1 PERAN MAWADAH DAN RAHMAH DENGAN IDENTITY ACHIEVEMENT PADA REMAJA AKHIR Metty Verasari Irwan Nuryana Kurniawan
INTISARI Penelitian ini bertujuan untuk menguji apakah ada hubungan positif antara mawadah dan rahmah dengan identity achievement pada remaja akhir. Dugaan awal yang diajukan dalam penelitian ini adalah ada hubungan positif antara mawadah dan rahmah dengan identity achievement pada remaja akhir. Subjek pada penelitian ini adalah siswa SMA Negeri 5 Lubuk Linggau sebanyak 125 orang. Alat ukur yang digunakan adalah Skala Mawadah dan Rahmah yang dibuat oleh peneliti bersama dosen pembimbing dengan mengacu pada aspek-aspek yang dikemukakan oleh Shihab (2007) dan Skala Identity Achievement Pada Remaja Akhir dengan mengacu pada aspek-aspek yang dikemukakan oleh Marcia (dalam Sprinthall dan Collins, 1995), Metode analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan teknik analisis korelasi parsial dan uji regresi ganda dengan menggunakan fasilitas program SPSS versi 13,0 untuk menguji apakah terdapat hubungan antara keluarga sakinah dengan identity achievement pada remaja akhir. Hasil uji hipotesis a) identity achievement dan mawadah diperoleh koefisien korelasi sebesar r= 0,346 dengan p = 0,000 (p < 0,01) yang artinya ada korelasi positif antara mawadah dengan identity achievement pada remaja akhir; b) identity achievement dengan rahmah diperoleh koefisien korelasi sebesar r= 0,461 dengan p= 0,000 (p < 0,01) yang artinya ada korelasi positif antara rahmah dengan identity achievement ; c) identity achiievement dengan mawadah dan rahmah dengan koefisien korelasi r=0,692 dengan p = 0,000 (p < 0,01) yang artinya mawadah dan rahmah mempunyai korelasi yang positif dengan identity achievement. Jadi hipotesis penelitian diterima. Kata kunci : Mawadah, Rahmah, dan Identity Achievement Pada Remaja Akhir.
2 PENGANTAR
Masa remaja merupakan masa yang paling penting karena masa ini bisa dikatakan sebagai masa pencarian identitas diri (Hurlock, 2003). Menurut Erikson (Supratiknya, 1993), penemuan identitas diri merupakan tugas sentral pada masa remaja. Hal tersebut juga menyentuh kehidupan remaja yang sedang menempuh pendidikan di SMA. Bagi siswa SMA kelas III merupakan remaja akhir, usia ini berkisar antara 17/18 - 21/22 tahun (Marcia dalam Archer, 1994). Menurut Mappiare (1982) rentangan usia yang biasanya terjadi dalam masa ini (untuk remaja Indonesia) adalah antara 17 tahun sampai 21 tahun bagi wanita dan 18 sampai 22 tahun bagi pria. Demikian pula menurut Hurlock (1999) masa remaja akhir bermula dari usia 16 atau 17 sampai dengan 18 tahun. Sulaeman (1995), menyebutkan ciri-ciri umum masa remaja akhir adalah sebagai berikut: a) pemilihan kehidupan mulai mendapat perhatian yang tegas, b) telah ada sepsialisasi atau pengkhususan berdasarkan bakat-bakat yang diselidikinya, c) kecenderungan untuk menetapkan jenis pekerjaan yang akan dipilihnya sebagai bekal mencari nafkah, d) memilih teman hidup dan memikirkan masalah keluarga, e) berhatihati
dalam
memilih
pakaian
dan
cara
berdandan,
ini
berhubungan
dengan
berpenampilan menarik baik dihadapan lawan jenis maupun bagi teman-teman sejenis, c) kekakuan pada masa remaja akhir telah ditinggalkan, d) keamanan dan kebebasan ekonomis dan keagamaan, tidak tergantung pada orang tua lagi dan mulai berusaha memenuhi kebutuhan hidupnya sendiri, e) mulai berfikir tentang tanggung jawab sosial, moral, ekonomis dan keagamaan, f) persfektif kehidupan semakin luas, nilai-nilai kehidupan mulai muncul, pengertian-pengertian lebih diperluas dan diperdalam, g)
3 mulai muncul rasa tanggung jawab sebagai laki-laki dan perempuan sebagai manusiamanusia dewasa. Menurut Mappiare ( 1982), ciri- ciri umum remaja akhir yaitu, a) stabilitas mulai timbul dan meningkat, b) citra diri dan sikap-pandangan yang lebih realistis, c) maneghadapi masalahnya secara lebih matang, d) perasaan menjadi lebih tenang. Identitas adalah penggabungan seluruh identifikasi dan fantasi mengenai peran sosial. Identifikasi juga merujuk pada arah dan tujuan, dalam tujuan ini berarti seluruh hal yang dimiliki individu di dalam dirinya, apa yang ia inginkan, dan ingin menjadi apa dirinya (Erikson, dalam Valentini dan Nisfiannoor, 2006). Achievement dalam konteks psikologi umum berarti penyelesaian atau pencapaian yang diperoleh seseorang terhadap tujuan yang telah ditargetkan oleh seseorang itu sendiri atau oleh masyarakat (Corsini, 2002). Identity achievement (pencapaian identitas) adalah salah satu status identitas yang dikemukakan oleh Marcia (Santrock, 2003), yaitu merupakan istilah untuk remaja yang telah melewati krisis dan telah membuat komitmen. Marcia (Berk, 1993) menyatakan bahwa remaja dengan status identity achievement akan merasa memiliki ikatan yang dekat dengan orang tua mereka namun tetap dapat menyuarakan pendapat mereka secara bebas. Marcia (Santrock, 2003) mengemukakan bahwa remaja pada status identitas diri achievement sudah mampu untuk bertanggung jawab, mengambil keputusan secara mandiri, dan memiliki hubungan yang baik dengan orang lain. Dengan demikian, berdasarkan ciri-ciri remaja akhir yang dikemukakan di atas dan pendapat Marcia (Santrock, 2003) di atas dapat dikemukakan bahwa remaja akhir sudah memiliki identitas diri achievement. Akan tetapi dalam kenyataannya banyaknya penyimpanganpenyimpangan yang terjadi pada masa remaja, sehingga mereka tidak dapat memperoleh status identity achievement dan yang terjadi adalah krisis identitas.
4 Menurut Erikson (1989) krisis identitas adalah suatu masa dimana remaja untuk pertama kali secara definitif harus menentukan siapakah dan apakah dia ketika itu dan ingin menjadi siapakah dan apakah dia pada masa depan. Remaja yang mengalami krisis identitas ini dapat terjadi kebingungan identitas yang mengakibatkan suasana ketakutan, ketidakpastian, ketegangan, isolasi, cemas dan bimbang. Remaja merasa bahwa dirinya harus mengambil keputusan penting, namun dirinya tidak sanggup berbuat demikian, (Erikson, 1989). Mappiare (1982) menyatakan bahwa ciri- ciri yang ada pada remaja akhir yang dikemukakakan di atas merupakan ciri- ciri remaja akhir pada umumnya: remaja yang boleh dikatakan tidak mempunyai persoalan serius. Penyimpangan dari hal- hal yang umum itu sangat mungkin terjadi sebagai akibat dari berbagai ragam pengaruh. Semakin besar kuantitas dan intensitas penyimpangan yang terjadi, maka semakin serius pula masalah yang dihadapi oleh remaja yang bersangkutan. Kondisi lingkungan keluarga dan
masyarakat serta pengaruh teman sebaya merupakan faktor penting
dalam membentuk ciri- ciri umum pada remaja akhir sehingga tidak terjadi pembelokkan/ penyimpangan pada ciri- ciri umum remaja akhir, sehingga pada akhirnya dapat terbentuk identity achievement pada remaja akhir. Oleh karena itu disarankan orang tua untuk membekali putra-putrinya dengan keimanan, kedisiplinan dan tanggung jawab, hal ini akan terwujud bilamana dalam keluarga yang dibangun dengan sakinah, mawaddah dan rahmah (Majalah Sadar, 2007). Keluarga merupakan kesatuan yang terkecil di dalam masyarakat tetapi menempati kedudukan yang primer dan fundamental dan mempunyai peranan yang besar
dan
vital
dalam
membentuk
identitas
remaja. Dalam
penelitian
yang
menghubungkan identitas dengan pola pengasuhan dari orang tua, remaja yang memiliki orang tua yang demokratis, yaitu yang mendorong remaja untuk berpartisipasi dalam membuat suatu keputusan keluarga, akan lebih cepat mencapai identity
5 achievement. Orang tua yang otokratis, yang mengontrol tingkah laku remaja tanpa memberi suatu kesempatan untuk mengekspresikan pendapat, mendorong terjadinya identity foreclosure pada remaja. Orang tua yang permisif, yang memberikan sedikit arahan kepada remaja dan membiarkan remaja membuat keputusannya sendiri, mendorong terjadinya identity diffusion pada diri remaja (Bernard, 1981; Enright dkk., 1980; Marcia, 1980, dalam Santrock, 2003). Keluarga merupakan lingkungan sosial pertama yang memberikan pengaruh sangat besar bagi tumbuh kembangnya anak remaja. Secara ideal perkembangan anak remaja akan optimal apabila mereka bersama keluarganya yang harmonis, sehingga berbagai kebutuhan yang diperlukan dapat terpenuhi. Dalam kenyataan kehidupan sehari-hari tidak semua keluarga dapat memenuhi gambaran keluarga yang ideal tersebut. Perubahan sosial, ekonomi dan budaya masyarakat dewasa ini akan sangat berpengaruh kehidupan sebuah keluarga. Orang tua yang sibuk dengan pekerjaan di kantor sampai larut malam tanpa memikirkan anak akan mempengaruhi psikis seorang anak. Kondisi yang demikian ini akan menyebabkan komunikasi dan interaksi antara sesama anggota keluarga menjadi kurang intens. Hubungan kekeluargaan yang semula kuat dan erat, cenderung longgar dan rapuh. Ambisi karier dan materi yang tidak terkendali, telah mengganggu hubungan interpersonal dalam keluarga. Dalam kaitannya dengan permasalahan remaja, rintangan perkembangan remaja menuju kedewasaan itu ditentukan oleh faktor-faktor yang mempengaruhi anak pada waktu kecil di lingkungan rumah tangga dan lingkungan masyarakat. Jika seorang individu di masa kanak-kanak banyak mengalami rintangan hidup dan kegagalan bisa menyebabkan timbulnya kelainan-kelainan berupa tingkah laku aneh seperti kenakalan remaja yang jika tidak terkendali dapat menjerumuskan ke dalam perbuatan negatif, seperti minum-minuman keras (alkohol), narkoba, dll (Majalah Sadar, 2007).
6 Dengan demikian, peran orang tua dalam membantu anak remajanya yang tengah mencari identitas diri sangat dibutuhkan. Di dalam keluarga ada mawaddah dan rahmah. Mawaddah adalah jenis cinta membara yang mengebu-gebu, sedangkan rahmah adalah jenis cinta yang lembut (Mubarok, 2005). Hubungan anak dan orang tua juga harus didasari oleh cinta kasih, mawaddah dan rahmah. Banyak sekali bukti yang dapat dikemukakan tentang kebutuhan akan cinta mencintai dalam keluarga. Tanpa cinta dan hubungan erat, remaja akan terhambat perkembangannya. Situasi tempat orang tua cekcok, bercerai atau meninggal dunia, sehingga cinta kasih tidak dirasakan, jauh lebih merusak perkembangan jiwa anak daripada yang disebabkan oleh penyakit (Shihab, 2007). Mawaddah dan rahmah (kasih dan sayang) dalam keluarga sangatlah dibutuhkan bagi remaja dalam membentuk identitas diri achievement. Dalam kehidupan keluarga, seorang remaja membutuhkan dialog yang penuh dengan pendekatan manusiawi dan kasih sayang. Seorang remaja membutuhkan perhatian, pemeliharaan, perlindungan, pengawasan dan bimbingan dari orang tua. (Sanaky, 2000). Untuk membentuk identitas diri achievement
pada remaja maka hendaknya keluarga dibangun atas dasar cinta
yang sesungguhnya, dimana dapat menunjukkan sifat sabar dan lapang dada dalam menerima kesusahan dan kesenangan, siap menderita, setia atau percaya dengan pasangan, pemaaaf, toleransi terhadap kekurangan pasangan, mengetahui kelebihan dan kekurangan pasangan, saling menghargai, berprasangka baik terhadap pasangan, bersedia mengalah atau berkorban, bermusyawarah, menepati janji, dan jujur terhadap pasangan (Shihab, 2007). Mawaddah dan rahmah yang berkembang dalam kehidupan keluarga akan sangat membantu perkembangan dan pertumbuhan remaja dalam kehidupan selanjutnya. Perpaduan kasih ayah sepanjang galah dan kasih ibu sepanjang masa akan
7 membuahkan sosok remaja yang berkembang sehat lahir dan batin serta bahagia dan sejahtera (Basri, 2004). Basri (2004) menambahkan, hubungan orang tua yang efektif kemesraan dan tanggung jawab yang didasari oleh mawaddah dan rahmah (kasih dan sayang) yang tulus, menyebabkan anak-anaknya akan mampu mengembangkan aspekaspek kegiatan manusia, baik yang bersifat individual, sosial maupun kegiatan keagamaan. Untuk itu, orang tua perlu menyadari bahwa keluarga juga merupakan bagian integral identitas sosial setiap anggotanya. Bila keluarga penuh kehangatan (penuh penerimaan) dan disertai ajaran moral, mereka akan melalui pergulatan masa remajanya dengan mengembangkan nilai-nilai yang diperoleh melalui keluarga, dan selanjutnya membentuk kesadaran akan identitas diri. Sebaliknya remaja dari keluarga yang berantakan atau penuh kekerasan, hari-harinya cenderung dipenuhi rasa penolakan (marah, memberontak, depresi) dan atau pencarian penerimaan dari luar keluarga dengan cara tak sehat (membabi buta, jalan pintas melalui seks, alkoholisme dan obat-obatan) dilandasi oleh konsep diri yang negatif. Pada situasi demikian, identitas diri yang sejati akan sulit ditemukan (Wahini, 2004). Pembentukan identity achievement selain menuntut partisipasi aktif dari individu yang bersangkutan, juga membutuhkan dukungan dari berbagai pihak. Erikson (dalam Steinberg, 1993) mengemukakan bahwa kunci keberhasilan pembentukan identitas terletak pada interaksi dengan individu lain. Keluarga dalam hal ini orang tua mempunyai peranan penting dalam pembentukan identitas, seperti yang dikemukakan Grotevant & Cooper (Archer, 1994) bahwa peran penting kualitas keluarga yang ikut mewarnai pembentukan identitas antara lain terletak pada interaksi orang tua dengan anak. Oleh karena itu,
8 mawaddah dan rahmah dalam keluarga memiliki peran penting dalam pembentukan identity achievement. Berdasarkan uraian di atas, mengenai pentingnya keluarga sakinah dalam membentuk identity achievement pada diri remaja, maka peneliti tertarik untuk meneliti mengenai peran mawaddah dan rahmah dalam keluarga terhadap identity achievement pada remaja akhir.
METODE PENELITIAN A. Subjek Penelitian Dalam penelitian ini adalah siswa kelas XII SMA Negeri 5 Lubuk Linggau, Sumatera Selatan, tahun ajaran 2007/2008. Jumlah siswa kelas XII secara keseluruhan adalah 182 siswa yang terdiri dari 5 kelas. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 5 Lubuk Linggau, Sumatera Selatan, tahun ajaran 2007/2008.
B. Metode Pengumpulan Data Metode yang digunakan dalam pengumpulan data adalah metode questioner yang berbentuk alat ukur skala. Skala adalah suatu alat ukur untuk mengetahui atau mengungkap aspek afektif, berupa pertanyaan atau pernyataan yang secara tidak langsung mengungkap indikator perilaku dari atribut yang bersangkutan, dan respon atau jawaban subjek tidak diklasifikasikan sebagai jawaban benar atau salah (Azwar, 2006). Skala yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari dua skala, yaitu: 1. Skala Identity achievement pada remaja akhir Skala ini diadaptasi dari penelitian Sari (2004) yang disusun berdasarkan teori dari Marcia (dalam Sprinthall dan Collins, 1995), yaitu komitmen terhadap occupation
9 (pekerjaan), komitmen terhadap religious ideology (keyakinan beragama), dan komitmen terhadap political ideology (keyakinan politik). Skala yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala dengan butir favorable, yaitu butir yang sesuai dengan variabel (Hadi, 2004). Berikut ini disajikan tabel distribusi aitem-aitem identity achievement pada remaja akhir: Tabel 1 Blue Print Skala Identity Achievement Pada Remaja Akhir Sebelum Uji Coba No 1
Aspek Okupasi (Pekerjaan)
2
Religious Ideology (keyakinan beragama) Political Ideology (keyakinan politik) Jumlah
3
Favorable 1,4,7,9,10,12,13,15,16,19,24 25,27,28,31,32,33,34,35,36,39 2,5,8,11,14,17,18,20,21,22,23 26,29,37,38,40,41 3,6,30,42,43,44,45,46,47
Jumlah 21
47
47
17 9
Setiap item skala Identity achievement pada remaja akhir ini disediakan empat alternatif jawaban yaitu: Sangat Sesuai (SS), Sesuai (S), Tidak Sesuai (TS), dan Sangat Tidak Sesuai (STS). Setiap item dalam skala Identity achievement pada remaja akhir merupakan pernyataan favorable, jadi penyekoran jawaban selalu mendapat skor 4, sering mendapat skor 3, jarang mendapat skor 2, dan tidak pernah mendapat skor 1. 2
Skala Mawaddah Skala ini disusun penulis berdasarkan teori dari Shihab (2007). Skala yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala dengan butir favorable, yaitu butir yang sesuai dengan variabel (Hadi, 2004). Berikut ini disajikan tabel distribusi aitem mawadah :
10 Tabel 2 Blue Print Skala Mawaddah Uji coba & Penelitian Aspek Mawaddah
Indikator ? sabar (lapang dada), siap menderita ? pemaaaf, toleransi terhadap kekurangan dan kelebihan pasangan ? saling menghargai ? Berprasangka baik terhadap pasangan ? Setia atau percaya dan jujur dengan pasangan ? bersedia mengalah/berkorban ? bermusyawarah
Favorable 1,31
Jumlah 18
3,21,33 5,7,17,35 9,11,13, 25, 15,23, 19,27,29
Setiap item skala mawadah ini disediakan empat alternatif jawaban yaitu: Sangat Sesuai (SS), Sesuai (S), Tidak Sesuai (TS), dan Sangat Tidak Sesuai (STS). Setiap item dalam skala keluarga sakinah merupakan pernyataan favorable, jadi penyekoran jawaban selalu mendapat skor 4, sering mendapat skor 3, jarang mendapat skor 2, dan tidak pernah mendapat skor 1. 3
Skala Rahmah Skala ini disusun penulis berdasarkan teori dari Shihab (2007). Skala yang
digunakan dalam penelitian ini adalah skala dengan butir favorable, yaitu butir yang sesuai dengan variabel (Hadi, 2004). Berikut ini disajikan tabel distribusi aitem-aitem rahmah : Tabel 3 Blue Print Rahmah Uji Coba & Penelitian Rahmah
? bersungguh-sungguh melakukan pemberdayaan dengan masing-masing
4,30,32
18
11
?
? ? ?
pasangan dan memenuhi kebutuhan pasangannya Bersungguh sungguh untuk mendatangkan kebaikan pada pasangannya saling menjaga, saling mengerti, saling ingat mengingatkan empati menjaga nama baik keluarga.
6,8,26,28,34
2,10,22,36 12,14,20 16,18,24
Setiap item skala rahmah ini disediakan empat alternatif jawaban yaitu: Sangat Sesuai (SS), Sesuai (S), Tidak Sesuai (TS), dan Sangat Tidak Sesuai (STS). Setiap item dalam skala keluarga sakinah merupakan pernyataan favorable, jadi penyekoran jawaban selalu mendapat skor 4, sering mendapat skor 3, jarang mendapat skor 2, dan tidak pernah mendapat skor 1.
C. Metode Analisis Data 1. Uji Asumsi Sebelum dilakukan uji hipotesis, dilakukan uji asumsi untuk melihat apakah data yang diperoleh memenuhi syarat penggunaan analisis korelasi dan untuk dapat menarik kesimpulan yang tidak menyimpang. Adapun uji asumsi yang dilakukan meliputi dua hal yaitu: a. Uji Normalitas Uji normalitas digunakan untuk melihat apakah distribusi sebaran variabel bebas dan variabel tergantung dalam penelitian ini bersifat normal atau tidak. Uji normalitas
12 dilakukan dengan memakai rumus Kolmogorof-Smirnov dengan menggunakan fasilitas komputer SPSS for Windows 13.0. b. Uji Linearitas Uji linearitas digunakan untuk mengetahui apakah hubungan antara skor variabel keluraga sakinah dan variabel identity achievement pada remaja merupakan garis yang lurus atau tidak. Uji linearitas dilakukan dengan menggunakan program SPSS for Windows 13.0 dalam penelitian ini merupakan garis lurus atau linear.
2. Uji Hipotesis Dalam penelitian ini, teknik analisis yang digunakan adalah analisis korelasi parsial dan analisis regresi ganda. Kedua analisis ini mempunyai hubungan yang sangat erat. Analisis korelasi parsial digunakan untuk menemukan hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat jika ada variabel bebas lain yang menjadi control, dan analisis regresi ganda digunakan untuk memprediksi hubungan antara variabel bebas yang lebih dari satu variabel dengani variabel terikat, selain itu juga untuk meramalkan persamaan regresi berdasarkan koefisien regresi yang diperoleh. a. Analisis Korelasi Parsial Untuk mengetahui apakah korelasi masing-masing variabel bebas signifikan atau tidak, apabila salah satu variabel bebas lainnya dikendalikan, digunakan rumus sebagai berikut (Sudjana,1992: 380-386): 1) Koefisien Korelasi antara apabila ?
2
?
1
(Mawaddah) dengan Y (Identity Achievement),
(Rahmah) dikendalikan.
13 ry1 ? ry2 r12
ry12 ?
?1 ? r ??1 ? r ? 2
2
y2
2) Koefisien Korelasi
?
12
(Rahmah) dengan Y (Identity Achievement), apabila ?
2
1
(Mawaddah) dikendalikan.
? ? ??1 ? r ?
ry2 ? ry1 ?r12 ?
ry21 ?
?1 ? r
2
2
y1
12
Keterangan : y12
: Koefisien korelasi antara ?
y 21
: Koefisien korelasi antara Y dan ? 2 , apabila ?
1
dengan Y, apabila ?
1
2
dikendalikan
dikendalikan
Setelah didapatkan harga koefisien korelasi, kemudian dilakukan uji signifikansi dengan uji t , rumus yang digunakan adalah sebagai berikut :
t?
r n? 2 1? r2
Harga t dikonsultasikan dengan t tabel, apabila t hit ? ttab berarti signifikan b. Menentukan Koefisien Korelasi Ganda dan Uji Signifikan Koefisien korelasi antara variabel ? rumus (Sudjana : 383-385) :
R y12 ?
r 2 y1 ? r 2 y2 ? 2ry1 ry2 r12 1 ? r 212
Keterangan :
ry1 : Koefisien korelasi ?
1
dengan Y
1
dan ?
2
dengan Y dapat ditentukan dengan
14 ry2 : Koefisien korelasi ?
2
dengan Y
r12 : Koefisien korelasi ?
1
dengan ?
?
1
: Mawaddah
?
2
: Rahmah
2
Y : Identity Achievement Setelah diperoleh koefisien korelasi ganda, kemudian dilakukan uji signifikansi R dengan uji F. Harga F dikonsultasikan dengan harga F tabel pada taraf signifikan ?
dengan dk
pembilang =k dan dk penyebut = (n – k – 1 ). Apabila , Fhit ? Ftab maka harga R signifikan yang artinya ada korelasi yang signifikan antara ? c. Menentukan persamaan garis regresi untuk dua variabel
Y ? a X 1 ? a2 X 2 ? K Keterangan: Y : Identity Achievement
a1 : Koefisien regresi Mawaddah a2 : Koefisien regresi Rahmah X 1 : Mawaddah
X 2 : Rahmah K : Konstanta
1
dan ?
2
dengan Y.
15 Semua perhitungan dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan bantuan program Statistical Package for Sosial Science (SPSS) for Windows 13.0.
HASIL PENELITIAN A. Orientasi Kancah dan Persiapan 1. Orientasi Kancah Responden penelitian yang digunakan oleh peneliti untuk penelitian ini adalah siswa – siswi SMA Negeri 5 Lubuk Linggau Sumatera Selatan yang terletak di Jalan Pattimura Kelurahan Mesat Seni Kecamatan Lubuk Linggau Timur II. Adapun visi sekolah adalah ”Unggul dalam mutu dan berakhlak mulia”. Untuk mencapai visi tersebut, sekolah menetapkan misi sekolah, yaitu: (1) melaksanakan pembelajaran yang efektif, (2) melaksanakan evaluasi belajar yang berkesinambungan dalam bentuk raport bulanan,
(3)
melengkapi
sarana
pembelajaran,
(4)
mendorong
siswa
untuk
meningkatkan motivasi dan prestasi dengan membudayakan reward, (5) peningkatan prestasi olah raga yang meliputi; bola Volley, basket dan sepak bola yang dibina melalui club, (6) peningkatan prestasi kesenian melalui sanggar seni, (7) menumbuhkan penghayatan ajaran agama yang dianut. Kegiatan sekolah setiap hari senin sampai kamis berlangsung mulai pukul 07.00 WIB dan berakhir pukul 14.00 WIB tetapi bagi kelas tiga para siswa wajib mengikuti kegiatan les yang berlangsung sampai pukul 16.00 WIB, sedangkan hari jum’ at sampai pukul 11.00 WIB dan hari sabtu sampai pukul 12.45 WIB. Kegiatan ekstrakurikuler diadakan setiap sore harinya mulai pukul 14.30 WIB sampai dengan 16.30 WIB. Prestasi yang diraih SMA Negeri 5 Lubuk Linggau sangat banyak, baik dalam prestasi akademik maupun non akademik. Hal tersebut ditunjukkan dengan tingkat kelulusan yang
16 mencapai 100% dan memperoleh juara pada lomba yang diadakan dilingkungan kotamadya Lubuk Linggau. Siswa SMU Negeri 5 Lubuk Linggau memiliki identity achievement. Hal ini terlihat dari kemantapan siswa dalam menentukan satu di antara beberapa pilihan penting, antara lain, terdapat siswa yang sudah mantap untuk melanjutkan ke perguruan tinggi, ada siswa yang ingin langsung bekerja, bahkan ada siswa yang sudah menentukan pilihannya untuk menikah. Namun demikian, masih terdapat juga siswa yang belum memiliki identity achievement. Hal ini terlihat dari siswa yang masih bingung untuk menentukan pilihan antara melanjutkan ke perguruan tinggi atau bekerja. Jumlah guru SMA Negeri 5 Lubuk Linggau sebanyak 30 orang dan jumlah karyawan sebanyak 10 orang. Jumlah seluruh siswa kelas X, kelas XI dan kelas XII SMA Negeri 5 Lubuk Linggau sebanyak 552 orang yang masing –masing kelas terdiri dari 5 kelas paralel. 2. Persiapan a. Persiapan administrasi Dalam penelitian ini pengurusan surat izin penelitian dilakukan pada instansi atau lembaga terkait. Surat permohonan izin penelitian untuk melakukan Try out dikeluarkan oleh Dekan Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya yang ditujukan kepada Kepala Sekolah SMU Negeri I Lubuklinggau tanggal 1 Oktober 2007 dengan nomor surat 733/Dek/70/Akd/VI/2007. Setelah peneliti selesai melakukan Try Out, kepala sekolah SMU Negeri I Lubuklinggau mengeluarkan surat keterangan bahwa peneliti telah melakukan Try out dengan nomor surat 420/654/SMAN.1/LLG/2007 tanggal 5 Oktober 2007. Sementara itu, Surat permohonan ijin untuk melakukan penelitian dikeluarkan Dekan Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya yang ditujukan kepada Kepala Sekolah
17 SMA Negeri 5 Lubuk Linggau, tanggal 1 Oktober 2007 dengan nomor surat 733/Dek/70/Akd/VII/2007. Setelah penelitian selesai dilakukan, kepala sekolah SMU Negeri 5 Lubuklinggau mengeluarkan surat keterangan bahwa peneliti telah melakukan pengambilan data di sekolah tersebut, dengan nomor surat 433/361/SMAN 5/LLG/2007 tanggal 7 November 2007. b. Persiapan penelitian Persiapan penelitian dilakukan dengan membuat alat ukur penelitian. Alat ukur penelitian yang digunakan adalah Skala Mawaddah dan Rahmah yang disusun berdasarkan aspek-aspek Mawaddah dan Rahmah yang dirumuskan oleh Shihab (2007), dan Identity achievement pada remaja akhir yang disusun berdasarkan aspek-aspek identitas diri yang dirumuskan oleh Marcia (dalam Sprinthall dan Collins, 1995). Uji coba alat ukur (try out) dilakukan di SMU Negeri 1 Lubuk Linggau. Pelaksanaan try out berlangsung pada tanggal 5 Oktober 2007. Subjek yang terlibat dalam uji coba adalah siswa kelas IX. Jumlah subjek dalam uji coba sebanyak 106 orang. Berikut adalah hasil uji validitas dan reliabilitas alat ukur: 1) Validitas Validitas yang digunakan pada penelitian ini lebih menekankan pada validitas isi (content validity) yaitu validitas yang menunjukkan sejauh mana item dalam tes mencakup keseluruhan kawasan isi yang hendak diukur. Untuk melakukan seleksi aitem dilakukan pengukuran koefisien korelasi item-total (rix). Aitem dalam tes jika kualitasnya tidak baik harus disingkirkan. Perhitungan skor item dengan skor total menggunakan teknik perhitungan korelasi product moment dari Pearson.
18 a) Validitas Skala Mawaddah dan Rahmah Hasil analisis data dengan menggunakan koefisien korelasi item total. Setelah dilakukan seleksi item tidak terdapat aitem yang gugur sehingga aitem yang valid sebanyak 36, berikut ini adalah blue print skala Mawaddah dan Rahmah: Tabel 4 Distribusi Butir Skala Mawaddah dan Rahmah Setelah Uji Coba Aspek No 1 Mawaddah 2 Rahmah Jumlah
Favorable 1,3,5,7,9,11,13,15,17,19,21,23,25,27,29,31,33,35 2,4,6,8,10,12,14,16,18,20,22,24,26,28,30,32,34,36 36
Jumlah 18 18 36
b) Validitas Skala Identity Achievement Pada Remaja Akhir Hasil analisis data dengan menggunakan koefisien korelasi item total. Setelah dilakukan dua kali seleksi item terdapat 11 aitem gugur dari 47 aitem yaitu nomor 1, 4, 7, 15, 17, 18, 21, 27, 37, 40, dan 47. Aitem yang valid sebanyak 36, namun dikarenakan kesalahan teknik dalam pembuatan skala penelitian maka terdapat dua aitem skala yang tidak tercantum dalam skala penelitian, yaitu aitem nomor 12 dan 22. Berikut ini adalah blue print Skala Identity Achievement Pada Remaja Akhir: Tabel 5 Distribusi Butir Skala Pada Remaja AkhirSetelah Uji Coba No 1
Aspek Okupasi (Pekerjaan)
2
Religious Ideology (keyakinan beragama) Political Ideology (keyakinan politik) Jumlah
3
Favorable Jumlah 1*,4*,9(6),10(7),12*,13(9),15*,16(11), 21 19(12),24(15),25(16),27*,31(21),32(22), 33(23),34(24),35(25),36(26),39(28) 2(1),5(3),7*,8(5),11(8),14(10),17*,18*,20(13), 17 21*,22*,23(14),26(17),29(19),37*,38(27),40*, 41(29) 3(2),6(4),30(20),42(30),43(31),44(32),45(33), 46(34),47*
9
47
47
19 Catatan : angka dalam kurung ( ) adalah nomor butir baru setelah uji coba angka yang dikasih tanda bintang adalah aitem yang tidak termasuk dalam skala penelitian 2. Reliabilitas Reliablitas mempunyai berbagai nama lain seperti keterpercayaan, keterandalan, kestabilan, konsistensi dan sebagainya, namun ide pokok yang terkandung dalam konsep reliabilitas adalah sejauhmana hasil pengukuran dapat di percaya (Azwar, 1997). Koefisien reliabilitas berkisar 0.0 sampai 1.0 akan tetapi seperti pada validitas, koefisien sebesar 0.0 dan 1.0 tidak pernah dijumpai (Azwar, 1997). Uji reliabilitas yang dilakukan pada skala Mawaddah dan Rahmah dan identity achievement pada remaja akhir dengan menggunakan SPSS for Window versi 13.0
menghasilkan koefisien
reliabilitas skala Mawaddah dan Rahmah sebesar 0,927 dan koefisien reliabilitas skala identity achievement
pada remaja akhir sebesar 0,915 sehingga dari hasil tersebut
dapat dikatakan bahwa kedua skala tersebut cukup handal untuk digunakan sebagai alat pengumpul data. B. Pelaksanaan Penelitian Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 5 Lubuk Linggau. Subjek merupakan siswa kelas XII sebanyak 125 orang. Penelitian dilakukan pada tanggal 5 – 6 November 2007. Skala langsung diisi ditempat yang kemudian diambil setelah subjek mengisi dengan lengkap, sehingga dari 125 skala yang dibagikan semua terkumpul kembali dan memenuhi syarat untuk dianalisis.
C. Analisis Hasil Dan Hasil Penelitian Analisis data dilakukan untuk menguji hipotesis. Setelah seluruh data diperoleh maka dilakukan uji asumsi yang meliputi uji normalitas dan uji linieritas. Uji normalitas
20 dan uji linieritas ini adalah sebagai prasyarat analisis sebelum melakukan analisis korelasi Semua uji prasyarat dilakukan dengan maksud agar kesimpulan yang diambil tidak menyimpang dari kebenaran. Semua uji asumsi dalam penelitian ini menggunakan bantuan program SPSS 13.0 for windows. 1. Deskripsi Subjek Penelitian Subjek penelitian adalah siswa–siswi SMA Negeri 5 Lubuk Linggau yang berjumlah 125 orang dengan perincian siswa dari kelas XII IPA A sebanyak 25 orang, siswa kelas XII IPA B sebanyak 25 orang, siswa kelas XII IPS A sebanyak 25 orang, siswa kelas XII IPS B sebanyak 25 orang dan siswa kelas XII IPS C sebanyak 25 orang. Berikut ini adalah identitas sampel penelitian: Tabel 6 Deskripsi Subjek Penelitian Berdasarkan Jenis Kelamin No 1. 2.
Jenis Kelamin Jumlah % Laki – laki 26 20,80 % Perempuan 99 79,20 % Jumlah 125 100 Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui subjek penelitian berdasarkan jenis
kelamin, yaitu 26 (20,80%) subjek penelitian berjenis kelamin laki-laki dan 99 (79,20%) subjek penelitian berjenis kelamin perempuan. Dengan demikian, subjek penelitian yang berjenis kelamin perempuan lebih banyak dibandingkan subjek penelitian yang berjenis kelamin laki-laki. 2. Deskripsi Hasil Penelitian Hasil penelitian yang berupa angka-angka dideskripsikan agar memberikan manfaat dan gambaran mengenai subjek penelitian, dari data yang terkumpul diperoleh deskripsi data sebagai berikut:
21 Tabel 7 Deskripsi Data Subjek Penelitian Variabel Identity achievement pada remaja akhir Mawaddah Rahmah
Min
Maks
Mean
SD
78 44 40
136 72 72
108,62 58,73 61,00
10,45 6,45 6,47
Berdasarkan deskripsi data menunjukkan bahwa mean identity achievement pada remaja akhir adalah 108,62 dengan standar deviasi (SD) = 10,45. Sedangkan mean aspek mawaddah 58,73 dengan standar deviasi 6,45 dan mean aspek warahmah sebesar 61,00 dengan standar deviasi sebesar 6,47. Penelitian selanjutnya mengelompokkan skor skala identity achievement
pada
remaja akhir menjadi lima kategori, yaitu sangat tinggi, tinggi, sedang, rendah dan sangat rendah. Ketegori jenjang bertujuan untuk menempatkan individu ke dalam kelompok-kelompok yang terpisah secara berjenjang menurut suatu kontinum berdasarkan atribut yang diukur (Azwar, 1999). Berikut ini adalah kriteria skala: Tabel 8 Kriteria Kategori Skala Kategori Sangat Tinggi Tinggi Sedang Rendah Sangat Rendah
Nilai X > ( µ + 1.8 s ) ( µ + 0.6 s ) < X < ( µ + 1.8 s ) ( µ - 0.6 s ) < X < ( µ + 0.6 s ) ( µ - 1.8 s ) < X < ( µ - 0.6 s ) X < ( µ - 1.8 s )
Tabel 9 Kategori Identity Achievement Pada Remaja Akhir Nilai Kategori Sangat Tinggi Tinggi Sedang Rendah Sangat Rendah
X > 127,43 114,89 < X = 127,43 102,35 < X = 102,89 89,81 = X = 102,35 X < 89,81 Jumlah
Jumlah N 3 37 51 30 4 125
% 2,40% 29,60% 40,80% 24,00% 3,20% 100%
22 Berdasarkan tabel di atas kategorisasi identity achievement pada remaja akhir untuk kategori sangat tinggi sebanyak 3 subjek (2,40%), kategori tinggi 37 orang (29,60%), kategori sedang 51 orang (40,80%), kategori rendah 30 orang (24,00%) dan kategori sangat rendah 4 orang (3,207%). Berdasarkan tabel di atas, identitas diri siswa SMU Negeri 5 Lubuk Linggau berada dalam kategori sedang. Sedangkan kategorisasi Mawaddah dan Rahmah disajikan dalam tabel berikut: Tabel 10 Kategori Aspek Mawaddah Nilai
Kategori Sangat Tinggi Tinggi Sedang Rendah Sangat Rendah
X > 70,34 62,60 < X = 70,34 54,86 < X = 62,60 47,12 = X = 54,86 X < 47,12 Jumlah
Jumlah N % 5 4,00% 33 26,40% 56 44,80% 25 20,00% 6 4,80% 125 100%
Berdasarkan tabel di atas kategorisasi aspek mawaddah untuk kategori sangat tinggi sebanyak 5 subjek (4,00%), kategori tinggi 33 orang (26,40%), kategori sedang 56 orang (44,80%), kategori rendah 25 orang (20,00%) dan kategori sangat rendah 6 (4,80%). Berdasarkan tabel di atas, kategori aspek mawaddah Mawaddah dan Rahmah, siswa SMU Negeri 5 Lubuklinggau berada dalam kategori sedang. Tabel 11 Kategori rahmah Nilai
Kategori Sangat Tinggi Tinggi Sedang Rendah Sangat Rendah
X > 72,65 64,88 < X = 72,65 57,12 < X = 64,88 49,35 = X = 57,12 X < 49,35 Jumlah
Jumlah N 41 51 27 6 125
% 0,00% 37,80% 40,80% 21,60% 4,80% 100%
Berdasarkan tabel di atas kategorisasi aspek warahmah tidak ada siswa yang berada dalam kategori sangat tinggi, sedangkan siswa yang berada dalam kategori
23 tinggi sebanyak 41 orang (37,80%), kategori sedang 51 orang (40,80%), kategori rendah 27 orang (21,60%) dan kategori sangat rendah 6 (4,80%). Berdasarkan tabel di atas, kategori aspek warahmah Mawaddah dan Rahmah, siswa SMU Negeri 5 Lubuk Linggau berada dalam kategori sedang. 3. Hasil Uji Asumsi Sebelum melakukan uji hipotesis terlebih dahulu dilakukan uji asumsi terhadap data penelitian. Uji asumsi meliputi uji normalitas dan uji homogenitas sebagai prasyarat uji hipotesis. a. Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk melihat normal atau tidaknya distribusi sebaran jawaban subjek pada suatu variabel yang dianalisis. Distribusi sebaran yang normal menyatakan bahwa subjek penelitian dapat mewakili populasi yang ada, sebaliknya apabila sebaran tidak normal maka dapat disimpulkan bahwa subjek tidak representatif sehingga tidak dapat mewakili populasi. Uji normalitas sebaran pada penelitian ini menggunakan teknik analisis One Sample Kolmogorov Smirnov Test, yang digunakan untuk membandingkan frekuensi harapan dan frekuensi amatan, apabila ada perbedaan antara frekuensi harapan dan frekuensi amatan dengan taraf signifikansi 5% (p<0,05) maka distribusi sebaran dinyatakan tidak normal, sebaliknya apabila (p>0,05) maka distribusi sebaran dinyatakan normal. Hasil uji normalitas diperoleh sebaran skor identitas diri dan Mawaddah dan Rahmah adalah sebagai berikut: Tabel 12 Hasil Uji Normalitas Data Identity achievement pada remaja akhir Aspek Mawaddah Aspek Warahmah
Kolmogorov Smirnov 0,801 0,655 1,264
Probabilitas 0,543 0,784 0,082
24 Tabel di atas menunjukkan bahwa nilai KSZ identity achievement pada remaja akhir sebesar 0,801 dengan probabilitas 0,543 dan nilai KSZ aspek mawaddah sebesar 0,655 dengan probabilitas sebesar 0,784 dan nilai KSZ aspek warahmah sebesar 1,264 dengan probabilitas sebesar 0,082 yang berarti bahwa semua nilai probabilitas tersebut lebih besar dari 0,05. Dengan demikian dapat diartikan bahwa data identity achievement pada remaja akhir dan data aspek mawaddah dan warahmah mempunyai distribusi normal, sehingga subjek dalam penelitian tergolong representatif atau dapat mewakili populasi yang ada. b. Uji Linieritas Uji Linieritas digunakan untuk mengetahui apakah hubungan variabel dependent dengan variabel independent merupakan garis lurus yang linier atau tidak. Berikut ini adalah hasil uji linieritas. Tabel 13 Rekapitulasi Perhitungan Uji Linieritas Uji Linieritas Identity achievement pada remaja akhir dengan mawaddah Identity achievement pada remaja akhir dengan rahmah
Fhit 62,542
P 0,000
88,151
0,000
Berdasarkan tabel di atas dapat dijelaskan bahwa nilai Fhitung antara variabel identity achievement pada remaja akhir dengan aspek mawaddah 62,542 dengan p=0,000 dan nilai
sebesar =
Fhitung antara variabel identity achievement
pada
remaja akhir dengan aspek warahmah sebesar = 88,151 dengan p=0,000. Dengan taraf signifikansi yang lebih kecil dari 0,05 (p<0,05), menunjukkan bahwa hubungan kedua variabel dalam penelitian ini merupakan garis lurus atau linear, sehingga asumsi linieritas terpenuhi.
25 4. Hasil Uji Hipotesis Teknik analisis yang digunakan untuk menguji hipotesis dalam penelitian ini yaitu analisis korelasi parsial dan teknik analisis regresi ganda. Teknik analisis parsial digunakan untuk mengetahui pengaruh antara mawaddah dengan identity achievement jika rahmah dianggap tetap dan untuk mengetahui pengaruh antara rahmah dengan identity achievement jika mawaddah dianggap tetap. Sedangkan teknik analisis regresi ganda digunakan untuk mengetahui pengaruh antara mawaddah dan rahmah secara bersama-sama dengan identity achievement. Rangkuman hasil analisis korelasi parsial dan analisis regresi ganda dapat dilihat pada tabel berikut ini: 1. Analisis Korelasi Parsial Tabel 14 Rangkuman Hasil Analisis Korelasi Parsial Korelasi
Koefisien r
r2
thitung
Sig
Ry1. 2
0,346
0,119
4,071
0,000
ry2. 1
0,461
0,212
5,739
0,000
a. Uji Hipotesis Pertama Hipotesis pertama yang diajukan dalam penelitian ini adalah ada pengaruh yang positif dan signifikan antara mawaddah dengan identity achievement. Analisis statistik untuk mawaddah terhadap identity achievement bertujuan untuk mengetahui pengaruh dan seberapa besar pengaruh mawaddah terhadap identity achievement. Berdasarkan hasil uji statistik sebagaimana yang terangkum dalam tabel di atas nampak bahwa korelasi antara mawaddah dengan identity achievement
dengan variabel pengontrol
26 rahmah adalah sebesar 0,346. Hal ini berarti dengan mengabaikan besarnya pengaruh rahmah masih ada korelasi yang positif antara mawaddah dengan identity achievement . Kondisi ini mengakibatkan semakin tinggi mawaddah maka semakin tinggi pula identity achievementnya, demikian pula sebaliknya, semakin rendah mawaddah maka identity achievementnya pun akan semakin rendah. b. Uji Hipotesis kedua Hipotesis kedua yang akan diuji dalam penelitian ini adalah pengaruh antara rahmah dengan identity achievement. Dasar yang digunakan untuk memutuskan hipotesis ini adalah teknik analisis korelasi parsial. Teknik ini bertujuan untuk mengetahui
korelasi
atau
pengaruh
antara
variabel
rahmah
dengan
identity
achievement. Korelasi ini dilakukan dengan memperhitungkan variabel pengontrol, yaitu mawaddah. Berdasarkan output sebagaimana yang terangkum pada tabel di atas nampak bahwa korelasi antara rahmah dengan identity achievement dengan variabel pengontrol mawaddah adalah sebesar 0,461. Hal ini berarti tanpa memperhitungkan besarnya pengaruh mawaddah, masih ada korelasi yang positif antara rahmah dengan identity achievement.
Ini
dimaksudkan
bahwa
semakin
tinggi
rahmah,
maka
identity
achievementnya juga semakin meningkat. Demikian pula sebaliknya, jika rahmah menurun maka identity achievementnya juga menurun. C Uji Hipotesis Ketiga Hipotesis ketiga yang diajukan dalam penelitian ini adalah ada pengaruh yang positif dan signifikan antara mawaddah dan rahmah secara bersama-sama dengan identity achievement. Dasar yang digunakan untuk menguji hipotesis ini adalah teknik
27 analisia regresi ganda. Berikut ini adalah hasil analisis regresi ganda dengan menggunakan bantuan program SPSS for windows versi 13,0 : Tabel 15 Rangkuman Hasil Analisis Korelasi Ganda Regresi
Koefisien B
R
R2
F
Sig
Constant
32,935
0,692
0,479
56,519
0,000
Mawaddah
0,524
Rahmah
0,737
Berdasarkan analisis ini sebagaimana yang terangkum dalam tabel diatas, diperoleh harga koefisien harga R= 0,692. Harga tersebut menunjukkan bahwa korelasi atau pengaruh antara mawaddah dan rahmah secara bersama-sama positif dan termasuk tinggi. Berdasarkan output sebagaimana yang terangkum dalam tabel di atas nampak bahwa nilai Fhitung sebesar 56,519, sedangkan probabilitasnya 0,000 jauh lebih kecil dari 0,05, maka model regresi bisa digunakan untuk memprediksi identity achievement. Hal ini berarti bahwa mawaddah dan rahmah secara bersama-sama berpengaruh terhadap identity achievement . Di samping itu diperoleh R2 atau koefisien determinasi sebesar 0,479. Ini berarti bahwa sebesar 47,9 % identity achievement dipengaruhi oleh mawaddah dan rahmah, sedangkan sisanya sebesar 52,1 % dijelaskan oleh faktor-faktor penyebab lain yang tidak diperhitungkan dalam penelitian ini. Sedangkan persamaan regresinya dapat dituliskan sebagai berikut: Y = 32,935+ 0,524X1 + 0,737X2
28 Keterangan: a. Konstanta sebesar 32,935 menyatakan bahwa jika tidak ada pengaruh mawaddah dan rahmah, maka skor identity achievement adalah sebesar 32,935. b. Koefisien regresi 0,524 menyatakan bahwa setiap penambahan 1 skor pada mawaddah maka akan meningkatkan identity achievement sebesar 0,524. c. Koefisien regresi 0,737 menyatakan bahwa setiap penambahan 1 skor pada rahmah, maka akan meningkatkan identity achievement sebesar 0,737.
D. Pembahasan Hasil penelitian secara kuantitatif menunjukkan bahwa ada hubungan positif yang sangat signifikan antara Mawaddah dan Rahmah dengan identity achievement pada remaja akhir. Hal ini ditunjukkan oleh besarnya koefisien regresi ganda yaitu 0,692 dengan nilai p=0,000 menunjukkan bahwa (p < 0,01) hasil tersebut signifikan. Berdasarkan hasil tersebut diketahui bahwa Mawaddah dan Rahmah mempunyai hubungan positif dan sangat signifikan dengan identity achievement pada remaja akhir. Ini artinya, Mawaddah dan Rahmah dalam keluarga memiliki perang yang sangat penting terhadap identity achievement pada remaja akhir. Besarnya R2 sebesar 0,479 menunjukkan bahwa 47,9% identity achievement pada remaja akhir dipengaruhi oleh Mawaddah dan Rahmah. Hasil analisis statistik deskriptif diketahui bahwa identitas diri siswa SMU Negeri 5 Lubuklinggau berada dalam kategori sedang. Demikian pula Mawaddah dan Rahmah siswa SMU Negeri 5 Lubuklinggau berada dalam kategori sedang. Hasil penelitian ini menyatakan bahwa mawaddah dan rahmah mempengaruhi identity achievement, hal
29 tersebut mendukung pernyataan Marcia (dalam Papalia,2004) yang mengemukakan bahwa keluarga merupakan salah satu faktor yang berhubungan dengan pencapaian status identitas pada remaja. Keluarga merupakan tempat pertama dan utama bagi anak dalam mendapatkan pendidikan. Kepuasan psikis yang diperoleh anak dalam keluarga akan sangat menentukan bagaimana ia akan bereaksi terhadap lingkungan. Remaja yang memiliki keluarga yang hangat (penuh cinta) akan dapat melewati masa-masa sulit dengan relatif mudah. Sebaliknya mereka yang tidak merasakan kehangatan cinta dalam keluarga, akan memasuki kehidupan yang sulit, ketika mereka masih belum sepenuhnya mengerti kehidupan. Hal ini mendukung hasil penelitian Wahini (2002) yang menyimpulkan bahwa sampai saat ini keluarga masih tetap menerapkan bagian terpenting dari jaringan sosial anak sekaligus sebagai lingkungan pertama anak, yang berperan penting dalam menentukan hubungan sosial di masa depan dan juga perilakunya terhadap orang lain. Dengan demikian, orang tua sebagai bagian dari komunitas keluarga yang merupakan komunitas pertama yang dikenal oleh anak memiliki peranan yang cukup penting. Hasil penelitian ini membuktikan bahwa keluarga yang harmonis, bahagia dan sejahtera (sakinah, mawaddah dan rahmah) akan dapat lebih mudah mendorong terbentuknya identity achievement pada remaja akhir, sebaliknya keluarga yang tidak harmonis, bahagia dan sejahtera (sakinah, mawaddah dan rahmah) akan menghambat terbentuknya identity achievement pada remaja akhir. Marcia (Berk, 1993) menyatakan bahwa remaja dengan status identity achievement akan merasa memiliki ikatan yang dekat dengan orang tua mereka namun tetap dapat menyuarakan pendapat mereka secara bebas. Dengan demikian, keluarga memliki peran penting bahkan turut menentukan terbentuknya identity achievement pada remaja akhir akhir.
30 Hubungan orang tua yang efektif penuh kemesraan dan tanggung jawab yang didasari oleh kasih sayang yang tulus, menyebabkan anak-anaknya akan mampu mengembangkan aspek-aspek kegiatan manusia pada umumnya, ialah kegiatan yang bersifat individual, kegiatan sosial dan kegiatan keagamaan (Basri,1999). Marcia (Papalia et al, 2004) menyatakan bahw remaja yang mencapai status identity achievement adalah remaja yang berhasil mengalami dan melewati krisis, memiliki komitmen, memiliki perkembangan ego, penalaran moral, dan lokus control internal. Secara keseluruhan sumbangan yang diberikan dari variabel Mawaddah dan Rahmah untuk variabel identity achievement pada remaja akhir adalah sebesar 47,9%. Dengan demikian berarti sisanya 52,1% disebabkan oleh faktor lain yang bisa mempengaruhi identity achievement pada remaja akhir. Penelitian ini masih banyak kelemahan diantaranya tentang alat ukur penelitian. Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah dua buah skala, meliputi Skala Mawaddah dan Rahmah dan Skala Identity Achievement pada remaja akhir. Walaupun kedua skala tersebut telah melalui proses reviu dan professional judgement oleh dosen pembimbing, tidak menutup kemungkinan bahwa keduanya masih mengandung social desirability yang cukup tinggi. Varaibel Identity Achievement
pada remaja akhir
merupakan hal yang bersifat pribadi dan rahasia, sehingga tidak menutup kemungkinan subjek tidak sepenuhnya terbuka dan jujur dalam memberikan jawaban. Kemungkinan ini dapat saja terjadi bila subjek ingin memberikan kesan yang baik tentang dirinya. Kelemahan lain dalam penelitian ini adalah peneliti tidak melihat faktor lain yang mempengaruhi identity achievement pada remaja akhir. Selain itu peneliti juga tidak mengadakan kroscek jawaban siswa dengan orang tua sebagai orang yang berperan dalam pembentukan identity achievement, sehingga analisis Mawaddah dan Rahmah
31 yang digunakan dalam penelitian ini hanya mengacu pada sudut pandang siswa (anak). Di samping itu, karena Mawaddah dan Warahmah serta identity achievement merupakan konstruk baru jadi referensinya terbatas dan perlu jabaran dan penelitian yang lebih mendalam.
Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis pada Bab IV, kesimpulan yang dapat diambil adalah ada hubungan positif yang signifikan antara Mawaddah dan Rahmah dengan identity achievement pada diri remaja. Kategori skor Mawaddah dan Rahmah berada dalam kategori sedang, begitu pula kategori skor identity achievement pada remaja akhir juga berada dalam kategori sedang. Sumbangan yang diberikan dari variabel Mawaddah dan Rahmah untuk variabel identity achievement pada remaja akhir adalah sebesar 47,9%. Saran Berdasarkan hasil penelitian ada beberapa saran yang dikemukakan oleh peneliti. Beberapa saran tersebut antara lain: 1. Bagi subjek penelitian Disarankan kepada kedua orang tua untuk dapat membina Mawaddah dan Rahmah dalam keluarga karena dengan terbentuknya Mawaddah dan Rahmah akan dapat membantu remaja dalam membentuk identity achievement pada remaja akhir. 2. Bagi peneliti selanjutnya Bagi peneliti selanjutnya yang tertarik untuk meneliti tema yang sama disarankan untuk
mempertimbangkan
variabel-variabel
yang
berhubungan
dengan
identity
achievement pada remaja akhir sehingga dapat ditentukan faktor-faktor lain yang juga berperan dan mempunyai sumbangan yang paling besar terhadap identity achievement pada remaja akhir.
32 DAFTAR PUSTAKA
Archer, S.L. (editor), 1994. Interventions for Adolescent Identity Development, London: Sage. Azwar, S. 2006. Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Azwar, S. 2007. Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Basri, H. 2004. Keluarga Sakinah; Tinjauan Psikologi dan Agama. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Berk, L. E. 1993. Infants, children, & Adolecents. Needhamn Heights. MA: Allyn & Bacor Corsini, R.J. 2002. The Dictionary of Psychology. New York: Brunner-Roubedge Cramers, A. 1998. Identitas dan Siklus Hidup[ Manusia. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Erikson, E. H. 1968. Identity: Youth and Crisis. New York: w.w. Norton Farchan, M. 2003. Keluarga, Basis Pendidikan Agama. Kompas, 8 Mei 2003. Fuhrman, B. S. 1990. Adolesence. London: Scot, Foresman and Company Gunarsa, S. D. & Gunarsa, Y. S. D. 1990. Psikologi Remaja. Jakarta: PT: BPK Gunung Mulia Hadi, S., 2000. Statistik. Yogyakarta: Penerbit Andi Yogyakarta Hurlock, E. B., 2003. Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan. Penerjemah. Istidayanti dan Soedjarwo, Jakarta: Erlangga. Majalah Sadar, 2007. Keluarga Harmonis Cegah Kenakalan Remaja. Jakarta: Badan Narkotika Nasional RI Mubarok, A. 2005. Psikologi Keluarga; Drai Keluarga Sakinah Hingga Keluarag Bangsa. Jakarta: Bina Rena Pariwara Papalia, D. F., Olds, S. W., & Feldman, R. D. 2004. Human Develompment (9thed). New York, NY: Jon Wiley & Sons Sanaky, H., AH. 2000. Keluarga Sakinah. Yogyakarta: Makalah disampaikan pada acara Pelatihan Kader Motivator Keluarga Sakinah dan Pelatihan Kepemimpinan Islam di Kecamatan Semin, pada Kamis, 7 September 2000 Santrock, John. W. (2003). Adolesence (Perkembangan remaja). Jakarta: Erlangga
33 Shihab, Q. 2007. Pengantin Al-Qur’ an; Kalung Permata Buat Anak-anakku. Jakarta: Lentera Hati Sulaeman, D. 1995. Psikologi Remaja, Dimensi-dimensi Perkmbangan. Bandung: Mandar Maju Sprinthall, N. A & Collins, W. A. 1995. Adolescent Psychology a Developmental View. London: Mc Graw-Hill Inc Supratiknya. A (Editor). 1993. Teori-teori Psikodinamik (Klinis). Jogjakarta. Kaninus Valentini dan Nisfiannoor, 2006. Identity Achievement dengan Intimacy pada Remaja SMA. Jurnal Provitae Volume 2; No. 1; Mei 2006 Vembriarto, ST. 1990. Sosiologi Pendidikan. Yogyakarta: Andi Offset Zainuddin, M. 2005. Menuju Mawaddah dan Rahmah: Membentuk Mawaddah dan Rahmah Berdasarkan Persfektif Islam. PSIKOLOGIKA, Nomor 20 tahun X Juli 2005 Wahini, W. 2002. Keluarga sebagai Tempat Pertama dan Utama. Makalah. Disampaikan pada Program Pasca Sarjana/S3 Institut Pertanian Bogor. Kurniawan, I.N. 2007. Pengembangan Konstrak Mawaddah dan Rahmah, Jogjakarta: Unpublished