PERANAN BAWANG PUTIH (Allium sativum) TERHADAP HIPERTENSI Darmadi 1, Riska Habriel Ruslie 1 Dokter RSUD Z.A. Pagar Alam, Kabupaten Way Kanan, Lampung
1
Abstract Garlic has been used as a traditional medicine in both chronic and acute diseases for more than 1000 years. Animal studies have suggested that garlic reduces blood pressure, but studies in humans have reported mixed resuts. Garlic preparations are superior to placebo in reducing blood presssure in individual with hypertension. Garlic may be clinical use in patients with mild high blood pressure. Garlic can be used only as an integral part of the diet as a factor in total strategy of hypertension treatment. In this review examines the effect of garlic on blood pressure. Keywords : hypertension, garlic, Allium sativum
PENDAHULUAN Hipertensi merupakan salah satu masalah banyak
kesehatan diderita
di
masyarakat
yang
seluruh
dunia.
kemampuannya dalam merelaksasikan otot polos pembuluh darah. Beberapa studi eksperimental
menunjukkan
adanya
Hipertensi diperkirakan menjadi penyebab
beberapa efek dari bawang putih, termasuk
kematian sekitar 7,1 juta orang di seluruh
efek aktivasi sintesis nitric oxide endotel
dunia (sekitar 13% dari total kematian). Di
dan hiperpolarisasi membran sel otot,
negara berkembang seperti Indonesia,
sehingga
terdapat beban ganda dari prevalensi
pembuluh darah (Rivlin et al, 2006).
penyakit
hipertensi
dan
penyakit
dapat
menurunkan
Efek antihipertensi dari
tonus
bawang
kardiovaskular lain bersama-sama dengan
putih sudah diteliti namun masih bersifat
penyakit infeksi dan malnutrisi (Sani,
kontroversial. Namun, pada penelitian-
2008).
penelitian
sekarang
ini,
dilakukan
Bawang putih sudah lama digunakan
percobaan-percobaan dengan hasil yang
sebagai penyedap rasa dan mempunyai
menunjukkan penurunan tekanan darah
keuntungan
dan
diastolik dan ada juga percobaan yang
mengobati berbagai penyakit. Bawang
menunjukkan penurunan tekanan darah
putih merupakan suatu obat herbal karena
sistolik yang bermakna pada pasien yang
dalam
mencegah
diterapi dengan bawang putih (Tattelman,
Pasteur menemukan efek antibakteri dari
2005).
yang
bawang putih dan digunakan sebagai
membahas mengenai peranan bawang
antiseptik untuk mencegah gangren selama
putih terhadap hipertensi.
Perang Dunia I dan II (Tattelman, 2005).
Disusunlah
artikel
ini
Pada zaman Mesir kuno, bawang PEMBAHASAN
putih digunakan dalam diet sehari-hari
Jenis-Jenis Bawang
oleh masyarakat Mesir. Bawang putih
Perlu
dibedakan
putih
diberikan setiap hari pada kelas pekerja
dengan tanaman lainnya terutama dari
seperti pekerja kasar dalam membangun
genus Allium lainnya. Berikut ditampilkan
piramida. Tentunya pemberian bawang
gambar
putih terhadap kelas pekerja diharapkan
mengenai
bawang
jenis-jenis
bawang
(Gambar 1).
Gambar 1. Jenis-Jenis Allium (Itakura et al, 2001) Sejarah
Bawang
Putih
dalam
untuk menjaga dan meningkatkan stamina mereka sehingga dapat bekerja lebih keras
Pengobatan Bawang putih sudah lama digunakan
dan produktif. Selain itu, didapatkan
sebagai penyedap rasa dan mempunyai
beberapa siung bawang putih ditemukan di
keuntungan
makam Raja Tutankhamen (Rivlin, 2001).
dalam
mencegah
dan
mengobati berbagai penyakit. Sanskrit
Pada zaman Yunani kuno, bawang
melaporkan bahwa penggunaan bawang
putih
diyakini
putih untuk kepentingan medis sejak 5.000
keberanian
tahun yang lalu, dan digunakan dalam
peperangan. Saat olimpiade pertama kali
pengobatan Cina sejak 3.000 tahun yang
diselenggarakan, bawang putih dikonsumsi
lalu. Peradaban Mesir, Babilonia, Yunani,
oleh atlit sebelum bertanding. Diyakini
dan Romawi menggunakan bawang putih
bahwa bawang putih dapat melindungi
untuk pengobatan. Pada tahun 1958,
kulit dari racun atau toksin. Hippokrates
dan
dapat
memberikan
digunakan
dalam
pun yang seorang bapak ilmu kedokteran
bentuk salut enterik agar efektif karena
menggunakan
asam
bawang
putih
dalam
lambung
dapat
menghambat
prakteknya sehari-hari. Romawi kuno juga
alliinase. Karena alliinase dideaktivasi
menggunakan
untuk
oleh panas, bawang putih yang telah
pengobatan saluran cerna, gigitan hewan,
dimasak kurang bermanfaat lagi secara
artritis, dan kejang (Rivlin, 2001).
medis. Efek antimikroba, hipolipidemik,
bawang
putih
Di Cina dan Jepang, bawang putih
dan antitrombotik yang terdapat pada
digunakan sebagai pengawet makanan dan
bawang putih berhubungan dengan alliicin
digunakan sebagai diet harian dengan
dan
daging mentah. Selain itu dikatakan bahwa
antineoplastik
bawang putih berguna untuk mengobati
dengan adanya komponen sulfur atau
saluran
komponen lainnya yang belum diketahui
depresi,
cerna,
pernafasan,
meningkatkan
mengatasi
energi,
dan
mengatasi impotensi. Di India kuno,
produk
pemecahannya. mungkin
Efek
berhubungan
(Tattelman, 2005). Berikut
ini
merupakan
gambar
bawang putih digunakan untuk mengatasi
mengenai perubahan kimiawi pada bawang
penyakit jantung dan artritis. Pada teks
putih (Gambar 2).
medis (manuskrip Bower), bawang putih digunakan untuk mengatasi kelelahan, parasit, dan leprosy (Rivlin, 2001, Rivlin, 2006). Farmakologi Akar dari tanaman bawang putih
Gambar 2. Perubahan Kimia pada Bawang Putih (Amagase et al, 2001)
sudah lama digunakan untuk kepentingan
Dahulu orang hanya mengkonsumsi
medis. Bawang putih dapat digunakan
bawang putih mentah dan sekarang banyak
dalam bentuk segar, dikeringkan atau
bawang
disaring dan diambil minyaknya. Bawang
Keduanya
putih mempunyai konsentrasi tinggi sulfur.
berbeda. Ada suatu penelitian oleh Kasuga
Tiosulfinat, yang mengandung allicin,
et al (2001) yang menginvestigasi aktivitas
merupakan substansi aktif dari bawang
dari empat sediaan bawang putih, raw
putih. Allicin dibentuk ketika alliin, suatu
garlic juice (RGJ), heated garlic juice
asam amino yang mengandung sulfur,
(HGJ), dehydrated garlic powder (DGP),
kontak dengan enzim allinase ketika
dan aged garlic extract (AGE). Dilakukan
bawang
studi menggunakan tiga model tikus yaitu
putih
dihancurkan,
atau
mentah dikunyah.
dipotong, Preparat
putih
yang
memiliki
hipogonadisme
sudah
diproses.
kandungan
yang
testis
bawang putih kering yang mengandung
(hipospermatogenesis dan impotensi) yang
alliin dan alliinase harus dikemas dalam
diinduksi oleh air hangat, intoksikasi
asetildehida, dan pertumbuhan dari sel
merupakan sediaan bawang putih yang
tumor yang diinokulasi. Ditemukan bahwa
paling berguna. Pada sediaan bawang putih
RGJ hanya efektif terhadap pemulihan
AGE
fungsi testis. Efektivitas dari HGJ diteliti
hepatoprotektif,
pada tiga model tersebut, akan tetapi tidak
antioksidan sedangkan sediaan yang lain
membantu mengatasi impotensi. DGP
malah memicu oksidasi. Efek tambahan
berguna dalam pemulihan spermatogenesis
yang dimiliki oleh AGE dibandingkan
dan
sediaan yang lain disebabkan adanya S-
menstimulasi
detoksifikasi
memiliki
keunggulan
berupa
neuroprotektif,
asetildehida. Efek menguntungkan yang
allylcysteine,
paling bermakna dari AGE ditemukan
saponins, N-fructosyl arginin, dan zat yang
pada ketiga model tersebut. Hanya AGE
lain yang terbentuk saat proses ekstraksi
dan HGJ yang menghambat pertumbuhan
jangka
dari sel tumor yang sudah diinokulasi,
komponen
non-sulfur
walaupun keempat sediaan bawang putih
ternyata
memberikan
meningkatkan NK cell secara bermakna.
terhadap aktivitas biologis esensial pada
Penelitian ini menyatakan bahwa berbagai
bawang putih (Amagase, 2006).
macam sediaan bawang putih memiliki
S-allyl
panjang.
Antar
mercaptocysteine,
Yang menarik
sediaan
seperti
lagi,
saponin
kontribusinya
bawang
putih
keunggulan farmakologis yang berbeda,
memiliki kandungan zat yang berbeda;
dan
seperti ditampilkan pada tabel di bawah ini
dibandingkan
bawang
putih
yang
keempat dipelajari,
sediaan AGE
(Tabel 1).
Tabel 1. Tipe Produk Bawang Putih, Komponen Utama, dan Karakteristiknya (Amagase et al, 2001) Tipe Produk
Komponen Utama dan Karakteristik
Garlic essential oil
Hanya mengandung 1% komponen sulfur larut lemak (seperti diallyl sulfide, diallyl disulfide) dalam 99% minyak sayur Tidak mengandung fraksi larut air Tidak mengandung allicin Belum terstandarisasi dan belum ada data keamanan Komponen sulfur larut lemak dan alliin Tidak mengandung allicin Belum terstandarisasi dan belum ada data keamanan Alliin dan sedikit komponen sulfur larut lemak Tidak mengandung allicin Belum terstandarisasi dan belum ada data keamanan Hasil pada kolesterol masih inkonsisten Terutama mengandung komponen larut air (seperti S-allyl cysteine, S-allyl mercaptocysteine, atau saponin) Terstandarisasi (dengan S-allyl cysteine) Sedikit komponen sulfur larut lemak Efek menguntungkan bervariasi Keamanan sudah teruji Banyak penelitian (200 penelitian)
Garlic oil macerate
Garlic powder
Aged garlic extract
Kegunaan dan Efikasi
menurunkan lipid (bezafibrate, derivat
Penurun Level Kolesterol
asam fibric) dan hasilnya menunjukkan
Metaanalisis oleh Silagy C et al
keefektifan yang sama dalam menurunkan
(1994) terhadap 16 penelitian dari 952
kadar lipid secara signifikan (Tattelman,
subyek.
2005).
Terjadi
kolesterol
perbedaan
total
antara
reduksi
pasien
yang
Antihipertensi : dibahas pada bagian
mendapat bawang putih dan plasebo (atau
berikutnya
menghindari konsumsi bawang putih)
Proteksi kardiovaskular
yaitu sebesar -0,77 mmol/L. Perubahan ini
Hasil penelitian menunjukkan efek rendah
menunjukkan
dari bawang putih dalam risiko trombosis
penurunan
12%
dibandingkan yang mendapat plasebo.
tetapi
Reduksi terbukti setelah terapi selama 1
signifikan dari agregrasi platelet pada
bulan dan menetap setidaknya selama 6
terapi dengan bawang putih dibandingkan
bulan. Sediaan bawang putih kering secara
plasebo.
signifikan menurunkan trigliseride sebesar
aterosklerosis
0,31
plasebo.
signifikan pada pasien yang diterapi
Metaanalisis oleh Stevinson C, et al (2000)
dengan bawang putih daripada plasebo
terhadap 13 penelitian untuk mengetahui
(Tattelman, 2005).
efek
Antineoplasma
mmol/L
bawang
dibandingkan
putih
terhadap
level
mempunyai
penurunan
Reduksi pada
volume manusia
yang
plak terbukti
kolesterol total didapatkan penurunan
Berdasarkan data epidemiologik, terdapat
kolesterol total rata-rata sebanyak 0,41
pengurangan risiko dari kanker colon dan
mmol/L (95% CI -0,66 sampai -0,15
kanker lambung pada orang-orang yang
mmol/L) atau 15,7 mg/dL (CI -25,6
mengkonsumsi bawang putih yang banyak
sampai
dan sayuran kaya allium lainnya, seperti :
-5,7)
dibandingkan
plasebo.
Metaanalisis oleh Ackermann RT, et al
onion,
(2001) terhadap 45 RCT dari 1.798
penelitian ini belum terkontrol dengan
responden didapatkan penurunan level
baik. Pada studi yang lain, ada yang
kolesterol dalam 1 bulan sebesar 0,03-0,45
menggambarkan
mmol/L (1,2-17,3 mg/dL), dalam tiga
bawang putih tidak mempunyai efek
bulan terjadi penurunan sebesar 0,32-0,66
protektif (Tattelman, 2005).
mmol/L (12,4-25,4 mg/dL), dan tidak
Antimikroba
terjadi
Beberapa
studi
menunjukkan
bahwa
bawang
putih
mempunyai
efek
penurunan
Penelitian bawang
di putih
pada
Eropa
bulan
ke-6.
membandingkan
dengan
obat
untuk
leeks,
shallots,
bahwa
chives,
tetapi
suplementasi
antimikroba dalam melawan bakteri gram
positif dan gram negatif, virus, fungi, dan
tersebut
parasit. Penggunaan bawang putih secara
menyebabkan
tradisional sudah lama digunakan untuk
perdarahan
infeksi
hematoma epidural/spinal (Gallicano et al,
digestif,
respiratori,
dan
karena
dan
bawang
putih
dapat
perpanjangan
masa
berhubungan
dengan
dermatologi (Tattelman, 2005).
2003, Piscitelli et al, 2002, Tattelman,
Kontraindikasi, Efek Samping, dan
2005).
Interaksi
Dosis bawang putih
Asupan dari satu atau dua bawang
Dosis efektif penggunaan bawang
putih mentah per hari mempunyai efek
putih tidak ditentukan. Secara umum, dosis
positif pada orang dewasa. Efek yang tidak
yang digunakan pada orang dewasa adalah
diinginkan setelah memakan bawang putih
4 gram (satu sampai dua siung) bawang
adalah
badan.
putih mentah per hari, 300 mg bubuk
Konsumsi bawang putih mentah dalam
bawang putih kering, 2 sampai 3 kali per
jumlah yang berlebihan, terutama saat
hari atau penggunaan ekstrak bawang
perut
menyebabkan
putih 7,2 gram per hari (Tattelman, 2005).
gangguan gastrointestinal, flatulensi, dan
Banyak penelitian yang menggunakan
perubahan pada flora usus. Selain itu,
bubuk bawang putih dengan dosis 600-900
dilaporkan juga adanya dermatitis alergik,
mg per hari, yang mengandung 3,6-5,4 mg
terbakar dan melepuh setelah penggunaan
allicin yang merupakan komponen aktif
topikal
bawang putih (Ried et al, 2008).
bau
napas
kosong,
dari
dan
dapat
bawang
bau
putih
mentah
(Tattelman, 2005). Bawang putih juga dilaporkan tidak
Peranan
Bawang
Putih
terhadap
mempunyai efek dalam metabolisme obat,
Hipertensi
meskipun beberapa studi menunjukkan
Efek antihipertensi dari bawang putih
hasil
sudah
yang
berlawanan
yaitu
bahwa
diteliti
namun
masih
bersifat
bawang putih mempunyai efek dalam
kontroversial. Pada sebuah metaanalisis
farmakokinetik protease inhibitor. Pasien
untuk menilai efek bawang putih terhadap
yang menggunakan antikoagulan harus
hipertensi,
berhati-hati ketika menggunakan bawang
penurunan signifikan dari tekanan darah
putih
efek
(menurun 7,7 mmHg), dan 4 percobaan
antitrombotik. Maka, pada pasien-pasien
menunjukkan penurunan tekanan darah
yang akan menjalani operasi, dianjurkan
diastolik (menurun 5 mmHg) dengan
untuk tidak memakan bawang putih dosis
terapi bawang putih dibandingkan plasebo.
karena
mempunyai
tinggi 7 sampai 10 hari sebelum operasi
3
percobaan
menunjukkan
Tabel 2. Manfaat, Efek Samping, Interaksi, dan Dosis Bawang Putih (Tattelman, 2005) Manfaat
Antihipertensi : efek inkonsisten Antimikroba : data tidak cukup Antineoplasma : efek positif dari penelitian epidemiologis Antitrombotik : efek antiplatelet Hipoglikemik : Tidak ada efek Penurun Lipid : efek jangka pendek positif Tersering : Bau tubuh dan bau nafas. Jarang : Kembung, gangguan gastrointestinal Sangat jarang : dermatitis, terbakar/ melepuh (penggunaan topikal) Efek farmakokinetik terhadap protease inhibitor kurang jelas, hatihati penggunaan bersamaan dengan antikoagulan. Pertimbangkan untuk menghentikan penggunaan dosis tinggi 7-10 hari sebelum operasi. Bawang putih mentah : 4 gram per hari (1-2 siung) Bubuk kering (1,3% alliin) : 300 mg (2-3 kali per hari) Ekstrak : 7,2 gram per hari
Efek Samping
Interaksi
Dosis Dewasa
Namun, pada penelitian-penelitian sekarang
ini,
dilakukan
tinggi, peningkatan konsentrasi serum
percobaan-
PGE2 dan TxB2, peningkatan isoform
percobaan dengan menggunakan plasebo
NHE-1 dan NHE-3 pada kedua ginjal 2K-
dan hasil menunjukkan hanya 3 percobaan
1C. Didapatkan aktivasi pompa natrium
yang
yang
oleh ekstrak bawang putih pada ginjal
signifikan dari tekanan darah diastolik (2-7
sehingga terjadi penurunan konsentrasi
%), dan satu percobaan menunjukkan
Na+ intraseluler dan menormalkan tekanan
penurunan tekanan darah sistolik yang
darah. Sehingga penggunaan bawang putih
bermakna (sekitar 3%) pada pasien yang
bermanfaat dalam terapi hipertensi (Al-
diterapi
Qattan et al, 2003). Sementara menurut
menunjukkan
penurunan
dengan
bawang
putih
dibandingkan placebo (Tattelman, 2005). Bawang
putih
Benavides GA, et al (2007) bawang putih
menyebabkan
berperan dalam menurunkan tekanan darah
penurunan tekanan darah. Peranan Na/H
terkait dengan produksi hidrogen sulfida,
exchanger
di mana hidrogen sulfida dapat memediasi
(NHE)
yang
memediasi
hipertensi dan terkait kerusakan jaringan
vasoaktif.
masih belum dipahami. Sebuah studi
Dilaporkan bahwa bawang putih
meneliti efek ekstrak bawang putih mentah
dapat mengaktivasi nitric oxide (NO)
terhadap ekspresi NHE-1, NHE-3, dan
synthase in vitro dan inhibisi sintesis NO
aktivitas pompa natrium pada model 2K-
oleh N
1C pada tikus yang hipertensi. Binatang
ester
2K-1C menunjukkan tekanan darah yang
hipertensi arterial pada tikus. Studi ini
omega-nitro-L-arginine-methyl-
(L-NAME)
yang
menginduksi
membandingkan efek pemberian L-NAME
Sebuah
metaanalisis
menyatakan
per oral selama 4 minggu pada tikus
bahwa bawang putih menjanjikan untuk
kontrol dan tikus yang mendapat bawang
terapi pasien hipertensi ringan tetapi tidak
putih.
cukup bukti untuk merekomendasikan
Didapatkan
bahwa
L-NAME
menginduksi hipertensi arterial pada tikus
bawang
kontrol tetapi tidak pada tikus yang
Metaanalisis
mendapat bawang putih, di mana tekanan
suplementasi bawang putih yang memiliki
darah tetap pada nilai basal. Jadi bawang
efek hipotensi pada pasien hipertensi.
putih dapat menghambat L-NAME yang
Didapatkan
menginduksi hipertensi dengan bekerja
tekanan darah sistolik sekitar 4,6 + 2,8
sebagai antagonis dari L-NAME (Morihara
mmHg pada kelompok yang mendapat
et al, 2002).
terapi bawang putih dibandingkan plasebo
Pada penelitian terhadap 40 tikus
putih
(p=0,001).
sebagai lain
bahwa
terapi
klinis.
menyarankan
terjadi
Penurunan
penurunan
tekanan
darah
dengan hipertensi renovaskular, ekstrak
sistolik pada pasien hipertensi rata-rata 8,4
bawang putih (50-800 mg/kg peroral)
+
secara
tekanan
signifikan
secara
(p<0,05-0,001)
dose-dependent
dan
2,8
mmHg,
sementara
darah diastolik
penurunan
pada
pasien
menurunkan
hipertensi dengan terapi bawang putih
tekanan darah arterial sistemik dan laju
rata-rata 7,3 + 1,5 mmHg (p<0,00001).
nadi. Efek bawang putih terhadap otot
Deteksi
polos
efek
bawang putih dengan perubahan tekanan
yang
darah masih terbatas karena mayoritas
resistensi
penelitian melakukan penelitian hanya
vaskular. Bawang putih juga menyebabkan
selama 12 minggu. Bawang putih memiliki
hipotensi melalui mekanisme kolinergik
efek menurunkan tekanan darah yang
atau
setara
pembuluh
vasodilatasi menyebabkan
darah
secara
langsung
penurunan
histaminergik.
karena
Bawang
putih
hubungan
durasi
konsumsi
dengan obat-obat yang biasa
mengandung allicin yang berasal dari alliin
diresepkan
dan enzim allinase yang memiliki efek
menurunkan 5 mmHg untuk sistolik, ACE
menghambat vasodilatasi
angiotensin yang
penelitian terhadap
misalnya
beta
blocker
II
dan
inhibitor menurunkan 8 mmHg untuk
dibuktikan
pada
sistolik, dan Angiotensin II type I receptor
binatang dan sel
antagonists
menurunkan
10,3
mmHg
manusia (Al Qattan et al, 2006, Banerjee
untuk diastolik. Penurunan 4-5 mmHg
et al, 2003, Higdon et al, 2005, Sharifi et
tekanan sistolik dan 2-3 mmHg tekanan
al, 2003).
diastolik
dapat
menurunkan
risiko
morbiditas dan mortalitas kardiovaskuler sebesar 8-20% (Ried et al, 2008).
Sebagai perbandingan siung bawang putih segar (2 gram) mengandung 5-9
RCT oleh Ried K, et al (2010)
gram allicin. Perbedaan sediaan bawang
terhadap 50 pasien yang rutin berobat ke
putih memiliki efek menurunkan tekanan
dokter umum dengan hipertensi tidak
darah yang berbeda-beda, yaitu yang
terkontrol. Dibagi 2
kelompok yaitu
mengandung sedikit allicin seperti pada
kelompok terapi yang menerima 4 kapsul
ekstrak bawang putih atau bawang putih
ekstrak
mg
yang direbus, efek menurunkan tekanan
mengandung 2,4 mg S-allylcysteine) tiap
darahnya lebih minimal (Banerjee et al,
hari selama 12 minggu dibandingkan
2003, Higdon et al, 2005, Ried et al,
kelompok kontrol yang mendapat plasebo.
2008).
bawang
Dilakukan
putih
pengukuran
(960
darah
Suplemen bawang putih memiliki
sistolik dan diastolik pada awal penelitian,
keuntungan dibandingkan bawang putih
minggu ke-4, 8, dan 12. Pada penelitian ini
yang mentah yaitu bau mulut dan bau
ekstrak bawang putih lebih superior
tubuh yang lebih minimal, mencegah
daripada
kemungkinan kerusakan komponen aktif
plasebo
tekanan
dalam
menurunkan
tekanan darah sistolik.
akibat proses pemasakan. Karena bawang
Penelitian oleh Alicajic F (2009)
putih
sangat
ditoleransi
oleh
tubuh,
terhadap 30 pasien hipertensi ringan dan
suplementasi bawang putih dapat menjadi
sedang untuk menilai efisiensi bawang
alternatif atau terapi tambahan yang dapat
putih sebagai tatalaksana hipertensi ringan
diterima untuk pasien hipertensi (Ried et
dan sedang. 30 pasien, berusia 41-64
al, 2008).
tahun, 17 laki-laki dan 13 perempuan mendapat 3 siung bawang putih tiap hari
KESIMPULAN
(sekitar 10 gram), selama 1 bulan. Subyek
Penggunaan bawang putih untuk
tidak diperkenankan mengkonsumsi obat
kepentingan medis sejak 5.000 tahun yang
antihipertensi.
lalu, dan digunakan dalam pengobatan
Ditemukan
penurunan
tekanan darah sistolik rata-rata 9,52%, dan
pada
untuk tekanan darah diastolik rata-rata
Babilonia, Yunani, Romawi sejak ribuan
10,42%. Bahwa dengan bawang putih
tahun yang lalu. Di bidang medis, bawang
tidak terjadi penurunan tekanan darah yang
putih
signifikan, namun dapat digunakan sebagai
antihipertensi,
bagian
kolesterol, menurunkan agregrasi platelet,
dari
diet
tatalaksana hipertensi.
sebagai
strategi
peradaban
dapat
Cina,
India,
Mesir,
digunakan
untuk
menurunkan
level
reduksi plak ateroskleoris, antineoplasma,
penelitian-penelitian
sekarang
ini,
antimikroba, dan lain-lain.
didapatkan bahwa bawang putih secara
Efek antihipertensi dari bawang
bermakna lebih superior daripada plasebo
putih sudah diteliti namun masih bersifat
dalam menurunkan tekanan darah. Dari
kontroversial. Penelitian pada binatang
hasil meta-analisis dan bahwa bawang
menunjukkan
putih
dapat
putih sangat ditoleransi oleh tubuh maka
darah,
tetapi
bawang putih dapat digunakan sebagai
penelitian pada manusia menunjukkan
bagian dari diet sebagai salah satu strategi
hasil
tatalaksana hipertensi.
menurunkan
yang
bawang tekanan
bervariasi.
Namun,
pada
DAFTAR PUSTAKA Ackermann RT, Mulrow CD, Ramirez G, Gardner CD, Morbidoni L, Lawrence VA. 2001. Garlic shows promise for improving some cardiovascular risk factors. Arch Intern Med. 161:813–24. Al-Qattan KK, Khan I, Alnaqeeb MA, Ali M. 2003. Mechanism of garlic (Allium sativum) induced reduction of hypertension in 2K-1C rats: a possible mediation of Na/H exchanger isoform1. Prostaglandins Leukot Essent Fatty Acids. 69(4):217-22. Al-Qattan KK, Thomson M, Al-Mutawa’a S, Al-Hajeri D, Drobiova H, Ali M. 2006. Nitric oxide mediates the bloodpressure effect of garlic in the rat twokidney, one-clip model of hypertension. J Nutr.136(3Suppl):774-6. Alicajic F. 2009. Hypertension and garlic. Mat Soc Med. 21(1):8-11. Amagase H, Petesch BL, Matsuura H, Kasuga S, Itakura Y. 2001. Intake of Garlic and Its Bioactive Components. J Nutr. 131(3Suppl):955-62. Amagase H. 2006. Clarifying the Real Bioactive Constituents of Garlic. J Nutr. 136(3Suppl):716-25.
Banerjee SK, Mukherjee PK, Maulik SK. 2003. Garlic as an antioxidant: the good, the bad and the ugly. Phytother Res. 17(2):97-106. Benavides GA, Squadrito GL, Mills RW, Patel HD, Isbell TS, Patel RP, et al. 2007. Hydrogen sulfide mediates the vasoactivity of garlic. Proc Nati Acad Sci USA. 104(46):17977-82. Gallicano KD, Foster B, Choudhri S. 2003. Effect of short term administration of garlic supplementation single-dose ritonavir pharmacokinetics in healthy volunteers. Br J Clin Pharmacol. 55(2):199-202. Higdon J, Lawson L. Garlic and organosulfur compounds [serial online] 2005 [cited 2012 April 2]. Available from: http://lpi.oregonstate.edu/infocenter/p hytochemicals/garlic/#table1 Itakura Y, Ichikawa M, Mori Y, Okino R, Udayama M, Morita T. 2001. How to Distinguish Garlic from the Other Allium Vegetables. J Nutr. 131(3Suppl):963-7.
Kasuga S, Uda N, Kyo E, Ushijima M, Morihara N, Itakura Y. 2001. Pharmacologic Activities of Aged Garlic Extract in Comparison with Other Garlic Preparation. J Nutr. 131(3Suppl):1080-4. Morihara N, Sumioka I, Moriguchi T, Uda N, Kyo E. 2002. Aged garlic extract enhances production of nitric oxide. Life Sci. 71(5):509-17. Piscitelli SC, Burstein AH, Welden N, Gallicano KD, Falloon J. 2002. The effect of garlic supplements on the pharmacokinetics of saquinavir. Clin Infect Dis. 34(2):234-8. Ried K, Frank OR, Stocks NP, Fakler P, Sullivan T. 2008. Effect of garlic on blood pressure: a systematic review and meta-analysis. BMC Cardiovascular Disorders. 8:13. Ried K, Frank OR, Stocks NP. 2010. Aged garlic extract lowers blood pressure in patients with treated but uncontrolled hypertension: a randomised controlled trial. Maturitas 67(2):144-50. Rivlin RS. 2001. Historical Perspective on the Use of Garlic. J Nutr. 131(3Suppl): 951-4. Rivlin RS. 2006. Is Garlic Alternative Medicine? J Nutr. 136(3Suppl):713-5. Rivlin RS, Budoff M, Amagase H. 2006. Significance of Garlic and Its Constituents in Cancer and Cardiovascular Disease. J Nutr. 136(3Suppl):713-872.
Sani A. 2008. Hypertension Current Perspective. Jakarta: Medya Crea; p.11-9. Sharifi AM, Darabi R, Akbarioo N. 2003. Investigation of antihypertensive mechanism of garlic in 2K1C hypertensive rat. J Ethnopharmacol. 86(2):219-24. Silagy C, Neil A. 1994. Garlic as a lipid lowering agent—a meta-analysis. J R Coll Physicians Lond. 28:39–45. Stevinson C, Pittler MH, Ernst E. 2000. Garlic for treating hypercholesterolemia. A metaanalysis of randomized clinical trials. Ann Intern Med. 133:420–9. Tattelman E. 2005. Health Effects of Garlic. Am Fam Physician. 72(1):1036.
Reviewer Prof. dr. Soebandiri, Sp. PD. KHOM