaga pengajar. Hal demikian memperlihatkan bahwa metode pengajaran yang diberikan oleh tenaga pengajar kepada peserta didik dinilai cukup profesional. Maka penulis melakukan penelitian ini dalam upaya memberikan kontribusi berupa sumbangan karya ilmiah dalam memperkaya khazanah peradaban Islam dengan mengungkapkan Sejarah Perkembangan LBIQ (1986-2006) dan Peranannya bagi Ummat Islam DKI Jakarta.
F. Sistematika Penulisan Pembahasan dalam penulisan skripsi ini dituangkan ke dalam lima bab, dan setiap bab terdiri atas beberapa sub-bab, BAB I
Pendahuluan Terdiri atas latar belakang masalah, pembatasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, metodologi penelitian, survey pustaka, dan sistematika penulisan.
BAB II
Kondisi Umum Ummat Islam DKI Jakarta Terdiri atas latar belakang sosial budaya ummat Islam DKI Jakarta, kehidupan keagamaan ummat Islam DKI Jakarta, dan kehidupan pendidikan ummat Islam DKI Jakarta.
BAB III
Sejarah Perkembangan Lembaga Bahasa dan Ilmu al-Qur’an (1986-2006) Terdiri atas latar belakang berdirinya, perkembangan programprogram yang diajarkannya, tenaga pengajar, peserta didik, fasilitas yang disediakan dan hasil karyanya.
BAB IV
Sejarah Perkembangan Lembaga Bahasa dan Ilmu al-Qur’an (1986-2006) dan Peranannya bagi Ummat Islam DKI Jakarta Terdiri atas pengajaran bahasa Arab, pengajaran ilmu al-Qur’an, dan pengkaderan guru-guru pengajaran Ilmu al-Qur’an dan bahasa Arab
BAB V
Penutup Terdiri atas kesimpulan dan saran-saran
ABSTRAK
Nurhasanah Sejarah Perkembangan Lembaga Bahasa dan Ilmu al-Qur’an (1986-2006) dan Peranannya bagi ummat Islam DKI Jakarta
Penelitian ini berisi data dan informasi tentang Sejarah perkembangan lembaga bahasa Arab dan ilmu al-Qur’an (1986-2006) dan peranannya bagi ummat Islam DKI Jakarta. Lembaga ini didirikan pada tahun 1984 oleh Pemerintah DKI Jakarta, khususnya Bagian Biro Mental Spiritual berdasarkan Keputusan Gubernur KDKI Jakarta Nomor 274 Tahun 1984. Kemudian disempurnakan dengan Keputusan Gubernur KDKI Jakarta Nomor 83 Tahun 1986 tentang Penyempurnaan Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Bahasa dan Ilmu al-Qur’an Provinsi DKI Jakarta. Tujuan LBIQ adalah membantu pemerintah dalam mewujudkan cita-cita pembangunan nasional di bidang mental spiritual, khususnya di bidang kemampuan membaca, memahami, dan menghayati kandungan al-Qur’an serta mengamalkannya guna meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Allah swt. Adapun fungsi utamanya adalah memberikan pelayanan kepada masyarakat dan memahami bahasa Arab dan ilmu al-Qur’an. Meskipun lembaga yang beralamat di Jalan Awaluddin II Kecamatan dan Kelurahan Tanah Abang - Jakarta Pusat ini tidak semegah lembaga-lembaga lain, tetapi kegiatan pendidikan yang diselenggarakannya membanggakan, kegiatan pendidikan yang diselenggarakannya cukup efektif. Melalui program-program pendidikan yang diajarkan, lembaga ini telah membina ummat Islam DKI Jakarta dalam pengajaran bahasa Arab dan pengajaran ilmu al-Qur’an secara baik dan benar. Dan penulisan skripsi ini menggambarkan sejarah perkembangan LBIQ (1986-2006), meliputi program-program yang diajarkan, tenaga pengajar, peserta didik, fasilitas yang disediakan dan hasil karyanya, dan perananya bagi ummat Islam DKI Jakarta.
SEJARAH PERKEMBANGAN LEMBAGA BAHASA DAN ILMU AL-QUR’AN (1986-2006) DAN PERANANNYA BAGI UMMAT ISLAM DKI JAKARTA Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Humaniora (S. Hum)
Oleh Nurhasanah NIM: 104022000813
JURUSAN SEJARAH DAN PERADABAN ISLAM FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1428 H./2008 M.
DAFTAR ISI
ABSTRAK ……………………………………………………………….……
i
KATA PENGANTAR ………………………………………………….……..
ii
DAFTAR ISI …………………………………………………………….……. iii DAFTAR TABEL ………………………………………………………….…. iv DAFTAR GAMBAR (ILUSTRASI) .………………………………………… v
BAB I
PENDAHULUAN G. Latar Belakang Masalah …………………………………..…... 1 H. Pembatasan dan Perumusan Masalah ………………………..… 5 I. Tujuan Penelitian ……………………………………………..... 6 J. Metodologi Penelitian ………………………………………..… 7 K. Survey Pustaka ………………………………………………..... 9 L. Sistematika Penulisan ………………………………………….. 10
BAB II
KONDISI UMUM UMMAT ISLAM DKI JAKARTA D. Latar Belakang Sosial Budaya Ummat Islam DKI Jakarta …..... 12 E. Kehidupan Keagamaan Ummat Islam DKI Jakarta .................... 14 F. Kehidupan Pendidikan Ummat Islam DKI Jakarta …………..... 3
BAB III SEJARAH PERKEMBANGAN LEMBAGA BAHASA DAN ILMU AL-QURAN (1986-2006) E. Latar Belakang Berdirinya …………………………..………… 24 F. Program yang diajarkannya ..………………………………..… 34 G. Tenaga Pengajar dan Peserta Didik ………………………….... 45 H. Fasilitas dan Hasil Karyanya …………………………….…..... 47
BAB IV SEJARAH PERKEMBANGAN LEMBAGA BAHASA DAN ILMU AL-QURAN (1986-2006) DAN PERANANNYA BAGI UMMAT ISLAM DKI JAKARTA A. Pengajaran Bahasa Arab ……………………………….…....... 48 B. Pengajaran Ilmu al-Qur’an …………………………………… 4 C. Pengkaderan guru pengajar bahasa Arab Ilmu al-Qur’an ……. BAB V
PENUTUP C. Kesimpulan ………………………………………………….… 5 D. Saran-saran ………………………………………………….…. 6
DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………………….. 5 LAMPIRAN
BAB II KONDISI UMUM UMAT ISLAM DKI JAKARTA
A. Kehidupan Sosial dan Budaya Umat Islam DKI Jakarta Menurut catatan Badan Pusat Statistik tahun 2005, secara keseluruhan penganut agama Islam masih dominan, yaitu mencapai sekitar 85.75% dari total jumlah penduduk DKI Jakarta yang mencapai 8.860.381. Jumlah penduduk sebesar itu belum termasuk penduduk yang bertempat tinggal di daerah-daerah penyangga seperti di daerah Tangerang, Bekasi, Depok, Bogor, Ciputat dan lainlain, yang melakukan sirkuler ke Jakarta secara regular karena keharusan mencari nafkah di ibukota. Tabel 1. Jumlah Penduduk DKI Jakarta menurut kabupaten/kota9 No. Kabupaten/Kota 1. Kepulauan Seribu 2. Jakarta Selatan 3. Jakarta Timur 4. Jakarta Pusat 5. Jakarta Barat 6. Jakarta Utara Penduduk DKI Jakarta
SUPAS 2005 18.644 2.007.172 2.404.127 889.448 2.093.185 1.447.805 8.860.381
Meskipun tingkat pertumbuhan penduduk mengalami penurunan berkat 9
Survei Penduduk Antar Sensus, Badan Pusat Statistik (BPS), 2005.
program Keluarga Berencana (KB) yang dinilai berhasil, namun dengan jumlah penduduk yang sudah terlampau besar serta pendatang baru yang cenderung terus bertambah tetap menjadi masalah Jakarta yang tak ada habisnya. Selama ini Pemerintah Daerah DKI Jakarta terus melakukan upaya untuk menyusun tata ruang perkotaan yang tepat dan memikirkan bagaimana memberi ruang hidup, makanan, air bersih, pelayanan kesehatan, obat-obatan, pendidikan, pekerjaan, perumahan dan prasarana transportasi serta berbagai kebutuhan lainnya kepada penduduk DKI Jakarta.10 Sejumlah permasalahan sosial yang masih terlihat di ibukota adalah tingginya jumlah anak jalanan, pengemis, gelandangan dan tingkat urbanisasi. Belum lagi persoalan yang melekat pada kaum mudanya seperti pergaulan bebas, penyalahgunaan narkoba, minuman keras, pengangguran serta permainan judi. Gambaran tersebut merupakan potret sosial Jakarta yang semakin hari semakin memprihatinkan.11 Kondisi sosial dan budaya suatu wilayah secara tidak langsung dapat mempengaruhi perkembangan penduduk di wilayah tersebut. DKI Jakarta yang memiliki multietnis dan multirasial memiliki budaya yang beragam. Jika keberagaman ini dijadikan potensi untuk menjadi sumber inspirasi dan menggalang kekuatan dalam proses pembangunan, maka akan terwujud masyarakat ibukota yang bersatu di dalam perbedaan. Keberagaman suku bangsa, 10
Soeprapto, R. Catatan Masa Bhakti Gubernur KDKI Jakarta Tahun 1982-1987 (Jakarta: Pemerintah Daerah Khusus Ibukota Jakarta, 1987), h. 57. 11 Laporan Badan Pemerintah Daerah (BAPEDA) DKI Jakarta, 2007.
bahasa dan agama merupakan salah satu kekayaan yang harus terus digali dan dimanfaatkan untuk mencapai keberhasilan pembangunan, yaitu dengan memandang setiap perbedaan sebagai pelengkap bagi yang lain. Permasalahan yang terjadi di Jakarta yang ditunjang dengan kedudukan, potensi dan kondisinya sebagai ibukota negara, dari waktu ke waktu memang semakin kompleks. Perkembangan fisik kota yang demikian pesat, melebihi kotakota lain di Indonesia merupakan salah satu faktor yang berdaya tarik cukup kuat, sehingga mengundang derasnya arus perpindahan penduduk. Berbagai masalah yang kemudian timbul sebagai dampak yang mengiringinya, pada hakikatnya berkisar pada tiga masalah pokok yang saling berinteraksi yaitu masalah kuantitas dan kualitas manusianya, kemajemukan masyarakat dan masalah lingkungan. Umat Islam DKI Jakarta yang merupakan bagian dari keluarga besar masyarakat ibukota, tidak mungkin mengelak dari berbagai kecenderungan positif maupun negatif sebagai dampak perkembangan kota Jakarta. keterlibatan umat Islam dalam pembangunan di ibukota, di berbagai bidang pembangunan baik secara pribadi maupun melalui organisasi keumatan, paling tidak telah memberikan gambaran bahwa pembangunan yang sedang berlangsung hingga saat ini telah membawa serta dan sekaligus mengakomodasikan kreativitas umat Islam. Memang diakui bahwa peranserta umat Islam yang ditampilkan tergantung pada kemampuan dan bobot keterampilan yang dimilikinya. Hal ini dapat saja terjadi karena pengaruh timbal balik dari masalah sosial dan lingkungan yang selalu memberi corak tersendiri terhadap kreativitas yang dikembangkan oleh
umat Islam. Kondisi Jakarta dengan segala kompleksitas permasalahannya serta heterogenitas penduduknya, telah menciptakan suatu kondisi serta pengaruh terhadap karakteristik penampilan warga masyarakat termasuk umat Islamnya. Dari survey yang dilakukan, penulis menemukan tiga faktor utama yang berkaitan satu sama lain yang dapat memperjelas terjadinya berbagai gejolak sosial kemasyarakatan di Jakarta. ketiga faktor tersebut adalah faktor lingkungan, kemampuan dan kekosongan. Faktor lingkungan dapat terbentuk karena hasil pembangunan di Jakarta, telah memungkinkan terpenuhinya berbagai kebutuhan jasmani dan rohani yang terkadang tidak dijumpai di kota-kota lain di Indonesia. Tersedianya berbagai fasilitas, seperti pusat perbelanjaan, pusat hiburan, pusat kesenian serta fasilitas penunjang lainnya telah memberikan peluang bagi warga ibukota untuk menikmati sesuai dengan kemampuannya. Faktor kemampuan yang dapat dilihat dari strata sosial ekonomi masyarakat, sering tampak adanya gambaran yang kurang serasi dengan tingkat pendapatan masyarakat. Hal ini tentu saja telah memberikan indikasi bahwa terjadinya kesenjangan sosial, telah pula berakibat terjadinya perbedaan pemenuhan kebutuhan di antara mereka yang tergolong ‘mampu’ dan mereka yang tergolong ‘tidak mampu’. Faktor berikutnya adalah yang menyangkut kekosongan, baik kekosongan waktu maupun kekosongan iman. Yang dimaksud di sini adalah kekosongan yang
diciptakan, baik oleh diri sendiri maupun orang lain, sehingga memberi kesempatan cukup luas bagi seseorang atau kelompok masyarakat untuk melakukan perbuatan yang kurang menguntungkan. Memang diakui bahwa rendahnya kesadaran masyarakat, cukup memberi peluang bagi terjadinya penyimpangan sosial. Kombinasi di antara ketiga faktor tersebut, apabila tidak dilandasi dengan keimanan dan ketaqwaan, akan cenderung menjurus kepada terjadinya gejolak sosial yang mengancam sendi-sendi keamanan dan ketertiban masyarakat. Berkenaan dengan itu maka pembinaan mental spiritual perlu terus ditingkatkan, untuk menangkis terhadap segala godaan melalui kewaspadaan diri dengan mempertebal keimanan dan ketaqwaan. Pembinaan seni budaya yang diarahkan oleh Pemerintah Daerah bertujuan untuk menumbuhkan kreativitas seni budaya dan pengembangan kesenian kedaerahan, hal demikian dimaksudkan untuk menciptakan kesenian Indonesia yang beraneka ragam itu, dalam rangka menumbuhkan rasa kebanggaan terhadap nilai-nilai budaya luhur peninggalan bangsa. Selain itu, mengingat Jakarta sebagai pintu gerbang masuknya budaya asing, maka Jakarta harus dapat mampu menyaring budaya asing yang bersifat negatif, agar tidak menimbulkan pengaruh ke daerah-daerah lain. Sejalan dengan itu, upaya untuk membina seni budaya kedaerahan terus dilakukan melalui pembinaan intensif yang dikoordinir oleh Dewan Kesenian Jakarta.
Berkenaan dengan itu Pemerintah Provinsi DKI Jakarta mendorong pembentukan wadah-wadah kesenian yang cukup berbhineka itu, dengan maksud agar mempermudah upaya pembinaannya. Pembinaan seni budaya Betawi secara terus menerus tidak luput dari perhatian Pemerintah Daerah (Pemda). Untuk menumbuhkembangkan seni budaya Betawi ini, Pemda telah menempuh berbagai cara, di antaranya pembangunan “Sanggar Krida Wanita” (Sangkrini) di anjungan DKI Jakarta dalam lingkungan Taman Mini Indonesia Indah, membudayakan pakaian adat Betawi pada acara-acara resmi Pemda DKI Jakarta, memperkenalkan makanan dan minuman Betawi pada jamuan resmi, mempromosikan seni merangkai bunga, pakaian adat temanten Betawi sampai dengan upaya mengabdikan pelabuhan Sunda Kelapa, pemugaran gedung kesenian, pembuatan patung M. H. Thamrin dan mempergelarkan hikayat perjuangannya, serta kegiatan seni budaya lain.12 Kesemuanya itu dimaksudkan untuk mengangkat kehidupan, adat dan seni budaya Betawi, yang dalam beberapa hal mulai surut dari percaturan budaya, agar sejajar dengan seni budaya lain yang berkembang pesat di Indonesia. Secara garis besar, penulis menyimpulkan bahwa kondisi dan masalah yang terdapat di DKI Jakarta di bidang sosial dan budaya di antaranya sebagai berikut: (1) program-program yang diarahkan untuk mengentaskan kemiskinan dirasakan belum optimal, program Penanganan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial
12
R. Soeprapto, Rentangan Pembangunan Jakarta (Jakarta: Pemerintah Daerah Khusus Ibukota Jakarta, 1987), h. 77-78.
(PMKS) belum optimal, (2) belum optimalnya program pemberdayaan masyarakat, dan (3) belum optimalnya bidang kesenian dan kebudayaan yang bercorak Islam.
B. Kehidupan Keagamaan Umat Islam DKI Jakarta Pembangunan Pemerintah Daerah (Pemda) DKI Jakarta yang selama ini dilaksanakan tidak lepas dari pembangunan yang bersifat fisik materi dan mental spiritual yang berdasarkan pada keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Upaya mewujudkan kesejahteraan masyarakat pada dasarnya merupakan cita-cita dari pembangunan agama. Kesejahteraan dalam hal ini mencakup dimensi lahir batin, material dan spiritual. Lebih dari itu agama menghendaki agar pemeluknya menjalani kehidupan yang aman dan damai. Oleh karena itu pembangunan agama diharapkan dapat memberikan kontribusi nyata dalam mewujudkan DKI Jakarta yang aman, damai, dan sejahtera. Sejalan dengan realitas kehidupan beragama yang berkembang di masyarakat. Pembangunan agama di DKI Jakarta masih dihadapkan pada persoalan kualitas kehidupan beragama yang belum memadai. Ajaran agama sebagai sistem nilai seharusnya dipahami, dihayati dan diamalkan dalam kehidupan nyata seharíhari. Realitas yang berkembang dimasyarakat menunjukkan bahwa perilaku negatif dan menyimpang dari nilai-nilai ajaran agama serta norma dan etika, masih sering terjadi, antara lain seperti perilaku asusila, praktik KKN, penyalahgunaan narkoba, pornografi, pornoaksi dan dan berbagai perilaku yang
melanggar nilai-nilai agama. Saat ini ada keinginan yang kuat dari berbagai kalangan untuk segera diwujudkannya undang-undang pornografi dan pornoaksi, namun masih ada kalangan yang menolaknya. Dalam beberapa waktu terakhir juga muncul interpretasi-interpretasi baru terhadap ajaran agama seperti aliran-aliran baru keagamaan. Untuk itu tantangan yang dihadapi dalam pembangunan agama adalah menjamin agar seluruh lapisan masyarakat dapat melaksanakan ibadah dan ajaran agama sesuai dengan keyakinan dan kepercayaannya. Kehidupan yang terlalu berorientasi kepada kemajuan dalam bidang materi telah menelantarkan kebutuhan rohani umat Islam, sehingga terjadi kemiskinan rohaniah dalam diri umat itu sendiri. Kondisi ini ternyata sangat kondusif bagi berkembangnya masalah-masalah pribadi dan sosial yang terekspresikan dalam suasana psikologis yang kurang nyaman, seperti perasaaan cemas, mudah stress, dan penyimpangan moral atau sistem nilai. Hal demikian sangat berpengaruh pada penggeseran nilai-nilai keagamaan khususnya bagi umat Islam dalam menjalankan syariat agamanya, bahkan yang sangat menonjol, umat Islam yang semula akrab dengan kitab suci al-Qur’an kini sudah banyak yang meninggalkannya. Bahkan disinyalir banyak umat Islam yang tidak dapat membaca kitab suci pedoman hidupnya.13 Derasnya arus modernisasi membutuhkan penanganan serius di kalangan umat Islam DKI Jakarta yang mengalami berbagai permasalahan, seperti 13
Laporan BiroBina Mental Spiritual DKI Jakarta, 1984.
pergaulan sosial, pekerjaan, perekonomian, kesehatan, dan khususnya dalam kehidupan beragama. Kehidupan beragama merupakan salah satu di antara sekian macam sektor kehidupan yang harus mendapatkan perhatian paling besar bagi bangsa yang bermoral daripada sektor kehidupan yang lain, dan pendidikan agama merupakan jalan yang strategis. Kondisi dan masalah yang terdapat di DKI Jakarta di bidang keagamaan di antaranya sebagai berikut: 1. Belum optimalnya pembinaan kerukunan umat beragama 2. Belum optimalnya sarana dan prasarana keagamaan 3. Degradasi moral masyarakat, terutama di kalangan generasi muda sebagai dampak negatif dari kemajuan informasi, penyalahgunaan narkoba, seks bebas, dan lain-lain. Sehingga
Pemerintah
Daerah
Khusus
Ibukota
Jakarta
berupaya
mengoptimalkan fungsi lembaga-lembaga keagamaan untuk meningkatkan kualitas kerukunan antar umat beragama, mengurangi dampak negatif kehidupan kota metropolitan serta meningkatkan pemahaman, penghayatan dan pengamalan ajaran agama untuk membentengi dampak negatif pembangunan dan era globalisasi. Kontribusi nyata dalam peningkatan pengajaran ilmu al-Qur’an dan pengajaran bahasa Arab bagi umat Islam telah dilakukan oleh Pemerintah Daerah Khusus Ibukota Jakarta melalui lembaga-lembaga pendidikan keagamaan. Di
antaranya majelis taklim, lembaga perkumpulan dakwah, dan lembaga-lembaga lain sebagainya. Untuk meningkatkan peran lembaga-lembaga tersebut, pemerintah memberikan pelatihan manajemen kepada pengelola lembaga, bantuan sarana dan prasarana, serta uang bantuan untuk kegiatan operasional. Peran sosial-kemasyarakatan lembaga-lembaga tersebut dirasakan belum efektif, terutama bagi masyarakat miskin atau kurang mampu. Sebagian besar dari lembaga tersebut belum dapat menjawab seluruh tantangan dan dinamika yang berkembang di masyarakat. Oleh karena itu, permasalahan yang dihadapi adalah bagaimana meningkatkan kapasitas dan kualitas lembaga sosial keagamaan dan lembaga pendidikan keagamaan yang mampu berperan sebagai agen perubahan sosial khususnya bagi umat Islam di sekitarnya. Sementara uang bantuan atau dana sosial keagamaan menjadi sangat strategis, karena di satu sisi merupakan bentuk pengamalan ajaran agama tetapi di lain pihak dapat membantu mengentaskan masyarakat dari kemiskinan. Tantangan dan permasalahan yang dihadapi dalam pengelolaan dana sosial keagamaan antara lain adalah: (1) kurangnya transparansi pengelola dana sosial keagamaan, sehingga masyarakat ragu-ragu bahkan ada sebagian dari masyarakat tidak percaya kepada pengelola tersebut; (2) kurangnya profesionalisme tenaga pengelola; dan (3) kurangnya kesadaran dan kepedulian dari masyarakat yang mampu secara ekonomi untuk memperhatikan kelompok mayarakat miskin.14
14
Laporan Badan Pemerintah Daerah (BAPEDA) DKI Jakarta, 1985.
Berdasarkan berbagai tantangan dan permasalahan di atas, Pemda DKI Jakarta berusaha meningkatkan kualitas pelayanan dan pemahaman agama serta kehidupan beragama dengan langkah-langkah sebagai berikut: a. Peningkatan kualitas pemahaman, penghayatan, dan pengamalan ajaran agama bagi masyarakat, termasuk peserta didik di semua jalur, jenis dan jenjang pendidikan, sehingga pemahaman dan pengamalan ajaran agama dapat tercermin dalam perilaku keseharian, b. Peningkatan kualitas pelayanan kehidupan beragama bagi seluruh lapisan masyarakat sebagai bentuk pemenuhan hak-hak dasar warga dalam memeluk agamanya serta beribadat sesuai agama dan kepercayaan masing-masing; c. Pembinaan keluarga harmonis (sakinah/bahagia) untuk menempatkan keluarga sebagai unit terkecil pembentukan karakter individu dan pembinaan moral dan etika masyarakat, d. Penyediaan sarana dan prasarana keagamaan dan peningkatan peranan tempat-tempat peribadatan sebagai pusat bagi pendalaman dan pemahaman nilai-nilai ajaran agama serta pengembangan kegiatan-kegiatan keagamaan baik yang bersifat ritual keagamaan maupun sosial kemasyarakatan, e. Peningkatan kualitas pelayanan KUA sesuai tugas pokok dan fungsi KUA sebagai lini terdepan pelayanan keagamaan bagi masyarakat, f. Peningkatan kualitas pengelolaan dana sosial keagamaan (zakat, wakaf, infak, shodaqoh), serta peningkatan kepedulian dan kesadaran masyarakat dalam
rangka memenuhi kewajiban agama pada aspek sosial kemasyarakatan dalam rangka memberdayakan masyarakat dan mengurangi kesenjangan sosial, g. Peningkatan kapasitas dan peran lembaga sosial keagamaan dan lembaga pendidikan agama dan keagamaan sebagai agen pembangunan dan agen perubahan sosial dalam rangka meningkatkan daya tahan masyarakat dalam menghadapi berbagai krisis, serta memberikan solusi dalam menghadapi berbagai tantangan dan persoalan kemasyarakatan, dan h. Peningkatan kualitas penelitian dan pengembangan agama untuk mendukung perumusan kebijakan pembangunan bidang agama. 15
C. Kehidupan Pendidikan Umat Islam DKI Jakarta Menghadapi berbagai permasalahan dalam kerukunan umat beragama akhirakhir ini, pedidikan dapat memiliki peranan yang besar. Pendidikan yang baik dapat membangun masyarakat yang demokratis, toleran, saling menghormati dan menghargai. Pendidikan yang baik perlu diberikan sejak di usia dini hingga akhir hayat baik secara formal maupun non formal. Selain itu kesenjangan tingkat pendidikan antar masyarakat juga dapat menjadi faktor pemicu terjadinya kecemburuan sosial yang akhirnya dapat mengganggu kerukunan hidup bermasyarakat. DKI Jakarta masih menyimpan sejumlah masalah dalam bidang pendidikan. Di setiap awal tahun ajaran baru, orang tua siswa kerap mengeluhkan biaya 15
Laporan Badan Biro Bina Mental Spiritual DKI Jakarta, 1990.
pendidikan yang semakin mahal, terlebih dengan adanya sejumlah uang-uang pungutan seperti uang seragam, buku, peralatan sekolah, fasilitas dan pungutan lainnya. Begitu juga dengan tingkat kehidupan para guru yang masih jauh dari tingkat sejahtera. Angka putus sekolah juga menjadi catatan tersendiri, menurut DIKDAS tahun 2006/2007, angka putus sekolah di tingkat SD mencapai 1.002 siswa dan di tingkat SLTP mencapai 2.172 siswa. Masa depan Jakarta ditentukan oleh masyarakatnya, oleh karena itu pembangunan berbagai sektor di Jakarta harus diiringi dengan komitmen untuk meningkatkan kualitas dunia pendidikan, termasuk kesiswaan, tenaga pengajar dan fasilitas lainnya. Pendidikan merupakan kebutuhan paling penting bagi setiap manusia, negara, maupun pemerintah pada era reformasi ini, karena itu pendidikan harus selalu ditumbuhkembangkan secara sistematis oleh para pengambil kebijakan yang berwenang di republik ini. Transformasi dalam dunia pendidikan selalu harus diupayakan agar pendidikan benar-benar dapat memberikan kontribusi yang signifikan dalam usaha untuk mencerdaskan kehidupan bangsa sebagaimana yang telah diamanatkan oleh pendiri republik yang dituangkan dalam pembukaan (Undang undang Dasar) UUD 1945. Memasuki dasawarsa terakhir ini dunia pendidikan Indonesia mengalami beberapa perubahan. Di antara perubahan tersebut adalah: pertama, pemerintah memberikan otonomi kepada sekolah atau lembaga untuk mengelola pendidikan secara mandiri. Kedua, terjadinya perubahan UUD 1945 pasal 31 tentang pendidikan yang memberikan harapan baru bagi masyarakat. Perubahan Undang-
undang tersebut akan mendorong terciptanya sistem pendidikan yang lebih berkualitas. Ketiga, pemerintah melakukan perubahan Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas). 16 Pendidikan menjadi unsur terpenting dalam membentuk karakter individu masyarakat. Pendidikan merefleksikan tingkah laku moralitas seseorang. Dan ternyata, salah satu hal yang dilahirkan dari sistem pendidikan bangsa ini adalah tertanamnya sikap eksklusif dan tertutup pada masyarakat. Fenomena ini tertuang dalam realitas masyarakat DKI Jakarta yang terkadang cenderung masa bodoh, tertutup dengan perubahan yang sedang berlangsung terus menerus. Konflik maupun tawuran yang terjadi dalam masyarakat adalah salah satu bukti pendidikan hanya sebagai media kesibukan semata bukan menggali ilmu pengetahuan sesungguhnya. Merujuk pada pendidikan umat Islam, tidak dapat dipungkiri, bahwa umat Islam di ibukota ini sedang berada dalam arus perubahan yang sangat dahsyat seiring dengan datangnya era globalisasi dan informasi. Sebagai kaum mayoritas, umat Islam DKI Jakarta sudah berusaha menghindari pengaruh westernisasi, akan tetapi kenyataannya modernisasi yang diwujudkan melalui pembangunan di berbagai sektor termasuk pendidikan, interfensi dan westernisasi tersebut sulit untuk dielakkan.17
16
Tim Penulis, Undang-undang RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Bandung: Citra Umbara, 2003), h. 10. 17 Dunia Islam saat ini menghadapi suatu krisis yang tak pernah dialami sepanjang sejarahnya, sebagai akibat dari benturan peradaban Barat dengan dunia Islam, proses westernisasi yang tidak dapat
Pendidikan dan masyarakat merupakan dua hal yang sulit dipisahkan. Betapapun banyaknya kekecewaan akan hasil pendidikan selama ini, sebagian orang masih berharap pendidikan berperan sebagai agen perubahan suatu masyarakat. Adolph E. Meyer seorang pakar ilmu sosial mengatakan bahwa antara pendidikan dan masyarakat saling merefleksi. Hubungan antara keduanya bersifat timbal balik. Hal ini berarti perubahan masyarakat akan membawa perubahan pendidikan, begitupun sebaliknya, perubahan dalam pendidikan akan membawa perubahan masyarakat. Ada beberapa masalah besar sulitnya mewujudkan pendidikan sebagai agen perubahan masyarakat. Pertama, belum berubahnya paradigma pada masyarakat tentang makna pendidikan. Selama ini, pendidikan dianggap sama dengan sekolah yang lebih menekankan pada proses mendapatkan pengetahuan (pengajaran) atau usaha mengembangkan potensi intelektualitas saja. Padahal, lebih dari itu, yang perlu dikembangkan dari seorang individu mencakup berbagai potensi lain seperti budi pekerti dan pembentukan karakter yang memiliki sifat seperti integritas, kerendahan hati, tenggang rasa, menahan diri, kesetiaan, keadilan, kesabaran, kesederhanaan dan sebagainya. Dalam Islam, pendidikan memiliki makna sentral dan berarti proses pencerdasan secara utuh, dalam rangka mencapai kebahagiaan dunia akhirat, atau dihalangi oleh dunia muslim mengakibatkan dunia pendidikan Islam turut terkontaminasi oleh ide-ide pendidikan yang dicetuskan dari dunia Barat yang sekuler. Dalam perspektif ini kurikulum yang selama ini diterapkan boleh jadi telah banyak diwarnai oleh pendidikan Barat hingga menyentuh esensinya, tanpa adanya upaya seleksi yang lebih tajam. Muhaimin, Konsepsi Pendidikan Islam: Sebuah Telaah Komponen Dasar Kurikulum (Solo: Ramdhani, 1991) h. 12.
keseimbangan materi dan religius-spiritual. Oleh karenanya, untuk menjadi insan kamil seseorang harus memiliki kesempurnaan iman, ilmu, dan amal. Dan untuk mencapai tingkatan tersebut, seorang anak seharusnya tidak dididik di sekolah formal saja tapi juga dalam kehidupan mereka di masyarakat. Kedua, yang termasuk masalah yang mendasar dari sistem pendidikan di ibukota ini berakar pada ketidakmampuan seluruh anggota masyarakat untuk berbagi tugas dan tanggung jawab dalam mendidik, mengajar, dan melatih tunastunas bangsa. Hal ini ditunjukkan dengan minimnya tingkat kepedulian masyarakat terhadap pendidikan di lingkungan sekitarnya. Bahkan para orangtua sendiri, entah karena ketidakmengertian mereka atau karena memang tidak mau peduli dengan nasib pendidikan anak-anaknya, menganggap bahwa ‘mendidik’ anak itu hanya berarti mempersiapkan uang sekolah, membelikan seragam, bukubuku, dan perlengkapan belajar lainnya. Padahal, pendidikan tidak hanya sebatas pada hal-hal tadi, tapi juga mencakup kehidupan sehari-hari. Apapun yang terjadi di masyarakat merupakan juga pendidikan dan akan berpengaruh pada perilaku seorang anak. Grafik 1 di bawah ini menggambarkan kondisi masyarakat DKI Jakarta yang berusia 5 tahun ke atas dalam tingkat pendidikan terakhir yang ditamatkan.
Grafik 1. Penduduk Jakarta Berusia 5 Tahun ke atas menurut Pendidikan Terakhir 3000000 2500000 2000000 1500000
Penduduk
1000000 500000
U
ni ve rs it
as
i ka de m A
SM U
SL TP
SD
Ti da k
Se ko
la h
0
Penduduk usia 5 tahun ke atas di DKI Jakarta masih ada sekitar 342.181 orang yang tidak atau belum pernah sekolah, sedang anak yang masih duduk di bangku SD dan Madrasah Ibtidaiyyah (MI) sebesar 2.831.657 orang, sementara terdapat 1.511.086 siswa SLTP dan Madrasah Tsanawiyah (MTs), 2.614.048 siswa SMU dan Madrasah Aliyah (MA), mahasiswa akademi sebesar 208.901 orang, dan 479.949 mahasiswa yang menuntut ilmu di universitas.18 Grafik 2. Kemampuan Membaca Penduduk Jakarta Berusia 10 Tahun ke atas 7000000 6000000 5000000 4000000 3000000 2000000 1000000 0 Huruf Latin
18
P e nduduk
Huruf Arab
Huruf Lain
Buta Huruf
DKI Jakarta Dalam Angka, 2006. Badan Pusat Statistik (BPS), h. 40.
Grafik 2 di atas menggambarkan bahwa di ibukota masih saja terdapat 294.910 orang yang mengalami buta Huruf, dan umat Islam termasuk di antaranya, sementara sekitar 6.998.989 orang yang mampu membaca dan menulis huruf Latin, orang yang mampu membaca dan menulis huruf Arab sekitar 500.538, dan sekitar 250.563 orang yang mampu membaca huruf lainnya. 19 Di kalangan masyarakat ibukota Jakarta, mempelajari bahasa Arab dan menuntut pendidikan ilmu al-Qur’an cukup mendapat perhatian. Hampir di setiap pelosok terdengar suara pengajian membaca al-Qur’an baik siang hari maupun malam hari, terlebih lagi menjelang shalat Maghrib. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini cukup memacu di kalangan masyarakat DKI Jakarta untuk mempelajari dan mengkaji nilai-nilai yang terkandung di dalam al-Qur’an guna dapat diterapkan dalam kehidupan nyata. Begitu juga dengan kalangan terpelajar yang ingin mengkaji ajaran agama Islam dari sumber aslinya (al-Qur’an, al-Hadits, dan kitab-kitab Salaf) yang kesemuanya itu tidak terlepas dari bahasa Arab. Mereka sering mengalami kesulitan, karena keterbatasan ilmu yang mereka miliki. Sehingga mereka membutuhkan
sebuah
lembaga
yang
mampu
mengatasi
permasalahan-
permasalahan yang mereka hadapi. Mayoritas warga ibukota saat ini sarat dengan berbagai kegiatan dan kesibukan, sehingga untuk memenuhi keinginan mempelajari bahasa Arab dan menuntut pengajaran ilmu al-Qur’an sulit untuk diwujudkan. 19
Survei Penduduk Antar Sensus (SUPAS), 2005. Badan Pusat Statistik (BPS), h. 48.
Padahal di akhir tahun 1980-an telah berdiri lembaga-lembaga Islam yang didirikan oleh Kantor Wilayah Departemen Agama DKI Jakarta, selain itu ada juga kegiatan-kegiatan agama yang dibentuk oleh masyarakat seperti majelis taklim, perkumpulan dakwah, dan sebagainya. Lembaga-lembaga tersebut bertugas membimbing dan membina masyarakat dalam pengajaran al-Qur’an dan pengajaran bahasa Arab, namun kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan tersebut belum dapat mengatasi secara tuntas dalam membimbing dan membina masyarakat pada bidang pengajaran membaca al-Qur’an dan pengajaran bahasa Arab, hasil dari kegiatan tersebut bisa dikatakan kurang efektif. Akibatnya sebagian masyarakat merasa jenuh dengan metode pengajaran yang diberikan, dan akhirnya mereka memutuskan untuk mencari tempat belajar yang lebih efektif. Ada beberapa hal yang mengakibatkan ketidakefektifan kegiatan-kegiatan pengajaran al-Qur’an dan pengajaran bahasa Arab yang telah dilaksanakan oleh majelis taklim, perkumpulan dakwah, dan lembaga-lembaga Islam lainnya, antara lain karena muatan kurikulum kurang komprehensif, rendahnya kualitas pelayanan kehidupan beragama khususnya pengajaran al-Qur’an dan pengajaran bahasa Arab, minimnya penyediaan sarana dan prasarana belajar mengajar, lemahnya penguasaan materi dan metodologi pengajaran yang diberikan kepada peserta didik, sehingga penyampaian dalam cara pengajarannya kurang tepat, serta belum memadainya jumlah dan mutu tenaga kependidikan, dan masih banyak hambatan lainnya.
BAB III GAMBARAN UMUM LEMBAGA BAHASA DAN ILMU AL-QUR’AN
A. Latar Belakang Berdirinya Pembangunan nasional bertujuan untuk mewujudkan suatu masyarakat adil dan makmur yang merata baik secara materil maupun spiritual. Segala usaha dan kegiatan pembangunan nasional dijiwai, digerakkan dan dikendalikan oleh asas keimanan dan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Pemerintah Daerah Khusus Ibukota Jakarta berupaya mengoptimalkan fungsi lembaga-lembaga keagamaan untuk meningkatkan kualitas kerukunan antar umat beragama, mengurangi dampak negatif kehidupan kota metropolitan serta meningkatkan pemahaman, penghayatan dan pengamalan ajaran agama untuk membentengi dampak negatif pembangunan dan era globalisasi. Berdasarkan berbagai tantangan dan permasalahan di atas, Pemerintah Daerah Khusus Ibukota Jakarta berusaha meningkatkan kualitas pelayanan dan pemahaman agama dengan langkah-langkah sebagai berikut: b. Peningkatan kualitas pemahaman, penghayatan, dan pengamalan ajaran agama bagi masyarakat,
c. Peningkatan kualitas pelayanan kehidupan beragama bagi seluruh lapisan masyarakat sebagai bentuk pemenuhan hak-hak dasar warga dalam memeluk agamanya serta beribadat sesuai agama dan kepercayaan masing-masing d. Penyediaan sarana dan prasarana keagamaan dan peningkatan peranan tempattempat peribadatan sebagai pusat bagi pendalaman dan pemahaman nilai-nilai ajaran agama serta pengembangan kegiatan-kegiatan keagamaan e. Peningkatan kualitas pengelolaan dana sosial keagamaan (amil, zakat, wakaf, infak, shodaqoh), serta peningkatan kepedulian dan kesadaran masyarakat dalam rangka memenuhi kewajiban agama f. Peningkatan kapasitas dan peran lembaga sosial keagamaan dan lembaga pendidikan agama sebagai agen pembangunan dan agen perubahan sosial dalam rangka meningkatkan daya tahan masyarakat dalam menghadapi berbagai krisis, serta memberikan solusi dalam menghadapi berbagai tantangan dan persoalan kemasyarakatan. Dari hasil pantauan yang dilakukan oleh Pemerintah Daerah, mengenai keterbatasan sarana dan prasarana keagamaan, kurangnya kualitas pengajaran keagamaan dan sulitnya menemukan lembaga yang menaungi pembelajaran membaca al-Quran dan pengkajian bahasa Arab yang dialami oleh umat Islam Jakarta, maka lahirlah gagasan untuk mendirikan suatu lembaga pengkajian alQur’an secara modern sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Dalam upaya peningkatan kualitas mental rohani di kalangan warga
DKI Jakarta pada umumnya dan karyawan Pemerintah Daerah Khusus ibukota Jakarta pada khususnya. 20 Untuk mewujudkan gagasan tersebut perlu diambil langkah-langkah, antara lain pembentukan panitia, sumber dana, lokasi dan sebagainya. Kemudian proyek pembangunan Lembaga tersebut diberi nama Lembaga Bahasa dan Ilmu alQur’an (LBIQ) DKI Jakarta ditetapkan dengan Surat Keputusan Gubernur KDKI Nomor. 539 Tahun 1982 tanggal 7 Juni 1982 dengan komposisi sebagai berikut: 1. Walikota Jakarta Pusat (Suminto Hadisiswoyo) selaku Ketua 2. Sekretaris Bazis DKI Jakarta (Drs. HME Sya’roni) selaku Wakil Ketua 3. Kepala Bagian Keuangan Bazis DKI Jakarta (Eli Suheli) selaku Bendahara. Biaya proyek pembangunan gedung LBIQ diperoleh dari pendayagunaan hasil amil, zakat, infaq dan shadaqah yang dikelola BAZIS (Badan Amil, Zakat, Infaq, dan Shadaqah) DKI Jakarta.21 Walaupun panitia sudah terbentuk dan dana telah tersedia, namun pelaksanaan pembangunan gedung LBIQ belum dapat dimulai. Hal demikian disebabkan sulitnya mencari lokasi atau tanah kosong yang cukup strategis dan dapat dijangkau oleh masyarakat dari lima wilayah kota Jakarta. Akhirnya Brigjen Haki Chormain selaku Wakil Gubernur bidang IV berinisiatif untuk meminta izin kepada Pemerintah Daerah yang mengelola urusan pertanahan, agar sebagian tanah dari Pemakaman Umum Kebon Melati
20 21
Survey Biro Bina Mental Spiritual DKI Jakarta, 1985. Surat Keputusan Gubernur KDKI Jakarta, Nomor. 539 Tahun 1982.
yang dikosongkan pada masa Gubernur Ali Sadikin, seluas ± 21.740 M² menjadi lokasi pembangunan gedung LBIQ. Nampaknya, pembangunan gedung LBIQ tidak semudah yang dibayangkan, bahkan rencana pembangunan tersebut nyaris dibatalkan. Pasalnya Pemakaman Umum Kebon Melati tersebut telah ditetapkan pemanfaatannya dengan Surat keputusan Gubernur Nomor. 261 Tahun 1980 tanggal 25 Maret 1980 sebagai tempat pembangunan kepentingan umum, antara lain: Gedung Kesenian Miss Cicih, Sekolah, Kantor Wilayah Agama, Pos DPK, BP4 (Badan Penasehat Perkawinan dan Penyelesaian Perceraian), dan Pengadilan Agama. Kemudian Surat Keputusan tersebut dipertimbangkan kembali dengan melihat kondisi keagamaan dan sosial kemasyarakatan serta kepentingan yang lebih mendesak bagi masyarakat, maka dikeluarkan lagi Surat Keputusan Gubernur KDKI Jakarta Nomor. 335 Tahun 1982, pada tanggal 17 April 1982 dengan bunyi sebagai berikut: “Perencanaan/peruntukan tanah seluas 21.740 M² yang terletak di Kebon Melati, Kecamatan Tanah Abang Wilayah Jakarta Pusat, sebagai tempat pembangunan-pembangunan kepentingan umum (Lembaga Bahasa dan Ilmu al-Qur’an, Sekolah, kantor Wilayah Agama, BP4, Pengadilan Agama, kantor Camat, Pos DPK, kantor Lurah dan kantor-kantor lainnya)”.22 Melalui Surat Keputusan tersebut Pemerintah Daerah menyertakan LBIQ sebagai lembaga yang berhak mendapat beberapa bagian tanah yang digunakan untuk kepentingan umum. 22
Surat Keputusan Gubernur KDKI Jakarta, Nomor. 335 Tahun 1982.
Setelah mendapat lokasi yang telah diberikan, maka panitia mengambil langkah kebijasanaan sebagai berikut: 1. Perencanaan gedung dipercayakan kepada PT. Studio Architecs dengan menampilkan tiga unit bangunan 2. Pelaksanaan pembangunan tahap pertama dipercayakan kepada PT. Mercu Buana. Pembangunan tahap pertama yakni unit gedung utama dua lantai terletak di muka dilaksanakan pada tahun 1984 dan selesai tahun 1985. PT. Mercu Buana di samping sebagai pelaksana juga bertindak sebagai penyumbang dengan bantuannya sebanyak dua ribu sak semen serta 1 (satu) unit mobil Kijang mini bus tahun 1984 sebagai kendaraan operasional LBIQ DKI Jakarta. Gedung utama diresmikan pada tanggal 24 Desember 1985 M/11 Rabiul Akhir 1406 H oleh Gubernur KDKI Jakarta R. Soeprapto. Sejak itulah LBIQ DKI Jakarta secara resmi dioperasikan untuk melayani karyawan Pemerintah Daerah Khusus Ibukota Jakarta pada khususnya dan karyawan BUMN (Badan Usaha Milik Negara) serta masyarakat ibukota pada umumnya. Dalam melaksanakan pembentukan LBIQ DKI Jakarta, maka dibentuk susunan organisasi Gubernur KDKI Jakarta Nomor. 274 Tahun 1984, pada tanggal 13 Juni 1984 dan kemudian disempurnakan pada tahun 1986 dengan Surat keputusan Gubernur KDKI Jakarta Nomor. 83 Tahun 1986, pada tanggal 18
Januari 1986. Didirikanlah Lembaga Bahasa dan Ilmu Al-Qur’an (LBIQ) Provinsi DKI Jakarta. 23 Dengan Susunan Organisasi sebagai berikut: 1. Badan Pembina: a. Ketua Merangkap Anggota b. Wakil Ketua Merangkap Anggota c. Anggota d. Sekretaris Merangkap Anggota. 2. Unsur Pimpinan: Kepala Lembaga 3. Unsur Staf: a. Subagian Tata Usaha b. Seksi Penelitian dan Pengembangan c. Seksi Pendidikan dan Latihan d. Seksi Pengajaran e. Seksi perpustakaan, Dokumentasi dan Publikasi. Pemerintah DKI Jakarta, khususnya Bagian Biro Mental Spiritual, merasa perlu mendirikan LBIQ karena alasan berikut: a. di Provinsi DKI Jakarta pembangunan mental spiritual keagamaan selama Pembangunan
Jangka
Panjang
Tingkat
I
(PJPT
I)
menunjukkan
perkembangan. Perkembangan itu harus ditunjang dengan usaha pengadaan
23
Surat Keputusan Gubernur KDKI Jakarta Nomor. 83 Tahun 1986. Mengenai Penyempurnaan Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Bahasa dan Ilmu al-Qur’an Provinsi DKI Jakarta.
sejumlah fasilitas, seperti tempat ibadah, fasilitas pendidikan agama, fasilitas kegiatan dakwah dan penerangan agama. Pengadaan fasilitas-fasilitas yang disebutkan itu merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan pelayanan di bidang pendidikan agama, b. kesemarakan kehidupan beragama semakin terlihat di kalangan menengah ke atas yang mayoritas berpendidikan umum. Lembaga ini merupakan sarana yang dapat membantu meningkatkan kemampuan mereka dalam membaca dan memahami al-Qur’an, c. sejalan dengan meningkatnya kehidupan beragama, kebutuhan untuk belajar bahasa Arab dan mendalami al-Qur’an dirasakan meningkat pula. Lembaga ini bertujuan membantu pemerintah dalam mewujudkan cita-cita pembangunan nasional di bidang mental spiritual, khususnya di bidang kemampuan membaca, memahami, dan menghayati kandungan al-Qur’an serta mengamalkannya guna meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Allah swt. Adapun fungsi utamanya adalah memberikan pelayanan kepada masyarakat dan memahami bahasa Arab dan ilmu al-Qur’an.24 Lembaga Bahasa dan Ilmu al-Qur’an (LBIQ) Provinsi DKI Jakarta berkedudukan sebagai perangkat pelaksana Pemerintah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta di bidang pengajaran bahasa Arab dan pengajaran ilmu al-Qur’an
24
Tim Penulis Ensiklopedi Islam, Lembaga Bahasa dan Ilmu al-Qur’an (LBIQ) (Jakarta: PT. Ichtiar van Hoeve, 1996), h. 2.
yang dipimpin oleh seorang kepala yang berada di bawah dan bertanggungjawab langsung kepada Gubernur kepala Daerah. Sedangkan dalam pelaksanaan tugas sehari-hari, LBIQ berada di bawah koordinasi administratif Sekretaris Daerah.25 Tugas pokok LBIQ adalah menyelenggarakan pengajaran bahasa Arab dan pengajaran ilmu al-Qur’an serta penelitian dan pengembangan materi dan metode pengajarannya. Untuk melaksanakan tugas pokok tersebut, LBIQ Provinsi DKI Jakarta mempunyai fungsi sebagai berikut: a. Menyelenggarakan pendidikan dan pengajaran bahasa Arab, membaca dan memahami isi dan makna al-Qur’an b. Menyelenggarakan penelitian penelitian dan pengembangan materi, metode pendidikan, pengajaran bahasa Arab, membaca dan memahami isi dan makna al-Qur’an c. Menyelenggarakan pelatihan tenaga pengajar atau instruktur pengajaran bahasa Arab dan ilmu al-Qur‘an d. Menyelenggarakan hubungan kerja sama dengan instansi/lembaga lain di bidang bahasa Arab dan ilmu al-Qur’an.26
B. Program yang diajarkan
25
Lembaga Bahasa dan Ilmu Al-Qur’an (LBIQ) Provinsi DKI Jakarta (Jakarta: Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, 2005), h. 2-3. 26 Lembaga Bahasa dan Ilmu Al-Qur’an (LBIQ) Provinsi DKI Jakarta (Jakarta: Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, 2005), h. 2-3.
Di awal tahun beroperasinya, tahun 1986 Lembaga Bahasa dan Ilmu alQur’an (LBIQ) DKI Jakarta memberikan pelayanan dan pembinaan kepada masyarakat dengan dua program pendidikan. Program-program tersebut adalah:
1. Program Pengajaran Membaca al-Qur’an Program ini bertujuan membina dan membimbing peserta didik agar mampu membaca al-Qur’an secara baik dan benar (fasih) sesuai dengan hukum tajwid (tata cara membaca al-Qur’an). Materi pelajaran yang diberikan bertahap sesuai dengan tingkat kemampuan peserta didik, di antaranya: a. Pengenalan huruf al-Qur’an seperti :ا, ب, ت, ث, ج, ح
dan seterusnya
b. Menulis huruf al-Qur’an c. Ilmu Tajwid, yaitu tata cara membaca al-Qur’an d. Tilawatil Qur’an (pembacaan al-Qur’an) Peserta didik akan ditempatkan pada tingkat yang sesuai dengan kemampuannya, ada enam tingkatan, yaitu: 1. Tingkat Dasar I
4. Tingkat Menengah II
2. Tingkat Dasar II
5. Tingkat Lanjutan I
3. Tingkat Menengah I
6. Tingkat Lanjutan II
Dalam satu tingkatan proses pengajarannya adalah 48 jam @ 60 menit, dengan masa belajar 24 kali pertemuan.27 2. Program Pengajaran Bahasa Arab Program ini bertujuan membimbing dan membina peserta didik agar mampu berbahasa Arab sebagai alat untuk mempelajari al-Qur’an, al-Hadits, dan kitab-kitab agama serta mampu berkomunikasi dalam bahasa Arab. Materi pelajaran yang diberikan secara bertahap sesuai dengan tingkat kemampuan peserta didik, yakni: a. Muhadatsah (percakapan atau dialog dalam bahasa Arab), b. Muthola’ah/Qiro’ah (pembacaan bahasa Arab) c. Insya (merangkai karangan dalam bahasa Arab) d. Qawaid (kaidah-kaidah dalam mempelajari bahasa Arab) Peserta didik akan ditempatkan pada tingkatan yang sesuai dengan kemampuannya, ada enam tingkatan, yaitu: 1. Tingkat Dasar I
4. Tingkat Menengah II
2. Tingkat Dasar II
5. Tingkat Lanjutan I
3. Tingkat Menengah I
6. Tingkat Lanjutan II
Dalam satu tingkatan proses pengajarannya adalah 72 jam @ 60 menit, dengan masa belajar 36 kali pertemuan.28
27 28
Kurikulum Silabus Program Pengajaran Membaca al-Qur’an LBIQ , 2001. Kurikulum Silabus Program Pengajaran Bahasa Arab LBIQ , 2001.
Beberapa tahun setelah beroperasi, kedua program tersebut berjalan dengan cukup efektif, dan hasilnya pun cukup optimal bagi perkembangan pengajaran bahasa Arab dan pengajaran membaca al-Qur’an masyarakat DKI Jakarta. Kehadiran LBIQ DKI Jakarta mendapat sambutan yang cukup baik dari umat Islam baik dari warga Jakarta maupun dari luar Jakarta. Kemudian, setelah melihat keberhasilan program-program yang telah berjalan, maka pengelola LBIQ, yang saat itu dikepalai oleh Drs. Fauzi Acher merasa perlu untuk mengembangkan program-program pendidikan yang sudah ada. Demi peningkatan pelayanan dalam membina dan membimbing karyawan Pemda dan masyarakat DKI Jakarta dengan program-program yang lebih mermanfaat lagi.29 Pada tahun 1994 dalam rangka meningkatkan pelayanan pendidikan yang sebaik-baiknya kepada masyarakat pada umumnya dan pegawai Pemda pada khususnya, Biro Bina Mental Spiritual DKI Jakarta mengembangkan beberapa program pendidikan LBIQ di antaranya, adalah: 3. Program Pelatihan Guru Membaca al-Qur’an Program ini merupakan hasil dari pengembangan program pengajaran membaca al-Qur’an. Program ini bertujuan membimbing dan melatih peserta didik dengan metode pelatihan pengajaran membaca al-Qur’an dalam upaya meningkatkan kemampuan dan keterampilan peserta didik (sebagai calon
29
2008.
Wawancara Pribadi dengan Hambari, Petugas Absensi Peserta LBIQ. Jakarta, 26 April
guru membaca al-Qur’an). Peserta didik mendapat metode pengajaran membaca al-Qur’an untuk mengajar siswa-siswa Madrasah Tsanawiyyah dan Madrasah Aliyyah. Materi pelajaran yang diberikan di antaranya: a. Materi pokok - Tajwid
- Naghomul Qur’an
- Fashohah
- Perhakiman
b. Materi Keguruan - Metodologi Pengajaran
- Media Pengajaran
- Problematika Pengajaran
- Teknik Evaluasi
- Psikologi Pendidikan
- Latihan Mengajar
Hanya ada satu kelas tiap tahunnya, dan proses pelatihannya sebanyak 152 jam @ 45 menit, dengan masa belajar 38 kali pertemuan (1 tahun).30 4. Program Pelatihan Guru Bahasa Arab Program ini merupakan hasil pengembangan dari program sebelumnya yakni program pengajaran Bahasa Arab. Program ini bertujuan mendidik peserta agar mampu mengajar bahasa Arab sesuai dengan kaidah bahasa Arab kepada siswa tingkat Ibtidaiyyah/Diniyah, Tsanawiyah dan yang sederajat. a. Materi pokok - Muhadatsah
- Insya
- Muthola’ah/Qiro’ah
- Qawaid
b. Materi Keguruan 30
Kurikulum Silabus Program Pelatihan Guru Membaca al-Qur’an LBIQ, 2001.
- Metodologi Pengajaran
- Media Pengajaran
- Problematika Pengajaran
- Teknik Evaluasi
- Psikologi Pendidikan
- Latihan Mengajar
Pada program ini hanya ada satu kelas tiap tahunnya, dan proses pelatihannya sebanyak 152 jam @ 45 menit, dengan masa belajar 38 kali pertemuan (1 tahun).31 Program-program tersebut berjalan dengan baik. Kemudian, melihat minat masyarakat yang begitu banyak dalam mempelajari ilmu al-Qur’an maka pada tahun 1995 pengelola LBIQ DKI Jakarta mengembangan program selanjutnya, yakni: 5. Program Pembinaan Tahsinuttilawah Program ini merupakan hasil pengembangan dari program sebelumnya yakni program pengajaran membaca al-Qur’an. Program ini bertujuan membina dan membimbing peserta didik agar menjadi qori-qoriah yang dibutuhkan masyarakat dan mampu berperan dalam Musabaqah Tilawatil Qur’an. Materi yang diberikan sebagai berikut: Tajwid, Naghomul Qur’an, dan Perhakiman. Pembinaannya disesuaikan dengan kemampuan peserta didik. Pada program ini hanya ada satu kelas tiap tahunnya proses pengajarannya adalah 152 jam @ 45 menit, dengan masa belajar 38 kali pertemuan (1 tahun).32
31 32
Kurikulum Silabus Program Pelatihan Guru Bahasa Arab LBIQ, 2001. Kurikulum Silabus Program Tahsinuttilawah LBIQ, 2001.
6. Pembinaan Terjemah al-Qur’an Program ini bertujuan membina dan membimbing peserta agar mampu menerjemahkan al-Qur’an minimal ayat-ayat/surat-surat tertentu secara baik dan benar dalam rangka meningkatkan pemahaman dan pengamalan alQur’an dalam kehidupan sehari-hari. Materi pelajaran yang diberikan yakni: 1. Dasar-dasar penerjemahan al-Qur’an 2. Dasar-dasar Ulumul Qur’an 3. Praktek penerjemahan ayat-ayat al-Qur’an Pada program ini hanya ada satu kelas tiap tahunnya, proses pengajarannya adalah 152 jam @ 45 menit, dengan masa belajar 38 kali pertemuan (1 tahun).33 7. Program Studi Naskah Ulumul Qur’an Program
ini
bertujuan
untuk
meningkatkan
pengetahuan
dan
keterampilan peserta dalam membaca dan memahami teks-teks Arab tentang Ulumul Qur’an sebagai bekal mengkaji al-Qur’an. Materi pelajaran yang diberikan yakni: a. Muthala’ah teks-teks tentang Ulumul Qur’an dan studi keislaman yang diprogramkan b. Qawa’id (nahwu/sharaf) c. Dasar-dasar Balaghah Qur’aniyah
33
Kurikulum Silabus Program Pembinaan Terjemah al-Qur’an LBIQ, 2001.
Pelatihannya disesuaikan dengan kemampuan dengan peserta didik. Pada program ini hanya ada satu kelas tiap tahunnya proses pengajarannya adalah 152 jam @ 45 menit, dengan masa belajar 38 kali pertemuan (1 tahun).34 8. Program Kajian al-Qur’an Program ini bertujuan mempersiapkan peserta agar mampu mengkaji ayat-ayat
suci
al-Qur’an
dengan
baik
dan
benar,
serta
mampu
mengaplikasikan hasil kajian tersebut dalam kehidupan sehari-hari di masyarakat. Materi pelajaran yang diberikan sebagai berikut: 1. Ulumul Qur’an
5. Studi Naskah Tafsir
2. Sejarah Penafsiran al-Qur’an
6. Tafsir Maudhu’i
3. Beberapa aliran dan corak penafsiran
7. Praktek penafsiran
4. Kaidah dan metode penafsiran Pelatihannya disesuaikan dengan kemampuan peserta didik. Pada program ini hanya ada satu kelas tiap tahunnya pengajarannya adalah 152 jam @ 45 menit, dengan masa belajar 38 kali pertemuan (1 tahun).35 9. Program Halaqoh Guru Binaan Program ini bertujuan meningkatkan kemampuan dan keterampilan para guru al-Qur’an dan membina peserta didiknya pada majelis taklim al-Qur’an di sekolah-sekolah Islam. Materi pelajaran yang diberikan yakni:
34
Kurikulum Silabus Program Studi Naskah Ulumul Qur’an LBIQ, 2001.
35
Kurikulum Silabus Program Pembinaan Kajian al-Qur’an LBIQ, 2001.
1. Ilmu Tajwid
4. Metodologi Pengajaran al-Qur’an
2. Fashohah
5. Latihan Mengajar
3. Naghomul Qur’an
6. Perhakiman
Pelatihannya disesuaikan dengan kemampuan peserta didik. Pada program ini hanya ada satu kelas tiap tahunnya, proses pengajarannya adalah 304 jam @ 45 menit, dengan masa belajar 76 kali pertemuan (1 tahun).36
10. Program Halaqoh Kader Instruktur al-Qur’an Program ini bertujuan membimbing dan mengarahkan para guru alQur’an serta qori-qoriah untuk memperdalam ilmu bacaan al-Qur’an dari segala segi, serta mampu bertindak sebagai pelatih dan mampu berperan sebagai Dewan Hakim dalam Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ) di berbagai tingkatan. Materi pelajaran yang diberikan yakni: 1. Qiro’at Saba’ 2. Naghomul Qur’an 3. Rasam Utsmani Pelatihannya disesuaikan dengan kemampuan peserta didik. Pada program ini hanya ada satu kelas tiap tahunnya, proses pengajarannya adalah 608 jam @ 45 menit, dengan masa belajar 152 kali pertemuan (2 tahun).37 11. Program Pengajaran Bahasa Arab Qur’ani
36 37
Kurikulum Silabus Program Halaqoh Guru Binaan LBIQ, 2001. Kurikulum Silabus Program Halaqoh Kader Instrktur LBIQ, 2001.
Program ini merupakan pengembangan dari program sebelumnya yakni program pengajaran membaca al-Qur’an yang dikombinasi dengan program pengajaran bahasa Arab. Program ini bertujuan membina dan membimbing peserta didik agar dapat menguasai perbendaharaan kata bahasa Arab Qur’ani dalam berbagai bentuk sharfi dan pola kalimat nahwi sehingga dapat digunakan sebagai modal dalam memahami al-Qur’an, al-Hadits, dan kitab-kitab agama berbahasa Arab, serta memiliki sikap mental yang positif tentang bahasa Arab dalam rangka meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah swt. Materi pelajaran yang diberikan secara bertahap, disesuaikan dengan kemampuan peserta didik. Materi-materi diambil dari teks-teks al-Qur’an, alHadits, dan materi berbahasa Arab yang banyak digunakan dalam ibadah sehari-hari. Materi yang diberikan sebagai berikut: a. Unsur-unsur bahasa Arab • bentuk kata (sharaf) seperti • struktur kalimat (nahwu) • mufradat dan bahan bacaan Qur’ani b. Kegiatan berbahasa, yang difokuskan dalam membaca materi pelajaran untuk meningkatkan pengetahuan kebahasaan dan keterampilan membaca kalimat-kalimat Arab dengan baik dan benar dalam rangka meningkatkan pengamalan ajaran al-Qur’an.
Pembinaannya disesuaikan dengan kemampuan peserta didik. Peserta didik
akan
ditempatkan
pada
tingkatan
yang
sesuai
dengan
kemampuannya, ada enam tingkatan, yaitu: 1. Tingkat Dasar I
4. Tingkat Menengah I
2. Tingkat Dasar II
5. Tingkat Menengah I
3. Tingkat Dasar III
6. Tingkat Menengah II
Dalam satu tingkatan proses pengajarannya adalah 72 jam @ 45 menit, dengan masa belajar 36 kali pertemuan.38
C. Tenaga Pengajar dan Peserta Didik Awal berdirinya di tahun 1986 LBIQ merekrut tenaga pengajar yang berkecimpung di bidang bahasa Arab dan pengajaran membaca al-Qur’an. Sebagian besar tenaga pengajar merupakan lulusan sarjana yang direkrut dari Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Syarif Hidayatullah Jakarta atau yang sekarang dikenal dengan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, dan sebagiannya lagi direkrut dari Perguruan Tinggi Ilmu al-Qur’an (PTIQ).39 Pada akhir tahun 1994 dalam meningkatkan mutu pelayanan pendidikan masyarakat, pengelola LBIQ bekerjasama dengan lembaga/instansi lain yang ada di dalam negeri seperti Universitas Indonesia, tenaga pengajar yang direkrut berasal dari lulusan Perguruan Tinggi S2 Fakultas Sastra. 38 39
2008.
Kurikulum Silabus Program Bahasa Arab Qur’ani LBIQ, 2001. Wawancara Pribadi dengan A. Nabhani. NS, Staf Perustakaan LBIQ, Jakarta, 8 Maret
Kemudian tahun 1997 diadakan kerjasama dengan instansi yang ada di luar negeri untuk mendatangkan tenaga pengajar yang lulus dari perguruan tinggi di negara-negara Timur Tengah.40
Tabel 2. Daftar Tenaga Pengajar/Instruktur LBIQ No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 40
2008.
Nama Instruktur H. A. Abdul Aziz, S. Ag Drs. H. Abdul Wahid Drs. Aminullah HM, MA Drs. Anding Mujahidin, M.A. H. Arwani Marhum, S.Ag Dra. Hj. Asnely Burhan Drs. H. A. Syatibi, MA. Drs. H. Hibbul Akhir Helmi Yusuf, M.Ag Hilmi Fuad Hj. Iis Sholihat Syuhada Drs. Ikhwan Azizi, M.A Drs. H. Imron Rosyadi Z.A Drs. H. Marzuki Al Fatiri H. Munawir Haris Dra. Hj. Muni’ah H. M. Anisul Muttaqin Dr. H. M. Anwar, Lc, MM, M. Sc. H. M. Nafis Qurtubi, Lc. H. M. Sodri, SH. H. M. Zaini K. Anwar, Lc. Nashirudin Cholid, M.Ag Naupal HA, SS, M. Hum.
Instruktur Program Pengajaran Bahasa Arab Pengajaran Membaca al-Qur’an Pengajaran Bahasa Arab Pengajaran Bahasa Arab Pengajaran Membaca al-Qur’an Pengajaran Membaca al-Qur’an Pengajaran Bahasa Arab Pengajaran Membaca al-Qur’an Pengajaran Bahasa Arab Pengajaran Membaca al-Qur’an Pengajaran Membaca al-Qur’an Pengajaran Bahasa Arab Qur’ani Pengajaran Membaca al-Qur’an Pengajaran Membaca al-Qur’an Pengajaran Membaca al-Qur’an Pengajaran Membaca al-Qur’an Pengajaran Membaca al-Qur’an Pengajaran Bahasa Arab Pengajaran Bahasa Arab Pengajaran Membaca al-Qur’an Pengajaran Bahasa Arab Pengajaran Bahasa Arab Pengajaran Bahasa Arab Qur’ani
Wawancara Pribadi dengan Drs. H. Asyhar, Kasie. Pengajaran LBIQ. Jakarta, 15 April
24. 25. 26. 27.
Hj. Rihlah Shiddiq Sabeni Hamid S. Pd.I. H. Sufyan Hariri, M. Pd.I. H. Ubaidillah Cholid, MA
Pengajaran Membaca al-Qur’an Pengajaran Membaca al-Qur’an Pengajaran Bahasa Arab Pengajaran Bahasa Arab
Sedangkan peserta didiknya Pada tahun 1986 hingga tahun 1993 hanya berasal dari pegawai Pemda DKI Jakarta. Kemudian pada tahun 1994 Drs. Fauzi Acher berusaha untuk mengembangkan LBIQ Jakarta, dan memberi kesempatan kepada warga DKI Jakarta, untuk ikut serta dalam kegiatan LBIQ. Sebagian besar adalah warga yang bertempat tinggal di Jakarta Pusat. Mereka terdiri dari masyarakat kelas bawah, menengah ke atas hingga kelas atas. Mereka berprofesi sebagai pelajar, guru, ibu rumah tangga, pedagang, bahkan ada juga para istri pejabat negeri ini, dan sebagainya, mulai dari usia muda sampai usia tua ada di sana. Pada awal tahun 1997 mulai muncul peserta didiknya yang berasal dari luar Provinsi DKI Jakarta yang menuntut ilmu di LBIQ. Mereka adalah warga SEJABOTABEK.41
D. Fasilitas dan Hasil Karya Pada saat dibangun gedung LBIQ dilengkapi dengan laboratorium bahasa, fasilitas ini cukup menyedot perhatian khalayak ramai. Dengan fasilitas ini pembinaan masyarakat dirasakan cukuf efektif. Namun pada tahun 2002 gedung
41
Wawancara Pribadi dengan Hambari, Petugas Absensi Peserta LBIQ. Jakarta, 4 April 2008.
LBIQ mengalami kebakaran, hingga tahun 2006 tidak ada satu laboratorium bahasa pun yang bisa digunakan. Selain itu LBIQ juga dilengkapi dengan perpustakaan, yang menyediakan buku-buku atau kitab-kitab khususnya yang berkaitan dengan pengajaran bahasa Arab dan pengajaran membaca al-Qur’an sebagai bahan bacaan dan referensi bagi peserta didik serta rujukan bagi tenaga pengajar dalam mengajar. Sebelum kebakaran yang terjadi pada tahun 2002, perpustakaan LBIQ memiliki buku-buku atau kitab-kitab sekitar 2500 buah. Dan saat ini pada tahun 2006 koleksi yang tersisa hanya sekitar 850 buah. Perpustakaan LBIQ juga melayani masyarakat yang membutuhkan, seperti para siswa dan mahasiswa yang sedang menyusun karya ilmiah, makalah atau skripsi. 42 Sejak tahun 1986 LBIQ berupaya memberikan pelayanan yang sebaikbaiknya kepada masyarakat dengan menerbitan buku-buku yang disusun oleh sebagian besar tanaga pengajar LBIQ, buku-buku tersebut diberikan secara cumacuma kepada peserta didik yang digunakan sebagai buku panduan dalam mengikuti program-program pendidikan LBIQ. di antaranya sebagai berikut: 1. Belajar Bahasa Arab: dengan Laboratorium Tingkat Dasar (I, II, dan III) pada tahun 1993/1994 2. Belajar Bahasa Arab: dengan Laboratorium Tingkat Menengah (I, II, dan III) pada tahun 1994/1995
42
2007.
Wawancara Pribadi dengan A. Nabhani NS, Staf Perustakaan LBIQ Jakarta, 15 Desember
3. Belajar Bahasa Arab: dengan Laboratorium Tingkat Lanjutan (I, II, dan III) pada tahun 1993/1994 4. Belajar Bahasa Arab: dengan Laboratorium Tingkat Mahir (I, II, dan III) pada tahun 1994/1995 5. Belajar Membaca al-Qur’an Tingkat Dasar (I dan II) pada tahun 1993/1994 6. Belajar Membaca al-Qur’an: Mentajwidkan al-Quran Tingkat Menengah (I dan II) pada tahun 1993/1994 7. Belajar Membaca al-Qur’an: dengan Lagu Tingkat Tartil (I dan II) pada tahun 1993/1994 8. Belajar Bahasa Arab Qur’ani Tingkat Dasar (I, II, dan III) pada tahun 1993/1994 9. Belajar Bahasa Arab Qur’ani Tingkat Lanjutan (IV dan V) pada tahun 1994/1995 10. Pengantar Ulumul Qur’an pada tahun 1993/1994 11. Belajar Membaca al-Qur’an: Tahsinuttilawah
dengan Lagu pada tahun
1993/1994 12. Belajar Membaca al-Qur’an: Tahsinuttilawah dengan Tajwid pada tahun 1993/1994 13. Tema-tema Pokok al-Qur’an (Bag. I dan II) pada tahun 1993/1994 14. Tema-tema Pokok al-Qur’an (Bag. III) pada 1994 15. Ilmu-ilmu al-Qur’an (Bag. I) pada tahun 1993/1994 16. Ilmu-ilmu al-Qur’an (Bag. II) pada tahun 1994/1995
17. Bibliografi Beranotasi al-Qur’an Bag. I (berisi resensi dari 50 kitab beranotasi al-Qur’an) pada tahun 1993/1994
BAB IV PERANAN LEMBAGA BAHASA ARAB DAN ILMU AL-QUR’AN BAGI UMAT ISLAM DKI JAKARTA (1986-2006)
A. Pengajaran Bahasa Arab Sejak tahun 1986 lembaga ini telah membina dan membimbing umat Islam DKI Jakarta dan sekitarnya pada program pengajaran bahasa Arab. Kehadiran program pada lembaga ini menyedot perhatian khalayak ramai, karena sistem pembelajarannya menggunakan laboratorium bahasa. Tahun 1997 program bahasa Arab mengalami perkembangan, dengan munculnya program bahasa Arab Qur’ani yang sistem pembelajarannya juga menggunakan laboratorium bahasa. Namun pada tahun 2002 lembaga ini mengalami kebakaran, sehingga beberapa fasilitas yang tersedia tidak berfungsi lagi khususnya laboratorium bahasa. Lembaga Bahasa dan Ilmu al-Qur’an (LBIQ) telah memberikan pelayanan yang sebaik-baiknya kepada umat Islam DKI Jakarta. Dengan metode pengajaran yang diberikan oleh para tenaga pengajar, umat Islam DKI Jakarta cenderung termotivasi untuk memperdalam ilmu-ilmu yang berkaitan dengan bahasa Arab, terutama dalam memahami isi atau kandungan kitab suci al-Qur’an sebagai pedoman hidup setiap manusia.43
43
2008.
Wawancara Pribadi dengan A. Nabhani, NS., Staf Perpustakaan LBIQ. Jakarta, 4 April
Grafik 3 di bawah ini menunjukkan proses perjalanan LBIQ dalam memainkan peranannya membina umat Islam DKI Jakarta dalam pengajaran bahasa Arab dari tahun 1986 hingga tahun 2006. Grafik 3. Peserta Program Bahasa Arab LBIQ (1986-2006) 3000 2500 2000 1500
Peserta
1000 500 0 '86
'90
'94
'98
'02
Pada awal beroperasinya, peserta LBIQ berjumlah kurang dari 500 orang, mereka adalah pegawai atau karyawan Pemda DKI Jakarta. Kemudian tahun 1994 Drs. Fauzi Acher selaku Ketua yayasan saat itu, memberikan kesempatan kepada warga DKI Jakarta untuk ikut serta menuntut ilmu di LBIQ. Sebagian besar peserta merupakan warga ibukota yang bertempat tinggal di Jakarta Pusat. Tempat tinggal mereka tidak jauh dari lokasi LBIQ yang beralamat di Jalan Awaluddin II Kecamatan dan Kelurahan Tanah Abang, Jakarta Pusat. Beberapa tahun kemudian, sekitar tahun 1996 terjadi peningkatan jumlah peserta yang berasal dari empat penjuru kabupaten, yakni Jakarta Selatan, Jakarta Timur, Jakarta Utara dan Jakarta Barat. 44
44
Laporan Hasil Evaluasi Program Pengajaran Bahasa Arab LBIQ Provinsi DKI Jakarta, (1986-2006)
Pada tahun 2000 jumlah peserta pada program Bahasa Arab LBIQ melonjak, mulai saat itu ada sebagian peserta yang berasal dari luar provinsi DKI Jakarta, seperti Bogor, Bekasi, Tangerang, dan Depok. Pada akhir tahun 2007 Pemerintah Daerah Provinsi DKI Jakarta merencanakan perbaikan (renovasi) gedung LBIQ yang berlokasi di Jakarta Pusat. Pada tahun 2008 Pemerintah Daerah memutuskan lokasi LBIQ ditempatkan untuk sementara waktu di gedung kantor Walikota Jakarta Selatan, Jln. Trunojoyo No. 1 Blok V Lantai 5 dan 6 Kebayoran Baru Jakarta Selatan.45 Pembangunan LBIQ merupakan salah satu kebijakan Pemerintah Daerah Khusus Ibukota Jakarta. Kebijakan tersebut sangat membanggakan bagi umat Islam DKI Jakarta yang tidak perlu bersusah payah mencari sebuah lembaga yang memberikan bimbingan bahasa Arab ke luar provinsi, seperti warga Bekasi, Tangerang, Bogor dan Depok tersebut. Berdasarkan survey yang dilakukan oleh beberapa lembaga penelitian, Provinsi DKI Jakarta merupakan satu-satunya provinsi yang memberikan pelayanan kepada masyarakatnya terutama umat Islam dalam pengajaran bahasa Arab, melalui lembaga yang didanai langsung oleh Pemerintah Daerah Provinsi DKI Jakarta. Lembaga Bahasa dan Ilmu al-Qur’an (LBIQ) telah memberikan pelayanan yang sebaik-baiknya kepada umat Islam DKI Jakarta. Dengan metode pengajaran yang diberikan oleh para tenaga pengajar, umat Islam DKI Jakarta cenderung
45
2008.
Wawancara Pribadi dengan Drs. H. Asyhar, Kasie. Pengajaran LBIQ. Jakarta, 25 Januari
termotivasi untuk memperdalam ilmu-ilmu yang berkaitan dengan bahasa Arab, terutama dalam memahami isi atau kandungan kitab suci al-Qur’an sebagai pedoman hidup setiap manusia. Bimbingan dan pembinaan yang diberikan LBIQ pada program bahasa Arab, berdampak positif bagi umat Islam, bimbingan tersebut telah berhasil meningkatkan kesadaran bagi umat Islam bahwa pentingnya menuntut ilmu dalam bidang bahasa Arab yang merupakan salah satu dari pendidikan Islam. Dengan pendidikan Islam pada bidang bahasa Arab, umat Islam terpacu untuk meningkatkan ilmu pengetahuan agama Islam lebih dalam. Kehadiran program bahasa Arab LBIQ telah memacu umat Islam DKI Jakarta untuk mengkaji ajaran agama Islam dari sumber aslinya, seperti al-Qur’an, al-Hadits, kitab-kitab Salaf, dan lain sebagainya.46 Dengan bimbingan dan pembinaan yang telah diberikan kepada umat Islam DKI Jakarta, LBIQ memainkan peranan penting dalam memberantas buta aksara, khususnya aksara Arab. Berdasarkan data dari sebuah penelitian, menyatakan bahwa tidak sedikit umat Islam DKI Jakarta yang mengalami buta aksara Arab. Hal demikian memperlihatkan kondisi umat Islam DKI Jakarta yang sangat memprihatinkan.47 Sejak awal berdirinya, kehadiran LBIQ direspon dengan baik oleh umat Islam DKI Jakarta dan sekitarnya. Keberadaan LBIQ telah membantu 46
Wawancara Pribadi dengan Qoriah, Peserta LBIQ pada Program Bahasa Arab. Jakarta, 20 Maret 2008. 47 Survey Biro Bina Mental Spiritual DKI Jakarta, 2002.
mencerdaskan umat Islam dari berbagai kalangan, berbagai profesi, berbagai tingkat pendidikan, dan berbagai usia (baik tua maupun muda).
B. Pengajaran Ilmu al-Qur’an Sebagai wujud kesadaran akan pentingnya menuntut ilmu, lembaga ini telah memberikan peranan yang cukup optimal bagi umat Islam DKI Jakarta, dengan program pengajaran membaca al-Qur’an. Kemudian pada tahun 1994 program tersebut mengalami perkembangan, dengan munculnya program Terjemah alQur’an, Kajian al-Qur’an, Studi Naskah Ulumul Qur’an, Tahsinuttilawah. Grafik 4. Program Pengajaran Membaca al-Qur’an (1986-2006) 4500 4000 3500 3000 2500 2000
Peserta
1500 1000 500 0 '86
'90
'94
'98
'02
Grafik 4 di atas menggambarkan bahwa pada awal tahun beroperasinya, peserta LBIQ pada program membaca al-Qur’an menunjukkan kurang dari 500 orang. Begitu juga di tahun berikutnya, jumlah peserta LBIQ kurang dari 1000 orang. Namun pada tahun 1994 terjadi peningkatan jumlah peserta pada program membaca al-Qur’an, jumlah peserta telah menunjukkan angka ribuan orang. Hal
demikian memperlihatkan adanya respon masyarakat DKI Jakarta khususnya umat Islam dalam kepedulian menuntut ilmu agama, dalam hal ini membaca al-Qur’an. Kehadiran LBIQ telah memberi solusi bagi umat Islam yang memiliki minat tinggi dalam mempelajari isi atau kandungan al-Qur’an. Program Kajian alQur’an, program Terjemah al-Qur’an, dan program Studi Naskah al-Qur’an yang direalisasikan LBIQ, telah memberikan pembinaan dan pelatihan khusus dalam bidang penafsiran al-Qur’an. Dengan bimbingan pada program tersebut, umat Islam terdorong untuk menggali lebih dalam rahasia-rahasia yang terkandung dalam kitab suci al-Qur’an sebagai pedoman hidup setiap manusia. Begitu juga dengan program Tahsinuttilawah, LBIQ telah membina, membimbing, dan mengembangkan bakat seni baca Al-Qur’an di kalangan anakanak dan remaja usia sekolah (6 sampai dengan usia 17 tahun) serta dalam upaya mencari bibit qori-qoriah yang berbakat di wilayah Provinsi DKI Jakarta dan sekitarnya yang diharapkan bisa tampil di arena Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ) baik tingkat Wilayah maupun Kotamadya, dan tingkat Provinsi maupun Nasional.48 Dalam rangka menunjang kelancaran pelaksanaan program Tahsinuttilawah, LBIQ menyelenggarakan supervisi dan monitoring yang bertujuan untuk mengetahui dan mengamati dari dekat seberapa jauh perkembangan yang telah dicapai oleh kelompok-kelompok binaan baik dari aspek jumlah peserta, bakat,
48
2008.
Wawancara Pribadi dengan Drs. H. Asyhar, Kasie. Pengajaran LBIQ. Jakarta, 12 April
kemampuan atau penguasaan materi maupun dari aspek hambatan-hambatan atau kendala yang dihadapi oleh guru dalam mengajar di kelompok tersebut. Setelah itu LBIQ mengadakan program evaluasi terhadap pelaksanaan kelompok Binaan anak-anak dan remaja berbakat di bidang seni baca al-Qur’an, dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana hasil yang dicapai para pembina dan pembimbing dalam mendidik anak didiknya, sekaligus melatih anak didik yang berbakat untuk tampil di muka umum khususnya acara-acara MTQ. Dari program evaluasi tersebut diharapkan akan muncul bibit-bibit qori-qoriah yang berpotensi untuk dibina lebih lanjut oleh yang berkompeten. Dalam upaya memotivasi peserta agar selalu meningkatkan pengetahuan dan keterampilan membaca al-Qur’an dengan baik dan benar, maka LBIQ mengadakan kegiatan MTQ antar peserta. 49
C. Pengkaderan Guru Bahasa Arab dan Membaca al-Qur’an LBIQ juga memainkan peranan penting dalam meningkatkan kemampuan dan keterampilan peserta untuk mengajar bahasa Arab dan membaca al-Qur’an. Peserta dibimbing dan dibina untuk memiliki kemampuan mengajar, baik mengajar bahasa Arab dan ilmu al-Qur’an. Mereka diberikan pelatihan-pelatihan dalam meningkatkan keterampilan mengajar dengan metode-metode pengajaran yang baik dan mudah dimengerti. Setelah mendapat bimbingan dan pelatihan,
49
2008.
Wawancara Pribadi dengan A. Nabhani, NS. Staf Perpustakaan LBIQ. Jakarta, 4 April
maka pihak LBIQ memberi kesempatan bagi peserta dalam menunjukkan kemampuan dan keterampilan mengajarnya, dengan praktik mengajar di beberapa madrasah, khususnya tingkat Ibtidaiyyah dan Tsanawiyah. Grafik 5. Program Pengkaderan Guru Bahasa Arab dan Membaca al-Qur’an 100 90 80 70 60 50
Prog. Guru B. Arab
40 30 20 10 0
Prog. Guru Membaca alQur'an
'94 '95 '96 '97 '98 '99 '00 '01 '02 '03 '04 '05 '06
Grafik 5 di atas menggambarkan proses perjalanan LBIQ dalam menjalankan peranannya pada program Pengkaderan Guru Bahasa Arab dan program Pengkaderan Guru Membaca al-Qur’an dari tahun 1994 hingga tahun 2006. Kedua program tersebut berjalan dengan baik. Para peserta didik mengalami perkembangan dalam kemampuan mengajar mereka, karena mereka telah dibekali metode pengajaran yang baik dan benar. 50 Dalam rangka meningkatkan kualitas pengajarn kepada masyarakat, LBIQ mengadakan kerjasama dengan lembaga pendidikan, lembaga kajian dan penelitian yang berkaitan dengan bahasa dan ilmu al-Qur’an dapat dilaksanakan
50
Laporan Hasil Evaluasi Program Pengkaderan Guru Bahasa Arab dan Membaca alQur’an LBIQ Provinsi DKI Jakarta, (1994-2006)
dengan lembaga yang ada di dalam maupun luar negeri. Kerjasama dengan lembaga-lembaga di dalam negeri dapat dilakukan dengan lembaga-lembaga baik yang diselenggarakan oleh pemerintah maupun swasta. Kerjasama tersebut dapat dilakukan dalam rangka pembinaan, koordinasi maupun sebagai mitra kerja. Sedangkan kerjasama dengan luar negeri dapat dilakukan dengan negara-negara yang memiliki lembaga pendidikan atau kajian dan pusat-pusat studi bahasa, khususnya negara-negara di kawasan Timur Tengah. Kerjasama tersebut dilakukan dalam rangka mendatangkan tenaga pengajar, meningkatkan mutu tenaga pengajar, penyebaran informasi hasil-hasil kajian dan sebagainya.
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Berdasarkan pembahasan yang telah disampaikan pada bab-bab sebelumnya, maka kesimpulan dari penelitian tentang Peranan Lembaga Bahasa dan Ilmu alQur’an bagi umat Islam DKI Jakarta (1986-2006) adalah sebagai berikut: 1. Umat Islam DKI Jakarta kini sedang berada dalam arus perubahan yang sangat dahsyat seiring dengan datangnya era globalisasi dan informasi. Sebagai kaum mayoritas, umat Islam DKI Jakarta sudah berusaha menghindari pengaruh westernisasi, akan tetapi kenyataannya modernisasi yang diwujudkan melalui pembangunan di berbagai sektor termasuk pendidikan, interfensi dan westernisasi tersebut sulit untuk dielakkan. Sebagian dari mereka terkadang cenderung masa bodoh, tertutup dengan perubahan yang sedang berlangsung terus menerus. Realitas yang berkembang di masyarakat menunjukkan bahwa adanya degradasi moral, terutama di kalangan generasi muda sebagai dampak negatif dari kemajuan informasi, muncul perilaku negatif dan menyimpang dari nilai-nilai ajaran agama serta norma dan etika, masih sering terjadi antara lain seperti perilaku asusila, praktik KKN, penyalahgunaan narkoba, seks bebas, pornografi, pornoaksi dan berbagai perilaku yang melanggar nilai-nilai agama. Hal demikian menggambarkan bahwa kondisi umat Islam DKI Jakarta dinilai jauh tertinggal
dibanding masyarakat agama lain. Kondisi umat Islam yang begitu memprihatinkan ini, menuntut adanya aktivitas-aktivitas menuju perubahan agar mampu berusaha menemukan solusi jitu terhadap masalah-masalah tersebut. 2. Permasalahan pembangunan agama juga tampak pada peserta didik baik di sekolah umum maupun di lembaga keagamaan. Pengajaran al-Qur’an belum dapat dilaksanakan secara optimal. Hal ini antara lain karena muatan kurikulum kurang komprehensif (lebih menitikberatkan kepada masalahmasalah ritual keagamaan), keterbatasan sarana dan prasarana, lemahnya penguasaan materi dan metodologi pengajaran, belum optimalnya kegiatan belajar mengajar, serta belum memadainya jumlah dan mutu tenaga kependidikan. Begitu juga dengan kalangan terpelajar yang ingin mengkaji ajaran agama Islam dari sumber aslinya (al-Qur’an, al-Hadits, dan kitab-kitab Salaf) yang kesemuanya itu tidak terlepas dari bahasa Arab. Mereka sering mengalami kesulitan, karena keterbatasan ilmu yang mereka miliki. Sehingga mereka membutuhkan sebuah lembaga yang mampu mengatasi permasalahanpermasalahan yang mereka hadapi. 3. Dalam rangka memberikan pelayanan sebaik-baiknya kepada umat Islam ibukota di bidang pengajaran bahasa Arab dan ilmu al-Qur’an, maka berdasarkan Keputusan Gubernur KDKI Jakarta Nomor 274 Tahun 1984 didirikanlah Lembaga Bahasa dan Ilmu Al-Qur’an (LBIQ) Provinsi DKI Jakarta yang kemudian disempurnakan dengan Keputusan Gubernur KDKI
Jakarta Nomor 83 Tahun 1986 tentang Penyempurnaan Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Bahasa dan Ilmu al-Qur’an Provinsi DKI Jakarta. 4. LBIQ bertujuan membantu pemerintah dalam mewujudkan cita-cita pembangunan nasional di bidang mental spiritual, khususnya di bidang kemampuan membaca, memahami, dan menghayati kandungan al-Qur’an serta mengamalkannya guna meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Allah swt. Adapun fungsi utamanya adalah memberikan pelayanan kepada masyarakat dan memahami bahasa Arab dan ilmu al-Qur’an. 5. Kegiatan pendidikan yang diselenggarakan LBIQ cukup efektif, melalui program-program pendidikannya, lembaga ini membina umat Islam DKI Jakarta dalam pendidikan bahasa Arab dan pendidikan membaca al-Qur’an dengan profesional. Sejak awal beroperasi pada tahun 1986, pembinaan program-program LBIQ berjalan dengan baik, dan mengalami perkembangan pada program-programnya. Program-program tersebut memiliki dampak yang cukup optimal terhadap perkembangan pengajaran bahasa Arab dan pengajaran membaca al-Qur’an masyarakat DKI Jakarta dan sekitarnya, sehingga lembaga ini mendapat respon positif dari umat Islam baik dari DKI Jakarta maupun dari luar DKI Jakarta. Program-program tersebut yaitu: a. Pengajaran Membaca al-Qur’an b. Pengajaran Bahasa Arab c. Pengajaran Bahasa Arab Qur’ani
d. Pelatihan Guru Membaca al-Qur’an e. Pelatihan Guru Bahasa Arab f. Tahsinuttilawah g. Terjemah al-Qur’an h. Studi Naskah Ulumul Qur’an i. Kajian al-Qur’an j. Halaqoh Guru Binaan k. Halaqoh Kader Instruktur 6. Dengan bimbingan dan pembinaan yang telah diberikan kepada umat Islam DKI Jakarta, LBIQ memainkan peranan penting dalam memberantas buta aksara, khususnya aksara Arab. Program-program yang direalisasikan LBIQ telah memberi dampak yang positif bagi umat Islam. Kehadiran program bahasa Arab LBIQ telah memacu umat Islam DKI Jakarta untuk mengkaji ajaran agama Islam dari sumber aslinya, seperti al-Qur’an, al-Hadits, kitabkitab Salaf, dan lain sebagainya.
B. Saran-saran Berdasarkan pantauan yang telah ditelusuri oleh penulis dalam penelitian tentang Lembaga Bahasa dan Ilmu al-Qur’an, maka penulis berkesempatan untuk menyampaikan saran-saran sebagai berikut: 1. Penulis berharap agar pihak pengelola LBIQ lebih meningkatkan kualitas pengajarannya, demi majunya perkembangan kemampuan membaca al-
Qur’an dan bahasa Arab umat Islam serta meningkatkan keterampilan peserta sebagai calon guru membaca al-Qur’an dan bahasa Arab. 2. Dengan jumlah peserta LBIQ yang cukup besar, maka penulis berharap agar Pemerintah Daerah Provinsi DKI Jakarta yang menaungi LBIQ, agar membuka cabang di setiap kabupaten. Dengan adanya cabang LBIQ tersebut membuka kemungkinan meningkatnya jumlah peserta yang lebih besar lagi.
DAFTAR PUSTAKA
Dokumen-dokumen Anggaran Perencanaan Pembangunan LBIQ Provinsi DKI Jakarta, (Jakarta: Biro Mental Spiritual Pemerintah Daerah Provinsi DKI Jakarta, 1984. Laporan Badan Pemerintah Daerah (BAPEDA). Jakarta: Pemerintah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta, 1985. Laporan Badan Biro Bina Mental Spiritual Provinsi DKI Jakarta. Jakarta: Pemerintah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta, 1984. Laporan Badan Biro Bina Mental Spiritual Provinsi DKI Jakarta. Jakarta: Pemerintah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta, 1985. Laporan Badan Biro Bina Mental Spiritual Provinsi DKI Jakarta. Jakarta: Pemerintah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta, 1990. Dokumen Perencanaan Pembangunan Pemerintah Daerah Provinsi DKI Jakarta, (Jakarta: Pemerintah Daerah Provinsi DKI Jakarta, 1984 Proyek Pembangunan Gedung LBIQ Provinsi DKI Jakarta. Jakarta: Pemerintah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta, 1984. Rencana Kerja Pemerintah (RKP): Peningkatan Kualitas Beragama. Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta, 2007
Buku-buku:
Jakarta:
Berkhofer, Jr. Robert. A Behavioral Approach to Historical Analys. New York: The Three Press, 1971. Gottschlak, Louis. Mengerti Sejarah. Penerjemah Nugroho Noto Susanto. Jakarta: UI Press, 1985. Manan, Bagir. Perkembangan Pemikiran dan Pengaturan Hak Asasi Manusia di Indonesia. Bandung: P.T. Alumni, 2001. Muhaimin. Konsepsi Pendidikan Islam: Sebuah Telaah Komponen Dasar Kurikulum Solo: Ramdhani, 1991. Nata, Abudin, Paradigma Pendidikan Islam. Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2001. Soeprapto, R. Rentangan Pembangunan Jakarta. Jakarta: Pemerintah Daerah Khusus Ibukota Jakarta, 1987. Suplemen Ensiklopedi Islam, Lembaga Bahasa dan Ilmu al-Qur’an (LBIQ). Jakarta: PT. Ichtiar van Hoeve, 1996.
a. Pengajaran Membaca al-Qur’an b. Pengajaran Bahasa Arab c. Pengajaran Bahasa Arab Qur’ani d. Pelatihan Guru Membaca al-Qur’an e. Pelatihan Guru Bahasa Arab f. Tahsinuttilawah g. Terjemah al-Qur’an h. Studi Naskah al-Qur’an i. Kajian al-Qur’an j. Halaqoh guru Binaan k. Halaqoh Kader Instruktur.
DAFTAR PUSTAKA
Abdurrahman, Dudung. Metode Penelitian Sejarah. Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1999. Cet. II. Alfian, T. Ibrahim, dkk. Sejarah dan Permasalahan Masa Kini. Yogyakarta: Universitas Gajah Mada, 1985. Berkhofer, Jr. Robert. A Behavioral Approach to Historical Analys. New York: The Three Press, 1971. DKI Jakarta Dalam Angka, 2006. Badan Pusat Statistik (BPS). Gottschlak, Louis. Mengerti Sejarah. Penerjemah Nugroho Notosusanto. Jakarta: UI Press, 1985. Cet. IV. Kuntowijoyo. Pengantar Ilmu Sejarah. Yogyakarta: Bentang Budaya, 1995. Kurikulum Silabus Program Bahasa Arab Qur’ani LBIQ, 2001. Kurikulum Silabus Program Halaqoh Guru Binaan LBIQ, 2001. Kurikulum Silabus Program Halaqoh Kader Instruktur LBIQ, 2001. Kurikulum Silabus Program Pelatihan Guru Bahasa Arab LBIQ, 2001. Kurikulum Silabus Program Pelatihan Guru Pengajar Ilmu al-Qur’an LBIQ, 2001. Kurikulum Silabus Program Pembinaan Kajian al-Qur’an LBIQ, 2001. Kurikulum Silabus Program Pembinaan Terjemah al-Qur’an LBIQ, 2001. Kurikulum Silabus Program Pengajaran Bahasa Arab LBIQ , 2001.
Tingkat Buta Huruf Penduduk DKI Jakarta Berusia 4 Tahun Ke atas (19862006)
5000000 4500000 4000000 3500000 3000000 2500000 2000000 1500000 1000000 500000 0 '86
'88
'90
'92
'94
'96
'98
'00
'02
'04
Sumber: Analisis Situasi Kesejahteraan Rakyat DKI Jakarta, 2002 BPS Propinsi DKI Jakarta, Penduduk DKI Jakarta, Hasil Sensus Penduduk 1990, Seri: S209, BPS IndikatorKesejahteraan Rakyat DKI Jakarta, 2005 Survei Modul Kependudukan 2000, BPS Susenas 1990, 2001, 2002 BPS, Jakarta.
'06
DAFTAR PUSTAKA
Dokumen-dokumen Lembaga Bahasa dan Ilmu al-Quran:
Laporan Badan Pemerintah Daerah (BAPEDA). Jakarta: Pemerintah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta, 1985. Laporan BiroBina Mental Spiritual Provinsi DKI Jakarta. Jakarta: Pemerintah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta, 1985. Proyek Pembangunan LBIQ Provinsi DKI Jakarta. Jakarta: Pemerintah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta, 1984.
Buku-buku: Berkhofer, Jr. Robert. A Behavioral Approach to Historical Analys. New York: The Three Press, 1971. Gottschlak, Louis. Mengerti Sejarah. Penerjemah Nugroho Noto Susanto. Jakarta: UI Press, 1985. Manan, Bagir. Perkembangan Pemikiran dan Pengaturan Hak Asasi Manusia di Indonesia. Bandung: P.T. Alumni, 2001. Muhaimin. Konsepsi Pendidikan Islam: Sebuah Telaah Komponen Dasar Kurikulum Solo: Ramdhani, 1991. Nata, Abudin, Paradigma Pendidikan Islam. Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2001. Soeprapto, R. Rentangan Pembangunan Jakarta. Jakarta: Pemerintah Daerah Khusus Ibukota Jakarta, 1987.
