PERAN PENELITIAN DALAM MENDUKUNG KEBIJAKAN PENETAPAN KONSERVASI SUMBER DAYA IKAN UNTUK PERIKANAN BERKELANJUTAN
DR. TONI RUCHIMAT KEPALA PUSAT RISET PERIKANAN, BADAN RISET DAN SUMBER DAYA MANUSIA KELAUTAN DAN PERIKANAN
Disampaikan pada: Simposium Nasional Konservasi Perairan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil Jakarta, 9-10 Mei 2017
a. b. c. d. e.
f.
Manfaat Keadilan Kebersamaan Kemitraan Kemandirian Pemerataan
g. Keterpaduan h. Keterbukaan i. Efisiensi j. Kelestarian k. Berkelanjutan
Berkelanjutan:
Kelestarian : pengelolaan perikanan dilakukan seoptimal mungkin dengan tetap memperhatikan aspek kelestarian sumber daya ikan.
KONSERVASI
pengelolaan perikanan dilakukan secara terencana dan mampu meningkatkan kemakmuran serta kesejahteraan rakyat dengan mengutamakan kelestarian fungsi lingkungan hidup untuk masa kini dan masa yang akan datang.
KONSERVASI SDI (UU No 31/2004 Jo 45/2009, PP 60/2007)
Untuk melindungi, melestarikan, dan memanfaatkan SDI meliputi : 1. Konservasi Ekosistem 2. Konservasi Jenis dan Genetik Ikan
KONSERVASI
KONSERVASI P3K (UU 27/2007 ,PERMEN KP 17/2008)
Tujuan: Melindungi, melestarikan, memanfaatkan
Untuk melindungi, melestarikan, dan memanfaatkan wilayah pesisir dan PPK: 1. Kawasan Konservasi Pesisir dan PulauPulau Kecil 2. Kawasan Konservasi Maritim 3. Kawasan Konservasi Perairan 4. Sempadan Pantai
Upaya perlindungan, pelestarian, dan pemanfaatan sumber daya ikan, termasuk ekosistem, jenis, dan genetik untuk menjamin keberadaan, ketersediaan, dan kesinambungannya dengan tetap memelihara dan meningkatkan kualitas nilai dan keanekaragaman sumber daya ikan. (UU No.31 tahun 2004 jo UU No.45 tahun 2009; PP No.60 tahun 2007)
Upaya perlindungan, pelestarian, dan pemanfaatan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil serta ekosistemnya untuk menjamin keberadaan, ketersediaan, dan kesinambungan Sumber Daya Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil dengan tetap memelihara dan meningkatkan kualitas nilai dan keanekaragamannya. (UU No.27 tahun 2007)
Study it/Penelitian : mempelajari karakteristik suatu organisme melalui pendekatan biologi, ekologi, dan sosial.
Use it/Pemanfaatan : memanfaatkan secara berkelanjutan.
Save it/Perlindungan : diwujudkan dalam bentuk peraturan dan penetapan kawasan.
Penelitian sebagai bagian dari sistem manajemen yang menitikberatkan pada akumulasi, analisis, sintesis, interpretasi, dan desiminasi suatu informasi yang dibutuhkan untuk membuat atau menentukan suatu keputusan yang baik.
“Good decision require good information” (Charles, 2001)
1. UU No. 31 Tahun 2004 Tentang Perikanan (Pasal 52) Pemerintah mengatur, mendorong, dan/atau menyelenggarakan penelitian dan pengembangan perikanan untuk menghasilkan pengetahuan dan teknologi yang dibutuhkan dalam pengembangan usaha perikanan agar lebih efektif, efisien, ekonomis, berdaya saing tinggi, dan ramah lingkungan, serta menghargai kearifan tradisi/budaya lokal. 2. UU No. 27 Tahun 2007 Tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir Dan Pulau Pulau Kecil (Pasal 42.1 & 2) (1) Untuk meningkatkan kualitas perencanaan dan implementasi Pengelolaan Wilayah Pesisir dan PulauPulau Kecil, Pemerintah melakukan penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta pengembangan sumber daya manusia di bidang pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil secara berkelanjutan. (2) Pemerintah mengatur, mendorong, dan/atau menyelenggarakan penelitian dan pengembangan Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil untuk menghasilkan pengetahuan dan teknologi yang dibutuhkan dalam pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil agar lebih efektif, efisien, ekonomis, berdaya saing tinggi dan ramah lingkungan, serta menghargai kearifan tradisi atau budaya lokal. 3. PP No.30 Tahun 2008 Tentang Penyelenggaraan Penelitian dan Pengembangan Perikanan (Pasal 2B) Litbang Perikanan bertujuan untuk mengungkapkan dan memahami potensi dan permasalahan sumber daya ikan dan lingkungannya serta mengembangkan teknologi pengelolaan perikanan dan konservasi sumber daya ikan
Teluk Bumbang NTB Teluk Awang NTB Teluk Sepi NTB Teluk Cempi NTB Perairan Mandeh Sumbar Pesisir Kalbar TNP Laut Sawu Teluk Saleh NTB Teluk Jemeluk Bali Karimun Jawa
: 2014 - 2015 : 2014 - 2015 : 2014 - 2015 : 2011 – 2013 ; 2015 - 2016 : 2016 : 2012 – 2013 ; 2015 : 2015 - 2016 : 2004 – 2006 ; 2010 : 1994 – 1996 ; 2006 : 2011 - 2013
Udang windu di Aceh Udang di Segara Anakan Udang di L. Arafura Napoleon di Anambas Ikan Banggai di Kep. Banggai Arwana di Papua Labi Labi di Sumatera Selatan Sidat di Poso Kuda Laut di Bintan dan Lampung Bambu Laut di Maluku Utara, Bone, Sinjai Kima di Maluku Utara, Bone, Sinjai, Teluk Saleh Hiu di Tj. Luar, Cilacap, Palabuhan Ratu, Kupang Ikan Manggabai di Limboto Ikan Belida di S. Kampar, Riau Udang di L. Arafura
: 2014 -2015 : 2011 : 2015 : 2012 -2016 : 2008 - 2011 : 2011 -2013 : 2012 -2013 : 2011 - 2014 : 2016 : 2016 : 2016 : 2015 -2016 : 2016 : 2016 : 2015
MG
BD
KJ
ARF
12. MG: Ikan manggabai (Limboto) 13. BD: Belida (S. Kampar, Riau)
10. ARF: L. Arafura 11. KJ: Karimun Jawa
UDANG WINDU DI ACEH TIMUR (2014-2016) Konservasi Jenis & Genetik 1. Induk udang windu
2. Juvenil udang windu
Rekomendasi
Lokasi
Menetapkan perlindungan terbatas melalui penutupan penangkapan pada bulan April
Madat (Krueng Too)-Arakundo dan Langsa-Aceh Tamiang
Menetapkan perlindungan terbatas melalui penutupan penangkapan pada September
Peudawa- Peurelak
Menetapkan perlindungan terbatas melalui penutupan penangkapan pada FebuariMaret
Muara sungai dan pantai sekitar daerah Madat (Krueng Too)-Arakundo dan Langsa-Aceh Tamiang
Menetapkan perlindungan terbatas melalui penutupan penangkapan pada Juli-Agustus
Muara sungai dan pantai sekitar daerah Peudawa- Peurelak
NAPOLEON DI KEP. ANAMBAS (2012 -2016) Konservasi Jenis & Genetik
Rekomendasi
Lokasi
Juvenil ikan napoleon
Dihasilkan komponen bahan rekomendasi untuk menentukan kawasan konservasi ikan napoleon dan musim open/close penangkapan benih ikan napoleon
Tj. Datuk, P. Tembuk, Tj. Ikan, Teluk Nipah, Teluk Pau, dan Tj. Sing.
BELIDA DI SUNGAI KAMPAR, RIAU(2016) Konservasi Jenis & Genetik Ikan Belida
Rekomendasi Penetapan konservasi ikan belida di lebung sungai yang mempuyai vegetasi riparian yang masih alami dan kedalaman air minimal tiga meter pada paras muka air sungai terendah. Terdapat 15 lebung yang dapat dikembangkan sebagai calon kawasan suaka ikan belida. Pelaksanaan restoking tidak dilakukan dengan menggunakan benih belida dari Kalimantan Selatan karena secara filogeni ikan belida sungai Kampar berbeda dengan belida Kalimantan Selatan
Lokasi Sungai Kampar Kanan
KIMA, KUDA LAUT DAN BAMBU LAUT (2016) Konservasi Jenis & Genetik
Rekomendasi
Lokasi
Kima
Diketahuinya jenis-jenis dan kepadatan populasi Kima: Tridacna maxima, T. crocea, T. derasa, T. squamosa, T. gigas dan Hippopus hippopus di beberapa perairan yang nantinya dapat digunakan sebagai dasar penetapan status NDF dan perlindungannya.
Maluku Utara, Bone, Sinjai dan T. Sape
Bambu laut
Diketahuinya jenis-jenis dan kepadatan populasi bambu laut di beberapa perairan yang nantinya dapat digunakan sebagai dasar untuk mengevaluasi status perlindungannya yang telah ditetapkan melalui Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan No. 46 Tahun 2014 tentang Penetapan Status Perlindungan Terbatas Bambu Laut (Isis spp.)
Maluku Utara, Bone, Sinjai dan T. Sape
Kuda laut
Diketahuinya jenis-jenis dan kepadatan populasi kuda laut: Hippocampus comes, H. spinossisimus, H. hystrix dan H. kuda, H. borbouri di beberapa perairan yang nantinya dapat digunakan sebagai dasar penetapan status NDF dan perlindungannya.
Bintan, Lampung
IKAN MANGGABAI DI DANAU LIMBOTO (2016) Konservasi Jenis & Genetik 1. Ikan manggabai (Glossogobius giuris)
Rekomendasi Kawasan reservat di daerah Iluta sesuai bagi konservasi ikan manggabai
Lokasi Reservat di Daerah Iluta Limboto
HIU (20156 - 2016) Konservasi Jenis Ikan
Rekomendasi
Hiu martil (Sphyrna • Memperpanjang masa berlaku aturan pelarangan ekspor lewini, S. mokarran, produk hiu (Permen KP No.59/PERMENKP/2015) S. zygaena) & Hiu koboi • Meningkatkan kegiatan sosialisasi pemahaman peraturan (Carcharhinus kebijakan konservasi sumber daya hiu di WPP-573 longimanus) • Melakukan pendataan hiu Apendiks II CITES, meliputi daerah penangkapan, jumlah tertangkap (ekor), dan distribusi penjualan hasil tangkapan hiu. • Meningkatkan pengetahuan identifikasi produk hiu Apendiks II CITES terutama pengenalan ciri morfologi sirip (punggung, dada, ekor) kepada petugas bea cukai di bandara maupun di pelabuhan • Perlu dilakukan peningkatan fasilitas pendaratan hiu dan pendukung lainnya serta memperkuat sekaligus meningkatkan kualitas pendataan hiu di lokasi tersebut.
Lokasi 1. Palabuhanratu (Jawa Barat) 2. Cilacap (Jawa Tengah) 3. Tangjungluar (Lombok Timur) 4. Kota Kupang (Nusa Tenggara Timur).
IKAN ARWANA DI PAPUA (2013) Konservasi Jenis & Genetik Arwana Papua
Rekomendasi
Lokasi
Kuota anakan ikan arwana yang diperbolehkan Sungai Kumbe, Papua untuk dimanfaatkan sebesar 30.000 ekor anakan dengan pembagian kuota di masing-masing wilayah adalah : 1. Kaisa : 5.000 ekor 2. Ifu : 500 ekor 3. Koa : 4.500 ekor 3. Wayau : 4.500 ekor 4. Baad : 1.500 ekor 5. Sakor : 14.000 ekor.
Pengusulan calon kawasan suaka perikanan ikan arwana irian
Rawa Bulat, Papua
TELUK BUMBANG, TELUK AWANG, DAN TELUK SEPI (2014 - 2016) Konservasi Kawasan Perairan Teluk Bumbang (Lombok Tengah)
Rekomendasi
Luasan
Penetapan rencana zonasi pengembangan zona inti di Taman Wisata Alam Teluk Bumbang sebagai kawasan perlindungan puerulus (benih lobster)
102,7 h
Penetapan rencana zonasi pengembangan zona rehabilitasi
32 ha
Teluk Awang (Lombok Tengah)
Pengusulan pencadangan calon kawasan konservasi Teluk 87,1 ha awang dengan zona inti (puerulus)
Teluk Sepi (Lombok Barat)
Pengusulan pencadangan calon kawasan konservasi Teluk 251,87 ha Sepi dengan zona inti (induk dan puerulus) Pengusulan pencadangan calon kawasan konservasi Teluk 18 ha Sepi dengan zona rehabilitasi
TAMAN NASIONAL PERAIRAN LAUT SAWU CETACEAN (2014 - 2016) Konservasi Kawasan Perairan
Rekomendasi
Luasan
Sekitar Daratan Kupang, Sumba Tengah, Sumba Barat dan Sumba Barat Daya
Pembenahan terhadap luasan dari sub zona perikanan berkelanjutan untuk memberikan ruang bagi keberadaan paus dan lumba-lumba
324.579,92 ha
Sekitar perairan Sumba Timur (di antara Pulau Sumba dan Pulau Salura)
Penambahan zona inti
52.526,11 ha
Sekitar Sumba Barat Daya
Penambahan dan perubahan zona perikanan yang telah ada menjadi zonasi perlindungan berkelanjutan
324579.92 ha
Sekitar Sumba Barat
Penambahan dan perubahan zona perikanan yang telah ada menjadi zonasi perlindungan berkelanjutan
239307.52 ha
Sekitar Daratan Timor
Penambahan dan perubahan zona perikanan yang telah ada menjadi zonasi perlindungan berkelanjutan
445567.44 ha
Sekitar Kab. Sabu Raijua
Sub zona perlindungan setasea perlu ditinjau ulang
REFUGIA UDANG DI KALIMANTAN BARAT (2013-2015) Konservasi Kawasan Perairan
Pesisir Kalimantan Barat
Rekomendasi
Lokasi
Pengusulan calon refugia udang Penaeid di pesisir Kalimantan Barat.
Padang Tikar 00°38'08.4" LS 00°38'40.4" LS 109°14'46.4" BT 109°17'47.9" BT
SEGARA ANAKAN (2015) Konservasi Kawasan Perairan Segara Anakan
Rekomendasi Usulan daerah suaka perikanan di Segara Anakan untuk sumberdaya udang
Lokasi Perairan Kutawaru
KARIMUN JAWA (2013) Konservasi Kawasan Perairan Karimun Jawa
Rekomendasi
Usulan musim penangkapan ikan kerapu oleh nelayan pancing
Lokasi
September - Januari
TERUMBU BUATAN DI PERAIRAN MANDEH, SUMATERA BARAT (2016) Konservasi Kawasan Perairan Perairan Mandeh
Rekomendasi Telah ditempatkan 3 modul terumbu buatan dimana terjadi pertumbuhan massive berbagai organisme penempel dan kegiatan ini berdampak terhadap masyarakat yang juga menambah penempatan modul di sekitar perairan (melalui dana CSR) Penempatan terumbu buatan ini dimaksudkan untuk pengusulan penetapan lokasi terumbu buatan sebagai Taman Terumbu Karang (Coral Garden) yang harus dikaji lebih lanjut
Luasan
TELUK SALEH, NTB (2004 – 2006 ; 2010 - 2011) Konservasi Kawasan Perairan Teluk Saleh
Rekomendasi Untuk meningkatkan hasil tangkapan, diperlukan penambahan terumbu karang buatan di daerah : • Tj. Bila sejumlah 115 unit • P. Ganteng sejumlah 46 unit
Luasan
55.600 m2 6.504 m2
T. JEMELUK, BALI (1994 – 1996 ; 2006) Konservasi Kawasan Perairan Perairan Jemeluk
Rekomendasi
Luasan
Perlunya pengkajian kembali penempatan terumbu buatan mengingat perkembangan pariwasata yang semakin meningkat dan aktivitas manusia dapat mempengaruhi kehidupan biota penempel dan berakibat terhadap perkembangan biota ikan Penambahan luasan terumbu buatan dengan menambahkan 2 komplek terumbu dengan masing-masing komplek terdiri dari 23 unit (298 m2)
11250 m2
SIDAT DI POSO (2012 - 2013) Konservasi Jenis & Genetik Sidat
Fish way untuk sidat
Rekomendasi
Lokasi
Potensi ikan sidat induk sebesar 25 ton/tahun
DAS Poso, Sulawesi Tengah
Pemulihan populasi ikan sidat dilakukand dengan cara: 1. Penentuan kawasan konservasi 2. Penebaran ikan sidat (re-stocking)
Sungai Tomasa Danau Poso
IKAN BANGGAI DI KEP. BANGGAI (2008 - 2011) Konservasi Jenis & Genetik Ikan Banggai
Rekomendasi Jumlah kouta ikan banggai yang boleh di tangkap sebesar 220.615 ekor/tahun Berdasarkan waktu siklus hidup ikan banggai (2-4 tahun), kuota berlaku selama 3 tahun
Lokasi Kep. Banggai
TELUK CEMPI (2011-2013 ; 2015-2016) Konservasi Kawasan Perairan Teluk Cempi
Rekomendasi
Penetapan rencana zonasi kawasan konservasi udang yang meliputi: 1. Zona inti 2. Zona pemanfaatan terbatas 3. Zona pemanfaatan perikanan berkelanjutan
Luasan
3.634 ha 2.996 ha 7.735 ha
UDANG PENAEID DI ARAFURA (2015) Konservasi Jenis & Genetik Udang penaeid
Rekomendasi Melakukan penutupan musim penangkapan udang di WPP 718 selama bulan Februari di habitat pemijahan udang: Penaeus monodon Penaeus merguensis Meningkatkan konservasi mangrove dan kawasan jalur penangkapan
Lokasi
Kep. Aru Kep. Aru dan Dobo Kep. Aru
Konservasi Jenis & Genetik Labi-labi
Rekomendasi Populasi labi-labi terancam karena faktor penangkapan dan kerusakan habitat, khususnya oleh aktivitas perkebunan sawit. Dipelukan upaya perlindungan habitat labi-labi. Habitat labi-labi di tepian sungai dangkal (<10 m), arus tenang dan banyak vegetasi . Meningkatkan pengawasan terhadap pola penjualan dan kuota tangkap labi-labi di karenakan banyak terjadi penangkapan yang tidak dilaporkan
Lokasi Musi Banyuasin, Ogan Komering Ilir, Lubuk Linggau, Muara Enim