KODE MODUL: BUS-210B
Penyusun: TIM KONSULTAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI MALANG
DIREKTORAT PENDIDIKAN MENENGAH KEJURUAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL
2004
Teknik Bordir Lanjut Pada Busana
KATA PENGANTAR
Puji Syukur dipanjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada Tim penulis Modul untuk Sekolah Menengah Kejuruan Bidang Keahlian Tata Busana dan Tata Kecantikan, sehingga dapat menyelesaikan berbagai modul tepat pada waktunya. Tim penulis menyadari sepenuhnya bahwa tanpa kerjasama yang baik antar anggota Tim penulis dan bantuan dari berbagai pihak, penulisan modul ini tidak dapat berjalan dengan lancar. Untuk itu, pada kesempatan ini, perkenankan tim Penulis menyampaikan terima kasih dan penghargaan yang tulus kepada : 1. Direktur Pendidikan Menengah Kejuruan, Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia, yang telah memberikan berbagai dukungan demi kelancaran penulisan modul ini. 2. Dekan Fakultas Teknik Universitas Negeri Malang dan, sebagai penanggung jawab yang telah memberikan bantuan demi kelancaran penulisan modul ini 3. Ketua Jurusan Teknologi Industri Fakultas Teknik Universitas Negeri Malang, yang telah memberikan motivasi dan arahan dalam menulis modul ini. 4. Ketua Team, Konsultan ahli, dan para validator yang telah memberikan bantuan, arahan, serta masukan demi kelancaran penulisan modul ini. 5. Bapak pidekso Adi, dosen Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang, yang telah membantu proses penyuntingan bahasa pada modul ini. 6. Kawan-kawan sejawat yang tidak mungkin disebutkan satu per satu, yang telah membantu memberikan kemudahan dalam rangka penulisan modul ini.
Bidang Keahlian Tata Busana
i
Teknik Bordir Lanjut Pada Busana
Semoga Tuhan Yang Maha Esa senantiasa melimpahkan kekuatan, kasih, dan petunjuk atas bantuan Bapak, Ibu, dan Saudara semua. Penulis menyadari bahwa dalam modul ini masih terdapat celah-celah atau ketidaksempurnaan, baik substansi maupun deskripsinya. Untuk itu, taggapan dan saran yang konstruktif dari semua pihak sangat diharapkan. Harapan kami, semoga modul ini bermanfaat sebagaimana mestinya.
Penulis
Bidang Keahlian Tata Busana
ii
Teknik Bordir Lanjut Pada Busana
PETA KEDUDUKAN MODUL TATA BUSANA
BUS 417C BUS 417D
BUS 417B
Q
BUS 417
BUS 417A BUS 416C
BUS 416B
BUS 313B
BUS 313A
R
BUS 418
P
IV
BUS 416
BUS 313C
M
BUS 313
JURU GAMBAR
BUS 312A
III
BUS 416A
N
O
BUS 414
BUS 415
BUS 312
BUS 414A
BUS 312B BUS 312C
BUS 414B
BUS 415A
BUS 415B
L
PENJAHIT MODISTE
K
BUS 311 BUS 311B
BUS 311A
BUS 101A
BUS 101B
BUS 101
B
I PEMBANTU PENJAHIT
C
G
BUS 103
D
H
BUS 104
Bidang Keahlian Tata Busana
BUS 208B
J
BUS 210
PENJAHIT INDUSTRI
BUS 208
BUS 208A
BUS 210C
II
BUS 207
BUS 207C
BUS 205
BUS 206
BUS 207A BUS 207B
BUS 102
E
F
A
BUS 208C
BUS 210B
BUS 210A
I
BUS 209 BUS 209A
BUS 209C BUS 209B
iii
Teknik Bordir Lanjut Pada Busana
KETERANGAN PETA KEDUDUKAN MODUL TATA BUSANA
Mata Diklat : A. Memelihara Piranti Menjahit dan K3 Bidang Busana No
Kode Modul
1
BUS – 101A
Judul Modul Pemeliharaan piranti menjahit dan K3 bidang busana
2
BUS - 101B
Piranti menjahit
Mata Diklat : B. Menjahit Bagian Busana Sesuai Dengan Prosedur Menjahit No Kode Modul Judul Modul 3
BUS - 102
Teknik Jahit Bagian-bagian Busana
Mata Diklat : C. Memberi Tanda Untuk Jahit dan Setrika No 4
Kode Modul
Judul Modul
BUS – 103
Tanda-tanda Jahit dan Penyeterikaan
Mata Diklat : D. Melaksanakan Pengepakan Pakaian Dalam Kemasan dan Siap Kirim No 5
Kode Modul
Judul Modul
BUS – 104
Teknik Pengemasan dan Pelabelan
Mata Diklat : E. Melakukan Proses Dan Pelaksanaan Penyeterikaan Dan Pressing No 6
Kode Modul BUS - 205
Judul Modul Teknik Setrika dan Pressing
Mata Diklat : F. Melaksanakan Pekerjaan Pengikatan Dan Penomoran Potongan Busana No 7
Kode Modul
Judul Modul
BUS - 206
Teknik Pengikatan dan Penomoran Potongan Busana
Bidang Keahlian Tata Busana
iv
Teknik Bordir Lanjut Pada Busana
Mata Diklat : G. Melaksanakan Pekerjaan Marker No
Kode Modul
8
BUS – 207A
Judul Modul Teknik marker
9 10
BUS – 207B BUS – 207C
Teknik merancang bahan Petunjuk praktis pekerjaan marker
Mata Diklat : H. Membuat Sampel Sesuai Desain No
Kode Modul
Judul Modul
11 BUS – 208A Teknik pembuatan sampel (busana wanita) 12 BUS – 208B Teknik pembuatan sampel (busana pria) 13 BUS – 208C Teknik pembuatan sampel (busana anak) Mata Diklat : I. Melaksanakan Pekerjaan Bagian Produksi No Kode Modul Judul Modul 14 15
BUS – 209A BUS – 209B
Teknik Cutting, Sewing, dan Finishing (busana anak) Teknik Cutting, Sewing, dan Finishing (busana wanita) 16 BUS – 209C Teknik Cutting, Sewing, dan Finishing (busana pria) Mata Diklat : J. Melakukan Pekerjaan Bordir No Kode Modul Judul Modul 17
BUS – 210A Teknik bordir
18 BUS – 210B Teknik bordir lanjut pada busana 19 BUS – 210C Variasi bordir Mata Diklat : K. Melakukan Pekerjaan Sablon/Printing No Kode Modul Judul Modul 20 BUS – 311A Dasar-dasar printing 21 BUS – 311B Pengembangan printing design Mata Diklat : L. Membuat Pola Busana Sesuai Konstruksi Dan Model No Kode Modul Judul Modul 22
BUS – 312A Konstruksi pola busana pria
23 24
BUS – 312B BUS – 312C
Bidang Keahlian Tata Busana
Konstruksi pola busana wanita Konstruksi pola busana anak
v
Teknik Bordir Lanjut Pada Busana
Mata Diklat : M. Membuat Pakaian Dengan Teknik Madya No Kode Modul Judul Modul 25 BUS – 313A Prinsip dasar pembuatan busana Madya 26 BUS – 313B Garniture 27 BUS – 313C Teknik penyelesaian busana madya Mata Diklat : N. Berkomunikasi Dan Melaksanakan Pelayanan Prima No Kode Modul Judul Modul 28 BUS – 414A Teknik komunikasi 29 BUS – 414B Prinsip pelayanan prima Mata Diklat : O. Membuat Pakaian Dengan Teknik Tailoring No Kode Modul Judul Modul 30 BUS – 415A Prinsip dasar pembuatan busana tailoring 31 BUS – 415B Teknik penyelesaian busana tailoring Mata Diklat : P. Membuat Desain Busana Dan Desain Hiasan No Kode Modul Judul Modul 32 BUS – 416A Menggambar proporsi tubuh manusia 33 BUS – 416B Dasar-dasar desain hiasan busana 34
BUS – 416C
Dasar-dasar desain hiasan lenan rumah tangga
Mata Diklat : Q. Membuat Hiasan Dan Penerapannya Pada Busana Dan Lenan Rumah Tangga No Kode Modul Judul Modul 35
BUS – 417A Pola hiasan lenan rumah tangga
36 37 38
BUS – 417B BUS – 417C BUS – 417D
Pola hiasan busana Teknik menghias lenan rumah tangga Teknik menghias busana
Mata Diklat : R. Melakukan Draping Pakaian No Kode Modul Judul Modul 39
BUS – 418
Bidang Keahlian Tata Busana
Prinsip dan teknik draping busana
vi
Teknik Bordir Lanjut Pada Busana
DAFTAR ISI
Halaman KATA PENGANTAR …………………………………………………
i
PETA KEDUDUKAN MODUL ………………………………………
iii
KETERANGAN PETA KEDUDUKAN MODUL ……………………
iv
DAFTAR ISI……………………………………………………………
viii
PERISTILAHAN/GLOSSARY ……….……………………………….
1
BAB I
2
PENDAHULUAN…………………………………………..
A. Deskripsi ………………………………………………………….
2
B. Prasyarat ………………………………………………………….
2
C. Petunjuk Penggunaan Modul …………………………………….
2
D. Tujuan Akhir ……………………………………………………..
4
E. Kompetensi …………………………….. …………………. …..
4
F. Cek Kemampuan ………………………………… …………. …
5
BAB II KEGIATAN BELAJAR PEMELAJARAN A. Rencana Belajar Peserta Diklat ……………………………………
7
B. Kegiatan Belajar …………………………………………………...
9
1. Kegiatan Belajar 1: Pengetahuan Tentang Mesin Bordir …………..
9
a. Tujuan Pemelajaran 1 ………………………………………….
9
b. Uraian Materi 1: Jenis-jenis mesin bordir ………………………
9
1) Mesin Bordir Setik Lurus ……………………………………
9
2) Mesin Khusus Bordir ………………………………………
18
3) Bordir Komputer ……………………………………………
24
c. Rangkuman 1 ……………………………………………………
28
d. Tugas 1 ………………………………………………………..…
29
e. Tes Formatif 1 ……………………………………………………
30
f. Kunci Jawaban 1 …………………………………………………
31
Bidang Keahlian Tata Busana
vii
Teknik Bordir Lanjut Pada Busana
2. Kegiatan Belajar 2: Persiapan Membordir Pada Busana …………..
34
a. Tujuan Pemelajaran 2 ………………………………………..…
34
b. Uraian Materi 2: ……………………..…………………………..
34
1) Cara memasang Kain Keras …………………………...……
34
2) Menyambung Kain ……………………….…………………..
36
c. Rangkuman 2 …………………………………………………….
39
d. Tugas 2 ..…………………………………………………………
40
e. Tes Formatif 2 ……………………………………………………
40
f. Kunci Jawaban 2 …..……………………………………………..
41
3. Kegiatan Belajar 3: Penerapan Bordir Pada Berbagai Material Busana …………… ……………………………………………….
43
a. Tujuan Pemelajaran 3 ………………………………………………..
43
b. Uraian Materi 3………………………………………………………
43
c. Rangkuman 3 ………………………………………………………..
58
d. Tugas 3 ………………………………………………………………
59
e. Tes Formatif 3……………………………………………………….
64
f. Kunci Jawaban 3 ……………………………………………………..
65
BAB III EVALUASI ………………………………………………….
66
A. Soal Teori …………………………………………………………..
66
B. Soal Praktek ………………………………………………………...
68
C. Format Penilaian ……………………………………………………
69
DAFTAR RUJUKAN ……………………………………………….
76
Bidang Keahlian Tata Busana
viii
Teknik Bordir Lanjut Pada Busana
PERISTILAHAN/GLOSSARY
Bordir
: adalah salah satu jenis sulaman yang menggunakan mesin untuk pengerjaannya
Pemidangan
: adalah
alat
bantu
untuk
membentangkan
dan
mengencangkan kain saat dibordir Plat bordir
: alat bantu yang dipergunakan untuk menutup gigi mesin jahit apabila mesin jahit tidak memiliki alat pengatur gigi mesin.
Mesin bordir pancal
: adalah mesin jahit
yang yang digerakkan dengan
menggunakan tenaga manusia yang digunakan untuk membordir. Mesin khusus bordir
: adalah salah satu jenis mesin jahit yang hanya diperuntukkan
dalam
pembuatan
bordir
dan
digerakkan dengan tenaga listrik (dinamo). Bordir komputer
: adalah mesin yang khusus
diprogram melalui
komputer untuk membuat hiasan bordir. Busana
: adalah segala sesuatu yang melekat di badan mulai dari ujung kepala sampai ujung kaki.
Material busana
: adalah bahan-bahan atau kain yang dapat digunakan dalam pembuatan busana
Bidang Keahlian Tata Busana
1
Teknik Bordir Lanjut Pada Busana
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Deskripsi Modul dengan judul Teknik Bordir Lanjut pada Busana ini merupakan salah satu modul penunjang dalam mempelajari modul sebelumnya (Teknik Bordir) atau merupakan bagian dari modul tersebut. Tujuan diajarkannya modul ini adalah agar peserta diklat memiliki wawasan dan keterampilan yang memadai untuk melakukan pekerjaan bordir dengan motif dan teknik yang lebih variatif beserta penerapannya dalam berbagai material busana. Agar tujuan pemelajaran ini dapat tercapai, maka ada beberapa materi yang harus dikuasai dengan baik oleh peserta diklat melalui modul ini, yaitu: (1) berbagai mesin yang dapat digunakan untuk membordir; (2) cara memasang kain keras; (3) cara menyambung kain; dan (4) penerapan bordir pada berbagai material busana.
B. Prasyarat Untuk mempelajari modul ini, prasyarat yang harus dimiliki peserta diklat adalah penguasaan terhadap modul-modul sebelumnya, yaitu modul BUS 210A Teknik Bordir , BUS 210C Variasi Bordir, dan BUS 101A Pemeliharaan Piranti Menjahit dan K3 bidang busana, serta BUS 101B Piranti Menjahit.
C. Petunjuk Penggunaan Modul 1. Petunjuk bagi Peserta Diklat a. Langkah-langkah belajar yang harus ditempuh dalam mempelajari modul ini adalah sebagai berikut. 1) Pelajari materi ini dengan membaca secara seksama hingga benar-benar memahami dan mengerti materi yang telah dibaca. Selanjutnya, tandai/catat bagian kata
atau kalimat yang belum dimengerti atau
dipahami.
Bidang Keahlian Tata Busana
2
Teknik Bordir Lanjut Pada Busana
2) Jika ada yang kurang jelas atau mengalami kesulitan dalam mempelajari isi modul, silakan menghubungi guru pembimbingnya. 3). Lakukan kegiatan praktek secara sistematis menurut langkah-langkah belajar yang ditulis dalam modul ini. Agar benar-benar terampil dalam melakukan pekerjaan membordir, maka Anda perlu melakukan latihan secara berulang-ulang dengan mencoba membordir dengan berbagai variasi teknik bordir, berbagai variasi motif, serta berbagai material busana sampai terampil.
b. Perlengkapan yang perlu dipersiapkan: 1) Bahan-bahan: § Berbagai material busana (tule, georgette, sutera, linen, bahan kaca, jeans, parasit, dan kaos) · aneka warna benang bordir · kain untuk menyambung · kain pelapis atau kain keras tanpa lem 2) Alat-alat praktek: · alat tulis · karbon jahit · mesin jahit untuk membordir (mesin jahit setik lurus, mesin khusus bordir) · pemidangan · gunting bordir · pendedel · seterika
2. Peran Guru/Instruktur a. Menginformasikan langkah-langkah belajar yang harus dilakukan oleh peserta diklat untuk terampil dalam membuat bordiran. b. Memberikan penjelasan kepada peserta diklat bagian-bagian modul yang belum dapat dipahami.
Bidang Keahlian Tata Busana
3
Teknik Bordir Lanjut Pada Busana
c. Mendemonstrasikan langkah-langkah yang dipersyaratkan dalam kegiatan belajar. d. Membimbing peserta diklat untuk melaksanakan praktikum membordir. e. Melakukan evaluasi secara komprehensif terhadap proses dan produk belajar yang dicapai peserta diklat, meliputi ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik.
D. Tujuan Akhir Setelah mempelajari modul ini diharapkan peserta diklat mampu: 1. menjelaskan berbagai mesin yang dapat dipergunakan untuk membordir. 2. menyambung dan memasang kain keras sebagai persiapan dalam membordir. 3. membordir berbagai material busana
Waktu yang digunakan untuk menyelesaikan modul ini adalah 75 jam dengan rincian: a. Teori
: 9 jam
b. Praktek
: 66 jam
E. Kompetensi Kompetensi
: BUS-210B Teknik Bordir Lanjut Pada Busana
Sub Kompetensi
: 1. Mengoperasikan mesin bordir 2. Membordir sesuai dengan motif, tusuk, dan material busana yang telah ditentukan
Kreteria unjuk kerja
: 1. Dapat menjelaskan fungsi alat-alat bordir sesuai dengan jenisnya 2. Dapat mengoperasikan mesin bordir
sesuai
prinsip kerjanya 3. Dapat mengerjakan bordiran sesuai dengan motif, tusuk, dan material busana yang telah ditentukan.
Bidang Keahlian Tata Busana
4
Teknik Bordir Lanjut Pada Busana
Ruang lingkup materi
: 1. Pengetahuan mesin bordir 2. Prinsip kerja mesin bordir 3. Penerapan bordir pada berbagai material busana
F. Cek Kemampuan No 1
Aspek Yang Dinilai
Belum Sudah
Pengetahuan: - berbagai mesin bordir - prinsip membordir yang benar
2
Sikap: - kecermatan dalam memilih motif dan tusuk - kedipsiplinan dalam melakukan pekerjaan membordir - kerapihan dalam mengerjakan latihan membordir - kebersihan dalam melakukan pekerjaan membordir
3
Psikomotor: -
keterampilan menyiapkan bahan dan alat
-
kehalusan hasil bordir
-
ketepatan pemilihan tusuk
-
ketepatan dalam menyerasikan motif dan warna
-
terampil membordir pada berbagai material busana
Catatan Pembimbing: 1. ……………………………………………….………………………………… 2. …………………………………………………………………………………. 3. ………………………………………………………………………………….
Bidang Keahlian Tata Busana
5
Teknik Bordir Lanjut Pada Busana
Kesimpulan: .………………………………………………………….………………….............. .................................................................................................................................... .............................……………….………………………………………………….
Bidang Keahlian Tata Busana
6
Teknik Bordir Lanjut Pada Busana
BAB II PEMELAJARAN
A. Rencana Belajar Peserta Diklat Rencana kegiatan belajar pengetahuan tentang mesin bordir adalah sebagai berikut:
Kompetensi
: BUS-210B Teknik Bordir Lanjut Pada Busana
Sub Kompetensi
: 1. Mengoperasikan mesin bordir 2. Membordir sesuai dengan motif, tusuk, dan material busana yang telah ditentukan.
Kriteria unjuk kerja
: 1. mampu menjelaskan fungsi alat-alat bordir sesuai dengan jenisnya 2. mampu mengoperasikan mesin bordir
sesuai
prinsip kerjanya 3. mampu mengerjakan bordiran
sesuai dengan
motif, tusuk, dan material busana yang telah ditentukan. Ruang lingkup kompetensi
:1. Pengetahuan mesin bordir 2. Prinsip kerja mesin bordir 3. Penerapan bordir pada berbagai material busana
Bidang Keahlian Tata Busana
7
Teknik Bordir Lanjut Pada Busana
Jenis Kegiatan Latihan menggunakan
Tanggal Waktu
Tempat Belajar
Tanda Alasan Perubahan tangan Guru
Lab Bordir
macam-macam mesin Bordir Latihan persiapan
Lab Bordir
membordir Latihan membordir pada berbagai
Lab Bordir/Indu stri bordir
material busana
Bidang Keahlian Tata Busana
8
Teknik Bordir Lanjut Pada Busana
B. Kegiatan Belajar 1. Kegiatan Belajar 1: Pengetahuan Tentang Mesin Bordir
a. Tujuan Pemelajaran 1 Tujuan yang diharapkan setelah mengikuti kegiatan pemelajaran ini adalah peserta diklat mampu: 1) menjelaskan tiga macam jenis mesin bordir, yaitu mesin setik lurus, mesin khusus bordir, dan bordir computer. 2) mengidentifikasikan mesin bordir yang digunakan
di lihat dari hasil
bordirannya. 3) mempraktekkan cara membordir dengan menggunakan mesin bordir setik lurus dan mesin khusus bordir.
b. Uraian Materi 1: Jenis-jenis Mesin Bordir 1) Mesin Bordir Setik Lurus Mesin bordir setik lurus adalah mesin jahit biasa atau sering disebut mesin pancal. Disebut pancal karena untuk menggerakkan mesin tersebut menggunakan tenaga manusia.
Untuk itu, dalam mengoperasikannya
diperlukan gerakan tangan dan kaki yang
seirama. Mesin jahit ini
merupakan mesin jahit yang pertama kali dipergunakan untuk membordir. Hasil
bordiran dari mesin jahit setik lurus ini bergantung pada
keterampilan yang dimiliki pemakainya. Bila yang mengerjakan bordiran tersebut sudah profesional, maka hasilnya akan bagus sesuai dengan yang diharapkan. Bila kurang profesional maka akan terjadi kebalikannya. Keuntungan menggunakan mesin bordir setik lurus adalah dapat digunakan untuk bermacam-macam tusuk atau lebih bervariasi. Beberapa hal yang perlu diperhatikan pada saat menggunakan mesin bordir setik lurus adalah sepatu mesin dilepas dan gigi
mesin harus
diturunkan. Gigi mesin biasanya terletak di sebelah kanan mesin bagian bawah. Bila mesin tidak mempunyai pengatur gigi mesin, maka perlu dibantu dengan plat bordir.
Bidang Keahlian Tata Busana
9
Teknik Bordir Lanjut Pada Busana
Alat-alat yang diperlukan pada saat menggunakan mesin bordir setik lurus adalah pemidangan, gunting kain, gunting bordir, dan jarum mesin (ukuran 9 atau 11 atau disesuaikan dengan jenis dan ketebalan kain yang akan dibordir). Bahan yang diperlukan di antaranya adalah kain utama (bahan atau kain yang akan dibordir), kertas tela/roti untuk kain dari jenis trico/tula, dan kain keras/kain kapas untuk kain yang tipis, kain-kain perca untuk aplikasi dengan hiasan bordir, benang bordir (katun warna-warni, emas, dan perak). Di bawah ini (gambar 2.1 dan gambar 2.2.) akan dikemukakan contoh gambar mesin bordir setik lurus (mesin pancal), berikut komponennya:
Gambar 2.1 Mesin Bordir Setik Lurus (Mesin pancal)
Gambar 2.2 Komponen Mesin bordir Setik Lurus
Bidang Keahlian Tata Busana
10
Teknik Bordir Lanjut Pada Busana
a) Langkah-Langkah Dalam Membuat Bordir Dengan Mesin Setik Lurus. Secara umum langkah-langkah yang harus dilakukan sebagai persiapan dalam menggunakan mesin pancal untuk membuat hiasan bordir adalah sebagai berikut: (1) Mempersiapkan bahan-bahan yang diperlukan Siapkan bahan-bahan yang dibutuhkan untuk membordir. Bahan-bahan yang dibutuhkan tersebut harus disesuaikan dengan model serta motif yang diinginkan. Umumnya, bahan-bahan yang dibutuhkan tersebut adalah kain utama, kertas tela, kertas roti, kainkain untuk menyambung bila dengan pemidangan tidak cukup atau kurang, kain-kain perca untuk aplikasi bordir, benang bordir warnawarni, benang katun, kain keras atau viselin (lapisan), karbon jahit (menjiplak garis motif pada kain), benang koord dll. Seperti diketahui, bahwa terdapat banyak sekali jenis tusuk bordir, termasuk variasinya. Maka dari itu, ada kemungkinan untuk masing-masing tusuk membutuhkan bahan yang sedikit berbeda. (2) Mempersiapkan motif dan hasil jadi yang dibuat Setelah menentukan apa yang akan dibuat, kemudian menyiapkan bahan, lalu membordir.
Membordir bisa dilakukan
dengan dua cara. Cara pertama, kain yang telah dipotong langsung dibordir. Cara kedua,
baju yang sudah jadi baru dibordir. Untuk
menentukan cara yang mana yang akan dipilih, perlu dilihat tingkat kesulitan pada saat membordirnya serta letak motif. Pada kenyataannya, untuk mempermudah membordir lebih baik dilakukan pada pada saat kain masih dalam bentuk potongan karena tidak banyak penghalangnya, atau bukan dalam bentuk yang sudah jadi. Langkah berikutnya adalah menentukan motif yang diinginkan. Untuk pemilihan motif ini harus disesuaikan dengan bidang, letak pola hiasan, dan tusuk bordir yang akan digunakan. Seperti diketahui bahwa motif merupakan pola hiasan yang dapat mengambil sumber
Bidang Keahlian Tata Busana
11
Teknik Bordir Lanjut Pada Busana
ide dari apa saja yang ada di bumi ini, misalnya dari manusia, binatang, tumbuh-tumbuhan, suasana alam dan lain sebagainya. Motif bordir biasanya berasal dari sumber-sumber di atas, tetapi yang lebih dominan untuk motif bordir adalah tumbuh-tumbuhan, khususnya motif bunga. Untuk sumber-sumber ide lainnya, biasanya banyak digunakan untuk aplikasi bordir (misalnya, motif binatang, pohon, bentuk tubuh manusia dll). Selain dari sumber-sumber ide di atas, pada saat ini banyak sekali buku-buku yang memberikan berbagai motif pola hiasan yang dapat dipergunakan untuk berbagai kegunaan. Dengan demikian, yang perlu diperhatikan adalah pandaipandai memilih motif atau tidak asal memilih motif. Bila tidak tepat dalam
pemilihannya,
maka
hasil
jadinya
akan
banyak
mengecewakan Setelah menentukan motif yang akan dibuat, maka buatlah motif tersebut pada kertas, biasanya kertas yang digunakan adalah kertas roti. Kertas roti adalah kertas tembus pandang, sehingga bila motif tersebut dikutip dari motif yang sudah ada, dapat langsung dijiplak atau dipindahkan pada kertas roti. Selanjutnya, tentukan pula tusuk bordir yang akan digunakan (lihat modul sebelumnya). Dalam pemilihan tusuk-tusuk bordir tersebut harus memperhatikan bentuk motif, serta jenis kain yang akan dibordiri. Selain itu, yang perlu diperhatikan pula adalah keserasian mengkombinasikan warna bahan dengan warna benang. Setelah semua hal di atas dilakukan, maka perlu segera dibelikan segala keperluan yang dibutuhkan untuk membordir. Keperluan itu meliputi mulai dari benang bordir, benang katun, kain keras yang tipis tanpa lem untuk diletakkan di bagian bawah kain yang akan dibordir, karbon jahit untuk memindahkan motif dari kertas roti ke kain yang akan dibordir, serta keperluan lain yang disesuaikan dengan tusuk-tusuk yang akan digunakan. Bila semua bahan telah disiapkan,
selanjutnya ambillah
potongan kain yang akan dibordir. Siapkan kertas roti yang sudah
Bidang Keahlian Tata Busana
12
Teknik Bordir Lanjut Pada Busana
ada motifnya serta karbon jahit untuk memindahkan garis motifnya pada kain. Setelah itu, jiplakkan motif dari kertas roti tersebut ke kain dengan bantuan karbon jahit dan alat penekan (misalnya pinsil tumpul). Bila menjiplak telah selesai, maka pada potongan kain tersebut akan tampak motif hasil jiplakan tersebut. Untuk karbon jahitnya, pilih yang berbeda warna, dan usahakan tidak terlalu keras menekannya, cukup sampai nampak di mata. (3) Mempersiapkan Mesin Bordir dengan Mesin Setik Lurus Mempersiapkan mesin setik lurus menjadi mesin yang akan digunakan untuk membordir, diperlukan persiapan sebagai berikut: (a) Membersihkan dan meminyaki mesin setik lurus Kelancaran mesin bordir setik lurus bergantung pada pemeliharaan
dan
kebersihan.
Bila
tidak
dipergunakan,
sebaiknya mesin ditutup untuk mencegah debu menempel pada mesin. Pembersihan bergantung pada sering-tidaknya mesin itu digunakan. Setiap selesai digunakan, bersihkanlah
sisa-sisa
benang dan debu, baik pada bagian luar maupun bagian dalam mesin dan selanjutnya mesin ditutup. Beberapa bulan sekali mesin perlu dibersihkan secara menyeluruh. Mesin yang dipergunakan setiap hari memerlukan pemeliharaan yang lebih banyak. Untuk pemeliharan mesin agar tidak mengganggu atau menghambat pada saat menggunakannya, maka mesin perlu diminyaki
(untuk
lebih
jelasnya
lihat
modul
tentang
pemeliharaan piranti menjahit). (b) Mengisi benang pada kumparan Perhatikan pada saat menggisi kumparan atau sepul tidak boleh terlalu penuh dan harus merata atau tidak bergelombang. Cara mengisi benang pada kumparan adalah masukkan kumparan ke dalam penggulung benang (lihat komponen mesin jahit), dan perhatikan cara memasukkannya. Caranya adalah masukkan kumparan dalam posisi bagian yang berlubang di
Bidang Keahlian Tata Busana
13
Teknik Bordir Lanjut Pada Busana
tengah, lalu dimasukkan pada penggulung benang, dan mengenai bagian kawat yang menonjol. Setelah kumparan masuk dengan benar, lalu dengan bantuan tangan di tekan ke dalam (lihat dalam modul piranti menjahit). Setelah siap untuk mengisi, letakkan benang katun untuk bordir pada tiang kelos benang. Lewatkan benang pada pengait benang atas dan pengait benang bawah. Siapkan kumparannya dengan cara menggulung sedikit benang. Selanjutnya, masukkan kumparan pada penggulung benang seperti yang dilakukan di atas. Agar tempat jarum mesin tidak bergerak pada saat mengisi kumparan, maka roda putar dikunci dengan cara diputar ke kanan. Setelah itu, jalankan mesin dan mulailah menggulung benang sampai terisi penuh dan merata, kemudian benang baru dipotong. Selanjutnya putar kembali roda putar ke arah kiri agar mesin
bisa
dijalankan
sebagaimana
mestinya
(Cara
memasangnya lihat modul piranti menjahit). (c) Melepas sepatu mesin Seperti telah disebutkan di atas , bahwa bila mesin pancal akan digunakan untuk membuat hiasan bordir, maka sepatu mesin harus dilepas. Untuk membuka sepatu mesin yaitu dengan cara melepaskan sekrupnya. (d) Memasang jarum mesin Untuk memasang jarum mesin,
tiang pengangkat jarum
dinaikkan setinggi-tingginya, sekrup jepitan jarum dilonggarkan. Setelah itu, jarum dipasang dan sekrup dikencangkan kembali. Perhatikan cara memasukkan jarumnya, bagian yang mendatar menempel pada mesin (lihat modul piranti menjahit). Untuk membuat bordir, maka gunakan jarum yang ukurannya kecil, yaitu ukuran 9 dan 11. Dengan menggunakan jarum ukuran kecil tersebut, maka dapat dihasilkan hasil bordiran yang halus atau tidak kasar.
Bidang Keahlian Tata Busana
14
Teknik Bordir Lanjut Pada Busana
(e) Memasukkan kumparan ke dalam rumah kumparan Kumparan yang telah berisi benang katun dimasukkan ke dalam rumah kumparan (sekoci). Sisakan ujung benang dari kumparan lebih kurang 10 cm. Tujuannya agar pada saat mengambil atau menarik bawah, maka sisa ujung benang tersebut terangkat keluar. Untuk memasukkan kumparan ke dalam rumah kumparan, masukkan kumparan ke dalam rumah kumparan, lalu lewatkan sisa ujung benang melalui alur yang benar atau melalui celah-celah yang ada pada rumah kumparan (lihat caranya dari modul piranti menjahit). (f) Menurunkan gigi mesin Untuk menurunkan gigi mesin, putarlah sekrup pengatur gigi mesin ke kiri. Bila mesin tidak memiliki pengatur gigi mesin, maka dapat digunakan plat bordir. Plat bordir dipasangkan di atas plat gigi mesin. (g) Mengatur jarak setikan Pada gambar komponen mesin pancal tampak bahwa pengatur jarak setikan terletak di sebelah kanan mesin dan bernomor. Semakin kecil nomornya, maka semakin panjang jarak setikannya, dan semakin besar nomor, maka semakin kecil jarak setikannya. Bila pengatur jarak setikan dinaikkan ke atas sekali atau melebihi nomor terbesar, maka hasil setikan akan mundur. Untuk membuat hiasan bordir, maka jarak setikan terletak pada batas garis tengah. Ini menunjukkan bahwa setikan untuk bordiran adalah setikan normal untuk menjahit biasa. (h) Memasang benang atas Pemasangan benang atas untuk membuat hiasan bordir adalah sama, yaitu seperti memasang benang atas bila menjahit biasa. Pemasangan ini dumulai dengan meletakkan benang pada tiang kelos benang, lalu melewati pengait benang atas, piringan pemegang benang atas, pengungkit benang. Setelah melalui
Bidang Keahlian Tata Busana
15
Teknik Bordir Lanjut Pada Busana
beberapa pengait benang, baru benang dimasukkan ke lubang jarum. Untuk lebih jelasnya lihat pada modul piranti menjahit. (i) Mengeluarkan benang bawah Sama halnya bila menjahit biasa, maka untuk membuat hiasan bordir pun benang bawah sebaiknya dikeluarkan dahulu, sehingga di atas mesin terdapat dua buah benang (benang atas dan benang bawah). Tujuan mengeluarkan benang bawah adalah agar pada saat awal membuat hiasan bordir, benangnya tidak menggulung yang dapat merusak hasil bordirannya. Untuk mengeluarkan benang bawah, naikkan tiang pengangkat jarum, kemudian tusukkan jarum ke bawah sambil memegang ujung benang atas. Angkat kembali jarum tersebut untuk mengambil benang bawah dan ambillah. Selanjutnya, kedua benang tersebut diletakkan di bagian belakang tiang pengangkat jarum. (j) Mengatur tegangan benang Pengatur tegangan benang pada mesin biasanya ada dua, yaitu tegangan benang atas dan tegangan benang bawah. Tegangan benang atas terletak di sebelah kiri mesin dan biasanya bernomor. Tegangan benangan bawah adalah sekrup pada kumparan. Untuk membuat hiasan bordir, tegangan diatur sampai memperoleh tegangan benang yang diinginkan. Untuk mengecek apakah tegangan benangnya sudah tepat dilakukan dengan cara menarik kedua benang atas dan bawah secara bersamaan ke arah belakang. Bila pada saat ditarik benang bawah putus, maka tegangan benang dikendorkan dengan cara memutar sekrup kumparan ke kiri (mengendorkan). Demikian pula bila benang bagian atas putus maka tegangan benang atas harus dikendorkan yang berarti tegangan benang atas diputar ke nomor yang lebih kecil.
Bidang Keahlian Tata Busana
16
Teknik Bordir Lanjut Pada Busana
(k) Persiapan untuk membordir Setelah
mengatur tegangan benang
atas,
langkah
selanjutnya mesin bordir setik lurus sudah siap untuk membuat hiasan bordir. Bila bahan serta motif telah disiapkan, jangan lupa pada saat akan memulainya, pengatur sepatu mesin tetap diturunkan. Hal ini biasa dilakukan seperti halnya memulai menjahit biasa. Selanjutnya pasanglah bahan yang telah bermotif tersebut dengan menggunakan pemidangan, dengan posisi bagian yang ada motifnya terletak di tengah-tengah pemidangan. Oleh karena itu, sesuaikan ukuran pemidangan dengan luas bidang motif. Bila tidak memungkinkan, proses pemidangan dapat dilakukan berulang-ulang sampai semua motif sudah dibordir. Pengaruh pemasangan pemidangan yang tidak tepat serta pemilihan pemidangan yang salah, akan berpengaruh terhadap hasil akhir bordir, misalnya kain menjadi berkerut bahkan bisa rusak bila terlalu kencang pemidangannya. Dengan demikian, pada saat pemasangan pemidangan harus pas kencangnya dan permukaan kainnya rata. (4) Membordir dengan Mesin Setik Lurus Apabila
membordir
menggunakan
mesin
maka
kiri
tangan
sebagai sedangkan
dengan pancal, berfungsi
penggerak/pengajak, tangan
kanan
berfungsi sebagai penahan atau penekan pemidangan. Pada saat membuat setikan/loncatan, gerak tangan dan kaki harus seirama, sehingga pada saat
Bidang Keahlian Tata Busana
membordir
Gambar2.3 Hasil bordiran mesin setik lurus
17
Teknik Bordir Lanjut Pada Busana
tidak kaku atau tegang dalam menggerakkannya. Contoh hasil jadi bordiran dengan menggunakan mesin setik lurus dapat dilihat pada gambar 2.3.
2) Mesin Khusus Bordir Mesin khusus bordir merupakan mesin yang dirancang hanya untuk digunakan membordir. Biasanya tidak dapat dipergunakan untuk keperluan lain. Bentuk fisik serta komponen mesin khusus bordir jauh berbeda dengan mesin setik lurus. Mesin khusus bordir digerakkan dengan menggunakan pijakan
dinamo
dan
stang
penggerak
untuk
menentukan
jarak
setikan/loncatannya. Stang penggerak terletak di bagian bawah mesin sebelah kanan. Penggunaannya dilakukan dengan cara menggeser stang dengan kaki. Lebar kecilnya geseran akan menentukan jarak setikannya. Mesin khusus bordir merupakan jenis mesin high speed (kecepatan tinggi), sehingga dalam waktu
yang sama dapat membordir lebih cepat
dibandingkan dengan mesin bordir setik lurus. Oleh karena itu, mesin bordir banyak dipakai oleh usaha atau industri bordir. Alat-alat penunjang dan bahan yang dibutuhkan untuk membordir dengan menggunakan mesin khusus bordir sama dengan alat penunjang dan bahan yang digunakan jika membordir dengan mesin pancal. Berikut ini merupakan contoh mesin khusus bordir :
Bidang Keahlian Tata Busana
18
Teknik Bordir Lanjut Pada Busana
a
b
c
Gambar 2.4 Mesin khusus bordir (a) tampak samping atas, (b) tampak keseluruhan, (c) tampak samping bawah Secara umum langkah-langkah yang harus dipersiapkan dalam menggunakan mesin khusus bordir ini adalah sebagai berikut: a) Mempersiapkan bahan yang diperlukan Siapkan bahan-bahan yang dibutuhkan untuk membordir. Carilah atau buatlah motif yang sesuai dengan bentuk bidang. Tentukan warna benang apa yang akan dibuat (serasikan dengan warna bahan). Pilih tusuk apa saja yang akan digunakan. Hal ini berkaitan dengan bahan apa saja yang harus dipersiapkan. Setelah ditentukan semua, maka siapkanlah semua bahan tersebut agar tidak menghambat proses membordirnya. b) Mempersiapkan motif Setelah menentukan model motif yang akan dibuat, potonglah kain tersebut sesuai dengan pola busana yang akan dibuat. Setelah menentukan motif yang diinginkan, baik dari ide sendiri maupun menjiplak dari motif yang telah ada, maka salinlah pada kertas roti dan sesuaikan dengan luas bidangnya. Selanjutnya, pindahkan motif pada kertas roti tersebut pada potongan pola yang telah dibuat. Jiplak motif tersebut dengan menggunakan karbon jahit serta pensil tumpul untuk menekannya pada kain. Perhatikan cara penggunaan atau pemakaian
Bidang Keahlian Tata Busana
19
Teknik Bordir Lanjut Pada Busana
karbon, jangan sampai terlalu tebal, cukup sampai nampak di mata saja. Setelah motif menempel atau nampak, langkah selanjutnya adalah mempersiapkan mesin khusus bordirnya. c) Membersihkan dan meminyaki mesin khusus bordir Sama halnya dengan mesin setik lurus, maka mesin khusus bordiri pun memerlukan pemeliharaan yang cukup baik. Cara membersihkannua adalah
dengan
memberi
minyak
pada
mesin,
sehingga
akan
memperlancar atau tidak menghambat penggunaannya. Setiap selesai digunakan bersihkanlah sisa-sisa benang dan debu, baik dari bagian dalam maupun luar. Mesin yang dipergunakan setiap hari memerlukan pemeliharaan yang lebih banyak. Hal ini disebabkan oleh bergeraknya mesin secara terus menerus sehingga perlu diminyaki agar mesin tidak cepat rusak serta dibersihkan setiap hari pula. d) Mengisi benang pada kumparan Kumparan yang digunakan untuk mesin khusus bordir berbeda dengan kumparan untuk mesin pancal. Rangkain cara mengisi kumparannya pun jelas berbeda. Setelah kumparan terisi benang, maka kumparan dimasukkan ke dalam rumah kumparan. Selanjutnya, dimasukkan dalam mesin. Cara untuk mengisi kumparan adalah dengan meletakkan benang bordir pada tiang benang, kemudian lewatkan pada piringan pemegang benang yang terletak di belakang. Lilitkan ujung benangnya pada kumparan dengan posisi benang berada di bawah. Masukkan kumparan pada penggulung kumparan, tekan ke dalam, dan selanjutnya injak dinamo, seperti tampak pada gambar 2.5.
(2)
(1)
(3)
Gambar 2.5 Cara mengisi kumparan mesin khusus bordir.
Bidang Keahlian Tata Busana
20
Teknik Bordir Lanjut Pada Busana
e) Memasang jarum Jarum yang digunakan untuk mesin khusus bordir ini adalah jarum khusus mesin bordir. Hampir sama cara memasangnnya, yaitu dengan membuka atau melongggarkan sekrup jarummya. Selanjutnya, memasukkan
jarum
lebih
kurang 1 cm. Selanjutnya, sekrup dikencangkan kembali. Bila jarum
terlalu tinggi
memasukkannnya, kemungkinan menarik
ada
tidak
benang,
dan
dapat
Gambar 2.6 Cara memasang jarum
bila
terlalu pendek memasukkannya dapat mengakibatkan jarum bordir putus. Bentuk jarum mesin bordir berbeda dengan jarum mesin pancal, bagian atas jarum mesin khusus bordir
tidak terdapat lempengan tetapi
membulat sampai separuh jarum. Pada bagian bawahnya terdapat cekungan, dan cekungan ini pada saat dipasang harus terletak di bagian belakang. Dengan cara seperti ini, maka benang dimasukkan dari bagian depan ke belakang. f) Memasukkan kumparan ke dalam rumah kumparan Kumparan yang telah berisi benang, dimasukkan dalam rumah kumparan dengan cara melewati celah-celah
benangnya, kemudian
dimasukkan pada gulungan kawat kecil yang terdapat pada kumparan. Setelah tepat memasukkannya, berikutnya adalah memasukkan rumah kumparan yang telah berisi kumparan tersebut ke dalam mesin. Pegang klep kumparan dengan tangan kanan, selanjutnya masukkan rumah kumparan dengan posisi bukaan klep kumparan terletak di sebelah kanan. Dalam memasukkannya harus yang tepat atau sampai berbunyi. Bila telah berbunyi berarti cara memasukkannnya sudah tepat.
Bidang Keahlian Tata Busana
21
Teknik Bordir Lanjut Pada Busana
(2)
(1)
(3)
Gambar 2.7 Cara memasukkan kumparan ke dalam rumah kumparan
(2)
(1)
Gambar 2.8 Cara memasukan kumparan ke dalam mesin
g) Memasang benang atas Cara memasang benang pada mesin khusus bordir jelas berbeda dengan mesin setik lurus, karena komponennya pun berbeda. Cara memasangnya adalah mulai dari meletakkan benang bordir pada tiang benang yang telah disediakan, kemudian masukkan pada kedua tiang yang berada di atas mesin. Masukkan benang pada lubang tiang pertama lalu masukkan benang pada tiang kedua. Selanjutnya masukkan pada lubang pengait benang yang terletak di depan mesin (ada tiga lubang), lalu masukkan pada lubang pertama, dari bawah terus ke atas masukkan pada lubang ketiga. Lewatkan pada piringan benang, kaitkan pada kawat, masukkan pada lubang naik-turunnya benang. Selanjutnya, lewatkan pada pengait-pengait benang di bawahnya dan terakhir masukkan pada lubang jarum dari bagian depan. Seperti halnya mesin pancal, dalam mesin khusus bordir pun, benang bawah harus dikeluarkan dahulu sebelum memulai membordir, agar tidak merusak hasil bordiran.
Bidang Keahlian Tata Busana
22
Teknik Bordir Lanjut Pada Busana
(1)
(2)
Gambar 2.9 Cara memasang benang atas
(1)
(2)
Gambar 2.10 Gambar cara mengeluarkan benang bawah h) Persiapan untuk membordir Ambil salah satu potongan kain yang telah bermotif tersebut. Selanjutnya,
pasangkan
pada
pemidangan
dengan
tepat.
Letakkan pada bagian bawah tiang jarum dan jangan lupa menurunkan pengatur
sepatu
mesin.
Selanjutnya, mulailah membordir
Gambar 2 11 Mulai membodir
sesuai dengan yang diinginkan. Perhatikan posisi tangan, seperti pada gambar 2.11. Selesaikan bordirannya sampai semua motif sudah terisi dengan tusuk-tusuk bordirnya. Gambar 2.12 merupakan contoh hasil bordiran dengan menggunakan mesin khusus bordir.
Bidang Keahlian Tata Busana
23
Teknik Bordir Lanjut Pada Busana
Gambar 2.12 Hasil jadi bordiran dengan menggunakan mesin khusus bordir 3) Bordir Komputer Perkembangan teknologi komputer berimbas pada perkembangan mesin bordir. Hal ini disebabkan telah tercipta komputer khusus bordir. Bordir komputer diciptakan untuk memenuhi kebutuhan industri bordir secara besar-besaran untuk menghasilkan bordiran dalam
jumlah yang
banyak. Mesin bordir komputer diprogram melalui komputer sehingga menghasilkan bordiran yang relatif lebih rapi dan bentuk bordirannya seragam. Bordir komputer meliputi perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak ( software).
Perangkat keras meliputi seperangkat mesin bordir
komputer yang terdiri dari beberapa mata/unit, mulai dari mata 1 sampai dengan sekian puluh unit. Perangkat lunaknyanya berupa program khusus bordir. Mengoperasikan atau menjalankan perangkat lunak tersebut memerlukan Personal Computer (PC) minimal Pentium 2. Dalam Perangkat lunak tersedia beberapa motif bordir, pengguna hanya tinggal memilih motif atau memodifikasinya melalui program yang sudah disediakan. Apabila diinginkan motif lain atau desain sendiri, buat dahulu motif di kertas atau motif yang sudah ada kemudian dibidai (scanning) untuk memasukkan gambar motif pada komputer. Setelah masuk dalam program komputer, kemudian diubah sesuai dengan yang diinginkan, termasuk memilih tusuktusuk bordir yang diinginkan serta warna-warna yang akan digunakan. Bila
Bidang Keahlian Tata Busana
24
Teknik Bordir Lanjut Pada Busana
motif yang diinginkan telah selesai, selanjutnya motif
bordir dapat
digunakan untuk diproduksi. Alat-alat penunjang yang diperlukan adalah pemidangan berbagai bentuk (bulat atau lonjong) mulai dari ukuran yang terkecil sampai yang terbesar. Gunting kain dan gunting bordir, serta jarum khusus bordir komputer. Di bawah ini contoh dari mesin bordir komputer:
Gambar 2. 13 Mesin Bordir Komputer 1 unit Langkah-langkah penggunaan mesin bordir komputer adalah sebagai berikut: (1) Mempersiapkan bahan-bahan yang diperlukan Bahan-bahan yang diperlukan untuk membordir dengan mesin bordir komputer adalah kain utama, kain keras untuk lapisan bordirannya, benang bordir warna-warni, benang katun untuk benang bawah, dan disket kosong untuk diisi program bordir. Kain utama dipotong sesuai dengan model yang diproduksi, misalnya busana muslim pria (taqwa). Setelah kain dipotong, pisahkan bagian yang akan diberi bordir. Jangan lupa dalam proses pemisahan ini perlu dipilah berdasarkan seri tertentu, agar baju-baju tersebut tidak tertukar. Misalnya potongan kain yang akan dibordir adalah potongan kedua badan bagian depan dan kedua saku tempelnya. Dengan demikian yang perlu dipisahkan adalah kedua potongan kain tersebut.
Bidang Keahlian Tata Busana
25
Teknik Bordir Lanjut Pada Busana
(2) Menyiapkan motif dan sampel yang akan dibuat Sebelum membuat motif, masukkan disket ke dalam disk drive, kemudian komputer dijalankan. Motif bordiran dibuat melalui program komputer dengan bantuan perangkat lunak yang dimiliki komputer tersebut. Selanjutnya memilih tusuk-tusuk bordiran yang diinginkan, memprogram pola motif tersebut sesuai dengan letak, warna benang, dan ukurannya. Bila semua telah selesai diprogram, langkah selanjutnya adalah menyalin model atau desain bordir ke disket. (3) Mempersiapkan mesin bordir komputer Sama halnya dengan mesin-mesin bordir lain, maka bordir komputer tetap harus dipelihara dan dibersihkan secara teratur, apalagi bila tiap hari dioperasikan. Bersihkan dari sisa-sisa benang dan debu, baik dari luar maupun dari dalam mesin. Selanjutnya, langkah-langkah yang harus dipersiapkan sebelum bordir komputer dioperasikan adalah sebagai berikut. (a) Menyiapkan benang bordir Masukkan
benang bordir warna-warni pada tiang-tiang
benang mesin bordir komputer. Untuk masing-masing mata komputer bisa terdiri dari 10 sampai 15 benang bordir warna warni. Bila bordir komputer memiliki 20 mata, maka dibutuhkan benang bordir sebanyak 200 sampai 250 buah benang bordir. Untuk benang bagian bawah, menggunakan benang katun. Letakkan benang katun ini pada tempatnya. Bila di setiap mata ada 10 sampai 15 benang bordir, maka jarum yang yang terletak di bawah jumlahnya sama dengan jumlah benang di atasnya. Masukkan benang-benang tersebut sesuai dengan alur jarumnya (satu benang satu jarum). (b) Menyiapkan pemidangan Jenis pemidangan yang digunakan sudah merupakan rangkain atau satu set dengan mesin bordir komputer. Gunakan pemidangan sesuai dengan bentuk dan ukuran motif. Pasangkan pemidangan pada potongan bahan yang akan di bordir. Atur dengan baik dan
Bidang Keahlian Tata Busana
26
Teknik Bordir Lanjut Pada Busana
tepat sehingga letak pemidangan berikut potongan kainnya kuat dan rata. Lakukan pada semua potongan kain yang akan dibordir. Selanjutnya letakkan masing-masing pemidangan yang sudah tertempel oleh potongan kain tersebut di bawah masing-masing mata mesin bordir komputer. (c) Siap menjalankan bordir komputer Sebelum mesin bordir dijalankan, terlebih dulu lakukan pengecekan/inspeksi, pada peletakkan, pemasangan, maupun dari pemilihan warna benang dan sebagainya. Hal ini dimaksudkan agar kesalahan atau kekurangan dapat diperbaiki sebelum mesin dioperasikan. Masukkan disket yang sudah berisi program bordir ke
dalam
bordir
komputer.
Kemudian
operator
dapat
mengoperasikan mesin bordir sesuai dengan program dan jumlah produksi. Jarum bordir yang akan berjalan akan sesuai dengan warna benang yang digunakan. Bila bordir hanya menggunakan satu warna benang, maka jarum yang akan jalan hanya satu, dan seterusnya. Secara otomatis mesin bordir komputer akan berhenti bila ada benang yang putus. Untuk itu operator selalu mengecek benangbenang dan jarum,
dan setiap ada benang yang putus segera
dipasangkan kembali. Pada saat benang akan dimasukkan ke lubang jarum, maka mesin harus dimatikan dulu, dan setelah benang terpasang pada lubang jarum, maka mesin dihidupkan lagi, begitu seterusnya sampai semua motif sudah selesai dibordir. Bila pembordiran telah selesai, selanjutnya pemidangan diambil dari mesin bordir komputer, kemudian dilepaskan pemidangannya dari potongan kain yang telah dibordir. Letakkan hasil bordiran pada tempat yang telah disediakan, kemudian dilanjutkan untuk pembordiran selanjutnya. Di bawah ini merupakan contoh hasil jadi bordiran dengan menggunakan mesin bordir komputer:
Bidang Keahlian Tata Busana
27
Teknik Bordir Lanjut Pada Busana
Gambar 2. 14. Hasil bordiran dengan bordir komputer
c. Rangkuman 1 Terdapat tiga macam jenis mesin bordir yang sudah dikenal, yaitu mesin bordir manual, mesin khusus bordir, dan bordir komputer. Masing-masing mesin bordir tersebut mempunyai bentuk, komponen serta cara pengoperasian yang berbeda. Untuk hasil bordirannya dari mesin bordir manual dan mesin khusus bordiri adalah tergantung dari ketrampilan tangan masing-masing. Khusus untuk bordir komputer, biasanya akan menghasilkan hasil bordiran yang sama bentuknya, sehingga nampak kelihatan lebih rapih.
Pelajari kegiatan beljar ini dengan seksama agar memperlancar proses belajar mengajar. Jangan ragu untuk bertanya kepada guru pembimbing dan selalu konsultasikan apabila ada hal-hal yang kurang jelas.
Bidang Keahlian Tata Busana
28
Teknik Bordir Lanjut Pada Busana
d. Tugas 1 1) Pelajari atau dilihat kembali modul sebelumnya (Teknik Bordir) 2) Berlatihlah cara menggunakan ketiga jenis mesin bordir. 3) Bordirlah kedua motif di bawah ini dengan menggunakan variasi tusuk loncat dan sasak, dan gunakan mesin setik lurus dan mesin khusus bordir! a.
Gunakan mesin setik lurus untuk membordir motif di bawah ini:
b.
Gunakan mesin khusus bordir untuk membordir motif di bawah ini:
4) Konsultasikan hasil bordiran anda dengan guru pembimbing.
Bidang Keahlian Tata Busana
29
Teknik Bordir Lanjut Pada Busana
e. Tes Formatif 1 I. Pilih B (Betul) untuk pernyataan yang benar dan pilih S (salah) untuk pernyataan yang salah! 1) B – S Untuk membordir dengan menggunakan mesin jahit setik lurus, sebaiknya sepatu mesin tidak perlu dilepas 2) B – S Plat bordir digunakan bila mesin jahit tidak memiliki pengatur gigi mesin 3) B – S Jarum mesin yang biasa digunakan untuk membordir pada mesin jahit setik lurus adalah nomor 7 4) B – S Mesin khusus Bordir dapat pula digunakan untuk menjahit setik lurus 5) B – S Mesin khusus bordir sering disebut pula sebagai mesin high speed 6) B – S Komponen mesin khusus Bordir sama dengan mesin jahit setik lurus 7) B – S Stang penggerak pada mesin khusus Bordir terletak di samping kiri mesin 8) B – S Dalam membordir benang bagian bawah tidak perlu dikeluarkan 9) B – S Langkah-langkah mengisi kumparan pada mesin khusus Bordir adalah: (a) letakkan benang pada tiang benang, (b) lewatkan pada piringan pemegang benang bagian belakang, (c) lilitkan benang pada kumparan, (d) masukkan kumparan pada penggulung kumparan, dan (e) selanjutnya injak dinamo. 10) B – S Ciri khas hasil bordiran dengan menggunakan Bordir computer adalah kerapihan atau adanya keseragaman bentuk
Bidang Keahlian Tata Busana
30
Teknik Bordir Lanjut Pada Busana
II. Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan singkat dan jelas! 1) Bagaimana langkah persiapan untuk membordir pada mesin bordir setik lurus? 2) Bagaimana cara mengisi kumparan pada mesin khusus Bordir? 3) Bagaimana cara menyiapkan motif pada mesin Bordir computer?
Kerjakan tugas formatif tersebut dengan baik, kerjakan sendiri, dan jangan melihat kunci jawaban. Selanjutnya cocokkan kunci jawabannya. Bila hasilnya penguasan dan hasilbordiran bagu, diperbolehkan untuk melanjutkan pada kegiatan belajar berikutnya. Bila kurang memuaskan, maka pelejarai lagi ulangi pekerjaan membordiri sampaimendapatkan hasil yang maksimal.
f. Kunci Jawaban 1 Soal I: 1) S 2) B 3) S 4) S 5) B 6) S 7) B 8) S 9) B 10) B
Bidang Keahlian Tata Busana
31
Teknik Bordir Lanjut Pada Busana
Soal II: 1) Langkah-langkah persiapan membordir pada mesin jahit setik lurus adalah: (1) mengatur tegangan benang atas serta pengatur sepatu mesin diturunkan; (2) selanjutnya pasanglah bahan yang telah bermotif tersebut dengan menggunakan pemidangan, dengan posisi bagian yang ada motifnya terletak ditenga-tengah pemidangan; (3) sesuaikan ukuran pemidangan dengan luas bidang motif, bila tidak memungkinkan, proses pemidangan dapat dilakukan berulang-ulang sampai semua motif sudah dibordir; (4) selanjurnya mulai dilakukan pembordiran, dimana tangan kiri berfungsi sebagai penggerak/pengajak, sedangkan tangan kanan berfungsi sebagai penahan atau penekan pemidangan; dan (5) Pada saat membuat setikan/loncatan, gerak tangan dan kaki harus seirama, sehingga pada saat membordir tidak kaku atau tegang dalam mennggerakkannya. 2) Cara mengisi kumparan pada mesin khusus bordir adalah: (1) meletakkan benang bordir pada tiang benang; (2) kemudian lewatkan pada piringan pemegang benang yang terletak di belakang; (3) lilitkan ujung benangnya pada kumparan dengan posisi benang berada di bawah; (4) masukkan kumparan pada penggulung kumparan; (5) tekan kedalam; dan
(6)
selanjutnya injak dinamo. 3) Untuk menyiapkan motif pada mesin Bordir computer dapat dilakukan dua cara. Cara pertama
motif dibuat melalui program komputer dengan
bantuan software yang dimiliki bordir komputer tersebut. Motif dapat diambil dari fasilitas yang ada dalam software tersebut. Cara kedua adalah membuat motif sendiri melalui bantuan scanner. Bila mengambil motif dari fasilitas yang ada, maka langkah selanjutnya memilih tusuk-tusuk bordiran yang diinginkan. Dalam software tersebut sudah disediakan tusuk-tusuk bordirannya, jadi dalam hal ini tinggal memilih mana yang pas atau bagus untuk jenis motif tersebut. Bila mengambil dari motif dari luar, maka masukkan motif tersebut pada scanner, dan setalah gambar motif masuk dalam kompouter, berikutnya motif tersebut dapat diubah-ubah
Bidang Keahlian Tata Busana
32
Teknik Bordir Lanjut Pada Busana
sesuai dengan yang diinginkan. Bila motif yang diinginkan sudah pas, selanjutnya pilih tusuk bordiran yang diinginkan. Selanjutnya di program pola motif tersebut sesuai dengan letak, warna benang, dan ukurannya. Bila semua telah selesai diprogram, langkah selanjutnya adalah mengcopykannya ke disket yang telah disediakan.
Bidang Keahlian Tata Busana
33
Teknik Bordir Lanjut Pada Busana
2. Kegiatan Belajar 2: Persiapan Membordir Pada Busana a. Tujuan Kegiatan Pemelajaran 2 Tujuan yang diharapkan setelah peserta diklat mengikuti kegiatan pemelajaran tentang persiapan membordir pada busana adalah peserta diklat mampu memmpraktekkan.: 1) cara memasang kain keras 2) cara menyambung kain
b.Uraian Materi 1) Cara Memasang Kain Keras Biasanya pada saat membordir selalu menggunakan kain keras untuk lapisan bawah bordiran. Hal ini bertujuan agar hasil bordirannya lebih rapi dan licin. Hal ini dilakukan, baik pada mesin pancal, mesin khusus bordir maupun bordir komputer yang menggunakan kain keras untuk lapisan bawah bordirannya. Kain keras yang digunakan adalah kain keras yang tipis dan tidak ada lemnya. Kadang-kadang bila tidak menggunakan kain keras digunakan kertas biasa, yang bila kena air akan mudah dilepaskan. Bila menggunakan kain keras, biasanya dibiarkan tetap menempel atau hanya digunting bagian pinggirannya saja, tetapi biasanya ada yang ingin di lepas, dengan demikian hal ini tergantung selera yang buat/pesan. Bahan yang diperlukan untuk praktik memasang kain keras ini adalah potongan kain yang sudah ada motifnya, benang bordir, kain keras, dan karbon jahit untuk menjiplak. Alat-alat yang dibutuhkan adalah mesin bordir, alat tulis, pemidangan, dan seterika. Adapaun cara memasang kain keras adalah sebagai berikut. (1) Siapkan potongan kain yang sudah bermotif (misalnya, pada bagian dada).
Bidang Keahlian Tata Busana
34
Teknik Bordir Lanjut Pada Busana
Gambar 2.2.1 Kain yang bermotif (2) Ukurlah lebar atau panjang motif untuk menentukan berapa banyak kain keras yang dibutuhkan. Biasanya bentuk kain keras yang dipotong menyesuaikan bentuk asli motifnya. Bila motif bordiran berbentuk bulat, maka pengambilan kain keras pun dipotong bulat. Bila motif bordiran memanjang, maka kain keras dipotong memanjang pula. Usahakan pemotongan kain keras agak banyak dilebihkan dari besarnya motif. Hal ini dimaksudkan agar pada saat menggunakan pemidangan, kain kerasnya pun ikut terkena pemidangan. Hal ini bertujuan agar tidak mengganggu pada saat proses pembordiran.
Kain keras
Gambar 2. 2. 2 Pemotongan kain keras (3) Setelah kain keras dipotong, maka letakkanlah kain keras tersebut di bawah motif bordiran. Bila menggunakan mesin pancal atau mesin khusus bordir, supaya kain keras tersebut tidak bergeser kemana-mana,
Bidang Keahlian Tata Busana
35
Teknik Bordir Lanjut Pada Busana
maka sebaiknya kain keras tersebut dilekatkan dengan cara dijelujur sekelilingnya.
Gambar 2.2.3 Meletakkan kain keras di bawah motif (4) Setelah kain keras dijelujur sekeliling dengan kain yang akan dibordir, selanjutnya ambil pemidangan. Pilih pemidangan sesuai dengan bidang motif, bila motif memanjang ambil pemidangan yang lonjong, dan bila bentuknya bulat, pilih pemidangan yang bulat pula. Pasangkanlah pemidangan tersebut dengan pas dan rata agar hasil bordirannya bagus. Setelah itu, potongan kain tersebut siap untuk dibordir.dengan posisi kain keras di bawah motif bordiran. :
Pemidangan
Gambar 2.2.4 Kain keras yang sudah terpasang pemidangan dan siap untuk dibordir 2) Menyambung Kain Biasanya peletakkan bordiran pada busana tidak selalu di bagian tengah saja, tetapi dapat diletakkan pula pada bagian pinggir atau sudut
Bidang Keahlian Tata Busana
36
Teknik Bordir Lanjut Pada Busana
bagian-bagian
busana.
Untuk
bagian-bagian
yang
sulit
dipasang
pemidangan, seperti terletak di pinggir atau sudut-sudut maka perlu dilakukan penyambungan kain. Dengan demikian, tujuan penyambungan kain pada saat membordir agar memudahkan pada saat akan menggunakan pemidangan. Untuk menggunakan pemidangan, maka bagian yang akan dibordir mempunyai bidang yang cukup luas untuk terpasangnya pemidangan. Motif-motif yang biasa menggungkan kain sambungan adalah bagian pinggiran tengah muka, pinggiran lengan, pinggiran bawah baju, pinggiran antar garis leher dan lain-lain. Posisi motif di pinggir akan sulit pada saat akan menggunakan pemidangan, karena sepotong atau sebagian kainnya tidak ada. Untuk mengatasi masalah tersebut,
diperlukan
sambungan kain agar dapat terpasang oleh pemidangan. Bahan-bahan yang dibutuhkan untuk menyambung
kain adalah
potongan kain yang telah ada motifnya, kain keras, dan kain untuk sambungan (katun). Alat-alat yang dibutuhkan di antaranya adalah mesin pancal, gunting, dan perlengkapan untuk menjahit biasa. Adapun cara menyambung kainnya adalah sebagai berikut: a) Menyiapkan bahan dan alat yang disebutkan di atas. b) Menyiapkan potongan kain yang sudah bermotif (misalnya, pada bagian tengah muka).
Gambar 2.2.5 Potongan kain yang sudah bermotif
Bidang Keahlian Tata Busana
37
Teknik Bordir Lanjut Pada Busana
c) Siapkan pula kain untuk sambungannya yang dapat terbuat dari kain apa saja, asal tidak melar atau mulur. Potonglah kain untuk sambungan tersebut sampai sepanjang motifnya. Usahakan ada kelebihan kain yang cukup lebar agar pas bila dipasang pemidangan. Usahakan lebar kain tersebut 2 atau 3 kali lebar motif atau sampai selebar pemidangan yang akan dipakai.
Kain sambungan
Gambar 2.2.6 Potongan kain yang akan disambung d) Setelah kain sambungan tersebut dipotong, selanjutnya sambungkan kampuh kedua potongan kain tersebut. Jahitlah atau sambung dari bagian belakang (bagian buruk kain), sehingga yang nampak di atas (bagian baik kain) adalah sambungan jahitannya. Jahitlah sampai sebatas motif yang ada pada potongan kain yang akan dibordir.
Gambar 2.2.7 Cara menyambung kain dengan kain yang sudah bermotif
Bidang Keahlian Tata Busana
38
Teknik Bordir Lanjut Pada Busana
e) Bila telah siap, maka ambillah pemidangan, dan pasangkanlah kedua potongan kain yang bersambung tersebut dengan cermat dan rapi, seperti layaknya kain yang tidak ada sambungannya.
Pemidangan
Gambar 2.2.8 Pemasangan pemidangan f) Bordirlah potongan kain yang sudah bermotif tersebut sesuai dengan jenis bordiran yang diinginkan. Bila motifnya panjang, lakukan sampai beberapa kali menggunakan pemidangan atau sampai semua motif dibordir semua.
c. Rangkuman 2 Dalam membordir biasanya terdapat dua hal yang perlu dipersiapkan, yaitu persiapan memasang kain keras dan menyambung kain. Persiapan memasang kain keras dan menyambung dilakukan pada semua jenis mesin bordir, baik mesin bordir pancal, mesin khusus bordir maupun bordir komputer.
Persiapan yang harus dilakukan dalam memasang kain keras
adalah: (1) siapkan potongan kainyang sudah bermotif; (2) potong kain sesuai dengan lebar dan panjangnya motif, usahakan sisa kain kerasnya dilebihkan; (3) letakkan kain keras di bawah motif; dan (4) pasangkan pemidangannya, dan mulailah membordir. Persiapan menyambung kain dilakukan apabila motif yang dibordir letaknya terlalu di pinggir atau sudut-sudut yang sempit. Persiapan yang harus dilakukan dalam menyambung kain adalah sebagai berikut: (1) menyiapkan bahan dan alat yang dibutuhkan; (2) menyiapkan potongan kain yang bermotif di pinggirnya; (3) menyiapkan kain untuk
Bidang Keahlian Tata Busana
39
Teknik Bordir Lanjut Pada Busana
sambungannya; (4) sambungkan kampuh kedua potongan kain tersebut; (5) pasangkan pemidangannya; dan (6) selanjutnya mulai membordir seperti layaknya membordir kain yang tidak ada sambungannnya.
Pelajari kegiatan belajar ini dengan seksama agar memperlancar proses belajar mengajar. Jangan ragu untuk bertanya kepada guru pembimbing dan selalu konsultasikan apabila ada hal-hal yang kurang jelas.
d. Tugas 2 1) Pelajari atau dilihat kembali kegiatan belajar sebelumnya! 2) Buatlah contoh hiasan bordiran (motif dan tusuk bebas), kemudian lakukan cara memasang kain kerasnya. 3) Buatlah contoh hiasan bordiran (motif dan tusuk bebas) yang letaknya dipinggir, kemudian lakukan penyambungan kainnya 4) Konsultasikan hasil bordiran anda dengan guru pembimbing.
e. Tes Formatif 2 Isilah titik-titik di bawah ini dengan singkat dan jelas! 1) Tujuan penggunaan kain keras pada saat membordir adalah …………… 2) Jenis kain keras yang digunakan pada saat membordir adalah …………. 3) Bahan-bahan yang diperlukan untuk memasang kain keras pada saat membordir adalah …………………………….. 4) Tujuan penggunaan kain keras pada saat membordir adalah ……………… 5) Motif-motif yang terletak di bagian busana apa saja yang perlu dilakukan penyambungan kain…………………………….
Bidang Keahlian Tata Busana
40
Teknik Bordir Lanjut Pada Busana
Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan singkat dan jelas? 1) Bagaimanakah langkah-langkah persiapan memasang kain keras pada saat membordir? 2) Bagaimanakah langkah-langkah persiapan menyambung kain pada saat membordir?
Kerjakan tugas formatif tersebut dengan baik, kerjakan sendiri, dan jangan
melihat
kunci
jawaban.
Selanjutnya
cocokkan
kunci
jawabannya. Bila hasilnya penguasan dan hasilbordiran bagu, diperbolehkan untuk melanjutkan pada kegiatan belajar berikutnya. Bila kurang memuaskan, maka pelejarai lagi ulangi pekerjaan membordiri sampaimendapatkan hasil yang maksimal.
f. Kunci Jawaban 2 Soal I: 1) Tujuannya agar hasil bordirannya rapih dan rata. 2) Kain keras yang tipis dan tanpa menggunakan lem. 3) Bahan yang diperlukan untuk praktek memasang kain keras ini adalah potongan kain yang sudah ada motifnya, benang bordir, kain keras, dan karbon jahit untuk menjiplak. 4) Tujuan penyambungan kain adalah untuk memudahkan pada saat menggunakan pemidangan. 5) Motif-motif yang biasa menggungkan kain sambungan adalah bagian pinggiran tengah muka, pinggiran lengan, pinggiran bawah baju, pinggiran antar garis leher dan lain-lain.
Bidang Keahlian Tata Busana
41
Teknik Bordir Lanjut Pada Busana
Soal II: 1) Langkah-langkah persiapan memasang kain keras adalah sebagai berikut: (1) siapkan potongan kainyang sudah bermotif; (2) potong kain sesuai dengan lebar dan panjangnya motif, usahakan sisa kain kerasnya dilebihkan; (3) letakkan kain keras di bawah motif; dan (4) pasangkan pemidangannya, dan mulailah membordir. 2) Persiapan menyambung kain dilakukan apabila motif yang dibordir letaknya terlalu di pinggir atau sudut-sudut yang sempit. Persiapan yang harus dilakukan dalam menyambung kain adalah sebagai berikut: (1) menyiapkan bahan dan alat yang dibutuhkan; (2) menyiapkan potongan kain yang bermotif di pinggirnya; (3) menyiapkan kain untuk sambungannya; (4) sambungkan kampuh kedua potongan kain tersebut; (5) pasangkan pemidangannya, dan (6) selanjutnya mulai membordir seperti layaknya membordir kain yang tidak ada sambungannnya.
Bidang Keahlian Tata Busana
42
Teknik Bordir Lanjut Pada Busana
3. Kegiatan Belajar 3: Penerapan bordir Pada berbagai Material Busana
a. Tujuan Kegiatan Pemelajaran 3 Tujuan yang diharapkan setelah peserta diklat mengikuti kegiatan pemelajaran tentang penerapan bordir pada berbagai model busana dan lenan rumah tangga adalah peserta diklat mampu: 1) mempersiapkan bahan dan alat yang dibutuhkan 2) mempraktekkan membordir pada berbagai material busana
b. Uraian Materi : Penerapan bordir pada berbagai material busana adalah pengaplikasian bordir pada berbagai bahan pakaian/busana. Busana yang dimaksudkan dalam materi ini adalah termasuk juga pelengkap busana terutama milineries (topi, selendang, syal, saputangan, kaos tangan, kaos kaki, dompet dll.). Seperti diketahui bahwa bahan busana atau tekstil berasal dari serat alam dan buatan. Pada saat ini, produksi tekstil banyak berasal dari serat buatan, karena biaya produksi lebih murah dibandingkan mengunakan serat alam. Bahan pakaian yang 100 % terbuat dari serat alam harganya sangat mahal, sehingga produsen memproduksinya dalam jumlah yang terbatas. Biasanya untuk konsumsi orangorang tertentu saja atau pesanan. Perkembangan teknologi tekstil menghasilkan bermacam-macam tekstil yang berasal dari serat buatan, dengan nama jenis kain yang beraneka ragam. Nama-nama jenis kain yang dikenal pada saat ini di antaranya adalah bahan crepe, linen,
jeans, georgette, jersey, tule, bahan kaca, silk taffeta, silk
organza, velvet, sutera, ulam usus, satin, chiffon, tanggerine, parasit, kaos, dll. Jenis bahan-bahan material busana tersebut ada yang lembut, transparan, agak tebal, dan tebal. Untuk bahan-bahan yang tipis atau transparan digunakan tusuk-tusuk bordir yang halus atau tidak terlalu lebar dengan motif kecil-kecil. Untuk bahan yang lembut dan tebal dapat menggunakan berbagai tusuk serta motif yang bebas.
Bidang Keahlian Tata Busana
43
Teknik Bordir Lanjut Pada Busana
Pada dasarnya hampir semua material busana dapat dihiasi dengan bordiran. Yang penting dalam pengerjaannya perlu kehati-hatian terutama untuk material -material busana yang halus/transparan, dan bahannya cepat sobek. Bordiran pada busana berfungsisebagai hiasan atau ornamen. Ornamen berasal dari bahas Yunani yaitu ornare yang berarti hiasan atau perhiasan. Dengan demikian. Pengertian ornamen adalah hiasan/perhiasan suatu benda agar nampak menjadi indah. Benda yang dapat dihias bukan hanya busana saja tetapi benda lain juga bisa, misalnya lenan rumah tangga (sarung bantal, seprei, serbet, taplak meja
dll), keramik, tekstil, hiasan dinding dan lain-lain.
Berdasarkan pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa tujuan menerapkan bordir pada berbagai material busana adalah agar busana yang telah dibordir akan menjadi lebih indah. Berdasarkan pengertian di atas, maka dalam menerapkan bordir pada berbagai material busana tidak dapat dilakukan secara sembarangan. Pemasangannya memerlukan pengetahuan, ketelitian, kehatihatian, dan rasa keindahan. Oleh karena itu, bila tidak tepat pada saat penempatan bordir, maka benda yang dibordir tidak menjandi indah tetapi akan tampak tidak serasi. Tujuan penggunaan bordiran pada berbagai material busana pada umumnya untuk memunculkan titik pusat perhatian, penunjang, dan sebagai motif. Penerapan titik pusat perhatian pada busana dapat dilakukan dengan beberapa cara, yaitu dengan pengulangan, ukuran, kontras, dan susunan. Dengan demikian, bila ingin menempatkan bordiran sebagai titik pusat perhatian perlu memperhatikan hal-hal tersebut. Oleh karena itu, penempatan bordiran tidak hanya sekedar di tempatkan saja, tetapi perlu memperhatikan kriteria penggunanaan titik pusat perhatian tersebut. Contoh penerapan bordiran dengan cara pengulangan, misalnya menempatkan bordiran bersusun dua, ukuran (hiasan bordiran yang berukuran besar), kontras (busana polos diberi bordir), susunan (busana yang memiliki hiasan bordiran pada satu tempat, misalnya di sudut pinggang yang berdraperi).
Bidang Keahlian Tata Busana
44
Teknik Bordir Lanjut Pada Busana
Bordiran sebagai penunjang bertujuan agar busana yang dikenakan tampak lebih indah, serasi, dan sesuai dengan yang diinginkan. Misalnya, hiasan bordiran yang terletak pada pinggiran busana (pinggiran kerudung, pinggiran rok/blus/lengan). Bordiran sebagai motif adalah penggunaaan hiasan bordir pada seluruh permukaan busana. Misalnya seluruh permukaan bahan atau kain tersebut penuh dengan bordiran baik dalam bentuk serak atau yang lainnya. Hendaknya hindari penempatan bordiran pada tarikan-tarikan busana, karena selain mengganggu aktifitas, juga tampak kurang indah. Misalnya, penempatan pada sisi panggul, jahitan tangan, bawah ketiak, jahitan tengah belakang, dan bagian bawah perut ke bawah. Dengan demikian, penempatan bordiran pada busana perlu mempertimbangkan hal-hal di atas. Berikut akan disajikan beberapa contoh gambar dari penerapan bordir pada berbagai material busana dari kain yang transparan (tule, organdi), halus dan lembut (georgette, chiffon, bahan kaca, ulam usus), agak halus (crepe, silk taffeta, sutera, silk organza, velvet, satin, tanggerine), agak tebal (linen, jeans), kain parasit, dan kaos. § Penerapan bordir pada bahan tule Bahan adalah
bahan
tule yang
tipis dan transparan. Bordiran pada bahan tule dapat diterapkan pada kebaya panjang. Motif
bordir
divariasikan mutiara
dan
dapat dengan payet.
Gambar 3.3. 1 Penerapan bordir pada bahan tule (Hardiman 2003) garis leher, pinggiran lengan tengah muka, serta yang menyebar secara Letak motif bisa pada
serak. Detail motif bordirnya terletak di sebelah kanan gambar. Warna benang bordir yang digunakan sewarna dengan warna bahan, dan untuk
Bidang Keahlian Tata Busana
45
Teknik Bordir Lanjut Pada Busana
memberi kesan mengkilap, maka di variasikan dengan payet yang berwarna perak (gbr.3.3.1). § Penerapan bordir pada bahan organdi Bahan organdi adalah tipis dan transparan serta mengkilap. Penerapan bordir pada bahan organdi harus memperhatikan sifat bahannya yang mengkilap. Untuk memberi kesan tidak terlalu ramai, maka motif bordirnya hanya terletak di bagian pinggirannya saja. Misalnya, pada pinggiran garis leher, tengah muka, lengan, dan pinggiran kebaya. Pilih motif kecil-kecil sesuai dengan bahannya yang transparan. Warna benang bordir diserasikan dengan warna bahan, yaitu menggunakan warna yang senada dengan warna bahan. Tusuk Bordir yang digunakan adalah variasi suji Inggris dan tusuk loncat pendek, seperti tampak pada gambar 3.3.2.
Gambar 3.3. 2 Penerapan bordir pada bahan organdi (Sumber: Hardiman (ed)., 2003)
Bidang Keahlian Tata Busana
46
Teknik Bordir Lanjut Pada Busana
§ Penerapan bordir pada kain kaca Bahan kaca termasuk pada bahan yang tipis, transparan dan mengkilap. Contoh penerapan bordir pada bahan kaca ini diterapkan pada kebaya. Bordiran pada kebaya ini hanya terletak pada bagian pinggiran saja. Hal itu dimaksudkan agar tidak memberi kesan terlalu ramai, karena bahan kaca itu sendiri sudah mengkilap. Warna benang bordir yang digunakan diserasikan dengan bahan, atau menggunakan warna yang senada dengan bahan. Tusuk Bordir yang digunakan adalah tusuk terawang. Contoh bordir yang diterapkan pada bahan kaca dapat dilihat pada gambar 3.3.3.
Gambar 3.3.3 Penerapan bordir pada bahan kaca (Sumber: Hardiman (ed)., 2003)
Bidang Keahlian Tata Busana
47
Teknik Bordir Lanjut Pada Busana
§ Penerapan bordir pada bahan georgette Bahan georgette termasuk pada bahan yang halus dan lembut. Penerapan bordir pada bahan georgette diterapkan untuk busana muslim seperti tampak pada gambar 3.3.4. Bordirannya dapat diletakkan pada bagian dada dan lengan. Motif bordir yang unik dapat memberi kesan bernuansa etnik, sehingga nampak elegan bagi pemakainya. Warna benang bordir yang digunakan diserasikan dengan warna bahan, yaitu menggunakan warna yang lebih muda dari bahan. Tusuk Bordir yang digunakan adalah tusuk panjang pendek.
Gambar 3.3.4 Penerapan bordir pada bahan georgette (Sumber: Hardiman (ed)., 2002) § Penerapan bordir pada bahan chiffon Bahan chiffon termasuk juga pada bahan yang halus dan lebut serta agak tembus terang. Bordir pada bahan chiffon antara lain dapat diterapkan untuk busana muslim. Busana muslim ini terdiri dari blus batas panggul dengan celana panjang, dan bagian luarnya berupa blus panjang dari bahan chiffon seperti tampak pada gambar 3.3.5. Bagian yang dibordir adalah blus
Bidang Keahlian Tata Busana
48
Teknik Bordir Lanjut Pada Busana
bagian luar dengan motif hiasan bordir pinggiran dan hiasan sudut. Tusuk bordir yang digunakan adalah tusuk loncat pendek dengan motif yang kecilkecil. Hal ini sangat cocok untuk bahan yang tipis atau halus. Pada contoh berikut
terkesan serasi karena menggunakan benang bordir yang
disesuaikan dengan warna bagian dalam blusnya.
Gambar 3.3.5. Penerapan bordir pada bahan chiffon (Hardiman: 2002)
§ Penerapan bordir pada bahan crepe Bahan crepe termasuk pada bahan yang halus dan lembut. Bordir pada bahan crepe dapat diterapkan pada modifikasi kebaya pendek yang
di
bagian dalamnya terdapat kamisol. Motif bordir pada kebaya tersebut kecilkecil sesuai dengan kebayanya yang pendek serta bahannya yang halus. Motifnya berupa hiasan pinggirannya saja, baik pada pinggiran lengan maupun pinggiran bagian badan. Pada sarung diberi bordiran yang motifnya berupa buket bunga dengan variasi mutiara dan payet. Tusuk bordir yang digunakan adalah variasi dari tusuk loncat pendek dan panjang. Bordiran
Bidang Keahlian Tata Busana
49
Teknik Bordir Lanjut Pada Busana
pada kebaya menggunakan warna benang bordir yang berwarna-warni yang disesuaikan dengan warna kain sarungnya, seperti tampak pada gambar 3.3.6.
Gambar 3.3.6. Penerapan bordir pada bahan crepe (Hardiman: 2003) § Penerapan bordir pada bahan silk taffeta Bahan silk taffeta termasuk pada bahan yang halus. Penerapan bordir pada bahan silk taffeta diterapkan pada gaun dengan garis pinggang di atas panggul. Bordiran terletak pada garis pinggang dengan motif bunga mawar dengan ukuran yang cukup besar yang berfungsi sebagai hiasan pinggiran. Warna benang bordir diserasikan dengan warna busananya. Tusuk bordir yang digunakan adalah tusuk sasak, seperti contoh pada gambar 3.3.7. § Penerapan bordir pada bahan silk organza Bahan silk organza termasuk pada bahan yang halus. Penerapan bordir pada bahan silk organza dapat diterapkan pada gaun tunik yang pas badan, leher bulat, dan lengan pendek (gambar 3.3.8). Lengan sebelah kanan yang
Bidang Keahlian Tata Busana
50
Teknik Bordir Lanjut Pada Busana
dibordir menggunakan model lengan raglan, sehingga lengan yang dibordir ini merupakan titik pusat perhatian pada gaun tersebut. Bordiran pada lengan mengikuti bentuk lengan raglan, sehingga bentuk motif bordiran tersebut sangat pas letaknya untuk lengan tersebut. Untuk menambah kesan mewah, bordiran tersebut divariasikan pula dengan tempelan mutiara dan payet (detail motif bordirnya dapat di lihat di sebelah kanan masing-masing gambar). Warna benang bordir diserasikan dengan warna gaun. Tusuk bordir yang digunakan adalah tusuk sasak dan loncat pendek/panjang.
Gambar 3.3.7. Penerapan bordir pada bahan silk taffeta (Sumber: Wongsawang (ed).)
Gambar 3.3.8 Penerapan bordir pada bahan silk organza (Wongsawang (ed)
Bidang Keahlian Tata Busana
51
Teknik Bordir Lanjut Pada Busana
§ Penerapan bordir pada bahan sutera Bahan sutera termasuk pada
bahan
yang
halus
dan
lembut.
Penerapan bordir
pada
bahan sutera diterapkan pada kebaya (gambar 3.3.9).
Gambar 3.3.9 Penerapan bordir pada bahan sutera (Hardiman (ed), 2003)
Bordirannya berupa hiasan pinggiran, baik pinggiran tengah muka, pinggiran bawah kebaya, dan pinggiran lengan. Bentuk
motifnya kecil-
kecil tetapi penuh atau padat. Agar terkesan lebih mewah, maka digunakan benang bordir dari emas. Penggunaan benang bordir warna emas ini sangat serasi dengan warna kebayanya yang berwarna merah maron. Detail motif bordirnya terletak di sebelah kanan gambar. Tusuk bordir yang digunakan adalah tusuk loncat pendek. § Penerapan bordir pada bahan velvet Bahan velvet termasuk pada bahan yang halus dan lembut. Penerapan bordir pada bahan velvet diterapkan pada gaun bermotif dengan garis pinggang pas panggul dan menggunakan lengan panjang yang diberi lipit di bagian bahunya. Bordiran terletak di samping kanan atas panggul dengan motif
setangkai bunga yang memiliki dedaunan. Tusuk yang
digunakan adalah tusuk sasak, tusuk loncat pendek, dan panjang. Warna benang bordir yang digunakan dibuat kontras dengan gaun, dan hanya
Bidang Keahlian Tata Busana
52
Teknik Bordir Lanjut Pada Busana
menggunakan satu warna benang agar tidak terkesan ramai. Busana ini dapat digunakan untuk acara yang terkesan resmi atau untuk pesta.
Gambar 3.3.10 Penerapan bordir pada bahan velvet (Sumber: Wongsawang (ed).) § Penerapan bordir pada bahan satin Bahan satin
termasuk
pada bahan yang lembut
akan
tetapi
tidak
selembut
sutera.
Penerapan bordir pada bahan satin diterapkan
pada
kebaya modifikasi yang
berbentuk
Bidang Keahlian Tata Busana
Gambar 3.3.11 Penerapan bordir pada bahan satin (Sumber: Hardiman (ed)., 2003)
53
Teknik Bordir Lanjut Pada Busana
pendek tanpa kancing bukaan
dan dikenakan bersama camisol dengan
bukaan kancing di depan. Bordir tersebut dapat dikenakan juga pada kain panjang dari bahan batik yang memiliki tumpang di depan. Bordiran pada kebaya merupakan motif hiasan pinggiran dengan menggunakan tusuk terawang. Benang bordir yang digunakan diserasikan dengan warna kebayanya § Penerapan bordir pada bahan tanggerine Bahan tanggerine banyak mengandung bahan yang berasal dari kapas, sehingga bahannya lembut dan nyaman dipakainya. Bordir pada bahan tanggerine diterapkan pada busana muslim pria atau dikenal dengan baju taqwa. Bordiran terletak di bagian tengah muka dan dada, motifnya dibuat memanjang sehingga memberi kesan pemakainya menjadi lebih tinggi. Biasanya motif bunga kecil-kecil dan warna benang bordir kontras dengan warna bajunya. Tusuk bordir yang digunakan adalah tusuk suji cair.
Gambar 3.3.12 Penerapan bordir pada bahan tanggerine (Hardiman 2002)
Bidang Keahlian Tata Busana
54
Teknik Bordir Lanjut Pada Busana
§ Penerapan bordir pada bahan linen Bordir pada bahan linen diterapkan pada busana muslim. Celana panjangnya dibuat dari bahan lurik begitu pula ujung lengannya. Bordirannya terletak di bagian tengah muka, bentuknya memanjang, dan motifnya berbentuk batik kawung. Motif bordiran seperti ini akan memberi kesan tinggi dan anggun bagi pemakainya. Warna benang bordirnya diserasikan dengan warna bajunya. Tusuk bordir yang digunakan adalah tusuk loncat pendek.
Gambar 3.3.13 Penerapan bordir pada bahan linen (Sumber: Hardiman (ed).,2002) § Penerapan bordir pada kain sulam usus Penerapan bordir pada kain sulam usus (berasal dari Lampung) dikenakan pada kebaya. Kain sulam usus ini tipis atau transparan dan bertekstur. Bentuk kebayanya panjang dengan garis leher model Sunda dan kain panjangnya dari batik sebagi Lampung. Dengan demikian, sangat serasi dengan kebayanya. Bordirannya berupa aplikasi dari bunga dan dibuat
Bidang Keahlian Tata Busana
55
Teknik Bordir Lanjut Pada Busana
sebagai motif hiasan pinggiran. Warna benangnya diserasikan dengan warna kebayanya.
Gambar 3.3.14. Penerapan bordir pada kain ulam usus (Sumber: Hardiman (ed), 2003.) § Penerapan bordir pada bahan soft jeans Bahan soft jeans termasuk pada bahan yang agak tebal. Penerapan bordir pada bahan soft jeans dapat diterapkan pada busana muslim. Bordiran terletak di bawah garis leher dan pinggiran lengan. Bentuk motifnya disesuaikan bentuk garis lehernya. Bagian atas motif menyebar atau lebat, kemudian makin ke bawah motifnya makin mengecil. Motif bordiran seperti ini akan memberi kesan lebih tinggi bagi pemakainya. Warna benang yang digunakan beberapa macam dan tetap diserasikan dengan warna bajunya. Tusuk bordir yang digunakan adalah tusuk loncat pendek dan panjang.
Bidang Keahlian Tata Busana
56
Teknik Bordir Lanjut Pada Busana
Gambar 3.3.15 Penerapan bordir pada bahan jeans (Sumber: Hardiman (ed)., 2002) § Penerapan bordir pada bahan kaos Penerapan bordir pada bahan kaos diterapkan pada kaos tanpa lengan. Bordirannya disesuaikan dengan bentuk garis lehernya. Bentuk motif bagian atasnya melebar dan makin ke bawah makin menyempit. Tusuk bordir yang digunakan adalah tusuk terawang. Warna benang bordirnya disesuaikan dengan warna kaosnya, sehingga memberi kesan anggun dan feminim bagi pemakainya.
Gambar 3.3.16 Penerapan bordir pada bahan kaos
Bidang Keahlian Tata Busana
57
Teknik Bordir Lanjut Pada Busana
§ Penerapan bordir pada bahan parasit Bahan parasit adalah bahan yang tidak menyerap air, sehingga banyak dipergunakan untuk jaket, tas, topo dll. Contoh penerapan bordir pada bahan parasit adalah pada topi yang merupakan salah satu pelengkap busana. Bordirannya terletak di bagian tengah topi, motifnya berupa binatang. Warna benangnya diserasikan dengan warna topinya. Tusuk bordir yang digunakan adalah tusuk loncat pendek dan panjang.
Gambar 3.3.17 Penerapan bordir pada bahan parasit
c. Rangkuman 3 Hiasan bordir pada saat ini banyak diterapkan pada berbagai material busana. Material busana adalah macam-macam bahan atau kain yang dapat digunakan untuk membuat busana. Macam-macam kain tersebut banyak yang dibuat dari bahan sintetis, mulai dari yang transparan sampai yang tebal. Bahan material busana yang transparan (tule, organdi,bahan kaca, ulam usus), halus dan lembut (georgette, chiffon), agak halus (crepe, silk taffeta, sutera, silk organza, velvet, satin, tanggerine), agak tebal (linen), tebal (jeans), kain parasit, dan kaos.
Bidang Keahlian Tata Busana
58
Teknik Bordir Lanjut Pada Busana
Pada kenyataannya hampir semua material busana dapat dibuat hiasan bordir. Dalam hal ini, yang perlu diperhatikan adalah ketepatan pemilihan tusuk serta motifnya, dan kehati-hatian terutama untuk bahan yang halus dan transparan. Pelajari kegiatan beljar ini dengan seksama agar memperlancar proses belajar mengajar. Jangan ragu untuk bertanya kepada guru pembimbing dan selalu konsultasikan apabila ada hal-hal yang kurang jelas.
d. Tugas 3 1) Pelajari atau dilihat kembali
kegiatan belajar sebelumnya.Bordirlah
beberapa bahan material busana di bawah ini, pilihlah motif serta tusuk bordirnya sesuai dengan materialnya.(buat dalam bentuk latihan dengan menggunakan kain ukuran 30 x 30 cm)! a) tule b) georgette c) sutera d) linen e) bahan kaca f)
jeans
g) parasit h) kaos
Bidang Keahlian Tata Busana
59
Teknik Bordir Lanjut Pada Busana
Silahkan pilih motif berikut tusuknya di bawah ini: 1). Bordir motif ini dengan menggunakan tusuk suji cair penuh dan setengah penuh!
2). Bordir motif ini dengan tusuk loncat pendek dan panjang!
Bidang Keahlian Tata Busana
60
Teknik Bordir Lanjut Pada Busana
3). Bordir motif ini dengan tusuk sasak!
4). Bordir motif ini dengan tusuk bordir suji Inggris!
Bidang Keahlian Tata Busana
61
Teknik Bordir Lanjut Pada Busana
5). Bordir motif dengan suji richelie!
6). Bordir motif ini dengan tusuk suji cair penuh!
Bidang Keahlian Tata Busana
62
Teknik Bordir Lanjut Pada Busana
7). Bordir motif ini dengan tusuk granit!
8). Bordir motif ini dengan bordir biji timun!
2) Konsultasikan hasil bordiran anda di atas dengan guru pembimbing!
Bidang Keahlian Tata Busana
63
Teknik Bordir Lanjut Pada Busana
e. Tes Formatif 3 Pilih B (Betul) bila pernyataan betul dan pilih S (Salah) bila pernyataannya salah! 1) B – S
Penerapan
Bordir
pada
berbagai
material
busana
adalah
pengaplikasin Bordir pada berbagai bahan pakaian/busana. 2) B – S
Umumnya serat tektil yang banyak dibuat sekarang adalah dari serat alam
3) B – S
Serat buatan yang banyak diproduksi sekarang ini memiliki nama jenis kain yang beraneka ragam
4) B – S
Untuk bahan-bahan yang tipis biasanya menggunakan jenis-jenis tusuk yang lebar dan besar
5) B – S
Tidak semua bahan material busana dapat dibordir
6) B – S
Tujuan penggunaan Bordir yang diterapkan pada berbagai material busana adalah agar busana yang dihasilkan tampak lebih indah .
7) B – S
Fungsi bordiran pada busana adalah sebagai ornament
8) B – S
Tujuan penggunaan Bordir pada berbagai material busana hanya sebagai titik pusat perhatian
9) B – S
Penerapan Bordir dengan cara pengulangan adalah busana yang polos diberi bordiran
10) B – S
Penerapan Bordir sebagai motif adalah penggunaan hiasan bordiran pada seluruh permukaan busana
Kerjakan tugas formatif tersebut dengan baik, kerjakan sendiri, dan jangan melihat kunci jawaban. Selanjutnya cocokkan kunci jawabannya. Bila hasilnya penguasan dan hasilbordiran bagu, diperbolehkan untuk melanjutkan pada kegiatan belajar berikutnya. Bila kurang memuaskan, maka pelejarai lagi ulangi pekerjaan membordiri sampaimendapatkan hasil yang maksimal.
Bidang Keahlian Tata Busana
64
Teknik Bordir Lanjut Pada Busana
f. Kunci Jawaban 3 1) B 2) S 3) B 4) S 5) S 6) B 7) B 8) S 9) S 10) B
Bidang Keahlian Tata Busana
65
Teknik Bordir Lanjut Pada Busana
BAB III EVALUASI
A. Soal Teori I.
Lingkarilah huruf B (betul) bila pernyataannya benar, dan lingkari huruf S (salah) bila pernyataan tersebut salah! 1.
B –S Bila mesin jahit setik lurus memiliki pengatur gigi mesin, maka plat bordir tidak diperlukan.
2.
B – S Mesin khusus bordir dapat digunakan untuk menjahit setik lurus
3.
B – S Pada mesin khusus bordir tidak harus selalu memiliki stang penggerak
4.
B – S Dalam membordir, benang bagian bawahnya tidak perlu dikeluarkan terlebih dahulu
5.
B – S Bila menggunakan mesin khusus bordir, maka hasil bordirnya lebih rapi karena adanya keseragaman bentuk
6.
B – S Motif-motif yang terletak di tengah-tengah bidang yang cukup luas tetap memerlukan penyambungan kain agar memudahkan pada saat pemasangan pemidangan
7.
B – S Kain keras yang digunakan untuk membordir adalah kain keras yang tebal
8.
B – S Penerapan bordir sebagai titik pusat perhatian dilihat dari ukurannya adalah hiasan bordiran pada busana yang polos
9.
B – S Penerapan bordiran sebagai motif adalah penggunaan hiasan bordiran yang besar
10. B – S Tujuan penggunaan kain keras
saat membordir adalah agar
memudahkan pada saat pemasangan pemidangan
Bidang Keahlian Tata Busana
66
Teknik Bordir Lanjut Pada Busana
II. Pilihlah alternatif jawaban ini yang dianggap paling benar! 1. Hal berikut yang harus dilakukan dalam membordir menggunakan mesin jahit setik lurus adalah sebagai berikut, kecuali? a. Menggunakan plat bordir bila mesin jahit tidak memiliki pengatur gigi mesin. b. Sepatu mesin tidak perlu di lepas c. Sepatu mesin harus dilepas 2. Stang penggerak pada mesin khusus bordir terletak pada? a. Bagian kiri bawah mesin b. Bagian kanan bawah mesin c. Bagian atas bawah mesin 3. Langkah terakhir yang harus dilakukan dalam mengisi kumparan pada mesin khusus bordir adalah? a. Menginjak pedal dinamo b. Melilitkan benang pada kumparan c. Memasukkan kumparan pada penggulung kumparan. 4. Masing-masing bordir komputer memiliki beberapa mata, bila bordir komputer memiliki 3 mata, maka dibutuhkan benang bordir sebanyak? a. 30 sampai 45 benang bordir b. 40 sampai 60 benang bordir c. 20 sampai 45 benang bordir 5. Tujuan penggunaan kain keras pada saat membordir adalah? a. Lebih rapi dan rata b. Untuk memudahkan pada saat menggunakan pemidangan c. Hasil bordiran bentuknya seragam 6. Bahan-bahan yang dibutuhkan untuk praktek memasang kain keras adalah berikut ini, kecuali ? a. Pemidangan b. Potongan kain yang sudah bermotif c. Kain keras tanpa lem
Bidang Keahlian Tata Busana
67
Teknik Bordir Lanjut Pada Busana
7. Motif-motif bordir yang biasa menggunakan kain sambungan adalah sebagai berikut ini, kecuali? a. Bagian pinggiran lengan b. Bagian pinggiran garis leher c. Bagian tengah bidang 8. Jenis kain keras yang digunakan untuk membordir adalah? a. tebal dan tanpa lem b. tipis dan tanpa lem c. tipis 9. Penerapan bordir pada bahan yang tipis, transparan, dan mengkilap perlu memperhitungkan hal berikut , kecuali? a. Tusuk serta motif bordir yang digunakan besar-besar b. Tusuk serta motif bordirnya yang digunakan kecil-kecil c. Tusuk serta motif bordirnya yang digunakan kecil-kecil, dan letak bordiran hanya dibgaian pinggiran saja. 10. Penerapan bordiran yang kontras adalah? a. Adalah penggunaan hiasan bordiran pada seluruh permukaan busana b. Adalah penggunaan hiasan bordiran pada busana polos yang diberi bordir. c. Adalah penggunaan hiasan bordiran yang bersusun dua
B Soal Praktek Buatlah bordiran pada kebaya model bukaan di depan yang terbuat dari bahan beludru. Perhatikan keterangan berikut ini: 1. Membawa potongan kebaya model di atas dari rumah! 2. Buatlah bordiran pada kedua sudut bagian bawah kebaya! 3. Kerjakan bordiran tersebut sesuai dengan teknik bordir yang baik atau sesuai dengan langkah-langkah yang benar!
Bidang Keahlian Tata Busana
68
Teknik Bordir Lanjut Pada Busana
C. Format Penilaian Evaluasi yang dilakukan adalah mencakup aspek kognitif, psikomotor, dan afektif yang tertuang dalam bentuk tes tertulis dan tes perbuatan. Bentuk tes tertulis meliputi soal betul salah dan uraian singkat. Tes perbuatan dilakukan melalui pembuatan bordiran pada blus dari bahan beludru. Penilaian akhir merupakan gabungan dari hasil tertulis dan perbuatan adalah 100. Rincian format penilaiannya sebagai berikut: 1. Untuk evaluasi soal betul salah (berjumlah 10 pertanyaan) , setiap butir pertanyaan yang dijawab benar mendapatkan skor satu. Dengan demikian, skor tertinggi untuk soal tersebut adalah 10. B Rumus skor penilaian soal betul salah: A - ----- = C-1 Keterangan: A= Jumlah jawaban yang betul B= Jumlah jawaban yang salah C= Jumlah alternatif jawaban 1= konstanta
2. Untuk evaluasi soal pilihan berganda (berjumlah 10 pertanyaan), setiap butir pertanyaan yang benar mendapatkan skor 1. Dengan demikian, skor tertinggi untuk soal tersebut adalah 10. Rincian penilaiannya sebagai berikut: B Rumus skor penilaian soal betul salah: A - ----- = C-1 Keterangan: A= Jumlah jawaban yang betul B= Jumlah jawaban yang salah C= Jumlah alternatif jawaban 1= konstanta
Bidang Keahlian Tata Busana
69
Teknik Bordir Lanjut Pada Busana
3. Untuk evaluasi soal III (tes perbuatan) yang mencakup gabungan antara aspek kognitif, psikomotor, afektif, produk kerja, dan standar waktu produksi dengan nilai maksimal 80. Bentuk tabelnya adalah sebagai berikut:
No
Aspek Yang Dinilai
Penilaian
1
Waktu yang dipergunakan untuk persiapan bahan dan 5 - 4 – 3 – 2 - 1 alat untuk membordir kebaya adalah 5 menit. Deskriptor: 5 = bila waktu yang digunakan 5 menit 4 = bila waktu yang digunakan 6 – 11 menit 3 = bila waktu yang digunakan 12 – 17 menit 2 = bila waktu yang digunakan 18 – 23 menit 1 = bila waktu yang digunakan lebih dari 23 menit
2
Waktu yang digunakan untuk mengutip dan menjiplak 5 - 4 – 3 – 2 - 1 motif pada kebaya adalah 10 menit. Deskriptor: 5 = bila waktu yang digunakan 10 menit 4 = bila waktu yang digunakan 11 – 16 menit 3 = bila waktu yang digunakan 17 – 22 menit 2 = bila waktu yang digunakan 23 – 28 menit 1 = bila waktu yang digunakan lebih dari 28 menit
3
Waktu yang digunakan untuk penyambungan kain 5 - 4 – 3 – 2 - 1 adalah 10 menit. Deskriptor: 5 = bila waktu yang digunakan 10 menit 4 = bila waktu yang digunakan 11 – 16 menit 3 = bila waktu yang digunakan 17 – 22 menit 2 = bila waktu yang digunakan 23 – 28 menit 1 = bila waktu yang digunakan lebih dari 28 menit
Bidang Keahlian Tata Busana
70
Teknik Bordir Lanjut Pada Busana
4
Ketepatan dalam penyambungan kain
5-4–3–2-1
Deskriptor: 5 = teknik penyambungan kainnya sangat tepat 4 = teknik penyambungan kainnya tepat 3 = teknik penyambungan kainnya kurang tepat 2 = teknik penyambungan kainnya tidak tepat 1 = teknik penyambungan kainnya sangat tidak tepat 5
Waktu yang digunakan untuk pemasangan kain keras 5 - 4 – 3 – 2 - 1 adalah 10 menit. Deskriptor: 5 = bila waktu yang digunakan 10 menit 4 = bila waktu yang digunakan 11 – 16 menit 3 = bila waktu yang digunakan 17 – 22 menit 2 = bila waktu yang digunakan 23 – 28 menit 1 = bila waktu yang digunakan lebih dari 28 menit
6
Ketepatan dalam pemasangan kain keras adalah 10 5 - 4 – 3 – 2 - 1 menit. Deskriptor: 5 = teknik pemasangan kain kerasnya sangat tepat 4 = teknik pemasangan kain kerasnya tepat 3 = teknik pemasangan kain kerasnya kurang tepat 2 = teknik pemasangan kain kerasnya tidak tepat 1 =teknik pemasangan kain kerasnya sangat tidak tepat
7
Ketepatan dalam pemasangan pemidangan (kencang, 5 - 4 – 3 – 2 - 1 kuat, dan rata). Deskriptor: 5 = Teknik pemasangan pemidangan sangat tepat 4 = teknik pemasangan pemidangan tepat 3 = teknik pemasangan pemidangan kurang tepat
Bidang Keahlian Tata Busana
71
Teknik Bordir Lanjut Pada Busana
2 = teknik pemasangan pemidangan tidak tepat 1= teknik pemasangan pemidangan sangat tidak tepat 8
Waktu yang digunakan untuk membordir kedua sudut 5 - 4 – 3 – 2 - 1 bagian bawah kebaya adalah 180 menit. Deskriptor: 5 = bila waktu yang digunakan 180 menit 4 = bila waktu yang digunakan 181 – 191 menit 3 = bila waktu yang digunakan 192 – 202 menit 2 = bila waktu yang digunakan 203 – 213 menit 1= bila waktu yang digunakan lebih dari 213 menit
9
Ketepatan dalam memilih motif sudut untuk kebaya
5-4–3–2-1
5 = pemilihan motif sudut untuk kebaya sangat tepat 4= pemilihan motif sudut untuk kebaya tepat 3= pemilihan motif sudut untuk kebaya kurang tepat 2= pemilihan motif sudut untuk kebaya tidak tepat 1 = pemilihan motif sudut untuk kebaya sangat tidak tepat 10
Ketepatan dalam pemilihan tusuk bordir
yang 5 - 4 – 3 – 2 - 1
disesuaikan dengan jenis bahan Deskriptor: 5= pemilihan tusuk bordir sangat sesuai dengan dengan bahan 4 = pemilihan tusuk bordir sesuai dengan bahan 3= pemilihan tusuk bordir kurang sesuai dengan bahan 2 = pemilihan tusuk bordir tidak sesuai dengan bahan 1 = pemilihan tusuk bordir sangat tidak sesuai dengan bahan. 11
Keserasian antara warna benang bordir dengan warna 5 - 4 – 3 – 2 - 1 bahan. Deskriptor:
Bidang Keahlian Tata Busana
72
Teknik Bordir Lanjut Pada Busana
5= pemilihan warna benang sangat serasi dengan bahan 4 = pemilihan warna benang serasi dengan bahan 3= pemilihan warna benang kurang serasi dengan bahan 2 = pemilihan warna benang tidak serasi dengan bahan 1= pemilihan warna benang sangat tidak serasi dengan bahan 12
Kerapihan hasil jadi pembuatan bordiran pada kebaya 5 - 4 – 3 – 2 - 1 dari bahan beludru (tidak berkerut, benang atas dan bawah rapi). Deskriptor: 5 = hasil jadi pembuatan bordiran pada kebaya sangat rapi 4 = hasil jadi pembuatan bordiran pada kebaya rapi 3 = hasil jadi pembuatan bordiran pada kebaya kurang rapi 2 = hasil jadi pembuatan bordiran pada kebaya tidak rapi 1 = hasil jadi pembuatan bordiran pada kebaya sangat tidak rapi
13
Kebersihan hasil jadi pembuatan bordiran pada kebaya 5 - 4 – 3 – 2 - 1 dari bahan beludru (bersih dari tiras, dan bersih dari noda). Deskriptor: 5 = hasil jadi pembuatan bordiran pada kebaya sangat bersih 4 = hasil jadi pembuatan bordiran pada kebaya bersih 3 = hasil jadi pembuatan bordiran pada kebaya kurang bersih
Bidang Keahlian Tata Busana
73
Teknik Bordir Lanjut Pada Busana
2= hasil jadi pembuatan bordiran pada kebaya tidak bersih 1= hasil jadi pembuatan bordiran pada kebaya sangat tidak bersih 14
Performansi psikologis atau unjuk kerja dalam 5 - 4 – 3 – 2 - 1 aktivitas
pembelajaran
yang
meliputi
keuletan,
ketelatenan, dan kesabaran. Deskriptor: 5 = bila peserta diklat sering sekali menunjukkan indikator-indikator di atas di dalam aktivitas pembelajarannya. 4 = bila peserta diklat sering menunjukkan indikatorindikator
di
atas
di
dalam
aktivitas
pembelejarannya. 3 = bila peserta diklat kurang menunjukkan indikatorindikato
di
atas
di
dalam
aktivitas
pembelajarannya. 2 = bila peserta diklat tidak menunjukkan indikatorindikator
di
atas
di
dalam
aktivitas
pembelejarannya. 1 = bila peserta diklat sama sekali tidak menunjukkan indikator-indikator di atas di dalam aktivitas pembelejarannya. 15 Keterampilan dalam menggunakan atau memanfaatkan 5 - 4 – 3 – 2 - 1 sarana kegiatan belajar, khususnya dalam kegiatan praktek. Deskriptor: 5 = dapat mendaya gunakan secara tepat sekali semua perangkat kerja praktek yang diperlukan. 4 = dapat mendaya gunakan secara tepat sebagian
Bidang Keahlian Tata Busana
74
Teknik Bordir Lanjut Pada Busana
besar perangkat kerja praktek yang diperlukan. 3 = kurang dapat mendaya gunakan semua perangkat kerja praktek yang diperlukan. 2 = tidak dapat mendaya gunakan secara tepat semua perangkat kerja praktek yang diperlukan. 1 = tidak dapat sama sekali mendaya gunakan secara tepat semua perangkat kerja praktek yang diperlukan 16
Kecermatan dalam melakukan atau mengerjakan 5 - 4 – 3 – 2 - 1 seluruh rangkaian kegiatan belajar (prosedur kerjka praktek) Deskriptor: 5 = dapat melaksanakan secara tepat sekali semua rangkaian kegiatan belajar yang harus dilakukan. 4 = dapat melaksanakan secara tepat semua rangkaian kegiatan belajar yang harus dilakukan. 3 = kurang dapat melaksanakan secara tepat semua rangkaian kegiatan belajar yang harus dilakukan. 2 = tidak dapat melaksanakan secara tepat semua rangkaian kegiatan belajar yang harus dilakukan. 1 = tidak dapat sama sekali melaksanakan secara tepat semua rangkaian kegiatan belajar yang harus dilakukan.
Keterangan: Item nomor 1 – 3, 5, 8 Item nomor 4, 6-7, 9-13
: tentang batasan limit waktu untuk produksi. :tentang kreteria benda yang dihasilkan dari produksi.
Item nomor 14-16
: tentang keterampilan sikap yang ditunjukkan peserta diklat dalam melaksanakan tes.
Bidang Keahlian Tata Busana
75
Teknik Bordir Lanjut Pada Busana
DAFTAR RUJUKAN
Hardiman, I.(ed). 2003. Modifikasi Kebaya. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama. Hardiman, I. (ed). 2002. Modifikasi Busana Muslim. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama. Poespo, W.S. 2003. Reka Busana Muslim. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama. Wongsawang, J. Fashion Drawing Desings. Thailand: Wongsawang Press. CO. LTD. Burda. Februari. 1986. German. Teenager. 1979. Summer Styles. Tokyo: JOIE. INC. Viani, A.A., 2003. Teknik Bordir. Jakarta: Bagian Proyek Pengembangan Kurikulum Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan Nasional.
Bidang Keahlian Tata Busana
76