PERAN PEKERJA SOSIAL YAYASAN AKUR KURNIA DALAM MENANGGULANGI PERILAKU ANAK JALANAN JAKARTA TIMUR
LUTFI ZAHRUDIN NIM: 106054002045
JURUSAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT ISLAM FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1434H/2013M
ABSTRAK
Lutfi Zahrudin Peran Pekerja Sosial Yayasan Akur Kurnia Dalam Menanggulangi Perilaku Anak Jalanan Jakarta Timur
Penanggulangan perilaku anak jalanan yang dilaksanakan di Yayasan Akur Kurnia merupakan upaya untuk membantu anak-anak jalanan yang sedang menjalani lika-liku kehidupan yang penuh dengan problema hidup dan mencegah terjadinya masalah pada anak jalanan serta menciptakan suatu kondisi yang baik. adapun penanggulangan perilaku menggunakan kegiatan yaitu kegiatan imbingan keagamaan melalaui MABIT (Malam Bina Iman dan Taqwa), Pendidikan Non Formal dan Kegiatan Kreatifitas. Kegiatan bimbingan keagamaan dan pendidikan non formal bertujuan untuk memperbaiki perilaku terhadap kepribadian anak jalanan dan juga untuk menambah wawasan mereka yang berupa ilmu pengetahuan, sedangkan kegiatan keterampilan bertujuan untuk meningkatkan kemampuan anak jalanan dalam berbagai jenis keterampilan usaha atau kerja guna menunjang kebutuhan masa depannya, agar mereka bisa hidup mandiri serta mereka tidak lagi turun dan berkeliaran dijalanan. Program penanggulangan perilaku anak jalanan di Yayasan Akur Kurnia berjalan sesuai yang diinginkan, dalam arti semua unsur yang terkait dalam proses penanggulangan telah berjalan sesuai dengan yang diharapkan, walaupun tentunya masih terdapat kekurangan seperti kurangnya minat dan kesadaran dari anak jalanan, kurangnya buku-buku yang bernafaskan Islam yang ada di yayasan tersebut yang menyebabkan pengetahuan keagamaan mereka menjadi kurang luas, kurangnya perhatian dari pemerintah terhadap kegiatan bimbingan agama Islam, adanya keterbatasan dana. Tipe penelitian ini adalah deskriptif dengan menggunakan pendekatan kualitatif, yaitu suatu pendekatan yang digunakan untuk memahami prinsipprinsip umum yang mendasari gejala-gejala yang menjadi pusat perhatian penelitian dan hekekat hubungan antara gejala-gejala tersebut dengan aspekaspek kehidupan warga masyarakat yeng diteliti. Hasil penelitian menunjukkan: (1) Program penanggulangan yang dilakukan para pekerja sosial tersebut dapat membentuk perilaku anak kearah yang lebih baik. Anak dapat lebih bertanggungjawab dengan tugas yang diberikan, anak dapat membuat suatu karya yang bermanfaat. (2) Terjadi kesesuain antara harapan anak jalanan dan masyarakat terhadap program penanggulangan perilaku menyimpang bahwa program tersebut adalah program yang diinginkan. Membentuk citra anak jalanan tidak cenderung buruk di pandangan masyarakat serta berperilaku sesuai dengan tuntunan agama dan norma-norma sosial yang berlaku.
ii
KATA PENGANTAR Bismillahirrahmanirrahim
Alhamdulillah, segala Puji serta Syukur milik Allah atas nikmat dan karunia-Nya yang tak terhitung dengan apapun sehingga penulisan skripsi ini bisa selesai walaupun jauh dari sempurna, dan tak lupa Shalawat serta salam kita curahkan kepada seorang manusia pilihan yaitu baginda Nabi Besar Muhammad SAW yang telah membawa ajaran Islam dari zaman kegelapan sampai zaman terang benderang. Banyak kesulitan dan hambatan dalam penulisan skripsi ini, namun banyak bantuan yang diberikan oleh dosen pembimbing, dosen fakultas, dosen jurusan, orang tua serta teman sehingga selesainya penulisan skripsi ini yang berjudul
“Peran
Pekerja Sosial Yayasan Akur Kurnia Dalam
Menanggulangi Perilaku Anak Jalanan Jakarta Timur”. Maka dengan kesempatan yang baik ini sudah patut dan sepantasnya penulis menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan kepada : 1.
Prof. Dr. Komaruddin Hidayat, MA, selaku Rektor Universitas Islam Negeri (UIN ) Syarif Hidayatullah Jakarta.
2.
Dr. Arief Subhan, MA, selaku Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3.
Nurul Hidayati, M. Pd, selaku Dosen Pembimbing yang telah sabar dan banyak meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan dan perhatian kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini sampai selesai.
iii
4.
Ibu Wati Nilamsari, M. Si, Selaku Ketua Jurusan Pengembangan Masyarakat Islam dan Bapak M. Hudri, M. Ag selaku Sekretaris Jurusan Pengembangan Masyarakat Islam, dan seluruh staf juga dosen di lingkungan Fakultas Dakwah dan Komunikasi yang telah banyak memberikan ilmunya kepada penulis.
5.
Kepala Bagian Tata Usaha, Sulamah Susilawati, SE, MM, beserta stafnya yang membantu penulis dalam hal administratif.
6.
Pimpinan Perputakaan Dakwah beserta stafnya serta Perpustakaan Utama beserta stafnya juga yang telah memberikan kesempatan kepada penulis dalam mencari data- data yang diperlukan penulis.
7.
Ayahanda H. A. Wahid dan Almarhumah Ummi Hj. Djahro yang telah sabar dan terus memberikan semangat, perhatian dan cintanya yang tidak pernah putus sehingga penulis bisa menyelesaikan skripsi ini, Mudah- mudahan Allah selalu melindungi dan menjaga setiap langkahnya.
8.
Sri Wahyuni S, Pd, Wanita yang selalu setia mendampingi dan selalu ada di saat suka dan duka yang tidak pernah menyerah dengan sikap keras yang penulis miliki.
9.
Kakakku tercinta Dahlia, Wahyuni, Wantini, Hasan , Husin, M. Yusuf dan adeku Ruri yang telah memberikan semangat yang tidak pernah menyerah kepada penulis
10. Satuan Detasemen Zeni Tempur 3 khususnya buat Pak H. Hasani dan Mas Triadi Guntoro yang telah banyak membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
iv
11. Bapak H. Otong, Selaku ketua Yayasan Akur Kunia dan staf yang telah ramah dan mengizinkan penulis dalam meneliti Anak jalanan yang ada di Yayasan Akur Kurnia, juga buat Mpo Karlina yang telah banyak membantu mencari data-data yang diperlukan penulis. 12. Anak jalanan yang ada di Yasayasan Akur Kurnia yang bersedia di teliti penulis guna menyempurnakan penulisan skripsi ini. 13. Teman seperjuangan di Jurusan PMI angkatan 2006 Yoza ,Fadhol, Akew, Ari, Ihsan, Sarifuddin, Kurnia Adji, Fauzi, Nana, Teh Mila, Lia, Yanis, Pipit, Bule, dan yang lain yang tidak saya sebutkan namanya sukses buat anda semua. 14. Sahabatku M. Suandi, Julian M.H, M. Zuhri yang telah meluangkan waktunya untuk diskusi dalam penulisan skripsi ini. 15. Kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan baik moril maupun materil, penulis mohon maaf karena tidak dapat menyebutkan satu persatu. Semoga Allah SWT, memberikan balasan yang berlipat ganda dan menjadi Amal shaleh di akhirat nanti. Selain dari itu, penulis juga berdo’a agar skripsi ini bisa bermanfaat bagi penulis khususnnya dan pembaca umumnya.
Jakarta, Juni 2013 Penulis
Lutfi Zahrudin
v
1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Pembangunan yang telah dilakukan selama ini oleh pemerintah Indonesia telah menghasilkan kemajuan dibeberapa sektor. Namun, tidak bisa dipungkiri
bahwa
pembangunan
yang
telah
dilaksanakan
tersebut
menghasilkan beberapa dampak negatif, salah satunya adalah terciptanya kesenjangan sosial ekonomi dalam masyarakat Indonesia.Kesenjangan sosial ekonomi tersebut menghasilkan permasalahan-permasalahan sosial ekonomi, baik itu di pedesaan ataupun di perkotaan. Permasalahan yang muncul diperkotaan salah satunya ialah munculnya fenomena anak jalanan. Fenomena anak jalanan ini terdapat di kota-kota besar di Indonesia. Kemiskinan membawa kemunduran secara signifikan khususnya bagi anak. Kehidupan yang layak sukar untuk diraih pada kondisi miskin. Kemiskinan sering menjadi lingkaran setan yang serius bagi hidup anak-anak. Bahkan, mereka pun akan kehilangan akses untuk mendapatkan penghidupan yang layak yang pada gilirannya akan semakin menambah beban kepada orang lain. Kemiskinan perlu mendapatkan perhatian serius. Negara ini tidak mempunyai data yang pasti mengenai populasi anak miskin. Namun jika porsentase penduduk miskin mencapai 39 persen atau sekitar 40 juta dari keseluruhan penduduk artinya jumlah anak-anak miskin akan lebih banyak
2
lagi. Kemiskinan anak terpapar dalam informasi besarnya anak-anak terlantar, anak-anak gelandangan, putus sekolah, gizi buruk, prostitusi anak, anak diperdagangkan dan anak dipekerjakan. Anak-anak yang dipaksa masuk ke dunia kerja, anak jalanan dan mereka yang diperdagangkan adalah potret telanjang anak-anak miskin. Tetapi negara ini memiliki Undang-Undang No. 23 Tahun 2002 tentang perlindungan anak dan meratifkasi KHA pada tahun 1990 namun implementasinya cenderung memprihatinkan. Upaya pengentasan kemiskinan belum mampu menyentuh akar permasalahan kemiskinan sehingga anak ikut dibebaskan. Padahal dampak buruk yang diderita anak karena kemiskinan jauh lebih memprihatinkan. Anak jalanan adalah anak yang menghabiskan waktu sebagian besar waktunya untuk melakukan kegiatan hidup sehari-hari baik untuk mencari nafkah atau berkeliaran di jalan atau tempat umum lainya.Hidup menjadi anak jalanan memang bukan merupakan pilihan yang menyenangkan karena anak jalanan menghadapi situasi di mana hak-hak sebagai anak kurang terpenuhi, baik dari aspek pendidikan, kelangsungan hidup, tumbuh kembang dan pelindungan. Dijalanan anak-anak berinteraksi dengan nilai dan normayang jauh berbeda dengan apa yang ada dilingkungan keluarga dan sekolah. Keberadaan yang tidak menentu tersebut pada akhirnya sangat potensial untuk melakukan tindakan kriminal, menganggu lalu lintas, membuat bising penumpang, menganggu pemandangan dan keindahan taman. Mereka bekerja apa saja asal
3
menghasilkan uang, seperti pengamen jalanan, tukang koran, ojek payung sampai pada pemulung. Dengan penghasilan jauh dari standar umum minimal, keberadaan mereka telah menimbulkan persoalan lain dalam bentuk tidak adanya tempat tinggal karena biaya biaya kontrakan yang sangat tinggi, hal tersebut dikarenakan mereka tidak memiliki keterampilan serta produktifitas kerja yang tinggi yang dapat diharapkan untuk dapat memenuhi kebutuhan hidup yang layak. Dengan adanya keinginan yang besar untuk mengembangkan sisi positif dari anak-anak jalanan yang memiliki semangat kerja yang tinggi untuk bekerja tetapi produktivitas mereka rendah sehingga perlu diadakannya pembinaan metal, keterampilan dan spiritual yang akan mereka butuhkan untuk mencapai hidup yang layak walaupun hanya memiliki motivasi dan produktivitas yang tinggi. Dalam suatu ayat ada yang dimaksudkan bahwa nasib seseorang hakikatnya tergantung pada orang itu sendiri (sesuai dengan do‟a dan usahanya). Sesuai dengan firman Allah yang terdapat di dalam Al-Qur‟an Surat Ar-Radd ayat 11 yang berbunyi:
خّلْفِهِ يَحْ َفظُى َّن ُه غَ ِّي ُرلَالّلَهِِإّنَالَّلهَِأ ْمرِمِنْ ِبقَ ْى ٍممَا حَّتَى ُيغَّيِرُوا َ ْت مِنْ َبّيْنِ يَدَيْهِ َومِن ٌ لَ ُه ُمعَقِبَا ٍوَال1}۱۱{ ْسهِمْ َوإِذَا َأرَادَ َفّلَاسُى ًء ِبقَ ْىمٍالَّل ُه َمرَدَ لَ ُه َل ُهمْ َىمَا مِنْ دُو ِّنهِ مِن ِ مَا بَِأّنْ ُف Artinya:“Bagi
manusia,
ada
malaikat-malaikat
yang
selalu
mengikutinya, di depan dan dibelakangnya, mereka menjaganya dengan
1
Al-Qur‟an dan Terjemah (Ayat Pojok Bergaris), Departemen Agama RI, 1988. h. 369
4
perintah Allah. Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan suatu kaum sehingga mereka merubah keadaan diri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan bagi suatu kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya; dan sekali-sekali tidak ada pelindung bagi mereka selain Dia..”(QS. Ar-Ra·d : 11). Dalam ayat itu dimaksudkan bahwa nasib seseorang hakikatnya tergantung pada orang itu sendiri (sesuai dengan do‟a dan usahanya).” Laporan Yayasan Kesejahteraan Anak Indonesia memberitakan bahwa fenomena anak jalanan semakin meningkat dari segi kualitas maupun kuantitas. Penelitian mengungkapkan bahwa sebagian besar anak jalanan berasal dari keluarga tidak mampu, sehingga mereka harus bekerja mencari uang untuk membantu memenuhi kebutuhan keluarga. Anak jalanan adalah anak-anak berusia dibawah 18 tahun, sebagian besar waktunya dihabiskan di tempa-tempat umum untuk mencari nafkah atau berkeliaran, penampilan mereka biasanya kumal, kotor serta tidak terawat dan memiliki hubungan yang kurang dekat dengan keluarga. Penjelasan Departemen Sosial, hidup sebagai anak jalanan dan mengembara di jalan membuat mereka memiliki berbagai masalah sosial diantaranya ialah korban eksploitasi pekerjaan, rawan kecelakaan lalu lintas, ditangkap petugas, terlibat kriminal, konflik dengan anak lain, perlakuan yang salah dalam seks terhadap anak, diperjualbelikan, dan lain-lain. Kondisi inilah yang menyebabkan anak jalanan mengalami masalah umum dalam bentuk kekerasan yang berakibat fisik ataupun gangguan emosional dan pelaksanaan
5
peran sosial lainnya2.Berdasarkan grafik yang dilihat, Jumlah anak jalanan yang berada di wilayah Jakarta Timur berjumlah 7.300 anak3. Anak jalanan adalah memiliki karakteristik sosial seperti warna kulit yang kusam, penampilan yang tidak rapih serta kotor, jumlah anak jalanan lebih banyak laki-laki pada usia 16 sampai 18 tahun dan pada perempuan pada usia 13 sampai 15 tahun, berada ditempat-tempat keramaian dan banyak makanan, sangat rentan mengalami tindak kekerasan dari lingkungan bekerja, berasal dari keluarga yang kurang mampu dengan pendidikan kepala keluarga hanya sampai SD, memiliki hubungan yang kurang baik dengan keluarga, orang tua bukan merupakan orang terdekat bagi anak jalanan, dan penyebab terjadinya anak jalanan dapat dibedakan menjadi tiga tipe berdasarkan faktor ekonomi, keluarga, dan iseng. Anak jalanan in tersebar ke beberapa daerah, antara lain PGC, Pasar Induk, Kampung Gedong, dan Pasar Kramat Jati. Untuk mengurangi perkembangan anak-anak jalanan yang semakin cepat maka perlu diadakannya sebuah komunitas atau yayasan yang dimana yayasan tersebut mampu menangani atau peduli terhadap masalah anak-anak jalanan. Seperti halnya Lembaga Swadaya Masyarakat yang lebih dikenal dengan LSM yang mempunyai konsep pemberdayaan anak-anak jalanan. Dimana konsep tersebut merupakan konsep pengembangan masyarakat yang dirancang sebaik mungkin untuk meningkatkan taraf hidup keseluruhan komunitas melalui partisipasi aktif yang berdasarkan inisiatif masyarakat. Dengan meliputi berbagai kegiatan pembangunan ditingkat distrik, baik
2
Departemen Sosial RI.Modul Pelayanan Sosial Anak Jalanan. Jakarta: 2006. h. 2
3
Republika.co.id.Jakarta 26 Maret 2013 Pkl. 20.37
6
dilakukan oleh pemerintah atau lembaga non pemerintah, pengembangan masyarakat harus dilakukan melalui gerakan-gerakan yang kooperatif dan harus berhubungan dengan pemerintah lokal terdekat. Membahas masalah peran pekerja sosial yang terdapat di Yayasan Akur Kurnia terhadap penanggulangan perilaku anak jalanan yang memiliki tanggung jawab terhadap pencegahan akan perkembangan anak jalanan yang ada di Jakarta. Dengan berorientasi pada program penanggulangan perilaku anak jalanan khususnya dalam menangani perilaku anak jalanan.
Kerasnya kehidupan sehingga banyak orang-orang yang menjadi gelandangan atau orang-orang yang tidak memiliki rumah (Tuna Wisma) yang ada, di Jakarta. Berangkat dari berbagai fenomena getir di sekitar tempatnya bekerja itulah, pria kelahiran Serang, 25 September 1955 berinisiatif mendirikan Yayasan Akur Kurnia (YAK).
Yayasan ini didirikan karena keprihatinanya yang mendalam atas berbagai peristiwa memilukan. Hobinya bersepakbola membuat H. Otong Suryana lebih mudah untuk melakukan interaksi dengan anak-anak pengemis dan gelandangan sekitar pasar. Dari kegiatan latihan sepakbola, H. Otong Suryana mulai menarik simpati anak-anak.Mereka diajaknya berbicara dari hati ke hati. Dari situ ia juga memahami problematika dan emosi anak anak asuhnya. Sehingga akhirnya, Yayasan Akur Kurnia menjadi sebagai media untuk membina anak anak gepeng (gelandangan pengemis) di sekitar Pasar Induk Kramat Jati.
7
Mengingat pentingnya peran pekerja sosial terhadap penanggulangan perilaku anak jalanan ini. Maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai “Peran Pekerja Sosial Yayasan Akur Kurnia Dalam Menaggulangi Perilaku Anak Jalanan Jakarta Timur.”
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah 1.
Pembatasan Masalah Peranan pekerja sosial merupakan salah satu profesi yang tugasnya membantu individu, kelompok ataupun sehingga memungkinkan mereka mencapai tujuan yang diinginkan. Melihat betapa besarnya tugas dan tanggung jawab pekerja sosial, penulis terdorong untuk melakukan penelitian dan pengkajian tentang bagaimana peranan pekerja sosial khususnya terhadap penanggulangan perilaku anak jalanan Jakarta Timur. Pembatasan masalah ini difokuskan untuk anak jalanan pada masalah yang diteliti, yaitu tentang peranan Yayasan Akur Kurnia dalam mennggulangi perilaku anak jalanan yang bersifat menyimpang, dikarenakan keterbatasan waktu, tenaga dan masalah financial penulis.
2.
Perumusan Masalah Dilihat dari kegiatan yang dilakukan oleh para pekerja social
Yayasan Akur Kurnia terhadap penanggulangan perilaku anak jalanan yang terdapat di Jakarta. Maka berdasarkan pembahasan di atas maka masalah yang dirumuskan dalam penelitian ini adalah :
8
1.
Bagaimana peran Yayasan Akur Kurnia dalam menaggulangi Perilaku Anak jalanan?
2.
Apa harapan anak jalanan terhadap program penanggulangananak jalanan di Yayasan Akur Kurnia?
C. Tujuan Penelitian Sesuai dengan uraian pada latar belakang di atas, batasan masalah dan rumusan masalah diatas maka tujuan dari penelitian ini adalah: 1.
Untuk mengetahui peran Yayasan Akur Kurnia dalam menaggulangi Perilaku Anak jalanan.
2.
Untuk
mengetahui
harapan
anak
jalanan
terhadap
program
penanggulangananak jalanandi Yayasan Akur Kurnia.
D. Manfaat Penelitian Untuk pengembangan ilmu pengetahuan akan ada banyak hal positif yang dapat diambil dari penelitian peran pekerja sosial Yayasan Akur Kurnia terhadap penanggulangan perilaku anak jalanan di Jakarta Timur. 1.
Bagi Penulis Merupakan pengaplikasian ilmu yang telah diperoleh di perkuliahan dan menambah pengetahuan dan wawasan penulis tentang bagaimanaperan pekerja sosial Yayasan Akur Kurnia serta dapat menganalisa tentang bagaimana
sistem
pekerja
Yayasan
Akur
Kurnia
terhadap
penanggulangan perilaku anak jalanan di Jakarta Timur apakah sudah efektif atau belum.
9
2.
Bagi Yayasan Sebagai bahan masukan, bagi Yayasan Akur Kurnia dalam membentuk serta mengembangkan khususnya dalam merancang program-program yang digunakan dalam penanggulangan perilaku anak jalanan sehingga perilaku anak jalanan berguna dan menjadi lebih baik kedepannya.
3.
Bagi Pembaca Laporan ini bisa dijadikan sebagai informasi bagi pihak yang berkompeten terhadap masalah yang penulis bahas saat ini laporan ini sekaligus sebagai perbandingan dari laporan yang sejenis yang pernah dibuat sebelumnya dan penulis berharap agar laporan ini juga dapat memberikan manfaat bagi dunia pendidikan sebagai pedoman untuk mengetahui baik buruknya manajemen di suatu yayasan dan sebagai sumbangan pemikiran sebagai referensi tambahan mengenai standarisasi peran pekerja sosial.
E. Metodologi Penelitian 1.
Jenis dan Pendekatan Penelitian Dalam penelitian ini pendekatan yang dilakukan adalah melalui
pendekatan kualitatif. Artinya data yang dikumpulkan bukan berupa angkaangka, melainkan data tersebut berasal dari naskah wawancara, catatan lapangan, dokumen pribadi, catatan memo, dan dokumen resmi lainnya. Menggambarkan realita empirik di balik fenomena secara mendalam, rinci dan tuntas itulah yang menjadi tujuan dari kualitatif. Dalam penelitian ini,
10
penggunaan pendekatan kualitatif mencocokkan antara realita empirik dengan teori yang berlaku dengan metode diskriptif.4 Metode kualitatif adalah metode penelitian yang digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah, di mana peneliti adalah sebagai instrument kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara gabungan, analisis data besifat induktif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekan makna dari pada generalisasi. Adapun jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Menurut Whitney dalam Moh. Nazir bahwa metode deskriptif adalah pencarian fakta dengan interprestasi yang tepat. Penelitian deskriptif mempelajari masalahmasalah dalam masyarakat, serta cara yang berlaku dalam masyarakat serta situasi-situasi tertentu, termasuk tentang hubungan-hubungan, kegiatankegiatan, sikap-sikap, pandangan-pandangan, serta proses-proses yang sedang berlangsung dan pengaruh-pengaruh dari suatu fenomena yang harus melibatkan peneliti untuk terjun langsung ke tempat kejadian untuk memperoleh data-data yang dibutuhkan tentang peranan yayasan terhadap program penanggulangan anak jalanan..5
2.
Tempat dan Waktu Penelitian a. Tempat Penelitian Penelitian ini mengambil lokasi di Yayasan Akur Kurnia yang beralamat di Jalan H.Sidih No.57 RT. 004 Rw. 07 Kelurahan Kampung Tengah Kecamatan Kramat Jati Jakarta Timur 13540. Yayasan Akur
4
Lexy J moleong, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 2004), h. 131 Moh. Nazir. Ph. D, Metode Penelitian, (Jakarta: PT. Ghalia Indonesia, 2003), h. 16
5
11
Kurnia adalah salah satu lembaga yang menangani pemberdayaan anak jalanan, adapun alasan memilih lokasi penelitian itu didasari oleh pertimbangan sebagai berikut: 1) Lokasi penelitian mudah dijangkau. 2) Yayasan Akur Kurnia adalah lembaga yang independen mempunyai hubungan kerjasama dengan beberapa instansi. Yayasan ini dapat memperdayakan anak jalanan melalui berbagai program pendidikan dan lainnya. 3) Orientasi
program
menitikberatkan
pada
pengembangan
dan
pemberdayaan potensi anak jalanan yang ada di sekitar yayasan. 4) Yayasan Akur Kurnia memberikan pemberdayaan melalui pendidikan dan juga pembinaan keagamaan Islam dalam rangka memperbaiki perilaku menyimpang anak jalanan.
b. Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan mulai 25 September2012 sampai dengan 25 Maret 2013.Penulis melakukan penelitian langsung ke Yayasan Akur Kurnia Kramat Jati Jakarta Timur.
12
Tabel 1. Jadwal Penelitian Waktu Pelaksanaan No
Kegiatan
Sep
Okt Nov
Des
Jan
feb
√
√
√
√ √
√
1
Persiapan
2
Observasi
3
Dokumentasi
√
4
Wawancara
√
5
Konsultasi
√
3.
Mar Apr Mei
√
√
√
√
√
Penetapan Subjek dan objek Penelitian a.
Subjek Penelitian Responden dalam penelitian ini adalah pengurus yayasan yang melaksanakan program penaggulangan perilaku anak jalanan. Dalam pemilihan subjek dalam penelitian kualitatif responden ini dipilih secara sengaja, setelah sebelumnya membuat tipologi berdasarkan latar belakang subjek penelitian, yang terpenting dalam pendekatan. Berdasarkan pada konteks tersebut, maka penulis memilih subjek penelitian sebagai data primer utama, maka penulis memilih responden:
13
Tabel 2. Subjek Penelitian Utama
Alat Bantu No
Responden
Status Penelitian
1
H. Otong. S, S. Hum
Kepala Yayasan Akur Kurnia
Wawancara
2
Ustad M. Suhandi
Masyarakat
Wawancara
3
Ustad Julian, S. Pd
Masyarakat
Wawancara
4
Ustad Hasan
Masyarakat
Wawancara
5
Dodi, S. Pd
Pengurus Yayasan Akur Kurnia
Wawancara
Dalam pemilihan Subjek Penelitian, peneliti memilih responden petama karena beliau adalah Kepala Yayasan Akur Kurnia. Di mana beliau tahu betul akan seluruh program kegiatan yang ada di Kepala Yayasan Akur Kurnia. Kemudian Responden kedua sampai keempat penulis memilih masyarakat untuk mengetahui kesesuaian yang ada di Yayasan dan harapan masyarakat sekitar tentang anak jalanan.Responden kelima, penulis memilih dikarenakan salah satu pekerja social yang berperan untuk menjalankan program yang ada di Yayasan Akur Kurnia. Wawancara tersebut dilakukan di Yayasan Akur Kurnia kurang lebih 30 menit mulai pukul 10.00-12.00 WIB untuk satu responden. Peneliti melakukan wawancara dua kali sekaligus melakukan observasi lapangan terhadap program yang dibuat oleh yayasan.
14
Untuk data primer pendukung, penulis mewawancarai 3 (tiga) orang anak jalanan binaan Yayasan Akur Kurnia, untuk memperolehnya penulis mengambil sampel berdasarkan usia dan tempat tinggalnya. Dilakukan satu kali wawancara kepada anak jalanan dan wawancara tersebut dilakukan ketika mereka sedang istirahat setelah mengikuti program dari Yayasan Akur Kurnia. Adapun informasi yang akan diperoleh adalah mengenai Program Penanggulangan Perilaku Anak Jalanan melalui Pembinaan Keagamaan. Tabel 2. Subjek Penelitian Pendukung Alat Bantu No
Responden
Status Penelitian
1 2 3
Akbar Nanda Prasetya Suryadi
Pemulung
Wawancara
Pengamen
Wawancara
Pengamen
Wawancara
b. Objek Penelitian Objek penelitian dalam penelitin ini adalah Yayasan Akur Kurnia. Dalam Yayasan Akur Kurnia peneliti dapat mengumpulkan data mengenai masalah sosial yang dihadapi individu-individu, kelompok-kelompok dan masyarakat, menganalisa dan menyajikan alternative tindakan yang rasional dalam mengakses Sistem sumber yang ada untuk mengatasi masalah pemenuhan kebutuhan individu-individu, kelompok-kelompok
15
dan
masyarakat
terutama
anak
jalanan
yang
dijadikan
sumber
permasalahan.
4.
Sumber Data Yang di maksud dengan sumber data dalam penelitian adalah subjek dari mana data diperoleh. Dalam penelitian ini, yang dijadikan sumber data adalah sebagai berikut: a.
Data primer adalah data yang diberi secara langsung dari partisipan atau sasaran peneliti, adalah pelaksana program terdiri dari pengurus yayasan dan siswa binaan.
b.
Data Sekunder adalah data-data yang didapat dari sumber bacaan dan berbagai macam sumber lainnya yang teriri dari surat-surat pribadi, not, buku harian, sampai dokumen-dokumen resmi dari berbagai instansi pemerintah. Data sekunder juga dapat berupa buletin, publikasi dari berbagai organisasi, hasil-hasil studi, hasil survey, studi histories, dan sebagainya. Peneliti menggunakan data sekunder ini memperkuat penemuan dan melengkapi inormasi yang telah dikumpulkan melalui wawancara langsung dengan pengurus yayasan dan anak jalanan.
5.
Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data Untuk mendapatkan kabsahan data maka peneliti menggunakan beberapa teknik pemeriksaan keabsahan data,6 yaitu:
6
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian kualitatif, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 1991), h. 175
16
a.
Teknik pemeriksaan derajat kepercayaan (crebebility), yaitu kriterium ini dapat menggunakan teknik pemeriksaan keabsahan data dengan memanfaatkan sesuatu yang lain. Di luar data tersebut untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu (Triangulasi), yaitu hal ini dicapai dengan cara: 1) Membandingkan dokumen dari Yayasan Perlindungan Anak Jalanan dengan wawancara anak jalanan. 2) Membandingkan antara jabatan yang diberikan oleh pekerja sosial dengan jawaban masyarakat dan anak jalanan terhadap program penanggulangan perilaku anak jalanan.
b.
Kriterium kepastian, menurut Scriven (dalam Lexy, 1991) yaitu masih ada unsur „kualitas‟ yang melekat pada objektivitas. Hal itu digali dari pengertian bahwa jika sesuatu itu objektif, berarti dapat dipercaya, faktual dan dapat dipastikan.7 Dalam penelitian ini, peneliti dapat membuktikan data-data ini terpercaya yaitu dengan data-data yang didapat dari hasil wawancara terhadap subjek penelitian. Adapun dari segi faktual adalah melihat program yang diteliti, yaitu Program Penanggulangan Perilaku Anak jalanan yang dilaksanakan di Yayasan Akur Kurnia dengan pembinaan keagamaan. Dalam hal ini peneliti dapat memastikan, bahwa kepastian Program Penanggulangan Perilaku Anak jalanan melalui hasil wawancara terhadap subjek penelitian.
7
Ibid. h. 326
17
6.
Instrumen Penelitian dan Alat Bantu Penelitian Instrumen adalah alat untuk mengumpulkan data, dalam penelitian kualitatif-naturalistik, peneliti akan lebih banyak menjadi instrumen, karena dalam penelitian kualitatif peneliti menjadi key-instrument. Menurut Suharsimi Arikunto, instrumen pengumpulan data adalah alat bantu yang dipilih dan digunakan oleh peneliti dalam kegiatannya mengumpulkan agar kegiatan tersebut menjadi sistematis dan dipermudah olehnya.8 Selain itu, dalam penelitian ini peneliti menggunakan alat-alat bantu untuk mengumpulkan data seperti tape recorder, video kaset, atau kamera. Tetapi kegunaan atau pemanfaatan alat-alat ini sangat tergantung pada situasi dan kondisi. Peneliti menggunakan handphone sebagai alat perekam untuk merangkum data-data yang diperoleh dari subjek penelitian. Untuk memperoleh gambar penulis mengunakan kamera dan video untuk mengakuratkan data yang dibutuhkan.
7.
Tekhnik Pengambilan Data Tekhnik pengambilan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah : a.
Wawancara (interview) Wawancara atau kuesioner lisan adalah sebuah dialog yang dilakukan oleh pewawanncara (interviewer) untuk memperoleh informasi
8
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan praktek, (Jakarta: Rineka Cipta, 2000), h. 134
18
dari terwawancara (interviewer).9 Tujuan dari wawancara ini adalah untuk menemukan permasalahan secara lebih terbuka, di mana pihak yang diajak wawancara dimintai pendapat dan ide-idenya. Dalam melakukan wawancara ini peneliti perlu mendengarkan secara teliti dan mencatat apa yang dikemukakan oleh informan. Tahapan awal dari proses wawancara tersebut adalah peneliti mewawancarai Kepala Yayasan Akur Kuria untuk mengetahui semua program kegiatan penanggulangan anak jalanan di Yayasan Akur Kurnia. Tahapan kedua setelah memperoleh data dari responden pertama penulis menemui masyarakat untuk memperoleh data tentang kegiatan dan harapan masyarakat terhadap anak jalanan. Tahapan terakhir penulis mewawancarai pekerja sosial untuk mengetahui cara apa yang digunakan untuk melaksanakan program tersebut. Wawancara selanjutnya untuk mengetahui harapan anak jalanan terhadap program yang yayasan lakukan, peneliti mewawancarai beberapa anak jalanan untuk diminti penjelasan program yang mereka terima. b.
Dokumentasi Dokumentasi, dari asal katanya dokumen, yang artinya barangbarang tertulis. Di dalam melaksanakan metode dokumentasi, peneliti
9
Ibid, h. 155
19
menyelidiki benda-benda tertulis seperti buku-buku, majalah, dokumen, peratura-peraturan dan sebagainnya.10 Dokumen yang digunakan adalah buku panduan dari Yayasan, rangkuman hasil penelitian serta hasil wawancara. Dokumen dan arsip mengenai berbagai hal yang berkaitan dengan fokus penelitian merupakan salah satu sumber data yang penting dalam penelitian. Apabila dibutuhkan dalam penelitian ini maka penulis menggunakan dokumen-dokumen berbentuk gambar dan tulisan untuk melengkapi data-data pada penelitian ini. Dan tidak lupa peneliti melampirkan bagian foto, gambar, dan data anak jalanan untuk melengkapi bukti pada penelitian ini hal itu dilakukan untuk menambahkan segala bentuk wawasan penulis untuk penelitian ini, sehingga mampu mempertajam analisis penulis dalam menjawab permasalahan ini yang di cantumkan dilampiran skriupsi ini.
8.
Analisa data Teknik analisis penelitian ini adalah kualitatif. Aplikasi penelitian kualitatif dalam penelitian ilmu sosial dilakukan dengan langkah-langkah yaitu
merumuskan
masalah
sebagai
fokus
penelitian
kebidangan,
mengumpulkan data lapangan, menganalisis data, merumuskan hasil studi, dan menyusun rekomendasi untuk perbaikan kinerja dalam bidang ini.11
10
Ibid, h. 157 Sudarwan Darmin, Menjadi Peneliti Kualitatif: Ancangan Metodologi, Presentasi, dan Publikasi Hasil Penelitian Untuk Mahasiswa Dan Peneliti Pemula Bidang Ilmu-Ilmu Sosial, Pendidikan, Dan Humaniora, (Bandung: Pustaka Setia, 2002), h. 51 11
20
Penelitian kualitatif ini merupakan paradigma penelitian yang menekankan pada pemahaman mengenai masalah-masalah dalam kehidupan sosial berdasarkan kondisi realitas atau natural setting yang holistis, kompleks, dan rinci. Penelitian yang menggunakan pendekatan induksi yang mempunyai tujuan penyusunan konstruksi teori atau hipotesismelalui pengungkapan fakta. Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah difahami oleh diri sendiri maupun orang lain.12 Proses analisis data dilakukan pada waktu bersamaan dengan proses pengumpulan data berlangsung. Analisis data dilakukan melalui tiga alur, yakni : 1. Reduksi data, 2. Penyajian data, 3. Penarikan kesimpulan ataupun verifikasi. a.
Reduksi data (Data reduction) Tahap mereduksi data yaitu merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya. Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas, dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya dan mencarinya bila
12
Ibid, h. 8
21
diperlukan. Reduksi data dapat dibantu dengan peralatan elektronik seperti komputer mini, dengan memberikan kode pada aspek-aspek tertentu.13 Dalam tahap ini penulis mengumpulkan data melalui wawancara kepada Kepala Yayasan dan para pekerja social dan merekamnya melalui alat rekaman berupa handphone. Setelah proses wawancara tersebut selesai penulis merangkum dengan memilih dan memasukkan data yang sekiranya diperlukan dalam proses penulisan. Tujuan dalam teknik ini digunakan agar mampu menyimpulkan segala
bentuk
permasalahan
dan
membatasi
segala
lingkup
permasalahan dengan cara mendiskusikannya terlebih dahulu sebelum mengambil kesimpulan. Untuk itu segala reduksi bertujuan untuk mendapatkan data yang spesifik dan jelas untuk memperkuat data penulis. b. Penyajian data (Data display) Pada penelitian kualitatif ini penyajian data dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, flowchart dan sejenisnya. Yang paling sering digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif.14 Penelitian ini berupa deskripsi untuk menggambarkan jelas akar permasalahan pada penelitian ini sehingga akan memudahkan peneliti
13 14
Ibid, h. 92 Ibid, h. 95
22
untuk membaca bagian data yang sulit dimengerti sedangkan eksplanasi bertujuan bagaimana menjelaskan kronologi penelitian yang telah didapatkan dan akhirnya digunakan menjadi data yang tepat untuk penelitian ini. Kesemuanya itu dinarasikan sedemikian rupa supaya mudah dilihat dan dimengerti/dipahami. c. Penarikan kesimpulan (Conclusion drawing) Penarikan kesimpulan ini menjelaskan bagaimanadari awal pengumpulan data, peneliti sudah harus memahami apa arti dari berbagai hal yang ditemukan dengan mulai melakukan pencatatan polapola sistematis penelitian, pencatatan-pencatatan data wawancara yang telah didapatkandari beberapa informan, konfigurasi-konfigurasi, menggunakan alur sebab-akibat dan menarasikan dari literatur referensi buku sosial dan politik. Hal itu akan diverifikasi dengan temuan-temuan data selanjutnya dan akhirnya sampai pada penarikan kesimpulan akhir yang merupakan bagian akhir dari penelitian penulis
dalam
menganalisis suatu masalah yang lebih spesifik dan tepat dengan teoriteori yang sesuai. F. Tinjauan Pustaka Berdasarkan tinjauan pustaka, peneliti mengambil judul tersebut terispirasi dari buku yang berjudul “Pendidikan Non Formal dalam Upaya Peningkatan Ekonomi Anak Jalanan Oleh Yayasan Pesantren Islam BSC Al-Futuwwah Daerah Cipete Utara” yang ditulis oleh Mursalih. Dalam buku ini penulis tertarik karena lembaga penelitian memberikan pendidikan non formal
23
menjadikan anak jalanan menjadi terampil dan mandiri, agar anak tersebut dapat mendirikan usaha mandiri sebagai profesi agar anak jalanan tidak kembali ke jalan. Anak jalanan terdahulu belum begitu merajalela dibandingkan dengan anak jalanan sekarang. Para Yayasan yang berkecimpung dalam hal social lebih banyak memberikan inovasi dalam pemberdayaan anak jalanan. Seperti pembekalan bakat atau kreatifitas, atau biasa disebut lapangan pekerjaan. Sehingga anak jalanan tidak kembali ke jalan. Oleh Karena itu, penulis menjadikan tinjauan pustaka untuk melanjutkan penulisan mengenai peran pekerja social di yayasan dalam menanggulangi perilaku anak jalanan yang pastinya memberikan banyak program yang lebih efektif untuk ank-anak jalanan saat ini.
G. Sistematika Penulisan Untuk memudahkan penelitian skripsi ini, maka penulis membuat sistematika penulisan dalam beberapa bab, yaitu: BAB I Pendahuluan yang meliputi latar belakang masalah, pembatasan masalah dan perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metodologi penelitian yang terdiri meliputi Jenis dan Pendekatan Penelitian, Tempat dan Waktu Penelitian, Subjek dan Objek Penelitian, Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data, Instrumen Penelitian dan Alat Bantu Penelitian, Teknik Pengambilan Data, dan Teknik Analisa Data, Tinjauan Pustaka serta sistematika penulisan.
24
BAB II Tinjauan Teoritis terdiri dari kerangka teori yang menjelaskan tentang pengertian peran, definisi pekerja sosial yang terdiri dari pekerja sosial dan kode etik pekerja sosial, definisi perilaku, definisi anak jalanan yang terdiri dari anak jalanan, ciri-ciri anak jalanan, fenomena terlahirnya anak jalanan. BAB III Sejarah/Gambaran Umum Yayasan Akur Kurnia Kramat Jati Jakarta Timur meliputi Latar Belakang Berdirinya Yayasan Akur Kurnia, Letak Geografis, Visi dan Misi, Dasar Hukum, Struktur Organisasi Yayasan Akur Kurnia. BAB IV Temuan Lapangan menguraikan tentang Analisa data Lapangan meliputi Peran Yayasan Akur Kurnia dalam menaggulangi Perilaku Anak Jalanan di Jakarta Timur, Harapan Anak Jalanan terhadap Program Penanggulangan Perilaku Menyimpang. BAB V Kesimpulan dan Saran menguraikan hasil dari penelitian yang berupa Kesimpulan dan Saran.
25
BAB II TINJAUAN TEORITIS
A. Pengertian Peran Mengemukakan mengenai peran sangat berkaitan dengan kedudukan (status) seseorang.Seseorang bisa dikatakan berperan karena mempunyai status atau kedudukan di masyarakat sesuai dengan statusnya masingmasing.Walaupun antara peran dan kedudukan berbeda namun keduanya memiliki hubungan yang sangat erat. David Berry mengutip dari GrassMassan dan A. W. Mc. Eachern bahwa peranan sebagai seperangkat harapan-harapan yang dikenakan kepada individu yang menempati kedudukan sosial tertentu.15Harapannya merupakan imbangan dari norma-norma sosial, peranan ditentukan oleh norma-norma di dalam masyarakat, seseorang diwajibkan untuk melakukan hal-hal yang diharapkan oleh masyarakat di dalam pekerjaannya.16 Peranan berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah bagian dari tugas utama yang dilaksanakan.17 Peranan
menurut
Poerwadarminta
adalah
“tindakan
yang
dilakukanseseorang atau sekelompok orang dalam suatu peristiwa” (Poerwadarminta, 1995:751). Berdasarkan pendapat di atas perananadalah tindakan yang dilakukan orang atau sekelompok orang dalamsuatu peristiwa, peranan merupakan perangkat tingkah laku yangdiharapkan, dimiliki oleh 15
N. Grass, W.S. Masson and A.W.Mc. Eachern, Explorations Role Analysis, dalam David Berry, Pokok-pokok Pikiran dalam sosiologi. (Jakarta: 1995) 16 Ibid. h. 100 17 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus besar Bahasa Indonesia, (Jakarta:Balai Pustaka, 1988), h. 667
26
orang atau seseorang yang berkedudukan dimasyarakat. Kedudukan dan peranan adalah untuk kepentinganpengetahuan, keduanya tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Menurut Soerjono Soekanto ( 2002:243 ) Pengertian Perananadalah sebagai berikut : Peranan merupakan aspek dinamis kedudukan (status) apabila
seseorang
melaksanakan
hak
dan
kewajibannya
maka
ia
menjalankansuatu peranan.18 Konsep tentang Peran (role) menurut Komarudin ( 1994:768 )19 dalam buku“ ensiklopedia manajemen “ mengungkap sebagai berikut : 1. Bagian dari tugas utama yang harus dilakukan oleh manajemen 2. Pola prilaku yang diharapkan dapat menyertai suatu status 3. Bagian suatu fungsi seseorang dalam kelompok atau pranata 4. Fungsi yang diharapkan dari seseorang atau menjadi karakteristikyang ada padanya 5. Fungsi setiap variabel dalam hubungan sebab akibat
Berdasarkan
pengertian
tersebut
dapat
diambil
pengertian
bahwaperanan merupakan penilaian sejauh mana fungsi seseorang atau bagiandalam menunjang usaha pencapaian tujuan yang ditetapkan atau ukuranmengenai hubungan 2 ( dua ) variabel yang merupakan hubungan sebabakibat.
Dari beberapa penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa peranan adalah dimana seseorang harus melakukan kewajiban-kewajiban dan 18 19
http://elib.unikom.ac.id/files/disk1/487/jbptunikompp-gdl-herinugrah-24326-2-babii.pdf Ibid, h. 1
27
keharusan-keharusan karena kedudukannya di dalam masyarakat atau lingkungan dimanapun berada.
B. Pekerja Sosial Pekerja sosial adalah profesi pertolongan kamanusiaan yang tujuan utamanya adalah membantu keberfungsian sosial individu, keluarga dan masyarakat dalam melaksanakan peran-peran sosialnya pekerjaan sosial (social work) menjadi sebuah disiplin ilmu tersendiri. Pekerjaan sosial adalah sebuah disiplin ilmu yang berkepentingan untuk menyelesaikan masalahmasalah sosial yang dihadapi oleh umat manusia. Pekerja sosial profesional adalah mereka-mereka yang melakukan peran sebagai pekerja sosial dalam berbagai segmennya, baik di masyarakat (pekerja sosial masyarakat), di ranah industri (pekerja sosial industri), maupun di ranah kesehatan (pekerja sosial medis) secara profesional, didasarkan pada latar belakang keilmuan yang diperoleh melalui jalur pendidikan tinggi bidang pekerjaan sosial. Atas hal ini, maka seluruh aktivitasnya mulai dari perencanaan, pentahapan, metode, teknik, pendekatan, dan yang lainnya yang digunakan didasarkan pada kaidah-kaidah ilmiah yang, tentu saja, bisa dipertanggungjawabkan.20 Dalam ranah sosial, pekerjaan sosial bukanlah suatu pekerjaan yang bersifat secara suka rela, melainkan secara profesional. Menuju pekerjaan sosial
yang
mensejahterakan.“Kesejahteraan
Sosial
adalah
kondisi
terpenuhinya kebutuhan material, spiritual, dan sosial warga negara agar 20
http://www.siwakz.net/mod.php?mod=publisher&op=viewarticle&cid=13&artid=212)
28
dapat hidup layak dan mampu mengembangkan diri, sehingga dapat melaksanakan fungsi sosialnya”. Pekerjaan sosial adalah profesi pertolongan kamanusiaan yang tujuan utamanya adalah membantu keberfungsian sosial individu, keluarga dan masyarakat dalam melaksanakan peran-peran sosialnya.21 Pengertian pekerja sosial di Indonesia, selengkapnya terdapat di dalam Buku Panduan Pekerja Sosial mengacu pada pasal 2, ayat 3 UU No. 6/1974 tentang ketentuan-Ketentuan Pokok Kesejahteraan Sosial yaitu: “Pekerja Sosial adalah semua keterampilan teknis yang dijadikan wahana bagi usaha kesejahteraan sosial, serta merupakan suatu kegiatan professional dalam menolong orang, kelompok manapun masyarakat yang menderita atau terancam akan menderita masalah sosial. Sedemikian rupa sehingga mampu menolong dirinya sendiri.”22 Berdasarkan ketentuan itulah maka para pekerja sosial menjadikan sebuah pedoman untuk dirinya agar para pekerja sosial dapat bekerja secara efisien, sistematis, efektif dan efisien. Sudah dikenal secara umum, pekerjaan sosial dianggap sebagai pekerjaan yang bersifat amal yang muncul atas dasar belas kasihan atau lebih jauh karena adanya rasa mencintai sesama manusia. Seperti yang diungkapkan oleh para ahli berikut ini:23
21
http://wwwdayatranggambozo.blogspot.com/2011/03/pengertian-pekerjaan-sosial.html Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1974, Ketentuan-Ketentuan Pokok Kesejahteraan Sosial(Jakarta:Biro Hukum Departeman Sosial RI, 1974) 23 http://riarezeki.blogspot.com/2009/04/definisi-pekerjaan-sosial-menurut-ahli.html 22
29
1.
Allen Pincus dan Anne Minahan: “ Social Work is concerned with the interactions between people and their social environment which affect the abilility of people to accomplish their life task alleviate distress and realize their aspirations and values.”
Pekerjaan sosial berurusan dengan interaksi antara orang-orang dan lingkungan sosial, sehingga mereka mampu melaksanakan tugastugas kehidupannya, mengurangi ketegangan, dan mewujudkan aspirasi dan nilai-nilai mereka.
2.
Simon & Scuster Englewood Cliffs: “Council on Social Work Education in Curriculum Study Social work seeks to enhance the social functioning of individuals, singly and in groups, by activities focused upon their social relationship which
constitute
the
interaction
between
man
and
his
environment.”
Pekerjaan Sosial bertujuan untuk meningkatkan keberfungsian sosial individu-individu, baik secara individual maupun kelompok , dimana kegiatannya difokuskan kepada relasi sosial mereka khususnya interaksi orang-orang dengan lingkungannya.
30
3.
Siporin,Max: “ Social work is defined as a social institutional method of helping people to prevent and resolve their social problems, to restore and enhance their social functioning.”
Pekerjaan sosial didefinisikan sebagai metode institusi sosial untuk membantu orang-orang guna mencegah dan menyelesaikan masalah sosial dengan cara memperbaiki dan meningkatkan keberfungsian sosialnya.
4.
SFriedlander, Walter A. dan Apte, Robert Z: “Social Work is a professional service, based on scientific knowledge and skill in human relation, which help individuals, groups, or communities obtain social or personal satisfaction and interdependence.”
Pekerjaan sosial adalah pelayanan profesional yang didasarkan pada pengetahuan dan keterampilan ilmiah guna membantu individu,
kelompok,
maupun
masyarakat
agar
tercapainya
kepuasan pribadi dan sosial serta kebebasan.
5.
Zastrow,Charles: “ Social work is the profesional activity of helping individuals, groups, or communities to enhance or restore their capacity for
31
social functioning and to create societal conditions favorable to their goals.”
Pekerjaan sosial adalah aktivitas profesional untuk membantu individu, kelompok atau komunitas guna meningkatkan atau memperbaiki kapasitasnya untuk berfungsi sosial dan menciptakan kondisi masyarakat guna mencapai tujuan-tujuannya.
6.
Leonora Scrafica-deGuzman: “Social work is the profesion which is primaly concerned with organized social service activity aimed to facilitate and strengthen basic relationship in the mutual adjusment between individual, and their social environment for the good of the individual and society, by the use of social work method.”
Pekerjaan
sosial
adalah
profesi
yang
bidang
utamanya
berkecimpung dalam kegiatan pelayanan sosial yang terorganisasi, dimana tujuannya untuk memfasilitasi dan memperkuat relasi dalam
penyesuaian
diri
secara
timbal
balik
dan
saling
menguntungkan antar individu dengan lingkungan sosialnya, melalui penggunaan metode-metode pekerjaan sosial.
Dari pernyataan apara ahli di atas dapat disimpulkan bahwa pekerjaan sosial sebagai pekerjaan profesional, syarat profesional pekerjaan sosial
32
adalah didasari oleh pengetahuan, skill dan value, fokus pekerjaan sosial adalah relasi sosial antara klien (individu, kelompok dan masyarakat) dengan lingkungan sosial, tujuan pekerjaan sosial adalah kesejahteraan sosial atau keberfungsian sosial. a. Kode Etik Pekerjaan Sosial Kode etik merupakan pedoman yang dijadikan sebagai standar perilaku para pekerja sosial yang berisikan nilai-nilai, prinsip-prinsip, aturan profesi pekerjaan sosial yang dijadikan pedoman bagi anggotanya. Penetapan kode etik ditujukan untuk menjamin kompetensi pelayanan profesional meningkatkan mutu pelayanan sosial dan melindungi penerima pelayanan sosial. Prinsip-prinsip pekerjaan sosial dituangkan dalam kode etik profesi, dalam bentuk petunjuk dan kewajiban. Adapun kode etik pekerja sosial adalah: 1)
Pekerja
sosial
mengutamakan
tanggung
jawab
melayani
kesejahteraan individu atau kelompok yang meliputi kegiatan perbaikan kondisi sosial. 2)
Pekerja sosial mendahulukan atau mengutamakan tanggung jawab profesi daripada kepentingan pribadi.
3)
Pekerja sosial tidak membeda-bedakan latar belakang keturunan, warna kulit, agama, umur, jenis kelamin, warga negara dan berusaha mencegah serta menghapuskan diskriminasi dalam memberikan pelayanan, dalam tugas serta dalam praktek-praktek kerja.
33
4)
Pekerja sosial melaksanakan tanggung jawab demi mutu dan keleluasaan pelayanan yang diberikan. Peran adalah seperangkat tingkah laku yang diharapkan oleh orang
lain terhadap seseorang sesuai kedudukannya dalam suatu sistem. Peran dipengaruhi oleh keadaan sosial baik dari dalam maupun dari luar dan bersifat stabil. Yang berperan dalam suatu kedudukan yaitu seseorang yang bekerja untuk orang lain atau dengan kata lain pekerja sosial. Pekerja sosial adalah seseorang yang mempunyai kompetensi profesional dalam pekerjaan sosial yang diperoleh melalui pendidikan formal atau pengalaman praktik di bidang pekerjaan sosial/kesejahteraan sosial yang diakui secara resmi oleh pemerintah dan melaksanakan tugas profesional pekerjaan sosial.24 Menurut Jack Claridge, Pekerja sosial adalah seorang individu yang bertujuan untuk membantu orang-orang dalam masyarakat yang tidak mampu atau kesulitan dalam menangani masalah kehidupan yang mereka hadapi. Pekerja sosial dapat melakukan tugas mereka di sekolah, rumah sakit, organisasi, dan sektor publik lainnya.25Sedangkan menurut Princeton, Pekerja sosial ialah seseorang yang menghabiskan hari-hari mereka membantu orang yang mempunyai masalah dengan kesehatan, psikologis, sosial, atau bahkan masalah keuangan.26 Dari beberapa uraian defenisi pekerja sosial di atas dapat disimpulkan bahwa pekerja sosial adalah orang yang memiliki profesi pertolongan, yang paling sering bekerja dengan orang dan membantu mereka mengelola 24
Wikipedia Indonesia, h.129 Ibid, h. 129 26 Ibid, h.129 25
34
kehidupan sehari- hari mereka, memahami dan beradaptasi dengan penyakit, cacat, kematian, dan memberikan pelayanan sosial, seperti perawatan kesehatan, bantuan pemerintah, dan bantuan hukum.
C. Pengertian Perilaku Dalam sebuah buku yang berjudul “Perilaku Manusia” Drs. Leonard F. Polhaupessy, Psi.menguraikan perilaku adalah sebuah gerakan yang dapat diamati dari luar, seperti orang berjalan, naik sepeda, dan mengendarai motor atau mobil. Untuk aktifitas ini mereka harus berbuat sesuatu, misalnya kaki yang satu harus diletakkan pada kaki yang lain. Jelas, ini sebuah bentuk perilaku.27Cerita ini dari satu segi. Jika seseorang duduk diam dengan sebuah buku ditangannya, ia dikatakan sedang berperilaku. Ia sedang membaca. Sekalipun pengamatan dari luar sangat minimal, sebenarnya perilaku ada dibalik tirai tubuh, didalam tubuh manusia.
Dalam buku lain diuraikan oleh Notoatmodjo bahwa perilaku adalah suatu
kegiatan
atau
aktifitas
organisme
(makhluk
hidup)
yang
bersangkutan.28Oleh sebab itu, dari sudut pandang biologis semua makhluk hidup mulai dari tumbuh– tumbuhan, binatang sampai dengan manusia itu berperilaku karena mereka mempunyai aktifitas masing–masing. Sehingga yang dimaksud perilaku manusia, Pada hakikatnya adalah tindakan atau aktifitas manusia dari manusia itu sendiri yang mempunyai bentangan yang sangat luas antara lain: berjalan, berbicara, tertawa, bekerja, kuliah, menulis, membaca dan sebagainya. 27 28
Polhaupessy, Leonard F. Perilaku Manusia. (Jakarta: 1995) h. 122 Atmodjo, Noto. Pekembangan Psikologi. (Jakarta:2003) h.114.
35
Apabila penerimaan perilaku baru atau adopsi perilaku melalui proses seperti ini didasari oleh pengetanhuan, kesadaran, dan sikap yang positif maka perilaku tersebut akan menjadi kebiasaan atau bersifat langgeng.29
1. Bentuk Perilaku
Dilihat dari bentuk respon terhadap stimulus ini, maka perilaku dapat dibedakan menjadi dua yaitu:
a.
Perilaku tertutup adalah respon seseorang terhadap stimulus dakam bentuk terselubung atau tertutup (covert). Respon atau reaksi terhadap stimulus ini masih terbatas pada perhatian, persepsi, pengetahuan / kesadaran, dan sikap yang terjadi belumbisa diamati secara jelas oleh orang lain.
b.
Perilaku terbuka adalah respon seseorang terhadap stimulus dalam bentuk tindakan nyata atau terbuka. Respon terhadap stimulus tersebut sudah jelas dalam bentuk tindakan atau praktek (practice).
2. Domain Perilaku Diatas telah dituliskan bahwa perilaku merupakan bentuk respon dari stimulus (rangsangan dari luar). Hal ini berarti meskipun bentuk stimulusnya sama namun bentuk respon akan berbeda dari setiap orang. Faktor – faktor yang membedakan respon terhadap stimulus disebut
29
http://www.infoskripsi.com/Free-Resource/Konsep-Perilaku-Pengertian-Perilaku-BentukPerilaku-dan-Domain-Perilaku.html
36
determinan perilaku. Determinan perilaku dapat dibedakan menjadi dua yaitu:
b.
Faktor internal yaitu karakteristik orang yang bersangkutan yang bersifat given atau bawaan misalnya: tingkat kecerdasan, tingkat emosional, jenis kelamin, dan sebagainya.
c.
Faktor eksternal yaitu lingkungan, baik lingkungan fisik, ekonomi, politik, dan sebagainya. Faktor lingkungan ini sering menjadi faktor yang dominanyang mewarnai perilaku seseorang.
3. Proses Tejadinya Perilaku Penelitian Rogers (1974) mengungkapkan bahwa sebelum orang mengadopsi perilaku baru (berperilaku baru), didalam diri orang tersebut terjadi proses yang berurutan, yaitu: a)
Awareness (kesadaran), yakni orang tersebut menyadari dalam arti mengetahui setimulus (objek) terlebih dahulu,
b)
Interest, yakni orang mulai tertarik kepada stimulus,
c)
Evaluation (menimbang – nimbang baik dan tidaknya stimulus bagidirinya). Hal ini berarti sikap responden sudah lebih baik lagi,
d)
Trial, orang telah mulai mencoba perilaku baru,
e)
Adoption,
subjek
telah
berperilaku
baru
sesuai
dengan
pengetahuan, kesadaran, dan sikapnya terhadap stimulus.
Diatas telah dituliskan bahwa perilaku merupakan bentuk respon dari stimulus (rangsangan dari luar). Hal ini berarti meskipun bentuk
37
stimulusnya sama namun bentuk respon akan berbeda dari setiap orang. Semua kegiatan atau aktifitas manusia, baik yang dapat diamati langsung maupun yang tidak dapat diamati pihak luar.
D. Anak Jalanan Keberadaan anak jalanan sudah lazim kelihatan pada kota-kota besar di Indonesia. Kepekaan masyarakat kepada mereka nampaknya tidak begitu tajam. Padahal Anak merupakan karunia Ilahi dan amanah yang dalam dirinya melekat harkat dan martabat sebagai manusia yang harus dijunjung tinggi. Hak asasi anak merupakan bagian dari hak asasi manusia sebagaimana yang tercantum dalam UUD 1945, UU No.39 tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia, dan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 36 tahun 1990 tentang pengesahan Convention on the right of the child ( Konvensi tentang Hak-hak Anak).
Hidup menjadi anak jalanan bukanlah sebagai pilihan hidup yang menyenangkan, melainkan keterpaksaan yang harus mereka terima karena adanya sebab tertentu. Anak jalanan bagaimanapun telah menjadi fenomena yang menuntut perhatian kita semua. Secara psikologis mereka adalah anakanak yang pada taraf tertentu belum mempunyai bentukan mental emosional yang kokoh, sementara pada saat yang sama mereka harus bergelut dengan dunia jalanan yang keras dan cenderung berpengaruh negatif bagi perkembangan dan pembentukan kepribadiannya.
38
Aspek psikologis ini berdampak kuat pada aspek sosial. Di mana labilitas emosi dan mental mereka yang ditunjang dengan penampilan yang kumuh melahirkan pencitraan negatif oleh sebagian besar masyarakat terhadap anak jalanan yang diidentikan dengan pembuat onar, anak-anak kumuh, suka mencuri, sampah masyarakat yang harus diasingkan.
Pada taraf tertentu stigma masyarakat yang seperti ini justru akan memicu perasaan alienatif mereka yang pada gilirannya akan melahirkan kepribadian introvet, cenderung sukar mengendalikan diri dan asosial. Padahal tak dapat dipungkiri bahwa mereka adalah generasi penerus bangsa untuk masa mendatang.
Untuk memahami anak jalanan secara utuh, kita harus mengetahui definisi anak jalanan.Departemen Sosial RI mendefinisikan anak jalanan adalah anak yang sebagian besar menghabiskan waktunya untuk mencari nafkah atau berkeliaran di jalanan atau tempat-tempat umum lainnya.
Menurut Heru Nugroho, Pengertian Anak jalanan atau sering juga disebut dengan gelandangan.30 Menurut beberapa tokoh yang diantaranya adalah: 1. Artidjo mengartikan anak jalanan atau gelandangan sebagai orangyang tidak mempunyai tempat tinggal dan mata pencaharian yangtetap dan layak atau mereka sering berpindah-pindah dari satutempat ke tempat
30
Nugroho, Heru. Menumbuhkan Ide-ide Kritis, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2000)
39
yang lain, berkeliaran di dalam kota dan makan minum disembarang tempat.31 2. Sudarsono
mengartikan
anak
jalanan
atau
gelandangan
adalah
mereka yang tidak memiliki tempat tinggal yang tetap, yang secara yuridis tidak berdomisili yang otentik, disamping itu merekamerupakan kelompok yang tidak memiliki pekerjaan tetap dan layak menurut ukuran masyarakat pada umumnya dan mereka sebagian besar tidak mengenal nilai-nilai keluhuran.32 Dari
kedua
pengertian
diatas
mempunyai
kemiripan
arti
tentang anak jalanan atau gelandangan yaitu anak-anak yang sebagian masih dibawah umur yang tidak mempunyai tempat tinggal tetap dan setiap hari
berkeliaran
dijalan-jalan
setiap
sudut
kota
dan
kurang
memiliki etika sebagai mana anak-anak pada umumnya. Menurut Mursalih dalam skripsinya, mengatakan bahwa Direktorat Bina Sosial DKI yang termasuk anak jalanan adalah anak yang berkeliaran di jalan raya sambil bekerja, mengemis atau menganggur. Usianya berkisar dari bayi (dibawa orangtuanya mengemis) sampai batas usia remaja. Tidak semuanya merupakan anak jalanan yang terlantar, meskipun sebagian besar adalah anak yang mempunyai tempat tinggal tetap dan orangtuanya tidak ada di Jakarta.33 Demikian pula batas yang digunakan oleh Departemen Sosial United Nations Development Programme (UNDP) merumuskan definisi anak jalanan 31
http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2179548-pengertian-anakjalanan/#ixzz2CT5NXuTf 32
Ibid
33
Mursalih. Pendidikan Non Formal Dalam Upaya Peningkatan Ekonomi anak Jalanan (Jakarta: Cipete Utara. 2009). hal 38
40
sebagai anak-anak yang menghabiskan sebagian besar waktunya untuk berkeliaran dan mencari nafkah di jalanan dan tempat-tempat umum lainnya.34
Anak jalanan dilihat dari sebab dan intensitas mereka berada di jalananmemang tidak dapat disamaratakan. Dilihat dari sebab, sangat dimungkinkan tidak semua anak jalanan berada dijalan karena tekanan ekonomi, boleh jadi karena pergaulan, pelarian, tekanan orang tua, atau atas dasar pilihannya sendiri.
Pengertian anak jalanan adalah anak-anak berusia dibawah 18 tahun, sebagian besar waktunya dihabiskan di tempa-tempat umum untuk mencari nafkah atau berkeliaran, penampilan mereka biasanya kumal, kotor serta tidak terawat
dan
memiliki
hubungan
yang
kurang
dekat
dengan
keluarga.35(Depsos, 2006 dan Garliah, 2004).
Ada beberapa pengertian anak jalanan menurut beberapa ahli hukum, Sandyawan memberikan pengertian bahwa anak jalanan adalah anak-anak yang berusia maksimal 16 tahun, telah bekerja dan menghabiskan waktunya di jalanan.36Sedangkan menurut Peter Davies memberikan pemahaman bahwa fenomena anak-anak jalanan sekarang ini merupakan suatu gejala global. Pertumbuhan urbanisasi dan membengkaknya daerah kumuh di kotakota yang paling parah keadaannya adalah di negara berkembang, telah
34
Ibid, hal 38 Garliah, Lili.”Program Intervensi Dalam Penanganan Masalah Anak Jalanan”.Jurnal. Program Studi Psikologi Fakultas Kedokteran. (Universitas Sumatera Utara: 2004). h. 3 36 Sudrajat,TataAnak Jalanan dan Masalah Sehari-hari Sampai Kebijaksanaan, (Bandung: Yayasan Akatiga, 1996), h. 151-152. 35
41
memaksa sejumlah anak yang semakin besar untuk pergi ke jalanan ikut mencari makan demi kelangsungan hidup keluarga dan bagi dirinya sendiri.37 Fenomena merebaknya anak jalanan di DKI Jakarta merupakansuatu masalah yang kompleks. Secara garis besar terdapat dua kelompok anak jalanan, yaitu : 1. Kelompok anak jalanan yang bekerja dan hidup di jalan. Anak yang hidup di jalan melakukan semua aktivitas dijalan, tidur dan menggelandang secara berkelompok. 2. Kelompok anak jalanan yang bekerja di jalanan ( masih pulang ke rumah orang tua). Kesimpulannya, Anak Jalanan adalah anak yang berusia 6 - 15 tahun yang menghabiskan seluruh ataupun sebagian besar waktunya di jalanan untuk bermain maupun bekerja, yang tinggal bersama orang tuanya ataupun yang tinggal terpisah dengan orang tuanya. 1. Ciri-Ciri Anak Jalanan Anak jalanan memiliki ciri khas baik secara psikologisnya maupun kreativitasnya, hal ini diperjelas oleh Saparinah Sadli yang diungkapkan oleh Sudarsono sebagai berikut; a) Anak-anak ini mudah tersinggung perasaannya. b) Anak-anak ini mudah putus asa dan cepat murung, kemudian nekattanpa dapat dipengaruhi secara mudah oleh orang lain yang ingin membantunya.
37
Peter Davies, Hak-hak Asasi Manusia (Jakarta: Yayasan Obor, 1994), h. 69.
42
c)
Tidak berbeda dengan anak-anak yang lainnya yang selalu menginginkan kasih sayang.
d) Anak ini biasanya tidak mau bertatap muka dalam arti bila mereka diajak bicara, mereka tidak mau melihat orang lain secara terbuka. e) Sesuai dengan taraf perkembangannya yang masih kanak-kanak mereka sangatlah labil, tetapi keadaan ini sulit berubah meskipun mereka telah diberi pengarahan yang positif. f)
Mereka memiliki suatu ketrampilan, namun ketrampilan ini tidak selalu sesuai bila diukur dengan ukuran normative masyarakat umumnya. 38 Sedangkan menurut Fachurohman ciri-ciri anak jalanan dapat
dilihat dari fisiknya yaitu mereka memiliki kulit yang kotor, kelihatan dekil dan kumuh karena jarang mandi, juga nampak rambutnya kotor kemerah-merahan, bau kurang sedap, pakaian tampak kumuh karena jarang dicuci, sedangkan dilihat dari psikisnya mereka kelihatan bertemperamen tinggi, suka marah, emosional, pemurung, jarang tersenyum, dan mudah tersinggung, kepribadian labil, cuek dan sulit diatur, berkemauan keras, pemberani dan mandiri. Ciri-ciri anak jalanan secara global, dilihat dari psikisnya mereka mempunyai temperamen yang tingggi, mudah tersinggung, sulit untuk diajak berkominikasi, keadaannya masih sangat labil, suka berdiam diri, melamun, sedangkan dilihat dari fisiknya mereka biasanya berpakaian dan
38
Heru Nugroho, Menumbuhkan Ide-ide Kritis, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2000).h. 132
43
berpenampilan yang kumuh karena kurangnya memperhatikan penampilan sehingga nilai-nilai keluhuran tidak dihiraukan.39 Anak jalanan adalah anak yang sebagian besar menghabiskan waktunya untuk mencari nafkah atau berkeliaran di jalanan atau tempattempat umum lainnya. 2. Faktor penyebab munculnya fenomena anak jalanan, yaitu: a)
Sejumlah kebijakan makro dalam bidang sosial ekonomi telah menyumbang munculnya fenomena anak jalanan.
b)
Modernisasi, industrialisasi, migrasi, dan urbanisasi menyebabkan terjadinya perubahan jumlah anggota keluarga dan gaya hidup yang membuat dukungan sosial dan perlindungan terhadap anak menjadi berkurang.
c)
Kekerasan dalam keluarga menjadi latar belakang penting penyebab anak keluar dari rumah dan umumnya terjadi dalam keluarga yang mengalami tekanan ekonomi dan jumlah anggota keluarga yang besar.
d)
Terkait permasalahan ekonomi sehingga anak terpaksa ikut membantu orang tua dengan bekerja (di jalanan).
e)
Orang tua “mengkaryakan” sebagai sumber ekonomi keluarga pengganti peran yang seharusnya dilakukan oleh orang dewasa. Dari Pengertian, ciri-ciri atau karakteristik serta faktor pendorong
anak jalanan, maka penulis mengharapkan penanganan perilaku anak jalanan di Yayasan dapat bernilai positif di dalamnya. 39
http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2179548-pengertian-anakjalanan/#ixzz2CT5NXuTf
44
BAB III Gambaran Umum/Sejarah Berdirinya Yayasan Akur Kurnia Kramat Jati Jakarta Timur
A. Latar Belakang Berdirinya Yayasan Akur Kurnia Yayasan adalah suatu badan hukum yang mempunyai maksud dan tujuan bersifat sosial, keagamaan dan kemanusiaan, didirikan dengan memperhatikan persyaratan formal yang ditentukan dalam undangundang. Di Indonesia, yayasan diatur dalam Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2004 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2001 tentang Yayasan. Rapat paripurna DPR pada tanggal 7 September 2004 menyetujui undang-undang ini dan Presiden RI Megawati Soekarnoputri mengesahkannya pada tanggal 6 Oktober 2004. Pendirian yayasan dilakukan dengan akta notaris dan mempunyai status badan hukum setelah akta pendirian memperoleh pengesahan dari Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia atau pejabat yang ditunjuk.Permohonan pendirian yayasan dapat diajukan kepada Kepala Kantor Wilayah Departemen Kehakiman dan Hak Asasi Manusia yang wilayah kerjanya meliputi tempat kedudukan yayasan.Yayasan yang telah memperoleh pengesahan diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia. Yayasan ini berdiri pada tahun 1998, dikepalai oleh H. Otong Suryana, S. Hum. Berdasarkan Undang- undang RI No.4 tahun 197940,
40
Buku Panduan Yayasan Akur Kurnia Jakarta Timur, 1998.
45
yayasan ini bergerak dalam mensejahterakan dan melindungi anak yang kurang beruntung agar mendapatkan hak-haknya yang layak. Termasuk melindungi dan mensejahterakan anak jalanan.
Anak-anak Gepeng (gelandangan Pengemis) berbagai peristiwa itu sering membuat Haji Otong Suryana bergidik. Begitu kerasnya hidup orang-orang gelandangan tak berumah yang ada di luar sana, di Jakarta. Berangkat dari berbagai fenomena getir di sekitar tempatnya bekerja itulah, pria kelahiran Serang, 25 September 1955 berinisiatif mendirikan Yayasan
Akur
Kurnia
(YAK).
Yayasan
ini
didirikan
karena
keprihatinanya yang mendalam atas berbagai peristiwa memilukan itu.
Hobinya bersepakbola membikin Otong lebih mudah untuk melakukan interaksi dengan anak anak pengemis dan gelandangan sekitar pasar.Dari kegiatan latihan sepakbola, Otong mulai menarik simpati anak anak.Mereka diajaknya berbicara dari hati ke hati. Dari situ ia juga memahami problematika dan emosi anak anak asuhynya.
Yayasan Akur Kurnia menjadi sebagai media untuk membina anak anak gepeng (gelandangan pengemis) di sekitar Pasar Induk Kramat Jati.Dirintis sejak tahun 1996 lalu, bersama sejumlah sejawatnya yang sehati, Otong mulai aktif menyelenggarakan kegiatan yayasannya dengan mendidik anak anak pasar untuk dilatih sepakbola dan mengikuti sejumlah turnamen.“Dengan kegiatan olahraga seperti ini, anak anak akan lebih diarahkan dan kita bisa memahami karakternya,” ungkap bapak enam orang anak dan 7 cucu ini.Tidak berselang lama, atas
46
dukungan banyak kalangan, kegiatan yayasannya pun berkembang dengan menyediakan 2 buah unit Rumah Singgah yang merupakan rumahnya sendiri sebagai rumah anak anak gelandangan.
Sekarang, YAK sudah memiliki Usaha Kesejahteraan Sosial (UKS) untuk para peserta didiknya yang dari berbagai usia. Tak jarang ada juga ibu ibu. YAK juga merupakan salah satu dari sekitar lebih 30 penyelenggara Rumah Singgah penerima dana program penyelenggara Rumah Singgah yang dibantu oleh Program Kesejahteraan Sosial Anak (PKSA) Kementerian Sosial RI. “Anak asuh di sini yang ada 50 orang, mereka semuanya adalah anak anak muslim,” kata Otong yang ditemui Hidayatullah.com di yayasannya belum lama ini. Otong tidak pandang bulu untuk menampung siapa pun. Sehingga tak berlebihan jika ia juga dengan tangan terbuka bersedia menampung anak dari Karyadi yang masih kecil kecil. Karyadi adalah seorang korban mutilasi yang santer diberitakan media belum lama ini. Otong mengaku, spiritnya untuk menjadi pekerja sosial untuk membimbing gelandangan juga berangkat dari latar belakangnya yang broken home. Ia mengaku sempat sekolah tapi hanya di bangku Sekolah Rakyat (SR)."Itupun kagak kelar," katanya.
Prioritas Bina Iman,Otong mengutamakan pembinaan mental dan rohani
untuk
anak
anak
asuhnya.
Di
yayasannya,
Otong
menyelenggarakan kegiatan pengajian secara rutin.Ada ta'lim untuk orang tua anak jalanan (Anjal) dan juga untuk masyarakat umum yang
47
digelar setiap hari Kamis setiap pekan.Selain itu ada juga kegiatan baca tulis hitung untuk anak, TK/TPA untuk anak binaan, dan sekolah informal. “Pendidikan non formal ini diadakan agar anak anak didik itu tidak pada lari meninggalkan asrama dan kembali ke jalanan,” ujar suami dari Sa'adah ini. Selain punya rumah singgah 2 unit dan kegiatan majelis ta’lim, ia juga menyelenggarakan Asrama Non-Panti, Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBN), TPA, Komunitas Pedagang Asongan (KOPA), Kelompok Usaha Bersama (KUB), Taman Baca Anak (TBA).
Yayasannya kini memiliki pengasuh sebanyak 5 orang, termasuk tukang masak sehari-hari.Berkat usahanya, Otong bersyukur karena alumni YAK didikannya sudah ada yang sukses menjadi pesepakbola nasional. Misalnya Sulaiman yang sempat masuk PON DKI Jakarta.Ada Mahendra yang bermain untuk Persjiap Jepara, dan Firman yang bermain untuk keseblasan Persitara Jakarta Utara (Jakut).
Tak sedikit juga anak anak asuhnya yang berprestasi di bidang lain. Misalnya, salah satu anak asuhnya mendaaptkan kesempatan untuk mengikuti Jambore Pramuka Asia Pasifik di Manila tahun 2009 lalu.Yang sangat membuatnya berbahagia adalah adanya kunjungan langsung oleh Pak Menteri Sosial ke yayasannya tahun lalu.
48
Di luar kesibukannya sebagai pegawai Bapengkar dan menjadi orangtua anak anak gelandangan, bapak yang tinggal di Jl Taiman RT. 07/07 Kampung Tengah Kramat Jati saat ini juga masih kuliah menempuh pendidikan strata 1 di Universitas Azzahra jurusan Hukum.Kini, meski atas usahanya yang luar biasa itu telah banyak berbuah.Iamengaku masih terus merasa khawatir dan sedih jika anak asuhanya masih terlibat dalam pergaulan buruk. “Ada juga yang biasa nyimeng diam- diam di dalam kamar walaupun sudah tinggal di rumah singgah,” tambah Otong saat ditemui hidayatullah.com ketika sedang bersiap berangkat ke Pengadilan Negeri Jakarta Timur untuk mendampingi sidang anak asuhnya yang ditangkap sebagai pemakai narkoba. “Yang menyedihkan adalah ketika ada anak-anak ketahuan ternyata salah satu anak asuhnya adalah kurir atau pemakai narkoba.Kita sering dipanggil kepolisian kalau ada kasus kasus seperti ini,” tutur pria yang bekerja di Bapengkar Pasar Induk Kramat Jati sebagai juru tulis ini.
B. Letak Geografis Yayasan Akur Kurnia Yayasan Akur Kurnia adalah yayasan yang beralamat di Jalan H.Sidih No.57 Rt. 004 Rw. 07 Kelurahan Kampung Tengah Kecamatan Kramat Jati Jakarta Timur 13540.Untuk menuju Yayasan Akur Kurnia dapat menggunakan kendaraan seperti kendaraan umum ataupu yang
49
lainnya. Perjalanan dari perbeehentian kendaraan tidak begitu jauh sekitar kurang lebih 100 meter. Yayasan Akur Kurnia ini dibangun atas kepemilikan sendiri yang berukuran tanah bangunan 40 m dan bangunan 40 m. Sekarang menanmpung kurang lebih 50 anak jalanan, dan letak yayasan ini berada di antara pemukiman penduduk.
C. Visi dan Misi YAK a.
Visi Meningkatkan kesejahteraan sosial anak dan keluarga kurang mampu khususnya dan masyarakat pada umumnya.
b.
Misi Ikut berperan membantu pemerintah dalam Usaha Kesejahteraan Sosial (UKS) sehingga di harapkan Lansia, Keluarga retak, Orang tua tidak mampu, yatim piatu, anak terlantar, anak pasar, dan anak jalanan terpenuhi kebutuhan dasarnya.
D. Dasar Hukum 1.
Udang-undang RI No.4 tahun 1979 tentang kesejahteraan sosial anak.
2.
Undang-undang RI No.23 tahun 2003 tentang perlindungan anak.
3.
Tanda daftar Yayasan atau Badan SosialNo. 07.13540.837.
4.
Izin
pendirian
Non
027/NPSAA/U.05/2007.
Panti
Asuhan
Anak
Kurnai
No.
50
5. 6.
Surat izin Oprasional No. 05.13540.060/078.6. Surat Keterangan Pendaftaran Organisasi / Badan Sosial BKKKS Prov Dki Jakarta No. 00105-DU-4-234/BKKKS/Sket-OBH/1007.
7.
HAM No. C-2342.HT.01.02.TH 2007.
E. Struktur Organisasi Yayasan Akur Kurnia Yayasan
Akur
Kurnia
dalam
menjalankan
roda
keorganisasiannya, dapat dilihat dalam struktur organisasi berikut ini : Pembina
: H. Otong Suryana
Pengawas
: Hj. Sa‟adah
Ketua
: Suryani
Sekretaris
: Shofiyah Lorensia
Bendahara
: Rima Kurnia
Anggota
:1. Karlina 2. Sugiono
51
Gambar 1. Struktur Organisasi Yayasan Akur Kurnia Kramat Jati Jakarta Timur
Pembina H. Otong Suryana
Pengawas Hj. Sa‟adah
Sekretaris Shofiyah Lorensia
Ketua Suryani
Bendahara Rima Kurnia
Anggota Karlinah & Sugiono
52
BAB IV TEMUAN LAPANGAN DAN ANALISA DATA
B. Analisa Data Lapangan 1.
Peran Yayasan Akur Kurnia Dalam Program Penanggulangan Perilaku Anak Jalanan di Jakarta Timur Dijelaskan dan diuraikan dengan akurat dalam landasan teori bab II mengenai pekerja sosial dalam peranannya menaggulangi perilaku anak jalanan. Pekerja sosial mempunyai tugas- tugas atau kewajiban untuk menanggulangi anak jalanan di sekitarnya melalui program-program keagamaan yang diterapkan di Yayasan. Bimbingan keagamaan yang dilaksanakan merupakan upaya untuk membantu anak-anak jalanan yang sedang menjalani lika-liku kehidupan yang penuh dengan problema hidup dan mencegah terjadinya masalah pada anak jalanan serta menciptakan suatu kondisi yang baik. Adapun metode pembinaan Yayasan Akur Kurnia menggunakan dua kegiatan yaitu kegiatan bimbingan dan kegiatan keterampilan Kegiatan bimbingan bertujuan untuk memperbaiki sikap mental terhadap kepribadian anak jalanan dan juga untuk menambah wawasan mereka yang berupa ilmu pengetahuan,
sedangkan
kegiatan
keterampilan
bertujuan
untuk
meningkatkan SDM dengan membekali diri anak jalanan berupa
53
keterampilan yang berbentuk praktek, agar mereka bisa hidup mandiri serta mereka tidak lagi turun dan berkeliaran dijalanan. Seperti yang diungkapkan Kepala Yayasan Akur Kurnia di bawah ini: “kalau saya biasanya pendekatannya nongkrong di lampu merah bareng anak jalanan, saya sosialisasi dengan anak jalanan, trus si anak jalanan mengisi formulir bagi yang siap untuk di didik dan menginterprensi supaya anak-anak tidak kembali ke jalanan ka .” 41 Perilaku sosial seseorang akan sangat bergantung pada 2 faktor yaitu:faktor internal yang berupa potensi diri dan faktor eksternal yang berupalingkungan, begitu juga dengan perilaku sosial anak jalanan yang notaben mereka adalah anak-anak yang hidup di jalanan yang jauh dari sebuah kehidupan norma dan jauh dari aturan. Sehingga secara tidak langsung perilaku yang terbentukpada diri anak jalanan cenderung negatif, karena mereka kurang bahkan bisa jaditidak pernah mendapatkan pembinaan yang lebih mengarah kepadapembentukan pribadi yang baik. Pembinaan keagamaan yang dilakukan oleh Yayasan Akur kurnia diharapkan lambat laun mampu meminimalisir dan bahkan merubah perilaku negatif anak jalanan. Kerana seorang anak membutuhkan fisikyang kuat, akal yang sehat, akhlak mulia sehingga ia dapat mengurus dirinya,jujur dan dalam alam perbuatannya, berpegang pada keutamaan dan menghindarisifat-sifat tercela. Selain itu, program penanggulangan perilaku anak jalanan merupakan kewajiban atau tugas besar para perkerja sosial untuk
41
H. Otong, S. Kepala Yayasan Akur Kurnia, Tanya Jawan diskusi, Yayasan Akur Kurnia Kramat jati Jakarta Timur, 23 Maret 2013.
54
menciptakan hasil yang baik dari program tersebut. Untuk dapat menghasilkan itu maka program yang dilaksanankan meliputi: a)
Malam Bina Iman dan Taqwa Dalam tahapan ini, yayasan mengadakan program yang dilakukan setiap satu minggu sekali pada Sabtu malam. Penulis pernah turun langsung sebagai nara sumber dalam kegiatan Malam Bina Iman dan Taqwa atau yang sering disebut MABIT. Kegiatan ini adalah kegiatan yang diadakan untuk seluruh anak jalanan semua usia dari 8 tahun sampai usia 17 tahun. Dalam kegiata ini diadakan siraman rohani dari ustadz atau tokoh masyarakat. Diadakan pula zikir bersama, diskusi tentang keagamaan serta diadakan shalat tahajud bersama.Supaya anak tidak mudah terpengaruh oleh kemajuan zaman yang pesat dari berbgai aspek kehidupan sehingga meninggalkan kepercayaan yang sudah dianut. Yayasan beusaha dengan giat untuk merubah perilaku anak jalanan yang menyimpang dari ajaran Islam, dan pengaruh dari kemajuan dan teknologi. Dengan memberikan semangat baru dalam
melaksanakan
ibadah
dan
membekali
diri
dengan
pengetahuan keagamaan agar semakin menumbuhkan kesadaran akan pentingnya keberagamaan dalam berkehidupan di dunia dann memcapai kebahagiaan di akhirat. Program MABIT ini merupakan upaya penalaran kepada anak jalanan dalam memahami agama Islam lebih mendalam.
55
Ibadah
merupakan
salah
satu
faktor
yang
dapat
mempengaruhi perilaku seseorang. Ibadah yang diterapkan kepada anak jalanan seperti mengadakan sholat berjama‟ah untuk menghidupkan shalat lima waktu. Setelah mendapatkan pembinaan shalat lima waktu ini maka anak akan menyadari dan memahami ajaran perintah shalat segera melakukan shalat lima waktu. Dan apabila ba’da shalat dimanfaatkan untuk memberikan tausiah kepada jama‟ah yang hadir pada saat itu. Diharapkan dari program ini anak dapat mengambil pelajaran dari siraman rohani atau kegiatan lainnya sebagai bahan renungan dan motivasi untuk merubah perilaku untuk menjadi yang lebih baik lagi. Tidak lupa dalam kegiatan ini para pekerja sosial pun memberikan arahan dengan ceramah keagamaan agar anak dapat menelaah betapa pentingnya perilaku dalam bermasyarakat. Apalagi di masyarakat sudah dikenal bahwa Anak jalanan lebih cenderung kurang baik perilakunya. Dalam membina peningkatan perilaku pada anak jalanan, Yayasan senantiasa mengadakan siraman rohani dalam bentuk ceramah agama yang diberikan kepada anak jalanan. Cara yang dilakukan dalam peningkatan perilaku adalah dengan cara memberitahukan segala sesuatu dari perilaku seorang muslim dalam kehidupannya sehari-hari terhadap lingkungan dan makhluk yang ada di sekitarnya berdasarkan tuntunan Al-Qur‟an dan AlSunnah.
56
Contoh perilaku yang disampaikan dalam bertingkah laku di masyarakat adalah bagaimana cara bersikap atau menghormati orangtua, guru, berbuat baik dengan ikhlas kepada sesama manusia tanpa mengharapkan imbalan jasa, bagaimana tata cara makan, bahkan sampai bagaimana akhlak ketika masuk dan keluar kamar kecil, serta tata cara berperilaku lainnya yang sudah menjadi kebiasaan manusia sehari-hari. Dengan tuntunan yang dilakukan oleh pihak Yayasan Akur Kurnia telah membuat anak jalanan semakin meningkatnya pola ibadahnya dengan baik. Dan hendaknya ketika melakukan aktifitas sekecil apapun senantiasa berlandaskan dengan ajaran Islam yang telah diajarkan, sehingga terlihat pula perbedaan dari perilaku masyarakat yang lebih menunjukkan kepada hal yang baik dalam bertingkah laku sehari-hari kepada sesama masyarakat. Selain itu, para pekerja sosial mengarahkan untuk menumbuhkan serta meningkatkan kemampuan untuk mengatasi tantangan hidup dan permasalahannya dengan cara yang tidak melanggar norma-norma socialdan agama melalui penanaman budi pekerti, ibadah dan sikap yang normatif. Dengan didampingi langsung oleh para pekerja sosial dan pemberi siraman rohani.
57
b)
Pendidikan Non Formal Yayasan
memberikan
sarana
dan
prasarana
untuk
melakukan Kegiatan Belajar mengajar (KBM) untuk anak jalanan yang
tidak
sekolah.
Yayasan
Akur
Kurnia
memberikan
pemberdayaan anak melalui Pendidikan Non formal.Di sinilah anak-anak yang tidak sekolah bisa belajar seperti anak lainnya yang menimba ilmu di sekolah-sekolah formal.Para Pekerja Sosial bertugas mengajar dan mendidik anak memberikan ilmu sesuai dengan tingkatan-tingkatan usianya. Mulai dari TPA, SD, SMP sampai SMA, mereka mendapatkan pelayanan yang sama mendapatkan pengajaran yang layak seperti anak sekolah formal. Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) disamakan dengan sekolah- sekolah formal serta mata pelajaranpun tidak dibedakan. Adapun tingkatan usia Pendidikan Non Formal Yayasan Akur Kurnia:
c)
Usia 6 sampai 7 Tahun
: Tingkatan SD
Usia 7 sampai 12 Tahun
: Tingkatan SD
Usia 13 sampai 16 Tahun
: Tingkatan SMP
Usia 16 sampai 18 Tahun
: Tingkatan SMA
Kreatifitas (Bakat) Dalam pengembangan ini, para pekerja sosial memerikan pengetahuan, kecakapan, dan keterampilan untuk meningkatkan kemampuan anak jalanan dalam berbagai jenis keterampilan usaha
58
atau
kerja
guna
menunjang
kebutuhan
masa
depannya.
Pengembangan ini dilatih oleh para pelatuh yang berpengalaman dan profesioanal dalam bidangnya dan didampingi oleh para pekerja sosial.Kegiatan ini meliputi menjahit, perbengkelan, tata boga dan melukis. 2.
Harapan Anak Jalanan terhadap Program Penanggulangan Perilaku Menyimpang Harapan yang ingin dicapai dari program yang yayasan lakukan adalah mereka mendapatkan hak-hak mereka sebagai anak seperti khalayak anak yang lainnya yang tidak tinggal di jalan.Ketika berada di jalan mereka tidak mendapatkan pengetahuan dan teknologi, dengan program penanggulangan ini mereka bisa mendapatkan itu semua. Suryadi sebagai anak didikan Yayasan Akur Kurnia mengungkapkan harapannya:42 “ya saya sih pengennya ada di sini karena saya tidak ada biaya, jadi saya berharap bisa belajar dan dapat ijazah kaya anak-anak yang lain.” Adapun semua program atau kegiatan yang ada dalam yayasan didapatkan informasi dan keterangan dari anak jalanan. Program Malam Bina Iman dan Taqwa (MABIT) merupakan pembentukkan karakter dan perilaku anak jalanan yang menurut penulis merupakan program yang sesuai untuk anak jalanan karena berpengaruh besar dalam kehidupan sehari-hari di dalam bermasyarakat.
42
Suryadi, Tanya Jawab Wawancara, (Jakarta: Yayasan Akur Kurnia, 2013)
59
Gambaran masyarakat terhadap anak jalanan terkadang cenderung ke arah yang negatif. Program penaggulangan perilaku ini membentuk karakter pribadi yang sopan, santun, normatif dan
berpendidikan. Hasil yang
diharapkan adalah mereka dapat membuang semua perilaku yang dianggap kurang baik oleh masyarakat pada umumnya. Seperti harapan seorang anak jalanan yang ingin merubah dirinya: “Saya sadar banget kalau anak jalanan dinilai masyarakat jelek, maka dari itu saya berharap kalau saya mengikuti acara MABIT di sana saya bisa nunjukin kalau anak jalanan juga sebenernya ingin jadi orang baik, biar engga dinilai jelek gitu sama orang, bisa ngaji, rajin shalat gitu.”43 Peneliti melihat program pengembangan kreatifitas atau keterampilan yang diberikan adalah tata boga, menjahit, dan perbengkelan.Program ini diharapkan dapat membantu anak jalanan mendapatkan hasil atau upah pengganti
dari
hasil
mereka
mengamen
di
jalan.Dengan
program
pengembangan kreatifitas ini anak dapat menekuni keterampilannya tanpa harus turun ke jalan lagi untuk mendapatkan uang sebagai simpanan mereka. Salah satu pekerja sosial Saudara Dodi menyatakan sebagai berikut hal yang menyangkut program untuk anak jalanan: “Ya sejauh ini saya dan juga teman – temen yang lain yang satu profesi juga satu yayasan kita mengadakan sekolah non formal dimana si anak bisa belajar seperti anak-anak yang sekolah formal, terus pengembangan kreatifitas bagi anak yang punya bakat, misalnya bakat apa nih menjahit apa otomotif jadi kita beri dia pengajaran tentang bakatnya itu, dan yang paling penting pembentukkan karakter si anak, kita disitu memberikan dorongan dan motivasi agar si anak bangkit dan tidak kembali ke jalan bisa dibilang pembentukkan akhlak dan moral dengan mengadakan kegiatan mabit ( malam bina dan takwa ) seperti yang pernah kakak liat dan ikuti beberapa waktu yang lalu.”
43
Erlangga, Adi.P, Tanya Jawab Wawancara, (Jakarta: Yayasan Akur Kurnia, 2013)
60
Dari keterangan di atas peneliti dapat menjelaskan bahwa anak jalanan memiliki harapan dan cita-cita kelak, mendapatkan pengajaran dan pendidikan dan dapat menjalani hidup normal seperti anak lainnya dan dapat diterima di masyarakat dengan pengembangan keterampilan yang mereka punya. Penanggulangan perilaku anak jalanan membantu mengangkat citra anak jalanan yang cenderung buruk di masyarakat. Prilaku membantu anak jalanan meningkatkan rasa percaya dirinya untuk mampu bertindak mengikuti kata hati, tidak selalu takut akan adanya ancaman dari pihak luar yang dapat membahayakan dirinya. Selain itu kegiatan memberikan harapan kepada anak jalanan untuk tidak turun ke jalan untuk tetap berada di Yayasan mengembangkan segala keterampilan yang mereka miliki. Adapun harapan Yayasan
Akur
Kurnia
terhadap
program
penanggulangan
perilaku
menyimpang anak jalanan adalah: 1. Para anak jalanan tidak lagi turun ke jalan (mengamen, nongkrong, dsb), 2. Memiliki Rasa percaya diri untuk maju dan berkembang, 3. Para anak jalanan mampu mengembangkan keterampilannya melalui pengembangan kreatifitas, 4. Dapat beradaptasi dengan masyarakat dan lingkungan dengan berakhlak karimah, 5. Para anak jalanan dapat berperan serta dalam pembangunan. Begitu juga harapan anak jalanan terhadap program penanggulangan perilaku adalah medapatkan pengajaran dan pengarahan dari para pekerja sosial dengan baik dan ramah dalam melaksanakan tugasnya dan perannya di
61
yayasan. Para anak jalanan menjadikan para pekerja sosial sebagi figur intern untuk mengajak mereka dan memberi kesadaran diri agar selalu berperilaku baik dan menjadikan kebiasaan dalam kehidupannya sehari-hari. Adapun Harapan anak jalanan antara lain: 1. Mendapatkan pendidikan yang setara seperti anak lainnya, 2. Ingin menjadi anak yang baik, 3. Ingin memiliki keterampilan yang disalurkan oleh pekerja sosial di yayasan, 4. Dan lain sebagainya. Dengan demikian kesesuaian antara peran Yayasan Akur Kurnia dan harapan anak jalanan dengan program penanggulangan perilaku menunjukkan bahwa Kegiatan bimbingan keagamaan dibantu dengan pendidikan non formal juga pengembangan kreatifitas yang dilaksanakan di Yayasan Akur Kurnia, ternyata berperan sekali dalam upaya meningkatkan perilaku anakanak jalanan di Yayasan Akur Kurnia tersebut. Hal ini dapat kita lihat dari keaktifan anak-anak jalanan dalam melaksanakan ibadah sholat wajib lima waktu, sunnah, puasa di bulan ramadhan, membaca al-Qur‟an, dan melakukan hal-hal yang berkaitan dengan kepedulian sosial, seperti menolong orang yang kena musibah, menjenguk orang yang sedang sakit dan lain sebagainya. Sikap keberagamaan anak-anak jalanan yang ada di Yayasan Akur Kurnia menunjukan frekuensi yang baik, walaupun tidak semua sikap keberagamaan dilaksanakan sepenuhnya sesuai ajaran dan syari‟at Islam. Hal ini karena lingkungan sekitar ikut mempengaruhi terhadap sikap keberagamaan mereka,
62
sehingga ada kesesuaian antara harapan anak jalanan dan harapan masyarakat. Para anak jalanan banyak merasakan senang dengan program yang diberikan yayasan.Apabila terjadi sesuai ketidaksesuain yang menjadi penghambat dalam program yang dilakukan yayasan terhadap anak jalanan, maka pekerja sosial yang berada di yayasan cepat mengambil sikap dengan melakukan pembicaraan dengan anak jalanan dan selanjutnya pekerja sosial melakukan pendekatan dengan pekerja sosial lainnya atau perundingan dalam menyelesaikan masalah. Selain itu program penanggulangan di Yayasan Akur Kurnia menurut pengamatan penulis bahwa pekerja sosial telah melaksanakan tugasnya dan kewajiban sebagai pekerja sosial yang professional selektif, sehingga memberikan penuh untuk ke depannya.
63
BAB V SARAN DAN PENUTUP
A. Kesimpulan 1.
Pekerja sosial mempunyai kewajiban atau tugas di Yayasan Akur Kurnia meliputi program-program yang diselenggarakan yaitu: penanggulangan anak jalanan melalui penaggulangan karakter atau perilaku melalui Malam Bina Iman dan Taqwa (MABIT) juga Pendidikan Non formal serta Pengembangan Kreatifitas Anak. a) Malam Bina Iman dan Taqwa (MABIT) merupakan kegiatanyang di dalamnya terdapat siraman rohani dari ustad atau tokoh masyarakat. Diadakan pula zikir bersama, diskusi tentang keagamaan serta diadakan shalat tahajud bersama. Guna mengajak anaka-anak untuk berperilaku sesuai dengan norma yang berlaku. b) Pendidikan Non Formal memberikan pemberdayaan anak di sinilah anak-anak yang tidak sekolah bisa belajar seperti anak lainnya yang menimba ilmu di sekolah-sekolah formal. Mereka yang tidak mempunyai biaya bisa mendapatkan ilmu pengetahuan dan teknologi tanpa harus memikirkan biaya sehingga mereka tidak berada di jalan lagi. c) Pengembangan kreatifitas diberikan oleh para pekerja sosial mengenai pengetahuan, kecakapan, dan keterampilan untuk meningkatkan kemampuan anak jalanan dalam berbagai jenis keterampilan usaha atau kerja guna menunjang kebutuhan masa depannya. Pengembangan
64
ini dilatih oleh para pelatuh yang berpengalaman dan profesioanal dalam bidangnya dan didampingi oleh para pekerja sosial. 2.
Yayasan Akur Kurnia berperandalam program penanggulangan perilaku anak jalanan. Adapun harapan yang diinginkan dari peran tersebut adalah dapat membantu mengangkat citra anak jalanan yang cenderung buruk di masyarakat. Membantu anak jalanan meningkatkan rasa percaya dirinya untuk mampu bertindak mengikuti kata hati, tidak selalu takut akan adanya ancaman dari pihak luar yang dapat membahayakan dirinya. Sangat memberikan harapan kepada anak jalanan untuk tidak turun ke jalan untuk tetap berada di yayasan mengembangkan segala keterampilan yang mereka miliki.
3.
Harapan anak jalanan dari program penanggulangan perilaku adalah mereka mendapatkan hak-hak mereka sebagai anak seperti khalayak anak yang lainnya yang tidak tinggal di jalan. Mendapatkan pelayanan yang baik dan fasilitas yang mendukung segala kegiatan mereka. Mereka berpendapat ketika berada di jalan mereka tidak mendapatkan pengetahuan dan teknologi, dengan program penanggulangan ini mereka berharap bisa mendapatkan itu semua.
4.
Terdapat kesesuaian antara peran Yayasan Akur Kurnia dan harapan anak jalanan dalam program penanggulangan perilaku menyimpang,dalam arti semua unsur yang terkait dalam proses bimbingan telah berjalan sesuai dengan yang diharapkan, walaupun tentunya masih terdapat kekurangan seperti kurangnya minat dan kesadaran dari anak jalanan, kurangnya bukubuku yang bernafaskan islam yang ada di yayasan tersebut yang
65
menyebabkan pengetahuan keagamaan mereka menjadi kurang luas, kurangnya perhatian dari pemerintah terhadap kegiatan program ini, adanya keterbatasan dana. Tetapi hal tersebut tidak menjadi penghambat proses bimbingan di sana.
B. Saran 1.
Para pekerja sosial diharapkan lebih meningkatkan profesionalisme kewajian/peran dalam memberikan pengarahan dan pelayanan kepada anak jalanan dengan mengikuti penataran-penataran yang bersifat mendidik dan keilmuan sehingga pekerja sosial yang profesionalisme menghasilkan output yang baik.
2.
Yayasan Anak Jalanan lebih memperhatikan segala fasilitas atau sarana pra sarana untuk melaksanakan segala program. Memperhatikan infrastuktur gedung dan alat-alat yang diperlukan untuk pengembangan kreatifitas anak.
3.
Pekerja sosial agar lebih menjaga dan memperhatikan kewajiban dan perannya dengan baik sehingga antara pekerja sosial dengan anak jalanan yang berada di Yayasan terjadinya kerja sama yang baik.
4.
Dalam penelitian ini adanya keterbatasan waktu, oleh karena itu diharapkan adanya kelanjutan untuk melakukan penelitian ini lebih baik lagi. Bila ada kekurangan dengan senang hati penulis menerima kritik dan saran dari pembaca.
66
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2000. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan praktek. Jakarta: Rineka Cipta. Atmodjo, Noto. 2003. Pekembangan Psikologi. Jakarta. Berry, David. 1995.Pokok-pokok Pikiran dalam Sosiologi. Jakarta. Darmin, Sudarwan. 2002. Menjadi Peneliti Kualitatif: Ancangan Metodologi, Presentasi, dan Publikasi Hasil Penelitian Untuk Mahasiswa Dan Peneliti Pemula Bidang Ilmu-Ilmu Sosial, Pendidikan, Dan Humaniora. Bandung: Pustaka Setia. Davies, Peter. 1994. Hak-hak Asasi Manusia . Jakarta: Yayasan Obor. Departemen Agama RI . 1998. Al-Qur’an dan Terjemah (Ayat Pojok Bergaris). Jakarta Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.1988. Kamus Besar Bahasa Indonesia . Jakarta:Balai Pustaka. Departemen Sosial RI.2006. Modul Pelayanan Sosial Anak Jalanan. Jakarta. Garliah, Lili. 2004. Program Intervensi Dalam Penanganan Masalah Anak Jalanan”.Jurnal
Program
Studi
Psikologi
Fakultas
Kedokteran.
Universitas Sumatera Utara Leonard F. Polhaupessy, Leonard F. Psi.1995. Perilaku Manusia. Jakarta. Moleong, Lexy J. 2004. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosda Karya. Mursalih. 2009. Pendidikan Non Formal Dalam Upaya Peningkatan Ekonomi anak Jalanan. Jakarta: Cipete Utara. Nazir, Moh. Ph. D. 2003. Metode Penelitian. Jakarta: PT. Ghalia Indonesia.
67
Nugroho, Heru.2000. Menumbuhkan Ide-ide Kritis.Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Sudrajat, Tata. 1996. Anak Jalanan dan Masalah Sehari-hari Sampai Kebijaksanaan. Bandung: Yayasan Akatiga Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1974.Ketentuan-Ketentuan Pokok Kesejahteraan Sosial. Jakarta:Biro Hukum Departeman Sosial RI Wikipedia Indonesia, h.129
Internet
http://elib.unikom.ac.id/files/disk1/487/jbptunikompp-gdl-herinugrah24326-2-babii.pdf
http://www.siwakz.net/mod.php?mod=publisher&op=viewarticle&cid=13 &artid=21)
http://wwwdayatranggambozo.blogspot.com/2011/03/pengertianpekerjaan-sosial.html
http://riarezeki.blogspot.com/2009/04/definisi-pekerjaan-sosial-menurutahli.html
http://www.infoskripsi.com/Free-Resource/Konsep-Perilaku-PengertianPerilaku-Bentuk-Perilaku-dan-Domain-Perilaku.html
http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2179548-pengertiananak-jalanan/#ixzz2CT5NXuTf
http://wawachayoo.blogspot.com/2012/07/pengertian-fungsi-dan-peranpekerja.html
YAYASAN AKUR KURNIA JL. H. Sidih Rt. 004 Rw.07 Kelurahan Tengah Kecamatan Kramat Jati Jakarta Timur 13540 Provinsi DKI JAKARTA TLP. ( 021 ) 8414363-87780791-98785456
NO
NAMA
ALAMAT
TEMPAT
TANGGAL LAHIR
JK
PEND
AKTIVITAS
LOKASI
1
Muhammad Dedy.S
Kp.Tengah Rt.012 Rw.04
Jakarta
7/7/1995
L
Paket.A
Penyemir Sepatu
2
Andi Wijaya
Kp.Rambutan Rt.002 Rw.007
Serang
10/3/1996
L
SD
3
Intan Nopiani
Kp. Tengah Rt.007/04
Jakarta
8/23/2003
P
4
Dede Hasanudin
Kp. Rambutan Rt. 02 /07
Serang
3/7/1994
5
Akbar
Kp. Tengah Rt.008/04
Jakarta
6
Abdul Rahman
Kp. Tengah Rt.006/07
7
Riko
Kp. Tengah Rt.006/07
NAMA ORANG TUA
PEKERJAAN ORANG TUA
AYAH
IBU
AYAH
IBU
Ps.Induk Kramatjati
( Alm )
Muntimah
( Alm )
Buruh
Penyemir Sepatu
Ps.Induk Kramatjati
( Alm )
Sanah
( Alm )
Pengupas Bawang
Paket A
Pemulung
Pasar Induk Kr. Jati
Andi ( Alm )
Ida
Alm
Pengangguran
L
SMK
Penyemir Sepatu
Pasar Induk Kr. Jati
Alm
Sanah
Alm
Pengupas Bawang
5/16/2000
L
SD
Pemulung
Salmah
Alm
Pengupas Bawang
Jakarta
10/11/1995
L
SMK
Penyemir Sepatu
Pasar Induk Kr. Jati
Memeh
Titin
Buruh
Pengupas Bawang
Jakarta
11/1/1999
L
Paket A
Penyemir Sepatu
Pasar Induk Kr. Jati
Suwito
Julaekah
Kuli Panggul
Pengupas Bawang
Pasar Induk Kr. Sanusi ( Alm ) Jati
FOTO ANAK
7
Riko
Kp. Tengah Rt.006/07
Jakarta
11/1/1999
L
Paket A
Penyemir Sepatu
Pasar Induk Kr. Jati
Suwito
Julaekah
Kuli Panggul
Pengupas Bawang
8
KOSIM
Kp. Tengah Rt.007/04
Jakarta
9/25/1999
L
Paket A
Pemulung
Pasar Induk Kr. Jati
Alm
Maia
Alm
Pengupas Bawang
Andi Darussalam Kp. Tengah Rt.007/04
Jakarta
7/29/2001
L
Paket A
Pemulung
Pasar Induk Kr. Jati
Roni ( Alm )
Ani
Alm
Pengangguran
Kp. Tengah Rt.004/04
Jakarta
11/10/2000
P
SD
Pengamen
Pasar Rebo
Tarzi
Artiman
Buruh
Ibu Rumah Tangga
11 Neneng Khorimah Kp. Gedong Rt. 01 / 12
Jakarta
25-03-2001
P
SD
Pengamen
Pasar Rebo
Hamin
Nisa
Pengaguran
IRT
12
Febri
Kp. Tengah Rt. 07 / 04
Jakarta
4/28/2006
L
Paket A
Pengamen
Pasar Rebo
Otong
Atun
Pemulung
Pengupas Bawang
13
Eki Nurkasniah
Kp. Tengah Rt. 07 / 04
Jakarta
26-03-1996
P
SMK
Pengamen
Pasar Rebo
Kasiman
Kasmah
cerai
Pengupas Bawang
14
Titin
Kp. Tengah Rt. 07 / 04
Jakarta
'05-05-1999
P
SD
Pengamen
Pasar Rebo
Otong
Atun
Pemulung
Pengupas Bawang
15
Juliastuti
Kp. Tengah Rt. 07 / 04
Jakarta
08-07- 2002
P
SD
Pengamen
Pasar Rebo
Sukisman
Karsinah
Pengaguran
Pengupas Bawang
16
Runiar
Kp. Tengah Rt. 07 / 04
Jakarta
6/7/2004
P
SD
Pengamen
Pasar Rebo
Runiar
Mardiana
Pemulung
Pengupas Bawang
9
10
Anty Riany
17
Septyai
Kp.tengah Rt008/04
Jakarta
8/9/1999
P
Paket A
Pengamen
Pasar Rebo
Acep
nengsih
pemulung
pemulung
18
Muhammad Ali
Kp.tengah Rt07/04
Jakarta
5/9/2003
L
SD
Pengamen
Pasar Rebo
Kasman
Karti
pemulung
Pengupas Bawang
19
Sarah
Kp.tengah Rt008/04
Jakarta
10/4/2002
P
Paket A
Pengamen
Pasar Rebo
Acep
nengsih
pemulung
pemulung
20
Wiwi
Kp.tengahRt07/04
Jakarta
3/8/1998
P
Paket A
Pengamen
Pasar Rebo
Supriyanto
Sriyanti
pemulung
pemulung
21
Siti badilah
Kp.tengahRt05/04
Jakarta
17/8/1999
p
Paket A
Pengamen
Pasar Rebo
Ubay
Anih
Buruh
Pengupas Bawang
22
Ayu setianingsih
Kp.tengah Rt04/04
Jakarta
23/07/1999
p
Paket A
Pengamen
Pasar Rebo
Daim
Hani
pemulung
Pengupas Bawang
23
Dertia Agustian
Kp.tengah Rt08/04
Jakarta
20/8/1998
p
Paket A
Pengamen
Pasar Rebo
yayan
Maemunah ( Alm )
buruh
Alm
24
Nurjanah
kp.tengahRt07/04
Jakarta
4/10/1997
p
Paket A
Pengamen
Pasar Rebo
wasirin
kaslia(ALM)
kuli panggul
Alm
25
Sulis tia ningsih
Kp.tengahRt07/04
Jakarta
14/9/1996
p
Paket A
Pengamen
Pasar Rebo
Sukisman
karsinah
pengamen
Pengupas Bawang
26
Rima Rafia'ah
kp.tengahRt07/04
Jakarta
8/5/1996
p
Paket A
Pengamen
Pasar Rebo
hendrik
karsiti
pemulung
pengamen
26
Rima Rafia'ah
kp.tengahRt07/04
Jakarta
8/5/1996
p
Paket A
Pengamen
Pasar Rebo
hendrik
karsiti
pemulung
pengamen
27
Sarjono
susukanRt05/07
Jakarta
7/3/2004
L
Paket A
Pengamen
Pasar Rebo
asrijal(alm)
kustinah
(alm)
P.Asongan
28
Saepudin
kp.tengah Rt004/04
Jakarta
11/25/2002
L
Paket A
Pengamen
Pasar Rebo
Asupradi
Satemi
Buruh
Ibu Rumah Tangga
29
Erlangga adi pernana
kp.gedongRt01/12
Jakarta
10/9/2003
L
Paket A
Pengamen
Pasar Rebo
karsipan
supani
pengaguran
calo supir bus
30
Ayu Agustina
kp.gedongRt01/12
Jakarta
12/8/1999
P
Paket A
Pengamen
Pasar Rebo
karyanto
Niar Tanahu
tukang ojek
PKL
31
Ira yuni astuti
Kp.tengahRt07/04
Jakarta
8/12/2001
P
SD
Pengamen
Pasar Rebo
udin
Asmanah
pemulung
pengamen
32
Kristina
Kp.tengahRt04/04
Jakarta
10/14/1998
P
Paket A
Pengamen
Pasar Rebo
Friyadi
Risda
Alm
PKL
33
Cecep Solihin
Kp.Tengah Rt.007/07
Bandung
22/02/2000
L
Paket A
Pengamen
Pasar Rebo
Endang ( Alm )
Dewi
Alm
Pengupas Bawang
34
Hotman
kp.gedongRt01/12
Jakarta
25/5/1997
L
Paket A
Pengamen
Pasar Rebo
simanjuntak
komalasari
pengaguran
pembantu rt
35
Andriansyah
kp.gedongRt01/01
Jakarta
26/11/1996
L
Paket A
Pengamen
Pasar Rebo
Suyono
jubaedah
pengaguran
Pengupas Bawang
35
Andriansyah
kp.gedongRt01/01
Jakarta
26/11/1996
L
Paket A
Pengamen
Pasar Rebo
Suyono
jubaedah
pengaguran
Pengupas Bawang
36
Kolifatun
Kp.Tengah Rt.007/04
Tegal
25/10/2002
P
SD
Pengamen
Pasar Rebo
Slamet
Sarmina
Pemulung
Pemulung
37
Irwanto
Kp.Tengah Rt.007/04
Jakarta
8/19/2000
L
Paket A
Pengamen
Pasar Rebo
Zaenal
Tarsiah
Pemulung
Pemulung
38
Risma febriana
Kp.Tengah Rt.007/04 Purwodadi
7/2/2002
P
Paket A
Pengamen
Pasar Rebo
Alm
TKW
39
Ahmad Said
Kp.Tengah Rt.007/04 Purwodadi
23/11/2002
L
SD
Pengamen
Pasar Rebo
Tri
Rosini
Pemulung
Pemulung
40
Nurhayati
Kp.Tengah Rt.007/04
16/07/2000
P
Paket A
Pengamen
Pasar Rebo
Johani
Isa
Pemulung
Pengamen
41
Minah
Kp.Tengah Rt.005/04 Pekalongan
10/10/2001
P
SD
Pengamen
Pasar Rebo
Aripin
Yati
Supir Angkot
Ibu Rumah Tangga
42
Reza erward pratama
Kp.Tengah Rt.004/04
Jakarta
21/5/2004
L
Paket A
Pengamen
Pasar Rebo
Andiko
Vina
supir bus
Pengamen
43
Puspa Dewi
Kp.Tengah Rt.004/04
Jakarta
11/8/1999
P
SD
Pengamen
Pasar Rebo
Watam
Sumiyati
Supir Kabapin
Ibu Rumah Tangga
44
Supriyadi
Kp.Tengah Rt.005/04
Jakarta
5/21/1999
L
SD
Pengamen
Pasar Rebo
Ahmad Alinda
Jumiyati
Kuli
Ibu Rumah Tangga
Jakarta
Wartejo ( Alm Siti Khodijah )
45
Erika
Kp.Tengah Rt.012/02
Jakarta
29/02/1999
P
Paket A
Pengamen
Pasar Rebo
Joko
Juhanah
Kuli
Ibu Rumah Tangga
46
Ali Agung
Kp.Tengah Rt.005/04
Jakarta
9/14/1999
L
SD
Pengamen
Pasar Rebo
Santoso
Mutijah
Parkir.Pasar
Ibu Rumah Tangga
47
Sudimara
Emperan Lampu Merah Ps.Rebo
Rangkas Bitung
3/25/1998
L
Paket A
Pengamen
Pasar Rebo
Iskak
Nur
Pengangguran
Pengangguran
48
Desi aryanti
Kp.Tengah Rt.001/12
Padang
8/3/1996
P
Paket A
Pengamen
Pasar Rebo
Iwan ( Alm )
Juhanah
Alm
Pengupas Bawang
49
Teguh
Emperan Lampu Merah Ps.Rebo
Bogor
9/14/1999
L
Paket A
Pengamen
Pasar Rebo
Untung
Giyanti
T.Ojek
Ibu Rumah Tangga
50
Sumarni
Kp.Tengah Rt.005/04
Jakarta
9/15/1999
P
SD
Pengamen
Pasar Rebo
Sunaryo ( Alm )
Kaniyah
Alm
P.Asongan
51
Herni Ernawati
Emperan Kolong Ciliwung
Ciamis
1/1/1997
P
Paket A
Pengamen
Pasar Rebo
Ahmid
Yati
Buruh
Ibu Rumah Tangga
52
Siti Juleha
Kp.Tengah Rt.008/04
Jakarta
5/26/2000
P
SD
Pengamen
Pasar Rebo
Sadi ( Alm )
Taryuni
Alm
Pengupas Bawang
53
Purkasih
Kp.Tengah Rt.004/04
Jakarta
5/5/1997
P
SD
Pengamen
Pasar Rebo
Fathul Manan
Hartini
Buruh
Ibu Rumah Tangga
54
Suryadi
Kp.Tengah Rt.007/04
Jakarta
5/25/1997
L
SMP
Pengamen
PGC.CILILTAN
Kasta
Suripah
Pengangguran
Pengupas Bawang
54
55
Kp.Tengah Rt.007/04
Jakarta
5/25/1997
L
SMP
Pengamen
PGC.CILILTAN
Kasta
Suripah
Pengangguran
Pengupas Bawang
Willi Pamungkas Kp.Tengah Rt.008/04
Jakarta
2/4/2000
L
SD
Pengamen
PGC.CILILTAN
Sumarno ( Alm )
Indart
Alm
Ibu Rumah Tangga
Suryadi
56
Kristianingsih
Kp.Tengah Rt.008/04
Jakarta
23/08/2002
P
SD
Pengamen
PGC.CILILTAN
CARTA
SUWARNI
Kuli
Pengupas Bawang
57
Ridwan Maulana
Cililitan besar Kp.Keramat PGC
Jakarta
23 Januari 2000
L
SD
Pengamen
PGC.CILILTAN
Martani
Nurmata
Buruh
Ibu Rumah Tangga
58
Sahrul Riansjah
Kp.Tengah Rt.007/04
Jakarta
7/17/2001
L
SD
Pengamen
PGC.CILILTAN
Prsaulin
Sri Rahayu
Buruh
Ibu Rumah Tangga
59
Ayu Tiaswaty
Kp.Tengah Rt.008/04
Jakarta
20/05/2001
P
SD
Pengamen
PGC.CILILTAN
ARIS.S
PONIRAH
Buruh
PKL
60
Erlangga Linadi
Kp.Tengah Rt.008/04
Jakarta
23/02/2002
L
SD
Pengamen
PGC.CILILTAN
SURYADI
LINDA
Buruh
Ibu Rumah Tangga
61
Sigit Mulyono
Kp.Tengah Rt.008/04
Jakarta
4/9/1999
L
SMP
Pengamen
PGC.CILILTAN Budi Mulyono
Mulyani
Buruh
Pengupas Bawang
62
ALFIAN
Kp.Tengah Rt.008/04
Jakarta
10/10/2001
L
Paket A
Pengamen
PGC.CILILTAN
M.SOLEH
DIAN SUMIARTI
Buruh
Ibu Rumah Tangga
63
AAN ANTIKA
Kp.Tengah Rt.12/04
Jakarta
23/12/1998
P
SD
Pengamen
PGC.CILILTAN
ARMAN
SUPARMI
Pengangguran
Ibu Rumah Tangga
63
AAN ANTIKA
Kp.Tengah Rt.12/04
Jakarta
23/12/1998
P
SD
Pengamen
PGC.CILILTAN
ARMAN
SUPARMI
Pengangguran
Ibu Rumah Tangga
64
Tony Saputra
Kp.Rambutan Rt.004 Rw.003
Jakarta
17-08-1998
L
SD
Pengamen
PGC.CILILTAN
Ramdani
Intisari
Pengangguran
Pengamen
65
Aris Munandra
Kp.Tengah Rt.006 Rw.07
Jakarta
12/1/1998
L
SD
Pengamen
PGC.CILILTAN
Sanusi
Ani
Kuli Panggul
Pengupas Bawang
66
Ali Wardana
Kp.Tengah Rt.008 Rw.04
Jakarta
8/7/1997
L
Paket A
Pengamen
PGC.CILILTAN
Ruah
Dayem
Pemulung
Pengupas Bawang
67
Dedy Saputra
Kp.Tengah Rt.012 Rw.03
Jakarta
21-01-1998
L
SD
Pengamen
PGC.CILILTAN
Agus
Dian
Supir Angkot
Pengupas Bawang
68
Andri Agustin
Kp.Tengah Rt.12/04
Jakarta
23/08/2004
L
Paket A
Pengamen
PGC.CILILTAN
Wasdi
Maisunah
Pengangguran
Ibu Rumah Tangga
69
Dhani Saputra
Kp.Tengah Rt.002/04
Jakarta
21/05/2001
L
SD
Pengamen
PGC.CILILTAN
Suhanda
Sumiyati
Buruh
Pengupas Bawang
70
Nanda Prasetya
Kp.Tengah Rt.008/04
Jakarta
3/31/2003
L
SD
Pengamen
PGC.CILILTAN
Djufri
Suprapti
Kuli
Pengupas Bawang
71
Dimas Hernanda Kp.Tengah Rt.008/04
Jakarta
9/23/1999
L
SD
Pengamen
PGC.CILILTAN
Matori
Yulianti
Buruh
Ibu Rumah Tangga
72
Sandra Asmara
Jakarta
1/10/1998
P
Paket A
Pengamen
PGC.CILILTAN
Suherman
Sri Kasih
Kuli
Kuli Cuci
Kp.Tengah Rt.001/07
73
Robi Setiawan
Kp.Tengah Rt.001/07
Jakarta
8/18/2003
L
SD
Pengamen
PGC.CILILTAN
Sahrul
Sri Rahayu
Buruh
Ibu Rumah Tangga
74
Saepudin
Kp.Tengah Rt. 005 / 04
Jakarta
1/2/1998
L
Paket A
Pengamen
PGC.CILILTAN
Santoso
Yatini
Pengangguran
Ibu Rumah Tangga
75
Ilham Sidik
Kp.Tengah Rt. 004 / 04
Jakarta
5/14/1998
L
Paket A
Pengamen
PGC.CILILTAN
Nursidik
Upik Suspayati
Pengangguran
Ibu Rumah Tangga
76
Syaiful Fatah
Kp.Tengah Rt. 08 / 04
Jakarta
12-01-1999
L
SD
Pengamen
PGC.CILILTAN
Agus
Nunung
Kuli Panggul
Pengupas Bwng
77
Riskyana
Kp. Tengah Rt. 08 / 04
Jakarta
15-06-2002
P
SD
Pengamen
PGC.CILILTAN
Ruah
Dayem
Pemulung
Pengupas Bawang
78
Kartika
Kp.Tengah Rt.008/04
Jakarta
5/4/1998
P
SMP
Pengamen
PGC.CILILTAN
Sugiyanto
Sumanah
Kuli
Pengupas Bawang
79
Riki Nanda Budiman
Kp.Tengah Rt.008/04
Jakarta
6/10/2001
L
SD
Pengamen
PGC.CILILTAN
Saman
Mujianti
Buruh
Pengupas Bawang
80
Melinda
Kp.Tengah Rt.008/04
Jakarta
5/29/1999
P
SD
Pengamen
PGC.CILILTAN
Hadi Supeno
Supriyati
Buruh
Pengupas Bawang
81
Kiki Hendrawan
Kp. Tengah Rt 009/004
Jakarta
7/15/1999
L
SD
Pengamen
PGC.CILILTAN
Junesdi
Sunarti
Kuli
Pedagang Asongan
82
Kurniawan Wahid
Kp. Tengah Rt 009/004
Jakarta
12/11/2000
L
Paket A
Pengamen
PGC.CILILTAN
Safarudin
Furyotin
Buruh
Pengupas Bawang
82
Kurniawan Wahid
Kp. Tengah Rt 009/004
Jakarta
12/11/2000
L
Paket A
Pengamen
PGC.CILILTAN
Safarudin
Furyotin
Buruh
Pengupas Bawang
83
HERI
KP.TENGAH RT.012/04
Jakarta
9/4/1997
L
Paket A
Pengamen
PGC.CILILTAN
Wasdi
Maisunah
Pengangguran
Ibu Rumah Tangga
84
NOVI YANTI
KP.TENGAH RT.005/04
Jakarta
3/11/2001
P
SD
Pengamen
PGC.CILILTAN
SUGIYONO
INDARTI
Buruh
Ibu Rumah Tangga
85
SISKA
KP.TENGAH RT.005/04
BOGOR
24/09/2000
P
Paket A
Pengamen
PGC.CILILTAN
DURACHIM
MURNI
Pengangguran
Ibu Rumah Tangga
86
Aldi Mahendra
CILILITAN
Jakarta
28/04/2000
L
Paket A
Pengamen
PGC.CILILTAN
ALHABU TONY
ROKMAYA
Buruh
P.Asongan
87
Mega Laras
Kp. Lembur RT. 09 / 01
Jakarta
24-01-1997
P
SMP
Pengamen
Garuda.TMII
Hendrik
Yati
P.Asongan
Pengamen
88
Satuni
Pinang Ranti Rt.2/2
Jakarta
17-03-1994
P
Paket B
Pengamen
Garuda.TMII
Johan
Halimah
Alm
Pengamen
89
Rusdianto
Pondok Gede Rt. 03 / 11
Klogat
01-06-2003
L
SD
Pengamen
Garuda.TMII
Alm
Rani
Alm
Pengamen
90
Krisna
Pondok Gede Rt. 01/07
Jakarta
2/2/2000
L
SD
Pengamen
Garuda.TMII
Alm
Yani
Alm
Pengamen
91
Dandi
Jawa, Semarang
Jakarta
8/30/1998
SD
Pengamen
Garuda.TMII
Alm
Ati
Alm
Pengamen
91
Dandi
Jawa, Semarang
Jakarta
8/30/1998
SD
Pengamen
Garuda.TMII
Alm
Ati
Alm
Pengamen
92
Nasrul
Kp. Dukuh Rt. 05 /04
Jakarta
3 Juni 1997
L
SMP
Pengamen
Garuda / TMII
Al Mark ( Alm )
Erlinda
Alm
Pengamen
93
Nurlina
Pinang Ranti Rt. 02 / 02
Jakarta
08-02-1995
P
Paket A
Pengamen
Garuda.TMII
Suryadi
Eli
Supir ( Tmbk )
Buruh
94
Andini
Kp. Lembur RT. 01 / 06
Bogor
09-04-1996
P
Paket A
Pengamen
Garuda.TMII
Sanih
Nita
P. Asongan
Buruh
95
Rama
Jakarta
Bogor
10/27/1996
P
SD
Pengamen
Garuda.TMII
Erni
Ela
Dagang
Pegawai
96
Sari tilawah
Pinang Ranti Rt. 02 / 02
Bogor
02-03-1997
P
Paket B
Pengamen
Garuda.TMII
M. Sdiik
Uniyanti ( Alm )
T.Ojek
Alm
97
Aldi Hidayatullah
Pinang Ranti Rt. 04 / 02
Jakarta
02-10-2002
L
SD
Pengamen
Garuda / TMII
Alm
Leni
Alm
Buruh
98
La Risma
Lubang Buaya Rt. 013 / 09
Jakarta
24-01-1996
P
SMP
Pengamen
Garuda / TMII
Janus
Desli
Kuli Bangunan
P. Sayur
99
Lina Melenia
Lubang Buaya Rt. 013 / 09
Jakarta
1/21/2000
P
SD
Pengamen
Garuda / TMII
Janus
Desli
Kuli Bangunan
P.Sayur
100
Hendi
Lubang Buaya Rt. 013 / 09
Bogor
3/9/2004
L
SD
Pengamen
Garuda / TMII
Herman
Sri Yanti
Pengangguran
Ibu Rumah Tangga
101
Arda Saputra
Kp.Lembur Rt.09/01
Jakarta
2/17/2004
L
SD
Pengamen
Garuda / TMII
Sarip ( Alm )
Leni
Alm
P.Asongan
102
Ardiansyah
Kp.Lembur Rt.09/01
Jakarta
10/10/2004
L
SD
Pengamen
Garuda / TMII
Soeryadi
Ellina
Supir ( Tmbk )
Ibu Rumah Tangga
103
Marcellino Trefers.S
Kp.Lembur Rt.09/01
Jakarta
10/24/2004
L
SD
Pengamen
Garuda / TMII
Hendriko
Kusniati
P.Asongan
Pengamen
104
Bambang
Jl. Kp. Dukuh Rt.005/07
Jakarta
5 April 2001
L
SD
Pengamen
Garuda / TMII
Abdurahman
Tursini
PKL
Pengupas Bawang
105
Surya Kencana
Pd.Gede
Jakarta
23 Mei 2002
L
SD
Pengamen
Garuda / TMII
Sugih
Yani
Pengangguran
Kuli Cuci
106
Dony
Garuda
Jakarta
8/1/1998
L
Paket A
Pengamen
Garuda.TMII
Ikal
Uni
Pengamen
Ibu Rumah Tangga
107
Mardiadman
Jl.Pinang Ranti Rt.002/02
Jakarta
9/9/1995
L
Paket B
Pengamen
Garuda / TMII
Ngadiri ( Alm )
Maryam
Alm
P.Asongan
108
Linda Titania
Jl.Pinang Ranti Rt.002/02
Jakarta
27/06/1999
P
SD
Pengamen
Garuda / TMII
Sardi
Darinah
Pemulung
Pemulung
109
Maysaroh
Kp.Dukuh Rt.007/05
Bogor
2/7/1995
P
Paket A
Pengamen
Garuda / TMII
Sumardi ( Alm )
Anah
Alm
Pengupas Bawang
110
Asep
Pd.Gede
Jakarta
1/18/1998
L
Paket A
Pengamen
Garuda / TMII
Hasan
Sumarni
Tukang.Sapu Jalanan
PKL
111
Rahmat Hidayat
Jl. Pinang Ranti Rt.12/01 Makasar
Jakarta
2/2/1995
L
Paket B
Pengamen
Garuda / TMII
Rasman
Fatimah
PKL
PKL
112
Raka
Jl. Pinang Ranti Rt.11/06 Makasar
Jakarta
23/07/1996
L
Paket A
Pengamen
Garuda / TMII
Iras
Isah
Supir Angkot
PKL
113
Randi
Jl. Pinang Ranti Rt.02/02 Makasar
Lampung
14/01/1996
L
Paket A
Pengamen
Garuda / TMII
M.Sidik ( Alm )
Sanamah ( Alm )
Alm
Alm
114
NURMAN
Pd.Gede
Bogor
1/29/2001
L
SD
Pengamen
Garuda / TMII
Haris
Meti
Pengangguran
Pengamen
115
Riki Setiabudi
Jl. Pinang Ranti Rt.02/02 Makasar
Jakarta
17/05/1996
L
Paket A
Pengamen
Garuda / TMII
Pardi
Siti
Kuli Bangunan
Ibu Rumah Tangga
116
Fandi
Kp.Dukuh Rt.008/05
Jakarta
1/1/1999
L
Paket A
Pengamen
Garuda / TMII
Amin
Atin
Tukang.Sapu Jalanan
Kuli Cuci
117
Nanda
Jl. Pinang Ranti Rt.13/02 Makasar
Jakarta
20 April 2004
P
SD
Pengamen
Garuda / TMII
Yadi ( Alm )
Tini ( Alm )
Alm
Alm
118
Fitriyana
Jl. Pinang Ranti Rt 002/Rw 002
Padang
10/1/1998
P
SMP
Pengamen
Garuda / TMII
Al Mark ( Alm )
Erlinda
Alm
Ibu Rumah Tangga
Mengetahui, Ketua Yayasan Akur Kurnia - Rumah Singgah
KARLINA Kantong Pasar Induk :
9 Anak
L:8
P: 1
Korlap:Ibu Suryani & Otong Peti
Kantong Pasar Rebo :
44 Anak
L: 18
P: 26 Saksi Peksos : Erlina Hayati, S.sos. KorLap:Bpk.Syarif & Ibu Yanti
Kantong PGC.Cililitan :
33 Anak
L: 24
P: 9
Kantong Garuda TMII :
32 Anak
L: 19
P: 13 Sakti Peksos : Sandy Pradeka Rachmat, S.ST.KorLap:Ibu Linda.S
JUMLAH KESELURUHAN :
118 Anak
Sakti Peksos : Acep Dede WP, S.ST.KorLap:Ibu Maisunah & Bpk.Hasan
ah & Bpk.Hasan
Wawancara Kepala Yayasan
Nama
: H. Otong Suryana, S. H
Umur
: 40 Thn
Asal
: Jakarta
Alamat
: Jakarta Timur
1.
Pernahkah anda menggali dan mendengar anak jalanan mengutarakan kebutuhan dan keinginan untuk berubah menjadi diri yang lebih baik? Jawab : sering bangat saya denger ka, ya saya cuma bisa ngasih pendapat.
2.
Cara apa saja yang digunakan oleh yayasan untuk penanggulangan perilaku anak jalanan? Jawab : eemm...kalau saya biasanya pendekatannya nongkrong di lampu merah bareng anak jalanan, saya sosialisasi dengan anak jalanan, trus si anak jalanan mengisi formulir bagi yang siap untuk di didik dan menginterprensi supaya anak-anak tidak kembali ke jalanan ka.
3.
Saat menentukan program, faktor apa yang pertama anda pikirkan agar target tercapai tepat sasaran? Jawab : Pengembangan karakter, pemberian kreatifitas, pendidikan dan acara mabit yang di lakukan pada malam minggu awal itu aja kurang lebihnya ka
4.
Apa alasan anda menentukan program tersebut? Jawab : alasan saya sih karena program tersebut yang pernah saya pelajari pada waktu saya belajar ilmu sosial dan yang sudah diterapkan di yayasan lain dan Alhamdulilah hasil dari itu baik dan tepat sasaran ka
5.
Menurut anda, faktor apa saja yang anda pikirkan agar target tercapai tepat sasaran? Jawab :
heemmm..memberikan
web
(jaringan)
dan
usaha
guna
memperkuat usaha keluarga (UEP) Usaha Ekonomi Produktif, Merujuk anak jalanan untuk tinggal di panti pemerintah yang sarana dan prasarannya lebih memadai, terus juga Terminasi yaitu pembekalan
keterampilan dan penetapan kerja yang diperuntukan kepada anak jalanan yang telah lama belajar di yayasan ini. 6.
Hambatan apa yang anda terima saat menanggulangi anak jalanan? Jawab : eemmm..biasanya ketidakpedulian orangtua si anak terhadap program yang diberikan oleh yayasan juga ketidakpedulian anak jalanan itu sendiri.
7.
Bagaimana model penanggulangan anak jalanan di yayasan selama ini? Jawab : ya penanggulangannya cara yang biasa aja si eemm..yayasan mengumpulkan anak jalanan di empat bagian, pgc, tmii, pasar rebo dan pasar induk mereka semua dibina dan diberi pelatihan seperti bengkel, dan seni islami kemudian dari yayasan pun tidak membedakan ras dan agama.
Wawancara Pekerja Sosial
Nama
: Sandi, S. Sos
Umur
: 28 Thn
Asal
: Jakarta
Alamat
: Jakarta Timur
1. Pernahkah anda menggali dan mendengar anak jalanan mengutarakan kebutuhan dan keinginan untuk berubah menjadi diri yang lebih baik? Jawab : Pernah, yang saya biasa liat itu minta uang untuk biaya seharihari, rekreasi dan pembuatan kreatifitas. 2. Cara apa saja yang digunakan oleh yayasan untuk penanggulangan perilaku anak jalanan? Jawab : emm..caranya yang saya tahu Assesment dan Intervensi. 3. Saat menentukan program, faktor apa yang pertama anda pikirkan agar target tercapai tepat sasaran? Jawab : ya menurut saya faktor yang penting itu pengembangan karakter, pemberian kreatifitas dan pendidikan non formal 4. Apa alasan anda menentukan program tersebut? Jawab : Agar anak-anak tersebut bisa hidup mandiri dan tidak kembali ke jalanan 5. Menurut anda, faktor apa saja yang sangat mendukung keberhasilan penanganan anak jalanan? Jawab : nah kalau itu sih ada yang benar-benar memperhatikan dan mengikuti program yang diberikan yayasan kepada anak tersebut dan hasilnya mereka tidak lagi turun ke jalanan 6. Dalam upaya penanggulangan atau pembinaan terhadap anak jalanan, apakah memerlukan dukungan dari pihak lain? Berikan alasannya! Jawab : wahh iya sangat perlu, supaya program juga bisa berjalan dengan lancar 7. Hambatan apa saja yang mempengaruhi program yang anda lakukan?
Jawab : ya hambatan sih ada saja, ada anak yang cuek dan tidak peduli terhadap program yang diberikan yayasan sehingga hasilnya pun anak masih turun ke jalanan.
Wawancara Anak jalanan
Nama : Suryadi Umur : 16 Tahun Asal
: Jakarta
1.
Sudah berapa lama adik berada di yayasan ini? Jawab : eemmm, Sudah sih kira-kira 4 tahunan ka
2.
Kenapa adik bisa turun ke jalan? Jawab : yah abis mau ngapain lagi ka saya udah enggak sekolah
3.
Maaf ya de sebelumnya, kebanyakan orang menilai kalau anak jalanan itu imagenya kurang baik,apa ade pernah mendengar itu? Apa ade punya harapan untuk bisa menjadi yang lebih baik dari sekarang? Jawab : Saya sadar banget kalau anak jalanan dinilai masyarakat jelek, maka dari itu saya berharap kalau saya mengikuti acara MABIT di sana saya bisa nunjukin kalau anak jalanan juga sebenernya ingin jadi orang baik, biar engga dinilai jelek gitu sama orang, bisa ngaji, rajin shalat gitu.
4.
Menurut adik, apakah yayasan ini membantu adik mendapatkan kegiatankegiatan positif? Jawab : lumayan membantu ka, saya dan teman teman bisa belajar sambil berkreasi ka,,hehehe dengan senyum malu.
5.
Program apa yang diberikan yayasan untuk menaggulangi anak jalanan? Jawab : apa ya, saya tahunya si Mabit (malam bina dan taqwa), pendidikan non formal, dan kreatifitas. Kalau yangg bisa jahit ya jahit, bengkel ya bengkel itu aja ka
6.
Dari program sekolah, keagamaan sama keterampilan? ade ikut program itu? Kemudian apa harapan ade sendiri ada di yayasan ini? Jawab : ya saya sih pengennya ada di sini karena saya tidak ada biaya, jadi saya berharap bisa belajar dan dapat ijazah kaya anak-anak yang lain. Kalau agama setau saya MABIT, saya juga ikut itu agama semua dah. keterampilan saya masih belajar-belajar. Hehehe.....
7.
Apakah pendapat adik sendiri program ini sudah berjalan dengan baik?
Jawab : emmm, baik ka temen- temen jadi enggak keseringan di jalan 8.
Bagaimana pelayanan yang diberikan oleh pekerja sosial di yayasan ini? Jawab : bagus ka, apalagi dateng kakak jadi enak dah hehehe becanda ka ya pokoknya pelayanan disini bagus dah
9.
Besarkah peran pekerja sosial yayasan ini untuk para anak jalanan? Jawab : besar banget ka , pak haji ( ditujukan untuk ketua yayasan ) membantu saya juga temen – temen yang tertangkap pada saat razia trus dibawa pulang ke yayasan trus dinasehatin biar gak turun lagi ke jalan terus lagi banyak kegiatan yang di kasih ka di yayasan buat saya .
Wawancara Anak jalanan
Nama : Akbar Umur : 13 Tahun Asal
: Jakarta
1.
Sudah berapa lama adik berada di yayasan ini? Jawab : belom terlalu sih ka,saya baru setahun setengah ka
2.
Kenapa adik bisa turun ke jalan? Jawab : abis gimana ka saya udah kagak sekolah daripada bengong dirumah saya ngamen aja kan dapet duit ka,,hehehe ( sambil menunjukan raut muka yang gembira )
3.
Maaf ya de sebelumnya, kebanyakan orang menilai kalau anak jalanan itu imagenya kurang baik, apa ade pernah mendengar itu? Apa ade punya harapan untuk bisa menjadi yang lebih baik dari sekarang? Jawab : biarin aja dibilang gitu,abisnya saya dari pada ga dapet duit, pengen si jadi lebih baik.
4.
Menurut adik, apakah yayasan ini membantu adik mendapatkan kegiatankegiatan positif? Jawab : iya ka,bagus kan saya kaga sekolah jadi pas saya di yayasan pa haji saya bisa belajar dah.
5.
Program apa yang diberikan yayasan untuk menaggulangi anak jalanan? Jawab : program? Apaan ya? Saya pernah si ikut program dari sini Mabit (malam bina dan taqwa), sekolah gratis kaya sekolahan beneran, saya juga ikut ngebengkel di suruh yang ngajar di sini.
6.
Di yayasan kakak denger ada program sekolah juga, ade ikut program itu? Kemudian apa harapan ade sendiri ada di yayasan ini? Jawab : ikut ka, sekolah SMP saya. Saya pengennya bisa sekolah kaya anak-anak lain. Emak bapak saya ga punya duit buat nyekolain.
7.
Apakah pendapat adik sendiri program ini sudah berjalan dengan baik? Jawab : baik baik aja ka , ( Menujukan muka kaya orang bingung )
8.
Bagaimana pelayanan yang diberikan oleh pekerja sosial di yayasan ini?
Jawab : baik juga si, sopan ngajarnya ka sabar-sabar lagi kakak-kakak nya walau ada yang jutek dan galak hahahahaha tapi baik ko orangnya. 9.
Besarkah peran pekerja sosial yayasan ini untuk para anak jalanan? Jawab : besar ka, nolongin saya pas saya kena razia di PGC cililitan ma anak- anak yang laen lagi pada nongkrong abis ngamen di tangkep sat pol pp yah pokoknya ada lagi ka cuman saya cape ka maklumin dah ya ka.
Wawancara Anak jalanan
Nama : Nanda Umur : 10 Tahun Asal
: Jakarta
1.
Sudah lamakah adik berada di yayasan ini? Jawab : udah ka, saya dari umur berapa ya 8 tahun
2.
Kenapa adik bisa turun ke jalan? Jawab : pertamanya sih kasian ka, emak bapak saya udah kagak kerja ka makanya saya bantuin buat nayari duit ngamen dah dijalanan.
3.
Maaf ya de sebelumnya, kebanyakan orang menilai kalau anak jalanan itu imagenya kurang baik, apa ade pernah mendengar itu? Apa ade punya harapan untuk bisa menjadi yang lebih baik dari sekarang? Jawab : iya, pengen.
4.
Menurut adik, apakah yayasan ini membantu adik mendapatkan kegiatankegiatan positif? Jawab : iya ngebantu ka, saya gak punya duit tapi bisa sekolah ka.
5.
Program apa yang diberikan yayasan untuk menaggulangi anak jalanan? Jawab : saya sering disuruh bantu-bantu buat kerajinan tangan, terus juga tiap minggu ada mabit kaya ceramah agama gitu, banyak dah tapi saya lupa hehe...
6.
Di yayasan kakak denger ada program sekolah juga, ade ikut program itu? Kemudian apa harapan ade sendiri ada di yayasan ini? Jawab : ikut ka, saya bisa belajar sama bisa dapet duit sendiri dari bikinbikin kerajinan dah.
7.
Apakah pendapat adik sendiri program ini sudah berjalan dengan baik? Jawab : kalau kata saya si iya baik ka
9.
Bagaimana pelayanan yang diberikan oleh pekerja sosial di yayasan ini? Jawab : orangnya baik-baik, sopan, udah gitu sering nasihatin kalau kita salah pernah dikasih duit juga ka pas saya blom makan
10.
Besarkah peran pekerja sosial yayasan ini untuk para anak jalanan? Jawab : besar juga ka ,,hehehe (sambil menunjukan muka bingung )
Wawancara Pekerja Sosial
Nama
: M. Dodi S.Sos
Umur
: 33 Thn
Asal
: Bandung
1.
Pernahkah anda menggali dan mendengar anak jalanan mengutarakan kebutuhan dan keinginan untuk berubah menjadi diri yang lebih baik? Jawab : wah iya sudah pasti,sempat saya ngobrol sama anak jalanan sebenarnya sebagian mereka itu ingin seperti anak normal lainnya, bisa sekolah beli ini beli itu apalagi untuk berubah jadi lebih baik Cuma saja faktor keadaan yang tidak memungkinkan
2.
Cara apa saja yang digunakan oleh yayasan untuk penanggulangan perilaku anak jalanan? Jawab : eemm..kita sebagai pekerja disini memberikan sedikit wejangan kepada si anak atau mengajak mereka untuk tinggal di yayasan dan akan kita berikan sarana yang bisa membuat mereka merasa bahwa kehidupan yang akan dirasakan disini bermanfaat bagi kehidupan mereka dibandingkan di jalanan kemudian memberikan spirit dan motifasi agar anak – anak ini bisa terus semangat belajar guna meraih masah deoan yang lebih baik
3.
Saat menentukan program, factor apa yang pertama anda pikirkan agar target tercapai tepat sasaran? Jawab : ya sejauh ini saya dan juga teman – temen yang lain yang satu profesi juga satu yayasan kita mengadakan sekolah non formal dimana si anak bisa belajar seperti anak-anak yang sekolah formal, terus pengembangan kreatifitas bagi anak yang punya bakat, misalnya bakat apa nih menjahit apa otomotif jadi kita beri dia pengajaran tentang bakatnya itu, dan yang paling penting pembentukkan karakter si anak, kita disitu memberikan dorongan dan motivasi agar si anak bangkit dan tidak kembali ke jalan bisa dibilang pembentukkan akhlak dan moral dengan
mengadakan kegiatan mabit ( malam bina dan takwa ) seperti yang pernah kk liat dan ikuti beberapa waktu yang lalu 4.
Apa alasan anda menentukan program terebut? Jawab : sebenernya tujuannya sih satu ka lutfi yaitu, supaya si anak tidak turun lagi ke jalan dan bisa mendapatkan pemberdayaan yang layak bagi anak seusia mereka
5.
Menurut anda, factor apa saja yang sangat mendukung keberhasilan penanganan anak jalanan? Jawab : ya kembali kepada si anak lagi ka, kalau kita jalanin program tapi si anak sendiri tidak mau kita mau membuat program itu untuk siapa? jadi anak jalanan itu sendiri juga orangtua dari si anak jalanan yang jadi faktor utama dari program kita
6.
Dalam upaya penanggulangan atau pembinaan terhadap anak jalanan, apakah memerlukan dukungan dari pihak lain? Berikan alasannya! Jawab : jelas, kita perlu sekali ka seperti hadirnya dari teman – teman mahasiswa dulu yang membatu mengajar di yayasan ini untuk anak – anak kami , kemudian dari polsek kramat jati yang senantiasa memberikan pelayanan kepada anak jalanan salah satu contoh beberapa waktu lalu ka ada salah satu dari anak kita yang di perkosa di bawah jalan tol kemudian dengan keterangan dari anak-anak kita kemudian kita langsung melapor dan masalah ini langsung di tanggapi dan ditindak lanjuti oleh bapak dan ibu polisi sektor kramat jati itu aja ka masih banyak sih yang lain ( sambil menunjukan muka yang lelah )
7.
Hambatan apa saja yang mempengaruhi program yang anda lakukan? Jawab : hambatannya sih ga jauh-jauh ya, kadang anak itu sendiri yang males ngikutin program kita ujung-ujungnya balik lagi ke jalanan apalagi lebih beratnya dari si orangtua juga ya ka ga mendukung dengan program yang ada di yayasan ini ka.
Wawancara Masyarakat
Nama
: Ustad M. Suhandi
Umur
: 26 Tahun
Alamat
: Jakarta Timur
1. Bagaimana pandangan anda terhadap anak jalanan ni ustadz? Jawab : Menurut saya mah ni ya, mau dia anak jalanan, anak kampus, anak kantoran semua sama aja. Di mata Allah kan semua ga diukur dari situ. Cuma satu Tawqa yang membedakan derajat manusia di mata Allah. Anak jalanan kan manusia juga jadi sama aja ma kita-kita, Cuma aja dia pada tinggal di jalan, nah itu yang bikin orang jadi ngerasa beda. Padahal mah kita di mata allah sama aja sebagai makhluk ciptaanNya gitu. 2. Bagaimana pendapat ustadz tentang image negatif masyarakat terhadap anak jalanan? Jawab : Kalau saya pribadi sih tidak memikirkan orang lain ya lutfi, yang terpenting saya pribadi tidak menganggap anak jalanan itu selalu negatif. Sebenernya mah mereka hanya butuh tuntunan dan bimbingan dari kita nih. Bimbingan akhlak, bimbingan yang sifatnya rohani. Menjelaskan kepada mereka nih bagaimana sesungguhnya akhlak yang baik terhadap orangtua, sesama temen, masyarakat. Bahkan akhlak sehari-hari yang diajarkan oleh Nabi. 3. Berdasarkan program yang yayasan lakukan, apakah dalam diri anak jalanan masih diharapkan untuk bisa berubah menjadi yang lebih baik? Jawab : Menurut saya iya, setiap manusia kan pasti ada perubahan dalam dirinya. Yang jelas dari program yang yayasan akur kurnia ini buat banyak hal positif yang saya lihat. Contoh ni bang lutfi, si anak jadi sering shalat berjamaah tuh gara-gara sering ada acara mabit di sono. Si anak juga jadi membiasakan melakukan sesuatu berdasarkan nilai agamais. Si anak juga bisa sekolah dapetin ijazah paket c. Kan kalau begitu berarti dia ada di yayasan karena dia kepengen berubah yang jadi anak jalanan jadi bisa sekolah, ngaji dan ikut kegiatan lainnya. 4. Upaya apa ustadz yang dapat dilakukan dalam upaya membantu mencari solusi penanggulangan perilaku anak jalanan?
Jawab : Solusinya itu bisa dari bibingan keagamaan ya, anak-anak di ajarkan bagaimana bersikap yang baik atau bisa berakhlakul karimah dengan memberikan ceramah, ngajak shalat jamaah bareng, memberikan nasihat-nasihat, biar si anak tau tuh apa-apa yang baik dan apa-apa yang harus ditinggalkan. Nih kaya program mabit ni sebenernya ada manfaatnya anak di ajak tahajud bareng, ngaji, ceramah, jadi si anak lama-lama kebiasaan dan emang udah nanemin dalam dirinya apa yang udah diajarin tuh. 5. Apa harapan ustadz dari program ini? Jawab : Menurut agama manusia diukur berdasarkan tingkat ketakwaannya kepada Allah SWT, saya sih berharap dari program ini anak dapat memliki pengetahuan agama yang baik dan memiliki akhlak yang mahmudah (baik), selain itu anak dapat menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Dalam Al-Qur’an dikatakan:
ّْن أَكْ َر َمكُمْ عِنْ َد الّلَ ِه أَتْقَاكُم َ ِإ Yang artinya: Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa di antara kamu.
RIWAYAT HIDUP Data Pribadi : Nama
: Lutfi Zahrudin
Tempat/Tanggal Lahir
: Jakarta, 10 Agustus 1986
Jenis Kelamin
: Laki-Laki
Alamat
: JL. Tengah Gg. Suurilang Rt. 008/01 No. 56 Gedong Pasar Rebo Jakarta Timur
No. Telp
: 0838 73153953, 021 99846736
Email
:
[email protected]
Status
: Belum Menikah
Agama
: Islam
Kewarganegaraan
: Indonesia
Hobi
: Membaca, Musik
Pendidikan :
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta SMA/MA SMP/MTS Tapak Sunan Condet, Jakarta Timur SDN Gedong 07 Pagi
v
2006-2013 2001-2005 1998-2001 1992-1998