PERAL~AN
W ANITA DALAM ISLAM
(Studi Tentang Wanita Karier ·dan Pendidikan Anak)
:Lf< (;, ~ l G2..
Oleh: Juwairiyah Dahlan
PAH
f
a .\
NIM : 85060/S-3r
. !' ~··
\
~---
'
·
---~-:--~-·---:- ·--~
I r
..
.. .
~~~r
·· .
!
tt
DISERTASI
!
"
• .
~--
•• I
.
\l
-
-
.
.
0ooooo39 •
.
· . .\-\_.. '-.C\ ,
, _ _.L ... ~
0--------
~-:aoo_._._
-~
Diajukan Kepada Institut Agama Islam Negeri Sunan Kalijaga Untuk Memenuhi Salah -~a~u Syarat G~na Memperoleh Gelar Doktor dalam llmu Agama Islam
YOGYAIURTA
2000
I
I
.
\
DEPARTEMEN AGAMA
lAIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA
PENGESAHAN
WANIT DALAM ISLAM (Studi Tentang Wanita Karier dan Pendidikan Anak)
DISERTASI berjudul : PERANAN
Ditulis oleh
: Dra. Juwairiyqh Dahlan , M. A.
NIM
: 85o6o
I s3
Telah dapat diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar
Doktor dalam llmu Agama Islam
5 Februari 2000
PERNYATAAN KEASLIAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa DISERTASI ini secara keseluruhan adalah hasil penelitianlkarya saya sendiri, kecuali pada bagian-bagian yang dirujuk sumbemya.
Yogyakarta, 2 F ebruari 2000 Saya yang menyatakan
NIM. 85060/8.3
DEPilRTEIIEN' AOAMA
lAIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA .
DEWAN PENGUJ I UJIAN TERBUKAIPROMOSI
Juwair~
Iahlan, M.A.
Nama
: Dra..
NIM
: 85060/8. 3
Judul
: PEBANA.N WANITA Dt\LAM IS .
(stud! 'lentang Wa.nita. lfa.rier dan Pendidika.n Ana.k)
K·etua
.lTof . Dr. H. M. Atho Mudzba.r (Ketua/Ketua S t) Prof . Dr. H. M. Amin" Abdullah
Sekretaris
(Sekretaria/Sekretaria Secat) Anggota
: 1. Prof . Dr. Hj . Zakiah lh:r:adjat
(Promotor
I/Anggota
Penguji)
2. Prof . Dr. H. Noeng Muhadjir
(Promotor II/Anggota. J?enguji) 3. Prof . Dr. Hj. Siti Cl1atllal1eh Soera.tno( (Anggota. Penguji ) 4. Prof. Dr. H. Chuza.ima.h 'l'a.bido (Anggota. Penguji) 5. Prof . Dr. H. M. Atho Mud~ (Anggota Penguji) 6. Prof . Dr. H. M. Amin Abdullah (Anggota. Penguji) 7. 8. 9. -
Diuji di Yogyakarta pada tanggal Pukul
09. 00
sd
Hasii/Nilai ..... Predikat 1
:
5 Februa.ri
2000
eleaa1WIB.
kJ.J.. ...
Memuaskan/Sa~t memgaskanfBeligan pcijian *
Corel yang tidal< sesuai
OEPARTENEN AGAMA
lAIN SUNAN KALIJAGA PROGRAM PASCASARJANA YOGYAKARTA
PROMOTOR I
:Prof. Dr. lfj. Zakiah Daratljat
PROMOTOR II
:Prof.
PROMOTOR Ill
xr ...
Jloeas Mlahacljrir
\
Nota Dinas
Kepada Yth. , Direktur Program Pascasarjana IAIN Sunan Kalijaga YOGYAKARTA
Assalamu'alaikum Wr. Wb. Setelah melakukan pembimbingan, penelaahan dan koreksi terhadap penulisan Disertasi Dahlan,
MA.,
DALAM ISLAM Anak).
NIM:
85060/S-3,
Sdr.
Dra.
Juwairiyah
berjudul:
PERANAN WANITA
{Studi •rentang Wani ta Karir
dan Pendidikan
Sebagaimana yang disarankan ujian pendahuluan
(tertutup) pada tanggal 29 Desember 1997 yang lalu, saya berpendapat bahwa Naskah Disertasi tersebut sudah dapat diajukan kepada Program Pascasarjana IAIN Sunan kalijaga Yogyakarta untuk diujikan dalam Ujian Promosi (terbuka). Wassalamu'alaikum Wr. Wb. Yogyakarta, 1 Agustus 1999 Promotor I/Penguji
~
Prof.DR.Hj. Zakiah Daradjat
Nota Dinas
Kepada Yth. , Direktur Program Pascasarjana IAIN Sunan Kalijaga YOGYAKARTA
Assalamu•alaikum Wr. Wb. Setelah melakukan pembimbingan, penelaahan dan koreksi terhadap penulisan Disertasi Dahlan,
MA.,
NIM:
85060/S-3,
Sdr.
Dra.
Juwairiyah
berjudul:
PERANAN WANITA
DALAM ISLAM {Studi Tentang Wanita Karir
dan Pendidikan
Anak)/ Sebagaimana yang disarankan ujian pendahulua n
(tertutup) pada tanggal 29 Desember 1997 yang lalu, saya berpendapat bahwa Naskah Disertasi tersebut sudah dapat diajukan kepada Program Pascasarjana IAIN Sunan kalijag a Yogyakarta untuk diujikan dalam Ujian Promosi (terbuka ) . Wassalamu•alaikum Wr. Wb. Yogyakarta, 1 Agustus 19 99 Promotor II/Penguji
Prof.DR.
~
Noeng Muhadji r
Nota Dinas
Kepada Yth. , Direktur Program Pascasarjana IAIN Sunan Kalijaga YOGYAKARTA
/
\
Assalarnu'alaikurn Wr. Wb. Setelah rnelakukan pernbirnbingan, penelaahan dan koreksi terhadap Dahlan,
penulisan Disertasi NIM:
85060/S-3,
Dra.
Juwairiyah
berjudul:
PERANAN WANITA
DALAM ISLAM (Studi Tentang Wanita Karir
dan Pendidikan
Anak).
MA.,
Sdr.
Sebagairnana yang disarankan ujian pendahuluan
(tertutup) pada tanggal 29 Desernber 1997 yang lalu, saya berpendapat bahwa Naskah Disertasi tersebut sudah dapat diajukan kepada Program Pascasarjana IAIN Sunan kalijaga Yogyakarta untuk diujikan dalarn Ujian Promosi (terbuka). Wassalarnu'alaikurn Wr. Wb. Yogyakarta, 1 Agustus 199 9 Ketua Sidang/Penguji
Prof.DR.HM. Atho Mudzhar, MA
Kepada Yth. , Direktur Program Pascasarjana IAIN Sunan Kalijaga YOGYAKARTA
Assalamu'al~ikum
Wr. Wb.
Setelah melakukan pembimbingan, penelaahan dan koreksi terhadap Dahlan,
penulisan Disertasi
MA l ,
DALAM :T.SLAM Anak).
NIM:
85060/S-3,
Sdr.
Dra.
Juwairiya h
berjudul:
PERANAN WANITA
(Studi Tentang Wanita Karir
dan Pendidikan
Sebagaimana yang disarankan ujian pendahulua n
(tertutup) pada tanggal 29 Desember 1997 yang lalu, berpendapat bahwa
Nas~ a h
saya
Dis e rtasi tersebut sudah dap at
diajukan kepada Program Pascasarjana IAIN Sunan kalij aga Yogyakarta untuk diujikan dalam Ujian Promosi (terbuk a) . Wassalamu'alaikum Wr. Wb. Yogy akarta, 1 Agustus 1999 Penguji
Prof. DR. Hj. Huzaemah T. Yanggo, MA.
Nota Dinas
Kepada Yth. , Direktur Program Pascasarjana IAIN Sunan Kalijaga YOGYAKARTA
Assalamu'alaikum Wr. Wb. Setelah melakukan pembimbingan, penelaahan dan koreksi terhadap penulisan Disertasi Dahlan,
MA.,
DALAM ISLAM Anak).
NIM:
85060/S-3,
Sdr.
Dra.
Juwairiyah
berjudul:
PERANAN WANITA
(Studi Tentang Wanita Karir
dan Pendidikan
Sebagaimana yang disarankan ujian pendahuluan
(tertutup) pada tanggal 29 Desember 1997 yang lalu, saya berpendapat bahwa Naskah Disertasi tersebut sudah dapat diajukan kepada Program Pascasarjana lAIN Sunan kalijaga Yogyakarta untuk diujikan dalam Ujian Promosi (terbuka). Wassalamu'alaikum Wr. Wb. Yogyakarta, 1 Agustus 1999 Penguji
Prof. Dr. SIT/ CHAMAMAH SOERATNO
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim Rasa syukur yang tak terhingga kami panjatkan kehadirat Allah Swt. Dengan rahmat dan taufiq Allah Swt. kami dapat menyelesaikan penelitian dan penulisan disertasi ini. Disertasi ini bisa diselesaikan atas bantuan berbagai pihak,
langsung maupun tidak langsung,
segenap Pemimpin
dan Pembina Program Pascasarjana (S-2 dan S-3)
IAIN Sunan
Kalijaga Yogyakarta maupun para Pemimpin dan Pembina IAIN Sunan ampel Surabaya serta segenap sanak keluarga dan handai tolan. Kepada semuanya kami ucapkan terima kasih. Tanpa mengurangi penghargaan kepada pihak-pihak yang telah disebutkan,
kami ingin mencantumkan beberapa nama
sebagai rasa terima kasih kami secara khusus, yaitu: 1. Ibu Prof Dr. Zakiah Daradjat sebagai promotor I, yang telah membimbing dalam penelitian dan penulisan disertasi ini, khususnya dalam memperluas wawasan kami serta memberikan motivasi untuk menyelesaikan disertasi 2. Bapak Prof. Dr. H. Noeng Muhadjir,
ini.
sebagai promotor II
yang telah membimbing dalam penelitian dan penulisan disertasi ini, khususnya dalam mempertajam dan meluruskan benang merah masalah yang kami
bahas
serta
memberikan semangat berdisiplin dalam menyelesaikan disertasi ini.
3. Bapak Prof.DR.HM.Atho Mudzhar, MA, Bapak Prof. DR.H.N. Shiddieqy, MA,
Ibu DR. Hj. Huzaimah dan Ibu DR. Hj.
Chamamah Suratno yang telah mempertajam analisis penulisan disertasi ini. 4. Rekan-rekan mahasiswa Program Pascasarjana IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta,
khususnya Sdr. Dra.
Juwariyah
Masduki dan Dra. Arafa, yang banyak memberikan masukan dan
juga kenyamanan lingkungan belajar sehingga
penulisan disertasi ini dapat diselesaikan. 5.
Seluruh keluarga,
terutama suami dan anak-anak kami,
yang dengan ikhlas memberi kami kesempatan untuk menyelesaikan studi ini. Sebagai manifestasi betapa besar manfaat bantuan mereka semua,
ke hadirat Allah Swt.
kami memohon agar
semua pihak bisa memperoleh manfaat disertasi ini lebih banyak dan lebih baik dari pada tujuan penulisannya, amin.
Yogyakarta, 1 Agustus 1999 M/1420 H
~
Juwairiyah Dahlan
CATATAN TRANSLITERASI
Penulisan kata-kata Arab alam disertasi ini berpedoman pada transliterasi Arab-Latin hasil keputusan
bersama
Henteri Agama RI dan Henteri Pendidikan dan Kebudayaan
RI
Nomor 158 tahun 1987, Nomor 0543 b / U/1987.
A. Eenulisan Huz:uf :..
t
J
~
z
......___)
b
t
h
J
r
~
s
.....____)
[
\.__.)
s
~
d
z
c__r-J
s
d
,k
t
g
~
f
t kh
.
....)
.;.
sy
~
.b
z
u
q
u
n
c:;
y
~
.
t
1
' k
J
l
i
j
w
~
h
~
B. Yokal
.,
/
a
i
.,/
q :J
/
c5\
u
a1
/
1
C. Haddah
m
'
au
~
r-
a-
\
~./
-
., .) 3\
i l
u-
D. Ta Karbutah 1. Yang hid up transliterasinya
t
2. Yang mati
h
transliterasinya
E. Tasvdid Tasydid
ditulis dengan menggandakan huruf yang
tanda tasydid
( l.AJ )
pad a huruf Arabnya.
diberi
CATATAN RALAT DAN SINGKATAN
Penulisan
ralat dan singkatan dalam disertasi ini
diperlukan. Untuk mengatasi hal tersebut,
maka penulis
memberikan contoh sebagai berikut: A. Ralat
Karir diralat menjadi karier. B. Singkatan Huruf Latin RT
rumah tangga
thn/th
tahun
org
orang
No
Nomor
Ket
Keterangan
jml
jumlah
mlk
memiliki
tkt
tingkat
pend
pendidikan
mhs
mahasiswa
mnrm
menerima
nfk
nafkah
ra
ra~iyallahu'anhu/semoga
Allah meridhainya
ibn/bin: anak laki-laki dll
c.
dan lain-lain
Singkatan Huruf Arab ,.
~
/t"'
/,..,
I
-
~
~cUJ\~
~
r-
_,
JI
~c;J __j1_..
VI
ABSTRAK
N
: Juwairiyah Dahlan
a m a
Judul Disertasi
O
: Peranan
Wanita
ptal,af[l
Islam
~tang
Wanita
Karir dan
(Studi
Pendidikan
,r
Anak).
Kedatangan Islam memberika n rahmat dan kebahagiaan tersendiri bagi kaum wanita. D' mana Islam diturunkan di )
Jazirah Arab melalui Rasulullah Muhamad Saw. kaum wanita belum mendapatkan status yang wajar dalam masyarakat Jahiliyah. Di masa jahiliyah, kaum wanita dianggap remeh, diperlakukan seperti benda-benda lainnya, tidak diberikan haknya,
bayi-bayi perempuan dikubur h i dup-hidup dan
dipandang menyesatkan. Islam datang mengangkat harkat wanita setaraf dengan kaum pria dalam hakekat kemanusiaannya dan mendapat hak-hak yang wajar sebagaimana kaum pria,
bahkan
Islam mengajarkan bahwa surga di telapak kaki ibu . Dimasa modern sekarang ini muncul berbagai teori tentang hakekat dan peranan wanita. Teori feminisme yang memandang hakekat wanita sama dengan pria, fisik psikis maupun
sec~ra
baik secara
sosial. Bila ada perbedaan
yang nampak bukan karena kodrat atau watak bawaan tetapi karena kultur dan tradisi.
Kaum wanita bisa
\111
mempunyai
I(>I
kemampuan fisik sama dengan pria bila dididik seperti pria. Anti feminisme memandang ada perbedaan bawaan dan bakat wanita dengan pria. Pria lebih menonjol soal rasio, wanita lebih menonjol dalam rasa.
Islam
memandang ada
perbedaan pria dengan wanita dalam konstruksi fisik dan mental (kejiwaan), tetapi perbedaan itu tidak menempatkan wanita lebih rendah dari pria, melainkan sama dalam segi potensi kemanusiaannya dan dapat
menjalankan peranannya
sebagai makhluk berbudaya seperti pria. Dalam masalah pembagian kerja muncul tiga teori yaitu : fungsionalisme, feminisme dan Crossover. Fungsionalisme,
tokohnya adalah Tallcott Parsons,
berpendapat
bahwa perlu ada pembagian tugas pria (suami) dan wanita (istri) dalam keluarga. Pria bertugas di luar rumah tangga,
mencari nafkah dan wanita bertugas dalam urusan
interen rumah tangga termasuk pendidikan anak. yang menuntut persamaan, berpendapat ada pembagian tugas dalam keluarga.
Feminisme
bahwa tidak perlu Istri bisa mencari
nafkah dan suami bisa mengurus soal interen rumah tangga. Crossover yang dipelopori oleh Janet
Zollinger Giele
berpendapat bahwa perlu ada pembagian tugas pokok pria dan wanita. Tugas pokok pria mencari nafkah, wanita adalah
tugas pokok
urusan interen rumah tangga. Tetapi dalam
kondisi-kondisi tertentu wanita dapat melaksanakan tanggung jawab pria bila diperlukan, demikian pula sebaliknya.
Teori Crossover memberikan peluang bagi wanita
bekerja di luar rumah (sebagai karyawati,
dll)
tetapi
tugas sebagai ibu rumah tangga dan pendidik bagi anakanaknya tetap menjadi tanggung jawab utamanya. Partisipasi pria (suami) dalam urusan interen keluarga diperlukan sebagai imbangan dari partisipasi istri dalam tugas di luar rumah tangga untuk mendukung kesejahteraan rumah tangga. Kami cenderung melihat bahwa ajaran Islam lebih komprehensip dengan alasan : 1. Ayat-ayat banyak memerintahkan pria/wanita sama-sama beramar makruf nahi munkar berwujud dalam kehidupan sosial dan institusi kelembagaan formal/non-formal. 2. Fakta sejarah masa Rasulullah dan sesudahnya bahkan sampai sekarang banyak muncul tokoh wanita berjasa.
Ini berarti bahwa banyak kerja di luar
rumah tangga yang membutuhkan partisipasi wanita untuk kemajuan manusia. 3. Pandangan tokoh-tokoh Islam menyatakan bahwa wanita boleh bekerja di luar rumah meskipun tugas pokoknya dalam rumah tangga. 4. Wanita boleh bekerja di luar rumah tangga berdasarkan kesepakatan suamiistri dan jenis pekerjaan bagi wanita harus sesuai dengan kodratnya, misalnya tidak menggunakan tenaga fisik yang berat dan tetap memperhatikan nilai etika dalam bidang pekerjaan, memberikan waktu secukupnya untuk rumah tangga, pengasuhan dan pendidikan anak. Wanita Karir adalah mereka yang memiliki kemampuan yang tinggi mengorganisasikan pekerjaan mereka sehingga dapat mencapai prestasi yang tinggi dalam karirnya dan
tetap melaksanakan fungsinya sebagai pendidik terhadap anak-anaknya. Hasil penelitian M.W . Plunkett melaporkan bahwa wanita karir yang diteliti justru memperlihatkan keberhasilan dalam tugas interen rumah tangganya selaras dengan tugas karirnya. Hal tersebut didasarkan pada tesa bahwa semakin banyak kesibukan, mempertinggi
semakin mendorong dan
kemampuan mengorganisasikan pekerjaan.
Pekerjaan satu macam dan rutin seringkali terbengkalai karena tidak menjadi tantangan sehingga tidak memberikan dinamika. karir DIY
Penelitian penulis terhadap 42 orang wanita (Daerah Istimewa Yogyakarta)
pada populasi
kecil untuk memperlihatkan implementasi teori Barat atau Islam, memperlihatkan kesuksesan mereka dalam tugas karir selaras dengan keberhasilan dalam pendidikan anak sampai di masa sekarang ini. Disertasi ini lebih bersifat penelitian pustaka, sehingga hanya ditambah semacam suplemen untuk menguji sejauh mana hasil studi pustaka berkembang di lapangan. Karena tujuan penelitian ini untuk membangun teori tentang peranan wanita Islam sesuai dengan al-Qur'an, Hadis,
Sejarah Islam,
Akhlak Islam,
dll.
studi lapangan bukan untuk menguji teori,
al-
Jadi fungsi tetapi untuk
menjajagi sejauh mana konsep peranan wanita itu diaktualisasikan.
\
DAFTAR ISI
Halaman HALAlV!AN JUDUL
i
HALAMAN PENGESAHAN . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
ii
HALAMAN KATA PENGANTAR . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
iii
HALAMAN TRANSLITERASI
v
HALAMAN SINGKATAN DAN RALAT . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
vi
HALAMAN ABSTRAK . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
vii
HALAMAN DAFTAR ISI . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
x
HALAMAN DAFTAR TABEL . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
xiv
HALAMAN DAFTAR DIAGRAM . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
xv
BAB
I. PENDAHULUAN . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . A. Latar Belakang
Masalah
dan
Alasan
Pemilihan Judul
BAB
1
1
B. Telaah Pus taka . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
10
C. Identifikasi dan Batasan Masalah . . . .
13
D. Rumusan Masalah..... .. . . . . . . . . . . . . . .
15
E. Maksud dan Tujuan Penelitian . . . . . . . .
16
F. Krangka Teori . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
17
G. Sistematika Penulisan .. . . . . . . . . . . . ..
36
II. TEORI TENTANG POTENSI DAN PEMBAGIAN KERJA MENURUT JENIS KELAMIN .. ... . . . . . . . . ..
40
A. Pendahuluan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
40
B. Teori Perbedaan Jenis Kelamin; Feminisme dan Feminisme
Anti
42
1. Pandangan Anti Feminisme Tradisional . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
42
2. Pandangan Anti Feminisme Modern . .
44
3. Pandangan Feminisme . . . . . . . . . . . . . .
55
a. Jawaban Kaum Feminisme . . . . . . . .
57
b. Metode Feminisme . . . . . . . . . . . . . .
61
c. Konsep Tentang Gender . . . . .
66
1) Interpretasi Kultural ..
67
2) Interpretasi
Filosofis
dan
Feminisme Radikal . . . . . . . . . .
73
C. Teori Tentang Pembagian Kerja Menurut Jenis Kelamin
80
1. Fungsionalisme . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
81
2. Feminisme; Gerakan Emansipasi . . . .
88
3 . Teori Interaksionisme dan Crossover
95
D. Sekelumit Tentang
Emansipasi
Wanita
di Indonesia . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . E. Beberapa Pandangan
104
Sarjana Indonesia
Tentang Pembagian Kerja Menurut Jenis Kelamin
BAB III.
112
F. Ringkasan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
122
ISLAM DAN WANITA KARI
125
A. Pendahul uan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
12 5
B. HakJ kat Wanita dan Hak Serta Kewajib-
l
annya Menurut Islam . . . . . . . . . . . . . . . . .
127
1. Hakekat Wanita . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
128
2. Hak dan Kewajiban . . . . . . . . . . . . . . . .
132
3. Kebijakan Dalam Kuasa
Perkawinan.
134
4. Kebijakan Dalam Talak
140
5. Kebijakan Dalam Pemilikan Harta . .
145
6. Kebijakan Dalam Mengemukakan
Pen-
dapat . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 7. Kebijakan Dalam Memperoleh
153
Pendi-
dikan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
160
8. Kebijakan Dalam Amal/Karir . . . . . . .
166
c. Ar-Rijalu Qawwamuna
'~la
an-Nisa'....
186
1. Tinjauan Gender . . . . . . . . . . . . . . . . . .
192
2. Tinjauan Ushul Fiq~ . . . . . .. . . . . . . .
193
D. Kedudukan Wanita · Sebelum dan Sesudah Datangnya Islam . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
194
1. Sebelum Datangnya Islam
194
2. Sesudah Datangnya Islam
212
3. Kedudukan Anak Putri Pada Masa Islam ...... :. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
225
E. Karakteristik Wanita Karir Menurut Islam . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
242
1. Pandangan Tentang Wanita Bekerja..
242
2. Wanita Karir . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
275
F. Wanita Karir, Problema Rumah Tangga dan Pendidikan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
279
G. Busana Wanita Karir Muslimah . . . . . . . .
303
H. Ringkasan
325
')(111
BAB IV. WANITA KARIR DAN PROBLEMA PENDIDIKAN ANAK
329
A. Pendahul uan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
329
B. Motivasi dan Efek Karir . . . . . . . . . . . . .
332
C. Tugas Rumah Tangga dan Karir . . . . . . . .
348
D. Problema Pendidikan Anak . . . . . . . . . .. . .
357
E. Faktor Keberhasilan
Dalam Pendidikan
Anak . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . F. Proses Pendidikan Dalam
359
Rumah Tangga
379
G. Hasil Pendidikan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
397
H. Beberapa Pandangan ke Arah Peningkatan Peranan
Wanita
di Bidang
Karir dan 401
Pendidikan Anak I . Ringkasan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
417
KESIMPULAN DAN SARAN....... . ...........
421
A. Kesimpulan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
421
B. Saran . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
423
DAFTAR PUSTAKA . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
425
BAB
V.
LAMPIRAN I.
WAWANCARA KHUSUS
LAMPIRAN II.
ANGKET
LAMPIRAN III. RIWAYAT HIDUP LAMPIRAN IV.
HAK DAN KEWAJIBAN PRIA WANITA YANG SEIMBANG
LAMPIRAN V.
PERSAMAAN
DAN PERBEDAAN ISLAM DAN
TIGA ALIRAN BARAT LAMPIRAN VI.
SURAT IZIN PENELITIAN
xiv
DAFTAR TABEL
1.
TABEL 4.1
PENDIDIKAN
DAN
PEKERJAAN
WANITA
KARIR.............................
335 336
2.
TABEL 4.2
PEKERJAAN SUAMI................ . ..
3.
TABEL 4.3.
TABULASI
RAGAM EFEK
KARIR
HASIL
INTERVIEW......................... 4.
TABEL 4.4.
DATA TENTANG
JUMLAH
ANAK
347
WANITA
KARIR USIA SEKARANG DAN DIMASA-MASA AWAL KARIR.. . .................. 5.
TABEL 4. 5.
DUKUNGAN SUASANA
RUMAH TANGGA DA-
LAM PENDIDIKAN ANAK............... 6.
TABEL 4.6.
TABEL 4.7.
INTENSITAS
INTERAKSI
TABEL 4.8.
TABEL 4.9.
374
DUKUNGAN SUASANA RUMAH TANGGA TERHADAP KEAGAMAAN ANAK..............
9.
370
POSITIF IBU
DENGAN ANAK-ANAKNYA......... . ..... 8.
366
PARTISIPASI ANGGOTA KELUARGA DALAM PENDIDIKAN ANAK............... . ...
7.
364
376
UPAYA WANITA KARIR MENGKONSULTASIKAN DENGAN GURU SEKOLAH ANAK MEREKA................................
10. TABEL 4.10. KEAKTIFAN WANITA KARIR
MENSEARAH-
KAN DAN MENUNTUN
ANAK- ANAK MEREKA
DALAM
NILAI AGAMA
PEMAHAMAN
378
DAN
PELAKSANAAN AJARAN AGAMA......... .
383
11. TABEL 4.11. KEMANDIRIAN 9- 15
ANAK
KETIKA
BERUSIA
T AHUN . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
3 91
12. TABEL 4.12. PERHATIAN IBU MEMANTA~ ~ASIL BELAJAR ANAK.......................... 13. TABEL 4.13. PERHATIAN
IBU
MENYIAPKAN
396
SARANA
BELAJAR ANAK YANG DIPERLUKAN . .....
397
14. TABEL 4.14. KEADAAN PENDIDIKAN ANAK...........
399
15. TABEL 4 .15. TINDAKAN ANAK YANG MELANGGAR NORMA AGAMA DAN ATAU KENAKALAN YANG TER GOLONG KRIMINAL........... ...... ..
401
DAFTAR DIAGRAM
1. DIAGRAM 4.1. S~?TEMATIKA PENDIDIKAN RUMAH TANGGA................................ 2. DIAGRAM 4.2 ~ PENDIDIKAN ANAK DAN
SARANA PENDU-
KUNGNYA DI RUMAH TANGGA.. . . . . . . . . . 3 . DIAGRAM 4.3. PENDIDIKAN ANAK PERLU
4 . DIAGRAM 4.4 . FREKUENSI INTERAKSI ORANG
MENDUKUNG
369
TUA DE-
NGAN ANAK. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
KEAGAMAAN ANAK DALAM
366
PARTISIPASI
SELURUH ANGGOTA KELUARGA..........
5. DIAGRAM 4.5 . FAKTOR YANG
361
3 73
PENDIDIKAN
RUMAH TANGGA
376
6. DIAGRAM 4.6. KETERKAITAN ANTAR FAKTOR YANG MENDUKUNG PENDIDIKAN
KEAGAMAAN
ANAK
DALAM RUMAH TANGGA. . . . . . . . . . . . . . . .
377
7. DIAGRAM 4.7 . HUBUNGAN ANTARA ORANG TUA DAN GURU
378
8. DIAGRAM 4.8. PENGARUH SUASANA
KEAGAMAAN
DALAM
RUMAH TANGGA TERHADAP PERKEMBANGAN JIWA KEAGAMAAN ANAK...............
381
9 . DIAGRAM 4.9. PENDIDIKAN KEMANDIRIAN............
388
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah dan Alasan Pemilihan Judul Berpijak pada kesadaran tentang permasalahan yang dihadapi wanita saat ini, penulis terdorong untuk mengetahui dan memaparkan lebih jauh eksistensi dan tanggung
jawab wanita,
khususnya dinamika wanita
Indonesia yang tengah berada dalam partisipasi terhadap pembangunan. Dalam mengkaji tanggung jawab wanita, memfokuskan pada masalah sekitar
11
penulis
tanggung
jawab
wanita karir 11 yang multikompleks dalam berbagai kedudukan dan posisi , baik dalam keluarga/rumah tangga, lembaga pemerintah,
lembaga sosial maupun dalam ma -
syarakat luas. Problema tersebut, telah menarik perhatian para peneliti
dan
perencana,
namun
kompleksnya masalah yang timbul
karena
semakin
dalam masyarakat
bangsa yang sedang menggalakkan pembangunan, membuat semakin kompleks pula problema yang dihadapi oleh wanita dalam berbagai bidang; kesehatan,
gizi,
tenaga kerja,
misalnya ekonomi, dan kesejahteraan
keluarga, terutama dalam pendidikan rumah tangga dan anak.
Dalam keadaan demikian diperlukan penelitian
yang mendalam agar problema wanita, 1
dalam kaitan
2
dengan partisipasinya dalam pembangunan dapat dipecahkan secara efektif. Keikutsertaan wanita karir dalam pembangunan dengan arah yang lebih mapan,
bukan hanya sekedar
suatu tindakan prikemanusiaan yang adil saja, bahkan lebih dari itu telah mendorong mereka untuk dapat menggunakan waktunya secara efisien dan mengisinya secara lebih intensif, baik pada saat berada di rumah maupun pada waktu berada di luar rumah, sehingga tugas kewanitaannya sebagai ibu rumah tangga berjalan selaras dengan tanggung jawabnya secara luas sebagai subyek pembangunan dalam berbagai faktor. Tuntutan terhadap
tampilnya wanita untuk
menunjukkan perannya dalam berbagai sektor kehidupan sekurang-kurangnya didorong oleh dua hal utama. Pertama,
perkembangan dan kemajuan
zaman bersama
pesatnya peningkatan sains dan teknologi mendorong peningkatan efektifitas ekonomi,
telah
sosial,
komunikasi dan berbagai sektor kehidupan lainnya. Peningkatan berbagai sektor kehidupan itu menuntut partisipasi aktif segenap lapisan masyarakat, termasuk kaum
wanita
sebagai
salah
satu
elemen-subyek
pembangunan yang potensial. Selaras dengan hal pertama di atas,
hal . yang kedua, adalah tuntutan kodrat kaum
wanita yang ingin menunjukkan peran aktifnya bersama dengan kaum pria untuk
t~rlibat
dalam berbagai sektor
,
3
kehidupan tersebut. Dari kedua faktor tersebut di atas nampaknya pandangan tradisional yang menetapkan peran wanita di rumah tangga saja tidak dapat dipertahankan lagi dalam era kemajuan zaman sekarang ini. Kemajuan pembangunan di tanah air
m~minta
partisipasi aktif dari kaum wanita. Hal ini ditandai dengan semakin meningkatnya jumlah wanita yang diangkat menjadi PNS
(Pegawai Negeri Sipil). Di tahun
1973/1974 jumlah PNS sekitar 1,5 juta orang, dari 19% PNS wanita dan 81% PNS pria.
terdiri
Di
tahun
1993/1994 jumlah PNS sebanyak 3,96 juta orang terdiri dari
34,5% PNS wanita dan 65,5% PNS pria. 1 > Ini
berarti bahwa dalam kurun waktu 20 tahun jumlah PNS wanita meningkat sebesar 15,5% dan pria menurun 16,5% bila dilihat pada jumlah total masing-masing tahun (1973/1974-1993/1994) Data tersebut di
atas menunjukkan bahwa
perhatian pemerintah untuk memberi peluang karir bagi kaum wanita cukup besar,
ditambah lagi dengan kaum
wanita di bidang militer, di sektor swasta dan usaha mandiri kini
(wiraswasta) . Kemajuan pembangunan di masa
dan akan datang semakin memperbesar peluang
keterlibatan kaum wanita di bidang karir,
sehingga
amat sulit menghindari wanita hanya bekerja dalam
l}Bappenas, Pembangunan Na$ional Dalam Angka, Pusat, 1996), hlm. 48.
(Jakarta: BP-7
4
urusan intern keluarga. Bila dikaitkan dengan kondisi inter en bangsa Indonesia yang sedang menggalakkan pembangunan dalam berbagai
sektor kehidupan,
kecenderungan di
atas
memperoleh kesesuaiannya dengan pembangunan yang bertujuan membangun manusia Indonesia seutuhnya. 2 > Dalam Pelita VI yang sedang berjalan sekarang ini, ditetapkan Pola Umum Pembangunann
jangka Panjang
bertujuan: 1. Meningkatkan taraf hidup, kecerdasan dan kesejahteraan seluruh rakyat yang makin merata dan adil. 2. Meletakkan landasan yang kuat bagi pembangunan berikutnya untuk mencapai hal tersebut. Maka keterlibatan kaum wanita dalam berbagai bidang (ekonomi, sosial dan politik)
adalah hal yang tidak dapat
dielakkan bahkan menjadi kebutuhan pembangunan yang disesuaikan dengan falsafah negara Pancasila nilai-nilai moral,
kultural dan keagamaan masyara-
kat bangsa Indonesia. Selanjutnya, di dalam GBHN dijelaskan tentang peranan wanita sebagai berikut : Wanita, baik sebagai warga negara maupun sebagai sumber insani bagi pembangunan mempunyai hak, kewajiban dan kesempatan yang sama dengan pria di segala bidang kehidupan bangsa dan dalam segenap kegiatan pembangunan. Sehubungan 2 >uuv, P-4, GBHN, Sekretariat Negara Republik Indonesia, BP7, Pusat, 1990, hlm.l21.
5
dengan itu kedudukannya dalam masyarakat dan peranannya dalam pembangunan perlu terus ditingkatkan serta diarahkan sehingga dapat meningkatkan partisipasinya dan memberikan sumbangan yang sebesar-besarnya bagi pembangunan bangsa sesuai dengan_ \<)drat, harkat dan martabatnya sebagai wanita. Melihat
landasan operasional peranan . wanita
ya n g tercantum dalam GBHN tersebut,
membuka peluang
besar bagi kaum wanita untuk berpartisipasi aktif dalam pembangunan. Peluang besar itu cukup beralasan b il a melihat potensi alam bumi Indonesia serta potensi penduduk yang cukup besar, berjumlah:
88.163.500.
dimana kaum wanita yang
dari total seluruh penduduk
Indonesia, lebih banyak dibanding kaum pria yang hanya berjumlah 87.425.300. 4 ) Peluang yang besar diberikan oleh kebijaksanaan operasional pembangunan (dalam GBHN)
tersebut bersa-
maan dengan potensi alam Indonesia yang kaya serta dukungan nilai kultural dan keagamaan,
memberi pula
peluang besar tampilnya wanita-wanita karir, wanita yang memiliki
yaitu
profesi dan kompetensi yang
tinggi dalam menekuni bidang pekerjaannya. Mereka mampu menunjukkan kreativitas dalam bentuk produk pikiran dan gagasan-gagasan baik dalam bentuk ideal maupun praktis operasional.
3 >rbid., hlm . 121. 4 >Badan Pusat Statistik (BPS) 1988.
6
Kutipan dalam GBHN tersebut menunjukkan bahwa meskipun kaum wanita diberi peluang berkarir, mereka juga memikul tanggung jawab melaksanakan tugas interen keluarga, yakni mengasuh dan mendidik anak dan segala tugas yang berkenaan dengan kesejahteraan,
kemajuan
dan kebahagiaan keluarga. Begitu besarnya peranan wanita sebagai penentu masa depan anak-anak yang dengan sendirinya juga penentu masa depan bangsa, sehingga Hafiz Beik Ibrahim salah seorang pujangga muslim
dalam salah satu syairnya
Al-Ummu madrasatun iza a'dadta ha A'dadta sya'ban
~ayyib
menyatakan #
al-a'raqi
(Ibu adalah sebuah taman pendidikan,
jika kamu
persiapkan seorang ibu yang baik, berarti mempersiapkan suatu bangsa yang baik di masa depan) . 5 > Bahkan ada sebuah hadist Rasulullah mengatakan: Inna al-jannata 'inda rijlaiha ., (Sesungguhnya surga itu terletak diantara kaki Ibu) . Dengan demikian berarti ibu sebagai sentra kebahagiaan dan kesejahteraan abadi. 6 ) Kutipan tersebut menggambarkan bagaimana kaum ibu
II
(wanita)
sebagai tulang punggung eksistensi suatu
S)Ahmad Iskandari dkk. 1916) hlm. 402-403.
Al-Wasit
1
Mesir
1
Dar al-Ma'arif
1
Cet.
G)Al-Hakim Al-Mustadrak Jilid II (Riyad: Nasyr al-Hadisah/ hlm. 104. Selengkapnya lihat halaman 196 pada Disertasi ini. 1
t.t.)
1
1
I
1
1
- --
- -
- - - - - - - - --
- - - - - -------..
7
bangsa. Seorang ibu diibaratkan sebagai sebuah "taman pendidikan",
yakni sebagai wadah tempat menempa dan
membentuk watak anak-anak bangsa sehingga menjadi bangsa yang berkualitas di masa depan. Dengan demikian tugas karir bagi kaum ibu memberikan masalah tersendiri. Pekerjaan ibu di luar rumah dapat menunjang tugas dalam kaitannya dengan pendidikan dan kesejahteraan anak dan keluarga, tetapi tidak menutup kemungkinan dapat pula menghambat. Hal tersebut tergantung pada kemampuan,
ketrampilan dan
kesungguhan kaum ibu dalam mengatur waktu,
tenaga,
fasilitas dan perhatian untuk menyukseskan tugas dalam keluarga selaras dengan tugas karir. juga
dukungan
seluruh
anggota
Di samping itu
keluarga
turut
menentukan keberhasilan kaum ibu. Dengan demikian, wanita pekerja,
wanita karir bukan sekedar
melainkan wanita yang berusaha
mencurahkan tenaga dan pikiran dalam skala lebih besar dibanding wanita pekerja lainnya.
Namun hal
bukannya tidak menimbulkan masalah lain, menyangkut
tentang pendidikan anak.
Disini,
itu, yang
wanita
karir memang dihadapkan pada tugas ganda yang sama pentingnya,
yaitu tugas pendidikan anak dalam rumah
tangga dan karir di luar rumah tangga. Pemberian peluang bagi wanita karir untuk berperan dalam pembangunan secara luas tidak berarti
8
harus mengabaikan tugas rumah tangga. Dalam GBHN juga dijelaskan bahwa : Peran wanita dalam pembangunan berkembang selaras dan serasi dengan perkembangan tanggung jawab dan peranannya dalam mewujudkan dan mengembangkan keluarga sehat, sejahtera dan bahagia, termasuk pengembangan generasi muda terutama anak dan remaja dalam rangka pembangunan manusia seutuhnya. Khususnya bagi anak dan remaja sebagai tunas bangsa perlu lebih ditingkatkan pengembangan berbagai aspek kehidupannya seperti gizi, kesehatan, pendidikan termasuk pendidikan agama serta perlindungan hak-haknya, demi kelangsungan hidup, pertumbuhan jasmani, perkembangan rohani, kecerdasan dan kepribadi~p serta keserasian dalam hidup bermasyarakat. Tulisan ini sangat diharapkan dapat: 1. Mendukung program pemerintah RI karena mayoritas penduduk bangsa Indonesia adalah muslim dan jumlah muslimah lebih besar yang harus berpartisipasi aktif dalam bidang pembangunan. 2. Menghilangkan pandangan stereotipe yang ada ''swargo nunut neroko katut". 3. Adanya ketidakadilan, marginalisasi,
sub-ordinasi
dan kekerasan yang masih diberlakukan. 4.
Derasnya arus Feminisme yang bertentangan dengan al-Qur'an dan al-Hadis
5. Perkembangan citra wanita Indonesia tidak kondusif terbentuk citra wanita islami.
7) UUD, P-4, GBHN, op.cit., hlm. 80.
9
Adapun judul:
"peranan wanita" karena peranan
lebih aktif daripada status. Berperan/berusaha semaksimal mungkin selama peran itu masih diakui. Peranan wanita adalah penting bagi terciptanya ./
generasi penerus perjuangan bangsa dan negara yang berbasis dalam rumah tangga, yaitu ibulah yang menjadi tumpuan harapan bangsa dan negara.
Suatu peran yang
tidak kecil artinya dalam mengemban tanggung jawab terhadap kesejahteraan rumah tangga dengan berbagai tugas yang dihadapi sebagai negara sedang ditingkatkan di politik,
ekonomi,
dalam masyarakat
berkembang, pembangunan harus
segala bidang kehidupan sosial, budaya,
pendidikan dan lain-lain,
termasuk pendidikan wanita. mencapai
Indonesia,
Wanita yang telah mampu
keberhasilan studi,
seringkali
setelah
berumah tangga hanya kembali ke tugas interen rumah tangg~.
Sebenarnya,
wanita
juga menyadari
adanya
panggilan agar terlibat dalam pembangunan masyarakat, namun terkadang khawatir mengalami
kegagalan dan
hambatan dalam pendidikan anak-anaknya yang menyebabkan ketidakharmonisan dalam rumah tangga. Atas dasar itulah penulis
ingin mengetahui
lebih dalam, baik secara teoritis maupun secara praktis hal-hal sebagai berikut: 1. Dewasa ini,
lapangan kerja demikian terbuka untuk
wanita di berbagai b~dang.
Dalam hal ini wanita
10
masih tetap dapat berperan aktif dalam masyarakat, disamping bertanggung jawab terhadap kesejahteraan ~eluarga .
2.
Adanya dua fenomena yang menimbulkan kontradiksi antara tugas intern dan eksteren dalam rumah tangga sehingga dengan demikian penulis ingin mengkaji sejauh mana dampak karir wanita terhadap pendidikan anak.
3.
Pendidikan merupakan kebutuhan vital bagi anak dalam proses perkembangan kepribadiannya.
Dalam
pendidikan anak tersebut peran orang tua dalam rumah tangga khususnya ibu sangat penting untuk menanamkan nilai-nilai pendidikan dasar untuk dikembangkan lebih lanjut. 4.
Mengingat masih langkanya penelitian-penelitian yang dilakukan oleh para sarjana di Indonesia mengenai dampak wanita karir terhadap pendidikan anak dalam keluarga pada umumnya, maka tulisan ini bermaksud untuk melakukan penelitian untuk mengetahui apakah karir wanita
(ibu)
mempunyai dampak
positif atau negatif terhadap
pendidikan anak
dalam rumah tangga. B. Telaah Pustaka
Banyak buku yang membahas tentang wanita dan peranannya, berbahasa
baik yang berbahasa Arab maupun yang Indonesia.
Akan
tetapi
sejauh I
ini
11
sepengetahuan penulis dalam telaah buku yang ditulis oleh Muhammad bin Umar Nawawi berjudul:
'Uqud al-
Lujain, membahas yang berkisar seperti contoh berikut: Hak suami atas istri dan sebaliknya, yang menyebutkan demikian:
"Hak suami atas
istri,
bagaikan ayah
terhadap anak . Ketaatan anak terhadap ayah dan mencari ri~anya
itu wajib,
tetapi tidak seharusnya suami
mentaati atau mencari rida istri".a} Menurut analisis penulis, dalam pergaulan secara umum Nabi Saw.
telah memberikan tuntunan bahwa
memberikan senyum adalah sedekah ,
apalagi dalam
pergaulan suami istri, saling memberikan senyum atau mencari ri?anya berarti lebih dari sedekah. Kalau Ibnu Umar Nawawi telah menerangkan dalam bahwa suami tidak perlu mencari
ri~a
'Uqud al-Lujain istri,
berarti
suam1 selalu diktator, bengis dan kejam. Apakah benar demikian tuntunan Rasulullah? Tidak demikian. Pada fasal lain memberikan contoh hadis yang diawali dengan lau
(seandainya)
tanpa diterangkan
bahwa hadis tersebut adalah hanya untuk pengandaian atau untuk menghayal yang maksudnya demikian:
"Bahwa
Hak suami atas istri: Andaikan suami sedang sakit, mengalir darah dan nanah pada kedua lubang hidungnya, istrinya menjilatinya dengan lidahnya hal itu masih
S)Ibnu Umar Nawawi, t. t. ) , hlm. 12 .
'Uqud al-Lujain,
(Semarang: Thoha Putra,
12
belum dapat memenuhi tugas sebagai istri .... Lanjutan
contoh
dalam
menyebutkan
hadis
II
9)
yang
menggunakan lafaz lau dibahas dalam lampiran disertasi ini halaman 50 (romawi L) . Buku lain yang berjudul ad-Din wa al-Mar'ah dengan editor Abbas Kararah,
buku tersebut ditulis
oleh beberapa penulis dalam tiap-tiap fasal. fasal
Fasal-
tersebut ada yang saling tidak mendukung/
bertentangan.
Satu fasal berjudul:
Mas'uliyyah al-
Mar'ah al-Muslimah 'an 'ijadi jil min al-mukhlisin (tanggung
jawab wanita muslim dalam menciptakan
generasi yang setia)
yang ditulis oleh Sayyidah
Muhammad Munir yang intinya mengatakan
bahwa
11
wanita
itu sebagai taman pendidikan bangsa". Sedangkan pada pasal lain ditulis oleh Muhammad Rasyid Rida yang mengatakan intinya demikian; rumah
dan
boleh
belajar
kerumahtanggaan saj a 11 • 10 )
11
Wanita harus tinggal di sekedar
hanya
ilmu
Tidakkah tulisan tersebut
membingungkan? Tidakkah tulisan tersebut bertentangan dengan Hadis Rasulullah dan Firman Allah yang menyerukan
11
Hendaknya kaum Muslimin berkompetisi dalam
mencari ilmu pengetahuan dan kebajikan". 11 ) 9 lrbid.
1
hlm. 11.
10 )Abbas Kararah, (Ed) Ad-Din wa al-Mar'ah 1 1 Ma'arif1 t.t.) 1 hlm. 86 dan 217. 11)
Q.S. an-Nlsa': 134 1 Q.S. an-Nahl: 93. 0
-
(Mesir: Dar al-
13
Tentunya tidak hanya sekedar mengedit buku maupun makalah,
tetapi hendaknya diteliti
secara
seksama tentang kesatuan tujuan dan misinya. Oleh karena itu kajian ini dapat dikatakan sebagai kajian pertama kali yang ingin mengungkapkan kepincangankepincangan yang tersembunyi.
C. Identifikasi dan Batasan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di
atas,
maka pokok masalah yang akan dikaji dalam tulisan ini adalah di sekitar peranan wanita dalam Islam dan difokuskan paa masalah wanita karir dan kewajiban kaum ibu (wanita) dalam pendidikan anaknya. Di alam modern dewasa ini studi tentang wanita karir dan pendidikan anak telah banyak melahirkan teori-teori khususnya tentang hakikat dan peranan wanita dalam kaitannya dengan pembagian kerja menurut jenis kelamin.
Teori-teori modern tersebut banyak
yang tidak sejalan dengan ajaran Islam, perlu
dikaji
lebih
dahulu
sebagai
karena itu antisipasi
kemungkinan memberikan dampak negatif dalam masyarakat Islam dan seterusnya akan dilihat dari segi ajaran Islam, mana yang sesuai dengan Islam mana yang tidak. Disamping itu juga akan dilihat bagaimana peranan wanita di tanah air dengan mengemukakan pandangan sarjana
Indonesia tentang peranan wanita.
Kajian
14
tentang hal tersebut di atas kami dahulukan sebagai bahan perbandingan dengan konsep ajaran Islam, selanjutnya dikemukakan pandangan Islam dan sebagai perbandingan juga dikemukakan posisi wanita sebelum Islam. Bagaimana
konsep Islam
tentang wanita karir
dan posisinya ditengah-tengah pandangan adat jahiliyah daQ teori-teori modern kontemporer ? Uraian tentang pokok masalah tersebut, meliputi pembahasan mengenai: 1. Kajian tentang hakekat dan peranan wanita dalam masyarakat sebelum datangnya Islam. 2.
Pengungkapan berbagai teori-teori modern kontemporer yang menyangkut tentang : a. Hakekat wanita yang dikemukakan. b . Peranan dan tugas ganda wanita
3.
Pengungkapan pandangan Islam tentang hakekat dan peranan ganda wanita sebagai ibu,
pendidik dan
sebagai wanita karir. Dalam kaitan itu, penelusuran konsep mengacu pada hal-hal berikut : a. Ayat al-Qur'an dan al-~adis tentang hakekat dan peranan wanita beserta interpretasinya. b. Fakta-fakta sejarah tentang peranan wanita di masa Rasulullah, masa kemudian dan masa kini, khususnya di Indonesia.
15
c. Kecenderungan pandangan ulama/intelektual muslim tentang peran ganda wanita. d. Gagasan tentang pentingnya peranan wanita
(ibu)
dalam proses pendidikan anak-anaknya serta pengaruh karir terhadap pendidikan anak.
D. Rumusan Masalah
Berpijak pada identifikasi dan batasan masalah tersebut diatas,
maka dapat diambil suatu rumusan
masalah sebagai berikut: 1. Apakah Islam memperbolehkan wanita berkarir? 2.
Kalau
wanita
(Ibu
rumah
tangga)
berkarir,
memungkinkan timbul persoalan: a.
apa tidak menggangu kestabilan rumah tangga, pendidikan anak dan lain-lain.
b. Kalau memang mengganggu rumah tangga, pendidikan anak dan lain-lain, bagaimana cara mengatasinya? 3. Apa situasi dan kondisi di Indonesia bisa mendukung wanita berkarir? 4. Apa sebenarnya kriteria wanita karir itu?
5.
Apa saja faktor yang mendukung wanita bisa berkarir?
6. Bagaimana pendapat wanita karir
(di Yogyakarta)
tentang keberhasilan pendidikan anak-anak mereka? 7.
Setelah wanita diperbolehkan berkarir apakah ada
;
16
kriteria baju/busana khusus sesuai dengan perintah al-Qur'an dan al-Hadits.
E. Maksud dan Tujuan Penelitian
Penelitian 1n1 bertujuan: 1.
Mengajukan sebuah konsep mengenai peranan wanita menurut Islam,
agar dapat menjadi pegangan bagi
kaum wanita dalam berkarir dan dalam melaksanakan
'--------
kewajibannya sebagai ibu rumah tangga, pendidik dan
--
pengasuh anak. 2. Untuk menangkal pandangan-pandangan Barat tentang hakikat dan peranan wanita, agar wanita muslimah tidak terseret oleh pengaruh tersebut di tengah semakin derasnya arus globalisasi dewasa ini. 3. Sebagai salah satu kewajiban ilmiah penulis untuk turut menggalakkan diskusi ilmiah tentang peranan wanita dalam suasana bangsa
Indonesia
sedang
menggalakkan pembangunan di segala bidang termasuk pembangunan
sumber daya manusia
kaum wanita
Indonesia. 4. Untuk menangkal pandangan kelompok tertentu "bahwa peran ganda itu hanya diberlakukan bagi kaum wanita saja".
17
F. Kerangka Teori
Kerangka teori lnl berangkat dari suatu postulat,
bahwa wanita dalam statusnya sebagai ibu rum2 h
er
tangga mempunyai peranan dan kedudukan yang penting
~
dalam pendidikan anak dan keharmonisan rumah tangga. Untuk melaksanakan peran itu ada yang berpandangan bahwa seyogyanya wanita itu aktif dalam kegiatan rumah tangga, sehingga segala tugas kerumah tanggaan dapat terselesaikan, rumah.
Ada
d ~mping
tanpa terlibat dalam kegiatan di luar
pul ~}k:e& pendapat
bahwa tugas wanita
melaksanakan aktivitas di dalam rumah masih
'/
juga diperbolehkan terlibat dengan pekerjaan di luar rumah yang tidak memberatkan dan dapat diterima secara sukarela oleh wanita itu sendiri. Tanpa memihak pada salah satu pendapat, berikut ini dikemukakan beberapa pandangan mengenai
Sifat
dasar wanita, kebutuhan dasar manusia, kecenderungan kerja d"luar rumah, kerja menurut
kontroversi tentang pembagian
jenis kelamin dan kaitannya dengan
pendidikan anak. Tentang sifat dasar wanita dikelompokkan dalam pandangan yang pesimis dan pandangan yang optimis. Pandangan pesimis, misalnya dikemukakan oleh Immanuel Kant bahwa : "Saya sulit percaya bahwa
wanita mempu-
nyai kesanggupan untuk mengerti prinsip". Lord Chesterfield menyatakan bahwa "Wanita hanyalah merupakan
18
anak-anak yang lebih besar". 12 > Pandangan optimis dikemukakan oleh Rosemary Higgins Cass yang mengatakan, bahwa wanita memiliki kemampuan intelektual untuk digunakan secara luas.
Wanita juga mendengar suara
panggilan masyarakat untuk berperan dalam berbagai tugas. 13 ) Hasil test IQ yang dilakukan oleh Stanford Binet menghasilkan kesimpulan bahwa perbedaan jenis kelamin tidak membawa perbedaan kecakapan dan kemampuan yang signi f ikan. 14 ) antara pria dan wanita,
Perbedaan yang signi f ikan Anastasi mengatakan,
bahwa
kaum pria sebagai suatu kelompok lebih menonjol pada ketrampilan, ketangkasan tangan, kecepatan perseptual, ketelitian dan kefasihan lidah. 15 )
Perbedaan tersebut
tidak menunjukkan keunggulan pria dari pada wanita dalam segala hal.
Kenyataan bahwa dalam masyarakat
dewasa ini pria lebih banyak berperan dari pada wanita dalam berbagai bidang kehidupan,
menurut
asumsi
penulis, bukan disebabkan karena rendahnya kemampuan wanita dalam segala hal. 12 )
Kaum feminisme memandang
. . Arl. f Bu d.lman, Pemb ag~an KerJa Secara Se k sua 1 , PT. Gramedia, Cet. III, 1985), hlm. 3.
(Jakarta
. "T h e Career Wl. f e", d a l am Woman ~n : Fordham University Press, 1968),
13) Rosemary Hlgglns . . Cass,
the Modern Life, hlm.130.
(New York
14 )Anna Anastasi, "Psychological Differences Between Man and Woman", dalam Woman in the Modern Life, (New York Fordham University Press, 1968), hlm. 43. 15 ) Ibid.
19
bahwa lingkunganlah yang membuat wanita menjadi lemah. 16 ) Pandangan ini berarti bahwa bila lingkungan (sosial,
budaya,
adat istiadat)
mengalami perubahan
dan perubahan itu cukup mendukung aktualisasi potensi wanita, maka kemampuan wanita dapat muncul mengambil peran dalam berbagai peran kehidupan.
Pandangan ini
lebih bermakna bila dikaitkan dengan soal kebutuhan psikologis manusia yang mendasar. mengutip pendapat T.
Menurut R.H.
Cass
Parsons, bahwa sekarang ini yang
dapat diterima sebagai kebutuhan manusia yang sentral dicakup dengan istilah pengakuan nilai
11
status 11
intrinsik
termasuk didalamnya
(hakiki)
seseorang dan
hubungannya yang bermakna terhadap orang lain dan benda yang ada di sekitarnya. 17 )
~
Uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa
pandangan klasik
tentang kemampuan wanita
secara
natural lebih rendah dari pria dan tidak dapat dipertahankan lagi, dengan melihat kenyataan sekarang ini dengan banyaknya wanita yang berperan dalam berbagai bidang, bersama pria
d~n
diterima, diakui serta dira-
sakan maknanya oleh masyarakat. wanita dapat
Aktualisasi potensi
terwujud bila didukung oleh suasana
lingkungannya.
16 >
Ar1' f Bu d'1man,
17} Cass, op.
.
' op.c~t.,
c~t.,
hl m.
hl m.
124.
15-23.
20
Suasana lingkungan yang mendukung potensi wanita berperan dalam berbagai bidang,
bisa dilihat
secara historis dengan latar belakang perkembangan sains dan teknologi yang menyebabkan keterlibatan wanita secara aktif di berbagai kegiatan industri. Keterlibatan wanita tersebut mungkin lebih ekstrim dalam soal ekonomi,
.Lmun
perkembangan selanjutnya
dengan kemajuan sains dan teknologi itu mendorong kegiatan-kegiatan sosial,
budaya,
politik dan
sebagainya. Dapat diambil contoh tentang perkembangan tenaga kerja wanita di sektor industri di Amerika Serikat menunjukkan : Tahun 1850 terdapat 24 % tenaga kerja wanita,
tahun 1905 menurun menjadi 19 % dan
tahun 1970 menjadi 37 % dari tenaga kerja keseluruhan (pria dan wanita) . 1 8) Meskipun terdapat gejala meningkatnya peranan wanita di luar rumah tangga (sektor sosial, budaya dan ekonomi)
tetapi pandangan yang kontroversial
ten tang
wanita dari segi pembagianl tetap muncul. (
Berdasarkan hasil studi banding tentang wanita karir dalam kaitannya dengan pembangunan dan pendidikan anak,
penulis menemukan setidaknya tiga pendapat
yang berbeda :
lS)F. Ivan Nye, "Social ' Cultural Context", dalam Working Mothers (London : Jossey-Bass Publishers, 1975), hlm. 3.
21
Pertama, sebagian ahli berpendapat bahwa wanita adalah lebih lemah dari pada kaum pria,
oleh karena
tugas yang sesuai dengannya hanya di rumah saja. 19 ) Bahkan sebagian ahli mengatakan, wanita adalah anakanak yang lebih besar. 20 > Kedua,
sebagian ahli berpendapat bahwa wanita
harus dihormati -- walaupun tidak dianggap lebih lemah dari kaum pria -- dengan jalan diberi nafkah yang cukup agar supaya digunakan untuk kesenangan dan untuk menjaga kecantikannya dan hidup tenteram. Oleh karenanya, wanita tidak harus diberi beban berat dan sulit dalam hidupnya sehingga bekerja di luar rumah. 21 ) Ketiga,
sebagian ahli berpendapat bahwa wanita
yang meskipun akhirnya menjadi ibu rumah tangga -harus diberikan haknya sama dengan kaum pria, yang antara lain berpendidikan dan berkarir dan hak itu
--- dalam tidak boleh dipersulit. Sebab pada prinsipnya di keluargalah terletak sendi bangsa dan negara yang
19 lArif Budiman, op. cit~ hlm. 6 20 libid., hlm. 7.
21 lAl-Bahi,
Langkah Wanita Islam Masa Kini, terjemahan oleh Fathurrahman (Jakarta : Gema Insani Press, cet. II, 1988), hlm. 40. Lihat pula Morteza Mutahhari, Wanita dan Hak-haknya Dalam Islam (Bandung : Pustaka, Cet. I, 1985), hlm. 188-190. Lihat pula 'Abbas Mahmud al-'Aqqad, Al-Falsafah al~Qur'aniyyah (Kairo : Dar al-Islam, t . t.), hlm. 65.
I
?
22
didukung oleh suami isteri (pria dan wanita) 22} Ketiga pendapat tersebut di atas pada prinsipnya mengandung dua corak dari segi pembagian kerja, yaitu pendapat pertama dan kedua tidak membolehkan wanita bekerja di
luar rumah.
Sedangkan pendapat
ketiga memberikan hak yang sama antara pria dan wanita di luar rumah. Corak pertama identik dengan pendapat fungsionalisme,
sedangkan yang kedua identik dengan
pandangan feminisme. Kaum fungsionalis mempertahankan adanya pembagian kerj a secara seksual
(menurut j enis kelamin) .
Mereka menyarankan agar tuntutan antara (dalam rumah tangga)
keluarga
dan kerja (di luar rumah)
adalah
dua bidang yang sama pentingnya. Maka sebaiknya memisahkan antara tugas pria yang bersifat "Instrumen" di luar rumah tangga dan tugas wanita yang bersifat "ekspresif" di dalam keluarga. 23 } Talcott Parsons seorang tokoh fungsionalisme mengatakan : Pengaturan yang jelas bahwa wanita harus bekerja di dalam rumah tangga maka ditiadakan ke22 )syed Ameer Ali, Api Islam, terjemahan HB Yassin (Jakarta: Bulan Bintang, cet. II), hlm. 383-384. Lihat pula Muhammad Iqbal, Membangun Kembali Pikiran Agama Dalam Islam, terjemahan Ali Audah (Jakarta : Tinta mas, cet. I, 1966), hlm. 174. Lihat pula Muhammad 'Atiyah al-Abrasyi, At-Tarbiyyah, al-Islamiyyah wa Falasifatuha (Mesir : fsa al-Babi al-Halabi wa Syirkatuha, cet. II, 1969), hlm. 137-138. 23 )Janet Zollinger Giele, Women and the Future (New York The Free Press, 1978), hlm. 5.
23
mungkinan terjadinya persaingan antara suami dan istri. Istri boleh bekerja di luar rumah tetapi hendaknya itu bukan merupakan karirnya di luar rumah. Kalau tidak, persaingan antara suami istri akan terjadi dan ini akan merusak keserasian kehidupan perkawinan. Pembagian kerja secara seksual memperjelas fungsi suami istri dalam keluarga inti, d~~ ini memberikan rasa ketenangan bagi keduanya Kaum
feminisme menuntut adanya persamaan hak
antara pria dan wanita. Bahwa wanita harus diberikan kesempatan yang luas untuk berperan di luar rumah seperti halnya kaum pria.
Berkenaan dengan perkem-
bangan modernisasi masyarakat maka diskriminasi yang didasarkan atas je-nis kelamin harus dibuang,
demikian
pula kepercayaan akan sifat dasar wanita lemah tidak dapat
dipertahankan lagi.
Karena
itu,
penempatan
fungsi atau tugas dan upah seseorang harus didasarkan pada prestasi yang dicapai terlepas dari apakah dia pria atau wanita. 2 5) Kedua pendapat yang kontroversial
tersebut
meskipun mempunyai keunggulan masing-masing,
n" ' n
juga tidak
Betty
[/V
lepas dari
kelemahan-kelemahan.
Friedan mengkritik kelemahan pendapat fungsionalisme yang menyatakan,
bahwa fungsionalisme mengutamakan
efek stabilitas dalam keluarga tetapi tidak membawa efek
keluarga
24) Arl' f
sebagai
sumber
perubahan
dan
Bu d'1man, op. cit..!....L. hlm. 16.
25 >Janet Zollinger Giel-e, "Crossover Roles and the Life Cycle", dalam Women's Lives (University of Michigan, 1980), hlm. 5.
dinamika. 26 }
Demikian pula pendapat kaum feminis
tidak
dari
luput
kelemahan-kelemahan,
sebab
(
bagaimanapun juga, hak~ at jenis kelamin tidak pernah berubah dan perbedaan-perbe?aan jenis kelamin juga mempunyai manfaat dari segi sosial. Pertentangan kedua pendapat
tersebut
karena
disatu sisi masyarakat perlu maju (progress),
membu-
tuhkan dan memerlukan kebebasan (liberation),
d ~ isi
la i n diperlukan kelestarian dalam kehidupan rumah tangga dengan mempertahankan cara tradisional dalam pembagian kerja . Di tengah perbedaan kedua pendapat tersebut, penulis menampilkan pandangan Islam.
J
Islam tidak
membuat kaum wanita hanya terkungkung dalam rumah tangga mengurus masalah inter n keluarga,
tetapi juga
memberikan peluang mengabdi di tengah masyarakat, tetapi dengan tanpa ibu rumah
ta~gg~ .
mengab ~an~ a~~ koknya
Sebagaimana surat an-Nisa'
sebagai ayat 34
menjelaskan peranan dan kedudukan wanita dalam rumah tangga:
Artinya: Kaum laki-laki adalah pemimpin bagi kaum wanita, 26 l Giele, wome n's, hlm. 5
I
oleh karena Allah telah melebihkan sebahagian mereka ( laki -laki) at as sebahagian yang lain (wanita) dan karena mereka (laki-laki) telah menafkahkan sebahagiaan harta mereka ..... Ayat tersebut menjelaskan bahwa kedudukan wanita (istri)
dalam rumah tangga adalah di bawah pimpinan
dan binaan pria
(suami) . Suami dalam hal ini diberi
keutamaan sebagai pemimpin rumah tangga atas isteri dan anak-anaknya. Ayat tersebut juga menunjukkan bahwa suami sebagai pencari nafkah sebagaimana diisyaratkan dalam kalimat
(wa bima anfaqu min amwalihim)
dan
karena mereka telah menafkahkan harta mereka) . Isth ri diberikan tugas khusus untuk mengasuh dan merawat anak sebagaimana diisyaratkan dalam surah al-Baqarah 233
Artinya: Para ibu hendaklah menyusukan anak-anaknya sela.ma dua tahun penuh, yaitu bagi yang ingin menyempurnakan penyusuan. Dan kewajiban ayah memberi makan dan pakaian kepada para ibu dengan cara yang ma'ruf. Sesungguhnya tidak dibebani melainkan menurut kadar kesanggupannya. Janganlah seorang ibu menderita kesengsaraan karena anaknya dan seorang ayah karena anaknya dan warispun berkewajiba n demikian .... Ayat
tersebut menjelaskan salah satu tugas utama
isteri yakni menyusukan pnak. Akan tet/ api,
ibu tidak
hanya bertugas menyusukan anak melainkan juga termasuk
26
merawat dan mengasuhnya.
Dalam ayat tersebut juga
semakin jelas tugas ayah sebagai pencari nafkah memberi makan dan pakaian kepada isterinya. Ayat-ayat tersebut di atas menggambarkan adanya pembagian tugas pokok suami dan isteri,
yakni tugas
pokok suami mencari nafkah dan tugas pokok isteri adalah mengasuh dan merawat anak.
Kedua pembagian
tugas tersebut dalam pandangan Islam sama-sama mulia karena saling melengkapi satu sama lain untuk tegaknya sebuah rumah tangga. Akan tetapi ajaran Islam bukanlah ajaran yang kaku.
Islam
dapat
menyesuaikan
diri
dengan
perkembangan zaman sepanjang maksud dan tujuan syariat dapat tercapai. Beberapa ayat disebutkan dalam disertasi lnl pada halaman 173-174 yang menjelaskan tentang peluang wanita berprestasi di luar rumah tangga,
misalnya:
Islam mendorong kaum pria dan wanita untuk sama-sama beramal kebajikan
134,
an-Nahl 93),
pria dan wanita sama-sama mendapatkan
pahala atas
amal
(Q.S.
an-Nisa
1
(pekerjaan) yang mereka kerjakan (Ali Imran 195,
al-Ahzab 35). Al-Qur 1 an menegaskan bahwa orang mukmin pria dan wanita harus bekerja sama dalam melaksanakan amar ma 1 ruf dan nahi mungkar (at-Taubah 71). Ayat ini juga dapat berarti bahwa kaum wanita yang beriman dapat menjadi wali atau pengatur kaum pria yang
27
mukmin, demikian sebaliknya. 27 >
Jadi, dalam aktivitas
sosial wanita bisa menjadi pemimpin atas pria bila kondisi
memungkinkan.
Dengan
demikian,
Islam
memberikan peluang bagi kaum wanita untuk berperan aktif di luar rumah tangga,
dalam bidang sosial,
ekonomi, politik, ilmu pengetahuan dan lain-lain. Ada kondisi dimana kaum ibu dapat melaksanakan peran ganda, bila: 1. Anak-anak mereka sudah mulai mandiri, sudah dapat mengusahakan keperluan dirinya dalam rumah tangga. Hal tersebut ditunjang oleh adanya program Keluarga Berencana yang dilancarkan oleh pemerintah dewasa ini. 2.
Dalam kondisi tertentu dimana suami mengalami k esulitan
dalam pemenuhan
kebutuhan
ekonomi
k eluarga, dan sumber daya istri memungkinkan maka isteri dapat berperan membantu suami untuk memenuhi kebutuhan
ekonomi
rumah
tangga,
dengan
tidak
mengabaikan tugas pokok sebagai ibu rumah tangga, pengasuh dan pendidik anak. Secara umum, kaum wanita dapat berperan aktif pada selain tugas interen keluarga,
dimungkinkan oleh
kondisi dan pertimbangan sebagai berikut: 1.
Kenyataan sejarah membuktikan bahwa banyak kaum
27 >Hamka, Kedudukan Perempuan Dalam Islam (Jakarta Panjimas, cet. I, 1973), hlm . 11-17.
Pus taka
28
wanita yang berperan aktif di ekonomi
dan politik pada masa
mengabaikan tangga.
bidang sosial,
tugas
pokoknya
lampau
sebagai
ibu
tanpa rumah
Contoh yang paling jelas dalam hal ini
adalah isteri Nabi, Sitti Khadijah adalah seorang pedagang yang sukses. 2. Tradisi bangsa Indonesia sendiri sejak berabad-abad kaum wanitanya ikut berperan dalam bidang ekonomi, sosial dan bidang-bidang lainnya bersama kaum pria. 3. Perkembangan industrialisasi dan pembangunan dimana terdapat bidang-bidang pekerjaan yang sesuai dengan harkat dan kodrat wanita sehingga memerlukan tenaga wanita. 4. Pemerintah sendiri sebagaimana tercantum dalam GBHN berupaya meningkatkan peran wanita,
tidak hanya di
dalam rumah tangga tetapi juga dalam bidang sosial, ekonomi, kebudayaan dan sebagainya. Kenyataan adanya peran wanita dalam berbagai sektor kehidupan sehingga Allah SWT menyatakan bahwa antara pria dan wanita diwajibkan saling tolong menolong dalam melaksanakan amar ma'ruf nahi mungkar, sebagaimana dijelaskan dalam surah at-Taubah 71 yang telah tersebut di atas. Masalah yang timbul adalah bila kaum wanita terjun di dunia karir apakah tidak menyeret
ke
pandangan feminismei Ajaran Islam dengan tegas menolak
29
pandan~ n
feminisme karena feminisme
menghilangk~n
batas-n atas tugas pria dan wanita. Ada teori lain yang agaknya mendekati ajaran Islam, walaupun Islam tidak menerlma sepenuhnya, yakni teori
Crossover.
Zollinger Giele,
Teori
ini dicetuskan oleh Janet
Menurut Giele crossover merupakan
mekanisme dalam siklus kehidupan atau pada suatu waktu tertentu menjembatani batas-batas
spesialiasi
fungsional. 28 ) Teori tersebut
tetap memberikan spesialisasi
yang tegas dalam fungsi suami dan istri. tetapi suami dalam keadaan tertentu bisa mengambil alih tugas istri dalam urusan rumah tangga, misalnya mengasuh anak dan sebagainya,
sebaliknya dalam keadaan tertentu istri
pun bisa mengambil alih tugas di luar rumah tangga, mencari nafkah dan tugas-tugas secara tradisional menjadi tugas suami. Akan tetapi kelemahan teori ini adalah karena crossover tidak membedakan jenis dan sifat pekerjaan yang sesuai dengan kaum wanita. Dalam pandangan Islam, Islam tetap menjaga harkat dan martabat wanita dengan pekerjaan yang sesuai dengan kodratnya, pekerjaan yang bisa menimbulkan fitnah,
bukan
bukan peker-
jaan yang memerlukan tenaga fisik yang besar
28 )Ibid., hlm. 8.
dan
30
bukan
pekerjaan yang menyebabkan kaum wanita tidak
lagi dapat menutup aurat sebagaimana yang ditetapkan oleh syari'at Islam. Masalahnya sekarang adalah apakah wanita yang bekerja di
luar rumah tangga tidak mengganggu
kestabilan jiwanya?
Sebuah laporan dari
Iglehart
(1976) menemukan bahwa istri yang bekerja full time di
luar rumah memungkinkan lebih memberikan kehidupan yang "bahagia" daripada isteri yang hanya mengurus rumah tangga. 29 ) Sebab kerja bisa memperkuat pikiran dan perasaan wanita mengenai dirinya. 30 )
F. Ivan Nye
memandang kerja bagi wanita bukan sekedar dorongan ekonomi tetapi juga bermanfaat bagi segi mora1. 31 l Mark dan Sieber mengemukakan pendapatnya yang dikutip oleh Rosalind Barnett dan Grace Baruch bahwa kerja bermanfaat bagi wanita karena bisa mempertinggi pengetahuan diri,
mendidik dan mengatur pekerjaan secara
umum serta kerja dapat memberikan efek kematangan emosional -- yang mendukung tugas di dalam dan di luar
29 >Hazel Markus, "Work, Woman and Well-being: A Life Course Perspective", dalam Woman's lives (University of Michigan, 1980), hlm. 273. 30 )Ibid.
31 >rvan Nye, op. cit., hlm. 2.
31
rumah. 32 ) Marcia Plunkett mengemukakan temuan penelitiannya tentang istri yang bekerja sebagai berikut 1. Bekerja di luar rumah memberikan rasa otonomi, kemandirian dan kompetensi yang berbeda dari apa yang di alami di rumah. Dengan bekerja wanita memiliki perasaan yang jelas mengenai penyelesaian yang tepat tentang sesuatu pekerjaan, yaitu mengetahui kapan pekerjaan itu diselesaikan dan bagaimana cara menyelesaikan dengan baik. Kesempatan untuk melaksanakan kontrol dan penugasan lingkungan di tempat kerja, membuat wanita lebih merasa efisien dan teratur secara umum. Dilaporkan bahwa wanita lebih banyak menyelesaikan pekerjaan rumah sementara mereka bekerja dari pada wanita yang tidak bekerja. Kerja yang demikian itu disebut pencapaian ego-mastery. 2. Dengan bekerja dapat memperoleh kesempatan berinteraksi dengan orang dewasa lain, dapat mengimbangi keterisolasian wanita, dimana hal tersebut dikeluhkan oleh kaum ibu serta perasaan yang hanya hidup dalam lingkungan anak-anak. Bekerja bersama orang dewasa lain, baik dalam kedudukan sebagai atasan maupun pada tingkat jabatan biasa, memberikan kesempatan bagi wanita memperoleh upah dan menimbulkan stimulus. Kerja semacam ini diistilahkan dengan pencapaian social-affiliative. 33 ) Kutipan tersebut menunjukkan bahwa wanita yang bekerja secara ego-mastery lebih cenderung menjadi wanita karir
(career woman),
sedangkan yang bekerja
secara social affiliative lebih cenderung menjadi
32 )Rosalind Barnett dan Grace Baruch, "Toward Economic Independence Woman's Involvement in Multiple Roles" , dalam Woman's Lives (University of Michigan, 1980), hlm. 76. 33 )Marcia W. Plunkett, "ME7aning of Work for Mothers", dalam Ed. Dorothy G. McGuican, Woman's Lives (The University of Michigan, 1980), hlm. 96.
32
wanita pekerja (job woman) . 34 > Masalahnya sekarang adalah apakah tugas karir wanita tidak menghambat pendidikan anak? Dalam hal ini dapat diasumsikan bahwa tugas karir tidak menghambat pendidikan bila terdapat saling pengertian dan saling membantu antara suami isteri,
dengan pertimbangan
sebagai berikut: 1. Dalam
pendidikan,
anak bukan hanya tanggung jawab
ibu tetapi juga ayah,
anak tidak hanya butuh kasih
sayang ibu tetapi juga ayah. Pendapat Parsons bahwa bila ayah gagal mensosialisasikan anak dan tidak dapat memberikan kasih sayang bukanlah suatu kegagalan yang berarti, sebab tugas ayah memang di luar rumah. 35 >
Pendapat ini tidak sesuai dengan kenya-
taan, dimana secara psikis anak pada dasarnya tidak membedakan atau tidak lebih mengutamakan diantara kedua orang tua yang lebih banyak memberi kasih sayang.
Penerimaan kasih sayang anak dari orang
tuanya kadang-kadang bukan ditentukan oleh lama atau sebentarnya kontak orang tua dengan anaknya, tetapi kualitas dari kontak itu yang lebih menentukan.
Karena itu paduan kasih sayang suami istri
terhadap anak lebih
34 )Ibid. 35 >cass,
"t .,
op.c~
hl m. 128 .
berpengaruh positif dalam
33
pertumbuhan jiwa anak dan kerja sama kedua orang tua dalam pendidikan anak lebih efektif dari pada semata-mata diserahkan kepada ibu. 2. Wanita (istri) yang bekerja di luar rumah sebagai wanita karir justru memberikan efek positif seperti yang dikemukakan oleh M.W. Plunkett dan Rosalind Barnett tersebut di atas, baik efek positif terhadap ibu sendiri maupun terhadap tugas-tugas interen rumah tangga,
termasuk pendidikan anak dan ekonomi
rumah tangga. Sebagai catatan tambahan,
bahwa untuk keberha-
silan wanita karir bukan model wanita karir sebagaimana hasil penelitian Hazel Markus, dimana wanita karir yang diteliti mempunyai komitmen yang tinggi terhadap karir dan memandang karir sebagai komponen sentral dalam kehidupan mereka. 36 ) Pandangan ini berarti tugas rumah tangga menjadi tugas sekunder yang bisa mengabaikan pendidikan anak. Demikian pula hasil penelitian Iglehart sebagaimana yang disebutkan di atas, bahwa wanita yang bekerja full time di luar rumah merasa lebih bahagia.
Kerja full time di luar rumah
dengan sendirinya mengabaikan tugas rumah tangga dan pendidikan anak. tian Pamela M.
Penulis cenderung pada hasil peneli- ~ Schwartz bahwa
36 >Markus, loc. cit.
Alasan yang Ealing
C)
34
sering diberikan oleh wanita untuk pekerjaan yang menyenangkan adalah pekerjaan yang fleksibel, sehingga mereka bekerja dapat menyesuaikan antara pekerjaan (karir) dan tugas sebagai ibu. 37 > Dari uraian yang lalu,
berikut ini dikemukakan
beberapa kesimpulan sebagai berikut : 1. Islam menghormati kaum wanita setaraf dengan kaum pria dari segi kemanusiaan serta mendorong kaum wanita mengembangkan potensinya seoptimal mungkin. Karena itu,
Islam memberikan peluang kemungkinan
lahirnya wanita karir. 2. Wanita karir tidak menghambat pendidikan anak dan keharmonisan rumah tangga, bahkan dapat menunjang bila ada saling pengertian antara suami dan istri.
H. Metodologi Tulisan ini menggunakan pendekatan rasionalistik, yaitu suatu cara mengetahui obJ ek yang diakarkan pada rasio. Rasionalisme memandang semua ilmu berasal dari pemahaman intelektual kita yang dibangun berdasar kemampuan berargumentasi
secara
logik, 38 )
bukan
37 1Pamela M. Schwartz, "Working Mothers of Infants : Conflicts and Coping Strategies", dalam Ed. Dorothy G. McGuigan, Woman's Lives (University of Michigan, 1980), hlm. 90-91.
kart a
38 1Noeng Muhadjir, Metodologi Penelitian Kualitatif (YogyaRake. Cet. I, 1989), hlm. 75.
35
diakarkan pada pengalaman empirik sensual sebagaimana pandangan kaum empiris, termasuk kaum positivis. Oleh karena tema studi ini adalah wanita karir dalam perspektif Islam, maka dengan sendirinya kebenaran yang ditampilkan bukan semata hasil pemahaman intelektual, melainkan juga menampilkan kebenaran yang bersumber dari wahyu menyangkut
(al-Qur'an dan al-Hadis)
tema tentang wanita.
Informasi
serta
ajaran-ajaran yang menyangkut wanita dalam al-Qur'an dan al-Hadis
dilakukan
interpretasi yang sejalan
dengan rasio dengan asumsi bahwa ajaran yang disampaikan al-Qur'an/al-Hadis tentang wanita itu tidak bertentangan dengan akal sehat. Dengan pendekatan rasionalistik ini berarti mengabaikan sama sekali data empirik.
Data
empirik digunakan sebagai telaah empirik atas analisis teoritik yang dibangun lewat telaah pustaka tentang hakekat dan peranan wanita dalam Islam. Oleh karena itu tulisan ini pada prinsipnya adalah studi
kepustaka~n
yang merupakan telaah teori-
tik tentang perspektif Islam tentang wanita karir. Namun telaah empirik juga kami
~
0
penelltlan lapangan.
tampilkan melalui
0
Fungslnya adalah untuk melihat
sejauh mana wanita karir yang diteliti menjalankan peran gandanya sebagai wanita karir dan pendidik atas anak-anak mereka.
36
Dengan demikian disertasi kami bermaksud meneliti konsep
~lami
tentang peranan wanita dan efeknya
pada p€ndidikan anak,
yaitu suatu telaah komparasi
antar konsep wanita,
terutama untuk menata konsep
peranan wanita Islam. Wanita karir menurut Islam yaitu sejalan sesuai dengan sinyalemen
ayat al-Qur'an,
hadis, tarikh Islam dan akhlak Islam. Bagian akhir disertasi
ini disajikan studi
kasus tentang wanita Islam yang bersifat penjelajahan untuk mendiskripsikan sejauh mana praktek-praktek empirik peran wanita itu koheren atau selaras dengan konsep Islam.
Jadi fungsi penelitian lapangan bukan
dimaksudkan untuk membuktikan dan menguji kebenaran konsep Islam tetapi sekedar penjelajahan empirik untuk menemukan kesesuaiannya.
Sebenarnya kesesuaian pun
hanya sekedar kecocokan derajat
tertentu saja.
Sebaliknya bila tidak ada kecocokkan antara konsep dengan penjelajahan lapangan menguji
kebenaran
salah
juga bukan berarti
satunya
tetapi
ingin
mengetahui kadar ke tidak sesuaiannya antara konsep dengan empirik (das sein dengan das solen) . Lebih jelasnya sasaran penelitian adalah menggunakan teknik sample dengan purposive sample pada wanita karir dengan jenjang usia 45 tahun - 70 tahun, 30 tahun - 45 tahun, 24 tahun - 30 tahun. Dengan cara menganalisis
dan
memprosentasi
pendapat-pendapat
37
mereka. Lokasi penelitian di Yogyakarta karena kotanya cukup potensial dalam pengembangan wanita karir dan pendidikan.
Sedangkan instrumen human dan instansi
yang terkait yaitu Dokter RSU Sardjito, Dosen IKIP Negeri,
Dosen UGM,
Dosen IAIN, Dosen UII, Hakim Peng-
adilan Negeri, Polwan, Wara dan pengusaha. Instrumen Pengumpulan Data tian ini adalah dengan
(IPD)
dalam peneli-
observasi dan interview.
I. Sistematika Penulisan Setelah mengetahui permasalahan sebagaimana telah dikemukakan di atas, maka dapat dinyatakan bahwa pada dasarnya penelitian ini
adalah penelitian
kepustakaan (telaah pustaka) dan penelitian lapangan (telaah empirik)
hanya sekedar untuk pembuktian empi-
rik. Tahap-tahapnya akan dibagi menjadi empat bab dan bab-V (terakhir) kesimpulan. Pertama
Bab Pendahuluan yang
beberapa pasal yaitu
terdiri dari
Latar Belakang Masalah,
Pustaka,
Identifikasi dan Batasan Masalah,
Masalah,
Alasan Pemilihan Judul,
Penelitian,
Kerangka
Teori,
Telaah Rumusan
Maksud dan Tujuan Metodologi
dan
Sistematika. Kedua : Telaah pustaka: Teori tentang potensi wanita dan pembagian
ke~ja
menurut jenis kelamin,
38
Pendahuluan,
terdiri dari
teori perbedaan jenis
kelamin (anti feminis -- tradisional dan modern -- dan feminis),
pandangan feminisme terdiri dari
jawaban,
metode dan konsep Gender. Teori pembagian kerja menurut jenis kelamin
fungsionalisme,
interaksionisme dan
crossover.
feminisme,
Sekelumit
teori
tentang
emansipasi wanita Indonesia dan pandangan sarjananya tentang pembagian kerja menurut jenis kelamin dan ringkasan. Islam dan wanita karir terdiri dari
Ketiga pendahuluan,
hakekat,
hak,
kewajiban wanita Islam.
Kedudukan wanita sebelum dan sesudah datangnya Islam baik sebagai ibu (istri) maupun anak putri. Kedudukan wanita sesudah datangnya Islam dan cara memotivasi pengangkatan derajat wanita. karir menurut
Karakteristik wanita
Islam terdiri dari pandangan ulama
tentang wanita bekerja, baik yang setuju maupun yang tidak setuju. Wanita karir dan problema rumah tangga dan pendidikan wanita baik sebagai ibu maupun sebagai pendidik di masyarakat. Tugas karir secara umum dengan teori konflik,
teori akumulasi dan ringkasan.
Keempat: Bagian kedua dari
Pendahuluan,
Telaah empirik,
terdiri
Motivasi dan Efek karir,
rumah tangga dan karir,
tugas
problema pendidikan anak,
faktor keberhasilan dalam pendidikan anak terdiri dari: pendidikan, pekerjaan orang tua,
jumlah dan usia
39
anak,
suasana rumah tangga dan sosial,
anggota keluarga dalam pendidikan anak,
partisipasi intensitas
kontak orang tua dan anak, suasana keagamaan di rumah tangga, kerjasama orang tua dan guru. Proses pendidikan dalam urusan rumah tangga,
hasil pendidikan,
pandangan ke arah peningkatan peranan wanita karir di
bidang karir dan pendidikan anak, dan ringkasan. Kelima: bab terakhir dan saran-saran.
terdiri dari kesimpulan
BAB
V
KESIMPULl'..N Dl'..N
Sl'..P~JU'J
A. Kesimpulan
Mengacu pada uraian beberapa bab yang telah disajikan di atas, akhirnya diperoleh serangkaian • kesimpulan sebagai berikut 1.
Dalam pandangan Islam, hakekat yang sama,
pria dan wanita mempunya i
yaitu hakekat kemanusiaan,
sebaqaimana disebutkan dalam Surah an- Nisa': 1 yaitu . "min nafsin wahidah" yakni kemanusiaan. segi
psikologis,
1
(dari diri yang satu) 1
Ini adalah bila ditinjau dari dan bila ditinjau dari
segl
biologis maka membedakan pria dan wanita dengan menyebutnya "wa laisa ai-zakaru ka al-unsa (pria itu tidak sama dengan wanita) . Sedangkan aliran Feminisme berpandangan bahwa pria dan wanita tidak ada pembagian tugas yang tetap.
Pria dan wanita
sama-sama memiliki kemampuan dan dapat melakukan fungsi
apa
saja
diantara
mereka.
Aliran
Fungsionalisme dengan tegas membagi tugas antara pria dan wanita, yaitu : pria diluar rumah tangga mencari nafkah dan wanita di rumah mengurus soal interen rumah tangga.
Islam pun mengakui hal itu
421
422
dengan menyebutnya Ar-Rajulu Ra'in wa al-Mar'atu Ra'iyah. Aliran Crossover mengakui adanya perbedaan tugas dasar pria dan wanita,
tetapi dalam situasi
tertentu mereka saling dapat bertukar tugas
atau
saling membantu dalam urusan rumah tangga 9an . di luar rumah tangga bila diperlukan.
Karena itu
aliran Crossover memberikan peluang bagi wanita bekerja di luar rumah tangga. Dalam Islam pandangannya lebih berorientasi komprehensif,
integratif,
dan
proporsional terha-
dap masalah peran wanita dan pria. Islam memberikan hak dan ijin bekerja dan berbuat bagi pria dan wanita
(suami-istri)
sesuai dengan tata cara atau
asas kerja sama yang baik,
musyawarah,
saling
tolong menolong dan saling membantu yang harmonis dengan melaksanakan syura dan 'asyi ru hunna bil ma'ruf. 2.
Kalau wanita harus bekerja
(ke luar rumah)
maka
bisa menjamin kerjasama yang harmonis dengan mensosialisasikan peran ganda antar suami istri atau kerjasama dengan orang lain dalam pendidikan anak dan sebagainya dengan pedoman ba'duhum auliya'u
3. Situasi di Indonesia mendukung wanita berkarir, hal itu terjadi sejak pra kemerdekaan sampai dengan sekarang ini.
423
4. Wanita karir adalah wanita yang terjun dalam karir di luar atau dalam rumah untuk tempo lama secara prof P sional dan mampu menyelesaikan tugas rumah tangga. 5.
Faktor-faktor inila n yang bisa mendukung wanita karir bisa berkembang: situasi dan kondisi fisik psikologis,
moral agama,
lingkungan,
dan sosial
ekonomi. 6. Wanita karir di Yogyakarta berpandangan:
bahwa
wanita karir harus cermat dalam membagi waktu dan tugas
secara
seimbang
pendidikan anak
mereka
dan
harmonis.
berpedoman
Dalam
Tut
Wuri
Handayani. 7. Wanita karir muslimah tetap harus menjaga diri dengan menutup aurat sesuai dengan ajaran al-Qur'an dan al-Hadis. Sebagaimana ayat yudnina 'alaihinna minjalabibihinna.
B. Saran
Diantara beberapa saran yang patut dikemukakan sehubungan dengan
sa saran penel it ian ini,
adalah
sebagai berikut: 1. Penelitian tentang peranan wanita masih perlu terus digalakkan untuk melihat lebih jauh segi-segi peranan kaum wanita agar dapat diaktualisasikan dimasa-masa mendatang.
424
2.
Lembaga-lembaga ilmiah di bidang studi wanita, selayaknya membuat suatu program terpadu tentang penelitian wanita.
Lembaga
tersebut
bertugas
menginventarisasikan berbagai masalah yang dihadapi kaum
wanita
untuk
dianalisis
dan
dicari
pemecahannya. 3.
Penelitian tentang peranan wanita dimasa akan datang sebaiknya empiris.
lebih ditekankan pada
Karena studi teoritis
(kajian sumber)
selama ini telah banyak dilakukan. empiris,
studi
Dengan studi
diharapkan dapat ditampilkan tentang
kenyataan hidup kaum wanita,
agar dapat lebih
diarahkan pada kondisi yang lebih maju.
425
DAFTAR PUSTAKA
Kitab Suci :
Al-Qur'an dan Terjemahnya. "Yamunu", 1970.
Jakarta:
Percetakan dan Offset
Buku :
'Abbas Kararah. Ad-Din wa al-Mar'ah. Mesir: A'lam al-Islam. Cet.I, t.t .. 'Abd al-Hamid. Muhammad Muhy ad-Din. Sunan Abi Daud. juz I. ~eirut: Dai al--Fikr; t.t .. 'Abd al-Wahid. Mustafa. Al-Usrah Fi al-Islam. Maktabah Dar 'Urubah. t.t ..
Kairo:
'Abd as-Sabur. dkk .. At-Tarbiyyah ad-Diniyyah. Mesir: Dar Ma'arif, 1968. 'Abduh. Muhammad. Tafsir al-Manar. Juz II. Kairo: Maktabah Qahirah, t. t .. 'Abduh. Muhammad. Tafsir al-Manar. Cet. III, 1373 H.
Juz II dan IV.
tp ..
Al-'Abrasyi. Muhammad 'Atiyah. At-Tarbiyah al-Islamiyah wa Falasifatuha. Mesir: Isa al-Babi al-Halabi wa Syirkatuha. cet. II, 1969. Abu al-Anwar. Muhammad. tus, 1973.
"al-Khansa" dalam Al-Hilal. Agus-
Abu al-Khasyab. Ibrahim 'Ali. Min Faid ar-Risalah. Al-'Amiriyah, 1973.
Kairo:
Abu al-'Ainain. Ibrahim. Al-Qira'ah al-'Arabiyyah. Kuwait: Wazarah at-Tarbiyah. Cet. II, 1971. I~ya'
as-
Abu Daud. 'Aun al-Ma'bud bi Syarh Sun an Abi Daud. XIII. Al-Maktabah as-Salafiyah; t. t ..
juz
Abu Daud. Sunan Abi Daud. juz IV. Sunnah an-Nabawiyyah, t.t ..
juz II Dar
Abu Daud. 'Aun al-Ma 'bud syarJ:; Abi Daud. Fikr, t. t ..
juz II. I Dar al-
426
Abu Zahrah. Muhammad. Muhadarad fi 'Aqd az-Zawaj wa Asaruh. Mesir: Dar al-Fikr al--Arabi, t.t .. Achkelberg. Martha dan Diamond. Irene. "Gender and Political Life New Direction in Political Science" dalarn Analizing Gender: A Handbook of Social Science Research Hills. London. New Delhi: Sage Publication, 1987. Ahmad bin Hanbal. IV. Musnad Ahmad. Dar as·- Sadir, t. t . .
juz IV. VI.
Ahmad bin Hanbal. Musnad Ahmad bin Hanbal. Beirut: Maktabah Islami,· t.t .. Ahmad -Adawi. Muhammad. Istiqamah, 19.38.
Beirut:
juz VI.
Miftah al-Khatabah Kairo:
V. al-
-Aisyah 'Abd ar-Rahman. At-Tafsi .r al-Bayan li al-Qur'an al-Karim. Juz I. Mesir: Dar Ma'arif, 1967. -Aisyah 'Abd ar-·Ra hman. Nisa' an-Nabi. Kairo: Dar al-Hilal. cet.v. 1969. -Aisyah -Abd ar-Rahman. lal. cet. v, 1969.
Banat an-Nabi Kairo: Dar al-Hi-
-Akkawi. Mahmud Jad. Al-Mujaz Fi al-Adab al--Arabi. juz I. Yogyakarta: Horison Press, t.t .. Al-Albani. Muhammad Nasir ad-Din. Silsilah al-Hadis as-Sahihah. j·uz I. Mesir: Al-Maktab al-Islam·i. Cet. II, i916. Ali Syariati. Tugas Cendekiawan Muslim. terj. Amin Rais Jakarta: Rajawali Press. cet. II, 1987. Almquist. Elizabeth M. dkk. Sociology. Women. Men and Society New York: West Publishing Company, 1978. Ameer Ali Syed. Api Islam terjemahan HB. Yassin. Jakarta: Bulan Bintang. Cet. II, 1980. Amin. Ahmad. Zu'ama' al-Islah fi al-Asr al-Hadis. Mesir: MaKtabah Nahdah. cet. ·th.1965. · · · -Amr. Muhammad -Abd al--Aziz. Al-Libas wa az-Zinah Fi asySyari'ah al-Islamiyyah. Beirut: Muassasah ar-Risalah. cet. II, 1985.
427
Anastasi. Anne. "Psychological Defferences Betwen Men and ~\fomen" dalam Bier. Cuilliam C. ed .. Woman in The Modern Life. New York: Fordham University Press. 1968. Al-Ansari. Fath al-Wahhab.
Indonesia: Ma'arif Bandung.
t". t .. Al-Aqqad. 'Abbas Mahmud. Al-Falsafah al-Qur'aniyah. Kairo: Dar al-Is-lam. "t.t .. Al-Aqqad. 'Abbas Mahmud. Al-Mar'ah fi al-Qur'an. Mesir: Dar al-Ma-'arif; t.t .. Al-Aqqad. 'Abbas Mahmud. Syu'ara' Misra. Kairo: Maktabah ah-Nahdah. 1950~ Al-Aqqad. 'Abbas Mahmud. 'Abqariyatu Khalid. Mesir: Dar asSya 'b t. t.. · 1
Al-Aqqad. 'Abbas Mahmud. 'Abqariyatu Muhammad. as-Sya'b t.t . ."
Mesir: Dar
1
Al-Aqqad. 'Abbas Mahmud. 'Abqariyatu 'Umar. Mesir: Dar asSya'b/ t.t.. · Arief Budiman. Pembagian Kerja Secara Seksual. Jakarta: PT Gramedia. cet. III, 1985. Al-'Asqalani. Al-Isabah fi Tamyiz as-Sahabah. Beirut: Dar al-Fikr/ 1978.
JUZ
Al-'Asqalani. Fath al-Bari bi Syarh al-Bukhari. XIII. Maktabah as-Salafiyah t.t ..
juz IX.
IV.
1
Al-'Asqalani. Fath al-Bari bi Syarh al-Bukhari. juz v. VIII. IX. X. Mesir: Mustafa al-Babi al-Halabi wa Auladuh. cet. terakhir, 1959. 'Atiyyah 'Abd ar-Rahim 'Atiyyah. Saifullah Khalid bin Walid. Kairo: Af-Majlis al-A'la li asy-Syu'un al-Islamiyyah. t.t. · t edisi 151. Badawi. Mustafa. Mukhtarat min asy-Syi'ri al-'Arabi alHadis. Beirut: Dar an-Nahar/ 1969. Al-Bahi. Langkah Wanita Islam Masa Kini. terj. Fathurrahman. Jakarta: Gema Insani Press. cet. I 1988. Bahr. Stephen J .. "Effect on Power and Division of Lagon in the Family" dalam Working Mothers. London: JesseyBass Publishers 1 1975. ·
428
Al-Baidawi. Anwar at-Tanzil wa Asrar at-Ta'wil. juz II. Mesir: Mustafa al-Babi al-Halabi wa Auladuh, 1967. Al-Baihaqi. Sunan al-Kubra. cet. I, 1946.
juz II. Beirut: Dar as-Sadir.
Al-Bakri. I'anah at-Talibin. al-Halabi, t.t:.
juz
I.
Mesir:
'Isa al-Babi
1 ~ 1-Balazuri.
Futuh al-Buldan. Mesir: al-Matba'ah alMisriyyah. cet. I, 1932. Al-Bandari. 'Abd al-Wahhab. Az-Zaujah al-'Amilah wa alHuqUq al-Jauziyah. Kairo: Al-Maktabah al-'Alamiyyah, i969.
Baraniq. Muhammad Ahmad. Khadijah az-Zaujah. Mesir: Dar al-Ma'·arif. cet. II, 1968. Baraniq. Muhammad Ahmad.
juz II.
Saudah. Mesir: Dar al-Ma'arif,
1969.
Baraniq. Muhammad Ahmad. al-Ma I a·rif 1976.
Sula.iman wa Balqis. Me sir: Dar
I
Baraniq. Muhammad Ahmad. 1969.
~afiyyah.
Mesir: Dar al-Ma'arif,
.
Baraniq. Muhammad Ahmad. Umm al-Masakin wa Umm Salamah. Mesir: bar al-Ma'arif, 1969. Baraniq. Muhammad Ahmad. Ummu Habibah. Mesir: Dar al-Ma'arif, ·1968. Baraniq. Muhammad Ahmad. 'Aisyah al-Mubarra'ah. Mesir: Dar al-Ma- I arif 1968. I.
Baraniq. Muhammad Ahmad. al-Ma'arif, 1966.
'Aisyah al- 'Alimah. Mesir: Dar
Baraniq. Muhammad Ahmad. al-Ma-rarif, 1~68.
'Aisyah as-Siyasiyah. Mesir: Dar
Baraniq. Muhammad Ahmad. al-Ma'arif, 1968.
'Aisyah
a~-~abiyyah.
Mesir: Dar
Baraniq. Muhammad Ahmad dan Mahjub. Muhammad Yusuf. Muhammaa wa al-Yahud. Kairo:· Muassasah al-Matbu'at al~Hadisah, t.t .. Barneet. Rosalind. dan Baruch. Grace. :Toward Economic Independence: Women's ~nvolvement in Multiple Roles" dalam Women's Lives University of Michigan. 1980.
429 Baroroh Barid. "Aktualisasi Aj aran Islam Dalam Rangka Peningkatan Potensi Wanita Indonesia" dalam Dinamika Wanita Indonesia. Jakarta: Aksara Buana. cet. I, 1990. Al-Bausyi. Muhammad Abd al-Hamid. Al-Islam wa at-Tib. Mesir: al:...Hai 1 ah a..L-Mi~r·iyah al- ' Ammah li al-Kuttab, 1986. Bernard. Jersie. The Female, Wo_r-ld. Free Press, 1981.
vol I. New York: The
Bertens. K .. Memperkenalkan Psikoanalisis Sigmund Freud. Jakarta: PT. Gramedia, 1984. Boisard. Marcel A .. Humanisme Dalam Islam. terj. H.M. Rasyidi. Jakarta: Bulan Bintang. cet. I, 1980. BPS. 1988 Brokleman. Karl. Tarikh as-Syu'ub al-Islamiyyah. Beirut: Dar al-'Ilmi li al-Malayin. cet. v. 1968. Al-Bukhari. Imiim. l.iJ.-,Bukhari bi Hasyiyati Sanadi. Beirut: Dar al-Fikr. t.t .. , Bab. Istiqra?.
juz II.
Al-Bukhari. Imam. Matn al-Bukhari. juz III. Mesir: Isa alBabi al-Halabi wa Syirkah, t.t .. Al-Burhani. Muhammad Hisyam. Syaz az-Zarai' fi asy-Syari'ah al-Islamiyyah. Matba 1 ah ar-Raihani. cet. I, 1985. Cobb. John B. . 11 Feminism and Process Thought" : A Two way Relationship dalam Feminism and Process Thought. New York and Toronto: The Edwin Mellen Press, 1981. Cass. Rosemary Higgins. 11 The Career Wife" dalam Woman in the Modern Life. New York: Fordham University Press, 1968. Ad-Darimi. Sunan ad-Darimi. juz II. Dar Nabawiyyah, t.t ..
I~ya
as-Sunnah an-
Darwisy. Sayyid. Asna al-Matalib Fi al-Hadis Mukhtalifah al-Mar'atib. Mesir: Mustafa al-Eabi al-Halabi wa Auladuh. cet. I, 1349. Ad-Dasuqi. 1 Umar. Fi al-Adab al-Hadis. al-Fikr. Cet. VII, 1973.
juz II. Mesir: Dar
Davaney. Sheila Greeve. "Introduction" dalam Feminism and Process Thought New York and Toronto: The Edwin Mellen Press. 1981.
430 Deaux, Kay dan. Kite. Mary E. . 11 Thingking about Gender 11 dalam .~~alizing Gender: A Handbook of Social Science Research New Bury Park: Beverity Hills. London. New Delhi: Sage Publications, 1987. Delmar. Rosalin. 11 What is Feminism? dalam Mitchell. Juliet. and Ookley. Ann. What is Feminism?. Oxford: Basil Blackwell, 1987. Echer. Paul G .. 11 Woman in the Light of Modern Psychiatryn dalam Woman in the Modern Life. New York: Fordham University Press, 1968. Eshlemen. L. Ross dan Cashion. Barbara G .. Sociology: An Introduction Toronto. Boston: Little Brown and Company, 1985. Freud. Sigmund. 11 0n the Internalization of the Sex Role; The Feminism Case 11 dalam Talcott Parsons. Teories of Society. New York: The Free Press. 1979. Freud. Sigmund. The Completed of Psychological Work of Sigmund Freud. VI. 1901-1905. A Case of Histeric Three Essays on Sexuality and Other Work. London: Hogarth Press, 1953. Ferree. Myra Marx dan Hess. Beth B .. 11 Introduction 11 dalam Analizing Gender A Handbook of Social Science Research New Bury Park: Baverity Hills. London. New Delhi. Sage Publications, 1987. Gailey. Christine Ward. 11 Evolutionary Perspectives on Gender Hierarchy 11 dalam Analyzing Gender. A Handbook of Social Science Research New Bury Park: Baverity Hills. London. New Delhi. Sage Publication, 1987. Al-Galayaini. Mustafa. Jami' ad-Durus al-~Arabiyyah. juz III. Beirut:· Al-Maktabah al-'A~riyyah, cet. XI, 1972. Gandur. Ahmad. At-Talaq Fi asy-Syari'ah al-Islamiyyah wa al-Qanun. Mesir: Dar al-Ma 1 arif. cet I, 1968. GBHN 1988/Ketetapan MPRS 1988. Gerson. Kathleen. Hard Choices How Women Deside about Work Carier and Motherhood. University of California Press, 1985. Giele. Janet Zollinger. Woman and the Future. The Free Press, 1978.
New York:
Giele. Janet Zollinger. 11 Crossover Roles and The Life Cycle 11 dalam Woman's Lifes University of Michigan. 1980.
431 Giele. Janet Zollinger 11 Crossover: New Themes in Adult Roles and the Life Cycle. 11 dalam Woman's Lives New Theory. Research and Polisy. University of Michigan, 1980. Glen. Euelyn Nakano. 11 Gender and the Family 11 dalam Hess. Beth B .. dan Ferre. Myra Mark. eds Analyzing Gender: A Handbook of Social Science Research. New Bury Park: Beverity Hills. London. New Delhi. Sage Publication, 1987. Guillame. A .. The Life of Muhammad. University. cet. III, 1970.
Pakistan:
Oxford
Gutek. Barbara. A. dan Larwood. Laurie. 11 Introduction: Woman's Careers are Important and Different 11 • dalam Barbara A.Gutek dan Laurie Larwood eds. Women's Career Development. New Bury Park: dll. Sage Publication, 1986. Haddat. Yvone Yazbeck. Contemporary Islam and the Challenge of History. New York: State University of New York Press Albany, 1982. Baikal. Muhammad Husain. Hayah Muhammad Kairo: Nahdah alMisriyyah. cet. XIII." 1968. Baikal. Muhammad Husain. Ma arff t. t. ·. I
~ayatu
Muhammad. Mesir: Dar al-
I
Al-Hakim. Al-Mustadrak. juz I. . disah, t.t ..
II.
IV. Riyad: Nasr al-Ha-
Hamka. Kedudukan Perempuan Dalam Islam. Jakarta: Pustaka Panjimas. 1973. Al-Hanafi. Mu'in al-Hukkam. Mesir: Mustafa al-Babi al. Halabi wa Syirka~. cet. II, 1973. Haqqy. Muzayyan. Wanita-wanita yang Membuat Sejarah. terj. Salman Harun. Bandung: Al-Ma'arif. cet.I, 1984. Al-Harawi. 'Ali al-Qari. Al-Masnu' fi Ma'rifati al-Hadis al-Mau9u. tp.: cet. I, 1969. Harun. Abdussalam. Sirah Ibnu Hisyam. Halb: Maktabah Rabi I t •t • • 1
Hasan. Abd al-Hamid. An-Nusus al-Adabiyyah al-Jadidah. Kairo: Dar"asy-Sya'b, 1975. Hasan. Muhammad Abd al-Gani. Dirasat Fi al-'Adab al-'Arabi wa at-Tarikh. Kairo: Dar al-Qauniyyah, t.t ..
432
Hasan. Muhammad 'Abd al-Gani. Al-Islam Baina al-Insaf wa · al-Juhud. Kairo: Muassasah al-Matbu'at al-Hadisah, t. t ..
Hasan Sulaiman. Fathiyah. Mazhab at-Tarbawi 'Inda al-Gaza. li. Mesir: Maktabah Nahdah. cet. I, t.t .. Al-Hasyimi. Ahmad. Jawahir al-Balagah. Beirut: Dar alFikr, 1978. Al-Hasyimi Bik. Mukhtar al-Hadis an-Nabawiyyah Kairo: Mathba'ah al-Hijazi. 1948: Hasyim, Umar. Anak Saleh Seri I. Cara Mendidik Anak Dalam Islam. Surabaya: Bina Ilmu, 1985. Al-Hatimy. Said Abdullah Seif. Citra Sebuah Identitas Wanita Dalam Perjalanan Kesejarahan. terj. Amar Press Jakarta: Amar Press, 1988. Heren. Fathimah. dkk. Tugas dan Tdentitas Muslimat. terjemahan dari Women in Islam and the Right of Women in Islam. oleh Tofan Dwi Hardjanto Yogyakarta: Salahuddin Press, 1986. Hoffman. Louis Wladis. "Effect on Child" dalam Working Mothers. London: Jossey-Bass Publishers. cet.II, 1975.
Hoffman. Louis Wladis. "Psychological Factors" dalam Working Mothers. London: Jossey Bass Publishers, cet. II, 1975. Al-Husaini. Kifayat al-Akhyar. juz I. Mesir: Isa al-Babi · al-Halabi, t.t ... Husain.
Taha.
Al-Wa'd al-Haqq.
Mesir:
Dar al-Ma'arif,
1970·.
Ibn al-Qayyim al-Jauziyah. 'Aun al-Ma'bud bi Syarh Abi Daud. juz I. II. XI. Maktabah Salafiyah. cet: II, 1978.
Ibn al-'Arabi. Ahkam al-Qur'an. Mesir: Isa al-Babi alHalabi. cet. ·II, t.t .. Ibn Hisyam. Sirah Nabawiyah. Babi al-Hala-bi, 1955. Ibn Manzur. Lisan al-'Arab. t.
t..
JUZ
JUZ
II. Mesir: Mustafa al-
V. Kairo: Dar al-Ma'arif,
433
Ibn Majah. Sunan Ibnu Majah. 'Arabiyah. Isa al-Babi
juz I. Dar Ihya' al-Kutub Alwa Syirkah, t.t ..
al-~alabi
Ibn Rusyd al-Hafid. Bidayah al-Mujtahid. Dar al-Fikr, t.t ..
juz I. Beirut:
Ibn Syarif Mahmud. Al-Islam wa al-Usrah. Muassasah al-Matbu'at al:Hadisah. t.t .. Ibnu
al-~Arabi.
~Arabi.
Sahih at-Turmuzi Bi Svarh al-Imam Ibn aljuz ·viii. Azhar: Al-Mi~r{yyah. cet.I, 1981.
Ibnu Hambal Ahmad. Musnad Ahmad bin Hambal. juz I. IV. VI. Beirut: · Dar as-sadir; t.t .. Ibnu Hanbal Ahmad. Musnad Ahmad bin Hambal. ~eirut: al-Maktabah al-tslami, t.£ .. Ibnu Kasir. Tafsir al-Qur'an
al-~Azim.
juz II. VI.
juz V. Dar Andalus,
t. t ..
Ibnu Majah. Sunan Ibnu Majah. al-Halabi, 1952.
juz I. Mesir:
Ibrahim. Sabir ~Abduh. Khalid bin Walid. al-Manar al-Islamiyyah, t.t ..
~Isa
al-Babi
Kuwait: Maktabah
Ibrahim ~Abidin. dkk. Al-Adab wa an-Nusus wa al-Balagah. Mesir: Dar al-Ma'arif, t.t .. Ibrahim Muhammad Jamal. Fatawa an-Nisa' Li Ibni Taimiyah. Kairo: Maktabah al-Qur'an. cet. I, t.t .. Ilyas Bayunus. dkk. Sosiologi Islam dan Masyarakat Kontemporer. terj. Hamid Basyaib Bandung: Mizan, t.t .. Imam Turmuzi. Al-Jami' as-Sahih. juz II. Beirut: Dar alFikr. cet. III, 1978: . Iqbal. Muhammad. Membangun Kembali Pikiran Agama Dalam Islam. terj. Ali ~Audah Jakarta: Tinta Mas. cet. I, 1966. Al-Iskandari. dkk. Al-Wasit. Mesir: Dar al-Ma'arif, t.t .. Ismail Lubis. Wawancara Pembantu Dekan II. Fakultas Adab IAIN SUKA. tanggal 15-8-1991. Ivan Nye. F. 11 Social Cultural Context 11 • dalam Working Mothers. London: Jossey-Bass Publishers. 1975. Al-Jamal. Muhammad Abd al-Mun'im. t. t ..
Tafsir al-Farid.
tp.,
434
Al-Jandul. Said Muhammad. Wanita di Bawah Naungan Islam. terj. Pus taka al-Hidayah. Jakarta: Pus taka alHidayah, t. t .. Al-Jarim. Muhammad 'Ali. dkk. Al-Balagah al-Wadihah. Mesir: Dar al-Ma'rifah. cet. X, 1951. Al-Jassas. Ahkam al-Qur'an. al- .. AraSi t . t ..
juz III. Beirut: Dar al-Kitab
I
Jauhari. Tantawi. Tafsir al-Jawahir. juz III. Mesir: Mustafa a1-Babi al-Halabi wa Auladuh. cet. II t.t .. . . 1
Jauhari. Tantawi. Tafsir al-Jawahir. juz XVI. Mesir: Mustafa a1-Babi al-Halabi wa Auladuh, cet. II, t.t .. . . Al-Jauziyah. Ibn al-Qayyim. 'Aun al~Ma'bud Syarh Sunan Abi Daud. juz I. II. IV. XI. Maktabah as-Salafiyah. cet. III, 1978. Al-Jaziri. Al-Fiqh 'Ala Mazahib al-Arba'ah. juz I. Mesir: Al-Maktabah at-Tijariyah al-Kubra/ t.t .. Jawad Mugniyah. Muhammad. Jadid. Beirut: Dar
'I.Im Usul al-Fiqh Fi Saubih alfi al-Malayin. cet. I
al-'Il~
1
1975.
Juwairiyah Dahlan. Metode Belajar Mengaja.r Bahasa Arab. Surabaya: Al-Ikhlas. cet. I, 1992. Juwairiyah Dahlan. Sejarah Kesusasteraan Arab dan Tokohnya Masa Kebangkitan. Yogyakarta: Sumbangsing. cet.I. Januari 93. K. Ali/ History of India Pakistan and Bangladesh. Dacca: Ali Publication. cet.VI 1980. 1
Kemala Mot ik Amongpraj a. "Emansipasi Wani ta dan Kewiraswastaan" dalam S.C. Utami Munandar. Emansipasi dan Peran Ganda Wanita Indonesia. Suatu Tinjauan Psikologik. Jakarta: UI Press/ 1995. Kessler. Evelyn S. "Woman: An An tropoligical View". York: Rinechart dan Winston/ 1976.
New
Khatib ar-Ra'i. Tafsir al-Kabir. juz VI. Beirut: Dar al. Fikr, 1978. Al-Khazin. Tafsir al-Khazin. Mesir: Maktabah at-Tijariyah al-Kubra. t. t .. Landis. Judson R .. Sociology. Concepts and Characteristics. California: Belmont. Wadsworth publishing Company. cet. IV, 1980.
435
Mahmud. Jamal ad-Din Muhammad. Huquq al-Mar'ah Fi alMujtama' al-Islami. Mesir: Al:Hai'ah al-Misriyyah al'Ammah li al-Kuttab. cet.I, 1986. Makhluf. Hunain. Fatawa asy-Syari'ah. juz I. Mesir: Mustafa al-Babi al-Halabi wa Auladuh. cet. I, 1965. r·1al t awi. Hasan Kami l. Fiqh al-Mu 'amala t. Me sir: Laj nah · Ta'rir. bi al-Islam. cet. I, t.t .. Al-Maragi. Tafsir al-Maragi. juz IV. Mesir: Maktabah wa Matba'ah Mustafa al-Babi al-Halabi wa Auladuh. cet.
v, .1974.
Al-Maragi. Tafsir al-Maragi. JUZ IV. Mesir: Mustafa alBabi al-~alabi. cet. III, 1963. Al-Maragi. Tafsir al-Maragi. juz XIV. Mesir: Mustafa alBabi al-Halabi. cet. IV, 1972. Markus. Hazel. "Work. Women and Well-being". A Life Course Perspective " dalam Women's Lives. University of Michigan, 1980. McCreary Paula England Lori. "Gender Inequality in Paid Employment" dalam Analyzing Gender. A Handbook of Social Science Research. New Bury Park: Baverity Hills. New Delhi. Sage Publications, 1987. Merton. Robert K.. On the Theoritical Sociology. New York: The Free Press. 1975. Al-Mihi. Mustafa. At-Tarbiyyah ad-Diniyyah. Ma~ba'ah ~ukumiyyah. cet. I, 1967.
Kuwait:
Moenawar Khalil. Nilai Wanita. Solo: Ramadhani. cet.
IX,
1989
Moore. Henrietta L .. Feminism and Antropology. Cambridge: Polity Press, 1988. Al-Mubarrid. Al-Kamil Fi al-Lugah wa al-Adab. Beirut: Muassasah Ma'arif, 1985.
juz II.
Al-Muhdar. Yunus Ali. dkk. Sejarah Kesusasteraan Arab. Surabaya: Bina Ilmu. cet. I, 1983. Mukti Ali. Ahmad. "Metodologi Ilmu Agama Islam" dalam Metodologi Penelitian Agama Ed. Taufik Abdullah. dkk Yogyakarta: Tiara Wacana. cet.I, 1989.
436
Mursi. Muhammad Munir. At-Tarbiyyah al-Islamiyyah Usuluha wa ta tawwuruh3. fi al-Bilad al- '.~rabi. Kairo: ·A' lam al-Kutub. t. t .. Muslim, Imam. Al-Jami' as-Sahih. Fikr, t.t .. Muslim. Imam. Sahib Muslim. Dahl an, t . t" .. ·. · Muslim. Imam. Sahib Muslim. Fikr. cet.· II, ·1972.
juz III. Beirut: Dar al-
JUZ
II.
juz IV.
Muslim. Imam. Sahib Muslim bi Beirut: Dar al~Fikr, 1972.
Syar~
Bandung: IX.
Penerbit
Beirut: Dar al-
an-Nawawi.
juz XVI.
Mustafa al-Galayaini. Jami' ad-Durus al-'Arabiyah. juz · III. Beirut: Al-Maktabah al-'Asriyyah. cet. XI, 1972. Mutahhari. Morteza. Wanita-wanita· dan Hak-haknya Dalam Islam. terj. Team Pustaka. Bandung: Pustaka. cet. I, 1985. Musa.
Bahar. Khalid bin Walid Al-Azhar; Majma' al-Islamiyyah. Edisi 54, 1972.
al-Buhus
M. Quraisy Shihab. Membumikan al-Qur'an. Bandung: Mizan. cet. II, 1992. An-Nadawi. Abu al-Hasan. dkk. Al-Islam wa Kuwait: Maktab al-'Amal, t.t ..
al-~ayah.
Nani Soewondo. Kedudukan Wanita di Indonesia Dalam Hukum dan Masyarakat. Jakarta: Ghalia Indonesia. 1984. An-Nasafi, 'Abdullah bin Ahmad bin Mahmud. Tafsir anNasafi. juz I. II. IV Mesir: Isa al-Babi al-Halabi wa syirkah, t. t .. An-Nasysyar. Ali Sami. Syuhada' al-Islam fi 'Ahd an-Nubuwwah. Mesir: Dar al-Kitab al-'Arabi, t.t .. An-Nawawi. Mugni al-Muhtaj. al-Halabi, 1988. ·
juz I. Mesir: Mustafa al-Babi
Nawawi. Imam. Sahib Muslim Bi Syarh an-Nawawi. XVI. Lebariori: ·Dar al-Fikr. cet·. II, 1972.
JUZ
X. XV.
Noeng Muhadjir. Ilmu Pendidikan dan Perubahan Sosial suatu Teori Pendidikan. Yogyakarta: Rake Sarasin. 1987. Noeng Muhadjir. Metodologi . Penelitian Kualitatif. Yogyakarta: Rake Sarasin. cet I, 1989.
437 Nye.
F. Ivan, "Social Cultural Context" dalam Working Mothers. London: Jossey-Bass Publishers. 1975.
Palen. J. John. Social Problems. New York: McGraw Hill Book Company, 1979. Parsons. Talcott. Social Structure and Personality. London: The Free Press, t.t .. Parsons. Talcott. Social System and Evaluarion of Action Theory. New York: A Division of Mac Millan Publishing co. Inc, 1981. Partini Suardiman. "Angkatan Kerja Wanita dan Kesempatan Kerja''. Yogyakarta: P3PK, UGM 1981. Pascall. Gillian. Social Policy A Feminist Analysis. London and New York: Tavistock Publications. cet. I, 1986. Plunkett. Marcia W. "Meaning of Work for Mothers" dalam McGuigan. Dorothy G. ed. Women's Lives. The University of Michigan, 1990. Poloma. Margaret M.. Sosiologi Kontemporer. Rajawali. Cet. II, 1987.
Jakarta.
Al-Qasimi. At-Tafsir al-Qasimi. juz V. Mesir: Babi al-Halabi wa Syirkah. cet. I, 1914.
W.
'Isa al-
At-Tafsir al-Qasimi. juz XI. Beirut: Dar alAl-Qasimi. Fikr, 1914. Al-Qurtubi. Al-Jami' Li Ahkam al-Qur'an. Dar asy-Sya'b, t.t ..
juz XI.
Kairo:
Al-Qurtubi. Al-Jami' Li Ahkam al-Qur'an. juz IV. V. Kairo: Dar al-Katib al-Arabi, cet.III, 1967. Al-Qurtubi. Al-Jami' Li Ahkam al-Qur'an. Dar al-Kutub al-Arabi, 1967.
juz XX.
Kairo:
Qutub. Muhammad 'Ali. dkk. Muslimat KhalidaE. terj. Amanah Zuhrl; 12 Wanita Teladan. Semarang: Thoha Putra. cet.I, 1982. Qutub. Muhammad. Manhaj at-Tarbiyah al-Islamiyyah. II. Beirut: Dar asy-Syuruq. cet. IV, 1983.
juz I.
Qutub. Sayyid. Fi Zilal al-Qur'an. juz 14. 13. 10. Mesir: . Isa al-Babi ar-Halabi. cet.I, t.t ..
438
Qutub. Sayyid. Fi Zilal al-Qur'an. juz 23-30. Mesir: Isa · al-Babi al-~alabi wa Syirkah. cet.II, t.t .. Qutub. Sayyid. Fi Zilal al-Qur'an. . Babi al-Halab1, cet.I, 1961
juz IV. Mesir:
Isa al-
Rida. Muhammad. Muhammad Rasulullah. Lebanon: Dar al-Kutub ·al-~Ilmiyyah. 1975. Ross.
H. Laurence. Perspective on the Social Order. York: McGrw-Hill Book Company, Inc, 1983.
New
Rothman. Barbara Kate. "Reproduction". dalam Analyzing Gender. A Handbook of Social Science Research New Bury Park: Beverity Hills. London. New Delhi: Sage Publications, 1987. Saiving. Valerie priation of Greeve ed .. and Toronto:
C. "Androgynous Life: A Feminist ApproProcess Thought" dalam Davaney. Sheila Feminism and Prosecc Thought. New York The Edwin. Mellen Press, 1981.
Saj ogyo. Pudj iwati. Peranan Wani ta dalam Perkembangan Masyarakat Desa. Jakarta: Rajawali. Cet. II, 1985. As-Sakhawi. Sulaiman Muhammad. Umar bin Khattab wa Usul as-Siyasah wa al-Idarah al-Hadisah. Dar· al-Fikr al~Arabi. cet I, 1969. Sayers. Janet. "Science Sexual Difference and Feminism". dalam Hess. Beth B. dan Ferree. Myra Marx eds. Analyzing Gender: A Handbook of Social Science Research New Bury Park: Beverity Hills. London. New Delhi: Sage Publications. 1987. Sabiq. Sayyid. Fiqh as-Sunnah. juz II. Beirut: Dar al-Kitab al-~Arabi. cet.II, 1973. Sabiq. Sayyid. Fiqh as-Sunnah. juz VIII. Kairo: Al-Matba'ah an-Namuzajiyah. April, 1963. As-Sabuni. Muhammad ~Ali. Tafsir Ayat al-Ahkam. juz II. · Suria: Maktabah al-Gazali. cet. II, 1971 . As-San'ani. Subul as-Salam. · Mar'i. cet. IV. 1960.
juz III. Singapora: Sulaiman
Schneider. Reth E. dan Gould. Meredith. "Female Sexuality: Looking Back into the Future" dalam Analyzing Gender. A Handbook of Social Science Research. New Bury Park: Baverity Hills. London. New Delhi. Sage Publication, 1987.
439 Schwartz. Pamela M. "Working Mothers of Infants; Conflicts and Coping Strategis "dalam Women's Lives. University of Michigan. 1980. Shihab. M. Quraisy. Wawancara. Yogyakarta. Pasca Sarjana IAIN Sunan Kalijaga, 31 Oktober 1990. Shulman. Ali Kates. "Sex and Power. Sexual Bases of Radical Feminism" dalam Stimpson. Chatarine R. dkk eds" Woman Sex and Sexuality. Chicago: University of Chicago Press, 1987. As-Siba'i. Mustafa. Al-Mar'ah Bain al-fiqh wa al-Qanun. Beirut: al~Maktab al-Islami. cet. VI, 1984. Siti Partini Suardiman. Angkatan Kerja Wanita dan Kesempatan Kerja. Yogyakarta: P3PK. UGM, t.t .. Spodek. Bernard (Ed.). Handbook of Research in Early Childhood Education. New York. London: The Free Press. cet. I, 1982. Sri Rumanti. Wawancara. Guru KL III. SMKK. BOKPRI Bintaran Tengah Yogyakarta. Sullerot. Evelyne. Women. Society and Change. Toronto. Mcgraw - Hill Book Company, 1971.
New York.
Surjadi. A .. Membuat Siswa Aktif Belajar. Bandung: Cipta. cet. I, 1983. As-Suyuti. Al-Jami' . · 'Arabi. 1967.
a~-~agir.
Kairo:
Bina
Dar al-Katib al-
As-Suyuti. Jalal ad-Din. dkk. Futuhat Ilahiyyat. · · Mesir: Istiqamah, t.t ..
juz IV.
Syadali. Ahmad. dkk. Kajian Islam Tentang Berbagai Masalah Kontemporer. (Kumpulan Hasil Diskusi Ilmiah Forum Pengkajian Islam IAIN Jakarta). Jakarta Selatan: Hikmat Syahid Indah. cet. I, 1988. Asy-Syafi'i. Al-Umm. juz I. Mesir: Al-Fanniyah al-Muttahidah. t. t .. Asy-Syahrastani. Al-Milal wa an-Nihal. juz II. Lebanon: Dar al-Ma'rifah. cet. II, 1975.· Asy-Syaibani. Omar Muhammad at-Thoumy. Falsafah Pendidikan Islam. terj. Hasan Langgulung. Jakarta: Bulan Bintang. cet.I, 1979. Asy-Syal. Jabir. Profil di Balik Cadar. terj. Alwi AM. Jakarta: Grafiti Press. cet. II, 1987.
440
Syalabi. Mustafa. Al-Madkhal Fi at-Ta rif bi al-Fiqh alIslami 'wa Qawa 1 id al-Milkiyyah wa al- 1 Uqudiyyah. Mesir: Dar _at-Ta'lif. cet . II, 1960. 1
Syamsul Anwar. Wawancara. Dosen Fakultas Syari'ah IAIN SUKA Tanggal: 7-5-1992. Syariati. Ali. Tugas Cendekiawan Muslim. terj. M. Amin Rais Jakarta: Rajawali Press. cet. II, 1987. Asy-Syarqawi. 'Abd ar-Rahman. Muhammad Rasul al-Hurriyah. Kairo: Dar as-Sya'b. t.t .. Asy-Syaukani. Nail al-Autar. Halabi. cet II, t . t:.
juz III. Mustafa al-Babi al-
Syauqi. Ahmad. dkk. Al-A'lam asy-Syi 1 ri al- 1 Arabi al-Hadi$. 'Beirut: al-Maktabah at-Tijari Li a~-~iba'ah, t. t ..
Syauqi. Ahmad. dkk. Fi al-Adab al-Hadi$. Dar al-Fikr. cet. VII, 1973. Asy-Syayyal. jamal ad-Din. Rifa 1 ah Rafi Mesir: Dar al-Ma'arif, t.t ..
juz II. Mesir: 1
at-Tahtawi.
At-Tabari. Jami 1 al-Bayan fi Tafsir al-Qur 1 an. · · Lebanon: Dar al-Ma'rifah. cet. II, l972.
juz 27-30.
At-Tabari. Ibn Jarir. Jami 1 al-Bayan Fi Tafsir al-Qur 1 an. · juz III. Beirut: Dar al-Fikr, 1978. At-Tabari. Ibn Jarir. Jami 1 al-Bayan Fi Tafsir al-Qur 1 an. · Mesir: Matba'ah al-Kubra Al-Amiriyyah. cet. II, 1972. At-Tabataba'i. Al-Mizan fi Tafsir al-Qur 1 an. juz IV. Lebanon: Muassasah A'lam Li al-Matba'ah. cet. III, 1972.
At-Turmuzi. Sunan at-Turmuzi. juz I. al-Madinah: Al-Maktabah Salafiyah. cet. II, 1974. At-Turmuzi. Sunan at-Turmuzi. Fikr. cet. III, 1978. At-Turmuzi. Sunan Turmuzi. cet. III, 1978.
juz II.
JUZ
IV. Beirut: Dar al-
IV. Libanon: Dar al-Fikr.
At-Turmuzi. Sahib at-Turmuzi. juz .VIII. IX. al-Azhar: AtTab'ah al~Mi~riyyah. cet. I, 1931.
441
Umar Hasyim. Anak Shalih Seri II. Cara Mendidik Anak Dalam Islam. Surabaya: Bina Ilmu. 1985. Volder. Robert L. . dan Gutek Barbara A. 11 Family Roles A Help on A Hindrance for Working Women". dalam Women's Career Development. New Bury Park: All. Sage Publication, 1986. Charis. Wani ta dalam Sejarah Islam. terj. Zabidi Jakarta: Pustaka Jaya. cet.I, 1987.
~\faddy .
Faruq
Wafi . Ali Abd al-Wahid. Al-Musawat fi al-Islam. Mesir: Dar al-Ma'arif. cet. III, 1965. Wafi.
'Ali Abd al-Wahid. Bait at-Ta 'ah wa Ta 'addud azZaujat wa at-Talaq fi al-Islam.· Muassasah al-Matbu'at al-Hadisah, "1960.
Weiler. Kathleen. Woman Teaching for Change. Gender Class & Power. Massa Chussetts: Bergin & Garvey Publishers. Inc. 1988. Woolf. Henry Easley ed.in · Chief. Webster's New Colligiate Dictionary Springfield. Massachusetts. USA : G & C .. Merriam Company, 1979. Young. Kimbal. Sosiology. A Study of Society and Culture. New York: American Book Company. 1976. cet. II, 1979. Yudkin. Simon. dan Holme. Anthea. Working Mothers and Their Childen. Londong: Michael Yosep, 1963. Yulian. Yoseph. dan Kornblum. William. Social Problem. New Jersey; dsb .. A Devision of Simon & Chuster. Inc. cet. V, 1986. Al-Zabadi. Abi Tahir Muhammad bin Ya'qub. Tanwir al-Miqyas Tafsir Ibn· ~Abbas. ·Mesir: ~Abd al-Hamid Ahmad Hanafi. Cet. I. 1962. · Zainal Abidin Ahmad. Sejarah Islam dan Umatnya. IV. Jakarta: Bulan Bintang. cet.I, 1977. Zakiah Daradjat. Islam dan Peranan Wanita. Bintang. 1978.
jilid III.
Jakarta: Bulan
Zizzamia. Alba J .. "The Career Woman" dalam Woman in the Modern Life. New York: Fordham University Press, 1968.
442 Journal :
Benin. Mary Holland dan Agustinelly. Joan. "Husband and Wives" Satisvaction with the Division of Labor. dalam Journal of Marriage and the Family. Vol. SO. No.2 Mei - 1988. Gordon. Henry. A .. dan Kemmeyer. Kenneth. C.W. The Gainful Employment of Women with small Children. dalam Journal of Marriage and the Family. vol. 42. No.1. Pebruari, 1980. Juwairiyah Dahlan. Ibu yang Shalihah Umamah binti alHarits. Makalah dalam Journal IAIN Sunan Ampel . Edisi VII 3 Maret, 1991. Juwairiyah Dahlan. "Emansipasi Wanita Islam" dalam Journal IAIN Sunan Ampel. edisi IX. Januari, 1992. Juwairiyah Dahlan. "Wani ta Karir". dalam Journal Sunan Ampel. Edisi XI, Tahun 1994.
IAIN
Lutfi. Huda. "As-Sakhawi' Kitab an-Nisa' as-a Source for the Social and Economic history of Muslim Women During the Fifteenth Century A.D." dalam The Muslim Ward. vol. LXXI 1981. Majalah :
Adam. 'Abd as-Saffar. Asy-Syari'ah al-Islamiyyah wa Ri'ayah at-Tufulah. dalam Mimbar Islam. Edisi 2, 1971. Alex Lanur. "Feminisme dan Gerakan Emansipasi" Basis. April. 1986. XXXV, No. 4. Aminah as-Sa'id. Butulat an-Niswiyyah. Fi dalam al-Hilal: Kairo .: Agustus. 1973.
as-~aurah
dalam 1919.
Hasan. Muhammad 'Abd al-Gani. "Safiyah wa Nasibah wa Khaulah" dalam al-Hilal Agustus. 1973. Hasan. Muhammad 'Abd al-Gani. al-Hllal Agustus, 1973.
"Butulat an-Niswiyyah" dalam
Jaudat. Salih. "Sya'ir an-Nil Muhammad Hafiz Ibrahim". dalam Al~Hilal Maret, 1972. Khamis. 'Abd al-Mun' im. "At-Tauzif Fi al-Islam" dalam Mimbar al-Islam. Edisi , 2 Pebruari, 1975.
443 An-Najjar. Abdurrahman Muhammad. Jl.gustus, 1973.
"Aisyah" dalam Al - Hilal .
Rifa'i. Mansur. "Maza Ba'da al-Hijrah" dalam Mimbar alIslam. Edisi 2, Pebruari. 1975. Soemiati Ahmad Muhammad. "Wanita. Struktur Jasmani Potensi dan Keterbat"asannya". dalam Media Jama 'ah Shalahuddin. UGM. No.4 April, 1982. Soelartinah Sukadj i. "Wani ta; Faktor yang menentukan kedudukannya" dalam Media Jamaah Shalahuddin. UGM. No.4 April, 1987. Asy-Syirbasi. Ahmad. "Hindun binti 'Atabah" dalam Al-Hilal. Agustu"s, 1973. Sya'lan . Sawi. "'Abrah wa Zikra" dalam Mimbar al-Islam. Edisi 2 Pebruari, 1975. Wahbah. Taufiq. Muhammad bi Maulid an-Nabi asy-Syarif. Mesir: Arab . al-Majlis al-A'la li asy-Syu'un al-Islamiyah. t.t .. , Edisi Ra- bi'ul Awwal. Wahbah. Taufiq. "Huquq al-Mar'ah Fi al-IsLim" dalam Mimbar al-Islam. Me~i r : Edisi 2. Pebruari, 1971. Encyclopaediy :
Al-Isfahani. Ar-Ragib . Mufradat al-Alfaz al-Qur'an. al-Katib 'Arabi, t.t ..
Dar
Khursyid. Ibrahim Zakki. dkk. Dairah al-Ma'arif al-Islamiyah. juz v. Kairo: Dar as-Sya'b, t.t .. Ibn Manzur. Lisan al-'Arab. Juz v. Kairo: Dar al-Ma'arif, t. t.. Mar'asyili. Nadim. dkk . Kanz al-'Ummal. Muassasah Rusalah. Cet. III, 1989.
JUZ
Al-Muttaqi. 'Ala ad-Din. Kanz al-'Ummal. Muassasah ar-Risalah. cet. I, 1989.
juz 16 Beirut:
X. Beirut:
Titus. Harold H. Smith. Marilyn S .. dan Nolan. Richard T. Living Issues in Philosophy. New York: Van Nostrand Company. Edisi VII, 1979.
444 Kamus :
Abadi. Fairuz. Al-Qamus al-Muhl t. j uz I I . J'vlesir: Mustafa al-Babi al-Halabi. Cet. If, 1952. Al-Bustani. Fuad Afram. Munjid at-Tullab Lebanon: Dar alMasyriq. Cet. CVIII, 1 974. Hornby. As. dkk .. Advanced Learner's Dictionary of Current English London: Oxford University Press. Edisi. II, 1963 Al-Munawwir. Ahmad Warson. Kamus Arab-Indonesia. karta: PP. Krapyak. Cet. I, 1984.
Yogya-
Diktat/Makalah :
Juwairiyah Dahlan. Islam dan Perbudakan. Yogyakarta: Makalah Direproduksi Sekretariat Fakultas Pasca Sarjana IAIN Sunan Kalijaga. Maret, 1989. Juwairiyah Dahlan. Peranan Ibu Dalam Pendidikan Anak Menurut Islam. Hasil Penelitian Pustaka Surabaya: Reproduksi Sekretariat Fakultas Adab IAIN Sunan Ampel. 1991. Juwairiyah Dahlan. Tarlkh al-Adab al-Arabl Fi 'Asr alJahill. Surabaya: Reproduksi Sekretariat Fak: Adab IAIN Sunan Ampel. Diktat Mengajar Tarikh Adab Pebruari, 1993. Juwairiyah Dahlan. Tarlkh al-Adab al-Arabl Fl 'Asr al-Hadls. Surabaya: Reproduksi Sekretariat Fak. Adab IAIN Sunan Ampel. Diktat Mengajar Tarikh Adab Pebruari, 1992. Juwairiyah Dahlan. Tarlkh al-Adab al-Arabl Fl 'Asr Sadr al-Islam. Surabaya: Reproduksi Sekretariat Fak. Adab IAIN Sunan Ampel. Diktat Mengajar Tarikh Adab Pebruari, 1988. Juwairiyah Dahlan. "Al-Islam Yuqarrir Huquq al-Insan". Surabaya: Skripsi BA. Fakultas Adab.· IAIN. Juni 1975. Juwairiyah Dahlan, "Istri dan Rasulullah Saw. Dalam Rumah Tangga". Surabaya: Sekretariat Fakultas Adab. IAIN Sunan Ampel, 1991. Juwairiyah Dahl an. "Pendidikan Wani ta dan Peranan Ibu Dalam Pendidikan Anak'i. Yogyakarta: Makalah Seminar Masjid Syuhada' 24 Maret 1992.
445 Juwairiyah Dahlan. "Tanggung Jawab Pemimpin. Suami. Istri dan Sahaya dari Hadi~ Ibnu 'Umar. Yogyakarta: Makalah Pasca Sarjana IAIN Sunan Kalijaga Juni 1989. Juwairiyah Dahlan. "Umar bin Khattab Pahlawan Genius". Surabaya: Reproduksi Sekretariat Fakultas Adab. IAIN Sunan Ampel, 1991. Lukman Sutrisno. "Peranan Wanita Dalam Pembangunan. Suatu Perpektif Sosiologi" Makalah dalam Seminar Nasional: Peranan Wanita Dalam Pembangunan. Antara Harapan dan Kenyataan. Yogyakarta. UGM Maret, 1990. Nasikun. "Peningkatan Peranan Wani ta Dalam Pembangunan" Makalah dalam Seminar Nasional Peranan Wanita dalam Pembangunan antara Harapan dan Kenyataan. Yogyakarta: UGM. Maret, 1990. Noeng Muhadjir. "Kualitas Pemimpin Wanita Menjelang Tahun 2000. Makalah Diskusi Panel. BKOW DIY, t.t .. Noeng Muhadjir. "Wanita Karir dan Efek pada Anak". Makalah Diskusi Panel Wanita Karier. DIY. April, 1987. Riga Adiwoso Suprapto. "Wanita dan Pembangunan dalam Menghadapi Realitas Sosial". , Makalah disampaikan dalam Seminar Nasional. Peranan Wanita Dalam Pembangunan Antara Harapan dan Kenyataan. Yogyakarta. UGM. Maret, 1990. Saparinah Sadli. "Peranan Perempuan dari Perspektif Psikologi". Makalah disajikan dalam Seminar Nasional Peranan Wanita dalam Pembangunan Antara Harapan dan Kenyataan. Yogyakarta: UGM 1990. Sutari Imam Barnadib. Perkembangan Pendidikan Anak dari Ibu yang Bekerja serta Problemanya di Sekolah Menengah Pertama di Daerah Istimewa Yogyakarta. Disertasi tidak diterbitkan. IKIP Negeri Yogyakarta, 1982.
Koran :
Anna Theresia Triana. "Wanita dan Belenggu Kodrat". dalam Kompas, selasa 11 April 1987. Artini/Putri. "Daripada Perempuan. Lahirnya Anak Lelaki Lebih Diharapkan" dalam Kedaulatan Rakyat. Minggu Wage. 6-11-1994, hal. 5 dan 11. Khahibatul. M. Pendidikan Wanita. "Mendidik dan Dididik" dalam Jaya Karta. Tahun IV. No. 1302, 21 April 1993.
446 Pratiwi Sudarmono. "Peranan Wani ta Dalam Pembangunan '' dalam Kompas Selasa 21 April 1987. Sugiono "Suasana Dialogis Orang Tua-Anak" . dalam Jawa Pos, Rabu 17 Juni 1992. Suroso Imam Zadjuli. "Penempatan Tenaga Kerj .:. Wanit a " dalam Jawa Pos, Tanggal 12 - 5-1992. Titis Kinawoso Fisip UGM "Pola Asuh Keluarga Non-tradisional Lebih Mendatangkan Keberhasilan dalam Kedau latan Rakyat. Minggu Wage 6-11-1994, hal. 5 dan 11.
Lampiran I
WAWANCARA KHUSUS DENGAN
I.
DR . HM. Quraisy Shihab : Pen.
Bagaimana pendapat Bapak Quraisy t entang wanita yang bekerja di luar rumah?
M.Q.
Wanita itu boleh berkarir selama wanita te rse but membutuhkan pekerjaan itu atau pekerjaan itu membutuhkan anita itu, dan segala macam pekerjaan boleh untuk dan dilakukan wanita selama wanita mampu menjaga diri dan lingkungannya.
(Wawancara di Pasca Sarj ana IAIN Suka,
Yogyakarta : 31 Oktober 1990)
Pen. M. Q.
: Apa argumentasi pendapat Bapak tersebut? Wani ta berkarir adalah termasuk mengurus persoalan kaum muslimin secara makro dan pendapat ini didasarkan pendapat Rasulullah
"Barang siapa tidak mau memperha tikan persoalan kaum muslimin,
maka dia bukan termasuk
kelompok muslimin". Man lam yahtam bi amril muslimin fa laisa minhum.
(Catatan Kuliah dari DR. HM. Quraisy
Shihab: Pascasarjana IAIN Yogyakarta: 21 Mei 1989) . ya
(DR. HM. Quraisy
II.
DRS. Syamsul Anwar,
MA.
(Dosen Fak. Syari'ah IAIN
Yogyakarta) Pen.
Bagaimana cuaca, lingkungan dan angin di Arab?
S.A.
Lingkungan padang pasir Arab dan cuacanya sangat panas, samum,
anginnya yang dikenal angin
jikalau angin ini mengenai kulit kita
(manusia)
rasanya panas dan kulit kita rusak,
bibir bisa pecah-pecah seperti sariawan. Oleh karena
itu
model
(muslim/non muslim) tubuh/kulit.
baju
masyarakat
harus menutup
Arab
seluruh
(Wawancara: 7 Mei 1992).
(Drs. III. Drs. H. Ismail Lubis, MA.
(Dekan II, Fak. Adab lAIN
Yogyakarta) Pen.
Apa ada manfaat angin Samum bagi bangsa Arab, karena bagi kita sangat berbahaya bila terkena kulit?
HIL.
ya,
angin samum selain mendatangkan madarat
(bila terkena kulit manusia),
juga membawa
maslahat bagi bangsa Arab, yaitu untuk mempercepat masaknya buat korma
(balah)
tanpa
angin samum, buah korma tidak bisa atau sangat lama masaknya (wawancara: 15 Agustus 1991) mengesa~n
r----------(Drs. H. Ismail Lubis, MA.)
Lampiran II WANITA KARIR DAN PROBLEMA PENDIDIKAN ANAK
A. Kata Pengantar B. Prestasi Karir C.
Pengaruh Karir Terhadap Rumah Tangga dan Pendidikan Anak
D. Beberapa Masalah Dalam Pendidikan Anak E. Upaya Mengatasi F. Efek Karir Terhadap Anak G.
Faktor Keberhasilan dan Kegagalan Wanita Karir Dalam Pendidikan Anak
H. Beberapa Pemikiran ke arah Peningkatan Peranan Wanita Karir I. Kesimpulan A. Kata Pengantar:
Sungguh kami penuh harap akan kesediaan Ibu menjawab pertanyaan dan memberikan ide-ide yang berdasarkan pengalaman, semoga dari hasil penelitian ini,
Ibu-ibu
generasi berikut dapat memperoleh pelajaran dari kesuksesan
Ibu.
Atas
segala
bantuan
Ibu,
kami
menghaturkan banyak terima kasih. Jawablah pertanyaan berikut lnl dengan menandai x pada jawaban yang sesuai B. Data Pribadi
B.l. a. Nama b. Umur c. Pekerjaan/Jabatan d. Jumlah Anak/Usia/Jenis Kelamin: Anak 1/....
Th/....
Anak 5/ ....
Th/ ... .
Anak 2/....
Th/....
Anak 6/ ....
Th/ ... .
Th/ ... .
Anak 7/ ....
Th/ ... .
Th/ ... . Anak 4/ ... . e. Pendidikan Anak :
Anak 8/....
Th/ ... .
Anak 3/ ... .
Anak 1
Anak 5
Anak 2
Anak 6
Anak 3
Anak 7
Anak 8 Anak 4 f . Pekerj aan Suami : ............................. . g. Terjun di bidang karir sejak tahun : ........... h. Terjun di bidang karir: setelah punya anak. B.2 Pandangan Tentang Karir B.2.1. Faktor apa yang mendorong terjun di bidang karir?
........................................... . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . ... . . .. . . .. . . .. . ... . . . .. B.2.2.
Apakah karir yang Ibu tekuni sekarang memuaskan bagi Ibu?
(4) a. Sangat memuaskan (3) b. Memuaskan (2) c. Kadang memuaskan (1) d. Tidak memuaskan B.2.3. Adakah efek positif karir Ibu terhadap pribadi Ibu? Dan apakah ada efek negatifnya? Mohon dijelaskan!
........................................... . . . . . . . . . . . ·................................ . . . ... . . .. . . . . . . . .. .. .. . .. . . .... . .. ... . . ... . B.2.4. Apakah Ibu berminat untuk meningkatkan karir ke jenjang yang setinggi mungkin? (4) a. Sangat berminat (3) b. Berminat (2) c. Pernah berminat (1) d. Tidak berminat B.2.5. Apakah ada hambatan dalam meningkatkan karir Ibu?
(1) ( 2) (3) (4) B.2.6.
a. b. c. d.
Sangat banyak Ada Tidak ada Kadang-kadang ada
Apakah si-kon rumah tangga mendukung/menghambat peningkatan karir ibu?
B.2.7. Apakah suami Ibu turut memotivasi,
membe-
rikan saran dan petunjuk dalam peningkatan karir? Mohon dijelaskan!
C. Pandangan Te ntang Pembagian Kerja Dalam rumah Tangga C.1. Pembagian Kerja C.1.1. Ada beberapa pandangan tentang Pembagian Kerja dalam Rumah Tangga: ( 1) ( 2) ( 3) ( 4)
a. b. c. d.
Pandangan Pandangan Pandangan Pandangan
Fungsionalis~e.*)
. . **) Fem1n1sme. Interaksionism~.***) Crossover. ****J
*)Menurut Fungsionalisme: Bahwa ayah dan ibu membagi tugas masing-masing secara permanen, ibu sekerja di rumah, ayah bekerja di luar rumah, tetapi ayah kuasa mengatur kebijaksanaan rumah tangga. **)Menurut Feminisme: Bahwa ayah dan ibu tidak membagi tugas masing-masing secara permanen. Ayah dan ibu sama-sama bekerja di dalam/di luar rumah. Ibu bekerja ke luar rumah, untuk menyelesaikan tugas ayah, ayah juga bekerja di dalam rumah untuk menyelesaikan tugas ibu. ***)Menurut Interaksionisme: Bahwa ayah dan ibu membagi tugas masing-masing secara permanen, ibu bekerja di rumah, ayah bekerja di luar rumah, tetapi keduanya pada suatu saat bisa saling membantu. ****)Menurut Crossover: Bahwa ayah dan ibu membagi tugas masing-masing secara permanen, ibu kerja di rumah, ayah bekerja di luar rumah, tetapi keduanya pada suatu saat bisa saling berganti peran .
Yang mana keempat pandangan tersebut yang ibu setujui? Pilihlah: a. b. c. d. Yang mana yang menjadi kenyataan dalam rumah tangga? Pilihlah: a. b. c. d. Apakah pelaksanaan itu sudah disetujui secara tulus oleh suami dan Ibu? Mohon penjelasan!
........................................... . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . ....... ............ .................... .... C.l.2. Bila suami ikut berpartisipasi menangani masalah keluarga yang biasanya dikerjakan ole Ibu,
sampai batas mana? Sebagian atau
seluruhnya? Mohon dijelaskan! .................................................
. . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . ....................... .................... C.1.2.
Bila suami tidak ikut berpartisipasi, faktor apa yang menyebabkan demikian? ..... .
.. . .. . . . . ........................ . .... .. . . . .. ... . ... ........................... . . . .. .. C.2. Penqaruh Karir Terhadap Rumah Tangga C.2.1. Sejauh mana kepadatan pekerjan Ibu di Kantor? Apakah Ibu merasa kewalahan atau tidak? . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
........................................ . .. ... . ................. ................... .
.
.
C.2.2. Apakah pekerjaan Ibu di kantor sebagian harus dikerjakan di rumah bila situasi menghendaki? (4) (3) (2) (1)
a. b. c. d.
Ya Pernah Kadang-kadang Tidak pernah
C.2.3. Apakah jam kerja Ibu full-time atau parttime? Pilihlah: a. Full-time
b. Part-time
C.2.4. Apa efek material dan non-material karir Ibu terhadap rumah tangga? Efek material: . . Efek non-material ......................... . C.2.5. Apakah karir Ibu ada efek negatifnya? (3) a. Ada (4) b. Tidak ada
(2) c. Kadang-kadang (1) d. Banyak
C.2.6. Apakah situasi rumah tangga Ibu mendukung karir Ibu? (4) (3) (2) (1) C.2.7.
a. b. c. d.
Sangat mendukung Mendukung Kurang mendukung Tidak mendukung
Demikian pula,
apakah situasi karir Ibu
mendukung keharmonisan rumah tangga Ibu? (4) (3) (2) (1)
a. b. c. d.
Sangat mendukung Mendukung Kurang mendukung Tidak mendukung
D. Beberapa Masalah Dalam Pendidikan Anak D.1. Berkaitan dengan tugas dan karir Ibu, apakah Ibu merasa ada kesulitan dalam pengasuhan dan pendidikan anak? (1) (2) (3) (4)
a. b. c. d.
Sering Ada Kadang-kadang Tidak ada
D.2. Bila ada kesulitan, faktor apa? Mohon penjelasan?
D.3. Apakah anak Ibu tidak merasa kesulitan dengan keikutsertaan Ibu di bidang karir? (1) a. Sering merasa (2) b. Pernah merasa (3) c. Kadang-kaoang merasa (4) d. Tidak pernah merasa Bila anak merasa/mengalami kesulitan,
D.4.
mereka bisa mengatasinya sendiri,
apakah dia/ pasrah atau
bagaimana?
................ . .....................................
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . .. . . . . . . . . ................................. ................ .
. D.S.
Apakah lingkungan sosial rumah tangga Ibu turut mendukung
prestasi
belajar
anak
Ibu?
Mohon
dijelaskan bila mendukung atau tidak! . . . . . . . . . . . . .
.... .......... .............. .. .. .. ....... ..... . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . .. .
.
E. Upaya Mengatasi E.1. Apakah Ibu merasa sulit soal pembagian kerja dengan urusan rumah tangga? (1) (2) (3) (4) E.2.
a. b. c. d.
Sangat sulit Sulit Kadang-kadang sulit Tidak pernah sulit
Bagaimana cara Ibu mengatasi bila sewaktu-waktu tugas Ibu mendada~ di kantor sementara pendidikan anak perlu ditangani secara khusus? . . . . . . . . . . . . . . .
.. . ..... . ... ... .. ........ ...... ....... . .. .. . . . . . . . ..... . . . . . . . . . .. .. . . .. .. . .. . ... . .. .. .. . . . . . .. . . . . . ........... ................. ...... ................ E.3.
Apakah ada anggota keluarga
Ibu turut
mengatasi problema pendidikan anak? (4) a. Ada (3) b. Tidak ada (2) c. Kadang-kadang
aktif
d.
E. 4. Jika tidak ada, siapakah yang mengatasinya? Dengan cara bagaimana? . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
E.S.
Anak yang ke berapa sering memperoleh rangking kelas? Mengapa? Apa upaya Ibu? . . . . . . . . . . . . . . .. ... .
E.6.
Anak yang ke berapa pernah tidak naik kelas? Mengapa? Apa upaya Ibu? . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
E.7.
Anak yang ke berapa sering sakit/punya penyakit khusus? Mengapa? Apa upaya Ibu? . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
F.
Efek Karir Ibu Terhadap Anak
(Peranan Ibu dalam
Pendidikan Anak) F.l.
Apakah
anak
Ibu
dipandang
mampu
mengatasi
kesulitan belajarnya sendiri? (4) (3) (2) (1)
a. b. c. d.
Ya mampu Kadang-kadang mampu Tidak mampu Sering mampu
F.2. Dalam usia berapa/sampai tingkat pendidikan apa, Ibu meneliti/membimbing anak dalam belajar?
(4) a. TK/SD (3) b. SMP (2) c. SMA (1) d. PT F.3. Bila anak tidak mampu mengatasi belajarnya dan kesulitannya,
apakah Ibu turut membantu mengatasi
secara langsung atau dengan cara bagaimana? 4
• • • • • • •
•
• • • • • • • • •
•
• • • • • •
•
• • • • • • • •
•
••
•
• • • •
•
• • •
•
• • •
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . ............ ................. ..................... . ....... .... ........... ........................... F.4 . Sejauh mana intensitas dan interaksi positif Ibu dengan anak? (4) a. Sangat intensif (3) b. Intensif (2) c. Kurang intensif (1) d. Tidak intensif F.5. Apakah suasana rumah tangga Ibu cukup mendukung proses belajar anak? ( 4) ( 3) (2) (1)
a. b. c. d.
Sangat mendukung Mendukung Kurang mendukung Tidak mendukung
juga turut aktif F.6. Apakah anggota keluarga yang lain dalam proses belajar anak? (4) a. (3) b. (2) c. (1) d. F.7. Bila
Sangat aktif Aktif Kurang aktif Tidak aktif ada masalah yang dihadapi anak,
apakah
ayah/ibu mengkonsultasikan dengan gurunya? (4) a. (3) b. (2) c. (1) d. F.8. Apakah (4) (3) (2) (1)
a. b. c. d.
Sangat sering Sering Kadang-kadang Tidak pernah Ibu selalu menanyakan hasil belajar anak? Selalu Kadang - kadang Jarang sekali Tidak pernah
F .9 . Bagaimana sikap dan usaha Ibu jika sewaktu-waktu melihat hasil belajar anak kurang baik? ..... . .... .
........................................ .......... F. 10 . Apakah Ibu memantau tingkat belajar/pel a jaran anak dan mengusahakan alat/bahan yang dipe rlukan? (4 ) a . (3) b. (2) c. (1) d. F.11. Jika
Selalu Pernah Jarang Tidak pernah Ibu tidak bisa mengurus/mengarahkan anak
secara langsung dalam soal belajar, apakah ada orang dalam keluarga / dianggap keluar g a yng diamanahkan untuk itu? (4) a. Ada (3) b. Kadang ada (2) c. Tidak ada ( ) d . . . . . . . . . . . . . . . . . . .......... . ............. . .
F.1 2 . Dalam hal apa saja yang Ibu dapat menangani secara langsung? (4) a. Soal pelajaran dan ketrampilan (3) b. Soal pelajaran (2) c. Ketrampilan (1) d. Makan/pakaian F.1 3 . Apakah kecerdasan anak Ibu dinilai cukup baik bisa mengikuti pelajaran? (4) a. Sangat baik (3) b. Baik (2) c. Kurang baik (1) d. Tidak baik F . 14. Apakah mental anak Ibu stabil
(sebagaimana
layaknya) untuk mengikuti pelajaran? (4) a. Sangat stabil (3) b. Stabil (2) c. Kurang stabil (1) d. Tidak stabil F.15. Bila mentalnya kurang stabil, apakah karena sudah menjadi bawaan atav faktor lingkungan? (4) a. Bawaan
(3} b. Lingkungan
( i
c ........................................... . ( ) d ............... . ........................... .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . Pendidikan Agama
F.16. Apakah Ibu dan anggota keluarga cukup mengarahkan anak dalam melaksanakan ajaran agama? Sang at cukup Cukup Kurang Tidak cukup
a. ( 3} b. (2} c. ( 1} d.
( 4}
F.17. Apakah sua sana rumah tangga dan lingkungan sosial mendukung pengalaman-pengalaman agama anak? (4} a. (3} b. (2} c. (1) d. F.18. Apakah 16
Sangat mendukung Mendukung Kurang mendukung Tidak mendukung ada tindakan anak (usia remaja/kira-kira
tahun)
yang
dinilai
melanggar
ajaran
agama/tergolong kenakalan? ( 1) a. (2) b. (3} c. (4) d. F.19. Dalam
Ada Sering ada Pernah ada Tidak ada situasi apa anak melakukan demikian?
................................................... .
. . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . .. . F.20. Apakah upaya Ibu untuk mengatasi hal itu?
......................................................
. . . . . . . . . . .. . . . . . . . . .. . . . . . . . .. . .. . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . .. . . .. . . . . .. . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . .
F.21.
Apakah kesulitan yang Ibu alami selama ini dalam mengarahkan/mendidik anak dalam soal agama?
G.
Faktor Keberhasilan dan Kegagalan Wanita Karir Dalam Pendidikan Anak.
G.l. Apakah ada pengaruh keberhasilan wanita karir dalam pendidikan anak yang non-material disebabkan oleh tugas/karir Ibu? Apa itu? ................... .
G.2. Apakah Ibu pernah mengalami kegagalan karena karir dan pendidikan anak? (4) (3) (2) (1)
a. b. c. d.
Sering Pernah Kadang-kadang Tidak pernah
H. Pemikiran ke Arah Peningkatan Wanita Karir H.l. Bagaimana ide-ide Ibu berdasarkan pengalaman untuk peningkat\n
wanita
karir
pendidikan anak dimasa depan?
dan
keberhasilan
H.2. Bagaimana caranya mengatur anak pada pelbagai umur?
................................................. ....................... ...... ............... ..... . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . ... .............................................. .... . ......... . . . ....... . . . ............... . ..... . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . .. . . . ................................................. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . .. H.3. Apakah putera/puteri Ibu juga bercita-cita ingin jadi wanita karir seperti Ibu?
................................................. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . ... .............................................. ..... ... . . ............... . ...... . . ....... . ..... ..
Lampiran III
RIWAYAT HIPUP
1. Nama
Juwairiyah Dahlan
2. Tempat/Tgl. Lahir
Jombang, Jawa Timur/29 Agustus 1954
3. Pangkat/Jabatan I " Alamat
Lektor Madya pada Fakultas Adab Perum PERWIRA TNI AL TI. Darmokali No.22 Surabaya. No. telp . (031) 5665614.
4. Riwayat Pendidikan: 1. SD/MI Tapen Jombang, 1965 2. MTsN Tambakberas, 1969 3. MAAIN Mambaul Ma'arif Denanyar Jombang, 1971. 4. B A Fakultas Adab IAIN Sunan Ampel Surabaya, 1975. 5. Dra . Fakultas Adab IAIN Sunan Ampel Surabaya, 1982. 6. M A Fakultas Pascasarjana IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 1988. 7. Mahasiswa Program Pascasarjana
(S-3)
IAIN Sunan
Kalijaga Yogyakarta (1988-sekarang) . 5. Karya Ilmiah 1. Al-Islamu Yuqarrir Huquq al-Insan, Risalah Sarjana Muda, 1975. 2. Al-Manfaluti wa HAMKA Ittakhaza al-Adaba Wasilatan
li Islah al-Mujtama', Skripsi Sarjana, 1982. 3. Problema Pengajaran Bahasa Arab di IAIN Sunan
Surabaya, Tesis, 1988 . .
xxxu
Ampel
4. Metode Belajar Mengajar Bahasa Arab, Surabaya, alIkhlas, Cet. I, 1992. 5.
Sejarah Kesusasteraan Arab dan Tokohnya Masa Kebangkitan, Yogyakarta, Sumbangsih, Cet. I, 1993.
6.
Sejarah Kesusasteraan Arab Masa Jahil .i,
Bina Karya, Cet. I, 1995.
Yogyakarta,
Lampiran IV
HAK DAN KEWAJIBAN PRIA - WANITA YANG SEIMBANG DAL~Y.
KELUARGA UNTUK MENINGKATKAN PERANAN WANITA ISLAM
A. Pendahuluan
Islam sebagai agama rahmat bagi seluruh alam semesta untuk manusia (pria - wanita) , binatang (buas jinak), tumbuh-tumbuhan (besar - kecil), dll., semuanya itu memiliki hak dan kewajiban yang seimbang. Dalam beberapa hal pria - wanita diberi hak yang sama, misalnya: mencari ilmu penge tahuan, beramal salih dan bekerja, qisas
(al-Baqarah: 178) diyat atau denda
(an-Nisa': 92) memilih j o doh, dll. Nah, bagaimana kalau masih ada perbedaan? Itulah inti permasalahan pembahasan ini.
B. Keseimbangan
Dalam
beberapa hal, wanita tidak memiliki hak
seperti pria misalnya mendapatkan bagian separo dari pria dalam hal waris,
saksi, wanita selalu ditemani
kalau pergi, dll., yang akan dibahas berikut ini. 1. Hak Waris
Wanita hanya memperoleh separo dari bagian pria,
sebab pria seba'g ai penanggung jawab keluarga-
nya yang terdiri dari anak, istri, saudari, ibu, dll dari
kerabatnya,
pria wajib
memberi
maskawin dan
mas kawin tersebut tidak boleh dimintanya l?gi
(an-
Nisa': 20i, pria wajib memberi nafkah, pakaian baik kepada istri maupun anak dan pembantu (at-Talaq: 7), pria wajib memberi nafkah iddah (al-Baqarah: 241), nafkah 241).
(mut~ah)
dicerai pada wanita
Meskipun istri kerja/kaya,
(al-Baqarah:
nafkah keluarga
tetap pada suaminya. Ibn Abbas menerangkan bahwa: Ar-rijalu qawwamuna
~ala
an-nisa'i
(an-Nisa':
34), makna qaw-
wamuna ··ala an-nisa': yaitu berkuasa mendidik sopan
santun wanita, memberi nafkah, berjihad.l) An-Nasafi menjelaskan bahwa kekuasaan pria tersebut karena ia lebih sempurna agamanya, tanpa kurang haid, nifas, dll. 2 ) dan pria sebagai penasehat yang lunak, 3 ) apabila wanita itu bersalah. 4 > Itulah keseimbangan dan pertimbangan-pertimbangan hak dan kewajiban pria - wanita dalam keluarga Islam.
l)Ibn Abbas, t . t.) , hlm. 6 9.
Tanwir al-Miqyas (Mesir: Maktabah Jumhuriyyah,
2 lAn-Nasafi,
Tafsir an-Nasafi, t.t.), hlm. 223 - 224. 3 libn al-'Arabi,
1967), hlm.
Sebagaimana
juz I
(Mesir:
Isa al-Babi,
Ahkam al-Qur•an (Mesir: Isa al-Babi, cet. II,
416 - 419.
4 lrbn Ka~ir, t.t.), hlm. 491.
Tafsir al-Qui•an al-Azim (Mesir: Isa al-Babi,
disebutkan dalam UUD RI No.1 Th.
1974,
tentang
perkawinan pasal 31.
1) Hak dan kedudukan istri adalah seimbang dengan hak
da~
kedudukan suami, dalam kehidupan rumah
tangga dan masyarakat. 2) Masing-masing berhak untuk melakukan perbuatan hukum. 3) Suami adalah kepala keluarga dan istri adalah ibu rumah tangga. 5 > Demikian beban laki-laki lebih berat daripada wanita oleh sebab itu wajarlah pria mendapat dua kali bagian wanita dengan pertim-bangan,
kebijaksa-
naan, satu bagian wanita itu hanya sebagai cadangan perlindungan dari rnusibah yang mungkin menimpanya. 2. Hak Saksi
Ayat kesaksian adalah
11
jika tidak ada dua
orang laki-laki, maka boleh seorang laki-laki dan dua orang wanita 11
(al-Baqarah: 282). Dalam penggu-
naan ayat tersebut adalah untuk kekuatan dan ketentraman hati mengenai hak milik dan bukan untuk dipakai dalam urusan pengadilan. Ayat tersebut memberi petunjuk bahwa kesaksian seorang wanita (kaum wanita) saja tanpa pria tidak dapat menetapkan
S)UUD RI No.1/TH. 1974, tentang perkawinan pasal: 31.
suatu hak, dan tidak diterima menjadi dasar hukum bagi seorang hakim, karena y ang diharapkan adalah bukti. 6 ) Menurut Ibn al-Qayyim bahwa bukti adalah lebih umum dari kesaksian. Hakim dapat menjatuhkan putusan atas dasar tanda-tanda pasti
at ~ u
berdasar-
kan kesaksian orang bukan Islam yang dipercaya dan dibenarkan kesaksiannya. Anggapan bahwa dua wanita sama dengan seorang pria bukan karena kelemahan akal wanita sebagai kurang sempurna kemanusiaannya. Untuk ikut campur dalam soal-soal muamalah atau lainnya yang menyangkut harta,
karena bukan urusannya, maka
wanita tersebut lemah, namun tidak demikian halnya dalam masalah-masalah kerumahtanggaan, yang sudah menjadi pekerjaannya, wanita justru lebih kuat dari pria. Ayat
tersebut
turun berdasarkan apa y ang
sudah biasa dalam dunia wanita, tidak memberi kesaksian dalam persidangan hutang piutang, pasar perdagangan. Adapun bila ada wanita masa kini yang aktif dalam bidang ini, maka hak masyarakat untuk menjadikan wanita sebagai pegangan dan jaminan seperti kaum pria, yaitu bila mereka yakin bahwa wanita itu tidak
G)Menurut istilah hukum adalah alat bukti
pelupa dan selalu ingat seperti pria. 7 >
Kesaksian wanita harus diterima pada masalah yang menurut adat tidak diketahui pria, misalnya; kelahiran, pembunuhan,
kegadisan,
aib wanita,
dll.,
Masalah
hakim bisa menerima saksi pria dan
wanita. Dan masalah li'an dalam al-Qur'an pun dikatakan sama (an-Nur: 6-9). 3. Hak Memilih Jodoh
Untuk memilih jodoh,
wanita
(janda)
harus
dengan terus terang memberikan ijin untuk menyetujui atau menolak siapa yang akan dijodohkan dengannya, sedangkan wanita (gadis) cara memberikan ijin itu dengan cara yang sesuai dengan kesopanan untuk memperlihatkan setuju atau tidak,
bahkan diam si
gadis tersebut berarti setuju. Dalam dijelaskan ridaha
samtuha 8 >
~adis
yang
(izinnya adalah
diamnya) . 4. Kepergian Wanita Harus Ditemani
Kepergian wanita sendirian itu tidak diperbolehkan,
harus ada ternan yang menjaganya tentang
keamanan dan keselamatannya. Kepergian yang dimaksud 7 lMahmud Syaltout, Al-Islam 'Aqidah wa Syari'ah, (Islam sebagai Aqidah dan Syari'ah), juz III (Jakarta: PT Jaya Pirusa, cet. II, 1980), hlm. 70-72. S)Ridaha samtuha: ridanya adalah diamnya: al-Bukhari, Bukhari (Beirut: Dar al-Kitab al-Islami, t . t.), hlm. 250.
Matn al-
adalah kepergian untuk pergi melaksanakan ibadah haji,
maka harus disertai mahramnya,
sebagaimana
dalam Hadis berikut ini menjelaskan:
La tusafi r al-mar'atu salasan illa wa
ma~aha
iu
mahramin, 9 > (Wanita tidak boleh pergi dalam tempo tiga hari kecuali harus dengan mahramnya) . Yang jelas kepergian wanita tersebut pergi wajib dan sangat jauh dikhawatirkan tidak aman dan tidak selamat, harus ditemani,
kalau dalam situasi
aman mengapa harus ditemani? Tetapi yang terpenting dalam kepergian wanita (kalau memang harus pergi) adalah harus menjaga diri secara lahir batin. Lahir berarti berpakaian yang menutup aurat dan batin berarti bertakwa,
keduanya sebagai ternan sejati
menurut al-Qur'an. 5. Hak Wanita Menjadi Imam Salat
Wanita tidak boleh menjadi imam bagi pria tetapi pria boleh menjadi imam bagi wanita. pendapat Hadawiyah,
Hanafiyah,
Syafi~iyah,
Ini
dll.,
sedangkan Muzani dan Abu Saur memperbolehkan wanita menjadi imam. At-Tabari memperbolehkan wanita menjadi imam shalat tarawih bila tidak ada orang yang
9 lwanita tidak boleh pergi kecuali dengan mahramnya . Ibn Majah, Sunan Ibn Majah, juz II, (Mesir: 'rsa al-Babi, t. t.), bab Haji, Hadis No.
2898 - 2899.
hadir hafal al-Qur'an. Dengan alasan dari Hadis Ummu Waraqah. Mereka mengartikan larangan tersebut berarti tanzih
(makruh), atau karena sanad Hadis
tersebut da-if. Dan di zaman Rasulullah tidak pernah wanita menjadi lmam yang makmumnya pria. Karena hal tersebut dipahami dari
~adis
Wa la
Rasulullah Saw.;
taummannau imra'atun rajulan wa la a-rabiyyun muhajiran wa la fajirun mu'minah . 10 )
(Seorang wanita
tidak boleh menjadi imam bagi pria, seorang badui tidak boleh menjadi imam sahabat muhajirin dan seorang pendusta tidak
boleh menjadi imam orang
beriman) Hadis tersebut masih dikuatkan oleh beberapa Hadis lain dalam hal yang sama,
yang mengatakan
bahwa sebaik-baik barisan salat wanita itu yang terakhir dan sejelek-jeleknya yang terdepan. 11 ) Namun demikian, wanita itu boleh menjadi imam di rumahnya sendiri, meskipun di dalam keluarganya terdapat budak pria, anak pria sebagai muazin atau ada orang tua pria. 6. Hak Cerai dan Khulu'
Cerai adalah perpisahan secara umum,
antara
suami istri yang dipertimbangkan secara masak dan
lO)As-san'ani, Subul hlm. 28 - 30, 35 .
t.t.),
ll)Ibid., hlm.
35.
as-Salam jilid I I
(Beirut:
Dar al-Fikr,
sebagai cara terakhir untuk menyudahi hubungan suami - istri yang diberikan suami kepada istrinya. Terjadi cerai secara otomatis tanpa persetujuan karena itu tidak dinafkahi selama dua tahun, disakiti badan, lidak ada nafkah batin selama tiga bulan berturut-turut. Kalau yang menghendaki perpisahan itu istri karena sudah tidak tahan lagi terhadap perlakuan suaminya, maka istri boleh menebus dirinya dengan istilah khulu' dan terjadilah perpisahan atau perceraian. Adapun apabila perceraian itu karena si suami menyakiti istri sehingga istri membencinya dan menebus dirinya,
maka pengajuan khulu' istri terse-
but, bukan yang dikehendaki syari'ah, dan suami yang menerlma harta tebusan wajib mengembalikan harta istrinya yang diserahkan padanya dengan terpaksa tersebut. 12 ) Tetapi pengajuan cerai dari istri pada suami tetap sah. Pembahasan ini sebagai tambahan dan pelengkap keterangan pada disertasi ini halaman 119-138. 7. Poligami
Poligami adalah masalah yang sudah biasa terjadi di masyarakat semenjak dulu kala.
Adapun
aturan berpoligami telah diatur oleh al-Qur'an dalam surat an-Nisa' ayat 3. Dengan beberapa pertimbangan,
12 > I~ b ' d .,
. l'l'd J 1
II, hl m. l4 6 .
maka poligami menimbulkan beberapa madarat dan manfaat. Adapun madaratnya antara lain: - Tersia-sianya keluarga - Terlantarnya anak - Beban berat pemerintah karena anak-anak
ge~andang-
an - Beban berat pemerintah karena istri-istri tidak ada yang menanggungnya. - Memutuskan silaturahmi atau hubungan kekeluargaan - Terlantarnya pendidikan generasi muda. Sedangkan manfaatnya: untuk menolong janda, miskin, yatim dan lain-lain. Yang sangat diperhatikan oleh ayat al-Qur 1 an adalah keadilan.
Dengan
segera dibantah oleh ayat lain dengan tegas,
wa lan
tastati'a an ta'dilu baina an-nisa'. 13 > (dan kamu sekali-sekali tidak akan dapat berlaku adil diantara istri-istrimu) . Berlaku adil wajib bagi orang kaya - miskin, tua - muda,
pandai - bodoh,
dll.
sesuai dengan
situasi kondisi yang berlaku bagi istrinya. Kecuali kalau ada orang berpoligami, hanya semata-mata karena Allah, janda yang terlantar, banyak,
tidak cantik,
13 lsurah an-Nisa 1
:
3
mencari atau menolong
teraniaya,
anak yatimnya
miskin dan seterusnya yang
semuanya itu karena korban perang fi
sabilillah,
sebagaimana poligami Rasulullah. 8 . Wanita y a ng Meno l ak Aj akan Suaminya
Wanita yang menolak ajakan suaminya pergi k e tempat tidur, ma ka Malaikat akan melaknatinya sampai pagi, bahkan semua makhluk yang di bumi ataupun di langit sangat marah pada wanita tersebut,
sampai si
suami itu tidak marah dan dikabulkan permintaannya. Hal tersebut dilanjutkan keterangannya,
apabila
marah suami bukan dalam hal jima' maka tidak ada laknat bagi wanita . 14 > Suatu analisis,
bahwa
jima'
suami-istri
adalah hak mereka berdua, kalau suami meminta haknya tidak diberi, berarti yang tidak memberikan itu yang berbuat maksiat dan aniaya, demikian pula bila si istri meminta haknya dan suami tidak memberikan haknya berarti suami yang berbuat aniaya karena masing-masing mereka saling ingin memakai haknya dan bajunya;
lahunn. 15 )
hunna libasun lakum wa antum libasun (Mereka para istri sebagai pakaian suami
dan suami pun sebagai pakaian istrinya) . Selanjutnya ;
14 )
wa l ahunna mislu al-lazi 'alaihinna bi al-
. As-San 'an1, t . t . ) , hlm. 144.
Su b u 1
as-Sa 1am,
l S) Surah al-Baqarah: 187
.
JUZ
III,
(Mesir: Dar al-Fikr,
ma ruf . 16 ) 1
(Hak dan kewaj iban istri adalah seimbang
menurut cara yang ma 1 ruf) 9. Suami yang Memukul Istri
Suanti yang sedang bertengkar dengan istrinya tidak boleh memukul istrinya
sebagaiman~
1
memukul
budaknya, diperbolehkan memukulnya hanya ringan saja yang tidak menyakitkan, sebab cara mendidik istri dengan penanganan yang bertahap yaitu nasehatnasehat yang bijaksana, bersama-sama, berhasil,
kemudian meninggalkan tidur
apabila pelajaran tersebut tidak
maka barulah boleh memukul ringan atau
sedikitnya saja. Bahkan makna wadribuhunna menurut penulis yaitu bukan pukullah mereka tetapi berilah hukuman mereka yang sesuai. Artinya yang sesuai dengan tahapan-tahapan dan kondisinya, sebab kata wa~ribuhunna
itu menggunakan metode abstraksi yang
hanya sebagai contoh atau
(enounciatif)
bukan harus
diartikan limitatif yang bermaksud memukul sebagaimana hadis Rasulullah;
khilaba ta .. .
II
17)
"iia baya'ta fa qul la
yang artinya "apabila anda
berjual beli, maka katakan tanpa adanya penipuan". Yang dimaksud oleh hadis tersebut adalah kata albai~
(jual beli),
tetapi selain jual beli yaitu
16 lsurah al-Baqarah: 228 17 lrmam Muslim, Sahih Muslim bi Syarh an-Nawawi, (Beirut: Dar al-Fikr, t.t.)·, hlm. 176.
juz V,
misalnya segala akad itu pun sama hukumnya dengan jual beli, karena penipuan menurut hukum dilarang dalam perga-ulan dan dalam segala
situasi
dan
kondisi. 18 ) Islam tidak perlu penanganan terakhir melainkan setel a h ditinggalkan di tempat tidur sendirian. 19 ) Cara mendidik dengan cara memukulnya itu bukan membuat dekat tetapi malah menjauhkan dari yang memukulnya,
tetapi sebaliknya,
(dengan toleransi dan mengampuni) mempererat
dan mulia
tanpa memukul
itu justru lebih
sebagaimana akhlak Rasul
Saw. 20 )
Adapun suami yang menganggap dirinya berkuasa mutlak dan perintahnya saja yang mesti dituruti dan dipatuhi dengan membiarkan istrinya begitu saja dan menganggapnya sebagai suatu benda yang tidak perlu diperhatikan, melainkan menurut kehendak suaminya saja,
maka si suami tersebut adalah asing dalam
kehidupan suami - istri menurut gambaran Islam dan suami tidak mengerti firman Allah dalam kata misaq, artinya istri-istrimu telah mengambil dari kamu janji yang kuat. 21 )
lS}Mustafa Ahmad Zarqa', Al-Madkhal al-Fiqhi al-'Am, Libanon: Dar al-Fikr 197-199, hlm. 386. 19 }Lihat al-Qur'an surah an-Nisa': 34. 20}
As-San - anl, Op.clt . , hlm. 166. T
•
21 >surah an-Nisa': 21.
juz I,
Suatu pesan terakhir dari Rasulullah menjelang masanya berpulang ke rahmatullah yaitu: Berwa-
siatlah kamu supaya kamu berlaku baik terhadap wanita. 22 > Demikian pula: wa khiyarukum khiyarukum
li nisaihim; orang yang terbaik diantara kamu ialah orang yang paling baik kelakuannya terhadap istrinya.23) Demikian pengertian
sama-sama
bertanggung
jawab, adanya persamaan derajat pria - wanita dalam perbuatan baik dan perbuatan jahat di sisi Allah. Apabila masih terselinap kebencian dan kemarahan suami pada istri,
maka cara mengatasinya dengan
nasehat yang bijaksana, tidak tidur bersama, memukul sedikit. Pukulan ringan adalah jalan terakhir, tidak boleh dilakukan kecuali dengan sangat terpaksa. 10. Nikah Mut'ah
Nikah Mut'ah adalah menikahi wanita untuk masa tertentu dan bila masanya telah habis,
maka
perceraian pun terjadi dengan sendirinya. 24 > Demikianlah Imam Ahmad menguatkan definisi
22 >Istausu bi an-nisa' khairan: Ibn Majah, Sunan Ibn Majah, juz I (Mesir: Isa al-Babi, t.t.), Hadi~ nomor 1852, Bab Haqq az-Zauj 'ala al-mar'ah, hlm. 585.
23 >Hadis tersebut ditulis oleh Ibnu Majah. Lihat as-Suyuti, AlJami' as-Sagir, (Kairo: Dar al-Katib al-Arabi/Dar al-Qalam, ·1967), huruf Kha ,·, hlm. 14 7. 24 >Ibn Hajar al-'Asqalani, Fath al-Bari, jilid IX, hlm. 167.
tersebut dari Sufyan dan Zuhri. 25 ) Tetapi pendapat Abu al-Qasim Ja'far bin al-Hassan al-Hilli dalam kitab al-Mukhtasar an-Nafi'
Fi Fiqh al-Imamiyah,
mengatakan: nikah mut'ah itu tanpa harus perlu saksi dan wali. 26 ) Itu adalah kesepakatan seluruh ulama Syi'ah, kesaksian bukan syarat tetapi hanya sunah saja, kesaksian dalam nikah itu hanya untuk menjaga keturunan saja. Sedangkan at-Tabari 'Atiyyah,
mengutip pendapat
Ibn
menjelaskan bahwa Mut'ah dilakukan orang-
orang terdahulu itu disaksikan oleh dua saksi dan dengan izin wali sampai masa tertentu,
tanpa ada
waris mewarisi antara keduanya, setelah habis masa nikah,
habis pula pernikahan,
rahimnya
terdapat
kalau dipastikan
janin maka anak
itu milik
ayahnya. 27 > Selain itu dari Rabi' bin Sabrah dari ayahnya menerangkan dari Rasulullah bersabda:
Ya ayyuha an-
nasu inni qad kuntu azintu lakum fi al-istimta'i mln an-nisa wa inna Allaha qad harrama zalika ila yaum
25 )Imam Malik, Syarh az-Zarqani al-Muwatta' Imam Malik, Mustafa al-Babi, cet. I, 1962), jilid IV, hlm: 45-46.
(Mesir:
26 )Abu al-Qasim Najm ad-Din Ja'far bin al-Hasan al-Hilli, AlMukhtasar an-Nafi Fi Fiqh al-Imamiyah (Mesir: Dar al-Kitab, t.t.), hlm. 170. 27 limam al-Qurtubi,
1702.
Al-Jami'' li Ahkam al-Qur'an,
jilid II, hlm.
al-qiyamah fa man kana
~indahu
minhunna syai'un fa
al-yukhalli sabilahu wa la ta'khuiu mimma ataitumuhunna syai 'ai 28 ) "Hai sekalian manusia sesungguhnya aku pernah mengizinkan bagi kalian untuk melakukan nikah mut'ah dengan wanita dan sesungguhnya Allah telah mengharamkan yang demikian itu sampai hari kiamat,
maka barang siapa diantara kalian yang
nikah mut'ah dengan wanita,
segeralah melepaskan
tali pernikahannya". Ibnu Umar memperkuat lagi:
Inna Rasulallah
aiina lana fi al-mut ati salasan,
summa harramaha.
Wa Allahi, mahsanun
1~
ill~
a~lamu
ahadan
rajamtuh~
bi
tamatta~a
al-~ij~rah
wahuwa
ill~
an-
ya'tiyani bi arba'atin yasyhadina anna Rasulallah ahallaha ba~da iiharramaha. 29 > "Sesungguhnya Rasul Allah pernah mengizinkan bagi kita untuk bermut'ah tiga hari, Allah, 'ah,
kemudian beliau mengharamkannya.
Demi
tidaklah aku mengetahui seorang pun bermut-
dan dia dalam keadaan telah pernah menikah
(nikah Islami) melainkan aku merajamnya dengan batu kecuali dia mampu mendatangkan empat orang saksi
28 )An-Nawawi,
Sahib Muslim,
jilid IV-V
(t.k.:
Dar al-Fikr,
cet.IX, 1972), hlm. 186. 29 libn Majah, Sunan Ibn Majah, 1963 dan Asy-Syaukani, Nail alAuthar, jilid VI, (Bab. Ma ja f i Nikah al-Mut'ati wa Bayanu Nassihi -), hlm. 274, As-San'ani, Subul a·s -Salam, juz III, (Bandung: Dahian, Bab Nikah, no.22, t.t.), hlm. 26
yang mengatakan bahwa Rasulullah telah menghalalkannya setelah mengharamkannya". Asy-Syaukani pun mempertegas lagi; Hunna haramun ila yaum al-qiyamah,
fa wa'da'nana 'inda
zalika, fa sumiyat bi zalika saniyata al-wada' wa ma kanat qabla ialika illa saniyyata ar-rukhab. 30 > (Mereka
(para wanita itu)
diharamkan sampai hari
kiamat, maka kamipun berpisah dengan para wanita itu ketika itu, sehingga tempat itu dinamakan tsaniyatul wadi'
(tempat perpisahan)
sedangkan sebelumnya
dinamakan tsaniyatur rukkab) . Al-Albani
menegaskan;
larangan mut'ah adalah
Hadis-hadis
~adis-~adis
tentang
yang sangat
masyhur, walaupun sebelum diterangkan dalam kitab ini,
juga walaupun
~adis-~adis
ini diingkari oleh
segolongan orang karena mengikuti hawa nafsu, dan memang tidak ada manfaat melakukan pembahasan dengan mereka,
kecuali setelah disepakati metode ilmiah
penelitian ~adis dari masing-masing golongan. 31 ) Al-Kha~abi
sebagaimana dikutip al-Asqalani,
menyatakan; pengharaman nikah mut'ah adalah ijma' (kesepakatan)
kaum muslim kecuali sebagian kaum
30 lAt-Tabari, as-Sahihah, 381.
Al-Ausat, juz I, 174-176 dari silsilah al-Ahadi~ jilid I, Bag II, hlm. 730 - Keterangan dari Haddasani;
31 lAl-Albani, Silsilah Ahadi~ Sahihah, hlm. 115
jilid I, Hadis ke-381,
Syi'ah. 32 > Iman at-Turmuzi menyatakan "Mayoritas ulama mengharamkan nikah mut'ah. at-Tauri ,
Ibn al-Mubarak,
Pendapat ini dari Sufyan as-Syafi'i,
Ahmad dan
Ishaq". 33 > As-San'ani dalam Subul
as-Salam juz
III,
halaman 120 mengatakan bahwa "Seorang wanita itu tidak boleh menikahkan wanita lain, demikian pula, seorang wanita pun tidak boleh menikahkan dirinya sendiri". Kalau nikah mut'ah itu dilakukan wanita tanpa wali dan saksi berarti nikahnya itu batal dan tidak sah. 11. Nikah Sirri
Nikah atau kawin, akad yang sangat kuat
menurut hukum Islam adalah
(mitsaqan
gali~a)
untuk men-
taati perintah Allah dan merupakan ibadah. Perkawinan bertujuan untuk mewujudkan kehidupan rumah tangga sakinah, mawaddah dan rahmah.
Perkawinan adalah sah
apabila dilakukan menurut hukum Islam sesuai dengan pasal 2 ayat
(1)
undang-undang no.1 tahun 1974
tentang Perkawinan. Agar terjamin ketertiban perkawinan bagi masyarakat Islam setiap perkawinan harus
32 libn Hajar al-Asqalani,
Fath al-Bari,
33 lAt-Turmuii, Sunan at-Turmuzi,
jilid IX, hlm. 173.
jilid III, hlm. 430.
dicatat. Pencatatan Perkawinan tersebut pada ayat (1) dilakukan oleh Pegawai Pencatat Nikah sebagaima-
na yang diatur dalam Undang-Undang No.22 tahun 1946 jo : Undang-undang No.32 tahur. 1954. 34 > Sedangkan kawin sirri adalah perkawinan yang tidak dilakukan menurut ketentuan tersebut di atas, dengan sendirinya perkawinan tersebut tidak dapat dibuktikan dengan akta nikah yang dibuat oleh Pegawai Pencatat Nikah.
Jika tidak dapat dibuktikan
dengan Akta Nikah, dapat diajukan isbat nikahnya ke Pengadilan Agama. Dengan sendirinya tanpa bisa dibuktikan Akta Nikah,
maka segala yang berkaitan dengan
sua-
mi - istri, anak, cucu, warisan, wali, keturunan/hubungan darah tidak dapat dibuktikan berarti tidak sah. 12. Wanita Itu "Bengkok"
Abdul Aziz bin Abdillah dari Malik dari Abi Zanad dari Abraj dari Abi Hurairah sesungguhnya Rasulullah Saw. Bersabda; Wanita itu bagaikan tulang rusuk,
jikalau anda meluruskannya berarti anda
mematahkannya, tapi jikalau anda bersenang-senang dengannya (membiarkannya) pasti pada wanita tersebut masih terdapat kebengkokan.
34 lKompilasi Hukum Islam di Indonesia Fasal II.
Riwayat lain Ishaq bin Nasr dari Husain alJa'fi dari Zaidah dari Maisarah dari Abi Hazim dari Abi Hurairah dari Nabi bersabda:
"Barang siapa
beriman pada Allah dan Hari Akhir maka jangan sekali-sekali menyakiti tetangganya, berpesanlah pada para wanita dengan kebaikan, maka sesungguhnya para wanita itu diciptakan dari tulang rusuk dan sesungguhnya sesuatu yang paling bengkok pada tulang rusuk yaitu bagian teratas,
jikalau anda ingin memper-
baikinya anda mematahkannya, membiarkannya
tapi
jikalau anda
(tidak memperbaikinya)
tulang itu
masih senantiasa bengkok, oleh sebab itu berpesanlah pada para wanita dengan pesan yang baik". Hadis ini disebutkan lagi dengan Bab "Pemeliharaan keluarga" dengan keterangan "Jagalah diri anda dan keluarga anda dari api neraka". 3S) Pendapat penulis berkaitan dengan pemeliharaan keluarga bagi seorang suami adalah menjadi tanggung jawabnya, baik itu pada istri, anak, saudara, dll., dengan fungsinya sebagai Ra'in. Mendidik dengan cara yang bijaksana harus dilaksanakan, bukan dengan cara kekerasan. Dengan cara yang keras memaksa istri, anak, dst., mereka akan patah (lari)
dan
menjauh dari pendidik. Atau pendidik tidak mau 35 lAl-Bukhari, Matn al-Bukhari, al-Islami, t.t.), hlm. 256-257 .
juz III
(Beirut: Dar al-Kitab
mengarahkannya,
mereka akan bengkok terus.
Oleh
sebab itu meskipun wanita itu bagaikan benda bengkok (sulit dibentuk),
tetapi dengan cara yang bijak dan
ahli tukang kebun itu mudah meluruskan pohon - pohon yang bengkok dengan sabar dan telaten. perumpamaan maksud
~adis
Rasulullah,
Itulah hanya suam1 sebagai
pendidik istri harus sabar dan telaten. 13. Wanita Sujud Pada Suaminya
Apakah seorang wanita sebagai seorang istri itu harus sujud pada suaminya?
jawabannya adalah
kalau berdasarkan pada Hadis berikut ini; Lau kuntu
amiran ahadan an yasjuda li zaujiha la amartu al marata lizanjiha. 36 >
(Andaikata saya memerintahkan
seseorang boleh sujud pada yang lainnya pasti saya memerintahkan istri sujud pada suaminya) Pasti seorang istri harus sujud pada suaminya,
tetapi karena kedudukan Hadis tersebut adalah
daif
(lemah)
sanadnya, menurut penjelasan Ibn Majah
disebutkan dalam kitab az-Zawaid,
maka Hadis terse-
but tidak dipertimbangkan sebagai argumen agama. 14. Istri Bila Dipandang Suami Harus Menyenangkan
Bagaimana seharusnya istri setiap dipandang suaminya? Kalau berdasarkan Hadis; Ma istafada al-
mu'min ba'da taqwa Allah khairan lahu min zaujatin 36 lrbn Majah, Sunan Ibn Majah, juz I (Mesir: Isa al-Babi,Hadis nomer 1852, Bab. Haqq az-Zauj 'ala al-Mar'ah, t.t.), hlm. 595.
salihatin,
~n
'amaraha ata'athu wa
~n
nazara ilaiha
sarrathu, wa in aqsama 'alaiha abarrathu, wa in gaba 'anha nasahathu fi nafsiha wa malihi. 37 >
(Tidak
banyak gunanya bekal seorang mukmin setelah bertakwa kepada Allah kecuali seorang istri yang salihah yaitu jika suami memerintahkannya mentaati perintah suaminya, kannya,
jika suami memandangnya istri menyenang-
jika suami memberikan haknya istripun mene-
rima dengan senang. Jika suami meninggalkannya istri bisa menjaga dirinya dan menjaga harta suaminya. Maka istri harus menyenangkan suaminya setiap dipandangnya) . Hadis tersebut di atas telah diterangkan oleh Ibn Majah, adalah mempunyai sanad yang daif,
karena
terdapat perawi bernama Ali bin Yazid. Menurut alBukhari, bahwa
~adis
tersebut mempunyai nilai;
munkar, artinya bersetara dengan daif. Usman bin Abi Atikah menyatakan Mukhtalaf
(diperselisihkan) .
Karena itu Hadis tersebut tidak dipertimbangkan sebagai argumen agama. Berbicara tentang istilah la'nat yang berarti kutukan yang dimaksudkan dalam Hadis nomor 8 adalah bermakna
'urfi yang berkaitan dengan pranata/aturan
sosial, bukan bermakna lugawi yang berkaitan dengan
37)
T
0
Ibid., HadlS nomer 1879, hlm. 597.
kebahasaan,
sebab kalau bermakna kebahasaan,
artinya jauh dari rahmah.
la'nat
Kalau bermakna sosial,
bPrqrti sebatas hubungan suami-istri kalau istrinya menolak ajakan suami,
jika istri tidak berhalangan
syar ' i maka istri terkena cemoohan kurang etis . 38 )
Sedangkan para ahli
~adis
maupun ahli fiqih
menganalisis dikaitkan dengan konteks dan kondisi tentunya, suami
istri sebaiknya mengakomodir keinginan
mengingat
untuk
mengimbangi
kelemahan/
ketidakmampuan istri dalam mencari nafkah. Hal ini kasus akan berlaku secara individual dan kondisional yang lebih jauh adalah ahli fiqih/ahli akan melindungi
pria-wanita,
~adis
tetapi
tetap
sekaligus
memberikan proteksi terhadap wanita khususnya untuk j angka
panj ang
dari
hal
perselingkuhan
dan
penyimpangan seksual dan yang tidak dikehendaki norma agama .
c. Ringkasan 1.
Wanita-Pria dengan pembagian 1:2 adalah wajar, karena pria l ebih berat tanggung jawabnya .
2. Saksi wanita harus dua orang,
pria hanya seorang
karena wanita pada saat itu tidak terjun dalam dunia pria (muamalah), har t a benda), dan lain-lain .. 38 Bukhari,
l subul as-Salam, II I, Mesir : Dar al-Fikr, VII, 39. Sahih Muslim , 122, Bab Nikah.
274,
Sahih
3. Hak memilih jodoh bagi wanita di tangan wanita bukan di tangan wali, wali berhak memberikan saran-saran , agar tidak keliru. 4. Kepergian wanita harus ditemani,
apabila pergi haji
atau pada tempat yang jauh dan tidak aman. 5 . Wanita tidak boleh
(makru h ) menjadi imam salat,
kalau di rumah sendiri dengan anak laki-laki atau ada pria lain (budak, boleh jadi imam) . 6 . Hak talak di tangan pria-wanita,
sedang cara yang
ditempuh wanita disebut khu lu ' . 7.
Poligami itu diijinkan
al-Qur'~n,
dengan syarat
tujuannya seperti Rasulullah dan adil. 8 . Istri yang menolak ajakan suaminya itu kurang etis. 9 . Suami yang memukul istrinya itu dilarang al-Qur'an dan al-Hadis. 10. Nikah mut'ah dilarang 11. Nikah Sirri tanpa dibuktikan akta nikah tidak sah. 12. Wanita itu bagaikan benda bengkok, cara mendidiknya harus hati-hati/sabar 13. Hadis tentang wanita yang diperintahkan sujud pada suaminya itu hanya menghayal. 14.
Istri bila dipandang suami harus menyenangkan, dan seterusnya.
Itu adalah Hadis munkar/daif,
dipakai sebagai argumen agama.
tidak
Lampiran V.
PERSAMAAN DAN PERBEDAAN ISLAM DENGAN TIGA ALIRAN BARAT 1
-Phisik -Prialwanita sam tidak ada pembagian ketja.
I
s L
A M
3
2 Fungs ·onalisme : - Psikis phisik
Crossover - Phisik Psikis
- ada perbedaan phisik/psikis -ada pembagian kerja
- ada perbedaan phisik/psikis - ada pembagian kerja, tetapi saat tertentu bisa tukar peran
A . Persamaan : 1 . Femi n isme : Ps ikis:
Islam
+
feminisme
psi k is/ ke j iwaan / k e ma mpua n
lvii
s a ma-sama
intelektual
me ngharg a i wan i ta
sama
dengan
pria~
pri a-wan ita sama-sama bisa memimp in
1
mengelola sesuai dengan kemampuan intelektualnya. 2. Fungsionalisme: Islam dan Fungsionalisme sama-sama mengPhisik hargai
bahwa phisik wanita
pria _ Ole h
sebab
itu tidak
itu prla
bekerja
sama deng an
di
luar
rumah
sebagai pencari nafkah (tanggung jawab terhadap keluarga)
kebutuhan~
I
kesejahteraan. Sedangkan
wani~ a
hanya bekerja di dalam rumah tangga untuk mengola h nafkah dan mengatu rnya . J _ Crossover:
Phisik: hal
Islam
hampir
dan
Islam
perbedaan kerj a
sama
dengan
Crossover dalam menghargai
sama-sama
Crossover pria -wani ta
pria pencari nafkah
1
1
wanita pengelolanya . B. Perbedaan: 1- Feminisme: Feminisme tidak membedakan phisik/psikis pria/wanita
sama-sama mampu kerja di dalam atau di 1
luar
rumah-
Sedangkan
Islam
masih
membedakannya l
Islam mengij inkan wanita kerj a di luar rumah asal sesuai dari
dengan
pekerj aan
kemampuan rumah
1
tangga
bankan tugas rumah tangga. I
\
intelektual
lviii
I
tanpa
1
extent ion
harus
mengc~-
2. Fungsionalisme: Fungsionalisme , mutlak tidak mengijinkan wanita berkarir, karena karir sebagai sumber
..
ketidak
harmonisan
nalisme
mempertahankan
rumah
tangga.
berkarir ,
istri
rumah
Islam
tangga,
padahal
equellibrium, tidak
tetap
fungs io-
keharmonisan
mengijinkan
menjadikan
suami
wan2.ta sebagai
kepala rumah tangga. 3.
Crossover
Crossover tidak membedakan pekerjaan-pekerjaan yang dipertukarkan/dilimpahkan masih dengan
membedakan wanita-pria
pada
pria/wanita.
pekerjaan-pekerjaan
yang
boleh dipertukarkan ,
Islam sesuai
sedangkan
yang tidak ses u a i tidak bo l eh dipertukarkan.
PEMERINTAH PROPINSI oAERAH ISTIMEWA YOGYAJ
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH Kepatihan Oariure)an Telepon : 4583,3591 YOGYAKARTA
SURAT KET£RANGAN Nomo r
070/
==
I IZIN
<..j/17.-
Dekan FPSPD lAIN "SU1CA" Yogya'Karta, noaors IN/1/PP.009/S2. 155/1992 tanggal 25-1-1992 hal s permohonan ijia penelitian Me mbaca S urat
1. Keputusan Menteri Dalam Neger i Nomor 9 tahun 1983 tentang Pedoman Pendataan
Me nglngat
d"n Potensi '2 . Surnber Kepu1usan Menteri Daerah. Dalam Negeri Nomor 61 i'cr.yelenggaraan Pelaksanaan Penelitian dan
tahun 1983 tentang Pedoman Pengembangan di Ungkungan
O
Di l :r. inl: >n k e pada
Dra. Jm/AIRIAH DAHLAN, MA.. Nama
no.llha s 65060/S)
Jl. ~kBda Ad isucipto, Yogyakarta.
Alatnat lnsta n s l
J u d u I
"PERANAN WANITA DALAM pERSPEKTIF ISLAM" tstudi Tentang Wanita Karir dan Pendidikan Anak). D. I. Yogyakarta.
Lokasl Wak.tunya
Mulai pada tanggal
Deng an ketentuan : Terlebih dahulu me nemui/ me\aporkan diri
10-2-1992 s/d 10-7-1992.
K~pada
Pejabat Pemerintah set em pat (Bupati/Walikotamadya
Kepala Q,,erah) untuk mendapat petunjuk seperlunya 2. Wajib me njaga tata terlib dan mentaati ket enlual"l·ketentuan yang berlaku setempat. 3 . Wajib rnzmberi \aporan hasil penelit iannya kepa da Gubernur Kepala Daerah \stimewa Yogyakarta (c/ q Badan Per encan aan Pembangunan Oaerah P ropinsi Daerah lstimewa Yogyakarta). 4. lzin ini lidak disalahgunakan un1uk tu jua n tertentu yang dapat mengganggu kestabilan Pemerintah dan
h~nya diperlukan unluk kep2 rluan ilmiah.
5 Su ral \zin ini dapal diaJukan \agi unluk mendapal perpanjangan bila diperlukan .
6 . Sural \zin ini dapat dibata lkan sewaktu -wa ktu apab ila tida l< dipenuhi ketentuan-ketentuan terseb ut di atas. Kemudian diharap para Pejabat Pernerinta h setempat dapat me mbe ri bantuan seperlunya. Yogyakarta Oi kelua rkan di 8-2-1992 Pada tanggal
TEMBUSAN l< epad a Yth . 1. Bapak Gube rr,ur Kepal l\ 03e ri\h Yog;•akarta : (sebagai \aporan) 2. Ka. Dit. Sospol Propinsi DIY.
l s iHIW\.V;:'I
)o Ka..Ka.nwil Dep.Kehakimn PropoDIY.
• Ka.,Ka.nvil Dep.Kesehatan Pro12.DIY.
~0
Ka..Ka.nwil De_p, Agama Prop.DIY. Ka. POL'iiL Yogyakarl_!L.t. 1 o Kotaa.ndan Pangkalab 'l'NU AU Adiaucipto Yogyak&rta. 8 • 'ia.likot~liadyr. KDH Tk. II Yogyakarta cq. BAPPEDA K.odya Yogya.l<:arta. 9o 'Bupati KDH Tk.Il Sleun, cq.BAPPED 10, llupati KDH Tk.II llantul, cq,BAPPEDA• 1 1 o Bupati KDH Tk. II Kul on Progo, cq, BAPPEDA. 12o Bupati KDH Tk:.II.Gunungkidul, cq,BAPPEDAo 1). Direlr:tur RSU Sardjita Yogyal<arta. 14. Ka,Pengadilan Neg.Kodya Yogyakarta. 16. Rektor UII Yogyakarta. 15. Relr:tor UGM Yogyakarta. 19o Yang bersangkutan. 16. :telr:tor IKIP Neg. Yogyakarta. 20. Arelp. 17. Rektor lAIN Suka Yogyakarta, PP . 39 . 02 . DJ. C 11-90-20 . 000 1b
lx