PERAN HUTAN UNTUK STABILISASI GHGs DAN SFMs Berperan dalam penurunan Emisi Gas Rumah Kaca Mengurangii M Kemiskinan
SFM Mengurangi deforestasi
Mencegah degradasi hutan dan Lahan
Mencegah hilangnya Biodiversity
Kementerian Kehutanan h Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan Pusat Penelitian dan Pengembangan Perubahan Iklim dan Kebijakan Jl. Gunung Batu No.5 Bogor Telp: 0251 8633944 Fax : 0251 8634924
Pencegahan atau Pengurangan Emisi
Mencegah
Kementerian Kehutanan h Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan Pusat Penelitian dan Pengembangan Perubahan Iklim dan Kebijakan Jl. Gunung Batu No.5 Bogor Telp: 0251 8633944 Fax : 0251 8634924
Perubahan kenaikan suhu udara 2020
Kementerian Kehutanan h Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan Pusat Penelitian dan Pengembangan Perubahan Iklim dan Kebijakan Jl. Gunung Batu No.5 Bogor Telp: 0251 8633944 Fax : 0251 8634924
Perubahan Iklim dan Kaitannya dengan I Lingkungan Isu Li k Lain L i
Kementerian Kehutanan h Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan Pusat Penelitian dan Pengembangan Perubahan Iklim dan Kebijakan Jl. Gunung Batu No.5 Bogor Telp: 0251 8633944 Fax : 0251 8634924
3. DAMPAKNYA KE SEKTOR KEHUTANAN a. •
Terhadap p species p Flora dan Fauna
Diperkirakan akan terjadi perganƟan beberapa spesies flora dan fauna yang terdapat di dalam hutan sebagai akibat perubahan b h ikli iklim. Beberapa b spesies i akan k terancam punah h karena tak mampu beradaptasi. Sebaliknya spesies yang mampu p bertahan akan berkembangg tak terkendali (KLH, 1998) Riset mengenai adaptasi jenis species yang terancam punah dan mampu beradaptasi menjadi salah satu RPI Badan Litbang Kehutanan (tahap awal) . Kementerian Kehutanan h Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan Pusat Penelitian dan Pengembangan Perubahan Iklim dan Kebijakan Jl. Gunung Batu No.5 Bogor Telp: 0251 8633944 Fax : 0251 8634924
b. Kebakaran Hutan Karena Faktor Alam Musim kemarau 1994: menyebabkan hutan Indonesia seluas 5 jjuta ha habis terbakar El Nino tahun 1997 1998, kawasan yang rusak akibat kebakaran hutan hampir seluas 10 juta ha, termasuk di d l dalamnya pertanian Ɵ d dan padang d rumput.Selain t S l i hil hilangnya sejumlah kawasan hutan, kebakaran hutan juga menyebabkan hilangnya berbagai keanekaragaman hayaƟ. Kerugian akibat kebakaran hutan sebesar 5,96 trilyun rupiah atau 70% dari Pendapatan DomesƟk Bruto sektor kehutanan pada 1998. 1998 Sementara total kerugian ekonomi akibat kebakaran hutan dan lahan pada tahun 1997 1998 diperkirakan mencapai US$ 9,3 milyar (Bappenas, 2000). Kementerian Kehutanan h sumber: FWI/GFW, 2001 Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan Pusat Penelitian dan Pengembangan Perubahan Iklim dan Kebijakan Jl. Gunung Batu No.5 Bogor Telp: 0251 8633944 Fax : 0251 8634924
c. Terganggunya Program Penanaman • Penanaman dalam rangka rehabilitasi terhambat • Pembangunan Hutan Tanaman Industri terganggu • Program P perbaikan b ik lilingkungan k ((penanaman 1 milyar pohon terkendala
Kementerian Kehutanan h Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan Pusat Penelitian dan Pengembangan Perubahan Iklim dan Kebijakan Jl. Gunung Batu No.5 Bogor Telp: 0251 8633944 Fax : 0251 8634924
d. Terganggunya Phenologi Pohon pohon Hutan • Akan terterjadi kelangkaan benih pohon hutan karena sistem pembungaan terganggu • Pembibitan akan terhambat, sehingga mempengaruhi hi program reforestasi fi dan d rehabilitasi lahan dan konservasi
Kementerian Kehutanan h Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan Pusat Penelitian dan Pengembangan Perubahan Iklim dan Kebijakan Jl. Gunung Batu No.5 Bogor Telp: 0251 8633944 Fax : 0251 8634924
e. Merebaknya hama dan penyakit pohon hutan • Munculnya berbagai hama dan penyakit tanaman, misalnya: Kangker buah pada pohon meranƟ Karaƞuru pada tanaman Sengon Ulat daun pada tanaman Gaharu
Kementerian Kehutanan h Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan Pusat Penelitian dan Pengembangan Perubahan Iklim dan Kebijakan Jl. Gunung Batu No.5 Bogor Telp: 0251 8633944 Fax : 0251 8634924
f. Dampak terhadap Ekositem pantai dan
biodi ersit karang biodiversity karan • 50,000 km2 terumbu karang di Indonesia (18% darai total dunia) dalam kondisi mengkhawaƟrkan. • Survei di Taman Nasional Bali Barat menemukan bahwa mayoritas terumbu karang berada dalam kondisi rusak dan degradasi karena pemuƟhan karang • Di pulau Pari, di Taman Nasional Kepulauan Seribu, 50 60% dari terumbu karang ditemukan rusak tahun 1997. •
Irdez 1996,Wilkinson, 2000, SeƟasih et al, 2006
Kementerian Kehutanan h Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan Pusat Penelitian dan Pengembangan Perubahan Iklim dan Kebijakan Jl. Gunung Batu No.5 Bogor Telp: 0251 8633944 Fax : 0251 8634924
Ministry of Forestry Republic of Indonesia
Pedoman Kementrian Kehutanan
• Stranas Kemenhut 2010-2014 2014 St K h t 2010 • PerMen Kehutanan No. P.68/Menhut-II/2008 tentang Penyelenggaraan Demonstration Activities Pengurangan Karbon dari Deforestasi dan Degradasi Hutan • PerMen Kehutanan No. P.30/Menhut-II/2009 tentang Tata Cara Pengurangan Emisi dari Deforestasi dan Degradasi Hutan • Peraturan Menteri Kehutanan Nomor : P.36/Menhut-II/2009 tentang Tata Cara Perijinan usaha pemanfaatan penyerapan dan/atau penyimpanan karbon pada hutan produksi dan hutan lindung C S 7724:2011: National Standard S f Ground G for Based Forest Carbon • SNI Guidance for carbon measurement for estimating forest carbon stocks • SNI 7725 7725:2011 2011 D Development l t off allometric ll t i equation ti ffor estimating ti ti forest carbon stocks based on field measurement • Permenhut No. 10/2011 tentang Enam Kebijakan Prioritas Kemenhut Kementerian Kehutanan h
• Permenhut No. 20/2012 tentangKehutanan Penyelenggaraan Karbon Hutan Badan Penelitian dan Pengembangan Pusat Penelitian dan Pengembangan Perubahan Iklim dan Kebijakan Jl. Gunung Batu No.5 Bogor Telp: 0251 8633944 Fax : 0251 8634924
Kegiatan Utama (Stranas Kemenhut 2010 14) NO
A Ɵ Plan AcƟon Pl
P i d Period
IIndicaƟon di Ɵ off Emission E i i ReducƟon (million tonne of CO2e)
Responsible R ibl InsƟtuƟon
1.
Pembangunan 120 KPH (seluruh propinsi)
2010 – 2014
31.15
Kemenhut (PJ)
2 2.
Perencanaan pemanfaatan dan peningkatan usaha kawasan kehutanan (12 propinsi)
2010 – 2014
24 32 24.32
Kemenhut (PJ)
3.
Pengembangan pemanfaatan J Jasa li k lingkungan (2 propinsi) i i)
2010 2014
3.67
Kemenhut (PJ)
4.
Pengukuhan kawasan hutan (seluruh propinsi)
2010 2014
123.41
Kemenhut (PJ)
5 5.
Peningkatan, P i k t rehabiliitasi h biliiƟ operasi dan pemeliharaan jaringan reklamasi rawa (termasuk lahan gambut) (23 propinsi)) Kementerian Kehutanan h
2010 2014
5 23 5.23
PU (PJ) K Kemen
6.
PengelolaanPusat lahan gambut 2011 2020 Penelitian dan Pengembangan Perubahan Iklim dan103.98 Kebijakan Jl. Gunung Batu No.5 Bogor untuk pertanian berkelanjutan Telp: 0251 8633944 Fax : 0251 8634924
Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan
Kementan (PJ)
Kegiatan Utama (Stranas Kemenhut 2010 14) NO
AcƟon Plan
Period
IndicaƟon of Emission Red (m tonne of CO2e)
Responsible InsƟtuƟon
7.
Pengembangan pengelolaan lahan pertanian di lahan gambuƩ erlantar dan terdegradasi untuk mendukung subsektor perkebunan, peternakan dan horƟkultura
2011 14
100.75
Kementan (PJ)
8.
Penyelenggaraan rehabilitasi hutan dan lahan, dan reklamasi hutan di DAS Prioritas
2010 2014
91.75
Kemenhut (PJ)
9.
Pengembangan Perhutanan Social
2010 – 14
100.93
Kemenhut (PJ)
10.
Pengendalian Kebakaran Hutan (11 propinsi)
2010 14
21.77
Kemenhut (PJ)
11.
Penyidikan dan pengaman hutan (11 propinsi)
2010 15
2.30
Kemenhut (PJ)
12.
Pengembangan kawasan konservasi, ekosistem esenƟal dan pembinaan h hutan lindung (17Kementerian propinsi) Kehutanan
2010 14
91.27
Kemenhut (PJ)
13.
Pusat Penelitian dan(26 Pengembangan Perubahan Iklim dan Kebijakan Peningkatan usaha hutan tanaman 110.10 2010 2014 Jl. Gunung Batu No.5 Bogor propinsi) Telp: 0251 8633944 Fax : 0251 8634924
Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan
Murdiyarso (2012) Kementerian Kehutanan h Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan Pusat Penelitian dan Pengembangan Perubahan Iklim dan Kebijakan Jl. Gunung Batu No.5 Bogor Telp: 0251 8633944 Fax : 0251 8634924
Kemenhut (PJ)
PENUTUP Dukungan teknologi/riset yang masih diperlukan dalam waktu dekat : Sinergitas antara STRANAS REDD+, RAN GRK, Pembangunan d Target dan T tP b N i Nasional l di Nasional dan Propinsi Fokus pada Ņ Ɵit t d pengamanan dan efekƟvitas, pemerataan, untuk minimalisasi gap pemahaman On line informaƟon huge accessibility hƩp://www.REDD Indonesia.org Kementerian Kehutanan h Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan Pusat Penelitian dan Pengembangan Perubahan Iklim dan Kebijakan Jl. Gunung Batu No.5 Bogor Telp: 0251 8633944 Fax : 0251 8634924
STANDARDISASI, LINGKUNGAN, PERUBAHAN IKLIM
K Kembang embang Seku Jangan Dipetik k Sebelum Sebelum Berkembang Tantangan Kehutana Ha Harapkan a ka REDD+ + sebb
an
Kementerian Kehutanan h Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan Pusat Penelitian dan Pengembangan Perubahan Iklim dan Kebijakan Jl. Gunung Batu No.5 Bogor Telp: 0251 8633944 Fax : 0251 8634924
OLEH :
AKHMAD D MAKCHUL KABID PERENCANAAN TATA RUANG DAN PRASARANA BAPPEDA PROV NTB
Indonesia khususnya NTB sebagai Posisi geografis Indonesia, kawasan rawan bencana, terutama yang diakibatkan dari dampak perubahan iklim Tindak lanjut kesepakatan kesepakatan Internasional Copenhagen 2009, target Pemerintah untuk mengurangi emisi gas rumah kaca (GRK) menjadi 26% pada tahun 2020 atas upaya sendiri dan 41% dengan dukungan internasional. Amanat Peraturan Presiden Nomor 61 Tahun 2011 tentang Rencana Aksi Nasional Penurunan Emisi G Rumah Gas R h Kaca K (RAN GRK) yang mengharuskan (RAN-GRK) h k agar Daerah (gubernur) segera menyusun Rencana Aksi Daerah (RAD-GRK) dengan berpedoman pula pada Perpres 71 /2011 tentang Penyelenggaraan Inventaris GRK Nas
Bagian yang tidak terpisahkan dari Strategi Pembangunan Daerah dan berdasarkan rencana strategis daerah. Tidak menghambat upaya pertumbuhan ekonomi dan pengentasan kemiskinan serta memprioritaskan kesejahteraan rakyat. Terintegrasi dengan bidang lainnya (kehutanan, pertanian, transportasi, energi, industri, pengelolaan limbah dll) limbah, dll). Merupakan kontribusi daerah (Provinsi/Kabupaten/Kota) terhadap komitmen Indonesia dalam menurunkan emisi GRK.
Merupakan rencana pembangunan daerah dengan pendekatan terintegrasi. Harus mengikutsertakan para pelaku pembangunan di daerah. Harus mengikuti sistem pemantauan, penilaian dan pelaporan yang berlandaskan peraturan pemerintah yang berlaku (PP No. 39/2006 tentang Tata Cara Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan) dan bersifat dapat diukur, diukur dilaporkan dan diverifikasi.
PENGERTIAN UMUM GAS RUMAH KACA ((GRK))
Gas rumah kaca yang selanjutnya disebut GRK adalah gas yang terkandung dalam atmosfer baik alami maupun antropogenik, yang menyerap dan memancarkan kembali radiasi inframerah. Emisi GRK adalah lepasnya GRK ke atmosfer pada suatu area tertentu dalam jangka waktu tertentu. GRK sesungguhnya sangat berguna bagi bumi untuk menjaga permukaan bumi agar tetap hangat. hangat Namun akibat meningkatnya kegiatan manusia di bumi menghasilkan GRK secara berlebihan maka terjadi penumpukan GRK.
SUMBER-SUMBER GAS RUMAH KACA (GRK)
S b Sumber: WRI/WBCSD GHG P Protocol t lC Corporate t St Standard, d d Ch Chapter t 4 (2004) (2004).
Jenis – jenis Emisi GRK : CO2, SF6, CH4, N2O, HFCs, PFCs
Mengapa ada RAN dan RAD Penurunan Emisi GRK
2009
KOMITMEN PRESIDEN MENURUNKAN EMISI GRK 26% - 41% DI TAHUN 2020
KOMITMEN UNTUK HIDUP LEBIH RENDAH EMISI TANPA MENGURANGI PERTUMBUHAN
2010-2011 RAN-GRK DISUSUN SEJAK 2009
2012 PEDOMAN RAD-GRK 3 BULAN
PERPRES NO. 61/2011 TENTANG PENURUNAN EMISI GRK
PENYUSUNAN RAD GRK SELESAI 2012
PENJABARAN KOMITMEN KEPADA KEGIATAN KONKRIT SECARA NASIONAL MELALUI 5 SEKTOR UTAMA
PENJABARAN KOMITMENT PENURUNAN EMISI DI DAERAH PENURUNAN EMISI SCR NASIONAL TERCAPAI 7
7
SUBSTANSI RAD GRK
3.Usulan Rencana Aksi Mitigasi 4. Skala
Prioritas Usulan U l Ak Aksii Mitigasi
2.BAU Baseline Emisi GRK
1. Sumber , Potensi dan Karakteristik Emisi GRK
Substansi RAD GRK
5. Kelembagaan dan Pendanaan
10
BAB I
SUBSTANSI
DESKRIPSI
REFERENSI DAN ALAT BANTU
PENDAHULUAN
Menguraikan latar belakang,
PerPres 61/2011
1. Latar Belakang
tujuan dari penyusunan RAD-
PerPres 71/2011
2. Keluaran
GRK, keluaran yang
3. Dasar Hukum
diharapkan, dasar hukum
4. Kerangka Waktu
yang terkait dengan
Penyusunan
TG JWB
perubahan iklim serta kerangka e a g a waktu a tu penyusunannya.
II
PROFIL DAERAH DAN
Menjelaskan profil dan
RPJPD
PERMASALAHAN EMISI
karakteristik umum daerah,
RTRWP/K
GRK
kebijakan dan rencana
RPJMD
1. Profil dan
strategis, program prioritas
Renstra SKPD
Karakteristik Daerah. 2. Program Prioritas Daerah.
daerah, sumber emisi/potensi
Lampiran 1
serapan GRK, permasalahan
Lampiran 2
yang dihadapi.
3. Permasalahan Emisi.
BAB III
SUBSTANSI PEMBAGIAN URUSAN
DESKRIPSI M j l k Menjelaskan secara ringkas i k
DAN RUANG LINGKUP pembagian urusan (sektoral
ALAT BANTU P d Pedoman Pelaksanaan
1. Pembagian urusan
maupun wilayah administratif)
Rencana Aksi
2. Ruang g p g Lingkup
yang y g memiliki sumber emisi
Penurunan Emisi
GRK dan berpotensi menurun
GRK
kan emisi GRK (juga berdasar-
Lampiran 1
kan hasil analisis Bab 2)
Lampiran 2
ANALISIS EMISI GRK
Menjelaskan tentang baseline
Petunjuk Teknis K/L
1. Penyusunan
emisi GRK, usulan penurunan
Lampiran 3
emisi dan perkiraan penurunan
Lampiran 4
Daerah
IV
REFERENSI DAN
baseline emisi GRK 2. Usulan Aksi
emisi.
Mitigasi dan
Dilakukan penyusunan skala
Perkiraan
prioritas berdasarkan tingkat
Penurunan Emisi
penurunan emisi GRK dan
3. Skala Prioritas
biaya yang diperlukan.
TG JWB
BAB
SUBSTANSI
REFERENSI DAN
DESKRIPSI
ALAT BANTU
TG JWB
Metodologi analisis : metode nasional (sesuai Pokja), Pokja) metode internasional; Pedoman Penyelenggaraan Inventarisasi GRK yang ditetapkan KLH; Hasil analisis sebagai dasar penetapan target penurunan emisi GRK daerah (per bidang atau gabungan) V
STRATEGI IMPLEMENTASI Menjelaskan strategi
Lampiran 5
RAD-GRK
pelaksanaan aksi mitigasi terpilih
Lampiran 6
1. Pemetaan Kelembaga-
(lembaga pelaksana, sumber
Lampiran 7
an dan Pembagian
pendanaan dan jadwal
Peran
pelaksanaan)
2. Identifikasi sumber pendanaan 3. Penyusunan jadwal implementasi
BAB VI
SUBSTANSI
DESKRIPSI
MONITORING DAN
Pemerintah Provinsi membuat
EVALUASI
rencana pemantauan dan
REFERENSI DAN ALAT BANTU
evaluasi pelaksanaan aksiaksi iti i k i mitigasi
VII
PENUTUP
Berisi kesimpulaan, saran dan kaidah kaidah pelaksanaan kaidah-kaidah RAD-GRK
Lamp.
Matrik RAD-GRK
Berisi daftar aksi-aksi mitigasi
Petunjuk Teknis
daerah per bidang, bidang perkiraan
K/L
jumlah penurunan emisi GRK,
Lampiran 3
perkiraan biaya dan sumber biaya, jadwal implementasi dan penanggungjawab/ pelaksana kegiatan.
TG JWB
LAJU DEFORESTASI DI KALIMANTAN & BORNEO Sumber: Radday, M. 2007. Borneo Maps Maps'.. 'Borneo
Laju Deforestasi Rate (20032005): 2.8 million Ha/year. Ini dapat terjadi jika tanpa dilakukan upaya pengendalian serius
PENUTUPAN LAHAN BERHUTAN (MIH (MIH, KLH 2009) PULAU SUMATERA JAWA KALIMANTAN BALI NUSA TENGGARA SULAWESI MALUKU PAPUA NASIONAL
TUTUPAN BERHUTAN (HA) % 15.417.211 32.73 1.366.076 9.82 25.536.123 47.58 178.749 30.43 1.709.728 25.29 10.704.413 56.67 5.637.839 71.11 79.53 33.280.114 93.830.253
Manusia dan Lingkungan – Isu Lingkungan Global
Revolusi Industri – Titik balik mengenai dampak dalam sejarah j g p perilaku manusia terhadap LH Dampak perilaku manusia p pertama kali terhadap LH Perburuan massal zaman praprasejarah j h Penemuan-penemuan bidang Penemuanpertanian (8000(8000-7500 BC) Pemeliharaan binatang (7000 BC) dan penebangan hutan
Pembakaran bahan bakar fosil secara intensif Penggunaan seluruh SDA secara intensif Pembuangan polutan kimia dan peningkatan jumlah dan jenis limbah M -masanya terjadi MasaMasa t j di bencana b (tumpahan minyak, bahan kimia & bencana nuklir)
Beberapa Jenis Gas Rumah Kaca
S.E.B.A.B.
Perubahan Iklim Global Pemanasan Global Gas Rumah Kaca (GRK): CO2, CH4, N2O, HFC, PFC, SF6
Efek Rumah Kaca Efek Rumah Kaca A
T
M
O
S
F
I
R
Sebagian radiasi matahari dipantulkan oleh atmosfir dan permukaan bumi Radiasi matahari yang keluar: 103 Watt per m 2
MATAHARI
Sebagian radiasi infra merah melewati atmosfir dan hilang di angkasa
Radiasi neto matahari yang masuk: 240 Watt per m2
Radiasi neto matahari yang masuk: 240 Watt per m 2
Radiasi matahari melalui atmosfir yang jernih Radiasi matahari yang masuk: 343 Watt per m 2
Sebagian radiasi infra merah diserap dan diemisikan kembali oleh molekul-molekul gas rumah kaca. Efek yang langsung ditimbulkan adalah meningkatnya suhu permukaan bumi dan troposfir Permukaan bumi menerima lebih banyak panas dan radiasi inframerah diemisikan kembali Energi matahari diserap permukaan bumi dan menghangatkannya … 168 Watt per m2
… dan diubah menjadi panas yang menyebabkan emisi gelombang panjang p j g (infra ( merah)) kembali ke atmosfir
B
U
M
I
Konsentrasi CO2 di Atmosfer Climate Change 1884 1884--2006 Konsentrasi CO2 di Atmosfer secara Global
Laporan IPCC (Inter--governmental Panel on Climate Change) (Inter
12 Tahun Terakhir
Tahun 1850
Tercatat ada 12 tahun terpanas berdasarkan instrumental record of global surface temperature (diperbaharui untuk 2006 sebelum final plenary)). plenary Sebelas dari dua belas tahun terpanas tersebut terjadi dalam waktu 12 tahun terakhir ini.
Working Group I W
Working Group II
Working Group III
the physical science basis
impact adaptation, vulnerability
mitigation of climate change
Kenyataan Fenomena Alam Kenaikan Tingkat Permukaan Air Laut Berkembangnya g y Wabah Penyakit y (Malaria, DBD, dll.) Perubahan Pola Iklim Pertanian Kenaikan Suhu Udara
Dampak Pemanasan Global
• Peningkatan Muka Air Laut • Kepunahan Jumlah Spesies • Meningkatnya Menin katn a Intensitas Bencana Alam • Penurunan Hasil Panen • Perubahan Skala Besar pada Sistem Iklim • Dll.
Dampak Negatif yang Timbul
Dampak Perubahan Iklim pada Kesehatan Manusia •
Faktor-faktor iklim berpengaruh terhadap risiko penularan penyakit tular vektor seperti Demam berdarah dengue (DBD) & malaria.
•
Curah hujan dan jumlah hari hujan mempunyai hubungan positif dengan kasus DBD, semakin tinggi dan banyak jumlah hari hujan maka kasus DBD meningkat.
•
Peningkatan jumlah penderita alergi dan asma secara signifikan (chge.med.harvard.edu, 2004).
•
Gelombang panas yang melanda Eropa pada tahun 2005 menyebabkan kenaikan angka heat stroke (serangan panas kuat) yang mematikan, mematikan infeksi Salmonela dan hay fever (demam akibat alergi rumput kering).
•
Penyakit tropis (seperti malaria dan demam berdarah) juga mengalami peningkatan. peningkatan Sumber: Dr. Supratman Sukowati, dan Junghan Sitorus, M.Kes PUSLITBANG EKOLOGI KESEHATAN, 2004
Catatan Mengenai Bencana Terkait Perubahan Iklim di Indonesia Rata-rata perubahan pola hujan 1900-2000 September-Oktober-November (m/100 tahun). P b h Iklim Perubahan Ikl diperkirakan d k k mengakibatkan k 2 3% curah 2-3% h hujan h k b k peningkatan per tahun di Indonesia. Di Indonesia, dalam perioda 2003-2005 saja, terjadi 1.429 kejadian bencana. Sekitar Se ta 53,3% aadalah a a be bencana ca a te terkait a t dengan e ga hidro-meteorologi o eteo o og ((Bappenas appe as dan a Bakornas PB, 2006). Menurut Departemen Kelautan dan Perikanan, dalam dua tahun saja (2005 – 2007) Indonesia telah kehilangan 24 pulau kecil di Nusantara: Ti pulau Tiga Aceh l di N Nanggroe A hD Darussalam l (NAD) (NAD), Tiga pulau di Sumatera utara, Tiga di Papua, lima di Kepulauan Riau, dua di Sumatera Barat, satu di Sulawesi Selatan dan tujuh di kawasan Kepulauan Seribu, Selatan, Seribu Jakarta. Jakarta Fenomena Rob (penggenangan areal pesisir selama spring tide) di Demak sejak 1995, berdampak lebih dari 650 ha di 6 desa (Sriwulan, Bedono, Timbul Seloka, Surodadi, Babalan dan Beran Wetan).
KEBIJAKAN PENURUNAN EMISI 26% PADA 2020
Emisi Netto Indonesia diperkirakan bertambah dari 1.3 1.38 8 ( tahun 2000) menjadi 2.95 GtCO2e (Tahun 2020 2020)) 3.5 2.95
Emiss sion (Gt C CO2e) .
3.0 2.5
Peat Emission Waste Forestry Agriculture Industry Energy
1.44 2.0
1.76
1.5
1.38
1.0
0.39 0.16
05 0.5
0.43
0.0
0.05 0.04
0.28
0.25 0.13 0.06
0.83
0.06
0.17 0.29
1 00 1.00
0 05 0.05 0.05
0.37
2000 2005 2020 Key source categories are peat emission, forestry, energy and waste. Emission from peat fire was taken from van der Werf et al (2007). The figure in the charts did not include emission from emission from liming and fertilizing
Pengurangan Emisi GRK 26% di Tahun 2020 Emisi Netto Indonesia diperkirakan bertambah dari 1.38 GtCO2e (Th 2000) menjadi 2.95 GtCO2e (Th 2020)
BAU – Business as Usual
41 % 26 % (Dana Dalam Negeri) 15% (Dana Bantuan Luar)
Gton CO2-eq q
Tahun
(P (Pengurangan Emisi Total)
Puslitbang Perubahan Iklim dan Kebijakan (PUSPIJAK) Jalan Gunung Batu No. 5 Bogor 16118 Telp. +62 – 251 – 8633944, Fax. +62 – 251 – 8639444 Website: http://www.puspijak.org