PERAN KAWASAN BAHARI TERPADU REMBANG TERHADAP EKONOMI LOKAL DI DESA TASIKAGUNG REMBANG
TESIS Disusun Dalam Rangka Memenuhi Persyaratan Program Studi Magister Teknik Pembangunan Wilayah dan Kota
Olah: Kumiadi Sosiawan S.Si L40007008
PROGRAM PASCA SARJANA MAGISTER TEKNIK PEMBANGUNAN WILAYAH DAN KOTA UNJVERSJTASDIPONEGORO SEMARANG
2008
UNIVERSITAS DIPONEGORO - ·
PERAN KA WASAN BAHARI TERP ADU REMBANG TERHADAP EKONOMI LOKAL DI DESA TASIKAGUNG REMBANG
Tesis diajukan kepada Program Studi Magister Teknik Pembangunan Wilayah dan Kota Program Pascasarjaoa Universitas Diponegoro
Oleh: Kurniadi Sosiawan S.Si L4D007008 Diajukan pada Sidang Ujian Tesis Tanggal 24 Desember 2008
Dinyatakan Lulus Sebagai Syarat Memperoleh Gelar Magister Teknik Semarang; Desember 2008
Pembimbing Utama
Pembimbing Pendamping
Ir. Artioingsih, M.Si
Mengetahui Ketua Program Studi Magister Teknik Pembangunan Wilayah dan Kota Program Pascasarjana Universitas Diponegoro
~~r. Ir. Joesron Alie Syabbana, MSc
ii
UNIVERSITAS DIPONEGORO
PERJ\YATAAN
Oengan ini saya menyatakan bahwa dalam Tesis ini tida.k 1<:rdapiit kNya y<1ng pemab diajuk1111 untuk memperoleh gelar kesarjanaan di s11at11 Perguruan Tinggi. Sepanjang pengetahuan say11, jugs tidak 1erd11pat karya arau pendapat yang pernah ditulis aiau diterbitkan oleh orang lain, kecuali secara tertulis diakui dalam naskah ini dan disel>tlt)(an dal<1m 0..ftar Pustaka.
Semarang, Desember 2008
KURN'IADJ SOSIA WAN NIM L40007003
iii
UNIVERSITAS DIPONEGORO.
Sesungguhnya pada penciptoan langil don bi.mi dan perf?tmtillll ma/am don siang merupakan tanda-tmida bagi u/111 albtlb.
(Yai1u) orm1g-oranK yang mengingat Allah pat/a S(l(JJ berdtrt. dudul: atau berbaril1$l, dan me~ka memiki'*wl tentang penciptaan langil don bumi (seraya berkma): " Tuhan /cam~ tidakloh '"'8/r:au ciptaJan Jnj dengan sia-sia; Maho Suci Eng/cau. mu4a hindarkanlah kumi dari stksa neralca. " (QS. Ali lmran:l9tl-191J
Tesis ini kupersembahkan untuk: Bapak - Ibu yang saya muliakan, lstriku Mustaghfiroh aw doanya selama mesa menempuh s1lldi, Buah batiku Auliya Kaluna dan Frida Nur Afifab penyejuk hati dan pelipur Iara, dan teman-teman seperjU3llgan yang memberikan dorongan selama dalam masa perlculiahan hillgga selesai.
iv
UNIV.ERSITAS DIPONEGORO
KA TA l'ENGANTAR
puji dan syukur kupmjatklln pada-Mu lllalli Rabbi, karena perkenan dan ridho-Mu j ualah pell)'USUllllJl 1esis ini depat d lselesaiken.
Alhamdulillah,
Tesis ini disusun untuk memcnehi pcrsyaratao pada Program Studi Magister
Teknik Pembangunan Wilayah dan Kola. Dllltungan dari bert>agai pihak sangat berarti bagi terselesaikanoya tulis.sn iri~ olell karena itu penulis mengucapkan terima kasih p.ada: I.
Dr. Ir. Joesron A Ji Syahbana, M.Sc selaku Kc:tua Program Studi Magister reknik Pemb6nguoan Wilayah dan Kota,
2.
Ir. Hadi Wahyono, MA selaku Mentor atas waktu, masukan, dan kesabararmya membimbing penulis menyelesaikan tesis ini
3.
Jr. Artiningsih, M.Si selaltu Co-Mentor, yang telah banyak membantu dan sela!u mc:ndorong dalam menyelesailau1 tesis ini.
4.
Pusbindikl atrcn Bappcnas, yang telalt memberikan kesem J*1tm dom biaya kepada kami wrtuk menempuh studi ini.
5.
Teman-teman, khusasnya MTPWK rnemberi semangat dan motivasi.
6.
Dan tak !upa beJkat doa orang ma, saudara, dan istri tereinta., yang selalu meadoekan,
Bappenas IV yang selalu
Akhimya, kami merasa bahwa tulisan ini jauh dari sempuma. untuk itu saran daa ktitil:: yang membaagun sangat kami harapkan demi sempumanya tulisan ini, Semoga tulisen yang belum scmpuma ini adA manfaatnya, Amin
Semarang. Desember ZOOS
I'enulis
v
UNIVERSITAS DIPONEGORO
DAFfARISI
HALAMAN JUDUL LEMBAR PENGESAHAN LEMBAR PERNY AT AAN LEMBAR PER.(;F.MRARAN
. . .. ..
DAFTAR lSf DAFTAR TABEL DAFl'AR GAMBAR DAYf AR LAMPIRAl'i ABSTRAK
.. .. . . .
KATA PENGANTAR
hal
..
RAR l PENDAHULUAN I . I La.tar Belalcang .. .. . .. . .. .. 1.2 Rumusan .M8SGlah........................................... 1.3 Tujuan clan Sasaran.............................................................. 1.3.1 TujU811...................................................................... 1.3.2 Sas1Ul111..................................................................... 1.4 Manfaa; Studi...................................................................... J .5 Runn11 Lingkup Studi... .. 1.5. I R.uaog Linid{up M.ateri............................................. l.5.2 Ruang Lingkup Wilnya.11........................................... 1.6
Kcrangka Pemik.inw.............................................................
1.8
Posisi Peneliti.andalam Bidang Pemhangunan Wilayah clan Kota................................................................. Metode Peuelitian................................................................. 1.9.1 Pendekatan Penelitian............................................... 1.9.2 Kerangka Ana.lisis.........
r. 7 Kenslian Pcnclitian...............................................................
t.9
1.9.3 Pemilihan Sampel I.9.4 PengumpulanData.....................................................
1.9.5 Anahsis Vat.a.............................................................. I .9.6 Validitasclan Reabilitas Peneliti1111........................... I.I 0 Sistematika Pembahasan.................
BAB II f'ERAN PUSAT KEGJATAN EKONOMI TERHADAP PENGEMBANGAN EKONIMI LOKAL-....... 2.1 Investasi Sabagai Modal Pembanguuan................................. 2 .2 Pengembangan Kawasan Pcsisir.. .. .. 2 .3 Pengembangllll Ekonomi I .nkal............... .. .. .. .. .. .. 2.3. I MenciptakanKemandirianLob.I............................... Vl
ii iii iv
v vi
viii
ix
x
xi I I 6
7
7 7 8 8 8 9 12
14. 15
16 16
17 19
21 24 25 27
29 29 32 33 38
2.3 .2
2.3.3
Beberapa Model Pengcmbangan Ekonomi Lokal......
40
Pengembangan Ekonomi Lokal..
42
Pusat Penumbuhan Sebagai Pendorong
2.4 Kawasllll Bahar! Tecpadu Sebagai Pendorong Pengembsngan Bkoncmi Lokal... 2.4.1
2.4.2
Kawasan Bahari Terpadu sebagai Penyersp Tenaga Kerja......
.
Kawasan Bahari Terpadu sebagai Pendorong
Peningkatan Pendapatan..
2.5. Ramai Nilai dalam Pengembangan likonorni Lokal..............
2.6. IG~i-Kisi Penelilian................. BA.B W
WILA Y Alf PESISIR DF.$A TAS[KAG1JNG.......................................
44 46 47 48 51
POTE.NS! l'E~GEMBANGAN
3.1 Gambaran Umum Masyarakat Pesisir Desa Tasikagung ..... 3.2 Potensi Kawasan Pesisir Desa Tasikagung..........................
55 55 61
3.3. Penyedlaan Sarena Ptasanru. Pada K.BT............................. 3.3. I Jenis Sarena dan Prasarao.a......................................
67 67
.Sarana Pra~amM.......... 3.4. Perkembangandao SebanmKegiatan E.konoml di Kawasan Bahl!l'i Terpadu................................................ 3.4. I Sektor Pcrikan.vi da11 l(~l11ulafl............................... 3.4.2 Sektor Parlwlsata.....................................................
70
3.3.2
3.4.3
Tahap Pelaksanaan p.,ngembrulgan
Sektor Perhubungan Laut........................................
3.4.4 Sektor Cif)tll Karya..............................
71 72 80 82 82
BAB IV PERAN KA \VASAN BAHAJU TJ:RPADU TERHADAJ> EKONOMr LOKAL....................................... 4.1. Rantai Nilai Kegiatan U11ggulon Pllda l<.BT.......................
4.2. Peran K.BT sebagat PenyerapTenaga Kcrja
4.3. Peran KBT. sebagai Pendorong Peningkatan
~.............
Pe11dap11111n Ma.syara!au.... . 4.4. Analisis Komprchensif...................................................... 4.5. Validitas dan Reabilibls Penelitian...................................
&4 84
96
i 25
133 143
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMl!:NDASL............................ 5. 1 Kesimpulan........... 5.2 Rekomendest. _..........................
145 145 148
DAFTAR l'USTAKA..............................................................................
ISO
LAMPlRAN............................................................................................. vii
153
~
UNIVERSITAS DIPONEGORO.
DAFTARTABEL
Tabel 1.1
: Beberepa Penelitian yang Mirip dcngan Judul
Tabet 1.2
: Data yang Digunakan.
Tahel IT.I
Tabet III. I Tabel IV.I Tabel IV.2.
Tabel IV.3
Tesis yang Di.angkaL..
-
: Rumusan Teori
-
: Jumlah dan Kepadaiaa Penduduk di Ds Tasikagung : Jumlah Perahu dan Nelayan di Wilay:ih Studi. : Jumlah Industri Pengolahen di Wilayah Studi..
: Jumlah Kegiatan Perdagangan di Wilayah Studi Tabet TV.4 : 1 umlah Kegiatan Jasa di Wilayah Stlidi Tabel IV.5 : Jumlah Kegiatan Lainnya di Wilayab Studi Tabel IV.6 : Jum\ah Kegiaran Ekonomidi dalam dan sekitar T aman Rekreasi Panrai Kartini Tabel fV.7 : Besamye Iavestasi pad K.awasan 8ahari Terpadu Rembang
VlU
..
.. .. . .. ..
14 23
50 61
..
115 116 117 118 119
.
120
.. ..
.
140
UNIVERSITAS DIPONEGORO
DAYf AR GAMBAR
Gambat !.!
Gambar l.2 Gambar l.3 Gambar 3.1 Gambar3.2
Gambar3.3
Gambar 3.4 Gambar 3.5 Garnhat :l.6
Gamber J.7 Gambar a.l Gambar4.2 Gatnbar4.3
Gambar4.4 Garnbar4.5 Gamber 4.6
; Diagram Kerangka Pikir : Posi si Penelitian Dalam Bidang Pembangunan Wilayah dan Kota, _ : Diagram Keraugka Anslisis, : Para Nclayan Desa Tasikagimg : lndusiri Pengolaaen Ikan. _ : Diagram Garis Produksi Periba.an Tangkap Total Kabupaten Rembang dan dari TPI Tasikagung Tah\111 I 997· 2006 : Diagram Pie Produksi Perikanan menurut Perlakuannya dari !PI Ta.sihgung Tahun 2005 : Diagram Batang Jumlah Pengunjungdan Jumlah Pendapetac Taman Relueasi Pantai KartinL. : PotensiWisata di Desa T~ : S= PrasamnaPengembangao Kawasan Bahari Terpadu Rembang.
: Ramai Nilai Kegiatan Perikanan T angkap Kegllltan ' Plll1Wlsab.. . . : Rantat. N'Jai I
. . . .. .
16 18 57
>9
..
62
..
64
.
65
.
..
66 71
..
86
.
91
: Keterkaltan Kegistaa Perihnan Tangkap dengan Kegiemn Ek.onomi Lain di Kawasan Bahari Terpadu..
: Keterkaitan Kegiatan Pariwisata dengan K egiataa Ekonomi Lain di Kawasan Bahari Terpadu . : Kezerkaitan Kegiazsn Perllubuagan Laut dengan Elronomi Lain di Kawasm Bahari Terpadu . : Keterkaitan Investasi, !Witai Nilai, Penyerapan Tenaga k:erja dan Peningkatan Pendapatan ..
ix
13
98 109
113 131!
UNIVERSITAS DIPONEGORO .
DAnARLAMJ>IRAN
Lampiran A Lampiran B Lampiran C Lampiran D
Lampiran € Lampiran F
: Data Penunjang : List Wewencera : Daftar Kegiatan Elconomi di Wilayah Studi : Catatan Lapangan : Tabel Kartu lndek : Tabet Kategori Data.
.. ..
. . .. .
152 15.S 156 164
173
176
UNIVERSITAS DIPONEGORO .
ADSTRAK
Dalam meningkatican kesejahteraan masyarakat, Pemerintah rnemiliki peran yang sangat penting. Selah saluoya adalah mclalui penyediaan sarana prasarana IDltuk mengembangkan potensi wiggulan suatu wilayah. Pengemhangan Kawasan Bahari Terpadu Rembang, yaitu suaru kegiatan Un1Uk mengembaagan kawasan pantai secara terpadu me!aJui sektor-sektor unggulan, dengan jalan memberi dan meningkatkan fasiliias padil sektor unggulan tersebut yang meliputi: pengembangan sekror perikanan dan kelautan melalui fasilitas pelabuhan pcnd>mtran ikan; pengembangan selctor petbubung,an laut melalui pclabuhan niaga; pcngembangan sektor pariwisata, seni dan budaya mdalui rcvitalisasi taman rekreasi pantai kartini; dan sektor cipta karya melalui penataan 1 i nghmgan dan perumshan, merupaknn wujud poran Pemerintah lerscbut Perikanan tangkap scbagai kegiatan utama dari sektor perikanan dan kclautan, cukup berkembang dengan adanya Pe!abuhan Perikanan dan marnpu mendiversifikasi kcgiar.an ekcnomi lainnya sehi.ogga marnpu membuka peluang kerja yang lebih luas. Adanya pe!uang kcrja tersebut berdampak pada penyerapan ten.age ketja dan pening\catan pend.apatan bagi l'llllS)'lll'll. Sebege.i bagian darl
pengembangan Kawasan Bahari Terpadu, kegiatan pari\\isata di Taman Rek:reasi Pantai Kartini juga memiliki kontribusi dalam pc:rkembangan kegialan ekonoml yang ada dJ wilayah tersebut, walaupun dampak yang ditimbullcan tidalc sebesar
kcgjatan pcrikanan t1111gkap. I<egiatan ~ lauc merupalcan tujuan dari pcngembangan Pelabuhan Niaga, letapi karma belum banyak kegiatao di pelabuhaa tersebut, cbmpak ekonom] b8gi masyanlast bclum begitu nyala. Kewa$1111 Bahari Terpadu saat ini mampu menjadi pusat kegiatan
ekonoml, kondisi ini terjadi kareoa adanya investasi fisik, ketersediaan sumberdaya lolcal yang cukup, adanya pasar yang potensial, dan Ilda dukwigan dari masyarakat, pengusaha dan pemerintah setempat. Pengembangan Kawasan Bahari Terpudu yang mcnitik beratt:.an pada. kebijakan endogen, metl(iayagunakao potensi sumbcr daya alam, sumber daya manusia, institusiou.a.ldan fisik setempat, mampu mendorong pertwubulum kcgiman eiconomi, menciptakan lapangan pekerjaan sehingga terjadi penyerapen tenaga kcrja don peningkoten pcndapatao w<JSyllI".tk.at, terutama masyarakat Iokal,
Kata kunci: Kawasan Bahari Terpadu, Penyerapen Tenaga Kerja, Peningkatan Pendapataa Masyarakat
xi
UNIVERSITAS DIPONEGORO -
ABSTRACTS
To increase the public prosperity, gnwrnmenl has an important role. One of them is supply or increase of facilities or infrastructures IQ developmeru region pre.eminent potency. /)eveloping Rembang 's Integrated Coastal Zone is representation of it's role, it is tlewdoping coastal zone through pre-eminent sectors with supply or increase i'!frastructure to develop ii. covers are flvhery and sea seaors develop with fishery pon; sea transport sector develop with commercial port; tourism, art and cu/tur sectors develop wilh revttaltsauon of Toman Rekreasi Pantai Kurtini and support with environmema; settlemem and housing. Fishery us main activiry from fishi:ry and sea sectors, ennugh grows with existen" of .fishery port and can diversifY other economics activily so thal can open broader jnh. Existence of the opporllmity job ajfecrs at ubsorbtion of labour and improvemem of public income. A.~ pan developing integrated coastal zone, activity of towism in Tammi Rekreasi Parllui Kartini also has contribution in development of the economic activity In lhe region, althQugh impact generated slimmer to fishery activity. Aclivity transponation of the sea ba« not many activuies in the pen, so economic impactfor public no: yet. The existing buegrated Coastal Zon« can become economics centre of activities, this condmon happened caused by invesmem of phy.~ical, ovailibility of local resource is enough, existence of polenlial mar~t, and there are supporr from public, entrepreneur and local govemment. Developing lntergrated Coastal Zone which point weig/1s ugainst UI policy endogen, use natural resources potency. human resource. institutional and loco! phy.fical, can be push economic activity growth, creates work field so Iha/ happened abwrbtion of labour and improvemen: •ifpublic income, especially to local public.
Key word: Integrated Coastal Zone, absorhtion of labour. improvemeru of public income
xii
UNIVERSITAS DIPONEGORO
.
BABI PENDAHULUAN
L1tar Belakang
1.1.
Dalarn peagembangan 81.U;l\u wilayah, strategi pemerintah memi!iki peran yang sanga; penting, Peran tersebut aruara lain melalui inter\iensi langsung berupa
kegiatan-kegiatan yang dibiayai oleh pemerintab, baik pemerimah pusat maupun pemeriotah daerah, seperti: penyediaan barallg dan layanan publik. prabrsa strategis, pemberdayaan masyarakat kecil, pembangunan sarans dan prasarana yang mendukung kegiatan ekonomi masy:llakat dan strategi lainnya yang bertujuan untuk mempercepat pertumbulw> suatu wilayah. seperti (Pranoto,
2008): a. Percepatea pembangunan wilayah-wilayah unggulan dan potensial berkembang, tetapi daerahnja relatif tertinggal, dengan menetapkan sebagai
kawasan-kawasan,
seperti: KawaS811 Andalan clan Kawasan
Pembangunan Ekonomi Terpadu, b. Program untuk mendorona pembangunan daerah pedesaan dan sentra produksi pertanisn, seperti: Kawasan Sentra Produksi, K awasan Industri
Perkebunan, Kawasan lndustri Petemakan dan Pembangunan Kawasan Tertinggal, c.
Program-orogram
sektoral
dmgan
pendekatan
wi layah,
seperti:
Perwilayahan Komcditas Unggulan, Pengembangan Sentra Industri
Kecil clan Pengembangan Ekonomi Masyaralrat Pesisir,
1
2
Program-program konscp
kutub
tcrsebut di ates merupakan bagian dari penerapan
perrumbuhan
(growth pole), yang
merupakan
konsep
pengembangan wilayah yang masih banyak diterapkan di negars-negara Asia T~aru
termasuk Indonesia. Tetapi dalam beberapa kasus, di dalam penerapan
gl'QWlh pole theory
ditemui beberapa kegagaJan (Friedmann. Douglass. 1978;
Weaver, 1981 dalam Nurzaman. 2002)
antara
lain:
I. Terj adi kesenjangan pandapatan yang semakin nyata, seiring dengan
tumbohnya perekonomian, 2. Growth Pole Theory bukannya menyebabkan penetesan perkembangan, tetapi malahan menyebabkan ketergantungan yang semakin besar dari
periphery! terhadap center. 3. Perkembangan hanya terpolarisasi pada wilayah-wilayah lertentu, sektor tcrtentu dan laplsan ekonomi
!eitwtu.
Kegagulan pcncrapan grQ1+1h pole theory yang merupekan twgian dari
konscp development from above, secara tidal langsung memunculkan suatu konsep pembangunan dari bawah (develupmenifrom below).yang mengandalkan sepenulmya pada sumberdaya alam dan keahlian setempar. Pembangiman berrujuan untuk rnemenuhi kebutuhan semua lapisan masyarakat, semua surplus wilayah dikembalibn lagi ke wilayah asal untuk rnendiversifikasi ekonomi wilayah tersebut (Stohr, l 9l! I dalam Numunan, 2002). Disisi Jain, dengan
pertimbangan perekonomian yang lebib terbuka dewasa ini, serta melihat
beberapa kegagalan dari penerapan lconsep dtvek>pmcnt from above, muncul pula konsep Pengembangan Elronomi Lokol
(Loco} Economic Development).
3
Pengcrnbangan Ekonomi Lokal adalah suatu konsep yang menekankan perlunya menciptakan lajJ
Ekonomi Lokal ini
merupllkan upaya bersama antara masyarakat, pemerintah dan sektor swasta untuk
mencapi.i cnmpe1ilive adwmtage dari wilayah lokal tersebut
(Blakely, 1989
dslam Munir & Fitanto, 2005). Walaupun ssma-sama untuk kepeotingan lokal, konsep devafopment from below membatast hubungan dengan dunia luar, sedangkan dalam Pengembangan Ekonomi Lolcal, adanya hubungan dengan dunia
luar diauggap :sebag.U suam kenyataan yang ada dan dimanfaatkan untuk ko:po:n1ingan lokal.
Sebagai daerah pc:sisir, Liesa Tasilragung memllild potensi lokal yimg potensial uutuk dikembangksn, po1eosi-potensi tersebut antara lain: potensi perikMaD., potensi perhubungan Laut, poteo6i wisata bahuri, dan potensi pesisir Iainnya. Tetapi seperti kondisi mosysrakat pc:sisir pada umwuoya, masyaralal Desa Tasikagung yang sebsgian besar betprofesi sebagei nelayan, tingkat kesejahteraaa mereka btsa dikJualaui
masih rendah. Reodahnya
tingkat
k.esejtthtcraan mereka disebabkan oleh bebcrapa hal, antara lain rendahnya tingkat peadapatan masyarakat, tingginya angka pengaagguran, rendahnya akses terhadap
teknologi terutama teknolQgi perikanan, lwrangoya akses kepada
su.mber-sumber
modal,
disamping
fulctor-faktor sosial
Jainnya,
seperti
pertum buhan j urnlah penduduk yang tinggi di wilayah tersebut, rendahnya tingkat pendidikan penduduk, serta alasan-elasen lainnya (Wage, 2007).
4
Sejak tahun 2000, potensi-poteesi terscbut mulai dikemhangkan dcngan tujunn
untul< mcoingkatkan kesejahteman masyarakat di wil.ayah ptisisic
khasusnya di Desa Tasi.kagung, J!Ul untuk ktm1ajuan Kabupaten Rembang seeara umum, melalui :suatu kegiatan yang dlnamakan Pengembangan Kawasan Bahari Terpadu, yaitu mengembangan kawasan pantai secara terpadu melalui sektorsek:tor unggulan, yaitu Se.ktor Penl:anan dan Kelautan, Sektor Perhubungan Laut, dan Sektor Pariwisata. Seni clan Budaya, dan Sektor Cipta Karya, Untuk mengenibangkan sektor-sektor unsgulan tersebut, yaitu dengan memberi dan meningkatkan fasilitas pad.a sektor unggulan yang meliputi (AMDAL Kawasan Bahari Terpadu, 2000):
a. Sektor Pcrikanan dan Keliwt.an mtlalui fasilitas Pelabtthan Peruhtratan Ikan, Dengan adanya Pelabuhan Pendaraian lkan, kapal yang bersaodar akan
bertambah,
terutama
kupaI-kapal
ikan
berukuran
besar.
Peningkatan jumlah kapal akan berpengaruh pada meningkatkan produk perikanan, kondisi ini akan mendorong berkembangnya sektor ekcnomi lainnya yang ada di wilayah tersehut, seperti industri peogolahan i.lcan, perdagangan, dan kegiabn ekonomi Iainnya, disamping sebagai salah
satu sumher peningkatan Pe.ndapatan Asli Dseeah (PAD) melldui bagi hasil pelelangan ikan.
b. Sektor PerhubunganLaut melului fusiliras Pelabuhan Niaga. Dengan adanya Pelabuhan Ni11g11 hasil-hasil
industri khususnya indu:stri
penkanan dari DC511 Tasikagung, maupun hasil-hasil bumi dari wilayah Rembang, dapat didistribusikan lebih optimal ke Iuar wilayah_
s c. Sektor Pariwisata, Seni don Budaya melalui revitalisssi Taman Rekreasi Pantai Kartiai temwuk pengembangan daya tarik wisata bahari Pulau Gede dan Pulau Manmgan. Pengembangan kegiatan wisata tersebut tliharapkan dapar memberi peluang usaha kepada masyarakat sekitar
melalui keterlibatan secara langsung maupun tidak langsung dalam kegiatan pariwisata mi, disamping sebagai salah satu sumber Peudapatan Asli
Daerah
(PAD)
melalui kunjungan
wisatawan.
Dibarapkan
berkembangnya kegiatan pariwisata dapat mendorong berkembangnya lcegiataD e.konomi lain seperti jasa hiburan, indwtri cindcran11ua serta
kegiatan perdagangan, hotel dan restoran, d. Selctor Cipta Karya melalui prasarana lingkungan dan pemukiman. Fungsi uwnanya adalah untuk mendukung pengembangan tiga sektor di atas, melalui pena1.aan lingkungan dan pemukirnan, yang meliputl
pembuaian jalan lingkungan, saluran drainase dan saluninljaringan air bersth, termasuk pembuatan talud penahan abrasi. Karena pengernbangan tiga sektor tersebut terletak pada satu kswasan,
maka ketiga kegiaien yang awalnya merupakan k:egiatan sektoral tersebut diwadahi dalam satu organisasi pengelolaan, yaim Tim Teknis Koordinasi Pengembangan Kawasan Bahari Terpadu (Sasongko, 2005). Mcskipun masih bel'Sifat sebagai penyedia
Sllmllll
dasar WltUk penggalian pot.ensi pec.ilw11m,
kelautan, dan kepariwisataan, dampak ekonominya telah terasa. Setiap hari puluhan bpaf nelayan, baik dari daenlh setempat maupun luar daerah, berlabuh di Pelabuhan Pendllnttw1 lkllll Tasikagung, dan melelang basil tangkapan mereka di
6
Tri setempat, Sementara di Taruan Rekreasi Pantai Kanini, jumlah pengunjung terns mengala.m.i fl"nillgka1an. Kawasan 8ahari Terpadu sudah bisa berfuogsi sebagai penggerak roda perelconomian di daerah setempat, Beberapa indikator ekonomi juga menengarai kemajuan itu. Pendapatan Asli Daerah (PAD) umpamanya, mengalami peningkaten dun kali lipat dari tahun 2001 yaitu sebesar
Rp. 8,4 milyar, menjadi Rp. 17,66 m.iliar pada tahun 2003. Sumber PAD tersebut antara lain berasal dari sebagian dana yang dipungut dari aktifitas pelelangan ikan
sena dana yang diserap dari kunjungan ke Taman Rekreast Pantai KIU'tini (Suara Merdeb, 2005). Kini wajllli Dess Tasikagung berubah drastis. Di bagian utara
desa yang semula selalu terancam abrasi, kini diwuk deogan konstruksi beton bertulang, dilengkapi dengan Pelabuhan Pendaratan llcan dan dermaga yang menjorok Ice laut (Kompas, 3 Juli 2004).
1.2.
Rumusan Masalab Dari uraian diatas, secara umum pennasalahan yang sda di wilayah
pesisfr di Desa Tasi~'Wlgsebelum adanya Kawasan .Bahari Terpadu, adalah: a. Tingkat kesejahteraan penduduk yang mesih rendah b, Memilik.ipotensi lokal tetapi belum dikelola sccara optimal. Kondisi di atas antara lain disebabkan oleh minimnya saraaa praserana un:tuk menggal] potensi yang Ilda Iii wilayah tersebut. Melalui penyediaan sarana
prasarana, dibarapkan sektor-sektor unggul!lll akan berkernbang. yang ak!ui berdampak pada perkembaagan ekonomi secara luas, Peluang penciptaan lapengan kerja, akan menyerap tenaga kerja dan meningkalk.an pendapatan bagi masyarakat, dan pada akhimya akan meningkatkan kesejahteraaa penduduk di
7
wilayah tersebut. Dari pcrmasalahan
yang
ada, dapat tlirwnuskan suaru
permasalehan utema, yaitu bagahnana peran Kawasan Bahari Terpadu terbadap ekonumi lokal khususnya sebagai penyerap u:naga kerja, dan sebagai pendorong peningkatan pendapatan masyarakat di wilayah tersebut, sehingga dengan adanya Kawasan Bahari Terpadu akan marapu meninglcatan J.:esejahreraan penduduk lokal.
Dengan demikian, studi ini akan diarahkaa pada suaw research qu~rion berk.:litan dengan lotar belakang dan pcnnasalahan yang ada, yailu: "Seberspa besar peran Kawasan Bahari Terpedu terhadap ekonomi lokal, khususnya sebagai
peuyerap tenaga kcrja dan pendorong peningbtan pendapatan masyarakat,
khususnya masynrakat pesisir di /Jesa Tasika&lll'.lg, Rembsng."
1.3.
Tuju•n d•a Suana
J.3.J.
Tojuan Studi ini dilakukan dengan tujuan untuk meugkaji peran Kawasan Bllhari
Terpadu terhadap ekooomi lokal khususnya sebagai pcnyerap teeaga kerja daa pendorong peningkatan pendapatan masyarakat, khususoya masyarakat pesisir di
Desa T asikagung, ~mbaug.
t .3.2. Sasann U ntuk mencapai tujuan diatas, sasaran yang hendak dicapoi adalah: 1.
T eridentitikasi penyediaen ll8ralla prasarana sena penataan lingkungen dan pem.uk.iman peda Kawasae &han Terpadu,
8
2. T eridentifikosi Terpadu,
yaitu
pcrkc:mbangan
kegiatan uaggulan Kawasan
Ba.hari
kegiatan sektor perikanan dan kelautan, sektor
perhubw11:1a11, sektor pariwisata dan kegiaran-kegiatan yang tumbuh di kawasan tersebut yang terkait langsnng dengan kegiatan utama 3. Terkaji
rantai nilai (value chain) kegiatan utama Pengembangan
Kawasaa Bah.ari T erpadu 4. Terkaji peran Kawasan Bahari Terpadu sebagai penyerap tenaga kerja.
S. Terkaji peran Kawasan Bahari Tetpadu sebagai pendorong peningkatan pendapatan masyarakat,
1.4.
M•afaat Studl
Manfaat dari srudi ini adaJah sebagai masukan pemikiran bag; Pemerintah
Dae rah, k h \ISUSl1ya dalam pmgcl<>Jaan Kawasan Bahari T erpadu,
sehingga Kawasan Bahari Terpsdu dspat memberilcan peran yang positif terhadap peningkatan perekonomi an masyarakat disekitar k.awasan tersebut, 1.5.
Ruane Lingkup
1.5.1. Ruaog Liog)(up Mated Ruang lingkup materi studi ini akan diaraban pada: 1. Pembangunan kawasao pesisir, yaitu pcmbangunan
yang hertujuan
untuk rneneapai tingkat kesejahtmlan hagi masysrakat pesisir melalui peningkatan pendapatan.
9
2. Pusat penumbuhan sebagai peodorong pengembangan ekonomi lokal, yaiu,
melalui
meogandalkan
pengembangaa
sepenuhnya
pussr-pusat
penumbuhan
yang
pada sumberdaya alam, sumberdaya
manusia, institusional dan keahlian setempar (lokal), yang akan men
J. Kawasan Bahari Terpadu sebsgai pendorong pengembangan ekonomi lokal khususnya sebagai pembuka kegiatan-kegiatanekouomi, pcmytmqi termgu k.erja Jan pendorong peningkatan pendapatan masyarakai,
khususnya masyarakat di wilayah pesisir, 4. Rantai Nilai daJam pengemb1mgan ekonomi lnlcal,
yaitu dalam
pengemhengan ekonomi lokal, pendekatan value chain dapat dijlMilkan sebagai model yang menciptal®i keterk.aitan aktif antar pelaku dalarn mata rantai suatu sektor/sub-eektor unggulan, serta dengan institusi dan s1ak£h()/der terkait lainnya guna penguatan dayu ~Iii.us sektor/sub-seklor
yang bersangkutan melalui hubungan internal dari berbagai macam kegiatan inl 1.S.2. Ruang L.ingkup Wilayah
R111111g lingkup wilayah adalah wilayah administrntif Kabupaten Rembeng yang t«fokus pada KaWliSan Balwi Terplldu den wilayah di seldtar kawasan yang terletak di Desa T asikagtmg Rem bang.
10
o
z
<
0
.i;Z
•
z::>
a::
~~-i:g a:: ,_.w
~~~?,!<
ri~s~~ gffi~~ I-
a::!Q Q.
(!)
<
-
z::>
!
~~~
~~I
!!:!
CJ)
~
w0z
er z => I-
§1 (!)
~w~ o..-
Z
~o~ w<< o..~~
~o
::;;
~~
zO::! <-' w
;:j~~z
~~~~~
(!)~~
i5
-c Iw
0..
~~ll!
~~~ ~~
h~ ~
!I
. 1.§1 i!so~s ii;r 18""'I ....~!"~!iliiHH1t~ HHHH . JL,!,!H~ ,!l •i
«<:~
-
h
~~U!i
i
; : Ii ll'
"
I [fffilij ,l.tlJ
"'~i
~
LB
J
IiCl 1[ 1fi
-;
I0
..,
~
ai
i
<
~
~ :)
"""
i
!• •
J::
I
ai ~
h
r
r 6.
i
11
~ 1~
•
Zee-(.')
~b~~
~i~g~
~;t::~~ a:: >!t::"' ~0(/)0~
l!!:s
:i1
13~8~ ~ g:~
!•uh ~
ooi
o;~~::! ~~ ~
. ~h ~ffi~ ..."'
;
g....
Ch
~ > ~ <(
Iii4.
I
: j .
i
c
I
!
"!!f
s
:s
~
~
.. J~! ffi ~
~I p* a: ... a:
~i
;:;
I I
<
5
9258500
9258000 !! 1!
!.1:·e
~~
r====d
0
~ (")
IO
.
"'
z"'
Cl
0 0
IO
~ IO
&.. ""...=.
..•
+
0
OOSSSZ6
0008SZ6
12
t.6.
kerangka P~mikinm K.ewlgka pemikiran dalam studi jni bertolak dari keinginan Pemerintah
Kabupaten Rembang unruk meningkatkan kesejahteraan masyaralcat pesisir, khususnya di Desa Tasikagung, melalui pengembangan pntensi uaggulan, yaitu sektor perikanan, sektor perbubungan laut, dan sektor panwisata Potensi-potensi tersebut dikembangkiln dengan saatu kegiatan yang dinamakan Pengcmbangan
Kawasan Bahari Terpadu, Kawasan
Behan
Tcrpadu bertujuan untuk
mcngcmbangan kawasan pantai secara terpadu melalui sektor-sektor unggulan. dengan cara memberi dan meningkatkan fasilitas pada sektor unggulan tersebut
yang mcliputi:
pertama,
pengembangan Sektor Perikanan dan K.elautan melalul
fasilitas Pelabuh.an Pendarata.n lbn; kedua, Selctor Pethubungan Laut deaglUl menjadiken 'Peh1buhan Tanjungagung sebagai Pelabuh11n Niaga; ketiga, Selctor Pariwis111a, Seni clan Budaya dengan revitalisasi Taman Wisata PantQi Kartini; dan keempat, Si!ktor Clptll Karyn melnlui pcnataan lingkungau dan perumehan. Dengan
berkembangnya sektor·sdttor uoggulea tersebut, akan
berkembang pula kegiatan ekonomi Jaimya, yang berdampak pada penciptaan lapangan kerja, sehingga terjadi penyerapan teuaga dan peni.ngkatan pendapetan
terutama bagi penduduk Iokal dengan memanf.aatkan seberdaya (elam, manusia, modal) clan fisik setempat,
13
Latar Belakang Keinginan (.l'emerintah}l!llOlk meninglcall(an kes~jabteraan masyatllbl pemir. k1'uimsnya di Desa Tasilcagung.
l l'engemblngan Kawasan llabari TefJ)a(bl. yailu mengembangkan .Kaw.san Pantai secant lelpadu melalui selctor-SEktor unggWm: Sdr:.to< Perikanan dan Kel!Wtar\, Sektor Ptrllubungan Laut, dm Selcro< Pariwisata, Se1ri dan Buda)a, serta Sekl.:r Cipta Karya
Pelabuhan Pendaratan Ikon
l.
t
'
+
Reviialisasi
Pelalruhan Niaga
r aman Rekreasi
.
Pamai Kartini
...
! Penataan
lingkungan dmt
.
l.
pemllkiman
•
I erbukanya lwempa1311 ketja yong ldlih leas begi pendwiult loW.
---········-------·-·······-·---------
········-···--4·········-···-··-----
Rum uan Masalab.
~·SI lahan Y1l!ma· Bagaimana pecan T
'
IU!seard'! aue!!lion: sebmpe. besar pn;111 ~ khususnya sebagai pcnyqap teoaga k.q., masyankat pesisir di Desa T~ibgung.
······----------··-····-----------~-
I
finj81W1 Pust.aka
Balw:i Terpadu terhad3p ~konomi Jc;kaJ dan peodoruug. pomingkalllll pendapllllll
-------------·-••P•••••••••••••····-·I ~blan dan Metodc>logi
I
I
l
I
Analisa peran KBT tethadap ekOllOmi 1obl kltusQonyasebagoi penye111p tcnaga kcrja, dan pcndcroog ~ ~ ~ pcsisildi DcsaTaslkagung.
I
i Kesimoulaodaa Rckomendasi
GAMBAR 1.1.
DIAGRAM KERANGKA POOR
I
14
1. 7.
Keulian Penelilian Beberapa penelitian roeogenai Kswasan
Pesisir, Pengembangan
Ekonomi Lokal atau penelitian lain yang $tjenis dengan penelitian yang diangkat
dalam tesis ini telah dilalcukan oleh beberepa peneliti, antara lain: TABELLl. BEBERAPA PENELITIAN YANG MJRIP DENGAN JUDUL TESJS VANG DlANGKAT
No I
l'cnclit!/Bentul<.' PcneTbit Bambang Suongl
Tcsis
Otpor(<1"'"' Ttinik Plo1mlogl l111
n.,,4.,,,¥
Jsi
Judul Pcop!lilepn Orpniwi
Pc:i~olun P.:opl>Mgan KDT Kobu!l*n
Metodt
0\llp1'1
orpMasi
Penditian desl.'?ipoif dl!9SM caknik
~
Maii:ls
PclfbWn dinsl IJISl&ui y•ng ad• ini belum INlnl'U
MtnMi
""'vl"'-KllT
tUlill1'11l!
Rcmboft&
-
d"4
mowuJlldkao pcngt:mbail&lll
KBT: pcneelolun KBT r.,,& fll'wly:t
,....,
dapet
41implem.nuisikan 2
!Jwandl (2002)
Tcois
Fisip Ul llblul
PcJ-...n
'"' ¥11'11 Melalui
PEL
Penfpd ... T4nglcap Upl,)'a
Alai
o.r.m
Mcmbcrdayalca\
~Illian mqcui tabapu dAllm
~eneliti•
rd•--
1-ua\Ullf
mtlalui j)Cllgadal• ClllgUp ~ oc:Yy ..
(20031
Te:sis
Filip Ul
J.o..rla
I fal.lOr-fak.tur
yang ~i
Pcci.ogb,.,, Pmlapaian M8$)'Vlbt
Hclayan Sual•
~ludi Tothodap P<:lakPF.MT' lllOI di Kecamatan K.olO Tanph Kota Pa
S•mber Penu/SJ, 2()(18
....-
do
motivui
masyonbt, &Clhln~ kebemas1lml progJllll\ rendah
I
EJClan l'U!nl Jiiod1
tim
(ftsllibitor), tO»ali:lbi P">S""• lcunng. tur&l1&fly•
pt'OC<WIPl.iL
Ma.y•nlau Ncl~
3
K W'llD&'1Y'I pclllksana
l'«ldlci•
~f>ldooc.li10ryaog
.....,_,.,.,
I
· Penrfitian
P
K~al""1lf
!tall mcniogblkan
pcndapat.oo
~ ~ masy.nbl ndayon~ dfl8wn1"11MY1 I'rognm Pl!MP
m&)'81'1):11
nelayan
'
I
• '
15
Melihat penelitian-penelitian terdahulL1 scperti yang sudah dikemukakan tampaknyn
belum ada pcncliti y1111g meneliti Peran Kawasan Baharu Terpadu
Rernbang terhadap Ekooomi Luka! di Desa Tasikagung Rembang, dengan
de.milti1111
peneliti
mmjamin
l:e-aslian
penelilian
ini
dan
dapat
dipenanggungjawabkan. lJI. Posbi Peaelitiao dalam Bidu1 Pembauganau WUayah dm K11ta Penelitian Peran Kawasan Bahari Terpadu Rembang terbadap Ekonomi Lokal di De1;1t Tasikagung Rernbang, merupakan penelitian yang mengkaji
bagaimana peran suatu kegiatan pengembangan wilayah pesisir yang dinamakan dengan pengembangan Kawasan Bahari Terpadu, berperan terhadap ekonomi lokal. Peran tersebut terfokus pada penyerapan tenaga kerja dan peningkatan
pendapatan ma.~y.arakat di Desa T11sibgung Rembang. Penelitian ini merupakan salah satu bentuk penerapan kajion Program Studi Teknik Pembangunan Wilayah dan Kota, yaitu mcngbji pengembangan
wilayah khususnya dafam bidang pengcmbangan potcnsi clonomi lob.I. Penm penclitian tersebut dalam lingkup Percncanaan Pembangunan Wilayah dan Kota
adalah sebagai berikut:
16
Pereilcanaao Wilayab danKQQ
.
"'
"
Permcacam dan
.f>ermC8!1lW! Wil!l}'ah
Peraacangan K«a
'
l'moolna&ll w ilaysh (Pereru:llll.Wl Regional)
-
Peeeneaaaan Pemban.gunu Wilayah
(Petencanaan Sektoral)
Pemhmgunan Wilayah
Pcrdtonomiao
l Peogembug;an Pot.mi Eitoaomi I.abl
~
Pemaitfaawl dab p~ sumllcrOaya pe$isir
1 Peran KaW8S311 BaMri Tmpodu Rembeng ti:rlladap Elmpomj Lob! di 0csa 'tasi~11g Reinhng
GAMBAR1.2.
POSISI PENll.LITlAN DALAM BIDANG PEMBANGUNAN WlLA.YAH DAN KOT A 1. 9.
Metode Penelitian
1.9.1. Pendekatao Penelitiao
Penelitian yang di lakukan dalmn studi ini adalah pene Iitian kualitatif yairu berusaha memahami arti peristiwa dan brit:an-kaitannya terhadap orangorang yang berada dalam siruasi-situa; terteotu (Moleong, 2008), sehingga tidak
17
bermaksud
untuk
menggambarkan
karalaeristik populasi
atau
menarik
generalisasi kesimpulan yang berlaku bagi suatu populesi, melainkan lebih terfokus kepada representasi terhadllp fenomena sosial di lingkungan penelitian (Bungin, 2003). Peneliti juga menginterpretasikan atau menterjemahkan informasi
dilapangan dengan bahasa peneliti sebagai W1IC3D3 untuk mendapadcan penjelasan tentang kondisi yang ada, Dalam penelitimi ini, pcncliti juga menggunakan pendekaton dWcriptif. Pcndekatan
deakriptif
diartikan scbagai suan; proses
pengumpulan, penyajian dan medngkes bctbagisi lusrakteristi.k dari data dalam upaya untuk menggambrutan data tersebut secara memadal (Santoso, 2003). t.9.2. Keranp. All•li~b
Kerangka enalisis yang ak.an dihdc.ukan pada penelitiao Peran Kawasan Bahari Terpadu tedladap ekonomi lolcaJ, lchususnya sebagi penyerap letlaga kcrja dan perulorong peningkatan pendapatan, dapat diuraikan seb~ai berikut:
18
--=
I
i
I ~
,__.., i"' .:=
0
~
;!
I
~ l
---- -- ---- - - ------- ----i------ - ·- ------------------------ ---!
-e
~
l!i
" ~l
]
;...:
i---
~
~~
'i Q,;;:
..2
:l
"'
£
...
~
.1::
r! 00
I-+
u
~
"8 ~
J
1-t
l...
:§ '=i
! a~
Q,'=i ?.;;~,.~
,.......
'
·ill i
'
" .: a:: ..,
e
as !.~ t]e !!l~i!!J
..;
S:!r-:=~
5 0
«i
-oi .:
3
41
-=> ~-
'< ..
i:i:if
ee
r:,·
~~~£l~i '_,_,
~~
"'
=
.s"' 2"'
.5
.;;: ~
..:
~
ii
!
~
---- ··---- ----. --1- - ---- ·- ·-------------- ------- ----- ------
:i
Q.
i::i
- .,.-ef~~
1
~
:i~~~r~ !f! i!] ~ If- g.~t · ~
!!§
e~·
a-
a..oi
3
cof;
~~15ii!&! i.:..:il:'.
q;
~
......,
~e
"·
..__
a9 ao;c: ....i -§=
~
g
='iS
li~-" 'i.1~ ~1 -.,f ~bJM
Q~ "9 \.LI
-
ll
~E :z= i-f ~kl , ~~,,. f- -~i--,,~-;;-~
J;'"'ct ~~
~
... ..:;
~~
~ Q;....
"
a«i:o:
..,
...
~ "'~ ~
.'; ~ ~ ~
"'
.;;
19
L 9 .3. Pemiliban SaJUpd Pcngambilan sampel dilakukan karena pertimbsngan waktu, biaya dan kemudahan dalam penelitian, sehingga kebahasilan suatu penelitian tidak Iepas
dari bagaimana pengambian sampel dilabtkan
Pemilihan sampel yang dignnakan
dalam penelitian ini menggunakan teknik fNSl)Olive sampling, dengan alasan: a. Mempermudah
dalam
mencari
respooden
yang
represeotstif
pada
populasinya atau di
yang
dianglcat, sehingga akan menghemat waktu dan biaya. b. Diperoleh
responden
yang
benar-benar
mengerti
clan mcnggeluti
kegiatan di Kawasan Bahari Terpodu, schingga akan didapat data dengan veliditas yang diinginkan. langkah-langkah
yang digunakan
dalam
pemilihan
sernpel odalah
(Bungin, 2003 ): a. Pemilihan sampel awal atau informan kunci. apakah itu informan uncuk
diwawancarai atau simasi SO$ial untuk dlobservasi yang lerkait dengan Iokus pendi Lian ini.
b. Pemilihan sampel lanjutan guns memperluas diskripsi informasi dan
melacak variasi informasi yang munglcin ada. e. MengbentikaD pemilihan pemilihan sampel lanjutan bilamana dianggap sudah tidak ditemukan lagi variasi informasi ( sudah tetjadi repl ikasi perolehan informasi).
Inform an kunci dalarn penelitian ini adaJah KeJ18la Desa Tasikaguag yang peneliti mggap mengerti situasi dan kondisi maxyarakat di Desa Tasibgung.
20
Disamping itu infonnan kunci adaJah seoraag yang tcrlibat dalam aktivitas di Tempat Pele\1111gan Ikan. Dan perti~
lainnya adalah:
a. Kepala Desa Tasikagung menipakHD penduduk asli, yang lahir dan besar di desa tersebut, sehingga sangat mengerti koedisi sosial ekooomi di wila.yah tersebut. b, Merupakan orang yang terbulta dan mau meluangkan banyak waktu
untuk diajak wawancara, dan memilw pandangan mengenai fenomena yang terjadi di Desa Tasikaguog.
Langkah selaniutnya adalah maicari 1arge1 group. yaitu informan yang
tinggal di wilayah studi dan terlihai dalam kegiatan Kawasan Babari Terpadu, yang antara lain terdiri dari nelayan, pedagang ikan, padagang warung makan,
kul i panggul, pemilik persewa.an ba:iket,
ltau
mereka-mereka yang ditengarai
memiliki informasi yang dibutubkan dalmn studi ini. Agar lnformasi yang diperoleh sesuai dengan ~
pcoeliti, pencliti membatasl informan dengan
beberapa kriteria, antara Jain: a. Laki-laki atau perempuan dewasa (lllllur > 17 tahun). b. Berpendidikan minimal SD.
c, Bertempai tinggal atau bekerja di wi1ayah studi. d. Terlibat langsung dalam kegiatan:Kawawt
ikutannya.
Bahari Terpadu atau kegiatan
21
l,9.4. Pengumpulan Data Data untuk rneadukung penclilillll ini didap111 dari dua sumber, yaitu data primer dan data sekunder. Sumber pertama adaJah data primer, yaitu data yang diperoleh secara langsung
di lapangan. Peogumpulan
data primer dilakukan
dengan cara:
a.
Wawancara mendalam, yait11 untuk memperoleh
banyaknya
rueagenai
peran
Kawasan
informasi sebonyak-
Bahari
Tcrpadu
rerltadap
mnsyarakat setcmpat, khu.susnya d4lam penyerapan tenaga kerja dan peningkatan
wawaneara
pendapaiao.
Jenis wawancm
yang digunalcan adalah
tidak terstruktur, dengao alasan bahwa peneliti ingin
mengg.ali seraua infor:ma.si d4ri responden scb.inyali: munglcin, mendalam dan ingin menggali motivasi dan keinginan dari responden mengtnai
fenomeaa yang terjadi di v.ila)'llh penelitian, Larigkah pertama, peneliti melakukan wawaacars dengu. inforu1an lcunci, sebab dcngao. melakukan wawancera dcngaa lnforman kunci terlebih dahulu, peneliti akan lebih
mudah 1nendapetkan infuIIIUlll benkutsya, Proses wawancara diciptakan
dalam sitU11:1i non formal, dilakukan me11galir seperti percakapan seharihari. sehingga akan dapat merobangun suatu kepercayaan dan agar tidak
ada jarak. aotara peneliti dan subyek yang diteliti. Waktu melakukan waw.mcara, pene 1 iri berusaha menjadi pendengar yeng bai.k a tau tidak menyela pada saat informao meoceri1akan pengalamannya. Selain iru
peneliti
tidak
membatasi
waktu
pelaksanaan wawaru:ara,
membcrika.n kesediaan informan unt.uk diwawancarai.
dan
22
b. Obeervasi visual, :r.Utu untuk
mendapdkan informasi mengenai
linglimgim dJ wilayllh peaeliti.an, kondisi ~ial ekonomi rnasyarakat
masyarkat pesisir, dan terhadap fenomena-feoomena lainnya yang sda di wilayah penelitian.
Setelah informasi dipenuhi, baik
peneliti alcan men,.vusun dalam bentuk
mencatat informa.~i
Ylltlg
cataten lapangRn untulc.
didapat agar tidak lupa. Teknik seperti ini dipakai agar
mempcroleh kedalaman, kelcayaan serta komplelcsitas mengenai
J)CTll1t
Ka.wasan
Bahari Terpadu terhadap ckonomi masyarekat setempat. Sumber kedua adalah data sekunder, yaitu data yang bukan dari USllha
sendiri dalam pengumpulannya, tetapi diperoleh dari naruumber lain yang terkait do.lnm penelitian,
yajtu
dengan mcmanfaatkan dokumcn, rekawan maupun Jisporan
keglatan, $urat kabar, lllflUl'llJl penefitian terdahulu, dan website, karena. semua diw i.n.i akan memperkuat didal.am menarik kcsimpulau didalam penelitian. Berkaitan dengan kedua swnber data diatas, data yang dibutuhkan sesual dengan teuia yang diangkat dalam pcnetitian ini adalah:
23
TABELL?..
DATA YANG DIGUNAKAN No
i1
.-
,__..
Sasaran
Kebua&lwl Dam
2
3
Pengembangan Ekoiiomi Lokal
i
1. Peritembangan
sclaorKBT.
Mctode Peogumpulan ~ 4 Observes],
Somber data
sekmder
s BPS, Desa
Kantor
dan
2. Multipliw '1fecs kegiaaan utllma KB'r tedwlljl ~ia1111 ekonoml lait1
0bs
Desa
BPS,
1(11/ltor
3. J ll.llllah 1
Observes],
BPS. Desa
Kllotor
4. Perublban Pendapelan
W•-neans Rl>S,
Kantor
BPS,
Kant Qr
scldor
ungg11!3ll
Wl.WDDCQJ'I
dala sekunder.
K.BT
masyv&kal
2
Pemballgun1111
ek<m0ml
1. Kondisi sosial ekOllOOli mu~aldi wil&yab Sil/di 2. lnrrb•l'ftn mat& pcncah&riu "'asyarab1 di w1layab litudi
~Swtikan
3
Dana Investasl kepada Wilayllb P
Rantai N ilai (vai1't
4
: chaiJ,) dalam ; Pengembengan EkuI10U1i Lob.I
I
l. Besarnya inve.tasi
clan dllla sehlndn. W8W80Cllra
Obmvasi. "'8Waocara
clan
datu :iclumcSer Observasi,
dao dalll scl'llndef. Wl'WAllCIU"I.
Oala sek""der
0-
°""" Bappeda
2. e..t!IUk invulaei
I
I
Rantai Nilai scktor-9Ci:tcr uoggulan KBT
Obscrvasi. wawar>Cllra,
data sckwukr
Bappeda
24
1.9 .5. A11alisis Data
Teknik analis daia dimulai dari menelaah data yang telab diperuleh dari beberapa sumber yang telah terlcurnpul. Setelah dipelajari dan ditelaah, maka seteltlh itu peneliti akan melakulan pengreduksian da121 yang dilakukan dengan cara membuar abstraksi. Abstraksi itu sendin merupakan rangkunum inti dari gambaran yang diperoleh dari subjek penelitian, sehingga analisis data akan tlilakukan dengan cara (Moleong, 2008): I. Reduksi Data, yang terdiri alas:
a. ldentilikasi
satuan unit, yaitu mengidentifikasi bagian terkecil yang
diternukan dalam data y1U1g memiliki mllkna bila dikaitlan deugan masalah penelitian,
b. Sesudah satuan diperoleh, hwgkah salanjutnya adalah membuat kodmg, yaitu memberi kode pada setiap satuan agar supaya tetap dapat ditelusuri data atau satuaonya berasal dari sumber mana.
2. Kaiegorisasi, terdiri atas a. MenYJISUn kategori, yaitu upaya memileh-milah setiap satuan kedalam bagian-bagian yang memilik.i kesamaan. b. Setiap kategori diberi nama yang disebut label Proses diatas disajiknn dalem bcntuk cuplikan kartu sikap, yang
berisi informasi terkecil yang dapat berdiri sendin. Setiap cuplikau kartu sikap ladi kemudian diberi kode unlllk mtmill!dili karegori da!a, cara pengumpulen data, nomor responden dan alinea pada catatan lapuqgan. Misalkan
saja kode t.ersebut
: PM.W.01.01, hal ini berarti
25
bahwa kategori data adalah PM (P1:ndapatan Masyarakat, yaicu peudapaten mll!Syarakat pesisir di wilayah studi ), W (Wawancara.. yaitu cara pengumpulno datanya), 01 ( Responden nomor satu) dan 0 I berikutnya adalah alioea pada catatan tapangan. Demi.kian
.~tenisnya, setiap
informasi yang
kita
peroleb
dilapangan
diperlakukan dengan cara diatas.
3. Sintesis e. Mensintcsiskan berarti mencari kaitan antara
l!alu
kategori dengan
kategorl lainnya, b. Kaitan saru k.ategori dangan kategori lainnya diberi natna/label lagi. 4. Penarikan Kesimpulen
Setelah tahapan-tahape» I sampai 3,
tahnpan ternk.bir adalah
rnensmterpretasi.k:an data wrtuk dapat menank kesimpulan. 1,9.6. Validitas dan ReaUbilitas Peoelitien
Validitas merupakan rlerajat k~patBD antara data yang terjadi pada ohyek penelirian dengan data yang dilaporkao oleh peneliti. Dengan demikian
data yang valid adalah data yang tidak berbeda antara data yang dilaporkan oleh peneliti dengsn data yang sesungguhnya terjOO.i pada ubyek penelaian. Ada dua macam standar validitas, yaitu validitas internal dan validitas eksternal Validitas
internal mempertanyakan sampai seberapa jauh suata alat ukur berhasil mencemtinkan objek yang akao diukur pada validita:s ck.sternal lebih
terka.it
suatu
setting terteotu. Sementa.ra itu,
dengan keberhssilan suatu alat ukur untuk.
diaplika.~ikan pada selling berbeda. artinya alat ukur yaog cukup valid meogukur
26
obj ek pada suaru selfing tcrtcntu, apllkah juga valid untuk mengukur objek. yang sama pada setting yang lain menunjukkan
pada keterandalan
Berbeda ~ alat ukur
validitas, standar reabilitas aiau
instrumen penelitian, secara
sederhana standar reabilitas mencakup tiga aspek. )'llitu kemantapan, ketepaten dan homogenitas (Bungin.ed, 2003). Standar validieas dan realibilirin dalam penelirian kaalitatif memiliki spesifikasi sebage] berikut Il.iacoln dan Gutla, 1981da1amBungi11, .. ed,2003):
a. Standar Kredi bi l itas, identik dengim validitas internal dalam pcnelitian kuantitatif, yaitu mempertanyakan sampai scberapa jauh suatu alat ukur berhasil mencemunken <>bjek yang akan diukur pada suatu selling tertentu. b. Standar Trensferahilitas, mempakan modifikasi validitas eksternal pada penelittan k.untitatif. Hasil
penclitian
transferabilitas yang tinggi
bilamana pembaca laporan peneiitian
kualitatif memiliki standar
memperoleh gambaran dan pemalmnan yang jelas tentang komeks dan tokus pend itian. c,
Standar Depeadaeilitas, bisa dikatakan mirip dengan stand.ar eeelibilitas, Salah saru opaya untuk merillai Slandar dependabilita:s odalah dengan
melakulcan audit, yai tu dengan melakukan review terliadap sellll'Uh isi
penelitian. d. Standar Konfirmabilitas, yang lebih terfokuspada pemerikasaan kualitas dan kepas1iao basil penelitian, apa benar berasa dari pengumpu)an data di Iapangan,
27
1.10.
S.istematika Peiubahasan
Scsuai dengan maksud dan tujuan yang hendak. dieapai dalam penelitian, rnaka sistemauka pembahasan tesis ini adalah sebagai berikut : BAB I - PENDAHULUAN, Merupakan uraian tentang latar
belakang perlunya dilakukan
penelitian, perumusen masalah, tujuan dan sasanumya, niang Jinglmp materi den wilayah, keranglca pemikiran, pendekatan studi, keaslian penelitian, posisi penelitian dalarn bidang P\VK, den sistematika pembahasan.
BABJl - .KAJIAN LIT.ERA1lJR PERAN PUSAT KEGIATAN EKONOMI
TERIIADAP PENGEMBANOAN EKONOMI LOKAL Dalam bab ini diuraikan tenmng tinjaW!h teori yang terlcait dengan permasalahan yang diangkat seperti konsep pembangunan ekonomi, pengembangan ekonomi lokal, rantai nilai dalarn pengembangan ekonomi lokal.
BAH 111- POTENSI
PF.NGF.:MBANGAN WILAY AH
PESISIR
DESA
TASl.KAGUNG Berisi tentang gambaran wnum kawasan penelitian, potensi kawasan pesisir Desa Tasikagung, penyediaan sarana prasarana pengembaegsn,
sebaran kegiatan ckonomi di Kawasan Bahari Terpadu. BAB IV - ANALISIS PERAN KAWASAN BAHARI TERPADU TERHADAP EKONOMI LOKAL.
28
Dab ini menguraikan, mengkaji dan mengenalisa ranflli Dilai kegiatan utama pengembangan kawasan. peran kawasan terhadap penyerapan tenaga kerja, dsn peran kawssan terhadap peningkatan pendapatan masyarakat.
BAH V • KESIMPULAN DAN REK.OMF.NDASI Berisi tentang kesimpulan dan rekotnendasi.
UNIVERSITAS DIPONEGORO -
BABll Pl:RAN PUSAT KF,GJATAN EKONOMI
TERHADAPPENGEMBANGANEKONOMILOKAL Hakekat
pembangunan
adalah
iogin
mewujudkan
adanya
suam
masyarakat yang a.lit dan makmur, dengan tercukupinya alum kebutuhan dasar seperti snndang, pangan dan pepan serta terjadi pemeratean pendaparan dan hasilhasil pembangunan. Unmk mewujudkan hakekllt pembangunan
tersebet dapat
dilakukan melalul suatu konsep pengcmbangan wilayl\h. yaitu suat:u pola pembangunan yang ~f.at terpadu, dengan mempertimbangk.an aspek sosial, ekonomi,
lingkungan,
kelembagaan,
dan
unsur-unsur
lokasi.
Ketika
pengemha.ngan wilayah mendayagunakan potens! sumberdaya alam, sumberdaya manusi11, instituslonal dan fisik seteinpal y1.111g berorientasi dan fokus unruk menciptakan lapangen l<erja baru dan inerangsang pertumbuhan keglatau ekonomi bagi kcpcmingen penduduk lok.al, bise dikatakan sebagai pengembangan ckonoml lokal, Mernbangun ekonomi lokal juga dapat berani mcmbangun sebuah daya
saing ekonomi suatu wtlayah, 2.1.
lnveataai 8ebagai Modal Pembanguoan Pembaagunan merniliki am ganda, penama adalah pembangunan yang
lebih
memberikan
perhailan
pada pertumbuhan ekonomi,
Keberhasilan
pembangunan dari perspek1if ini dilihnt dari tingginya angka Produk Domestik Bruto. Makna kedua, adalah pernbangunan kepada pembahan
dalam distribusi
yang lebih memusatkan perbatiM
barang-ban1ng dalam esensi
hubungan
sosial. Dalam peespektif ini fokus perhatian adalah pada pembangunan sosial. 29
30
folrui.uyll pada perubahaa distribusi kualitatif dalarn strukrur masyarakat melalui penghapusan diskrirninasi, eksploitasi dan penciptaan dan jaminan
untuk
memperoteh kesempetan yang same dan distribusi yang adil dsri mantaat permmbuhan ekonoml diantara ma~yarakat (Hadi, 2005). Tujuan dari pembangqnan adalah untuk peaghapusan ke11tislcinan. dan menciptakan kesempatan-kesempctaa bagi wnrganyn unlllk dapat hidup behagia dan terpenuhi kebutuhamya (Gant, 1971 dalam Sirojuzilam, 2005). Sehingga pembangunan merupakan suatu upaya perbaikan, adanya suaru rangkaian
kegiatao/alctivitas yang dilakukan, dida.sarkan pada suatu rencana, clan bemruara pada suatu tujuan. Sejarah perkembangan pembangunan bermula dari situa~i lingkarao setan keml~kinun (Vicinu~ Circle of Poverty), kemudian dengan adanya i.novasi dari para entrepreneur (wiraswssta), pembangunan di segllla bidang dimnnakinkan ( 1911 ), walaupun akhirnya tirnbul depJesi hebat pada tahun 1928 kareua munculnya eksternalitee awal ekonomi berupa paser yang tak. sempuma akibat informasi yang t4k lengkap, bia.Yl' nansaksi yang tinggi, serta persa.ingan tidak sernpurua termasuk moaopoli dan oligopoli, ke.mudian muneut campur
tangan pemerintah. Banyaknya carupur tangan pemerintah yang berupa regulasi berakibat pula pada gagalnya pemerintah, Sehingga muncul paodangan bahwa pembangunan seyogyanya merupakan campuran yai111 ada kebebasan yang diperankan oleh pihak swasta dan ad.a pula pengaturan yang dibuat olch pemerintah, sehingga dib&.Taplwl dengan pola tersebut tercapai kesejahteraan
masyarakat (Reksohadiprodjo, 2001).
31
Ketika pernbaagunan bertujlllll untuk memperbaild kondisi ekonomi, pembangunan didefinisikan juga sebagai suatu proses yang menyebabkan kenaikan pendapatan riil perkapita masyarakat dalam jangka panjang yang disertai oleh perbeikan sistem
kelernbagaanya,
mempunyai beberapa haJ yang m~
Dari pengertian ini, pembangunan ( Arsyad, 1999):
1. Suatu proses ylillg beratti perubahan ynng tttjadi terns mrnerus. 2. Usaha untuk meroilron pendapa1en per kapita.
J. Kcnai.kan pcndapatan perkapi1a itu harws terus berlangsung dalam [angka panJang. 4. Pctba.ik.an si.stem
kelembagaan
di segala bidaag, Dimaria sistem
kelembegaaa bisa ditinjau dlri dua aspek, aspek perbaik.an dibidang organisasi dan aspek perbaikan di bidang regulssi.
Dalarn pembangunan. im•estasi merupakan hal yang Sllllg&I pcnting. lnvestasi dapal diwujudkao
dalarn
benl\Jk pembanguoan
digunakan dalam mendocoog pc<1g~
i.nfra:>uutur yang
sektor-selaor y1111g potensial,
penyediaan sarana dan pra.sarana produksi, dall pelatihan guna meningkatkan keterampilan sum.bmlaya manusianya. lnvcstasi fisik: pada sektor unggulan, akan berdampak pada pertumbuhan sektor-sektor lainnya yang terlcait dengan sektor
unggulsn tersebut, sehingga akan terjadi petwnbuhan ekonomi secara luas di suatu wilayah akibat adanya. siding keterlcaitan antar kegiatan ekonomi.
Investasi sebaiknya
dilalcukao pada sektor YllllS terpilih deripada
beri nvestasi secara men ye luruh di semua sekWi ekonomi, karena pertimbeegen keterbstasan modal dan sumber lain dalam kuantitaS yang sedemikian besar untuk
32
melakukan invcstasi secara serentak pada semea sektor ekonomi (Jhingan, 1996).
Dan dengan sengaja tidak menyeimbangkan perekonornien, sesuai dengan straiegi yan!l dirancang sebelumnya, adalah pertumbuhan
pada suatu
negara
cara yang terbaik untuk
rnencapai
terbelabng. Investasi pada sektor-sektor
perekonomian yang strategis akan menghasilbn kesempatan investasi baru dan rnembuka jalan bagi pcmbangunan elmnomi lebih lanjut (Hirschman, 1980 dalam .lhingan, 1996).
2.2.
Penxembangan Kawasan Pesmr Beberapa era yang lalu, pembengunan wilayah pesisir dan lautan kurang
begitu mendapat perhatian dibandingkan dengan wilayab daratan pada umumnya. Hal ini berdampak pada perbedaan tingkat kesejahteraan anlara masyarakat pesisir dan masyarakat non pesisir, M~-yarakal. pesisir rata-rata memiliki tingkat kesejahteraan yang !ebih rendsh
kesejahteraan
ekonomi, yaitu
masyarakat
pesisir, dibutuhkan
melalui peningkatkan
adanya
pertumbuhan
pendapst:an perlcapita masyarakar,
Peningkaten pendapatan dapat dicapai melalui penciptaan lapangan kerja yang bisa menyerap tenaga kerja maupun meniogka1an nilai tarnbah (value added) dari suaru produk melalui suatu proses pengolahan, misalkan produk ikan bisa
33
ditiogkatkan nilai wnbahnya dengan cam mengolahnya menjadi lkan asin, ikan pindang, ikan beku dan lain sebagainya, sedangkan lapungan kerja yang bisa
dikembangkan di kawasan pesisir, antara lain adalah lapangan kerja pada kegiatan perikanan,
perdagangaa, industri perikanan maupun kegiatan disektor pariwisata,
Sektor-sektor tersebut bisa dijadikan sebagai sell.tor basis yang dapat mendiversifikasi
kegiatan-keglaten
ekonorni
Iainnya,
sehingga
dengan
herkemhengnya sektor basis teesebut, akan berkembang kegia18!1-kegia18n lainnya yang berrnanfaat bagi masyarakat setempat.
Pertwnbuhan ekonomi sllltlU wilnyoh akan lcbih banyak ditetrtukan olch jenis keuntunglU'I lokasi yang dapat digunakan oleh wilayah tersebut sebagai kckuatao ekspor,
Petturubuhan SUlllu wilayah ditentulan
oleh eksploitasi
kemanfaatan alamiah
2.3.
PengeenbangaoEko•omi Lokal Pembangunan ekonomi lokal pada saat ini bukan lagi sebuah retori ka
baru, tetapi lebih mencemiinkan suatu pergesersn fundamental peranan pelakupelakn pembangWlan, demikian pula sebagai aktivitas yang bertaitan dengan pernbangunan ekonomi masyarakat. Seana esensial, peranan-peranan pemerintah
lokal dan a1au kelompok.-lc:elompok berbasis masyaralcat (community based group) daJain mengelola sumberdaya berupaya untuk mengembangkan usaba kemilraan
34
barn dengan pihak SW11Sta, atau dengan pibak lain, untuk menciptalcan pekerj aan
baru dan rnendorong berkembangnya berbagai kegiatan ekonomi da!am suatu daerah (wilayah) ekonorni, dimana ciri utama pengembangan adalah menitik beratkan pada kebijakan pemoongunan pribumi
ekonomi lokltl
(endogenous
development). menda.yagunakan potensi sumber daya manusia, institusional dan fisik seternpat, Orientasi ini mengarah kepada fokus dah1m proses pernbangunan untuk menciptnkan lapangaa kcrja baru dan meran~ang
pertumbuhan ekonomi
secara luas (Blakely, 1994). Peugembangan ekonomi lokal pada hakeksmya merupakan kemitraan anrara pemerimah daetah dengan para stskeholder terrnasuk sektor swasta dalam mengelola somber daya alam dan sumher daya msnusia Dl.8UJIW1 kelembagaan
$.CC3ta
lehih bailc mclalui pola ltemitraan dengan tujuan
untuk mendorong pertumbuhao
kegiatan
ekonomi daerah dan menciptakon
lapangan kerja baru (LGSP-USAID dalam Munir& fil:Ulto, 2005). Mengcmbangk.an ekcnomi lokal benlJ1i membangun sebuah daya :ia..ing ekonomi (economi competiliv.:ness) suatu wilayllb. Dimana untuk meogukur daya saing, setidak.nya ada empat kategori penilaian yaag diguaakan (Munir& Fitanto, 2005): a. Struktur ekonomi: komposisi ekooomi, produktifites, output dan nilai
tarn bah,
serta i nvcstasi
asing atau domestik,
b. Posensi wilayah: lokasi, prasaram. sumberdaya alam, biaya hidup Jan
bisnis, citra daerah. c.
Sumberdaya menuaia; k.ualitas sumber tlay11 manusia yang mendukung kegietan ekouomi.
35
d.
Kelembagaan:
konsistensi
kebijakan
pemerintah
dan
perilaku
masyarakat yang pro peugembangan ekonomi lokal, serta budaya yang mendukung produktifitas, Dalam konteks pengembangan elconomi lokal, yang dapat berlanjut pada pertumbuhan
ekonomi yang luas (broad-hose) suatu daerah minimal harus
memiliki dua kondisi sebagai berikut, yn.itu (Arifin, 2001 d&lam W.inmro, 2002): pertnmn, daerah tcrsebut hams marnpu dan berhasil daJam memasarkan produk
(berang clan jasa) ke wi.layah lain. Kedua, penerimaan
menghasilkan dampak pcodaplltan
sanda (multiplier effect) atau
ekspor ini harus
petputaran
tambahon
dalam pcrckonomian lokal, minimal melalui pembelian faktor
produk.si dan pengeluaran rumah lallgga terhadap barang lconsumen oleh segenap aktor ekonomi yang terlibat dalam aktivitas produksi Ii.a ekspor, Kedua prakoridisi ini hanya dapat tcrjadi apabila suatu doemb memilik.i suaru ketcrb.itan yang efisien, yang mcnghubungbn produsc:n, rcdngang dan 3Upplicr di wilrJ)'Wl tersebut clan sekitarnya,
Dari sisi masyarakat, Pengcmbagan Ekonomi Lokal diartikan sebagai upaya Wltuk membebaskan masyarakat
dari
semua keterbatasan yang
menghambat 11,S11hanya guna membangun kesejahteraannya. J(esejahteraan
terse but dapat di artikan seeara khusu.s sebagai jaminan keselamatan bagi adat istiadat dan ag.amanya, bagi usahanya, dan bagi harga diriny• sebagai menusia, Semua jaminan tersebut ti dak dapat diperolehdari \uar sistem masyarakat kan:na tidak berkelanjutan, clan oleh karena itu harus diupayakllll dari sistem masyarabt itu sendiri yang kerap kali disebut kemaodirian. Dengan demikian. pembangunan
36
ck.ooomi lokal merupakau upaya pemberdayaan masyarakat ekonomi dalam suatu wilayah
lokast, sumberdaya
kepsda lcelruatan lokal, bai.k itu kekuaian nilai
alam. sumberdaya
rnanusia,
teknologi,
kemampuan
manajemen kelembagaan (capacit)' of ins1i1wim1s) maupun asset pengalaman (Haeruman, 2001 dalam Wiranto, 2002). Cernea (1991) mengemukakan bahwa panisi pasi lokal memberikan ban yak peluang secure efektif dalam kegiatan pembangunan dimana ha! ini berarti bahwa memberi wewenang atau kekuasaan pada masyarak:at sebagai pemeun sosial dan bukan subjek pasi f untuk mengelola
sumberdaya, membuat kepumsan dan melakukan kontrol terhadap kegiatankegiatan yang mempengaruhi kehidupan sesuai dengan kemampuan mereka (Cernea, 1991 dalam Lawaherilla, 2002).
Unruk mengembangkan potensi ekonomi lokal tidak culcup hanya dengan meningkatlcan kemampuan sumberdaya manusianyn soja, tetapi jugs
dipertukan adanya lembaga yang 1crlatih untuk mengelola swuberdaya ruanusla tcrsebut, dan memcrlukan
lingtuagan
yang kondusif yang memungkinkan
lembaifd elwnomi lokal tersebut beri:embang. Pengembangan potensi ekonomi lokal melallli. pengembangan lembaga kemitraan dengen semua stakeholder.• (pemenraan, dunia usaha dan masyarakat) membutuhkan kemampuan komunikasi
diantara semua lembaga yang bersangkutan, untuk menjamin kesinambungan mitra kerja dan mitra usaha, Uotuk selanjutnya, lromunikasi multi anih menjadi kebutuh.an dasar dalam pengemb1111gun lembaga kemitraan tersebut (Wimnto, 2002 ). Disisi lain peran pemeriotah di dalam pengembangan potensl ekonomi lok.al tidak bisa diabaikea. Chisholm ( 1990) dalam Wong (2002) berargumen
37
bahwa peningkatan kualitas produksi fitktor lokal dapat dilakukan dengan cara melakuhm
intervensi
oleh pemerintab
secara
langsung
untuk
meneegah
penurunan pertumbuhan ekonomi daerah. Salah saru tugas penting pernerintah adalah
menciptakan
mengeksploitasi
dan mellinglratkan
sumberdaya
wilayah
lokal
dan
sumberdaya Jobi tersebut untuk mendapatkan keuntung:in
potensial dengan cara yang efisien (Coombes et al.,1992; Blakely, 1994 dalam
Wong, 2002). Didalam
pcrlcembangannya,
pcngcmbangan
ekonorni Iokal banyak
diterspken melalui pola kemitraan antara pemerintah dengan para stakeholder,
terutama sector swasta dan masyaralcat, yang berkaitao dengan keberlangsungan suatu kegiatan
ekonomi. Pola
k.emiUllall seperti ini diharapkan aJcan
menwnbuhlcan rasa memillki diantara para st•holder, schingga akan lebih
berupaya daJam meng~mbangkan sebuah lcegiatan ekonomi, yang bcrakhir dengan penciplllan lapangpn kctja clan pertumbuhan ekmlomi secara luas, Seeara sederhana, dasar landasea pemikiran pmgembungan ek.onami lokal bisa diringkas sebagai: kesuksesan suatu dacrah pada akbimya bergaD.tung pada kapasillls aktor lokal (perusanaan,
lndividu, pembuat b:bijabanun
clan lain-lain)
dengan
mengorganisir bcrbagai para pihak 1mtuk mencapai tujuan, melalui penyesuaian terhadap tekansn dari luar, Dengan demikian, akhir dari pengembBDgllll terletak
pada daerah itu diri sendiri, masyarakatnya, lembaganya, institasinya, kesadaran dari masyarabt, dan borangkali paling utama dari semua, adalah semangat
inovasi dan kewiraswastaan dari roas}'arakat lokal.
38
2.3.1.
M8ciptaba Ke11t.1Jld.iris11 LobJ
Pendekatan pembaagunan menjadi
kcpercayaan
ketertinggalannya
berorientasi pcrtumbuhaa
negara-eegara
dari negara-negara
berkembang
maju, wu
yang selama ini dalsrn
mcngejar
yang lebih dikenal dengan
paradigma pertumbuhan, telah membawa sejwnlah perubahan penting. Disamping
berbagai prestasi yang berhasil dicapainya, tereatat sederaW! peysoalan pelik yang turut memperburuk citra pembangunan
dengiui orientasi diatas. Diantaranya
adalah semak.in pa.Qjangnya buisan kemislcinan, rneninglcatnya pengangguran, semakln beratnya beban hutang luar negeri yang harus ditanggung, degrsdasi
kualitas lingkungan hidup sccara tcrus menerus, proses d~humanisasi tenamar yang nyaris talc terkontrol, Jan magib bm}'llk lagi. Untuk impllkasl terakhir lnl, apreslast terhadap manusia hanya di~
sebstas kontribusinya terliadap
pembangunaa (Tjolcrowinoto, 1996 dalam Wiranto. 2002). Kecenderuugiui
menerapkan
ga}'ll pembangunan
yang
demikian
menumbuhkan Jrubungan dependensi W>lllra rakyat dan proyek: pembanguaan atau antara rakyat dan birokrat. K.arenanya, sifutnya menjwii dise111JX7werl11g, menekan kemampuan masyarsknt untuk mcng-akh1&H,asikao potensinya. Eksisteosi dan kelangsungan
suatu
pembangunan
tidak
akan
terjamin
selama
hubungan
dependensi terj adi terus menerus yang tereermin dari input pembangunan yung
e.lokasinya dari luar (Tjokrowinoto, 1996). Sehingga kecenderungan demiki.an harus segera dihilangkan dengan suatu panidigma barn, dimana m a.~yarakat harus menjadi subjek bukan nhjek dari pembangunan,
dllD perlu
dirumbunkan
rnasyarak.at harus diberdayakan,
entepre1U1urship-
39
menggaruun~an kepada pihak luar, yairu dengan suatu paradigma kemandirian lokal. Pembangunan dengan peradigma kemandirian Joli:al, berorientasi kepada
komenistas, yang berciri tShuben, ed., 1996 da1aJn Gany, 2002):
a.
Comm1.niiy oriented, berorientasi lcepada pemenuhao kebutuhan nyata masyar:akaL
b.
Community based, yaitu didasarknn pada sumberdaya yang ada di masyarskat yang bersangkutan.
c.
CommWJily manoged, yaitu dikck>la dengan pan:isipasi llktif para
anggota masyarakat yang beoangkulan. B~
dekade terakhir ini muncul pemahaman dan perbatian yang
semakin besar dari para penentu kebijabn pembangunan baik nasional maupun daerah, untuk membangkitkan
ekoeomi lokal. Peningluiton pembangwian
diupayakau a.gar dap111 ditasakan oleh mD.Syarakat luas maupun oleh masyarak.at dalam lingkup yang lebih kecil atau terba1as (tokal), Didalam paradigma pembanguoan ckonomi Jokal, JJ:lasyarakat hllrllS rnemanfaatkan sumberdaya alam,
sumbenlaya manusia, sumberdaya modal, sumberdaya sosial, sumberdaya institusional (l{clembagaan) dan sumberdaya fisil: yang dirniliki
uotuk
menciptakan suatu sistem perelconomian yang mandiri, dalarn arti berkecukupan
dan berkelanjul.an. Jadi pembangunan ekooomi lolc.al berorientasi pada proses. Suatu proses yang melibatkan pembentu.km ~titusi bona, pcmbsagunan industri
alternatif, perbaikan dalam kapasitas pen...,h•an W>tuk menghasilkan produk y110g lebih baik, idcntifikasi paser baru, dan uansfoilllllSi penget:ahuan (Adisasmita, 2005).
40
Pembangunen ek.onomi Iuka! peda intinya adalah pembangunan berlandaskan
pada
kemandirian lokal, ~
suatu upaya meningkatkan
pembangunan
disuatu wilayah, dimana tidalc semata-mata menekaokan
pada
peranan kekuatan luar (ex.lernal forces), tetapi mengutamakan peranan dari dalam (internal forces), melalui upaya dengan mendorong pengembangan inisiatif dan
panisipasi masyarakat yang kreetif dan produJC1if. peningkatan surnberdaya manusia, pemanfiiatan sumbcrdaya ck()llorni, sosial, tekn<>logi, dan kelembagaan, untu1' raenunjang penciptaan
lapangan
kerj• bagi penduduk dan TllllS)'arakat
setempat.
2.3.2. Debera.,. Model Pmgembanpn Ekonomi Lok.al Beberapa model dau pdajarao dari openisional pengembangan ekonorui lob.I di Ulllllh a.ir, aawa lain adalab: penama, kemudahan akses kepada
infrasiruktur, fasiliias dan pwat kota (tfcceJS lo infrastructure. factltne« and urban centre).
Pengemhangan ekonomi lolcal biss dilcembangkao melalui
penyediaan sarana dan prasarana produksi, k.emudahan ak.an akses transportasi dan komunikasi, tennasuk kemudahan
aJcses kepadn sistem perbaakaa dan
teknologi, Kas1111 seperti ini terjadi di Kabupaten Teaggamus, Lampung. Forum
kemitraan di K.abUjlllten Tanggamus, Lampong, menggerakkan semua stakeholder
seperti Bappeda, Dinas Pertanian, Dinas Kehuranan dan Perkebunan, Perbankan, serta instansi
terkait
Jairuiya,
membcnbn
konstribusi yq
nyata
dalam
penyediaan sarana dan prasasana, KelerlibawJ JlBl11 penyuiuh yang handal dalatn
produksi kopi, ketersediaan fusilitas koml.lllilcasi, alat transportasi, akses ke sistem perbankan. teknologi dan infrastruktur lainnya dari dill3s teknis terkait sangat
41
membantu peuingkatan kualitas mutu produk.si kopi sebingga mempunyai nilai jual tinggi (Wiranto, 2002 ).
Kedua, penerapan sistem klaster (cluster system). Strategi sistem kla.<:ter dimak!ludkan agar pengembangan ekonomi lok.al dapat mencapai pertumbuhan dengan basis yang luas (broad based economic growth). Beberapa
ekonomi
contoh klaster bisnis i.n.i antare lain pengembangan Terpadu, menciptakan
Kawasan lndustri Agro
ldastcr ekonomi jagung (matze eCAJnomy cluster), dan
lainnya. Selain itu, pendekatan klaster ad.iah dalam rangka meningirattan daya Siting (compere1/llenefs) sebagai konsekwensi atas tuntutan pasar (marut driven)
(Hamid, 2006). Kctiga, pengemhangan elconomi lokal yang bertujuan 111ming)c.atkan produklivitas
clan nilai tambah usaba ekonomi di perdesaan,
mcndoroag
penciptaan lapangan pekerjaan terutarna sektor nonpertanian, dan meningkatkan keterkaitan sektoe peruinian dengaa sc:ktor ind11Stri dan jasa berbasls sumber daya
lokal. Kegietannya seperti Percepatan Pt:lllbilllgU1l8ll Kawasan Produksi Daerah lertinggal
(P2Kl'DT), Percepatan
Pemballgunan
Pusat Pertumbuhan Daerah
Tertinggal (P4DT), pemfasiliwiao serta pengk.oordinasian penguatan lembaga pembiayaan untuk mendukung pengembangan
pemfasilitasiaa
JlCOCr&pan
usaha selctor riil dan jasa, serta
pola K.emitnwi Pengembangan Ekonomi Lokal Daerah
Tertinggal (KPEC.·Dl) dalam rangka pereepatan pengcmbaogan kawasan produksi (KNPDT, 2007).
Kecmpat, Pengembeagaa Ekooomi Lokal melalui pengadaan alat tangkap dalam upaya pemberdayaan masyarakal nelayan. Program ini benujuan
42
untuk. mengembangkan cara meningkatkan
ekonorni masyarakat di daeesh yang berpotensi dengan nilai
tambah
produksinya
melatui
pembentukan
dan
pendayagunaan kelemoagaan, mobi1isasi somber daya. serta jaringan kemitraan pengembangan usaha kecil sesuai lcompctmsi ekonomi lokal (Iswandi, 2002).
Dan pengembangan
dalam per~bangannya, perubahan
ekonomi lokal dan pernn
ekonomi lokal pada sektor publik ditcliri dcngan beraneka
kerangka konseptual, bebcrapa diantaranya (Bovaird, I 992):
•
Perspektifekonomi ueo-klasis, Perspektif ini rnenggambaroo Pengembangan .Elconoini Lokal sebagai basil kek:uatan keseimbangan pasar, khususnya didalam pasar te!laga kerja
dan
sektor ekspor bnpor pada local area. •
Pende.katan kesejahteraan ekonomi. Pendck.atan ini menyarankan kebi.jabn Peogembangan Ekooomi Lokal pada tingkat
mikro, yang
folcus dcngan
menghilanglca.n Wsl1U11:1ao
untuk
meningkalkan keahlian l
hsat Pertv.mbu.ban Sebapi
Peadoroog Peucemba.ngan l!.llronomi
LvkaJ Wal1111pun didalam penerapannja growth pole theory ditemui beberapa kegagalan (Friedmann. Douglass, 1978; Weaver, l 98 l dalam NllJ7M!an, 2002), tetapi y;rqwth pole sebagai sebuah teori tetap diperlukan Ir.arena fungsi suatu kutub
pcrtumbuhan itu sangat diperlulr.an sebagai penggerak utarna pertumbuhan terhadap wi)ayah disekitamya (Adisasmita, 2005). Ketidakberhasilan peoerspen growth pole theory, memunculkaa sebuah koosep pengembsngea wilayah dengan
43
membanguaan pusat-pusar pertumbuhan dibeberapa tempat dengan pertimbanganpertimbangan
tertentu,
Pengembangan
pusat-ousat pertumbuban
deogan
mendayagunakan potensi sumberdaya alam. sumberdaya manusia, instirusional
dan fisik setempat ini diharapkan akan mampu mendorong berkembangnya kegiaran ekonomi yang bemwtfaat bagi masyarakat setempat, atau dikenal sebagai konsep Pengembangan Ekonorni Lokal (Local Economic Development) (Blakely, 19()4).
Untuk rnemperbaiki atau mengoreksi terhadap kegagiilan gruwth pole theory,
Adisasmita (2005) mengenmknkan suatu konsep yang dinamakan
Suntikan Dana lnvestasi kepsda Wilayah Pellgarub (Capital Injection to Influence Region). Penama, ketedaitan ekonomi aatara pusat pertumlnd11111 dan wilayah
pengaruh sekitamya harus berorientasi pada penawaran (.n1pply side) dan
permintaan (demmand side) agar lebih seimbaag
antara
sisi produksi dan sisi
pasar. Di wilayab pengaruh yang znemiliki sumberdaya yang potensial dan
prospek pasar yang kuat, agar dibangun proyek-proyek. (investasi fisik) yang akan mampu rnenciptakan comperauve advanlage, marlr.ttability d.an sustainability. Kedua, suntikan kcpada wilayah pengaruh. selain dalam bentuk investasi fisik,
perlu didukung penguatan, peagembaagaa dau dukungan masyarakat lokal. Pelibatan masyarakat lokal juga diperlukm unruk mengetabui jenis program dao pn.1yek pembangunan
apa
yang
barus
dikembangkan. Ketiga, dengan
mempetharikaa program tersebut, dillarapkan produktifitas dapat mencapai tingkat keunggulan komperatif, hal ini berarti pendspatan masyarakat lokal akan
meningkat, merniliki daya heli yang lebih tinggi, sehingga keterkaitan kegiatan
44
imtar
wilayah pengaruh dan pusamya berlaugsung secara timbal balik
(Adisesmita, 2005).
2.4.
Kawasan
Bahari
Terpadu
Sebag.ai PendGrong Peegeubangan
Ekonomi Lubl Suam dilema .klasik yang agaknya selalu menjadi tantangan negara
berkembang adaleh antara menjadikan pertumbuhan ekonomi sebsgai oriemssi pembanguoan nasional disatu
pihaJc.
atau menjadikan pemerataan dan
pengentasan kemiskinan dilain pihak (Tjokrowinoto, 1996). Secam konvensional
bahwa pengembangan kawasan lebih ccnderung bcroneatasi kepada pertumbuhan ekonomi, sehingga tcrkadimg pemerataan pendaparan terutema
hap penduduk
lokal tidak terjadi. Dan karena k.egagalilll pasar, biasanya efek penetesan ke bawah dari
kawasan tersebut cidak terwujud, sehingga timbulah upaya untuk
merencanak:ui pusat-pusat penumbuhan di dalam kerangka pengembangan
kawasan yang terkendali (l:'ricdmann, 1975 dalam Tjokrowinnto, 1996). Upaya Iainnya adal.ah mendorong untuk mencari paradigm.a pengembangan kawasan yang lebih fungsional untuk menanggulangi kemiskinan clan mewujudkan adaaya
perneeataaa bagi masyarakat. salah satunya yaitu melalui pengembengan kawasan yang benumpu kepada potensi sumberdaya setempat (lokal), sesuai dengan konsep .kemandiriQZJ untuk mcngemblutgan eko.oomi lokal yaitu pewbangWlllll
endogen, dengan menggunakan sumberdaya
alam, sumbeJdaya
manusia,
institusional dan fisik setempat. Mchdui peugembangan kawasan seperti ini, diharapkan akan
mampu
mencipuikan pertumbuban
ekonomi
sekaligus
45
pemerataan pembangun11nmelalui pcnciptaan lapangan kerja, akibat munculnya kegiatan-kegiatan ekonomi baru yang bennanfaat bagi masylllllkat lokal. Dalam
Pengembangan
Kawasan
Bahari,
sifat
endogen
dalam
pengembangan kawasan pesisir ini adalah dengan berupaya menggunakan sumberdaya lokal, dan dikembalilcan untuk kemanfaatan mesyarakat lokal. Potensi perikanan, pariwisata maupun potensi perhubungan laut, merupakan swnherdaya !okal yang dapat digunakan untul:: sebesar-besar kemakmuran
masyaiakat. Untuk mengembangkan potensi-potensi lokal tersebut, dibutuhkan sarana dan prasarana y1U1g memadai. Ketika potcnai-potensi lokal tersebut
berkembang, maka okan mendivcrsifikasi kegiatan ekonomi hainnya yang ada di kawasan tersebut, Akhimya dengan berkembangnya ki:giaum-lcegiatanekonomi di kawasan tersebut, benlampak pada terbukanya peluang kerja yang Jebih Iuas yang dapar menyetap tenaga kerja dan meningkatkan pendapatan khusunya bagi penduduk lokal. Sebagai contoh perkembangan kegiatan perikanan tangkap, akan mendiversifikasi
kegiatan ekonomi Jainnya, antara lain: pertama, kegiatan
perdagangan, seperti perdagangan basil laut, p«dagangan perbekalan untuk
melaut, perdagangan alat-.alat nelayan dan perdagangan lainnya. Kedua, adalah kesiatllll industri pengolahan, seperti industri pengolahan basil laut y11ng tcrdiri dari industri ikan asin, induslri ilam pindang, industri ikan panggang dan industri pengolahan ikan lainnya. Ketiga, yaitu kegiatae jasa-jasa seperti jasa bongkar
muat kapal, [asa perbaikan kapal dan peralatwlDya, sampai jasa angkutan. Dan ma:sih banyak lagi kegiatan-kegiatan yang muncul akibat adanya kegiatan di sekror perikanan ini. Oemikian juga dengan pengembangan sektor-sektor lainnya
46
.<1eperti seklor pariwisata dan selaor perhubungan taur, secara langsung maupun tidak langsung akan memuoculkan kegiatan-kegiatan ekonomi baru, baik untuk
mendukung kegiatan utama.. rnaupun sebagai akibal dari kegiatan utarne.. 2.4.1. Kawuao Baharl Terpadu Hbqai Penyerap Tenaga Kerja Pengembangan
kawasan
melalui
Community-Based Resource
J.fanagement (Pengelolaan Sumberdaya Lokal), dengan pusat perhatian ada pada perkembangan manusia {human growth), k.esejabteraan (well-being), keadilan {equity)dan keberlanjulan (sustainability), yalru pembenguean yang terfokus pada prakarsa yang kreotif yang tidak akan pcrnah hebis, dengan tujuan utnma adalah
perkembangan manusie d4Jam arti ak1ualisasl yang optlnlAI dari poteesi manusia (Kortcn. 1984 daJain Tjoktowino1o, 1996). Paradlgma ini memberikan peranan
kepada lndivldu bukan sebagai ob.iek. tetapi sebegai pelalu yang menentukan tujuan
y1111g
bendak. dicapai. menguasai sumber-sumber, rnengarahksn proses
yang menentukan hidup mereka. Karenanya, paradigma ini menekankan pentingnya masyarak.at lokal yang mandiri. Sedangkan
pengembangan
kawosan
yang
koovensional,
memaag
mempunyai potensi untuk mcndorong akselerasi pembangunau, tetapi biasanya disinsentif terhadap masalah kemiskinan. Penduduk miskin di wilayah tersebut, tidak mempuoyai tempal dalam strategi .ini, mereka biasanya hanya sebsgai fungsi suportif yang bersitatsekunder, yaitu penyedia tenoga lcerja. yang berupah murah. Kondisi ini kalau dibiarkan
terus
berlanjut, rnalca tujuan dari pembangunan akan
semakin jauh dari harapan, Untuk itu onentasi diatas harus diubah, utamanya dengan mengge.ra.kbn peogembangan kawoso.o melalui sumberdaya lokal, baik
47
sumberdaya alam, sumberdaya rnanusia maupun institusiolllll lokal, maka entrepreneurship' masyarakat setempat dapat berkembang, sebingga masyarakat lokal tidak hanya sebagai objek dari pembangunan sebuah kawasan, tempi Jehih sebagai pelalcu. Melalui pertumbuban kegiatan-kegiatan ekonomi baru akan berdampak psda pembukaan lapangan kerja, sehingga aJcan ada penyerapan
tenaga kerja yang bermanfaat bagi tcnage kcrja loka.l.
2.4.2. Kawasan Bahui Pendapatan.
Terpadu
tebagai
Pendorong
Peningkalan
Setiap wllayah perlu melihat sektor apa yang memilikl potensl besar dan
dapal dikembaagkan dengan
cepat,
balk karena potensi alam maupun karena
sektor ini memiliki competitive adva111age untuk dikembangkan. Perkembangan sektor tersebut alcan mendorong sektor lain
turut
berlc.embrulg seh.ingga
perekonomian secata keseluruban akan tumbuh (Samuelson. 1955 dalam Tarigan, 2006). Pengembangan sektor yang potensial ini dapat diiakukan melalui beberapa snaregi, misalkan pertama, dcngan rocmberi maupun meningkatkan sarana dan preserana pengembangan sektoral, sebagal contoh, untuk pengembangan potensl
perikanan bisa di lakuk.an dengan membangua pelabuban pendaratan ikan, tempat pelelangan ikan, dan sarana prasarana penunjaug lainnya, Kedua, melalui peningbtan kemarnpuan sumberdaya manusia. Pengembangan sektor potensial tidak bisa lepes dari pengembangan sumberdaya manusia, karena manusia inilah
yang akan mengolah potensi-potensi alam tersebut. Pengembangan sumberdaya manusia ini dapat dikembongkon melalui pclatihan-pelatiban,
bimbiagen,
konsultasi, pcnyuluhan dan lain sebagainya. Sebagai contoh untuk meningkatkan
sumberdaya
manusia rnasyarakat
pesislr
dapat dilakukan melahu pelatihan
pengolahan basil perikanan, pelatihan peningkatan keahlian bagi para nelayan,
dan dimwigkinkan juga penyuluhan mengenai hukum laut bagi para nelayan. Semua im, baik penyediaan sarana dan
sumberdaya
manusia, berrnuara
prasarana maupun peningkatan
keeada keinginan
unruk: meningkatkan
pendapatan masyarakat. Seperti penjelasan pada sub bab sebelumnya, bahwa tujuan dari pengembangen sebuah Kuw,.,,llll adalah
rnencoba mengembangkan sektor
potensial yang ada di kawasan tersebut, sehingga ketika sektor potcnsial tersebut berkembang akan berdampak pad.a tumbuhnya kcgiatan-kegiatan ekonorni lainnya. l::onrusi ini akan memberi peluang daJam menciptakan lapangari kerja sehin11¥a ierjadi penyerapan tenaga kerja. Dengan adaoya penyerapen tenaga kerja, maka akan terjadi peningkatkan pendapmun bagi masyarakat di wilayah tersebut. Peningkatan pendapatan dapat dinilai dari meniugk:atoya pendapatan masyarakat secara indlvidu, maupWl meningkmnya pendapatan dalam satu keluarga, karena bertambahnya anggota kelearga yang ilrut bekerja dan memperoleh penghasilan secara penub. Dan semua nu tidak bisa berkembaag tanpa adanya kerja sama diantara para stakeholder, yaitu institusi pemerintah,
pihak swasta dan masyarakat setempal 2.S.
Rllatai Nilai dalam Peoge111baogao Ekonomi Lo.kal
Peran daya saing dalam rw:njadikan ~uatu wilayah lebih unggul dibandingkan wilayah lain sebenam.ya bukan hat baru, akan tetapi sudab menjadi suatu keniscayaan bahkan semenjak masa lampau Daya saing pada csensinya
49
dapat dipantbng .ebagai sebuah rantai nilai proses yang dapat dikendalikan
dengan proses pembelajaran yang rems menerus, Dalam alur proses rantai nilai tersebut terdapat hat yang sangat prinsipil yaitu: peran daya saing dalam menentukan keunggulan hanya dapat dijamin jika daya saing tersebut bersifat adaptif, yakni daya saing tersebut harus di.kembangkan dan disesuaikan seiring dengan adanya perubahan-perubohan yang terjadi di sek.elilingnya (R.ajasa, 2007). Membangnn
ckonomi
lokal berani membangun
sebuah daya saing
ekonomi {economi competttiveness}suaiu wilayab, dimana keunggulan k.ompetltif
acap kali dicapai mela!ui .k.eterkaitan dirmtara sejumlah aktivitas, Aktivitas tersebut berbubungan erat satu dengan yang lain dalam suatu rantai nilai {valu« chain). Value chain didefinisikan sebagal sebuah rangkaian proses produk.tif muJai dari penyedia input dari suatu produk, produksi, pemasaran dan distribusi hingga k.e konsumen akbir. Melalui pendekatan value chain, sektor atau sub sck.tor potensial dapat dilihat sebagai &ebuah rangkaian dari proses produktif (fungsifungsi). Kemampuannya y<1itu
1111.mggambarkan
untuk menciptakan
keterkaitan. Rantai nilai
suaru nilai total, yang terdiri atas aktivitag nilai dan marjin.
Alctivitas nilai adaiah kegiatan fisik dan teknologi yang diselenggarakan suatu kegiatan. dimana terdiri atas dua golongan besar, aktivitas primer dan aktivitas pendukung, Aktivitas primer berhubungan deo8JU1 produksi utama suatu kegiatan
dt111 aktivi tas pendukung merupakan akrivitas yang meodukung kcgietan primer (Porter, 1985). Sehingga dari dcfinisi diatas, Raatai Nilai mcm.iliki arti sebagai bcrikut:
50
a. Urutan proses produksi (fungsi) dari masuknya input tertentu untuk sebuah produlc rerreetu ke dalam produksi primer, transformasi, pemasaran hingga
konsumsi akhir, b,
Sebuah
rangkaian
menglmordinasikan
institusiooal
yang
menghubungkan
dan
pemroses, pedap.ng dan distributor dari
produsen,
sebuah produk tertentu c,
Sebuah model ck.onomi yang menggabunglcan pcmilihan sebuah produl dan teknologi tenectu yang mengatur para pelalru di dalamnya dengan cara
sedernlklan rupa untuk mengskses pasar, Bagi pengemban~ ekooomi lokal. J)Clldekatan value chain juga dapat dijadikan sebagai model yang meociptakao keterbitan aktif antar pelaku dalam
msta rantai suatu selr.tor/sub-sektor unggulan, serta dengan
institusi ciao
stakeholder terkait lainnya guna pcnguatan daya sa.i!li sektorfsub-sektor yang bersaagkutan melalui bubung1111 intema.l dari berbagai macasn lu:gilitm ini. I lubungan internal ini adalah adanya k~eriailaD aolllra satu sektor dengan sektor
lainnya seb.iogga apabila saru sektor rumbuh akan mendorong sektor lainnya, Pertumbuhaa suatu sek.tor akan seirama deogaa seluruh sektoe lainnya yang sda di wilayah
tersebut
tereiptanya
pertumhuhan.
Pengembangan daya saing pada suatu wilayah
menekaok:in adanya kerjasama antar sektorfsub-sektor pengcmbangan entuk menjadikan
keusggulan
komparatif
kompetitif, melal ui keterkaitan
anlal
suatu wilayah
menjadi keunggulan
selctor pengernbangan baik ke hulu maupun
ke hilir (forward and buckwurd linkages), llebingga mampu menarik kemaiuan
51
sektor-sektor lainnya, Dan pada akhimya akan dapat meningkatkao kesejahteraan terutama bagi masyarakat lokal.
l.6.
Kbi-Kisi Penelm•n Berdasarkan kaj iau teori dan beberapa pendapat para pakar seperti yang
telah dipaparkan di atas, ada beberapa rumusan y1111g dapat dijadibn acuan untuk menjawab tujuan dan sasaraa yang alcan dicapai dalam srudi Per811 Kswasan
Bahari Terpadu Rem bang terhld11p Ekonomi Lokal di Desa Tasikagung Rembang, adalah sebagai beril:ut :
TABELU.l. KAJIAN TEORI l'io
Teori/Komep
Substami
I
2
3
I
Pengembangan Ekonomi Lokal (Local Economic Development)
Pembanguaan ekonoml yang menitilt
Samber
Mulaat
'
s
i (Blalcely, 1994) a. Untuk mencipt.akan lapangan
beratkan pada endoge11C11.1·
kcrja sebinggn terjadi
developme111, mcndaya
pcnyerapan
gunakan po<msi
tenaga kerja
somber da.ya ruanesia, institusional dan fisik setempat, yang berorientasi dao foll&S
b. Merangsang
l)Cl1umbuhan kegiataa-
dalem proses
kegiatan
pembangunan untuk menciptakan lapangao i k.erja baru dan
ekonoml c. Merangsaog
merangsang . pernuubuhaa c:konomi
pertumbuhan ekonomi secara
· secara luas
·-·
luas
-·
-
52
Lanjutan I
. J
2
2
Pembangunan
Bkonomi
Suan; proses yang menyehabkan
ke11aikan pc:ndiiparau riil perkapira masyarakat dalam jangka panjang yang disertai dengan p<:tbaikan sistem lcelemhagaanya.
s
4
(Arsynd, 1999) Petbaikan kondisi ekonomi masyarakat melalui peningkatan pendapatan..
Di wilayah pengaruh
Suntikan Oana
3
Investasi k.epada Wilaynh
l:'engaru.h {Capitol lnjeclinnta J'lfhancf
Regiun).
yang memilild sumberdaya yang poreeslat dan prospek
pasar yang kuat, agar dibangun proyekproyek (investasi t1sik) yang ak.an mampu menciptabn
(Adisasrnite, 2005)
Meneiptekan cmnperalive
advu.111uge. markerahllitydan sustainabilitysuatu wilayah meW.ui investasi fisik
comperative
udvantaxe, maJ'Utabill:ty dan sustuinabllity.
4
lnvestasi T crpi I ih
Tnvesrasi ueba.ib.ya dilaluW.n pada sclctor yang tcrpilih daripada beriavestu..i sccara
(Jl\ingan. 1996)
Mencapai efi•ktifitas
dari investasi
111enyclurolt d(scmua sekror ekcnomi, k.uena perthnbangan
keterbat.t.""n modal dan dalmn kuantillU )'3Rg sumber l•io
,-Hk~-
· sedemikian bc$8I" •ntuk
meJak11ka11 investasi
. secar.a serentak pada
.
.
-
..
·-··-··
53
Lanjusan
2
l 5
.
-
Rlllltai
·-·-··
3
. -·
4
Nilai Model yang
chain) mencipta- km kcterbiran llkrif war Pengembangan peleku dalam mats
(Porter, 1985).
(value do.lam
Ekcnomi Loksl
.. ··-·----···
s..
Meneiptskan ke1e!kaitan
artlar
s~ktorl>ub lit'ktor
unggulan atau antar pelakuguna menciptakan daya
Jllntni •uotu sektor
isub-sektor unggullln, serra dengan institusi dan Sfakeho Ider ! terkaitlairmya gun&
saing,
p<:nguacan daya saing : sektor/sul>-scktor yang bcTS811gko-tan
I
melalui hu.bungan
ini..mat dari berbagai mecam kegiaun
Berdasarkan hasil rumusan teori diatas, maka kisi-kisi penelitian adalah sebagai berikut:
I. Rantai Nilai Pengembangan Ek.onomi lok.al. Rantai Nilai dapat digWJaka.n untuk menciplakan keterkaitan antar pelaku dalam sektor-sektor
Ullgguian, yaeg
daf>ot
digwiakan
untuk
menilal
keluw.t.an daya saiag sektor yang ~· Seb.ingga data-data yang
diperlukan
untuk
aaalisa
ini
ada!Bh: gamberan rantai nilai pada sektor
unggulan, kekuatan dan t.elemahan sektor-sektorpengembangan. 2. Kawasan Bahari Terpadu sebagai penyerap teuaga kerja.
Melalui investasi berupa sarana dan prasarana pengembangan sebuah kawasen berdampak pads ~ya kegiatan-kegisean ekonomi yang ada di kawasaa tersebut, sehingg.a terbuka pet uang kctja yang dapat menyerap tenaga kerja, schingga bcbeeapa data yang diperlukan LIIlluk
54
analisa peran Kawasan Bahari Terpedu sebagai penyerap tenaga kerja antaca lain: besamva investasi yang ditanamkan dalam pengembangan KBT. perkembangan kegiatan KBT, jwnlah kegiatan ekonomi sebelum dan sesudah adanya KBT, dan tenaga kerja yang terserap dan pada kegiatan-kegiatan ekonomi tersebut.
3. Kawasun Bahar:i Tcrpadu scbagai pendorong penlngkaten pendapatan. Dcngsn adanya penyerapan tenaga kcrja berarti ada peningkaian
pendapatan b.igi =yiuu.l
UNIVERSITAS DIPONEG.ORO .
BAB Ill
POTENSIPENGEMBANGAN
WILAYAH PESISIR DESA TASIKAGUNG
Sebagai daerah pesisir, Kabupaten
Rembang mecniliki pantai yang
membentang sepanjang kuraug lebih 63,5 km dari Keeamatan Kaliori di sebelah
Baral hingga Kecamaran Sarang di sebelab Timur.Panjangnya pantai merupakan keuntungan kornperatif (comperauve advanlage) yang tidllk semna wilayan memiliklnya
Ekosistern wi!ayah palllai yang begitu besar menyedialam manfaar
yang besar pula bagi masyarakat. Pada Bab Ifl, a.kan dipaparlcan potensi-potensi
yang ada di wilayah pesisir Desa Tasikagung yang dimulai dari gambaran umum masyarakat pesisir, jumlah dan lcepadalan
penduduk, sarana clan pr3S11rnna
pengerabaagan Kawasan Bahari Terpadn dan scbaran kegiatan ekonomi di
Kawasan Bahari Terpedu, 3.1.
GambtinnUmumMasyanbt Paisir Desa Tasikagung Didalam
habitat
pesisir
terdapat
banyak
kelompok
keltidupflll
masyarakat diamaranya (Syarief. 2001):
a) Masyarakar nelayan tangkap, adalah k<=lompok masyerakatpesisir yang mata pcncaharian utamanya adalab meaangkap ikan di laut, Kelompok ini dibagi lagi dalam dua kelompok besar, yaitu nelayan tangkap modem
dan nela yan tangkap tradisicnal.
Keduanya kelompok ini dapat
dibedakan dari j enis kapal/peralat:an yang digunakan dan jangkauan wilayah tangkapannya,
55
56
b) Masyarak.at nelayan pwgumpul/bakul, adalah kelompok masyarekat
pesisir yang bekerja disekitar tempat pendaraian dim pelelangan ikan. Mereka akan mengwnpulkan ikan-ikan basil tangkapan baik rnelalui pelelangan maupun dari sisa i.kan yang tidak terlelang yang 11elanjutnya dijual ke masyarakat sekiwnya atau dibawa ke pasar-pasar lokal. Lmumnya yang menjadi pengumpul ini adalah kelompok masyarakat pesisir perempaan. e) Ma.~yarakat nelayan buruh, adalah kelompok rnssyarakat nelayan yang paling banyak dijumpai dalam kehidupan masyarakat pesisir, Ciri dari mereka dapat terlihat dari kemiskinan yang sclahi membelenggu kehidupan ruereka, rnereka tidak memiliki modal atau peralatan yang
memadai untuk usaha produktif, Umwnnya mereka bekerja sebagai buruh/anak buah Jr.apal (ABK) pada kapal-kapal juragan dengan pengb11Silan yang minim. d) Masyarakat nelayan tambek dan masyar.ika\ nelayan pengolah basil
laut, Kondisi diates tidak berbeda dengan kcadaan masyarakat pesisir di Desa T asikagung, mata pencaharizm utama masyarakat Desa Tasikagung adalah nelayan tangkap, yang kemudian berkembang Jr.e sektor sekunder, seperti kegiatan
perdagangan dan indusui, yang masih berkaitan dengan kegiataD perikanan, M.--nucul kategorinya, nelayan Taslkagung rnasih dikategorikan sebagai nelayan tradisional dilibat dari jenis .k.apaJ dan peralatan tangkapnya, tetapi nelayan Tasikagung sudah biasa mencari ikan sampai lee Selat Makasar atau Laut Flores,
57
bahkan untuk ukuran kapal lebih dari 20 GT, nelayan Tasikagung berani berlayar
hingga Laut Cina Selatan. Khusus untuk nelayan yang melakukan penangkapan ikan sampai ke Selat Makasar atau Laut Flores, mereka biasanya menjual ikannya di Kalimantan Selatan karena disana sud.ahmempunyai tauke yang biasa membeli hasil tangkapan mereka, dan sekembalinya, mereka melakukan penangkapan di Laut Jawa untuk didaratkan di Rembang.
Sumber: Observasi Lapangan, 2008
GAMBAR3.1
NELAYANDESATASIKAGUNG Perai:ranyang dimanfaatkan oleh nelayan Tasikagung berada di Wilayah Pengelolaan Perikanan (WPP) III yang meliputi Laut Jawa dan WPP IV yang meliputi Selat Makasar dan Laut Flores karena di Laut Jawa sebagian potensi perikanan sudah over fishing dan padat tangkap, sehingga wajar kalau para nelayan Rembang k.hususnya nelayan Tasikagung, melaut sampai Wilayah Pengelolaan Perikanan (WPP) IV.
58
Nelayan merupakan salah satu rnasyarakat marginal yang seringkali tersisi h dari akomodasi masyarakat
kebijakan
nelayan sangadah
pcmeriDtllh. Problema
komplW,
yang di hadapi
mulai dari yang berrnuara psda
minimnya penghasilan mereka Seperti halnya masyarakat petani dan buruh (prolew). mssyarakat nelayan pun tercekik jerat kemiskinan yang menyerupei lingkaran setan (Wahyono, 2001).
Koodisi ini sangat berpengaruh terhadap
kondi si sosial ekonomi mereka, seperti sumberdeye manusie yang rendah, tingginya pekerja ansk, sampai deogan m,.elqb lingkungan yang kumuh dan tidak teratur.
Mata pencaharian
kedua yang banyak
ditemui paWi masyarakal
T asikagung edalah kegiatan perdagangan, terutama sebaga.i pedagang ikan. Mereka yang memiliki modal akan 111encari ikan lewar TPL atau langsung pada para neiayan, tetapi ada juga yang memperoleb ilcan dari belas kasihan para
nclayan yang baru saja membonglcar muwumya,
oleh masyarakat
setempat
mereka dikenal sebagai alang-alang. Kegiatan ketiga yang banyak ditemui di Desa Tasikaguog adalah kegiatan industri, utamanya ind\lStri perikanan, mulai industri pcrikanan skala rumah tangga sampai industri pengolohan ikan skala besar, Industri perikanan yang banyak ditemui disana adalah pcngolahan ikan esin, peagoleban asap, dan pcngolahan ikan pindang. Basil dari industri ini, disamping lllIIUk mencukupi
kebutuhan konsumsi lokal, j uga dikirim hingga keluar jawa.
59
Sumber: Observasi Lapangan, 2008
GAMBAR3.2. INDUSTRI PENGOLAHAN I.KAN Kondisi masyarakat pesisir di Desa T asikagung saat ini bisa dikatakan lebih baik daripada kondisi masyarakat pesisir pada umumnya di Kabupaten Rembang. Nelayan disana dikenal sebagai nelayan yang ulet, dimana dengan kapal dan peralatan yang masih sederhana, mereka sudah biasa menangkap ikan sampai ke Selat Makasar maupun Laut Flores. Kondisi ini secara tidak langsung berpengaruh terhadap kondisi sosial ekonomi mereka. Tetapi disisi lain, kesadaran mereka terhadap kebersihan dan kesehatan lingkungan
masih kurang, hal ini
terlihat dari kebiasaan mereka yang membuang limbah dan sampah rumah tangga maupun limbah industri ke taut. Kondisi tersebut semakin diperparah dengan padatnya pemukiman dan sistem drainase yang kurang baik, sehingga bau kurang sedap sering terci um di lingkungan mereka, Kondisi ekonomi masyarakat pesisir tidak lepas dari keberadaan para pemodal yang tinggal di desa tersebut. Mereka adalah para pemilik kapal, pemilik industri pengolahan ikan, pemborong perbekalan, pedagang besar basil perikanan dan lain sebagainya
Mereka-merekalah
yang dikatak:an sebagai penggerak roda
60
perekonomian di wilayah tersebut,
Walaupun secara umum kehidupan
masyarakat Desa Tasikagung bisa djbitakan lumayan, tetapi menurut penulis, terjedi ketimpangan kondii;i elconomi yang sangat mencolok didalam masyarakat,
disatu sisi ada masyarakat yang sangat kaya, yaitu kebanyak para pemilik modal, namun disisi lain ada masymakat dengun tinglcat ckonomi yang pas-pasan dan kclihatan sangat kontras dari golongan yang pertama, Mereka kebanyakan adalah dari golongan buruh industri, pedagang Ucil dan anak buah kapal (ABK). Dari
catatan yang ada, pcnerima BLT yaitu kcluarga pra sejahtera di desa tersebut pada tahun ini adalah sekitar 146 kepala keluar&a atao sekiw 14,8% dari jumlah wtal
kepala keluarga yang ada. di desa tersebut (Laporo» Pendatoo» .~/al Eh>notr1i Tahun 2005, BPS).
Penduduk ndaWi semua orang yang biManya tinggal disuatu tempat atau rumah lllng:ga selama 6 buJan ciao lebih. ltau belum 6 bulan namuo beralat untuk.
menetap (BPS). Jwnlah pcnuuduk. Desa Tasikagung pada 18hun 2006 scbesar 4.271 jiwa dcngan jumlah rwnah ta.ogga sebesar 984 rumab tangga. yang berarti
rata-rata jiwa per rumah taagga
adalah
sebeser 4,34 jiwa per rumah tangga.
Seperti desa-desa di wilayah pesisir pada umwnnya, dengan luas wilayah yang hanya 64,5 Ha, didiami sekitar 4.271 jiwa, Desa Tuibgung
rnemiliki kepadatan
peoduduk yang eukup tinggi, Pada tahun 2006 tereatat kepadaton yong ada di
wilayah tersebut sebesar 6.673 jiwu per
ml (Potensi Desa Tasikaguog , 2006).
61
TABELID.1. JUMLAH DAN KEPADATAN PENDUDUK DI DESA TASIKAGUNG TAHUN 2002 - 2006 'fahllD
1
2002 2003 2004
. 3.2.
2005 2006
Jumlah l'eoduduk ·-·-···
2
Kepl\datan l'enduduk.
Luas (Km2)
--·-·
J
3.99S 4.047 4.131 4.206
4.271
··- -
~-
0,64 0,64 0,64 0,64 0.64
(iiwallan')
s 6.242 6.323 6.455 6.572
6.673
Potenal Kawatan Pesislr Desa Taalbgung Deso Taslkagung terletak dJ wilayab adowLlstmsi Kecamatan Rmib@ng
Kabupatea Remba.ng, memillld 5 dusun, yaltu: Du.sun Pabeyan, Kramatan,
Rembangan,Kisaran dan Dusun Bandilangu. terdlti alas 17 R' I'dan 4 KW. dengan luas wilayah seluas 64,05 ha. Karena letelcnya di daerah pesisir, Des.11 Tasikagung memiliki poteesi perikanan yang potensial, dimaoa sektor ini meajadi salab sani andalan ekonomi setempat yang dituojullan dengsa mata pencab.arian :rebagian besar masyarakamya yuitu sebagai nelayan, pedagang ikan, dan industri
khususnya industri perikanaa (Potensi Desa Tesikaguug, 2006). Produksi perikaaan khususnya perikanan t>mgkap yaog tercatat di TPI Tasikaguog pada tahun 2006. adalab sebesar 16.314 ton atau 41.02% dari total produk.si perikanan yang tercatat di Kabupatea Rembang yaitu sebesar 39.771 ton. Nilai yang diperoleh dari TPI Ta~ikagungadalah sebesar 46,21 milyac rupiah atau 33,03% dengan total nilai perikanan yang ada di Kebupatea Rembang, yang tercatat sebesar 139,90 milyar rupiah (Lampiro.a A: Data I). Scbaga.i catatan,
62
bahwa di Kabupaten Rembang memiliki kurang lebih 13 tempat pelelangan ikan, salah satunya adalah TPI Tasikagung. Dari gambaran diatas, TPI Tasikagung merupakan TPI paling produktif yang ada di Kabupaten Rembang. Secara tidak langsung, hal ini terkait dengan adanya Kawasan Bahari Terpadu, dimana setiap harinya rata-rata 20 sampai 30 kapal membongkar basil tangkapannya di Pelabuhan Pendaratan Ikan Tasikagung,
Sumber: Penulis, 2008
GAMBAR3.3. DIAGRAM GARIS PRODUKSI PERIKANAN TANGKAP TOTAL KABUPATEN REMBANG DAN DI TPI TASIKAGUNG T AHUN 1997 - 2006
Sedangkan untuk gambaran ekonomi makro, pada tahun 2006, distribusi sub sektor perikanan terhadap total PDRB Kabupaten, tercatat sebesar 6,24%, sedangkan distribusi sub sektor perikanan terhadap sektor pertanian adalah sebesar 12, 76%. Sedangkan distribusi sub sektor Jasa Hiburan dan Kebudayaan (dimana kegiatan pariwisata tercakup didalamnya) terhadap total PDRB kabupaten hanya sebesar 0,01 %, yang sebagian besar disumbang oleh pendapatan tempat wisata yaitu sebesar 36,56%. Dari kondisi tersebut diatas, sektor perikanan
63
di Desa Tasikagung mampu menyumbang hampir 25,88% terbadap PDRB aw dasar harga berlaku sub sektor perikanan Kabuparen Rembang, dan hampir 41.02% terhadap PDRB sub selctor perikanan atas dasar harga konstan. Kondisi tersebut terjadi karena sebagian besar nilai PDRB sub sektor perikanan berssal dari perikanan tangkap ( Lampiran A: Data I). Industri pengolahan ikan, merupak.an industri yang banyak tumbuh
diwilayab tersebut. Berbagai produk dihasilb.n dari iOOustri ini, dari ikan asap, pindang, ikan kering sampai ikan beku. Pemasaran hasU produksi perikanan, disamping
untuk konsumsi
masyarakat diselc.itamya, juga untuk mencukopi
kebutuhan ilcan secara regional bahkan nasional. Menurut perlakuannya, produksi perlkanan dllri TPl Tasilcagung terbagi menjadi dua, yaitu ikan segar, dan ikan olahan yang terdiri dari ikan pindang dan ilwn osin. Produksi ilcnn pada tahun 2005 di TPI To.sikagung, adalah 18.951,29 ton, menurut pedakuannya, tcrcatat
ikan segar sebesar 3.67\,76 ton atau 19,57% dari wlal pruduksi, ikan p1ndang 8.936,89 ton atau 47,1.5% dari total produksi, l.kan asin 6.342,64 ton atau 33,48% dart total produksi. Jwnlah ikan olahan (ikan pindang dan ikoo asin) sekitar
80,63% dari total produksi, hal ini da(lat dikatakan bahwa TPl Tasikagung merupaken pemasok ikan dominan untuk memenuhi kebutuhan bahaa baku bagi indu.stri pengolahan di Kabupaten Rembang (Lampirsa A: Data 2).
64
6.343: 33'11,
3.672; 19%
I
CJ lkan Segar
CJ Pindang
0 lkan Asln
I
Sumber: Penulis, 2008
GAMBAR3.4. DIAGRAM PIE PRODUKSI PERIKANAN MENURUT PERLAKUANNY A DARI TPI TASIKAGUNG T AHUN 2005 Disarnping potensi perikanan, Desa Tasikagung juga memiliki potensi wisata pantai yang bisa dikembangkan. Salah satunya adalah Taman Rekreasi Pantai Kartini. Pantai Kartini sebagai kawasan wisata dan rekreasi, disatu sisi digunakan sebagai salah satu sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD), disisi lain diharapkan mampu meningkatkan perekonomian masyarakat setempat melalui keterlibatan masyarakat sekitar Taman Rekreasi Pantai Kartini dalam kegiatan pariwisata. Pariwisata merupakan salah satu model industri gaya baru yang mampu menyediakan pertumbuhan ekonomi melalui kesempatan kerja wilayah penerima
wisatawan.
memberikan
kontribusi
Dan
dalam
terhadap
perkembangannya, perekonomian
yang
sektor cukup
pariwisata menarik
dibandingkan dengan sektor lainnya. Walaupun kegiatan pariwisata swnbangannya terhadap PDRB masih sangat kecil, tetapi harapan ditahun-tahun yang akan datang, dengan pengelolaan objek wisata yang semakin baik, promosi yang semakin gencar dan meningkatnya pendapatan masyarakat, optimis bahwa kegiatan pariwisata ini akan mampu memberikan sumbangan terhadap PDRB yang meningkat dibandingkan saat ini.
65
Pada tahun 2006, tercatat jumlah pengunjung Taman Rekreasi Pantai
Kartini berjumlah 288.385 orang, dengan total pendapatan sebesar Rp. 648,92 juta. Kondisi di tahun 2006 ini jumlah pengunjung mengalami penurunan sebesar -7,26% dari jumlah pengunjung di tahun 2005 yang berjumlah 310.972 orang, tetapi pendapatan di tahun 2006 mengalami peningkatan sebesar 0,9% (di tahun 2005 jumlah pendapatan sebesar Rp. 643,13 juta) karena ada kenaikan karcis tanda masuk (Lampiran A: Data 3).
eoo.oooL 700000
eoo.ooo +---- ----·---------500.000
+-----------------
300.000
100.000
1998
1999
2000
2001 QJuml.,,
2002
Per9.linJung
2003
2004
2005
2006
2007
•P...-1000~
Sumber: Penulis, 2008
GAMBAR3.5. DIAGRAM BAT ANG JUMLAH PENGUNJUNG DAN JUMLAH PENDAP AT ANT AMAN REKREASI PANT AI KARTINI
Selain TRPK, Desa Tasikagung juga memiliki tempat tujuan wisata religi yaitu berupa peninggalan kelenteng tua yang letaknya masih dalam kawasan KBT yaitu kelenteng Mak Co (Tjoe Hwie Kiong). Kelenteng ini didirikan pada tahun 1841 oleh Kapitan Lie, dengan keistimewaan memiliki dua menara yaitu Kie Kwa.
66
Sumber: Observasi Lapangan; 2008
GAMBAR3.6. POTENSI WISATA DI DESA TASIKAGUNG Potensi berikutnya yang ingin dikembangkan dari Desa Tasikagung adalah potensi perhubungan laut. Potensi ini dikembangkan melalui Pelabuhan Karanggeneng yang ingin d:ijadikan sebagai pelabuhan niaga, tetapi karena terkendala dengan infrastruktur dan pendangkalan pelabuhan, sehingga potensi ini belum bisa berkembang seperti yang diharapkan. Untuk mendukung pengembangan potensi-potensi di atas, perlu adanya panataan lingkungan dan perumahan, kawasan pesisir yang biasanya dik:enal sebagai kawasan yang kumuh dan kotor, d:icoba dihilangkan. Penataan kawasan ini juga bertujuan agar lingkungan pesisir menjadi kawasan yang bersih, teratur dan sehat. Potensi-potensi inilah yang hendak dikembangkan dengan adanya Kawasan Bahari Terpadu, yaitu pengembangan kawasan pantai secara terpadu dengan mensinergikan sektor-sektor unggulan, yaitu sektor perikanan dan kelautan, sektor pariwisata, sektor perhubungan laut dan penataan lingkungan dan perumahan,
melalui beberapa fasilitas sarana dan prasarana pendukung
pengembangan kegiatan unggu]an tersebut.
67
3.J.
PenyedlaanSarau Pruarana Pada Kawt!an Babari Terpadu
3.3.l. Jeni$Sarana dan Pnnrana Sebagaiman.a tujuan dari Kawasan Baheri Terpedu yaitu untuk mengernbangan kawasan pantai secara terpadu melalui sektor-sektor unggulan, sehingga untuk mencapa.i tujll8ll tersebut dilakukan dengnn
memberi
dan
meningkatkan fasitites berupa sarana dan pt
I. Sektor Perikanan dan Kelautan Fokus utama sektor ini adAlah pengembaogan Pelabuhan Pendaratan
Uran dengan luas kawasaa
::!: 3,5 Ha. AdaplDI fasilitas atau sarana dan
prasarana
yang dihcribn adafah (Review RT9L KBT, 2005): a. Fasilitas dasar (Basic Fasilitios), dimane fasllitas ini dipcrlukan untuk melindungi knpoJ-kapoJ perikaoan dari ganggull.11 alam berupa ombak, arus dan pengendelian lwnpur sena tempat umuk berlabuh dan bersandar bagi kapal nelayan yang datang, Fasilitas dasar yang ada antara lain: o Alur keluar masuk kapa.1-kapal perikanan o
Dennaga bongkar muat
(panjang 630 m)
o Jetty (luas 63 m x 6m) o
Areal tanah Pelabuhan Pendaratan lkan (luas 2 Ha)
o
Droinase (panjang l.500 m)
b. Fesilitas fungsional, fasilites ini berfung3i memnggiken nilai guna fasilitas dasar d1mg1111 eara memberibn
pelayanan yang diperlukan
disuatu Pelabuhan Petldaratan lkan. Fasilitas fuagsionel ini antara lain:
68
o Instalasi lismk u Instalasi air bersih o Alat pengangkut ilcan o Ruang pengepakan ikan
c. Fasilitas pendukung, fasilitas ini secara tidak langsWlg meninggikan peranan
serta
tidak termasuk ke dalam kedua kelornpok di atas. Fasilitas
pendukuog ini berupa:
o Perkamoran
o
.Ba.Iai pertemuan
o Pos Jaga
2. Seklor Pariwisata, Seni dan Budaya Pengembangan Sektor ini melalui revitalisasi Kawasan Taman Wisata Pantai Kartini dengan luas ± 2. 7 Ha. Adapun saraoa dan prasarana yang disediakan antara lain adalah: a. Sarana dan prasarana utama wisata o Sarana utama., terdiri atas tempat parkir, penghijauan dan landscape, dan pujasera
o Prasarana utama, terdiri atas lavatory, air bersih, dan sirkulasi. b. Sarana dan prasarana penduJ...-ung wisata
o Sarana pendukuag, berupa kolam n:nang, pagar kawasan, dan gardu pandang.
o P.rasarana tiendukung, berupa penerangan
69
3. Sektor Perhubungan Laut Sektor ini dikembangan dengan mcnjadikan pelabuhan Tanjungagung sebagai pelabuhan niaga, dengan luas kawasan ± 2,0 Ha. Pengembangan ini dilakukan
dengan menyediakan
bcbetapa fasilitas yang dibutuhkan sebagai
pelabuban niaga, entara lain: a
Fasi litas dasar, yang berupa dermaga, revertment,breakwater,jal:m clan
saluran drainase. b, Fasilitas
fungsional,
yang
berupa
ternpat
pc:nyimparum,
tempat
peristirahatan, kantor pclabuhan, instalasi tistrik, itNalasi air bersih den sauna komunikasi. c, FasililllS pe.ntlukUDg dan peounjang. area parlcir, pos jai.'a.. aula, clan tempat ibadah. 4. Sektor Cipta Karya.
FQkus pengembangan sektor ini adalah lingkungan perumahan dan pemukiman masyarakat Tasikagung, dengan luas kawasan ± 53,4 Ha. Sarana dan prasarana yang dik:embangkan antara lain adalah:
a. Pe~embangan sarana dan prasarana li11gkungan
berupo jaringan
drainase, sewerage, persampaha.n dan jaringan jalan.
b. Optimasi jalan komplck, melalui pcngaspa1an dan pembeagunan paving untuk jalen-jalan di sekitar peumkimao. c. Pengaruran perkembangan bwJgurum pernukiman. d. Perbaikan kualitas lingkungan
70
3.3.2. Tahap PeJabanun Pengembaog11DS•ntna Pnsarana
Pemyediaan sarana dan prasanma untuk pengembangan sekter-sektor unggulan di Kawasan Bahari Terpadu dibagi daJam beberapa tahap: pertarna,
dimulai dengan reklamasi pantai yang membentang dari Sungai Karanggeneng sampai Kawasan Wisata Pantai Kartini. selues ± 5 Ha (1.500 m x '.13,33 m), dengan rata-rata kedalaman urugan sekitar 2 m. Tahap kedua adalah pembangunan dermaga, yaitu Dermaga Pelabuhan Pendaratan lk.an dan Dermaga Pelabuhan Niaga Tanjungagung. Tohap ke tiga adalah pcngcrukan Sungai Keranggencng. Pengcrukan sungai ini dilakul::an dcngan maksud untuk mem.perdalam alur pelayaran, schingga sungai dapat dimimfaalkan oleh pmihlllkapal nelayan umuk parkir atau tambat. Tah8p keempat adalah pembangunan jalan akses mulai dari gerbang Pelabuhan Niaga Tanjungagung menyusur tepi pantai yang telah direklamsi bingga Taman Rekreasi Pantai
Kartini, Tahap kelima adalah revitalisasi Kawasan Wisaia Taman Kartini. Pantai Kartini merupakan fa.~ilita<1 rekreasi yang D1embentuk citm Kota ReID.bang. Fasilhas yapg dimiliki saat ini berupa area istirahat (res1 area), gardu J)3Jldang ke laut, jaringan pedestrian, area permainan anak-enak, dan dennaga. Di do.111111
Kawasan wisata ini terdapat Gereja Portugis yang sudah sangat
tua
dan termll$uk
bangunan yang dilindungi. Tahap keenam dari tahap pelaksanaan
Wm
pengembangan edalab pembuatan pemecah gelombang, yang terlctak pada sisi
berat raneh reklamasl dan berbatasan dengan S1.1Dgai .K.aranggeneng.Pem«ah gelombang ini dibuat tegak lurus gans pantai dengan panjang ± 250 m (AMDAL
KBT, 2000). Tahap-tahap pengembangan saraaa pcasarana dasar kawasan tersebut
71
dilaksanakan selama dua tahun, yaitu dari tahun 2000 sampai tahun 2001. Saat ini
kondisi sarana prasarana seperti pada gambar 3.7 di bawah ini:
Sumber: Observasi Lapangan, 2008
GAMBAR3.7. SARANAPRASARANAPENGEMBANGAN KA WASAN BAHARI TERP ADU REMBANG 3.4.
Perkembangan dan Sebaran Kegiatan Ekonomi di Kawasan Bahari Terpadu
Dalam menggambarkan perkembangan Kawasan Bahari Terpadu, disamping mendiskripsi.kan kondisi kegiatan utama di sektor perikanan dan kelautan, sektor perhubungan laut, sektor pariwisata, seni dan budaya, maupun sektor cipta karya, peneliti juga mendiskripsikan pengaruh kegiatan-kegiatan
72
utama sektor unggulan
tersebut
terhadap
aktivitas
ekonomi
laionya
yang
berkembang di wilayah srudi. 3.4.1. Seldor Pmluon11ndan Kel11111a1t Dari basil observasi lapangan dan wawancara, dikctahlli bahwa sektor perikanan dan kelautan deogan kegiatan utamanya perikanan tangkap, merupakan
sektor yang paling berkembang di kawasan tersebut. I
taagkap, mendorong
aktivitas ekonomi lain yl\llg ada di wilayah studi, aktivitas teesebut !llltara lain adalah: l . Kegiatan industri pcngolehan
lndumi pcngolahan yang banyak ditemui di wilayah ini adalah industri pengolahan ikan. Menumt kategori induslri berdasar tenaga kerja, industri pengolahan yang ad.a di wilayah smdi
kebanyakan
dik.ategori sebagai industri kecil dan rumah tangga, yaitu industri pengolahan dengan teoaga kerja di bawah 20 orang. JUIDlah industri ini Ilda seknar 30 industri. Sednnglcan l1isanya adalah industri sedang, yaitu
73
industri pengolaban deugan tenaga k.c:rja antant 20 sampai 99 orang, tercarat ada kurang li:bih 18 i.odustri yang masuk kategori ini. Dari basil observasi, berikm ini sebaran dari kegiatan industri pengolahan ikan dipetakan pada peta sebaran industri pengolahan. Angk.a yang ada pada legenda peta menW1jukkan urutan dari nama indu.~tri pengolahan (l.arnpir.111 C).
74
a
9258500
9258000
r==="""'§ .,.,cc <')
"' z"'
Cl>
~~\
.,., ..,"'" "' 0 0
(
(
;;:
~ c
"'"' "'c
C> "' 01-
00595(:6
0001l5C::6
75
2. Kegiatan perdagangan Kegtatan perikanan
ekonomi
tangkap
yang juga
berkembang
adalah kegiataD perdagangan,
karena aktivitas Penulis
membagi
kegiataa perdagangan ini menjadi dua, yaitu perdagangan non makanan jadi daa pcrdagangan Dlllkanan jadi. Perdagangan non Dlllkanan jadi antara
lain seperti perdagangan ikan, perdagangan alat·afat nelayan, perdagangan
perbekalan untuk melaut, SPDN. Perdagangan makanan jadi, yaitu perdagangan untuk memenuhi kebutuban konsUJU.Si bagi masyarak.at yang bekerja di Kawasan Bahari Terpadu, seperti warung makan.wamng kopi den pedagang makanan keliling. Keberadaan w.aruDl!lkedal mahnan ini terutama untuk memenubi konaumsi bagi para pek.erjo. di wUo.yuh terliebut, disamping untuk melepas periat sambil bersantlai melepe6kan keWgangen bagi para nel•yan $Eltelah
bedwHwl
melaut.
Sebarau kegiau111
perdagangtm akan dipelakan pada pete sebamn perdagangan sepertt di bawahini:
76
~ ~15 ~ 0
-c ..J <
~
.~
=
-
oJ
"'::;"' :il
~-e
!;
,
u
~+
77
;
z1!I
-; C>
::t -c
:;:
~
9256500
"
~
•
ffi
"'.,,
;:; ::>
~
':;
p. ~ i!!l!
!f l ..
9258000
v7 e
~
§
Si
;"!
§
~
I ~
~)
:>
,_
! OOS9!lZ6
OOOSSl',e
7g
3. Kegiatanjasa-jasa
Kegiaun ketiga yang berkembang karena aktivitas perikanan 1angkap adalah kegiatan jasa-jasa. kegiatan ini antara lain adalah kegiatan
jasa bongkar inuat, jasa perbailom mesm kapal, jasa persewaan dan jasa keuangllll. ~giatan jasa keuangan milik perorarogan atau y1111g disebut rentenir, temyata jug a mesih cukup eksis di tengah-tengah masyarakat setemper, Fenomena ini m\11\gkin tidak lepas dari kondisi masyamlat nelayan, dimana pcndapatan mcreka bisa dikatak6n pasang serut, aninya ada musim-musim tertentu kegiatan perikanan tidak bisa mencuk.upi ktbutuhan mereka., maka jasa keusngan perorangan ini menjadi jalan keluar bagi masyarakat setempat. Sebaran kegiatan jasa-jasa yang peneiiti petakan dibawah ini tidak termasuk kegiatan jasa bongkar muat, karena peneliti kesulitan menandai k:eberadaanya karena selalu herpindah-pindah, disamping itu pelaku
kegiatan ini biasanya juga memiliki pekerja.an lebih dari satu, sebingga jasa-jasa yang teecover pada peta sebaran kegiat.an jasa adalah jasa-jesa yang l::elihatan fisiknya atau lokasinya diketahui.
79
~
I~ !~~~~ ::o~gai ~ ~~
5<( .... g
•
>-~w
;;! a:
(g ~5(.') _,5
~za':~
~~(.')
!!!°'~~
ffi~i~~ t- _, « «
~m~
I~
~~(!)~
~
(.')
o_
:; lf 5
; ::;
i z
-e
~
;
1S
:E
I8' ~l~ ~ °ft!
< 0
.5
~i ~§~
as §
·ii
ffl
"'
XI-'
<
~
ij
~
~
9258500
. J~
~I
9258000
e
g :;;
"'
/~~
"'
,.J
f
+ "I:
ma
~-~
~~ OOSSS<=6
OOOBS'Z6
.
ffi :;: ;;;
~
!I o.ao
~<
s
p
•
80
3.4.2. Sektor pariwi5ata. Fokus pengembangan Kawasan Bahari Terpadu kedua adalah scktor pariwisata, seni dan budaya, yang dilakukan melalui revitalisasi Tarnan Rekreasi Pantai Kartini dan pengembangan wisata bahari dengan mengeksploitasi
keindahan Pulau Gede dan Pulan Marongan. Dalam perjalanannya, lcegiatan di sektor ini jugs berkembang baik,
y311g
ditunjukkan dengan jumlah pengunjung
pada taman wisata tersebut, Selama tahun 2007 jumlah pengunjung Taman
Rekrcasi Pantai Kartini tercatet sebesar I 27.846 orang, dcngan pemasukan dari karcis tanda masuk sebcsar Rp. 599,4 juta, yang kesemuanya masuk ke Kas Daerah sebagai PAD (Rembang Dalain Angka Tahun 2007, BPS). Potensi wisata yang ada pada Tainan Rekreasi Pantai Kartini ini, disamping berupa keindahan panorama pantai dan laut, vengembangannya juga mengeksploitasi
wisata
buatan
yang sudah
eksis
seperti
peninggalElll
sejamhlbangunan kuno maupun dengan mengembangkan kawesan wisata buatan yang bersifat modern dengan tetap memperhatikan potensi bahari yang diiniliki.
Keberadaan Taman R.ekreasi tersebut, disamping mampu memberikan sumbangan yang
besar
kepada
daerah, juga memiliki
multiplier
effect
1erhndap
berkembangnya sektor ekonomi lBinnya, seperti: W11JU11g makan, industri kaajill
ditarnpillcan pada pcta sebaran kegiaw\ useha,
81
~
-c o -e o
•
Z!I: ...: -. C)
::>.,_ a:w
~~i&t;ci
"'~~~~ ~o.,,o
a.:x;;~~::e
~:s~~ 0:~5t:~
a§g~ -c ~z :;;
a.:::>
i
~ ~ ~
ffi_,~ ffi~ ~\i
iIDH ridl
~ill~ :i; ~
~
I:)
!;(~
:II
-c
.,i
•ii
.ii !~
ilia
It
':! p H .,~
ol
h
...,"" "'
8
"'r-,..., "'
H ti'· !
i [
i {ii
I~ n
d fi
:5
s
~
~I p* ~
~j
..... ~E
s-e
!5
~I:)
9258500
g
t! i!
a i~ ii ll
m
9258000
8
I.
0
·~
"'
+
OOSSSC::6
oooes;:::a
82
3.4.3. Sektor Perhubuogan i..ut Sektor perhubungan laut dikembangkan melalui fusilitas Pelabuhaa
Niaga.
KMe!Ja letak
bersebelahan,
maka
pelabuhan pengembang
peadaratan pelabeban
ikan dan pelabuhan niaga niaga
dilakukan
dengan
perfimbengan sebagai faktor pendukung dari sektor perikanan, Pengembangan Pelabuhan Niaga yang ada di wilayah studi mernili.kipola pikir sebagai berilrut (Review RTBL, 2005): a. Dikernbangkan sebagai
sarana
penunjang kt:gi
sekaligus sehagai pusat lt:giabul ekonomi masyarakat, khususnya yang
berada Iii sekitar lokasi. b. Diarahl
belum berlc.tmbimg.
3.4.4. Sektor Cipbl Karya Untuk mendukung tiga kegiatan Kawasan Bahari Terpadu, yaitu sektor Penkanan dan Kelautan, Sektor Pariwisata dan Sekior Perhubungan Laut, di lakuklm m.elalui sektnr Cipta Karya. Sektor ini fokus kepada penataan lingkungan den pcmukimen, dengan konsep dasar yaitu petJ8stllmn
sesuai
83
peruntukan pada kawasan tersebut. Beberapa hal yang telah dilakukan dalam pengembangan sektor ini adalah sebagai beriknt (Review RTBL, 2005): a,
Penataan terhadap pemukiman kumuh yang berkembang di kawasan studi,
dengan prinsip membangun tanpa menggusur. b. Pengnturan tcrhadap pengembangan kavlmg pemukiman penduduk yllllg semakin mengalami perk.embangan dengan memanraaikan lahan non terbaugun.
c. Penge111bangan terhadap prasarana pelengkap pemulciman yang masih belum optimal. seperti jaringan drainase dan jaringan sewerage sehingga dapat tercipra kawasan pemuldman yang bersih dan seb.at psda kualitas lingkungan yang ada,
UNIVERSITAS DIPONEGORO
BAB IV
PERAN" KA WASAN BAHARI TERPADU
TERHADAPEKONOMILOKAL
Pusat kegiatan ekonomi dapat difungsikan sebagai suatu kutub pertumbuhan yang berfungsi sebagai penggerak utama pertumbuhan
suatu
wilayah. Ketika pusat kegiatan mendayagunakan potensi swnberdaya alam,
sumberdaya manusia, dan institusional setempat, pusat kegiaran tersebut diharapkan akan dapat memiliki daya saing ekenomi melalui kegiatan-kegialan yang berkembaag di suatu wilayab, sehingga dapat mendorong penurnbuhen kegiatan-kegiatan ekonomi tcrutama pada lingkup wilayah setempat, Dari basil observasi dan wawancara, peneliti rui:nilai blihwa Kawasan Bahari Terpadu sebagai pusat kegiatan ekonomi terjadi karena ketersediaan sumberdaya yang cukup, adanya pasar yang potensial, dan adanya dukungan dari masyarakat, pengusaha dan pemerintah serta masuknya investasi dalam mengembangkan sektor-sektor unggulannya, Sehagai pusat kegiatan ekonomi, Kawasan Bahari Terpadu dapat menciptakan penumbuhan kegiatan-kegiatm ekonomi di wilayah le=bur yang be.rrlampak pada terbukanya peluang .kerja yang lehih luas, sehingga dapat menyerap tenaga kerja dan meningkatkan pendapatan masyarakat, 4.1.
Rantai Nilai Kegiataa Unggu]an pada Kawaun Rahari Terpadu Mengembangkan ekonomi lolcal herarti membangun sebuab daya saing
ekonomi (economi competitiveness) suatu wilayah. Keuaggulen kompetitif aeap kali dicapai melalui keterkaitan diantara sejumlah aktivitas. Aklivitas tersebut berhubungan erat S3tu dengan yang Jain dalant suatu rantai rulai (value chain). 84
85
Pendekatan value chain juga dapat dljadikan sebagai model yang menciptakan keterkaitan aktif antar pelaku dalam mata
mntai
suatu
sektor unggulan, serta
dengan institusi dan stakeholder terkait lainnya guna penguatan daya saill8 sektor yang bersangkutan melalui hubungan internal dari berbagai macam kegiatan ini. Hubungan internal ini adalah adanya keted:aitan antara satu sektor dengan sektor lainnya sehingga apabila satu sektor twnbuh akan mendorong sektor lainnya. Pcrtumbuhan
SUatU sektor alcan seirama
dengan seluruh sektor lainnye yang ada di
wilayah tersebut dan menciptakan sinergi untuk sating mendukung untuk terciplanya peruenbuhan,
Dari 0"5en11Si lapangan dan wawancara, diltetahui bahwa ada dua sektor pengembangan Kawasan Bahari Terpadu yang dapat digunakan sebagai daya saing ekonomi suatu wilayah, yaitu sektor perikanan. dan sektor panwisata.
Kelmatan daya ~aing tersebut dapat diketahui dari rantai nilai ma.sing·masing sektor tecsebut, yang akan dipaparkan sebagai berikut: A. Rsnui Nilai Sektor Perikaoan pada Kawasan :Ua.bari Terpadu Kegiatan
utama sektor perilcanan dan kelautan adalah kegiatan
perikanan tangkap. Rantai nilai kegiatan perikanan tangkap terdiri dari kegiatan pen
pzoduk dari kegiatan perilcanan tangkap, operator serta
konsumen. Produk ikan yang ditetnui di Pelabuhan Perikanan sangat beragam, tetapi yang dominan adalah ikan fa.yang, ikan kembung, ikan tembang, dan ikan tongkol. Jenis tersebut mcrupakan ikan dcngan barga yang relatif baik dan banyak dijadibn baban baku di industri pcmgolahan ikan. Ranta! niliii kegiatan perikaaan 1angkap di dorang oleh k~gia!an industri pembuatan kapal,
86
industries
balok, petani garam serta kegiatan jasa-jasa, seperti jasa perbaikan
mesin kapal dan jasa bongkar muat, sehingga ketika kegiatan perikanan
berkembang, kegiatan perdorong tersebut juga akan ikut berkembang.
~odnk
[ndustri Kapa)
>2
.__:_r_;i_a_ca_m _ _..[
Industrt Es
j
Opento•
Juragan
Anak buah Kanai
>2 KD•••m:> lndustri Pengohlhan
Pedagang
Petani Garam
Rumah Mak.an
Kegiabln Jass: jasa perbaikan, jasa bongk.ar muat
Ru mah Tangga
Swasta Lokal dan Swabl Non Lokal
Sumber: Observasi Lapangan, 2008
GAMBAR4.1. RANT AI NILAI KEGIA TAN PERIKANAN T ANGKAP Perkembangan kegiatan perikanan tangkap tidak
lepas dari
tersedianya tenaga perikanan, seperti anak buah kapal atau nelayan pendega dan para pemilik modal atau yang dikenal sebagai nelayan juragan. Dengan jumlah penduduk yang besar di Desa Tasikagung, jumlah tenaga kerja pada kegiatan tersebut cukup melimpah, apalagi dengan adanya tenaga kerja yang
87
dal.img dari luar wilayah Tasibgung,
sehingga
dengan jumlah
armada
penengkap ikan yang eukup banyak pads saat ini, merupakan ke.kwuan dari kegiatan perikanan tangkap yang adadi Kllv.'llSall Bahari lerpadu R.embang. "Mereka (erang-orang dari luar De.sa Tuibgung) kebanyakan bekeria sebagai nelayan, buruh boagkar must, atau bwub memilah ikan di industri per>8"lah..n ikan'. (PTK.W.02.0 I).
Konsumen dari hastl 1< ini adalah industri pengolaha.n ika.n,
rum
rumah tangga. tetapi sebagiaa besar produksi
ikan dari TPI Tasikagung ~
oleb industri pengolahan. Seperti yang
sudah
umim, bahwa menurut
pedagang, rumab rnakan
dipaparkan
pada gambaran
perlakuanllya
produksi penkanan dari TPI Tasilcagung terbagi menjadi dua, yaitu ikan segar, dan iksn olahan yang terdiri dari ikan pind•ng dan ikan asin. Prosentase perlakuan untuk Win pindang cl.an ikan asin sckitar 80,63% dari total produksi, sehingga sisanya yairu 19.57% ikan segar inilah yang jatuh ketangan para pedagang yang kemudian rnasuk ke pasar, rumah-rumah makan atau rumah tangga, Dan ada juga sebagian kecil yang iangsung ke rumah tangga, biasanya
adalah rumah taagga nelayan atau ~atyang membeli ikan Jangsung di Pelabuaan Perikanan. Dengan besamya potens.i dari kegiatan. perikanaa, sektor ini dapat djjadikan sebagai daya saing ekonomi suatu wilayah. Untuk. mengidentifikasi kelrualan daya saing,, perlu diketahui kelebi.ban dan kelemaban sektor yang bersangkinan,
Dari basil obervasi
infonnesi sebegai berikut;
lapangan dan wawaacara,
diperoleh
gg
+
Kekuatan I. Tersedianya tenaga kerja perik:llnan yang melimpah.
Jumlah penduduk yang banyak di Desa Ta.~ikagung yang bemrti bahwa tersedia tenaga kerja yang melimpah, ditambah tenaga kerja yang 11111Suk dari I uar wilayah merupakan potensi yang dapat digunakan
sebagai kekuatan untuk peningkatan output disektor penkanan, 2. Memiliki Pelisbuhan Pendaraten lkan, Merupak.an daya tarik bagi nelayan unruk bongkar muat di Pelabuhan tersebut.. yang berdarnpak pada meniogkatnya produksi peri.k.anan. 3. Tmedianya Tempat Pelelangar, lkan yang memadai. Adanys Tempat Pelelangan .lkaoj1J88 menjadi day11 tarik bagi nelnya.n. Melalui sistem pelelangen, nelnynn dapat mcmperoleh nilai tllmbah yang maksimal dari hasil llUlgkapan mereka.
4. Jumlah industri pcngolahan ikllll y1111g banyak.
Dengan banyaknya jumlah i.nduslri pengolahan, akan mengakibatk.an permiotaan yang kontinyu terhadap basil penkanan, sesuai hukum ekonomi: jumlah perrnintaan meningkat maka harga akan semakin tinggi. Kondisi tersebul cukup mengunnmgkan
bagi nelayan, dan
mernonvaei mereka Wltuk meningkatkan basil tangkapan. 5. Jumlah pedagang yang bcsar, Berpengaruh
terhedap
Iuas pasar
yang bisa dijangkau,
sehingga
semakin baayak permimaan akan produk perikanan, deogan demikian harga akan semaltin baik. Kondisi ini akan menguntuogkan flagi
B9
masyara):at
nelayan
pada knususnya
dan penduduk Iokal pada
wnU111nya.
6. Keamanan yang kondusif Karena adanya keterlibatan penduduk setempat dalam aktivitas di Kawasan tersebut, meojadikan Kawnsan tersebut cukup aman. Deegan kcamanan yang terjlllllin, akan memperlaacar aktivitas elronomi yang ada di kawasan tersebut,
~ Kelemahan 1. Biaya melaut yang semakln mahal.
Tidak bisa dipungkiri, dengan adanya kebijakan mengena.i k.enaikan harga behan bakar minyak terutama solar, sangat memukul pan nelayaa, Kondisi tersebut terjadl kllrenn baban babr menyumbang bornpir SO% dari total biaya melaut, bel um lagi kenaik.an perbekalaa melaut lainnya seperti es batu, Kondisi tersebut bisa meayebabkan
semanga1 melaur ruin para oelayan menjadl rurun, karena jerih payah rnereka memiliki nilai tnrnbah yang kecil. 2. Pengawetanhasil tangkapan yang masih sederhana. Karena mahalnya harga es batu, pengawetan basil tangkapan beralih ke garam. Kondisi tersebut akan menu.rwWin baik mutu maupun lwgll
dari basil tangkapan nelayan. Dao karene armada yang masih sederhaaa, sampai saat in.i belum ada kapal ikan yang memiliki pendingia sendiri,
90
Dari kondi si-kondisi yang ada, umuk mencapai kekuatan daya Siting Uapal. dilakukan dengan mengoptimalkan kelebihaa-kelebiban yang dimiliki dan rnenghilangkan aiau meminimal1'an kekmahan. Untuk saat ini, usaha-
usaha untuk memperkuat rantai nilai dtlakukan melalui penguatan st.rulctur, peningkataa nilai tamhah, peningkacan mum, serta perluasan penguasaan pasar. T etapi prospek ke depan, perikaDan tangkap dirasa akan semakin sulit, ha! ini tidak lepas dari koedisi lingkwlgan
perairan, yang menye babkan
turunnya hasi l tangkapan, maupun biaya uotuk melaut yang semakin tinggi, "(lisaha perikansn dimasa depan) saya rasa akan sernakin sulit. Pertama kondisi I aut Saal: ini, yang mana ikan sanakin sulit diperoleh, Kedua. pertekalaa yang semakin mahal, terutama bahan blikar. Ketiga, harga ikan terlalu fluktvatif" (PU.W.05.03).
Sehingga perlu adanya usaha-useha baru disektor perikanan ini, seperti perbailan
lingkungan tangkap
seperti
pembuatan
rumpon,
maupun
pengendalian jumlah armada pemmgkap Wm. B. R.ntai Nilai Sektor P•riwiilala paa Kawasan Bahari Terpaclu Kegiatan utama sektor pariwisala adalah kegiatan wisata di Taman
Rekreasi Paetai Kartini, yai tu mengeml)engkan daD memanfaatkan day a tarik wisata 1)8lltai yang berupa pemandangan alam, tempat bermain dan berbagai j enis kegiatan wisata air. Rantai nilai dari lcegiatan pari wisata ini terdiri dari
promosi dan produk wisata, transport ke lokasi wisata, akomodasi, operator dan konsumen dari kegiatan pariwisata tersebut. Untuk promosi salah satunya adalah melalui web-site,
waiaupwl masih menginduk di web-sitenya
Pemerintah Daerah, disamping itu dipromosikan juga melalui biro perjalanan
91
lokal. Untuk produk wisata yang juga dijadikan promosi adalah event tahunan yang berupa acara ritual syawalan.
lklan, Produk Wisata
Web-Site
Angkutan mum
Biro Perjalanan
Ru mah Makan
Pemilik Kaoal
Hotel
Pedagang Souvenir
Kedai MakanJ Min um
Pemilik Persewaan Mainan Anak
.
Ko lam Renang
Turis Lokal
Panggung Hiburan Event Tahu nan: Syawalan
Dinas Pariwisata
~~
L_J~
EJ
Sumber: Observasi Lapangan; 2008
GAMBAR4.2. RANT AI NILAI KEGIAT AN PARIWISATA Momen syawalan tersebut disamping merupakan ajang promosi, juga mampu meningkatkan pendapatan baik bagi Pemerintah Daerah maupun masyarakat yang terlibat langsung di dalam kegiatan pariwisata tersebut, karena banyaknya pengunjung yang datang ke tempat rekreasi tersebut. Untuk melengkapi kegiatan pariwisata, mulai tahun 2003 di lokasi tersebut dibangun
92
sebuah
kulam
renang, DilU1rapkan
dengan
bertambahnya
atraksi,
akan
meningkatkan j um \ah kuniungan wisata.
Transportasi clan akomodasi cukup tersedia dengan mudah. Tsman Rekreasi tersebut tedetak di Jalur Pantura, sehingga sangat mudah dijangkau
baik menggunakan kebutuban
kendaraan pribadi maupun angkutan umum. Dari
akcmedast, ada bebe1apa hotel yang bisa digunakan untuk
mendulcung kegi atan wisata tersebut, Salah satu yang terdekat adalah Hotel
Kcncana yang berjarak haoyo ± 100 m dari tempat wisara tersebut, Akomodasi yang lain edalah berupa rumah makan, kodai makan minwn yang juga dengan mudab tersedia di ieuipar l=ic:but dan dengan harga yang terj angkau pula,
Bagi yang gemar makanan taut, disdci1ar Tainan Rekreasi banyak ditemui
masakaa taut mulai dari yang kelas restoran sampai warung tenda Karena letalrnya Yllllg juga dekat dengao Pelabuhan l:'eritanan. para turis bi sa dengan
mudab mendapatkan bermacam jenis ikan segi11. Beberapa daya tarik dari Taman Rekerasi tersebut adalah adanya persewaan perahu., yang bisa digumikm UDtUk memancing maupun hanya sekedar jalan-jalan ke pulau yang terdekat. Saoipa.i saat ini pengunjung Taman
Rckreasi tcrscbut masih didomioasi oleb v.isalowan lokal, Mungkin karena kmangnya promosi, atau objek wisata panta.i di sepanjang Pantura sangat banyak, seningga persaingan unJ.uk bisa menarik wi:sataw11u ~ ukup linggi.
Unmk dapat memiliki day a saing, sepanjang
terutama dengan wisata
yang sej enis di
Pantura, perlu mengidelltifikasi kelebihan dan
kelemahan
keberadaan Taman Rekreasi Pantai Kartini. Dari basil observesi dan
93
wawancara, penulis mengidentifikasi ada beberapa kekuatan dan kelemahan dari pengelolaan T aman Rekreasi yang dipaparkan sebagni berikut:
•:+ Kekuatan I. Terletak. di Jalur Pantura.
Merupakan daya tarik begi para wisazawan untuk berlrunjung di Taman Rekreasi tersebut, karena sangat mudah di jangkau. Angkutan umum ada 24 jam non stop yang menghubuogkau ko1.1.1-ku1a besar di
sepanjang wilayah Pantura, 2. Memililc.i Web-Site sebagai sarana promosi. Walaupun masih menginduk di web-sitenya Pemerintah Daerah, tetapi
cukup sebagai laogkah awal untuk sarana promosi. 3. Akomodasi murah dan terjangkau.
Karena memang sebagian besar seperti hotel masih kelss Melatl, dan rumah mnkM kebanyekan beluru berkelas, Uotuk lebih berhemat lagl, banyak juga ditemui kedai makan minwn termasuk warung Iesehan.
4. Adanya persewaan perahu Dapat digunakao sebagai daya tarik bagi pengunjuog yang ingm menikmati wisata laut, dengan berlayar sampai ke Pulau Aloi, atau untuk memancing. Tarif yang ditawaikan juga cukup terjangkau. 5. Tersedia bennacam ikan segar. Karena lokasi wisata yang berdekatan dengan Pelabuhao Perikanan
waupun TPr, wisatawan bisa mendapalkan bermacam ikan sesar dengan mud.ah.
94
6. Kondisi pantai masin alami.
Kondisi paatai di Taman Wisata ini masia asli dengan pasimya yang putih dan pamai yang landai, sehingga ketika air laut sedang surut,
wilayah panta.i menjadi kelihatan sangat Juas. 7. Me01ilikipeninggalan bersejarah. Di dalam Teman Wiseta Ilda sebuah peninggalen gcrcja Portugis, yang
diblln2,un sekitar shad ke 19. Oisamping it11, masih &lam Kawasa.n 8ahari Terpadu, ada peningj!alan berseja.rah
yang dinamakan
Kelenteng Mak Co ("ljoe Hwie Kiong) yang didirikan tJlhun 1841 oleh Kapiten ( .ie dari Cina.
~ Kelemahan I. Atrsksi 11U1Sih minim.
Muogkin karena pengclola Taman Rekrensi Pmtta.i Kartfoi adaWl Dines
Pariwisata
yang merupakan
bagian
dari birokrasi, dan
sebagaimana sifat dari birokrasi yaitu terlafu prosedural, kak:u dan kW'allg dinamis. Sehingga keglatan yang ada di T aman Wisata tersebut kelihatan sangat monoton dan herkembang lambat. 2. Promosi kurang gencar, Sampai saar ini bani web-site dan biro perjalanan lokal, maupun event tahunan saja yang digunakan sebagai ajang promosi,
95
3.
Belum banyak operator yang terlibatdalam
Taman Wisata tersebut,
Sampai saat ini belum banyak investor yang mcnanamkan modalnya di
Tamsn Rekreasi tersebut, menjadikan atraksi maupun event-event yang ada masih sedikit. 4. Biasanya sctclah pasmig, l«mllisi paniai menjadi kursng bersih, Karena
letak Taman Rekrc&si tersebut di dckat perkampungan
pendw.llfi., tlan sebagiaa masyarakat pesisir maupun pengelola industri
pengolahan kurang perduli pada keberslhan pantai, mereka sering membuang sampah atau limbah di laut. lcondisi ini berdampak pada
kebersihan di Willl)'ah pantai, yaitu sampah yang menumpuk terutarna seseleh air pasang. Dari kondisi-kondisi tersebut di atas, untuk mencapai kekuatan daya saing dilakukan dengu mcngoptimalkan lrelebiho.n-kelebihan yang dimiliki dan rnenghilangkan
atau
mtmini.walluw
kelemahen.
Sa.at ini untuk
menguallcan rantai nilai dari kegiatan wisata di Taman Rekreasi Pantai Kartini, dilakukan
melalui penguatan
institusi peagelola, perbaikan
manajemen
pengelolaan, dan pmrnosi pariwisata, serta penguatan kegiatan pendorong, seperti pedagang, industri souvenir, rumah malcen, hotel dan restoran den kegiatan akomodasi lainnya. Oampal< adanya rantai niiai dari beberapa kcgiatan ini, yaitu untuk menciptakon lapangoo kerja, serta membeeiken keuntungan bagi usaha-useha lokal.
96
4.2.
Peran Kawasan Bal!ari Terpau seha~i Peayerap Ten.ag1 Kerj1. Pengembangan kawasan melalui
pengelola.an sumberdaya lokal,
merupakan konsep pernbangunan yang memberikan peranan kepada masyarakat lokal sebagai pelaku yang menentulcan tujuan yang hendak dicapai, menguasai sumber-sumber, dan menekankan pentingnya masyarakat Jokal yang mandiri, yang berorientasi dan fokus dalam prosu pembangunan untuk mencipt.akan lapangan
kerja baru da.n merangsang
penumbuhan elrooomi
SCQ1ta
!WIS.
Pengembangan Kawasan Bahari Terpradu meJalui sector unggulan, yaitu sektor perikanan dan kelautan, sektor pariwisata. seni dan budaya, sektor perhubungan
taut sena didukung seklor cipta karya, merupala!n kegiatan yang bertujuan ueruk meningkatbn kesejahteraan masyarakat pesisir, melalui pengelolaaa samber daya lokal yang berorientasi pada pcuciptaan lapangan kerja scbegai akibal berkembangnya sektcr-sektor unggulon terscbut. A. Jeiais Kegiatan Ekoaom) Penyenp Teoap Kerja Melahli pen)'-ediaan sarana pra.sarana pendukuog. sektor unggulan yang ada di Kawason Bahari Terpadu meojadi berktmbang. Pcrkcmbangan sektor unggulan lc:t~c but mcndorong berkembangnya
~giilllm-kegiatan
ekonorni lainny~ ynng ada di wilayah tersebut. Dari observasi lapangan dan wawancara, diketahui ada keterkaitan aotara kegiatao utama dcngan beberapa kegiatan leinnya yang ada di kawasao tersebut, sehingga ketika kegiatan utama berkembeng, berdampak pada perkembengan kegiatan ekonomi yang
terkai.t dengan kegiatan utama lel'Sebut. Perkembangan masing-masing kegiatan adalah sebagai berikut:
97
l . Sektor Perikaran dan Kelaman: Kegiatan utama disestor ini adaJah kegiatan perikanan tangkap. Dari observasi lapangan dan
wawancara.
diketahui bahwa peogaruh
berkembaagnya kegiatan perikanan tangkap mendorong perketnbangan kegiatan lainnya, seperti kegjatan iadustri pengolahan, perdagangan, dan jasa, Industri pengolahan yang dominan adalab industri pengolahan basil
laut, seperti industri ikan asin, industri ikan pindang, industri ikan panggang, industri fillet ikao.. Kegiatan perdagangan juga berkembang di wilayab tersebut, sepeni perdagangan basil laut, perdagangan peralatan nelsyan, termasuk pe~1_91[1
makallllf!
jadi seperti rumah rnakan, kedai
atau warung makan. Kegiatan yang juga berkembang di kawasan tersebut adalah kegiatan jasa-j asa, yang amara lain adalab kegiaran jasa keuangan, jasa persewaan, jasa perbaikan. dan jasa bongkar muat. Dan ternyata antara kegiaten utama yaitu perikanan tangkap, disarnping berdampak pada perkembangan kegiatan yang telah disebutkan sebelumnya, kegiatan perikanan
tangkap juga sangat tergantung
lainnya sebagaimana diagram dlllawah ini:
dengan
bebet-apa kegiatan
98
Perikanan tangkap
Kegiatan pendukung ( dari luar KBT)
Sumber: ObservasiLapangan.2008
GAMBAR4.3. KETERKAITAN KEGIAT AN PERIKANAN TANG KAP DENG AN KEGIAT AN EKONOMI LAIN DI KAW ASAN BAHARI TERPADU
99
a. Kegiataa perikanan tongkap Perikanaa WI~
merupakan kegilllan yang paling banyak
menyerap tenaga kerja di Kawasan tersebut, Kondisi ini dikarenakan jumlah kapal yang bersandar di Pelabuhan Perikanan eukup banyak,
sehingga mernbutuhkan anak: buah kapal yang banyak pula. Untuk menjadi anak buah lcapal tidak ada syara1 k.eahlian maupun pendidikan khusus, yang penting sehat secara fisik dan memiliki keberanian, ksrena pekerjaan nelayan adalah pekerjaan yang bcrat dan hutuh kcberanian. Apalagi kapol-kepal yang
bersandar di Pdabuham
Perikanan ini mmiiliki wilayah penangkapan yang luas. Dengan bertambahnya
kJl()Ql
yang bersandar di Pelabuhan Perikanan,
merupakan pcluang kerja terutama bagi penduduk setempat, yaitu meujadi anak buah kapal. Peluang ini tidalt saja diman.faatkan oleh pendu.duk setempat, tctapi dimanfaalbn juga oleh penduduk dari luar wilayah . ... Dengan odariya pelabuhao pcrikanan, kapal yan!! oorsandac dipclabuhau terscbut benambah, memberi bsempalan kepada peoduduk setempat untuk menjadi ABK" (PTK.W.01.0J).
Peningkaxan jwnlah kapal yang berlabub di pelabu.ban tersetnn, tidak (epas dari adanya penyediaan sarana prasarana bagi pengembangan selctor perik.anan ini, yaitu berupa Pelabuhan Pendaratan Ikan.. Adaoya dennaga dan jetty pada pelabuban ini, memudahkan para nelayao untuk membongkar hasil taagkapan matzpun memuet pcrbekalan untuk me!IW.t. KemucWwi bongkar mu.at ini merupakaa
daya tarik bagi
100
rnereka umuk bersandar
di pdsbuhan tersebet. disamping adanya
dukungan Tempat Peielangan I.km yang memadai. "Dengan adanya Pelabuhan l'erikanan ini, kllpaJ-lapaJ itu sekarang bisa kc derma.gii sehiJlw mcmudahkan untuk membongkar muatannya maupun 111engisi petbekalan waktu mau berangkat " (MM.W.05.01 ). tnClllp<'ll
Sebelum adanya Pelabuhan Perikanan tersebut, kapal-«apal berukuran besar tidak hisa merapat sampai ke tepi, i-.ehin.gga menyulitkan nelayan k.etilca akan melalcuken bongkar muat. Kondisi tersebut menyebablcan
banyak para nelayan dari Rembang sendiri membongkar ateu menyandark.an kapaloya di pel.abuh.an lain. b. lndU51ri pengolahan
Tumbuhnya
indusui
pengolaban
t!dak
lepas
dari
meningkamya aktivitas bongkar ikan di pelabuhan sctcm.pal, sehiogga terjadi peningkatan produksi ilcan di wilayah tersebet, Dengan jwnlab ikan yang melimpah, entrepreneurship
secara tidak langsung menumbuhkan jiwa
rnasyarakat setempat yang memang sejak dahulu
wilayah tersebul dikerol sel>agni senlra iodustri pengolaaan ikan. Kegiatan pengolahan ik.an yang eda kebanyakan berssala industri
rumah tangga. "Tersedianya bahan bahan balw bcrup11 ikan laut, indusai pengolahan ilcan d isana semakin berlccmbaog, sehingga da.pat mem beei lapaogan kerja terutama bo.gi pendudukset<:u~t" (PTK. W.01.04).
Kalau dilihat dari proscsaya, industri pengolahan ikan yang banyak terdapat di wilayah ini masih dilttk.ukan secara tradisional. Kondisi tersebur menjadikan pr<>duk ikan olahan tersebin
belum mampu
101
memberikan nilai tambah yang maksimal. Di sinilah mungldn peran Pemerintah sanga\ diperlukan
rennama
dalarn
meningkatkan
keterampilan khususnya dalam pengolahan basil laut. Beberapa jenis ikan yang
banyak ditemui di Pelabuhan
Perikanan Tasi.kagung adalah jenis ikan tongkol, layang, kembung, banyar, juwi, lemuru, bclanak, dan manjung. lkan-iknn tersebut merupakan jenis ikan yang banyak dijadikan produk olahan, yang
paling dominan adalah ikan asin. Selain telmik pengolahannya yang mudah dan murah, kondisi basil tangkapan yang sebagian besar telab dlasin di kapal. memungkinkan jenis pengolahan pengasinan menjadi sesuatu yang paling memungkinknn untuk dilakukan. Produk asin yang
dihasilkan disertai dengan peogeringan menjadi ik.on osin kering, atau melal ui proses perebusan sehingga mcajadi ibn pi.ndang.
l.kan pindang merupakan ~il
dari peugolahan ilcan yang
menerapkan proses pemaoasan, yak.ni dengan perebusan, pengukusan, atau penggorengan, Dalam proses pemindangan, biasanya ikan
diawetkan dengan cara merebus ikan daJam suasana bergaram dan bertekanan normal, dengan tujuan untuk menghambat aktivitas balcteri
pembusuk maupun aktivitas enzim. Hasilnya merupakan ikaa pindang yang merupakan produk ikan olahan ynng siap dimak.an. Kegiatan indu.stti pengolahan ikan yang juga banyak. terdapat di wilayah studi adalah
pengolahan ikan panggang,
Proses
pengolahaonya adalah dengan memaaggang atau mengasap ikan segar
102
sc:hingga mawig. Tidak banyuk ienaga kerja yaug dibutuhkan dalam proses pengolahan, sehingga industri ini biasanya dilakukan oleh perseorangan. lkan yang biasa dijadikan ikan panggang antara lain adalah ikan tongkol, ikan pari, ikan tengiri dan i.kan manyung.
DiS311lping ketiga proses diam, terdapat juga industri fillet ikan, Fil/el iken merupakan sayatan daging ikan tanpa kulit maupun fillet ikaa dengan kuJit. Pembuatan fil/tt ikan memiliki beberapa
keuntungan diantaranya kcmudahan dalam penggunaan sebagal bahan baku untuk pembuatan produk-produk pasta ikan scperti bakso, sosis, surirni, empek-empek yang memerlukan pelwnatan daging ikan dalam proses pengolahannya. Jenis ikan yang biasa dibuat ftltet adalah ikun merah dan ikan mata besar.
Kegiatan-kegiatan inilah yang juga banyak muncul di Desa Tasikagnng. Penyerapan tenaga kerja pada kegiatan ini terjadi melalui usaha sendiri, maupun ma\iadi
bul'llh di indu.'
Berkembangnya kegiatan industri pc:ngolahan ikan di wilayah ini, juga nwnpu menjadi daya tarik bagi penduduk dari luar wilayah untuk mcncari naJkah, seperti balnya poda kegiatcn periluwan tangkap. Biasanya mereka datang dari dacrah-daerah pertanian yang ada di
wihtyah sekitar, "Mereka (tmagat kerja dari lwir wilayah) keba11yakan bckerja sebasai nelayan, butuh bongkar muat, huruh memilah ikan atau di industri
pengolllhan ikan" (PTK. W.02.0 I).
103
c.
Perdagangan Kegiatan
yang juga berkembang akibat dorongan sektor
perikaaan, adalah kegiatan p«daganglll\- Peneliti membagi kegiatan perdagangan ini kedalam dua jenis, yaitu perdagangan rnakanan jadi dan pcrdagangan bukan makan jadi. Perdngo.ngan m31c.anan jadi berupa kedai/warung makan, warung kepi dan pedagaag makanan keliling, sed.ang pedagang bukan makanan jadi disntaranya adalah pedagang
ikan, pedagang alat-alat nelayan, pedagang perbekalan nelayan dan
pedagaog tempat iken atau tusuk ikan. yang digunakan pada industri peogolahan ikan. Mulai dari awal pengembani;an kawasan, telah muncul beberapa kegiatan ekonomi, salah satunya ndaloh kedai/wvung makan, termesuk warung kopi. W arung-warung terscbut cukup ramai pembeli, korulisl lnl tidak lepas dari buday11 masyan1kat pesisir, sebegiau mereka senang jajan dan duduk-duduk sambil menikmati k.opi dan rok.ok yang menamakannys
diolesi
dengan
dengan kopi
endapan lelet.
kopi,
orang
setempat
Keberadaan warung
kopi
merupakan hal yang seolah-olah tidak bisa dilepaskan dnri kehldupan
mereka, Ho.I ini tedihat ketika mereka bani saja pulang dari melaut., warung-warung kopi inilah mi:njadi tcmpat bagi rncreka untul.< mclepas lelah dan melepas ketegangan setelah berhari-hari melaut, Dan
biasanya, mereka yang rnerssa mendapat rejeki lebih akan mentralctir rekan-rekannya di waning tersebut.
104
Sedangkan perdagangan bukan makanan jadi didominasi oleh perdagangan hasil taut. Pedagang basil laut ini berssal baik dari wilayah setempat maupun dari luar wilayah. Hal ini tentunya tidak lepas dari banyaknya ikan yang di lelang di TPI Tasikagung, sehingga dari TPI ini dapat menywnbo.ng hampir 50% dari total produksi
perikanan tangkap yang ada di Kabupaten Rembang. Kegiaten perdagangan in.i tidak saja dilakukan oleh masyarakat seeempat, tetapi
pedagang dari luar juga banyak yang beraktivitas di tempat tersebut, Kondisi in.i terus berkembang, seb.ingga saat ini TPI Tas.ikagung menjad.i tempal transalcsi yang e11lrup ramal. "Jumlah pedagMS yang 'kulakan' ikan di TPI ini semakin banyak" (PTK.W.04.02). "Tempat Pelelangan llwt mcnjadJ ramai, bal ini menjadl horkalt bagi buruh bonglcar muat, pectagaog ilcan, pedagang makanan, sampai tukang becak" (PTK. W.01.03).
Selain perdagangan basil taut, kegiatruJ perdagangan lainnya adalah perdagangan
elat-alat nelayan, peedagangan
perbekalan
melaut
termasuk penjualan es bani, air dan garam. Perdagangan ini
berkembang disebabkan perkembangan kegiatan perik.anan tangkap, dan sebaliknya kegiatan perikanan tangkap juga ~gat
tergantung
dengan kegiatan perdagaogan ini. Sehingga muncul adanya keterkaitan antara kegiatan utama dan kegiata.n perdagangan ini, sehingga ketika
kegiatan utama tumbuh dipastikan kegiatan perdagangen ini juga akan tumbuh.
!05
c. Kegiauw Jasa-Jasa
Kegiatan di selaor penbnan juga mendorong perkembangan kegiatan jasa-jasa, antara lain kegiatsn jasa bongkar muat, jasa keuangan, jasa perbaikan mesin kapaL jasa persewaan dan jasa-jasa lainnya seperti jasa k.eamanan dan jasa kebersi han. Dari hasil observasi diketahui bshwa jasa lceuangan mmipakan kegiatan j asa yang sangat
mendukung kegiatan di sektor perikanan ini. Ada beberapa pelaku kegietan jasa ini, yang terbcsar ad•lah KUD Saroyo Mino. Disarnping itu, jasa keuangan milik perorangan kebc:radaannya juga cukup eksis di teagah-tengsh masyarakat nelayan. Kondisi ini tidak. lepas Wai kondisi
ekonomi masyarakat setempet dan pasang surutnya pendapatan terutama yang diperoleh oJeh para nelayan.
Kegiatan jasa lainnya adalab jasa persewaao basket. Basket digunakaa seeagai wadah ik.an setelah bongkar dari kapal yang kemudian dignnakan dalam proses pelelangan
"Dengan banyaknya lcaptl yang datang, dia siekarang memt>uka usBha persewaaa besket, yai1u lflnpal wvdah Win" (PTK.W.O1.03).
Kegiatan j asa berilcutnya yang dilemui di kawasan tersebut adalah jasa perbaisan
in e sin
masih sedikit, mungkin karena kegiatan jasa tersebut membutuhkan pengetahus» atau keterampilan ldn.lsus, sehingga tidak banyak orang yang bisa melakukan. Dari observasi clan wawancara, ada keterkaitan yang erat
antarn kegiatan perikanan tarJgkap dmgan kegiataa j ass-jasa yang ada
)06
di kawasan tersebut, Jasa kemmgan misalnya, keglataa perikanan
tangkap memburuhkan modal yang dipenuhi dari jasa keuangan, sehingga semakin berkembang
kegiatan
perikaoan tangkap, jasa
keuangan tersebut juga semakin berkembang. Demikian pula kegiatan
[asa-jasa lainnya, misalken .i-
perbaikan mesia kapal. semakin
banyak kapal meks kebutuhan jasa tersebut jugs a1can meningkat. Yang tetakhiT adalah jasa bongkar muai. Semakin benyak kapal yang
bongkar muat, j asa ini akan semakin berkembang. dan sebaliknya kegietan perikanan tangkap ~
sangat membutuhkan jasa bongkar
mual ini, d. Kegiatan I.ainnya
Yang terrnasuk kegiatan lainnya antara lain adalah tukang becak, tukang parkir. alang-alang (pemu)u.ng iksn), tukang bersih-
bersih kapal dan lain sebagainya. W alaupun tidak diketahui secara pasti berapa jumlah tenaga kerja yang terserap dalam regiataa ini, tetapi dari basil observasi iapa•IG"D, keberadaan mereka cukup eksis. Mereka biasaaya daiang dari luar wilayah yang mencoba mencari
nafkah di kawa=i tersebut, alasan meresa sangat beragam, salah satunya adalah karena didesanya
tidak ada peketjaan atau lahan
pertanian mereka tidak bisa digaiap karena tidak ada hujan. "Seperti saya clan llomlln say2 ini, 68a1 '1ni r11enggaot11ngkan llidupnya di sini (di Kawasan .Rahari Terpadu), soalnya saat ini tanah pertanian saya ridak bisa dipap karcna tidal< ada hujan" (l\fM.W.03.01 ).
}07
Dari kegiatan lainnya tersebut, yang banyak diiemui ad&ah pemulung ikan, orang setempat menyebutnya sebegai aleng-alang. Walaupun seoenamya rnenurut \criteria usaba, lcegiatan ini bukan termasuk sebagai kegiatan ekonomi, tetapi sernyata profesi tersebut rnemberikan cukup pcnghasilan bagi mereka. Kebanyakan alang-alang ini adalah perempuan, dan dengan ala! seadaaya mereka mengumpulkafl ikan yang dibcrikan kctlllda rnereka oleh P"l1' nelayan. Hasilnya mercka Jcumpulkan. dan terkadang ada pedagang yang mau mengumpulkan
iJcan dari hasil jerih payab mereka. e, Kegi.atan pendulcung Kegilltan penduhmg pada perikanan tangkap adalah kegiatan
yang bersifat mcnyokong kcgiotan perilrooan tangk.:tp, kegiatan ini antara lain adalah industri pcmbuatan kapal, indu:stri cs, perdagangon
garam, perdagangan air dan ~tau
Wun.ya seperti jasa perbaikan
kapal, mesin kapal dan jasa-jasa lainnya. Ketika kegiatao perikanan tangkap
berkembang,
malca kegiallln pendukung tersebut secara
otomatis j uga ikut berkembang, 2. Sektor Pariwisala. Sem dan Budaya Sektor ini didorong mcLalui revitalisasi Taman Rekreasi Pantai Kartini, sehingg11. kegiat.an utama '<:ktor ini ads.lab kcgillllln psriwisata di T aman Rekreasi Pantai Kartini. Walaupun dampek kegietan pariwisata
terhadap penduduk lokal tidak. sebesar dampak yang ditimbulks.n oleh kegiatan perilanan tangkep, lelapi kebenidaan tarnan rekreasi tersebur
108
cukup bennanfaat terutama bagi Pcmerintah Daerah, yaitu sebagai salah satu sumber pendapatan asH daerah (PAD). "bahwa l301211 wisata lelsebut dikelola oleh .l'emerintah Daerah, pemasu.kan dari Taman Wisata tersebut juga masuk ke kas dserah, ............................ Pengelolimya 8$bagian besar adalah orang luar, termasuk yang berjualan disan.a juga .ehagian besar adalah orang dari luar desa" {PTK. W.O I.OS).
Kegiatan yang yang terkH.it Wmg3n kegiata11 pariwisata antara lain adalah kegiatan perdagangan makanao
berupa kedai/warung rnakan, warung
jajanan, pedagang souvenir, persewaan mainan analc clan j asa rekreasi
lainnya seperti penyewaan perahu. Keberadaan Taman Wisata t.ersebut juga didukung oleh keberadaaa
botei dan rumah makan yang bedokasi
tidak jauh dari Taman Rekreasi Tersebut. Kegiatan
pariwisata
disamping
mendorong
berkembangnya
kegiatan ekonomi lain seperti industri souvenir, perdagangan dan jasa-jasa, tetapi kegiatan lain tersebut juga merupakan pclcngkap bcrkcmbangnya kegiatan pariwisata, Kegiatan periwisata tidal: alcan berkembang tanpa
adanya kegiatan- kegiatan pendukung, ini berarti
ada hubungan timbal
balik antara kegiatan utama dengan kegialan ikutannya, yang ditunj ukkan
sebagaimana gambar berikut:
109
Kegiatao pendukung (dari luar K.BT)
Sumber: Observasi Lapangan, 2008
GAMBAR4.4. KETERKAITAN KEGIATAN PARIWISATA DENGAN KEGIATAN EKONOMI LAIN DI KAWASAN BAHARI TERPADU
a. Kegiatan pariwisata Setelah adanya revitalisasi Taman Rekreasi Pantai Kartini, terlihat adanya kemajuan yang cukup berarti pada kegiatan pariwisata pantai ini. Kondisi ini ditunjukkan. dari banyaknya wisatawan yang berkunjung di taman rekreasi dan besarnya pendapatan antara sebelum
110
adanya revitalisasi dan sesudah adanya revitalilsasi (lampiran A data pen\ll\iang:data 3). Selama tahuo 2007 jumlah pengunjllllg Tamm Rekreasi Pantai Kartini tercatat sebesar 127.846 orang, dengan
pemasukan dari kareis tanda masuk sebesar Rp, 599,4 juta, sebagai salah satu sumoo Pendapatan Asli I>at!rah (Rembang Dalain Angka
Tahun 2007, BPS).
Potensi wisata yang ada psda Taman Rekreasi Pantai Karimi mr, disamping berupa kcindahan
panorama pontoi dan laut,
pengembangannya juga mengeksploitasi wisata buatan yang sudah eksis ~ni
peninggalaa sejarah/bangunan kuno maupun dengan
mengembangkan kawasan wisata buatan yang bersifat modem deogan tetap memperhatikau petensi bahari yang dimiliki. b, Kegiatan industri lndusui yang mendukung kegiatan pariwisata ini adalah
industri kerajinan. Keberadaan industri tersebut di wilayah studi belum banyak, sampai saat ini baru ada satu tetapi tenaga kerja yang terserap eda sekitor 20 orang. Belum berkembangnya kegiatan industri di wilayah studi mungkin lebih disebabknn kurangnya tenaga kerjn dengan keahlian dan keirampilan khusus, disamping bahan baku yang
masih terbatas. Dan sebenamya untuk pasar industri souvenir tersebut cukup luas, tetapi kalau hanya mengandalkan pasar di Taman Rekreasi setempat, industri souvenir tersebut tidak akan berkembang, seperti
111
yang dialami oleh sa1ah satn respnnde:n yang berjualan di Taman Rekreasi tersebut. "Ditatya mengenai pendapa!lln, dia mengatakan pesidapatan yang diperoleb sebari-hari tidal( b3nyalt bahkan sering dai;anganya tidak
laku senipun" (PPM. W.07 .OJ).
c, Kegiatan perdagangan Kegiatan perdagmgan yang ada di dalam Taman Rekreasi
maupun di sekitar tamen tersebut antara loin adalah peroagangan souvenir dan perdagangen makanan jadi, yang berupa kedai a.tau
begi tu ramai, tetapi pada musim It"buran termasuk llari mi nggu, dengan bertambahnya jumlah
pengunjung kegiatan
perdagangen tersebut
cukup ramai, dan biasanya peda musim-musim libwan jumlah pedagaog dadakan juga meningkat d. Kegiatan j asa-jasa Beberapa kegiatan jasa yang berkembang di taman rekreasi tersebut antara lain &:Wah jasa penitipan kendaraan, jasa persewaan mainan anak, jasa persewsaa perahu dan jesa kebersihan, Ke bersihan
Taman Rekreasi tersebur scbenamya merupakan langgung jawab dari pengelola iaman rekreasi karma ada bagian terseodiri yang menangani,
teeepi sering dikcrjakan orang dari luar pengelola, e, Kegiaten pendukung
Kegiatan pendukwig
pada kegiatan
pariwisata antara lain
adalah k.egiatan promosi wisata, baik melalui web site, bim perjalanan,
112
maupun melalui event-event tenentu yang dapat mengundang wisatawan untuk berkunjung ke tempat tekreasi tersebut. Kegiatan pendukung lainnya adalah jasa akomodasi yarig terdiri alas hotel, rumah makan den kemudahan transportasi menuju tempat wisata
tersebut. 3. Scktor Perhubungan Laut
Dari ooservasi lapagan maupuu wawancara, dikel
yang belum memuugk.inknn k.opel berukuran besar unmk
bersandar, menyurutkan Pelabuhan Niaga
niat pllnl pcngguna
untul< memanfaatk.an
tersebut, Sebelamaya Pelabuhan
tersebut
biasa
digunakan W1tuk mendlstribusikan barang gallan berupa baru kapur dari wilayah Rembang ke ke JeJJ8Ill. Karena minimnya aktivitas. maka kegiataa yang terdorong dari sektor Perhuhungan I .aul juga belum banyak.
113
..---.
Kegiatan Pendukung
(Dari Luar KBT)
Sumber: Observasi Lapangan, 2008
GAMBAR4.5. KETERKAITAN KEGIAT AN PERHUBUNGAN LAUT DENG AN KEGIATAN EKONOMI LAIN DI KAW ASAN BAHARI TERPADU B. Jumlah Kegiatan Ekonomi dan Tenaga Kerjanya Setelah sebelumnya dipaparkan kegiatan-kegiatan utama dari sektor unggulan maupun kegiatan-kegiatan ekonomi lainnya yang ada di Kawasan Bahari Terpadu, maka pada bagian ini dipaparkan jumlah dari kegiatan utama, maupun jumlah kegiatan ekonomi lain yang terkait dengan kegiatan utama serta jumlah tenaga kerja yang terserap dari kegiatan-kegiatan ekonomi tersebut. Dengan mengetahui jumlah kegiatan ekonomi dan tenaga yang terserap sebelum dan sesudah adanya Kawasan Bahari Terpadu, akan dapat diketahui peran kawasan bahari terutama dalam penyerapan tenaga kerja Jumlah kegiatan utama dan kegiatan ekonomi lain yang terkait dengan kegiatan utama, serta tenaga kerja yang terserap oleh kegiatan ekonomi tersebut, pada masing-masing sektor pengembangan adalab sebagai berik:ut:
114
I. Sektor Perikanan dan Kelautan: Unn.ik melihat darnpak dari adanya Kawasan Bahari Terpadu,
peneliti akan mernbandingkan jumlah .kapal dan jurnlah nelayan sebelum dan sesudah adanya Kawasan tersebut. Demikian juga pada kegiatan ekonomi lain yang terkait dengan vegiatan utama yaitu dengan mengetahui jumlah industri pengolahan dan tenaga kerja yang terserap, jumlah kegiatan peedagaagan dan teoaga kerja yang terserap, jumlah
kegietan
j asa-j asa dan cenaga kerja yang terserap, serta j umlah kegiatan- kegilltan lainnya den tenaga kerja yang terserap. Dengan mengetahui jumlah masing-masing
kegiataa dan teaaga klajll yang terserap sebelum dan
sesudah adanya Kawasan BahilriT~
dapat dilihat peran kawasan
bahari terutama terhadap ekonomi lokal. a. Kegiatan perikanan tangkap Saat ini Pelabuhan Perikarutn Tasikagung tidak saja didatangi oleh kapal-kepel dari daerah Rembang seadiri, tetapi disinggahi juga oleh kepal-kapal dari daeroh lain, seperti nelayan dari Pekalongan dan
Juwana. Hal ini bcrdesar dari pelaporan keberangkaten dan kedatangan yang eda di Syah Bandar. Kareoa terbatasnya informasi terutama data
mengenai jumlah tot.al kapal maupunjumlah nelayan yang berlabuh di Pelalluhan Perilcanan Tasikagung.
mska peneliti memakai asumsi
minimal, yaitu jumlah kapal motor yang ada di Kecamatan Rem bang.
1 lS
TABELIV.1. JUMLAHPERAHUDANNELAYAN DI WILAYAH STUDI
Jumlab
Sesuclab adanya KBT
S.bclu111 ada11ya KBT
KapalMuwr
Nelayan *) dengan asurns1: tat&·rala
88 1.760
•
130 2.6UU
•
.. I kapal beri.$1 20 orang
Sumbtr &mbcmg !Mom A11$1hi.2(}()() & 1007
Dari tabel lV .1. diatas, terlihat ada peoambahan jUIJllah kapal motor setelah adanya Pelabuhan Perikanan. Dan dengan menggunakan asumsi untuk jumleh nelayan, terlihat bahwa ada peningkatan jwnlah ru:layan. Dari tabel tersebm dapat disimpulkan bahwa Kawasan Rahari Tcrpadu rnelafui kegiatan perikenan tangkap, memiliki peran yang
signifikan dalam peningkatan jumlah kapal dan jwnlah tenasa kerja yang terserap.
b. lndustri pengolahan Sebagian besae industri yang ada di willlyith tersebut merupakan milik. penduduk setempat, sedangkan eenaga kerjanya
dipenuhi tidak hanya dari penduduk setempat, tetapi tenaga kerja yang datang dari luar wilayah cukup banyak..
Jl6
TABELlV.l.
JUMLAH INDUSTRI PENG-OLAH AN ·--·-
-
JeJils lnduttri
Pengolahan lkan Te111p>t lkan
DI WILAYAHSTUDI ·-- - .
Se!Milum ..iu.-.. KBT Judah Jomla' Tct1~Kri IJ1dustri
i
Jumlah
Serela• adaan KBT Jumlab Jomlah Tena- Kn lnclomi
28
.
468
-
45 3
28
468
48
936 6
···~··-
942
Dari tabel IV .2, merupakan jumJah industri pengolahan yang ada di
wil ayah stedi, dan terlihat bahwa ada peningkatan pada j umlah industri pengolaban maupun pada ieoaga kerja yang tersersp. Meningkatnya jumlah industri tersebat tidak lepas dari ber.kembangnya kegiatan
perikanan tangkap. Ketika jumlah bahan baku berupa ikan segar meningkat, memberi dorongan industri pengolahan ikan untuk ikut berkcmbang, "Tersedianya bahml behan bo.ku berupa ikan laut, industri pengolahan ikan disana semakin berkembang, seh i ngga dapat memberi lapangan kerja tennama bagi pendudok ~ (PTK. W .01.04).
Dari kondisi rersebnt, peneliti menyimpulksn ada peran yang culrup signifikan dari Kawasan 8ahari Terpadu terhadap peningkatan jumlah
industri maupun tenaga kerjii yang terserap. c, Perdaganga»
Dari observasi lapangan dan wawaneara, diketahui jumlah kegiatan perdagangan yang dilakukan penduduk setempat juga turut meningkat. Beberapa jenis p:rdaglmgan yang terkait dengan kegiatan perikaaen
taagkap
antara
lain adalah perdagangan
basil h1ut,
117
perdagangan peralatan nelayan, perdagangan perbekalan melaut seperu pecdagangan es, bahan bakar. dan pe.rdllgangan makanan yang berupa kcdai/warung makan. Dari tabel IV.3 terlihat hahwa rnasing-m11.~ing jenis kegiatan tadi meninglcat baik dari jumlahnya maupun dari tenaga kerja yang terserap. Dari data yang ada Kawasan Baheri
Terpadu berpengaruh
bisa dikntalrnn bahwa terhsdap perkembangan
kegiatan perdngangan dan penyerapen (<:n
Dlwn.AVAHSTUDI
Je•i• Peniqa•gllD J>ecllgang es batu A lal Ncl"J'llU
lkal'I sep/olahan SPO°:'I Kedailwllrwl• makan Jumlah
Sebe111m adu•• 1('8T Ju,.lal J•inlal
Setetab aclan- KBT
J11mlah Tna Krl . _...!}'!IN
u.. 11.
2 4 II
3 7 18
Ju111lah
Ta• K.t
3 9 21 I
18
32
43
3S
60
60
5 17
34
s
go 113
d. Jasa-Jasa Dengan berkembangaya kegiatan utama sektor perikanan, yaitu kegistan perikanan tangkap, berpengaruh terhadap perkembangsn kegiatan jasa-jesa. Kegiatsn ini antara lain terdiri atas kegiatan
ja110
bongkar muat, jasa keuangsn, jasa perbaikan mesin kapal dan jasa pcrscwaaa. Dari observcsi diperoleh data-data sepeni di bawah ini:
118
TABELIV.4. JUMLAHKEGIATAN JASA DI WIJ.A VAH STlTDf • KJJI'
3 2
Jasa Keuaugan Peroc:""811 P<:rahu !'~Basket J'ersewaan Gu.dang
Jasa Peroaihn Ja.sa OOf>v mwu Juinlah •) Tidak diketahui
Sftei811 adan a KBT Jumlall Jumlah Usah• 1'n K .
27
s
2
0
2 12
I
2
2
4
•
35
2
3
29
7
38 104
s-i;e,. 1I11Jii °""""a.ti, ]C{J8 Dari rabel IV .4,
diketahui ada peningkatan jumlab usaha dan tenaga
kerja pada kegiatan jasa-jasa setelah adanya Kawasan Bahari Terpadu. Kondisi tersebut dapat ~yimpulkan bahwa ada per1111 kawasan
tersebut terhadep berkemb.1ngnys kcgiatan jasa-jasa maupun terhadap penyerapan tenaga kerja di wilayah midi. e,
Kegiaian Lainnya
Yang termasuk kegiatan lainoya, antan lain adalah: tukang beeak,
tukang parlir, alang-alang (pemuiung' ikan}. dan teaaga
kebersihan. Karena tidal:
ada
data yang tercatat dan pelaku kegiatan
ten.ebti! juga salalu berpindah. sehiogga data yang diperoleb mungkin knrang tepat. Dari o bservasi I apangan dan wawaacara didapat j um lah tensga kerja sebagai berikut:
119
TABELIV.5 JUMLAH KEGIATAN LAINNY A Dl WILAVAH STUDI Je:ni1 Jasa
'
Sebclum adanva KBT Ju.,la•Tenaga KerJa
I Tukang ~~ale .
• • • •
i Tukan! prutir I
AJang1Jang
Tenaga kerbmihan Jumlah ')Tidal< diketahu1
Setelah
.adan- KBT
Jumlah Teaap
Keda 7
3 17 g
... ._.....-
Swnbn. Ob.servmi Lapangon. 21Jflll
Dari tabel IV .5, peneliti tidak bisa membandingkan dengan kondisi
sebe!wn adanya Kawnson Bahari Terpadu karena tidak ada rujukan data yang bisa didapat, 2. Sektor Pariwisata, Seni dan Budaya Kegiaten utama sekror pariwisata, seni dan budaya adalah kegiatan pariwisata di Taman Rekreasi Pantai Kartini. Dengan adanya daya tarik wisata di objek tersebut, mengundang minat wisatawan wrtuk berkunjung taman rekreasi tersebut, Kondisi ini dimanfaatkan para
pedagang makanan, pedagang souvenir dan para pekerja lainnya, sehingga berkembanglah kegiatan perdagangan,
industri clan jasa-jasa. Dari
observesi lapangan dan wawancara didapat data seperti di bawah ini:
120
TABELIV.6 JUMLAH KEGIATAN EKONOMJ DI DALAM DAN DI SEKITAR TAMAN REKREASI PANI'AI KARTINI
j
.
SE~lum
Jwnlall Uuha
Ja1s Keglacan
, Warung Makao
I
lndustri Kerajinm
I
Persewaan Mainan _____
.
- ~. ---
Setdab adaava KBT .
T-1{,.;
I 2
i Jualan S
s
.KllT Ju1111ab JO 20 3
J11mlah LJ99lt•
J11111lab
Tna
)(ri
17
1 :
2(
-' . ±1..l __ ? '
8 ---·· 33
32 20 3 4 59
Swmber. Obs.,..o.ti lopanga11, 2008
Dari tabel IV.6, terlihat ada peningkatan baik jumlah kegiatan rnaupua jumlah tenaga lcerja setelah adanya revitalisasi Taman Rekreasi Pantai Kartini. Sehingga pe:neliti menyjmpulbn
ada peran Kawas an Babari
Terpadu terhadap perkembangan h:gimn dan penyeropon tenaga kerja. 3. Scktor Perhubungan Laut
Di sektor yang kegiatan ntiroJUJya adalah transportasi laut, sampe; saat ini kegiatannya be!um begitu banyak. Peneliti kesulitan dalam
mengumpulkan jumlah kegiatan yang terkait dengan kegitan mama, maupun
tenaga
kerja yang ter..etap. sehingga data yang peneliti peroleh
mungkin kursng mcndckati kondisi sebenamya. Malahan sudah beberapa bulan terakhir tidak ada aktivitas di Pelabuhan tersebut, Dari hasi I
wawancara dengan petugas Syali Bandar, pada waktu di Pelabuhan Niaga ada akti vitas, jumlah teeaga kerj anya adalah; anak buah Jcapal tongkang ada 5 orang, tenaga bongkar material du pengawasnya5 orang. Koedisi
terse but tentu saja tidak bisa dibMdingkan dengan kondisi sebe!wn adanya Kawasan Bahari Terpadu.
121
C. Peoyehab Peoyerapan Tenaga Kerja
lJengan berkembangnya kegiatan utama yang kemudian mendorong berkembangnya kegiatan-kegietan ekonomi lain di Kawasan tersebm, sehingga berdampak pada penyerapan tenaga kerja. Dari basil observasi lapangan dan wawancera, diketnhui bahwa penyebab terjadinyn penyernpnn tenogtt kerja adalah
karma kegiatan-keglatenckonomi yang ada di Kawasan tersebut bersifat:
I. Kegiatan ekonomi yang pailitl karya. Sebagian besar kegiatan ekonomi yang ada merupakan kegiatan ekonomi yang sifatnya masih tradisional dan ruembutuhkan banyak tenaga kerja. Mlsalnya padll kegiaten perikanan tangkap, masih mengandalkan sepenuhnya pada tenaga manusia untulc menarik jaring, sehlngga setiap klipol akan membutuhkon sejwnlah tenaga tcrtentu untuk dnpat beropcrul seeare optimal. Kckurangan tcnaga akan memberatkan lalnoya, tctapi k.elebihan teaa&a bisa ditolerir. K.e~iililn men-sortir ikan, membetulkan jariog, mernbongkar rnuatsn, pekerjaan-pekerjaan tersebut sepenuhnya rnasih menggunakan tellllga manusia. sebingga dengan bertambahnya jumlah kapal, secara ntomatis akan bertambah tenaga yang dibutuhkam.ya. Pada industri pengolahen ikan jugs tetjadi demikian. Industri yang ada di kawasan tersebut, sebagiaa merupakan industri yang membutulWin
banyak tenaga kerja. Mulai dari mcn-oortir ikan, membersihkan ikan, memasak hingga mengemasnya
lnll$ill
mengandalkan tenaga manusia,
sehingga dengan banyaknya iodustri pengolahan yang ada dibutuhbn banyak pula tenaga kerja. Disamping itu. sistem upah yang diterima oleh
122
para pekena, pengupahannya
mcndukung
adanya penyerapan tenaga kerja, Sistem
rnenggunalrnn
sistem borongan,
sehingga
herapapun
tenaga yang rerserap, tidak akan menumnkan pendapatan yang diterima oleh para pemilik induetri. Pemilik industri membayar pekeqaaya sabanyak pekcrjaan yang bisa disclcsaikan olch para pekerja tersebut,
Misalnyu: dalam >lilu hari industri pengolahan rnl.lfi.lpu mengoleh 2.000 ikat ikan pindang, maka upah yang diterima pekerja adalah 2.000x Rp, 300
( 1 ikat dihargai Rp. 300) "' 600.000, dari Rp 600.000 tersebut baru dibagi jumlah pekerja yang ada. Misa.lkan jumlah pekerjanya ada 30 orang. rnaka masing-masing orang mendapat Rp. 20.000. "Oalam aatu b.tri lndustri t~mpe.t dia belterja, bit.a mengolah 111tara 2.500 - 3.000 ikat. Dibagi dengan banyalmya pekeija, schlnw l81U pekerja 111ta-ratA dalam sem bari bisa lllCDdapatkan upah Rp. 20.000 - R.p. 25.000"(PPM.W.09.01).
Seb.ingga berapepun jwnlah
tellllgll
kerja ynng ada tidak mmigik.an para
pemiUk industti pengolahan. Kondis! inl Juga yang rnendorong adanya
penyerapan tenaga kerja pada kegiatan industn pengolahan ini Dua kegiatan itulah (perikanan tangkap dan industri pengnlahan) yang paling berpengaruh clan paling banyak menyerap tenaga ketja di Kawasan tersebut. Sedangkan pada kegiatan lainnya seperti perdagangan
dan jesa-jasajuge terjadi pcnyerapan tcosga k<-'rja, t<:
Penyerapan tenaga ketia yang terjadi di Kawasan Bahari Terpadu juga disebabkan karena perkerjaan yang tersedia di kawasan cersebut tidak
l23
begitu membutuhkan keahlian atau pendidikan khusus. Misalnya pad.a kegiatan penkanan
tangkap, tenaga yang dibutuhkan
pada kegiatan
iersebut lebih rnenekankan pada kesehataa fisik dan keberanian. "sut ini banyak dibutuhkan aoak buah bpal, tetapi tidak semua orang tertarik menjw:ti noluyan. Lm:n" nehlyan itu pelerj83ll y"nl! berat yMng banyal< membutuhlcan tenaga" (KTK.W.02.01 ).
Demikien
pula pada industri
pengolahan, sebagai
kegiata»
penyerap tenaga kerja t:erbanyak kedua setelah perikanan tangkap, juga tidak mensyaratken adanya pcndidikan auru keahlian khusus untuk dapat bekerja di satah satu industri pengola.han tersebut. Hal tersebut berkaiten
dl!tlgun sifat indusiri pengolaban yllllg ~ebegi.an besar si6ttnyll m.aslb tradlsional, seperti lndustri ikan asin, industrl llaul pindang. i.ndustri ilwl panggang
111J1upun industri
fillet
ikan,
semuanya tidak
begitu
mensyaratkan adanya keahlian atau pendidikan khusus dari para pekerjenya. "Pak Zaenal mengatakan kalau dia hanya lulusan MTa yang ada di de>anya, sedangl(wl teman-remennya, dill kurang !ahu, rapi b.yaknya ada yang nggak bisa baca tuhs" (KTK.W.11.01).
Kondisi inilah salah satu dari beberapa penyebsb, yang menyebabkan kegiatan elconomi di Kawasan Bahari Terpadu mampu mcnyerap beayak tcnaga kerja. Termasuk pede kegiatan lainnya yang ada di kawasan tersebut, seperti jasa bo11gkar muat, jasa persewaan basket maupun tenaga
kerja pada k.egiatan perdagangan, keahlian dan pendidikan khusus tidak begitu dibutuhkan.
124
3. Sebagian besar daerah di sekitar K.awasan Bahari Terpadu merupakan daerah pertanian t.adah hujan. Peneliti melihat hahwa ada pergerakari tenaga kerja dari daerah Rembang bagian selatan yang merupakan ~
pertanian, ke wiisyah-
wilo.yuhpesisir, termasuk Ice Kawes4ll .Bahari Terpsdu, Hal ini disebabkan scbagian besar daerah pertanian di Rembaog lcurang mampu menyerap te1Ja8a kerja. Kundisi
t.:nicbul akan semakin nampak ketika musim
kemarau mulai riba. Sebagai comoh, penyerapan tenaga kerja terbesar di
sektor pertanian di sumbangkan dari pertanian taoarnan pangan yang terdiri atas pertanian tanaman plldi dan palawija. Padahal dalam satu tahun, dilahan tadah hujan laoaman padi atau palawija m.aksimal hanyo. terjadi dua kali mesa tanam, bahk111 kadoog cuma sckali, Di bulan-bulan sclaojutnya para pctani akhinlya tidak punya pckctjaan. Koodisi inilah
yang akhirnya ruenyebabkar, adanya pergc:rabn tenaga kcrja dari dacrah pcrtanian ke wllayah-wilayah pesisir. Ketika di Kswasan Bahari Terpadu tersedia lap&ng1111 kecja, yang Udak membutuhk.antenaga kerju deogan keahlian atau pendidikan khlL'
semakin ramai, "Dia berual dari Den PJaDti Kecamatan Sulang, sebuah desa ~
berjacaldwnpiT 15 km dari le!llJ)at dia belcerja"' (A TK.W.09.0 l ).
Kondisi-kondisi inilah sebagai penyebab h1in adanya penyerapan tenaga keria di Kawasan Bahari Terpadu, sehingga sebagei pusat kegiatan
ekonomi Kawasan tersebut mampu menyecap tenaga kecja.
125
4.J.
Pera11 KBT sebapi Pendorona Pmlngka1an fe11.dapatao Masyarakllt Tujuan Pengembangan ekonomi lokal salah satunya adalah untuk
menciptakan lapangan kerja terurama bagi pendoouk lokal melalui pengembangaa
potensi sumberdaya Iokal. Dengan adanya lapangan kerja maka aken terjadi pctumbuhan ckonomi sccara luas, yaitu tumbuhnyo kcgiatan ekonomi yang ada dimasyarakat maupun peningkaran pendapatan real dalam masyarakat. Sehingga tingkat kesejahteraan rnasyarakat akllll meningkat seiring dengan tumbuhnya
kegiatan-kegiatan ekonomi yang ada. Seperti juga dalam penyerapan tenaga kerja,
peodapatan masyarakat pesisir, didominasi oleh pendapatan
dari perikanan
tangk.ap dan iadustri pengolahan. A. J~il Pendapaba Jenis pendapeto.o terkalt dengan lapongan kerja Ylllll!
pendapatan dengan rentang yang sangat tinggi, suam ketika seorang nelayan blsa mempero'eh hasil yung rnehmpah, tetapi dilain hari bisa tidak membawa pulang uang sepeserpun, "-pendapatan nelayan boleh dibilang tidak te11t1~ kalau lagi berunmng bi1111 mernperoleh peridapatlln Jumayan, tetapi kalau lagi ap.:s. bisa baliL modal sudah untung" (PPM. W.02.02).
Sehingga kalau dirata-rata dalam setahun, pendapatan nelayan terutama nelayan pendega (anak buah kapal) bisa dikatakan masih rendah, sa.lah satu sebabnya
antara lain adalah kegiatan perikanan tangkap sangat dipengoruhi oleh koadisi alom, artinya ada musim-musim tertcntu dimana nclayan tidak bisa rnclaut, dalatn
126
kondisi seperti ini nelayan ccnderung menganggur. Selain itu pekerjaan menangkap ikan adalah rnerupakan pek:erjaan yang peooh resiko dan wnumnya hanya dnpat dikerjakan oleh laki-laki, Oisamping bal-hal di atas, kehidupan nelayan selama ini dihadapkan deagan sejurnlah pennasalaban, seperti lemahnya mllll8jemen usaha, reodahnya adopsi teknologi perikanan, kesulitan modal usaha, rendahnya pengetahuan pengelolaan sumberdaya penkanan,
dan falctor-falctor
lainnya seperti pola hidup yang oenderunJ:! bores dan lai sebegamya, KoncUsikondisi inilah yang mengakibatkan rendahrtya tingl(at kesejahteraan keluarga
nelaysn, Sehing,g,a dengan terbukanya lapangan kerja yang lebih luas melalui pcngembangan Kawesan Bab.ari T erpedu, d.iharapkan pend4patan m.asyaraklrt pesisir terutama nwylll'llkat oelayan akan meningkal, karcna Jalam satu keluarga
nclayao tidalt hany11 mengandalkan kepala keluarga dalam mcoc..ri nafkah telllpi istri-lstti arau anggote keluarga mereka yang lain juga mulai berperan dalam
membantu ekonomi keluarga, Pendapatan dari kegiatan indusm pengolahsn, merupakan pendapstan kedua yang banyak diterima oleh masyarakat seiempat. Seperti halnya pendeoatan nelayan, pendapatapan pada kegiatan industri pengclahan juga bisa dik.atako.n
tidnk temp, karena sistern pengupuhannya menggunakan sistem borongsn, sehingga sangat tergannmg dengan pasokan baban balcu. Apalagi dengao jumlu.h
industri pengulaban ikan Sllllt ini yang lumayao banyalc, menyebab.kan persaiagan
dalam memperoleh bahan balm Sl;:lllakin berar,
127
~Mqenlli pendapatall, Pak Jani mengatakan: tergantung b1111yabya ik1111 y&1g diolah, kalan lagi banyak pa."°kan ikan, pendapalBJl bisa lumayan, tetapi kalau p11SOk411 ikan .sedilcit, 11pah saja juga iktll tunm, lw'cna disini bayaraonya adalah borongan" (PPM.W.03.02).
Pendapatan dari kegiatan perdagangan, merupakan pendapaWI berikutnya yang banyak diterima oleh penduduk setempat, Raik dari perdagangan hasil laut, perdagangan
alat-alat
nelayan,
perdagangan
perbekalan
pelayan,
seperti
perdagangan es batu, gararn, air atau perbekalan lainnya, dan pendapatan dari basil menjunl makanan don minuman di kedailwarung maknn. Dengan bertambahnya jumlah kapal yang membongkar muatannya di pelabuhan pedkanaa, juga mendatangkan pendapatan bagi k~iatan jase-jasa,
salilh Slllunya adalah jasa persewaan bllskd. Basket merupakan tempat ikan y1111g digunakan nelayan saat membongkar hasil tangkapan. Doogan bertambahnya jumlah ilcan yang dibongkar, dimanfi!arkan
oleh
kehutuhan akan basket juga meningkat, ha! ini
beherapa penduduk
setempat dengan
membulca
usaha
persewaan basket. "Oeagan be.rt.ombahnya kap.'!I yang datllllg, dis .sdcarang membuka 11saha
persewaan baskef, yaitu tempat wadah ikan" (PTK.W.01.03).
Dao 1msih banyak. lagi peruh1piitan yamg diterima oleh masyarakat yang beraktivitas di Kawasan Bahari Terpadu., mulai dari jasa bongkar muat, jasa perbaikan masin kapaL jasa kebersihan, tukang parkir dan Iain sebagainya, 8. Besar pendapatan Tingkat kescjahteraan
masyarakat
tidak lepas dari pendapatan
yang
diterima oleh mereka. Pendapatan yang tinggi akan berdampak pada terpenuhinya kebatuhan hidup masyarakat secara iayak, dan sebaliknya peodapatan yang reodah akan berdampak pada rendahnya kesejahteraan. Didalam masyarakat
128
pesisir, terdapat dua kelompok masyarakat yang memilild pendaparan yang sangat kontras.
K.elompok
penama
adalah
kelompok
juragan
yang
relatif
kesejahleraannya lebih baik karena menguasai faktor produksi seperti kapal, mesin alat tangkap maupun faktor pendukungnya,
dan kekimpok lainnya yang
merupakaa kelompok mayoritas yang ada di wilayah pesisir, yaitu kelompok buruh atau pekerja yaitu penerima upah dari pemihk faktor produksi dau kalaupun mereka mengusahakan sendiri, faktor atau alat produkainyn masih songnt
konvensionai, schingga produktivitu.'llya tidak berkcmbang. Pada pendiliaa ini, peneliti lebih fol1JS pelda kclompul ked1111, ymtu kelompok bumh y1111g merupakan kelompok. mayoritaS
nelayan pandega atau yang lebih dikenal sebagai anak buah kapal. Pendapataa mereka bisa dik.atakan pas-pasan untuk llll:IICukupi kebutuhan hidup sehari-hari, "pendapatan 11elayan boleh dihiJ!Ulg tidal< t£alu. lcalau lagi bentotung bisa
mtmpero!eh peiMlapaian lum.tyan, retapi lcalau Jagi apu, bisa balik modal sudah untung" (PPM. W.02.02).
Kondisi tersebut diperparah dalam beberapa tahun terakhir ini,
terutama
setelah
adanya kenaikan bahan bakar minyak secara heruntun, Menurut peneliti, pendap8lan nelayen perahu kecil maupun anak buah kapal masih bisa dibilang
rendah. Untuk pendapatan ue1ayan perahu kecil rata-.rata penda~
dalam sekali
mehlut, ketika bukan musim paceklik masih di bawah Rp. 30.000. Dengan pendapatan sebesar itu tentu saja sangat tidak mencukup! untuk hidup scbari-hari, apalagi digunakan sebagai sam-aatenya pendapalan keluarga. ~kadaug·kadang saya bisa membawa pulang w.ro~ Qlltllra Jlp. 20.000 - 2S.OOO, tergalltung musimnyo" (PPM. W.12.01).
129
Sedanglcan unruk anak buah kapal nelayan yang besar, pendapatan yang diterima
lebih banyak dari nelayan kecil, karena waktu melautnyajuga lebih lama dan wilayah tangkapnya yang !ebih luas, "kalau pas musim ikan, daiaJn satn kali beranglcat kira-kira sekitar 25 hari, b isa rnendapatkan uang sekitar Rp, 1,5
2juta" (PPM.W.10.01).
Pcndapatan dari industri pengolaban, mcrupakan pendapatan kedua yang banyak
diterirna
oleh masyarakat pesisit di Desa
Tasikagung.
Rata-rata
peudapatan pekerja di imlustri pengolaban jugii masih di bawah Rp. 30.000 per
hari. Sehingga dalam satu bulan pendapatan mereka kurang dari Rp 1 juta, Menurut
peneliti, dengan pcndapatan
sebesar itu tentunya belum mampu
mensej ahterakan kehidupan masyarabit pesisir, apalagi kalau pendapatan tersebut merupakan satu-senmya pemasukan atau menipakan pendapatan utama keluarga. "Dalam satu hari industri tempat 6ia bekerja, bisa mengolah antara 2500 • 3.000 ikat, Dibagi dcngan banyaknya pekerja, sehinw wu peketi• .l'lllll-rala dalam satu hari bisa menda!)atbn upah Rp, 2 0.000 - .Rp. 25. 000. . . .. .. . .. . .. .. . .. .. .. upah yang diB perokh di Umi.pat ini naik turun terpntung banyalc sedikitnya ikanyang diolab~(PPM. W.09.01).
Besar pendapatan yang ketiga yang peneliti dapatkan adalah pendapatan dari kegiatan perdagangan, terutama perdagangan
basil laut. Pendapatan
di
kegiatan ini juga tidak jauh-] auh berileda dengan pendapatan d ari dua kegiatan sebelumnya, dalam artian untuk pedagang kccil hasil laut, mendapat Rp. S0.000 dalam sehari dirasa masih sang at sul it. "{Mengenai pendapatan) h•mayanlah buat membantu mencukupi kebutuhan keluarga, kalanya. Omset saya .5ehari paling-paling hanya Rp. 2.50.000-
Rp.300.000" (PPM.W.13.01).
Kondisi di aras merupakan gambaran kasar pepdapatan yang diterima ma.syiuakat di wilayah tersebut, menurut peneliti, upah pekerja di wilayah tersebut akan
130
berkisar diantera angka-angka tersebut. Naik turunnya betkisar pada modal atau resiko yang ada. Jadi perlu kaiian lebih Ianjut dengan sampel yang lebih banyak dan dengan metode yang lebih tepat untuk mendapatkan angka-angka yang lebih
mendekati dari pendapatan masyarakat pesisir, C. Penyebab Peningkataa Pe11dapata11Masyarakat
Peningkatan pendapatan mesyarakat, terutama pendapatan masyarakat pesisir di Desa Tasikagung terjadi karena beberapa sebab, an1mn lain: 1. Adanya penyerapan tenaga kelja.
Dengllll itdanyit penyerapan
1en11g;,i
kerja tersebut, maka terjadi
penerimaan pendapatan b8gi masyarak:at. Misalnya pada l.egiatan perikanan tangkap. kalau sebelumnya hanya kaum laki-laki yang mencari naftcah. saa1 ini keluarga yang lain dapat membantu ekonomi keluarga secara penuh, karena adanya peluang kerja. "Kalau nrang sini, l11ki-lakinya kebMyakan menj11di nelayao, sedaog ib11-ibunya banyak ya11g berjl!41an ilcan, atau beker~ di .iaduslri pemindangan" (PTK.W.02.01).
Kalau sebelwmiya hanya
satu
orang yang mencukupi kehutuhan
keluarga, maka dengan bertambahnya anggota keluarg:a yang ikut membantll mencari naflcah maka akan lerjadi peningkalan pendapa1an bagi masyarakat. Dengan bertambahnya jwnlah anggota keluarga yang
mencari oafkah terutama pada keluarga nelayao, ekonomi nelayan saat ini 4kM menjadi lcbih baik, apalagi kegiatan perikanan tangkap dalam beberapa taliun terakhir mengalami
penunU1llll
pendapatan.
131
~untuk masalal\ pendapatan, dia rnengatakan bahwa lidak itnlU, apalagi dengao ll)odisi .~t mi sol~r sangat msbal, sebingg~ kadang basil yang didapat tidal< dapat menutup pengeluaran. lJntul memiasatinya dia mengganti solar dengan minyak tanalC
(PPM.W.06.01).
Dari sini pcnulis melihat bahwa, dcngan adanya pcnurunan peadapatan nelayan akibat adanya penunman produksi dan tingginya
biaya melaur, harus ada upsya yang dilakukan terulalllll oleh masyarakat pesisir, yaitu untuk sedikit demi sedikit meninggalkan kegiatan penkanan rangkap dan diganti dengan kegiatan budidaya perikanan.
Tetapi bal ini tidak mudab. karena semua itu kembali kepada modal dan sumberdaya manusia yang dimiliki. Dan disisi lain, harus ada upaya dari pemerintah juga, terut.ama untuk membatasi jumlah kapal penangkap
ikan. 2. Meningkatnya volume produks.i dan upah pekerja Dengan adanya Kawasan Bahari Terpadn, hahan baku temtama industri perikanan meningkat, sehingga upah yang diterima tenaga kerja industri tersebut juga ikut 111eningkat karena sistem pengupahannya menggunakan sistem borongan. DiS8Ulping volume produksi yang
meningkat Qkibet benamhllhnya produksi ikan di kawasan tcrsebut, peningkatan pendapirtan rnasyarakat juga disebabkaa kenaikan upah pekerja. Salah satuoya upah di industri peegolahan, Peningk.1ttan upah
secara otomatis akan meningkatkanjumlah pendapataD yang diterima, ''upah yang dia peroleh di tempat ini nail< turuu tergantunl! banyak sedikilnya ikan yang diolah, tetapi lalau dulu I ikat clibayar Rp. 250, sckanmg Rp. 300, saya rasa sudab ad.. ~uingbtan, dan jumlah ikan
132
ymg diolah saat ini jutia relatif lebih banyak diballdingkan sebelurn
adanya Pelabuhan Peribnaro"(PPM.W.OQ.01).
Dengaa meningklltnya volume maupun upeh per item-nya, secera tidak langsung akan meuingkatkan J up pendaplltan dari pekerja terutaaia pada iruluslri pengollll141l. 3. Peningklltan alat produksi,
Hal ini terjadi salah satuDya di sektor perikanan tangkap. Sebelum adanya Pelabuhan Perikanao, kapal yang ada di pesisir Desa Tasilcagung, sebagian besar adalah kapal-kapal nclayan berukuran kecil, sedangkan setelnh adanya Pclabuhan Perikanan, kapGl-kapal bcrukuran beSM muW bersandae di pelabuhan tersebut, Kondisi ini metnpc:Dgaruhl tiu)>kal pendapeian para neh1yan. Kalau menggunalun kapal berukuran kecll,
karena
wilayab
tangkapnya
yang
tcrbalas
menyebabkan
pendapatan yang diperoleh para nelayan juga keci!. "kad~ng-kadang Sll}'a bisa rnembewa pu)ang uang ant11ta Rp. 20.000 - 25.000, tergantung musimnya, Kalau dibandingkan dahulu terutama sebelum adanya kenaikan BBM, peodapat.an saat ini lebih sedik1t daripada sebelum adanya kenaikan BBM" (PPM.W.12.0l). Scdangkan
dengan
menggunakan
kapal ymig lcbih besar, karcna
jangkauao dalam menaagkap ibn lo:bili luas, dan wtlktu melaut juga
lebih Jama, kondtsi tescbut menyebablum pendapatan tersebut menjadi lebih banyak terutanul dengan meng~
para
nelayan kapal
bcrukuran kecil. "kalau pas mlLWn ibn, daWn Batu kali be.nmglc.at kirs-kira sekitar 25 hari, bisa mendapatkan U1111g sekilar Rp. 1 - 1,5 juta"
(PPM. W.10.01).
!33
Pcrbedaan
alat
produksi
rersebut secara tidak Jangsung akan
rnembedakan pendapatan yang diterima. Dengan bertambahnya jenis
lcapal berukuran. akan berpeng,aruh terhadap tingkar pendapatan nelayan
di wileyah pesisir tersebut. Dengnn menggunakan kapal berukuran besar tentunya memiliki wilayah tanglcapan yang lebih luas, sehingga hasil
yang didapat j uga liken lebih banyalc . .(.4.
Aa.ali.ia Komprehcosif lmplikasi langsung a.k.ibal tinglull pct1umbuhan penduduk edalah makio
meningkauiya tunrutan kebutuhan hidup, semeetara potensi sumber day.. alaru di darat yang k.ita milik.i sangatlah tcrbatas. Hal tersebut mendorong ltita wituk mengalihkan alternatif potensi sumber daya alem lain yang ldta miliki ya.itu potensi wilayah pesisir dan lautan. Seltingga dimasa dat.ang. pengemhangan porensi wilayah peslsir dan lautan perlu lebih dioptimalksn untuk mengat:is.i
l:>eroagai keterbatasan pengembang.a.o ekonomi betbasis daratan ma1.1pun stagnasi pcrtumbuhan ckooomi saat ini.
Potensi wilayah pesisir dan lautan, apabila
dikelola dengan baik akan mengh.asilkan produk·produk unggulan, seperti produk perikanan, wisata bahari, pecbubUDgll[l laut, blldiday11 perikanan dan masih banyak lagi. Diperkirakan
permintaan produk kelautan akan
terus meningkat setting
dengan bertambahnya penduduk dunia, sehingga diyakini ekonomi kelautan dapat
rnenjlldi keunggulsn kornpetitif dan dapat memecahkan persoelsn bangsa. Minimnya prasarana uotuk pengembsogan wilayah pesisir dan lautan saat ini, ditambah lagi dengan adanya pcrmasalaban linglcungan, seperti terjodinya abmsi di
wilayah pesisir dan pao1ai., kmisak110 ckosistcm laut, serta bclum
134
tcroptimalkannya pemanfaatan somber daya perikanan dan kelautan merupalan kendala
tersendiri saat ini sehingga potensi wilayah pesisir dan lautan belum
memherikan output seperti yang kita inginkan (Kusumastanto, 2007). Peagembangan Kawasan Bahari Terpadu merupakan salah satu bagian kegialan yang berorientasi pada pengembangan wilayah pesisir dan lautan yang
fokus di sektor perikanan dan kelautan, sektor perhubungan laat, sektor pariwisata
serta didukung dengan adanya sektor cipta karya. Dengan berkembengnya sektorsek.lor tersebut, karena multiplier effect-nya, berdampak pada perkembengan
kegiatan ekonomi lainnya yang terkait dengan :sektor pengembangan. Kondisi tersebut menciptakan sinergi diantara kegiatan ulallla turunarnlya yang menunjukkan
adanya k.ompa\ibilitas
maupun kegiatan
dianwa sektor-sek\or
pengembangan Kawasan Bahari Terpadu. Beberapa diantaranya: a. Beberapa nelayan yang menjadi pemandu wisata air, yaitu dengan
menyewakan perahu. b. Beberapa wisatawan memanfuatkan Tempat Pelelangan Ikan untuk
bclanja ikan dengan hatga yang lebih murah daripada harga pasar. c, Ma.salan laut yang ada di Tanum Rekreasi Pantai Kartini, memanfaatkan bahan baku dari Temper Pelelaagan Ikan sctcmpat. d. Dengan adanya 1.egiatan peuataan kawasan dan lingkungan yang merupakan bagian dari sektor cipta karya, sang-at menduk.WJg kegiatan pariwisata.
Dengan adanya keterkaitan iersebut, serta didukung dengan pengelolaan yang lehih baik oleh para .ftakeho/der, clihuepakan Kawasan Bahari Terpadu bisa terus
135
berkembang, sehingga dirnasa datahg Kawasan Bahari Terpadu lebih bisa berperan terutama dalam perbaikan ekonomi lokal baik melalui penyerapan ten.aga kcrja maupun peningkatan pendapatan masyarakar, A. Keterkaitan Antara Rautai Nifai, Tenaga Kerja yang Tenerap dan Pcningkatan Pendapatan pada Kawasu Babari Terpadu Untuk mcncapoi daya 3aing suam sektor pada s1111tu wilayah, pcrlu adany11 penyediaan sarana dan prasarana pendukung agar sektor tersebur dapat dikembengkan melalui sejwnlah investasi fisik. Sebagai rnisal untulc
mengembangkan sektor perikanan perlu adanya pelabuhan perikanan, untuk mengembangkan sektor pariwisata perlu adanya pengembangan objek wisata, untuk mengembangkan
sektor pernubungen
laut perla adanya pelabuhan
niaga, Peran investasi fisik tersebut dapat dignnakan untuk memperkuat rantai nilai (value chain) melalui penguatan strulctur, diversiflkasi, peningkaran nilai
tasnbah, peningkatan mutu, serta perluasan penguasaan pasar, Penguatan rantai nilai dalam sektor perikanan dan sektor pariwiseta, yang merupakan sektor
yang memiliki aktivitas ekonomi yang komplek,
dapat dilak.ukan scbagai
benkut:
+ Penguatan struktur bagl perbaikan
masyarakat nelayan antara lain dilakl.lbn melalui
sarana penangkap
ikan, pengenalan tcrhadap teknologi
pengawetan maupun pengo.lahan hasil tangkap, dan kemudahan akses terhadep modal kerja. Sedangkan disektor pariwisata, penguatan struktur dapat dilakukan melalui pclatihan managemen dalam pengelolaan sebuah objek wisata, peningka1an sumberdaya rnanusia dan penhigkatan rnutu pelayanan sebuah tempar wisata
136
+
Diversifikasi di !;elctm perikanan bisa dilalruk4n melalui teknik budidaya ikan,
peda kegiatan pengolahan diversifikasi dapat dilalrukan melalui
pengolahan basil laut yang lebih bennacam, seperti ikan laut tidal hanya diolah menjadi ikan asin at.ui Win pindang, tetapi bisa diolah menjadi ikan yang dikaleng
lllau
pengolshan
ikan lainnya.
Di sektor pari wisata
diversifikasi dapat dilaknkan dengan menambah alraksi. •
Meningkatkan nilai tambah di sektor perlkanan. bisa dilalculcan melalui
perbai.kan cara pengawetan basil tangkap, melalui sistem Jelang atau memasulcan unsur teknologi dalam pengolahan basil laut,
+
Peningk.atan
mutu di sektor perikanan
dapat dilahikan
mulai
dari
pengnwetan hasil tangbip, pengolahmi basil taut sampai pada peningkatan sumberdaya manusi11.0ya.
+
Penussan penguasaan pasar, dapat dilakukan melalul promosi, pameran
dan kerjasama defll!an lembaga-lembaga atau badan yang bergerak dalem bidang perdagaogan .. Kegiatan-kegiatan
diatas, bebcrapa diantaranya telah dilaksanakan
terutama yanll berUitan dengan peningkatan kesejahteraan masyarakat pesisir khususnyu di Desa Tasikagung, seperti adanya Lembaga Pengembengar, Ekonomi Desa (t.PED), P2KP lcrmasuk adanya BKD yang berfungsi untuk mendorong ekonorni masyarakat, Dibidang keterampilan, beberapa kali dari
Dinas Penndustriaa ciao Perdagangan me\akuk.an pelatihan di bidang pengolahan hasil perikan.ao, numgemen pengelolaan dan lain sebagainya,
137
dengan tujuan untulc meningkatkan nilai tambah dari produk perikanan sehingga akan rneningkatkan pendapatan masyarakat di wilayahpesisir, Bcrkcmbangnya runtai nilai sektor uawa, yaitu kegiQtan perikanan tangkap dan kegiaian pariwisata, mendorong kegiatan Lain yang terkait dengan
sestor utama tadi untuk ikut belkembang. sehingga akan menambah jumlah kegiatan
akibat
adanya ketcdcaitan. BeJ1ambahnya produsen, pernroses,
pedagang dan distributor dari ranta..i nilai 1adi aJran berdampak pada jumlah
pelaku, yang berarti akan tetjadi penllll\bahan jwnlah tenaga kerja, Jumlah pelaku atau tena1:1-'\ kerja bert&ll'lbab, maka pendapatan yang diterima oleh
masyarnkal sebegai pelaku atau pckerja teesebut juga akan ilrut mmingknt. Dengan pendapatan yang mcniogk.at, ada sebagian masyaralul1 ikut menjadi
pelaku pada suaru kegiatan ek.onomi, :iehinw akan menambah lagi jwnlilb pelaku yang ada pad4 ranro.i nHai. Sebinw
penyerapan
tenaga
antara iovestasi, rantai nllai,
keria dan peninglcalao pendapatan masyaralcat, dapat
digambarkan seperti diagram diatas, De'lgan adanya pengembangansektor unggulan melalui investasi fisik juga dapat menyenip tenaga kcrja dan rueningkatkan pendapalarl masyarakat melalui ramai nilai yang torbe1ttuk dari kegiatan unggulan tersebut,
138
Investasi
l Kawasan Bahari Terpadu
l Sektor perikanan, pariwisata, perhubungan dan cipta karya
l
l Rantai Nilai Kegiatan Perikanan
Rantai Nilai Kegiatan Pariwisata
.
'
l
.
""'
+
l Penyerapan Tenaga Kerja
l .
Peningkatan Pendapatann
~ -
Sumber: Observasi Lapangan; 2008
GAMBAR4.6. KETERKAIT AN INVEST ASI, RANT AI NILAI,
PENYERAPAN TENAGA KERJA DAN PENINGKA TAN PENDAPATAN B. Besar investasi dalam Pengembangan Kawasan Bahari Terpadu Untuk mengembangkan potensi-potensi yang ada di wilayah pesisir dan lautan tersebut, dibutuhkan investasi untuk penyediaan sarana prasarana yang digunakan untuk mengembankan potensi yang bersangkutan. Pada
Kawasan Bahari Terpadu, sarana dan prasarana yang diberikan untuk mengembangkan masing-rnasing sektor antara lain adalab: Sektor perikanan
139
dan kelaman di.kembangkan melalui Pelabuhan Perikanan. sektor perhubungan
laut dilrembangkan melalui Pelabuhan Niaga, sektor pariwisata dikembangkan melalui revnalisasi Taman Rekreasi Pantai Kartini, yang ketiganya didukung dengan kegiatan sektor cipta karya melalui penataan kawassn dan perumahan.
TABELIV.7.
BESARNY A INVEST ASI PADA KA WASAN »AHANJ 'fERPADl.J KKMBANG No
S.ktcr Al'BN
1 2 3
l'ClllWJ111din Kol....,, Pon•I ...... Sun!9'1'loul
4
Ciptal(uya
1 lHOO 4IOO
~
l(.c111"""' ....111\) ...
fW 100000
-·-
1~tooucw •06? 'MGOO
-··-·-·· . '-··-···
Jumlllh
12 24S 1-'" ·-
APBOI
Sumber clan• APODll LAINl'\YA
'4~.000000
I 6~1JWIW I ?Sil 000 CtMl
A
.,., oszooo
239>000000
.l:MCIM ())I>
11,.0!)nMMll
01Hl6000
ISOOOO ~'.IO I 92S 49f000
,,,000) (lOO
·- .._....
7" .. •0S2000
JtlMLAll
'
' 011""1000 ,411000!))
I 92'491000
, •• M
735()()0
Sampai saat ini inv~Staqi yang telah dikueurkan untuk Pengembangan Kaw8S3r1 Bahari Terpadu Rembang terditi atas dana dari APDN, At'BO I, APB.D Il, dau dari sumber J.ainnya bivestasi terbesar adalah di sektor
perikanan dan k.elautan, yang terserap antara lain untuk pembangunan Pelabuban Pendaratan Ikan dan perluasan Tempat Pelclangimlkan. Di sektor
pariwisata investasi digunakan untuk revitalisasi Teman Rekreasi Pantai KArtini.
Di sektor perhubungao, inveswi digunakan
antara lain untuk
pembuaran dermaga, pengerubn alur pe!ay.aran, pembuallln lupangan penumpukan dan pembuatan Detail Enginering Dermaga Pelabuhan. Di sektor
cipta karya iovestasi antara lain dikucurkan untuk. reklamasi pembuatan jalan skses, pembuato.n talud permanen,
pc:mbuatan drainasc
dan p<:nataan
140
lingko.ngan dan peeumaban di Dcsa Tasikagung, Sedangkan dana untuk kegiatan penunjang digunakan untuk snxli fllla ruang wilayah pesisir, studi Al\lIDAL Kawssaa Bahari Terpadu, studi pemetaaa kelautan, studi penataan perbatasan clan srudi pengembangan perikanan di Kabupaten Rembang. Dari beberapa kajian, salah sarunya yang dilakukan oleb Pusat Kajian Sumberdaya Pesisir clan Lautae (J>I{SPL) !PB Bogor bekerja.'81llll dengan
Direktorat Jendral Perikanan, Depanemen Penanian Tahun 1998/1999, menyebutkan bahwa investasi di sektor perikanan clan kelaetan mempunyai prnspek yang culcup baik bagi investasi yang
demikian juga sektor pariwisata bahari merupakan sektor yang paling eflsien ciao mempunyai
resiko paling
kecil llntuk penanaman invesrssi jika
di't>andingkan dcngan sub scktor lain berdaser Nilai ICOR (Jncnmental Caplla/ Olltput Rasia). Scdangb.n melalui Nilai Indeks ILOR (lncrelf11:n1a/ Labor Olltput Ratio). bahwa sektor perikanaa merupaka.n sektor yang cukup dapat meuyerap tenaga kerja dalam men.ingkAtkan produksinya (Kajlan Kebutuban lnvestasi Pembangunan Perikanan Daio« Pemb<mgunan Lima Tahun ,1.ftndaJang 1999-2003, IPB dalain l<usumastanto, 2007). C. Be.aroya Manfaat Pengemb••p• KawMU Ballari Terpadu Disampieg
d igunakan
scbagoi
saranu
untuk
mcningkatkao
kescjahteraan ma:iyarakat pesisir di Desa Tuilaigung, keberadaan Kawasan Bahari Terpadu j uga merupakac saWt satu sarana unLu.k mencepai obsesi dari
Pemerintah Kabupaten Rembang yang ingin menjadik.an Rernbang seba.gai pusat pertumbuhan
di ujllllg timur Pantura Jawa Tengah. Pengembangan
141
kawasan pesisir Rembang di nilal potenstal unmk mewuiudkan hal tersebut dengan beberapa pertimbangan, antara lain (Review RTBL KBT, 2005):
1. Posisi dominan, karena terletak. pada jalur utama Semarang-Surabaya serta pertemuan ke laut dari Kabupaten Blora dan Kota Cepu. 2. MempUDyai posisi strategis di perbatasan utara Jawa Tengllh-Jawa Timer, 3. Tidak termasuk wilayah Daerah Aliran Sungai (DAS), sehingga pertanian kunutg berkembang, untuk itu perlu altcrnntif pengcmbeegan lain yang potensial sebagai sumber pettumbuhan wilayah. 4. Ailimya potensi kegiatan perikanan sepetti tersedianya
sumberdaya
nelayan, pasar perikanan yang potensial, serta dukungan masyarakat dan Pemerintab. Pengembangan
Kawasan Baltari Terpadu mendapat komitmen baik
dari Pemerintah Propinsi maupun Pemerintah Pusat dalam hentuk pendanean, sehingga sumber pendanaan dalam pengembangan kawasan tersebot berasal baik dari APBD Kabupaten Rembang sendiri, APBD Propinsi Jawa Tengah, dan dari APBN. Selanjutnya kawasan tersebut dijadilum oleb Pemerintah Propinsi sebagai kaVlllSlm snategis prioritas di Jawa Tengah.
Dari basil observasi dan wawancara, diketahui bahwa manfaat yang dirasakan oleh masyarakat dengan ...dauya Kawasan Baheri Terpadu teroagi dalam beberapa ungkar :
I. Manfaa1 yang dirasakan oleh masyarakat sekitar kawasan., merupakan manfaat terbesar, yaitu melalui usaha-usaha yang mereka lakukan atau
142
sebagai buruh bagi kegiatan-kegialall yang berkembang di kawasan terse but.
2. Manfaat yang di=akan oleh masyarakal yang berada di luar kawasan, yang rnencakup beberapa wilayah seperti Kecamatan Rembang sendiri, Kecamatan Sumber dan Sulang, yang sebagian besar wilayahnya merupakan daerah pertanian tadah hujan, manfaamya terlihat melalui pergerakan tenaga kerja dari wilayah tersebut Jee Kawasan Bahari Terpadu. Umumnya mereka bekerja sebagai anak buah kapal, buruh di industri
pengolaban, pada kegiatan perdagangan atau kegiatan lainnya. 3. Manfaat yang dirasalcan oleh miuyarakat 11elayan disepanjang wilayah
pesisir Rembang, yairu dari wilayah pegisic di Kecamaran Kaliori di scbelah berat hingga Kecamotan SIU'llllg di scbelah timur, monfaat yang
mereka rasakan adalah: Pelabuhan Penkanaa Tasikagung meojadi tujuan bagi berlabuhnya kapal-kapal mlllk mereka karena disamping Kota Rembang sendiri merupakan pasar yang poteosial bagi basil tangkapan mereka, juga karena adanya kemudahan bongkar muat, dan kemudahan mendistribusikao hasil taagkapan mereka ke lusr willlyah Rembang. DM Pelabuban Perikanan Tasikagung merupakan pelabuhan perikanan terbesar
yang nda di Kabupaten Rembang, 4. Manfaal yang dirasakan olch masyarakat yang bekerja di sektor penggalian, terutama penggalian garam, tennasuk penggalian batu garnping temtama dari daerah Sale, basil penggalian didistribusikan ke
143
luar wilayah Rembeng melalui Pelabuhan Niaga yang ada di Kawasan Bahari tersebut.
5. Maiilllat yang dirasakan oleh Pemerinrah Kabupaten Rernbang, yaitu
melalui hasil bagi di sektor perikanan, maupun pendapstan dari karcis tanda masuk di Taman Rekreasi Panta.i Kartini sebagai salah satu sumber Peodapatau Asli Daerah Pemerintah Rembang. Menurut peneliti, besamya rnanfaat yang dirasakan akibat adanya pengembagan Kawasan Bahar! Terpadu, sebanding dengan investasi y1t11g ditanamkan. Dengan besar investasi hampir setara dengan PAO Kabupaten Rembang selama satu tahun (tahun 2006, PAD Kabupaten Rembang sebesar Rp. 36,25 milyar), au.unpu membenkan nilal t.ambab blllk bagi ma.syarakat maupun b11Si Pcmcri.nlah Deerah. Dari basil pcrikanan tangkap saja selerna tahun 2007, tercatat sekltar 27,61 ton ikan yang diboogkar ell pelabuhan tersebm, dengan nilai raman sebesar Rp.J 19,44 milyar. Belum lag! dari kegiatan industri, perdagangan, maupun k.egialllll lainnya yang perlu k.ajian lebih lanjut. Sehingga besamya invesrasi yang diUloamlcan untuk: peng-embangan Kawasaa Bahari Terpadu, cuJ::up signifikan dengan nilai tambah yang diperoteh oleb mesyarakat maupun oleh Pe:merintah Daerah Kabupaten Rembang. 4.5. Vllliditas dan Reabilltas Peoelitiao 1.lntuk menghindari kesalaaan ateu kclceliruan didalam peoolitian, penelitl berusaba untuk memenuhi standar validitas dan realibilitas, beberapa upaya yang telah dilakukan oleh penehti untuk memenuhi stander tersebut antara lain adaJah:
144
a. Untuk memenuhi standar kredibilitas:
1. Peneliti terjun langsung ke Japangan didalam proses pengumpulan data. 2. Melakukan trigulasi, bail: trigulasi metode, trigulasi somber data dan trigulasi pengumpulan data. Dari proses
tersehet,
tidalc ditemui
pertentangan antara satu sumber data dengan somber data lainnya, atau peetentaagan fllltara basil observasi visual, wawancara dan data sekunder. 3. Melacak kesesualan dan kelengbp1m hasil analisis data.
b. Untuk memenuhi standar transferabilitas, pcncliti mcnggunakan bahasa yang simpel dan sederhana, rnemanculkan tabel, diagram dan data-data pendukung agar konteks dan fokus penelitian mudah dipahami oleh orang lain yang membacanya. c. Umuk memcnohi standar dependabilitas, peneliti berusaha melakukan pemeriksaan berulang kali terbadap konsistensi penelitian, baik dalam pengumpulan data, interpretasi temuan, maupun dalam pelaporan ha.~il
pcnelitian. d. Untuk memenuhi standar konfnmabiliias, peneliti berusaba pemeriksaan terhadap kualitas Ihm kepostiandata-data di I~
UNIVERSITAS DIPONEGORO
BABY KESIMPULAN DA~ REKOMENDASI
5.1.
Kesimpulan Peugembangan Kawasan Bahari Terpadu Rcmbang merupakan kegiatan
pengembangan kawasan pantai secara terpadu melalui sekior-sektor unggulan, yaitu sektor penkanan dan kelantan, sektor perhubungan laut, sektor pariwlsata,
seni dan budaya yang didukung dengan sektor cipta karya, Tujuan pengembangan tersebut adalah peningkatan kesejahtera.an masyarakat pesisir khu~u.~nya di Desa Tasikagung dan kemaiuan .Kabupaten Rembang secara umum. Sektoe-sektor
1111gguJon tersebut dikembangkan melalui pemberian dan peningkatan $8lllllB dun prasarana pendukung, Dari kajian lapangiin, kcgiatan pcrikanan tangkap dan kegiatan pariwisata sebagai bagian peagembangan Kawasan Bahari Terpadu, dapat dijadikan sebagai daya sa.ing ek.onoml wilayah yang bersangkutan. Untuk memperkuat daya saing, salah satunya melalui penguatan rantai nilai. Untulc memperkuat rantai nilai di sektor perikanan, dilakukan melalui penguatan struktur, peningkatan nila.i tsmbah, peningkatan mutu, serta perluesan penguasaan
pasar. Sedangkan di sektor pariwisata, penguatan rantai nilai dilakukan melalui penguaten institesi pcngclola, pcrbaikan manage men pcngclolaan, dan promosi
pariwisata, Pc.nguatan rantai nilai kedua sektor tersebut tidak lepas dari kerjasama antara Pemerintah,
Swasta Wm Masyarakat,
Umuk memperkuat
raatai nilai
perik.anan, yang telah di lakukan oleh Pemerintah antara lain melalui kredit lunalc bagi nelayan, perbaikan sarana prasarana rnaupun pelatihan-pelatiban pengolahan
145
146
hasil perikanan. Sedangkan untuk penguatan rantai nilai periwisata, disamping dengan perbailwl sarana praSllill.na.
petllt1
Pemerintah ditunjukkan mela!.ui
promosi pari wisata yang lebih int en. Scktor perikanan don kelnutan dengan kegiatan
utama perikanan
tangkap, merupakan sektor yang culrup bcrkembang di kawasan tersebut serta
memiliki multiplier e.ffecr
y~
IWl'I lerlwiliip kegi11tan ekonomi masyarakat.
Tetapi prospek perikanan tangkap dalam jangka panjang dirasa kurang bisa
memherikan harapan bagi peningkJttan kesejabteraan rnereka, Kondisi tersebut mulai dirasalcan oleh para nelayan setempat pada heberapa tahuo teralchir dengan
menurunnya hasil tangkapan dan n.aiknya biaya operasional yang barus mereka taoggung.
Sektor pariwisata, seni dan budaya yang dikcmbangk.an melolul peningkaian
sarana prasarana
pada objdc wisera
Panlai Kartini, Jebih
diberdayalcan sebaga.i sarana untuk meningkat\:an Penerimaan Asll Daerah (PAO), ak.ihatnya pengaruh tertiadap ck<1n<1mi penduduk lokal dirua masih kurang, yang disebabkan kurangnya keterlibatan masyarakat setempat terhadap kegiaten
disektor tersebut. Walaupuo dij!Wl8kan sebagai salah satu sumher PAD, peneliti mcnilai bahwa pengelolaan taman rekreasi tersebut dirasakan kurang maksimel, dalem arti bahwa beberapa f~li1as-tasilitas )'llllg ada di
da1lllll taman
rekreasi
tersebut, misalnya saran.a permainan anak, bengunan pujasera atau sarana rckreasi lainaya banyak yfll1g tidak terawat dan atrki yau1:1 Ui:edialca!i juga masih minim.
Kondisi ini ten tu saja akan mengurangi minat para wisarawan untuk berlrunjwg.
147
Selctor Perhubungan Laut sampai saat mi belwn banyak perannya dalam rnendukung Rembang
kegiatan secara
bagi penduduk !okal ataupun pereknnornian
ekonomi
wnum. Hal ini disebabkan belum banyaknya aktifitas
di
pelabuhan tersebut, Malahan dalam beberapa bulan terakhir tidak a.da aktifitas sama sekali. Peiabuhan Niaga t=oot scbelwnnya sering digunakan sebagai
sarana transportasi bahan galian dari Rembang untuk dikirim ke Jepara. Dengan berkembangaya
kegiatan-kegiaum utama di sektor unggulan,
berkembang kegiatan ckonomi lain yang ada di kawasan tersebut karena dorongan kegiatan utama kawasan, Kondisi ini memhulai peluang kerja yang luas bagi masyarakal.
Kegistan ekonomi )'llll8 bersifat padat k.aJya, tidal memerlulan
pendidikan maupun keahlian khusus. dan pengaruh daerah pinggimn lcawasan yang meeupakan daerah pcrtanian tadah hujan, merupakan penyeNb kawasan tersebui mampu rnenyerap banyak 1enag1. lu:rjia. Adaaya penyerapan
tellllgll
k:erja, berdampak
pada meningkatnya
pendapa\an reru\ama pendapatan pend\Miuk lokal, karcna kegiatan mencari nai"kah
tidak banya dilakukan oleh kepala keluarga, tetapi anggota keluarga lainnya menjadi berperan dalam memperoleh peoghasilan
karma terbukanya lapangan
kerja yang lebih luas. Peniegkatan pendapatao jl.lga disebabkan karena adanya pcningkalaii baik volume produksi maupun upah yang mcrcka terima ataupun
karena peningkalan sarena produksi. Penn Kawasan Bahari Terpadu terliadl!p ekunomi lokal, khususnya dalam pen yerapan tenaga kerj a maupun peningkatan pendapalall masyarakat, berawaJ
dari dukungan
berupa
investasi
fisik
yang
ditanamkan
dalam
148
pengembangan kawasan tersebut, Pendanaan ditopang oleh tiga sumber, yaitu
APBN, APBD Propinsi dan APBD
KablJl)lllen.
Nilai investasi yang ditanamkan
cukup besar, hampir setara dengan PAD Kabuparen Rembang selama satu tahun.
Manfaat adanya kawa!!an tersebut tidak. saja dirasakan olen penduduk lokal, tetapi masyacakat di sekitar kawasan juga ikut merasakan,
tennasuk Pemerintah
Kabupatcn Rembang melalui sumbangan kcgiatan ulall18. Kawasan Bahari Terpadu tcrhadap PAD Kabupatea, Sehingga besamya investasi cukup signifikan
dengan manfaat yang dili mbulkan. 5.2.
Rekomendasi
Dari hasil penelitian di lapangan ada beberapa rekomendasi yang dapa:t dibcrikan pcnulis: I. Deugan melihat
keberhasilan
Terpadu, Pemerimah
dari pengembangan
Kawasan
Bahari
Rembang bisa mengtmlbangkan wilayah pesistr
Lainnya dengan pola yang sama, yaitu pengembangan wilayah yang lebih menekankan melalul sumberdaya lokal. 2. Perlu adanya kegiatan rurnponisasi, yaitu suatu kegiatan membuat tempat perkembangbiakan
ikan, sehingga ketersediaan sumberdaya ikan akan
tetap terj aga,
3. Perlu penerapan teknologi penyimpanan basil tangkap, karena dengan
cara-cara yang dilakukan saat ini nilai tambah yang diperoleh nelayan ccnderung rcadah (saat ini karcna mahalnya harga es, pcngawetan basil tangkapan beralih dengan menggunakan garam),
149
4. lJntuk rnendnkung kegiatan pariwisata di Taman Wisata Pamai Kartini, perlu adanya kegiatan sosialisasi bagi masyarakat
maupun pengelola
industri pengolahan yang ada di wilayah tersebut, yaitu untuk tidak
sampah atau membuang limbah ke lalJl, karena mengotori pantai clan merusak kcindahan pantei, akibatnya mcnurunkan dayu dukung tcrbodap k.egiatan pari wi sata,
5. Perlu studi lebih lanjut untuk melihat besamya nilai ICOR (Incremental Capital Osuna Rauo) yaitu sebuah indikator untuk mengetahui sejaub mana efisiensi
dari suatu investasi,
maupun Nilai Indeks II.OR
(Incremental Labor (MpUJ Ratio) yaitu koefisien yang meoghubungkan peningketsn jumlah tenaga kerja dan OU1ptJt alau produk yang dihasilkan akibat sebuah investasi,
UNIVERSITAS DIPONEGORO.
150
DAFTAR l'USTAKA
Adisasmita, Rahardjo, 2005. Dasar-Dasor Ekonomi Wilayoh. Yogyakarta: Graha
Ilrnu.
Analisis Mengenai Dampok Linglcungan Kawasan Bahari Terpadu. Pemerintah
Kabupaten Rembang dan 'Pusat Kajian
Sumberdaya Pesisir dan Lautan
U ndip, Semarang. 2000. Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian Suan« Pendekaian Praktek... Jakarta: PT Rineka Cipta.
Arsyad, Lincolin. 1999. Pengantar Perencanaan don Pemhangunan Ekonom: Daerah: Yogyakarta:BPEE -~~~~
, 1992. Ekonomi Pemhangwian. Yogyekarta; Bagian Penerbitan
STIEYKPN. Blakely. Edward James. 1994. Planning Local Economic Development: Theory and Practice California; SAGE Publicatioo, Inc,
Budiharsone, Sugeng, 2004. Te~ik Analisis Pembangumrn Wi{ayah Pesisir dan Laut a 11. J al:arta: PT Pradnya Paramita, Bungin, Burhan, .. ed. 2003. Analuu Data Pentlitian /Olalltatif Pemahaman Filosofis dan ,'11e1odologis M Arah P~ Model Aplikasi. Jakarta: PT. RajaGrafllldo Persada
Bovaird, Tony. 1992. Local Economic Developmen: and The City. Urban Studies, Vol. 29. Nos. 3/4, 1992 343-368 Diamar, Son. 2001. Pembangunan Daerah Berlxttis Kelautan: Info Urdi vol.l l
Djojodipuro, Marsudi. 1992. Teori Lokosi. Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi UJ.
Djojohadikusunto, Sumitro. 1993. Perbmrbangon Pemikiran Ekonomi Dasar Teori Elconomi Pertumbuhan dan EkonomJ Pembangunan. Jakarta:LP3ES. Gany, Radi A. 2002. M~nyt>ngumgAbad Baru dmgan Pendekatcn Pembartgunan Berbasts Kemandirian Lolrol. Yogyakana; LIUS Hadi, Sudazto P .2005. Dilmnsi linglcungan Perenconaan Pembangunan Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Hamid, Sujarno. 2006. Strategi dan Kehijakan PEL di Propinsi Gorontalo. (htt;>.!/sujarno.com. diakses tanggal IS Juni 2008). Hasil Sensus E;kooomi Tahun 2006. J3adim Pusat Statistik Kabupaten Rernbang, 2007.
Indikator Sasial Ekonomi KabupatenRembang Tahun 2006. Sadan Pusat Statistik Kabupaten Rembang, 2007. lswandi. 2002. "Peloksanaan Program PEL Melalul Pe'ligodaan A/at Tang/cap Dalam Upaya Memberdayakan Masyara}:aJ Neiayan." Tugas Akhir tidak diterbitkan.. Flsip-Ul, Jakarta . Jhingan, M.L. 1996. Ekonom; Pembangrman dan Perencanaan . Terjemaban D.
Guritno Jakarta: PT RajaGrafuxlo Persada.
151
KNPDT Pero/eh Pagu Indikatif Rp 744,666 Miliar. Sekretariat Negara RI (http://www.setneg.go.id, diakses tanggal 26 Mei 2008). Kompas. Senin, 03 Maret 2003. Kusumastanto, Tridoyo. 2007. Analisis Ekonomi Kelautan dan Arah Kebijakan Pengembangan Jasa Kelautan. ProfTridoyo's Online Jurnal. (http://tridoyo.blogspot.com, diakses tanggal 20 Juni 2008). Lewaherilla. 2002. Pariwisata Bahari: Pemanfaatan potensi Wilayah Pesisir dan lautan. (http://twnoutou.ne!., diakses tangga 22 Mei 2008). Laporan TPI Tasikagung Tahun 2007. Badan Pusat Statistik Kabupaten Rembang, 2008. Miraza, Hasan Bachtiar. 2005. Perencanaan dan Pengembangan Wilayah. Bandung: ISEI Bandung. Moleong, Lexy J. 2008. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT REMAJA ROSDAKARY A. Munir, Riswan dan Fitanto, Bahtiar. 2005. Pengembangan Ekonomi Lokal Partisipatif: Masalah, Kebijakan dan Panduan Pelaksanaan Kegiatan. Jakarta: Local Governance Support Program (LGSP). Nelson, Arthur. 1993. Theories of Regional Development. California: Sage Publication, Inc. Nurzaman, Siti Sutriah. 2002. Perencanaa Wilayah di Indonesia pada Masa Selr:itar Krisis. Bandung: Penerbit ITB Pendataan Sosial Ekonomi Penduduk Tahun 2005. Badan Pusat Statistik Kabupaten Rembang, 2006. Polese, Mario. 2007. From Regional to Local Development: On The Life, Death and Rebirth (?) of Regional Science as a Policy Relevant Science. UK: Edward Elgar Publishing Limited. Porter, Michael E. 1985. Keunggulan Bersaing Menciptakan dan Mempertahankan Kinerja Unggul. Terjemahan Agus Danna dkk. Jakarta: Erlangga. Potensi Desa Tasikagung Tahun 2006. Kantor Desa Tasikagung, 2007. Pranoto, Sugimin. 2008. Keterkaitan Desa-Kota da/am Pembangunan Perdesaan. Departemen Pekerjaan Umum RI (http://www.kimpraswil.go.id, diakses tanggal 15 Juli 2008). Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Rembang Tahun 2006. Badan Pusat Statistik Kabupaten Rembang, 2007. Rajasa, 2007. Membangun Karakter dan Kemandirian Bangsa. Sekretariat Negara RI (http://www.setneg.go.id, diakses tanggal 4 September 2008). Reksohadiprodjo, Sukanto. 2001. Ekonomika Publik: Yogyakarta:BPFE UGM. Rembang Dalam Angka Tahun 2000. Badan Pusat Statistik Kabupaten Rembang, 2001. Rembang Dalam Angka Tahun 2006. Badan Pusat Statistik Kabupaten Rembang, 2007. Rembang Dalam Angka Tahun 2007. Badan Pusat Statistik Kabupaten Rembang, 2008.
152
Rudyanto, Arifin. 2004. Kerangka Kerjasama Dalam Pengelolaan Sumberdaya Pesisir Dan Laut. Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (http://www.bappenas.go.id. diakses tanggal 12 Juni 2008). Said, Mas'ud. 2005. Arah Baru Otonomi Daerak di Indonesia. Malang: UMM Press Sasongko, Bambang. 2005. "Pengembangan Organisasi Pengelolaan Pengembangan Kawasan Bahari Terpadu Kabupaten Rembang". Tugas Akhir tidak diterbitkan, Departemen Planologi ITB, Bandung. Sirojuzilam. 2005. Beberapa Aspek Pembangunan Regional. Bandung: ISEI Bandung. Suara Merdeka. Selasa, I 9 April 2005. Rabu, I8 Pebruari 2004. -s-um-Odfui....,........_n_gr_a..,..t, Gunawan. 1998. Membangun Perekonomian Rakyat. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Offset bekerjasama dengan Institute of Development and Economic Analysis. Sutik:no dan Maryunani. 2006. Ekonomi Sumber Daya Alam. Malang: BPFE UNIBRAW Syarief, Efriz.al. 2001. Pembangunan Kelautan Dalam Konteks Pemberdayaan Masyarakat Pesisir. Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (http://www.bappenas.go.id, diakses tanggal 2 Mei 2008). Tarigan, Robinson ,2006. Perencanaan Pembangunan Wilayah. Jakarta: PT Bumi Aksara. _______ .2006. Ekonomi Regional Teori dan Aplikasi. Jakarta: PT Bumi Aksara. Tjokrowinoto, Moeljarto. 1996. Pembangunan Di/ema dan Tantangan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Wage, Sunarto, 2007. "Solusi Kemiskinan". Pantura Pos, 21Maret2007. Wahyono, Ary. 2001. Pemberdayaan Masyarakat Nelayan. Yogyakarta: Media Presindo. Wiranto, Tatag dan Tarigan, Antonius, 2002. Kemitraan Bagi Pengembangan Ekonomi Lokal (KPEL) Paradigma Perencanaan Pembangunan Ekonomi Berbasis Permintaan Solusi Alternatif Atas Program-Program Pemberdayaan Bernuansa Karitatif. Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (http://www.bappenas.go.id, diakses tanggal 15 Juli 2008). Wong, Cecilia. 2002. Developing Indicators to Inform LED in England Urban Studies, Vol. 39. No. 10, 1833-1863: Zamroni, Ahmad, 2005. Perlu Teknologi Pengolahan Ikan. Suara Merdeka Selasa 5 April 2005. Semarang
153
LAMPIRAN A (Data Penuojang)
Data I
Rembano tahun 1998 - :1006
Prodului Peribnan di Kaba
TPI 1·115~
Total K1"--PrOOuksi (k•l
lah
19971.
'Nthii J'rool {000 •n•
Prodw
Ndtoi Prod (000 R1>)
J~.31?610
37.861.llS
is, JJ7.08l
1998 .
4l.294.3W
7J.JU~2
1m·
~1.7ll 338
19.689.171 17.641.450 19.79&.300
200)
I
2001 . 2002 '
2003 2004 2005 2006
11.~J)l)5
$7.334.lJSS llS.710.ll$2 121 34.l.12:1 1S004.m
4-0.447.407
SI 36S.JS9
ss 274843
24.8S4.477 33 U2.494 31 441.359
iu.m:no
117. 702.7115 09.898.471)
39.770.809
16.2&2.1 :s 29.()29.244
30.017.317 36.664.432
24.278.014
44974.463
36 217.llKJ 15818735
61.191.206
1&143 551
IS.9lU06
6Q. ll 4.50lt 5 l.342. 4(Jg
16.3149)2
46.208.965
38.737.833
··--·-·· ..--~···
Data2 T>ihU1l
2001 2002 21)(1)
2004 200l
Produksi lkan di PPI T 1kan Segar Toa
meaurut nerlaltuannva
Pindq Toa
lk<01 Asin
Jumlab
Tm
Ton
6476
9.710
I l.977 6.327
IS 969
8.093 8.291
2.373 S.569 8.931
7118 6.6~4 6.343
S.94<)
M72
Dan3
Baayaknya Peoganjung dan Pendapatan Taman Rekreasi P11&taj Kartini tahun 1998 - 2007 Tahun
Jumlah Pengunj11119
1998
109.5711 105.184
2001 2002
224.~
200& 2005 200>
382.9'16
1999 2000 2003
2007
118 8$4 130.100 389.817 310.972 288.3&5
127.&CB
Po••etar1 (000 Rp) 48.053
66.087 74.417
.' i
162.022 t 14 182
344.923 745.401
643 127 648.915 W!"400 ·
I
24213 )6237
15819 !8 143 t89Sl
154
PDRB •dll berlaku tah11n 2802 -
!
(.-ganUAha
1. i. Perta1n:in
I
'
I
2002
1002
1,021.698 .
*'
1,096,788
m.Ho
760.306
S3.&90
«l.372
c.Peter11akalt
69.520
d Kchutana11 e. Pcrikanan
a. -...,,.,,..., llbn Maknn
(d•llun Juta Rn)
.
2003 1,180.6S6 824,703
l
200<>
2004
I
u11,;s3
1,535.691
924693
1,095,085
~3.nll
13,~4&
&7,3SO
73.~l
tl(),217
18.,66!
94,l7~
.164.762
51)60
~3.276
6(1,097
68.794
1n.sn
IS0.8911
166.546
190,057
2. Petlbg & l'cn~1"'1
37.SOS
44.507
50,138
61.!Xl2
69,057
3 Jndusai Pengolallsn
16.4~
86..326
94..S!J
II J,815
129.462
7,577
8,311
9.14.5
10.338
11,858
142,016
1$9,IUO
1!6.729
214,673
252!fl3
343,203
39&5711
427.344
488,102
553,175
7. Pcupagk•..., & Korn
96.S96
119.ID
GO.HS
!SJ,2<16
110,l\8
S. Keu., Pmow
49.118
~.098
70,309
77,266
294.983
348.644
400.694
2,425,019
2.770,983
~-'-14.S94
b. T°"""'"" Ped<ehunan
4 Ltsrik, Gas 4311 AJ! Brsll
s~
..,
6. ~crdag, ll<Jkl &. Restonlll
&.
ls Perus.
9. l""1-jesa
2J8,400 2,1)12.,632
PORB
DataS
2.237.184
Ditribusi PDRB adb kooaran -- ~ L"l'ao~
trsalla
I, Penanian
. .,.
'-'.2Z3
~
Remban2 tab11n 2003
2002
1~70
2004
2002-2006 2005
2006
S0.16
49.03
411.69
47.Jl
47.77
u.n
33.9!1
34.0\
33.l
34.07
b. T1111amao l'et1«bunan
2.68
2.10
2.63
2 65
2.72
c. Peu:mabn
3.4S
3.30
3 31
J.20
2.'14
d Kchutanan
2.31
2..\0
2.20
2.17
2.14
c. rcnlwum
6.0'J
6.1'
6.54
6.ij!
S.91
2 l'cttbg &. ~ion
1.16
1.99
2.09
2.23
2 JS
.1 ln
uo
3.36
3.90
404
4.03
4. Liwil.. 0... dan p.;, ~
O.JS
0.38
0 l7
037
s. R.. sunan
o.n
7116
7.11
7.29
1.7S
7.84
17.0S
17.U
1764
1764
17.36
~.80
5.35
5.31
s 5]
5.M
2.44
2.'7
248
2.54
2.40
a. TlllllUllanllhn Matn~
6 Pcn:lag, Hoi..l & Restman 7 Pcog>jl~
&. K.om
8. Keu, Perse w &: Js Perus. 9. 1"'1i-j9Sa PDR!I
11.!.S 100.00
Jl.00 1(1).00
12 16 100.00
12.SH
[00.00
-·
12.46 100 ()()
155
LAM1'1RAN B (Lisi Wawancua)
Ust Wawancara I. Pemahaman Responden terhadap KaWllSllD Bahari Terpadi 1 . I dentitas Responden:
a.
Nama: b. Alamat: c. Umur:
d. l'ekerjaan: 2. Apcli:nh saudara mcngcrti kcgiatan Kawasan Bahari Terpadu? ( bila tidak tahu, pertanyun dihenlilcan)
3. Apakah Kawasan Bohari Terpedu bcnnanfaat bagi saudara? (13ila bermanfaat), sebutlcan manfaatnya b~gi saudara. ...... (Bila tidak bennanfaat), kenapa? II. Penn KaWU811 Ballari Terpadu terhadap Penciptaan Lapangan Kerja 4. Apakah Kawasan Babati Terpadu dapa1 menoip!llkan lapengan ktrja? (Bila ya), bentuknya apa saja? (Bi la tidak), kenapa? Ill. Peran """'~ &hm Te'l)adu 1c:dladap Penyerapan Tenaga Kerja 5. Apakah keglamn-kegiacan KBT dapat menyerap tenaga lc.erja7 (Billi ya), darimana s.aja asal tenaga kcrja? (Bila tidak), kenape. terjadi demlkim? fV. Pe111.n Kawasan Bahari Terpadu terhadar Penil\gkatan PendapAtan Mluyarakal a. Apaltah Kawasan Bahari Terpadu mampu meniogkatkan pcodapalan
masyal'tkat? (Bila ya), rata-rata berapa persen kenaibrulya? (Bila tidak), kenapa?
----
-+--+-----··.
! -e
. ··---··
-----
...
. ----------<"4"'• ·--·-------
•N~•~~~~~o-~~·~~~~~o-
....
......,
.. ~----------·. -- -···---------------!
"'
....
]-
... ----------'
00 Vl
.
....!!= a-
i ~• :.: " £~r~
....
OL ---------~----~ N ~1-----1---+-----~~-------------~
ii:;
N--f--J--+-+--------------·-------1 ..i ..i
;; ...Ii . J .,..•
.,,
.....
i
& "' -------------~NNN~NNNN ~---1---·· ii .. OO~CCC>Cl~QO~OOQOQOQOOQQ
1i
?
1 .. J• !l
z:
-
-N~~~~~~~~-N~~~~~~~O-N
----------Nf"ll<"-1
• -~ ...•
.
.... f-1--·········.
...
.. - "'
.... f'.11 -- -·-·-----------<
-
...
1--+---····--... ---------l e-
88i~~8§§8§i:8
II -
•
fi-O--.------<'tll'l
- -·~·------------l NN---NNNNN-N
~Ja "' ..
""'
-
V'I
'="'' I
g
l'l
"" ~~
!~~
:s ;
I~
..
N-
e-
88i§
~
-
-o-N
~
-
~·
:s•&\,
"'
...
I
998
~
ill
..
;; Ii
<
"'
1111 "'t ....
0;; 0 0
s o s ol
- .. :'
~
"
a: "
!!' 0
z :.:;.
1~ ~~ "ij
j
J]
l-t,d!£ ~
O==i;;~
a..
•..• ~
1
;;
"
z~
-~:;;
'
I
j -~ .. -~~ "'i:..: I ~. -z'~, frrr 31:'~ .. z1
:S="":S:t
~---
·--
----------'
z0
-
N,...
._,
-
s
~
I -----
···+------
-o
0
--
I
---
..e-
z.
N
°'
.. ...
N
-
N ...... .
--
... -
-
-
-
!
• i::
C"'4----•-000N
- -
.._. I
.. ..
• ....l•
..J
:!i •
?: ~;:
-N-N
I
e-
l::s
~!Ii~I g1'§1-~!i J. >
·-
~i:,,,_
"' a a a a a a a ... ! a ~ a ~ ~ a
... -----~N
~~ i ~~~~I
!.
l....·-
I ...
!
'
t.
I ~
ii!
-·-
"'
"' •
s -• j
.., ""i
•
...
.I!
ao-i "' Ii -;;-i:;·;:: ~Z~lf!aJ "~ ·-~ ·~:-!> J! a_ ~ :~~ ,,,_ ·~ ~ E~ ~"
•a ..,
~
::;::;:::;;::;;;;:o::::::;~::;c~
.;,
! -. ·:~>.··l-..:·! ~~·~~·.~ j -~ 1-~ ~ i ~' .>."a . • .
·ii·
~
5 . ' ·>.c.
l "'"'""~ ~55~~~!11~ --'l --~~~~:;.~~~;;~;: o0•C6~~~tfl-~.EZ ~cc:c:=
~'~~e
~
·--
. .....
!!
j
·g. ·a'""'5 ~ ~ i o "':i llN ·!~ >l~~~~§·a~ co
l!JiiJJ 000$888
saaazs s ·-
-i 5...:~• ~jjij! ~.. oI[ ,= !.!!~~:.tc:! ~ •
tlO
..,d!o.. ·""'""' o.;=;.,.QO:>t
-.. Ii Ii~§ ...I~ ll~i--;;..iv Zi--ot-~.x~
....
-0
•
~
e
~
''
---NN•N
i!: :I·....
~
---Q
~~&~~~§&§~~
~
..,,"
•~
N
~
---
"'
I
-o
0
~ i~
..e
0 ~
~·'3
i
·- II
~I
v;
c
-
I
-
i~
j ~I~ j ~ !1 ~ g~rig ~ • ::I~"'
z
..
i
· 1 ~I°' i ~'?~.a .. _,,~1.!;iJ]] "'
;;;)
z
i
0
~.:l:>lo.<>.c:o..
--
-~t"")~~\,Qt'·
-
~
-
Q
-•M-1"':
... --
.;a "'
.... N
...
I )j
..,
- ~~~~~~~~~~ -
"(f
(#')
-
-
-
-
-
"'
t'.2
e-
""j "4
j
~i c!~
N
No fN ~
N
'
..... _ - - ·-
.. ~ 8 g ~~~~I §
-
N N N -
-=~
" .!!
Jt "'19~]~!
"'
.. ~ J J o 'ill-5Jioei .!j! ~!ii}! ·-g
1.., sa~ac:assa / ...
-·
oS8!sc;c;ss
•e
w
~
! V\ ('I .., li:i~ol!'""""°'"'i!! bO
• ::c
V)
l~-1 ~:; }~~}l ,; a.21 ~.~.-"-!~.-"
:~!ii~~~~~a ~
,_,3
O'I
VI
O'l
•
~
O::;~;:;:~QQCQ =;
. ~ .i
i.
~ ~ ';Q
.
·a."'
0
>•
do
>. ·~ •.., ·~
Iii"1 ~""(""-1"1'1
15
:N ~~·!i~!ii~is. .!'!~j·;;-;i·a-c~ .... C.. ·- 0.·- C:
0,.
B_"'aafi~~ ==iie·.!.~~,~~ •
I
:i;
,;
~
"
.atfE~~lfi§u .a ~ i! iii ~ .... A: ~ iii
. ~--- ----· --------
.¥1
c:ic:oo..lm'l~-.~--03 C~O-NM•'l')>.e,.._
···--·-
f
0
' -!i 'i,..,
' ii
N!
..
1~1-~
"' 8
I
--I .. l9
__
....
·i; .,. .., ,. .,. .,,
,,,_
·a
·-·
Ii~ Iii' I"'i~.!!j•~ J ····~ ~~I!!
:!! :1! :!! ~ ::!! :!! ~
·~ J ~ ~ § ~ ~ Jl "'
-·
....•e
0 ... ~
6
-
~ ~ ~ ~ i 'i "S:
-
' I
'
Ci
-
I
ooii!~:Z11.
v>X
"'•
'
N1
!:::!--N-N--
i •
:. ii
~
r-.
M
~ I~
-
·-····-··
(;!
)()<;>4
....
·-·-
I
'6
"
~
'
~
_,
e1
~
.5 f ·~ . Ei i$ ... ~"' t!~ .ija,a"'""i'6
..
•
I
"' "' ::; ::;:
z9
z
o
, ,Cljlj~OC .:=. ·a • .:J ~ o ~ 11 ~
(l};.t, I
I
•
..... '
d
-¥ ~ ~I
·~rrrrir~ ::;
]_:r;_:r;.:r;jj:,:3;$~, -
-
N
M
~
V)
"'° "
CQI
..
"1--<"l-N--N-(""jNC"'\lf"l
.-.;:ici-¢e>O-r'1
M
~
- .., -
... -----~-
·-.
e-
C"'t N~
'
--
~..,..,.,~ .. 8§§88~~8.... ~~~ ~ ................ ·-·---
"' .5
·-
~~l
> "" "'
1 i .~, J
~.. :ill -- ·= 0~ 'i:..: .. !, g " i1 ·3 -~
·e
z "' ~ ''"" ii! ~
Q "' "'
"'
:g
...
s
.... ..,
00
·a ·;; : ·;;; ·- ·e ·- ·- ·s ·- ·e
1!
~!~j]jj~j~~ ... l~i~alllill§e;:;e Ill~ !-'~!'"~~l"F~!-"F~
:l!:!!~~!i~~~~5g
~~
!!!~~~~~~~~~~g b §
1i
"' ".B
Ii
~
·-E .J. • 'ti'.~ .!! °' 1~ ~"'2 . 0 >:~·sa~~
·~.L
.
::;:: < ' ~
g
~"'l fi "~:.'2 ..Q
"'~.!:-'-
i"' . ] l
'f"f
·e ·e ~ :::!a i! ; ~ ~~~ .g..:;-~·;;-g 2 ii=~ ... "' • o:i -1'5 -is5 ~ .i5. :-:: -" ~ -11 .. ..
5 ~ • s a j i •~ ~ e ~ ~ ;r;;:i:~]~~}]j,!'.!~;?; :I' l:IOl:IOOG,....;~~t(~V.
~~t,_.cl
ij
~
"' "' ~ : ~-
!::! :? :! ~ ;:£ !:: ~ ~ ~ N ~
164
LAMPIRAN D (Catalam Lapanpn) Catatan lapangan
Nama Usia
l'ekerjaan Alam at Waktu wawancara
Tempat Wawancara
: 01 : Supolo
: 40tahW1 : Kepala Desa Tasikagung : Desa Tasikagung Rt 04 Rw 1
: Tanggal 29/08/2008 jam 08.00-09.30 : Kantor Balai Desa
Pak Polo. biasa dia dipanggil di desanya. Sebagai orang yang lahir dan
beear di desa tersebut, Pak Polo pahem simasi di desnnya. Pekerjaan scbelwnnya adalah seorang guru olah raga, tetapi ketika di desanya ada kekosongan kepala
desa, Pak Polo ingin rnengabdikan diriuya dengan mcnjaii kepala desa. Pak Polo bercerita, bahwa sebelum adanya Kawasan Bahari Terpadu, Desa Tasikagung sama seperti desa..
dioclabuhan tcrscbut bertarnbah, mcmberi kesempat!!!l kepada penduduk set.emoat untuk menjadi ABKm<. Selain itu. deogan bertarnbahnva ka!)j!J yang berlahuh. Temwt Pelelangwi Ikan men@di ramai. hal ini menjuMket. yaity wadah ikanf . Basket ini digunakan witul: tempat ikan basil bongkaraa dari kapal, karena model pecdagangan ikan di TPI tidak memakai ukuraa saluM bcrat, tetapi memakai jumlah basket, walaupun sebenarnya kalau dibandingkan sama saja.
l6S
DaLlm ~jarahnya. Dess Tasikagwig dari dulu sudah terl:enal sebagai semra industri pengolahan ikan, dahulu bahan bakunya di~llmping dari wilityllh setempat, juga berasal dari seluruh wilayah pesisir di Rembang, tetapi sekarang dengan adanyn Pelahuhan Pertkanan, pasokan bahan baku sebagian besar dicukupi dari wilayah setempat Terse4ianya bahan bahan bairn berupa ikan laut. imtusl!'i penpolahari ikan disana_!emakin berkemb..ang. sehingga ~NI memberi laoangan keria terutama bAAi penduduk setemJ>At'1K. Ditanya mengenai T aman Wisata Pantai Kartini, Pak Polo mengatakan, bahwn taman wisata tersebut dikelola oleh Pemerimah Daerah, pemasukan dari Taman Wisata tersebut juga masuk k.e kas daerah, desa tidak terlibat dalam pengelolaan taman tersebut, Mengenai pengaruhnya terhadap ekonomi masyarokat sekitarnya, dia mengatakan ada, tetapi tidak banyak, atau tidak seperti
di Pelabuhan Perikanan. ~_gelolanva sebAAiM bew adalah orang 1¥"'1asut
yang bcciualan djsana juga sebAAian besar adolab orang dari luar dcsa . Scdang masyarakat sekitar ada yang memiliki waning makan disebelah harat taman
wisata,
Catalan lapangan
Nama
Usia Pek.erjaan Alam11t
Waktl1 wawancarn
Ternpat W11wl111ct1ra
:02 : Mustam
: 48tahun
: Nelayan : Desa Tasikagwlg Rt 04 Rw I : Tanggal 02i09/2008 j11I1109.30- l0.15 : Pelabuhan Pcrikuan
Mcnurut Pak Mustaro, kondlsl Desa Tasilcaguog sekarang berbeda dengan l 0 tahun yang lalu. Kaiau dulu bisa dikatakan sepi, tapi sekarang lwnayan ramai. Banyak orang dari lyar deSMya~ dari Desa Perutkol. Sckarsari. Sumbe.- da!l desa lainnya. bekeri11 di sini"'1'~eka kebanyak.an bekeria sehagai nela'9/I. buruh bongkar m11111 atau bll!l!h memilab ikun di iru!ustri pengoll!b!!n ikan . Kalau orang sini, laki-lakinya kebanyakan menjadi nelayen, sedwiJLibu-ibunya banyak yang beriualan ikan, atau beketja di industri pemindangan" . Sekarang jumlah kapal yang biasa berlabuh di Pelabuhan Perikooon cukup banyok, milik Pak Salim (Bupati Rembang) saja ada sekita.t 50 kapal. Dengan bertambahnya jurnlah kapal, $aal ini banyalc diblllubkan malt buah kpl. lel!!!)i tidak 3Cll)llil orang tenarik menjadi nelayan. karena neJ~ jtu rekeriaan vang bqat rang banvak. membutuhkan tmapa dan .keberani1111 , termasuk juga tahan untuk tidak mabuk laut. Seperti saya saja walaupun sudab. bertahun-tahun melaut, terkadang ma:;ih mabukjuga. Ditanya mengenai pendapatan, Pak Mustaro mengatakan, kondisi saat ini cukup sulit, dengan mahalnya bahan bakar, es batu atau perbekalan lainnya, cukup membebo.ni p4n1 nell)yon. Prin.sipnya sckerang, ka.lau bclum dapat ikan, mereka masib terus di taut. Makanya untuk bisa dapa.t hasil yang Jumayan, nelayan disini mencari ikannya bisa sampai berhari-hari. Tingginya bieya melaul sekarang cukup
166
merepotkan, karena untuk menailkan harga ikan sangat sulit. Sehingga pendaootan ntlayan bisa dibilang tidak tentu. kalau la!!i bmmtung bisa memoeroleh oenddpalan lumayan. tetapi kalau IAAi aoes. bisa batik modal sudah un1un1lPM. Tetapi biar pendapaian sulk, bidup harus jalan terus, k.ara Pak
Mustam.
Catatan Iapangan
Nama
: 03 : Jani
Usia
Pekerjaan Alaina! Waktu wawaaccra
Tempat Wawancara
: 40tahun
: Buruh pengolahan ikan
: Desa Sekarsari Kee. Sumber : Tanggal 02/0912008 \LOO - 11.50 : lndust:ri Pengolahan Ikan 1JT) Alfian Putra
Pak Jani m1ah warga Q~sa Sekarsar! Kecaml!tl!" Swn~· Dia bokerja di
~miru!angan jkan UD A!fian Putra milik baoak Jok.o SuprivanMJIK. Menurut Pak Jani, Olyuk. penduduk di desanya yang mencari pel:erjaan keluar desa, terutama ke
desa-desa di pesisir. Ditanya kenapa memilih mertjad.i pekerja di industri pengolaban lkan, kenapa tidak menjadi nelayan saja, dia mengatakan: kalau dia tidak tahan di laut (raabuk kalau na.ik kepal), disarnping iru dia merasa lebih renang bekerja di darat, dimana setiep h4li bisa pulang ke rumah, walaupllll bekerja di industn ini bayarannya pas-pasaan, Ditaaya manfaet menganai manfaat dengan adanya kawasan tersebut, Pak Jani mengatakan: tentu banyak manfaatnya, Seperti ~va dan tenwi ~na ini !S1U11bil menunjuk t.emannya yang ada diSl.'l>elabnya) smrt ini ~gJl!!D.tungh111 hidupnya di sini. soo!nya saat ini tanab Def!A!lian saya tidak bisa dig;uap J.:arena tidak ada bujanMM. Mengenaj pend11P"hm, Pak Jani mengajajum: te"S'!Dllu!g b!Mlvuknya ikan yang diolah. kalau lagi blDlvAA pasok.an ikag uen(!aPAwn bisa l11mayan. tetani kalau pasokan ikan ~edilcit, upab saya inga ikut twup. .kawJ!a di;;ini baylITTll.lllya a
167
Catatan lapangan Narna Usia
Pekerjaan Alamat WaknJ wawancara Tempat Wawancaran
:04 : Du Supfah : 45 tahnn : Pedagang .ikan
: Sarang Meduro Kee. Sarang : Tanggel 03/09/2008 I 0.30 - 11.00 :TP!Tasikagung
Panggilannya Bu Piah, saat ioi Bu Pi.ab sedang 'lcul.akan' ikan di TPI Tasikagung. Bu Piah adalah scorang pedageng Ikan yang hampir 15 tahun digelutinya, Dulu dia biasa mencari ikan sampai ke Pelabuhaa Juwana, tetapi sudah beberapa tahen terakhir ini, dia k:bih sering mencarl ikan di TPI Tasikagung, disamping !ebih debit dengan rumah, sekarang iksn di TPI Tiillikagung cukup banyak, Dari TPI Ta.sikagung, biasanya dia menjual ikannya sampai ke Kabupaten Blora, Tetapi beberapa tahun cerakhir, menurut Bu Piah, j umlah or4apang yang 'kul~an' ikaJ! di TPJ ini semakin benxak saial'f". Hal ini tentu sajs semakin menambah saingan usahaaya, terutama men:ka-mereka yang bermodal besar, Tetapi menurut ibu itu lagi, soal rejcki itu sudah diatur dari sana, sebingga dia lidak merasa kuatir, Ditanya soal pendapaCan, dia menjawab: tidak tenru ter&antung banyak sedikitnya iklu1 yang did"P"L kalau dapat ikan banyak. pend~n.n lumavan. tetapi kalau dwt ikan sedikit, nendanal8Jlnya tentunya juga tucun4(soalnyajualan ikan itu gampaog-gampang susah, karena ikan itu barang yang mudah busuk, artinya biarpue, dapat ikan benyak tetapi kalau kemudian tidak laku, bisa-bisa saya malah rugi, deznikien lalanya. Ditanya mengenai prospek usaba di masa datang, Bu Piah mengatakan· saya, rasa mUDgkin ~ lebih sulit. soalnva saat ini saja Ped •wg-oedagg beonodal besar su9ah banyak dan Sll~ dengar-denear katanya jwnlah i.kan ymg .fu!apnt tiap tahim meqi;:alami nenurunan. bel~~ pMapang sering berebut ikan dengan para oengoln.h ikan PU.
Catatan lapanga n
Nama lJ~ia
Pekerjaan Alamat Waktu wawaacara
Tempar Wawancara
: 05 :HTemok : 52 tahun : Pernilik kapal : Desa T8$il:agung Rt 02 Rw 4 : Taaggal Q3/09!2008 IS.30-16.45
: Rumah H 'lemot
Pak H Temok merupakan ketua perkwnpulan nelayan untuk Rw 4 Desa Tasikagung. Pak H Temok mengatakan b@hwa ad!Jnva Kawasan Bahari Temadu i;µkyp membillltu WBl'ga setemoat um.un:mya dan para nela.yan khususnvaMF'1.
168
Sebelum adanya Pelabuhan Perikanan. bpal-kapal nelayan kesulitan untuk
memboogkar muatanya maupun mengisi perbekal.an, ierutama kapal-kapal besar, karena kapal-kapal iersebut tidak bisa meiapat sampai ke pantai, kondisi ini tentu ~ja sangat meoyulitkan clan mcnambah biaya, brena untulc membongkar maupun mengisi perbekalan harus mengguna !om kapal yang Jebih keeil. Sehingga sebelum
adanya Pelabuhan Perikanan ini, bmyak kapai-bpai dari Rembang yang bersandar di Pelabuhan Juwana bahkan ada yang sampai ke Pelabuhan Pemalang, dan Pekalongan. T etaoi dengan adanya Pe!ahphan Perikanan ini, kapaI-kapal itu selwang bisa merapat ke dermaW' sehingp memudahkan untuk membongkar muatannya mal!Pun menJ!isi perbeb!an walctu mau benmgkatMM. Mcnurut H Tcmok Iagi, bcnambahnva kg! di Pelabuhan Perikllnan
Tasjkagwg saat jnL dia karjm>g kesu!jtan untuk PPx:encari anak bush kaoal, terutama merek.a-merd:a rang sudab bo:roengalaroaa :Kemudian dia bercerita lagi: bahwa pekerjaan nelayaa itu cuknp berat, apalagi saat ini wilayah llm~ya tio.lak bisa m~gan<111Jhn sepenuhnyll di Laut Jawa, karena untuk saat-saat tertentu di Laut Jawa sangat sulit untuk mendapatkan ikan yang lwnayan, sehingga terpaksa para nelayan disini mencari ikan sampai ke Kalimantan bahkan sampai ke Sulawesi. Ditanya pendapatan, Pak H Temok mengatakan: Qengan bertambahnya kaml dan kebutuhan cnelaut Yang maha} tcnltama solar. tcntunya sangat hcrp.;nooih tcrh"® pendapatan. m!!kanva untuk
me;ndaoofkan Jmjt yang lwnayan. saat ipi peJ•yAD barns berlayar berhari·hari, · i saia belum meniami terbdan mal i. Jadi kalau dib · ulu en a dahulu lebih bmlc selteran Ditanya mengenai prospek usaha dimasa depan, H Temok mengacakan, !JID'a rasa akan semak in sulit. Pertllma kondisi laut Sllllt ini vang mana jkan semak:in sulil diJNroleh. Ke
bakar. Ketiga. harga ikan terlalu fluktuatif~kalaubisa naik prosentasenya kecil, tidak: sebanding dengan biaya yang dikeluarbn untul melaut.
Catalan lapaogan
Nama
; 06 : Lasrikin
Usia
: 42 tahun
Alamat
: Nelayan : Desa Tasikagung Rt 02 Rw 2
Pektrjaan Wak.tu wawancara
Tempat Wawaru:ara
: Tanggal 05109/2008 10.15- 10.45 : Muan Sungai Karanggeneng
Pak Lasrikin adalah seorang neiayan juga. Dengan kapalnya yang memuat
hanya 3 orang, Pak Lasrikin dan tanan-teman biaszmya mencari ikan di wilayah yang tidak begitu jauh dari pantai. Ikan yang dicari adalah ikan permukaan, dan pada musirn-musim tertentu ada musim rajimgan, dan teri. Tetapi beberapa tahun
terakhir, dia merasa hasil tangkapannya semekin menurun saja Ditanya kenapa Pak Lasrikin tidak ikut kapal besar saja, dia metajawab: memang dengan kap!LI
)69
kecil sepeni sekarang ini, pendapatan kurang bisa diharapkan. tetapi saya merasa lebih senang dengan keadaan yang sekarang, dengan kapalnya sekarang ini, dia bisa setiap hari pulang ke rumah, tempi dengan kapal besar tentl.Dlya tidal: demikian. Dia biasanya berangkat jam 03 pegi dan jam 08.00 sudah di nuuah. !vlengeriaj pendapatan. dia menga13kan bahwa tidak tentu. apalagi dengan kondisi ~t ini solar sangal maha). sehingga k.adaog basil Yllllf! didaDlll lid!!k dSJ!!l\ menutu~pengeluaran· Untuk mensiagltinya dia mengganti $Olar dengan minyak tanah , tentunya agar l>isa memperoleb uang lebib. ~tatan lepangan
Nam a Usia
Pekerjaan Alamat
Waktu wawancara
Tempat Wawaru:ara
: 07 : Riyanti : 28 tahun
: Pedagang souvenir
: Desa Babl!dm Kee Kaliori : TanggaJ OS/0912008 13.00- 14.00 : Taman WisatJI Pantai Kartini
Riyanti ini biasa berjualan souvenir di Taman Wisata Pantai Kartini.
Sudah 3 tahw! dia beriualan souvenir di tamM wi•ara tmebl!tl'TK. Ditanya mengcnai Kawasan Bahari Terpadu, temyata dia kurang paham apa itu Kawasan
Bahari Terpadu. Tetapi ketika ditanya apalalh dengan adanya Taman Wisata ini, bemwtfaat begi dia, dia mcngptal
Nama Usia Pek.erjaan Alamat Waktu wawancara Tempar Wawancara
:08
:Mukarom : 331.filiun
: Tulcang becek : Desa Swnbcrjo Kee. Rembang : Ta!lggal 0010912008 09.00-09.45
: TPI Tasikagung
Pak Mukarom adalah seorang tukang becak yang biasa mangkal di TPI Tasikagung. Pak Mukarom bertemper tinggal di Desa Swnberjo, kira-kira I km dari tempatnya dia biasa mangkal sekarang, Di TPI, Pak Mukarom memiliki
beberapa Janggi2030 yang kebanyakan pedagaog ikan, yang biasanya dia antar dari
170
TPI Ta.~ik.agung ke Pasar Kota Rembaog. Disamping sebagai tuka11g becak, Pak Mukarom juga biasa bekerja apa saja termasuk sebitglsi buruh angkut disana, untuk menambah penghaililan. Dia bercerita kegiatan di TPI cu!cyp ram@i, sc:hingga dia bi"8 mclWllOOh ll\,"ltWll>liliin denllll!l bekaja awa ... j.. sqigti mcnj11.di buruh angkut at!lu buruh pengi>ul K Diianya masalah peoghasilan, dia bercerita: sebelemaya Pak Mukaroni biasanya mangka I di Pasar Kota Rembang, tetapi dtng1111 banyakn)IB tuk:ang becak disana, tentu peoghasilan dia bisa dikatakan hanya pas-pasan. Tetapi sekarang.
disamping sebairai tukang becak. ada oemaslllcan lain yaitu se~i di TPI. hal itu dilakukan temunya untuk rocruimbah pengMsjlanP
Catatanlapengan
Nam a Usia
: 09 : Kholis : 29tahun
Pekerjaan
: Buruh lndustri Pemindangan lkan ; Sulang
W al
: Tanggal 12/0912008 09.10-09.35
A.lama!
buruh angkut
: Kawasan Bahari
Pak Kltolls merupakan pekerja disalah satu industri pemindangan ikan, sudah cukup lama Pak Kholis belcelja di tempat tcrsebul. Pia hera.sal dad Pesa Prant! K~llp) Sulan11. iebuab desa Vll1I! bcrjamk lwnpir 15 km dar! tcm!>M dla belirii! . Kctik.a ditany11 mengc:nai upuh di ltmlpanya dia bekerja, dia mengittllkan babwa upa.b di .~lni dan munglrin hamplr di semua ilidu.'llri yang ada menggunakan sistem borongan. Attinya besar kecilnya pendapatan tergantung dari banyak $cdikitnye ikan yang dioll\h pada hari itu. llpah yang dlhayari;an ~l>al: inl adalah Rp, 300 per ikat, dimana 1 ibt ada 2~30 ikan tergautwig besar kecilnya ikan, Th)lam ga!u hari indUlllri temnat dia IJekeria hisa mengO)ah Sn!ara 2.500 - 3.000 ikal Dibagj (!eogan banv!!lrnva oekeri!I. Sl'lltingga Wll oekerja mt.a· r.ata dall!m satu hari bjsa mendapathn uoah RD. 20.000 - Rp. 25.000. Dilanya mcnget!!li ap~tlh adn peningkoton wdlloo!on. dh• berkata b!lltwo, sebenamya uoah \f!l!lg dia ueroleh di teml!ll! ini naik twun teraftlltunl? b8nyak sedikitnya ikan yang diolnh. tempi kalau dulu I ikal dibay;it Rp. 25-0. sel<arang Rp. 300. saya 111sa sudall ada oeninglratan. dan jumlah ik:an yang diolah ~t ini juga ~latif Jebih ii«llvak dibtu>dingkan sebelwn adwiy11 Pelabulwn Perik.anan"""'. Uit11J1ya b11gaima11a syarat untuk bertc;erja di industri tersebut, Pak Kholis berkata, bahwa tidak ada syan1t lllX!·!lJ?"· termasuk pendidikan, Kalau industri te~but membutuhkan tenaga lagi biasanya pemilik industri ini Win berkata k,epadallekerianya. "blau ada Ceman yagg mau l)ekeria disini. beso.lr. survh datang"tm: Tupi ada juga yang dataqg 18Jlgl1Ullg ketempat tersebm,
171
Catatan lapangan Nama U~ia Pekerjaan Al~mat Waktu wawancara
Tempat Wawancara
: 10
: Ismail : 58 tahun : Nelayao
: Desa Tasikagung Rt 01 Rw I : Tanggal 14/I0/2008 jam 08.Jf) - 09.00 : Pelabuhan l'erikanan
Pak Ismail adala.h scorang anak buah kapal Karya Mi11a. Dslam sekali melaut Kapal Karyn Mina biasa berlayar sampai berhari-hari, terkadang m111ah1m hampir ~111 bulan. Pcndapatan yang didapat tumayan katanya, masih bisa untuk mencukupi kebutuhan keluarga Ketika ditanya besar pendapatan sekarang. Pak Ismail mengalalcan: kalau oos musim ilcan, dalam satu kalj berongkat kim-kiro sekjtar25 lwi. bjsa mCJ1(1AAat!can uang ~.5 - 2 juta.~fl.l. Ketiko ditanya pendidllcan, dia bercerita: dia Sl!dOO mul3j ilrut melaut !jebeJUID beruffiUC 15 tahun membanDI QrllAA IUMYUlYl&j~inw SQ mia 511ya pggal< MakJwn waktu itu perhatian orang tu. rerhadop pendldikan hampir lldak ada, mungk.ln karena waktu itu kondlsi ekonomi keluarga yang sulit.
W .
Cfttatan
Nama
lapangan
llsia Pdu:ljoan
Ala:mat Waktu wawancara Ttm1pat Wawancata
: II
: Zaenal : 30 tahun
: Burul1 pwgolahnn ikan : Oesa l>eflgkol Kee. l(alinri : Tanggal I 4/1012008 11.00 - I I.SO : Kawa.c;an Bahari TeJVlldu
Pak Zacna! juga merupakan salah penduduk dari luar Desa Ta.sikagung yang mencari natlak zaenal mengatak.an kalau dia luh1wi MTs yang ~M teman-temaunya. dia kwan!! tahu. taei kayajs11ya !Ida yang mi:1u1k bi:..u baca lulisKTI<.
ada di desanya.
172
Catalan lapangan Nama Usia Pelcerjaa11 Alamat
: 12
Waktu wawancara
: Tanggal 22fl0t2008 08.15 -08.30
Tempel Wawancara
; : : :
Imam 52tahnn Nelayan Desa Tasilcagung Rt 02 Rw 4
: Muara Sungai Karanggcneng
Pak Imam adalah scoroig nelayan }'tUlg biasa mencari ikan dengan perahu miliknya clan biasanya dibantu 2 atau 3 orang. Pekerjaan nelayan sudah digclutinya hampir 4() tahun. Kcnka ditanya bcrapa pendapatan yang biesa dia dfll)ll! s.ikarang dan bagai~a kalau dibandingkan dengan dulu, Pak Imam mengatakan: ks4ang-k!ldans saya bisa membawa pulang uang antrup Ro. 20.000. 25.000, terganruns musjmnya. Ka!au djb8ndingk~~~l!W a
kenaj!san BBM•""
Catatan lapansan Nam a Usla
: 13 ; Bu Supnllll i : 3.5 tahun
Alamat Waklu w11wancara Temper WawaoClUOO
: Tllllgsal 2211012008 10.30 - 11.00
Pekerj&llJ\
: Pedagana Ilwi : Desa Ttt~ibgung : TPI Tasikagung
Bu Supatmi merupakan penduduk setempat yang hekerja sebagal pedagang ikan. Kegiatan perdagallg311 ioi sudah dlge!uti kcluarganya secara turun temunm. Sehingga dari kecil dla sudah biasa dengan kegiatan ini, sampai-sampai kareoa llSik l!lllnwi ~g. lulus SMP Du S!ioatmi memutuskan !!!!l!!k bckqja !ePlalL.sekm~ .J.l!ik~ Dari i:leAt!lllllBllln pene!iti. 6u Supatmi merupakan pedagang ikan yang sukses, Ditanya pendopwan atau omser selama sebarl, dia
mengal&kan:_Jumaya!!lah bu~ m~mbantu 1J1e11cllk!!llL!\ebutuhaD keluama. l
li3
LAMPIRAN E TABEL KARTU INDEKS No Kartu
I
Satu1111 lllforioasi 2 Keberadun kawasan '""!''but cukup membaoru terutama bagi masylll'3!W setempat WJtuk mencari naflcah, baik dengan usaba oendiri maupwt me11jadi burub
I I
Ocngao adanya pelabuhan perilwlan, k.apal )'11111\ bersandar dipelahuhM tersebut bertambah. mtmberi ketempatm k.q>8da
2
:;
..
pcnduduk seteml)«t untuk mmjodi ABK
fem~ Pele.langim U:M menjadi'r&mai. hal ini menjadi berkab bagi burub bongkar m.uat, pcdagang lkan, l)«!.agang makanan, sampai tu.kang becllk
4
5
'
IV.Jde 3
MM,W.01.03
!
I
PTK.W.01.03
PTK.W.01.03
Dengan l>emmbahnya kapal yong datang, di« sclohM boku bcntp11 ibn lllUI, indunrl lkan 4Jsana sem•kln bcrlctlmbana, ISOhinggA c1apa1 memberi laplJlPll kerja 1crutama bigi peududuk seterupaj pe!l@Olaban
' '
'
PTK.W.01.114
6
Tenaga pengelolanya sebaglao besar adaJah orang luar, 1m11asuk Y8118 berjuah111dima Jll&l\ sebaglan bes:a OTaDg dari hw dCl8 PTK. W.01.0~
7
Ban)'llk orang d&rf luar deaanya sepenl dari Desa Peagkol, Sel:Bnar~ Sumber dan desa lainnya, bekerja di siui ATK.W.02.()1
8
Mon:u ko:banyabn bekcrja S<>blll!8i nelayan, bwub bOllgkar muat. atau buruh memilah ikan di indUS1ri peogolahJin ibn PTK.W.02.01
9
Kalau OJ'OI\& si.u.i, lald·lokiDya kebanyW... meljjadi uel•)'llll. sedang ibu-ibWlya ball.yak yang berjualan ibn, Blau bekerja di PTK.W.02.01 induWi pemindaogao
10
Sll8t ini banyak dibutuhkan 8118.k buah kapal, telDpi tidak semua orang rertarik inenjadi ncl~yllll., lrarena nelayan itu pokfrjaan yuog bmit yang benyak mcmbutul1l
KTK.W.02.01
ti
Sehingga. pend~ 1ielay•~·-hnleh dil>iltutg tidak tentu., kaleu l.ogi beninlw!g bisa 111empcrolcb pcndapalaa lumayan, cctapi kalau lagi aJ)e3, bisa bollk modal 3udah iwtung
FPM.W.02.02
12
13
Joni odolob warga Desa Sekarlari Kocarnalan Sumber. Dia beke~a di pemindaogan lkan UD Alfiaa. Pu1nl milik bapak Jcko Pak
Su
ATK.W.03.01
Saya don temon-temOll, saat illi mengganwngbn hidupTiya di sini, soUlya SGllt ini umah penmUID S8)'8 tldak bba digarap MM.W.03.01 hrena tidak sda hujan.
174
laniu/411 ......................
I
-·'-
..
~
.3
•
M'cngtn.1i pendapolWI. Pak Jani mengatalcen: tergantun11 PPM. \V.03.02 banyaknya ikan yang diolah, kahlu logi banyd. puokan ikan, pendnpitl.Qn bi~Jum»yao, telapi klll»u pasokmJ ikan sediki~ upah 52\Y& juga iJcut turun, !wen.a disini bayarannya adalah borongan. T elllpi kslau dibandingl
14
15
······
·-
Juntlah pedagang ymg 'kulak&n' Utao di TPI i11i IJ<malin bwiyak PTKW.04.02 ,__saja tidak IOlllU t<
16
i
dapU fkan banyak pendapalw1 lumayan, tetapi kalau clapat fkaQ
sedikit. """d.aoamnn,,.tentun~a iu•A 1W1JJ1
! ' Saya rasa muagt
84ahl)-a saat ini saja l'U,W.04.02 pedagang..pedapng berruodal besar sudah banyak dan r.ay• d~nsu-<Je.osar klitanya jwnlllh ikan yMg clldopat tiap Wn>o m~galamt peo\aVJWI, belUlll Jllgi kJta para ~ seri1l3
17
benibut ilual de:rt""" ...... """'""'14h ilwl
AllanyH Kliw""llt Bllhmi l'erpadu cukup membannl warga setemnM umumnva elm ruua oelavm k' a
18
[
19
I
MM.W.05.0l
l'«api dt>ugan l\danya Pctabulutn Periluuian fnl, kapal·kapal iru MM.W.0,.01 sekarang bl$8 merapat ke dormaga sehiogga memudahlaln Wlruk membongl<ar m..wo111nnya mAIJl)\lll mwgisl perbeU!an waktu mau . l
20
~balinya lcapal di Pelabuhan Perikallan 1asik.agwls &aat iai, PTK.W.OS.0'2 dia kadang ke:ruli!M l&Dluk mcmcari llllilk. buah lcapal, terutarna j oocrtk.a·lll.~ka wn• sudah bemenaalaman
_,,_ -
21
; 22
Say• J"dSl oluut :1emllkin aulil. fern.ma tondisi laut saat inl, yang , mana ikao semakin sulit diperoleh. Kedua. perbekaian yaog semakin mahI, terut811\a bahan bakar. Ketiga, hars- it.all terlalu
I '
I
23
1
!
..
i
Dengan bertambalu>ya Jib baik dari-·'·
I
I
J
l PU.W.05.03
llllktuotif
bahwa I.idol< tentu. PPM.W.06.0l apaJ11gi deng1111 kottdbi saai ini solar Wll\al mabal, sebiugg$ kadang hasil yang didapat tidak dapat meoutup pengelu.tll8ll. lJ11tuk men
I
...
PPM.W.05.02
- --·
··---
____ ____
..
,
175
f.a,,,Ulan . . ... .... ... .. . . .. . • .. . . 1
'
' '
Sudah 3 tahun dill beriualan souvenir di WDllll wi5aia lel'!lebut
24 25
...•
!
26
3
PTIC.W.07.nl
Dltllnya mengenai pendllpa1a11,di.a metlflllakan pendapamn yang PPM.W.07.0l dlperolch scllari-hari tidak bmyal( balhn sering daganpnya i tidak laku ••"Mun kegiamn di T?I penghasilan ~
'
cMkiisa menambah I rrx. W.03.01 bebrja If"' saja septm meojadi bunah
... u~utetau buruh Vllll2.,li
Tetapi selwang, dis.mpq oeb&gai 1u1wts becU, ada PPM.W.03.02 pomasukan lain yoiru sebagai blltub ug)M di TPI, hdl ilu dilakukln tentunva WllUk meoambah 'Ian
27
28
I 29
10
Dia berasd dari Desa Pnmri KccamatOD S..lang. sebuah desa ~•wmir 1S1an dari remn:it dia t..k..,;a
ATK.W.09.0l
; """°' '-ianit I
I
Oalam satu lt8ri indusm canpu dia bcllcl?. biso mcogoW. anllln Pl'M.W.09.0J 2.soo • J.000 ilc.at. Uibagi dmg.u ben}'llolyapekerja, seltillRP S8l\I pekerja rata-rata dal•m elum adany• Pelolmhaa Pedlc_,,,, ... lidalc ada &yaral apa·apa, ttnnasvk peodidilcm. Kalau. in
~·-~.'!*~:·__..
31
k.a)..,
pas mu:sim ikan. dalam saru bti bcnmgbt l
25bari, bisa
n
di• swab mvlelum bcrum
seva H~•• lalus 33
i
34
Pak Zaenal mtngalak.ali kalau dia hlhl$&n Mls Y8Dll ada di scdanglc.an lero1111-lenauiya, dja k.unng tahu, topi
kAvaknva oda ,,.. no noo•k bi.la baq
l_
I
lidak ada iyara1 tbu.sus sq>e11l peiididikan -. keatilian, karena . KTK.W.ll.OJ jenl, pclterjaan ditini cukllp mudlh adUep siapapUll bisa melabanakan.nva 00san)3,
35
i JCTK.W.18.02
KTK.WJ 1.01
Iulo
kada.ng-kadang ""Ya bisa m~wa pulmg uaog """"" Rp. PPM.W. l:l.01 20.000 - 2S.OOO. tergaon.ng musiamya. Kaku .ttbandioglcan dahu.lu tmJtama sebelum adan}'a i.-ikall BBM, peodap!!l•o mt ini Jebih sedikit daripada.eliehtn1 odanya keoailw! BBM . ·-
176
La wun 36
,.
.
karena asik ineocari
untuk be 37
·•
·
uang, lulus SMP Bu Stopatmi rnem\llUSlcaJ\ ini bn
(Men&eaai pendapall!ll) lumayailali bua mtmblinlu mencukupl ltebutoban ktl~a. katanya On\Jct saya 1elwi J)l)ing-palilg
KTK.W.13.01
PPM.W. 13.0 l
hanya Rp. 250.000-Rp.300.000, topi QDllll( men
&aal ini lumsyan suli~
LAMPlRANFTABEl
KATEGORIDATA
MANF AAT BAG! MAS Y ARAKA T No Karru
Apl11wi D:lla
kawasan tersebut culalp mcmbUl111 lttintna masywakat selemp&t uotok meru:ari nafbli. beik dengan SQJXfiri maunun menladi buNb Keberadaan
l
Knde b-cl
usaba
MM.W.01.03
13
Saya .i. WDllMMeman, SUI ini """'gguQlniklo biclupn)'8 di sini. ooalnya Mal ini tanah pcrteaiAD ~ lidalt bi:la diganip Un:n• cidak Ilda hula
MM.W.03.01
18
A~nya
Kawasan BliL>ri Tcqiedu cubip membamu ...arga du Pl?~ khn~'?~
MM.W.05.01
19
Te
s=-• umwnn
PENYERAPAN TENAGA KERJA No
Aplibsi Du
Kanu
Kodc
:i
Deng;m adanya pelllbuhao. perilama, bpal yang benandar dipelabuhau tmelxll batambah, JO
PTK. W.OJ.03
3
Temp.t Pelelangu. 11<.ail lll<:nj.W ramai. ,.... ini meojodi berbb bagi buruh bcogkllr moat, ped.agaqg Win, pcdagpg rnalomao. samnai tukaA~ becsk
PTK.W.01.03
4
Dengao bertambalul)'a kajle.l yang dBwtg. die sekatang membuka usalla persewaan basket, yaitu lt:mpet wadsh ibn
PTK.W.01.03
--
--··--
177
Penyerapa11 Tenoga Kerja
..
s
1CIS(dillll)'a babm bahao baku bcrupa ikln !au~ industri f'ttlg;>lahan ilam disana semllkin berhmbang. sehi:Qgga 4-pal .. ·~setemMI membcri · Jrer;. teruwna L ·- •
PTK.W.01.04
I\
T~ pengelolan}'ll •cbagian besar lldaJah cnng Juar, tecnasuk yang bcrjualan di.ana juga sebagian bcSll' ontfl! dari Juar de.a
t>TK. W.OI.OS
-··· ·-·· g
Mctcka kc:banyabn bckcrja 1el)ci.pi nelayan. Wrob boaglar m\1111, labaD iDn ··-· .. . Kala11 C>n11g •ini. lol
_
--~---
atau b\lruh memilah ilcan di illduslri
9
---
·--···--
IS
20
Jumlah pcdaplg ~GO& 'k\llakan' Wio di TPI iwi scmalcin banyak
saia
PTK.W.02.01 PTK.W.02.01
PTK. W.G4.02
""·--·-·
.Ber.imbllbnya lcll"'I di Pelabulwl J>eru.-n Tasi!cag1111g sut ioi, dia kadang ~su!ilan wuuk l!M:llClri anak !Nall ftapa~ tenlWllll
t>TK. W.05.02
mttcka·mereb vm>• sadah be-n•bmao
24
Sudalt 3 tahun dia
26
k•giataa
<
'
souvenir di came wls&ta rcneba't
l"iK.W .07.01
di TPl ingp dia biso mcnambah PTK..W .08.01 pengb&!!Wi tk-11gaa beUri• ~ ..J• sepenl lllClljadi l>uruh angkut at.au b\Uull n-a<>uJ
\>ERUBAHAN PENDAPATAN MASYARAKAT ... __ .. Aptil
No
Kode
Kartu
'
) 11
nelayan boleh dihilalla ti.talc tcnll~ kal3u Jagi beruntuAg bioo mernpcro!eh pcndap&lllO l11111&yan. l
PPM.W.02.02
---···
14
Mengenal pttdapata.n, Pok lan.i ~: tctgeotw>g PPM.W.03.02 b1ony.W1ya ibn y•ng dioi.h, kalau lagi bonyak pasolwl "'-1, J)el'dapatan bisa lum!l}'aJl. tetapi kaJau JIU)k.an ilcan sedikit vpah saya iU8Jl lkut tarun. katena disini bayoranny~ adalah boroogan. Tetapi kala
16
tJdalc tentu te!pntung ban~ sedikilllya ibn yeng di
---·--
--·
--
---·-··~
PPM. W .04.0'2
178
I' erubohi»I e
fnnhtcn
•~nl(lf'
or ....
......... -·-····
21
Deegan bcrtllmbahnya kapal dan kcbunibaD melaut yang mahal terurama solar, lentllnya sanpt betpea8lnlb 1lerbadap pendapatan, ~ ll11hlk mmdapatk.ln basil yang 1111111l)'>R, saat ini nelayan ban.ls berbyar berhari-bari, iet>pi i!ll saja b¢hlm menjamin. terbdang inalah rug1. Jadi ka!au djbendjnglcan d!mulu ienru ~endapatan dalllllu ltbih bail<: daripeda sebraag
PPM. W.OS.02
7..1
Unrut masaW! pendap81l!ll. da mengmt.., bakwa ridsk Centn, apalagi dellglll kondisi saa< ini soloir ~ mahal, se!tingga lmdang basil yang didapet I~ dapal meouNp pengell18111D.
PPM.W.06.01
25
I>ita:nya mengeD&i pe~. dia JnPOgil'8k'ln peodapatan yang diperoleh sdiari-bari tidak bGyaJc bebkan scrilig daganganya tidak laku .. ., "'Ull
PPM. wm .0 I
27
Tempi lah saat ini jug& TElalif le()ih hanyalc dihandiagb• sebelum adonya Pelabuhao Perikarum kalau pas roosim ikan, dalam S8IU Tali beraogUI kira·iira sekiiar 25 fwi, bisa me • uane. sekitu Rn l.S 2 illla. kadang-ka®rlg Sll)'a bis.a membawa pulang ming aowa Rp. 20.000 - 25.000, tetgalllUng mw.lmnya. Kalalt dibandingkan dahulu teruwna ~um 8'1anya keriaibn BBM, pendapalBn saat ini lebi'1 sedikit dari,,.d, ;ebelum ..um.. lznaikan BBM {Meogeoai pcoan riemilik indmtri
PPM.W.OS.02
Unrut meosia.lalill)l3 dia m~
sow
deQpn minyak tanab
mic>Jab
29
31
JS 37
PPM.W.09.01
PPM. W.10.01 PPM.W.12.01
PPM.W.13.01
179
PROSPEK USAHA Aplikasi 0..1'>
No
Kode
-
Kartu
17
Saya ra.
PU.W.04.02
jumlah ikan yang didapat tiap tallun mengnlami penurunan, belnm lagi kita par.o pedagang sering herebul ikan deni:nn .,.... nonQC>lah ikan kll~)'11
Z2
Saya rase a\can •emalin sulit. Pmarna kood.osi laut s.aat ini, yllllg PU.W.05.03 mana ilum sernakin sulit dip«oleh. K.edua, perbeko!M yang semalcin maha~ 1enuama bahan balw. Keriga, barga ikan 1erlalu flukru.atif
KRITERIA TENAGA KISRJA 10
I
30
32 3.l
inl Wriyak dilulubkan llllllk buab hpal, telllpl ridol: semua ncl&yan, brena oelayan itu pelc.elj&an mtmbutulllapi """'"" don kew.nilVI t!IW< idt ~ylll'OI opa~ ~ul ~ndldikan. Kalau lndu.>tri ttrsebut membutuhkan leJl~ lagi biwoya pemlllk '11d\Js1rl !nJ &Un buk.ata l<.eplld.a peketjanya. •kaJau ado tmnaJl yang m.ao belwia dialol besolr. $uruh clataDll" din sut!ah mulai lkut melaul sebclum berwuur IS tlbwt, mtmbantu onng tuanya yang ju~ oelayan, sehi.oap SD saja dia oaw blus lidak a4a syan11 lellusus seperri pendidlhn 1t1u lceahllao, lcamia jenis pel
OrMll, tel1llrik menjadi VQnll.beral vnno banvak
K1KW.02.0l K'IK W.09.02
KTK.W.10.02 KTK.W.11.01
mclolwoMkamva
34
36
l'aJc Zaeoal meDglllaloln lcalau dla ltO(lya Julwan MTs y.ng 8d.tl di 1 . d"'anya. ""dangluui teman-aomannya. dia lrurang 1ahu, top Kn.w.11.01 I ko~knvo oda ""n• •~ak bisa boca tulis I lcareD8 m menccri W10g, lul116 SMP 811 Su(181mi m.mturuslcan I W\tuk bekeria s...,....; selw•m• ini lk.an) K11<.W.13.01
ASAL IENAGA KERJA 7 12
28
I
Banyak orang dari lnar d"681lya sepe"i dari Desa Pengl
A'IKW.02.01
ATK W .03.01
Dia bm.lal dari Desa Pranri Kecammn Sulang, sebuah dcBa 'atak Ir 15kmdaritem diabek '• ATK.W.09.01
Kumiadi Sosiawan S.Si lahir di Banjamegara, 4 Maret 1973. Berternpat tinggal di Desa Sumberjo Rembang. Riwayat pendidikan pada tahun 1985 ia lulus Sekolah Dasar di Banjamegara. Tahun 1988 lulus SLTP di Banjamegara. Tahun 1991 lulus SLTA di Banjamegara. Tahun 1997 lulus dari Fakultas MlPA Jurusan Matematika Program Studi Statistika Universitas Gadjah Mada Yogyakarta. Pada tahun 2008 berhasil memperoleh gelar Magister Terknik Pembangunan Wilayah dan Kota Pascasarjana Universitas Diponegoro Semarang, dengan menulis tesis: Peran Kawasan Bahari Terpadu Rembang terhadap Ekonomi Lokal di Desa Tasikagung Rembang. Sehari-hari bekerja sebagai karyawan di Badan Pusat Statistik Kabupaten Rembang sejak tahun 1999 sampai sekarang. Dari perkawinan dengan Mustaghfiroh, dikaruniai dua orang putri Auliya Rahma dan Frida Nur Afifah.