DINAMIKA TEKNOLOGI April 2016 Vol. 8; No. 1; Hal. 15-20
PERAN TEKNOLOGI VIDEO DALAM FLIPPED CLASSROOM Francisca Haryanti Chandra (1), Yulius Widi Nugroho Sekolah Tinggi Teknik Surabaya e-mail:
[email protected](1),
[email protected](2)
(2)
ABSTRAK Makalah ini merupakan bagian dari study tentang pemakaian video pembelajaran dalam penelitian “ Pemanfaatan Teknologi Video dalam pembelajaran Rangkaian Listrik dengan menggunakan metode Flipped Classroom” yang sedang berlangsung. Inti dari metode Flipped Clessroom adalah membalik cara belajar dalam pembelajaran dikelas. Salah satu faktor keberhasilan adalah jika peserta didik dalam hal ini mahasiswa mau dan bisa mempelajari materi sebalum masuk kelas. Dari berbagai media pembelajaran yang paling sesuai untuk metode Flipped Classroom adalah media video. Namun dari hasil penelitian ternyata tidak mudah untuk menyuruh mahasiswa untuk menonton video apalagi mempelajarinya sebelum perkuliahan. Dalam penelitian ini peneliti mencoba berbagai usaha agar mahasiswa mau menonton video dan kemudian mempelajarinya. Kami mencoba berbagai macam presentasi video, dan dari penelitian ini diperoleh hasil video yang lebih disukai mahasiswa adalah video dimana presenternya adalah pengajar dari mata kuliah terkait. Selanjutnya kami meminta mahasiswa untuk membuat video secara berkelompok. Usaha yang terakhir ternyata memberikan hasil yang lebih baik. Kata kunci: Video Pembelajaran, Flipped Classroom, Penyajian Video
ABSTRACT This paper is part of our ongoing research "The use of Video Technology in Flipped Classroom”. The essence of "Flipped Classroom" is flipping the way how teacher and students learn in the classroom. One of the success factors of this method is if the willingness of the students and the ability to learn the content before coming to class. From various media that are suitable for this method of learning, the instructional video is recommended to be given to the students to learn beforehand. From our research we found it was difficult to force students to watch the video before coming to class. However, if they do watch it, not necessarily the students would understand the content contained in the video. In this study we try every effort to make students want to watch the video before going to class and also understand what they have watched. We tried different kinds of video presentation, and from this research we found that students prefer a video presentation where the presenter was the lecturer him/herself. Furthermore, we ask the students to create a video in groups, this effort turned out to give better results. Keywords: Instructional Video, Flipped Classroom, Video Presentation.
satu metode pembelajaran yang memanfaatkan teknologi video adalah metode Flipped Classroom.
PENDAHULUAN Kemajuan Teknologi Informasi dan Internet mengakibatkan perubahan yang drastis pada proses pembelajaran, baik dari cara belajar, media pembelajaran, maupun cara mengajar. Salah satu teknologi yang secara nyata mengubah baik cara belajar siswa maupun cara mengajar dosen adalah teknologi video. Dengan adanya video pembelajaran siswa dapat belajar di rumah dengan lebih baik karena video dapat diulang-ulang. Salah
Sejak dipopulerkan oleh Bergman dan Aaron (2007) Flipped Classroom banyak sekali diimplementasikan oleh dosen maupun guru yang mengimplementasikan metode ini. Metode ini secara sederhana adalah metode pembelajaran yang membalik cara pengajaran dikelas. Pada metode ini bahan pelajaran harus dipelajari oleh peserta didik di rumah sebelum pembelajaran, sehingga sewaktu di dalam kelas pengajar sudah tidak menjelaskan
Dinamika Teknologi Jurnal Ilmiah Teknologi dan Rekayasa, ISSN: 1907-7327
15
DINAMIKA TEKNOLOGI April 2016 Vol. 8; No. 1; Hal. 15-20
materi kuliah tersebut, tetapi langsung mengerjakan latihan soal atau aktivitas lainnya seperti misalnya role play, debate, presentasi, atau metode lainnya yang materinya sudah dipelajari sebelumnya. Inti dari pembelajaran Flipped Classroom ada dua yaitu 1 ) menyediakan waktu lebih banyak dikelas untuk asimilasi materi dalam bentuk latihan soal, atau aktivitas lainnya dan 2) mengakomodasi berbagai perbedaan siswa dalam hal motivasi, kemampuan menyerap, dan pengetahuan sebelumnya. Metode ini akan berhasil jika mahasiswa lebih aktif dalam mempelajari materi sebelum perkuliahan, sehingga penyerapan materi pada saat perkuliahan akan menjadi lebih baik. Selain itu dengan pertukaran kegiatan ini diharapkan dapat menyelesaikan masalah perbedaan kemampuan penyerapan materi dari mahasiswa dapat dipecahkan. Mahasiswa dapat mempelajari materi yang disajikan dalam bentuk video dengan kecepatan mereka masing-masing, dan apabila mereka merasa belum paham dapat mengulang materi tersebut sampai mereka mengerti. Bagi dosen keuntungan yang diperoleh adalah dosen mempunyai lebih banyak waktu untuk melakukan pembimbingan. Secara keseluruhan keuntungan dari metode Flipped Classroom adalah (1) Mahasiswa dapat belajar sesuai dengan kecepatan penyerapan secara individu. (2) Dosen dapat lebih mengenal mahasiswa, karena dikelas dosen dapat lebih mengenal mahasiswanya secara individu, karena dosen mempunyai lebih banyak waktu. (3) Dosen dapat menyiapkan berbagai variasi dari penyajian materi perkuliahan yang dapat mengakomodasi seluruh mahasiswa dengan berbagai kecepatan penyerapan. (4) Untuk kelas paralel, mahasiswa dapat melihat materi dari kelas lainnya. (5) Dosen dapat bekerja sama dengan dosen lainnya untuk mempersiapkan materi sehingga dapat saling memperkaya. (Djajalakasana, 2012).
PENELITIAN SEBELUMNYA Nizar Al-Halou, Ph.D dan Mahmoud Abdallah (1996), mengembangkan Computer-based Instruction (CBI) untuk pembelajaran rangkaian listrik dengan mengembangkan kurikulum fisikalistrik. CBI yang dikembangkan dengan menggunakan piranti lunak Authorware 2.0. Selanjutnya Nizar Al-Halou, Ph.D yang merupakan Associate Professor pada jurusan Teknik Elektro di Universitas Detroit, bersama-sama dengan dan Faroog Ibrahim (1998) mengembangkan CBI untuk
16
pembelajaran Rangkaian Listrik dengan menggunakan analogi sistem mekanika yang disebut analogi mekanika-listrik. Metode ini menggunakan analogi sistem mekanika untuk memvisualisasikan tingkah laku dari suatu rangkaian listrik. Selanjutnya Krasimir Penev dan Kostadin Bradinsky (2003) dari Technical University of Sofia dari jurusan Teori Teknik Elektro, melakukan pengembangan pembelajaran multimedia dengan materi teori rangkaian listrik dalam bentuk modul pembelajaran, quiz, ujian yang sifatnya interaktif, dan website. Rockland et al (2013) dari New Jersey Institute of Technology melakukan penelitian dengan melakukan metode pembelajaran Flipped Classroom untuk mata kuliah Rangkaian Listrik. Pada penelitian ini Rockland membaginya menjadi tiga topik, (1) proses pembuatan video, (2) Struktur perkuliahan, (3) ringkasan tentang hasil belajar dan efektivitas dari proses pembelajaran. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa masih ada kesulitan dalam “memaksa” siswa untuk mau belajar sebelumnya, meskipun ada juga video-video yang merupakan video favorit. Namun tentunya ada juga hasil positifnya. Rockland selanjutnya mengusulkan metode “semi flip” yaitu video tetap diberikan sebelum perkuliahan, dan masih dijelaskan lagi pada saat kuliah, namun dengan cara yang berbeda seperti perkuliahan biasa, yaitu langsung merujuk kepada persoalan. Penelitian selanjutnya dilakukan di Nanyang Girls High School, pada mata pelajaran matematik (2012) selama 6 minggu. Dengan partisipan sebanyak 405 siswa, menghasilkan kesimpulan bahwa ada perbedaan hasil belajar antara kelompok eksperimen (0.79 ± 0.05) dan kelompok control (0.6 ± 0.12). Burks Oakley pada tahun 1996 mengawali dengan penelitian “A Virtual Classrroom to teaching Circuit Analysis. Penelitian ini melibatkan 750 mahasiswa yang mengambil mata kuliah Rangkaian Listrik dengan hasil yang diperoleh adalah peningkatan hasil belajar dalam mata kuliah Rangkaian Listrik. Asad Azemi (2013) memerlukan lebih dari dua semester untuk mengaplikasikan metode pembelajaran Flipped Classroom ini dalam mata kuliah Rangkaian Listrik. Azemi mengatakan bahwa video yang dipakai tidak lebih dari 30 menit, namun dalam penelitian tersebut mahasiswa
Dinamika Teknologi Jurnal Ilmiah Teknologi dan Rekayasa, ISSN: 1907-7327
DINAMIKA TEKNOLOGI April 2016 Vol. 8; No. 1; Hal. 15-20
mengatakan waktu 30 menit masih dirasa terlalu lama, dan selanjutnya dari beberapa percobaan diperoleh bahwa video dengan masa putar antara 5 – 15 menit merupakan yang lebih disukai mahasiswa. Dari segi pedagogi dalam pembelajaran Rangkaian Listrik beberapa peneliti sebelumnya menggunakan metode “dynamically workout problem” (Azemi, 2013), In-class Team Based Problem Solving (Azemi, et al 2013), pendekatan virtual classroom ( Oakley et al, 1996), materi dari web (Palma et al, 2005), pendekatan problem based learning ( Costa et al, 2006), project circuits (Becker, 2014) dan pada penelitian ini peneliti menggunakan metode peer coaching. Mahasiswa merasa nyaman bertanya kepada sesama dibandingkan kepada dosen, dan ternyata metode ini dipadu dengan Flipped Classroom hasilnya cukup baik dibandingkan dengan metode tradisional
VIDEO PEMBELAJARAN Media video mempunyai karakteristik tertentu sehingga sering digunakan untuk media pembelajaran. Kelebihan media video untuk keperluan pembelajaran antara lain dapat menarik perhatian lebih walaupun dari durasi waktu yang singkat. Demonstrasi atau menunjukkan proses kerja yang rumit/sulit bisa dipersiapkan dan direkam sebelumnya, sehingga pada waktu mengajar pesenter bisa memusatkan perhatian pada penyajiannya. Selain itu menghemat waktu, dan rekaman dapat diputar berulang-ulang. Video juga dapat melengkapi pengalaman-pengalaman dasar dari siswa ketika mereka membaca, berdiskusi, berpraktik, dll. Juga video dapat menggambarkan suatu proses secara tepat yang dapat disaksikan secara berulang-ulang jika dipandang perlu. Sedangkan kekurangan media video antara lain sifat komunikasinya yang satu arah harus diimbangi dengan pencarian bentuk umpan balik yang lain. Video juga memerlukan peralatan yang mahal dan kompleks apalagi video online, butuh internet yang cepat dan stabil untuk mengunduhnya. Selain itu pengadaan peralatan untuk membuat video umumnya memerlukan biaya mahal dan waktu yang banyak. Walaupun demikian, video merupakan salah satu media pembelajaran yang cukup menarik. Dalam pembejaran ada 2 macam video yang digunakan. Pertama, video yang sengaja dibuat atau didesain untuk pembelajaran. Kedua, video yang tidak didesain untuk pembelajaran, namun dapat
digunakan atau dimanfaatkan untuk menjelaskan sesuatu hal yang berkaitan dengan pembelajaran Video yang pertama dibuat khusus sesuai dengan materi dan fungsinya adalah sebagai pengganti dosen. Video ini bersifat interaktif terhadap siswa. Hal inilah yang menjadikan video ini bisa menggantikan peran dosen dalam mengajar. Video semacam ini bisa disebut sebagai “video pembelajaran”. Pengajar yang menggunakan media video pembelajaran semacam ini dapat menghemat energi untuk menjelaskan suatu materi kepada siswa secara lisan. Peran pengajar ketika memilih menggunakan media pembelajaran ini hanyalah mendampingi siswa, dan lebih bisa berperan sebagai fasilitator. Selain dilengkapi dengan materi, video pembelajaran juga dilengkapi dengan soal evaluasi, kunci jawaban, dan lain sebagainya sesuai dengan kreatifitas yang membuatnya. Pada umumnya satu video berisi satu pokok bahasan, namun jika dirasa terlalu panjang, dapat dipecahpecah menjadi bagian yang lebih singkat, karena mahasiswa lebih menyukai video singkat. Contohnya video kedua misalnya video dokumenter tentang produksi peralatan listrik. Dengan video tersebut dapat selain menarik perhatian mahasiswa, dapat menjadikan mahasiswa melihat proses dan kondisi sebenarnya secara lebih detail dan konkret dibandingkan hanya media gambar saja.
Gambar 1. Contoh tampilan video presentasi yang direkam (video recording)
PEMBUATAN VIDEO PEMBELAJARAN Ada tiga cara pemebuatan video pembelajaran: 1. VIDEO RECORDING Dilakukan dengan cara merekam penyaji atau pengajar yang menjelaskan materi. Ada berbagai variasi tampilan: 1) Penjaji menyampaikan materi secara lisan ditampilkan secara penuh, 2) Penjaji menggunakan peralatan atau papan tulis dan tidak ditampilkan secara penuh, 3) Hanya menampilkan papan tulis, penjaji menulis atau menggambar materi di papan tulis dan dilengkapi dengan suara dari penyaji. Seperti terlihat pada Gambar 1.
Dinamika Teknologi Jurnal Ilmiah Teknologi dan Rekayasa, ISSN: 1907-7327
17
DINAMIKA TEKNOLOGI April 2016 Vol. 8; No. 1; Hal. 15-20
Gambar 2. Contoh tampilan video presentasi yang direkam bersama suara presenter.
2. VIDEO SCREEN RECORDING Disini yang direkam adalah tampilan computer atau layar sehingga disebut juga video screen capture atau screencast. Jenis video ini lebih mudah mengerjakannya. Seperti terlihat pada Gambar 2 dan Gambar 3. Dapat menggunakan PowerPoint yang diberikan tambahan suara. Untuk yang lebih baik hasilnya dapat menggunakan berbagai software baik gratis maupun berbayar seperti misalnya Screencast-O-Matic, Screenr, Jing, Camtasia.
Gambar 3. Contoh tampilan video tutorial yang gerakannya dipercepat kemudian di-edit dengan menambahkan suara presenter.
3. SOFTWARE VIDEO PRESENTASI Ketika Ada beberapa vendor mengembangkan software instan untuk membuat video dengan fasilitas-fasilitas yang memadai dari segi artistik maupun efektivitas dalam pembuatannya. Software tersebut misalnya Articulate, Powtoon, dan sebagainya. Seperti tampilan pada Gambar 4. Aplikasi-aplikasi tersebut menyediakan template video dengan berbagai macam penyajian layout, misalnya karakter presenter, icon tambahan, background, dan animasi sederhana yang bisa dipadukan dalam satu video presentasi.
18
Gambar 4. Contoh tampilan aplikasi software dalam membuat video presentasi.
PERAN VIDEO DALAM PEMBELAJARAN Menurut Daniel L. Schwart & Kevin Hartman, menjelaskan penggunaan video dirancang dapat digunakan baik untuk belajar dan penilaian, dan memberikan kerangka komprehensif untuk mengkategorikan penggunaan video ke dalam berbagai hasil belajar, yaitu: Melihat, Terlibat, Melakukan, dan Mengatakan. Melihat - Video dapat membantu orang melihat halhal yang mereka tidak bisa melihat sebelumnya. Dengan menggunakan prinsip ini, pembuat video mungkin mengambil pendekatan keakraban (memperkenalkan objek atau konsep kepada audiens) atau pendekatan kearifan (bantuan titik detail yang orang mungkin tidak melihat). "Untuk tujuan membantu orang melihat detail dan terkesan, sesuai apa yang terlihat" (Goodwin, 1994). Terlibat - Mengembangkan minat audience dalam turut serta dalam kegiatan belajar; ini dapat dilakukan dengan mengembangkan motivasi intrinsik atau ekstrinsik (Lepper & Greene, 1978). Mengembangkan motivasi intrinsik dapat dilakukan melalui keingintahuan audience, atau menampilkan relevansi dunia nyata. Bisa juga menggunakan video untuk instruksi kerja, pemicu diskusi, atau mengaktifkan pengetahuan sebelumnya. Dalam hal menilai keterlibatan, salah satunya dengan mencoba untuk menyelidiki keinginan audience untuk terlibat
Dinamika Teknologi Jurnal Ilmiah Teknologi dan Rekayasa, ISSN: 1907-7327
DINAMIKA TEKNOLOGI April 2016 Vol. 8; No. 1; Hal. 15-20
dalam pembelajaran berikutnya, atau mencari sumber daya tertentu (yang menunjukkan minat belajar lebih banyak). Ide yang menarik lainnya adalah untuk menilai perbedaan dalam belajar atau belajar perilaku terkait dengan pelajaran yang diberikan setelah video. Melakukan - yaitu untuk perubahan sikap atau keterampilan. Idenya adalah untuk audience memahami model atau panduan apa yang ada video. Untuk keterampilan yang kompleks, presenter (pembuat video) mungkin harus memberikan contoh dalam melakukan suatu ketrampilan atau demonstrasi. Dalam hal penilaian, satu dapat mengamati apa yang subjek lakukan setelah melihat video yang dirancang. Mengutarakan - ini membutuhkan tampilan untuk memperoleh lisan atau menjelaskan pengetahuan, misalnya, fakta dan penjelasan. Orang-orang mengingat fakta lebih baik ketika fakta-fakta datang sebagai solusi untuk masalah individu telah berusaha bukan sebagai pernyataan botak. Menggunakan lebih dari satu analogi untuk menyampaikan titik direkomendasikan sebagai orang cenderung untuk fokus pada fitur permukaan (Gick & Holyoak, 1983). Untuk menilai fakta, menggunakan tugas mengingat (termasuk gratis atau recall cued); untuk menilai kemampuan untuk menjelaskan fenomena, menggunakan tugas yang memerlukan pemecahan masalah, menerapkan ideide dalam situasi baru, prediksi, mengambil sudut pandang, dan membangun argumen. Sebagai media pembelajaran, video mempunyai kelebihan dan keterbatasan, menurut Ronald Anderson (1987: 105) media video memiliki kelebihan, antara lain dapat menunjukkan gerakan tertentu dan dapat diulang-ulang, dan siswa dapat belajar secara mandiri. Sedangkan keterbatasan penggunaan media video, antara lain biaya produksi video yang tinggi dan hanya sedikit orang yang mampu mengerjakannya, dan membutuhkan peralatan video untuk menyajikannya. Sifat komunikasi dalam penggunaan media video hanya bersifat satu arah, siswa hanya memperhatikan media video, hal inilah yang perlu diperhatikan oleh guru. Karena video bersifat dapat diulang-ulang maupun diberhentikan, maka pengajar bisa mengajak berkomunikasi dengan siswa tentang isi/pesan dari video yang dilihat, maupun tanya jawab tentang video yang disimak. Jadi komunikasi tersebut tidak hanya satu arah.
PENUTUP Hasil pembelajaran dengan menggunakan metode Flipped Classroom menunjukkan peningkatan hasil belajar dan mahasiswa menyukai adanya video tutorial karena mereka dapat menayangkannya berulang-ulang. Hal ini sesuai dengan beberapa penelitian sebelumnya (Djajalaksana, 2013, Lioe et al, 2013, Yelamarthi, 2015, Maher,2014) yang menunjukkan peningkatan hasil belajar dari implementasi Flipped Classroom. Namun ternyata tidak semua siswa mau menonton materi tersebut sebelum pertemuan kelas, atau kalaupun mereka menontonnya mereka hanya melakukannya sambil lalu. Saat ini untuk membuat video pembelajaran yang sederhana tidak terlalu sulit, tidak memerlukan perangkat khusus, namun tentunya hasil yang diperoleh adalah tidka memadai baik dari segi kualitas gambar maupun penyajian. Tentunya ini merupakan tantangan tersendiri bagi pengajar. Selain itu pada Flipped Classroom video tidak dapat berdiri sendiri. Agar tujuan pembelajaran yang optimal dapat tercapai selain memanfaatkan teknologi maka metode dan strategi pembelajaran lainnya sangatlah perlu. Pengajar harus mampu mengintegrasikan pemakaian media dan strategi seperti misalnya belajar berkelompok, belajar berpasangan, peer coaching, yang semuanya yang menunjang active learning. Selanjutnya tentunya dengan memberikan kepada mahasiswa video tutorial dengan penyajian dan content yang berkualitas. Dengan media video peserta didik dapat berdiskusi atau minta penjelasan kepada teman sekelasnya, lebih berkonsentrasi, dan lebih terfokus dan lebih kompeten. Selain itu peserta didik menjadi aktif dan termotivasi untuk mempraktekan latihanlatihan karena contoh dari media video sangat jelas menggunakan audio visual yang sangat mudah ditangkap dan menarik. Dari hasil penelitian sementara diperoleh hasil bahwa mahasiswa menjadi lebih termotivasi jika video pembelajaran yang digunakan sesuai dengan pilihan mereka dan diproduksi oleh mereka sendiri.
DAFTAR PUSTAKA Azemi, A. 2013. Teaching Electric Circuits using modified flipped classroom approach. Pensylvania State University. IEEE. Azemi, A. 2013. Teaching Electric Circuits Using Modified Flipped Classroom. 43th Frontiers in Education Conference (FIE). IEEE. Conference Publications.
Dinamika Teknologi Jurnal Ilmiah Teknologi dan Rekayasa, ISSN: 1907-7327
19
DINAMIKA TEKNOLOGI April 2016 Vol. 8; No. 1; Hal. 15-20
Azemi, A., R.Toto and T.Litzinger. 2009. Enhancement of Student Learning via Dynamically Worked-out Problems. 39th Frontiers in Education Conference (FIE). IEEE. Conference Publications. Azemi, A., R.Toto and T.Litzinger. 2009. Work in progress: Enhancement of Student Learning viaDynamically Worked-out Problems. Pensylvania State University. IEEE. Azemi, A., R. Toto and T. litzinger. 2010. Work in Progres-Improvoring Problem-Silving Skills via Dinamically Worked-out Problems. Pensylvania State University. IEEE. Azemi, A., R. Toto and T. litzinger. 2010. Improving Problem -solving Skills via Dynamically Worked-out Problems. 40th Frontiers in Education Conference (FIE). IEEE. Conference Publications. Azemi, A., R. Toto and T. litzinger. 2012. Work in progress: Enhancement of Student Learning via recorded Worked-out Examples and ibclass team based problem solving. 42th Frontiers in Education Conference (FIE). IEEE. Conference Publications. Azemi, A., R. Toto. 2012. Work in Progress: Enhancement of Student Learning via Recordedout Examples and In-Class Team Based Problem Solving. Pensylvania State University. IEEE. Bob Godwin- Jones, Virgina Commonwealth University, diambil dari Centre of Teaching Innovation and Excellence, http://legacy.wlu.ca/page.php?grp_id=787&p=4590
Brecht H. D. (2012). Learning from Online Video Lectures. Journal of Information Technology Education: Innovations in Practice. Volume 11, 2012. Chandra F. H., and Nugroho Y. W., xxxx. Teknologi dan Pedagogy: Video Tutorial Dalam Metode Pembelajaran Flipped Classroom. Choi H. J., and Johnson S.D. 2005. The Effect of Context-Based Video Instruction on Learning and Motivation in Online Courses. The American Journal of Distance Education, 19(4), 215-227 Copyright 2005, Lawrence Erlbaum Associates, Inc. Degeng, I.N.S., 2005. Teori Pembelajaran I: Taxonomi Variabel.Program Pascasarjana Universitas PGRI Adi Buana Surabaya Djajalaksana, Y. and Chandra, F.H., 2013. Flipping Your Classroom with Technology.
20
Konferensi Nasional Sistem Informasi STIMIK BUMIGORA Mataram. Girod M., Bell J., and Mishra. 2007. Using Digital Video to Re-Think Teaching Practices. Journal of Computing in Teacher Education. Vol. 24/Number 1 Fall 2007. Hung. V. H. K., (xxxx). Video as a Learning tool: An Off-Campus Experience in Learning with Media Technology. Hong Kong Institute of Education. Kaner, C. and Fiedler, R. 2005. Inside Out: A Computer Science Course Gets a Makeover. (2005). Lioe, L.T., Teo, C.W., C.L, and Lee, S. 2013/ Asseing the effectiveness of Flipped Classroom Pedagogy in promoting students learning experience. Human Computr Interaction – Nanyang Girl’s High School Education Seminar Maher, M. L., Lipford H., and Singh V. 2014. Flipped Classroom Strategies Using Online Videos. http://cei.uncc.edu/sites/default/files/CEI%20Tech %20Report%203.pdf diakses tanggal 9 September 2015 Maher, M. L., Latulipe C., Lipford H., & Rorrer A. 2015. Flipped Classroom Strategies for CS Education. SIG CSE 115 Proceeding of the 46th ACM Technical Sympsosum on Computer Science Education pages 218-223. Mayer, R. E. 2001. Multimedia Learning. Cambridge University Press. Rockland, R.H, Hirsch, L., Burr-Alexander, L., Carpinelli, J.D., and Kimmel, H. Si, 2013. Learning outside the Classroom – Flipping an Undergraduate Circuits Analysis Course. 120th ASEE Annual Conference & Exposition, Atlanta. Rutkowski, J. and Moscinska, K. 2013. Self – Directed and Flip Teaching: Electric Circuit Theory Case Study. 41st SEFI Conference, Leuven Belgium. Smaldino S. E., Russel J. D., Heinich R., and Molenda M. 2005. Instructional Technology and Media for Learning Eight Edition. Pearson Merrill Prentice Hall. Zhang D., Zhou L., Briggs R. O., and Numaker Jr. J. F., 2006. Instructional Video in e-learning: Assessing the impact of interactive video on learning effectiveness. Information & Management 43 (2006) 15-27.
Dinamika Teknologi Jurnal Ilmiah Teknologi dan Rekayasa, ISSN: 1907-7327