PERAN PEMERINTAH DESA DAN KESIAPSIAGAAN MASYARAKAT DALAM MENGHADAPI BENCANA KEKERINGAN DI DESA LOROG KECAMATAN TAWANGSARI KABUPATEN SUKOHARJO
NASKAH PUBLIKASI
Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Geografi
Disusun oleh: AHMAT ZAINAL ABIDIN A610 100 107
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2014
1
UNIVERSITAS MUHAMMDIYAH SURAKARTA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN Jl. A. Yani Tromol Pos I-Pabelan, Kartasura Telp. (0271) 717417 Surakarta 57102
Surat Persetujuan Artikel Publikasi Ilmiah Yang bertanda tangan di bawah ini pembimbing skripsi atau tugas akhir : Nama
: R. Muh. Amin Sunarhadi, S.Si, M.P
NIK
: 800
Telah membaca dan mengamati naskah artikel publikasi ilmiah yang merupakan ringkasan (tugas akhir) dari mahasiswa : Nama
: Ahmat Zainal Abidin
NIM
: A610 100 107
Progdi : Pendidikan Geografi Judul
: Peran Pemerintah Desa dan Kesiapsiagaan Masyarakat dalam Menghadapi Bencana Kekeringan di Desa Lorog Kecamatan Tawangsari Kabupaten Sukoharjo
Naskah artikel tersebut, layak dan dapat disetujui untuk dipublikasikan, Demikian persetujuan dibuat, semoga dapaat dipergunakan seperlunya. Surakarta,…………2014 Pembimbing,
R. Muh. Amin Sunarhadi, S.Si, M.P.
2
PERAN PEMERINTAH DESA DAN KESIAPSIAGAAN MASYARAKAT DALAM MENGHADAPI BENCANA KEKERINGAN DI DESA LOROG KECAMATAN TAWANGSARI KABUPATEN SUKOHARJO
Ahmat Zainal Abidin, A610100107 Abstrak Tujuan penelitian ini adalah mengetahui (1) Tingkat ketahanan Desa Lorog dalam menghadapi bencana terkait peran yang telah diberikan pemerintah desa, mengetahui. (2) Tingkat Ancaman dan Risiko Bencana Kekeringan Meteorologis di Desa Lorog Kecamatan Tawangsari dan (3) Mengetahui Kesiapsiagaan Masyarakat Desa Lorog dalam menghadapi Bencana Kekeringan. Populasi dalam mencari tingkat ketahanan Desa Lorog dalam menghadapi bencana terkait peran yang telah diberikan pemerintah desa adalah seluruh Aparat Pemerintah Desa Lorog yang berjumlah 10 orang, sedangkan populasi untuk kesiapsiagaan 1483 KK dengan sampel yang di ambil sebanyak 94 KK dengan teknik pengambilan sampel adalah teknik claster randem sampling. Teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik dokumentasi, observasi, dan angket. Uji pra syarat yang dipakai yaitu uji validitas dan reabilitas. Hasil penelitian menyimpulkan: (1) Ketahanan Desa Lorog dalam menghadapi bencana tampak dari peran yang telah diberikan pemerintah desa tergolong dalam tingkat “Desa Tangguh Bencana Pratama”. (2) Tingkat risiko bencana kekeringan di Desa Lorog dalam kategori kelas tinggi. (3) Kesiapsiagaan masyarakat Desa Lorog dalam menghadapi bencana kekeringan relatif siap dengan jawaban responden yang cenderung mengarah pada jawaban benar dengan persentase sebesar 68,03%. Kata Kunci: Masyarakat.
Ketangguhan
Desa,
1. PENDAHULUAN Badan
Penanggulangan
Sukoharjo mulai mengidentifikasi rawan
Kekeringan,
Kesiapsiagaan
memasuki musim kemarau. Kepala
Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten
daerah
Bencana
kekeringan
dan
kebakaran lahan. Identifikasi itu dilakukan lantaran saat ini mulai
BPBD
Sukoharjo.
Suprapto,
mengatakan terdapat tiga wilayah kecamatan yang rawan kekeringan dan kebakaran lahan. Tiga wilayah tersebut
Kecamatan
Weru,
Kecamatan Bulu dan Kecamatan Nguter.
Selain
ketiga
wilayah 3
tersebut, sebagian desa di Kecamatan
1. Mengetahui Tingkat Ketahanan
Tawangsari yang berbatasan dengan
Desa Lorog dalam menghadapi
Kecamatan
Weru
bencana
kekeringan
(Solopos-19
juga
rawan Agustus
2013 SUKOHARJO)
terkait
Tingkat
Meteorologis
di
Kecamatan Tawangsari.
Tawangsari
yang
terkena dampak bencana kekeringan adalah Desa Lorog, Watubonang, dan Pundungrejo.
di
3. Mengetahui
Desa
membangun ketangguhan desa dalam
Kesiapsiagaan
Masyarakat Desa Lorog dalam
bencana
sangat
2. LANDASAN TEORI Bencana adalah peristiwa atau rangkaian
peristiwa
masyarakat merupakan tahap awal
mengancam
dan
yang
kehidupan
diperlukan
dan
harus
Lorog
menghadapi Bencana Kekeringan.
Peran Pemerintah Desa dalam
menghadapi
Ancaman
dan Risiko Bencana Kekeringan
Oktober 2012 diberitahukan bahwa Kecamatan
yang
diberikan Pemerintah Desa. 2. Mengetahui
Sukoharjo-In News Online, 24
peran
kesiapsiagaan
dilakukan
untuk
dan
yang
mengganggu penghidupan
bencana.
masyarakat yang disebabkan, baik
Berdasarkan latar belakang tersebut
oleh faktor alam dan/atau non alam
peneliti mengambil judul penelitian
maupun faktor manusia sehingga
“PERAN
mengakibatkan
mengurangi
DAN
risiko
PEMERINTAH
DESA
KESIAPSIAGAAN
timbulnya
korban
jiwa manusia, kerusakan lingkungan,
MASYARAKAT DESA LOROG
kerugian harta
DALAM
psikologis (Jurnal Penanggulangan
BENCANA
MENGHADAPI KEKERINGAN
DI
KECAMATAN TAWANGSARI” Tujuan yang
ingin dicapai
dalam penelitian ini adalah:
benda dan dampak
Bencana BNPB, 2012). Kekeringan adalah hubungan antara ketersediaan air yang jauh di bawah kebutuhan air baik untuk kebutuhan hidup, pertanian, kegiatan 4
ekonomi
dan
lingkungan
(Pengenalan Karakteristik Bencana dan Upaya Mitigasinya di Indonesia dalam BAKORNAS PB, 2007).
adalah
pengetahuan
yang
dan perangkat desa/pamong desa. Kesiapsiagaan
efektivitas respons terhadap bencana
ilmu
secara keseluruhan. Kesiapsiagaan
mempelajari
masyarakat merupakan bagian dari
bencana beserta segala aspek yang
pengurangan
berkaitan dengan bencana, terutama
(Pasti,2009).
risiko
bencana
menghindari
dan
bagaimana
risiko
bencana
(Nurjanah,
R.
Kuswanda
Siswanto
Sugiharto, BP,
risiko
bencana.
3. METODE PENELITIAN
Dede
Penelitian ini dilakukan di
Adi
Desa Lorog Kecamatan Tawangsari Kabupaten Sukoharjo pada bulan
Koesoemo.2012) Menurut
merupakan
kegiatan yang menunjukan tingkat
Manajemen Bencana (Disaster Management)
pemerintah desa meliputi kepala desa
Pedoman
Umum
Nopember sampai Januari 2014. Desa/Kelurahan Tangguh Bencana
Populasi, sampel dan sampling
dalam Peraturan Kepala BNPB no 1
untuk Peran Pemerintah mengambil
Tahun 2012. Pasal 4 undang-undang
seluruh Aparat Pemerintah Desa
No. 24/2007 tentang Penanggulangan
Lorog yang berjumlah 10 orang.
Bencana
bahwa
Populasi
penanggulangan bencana bertujuan
Bencana
untuk melindungi masyarakat dari
penelitian ini adalah Masyarakat
ancaman bencana. Peraturan Kepala
Desa Lorog yang berdasarkan KK
BNPB no 3 Tahun 2008 tentang
dengan jumlah 1483 KK dengan
Pedoman
Badan
sampel 94 yang pengambilan datanya
Penanggulangan Bencana Daerah,
dengan menggunakan teknik cluster
menetapkan
random
menyatakan
Pembentukan
bahwa
pemerintah
dalam
Kesiapsiagaan
Kekeringan
sampling
dalam
dengan
daerah bertanggung jawab untuk
memasukan proxy bangunan untuk
melindungi masyarakat dari ancaman
menentukan jumlah sampling pada
dan dampak bencana. Terkait dengan
kelompok kerentanan sedang. 5
Variabel dalam penelitian ini adalah
sebagai
berikut:
(1).
Ketangguhan Desa Lorog dalam menghadapi bencana terkait peran pemerintah desa. (2). Kesiapsiagaan
3. Analisis
Masyarakat Desa Lorog terhadap Bencana Kekeringan. 4. HASIL
tingkat
risiko
bencana
kekeringan.
PENELITIAN
Desa
data
dalam
Lorog
terletak
di
Kecamatan Tawangsari Kabupaten Sukoharjo,
Pengumpulan
DAN
PEMBAHASAN
masyarakat. (3). Tingkat ancaman dan
Kesiapsiagaan
berdasarkan
letak
astronomis desa ini terletak pada titik
penelitian ini dengan menggunakan
koordinat
teknik kuesioner (angket), observasi
7°45’12,1”LS dan 110°46’43,3”BT-
dan dokumentasi.
110°48’2,6”BT.
Pengujian instrumen penelitian ini dilakukan dengan uji validitas dan reliabilitas
dengan
memenuhi
meksud
persyaratan
untuk
melekukan sebuah penelitian. Teknik digunakan
analisis dalam
data
penelitian
7°44’31,9”LSDesa
Lorog
memiliki batas dengan daerah-daerah lain, diantaranya sebagai berikut: sebelah barat berbatasan dengan Desa
Garajekan
Watubonang,
dan
sebelah
Desa utara
berbatasan dengan Desa Keteguhan, yang
sebelah timur berbatasan dengan
ini
Kecamatan Bulu dan sebelah selatan
adalah teknik deskriptif kuantitatif
berbatasan dengan Desa
sebagai berikut:
Pundungrejo.
1. Analisis Tingkat Ketahanan Desa
Iklim di Desa Lorog masuk
Lorog dalam menghadapi bencana
dalam klasifikasi iklim sedang atau
terkait peran yang telah diberikan
D berdasarkan nilai rata-rata curah
oleh pemerintah desa.
hujan yang diperoleh dari data
2. Analisis Tingkat Ancaman dan
Kecamatan Tawangsari dalam Angka
risiko bencana kekeringan di Desa
selama 10 tahun, dari tahun 2001
Lorog
sampai tahun 2010 yang dihitung
Kecamatan
Kabupaten Sukoharjo.
Tawangsari
dengan menggunakan iklim Schmidt 6
dan Fergusson dengan nilai Q = 0,6285.
(Buku
Pengantar
A. Tingkat Ketahanan Desa Lorog dalam
Menghadapi
Bencana
Meteorologi dan Klimatologi oleh
Terkait Peran yang Diberikan
Yuli Priyana)
Pemerintah Desa Analisis tingkat ketahanan
Titik temu
Desa Lorog dalam menghadapi bencana menunjukan bahwa desa Lorog termasuk dalam “Desa Tangguh Bencana Pratama”. Hal ini ditunjukan dengan perolehan skor angket yang telah diisi oleh Gambar 1. Klasifikasi Iklim Desa Lorog Menurut Schmidth dan Fergusson Sumber: Hasil Peneliti Jumlah Penduduk Desa Lorog Tahun 2009 yang diperoleh dari Daftar Isian Potensi Desa Lorog Tahun 2009 berjumlah 5.973 orang dengan jumlah penduduk laki-laki 3.017 orang dan jumlah penduduk perempuan
2.956
orang
Aparat Desa Lorog dengan jumlah skor 31 dengan kriteria sebagai berikut: Tabel 1. Kriteria Desa Tangguh Bencana Kriteria Desa Tangguh Bencana Utama Desa Tangguh Bencana Madya Desa Tangguh Bencana Pratama Sumber: BNPB Tahun 2012
dengan
jumlah kepala keluarga sebanyak
Berdasarkan
Skor 51-60 36-50 20-35
hasil
penelitian tersebut Desa Lorog
1.489 KK. masuk
dalam
kriteria
desa
Produk Domestik Desa Bruto Desa Lorog diketahui sebesar Rp. 957.500.000,00
yang
berdasarkan
pada Perka BNPB tentang Pedoman
tangguh bencana pratama yang dapat
dicirikan
berdasarkan
angket yang berisikan peran yang
Umum Pengkajian Risiko Bencana tergolong tinggi.
telah diberikan pemerintah desa 7
terhadap masyarakatnya sebagai berikut:
untuk
Adanya upaya-upaya awal untuk menyusun kebijakan Pengurangan
Resiko
Bencana (PRB) di tingkat desa atau kelurahan, seperti memberikan pemberian
kebijakan bantuan
air
bersih pada dukuh yang mengalami kekeringan dan kebijakan pengaturan aliran kali irigasi pertanian.
untuk menyusun dokumen perencanaan PRB, seperti bantuan-bantuan
berupa dana yang diberikan pada dukuh tertentu untuk membuat sumur-sumur atau tampungan
air
membentuk
guna
mengantisipasi kekeringan.
forum
PRB yang beranggotakan wakil-wakil
dari
seperti
pembentukan
rakyat,
kelompok tani dan ibu-ibu PKK yang terkadang dalam pertemuannya
dimasuki
dengan informasi-informasi seperti wabah penyakit atau wabah hama pada pertanian. Adanya upaya-upaya awal untuk
Adanya upaya-upaya awal
adanya
Adanya upaya-upaya awal
mengadakan
pengkajian manajemen
risiko, risiko,
pengurangan seperti
Dukuh
dan
kerentanan, Gupakan
yang setiap musim kemarau selalu
mengalami
kekeringan,
maka
pemerintah
selalu
menyediakan air bersih dan memperdalam sumur-sumur 8
untuk
mengantisipasi
Berdasarkan penggabungan kedua indeks tersebut di atas
kekeringan.
diperoleh bahwa, Desa Lorog Adanya upaya-upaya awal untuk
meningkatkan
memiliki
B. Tingkat Ancaman dan Risiko Tingkat
ancaman
ancaman
bencana kekeringan sedang. Indeks Kerugian di Desa
kapasitas kesiapsiagaan dan tanggap bencana.
tingkat
Lorog
termasuk
dalam
tinggi.
Pengukuran
pada
luas
kelas
didasarkan
lahan
produktif
286,55Ha yang per Ha-nya lebih
Desa
dari 200 juta rupiah dan kontribusi
Lorog diperoleh dari perhitungan
PDDB sebesar 957,5 juta rupiah
Indeks
Ancaman
Kekeringan
yang
BMKG
Stasiun
Klimatologi
Kerugian
artinya
tinggi.
Tingkat
diperoleh
dari
dengan
matriks
Semarang yang menyatakan Desa
penghitungan
Lorog masuk dalam kelas rendah
seperti Gambar 4. Di bawah ini:
dan perhitungan indeks penduduk terpapar
yang
diperoleh
dari
Daftar Isian Potensi Desa Lorog Tahun
2009
dengan
nilai
kerentanan sosialnya 0,8967 yang Titik temu
artinya tinggi.
Gambar 3. Matriks Tingkat Kerugian Sumber: Hasil Penelitian Berdasarkan
perhitungan
tingkat kerugian Desa Lorog atas Gambar 2. Matriks Tingkat Ancaman Sumber: Hasil Penelitian
bencana
kekeringan
tersebut
diperoleh titik temu pada metriks yang menunjukan, bahwa Desa 9
Lorog masuk “Tingkat Kerugian Tinggi”.
tingkat
risiko
diperoleh dengan penggabungan
Indeks Kapasitas di Daerah Kabupaten
Sukoharjo
semua
sama, tidak terkecuali Desa Lorog yang
Penentuan
berada
di
Kecamatan
tingkat kapasitas,
kerugian
dan
sehingga
tingkat diperoleh
tingkat risiko bencana kekeringan di Desa Lorog tinggi.
Tawangsari. Berdasarkan Angket yang disebar pada personil BPBD Kabupaten Sukoharjo diperoleh 35 jawaban “YA” dari 88 soal dan berdsarkan diperoleh
penghitungannya hasil,
bahwa
Titik temu
Desa
Lorog memiliki indeks kapasitas
Gambar 5. Matriks Tingkat Risiko Bencana
rendah. Sumber: Hasil Penelitian C. Kesiapsiagaan Masyarakat 1. Kesiapsiagaan
Masyarakat
Daerah Kerawanan Rendah Titik temu
Gambar 4. Matriks Tingkat Kapasitas
Tabel 2. Hasil Data Kesiapsiagaan Daerah Kerawanan Rendah
Sumber: Hasil Penelitian Berdasarkan
penghitungan
tingkat kapasitas diperoleh titik temu
pada
metriks
yang
menunjukan, bahwa Desa Lorog masuk
“Tingkat
Kapasitas
Tinggi”. Suber: Hasil Penelitian 10
Berdasarkan Tabel 2 dapat
terjadi di Desa Lorog disebabkan
disimpulkan, bahwa Masyarakat
oleh faktor dari alam dan ulah
Desa
kelas
manusia sebesar 25%, adanya
kerawanan rendah ini relatif baik,
alokasi dana dari pemerintah desa
karena
terkait bencana kekeringan (yang
Lorog
dalam
responden
cenderung
menyatakan sangat benar dengan
sudah
pernyataan:
pemberian
dalam
5
tahun
dibuktikan air
dengan
bersih
dan
terakhir mengalami kekeringan
pemberian bahan pangan/raskin)
sebesar
kekeringan
sebesar 34%, tersedianya bantuan
menyebabkan meruginya petani
air bersih dari pemerintah saat
dan usaha lainnya sebesar 62%,
puncak kekeringan sebesar 37%,
sudah adanya sistem peringatan
tersedia bantua/kredit usaha tani
dari pemerintah desa
(dalam kelompok tani) sebesar
57%,
(seperti
sebelum adanya musim kemarau
44%,
saluran irigasi akan dihentikan
persediaan air dan pangan sebesar
sehingga
29%, dan sudah melakukan upaya
petani
tidak
dapat
adanya
mekanisme
bertanam padi) sebesar 49%, pola
mengatasi
tanam yang diterapkan di Desa
embung,
Lorog selalu sama setiap tahun
penghijauan
(padi terus-menerus atau palawija
sebesar 51%, serta pemerintah
terus-menerus) sebesar 85%, jarak
berperan
rumah dengan sumur kurang dari
kesiapsiagaan
masyarakat
500 meter sebesar 47% dan
terhadap
bencana
kekeringan
adanya pembangunan tampungan
sebesar
32%
air
pemerintah bertanggung
sebesar
cenderung dengan berikut:
62%.
Responden
menyatakan pernyataan kekeringan
menyebabkan
petani
benar sebagai dapat merugi
bahkan kehilangan mata pencarian
dalam
kekeringan sumur dan
resapan, pompanisasi
penting
tingkat
dengan
dalam
dan
intansi jawab
kesiapsiagaaan
masyarakat sebesar 31%. Berdasarkan jawaban sangat benar dan benar dapat diketahui, bahwa Desa Lorog dalam kelas ini
sebesar 44%, kekeringan yang 11
sudah memiliki pengetahuan dan
karena
ketersediaan informasi, praktik/
menyatakan sangat benar dengan
mekanisme pencegahan/mitigasi,
pernyataan sebagai berikut: dalam
praktik/mekanisme
5
darurat
dan
keadaan
rehabilitasi,
responden
tahun
cenderung
pernah
mengalami
dan
kekeringan
sebesar
69%,
peraturan; sehingga Masyarakat
kekeringan
merugikan
usaha
Desa Lorog (Dukuh Kintelan,
petani
lainnya
bahkan
Langkap,
Ledog,
Lorog,
kehilangan
Purworejo,
Rejosari,
Tompe,
Karangpung,
Pilangrejo
dan
mata
pencarian
sebesar 63%, sudah tersedianya
dan
sistem peringatan bencana dari
Cemetuk) relatif lebih siap dalam
pemerintah desa (seperti setiap
menghadapi kekeringan.
akan
2. Kesiapsiagaan
Masyarakat
Daerah Kerawanan Sedang Tabel 3. Hasil Data Kesiapsiagaan Daerah Kerawanan Sedang
memasuki
kemaru
awal
musim
pemerintah
desa
menginformasikan bahwa saluran irigasi akan dimatikan, sehingga petani
tidak
menanam
padi)
sebesar 75%, pola tanam yang diterapkan petani selalu sama sebesar 94% dan jarak rumah dengan sumber air kurang dari 500
meter
sebesar
Responden
cenderung
menyatakan pernyataan
50%.
benar
dengan
sebagai
berikut:
adanya kekeringan menyebabkan petani
Berdasarkan Tabel 3 dapat disimpulkan, bahwa Masyarakat Lorog
dalam
sebesar
50%,
kekeringan disebabkan oleh faktor
Sumber: Hasil Penelitian
Desa
merugi
kelas
kerawanan sedang ini relatif baik,
alam dan manusia sebesar 63%, adanya
alokasi
dana
dari
pemerintah untuk kesiapsiagaan bencana
kekeringan
(sudah 12
dibuktikan
dengan
pemberian
Berdasarkan jawaban sangat
bantuan air bersih atau pemberian
benar dan benar dapat diketahui,
bahan
sebesar
bahwa Desa Lorog dalam kelas ini
bantuan air
sudah memiliki pengetahuan dan
bersih dari pemerintah saat terjadi
ketersediaan informasi, praktik/
puncak kekeringan sebesar 63%,
mekanisme pencegahan/mitigasi,
adanya kompensasi dalam bentuk
praktik/mekanisme
bantuan/kredit usaha tani (dalam
darurat
kelompok tani)
94%,
peraturan; sehingga Masyarakat
adanya mekanisme persediaan air
Desa Lorog (Dukuh Kemasan dan
dan
Karangasem) relatif lebih siap
pangan/raskin)
63%, tersedianya
pangan
sebesar
untuk
antisipasi
kekeringaan sebesar 63%, sudah pernah
melakukan
mengantisipasi
upaya
kekeringaan
dengan embung, sumur resapan, penghijauan
dan
pompanisasi
sebesar 69%, pemerintah desa berperan
penting
dan
keadaan
rehabilitasi,
dan
dalam menghadapi kekeringan. 3. Kesiapsiagaan
Masyarakat
Daerah Kerawanan Tinggi Tabel 4. Hasil Data Kesiapsiagaan Daerah Kerawanan Tinggi
dalam
kesiapsiagaan masyarakat sebesar 63%,
intansi
bertanggung
pemerintah
jawab
dalam
kesiapsiagaan masyarakat sebesar 81%, adanya peraturan daerah dan badan yang menangani masalah kekeringan
(BPBD
Sukoharjo,
PDAM Sukoharjo dan Pemerintah Desa Lorog) sebesar 88% dan tersedianya
prosedur
mengalokasikan kesiapsiagaan 81%.
untuk dana
bencana
Sumber: Hasil Penelitian
sebesar
Berdasarkan Tabel 4 dapat disimpulkan, bahwa Masyarakat Desa
Lorog
dalam
kelas
kerawanan tinggi ini relatif baik, 13
karena
responden
cenderung
warga tentang upaya menghadapi
menyatakan sangat benar dengan
dampak kekeringan sebesar 70%.
pernyataan sebagai berikut: dalam
Responden
lima tahun ini pernah mengalami
menyatakan
kekeringan
sebesar
90%,
kekeringan
merugikan
usaha
cenderung benar
dengan
pernyataan
sebagai
berikut:
kekeringan
di
Desa
Lorog
petani dan lain sebesar 70%,
disebabkan oleh faktor dari alam
kekeringan menyebabkan petani
dan
merugi
mekanisme persediaan air dan
sebesar
tersedia
80%,
sistem
sudah
peringatan
manusia
pangan
sebesar
20%,
50%,
adanya
adanya
bencana dari pemerintah (seperti
kompensasi dalam bentuk bantuan
sebelum
musim
usaha tani (ada pada kelompok-
pemerintah
kelompok tani) sebesar 80% dan
memasuki
kemarau
menginformasikan saluran irigasi
pemerintah
akan dimatikan agar petani tidak
dalam kesiapsiagaan masyarakat
menanam padi) sebesar 80%, pola
terhadap
tanam yang diterapkan petani
sebesar 50%, instansi pemerintah
selalu sama setiap tahun (padi
bertanggung
terus menerus) sebesar 100%,
kesiapsiagaan masyarakat sebesar
jarak rumah dengan sumber air
80% dan adanya peraturan daerah
kurang dari 500 meter sebesar
dan
70%, adanya alokasi dana dari
menangani
pemerintah
BPBD
desa
(Untuk
berperan
bencana
kekeringan
jawab
badan
penting
yang
dalam
berperan
kekeringan (seperti Sukoharjo,
PDAM
membangun sumur resapan dan
Sukoharjo dan Pemerintah Desa
tampungan air)
70%,
Lorog) sebesar 90%, tersedianya
tersedianya bantuan air bersih dari
prosedur untuk mengalokasikan
pemerintah saat terjadi saat terjadi
dana
puncak kekeringan sebesar 100%,
sebesar
sudah pernah menerapkan upaya
pembangunan tampungan air di
mengatasi
daerah tersebut sebesar 40%.
sebesar
kekeringan
sebesar
kesiapsiagaan 80%
dan
bencana adanya
80% dan sudah adanya rembug 14
Berdasarkan jawaban sangat
kekeringan relatif baik dinilai
benar dan benar dapat diketahui,
dari parameter Pengetahuan dan
bahwa Desa Lorog dalam kelas ini
ketersediaan Informasi dengan
sudah memiliki pengetahuan dan
63%
ketersediaan informasi, praktik/
cenderung
mekanisme pencegahan/mitigasi,
benar dan benar sesuai dengan
praktik/mekanisme
dalam
darurat
dan
keadaan
rehabilitasi,
dan
jawaban
responden
menjawab
lima
tahun
mengalami
sangat
terakhir
kekeringan.
peraturan; sehingga Masyarakat
Parameter Praktik/ Mekanisme
Desa Lorog (Dukuh Gupakan)
Pencegahan/
relatif
88%
lebih
siap
dalam
menghadapi kekeringan.
Mitigasi
jawaban
cenderung
dengan
responden
menjawab
sangat
benar dan benar sesuai dengan
5. Kesimpulan
adanya pola tanam yang selalu Berdasarkan hasil analisis dan
sama setiap tahunnya. Parameter
pembahasan di atas, maka dapat
Praktik/
diperoleh
Darurat dan Rehabilitasi dengan
kesimpulan
sebagai
berikut: 1. Desa
56% Lorog
Kecamatan
Tawangsari masuk pada kategori “Desa
Tangguh
Bencana
Mekanisme
jawaban
cenderung
responden
menjawab
sangat
benar dan benar sesuai dengan adanya kompensasi dalambentuk bantuan/kredit
Pratama”.
Keadaan
usaha
tani.
Parameter Peraturan dengan 50% 2. Tingkat Ancaman di Desa Lorog
jawaban responden cenderung
Kecamatan Tawangsari tergolong
menjawab sangat benar dan benar
sedang dan Tigkat Risiko Desa
sesuai dengan adanya peraturan
Lorog Kecamatan Tawangsari
daerah (PERDA) dan badan yang
tergolong tinggi.
berperan menangani kekringan.
3. Kesiapsiagaan Masyarakat Desa Lorog
terhadap
bancana 15
DAFTAR PUSTAKA Nugroho, Kharisma, dkk. 2009. Pasti. Jakarta: UNESCO Office. Nurjanah, R Sugiharto, Dede Kuswanda, dkk. 2012. Manajemen Bencana. Bandung: ALFABETA. Redaksi. 2012. “Meski Sudah Turun Hujan, 642 KK Warga di 3 Kecamatan Masih kesulitan Air Bersih” (Online), http://www.indepnews.com/2012/10/meskisudah-turun-hujan-642-kk-warga-di.html. 23 September 2013. Sarjan dan Agung Nugroho. 2008. Pendidikan Kewarganegaraan. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional. Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D. Bandung: ALFABETA. Syamsul Maarif. 2007. Pengenalan Karakteristik Bencana dan Upaya Mitigasi di Indonesia. Jakarta: Direktorat Mitigasi, Lakhar BAKORNAS BP. Syamsul Maarif. 2008. Peraturan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana Nomor 4 Tahun 2008 Tentang Pedoman Penyusunan Rencana Penanggulangan Bencana. Jakarta: Badan Nasional Penanggulangan Bencana. Syamsul Maarif. 2008. Jurnal Penanggulangan Bencana. Jakarta: Badan Nasional Penanggulangan Bencana. Syamsul Maarif. 2012.
Peraturan Kepala Badan Nasional Penanggulangan
Bencana Nomor 1 Tahun 2012 Tentang Pedoman Umum Desa/Kelurahan Tangguh Bencana. Jakarta. Badan Nasional Penanggulangan Bencana. Syamsul Maarif. 2012.
Peraturan Kepala Badan Nasional Penanggulangan
Bencana Nomor 2 Tahun 2012 Tentang Pedoman Umum Pengkajian Risiko Bencana. Jakarta. Badan Nasional Penanggulangan Bencana.