PERAN CABANG ‘AISIYAH DALAM PENDIDIKAN NONFORMAL DI MASYARAKAT SAMBI BOYOLALI
NASKAH PUBLIKASI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Tugas dan Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I.) pada Program Studi Pendidikan Agama Islam (Tarbiyah)
Oleh: ISTI’ANAH DEWI WULANDARI NIM : G000090046
FAKULTAS AGAMA ISLAM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2013
SURAT PER RNYATAAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH H
ÉΟŠÏm§9$# ≈uΗ÷q§9$#« !$# ÇΟó¡Î0 Yang bertanda tangan di bawah ini, saya; Nama
: Isti’ana nah Dewi Wulandari
NIM
: G00009 090046
Program Studi : Fakulta ltas Agama Islam (Tarbiyah) Jenis
: Skripsi
Judul
: Peran n Cabang ‘Aisiyah dalam
Pendidikan Non onformal di
Masyara rakat Sambi Boyolali
Dengan ini menyatakann bahwa saya menyetujui untuk: 1. Memberikan hak bbebas royalty kepada perpustakaan UMS atas as penulisan karya ilmiah saya de demi pengembangan ilmu pengetahuan. 2. Memberikan hak menyimpan, mengalih mediakan/mengalih fformatkan, mengelola dalam bbentuk pangkalan data (database), mendistrib ibusikannya, serta menampilkann nnya dalam bentuk softcopy untuk kepentingan an akademis kepada perpustakaa aan UMS, tanpa perlu minta izin dari saya selama sel tetap mencantumkan nam ma saya sebagai penulis/pencipta. 3. Bersedia dan menja njamin untuk menanggung secara pribadi tanpaa m melibatkan pihak perpustakaan an UMS, dari semua bentuk tuntunan hukum yang ya timbul atas pelanggaran hak cipta dalam karya ilmiah ini. Demikian pernyataan iini saya buat dengan sesungguhnya dan sem moga dapat digunakan sebagaimanaa semestinya. Surakarta, 24 Februa ruari 2014 Yang menyatak akan:
(Isti’anah Dewi Wu ulandari)
UNIV IVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKAR ARTA FAKULTAS AGAMA ISLAM Jl. A. Yanii T Tromol Pos I Pabelan. Kartasura Telp (0271) 717417, 719483 Fax Fa 715448 Surakarta 57102
Surat at Persetujuan Artikel Publikasi Ilmiah Yang bertanda tangan di bawah ini pembimbing skripsi/tugas akhir: Nama : 1. 1 Dra. Mahasri Shobahiya, M.Ag. 2 Drs. Abdullah Mahmud, M.Ag. 2. Telah membaca dan men encermati naskah artikel publikasi ilmiah, yangg merupakan m ringkasan skripsi/tugass aakhir dari mahasiswa: Nama NIM Fakultas Program Studi Judul
: Isti’anah I Dewi Wulandari : G000090046 G : Agama A Islam : Pendidikan P Agama Islam (Tarbiyah) : Peran P Cabang ‘Aisiyah dalam Pendidikan Nonf nformal di M Masyarakat Sambi Boyolali
t, layak dan dapat disetujui untuk dipublikasikan. n. Demikian Naskah artikel tersebut, persetujuan ini dibuat,, se semoga dapat dipergunakan seperlunya.
Surakarta, 24 Februar ari 2014
Pembimbing I
Pembimbing g II
iya, M.Ag. Dra. Mahasri Shobahiy
mud, M.Ag. Drs. Abdullah Mahmu
ABSTRAK Pendidikan pada hakikatnya adalah proses peningkatan kualitas hidup. Islam mengajarkan kepada umatnya untuk menuntut ilmu pengetahuan sebanyakbanyaknya dan di mana saja tanpa batas waktu dan tempat, asalkan ilmu yang dipelajari bermanfaat bagi diri sendiri maupun kemaslahatan umat. Pendidikan ABSTRAK tidak hanya didapat dengan jalur pendidikan formal saja, tetapi bisa juga ditempuh dengan jalur pendidikan nonformal.guru Salah satu yang mengembangkan Dalam dunia pendidikan, memiliki tanggung jawab yangpendidikan besar atas nonformal adalah organisasi perempuan ‘Aisyiyah. Organisasi ‘Aisyiyah banyak keberhasilan peserta didik dalam belajar. Seiring dengan semakin berkembangnya menunjukkan peran serta pengaruhnya terhadap masyarakat, khususnya kalangan pendidikan, maka semakin komplek permasalahan yang harus dihadapi. Dalam kaum perempuan. Dalam pendidikan nonformal ‘Aisyiyah hal ini pendidikan Agama Islam sangat berperan pentingmenyelenggarakan dalam mengatasi PAUD, majlis tersebut. ta’lim yang untuk dengan lisan sudah dan permasalahan Dari dilaksanakan segi penguasaan ilmuberdakwah agama Islam, guru PAI beberapa kegiatan lain sebagai langkah nyata. Kegiatan pengajian yang tidak diragukan lagi, tetapi dalam praktiknya guru PAI mengalami kesulitan diselenggarakan Pimpinan Sambi gaduh. menjadikan pengamalan dalam mengelola kelas, Cabang sehingga ‘Aisyiyah kelas menjadi Terkadang ketika ibadah serta semangat menuntut ilmu agama bagi mayarakat. Dalam kesehariannya mengajar, guru PAI tidak mengacu pada RPP, guru PAI masih monoton dalam para ibu tampak memiliki kecenderungan untuk menerapkan ilmu yang mereka mengajar dan kurang komunikatif dengan peserta didik ketika pembelajaran dapat dan menjauhi segala perbuatan yang menyelisihi ajaran Islam yang benar. berlangsung. Demi tercapainya tujuan Pendidikan Agama Islam, maka guru PAI Berdasarkan latar belakang tersebut, penuliskarena merumuskan masalah “(1) Islam Apa dituntut untuk professional dalam mengajar, Pendidikan Agama peran Cabang ‘Aisyiyah dalam pendidikan nonformal di masyarakat Sambi?, dan mencakup beberapa aspek, yaitu aspek kognitif, aspek afektif, dan aspek (2)psikomotorik. Apa faktor Selain pendukung dan dalam menyelenggarakan progam itu guru PAIpenghambat juga harus bergerak aktif dalam memanaj kelas. pendidikan nonformal Cabang ‘Aisyiyah di masyarakat Sambi?” Adapun tujuan Dengan manajemen kelas yang baik, maka guru PAI lebih mudah dalam penelitian ini adalah mendeskripsikan peran Cabang ‘Aisyiyah dalam menyampaikan materiuntuk pembelajaran. pendidikan nonformal di masyarakat dan faktor pendukung dan penghambat Berdasarkan latar belakangSambi tersebut, penulis merumuskan masalah dalam menyelenggarakan progam nonformalkelas Cabang ‘Aisyiyah “bagaimana kompetensi guru PAIpendidikan dalam manajemen X SMK Negeridi4 masyarakat Sambi. Surakarta?” Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan kompetensi guru Manfaat penelitian kelas ini meliputi dan manfaat praktis. Adapun PAI dalam manajemen X SMKmanfaat Negeri teoritis 4 Surakarta. manfaatManfaat teoritis penelitian yaitu dapat memperkaya hazanah pengetahuan peran ini meliputi manfaat teoritis dan manfaatmengenai praktis. Adapun Cabang praktisnya manfaat’Aisyiyah teoritis dalam yaitu pendidikan menambah nonformal. khasanah Sedangkan keilmuan, manfaat khususnya tentang dapat menjadi referensi bagi peneliti selanjutnya tentang peran Cabang ‘Aisyiyah manajemen kelas. Sedangkan manfaat praktis bagi guru, khususnya bagi sekolah diyaitu Sambi. dapat mengetahui kelebihan dan kekurangan yang ada, sehingga dapat Penelitian ini merupakan penelitianyang deskriptif kualitatif, dengan bagi mengambil melakukan perbaikan dan peningkatan lebih baik, dan manfaat peneliti lokasi ‘Aisyiyah sebagai Sambi sebagai Metode pengumpulan yaitu Cabang dapat dijadikan rujukanobjek yangpenelitian. lebih konkrit apabila nantinya data yang digunakan dalampendidikan. penelitian ini adalah wawancara, observasi, dan berkecimpung dalam dunia dokumentasi. Analisis data dilakukan dengan carakualitatif, deskriptifdengan kualitatif, yaitu Penelitian ini merupakan penelitian diskriptif mengambil menggambarkan fenomena-fenomena yang ada pada saat ini dan saat yang lampau lokasi SMK Negeri 4 Surakarta sebagai objek penelitian. Metode pengumpulan dari seluruh hasil observasi, wawancaraini danadalah dokumentasi. data yang data digunakan dalam penelitian wawancara, observasi, dan Peneliti menyimpulkan bahwa ‘Aisyiyah Cabang Sambi peran dokumentasi. Analisis data dilakukan dengan cara deduktif danmempunyai induktif. Analisis yang sangat penting dalam pelaksanaan pendidikan nonformal, yaitu mengajak data deduktif yaitu cara berfikir untuk mengambil kesimpulan yang berangkat dari masyarakat beramar nahi umum munkar.kePendidikan nonformal ‘Aisyiyah permasalahan yangma’ruf bersifat permasalahan yangCabang bersifat khusus. Sambi dilakukan melalui ta’lim, kajian yang tafsir,berangkat dan pengembangan Sedangkan analisis data majlis induktif yaituPAUD, cara berfikir dari faktaqaryah meski belum bisa yang berjalan dengan maksimal. Faktor pendukung fakta thayyibah khusus, peristiwa-peristiwa konkrit kemudian digeneralisasikan yang pelaksanaan pendidikan nonformal, yaitu adanya pengurus dan anggota ‘Aisyiyah mempunyai sifat umum. yang memiliki dan semangat dalam mewujudkan masyarakat Islami yangX Peneliti tekad menyimpulkan kompetensi guru PAI dalam manajemen kelas berwawasan serta membimbing kaum wanita ke arah guru beragama dan SMK Negeriluas 4 Surakarta di antaranya adalah kompetensi PAI dalam berorganisasi. Sedangkan faktor penghambat pelaksanaan pendidikan nonformal mengatur posisi tempat duduk peserta didik, kompetensi guru PAI dalam yaitu minimnya variasi dana yang diperoleh darikompetensi berbagai ranting. menggunakan dalam mengajar, guru PAI dalam Kata kunci: peran,‘Aisyiyah, pendidikan nonformal
tanpa batas waktu dan tempat, asalkan
PENDAHULUAN hakikatnya
ilmu yang dipelajari bermanfaat bagi
adalah proses pematangan kualitas
diri sendiri maupun kemaslahatan
hidup
umat.
Pendidikan
pada
(Mulyasana,
2011:
2). suatu
Pendidikan bisa didapat tidak
kebutuhan yang sangat penting bagi
hanya dengan jalur pendidikan formal
manusia.
(sekolah)
Pendidikan
merupakan
Manusia
membutuhkan
untuk
menjalankan
pendidikan
saja,
tetapi
bisa
juga
ditempuh dengan jalur pendidikan
tugasnya sebagai khalifah di muka
nonformal.
bumi. Hal itu sebagaimana terdapat
adalah suatu aktivitas pendidikan
dalam QS. Al-Mujadalah: 11 berikut:
yang diorganisasikan di luar sekolah
öΝä3ΖÏΒ (#θãΖtΒ#u tÏ%©!$# ª!$# Æìsùötƒ…
dengan berorientasi kepada kebutuhan
…. ;M≈y_u‘yŠ zΟù=Ïèø9$# (#θè?ρé& tÏ%©!$#uρ ...Allah
akan
Pendidikan
nonformal
warga belajar. Pendidikan nonformal juga
ikut
membantu
pemerintah,
mengangkat
terutama dalam mengatasi anak yang
(derajat) orang-orang yang beriman
tidak terlayani sekolah, putus sekolah,
di antaramu dan orang-orang yang
dan
diberi ilmu pengetahuan beberapa
Salah satu yang mengembangkan
derajat....(Departemen
Agama
RI,
2009: 543). Islam
pendidikan
pendidikan organisasi
mengajarkan
kepada
kemasyarakatan.
nonformal perempuan
Organisasi
adalah ‘Aisyiyah.
‘Aisyiyah
banyak
peran
serta
umatnya menuntut ilmu pengetahuan
menunjukkan
sebanyak-banyaknya dan di mana saja
pengaruhnya terhadap masyarakat,
khususnya
kalangan
kaum
dilaksanakan dengan cara berdakwah dengan lisan dan langkah nyata. Dari
perempuan. ‘Aisyiyah merupakan organisasi
latar belakang masalah di atas dapat
yang
menjadi alasan bagi penulis untuk
berdiri pada tahun 1335 H/1917 M,
mengadakan penelitian yang berjudul
yang
Peran
masyarakat
(Ormas)
Islam
menghimpun perempuan di
Cabang
‘Aiyiyah
dalam
Indonesia dan sampai sekarang masih
Pendidikan Nonformal di Masyarakat
tetap berdiri kokoh. Sedangkan di
Sambi Boyolali. Oleh karena itu
Sambi Boyolali, ‘Aisyiyah sebagai
penelitian ini bertujuan untuk: 1)
salah satu bagian dari organisasi
mendeskripsikan
masyarakat
Islam
aktif
‘Aisyiyah
berperan
dalam
pendidikan
nonformal
masih
dalam di
Cabang pendidikan
masyarakat
Sambi
Boyolali, 2) mendeskripsikan faktor
nonformal. Beberapa peran ‘Aisyiyah di Sambi
peran
dalam
pendidikan
adalah
pendukung dan penghambat Cabang ‘Aisyiyah
dalam
penyelenggaraan
‘Aisyiyah
menaungi
lembaga
progam pendidikan nonformal di
pendidikan
nonformal
maupun
masyarakat Sambi Boyolali.
formal. Lembaga pendidikan formal mendirikan TK ‘Aisyiyah. Dalam
LANDASAN TEORI
pendidikan
A. Peran ‘Aisyiyah
nonformal
‘Aisyiyah
menyelenggarakan Pendidikan Anak
1. Pengertian Peran
Usia Dini dan pendidikan bagi para
Menurut
ibu atau majlis ta’lim serta yang
Bahasa
Kamus
Indonesia
Besar
(Depdiknas,
2005: 854), peran diartikan sebagai
244) adalah sebagai berikut: 1)
“seperangkat
Islam
tingkah
yang
membawa
rahmat
bagi
diharapkan dimiliki oleh orang
segenap umat manusia sehingga
yang
tercipta
berkedudukan
di
masyarakat
yang
masyarakat.”
berbahagia,
sejahtera,
2. ‘Aisyiyah
berkeadilan, 2) masyarakat yang
a. Sejarah berdirinya ‘Aisyiyah
berbahagia,
sejahtera
dan
dan
‘Aisyiyah berdiri pada 19
berkeadilan merupakan masyarakat
Mei 1917 M, yang pada awalnya
yang utama, yaitu masyarakat yang
berupa
dibina oleh segenap warganya baik
perhimpunan
“Sopo
Tresno”, yang didirikan tahun
yang
1914 M. (Nashir, 2010: 354).
secara potensial dan fungsional
H. Fakhrudin mengusulkan
pria
maupun
wanitanya
dalam masyarakat, 3) masyarakat
nama ‘Aisyiyah yang kemudian
utama
diterima oleh rapat tersebut dan
menegakkan ajaran agama Islam
dipandang tepat dengan harapan
secara istiqomah dan bersikap aktif
perjuangan
melalui dakwah amar ma’ruf nahi
perkumpulan
itu
meniru perjuangan ‘Aisyiyah, istri Nabi
Muhammad
SAW
yang
yang
dibentuk
dengan
munkar. Misi Aisyiyah (PD Aisyiyah
selalu membantu berdakwah.
Kota Surakarta, 2001: 244) adalah
b. Visi dan Misi ‘Aisyiyah
sebagai berikut: 1) menegakkan
Adapun visi ‘Aisyiyah (PD
dan menyebar luaskan ajaran Islam
‘Aisyiyah Kota Surakarta, 2001:
yang didasarkan kepada keyakinan
tauhid yang murni menurut al-
dan bersumber pada al-Qur’an dan
Qur’an dan Sunnah Rasul, 2)
Sunah (Nashir, 2001: 263). Tujuan
mewujudkan
‘Aisyiyah
kehidupan
yang
Islami dalam diri pribadi, keluarga dan
masyarakat
menggalakkan terhadap
luas,
3)
pemahaman landasan
hidup
Adapun maksud dan tujuan ‘Aisyiyah
adalah
“Tegaknya
agama Islam sehingga terwujudnya masyarakat Islam yang sebenar-
keagamaan dengan menggunakan
benarnya”
akal sehat yang dijiwai oleh ruh
‘Aisyiyah pasal 7, 2010: 8).
berfikir
d. Program Kerja ‘Aisyiyah
yang
menjawab
Islami
dalam
tuntutan
dan
menyelesaikan
persoalan
(Anggaran
1) Program Umum a) Konsolidasi ideologis
kehidupan dalam masyarakat luas,
b) Konsolidasi organisasi
4) menciptakan semangat beramal
c) Konsolidasi
dengan amar ma’ruf nahi munkar
dan kader
dan dengan menempatkan potensi
2) Prioritas Program
segenap warga masyarakat, baik
Program
pria
maupun
wanita
dalam
Dasar
kepemimpinan
yang
harus
dilaksanakan secara nasional yang
mencapai tujuan organisasi.
meliputi: a) revitalisasi ideologi, b)
c. Dasar Hukum ‘Aisyiyah
revitalisasi
taman
‘Aisyiyah
Bustanul
‘Aisyiyah
merupakan
kanak-kanak Athfal,
c)
gerakan Islam dan dakwah amar
implementasi dan strategi Qaryah
ma’ruf nahi munkar, berasas Islam
Thayyibah, d) implementasi dan
Keluarga
b. Berpusat pada peserta didik.
Sakinah, e) penguatan cabang dan
Dalam pendidikan nonformal
ranting.
dan belajar mandiri, peserta
strategi
pelaksanaan
didik adalah pengambil inisiatif B. Pendidikan Nonformal dan 1. Pengertian
mengontrol
kegiatan
Pendidikan belajarnya.
Nonformal c. Waktu penyelenggaraan relatif Menurut
Undang-undang singkat, dan pada umumnya
Sistem Pendidikan Nasional Tahun tidak berkesinambungan. 2003 bahwa pendidikan nonformal d. Menggunakan
kurikulum
adalah jalur pendidikan di luar kafetaria. Kurikulum bersifat pendidikan formal yang dapat fleksibel,
dapat
dilaksanakan secara terstruktur dan dimusyawarahkan
secara
berjenjang (Komar, 2006: 175). terbuka, dan banyak ditentukan 2. Ciri Pendidikan Nonformal oleh peserta didik. Adapun
karakteristik e. Menggunakan
pendidikan
nonformal
metode
sebagai pembelajaran yang partisipatif,
berikut: dengan penekanan pada belajar a. Bertujuan untuk memperoleh mandiri. keterampilan yang segera akan f. Hubungan pendidik dan peserta dipergunakan.
Pada
belajar didik
yang
fungsional
bersifat
mendatar.
sesuai Pendidik
adalah
fasilitator,
kebutuhan kehidupan peserta bukan didik.
yang
menggurui.
Hubungan di antara kedua pihak
bertujuan mencerdaskan kehidupan
bersifat informal dan akrab,
bangsa
peserta
manusia
didik
memandang
dan
mengembangkan
Indonesia
seutuhnya,
fasilitator sebagai narasumber,
yaitu manusia yang beriman dan
dan bukan sebagai instruktur.
bertakwa terhadap Tuhan yang
g. Penggunaan
sumber-sumber
Maha Esa dan berbudi pekerti
sumber-
luhur, memiliki pengetahuan dan
sumber untuk pendidikan sangat
keterampilan, kesehatan jasmani
langka,
dan
lokal.
Mengingat
maka
diusahakan
rohani,
kepribadian
yang
sumber-sumber lokal digunakan
mantap dan mandiri serta rasa
seoptimal mungkin (Abdulhak,
tanggungjawab
kemasyarakatan
2012: 25).
dan kebangsaan
(Komar, 2006:
3. Tujuan dan Fungsi Pendidikan
217). 4. Jenis-jenis
Nonformal tujuan
Nonformal
pendidikan Nasional dinyatakan
Adapun
Fungsi
sebagai nasional
dan
berikut: berfungsi
Pendidikan untuk
pendidikan tertuang
Pendidikan
jenis-jenis nonformal dalam
yang
Peraturan
mengembangkan kemampuan serta
Pemerintah No. 55 Tahun 2007
meningkatkan mutu kehidupan dan
tentang Pendidikan Agama dan
martabat manusia Indonesiadalam
Pendidikan Keagamaan Pasal 21
rangka upaya mewujudkan tujuan
Ayat 1 adalah: Pengajian kitab,
nasional.
Majelis Ta’lim Pendidikan Al-
Pendidikan
nasional
Qur’an, Diniyah Ta’limiyah dan
metode
ini
digunakan
untuk
bentuk lain yang sejenis.
mendapatkan data seperti letak geografis, keadaan gedung, sarana
METODE PENELITIAN dan prasarana atau fasilitas yang Penelitian
ini
merupakan ada
penelitian
lapangan
untuk
pendidikan dengan
research)
melaksanakan
(field nonformal,
dan
pendekatan pelaksanaan pendidikan nonformal
kualitatif. masyarakat Sambi yang dilakukan Subjek
penelitian
pada Cabang ‘Aisyiyah di Kecamatan
penulisan skripsi ini adalah jajaran Sambi, c. metode dokumentasi, pengurus
Cabang
‘Aisyiyah metode
ini
digunakan
untuk
data
sejarah
Kecamatan Sambi Boyolali. mendapatkan Untuk
memperoleh
data berdirinya Cabang ‘Asisyiyah dan
penelitian ini, digunakan metode perubahan-perubahan yang terjadi, sebagai
berikut:
a.
Metode struktur
pengurus,
kegiatan
wawancara, metode ini digunakan Cabang, untuk
memperoleh
data-data
berdirinya
Cabang
dan
berkaitan sejarah
data-data
dengan
yang Cabang
‘Aisyiyah di Sambi. ‘Aisyiyah,
tujuan
berdirinya Dalam
Cabang
‘Aisyiyah,
menganalisis
data
struktur penulis
menggunakan
teknik
pengurus ‘Aisyiyah Sambi, faktor analisis deskriptif kualitatif, yaitu pendukung
dan
penghambat menggambarkan
fenomena-
pelaksanaan pendidikan nonformal fenomena yang ada pada saat ini di Samb, b. metode observasi,
atau saat yang lampau, dari seluruh
masyarakat Islam yang sebenar-
data hasil observasi, wawancara
benarnya, serta tercapai usaha
dan dokumentasi (Sukmadinata,
‘Aisyiyah yang mengarah pada
2010:
penguatan
54).
Penelitian
ini
dan
pengembangan
menggambarkan suatu kondisi apa
dakwah amar ma’ruf nahi munkar.
adanya berdasarkan data yang
Hal ini sesuai dengan teori
diperoleh tanpa adanya manipulasi
Setiadi
atau pengubahan data, dengan
pentingnya
tahapan analisis; pertama, data
mengatur perilaku seseorang, dan
yang telah diperoleh, dipilah atau
juga menyebabkan seseorang pada
direduksi (penggolongan data serta
batas-batas
membuang
perlu);
menafsirkan perbuatan orang lain,
kedua, menyajikan data yang telah
sehingga orang yang bersangkutan
direduksi tersebut dalam bentuk
dapat menyesuaikan perilakunya
narasi; dan yang terakhir adalah
sendiri dengan perilaku orang lain
penarikan kesimpulan dari data
disekitarnya.
yang
tidak
yang telah dipaparkan.
dan
Teori
Kolip,
bahwa
peranan
adalah
tertentu
dapat
Levinson
juga
mendukung fakta kedudukan atau HASIL PENELITIAN peran Cabang ‘Aisyiyah Sambi, A. Peran Cabang ‘Aisyiyah Sambi bahwa peranan mencakup tiga hal, dalam Pendidikan Nonformal yaitu Tujuan
program
peranan
merupakan
Cabang rangkaian
peraturan-peraturan
‘Aisyiyah Sambi yaitu tegaknya yang agama Islam dan terwujudnya
membimbing
seseorang
dalam kehidupan kemasyarakatan,
Pengajian tersebut dilaksanakan
peranan adalah suatu konsep yang
dan diikuti oleh pengurus beserta
dapat dilakukan
anggota Cabang maupun Ranting
oleh individu sebagai
‘Aisyiyah Sambi yang berjumlah
organisasi, dan peranan sebagai
kurang lebih 30 orang. Pengajian
perilaku individu yang penting
Ahad Pon diisi oleh Sabar, S. Ag.,
bagi struktur sosial masyarakat.
sedangkan pengajian Ahad Pahing
dalam
masyarakat
Peran
Cabang
‘Aisyiyah
diisi oleh Suradi.
Sambi dalam pelaksanaan kegiatan
Pendidikan nonformal dalam
pendidikan nonformal diwujudkan
bentuk majlis ta’lim tersebut sesuai
dalam
yang
dengan teori Nata, bahwa Majelis
Pimpinan
Ta’lim biasanya digunakan untuk
kegiatan-kegiatan
diselenggarakan
oleh
Cabang ‘Aisyiyah Sambi, yaitu
kegiatan
dalam bentuk:
dzikir, dan ceramah keagamaan.
1. Majelis Ta’lim
Majelis
Pelaksanaan
kegiatan
pengajian
Ta’lim
tidak
hanya
dilaksanakan di tempat khusus
pendidikan nonformal di Cabang
sederhana,
atau
‘Aisyiyah Sambi dikembangkan
melainkan
juga
melalui kegiatan pengajian Ahad
rumah
Pon dan pengajian Ahad Pahing.
maupun
Pengajian tersebut dilaksanakan
keagamaan.
pada jam 08.00-11.00, di gedung
2. Kajian Tafsir
Dakwah Muhammdiyah Sambi.
al-Quran,
para
di
masjid,
menggunakan
anggota
jama’ah
pusat-pusat
kajian
Pelaksanaan
pendidikan
kitab-kitab
yang
mendalami
keislaman.
Pengajian
nonformal di Cabang ‘Aisyiyah
wawasan
Sambi di antaranya dikembangkan
kitab dapat dilaksanakan di masjid,
melalui kegiatan Kajian Tafsir.
mushala, surau, langgar dan di
Kajian tafsir dilaksanakan pada
sekolah/madrasah.
hari Jum’at jam 13.30 di gedung
waktunya
dakwah Muhammadiyah Sambi,
kesepakatan dengan peserta didik
dengan
dari pengajian kitab tersebut.
pembicara
Syarafuddin
Hamzah
Drs. Zainudin,
M.Ag. Kajian tafsir diikuti kurang
Sedangkan
sesuai
dengan
3. PAUD Pendidikan
lebih 30 peserta, yang terdiri dari
cabang
‘Aisyiyah
bapak-bapak dari Muhammadiyah
antaranya
dan ibu-ibu ‘Aisyiyah.
Pendidikan
nonformal Sambi
dalam Anak
di
bentuk Usia
Dini
nonformal
(PAUD). Cabang ‘Aisyiyah Sambi
melalui kajian Tafsir di atas sesuai
telah memiliki tiga PAUD, di
dengan teori Depdiknas, bahwa
antaranya di desa Sambi, desa
kajian tafsir sama halnya dengan
Kepoh
pengajian kitab. Pengajian kitab
Masing-masing memiliki dua guru
dimaknai dengan pengajian yang
pendidik. Adapun tujuan, visi dan
dilaksanakan menurut pemikiran
misi, kurikulum ke-Islaman PAUD
para ulama yang telah dibukukan,
Cabang ‘Aisyiyah Sambi adalah
dengan
sebagai berikut:
Pendidikan
kajian
menekankan keislaman
berbagai berdasarkan
dan
desa
Demangan.
1) Tujuan diselenggarakan PAUD
bersemangat
dalam
mencari
memaksimalkan
ilmu, beribadah dan berusaha,
dan
(3) Membiasakan anak untuk
pertumbuhan anak usia dini
selalu aktif, kreatif, mandiri dan
dengan
percaya diri, serta memiliki
adalah perkembangan
menerapkan
strategi
pembelajaran
yang
kepekaan
sosial,
dan
mengembangkan keseimbangan
Mengkondisikan
antara kecerdasan intelektual,
dalam lingkungan kasih sayang
emosional, dan spiritual yang
agar bisa hidup ceria sesuai
terintegrasi
dengan
dalam
setiap
anak
(4) selalu
tahap
perkembangannya.
program pembelajaran. 2) Visi PAUD ‘Aisyiyah Cabang
3) Kurikulum
ke-Islaman
yang
Sambi adalah menjadi institusi
diajarkan di PAUD Cabang
edukasi
‘Asisyiyah Sambi di antaranya,
dalam
membentuk
kehidupan Islami, berkarakter
pertama,
kuat, cerdas, mandiri, kreatif,
Islam; yang mencakup rukun
dan
misi
iman dan rukun Islam, sifat
(1)
Allah, nama Nabi dan malaikat,
hidup
dan shirah Nabi. Kedua, hafalan
secara Islami, berpegang teguh
surat pendek. Ketiga, hafalan
kepada
aqidah
Islam
dan
do’a
Sunnah
Rasul
SAW,
(2)
praktik shalat, bacaan shalat,
ceria.
Sedangkan
PAUD ‘Aisyiyah, yaitu Membiasakan
anak
Membiasakan anak untuk selalu
pengetahuan
sehari-hari.
Al-
Keempat,
dan praktik wudhu. Kelima,
desa
hafalan hadits-hadits pendek.
menjalankan Islam secara kaffah,
Penyelenggaraan sebagai
PAUD
pendidikan
nonformal
baik
di
mana
dalam
masyarakatnya
hablun
minallah
maupun hablun minannas. Visi
sesuai dengan program konsolidasi
Qaryah
Thayyibah
bahwa
adalah tegaknya agama Islam dan
pelaksanaan program konsolidasi
terwujudkannya masyarakat Islam
organisasi
dilakukan
yang sebenar-benarnya. Adapun
melalui revitalisasi Taman Kanak-
misi program Qaryah Thayyibah
Kanak. Revitalisasi TK ‘Aisyiyah
‘Aisyiyah, yaitu (a) Memfungsikan
Bustanul Athfal diarahkan untuk
masjid. (b) Memajukan tingkat
menata,
kegiatan
organisasi
‘Aisyiyah,
‘Aisyiyah
membina,
mengembangkan,
dan
memperbaharui
model
masyarakat,
Meningkatkan ekonomi
(c)
kesejahteraan
masyarakat
dengan
penyelenggaraan sehingga tercapai
berbagai usaha, (d) Meningkatkan
kondisi dan sistem yang lebih
derajat kesejahteraan masyarakat
unggul dan mampu berkompetisi
(e) Memupuk hubungan sosial
secara sehat atau lebih baik di
masyarakat yang harmonis, (f)
tengah dinamika masyarakat.
Meningkatkan kepedulian sosial
4. Qaryah Thayyibah
masyarakat
Qaryah dikembangkan
Thayyibah dalam
bentuk
pengembangan perkampungan atau
yang
tinggi,
(g)
Meningkatkan kesadaran hukum dan
politik
Memajukan
yang
tinggi,
kehidupan
(h) dan
kebudayaan yang Islami yang tidak
hari jum’at, dan (d) Memberi
bertentangan dengan ajaran Islam,
bantuan kepada TPA se-kecamatan
dan (i) Meningkatkan masyarakat
Sambi
agar
prasarananya kurang.
mampu
teknologi
memanfaatkan
dan
yang
Pelaksanaan
informasi.
Sedangkan tujuan program Qaryah
Thayyibah
Thayyibah,
Sambi
yaitu
masyarakat
terwujudnya
madani
dalam
lingkungan kecil atau kampung,
sarana
Qaryah
Cabang
di
dan
‘Aisyiyah
antaranya
yaitu
membantu TPA yang sarana dan prasarananya masih kurang.
yang masyarakatnya beriman dan
Hal ini sesuai dengan teori
bertaqwa kepada Allah SWT serta
Ahmad yang menjelaskan bahwa
mengamalkan ajaran Islam dalam
pendidikan Al-Qur’an merupakan
aspek kehidupannya.
salah
Qaryah Thayyibah ‘Aisyiyah
satu
alternatif
menyelenggarakan
untuk
pendidikan
Sambi juga memiliki program
keagamaan Islam yang bertujuan
kerja yang harus dijalankan, yaitu
untuk
(a) Menyantuni anak yatim kurang
bacaan, hafalan dan pemahaman
mampu
Al-Qur’an
yang
Membantu
berprestasi,
kesejahteraan
(b) guru
memberikan
demi
pengajaran
meningkatkan
iman dan akhlak anak sejak dini.
honorer TK atau PAUD ‘Aisyiyah
Pendidikan
Al-Qur’an
se-kecamatan
oleh
Membantu
Sambi,
(c)
dilaksanakan
pengajian
ibu
berupa
‘Aisyiyah yang diadakan setiap
Qur’an.
taman
yang
masyarakat
pendidikan
Al-
Pelaksanaan program Qaryah Thayyibah
Cabang
‘Aisyiyah
sikap mental. Di samping itu, sesuai pula dengan teori Abdulhak
yaitu
yang dikutip pada Bab II halaman
membantu pengajian ibu ‘Aisyiyah
39, bahwa pendidikan nonformal
yang diadakan setiap hari Jum’at,
berfungsi
dengan mengadakan perpustakaan
program-program
keliling. Pengadaan perpustakaan
menampilkan bahan ajar yang
keliling dilakukan secara bertahap
tidak dimuat dalam kurikulum
dengan menyesuaikan dana yang
pendidikan formal.
Sambi
yang
lainnya
mengembangkan yang
diadakannya
Pelaksanaan program Qaryah
perpustakaan keliling ini adalah
Thayyibah Cabang Sambi yang
sebagai sarana untuk menambah
lain lagi, yaitu menyantuni anak
wawasan
yatim yang tidak mampu dan
ada.
Tujuan
agama
Islam
secara
berprestasi.
benar.
Hal itu sesuai dengan teori
Hal tersebut sesuai dengan teori
tujuan
Abdulhak
bahwa
nonformal
adalah
nonformal
berfungsi
sebagai
membina,
dan
pendidikan
sekolah,
Mustofa,
pendidikan melayani,
bahwa
memenuhi
kebutuhan
masyarakat
yang
belajar
tidak
dapat
substansi
pendidikan
komplemen pendidikan sekolah, suplemen
pendidikan
sekolah,
dipenuhi dalam jalur pendidikan
jembatan memasuki dunia kerja
sekolah,
dan
agar
memiliki
pengetahuan, keterampilan, dan
sebagai
wahana
bertahan
hidup
dan
mengembangkan
Adapun program yang belum terlaksana di antaranya meliputi
kehidupan. Berhubung program tersebut
mengfungsikan
masjid
selain
masih baru, pengurus bermaksud
sebagai tempat ibadah juga untuk
untuk menyelenggarakan dengan
pelayanan sosial
cara
dengan
masyarakat, memajukan kehidupan
kebutuhan masyarakat setempat,
dan kebudayaan yang islami yang
karena
tersebut
tidak bertentangan dengan ajaran
membutuhkan dana sebagai sarana
Islam, meningkatkan kesejahteraan
dalam
Qaryah
ekonomi
Thayyibah. Adapun program yang
berbagai
telah terlaksana walaupun belum
masyarakat
maksimal di antaranya
adalah
memanfaatkan teknologi informasi
menyantuni anak yatim kurang
yang ada untuk kemajuan dan
mampu
yang
kemakmuran
membantu
kesejahteraan
bertahap
sesuai
program
pengembangan
berprestasi, guru
dan kegiatan
masyarakat usaha,
dengan
meningkatkan
agar
mampu
masyarakat.
Program-program
tersebut
honorer TK/PAUD se-kecamatan
sebenarnya
Sambi, membantu pengajian ibu
dengan program pengembangan
‘Aisyiyah
pendidikan nonformal.
khususnya
yang
sangat
berkaitan
diadakan hari jum’at, memberi B. Faktor Pendukung dan Faktor bantuan kepada TPA se-kecamatan Penghambat
Pelaksanaan
Sambi yang sarana prasarananya Pendidikan
Nonformal
masih kurang. Cabang ‘Aisyiyah Sambi
di
Dalam
pelaksanaan
meningkatkan
pendidikan,
pendidikan nonformal di Cabang
pengajaran, dan kebudayaan serta
‘Aisyiyah Sambi di
memperluas
antaranya
ilmu
pengetahuan
didukung oleh adanya beberapa
menurut ajaran Islam. Sebagai
pengurus dan anggota yang aktif
organisasi
dalam
wanita, maka seluruh usaha-usaha
pelaksanaan
kegiatan
yang
kegiatan-
diselenggarakan.
Selain itu, para pendidik juga
yang
‘Aisyiyah
menghimpun
diarahkan
untuk
meningkatkan kehidupan wanita.
dalam
Adapun faktor penghambat
mentransfer ilmunya, begitu juga
pelaksanaan pendidikan nonformal
dengan anggota ‘Aisyiyah yang
di
memberikan dukungan yang kuat.
bahwa dana yang terkumpul dari
Hal itu terbukti dengan masih
sejumlah
adanya semangat mereka untuk
berbagai ranting terkadang masih
mengikuti pelaksanaan pendidikan
kurang,
nonformal
penduduk
memiliki
semangat
Cabang
‘Aisyiyah
Cabang
‘Aisyiyah
anggota
karena Sambi
Sambi,
atau
dari
mayoritas tergolong
ekonomi menengah ke bawah. Hal
Sambi. Hal itu sesuai dengan usaha-
ini sangat mempengaruhi berhasil
usaha ‘Aisyiyah yang terungkap
atau tidaknya pelaksanaan kegiatan
dalam Anggaran Dasar ‘Aisyiyah
pendidikan nonformal Sambi.
Pasal 4, bahwa demi meningkatkan
Hal itu sesuai dengan program
harkat dan martabat kaum wanita,
konsolidasi
‘Aisyiyah
bahwa dalam meningkatkan upaya
berusaha
untuk
organisasi
‘Aisyiyah,
penggalian dana yang produktif harus
menggunakan berbagai cara untuk mendapatkan
dana
di
antaranya:
membuka usaha, sumbangan wajib organisasi, partisipasi masyarakat dan pemerintah,
dan
menjalankan
2. Dalam
melaksanakan
pendidikan nonformal Cabang ‘Aisyiyah
Sambi
melalui (majlis
dilakukan
pengajian-pengajian ta’lim),
Pendidikan
program-program pemerintah sebagai
Anak Usia Dini (PAUD), kajian mitra kerja.
tafsir,
dan
pengembangan
qaryah thayyibah. KESIMPULAN 3. Qaryah Thayyibah merupakan Berpijak
pada
rumusan program baru yang saat ini
masalah dan uraian tentang Peran sudah
terlaksana
walaupun
Cabang ‘Aisyiyah Sambi dalam belum pendidikan
nonformal
maksimal,
karena
di pengurus
bermaksud
untuk
masyarakat Sambi Boyolali, dapat menyelenggarakan
dengan
cara
di simpulkan sebagai berikut: bertahap sesuai dengan kebutuhan
1. ‘Aisyiyah
Cabang
Sambi
mempunyai peran yang sangat penting
dalam
pelaksanaan
pendidikan nonformal di Sambi meliputi
norma-norma
yang
masyarakat setempat, di samping karena
program
membutuhkan dana yang tidak sedikit.
4. Faktor-faktor pendukung dalam
dihubungkan dengan posisi atau
pelaksanaan
tempat
nonformal
seseorang
masyarakat.
dalam
tersebut
pendidikan yang
diselenggarakan oleh Cabang ‘Aisyiyah Sambi Boyolali, yaitu
adanya pengurus dan anggota
SARAN-SARAN
‘Aisyiyah yang memiliki tekad
Beberapa
dan
semangat
dalam
ditujukan
saran
kepada
yang Pimpinan
mewujudkan masyarakat Islami
Cabang ‘Aisyiyah Sambi Boyolali:
yang berwawasan luas serta
1. Seyogyanya
memaksimalkan
membimbing kaum wanita ke
berbagai cara untuk mencari
arah
dana
beragama
dan
sarana
dalam
pelaksanaan program, sehingga
berorganisasi. 5. Faktor-faktor
sebagai
penghambat
program-program
yang
dalam pelaksanaan pendidikan
direncanakan
nonformal
secara maksimal sesuai tujuan
yang
diselenggarakan oleh Cabang ‘Aisyiyah Sambi Boyolali yaitu
dapat
berjalan
yang diharapkan. 2. Seyogyanya
pengurus
dapat
minimnya dana yang diperoleh
mengfungsikan masjid selain
dari berbagai ranting karena
sebagai tempat ibadah, juga
mayoritas
untuk pelayanan sosial dan
penduduk
Sambi
tergolong ekonomi menengah
kegiatan
ke bawah, sehingga kegiatan
pengembangan
pendidikan nonformal berjalan
Thayyibah,
kurang maksimal.
memanfaatkan
masyarakat
dalam Qaryah
di
samping
sumber
daya
alam (SDM), sebagai wahana dalam kreatifitas.
mengembangkan
DAFTAR PUSTAKA
Bandung: Sygma Examedia
Aan Komariyah. 2005. Visionary
Arkanlema.
Laedership Menuju Sekolah Jakarta:
Efektif.
Elly M. Setiaji dan Usman Kolip. 2011. Pengantar Sosiologi.
Bumi
Jakarta: Kencana.
Aksara. Abdulhak. 2012. Penelitian Tindakan
Haedar Nashir, 2010. Muhammadiyah
dan Pendidikan Nonformal.
Gerakan
Jakarta: PT Raja Grafindo
Yogyakarta:
Persada.
Muhammadiyah.
Abdulsyani.
2002.
Skematika Terapan.
Sosiologi Teori
dan
Jakarta:
Bumi
Hidayat, Syamsul dkk. 2009. Studi Kemuhammadiyahan. Surakarta: LPID.
Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur
Praktek.
2005.
Pendidikan Bandung:
Pendekatan Jakarta:
Kamil, Kamus
Besar
Islam. CV
Pustaka
2010.
Model
Setia.
Rineka
Cipta Depdiknas.
Suara
Ihsan, Hamdani dkk. 2007. Filsafat
Aksara.
Penelitian
Pembaruan.
Mustofa.
Pendidikan dan Pelatihan
Bahasa Indonesia Edisi 3.
Konsep
Jakarta: Balai Pustaka.
Bandung: Alfabeta.
Departemen Agama RI. 2009. AlQur’an dan Terjemahnya.
dan
Aplikasi.
Pimpinan Pusat ‘Aisyiyah. 2010. Dinamika
dan
Pengembangan Organisasi.
Yogyakarta:
Pimpinan
Pimpinan Pusat ‘Aisyiyah. 2010.
Pusat ‘Aisyiyah.
Laporan Pimpinan Pusat
Pimpinan Pusat ‘Aisyiyah. 2010.
2005-2010.
Laporan Pimpinan Pusat
Yogyakarta:
‘Aisyiyah
Pusat ‘Aisyiyah.
periode
2005-
Yogyakarta:
2010.
Pimpinan Pusat ‘Aisyiyah. Maleong, Lexy. J. 2004. Metodologi Penelitian
Kualitatif.
Bandung:
PT
Remaja
Mulyasana, Dedi. 2011. Pendidikan Bermutu
dan
Berdaya
Saing. Bandung: PT Remaja
Nasyir, Header. 2000. Revitalisasi Muhammadiyah.
Yogyakarta:
Biagraf
Publising. Komar.
Daerah
Aisyiyah
Kota
Surakarta. 2001. Sejarah dan langkah ‘Aisyiyah kota Surakarta. Surakarta: PDA Surakarta.
Sejarah Pertumbuhan dan Perkembangan
‘Aisyiyah.
Pimpinan Pusat ‘Aisyiyah. Sukmadinata, Nana Syaodih. 2010.
Rosdakarya.
Gerakan
Pimpinan
Pimpinan
Pimpinan Pusat ‘Aisyiyah. 2006.
Rosdakarya.
Oong
‘Aisyiyah
Metode
Penelitian
Pendidikan.
Bandung:
Remaja Rosda Karya. WJS. Poerwadarminta. 2006. Kamus
2006.
Pendidikan
Filsafat Islam
Nonformal. Bandung: CV. Pustaka Setia.
Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.