PEMBENTUKAN KARAKTER IMAN DAN TAQWA SISWA MELALUI KEGIATAN EKSTRAKURIKULER IKATAN REMAJA MUSLIM DI SMA NEGERI 6 BANJARMASIN
ABSTRACT Chairunnisa, 2012.Faith and Character Formation Through Godfearing Students Extracurricular Activities Muslim Youth Association in SMAN 6 Banjarmasin. Thesis program Pancasila and Citizenship Education Study, Department of Social Sciences Faculty of Teacher Education University of Lambung Mangkurat. Counselor (I) Wahyu, (II) Dian Agus Ruchliyadi. Keywords: Character, Students, Extracurricular Activitie Character education through extracurricular activities have also stipulated in the Law on National Education System No. 20 of 2003, the extracurricular essentially develop talents and interests optimally, as well as foster student independence and happiness are useful for yourself, family and community . The mission of extracurricular activities are: (1) provide a number of activities that can be chosen by the students according to the needs, talents, and interests. (2) organize activities that give students the opportunity to express themselves freely through independent or group activities. It is well known there is a minor offense that made them a habit. Based on this fact can be stated that the faith and piety of extracurricular activities is very important for the foundation of the early students behave. The purpose of this study is to investigate the formation of faith and godly character with the implementation of various Muslim youth bonding activity, and to identify obstacles and supporting factors in the formation of character through extracurricular activities bond Muslim teenager in SMA 6 Banjarmasin. The method used in this study is a qualitative method. Data was collected through observation, interview and documentation. Analysis of the results of the study is a step-by-step analysis of the data reduction, data presentation, draw conclusions. The results showed that the formation of faith and godly character through extracurricular activities students bond Muslim teenager in SMA 6 Banjarmasin has contributed greatly to the character of faith and devotion of students with a variety of activities carried out. Constraints faced in carrying out activities such as self-esteem itself, the influence of age, self awareness and supporting factors such as cooperation among teachers with the other coaches, the support of principals, providing coaches, facilities and infrastructure. Researchers suggest, saw the inter-school competitions with religious themes, its programs plus more and supporting facilities for the smooth running of the activitie.
1
I. PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Disadari kegiatan di sekolah ini, yang penting tidak hanya terbatas pada kegiatan umumnya
intrakurikuler, tetapi juga kegiatan ekstrakurikuler karena pada sekolah
memungkinkan
bertujuan
siswa
untuk
untuk
menyediakan
mengembangkan
lingkungan
potensi,
bakat
yang dan
kemampuannya secara optimal, sehingga mereka mampu mewujudkan dirinya dan berfungsi sepenuhnya sesuai dengan kebutuhan pribadinya maupun kebutuhan masyarakat. Setiap orang mempunyai potensi yang berbeda-beda dan oleh karenanya membutuhkan layanan pendidikan yang berbeda pula.Sekolah bertanggung jawab untuk memandu (mengidentifikasi dan membina) dan memupuk (mengembangkan dan meningkatkan) potensipotensi tersebut secara utuh. Untuk menciptakan lulusan yang berkarakter dan berkualitas, Sekolah Menengah Atas Negeri 6 Banjarmasin (SMAN 6 Banjarmasin) memberikan program kegiatan kesiswaan diantaranya program 7K, yang didalamnya terkandung sebuah makna untuk membiasakan dan membudayakan pola pikir, sikap, dan perilaku siswa yang kreatif, cerdas, sopan, dan beretika sehingga menumbuhkan dan menjadikan seorang pemimpin masa depan. Sekolah Menengah Atas 6 Banjarmasin juga membina siswa melalui kegiatan kepemimpinan dalam gerakan pramuka sehingga siswa kedepannya mampu menjadi seorang leader atau pemimpin yang berkualitas, jujur dan professional.
2
Berdasarkan hasil wawancara (Ibu. Hj. Salamah, 22 Oktober 2011, di ruang guru) menemukan bahwa pembentukan karakter iman dan taqwa siswa melalui kegiatan ekstrakurikuler di SMA Negeri 6 Banjarmasin masih kurang karena masih banyak saja siswa yang berpakaian kentat khususnya wanita, siswa yang muslim kan diwajibkan berjilbab tetapi masih saja sebagian diantara mereka kalau jam istirahat melepasnya dan juga memakai jilbab dengan sembarang seperti poni diliatkan ke depan, masih saja sering di dengar perkataan-perkataan yang tidak baik diucapkan siswa, dan rambut belakang tergerai melebihi batas jilbab. Masih ada beberapa orang yang tidak bisa membaca al-qur’an padahal sudah pada masa remaja. Dan juga sering terjadi pada saat kegiatan ekstrakurikuler Ikatan Remaja Muslim (IRMUS) mengadakan salah satu kegiatan, salah satunya kegiatan jum’at taqwa dimana siswa-siswa masih saja susah untuk disuruh ikut mendengarkan ceramah dari penceramah yang telah di datangkan, ada yang bersembunyi di dalam kelas, kantin bahkan toilet, ada yang sengaja datang telat mengulur-ngulur waktu, dan juga ketika siswa-siswa ikut serta, mereka masih banyak yang ngobrol tidak memperhatikan, ketika kegiatan ini dilaksanakan mereka merasa jenuh pada kegiatan-kegiatan tersebut, siswa merasa susah memahami arti makna sesungguhnya kegiatan ini padahal dengan kegiatan inilah pondasi awal siswa melakukan pembentukan karakter, kegiatan ini dianggap beban bagi mereka. Masalah pokoknya adalah kurangnya karakter iman dan taqwa siswa melalui kegiatan ekstrakurikuler Ikatan Remaja Muslim (IRMUS) di SMA Negeri 6 Banjarmasin.
3
II. KAJIAN PUSTAKA A. Pendidikan Karakter Pendidikan sebagai sebuah kegiatan dan proses aktivitas yang disengaja ini merupakan gejala masyarakat ketika sudah mulai disadari pentingnya upaya untuk membentuk, mengarahkan, dan mengatur manusia sebagaimana dicita-citakan masyarakat terutama cita-cita orang-orang yang mendapatkan kekuasaan. Menurut T. Ramli (Asmani Jamal Ma’amur, 2011:32) menyatakan bahwa ‘pendidikan karakter memiliki esensi dan makna yang sama dengan pendidikan moral dan akhlak.Tujuannya adalah untuk membentuk pribadi anak supaya menjadi manusia yang baik, yaitu warga masyarakat dan warga negara yang baik, adalah menganut nilai-nilai social tertentu yang banyak dipengaruhi oleh budaya masyarakat dan bangsanya.Oleh karena hakikat dari pendidikan karakter dalam konteks pendidikan di Indonesia adalah pendidikan nilai-nilai luhur yang bersumber dari budaya bangsa Indonesia itu sendiri, yang bertujuan membina kepribadian generasi muda’.
B. Karakter Iman dan Taqwa Pembentukan karakter dalam suatu sistem pendidikan adalah keterkaitan antara komponen-komponen karakter yang mengandung nilai-nilai perilaku, yang dapat dilakukan atau bertindak secara bertahap dan saling berhubungan antara pengetahuan nilai-nilai perilaku dengan sikap atau emosi yang kuat untuk melaksanakannya, baik terhadap Tuhan YME, dirinya, sesama, lingkungan, bangsa dan negara serta dunia internasional. Rukun iman adalah: 1. Iman kepada Allah 2. Iman kepada malaikat
4
3. Iman kepada kitab-kitab Allah 4. Iman kepada rasul-rasul Allah 5. Iman kepada qada dan qadar Rukun islam adalah: 1. 1. 2. 3. 4.
Mengucapkan dua kalimat syahadat Menunaikan sholat lima waktu dalam sehari semalam Mengeluarkan zakat Berpuasa pada bulan ramadhan Melaksanakan haji bagi mereka yang mampu (www.blogspot.com. Diakses tanggal 15 januari 2013)
C. Tujuan, Fungsi, dan Manfaat Kegiatan Ekstrakurikuler Tujuan kegiatan ekstrakurikuler sesuai dengan tujuan yang tercantum dalam Permendiknas No. 39 Tahun 2008,yaitu: 1. Mengembangkan potensi siswa secara optimal dan terpadu yang meliputi bakat, minat dan kretivitas; 2. Memantapkan kepribadian siswa untuk mewujudkan ketahanan sekolah sebagai lingkungan pendidikan sehingga terhindar dari usaha dan pengaruh negatif dan bertentangan dengan tujuan pendidikan; 3. Mengaktualisasikan potensi siswa dalam pencapaian prestasi unggulan sesuai bakat dan minat; 4. Menyiapkan siswa agar menjadi warga masyarakat yang berakhlak mulia, demokratis, menghormati hak-hak asasi manusia dalam rangka mewujudkan masyarakat madani (civil society). Dalam setiap kegiatan pasti tidak lepas dari aspek tujuan, karena suatu kegiatan yang dilakukan tanpa jelas tujuannya maka kegiatan itu akan sia-sia. Begitu pula dengan kegiatan ekstrakurikuler tentu memiliki tujuan tertentu. Mengenai tujuan kegiatan dalam ekstrakurikuler dijelasken oleh Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (1995:2) Kegiatan ekstrakurikuler bertujuan agar: 1. Siswa dapat memperdalam dan memperluas pengetahuan keterampilan mengenai hubungan antara berbagai mata pelajaran, menyalurkan bakat dan minat, serta melengkapi upaya pembinaan manusia seutuhnya yang:
5
a. beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa; b. berbudi pekerti luhur; c. memiliki pengetahuan dan keterampilan; d. sehat rohani dan jasmani; e. berkepribadian yang mentap dan mandiri; f. memilki rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan; 2. Siswa mampu memanfaatkan pendidikan kepribadian serta mengaitkan pengetahuan yang diperolehnya dalam program kurikulum dengan kebutuhan dan keadaan lingkungan. Gunawan (Abdullah Munir, 2010:81) manfaat Kegiatan ekstrakurikuler ditujukan agar siswa dapat mengembangkan kepribadian, bakat, dan kemampuannya di berbagai bidang di luar aspek akademik.Meskipun ada juga kegiatan ekstrakurikuler yang berkaitan dengan sisi akademik siswa.Manfaat kegiatan ini untuk wadah penyaluran hobi, minat, dan bakat para siswa secara positif yang dapat mengasah kemampuan, daya kreativitaspkk, jiwa sportivitas, dan meningkatkan rasa percaya diri. Akan lebih baik bila mampu memberikan prestasi gemilang di luar sekolah sehingga dapat mengharumkan nama sekolah.
D. Materi/Prograsm Kegiatan Ekstrakurikuler Dalam buku panduan ini kegiatan ekstrakurikuler sebagai garapan pokok subdit kesiswaan kemudian dijabarkan ke dalam 8 (delapan) program/kegiatan sebagai berikut (www. kegiatan ekstrakurikuler.org, diakses 15 Januari 2012): 1. Program/kegiatan Rohani Islam (Rohis); 2. Program/kegiatan Pekan Ketrampilan dan Seni (Pentas); 3. Program/kegiatan Pesantren Kilat (Sanlat); 4. Program/kegiatan Tuntas Baca Tulis al_Qur’an (TBTQ); 5. Program/kegiatan Pembiasaan Akhlak Mulia; 6. Program/kegiatan Peringatan Hari Besar Islam (PHBI); 7. Program/kegiatan Ibadah Ramadhan (Irama); 8. Program/kegiatan Wisata Rohani (Wisroh);
6
E. Kendala-kendala Yang Dihadapi Dalam Pengembangan Kegiatan Ekstrakurikuler Dalam pelaksanakan kegiatan ekstrakurikuler pasti akan ada kendalakendala yang dihadapi. Kirnadi (Abdoel Fattah, 2008:50)
kendala yang
dihadapi dalam pembentukan kegiatan ekstrakurikuler, adalah: 1. Pihak sekolah tidak mempunyai dana yang memadai untuk pembentukan kegiatan ekstrakurikuler. 2. Fasilitas yang kurang. 3. Alat penunjang latihan wajib tidak mencukupi. 4. Pihak sekolah kurang melakukan identifikasi terhadap bakat dan minat masing-masing siswa. 5. Tidak adanya perekrutan tenaga pelatih dari luar sesuai bidangnya. 6. Tidak adanya kerjasama antar sekolah. 7. Pihak sekolah yang tidak memfasilitasi siswanya untuk mengikuti setiap perlombaan.
III. Metode Penelitian A. Alasan Menggunakan Metode Kualitatif Pertimbangan pilihan metode dan analisis penelitian di atas ialah adalah bahwa kajian pembentukan karakter iman dan taqwa di sekolah memerlukan penggalian informasi yang tidak bersifat kuantitatif untuk menentukan deskripsi yang bersifat komprehensif dari data-data yang dikumpulkan. Berdasarkan pendapat tersebut maka peneliti berpandangan bahwa metode dan analisis data deskriptif kualitatif sangat tepat untuk dijadikan dasar atau landasan pada penelitian ini. B. Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di SMAN 6 Banjarmasin.Alasan peneliti memilih tempat penelitian di SMAN tersebut karena peneliti banyak melihat masih
7
kurangnya iman dan taqwa siswa, dengan banyaknya pelanggaranpelanggaran yang sering mereka lakukan. Faktor lain dari alasan peneliti memilih tempat penelitian adalah karena SMAN 6 Banjarmasin merupakan salah satu sekolah yang cukup diminati oleh siswa-siswa yang ingin bersekolah di sana. Dari studi pendahuluan yang dilakukan menyebutkan bahwa SMAN 6 mempunyai berbagai macam kegiatan ekstrakurikurikuler salah satunya yaitu Ikatan Remaja Muslim sehingga peneliti ingin mengetahui cara pembentukan karakter iman dan taqwa siswa melalui kegiatan ekstrakurikuler Ikatan Remaja Muslim. C. Sumber Data Data yang dikumpulkan terdiri dari data primer yang berpusat pada hal-hal yang berkaitan langsung khususnya dengan pembentukan karakter iman dan taqwa siswa melalui kegiatan ekstrakurikuler IRMUS di SMAN 6 Banjarmasin.Data yang diperlukan tersebut dipilih dan dibatasi berdasarkan relevansinya dengan pertanyaan dasar dalam rencana penelitian.Dan juga sumber data sekunder mengumpulkan data yang berkaitan dengan hal-hal yang diteliti, seperti profil SMA Negeri 6 Banjarmasin.Penelitian ini juga dilakukan melalui studi kepustakaan untuk mendapatkan hasil analisis secara kualitatif. D. Instrumen Penelitian Penelitian ini yang menjadi instrumen utama adalah peneliti sendiri, namun setelah fokus penelitian menjadi jelas mungkin akan dikembangkan instrumen penelitian sederhana yang diharapkan sesuai dengan apa yang akan
8
didapat di lapangan dan dapat digunakan untuk menjaring data pada sumber data yang lebih luas dan mempertajam serta melengkapi data hasil pengamatan dan obsevasi. E. Teknik Pengumpulan Data 1. Observasi Kegiatan observasi yang dilakukan oleh peneliti, diperoleh data sementara yaitu masih kurangnya pembentukan karakter iman dan taqwa siswa melalui kegiatan ekstrakurikuler IRMUS dikarenakan siswa tidak menyukai kegiatan IRMUS dan siswa tidak memiliki ketertarikan atau perhatian terhadap apa yang dilakukan oleh kegiatan IRMUS. 2. Wawancara Wawancara awal, peneliti memperoleh data sementara bahwa guru sudah melakukan upaya-upaya untuk mengembangkan karakter iman dan taqwa siswa melalui kegiatan yang dilaksanakan IRMUS tapi kembali lagi kepada diri
siswa
itu
sendiri.Penilaian
siswa
yang
beranggapan
kegiatan
ekstrakurikuler IRMUS tidak menarik seperti ekstrakurikuler yang lainnya, dan juga karena pengaruh zaman siswa merasa kegiatan IRMUS tidak trend/modern. 3. Dokumentasi Dokumentasi, diperoleh data primer berupa gambar-gambar kegiatan ekstrakurikuler IRMUS yang diambil oleh peneliti pada waktu penelitian dan data sekunder yang diambil dari arsip kegiatan ekstrakurikuler IRMUS SMA
9
Negeri 6 Banjarmasin dan kepustakaan yang berhubungan dengan masalah penelitian. 4. Teknik Analisis Data Menurut Miles dan Huberman (Wahyu, 2006:60) mengemukakan bahwa aktivitas dalam analisis kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh. Aktivitas dalam analisis data yaitu: 1. Reduksi Data ( Merangkum) Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan pola pembentukan karakter iman dan taqwa melalui ekstrakurikuler IRMUS, kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan ekstrakurikuler Ikatan Remaja Muslim (IRMUS) dalam pembentukan karakter iman dan taqwa, dan faktor penghambat dan pendukung terhadap kegiatan yang dilaksanakan (IRMUS). Sehingga kesimpulan dapat ditarik.Reduksi data dapat dibantu dengan peralatan elektronik seperti komputer mini, dengan member kode aspek-aspek tertentu. 2. Penyajian Data Setelah
data
direduksi,
maka
langkah
selanjutnya
adalah
mendisplaykan data. Melalui penyajian data tersebut, maka data terorganisasikan, tersusun dalam pola hubungan, sehingga akan semakin mudah dipahami. Penyajian data dalam penelitian ini dilakukan untuk menggabungkan informasi tentang pembentukan karakter iman dan taqwa
10
melalui ekstrakurikuler IRMUS,
kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan
ekstrakurikuler Ikatan Remaja Muslim (IRMUS) dalam pembentukan karakter iman dan taqwa, dan faktor penghambat dan pendukung terhadap kegiatan yang dilaksanakan (IRMUS). dalam suatu bentuk yang padu dan mudah dipahami. 3. Menarik Kesimpulan Penelitian ini dilakukan penarikan kesimpulan dan verifikasi tentang pembentukan karakter iman dan taqwa melalui ekstrakurikuler IRMUS, kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan ekstrakurikuler Ikatan Remaja Muslim (IRMUS) dalam pembentukan karakter iman dan taqwa, dan faktor penghambat dan pendukung terhadap kegiatan yang dilaksanakan (IRMUS), yang dirumuskan setelah menggabungkan informasi yang tersusun dalam bentuk padu dan benar. Kesimpulan dalam penelitian kualitatif mungkin dapat menjawab rumusan masalah yang dirumuskan sejak awal, tetapi mungkin juga tidak, karena seperti telah dikemukakan bahwa masalah dan rumusan masalah dalam penelitian kualitatif masih bersifat sementara dan akan berkembang setelah peneliti berada dilapangan. 5. Pengujian Keabsahan Data Untuk menguji keabsahan data, maka digunakan uji kredibilitas data, yang meliputi perpanjangan pengamatan, meningkatkan ketekunan, triangulasi merupakan pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara dan
11
berbagai waktu, antara lain triangulasi sumber, triangulasi teknik, triangulasi waktu 6. Jadwal Penelitian Proses penelitian yang dilakukan dalam waktu 10 bulan dari penyusunan usulan penelitian sampai penyusunan laporan. Jadwal penelitian sebagai berikut: Bulan NO
FASE
KEGIATAN 1 2 3 4 5 6 7 8 9
1
Persiapan
a. Penyusunan proposal b. Seminar proposal
2
Pengumpulan data dan pengolahan data
a. b. c. d.
3
Penulisan laporan dan bimbingan
4
Ujian
5
Penyerahan Skripsi
Memasuki lapangan Menentukan fokus Analisis tema Uji keabsahan data
a. Membuat draf laporan penelitian b. Diskusi draf laporan c. Penyempurnaan laporan a. Ujian skripsi b. Perbaikan skripsi a. Penggandaan skripsi b. Penyerahan skripsi
IV. HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum 1. Identitas Sekolah Tempat pelaksanaan penelitian adalah di sekoalah SMA Negeri 6 Banjarasin.Sebagai
sebuah
lembaga
12
pendidikan,
SMA
Negeri
6
10
Banjarmasin telah melalui waktu yang panjang. Dalam usia yang sudah dibilang cukup tua, telah banyak keberhasilan yang diraih dan terekam dalam dinding-dinding bangunan yang bisu SMA Negeri 6 Banjarmasin. Telah banyak pula tokoh-tokoh masyarakat yang lahir dari bangku kayu SMA Negeri 6 Banjarmasin sebagai sekolah yang berkualitas, berdisiplin, dan terpercaya. SMA Negeri 6 Banjarmasin pada tahun 2004/2005 dan 2008/2009 memperoleh akreditasi A (sangat baik). Dengan perolehan predikat tersebut, tidak pantas kalau komponen yang terkait di dalam SMA Negeri 6 Banjarmasin memberikan konstribusi yang sangat tidak berarti bagi dunia pendidikan pada umumnya, dan masa depan pada khususnya. Untuk itulah, SMA Negeri 6 Banjarmasin berusaha secara maksimal memberikan yang terbaik untuk siswa dan masa depan mereka. Kerja sama dan hubungan yang harmonis sangat dibutuhkan untuk menciptakan rasa kebersamaan dan kekeluargaan di SMA Negeri 6 Banjarmasin.
B. HASIL PENELITIAN 1. Deskripsi Pembentukan Karakter Iman dan Taqwa Siswa melalui Kegiatan Ekstrakurikuler IRMUS di SMAN 6 Banjarmasin Hasil temuan di lapangan dengan menggunakan beberapa metode penelitian menemukan gambaran pembentukan karakter iman dan taqwa siswa melalui kegiatan ekstrakurikuler di SMAN 6 Banjarmasin. Kegiatan ekstrakurikuler merupakan wadah atau tempat untuk mengembangkan
13
karakter siswa, kegiatan pendidikan di luar mata pelajaran dan pelayanan konseling untuk membantu pembentukan siswa sesuai dengan kebutuhan, potensi, bakat, dan minat mereka melalui kegiatan yang secara khusus diselenggarakan oleh pendidik atau tenaga kependidikan yang kemampuan dan berwenang di sekolah. Dalam hal ini kegiatan ekstrakurikuler IRMUS memegang peranan yang sangat penting dalam pembentukan karakter iman dan taqwa siswa.Saat penelitian di lakukan guru yang berkaitan memaparkan bahwa guru selalu menyarankan kepada siswa agar mengikuti salah satu kegiatan ekstrakurikuler. 2. Deskripsi Kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan ekstrakurikuler irmus dalam pembentukan karakter iman dan taqwa Kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan pendidikan diluar mata pelajaran dan pelayanan konseling untuk membantu pembentukan karakter siswa sesuai dengan kebutuhan, potensi, bakat, dan minat mereka melalui kegiatan
yang secara khusus diselenggarakan oleh pendidik dan atau
tenaga kependidikan yang berkemampuan dan berwenang di sekolah. Kegiatan-kegiatan ekstrakurikuler yang ditawarkan di sekolah ini cukup banyak, disinilah kejelian siswa harus memilih ekstrakurikuler mana yang benar-benar mereka butuhkan untuk kehidupan yang lebih baik.Apalagi dengan ekstrakurikuler irmus dapat meningkatkan pembentukan karakter iman dan taqwa siswa, seperti yang dikatakan oleh Bapak. Asmuni bahwa: karena kegiatan yang dilaksanakan irmus ini sangat cocok dalam pembentukan karakter iman dan taqwa, karena setiap kegiatan irmus itu
14
tidak pernah lepas dengan unsur-unsur keagamaan, apa yang kita laksanakan tidak akan bertentangan dengan keagamaan, disini kegiatan irmus lah yang menangani buber (buka bersama) yang mana disini anak irmus melakukan acara buka bersama dan juga pesantren kilat, kegiatan ini dilaksanakan pada masa satu kali kepengurusan dan juga irmus melaksanakan bakti social setiap adanya bencana seperti kebakaran, banjir dan sebagainya. 3. Deskripsi faktor penghambat dan pendukung dalam pembentukan karakter iman dan taqwa siswa melalui kegiatan ekstrakurikuler irmus Kendala yang dihadapi kegiatan ekstrakurikuler irmus dalam pengembangkan karakter iman dan taqwa adalah adanya faktor dari siswanya itu sendiri yang diungkapkan oleh Ibu. Marliyana bahwa:“Ada faktor kendalanya, kadang-kadang faktor kendalanya faktor bawaan anaknya itu sendiri, yang mana ketika mereka berhadapan dengan kegiatan keagamaan, mereka merasa jenuh dan terbebani”. Faktor pendukung yang dilakukan kegiatan ekstrakurikuler irmus dalam pembentukan karakter iman dan taqwa, adanya kerja sama guru dengan pelatih dalam pembentukan karakter iman dan taqwa siswa. Sebagaimana yang dikatakan oleh Ibu. Salamah bahwa:Kami ini biasanya saat jam pelaksanaan kegiatan berakhir, kami berbicara tentang bagaimana siswa, sehingga kami ini saling berbagi bagaimana siswa itu sendiri. Dengan adanya itu jadi kami dapat bekerja sama bagaimana menangani
15
siswa yang melaksanakan kegiatan, apakah sudah benar ataupun tidak, menangani siswa-siswa yang masih mempunyai kelemahan-kelemahan dalam menjalankan kegiatan agar kami berikan arahan, latihan dan nasehat”.
V. PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN 1. Pengembangan Karakter Iman dan Taqwa Siswa melalui Kegiatan Ekstrakurikuler IRMUS di SMAN 6 Banjarmasin Peningkatan intensitas dan kualitas pelaksanaan pendidikan karakter bukan hanya pada pendidikan formal tetapi juga pendidikan informal yaitu kegiatan ekstrakurikuler.Kegiatan ekstrakurikuler merupakan wadah atau tempat pendidikan karakter selain kegiatan intrakurikuler di sekolah.Kegiatan ekstrakurikuler sangat membantu sekali dalam meningkatkan karakter siswa.Kegiatan ekstrakurikuler adalah bagian dari pendidikan karakter yang disediakan sekolah selain kegiatan intrakurikuler.SMA Negeri 6 Banjarmasin banyak menyediakan program kegiatan ektrakulikuler, salah satunya adalah ekstrakulikuler Ikatan Remaja Muslim (IRMUS).Sebagaimana hasil penelitian di lapangan bahwa kegiatan ekstrakulikuler Irmus SMA Negeri 6 Banjarmasin bertujuan untuk menjadikan siswa menjadi siswa yang lebih baik.Pendidikan karakter melalui kegiatan ekstrakurikuler ini dapat memberikan tuntunantuntunan yang baik secara tidak sadar kepada siswa, dengan mengikuti kegiatan ini secara tidak langsung pola-pola prilaku ataupun sikap mereka dapat terkontrol. Hal ini sesuai dikemukakan oleh Martadi (Endang somantri,
16
2011:227) ‘memberikan pengertian pendidikan karakter adalah proses pemberian tuntunan peserta/anak didik agar menjadi manusia seutuhnya yang berkarakter dalam dimensi hati, pikir, raga, serta rasa, dan karsa. Peserta didik diharapkan memilik karakter yang baik meliputi kejujuran, tanggung jawab, cerdas, bersih dan sehat, peduli dan kreatif.Karakter tersebut diharapkan menjadi kepribadian utuh yang mencerminkan keselarasan dan keharmonisan dari olah HATI, PIKIR, RAGA, serta RASA dan KARSA. 2. Kegiatan-kegiatan yang Dilaksanakan Ekstrakurikuler IRMUS dalam Pembentukan Karakter Iman dan Taqwa Siswa di SMA Negeri 6 Banjarmasin Berdasarkan hasil penelitian di lapangan maka dapat disimpulkan bahwa, kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan ekstrakulikuler irmus SMA Negeri 6 Banjarmasin cukup banyak dan beragam. Seperti Kegiatan Jum’at Taqwa yaitu mendatangkan penceramah Agama yang dilaksanakan pada hari jum’at setiap 2 (dua) kali dalam sebulan, Baca Tulis Al-Qur’an yang dilakukan setiap 1 (satu) minggu sekali, Sholat Zuhur Berjamaah dilakukan secara bergiliran oleh setiap kelas dari Kelas 7 s/d 9. Kegiatan ini dikordinasikan oleh Irmus, Habsi dan Kajian tentang Nabi Muhammad Saw dimana kegiatan ini dilaksanakan setiap 1 (satu) bulan sekali dan di isi kajian tentang kajian Kehidupan Nabi Muhammad Saw, Bakti Sosial dilakukan setiap adanya bencana seperti kebakaran, banjir, dsb, Buletin Gabus yaitu sebagai media informasi seputar Irmus dan bacaan-bacaan umum, Kantin (Kajian Rutin) yang berisi kajian-kajian Islam, Kegiatan Program Kreatifitas Siswa seperti
17
Motif (Muslimah Kreatif), Pamlet Rutin, Mading, serta acara Buka bersama dan pesantren kilat. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan ekstrakurikuler Irmus tersebut sesuai dengan konteks Pendidikan Nasional yang terdapat dalam lampiran Kepmen Diknas No. 125 /U/ 2002 antara lain: pesantren kilat, tadarus, shalat berjamaah,
shalat
tharawih,
latihan
dakwah,
baca tulis
Al-Qur’an,
pengumpulan zakat, dll, atau melalui program keaagamaan yang secara terintegrasi dengan kegiatan lain, misalnya: latihan nasyid, seminar, dll. 3. Faktor Penghambat dan Pendukung dalam Pembentukan Karakter Iman dan Taqwa Siswa melalui Kegiatan Ekstrakurikuler IRMUS di SMA Negeri 6 Banjarmasin Kegiatan ekstrakurikuler irmus SMA Negeri 6 Banjarmasin bertanggung jawab terhadap perkembangan iman dan taqwa siswanya disekolah, tentunya mempunyai
kewajiban-kewajiban
yang
menjadi
tugas
kegiatan
ekstrakurikuler, apalagi jika kegiatan ekstrakurikuler irmus mendapati kendala atau hambatan dalam mengembangkan iman dan taqwa siswanya sesuai dengan nilai serta norma yang ada. Dari hasil penelitian dilapangan terungkap bahwa kendala yang dihadapi kegiatan ekstrakurikuler dalam pembentukan karakter iman dan taqwa siswa adalah bawaan anaknya itu sendiri, yang mana ketika mereka berhadapan dengan kegiatan keagamaan, mereka merasa jenuh dan terbebani. Karena tidak semua minat atau keinginan siswa itu sama. Seperti yang dikemukakan oleh Gunawan (Abdullah Munir, 2010:86) dalam melaksanakan suatu kegiatan seringkali terdapat kendala-kendala yang
18
menghambat kelancaran atau keberhasilan pencapaian tujuan kegiatan itu yaitu “faktor bawaan dalam diri sendiri yang malas untuk melaksanakan aktivitas
selain
kegiatan
pembelajaran
dikelas”.
Kendala
dalam
mengembangkan kegiatan ekstrakurikuler adalah kendala yang timbul dari intensitas
anggota
ekstrakurikuler,
untuk
faktor
berperan
anggota
aktif
dalam
di
dalam
menentukan
setiap
kegiatan
pilihan
kegiatan
ekstrakurikuler lebih dari satu pilihan menjadikan kurang maksimalnya kehadiran anggota kegiatan ekstrakurikuler. Berdasarkan hasil penelitian di lapangan bahwa untuk meningkatkan pembentukan iman dan taqwa di sekolah adalah dengan bekerja sama dengan guru pembina dan pelatih, guru-guru lainnya, anggota-anggota irmus serta orang tua siswa untuk senantiasa mengarahkan siswanya pada hal yang positif. Hal ini senada dengan yang dikemukakan oleh Hendri (Sutisna, 1983:10) “faktor penunjangpembentukan kegiatan ekstrakurikuler seperti keselarasan antara program dengan pelaksanaan, keterlaksanaan program yang optimal, pembina dan pelatih yang professional, tersedianya dana yang cukup, kerja sama yang baik, respon siswa, personil sekolah, orang tua, dan masyarakat terhadap kegiatan-kegiatang yang dilaksanakan, adanya perubahan kemajuan siswa dilihat dari pencapaian tujuan dari terlaksananya kegiatan tersebut”.
VI. KESIMPULAN DAN SARAN
19
A. Kesimpulan 1. Pembentukan karakter Iman dan Taqwa siswa melaui kegiatan ekstrakulikuler Ikatan Remaja Muslim (Irmus) di SMA Negeri 6 Banjarmasin telah memberikan kontribusi yang besar terhadap karakter keimanan dan ketaqwaan siswa dimana banyak program-program kegiatan yang dilakukan oleh Irmus ini. Dalam kegiatan Irmus telah diajarkan pendalaman ilmu-ilmu keagamaan sehingga dapat membimbing siswa dalam bersikap atau bertingkah laku serta dapat mengetahui mana yang salah dan benar maupun mana yang baik dan buruk. Anggota Irmus juga telah ditanamkan sikap rasa malu berbuat salah sehingga sikap ini menjadikan siswa untuk selalu berbuat sesuai dengan aturan. 2. Kegiatan-kegiatan ekstrakurikuler Irmus dalam pembentukan karakter iman dan taqwa cukup banyak dan beragam. Kegiatan yang dilaksanakan adalah kegiatan buka puasa bersama, bakti sosial, bulletin gabus, kantin (kajian rutin), muslimah kreatif, pamlet rutin, kegiatan jum’at taqwa, baca tulis al-qur’an, sholat dzuhur berjamaah, kegiatan habsi dan kajian tentang Muhammad Saw. 3. Kendala yang dihadapi kegiatan ekstrakurikuler dalam pembentukan karakter iman dan taqwa siswa adalah pembawan dari diri siswa, pengaruh zaman, keadaan anggota, dan kesadaran diri pribadi siswa. Beberapa faktor menjadi pendukung dalam pembentukan karakter iman dan taqwa siswa adalah kerja sama antara guru pembina dan pelatih dan guru-guru lain serta anggota-anggotanya, adanya dukungan dari kepala sekolah,
20
adanya pendanaan yang terencana yang telah ditetapkan, adanya musholla untuk pelaksanaan kegiatan dan adanya penyediaan pelatih untuk melakukan bimbingan atau pelatihan dalam melaksanakan kegiatan irmus. B. Saran 1. Ditingkatkannya lagi peraturan tentang kehadiran dalam pelaksanaan kegiatan irmus agar semua makna yang terkandung terhadap kegiatan ini dapat mengena dalam diri pribadi siswa masing-masing yang nantinya akan membuat mereka lebih mempunyai karakter iman dan taqwa. Pihak sekolah hendaknya lebih sering lagi menampilkan bakat-bakat yang ada dari anggota kegiatan ekstrakurikuler irmus melalui perlombaanperlombaan ekstrakurikuler antar sekolah yang berbasis keagamaan. Misalnya; lomba Adzan, lomba Da’i, lomba tilawatil Qur’an, lomba Habsi. Selain itu, anggota irmus juga harus lebih meningkatkan prestasinya melalui kegiatan ekstrakurikuler irmus. 2. Hendaknya dimasukkan lagi beberapa program yang bagus namun belum dimuat dalam program kegiatan ikatan remaja muslim maka dari itu perlu adanya tambahan kegiatan-kegiatan seperti, tafakur alam, diskusi tentang problematika remaja, dan wisata rohani. Kegiatan-kegiatan seperti itu tidak hanya memberikan kegiatan saja tetapi juga memberikan manfaat kepada siswa agar dapat meningkatkan keimanan dan ketaqwaan siswa. 3. Hendaknya dilakukan forum dialog maupun diskusi yang dilakukan secara rutin membahas seputar kegiatan irmus. Pihak pengelola irmus lebih memberikan kegiatan-kegiatan
21
yang menarik lagi sesuai dengan
perkembangan zaman namun tidak menghilangkan unsur keagamaan agar dapat meningkatkan jumlah anggotanya. Selain itu, perlu adanya penyediakan fasilitas penunjang dalam kegiatan irmus seperti tersedianya Al-qur’an, Rebana (terbang), buku-buku islam, dsb.
22
DAFTAR PUSTAKA
Asmani Ma’amur, 2011. BukuPanduan Internalisasi Pendidikan Karkater diSekolah. Jogjakarta: Diva Press. Azzet Muhaimin, 2011. Urgensi Pendidikan Karkater di Indonesia. Jogjakarta: Ar Ruzzz Media. Debdikbud, 1997. HimpunanPeraturan dan Pedoman Pelaksanaan Pembinaan Kesiswaan. Bandung:Koperasi Pegawai Kanwil Depdikbud. DepartemenPendidikandanKebudayaan 1995:2.(Online), (Http:// www.kemendiknas.go.id/kemdikbud/, diaksespadatanggal 2 januari 2012) Fattah Abdoel, 2008. Pembangunan KarakterUnggul. Jakarta: PT Arga Publishing. Khan. D. Yahya, 2010. PendidikanKarakterBerbasisPotensiDiri; MendongkrakKualitasPendidikan.Yogyakata: Pelang Publishing. Muhammad, Abu Bakar,1994. PembinaanManusiadalam Islam. Surabaya: Al Ikhlas. Mu’in Fatchul, 2011. Pendidikan Karakter Konstruksi Teoritik dan Praktik. Jogjakarta: Ar-ruzz media. Munir Abdullah, 2010. Pendidikan Karakter. Yogyakarta: Pedagogia. Permendiknas N0.39. Th.2008. (Online), (Http://antotenera.wordpress.com/ tag/permendiknas-no-39-tahun-2008/diaksespadatanggal 2 Januari 2012) Raka, Gede at. All, 2002. Pendidikan Karakter di Sekolah; dari Gagasan ke tindakan. Jakarta: Elex Media Komputindo Rusmiyati, dkk, 2003, Panduan Mentoring Agama Islam, Iqra Club, Jakarta. S.
M. Suhufi, 2003. PustakaIntermasa.
PrinsipdanEtikaPribadidalam
Islam.
Jakarta:
Somantri, Endang, 2011. Pendidikan Karakter: Nilai Inti Bagi Upaya PembinaanKepribadian Bangsa. Bandung: Widya Aksara Press dan Laboratorium PKn UPI. Sutisna, Oteng, 1983. Administrasi Pendidikan. Bandung: Angkasa.
23
Syamhudi, 2009.Tujuan-ManfaatEkskul.(DikutipdariHttp:// ucuzsopian. blogspot. com/2012/ manfaat-kegiatan-ekstrakurikuler.html?m=1, diaksespadatanggal 15 2012). Tri Admajo,2009. KegiatanEkstrakurikuler.(DikutipdariHttp:// id. shvoong. com/socialscienes-education/2260214-tujuan-ruanglingkup-kegiatan/, diaksespadatanggal 15 Januari 2012. Undang-undangRepublik Indonesia No.20 Tahun 2003 tentangundang-undang system pendidikannasional.Jakarta: Cemerlang. Wahyu, 2006.PenelitianKualitatif, Banjarmasin: FakultasKeguruandanIlmuPendidikanUniversitasLambungMangkurat. Wahyu, et. Al. 2011.PedomanPenulisanKaryaIlmiah Program StudiPendidikanPancasiladanKewarganegaraan Program Sarjana (S1). Banjarmasin: UniversitasLambungMangkurat.
24