Penyusun ESIN SINTAWATI Editor TIM FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGRI MALANG
BAGIAN PROYEK PENGEMBANGAN KURIKULUM DIREKTORAT PENDIDIKAN MENENGAH KEJURUAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH DEPARTEMEN PENDIDIDKAN NASIONAL
2003
Pemeliharaan Piranti Menjahit dan K3 Bidang Busana
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan ke hadlirat Allah Swt. Yang telah melimpahkan rakhmat dan hidayahNya sehingga penulisan modul Pemeliharaan Piranti Menjahit dan K3 Bidang Busana ini dapat terselesaikan. Modul ini merupakan salah satu modul bidang keahlian tata busana pada pendidikan
menengah
kejuruan
yang
diharapkan
dapat
membekali
tamatan
dengan kualifikasi keahlian terstandar sesuai dengan tuntutan dunia kerja. Modul ini
mengacu
pada
kurikulum
SMK
berbasis
kompetensi
yang
sedang
dikembangkan berdasar Standar Kompetensi Nasional serta kurikulum SMK edisi 1999 sebagai salah satu muatan lokalnya. Modul ini diharapkan dapat menjadi sarana dalam proses pembelajaran
agar dapat mencapai kompetensi sesuai
tuntutan dunia kerja. Modul ini dapat tersusun berkat bantuan berbagai pihak, maka pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu penulsan modul ini, semoga menjadi amalan yang tek pernah putus. Amin.
Penulis,
Program Keahlian Tata Busana
ii
Pemeliharaan Piranti Menjahit dan K3 Bidang Busana
DESKRIPSI JUDUL Pemeliharaan
piranti
menjahit
dan
K3
bidang
busana
bahasannya
ditujukan langsung berkaitan dengan piranti menjahit pada industri bidang busana. Isi modul ini terdiri dari: identiifikasi piranti menjahit industri (berbagai jenis mesin jahit industri), memelihara mesin jahit (membersihkan dan meminyaki), dan kesehatan dan keselamatan kerja (K3) dalam industri busana.
Program Keahlian Tata Busana
iii
Pemeliharaan Piranti Menjahit dan K3 Bidang Busana
PETA KEDUDUKAN MODUL TATA BUSANA
BUS 417C BUS 417D
BUS 417B
Q
BUS 417
BUS 417A BUS 416C
BUS 416B
BUS 313B
BUS 313A
R
BUS 418
P
BUS 313
IV
BUS 416
BUS 313C
M
BUS 312A
JURU GAMBAR
III
BUS 416A
N
O
BUS 414
BUS 415
BUS 312
BUS 414A
BUS 312B BUS 312C
BUS 414B
BUS 415A
BUS 415B
L
PENJAHIT MODISTE
K
BUS 311 BUS 311B
BUS 311A
BUS 101A
BUS 101B
BUS 101
B
I
PEMBANTU PENJAHIT
G
C
D
H
BUS 104
Program Keahlian Tata Busana
BUS 208B
J
BUS 210
PENJAHIT INDUSTRI
BUS 208
BUS 208A
BUS 103
BUS 210C
II
BUS 207
BUS 207C
BUS 205
BUS 206
BUS 207A BUS 207B
BUS 102
E
F
A
BUS 208C
BUS 210B
BUS 210A
I
BUS 209 BUS 209A
BUS 209C BUS 209B
iv
Pemeliharaan Piranti Menjahit dan K3 Bidang Busana
KETERANGAN PETA KEDUDUKAN MODUL TATA BUSANA
Mata Diklat : A. Memelihara Piranti Menjahit dan K3 Bidang Busana No 1.
No 2
Kode Modul Judul Modul BUS –101A Pemeliharaan piranti menjahit dan K3 bidang busana BUS -101B Piranti menjahit Mata Diklat : B. Menjahit Bagian Busana Sesuai Dengan Prosedur Menjahit Kode Modul BUS -102
Judul Modul Teknik Jahit Bagian-bagian Busana
Mata Diklat : C. Memberi Tanda Untuk Jahit dan Setrika No 3
Kode Modul BUS –103
Judul Modul Tanda-tanda Jahit dan Penyeterikaan
Mata Diklat : D. Melaksanakan Pengepakan Pakaian Dalam Kemasan dan Siap Kirim No 4
Kode Modul BUS –104
Judul Modul Teknik Pengemasan dan Pelabelan
Mata Diklat : E. Melakukan Proses Dan Pelaksanaan Penyeterikaan Dan Pressing No 5
Kode Modul BUS -205
Judul Modul Teknik Setrika dan Pressing
Mata Diklat : F. Melaksanakan Pekerjaan Pengikatan Dan Penomoran Potongan Busana No 6
Kode Modul BUS -206
Judul Modul Teknik Pengikatan dan Penomoran Potongan Busana
Mata Diklat : G. Melaksanakan Pekerjaan Marker No 7
Kode Modul BUS –207A BUS –207B BUS –207C
Judul Modul Teknik marker Teknik merancang bahan Petunjuk praktis pekerjaan marker
Program Keahlian Tata Busana
v
Pemeliharaan Piranti Menjahit dan K3 Bidang Busana
Mata Diklat : H. Membuat Sampel Sesuai Desain No 8
Kode Modul Judul Modul BUS –208A Teknik pembuatan sampel (busana wanita) BUS –208B Teknik pembuatan sampel (busana pria) BUS –208C Teknik pembuatan sampel (busana anak) Mata Diklat : I. Melaksanakan Pekerjaan Bagian Produksi No Kode Modul Judul Modul 9 BUS –209A Teknik Cutting, Sewing, dan Finishing (busana anak) BUS –209B Teknik Cutting, Sewing, dan Finishing (busana wanita) BUS –209C Teknik Cutting, Sewing, dan Finishing (busana pria) Mata Diklat : J. Melakukan Pekerjaan Bordir No Kode Modul Judul Modul 10 BUS –210A Teknik bordir BUS –210B Teknik bordir lanjut pada busana BUS –210C Variasi bordir Mata Diklat : K. Melakukan Pekerjaan Sablon/Printing No Kode Modul Judul Modul 11 BUS –311A Dasar-dasar printing BUS –311B Pengembangan printing design Mata Diklat : L. Membuat Pola Busana Sesuai Konstruksi Dan Model No Kode Modul Judul Modul 12 BUS –312A Konstruksi pola busana pria BUS –312B Konstruksi pola busana wanita BUS –312C Konstruksi pola busana anak Mata Diklat : M. Membuat Pakaian Dengan Teknik Madya No Kode Modul Judul Modul 13
BUS –313A Prinsip dasar pembuatan busana Madya BUS –313B Garniture BUS –313C Teknik penyelesaian busana madya Mata Diklat : N. Berkomunikasi Dan Melaksanakan Pelayanan Prima No Kode Modul Judul Modul 14 BUS –414A Teknik komunikasi BUS –414B Prinsip pelayanan prima
Program Keahlian Tata Busana
vi
Pemeliharaan Piranti Menjahit dan K3 Bidang Busana
Mata Diklat : O. Membuat Pakaian Dengan Teknik Tailoring No Kode Modul Judul Modul 15 BUS –415A Prinsip dasar pembuatan busana tailoring BUS –415B Teknik penyelesaian busana tailoring Mata Diklat : P. Membuat Desain Busana Dan Desain Hiasan No Kode Modul Judul Modul 16 BUS –416A Menggambar proporsi tubuh manusia BUS –416B Dasar-dasar desain hiasan busana BUS –416C Dasar-dasar desain hiasan lenan rumah tangga Mata Diklat : Q. Membuat Hiasan Dan Penerapannya Pada Busana Dan Lenan Rumah Tangga No 17
No 18
Kode Modul BUS –417A BUS –417B BUS –417C BUS –417D
Judul Modul Pola hiasan lenan rumah tangga Pola hiasan busana Teknik menghias lenan rumah tangga Teknik menghias busana
Mata Diklat : R. Melakukan Draping Pakaian Kode Modul Judul Modul BUS –418 Prinsip dan teknik draping busana
Program Keahlian Tata Busana
vii
Pemeliharaan Piranti Menjahit dan K3 Bidang Busana
PRASYARAT
Tidak ada Prasyarat
Program Keahlian Tata Busana
viii
Pemeliharaan Piranti Menjahit dan K3 Bidang Busana
DAFTAR ISI Halaman
HALAMAN JUDUL …………………………………………………
i
KATA PENGANTAR ………………………………………………
ii
DESKRIPSI JUDUL ……………………………………………….
iii
PETA KEDUDUKAN MODUL …………………………………....
iv
KETERANGAN PETA KEDUDUKAN MODUL …………………
v
PRASYARAT ………………………………………………………
viii
DAFTAR ISI ……………………………………………………….
ix
PERISTILAHAN/GLOSSARY ………………………………..…….
1
PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL …………………………...
2
TUJUAN ……………………………………………………….……
3
KEGIATAN BELAJAR I: IDENTIFIKASI PIRANTI MENJAHIT INDUSTRI A. Lembar Informasi …………………………………….………...
4
B. Lembar Kerja ………………………...……………………….…
13
B. Lembar Latihan ………………………………………………....
14
KEGIATAN BELAJAR II : MEMELIHARA PIRANTI MENJAHIT A. Lembar Informasi …………...………………………………….
15
B. Lembar Kerja ………………………...……………………….….
16
C. Lembar Latihan ……………………...……………………….….
19
KEGIATAN BELAJAR III: K3 PADA INDUSTRI BUSANA A. Lembar Informasi ……………………...……………………….
20
C. Lembar Latihan …………………………………………………
28
LEMBAR EVALUASI ……………………………….……………
29
LEMBAR KUNCI JAWABAN …………………….……………..
30
DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………..
33
Program Keahlian Tata Busana
ix
Pemeliharaan Piranti Menjahit dan K3 Bidang Busana
PERISTILAHAN/GLOSSARY
Piranti menjahit industri: Adalah alat-alat yang dipergunakan pada industri busana, terdiri dari piranti menjahit pokok dan piranti menjahit penunjang
Mesin high speed Adalah mesin dengan kecepatan tinggi, digerakan dengan motor listrik
Program Keahlian Tata Busana
1
Pemeliharaan Piranti Menjahit dan K3 Bidang Busana
PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL 1. Modul “Pemeliharaan Piranti Manjahit dan K3 Bidang Busana” merupakan modul
pertama
pada
program
keahlian
Tata
Busana
tahun
1,
yang
pembahasannya lebih ditekankan pada piranti menjahit industri. 2. Modul ini terdiri dari 3 kegiatan belajar yang direncanakan memerlukan waktu 220 jam dengan rincian sebagai berikut: a. Kegiatan Belajar I Identifikasi piranti menjahit 160 jam b. Kegiatan Belajar II Pemeliharaan piranti menjahit 40 jam c. Kegiatan Belajar III
Kesehatan dan keselamatan kerja bidang busana 20
jam 3. Lembar informasi, yang berisi tentang teori-teori yang berkaitan dengan pemeliharaan piranti menjahit dan K3 bidang busana 4. Lembar kerja yang meliputi: alat, bahan, keselamatan kerja, dan langkah kerja 5. Lembar
latihan,
yang
berisi
pertanyaan-pertanyaan
dan
tugas
tentang
pemeliharaan piranti menjahit dan K3 bidang busana 6. Pelajari dan pergunakan manual book
setiap mesin jahit sebagai panduan
dalam melaksanakan kegiatan belajar I sampai III 7. Pelajari tentang piranti menjahit manual atau yang biasa dipergunakan seharihari untuk skala rumah tangga secara mendalam pada modul “Menggunakan dan Memelihara Piranti Menjahit” yang disusun oleh Tim Fakultas Teknik Universitas Negeri Surabaya. 8. Ikuti petunjuk modul secara berurutan 9. Persiapkan alat dan bahan untuk praktek 10. Lakukan langkah kerja secara berurutan 11. Periksa hasil kerja secara teliti 12. Dokumentasikan hasil kerja untuk evaluasi
Program Keahlian Tata Busana
2
Pemeliharaan Piranti Menjahit dan K3 Bidang Busana
TUJUAN A. Tujuan Akhir: Setelah
diklat selesai diharapkan siswa memiliki kemampuan memelihara
dan merawat kebersihan mesin yang dipergunakan
B. Tujuan Antara: 1. Setelah selesai mempelajari kegiatan belajar I, diharapkan peserta diklat dapat menyebutkan dan mengenali alat-alat menjahit industri pokok dan pendukung, serta dapat menggunakannya dengan terampil melalui praktek kerja industri. 2. Setelah selesai mempelajari kegiatan belajar II, diharapkan peserta diklat dapat membersihkan dan meminyaki mesin sesuai dengan prosedur kerja 3. Setelah selesai mempelajari kegiatan belajar III , diharapkan peserta diklat dapat membersihkan lingkungan kerja sesuai dengan prinsip keselamatan kerja
Program Keahlian Tata Busana
3
Pemeliharaan Piranti Menjahit dan K3 Bidang Busana
KEGIATAN BELAJAR I IDENTIFIKASI PIRANTI MENJAHIT INDUSTRI
A. Lembar Informasi Piranti menjahit yang dimaksud dalam modul ini adalahg piranti menjahit yang dipergunakan dalam industri busana yang pada umumnya berupa mesin high speed atau mesin dengan kecepatan tinggi dan semuanya digerakan dengan motor listrik, atau secara otomatis.
Namun demikian tidak ada salahnya
anda menge-
tahui terlebih dahulu mesin jahit manual dan bagi anda yang belum pernah sama sekali menjalankan mesin mesin jahit manual dapat dijadikan sebagai sarana untuk latihan menjalankan mesin dan menjahit pada kali pertama. Dalam mempelajari modul ini anda harus memperhatikan buku pedoman atau manual book yang ada pada setiap mesin, perhatikan dengan seksama dari setiap langkah dan saran yang harus dilakukan. 1. Penggolongan Piranti Menjahit. Piranti menjahit adalah alat-alat yang dipergunakan untuk pembuatan busana. Piranti menjahit digolongkan
menjadi dua yaitu piranti jahit jahit pokok
dan piranti jahit penunjang. Piranti menjahit pokok berupa
mesin jahit, dan
mesin-mesin lain yang digunakan pada proses produksi seperti mesin penata kain, mesin potong kain, dan mesin-mesin yang dipergunakan untuk penyelesaian seperti mesin obras, mesin pembuat lubang kancing, pemasang kancing, dan sebagainya,
serta
alat-alat atau mesin penunjang lainnya.
Alat menjahit
penunjang adalah semua peralatan yang secara tidak langsung menunjang dalam proses pembuatan busanaseperti gunting kain, penggaris, dan sebagainya. Pada saat ini sesuai dengan perkembangan teknologi, sudah banyak industri busana yang menggunakan mesin otomatis, yang diprogram dengan komputer, sehingga kualitas produk akan lebih terjaga karena pada mesin otomatis yang telah diprogram komputer ini kesalahan dalam proses dapat
Program Keahlian Tata Busana
4
Pemeliharaan Piranti Menjahit dan K3 Bidang Busana
diminimalkan. Alat-alat ini lebih banyak digunakan pada industri busana skala besar. 2. Jenis -jenis Mesin Pada Industri Busana a. Mesin Penata kain (Spreading ) Mesin
untuk
digunakan
untuk
memotong menata
kain
kain-kain
pada meja potong, sehingga kain siap untuk
dipotong,
tumpukan disesuaikan kapasitas
kain
sehingga (gambar
menjadi
1.1.)
ketebalannya mesin
potong
yang dengan
dan
order.
Pada industri busana skala kecil dan menengah
kegiatan
spreading
Gambar 1.1. Mesin Spreading
dilakukan secara manual b. Mesin Cutting (pemotong) Mesin pemotong kain berfungsi sebagai gunting, yakni untuk pemotongan kain yang telah di spreading. Mesin potong ini dapat memotong kain secara masal sesuai dengan kapasitasnya, karena setiap mesin potong memiliki kapasitas tertentu. Berikut contoh mesin potong yang masih dipakai secara manual yang banyak dipergunakan pada industri skala kecil dan menengah
a)
b) Gambar 1.2. Mesin Pemotong Kain
Program Keahlian Tata Busana
5
Pemeliharaan Piranti Menjahit dan K3 Bidang Busana
dengan kapasitas sampai 300 lembar kain katun biasa (a), dan (b) mesin potong yang digunakan pada industri busana skala menengah
dan atas yang
dapat menggunting kain dalam jumlah yang lebih tebal (gambar 1.2.)
c. Mesin High Speed Setik Lurus Adalah mesin
dengan kecepatan tinggi yang digerakan dengan motor listrik,
mesin ini berfungsi untuk menjahit lurus. High speed setik lurus ini ada yang single nedless (satu jarum) dengan menghasilkan hasil setikan satu jalur (gambar 1.3.a), dan high speed doble stick yang memiliki jumlah jarum 2, 3, atau lebih, dan dapat menghasilkan setikan beberapa jalur sesuai dengan jumlah jarumnya (gambar 1.3.b)
b)
a)
Gambar 1.3. Mesin Jahit High Speed Basic Model dan Doble Stick d. Mesin Penunjang Mesin penunjang merupakan mesin-mesin yang membantu dalam proses produksi maupun proses finishing pada industri busana. Mesin penunjang antara lain terdiri dari mesin obras, mesin laling dan mesin aritan untuk menjahit bahan kaos, mesin lubang kancing, mesin pemasang kancing, mesin untuk membuat lipatan opneisel, dan mesin press, dan lain-lain. Pada industri busana mesin penunjang disesuaikan dengan jenis busana yang diproduksinya. Namun demikian mesin penunjang seperti mesin press, mesin obras, mesin lubang kancing, serta mesin pemasang kancing
Program Keahlian Tata Busana
6
Pemeliharaan Piranti Menjahit dan K3 Bidang Busana
pada umumnya dimiliki oleh setiap industri busana, baik industri besar maupun industri kecil. 1) Mesin obras Mesin
obras
merupakan
mesin
yang
dipergunakan untuk penyelesaian. Mesin obras
berfungsi
untuk
menghilangkan
tiras-tiras busana dengan cara diobras. Penggunaan mesin obras sama halnya dengan menggunakan mesin high speed lainnya,
karena
mesin
obras
pada
industri busana memiliki kecepatan yang lebih tinggi dari pada mesin obras biasa.
Gambar 1.4 Mesin Obras berjalan. Penggunaan mesin dan memasang benang obras lihat buku Dengan menginjak dinamo mesin akan
petunjuk penggunaan mesin obras yang ada. 2) Mesin lubang kancing Mesin lubang kancing merupakan mesin khusus untuk membuat lubang
kancing.
Pada
industri
busana,
mesin
lubang
kancing
dibedakan antara mesin untuk lubang kancing kain biasa/tipis, dan jenis kain tebal seperti halnya kain jeans. Penggunaan mesin lubang kancing
industri
penggunaan
mesin
biasa, hanya saja menggunakannya
sama
dengan
lubang
kancing
pada
waktu
anda
harus
lebih
hati-hati karena kecepatannya tinggi, sehingga
kelalaian
mengakibatkan
kecelakaan.
demikian industri
mesin busana
dapat
lubang lebih
hasilnya lebih rapih.
Program Keahlian Tata Busana
Namun kancing
cepat
dan Gambar 1.5 Mesin Lubang Kancing
7
Pemeliharaan Piranti Menjahit dan K3 Bidang Busana
3) Mesin pemasang kancing Sesuai dengan namanya mesin ini berfungsi untuk memasang kancing pada busana industri, sehingga pemasangan kancing akan lebih cepat dan lebih rapih.
Gambar 1.6 Mesin Pemasang Kancing
4). Mesin press Mesin alat alat press adalah alatalat atau mesin yang digunakan untuk proses pengepresan, baik pada proses produksi maupun pengepresan pada proses finishing. Pengepresan
pada
proses
pro-
duksi terutama pengepresan bagian-bagian busana seperti melekatkan viselin pada bagian krah dan saku, atau bagian tengah mu-
Gambar 1.7 Mesin Press Krah
ka yang akan dijahit, masih banyak digunakan setrika biasa dan dilakukan secara manual. Tetapi pada industri besar, pressing banyak dilakukan dengan mesin press (datar atau khusus untuk bagian-bagian tertentu) Bagian-bagian busana yang akan dilapisi viselin ditata di atas alat-nya, sehingga dalam satu kali pengepresan dapat dilakukan untuk
Program Keahlian Tata Busana
8
Pemeliharaan Piranti Menjahit dan K3 Bidang Busana
jumlah
ter-tentu
sesuai
pengepresan dilaku kan
dengan setelah
kapa-sitasnya. produk
Pada
finishing,
jadi, dan dilakukan setelah
proses tri-ming (bersih benang) dan washing (pencucian), sebelum pengepakan dilakukan. Pressing pada tahap akhir ini dilakukan dengan seterika uap, yang dilengkapi dengan tabung uap (gambar 1.9).
Gambar 1.9 Setrika Uap Dengan Tabung Busana
Gambar 1.8 Mesin Pres Datar 5) Mesin Manset
Mesin ini merupakan mesin untuk menjahit manset kemeja, sehingga manset yang dihasilkan lebih rapih dan proses pengerjaannya cepat. Membuat
manset
industri
dikerjakan
busana
atau
mengerjakan
secara
lebih
bagian tertentu pada
sendiri-sendiri,
sesuai
dengan
keterampilan tenaga kerja. Contoh mesin manset lihat gambar 1.10. 6) Mesin Trens Mesin trens kadang disebut juga mesin tris adalah mesin yang digunakan untuk penyelesaian pada saat menguatkan jahitan atau bagian-bagian tertentu dari busana seperti halnya pada ujung belahan, ujung
ritsluiting,
untuk
menguatkan
tempat
ikat
pinggang,
dan
sebagainya (gambar 1.11).
Program Keahlian Tata Busana
9
Pemeliharaan Piranti Menjahit dan K3 Bidang Busana
Gambar 1.11 Mesin Trens
Gambar 1.10 Mesin Pemasang Manset
7) Mesin Soom Keliman tidak
tepi
busana
selamanya
industri dikerjakan
dengan cara dijahit, tetapi untuk jenis dan model tertentu ada yang di kelim dengan cara di soom. Kelim dilakukan
soom
pada
dengan
industri
menggunakan
mesin (gambar 1.12.).
Gambar 1.12 Mesin Soom
e. Mesin Bordir Mesin bordir adalah mesin yang khusus dipergunakan untuk membordir kain. Pada industri busana mesin bordir digunakan untuk membordir bagian-bagian tertentu sebagai hiasan atau variasi, label, dan aksesorisnya. Pada industri bordir, mesin bordir yang dipergunakan bermacam-macam, mulai dari mesin bordir high speed, maupun mesin bordir komputer. Mesin bordir high speed walaupun digunakan secara manual tetapi lebih cepat, penggunaannya hampir sama dengan penggunaan mesin high speed lainnya. Mesin bordir komputer adalah mesin yang dapat diprogram melalui komputer,
sehingga
untuk
Program Keahlian Tata Busana
pembuatan
pola,
pembuatan
motif,
pemilihan
10
Pemeliharaan Piranti Menjahit dan K3 Bidang Busana
warna benang, ukuran, jenis bordiran dan lain sebagainya semuanya sama, sehingga akhirnya akan menghasilkan kualitas bordiran yang lebih baik, dalam waktu yang bersamaan dapat menghasilkan sejumlah tertentu sesuai dengan kapasitasnya.
Contoh mesin bordir komputer (kapasitas masal dan
kapasitas satu), dapat dilihat pada gambar 1.13.
Gambar 1.13. Mesin Bordir Komputer f. Akssesoris/pelengkap Selain
piranti
berupa
mesin-mesin,
terdapat
komponen
penunjang
yang
merupakan kelengkapan atau aksesoris dari mesin jahit. Alat ini berupa alat yang kecil-kecil dan dapat dibongkar pasang pada sepatu mesin. Pada industri besar hal seperti ini tidak terjadi karena dipandang tidak praktis. Namun pada industri kecil masih banyak diterapkan. Jenis aksesoris penunjang berupa: • sepatu-sepatu Pelengkap ini dapat menggantikan fungsi mesin tertentu, dengan cara dipasang pada tempat sepatu (diganti) sesuai dengan fungsinya. Sepatu mesin jahit ini antara lain untuk: sepatu ritsluiting, memasang kancing, membuat trens, lubang kancing, membuat kerutan, lipitan, som, dan sebagainya. Pelengkap mesin ini tersedia dalam beberapa ukuran untuk setiap jenisnya. Contoh jenis sepatu mesin dapat dilihat pada gambar 1.14.
Program Keahlian Tata Busana
11
Pemeliharaan Piranti Menjahit dan K3 Bidang Busana
Gambar 1.14 Macam-macam Sepatu Mesin
• Corong Seperti halnya sepatu, corong merupakan pelengkap mesin yang memiliki fungsi terutama pada penyelesaian tepi seperti pemasangan rip, bisban, kelim, dan sebagainya. Pemasangan bisban pada tepi busana, baik bisban isi, serip, depun, banyak mempergunakan corong. Corong-corong ini dipasang pada bagian plat mesin atau pada tiang jarum. Ukuran corong bermacam-macam,
tergantung
dari
besar
kecilnya
pinggiran
yang
dikehendaki. Jenis corong dapat dilihat pada gambar 1.15.
Program Keahlian Tata Busana
12
Pemeliharaan Piranti Menjahit dan K3 Bidang Busana
Gambar 1.15 Macam-macam Corong Pelengkap
B. Lembar Kerja 1. Alat a. Macam-macam alat menjahit pokok dan komponennya (mesin jahit manual, high speed stik lurus, doble stik, ). b. Macam-macam alat menjahit penunjang yang digunakan dalam proses pembuatan atau produksi pada industri busana (mesin pemasang kancing, lubang kancing, mesin triss, dsb) c. Alat-alat tulis
2. Bahan a. Buku tulis b. Buku kerja c. Kain perca
Program Keahlian Tata Busana
13
Pemeliharaan Piranti Menjahit dan K3 Bidang Busana
3. Langkah kerja a. Pasang benang pada mesin jahit lurus high speed , mesin obras, mesin lubang kancing, dan mesin som sesuai dengan petunjuk yang terdapat dalam buku manual mesin jahit b. Injak dinamo pelan-pelan kemudian makin lama makin cepat. c. Pasang kain perca dan buatlah berbagai stik lurus satu jalur sampai hasil jahitan anda benar-benar lurus dan cepat. d. Mulailah anda berlatih menggunakan mesin obras sampai hasil obrasan anda rapih. e. Mulailah anda menggunakan mesin lubang kancing, dan belajarlah anda membuat lubang kancing sampai hasilnya rapih dan cepat. f. Mulailah anda berlatih menggunakan mesin som sampai hasilnya rapih dan anda dapat mengerjakan dengan cepat.
C. Lembar Latihan 1. Lakukanlah latoihan mnggunakan berbagai mesin jahit industri sampai anda benar-benar terampil, sesuai dengan mesin yang dimiliki sekolah. 2. Lakukan praktek kerja industri pada industri busana konfeksi agar anda dapat mengetahui lebih banyak jenis-jenis piranti menjahit yang ada pada industri busana, dan dapat menggunakannya dengan tepat di bawah bimbingan pembimbing industri. Dan laporkanlah hasil prakteknya.
.
Program Keahlian Tata Busana
14
Pemeliharaan Piranti Menjahit dan K3 Bidang Busana
KEGIATAN BELAJAR II MEMELIHARA MESIN JAHIT A. Lembar Informasi Pada kegiatan belajar I anda telah mengenal berbagai alat menjahit baik mesin jahit manual maupun mesin-mesin yang digunakan dalam industri busana. Setelah anda melaksanakan pengamatan dan praktek menggunakannya pada industri busana, dapatkah anda menggunakannya dengan teraampil? Pada kegiatan belajar II ini anda akan mempelajari bagaimana memelihara dan membersihkan piranti menjahit dengan tepat.
Pada kegiatan belajar ini anda
harus melaksanakan praktek membersihkan mesin jahit dan praktek kerja atau magang pada industri busana (konveksi atau garmen). Anda harus benar-benar mencermati bagaimana cara memelihara piranti menjahit sehingga anda menjadi terampil
dalam
membersihkan
piranti
menjahit
industri
dan
sesuai
dengan
prosedur. Pemelirahaan piranti menjahit terdiri dari membersihkan dan memberi minyak pada mesin-mesin. Pada industri busana pemeliharaan dapat dilakukan secara sederhana yakni pemeliharaan sehari-hari yang dilakukan oleh pekerja pada bagian masing-masing, dan pemeliharaan yang yang dilakukan secara berkala untuk
mengecek
keadaan
spare
part
mesin-mesin
dengsan
tujuan
untuk
menghindari kerusakan berat yang terjadi dari setiap alat dan menjaga kelancaran proses produksi di perusahaan,
atau perawatan insidental yang khusus dilakukan
oleh teknisi perusahaan karena
untuk pemeliharaan mesin-mesin tertentu ada
yang tidak dapat dilakukan oleh sembarangan orang. Meminyaki dan membersihkan mesin jahit secara umum sama, namun adapula
yang berbeda.
pemeliharaan
mesin-mesin
Untuk jahit,
menghindari anda
harus
kesalahan
dalam
mempelajari
melaksanakan buku
petunjuk
penggunan setiap jenis mesin (manual books), dan ikuti sesuai prosedur yang ditetapkan karena ada jenis mesin tertentu yang memiliki spesifikasi berbeda dan
Program Keahlian Tata Busana
15
Pemeliharaan Piranti Menjahit dan K3 Bidang Busana
menuntut perawatan dan pemeliharaan yang berbeda pula. Hal ini merupakan salah satu faktor mengapa setiap perusahaan memiliki teknisi untuk mengawasi dan mengatasi peralatan yang ada pada perusahaan atau industri, karena untuk perawatan khusus tidak dapat dilakukan oleh setiap karyawan. Namun demikian setiap karyawan dapat membantu pekerjaan teknisi dalam hal merawat dan memelihara mesin-mesin jahit secara sederhana.
B. Lembar Kerja 1. Alat: a. Mesin dan komponennya 1) Mesin pemotong kain 2) Mesin jahit high speed stik lurus 3) Mesin-mesin high speed untuk penyelesaian b.Obeng c.Alat pembersih (kuas dan lap) d.Alat-alat tulis
2. Bahan a. Minyak mesin b. Buku kerja c. Buku manual mesin
3. Keselamatan Kerja: a. Perhatikan sikap duduk dan berdiri agar punggung selalu lurus pada saat kerja b. Gunakan masker, agar pernafasan terhindar dari debu-debu halus. c. Gunakan pakaian kerja d. Pakailah
sepatu
dengan
hak
pendek,
terutama
pada
saat
anda
menggunakan alat-alat dengan listrik. e. Tangan dalam keadaan kering untuk menghindari sengatan arus pendek.
Program Keahlian Tata Busana
16
Pemeliharaan Piranti Menjahit dan K3 Bidang Busana
f. Matikan mesin dan lepas stop kontak untuk memutus aliran listrik pada saat membersihkan mesin. 4. Langkah Kerja a. Cara Pemeliharaan Mesin Jahit 1) Bersihkan bagian luar mesin dari debu-debu dan sisa-sisa benang dan kain dengan lap halus 2) Bersihkan bagian dalam mesin dengan cara melepas seperti halnya skoci, atau dengan
cara
membalikannya.
Mem-
bersihkan debu-debu dan kotoran yang menempel dengan kuas sehingga debudebu yang menempel bersih (gambar 2.1.) Bersihkan/lap mesin dengan kain halus bagian bodynya setiap akan dan
Gambar 2.1 Membersihkan Skoci Mesin
setelah selesai dipergunakan. Untuk menjaga kebersihan mesin sebaiknya jika tidak dipergunakan mesin ditutup. 3) Kencangkan baud/sekrup yang longgar dengan obeng, setiap kali mesin akan dipergunakan, dengan cara sebelumnya mencoba terlebih dahulu untuk mendeteksi jalannya mesin dan hasil setikannya. 4) Meminyaki mesin dengan cara menetesi minyak mesin (oli mesin khusus) pada lubang-lubang kecil, sekrup-sekrup, dan pada bagian sambungan mesin yang ada pada bagian dalam atau bawah, agar jalannya mesin lancar. Meminyaki mesin sebaiknya dilakukan setiap sesudah mesin jahit digunakan. •
Meminyaki mesin jahit manual. Pemberian minyak pelumas mesin dapat dilakukan pada bagian luar/body mesin jahit dengan cara menetesi minyak pelumas pada lubang-lubang, dan pada
bagian dalam, dengan cara membalik atau
melepas sekrup, lihat gambar 2.2.
Program Keahlian Tata Busana
17
Pemeliharaan Piranti Menjahit dan K3 Bidang Busana
Gambar 2.2. Meminyaki Mesin Jahit Manual
•
Meminyaki mesin jahit high speed
hampir sama dengan cara
meminyaki pada mesin manual. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 2.3.
Gambar 2.3. Meminyaki Mesin Jahit High Speed
Program Keahlian Tata Busana
18
Pemeliharaan Piranti Menjahit dan K3 Bidang Busana
•
Meminyaki kain
mesin
(cutting
pemotong machine),
dilakukan dengan cara mengisi minyak pelumas pada tabung yang ada pada mesin. Tanda panah menunjukkan letak tabung oli. (gambar 2.4.) Harus diingat bahwa minyak pelumas pada tabung oli jangan sampai kosong karena akan berpengaGambar: 2.4. Cara Meminyaki Mesin Potong nya pisau, juga mesin potong jenis ini dapat diasah jika ketajamannya ruh terhadap kelancaran jalan-
sudah berkurang dengan asahan khusus untuk alat-alat menjahit. 5) Setelah mesin diminyaki, biarkan beberapa saat, kemudian lap sisa-sisa minyak yang ada pada bagian mesin dengan kain halus 6) Tutup mesin yang telah dibersihkan jika tidak dipergunakan.
C. Lembar Latihan 1. Latihan: Lakukanlah praktik (individu) dan latihan membersihkan dan meminyaki mesin yang ada pada laboratorium/work shop, terdiri dari: a. mesin jahit manual b. mesin high speed c. mesin penyelesaian (lubang kancing, obras, pengelim, dsb) 2. Tugas praktik kerja industri: •
Buatlah kelompok terdiri dari 3 orang
•
Cari dan konsultasikan dengan guru anda tentang indiustri busana yang akan digunakan sebagai tempat praktik industri
•
Lakukan praktik pemeliharaan mesin-mesin jahit high speed yang tidak dimiliki oleh laboratorium sekolah
•
Buatlah laporan hasil praktik kerja anda.
Program Keahlian Tata Busana
19
Pemeliharaan Piranti Menjahit dan K3 Bidang Busana
KEGIATAN BELAJAR III K3 DALAM INDUSTRI BUSANA A. Lembar Informasi Program kesehatan dan keselamatan atau higiene dan sanitasi dalam lingkungan kerja bertujuan untuk mewujudkan lingkungan kerja yang aman, nyaman, dan sehat bagi seluruh pegawai, pengunjung, di dalam dan di lingkungan industri. Sehingga kejadian pencemaran lingkungan dan gangguan kesehatan yang ditimbulkan oleh kegiatan industri dapat di tekan atau bila mungkin dihilangkan. Industri busana adalah perusahaan yang menghasilkan pakaian-pakaian jadi (siap pakai). Pada umumnya industri pakaian jadi menggunakan bahan baku berupa tekstil dari berbagai jenis. Sedangkan sarana dan peralatan yang digunalkan berupa pemotong tekstil, pemotong benang, mesin jahit, pemasang kancing, dan alat-alat penunjang produksi lainnya, serta alat-alat pengepakan. Bahan-bahan yang digunakan, alat dan saerana kerja, serta suhu ruang kerja maupun system dan cara kerja kemungkinan merupakan factor-faktor yang dapat menyebabkan gangguan terhadap tenaga kerja. Gangguan tersebut dapat berupa gangguan keselamatan, kesehatan, atau kenyamanan kerja yang dapat mengakibatkan menurunnya produktivitas kerja. Agar
gangguan
tidak
dialami
oleh
tenaga
kerja,
maka
factor
penyebabnya perlu dicegah, dikendalikan, diperkecil, atau bahkan dihilangkan. Untuk mencegah gangguan terlebih dahulu perlu diketahui proses produksi dan identifikasi
permasalahannya,
cara
pemantauan,
dan
standar-standar
yang
berlaku. 1. Pengertian Sanitasi Dan Higiene Sanitasi adalah usaha pengawasan terhadap faktor-faktor lingkungan fisik
manusia
yang
mempengaruhi
atau
mungkin
dipengaruhi,
sehingga
merugikan perkembangan fisik, kesehatan, dan kelangsungan hidup. Program Keahlian Tata Busana
20
Pemeliharaan Piranti Menjahit dan K3 Bidang Busana
Higiene (ilmu kesehatan)
adalah ilmu yang mempelajari cara-cara yang
berguna bagi kesehatan. Secara garis besar perbedaan antara higiene dan sanitasi adalah terletak pada pada hal bahwa higiene lebih mengarahkan keaktifannya sedangkan
kepada sanitasi
manusia lebih
(perseorangan
menitik
lingkungan hidup manusia. Contoh
atau
beratkan
masyarakat
pengendalian
umum,
faktor-faktor
tindakan higiene dan sanitasi dapat dilihat
pada tabel 4.1.
Tabel 4.1.: Contoh Tindakan Higiene Dan Sanitasi
Usaha/ Tindakan Higiene •
Minum air yang di rebus
•
Mencuci tangan memegang makanan. Membersihan diri berhajat besar
•
Usaha / Tindakan Sanitasi •
sebelum
•
setelah
•
Pembuatan sumur yang memenuhi syarat kesehatan Pengawasan kebersihan peralatan makan Pengawasan pembuangan koto-ran manusia dan air limbah
2. Faktor Lingkungan Kerja Berdasarkan proses produksi pada industri busana, factor lingkungan kerja memungkinkan
dapat
menimbulkan
gangguan
kesehatan
tenaga
kerja,
sebagaimana dapat dilihat pada tabel 4.2.
Tabel 4.1: Faktor-Faktor Lingkungan Kerja No Proses Produksi 1. Gudang bahan
2.
Pola bahan
3.
Menjahit
dan
Faktor Lingkungan Kerja Penerangan, iklim kerja, debu, uap formaldehyde
Pemotongan Penerangan, iklim kerja, debu, uap formaldehyde
Program Keahlian Tata Busana
Penerangan, iklim kerja, kebisingan, getaran, debu, uap formaldehyde 21
Pemeliharaan Piranti Menjahit dan K3 Bidang Busana
4.
Pemotong sisa benang
Penerangan, iklim kerja, debu, uap formaldehyde
5.
Pengecekan kualitas
Penerangan, iklim kerja, debu, uap formaldehyde
6.
Seterika
Penerangan, iklim kerja, debu, uap formaldehyde
7.
Finishing
Penerangan, iklim kerja, debu, kapas, uap formaldehyde
8.
Pengemasan
Penerangan, iklim kerja, debu karton, uap formaldehyde
3. Potensi Bahaya Kecelakaan Kerja Setiap industri memiliki potensi akan terjadinya bahaya dan kecelakaan kerja.
Namun
mengantisipasi
demikian dan
peraturan
meminimalkan
telah
meminta
bahaya
yang
agar
setiap
dapat
industri
menimbulkan
kecelakaan atau terancamnya keselamatan seseorang baik yang ada dalam lingkungan industri itu sendiri ataupun bagi masyarakat di sekitar industri. Halhal yang menjadi permasalahan yang berkaitan dengan potensi bahaya kecelakaan kerja pada industri busana dapat dilihat pada tabel 4.3.
Tabel 4.3.: Masalah Potensi Bahaya Kecelakaan Kerja No
Proses Produksi
Potensi bahaya kecelakaan kerja
1.
Gudang
Bahaya kebakaran
2.
Pola/Potong
Jari tangan terpotong, tersengat aarus singkat
3.
Jahit
Jari terkena jarum, singkat, kebakaran
Program Keahlian Tata Busana
tersengat
arus
22
Pemeliharaan Piranti Menjahit dan K3 Bidang Busana
4.
Pasang kancing
Jari tergencet mesin kancing, tersengat arus singkat
5.
Setrika
Tersengat arus singkat, kebakaran
6.
Packing
Tergores dan bahaya jatuhan
4. Keserasian Peralatan Dan Sarana Kerja Dengan Tenaga Kerja Keserasian peralatan dan sarana harus diperhatikan pihak perusahaan dan disesuaikan dengan tenaga kerja yang dimilikinya agar kecelakaan kerja dapat diminimalisasi. Kesalahan atau ketidak serasian antara peralatan dan sarana kerja dengan pegawai yang menggunakan. Ketidak serasian antara peralatan dan sarana dengan tenaga kerja dapat menimbulkan berbagai masalah yang akhirnya dapat mengancam keselamatan dan kesehatan kerja pegawai atau tenaga kerja. Permasalahan mengenai keserasian peralatan dan sarana kerja dengan tenaga kerja pada industri busana dapat dilihat pada tabel 4.4. Tabel 4.4. : Keserasian Peralatan Dan Sarana Kerja Dengan Tenaga Kerja No
Proses Produksi
1.
Pemotongan kain
2.
Mesin jahit, obras, bordir
3.
Seterika
4.
Packing
Program Keahlian Tata Busana
Faktor Ergonomi -
Ukuran meja kerja Kursi duduk Sikap dan system kerja Cara dan system kerja Ukuran meja kerja Ukuran kursi duduk Sikap dan system kerja Cara dan system kerja Ukuran meja kerja Ukuran kursi duduk Sikap/cara kerja Kesesuaian sikap/sistem kerja Kegiatan angkat junjung Sikap dan cara kerja Ruang gerak 23
Pemeliharaan Piranti Menjahit dan K3 Bidang Busana
5. Faktor manusia Permasalahan yang terjadi pada faktor manusia meliputi faktor manajerial, dan faktor tenaga kerja. Permasalahannya dapat merupakan: a. Manajemen: •
Pemahaman yang kurang tentang hiperkes dan keselamaatan kerja
•
Tidak melaksanakan teknik-teknik hiperkes dan keselamatan kerja
•
Tidak menyediakan alat proteksi/pelindung diri
b. Tenaga kerja: •
Tidak melaksanakan ketentuan-ketentuan K3
•
Tidak mengenakan alat proteksi yang telah disediakan
•
Tidak memiliki naluri cara kerja sehat
6. Penyakit Akibat Kerja dan Yang Berhubungan Dengan Pekerjaan a. Penyakit Akibat Kerja Penyakit akibat kerja ini mempunyai penyebab yang spesifik atau asosiasi yang kuat dengan pekerjaan, yang pada umumnya terdiri dari satu agen penyebab yang mudah diakui.
b. Penyakit yang berhubungann dengan pekerjaan – work related disease Adalah penyakit yang mempunyai beberapa agen penyebab, dimana faktor pada pekerjaan memegang peranan bersama dengan factor resiko lainnya dalam berkembangnya penyakit yang mempunyai etiologi yang kompleks.
c. Penyakit yang mengenai populasi pekerja Penyakit yang terjadi pada populasi pekerja tanpa adanya agen penyebab di tempat kerja, namun dapat diperberat oleh kondisi pekerjaan yang buruk bagi kesehatan.
Program Keahlian Tata Busana
24
Pemeliharaan Piranti Menjahit dan K3 Bidang Busana
d. Penyakit Yang Timbul Karena Hubungan Kerja. Berdasarkan SK Presiden No.22 tahun 1993, disebutkan berbagai macam penyakit yang timbul karena hubungan kerja yaitu : 1) Pneumoconiosis jaringan
yang
disebabkan
oleh
debu
mineral
pembentuk
parut,yang silikonsnya merupakan factor utama penyebab
cacat dan kematian 2) Penyakit
paru
dan
saluran
pernafasan
(broncopulmoner)
yang
pernafasan
(broncopulmoner)
yang
disebabkan oleh debu logam keras. 3) Penyakit disebabkan
paru
dan
saluran
oleh debu kapas vlas, henep, dan sisal (bissinosis).
4) Asma akibat kerja yang disebabkan oleh penyebab sensitivisasi dan zat perangsang yang dikenal yang berada dalam proses pekerjaan. 5) Aliveolitis alergika yang disebabkan oleh factor dari luar sebagai akibat dari penghirupan debu organic. 6) Penyakit yang disebabkan oleh berilium atau persenyawaannya yang beracun. 7) Penyakit
yang
disebabkan
kadmium
atau
persenyawaannya
yang
beracun. 8) Penyakit yang disebabkan faktor atau persenyawaanya yang beracun. 9) Penyakit yang disebabkan oleh krom atau persenyawaannya yang beracun. 10) Penyakit
yang
disebabkan
oleh:
mangan, arsen, raksa, timbal,
fluor,benzena, derivat halogen,derivat nitro,dan amina dari benzena atau homolognya yang beracun. 11) Penyakit yang disebabkan oleh alkohol, glikol, atau keton. 12) Penyakit yang disebabkan oleh alkohol, glikol, atau keton. 13) Penyakit yang disebabkan oleh gas atau uap penyebab asfiksia atau keracunan seperti karbon monoksida, hydrogen sianida, hydrogen sulfida, atau derivatnya yang beracun, amoniak seng, braso dan nikel.
Program Keahlian Tata Busana
25
Pemeliharaan Piranti Menjahit dan K3 Bidang Busana
14) Penyakit yang disebabkan oleh getaran mekanik (kelainan-kelainan otot urat, tulang persendian, pembuluh darah tepi atau syaraf tepi ). 15) Penyakit yang disebabkan oleh pekerjaan dalam udara yang bertekanan lebih. 16) Penyakit yang disebabkan oleh radiasi elektro magnetic dan radiasi mengion. 17) Penyakit kulit (dermatosis) yang disebabkan oleh penyebab fisik, kimiawi, atau biologik. 18) Kangker kulit epitelioma primer yang disebabkan oleh ter,pic,bitumen, minyak mineral, antrasena, atau persenyaweaan, produk atau residu dari zat tersebut. 19) Kangker paru atau mesotelioma yang disebabkan oleh abses 20) Penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus, bakteri atau parasit yang didapat dalam suatu pekerjaan yang memiliki resiko kontaminnasi khusus.
e. Penyakit-Penyakit Menular Penyakit menular dapat disebabkan oleh : 1) Virus: penyakit kulit, cacar influensa, campak, poliomielitis, dan lainlain 2) Kuman : Bakteri atau mikroba seperti tbc,tifus, colera, difteri, dan lainlain. 3) Parasit : Parasit tumbuh-tumbuhan seperti ragi, jamur (fungus) Parasit hewani
seperti:
Protozoa
(malaria,disentri),cacing
cacing gelang, cacing keremi, dan lain-lain),serangga
(cacing
pita
( kutu rambut,
kutu kudis, dan lain-lain) Sebagian besar kuman tidak menyebabkan penyakit pada manusia dan hewan dan disebut kuman non- patogen. Bakteri penyebab penyakit tersebut disebut kuman patogen. Diantara kuman-kuman golongan terahir ada juga yang berbahaya karena membuat racun (toksin).
Program Keahlian Tata Busana
26
Pemeliharaan Piranti Menjahit dan K3 Bidang Busana
f.
Kesehatan Tenaga Kerja Wanita Tenaga kerja pada industri busana, biasanya lebih banyak terdiri atas
karyawan wanita yang memang sangat cocok untuk pekerjaan di garmen atau industri busana lainnya. Jelas terdapat perbedaan sifat antara pekerja laki-laki dan perempuan. Perbedaan sifat ini berhubungan erat dengan hal-hal sebagai berikut : •
Fisik wanita yang tercerminkan dalam ukuran dan kekuatan tubuh yang kurang dari pada ukuran serta kekuatan pria
•
Kehidupan khas biologis wanita, yakni berlangsungnya haid secara berdaur (siklus), kehamilan, dan mati haid (menopause)
•
Kedudukan sosiokultural wanita sebagai ibu dalam rumah tangga, dan akibat tradisi dan kebudayaan.
•
Faktor-faktor fisik, biologis dan sosiokultural pada tenaga kerja wanita dapat berakibat pembolosan (absentisme ) dengan penurunan produktifitas, namun masalah demikian dapat ditanggulangi dengan pembinaan tenaga kerja wanita dan usaha-usaha lain yang berdampak positif. Dilain fihak higiene perusahaan dan kesehatan kerja telah memperhitungkan sifat-sifat kewanitaan tersebut dengan menganjurkan supaya disediakan kamar atau ruangan khusus guna beristirahat dan untuk keperluan-keperluan lain bagi wanita yang haid, disamping perundang-undangan yang mengatur cuti sewaktu haid, kehamilan dan melahirkan. Motivasi khusus mengenai kewanitaan di tempat kerja perlu dikembangkan, terutama di lapanganlapangan pekerjaan yang keberhasilannya amat ditentukan oleh penampilan dan keluwesan pelayanan.
Program Keahlian Tata Busana
27
Pemeliharaan Piranti Menjahit dan K3 Bidang Busana
B. Lembar Latihan Kerjakan Tugas modul ini, pada lembar kerja yang telah disediakan. 1. Jelaskan perbedaan pengertian antara sanitasi dan hygiene. ____________________________________________________________ ____________________________________________________________
2. Sebutkan hal-hal apa sajakah yang perlu diperhatikan dalam hygiene lingkungan. ____________________________________________________________ ____________________________________________________________ 3. Mengapa perlu keserasian antara alat, sarana dengan tenaga kerja?. ____________________________________________________________ ____________________________________________________________
4. Sebutkan penyakit yang mungkin muncul karena pengaruh lingkungan industri busana. ____________________________________________________________ ____________________________________________________________ 5. Hapalkan istilah-istilah asing yang ada pada bagian ini
Program Keahlian Tata Busana
28
Pemeliharaan Piranti Menjahit dan K3 Bidang Busana
LEMBAR EVALUASI A. Evaluasi Kognitif Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan tepat! 1. Apa yang dimaksud dengan mesin jahit industri? 2. Jelaskan fungsi dari: a. mesin spreading b. mesin potong c. Mesin press kerah 2. Jelaskan bagaimana cara membersihkan piranti menjahit? 3. Jelaskan bagaimana cara meminyaki piranti menjahit? 4. Sebutkan penyakit menular, yang mungkin muncul pada pegawai/ karyawan garmen? 5. Jelaskan potensi bahaya dan kecelakaan kerja pada industri busana?
B. Evaluasi Kinerja 1. Gunakanlah mesin jahit high speed untuk membuat berbagai dasar setikan 2. Gunakan mesin lubang kancing dan pasang kancing untuk membuat lubang kancing dan memasang kancing! 3. Peragakan bagaimana cara meminyaki mesin jahit!
Program Keahlian Tata Busana
29
Pemeliharaan Piranti Menjahit dan K3 Bidang Busana
LEMBAR KUNCI JAWABAN A. Kunci Jawaban Latihan Kegiatan Belajar III 1. Perbedaan pengertian antara sanitasi dan hygiene. •
Sanitasi adalah usaha pengawasan terhadap faktor-faktor lingkungan fisik manusia yang mempengaruhi atau mungkin dipengaruhi, sehingga merugikan perkembangan fisik, kesehatan, dan kelangsungan hidup.
•
Higiene (ilmu kesehatan)
adalah ilmu yang mempelajari cara-cara yang
berguna bagi kesehatan. •
Perbedaan antara higiene dan sanitasi terletak pada pada hal bahwa higiene lebih mengarahkan keaktifannya kepada manusia (perseorangan atau masyarakat umum, sedangkan sanitasi lebih menitik beratkan pengendalian faktor-faktor lingkungan hidup manusia.
2. Air bersih, pemeliharaan sampah, air limbah yang harus dalam keadaan dan penanganan
yang
baik,
sirkulasi
dan
ventalasi
ruang
kerja,
tingkat
kebisingan. 3.
Ketidak serasian antara peralatan dan sarana dengan tenaga kerja dapat menimbulkan
berbagai
masalah
yang
akhirnya
dapat
mengancam
keselamatan dan kesehatan kerja pegawai atau tenaga kerja. 4. -
Sesak nafas, asma karena sering menghirup debu dari sisa-sisa kain/benang
-
Kurangnya pendengaran akibat kebisingan yang ditimbulkan oleh suara mesin
-
Penyekit kulit/gatal-gatal akibat bahan kontak dengan bahan kimia yang terdapat pada bahan tekstil.
-
Program Keahlian Tata Busana
30
Pemeliharaan Piranti Menjahit dan K3 Bidang Busana
B. Kunci Jawaban Evaluasi Kognitif 2. Mesin jahit industri adal;ah mesin-mesin yang dipergunakan oleh industri busana, mulai proses persiapan kerja, proses produksi, dan finishing. Mesin jahit industri pada umumnya mesin high speed atau mesin dengan kecepatan
tinggi,
digerakkan
dengan
motor
listrik
dan
mesin-mesin
otomatis. 2. a.
mesin spreading adalah mesin yang berfungsi untuk menata kain yang akan dipotong.
b. mesin potong adalah mesin yang digunakan untuk memotong kain secara masal, dalam jumlah yang banyak, sesuai dengan kapasitasnya (antara 200 sampai 1000 lembar kain) c. mesin press kerah, adalah alat atau mesin yang berfungsi untuk mengepres bagian kerah agar letak dan bentuknya rapih, cepat, serta mudah dalam pengerjaannya. 3. a. melap bagian body mesin b. membersihkan debu-debu halus pada bagian dalam atau komponen dengan kuas atau sikat
dengan cara membuka atau membalik bagian
dalam mesin 4. Meminyaki mesin dengan cara menetesi minyak mesin (oli mesin khusus) pada lubang-lubang kecil, sekrup-sekrup, dan pada bagian sambungan mesin yang ada pada bagian dalam atau bawah, agar jalannya mesin lancar. •
Meminyaki mesin jahit manual dilakukan pada bagian luar/body mesin jahit dengan cara menetesi minyak pelumas pada lubang-lubang, dan pada bagian dalam, dengan cara membalik atau melepas sekrup.
•
Meminyaki mesin jahit high speed
hampir sama dengan cara
meminyaki pada mesin manual, kecuali ada petunjuk khusus dimana pelumas harus dimasukkan. •
Meminyaki mesin pemotong kain (cutting machine), dilakukan dengan cara mengisi minyak pelumas pada tabung yang ada pada mesin.
Program Keahlian Tata Busana
31
Pemeliharaan Piranti Menjahit dan K3 Bidang Busana
Minyak pelumas pada tabung oli jangan sampai kosong karena akan berpenga-ruh terhadap kelancaran jalannya mesin. •
Setelah mesin diminyaki, biarkan beberapa saat, kemudian lap sisa-sisa minyak yang ada pada bagian mesin dengan kain halus
•
Tutup mesin yang telah dibersihkan jika tidak dipergunakan.
4. Penyakit menular: •
Virus: penyakit kulit, cacar influensa, campak, poliomielitis,
•
Kuman : Bakteri atau mikroba seperti tbc,tifus, colera, difteri.
•
Parasit : Parasit tumbuh-tumbuhan seperti ragi, jamur (fungus) Parasit hewani
seperti:
Protozoa
(malaria,disentri),cacing
cacing gelang, cacing keremi, dan lain-lain),serangga
(cacing
pita
( kutu rambut,
kutu kudis, dan lain-lain) 5. - pada bagian gudang: kebakaran, bahaya jatuhan -
pada bagian pola/potong jari terpotong, tersengat arus singkat.
-
pada bagian ahit jari terkena jarum, tersengat arus singkat, kebakaran.
-
Pada bagian pasang kancing: jari tergencet mesin kancing, tersengat arus singkat.
-
Pada bagian setrika: tersengat arus singkat, kebakaran.
-
Pada bagian packing: tergores dan bahaya jatuhan
C. Kriteria Evaluasi Kinerja Mesin
High speed Lubang kancing Memasang kancing Meminyaki Membersih kan Total
Pemilihan alat
Ketepatan Penggunaan alat
Kebersihan dan kerapihan hasil
Kehalusan hasil jahitan
Kecepatan
100
100
100
100
100
Program Keahlian Tata Busana
32
Pemeliharaan Piranti Menjahit dan K3 Bidang Busana
DAFTAR PUSTAKA Aini, Nurul. 1992. Penggunaan dan Pemeliharaan Alat Menjahit. Malang: Universitas Negeri Malang Bennett N.B. Silalahi, DR. 1995, Manajemen Keselamatan & Kesehatan Kerja. PT Pustaka Binaman Pressindo. Husaini.SKM, 1998, Sanitasi Tempat-tempat Umum, Departemen Kesehatan RI Akademi Kesehatan Lingkungan Depkes. Pusat Hiperkes. 1995. Buku Pedoman Penerapan Hiperkes, Keselamatan Kerja dan Ergonomi Untuk Industri Sektor Konveksi. Jakarta: Badan Perencanaan dan Pengembangan Tenaga Kerja Pusat Hiperkes dan Keselamatan Kerja. Suisei. 1993. Attachments Catalog: Suisei Attachments For Industrial Sewing Machines. Osaka Japan: Suisei Ind. Co., Ltd. Tjandra Yoga Aditama, 2002. Kesehatan Dan Keelamatan Kerja, Penerbit Universitas Indonesia. Tim Fakultas Teknik Universitas Negeri Surabaya. 2001. Menggunakan dan Memelihara Piranti Menjahit. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional Proyek Pengembangan Sistem dan Standar Pengelolaan SMK Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan.
Program Keahlian Tata Busana
33