PERAN LINGKUNGAN SEKOLAH DAN KEWIBAWAAN GURU DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA DI MADRASAH IBTIDAIYAH DATUK SINGARAJA K E RS O K EDUNG J E PARA TAHUN PELAJARAN 2015/2016 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Program Strata Satu (S.1) Dalam Bidang Pendidikan Agama Islam
Disusun Oleh : NUR HUDA SYAIFUDIN NIM. 131310001052
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NAHDLATUL ULAMA’ (UNISNU) JEPARA 2015 i
NOTA PEMBIMBING Jepara, Lamp. : exp. Hal : Naskah Skripsi Sdr. Nur Huda Syaifudin
September 2015
Kepada Yth. Bapak Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan UNISNU Jepara di Jepara
Assalamu'alaikum Wr. Wb. Setelah saya mengadakan koreksi dan perbaikan seperlunya, maka bersama ini saya kirimkan naskah skripsi Saudara : Nama NIM Fakultas Judul Skripsi
: : : :
NUR HUDA SYAIFUDIN 131310001052 Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Peran Lingkungan Sekolah dan Kewibawaan Guru dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa di Madrasah Ibtidai’yah Datuk Singaraja Kerso Kedung Jepara Tahun Pelajaran 2015/2016 Dengan ini mohon agar skripsi Saudara tersebut di atas dapat dimunaqasahkan. Demikian harap menjadikan maklum adanya. Wassalamu'alaikum Wr. Wb.
Pembimbing
(Drs. Abdul Rozaq Alkam, M.Ag.)
ii
DEKLARASI Dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab penulis menyatakan bahwa skripsi ini tidak berisi materi yang pernah ditulis oleh orang lain atau diterbitkan. Demikian juga skripsi ini tidak berisi pikiran-pikiran orang lain, kecuali informasi yang terdapat dalam referensi yang dijadikan bahan rujukan.
Jepara,
September 2015 Penulis
NUR HUDA SYAIFUDIN
iv
MOTTO
﴾٣٦ : ﴿اﻻﺳﺮاء “Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya.” (QS. Al-Isra’ : 36) 1
1
R. Soenarjo, Al-Qur’an dan Terjemahnya, Yayasan Penyelenggara Penerjemah Penafsiran Al-Qur’an, (Semarang: Karya Toha Putra, 1992), hal. 228.
v
PERSEMBAHAN Karya skripsi ini kupersembahkan kepada : 1. Ayah tercinta yang senantiasa memberikan motivasi dan dukungan moril dan materiil maupun spirituil. 2. Kakak dan Adik tercinta serta keponakankeponakanku tersayang. 3. Teman-temanku senasib seperjuangan 4. Almameter UNISNU Jepara.
vi
ABSTRAK NUR HUDA SYAIFUDIN, NIM. 131310001052, PERAN LINGKUNGAN SEKOLAH DAN KEWIBAWAAN GURU DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA DI MADRASAH IBTIDAI’YAH DATUK SINGARAJA KERSO KEDUNG JEPARA TAHUN PELAJARAN 2015/2016 Tujuan penelitian ini adalah: (1) mengetahui peran lingkungan sekolah dalam meningkatkan motivasi belajar siswa di MI Datuk Singaraja Kerso Kedung Jepara Tahun Pelajaran 2015/2016, (2) mengetahui peran kewibawaan guru dalam meningkatkan motivasi belajar siswa di MI Datuk Singaraja Kerso Kedung Jepara Tahun Pelajaran 2015/2016, (3) mengetahui faktor-faktor pendukung dan penghambat yang melingkupi lingkungan sekolah dan kewibawaan guru dalam meningkatkan motivasi belajar siswa di MI Datuk Singaraja Kerso Kedung Jepara Tahun Pelajaran 2015/2016. Adapun dalam penulisan skripsi ini, untuk menguji keabsahan data dalam penelitian kualitatif, sehingga data yang ada valid dan dapat dipertanggungjawabkan, peneliti akan melakukan triangulasi (check dan recheck). Dalam penelitian ini, triangulasi yang dianggap relevan untuk menguji keabsahan data adalah dengan melakukan triangulasi sumber (siswa, guru serta kepala madrasah). Teknik analisis data melewati beberapa proses : reduksi data, penyajian data serta penarikan kesimpulan). Sehingga dapat disimpulkan : (1) peran lingkungan sekolah dapat meningkatkan motivasi belajar siswa MI Datuk Singaraja Kerso Kedung Jepara, (2) peran kewibawaan guru dapat meningkatkan motivasi belajar siswa MI Datuk Singaraja Kerso Kedung Jepara, (3) Ada dua faktor pendukung dan penghambat, peran lingkungan sekolah dan kewibawaan guru dalam meningkatkan motivasi belajar siswa. (a) Faktor pendukung peran lingkungan sekolah yang meliputi lingkungan kelas yang representatif, penerapan tatatertib secara optimal, sarana dan prasarana sekolah yang memadai, antusiasme lembaga pendidikan/sekolah, hubungan antar guru yang berjalan harmonis, serta relasi antar siswa yang harmonis, (b) faktor penghambat peran lingkungan sekolah yang meliputi kurangnya antusiasme siswa dalam belajar, dukungan masyarakat yang kurang serta kegiatan ekstrakurikuler kurang aktif, (c) faktor pendukung peran kewibawaan guru yang meliputi Mempunyai tingkat kedisplinan tinggi, mempunyai keterampilan dalam mengajar, mampu menciptakan suasana kelas menarik, memberi penghargaan kepada siswa, serta keikhlasan dan ketulusan dalam mengajar, (d) faktor penghambat peran kewibawaan guru yang meliputi motivasi guru dalam mengajar perlu ditingkatkan, rendahnya tingkat kreativitas dan inovasi guru, serta guru merasa kurang dihargai.
Kata kunci : lingkungan sekolah, kewibawaan guru, motivasi belajar
vii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT. yang telah melimpahkan rahmat, hidayah serta inayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini. Sholawat serta salam, semoga tercurahkan kepada junjungan kita Rasulullah SAW. beserta segenap keluarga, para sahabat dan pengikut Beliau hingga akhir masa. Amin. Penulisan ini tidak terlepas dari bimbingan, bantuan dan sumbangan dari semua pihak yang menambah wawasan dan pengetahuan dalam penulisan. Pada kesempatan ini disampaikan ucapan terima kasih kepada yang terhormat : 1. Bapak Prof. Dr. H. Muhtarom HM., selaku Rektor UNISNU Jepara yang telah berjasa dalam mengelola dan membina perguruan tinggi ini. 2. Bapak Drs. H. Akhirin Ali, M.Ag., selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan UNISNU Jepara. 3. Bapak Drs. Abdul Rozaq Alkam, M.Ag., selaku pembimbing yang telah memberikan banyak bimbingan. 4. Bapak Dosen Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan UNISNU Jepara yang telah memberikan bimbingan, pengarahan dan pengertian yang sangat berarti dalam proses penyusunan skripsi ini. 5. Kepala MI Datuk Singaraja Kerso Kedung Jepara yang telah memberi ijin dan pelayanan terhadap penulis dalam mengadakan penelitian.
viii
6. Segenap dewan guru MI Datuk Singaraja Kerso Kedung Jepara yang telah membantu pelaksanaan penelitian skripsi ini. 7. Siswa serta siswi MI Datuk Singaraja Kerso Kedung Jepara Tahun Pelajaran 2015/2016 yang telah membantu dalam kegiatan penelitian ini. 8. Bapak dan Ibu
tercinta dan terkasih yang telah memberikan restu dan
dorongan kepada penulis selama ini. 9. Kakak dan Adik
dan seluruh keluarga yang telah memberikan motivasi
dalam menyelesaikan studi. 10. Rekan-rekan mahasiswa-mahasiswi yang telah membantu penulis baik moril maupun spirituil hingga terwujud skripsi ini. Atas jasa dan budi baik mereka, semoga Allah SWT. membalas dengan imbalan yang setimpal. Disadari atau tidak bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu penulis berharap saran dan kritik yang membangun guna untuk penyempurnaan penulisan. Mudah-mudahan skripsi ini dapat bermanfaat bagi diri pribadi, para pembaca dan dunia menambah khazanah pengetahuan Islam di Indonesia. Amin.
Jepara, September 2015
Penulis
ix
DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL ..…………………………………………………..
i
NOTA PERSETUJUAN PEMBIMBING ..………………………………
ii
HALAMAN PENGESAHAN ..………………………………………….
iii
HALAMAN DEKLARASI ..………………………………………….
iv
HALAMAN MOTTO ..…………………………………………………..
v
HALAMAN PERSEMBAHAN ..………………………………………..
vi
ABSTRAK …. …………………...………………………………………..
vii
KATA PENGANTAR ..………………………………………………….
viii
DAFTAR ISI ..……………………………………………………………
x
DAFTAR TABEL ..……………………………………………………….
xiii
DAFTAR GAMBAR ……………………………………………………….
xiv
BAB I
:
PENDAHULUAN ..………………………………………
1
A. Latar Belakang Masalah ..………………………………
1
B. Penegasan Istilah ………………………………………
7
C. Rumusan Masalah ………………………………….…
10
D. Tujuan Penelitian .………………………………………
10
E. Manfaat Penelitian ..………….…………………………
11
F. Metode Penelitian ..………….…………………………
13
G. Sistematika Penulisan Skripsi ………….………………
21
x
BAB II
:
LANDASAN TEORI ..……………………………………
24
A. Lingkungan Sekolah …………………………………
24
1. Pengertian Lingkungan Sekolah ……………………
24
2. Peranan Lingkungan Sekolah dalam Pendidikan …
26
3. Faktor Sekolah dalam Pembelajaran ....................
27
B. Kewibawaan Guru ............................... ……………
32
1. Pengertian Kewibawaan Guru ……….……………
32
2. Macam-macam Kewibawaan Guru ……………..…
36
3. Karakteristik Kewibawaan Guru ............................. ..
39
4. Fungsi dan Peran Guru ……………...........................
44
C. Motivasi Belajar … ............................... ……………
52
1. Pengertian Motivasi ……….……….……………
52
2. Pengertian Belajar ……….……….……………
53
3. Fungsi dan Ciri-ciri Motivasi Belajar .........................
54
4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Motivasi Belajar .
56
D. Peran Lingkungan Sekolah dan Kewibawaan Guru
BAB III
:
terhadap Motivasi Belajar …................................ ……..
60
E. Kajian Penelitian yang Relevan ........................... ……..
64
KAJIAN OBYEK PENELITIAN …………………………
66
A. Data Umum ……….………………………………….
66
1. Sejarah Berdirinya MI Datuk Singaraja Kerso Kedung Jepara ........……………………………….
66
2. Letak Geografis............………………………
67
3. Profil Madrasah............………………………
67
4. Struktur Organisasi............…………………..
68
xi
5. Visi, Misi dan Tujuan............……………….
69
6. Keadaan Guru dan Karyawan ............………..
70
7. Keadaan Siswa ............………………………
71
8. Keadaan Sarana dan Prasarana ……………….
71
9. Kegiatan Ekstrakurikuler .............…………….
73
B. Data Khusus …………………………………………
74
1. Lingkungan Sekolah di MI Datuk Singaraja Kerso Kedung Jepara ……….…………………………..
74
2. Kewibawaan Guru MI Datuk Singaraja Kerso Kedung Jepara ……………..
79
3. Motivasi Belajar Siswa MI Datuk Singaraja Kerso Kedung Jepara …..…………………………….. BAB IV
:
PEMBAHASAN …………………………………………
84 87
A. Analisis tentang Peran Lingkungan Sekolah dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa di MI Datuk Singaraja Kerso Kedung Jepara ……… …………
87
B. Analisis tentang Peran Kewibawaan Guru dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa di MI Datuk Singaraja Kerso Kedung Jepara ……… …….………
94
C. Analisis Faktor-faktor Pendukung dan Penghambat Peran Lingkungan Sekolah dan Kewibawaan Guru dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa …………
xii
109
BAB V
:
PENUTUP …………………………………………………
115
A. Kesimpulan ……………………………………………..
115
B. Saran-saran ……………………………………………..
116
C. Penutup …..……………………………………………
117
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN DAFTAR RIWAYAT PENDIDIKAN PENULIS
xiii
DAFTAR TABEL
TABEL :
HALAMAN
3.1 DATA GURU MI DATUK SINGARAJA KERSO KEDUNG JEPARA T.P. 2015/2016 …………………………………………
70
3.2 DATA JUMLAH SISWA MI DATUK SINGARAJA KERSO KEDUNG JEPARA T.P. 2015/2016 ………………........................
xiv
71
DAFTAR GAMBAR
TABEL :
HALAMAN
1.1.
TRIANGULASI SUMBER ..........................................................
3.1.
STRUKTUR ORGANISASI MI DATUK SINGARAJA KERSO KEDUNG JEPARA T.P. 2015/2016 ……………………………..
xv
19
68
xvi
DAFTAR RIWAYAT PENDIDIKAN PENULIS
Nama
: NUR HUDA SYAIFUDIN
NIM
: 131310001052
Tempat/Tanggal Lahir
: Jepara, 19 Oktober 1992
Alamat
: Kerso RT 07 RW 02 Kedung Jepara
Jenjang Pendidikan
: 1. MI Datuk Singaraja Kerso Kedung Jepara lulus tahun 2003 2. MTs. Matholi’ul Huda Bugel Kedung Jepara lulus tahun 2006 3. MA Matholi’ul Huda Bugel Kedung Jepara lulus tahun 2009 4. Mahasiswa UNISNU Jepara Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan
Demikian riwayat pendidikan penulis ini dibuat dengan sesungguhnya, agar menjadikan maklum adanya.
Jepara, September 2015 Penulis
NUR HUDA SYAIFUDIN
xvii
1 BAB I PENDAHULUAN A.
Latar Belakang Masalah Belajar adalah perubahan dalam kepribadian, yang dimanifestasikan sebagai pola-pola respons yang baru yang berbentuk keterampilan, sikap, kebiasaan, pengetahuan dan kecakapan. Pendapat yang hampir sama dikemukakan oleh Crow and Crow bahwa belajar adalah diperolehnya kebiasaan-kebiasaan pengetahuan dan sikap baru.1 Dalam setiap proses interaksi belajar, mendidik selalu ditandai dengan unsur-unsur yaitu adanya tujuan yang ingin dicapai, adanya guru dan peserta didik sebagai individu yang terlibat dalam proses interaksi, adanya bahan pelajaran serta adanya metode sebagai alat untuk menciptakan situasi belajar mengajar.2 Agar dapat mencapai tujuan, maka dalam proses belajar mengajar perlu memperhatikan beberapa faktor yang dapat mempengaruhi hasil belajarnya itu. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi faktor tersebut adalah keadaan siswa, seperti kesehatan, kemampuan siswa, minat siswa terhadap pelajaran. Juga faktor yang datang dari luar diri siswa, seperti kemampuan guru menguasai bahan pelajaran, serta faktor-faktor yang datang dari keadaan sekolah tersebut, seperti kurikulum, media pendidikan, keadaan gedung sekolah, waktu sekolah dan lain-lain. Sedangkan lingkungan belajar itu dipengaruhi, antara lain tujuan
1
Nana Syaodih Sukmadinata, Landasan Psikologi Proses Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 2007), hal. 165. 2 A. Tabrani Rusyan, Pendekatan dalam Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1989), hal. 5.
1
2 yang ingin dicapai, materi yang ingin diajarkan dan siswa yang memainkan peranan serta pembelajaran dalam hubungan sosial tertentu, jenis kegiatan yang dilakukan, serta sarana prasarana belajar mengajar yang tersedia.2 Pembelajaran secara umum adalah kegiatan yang dilakukan guru sehingga tingkah laku siswa berubah kearah yang lebih baik. Pembelajaran adalah upaya guru menciptakan iklim dan pelayanan terhadap kemampuan, potensi, minat, bakat dan kebutuhan siswa yang amat beragam agar terjadi interaksi optimal antara guru dan siswa serta antarsiswa. 3 Keberadaan lingkungan sekolah sangat berperan dalam pendidikan karena
keadaan
sekolah tempat
belajar
turut
mempengaruhi
tingkat
keberhasilan belajar. Kualitas guru, metode mengajarnya, kesesuaian kurikulum dengan kemampuan anak,keadaan fasilitas/perlengkapan sekolah, keadaan ruangan, jumlah murid per kelas, pelaksanaan tata tertib sekolah, dan sebagainya. Semua ini turut mempengaruhi keberhasilan belajar anak, jika jumlah murid per kelas terlalu banyak (50-60 orang), dapat mengakibatkan kelas kurang tenang, hubungan guru dengan murid kurang akrab, kontrol guru menjadi lemah, murid menjadi kurang acuh terhadap gurunya, sehingga motivasi belajar menjadi lemah.4 Perilaku guru dapat mempengaruhi motivasi belajar, misalnya guru yang bersifat otoriter akan menimbulkan suasana tegang, hubungan guru dan siswa menjadi kacau, keterbukaan siswa untuk mengemukakan kesulitan-kesulitan sehubungan dengan pelajaran itu menjadi terbatas, dan lain sebagainya. Oleh 2
Sardiman A.M, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2000), hal. 25 3 Hamdani, Strategi Belajar Mengajar, (Bandung: Pustaka Setia, 2011), hal. 72. 4 M. Dalyono. Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 1997), hal. 59
1
3 karena itu guru harus dapat menerapkan fungsi bimbingan dan kegiatan belajar dan mendidik.5 Kewibawaan guru merupakan hal yang sangat penting dan besar pengaruhnya terhadap motivasi belajar siswa. Dikarenakan guru merupakan faktor yang sangat penting dan dominan dalam pendidikan formal pada umumnya, karena bagi siswa seorang guru merupakan tokoh yang dijadikan teladan, bahkan dijadikan tokoh identifikasi diri. Kehadiran guru dalam proses belajar mengajar masih memegang peranan penting, peranan guru dalam proses pengajaran dalam bentuk apapun belum dapat digantikan oleh mesin, tape recorder ataupun komputer yang paling modern sekalipun. Masih terlalu banyak unsur manusia, seperti sikap, sistem nilai, perasaan, motivasi, kebiasaan yang merupakan hasil proses belajar mengajar yang tidak dapat dicapai dengan alatalat tersebut.6 Dalam kegiatan pendidikan, pendidik harus senantiasa memperhatikan kebutuhan-kebutuhan dan memberikan motivasi peserta didik, karena sangat penting dalam rangka membantu mengembangkan dirinya, baik sebagai makhluk individu maupun sebagai makhluk sosial. Motivasi merupakan faktor penting dalam belajar. Motivasi merupakan suatu proses untukmenggiatkan motif-motif menjadi perbuatan atau tingkah laku untuk memenuhi kebutuhan dan mencapai
5
Soedjipto dan Raflis Kosasi, Profesi Keguruan, (Jakarta: Rineka Cipta, 1997), hal. 63 Cece Wijaya dan A. Tabrani Rusyan, Kemampuan Dasar Guru dalam Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1994), hal. 3 6
1
4 tujuan atau keadaan dan kesiapan dalam diri individu yang mendorong tingkah lakunya untuk berbuat sesuatu dalam mencapai tujuan tertentu.7 Motivasi bertalian dengan suatu tujuan, sehubungan dengan hal tersebut ada 3 fungsi motivasi yaitu (1) Mendorong manusia untuk berbuat, motivasi dalam hal ini merupakan motor penggerak dari setiap kegiatan yang akan dikerjakan; (2) Menentukan arah perbuatan, yakni kearah tujuan yang hendak dicapai. Dengan demikian motivasi dapat memberikan arah dan kegiatan yang harus dikerjakan yang sesuai dengan rumusan tujuannya; (3) Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa yang harus dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan, dengan menyisihkan perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut.8 Untuk dapat memotivasi siswa, hendaknya seseorang guru harus mempunyai kewibawaan, karena dengan kewibawaan guru akan berhasil dalam memotivasi siswanya. Kewibawaan guru dalam mendidik besar nilainya dan akan menentukan keberhasilan guru dalam mengajar, membimbing dan memotivasi siswa dalam belajar agar mencapai tujuan. Kewibawaan seorang guru ditunjukkan oleh sikap lapang dada atau legawa dalam segala hal. Hal ini sebagaimana yang dijelasakan M. Quraish Shihab dalam buku “Wawasan AlQur’an” bahwa lapang dada digambafrkan jiika kita memiliki selembar kertas yang ditulisi suatu kesalahan, lantas kesalahan itu ditulis dengan pensil, kita tentu dapat mengambil penghapus karet untuk menghapusnya. Seperti demikianlah ketika kta melakukan 'afw (memberi maaf). Seandainya kesalahan 7
Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, (Bandung: Remaja Rosdakarya, Bandung, 2002), hal. 28 8 Sardiman, A.M, Op. Cit., hal. 83
1
5 pada kertas itu ditulis dengan tinta, tentu kita akan menghapusnya dengan Tipp Ex agar tidak terlihat lagi, dan di sini kita melakukan takfir seperti yang akan dijelaskan kemudian. Betapapun kita menghapus bekas kesalahan, namun pasti sedikit banyak, lembaran tersebut tidak lagi sama sepenuhnya dengan lembaran baru. Malah barangkali kertas itu menjadi kusut. Di sinilah letak perbedaan antara al-shafh yang mengandung arti lapang dan lembaran baru dengan takfir. Al-Shafh menuntut seseorang untuk membuka lembaran baru hingga sedikit pun hubungan tidak ternodai, tidak kusut, dan tidak seperti halaman yang telah dihapus kesalahannya.4 Sebagaimana firman Allah QS. Al-Hijr : 85 sebagai berikut :
﴾٨٥ : ﴿اﳊﺠﺮ
“Dan Sesungguhnya saat (kiamat) itu pasti akan datang, maka maafkanlah (mereka) dengan cara yang baik” (QS. Al-Hijr : 85). 5 Kewibawaan seorang guru dalam mengajar juga dipengaruhi oleh kemampuan secara akademis disamping persyaratan lainnya, termasuk kemampuan
dalam
menyampaikan
bahan
pembelajaran.
Sebagaimana
dijelaskan oleh Oemar Hamalik, guru adalah suatu jabatan profesional yang harus memenuhi kriteria profesional, yang meliputi syarat-syarat fisik, mental/ kepribadian, keilmiahan/pengetahuan, dan keterampilan.
6
Hal ini sejalan
dengan firman Allah dalam Surat Al-Isra’ : 36 :
4
Umat,
M. Quraish Shihab, M., Wawasan Al-Quran: Tafsir Maudhu'i atas Pelbagai Persoalan
5
R. Soenarjo, Al-Qur’an dan Terjemahnya, Yayasan Penyelenggara Penerjemah Penafsiran Al-Qur’an, (Semarang: Karya Toha Putra, 1992), hal. 213. 6
Oemar Hamalik, Pendidikan Guru: Berdasarkan Pendekatan Kompetensi, (Jakarta: Bumi Aksara, 2004), h. 59.
1
6
﴾٣٦ : ﴿اﻻﺳﺮاء
“Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya.” (QS. Al-Isra’ : 36) 7
Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 tentang standar Nasional Pendidikan, untuk dapat memotivasi siswa, seorang guru harus memenuhi persyaratan kompetensi sebagai berikut : (1) Kompetensi pedagogik yaitu kemampuan yang berkenaan dengan pemahaman siswa dan pengelola pembelajaran yang mendidik dan dialogis. Kompetensi ini mencakup kemampuan pemahaman terhadap siswa, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran; (2) Kompetensi kepribadian yaitu kemampuan personal yang mencerminkan kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif, berwibawa, menjadi teladan bagi siswa dan berakhlak mulia; (3) Kompetensi profesional yaitu kemampuan yang berkenaan dengan penguasaan materi pembelajaran bidang studi secara luas dan mendalam yang mencakup penguasaan substansi materi kurikulum mata pelajaran di sekolah; (4) Kompetensi sosial yaitu kemampuan yang berkenaan dengan kemampuan guru sebagai bagian dari masyarakat untuk berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan siswa, semua pendidik, tenaga kependidikan, orang tua siswa dan masyarakat sekitar. 8 Adanya motivasi yang baik dalam belajar akan menunjukkan hasil yang baik. Dengan kata lain bahwa dengan adanya usaha yang tekun dan terutama 7
R. Soenarjo, Al-Qur’an dan Terjemahnya, Yayasan Penyelenggara Penerjemah Penafsiran Al-Qur’an, (Semarang: Karya Toha Putra, 1992), hal. 228. 8 Panitia Sertiifkasi Guru Rayon 39 IKIP PGRI Semarang, Pendidikan Profesi Guru (PLPG) Sertifikasi Guru dalam Jabatan, (Semarang: 2009, IKIP PGRI Semarang), hal. A-13
1
7 didasari adanya motivasi, maka seseorang yang berlajar itu akan dapat melahirkan prestasi yang baik. Intensitas motivasi seseorang siswa akan sangat menentukan tingkat pencapaian prestasi belajarnya. Untuk melaksanakan tugas profesionalnya, guru-guru itu perlu memahami dan menghayati wujud siswa sebagai manusia yang akan dibimbingnya. Disisi lain, guru harus pula memahami dan menghayati wujud anak lulusan sebagai hasil didiknya yang diharapkan oleh masyarakat. Sesuai dengan filsafat hidup dan nilai-nilai yang dianut oleh bangsa Indonesia.10 Jadi bukan hanya keterampilan saja yang diharapkan dari hasil pendidikan itu, akan tetapi juga nilai-nilai yang terkandung didalamnya yang sesuai dengan pandangan hidup bangsa Indonesia. Berdasarkan uraian tersebut, perlu diadakan penelitian dengan judul “Peran Lingkungan Sekolah dan Kewibawaan Guru dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa di MI Datuk Singaraja Kerso Kedung Jepara”. B.
Penegasan Istilah Untuk memberikan arah serta gambaran yang jelas tentang judul dalam penelitian ini, maka diberikan penjelasan sebagai berikut : 1. Peran Peran adalah aspek dinamis dari kedudukan atau status. Peran lebih menunjukkan pada fungsi penyesuaian diri, dan sebagai sebuah proses 11 Yang dimaksud peran dalam penelitian ini adalah aspek-aspek dinamis yang berfungsi memberi penguatan akan lingkungan sekolah dan kewibawaan guru dalam mendidik terhadap motivasi belajar siswa di MI Singaraja Kerso Kedung Jepara.
10 Cece Wijaya dan A. Tabrani Rusyan, Loc. Cit. 11 http://www.artikelsiana.com/2014/10/pengertian-peran-definisi-fungsi-apa-itu.html
1
8 2. Lingkungan Sekolah Lingkungan adalah tempat, dimana manusia itu hidup, menyesuaikan dirinya (beradaptasi) dan pengembangan dirinya.12 Lingkungan yaitu kumpulan segala kondisi dan pengaruh dari luar terhadap kehidupan dan perkembangan suatu organisme. Untuk pengertian lingkungan pendidikan “maka yang dimaksud yaitu segala kondisi dan pengaruh dari luar terhadap kegiatan pendidikan.13 Sekolah adalah bangunan atau lembaga untuk belajar dan mengajar serta tempat menerima dan memberi pelajaran.14 Lingkungan sekolah yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah suatu keadaan sekolah tempat belajar yang termasuk faktor eksternal dalam mempengaruhi motivasi belajar dan pencapaian hasil belajar siswa. 3. Kewibawaan Guru dalam Mendidik Kewibawaan adalah pembawaan untuk dapat menguasai dan mempengaruhi orang lain melalui sikap dan tingkah laku yang mengandung kepemimpinan dan penuh daya tarik.15 Guru yang juga disebut pendidik mengandung arti seorang yang memberi atau melaksanakan tugas mendidik, yaitu secara sudah bertanggung jawab dalam membimbing anak untuk mencapai kedewasaan.16 Kewibawaan guru yang penulis maksudkan disini adalah usaha yang dilakukan oleh guru untuk mempengaruhi anak didik melalui tingkah lakunya dalam menyampaikan pengetahuan kepada anak didiknya melalui proses belajar mengajar di dalam kelas.
12
hal. 199.
Mas’ud Khasan Abdul Qadir, Kamus Ilmiah Populer, (Jakarta: Bintang Pelajar, Edisi LUX),
13
Kunaryo Hadikusumo, dkk, Pengantar Pendidikan, (Semarang: IKIP Semarang Press, Cet. III, 1998), hal. 74. 14 Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1990), hal. 892. 15 Ibid., hal. 101 16 Ahmadi, Loc. Cit.
1
9 4. Motivasi Belajar Motivasi adalah keseluruhan daya penggerak didalam diri siswa yang menimbulkan, menjamin kelangsungan dan memberikan arah kegiatan belajar, sehingga diharapkan tujuan dapat tercapai17 Belajar menurut Hilgard adalah “learning is the process by which an activity originates or is changed through training procedures (whether in laboratory or in the natural environment) as distringuished from changes by factors not atributable to training”. Belajar adalah proses yang malahirkan atau mengubah suatu kegiatan melalui jalan latihan (apakah dalam laboratorium atau dalam lingkungan alamiah) yang dibedakan dari perubahan-perubahan oleh faktor-faktor yang tidak termasuk latihan.18 Adapun motivasi belajar merupakan keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar dan memberikan arah pada kegiatan belajar untuk mencapai tujuan yang di cita-citakan 5. Siswa MI Datuk Singaraja Kerso Kedung Jepara. Siswa adalah murid, pelajar, seorang yang berguru.19 MI Datuk Singaraja Kerso Kedung Jepara adalah suatu lembaga pendidikan setingkat dengan SD yang berlokasi di Desa Kerso Kecamatan Kedung Kabupaten Jepara dimana penulis melakukan penelitian ini. Berdasarkan penegasan istilah diatas, dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud judul dalam penelitian ini adalah peran lingkungan sekolah (sekolah tempat belajar) dan kewibawaan guru (usaha yang dilakukan oleh guru) yang bepengaruh besar bagi siswa Siswa MI Datuk Singaraja Kerso dalam proses belajar mengajar serta menimbulkan kegiatan belajar dan memberikan arah pada kegiatan belajar untuk mencapai tujuan yang di citacitakan. 17
Sardiman A.M, Op. Cit., hal. 100. S. Nasution, Didaktik Asas-asas Mengajar, (Jakarta: Bumi Aksara, 2000), hal. 35 19 Lukman Ali, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1995), hal. 951. 18
1
10
C.
Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang pemikiran diatas, maka ada beberapa permasalahan
yang
hendak
dikaji
dalam
penelitian
ini.
Adapun
permasalahannya sebagai berikut : 1. Bagaimana peran lingkungan sekolah dalam meningkatkan motivasi belajar siswa di MI Datuk Singaraja Kerso Kedung Jepara Tahun Pelajaran 2015/2016? 2. Bagaimana peran kewibawaan guru dalam meningkatkan motivasi belajar siswa di MI Datuk Singaraja Kerso Kedung Jepara Tahun Pelajaran 2015/2016? 3. Bagaimana faktor-faktor pendukung dan penghambat yang melingkupi lingkungan sekolah dan kewibawaan guru dalam meningkatkan motivasi belajar siswa di MI Datuk Singaraja Kerso Kedung Jepara Tahun Pelajaran 2015/2016? D.
Tujuan Penelitian Dalam menentukan tujuan penelitian ini, penulis mendasarkan pada rumusan masalah diatas. Dalam asumsi awal penulis, ketiga rumusan diatas adalah bagian dari penelitian ini. Sesuai dengan rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian diatas adalah : 1. Untuk mengetahui peran lingkungan sekolah dalam meningkatkan motivasi belajar siswa di MI Datuk Singaraja Kerso Kedung Jepara Tahun Pelajaran 2015/2016.
1
11 2. Untuk mengetahui peran kewibawaan guru dalam meningkatkan motivasi belajar siswa di MI Datuk Singaraja Kerso Kedung Jepara Tahun Pelajaran 2015/2016. 3. Untuk mengetahui faktor-faktor pendukung dan penghambat yang melingkupi lingkungan sekolah dan kewibawaan guru dalam meningkatkan motivasi belajar siswa di MI Datuk Singaraja Kerso Kedung Jepara Tahun Pelajaran 2015/2016. E.
Manfaat Penelitian 1. Secara Teoritis a. Untuk mengembangkan khasanah keilmuan pendidikan Islam sehingga bermanfaat untuk memotivasi siswa dalam kegiatan belajar mengajar. Lingkungan sekolah dan kewibawaan guru sangat berperan besar dalam meningkatkan motivasi belajar siswa. b. Lingkungan sekolah yang nyaman dan kondusif menjadikan siswa betah dalam belajar, sehingga siswa mampu meningkatkan prestasi belajar yang diharapkan. c. Kewibawaan guru menjadikan siswa akan termotivasi untuk belajar dengan serius, materi pembelajaran yang disampaikan oleh gurunya akan benar-benar dipahami dengan sungguh-sungguh. 2. Secara praktis a. Bagi guru 1) Menunjukkan kepribadian dan kewibawaan yang signifikan, sehingga tetap disegani oleh semua warga sekolah, terutama siswa yang melaksanakan kegiatan pembelajaran 2) Menjadikan guru selalu mempunyai etika dan sopan santun yang tinggi, baik dalam perkataan dan perbuatan. Sehingga guru menjadi teladan dan contoh bagi murid-muridnya. 1
12 b. Bagi siswa 1) Siswa senantiasa akan belajar dengan tekun dan rajin. Berlombalomba menampilkan prestasi belajar yang lebih optimal lagi. 2) Dengan lingkungan belajar yang memadai dan guru yang berwibawa, menjadikan mereka nyaman dan senang dalam kegiatan pembelajaran. Siswa termotivasi untuk selalu giat belajar serta menghilangkan kemalasan. c. Bagi peneliti 1) Penelitian ini sebagai media untuk menerapkan kemampuan dalam pengembangan
kegiatan
pembelajaran
di
madrasah
yang
bersangkutan 2) Penelitian ini dapat menentukan unsur-unsur tertentu dalam sekolah mampu meningkatkan motivasi belajar siswa. d. Bagi madrasah 1) Untuk meningkatkan kualitas pembelajaran, madrasah seyogianya menciptakan lingkungan madrasah yang kondusif 2) Mengembangkan kepribadian guru ideal agar tetap disegani oleh siswa. Sehingga kegiatan pembelajaran dapat berlangsung dengan serius dan sungguh-sungguh. e. Bagi masyarakat 1) Agar mengapresiasi langkah-langkah strategis berupa dukungan terhadap kegiatan pembelajaran. Terutama dalam menciptakan lingkungan sekolah yang baik, aman dan nyaman. 2) Masyarakat merupakan bagian dari stake holder yang juga menentukan keberhasilan dalam kegiatan belajar. Maka dari itu, peran masyarakat (komite sekolah misalnya) sebagai lembaga pengontrol keberadaan dari masyarakat
1
13
1
14 F. Metode Penelitian 1. Jenis dan Pendekatan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif. Dimana penelitian deskriptif ialah satu cara penelitian dengan menggambarkan serta menginterpretasi suatu objek sesuai dengan kenyataan yang ada, tanpa dilebih-lebihkan. Penelitian deskriptif sering disebut sebagai noneksperimen, dikatakan demikian karena penelitian ini seseorang yang meneliti tidak melakukan manipulasi variabel dan juga selalu mengutamakan fakta, sehingga peneliti ini murni menjelaskan dan menggambarkannya.
8
Oleh
karena itu dalam penelitian ini peneliti menggunakan pendekatan deskriptif. Penelitian deskriptif merupakan penelitian yang menggambarkan fenomena atau populasi tertentu yang diperoleh peneliti dari subjek yang berupa individu, organisasional atau perspektif yang lain. Adapun tujuannya adalah untuk menjelaskan aspek yang relevan dengan fenomena yang diamati dan menjelaskan karakteristik fenomena atau masalah yang ada. Penelitian deskreptif termasuk bagian dari penelitian kualitatif yang memiliki karakteristik antara lain: ilmiah, manusia bagai instrumen, menggunakan metode kualitatif, analisis data secara induktif, deskriptif, lebih mementingkan proses dari pada hasil, adanya fokus, danya kriteria untuk keabsahan data, desain penelitian bersifat sementara, dan asil penelitian dirundingkan dan disepakati bersama. 9 Menyusun
desain
menerus disesuaikan
dalam
dengan
penelitian
kenyataan
di
kualitatif, lapangan.
secara
terus
Jadi,
tidak
menggunakan desain yang telah disusun secara ketat dan kaku sehingga
8
”Pengertian Penelitian Deskriptif, Seputar Pendidikan003.blogspot”, http://seputarpendidikan003. blogspot.com/2013/08/pengertian-penelitian-deskriptif.html 9 Lexy Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 2005), hal. 8.
1
15 tidak dapat diubah lagi. 10 Desain tersebut sewaktu-waktu bisa berubah karena terjadi interaksi antara peneliti dengan kenyataan, hal ini tidak dapat
diramalkan
sebelumnya. Namun, dalam penelitian
ini peneliti
menyusun desain terlebih dahulu untuk memudahkan dalam melaksanakan penelitian. Dalam menyusun desain penelitian ada serangkaian langkahlangkah yang dilakukan secara terencana sistematis guna mendapatkan pemecahan masalah yang akan diteliti. 2. Waktu dan Tempat Penelitian a. Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan pada semester Genap Tahun Pelajaran 2015/2016. b. Tempat Penelitian Tempat dilaksanakannya penelitian ini adalah di MI Datuk Singaraja Kerso Kedung Jepara. 3. Subyek Penelitian Yang menjadi subyek penelitian adalah siswa, kepala madrasah dan guru MI Datuk Singaraja Kerso Kedung Jepara. 4. Fokus Penelitian Adapun fokus penelitian ini adalah sebagai berikut : a. Bagaimana peran lingkungan sekolah dalam meningkatkan motivasi belajar siswa di MI Datuk Singaraja Kerso Kedung Jepara? b. Bagaimana peran kewibawaan guru dalam meningkatkan motivasi belajar siswa di MI Datuk Singaraja Kerso Kedung Jepara? c. Bagaimana faktor-faktor pendukung dan penghambat yang melingkupi lingkungan sekolah dan kewibawaan guru dalam meningkatkan motivasi belajar siswa di MI Datuk Singaraja Kerso Kedung Jepara?
10
Ibid., hal. 13.
1
16 5. Teknik Pengumpulan Data Metode pengumpulan data adalah alat pada waktu penelitian menggunakan
sesuatu
metode.
Dalam
penelitian
ini
peneliti
menggunakan beberapa metode antara lain : a.
Metode observasi Metode observasi di dalam pengertian psikologik, observasi disebut juga dengan pengamatan, meliputi kegiatan pemuatan perhatian terhadap suatu obyek dengan menggunakan seluruh alat indra. Apa yang dikatakan sebenarnya adalah pengamatan langsung. Pada tahap observasi dapat dilakukan dengan tes, kuesioner, rekaman gambar, rekaman suara.11 Observasi digunakan untuk memperoleh data di lapangan dengan alasan untuk mengetahui situasi, menggambarkan keadaan, melukiskan bentuk. Pada tahap awal, peneliti melakukan observasi untuk melihat, mensurvei dan mengamati secara langsung peran lingkungan sekolah dan kewibawaan guru dalam meningkatkan motivasi belajar siswa di MI Datuk Singaraja Kerso Kedung Jepara. Metode observasi ini, digunakan untuk mengumpulkan datadata dengan jalan menjadi partisipan secara langsung dan sistematis terhadap objek
yang
diteliti,
dengan
cara
mendatangi
secara
langsung lokasi penelitian untuk mengamati peran lingkungan sekolah dan kewibawaan guru dalam meningkatkan motivasi belajar siswa di MI Datuk Singaraja Kerso Kedung Jepara. b.
Metode wawancara/interview Metode
interview
adalah
percakapan
dengan
maksud
tertentu, yang dilakukan oleh dua pihak yaitu pewawancara (yang mengajukan pertanyaan)
dan
11
terwawancara
(yang
memberikan
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu: Pendekatan Praktis, (Jakarta: Rineka Cipta, 1996), hal. 232.
1
17 jawaban atas pertanyaan). 12 Penelitian ini menggunakan pedoman wawancara. mewawancarai
Jadi peneliti mengumpulkan data dengan secara
langsung dengan
cara
pihak-pihak
yang
bersangkutan, terutama yang terkait dalam permasalahan penelitian ini.
Misalnya
dengan
melakukan
wawancara dengan informan,
sebagai berikut : siswa, guru mata pelajaran serta kepala madrasah. c.
Metode Dokumentasi Metode dokumentasi, yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, legger, agenda dan sebagainya.
13
Dalam
penelitian ini dokumen yang peneliti butuhkan adalah siswa MI Datuk Singaraja Kerso Kedung Jepara. Data yang dihasilkan peneliti tersebut
diharapkan
mampu menjawab pertanyaan
tentang peran
lingkungan sekolah dan kewibawaan guru dalam meningkatkan motivasi belajar siswa di MI Datuk Singaraja Kerso Kedung Jepara. 6. Teknik Keabsahan Data Untuk menguji keabsahan data dalam penelitian kualitatif, sehingga data yang ada valid dan dapat dipertanggungjawabkan, peneliti akan melakukan triangulasi (check dan recheck). Metode triangulasi yaitu teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu. Menurut Lexy J. Moeloeng dalam bukunya “Metode Penelitian Kualitatif”, untuk menetapkan keabsahan (thrusworthinesss) data diperlukan langkah pemeriksaan terhadap data yang dibuat.
14
Dalam hal teknik
kebasahan data ini, peneliti menggunakan teknik triangulasi. Dimana 12
Ibid., hal. 186. Ibid., hal. 234. 14 Lexy J. Moelong, Op. Cit., hal. 324. 13
1
18 menurut Lexy J. Moelong teknik ini adalah teknik pemeriksaan kebasahan data yang memanfaatkan sumber lain. Diluar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu. Teknik triangulasi yang paling banyak digunakan ialah pemeriksaan melalui sumber lain. 15 Dalam penelitian ini, triangulasi yang dianggap relevan untuk menguji keabsahan data adalah dengan melakukan triangulasi sumber. Triangulasi sumber berarti untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan cara mengecek data yang telah diperoleh ke beberapa sumber. 16 Menurut Patton dalam Moelong, dalam triangulasi sumber, peneliti membandingkan dan mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda, dalam penelitian kualitatif hal itu dapat dicapai dengan jalan. Hal itu dapat dicapai dengan jalan : a. Membandingkan data hasil pengamatandengan data hasil wawancara. b. Membandingkan apa yang dikatakan orang di tempat umum dengan apa yang dikatakannya secara pribadi. c. Membandingkan apa yang dikatakan orang-orang tentang situasi penelitian dengan apa yang dikatakannya sepanjang waktu. d. Membandingkan keadaan dan perspektif seseorang dengan berbagai pendapat dan pandangan orang seperti rakyat biasa, orang yang berpendidikan menengah atau tinggi, orang berada, orang pemerintahan e. Membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang berkaitan.17 Dalam penelitian ini, pertama-tama peneliti akan mengamati peran lingkungan sekolah dan kewibawaan guru dalam meningkatkan motivasi belajar siswa. Hasil analisa peneliti ini, kemudian akandiuji keabsahannya dengan menggunakan triangulasi sumber. Peneliti melakukan wawancara dengan siswa MI Datuk Singaraja Kerso Kedung Jepara, yang selanjutnya dilanjutkan kepada guru
selaku orang yang mengajar siswa. Serta
15
Ibid., hal. 330. Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D, (Bandung: Alfabeta, 2005),
16
hal. 241.
17
Lexy J. Moelong, Op. Cit.., hal. 330-331.
1
19 dilanjutkan wawancara dengan Kepala MI Datuk Singaraja Kerso Kedung Jepara selaku pimpinan pada madarasah tersebut. Gambar 1.1 Triangulasi Sumber Siswa MI Datuk Singaraja
Guru MI Datuk Singaraja
Kepala MI Datuk Singaraja
7. Teknik Analisa Data Data yang diperoleh sejak awal penelitian peneliti analisis, diberi penjelasan secara sintesis yang selanjutnya disimpulkan sebagai pedoman penelitian. Analisis data dalam suatu penelitaian merupakan bagian yang sangat penting, karena dengan analisis ini, data yang ada akan disajikan nampak manfaatnya terutama dalam memecahkan masalah penelitian untuk mencapai tujuan akhir penelitian. Menurut
Suharsimi dalam buku “Prosedur Penelitian Suatu:
Pendekatan Praktis”, dalam melakukan analisis data harus disesuaikan dengan pendekatan atau desain penelitian. terkumpul, maka
untuk
menganalisanya
18
Setelah berbagai data
digunakan
teknik
analisa
deskriptif, artinya peneliti berupaya menggambarkan kembali data-data 18
Ibid., hal. 244.
1
20 yang telah terkumpul mengenai peran lingkungan sekolah dan kewibawaan guru dalam meningkatkan motivasi belajar siswa di MI Datuk Singaraja Kerso Kedung Jepara. Secara terperinci, proses analisis data dilakukan peneliti adalah melalui tahap-tahap sebagai berikut19: a. Data Reduction (reduksi data). Data yang diperoleh dari lapangan jumlahnya cukup banyak. Maka perlu dicatat secara rinci dan teliti. Untuk itu perlu segera dianalisis data melalui reduksi data. Reduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya. Dengan demikian data yang akan direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas dan akan mempermudah peneliti untuk mengumpulkan data selanjutnya. b. Data Display (Penyajian data). Penyajian data dapat dilakukan dalam bentuk tabel, grafik, phie card, pictogram, dan sejenisnya. Melalui penyajian data tersebut, maka data terorganisasikan, tersusun dalam pola hubungan, sehingga akan semakin mudah dipahami. Dalam penelitian kualitatif, penyajian data dapat dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, flowchart dan sejenisnya. Penyajian yang paling sering digunakan pada data kualitatif adalah bentuk teks naratif, yaitu, menyajikan data dengan menceritakan kembali tentang peran lingkungan sekolah dan kewibawaan guru dalam meningkatkan motivasi belajar siswa di MI Datuk Singaraja Kerso Kedung Jepara
19
Sugiyono, Op. Cit., hal. 249-253.
1
21 c. Conclusing Drawing (menarik kesimpulan/verifikasi). Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara, dan akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya. Tetapi apabila kesimpulan yang dikemukakan pada tahap awal, didukung oleh bukti-bukti yang valid dan konsisten pada saat peneliti ke lapangan mengumpulkan data, maka kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan yang kredibel (dapat dipercaya). G. Sistematika Penulisan Skripsi Susunan skripsi ini terdiri dari tiga bagian, yaitu bagian awal, bagian inti dan bagian akhir. 1. Bagian awal berisi : Dalam bagian ini memuat beberapa halaman, diantaranya halaman judul, halaman nota pembimbing, halaman pengesahan, halaman persembahan, motto, kata pengantar, daftar isi dan daftar tabel. 2. Bagian isi, terdiri dari : BAB I
: PENDAHULUAN Dalam bab ini merupakan gambaran secara keseluruhan skripsi yang meliputi : latar belakang masalah, perumusan masalah, penegasan istilah, tujuan dan manfaat penelitian, metode penelitian dan sistematika penulisan skripsi.
BAB II
: LANDASAN TEORI Landasan teori terdiri dari lima (5) sub bab : pertama, lingkungan sekolah yang meliputi pengertian lingkungan sekolah dan peran lingkungan sekolah dalam pendidikan, 1
22 pandangan para ahli tentang lingkungan; kedua, kewibawaan guru dalam mendidik yang meliputi pengertian kewibawaan guru,
macam-macam
kewibawaan
guru,
karakteristik
kewibawaan guru, peran-peran guru serta faktor yang mempengaruhi munculnya kewibawaan guru, ketiga serta motivasi belajar siswayang meliputi pengertian motivasi, jenis dan sifat motivasi, faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi belajar siswa; keempat pengaruh lingkungan sekolah dan kewibawaan guru dalam mendidik terhadap motivasi belajar siswa; kelima, kajian penelitian yang relevan. BAB III
: KAJIAN OBYEK PENELITIAN Pada bab ini berisi tiga sub bab, pertama, data umum yang meliputi: sejarah berdirinya MI Datuk Singaraja Kerso Kedung Jepara, letak geografis, profil madrasah, struktur organisasi, visi, misi dan tujuan, keadaan guru dan karyawan, keadaan siswa, keadaan sarana dan prasarana serta kegiatan ekstrakurikuler, kedua, data khusus yang meliputi lingkungan sekolah di MI Datuk Singaraja Kerso Kedung Jepara, kewibawaan guru MI Datuk Singaraja Kerso Kedung Jepara, motivasi belajar siswa MI Datuk Singaraja Kerso Kedung Jepara
BAB IV
: PEMBAHASAN Pada bab ini merupakan bab inti yang mana peneliti akan menyajikan tentang analisis tentang peran lingkungan sekolah dalam meningkatkan motivasi belajar siswa di MI Datuk Singaraja Kerso Kedung Jepara; analisis kedua tentang peran
1
23 kewibawaan guru dalam meningkatkan motivasi belajar siswa di MI Datuk Singaraja Kerso Kedung Jepara serta analisis faktor-faktor pendukung dan penghambat peran lingkungan sekolah dan kewibawaan guru dalam meningkatkan motivasi belajar siswa di MI Datuk Singaraja Kerso Kedung Jepara. BAB V
: PENUTUP Dalam bab ini adalah penutup dari skripsi ini yang meliputi kesimpulan, saran-saran dan kata penutup.
3. Bagian penutup, terdiri dari : Dalam bagian ini memuat tentang daftar pustaka, lampiran-lampiran serta daftar riwayat hidup penulis.
1
24
BAB II LANDASAN TEORI A.
Lingkungan Sekolah 1. Pengertian Lingkungan Sekolah Sebelum kita mengetahui pengertian lingkungan sekolah, di sini penulis mencoba menguraikan apa itu lingkungan dan apa itu sekolah. Secara umum yang dimaksud lingkungan adalah sesuatu yang berada diluar diri anak dan mempengaruhi perkembangannya. Lingkungan diartikan sebagai kesatuan ruang suatu benda, daya, keadaan dan mahluk hidup termasuk manusia dan perilakunya yang mempengaruhi kelangsungan peri kehidupan dan kesejahteraan manusia serta mahluk hidup lainnya. 1 Abu Ahmadi menjelaskan lingkungan dalam pengertian umum, berarti situasi di sekitar kita. Dalam lapangan pendidikan, arti lingkungan itu luas sekali yaitu segala sesuatu yang berada di luar diri anak dalam alam semesta ini. 2 Dari uraian diatas yang dimaksud lingkungan adalah segala sesuatu yang ada diluar diri anak yang memberikan pengaruh pada perkembangannya, baik secara langsung maupun tidak langsung, baik secara sengaja maupun tidak sengaja. Disamping itu lingkungan
1
“Sanjaya Yasin, Pengertian Lingkungan Sekolah Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar dalam Lingkungan Sekolah”, http://www.pendidikanekonomi.com/2012/10/faktor-faktoryang-mempengaruhi.html 2 Abu Ahmadi dan Nur Uhbiyati, Ilmu Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2001), hal. 64.
24
25
merupakan area yang memberikan kesempatan kepada kemungkinankemungkinan yang ada pada seorang anak untuk berkembang. Sedangkan yang dimaksud sekolah ialah lembaga dengan organisasi yang tersusun rapi dan segala aktivitasnya direncanakan dengan sengaja yang disebut kurikulum.3 Jadi lingkungan sekolah adalah sesuatu yang ada pada lembaga dengan organisasi yang tersusun rapi yang memberikan pengaruh pada perkembangan orang-orang yang ada di dalamnya, terutama siswa sebagai objek dalam pendidikan. Untuk memperjelas pengertian lingkungan sekolah itu, jangan terlalu terikat pada “tempat” kita adakan tinjauan tentang lingkungan selain tempat, juga melakukan tinjauan “peranan” orang-orang yang berada dalam lingkungan-lingkungan itu. Relevansinya dengan lingkungan sekolah Nabi Muhammad SAW telah menyinggung dalam sebuah haditsnya yang menyatakan lingkungan yang utama adalah lingkungan yang disana didalamnya terdapat majlis dzikir dan majlis ta’lim (ilmu pengetahuan). Sebagaimana sabda Nabi SAW. :
ﺲ ُ ِ َْﳎﻠ:َﺎل َ ﻗ،ِْل اﷲ َض اﳉَْﻨﱢ ِﺔ ﻳَﺎ َرﺳُﻮ ُ َﺎرﺗَـﻌُﻮْا إِﻟَْﻴـﻬَﺎ ﻓَﻤَﺎ ِرﻳَﺎ ْ َﺎض اﳉَْﻨﱠ ِﺔ ﻓ َ ْﰎ َرﻳ ُْإِذاَ َﻣﺮَر ﴾ﺲ اﻟﺘﱠـ ْﻌﻠِْﻴ ِﻢ﴿اﳊﺪﻳﺚ ُ ِاﻟ ﱠﺬ ْﻛ ِﺮ أ َْو َْﳎﻠ 4
“Apabila kamu sekalian melewati taman-taman surga, maka bersenangsenanglah disana, maka apakah taman-taman surga itu wahai
3
Ibid., hal. 162 Syaikh Al Islam Muhyiddin Abi Yahya ibn Syarf An Nawawi, Riyadhus Sholihin, (Indonesia: Dar Ahya’ Al Kutub Al Arabiyyah, t.t.), hal. 4
24
26
Rasulullah? Rasulullah bersabda : Yaitu majlis dzikir (mengingat Allah) dan majlis ta’lim (ilmu)”. (Al-Hadits) 2. Peranan Lingkungan Sekolah dalam Pendidikan Keberadaan
lingkungan
sekolah
sangat
berperan
dalam
pendidikan karena adanya beberapa faktor meliputi : a. Kenyamanan proses pendidikan di sekolah sangat bergantung terhadap kesediaan fasilitas proses pembelajaran. b. Berlakunya peraturan di lingkungan sekolah sangat menentukan ketaatan peserta didik tersebut menjadi generasi yang taat aturan dan generasi mulia untuk bekal bermasyarakat maupun berkeluarga.5 c. Ketenangan, ketentraman, kenyamanan dan kecocokan lingkungan sekolah sangat menentukan keberhasilan proses pendidikan itu sendiri bagi pendidik dan peserta didik, kecocokan itu berupa kecocokan hubungan (saling) antara pendidik dengan peserta didik dan dengan lingkungan pendukung lainnya seperti tenaga administrasi menjadi komunikasi yang sealur tanpa muncul sebuah kecurigaan. d. Berlangsungnya proses komunikasi antar unsur pendidikan yakni pendidik, peserta didik, dan sarana pendukung lainnya sehingga tercipta komunikasi yang mampu membangun hubungan harmonis sebagai wujud suasana dan lingkungan pendidikan yang ideal dan harmonis.6 Lingkungan sekolah mempunyai peranan yang sangat penting terhadap berhasil atau tidaknya pendidikan, karena perkembangan jiwa anak itu sangat dipengaruhi oleh keadaan lingkungannya. Lingkungan dapat memberikan pengaruh yang positif maupun pengaruh yang negatif terhadap pertumbuhan jiwanya, dalam sikapnya, dalam akhlaknya maupun dalam motivasinya. Pengaruh
lingkungan dapat dikatakan positif, bilamana
lingkungan itu dapat memberikan dorongan atau dapat memberikan 5
Moh. Rosyid, Ilmu Pendidikan: (Suatu Pengantar) Menuju Hidup Prospektif, (Semarang: UNNES Press, 2006), hal. 179 6 Ibid.
24
27
motivasi dan rangsangan kepada anak untuk berbuat hal-hal yang baik. sebagai contoh, misalnya anak-anak disekolah mendapatkan pendidikan agama dari guru agama, dan di rumah anak-anak selalu mendapatkan bimbingan dari orang tuanya, karena keluarganya adalah orang-orang yang patuh mengamalkan ajaran agama, serta ditambah lagi masyarakat sekitarnya juga terdiri dari orang-orang yang aktif melakukan agama, Sehingga dengan demikian, jiwa keagamaan anak tersebut akan selalu terpupuk dan terbina dengan baik. 3. Faktor Sekolah dalam Pembelajaran Sekolah adalah lembaga pendidikan formal tempat pengabdian guru dan rumah rehabilitasi anak didik. Di tempat inilah anak didik menimba ilmu pengetahuan dengan bantuan guru. Sebagai lembaga pendidikan yang setiap hari anak didik datangi, tentu saja mempunyai dampak yang besar bagi anak didik. Faktor sekolah yang mempengaruhi belajar ini mencakup : a. Metode Mengajar Metode pembelajaran adalah cara yang digunakan guru untuk menyampaikan pelajaran kepada siswa.
7
Metode adalah cara yang
digunakan oleh guru untuk itu berlangsung dalam interaksi edukatif, metode mengajar dapat diartikan sebagai cara yang dipergunakan oleh
7
Hamdani, Strategi Belajar Mengajar, (Bandung: Pustaka, 2011), hal. 80.
24
28
guru dalam mengadakan hubungan dengan peserta didik pada saat kegiatan pembelajaran. 8 Oleh sebab itu, metode mengajar yang baik adalah metode yang dapat menumbuhkan kegiatan kegiatan belajar bagi peserta didik, dan upaya guru dalam memilih metode yang baik merupakan upaya mempertinggi mutu pengajaran atau pendidikan yang menjadi tanggungjawabnya. 9 b. Kurikulum Kurikulum
adalah
seperangkat
rencana
dan
pengaturan
mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.10 Kurikulum sekolah yang telah banyak menyajikan sejumlah mata pelajaran untuk dipelajari oleh anak didik, adalah menuntut sejumlah guru yang masing-masing memegang mata pelajaran, sesuai dengan bidang keahliannya agar dapat dengan mudah dan jelas menanamkan pengertian tentang kaidah, prinsip, dan dalil dalam mata pelajaran tersebut ke dalam struktur kognitif anak didik, sehingga hasil belajar dalam mata pelajaran itu dapat ditransfer untuk memperoleh pengetahuan atau keterampilan dalam mempelajari mata
8
H.M. Suparta dan Herry Noer Aly, Metodologi Pengajaran Agama Islam, (Jakarta: Amisco, 2008), hal. 159. 9 Ibid. 10 http://agrisiatutik.blogspot.com/2013/05/makalah-kurikulum-ktsp.html
24
29
pelajaran yang lain.11 Jadi, kurikulum diakui dapat mempengaruhi proses dan hasil belajar anak didik di sekolah. c. Disiplin Sekolah Disiplin adalah suatu keadaan tertib di mana orang-orang yang bergabung dalam suatu sistem tunduk pada peraturan-peraturan yang ada dengan senang hati.12 Kedisiplinan sekolah erat hubungannya dengan kerajinan siswa dalam sekolah dan juga dalam belajar. Apabila kedisiplinan tiada tercipta dalam suatu sekolah niscaya tidak akan tercipta pula kegiatan pembelajaran yang kondusif. Yang terjadi adalah kegiatan pembelajaran dilakukan apa adanya tanpa arah dan tujuan yang jelas yang akhirnya merugikan siswa dan sekolah. Seperti halnya sekolah harus mampu menciptakan suasana sekolah tenang dan tidak gaduh yang akhirnya kegiatan pembelajaran menjadi terganggu. Sebagaimana Firman Allah dalam Surat Luqman ayat 19 :
﴾١٩ : ﴿ﻟﻘﻤﺎن
“Dan sederhanalah kamu dalam berjalan dan lunakkanlah suaramu. Sesungguhnya seburuk-buruk suara ialah suara keledai.” (QS. Luqman : 19)13
11
Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, Rineka Cipta, Jakarta, 2002, hal. 195 E. Mulyasa, Kurikulum Berbasis Kompetensi (Konsep, Karakteristik, dan Implementasi), Remaja Rosdakarya, Bandung, 2002, hal. 108 13 R. Soenarjo, Al-Qur’an dan Terjemahnya, Yayasan Penyelenggara Penerjemah Penafsiran Al-Qur’an, (Semarang: Karya Toha Putra, 1992), hal. 329. 12
24
30
d. Sarana dan prasarana Sarana pendidikan adalah peralatan dan perlengkapan secara langsung dipergunakan dan menunjang proses pendidikan, seperti gedung, ruang kelas, meja kuris, serta alat-alat dan media pengajaran. Sedangkan prasarana pendidikan adalah fasilitas yang secara tidak langsung menunjang proses pendidikan atau pengajaran, seperti halaman, kebun, taman sekolah, jalan menuju sekolah dan lain-lain yang digunakan secara langsung untuk proses belajar mengajar. 14 Sarana dan prasarana sangat mempengaruhi kegiatan belajar mengajar di sekolah. Anak didik tentu dapat belajar lebih baik dan menyenangkan bila suatu sekolah dapat memenuhi segala kebutuhan belajar anak didik. Hasil belajar anak didik tentu akan lebih baik. e. Alat bantu belajar Dengan alat bantu belajar kegiatan belajar menjadi lebih efisien dan efektif disamping itu pelajaran akan lebih menarik, menjadi konkrit, bisa dipahami, hemat waktu dan tenaga, dan hasil belajar lebih bermakna. Alat bantu belajar bisa disebut alat peraga atau media belajar, misalnya : 1) Media visual : media yang hanya dapat dilihat dengan menggunakan indera penglihatan.
14
hal. 49
E. Mulyasa, Manajemen Berbasis Sekolah, Remaja Rosdakarya, Bandung, 2002,
24
31
2) Media Audio : media yang mengandung pesan dalam bentuk auditif (hanya dapat didengar) yang dapat merangsang pikiran, perasaan,
perhatian
dan
kemampuan
para
siswa
untuk
mempelajari bahan ajar. 3) Media audio-visual : merupakan kombinasi audio dan visual atau bisa disebut media pandang-dengar. 15 f. Suasana dan waktu sekolah Suasana belajar penting artinya bagi kegiatan belajar, suasana yang menyenangkan dapat menumbuhkan kegiatan belajar, sedangkan suasana yang kacau, ramai, tidak tenang tentu tidak menunjang kegiatan belajar yang efektif, hal ini bahwa suasana belajar turut menentukan motivasi, kegiatan belajar, keberhasilan belajar siswa. Waktu sekolah salah waktu terjadinya proses belajar mengajar disekolah. Apabila sekolah masuk sore atau siang hari, maka kondisi anak tidak lagi dalam keadaan yang optimal untuk menerima pelajaran sebab energi sudah berkurang. Selain itu udara yang relatif panas di waktu siang hari dapat mempercepat proses kelelahan. Oleh karena itu, belajar di pagi hari akan lebih baik hasilnya daripada belajar di sore hari.16 Jadi memilih waktu sekolah yang tepat akan memberi pengaruh yang positif terhadap belajar.
15 16
Hamdani, Op. Cit., hal. 248-249. Syaiful Bahri Djamarah, Op. Cit., hal. 206
24
32
g. Relasi guru dengan siswa Hubungan guru dengan siswa di dalam proses belajar mengajar merupakan faktor yang sangat menentukan. Bagaimanapun baiknya bahan pelajaran yang diberikan, bagaimanapun sempurnanya metode yang dipergunakan, namun jika hubungan guru-guru merupakan hubungan yang tidak harmonis, maka dapat menciptakan suatu keluarga yang tidak inginkan.17 Untuk mengatasi itu semua perlu dikembangkan sikap demokratis dan terbuka dari para guru, perlu ada keaktifan dari pihak siswa, guru harus bersikap ramah sebaliknya siswa juga harus bersifat sopan, saling hormat menghormati, guru lebih bersifat manusiawi, rasio guru dan siswa yang lebih proporsional, masing-masing pihak bilamana perlu mengetahui latar belakang baik dari guru maupun siswa. Apabila hal-hal tersebut dapat terpenuhi maka akan terciptalah suatu komunikasi yang selaras antara guru dan siswa dalam proses belajar mengajar.18 B. Kewibawaan Guru 1. Pengertian Kewibawaan Guru Dalam pengertian yang sederhana guru adalah orang yang memberikan ilmu pengetahuan kepada anak didik. Guru dalam 17
Sardiman A. M., Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2012), hal. 145 18 Ibid., hal. 146
24
33
pandangan masyarakat, guru adalah orang yang melaksanakan pendidikan ditempat-tempat tertentu, tidak mesti di lembaga pendidikan formal, bisa saja di masjid, musholla dan rumah. Guru adalah seseorang yang karena panggilan jiwanya, sebagian besar waktu, tenaga dan pikirannya digunakan untuk mengajarkan ilmu pengetahuan, ketrampilan dan sikap kepada orang lain di sekolah atau lembaga pendidikan formal.
19
Sebagaimana dijelaskan dalam sebuah
hadis Rasulullah SAW. :
﴾ﺼْﻴ َﺤﺔُ ﴿رواﻩ اﻟﺒﺨﺎرى ِ اﻟَ ﱢﺪﻳْ ُﻦ اﻟﻨﱠ 20
“Agama adalah nasihat (yang bermanfaat) (HR. Bukhari). Maka dari itu seorang guru harus bisa menjadi teladan yang baik bagi anak-anak didik dan masyarakat dengan mempunyai kepribadian yang baik, karena dari kepribadian inilah maka seorang guru akan mempunyai suatu kewibawaan atau dapat dikatakan bahwa “kepribadian adalah hal yang sangat menentukan tinggi rendahnya kewibawaan guru dalam pandangan anak didik atau masyarakat. Guru dan kewibawaannya sangat besar, artinya dalam dunia pendidikan. Hal ini juga sesuai dengan pernyataan Langeveld “Dalam pergaulan terdapat pendidikan jika didalamnya telah terdapat kepatuhan anak, yaitu sikap menuruti dan mengikuti wibawa yang ada pada orang 19
Hadi Supeno, Potret Guru, (Jakarta: Sinar Harapan, 1995), hal. 27. Mushtofa Muhammad ‘Imarah, Jawahirul Bukhari, (Indonesia: Dar Ahya’ Al Kutub Al Arabiyyah, 1381 H), hal. 43. 20
24
34
lain dengan sadar, bukan dengan rasa takut atau terpaksa.21 Maka seorang guru harus memberi contoh perbuatan yang nyata, jadi guru harus bertanggung jawab atas segala sikap, tingkah laku dan perbuatannya dalam jiwa anak agar menjadi orang yang bersosial, cakap, berguna bagi nusa bangsa dan agama dimasa yang akan datang. Kewibawaan adalah sesuatu yang sangat penting untuk dimiliki oleh seorang guru. Guru yang mempunyai kewibawaan berarti mempunyai
kesungguhan,
suatu
memberikan kesan dan pengaruh.
kekuatan, 22
sesuatu
yang
dapat
Hal ini juga sesuai dengan
pernyataan Langeveld “Dalam pergaulan terdapat pendidikan jika didalamnya telah terdapat kepatuhan anak, yaitu sikap menuruti dan mengikuti wibawa yang ada pada orang lain dengan sadar, bukan dengan rasa takut atau terpaksa.23 Mengenai pengertian kewibawaan dapat diperoleh dari pendapatpendapat sebagai berikut : a.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, disebutkan bahwa kewibawaan adalah pembawaan untuk dapat menguasai dan mempengaruhi orang lain melalui sikap dan tingkah laku yang mengandung kepemimpinan dan penuh daya tarik.24 b. Menurut Abu Ahmadi : Kewibawaan atau gezag adalah suatu daya mempengaruhi yang terdapat pada seseorang, sehingga orang lain yang berhadapan dengan dia, secara sadar dan sukarela menjadi tunduk dan patuh padanya.25 Jadi barang siapa yang memiliki
21
Abu Ahmadi dan Nur Uhbiyati, Op. Cit., hal. 159 “Nur Wachid, 28 Kewibawaan Guru”, https://kholifahcom.wordpress.com/2014/06/28/ kewibawaan-guru/ 23 Abu Ahmadi dan Nur Uhbiyati, Op. Cit., hal. 159 24 Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1990), hal. 892 25 Abu Ahmadi dan Nur Uhbiyati, Op. Cit., hal. 57 22
24
35
kewibawaan akan dipatuhi secara sadar, dengan tidak terpaksa, tunduk dan patuh memenuhi semua anjuran pemilik kewibawaan. Agar proses pendidikan dapat berjalan dengan baik dan lancar, maka seorang pendidik harus mempunyai ciri utama yaitu memiliki kewibawaan. Kewibawaan yang dimaksud adalah pengaruh positif normatif yang diberikan kepada orang lain atau anak didik sesuai dengan tujuan agar yang bersangkutan dapat mengembangkan dirinya seoptimal mungkin.26 Dengan demikian diharapkan seorang guru harus bisa menjadi contoh serta panutan bagi anak didiknya, dengan cara menjaga kepribadiannya secara terus-menerus, karena dari kepribadian itulah maka timbul suatu kewibawaan pada diri pendidik, sebagaimana Rosulullah bisa menjadi panutan bagi umatnya. Hal ini sesuai dengan firman Allah dalam surat Al-Ahzab, Ayat 21 yang berbunyi :
(۲ ۱ : )اﻻﺣﺰاب
Artinya: “Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan Dia banyak menyebut 27 Allah.” (QS. Al-Ahzab : 21) Maka seorang guru harus memberi contoh perbuatan yang nyata, jadi guru harus bertanggung jawab atas segala sikap, tingkah laku dan 26
Ibid., hal. 48 R. Soenarjo, Al-Qur’an dan Terjemahnya, Yayasan Penyelenggara Penerjemah Penafsiran Al-Qur’an, Toha Putra, 1992, hal. 670 27
24
36
perbuatannya dalam jiwa anak agar menjadi orang yang bersosial, cakap, berguna bagi nusa bangsa dan agama dimasa yang akan datang.28 Dengan demikian kewibawaan guru itu bukan dipaksakan oleh pendidik terhadap anak didik, akan tetapi wibawa itu muncul dengan dirinya sendiri karena pengakuan murid yang telah mengetahui pribadi guru dan kemampuannya terhadap keilmuan serta kelebihan, keunggulan, keutamaan yang dimilikinya sehingga anak didik secara sadar dan suka rela menjadi tunduk dan patuh padanya. 2. Macam-macam Kewibawaan Guru Ditinjau dari mana daya mempengaruhi yang ada pada seseorang ini ditimbulkan, maka kewibawaan dapat dibedakan menjadi : a. Kewibawaan lahir Adalah kewibawaan yang timbul karena kesan-kesan dilihat dari lahiriah seseorang, seperti : 1) Bentuk tubuh yang tinggi besar 2) Pakaian yang lengkap dan rapi 3) Tulisan yang bagus 4) Suara yang keras dan jelas 5) Berbicara dan bersikap yang baik sopan
28
Syaiful Bahri Djamarah, Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif, (Jakarta: Rineka Cipta, 2000), hal.31
24
37
b. Kewibawaan batin Adalah kewibawaan yang didukung oleh keadaan batin atau yang
muncul
dari
diri
seseorang,
seperti
sebagai
berikut : 1) Adanya rasa cinta Kewibawaan itu dapat dimiliki oleh seseorang, apabila hidupnya penuh kecintaan dengan atau kepada orang lain. Cinta kepada siswa sebagaimana orangtua kepada anaknya akan menumbuhkan
semngat
guru
dalam
memberikan
materi
pembelajaran di kelas. Sehingga guru akan senantiasa menyajikan bahan pelajaran sesuai yang dibutuhkan oleh siswa. Kewibawaan guru ini senantiasa akan muncul dengan adanya cinta. Guru akan senantiasa berwibawa bagi muridmuridnya apabila mendidik dan mengajar dengan kasih saying dan penuh cinta. Siswa akan merasa dihargai oleh gurunya, yang akhirnya
siswa
akan
belajar.
24
termotivasi
untuk rajin
dan
aktif
38
2) Adanya rasa demi kamu Demi kamu atau you attitude, Adalah siakap yang dapat dilukiskan sebagai suatu tindakan, perintah atau anjuran bukan untuk kepentingan orang yang memerintah, tetapi untuk kepentingan orang diperintah, menganjurkan demi orang yang menerima anjuran, melarang juga demi orang dilarang. Misalnya: seorang guru yang memerintahkan agar anak didik belajar keras dalam menghadapi ujian, bukan agar dirinya mendapat nama karena anak didiknya banyak lulus, melainkan agar anak didik mendapatkan nilai yang bagus dan mudah untuk meneruskan sekolahnya. 3) Adanya kelebihan batin Adanya guru yang menguasai bidang studi yang menjadi tanggung jawabnya, bisa berlaku adil dan obyektif, bijaksana, merupakan contoh-contoh yang dapat menimbulkan kewibawaan batin. 4) Adanya ketaatan kepada norma Menunjukkan bahwa dalam tingkah lakunya seorang guru sebagai pendukung norma yang sungguh-sungguh, selalu menepati janji yang pernah dibuat, disiplin dalam hal-hal yang telah digariskan.29
29
“Nur Wachid, Kewibawaan Guru”, http://ilmu-pendidikan.net/profesikependidikan/guru/fungsi-guru-sebagai-pengelola-pembelajaran
24
39
3. Karakteristik Kewibawaan Guru Diantara karakteristik kewibawaan guru adalah sebagai berikut : sifat-sifat guru yang baik, tugas dan tanggung jawab guru, fungsi dan peranan guru. Adapun diantara karakteristik kewibawaan guru dapat dijelaskan sebagai berikut : a. Sifat-sifat guru yang baik Dalam ajaran Islam
guru atau pendidik mendapatkan
penghormatan kedudukan yang tinggi, hal ini wajar diterima oleh pendidik karena dilihat dari jasanya yang sedemikian besar dalam membimbing, mengarahkan, memberikan pengetahuan, membentuk akhlak dan menyiapkan anak didik agar siap menghadapi hari depan dengan penuh keyakinan dan percaya diri. Untuk
menciptakan
insanul
kamil
dibutuhkan
suatu
pengalaman dan penyesuaian diri anak didik dalam hubungan sosial ditengah-tengah
masyarakat
untuk
mencapai
pendewasaan
bagaimanapun sederhananya akan terjadi proses yang kompleks. Adapun hal-hal yang mendasari proses tersebut adalah sebagaimana dikatakan Gerungan sebagai berikut : 1) Imitasi, yaitu merupakan dorongan untuk meniru orang lain 2) Sugesti, yaitu merupakan dorongan bagi seseorang untuk melakukan atau bersikap seperti apa yang diharapkan oleh si pemberi sugesti
24
40
3) Identifikasi, yaitu faktor yang mendorong untuk menjadi identik (sama) dengan orang lain. 4) Simpati, yaitu faktor perasaan rasa tertarik kepada orang lain. 30 Dengan faktor-faktor seperti di atas maka seorang pendidik wajib memiliki sifat-sifat yang baik, sehingga dengan kebaikan dan keunggulan itu akan dapat menimbulkan dan mengangkat wibawa yang dimiliki. Dengan kata lain kewibawaan guru senantiasa mendapat pengakuan dari siswa, jika wibawanya kuat maka akan dapat membawa siswa ke arah perubahan tingkah laku yang dikehendaki. H.M. Suparta dan Herry Noer Aly, menyebutkan sepuluh (10) sifat yang harus dimiliki guru : 1) Hendaknya guru senantiasa insyaf akan pengawasan Allah terhadapnya dalam segala perkataan dan perbuatan bahwa ia memegang amanat yang diberikan oleh Allah. 2) Hendaknya guru memelihara kemuliaan ilmu. 3) Hendaknya guru mempunyai sifat zuhud, artinya ia mengambil dari rizki dan hanya untuk sekedar memenuhi kebutuhan diri dan keluarganya secara sederhana. 4) Hendaknya guru tidak berorientasi duniawi. 5) Hendaknya guru menjauhi mata pencaharian yang hina yang dilarang agama.
30
W. A. Gerungan, Psikologi Sosial, (Bandung: Eresco, 1991), hal. 85
24
41
6) Hendaknya guru melaksanakan syiar-syiar Islam, seperti sholat berjama’ah serta menjalankan amar ma’ruf dan nahi munkar. 7) Hendaknya guru rajin melakukan ibadah sunnah, seperti membaca Qur’an, dzikir serta sholat tengah malam 8) Hendaknya guru memelihara akhlak yang mulia. 9) Hendaknya guru mengisi waktu luangnya dengan hal bermanfaat, membaca dan mengarang. 10) Hendaknya guru selalu belajar dan tidak merasa malu untuk menerima ilmu orang lainnya.31 Ngalim Purwanto menjelaskan, sikap dan sifat-sifat baik yang harus dimiliki guru agar dapat menjalankan tugas guru di sekolah dengan baik adalah: 1) Guru harus adil 2) Guru harus piercaya dan suka kepada murid-muridnya 3) Guru harus sabar dan rela berkorban 4) Guru harus memiliki perbawa (gezag) terhadap anak-anak 5) Guru harus penggembira 6) Guru harus bersikap baik terhadap guru-guru lainnya 7) Guru harus bersikap baik terhadap masyarakat 8) Guru harus benar-benar menguasai mata pelajarannya 9) Guru harus suka kepada mata pelajaran yang diberikannya 10) Guru harus berpengetahuan luas32
31
H.M. Suparta dan Herry Noer Aly, Op. Cit., hal. 12-13.
24
42
b. Tugas dan Tanggung Jawab Guru Setiap guru harus memenuhi persyaratan sebagai manusia yang bertanggung jawab dalam pendidikan. Guru sebagai pendidik bertanggung jawab untuk mengajarkan atau mentransfer ilmu (transfer of knowledge) kepada anak didik. Hal ini seperti diungkapkan Sardiman AM : “Guru tidak semata-mata sebagai pengajar yang hanya sebagai transfer of knowledge saja, tetapi juga sebagai pendidik transfer of value dan sekaligus sebagai pembimbing yang memberikan pengarahan dan menuntun siswa dalam belajar.33 Oleh sebab itu tanggung jawab seorang guru tidaklah semudah membalikkan telapak tangan, akan tetapi memerlukan sejumlah kemampuan khusus dalam melaksanakannya. Adapun kemampuan khusus tersebut, meliputi : 1) Tanggung jawab moral yaitu setiap guru harus mempunyai kemampuan menghayati perilaku dan etika yang sesuai dengan moral Pancasila dan mengamalkan dalam kehidupan sehari-hari. 2) Tanggung jawab dalam pendidikan di sekolah yaitu setiap guru harus menguasai cara belajar yang efektif, mampu membuat satuan pelajaran, mampu dan memahami kurikulum dengan baik, mampu mengajar dikelas, mampu menjadi model bagi siswa, mampu memberikan nasehat, menguasai teknik-teknik pemberi 32 33
M. Ngalim Purwanto, Op. Cit., hal. 161 Sardiman. A.M, Op. Cit., hal. 123
24
43
bimbingan dan layanan, mampu dan melaksanakan evaluasi dan lain sebagainya 3) Tanggung jawab guru dalam bidang kemasyarakatan yaitu turut serta mensukseskan pembangunan dalam masyatakat dalam bentuk pengabdian dan bidang keilmuan yaitu guru. 4) Tanggung jawab guru dalam bidang keilmuan yaitu guru selaku ilmuwan bertanggung jawab dan turut serta memajukan ilmu terutama
ilmu
yang
menjadi
spesialisasinya
dengan
melaksanakan penelitian dan pembangunan.34 Dari sekian banyak tugas dan tanggung jawab guru tersebut di atas, menurut Nana Sudjana dapat digolongkan menjadi : 1) Guru sebagai pengajar Dalam tugas dan tanggung jawab ini guru dituntut memiliki seperangkat pengetahuan dan keterampilan teknis mengajar, disamping menguasai ilmu atau bahan yang akan diajarkannya. 2) Guru sebagai pemimpin Dalam tugas dan tanggung jawab ini guru harus memiliki keterampilan yang dibutuhkan sebagai pemimpin seperti bekerja dalam sebuah tim, terampil dalma berkomunikasi, sebagai penasehat bagi pemimpinnya, mampu membuat keputusan yang tepat, cepat dan praktis. 34
Cece Wijaya dan A. Tabrani Rusyan, Kemampuan Dasar Guru dalam Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1994), hal. 10
24
44
3) Guru sebagai administrator kelas Dalam tugas dan tanggung jawab ini pada hakekatnya memiliki kemampuan dalam administrasi akademik, kemampuan menyusun arsip, kemampuan dalam penyusunan administrasi ringan di sekolah.35 4. Fungsi dan Peran Guru a. Fungsi Guru Dalam proses belajar mengajar guru harus bisa memposisikan dengan status serta profesinya. Hal ini dapat disesuaikan dan menerapkan dirinya sebagai seorang pendidik, seseorang dikatakan sebagai seorang guru tidak cukup tahu sesuatu materi yang akan diajarkan tetapi pertama kali ia harus merupakan seseorang yang memang memiliki kepribadian guru dengan segala ciri tingkat kedewasaannya. Dengan kata lain bahwa untuk menjadi pendidik atau guru, seseorang harus berpribadi, mendidik berarti mentransfer nilainilai pada siswanya. Nilai-nilai tersebut harus diwujudkan dalam tingkah laku sehari-hari. Oleh karena itu pribadi guru itu sendiri merupakan perwujudan dan nilai-nilai yang akan ditransfer. Mendidik adalah menganatarkan anak didik agar menemukan dirinya,
menemukan
kemanusiaannya.
Mendidik
adalah
memanusiakan manusia. Dengan demikian secara esensial dalam proses pendidikan, guru itu bukan hanya berperan seagai “pengajar” 35
Oemar Hamalik, Penddikan Guru: Konsep dan Strategi, (Bandung: Mandar Maju, 1991), hal. 44-45
24
45
yang transfer of knowledge tetapi juga “pendidik” yang transfer of values. Ia bukan saja pembawa ilmu pengetahuan, akan tetapi juga menjadi contoh seorang pribadi manusia.36 b. Peran Guru Pelaksanaan proses belajar mengajar menunutut adanya berbagai peran untuk senantiasa aktif dan aktivitas belajar mengajar dengan siswanya. Peran guru dipandang strategis dalam usaha mencapai keberhasilan proses belajar mengajar apabila guru mau menempatkan dan menjadikan posisi tersebut sebagai pekerjaan profesional. Dengan demikian guru akan disanjung, diagungkan dan dikagumi, karena perannya yang sangat penting diarahkan ke arah yang dinamis yaitu menjadi pola relasi antara guru dan lingkungannya, terutama siswanya. Mengenai peran guru akan diuraikan beberapa pendapat, yaitu menurut Sardiman menerangkan bahwa peran guru adalah sebagai informotor, organisator, motivator, direktor, inisiator, transmitter, fasilitator,
mediator
dan
evaluator.
Lebih
lanjut
Sardiman
menerangkan bahwa : 1) Informator, berarti guru harus melaksanakan cara-cara mengajar informatif, laboratorium, studi lapangan dan sumber informasi kegiatan akademik maupun umum.
36
Sardiman A.M, Op. Cit., hal. 136
24
46
2) Organisator, berarti guru diharapkan mampu mengorganisasikan sedemikian rupa komponen-komponen yang berkaitan dengan kegiatan belajar mengajar sehingga dapat dicapai efektivitas dan efisiensi belajar pada diri siswa.37 3) Motivator, berarti guru dituntut untuk merangsang dan memberikan dorongan serta reinforcement untuk mengkomunikasikan potensi siswa menumbuhkan aktifitas dan daya cipta (kreatif) sehingga akan terhadi dinamika didalam proses belajar mengajar (PBM) sebagai usaha untuk meningkatkan kegairahan dan pengembangan kegiatan belajar siswa. 4) Direktor berarti guru harus memberikan bimbingan dan pengarahan tentang kegiatan belajar siswa sesuai dengan tujuan yang akan dicapai, peranan ini akan menonjolkan jiwa kepemimpinan guru dalam menjalankan pekerjaan profesinya. 5) Inisiator berarti guru dipandang sebagai pencetus ide-ide kreatif dalam proses belajar yang dapat dicontoh oleh siswanya. 6) Transmitter berarti guru bertindak sebagai penyebar kebijakan pendidikan dan pengetahuan dalam kegiatan belajar mengajar. 7) Fasilitator berarti
guru hendaknya memberi
fasilitas atau
kemudahan dalam proses belajar mengajar,misalnya dengan menciptakan suasana kegiatan belajar yang sedemikian rupa, serasi
37
Ibid., hal. 143
24
47
dengan perkembangan siswa sehingga interaksi belajar mengajar dapat berlangsung efektif. 8) Mediator berarti guru diartikan sebagai penengah atau pemberi jalan untuk mengatasi kemacetan dalam kegiatan belajar mengajar siswa di samping penyedia media sekaligus mengorganisasikan penggunaan media. 9) Evaluator berarti guru berhak menilai prestasi akademik dan perilaku sosial sebagai penentu berhasil atau tidaknya siswa dalam belajar.Evaluasi tidak hanya diwujudkan dalam perilaku sehingga guru dalam menjatuhkan nilai akan lebih berhati-hati.38 Jadi peranan guru bukanlah bertindak yang hanya bertindak mengajar, tetapi haruslah sanggup bertindak sebagai korektor, inspirator,
informator,
motivator,
fasilitator,
pembimbing,
demonstrator, pengelola kelas, mediator, supervisor, organisator, direktor, transmitter dan evaluator. Hal ini diperlukan sebagai bekal untuk pengabdian dirinya dalam meraih cita-cita mulia yaitu mencapai tujuan pendidikan universal. 5. Faktor yang Mempengaruhi Munculnya Kewibawaan Guru Tidak seorangpun mampu menjadi seorang guru yang sejati (mulia) kecuali bila dia menjadikan dirinya sebagai bagian dari anak didik yang berusaha untuk memahami semua anak didik dan katakatanya. Guru yang dapat memahami tentang kesulitan anak didik dalam
38
Ibid., hal. 144
24
48
belajar dan kesulitan lainnya di luar masalah belajar, yang bisa menghambat aktivitas belajar anak didik, maka guru tersebut akan disenangi anak didiknya. Guru merupakan pengajar dan pendidik yang menyentuh kehidupan pribadi siswa. Oleh siswa guru sering dijadikan tokoh teladan, figur, bahkan tokoh identitas diri, sehingga guru selain mempunyai kemampuan yang cerdas dan mampu mengahar, selayaknya guru juga mempunyai perilaku santun dan kharisma tersendiri sebagai contoh atau teladan guru yang profesional dan kharismatik. Adapun faktor yang mempengaruhi munculnyan kewibawaan guru adalah : a. Faktor kepribadian Kepribadian dari seorang guru akan sangat menentukan hasil dari didikannya serta menjadi tolok ukur keberhasilan dalam memberikan bimbingan pada anak didiknya. Setiap guru memiliki kepribadiannya sendiri-sendiri yang unik. Tidak ada guru yang sama, walaupun mereka sama-sama memiliki keguruan. Jadi pribadi keguruan itu pun “unik” pula, dan perlu dikembangkan secara terus menerus agar guru itu terampil dalam : 1) Mengenal dan mengakui harkat dan potensi dari setiap individu atau murid yang diajarkannya.
24
49
2) Membina suatu suasana sosial yang meliputi interaksi belajar mengajar sehingga amat bersifat menunjang secara moral (batiniah) terhadap murid bagi terciptanya kesepakatan dan kesamaan arah dalam pikiran serta perbuatan murid dan guru. 3) Membina suatu perasaan saling menghormati, saling bertanggung jawab dan saling mempercayai antara guru dan murid.39 Oleh karena itu masalah kepribadian adalah suatu hal yang sangat menentukan tinggi rendahnya kewibawaan seorang guru dalam pandangan anak didik atau masyarakat. Dengan kata lain, baik tidaknya citra seseorang ditentukan oleh kepribadian. Lebih lagi bagi seorang guru, masalah kepribadian merupakan faktor yang menentukan terhadap keberhasilan melaksanakan tugas sebagai pendidik. b. Faktor Kompetensi Guru yang profesional akan bekerja melaksanakan fungsi dan tujuan sekolah khususnya dan tujuan pendidikan umumnya, sudah barang tentu memiliki kompetensi sesuai dengan profesinya. Sebagai indikator, guru dinilai mampu secara profesional apabila : 1) Guru tersebut mengembangkan tanggung jawab dengan sebaikbaiknya.
39
Zakiah Daradjat, Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 2004), hal. 263
24
50
2) Guru tersebut mampu melaksanakan peranan-peranan secara berhasil. 3) Guru tersebut mampu bekerja dalam usaha mencapai tujuan pendidikan di sekolah. 4) Guru tersebut mampu melaksanakan perannya dalam proses belajar mengajar di kelas.40 Adapun kemampuan profesional yang harus dimiliki guru dalam proses belajar mengajar adalah : 1) Menguasai bahan, yakni a) Menguasai bahan bidang studi dalam kurikulum sekolah. b) Menguasai bahan pengayaan/penunjang bidang studi. 2) Mengelola program belajar-mengajar, yakni a) Merumuskan tujuan instruksional/pembelajaran b) Mengenal dan dapat menggunakan proses intruksional yang tepat c) Melaksanakan program belajar-mengajar d) Merencana dan melaksanakan program remidial41 3) Mengelola kelas, yakni a) Mengatur tata ruang kelas untuk pengajaran b) Menciptakan iklim belajar-mengajar yang serasi 4) Menggunakan media sumber, yakni a) Mengenal, memilih, dan menggunakan media 40 41
Cece Wijaya dan A. Tabrani Rusyan, Op. Cit., hal. 9 Sardiman A.M, Op. Cit., hal. 162
24
51
b) Membuat alat-alat bantu pelajaran sederhana c) Menggunakan dan mengelola laboratorium dalam rangka proses belajar-mengajar d) Mengembangkan laboratorium e) Menggunakan perpustakaan dalam proses belajar mengajar f) Menggunakan
microteaching
unit
dalam
program
pengalaman lapangan 5) Menguasai landasan-landasan kependidikan 6) Mengelola interaksi belajar-mengajar 7) Menilai prestasi siswa untuk kepentingan peganjaran 8) Mengenal fungsi dan program pelayanan bimbingan dan penyuluhan, yakni a) Mengenal fungsi dan program layanan dan penyuluhan di sekolah b) Menyelenggarakan program layanan bimbingan di sekolah 9) Mengenal dan menyelenggarakan administrasi sekolah, yakni a) Mengenal penyelenggaraan administrasi sekolah b) Menyelenggarakan administrasi sekolah 10) Memahami prinsip-prinsip dan menafsirkan hasil-hasil penelitian pendidikan guna keperluan pengajaran. 42
42
Cece Wijaya dan A. Tabrani Rusyan, Op. Cit., hal. 27
24
52
C. Motivasi Belajar 1. Pengertian Motivasi Motivasi adalah suatu hal yang penting harus dimiliki oleh seseorang. Dari motivasi inilah maka hidup seseorang akan lebih berarti sebab akan timbul semangat untuk melakukan hal yang lebih baik lagi dalam belajar. Mengenai pengertian motivasi dikemukakan beberapa pendapat : a. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, motivasi adalah usaha-usaha yang dapat menyebabkan seseorang atau kelompok orang tertentu tergerak melakukan sesuatu karena ingin mencapai tujuan yang dikehendaki atau mendapat kepuasan dengan perbuatannya.43 b. Menurut Sumadi Suryabrata, dalam Psikologi Pendidikan bahwa motivasi adalah keadaan dalam diri pribadi orang yang mendorong individu untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu guna mencapai suatu tujuan.44 c. Wasti Sumanto mengutip pendapat Mc. Donald. Motivasi adalah suatu perubahan penaga dalam diri atau pribadi seseorang yang ditandai oleh dorongan efektif dan reaksi-reaksi dalam usaha mencapai tujuan.45 d. Menurut Sardiman A.M. Motivasi yaitu sebagai daya penggerak dalam arti subyek untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi tercapainya suatu tujuan.46 Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat diambil kesimpulan bahwa motivasi adalah daya penggerak yang ada pada diri seseorang yang memberikan rangsangan atau dorongan serta kekuatan untuk menimbulkan suatu aktivitas.
43 44
hal.70
45 46
Depdikbud, Op. Cit., hal. 593 Sumadi Suryabrata, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1998), Wasty Sumanto, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 1990), hal. 203 Sardiman A.M, Op. Cit., hal. 73
24
53
2. Pengertian Belajar Menenai pengertian belajar, berikut ini akan dikemukakan pendapat para ahli antara lain : a. Menurut Hamdani belajar merupakan belajar perubahan tingkah laku atau penampilan dengan serangkaian kegiatan, misalnya membaca, mengamati, meniru, dsb. 47 b. A. Thonthowi menjelaskan bahwa belajar adalah perubahan tingkah laku karena pengalaman dan latihan.48 c. Sedangkan Sardiman menyatakan bahwa belajar itu senantiasa merupakan perubahan tingkah laku yang akan membawa perubahan pada individu-individu yang belajar. Perubahan tidak hanya berkaitan dengan penambahan pengetahuan. Akan tetapi, juga berbentuk kecakapan, keterampilan, sikap, minat, watak serta penyesuaian diri. 49 Dari beberapa pengertian dapat ditarik kesimpulan bahwa belajar adalah aktivitas yang dilakukan oleh seseorang dengan sengaja (dapat berbentuk membaca, mengamati, mendengarkan, meniru, dsb.) berkat pengalaman dan latihan sehingga mengakibatkan perubahan tingkah laku, sebagai hasil pengalaman dan interaksi terhadap lingkungan. Motivasi dalam belajar merupakan keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar dan memberikan arah pada kegiatan belajar untuk mencapai tujuan yang di cita-citakan. Bahkan dikatakan “motivation is and essential condition of learning” hasil belajar pun ditentukan oleh motivasi, makin tepat motivasi yang kita berikan, makin berhasil pelajaran itu. Motivasi menentukan intensitas anak dalam belajar.50
47
Hamdani, Op. Cit., hal. 20. A. Thonthowi, Psikologi Pendidikan, (Bandung: Angkasa, 1991), hal. 99. 49 Sardiman AM, Op. Cit., hal. 21. 50 Ibid., hal., 82 48
24
54
Dari pendapat di atas dapat dipahami bahwa motivasi amat penting dalam melakukan suatu aktivitas atau usaha, termasuk didalamnya usaha belajar, hasil belajar akan optimal kalau disertai motivasi. 3. Fungsi dan Ciri-ciri Motivasi Belajar a. Fungsi Motivasi Belajar Motivasi mempunyai peranan yang sangat penting dalam kehidupan manusia, sebab segala aktivitas yang dilaksanakan setiap orang selalu dilatar belakangi oleh adanya motivasi. Dalam ajaran Islam secara jelas menerangkan tentang motivasi sebagai sisi keadaan jiwa. Sebagaimana yang disebutkan dalam firman Allah SWT berikut ini :
(١١ : ) اﻟﺮ ﻋﺪ
Artinya : “Sesungguhnya Allah tidak merobah Keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merobah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri.” (QS. Ar-Ra’ad : 11)51 Ayat tersebut memberi isyarat kepada manusia agar selalu terdorong untuk berbuat atau beraktivitas termasuk juga seorang siswa agar mereka dapat mencapai hasil belajar yang optimal, maka diperlukan adanya motivasi. Motivasi sangat diperlukan dalam belajar. Hasil belajar akan menjadi optimal, kalau ada motivasi. Makin tepat motivasi yang di berikan, akan makin berhasil pula pelajaran itu. Jadi motivasi akan senantiasa menentukan intensitas usaha belajar bagi para siswa.
51
R. Soenarjo, dkk., Op. Cit. hal. 370
24
55
Purwa Prawira Atmaja menjelaskan terdapat dua fungsi motivasi, yakni : 1) Motif bersifat mengarahkan dan mengatur tingkah laku individu. Motif
dalam kehidupan nyata sering digambarkan sebagai
pembimbing, pengarah, member orientasi suatu tujuan tertentu dari individu. 2) Motif sebagai penyeleksi tingkah laku individu. Motif yang dimiliki suatu individu membuat individu tersebut bertindak secara terarah kepada suatu tujuan yang terpilih yang telah dilakukan oleh individu tersebut.52 b. Ciri-ciri Motivasi Belajar Motivasi yang ada pada diri setiap orang itu memiliki ciri-ciri sebagai berikut : 1) Tekun menghadapi tugas (dapat bekerja terus menerus dalam waktu yang lama, tidak pernah berhenti sebelum selesaiI 2) Ulet menghadapi kesulitan (tidak lekas putus asa), tidak cepat puas dengan prestasi yang telah dicapainya. 3) Menunjukkan minat terhadap bermacam-macam masalah “Untuk orang dewasa (misalnya masalah pembangunan agama, politik, ekonomi, keadilan, pemberantasan korupsi, penentangan terhadap setiap tindak kriminal, amoral dan sebagainya.
52
Purwa Prawira Atmaja, Psikologi Pendidikan dalam Pesrpektif Baru, (Yogyakarta: ArRuz Media, 2012), hal. 76
24
56
4) Lebih senang bekerja mandiri. 5) Cepat bosan pada tugas-tugas yang rutin (hal-hal yang bersifat mekanis, berulang-ulang begitu saja, sehingga kurang kreatif). 6) Dapat mempertahankan pendapatnya (kalau sudah yakin akan sesuatu) 7) Tidak mudah melepaskan hal yang di yakini itu. 8) Senang mencari dan memecahkan masalah soal-soal.53 Apabila seorang memiliki ciri-ciri seperti di atas, berarti seseorang itu selalu memiliki motivasi yang cukup kuat. Ciri-ciri motivasi seperti itu akan sangat penting dalam kegiatan belajar mengejar. Hal-hal itu semua harus dipahami benar oleh guru, agar dalam berorientasi dengan siswanya dapat memberikan motivasi yang tepat dan optimal. c. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Motivasi Belajar Intensitas belajar siswa tidak perlu optimal, jika dorongan (motivasi) siswa untuk belajar tidak pernah ada. Hal ini menyebabkan prestasi/hasil belajar yang diinginkan tidak pernah terwujud. Faktorfaktor yang mempengaruhi motivasi belajar diantaranya adalah faktor internal dan eksternal.54
53
Sardiman A.M, Op. Cit., hal. 81 Baharudin, Esa Nur Wahyuni, Teori Belajar dan Pembelajaran, (Yogyakarta: Ar Ruzz Media, 2008), hal. 19-28. 54
24
57
1) Faktor internal Faktor ini adalah faktor yang berasal dalam diri individu sendiri. Di antara faktor-faktor tersebut antara lain : a) Faktor fisiologis Faktor-faktor
fisiologis
adalah
faktor-faktor
yang
berhubungan dengan kondisi fisik individu. Motivasi belajar siswa akan terganggu, jika kesehatan seseorang terganggu. Kondisi fisik yang sehat akan memberikan pengaruh positif terhadap kegiatan belajar individu. b) Faktor psikologis Faktor-faktor psikologis adalah kedaaan psikologis seseorang yang dapat mengganggu motivasi belajar. Beberapa faktor psikologis yang dapat mempengaruhi motivasi belajar diantaranya : -
Intelegensia/kecerdasan siswa Kecerdasan merupakan faktor psikologis yang paling penting dalam proses belajar siswa, karena itu menentukan kualitas dan motivasi belajar siswa. Semakin tinggi tingkat intelegensi individu semakin besar peluang siswa meraih kesuksesan belajar.
24
58
-
Faktor minat Minat besar pengaruhnya terhadap belajar, karena bila bahan pelajaran yang dipelajari tidak sesuai dengan minat siswa, siswa tidak akan belajar dengan sebaik-baiknya, karena tidak ada daya tarik baginya. Ia akan segera untuk belajar, ialah tidak memperoleh kepuasan dari pelajaran itu.55
-
Faktor sikap Sikap individu juga berpengaruh terhadap motivasi belajar siswa. Sikap dipengaruhi oleh perasaan senang atau tidak senang pada performa guru, pelajaran atau lingkungan sekitarnya. Untuk menghindari sikap negatif, guru harus menampilkan sikap professional dan bertanggung jawab terhadap profesi yang disandangnya.
-
Faktor bakat Bakat (aptitude) diartikan sebagai kemampuan potensial yang dimiliki seseorang untuk mencapai keberhasilan pada masa yang akan datang. Bakat merupakan komponen penting yang diperlukan seseorang dalam motivasi belajar. Apabila bakat seseorang sesuai dengan bidang yang sedang
55
Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta: Rineka Cipta, 1987), hal. 57.
24
59
dipelajarinya, maka bakat tersebut akan mendukung proses belajarnya. 56 2) Faktor eksternal Faktor ini adalah
faktor yang berasal dari luar individu
sendiri. Di antara faktor-faktor tersebut antara lain : a) Faktor lingkungan sosial -
Lingkungan sosial sekolah, seperti guru, administrasi dan teman-teman sekelas dapat mempengaruhi motivasi belajar siswa. Hubungan yang harmonis antara ketiganya dapat memotivasi belajar siswa di sekolahnya.
-
Lingkungan sosial masyarakat, kondisi lingkungan sosial masyarakat dapat mempengaruhi Lingkungan
siswa
yang
motivasi belajar siswa.
kumuh
serta
banyaknya
pengangguran dan anak terlantar mempengaruhi aktivitas dan motivasi belajar siswa. -
Lingkungan
sosial
keluarga,
motivasi
belajar
siswa
dipengaruhi oleh keluarga, di antaranya : cara orang tua mendidik, relasi antara anggota keluarga, suasana rumah dan keadaan ekonomi keluarga.57 b) Faktor lingkungan non sosial -
Lingkungan alamiah, seperti kondisi udara yang segar, tidak panas dan tidak dingin, sinar yang tidak terlalu terang, juga
56 57
Baharudin, Esa Nur Wahyuni, Op. Cit., hal. 25. Ibid., hal. 26-27.
24
60
tidak gelap, suasana tenang. Lingkungan alam yang tidak mendukung
menjadikan proses belajar siswa akan
terhambat. -
Lingkungan instrumental, yaitu perangkat belajar yang digolongkan menjadi dua macam. Pertama, hardware, seperti gedung sekolah, alat-alat belajar, fasilitas belajar, dsb. Kedua, software, seperti kurikulum peraturan sekolah, buku pelajaran, dsb.
-
Faktor materi pelajaran yang diajarkan kepada siswa. Materi pelajaran hendakanya disesuaikan kondisi perkembangan siswa. Oleh karena itu, guru harus memberikan kontribusi positif terhadap aktivutas belajar siswa. Maka guru harus menguasai materi pelajaran dan berbagai metode mengajar yang dapat diterapkan sesuai dengan kondisi siswa.58
D. Peran Lingkungan Sekolah dan Kewibawaan Guru terhadap Motivasi Belajar Karena belajar tidak lepas dari keadaan sekitarnya, sebagaimana yang dikatakan oleh novak dan gowin, mengistilahkan lingkungan fisik tempat belajar dengan istilah “millieu”, yang berarti konteks terjadinya pengalaman belajar. Lingkungan ini meliputi keadaan ruangan, tata ruang, dan berbagai situasi fisik yang ada disekitar kelas atau sekitar tempat
58
Ibid., hal. 27-28.
24
61
berlangsungnya proses belajar mengajar. Lingkungan ini pun dapat menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi belajar.59 Dengan demikian lingkungan sekitar yang ada dalam sekolah mempunyai peran yang sangat penting dan mempunyai pengaruh yang besar terhadap motivasi belajar siswa. Karena belajar apapun kiranya tidak akan dapat berhasil dengan baik tanpa adanya lingkungan yang mendukung. Guru tidak hanya bertugas mengajar, tetapi juga membimbing siswa, dalam hal ini untuk menyikapi lingkungan sekolah yang kurang positif, tugas bimbingan diarahkan kepada siswa dalam menyikapi lingkungan positif dan negatif. Di pihak lain, guru juga perlu mengorganisir lingkungan sekolah yang bisa menumbuhkan kreatifitas siswa, motivasi siswa dan juga rasa sedang berada di lingkungan sekolah. Perasaan senang, aman dan nyaman. Suasana ramah tamah, bersahabat, saling menghirmati dan tolong menolong, dalam lingkungan sekolah dapat terciptakan kondisi positif dalam menumbuhkan motivasi. Apalagi di sekolah selalu ada urusan belajar mengajar, kalau motivasi belajar bisa tumbuh dengan baik, akan dapat mewujudkan lingkungan ilmiah di sekolah. Untuk memberikan motivasi, maka dipopulerkan suatu semboyan “berfikir dan berbuat”. Dalam dinamika kehidupan manusia, maka berfikir dan berbuat sebagai salah satu rangkaian yang tidak dapat dipisahkan. Begitu juga dalam belajar sudah barang tentu tidak mungkin meninggalkan 59
Muhammad Ali, Guru dalam Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Sinar Baru Algensindo, 2000), hal. 6
24
62
dua kegiatan itu, berfikir dan berbuat. Seseorang yang telah berhenti berfikir dan berbuat perlu diragukan eksistensi kemanusiaannya. Hal ini sekalgus juga merupakan hambatan bagi proses pendidikan yang bertujuan ingin memanusiakan manusia. Di dalam kenyataan motif belajar ini tidak selalu timbul dalam diri siswa. Sebagian siswa mempunyai motivasi belajar yang tinggi, tetapi sebagian lainnya motivasinya rendah atau bahkan tidak ada sama sekali. Bagi siswa yang tidak mempunyai tujuan belajar, besar kemungkinan ia tidak akan mencapai tujuan belajar. Bila hal seperti ini tidak diperhatikan, tidak dibantu, maka siswa akan gagal dalam belajar. Disamping itu semua, yang tidak kalah penting, orang tua harus mau dan mampu memotivasi siswa yang rendah motivasi belajarnya dan meningkatkan motivasi siswa yang sudah mempunyai motivasi belajar. Agar proses pendidikan dapat berjalan lancar dan baik, maka seorang pendidik harus mempunyai ciri utama yaitu memiliki kewibawaan. Kewibawaan yang dimaksud adalah pengaruh normatif yang diberikan kepada orang lain atau anak didik dengan tujuan agar yang bersangkutan dapat mengembangkan dirinya seoptimal mungkin. Kewibawaan merupakan syarat mutlak dalam pendidikan artinya jika tidak ada kewibawaan guru maka pendidikan itu tidak mungkin terhadi, sebab dengan adanya kewibawaan ini segala bentuk bimbingan yang di berikan oleh guru atau pendidik akan diikuti secara suka rela oleh anak didik. Sebaliknya bila kewibawaan guru tidak ada, segala bentuk bimbingan
24
63
dari pendidik tidak mungkin diikuti oleh anak didik, sehingga tanpa kewibawaan guru akan kehilangan predikatnya sebagai pendidik.60 Tinggi rendahnya motivasi belajar siswa sangat dipengaruhi ada tidaknya kewibawaan dan sejauh mana kewibawaan yang dimiliki, karena tanpa kewibawaan, murid-murid hanya akan menuruti kehendak atau perintah guru sebab takut atau terpaksa, jadi bukan karena keinsyafan atau kesadaran dalam dirinya. Dalam situasi formal, yakni dalam usaha guru mendidik dan mengajar anak dalam kelas guru harus sanggup menunjukkan kewibawaan atau otoritasnya, artinya guru harus mampu mengendalikan, mengatur dan mengontrol kelakuan anak, kalau perlu ia dapat menggunakan kelasnya untuk mempengaruhi anak dalam belajar, melakukan tugas atau mematuhi tata tertib. Dengan demikian, semakin kuat dan hakiki kewibawaan guru, maka motivasi belajar siswa semakin esensi. Hal ini karena adanya pandangan bahwa guru telah dianggap sebagai tokoh yang diikuti segala perkataan, sikap dan tindakannya, begitu pula sebaliknya kewibawaan guru dapat hilang bila salah dalam penggunaan kewibawaan.
60
Abu Ahmadi dan Nur Uhbiyati, Op. Cit, hal. 48
24
64
E. Kajian Penelitian yang Relevan Dalam hal ini ada beberapa penelitian atau reasearch yang relevan dengan penelitian yang peneliti lakukan peneliti diantaranya adalah Siti Sholihah (2004) dan Ahmad Soleh (2009). Penelitian yang dilakukan Siti Sholihah (UNISNU Jepara) dengan judul “Studi Komparasi tentang Kinerja Guru terhadap Prestasi Belajar Aqidah Akhlak Siswa Kelas II MTs. Al-Muttaqin Rengging dan MTs. Zumrotul Wildan Tahun Pelajaran 2004/2005”. Berdasarkan analisis data kuantitatif dengan menggunakan rumus t-test, dari hasil perhitungan to = 2,716, setelah dirujukkan ke tabel dengan df 30 untuk taraf signifikansi 5% adalah 2,045 dan taraf signifikansi 1% adalah 2,750. Dengan demikian, to > ttabel pada taraf signifikansi 5%, sedangkan to < ttabel pada taraf 1% (2,045 > 2,677 < 2,750). Maka hipotesis kerja yang penulis ajukan dapat diterima kebenarannya pada taraf signifikansi 5%, tetapi ditolak pada taraf signifikansi 1%.
Ini membuktikan bahwa adanya perbedaan yang tidak
terlalu mendasar antara pengaruh kinerja guru terhadap prestasi belajar Aqidah Akhlak siswa di MTs. Al-Muttaqin Rengging di MTs. Zumrotul Wildan Ngabul tahun pelajaran 2004/2005. Selanjutnya penelitian yang dilakukan oleh Ahmad Soleh (Unwahas Semarang), menyimpulkan ada hubungan positif dan signifikan antara kinerja guru dengan kemampuan memecahkan kesulitan belajar siswa. Hipotesis (Ha) dalam penelitian ini diterima, hal ini menunjukkan bahwa ada hubungan positif dan signifikan antara kinerja guru dengan kemampuan
24
65
memecahkan kesulitan belajar PAI siswa
MTs. Nurul Huda Rajekwesi
Mayong Jepara Tahun Pelajaran 2009/2010. Hal ini dibuktikan dengan Harga kritik Product Moment Correlation angka kasar adalah sebesar 0,560, dengan N = 44, harga kritik tabel pada taraf signifikansi 5% = 0,384 atau taraf 1% = 0,297. Dengan demikian nilai rxy lebih besar daripada nilai r tabel.
24
66
BAB III KAJIAN OBYEK PENELITIAN A. Data Umum 1. Sejarah Berdiri MI Datuk Singaraja Kerso Kedung Jepara MI Miftahul Datuk Singaraja Kerso Kedung Jepara sebagai media untuk menanamkan keamanan, keagamaan, dan akhlak pada diri anak usia sekolah. Ide pendiriannya bermula dari pemikiran para orang tua/tokoh masyarakat Desa Kerso yang
melihat betapa pentingnya pendidikan
tingkat dasar dalam bidang agama Islam, dan melihat banyak anak usia sekolah yang
tidak bisa melanjutkan sekolah lagi, yang
kemudian
ditindaklanjuti oleh Yayasan Pendidikan Islam Datuk Singaraja Kerso Kedung Jepara yang diketuai oleh Bapak KH. Abdullah Zawawi, S.Pd.I.1 Sekolah ramah anak adalah sekolah yang mengedepankan rasa aman, nyaman dan mampu menciptakan suasana yang damai bagi setiap warga sekolah terutama pada siswa tanpa adanya kekerasan. MI Datuk Singaraja Kerso Kedung Jepara adalah sebuah sekolah yang terletak di Desa Kerso Kecamatan Kedung Kabupaten Jepara Jawa Tengah. Dengan lokasi yang jauh dari keramaian kota mejadikan sekolah ini lebih tenang dalam melaksanakan proses kegiatan belajar mengajar. Berbagai fasilitas baik fisik gedung, media pembelajaran dan manajemen sekolah yang
1
Hasil Wawancara dengan Bapak KH. Abdullah Zawawi, S.Pd.I (Ketua Yayasan Pendidikan Islam Datuk Singaraja Kerso Kedung Jepara) pada tanggal 12 Agustus 2015 jam 09.30 WIB.
66
67
teratur dapat meraih berbagai prestasi dalam setiap event di tingkat kecamatan bahkan sampai kabupaten. MI Datuk Singaraja Kerso Kedung Jepara merupakan lembaga pendidikan yang bisa dikatakan relatif tua. Dimana ia telah berdiri sejak tahun 1992. 2 2. Letak Geografis a. Letak Daerah MI Datuk Singaraja beralamat di Desa Kerso Kecamatan Kedung Kabupaten Jepara Propinsi Jawa Tengah, strategis untuk mengembangkan suatu lembaga pendidikan Islam. b. Batas Areal 1) Sebelah timur
: Pemukiman warga
2) Sebelah selatan
: Pemukiman warga
3) Sebelah utara
: Pemukiman warga
4) Sebelah barat
: Pemukiman warga 3
3. Profil Madrasah a. Nama Madrasah
: MI Datuk Singaraja
b. NSM
: 111233200011
c. NPSN
: 60712507
d. Nama Yayasan
: Yayasan Islam Datuk Singaraja
e. Alamat
: Kerso, RT 04 RW 01 Kedung Jepara
f. Nomor Telepon
: 02917519071/085225072224
g. Didirikan Tahun
: 1962
h. Status Sekolah
: Swasta
2
Ibid. Hasil Wawancara dengan Bapak Slamet, S.Pd.I. (Kepala MI Datuk Singaraja Kerso Kedung Jepara) pada tanggal 15 Agustus 2015 jam 10.00 WIB. 3
66
68
i. Status Akreditasi
: A (Sangat Baik)
j. Ketua Yayasan
: KH. Abdullah Zawawi, S.Pd.I
k. Kepala Madrasah
: Slamet, S.Pd.I
l. Luas Tanah
: 2.000 M²
m. Status Tanah dan Gedung: Hak Milik Sendiri : Permanen4
n. Sifat 4. Struktur Organisasi
STRUKTUR PERSONALIA TP. 2015/2016 MI DATUK SINGARAJA KERSO KEDUNG JEPARA KEPALA MADRASAH SLAMET, S.Pd.I. KEPALA TU
KETUA KOMITE
ISMAIL, S.Pd.I.
MUADZIN
WAKA KURIKULUM ZAMRONI, S.Pd.I.
WAKIL KEPALA UMRON, S.Pd.I.
WAKA KESISWAAN AMIN, S.Pd.I.
WALI KELAS
GURU PIKET
DEWAN GURU
SISWA Gambar 3.1. Struktur Organisasi MI Datuk Singaraja Kerso Kedung 5
4
Buku Induk MI Datuk Singaraja Kerso Kedung Jepara TP. 2015/2016.
66
69
5. Visi, Misi dan Tujuan a. Visi “Beriman, Berilmu, Bertaqwa dan Berakhlaqul Karimah” b. Misi 1) Menciptakan peserta didik yang beriman dan berkepribadian yang kuat. 2) Menciptakan peserta didik yang berprestasi dalam bidang Alqur’an,
bahasa,
dan
berketrampilan
sesuai
dengan
perkembangan zaman. 3) Menciptakan peserta didik yang berkepribadian luhur, berbakti kepada guru, orang tua, bangsa dan negara. c. Tujuan Tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan dasar mengacu pada tujuan umum pendidikan dasar yaitu : 1) Turut berperan serta dalam usaha mencerdaskan bangsa melalui pendidikan, dalam rangka mewujudkan bangsa berpengetahuan dan berakhlaqul karimah. 2) Sebagai wadah bagi masyarakat untuk menuntut ilmu secara formal yang mengacu pada kurikulum yang berlaku sehingga para lulusan dapat melanjutkan kejenjang pendidikan yang lebih tinggi.
5
Bank Data MI Datuk Singaraja Kerso Kedung Jepara TP. 2015/2016
66
70
3) Memberdayakan para pendidik untuk mengabdikan diri dan memanfaatkan ilmu yang dimiliki. 6 6. Keadaan Guru dan Karyawan MI Datuk Singaraja Kerso Kedung Jepara
memiliki tenaga
pengajar (guru) yang berkualitas, baik dari segi pendidikannya maupun kualitas Sumber Daya Manusia (SDM). Guru yang mengajar berjumlah 19 orang dan 1 penjaga sekolah. Adapun guru-guru di madrasah ini memiliki tingkat pendidikan yang variatif, guru yang berpendidikan Sarjana (S.1) berjumlah 17 orang, berpendidikan PGAN 1 orang serta berpendidikan Ponpes 1 orang. Selanjutnya dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 3.1. Data Guru MI Datuk Singaraja Kerso Kedung Jepara TP. 2015/20167 No
Nama
L/P
Jabatan
Tempat/Tgl. Lahir
Alamat
Pendidikan Terakhir
TMT
1
Slamet, S.Pd.I
L
Wali Kls VI B
Jepara, 24 Aprl 1968
Kerso
S1
1990
2
Umron,S.Pd.I
L
Wakamad
Jepara, 07 Mar 1972
Kerso
S1
1992
3
Ismail, S. Pd.I
L
Guru/Ka. TU
Jepara, 06 Juli 1974
Kerso
S1
1995
4
Kholisatunnikmah, S.Pd.I
P
Guru
Jepara, 11 Mei 198/2
Kerso
S1
2007
5
Amin, S.Pd.I
L
Guru
Jepara, 06 Mar 1966
Kerso
S1
1988
6
Zamroni, S.Pd.I
L
Guru
Jepara, 14 Aprl 1971
Kerso
S1
1994
7
Ali Syukron, S.Pd.I
L
Guru
Jepara, 04 Juli 1980
Kerso
S1
2006
8
Drs. H. Arifin
L
Guru
Jepara,04Maret 1966
Kerso
S1
1990
9
Eni Ratna KA, S.Pd.I
P
Guru
Jepara, 09 Juni 1972
Menganti
S1
2006
10
Rohmatin Wafiroh, S.Pd.I
P
Guru
Jepara, 09 Jan 1980
Menganti
S1
1998
11
Mufarihah, S.Pd.I
P
Guru
Jepara, 03 Agst 1983
Kerso
S1
2006
13
Faiqoh, S.Pd.I
P
Guru
Jepara 02 Aprl 1981
Kerso
S1
2004
6 7
Ibid. Buku Induk MI Datuk Singaraja Kerso Kedung Jepara TP. 2015/2016.
66
71
14
Kunderin
L
Guru
Jepara 10 Sept 1955
Kerso
PGAN
1997
15
Mahmudi, S.Pd.I
L
Guru
Jepara, 15 Mei 1972
Kerso
S1
2007
16
Syihir
L
Guru
Jepara, 12 Aprl 1945
Kerso
Ponpes
1968
17
Faqihuddin, S.Pd.I
L
Guru
Jepara, 03 Agst 1966
Kerso
S1
1994
18
Riza Amali, S.Pd.I
L
Guru
Jepara, 11 Agts 1989
Menganti
S1
2011
19
Ulinnuha, S.Pd.I
L
Guru
Jepara 05 Mei 1981
Kerso
S1
1997
20
Karnawi
L
Penjaga Madrsh
Jepara, 13 Juli 1945
Kerso
SD
2006
7. Keadaan Siswa Keadaan siswa MI Datuk Singaraja Kerso Kedung Jepara tahun pelajaran 2015/2016 dapat dilihat pada tabel berikut : 8 Tabel 3.2 Data Jumlah Siswa MI Datuk Singaraja Kerso Kedung Jepara T.P. 2015/2016 No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Kelas
IA IB II A II B III A III B IV VA VB VI A VI B Jumlah
Laki – Laki
Perempuan
Jumlah
10 11 9 12 11 10 16 11 12 8 8 118
12 11 13 11 13 13 19 14 13 10 9 138
22 22 22 23 24 23 35 15 15 18 17 236
8. Keadaan Sarana dan Prasarana Dalam proses kegiatan belajar mengajar pada suatu lembaga pendidikan dan pengajaran sangat diperlukan suatu fasilitas atau sarana dan prasarana yang memadai. Dalam hal ini fasilitas adalah segala sesuatu 8
Buku Induk MI Datuk Singaraja Kerso Kedung Jepara TP. 2015/2016.
66
72
yang
dapat mempengaruhi atau memperlancar pelaksanaan program
pendidikan dan pengajaran, termasuk di dalamnya pergedungan dan fasilitasnya. Adapun fasilitas atau sarana dan prasarana yang dimiliki oleh MI Datuk Singaraja Kerso Kedung Kedung Jepara antara lain9: a. Gedung Untuk melaksanakan kegiatan belajar mengajar, Buku Induk MI
Datuk
Singaraja
Kerso
Kedung
Jepara
TP.
2015/2016
memanfaatkan satu unit gedung permanen dengan 17 ruang. Yang digunakan sebagai ruang belajar 11 buah, untuk ruang guru dan kepala madrasah satu ruang, perpustakaan ruang laboratorium IPA, dan untuk gudang satu ruang. b. Perpustakaan Perpustakaan
merupakan
sarana
penunjang
untuk
pengembangan ilmu pengetahuan seseorang, baik para siswa, para guru, pegawai/karyawan maupun masyarakat luas. Selain itu perpustakaan
juga
dapat
berfungsi
sebagai
informasi
tempat
pengembangan kreatifitas bahkan menjadi tempat rekreasi ilmiah. Perpustakaan sekolah menentukan juga maju mundurnya tingkat keberhasilan sekolah yang bersangkutan. MI Datuk Singaraja Kerso Kedung Jepara TP. 2015/2016 memiliki perpustakaan yang
masih sederhana. Dalam
pelayanan
perpustakaan ini pustawakan juga dibantu oleh para siswa.
9
Hasil Wawancara dengan Bapak Musyafak, S.Pd. (Bagian Seksi Sarana dan Prasarana) pada tanggal 16 Agustus 2015 jam 09.30 WIB.
66
73
c. Perlengkapan Perlengkapan yang berupa perabot sekolah dan yang berupa alat-alat baik yang digunakan secara langsung dalam proses belajar mengajar maupun yang tidak langsung digunakan. Perlengkapan di MI Datuk Singaraja Kerso Kedung Jepara berupa ruangan yang dilengkapi dengan meja, kursi, almari dan rak yang penuh dengan berbagai macam buku. Semua itu dimaksudkan agar siswa, guru dan pegawai dapat menggunakan dengan sebaik-baiknya. d. Perangkat komputer Untuk menunjang kegiatan dan pelayanan administrasi kantor, MI Datuk Singaraja Kerso Kedung Jepara juga menyediakan perangkat 2 perangkat komputer. Hal ini ditujukan supaya kinerja dan pelayanan yang
menyangkut administrasi dan ketatausahaan dapat dilayani
dengan mudah dan efesien. 9. Kegiatan Ekstrakurikuler Dalam proses kegiatan belajar mengajar pada suatu lembaga pendidikan dan pengajaran sangat diperlukan suatu fasilitas atau sarana dan prasarana yang memadai. Dalam hal ini fasilitas adalah segala sesuatu yang dapat mempengaruhi atau memperlancar pelaksanaan program
pendidikan
dan
pengajaran,
termasuk
di
dalamnya
pergedungan dan fasilitasnya. Adapun kegiatan ekstrakurikuler di MI Datuk Singaraja Kerso Kedung Jepara adalah Pramuka dan Seni Baca Al-Qur’an 10
10
Hasil Wawancara dengan Bapak Slamet, S.Pd.I. (Kepala MI Datuk Singaraja Kerso Kedung Jepara) pada tanggal 15 Agustus 2015 jam 11.15 WIB..
66
74
B. Data Khusus 1. Lingkungan Sekolah di MI Datuk Singaraja Kerso Kedung Jepara Tiga lingkungan yang berperan dan berpengaruh dalam kegiatan proses pembelajaran ada tiga, diantaranya lingkungan sekolah, lingkungan keluarga serta lingkungan sosial. Ketiganya tidak dapat dipisahkan satu sama lain dan saling terkait. Lingkungan sekolah adalah sesuatu yang ada pada lembaga dengan organisasi yang tersusun rapi yang memberikan pengaruh pada perkembangan orang-orang yang ada di dalamnya, terutama siswa sebagai objek dalam pendidikan. Lingkungan sekolah sangat berperan terhadap perkembangan anak didik dalam kegiatan pembelajaran di sekolah. Sekolah merupakan sarana yang secara sengaja dirancang untuk melaksanakan pendidikan. Semakin maju suatu masyarakat semakin penting peran sekolah dalam mempersiapkan generasi muda sebelum masuk dalam proses pembangunan masyarakat. Sekolah merupakan sarana yang secara sengaja dirancang untuk melaksanakan pendidikan. Semakin maju suatu masyarakat semakin penting peran sekolah dalam mempersiapkan generasi muda sebelum masuk dalam proses pembangunan masyarakat. Sekolah bertanggung jawab atas pendidikan anak-anak selama mereka diserahkan kepadanya. Terkait dengan lingkungan sekolah di MI Datuk Singaraja Kerso Kedung Jepara sangat kondusif. Kenyataan di lapangan menunjukkan, kegiatan pembelajaran berjalan dengan baik dan penuh dinamika.
66
75
Hubungan antar guru dengan murid, antar murid dengan murid senantiasa terjalin dengan harmonis. Lingkungan sekolah sangat berpengaruh berhasil atau tidaknya kegiatan pembelajaran bagi siswa. Ini dapat dilihat dari beberapa temuan peneliti di lapangan yang menunjukkan lingkungan sekolah di MI Datuk Singaraja Kerso Kedung Jepara berpengaruh besar terhadap motivasi belajar anak. Ada beberapa faktor sekolah yang mempengaruhi belajar mencakup metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, pelajaran dan waktu sekolah, standar pelajaran, keadaan gedung, metode belajar dan tugas rumah. Untuk lebih jelasnya lingkungan sekolah dapat dilihat dari indikator-indikator sebagai berikut: a. Keadaan Sekitar Sekolah Keadaan di MI Datuk Singaraja Kerso Kedung Jepara cukup kondusif bagi siswa untuk melaksanakan kegiatan belajar mengajar. Lingkungan
sosial/masyarakat
sangat
mendukung
keberadaan
madrasah ini. Penduduk sekitar sangat antusias adanya MI Datuk Singaraja. Hubungan yang harmonis dengan stakeholder yang ada menjadikan madrasah ini dapat melangsungkan kegiatan pendidikan dengan optimal. 11
11
Ibid.
66
76
b. Kurikulum Kurikulum diartikan sebagai sejumlah kegiatan yang diberikan kepada siswa. Kurikulum yang tidak baik itu misalnya kurikulum yang terlalu padat, di atas kemampuan siswa, tidak sesuai dengan bakat, minat dan perhatian siswa. Pemberlakuan kurikulum di MI Datuk Singaraja Kerso Kedung Jepara Kurikulum sudah memadai. Madrasah ini menggunakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) tahun 2006. Disamping terdapat mata pelajaran Agama Islam, juga ada pula mata pelajaran Umum. Sebagai mata pelajaran pendukung, ada mata pelajaran mulok agama Islam maupun mulok umum. 12 c. Relasi Guru dengan Siswa Proses belajar mengajar terjadi antara guru dengan siswa. Cara belajar siswa juga dipengaruhi oleh relasinya dengan gurunya. Di dalam relasi guru dengan siswa yang baik, maka siswa akan berusaha mempelajari mata pelajaran yang diberikannya dengan baik. hal demikian juga diterapkan di MI Datuk Singaraja Kerso Kedung Jepara. 13 d. Relasi Siswa dengan Siswa Hubungan antarsiswa di MI Datuk Singaraja Kerso Kedung Jepara berjalan dengan baik. Usia-usia tingkat dasar memang usia 12
Hasil Wawancara dengan Bapak Umron, S.Pd.I. (Wakil Kepala MI Datuk Singaraja Kerso Kedung Jepara) pada tanggal 16 Agustus 2015 jam 08.25 WIB.. 13 Hasil Wawancara dengan Ibu Faiqoh, S.Pd.I. (Guru MI Datuk Singaraja Kerso Kedung Jepara) pada tanggal 16 Agustus 2015 jam 10.00 WIB..
66
77
perkembangan jiwa anak yang masih labil, rentan terjadi gesekan antarteman yang mengarah kepada perkelahian kecil. Namun semua perselisihan antarsiswa dapat dimediasi oleh guru madrasah ini. 14 e. Disiplin Sekolah Kedisiplinan erat hubungannya dengan kerajinan siswa dalam sekolah dan juga dalam belajar. Agar siswa disiplin haruslah guru beserta staf yang lain disiplin pula, karena dapat memberi pengaruh yang positif terhadap belajarnya. Tingkat kedisiplinan di MI Datuk Singaraja Kerso Kedung Jepara belum berjalan dengan maksimal. Selama pengamatan peneliti, banyak siswa yang terlambat namun belum diberikan sanksi yang tegas bagi anak-anak. Ada sebagian kecil guru yang sering datang terlambat,
kurang
disiplin.
Ditambah
lagi,
ketika
kegiatan
pembelajaran berlangsung, ada sebagian kelas yang ramai tidak terkendali sehingga mengganggu kelas lainnya. 15 f.
Sarana Prasarana Alat pelajaran yang lengkap dan tepat akan memperlancar penerimaan bahan pelajaran yang diberikan kepada siswa. Tetapi kebanyakan sekolah masih kurang memiliki media dalam jumlah maupun kualitasnya.
14
Hasil Wawancara dengan beberapa siswa MI Datuk Singaraja Kerso Kedung Jepara pada tanggal 16 Agustus 2015 jam 10.00 WIB.. 15 Hasil Wawancara dengan Bapak Umron, S.Pd.I. (Wakil Kepala MI Datuk Singaraja Kerso Kedung Jepara) pada tanggal 16 Agustus 2015 jam 08.25 WIB..
66
78
Alat pelajaran yang ada di MI Datuk Singaraja Kerso Kedung Jepara belum begitu lengkap. Namun demikian madrasah ini sudah berusaha maksimal untuk melengkapi alat pelajaran, seperti adanya beberapa komputer, LCD proyektor, buku-buku penunjang. Meski terasa sangat kurang tentu saja alat-alat ini sebagai pelengkap dalam kegiatan pembelajaran. 16 g.
Suasana dan Waktu Sekolah Kebetulan waktu kegiatan pembelajaran di MI Datuk Singaraja Kerso Kedung Jepara diberlakukan pada pagi hari. Dimulai dari jam 07.00 WIB sampai 12.30 WIB. Sehingga waktu pagi hari memungkinkan siswa masih dalam kondisi yang segar dan fresh sehingga lebih mudah dalam menyerap materi pembelajaran dari gurunya. 17
h. Standar Pelajaran di Atas Ukuran Guru berpendirian untuk mempertahankan wibawanya, perlu memberi pelajaran di atas ukuran standar. Padahal guru dalam menuntut penguasaan materi harus sesuai dengan kemampuan siswa. Mayoritas guru di MI Datuk Singaraja Kerso Kedung Jepara tidak
menuntut
pelajaran
yang
menyulitkan
bagi
siswanya.
Kemampuan siswalah yang diutamakan, sehingga siswa tidak merasa terbebani gara-gara mata pelajaran yang berat yang justru akan menjadikannya malas dalam belajar. 16
Hasil Wawancara dengan Bapak Amin, S.Pd.I. (Waka Kesiswaan MI Datuk Singaraja Kerso Kedung Jepara) pada tanggal 16 Agustus 2015 jam 11.00 WIB.. 17 Ibid.
66
79
i. Keadaan Gedung Dengan jumlah siswa yang banyak serta bervariasi karakteristik mereka masing-masing menuntut keadaan gedung dewasa ini harus memadai di dalam setiap kelas. Untuk melaksanakan kegiatan belajar mengajar,
guru
MI
Datuk
Singaraja
Kerso
Kedung
Jepara
memanfaatkan satu unit gedung permanen dengan 16 ruang. Yang digunakan sebagai ruang belajar 11 ruang, untuk ruang guru dan kepala madrasah satu ruang, perpustakaan dan untuk gudang satu ruang. 18 2. Kewibawaan Guru MI Datuk Singaraja Kerso Kedung Jepara Agar proses pendidikan dapat berjalan dengan baik dan lancar, maka seorang pendidik harus mempunyai ciri utama yaitu memiliki kewibawaan. Kewibawaan yang dimaksud adalah pengaruh positif normatif yang diberikan kepada orang lain atau anak didik sesuai dengan tujuan agar yang bersangkutan dapat mengembangkan dirinya seoptimal mungkin. Maka seorang guru harus memberi contoh perbuatan yang nyata, jadi guru harus bertanggung jawab atas segala sikap, tingkah laku dan perbuatannya dalam jiwa anak agar menjadi orang yang bersosial, cakap, berguna bagi nusa bangsa dan agama dimasa yang akan datang. Guru harus menjadi suri tauladan (uswah hasanah) bagi siswanya baik dalam segala perkataan dan tingkah laku sehari-harinya. 18
Hasil Wawancara dengan Bapak Slamet, S.Pd.I. (Kepala MI Datuk Singaraja Kerso Kedung Jepara) pada tanggal 15 Agustus 2015 jam 10.00 WIB.
66
80
Kewibawaan guru MI Datuk Singaraja Kerso Kedung Jepara dapat dilihat dari beberapa indikator dibawah ini : a. Karakteristik guru yang baik Dalam ajaran Islam guru atau pendidik mendapatkan penghormatan kedudukan yang tinggi, hal ini wajar diterima oleh pendidik karena dilihat dari jasanya yang sedemikian besar dalam membimbing, mengarahkan, memberikan pengetahuan, membentuk akhlak dan menyiapkan anak didik agar siap menghadapi hari depan dengan penuh keyakinan dan percaya diri. Kewibawaan guru senantiasa mendapat pengakuan dari siswa, jika wibawanya kuat maka akan dapat membawa siswa ke arah perubahan tingkah laku yang dikehendaki. Guru-guru MI Datuk Singaraja Kerso Kedung Jepara menunjukkan kepribadian serta perilaku dan tingkah laku yang mengedepankan nilai-nilai akhlakul karimah. Hal ini dapat dilihat dari pengamatan peneliti di lapangan sebagai berikut : 1) Patut sebagai contoh bagi siswanya Guru sebagai orangtua kedua setelah orangtuanya sendiri. Bapak dan ibu sebagai orangtua di rumah, sedangkan guru orangtua di sekolah. Segala tindak tanduk, perkataan dan tingkah laku ditiru oleh siswa. Begitu juga ini berlaku di MI Datuk Singaraja Kerso Kedung Jepara. Guru harus berhati-hati dalam bertutur
kata
maupun
66
bersikap.
Karena
siswanya
akan
81
menjadikannya sebagai public figure (tokoh yang dianut/ditiru) dalam segala perkataan dan perbuatannya. Maka kewibawaan seorang guru terletak pada, kebenaran segala perkataan dan perbuatan dalam kehidupan sehari-hari. 19 2) Lebih mengedepankan kepentingan ukhrawi Guru madrasah (khususnya di MI Datuk Singaraja Kerso Kedung Jepara) seharusnya tidak berorientasi duniawi, hanya mengejar kebutuhan materi semata. Tugas mengajar adalah tugas mulia bagi seorang guru. Maka tidak disarankan seorang guru dalam mengajar lebih mementingkan honor atau gaji tanpa mempertimbangkan tugas mulianya sebagai guru. Hendaknya mempunyai zuhud, artinya ia mengambil dari rizki dan hanya untuk sekedar memenuhi kebutuhan diri dan keluarganya secara sederhana. Adapun kelebihan rizki datangnya dari Allah yang harus disyukurinya. 20 3) Rajin melaksanakan ibadah Inilah kesempatan bagi guru MI Datuk Singaraja Kerso Kedung Jepara untuk melaksanakan syiar-syiar Islam, seperti sholat fardlu, sholat berjama’ah serta menjalankan amar ma’ruf dan nahi munkar. Hendaknya guru rajin melakukan ibadah sunnah, seperti membaca Qur’an, dzikir serta sholat tengah malam. Dengan 19
Hasil Wawancara dengan Bapak Ali Syukron, S.Pd.I Guru MI Datuk Singaraja Kerso Kedung Jepara) pada tanggal 16 Agustus 2015 jam 08.00 WIB. 20 Hasil Wawancara dengan Bapak Drs. H. Arifin Guru MI Datuk Singaraja Kerso Kedung Jepara) pada tanggal 16 Agustus 2015 jam 09.00 WIB.
66
82
aktivitas ini diharapkan siswa akan menghormati dan segan dengan gurunya. Kesalihan guru yang aktif beribadah ini kemungkinan besar membuat guru berwibawa dihadapan siswanya. Sehingga anak-anak akan selalu menghormati, mengikuti apa yang dikatakan atau diperbuat guru. 21 4) Menghiasi diri dengan akhlakul karimah (akhlak yang mulia). Menurut pengamatan peneliti, guru MI Datuk Singaraja Kerso Kedung Jepara sudah menghiasi dengan akhlak yang mulia sehingga jauh dari nilai-nilai kurang baik yang merugikan dirinya. Sebagai contoh, guru harus adil, harus percaya dan suka kepada murid-muridnya,
harus
sabar
dan
rela
berkorban,
harus
penggembira, bersikap baik terhadap guru-guru lainnya, harus bersikap baik terhadap masyarakat, harus menguasai mata pelajarannya, guru harus suka kepada mata pelajaran yang diberikannya, berpengetahuan luas. 22 b. Tanggung jawab guru 1) Tanggung jawab moral. Dimana guru MI Datuk Singaraja Kerso Kedung Jepara, sudah menunjukkan nilai
moralitas yang
signifikan. Hal ini dapat dibuktikan, segala perkataan dan tindakan/perbuatan
dapat
21
dipertanggungjawabkan
dalam
Hasil Wawancara dengan Ibu Eni Ratna KA, S.Pd.I, Guru MI Datuk Singaraja Kerso Kedung Jepara) pada tanggal 16 Agustus 2015 jam 10.00 WIB. 22 Hasil Wawancara dengan Ibu Mufarihah, S.Pd.I, Guru MI Datuk Singaraja Kerso Kedung Jepara) pada tanggal 16 Agustus 2015 jam 11.00 WIB.
66
83
lingkungan sekolah maupun masyarakat. Mereka hati-hati dalam bersikap dan bertutur kata dalam kehidupan sehari-hari. 23 2) Tanggung jawab dalam pendidikan di sekolah. Kewibawaan akan muncul setara otomatis apabila guru mampu dan menguasai metode mengajar yang sesuai dengan keadaan siswa. Mampu dan memahami kurikulum dengan baik dan mampu mengajar dikelas. Kewibawaan guru MI Datuk Singaraja Kerso Kedung Jepara sudah terlihat. Dalam kegiatan pembelajaran misalnya, guru-guru sudah menguasi teknik mengajar yang benar serta mampu menguasai kelas. Sehingga siswa akan selalu memperhatikan pelajaran yang disampaikan gurunya. 24 3) Tanggung jawab guru dalam bidang kemasyarakatan. Guru MI Datuk Singaraja Kerso Kedung Jepara juga berperan aktif dalam kegiatan kemasyarakatan serta keagamaan. Dari mulai Ketua RT, Ketua RW, pengurus musholla, pengurus masjid serta pengurus organisasi sosial dan agama lainnya baik evel desa maupun kecamatan. 25 4) Tanggung jawab guru dalam bidang keilmuan. Sudah sepantasnya guru MI Datuk Singaraja Kerso Kedung Jepara menunjukkan
23
Hasil Wawancara dengan Ibu Mufarihah, S.Pd.I, Guru MI Datuk Singaraja Kerso Kedung Jepara) pada tanggal 16 Agustus 2015 jam 11.00 WIB. 24
Hasil Wawancara dengan Ibu Eni Ratna KA, S.Pd.I, Guru MI Datuk Singaraja Kerso Kedung Jepara) pada tanggal 16 Agustus 2015 jam 10.00 WIB. 25 Hasil Wawancara dengan Bapak Drs. H. Arifin Guru MI Datuk Singaraja Kerso Kedung Jepara) pada tanggal 16 Agustus 2015 jam 09.00 WIB.
66
84
kapasitas keilmuannya. Jangan sampai guru tidak mempunyai kewibawaan gara-gara tidak menguasai disiplin ilmu yang diembannya. 26 3. Motivasi Belajar Siswa MI Datuk Singaraja Kerso Kedung Jepara Motivasi mempunyai peranan yang sangat penting dalam kehidupan manusia, sebab segala aktivitas yang dilaksanakan setiap orang selalu dilatar belakangi oleh adanya motivasi. Siswa MI Datuk Singaraja Kerso Kedung Jepara mempunyai motivasi tinggi untuk mencapai prestasi yang membanggakan. Anak-anak sangat termotivasi untuk mengikuti kegiatan pembelajaran. Antusiasme ini diikuti dengan jarang sekali ditemui anak-anak yang tidak masuk sekolah karena tanpa ada alasan yang jelas. Motivasi belajar yang ada pada diri siswa MI Datuk Singaraja Kerso Kedung Jepara memiliki ciri-ciri/ indikator sebagai berikut: a. Tekun menghadapi tugas. Termasuk di dalamnya adalah selalu hadir di sekolah, mengikuti kegiatan belajar di kelas dan belajar di rumah. Siswa MI Datuk Singaraja Kerso tekun dan rajin dalam mengerjakan tugas sekolah. Adapun ada sebagian kecil yang malas dalam mengerjakan tugasnya, hal itu adalah wajar. Kenyataan yang ada menunjukkan siswa sangat aktif dan selalu menghadapi tugas tersebut dan mengerjakannya dengan penuh kepatuhan. 27 26
Hasil Wawancara dengan Bapak Ali Syukron, S.Pd.I Guru MI Datuk Singaraja Kerso Kedung Jepara) pada tanggal 18 Agustus 2015 jam 08.00 WIB. 27 Hasil Wawancara dengan Bapak Kunderin, Guru MI Datuk Singaraja Kerso Kedung Jepara) pada tanggal 18 Agustus 2015 jam 09.00 WIB.
66
85
b. Ulet menghadapi kesulitan. Siswa harus mampu menghadapi kesulitan, serta mampu mengatasinya. Terkait dengan siswa MI Datuk Singaraja Kerso kurang ulet dalam menghadapi kesulitan atau masalah-masalah sekolah. Apabila menghadapi kesulitan sedikit, kurang sabar menyelesaikannya.
Dan
akhirnya
jalan
terakhir
guru
yang
menyelesaikan masalah siswa. 28 c. Selalu berusaha berprestasi sebaik mungkin. Adanya keinginan berprestasi bagi siswa. Harapannya adalah prestasi yang diwujdukan sangat memuaskn (qualified). Siswa MI Datuk Singaraja Kerso sudah semaksimal meraih prestasi baik dalam bidang akademik maupun non akademik. Kondisi madrasah yang berada di perkampungan desa membuatnya harus susah payah untuk berkompetisi dengan sekolah lain, misalnya Sekolah Dasar Negeri (SDN). Meskipun prestasinya belumlah maksimal, namun demikian madrasah ini cukup mampu berkompetisi dengan sekolah/madrasah lain yang sederajat. 29 d. Minat dan ketajaman perhatian dalam belajar. Siswa mempunyai kebiasaan siap menghadapi pelajaran di sekolahnya. Dan selalu semangat dalam mengikuti kegiatan pembelajaran di sekolah. Siswa MI Datuk Singaraja Kerso senang dan rajin belajar, penuh semangat.
28
Hasil Wawancara dengan Bapak Ali Syukron, S.Pd.I Guru MI Datuk Singaraja Kerso Kedung Jepara) pada tanggal 18 Agustus 2015 jam 08.00 WIB. 29 Hasil Wawancara dengan Bapak Kunderin, Guru MI Datuk Singaraja Kerso Kedung Jepara) pada tanggal 18 Agustus 2015 jam 09.00 WIB.
66
86
Tapi kadangkala cepat bosan dengan tugas-tugas rutin, sehingga sulit untuk mempertahankan prestasi yang diharapkannya. 30 e. Mengejar tujuan-tujuan jangka panjang. Mayoritas siswa MI Datuk Singaraja Kerso mempunyai cita-cita dan tujuan-tujuan ke depan untuk meraih pendidikan yang lebih tinggi. Tidak terbayang bagi mereka setelah lulus madrasah mencari pekerjaan atau berhenti begitu saja tidak meneruskan sekolah. 31 f. Mandiri dalam belajar. Siswa MI Datuk Singaraja Kerso kadang belum mempunyai inisiatif mengerjakan tugas rumah/PR dengan maksimal. Siswa harus mampu menggunakan kesempatan diluar jam pelajaran. Dengan demikian nantinya siswa memiliki kemandirian dalam belajar, jikalau hidup dalam lingkungan sosial mempunyai jiwa mandiri mampu menghadapi persoalan hidup yang membelitnya. 32
30
Hasil Wawancara dengan Bapak Mahmudi, S.Pd.I, Guru MI Datuk Singaraja Kerso Kedung Jepara) pada tanggal 18 Agustus 2015 jam 08.00 WIB. 31 Hasil Wawancara dengan Bapak Kunderin, Guru MI Datuk Singaraja Kerso Kedung Jepara) pada tanggal 18 Agustus 2015 jam 09.00 WIB. 32 Hasil Wawancara dengan Bapak Mahmudi, S.Pd.I, Guru MI Datuk Singaraja Kerso Kedung Jepara) pada tanggal 16 Agustus 2015 jam 08.00 WIB.
66
87
BAB IV PEMBAHASAN A. Analisis tentang Peran Lingkungan Sekolah dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa di MI Datuk Singaraja Kerso Kedung Jepara Tidak semua tugas mendidik dapat dilaksanakan oleh orang tua dalam keluarga, terutama dalam hal ilmu pengetahuan dan berbagai macam keterampilan. Oleh karena itu anak dikirimkan ke sekolah-sekolah formal. Sekolah
merupakan
sarana
yang
secara
sengaja
dirancang
untuk
melaksanakan pendidikan. Semakin maju suatu masyarakat semakin penting peran sekolah dalam mempersiapkan generasi muda sebelum masuk dalam proses pembangunan masyarakat. Adapun peran lingkungan sekolah sangat berpengaruh besar terhadap motivasi belajar siswa, diantara peran itu adalah sebagai berikut : a.
Keadaan Sekitar Sekolah Keadaan di MI Datuk Singaraja Kerso Kedung Jepara yang cukup kondusif tersebut sangat menunjang terhadap motivasi belajar siswa, diantaranya adalah : 1) Lingkungan sosial/masyarakat yang kooperatif. Dukungan besar dari lingkungan sosial ini menjadikan siswa nyaman dan termotivasi dalam pembelajaran 2) Penduduk yang sangat antusias menjadikan hubungan yang harmonis atara sekolah dengan elemen masyarakat (stakeholder) yang ada
84
88
3) Tiada gangguan yang mengancam kegiatan pembelajaran di sekolah. Sehingga siswa dapat belajar dengan nyaman serta tidak ada tekanan dari pihak manapun 4) Munculnya solidaritas warga sekitar madrasah, saling bahu membahu membesarkan madrasah. Manefestasi dari ini semua adalah jika madrasah mengadakan pembangungan gedung, masyarakat sangat kooperatif dalam bantuan moril maupun spirituil. Seperti ikut gotong royong, menyediakan dana bantuan agar pembangunan cepat terselesaikan. b. Kurikulum Kurikulum di MI Datuk Singaraja Kerso Kedung Jepara menyebabkan siswa termotivasi untuk belajar, diantaranya : 1) Kurikulum tidak terlalu padat. Kurikulum yang tidak baik itu misalnya kurikulum yang terlalu padat, di atas kemampuan siswa, tidak sesuai dengan bakat, minat dan perhatian siswa. Hal ini menjadikan siswa kurang nyaman dan semangat dalam belajarnya. Akibat mata pelajaran yang terlalu banyak dan dipaksakan menyebabkan siswa malas untuk belajar sehingga prestasi belajar yang diraih akan menurun. 2) Kurikulum yang diterapkan cukup memadai. Sebagai lembaga pendidikan berbasis Islam, tentu saja beraneka ragam mata pelajaran agama dan umum serta tambahan mata pelajaran muatan lokal. Namun demikian, ini semua tidak menjadikan siswa surut
84
89
dalam belajar. Justeru akan menjadikan siswa untuk memicu semangat mempelajari materi pelajaran yang ada. Sehingga nantinya akan bermanfaat hari ini atau di kemudian hari. c. Relasi Guru dengan Siswa Relasi antara guru dan siswa di MI Datuk Singaraja Kerso Kedung Jepara dapat digambarkan sebagai berikut: 1) Hubungan yang harmonis antara guru dengan siswa di MI Datuk Singaraja Kerso Kedung Jepara membuat siswa pembelajaran di kelas maupun di luar kelas, rata-rata siswa menunjukkan perilaku, tutur kata dan tingkah laku yang baik. Adapun kadang terjadi perselisihan kecil antara guru dengan siswa, hal itu dapat diselesaikan dengan baik. 2) Komunikasi terjalin dengan baik. Apabila terdapat permasalahan seputar sekolah dapat diselesaikan dengan baik. Misalnya, siswa kurang memahami materi pembelajaran yang diajarkan, siswa berani bertanya kepada guru. Bahkan problem yang ada dalam diri siswa, guru juga ikut membantu menyelesaikannya. d. Relasi Siswa dengan Siswa Relasi antara siswa dengan siswa di MI Datuk Singaraja Kerso Kedung Jepara dapat digambarkan sebagai berikut: 1) Hubungan baik antar siswa, tiadanya perselisihan, pertengkaran antarteman menjadikannya kehidupan kelas menjadi nyaman. Kerukunan antar anggota kelas (warga sekolah) menjadikan siswa
84
90
tekun dan rajin dalam belajar. Sebaliknya jikalau hubungan antarsiswa tidak harmonis, kemungkinan besar sulit anak-anak belajar dalam keadaan tenang. Mereka akan malas belajar, ketakutan apabila terjadi pertengkaran, diolok-olok oleh temannya, dsb. 2) Perilaku siswa di sekolah sangat wajar. Siswa yang mempunyai sifat atau tingkah laku yang kurang menyenangkan, akan diasingkan dari kelompoknya. Akibatnya anak akan menjadi malas untuk masuk sekolah karena di sekolah mengalami perlakuan yang kurang menyenangkan dari teman-temannya. e. Disiplin Sekolah Kedisiplinan sangat berpengaruh besar terhadap motivasi belajar siswa, diantaranya : 1) Terciptanya kedisipinan di sekolah. Sekolah yang terlalu longgar tidak disiplin menyebabkan kegiatan pembelajaran menjadi terganggu. Banyak siswa dan guru terlambat tidak datang tepat waktu. Bisa
dibayangkan kegiatan pembelajaran tidak akan
optimal, jika siswa maupun gurunya datang terlambat. Apabila guru tidak masuk tepat waktu ke kelas, suasana kelas menjadi ramai bahkan mengganggu kelas yang lain. 2) Terciptanya ketertiban sekolah. Ketertiban di sekolah, menjadikan siswa belajar dengan nyaman, tidak terganggu oleh ricuhnya kelas
84
91
yang lain. Sehingga lebih mudah bagi mereka untuk mencapai prestasi belajar yang diinginkan. 3) Mendidik siswa untuk menghormati waktu. Siswa dididik untuk tepat waktu dalam mengerjakan sesuatu. Termasuk dalam kegiatan pembelajaran di sekolah. Siswa yang mampu memanfaat waktu dengan efesien akan memudahkannya untuk belajar dengan optimal. f. Sarana Prasarana Sarana dan prasarana di MI Datuk Singaraja Kerso Kedung Jepara dapat digambarkan sebagai berikut: 1) Sarana prasarana yang memadai sangat diperlukan dalam proses pembelajaran. Sarana prasarana yang tidak lengkap akan membuat proses pembelajaran akan terhambat. 2) Mempermudah guru dalam proses pembelajaran yang digunakan oleh guru dalam menyampaikan materi kepada siswa. Alat pelajaran yang lengkap dan tepat akan memperlancar penerimaan bahan pelajaran yang diberikan kepada siswa. 3) Mempermudah siswa dalam menyerap atau menerima pelajaran. Juga dapat mendorong keinginan anak didik untuk mengetahui lebih banyak dan mendalam tentang materi atau pesan yang disampaikan oleh guru/ pendidik,
84
92
g. Suasana dan Waktu Sekolah Suasana dan waktu pembelajaran yang kondusif di MI Datuk Singaraja Kerso Kedung Jepara akan memotivasi siswa untuk rajin belajar, diantaranya adalah: 1) Suasana yang menyenangkan dapat menumbuhkan kegiatan belajar. Sedangkan suasana yang kacau, ramai, tidak tenang tentu tidak menunjang kegiatan belajar yang efektif, hal ini bahwa suasana belajar turut menentukan motivasi, kegiatan belajar, keberhasilan belajar siswa 2) Waktu sekolah yang tepat dan sesuai. Waktu sekolah dapat terjadi pada pagi hari, siang, sore/malam hari. Tetapi waktu yang baik untuk sekolah adalah pada pagi hari dimana pikiran masih segar, jasmani dalam kondisi yang baik sehingga siswa akan mudah berkonsentrasi pada pelajaran. h. Standar Pelajaran sesuai standar Standar pelajaran di MI Datuk Singaraja Kerso Kedung Jepara cukup standar, ini dibuktikan hal-hal sebagai berikut : 1) Standar pelajaran yang proporsional. Menjadikan siswa mudah menguasai
materi
pelajaran
yang
ada.
Standar
pelajaran
berpengaruh terhadap motivasi belajar siswa. 2) Pelajaran yang sesuai dengan standarisasi kurikulum yang diterapkan menumbuhkan anak semangat belajar. Mereka lebih mudah menangkap materi pelajaran yang disampaikan oleh
84
93
gurunya. Guru di MI Datuk Singaraja Kerso Kedung Jepara memberikan materi pelajaran yang tidak menyulitkan siswanya. Sehingga hal ini mendorong terbentuknya kesadaran akan pentingnya belajar mata pelajaran yang ada. i. Keadaan Gedung Keadaan gedung berpengaruh terhadap kegiatan belajar siswa MI Datuk Singaraja Kerso Kedung Jepara, diantaranya : 1) Keadaan yang representatif. Bermodalkan ruang belajar sebanyak 11 ruang, menjadikan MI Datuk Singaraja Kerso Kedung cukup dikatakan sebagai sebuah madrasah yang cukup representatif. Kegiatan pembelajaran dapat berlangsung dengan maksimal, karena siswa maupun siswi dapat tercover dalam ruang-ruang kelas yang disediakan. 2) Bentuk pembangunan yang indah dan menyenangkan. Ini dapat membuat siswa nyaman dan senang dalam belajar di sekolah. Siswa akan termotivasi untuk belajar dan meraih prestasi optimal sesuai yang diharapkan banyak pihak. j. Kepala madrasah Kepala MI Datuk Singaraja Kerso Kedung Jepara sangat berpengaruh terhadap motivasi belajar siswa, diantaranya : a) Kepala madrasah bekerja secara totalitas. Kepala madrasah yang demikian menjadikan madrasah berjalan dan berkembang sesuai yang diharapkan. Maju mundurnya salah satunya disebabkan oleh
84
94
karena faktor kepala madrasah. Mampu
mengembangkan
madrasah semakin meningkat mampu berkompetisi dengan madrasah atau sekolah lain b) Memiliki sistem manajerial yang memadai. Kepala madrasah yang memiliki leadership (jiwa memimpin) tinggi akan memudahkan untuk
mengembangkan
madrasah
semakin
maju.
Mampu
mengelola madrasah sehingga menjadi madrasah yang berprestasi yang terbaik. c) Mempunyai jaringan (network) yang luas. Hubungan yang luas dan banyak sangat dibutuhkan oleh seorang kepala madrasah. Hubungan dengan masyarakat, stakeholder yang ada, organisasi pendidikan, pemerintah, dsb. Ini semua muaranya adalah untuk mencari informasi dan pengetahuan yang nantinya bermanfaat bagi madrasah, khsususnya bagi motivasi belajar siswa. B. Analisis tentang Peran Kewibawaan Guru dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa di MI Datuk Singaraja Kerso Kedung Jepara Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 tentang standar Nasional Pendidikan, untuk dapat memotivasi siswa, seorang guru harus memenuhi persyaratan kompetensi sebagai berikut : (1) Kompetensi pedagogik yaitu kemampuan yang berkenaan dengan pemahaman siswa dan pengelola pembelajaran yang mendidik dan dialogis. Kompetensi ini mencakup kemampuan pemahaman terhadap siswa, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran; (2) Kompetensi kepribadian yaitu kemampuan personal yang mencerminkan kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif, 84
95
berwibawa, menjadi teladan bagi siswa dan berakhlak mulia; (3) Kompetensi profesional yaitu kemampuan yang berkenaan dengan penguasaan materi pembelajaran bidang studi secara luas dan mendalam yang mencakup penguasaan substansi materi kurikulum mata pelajaran di sekolah; (4) Kompetensi sosial yaitu kemampuan yang berkenaan dengan kemampuan guru sebagai bagian dari masyarakat untuk berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan siswa, semua pendidik, tenaga kependidikan, orang tua siswa dan masyarakat sekitar. 8 Penggunaan kewibawaan oleh guru atau pendidik harus berdasarkan faktor-faktor berikut: a. Dalam menggunakan kewibawaannya itu hendaknya didasarkan atas perkembangan anak itu sendiri sebagai pribadi. Guru sebagai pendidik hendaklah mengabdi kepada pertumbuhan anak yang belum selesai perkembangannya. Dengan kebijaksanaannya, hendaklah anak dibawa kearah kesanggupan memakai tenaganya dan pembawaannya yang tepat. Jadi wibawa pendidikan itu bukan bertugas memerintah, melainkan mengamati
serta
memperhatikan
dan
menyesuaikannya
kepada
perkembangan dan kepribadian masing-masing anak. b. Guru hendaklah memberi kesempatan kepada anak untuk bertindak atas inisiatif sendiri. Kesempatan atau keleluasaan itu hendaknya makin lama makin diperluas, sesuai dengan perkembangan dan bertambahnya umur anak.
8 Panitia Sertiifkasi Guru Rayon 39 IKIP PGRI Semarang, Pendidikan Profesi Guru (PLPG) Sertifikasi Guru dalam Jabatan, (Semarang: 2009, IKIP PGRI Semarang), hal. A-13
84
96
c. Guru hendaknya menjalankan kewibawaannya itu atas dasar cinta kepada peserta didik. Ini dimaksudkan hendak berbuat sesuatu untuk kepentingan mereka. Jadi bukannya memerintah atau melarang untuk kepentingannya sendiri. Cinta itu perlu bagi pekerjaan mendidik. Sebab dari cinta atau kasih sayang itulah timbul kesanggupan selalu bersedia berkorban untuk peserta didik, selalu memperhatikan kebahagiaan anak yang sejati. Dalam pergaulan baru terdapat pendidikan jika didalamnya telah terdapat kepatuhan dari peserta didik, yaitu sikap menuruti atau mengikuti wibawa yang ada pada orang lain; mau menjalankan seruhannya dengan sadar. Tetapi tidak semua pergaulan antara orang dewasa dengan anak-anak merupakan pendidikan; ada pula pergaulan semacam itu yang mempunyai pengaruh-pengaruh jahat atau pergaulan yang netral saja. Satu-satunya pengaruh yang dapat dinamakan pendidikan ialah pengaruh yang menuju ke kedewasaan peserta didik. Untuk menolong mereka sanggup memenuhi tugas hidupnya dengan berdiri sendiri. Kewibawaan guru bermacam-macam yakni kewibawaan lahir maupun batin. Termasuk kewibawaan lahir adalah bentuk tubuh yang tinggi besar pakaian yang lengkap dan rapi, suara yang keras dan jelas, berbicara dan bersikap yang baik sopan, dsb. Adapun kewibawaan batin adalah adanya rasa cinta, adanya kelebihan batin, adanya ketaatan pada norma, dsb. Kewibawaan guru MI Datuk Singaraja Kerso Kedung Jepara dapat dilihat dari beberapa indikator dibawah ini :
84
97
1. Karakteristik guru yang baik Kewibawaan guru mampu meningkatkan motivasi belajar siswa. Wibawa guru menjadikan siswa MI Datuk Singaraja Kerso Kedung Jepara taat dan hormat pada seorang guru. Hal ini memudahkannya untuk termotivasi dalam dirinya untuk tekun dan rajin dalam belajar. Adapun karakteristik adalah : a. Dapat ditiru segala perkataan dan tingkah laku guru selaku diikuti oleh siswa. Buktinya adalah ketika seorang guru menyampaikan suatu pelajaran
tentu
saja
anak-anak
konsentrasi
terhadap
materi
pembelajaran yang disampaikan oleh guru. Siswa seakan tersihir oleh perkataan dan pernyataan yang disampaikan guru dalam kelas. Dengan demikian siswa mudah termotivasi oleh figure gurunya daripada orang lain.
Guru yang menjadi contoh bagi siswanya dapat menjadi
teladan/contoh, secara tidak langsung akan mudah diikuti baik segala kata dan perbuatannya. Maka kewibawaan seorang guru terletak pada, kebenaran segala perkataan dan perbuatan dalam kehidupan sehari-hari. Guru harus memiliki moral yang luhur, sehingga dalam gerak dan tingkah lakunya dapat menjadi suri tauladan yang baik bagi anak didiknya. Seorang guru harus harus benar – benar dapat “digugu” dan “ditiru” (dituruti dan ditiru). b. Tidak berorientasi material oriented (memiliki orientasi duniawi) saja Guru madrasah yang dibekali dengan pendidikan berbasic agama Islam, biasanya memiliki tradisi yang khas (brand) tersendiri. Yang peneliti
84
98
amati, guru MI Datuk Singaraja Kerso Kedung Jepara. Akan tetapi mempunyai visi ke depan untuk mencerdaskan anak bangsa, khususnya siswa MI Datuk Singaraja Kerso. Dengan demikian, apabila mereka mengajar dan mendidik anak-anak dengan ketulusan hatinya lebih mudah memotivasi siswa untuk tekun dan rajin belajar. Jarang sekali ditemui anak yang bengal, sulit diajar oleh gurunya. Dengan bermodalkan syukur kepada Ilahi dan ikhlas mendidik anak inilah harapannya adalah dapat terwujud siswa yang pintar cerdas dan mempunyai akhlakul karimah. c. Mempunyai nilai kesalihan ritual maupun sosial. Guru
MI Datuk
Singaraja Kerso yang aktif beribadah ini kemungkinan besar membuat guru berwibawa dihadapan siswanya. Sehingga anak-anak akan selalu menghormati, mengikuti apa yang dikatakan atau diperbuat guru. Siswa akan meniru aktif beribadah seperti gurunya, mencontoh gurunya. Dengan demikian, guru akan menjadi magnit bagi siswa untuk melakukan hal-hal baik, sepertinya halnya belajar. Anak akan termotivasi belajarnya atas kewibaan gurunya dalam beribadah. Guru selalu mendoakan anak didiknya agar tekun dalam belajar sehingga memperoleh prestasi yang terbaik. d. Menghiasi diri dengan akhlakul karimah. Sudah sepantasnya MI Datuk Singaraja Kerso menghiasi diri dengan akhlakul karimah (akhlak yang mulia). Akhlak mulia inilah yang menjadikan daya tarik tersendiri bagi siswa untuk selalu berbuat dan bertindak tepat sasaran. Lain halnya
84
99
dengan guru yang mempunyai kepribadian yang jelek, akan membuat siswa tidak termotivasi berbuat baik. guru sebagai orangtua di sekolah yang mengukir dalam sanubari tentang pengetahuan, perilaku dan sikap sehari-harinya. Maka wajar jikalau siswa akan terpatri dalam hatinya untuk selalu aktif dan tekun dalam belajar. Apalagi jika teringat dengan akhlakul karimah gurunya, yang dapat dijadikan contoh teladan bagi siswa-siswanya. 2. Tanggungjawab Guru Kewibawaan guru mampu meningkatkan motivasi belajar siswa. Wibawa guru menjadikan siswa MI Datuk Singaraja Kerso Kedung Jepara taat dan hormat pada seorang guru. Hal ini memudahkannya untuk termotivasi dalam dirinya untuk tekun dan rajin dalam belajar. Adapun karakteristik adalah : a. Tanggung jawab moral guru. Hal ini dapat dibuktikan, guru MI Datuk Singaraja Kerso Kedung Jepara, sudah menunjukkan nilai moralitas yang cukup baik, dalam segala perkataan dan tindakan/perbuatan dapat dipertanggungjawabkan dalam lingkungan sekolah maupun masyarakat. Guru yang mempunyai moralitas baik akan selalu eksis dalam sisi kehidupan siswanya. Akan tetapi guru yang tidak menunjukkan moralitas baik, akan tersingkir secara otomatis dari dunia
pendidikan.
Dengan
demikian,
nilai-nilai
moral
guru
berpengaruh besar terhadap motivasi belajar anak didiknya. Siswa akan termotivasi untuk selalu menjadikan guru sebagai sosok yang
84
100
patut dijadikan sebagai referensi dalam kegiatan belajarnya. Guru yang mempunyai perilaku baik akan selalu dihati anak-anak dalam derap laku dan langkah mereka. b. Tanggung jawab guru dalam pendidikan di sekolah. Kewibawaan akan muncul setara otomatis apabila guru mampu dan menguasai metode mengajar yang sesuai dengan keadaan siswa. Guru yang kurang mengusai metode mengajar, tidak memahami materi pembelajaran secara komprehensip atau kurang paham kurikulum sekolah menjadikannya kurang percaya diri di hadapan anak didiknya. Guru yang demikian akan canggung dan serba salah dalam mengajar. Dan pada akhirnya, siswa kurang semangat dalam mengikuti pembelajaran di kelas. Siswa sulit untuk berkosentrasi dalam pelajaran, tidak paham akan materi pembelajaran yang disampaikan gurunya. c.
Tanggung jawab guru dalam bidang kemasyarakatan.
Disamping
guru aktif dalam dunia pendidikan di sekolah, mereka juga kadangkala harus meluangkan waktunya dalam kehidupan lingkungan sosialnya. Aktif dalam berorganisasi, mengenal lingkungannya serta ramah dengan masyarakat sekitarnya. Dengan modal ini, guru akan dikenal dikalangan masyarakatnya. Kewibawaan guru akan tampak apabila ia selalu tampil di lingkungan sosialnya. Ini menjadikan anak didiknya juga hormat dan segan kepada gurunya. Sehingga akan memudahkan guru untuk mempengaruhi dan mengarahkan siswa agar aktif dan rajin
84
101
dalam kegiatan belajarnya. Siswa akan lebih mudah terpengaruh dengan guru yang telah banyak dinekal dikalangan msyarakat. d. Tanggung jawab guru keilmuan juga sangat dibutuhkan.
Jangan
sampai guru tidak mempunyai kewibawaan gara-gara tidak menguasai disiplin ilmu yang diembannya. Guru yang telah mengenyam pendidikan sesuai bidangnya, sudah barang tentu harus menguasai gelar ilmiah yang telah disandangnya. Anak didik akan tersesat akibat guru yang kurang menguasai mata pelajaran yang diampunya. Maka guru harus mempunyai integritas, dedikasi dan kapastian ilmiah yang memadai apabila ingin aktif dalam dunia pendidikan atau sekolah. Hal ini menjadikan siswa akan cepat termotivasi belajarnya, sebab gurunya menguasai ilmu yang akan ditransfer kepada siswa-siswanya. Siswa nyaman dan betah dalam mengikuti kegiatan pembelajaran di kelas. 3. Peran Guru Mengenai
peran
guru
MI
Datuk
Singaraja
Kerso
akan
dideskripsikan sebagaimana berikut : a. Informator. Guru MI Datuk Singaraja Kerso sudah memainkan perannya bagi anak didiknya tentang informasi pengetahuan dan pendidikan yang harus diketahui oleh mereka. Dengan demikian, siswa tidak akan ketinggalan informasi aktual yang seharusnya didapatkan.
84
102
b. Organisator. Guru MI Datuk Singaraja Kerso sudah cukup mampu mengorganisasi kegiatan pembelajaran di kelas. Sudah mampu dalam mengelola kegiatan pembelajaran, sehingga pembelajaran dapat berjalan secara kondusif. c. Motivator. Guru MI Datuk Singaraja Kerso memberikan motivasi dan dorongan
agar
siswa
mampu
mengembangkan
potensinya,
menumbuhkan aktivitas dan daya cipta (kreatif) sehingga akan terjadi dinamika didalam kegiatan pembelajaran. d. Direktor.
Guru MI Datuk Singaraja Kerso sudah memberikan
bimbingan dan pengarahan tentang kegiatan belajar siswa sesuai dengan tujuan yang akan dicapai. e. Inisiator. Guru MI Datuk Singaraja Kerso dipandang sebagai pencetus ide-ide segar dalam proses belajar yang dapat dicontoh oleh siswanya. Agar siswa mengikuti ide-ide segar yang telah dikeluarkan oleh gurunya. f. Transmitter. Guru MI Datuk Singaraja Kerso cukup bertindak sebagai penyebar kebijakan pendidikan dan pengetahuan dalam kegiatan belajar mengajar. g. Fasilitator. Guru MI Datuk Singaraja Kerso sudah memberi fasilitas atau kemudahan dalam proses belajar mengajar,misalnya dengan menciptakan suasana kegiatan belajar akif dan menyenangkan, suasana yang tidak membosankan bagi siswa.
84
103
h. Mediator. Guru MI Datuk Singaraja Kerso mempunyai status penengah atau pemberi jalan apabila terjadi kebuntuan dan kesulitan dalam kegiatan belajar mengajar di kelas. i. Evaluator. Guru MI Datuk Singaraja Kerso berhak melakukan evaluasi/penilaian terhadap proses pembelajaran. Bentuk evaluasi ini tidak hanya bentuk nilai kognitif semata, namun nilai afeksi juga menjadi tolok ukur dalam sistem evaluasi yang diadakan. C. Analisis Faktor-faktor Pendukung dan Penghambat Peran Lingkungan Sekolah dan Kewibawaan Guru dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa 1. Faktor-faktor Pendukung dan Penghambat Peran Lingkungan Sekolah dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa a. Faktor Pendukung Ada beberapa faktor pendukung peran lingkungan sekolah dalam meningkatkan motivasi belajar siswa, diantaranya adalah: 1) Lingkungan kelas Salah satu faktor pendukung adalah lingkungan kelas sekolah, tidak hanya memiliki batasan ruang dalam sebuah gedung sekolah. Lingkungan kelas akan sangat mempengaruhi proses pembelajaran. Hal ini berkaitan dengan kondisi dalam kelas itu sendiri. Lingkungan
sekolah MI Datuk Singaraja Kerso dapat
digambarkan: a) Lingkungan kelas yang luas membuat siswa akan leluasa dalam belajar, bisa menghirup udara bebas dengan cukup
84
104
b) Lingkungan kelas cukup pencahayaan, membuat siswa dengan jelas dapat membaca tulisan di buku maupun di papan tulis, atau dapat melihat jelas ketika guru mengajar. Sinar matahari dapat masuk ke ruang-ruang kelas yang ada. c) Lingkungan kelas yang bersih dan tidak kotor membuat siswa betah dalam belajar d) Desain tata ruang kelas yang menarik membuat siswa nyaman dalam belajar 2) Penerapan tatatertib secara optimal Tatatertib sekolah merupakan pedoman bagi sekolah untuk menciptakan suasana sekolah yang aman dan tertib sehingga akan terhindar dari kejadian-kejadian yang bersifat negatif. Tata tertib yang ada di MI Datuk Singaraja Kerso dapat digambarkan : a) Menjadikan
semua warga madrasah dapat menjalankan
tatatertib yang ada. b) Siswa taat dan patuh pada tata tertib yang telah diundangkan oleh madrasah c) Sedikit sekali terjadi pelanggaran yang dilakukan oleh siswa
84
105
3) Sarana dan prasarana sekolah Dengan memanfaatkan sarana dan prasarana yang ada, siswa diharapkan dapat memotivasi dirinya untuk selalu aktif dan tekun dalam belajar. Sarana dan prasarana di MI Datuk Singaraja Kerso sudah dilengkapi oleh madrasah, sarana dan prasarana tersebut adalah : a) Sarana dan parasarana ruang/gedung yang cukup representatif, sudah ada misalnya, 11 ruang belajar, untuk ruang guru dan kepala madrasah satu ruang, perpustakaan dan untuk gudang satu ruang. b) Lapangan olahraga meskipun ukurannya relatif kecil beserta alat perlengkapan olahraga. c) Ruang laboratorium IPA juga tersedia di madrasah ini d) Buku-buku pelajaran dan buku perpustakaan juga disediakan untuk siswa. 4) Antusiasme lembaga pendidikan/sekolah Antusiasme lembaga pendidikan MI Datuk Singaraja Kerso dapat dideskripsikan sebagai berikut : a) Kepedulian lembaga pendidikan/sekolah terhadap kegiatan pembelajaran anak didiknya. Madrasah melalui pengurus yayasan, berupaya semaksimal mungkin untuk memenuhi kebutuhan yang harus dipenuhi. Kebutuhan tersebut misalnya kurikulum, kebutuhan guru, sarana prasarana, pendanaan atau kebutuhan penting lainnya. b) Memberi ruang koreksi dan evaluasi bagi lembaga apabila memang terhadap kekurangan. Semua elemen madrasah diberi 84
106
kebebasan
untuk
memberi
membangun/konstruktif
bagi
evaluasi maju
dan
yang
sifatnya
berkembangnya
madrasah.. 5) Hubungan antar guru yang harmonis Hubungan
antar
guru
juga
penting
dalam
rangka
meningkatkan motivasi belajar siswa dapat dijelaskan seperti berikut: a) Terjalinnya nuansa ukhuwwah Islamiyah dengan baik. Sudah lazim jikalau guru madrasah mempunyai sisi positif dengan berbekal ilmu agama. Sudah barang tentu akhlakul karimah menjadi harga mati bagi guru. Persaudraan sesama umat Islam terjalin dengan baik. b) Perlakuan yang sama terhadap guru dari madrasah. Tidak terjadi
perlakuan
tebang
pilih
bagi
guru,
lembaga
memperlakukan sama. Madrasah lebih memfokuskan pada prestasi dan dedikasi guru daripada kepentingan-kepentingan pribadi. c) Hubungan silaturrahim terjalin dengan baik. Kegiatan-kegiatan tersebut mengemuka dalam kegiatan forum-forum/rapat-rapat dilaksanakan dengan penuh keakraban. 6) Relasi antar siswa yang harmonis Hubungan antar siswa di MI Datuk Singaraja Kerso sangat baik, ini tergambarkan seperti berikut : a) Nuansa keakaraban dan kerukunan terjalin baik di dalam dan di luar kelas. Hal ini yang akan membuat siswa nyaman belajar di madrasah ini. Kadang terjadi disharmoni antar teman sangatlah 84
107
wajar terjadi. Yang terpenting tidak menyebabkan kekacauan yang menghambat proses pembelajaran di kelas. b) Minimnya perkelahian dan pertentangan antar siswa yang cenderung anarkhis. Semuanya dapat diatasi oleh guru-guru madrasah ini. Dengan demikian, siswa tidak terganggu oleh siswa nakal yang cenderung mengganggu. c) Tenggang rasa yang tinggi terhadap teman. Siswa di madrasah ini sangat bersahaja, saling menghormati, menjaga satu sama lain agar tercipta pertemanan antar siswa yang baik. b. Faktor Penghambat Disamping faktor pendukung, adapun faktor penghambat peran lingkungan sekolah dalam meningkatkan motivasi belajar siswa, diantaranya adalah: 1) Antusiasme siswa Antusiasme siswa MI Datuk Singaraja Kerso sangat baik, ini tergambarkan seperti berikut : a) Kurangnya
antusiasme
siswa
dalam
belajar.
Lembaga
madrasah memang mengajarkan berbagai macam disiplin ilmu, baik ilmu umum maupun agama. Hal ini kadang menjadikan antusiasme dalam belajar anak sangat kurang. b) Minimnya kedisiplinan belajar. Padahal jikalau anak mau menekuni dan belajar dengan sitimultan. Sudah barang tentu mereka akan mendapatkan berbagai macam disiplin ilmu baik agama maupun umum. 2) Dukungan lingkungan masyarakat sekitar
84
108
Dukungan lingkungan masyarakat sekitar MI Datuk Singaraja Kerso sangat baik, ini tergambarkan seperti berikut : a)
Lokasi sekolah dekat dengan dunia industri. Kondisi sekitar lingkungan sekolah juga turut mempengaruhi karakteristik peserta
didik
yang
akan
berpengaruh
dalam
proses
pembelajaran di kelas. Misalnya, di daerah Kerso suatu daerah yang menjadi lumbung industri meubel jepara, orangtua sibuk bekerja akan menghasilkan peserta didik yang kurang perhatian dan kasih sayang orang tua. b)
Kesibukan orangtua dalam mengurusi pekerjaannya. Sehingga orangtua melupakan kebutuhan belajar anak-anaknya. Siswa tersebut kemudian menjadi pribadi yang membutuhkan bimbingan lebih lanjut dari guru untuk dapat mengikuti proses pembelajaran dengan baik.
3) Kegiatan ekstrakurikuler kurang berjalan Kegiatan ekstrakurikuler melatih siswa untuk disiplin. Apabila siswa sudah terlatih dengan kedisiplinan dan kemandirian, akhirnya mereka sudah terbiasa disiplin dan mandiri dalam belajar. Sudah barang tentu siswa lebih mudah termotivasi untuk aktif dalam belajar. Kegiatan ekstrakurikuler di MI Datuk Singaraja Kerso tidak berjalan dengan efektif, diantaranya : a) Kegiatan Pramuka yang telah diprogramkan juga terseok-seok dalam perjalanannya. Ini membutuhkan sentuhan tangan madrasah agar dapat diaktifkan kembali. b) Kegiatan andalan seperti drumband juga mati suri, karena terkait dengan masalah pembiayaan kegiatan ini. Padahal 84
109
kegiatan
ekstrakurikuler
ini
bertujuan
untuk
melatih
kedisiplinan dan kemandirian siswa. c) Membentuk kegiatan ekstrakurikuler yang sesuai dengan kearifan lokal. Misalnya dibentuk kelompok rebana atau kelompok seni baca qur’an, dsb. 2. Faktor-faktor Pendukung dan Penghambat Kewibawaan Guru dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa a. Faktor Pendukung Beberapa
faktor pendukung peran kewibawaan guru dalam
meningkatkan motivasi belajar siswa, diantaranya adalah: 1) Mempunyai tingkat kedisplinan tinggi Guru-guru
MI
Datuk
Singaraja
Kerso
mempunyai
kedisplinan tinggi, diantaranya : a) Guru yang memiliki kepribadian yang bagus, misalnya datang tepat waktu, memberikan evaluasi sesuai kemampuan ssiwa, dsb. b) Mampu memanfaatkan waktu dengan efesien. Guru yang disiplin mampu membagi waktunya dengan baik. Semua kegiatan dapat tercover dengan baik sesuai dengan target dan waktu yang ditentukan. c) Dapat menyelesaikan pekerjaan tepat waktu. Guru yang demikian, apabila diberi beban pekerjaan mampu menyelesaikan dengan baik, tidak merasa payah dan mengeluh, karena sudah menjadi kebiasaannya. 2) Mempunyai keterampilan dalam mengajar Bentuk keterampilan mengajar guru MI Datuk Singaraja Kerso dapat digambarkan sebagai berikut : 84
110
a) Menguasai materi
pembelajaran dengan baik. Guru akan
berwibawa di depan siswanya apabila menguasai materi pembelajaran secara mendetail, dia tidak canggung dalam mengajar di kelas b) Guru-guru mampu mengelola/menguasai kelas yang diampunya. Kemampuan guru mengelola kelas menyebabkan siswa mudah menangkap materi pelajaran yang diampunya. Sehingga siswa motivasi belajarnya akan meningkat c) Guru menerapkan metode mengajar secara variatif. Guru tidak hanya menggunakan metode klasik seperti ceramah, tanya jawab atau penugasan. Tetapi sudah melangkah menggunakan metode pembelajaran inovatif seperti kartu sortir, group discussion, dsb. 3) Mampu menciptakan suasana kelas menarik Dalam kegiatan pembelajaran, guru MI Datuk Singaraja Kerso
mampu
menctiptakan
suasana
menarik
bagi
siswa,
diantaranya : a) Suasana belajar yang membuat suasana hati gembira (fun). Sehingga siswa senang dan betah dalam belajar. Karena dengan suasana yang menyenangkan membuatnya nyaman dan senang dalam belajar. Mereka tidak merasa tertekan, muncul inisiatif dari hatinya untuk aktif belajar b) Kreatif mendesain lingkungan belajar agar tercipta suasana yang menyenangkan. Guru telah mendesain ruang kelas yang dengan hal-hal yang membuat suasana hati ceria, suasana kelas penuh hiasan-hiasan dinding. Seluruh atmosfer kelas sangat bersahabat,
84
111
tidak ada tekanan, apalagi ancaman. Dengan modal ini, siswa lebih meningkat motivasi belajarnya. 4) Memberi penghargaan dan hukuman kepada siswa Bentuk penghargaan kepada siswa MI Datuk Singaraja Kerso seperti: a) Memberi reward (hadiah, penghargaan) kepada siswa yang berprestasi. Misalnya mencoba dengan memuji setiap komentar yang diajukan oleh anak didik Anda. Misalnya, "Oh, itu ide yang sangat bagus" ,atau "Pertanyaan kamu bagus, itu tidak pernah saya pikirkan sebelumnya”. Atau kadangkala memberi reward berupa hadiah-hadiah ringan untuk membangkitkan motivasi belajar siswa. b) Memberi punishment (sanksi, hukuman). Guru harus cermat dan arif menerapkan hukuman. Sekiranya siswa kesalahan, guru harus memberikan sanksi (punishment) yang sifatnya edukatif dan tidak menyakiti. Misalnya siswa disuruh menyelesaikan tugas tertentu. 5) Keikhlasan dan ketulusan dalam mengajar Bentuk keikhlasan dan ketulusan guru MI Datuk Singaraja Kerso dalam mengajar, dapat digambarkan: a) Guru sebagai pahlawan tanpa tanda jasa tidak seharusnya mempunyai
material
pikiran
oriented
(mengacu
kepada
material). Jikalau ada kompensasi material diterimanya dengan penuh tulus dan ikhlas. b) Sabar dan lapang dada dalam mengajar dan mendidik siswa. Dalam situasi dan kondisi bagaimanapun juga, guru harus lapang
84
112
dada menghadapi siswa yang mempunyai karakter dan sifat yang bermacam-macam. b. Faktor Penghambat Beberapa faktor penghambat peran kewibawaan guru dalam meningkatkan motivasi belajar siswa, diantaranya adalah: 1) Motivasi guru dalam mengajar perlu ditingkatkan Motivasi adalah suatu hal yang penting harus dimiliki oleh seseorang. Motivasi
guru MI Datuk Singaraja Kerso dapat
digambarkan sebagai berikut : a. Kadangkala membuat motivasi mengajar guru-guru MI Datuk Singaraja Kerso menurun. Hal ini disebabkan oleh beberapa hal, misalnya pencapaian prestasi akademik siswa tak kunjung membaik. b. Motivasi guru dalam mengajar kurang, dan penyebabnya adalah perhatian dari pengurus madrasah kurang maksimal sehingga guru
kurang
semangat
dalam
melaksanakan
kegiatan
pembelajaran. 2) Rendahnya tingkat kreativitas dan inovasi guru Kreativitas dan inovasi guru sangat berperan dalam menciptakan pembelajaran yang menarik dan menyenangkan. Kreativitas dan inovasi guru tergambarkan sebagai berikut :
84
MI Datuk Singaraja Kerso dapat
113
a) Rendahnya kreativitas guru menyebabkan siswa mudah jenuh dan bosan mengikuti pembelajaran yang diterapkan gurunya. Guru
kurang
mampu
menciptakan
kreativitas
dalam
pembelajaran di kelas. Strategi pembelajaran yang monoton seperti ceramah, menyebabkan siswa kurang bergairah dalam belajar. b) Guru-guru kurang menciptakan strategi pembelajaran inovatif yang menjadikan siswa kurang tertarik dan tertantang untuk belajar. Kewibawaan
guru
akan muncul
ketika siswa
mengetahuinya memiliki guru yang cakap dan piawai menciptakan strategi mengajar jenis baru yang belum pernah diketahui sebelumnya. c) Guru-guru yang kurang terampil mengajar menyebabkan siswa mengantuk, bicara sendiri dan tidak memperhatikan guru, atau bermain sendiri. 3) Merasa kurang dihargai Ada idiom Jawa yang cukup familiar diantaranya adalah unggah ungguh, andhap ashor atau semisalnya. Idiom tersebut seakan sirna tertiup angin. Relevansinya dengan keadaan di MI Datuk Singaraja Kerso dapat digambarkan seperti dibawah ini : a) Adakalnya siswa menganggap guru sebagai kawan, tanpa ada batas antara orangtua dengan anak-anak.
84
Meskipun masih
114
banyak anak yang masih menghargai dan menghormati gurunya. b) Perilaku dan sikap yang kurang terpuji sering muncul dari anak kepada gurunya. Sehingga kewibawaan guru tidak akan terbangun jikalau siswa tidak hormat dan patuh pada gurunya. Dalam kondisi ini guru merasa kurang dihargai oleh siswanya. c) Pada saat pembelajaran, siswa banyak yang tidak meperhatikan gurunya, ngomong sendiri, tidak bisa tenang ketika diajar gurunya.
84
115
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Berdasarkan pembahasan dari bab I sampai bab IV, dapat peneliti simpulkan hal-hal sebagai berikut : 1. Peran lingkungan sekolah dapat meningkatkan motivasi belajar siswa MI Datuk Singaraja Kerso Kedung Jepara. Lingkungan sekolah yang sangat berperan dalam ini adalah : lingkungan sosia masyarakat yang kooperatif, kurikulum yang sederahana, relasi siswa dengan siswa yang terbangun harmonis, disiplin sekolah yang cukup tinggi, sarana dan prasarana yang memadai, standar pelajaran yang cukup serta keadaan gedung yang representatif 2. Peran kewibawaan guru dapat meningkatkan motivasi belajar siswa MI Datuk Singaraja Kerso Kedung Jepara. Kewibawaan guru tersebut adalah : karakteristik guru yang baik, tanggung jawab guru yang bisa diandalkan, peran guru yang ideal dalam kegiatan pembelajaran. 3. Ada dua faktor pendukung dan penghambat peran lingkungan sekolah dan kewibawaan guru dalam meningkatkan motivasi belajar siswa: a. Faktor pendukung peran
lingkungan sekolah yang meliputi
lingkungan kelas yang representatif, penerapan tatatertib secara optimal, sarana dan prasarana sekolah yang memadai, antusiasme
110
116
lembaga pendidikan/sekolah, hubungan antar guru yang berjalan harmonis, serta relasi antar siswa yang harmonis. b. Faktor penghambat peran
lingkungan sekolah yang meliputi
kurangnya antusiasme siswa dalam belajar, dukungan masyarakat yang kurang serta kegiatan ekstrakurikuler kurang aktif. c.
Faktor pendukung peran kewibawaan guru yang meliputi Mempunyai tingkat kedisplinan tinggi, mempunyai keterampilan dalam mengajar, mampu menciptakan suasana kelas menarik, memberi penghargaan kepada siswa, serta keikhlasan dan ketulusan dalam mengajar.
d. Faktor penghambat peran kewibawaan guru yang meliputi motivasi guru dalam mengajar perlu ditingkatkan, rendahnya tingkat kreativitas dan inovasi guru, serta guru merasa kurang dihargai. B. Saran-saran Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan, terdapat beberapa catatan yang mungkin akan memiliki kegunaan bagi madrasah: 1. Untuk institusi tempat penulis belajar, perlu mengkondisikan lingkungan madrasah menjadi lingkungan belajar yang menarik dan menyenangkan siswa. Tujuannya agar supaya nantinya mampu meningkatkan motivasi belajar siswa. 2. Madrasah juga perlu memaksimalkan peran kewibawaan guru dalam hal kualitas mengajar, aspek keilmuan atau aspek-aspek lainnya. Agar guru mampunyai kemampuan mengajar dan mempunyai daya ktreativiats dan
110
117
inovasi yang tinggi sehingga memudahkan baginya untuk membangkitkan motivasi belajar siswa. 3. Madrasah juga harus selalu menyadarkan dan membangkitkan semangat belajar siswa agar selalu mendapatkan prestasi yang diharapkan. Yaitu prestasi belajar yang membanggakan, berupa nilai akademik yang baik dan sikap atau perilaku yang baik pula. C. Penutup Kepada Allah SWT. penulis panjatkan syukur Alhamdulillah karena berkat bimbingan dan petunjukNya, skripsi ini dapat terselesaikan dan tersusun meskipun dengan segala keterbatasan. Harapan penulis semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi para pembaca pada umumnya. Penulis sadar bahwa skripsi ini baik dari segi isi maupun metodologi masih memerlukan penyempurnaan. Hal ini karena keterbatasan penulis semata. Oleh karena itu, kritik dan saran yang konstruktif dari pembaca sangat penulis harapkan demi kebaikan dan kesempurnaan skripsi ini. Akhirnya diucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu menyelesaikan skripsi ini.
110
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, Abu dan Nur Uhbiyati, Ilmu Pendidikan, Jakarta: Rineka Cipta, 2001. Ali, Lukman, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 1995. Ali, Muhammad, Guru dalam Proses Belajar Mengajar, Bandung: Sinar Baru Algensindo, 2000 Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu: Pendekatan Praktis, Jakarta: Rineka Cipta, 1996. Atmaja, Purwa Prawira, Psikologi Pendidikan dalam Pesrpektif Baru, Yogyakarta: Ar-Ruz Media, 2012 Baharudin, Esa Nur Wahyuni, Teori Belajar dan Pembelajaran, Yogyakarta: Ar Ruzz Media, 2008. Dalyono, M., Psikologi Pendidikan, Jakarta: Rineka Cipta, 1997 Daradjat, Zakiah, Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam, Jakarta: Bumi Aksara, 2004 Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 1990. Djamarah, Syaiful Bahri, Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif, Jakarta: Rineka Cipta, 2000 Gerungan, W. A., Psikologi Sosial, Bandung: Eresco, 1991 Hadikusumo, Kunaryo, dkk, Pengantar Pendidikan, Semarang: IKIP Semarang Press, Cet. III, 1998. Hamalik, Oemar, Penddikan Guru: Konsep dan Strategi, Bandung: Mandar Maju, 1991 Hamdani, Strategi Belajar Mengajar, Bandung: Pustaka Setia, 2011. Khasan Abdul Qadir, Mas’ud, Kamus Ilmiah Populer, Jakarta: Bintang Pelajar, Edisi LUX. Moleong, Lexy, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: Remaja Rosda Karya, 2005. Mulyasa, E., Kurikulum Berbasis Kompetensi (Konsep, Karakteristik, dan Implementasi), Remaja Rosdakarya, Bandung, 2002 ________, Manajemen Berbasis Sekolah, Remaja Rosdakarya, Bandung, 2002 Nasution, S., Didaktik Asas-asas Mengajar, Jakarta: Bumi Aksara, 2000
Panitia Sertiifkasi Guru Rayon 39 IKIP PGRI Semarang, Pendidikan Profesi Guru (PLPG) Sertifikasi Guru dalam Jabatan, Semarang: 2009, IKIP PGRI Semarang Purwanto, M. Ngalim, Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis, Bandung: Remaja Rosdakarya, 1994 Qadir, Mas’ud Khasan Abdul, Kamus Ilmiah Populer, Jakarta: Bintang Pelajar, Edisi LUX. Rosyid, Moh., Ilmu Pendidikan (Suatu Pengantar) Menuju Hidup Prospektif, Semarang: UNNES Press, 2006 Rusyan, A. Tabrani, Pendekatan dalam Proses Belajar Mengajar, Bandung: Remaja Rosdakarya, 1989. Sardiman A.M, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta: Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2000 Shihab, M. Quraish, Wawasan Al-Quran: Tafsir Maudhu'i atas Pelbagai Persoalan Umat, Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, Jakarta: Rineka Cipta, 1987. Soedjipto dan Raflis Kosasi, Profesi Keguruan, Jakarta: Rineka Cipta, 1997 Soenarjo, R., Al-Qur’an dan Terjemahnya, Yayasan Penyelenggara Penerjemah Penafsiran Al-Qur’an, Semarang: Karya Toha Putra, 1992 . Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D, Bandung: Alfabeta, 2005. Sukmadinata, Nana Syaodih, Landasan Psikologi Proses Pendidikan, Bandung: Remaja Rosda Karya, 2007. Sumanto, Wasti, Psikologi Pendidikan, Jakarta: Rineka Cipta, 1990 Suparta, H.M. dan Herry Noer Aly, Jakarta: Amisco, 2008.
Metodologi Pengajaran Agama Islam,
Supeno, Hadi, Potret Guru, Jakarta: Sinar Harapan, 1995. Suryabrata, Sumadi, Psikologi Pendidikan, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1998 Sutari, Imam Barnadib, Pengantar Ilmu Pendidikan Sistematis, Yogyakarta: Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP) IKIP, 1987. Thonthowi, A., Psikologi Pendidikan, Bandung: Angkasa, 1991. Usman, Moh. Uzer, Menjadi Guru Profesional, Bandung: Remaja Rosdakarya, Bandung, 2002
Wijaya, Cece dan A. Tabrani Rusyan, Kemampuan Dasar Guru dalam Proses Belajar Mengajar, Bandung: Remaja Rosdakarya, 1994. “Nur
Wachid, 28 Kewibawaan Guru”, wordpress.com/2014/06/28/ kewibawaan-guru/
“Nur
Wachid, Kewibawaan Guru”, http://ilmu-pendidikan.net/profesikependidikan/guru/fungsi-guru-sebagai-pengelola-pembelajaran
https://kholifahcom.
“Sanjaya Yasin, Pengertian Lingkungan Sekolah Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar dalam Lingkungan Sekolah”, http://www.pendidikanekonomi.com/2012/10/faktor-faktor-yangmempengaruhi.html ”Pengertian Penelitian Deskriptif, Seputar Pendidikan003.blogspot”, http://seputarpendidikan003. blogspot.com/2013/08/pengertian-penelitiandeskriptif.html http://agrisiatutik.blogspot.com/2013/05/makalah-kurikulum-ktsp.html http://www.artikelsiana.com/2014/10/pengertian-peran-definisi-fungsi-apaitu.html http://www.artikelsiana.com/2014/10/pengertian-peran-definisi-fungsi-apa-itu. html
WAWANCARA DENGAN SISWA NO 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15.
PERTANYAAN Apakah lingkungan belajarmu sangat mendukung terhadap kegiatan pembelajaran? Apakah kamu nyaman dalam belajar dengan metode mengajar gurumu? Apakah kurikulum di sekolahmu tidak memberatkan? Apakah hubungan antar guru dengan siswa sangat harmonis? Bagaimana hubungan antarsiswa di sekolahmu? Bagaimana sekolahmu menerapkan kedisiplinan pada siswanya? Apakah alat pelajaran di sekolahmu sudah memadai? Apakah pelajaran disekolahmu terlalu banyak sehingga mengganggu kegiatan belajarmu? Apakah gedung sekolahmu cukup menampung siswa yang ada? Apakah tugas sekolah yang diberikan guru dapat dikerjakan dengan baik? Apakah guru di sekolahmu mempunyai karakter dan sifat-sifat yang baik? Apakah guru mempunyai tanggung jawab secara moral, baik kata maupun perbuatan didepan siswa? Apakah guru mampu menguasai metode mengajar yang sesuai? Apakah guru berperan aktif dalam kegiatan masyarakat? Apakah guru kamu menguasai ilmu yang dimilikinya?
JAWABAN
Kerso, ........................... Nama Siswa/Subyek Penelitian
(........................................)
WAWANCARA DENGAN GURU NO 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15.
PERTANYAAN Apakah lingkungan belajar sangat mendukung terhadap kegiatan pembelajaran? Apakah siswa nyaman dalam belajar dengan metode mengajar gurumu? Apakah kurikulum di sekolah ini tidak memberatkan? Apakah hubungan antar guru dengan siswa sangat harmonis? Bagaimana hubungan antarsiswa di sekolah? Bagaimana sekolah menerapkan kedisiplinan pada siswanya? Apakah alat pelajaran di sekolah sudah memadai? Apakah pelajaran disekolah terlalu banyak sehingga mengganggu kegiatan belajarmu? Apakah gedung sekolah cukup menampung siswa yang ada? Apakah tugas sekolah yang diberikan guru dapat dikerjakan dengan baik? Apakah guru di sekolah mempunyai karakter dan sifat-sifat yang baik? Apakah guru mempunyai tanggung jawab secara moral, baik kata maupun perbuatan didepan siswa? Apakah guru mampu menguasai metode mengajar yang sesuai? Apakah guru berperan aktif dalam kegiatan masyarakat? Apakah guru kamu menguasai ilmu yang dimilikinya?
JAWABAN
Kerso, .................. Guru MI Datuk Singaraja
(……………………………)
WAWANCARA DENGAN KEPALA MADRASAH NO 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15.
PERTANYAAN Apakah lingkungan belajar sangat mendukung terhadap kegiatan pembelajaran? Apakah siswa nyaman dalam belajar dengan metode mengajar gurumu? Apakah kurikulum di sekolah ini tidak memberatkan? Apakah hubungan antar guru dengan siswa sangat harmonis? Bagaimana hubungan antarsiswa di sekolah? Bagaimana sekolah menerapkan kedisiplinan pada siswanya? Apakah alat pelajaran di sekolah sudah memadai? Apakah pelajaran disekolah terlalu banyak sehingga mengganggu kegiatan belajarmu? Apakah gedung sekolah cukup menampung siswa yang ada? Apakah tugas sekolah yang diberikan guru dapat dikerjakan dengan baik? Apakah guru di sekolah mempunyai karakter dan sifat-sifat yang baik? Apakah guru mempunyai tanggung jawab secara moral, baik kata maupun perbuatan didepan siswa? Apakah guru mampu menguasai metode mengajar yang sesuai? Apakah guru berperan aktif dalam kegiatan masyarakat? Apakah guru kamu menguasai ilmu yang dimilikinya?
JAWABAN
Kerso, ................................. Kepala Madrasah
(Slamet, S.Pd.I)