Yulius A. Ta ufiq, Pera nan Bimbingan Pena siha t Ak a demik
PERANAN BIMBINGAN PENASEHAT AKADEMIK (PA) TERHADAP PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MAHASISWA, Sudi Kasus di STISIP WIDURI Jakarta Yulius A. Taufiq
PENDAHULUAN Latar Be lakang Perguruan Tinggi sebagai masyarakat ilmiah dan institusi ilmiah merupakan bagian dari sistem pendidikan nasional yang mempunyai tujuan umum sebagaimana tercantum dalam pasal 2 (dua) PP No. 30, Th. 1990 yaitu, “(1) Menyiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang memiliki kemampuan akademik dan atau profesional yang dapat menerapkan, mengembangkan dan atau menciptakan ilmu pengetahuan, teknologi dan atau kesenian; (2) Mengembangkan dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan, teknologi dan atau kesenian serta mengupayakan penggunaannya untuk meningkatkan taraf kehidupan masyarakat dan memperkaya kebudayaan nasional” Apa yang tercermin di atas bahwa kebutuhan masyarakat dan sumber daya manusia bagi ilmu pengetahuan teknologi harus diinformasikan kepada seluruh lapisan masyarakat, sebagaimana diamanatkan dalam UUD 1945, bahwa : Setiap warga negara Indonesia berhak mendapatkan pengajaran. Kesemuanya itu sudah menjadi tanggung jawab seluruh rakyat Indonesia tanpa terkecuali. Oleh karena itulah melalui proses belajar mengajar antara pendidik dan siswa/mahasiswa mempunyai peranan yang sangat penting dalam mewujudkan cita-cita pembangunan nasional. Dalam mempersiapkan para mahasiswa, Perguruan Tinggi merupakan salah satu institusi pendidikan formal yang mempunyai tugas dalam menjalankan kegiatan fungsional yang lebih dikenal dengan Tridharma Perguruan Tinggi yaitu, mempunyai fungsi pendidikan, penelitian dan pengembangan kepada masyarakat. Dalam menjalankan program pendidikan maupun proses belajar mengajar di setiap
Perguruan Tinggi, STISIP Widuri, salah satu Perguruan Tinggi swasta di Jakarta telah melaksanakan program pendidikan berdasarkan Sistem Kredit Semester (SKS), yang disesuaikan dengan Kep. Mentri P & K RI No. 0211/U/1982 26 Juni 1982, dan mulai diterapkan di STISIP Widuri pada tahun ajaran 1983/1984. Salah satu tujuan penerapan sistem ini seperti yang tertulis dalam buku Peoman STISIP Widuri adalah untuk memungkinkan : “(4) Penggunaan sarana pendidikan dengan lebih efisien untuk program penyelesaian program belajar, termasuk mekanisme perwalian dan bimbingan dari Penasihat Akademik (PA) masing-masing”. Dalam proses belajar mengajar peran Penasehat Akademik dan mahasiswa sangat menentukan karena keduanya paling tidak harus bertindak interaktif. PA sebagai salah satu pelaku pendidikan atau “alat hidup” yang turut mempengaruhi prestasi belajar siswa dalam hal merencanakan program studi, pengarahan atau nasehat/bimbingan, pengembangan sikap dan kebiasaan belajar yang baik. Jadi Penasihat Akademik berfungsi membantu mahasiswa beradaptasi dalam seluruh kehidupan kampus dan mengatasi segala persoalan sepanjang masa studinya melalui jasa pelayanan informasi, bimbingan/penyuluhan dan pengarahan sesuai dengan situasi, kondisi, bakat dan kemampuan akademisnya. Peran mahasiswa turut mempengaruhi dalam proses belajar mengajar. Untuk ini tidak bisa lepas dari hak dan kewajiban mahasiswa sebagaimana telah digariskan dalam PP. No. 30 Th. 1990 (Bab X Ps. 106) yang antara lain bahwa, mahasiswa berhak “(4) Mendapat bimbingan dari Dosen yang bertanggung jawab atas program studi yang diikutinya dalam penyelesaian studinya; (5) Memperoleh layanan informasi yang berkaitan dengan program studi yang diikutinya serta hasil belajarnya”.
INSANI No.8/Th.XXII/Februari/2005
51
Yulius A. Ta ufiq, Pera nan Bimbingan Pena siha t Ak a demik
Sedangkan dalam pasal 107 dalam kaitannya di atas dikemukakan bahwa, antara lain beberapa kewajiban dari mahasiswa sebagai berikut : “(1) Ikut menanggung biaya penyelenggaraan pendidikan sesuai dengan peraturan yang berlaku; (2) Mematuhi semua peraturan/ketentuan yang berlaku pada PT yang bersangkutan; (3) Ikut memelihara sarana dan prasarana serta kebersihan, ketertiban dan keamanan PT yang bersangkutan”. Antara hak dan kewajiban merupakan suatu yang tidak bisa dipisahkan karena salah satu saja yang dituntutkan akan merusak yang lainnya. Hak tanpa diikuti dengan kewajiban dan kewajiban tanpa diikuti hak, semuanya akan menimbulkan masalah sehingga akan menghambat atau mengganggu proses belajar mengajar. Persoalannya sejauhmana hak dan kewajiban itu dapat berjalan dengan baik. Secara khusus Penulis lebih melihat Sejauhmana Hubungan Bimbingan yang dilaksanakan Oleh Penasihat Akademik (PA) dengan Prestasi Belajar Mahasiswa. Dua kenyataan itulah yang sering dijumpai dalam proses pelaksanaan interaksi antara PA dengan mahasiswa, yang seakan-akan hubungannya semakin jauh, dalam arti terjadi kesenjangan interaksi yang semakin buruk antara Dosen dengan Mahasiswa. Dengan demikian langsung atau tidak langsung akan mempengaruhi prestasi belajar mahasiswa yang bersangkutan. Disatu pihak mahasiswa mengalami banyak persoalan baik pribadi, lingkungan sosialnya, ekonomi, tergantung situasi dan kondisi mahasiswa yang bersangkutan. Tetapi dipihak lain PA sama juga mengalami beban tugas akademik, pribadi, lingkungan sosial dan kesibukan lainnya. Sehingga masing-masing hanya dapat menyesuaikan waktu untuk saling berinteraksi dalam waktu yang relatif terbatas yang pada akhirnya akan merugikan satu sama lain. Pada kenyataannya penulis melihat bahwa pembinaan, bimbingan, penyuluhan maupun pengarahan kurang berjalan dengan baik. Hanya kelihatan atau tampak pada setiap 53
perwalian seperti pelaksanaan pendaftaran ulang setiap awal semester. Sedangkan pembinaan kemahasiswaa di Perguruan Tinggi adalah bersifat menyeluruh tidak sebatas perwalian yang bersifat rutinitas pendaftaran ulang yang meliputi kegiatan pengisian Kartu Rencana Studi, perubahan Kartu Rencana Studi, jelasnya pembinaan kemahasiswaan belum terprogram dengan baik masih bersifat kalau terjadi masalah saja, tidak bersifat interaktif yang kontinue sesuai situasi dan kondisi yang setiap waktu bisa berubah. Dari kondisi seperti itulah tidak heran kecenderungan Drop Out (DO), berhenti kuliah pada masa studi, ketidak simpatisan, keakraban, prestasi belajar kurang memuaskan, masa studi melewati batas ketentuan, dan kegagalan ujian, semua itu tidak dapat dielakkan. Sedangkan selama masa studi (kuliah) PA diharapkan berperan menjalankan fungsinya seperti, pembinaan yang meliputi bimbingan, penyuluhan maupun pengarahan. Karena fungsi ini turut mempengaruhi atau mendorong semangat belajar mahasiswa, akhirnya tercapai prestasi yang baik sebagaimana diharapkan kedua belah pihak. Berdasarkan uraian di atas, perlu dipecahkan permasalahan apakah prestasi berkaitan dengan bimbingan yang dilaksanakan oleh Penasihat Akademik (PA)? Ide ntifikasi Masalah Berdasarkan uraian/latar belakang di atas, maka dapat di identifikasikan masalahmasalah sebagai berikut : 1. Bagaimana bimbingan yang dilaksanakan Penasihat Akademik di STISIP Widuri ? 2. Bagaimana prestasi belajar mahasiswa di STISIP Widuri ? 3. Faktor-faktor apakah yang ikut mempengaruhi proses bimbingan PA ? 4. Adakah faktor lain yang mempengaruhi prestasi belajar mahasiswa di STISIP Widuri ? 5. Apakah ada hubungan antara Bimbingan PA dengan prestasi belajar mahasiswa di STISIP Widuri ? Batasan Masalah
INSANI No.8/Th.XXII/Februari/2005
Yulius A. Ta ufiq, Bimbingan Pena siha t Ak a demik
Untuk meneliti identifikasi masalah di atas memerlukan suatu usaha dari peneliti. Jika peneliti memiliki keterbatasan-keterbatasan seperti waktu, tenaga, biaya dan lain-lain, sehingga hanya meneliti mengenai Hubungan antara Pelaksanaan Bimbingan Penasihat Akademik dengan Prestasi Belajar Mahasiswa di STISIP Widuri. Batasan masalahnya : 1. Proses bimbingan yang berkaitan dengan masalah-masalah akademik 2. Pengarahan dan nasehat dalam mengikuti kegiatan-kegiatan akademik. 3. Penyusunan program belajar atau rencana studi yang tepat waktu. 4. Tingkat prestasi belajar mahasiswa yang diperoleh pada setiap akhir semester. Pe rtanyaan Pe ne litian Berdasarkan Identifikasi Masalah dan Batasan Masalah yang telah ditulis di atas, maka dirumuskan masalahnya sbb : “Apakah ada Hubungan yang positif antara Bimbingan yang dilaksanakan ole h PA de ngan Pre stasi Belajar Mahasiswa di STISIP Widuri” Tujuan Pe nelitian 1. Untuk mendapatkan data empiris mengenai bimbingan yang dilaksanakan oleh Penasihat Akademik di STISIP Widuri. 2. Untuk mendapatkan data empiris tentang prestasi mahasiswa di STISIP Widuri 3. Untuk mengetahui hubungan antara bimbingan yang dilaksanakan oleh Penasihat Akademik dengan Prestasi Belajar Mahasiswa di STISIP Widuri. Manfaat Pe ne litian 1. Sebagai bahan informasi bagi Penasihat Akademik agar dapat membimbing mahasiswa lebih optimal, sehingga dapat membantu mahasiswa dalam meningkatkan prestasi belajarnya. 2. Bagi Lembaga Pendidikan Tinggi, agar terjalin kerjasama dengan para Dosen sebagai Penasihat Akademik dalam membantu membimbing mahasiswa. 3. Bagi mahasiswa, agar menyadari pentingnya bimbingan Penasihat Akademik untuk selalu
berkonsultasi Akademiknya.
dengan
Penasihat
KERANGKA TEORI DAN HIPOTESIS Hakekat Bimbingan Pelaksanaan Penasihat Akademik dalam proses belajar-mengajar sangat penting terhadap perkembangan prestasi belajar mahasiswa. Pelaksanaan Penasihat Akademik (PA) secara konkrit dapat dilihat dalam bentuk tugas dan tanggung jawab sebagai Penasihat Akademik (Konselor) yang berfungsi membimbing, membantu mahasiswa menyesuaikan diri dengan kehidupan kampus sebagai bagian dari masyarakat ilmiah dan mengatasi berbagai masalah yang dihadapi dalam menjalani masa studi dengan mengaktualisasikan potensi yang dimilikinya. “Bimbingan berarti pemberian bantuan kepada seseorang atau kepada sekelompok orang dalam membuat pilihan-pilihan secara bijaksana dan dalam mengadakan penyesuaian diri terhadap tuntutan-tuntutan hidup. Bantuan itu bersikap psikis (kejiwaan), bukan ‘Pertolongan’ finansial, medis dan lain sebagainya. Dengan adanya bantuan ini seseorang akhirnya dapat mengatasi sendiri masalah yang dihadapi sekarang dan menjadi lebih mampu untuk menghadapi masalah yang akan dihadapinya kelak kemudian-ini menjadi tujuan bimbingan. Jadi yang memberikan bantuan menganggap orang lain mampu menuntun dirinya sendiri, meskipun kemampuan itu mungkin harus di gali dan dikembangkan melalui bimbingan” (Winkel, 1984) Pendapat lain juga menegaskan bahwa :“...bimbingan ialah bantuan yang diberikan pada seorang individu dari setiap umur, untuk menolong dia dalam mengatur kegiatan-kegiatan hidupnya, mengembangkan pendirian/pandangan hidupnya sendiri”. (Purwanto, 1995) Kedua pandangan di atas menunjukkan suatu pandangan yang tidak beda jauh, yang intinya menekankan pada bantuan bukan pertolongan. Karena pertolongan lebih menggambarkan situasi yang sudah terkena masalah atau musibah. Sedangkan bantuan lebih menekankan pencegahan sebelum mengalami
INSANI No.8/Th.XXII/Februari/2005
54
Yulius A. Ta ufiq, Pera nan Bimbingan Pena siha t Ak a demik
masalah yang lebih jauh. Tujuan akhir dari bantuan itu sendiri adalah kematangan dan kemandirian untuk memecahkan masalah kehidupan sosialnya walaupun kadang-kadang perlu bimbingan yang sewajarnya, artinya tidak selalu bimbingan itu dianggap sebagai suatu ketergantungan. Bimbingan memang kadang-kadang sangat diperlukan bagi individu maupun kelompok sosial tertentu, namun yang lebih penting adalah apa hasil dari bimbingan itu. Apakah sangat memuaskan (baik), cukup atau tidak memuaskan (buruk), bagaimana atau sejauhmana proses bimbingan itu dalam hubungannya dengan prestasi belajar mahasiswa. Hake kat Pe nasihat Akade mik Penasihat Akademik (PA) adalah tenaga edukatif yang membantu mahasiswa menyesuaikan kebutuhan, minat dan masalahmasalah pribadi dengan ketentuan-ketentuan akademik. Tugas PA adalah membantu mahasiswa menyusun rencana studi, memberi kesempatan kepada mahasiswa untuk membicarakan masalah-masalah pribadi yang menghambat atau dapat menghambat proses belajarnya, serta membantu mengarahkan dan mengembangkan sikap belajar yang baik. Bimbingan akademik yang dilakukan oleh PA adalah semua kegiatan yang diarahkan untuk membantu mahasiswa di dalam menyelesaikan studinya, antara lain membimbing pengambilan beban studi pada setiap awal semester, membimbing mahasiswa dalam memecahkan berbagai masalah yang dihadapi, membimbing mahasiswa dalam kegiatankegiatan lain yang dipandang perlu. Bimbingan mencakup 2 (dua) segi kehidupan mahasiswa, yaitu segi akademik dan segi non- akademik. Segi Akademik yang bersangkutan dengan penyusunan program belajar (rencana studi) yang tepat, pengarahan dan nasihat dalam mengikuti kegiatan-kegiatan akademik, pengarahan dan mengembangkan sikap dan kebiasaan belajar yang baik. Segi non-akademik yaitu hal-hal di luar bidang akademik yang dianggap mempengaruhi kelancaran studi mahasiswa. 55
a. Tugas Penasihat Akademik (PA) Tugas Penasehat Akademik (PA) antara lain : Memeriksa kelengkapan syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh mahasiswa agar dapat mengikuti program pendidikan dalam semester yang sedang berlangsung, mengarahkan dan membantu mahasiswa dalam mengisi Kartu Rencana Studi (KRS) serta memberikan pertimbangan kepada mahasiswa mengenai matakuliah apa saja yang seyogianya diambil, memberikan pertimbangan kepada mahasiswa berapa banyak sks yang seharusnya diambil oleh mahasiswa sesuai dengan Indeks Prestasi (IP) semester sebelumnya dan dengan memperhatikan sks dan IP Kumulatif yang sudah dicapainya, mengikuti perkembangan studi setiap mahasiswa sehingga dapat diketahui sedini mungkin bila terdapat hambatan-hambatan dalam studinya, memberikan konsultasi kepada mahasiswa apabila mahasiswa tersebut mengalami kesulitan dalam menyelsesaikan studinya.
b. Fungsi Penasihat Akademik (PA) Fungsi Penasihat Akademik (PA) antara lain : Membantu mahasiswa menyesuaikan diri dengan kehidupan kampus yang merupakan suatu masyarakat ilmiah dengan tata nilai, tuntutan dan tantangan tersendiri, membantu mahasiswa mengatasi berbagai masalah yang dihadapi dalam menjalani masa studinya dengan mengaktualisasikan potensi yang dimilikinya. Dengan kegiatan-kegiatan tersebut, maka jenis pelayanan terhadap para mahasiswa antara lain : Layanan informasi tentang sekolah, studi, karir, pergaulan dan sebagainya, serta sumber informasi lain agar mahasiswa dapat memulai menjajaki sumber-sumber informasi lainnya, Layanan Konseling tentang masalah/kesulitan pribadi agar mahasiswa dapat mulai melihat jalanjalan pemecahan (dengan catatan bahwa masalah/kesulitan yang dimaksud terjamin kerahasiaannya), Layanan pelacakan bakat, agar mahasiswa dapat mengetahui bakat
INSANI No.8/Th.XXII/Februari/2005
Yulius A. Ta ufiq, Bimbingan Pena siha t Ak a demik
dan kemampuannya mengembangkannya.
lalu
Hakae kat Pre stasi Be lajar Suatu prestasi akan diperoleh setelah dilakukan suatu kegiatan. Baik - buruk prestasi yang diperoleh tergantung dari usaha yang dilakukan. Maka dapat dikatakan bahwa prestasi adalah hasil yang dicapai dari suatu usaha yang telah dilakukan. Belajar menurut Gagne adalah “Suatu perubahan tingkah laku manusia atau kemampuan yang dapat dipelihara yang bukan berasal dari proses pertumbuhan”. Sedangkan arti belajar menurut (Suryosubroto, 1988) adalah “Suatu aktifitas mental/psikis, yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan, yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuanpemahaman, ketrampilan dan nilai - sikap. Perubahan itu bersifat relatif konstan dan berbekas”. Belajar dapat juga dikatakan sebagai kegiatan mengorganisasikan, menata atau menempatkan bagian-bagian bahan pelajaran sehingga membuat dapat lebih mengerti dan lebih jelas, untuk itu diperlukan suatu pemahaman didalam belajar. Pemahaman dalam hal ini dapat diartikan menguasai sesuatu dengan fikiran yang berarti adalah mengerti maksud dan implikasi serta aplikasi-aplikasi dalam belajar sehingga siswa dapat memahami suatu situasi. Pemahaman sangat penting karena merupakan tujuan akhir dari kegiatan belajar. Seperti yang telah ditulis Dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Anak, prestasi belajar dapat diartikan sebagai berikut : “Penguasaan pengetahuan/ketrampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran, yang lazim ditunjukkan dengan nilai test atau angka nilai yang diberikan oleh pengajar”.
1. Faktor yang berasal dari dalam diri orang belajar (internal) - Faktor Fisik - Faktor mental psikologis - Faktor kelelahan 2. Faktor yang berasal dari luar diri orang yang belajar (ek sternal) - Faktor keluarga - Faktor sekolah - Faktor masyarakat 1. Faktor yang be rasal dan dalam diri orang yang be lajar (internal) a. Faktor Fisik Fak tor Kesehatan Kesehatan seorang anak berpengaruh di dalam belajarnya. Seorang anak yang sering sakit-sakitan akan cepat lelah, kurang semangat, mudah pusing dan mengantuk sehingga tidak dapat mengikuti perkuliahan dengan baik. Ia tidak dapat menangkap materi pelajaran yang diajarkan dengan baik. Dan dengan sendirinya tidak memiliki kemampuan untuk meresapkan pelajaran yang ia peroleh. Makan makanan bergizi dan menjaga keseimbangan dalam melakukan berbagai aktifitas, seperti belajar, bekerja dan istirahat sangat membantu di dalam meningkatkan kesehatan seseorang. Cacat tubuh Cacat tubuh seperti buta, tuli, patah kaki atau patah tangan juga akan mempengaruhi belajar. Oleh karena itu anak yang cacat hendaknya belajar di sekolah pendidikan khusus. b. Faktor me ntal psikologis.
Faktor-faktor yang mempe ngaruhi pre stasi be lajar. Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar anak, menurut Slameto dalam buku Belajar dan Faktor-faktor yang mempengaruhinya adalah :
Faktor intelegensi Intelegensi adalah kecakapan untuk menghadapi dan menyesuaikan diri dalam situasi yang baru dengan cepat dan efektif, mengetahui konsep-konsep yang abstrak, mengetahui relasi dan mempelajarinya dengan cepat.
INSANI No.8/Th.XXII/Februari/2005
56
Yulius A. Ta ufiq, Pera nan Bimbingan Pena siha t Ak a demik
Intelegensi seseorang diperoleh dari hasil bawaan dan hasil lingkungan pendidikannya. Intelegensi besar pengaruhnya terhadap kemajuan belajar. Anak yang tingkat intelegensinya tinggi akan lebih berhasil daripada yang memiliki tingkat intelegensi yang rendah.
berfungsi untuk mendorong anak berbuat, menentukan arah perbuatan, menyeleksi perbuatan dan pendorong usaha guna pencapaian prestasi. Berarti motif sangat diperlukan di dalam memperoleh prestasi belajar, terutama bagi anak-anak usia muda.
Fak tor perhatian Perhatian adalah pengerahan tenagatenaga jiwa yang ditujukan kepada suatu objek agar hasil belajar baik, para mahasiswa harus mempunyai perhatian terhadap suatu pelajaran. Seseorang belum dapat memusatkan perhatian dalam waktu yang lama, oleh karena itu diperlukan variasi di dalam kegiatan belajar agar tidak bosan.
Faktor kematangan Kematangan adalah suatu fase dalam pertumbuhan seseorang, dimana alat tubuhnya siap untuk melakukan kecakapan baru. Kemajuan untuk memiliki kecakapan baru tergantung dari kematangan dan belajar. Kematangan belum berarti seseorang dapat melakukan kegiatan terus-menerus.
Fak tor minat Minat adalah kecenderungan yang tetap dalam individu untuk memperhatikan dan mengenang sesuatu objek dengan disertai rasa senang. Bahan pelajaran yang menarik minat siswa akan lebih mudah dipelajari dan disimpan. Minat dapat timbul karena adanya kebutuhan dari dalam dirinya dan rasa tertarik yang ditimbulkan dari luar dirinya. Usaha untuk menumbuhkan minat yang lebih besar dalam diri seseorang dapat dilakukan dengan cara menjelaskan halhal yang menarik dan berguna bagi kehidupannya. Fak tor motif Motif adalah daya upaya yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Motif di dapat dari dalam diri orang yang belajar dan dari luar diri orang yang belajar. Motif yang diperoleh dari dalam diri orang yang belajar disebabkan oleh adanya kebutuhan akan pengetahuan. Sedangkan motif yang diperoleh dari luar diri orang yang belajar merupakan suatu perangsang dari luar untuk berbuat sesuatu. Rangsangan tersebut misalnya berupa pujian. Motif 57
Faktor kesiapan Kesiapan adalah kesediaan untuk memberikan reaksi atau responden. Kesiapan berhubungan dengan kematangan. Anak yang sudah matang berarti siap untuk melakukan suatu kecakapan. c. Faktor ke le lahan Kelelahan pada seseorang dibedakan atas kelelahan jasmani yang terlihat dengan lemahnya tubuh dan kelelahan rohani yang terlihat dengan adanya kelesuan dan kebosanan. Kelelahan rohani terjadi karena memikirkan masalah yang berat, melakukan sesuatu yang selalu sama, mengerjakan sesuatu yang tidak menjadi bakat dan minatnya. Sehingga dapat menghilangkan motif untuk dapat berbuat sesuatu. Kelelahan jasmani dan rohani dapat dihilangkan dengan melakukan berbagai kegiatan secara seimbang. 2. Faktor yang be rasal dari luar diri orang yang be lajar (eksternal) a. Faktor ke luarga Cara orang tua mendidik
INSANI No.8/Th.XXII/Februari/2005
Yulius A. Ta ufiq, Bimbingan Pena siha t Ak a demik
Keluarga adalah lembaga pendidikan pertama dan utama bagi anak. Keluarga yang sehat besar artinya bagi pendidikan anak. Cara orang tua mendidik anak dan akan berpengaruh terhadap belajarnya. Orang tua yang memperhatikan pendidikan anak dan mendidik dengan cinta kasih akan membantu anak untuk meningkatkan belajar. Sementara sikap acuh tak acuh terhadap belajar anak, mendidik dengan cara memanjakannya dan mendidik anak dengan cara memperlakukannya terlalu keras menghambat keberhasilan belajar anak. Hubungan antara anggota k eluarga Hubungan yang penuh pengertian dan kasih sayang antara anggota keluarga disertai bimbingan dan hukuman untuk mensukseskan belajar anak akan memperlancar belajar dan keberhasilan anak. Suasana rumah Suasana rumah yang tenang dan tenteram akan memberikan rasa nyaman pada anak dan akan membuat anak betah untuk tinggal di rumah. Suasana tenang dibutuhkan pula bagi anak agar dapat belajar dengan baik, suasana rumah yang tenang akan membuat anak mudah untuk mengkonsentrasikan diri pada pelajarannya bila sedang belajar. Keadaan ek onomi k eluarga Keadaan ekonomi keluarga yang serba kekurangan menyebabkan anak tidak dapat terpenuhi kebutuhan belajarnya dan merasa minder. Hal ini dapat mengganggu belajar anak. Sebaliknya keadaan ekonomi keluarga yang serba berkecukupan tidak berarti anak pasti berhasil dalam belajar. Apalagi bila orang tua cenderung memanjakan anak. b. Faktor Se kolah Metode mengajar Metode mengajar yang tidak tepat dan tidak bervariasi akan menyebabkan para
mahasiswa bosan dan pasif dalam mengikuti perkuliahan. Akibatnya para mahasiswa malas untuk belajar. Pengajar dalam hal ini Dosen hendaknya dapat menggunakan metode yang tepat, efektif, efisien dan bervariasi di dalam mengajar sehingga dapat meningkatkan kegiatan belajar mengajar dan meningkatkan motivasi mahasiswa dalam belajar. Hubungan Dosen dengan Mahasiswa dan Mahasiswa dengan Mahasiswa Dosen yang kurang berinteraksi dengan mahasiswa secara akrab akan menyebabkan proses belajar mengajarnya kurang lancar, sebab mahasiswa merasa segan untuk berpartisipasi secara aktif dalam belajar. Seorang mahasiswa yang menyukai Dosennya akan menyukai pula mata pelajaran yang diberikan sehingga para mahasiswa akan berusaha mempelajari mata pelajaran tersebut dengan sebaikbaiknya. Mahasiswa yang tingkah lakunya kurang disukai temannya dan memiliki rasa rendah diri akan dijauhi teman-temannya. Hal ini akan mengakibatkan mahasiswa tersebut terganggu dalam belajarnya. Disiplin k ampus Disiplin kampus akan dapat mengembangkan motivasi yang kuat untuk belajar. Jika seluruh staf/karyawan memiliki disiplin, maka para mahasiswapun akan ikut menjadi disiplin. Fasilitas pendidik an Fasilitas pendidikan yang kurang memadai juga akan menghambat kegiatan belajar mahasiswa. Dengan fasilitas yang lengkap dan baik akan membuat para mahasiswa mudah menerima dan menguasai pelajaran serta senang untuk belajar. c. Faktor masyarakat
INSANI No.8/Th.XXII/Februari/2005
58
Yulius A. Ta ufiq, Pera nan Bimbingan Pena siha t Ak a demik
Bentuk kehidupan masyarakat yang ada di sekitar mahasiswa tinggal juga dapat berpengaruh terhadap belajarnya. Lingkungan masyarakat yang terdiri dari orang yang tidak terpelajar akan berpengaruh jelek. Sedangkan lingkungan masyarakat yang terdiri dari orang yang terpelajar akan dapat mendorong seseorang untuk untuk belajar lebih giat. Jadi dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar adalah penguasaan pengetahuan, keterampilan dan sikap yang diperoleh sebagai hasil dari belajar. Hasil belajar ditunjukkan dengan nilai tes atau nilai yang diberikan Dosen kepada mahasiswanya. Faktor dari dalam diri seseorang lebih banyak mempengaruhi hasil belajar yang lebih baik. Sedangkan faktor dari luar di seseorang yang berpengaruh positif akan membantu membentuk motivasi, minat dan keinginan dalam diri seseorang untuk belajar labih giat.
Hipote sis Oleh karena hipotesis itu merupakan suatu anggapan sementara yang masih harus dibuktikan kebenarannya, dimana anggapan sementaranya adalah : Ada hubungan yang positif antara bimbingan yang dilaksanakan oleh Penasihat Akademik (PA) dengan prestasi belajar mahasiswa di STISIP Widuri.
METODOLOGI PENELITIAN
Kerangka Berpikir Dalam studi mahasiswa dibimbing oleh Penasihat Akademik. Sedangkan Tugas Penasehat Akademik (PA) adalah membantu mahasiswa menyusun rencana studi, memberi kesempatan kepada mahasiswa untuk membicarakan masalah-masalah pribadi yang dapat menghambat proses belajarnya, serta membantu mengarahkan dan mengembangkan sikap belajar yang baik. Bimbingan yang dilaksanakan oleh Penasehat Akademik kepada mahasiswa pada dasarnya untuk mencapai tujuan akhir, yaitu agar mahasiswa berhasil menyelesaikan studinya dengan baik. Dengan kata lain agar prestasi yang diharapkan oleh mahasiswa dapat dicapai dengan baik. Persoalannya bagaimana bimbingan yang dilaksanakan oleh Penasihat Akademik mempunyai pengaruh terhadap prestasi belajar mahasiswa. Seorang mahasiswa mustahil akan memperoleh prestasi yang baik/tinggi pada setiap mata kuliahnya apabila tidak ada usaha yang optimal. Untuk memperoleh prestasi yang baik dapat dicapai oleh bantuan tenaga pengajar (Guru atau Dosen) maupun tanpa pengajar (Otodidak). Namun kecenderungan umum 59
menunjukkan bahwa kedua-duanya sangat diperlukan karena akan mempengaruhi berhasil tidaknya prestasi yang diharapkan. Oleh karena itulah fungsi dan peran Penasihat Akademik langsung atau tidak langsung turut mempengaruhi prestasi belajar mahasiswa. Dengan demikian dapat diduga terdapat hubungan antara bimbingan yang dilaksanakan oleh Penasehat Akademik dengan prestasi belajar mahasiswa di STISIP Widuri Jakarta.
De finisi Ope rasional Variabe l Dari uraian permasalahan di depan, jelas apa yang ingin dicapai dalam penelitian ini terutama untuk mengetahui tentang pelaksanaan bimbingan PA dalam hubungnnya dengan prestasi mahasiswa di STISIP Widuri. Dalam hal ini ingin dilihat suatu kenyataan tentang hubungan antara dua variabel, yaitu Bimbingan yang dilaksanakan oleh PA dijadikan sebagai variabel bebas dan Prestasi Belajar Mahasiswa sebagai variabel terikat. Yang dimaksud dengan bimbingan yang dilaksanakan oleh Penasihat Akademik (PA) dalam penelitian ini adalah semua kegiatan yang diarahkan untuk membantu mahasiswa dalam menyelesaikan studinya, antara lain membimbing pengambilan beban studi pada setiap awal semester, membimbing mahasiswa dalam memecahkan berbagai masalah yang dihadapi. Sedangkan yang dimaksud dengan Prestasi Belajar Mahasiswa dalam penelitian ini adalah hasil atau nilai yang diperoleh mahasiswa dalam mengikuti perkuliahan di kampus.
INSANI No.8/Th.XXII/Februari/2005
Yulius A. Ta ufiq, Bimbingan Pena siha t Ak a demik
“….penelitian deskriptif tidak memiliki kekuatan untuk mengontrol hal-hal yang sementara terjadi dan hanya mengukur yang ada” (Consvello, 1993) Dalam penelitian ini terdapat dua variabel yaitu bimbingan yang dilaksanakan oleh Penasehat Akademik (PA) sebagai variabel I (X) dan Prestasi Belajar mahasiswa sebagai variabel II (Y). Mengingat tujuan penelitian ini maka jenis metode deskriptif yang digunakan adalah penelitian yang bersifat eksploratif yang bertujuan untuk menggambarkan keadaan. Dalam hal ini peneliti hanya ingin mengetahui hal-hal yang berhubungan dengan keadaan sesuatu, yakni gambaran pelaksanaan bimbingan penasihat akademik (PA) dengan prestasi belajar mahasiswa.
Tempat dan Waktu Pe ne litian Penelitian ini dilaksanakan di STISIP Widuri, jalan Palmerah Barat no 353 Jakarta Selatan 12210. Dari bulan Agustus sampai dengan bulan Oktober 1998. Populasi dan Sampe l Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa STISIP Widuri angkatan 1994/1995 sampai dengan angkatan 1996/1997 yang berjumlah 100 orang. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini diambil dari populasi secara Random Sampling sebanyak 30 orang. Metodologi Pe ne litian Metode Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif, yaitu “metode penelitian yang dilakukan dengan tujuan utama untuk membuat gambaran atau deskripsi tentang suatu keadaan secara objektif” (Consvello, 1993) Dengan Metode ini diharapkan akan terlihat gambaran sebenarnya dan tidak ada manipulasi situasi yang terjadi sebagaimana diungkapkan
a. Disain Pe nelitian Penelitian ini termasuk penelitian deskriptif, untuk memperoleh informasi dari penelitian yang dilakukan. Adapun disain tersebut dapat digambarkan dalam bentuk tabel sebagai berikut :
Subyek
Variabel Bebas (X)
Variabel Terikat (Y)
1 2 3 4 5 ….. n
X
Y
X
1 2
Y
X
Y
X
Y
3 X4 5 ….. Xn
1 2
3 Y4 5 ….. Yn
Keterangan : Subyek : Mahasiswa X : Bimbingan yang dilaksanakan oleh Penasehat Akademik (PA) 1 Y2 : Prestasi Belajar Mahasiswa. Pada penelitian ini akan dicari hubungan antara variabel X dan variabel Y (r ) xy
INSANI No.8/Th.XXII/Februari/2005
60
Yulius A. Ta ufiq, Pera nan Bimbingan Pena siha t Ak a demik
b. Te knik Pe ngumpulan Data Untuk pengumpulan data instrumen yang digunakan adalah angket. Angket adalah alat pengumpulan data melalui daftar pertanyaan tertulis yang akan disebarkan untuk mendapat informasi atau keterangan dari sumber data yaitu responden. Dalam penelitian ini dugunakan angket tertutup. Dalam menjawab angket, responden tinggal memilih alternatif jawaban yang dianggap sesuai. Dalam teknik pengukuran digunakan cara pengumpulan pilihan jawaban dari responden dengan nilai skor. Adapun ketentuan teknik pengukuran dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel I Alte rnatif Jawaban Kue sione r NO 1 2 3 4
Alternatif Jawaban Selalu Sering Pernah Tidak Pernah
Score 4 3 2 1
A. Uji Coba Angke t Untuk memperoleh data tentang bimbingan yang dilaksanakan oleh PA digunakan angket sebagai alat pengumpul data. Angket yang dirancang dan digunakan dalam penelitian ini diuji coba terlebih dahulu. Hal ini dimaksudkan untuk memperoleh tingkat reliabilitas dan validitas bagi angket tersebut.
1. Tingkat Validitas Sebelum dilaksanakan penelitian, terlebih dahulu diuji validitas kuesioner. Untuk menguji validitas instrumen dipergunakan Validitas Konstrak (Contruct Validity) dimana “suatu pengukuran erat kaitannya dengan isi atau materi suatu tes atau instrumen” Validitas konstrak yaitu menganalisis dan menelaah setiap pertanyaan yang terdapat dalam angket. Dengan demikian dapat diketahui validitas dari isi angket tersebut. Selanjutnya untuk mengetahui
homogenitas seluruh pertanyaan dalam instrumen digunakan teknik Internal Consistency dengan formula t-test. Langkah-langkahnya adalah : Skor jawaban responden dibagi dua kelompok, yaitu kelompok atas dan kelompok bawah menurut tinggi skor total, selanjutnya indeks diskriminasi dapat dihitung dengan formula t-tes sebagai berikut :
ti =
X A − XB S 2 A S 2B + NA NB
Keterangan : ti : nilai t sebagai indeks diskriminasi item XA : mean distribusi skor golongan atas untuk item XB : mean skor subyek golongan bawah untuk item : varians skor subyek golongan S2A atas untuk item S2B : varians skor subyek golongan bawah untuk item : jumlah subyek golongan atas NA NB : jumlah subyek golongan bawah Berdasarkan hasil uji coba diperoleh t hitung 2,83, sedangkan t tabel = 1,812. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa angket tersebut adalah valid. 2. Tingkat Reliabilitas Tingkat Reliabilitas adalah ukuran ketetapan, konsistensi dan produktif dari sebuah angket. Pengujian reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan jenis reliabilitas internal, yaitu dengan cara menganalisa data dari satu kali pengentasan. Selanjutnya data pengamatan ini dianalisa dengan menggunakan rumus alpha:
k ΣVb r11 = 1− (k −1) Vt Keterangan : r11 : Reliabilitas instrumen k : banyaknya butir pertanyaan atau soal ∑V b : jumlah varians butir
INSANI No.8/Th.XXII/Februari/2005
61
Yulius A. Ta ufiq, Bimbingan Pena siha t Ak a demik
Vt
X2 = hit < X2 tabel = normal X2 = hit > X2 tabel = tidak normal
: varians total
Selanjutnya berdasarkan hasil penelitian didapat r hitung adalah 0,27, sedangkan r tabel adalah 0,63 dengan taraf signifikansi 0,05. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa angket tersebut adalah reliabel B. Te knik Analisa Data 1. Uji Prasyarat a. Uji Normalitas Hasil penelitian terlebih dahulu dianalisis dengan uji normalitas. Uji ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah populasi yang diteliti berdistribusi normal dalam segi karakteristik yang diteliti atau tidak. Langkah-langkah yang dilakukan dalam uji normalitas yaitu : 1. Mencari variabel rumus :
X =
rata-rata dengan
ΣX N
dan
(Mean) dari menggunakan
Y =
ΣY N
2. Mencari nilai Z score menggunakan rumus :
Z score =
dengan
x−x s
3. Mencari luas di bawah kurva normal dengan menggunakan daftar distribusi nilai Z score 4. Menghitung frekuensi yang diharapkan (fh) dengan cara : Fh = luas di bawah k urva XN 5. Memasukkan semua hasil perhitungan di atas ke dalam format 6. Memasukkan semua hasil perhitungan-perhitungan di atas ke dalam rumus : X2 = (f0 – fh) 7. Menghitung derajat kebebasan (dk) = k – 1, kemudian hasil perhitungan dibandingkan dengan taraf signifikansi ke dalam tabel dengan kriteria normalitas berikut : 62
b. Uji Linearitas Uji ini dilakukan sebagai syarat dilakukannya studi korelasi, yaitu untuk mengetahui apakah variabel yang satu dengan variabel yang lain menunjukkan hubungan yang positif. Rumus yang digunakan adalah : Y = a + bX Keterangan : Y = skor yang diramalkan Y − b(ΣX ) N a = Konstan intersep, yaitu nilai Y jika X = 0 b = Slope dari garis lurus yang menunjukkan perubahan Y dengan berubahnya satu satuan dari X N ( Σ XY ) − ( Σ X )( Σ Y ) N ( ΣX 2 ) − ( ΣX ) 2
2. Uji Prasyarat Untuk mencari nilai rxy menggunakan rumus :
rxy =
N(ΣXY) − (ΣX )(ΣY )
{NΣX
2
}{
− (ΣX ) 2 NΣY 2 − (ΣY) 2
}
Keterangan : R xy : hubungan antara variabel X dan variabel Y X : skor variabel X Y : skor variabel Y XY : jumlah perkalian setiap skor X dan Y X2 : Deviasi setiap skor X Y2 : Deviasi setiap skor Y N : jumlah sampel
HASIL PENELITIAN A. DESKRIPSI DATA 1. Karakte ristik Sampe l
INSANI No.8/Th.XXII/Februari/2005
Yulius A. Ta ufiq, Pera nan Bimbingan Pena siha t Ak a demik
Populasi yang terdapat di Sekolah Tinggi Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (STISI) Widuri berjumlah 100 orang, yaitu mahasiswa daring angkatan TA 1994/1995 s/d TA 1996/1997. Untuk memperoleh data yang dibutuhkan, peneliti menyebarkan angket dan melakukan studi dokumentasi. Dari 100 responden yang dijadikan populasi, 10 diantaranya diuji coba. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 60 mahasiswa. Setelah diuji coba dengan teknik yang telah dikemukakan, angket disebar sebanyak 60 angket untuk 60 responden. Penyebaran angket dilakukan untuk memperoleh data tentang bimbingan yang dilaksanakan oleh PA, sedangkan
studi dokumentasi dilakukan untuk memperoleh data tentang prestasi belajar mahasiswa (IPK) pada semester genap 1996/1997
2. Deskripsi Data te ntang Bimbingan yang dilaksanakan ole h PA Berdasarkan data hasil penelitian lapangan tentang bimbingan yang dilaksanakan oleh PA diperoleh skor mentah dengan sebaran antara 43 hingga 84. Dari sebaran tersebut diperoleh ratarata sebesar 64,3 dengan simpangan baku (standar deviasi) sebesar 11,75. Distribusi frekuensi data tersebut dapat dilihat pada tabel di halaman berikut ini..
Tabel I Distribusi Frekuensi Bimbingan yang dilakasanakan oleh PA INTERVAL KELAS 43 – 48 49 – 54 55 – 60 61 – 66 67 – 72 73 – 78 79 – 84 JUMLAH
TITIK TENGAH 45,5 51,5 57,5 63,5 69,5 75,5 81,5
Dari tabel distribusi frekuensi di atas menunjukkan bahwa skor yang paling banyak dimiliki responden berada pada interval nilai 61 – 66. Hal ini menunjukkan bahwa bimbingan yang dilaksanakan oleh PA terhadap prestasi belajar mahasiswa STISIP Widuri dinilai cukup. 3. Deskripsi Data tentang Prestasi Belajar Mahasiswa
JUMLAH 9 3 6 21 8 1 12 60
mahasiswa diperoleh skor mentah dengan sebaran antara 2,0 hingga 3,8. Skor mentah ini diperoleh dari dokumentasi sekolah mengenai prestasi belajar mahasiswa yang dilihat dari IPK semester genap 1996/1997. Dari sebaran tersebut diperoleh rata-rata sebesar 2,77 dengan simpangan baku (standar deviasi) sebesar 0,592. Distribusi frekuensi data tersebut dapat dilihat pada tabel II di halaman berikut ini..
Berdasarkan data hasil penelitian lapangan tentang prestasi belajar Tabel II Distribusi Frekuensi Prestasi Belajar Mahasiswa INTERVAL KELAS
TITIK TENGAH
INSANI No.8/Th.XXII/Februari/2005
JUMLAH
63
Yulius A. Ta ufiq, Bimbingan Pena siha t Ak a demik
2,0 – 2,2 2,3 – 2,5 2,6 – 2,8 2,9 – 3,1 3,2 – 3,4 3,5 – 3,7 3,8 – 4,0 JUMLAH
2,1 2,4 2,7 3,0 3,3 3,6 3,9
Dari tabel distribusi frekuensi di atas menunjukkan bahwa nilai yang terbanyak dimiliki mahasiswa berada pada IPK 2,0 – 2,2 dan 2,3 – 2,5. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat prestasi belajar mahasiswa di STISIP Widuri menurut penilaian di tempat penelitian dinilai cukup (lihat kriteria penilaian di bawah ini) Kriteria Penilaian : 0,00 – 1,99 tidak lulus 2,00 – 2,49 cukup 2,50 – 2,99 memuaskan 3,00 – 3,49 sangat memuaskan 3,50 – 4,00 cum laude
B. PENGUJIAN PRASYARAT ANALISIS Teknik yang digunakan untuk menguji hipotesis kerja adalah dengan menggunakan teknik korelasi product moment dari Karl Pearson. Teknik ini dapat digunakan jika data yang diperoleh berdistribusi normal
1. Uji Normalitas Untuk menguji normalitas populasi digunakan uji chi kuadrat yang dilakukan terhadap variabel X dan variabel Y. Adapun tujuan uji normalitas ini adalah untuk mengetahui kecocokan distribusi empirik dengan distribusi teoritis. Diterima atau ditolaknya H0 adalah 2
15 14 7 6 8 7 3 60
dengan membandingkan X2 hitung dengan X2 tabel yang diambil dari harga kritis. Kriterianya adalah H0 dan populasi dikatakan berdistribusi normal apabila X2 yang diperoleh dari data pengamatan lebih kecil dari X2 tabel. Dari uji yang telah dilakukan terhadap variabel X diperoleh X2 hitung = 13,1 dengan df = 6 dan taraf signifikan 95%. Dari daftar nilai kritis chi kuadrat didapat X2 tabel = 79,1 yang lebih besar dari X2 hitung = 13,1 sehingga dapat disimpulkan bahwa populasi berdistribusi normal. Sedangkan uji chi kuadrat terhadap variabel Y diperoleh X2 hitung = 9,77 dengan df = 6 dan taraf nyata 95%. Dari daftar nilai chi kuadrat didapat X2 tabel = 79,1 yang berarti lebih besar dari X2 hitung = 9,77. Dengan demikian populasi dapat dikatakan berdistribusi normal.
2. Uji Line aritas. Pengujian linearitas dimasukkan untuk menguji hubungan antara kedua variabel. Untuk menguji hubungan ini digunakan persamaan regresi sederhana yang akan dilihat kelinearannya adalah variabel X (bimbingan yang dilaksanakan oleh PA) terhadap variabel Y (prestasi belajar mahasiswa).
C. PENGUJIAN HIPOTESIS Hipotesis yang digunakan dalam penelitian dirumuskan dalam bentuk
INSANI No.8/Th.XXII/Februari/2005
Yulius A. Ta ufiq, Pera nan Bimbingan Pena siha t Ak a demik
hipotesa kerja (Ha) yaitu terdapat hubungan yang positif antara bimbingan yang dilaksanakan oleh PA dengan prstasi belajar mahasiswa. Sedangkan yang diuji secara statistik adalah hipotesis nol (H0) yang menyatakan tidak ada hubungan yang positif antara bimbingan yang dilaksanakan oleh PA dengan prestasi belajar mahasiswa. Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan korelasi product moment diperoleh nilai r hitung sebesar 0,65 sedangkan r tabel dengan n = 60 taraf signifikan 0,05 adalah 0,254. Dengan demikian r hitung lebih besar dari r tabel maka H0 yang menyatakan bahwa tidak terdapat hubungan yang positif antara bimbingan yang dilaksanakan oleh PA dengan prestasi belajar mahasiswa, ditolak. Dan Ha yang menyatakan terdapat hubungan yang positif antara bimbingan yang dilaksanakan oleh PA dengan prestasi belajar mahasiswa, diterima.
PEMBAHASAN Pada pengujian hipotesis terhadap X (bimbingan yang dilaksanakan oleh PA) dan variabel Y (prestasi belajar mahasiswa) dengan perhitungan koefisien korelasi product moment diperoleh hasil rxy sebesar 0,65 berarti variabel X memberikan kontribusi sebesar 42% terhadap variabel Y. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa bimbingan yang dilaksanakan oleh PA berpengaruh cukup besar terhadap prestasi belajar mahasiswa. Bimbingan dosen/PA sangat dibutuhkan untuk menumbuhkan motivasi, minat dan keinginan mahasiswa untuk belajar lebih giat. Proses bimbingan yang dibutuhkan oleh setiap mahasiswa tidak sama, tergantung dari kemampuan dan tanggung jawab yang dimiliki mahasiswa tersebut. Bagi mahasiswa yang memiliki kemampuan intelegensi tinggi dan memiliki tanggung jawab yang besar terhadap kewajibannya terutama belajar serta memiliki sikap disiplin diri, dapat diberikan bimbingan tidak langsung oleh PA. Bimbingan tidak langsung memberikan kepercayaan penuh kepada
mahasiswa untuk bertanggung jawab terhadap dirinya. Melalui bimbingan, PA dapat mengetahui seberapa jauh penguasaan mahasiswa terhadap apa yang dipelajari dan masalah-masalah apa yang dihadapi. Dengan demikian PA dapat segera membantu bila mahasiswa mengalami kesulitan. Bimbingan yang dilakukan oleh PA akan membuat mahasiswa merasa diperhatikan. Perasaan ini cjuga akan membantu mahasiswa dalam menumbuhkan minat dan motivasi belajar. Minat dan motivasi belajar yang ada dalam diri mahasiswa akan membantu dalam mencapai prestasi belajar yang baik sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya. Penelitian yang dilakukan di Sekolah Tinggi Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (STISIP) Widuri Jakarta menunjukkan bahwa Bimbingan yang dilaksanakan oleh PA terhadap prestasi belajar mahasiswa memberikan kontribusi yang cukup besar dalam pencapaian prestasi belajar yang baik dan sesuai kemampuannya, yaitu 42%. Untuk itu bimbingan yang dilaksanakan oleh PA terhadap belajar mahasiswa perlu sekali dilakukan agar prestasi belajar mahasiswa lebih baik.
KESIMPULAN Berdasarkan data yang diperoleh di lapangan, hasil pengujian hipotesis dan pembahasan hasil penelitian dapat disimpulkan, bahwa bimbingan yang dilaksanakan oleh PA terhadap belajar mahasiswa STISIP Widuri Jakarta dinilai cukup baik. Hal ini terlihat dari skor yang diperoleh dari setiap responden, yaitu antara 43 – 84. Skor yang paling banyak dimiliki responden berada pada interval nilai 61 – 66, yaitu 35% dari jumlah sampel. Bimbingan yang dilaksanakan oleh PA ternyata memberikan kontribusi yang cukup tinggi terhadap prestasi belajar mahasiswa, yaitu sebesar 42%. Hal ini dibuktikan melalui uji hipotesis dengan perhitungan koefisien korelasi product moment. Tingkat prestasi belajar mahasiswa di STISIP Widuri cukup baik, namun belum optimal. Hal tersebut terlihat, bahwa IPK mahasiswa berada pada IPK antara 2,0 – 4,0. Jumlah nilai yang terbanyak dimiliki mahasiswa
INSANI No.8/Th.XXII/Februari/2005
65
Yulius A. Ta ufiq, Bimbingan Pena siha t Ak a demik
berada pada IPK 2,0 – 2,2 dan 2,3 – 2,5 yaitu 25% dan 23,33% dari jumlah sampel. Tinggi – rendah IPK yang diperoleh mahasiswa tidak hanya ditentukan oleh intensitas bimbingan yang dilaksanakan oleh PA tetapi masih ada faktor lain yang turut mempengaruhinya. Secara empirik, penelitian ini telah berhasil menguji adanya hubungan positif antara bimbingan yang dilaksanakan oleh PA dengan prestasi belajar mahasiswa di STISIP Widuri Jakarta.
SARAN
2. Bimbingan yang dilaksanakan oleh PA hendaknya tidak hanya pada awal semester saja, yaitu pada waktu pengisian KRS. 3. Dosen sebagai PA hendaknya membantu mahasiswa memberikan layanan informasi tentang sekolah, studi, karir, pergaulan dan sebagainya. 4. PA hendaknya memberikan layanan konseling tentang masalah pribadi agar mahasiswa dapat mengetahui jalan pemecahannya (dengan catatan bahwa masalah yang dimaksud terjamin kerahasiaannya).
1. Bimbingan yang dilaksanakan oleh PA di STISIP Widuri sudah cukup, namun masih perlu ditingkatkan lagi.
DAFTAR PUSTAKA Agung, I Gusti Ngurah, 1992 Metode Penelitian Sosial, Pengertian dan Pemakaian Praktis. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama Azwar, Saifudin Reliabilitas dan Validitas Interpretasi dan Komputasi. Yogyakarta : Liberti, Departemen Pendidikan dan Kebudyaan, 1993 Analisis Pendidikan 1993. Consvello dkk., 1993 Pengantar Metodologi Penelitian. Jakarta : Universitas Indonesia Djamaran, Syaiful Bahri, 1991 Prestasi Belajar dan Kompetensi Guru. Surabaya : Usaha Nasional Depdikbud, 1988 Teori Belajar. Jakarta : IKIP Jakarta Hamalik, Oemar, 1989 Metodologi Pengajaran Ilmu Pendidikan Berdasarkan Pendekatan Kompetensi. Bandung : CV Maju Notoatmojo, Soekidjo, 1993 Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : PT Rineka Cipta Nawawi, Hadari, 1981 Analisis Pendidikan. Jakarta Purwanto, M. Ngalim, 1995 Administrasi dan Supervisi Pendidikan. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya Soetjipto, Raflis Kosasi, 1994 Proyek Pembinaan dan Peningkatan Mutu Tenaga Kependidikan Dirjen Dikti. 66
INSANI No.8/Th.XXII/Februari/2005
Yulius A. Ta ufiq, Bimbingan Pena siha t Ak a demik
Depdikbud Sudjana, Nana, 1989 Teori Belajar untuk Pengajaran. Bandung : Fakultas Ekonomi Sardiman, 1987 Interkasi dan Motivasi Belajar Untuk Pengajaran. Jakarta : Rajawali Pers Slameto, 1995 Belajar dan Faktor-faktor yang mempengaruhi. Jakarta : PT Rineka Cipta Suryosubroto, B. , 1988 Dasar-dasar Psikologi untuk Pendidikan di Sekolah. Jakarta : PT Prima Karya Wibowo, Isprajin Broto dkk., 1995 Sistem Pendidikan Tinggi di Indonesia . (Materi Penataran P4 pola 45 jam terpadu bagi Mahasiswa Baru PT se Indonesia), Jakarta : Yayasan Swadaya Winkel, W. S., 1984 Bimbingan dan Konseling di Sekolah Menengah. Jakarta : PT Gramedia
Pedoman STISIP Widuri. TA 1995/1996, STISIP, 1995 Pedoman Universitas Persada Indonesia (YAI), 1995
YULIUS ACHMAD TAUFIQ, Lahir di Salatiga, 3 Juni 1970. Sarjana Administrasi Pendidikan IKIP Negeri Jakarta. Pemerhati dan Praktisi Pengembangan Administrasi dan Manajemen Pendidikan.
INSANI No.8/Th.XXII/Februari/2005
68