Edisi Ke-2, No. 4, Nopember 2012
Nomor ISSN:2303-2979
PERANAN GURU DALAM MENERAPKAN KARAKTER DISIPLIN SISWA DI SMA NEGERI 11 BANJARMASIN
Raudhatul Jannah, Sarbaini dan Mariatul Kiptiah,
ABSTRACT
The role of teachers in implementing the character of students in school discipline is required. Because it is the duty of teachers as a profession that includes educating, teaching, and training. Teachers in the field of humanitarian tasks in the school should be able to make itself as the second parent. Teachers as tutors, teachers, educators and trainers indispensable role in educating students to behave in accordance with the values, character, norms are not only in schools but also in society. This study aims to determine the discipline of students in schools and the role of teachers in applying the discipline of character, as it also investigate the factors inhibiting and supporting teachers face in implementing the disciplined character in SMA Negeri 11 Banjarmasin. The method used in this study is a qualitative method. Data was collected through observation techniques, interviews and documentation. Analysis of the results of the study is a step-by-step analysis of the data reduction, data display and verification. The results suggest that the role of teachers in SMA Negeri 11 Banjarmasin quite a role in applying the discipline of students of all these characters as much support as the cooperation of teachers in implementing student discipline code. Although still a violation, but the discipline of students in SMA Negeri 11 Banjarmasin been categorized properly. Based on these results, it can be suggested that the students realize the importance of character and discipline that continues to build the character of the discipline not only in schools but also in the family and in society. Keyword: The role of teachers, the character of the discipline, students.
Edisi Ke-2, No. 4, Nopember 2012
A. PENDAHULUAN Pendidikan merupakan salah satu aspek pembangunan nasional, di mana pendidikan menjadi alur tengah pembangunan dari seluruh sektor pembangunan. Bangsa Indonesia yang sedang mengalami pembangunan erat kaitannya dengan sumber daya manusia yang mandiri, tangguh, memiliki etos kerja yang tinggi, tanggung tawab, dan memiliki kedisiplinan yang tinggi. Oleh karenanya, pendidikan pada hakekatnya merupakan usaha membudayakan manusia atau memanusiakan manusia. Mengingat pendidikan selalu berkenaan dengan upaya pembinaan manusia maka keberhasilan pendidikan sangat bergantung pada unsur manusianya. Untuk mewujudkannya, maka proses pendidikan harus memperhatikan program pendidikan karakter. Salah satu sifat manusia Indonesia yang berkualitas adalah disiplin. Disiplin merupakan salah satu faktor dominan pembangunan nasional yaitu segala sesuatu yang dapat berpengaruh positif atau negatif bagi pembangunan nasional. Disiplin harus dikembangkan di lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat dalam membentuk perilaku dan sifat positif sehingga bangsa Indonesia akan mampu bersaing di era globalisasi. Untuk itu sudah selayaknya guru menjadi teladan siswa baik itu dalam masalah kedisiplinan. Berdasarkan buku kasus/buku catatan indisipliner siswa tahun 2008-2012 menyebutkan bahwa masih banyaknya siswa SMAN 11 Banjarmasin banyaknya
Nomor ISSN:2303-2979
pelanggaran yang melakukan adalah seperti terlambat datang ke sekolah, sering tidak masuk sekolah bahkan ada perkelahian. Rata-rata siswa bermasalah dengan kehadiran sebanyak 6 orang, sering terlambat 5 orang dan yang bermasalah dengan perkelahian, sebanyak 3 orang. Guru di SMA Negeri 11 Banjarmasin selalu memberikan keteladanan dengan berpakaian rapi, apabila ada siswa yang melakukan pelanggaran siswa diberikan sanksi sesuai aturan sekolah. Sehubungan dengan hal tersebut, untuk membina kedisiplinan siswa tidak harus dengan cara keras atau hukuman, akan tetapi dibutuhkan keteladanan dari guru. B. KAJIAN PUSTAKA 1. Peranan Guru a. Peranan Peranan berasal dari kata peran, berarti sesuatu yang menjadi bagian atau memegang pimpinan yang terutama. Peranan menurut Levinson (Soekanto, 1998:149) adalah “suatu konsep perihal apa yang dapat dilakukan individu yang penting bagi struktur sosial masyarakat”. Menurut Biddle dan Sarwono (2002:207) peran adalah “serangkaian rumusan yang membatasi perilaku-perilaku yang diharapkan dari pemegang kedudukan tertentu”. Misalnya dalam keluarga, perilaku ibu diharapkan bisa memberi anjuran, memberi penilaian, dan memberi sanksi. Pengertian peranan diambil dari dunia teater. Dalam teater seorang aktor harus bermain sebagai seorang
Edisi Ke-2, No. 4, Nopember 2012 tokoh tertentu dan didalam posisi sebagai tokoh di harapan untuk perilaku tertentu. b. Guru Menurut Usman (1999:5) bahwa “guru merupakan jabatan atau profesi yang memerlukan keahlian khusus sebagai guru, apalagi sebagai guru yang profesional yaitu orang yang memiliki kemampuan dan keahlian khusus dalam bidang keguruan sehingga ia mampu melakukan tugas dan fungsinya sebagai guru dengan kemampuan khusus”. Menurut Poerwadarminta (1996:335), “guru adalah orang yang kerjanya mengajar”. Sementara itu, Daradjat (1992:39) menyatakan bahwa “guru adalah pendidik profesional karena guru telah menerima dan memikul beban dari orang tua tetap sebagai pendidik yang pertama dan utama bagi anakanaknya”. 2. Karakter Disiplin Dalam kamus Psikologi dinyatakan bahwa karakter adalah “kepribadian ditinjau dari titik tolak etis atau moral, misalnya kejujuran seseorang yang biasanya mempunyai kaitan dengan sifat-sifat yang relatif tetap”. Indrakusuma (Husaini, 2010) mengemuka-kan bahwa “disiplin adalah kesediaan untuk mematuhi peraturan-peraturan dan laranganlarangan”. Disiplin berarti menaati atau mematuhi aturan dan tata tertib yang berlaku. Disiplin merupakan latihan batin dan watak dengan tujuan agar segala perbuatan selalu menaati tata tertib. 3. Siswa Siswa juga disebut murid, pelajar atau peserta didik. Siswa adalah satu
Nomor ISSN:2303-2979 kesatuan dalam proses pendidikan. Siswa (Ibid, 1998:849) adalah “pelajar atau anak (orang) yang melakukan aktifitas belajar”. Donim (2007:10) mengatakan bahwa “peserta didik merupakan sumber daya utama dan terpenting dalam proses pendidikan formal”. Tidak ada siswa, tidak ada guru. Siswa bisa belajar tanpa guru. Sebaliknya guru tidak bisa mengajar tanpa siswa. Karenanya kehadiran siswa menjadi keniscayaan dalam proses pendidikan formal atau pendidikan yang dilembagakan dan menuntut interaksi antara pendidik dan siswa. Menurut Sardiman (2008:111) “siswa atau anak didik adalah satu komponen manusiawi yang menempati posisi sentral dalm proses belajar mengajar, siswa sebagai tumpuan perhatian”. Di dalam proses belajar mengajar, siswa sebagai pihak yang ingin meraih cita-cita, memiliki tujuan dan kemudian ingin mencapainya secara optimal. C. METODE PENELITIAN 1. Alasan Menggunakan Penelitian Kualitatif Penelitian ini mengenai Peranan Guru di SMAN 11 Banjarmasin dalam Menerapkan Karakter Disiplin Siswa menggunakan metode kualitatif, karena motode ini dapat memberikan peluang bagi peneliti untuk mengetahui secara mendalam tentang fenomena tersebut. 2. Tempat penelitian Penelitian ini dilakukan di SMAN 11 Banjarmasin. Alasan peneliti memilih tempat penelitian di SMAN tersebut karena peneliti banyak melihat masih adanya
Edisi Ke-2, No. 4, Nopember 2012 ketidakdisiplinan, baik itu dari segi berpakaian, datang terlambat, tidak mengerjakan tugas rumah dan sebagainya.
Nomor ISSN:2303-2979 terdapat triangulasi sumber, triangulasi teknik pengumpulan data dan waktu. D. TEMUAN PENELITIAN
3. Sumber Data Dalam penelitian ini, sumber data dipilih secara purposive yakni peneliti melakukan wawancara terhadap guru-guru, baik guru PKn, Agama, dan guru mata pelajaran lainnya. 4. Instrumen Penelitian Penelitian kualitatif, yang menjadi instrumen penelitian adalah peneliti sendiri. Selain diri sendiri, instrument penelitian yang digunakan adalah pedoman wawancara, catatan kecil, kamera digital, dan tape recorder. 5. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik observasi, wawancara mendalam, dokumentasi, dan kepustakaan. 6. Teknik Analisis Data Dalam bagian ini diuraikan teknik analisis data. Dalam penelitian ini, teknik analisis data lebih banyak dilakukan bersamaan dengan pengumpulan data. Aktivitas dalam analisis data yaitu reduksi data, penyajian data, verifikasi. 7. Pengujian Keabsahan Data Untuk menguji keabsahan data yang dikumpulkan, seorang peneliti dapat melakukan triangulasi, triangulasi disini adalah bentuk pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara dan berbagai waktu. Dengan demikian
1. Peranan guru dalam menerapkan karakter disiplin siswa di SMAN 11 Banjarmasin. Guru selalu memberikan contoh yang baik kepada siswa. Sudah menjadi tugas guru untuk mendidik, mengajarkan dan melatih siswa. Guru dalam menerapkan karakter disiplin juga berperan sebagai pemelihara disiplin tersebut.Setiap siswa yang mendapat tindakan dari guru karena pelanggaran yang dilakukannya, siswa tersebut berusaha berhati-hati lagi dalam bersikap dan berperilaku. Disiplin banyak memberikan banyak manfaat bagi yang melaksanakannya. Kemudian, bahwa salah satu manfaat disiplin tersebut adalah mengajarkan keteraturan. 2. Kendala dan pendukung yang guru dalam menerapkan karakter disiplin Kendala yang dihadapi guru dalam menerapkan karakter disiplin adalah adanya faktor dari siswa/latar belakang siswa. Adanya pemahaman siswa yang berbeda dan adanya pengaruh dari siswa lain adalah merupakan salah satu faktor kendala yang dihadapi guru dalam melaksanakan penerapan karakter disiplin. Adanya pelanggaran yang dilakukan oleh siswa secara berulang-ulang, kesadaran akan kepatuhan terhadap disiplin sekolah yang masih kurang juga menjadi faktor kendala guru menerapkan
Edisi Ke-2, No. 4, Nopember 2012 karakter disiplin siswa. Selain itu ada faktor pendukung dalam menerapkan karakter disiplin adalah satunya adalah adanya dukungan dari Kepala Sekolah, adanya kerja sama dari pihak guru dan adanya rasa empatik dan hangat dari guru. E. PEMBAHASAN Salah satu strategi untuk mendisiplinkan siswa adalah dengan menjadi teladan siswa dengan cara berpakaian rapi, bertutur kata dengan sopan dan pantas, menegur siswa dengan kata-kata yang halus dan bijak, memberi motivasi kepada siswa. Hal ini sesuai yang dikemukakan menurut Usman (1999:13) peran guru di pandang dari segi diri pribadinya adalah “ sebagai model teladan, artinya guru adalah model perilaku yang harus dicontoh oleh para peserta didik”. Guru di mana dituntut untuk dapat memposisikan dirinya sebagai orang tua ke dua. Di mana guru harus menarik simpati dan menjadi teladan para siswanya. Guru juga berperan sebagai transmator sebagaimana yang diungkapkan informan. Seperti yang dikatakan Daradjat (1992:39) bahwa “guru adalah pendidik profesional karena guru telah menerima dan memikul beban dari orang tua tetap sebagai pendidik yang pertama dan utama bagi anakanaknya”. Guru dituntut untuk memberikan teladan yang baik bagi siswanya, guru berperan sebagai transformator (penterjemah) “ sistem-sistem nilai tersebut melalui penjelmaan dalam pribadi dan perilakunya, dalam proses interaksi dengan sasaran peserta didik” (Usman, 1999:13).
Nomor ISSN:2303-2979 Disiplin sangat penting dan dibutuhkan oleh setiap siswa. Disiplin menjadi prasyarat bagi pembentukan sikap, perilaku dan tata tertib kehidupan berdisiplin, yang akan mengantarkan seorang siswa sukses dalam belajar. Disiplin bukan sekedar mematuhi aturan (norma) tetapi kesadaran mematuhi norma yang berlaku. Seorang siswa dalam mengikuti kegiatan belajar di sekolah tidak akan lepas dari berbagai peraturan dan tata tertib yang diberlakukan di sekolahnya, dan setiap siswa dituntut untuk dapat berperilaku sesuai dengan aturan dan tata tertib yang yang berlaku di sekolahnya seperti yang dikemukakan oleh Djahiri (1992:14) bahwa “kepatuhan dan ketaatan siswa terhadap berbagai aturan dan tata tertib yang yang berlaku di sekolahnya itu biasa disebut disiplin siswa”. Manfaat kedisiplinan adalah membuat siswa menjadi lebih tertib dan teratur dalam menjalankan kehidupannya, serta siswa juga dapat mengerti bahwa kedisiplinan itu amat sangat penting bagi masa depannya kelak, karena dapat membangun kepribadian siswa yang kokoh dan bisa diharapkan berguna bagi semua pihak. Hal ini senada dengan apa yang dikemukakan menurut Prihatini (2011:97) bahwa manfaat disiplin salah satunya adalah “ mengajarkan keteraturan, siswa jadi mempunyai pola hidup yang teratur dan mampu mengelola waktunya dengan baik”. Sebagai guru yang bertanggung jawab terhadap perkembangan siswanya di sekolah, tentunya mempunyai kewajiban-kewajiban yang menjadi tugas guru dalam
Edisi Ke-2, No. 4, Nopember 2012 mendidik siswanya. Tentu saja tugas itu tidaklah mudah, apalagi jika sebagai guru mendapati kendala atau hambatan dalam mendidik serta menerapkan karakter disiplin siswanya sesuai dengan nilai serta norma yang ada tidak hanya tata tertib sekolah tetapi juga dalam kehidupan masyarakat. Dari hasil penelitian di lapangan terungkap bahwa kendala yang dihadapi guru dalam menerapkan karakter disiplin siswa adalah guru tidak memahami semua karakteristik siswa dan latar belakang kehidupan siswa. Karena tidak semua siswa memiliki karakteristik dan latar belakang yang sama. Faktor bawaan siswa dan latar belakang siswa yang perlu menyesuaikan terhadap peraturan sekolah. Seperti yang dikemukakan oleh Tu’u (2004:53) bahwa “ menerapkan dan meningkatkan disiplin siswa di sekolah memang tidak mudah karena tidak semua siswa memiliki karakteristik dan latar belakang yang sama”. Dinyatakannya bahwa dalam mengurangi pelanggaran kedisiplinan siswa di sekolah adalah dengan bekerja sama dengan guru-guru dan staf sekolah serta orang tua siswa untuk senantiasa mengarahkan anak didiknya pada hal yang positif. Hal ini senada dengan yang dikemukakan oleh Mulyasa (2008:26) faktor pendukung siswa adalah “diperlukannya peranan kerja sama dalam membina dan membentuk perilaku-perilaku tertentu sesuai dengan nilai-nilai yang ditanamkan, diajarkan dan diteladankan”. Hambatan lain dalam menerapkan kedisiplinan siswa di sekolah yaitu sering terjadinya pelanggaran yang berulang-ulang,
Nomor ISSN:2303-2979 kadang pihak sekolah bingung dalam memberikan sanksi. Beberapa faktor yang menjadi pendukung dalam menerapkan karakter disiplin adalah adanya dukungan dari kepala sekolah dan adanya kerja sama dalam menerapkan karakter disiplin siswa. Dengan pembinaan disiplin diharapkan siswa menjadi lebih bertanggung jawab terhadap apa yang dilakukannya. Kedisiplinan tersebut dapat memberikan manfaat yaitu proses pembelajaran dapat berjalan lancar. F. PENUTUP 1. Kesimpulan a. Peranan guru yang dilakukan salah satu contohnya adalah dengan menjadi teladan siswa dengan cara berpakaian rapi, bertutur kata dengan sopan dan pantas, menegur siswa dengan kata-kata yang halus dan bijak, memberi motivasi kepada siswa. b. Sikap dan perilaku yang ditampilkan harus dapat dicontoh oleh siswa atau dapat dijadikan sebagai teladan oleh siswa. Sikap dan perilaku guru hendaknya adalah bersikap disiplin, adil, tanggung jawab dan bersikap sopan santun serta berwibawa dan berakhlak mulia. Di dalam memberikan keteladanan terhadap siswa, seorang guru harus memiliki akhlak yang baik. c. Peran lain guru SMA Negeri 11 Banjarmasin adalah sebagai konservator, penegak disiplin, organisator dan sebagai motivator. d. Kendala yang dihadapi guru dalam menerapkan karakter disiplin siswa adalah guru tidak
Edisi Ke-2, No. 4, Nopember 2012 memahami semua karakteristik siswa dan latar belakang kehidupan siswa. Faktor bawaan siswa dan latar belakang siswa yang perlu menyesuaikan terhadap peraturan sekolah. Kendala lainnya adalah pengaruh teman dan derasnya arus globalisasi membawa pengaruh terhadap sikap, perilaku dan moral para siswa karena adanya sebagian tidak dapat menyaring mana yang baik dan mana yang tidak baik. e. Beberapa faktor yang menjadi pendukung dalam menerapkan karakter disiplin adalah guru memberikan teladan yang baik sehingga siswa ikut termotivasi melakukan karakter disiplin, adanya dukungan dari Kepala Sekolah, adanya kerja sama dengan guru-guru dan karyawan sekolah serta orang tua siswa untuk senantiasa mengarahkan anak didiknya pada hal yang positif, adanya rasa empatik dan wibawa dari guru. 2. Saran a. Disiplin sangat penting dan dibutuhkan oleh setiap siswa. Disiplin menjadi prasyarat bagi pembentukan sikap, perilaku dan tata tertib kehidupan berdisiplin, yang akan mengantarkan seorang siswa sukses dalam belajar dan sebagai pembekalan diri untuk ke depannya menjadi siswa yang lebih baik lagi. Hendaknya siswa lebih mngetahui akan makna disiplin. b. Masih banyaknya permasalahan tentang penerapannya karakter disiplin dalam membentuk karakter siswa, di mana karakter
Nomor ISSN:2303-2979 disiplin ini banyak memberikan manfaat bagi siswa itu sendiri pada khususnya dan bagi guru umumnya, hendaknya permasalah ini dijadikan sebagai salah satu bahan referensi bagi guru tentang berbagai masalah dalam menerapkan karakter disiplin. c. Tidak hanya peran guru yang lebih ditingkatkan guna menerapkan karakter disiplin siswa, hendaknya sekolah juga ikut berperan dan sebagai bahan informasi bagi sekolah dalam meningkatkan peran guru dalam rangka menerapkan disiplin terhadap perilaku siswa. d. Sebagai peneliti tentang masalah peranan guru dalam menerapkan karakter disiplin siswa sekaligus sebagai calon guru, sehingga peneliti lebih mengetahui peranan guru dalam menerapkan karakter disiplin siswa di sekolah dan sekaligus sebagai bahan informasi bagi kita sebagai calon guru apabila terjadi permasalahan yang sama terhadap anak didik kita di sekolah. DAFTAR PUSTAKA Abu Ahmadi, H. Drs. dan Nur Uhbiyati, Dra. (2001). Ilmu Pendidikan. Jakarta. Rineka Cipta Aminudin,1990. Penelitian Kualitatif. Malang: Yayasan Asih Asuh Malang Budimansyah Dasim, dkk, 2011, Pendidikan Karakter: Nilai Inti Bagi Upaya Pembinaan Kepribadian Bangsa,
Edisi Ke-2, No. 4, Nopember 2012 Bandung: Pres. Gary,
Widya
Nomor ISSN:2303-2979
Aksara
2008. Mari Ciptakan Indonesia yang Disiplin, Jawa Post, 31 Mei 2008, Hal 11.
Husaini. 2010. Perlukah Pendidikan Berkarakter. Dikutip dari http://insistnet.com/index.ph p?option=com_content&vie w=article&id=133perlukahp endidikanberkarakter&catid=1%3Aadi an-husaini&Itemid=23. Diakses pada hari Sabtu 17 Maret 2012 Partanto, 1994. Kamus Bahasa Indonesia. Surabaya: Arkola Prihatin Eka, 2011. Manajemen Peserta Didik. Bandung: Alfabet. Sarbaini, 2012. Pembinaan Nilai, Moral dan Karakter Kepatuhan Peserta Didik Terhadap Norma Ketertiban di Sekolah. Banjarmasin: Laboratorium Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Universitas Lambung Mangkurat. Soelaeman, M. I (1985). Menjadi Guru Profesional. Bandung: Diponegoro.
Soetjipto dkk. 2004. Profesi Keguruan. Jakarta: Rieneka Cipta. Suparlan, 2006. Guru Sebagai Profesi. Yogyakarta: Hikayat Publishing. Suparlan, 2005. Menjadi Guru Efektif. Yogyakarta: Hikayat Publishing Tulus, Tu’u 2004. Peran Disiplin Pada Perilaku dan Prestasi Siswa. Jakarta: Grasindo. Uzer Usman, 1999. Menjadi Guru Profesional. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Wahono, 2011. Sekolah Harus Bisa Cegah Siswa Tawuran. Kompas, 21 September 2011, hal 17) Wahyu,
dkk. 2011. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Banjarmasin: Pustaka Banua.
---------, 2006, Penelitian Kualitatif, Banjarmasin: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lambung Mangkurat