PERAN RUMAH ZAKAT TERHADAP STABILITAS EKONOMI NASIONAL MELALUI ZISWAF Priyanka Permata Putri, S.Pd Rumah Zakat Jl. Turangga No. 25 C Bandung Email :
[email protected] Abstrak Rumah Zakat (RZ) mempunyai peran dalam menjaga stabilitas ekonomi nasional dalam sektor sosial melalui penyaluran dana ZISWAF yang dihimpun dari donatur dalam maupun luar negeri yang sasarannya yaitu golongan berpendapatan rendah sebagai pemberian dukungan kepada pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Tujuan penelitian adalah mengetahui keberhasilan program RZ dalam meningkatkan ekonomi nasional. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan metode yang digunakan yaitu studi literatur, dengan melihat data sekunder dari capaian program yang diimplementasikan Rumah Zakat dan melihat dari profil ICD serta melihat dari dokumentasi hasil seminar Jabar Islamic Economic Forum Islam Atasi Perlam 2015 di Balai Pasundan Bank Indonesia Provinsi Jawa Barat. Hasil dari penelitian ini yaitu Rumah Zakat sebagai lembaga filantropi mempunyai peran dalam menjaga stabilitas ekonomi nasional melalui dana ZISWAF yang dihimpun dari para donatur yang disalurkan dalam bentuk program pemberdayaan masyarakat, salah satunya dalam program kewirausahaan yang dapat memberikan penghasilan tambahan bagi warga penerima manfaat golongan berpendapatan rendah. Kata Kunci : Rumah Zakat, Ekonomi Nasional, ZISWAF.
Abstract Rumah Zakat (RZ) has a role in maintaining the stability of the national economy in the social sector through the distribution of funds ZISWAF collected from donors in the country and abroad that the target is lowincome groups as providing support to the government in improving the welfare of society. The research objective was to determine the success of a program organized by Rumah Zakat in improving the national economy. This research is descriptive method used is the study of literature, by looking at the secondary data from the achievements of the program were implemented Rumah Zakat and view of the profile of ICD as well as view of the documentation of the seminar Jabar Islamic Economic Forum with the theme "Solutions for Islamic Economy Overcome Economic Slowdown in
95
Indonesia "on November 5, 2015 in Pasundan Hall Bank Indonesia of West Java Province. Results from this study are Rumah Zakat as philanthropic institutions have a role in maintaining the stability of the national economy through the fund ZISWAF collected from donors is channeled in the form of community development programs, one of them in entrepreneurship programs that can provide additional income for people receiving benefits low-income groups. Keywords: Rumah Zakat, National Economic ZISWAF. I.
PENDAHULUAN Perekonomian global saat ini mengalami perlambatan yang membutuhkan pemulihan ekonomi secara menyeluruh. Pemulihan ekonomi global masih terbatas terutama bersumber dari masih terbatasnya pertumbuhan ekonomi emerging markets, khususnya Tiongkok yang diperkirakan terus melambat. Pemulihan ekonomi AS masih rentan, sementara pertumbuhan ekonomi Eropa diperkirakan terus membaik. Pemulihan ekonomi AS masih rentan seiring indikator ketenagakerjaan yang masih lemah. Data non-farm payrolls mengindikasi lemahnya indikator ketenagakerjaan dan berada di bawah ekspektasi pasar. Angka pertumbuhan gaji mengalami penurunan secara bulanan dan tingkat partisipasi tenaga kerja juga melemah.1 Sementara pertumbuhan ekonomi Eropa diperkirakan terus membaik, ditopang oleh kuatnya permintaan domestik dan sektor manufaktur yang ekspansif. Menguatnya permintaan domestik didukung oleh membaiknya konsumsi yang terindikasi dari peningkatan penjualan ritel. Perbaikan konsumsi tersebut didukung oleh membaiknya sektor tenaga kerja yang tercermin dari menurunnya tingkat pengangguran. Perbaikan ekonomi Eropa juga ditopang oleh aktivitas manufaktur yang masih ekspansif.1 Sedangkan ekonomi Tiongkok terus melemah dilihat dari sisi permintaan, pelemahan ekonomi Tiongkok tercermin dari ekspor dan investasi aset tetap yang masih lemah. Dari sisi produksi, pelemahan ekonomi Tiongkok terindikasi dari PMI Manufacturing & Composite yang menurun kembali akibat permintaan ekspor yang turun. Pemulihan ekonomi global yang masih terbatas berdampak pada harga komoditas internasional yang masih terus menurun. Kondisi tersebut, antara lain, dipengaruhi oleh perlambatan ekonomi Tiongkok sebagai konsumen terbesar.1 Bagaimana dengan pertumbuhan ekonomi di Indonesia? Perekonomian Indonesia saat ini mengalami perlambatan, namun mengalami beberapa perbaikan yang cukup signifikan. Konsumsi rumah tangga pada triwulan III 2015 menunjukkan indikasi perbaikan. Tanda-tanda perbaikan konsumsi rumah tangga tersebut terindikasi dari penjualan kendaraan bermotor yang 96
masih meningkat. Investasi triwulan III 2015 juga diperkirakan membaik didukung oleh akselerasi investasi pemerintah. Peningkatan investasi tercermin dari meningkatnya proyek-proyek pemerintah yang telah memasuki tahap konstruksi seiring dengan meningkatnya belanja modal pemerintah. Kegiatan investasi bangunan yang meningkat dikonfirmasi oleh kenaikan penjualan semen. Sementara itu, investasi nonbangunan belum menunjukkan perbaikan terkait dengan sentimen pebisnis yang masih pesimis melihat konsumsi rumah tangga dan permintaan ekspor yang terbatas.1 Dari segi ekspor-impor, perbaikan ekspor berlangsung secara gradual seiring dengan pertumbuhan ekonomi dunia yang belum secepat perkiraan semula. Pertumbuhan ekspor nonmigas secara gradual diperkirakan didukung oleh ekspor komoditas pertanian dan ekspor beberapa produk manufaktur. Peningkatan ekspor pertanian pada triwulan III 2015 didorong oleh ekspor rempah dan kopi, sementara ekspor manufaktur masih positif didukung oleh ekspor karet olahan dan logam dasar. Perbaikan ekspor terkendala harga komoditas yang masih rendah dan pemulihan ekonomi global yang lambat.1 Selain itu, neraca perdagangan pada September 2015 kembali mencatat surplus yaitu sebesar 1,02 miliar dolar AS, lebih tinggi dari bulan sebelumnya, terutama didorong membaiknya surplus neraca perdagangan nonmigas. Kenaikan surplus neraca perdagangan nonmigas disebabkan oleh membaiknya ekspor sejumlah barang manufaktur di tengah-tengah penurunan impor nonmigas yang lebih dalam dibandingkan penurunan ekspor nonmigas.1 Tekanan aliran modal masuk asing yang terindikasikan mulai berkurang aliran masuk portofolio asing ke pasar keuangan Indonesia secara akumulatif hingga September 2015 mencapai 2,9 miliar dolar AS. Meredanya tekanan di pasar keuangan global mendorong masuknya aliran modal asing pada pasar keuangan Indonesia di awal Oktober 2015. Sedangkan posisi cadangan devisa pada September 2015 mencapai US$101,7 miliar atau setara dengan 7,0 bulan impor atau 6,8 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri Pemerintah di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor. Perkembangan tersebut disebabkan oleh penggunaan cadangan devisa dalam rangka pembayaran utang luar negeri Pemerintah dan dalam rangka stabilitas nilai tukar Rupiah.1 Nilai tukar Rupiah menguat setelah mengalami tekanan depresiasi di bulan September 2015. Penguatan nilai tukar di awal Oktober 2015, didukung oleh sentimen positif terkait kemungkinan penundaan kenaikan FFR dan membaiknya optimisme terhadap prospek ekonomi Indonesia sejalan dengan rangkaian paket kebijakan pemerintah dan paket stabilitas nilai tukar yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia. Kedua faktor tersebut 97
mendorong masuknya aliran modal asing ke pasar keuangan Indonesia, berdampak pada penguatan Rupiah sebesar 9,3% (ptp, 13 Oktober terhadap akhir September). Pelemahan rupiah pada bulan September masih lebih rendah dibandingkan dengan Real Brasil, Ringgit Malaysia, Lira Turki dan Rand Afrika Selatan.1 Indeks Harga Konsumen (IHK) mengalami deflasi pada bulan September 2015, sehingga inflasi IHK Januari-September 2015 tercatat cukup rendah. IHK mengalami deflasi sebesar 0,05% atau secara tahunan mencatat inflasi sebesar 6,83%, terutama bersumber dari deflasi pada kelompok volatile food dan administered prices. Dengan demikian, inflasi IHK selama Januari-September 2015 tercatat cukup rendah, yaitu sebesar 2,24%.1 RZ sebagai lembaga filantropi yang mempunyai misi untuk membangun kemandirian masyarakat melalui pemberdayaan secara produktif dan menyempurnakan kualitas pelayanan masyarakat melalui keunggulan insani ini telah melakukan berbagai upaya untuk mewujudkan misi tersebut melalui pelaksanaan program di setiap wilayah ICD (Integrated Community Development) atau lebih dikenal dengan desa binaan. Berbagai program RZ ini berbasis pemberdayaan masyarakat demi mewujudkan masyarakat yang mandiri dan sejahtera. RZ berkomitmen mendukung pemerintah untuk menjaga stabilitas ekonomi nasional melalui ZISWAF (Zakat, Infaq, Sedekah, dan Wakaf) dalam realisasi berbagai program yang langsung dirasakan manfaatnya oleh kaum dhuafa di berbagai pelosok negeri. ICD yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia memiliki banyak potensi dari segi ekonomi, sosial, lingkungan, pendidikan, maupun kesehatan. Upaya RZ ini diharapkan mampu menjadi salah satu solusi ekonomi nasional dalam menjaga stabilitas keuangan nasional melalui dana ZISWAF apabila negara mengalami perlambatan pertumbuhan ekonomi dilihat dari pemaparan kondisi ekonomi nasional saat ini. II.
METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan metode yang digunakan yaitu studi literatur, dengan melihat data sekunder dari capaian program yang diimplementasikan Rumah Zakat dan juga dari dokumentasi hasil seminar Jabar Islamic Economic Forum 2015 di Balai Pasundan Bank Indonesia Provinsi Jawa Barat. Data yang diperoleh dianalisa dengan pendekatan kuantitatif, berupa presentasi, angka keberhasilan dari program yang telah berjalan. Kemudian dianalisa dari program yang telah berjalan.
98
III.
HASIL DAN PEMBAHASAN Menurut data pertumbuhan penduduk Indonesia yang dikeluarkan oleh bank dunia, yakni 1,21% per tahun, maka jumlah penduduk Indonesia tahun 2015 ini akan menjadi 252.370.792 jiwa. Jika rate pertumbuhan penduduk seperti ini terus berlanjut, maka pada tahun 2025 jumlah penduduk Indonesia akan menembus angka 300 juta jiwa. 2 Jumlah yang semakin bertambah ini pada dasarnya memiliki potensi bagi pengembangan kemandirian masyarakat dan pertumbuhan ekonomi. Indonesia juga masuk ke dalam 10 countries with the largest number of Muslim in 2009 yakni 40% penduduk muslim di dunia dan 80% penduduk Indonesia memeluk agama Islam. Dengan jumlah penduduk yang semakin meningkat dan mayoritas penduduk muslim di Indonesia menjadikan alasan utama dalam mengembangkan potensi penghimpunan dana ZISWAF (Zakat, Infaq, Sedekah, dan Wakaf) bagi perbaikan ekonomi nasional. Dilihat dari sisi keberislaman dalam konteks ritualitas, diantaranya solat lima waktu, bayar zakat, pergi ke mesjid, dan puasa ramadhan, Indonesia mendapatkan nilai tertinggi dibandingkan dengan negara muslim lainnya. Pemerintah melalui Bank Indonesia mengambil peran dalam pengembangan ekonomi syariah yang mempunyai misi mengembangkan area sektor ekonomi serta tahapan prosesnya melalui kontribusi terhadap nilai tambah dalam elemen-elemen yang terkait dengan pengembangan ekonomi syariah serta pendayagunaan sumber daya pendukung agar memberikan output optimal terhadap proses pembangunan nasional. Dalam sektor pendukung dan proses alokasi dana memiliki tujuan untuk meningkatkan taraf hidup golongan berpendapatan rendah. Bank Indonesia dari sektor pendukung bidang sosial memiliki institusi wakaf (BAZNAS) dan ZIS (BWI). Institusi Wakaf yaitu berupa barang berwujud dan uang; sedangkan ZIS berupa pembiayaan. Wakaf berupa barang berwujud yang sasarannya untuk pembangunan infrastruktur sedangkan wakaf berupa uang dan ZIS sasarannya yaitu golongan pendapatan rendah. Strategic Repositioning Bank Indonesia dalam sektor sosial yaitu meningkatkan peran sektor ZISWAF sebagai partner pemerintah dan swasta dalam memperkuat sektor produksi ( financial broadening). Riset dan pengembangan ekonomi dan keuangan syariah Bank Indonesia bersama lembaga sosial negara bekerjasama dalam meningkatkan peran voluntary sector, yakni penyusunan standar zakat dan wakaf serta partner pemerintah untuk pemberdayaan masyarakat miskin.1 RZ sebagai lembaga amil zakat juga mempunyai peran mendukung program pemerintah dalam sektor sosial masyarakat. Berbagai program RZ dari bidang pendidikan, kesehatan, lingkungan, ekonomi, serta program ramadhan dan qurban ini telah berkontribusi dalam perbaikan kesejahteraan golongan berpendapatan rendah atau kaum dhuafa. Jumlah 99
penerima layanan manfaat program RZ dari tahun ke tahun terus bertambah yaitu bisa dilihat pada Tabel 3.1 dan Grafik 3.1 di bawah ini : Tabel 3.1 Pertumbuhan Penerima Layanan Manfaat RZ 4 Tahun TOTAL Growth 2003 12.536 2004 19.872 59% 2005 26.200 32% 2006 36.410 39% 2007 105.585 190% 2008 257.859 144% 2009 299.750 16% 2010 653.629 118% 2011 838.580 28% 2012 1.542.347 84% 2013 2.475.692 61% 2014 2.758.980 7% TOTAL 9.027.440 Grafik 3.1 Pertumbuhan Penerima Layanan Manfaat RZ 4 TOTAL 2.758.980 2.475.692 1.542.347
653.629 12.536 19.872 26.200 36.410 105.585 2003
2004
2005
2006
2007
838.580
257.859 299.750 2008
2009
2010
2011
2012
2013
2014
Penerima Layanan Manfaat (PLM) mengalami pertumbuhan yang signifikan. Selama 16 tahun melayani masyarakat, RZ telah memberikan pelayanan kepada 9.027.440 penerima layanan manfaat. Pada tahun 2014 sebanyak 2.758.980 PLM telah terlayani. Besarnya meningkat 7% dibandingkan tahun 2013. Peningkatan ini tidak lepas karena dukungan para donatur dan juga masyarakat melalui donasi yang dititipkan. 4 Pertumbuhan PLM ini menjadi indikator dalam penyebaran perbaikan kesejahteraan masyarakat. Makin banyak jumlah PLM yang terlayani maka makin meluas kebermanfaatan program RZ dalam mengatasi permasalahan masyarakat dari segi ekonomi, kesehatan, pendidikan dan lingkungan.
100
Donasi yang didapatkan untuk mengadakan program bagi PLM ini, salah satunya didapat dari dana ZISWAF. Capaian dana ZISWAF ini juga mengalami perkembangan bagi penyaluran langsung ke masyarakat. Hal tersebut dapat dilihat dari Tabel 3.2 dan Grafik 3.2 di bawah ini : Tabel 3.2 Capaian ZISWAF RZ Jenis Transaksi 2012 2013 2014 Infaq/Shodaqoh 86.863.758.254 98.463.024.731 116.142.890.532 Wakaf 5.996.262.923 4.622.026.771 249.556.580 Zakat 82.553.076.291 77.742.417.871 79.961.568.561 Total 175.413.097.468 180.827.469.373 196.354.015.673 Grafik 3.2 Pertumbuhan Capaian ZISWAF RZ 196.354.015.673
180.827.469.373 175.413.097.468
2012
2013
2014
Pada tahun 2012 capaian ZISWAF RZ sebesar Rp 175.413.097.468,00 yang mengalami kenaikan 3% pada tahun 2014 menjadi sebesar Rp 180.827.469.373,00. Kemudian pada tahun 2014 mengalami kenaikan lagi 9% menjadi Rp 196.354.015.673,00. Dari segi peran dalam menjaga stabilitas ekonomi nasional, RZ melakukan penyaluran dana ZISWAF ke beberapa program kewirausahaan masyarakat menengah ke bawah. Salah satunya di ICD Cicadas Kota Bandung yang memiliki penerima manfaat sebanyak 18 orang. Para penerima manfaat ini mengalami peningkatan penghasilan tambahan demi meningkatkan taraf hidup warga, diantaranya Ajeng yang memiliki usaha telur gabus dan Sutrisno yang memiliki usaha mie ayam. Tabel 3.3 Capaian Penerima Manfaat Program Kewirausahaan di ICD Cicadas Kota Bandung 3 Omset Terakhir
Nama PM
Apr-14
Mei-14
Jun-14
Jul-14
Agust-14
Sep-14
Okt-14
Ajeng
175.000
192.000
520.000
520.000
820.000
820.000
820.000
Sutrisno
3.779.000
4.080.000
4.080.000
4.080.000
4.080.000
4.080.000
4.080.000
101
Omset Terakhir
Nama PM
Nov-2014
Des-14
Jan-15
Feb-15
Mar-15
Apr-15
Ajeng
175.000
3.520.000
3.520.000
3.520.000
4.470.000
4.470.000
Sutrisno
3.779.000
4.080.000
4.080.000
4.080.000
10.800.000
10.800.000
Grafik 3.3 Pertumbuhan Capaian Penerima Manfaat Program Kewirausahaan di ICD Cicadas Kota Bandung 3 20.000.000 15.000.000 10.000.000 5.000.000
Sutrisno Ajeng
0
Grafik 3.3 dan Tabel 3.3 di atas memperlihatkan bahwa warga yang mengikuti program pembinaan masyarakat ini telah berdampak positif bagi pengembangan usahanya demi meningkatan taraf hidup agar lebih produktif dan mandiri baik segi keilmuan maupun teknik berdagang. Peningkatan penghasilannya relatif meningkat setiap bulannya. Misalnya, Ajeng sebagai Penerima Manfaat program kewirausahaan ini pada bulan April 2014 mendapatkan omset hanya Rp 175.000,00 yang terus meningkat hampir 96% menjadi Rp 4.470.000,00 pada bulan April 2015. Selain itu, salah satu penerima manfaat lainnya yaitu Sutrisno yang pada bulan April 2014 memperoleh omset Rp 3.779.000,00 yang terus meningkat 65% menjadi Rp 10.800.000,00.3 Program kewirausahaan tidak hanya di ICD Cicadas Kota Bandung saja, tetapi sudah tersebar di beberapa wilayah di Indonesia. Diharapkan dengan pengembangan program kewirausahaan RZ ini dapat membantu pemerintah dalam mengentaskan kemiskinan di kalangan golongan berpendapatan rendah. Program Kelompok Usaha Kecil dan Mikro (KUKMI), yaitu Balai Bina Mandiri dan Bantuan Sarana Usaha ini sepanjang 2015 jumlah member yang dibantu sebanyak 932 orang. Pembagian secara per kota dapat terlihat perkembangan kemandirian menggunakan standar World Bank 1$/hari/kapita (standar kemiskinan) didapat angka 79% atau setara dengan 646 penerima manfaat yang tercatat sebagai member yang sudah berada di posisi over standard sedangkan sisanya yakni 31% masih berada di below standard atau setara dengan 286 orang versi World Bank. Hal tersebut menggambarkan bahwa RZ berhasil memberikan kontribusi dengan 102
menurunkan 0,0023% dari jumlah penduduk miskin di Indonesia yaitu sebesar 28,59 juta (data BPS). Upaya tersebut memberikan dampak positif dalam mengentaskan kemiskinan di masyarakat melalui pengelolaan zakat secara produktif dan profesional. IV.
KESIMPULAN RZ sebagai lembaga filantropi mempunyai peran dalam menjaga stabilitas ekonomi nasional melalui dana ZISWAF yang dihimpun dari para donatur yang disalurkan dalam bentuk program pemberdayaan masyarakat, salah satunya dalam program kewirausahaan yang dapat memberikan penghasilan tambahan bagi warga penerima manfaat golongan berpendapatan rendah.
V.
UCAPAN TERIMAKASIH Penulis menyampaikan ucapan terimakasih kepada bagian Program Rumah Zakat yang telah memberikan dukungan data berupa profil ICD dan juga para pemateri seminar Jabar Islamic Economic Forum dengan tema 5 November 2015 di Balai Pasundan Bank Indonesia Provinsi Jawa Barat yang telah memberikan sharing knowledge berupa dokumentasi materi seminar kepada penulis sebagai referensi dalam menyusun artikel ilmiah ini.
VI. DAFTAR PUSTAKA 1 .... Jabar Islamic Economic Forum 2015 : Solusi Ekonomi Islam Atasi Perlambatan Ekonomi Indonesia. Masyarakat Indonesia Syariah dan Bank Sentral Republik Indonesia. Bandung : 2015. 2 Wahyudi, Ari. Jumlah Penduduk Indonesia 2015. [Online]. Tersedia : http://ariwahyudi.web.id/jumlah-penduduk-indonesia/ (diakses tanggal 10 November 2015 Pkl. 10.55 WIB) 3 Triasto, Fahrizal Teri. Optimalisasi Program Pembinaan Masyarakat
sebagai Stimulus Peningkatan Taraf Hidup Warga di ICD Cicadas Kota Bandung. Rumah Zakat. Bandung : 2015. 4 .... Laporan Tahunan 2014 : Berbagi Senyum Senyum Berbagi . Rumah Zakat. Bandung : 2015.
103