PERAN SUPPORT GROUP DALAM MENDORONG MOTIVASI BELAJAR REMAJA Action Research Pada Pelajar SMA X AFRA AFIFAH1 1 ABSTRAK Jenis penelitian ini adalah action research. Penelitian ini membahas bagaimana support group berperan dalam mendorong motivasi belajar siswa/i kelas XII SMA X. Pendekatan ini menjadi salah satu alternatif untuk melengkapi pendekatan konseling dalam menangani masalah belajar remaja di sekolah. Evaluasi dilakukan terhadap lima orang sasaran penelitian. Tiga orang di antaranya menyadari rendahnya motivasi belajar sebagai masalah yang perlu diatasi. Kesadaran akan masalah membuat ketiganya terlibat dengan baik dalam kelompok dan merasakan manfaat dari keberadaannya. Sebaliknya, dua orang lainnya tidak menganggap rendahnya motivasi belajar sebagai masalah yang perlu diatasi sehingga keduanya kurang terlibat dalam kelompok dan tidak merasakan manfaat dari keberadaannya. ABSTRACT This research is action research. This study discusses how support groups play a role in encouraging student motivation. This approach became an alternative to complete counseling approach in dealing with adolescent learning in school. After running the program, an evaluation conducted on five students as the object of study. Three of them realize low learning motivation as a problem that needs to be addressed. Awareness of the problem made all those three students are involved in a group and got the benefit from its existence. While two others, they don’t consider the low learning motivation as a problem so that they are less involved in the group and they don’t get benefit from its existence . KEY WORDS: Support group, learning motivation, peers
1
Penulis merupakan mahasiswi jurusan Ilmu Kesejahteraan Sosial, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Indonesia
Peran Support ..., Afra Afifah, FISIP UI, 2013
terutama Ujian Nasional (UN). Tidak
PENDAHULUAN nasional,
jarang sekolah memperbolehkan siswa/i-
diketahui bahwa terjadi peningkatan
nya melakukan kecurangan tersebut.
kelulusan Ujian Nasional (UN) di tahun
Kasus
2011, di mana hampir kelulusan siswa/i
tahun 2011, di mana ditemukan kasus
yang mengikuti ujian mencapai hampir
mencontek missal
100%. Kelulusan peserta Ujian Nasional
Negeri. Salah satunya terjadi di Sekolah
(UN) pada
jenjang SMA/MA saja
Dasar Negeri Gadel Sari II, Surabaya,
mencapai 99,22% dari total peserta ujian
Jawa Timur (Riadi, 2011). Praktisi
sebanyak 1.461.941 siswa/I (Burhani,
pendidikan anak, Seto Mulyadi, memberi
2011). Sedang pada tahun 2010, tingkat
komentar terkait hal tersebut, “Gara-gara
kelulusan Ujian Nasional (UN) jenjang
UN
SMA/MA sempat mengalami penurunan
pembenaran-pembenaran
sebanyak 3,86% dari jumlah total peserta
membocorkan soal dan mencontek. Ini
1.522.162
sangat jauh dari semangat dan tujuan
Berdasarkan
data
siswa/I
(www.tempo.co,
mencengangkan
akhirnya
terjadi
di beberapa
mereka
mutu
dengan
meningkatkan
yang signifikan, Anggota Komisi X DPR
(edukasi.kompas.com, 2011). Permasalahan
SD
melakukan
2010). Meskipun terjadi peningkatan
RI, Tubagus Dedi Gumelar menyatakan
pada
pendidikan.”
seputar
pelajar
bahwa peningkatan kelulusan peserta
lainnya, yaitu fenomena bolos sekolah.
Ujian
dapat
Pada tanggal 25 Oktober 2011 lalu,
mengingat
media online Tribunnews memberitakan
Nasional
dipercaya kecurangan
(UN)
begitu
saja
masih
hasil
terjadi
tentang terjaringnya 17 siswa bolos
2012).
"Jadi
sekolah di warnet di Lhokseumawe,
harus
dikaji
Aceh
marak
(www.kesekolah.com, kesimpulan
tidak
UN
(aceh.tribunnews.com,
2011).
kembali. Bukan dengan cara ilmiah saja,
Aparat Satuan Polisi Pamong Praja
tapi secara jujur dari para pengawas dan
(Satpol PP) dan Willayatuh Hisbah
para guru," tegas Gumelar.
(WH) Lhokseumawe menyisiri setiap menjadi
warnet di kawasan Jalan Pasar Inpres,
kebiasaan yang berkembang di kalangan
Jalan Darussalam, dan Jalan Samudera
pelajar. Fenomena pelajar mencontek
untuk merazia anak-anak berseragam
seringkali
sekolah. Tujuh belas siswa yang terjaring
Kebiasaan
mencontek
ditemukan
dalam
ujian,
Peran Support ..., Afra Afifah, FISIP UI, 2013
tersebut terdiri dari siswa SD, SMP, dan
dalam belajar, di mana mereka lebih
SMA kemudian dibawa ke kantor Satpol
mengandalkan orang lain atau bantuan
PP dan WH untuk dibina. Kasus serupa
luar
juga terjadi di Manado. Sebagaimana
kemampuan diri sendiri. Sedang bolos
yang
sekolah
diberitakan
media
online
daripada
memaksimalkan
menunjukkan
ketidaktekunan
Tribunnews, ditemukan enam (6) siswa
pelajar dalam mengikuti proses belajar,
SMP dan satu (1) siswa SMA yang bolos
di mana mereka memilih kegiatan lain
sekolah dan memilih warnet sebagai
pada saat harus masuk sekolah.
tempat
untuk
menghabiskan
hingga
waktu
pulang
waktu
Selain
permasalahan
seputar
tiba
belajar, khusnya para pelajar yang
2012).
berada dalam rentang usia remaja rentan
Fenomena bolos sekolah di kalangan
terlibat dalam kasus kenakalan remaja, di
pelajar, khususnya pelajar usia remaja,
antaranya penyalahgunaan narkoba dan
bukan
sekolah
(manado.tribunnews.com,
bagi
dunia
tawuran antar pelajar. Hasil survei Badan
Meski
tidak
Narkotika Nasional (BNN) menunjukkan
yang
prevalensi penyalahgunaan narkoba di
menunjukkan angka bolos sekolah secara
lingkungan pelajar mencapai 4,7 persen
nasional,
dari jumlah pelajar dan mahasiswa atau
lagi
pendidikan terdapat
hal
baru
Indonesia. data
statistika
berbagai
media
banyak
memberitakan kasus tersebut di berbagai
sekitar
daerah.
(www.republika.co.id, 2011). Angka ini
Gambaran masalah mencontek dan
921.695
orang
tentu bukan jumlah yang sedikit. Bila
pelajar
tidak ditangani dengan baik, jumlah
menunjukkan gambaran masalah yang
kasus penyalahgunaan narkoba dapat
lebih besar, yaitu masalah rendahnya
meningkat. Begitu pula dengan kasus
motivasi belajar. Motivasi belajar sendiri
tawuran antar pelajar. Berdasarkan data
dapat dilihat dari ketekunan, keuletan
litbang tvOne, diketahui bahwa terdapat
dalam menghadapi kesulitan belajar,
peningkatan jumlah kasus tawuran antar
kemandirian dalam belajar, dan prestasi
pelajar
belajar (Schunk, Pintrich, & Meece,
tercatat 128 kasus tawuran antar pelajar
2008, p. 12). Kebiasaan mencontek
pada tahun 2010, kemudian jumlah
menunjukkan ketidakmandirian pelajar
meningkat drastis menjadi 339 kasus di
bolos
sekolah
di
kalangan
yang
signifikan.
Peran Support ..., Afra Afifah, FISIP UI, 2013
Setidaknya
tahun 2011 dan menelan korban jiwa
untuk mengetahui motivasi belajar siswa,
sebanyak 82 orang (video.tvonenews.tv,
yaitu: pemilihan tugas, usaha, kegigihan
2012).
atau keuletan, dan prestasi (Schunk,
Idealnya remaja yang berada pada
Pintrich, & L.Meece, 2008, p. 12).
rentang usia 10 – 21 tahun, sebagaimana
Motivasi belajar akan berdampak
pengelompokan yang Hurlock (1973)
pada prestasi belajar. Pelajar dengan
lakukan,
motivasi
memfokuskan
diri
dengan
belajar
yang
baik
akan
aktivitas sekolah dan kegiatan belajar.
mendapat prestasi belajar yang baik dan
Hal ini menunjukkan bahwa kondisi
sebaliknya. Penelitian tentang pengaruh
remaja belum sepenuhnya mendukung
motivasi belajar siswa terhadap prestasi
tumbuhnya motivasi belajar yang baik,
belajar IPA di SDN Tarumanagara,
padahal mengembangkan keterampilan
Tasikmalaya,
intelektual merupakan salah satu tugas
Ghullam Hamdu dan Lisa Agustina
perkembangan
(2011) menunjukkan bahwa motivasi
remaja
(Havighurst,
yang
belajar
bahwa otak secara penuh mencapai
prestasi belajar siswa. Bila masalah
kematangannya saat pubertas (Papalia,
rendahnya motivasi belajar para siswa
Olds, & Feldman, 2009, p. 360).
tidak
Pendapat tersebut menguatkan betapa
berdampak pada kualitas lulusan yang
pentingnya motivasi belajar di usia
dihasilkan. Lebih lanjut, kualitas SDM
remaja, di mana perkembangan otak
tersebut
perlu
pembangunan di tingkat nasional.
oleh
usaha
untuk
mendapat
perhatian,
akan
Meskipun
mengasahnya.
besar
oleh
1961). Sebagian besar ilmuan meyakini
didukung
berpengaruh
dilakukan
terhadap
ia
akan
mempengaruhi
bukan
satu-satunya
Adapun motivasi belajar, Santrock
faktor, pendidikan merupakan ‘alat’ bagi
(2009) mendefinisikannya sebagai proses
seseorang untuk mencapai kesejahteraan.
yang memberi semangat, arah, dan
Kesejahteraan sendiri diartikan oleh
kegigihan
Midgley
perilaku.
Sebagai
proses,
sebagai
suatu
kondisi
motivasi tidak diamati secara langsung,
kehidupan manusia yang tercipta ketika
melainkan diduga dari perilaku dan
berbagai
ucapan verbal. Terdapat empat (4)
dikelola dengan baik; ketika kebutuhan
indikator yang dapat menjadi acuan
manusia dapat terpenuhi; dan ketika
permasalahan
Peran Support ..., Afra Afifah, FISIP UI, 2013
sosial
dapat
kesempatan sosial dapat dimaksimalkan
menyediakan layanan bimbingan dan
(Adi, 2005, p. 16). Seseorang dapat
konseling
menyerap pelajaran dan meningkatkan
permasalahan siswa/i. Bimbingan dan
kemampuannya
konseling pada dasarnya mengutamakan
secara
optimal
bila
yang
khusus
menangani
memiliki motivasi belajar yang baik.
upaya
Dengan kemampuan tersebut, ia dapat
menggunakan berbagai layanan dan
mengatasi permasalahannya, mencukupi
teknik yang ada. Akan tetapi, dalam
kebutuhannya,
memanfaatkan
prakteknya metode ini lebih sering
berbagai kesempatan untuk berkembang.
diterapkan dalam bentuk pemanggilan ke
Pada
dan
masa
remaja,
mereka
penyembuhan
dengan
ruang BK (Bimbingan dan Konseling).
mengalami proses pencarian jati diri dan
Dampaknya,
identitas.
mudah
berpikir bahwa siapa pun yang dipanggil
terbawa oleh lingkungan karena adanya
ke ruang BK adalah anak bermasalah.
kebingungan identitas. Oleh karena itu,
Mereka pun menjadi enggan berurusan
Erickson amat menekankan bimbingan
dengan guru BK. Sebagaimana yang
atau pendidikan sebagai salah satu
dimuat dalam Jurnal Psikologi dan
dimensi identitas yang paling penting
Pendidikan UNESA volume 10 no.2
(Santrock,
Desember
Remaja
menjadi
Educational
2009).
Menurutnya,
institusi
pendidikan
Psychology, sekolah
atau
berperan
besar
para
2009,
siswa
cenderung
penelitian
yang
dilakukan oleh Wardani dan Hariastuti dengan
judul “Mengurangi Persepsi
dalam membentuk identitas anak usia
Negatif Siswa Tentang Konselor Sekolah
remaja. Sistem dan aturan yang berlaku,
Dengan Strategi Pengubahan Pola Pikir
serta
(Cognitive Restructuring)” menunjukkan
lingkungan
sekolah
akan
bahwa benar adanya persepsi negatif
membentuk kepribadian seseorang.
siswa terhadap layanan BK. Persepsi Sekolah penyelenggara memiliki
sebagai
pihak
negatif
pendidikan
tentu
keengganan
peran
meningkatkan
besar
motivasi
belajar
Biasanya
setiap
kemudian
menyebabkan
siswa
memanfaatkan
dalam
layanan BK dan munculnya stigma
para
negatif pula terhadap siswa/i yang
peserta didiknya, di samping peran keluarga.
ini
berhadapan dengan BK.
sekolah
Peran Support ..., Afra Afifah, FISIP UI, 2013
Dalam penerapannya, salah satu bentuk metode group support
group.
work adalah
Support
group
Challenge Day yang dirintis oleh Rich Dutra ST.John dan istrinya, Yvonne ST.John
Dutra.
Program
tersebut
merupakan salah satu bentuk dari metode
membuktikan
group work, yang mana pembentukannya
menciptakan lingkungan sekolah yang
ditujukan untuk memberi dukungan dan
kondusif di Amerika. Tujuan program di
informasi kepada orang-orang dengan
antaranya mengurangi tindak bullying,
masalah yang sama (Kurtz, 1997, p. 4).
meningkatkan keterampilan akademik
Jenis support group ini telah diterapkan
dan keterampilan membangun relasi,
untuk berbagai masalah, seperti OCD
mengurangi
(Obsessive-Compulsive
mengembangkan
Disorder),
overweight (berat badan berlebih), dan
menghargai,
HIV/AIDS.
keberhasilannya
dalam
keterasingan, budaya dan
saling membantu
group
telah
mengekspresikan emosi (Summary of
keberhasilannya,
salah
Challenge Day Student Survey Data
(The
Collected for 2005-2006). Keberhasilan
Cancer
ini dibuktikan dengan survey yang
beranggotakan
dilakukan secara berkala. Dari data
keluarga dengan anak kanker, penderita
survey hasil program tahun 2008-2010,
kanker, dan para professional yang
ditemukan bahwa 80,90% (7.546 orang)
membantu
dari peserta program berkomitmen untuk
Support
membuktikan satunya
adalah
Candlelighters Foundation)
CCCF
Childhood yang
penyembuhan.
Hasil
penelitian menyatakan bahwa anggota
melakukan
kelompok yang terlibat aktif dalam
mengikutinya.
kegiatan
kelompok
perubahan dengan
positif
munculnya
setelah
mengalami ditunjukkan
Bila
keinginan untuk
Challenge
yang
perubahan
dilihat, Day
tujuan mengarah
program pada
mengambil langkah aksi (Chesney &
pembentukan lingkungan yang kondusif
Chesler,
bagi remaja sehingga memungkinkan
1993
dalam Kurtz,
1997,
terbentuknya pribadi yang lebih baik,
p.173).
termasuk dalam hal motivasi belajar. Adapun penerapan support group
Pemanfaatan support group telah di
di sekolah, salah satunya adalah program
terapkan di berbagai negara, termasuk
Peran Support ..., Afra Afifah, FISIP UI, 2013
Indonesia. Akan tetapi, support group
sering dengan pemanggilan siswa dan
sangat
untuk
orang tua yang bersangkutan jika dirasa
mengatasi masalah remaja di lingkungan
perlu. Saat ini hanya ada satu orang guru
sekolah di Indonesia.
yang menempati bidang bimbingan dan
langka
dimanfaatkan
Sebagaimana
sekolah
pada
konseling. Guru BK SMA X mengakui
umumnya, SMA X juga menghadapi
bahwa
masalah rendahnya motivasi belajar para
menyulitkan penanganan masalah anak
siswa. Gambaran rendahnya motivasi
dengan
belajar siswa SMA X didapat dari guru
sebagian besar masalah yang ditangani
BK
dengan
adalah masalah yang terlihat. Sedangkan,
kondisi SMA lain di mana siang hari ia
kasus siswa bisa terjadi setiap hari
bekerja. Dari aspek kehadiran, hampir
sehingga
semua siswa pernah membolos dan di
mengatasinya. Belum lagi perihal wali
antaranya
sekolah
kelas yang kurang memberikan perhatian
melebihi batas wajar. Bahkan, beberapa
kepada kelasnya dan kurang komunikatif
orang siswa dikenal sering kabur dari
dalam bekerja sama dengan guru BK, di
sekolah di tengah jam pelajaran. Dari
mana hal ini menyulitkan guru BK untuk
perilaku selama proses belajar mengajar,
melakukan
siswa
ketika
membandingkan
melakukan
lebih
tersebut
intensif.
guru
cukup
Dampaknya,
BK
penanganan
kewalahan
masalah.
tidak
fokus
Akhirnya, tak jarang guru lain ikut
penjelasan
guru.
membantu dalam intervensi.
seringkali
mendengarkan
bolos
kondisi
Mengobrol, bermain handphone, dan
Penanganan permasalahan anak
bercanda menjadi kegiatan yang biasa
usia remaja di banyak sekolah, termasuk
dilakukan
SMA X, lebih sering menerapkan pola
saat
belajar
di
kelas.
Dampaknya, prestasi belajar siswa secara
pemanggilan siswa
untuk
kemudian
umum tidak membanggakan.
diberi nasihat atau peringatan. Metode
Penanganan permasalahan siswa di
seperti ini tidak jarang menimbulkan
SMA X selama ini dilakukan oleh
stigma negatif bagi anak yang dipanggil
bidang bimbingan dan konseling bekerja
sebagai anak bermasalah. Namun, tidak
sama dengan para wali kelas, termasuk
berarti pendekatan personal dengan cara
masalah rendahnya
motivasi belajar
pemanggilan tidak diperlukan sebab cara
siswa. Metode yang digunakan lebih
ini berhasil dalam menangani berbagai
Peran Support ..., Afra Afifah, FISIP UI, 2013
kasus.
Akan
dijadikan
tetapi,
ia
satu-satunya
menangani sekolah.
cara
permasalahan
Guru
keterbatasan
BK
memanggil
anak
bermasalah
satu
keterbatasan
remaja di sekolah. Oleh karena itu,
dalam
action research ini dilakukan untuk
di
menerapkan support group pada siswa/i
memiliki
SMA X dan menjawab rumusan masalah
remaja
tentu
waktu
bisa
tidak
untuk
dapat
didiknya
yang
per
satu
jangkauan
dan untuk
sebagai berikut: 1. Bagaimana berperan
support dalam
group
mendorong
mengontrol anak didiknya di luar setelah
motivasi belajar para siswa SMA
ia dipanggil dan diberi nasihat.
X? 2. Apa
Berdasarkan permasalahan di atas, adanya stigma negatif menyebabkan layanan BK (Bimbingan dan Konseling) kurang
optimal
menangani belajar
siswa.
membutuhkan
Karena alternatif
Untuk
motivasi
belajar
pada
kekurangan penerapan support group di sekolah? 3. Bagaimana
peluang
integrasi
motivasi
program bidang layanan BK
itu,
sekolah
lain
menangani
dan
program support group ke dalam
masalah
pelajar
(Bimbingan dan Konseling)?
yang
mampu mendorong motivasi belajar siswa.
kelebihan
dalam
berperan
permasalahan
saja
usia
METODE Penelitian pendekatan
ini
menggunakan
kualitatif.
Penelitian
remaja, pendekatan kelompok seperti
kualitatif
lebih
support group dapat menjadi alternatif
penggunaan
logika
yang melengkapi pendekatan individu
kategorisasi dihasilkan dari interaksi
dalam layanan BK (Bimbingan dan
dengan informan di lapangan atau data-
Konseling) mengingat adanya potensi
data yang ditemukan. Oleh karena itu,
kedekatan antar teman sebaya yang dapat
penelitian kualitatif bercirikan informasi
dimanfaatkan. Meski support group telah
berupa konteks yang saling berkaitan dan
diterapkan
masalah,
akan menggiring pada pola-pola atau
model kelompok ini belum banyak
teori yang menjelaskan fenomena sosial
diterapkan untuk mengatasi masalah
(Creswell, 1994: 4-7).
untuk
beragam
Peran Support ..., Afra Afifah, FISIP UI, 2013
mengutamakan induktif
dimana
Adapun digunakan
jenis
penelitian
adalah
action
yang
research.
Action research merupakan pendekatan sistematik
untuk
pencarian
yang
memungkinkan orang menemukan solusi efektif untuk masalah yang mereka hadapi
dalam
keseharian
Gambar 1.1 Action Research Interacting Spiral
(Stringer,
2007:1). Tidak seperti jenis penelitian Look (melihat) merupakan tahap
ilmiah lain yang mencari penjelasan yang
dapat
digeneralisasi
untuk
pertama
yang terdiri
dari aktivitas
diterapkan pada semua konteks, action
mengumpulkan data dan mendefinisikan
research fokus pada situasi spesifik dan
situasi.
solusi lokal. Ia tidak dirancang untuk
(berpikir) yang terdiri dari eksplorasi,
menyelesaikan seluruh masalah, tetapi
analisa, interpretasi, dan penjelasan.
memberikan
Selanjutnya, act (beraksi) merupakan
‘alat’
untuk
mengatasi
Tahap kedua, yaitu think
situasi dan memformulasikan solusi yang
tahap
efektif.
perencanaan,
Action research memiliki kerangka
ketiga
yang
terdiri
implementasi,
dari dan
evaluasi.
kerja yang sederhana, namun sangat
Ketiga tahap tersebut membentuk
kuat. Kerangka kerja ini memungkinkan
suatu siklus yang berkelanjutan. Setelah
seseorang membangun sikap terus maju
tahap act pertama, penelitian dapat
ke depan dan membuat detail yang lebih
berlanjut ke tahap look kedua-think
besar
kedua-act kedua, dan seterusnya. Meski
menjadi
kompleksitas (Stringer,
prosedur masalah
2007:8).
ketika meningkat
Berikut
ini
demikian,
research
penelitian
yang
action
bukan
dirancang
untuk
merupakan kerangka kerja dari action
melakukan aktivitas secara setahap demi
research (Stringer, 2007:9).
setahap sampai akhir proses (Stringer, 2007:9). Dalam jenis penelitian ini, ada masa
di
berlawanan
mana
penelitian
berjalan
dengan
siklus,
arah
Peran Support ..., Afra Afifah, FISIP UI, 2013
4. Tidak
mengulang proses, merevisi prosedur,
dilakukan
partisipan
dengan
sekolah
tanpa
keterangan lebih dari 3 kali
dan menginterpretasi ulang. Penentuan
masuk
dalam semester kedua di kelas
penelitian
XI.
nonprobability
sampling, yang mana ukuran atau jumlah sampel penelitian tidak ditentukan dan memiliki pengetahuan terbatas akan
HASIL A. Tahap Look (Melihat)
berapa besar polulasi di mana sampel Tahap look (melihat) terdiri dari
diambil. Tipe nonprobability sampling yang digunakan adalah purposive, di
serangkaian
mana peneliti mengambil semua kasus
mempelajari dokumen, observasi, dan
yang mungkin sesuai dengan kriteria
survey melalui kuisioner) dengan tujuan
tertentu
mengumpulkan data untuk membantu
dan
menggunakan
berbagai
metode (Neuman, 2006:220).
kegiatan
(wawancara,
tahap think (berpikir) dan act (aksi). Dari
Adapun para siswa/i yang menjadi
rangkaian kegiatan tersebut, didapat
partisipan adalah mereka yang dilibatkan
gambaran Umum SMA X dan Gambaran
dalam program dan dilihat perubahannya
Motivasi Belajar Siswa/i Kelas XII SMA
dari sebelum sampai setelah mengikuti
X.
program. Adapun kriteria partisipan,
B. Tahap Think (Berpikir)
yaitu: 1. Terdaftar sebagai siswa/i SMA
Berdasarkan deskripsi pengkajian masalah, dapat ditarik benang merah
X.
yang menghubungkan alasan mengenai 2. Berada pada jenjang kelas XII. 3. Hasil belajar di bawah SKM
motivasi belajar siswa/i kelas XII IPA dan IPS yang rendah. Dapat disimpulkan
(Standar Kelulusan Minimal).
bahwa
motivasi
belajar
siswa/i
Adapun SKM yang berlaku pada
disebabkan oleh kurangnya dukungan
masing-masing mata pelajaran
dari lingkungan, baik keluarga, sekolah,
berbeda.
maupun teman sebaya. Sebelum merancang program aksi, penting terlebih dahulu
Peran Support ..., Afra Afifah, FISIP UI, 2013
menentukan
prioritas masalah yang akan diatasi.
Rencana aksi dikemas dalam bentuk
Usaha yang paling mungkin dilakukan
program yang diberi nama Lift You Up!
adalah
potensi
dengan tema “Pops and Rocks Your
lingkungan sekolah yang ada untuk
Days for The Better Future” dengan
mengoptimalkan dukungan bagi siswa/i
tujuh tahapan dalam implementasinya,
kelas XII SMA X. Mengingat pengaruh
yaitu:
teman sebaya yang signifikan pada masa
pelatihan
remaja, program aksi dirancang untuk
program dan rekruitmen peserta, (4)
memunculkan dukungan teman sebaya
pembukaan program, (5) regular support
dalam
group, (6) evaluasi, (7) terminasi.
memanfaatkan
mendorong
motivasi
belajar
(1)
mencari
fasilitator,
fasilitator,
(3)
(2)
sosialisasi
siswa/i kelas XII. Program aksi ini didukung oleh adanya potensi kedekatan
PEMBAHASAN
hubungan antarsiswa/i.
Pembahasan
ditujukan
untuk
menjawab tiga rumusan masalah, yaitu:
C. Tahap Act (Aksi)
peran support group dalam mendorong motivasi
Untuk
mengaktifkan
dukungan
teman sebaya agar memiliki peran dan pengaruh
positif
terhadap
motivasi
belajar, salah satu rencana aksi yang dapat
dilakukan
adalah
membuat
kelompok dukungan yang lebih dikenal dengan sebutan support group. Support
belajar,
kelebihan
dan
kekurangan penerapan support group di sekolah, dan peluang integrasi program support group ke dalam program layanan BK. A. Peran
Support
Group
dalam
Mendorong Motivasi Belajar Support
group dianggap sebagai salah satu
group
merupakan
yang
berkumpul
metode yang efektif untuk mengaktifkan
sejumlah
dukungan dari lingkungan. Kelompok
membentuk kelompok secara sukarela
yang dirancang terdiri dari siswa/i kelas
untuk
XII yang memiliki masalah terkait
mengatasi masalah yang sama (Miller,
motivasi belajar. Setiap kelompok akan
1998,
dipandu oleh seorang fasilitator yang
pembentukan
juga
dukungan emosional dan edukasi (Kurtz,
merupakan siswa/i kelas XII.
orang
memenuhi
p.
8).
kebutuhan
Tujuan support
Peran Support ..., Afra Afifah, FISIP UI, 2013
utama group
atau
dari adalah
Idealnya
1997, pp. 4 – 5). Berdasarkan pengertian
siswa/i
yang
berada
dan tujuan support group tersebut,
dalam core team (tim inti) dilibatkan
kelompok yang dibentuk dalam action
dalam
research ini terdiri dari anggota yang
mendasar dari pembentukan kelompok,
memiliki
masalah
seperti tujuan, ukuran (komposisi jumlah
Tujuan
pembentukannya
motivasi
belajar. adalah
menentukan
anggota),
kriteria
beberapa
anggota,
hal
tempat
mendorong motivasi belajar siswa/i kelas
pertemuan, rencana rekruitmen, dan
XII SMA X melalui dukungan teman
siapa yang akan memimpin. Namun
sebaya.
dalam penelitian ini, core team (tim inti)
Adapun
dalam
prosesnya,
tidak
sepenuhnya
terlibat
dalam
kelompok dibentuk dalam suatu alur
penentuan hal-hal tersebut. Terlihat dari
program yang dinamakan “Lift You Up! :
tahap think (berpikir), di mana sebagian
Pops and Rocks Your Days for The
besar rencana aksi ditentukan oleh
Better
peneliti. Pada tahap tersebut, core team
Future”.
Alur
program
disesuaikan dengan tahap pembentukan
(tim
kelompok sebagaimana yang dijelaskan
pembentukan sehingga
oleh Kurtz (1997) dan Miller (1998).
dilibatkan dalam perencanaan. Pelibatan
Support group dapat dibentuk dengan
core team (tim inti) mulai banyak
dua cara, yaitu dibentuk oleh praktisi
dilakukan setelah pelatihan fasilitator.
yang bukan merupakan bagian dari
Setelah pelatihan, siswa/i yang menjadi
kelompok atau dibentuk bersama dengan
fasilitator
telah
memahami
orang-orang
program,
serta
memiliki
representasi
yang kelompok
merupakan (core
team).
inti)
masih
dalam
proses
belum dapat
tujuan kesiapan
berkomitmen dan berkontribusi.
Dalam penelitian ini, kelompok dibentuk
Penentuan akan tipe kelompok,
oleh peneliti sebagai praktisi dengan
ukuran kelompok, dan kriteria anggota
melibatkan
ditentukan oleh peneliti sebagai praktisi.
beberapa
siswa/i
yang
menjadi fasilitator kelompok. Dengan
Support
group
kata lain, pembentukan support group
penelitian ini termasuk tipe kelompok
diawali dengan pembentukan core team
tertutup,
(tim inti).
terbatas. Anggota support group hanya
di
yang
mana
dibuat
dalam
keanggotaannya
terdiri dari siswa/i kelas XII SMA X
Peran Support ..., Afra Afifah, FISIP UI, 2013
sehingga tidak melakukan perekrutan
pertemuan yang diajukan. Akan tetapi
anggota di luar ruang lingkup tersebut.
selama
Ukuran kelompok direncanakan terdiri
jarang memberi usulan. Keterlibatan
dari 5 – 6 orang. Sedang kriteria anggota,
fasilitator pada akhirnya lebih banyak di
hanya siswa/i kelas XII SMA X yang
tataran eksekusi.
dapat
bergabung
dalam
prosesnya,
Begitu
kelompok
pula
fasilitator
sangat
dengan peraturan
selama mereka memiliki keinginan untuk
kelompok.
terlibat dalam program.
rekomendasi peraturan yang terdiri dari:
Adapun
memberikan
tempat
hindari sikap menghakimi, berikan setiap
anggota,
orang hak untuk berbicara, jagalah
pertemuan,
kerahasiaan apa yang disampaikan dalam
penentuan
pertemuan,
Peneliti
perekrutan
kepemimpinan,
format
frekuensi,
peraturan
kelompok
program, terbuka dan jujur, tatap lawan
dilakukan bersama dengan
core team
bicara saat berbicara, dengarkan daripada
dan
(tim inti). Namun jika dilihat kembali
memberi
proses pelaksanaannya, peneliti biasanya
lelucon atau ejekan atas apa yang orang
sudah
dan
lain katakan atau lakukan, dan saling
dijelaskan kepada core team (tim inti).
membantu satu sama lain. Poin-poin
Jika tidak ada keberatan atau usulan
peraturan tersebut disampaikan kepada
tambahan,
fasilitator,
membuat
rekomendasi
rekomendasi
tersebut
nasihat,
jangan
didiskusikan,
membuat
dan
dibuat
dijalankan. Pertemuan sebagian besar
kesepakatan. Adapun terkait dengan
dilakukan di sekolah karena terbatas
kepemimpinan dalam kelompok, sejak
pada
proses
awal pelatihan fasilitator telah disepakati
perekrutan anggota, core team (tim inti)
bahwa baik peneliti maupun fasilitator
membantu
akan berbagi peran dan secara bergantian
jam
mengajak
pelajaran.
secara
Pada
langsung
teman-teman
satu
dalam kelas
memimpin jalannya kelompok.
mereka untuk bergabung dalam program.
Setelah membuat core team (tim
Format pertemuan biasanya dijelaskan
inti) dan menyiapkan fasilitator program
kepada core team (tim inti) yang
melalui
merupakan
hari
perekrutan anggota dilakukan dengan
pelaksanaan kegiatan. Fasilitator dapat
berbagai cara. Bergabungnya siswa/i
mengajukan usulan terhadap
dalam
fasilitator
sebelum
format
pelatihan,
program
Peran Support ..., Afra Afifah, FISIP UI, 2013
sosialisasi
ditandai
dan
dengan
keikutsertaan mereka dalam pembukaan
kemudian dilanjutkan dengan doa sesuai
program. Selama pembukaan program,
agama masing-masing dan permainan
masalah motivasi belajar, keinginan
(ice breaking) untuk mendinamisasi
untuk berprestasi, dan kekompakan antar
pertemuan.
teman menjadi isu yang diangkat dalam
(pernyataan tujuan) selalu disampaikan
rangkaian kegiatan sehingga siswa/i
di awal pertemuan sebelum menuju
mendapat
kegiatan
penyadaran
akan
tujuan
Statement
inti.
of
Agenda
introduction
program dan pelajaran akan pentingnya
(perkenalan)
peran teman sebaya dalam mencapai
pertemuan
tujuan bersama. Setelah pembukaan
Karena
program,
kelompok
mengenal dan tidak ada penambahan
menyepakati untuk melanjutkan program
anggota, agenda perkenalan tidak lagi
melalui pertemuan rutin di sekolah.
diadakan setelah pertemuan pertama.
anggota
Satu pekan setelah pembukaan
hanya
purpose
dilakukan
pertama
para
pada
support
group.
sudah
saling
siswa/i
Adapun main program (kegiatan inti)
program baru dapat dipastikan waktu
yang
pertemuan kelompok, yaitu satu pekan
kelompok. Kegiatan sharing kelompok
sekali
terdiri
dengan
memanfaatkan
jam
dimaksud
dari
adalah
sharing
self-disclosure,
pelajaran BK. White dan Madara (dalam
informasi,
Kurtz, 1997, pp. 98) mengajukan format
dan mencari solusi bersama. Kegiatan
pertemuan
tambahan,
dengan
urutan
agenda
menceritakan
berbagi
seperti
pengalaman,
pengumuman,
standard
dilakukan menjelang penutupan. Durasi
purpose,
pertemuan kurang lebih berlangsung
introduction, main program, business,
selama 45 – 75 menit. Pertemuan selalu
formal closing, refreshment. Pelaksanaan
ditutup dengan tradisi bersama, yaitu
pertemuan
menyatukan tangan dan meneriakkan
berikut: opening,
greet
attendees,
statement
support
of
group
dalam
penelitian kurang lebih berlangsung sesuai dengan susunan agenda tersebut. Greet attendees (menyapa peserta
yel-yel program. Kegiatan
inti
dari
pertemuan
support group adalah sesi sharing yang
kali
disebut sebagai main program (White
dengan
dan Madara, 1995) atau disclosure and
menanyakan kabar anggota kelompok,
discussion (Miller, 1998). Dalam sesi
yang
hadir)
membuka
dilakukan pertemuan
setiap
Peran Support ..., Afra Afifah, FISIP UI, 2013
sharing,
interaksi
antar
anggota
RI, dan SO. Adapun MA, ia menyatakan
kelompok terjadi secara intens, di mana
tidak
proses
terhadap anggota kelompok.
saling
memberikan
bantuan
memberi
dukungan
apapun
terjadi. Menurut Kurtz, terdapat lima
Dalam proses memberi dukungan,
proses yang menjadi faktor bantuan
AD, TR, RI, dan SO menunjukkan
dalam support group (1997, pp. 21-24),
bentuk dukungan yang berbeda. AD dan
yaitu
berbagi
TR mengatakan bahwa ia memberi saran
rasa
kepada salah satu anggota kelompok
kepemilikan, menceritakan pengalaman,
yang menceritakan masalahnya. Sedang
dan mengajarkan metode penyelesaian
RI dan SO, mereka memberi dukungan
masalah. Keberadaan faktor bantuan
dalam kelompok dengan mendorong
tersebut
anggota
memberi
informasi,
dukungan,
mengungkapkan
akan
ditentukan
oleh
kelompok
untuk
berani
bercerita.
keterlibatan anggota kelompok. Kelima proses yang menjadi faktor
Berdasarkan
kajian,
dukungan
bantuan dalam support group merupakan
merupakan kombinasi dari kata-kata dan
alat untuk menggambarkan bagaimana
perhatian, membuka diri dan empati
kelompok berperan dalam mendorong
(Kurtz, 1997, pp. 21). Dari bentuk
motivasi belajar siswa/i. Pertama, proses
dukungan
memberi dukungan. Berdasarkan hasil
berikan
evaluasi terhadap lima orang sasaran
terlihat bahwa mereka baru memberi
penelitian, ketahui bahwa proses saling
dukungan berupa kata-kata. Adapun
memberi dukungan tidak sepenuhnya
perhatian
dilakukan
kelompok.
sebatas menjadi pendengar yang baik
Terdapat sebagian anggota kelompok
dan belum menunjukkan rasa empati
yang tidak memberi dukungan selama
kepada anggota kelompok.
oleh
anggota
pertemuan
berlangsung.
wawancara
dan
Dari
hasil
pengamatan selama
yang
sasaran
penelitian
kepada
anggota
kelompok,
yang
ditunjukkan
Selain bentuk berbeda,
intensitas
dukungan mereka
hanya
yang dalam
program, diketahui bahwa empat dari
memberi dukungan juga perlu dilihat.
lima orang sasaran penelitian memberi
Berdasarkan hasil wawancara dengan
dukungan terhadap anggota kelompok.
fasilitator
Empat orang tersebut adalah AD, TR,
menyatakan bahwa lima orang sasaran
kelompok,
Peran Support ..., Afra Afifah, FISIP UI, 2013
mereka
penelitian
tidak
memberi
dukungan
kelompok
cenderung
membatasi
kepada anggota kelompok. Jawaban
pembicaraan. Hal ini disebabkan adanya
fasilitator yang berbeda dengan apa yang
perasaan tidak nyaman membuka diri
diungkapkan
dan
kepada orang lain. Dampaknya, tidak
program
terjadi hubungan timbal balik yang
menunjukkan bahwa AD, TR, RI, dan
saling menguntungkan antar anggota
SO belum memberikan dukungan yang
kelompok.
signifikan dalam kelompok.
dikemukakan oleh AD dan MA bahwa
sasaran
pengamatan
penelitian
selama
Proses memberi dukungan tidak hanya dilakukan oleh anggota kelompok
Sebagaimana
yang
mereka tidak merasa mendapat informasi berharga dari pertemuan kelompok.
pada umumnya, tapi juga fasilitator
Meski proses berbagi informasi
kelompok dan peneliti sebagai praktisi
kurang berjalan dengan baik, TR, RI, dan
dalam program. Fasilitator kelompok
SO menyatakan bahwa mereka mendapat
menyatakan
belum
informasi berharga berupa pelajaran dari
banyak memberikan dukungan terhadap
pengalaman orang lain. Pernyataan Kurtz
anggota kelompok. Salah satu alasan
(1997, p. 22) bahwa proses ini akan
yang diungkapkan oleh WD adalah
meningkatkan
kurangnya respon yang mereka terima
kelompok untuk sembuh atau melakukan
dari
bahwa
membantu
keinginan
anggota
di
mana
perubahan terbukti pada tiga orang
keinginan fasilitator
untuk
tersebut. Hanya tiga orang sasaran
dengan
penelitian ini yang menyatakan memiliki
anggota
besarnya
mereka
kelompok,
tidak
sebanding
keinginan untuk memperbaiki motivasi
informasi yang didapat. Kedua, berbagi informasi. Proses ini melibatkan kegiatan saling bertukar
belajar setelah terlibat dalam program. Ketiga,
mengungkapkan
rasa
informasi sehingga anggota kelompok
kepemilikan. Partisipasi dalam kelompok
memiliki keinginan untuk sembuh atau
idealnya
melakukan perubahan (Kurtz, 1997, p.
mendapatkan rasa kepemilikan (Kurtz,
22).
evaluasi,
1997, p. 22). Akan tetapi, hal ini tidak
diketahui bahwa sebagian besar anggota
hal ini tidak dapat dirasakan oleh semua
kelompok tidak terlibat aktif dalam
anggota kelompok. Rasa kepemilikan
proses
terhadap kelompok akan muncul ketika
Berdasarkan
berbagi
hasil
informasi.
Anggota
memberi
Peran Support ..., Afra Afifah, FISIP UI, 2013
peluang
untuk
kelompok
keterbukaan yang berbeda. SO adalah
kebutuhannya.
sasaran penelitian yang menyatakan
Berdasarkan hasil evaluasi, diketahui
ketertarikannya pada kegiatan ini. SO
bahwa lima ornag sasaran penelitian
senang bercerita tentang dirinya kepada
belum mengungkapkan rasa kepemilikan
orang lain sehingga proses menceritakan
terhadap kelompok. Meski demikian, TR
pengalaman
dan RI menyatakan bahwa mereka
kebutuhannya. Berbeda dengan AD, TR,
semakin dekat dengan anggota kelompok
RI, dan MA. Mereka sempat melakukan
setelah mengikuti program. Sedang SO,
penolakan ketika diminta bercerita dalam
ia hanya merasa dekat dengan beberapa
kelompok. Dengan dorongan fasilitator
orang yang terlibat dalam program,
dan anggota kelompok lainnya, mereka
namun
akhirnya mulai bercerita dan membuka
seseorang
merasa
bahwa
mengakomodasi
bukan
anggota
kelompok.
Menurut SO, hanya fasilitator kelompok
kelompok
tidak
mendapat
memenuhi
diri. Meskipun
yang berhubungan dekat dengan dan anggota
dapat
anggota
kelompok
bersedia membuka diri, proses ini belum
respon yang diharapkan. Adapun AD
tentu
dan MA, keduanya tidak merasakan
prakteknya, anggota kelompok tidak
kedekatan dengan anggota kelompok
sepenuhnya menceritakan pengalaman
setelah mengikuti program.
mereka
Keempat, pengalaman.
Proses
dikatakan
secara
berhasil.
mendalam
Dalam
sehingga
menceritakan
anggota kelompok lain tidak mendapat
menceritakan
pelajaran
dari
pengalaman
tersebut.
pengalaman yang sering disebut sebagai
Selain itu, respon yang diberikan dalam
self-disclosure
diri)
kelompok masih minim. Pada dasarnya,
merupakan proses membuka informasi
proses ini membantu anggotanya untuk
tentang diri yang bernilai signifikan
meningkatkan keterampilan menangani
(penting) dan tidak biasa diketahui oleh
masalah, meningkatkan kesadaran dari
orang lain (Zastrow, 1985, p. 122).
keterpurukan,
Berdasarkan hasil evaluasi, diketahui
kemampuan untuk membantu orang lain
bahwa tidak semua sasaran penelitian
(Kurtz,
terlibat dengan baik dalam proses ini.
anggota kelompok yang tidak optimal
Masing-masing orang memiliki tingkat
menyebabkan mereka tidak mendapatkan
(membuka
1997,
dan
p.
Peran Support ..., Afra Afifah, FISIP UI, 2013
menumbuhkan
21).
Keterlibatan
tersebut.
XII IPA, proses mengajarkan metode
Berbeda dengan siswa/i yang menjadi
penyelesaian masalah sudah mencapai
fasilitator program dan terlibat aktif
tahap implementasi. Adapun kelas XII
dalam program, mereka menyatakan
IPS, proses tersebut baru mencapai tahap
bahwa proses menceritakan pengalaman
mengembangkan
atau self-disclosure dapat meningkatkan
Karena keterbatasan waktu penelitian,
keterampilan menangani masalah dan
proses ini belum berlanjut sehingga
kemampuan membantu orang lain.
anggota
keterampilan-keterampilan
Terdapat beberapa alasan mengapa seseorang
gagal
membuka
diri,
di
antaranya ketakutan akan kedekatan
strategi
alternatif.
kelompok belum
mendapat
manfaat yang optimal dari keberadaan kelompok dalam menghadapi masalah rendahnya motivasi belajar.
dengan orang lain, penolakan, kritik,
Bila dikaitkan dengan dampak
atau ia malu akan apa yang dipikirkan,
support group terhadap motivasi belajar
dirasakan, atau malu akan masa lalunya
siswa/i,
masing-masing
(Zastrow, 1985, p. 122). Dari hasil
penelitian
merasakan
evaluasi, AD, TR, dan MA menyatakan
berbeda. AD dan MA menyatakan
keengganan
bahwa
mereka
membuka
diri
mereka
dampak
tidak
yang
menganggap
disebabkan oleh ketakutan bahwa orang
rendahnya
lain
masalah yang perlu diatasi sehingga
akan
mengetahui
permasalahan
motivasi
sasaran
tidak
belajar
mereka. Menurut ketiganya, pengalaman
keduanya
atau masalah yang mereka miliki cukup
program. Berbeda dengan TR dan RI, di
diketahui oleh orang dekat atau hanya
mana
diri mereka sendiri.
mereka menyadari rendahnya motivasi
keduanya
merasakan
sebagai
menyatakan
manfaat
bahwa
metode
belajar sebagai masalah yang perlu
Selama
diatasi. Mereka juga menyatakan adanya
pertemuan kelompok, proses ini belum
keinginan untuk memperbaiki motivasi
berjalan dengan baik. Bila dilihat dari
belajar
setelah
enam langkah penyelesaian masalah
Namun
ketika
yang dijelaskan oleh Zastrow (1985, p.
perubahan apa yang mereka lakukan, TR
162 – 164), terjadi perbedaan antara
dan RI menyatakan belum mampu
kelas XII IPA dan XII IPS. Pada kelas
mengimplementasikan keinginan mereka
Kelima, penyelesaian
mengajarkan masalah.
mengikuti ditanya
Peran Support ..., Afra Afifah, FISIP UI, 2013
program.
lebih lanjut
dalam perilaku sehari-hari. Dampak
masalah yang perlu diatasi. Karena itu,
signifikan
penting untuk mendefinisikan tujuan
kegiatan
support
group
dirasakan oleh SO. SO menyatakan
kelompok
bahwa
anggota
dirinya
mulai
melakukan
secara
akurat
sehingga
kelompok
merasakan
perubahan dengan membiasakan belajar
keberadaan kelompok dapat memenuhi
di rumah dan tidak terpengaruh dengan
kebutuhannya. Kekuatan support group
ajakan teman untuk bermain. SO juga
yang
berusaha memperhatikan guru di kelas
ditingkatkan adalah lima proses yang
meskipun ia tidak mengerti pelajaran
menjadi faktor bantuan dalam kelompok.
tersebut, bahkan ia menegur temannya
Semakin
bila mengobrol saat guru mengajar.
kelompok akan masalah yang dihadapi
perlu
dipertahankan
besar
kesadaran
dan
anggota
Sebagaimana yang Miller (1998)
dan semakin besar keterlibatan mereka
kemukakan, tidak semua orang dapat
dalam lima proses tersebut, semakin
merasakan
signifikan pula dampak yang diterima
manfaat
support
group.
Untuk sebagian orang, cara ini dapat
dari support group.
berhasil, namun tidak bagi sebagian lainnya.
Perbedaan dampak support
B. Kelebihan
group yang terlihat antara AD dan MA
Penerapan
dengan TR, RI, dan SO menunjukkan
Sekolah
dan
Kekurangan
Support
Group
di
bahwa tidak semua anggota kelompok mengalami hal yang sama. Bagi AD dan MA, rendahnya motivasi belajar bukan masalah
yang
perlu
mereka
atasi
sehingga keberadaan kelompok tidak dirasa
penting
dan
mengakomodasi
Dari pemaparan di atas, dapat bahwa
support
group
berperan dalam mendorong motivasi belajar bagi siswa/i yang menyadari rendahnya
tipe
kelompok,
support group dapat diterapkan dalam bentuk tertutup atau terbuka (Miller, 1998, p. 8). Adapun penerapan support group di lingkungan sekolah adalah tipe kelompok tertutup dengan karakteristik
kebutuhan mereka.
disimpulkan
Berdasarkan
motivasi
belajar
sebagai
rekrutmen
anggota
yang
terbatas.
Anggota kelompok hanya terdiri dari siswa/i yang berada dalam satu sekolah tersebut. Dalam pelaksanaan program, terdapat
kelebihan
Peran Support ..., Afra Afifah, FISIP UI, 2013
dan
kekurangan
penerapan support group di lingkungan
merupakan
sekolah. Kelebihan yang ditemukan, di
mengungkapkan
antaranya:
mengalami
1. Anggota
kelompok
terdiri
dari
siswa/i yang sudah saling mengenal
mengelola
fasilitator
kelompok
bahwa
banyak
RI
ia
tidak
kesulitan
dalam
kelompok.
Anggota
kelompok cenderung mudah diarahkan ketika diminta untuk berbagi informasi
Dalam bantuan,
proses
membantu
memberikan orang
saling
terhubung dalam kelompok adalah tahap pertama yang perlu dilakukan untuk menumbuhkan rasa kepemilikan (Kurtz, 1997, p. 22). Penerapan support group di
dan berbagi pengalaman. Salah satu faktor pendukungnya adalah anggota kelompok sudah mengenal satu sama lain. 2. Mengarahkan potensi peran teman sebaya kepada hal positif
sekolah tentu melibatkan siswa/i yang Support group dalam peneltian ini
sudah saling mengenal. Karena itu, kelompok
diterapkan pada siswa/i SMA yang
berpeluang lebih mudah ditumbuhkan.
merupakan anak usia remaja. Salah satu
Hal
kelebihan support group di sekolah
kedekatan
antar
ini
anggota
merupakan
membentuk memunculkan
support faktor
modal
untuk
group bantuan
dan di
adalah
mengarahkan
potensi
teman
sebaya kepada hal positif. Teman sebaya diyakini memiliki peran besar dalam
dalamnya. Sebagaimana yang terjadi dalam
perkembangan dan sekolah anak. Para
penelitian tindakan ini, ditemukan bahwa
peneliti menemukan bahwa anak-anak
anggota kelompok yang terdiri dari
yang bermain dengan anak lainnya dan
siswa/i yang sudah mengenal lebih baik
memiliki sedikitnya satu orang teman
memberi
dekat dapat menyesuaikan diri dengan
kenyamanan
bagi
anggota
kelompok untuk membuka diri dan
baik
saat
transisi
mendapat dukungan. Hal ini dialami oleh
berprestasi lebih di sekolah, dan lebih
RI, di mana anggota kelompoknya terdiri
sehat secara mental (Ladd, Birch, &
dari empat orang yang sudah ia kenal
Buhs, 1999 dalam Santrock, Educational
dengan baik dan dua orang di antaranya
Psychology, 2009, pp. 82 – 83).
adalah teman dekat RI. AW yang
Peran Support ..., Afra Afifah, FISIP UI, 2013
kenaikan
kelas,
Selain diperlihatkan
itu,
Perilaku
oleh
teman
yang sebaya
biasanya akan menjadi rujukan tentang
3. Membantu
bidang
layanan
BK
dalam mengatasi masalah siswa/i di sekolah
apa yang boleh dan apa yang tidak boleh Sekolah pada umumnya memiliki
dilakukan (Schunk, Pintrich, & Meece, 2008, p. 298). Perilaku bolos sekolah, menyontek, dan tidak memperhatikan guru di kelas adalah kebiasaan yang dilakukan oleh sebagian besar siswa/i kelas XII SMA X. AD menyatakan bahwa sebelum masuk SMA X, ia memiliki keinginan untuk memperbaiki diri dalam hal belajar. Akan tetapi setelah melihat kondisi teman-temannya di
sekolah,
keinginan
AD
untuk
melakukan perbaikan menurun dan tidak
keterbatasan SDM guru BK dalam menangani masalah siswa/i. Selain itu, adanya stigma negatif menyebabkan layanan
Melalui support group, nilai dan
belajar
yang
baik
dikembangkan dalam kelompok dengan dibantu oleh fasilitator. Fasilitator yang terdiri dari siswa/i kelas XII berperan dalam memberikan rujukan yang baik bagi anggota kelompok. Hal positif ini dialami oleh SO di mana ia mendapat
sehingga
berperan
dari
fasilitator
kelompok
mendorongnya
untuk
melakukan perbaikan dalam belajar, terutama dalam hal mengerjakan dan mengumpulkan tugas tepat waktu.
secara
optimal. Penerapan support group pada penelitian
ini
membuktikan
dapat
membantu bidang layanan BK dalam mengatasi masalah siswa/i di sekolah. Meskipun
siswa/i
belum
terlibat
sepenuhnya dan program belum berperan secara optimal, siswa/i memiliki tempat permasalahannya
mereka dalam pertemuan kelompok. Dalam perjalanan penelitian, guru
kebiasaan tentang pentingnya memiliki
dukungan
tidak
mengungkapkan
terealisasikan.
motivasi
BK
BK SMA X mengundurkan diri sehingga posisinya digantikan oleh guru bidang studi
lain
yang
bukan
dari
latar
pendidikan psikologi. Sebelum support group diterapkan, jam pelajaran BK diisi dengan
pemberian
materi
dan
mengerjakan tugas. Padahal seharusnya pelajaran
BK
mengembangkan
ditujukan
untuk
keterampilan
psikososial peserta didik. Penerapan support group memberi peluang bagi siswa/i mengenal lebih jauh teman
Peran Support ..., Afra Afifah, FISIP UI, 2013
sebaya
dan
mengembangkan
keterampilan menyelesaikan
mereka
dalam
masalah.
Meskipun
group
di
lingkungan
sekolah,
di
antaranya: 1. Potensi konflik yang lebih besar
support group dalam penelitian ini belum
mengarah
pada
metode penyelesaian masalah, tiga orang sasaran penelitian (TR, RI, dan SO) menyatakan bahwa mereka semakin dekat
dengan
teman-teman
setelah
mengikuti program. Bila support group dilanjutkan, kelompok diharapkan dapat memberdayakan anggota kelompoknya dalam mengatasi masalah bersama. Selain membantu guru BK dalam menangani masalah siswa/i di sekolah, penerapan
support
memantau
group
dapat
perkembangan siswa/i di
sekolah.
Melalui
support
group,
memungkinkan terlokalisasinya masalah siswa/i di dalam pertemuan kelompok. Dengan
adanya
mengelola
fasilitator
kelompok,
guru
yang dapat
mengakses informasi kepada fasilitator seputar
perkembangan
dibutuhkan.
siswa/i
jika
guru
akan
Pengetahuan
kondisi dan permasalahan siswa/i dapat menjadi
masukan
bagi
perbaikan
beberapa
kelebihan, kekurangan
yang sudah saling mengenal menjadi potensi bagi penerapan support group. Namun di sisi lain, hal tersebut dapat menjadi pemicu munculnya konflik yang lebih besar. Potensi konflik yang lebih besar setidaknya disebabkan oleh dua hal. Pertama, anggota kelompok terdiri dari siswa/i yang bertemu setiap hari. Sebelum kelompok dibentuk, konflik antar siswa/i mungkin pernah terjadi. Hal ini dapat menghambat proses munculnya faktor
bantuan
kelompok.
ada yang
pula perlu
diperhatikan dalam penerapan support
dalam
Kondisi
interaksi
tersebut
sempat
terjadi dalam penelitian ini, di mana terdapat satu kelompok di kelas XII IPA yang dua orang anggotanya sedang berselisih.
Pada
pertemuan
ketiga,
keduanya sempat bersitegang selama pertemuan dan salah seorang dari mereka menolak
ditempatkan
dalam
satu
kelompok yang sama. Kedua, mengenal
program dan layanan sekolah. Selain
Di satu sisi, anggota kelompok
pengajaran
siswa/i
memiliki
yang peer
saling
group-nya
masing-masing. Ketika siswa/I tidak dikelompokkan bersama dengan peer group-nya, mereka cenderung menolak
Peran Support ..., Afra Afifah, FISIP UI, 2013
terlibat dalam kelompok. Hal ini menjadi
secara maksimal dalam proses support
tantangan bagi penerapan support group
group. Perlu
di sekolah, terutama sekolah dengan
disadari bahwa
masalah
siswa/i usia remaja yang memiliki
siswa/i di sekolah sangat beragam. Hal
karakteristik
berkelompok
ini menjadi tantangan bagi penerapan
dengan teman sebayanya. Bila kedua
support group di sekolah. Karena itu,
kondisi tersebut tidak diatasi dengan
penting untuk mengetahui masalah apa
baik, konflik yang lebih besar mungkin
saja yang berkembang di kalangan
terjadi. Oleh karena itu, fasilitator atau
siswa/i sehingga pembentukan kelompok
praktisi
dapat
senang
perlu
mengenal
kondisi
disesuaikan
dengan
beberapa
pertemanan antar siswa/i dengan baik
masalah yang dianggap penting untuk
sehingga
diatasi.
munculnya
diminimalisasi
masalah
sejak
dapat
Evaluasi penerapan support group
pembentukan
kelompok.
dalam penelitian ini menunjukkan bahwa
2. Masalah yang beragam
tidak
semua
rendahnya Support
group
didefinisikan
sebagai kelompok yang terdiri dari sekelompok secara
orang
sukarela
yang
berkumpul
untuk
memenuhi
kebutuhan atau mengatasi masalah yang sama (Miller, 1998, p. 8). Adanya faktor universality (kesamaan) masalah ini yang
membuat
anggota
kelompok
merasa menjadi bagian dari kelompok. Bila
anggota
menganggap masalah
kelompok
tujuan yang
kelompok diangkat
tidak atau dapat
mengakomodasi kebutuhannya, ia tidak akan bertahan lama atau tidak terlibat
siswa/i
motivasi
menganggap
belajar
sebagai
sebuah masalah. Dua orang dari lima siswa/i yang menjadi sasaran penelitian, yaitu AD dan MA, menyatakan hal tersebut. Dampaknya, AD dan MA tidak bersedia terlibat secara penuh dalam kelompok.
AD dan MA seringkali
menolak saat diminta untuk membuka diri
dan
tidak
merasa
mendapat
pengalaman berharga dari orang lain. Berbeda dengan TR, RI, dan SO, di mana ketiga orang tersebut menyadari rendahnya masalah
motivasi dan
belajar
merasakan
sebagai manfaat
keberadaan kelompok dalam mendorong motivasi belajar mereka.
Peran Support ..., Afra Afifah, FISIP UI, 2013
3. Keterbatasan waktu dan tempat
Tempat juga menjadi salah satu kendala.
Keterbatasan waktu dan tempat merupakan
kendala
teknis
yang
seringkali dihadapi dalam penerapan program. Karena memanfaatkan jam pelajaran
BK
(Bimbingan
dan
Konseling), pertemuan kelompok hanya dapat berlangsung 45 menit. Durasi pertemuan
yang
cenderung
singkat
menyebabkan tidak semua agenda yang sudah direncakan dapat diselenggarakan. Penerapan
support
group
dalam
penelitian ini menunjukkan bahwa tidak waktu
pertemuan
menyebabkan
yang
dampak atau
terbatas manfaat
pertemuan tidak optimal.
dilakukan
Idealnya
support
group
dalam
ruangan
yang
memungkinkan
anggota
kelompok
leluasa beraktivitas. Ruang kelas yang menjadi siswa/i belajar terisi oleh banyak bangku dan meja sehingga tidak leluasa bergerak, terutama saat melakukan sesi ice breaking. Siswa/i juga menyatakan kebosanan
mereka berada di kelas
sepanjang
hari.
terhadap
Kebosanan
siswa/i
kelas
turut
ruang
mempengaruhi semangat mereka terlibat dalam
kegiatan
terbatasnya pertemuan
kelompok.
waktu, kelompok
Dengan
pelaksanaan sulit
untuk
diadakan di luar lingkungan sekolah.
Kondisi tersebut dialami di kelas XII IPS pada pertemuan support group kelima. Siswa/i pada pertemuan tesebut berupaya
mengidentifikasi
dan
C. Peluang Integrasi Program Support Group ke dalam Program Bidang Layanan Bimbingan dan Konseling
mendefinisikan masalah. Karena jam dan
Dari pemaparan di atas, diketahui
Konseling) sudah habis, siswa/i tidak
bahwa support group dapat membantu
dapat mendiskusikan rencana aksi untuk
bidang layanan BK dalam menangani
mengatasi masalah motivasi belajar.
masalah siswa/i di sekolah. Peluang
Ketika pembahasan tersebut diangkat
integrasi program support group ke
kembali di pekan selanjutnya, siswa/i
dalam program bidang layanan BK
tidak begitu tertarik untuk membahasnya
terdapat
kembali.
pelajaran BK dalam kurikulum sekolah.
pelajaran
BK
(Bimbingan
pada
tercantumnya
mata
Setiap pekan, setiap kelas memiliki
Peran Support ..., Afra Afifah, FISIP UI, 2013
Pembagian peran antara guru BK
jadwal satu jam pelajaran bertemu dengan
guru
BK
dengan
durasi
dan
siswa/i
perlu
dilakukan
agar
pertemuan 45 menit. Sekolah dapat
kelompok dalam jangka panjang dapat
bekerja sama dengan guru BK dan
dikelola secara mandiri oleh siswa/i.
siswa/i
Pada
dalam
mengembangkan
dasarnya
terdapat
tiga
tipe
pendekatan kelompok seperti support
kepemimpinan dalam support group,
group. Integrasi program support group
yaitu
ke dalam program bidang layanan BK
kelompok,
dapat dilakukan dengan penyesuaian
prefesional, atau berbagi kepemimpinan
terhadap
antara
format
pertemuan
mata
kepemimpinan
oleh
anggota
kepemimpinan
anggota
oleh
kelompok
dan
pelajaran BK dan pembagian peran
professional (Kurtz, 1997, p. 98). Bila
antara guru BK dan siswa/i.
kepemimpinan
Penyesuaian
format
pertemuan
sepenuhnya
dipegang
oleh professional, dalam hal ini adalah
dilakukan dengan memasukkan agenda
guru
pertemuan kelompok ke dalam sesi mata
mengembangkan
pelajaran BK.
kelompok
mengatasi masalah menjadi terbatas.
perlu dijadwalkan, misalnya dua pekan
Dominasi satu pihak terhadap kelompok
sekali,
juga
dari
Pertemuan
empat
kali
sesi
mata
pelajaran BK dalam satu bulan. Integrasi
BK,
peluang
dapat
siswa/i
untuk
kemandirian
dalam
berdampak
pada
ketidakberhasilan support group.
dapat
Kurtz (1997, p. 98) menyebutkan
disesuaikan dengan kebutuhan guru BK
bahwa berbagi kepemimpinan dalam
dalam hal penyampaian materi atau
mengelola
konseling individu. Adapun penerapan
kelebihan.
pembentukan kelompok sampai dengan
sekolah, guru dan siswa/i dapat saling
pertemuan rutin dapat mengacu pada
melengkapi
tahapan kelompok (Zastrow, 1985, pp.
pengalaman.
12 – 13) dan format pertemuan support
memberikan informasi, pengalaman, dan
group (White dan Madara, 1995 dalam
pengajaran
Kurtz, 1997, p. 98; Miller, 1998, p. 42 -
keahliannya yang tidak siswa/i miliki.
43).
Sedang
kegiatan
support
group
kelompok Dalam
memiliki
penerapannya
pengetahuan Guru
BK
keterampilan
siswa/i
Peran Support ..., Afra Afifah, FISIP UI, 2013
dapat
di
dan dapat
dengan
membagi
pengetahuan akan pengalaman mereka
XII SMA X tersebut ditandai dengan
kepada anggota kelompok.
ketidaktekunan
dalam
mengikuti
Ketika keterampilan siswa/i dalam
kegiatan belajar mengajar di kelas,
mengelola kelompok dan mengajarkan
mudah menyerah ketika menghadapi
metode
masalah
kesulitan belajar, perilaku mencontek
meningkat, kelompok dapat dijalankan
tugas, dan hasil rapor yang tidak
secara mandiri tanpa kehadiran guru BK.
memuaskan.
penyelesaian
Peran guru BK bukan berarti hilang,
Cara yang digunakan oleh bidang
namun porsinya berkurang. Guru BK
BK (Bimbingan dan Konseling) dalam
masih
menangani
bertanggung
jawab
terhadap
masalah
belajar
siswa/i
penerapan support group di sekolah
adalah konseling. Siswa/i yang memiliki
sebab peran profesional tetap diperlukan
masalah biasanya dipanggil oleh guru ke
untuk
ruang BK untuk diajak berbicara. Dalam
menjaga
kesinambungan
wawancara dengan guru BK, diketahui
kelompok.
bahwa selama tahun 2012 hanya sedikit siswa/i yang memanfaatkan layanan BK
KESIMPULAN keterampilan
untuk konseling. Selain adanya stigma
intelektual merupakan salah satu tugas
negatif terhadap siswa/i yang mendapat
perkembangan
panggilan dari guru BK, siswa/i juga
Mengembangkan
remaja
(Havighurst, ini
merasa enggan bercerita kepada guru
memiliki peran penting memberikan
mereka. Dampaknya, terdapat banyak
bantuan dan dukungan agar remaja dapat
masalah yang tidak tertangani.
1961).
Pendidikan
dalam
hal
Dalam
memenuhi tugas perkembangan tersebut.
rangka
menjawab
Sekolah sebagai institusi pendidikan
permasalahan tersebut, action research
harus mengenali masalah apa saja yang
ini
menghambat pencapaian tersebut. Pada
berjalan selama bulan Maret – November
action research yang diterapkan di SMA
2012. Tahap look 1 dilakukan pada akhir
X, ditemukan bahwa rendahnya motivasi
bulan Maret – Juli, tahap think dilakukan
belajar adalah masalah yang banyak
pada bulan Juni – Juli, dan tahap act
dialami
XII.
dilakukan pada bulan Juli – November
Rendahnya motivasi belajar siswa/i kelas
2012. Setelah tahap think, ditemukan
oleh
siswa/i
kelas
dilakukan.
Penelitian
Peran Support ..., Afra Afifah, FISIP UI, 2013
terhitung
bahwa
kurangnya
dukungan
dari
lingkungan keluarga, sekolah, dan teman
dilatih untuk kemudian diberi tanggung jawab mengelola kelompok.
masalah.
Dari
Berdasarkan karakteristik remaja yang
sosialisasi
memiliki kedekatan lebih dengan teman
peserta, didapat dua belas (12) orang
sebaya,
peserta
sebaya
menjadi
prioritas
rencana
difokuskan
aksi
untuk
kemudian
memunculkan
serangkaian program
yang
dan
mengikuti
kegiatan rekruitmen
pembukaan
program. Dari lima orang sasaran utama
dalam
penelitian, hanya dua (2) di antaranya
menangani masalah rendahnya motivasi
yang terlibat dalam program sejak awal.
belajar siswa/i kelas XII.
Pembukaan program difokuskan pada
dukungan
teman
sebaya
Pada penelitian ini, support group
upaya
membangun
kedekatan
antar
menjadi alternatif yang ditawarkan untuk
teman sebaya dan membangun kesadaran
mengatasi masalah rendahnya motivasi
akan masalah. Kegiatan yang terlaksana
belajar. Kurang optimalnya layanan BK
selama
dalam
belajar
antaranya team building, inspirative
siswa/i membuka kesempatan untuk
talks, self-disclosure, dan membuat life
diterapkannya support group di SMA X.
plan. Sebagai kelanjutan dari pembukaan
Support
program,
mendorong
group
motivasi
memiliki
sejumlah
pembukaan
kegiatan
program,
support
di
group
kelebihan untuk menangani masalah
dilakukan secara rutin satu pekan sekali
remaja, di antaranya memberdayakan
dengan menggunakan jam pelajaran BK.
potensi teman sebaya dan mendorong
Kegiatan support group berlangsung
kemandirian dalam mengatasi masalah.
enam pekan dengan rincian empat (4)
Penerapan support group dalam
kali pertemuan kelompok dan satu (1)
penelitian ini terdiri dari tujuh tahapan,
kali kegiatan mendekorasi kelas untuk
yaitu:
kelas XII IPA; lima (5) kali pertemuan
mencari
fasilitator,
fasilitator,
sosialisasi
pelatihan
program
dan
kelompok untuk kelas XII IPS. Hasil
rekrutmen peserta, pembukaan program,
evaluasi
program
regular support group, evaluasi, dan
menunjukkan adanya perbedaan dampak
terminasi. Fasilitator program terdiri dari
yang
lima orang siswa/i yang berasal dari
terutama pada lima orang yang menjadi
rekomendari wali kelas. Para fasilitator
sasaran
dialami
anggota
penelitian.
Peran Support ..., Afra Afifah, FISIP UI, 2013
kelompok,
Kesadaran
akan
masalah
menjadi
faktor
yang
membedakan kemajuan seorang anggota
Quantitative
Approaches.
Thousand Oaks, CA: SAGE.
kelompok dengan anggota kelompok lainnya. Dengan memiliki kesadaran akan masalah, anggota kelompok akan memahami
tujuan
kelompok
dan
bersedia terlibat aktif di dalamnya.
Darsono,
M.
(2000).
Pembelajaran.
Semarang:
dalam kelompok yang memiliki faktor
California:
bantuan
Inc.
menerima
IKIP
Hasenfeld, Y. (2009). Human Service as a
mudah
dan
Semarang Press.
Dalam prakteknya, siswa/i yang berada
lebih
Belajar
Complex
Organization.
Sage
Publication,
(1973).
Adolescent
perubahan. Hal ini terlihat pada RI, TR, dan SO yang menyatakan bahwa mereka memiliki keinginan untuk memperbaiki motivasi
belajar
setelah
mendapat
Hurlock,
E.
B.
Development. New York: McGraw-Hill. Kurtz, L. F. (1997). Self-Help and
dukungan dari kelompok. Meskipun
Support
support group dalam action research ini
Sage Publication, Inc.
Groups.
California:
belum memberikan dampak signifikan terhadap motivasi belajar siswa/i kelas XII SMA X, support group memiliki potensi untuk terus dikembangkan di
Miller, J. E. (1998). Effective Support Group: How to Plan, Design, and
Enjoy
Them.
Indiana:
Willowgreen Publishing.
lingkungan sekolah.
Neuman, L. W. (2006). Social Research
DAFTAR PUSTAKA
Methods:
Buku
Quantitative
Bogdan, R., & Taylor, S. (1975).
Boston: Pearson Education, Inc.
Introduction
to
Qualitative
Research Methode. New York: John Willey and Sons. Creswell,
J.
Design:
W.
(1994).
Qualitative
and
Approaches.
Salim, E. E., & Sukadji., S. (2006). Sukses Belajar di Perguruan Tinggi. Yogyakarta: Panduan.
Research
Qualitative
and
Peran Support ..., Afra Afifah, FISIP UI, 2013
Santrock, J. W. (2009b). Adolescence.
Environment,
New York:: McGraw-Hill Companies,
Brooks Cole.
Sixth
Edition.
Inc. Jurnal Santrock, J. W. (2009a). Educational Psychology.
New
York:
McGraw-Hill Companies, Inc.
Hamdu, G., & Agustina, L. (2011). Pengaruh
Motivasi
Belajar
Siswa Terhadap Prestasi Belajar Santrock, J. W. (2006). Life Span Development.
New
York:
McGraw-Hill Education.
IPA di Sekolah Dasar (Studi Kasus terhadap Siswa Kelas IV SDN Tarumanagara Kecamatan Tawang
Sardiman, A. (2001). Interaksi dan Motivasi
Belajar
Mengajar.
Jurnal
Kota
Tasikmalaya).
Penelitian
Pendidikan
Vol. 12 No. 1 , April.
Jakarta: Raja Grafindo Persada. Schunk, D. H., Pintrich, P. R., & L.Meece, Motivation Theory,
&.
J.
in
(2008). Education:
Research,
Application.
New
and Jersey:
Pearson Education, Inc.
Wardani, I. K., & Hariastuti, R. T. (2009).
Mengurangi
Persepsi
Negatif Siswa Tentang Konselor Sekolah
Dengan
Strategi
Pengubahan
Pola
Pikir
(Cognitive
Restructuring).
Jurnal Psikologi dan Pendidikan
Stringer, E. T. (2007). Action Research: Third Edition. California: Sage Publication, Inc.
UNESA
volume
10
no.2
Desember . Karya Ilmiah
Zastrow, C. (1985). Social Work With
Ghadoliya, M.K. (n.d.). Empowering Women Through Self -Help
Group. Chicago: Nelson Hall Inc.
Groups: Zastrow, C., & Kirst-Ashman, K. K.
Role
Of
Distance
Education. 14.
(2004). Understanding Human Behavior
and
The
Social
Supardiyanto,
Teguh.
Penggunaan
Peran Support ..., Afra Afifah, FISIP UI, 2013
(2006). Metode
Karyawisata
dalam
Upaya
a/breaking-
Meningkatkan Motivasi Belajar
news/nusantara/11/02/13/163948
Siswa Pada Bidan Studi Agama
-4-7-persen-pelajar-mahasiswa-
Islam.
gunakan narkoba (2012, November 03). Retrieved Januari
Survey Summary of Challenge Day Student
10,
2013,
Survey Data Collected for 2005-2006.
manado.tribunnews.com:
from
http://manado.tribunnews.com/2 Dokumen Lembaga
011/11/03/bolos-sekolah-siswa-
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan SMA
X
Jakarta
Tahun
asik-main-game-online
Pelajaran (2012, September 27). Retrieved Januari
2011/2012 Rekapitulasi Kehadiran Siswa/i SMA X
10,
Periode Januari – April 2012
video.tvonenews.tv:
Rekapitulasi Kehadiran Siswa/i SMA X
http://video.tvonenews.tv/arsip/v
Semester
iew/62132/2012/09/27/data_taw
Ganjil
Tahun
Pelajaran
2013,
from
2012/2013
uran_pelajar_selama_20102012.t
Buku Piket
vOne (2010, April 26). Retrieved Januari 14,
Internet (2011, Oktober 25). Retrieved Januari 10,
2013,
from
http://aceh.tribunnews.com/m/in dex.php/2011/10/25/17-siswaterjaring-razia-di-warnet
www.tempo.co:
http://www.tempo.co/read/fokus/
Kelulusan-Ujian-Nasional-Turun (2011, Februari 13). Retrieved Januari 10,
(2011, Februari 13). Retrieved Januari 2013,
from
2010/04/26/1256/Tingkat-
aceh.tribunnews.com:
10,
2013,
from
www.republika.co.id: http://www.republika.co.id/berit
2013,
from
www.republika.co.id: http://www.republika.co.id/berit a/breakingnews/nusantara/11/02/13/163948
Peran Support ..., Afra Afifah, FISIP UI, 2013
-4-7-persen-pelajar-mahasiswagunakan-narkoba (2012, Juni 6). Retrieved Januari 14, 2013,
from
www.kesekolah.com: http://www.kesekolah.com/artik el-dan-berita/berita/dpr-sulitkomentari-nilai-un-yangrendah.html edukasi.kompas.com. (2011, April 26). Retrieved Januari 14, 2013, from www.kompas.com:http://edukasi .kompas.com/read/2011/04/26/1 4382462/Seto.UN.dan.Pembenar an.Mencontek
Peran Support ..., Afra Afifah, FISIP UI, 2013