PERAN PUPUK NITROGEN DALAM PERTUMBUHAN DAN HASIL STEVIA (Stevia rebaudiana Bertoni M.)
Nama
: Fajar Arif Eko Wibowo
NIM
: 11592
Dosen Pembimbing
: Ir. Rohlan Rogomulyo, M.P.
Hari, tanggal seminar
: Kamis, 2 Mei 2013
PROGRAM STUDI AGRONOMI JURUSAN BUDIDAYA PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS GADJAH MADA YOGYAKARTA 2013
HALAMAN PENGESAHAN PERAN PUPUK NITROGEN DALAM PERTUMBUHAN DAN HASIL STEVIA (Stevia rebaudiana Bertoni M.) MAKALAH SEMINAR UMUM TAHUN AKADEMIK 2012/2013
OLEH FAJAR ARIF EKO WIBOWO 09/ 281769/ PN/ 11592 Makalah Seminar Umum ini telah disahkan dan disetujui sebagai kelengkapan mata kuliah Seminar Umum (PNA 4085), pada semester II tahun ajaran 2012/2013, di Fakultas Pertanian, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
Menyetujui,
Tanda tangan
Tanggal
Pembimbing Utama
Ir. Rohlan Rogomulyo, M.P.
.................................... ………………...
Mengetahui, Komisi Seminar Umum Program Studi Agronomi
Ir. Sri Muhartini, M.S.
.................................... ………………...
Mengetahui, Ketua Jurusan Budidaya Pertanian
Dr. Ir. Taryono, M.Sc.
……………………… ………………... ii
DAFTAR ISI
INTISARI ……… ..........................................................................................................
1
BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang .....................................................................................................
1
B.
Tujuan ..................................................................................................................
2
C.
Kegunaan ..............................................................................................................
2
BAB II. GAMBARAN UMUM TANAMAN STEVIA A. Botani dan Morfologi Tanaman Stevia ................................................................
3
B. Syarat Tumbuh Tanaman Stevia ..........................................................................
3
C.
4
Teknik Budidaya Stevia .......................................................................................
BAB III. PERAN PUPUK NITROGEN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL STEVIA ...........................................................................................................................
8
BAB I V. PENUTUP A.
Kesimpulan ..........................................................................................................
14
B.
Saran ....................................................................................................................
14
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................................
15
LAMPIRAN .....................................................................................................................
17
iii
INTISARI Stevia rebaudiana Bertoni M. merupakan tanaman perdu tahunan sebagai alternatif penghasil gula sukrosa selain tebu. Tanaman ini juga menghasilkan gula dengan kadar kalori yang lebih rendah dari gula tebu dan bersifat nonkarsinogenik. Tujuan dari makalah ini dibuat ialah untuk menginformasikan mengenai pengaruh pupuk nitrogen terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman stevia. Hasil penelitian menyebutkan pemberian 4g unsur nitrogen per tanaman memberikan hasil jumlah daun dan berat kering daun tertinggi daripada 0 dan 2g per tanaman dengan nilai berturut-turut 105,27 dan 29,21 g/tan. Selain itu pemberian pupuk kompos 1 Kg/polibag dengan kombinasi unsur kelumit 50 ppm memberikan hasil gula tertinggi dengan nilai 1,83 %. Unsur N merupakan unsur makro yang dibutuhkan banyak dalam tubuh tanaman selain C, H, O, P, dan K. Pemberian unsur N dapat meningkatkan pertumbuhan daun tanaman stevia, sedangkan unsur C pada tanaman mempengaruhi kandungan gula pada daun tanaman. Kesimpulan yang didapat ialah pupuk nitrogen dapat meningkatkan berat kering daun tanaman dan belum ada dosis pemupukan yang optimal guna meningkatkan pertumbuhan dan hasil tanaman stevia. Kata kunci: Stevia, Nitrogen, Pertumbuhan dan Produksi , Pemupukan.
I. PENDAHULUAN
A. Latar belakang Gula merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia yang termasuk dalam Sembilan Bahan Pokok (SEMBAKO). Pentingnya gula membuat setiap kehidupan rumah tangga harus memiliki bahan pemanis ini guna memenuhi kebutuhan seharihari. Meski telah banyak pemanis buatan yang beredar, kebutuhan akan gula yang sehat menjadi hal mutlak adanya, mengingat banyaknya penyakit yang dapat ditimbulkan dari efek tingginya kadar gula dalam darah. Umumnya gula dihasilkan dari nira tanaman tebu. Meski digunakan sebagai penghasil utama gula, kebutuhan akan gula dari tanaman ini belum mencukupi kebutuhan secara nasional, selain itu gula dari tanaman ini memiliki kalori yang tinggi sehingga dapat memicu diabetes dan masalah kegemukan. Adanya stevia sebagai alternatif pemanis alami mutlak diperlukan. Tanaman ini selain menghasilkan gula juga memiliki kalori yang rendah dan bersifat non karsinogenik (tidak menyebabkan kanker) (Syukur, 1996), bahkan disebutkan memiliki tingkat kemanisan 300 kali sukrosa (Suherlina cit Sumida, 1973). Rasa manis dari daun stevia ditimbulkan oleh kandungan stevioside atau gula diterpen (Suherlina cit Metivier dan Viana, 1979). Menurut Suherlina (cit Wardojo, 1984), kandungan stevioside dalam daun bervariasi dari 8,1%-11,3% sedangkan rebausida A bervariasi dari 0,5% hingga 5,2%.
1
Di Indonesia, di daerah Tawangmangu produksi stevia mencapai rata-rata 408 kg daun kering/ha/tahun (Hariyanto cit Syarief, 1982). Pembudidayaan stevia tentu memerlukan penanganan yang tepat agar pertumbuhan dan produksinya maksimal. Salah satu cara yang dapat ditempuh ialah dengan pemupukan. Hasil dari makalah ini diharapkan mampu menjawab pertanyaan mengenai pengaruh dari pemupukan nitrogen pada tanaman stevia mengingat hasil produksi tanaman ini didapat pada fase vegetatifnya.
B. Tujuan Tujuan dari makalah ini ialah agar mahasiswa mengetahui pengaruh pemberian pupuk nitrogen terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman stevia. C. Kegunaan Makalah ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai pengaruh pemberian pupuk nitrogen terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman stevia.
2
II. GAMBARAN UMUM TANAMAN STEVIA
A. Botani dan Morfologi Tanaman Stevia (Stevia rebaudiana Bertoni M.) Dalam sistematika (taksonomi) tumbuhan, kedudukan tanaman stevia diklasifikasikan sebagai berikut (Rukmana, 2003) : Kingdom
: Plantae (Tumbuh-tumbuhan)
Divisi
: Spermatophyta
Sub Divisi
: Angiospermae (berbiji tertutup)
Kelas
: Dicotyledoneae
Ordo
: Campanulatae
Famili
: Compositae (Asteraceae)
Genus
: Stevia
Spesies
: Stevia rebaudiana Bertoni M. sin Eupatorium rebaudianum Stevia rebaudiana Bertoni M. termasuk suku Asteraceae (Compositae) dengan
sifat botani dan morfologi sebagai berikut: perdu tahunan, bercabang banyak dan dapat tumbuh mencapai tinggi 60 cm sampai 90 cm; berdaun tunggal, berbentuk lonjong memanjang, bergerigi halus dan duduk daun berhadapan (Shock, 1982).
B. Syarat Tumbuh Tanaman Stevia (Stevia rebaudiana Bertoni M.) Rukmana (2003) yang dalam bukunya yang berjudul Budi Daya Stevia Bahan Pembuatan Pemanis Alami menjelaskan bahwa tanaman stevia dapat beradaptasi dengan baik terhadap berbagai lingkungan tumbuh. Di Indonesia, tanaman ini dapat tumbuh dan berproduksi dengan baik di daerah-daerah yang mempunyai ketinggian antara 500 m-1.000 m dari permukaan laut (dpl.), suhu udara antara 14 oC-27 oC, curah hujan antara 1.600-1.850 mm/tahun, dan 2-3 bulan kering. Tanaman ini menghendaki tempat yang terbuka atau cukup mendapat sinar matahari, dengan panjang penyinaran lebih dari dua belas jam per hari. Tanaman stevia dapat tumbuh dengan baik pada tanah latosol dan andosol. Tanah latosol mempunyai solum yang tebal sampai sangat tebal (1,5 m-10 m), berwarna merah atau cokelat sampai kekuning-kuningan, bertekstur liat (kadar liat lebih sari 60%), berstruktur remah sampai gumpal. pH antara 4,5-6,5, dan produktivitas tanah rendah sampai sedang. Sementara, tanah andosol mempunyai solum antara 1 m-2 m, berwarna hitam atau kelani sampai cokelat tua, bertekstur debu 3
atau lempung berdebu sampai lempung, bertekstur remah dengan konsistensi gembur, pH antara 5,0-7,0, dan produktifitas sedang sampai tinggi. Hal penting yang perlu diperhatikan dalam pemilihan lahan adalah kondisi tanah yang subur, gembur, banyak yang mengandung humus, mempunyai aerasi dan drainase yang baik, pH antara 4-5, serta memiliki kadar air tanah antara 43%-47%. Tanah yang terlalu becek (menggenang) akan memudahkan berjangkitnya penyakit busuk akar oleh patogen tular tanah. Pertumbuhan dan perkembangan tanaman stevia sangat dipengaruhi oleh panjang hari. Tanaman ini cepat berbunga dan berbuah bila panjang hari kurang dari 12 jam. Dalam kondisi hari pendek optimum (12 jam), tanaman mulai berbunga pada umur 58 hari sejak tanam (Hariyanto cit Tjasadihardja, 1982). Pada tanaman ratun (tanaman yang tumbuh setelah pemangkasan) berbunga setelah 38 hari. Jadi periode pertumbuhan vegetatif tanaman ratun lebih singkat 20 hari daripada tanaman semaian (Hariyanto cit Departemen Pertanian, 1984).
C. Teknik Budidaya Stevia (Stevia rebaudiana Bertoni M.) Rukmana (2003), dalam bukunya juga menjelaskan mengenai beberapa tahapan budidaya stevia, diantaranya: 1. Penyiapan lahan Penyiapan lahan terbagi menjadi dua, yaitu pembukaan lahan hutan belukar yang diatasi dengan merintis, membongkar tunggul, dan membakar sisa tanaman. Sedangkan yang kedua yaitu pembukaan lahan bekas tanaman terdahulu dilakukan dengan pembabatan, pengumpulan, dan pembersihan sisa-sisa tanaman. 2. Pengolahan tanah Pengolahan lahan dilakukan paling baik saat 15-30 hari sebelum tanam, dengan membuat bedengan yang memiliki lebar 100-120 cm, tinggi 30 cm, dan jarak antar bedengan 40-50 cm. Sebelum memulai penanaman dilakukan penebaran pupuk kandang sebanyak 15 ton/Ha, kapur dolomit 2-4 ton/Ha.
Adapun keuntungan
penyiapan lahan dalam bentuk bedengan antara lain adalah dapat memperbaiki drainase tanah, memudahkan pemeliharaan tanaman, dan menghindari terjadinya serangan penyakit akar.
4
3. Pembibitan Perbanyakan tanaman stevia dapat dilakukan secara generatif dan vegetatif. Perbanyakan generatif biasanya dilakukan guna menghasilkan varietas baru melalui pemuliaan tanaman. Sedangkan cara vegetatif dapat dilakukan dengan anakan, stek batang atau cabang, dan kultur jaringan. Pembibitan dilakukan dengan menumbuhkan bahan tanam di polibag berdiameter 5-10 cm. Adapun sebelumnya diisi media tanam yang terdiri dari campuran tanah dan pupuk kandang dengan perbandingan 1:1, setelah ditanam, polibag disungkup dengan plastik bening. 4. Penanaman Waktu tanam yang paling baik adalah pada awal musim hujan. Penanaman sendiri dilakukan dengan jarak tanam 25 x 25 cm atau 30 x 30 cm. Setelah penanaman bibit dilakukan penyiraman guna menyediakan air bagi pertumbuhan awal akar tanaman. 5. Pemeliharaan Pemeliharaan tanaman stevia meliputi penyiraman yang dilakukan pada awal masa tanam dan selama musim kemarau. Pengairan bertujuan untuk menjaga agar tanaman tidak layu, menjaga kelembapan tanah, dan melarutkan zat-zat makanan yang diperlukan oleh tanaman stevia. Penyulaman juga dilakukan dengan mengganti tanaman muda yang mati atau tumbuh tidak normal dengan tanaman muda yang baru. Penyiangan dilakukan dengan tujuan menghilangkan persaingan antara tanaman stevia dan gulma dalam hal penggunaan zat-zat makanan, air, dan sinar matahari. Pemupukan pada tanaman stevia dilakukan dalam dua tahap. Pada tahap pertama dilakukan pada tanaman berumur satu minggu setelah tanam, dengan jenis pupuk Urea, TSP, dan KCL yang masing-masing sebanyak 100-160 kg. Pemupukan susulan dilakukan setiap selesai panen dengan jenis yang sama dengan dosis 600-960 kg/Ha, perhitungan tersebut muncul jika dalam setahun dilakukan pempukan sebanyak enam kali. Pemangkasan juga dilakukan pada umur dua minggu guna merangsang pembentukan tunas baru, selain itu ada juga pengendalian hama dan penyakit. Adapun hama dan penyakit pada tanaman stevia diantaranya ulat grayak, kutu daun, dan ulat heliothis. Sedangkan penyakitnya ialah layu sclerotium, busuk batang, dan layu fusarium.
5
6. Panen Saat yang tepat untuk melakukan panen pertama tanaman stevia adalah pada saat kandungan steviosida maksimal, yaitu pada saat tanaman berumur 40-60 hari. Panen
berikutnya
dilakukan
periodic
setiap
30-60
hari.
Adapun
dalam
pelaksanaannya, pemanenan dilakukan dengan memangkas tanaman 10-15 cm diatas permukaan tanah dengan menggunaka gunting tanaman. Produksi setiap tanaman berkisar antara 10-30 g daun basah atau 3-9 g daun kering. Pada tahun pertama, hasil panen daun stevia basah (segar) dapat mencapai sekitar 2.800 kg/hektar, pada tahun kedua akan meningkat menjadi 3.780 kg/hektar, dan pada tahun-tahun berikutnya akan semakin meningkat. Tanaman stevia mampu berproduksi sampai berumur empat tahun. 7. Pascapanen Penanganan pascapanen daun stevia melliputi pemipilan atau pemisahan daun dari batang tanaman, pengeringan daun hingga kadar air 10% yang dapat dilakukan dengan penjemuran dibawah sinar matahari selama delapan jam atau dengan pengovenan selama empat jam dengan suhu 70 oC. hal tersebut dilanjutkan dengan sortasi, penimbangan untuk mengetahui rendemen dan hasil akhir, dan pengemasan. Dari 1 kg daun basah biasanya akan diperoleh 0,2-0,25 g daun kering (rendemen antara 20-25 %). Daun kering ini akan menjadi steviosida yang berupa kristal steviosida 1%. Dengan tingkat kemanisan 200-300 kali gula tebu. Daun stevia kering yang memenuhi standar mutu ekspor adalah daun stevia yang mempunyai kadar air maksimal 10%, kadar steviosida minimal 10%, kadar total steviosida dan rebausida A minimal 11%, dan kandungan kotoran (impurities) maksimal 3%.
Gambar 1dan 2. Penampakan tanaman hidup dan hasil panen kering
6
Foto dok. Google
Foto dok. Google
Gambar 3 dan 4. Kristal olahan stevia dan produk olahan stevia
Foto dok. Google
Foto dok. Google
7
III. PERAN PUPUK NITROGEN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL STEVIA
Pupuk adalah bahan yang memberikan zat hara pada tanaman. Pupuk biasanya diberikan pada tanah, tetapi dapat pula diberikan lewat daun atau batang sebagai larutan. Karbondioksida yang diberikan ke udara dalam rumah kaca dapat pula dipandang sebagai pupuk (Harjadi, 1979). Nitrogen merupakan unsur makro yang dibutuhkan banyak ditubuh tanaman bersama C, H, O, P, dan K. Nitrogen merupakan unsur yang terkandung dalam pupuk urea dan pupuk kandang maupun organik dapat menyumbangkan sejumlah hara N guna pertumbuhan tanaman, terutama tajuk tanaman (daun). Menurut Tisdale (1965), N merupakan unsur penting dalam pertumbuhan tanaman. Peningkatan ketersediaan unsur N dengan meningkatnya dosis pupuk N berpengaruh baik terhadap pertumbuhan vegetatif tanaman. Pada fase pertumbuhan vegetatif, tanaman membutuhkan banyak N terutama untuk pembentukan batang dan daun. Penelitian yang dilakukan oleh Hariyanto (1986) tentang Pengaruh Pemupukan Nitrogen dan Jarak Tanam Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Stevia rebaudiana Bertoni M. yang dilakukan di kebun percobaan IPB Pasir Sarongge, Kabupaten Cianjur dengan ketinggian 1100 m memberikan hasil jumlah daun dan bobot kering daun sebagai berikut. Tabel 1. Jumlah daun terhadap perlakuan dosis urea Dosis
Jumlah daun
pupuk Urea
2 MST
3 MST
4 MST
5 MST
6 MST
7 MST
8 MST
(g/tan) 0
17,99
22,99
27,80
33,87
43,27a
62,93a
92,43a
2
18,48
23,81
29,36
37,10
48,07ab
69,84ab
100,46ab
4
19,11
24,99
30,17
38,08
50,83b
74,10b
105,27b
Pada pertumbuhan jumlah daun, hasil tertinggi didapati pada perlakuan 4g urea/tanaman dengan nilai 105,27 pada 8 MST (Minggu Setelah Tanam). Nilai tersebut lebih tinggi dan berbeda nyata dari perlakuan 0g urea/tanaman dengan nilai 8
92,43 namun tidak berbeda nyata dengan perlakuan 2g urea/tanaman yang memiliki nilai 100,46. Tabel 2. Berat Kering Daun (gram/tanaman) terhadap perlakuan dosis urea Bobot Kering Daun (g/tan)
Dosis Pupuk Urea (g/tan)
Panen I
II
III
Total
0
2,87
7,92
13,44a
24,23a
2
3,37
7,74
15,79ab
26,90ab
4
3,53
8,41
17,27b
29,21b
Hasil bobot kering daun tertinggi didapat pada perlakuan 4 g urea/tanaman dengan nilai 29,21g. Meski memiliki nilai tertinggi, hasil tersebut tidak menunjukkan beda nyata terhadap perlakuan 2g urea/tanaman dengan nilai 26,90g tetapi tetap memiliki beda nyata dengan perlakuan 0g urea/tanaman yang memiliki nilai 24,23g. Pada penelitian yang lain, Dewi (2007) dalam penelitiannya mengenai Pemberian Kompos dan Unsur Kelumit Terhadap Pertumbuhan dan Kandungan Gula Stevia Tanaman Stevia (Stevia rebaudiana Bertoni M.) yang dilakukan di rumah kaca Program Studi Analisis Lingkungan FMIPA IPB menyatakan dengan hasil penelitian seperti dibawah ini. Tabel 3. Hasil Analisis Kandungan Gula S
Bs (g)
BK (g)
BKS + K (g)
Kg (%)
K2T2W1
8,2640
0,6891
0,7956
1,29
K1T2W2
13,1717
0,6797
0,9213
1,83
K0T0
9,2789
0,7079
0,8037
1,032
Hasil penelitian diatas menunjukkan kandungan gula tertinggi terdapat pada perlakuan K2T2W1 dengan nilai 1,83% dan kandungan terendah terdapat pada perlakuan K0T0 dengan nilai 1,032. Pada penelitian tersebut memberikan keterangan S = Sampel, Bs = Bobot sampel, Bk = Bobot kosong, Bks = Bobot kertas saring, K = Kristal, Kg = Kandungan gula. Sedangkan perlakuan K2T2W1 ialah perlakuan dosis pupuk kompos 1 Kg/polibag dengan kombinasi dosis unsur kelumit 50 ppm yang diamati selama 3 hari sekali. Adapun perlakuan K1T2W2 ialah perlakuan dosis pupuk kompos 0,5 Kg/polibag 9
dengan kombinasi dosis unsur kelumit 50 ppm yang diamati selama 6 hari sekali. K0T0 ialah kontrol tanpa pupuk kompos dan unsur kelumit. Pada percobaan ini, hasil analisis pupuk kompos ditunjukkan dengan tabel sebagai berikut. Tabel 4. Hasil analisis kandungan pupuk kompos Terhadap contoh asal AlTotal
Sitrat 2%
Ekstrak NH4 asetat pH 7 N Kjd
P 2 O5
K2O
P2O5
C
pH
Organik 1:2,5
Kadar
KTK
air
pH 7
K2O
K
Na
Ca
Mg
dd Eks. KCl 1M
1,01
0,55
0,52
0,52
0,80
8,17
8,6
65,32 10,84 5,17 12,22 18,62 20,24
td = tidak terdeteksi Tabel 5. Hasil analisis Tanah Andosol dan pupuk kandang Obyek tanah
Teras atas Teras bawah
Obyek
Teras atas
Teras bawah
27,2
29,3
pH H2O
4,9
4,9
KTK me/100g
pH KCl
4,0
3,9
Al me/100g
tu
tu
C % org
3,67
3,90
H me/100g
0,28
0,39
N total %
0,37
0,37
Cu ppm
2,9
0,39
P ters ppm
0,4
Tu
Zn ppm
5,8
5,4
Ca me/100g
0,93
0,84
Mn ppm
1,4
1,2
Mg me/100g
0,99
0,77
K me/100g
0,29
0,28
Na me/100g
0,17
0,17
Hasil pengamatan diatas diambil pada sampel jumlah daun dan berat daun kering yang merupakan wujud nyata dari pertumbuhan dan produktifitas tanaman stevia, yang memiliki hasil produksinya berupa tajuk tanaman. Pemberian pupuk nitrogen akan meningkatkan tajuk tanaman sebagai akumulasi fotosintat dari proses fotosintesis. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Hariyanto (cit Brooner dan 10
td
Galston, 1952).bahwa nitrogen banyak ditemukan pada vitamin yang melayani fungsi kelompok enzim, pada purin seperti adenin yang berperan penting dalam respirasi, dan dalam alkaloid. Selain itu, nitrogen bergabung dengan bahan yang mengandung karbon membentuk banyak bahan organik yang berbeda dengan rata-rata mengandung 16% nitrogen, dan nitrogen dalam bahan tersebut menggantikan 5-30% dari total bobot kering jaringan tanaman. Dalam penjelasan lain, Syukur (cit Prawiranata, Harran, dan Tjondronegoro, 1989) mengungkapkan nitrogen dimanfaatkan tanaman dalam jumlah cukup tinggi untuk sintesis asam-asam amino dan protein. Terbatasnya unsur ini dalam media tanam segera akan menghambat atau menghentikan pertumbuhan tanaman. Pada tubuh tanaman, unsur nitrogen terletak pada klorofil daun. Unsur tersebut termasuk unsur makro bagi tanaman, yang artinya dibutuhkan banyak dalam tubuh tanaman. Secara kimia unsur tersebut terikat pada gugus klorofil a dengan rantai CH3 atau klorofil b dengan rantai CHO. Adapun pendapat Black (1964), unsur nitrogen berpengaruh dalam sintesis asam amino dan protein. Protein mempunyai fungsi yang penting dalam sel vegetatif tumbuhan, sebagai katalisator dan pengatur metabolisme. Protein merupakan bagian dari protoplasma, sehingga adanya unsur nitrogen akan mendorong pertumbuhan terutama bagian tanaman di atas permukaan tanah. Menurut Black (1964) pemberian nitrogen yang berlebihan akan meningkatkan produksi auksin dalam tanaman. Keadaan ini akan merangsang pertumbuhan tajuk tetapi menghambat pertumbuhan akar. Meningkatnya ketersediaan N akan meningkatkan produksi auksin tanaman. Indol Acetic Acid (IAA), salah satu jenis auksin yang penting dalam tanaman dibentuk dari perubahan tripthopan, yaitu salah satu asam amino yang ada pada tanaman. Konsentrasi tripthopan akan meningkat dengan meningkatnya ketersediaan unsur N dalam tanaman sehingga akhirnya akan meningkatkan konsentrasi auksin (IAA). Salah satu fungsi auksin adalah merangsang pertumbuhan dan pembesaran sel pada batang, akar dan daun. (Hariyanto cit Noggle and Fritz, 1976) Umumnya unsur nitrogen didapatkan pada pupuk urea dengan kandungan 46% didalamnya, sedangkan pada pupuk kompos, kandungan nitrogen diketahui melalui analisis kandungan Nnya. Meski tak sebanyak pada pupuk kimia, namun kandungan dalam pupuk kompos memberikan komposisi lain berupa organisme mikro yang membuat tanah dapat ditanami berulang-ulang setelah diadakan 11
pertanaman. Syukur (cit Goenadi, 1985) memaparkan dalam penelitiannya bahwa pemberian pupuk organik secara umum berfungsi untuk menyediakan unsur hara terutama C dan N, meningkatkan kemampuan agregat (struktur), meningkatkan populasi jasad mikro dan meningkatkan tanah menahan air. Pemberian pupuk organik pada tanaman stevia dapat mempercepat laju pertumbuhan tanaman dan meningkatkan bobot kering tajuk. Menurut Syukur (cit Leiwakabessy, 1988), penambahan bahan organik ke dalam tanah akan meningkatkan kandungan nitrogen tanah, tetapi jumlah tersebut tidak menjamin ketersediaannya bagi tanaman, karena pada proses dekomposisi yang belum selesai nitrogen yang dibebaskan akan langsung dimanfaatkan (diikat) oleh jasad mikro jika nisbah C/N bahan organik yang ditambahkan tersebut besar. Lebih jauh dijelaskan bahwa bahan organik yang mempunyai nisbah C/N lebih besar daripada 30 akan menyebabkan nitrogen yang tidak dilepaskan ke lingkungannya, sedangkan bila nisbah C/Nnya lebih kecil daripada 20 akan terjadi pelepasan nitrogen dari bahan organik ke dalam tanah. Pada perkembangannya, kadar gula dalam tanaman seperti stevia bergantung pada unsur C (karbon) dalam jaringan tanaman. Hal tersebut disebabkan unsur C merupakan unsur pembangun dalam pembentukan pati pada hasil fotosintesis. Seperti yang diungkapkan Dewi (cit Srivatava & Gupta, 1996), kandungan C yang tinggi akan membentuk gula yang tinggi, karena C akan mempengaruhi proses fotosintesis. Hal tersebut yang menyebabkan kandungan gula stevia lebih tinggi pada stevia yang diberi pupuk kandang daripada stevia tanpa perlakuan apapun (kontrol). Beberapa unsur kelumit juga berperan dalam pembentukan gula di dalam tanaman. Unsur B (Boron) berperan dalam metabolisme dan transportasi karbohidrat, Cu berperan dalam metbolisme karbohidrat, dan Zn (Seng) juga berperan dalam metabolisme karbohidrat. Adapun C yang ada pada tanaman diserap oleh tanaman diudara dalam bentuk CO2. Pupuk kompos sendiri didefinisikan sebagai bahan organik yang berasal dari daun-daunan, jerami, rumput-rumputan, dedak padi, dan sisa-disa tumbuhan lainnya serta kotoran ternak yang telah mengalami pelapukan. Bahan organik yang telah mengalami dekomposisi dengan baik, bukan hanya memperkaya bahan makanan untuk tanaman, namun juga berperan besar terhadap perbaikan sifat-sifat tanah. Pemberian kompos ke dalam tanah merupakan salah satu cara yang dapat dilakukan untuk mempertahankan kesuburannya, sehingga tanaman akan member hasil yang 12
memuaskan (Dewi cit Wicaksono, 1993). Sedangkan unsur kelumit merupakan nutrisi bagian ketiga selain makronutrien dan mikronutrien. Unsur kelumit ini dibutuhkan dalam jumlah sedikit oleh tanaman, diantaranya besi (Fe), boron (B), seng (Zn), tembaga (Cu), mangan (Mn), molibdenum (Mo), khlor (Cl), kobalt (Co), selenium (Se), iodium (I), fluor (F), nikel (Ni), silikon (Si), vanadium (V), alumunium (Al), dan sodium (Na) (Dewi cit Ignatief & Page, 1958).
13
IV. PENUTUP
A. Kesimpulan 1. Pemberian pupuk nitrogen dapat meningkatkan hasil produksi tajuk pada tanaman stevia. 2. Unsur nitrogen meningkatkan proses asimilasi yang hasil akhirnya digunakan dalam pengisian sel. 3. Unsur karbon dalam tanaman memepengaruhi pembentukan gula pada tanaman melalui proses fotosintesis 4. Pemberian dosis pupuk nitrogen 4 gram/tanaman memberikan hasil tertinggi pada jumlah daun dan bobot kering daun dibandingkan dengan perlakuan 0 dan 2 gram/tanaman dengan nilai berturut-turut 105,27 dan 29,21 gram/tanaman. 5. Belum ada anjuran pasti mengenai dosis pupuk nitrogen yang optimal bagi pertumbuhan dan hasil tanaman stevia.
B. Saran Tanaman stevia merupakan tanaman tahunan yang hasil produksinya terdapat pada tajuknya (daun). Pemanenan berulang-ulang tentu akan berpengaruh terhadap produksi tanaman tersebut. Perlu diadakan pengkajian lebih lanjut mengenai dosis pemupukan yang tepat terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman ratun dari stevia.
14
DAFTAR PUSTAKA Black, C, A. 1964. Soil-plant relationships. John Willey and Sons, Inc, USA. Brooner, J. and A. W. Galston. 1952. Principles of plant physiology. W. H. Freeman and Co. London. Departemen Pertanian. 1984. Mengenal pemanis alami Stevia rebaudiana Bertoni M. BPP Ciawi. Bogor. Dewi, L, R. 2007. Pemberian kompos dan unsur kelumit terhadap pertumbuhan dan kandungan gula stevia tanaman stevia (Stevia rebaudiana Bertoni M.). Skripsi. IPB. Goenadi, D, H. 1985. Pengaruh pupuk kandang, pupuk NPK dan pupuk organik cair terhadap terhadap stevia. Menara Perkebunan. Hariyanto, P, B. 1986. Pengaruh Pemupukan Nitrogen dan Jarak Tanam Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Stevia rebaudiana Bertoni M. Skripsi. IPB. Harjadi, S, S. 1979. Pengantar Agronomi. PT Gramedia. Jakarta. Ignatief, V. Page HJ. 1958. Efficient use of fertilizers. New York : Food and Agriculture Organization of The United Nations. Leiwakabessy, F. M. 1988. Kesuburan Tanah. Diktat Kuliah Institut Pertanian Bogor. Bogor. Metivier, J. and A. M. Viana. 1979. The effect of long and short day length upon the growth of whole plants and level of soluble proteins, sugar and stevioside in level of stevia rebaudiana Bertoni M. J. Exp. Bot. Noggle, G. R. and G. J. Fritz. 1976. Introductory plant Physiology. Prentice-Hall India Private Ltd. New Delhi. Prawiranata, D. W., S. Harran dan P. Tjondronegoro. 1989. Dasar-dasar Fisiologi Tumbuhan Jilid II. Jurusan Biologi IPB. Bogor. Rukmana, R. 2003. Budi Daya Stevia Bahan Pembuatan Pemanis Alami. Penerbit Kanisius. Yogyakarta. Shock, C, C. 1982. Experimental cultivation of Reabudi’s Stevia in California. Agron. Prog. Rep. Srivastava PC, Gupta UC. 1996. Trace element in crop production. New York: Science Publishers Inc. Sumida, T. 1973. Repots on Stevia rebaudiana Bertoni M. introduced from brazil as a new sweetness resaource in Japan. Misc. Pub. Hokkaido Nat. Agric. Exp. Stn. 15
Syarief, F. 1982. Stevia rebaudiana sebagai tanaman alternatif penghasil zat pemanis alami. Skripsi. Jurusan Pengolahan Hasil Pertanian, UGM. Yogyakarta. Syukur, M. 1996. Pengaruh Pemberian Lumpur Buangan Dari Pengolahan Limbah Sintesis Antibiotika dan Pupuk Kandang Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Stevia rebaudiana Bertoni M. Skripsi. IPB. Tisdale, S and W. Nelson. 1975. Soil Fertility and fertilizers (third ed.) McMillan Publ. Co. Inc. New York. Tjasadihardja, S. 1982. Stevia rebaudiana Bertoni M. sumber daya pemanis alami. Naskah temu karya GPP, Jabar. BPPB. Bogor. Wardojo, S. 1984. Aspek penelitian budidaya Stevia rebaudiana Bertoni M. (Compositae). BPP, Bogor. Wicaksono R. 1993. Kompos memperbaiki struktur tanah. Sinar tani.
16
LAMPIRAN
17
DAFTAR PERTANYAAN DAN JAWABAN
1. Anjarini Pranesti (11567) a. Apa perbedaan dari pengolahan gula tebu dan gula stevia? Jawab: Pada pengolahannya, gula tebu dihasilkan melalui beberapa tahapan, diantaranya pemerahan nira tebu, pemurnian, penguapan, dan kristalisasi. Pada proses pemurnian dilakukan dalam beberapa tahapan, yaitu defekasi, sulfitasi, dan karbonatasi. Sedangkan pada Kristal gula stevia didapat melalui ekstraksi yang dilakukan dengan pemekatan melalui evaporasi yang kemudian menghsilkan Kristal gula. b. Apa yang dimaksud dengan unsur kelumit? Jawab: Unsur kelumit merupakan golongan ketiga dari unsur-unsur yang ada didalam tanah selain makronutrien dan mikronutrien. Unsur ini digunakan sedikit oleh tanaman, diantaranya ialah unsur Mo (Molibdenum), Se (Selenium), dan V (Vanadium). Unsur ini dalam perkembangannya dianggap sebagai factor yang menentukan dalam produksi panen pada tanaman. 2. Nanung Apri Yudi (11601) Bagaimanakan perbanyakan generatif pada tanaman stevia? Jawab: Pada tanaman stevia, perbanyakan secara generatif hanya dilakukan guna menghasilkan varietas baru dengan menggunakan teknologi pemuliaan tanaman. Setelah dihasilkan varietas tanaman yang diinginkan, perbanyakan dilakukan secara vegetatif. 3. Taufik Afif (11603) Dalam pesebarannya dipasaran, mengapa kebanyakan gula tidak dalam bentuk cair? Jawab: Dalam pemasaran, aspek keefektifan dalam pengemasan menjadi hal yang penting. Gula yang dikemas dalam keadaan cair tentu akan merepotkan. Selain menghabiskan tempat, gula yang dikemas dalam keadaan cair tentu akan memberikan peluang tececer akibat kebocoran lebih besar. Selain itu, dalam proses pengolahannya gula cair akan lebih banyak menghabiskan biaya. 18
4. Eni Kaeni (11573) Apakah ada dosis pupuk yang optimal dalam pembudidayaan stevia? Jawab: Sejauh ini belum ada anjuran dosis pemupukan yang optimal pada proses budidaya tanaman stevia. Hal itu disebabkan, besarnya pemberian pupuk berdasarkan ketersediaan unsur hara dalam tanah. Apabila unsur tersebut mencukupi, maka pupuk yang diberikan tidak sebanyak apabila unsur yang tersedia dalam tanah lebih sedikit. 5. Happy Dian Lestari (11593) Bagaimana pengaruh pembungaan pada tanaman stevia terhadap kadar gulanya? Jawab: Pembungaan pada tanaman stevia tentu akan menurunkan kadar gula dalam daunnya. Hal itu disebabkan karbohidrat dalam tanaman akan digunakan sebagian guna mendukung metabolisme pada proses pembungaan. Maka dari itu, pemanenan sebaiknya dilakukan pada awal masa pembungaan atau sebelum masa pembungaan berlangsung. 6. Wenny Ismayanti (11823) Dalam proses budidaya tanaman stevia dilakukan pemangkasan, apa yang dimaksud dengan pemangkasan tersebut? dan apakah setelah pemangkasan dilakukan pemupukan kembali? Jawab: Pemangkasan ialah kegiatan pada proses budidaya tanaman yang dilakukan guna merangsang pertumbuhan cabang-cabang baru pada tanaman. Pada tanaman stevia, pemangkasan dilakukan pada pucuk tanaman yang berusia 2 minggu. Adapun setelah pemangkasan tidak dilakukan pemupukan, mengingat pemupukan pada tanaman stevia dilakukan saat tanaman berusia 1 minggu, sehingga residu pupuk masih ada dan masih cukup untuk bisa digunakan menunjang pertumbuhan tanaman.
19