PERANAN KELAS BELAJAR TERHADAP KONDISI SOSIAL DAN EKONOMI KELOMPOK TANI DI KECAMATAN PURING KABUPATEN KEBUMEN TAHUN 2015
SKRIPSI Untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan
Oleh: Danang Sarjono 3201411075
JURUSAN GEOGRAFI FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2015
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke sidang panitia ujian skripsi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Semarang pada:
Hari
: Kamis
Tanggal
: 3 September 2015
Menyetujui, Dosen Pembimbing I
Dosen Pembimbing II
Dr. Eva Banowati, M.Si. NIP. 196109291989012003
Dr. Puji Hardati, M.Si. NIP. 195801004198032001
ii
PENGESAHAN KELULUSAN
Skripsi ini telah dipertahankan di depan sidang panitia ujian skripsi Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Semarang pada:
Hari
: Selasa
Tanggal
: 29 September 2015
Penguji Utama
Penguji III
Penguji II NIP: 19471103 1975011 001
Penguji I
Dr. Eva Banowati, M.Si Dr. Puji Hardati, M.Si Drs. Moch Arifien, M.Si NIP.19550826 198303 1 003 NIP.19582004 198603 2 001 NIP.19610929 198901 2 003
iii
PERNYATAAN Saya menyatakan bahwa yang tertulis ini benar-benar hasil karya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain, baik sebagian atau seluruhnya. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat di dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.
Semarang, 10 - 9 - 2015
Danang Sarjono NIM. 3201411075
iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN MOTTO 1. Kebanggaan kita yang terbesar adalah bukan tidak pernah gagal, tetapi bangkit kembali setiap kita terjatuh.
2. Orang yang bahagia bukanlah orang yang hebat dalam segala hal, tapi orang yang bisa menemukan hal sederhana dalam hidupnya dan kemudian mengucap syukur (Warren Buffet).
PERSEMBAHAN: 1. Bapakku Muslimin dan Ibuku Sarobah yang tercinta, yang selalu memberikan doa, dukungan dan segalanya. 2. Adikku tercinta Danil Edi Susilo dan seluruh saudara-saudaraku. 3. Para sahabat yang tidak bisa disebutkan satu per satu dan seluruh temantemanku yang ada di Pendidikan Geografi 2011. 4. Teman-teman HIMA Geografi periode 2013/2014. 5. Teman-teman seperjuanganku, Angkatan 2011 Jurusan Geografi. 6. Almamaterku.
v
PRAKATA Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmatNya sehingga skripsi dengan judul “Peranan Kelas Belajar terhadap Kondisi Sosial dan Ekonomi Kelompok Tani di Kecamatan Puring Kabupaten Kebumen Tahun 2015” dapat terselesaikan dengan baik. Skripsi ini disusun untuk menyelesaikan studi strata 1 (satu) guna meraih gelar Sarjana Pendidikan. Penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1.
Prof. Dr. Fathur Rokhman, M. Hum., Rektor Universitas Negeri Semarang yang telah memberi kesempatan kepada peneliti untuk menimba ilmu di UNNES.
2.
Dr. Subagyo, M.Pd., Dekan Fakultas Ilmu Sosial UNNES, yang telah memberikan kemudahan administrasi dalam perijinan penelitian.
3.
Drs. Apik Budi Santoso, M.Si., Ketua Jurusan Geografi FIS UNNES, yang telah memberikan kemudahan administrasi dalam penyusunan skripsi.
4.
Dr. Eva Banowati, M.Si., Dosen Pembimbing I yang telah memberikan bimbingan dan arahan selama proses penyusunan skripsi.
5.
Dr. Puji Hardati, M.Si., Dosen Pembimbing II yang telah memberikan bimbingan dan arahan selama proses penyusunan skripsi.
6.
Drs. Moch Arifien, M.Si., Dosen Penguji Utama yang telah memberikan masukan kritik dan saran selama proses sidang dan revisi skripsi.
7.
Santoso S.E., sebagai Kepala Balai Penyuluhan Pertanian Kecamatan Puring Kabupaten kebumen yang telah memberikan ijin untuk melakukan penelitian.
vi
8.
Margono, A.Md., sebagai petugas Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) Desa Krandegan dan Desa Tambak Mulyo yang telah membantu jalannya penelitian.
9.
Pengurus dan anggota Kelompok Tani Sido Dadi dan Kelompok Tani Sido Subur Desa Krandegan serta Kelompok Tani Ngudi Mulyo dan Kelompok Tani Margo Mulyo Desa Tambak Mulyo Kecamatan Puring yang telah membantu dalam penelitian ini.
10. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, yang secara langsung maupun tidak langsung menbantu dalam penyusunan skripsi ini. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. mengingat segala keterbatasan, kemampuan, dan pengalaman penulis. Oleh karena itu penulis menerima kritik dan saran yang bersifat membangun demi kebaikan skripsi ini. Harapan penulis semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi semua yang memerlukan. Semarang, 10 - 9 - 2015
Danang Sarjono NIM. 3201411075
vii
SARI Danang Sarjono. 2015. Peranan Kelas Belajar terhadap Kondisi Sosial dan Ekonomi Kelompok Tani di Kecamatan Puring Kabupaten Kebumen Tahun 2015. Skripsi. Jurusan Geografi, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Semarang. Pembimbing I: Dr. Eva Banowati, M.Si., Pembimbing II: Dr. Puji Hardati, M.Si. 155 halaman. Kata kunci: Peranan kelas belajar, kondisi sosial dan ekonomi petani Kelas belajar yang ada pada kelompok tani berfungsi sebagai wadah belajar untuk memperoleh informasi, pengetahuan dan ketrampilan baru di bidang pertanian. Tujuan penelitian ini adalah (1) Mengetahui pelaksanaan kelas belajar pada kelompok tani yang didasarkan pada kajian geografi pertanian di Kecamatan Puring, (2) Mengetahui kondisi sosial dan ekonomi petani setelah mengikuti kelas belajar pada kelompok tani di Kecamatan Puring, (3) Mengetahui peranan kelas belajar pada kelompok tani terhadap kondisi sosial dan ekonomi di Kecamatan Puring. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Lokasi penelitian di Desa Krandegan pada Kelompok Tani Sido Dadi dan Sido Subur serta Desa Tambak Mulyo pada Kelompok Tani Ngudi Mulyo dan Margo Mulyo, dengan populasi yaitu anggota kelompok tani dan petugas Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL). Sampel penelitian 50 petani yang diambil menggunakan teknik simple random sampling, dan 1 PPL yang diambil menggunakan teknik total sampling. Pengumpulan data menggunakan metode wawancara, observasi dan dokumentasi. Analisis data dilakukan dengan analisis Deskriptif Persentase (DP) untuk mengetahui pelaksanaan kelas belajar, kondisi sosial ekonomi petani setelah mengikuti kelas belajar dan analisis regresi linier sederhana untuk mengetahui peranan kelas belajar terhadap kondisi sosial dan ekonomi petani. Hasil penelitian menunjukkan (1) Pelaksanaan kelas belajar pada kelompok tani di Kecamatan Puring sudah dilaksanakan dengan baik pada setiap tahapan mulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan hingga evaluasi, (2) Kondisi sosial petani yang meliputi pengetahuan dan ketrampilan petani di bidang pertanian meningkat setelah mengikuti kelas belajar pada kelompok tani di Kecamatan Puring, kondisi ekonomi petani yang meliputi produksi dan pendapatan petani sangat meningkat setelah mengikuti kelas belajar pada kelompok tani di Kecamatan Puring, (3) Kelas belajar pada kelompok tani berperan meningkatkan kondisi sosial petani yang meliputi pengetahuan dan ketrampilan petani di bidang pertanian serta meningkatkan kondisi ekonomi petani yang meliputi produksi dan pendapatan petani. Simpulan penelitian ini yaitu kelas belajar pada kelompok tani berperan terhadap kondisi sosial dan ekonomi petani di Kecamatan Puring Kabupaten Kebumen. Saran dari penelitian ini adalah (1) untuk anggota kelompok tani diharapkan bisa lebih aktif ikut serta dalam kegiatan kelas belajar, (2) untuk ketua kelompok tani diharapkan bisa lebih berusaha mengajak anggotanya untuk mengikuti kegiatan kelas belajar.
viii
DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL ................................................................................. PERSETUJUAN PEMBIMBING ........................................................... PENGESAHAN KELULUSAN ............................................................... PERNYATAAN ......................................................................................... MOTTO DAN PERSEMBAHAN............................................................ PRAKATA ................................................................................................. SARI ........................................................................................................... DAFTAR ISI .............................................................................................. DAFTAR TABEL ..................................................................................... DAFTAR GAMBAR ................................................................................. DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................
i ii iii iv v vi viii ix xi xii xiii
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ........................................................................ 1.2 Rumusan Masalah ................................................................... 1.3 Tujuan Penelitian..................................................................... 1.4 Manfaat Penelitian................................................................... 1.5 Penegasan Istilah .....................................................................
1 5 5 5 6
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Ruang Lingkup Geografi ................................ 2.2 Kajian Geografi Pertanian ....................................................... 2.3 Kelompok Tani ........................................................................ 2.4 Kelas Belajar ........................................................................... 2.5 Kondisi Sosial dan Ekonomi Petani ........................................ 2.6 Aspek-Aspek yang Dibutuhkan Petani dalam Usaha Tani ..... 2.7 Peranan Kelas Belajar ............................................................ 2.8 Penelitian Terdahulu ............................................................... 2.9 Kerangka Berpikir ................................................................... 2.10 Hipotesis .................................................................................
9 11 14 17 21 26 28 29 34 36
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Pendekatan Penelitian ............................................................. 3.2. Lokasi Penelitian ..................................................................... 3.3. Alasan Pemilihan Lokasi Penelitian........................................ 3.4. Populasi dan Sampel ............................................................... 3.5. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ......................... 3.5.1 Pelaksanaan Kelas Belajar .............................................. 3.5.2 Kondisi Sosial dan Ekonomi Petani ............................... 3.6. Metode Pengumpulan Data ..................................................... 3.7. Uji Instrumen Penelitian.......................................................... 3.8. Metode Analisis Data ..............................................................
37 37 37 38 39 39 43 44 45 47
ix
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum ..................................................................... 4.1.1 Gambaran Umum Kelompok Tani Sido Dadi .............. 4.1.2. Gambaran Umum Kelompok Tani Sido Subur ........... 4.1.3. Gambaran Umum Kelompok Tani Ngudi Mulyo …… 4.1.4. Gambaran Umum Kelompok Tani Margo Mulyo ........ 4.1.5. Kondisi Geografis......................................................... 4.2 Hasil Penelitian ........................................................................ 4.2.1 Pelaksanaan Kelas Belajar ........................................... 4.2.2 Kondisi Sosial Petani Setelah Mengikuti Kelas Belajar .............................................................................. 4.2.3 Kondisi Ekonomi Petani Setelah Mengikuti Kelas Belajar .......................................................................... 4.2.4 Peranan Kelas Belajar terhadap Kondisi Sosial dan Ekonomi Petani ............................................................ 4.3 Pembahasan .................................................................................. 4.3.1 Pelaksanaan Kelas Belajar............................................... 4.3.2 Kondisi Sosial Petani Setelah Mengikuti Kelas Belajar ............................................................................. 4.3.3 Kondisi Ekonomi Petani Setelah Mengikuti Kelas Belajar ............................................................................. 4.3.3 Peranan Kelas Belajar terhadap Kondisi Sosial dan Ekonomi Petani ...............................................................
52 52 54 55 57 59 65 65 68 72 73 76 76 81 89 96
BAB V PENUTUP 5.1 Simpulan................................................................................... 5.2 Saran ........................................................................................
100 100
DAFTAR PUSAKA ................................................................................... LAMPIRAN ...............................................................................................
101 104
x
DAFTAR TABEL Tabel
Halaman
2.1 Penelitian terdahulu ...........................................................................
31
3.1 Jumlah sampel penelitian ..................................................................
39
3.2 Kriteria peranan kelas belajar............................................................
49
3.4 Kriteria peningkatan kondisi sosial dan ekonomi petani ..................
49
4.1 Pelaksanaan kelas belajar ..................................................................
65
4.2 Kondisi sosial petani setelah mengikuti kelas belajar .......................
68
4.3 Kondisi ekonomi petani setelah mengikuti kelas belajar ..................
72
4.4 Peranan kelas belajar terhadap kondisi sosial dan ekonomi petani ..
73
xi
DAFTAR GAMBAR Gambar
Halaman
2.1 Ragam alat bantu peraga penyuluhan ...............................................
20
2.2 Skema kerangka berfikir ...................................................................
34
4.1 Lokasi penelitian ...............................................................................
60
4.2 Penggunaan lahan Desa Krandegan ..................................................
62
4.3 Penggunaan lahan Desa Tambak Mulyo ...........................................
64
4.4 Pelaksanaan kelas belajar ..................................................................
67
4.5 Penggunaan traktor............................................................................
69
4.6 Penerapan sistem tanam jejar legowo ...............................................
70
4.7 Pemanenan padi ................................................................................
71
xii
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran
Halaman
1. Instrumen penelitian ............................................................................
104
2. Basis data kondisi sosial dan ekonomi petani .....................................
124
3. Inventaris kelompok tani .....................................................................
130
4. Responden penelitian ..........................................................................
132
5. Validitas dan reliabilitas instrumen .....................................................
134
6. Hasil penelitian pelaksanaan kelas belajar ..........................................
138
7. Hasil penelitian kondisi sosial petani .................................................
140
8. Hasil penelitian kondisi ekonomi petani .............................................
143
9. Analisis regresi linier sederhana .........................................................
146
10. Surat ijin mencari data Sekretariat Badan Koordinasi Penyuluhan Provinsi Jawa Tengah ........................................................................
151
11. Surat ijin penelitian Balai Penyuluhan pertanian Kecamatan Puring Kabupaten Kebumen .........................................................................
152
12. Surat ijin penelitian Desa Krandegan Kecamatan Puring .................
153
13. Surat ijin penelitian Desa Tambak Mulyo Kecamatan Puring ..........
154
14. Surat pemberian penelitian UPT Dinas Pertanian dan Peternakan Wilayah Petanahan Kecamatan Puring ..............................................
xiii
155
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Geografi adalah ilmu yang mempelajari persamaan dan perbedaan fenomena geosfer dengan sudut pandang kewilayahan dan kelingkungan dalam konteks keruangan (Seminar dan Lokakarya 1988 dalam Wardiyatmoko, 2013:7). Geografi dibedakan menjadi dua yaitu geografi fisik dan geografi manusia. Geografi fisik yaitu cabang geografi yang mempelajari segala fenomena alam yang ada di bumi, seperti litosfer, hidrosfer, atmosfer, pedosfer dan biosfer. Geografi manusia yaitu cabang geografi yang fokus pada studi pola dan proses pembentukan manusia dan interaksinya dengan lingkungan. Cabang ilmu ini mencakup geografi ekonomi, geografi penduduk, geografi sosial, geografi permukiman dan geografi sosial (Wardiyatmoko, 2013:8). Geografi ekonomi merupakan salah satu cabang geografi manusia yang bidang kajiannya merupakan struktur aktivitas keruangan ekonomi, sehingga titik berat studinya adalah aspek keruangan struktur ekonomi manusia yang didalamnya terdapat bidang pertanian, industri, transportasi dan sebagainya. Geografi ekonomi mencakup geografi pertanian, geografi industri dan geografi transportasi. Geografi pertanian yang merupakan salah satu cabang dari geografi ekonomi diartikan sebagai ilmu yang mengkaji kegiatan pertanian di bumi sebagai hasil interaksi manusia dengan lingkungan (Nursid, 1988:54).
1
2
Kegiatan pertanian dalam kajian geografi pertanian meliputi penggunaan lahan pertanian, sistem pertanian, produksi pertanian, penggunaan teknologi pertanian dan komoditas pertanian. Salah satu komoditas pertanian yang menempati posisi strategis dalam perekonomian Indonesia yaitu komoditi tanaman padi (Rukka dkk, 2008:78). Padi yang diolah menjadi beras merupakan salah satu bahan makanan pokok bagi penduduk indonesia. Hasil SUSENAS-BPS tahun 2002 sampai dengan 2013 menunjukkan bahwa rata-rata konsumsi beras per kapita yaitu sebesar 1,98 kg/kapita/minggu atau setara dengan 103,18 kg/kapita/tahun (Pusdatin Pertanian, 2014:10). Melihat pentingnya komoditas padi di Indonesia, maka pengembangan komoditas padi tetap menjadi prioritas utama dalam pembangunan tanaman pangan pada sektor pertanian (Pradiana dkk, 2007:172). Hal ini menjadikan petani dituntut kemampuannya dalam memanfaatkan berbagai potensi yang dimilikinya agar dapat memproduksi padi lebih banyak supaya mampu mencukupi kebutuhan konsumsi padi di Indonesia. Upaya untuk menumbuhkan kemampuan petani selama ini dilakukan melalui lembaga atau kelompok yang mewadahi pembangunan masyarakat, dalam hal ini yaitu kelompok tani. Kelompok tani yang merupakan kelembagan sosial berfungsi sebagai wadah terpeliharanya dan berkembangnya pengetahuan, ketrampilan serta kegotongroyongan berusaha tani para anggotanya. Keberadaan kelompok tani merupakan salah satu potensi yang mempunyai peranan penting dalam membentuk wawasan, pemikiran dan kemampuan petani untuk menjadikan sistem pertanian yang maju (Rukka dkk, 2008:78).
3
Kelompok tani merupakan kelembagaan sosial yang paling penting dan diperlukan di setiap kegiatan usaha tani padi. Kelompok tani mempunyai peran yang sangat vital dalam penerapan atau adopsi teknologi (Nuryati, 2011:125). Pentingnya kelompok tani tersebut didukung oleh banyaknya jumlah kelompok tani di Indonesia yaitu 318.453 (BPPSDM Pertanian, 2013:81). Provinsi Jawa Tengah menduduki peringkat pertama dalam kepemilikan kelompok tani di Indonesia yaitu 36.116. Jumlah ini menunjukkan bahwa Provinsi Jawa Tengah telah siap menghadapi tantangan dan peluang di era globalisasi, karena dengan adanya kelompok tani, petani dapat menambah pengetahuan dan ketrampilan mereka melalui kelas belajar yang ada pada kelompok tani (BPPSDM Pertanian, 2013: 81). Kelas belajar dapat menciptakan petani yang mampu menghadapi tantangan dan mengambil peluang untuk dapat berkembang di bidang pertanian yang dijalaninya. Petani yang mampu memanfaatkan peluang tersebut tentunya akan menikmati hasil kerja kerasnya dan dapat memperbaiki bahkan meningkatkan kondisi sosial ekonominya. Kecamatan Puring berposisi di bagian selatan Kabupaten Kebumen Provinsi Jawa Tengah. Kecamatan ini memiliki jumlah kelompok tani sebanyak 118. Jumlah ini menjadikan kecamatan ini sebagai kecamatan yang memiliki kelompok tani terbanyak dari total 1.923 kelompok tani yang tersebar di 26 kecamatan yang ada di Kabupaten Kebumen (Setbakorluh Jawa Tengah, 2015:94). Kecamatan Puring memiliki 23 desa yang setiap desanya memiliki kelompok tani lebih dari satu. Hal ini menandakan bahwa kesadaran petani akan
4
pentingnya membentuk kelompok untuk mencapai satu tujuan bersama telah terbangun. Tercatat sebanyak 15.174 orang sebagai anggota kelompok tani di kecamatan ini dari total penduduk sebanyak 52.262 orang (BPS Kabupaten Kebumen, 2014:89). Produksi padi kecamatan ini bisa dikatakan tinggi yaitu lebih dari 25.000 ton setiap tahun, sedangkan pada tahun 2013 mencapai angka 26.076 ton (BPS Kabupaten Kebumen, 2014:173). Pencapaian ini menjadikan Kecamatan Puring sebagai salah satu Lumbung Padi di Kabupaten Kebumen, karena memiliki produksi padi lebih dari 25.000 ton setiap tahunnya. Produksi padi yang tinggi ini tidak terlepas dari kerja keras para petani yang terus mengembangkan dan meningkatkan usahataninya melalui pengelolaan lahan pertanian yang tepat guna, penerapan teknologi pada bidang pertanian serta ketrampilan-ketrampilan lain di bidang pertanian yang diperoleh dari kelas belajar pada kelompok tani yang sesuai dengan kajian geografi pertanian. Kelas belajar pada kelompok tani di Kecamatan Puring yang mempelajari mengenai konsep dan lingkungan geografi pertanian, klasifikasi sistem pertanian, faktor produksi pertanian dan karakteristik sistem pertanian sudah dilaksanakan pada setiap desa, walaupun frekuensi kelas belajar di setiap desa berbeda-beda. Berdasarkan uraian tersebut, maka peneliti bermaksud untuk melakukan penelitian yang berjudul “Peranan Kelas Belajar Pada Kelompok Tani Terhadap Kondisi Sosial Dan Ekonomi Petani Di Kecamatan Puring Kabupaten Kebumen Tahun 2015”.
5
1.2. Rumusan Masalah Berdasarkan penjelasan di atas, maka dapat dirumuskan beberapa pokok permasalahan sebagai berikut. 1.2.1 Bagaimana pelaksanaan kelas belajar pada kelompok tani yang didasarkan pada kajian geografi pertanian di Kecamatan Puring? 1.2.2 Bagaimana kondisi sosial dan ekonomi petani setelah mengikuti kelas belajar pada kelompok tani di Kecamatan Puring? 1.2.3 Bagaimana peranan kelas belajar pada kelompok tani terhadap kondisi sosial dan ekonomi petani di Kecamatan Puring? 1.3. Tujuan Penelitian Sesuai dengan permasalahan yang telah diuraikan di atas maka tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut. 1.3.1 Mengetahui pelaksanaan kelas belajar pada kelompok tani yang didasarkan pada kajian geografi pertanian di Kecamatan Puring. 1.3.2 Mengetahui kondisi sosial dan ekonomi petani setelah mengikuti kelas belajar pada kelompok tani di Kecamatan Puring. 1.3.3 Mengetahui peranan kelas belajar pada kelompok tani terhadap kondisi sosial dan ekonomi petani di Kecamatan Puring. 1.4. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi semua pihak, adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut.
6
1.4.1 Bagi Badan Penyuluhan Pertanian (BPP), sebagai bahan masukan dalam membuat program penyuluhan pertanian yang sesuai dengan prinsip-prinsip geografi pertanian untuk meningkatkan status sosial ekonomi petani. 1.4.2 Bagi masyarakat dan mahasiswa, sebagai tambahan informasi dan referensi untuk penelitian lebih lanjut tentang peranan kelas belajar pada kelompok tani. 1.5. Penegasan Istilah Istilah-istilah yang ditegaskan dari judul penelitian ini yaitu meliputi istilah peranan, kelas belajar, kelompok tani dan sosial ekonomi. Istilah-istilah tersebut akan ditegaskan sebagai berikut. 1.5.1 Peranan Peranan adalah perangkat harapan-harapan yang dikenakan pada individu atau kelompok untuk melaksanakan hak dan kewajiban yang harus dilaksanakan oleh pemegang peran sesuai dengan yang diharapkan masyarakat. Perangkat harapan-harapan yang dimaksud yaitu seperangkat keinginan berupa peningkatan kesejahteraan yang dalam hal ini berkaitan dengan pengetahuan, ketrampilan, produksi petani dan pendapatan petani sebagai pemegang peran dalam kehidupan bermasyarakat. 1.5.2 Kelas Belajar Kelas belajar merupakan sistem pendidikan di luar sekolah yang bersifat non formal untuk anggota masyarakat khususnya petani. Kelas belajar dilakukan melalui kegiatan penyuluhan dan pelatihan, yang disampaikan dengan menggunakan cara ceramah, diskusi, dan praktek/penerapan di lapangan. Terdapat
7
dua unsur didalam kelas belajar yaitu petani sebagai pihak yang belajar dan penyuluh pertanian sebagai pengajar. Kelas belajar pada kelompok tani ini yang merupakan wadah belajar mengajar bagi anggota kelompok tani. Jadi, kelas belajar inilah yang menjadi sarana bagi petani untuk mencari informasi, menambah pengetahuan dan ketrampilan tentang pertanian, dan yang paling utama yaitu untuk menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapi oleh petani. 1.5.3 Kelompok Tani Kelompok tani yang dimaksud dalam penelitian ini yaitu lembaga sosial yang terdiri atas kumpulan petani yang terikat secara non formal dan terbentuk atas dasar kesamaan kepentingan. Kelompok ini menghendaki terwujudnya pertanian yang baik, usaha tani yang optimal dan keluarga tani yang sejahtera dalam perkembangan hidupnya. Kelompok tani yang merupakan kelembagan sosial berfungsi sebagai wadah terpeliharanya dan berkembangnya pengetahuan, ketrampilan serta kegotongroyongan berusaha tani para anggotanya. Kelompok tani mempunyai peranan penting dalam membentuk wawasan, pemikiran dan kemampuan petani untuk menjadikan sistem pertanian yang maju. 1.5.4 Sosial Ekonomi Pengertian sosial ekonomi adalah kedudukan atau posisi seseorang dalam kelompok masyarakat yang ditentukan oleh jenis aktivitas ekonomi, pendidikan serta pendapatan (Astrawan, 2014:3). Sosial ekonomi yang dimaksud oleh peneliti adalah kondisi atau keadaan dari seorang petani yang berkaitan dengan pengetahuan, ketrampilan, produksi dan pendapatan petani.
8
Istilah-istilah yang dimaksud dalam judul penelitian ini disimpulkan menjadi peranan diartikan sebagai perangkat harapan yang dikenakan pada petani untuk melaksanakan hak dan kewajiban sesuai dengan yang diharapkan, kelas belajar diartikan sebagai sistem pendidikan non formal untuk anggota kelompok tani yang di laksanakan dengan kegiatan pelatihan dan penyuluhan, kelompok tani diartikan sebagai lembaga sosial atau kumpulan petani yang terikat secara non formal dan terbentuk atas dasar kesamaan kepentingan, sosial ekonomi yang diartikan sebagai kondisi seorang petani yang berkaitan dengan pengetahuan, ketrampilan, produksi petani dan pendapatan petani.
BAB II KAJIAN PUSTAKA
Kajian pustaka yang dibahas dalam penelitian ini meliputi pengertian dan ruang lingkup geografi, kajian geografi pertanian, kelompok tani, kelas belajar, kondisi sosial dan ekonomi petani, aspek-aspek yang dibutuhkan petani dalam usaha tani serta peranan kelas belajar. Pustaka-pustaka tersebut akan dijelaskan sebagai berikut. 2.1. Pengertian dan Ruang Lingkup Geografi Istilah geografi berasal dari bahasa Yunani yaitu geo yang berarti bumi dan graphein yang berarti tulisan. Secara harfiah, geografi berarti tulisan tentang bumi, akan tetapi yang dipelajari dalam geografi tidak hanya berfokus pada berbagai hal yang ada di permukaan bumi, tetapi juga benda-benda di ruang angkasa. Geografi dapat didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari atau mengkaji segala fenomena yang ada di permukaan bumi, seperti penduduk, fauna, flora,
batuan,
air,
dan
interaksi
antara
fenomena-fenomena
tersebut
(Wardiyatmoko, 2013:6). Beberapa definisi geografi menurut para ahli geograf adalah sebagai berikut geography has sometimes been called the mother of sciences, since many fields of learning that sterted with observations of specific processes wherever they might be located. Pernyataan ini berarti bahwa geografi dapat dianggap sebagai induk ilmu pengetahuan karena banyak bidang ilmu pengetahuan yang diawali dengan pengamatan permukaan bumi yang kemudian berkembang
9
10
menjadi penelitian proses-proses spesifik pada tempat terjadinya (Preston E. James dalam Wardiyatmoko,2013:6). Tokoh lain menyatakan geography is concerned to provide accurate, orderly, and rational description and interpretation of the variable character of the Earth surface. Arti dari pernyataan ini adalah geografi berkepentingan menyajikan deskripsi yang akurat, teratur, dan rasional serta interpretasi berbagai karakter permukaan bumi (Richard Hartshorne dalam Wardiyatmoko, 2013:6). Salah satu tokoh geografi di Indonesia menyatakan bahwa geografi mempelajari hubungan kausal gejala-gejala di muka bumi dan peristiwa-peristiwa yang terjadi di muka bumi baik yang fisikal maupun yang menyangkut makhluk hidup beserta permasalahannya, melalui pendekatan keruangan, ekologikal dan regional untuk kepentingan program, proses dan keberhasilan pembangunan (Bintarto dalam Saleh, 2014:1) Suatu definisi yang lain yaitu geografi adalah ilmu yang mempelajari persamaan dan perbedaan fenomena geosfer dengan sudut pandang kewilayahan dan kelingkungan dalam konteks keruangan (Seminar dan Lokakarya 1988 dalam Saleh, 2014:2). Definisi tersebut telah disepakati oleh para ahli geografi di Indonesia sebagai definisi geografi. Definisi ini mengisyaratkan bahwa geografi memusatkan perhatiannya pada gejala atau fenomena di muka bumi baik pada lithosfer, hidrosfer, atmosfer, maupun biosfer dalam sudut pandang kelingkungan dan kewilayahan, tetapi senantiasa dalam keterkaitan keruangan (Wahana Komunitas geografi, 2011:1).
11
Ruang lingkup studi geografi sangat luas karena mencakup segala sesuatu yang ada di permukaan bumi, oleh karena itu tidak mungkin dapat dikuasai hanya dalam satu bidang ilmu saja. Hal ini menyebabkan munculnya berbagai bidang disiplin ilmu yang merupakan cabang-cabang dari geografi. Secara garis besar seluruh objek kajian geografi dapat dibedakan atas dua aspek utama yaitu aspek fisik dan aspek sosial. Aspek fisik dalam hal ini meliputi aspek kimiawi, biologis, astronomis dan sebagainya, sedangkan aspek sosial meliputi aspek antropologis, politis, ekonomis dan sebagainya (Wardiyatmoko, 2013:7). Geografi merupakan bidang ilmu yang memadukan berbagai disiplin ilmu sehingga menjadi suatu kajian yang bersifat menyeluruh. Kajian geografi meliputi dua cabang utama yaitu geografi fisik dan geografi manusia. Geografi fisik merupakan cabang geografi yang mempelajari gejala fisik dari permukaan bumi yang meliputi lapisan atmosfer, batuan atau lithosfer, tanah atau pedosfer, perairan atau hidrosfer, flora dan fauna atau biosfer. Geografi manusia merupakan cabang geografi yang bidang studinya aspek keruangan gejala di permukaan bumi dengan mengembil manusia sebagai obyek pokoknya (Nursid, 1988:52). 2.2. Kajian Geografi Pertanian Pengertian geografi pertanian menurut Singh dan Dhilon (1984) yaitu deskripsi tentang seni mengolah tanah dalam skala luas dengan memperhatikan kondisi lingkungan alam dan manusia. Ibery (1985) mengungkapkan bahwa geografi pertanian merupakan usaha untuk menjelaskan mengenai variasi aktivitas pertanian secara spasial pada suatu wilayah di permukaan bumi (Saleh, 2014:3). Pengertian lain mengenai geografi pertanian yaitu ilmu yang mengkaji terpolanya
12
fenomena geosfer di dalam ruang pada saat tertentu. Pola tersebut terbentuk berdasarkan struktur spasial dan proses spasial, sedangkan ruang adalah luasan atau daerah di permukaan bumi (April, 2010:36). Berdasarkan beberapa pengertian tersebut maka geografi pertanian merupakan ilmu yang mempelajari atau mengkaji kegiatan pertanian di berbagai belahan bumi sebagai hasil dari interaksi antara manusia dengan lingkungan (Saleh, 2014:3). Geografi pertanian merupakan cabang dari geografi ekonomi dimana bidang pertanian yang dikaji dalam geografi pertanian merupakan struktur keruangan aktivitas ekonomi (Mucien, 2011:2). Geografi ekonomi sendiri merupakan cabang ilmu dari geografi manusia dimana kajian geografi ekonomi berupa aktivitas ekonomi manusia yang dalam hal ini berhubungan dengan eksplorasi sumber daya alam dari bumi oleh manusia, produksi dari komoditi, kemudian usaha transportasi, distribusi dan konsumsi (Wahana Komunitas Geografi, 2011:1). Geografi pertanian tidak hanya melakukan kegiatan atau aktivitas ekonomi saja, namun terdapat juga aktivitas sosial didalamnya. Aktivitas sosial yang ada dalam geografi pertanian yaitu interaksi antara manusia dengan manusia, seperti keberadaan lembaga sosial kelompok tani yang merupakan suatu kumpulan masyarakat yang membentuk kelompok atas dasar tradisi dan kepentingan yang sama. Jadi geografi pertanian merupakan gabungan dari kegiatan ekonomi, sosial dan alam yang saling berkesinambungan (Saleh, 2014:5).
13
Kajian geografi pertanian juga dapat dilihat dari sudut pandang pendekatan ekologis atau kelingkungan yang menekankan antara manusia sebagai makhluk berbudaya beserta aktivitasnya dengan lingkungan tempat keberadaannya yang berupa interaksi aktivitas manusia dengan lingkungannya. Hal ini disebabkan karena manusia dianggap sebagai variabel bebas atau variabel yang dapat mempengaruhi keberadaan lingkungan, sehingga apabila manusia tesebut berada pada kawasan lahan pertanian maka akan memberi pengaruh yang besar terhadap keberadaan lahan pertanian tersebut (Nugroho, 2015:5). Perkembangan kegiatan pertanian yang dilakukan dalam geografi pertanian yaitu pertama lahan pertanian, geografi pertanian membahas bagaimana lahan pertanian agar tetap produktif dan tersedia. Kedua yaitu produksi tanaman, geografi pertanian mencakup dari mulai benih tanaman disebar sampai menjadi hasil yang siap dijual. Ketiga yaitu konservasi sumber daya alam, dalam penerapan geografi pertanian mencakup dalam menunjang proses konservasi sumber daya alam, menjaga kelestarian sumber plasmanutfah yang penting dan berguna bagi manusia. Keempat yaitu penggunaan teknologi pertanian, dalam geografi pertanian penggunaan teknologi pertanian sangatlah penting. Peningkatan jumlah produksi dapat ditingkatkan dengan adanya kemajuan teknologi pertanian. Terakhir yaitu dampak lingkungan, kerusakan lingkungan dapat disebabkan dari eksploitasi berlebihan penggunaan lahan pertanian yang tidak seimbang. Geografi pertanian membahas kerusakan lingkungan dengan menggunakan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan atau AMDAL (Saleh, 2014:4-5).
14
2.3. Kelompok Tani Kelompok tani menurut Mardikanto (1993) dalam Sihombing (2010:15) diartikan sebagai kumpulan orang-orang atau petani yang terdiri atas petani dewasa (pria/wanita) maupun petani taruna (pemuda/pemudi) yang terikat secara non formal dalam suatu wilayah kelompok atas dasar kesamaan kepentingan dan kebutuhan bersama serta berada di lingkungan pengaruh dan pimpinan seorang kontak tani. Jadi kelompok tani pada dasarnya adalah organisasi non formal di pedesaan yang ditumbuhkembangkan dari, oleh dan untuk petani supaya mencapai tujuan dan kepentingan bersama. Kelompok tani memiliki ciri-ciri yaitu saling mengenal di antara sesama anggota, mempunyai pandangan dan kepentingan serta tujuan yang sama dalam berusaha tani, memiliki kesamaan dalam tradisi, hamparan usaha, jenis usaha, status ekonomi dan sosial, budaya/kultur, adat istiadat, bahasa serta ekologi (Permentan No.82, 2013:6). Unsur pengikat kelompok tani yaitu adanya kawasan usahatani
yang menjadi tanggungjawab bersama di antara para anggotanya, adanya kader tani yang berdedikasi tinggi untuk menggerakkan para petani dengan kepemimpinan yang diterima oleh sesama petani lainnya, adanya kegiatan yang manfaatnya dapat dirasakan oleh sebagian besar anggotanya, adanya dorongan atau motivasi dari tokoh masyarakat setempat untuk menunjang program yang telah ditetapkan, adanya pembagian tugas dan tanggungjawab sesama anggota berdasarkan kesepakatan bersama (Permentan No.82, 2013:6). Penumbuhan kelompok tani dapat dimulai dari kelompok-kelompok atau organisasi sosial yang ada di masyarakat (misalnya kelompok pengajian,
15
kelompok arisan, kelompok remaja desa, kelompok adat dan lain-lain) dengan jumlah anggota berkisar antara 20 sampai 25 orang atau disesuaikan dengan kondisi lingkungan masyarakat yang selanjutnya melalui kegiatan penyuluhan pertanian diarahkan untuk menumbuhkan poktan, yang terikat oleh kepentingan dan tujuan bersama dalam meningkatkan produksi dan produktivitas serta pendapatan dari usahataninya (BPTP Kalimantan Selatan, 2012:6). Kegiatan-kegiatan kelompok tani yang dikelola oleh kelompok tani tergantung kepada kesepakatan anggota kelompok tani, dapat berdasarkan jenis usaha pertanian, unsur-unsur subsistem agribisnis (pengadaan sarana produksi pertanian, pemasaran hasil pertanian, pengolahan hasil pertanian dan lain-lain). Kondisi-kondisi yang perlu diperhatikan dalam penumbuhan kelompok tani yaitu kesamaan kepentingan antar petani, sumberdaya alam, sosial ekonomi, keakraban, saling mempercayai, dan keserasian hubungan antar petani (BPTP Kalimantan Selatan, 2012:6). Prinsip-prinsip penumbuhan kelompok tani didasarkan kepada kebebasan yang artinya menghargai individu/petani untuk berkelompok sesuai keinginan dan kepentingannya. Setiap individu memiliki kebebasan untuk menentukan serta memilih kelompok tani yang mereka kehendaki sesuai dengan kepentingannya. Setiap individu dapat menjadi anggota satu atau lebih dari kelompok tani. Prinsip selanjutnya yaitu keterbukaan yang artinya penyelenggaraan penyuluhan dilakukan secara terbuka antara pelaku utama dan pelaku usaha (BPTP Kalimantan Selatan, 2012:7).
16
Proses penumbuhan atau pembentukan kelompok tani diawali dengan para petani yang memiliki tujuan serta keinginan yang sama untuk dapat melakukan usaha tani yang lebih baik kemudian para petani membentuk kelompok yang di beri nama sesuai dengan kesepakatan bersama atau musyawarah mufakat, kemudian dituangkan dalam surat pernyataan yang diketahui oleh petugas Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) setempat. Pemilihan pengurus kelompok tani dilakukan secara musyawarah dan mufakat oleh seluruh anggota. Perangkat kepengurusan kelompok tani sekurang-kurangnya terdiri dari Ketua, Sekretaris, Bendahara, dan seksi-seksi sesuai kebutuhan, yang dituangkan dalam berita acara yang disahkan oleh kepala desa atau lurah dan diketahui oleh petugas Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) (Permentan No.82, 2013:9). Perkembangan kelompok tani menjadi kelembagaan petani yang kuat dan mandiri memerlukan syarat sebagai berikut: melaksanakan pertemuan/rapat anggota, rapat pengurus kelompok tani yang diselenggarakan berkala dan berkesinambungan, menyusun rencana kerja kelompok dalam bentuk Rencana Definitif Kelompok (RDK) dan Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok (RDKK), memiliki aturan/norma yang disepakati dan ditaati bersama, memiliki pengadministrasian organisasi yang rapih, memfasilitasi usaha tani secara komersial, sebagai sumber pelayanan informasi dan teknologi untuk usaha tani pada umumnya dan anggota kelompok tani khususnya, melakukan penilaian klasifikasi kemampuan kelompok tani yang terdiri dari Kelas Pemula, Kelas Lanjut, Kelas Madya, dan Kelas Utama (BPTP Kalimantan Selatan, 2012:8).
17
2.4. Kelas Belajar Kelas belajar merupakan bagian dari penyuluhan pertanian yang didalamnya terdapat dua jenis kegiatan yaitu pelatihan dan penyuluhan. Kelas belajar dilakukan oleh penyuluh pertanian pada kelompok tani untuk mengubah perilaku sasaran (petani) agar mampu melaksanakan kegiatan-kegiatan tertentu yang dikehendaki sehingga permasalahan tentang aspek fisik meliputi lahan, iklim, air, dan udara serta aspek sosial meliputi tenaga kerja, tradisi, teknologi dan ekonomi masyarakat yang dihadapi oleh petani dapat diatasi. Melalui kelas belajar, setiap petani dididik agar mampu memecahkan masalah yang dihadapi walaupun harus melalui tahapan-tahapan tertentu (Setiana, 2005:32). Kelas belajar pada kelompok tani merupakan wadah belajar mengajar bagi anggota kelompok tani. Kegiatan kelas belajar dapat dibedakan menjadi dua yaitu penyuluhan dan pelatihan yang dilaksanakan dengan metode ceramah, diskusi, dan praktek/penerapan di lapangan (Pusat Penyuluhan Pertanian, 2012:2). Penyuluhan dalam kelas belajar diartikan sebagai kegiatan penyebarluasan informasi dan penjelasan yang diberikan oleh petugas Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) kepada peserta didik agar dapat merangsang terjadinya proses perubahan perilaku peserta didik, sedangkan pelatihan dalam kelas belajar dapat diartikan sebagai bentuk pendidikan berkelanjutan untuk mengembangkan kemampuan dan pengetahuan peserta didik dengan penekanan pada penguasaan ketrampilan. Penyuluhan pada kelas belajar dilaksanakan dengan menggunakan metode ceramah dan diskusi, sedangkan pelatihan dilaksanakan menggunakan metode praktek/penerapan langsung (Pusat Penyuluhan Pertanian, 2012:2).
18
Pelaksanaan kelas belajar dibagi menjadi tiga tahapan yaitu perencanaan kelas belajar, pelaksanaan kelas belajar dan evaluasi pelaksanaan kelas belajar (Pusat Penyuluhan Pertanian, 2012:2). Tahap perencanaan kelas belajar meliputi perencanaan materi kelas belajar. Materi kelas belajar harus disusun atas dasar kebutuhan serta permasalahan yang dialami petani. Materi yang baik dalam kelas belajar adalah yang sesuai dengan kajian geografi pertanian, tidak bertentangan atau sesuai dengan adat atau kepercayaan yang berkembang di daerah setempat, menarik karena dapat memperbaiki produksi pertanian, dapat meningkatkan pendapatan, yang lebih penting lagi dapat memecahkan masalah yang sedang dihadapi oleh sasaran penyuluhan pertanian (Setiana, 2005:53). Perencanaan yang kedua yaitu perencanaan tempat kelas belajar. Tempat dilaksanakannya kelas belajar harus sesuai dengan materi yang akan disampaikan pada kelas belajar atau disesuaikan dengan jenis pelaksanaan kelas belajar yang sudah direncanakan. Perencanaan yang ketiga yaitu perencanaan frekuensi pelaksanaan kelas belajar. Kelas belajar yang baik adalah kelas belajar yang dilaksanakan dua kali dalam satu bulan, apabila pelaksanaan tersebut sulit untuk dilakukan maka bisa satu kali dalam satu bulan dan apabila pelaksanaan tersebut masih sulit dilakukan maka sekurang-kurangnya kelas belajar bisa dilaksanakan satu kali lebih dari satu bulan (Pusat Penyuluhan Pertanian, 2012:4). Tahap selanjutnya yaitu pelaksanaan kelas belajar, pada tahap ini terdapat beberapa komponen yang menyangkut kegiatan kelas belajar yaitu peserta, fasilitator, materi, metode, media, pendekatan dan kendala pada saat pelaksanaan kelas belajar. Peserta kelas belajar adalah anggota kelompok tani yang menghadiri
19
pelaksanaan kelas belajar dan melakukan presensi. Peserta kelas belajar dikategorikan tinggi apabila dihadiri lebih dari 75% dari total anggota kelompok tani, kategori sedang apabila dihadiri sekitar 50% sampai dengan 75% dari total anggota, kategori rendah apabila dihadiri kurang dari 50% dari total anggota kelompok tani (Pusat Penyuluhan Pertanian, 2012:4). Fasilitator kelas belajar adalah orang yang memfasilitasi pelaksanaan kelas belajar yang dalam hal ini orang tersebut yaitu petugas Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL). Materi dalam kelas belajar adalah segala sesuatu yang disampaikan dalam kegiatan pembelajaran, baik yang menyangkut ilmu atau teknologi. Materi kelas belajar yang didasarkan pada kajian geografi adalah materi mengenai kawasan pertanian, komoditas pertanian, sistem pertanian, sistem produksi pertanian, klasifikasi penggunaan lahan untuk pertanian, faktor fisik dan non fisik dalam pertanian, dampak pertanian, karakteristik dan klasifikasi usaha tani, dan strategi pengembangan pertanian (April, 2000:36). Metode penyampaian materi dalam kelas belajar yang digunakan pada penyuluhan ataupun pelatihan yaitu ceramah, diskusi, tanya jawab dan praktek, sedangkan metode pendekatan yang digunakan pada kelas belajar ada tiga yaitu: metode berdasarkan pendekatan perorangan (personal approach), metode berdasarkan pendekatan kelompok (group approach), metode berdasarkan pendekatan massal (mass approach). Penggunaan metode penyampaian materi dan metode pendekatan kepada anggota kelompok tani diserahkan sepenuhnya sesuai dengan kebutuhan dan kondisi Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) (Slamet dalam Setiana, 2005:32).
20
Media dalam kelas belajar adalah alat bantu yang digunakan oleh Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) untuk menyampaikan materi kepada peserta kelas belajar. Media yang digunakan dalam kelas belajar sangat beragam, seperti digambarkan dalam Gambar 2.1. Benda
Barang Cetakan
Alat Peraga Penyuluhan
Gambar Diproyeksikan
Lambang Grafika
Sampel (contoh) Model (tiruan) Specimen (benda yang diawetkan)
Pamflet Leaflet Broshur booklet
Placard Poster Flipchard Photo Sheet Slide
Diagram Schema Peta
Gambar 2.1. Ragam Alat Bantu Peraga Penyuluhan (Setiana, 2005:54) Media-media seperti pada Gambar 2.1 merupakan media yang digunakan dalam penyuluhan pertanian secara umum, namun dalam kelas belajar yang didasarkan pada kajian geografi pertanian media yang digunakan yaitu gambar dan alat peraga. Pelaksanaan kelas belajar memiliki kendala atau permasalahan yang dihadapi oleh peserta kelas belajar, Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL), atau dialami oleh keduanya. Kendala-kendala yang terdapat dalam pelaksanaan
21
kelas belajar dibedakan menjadi dua yaitu kendala yang diakibatkan oleh faktor internal dan kendala yang diakibatkan oleh faktor eksternal. Kendala yang diakibatkan oleh faktor internal yaitu kendala-kendala yang disebabkan oleh permasalahan diri sendiri atau permasalahan dari kelompok tani, sedangkan kendala yang diakibatkan oleh faktor eksternal yaitu kendala yang disebabkan oleh permasalahan yang timbul dari luar kelompok tani (Setiana, 2005: 35). Tahap yang terakhir yaitu evaluasi pelaksanaan kelas belajar, yang berfungsi untuk mengetahui keberhasilan belajar mengajar di kelompok tani. Evaluasi ini dilakukan dengan mengamati beberapa anggota kelompoktani yang menerapkan dan berhasil. Dilakukan pencatatan penyebab keberhasilan dan penyebab ketidakberhasilan, serta penyebab anggota kelompoktani yang tidak menerapkan hasil belajar mengajar. Catatan yang diperoleh digunakan sebagai dasar merencanakan kegiatan kelas belajar berikutnya (Pusat Penyuluhan Pertanian, 2012:7). 2.5. Kondisi Sosial dan Ekonomi Petani Kondisi dalam arti umum diartikan sebagai pernyataan, keadaan atau sesuatu kenyataan yang dapat dilihat atau dirasakan dan diukur oleh indera manusia (Poerwadarminta, 2002:519). Sosial artinya adalah segala sesuatu yang berkenaan dengan masyarakat (Soekanto, 2007:76), sedangkan arti kata ekonomi adalah ilmu mengenai azas-azas produksi, distribusi dan pemakaian barangbarang serta kekayaan seperti hal keuangan, perindustrian dan perdagangan. Dapat dikatakan bahwa ekonomi berhubungan dengan proses pemenuhan kebutuhan hidup manusia sehari-hari (Rosandi, 2007:14).
22
Berdasarkan pengertian diatas kondisi sosial petani adalah kondisi atau keadaan dari soeorang petani yang berkaitan langsung dengan kehidupan bermasyarakat. Kondisi sosial petani dalam penelitian ini dibagi menjadi dua yaitu pengetahuan dan ketrampilan petani tentang pertanian, sedangkan kondisi ekonomi petani adalah kondisi atau keadaan dari seorang petani yang berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan ekonomi petani, yang dalam penelitian ini kondisi ekonomi petani dibagi menjadi dua yaitu produksi dan pendapatan petani. Kondisi sosial petani yang berupa pengetahuan dan ketrampilan terhadap pertanian serta kondisi ekonomi petani yang berupa produksi dan pendapatan petani akan dijelaskan sebagai berikut. Pengetahuan pertanian merupakan kemampuan kognitif seorang petani dalam bidang pertanian yang di peroleh baik dari pendidikan formal ataupun pendidikan non formal. Kemampuan kognitif yang dimaksud adalah kemampuan pemahaman dan penerapan. Pengetahuan pertanian terbagi menjadi beberapa bagian yaitu pengetahuan jenis basis ekologi pertanian yang berupa ekologi sawah basah dan sawah kering, teknik produksi pertanian yang meliputi: mengatur pengairan, penggunaan bibit, pemupukan, pencegahan serta pemberantasan hama dan penyakit, pengolahan tanah dan cara-cara bercocok tanam (Atmadja, 1981:26) Pengetahuan lainnya yaitu pengetahuan peralatan pertanian meliputi: alat pengolah tanah, alat pemberantasan hama dan penyakit, peralatan panen dan pengolahan hasil, pengetahuan teknologi hasil pertanian meliputi: teknik atau cara panen, cara penjemuran hasil, cara penyimpanan hasil, cara pengolahan hasil, cara pengawetan hasil dan pengetahuan pemasaran hasil pertanian (Atmadja, 1981:27).
23
Pengetahuan pertanian dapat diukur dengan menggunakan pertanyaan-pertanyaan tentang pengetahuan pertanian. Pertanyaan tersebut harus singkat dan jelas sehingga mudah dipahami oleh petani (Azhar,2013:4). Pertanyaan untuk mengetahui pengetahuan petani ditunjukkan oleh kata kerja antara lain menyebutkan, mendefinisikan, mengidentifikasi, menjelaskan, memberikan contoh. Cara menganalisis pengetahuan pertanian yaitu dengan cara menganalisis hasil jawaban dari petani, contoh dengan pertanyaan menyebutkan jenis alat pengolah tanah, semakin banyak petani mampu menyebutkan jenis alat pengolah tanah maka pengetahuannya terhadap pertanian semakin tinggi. Begitu juga dengan pertanyaan memberikan contoh, semakin banyak petani memberikan contoh dan contoh-contoh tersebut benar atau sesuai dengan materi yang dipelajri maka pengetahuan petani tinggi (Azhar, 2013:4). Ketrampilan pertanian adalah kemampuan psikomotorik seorang petani dalam bidang pertanian yang di peroleh baik dari pendidikan formal, pendidikan nonformal maupun diperoleh secara autodidak. Kemampuan psikomotorik yang dimaksud adalah kemampuan mengolah, menjalankan, dan mempraktekkan secara langsung pemahaman-pemahaman yang telah diperoleh. Ketrampilan pertanian dibagi menjadi beberapa bagian yaitu ketrampilan menggunakan berbagai alat pertanian meliputi: alat penggarapan tanah, alat pemberantas hama dan penyakit, peralatan panen, peralatan pengolahan dan pengawetan hasil pertanian (Atmadja, 1981:27). Ketrampilan lainnya yaitu ketrampilan melaksanakan panca usahatani meliputi:
kegiatan
pengelolaan
pengairan,
memilih,
memelihara
dan
24
menggunakan bibit, membuat kompos dan menggunakan pupuk, melakukan pencegahan dan pemberantasan hama serta penyakit, menggarap/mengolah tanah, ketrampilan melaksanakan kegiatan usahatani meliputi: melaksanakan kegiatan usaha tani di sawah, melaksanakan kegiatan usahatani di tanah darat, dan melaksanakan kegiatan usahatani di pekarangan, ketrampilan melaksanakan pemungutan (panen) dan pengelolaan hasil pertanian serta ketrampilan mengolah/mengawetkan hasil pertanian (Atmadja, 1981:27). Ketrampilan pertanian dapat diukur dengan menggunakan tes kegiatan, tes ini merupakan alat ukur yang paling baik untuk mengukur ketrampilan petani dimana petani melakukan/mempraktekkan secara langsung ketrampilan yang mereka didapat, kemudian dinilai berdasarkan indikator ketrampilan yaitu: kekuatan,
kecepatan,
ketepatan,
keseimbangan,
dan
kecermatan.
Cara
menganalisis hasil pengukurannya yaitu dengan cara mengolah hasil praktek petani, semakin kuat, semakin cepat, semakin tepat, semakin seimbang, dan semakin cermat maka petani tersebut memiliki ketrampilan yang tinggi (Azhar, 2013:5). Cara lain untuk mengukur ketrampilan petani yaitu dengan cara menggunakan instrumen berupa matriks yang menyatakan perincian aspek yang akan diukur, dan di beri skor untuk dapat dianalisis hasilnya (Arikunto, 2007:182). Produksi dapat didefinisikan sebagai suatu proses yang menciptakan atau menambah nilai/guna atau manfaat baru. Guna atau manfaat mengandung pengertian kemampuan barang atau jasa untuk memenuhi kebutuhan manusia. Jadi produksi meliputi semua aktivitas menciptakan barang dan jasa (Herlambang,
25
2001:30). Sesuai dengan pengertian tersebut, maka produksi petani adalah kemampuan petani dalam menghasilkan barang yang dalam hal ini adalah hasil panen atau hasil usahataninya. Produksi petani dibagi menjadi dua yaitu produksi dalam satu kali tanam, dan produksi dalam satu tahun. Produksi dalam satu kali tanam adalah produksi hasil pertanian yang diperoleh pada satu kali tanam, sedangkan produksi dalam satu tahun adalah produksi yang dihasilkan petani selama beberapa kali panen namun dalam satu tahun (Gustiyana, 2004:110). Pendapatan petani adalah selisih antara pendapatan kotor (output) dan biaya produksi (input) yang dihitung dalam per bulan, per tahun, per musim tanam. Pendapatan petani dibagi menjadi dua yaitu pendapatan kotor dan pendapatan bersih. Pendapatan kotor, yaitu seluruh pendapatan yang diperoleh petani dalam usahatani selama satu tahun yang dapat diperhitungkan dari hasil penjualan hasil produksi yang dinilai dalam rupiah berdasarkan harga per satuan berat pada saat pemungutan hasil, sedangkan pendapatan bersih yaitu seluruh pendapatan yang diperoleh petani dalam satu tahun dikurangi dengan biaya produksi selama proses produksi (Gustiyana, 2004:116). Pendapatan kotor petani diperoleh dari mengalikan antara produksi yang diperoleh dengan harga jual atau menggunakan rumus TR = Y. Py dimana, TR merupakan total penerimaan, Y merupakan produksi yang diperoleh, dan Py merupakan nilai harga. Pendapatan bersih diperoleh petani dari selisih antara pendapatan kotor dengan biaya produksi atau menggunakan rumus Pd = TR – TC dimana, Pd merupakan pendapatan bersih, TR merupakan pendapatan kotor, dan TC merupakan total biaya produksi (Suratiyah, 2009:61).
26
2.6. Aspek-Aspek Yang Dibutuhkan Petani Dalam Usaha Tani Usaha tani merupakan kegiatan pertanian yang dilakukan petani mulai dari menentukan komoditas pertanian, menyiapkan biaya produksi, menentukan waktu tanam, sampai dengan melakukan pengelolaan hasil pertanian (Pusat Penyuluhan Pertanian, 2012:2). Kegiatan usaha tani memerlukan beberapa aspek yang harus dialkukan oleh petani sebagai pelaku usaha tani. Aspek-aspek tersebut meliputi penentuan varietas tanaman padi, waktu tanam pada setiap musim, menentukan pola tanam, penggunaan bibit, pupuk dan alat serta sarana pertanian yang akan digunakan (Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, 2015:6). Aspek-aspek dalam melakukan usaha tani sangat penting diketahui oleh petani sebagai pelaku usaha tani. Kesiapan petani untuk melakukan usaha tani dapat terlihat dari persiapan mengenai aspek-aspek tersebut, seperti penentuan varietas tanaman padi. Tanaman padi sendiri memiliki banyak varietas yang membuat petani harus mampu menentukan varietas apa yang harus digunakan, varietas tanaman padi memiliki banyak jenis dan tiap jenis memiliki keunggulan yang berbeda-beda. Aspek selanjutnya yaitu penentuan waktu tanam, penentuan waktu tanam ini berkaitan dengan iklim daerah setempat sehingga dibutuhkan kemampuan petani untuk dapat menentukan waktu tanam (Krisna, 2015:6). Menentukan pola tanam juga merupakan hal penting yang perlu diketahui petani, kareana pola tanam merupakan suatu sistem tanam pada sebidang lahan dalam satu musim tanam termasuk di dalamnya masa pengolahan lahan tanah. Pola tanam ini diterapkan dengan tujuan memanfaatkan sumber daya secara optimal dan untuk menghindari resiko kegagalan (Wahyudi, 2014:3).
27
Kemampuan petani dalam menentukan awal waktu tanam dipengaruhi oleh faktor iklim yang mana pada saat ini kondisi iklim berubah-ubah, sehingga berdampak pada perubahan penentuan awal waktu tanam pada setiap musim. Dahulu petani dapat menentukan awal musim tanam dengan cara melihat tandatanda alam untuk menentukan masuk musim kemarau dan mulai masuk musim penghujan, namun perubahan iklim sekarang ini menjadi penghalang petani untuk dapat menentukan awal waktu tanam. Akibat perubahan iklim hampir setiap tahun petani berhadapan dengan pergeseran musim terkait dengan pola curah hujan, kondisi tersebut memicu ancaman banjir, kekeringan dan serangan organisme pengganggu tanaman (OPT) yang berakibat pada penurunan produksi tanaman, bahkan gagal panen (Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, 2015:6). Menyikapi dampak perubahan iklim tersebut maka diperlukan suatu panduan yang dapat membantu petani dalam mempersiapkan aspek-aspek yang dibutuhkan dalam melakukan usaha tani. Panduan tersebut yaitu kalender tanam terpadu bagi petani. Kalender tanam terpadu ini bermanfaat untuk menentukan waktu tanam setiap musim (MH dan MK) dimana MH adalah musim hujan yang terjadi antara bulan Oktober sampai bulan Maret dan MK adalah musim kemarau yang terjadi antara bulan April sampai bulan September, menentukan pola tanam, rekomendasi benih, varietas, pupuk dan alat serta sarana pertanian, menduga potensi banjir dan kekeringan, potensi luas lahan tanam dan potensi organisme pengganggu tanaman (OPT). Keberadaan kalender tanam ini digunakan agar dapat membantu petani dalam melaksanakan kegiatan usaha tani (Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, 2015:6).
28
2.7. Peranan Kelas Belajar Kelas belajar pada kelompok tani merupakan wadah belajar mengajar bagi anggota kelompok tani guna meningkatkan pengetahuan, ketrampilan serta tumbuh dan berkembangnya kemandirian dalam berusaha tani sehingga produktivitasnya meningkat dan pendapatannya bertambah serta memiliki kehidupan yang lebih sejahtera (BPTP Kalimantan Selatan, 2012:5). Kelas belajar memiliki peranan sebagai wadah belajar mengajar bagi anggota kelompok tani. Peranan-peranan tersebut yaitu: kelas belajar dapat menambah pengetahuan petani, kelas belajar dapat menambah ketrampilan petani, kelas belajar dapat meningkatkan hasil produksi petani, kelas belajar dapat meningkatkan pendapatan petani (Pusat Penyuluhan Pertanian, 2012:2). Kelas belajar dapat menambah pengetahuan petani di bidang pertanian. Pengetahuan yang dimaksud yaitu pengetahuan teknik produksi pertanian, pengetahuan peralatan pertanian, pengetahuan teknologi hasil pertanian, dan pengetahuan pemasaran hasil pertanian. Kelas belajar dapat menambah ketrampilan petani dibidang pertanian. Ketrampilan yang dimaksud adalah ketrampilan menggunakan alat pertanian, ketrampilan melakukan panca usahatani, ketrampilan melaksanakan kegiatan usahatani, ketrampilan pemungutan (panen) dan pengelolaan hasil pertanian serta ketrampilan mengolah/mengawetkan hasil pertanian (Atmadja, 1981:27). Kelas belajar dapat meningkatkan hasil produksi petani. Peran kelas belajar ini akan dirasakan anggota kelompok tani setelah petani memiliki pengetahuan dan ketrampilan yang lebih dalam bidang pertanian yang diperoleh
29
dari kelas belajar, sehingga petani tersebut mampu melaksanakan kegiatan usahataninya menjadi lebih baik dan akan menghasilkan produksi yang lebih banyak pula. Produksi petani yang dimaksud yaitu produksi padi yang dihasilkan petani dalam satu kali tanam dan produksi petani dalam satu tahun (Gustiyana, 2004:110). Kelas belajar dapat meningkatkan pendapatan petani. Setelah petani memiliki kemampuan dan ketrampilan yang lebih dalam bidang pertanian, dan hasil produksinya bertambah maka hal tersebut juga akan terjadi pada pendapatan petani. Hasil produksi petani yang bertambah akan mempengaruhi pendapatan petani, dimana hasil produksi petani tersebut apabila dijual akan menjadi penerimaan petani yang dalam hal ini disebut sebagai pendapatan petani (Surtiyah, 2009:61). 2.8. Penelitian Terdahulu Penelitian mengenai pertanian telah banyak dilakukan dan diteliti oleh pakar, tenaga pendidik, maupun mahasiswa di bidang pertanian, pendidikan, sosial, ekonomi, dan lain sebagainya. Beberapa penelitian yang relevan dengan penelitian ini yaitu penelitian dari Anantanyu (2008:34-48) yang berjudul “Tipe Petani Dan Strategi Pengembangan Kelembagaan Kelompok Petani”, yang bertujuan untuk mengetahui
pola-pola kelembagan kelompok petani yang ada dan mengetahui strategi pengembangan kapasitas kelembagan kelompok petani, kemudian penelitian Saadah, dkk. (2011:91-94) yang berjudul “Peranan Penyuluhan Pertanian Terhadap Pendapatan Petani Yang Menerapkan Sistem Tanam Jajar Legowo”, yang bertujuan untuk mengetahui peningkatan pendapatan petani setelah menerapkan sistem
30
tanam legowo 2;1 dan mengetahui adanya hubungan antara peranan penyuluhan pertanian ter-hadap peningkatan pendapatan petani. Penelitian Romadoan, dkk. (2013:199-210) yang berjudul “Peran PKSM Dalam Meningkatkan Fungsi Kelompok Tani Dan Partisipasi Masyarakat Di Kabupaten Bima, NTB”, yang bertujuan untuk mengetahui peran PKSM dalam
meningkatkan fungsi kelompok tani dan partisipasi masyarakat, penelitian Erwinata, dkk. (2013:245-252) yang berjudul “Upaya Peningkatan Pendapatan Petani Dengan Menerapkan Program SRI”, yang bertujuan untuk menganalisis sejauh mana
program usahatani padi SRI dapat meningkatkan pendapatan petani padi, dan penelitian dari Nugroho (2014:506-518) yang berjudul “Peran kelompok Tani Sido Makmur Dalam Meningkatkan Kesejahteraan Anggota Kelompok Tani Sido Makmur Desa Ngaringan Kabupaten Grobogan”, yang bertujuan untuk engetahui peran
kelompok tani Sido Makmur terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat di Dusun Pangkalan. Penelitian-penelitian ini akan dijelaskan pada Tabel 2.1. Terdapat perbedaan antara kelima penelitian yang terdapat pada Tabel 2.1 dengan penelitian ini. Penelitian ini lebih difokuskan pada peranan kelas belajar yang ada pada kelompok tani dalam meningkatkan kondisi sosial dan ekonomi petani, sedangkan yang ada pada tabel fokus penelitiannya adalah pada kelompok tani dan penyuluhan pertanian. Kelas belajar berbeda dengan penyuluhan pertanian, kelas belajar lebih umum dan lebih luas dari pada penyuluhan pertanian yaitu sebagai wadah belajar bagi para petani.
Tabel 2.1. Penelitian Terdahulu No 1
2
Penulis dan Tahun Sapja Anantanyu (2008)
Saadah, Anwar Sulili, dan Binindra Deserama (2011)
Judul
Tujuan
Tipe Petani Dan Mengetahui polaStrategi pola kelembagan Pengembangan kelompok petani Kelembagaan yang ada. Kelompok Petani Mengetahui (Kasus di Provinsi strategi Jawa Tengah). pengembangan kapasitas kelembagan kelompok petani
Variabel
Metode Penelitian
Hasil Penelitian
Variabel pada penelitian ini adalah kapasitas petani, tingkat partisipasi petani dalam kelembagaan, dan kapasitas kelembagaan kelompok petani.
Penelitian ini perupakan penelitian survei. Penentuan sampel ditentukan dengan teknik stratified random sampling. Metode pengumpulan data menggunakan kuesioner dan wawancara terstruktur. Teknik analisis data menggunakan teknik deskriptif secara kuantitatif maupun kualitatif. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif. Sampel diambil dengan metode simple random sampling. Analisis data menggunakan analisis (Chi-Square) yang
Hasil penelitian menunjukkan bahwa petani pada masingmasing tipologi dikategorikan menjadi tiga tipe yaitu (1) petani dengan kelembagaan tinggi dan partisipasi anggota tinggi, (2) petani dengan kelembagaan tinggi dan kapasitas petani tinggi, (3) petani dengan partisipasi tinggi dan kapasitas petani tinggi.
Peranan Mengetahui Variabel (X) Penyuluhan peningkatan adalah peranan Pertanian Terhadap pendapatan petani penyuluhan Pendapatan Petani setelah Variabel (Y) Yang Menerapkan menerapkan sistem adalah Sistem Tanam tanam legowo 2;1 pendapatan Jajar Legowo petani. Mengetahui adanya hubungan
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat pendapatan petani meningkat dari Rp. 12.428.628,- menjadi Rp 20.522.493,- dan peranan penyuluhan petanian berhubungan terhadap 31
3
Sri Romadoan ,dkk (2013)
Peran PKSM Dalam Meningkatkan Fungsi Kelompok Tani Dan Partisipasi Masyarakat Di Kabupaten Bima, NTB.
4
Titah inggil erwinata, dkk. (2013)
Upaya Peningkatan Pendapatan Petani Dengan Menerapkan Program SRI (Studi Kasus di Kecamatan Megaluh Kabupaten Jombang)
antara peranan penyuluhan pertanian ter-hadap peningkatan pendapatan petani Mengetahui peran Peran PKSM PKSM dalam (analisator, meningkatkan fasilitator, fungsi kelompok stimulator, tani dan partisipasi pendorong) masyarakat. Fungsi kelompok tani (Kelas belajar, kerjasama, produksi) Menganalisis sejauh mana program usahatani padi SRI dapat meningkatkan pendapatan petani padi.
dilanjutkan dengan analisis koefisien kontingensi (C).
Penelitian ini menggunakan metode survei. Teknik pengumpulan data menggunakan gabungan antara wawancara, observasi langsung di lapangan, dan kuesioner. Analisis yang digunakan adalah statistik deskriptif dan inferensial. Variabel (X) Pengambilan sampel dengan teknik Cluster adalah Sampling. Teknik penerapan program SRI. pengumpulan data Variabel (Y) meliputi wawancara dan dokumentasi. adalah Teknik analisis pendapatan menggunakan petani. perbandingan rata-rata dan analisis fungsi pendapatan.
peningkatan pendapatan petani setelah menerapkan sistem tanam jajar legowo 2:1. Hasil penelitian menunjukkan bahwa PKSM mempunyai peran penting dan strategis dalam mendukung keberhasilan pembangunan kehutanan, serta berperan sebagai analisator, stimulator, fasilitator dan pendorong bagi masyarakat. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa program usahatani padi SRI dapat meningkatkan pendapatan petani padi hingga 65,9% lebih tinggi.
32
5
Setyo Adhi Nugroho dan Sri Rahayu (2014)
Peran kelompok Tani Sido Makmur Dalam Meningkatkan Kesejahteraan Anggota Kelompok Tani Sido Makmur Desa Ngaringan Kabupaten Grobogan.
Mengetahui peran Variabel (X) kelompok tani Sido adalah peran Makmur terhadap kelompok tani peningkatan Sido Makmur. kesejahteraan Variabel (Y) masyarakat di adalah Dusun Pangkalan. peningkatan kesejahteraan anggota kelompok tani.
Pengambilan sampel Hasil penelitian pada penelitian ini menunjukkan bahwa menggunakan teknik kesejahteraan petani simple random meningkat sejak mengikuti sampling. Metode kegiatan kegiatan pengumpulan data kelompok tani, hal ini menggunakan dapat dilihat dari wawancara , observasi, meningkatnya pendapatan dan dokumentasi. petani, struktur Analisis data pengeluaran, ketahanan menggunakan analisis pangan dan daya beli deskriptif, selanjutnya petani. dilakukan uji statistik regresi. Sumber: (Anantanyu, 2008:34-48), (Saadah, 2011:91-94), (Romadoan, 2013:199-210), (Erwinata, 2013:245-252), (Nugroho, 2014:506-518). .
33
34
2.9. Kerangka Berpikir Peranan kelas belajar terhadap kondisi sosial ekonomi kelompok tani di Kecamatan Puring Kabupaten Kebumen merupakan obyek yang akan diteliti. Upaya untuk mempermudah jalannya penelitian yaitu perlu disusun kerangka berfikir yang berupa konsep-konsep relevan dan terintegrasi dalam satu sistem penjelasan untuk pedoman penelitian. Secara skematis kerangka berfikir dapat dilihat pada Gambar 2.2.
Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL)
Kelompok Tani Kondisi sosial ekonomi : 1. 2. 3. 4.
Pegetahuan Ketrampilan Produksi Pendapatan
Kelas Belajar
Kosmopolitan
Keterangan :
Kegiatan Kelompok
= Menyatakan Hubungan = Menyatakan Pengaruh
Gambar 2.2 Skema Kerangka Berpikir
Usaha Tani
35
Kelompok tani merupakan kumpulan petani yang terikat secara non formal dalam suatu wilayah kelompok atas dasar keserasian dan kebutuhan bersama dibawah bimbingan Penyuluh Pertanian. Kelompok tani mempunyai 3 peranan yaitu: sebagai kelas belajar, sebagai wahana kerjasama, dan sebagai unit produksi. Melalui peranan kelompok tani diharapkan adanya peningkatan status sosial ekonomi petani dari anggotanya. Kegiatan kelompok tani di pengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor ekonomi dan faktor sosial. Faktor ekonomi berupa pendapatan petani dan produktivitas petani, sedangkan yang termasuk faktor sosial adalah pengetahuan dan ketrampilan petani. Upaya peningkatan pengetahuan, pendapatan, produktivitas dan ketrampilan petani ini harus memanfaatkan kelompok tani sebagai sarana belajar untuk mendapatkan informasi terkait dengan pengetahuan dan teknologi baru dari Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL). Penyuluh pertanian adalah pegawai departemen pertanian yang bertugas sebagai penyebar informasi bagi petani, terutama untuk mengajarkan ketrampilan kepada petani memberi saran dan rekomendasi melalui kelas belajar. Kelas belajar dilaksanakan berdasarkan kepentingan petani. Penyampaian program dalam kelas belajar pastilah berpengaruh terhadap sikap anggota kelompok tani. Salah satu unsur yang perlu diperhatikan dalam melaksanakan kegiatan kelas belajar adalah tingkat kosmopolitan atau sikap keterbukaan petani terhadap pengaruh dari luar kelompok masyarakat itu sendiri.
36
2.10. Hipotesis Berdasarkan kajian teori dan kerangka berfikir, maka hipotesis yang diajukan adalah sebagai berikut. Ha :
Kelas Belajar Pada kelompok Tani Berperan Terhadap Kondisi Sosial Dan Ekonomi Petani Di Kecamatan Puring Kabupaten Kebumen Tahun 2015.
H0 :
Kelas Belajar Pada Kelompok Tani Tidak Berperan Terhadap Kondisi Sosial Dan Ekonomi Kelompok Tani Di Kecamatan Puring Kabupaten Kebumen Tahun 2015.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Pendekatan Penelitian Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif, karena data yang dikumpulkan berupa data angka-angka dan dianalisis menggunakan rumus statistik. 3.2. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian berada di Desa Krandegan pada Kelompok Tani Sido Dadi dan Kelompok Tani Sido Subur serta Desa Tambak Mulyo pada Kelompok Tani Ngudi Mulyo dan Kelompok Tani Margo Mulyo yang ada di Kecamatan Puring, Kabupaten Kebumen, Provinsi Jawa Tengah pada bulan April 2015 sampai dengan bulan Mei 2015. 3.3. Alasan Pemilihan Lokasi Penelitian Alasan pemilihan lokasi ini dikarenakan Desa Krandegan merupakan satusatunya Desa Mandiri Pangan di Kecamatan Puring, artinya sejumlah 22 desa di Kecamatan Puring merupakan Desa Tidak Mandiri Pangan. Desa Tambak Mulyo merupakan salah satu dari 22 Desa Tidak Mandiri Pangan yang ada di Kecamatan Puring. Alasan dipilihnya Desa Tambak Mulyo ini selain karena termasuk salah satu Desa Tidak Mandiri Pangan yaitu juga dikarenakan perbedaan morfologi atau bentuk lahan dimana Desa Tambak Mulyo merupakan daerah pantai sedangkan kebanyakan desa lain merupakan dataran rendah termasuk juga Desa Krandegan yang jelas memiliki perbedaan jenis tanah, keberadaan air, cuaca dan sebagainya.
37
38
Alasan pemilihan Kelompok Tani Sido Dadi dan Kelompok Tani Sido Subur di Desa Krandegan serta Kelompok Tani Ngudi Mulyo dan Kelompok Tani Margo Mulyo di Desa Tambak Mulyo karena berdasarkan hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti, kelompok tani ini merupakan kelompok tani yang memiliki keinginan belajar atau memiliki keinginan untuk melaksanakan kegiatan kelas belajar secara rutin dan terencana, meskipun dengan kondisi petugas Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) yang sangat sibuk karena mendapat tugas untuk menyuluh lebih dari 5 desa di Kecamatan Puring. 3.4. Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh petani yang terdaftar menjadi anggota Kelompok Tani Sido Dadi dan Kelompok Tani Sido Subur di Desa Krandegan serta Kelompok Tani Ngudi Mulyo dan Kelompok Tani Margo Mulyo di Desa Tambak Mulyo beserta dengan petugas Penyuluh Pertanian Lapangannya. Teknik pengambilan sampel yang dilakukan untuk menentukan responden dari petani yaitu menggunakan probability sampling dengan teknik simple random sampling yang diambil sebesar 5% dari total populasi. Alasan sampel yang diambil hanya 5% dari total populasi yaitu disebabkan karena banyak anggota yang hanya tercantum namanya sebagai anggota namun tidak aktif di kegiatan kelompok tani, sedangkan untuk menentukan responden dari petugas Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) yaitu menggunakan teknik total sampling karena di kedua desa tersebut hanya ada satu petugas Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL).
39
Berikut adalah proporsi dan sebaran sampel pada masing-masing kelompok tani. Tabel 3.1. Jumlah Sampel Penelitian No Kelompok Tani Desa 1 Sido Dadi Krandegan 2 Sido Subur 3 Ngudi Mulyo Tambak Mulyo 4 Margo Mulyo Jumlah Sumber: Setbakorluh, 2014:94
Anggota
290 112 257 339 998
PPL 1 1
Jumlah Sampel 14 6 13 17 50
3.5. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel dalam penelitian ini ada dua yaitu Pelaksanaan kelas belajar dan kondisi sosial dan ekonomi petani. Variabel-variabel tersebut akan dijelaskan sebagai berikut. 3.5.1 Pelaksanaan Kelas Belajar Variabel ini merupakan variabel yang tentang bagaimana pelaksanaan kelas belajar yang ada pada masing-masing kelompok tani. Variabel ini memiliki sub-variabel sebagai berikut. 3.5.1.1 Perencanaan Kelas Belajar Perencanaan kelas belajar dibuat atas kesepakatan bersama anggota dan pengurus kelompok tani. Kelas belajar diharapkan dapat terlaksana dengan baik apabila semua hal berkaitan dengan pelaksanaan kelas belajar
sudah
direncanakan. Ada tiga hal yang perlu direncanakan yaitu sebagai berikut. 3.5.1.1.1 Materi Belajar Materi yang direncanakan harus disusun berdasarkan kebutuhan petani yang berkaitan dengan masalah-masalah peranian. Indikator perencanaan materi
40
yang baik yaitu disusun atas dasar kebutuhan petani kemudian dikonsultasikan dengan fasilitator, perencanaan materi cukup baik apabila petani tidak menyusun materi melainkan fasilitator yang merencanakan, perencanaan materi tidak baik apabila petani dan fasilitator tidak melakukan perencanaan. 3.5.1.1.2 Tempat Pelaksanaan Tempat yang dimaksud dalam variabel ini adalah tempat atau lokasi yang digunakan oleh anggota kelompok tani dan fasilitator untuk dilaksanakan kegiatan kelas belajar. Indikator perencanaan tempat yang baik yaitu direncanakan dan disesuaikan dengan materi yang sudah disusun, perencanaan tempat yang cukup baik yaitu tempat direncanakan namun tidak disesuaikan dengan materi yang sudah disusun, perencanaan tempat yang tidak baik yaitu tempat tidak direncanakan. 3.5.1.1.3 Frekuensi Pelaksanaan Frekuensi atau intensitas merupakan perencanaan waktu pelaksanaan kelas belajar yang disesuaikan dengan kebutuhan dan kesepakatan petani. Indikator perencanaan frekuensi yang baik yaitu kelas belajar dilaksanakan dua kali dalam satu bulan/selapan, perencanaan yang cukup baik yaitu kelas belajar dilaksanakan satu kali dalam satu bulan/selapan, perencanaan yang tidak baik yaitu kelas belajar dilaksanakan satu kali lebih dari satu bulan/selapan. 3.5.1.2 Pelaksanaan Kelas Belajar Pelaksanaan kelas belajar dilakukan berdasarkan rencana belajar yang telah disusun dan telah disepakati. Ada beberapa hal yang harus ada pada saat pelaksanaan kelas belajar, hal tersebut yaitu sebagai berikut.
41
3.5.1.2.1 Peserta Kelas Belajar Peserta yang dimaksud dalam variabel ini adalah anggota kelompok tani yang menghadiri kegiatan kelas belajar, dan telah melakukan presensi. Indikator dalam jumlah peserta yaitu tinggi apabila kelas belajar dihadiri lebih dari 75% dari total anggota, sedang apabila kelas belajar dihadiri antara 50% sampai dengan 75% dari total anggota, rendah apabila kelas belajar dihadiri kurang dari 50% dari total anggota. 3.5.1.2.2 Fasilitator Kelas Belajar Fasilitator dalam kelas belajar adalah Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) yang hadir pada saat kelas belajar. Indikator fasilitator yang baik yaitu hadir dan menyampaikan materi sesuai dengan perencanaan materi belajar yang sudah disusun, fasilitator yang cukup baik yaitu hadir namun tidak menyampaikan materi sesuai dengan yang sudah direncanakan, fasilitator yang tidak baik yaitu tidak hadir pada saat kelas belajar. 3.5.1.2.3 Materi Kelas belajar Materi kelas belajar adalah materi yang sesuai dengan kajian geoagrafi pertanian meliputi materi mengenai kawasan pertanian, komoditas pertanian, sistem pertanian, sistem produksi pertanian, klasifikasi penggunaan lahan untuk pertanian, faktor fisik dan non fisik dalam pertanian, dampak pertanian, karakteristik dan klasifikasi usaha tani, dan strategi pengembangan pertanian. Indikator materi yang baik yaitu semua materi ada dalam pelaksanaan kelas belajar, materi yang cukup baik yaitu terdapat empat sampai dengan delapan materi dalam pelaksanaan kelas belajar, materi yang tidak baik hanya terdapat satu sampai dengan tiga materi dalam pelaksanaan kelas belajar.
42
3.5.1.2.4 Metode Kelas belajar Metode merupakan cara yang dilakukan oleh Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) untuk dapat menyampaikan materi kepada peserta kelas belajar. Indikator metode kelas belajar yang baik yaitu ada menggunakan metode, petani mampu dengan jelas memahami materi yang disampaiakan, metode yang cukup baik yaitu menggunakan metode, namun petani tidak mampu memahami materi yang disampaiakan, metode yang tidak baik yaitu tidak menggunakan metode. 3.5.1.2.5 Media Kelas belajar Alat bantu yang digunakan oleh Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) untuk menyampaikan materi kepada peserta kelas belajar. Indikator media yang baik yaitu ada media dan pesan atau informasi yang disampaiakan diterima oleh petani, media yang cukup baik yaitu ada media, namun pesan atau informasi yang disampikan tidak dapat diterima oleh petani, media yang tidak baik yaitu tidak menggunakan media. 3.5.1.2.6 Pendekatan Kelas Belajar Pendekatan adalah cara yang digunakan oleh Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) untuk menjadi lebih dekat kepada peserta kelas belajar. Indikator pendekatan yang baik yaitu menggunakan pendekatan, petani dimudahkan apabila ingin bertanya lebih lanjut seputar materi yang belum dipahami, pendekatan yang cukup baik yaitu menggunakan pendekatan, namun petani tidak dimudahkan untuk bertanya seputar materi yang belum dipahami, pendekatan yang tidak baik yaitu tidak menggunakan pendekatan.
43
3.5.1.2.7 Kendala Kelas Belajar Kendala dalam kelas belajar dibagi menjadi dua yaitu kendala yang disebabkan faktor internal dan kendala yang disebabkan oleh faktor eksternal. Indikator kendala pada pelaksanaan kelas belajar yang baik yaitu tidak ada kendala pada saat kelas belajar, kendala yang cukup baik yaitu ada kendala namun bisa diatasi, kendala yang tidak baik yaitu ada kendala dan tidak bisa teratasi. 3.5.1.3 Evaluasi Kelas belajar Evaluasi
pelaksanaan
kelas
belajar
bertujuan
untuk
mengetahui
keberhasilan belajar mengajar di kelompok tani. Indikator evaluasi yang baik yaitu dilakukan evaluasi dan ditindak lanjuti, evaluasi yang cukup baik yaitu dilakukan evaluasi namun tidak ditindak lanjuti, evaluasi yang tidak baik yaitu tidak dilakukan evaluasi. 3.5.2 Kondisi Sosial dan Ekonomi Petani Variabel ini merupakan variabel yang menjelaskan tentang kondisi sosial dan ekonomi petani setelah mengikuti kelas belajar. Variabel ini memiliki subvariabel sebagai berikut. 3.5.2.1 Pengetahuan Petani Pengetahuan tersebut meliputi pengetahuan teknik produksi pertanian, pengetahuan peralatan pertanian, pengetahuan teknologi hasil pertanian, dan pengetahuan pemasaran hasil pertanian. Indikator pengetahuan dikatakan bertambah apabila setelah mengikuti kelas belajar petani mampu mengetahui dan memahami semua yang telah disampaikan, tidak bertambah apabila petani tidak mampu mengetahui dan memahami materi yang telah disampaikan.
44
3.5.2.2 Ketrampilan Petani Ketrampilan tersebut meliputi ketrampilan menggunakan alat pertanian, ketrampilan melakukan panca usahatani, ketrampilan melaksanakan kegiatan usahatani, ketrampilan pemungutan (panen) dan pengelolaan hasil pertanian serta ketrampilan mengolah/mengawetkan hasil pertanian. Indikator ketrampilan dikatakan bertambah apabila petani mampu mempraktekkannya sendiri dan hasilnya sama seperti yang telah disampaikan, tidak bertambah apabila petani tidak dapat mempraktekkan sendiri apa yang telah di sampaikan. 3.5.2.3 Produksi Petani Produksi tersebut meliputi produksi petani dalam satu kali tanam dan produksi petani dalam satu tahun. Indikator produksi dikatakan meningkat apabila setelah mengikuti kelas belajar produksi petani mengalami peningkatan, tidak meningkat apabila setelah mengikuti kelas belajar produksi petani sama dengan sebelum mengikuti kelas belajar. 3.5.2.4 Pendapatan Petani Pendapatan tersebut meliputi pendapatan bersih dan pendapatan kotor. Indikator pendapatan dikatakan meningkat apabila setelah mengikuti kelas belajar mengalami peningkatan, tidak meningkat apabila setelah mengikuti kelas belajar pendapatan petani sama dengan sebelum mengikuti kelas belajar. 3.6. Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini ada tiga, yaitu: observasi, wawancara dan dokumentasi. Metode observasi digunakan untuk mengetahui data berupa tempat, waktu dilaksanakannya kelas belajar. Selain itu
45
juga untuk mengetahui kelengkapan dan proses pelaksanaan atau kegiatan belajar mengajar yang ada pada kelas belajar seperti keaktifan peserta, diskusi dan pemecahan masalah. Metode wawancara digunakan untuk mengetahui variabel-variabel yang sudah ditentukan peneliti, seperti mengetahui pelaksanaan kelas belajar yang telah diikuti oleh petani dan mengetahui peranan kelas belajar dalam meningkatkan kondisi sosial ekonomi petani. Metode dokumentasi digunakan untuk mencari kelengkapan berkas kelas belajar (legalitasnya), dan dokumen-dokumen yang ada kaitannya dengan pelaksanaan kelas belajar pada kelompok tani. 3.7. Uji Instrumen Penelitian Teknik yang digunakan untuk menguji instrumen penelitian yaitu dengan validitas dan reliabilitas instrumen. Pada penelitian ini, uji validitas digunakan untuk mengukur valid tidaknya pertanyaan yang akan diberikan kepada responden. Validitas
instrumen untuk
pertanyaan dalam penelitian ini
menggunakan rumus korelasi product moment dengan angka kasar. Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut.
rxy =
(Arikunto, 2010:213)
√
Keterangan: rxy
: koefisien korelasi
N
: jumlah subyek
X
: skor soal yang dicari validitasnya
Y
: skor total
46
Harga rxy yang diperoleh kemudian dibandingkan dengan tabel harga product moment dengan taraf signifikansi 5%. Jika rxy
>
rtabel maka butir
pertanyaan tersebut valid. Hasil perhitungan validitas butir pertanyaan seperti pada Lampiran 4 menunjukkan bahwa 11 pertanyaan untuk variabel pelaksanaan kelas belajar yang diuji cobakan kepada 10 responden semuanya valid, sedangkan 32 pertanyaan untuk variabel kondisi sosial dan ekonomi petani tidak semuanya valid. Pertanyaan yang valid sebanyak 30 pertanyaan dan sisanya sebanyak 2 pertanyaan tidak valid, sehingga 2 pertanyaan tersebut diperbaiki untuk digunakan sebagai instrumen penelitian. Intrumen yang telah diperbaiki dan digunakan sebagai instrumen penelitian dapat dilihat pada Lampiran 1. Uji instrumen yang selanjutnya yaitu uji reliabilitas. Suatu instrumen cukup dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik. Instrumen yang sudah reliabel akan menghasilkan data yang dapat dipercaya juga. Reliabiltas menunjuk pada tingkat keterandalan sesuatu. Reliabel artinya dapat dipercaya jadi dapat diandalkan. Rumus untuk menghitung reliabilitas adalah rumus Spearman Brown sebagai berikut.
ri
2 rb 1 rb
(Sugiyono, 2012:359)
Keterangan: = reliabilitas internal seluruh instrumen = korelasi product moment antara belahan pertama dan kedua
47
Setelah ri diketahui, kemudian dibandingkan dengan harga rtable, yang diperoleh dari r product moment taraf signifikan 5%. Apabila ri > rtabel maka dikatakan instrument tersebut dikatakan reliabel. Berdasarkan hasil perhitungan nilai ri diperoleh sebesar 0,84. Nilai tersebut lebih besar dari nilai rtable yaitu 0,632, maka dapat disimpulkan bahwa instrumen tersebut dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data. Perhitungan reliabilitas intrumen dapat dilihat pada Lampiran 4. 3.8. Metode Analisis Data 3.8.1 Analisis Deskriptif Presentase (DP) Analisis Deskriptif Presentase (DP) digunakan untuk mengetahui variabel pelaksanaan kelas belajar serta variabel kondisi sosial dan ekonomi petani. Sebelum data dihitung dengan rumus Deskriptif Presentase (DP), maka terlebih dahulu menghitung nilai/skor jawaban dari masing-masing responden dengan memberikan tingkat skor untuk untuk masing-masing jawaban. Pemberian skor untuk variabel pelaksanaan kelas belajar adalah sebagai berikut. 1. Pilihan 1 diberi skor 3 2. Pilihan 2 diberi skor 2 3. Pilihan 3 diberi skor 1 Pemberian skor untuk variabel kondisi sosial dan ekonomi petani adalah sebagai berikut. 1. Jawaban “bertambah/meningkat” diberi skor 1 2. Jawaban “tidak bertambah/tidak meningkat” diberi skor 0
48
Setelah semua item soal dari seluruh responden diketahui maka dapat dihitung analisis Deskriptif Presentase (DP) untuk mengetahui variabel pelaksanaan kelas belajar dan kondisi sosial ekonomi petani, dengan menggunakan rumus sebagai berikut.
P=
x100%
Keterangan: P = Deskriptif Presentase f = Jumlah skor yang diperoleh n = Jumlah seluruh nilai (Arikunto, 2010:43) Hasil perhitungan Deskriptif Persentase (DP) kemudian disajikan dengan kalimat deskriptif, dengan langkah-langkah sebagai berikut. 1. Menetapkan persentase tertinggi = =
x 100% x 100% = 100%
2. Menetapkan persentase terendah = =
x 100% x 100% = 0%
49
3. Menetapkan interval kelas =
=
= 25 %
4. Membuat tabel kriteria Deskriptif Persentase (DP) Berdasarkan hasil perhitungan yang telah dilakukan oleh peneliti dengan menggunakan rumus Deskriptif Persentase (DP) untuk variabel pelaksanaan kelas belajar, diketahui kriteria pelaksanaan kelas belajar seperti pada Tabel 3.2. Tabel 3.2 Kriteria Pelaksanaan Kelas Belajar Interval skor % Kriteria 76 < x ≤ 100 Sangat Baik 51 < x ≤ 75 Baik 26 < x ≤ 50 Cukup Baik Berdasarkan hasil perhitungan yang telah dilakukan oleh peneliti dengan menggunakan rumus Deskriptif Persentase (DP) untuk variabel kondisi sosial dan ekonomi petani, diketahui kriteria kondisi sosial dan ekonomi petani seperti pada Tabel 3.3. Tabel 3.3 Kriteria Kondisi Sosial dan Ekonomi Petani Interval skor % Kriteria 76 < x ≤ 100 Sangat Meningkat 51 < x ≤ 75 Meningkat 26 < x ≤ 50 Cukup Meningkat
3.8.2
Analisis Regresi Linier Sederhana Analisis regresi linier sederhana digunakan untuk menganalisis peranan
kelas belajar terhadap kondisi sosial dan ekonomi petani. Langkah-langkah dalam analisis regresi linier sederhana adalah sebagai berikut.
50
1. Menentukan persamaan regresi Y dan X Y= a + bX Keterangan: Y : variabel terikat X : variabel bebas a : harga Y bila X = 0 b : koefisien regresi variabel X (Sugiyono, 2012:261) Rumus yang dapat digunakan untuk mencari nilai a dan b adalah sebagai berikut. –
a= –
b=
(Muhidin, 2007: 188) 2. Menentukan korelasi Rumus yang digunakan untuk mencari besarnya korelasi menggunakan uji korelasi product moment adalah sebagai berikut.
rxy =
√
Keterangan: rxy : koefisien korelasi N : jumlah subyek X : skor soal yang dicari validitasnya Y : skor total (Muhidin, 2007:123)
51
3. Uji koefisien regresi Untuk menguji koefisien regresi digunakan uji Freg . Untuk menentukan nilai uji Freg dapat mengikuti langkah-langkah sebagai berikut. a. Menghitung jumlah kuadrat regresi ( JK reg(a ) )
( JK reg(a ) ) dengan rumus berikut.
=
b. Menghitung jumlah kuadrat regresi b/a ( JK reg(b / a ) ) dengan rumus berikut. ( JK reg (b / a ) )
= b (∑XY-
)
c. Menghitung jumlah kuadrat residu ( JK res ) dengan rumus berikut. ( JK res ) = ∑
-
( JK reg (b / a ) )
-
( JK reg(a ) )
d. Menghitung rata-rata jumlah kuadrat regresi b/a ( RJK reg(b / a ) ) dengan rumus berikut. ( RJK reg(b / a ) )
=
( JK reg (b / a ) )
e. Menghitung rata-rata jumlah residu ( RJK res ) dengan rumus berikut.
( RJK res ) =
( JK res )
f. Menghitung nilai varians ( Freg ) dengan rumus berikut. Freg =
( RJK reg(b / a ) )
( RJK res )
(Sugiyono, 2012:265) Setelah mendapatkan nilai Freg , selanjutnya yaitu menentukan nilai F tabel ( Ftab ) pada derajat kebebasan (dk) pembilang = 1 dan derajat kebebasan (db) penyebut = n-2. Setelah ditemukan kemudian dibandingkan nilai Freg dengan nilai
Ftab , dengan kriteria uji apabila nilai hitung Freg lebih besar atau sama dengan (≥) nilai
Ftab , maka H0 ditolak dan Ha diterima.
BAB V PENUTUP
5.1. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dari penelitian ini, maka dapat disimpulkan bahwa kelas belajar yang dilaksanakan pada kelompok tani di Kecamatan Puring masuk dalam kategori baik. Pelaksanaan kelas belajar sudah sesuai dengan kajian geografi pertanian yang meliputi tahap perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi pelaksanaan kelas belajar. Kondisi sosial yang meliputi pengetahuan dan ketrampilan petani meningkat setelah mengikuti kelas belajar pada kelompok tani di Kecamatan Puring Kabupeten kebumen. Kondisi ekonomi petani yang meliputi produksi dan pendapatan petani sangat meningkat setelah mengikuti kelas belajar pada kelompok tani di Kecamatan Puring Kabupaten Kebumen. Kelas belajar pada kelompok tani berperan terhadap kondisi sosial dan ekonomi petani di Kecamatan Puring Kabupaten Kebumen. 5.2. Saran Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukakan pada masing-masing kelompok tani, saran yang dapat peneliti sampaikan dalam penelitian ini yaitu kepada para anggota kelompok tani diharapkan bisa secara rutin mengikuti pelaksanaan kelas belajar karena kelas belajar merupakan wadah belajar mengajar bagi anggota kelompok tani, kepada ketua kelompok tani diharapkan bisa berusaha mengajak anggotanya untuk mengikuti kegiatan kelas belajar.
100
DAFTAR PUSTAKA Ahzar, Api. 2015. “Pembuatan Alat Ukur Evaluasi Penyuluhan Pertanian”. http://hartapplcng.blogspot.com/2015/01/pembuatan-alat-ukur-evaluasipenyuluhan-pertanian_1048.html diakses pada tanggal 01/03/2015 pukul 22.30. Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta. Atmadja, Jeff Mustopha. 1981. Pendidikan Ketrampilan Pertanian. Jakarta: CV Karya indah. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. 2015. Kalender Tanam Terpadu. Jakarta: Kementerian Pertanian. Badan Pengkajian Teknologi Pertanian Kalimantan Selatan. 2012. Pembinaan Kelompok Tani dan Gabungan Kelompok Tani. Kalimantan Selatan: Badan Penelitian Pertanian. Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian. 2013. Statistik Sumber Daya Pertanian dan Kelembagaan Pertanian. Jakarta: Kementerian Pertanian. Badan Pusat Statistika. 2014. Kabupaten Kebumen dalam Angka 2014. Kebumen: BPS Kabupaten Kebumen. _______ 2014. Kecamatan Puring dalam Angka 2014. Kebumen: BPS Kabupaten Kebumen. Gustiyana, H. 2004. Analisis Pendapatan Usahatani untuk Produk Pertanian. Jakarta: Salemba Empat. Herlambang, Tedi, dkk, 2001. Ekonomi Makro Teori, Analisis dan Kebijakan. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama. Monografi Desa Kabupaten Kebumen. 2014. Monografi Desa Krandegan Kecamatan Puring 2014. Kebumen: Pemerintah Kabupaten Kebumen. ________ 2014. Monografi Desa Tambak Mulyo Kecamatan Puring 2014. Kebumen : Pemerintah Kabupaten Kebumen. Mosher, A. T. 1985. Menggerakkan dan Membangun Pertanian. Jakarta: CV. Yasaguna
101
102
Mucien. 2011. Kedudukan Geografi di Tengah Ilmu yang Lain. Artikel. http://muchsinz.blogspot.com/2011/10/penentu-jenis-kelamin-bayi.html diakses tanggal 9/9/2015 pukul 16.30 WIB. Nugroho, Setyo Adhi. 2013. „Peran Kelompok Tani Sido Makmur Dalam Meningkatkan kesejahteraan Anggota Kelompok Tani Sido Makmur Desa Ngaringan Kabupaten Grobogan‟. Dalam Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota. Vol.3, (No. 3). Semarang: Fakultas Teknik UNDIP http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/pwk/article/view/5675/pdf_48 diakses pada 15 Januari 2015, pukul 00.58 WIB. Nursid, Sumaatmadja. 1988. Studi Geografi Suatu Pendekatan dan Analisa Keruangan. Alumni: Bandung Nuryati, Sri. 2011. „Peran Kelompok Tani Dalam Penerapan Teknologi Pertanian‟. Dalam Argo Ekonomi vol.29. no.2. Bogor: Pusat Sosial Ekonom http://www.pse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/FAE29-2d.pdf diakses pada 19 Februari 2015, pukul 19.46 WIB Pemerintah Kabupaten Kebumen. “Kebumen Beriman”. http://www.kebumenkab.go.id/index.php/public/page/index/23 diakses 14/01/2015 pukul 22:24 Peraturan Menteri Pertanian Nomor 82/Permentan/OT.140/8/2013 tentang Pedoman Pembinaan Kelompok Tani dan Gabungan Kelompok Tani. 2013. Jakarta: Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 1055. Poerwadarminta. 2002. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. Pradiana, Wida, dkk. 2007. „Pengembangan Agribisnis Padi Sawah Melalui Pemberdayaan Kelompok Tani‟. Dalam Jurnal Penyuluhan Pertanian Vol.2. No.2. Bogor: STTP Bogor. http://www.stppbogor.ac.id/download/al92.pdf diakses Tanggal 27 Februari 2015, pukul 20.29. Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian. 2014. Buletin Konsumsi Pangan. Jakarta: Kementerian Pertanian. Pusat Penyuluhan Pertanian. 2012. Kelompok Tani Sebagai Kelas Belajar. Jakarta: Balai Penyuluhan dan Pengembangan Pertanian. Rukka, Hermaya, dkk. 2008. „Peranan Kelompok Tani Paraikatte dalam Pemenuhan Kebutuhan Usahatani‟ Dalam Jurnal Agrisistem vol.4 no.2. Gowa: STTP Gowa. http://www.stppgowa.ac.id/informasi/download-
103
centre/file/133-peranan-kelompok-tani-paraikatte-dalam-pemenuhankebutuhan-usahatani diakses Tanggal 27 Februari 2015, pukul 16.15. Saadah, dkk. 2010. „Peranan Penyuluhan Pertanian Terhadap Pendapatan Petani Yang Menerapkan Sistem Tanam Jajar Legowo‟. Dalam Jurnal Agrisistem. Vol. 7, (No. 7). Makassar: Fakultas Pertanian Universitas Hasanudin. http://www.stppgowa.ac.id/DataDownloadCentrePap/datajurnal-agrisistem-stpp-gowa/4 diakses tanggal 15 Januari 2015, pukul 22.00 WIB. Saleh. 2014. Geografi Pertanian dan Permasalahan Pangan. Artikel. http://hadwinsaleh.blogspot.com/geografi-pertanian-dan-permasalahanpangan.html diakses Tanggal 10/9/2015 pukul 14.35 WIB. Setbakorluh Jawa Tengah. 2015. Katalog Kelompok Tani, Gabungan Kelompok Tani, dan Desa Usaha Tani. Jateng: Setbakorluh Setiana, Lucie. 2005. Teknik Penyuluhan dan Pemberdayaan Masyarakat. Bogor: Ghalia Indonesia. Sihombing, Ulima Hotmaida. 2010. „Peranan Kelompok Tani dalam Peningkatan Status Sosial Ekonomi Petani Padi Sawah (Studi Kasus: Desa Rumah PilPil, Kecamatan Sibolangit, Kabupaten Deli Serdang)‟. Skripsi. Medan: Departemen Agribisnis Fakultas Pertanian USU. http://repository.usu.ac.id/handle/123456789/16348 diakses pada tanggal 15 Januari 2015, pukul 00.27 WIB. Soekanto, Soerjono. 2007. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Soekartawi. 1988. Prinsip Dasar Komunikasi Pertanian. Jakarta: UI Press. Sugiyono. 2012. Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta. Suryantini, H. 2004. „Pemamfaatan Informasi Teknologi Pertanian Oleh Penyuluh Pertanian‟. Dalam Jurnal Perpustakaan Pertanian Volume 13, No.1. Tahun 2004. Wahana Komunitas Geografi. 2011. Hakekat dan Ruang Lingkup geografi Ekonomi. Artikel. http://geografi-geografi.blogspot.com/2011/03/hakekatdan-ruang-lingkup-geografi.html diakses Tanggal 9/9/2015 pukul 18.19 WIB. Wardiyatmoko. 2013. Geografi Untuk SMA/MA Kelas X. Jakarta: Penerbit Erlangga.
LAMPIRAN
104
Lampiran 1. Instrumen Penelitian INSTRUMEN PENELITIAN
Kepada Yth Bapak/Ibu warga di Desa Krandegan dan Desa Tambak Mulyo Kecamatan Puring
Dengan hormat, Saya Danang Sarjono mahasiswa Universitas Negeri Semarang Program Studi Pendidikan Geografi, bermaksud mengadakan penelitian yang berkaitan dengan skripsi yang saya ajukan ke Jurusan Geografi Fakultas Ilmu Sosial yang berjudul “Peranan Kelas Belajar Pada Kelompok Tani dalam Upaya Peningkatan Kondisi Sosial dan Ekonomi Petani di Kecamatan Puring Tahun 2015”. Berkaitan dengan hal tersebut, saya mengharapkan kesediaan Bapak/Ibu ikut berpartisipasi menjawab pertanyaan yang saya tanyakan sesuai dengan keadaan sebenarnya. Survei ini bukan tes sehingga tidak ada jawaban yang salah. Bapak/Ibu diharapkan menjawab seluruh pertanyaan dalam pedoman wawancara ini agar hasilnya dapat diolah dan dianalisis. Hasil wawancara ini tidak akan disampaikan dalam bentuk yang dapat mengidentifikasikan identitas responden. Kerahasiaan data Bapak/Ibu secara individual dijamin penuh sesuia undang-undang statistik yang berlaku di Indonesia. Demikian surat pengantar ini saya buat, atas partisipasi Bapak/Ibu saya ucapkan terimakasih. Semarang, April 2015 Hormat Saya,
Danang Sarjono NIM. 3201411075
105
PEDOMAN WAWANCARA PERANAN KELAS BELAJAR PADA KELOMPOK TANI DALAM UPAYA PENINGKATAN KONDISI SOSIAL DAN EKONOMI PETANI DI KECAMATAN PURING KABUPATEN KEBUMEN TAHUN 2015 Untuk Anggota Kelompok Tani a. Identitas Diri 1. Nama : 2. Jenis kelamin : 3. Nama kelompok tani : 4. Jabatan di kelompok tani : 5. Usia : 6. Pekerjaan a. Pekerjaan di sektor pertanian : b. Pekerjaan di luar sektor pertanian: 7. Alamat rumah : 8. Pendidikan terakhir : 9. Lama menjadi anggota : b. Pertanyaan
Tahun
Variabel Kelas Belajar
Pertanyaan No Perencanaan Kelas Belajar 1 Bagaimana perencanaan yang dilakukan untuk materi kelas belajar?
2 Bagaimana perencanaan yang dilakukan untuk tempat kelas belajar?
3 Berapa frekuensi pelaksanaan kelas belajar? Pelaksanaan Kelas Belajar 4 Berapa peserta yang hadir pada saat pelaksanaan kelas belajar? 5 Apakah ada fasilitator dalam kelas belajar? Dan bagaimana penyampaian materinya?
Jawaban Disusun berdasarkan kebutuhan petani Disusun tidak berdasarkan kebutuhan petani Tidak ada perencanaan materi Direncanakan dan disesuaikan dengan materi kelas belajar Direncanakan, tetapi tidak disesuaikan dengan materi kelas belajar Tidak direncanakan Dua kali dalam satu bulan/selapan Satu kali dalam satu bulan/selapan Satu kali lebih dari satu bulan/selapan > 75% anggota hadir 50% - 75% anggota hadir < 50% anggota hadir Ada, menyampaikan materi sesuai perencanaan materi belajar yang telah dibuat Ada, tidak menyampaikan materi sesuai perencanaan materi belajar yang telah dibuat Tidak ada fasilitator
Skor
106
Ada, Lengkap 6 Apakah ada materi yang disampaikan Ada, 4-8 unsur pada saat kelas belajar? Dan berapa Ada, 1-3 unsur materi yang disampaikan? 7 Apakah PPL menggunakan metode pada Menggunakan metode, petani mampu saat pelaksanaan kelas belajar? Dan dengan jelas memahami materi yang bagaimana hasil dari pengunaan metode disampaikan tersebut? Menggunakan metode, petani tidak mampu dengan jelas memahami materi yang disampaikan Tidak menggunakan metode 8 Apakah PPL menggunakan media pada Menggunakan media, pesan/informasi saat pelaksanaan kelas belajar? Dan yang disampaikan diterima oleh petani bagaimana hasil dari penggunaan media Menggunakan media, pesan/informasi tersebut? yang disampaikan tidak diterima oleh petani Tidak menggunakan media 9 Apakah PPL menggunakan pendekatan PPL menggunakan pendekatan, petani pada saat pelaksanaan kelas belajar? Dan dimudahkan apabila ingin bertanya lebih bagaimana hasil dari pendekatan lanjut seputar materi yang belum tersebut? dimengerti PPL menggunakan pendekatan, petani tidak dimudahkan apabila ingin bertanya lebih lanjut seputar materi yang belum dimengerti PPL tidak menggunakan pendekatan Tidak ada kendala 10 Apakah ada kendala pada saat Ada kendala, namun bisa teratasi pelaksanaan kelas belajar? Ada kendala dan tidak bisa teratasi Evaluasi Kelas Belajar Dilakukan evaluasi dan ditindaklanjuti 11 Apakah dilakukan evaluasi setelah Dilakukan evaluasi, namun tidak pelaksanaan kelas belajar? ditindaklanjuti Tidak dilakukan evaluasi
107
Daftar pertanyaan terbuka variabel kelas belajar Perencanaan kelas belajar 1. Jika rencana materi disusun, maka bagaimana proses penyusunan materi tersebut? Jawab .................................................................................................................. ............................................................................................................................. 2. Jika tempat kelas belajar direncanakan, dimana biasanya kelas belajar dilaksanakan? Jawab .................................................................................................................. ............................................................................................................................. 3. Jika frekuensi kelas belajar satu kali lebih dari satu bulan, mengapa hal tersebut bisa terjadi? Jawab .................................................................................................................. ............................................................................................................................. Pelaksanaan kelas belajar 4. Jika peserta < 50%, maka faktor apa yang menyebabkan kehadiran peserta kurang dari 50%? Jawab .................................................................................................................. ............................................................................................................................. 5. Apakah fasilitator tersebut ditemani oleh orang lain atau hanya sendiri? Jawab .................................................................................................................. ............................................................................................................................. 6. Apakah materi yang disampaikan oleh PPL mudah dipahami? Jawab .................................................................................................................. ............................................................................................................................. 7. Jika menggunakan metode, maka metode apa yang digunakan PPL dalam menyampaikan materi pada kelas belajar? Jawab .................................................................................................................. ............................................................................................................................. 8. Jika menggunakan media, media apa yang biasanya digunakan dalam kelas belajar dan bagaimana cara penggunaannya? Jawab .................................................................................................................. ............................................................................................................................. 9. Jika PPL menggunakan pendekatan, pendekatan apa yang digunakan oleh PPL dalam kegiatan kelas belajar? Jawab .................................................................................................................. ............................................................................................................................. 10. Jika terdapat kendala, kendala apakah yang Bapak/Ibu ketahui dan bagaimana cara mengatasinya? Jawab .................................................................................................................. ............................................................................................................................. Evaluasi kelas belajar 11. Jika dilakukan evaluasi, seperti apa evaluasi tersebut dan berapa kali evaluasi hasil belajar dilaksanakan dalam satu bulan? Jawab .................................................................................................................. .............................................................................................................................
PEDOMAN WAWANCARA PERANAN KELAS BELAJAR PADA KELOMPOK TANI DALAM UPAYA PENINGKATAN KONDISI SOSIAL DAN EKONOMI PETANI DI KECAMATAN PURING KABUPATEN KEBUMEN TAHUN 2015 Untuk Anggota kelompok Tani Identitas Diri a. Nama
:
b. Jenis Kelamin
:
c. Usia
:
d. Nama kelompok tani
:
e. Jabatan di kelompok tani
:
Tahun
f. Pekerjaan 1. Pekerjaan di sektor pertanian
:
2. Pekerjaan di luar sektor pertanian: g. Jumlah tanggungan keluarga
:
h. Alamat Rumah
:
i. Pendidikan terakhir
:
j. Lama menjadi anggota
:
Orang
108
Variabel pengetahuan petani Pengetahuan teknik produksi pertanian No
1
2
3
Pertanyaan
Jawaban
Berta mbah
Tidak Berta mbah
Pengetahuan Bapak/Ibu mengenai pengairan sawah setelah mengikuti kegiatan kelas belajar a. Sebelum mengikuti kelas belajar cara apa saja yang Bapak/Ibu ketahui untuk mengairi sawah? b. Setelah mengikuti kelas belajar cara apa saja yang Bapak/Ibu ketahui untuk mengairi sawah? Pengetahuan Bapak/Ibu mengenai cara pembibitan setelah mengikuti kelas belajar a. Sebelum mengikuti kelas belajar cara apakah yang digunakan untuk pembibitan benih padi? b. Setelah mengikuti kelas belajar cara apakah yang digunakan untuk pembibitan benih padi? Pengetahuan Bapak/Ibu mengenai penggunaan bibit setelah mengikuti kelas belajar a. Umur berapakah bibit padi yang siap Bapak/Ibu gunakan untuk di tanam sebelum mengikuti kelas belajar? b. Adakah perbedaan penggunaan bibit yang siap tanam setelah mengikuti kelas belajar?
109
4
Pengetahuan Bapak/Ibu mengenai jenis-jenis pupuk yang digunakan untuk tanaman padi setelah Bapak/Ibu mengikuti kelas belajar a. Sebelum mengikuti kelas belajar jenis pupuk apa saja yang Bapak/Ibu ketahui untuk tanaman padi? b. Selain jenis pupuk yang sudah disebutkan adakah jenis pupuk lain yang Bapak/Ibu ketahui setelah mengikuti kelas belajar? 5 Pengetahuan Bapak/Ibu menegenai cara pencegahan serta pemberantasan hama setelah Bapak/Ibu mengikuti kelas belajar a. Cara apa saja yang Bapak/Ibu ketahui untuk mencegah dan memberantas hama sebelum mengikuti kelas belajar? b. Adakah cara lain yang Bapak/Ibu ketahui setelah Bapak/Ibu mengikuti kelas belajar? Pengetahuan peralatan pertanian 6 Pengetahuan Bapak/Ibu mengenai peralatan pertanian berupa jenis alat pengolah tanah setelah Bapak/Ibu mengikuti kelas belajar a. Alat apa saja yang Bapak/Ibu ketahui untuk mengolah tanah sebelum mengikuti kelas belajar? b. Setelah mengikuti kelas belajar adakah alat pengolah tanah yang Bapak/Ibu ketahui?
110
7
Pengetahuan Bapak/Ibu mengenai peralatan pertanian berupa alat pemberantas hama setelah Bapak/Ibu mengikuti kelas belajar a. Alat apa saja yang Bapak/Ibu gunakan untuk mencegah dan memberantas hama sebelum mengikuti kelas belajar? b. Adakah alat lain yang Bapak/Ibu gunakan setelah Bapak/Ibu mengikuti kelas belajar? 8 Pengetahuan Bapak/Ibu mengenai peralatan panen setelah mengikuti kelas belajar a. Alat panen apa saja yang Bapak/Ibu ketahui sebelum mengikuti kelas belajar? b. Setelah mengikuti kelas belajar adakah alat panen yang Bapak/Ibu ketahui? Pengetahuan teknologi hasil pertanian 9 Pengetahuan Bapak/Ibu mengenai cara pemenenan setelah Bapak/Ibu mengikuti kelas belajar a. Sebelum mengikuti kelas belajar cara apa saja yang Bapak/Ibu ketahui untuk memanen? b. Adakah cara lain yang Bapak/Ibu ketahui setelah Bapak/Ibu mengikuti kelas belajar? 10 Pengetahuan Bapak/Ibu mengenai cara penjemuran hasil pertanian setelah Bapak/Ibu mengikuti kelas belajar a. Sebelum mengikuti kelas belajar cara apa saja yang
111
Bapak/Ibu ketahui untuk menjemur hasil pertanian? b. Adakah cara lain yang Bapak/Ibu ketahui setelah Bapak/Ibu mengikuti kelas belajar? 11
Pengetahuan Bapak/Ibu menegenai cara penyimpanan hasil pertanian setelah Bapak/Ibu mengikuti kelas belajar a. Sebelum mengikuti kelas belajar cara apa saja yang Bapak/Ibu ketahui untuk menyimpan hasil pertanian? b. Adakah cara lain yang Bapak/Ibu ketahui setelah Bapak/Ibu mengikuti kelas belajar?
Pengetahuan pemasaran hasil pertanian 12 Bagaimanakah pengetahun Bapak/Ibu mengenai pemasaran hasil pertanian setelah Bapak/Ibu mengikuti kelas belajar? a. Sebelum mengikuti kelas belajar kemanakah Bapak/Ibu menjual hasil pertanian? b. Setelah mengikuti kelas belajar adakah tempat pemasaran lain yang Bapak/Ibu ketahui? Variabel ketrampilan petani Ketrampilan menggunakan alat pertanian 13 Ketrampilan Bapak/Ibu dalam menggunakan alat-alat pengolah tanah setelah Bapak/Ibu mengikuti kelas belajar a. Alat apa yang Bapak/Ibu gunakan untuk mengolah tanah sebelum dan sesudah mengikuti kelas belajar? b. Berapa waktu yang diperlukan untuk mengolah tanah yang Bapak/Ibu miliki dengan menggunakan alat yang
112
sekarang? c. Pada saat awal menggunakan alat ini berapa waktu yang diperlukan untuk mengolah tanah? 14
15
Ketrampilan Bapak/Ibu dalam menggunakan alat-alat pemberantas hama setelah Bapak/Ibu mengikuti kelas belajar a. Alat apa yang Bapak/Ibu gunakan untuk memberantas hama sebelum dan sesudah mengikuti kelas belajar? b. Berapa lama waktu yang diperlukan untuk memberantas hama di sawah yang Bapak/Ibu miliki dengan menggunakan alat yang sekarang? c. Pada saat awal penggunakan alat ini berapa waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan sawah yang Bapak/Ibu miliki? Ketrampilan Bapak/Ibu dalam menggunakan alat-alat untuk pemanenan setelah mengikuti kelas belajar a. Alat apa yang Bapak/Ibu gunakan untuk memanen hasil pertanian sebelum dan sesudah mengikuti kelas belajar? b. Berapa lama waktu yang diperlukan untuk memanen di sawah yang Bapak/Ibu miliki dengan menggunakan alat yang sekarang? c. Pada saat awal menggunakan alat ini berapa waktu yang diperlukan untuk memanen hasil di sawah yang Bapak/Ibu miliki?
113
Ketrampilan melakukan panca usaha tani 16 Ketrampilan Bapak/Ibu dalam melaksanakan kegiatan pengairan setelah Bapak/Ibu mengikuti kelas belajar a. Sebelum mengikuti kelas belajar bagaimana cara bapak/Ibu untuk mengairi sawah? b. Setelah mengikuti kelas belajar bagaimana cara Bapak/Ibu untuk mengairi sawah? 17 Ketrampilan Bapak/Ibu dalam penggunaan bibit setelah mengikuti kelas belajar? a. Sebelum mengikuti kelas belajar bagaimana cara Bapak/Ibu dalam menggunakan bibit pada saat penanaman? b. Setelah mengikuti kelas belajar bagaimana cara Bapak/Ibu dalam menggunakan bibit pada saat penanaman? 18 Ketrampilan Bapak/Ibu dalam pemilihan bibit setelah mengikuti kelas belajar? a. Sebelum mengikuti kelas belajar bagaimana cara Bapak/Ibu memilih bibit yang baik dan siap tanam? b. Sebelum mengikuti kelas belajar bagaimana cara Bapak/Ibu memilih bibit yang baik dan siap tanam? 19 Ketrampilan Bapak/Ibu dalam penggunaan pupuk setelah Bapak/Ibu mengikuti kelas belajar? a. Sebelum mengikuti kelas belajar bagaimana cara Bapak/Ibu dalam menggunakan pupuk untuk tanaman
114
padi? b. Setelah mengikuti kelas belajar bagaimana cara Bapak/Ibu dalam menggunakan pupuk untuk tanaman padi? 20 Ketrampilan Bapak/Ibu dalam melaksanakan pemberantasan hama setelah Bapak/Ibu mengikuti kelas belajar a. Sebelum mengikuti kelas belajar bagaimana cara Bapak/Ibu dalam memberantas hama tanaman padi? b. Setelah mengikuti kelas belajar bagaimana cara Bapak/Ibu dalam memberantas hama tanaman padi? 21 Ketrampilan Bapak/Ibu dalam mengolah tanah setelah Bapak/Ibu mengikuti kelas belajar a. Sebelum mengikuti kelas belajar bagaimana cara Bapak/Ibu dalam mengolah tanah? b. Setelah mengikuti kelas belajar bagaimana cara Bapak/Ibu dalam mengolah tanah? Ketrampilan melakukan kegiatan usaha tani 22 Ketrampilan Bapak/Ibu dalam melaksanakan kegiatan usaha tani di sawah setelah Bapak/Ibu mengikuti kelas belajar a. Apakah Bapak/Ibu melaksanakan kegiatan usaha tani
115
di sawah? b. Bagaimana ketrampilan Bapak/Ibu dalam melaksanakan kegiatan usaha tani di sawah sebelum dan sesudah mengikuti kelas belajar? 23
Ketrampilan Bapak/Ibu dalam melaksanakan kegiatan usaha tani di tegalan setelah Bapak/Ibu mengikuti kelas belajar a. Apakah Bapak/Ibu melaksanakan kegiatan usaha tani di tegalan? b. Bagaimana ketrampilan Bapak/Ibu dalam melaksanakan kegiatan usaha tani di tegalan sebelum dan sesudah mengikuti kelas belajar?
24
Ketrampilan Bapak/Ibu dalam melaksanakan kegiatan usaha tani di pekarangan setelah Bapak/Ibu mengikuti kelas belajar a. Apakah Bapak/Ibu melaksanakan kegiatan usaha tani di pekarangan? b. Bagaimana ketrampilan Bapak/Ibu dalam melaksanakan kegiatan usaha tani di pekarangan sebelum dan sesudah mengikuti kelas belajar? Ketrampilan melakukan pemanenan hasil pertanian 25 Ketrampilan Bapak/Ibu dalam pemanenan hasil pertanian setelah Bapak/Ibu mengikuti kelas belajar a. Bagaimana cara Bapak/Ibu dalam memanen sebelum
116
dan sesudah mengikuti kelas belajar? b. Berapa lama waktu yang ditempuh untuk memanen padi di sawah yang dimiliki Bapak/Ibu sebelum dan sesudah mengikuti kelas belajar? Ketrampilan melakukan pengelolaan hasil pertanian 26 Ketrampilan Bapak/Ibu dalam pengelolaan hasil pertanian setelah Bapak/Ibu mengikuti kelas belajar a. Bagaimana cara Bapak/Ibu dalam mengelola hasil pertanian sebelum mengikuti kelas belajar? b. Bagaimana cara Bapak/Ibu dalam mengelola hasil pertanian setelah mengikuti kelas belajar? Ketrampilan mengawetkan hasil pertanian 27 Ketrampilan Bapak/Ibu dalam mengawetkan hasil pertanian setelah mengikuti kelas belajar a. Bagaimana cara Bapak/Ibu dalam mengawetkan hasil pertanian sebelum mengikuti kelas belajar? b. Bagaimana cara Bapak/Ibu dalam mengawetkan hasil pertanian setelah mengikuti kelas belajar? Ketrampilan mengolah tanah pasca panen 28 Ketrampilan Bapak/Ibu dalam mengolah lahan pertanian pasca panen setelah Bapak/Ibu mengikuti kelas belajar a. Sebelum mengikuti kelas belajar bagaimana cara Bapak/Ibu mengolah lahan pasca panen? b. Setelah mengikuti kelas belajar bagaimana cara Bapak/Ibu mengolah lahan pasca panen?
117
No
Pertanyaan
Jawaban
Menin Tidak gkat Menin gkat
Variabel produksi petani Produksi dalam satu kali tanam 29 Produksi padi dalam satu kali tanam setelah Bapak/Ibu mengikuti kelas belajar a. Berapa produksi padi dalam satu kali tanam sebelum mengikuti kelas belajar? b. Berapa produksi padi dalam satu kali tanam setelah mengikuti kelas belajar? Produksi dalam satu tahun 30 Produksi padi dalam satu tahun setelah Bapak/Ibu mengikuti kelas belajar a. Berapa produksi padi dalam satu tahun sebelum mengikuti kelas belajar? b. Berapa produksi padi dalam satu tahun setelah mengikuti kelas belajar? Variabel pendapatan petani Pendapatan kotor petani
118
31
Pendapatan kotor Bapak/Ibu setelah mengikuti kelas belajar a. Berapa pendapatan kotor Bapak/Ibu sebelum mengikuti kelas belajar? b. Berapa pendapatan kotor Bapak/Ibu setelah mengikuti kelas belajar? Pendapatan bersih petani 32 Bagaimana pendapatan bersih Bapak/Ibu setelah mengikuti kelas belajar? a. Berapa pendapatan bersih Bapak/Ibu sebelum mengikuti kelas belajar? b. Berapa pendapatan bersih Bapak/Ibu setelah mengikuti kelas belajar?
119
120
PEDOMAN WAWANCARA PERANAN KELAS BELAJAR PADA KELOMPOK TANI DALAM UPAYA PENINGKATAN KONDISI SOSIAL DAN EKONOMI PETANI DI KECAMATAN PURING KABUPATEN KEBUMEN TAHUN 2015 Untuk Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) Desa Krandegan dan Desa Tambak Mulyo a. Identitas Diri 1. Nama : 2. Jenis kelamin : 3. Usia : 4. Pekerjaan a. Pekerjaan di sektor pertanian : b. Pekerjaan di luar sektor pertanian : 5. Alamat rumah : 6. Pendidikan terakhir : 7. Lama menjadi penyuluh : b. Pertanyaan
Tahun
Perencanaan kelas belajar 1. Jika rencana materi disusun, maka bagaimana proses penyusunan materi tersebut? Jawab .................................................................................................................. ............................................................................................................................. 2. Jika tempat kelas belajar direncanakan, dimana biasanya kelas belajar dilaksanakan? Jawab .................................................................................................................. ............................................................................................................................. 3. Jika frekuensi kelas belajar satu kali lebih dari satu bulan, mengapa hal tersebut bisa terjadi? Jawab .................................................................................................................. ............................................................................................................................. Pelaksanaan kelas belajar 4. Jika peserta < 50%, maka faktor apa yang menyebabkan kehadiran peserta kurang dari 50%? Jawab .................................................................................................................. ............................................................................................................................. 5. Apakah Bapak/Ibu ditemani oleh orang lain atau hanya sendiri? Jawab .................................................................................................................. ............................................................................................................................. 6. Apakah materi yang Bapak/Ibu sampaikan mudah dipahami oleh petani? Jawab .................................................................................................................. ............................................................................................................................. 7. Jika menggunakan metode, maka metode apa yang Bapak/Ibu gunakan dalam menyampaikan materi pada kelas belajar? Jawab ..................................................................................................................
121
............................................................................................................................. 8. Jika menggunakan media, media apa yang biasanya digunakan dalam kelas belajar dan bagaimana cara penggunaannya? Jawab .................................................................................................................. ............................................................................................................................. 9. Jika PPL menggunakan pendekatan, pendekatan apa yang digunakan Bapak/Ibu dalam kegiatan kelas belajar? Jawab .................................................................................................................. ............................................................................................................................. 10. Jika terdapat kendala, kendala apakah yang Bapak/Ibu ketahui dan bagaimana cara mengatasinya? Jawab .................................................................................................................. ............................................................................................................................. Evaluasi kelas belajar 11. Jika dilakukan evaluasi, seperti apa evaluasi tersebut dan berapa kali evaluasi hasil belajar dilaksanakan dalam satu bulan? Jawab ..................................................................................................................
122
PEDOMAN DOKUMENTASI UNTUK PENELITI 1. Melalui Arsip Tertulis a. Visi dan Misi serta struktur kepengurusan Kelompok Tani Sido Dadi dan Kelompok Tani Sido Subur Desa Krandegan serta Kelompok Tani Ngudi Mulyo dan Kelompok Tani Margo Mulyo Desa Tambak Mulyo. b. Arsip data anggota Kelompok Tani Sido Dadi dan Kelompok Tani Sido Subur Desa Krandegan serta Kelompok Tani Ngudi Mulyo dan Kelompok Tani Margo Mulyo Desa Tambak Mulyo. c. Arsip inventaris Kelompok Tani Sido Dadi dan
Kelompok Tani Sido
Subur Desa Krandegan serta Kelompok Tani Ngudi Mulyo dan Kelompok Tani Margo Mulyo Desa Tambak Mulyo. d. Arsip rencana kegiatan kelas belajar yang berisi waktu, materi, fasilitator, peserta, sarana dan tempat pada Kelompok Tani Sido Dadi dan Kelompok Tani Sido Subur Desa Krandegan serta Kelompok Tani Ngudi Mulyo dan Kelompok Tani Margo Mulyo Desa Tambak Mulyo. e. Arsip
laporan
pelaksanaan
pembelajaran
dan
penerapan
oleh
anggota/manfaat pembelajaran untuk anggota Kelompok Tani Sido Dadi dan Kelompok Tani Sido Subur Desa Krandegan serta Kelompok Tani Ngudi Mulyo dan Kelompok Tani Margo Mulyo Desa Tambak Mulyo. 2. Foto a. Tempat pelaksanaan kelas belajar Kelompok Tani Sido Dadi dan Kelompok Tani Sido Subur Desa Krandegan serta Kelompok Tani Ngudi Mulyo dan Kelompok Tani Margo Mulyo Desa Tambak Mulyo. b. Fasilitas kelas belajar yang dimiliki Kelompok Tani Sido Dadi dan Kelompok Tani Sido Subur Desa Krandegan serta Kelompok Tani Ngudi Mulyo dan Kelompok Tani Margo Mulyo Desa Tambak Mulyo. c. Laporan pelaksanaan/notulen kelas belajar pada Kelompok Tani Sido Dadi dan Kelompok Tani Sido Subur Desa Krandegan serta Kelompok Tani Ngudi Mulyo dan Kelompok Tani Margo Mulyo Desa Tambak Mulyo.
123
PEDOMAN OBSERVASI UNTUK PENELITI Pelaksanaan kelas belajar Kelompok Tani Sido Dadi dan Sido Subur Desa Krandegan serta Kelompok Tani Ngudi Mulyo dan Kelompok Tani Margo Mulyo Desa Tambak Mulyo Hari......... Tanggal................... Variabel pelaksanaan kelas belajar No
Hal
1
Tempat kelas belajar
2
Metode pembelajaran
3
Media pembelajaran
4
Materi pembelajaran
5
Penyuluh pertanian
6
Peserta kelas belajar
7
Penggalian masalah
8
Diskusi petani dengan petani
9
Diskusi petani dengan penyuluh
10
Pertanyaan yang di ajukan petani
11
Pemecahan masalah
12
Evaluasi pelaksanaan kegiatan
Check list ()
Deskripsi
Lampiran 2. Basis Data Kondisi Sosial dan Ekonomi Petani No. Responden : R.08 No. soal 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
Jawaban Sebelum mengikuti kelas belajar
Setelah mengikuti kelas belajar
Mengairi sawah menggunakan aliran sungai mas sama air Kalau sekarang dengan sistem irigasi dan menggunakan hujan dam atau bendungan disebar di lahan atau leleran sawah, dan di semai Disebar di lahan atau leleran sawah dan di semai Kalau sudah tua dan berwarna hijau tua. Ada 18- 21 hari alasannya malah lebih baik bibit yang tidak terlalu tua supaya cepat nglilir. Urea, ponska Za, npk,sp-36, organik Untuk hama selain tikus ya di semprot, kalau tukus di ada, untuk tikus di asapi dan yang sedang tren gropyok menggunakan burung hantu mas cangkul Traktor Tangki semprot Alat pengasapan Dulu ya ani-ani, arit dan gepyok Ada tresher onthel, tresher mesin, kombe Ya dengan cara di ani-ani kemudian di arit dan digepyok Ada, masih pake arit cuma mesinnya beda dulu digepyok sekarang pake tresher Di jemur di bawah sinar matahari Di jemur di bawah sinar matahari Di masukkan ke karung, di taruh di gudang Tidak ada Ke pengepul atau tengkulak mas Tidak ada Menggunakan cangkul membutuhkan waktu lebih dari satu Menggunakan traktor, untuk 100 ubin 3 jam selesai, pada hari mas untuk 100 ubinnya. saat awal penggunaan ya bisa 4 jam untuk 100 ubin
Berta mbah
Tidak Berta mbah
124
14
15 16 17 18 19
20
21
22
23 24
Menggunakan tangki semprot mas, untuk 100 ubin bisa Masih menggunakan tangki semprot namun waktu membutuhkan waktu 1 jam mas yang dibutuhkan lebih singkat yaitu sekitar 30 menit untuk menyemprot 100 ubin Menggunakan arit dan gepyokan menggunakan arit dan mesin tresher, untuk 100 ubin di arit sekitar 3 jam dan di mesin sekitar 1 jam Mengalirkan air langsung dari aliran sungai, dengan cara Gotong royong di jadwal penggunaan aliran irigasi membuka pematang-pematang sawah. dari dam Saya menggunakan bibit yang tua kebih dari 25 hari Penggunaan bibit dengan umur 20-25 hari dengan satu supaya kuat dan tidak dimakan keong lubang di isi 2 bibit dengan sistem jejar legowo Yang saya pilih bibit yang sudah tua warnanya hijau tua Kalau sekarang saya memilih bibit yang masih muda dengan unur sekitar 20-25 hari Di sebar namun komposisi antara urea dan ponska Tetap disebar menggunakan tangan, namun komposisi hanya perkiraan saja ikut arahan PPL dengan di tambah penggunaan pupuk organik Untuk hama selain tikus saya pake semprotan mas, Untuk hama selain tikus menggunakan obat pembasmi untuk hama tikus biasanya di gropyok bersama warga hama dengan cara di semprotkan, untuk hama tikus di yang lain asapi Di olah menggunakan cangkul mas dengan cara Tetap menggunakan cangkul mas, karena belum lihai membalik permukaan tanah bekas panen dengan menggunakan traktor permukaan tanah bagian bawah Saya melaksanakan kegiatan pertanian di sawah atas Setelah mengikuti kelas belajar banyak ketrampilan dasar pengalaman dan ajaran dari orang tua saya baru yang saya dapatkan seperti penggunaan alat-alat pertanian berupa tresher, dll Tidak melaksanakan Tidak melaksanakan Tidak melaksanakan Tidak melaksanakan
125
25
26
27 28
29 30 31
32
Dulu saya menggunakan ani-ani kemudian digepyok, lalu Tetap menggunakan arit namun tidak digepyok menggunakan ari lalu di gepyok dan membutuhkan waktu melainkan menggunakan treser onthel dan sekarang seharian untuk memanen padi 100 ubin menggunakan yang mesin, membutuhkan waktu kira-kira 3 jam untuk memanen padi 100 ubin Dikelola setelah panen dijemur di bawah sinar matahari Masih tetap sama seperti sebelum mengikuti kelas belajar setelah kering di masukkan ke dalam karung lalu di simpan di gudang Supaya awet dulu hasil panen saya jemur sampai kering Masih sama caranya seperti sebelum mengikuti kelas belajar Cara saya mengolah lahan pasca panen itu lahan yang Kalau sekarang lahan yang masih ada airnya langsung di masih ada airnya di cangkul namun apabila sawah pasca traktor untuk persiapan tanam selanjutnya, namun panen tidak ada airnya biasanya disiapkan untuk tanaman apabila tidak ada airnya biasanya di siapkan untuk palawija palawija Dulu dengan cara tanam yang saya dapatkan dari orang tua untuk 100 ubin keluar maksimal 8 kwintal Kalau di rata-rata hasil panen musim penghujan dan kemarau dalam satu tahun kurang lebih 1 ton setengah mas untuk 100 ubin Harga padi 1 kwintal 400 ribu x 8 kwintal hasilnya 3.200.000 untuk sekali tanam dalam 100 ubin
Sekarang dengan sistem penggarapan yang baik itu bisa mencapai 1 ton untuk 100 ubin dalam satu kali tanam Kalau sekarang itu bisa mencapai 1 ton 8 kwintal atau bisa mencapai 2 ton dalam satu tahun untuk 100 ubin
Kalau setelah mengikuti kelas belajar hasile 10 kwintal dengan harga 1 kwintal 400 ribu maka diperoleh 4.000.000 dalam 100 ubin Tinggal dikurangi aja mas. Pendapatan kotor 100 ubin Kalau sekarang saya bisa mendapatkan pendapatan 3.200.000 dikurangi total biaya produksi sebesar bersih sebesar 3.700.000 untuk 100 ubin. 300.000 untuk penggarapan padi 100 ubin menjadi 2.900.000
126
No. Responden : S.04 No
Jawaban Sebelum mengikuti kelas belajar
1
2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
Setelah mengikuti kelas belajar
Mengairi sawah menggunakan air yang disedot dengan Masih sam acara yang digunakan sebelum mengikuti mesin disel kelas belajar karena sumber air disini susah di jadikan irigasi mas disebar di lahan atau leleran sawah, dan di semai Disebar di lahan atau leleran sawah dan di semai Lebih dari 25 hari mas supaya tua dulu. Ada, yaitu sekitar 20-25 hari alasannya malah lebih baik bibit yang tidak terlalu tua supaya cepat nglilir. Urea atau mes mas Ponska, organik, NPK Untuk hama selain tikus ya di semprot, kalau tikus di ada, untuk tikus di asapi dan yang sedang tren gropyok menggunakan burung hantu mas cangkul Traktor Tangki semprot Alat smoker mas Dulu ya arit dan gepyok Ada, menggunakan gleser onthel, tresher onthel Ya dengan cara di arit terlebih dahulu baru kemudian Ada, masih pake arit cuma mesinnya beda dulu digepyok digepyok sekarang pake tresher onthel Di jemur di bawah sinar matahari Di jemur di bawah sinar matahari Di masukkan ke karung, di taruh di gudang Tidak ada Ke pengepul atau tengkulak mas Tidak ada Menggunakan cangkul membutuhkan waktu lebih dari Menggunakan traktor, untuk 100 ubin 4 jam selesai, satu hari mas untuk 100 ubinnya. pada saat awal penggunaan ya bisa 5 jam untuk 100 ubin
Berta mbah
Tidak Berta mbah
127
14
15 16 17 18 19
20
21
22
23 24
Menggunakan tangki semprot mas, untuk 100 ubin bisa Masih menggunakan tangki semprot namun waktu membutuhkan waktu 1 jam mas yang dibutuhkan lebih singkat yaitu sekitar kurang lebih 30 menit untuk menyemprot 100 ubin Menggunakan arit dan gepyokan menggunakan arit dan mesin tresher, untuk 100 ubin di arit sekitar 3 jam dan di mesin sekitar 1 jam Mengalirkan air langsung dari aliran sungai, dengan cara Paling-paling yang bisa dilakukan sekarang pengaturan menyedot dengan mesin disel pengaliran air untuk tiap-tiap petani Saya menggunakan bibit yang tua kebih dari 25 hari Penggunaan bibit dengan umur 20-25 hari dengan satu supaya kuat dan tidak dimakan keong lubang di isi 2 bibit dengan sistem jejar legowo Yang saya pilih bibit yang sudah tua warnanya hijau tua Kalau sekarang saya memilih bibit yang masih muda dengan unur sekitar 20-25 hari Di sebar namun komposisi antara urea dan ponska Tetap disebar menggunakan tangan, namun komposisi hanya perkiraan saja ikut arahan PPL dengan di tambah penggunaan pupuk organik Untuk hama selain tikus saya pake semprotan mas, Untuk hama selain tikus menggunakan obat pembasmi untuk hama tikus biasanya di gropyok bersama warga hama dengan cara di semprotkan, untuk hama tikus di yang lain asapi Di olah menggunakan cangkul mas dengan cara Kalau sekarang menggunakan traktor yang pertama membalik permukaan tanah bekas panen dengan tanah di balik dulu dengan garu, kemudian di buat permukaan tanah bagian bawah leleran. Saya melaksanakan kegiatan pertanian di sawah atas Setelah mengikuti kelas belajar banyak ketrampilan dasar pengalaman dan ajaran dari orang tua saya baru yang saya dapatkan seperti penggunaan alat-alat pertanian traktor, tresher, dll Tidak melaksanakan Tidak melaksanakan Tidak melaksanakan Tidak melaksanakan
128
25
26 27 28
29
30 31 32
Dulu saya menggunakan arit kemudian digepyok dan Tetap menggunakan arit namun tidak digepyok membutuhkan waktu seharian untuk memanen padi 100 melainkan menggunakan treser onthel dan sekarang ubin menggunakan yang mesin, membutuhkan waktu kira-kira 3 jam untuk memanen padi 100 ubin Dikelola setelah panen dijemur di bawah sinar matahari Masih tetap sama seperti sebelum mengikuti kelas belajar setelah kering di masukkan ke dalam karung lalu di simpan di gudang Supaya awet dulu hasil panen saya jemur sampai kering Masih sama caranya seperti sebelum mengikuti kelas dan kadar airnya berkurang belajar Cara saya mengolah lahan pasca panen itu lahan yang Kalau sekarang lahan yang masih ada airnya langsung di masih ada airnya di cangkul namun apabila sawah pasca traktor untuk persiapan tanam selanjutnya, namun panen tidak ada airnya biasanya disiapkan untuk tanaman apabila tidak ada airnya biasanya di siapkan untuk palawija palawija Dengan cara tanam yang saya dapatkan dari pengalaman Sekarang dengan sistem penggarapan yang baik itu bisa untuk 100 ubin keluar maksimal 7 kwintal mencapai 9 kwintal untuk 100 ubin dalam satu kali tanam Kalau di rata-rata hasil panen musim penghujan dan Kalau sekarang itu bisa mencapai 1 ton 8 kwintal atau kemarau dalam satu tahun kurang lebih 1 ton 3 kwintal itu bisa mencapai 2 ton dalam satu tahun untuk 100 ubin pun kalau hasil kemarau juga bagus mas untuk 100 ubin Harga padi 1 kwintal sekitar 400 ribu x 7 kwintal hasilnya Kalau setelah mengikuti kelas belajar hasile 9 kwintal 2.800.000 untuk sekali tanam dalam 100 ubin dengan harga 1 kwintal 400 ribu maka diperoleh 3.600.000 dalam 100 ubin Pendapatan kotor 100 ubin 2.800.000 dikurangi total Kalau sekarang saya bisa mendapatkan pendapatan biaya produksi sebesar 450.000 untuk penggarapan padi bersih sebesar 3.150.000 untuk 100 ubin dengan total 100 ubin menjadi 2.350.000 biaya produksi sebesar 450.000.
129
130
Lampiran 3. Inventaris Kelompok Tani Inventaris Kelompok Tani Sido Dadi No
Jenis Barang
Jumlah
Pemilik
Keterangan
1
Cangkul
70 Buah
Anggota
Swadaya
2
Power threser
1 Buah
Kelompok
Bantuan
3
Traktor
1 Unit
Kelompok
Bantuan
4
Sabit
75 Buah
Anggota
Swadaya
5
Emposan Tikus
2 Buah
Kelompok
Swadaya
6
Hand Sprayer
42 Buah
Anggota
Swadaya
7
Lahan Percontohan
¼ Ha
Pemdes
Bantuan
8
Combe
1 Unit
Kelompok
Bantuan
9
Kandang+Tyto Alba
4 Buah
Kelompok
Bantuan
10
Pengering Padi
1 Unit
Kelompok
Bantuan
Inventaris Kelompok Tani Sido Subur No
Jenis Barang
Jumlah
Pemilik
Keterangan
1
Cangkul
64 Buah
Anggota
Swadaya
2
Power threser
3 Buah
Kelompok
Bantuan
3
Traktor
1 Unit
Kelompok
Bantuan
4
Sabit
50 Buah
Anggota
Swadaya
5
Emposan Tikus
5 Buah
Kelompok
Swadaya
6
Hand Sprayer
35 Buah
Anggota
Swadaya
7
Lahan Percontohan
¼ Ha
Pemdes
Bantuan
8
Penggilingan Padi
1 Unit
Kelompok
Bantuan
131
Inventaris Kelompok Tani Ngudi Mulyo No
Jenis Barang
Jumlah
Pemilik
Keterangan
1
Cangkul
50 Buah
Anggota
Swadaya
2
Pedal Tresher
3 Buah
Anggota
Swadaya
3
Power threser
1 Buah
Kelompok
Bantuan
4
Traktor
1 Unit
Kelompok
Bantuan
5
Sabit
39 Buah
Anggota
Swadaya
6
Emposan Tikus
10 Buah
Kelompok
Bantuan
7
Hand Sprayer
35 Buah
Anggota
Swadaya
8
Lahan Percontohan
½ Ha
Pemdes
Bantuan
9
Mesin Diesel
2 Unit
Kelompok
Swadaya
Inventaris Kelompok Tani Ngudi Mulyo No
Jenis Barang
Jumlah
Pemilik
Keterangan
1
Cangkul
35 Buah
Anggota
Swadaya
2
Power threser
3 Buah
Kelompok
Bantuan
3
Traktor
2 Unit
Kelompok
Bantuan
4
Sabit
55 Buah
Anggota
Swadaya
5
Emposan Tikus
20 Buah
Kelompok
Bantuan
6
Hand Sprayer
45 Buah
Anggota
Swadaya
7
Lahan Percontohan
½ Ha
Pemdes
Bantuan
8
Mesin Diesel
4 Unit
Kelompok
Swadaya
132
Lampiran 4. Responden Penelitian KT. Sido Dadi
No
Nama
Jenis Kelamin R.01 Untung parsono Laki-laki R.02 Winardi Laki-laki R.03 Roil al abdul haqi Laki-laki R.04 Sahid purnomo Laki-laki R.05 Qomarudin Laki-laki R.06 Sadyo Laki-laki R.07 Masrun anwari Laki-laki R.08 Ruslan Laki-laki R.09 Subardjo Laki-laki R.10 Samsi Laki-laki R.11 Sankardi Laki-laki R.12 Slamet madsuryat Laki-laki R.13 Ngadimun Laki-laki R.14 Marwoto Laki-laki KT. Sido Subur No Nama P.01 P.02 P.03 P.04 P.05 P.06
Machali Mastur Sobari Suhudin Mubarok Asngad
Usia (Tahun) 50 47 44 45 50 52 30 47 52 49 45 53 49 47
Jenis Kelamin Laki-laki Laki-laki laki-laki Laki-laki Laki-laki Laki-laki
Usia
Jenis Kelamin Laki-laki Laki-laki Laki-laki Laki-laki Laki-laki Laki-laki Laki-laki Laki-laki Laki-laki Laki-laki Laki-laki Laki-laki Laki-laki
Usia
Jabatan
Pekerjaan utama Ketua Petani Sekertaris Petani Bendahara Petani Anggota Petani Anggota Petani Anggota Petani Anggota Petani Anggota Petani Anggota Petani Anggota Petani Anggota Petani Anggota Petani Anggota Petani Anggota Petani
Jabatan
Pekerjaan utama 62 tahun Ketua Petani 39 tahun Sekertaris Petani 46 tahun Bendahara Petani 45 tahun Anggota Petani 50 tahun Anggota Petani 47 tahun Anggota Petani
Pekerjaan Sampingan Ketua RW Ketua RT
Tidak ada Pedagang
Tidak ada Tidak ada Kuli Bangunan
Tidak ada Pengrajin Kayu
Tidak ada Pedagang Tidak ada Tidak ada
Pedagang
Pekerjaan Sampingan Ketua RW Ketua RT
Bendahara RT Pedagang
Pedagang Tidak ada
Jumlah tanggungan keluarga (orang) 2 4 4 5 1 2 4 4 3 6 3 3 3 4
Jumlah tanggungan keluarga (orang) 4 3 4 5 4 2
KT. Ngudi Mulyo
No
Nama
S.01 S.02 S.03 S.04 S.05 S.06 S.07 S.08 S.09 S.10 S.11 S.12 S.13
Jarkasih Rudiyo Madkalil Paiman Madkaeni Suradi Samikun Turyadi Wasito Suratno Rasikin Saiman Sukarman
Jabatan
Pekerjaan utama 60 tahun Ketua Petani 54 tahun Sekertaris Petani 47 tahun Bendahara Petani 46 tahun Anggota Petani 50 tahun Anggota Petani 44 tahun Anggota Petani 49 tahun Anggota Petani 51 tahun Anggota Petani 50 tahun Anggota Petani 44 tahun Anggota Petani 48 tahun Anggota Petani 43 tahun Anggota Petani 52 tahun Anggota Petani
Pekerjaan Sampingan Ketua RW Sekertaris RT
Pedagang Tidak ada
Tidak ada Tidak ada Pedagang
Tidak ada Tukang kebun SD
Tidak ada Pedagang Tidak ada Kuli Bangunan
Jumlah tanggungan keluarga (orang) 3 2 1 4 1 2 4 4 2 2 1 1 4
133
KT. Margo Mulyo
No
Nama
T.01 T.02 T.03 T.04 T.05 T.06 T.07 T.08 T.09 T.10 T.11 T.12 T.13 T.14 T.15 T.16 T.17
Slamet siswo S Sultoni Jumadi Nurhadi Dalikun Mardi Sanmursi Dulah kasikin Parman sukarto Hadi siswoyo Daryono Turyadi Sankarjo Parjo sukarto Kartono Samsudin Parno
Jenis Kelamin Laki-laki Laki-laki Laki-laki Laki-laki Laki-laki Laki-laki Laki-laki Laki-laki Laki-laki Laki-laki Laki-laki Laki-laki Laki-laki Laki-laki Laki-laki Laki-laki Laki-laki
Usia
Jabatan
Pekerjaan utama 60 tahun Ketua Petani 53 tahun Sekertaris Petani 48 tahun Bendahara Petani 44 tahun Anggota Petani 50 tahun Anggota Petani 49 tahun Anggota Petani 47 tahun Anggota Petani 55 tahun Anggota Petani 47 tahun Anggota Petani 47 tahun Anggota Petani 50 tahun Anggota Petani 51 tahun Anggota Petani 49 tahun Anggota Petani 54 tahun Anggota Petani 48 tahun Anggota Petani 45 tahun Anggota Petani 55 tahun Anggota Petani
Pekerjaan Sampingan Ketua RW Ketua RT
Bendahara RT Pedagang
Tidak ada Pengrajin Nipah Pedagang
Tidak ada Pengrajin Nipah
Tidak ada Pedagang Tidak ada Pengrajin Kayu Pengrajin Nipah Pengrajin Nipah Pedagang Tidak ada
Jumlah tanggungan keluarga (orang) 5 3 4 1 1 2 4 4 2 2 3 1 3 4 3 4 1
Lampiran 5. Validitas dan Reliabilitas Instrumen
VALIDITAS INSTRUMEN Variabel Kelas Belajar 2
3
4
5
Item Indikator 6 7
8
9
10
11
Total skor
R-1 R-2 R-3 R-4 R-5 R-6 R-7 R-8 R-9 R-10
2 3 3 3 3 3 3 3 2 2
2 3 3 3 3 3 3 3 2 2
2 3 3 3 3 2 2 2 2 2
1 2 2 2 2 1 1 1 1 1
2 3 3 3 3 3 3 3 2 2
1 1 2 2 2 2 1 1 2 1
2 3 3 3 3 3 3 2 2 2
1 1 3 3 3 1 1 3 1 1
1 1 3 3 3 3 1 1 3 1
1 1 3 2 3 1 2 3 1 1
1 1 3 2 3 2 1 1 3 1
16 22 31 29 31 24 21 23 21 16
∑X ∑XY r rtable Criteria
27
27
24
14
27
15
26
18
20
18
18
234
0,722 0,632 Valid
0,722 0,632 Valid
0,762 0,632 Valid
0,762 0,632 Valid
0,722 0,632 Valid
0,731 0,632 Valid
0,691 0,632 Valid
0,801 0,632 Valid
0,731 0,632 Valid
0,724 0,632 Valid
0,701 0,632 Valid
Code
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 validitas
1
No
134
Variabel kondisi sosial ekonomi petani Code
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
R-1 R-2 R-3 R-4 R-5 R-6 R-7 R-8 R-9 R-10 ∑X ∑XY r rtable Criteria
validitas
No
Item Indikator 1 2 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 5 4 0,731 0,632 Valid
0,801 0,632 Valid
3 1 0 1 1 1 0 0 1 0 0 5
4 0 0 1 1 1 0 1 1 1 0 6
5 0 0 1 1 1 0 0 1 0 1 5
6 1 0 1 1 1 0 1 1 0 0 6
7 0 0 1 1 1 0 0 1 1 0 5
8 1 0 1 1 1 0 0 1 1 0 6
9 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 6
10 0 0 1 1 1 0 0 1 0 0 4
11 0 0 1 1 1 1 0 1 0 1 6
12 1 0 1 1 1 0 0 1 1 0 6
0,500 0,632 Valid
0,612 0,632 Valid
0,500 0,632 Valid
0,416 0,632 Valid
0,692 0,632 Valid
0,416 0,632 Valid
0,455 0,632 Valid
0,801 0,632 Valid
0,534 0,632 Valid
0,416 0,632 Valid
135
13 1 0 1 1 1 1 0 1 0 0 6
14 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 3
15 0 0 1 1 1 0 0 1 1 0 5
16 0 1 1 1 1 0 0 1 0 1 6
17 1 0 1 1 1 0 0 1 1 0 6
18 0 1 1 1 1 0 0 1 0 0 5
19 0 0 1 1 1 1 0 1 0 1 6
20 1 0 1 1 1 0 0 1 1 0 6
21 1 0 1 1 1 1 0 1 0 0 6
22 0 0 1 1 1 0 0 1 0 0 4
23 0 0 1 1 1 0 0 1 0 1 5
24 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 9
25 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 7
26 0 0 1 1 1 1 0 1 0 0 5
0,534 0,632 Valid
0,537 0,632 Valid
0,692 0,632 Valid
0,455 0,632 Valid
0,416 0,632 Valid
0,731 0,632 Valid
0,534 0,632 Valid
0,416 0,632 Valid
0,534 0,632 Valid
0,801 0,632 Valid
0,500 0,632 Valid
0,154 0,632 Invalid
0,470 0,632 Valid
0,808 0,632 Valid
136
27 0 1 1 1 1 0 0 1 0 0 5
28 1 0 1 1 1 0 0 1 1 0 6
29 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 8
30 1 0 1 1 1 0 0 1 1 0 6
31 0 1 1 1 1 0 0 1 0 0 5
32 0 0 1 1 1 0 0 1 0 0 4
0,731 0,632 Valid
0,416 0,632 Valid
0,087 0,632 Invalid
0,416 0,632 Valid
0,731 0,632 Valid
0,801 0,632 Valid
Total skor 14 8 31 32 32 7 2 32 12 7 177
r
i
ri =
=
2 rb 1 rb
2 x 0,725 1 + 0,725 1,45 1,725
= 0,84 > 0,632 maka reliabel
137
No
re sp on de n
Lampiran 6. Hasil Penelitian Pelaksanaan Kelas Belajar
KT. Sido Dadi 1
No
re sp on de n
R.01 R.02 R.03 R.04 R.05 R.06 R.07 R.08 R.09 R.10 R.11 R.12 R.13 R.14 Rata-rata
P.01 P.02 P.03 P.04 P.05 P.06
2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 2
1
3 3 3 3 3 2 2 3 2 3 3 3 2 2 2
2
3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 2 Rata-rata
∑
skor Kriteria 2 8 88% SB 2 8 88% SB 2 8 88% SB 2 8 88% SB 2 7 78% SB 2 7 78% SB 2 8 88% SB 2 7 78% SB 2 7 78% SB 2 8 88% SB 2 7 78% SB 2 7 78% SB 2 7 78% SB 2 6 67% B 82% SB KT. Sido Subur
4
3
4
∑ 2 2 2 2 2 2
8 8 8 7 7 7
skor Kriteria 89% SB 89% SB 89% SB 78% SB 78% SB 78% SB 83% SB
5 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
5 2 2 2 2 2 2
2 2 2 2 1 2 2 1 1 2 2 2 1 1
No soal 7 8 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
2 2 2 2 1 1
No soal 7 8 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
6
6 3 3 3 3 3 3
9
10 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
9
skor Kriteria 86% SB 86% SB 86% SB 86% SB 81% SB 86% SB 81% SB 76% SB 81% SB 86% SB 81% SB 86% SB 86% SB 86% SB 84% SB
11
2 2 2 2 2 2 1 1 2 2 1 2 3 3
∑ 18 18 18 18 17 18 17 16 17 18 17 18 18 18
skor Kriteria 86% SB 86% SB 81% SB 81% SB 76% SB 76% SB 81% SB
11
2 2 1 1 1 1
∑ 18 18 17 17 16 16
10 3 3 3 3 3 3
∑ 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
skor Kriteria 100% SB 100% SB 100% SB 100% SB 100% SB 100% SB 100% SB 100% SB 100% SB 100% SB 100% SB 100% SB 100% SB 100% SB 100% SB
2 2 2 2 2 2
skor Kriteria 66% B 66% B 66% B 66% B 66% B 66% B 66% B
∑ 2 2 2 2 2 2
∑ total 29 29 29 29 27 28 28 26 27 29 27 28 28 27
∑ total 28 28 27 26 25 25
skor total
Kriteria
88% 88% 88% 88% 82% 85% 85% 79% 82% 88% 82% 85% 85% 82% 85%
Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik
skor total
Kriteria
85% 85% 82% 79% 76% 76% 80%
Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik
138
re sp on de n No
KT. Ngudi Mulyo 1
No
re sp on de n
S.01 S.02 S.03 S.04 S.05 S.06 S.07 S.08 S.09 S.10 S.11 S.12 S.13 Rata-rata
T.01 T.02 T.03 T.04 T.05 T.06 T.07 T.08 T.09 T.10 T.11 T.12 T.13 T.14 T.15 T.16 T.17 Rata-rata
2 3 3 3 2 2 2 3 2 2 3 3 3 3
3 3 3 3 2 2 2 3 3 2 2 2 2 2
∑ 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
7 7 7 5 5 5 7 6 5 6 6 6 6
skor Kriteria 78% SB 78% SB 78% SB 56% B 56% B 56% B 78% SB 67% B 56% B 67% B 67% B 67% B 67% B 67% B
4
5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
2 2 1 2 1 1 1 2 2 2 1 1 1
No soal 7 8 3 1 3 1 3 1 3 1 2 1 2 1 3 1 2 1 3 1 2 1 3 1 2 1 2 1
2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 1 2 1 2 1 1
No soal 7 8 3 1 3 1 3 1 3 1 3 1 2 1 3 1 3 1 2 1 3 1 3 1 2 1 3 1 3 1 2 1 3 1 2 1
6 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 2 2
9
10 3 3 3 3 3 3 1 1 1 1 3 1 1
skor Kriteria 76% SB 76% SB 67% B 76% B 62% B 62% B 62% B 62% B 62% B 52% B 71% B 52% B 52% B 64% B
11
3 3 2 3 2 3 3 3 2 2 3 3 3
∑ 16 16 14 16 13 13 13 13 13 11 15 11 11
∑
skor Kriteria 67% B 67% B 57% B 67% B 67% B 52% B 67% B 52% B 62% B 62% B 62% B 57% B 57% B 57% B 57% B 67% B 52% B 61% B
11
1 1 1 1 2 1 1 2 1 1 2 1 1 2 2 2 2
∑ 14 14 12 14 14 11 14 11 13 13 13 12 12 12 12 14 11
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
skor Kriteria 33% CB 33% CB 33% CB 33% CB 33% CB 33% CB 33% CB 33% CB 33% CB 33% CB 33% CB 33% CB 33% CB 33% CB
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
skor Kriteria 33% CB 33% CB 33% CB 33% CB 33% CB 33% CB 33% CB 33% CB 33% CB 33% CB 33% CB 33% CB 33% CB 33% CB 33% CB 33% CB 33% CB 33% CB
∑ total 24 24 22 22 19 19 21 20 19 18 22 18 18
skor total
Kriteria
73% 73% 67% 67% 58% 58% 64% 61% 58% 55% 67% 55% 55% 62%
Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik
skor total
Kriteria
73% 73% 67% 70% 70% 58% 67% 58% 67% 67% 64% 64% 61% 64% 61% 70% 64% 66%
Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik
KT. Margo Mulyo 1
2 3 3 3 3 3 2 2 2 3 2 2 2 2 3 2 3 3
3 3 3 3 2 2 2 2 2 2 3 2 3 2 2 2 2 3
∑ 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
9 9 9 8 8 7 7 7 8 8 7 8 7 8 7 8 9
skor Kriteria SB 100% SB 100% SB 100% SB 89% SB 89% SB 78% SB 78% SB 78% SB 89% SB 89% SB 78% SB 89% SB 78% SB 89% SB 78% SB 89% SB 100% 88% SB
4
5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
6 3 3 3 3 2 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3
9
10 3 3 1 3 3 1 3 1 3 3 1 3 1 1 1 3 1
∑ 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
∑ total 24 24 22 23 23 19 22 19 22 22 21 21 20 21 20 23 21
139
140
Lampiran 7. Hasil Penelitian Kondisi Sosial Petani Setelah Mengikuti Kelas Belajar Variabel pengetahuan petani
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
No
No
re sp on de n
KT. Sido Dadi
R.01 R.02 R.03 R.04 R.05 R.06 R.07 R.08 R.09 R.10 R.11 R.12 R.13 R.14
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
3 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0
4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
No soal 5 6 7 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 Rata-rata
8 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
∑ skor 9 10 11 12 1 1 0 0 9 75% 1 0 0 0 7 58% 1 0 0 0 7 58% 1 1 0 0 9 75% 1 0 0 0 7 58% 1 0 0 0 6 50% 1 0 0 0 7 58% 1 0 0 0 7 58% 1 0 0 0 7 58% 1 0 0 0 6 50% 1 1 0 0 9 75% 1 0 0 0 7 58% 1 0 0 0 7 58% 1 0 0 0 7 58% 61%
2 0 0 0 0 0 0
3 1 1 0 1 0 1
4 1 1 1 1 1 1
No soal 5 6 7 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 Rata-rata
8 1 1 1 1 1 1
∑ skor 9 10 11 12 1 0 0 0 8 66% 1 1 0 0 9 75% 1 1 0 0 8 66% 1 1 0 0 8 66% 1 0 0 0 6 50% 1 0 0 0 7 58% 64%
2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
3 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1
4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
No soal 5 6 7 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 Rata-rata
8 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
9 10 11 12 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0
Kriteria Meningkat Meningkat Meningkat Meningkat Meningkat Cukup Meningkat Meningkat Meningkat Meningkat Cukup Meningkat Meningkat Meningkat Meningkat Meningkat Meningkat
15 16 17 18 19 20
No
No
re sp on de n
KT. Sido Subur
P.01 P.02 P.03 P.04 P.05 P.06
1 1 1 1 1 0 1
Kriteria Meningkat Meningkat Meningkat Meningkat Cukup Meningkat Meningkat Meningkat
21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33
No
No
re sp on de n
KT. Ngudi Mulyo
S.01 S.02 S.03 S.04 S.05 S.06 S.07 S.08 S.09 S.10 S.11 S.12 S.13
1 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1
∑
skor
Kriteria
9 9 8 7 7 5 7 7 9 6 7 7 9
75% 75% 66% 58% 58% 41% 58% 58% 75% 50% 58% 58% 75% 62%
Meningkat Meningkat Meningkat Meningkat Meningkat Cukup Meningkat Meningkat Meningkat Meningkat Cukup Meningkat Meningkat Meningkat Meningkat Meningkat
141
34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50
N o
No
re sp on de n
KT. Margo Mulyo
T.01 T.02 T.03 T.04 T.05 T.06 T.07 T.08 T.09 T.10 T.11 T.12 T.13 T.14 T.15 T.16 T.17
1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 1 1 0 1 0 0
2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1
4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
No soal 5 6 7 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 Rata-rata
8 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
9 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
10 1 0 1 0 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 1 0 1
11 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
12 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
∑
skor
Kriteria
9 8 9 7 8 6 8 9 9 6 7 8 8 6 9 7 8
75% 66% 75% 58% 66% 50% 66% 75% 75% 50% 58% 66% 66% 50% 75% 58% 66% 64%
Meningkat Meningkat Meningkat Meningkat Meningkat Cukup Meningkat Meningkat Meningkat Meningkat Cukup Meningkat Meningkat Meningkat Meningkat Cukup Meningkat Meningkat Meningkat Meningkat Meningkat
Variabel ketrampilan petani
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
No
No
re sp on de n
KT. Sido Dadi
R.01 R.02 R.03 R.04 R.05 R.06 R.07 R.08 R.09 R.10 R.11 R.12 R.13 R.14
No soal Kriteria ∑ skor 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 13 81% Sangat Meningkat Meningkat 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 0 1 11 68% Meningkat 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 10 62% 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 13 81% Sangat Meningkat Meningkat 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 10 62% Meningkat 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 10 62% Meningkat 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 10 62% Meningkat 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 0 1 11 68% Meningkat 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 0 1 11 68% Meningkat 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 10 62% 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 13 81% Sangat Meningkat Meningkat 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 10 62% Meningkat 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 10 62% 11 68% Meningkat 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 0 1 Rata-rata 68% Meningkat
15 16 17 18 19 20
No
No
re sp on de n
KT. Sido Subur
P.01 P.02 P.03 P.04 P.05 P.06
No soal Kriteria ∑ skor 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 13 81% Sangat Meningkat Meningkat 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 10 62% Meningkat 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 10 62% 11 68% Meningkat 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 0 1 Meningkat 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 0 1 11 68% Meningkat 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 0 1 11 68% Rata-rata 68% Meningkat
142
21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33
No
No
re sp on de n
KT. Ngudi Mulyo
S.01 S.02 S.03 S.04 S.05 S.06 S.07 S.08 S.09 S.10 S.11 S.12 S.13
13 14 15 16 17 18 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
No soal ∑ skor 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 12 75% 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 12 75% 1 0 1 1 0 0 1 0 0 1 11 68% 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 12 75% 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 10 62% 1 0 1 1 0 0 1 0 0 1 11 68% 1 0 1 1 0 0 1 0 0 1 11 68% 1 1 0 1 0 0 1 0 0 1 11 68% 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 12 75% 1 1 0 1 0 0 1 0 0 1 11 68% 1 1 0 1 0 0 1 0 0 1 11 68% 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 10 62% 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 12 75% Rata-rata 70%
Kriteria Meningkat Meningkat Meningkat Meningkat Meningkat Meningkat Meningkat Meningkat Meningkat Meningkat Meningkat Meningkat Meningkat Meningkat
34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50
No
No
re sp on de n
Kt. Margo Mulyo
T.01 T.02 T.03 T.04 T.05 T.06 T.07 T.08 T.09 T.10 T.11 T.12 T.13 T.14 T.15 T.16 T.17
No soal ∑ skor 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 12 75% 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 0 1 11 68% 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 12 75% 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 12 75% 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 10 62% 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 0 1 11 68% 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 0 1 11 68% 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 0 1 11 68% 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 12 75% 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 0 1 11 68% 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 0 1 11 68% 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 0 1 11 68% 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 0 1 11 68% 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 0 1 11 68% 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 12 75% 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 0 1 11 68% 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 10 62% Rata-rata 69%
Kriteria Meningkat Meningkat Meningkat Meningkat Meningkat Meningkat Meningkat Meningkat Meningkat Meningkat Meningkat Meningkat Meningkat Meningkat Meningkat Meningkat Meningkat Meningkat
143
Lampiran 8. Hasil Penelitian Kondisi Ekonomi Petani Setelah Mengikuti Kelas Belajar Variabel produksi petani
N o
No
re sp on de n
KT. Sido Dadi
1 R.01 2 R.02 3 R.03 4 R.04 5 R.05 6 R.06 7 R.07 8 R.08 9 R.09 10 R.10 11 R.11 12 R.12 13 R.13 14 R.14 Rata-rata
No soal 29 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
30 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 0 0
∑
skor
Kriteria
2 2 2 2 1 2 2 1 1 2 2 1 1 1
100% 100% 100% 100% 50% 100% 100% 50% 50% 100% 100% 50% 50% 50% 79%
Sangat Meningkat Sangat Meningkat Sangat Meningkat Cukup Meningkat Cukup Meningkat Sangat Meningkat Cukup Meningkat Cukup Meningkat Cukup Meningkat Sangat Meningkat Sangat Meningkat Cukup Meningkat Cukup Meningkat Cukup Meningkat Sangat Meningkat
∑
skor
Kriteria
2 2 1 1 2 1
100% 100% 50% 50% 100% 50% 75%
Sangat Meningkat Sangat Meningkat Cukup meningkat Cukup meningkat Sangat Meningkat Sangat Meningkat Meningkat
∑
skor
Kriteria
2 2 1 2 1 1 1 1 2 2 1 1 2
100% 100% 50% 100% 50% 50% 50% 50% 100% 100% 50% 50% 100% 73%
Sangat Meningkat Sangat Meningkat Cukup Meningkat Sangat Meningkat Cukup Meningkat Cukup Meningkat Cukup Meningkat Cukup Meningkat Sangat Meningkat Sangat Meningkat Cukup Meningkat Cukup Meningkat Sangat Meningkat Meningkat
N o
No
re sp on de n
KT. Sido Subur
15 P.01 16 P.02 17 P.03 18 P.04 19 P.05 20 P.06 Rata-rata
No soal 29 1 1 1 1 1 1
30 1 1 0 0 1 0
No
No
re sp on de n
KT. Ngudi Mulyo
21 S.01 22 S.02 23 S.03 24 S.04 25 S.05 26 S.06 27 S.07 28 S.08 29 S.09 30 S.10 31 S.11 32 S.12 33 S.13 Rata-rata
No soal 29 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
30 1 1 0 1 0 0 0 0 1 1 0 0 1
144
N o
No
re sp on de n
KT. Margo Mulyo
34 T.01 35 T.02 36 T.03 37 T.04 38 T.05 39 T.06 40 T.07 41 T.08 42 T.09 43 T.10 44 T.11 45 T.12 46 T.13 47 T.14 48 T.15 49 T.16 50 T.17 Rata-rata
No soal 29 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
30 1 0 1 1 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 1
∑
skor
Kriteria
2 1 2 2 1 2 1 1 1 2 2 1 1 1 2 1 2
100% 50% 100% 100% 50% 100% 50% 50% 50% 100% 100% 50% 50% 50% 100% 50% 100% 74%
Sangat Meningkat Cukup Meningkat Sangat Meningkat Sangat Meningkat Cukup Meningkat Sangat Meningkat Cukup Meningkat Cukup Meningkat Cukup Meningkat Sangat Meningkat Sangat Meningkat Cukup Meningkat Cukup Meningkat Cukup Meningkat Sangat Meningkat Cukup Meningkat Sangat Meningkat Meningkat
Variabel pendapatan petani
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
No
No
re sp on de n
KT. Sido Dadi
R.01 R.02 R.03 R.04 R.05 R.06 R.07 R.08 R.09 R.10 R.11 R.12 R.13 R.14
No soal 31 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 Rata-rata
32 1 1 0 1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 0
∑
skor
Kriteria
2 2 1 2 1 1 2 2 2 1 2 2 1 1
100% 100% 50% 100% 50% 50% 100% 100% 100% 50% 100% 100% 50% 50% 79%
Sangat Meningkat Sangat Meningkat Cukup Meningkat Sangat Meningkat Cukup Meningkat Cukup Meningkat Sangat Meningkat Sangat Meningkat Sangat Meningkat Cukup Meningkat Sangat Meningkat Sangat Meningkat Cukup Meningkat Cukup Meningkat Sangat Meningkat
145
15 16 17 18 19 20
No
No
re sp on de n
KT. Sido Subur
P.01 P.02 P.03 P.04 P.05 P.06
No soal 31 1 1 1 1 1 1 Rata-rata
32 1 1 0 0 1 1
∑
skor
Kriteria
2 2 1 1 2 2
100% 100% 50% 50% 100% 100% 83%
Sangat Meningkat Cukup Meningkat Cukup Meningkat Sangat Meningkat Sangat Meningkat Sangat Meningkat Sangat Meningkat
∑
skor
Kriteria
2 1 1 2 2 2 1 2 1 1 2 1 1
100% 50% 50% 100% 100% 100% 50% 100% 50% 50% 100% 50% 50% 73%
Sangat Meningkat Cukup Meningkat Cukup Meningkat Sangat Meningkat Sangat Meningkat Sangat Meningkat Cukup Meningkat Sangat Meningkat Cukup Meningkat Cukup Meningkat Sangat Meningkat Cukup Meningkat Cukup Meningkat Meningkat
∑
skor
Kriteria
2 2 1 1 1 1 2 2 1 2 2 1 1 1 2 1 2
100% 100% 50% 50% 50% 50% 100% 100% 50% 100% 100% 50% 50% 50% 100% 50% 100% 74%
Sangat Meningkat Sangat Meningkat Cukup Meningkat Cukup Meningkat Cukup Meningkat Cukup Meningkat Sangat Meningkat Sangat Meningkat Cukup Meningkat Sangat Meningkat Sangat Meningkat Cukup Meningkat Cukup Meningkat Cukup Meningkat Sangat Meningkat Cukup Meningkat Sangat Meningkat Meningkat
21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33
No
No
re sp on de n
KT. Ngudi Mulyo
S.01 S.02 S.03 S.04 S.05 S.06 S.07 S.08 S.09 S.10 S.11 S.12 S.13
No soal 31 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 Rata-rata
32 1 0 0 1 1 1 0 1 0 0 1 0 0
No soal 31 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 Rata-rata
32 1 1 0 0 0 0 1 1 0 1 1 0 0 0 1 0 1
34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50
N o
No
re sp on de n
KT. Margo Mulyo
T.01 T.02 T.03 T.04 T.05 T.06 T.07 T.08 T.09 T.10 T.11 T.12 T.13 T.14 T.15 T.16 T.17
Lampiran 9. Analisis regresi Linier Sederhana Analisis Regresi Linier Sederhana Uji Corelasi
rxy
2
2
2
2
rxy = ((
14
x
rxy =
x
9618,0
10933,0
) -
391,0
134652 ( 153062
rxy =
14
0,542
-
152881
-
391,0
x
344,0
)
x
((
14
x
8482,0
-
134504
)
x
(
118748
-
118336
2
) -
344,0
)
nilai rxy hitung positif, maka menunjukkan arah hubungan yang sama
146
Uji Corelasi
rxy
2
2
2
2
rxy = ((
6
x
6
x
3767,0
4223,0
) -
159,0
22602
rxy = (
rxy =
0,479
25338
-
2
)
-
159,0
x
142,0
x
((
6
x
)
20208
-
) -
142,0
22578
25281
3368,0
x
(
20164
nilai rxy hitung positif, maka menunjukkan arah hubungan yang sama
)
2
)
147
Uji Corelasi
rxy
2
2
2
2
13
x
5500,0
) -
rxy = ((
13
x
266,0
79469
rxy = (
rxy =
6113,0
0,470
71500
-
2
)
-
266,0
x
298,0
x
((
13
x
)
89050
-
) -
298,0
79268
70756
6850,0
x
(
88804
nilai rxy hitung positif, maka menunjukkan arah hubungan yang sama
)
2
)
148
Uji Corelasi
rxy
2
2
2
2
17
x
7961,0
) -
rxy = ((
17
x
367,0
144636
rxy = (
rxy =
8508,0
0,628
135337
-
2
)
-
367,0
x
393,0
x
((
17
x
)
155091
-
) -
393,0
144231
134689
9123,0
x
(
154449
nilai rxy hitung positif, maka menunjukkan arah hubungan yang sama
)
2
)
149
seluruh sampel No.
Kode Responden
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50
R.01 R.02 R.03 R.04 R.05 R.06 R.07 R.08 R.09 R.10 R.11 R.12 R.13 R.14 P.01 P.02 P.03 P.04 P.05 P.06 S.01 S.02 S.03 S.04 S.05 S.06 S.07 S.08 S.09 S.10 S.11 S.12 S.13 T.01 T.02 T.03 T.04 T.05 T.06 T.07 T.08 T.09 T.10 T.11 T.12 T.13 T.14 T.15 T.16 T.17 Jumlah Rata-rata
Kelas Belajar
Kondisi Sosial Ekonomi
26 26 25 26 21 25 24 22 25 24 26 24 25 25 25 23 25 23 24 22 25 24 23 24 23 21 22 22 25 22 22 23 22 25 26 24 25 25 22 23 24 23 23 21 21 23 21 22 23 22
29,0 29,0 29,0 29,0 27,0 28,0 28,0 26,0 27,0 29,0 27,0 28,0 28,0 27,0 28,0 28,0 27,0 26,0 25,0 25,0 24,0 24,0 22,0 22,0 19,0 19,0 21,0 20,0 19,0 18,0 22,0 18,0 18,0 24,0 24,0 22,0 23,0 23,0 19,0 22,0 19,0 22,0 22,0 21,0 21,0 20,0 21,0 20,0 23,0 21,0 1183,0
1177,0
23,7
23,5
2
2
X
Y
841,0 841,0 841,0 841,0 729,0 784,0 784,0 676,0 729,0 841,0 729,0 784,0 784,0 729,0 784,0 784,0 729,0 676,0 625,0 625,0 576,0 576,0 484,0 484,0 361,0 361,0 441,0 400,0 361,0 324,0 484,0 324,0 324,0 576,0 576,0 484,0 529,0 529,0 361,0 484,0 361,0 484,0 484,0 441,0 441,0 400,0 441,0 400,0 529,0 441,0 28617,0
676,0 676,0 625,0 676,0 441,0 625,0 576,0 484,0 625,0 576,0 676,0 576,0 625,0 625,0 625,0 529,0 625,0 529,0 576,0 484,0 625,0 576,0 529,0 576,0 529,0 441,0 484,0 484,0 625,0 484,0 484,0 529,0 484,0 625,0 676,0 576,0 625,0 625,0 484,0 529,0 576,0 529,0 529,0 441,0 441,0 529,0 441,0 484,0 529,0 484,0 27823,0
XY 754,0 754,0 725,0 754,0 567,0 700,0 672,0 572,0 675,0 696,0 702,0 672,0 700,0 675,0 700,0 644,0 675,0 598,0 600,0 550,0 600,0 576,0 506,0 528,0 437,0 399,0 462,0 440,0 475,0 396,0 484,0 414,0 396,0 600,0 624,0 528,0 575,0 575,0 418,0 506,0 456,0 506,0 506,0 441,0 441,0 460,0 441,0 440,0 529,0 462,0 28006,0
Uji Koefisien regresi ( JK reg (a ) )
= = ( JK res )
)
= 0,252(28006-27663,82) = 0,252(342,18) = 86,229
1385329 50 27706,58
= ∑ - ( JK reg ( a ) ) = 28617-27706,58-86,229 = 824,191
( RJK reg (b / a ) ) ( RJK res )
( JK reg (b / a ) )= b (∑XY-
=
- ( JK reg (b / a ) )
b= = = 50(28006)-(1183)(1177) 50(28617)-(1399489)
= 1400300-1392391 1430850-1399489 7909 31361 = 0,252
=
= ( JK reg ( b / a ) ) Freg
= = =
824,191 48 17,17
= 86,229 17,17 = 5,022 > F tabel (1,48) = 4,04 = H0 ditolak
=
150
151
Lampiran 10. Surat Ijin Mencari Data Sekretariat Badan Koordinasi Penyuluhan Provinsi Jawa Tengah
152
Lampiran 11. Surat Ijin Penelitian Balai Penyuluhan Pertanian Kecamatan Puring Kabupaten Kebumen
153
Lampiran 12. Surat Ijin Penelitian Desa Krandegan Kecamatan Puring
154
Lampiran 13. Surat Ijin Penelitian Desa Tambak Mulyo Kecamatan Puring
155
Lampiran 14. Surat Pemberian Ijin UPT Dinas Pertanian dan Peternakan Wilayah Petanahan kecamatan Puring