PENYELERASAN KEBERHASILAN BELAJAR DENGAN PENDEKATAN TEOLOGI (AKIDAH)dan MORAL AHMAD ZUHDI, MA
mantap kepada Allah, para malaikat-
A. Pengenalan Tentang Aqidah
Nya, kitab-kitab suci-Nya, para rasul-
1. Pengertian aqidah Menurut bahasa, aqidah berasal
Nya, hari akhir, qadar baik dan buruk,
dari bahasa arab, „aqada-ya‟qidu-
serta seluruh muatan Al-Quran Al-
uqdatan-wa‟aqidatan. Artinya ikatan
Karim dan As-Sunah Ash-Sahihah
atau perjanjian, maksudnya sesuatu
berupa pokok-pokok agama, perintah-
yang menjadi tempat bagi hati dan hati
perintah dan berita-beritanya. Dengan
nurani terikat kepadanya. 1
kata lain, aqidah Islam adalah pokok-
Istilah aqidah juga digunakan
pokok
kepercayaan
yang
harus
untuk menyebut kepercayaan yang
diyakini kebenarannya oleh setiap
mantap dan keputusan tegas yang
muslim berdasarkan dalil naqli
tidak bisa dihinggapi kebimbangan,
aqli (nash dan akal).3
yaitu apa-apa yang dipercayai oleh seseorang,
diikat
kuat
dan
Aqidah atau ilmu kalam biasa
oleh
disebut dengan beberapa nama, antara
sanubarinya, dan dijadikan madzhab
lain : ilmu ushuludin, dan teologi
atau agama yang dianutnya, tanpa
islam. Disebut ilmu Ushuludin karena
melihat benar atau tidaknya.2
ilmu
Adapun yang dimaksud dengan aqidah islam adalah kepercayaan yang 1
Rosihan Anwar, Aqidah Akhlak, (Bandung: Pustaka Setia, 2008), Cet. Ke-1, h. 13-14 2 Loc.cit
ini
agama
membahas
(Ushuludin).
pokok-pokok Disebut
ilmu
tauhid karena ilmu ini membahas keesaan Allah SWT. di dalam nya 3
Loc.cit
1
dikaji pula tentang asma‟ (nama-
Islam sebagai agama mempunyai
nama) dan af‟al (perbuatan-perbuatan)
dua dimensi, yaitu keyakinan atau
Allah yang wajib, mustahil, dan jaiz,
aqidah dan sesuatu yang diamalkan
juga sifat yang wajib, mustahil, dan
atau amaliah. Amal perbuatan tersebut
ja‟iz, bagi Rasulnya. Ilmu tauhid
merupakan
sendiri sebenarnya membahas keesaan
implementasi dari aqidah itu. Islam
Allah
adalah agama samawiyang bersumber
SWT.,
dan
hal-hal
yang
berkaitan dengan-Nya.4 Dalam Islam, aqidah merupakan masalah asasi yang merupakan misi
perpanjangan
dan
dari Allah AWT. Yang diwahyukan kepada nabi muhammad SAW. yang berintikan keimanan dan perbuatan.6
pokok yang diemban para Nabi. Baik
Karakteristik Islam yang dapat
tidaknya seseorang dapat dilihat dari
diketahui melalui bidang aqidah ini
aqidahnya sebab amal saleh hanyalah
bahwa aqidah Islam bersifat murni,
pancaran dari aqidah yang sempurna.
baik dalam isinya maupun prosesnya.
Karena aqidah merupakan masalah
Yang diyakini dan diakui sebagai
asasi, dalam kehidupan manusia perlu
Tuhan yang wajib disembah hanya
ditetapkan prinsip-prinsip dasar aqidah
Allah. Keyakinan tersebut sedikit pun
islamiyah agar dapat menyelamatkan
tidak boleh diberikan kepada yang
kehidupan manusia di dunia dan di
lain, karena akan berakibat musyrik
akhirat.5
yang berdampak pada motivasi kerja yang tidak sepenuhnya didasarkan atas
4
Abdul rozak, Rosihon Anwar, Ilmu Kalam, (Bandung: Pustaka Setia, 2001), Cet. Ke-1, h. 13 5 Rosihon Anwar dkk, Pengantar Studi Islam, (Bandung: Pustaka Setia, 2009), Cet. Ke-1, h. 126-127
panggilan Allah. Dalam prosesnya,
6
Muhammad Ahmad, Tauhid Ilmu Kalam, (Bandung: Pustaka Setia, 1998), h. 9
2
keyakinan tersebut harus langsung,
dikemukakan oleh orang beriman itu,
tidak boleh melalui perantara. Aqidah
kecuali
itulah yang akan melahirkan bentuk
Allah.8
sejalan
dengan
kehendak
pengabdian hanya kepada Allah, yang
Aqidah dalam Islam selanjutnya
selanjutnya berjiwa bebas, merdeka,
harus berpengaruh ke dalam segala
dan tidak tunduk kepada manusia dan
aktivitas yang dilakukan manusia,
lainnya yang menggantikan posisi
sehingga berbagai aktivitas tersebut
Tuhan.7
bernilai ibadah. Dalam hal ini Yusuf
Aqidah dalam Islam meliputi
Al-Qardawi mengatakan bahwa iman
keyakinan dalam hati tentang Allah
menurut pengertian sebenarnya ialah
sebagai Tuhan yang wajib disembah,
kepercayaan yang meresap kedalam
ucapan dengan lisandalam bentuk dua
hati, dengan penuh keyakinan tidak
kalimah syahadat, yaitu menyatakan
bercampur syak, (ragu), serta memberi
tidak ada Tuhan selain Allah dan
pengaruh
bahwa nabi Muhammad SAW. sebagai
tingkah laku dan perbuatan sehari-
utusannya, perbuatan dengan amal
hari9. Keimanan dalam agama Islam
saleh. Aqidah demikian mengandung
merupakan dasar atau fondasi, yang
arti bahwa pada orang beriman, tidak
diatasnya
ada rasa dalam hati atau ucapan di
Selanjutnya,
mulut dan perbuatan, melainkan secara
tersebut muncullah cabang-cabangnya.
keseluruhan
iman
Antara keimanan dan perbuatan atau
kepada Allah, yakni tidak ada niat,
aqidah dan syari‟at keduanya sambung
ucapan,
menggambarkan
dan
perbuatan
bagi
pandangan
berdiri dari
syari‟at
hidup,
Islam.
pokok-pokok
yang 8
7
Rosihon Anwar dkk, op.cit.
Ibid., h. 128 Loc.cit
9
3
menyambung, tidak dapat dipisahkan
Rasul Allah, dan mempercayai adanya
antara
kehidupan sesudah mati.12
satu
dengan
yang
lain
sebagaimana pohon beserta buahnya.10 Keimanan atau aqidah dalam
Allah mewahyukan agama Islam kepada
Nabi
Muhammad
SAW.
dunia keilmuan (Islam) dijabarkan
Dalam nilai kesempurnaan tertinggi.
melalui kedisiplinan ilmu yang sering
Kesempurnaan itu meliputi segi-segi
diistilahkan dengan ilmu tauhid, Ilmu
fundamental tentang berbagai aspek
Aqaid, ilmu kalam, ilmu ushuludin,
kehidupan manusia berupa hukum dan
ilmu hakikat, ilmu ma‟rifat, dan
norma, untuk mengantarkannya ke
sebagainya.11
pintu gerbang kebahagiaan dunia dan
Dengan demikian, maka aspek
akhirat. Oleh sebab itu, ajaran-ajaran
pokok dalam ilmu tauhid atau ilmu
Islam bersifat eternal dan universal
kalam adalah masalah keyakinan akan
sesuai dengan fitrah manusia sebagai
adanya eksistensi Allah Yang Maha
makhluk ciptaan-Nya.
Sempurna, kesempurnaan
Maha
kuasa,
lainnya.
dan
Keyakinan
tersebut akan membawa seseorang untuk mempercayai adanya malaikat-
Norma-norma atau aturan-aturan tersebut
secaragaris
besarnya,
terhimpun, dan terklasifikasikan dalam tiga hal pokok, yaitu
malaikat Allah, kitab-kitab suci yang 1. Aqidah
diturunkan oleh Allah, Nabi-nabi dan
2. Syariah 3. Akhlak
10 11
Muhammad Ahmad,Op. Cit h. 9. Loc.cit
12
Loc.cit
4
Ketiga pokok tersebut sekaligus sebagai ruang lingkup dalam ajaran
dengan sendirinya aqidah tidak dapat menopang keislaman seorang.13
Islam. Semua unsur yang termasuk dalam ruang lingkup ajaran Islam tersebut tidaklah berdiri sendiri, tetapi menjadi satu bentuk kepribadian yang utuh pada diri seorang muslim (Q.S. Al-Baqarah (2): 208). Antara aqidah, syariah, dan akhlak masing-masing saling berkaitan. Aqidah
Aqidah yang mempunyai sumber yang asasi dari al-qur‟an merupakan sesuatu
yang
keyakinan
teoritis.
Kemudian tuntunan pertama kalinya adalah segala sesuatu yang dipercayai dengan suatu keimanan, tidak boleh dicampuri oleh keragu-raguan dan dipengaruhi
merupakan
bersifat
ditetapkan
oleh dengan
prasangka. positif
Ia
sebagai
yang mendorong seorang muslim
bentuk kepatuhan manusia terhadap
untuk melaksanakan syariah. Aqidah
Tuhannya.14
sebagai unsur keyakinan mempunyai sifat
dinamis.
Artinya
kuat
atau
lemahnya aqidah akan bergantung pada
perlakuan
yang
maka
ia
akan
hakikat
aqidah
diterangkan oleh rasulullah SAW. Sebagaimana sabdanya :
datang
kepadanya. Apabila dibina dengan baik,
Adapun
kuat
dan
sebaliknya bila dibiarkan kering, maka
اَ ِِل ْي َوا ُى أَ ْى تُ ْؤ ِهيَ بِا هللاِ َو َه ََل ِء َكتِ ِه ث ِ َو بِلِقَا ِء ِه َو بِ ُر ُسلِ ِه َو تُ ْؤ ِهيَ بِا ْلبَ ْع ) ر ( رواه هسلن ِ ْاْلَ ِخ Artinya
:“Iman adalah engkau percaya (membenarkan dan mengakui) kepada Allah dan Malaikat-Nya
13
Ali Anwar Yusuf, Studi Agama Islam, ( Bandung : Pustaka Setia, 2003), h. 107 14 Ali Anwar Yusuf, Ibid., h. 108
5
dan dengan menjumpaiNya, dan dengan rasulrasulnya dan engkau percaya dengan hari berbangkit.” (H.R.Muslim).15 Dengan demikian, aqidah Islam bukan sekedar keyakinan dalam hati, melainkan harus menjadi acuan dan dasar dalam bertingkah laku, serta berbuat
yang
pada
akhirnya
menimbulkan amal saleh.16 2. Dasar Aqidah Islam Dasar dari aqidah Islam ini adalah
Artinya:“Rasul telah beriman kepada Al Quran yang diturunkan kepadanya dari Tuhannya, demikian pula orang-orang yang beriman. semuanya beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya dan rasulrasul-Nya. (mereka mengatakan): "Kami tidak membeda-bedakan antara seseorangpun (dengan yang lain) dari rasul-rasul-Nya", dan mereka mengatakan: "Kami dengar dan Kami taat." (mereka berdoa): "Ampunilah Kami Ya Tuhan Kami dan kepada Engkaulah tempat kembali". (Q.S. Al-Baqarah: 285). 3. Tujuan Aqidah Islam
Al-Qur‟an dan Al-Hadits. Didalam Al-
Tujuan aqidah Islam bagi setiap
Qur‟an terdapat banyak ayat yang
muslim adalah:
menjelaskan
pokok
aqidah,
yang
a. Memupuk
dan
mengembangkan
dasar ketuhanan yang ada sejak
dalam Al-Qur‟an, aqidah ini identik
lahir.
dengan keimanan, karena keimanan
Hal ini karena manusia sejak
merupakan pokok-pokok dari aqidah
di alam roh sudah mempunyai
Islam.17Ayat Al-Qur‟an yang memuat
fitrah
kandungan aqidah Islam antara lain
ketuhanan.18Sebagaimana
firman Allah SWT. dalam Al-
Surat Al-Baqarah Ayat 285
15
Idrus H. Alkaf, Ihtisar Hadits shahih Muslim, (Surabaya, Karya Utama, tt), h. 7 16 Rosihon Anwar dkk, Op. Cit., h. 128 17 RosihanAnwar,Op. Cit., h. 14
18
Zainudin dan Muhammad jamhari, AlIslam Aqidah dan Ibadah, (Bandung: Pustaka Setia, 1999), Cet. Ke-I, h. 50
6
Qur‟an Surah Al-A‟raf ayat 172-
tak ada lagi jalan bagi mereka,
173
hanyalah meniru orang-orang tua mereka
Artinya: “Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anakanak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman): "Bukankah aku ini Tuhanmu?" mereka menjawab: "Betul (Engkau Tuban kami), Kami menjadi saksi". (kami lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan: "Sesungguhnya Kami (Bani Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap ini (keesaan Tuhan)", atau agar kamu tidak mengatakan: "Sesungguhnya orang-orang tua Kami telah mempersekutukan Tuhan sejak dahulu, sedang Kami ini adalah anak-anak keturunan yang (datang) sesudah mereka. Maka Apakah Engkau akan membinasakan Kami karena perbuatan orang-orang yang sesat dahulu". (Q.S. Al-A‟raf: 172-173).
yang
mempersekutukan
Tuhan itu. karena itu mereka menganggap bahwa mereka tidak patut
disiksa
karena
kesalahan
orang-orang tua mereka itu. b. Memelihara
manusia
dari
kemusyrikan Untuk
mencegah
manusia
dari kemusyrikan perlu adanya tuntunan yang jelas tentang tentang kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Kemungkinan manusia terperosok ke dalam kemusyrikan selalu terbuka baik secara terangterangan
(syirik
jali),
yakni
Maksud dari ayat diatasagar perbuatan atau ucapan maupun orang-orang musyrik itu jangan yang bersifat tersembunyi (syirik mengatakan bahwa bapak-bapak khafy)) yang berada di dalam hati. mereka
dahulu
telah Dengan mempelajari aqidah islam,
mempersekutukan Tuhan, sedang manusia
akan
terpelihara
dari
mereka tidak tahu menahu bahwa perbuatan syirik. mempersekutukan Tuhan itu salah, 7
c. Menghindarkan diri dari pengaruh akal yang menyesatkan Manusia Allah
Pendapat-pendapat faham-faham didasarkan
secara bahasa dan istilah. Dengan
diberi
berupa
kelebihan
demikian, pemahaman terhadap kata “
pikiran.
akhlak “ tidak sebatas kebiasaan
paham
praktis yang setiap hari kita dengar,
akal atau
semata-mata atas
kadang-kadang
akhlak “ masih perlu untuk diartikan
akal
manusia,
menyesatkan
tetapi
filosofis,
oleh aqidah Islam, agar terhindar dari kehidupan yang sesat.
dipahami
secara
terutama
makna
substansinya.20
manusia itu sendiri. Oleh karena itu pikiran manusia perlu dibimbing
sekaligus
Kata akhlak berasal dari bahasa arab, yaitu jama‟ dari kata “Khuluqun” yang
secara
linguistik
diartikan
19
dengan budi pekerti, perangai, tingkah laku atau tabiat, tata krama, sopan
B. PengenalanTentang Akhlak 1. Pengertian akhlak
santun, adab, dan tindakan. Kata akhlak
juga
berasal
dari
kata
Istilah akhlak sudah sangat akrab
“khalaqa” atau „khalqun”, artinya
di tengah kehidupan kita. Mungkin
menciptakan, tindakan atau perbuatan,
hampir semua orang mengetahui arti
sebagaimana terdapat kata “al khaliq”,
kata “ akhlak “ karena perkataan
artinya
akhlak selalu dikaitkan dengan tingkah
artinya diciptakan.21
pencipta
dan
“makhluk”,
laku manusia. Akan tetapi, agar lebih lebih jelas dan meyakinkan, kata “ 19
Zainudin dan Muhammad jamhari, Op. Cit., h. 51-52
20
Abdul Hamid dan Beni Ahmad Saebeni, Imu akhlak, (Bandung : Pustaka Setia, 2010), h. 13 21 Abdul Hamid dan Beni Ahmad Saebeni, Ibid. H. 14
8
Ibn Miskawaih (w. 421 H/1030
memerlukan
M), yang dikenal sebagai pakar
pertimbangan.22
bidang
akhlak
terkemuka
Amin memberikan defenisi bahwa
sifat yang tertanam dalam jiwa mendorongnya
melakukan memerlukan
yang
untuk
perbuatan
dan
(1050-1111 M), dikenal sebagai
dianggap
yang
kebiasaan
itu
diatas berbeda kata-katanya, tetapi
dalam
paham
maka
Sekalipun ketiga definisi akhlak
hujjatul Islam (pembela Islam)
berbagai
kehendak
dinamakan akhlak.23
Sementara itu Imam Al-Ghazali
membela Islam dari
atau
akhlak
kehendak itu bila membiasakan sesuatu,
kepiawaiannya
dengan
yang dibiasakan. Artinya bahwa
pertimbangan.
karena
disebut
“Adatul-Iradah,
tanpa
pemikiran
dan
Sementara itu Prof. Dr. Ahmad
mengatakan bahwa akhlak adalah
yang
pemikiran
tidak
berjauhan
maksudnya,
bahkan berdekatan artinya satu dengan yang lain. Sehingga Prof.
menyesatkan, dengan agak lebih
KH.
luas dari pada Ibn Miskawaih,
Farid
kesimpulan
mengatakan bahwa akhlak adalah
Ma‟ruf
membuat
tentang
definisi
akhlak ini sebagai berikut :
sifat yang tertanam dalam jiwa yang
menimbulkan
macam-
macam
perbuatan
dengan
gamblang
dan
mudah,
“kehendak jiwa manusia yang menimbulkan perbuatan dengan
tanpa
22
Abdul Hamid dan Beni Ahmad Saebeni
Loc.cit 23
Mustofa, Akhlak Tasawuf, (Bandung: Pustaka Setia, 1997), Cet. Ke-5, h. 13
9
mudah karena kebiasaan, tanpa
a. Perbuatan-perbuatan itu dilakukan
memerlukan pertimbangan pikiran
berulang kali dalam bentuk yang
terlebih dahulu”.24
sama, sehingga menjadi kebiasaan.
Dalam pengertian yang hampir
b. Perbuatan-perbuatan itu dilakukan karena
sama dengan kesimpulan di atas, Dr.
dorongan
jiwanya,
M Abdullah Dirroz, mengemukakan
bukan
emosi-emosi karena
adanya
tekanan-tekananyang datang dari9
defenisi akhlak sebagai berikut :
luar seperti paksaan dari orang lain Akhlak adalah suatu kekuatan
sehingga menimbulkan ketakutan,
dalam kehendak yang mantap,
atau
kekuatan dan kehendak mana berkombinasi
bujukan
dengan
harapan-
harapan yang indah-indah dan lain
membawa
sebagainya.26
kecenderungan pada pemilihan Dari pengertian-pengertian diatas,
pihak yang benar (dalam hal akhlak yang baik) atau pihak yang jahat (dalam hal akhlak yang
dapat dipahami bahwa kata “ akhlak “ sebenarnya
“khuluqun” menurut
Abdullah
Dirroz, perbuatan-perbuatan manusia dapat dianggap sebagai manifestasi dari akhlaknya, apabila dipenuhi dua syarat, yaitu: 24
Ibid.,h. 13-14 Ibid., h. 14
25
dari
kata
“khuluqun”, artinya tindakan. Kata
jahat).25 Selanjutnya
jamak
sepadan
dengan
kata
“khalqun”, artinya yang diciptakan. Dengan
demikian,
rumusan
terminologis dari akhlak merupakan hubungan erat antara Khaliq dengan makhluk serta antara makhluk dengan
26
Ibid.
10
makhluk. Menurut (Hamzah Ya‟kub,
pilihan,
1993:11).
bersangkutan
Definisi-definisi
akhlak
tersebut secara substansial tampak saling
melengkapi,
dan
perbuatan
SWT,
menjadi
bukan
karena
ingin
mendapatkan suatu pujian.27
2. Akhlak adalah perbuatan
yang
dilakukan dengan mudah dan tanpa pemikiran. Ini tidak berarti bahwa saat melakukan sesuatu perbuatan, yang bersangkutan dalam keadaan tidak sadar, hilang ingatan, tidur, atau gila. 3. Akhlak adalah perbuatan
yang
Allah SWT berfirman dalam Alquran surat Al-„Alaq ayat 1-5 Artinya :“Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan; Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah; bacalah, dan Tuhanmu lah yang maha mulia; yang mengajar (manusia) dangan pena; dia yang mengajarkan manusia apa yang tidak diketahuinya.(Q.S. Al„Alaq: 1-5).
timbul dari dalam diri orang yang mengerjakannya, tanpa ada paksaan atau tekanan dari lua. Perbuatan adalah
(khususnya
ikhlas semata-mata karena Allah
kepribadiannya:
akhlak
akhlak
perbuatan yang dilakukan dengan
yang
telah tertanam kuat dalam jiwa sehingga
yang
akhlak yang baik), akhlak adalah
empat ciri penting dari akhlak, yaitu :
seseorang
keputusan
4. Sejalan dengan ciri yang keempat
memiliki
1. Akhlak adalah perbuatan
dan
perbuatan
dilakukan atas dasar
yang
Dengan ayat-ayat diatas, dapat diambil suatu pemahaman bahwa kata “ khalaq”, artinya telah berbuat, telah menciptakan atau telah mengambil
kemauan, 27
Abdul Hamid dan Beni Ahmad Saebeni, Op. Cit., h. 14-15
11
keputusan untuk bertindak. Secara
sebagai bagian dari pengembangan
terminologis, akhlak adalah tindakan
ilmu pengetahuan
(kreativitas)
yang
tercermin
pada
3. Psikomotorik, yaitu pelaksanaan
akhlak Allah SWT. yang salah satunya
pemahaman
dinyatakan sebagai pencipta manusia
bentuk perbuatan yang konkret.28
dari segumpal darah; Allah SWT. sebagai sumber pengetahuan yang melahirkan
kecerdasan
manusia,
pembebasan dari kebodohan serta peletak dasar yang paling utama dalam pendidikan.
Ada
rasional
istilah
lain
kedalam
yang
lazim
dipergunakan di samping kata akhlak ialah yang disebut moral, dan etika sering disinonimkan antar istilah yang satu dengan yang lainnya, karena pada dasarnya semuanya mempunyai fungsi
Dengan
demikian,
secara
yang sama yaitu memberi orientasi
terminologis pengertian akhlak adalah
sebagai
tindakan yang berhubungan dengan
manusia.Beberapa point dibawah ini
tiga unsur penting, yaitu sebagai
akan memberikan penjelasan secara
berikut.
singkat mengenai istilah-istilah yang
1. Kognitif, yaitu pengetahuan dasar manusia
melalui
potensi
yaitu
pengembangan
potensi akal manusia melalui upaya menganalisis
berbagai
kehidupan
juga digunakan dalam pembahasan akhlak dengan tujuan untuk dapat mempermudah
intelektualitasnya 2. Afektif,
petunjuk
perbedaan
pemahaman antara
akan
istilah-istilah
tersebut.
kejadian 28
Abdul Hamid dan Beni Ahmad Saebeni, Op. Cit., h. 15-16
12
a. Moral
lebih
luas
dibanding
dengan
moral.30
Moral secara lugawi berasal dari bahasa latin “mores” kata
Pengertian
etika
menurut
jamak dari kata “mos” yang berarti
filsafat
adat
menyelediki, mana yang baik dan
kebiasaan,
susila.
Yang
yaitu
dimaksud adat kebiasaan dalam hal
mana
ini adalah tindakan manusia yang
memperhatikan
sesuai dengan ide-ide umum yang
manusia
diterima oleh masyarakat, mana
diketahui akal pikiran.
yang baik dan wajar (Madjid, 1996). Jadi
yang
ilmu
buruk amal
sejauh
yang
dengan perbuatan
yang
dapat
Ada orang yang berpendapat
bisa juga dikatakan
bahwa etika sama dengan akhlak.
moral adalah perilaku yang sesuai
Persamaan itu memang ada, karena
dengan
keduanya membahas masalah baik
ukuran-ukuran
tindakan
yang oleh umum meliputi kesatuan
dan
sosial atau lingkungan tertentu.29
manusia.
b. Etika
buruknya Tujuan
tingkah etika
laku dalam
pandangan falsafah manusia ialah Etika
Bertens
mendapat ideal yang sama bagi
(1997:6) berhubungan dengan nilai-
seluruh manusia di setiap waktu
nilai
moral
dan tempat tentang ukuran tingkah
sebagai landasan berperilaku atau
laku yang baik dan buruk sejauh
juga disebut dengan kode etik.
yang dapat diketahui oleh akal
Etika ini memiliki cakupan yang
pikiran manusia. Akan tetapi dalam
dan
menurut
norma-norma
usaha mencapai tujuan itu, etika 29
Rois Mahfud, Al-Islam Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: Erlangga, 2001), h. 97
30
Ibid.
13
mengalami
kesulitan
pandangan
,
karena
kebiasaan yang berlaku umum di
masing-masing
masyarakat.
golongan didunia ini tentang baik
Perbedaan lain antara etika,
dan buruk mempunyai ukuran yang
moral, dan akhlak terlihat pada sifat
berlainan dan sifatnya relatif.31
dan kawasan pembahasannya. Jika
Dilihat
dari
dan
etika lebih banyak bersifat teoritis,
perannya, dapat dikatakan bahwa
maka pada moral lebih banyak
akhlak, etika, dan moral sama, yaitu
bersifat praktis. Etika memandang
menentukan hukum atau nilai dari
tingkah laku manusia secara umum,
suatu perbuatan yang dilakukan
sedangkan moral bersifat lokal dan
seseorang untuk ditentukan baik
individual.
dan
istilah
ukuran baik dan buruk, sedangkan
tersebut sama-sama menghendaki
moral menyatakan moral ukuran
terciptanya masyarakat yang baik,
tersebut dalam bentuk perbuatan. 32
buruknya.
fungsi
Semua
teratur, aman, damai, dan tentram,
tidak berbeda dengan istilah-istilah
Perbedaan antara etika, moral
etika,
dan akhlak adalah terletak pada
tentang
semua perilaku
perbedaan selain yang tersebutkan
berdasarkan kepada pendapat akal
diatas
pikiran, dan pada moral lebih
Mustofa, Op. Cit., h. 15
karena
manusia. Namun yang menjadi
untuk menentukan baik dan buruk
31
moral
membahas
sumber yang dijadikan patokan
berdasarkan
menjelaskan
Secara umum bahwa akhlak
sejahtera, lahir dan batin.
banyak
Etika
adalah
bahwa
akhlak
merupakan perbuatan atau perilaku
kepada 32
Ali Anwar Yusuf, Op. Cit., h. 177
14
yang timbul berdasarkan sifat yang
sebagai Khalik.35 Banyak cara yang
ada dalam jiwa seseorang dan telah
dapat dilakukan dalam berakhlak
menjadi kepribadiannya, dan yang
terhadap Allah, seperti
menjadi dasar dan tolok ukurnya
diungkapkan
adalah berdasarkan Al Qur‟an dan
diantaranya:
Hadits.33
1.
dalam
banyak
Al-Qur‟an,
Tidak menyekutukan-Nya (AnNisa‟: 116)
2. Ruang Lingkup Akhlak Dalam hal ini ruang lingkup
2.
akhlak Islami tidak berbeda dengan
Bertaqwa kepada Allah (AnNur: 35)
ruang lingkup ajaran Islam yang
3.
Mencintai-Nya (An-Nahl: 72)
berkaitan dengan pola hubungannya
4.
Bersyukur
dengan Tuhan, sesama makhluk dan juga
alam
terhadap
nikmatnya (Al-Baqarah: 152)
semesta.34Sebagaimana
5.
Ridha
dan
ikhlas
dipaparkan ruang lingkupnya sebagai
segala
berikut:
Baqarah: 222)
a. Akhlak terhadap Allah (khalik)
6.
Akhlak terhadap Allah SWT.
yang
terhadap
keputusan-Nya
(Al-
Memohon atau berdo‟a dan beribadah hanya kepada-Nya
dapat diartikan sebagai sikap atau perbuatan
segala
(Al-Fatihah: 3)
seharusnya
7. Senantiasa mencari keridhaan-
dilakukan oleh manusia sebagai
Nya (Al-Fath: 9)
makhluk terhadap Allah SWT.
Selain dari itu akhlak terhadap Allah
yaitu
selalu
33
M. Sholihin dan M. Rosyid Anwar, Akhlak Tasawuf: Manusia, Etika, dan Makna Hidup, (Bandung: Nuansa, 2005), h. 97-98 34 Ali Anwar Yusuf, Op. Cit., h. 179
melaksanakan
perintah-Nya
35
Ibid.
15
dan menjauhi segala laranganNya,
seperti
Kekhalifahan mengandung arti
melaksanakan
pengayoman, pemeliharaan, serta
shalat, membayar zakat, puasa,
bimbingan agar setiap makhluk
dan haji.36
mencapai tujuan penciptaannya. Ini
b. Akhlak terhadap sesama manusia
berarti
Akhlak kepada manusia dibagi
manusia
dituntut
untuk
menghormati proses-proses yang
menjadi:
sedang berjalan dan terhadap semua
1. Akhlak terhadap diri sendiri
proses yang sedang terjadi. Yang
2. Akhlak terhadap orang tua
demikian
3. Akhlak terhadap keluarga
manusia
bertanggung
4. Akhlak terhadap orang lain atau
sehingga
ia
masyarakat.37
kerusakan
terhadap
perusakan
pada
sendiri.38
manusia sendiri. Pada dasarnya
3. Manfaat Akhlak
akhlak yang diajarkan Al-Qur‟an lingkungan
fungsi
khalifah.
melakukan
lingkungan harus dinilai sebagai
lingkungan maupun terhadap diri
dari
tidak
jawab,
lain, setiap perusakan terhadap
Islam melarang umat manusia
terhadap
mengantarkan
perusakan, bahkan dengan kata
c. Akhlak terhadap lingkungan
membuat
dan
manusia
bersumber sebagai
diri
manusia
Secara umum bahwa manfaat akhlak
adalah
untuk
membawa
kebahagiaan bagi individu dan juga kebahagiaan bagi masyarakat pada umumnya39. Al Qur‟an telah banyak
36
38
37
39
Ibid., h. 180 Ibid.
Ibid.,h. 190 Ibid.,h. 26
16
memberikan informasi akan manfaat
manusiawi dan sebagai makhluk
yang didapat dari akhlak yang mulia,
yang diciptakan oleh Tuhan.
salah satunya adalah Q. S. An-Nahl
d.
Orang
yang
bertakwa
dan
ayat 97, menyebutkan:
berakhlak mendapat pertolongan
Artinya:“Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam Keadaan beriman, Maka Sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan Sesungguhnya akan Kami beri Balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan”. (Q.S.An Nahl: 97). Selanjutnya didalam bukunya
dan
memperoleh
disebutkan
keuntungan
yang
beberapa
didapatkan
dari
dalam keluhuran,
kecukupan, dan sebutan yang baik. e.
Jasa manusia yang berakhlak mendapat
perlindungan
segala
penderitaan
dari dan
kesukaran.40
sebagaimana dipaparkan oleh Mustofa banyak
kemudahan
Dengan bekal ilmu akhlak, orang dapat mengetahui batas mana yang baik
dan
buruk.
Juga
dapat
akhlak, diantaranya adalah:
menempatkan sesuatu sesuai dengan
a.
Mendapat tempat yang baik di
tempatnya. Dengan maksud dapat
dalam masyarakat.
menempatkan sesuatu pada proporsi
b.
Akan
disenangi
orang
dalam
yang sebenarnya.
pergaulan. c.
Akan
dapat
hukuman
Atas seseorang yang mendapat terpelihara yang
dari
kebahagiaan karena akibat tindakan
sifatnya
yang baik dan benar, dan berakhlak baik maka akan memperoleh: 40
Mustofa, Op. Cit., h. 26
17
a.
b.
Irsyad
dapat
dengan derajat yang lebih tinggi. Hal
membedakan antara amal yang
ini diterangkan dalam Al-Qur‟an Surat
baik dan yang buruk.
Al-Mujadalah ayat 11
Taufik
Artinya: ”Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orangorang yangdiberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan”. (Q.S. AlMujadalah: 11).
dengan
:
artinya
: perbuatan kita sesuai tuntunan
Rasulullah
SAW. dan dengan akal sehat. c.
Hidayah
:
berarti
seseorang
akan gemar melakukan yang baik dan terpuji serta menghindari yang buruk dan tercela.41
2. Menuntun kepada kebaikan 3. Manifestasi
Selanjutnya Dr. Hamzah Ya‟cub
karena
menyatakan bahwa hasil atau hikmah
1.
iman iman
kesempurnaan
akhlak. 4. Keutamaan di hari kiamat
Meningkatkan derajat manusia Tujuan ilmu pengetahuan ialah
meningkatkan
kesempurnaan
akanmelahirkan
dan faedah akhlak, adalah sebagai berikut:
kesempurnaan
kemajuan
5. Kebutuhan pokok dalam keluarga 6. Membina
manusia
kerukunan
antar
tetangga.42
dibidang rohaniah atau bidang mental spiritul. Antara orang yang berilmu pengetahuan tidaklah sama derajatnya
4. Aspek-aspek yang mempengaruhi akhlak
dengan orang yang tidak berilmu pengetahuan. Orang yang berilmu
Beberapa mempengaruhi
hal
yang
timbulnya
dapat akhlak
secara praktis memiliki keutamaan 41
Mustofa, Loc.cit
42
Mustofa, Op. Cit., h. 31-38
18
seseorang yang berasal dari dalam dirinya
maupun
b. Wirotsah (turunan)
lingkungan
Secara
istilah
Wirotsah
sekitarnya.43
adalah
a. Insting
tertentu dari pokok (orang tua)
berpindahnya
sifat-sifat
Definisi insting oleh ahli jiwa
kepada cabang (anak turunan).
masih ada perselisihan pendapat,
Wirotsah juga dapat dikatakan
namun perlu diungkapkan juga,
sebagai faktor pembawaan dari
bahwa menurut james, insting
dalam
ialah
suatu
alat
menimbulkan
yang
berbentuk
yang
dapat
kecenderungan, bakat, akal, dan
perbuatan
yang
lain-lain.
pada
tujuan
menyampaikan
Sifat
asasi
anak
merupakan pantulan dari sifat-
dengan berpikir lebih dahulu ke
sifat
arah tujuan itu dan tiada dengan
Terkadang
didahului latihan perbuatan itu.
sebagian besar dari salah satu sifat
Para psikolog menjelaskan bahwa
orang
insting
sebagai
keturunan tidak berpran mutlak
yang
tetapi keturunan tersebut bisa
motivator
berfungsi penggerak
asasi
orang
tuanya.
anak
tuanya.
mendorong lahirnya tingkah laku.
menjadikan
Misalnya manusia itu diberi hasrat
berakhlak
atau keinginan.44
mahmudah.45
mewarisi
Meskipun
seseorang mazmumah
untuk maupun
43
Ibidt., h. 82 MustofaLoc.cit.
44
45
Mustofa, Loc.cit.
19
c. Lingkungan
lingkungan
Lingkungan
tempat
tinggal
ia
sangat
tinggal bersikap baik maka anak
terhadap
pun cenderung bersikap baik.
pembentukan akhlak seseorang,
Sebaliknya jika lingkungannya
baik
buruk maka anak akan cenderung
berpengaruh
itu
sekolah
lingkungan maupun
keluarga
masyarakat46,
sebagaimana firman Allah SWT.
bersikap buruk.47 d. Kebiasaan
dalam surah An-Nahl ayat 78
Kebiasaan adalah perbuatan
Artinya: “Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam Keadaan tidak mengetahui sesuatupun, dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur”.(Q.S. An-Nahl: 78).
yang diulang-ulang terus sehingga mudah dikerjakan bagi seseorang. Seperti
kebiasaan
berjalan,
berpakaian, berbicara, berpidato, mengajar, dan lain sebagainya. Orang yang berbuat baik atau
Dalam ayat diatas memberi petunjuk
bahwa
buruk karena dua faktor dari
seseorang
kebiasaan yaitu:
manusia dilahirkan dalam keadaan
1. Kesukaan hati terhadap suatu
tidak mengetahui segala sesuatu
pekerjaan
oleh sebab itu manusia memiliki
2. Menerima kesukaan itu, yang
potensi untuk dididik. Potensi
akhirnya
tersebut
perbuatan dan diulang terus
bisa
pengalaman
dididik yang
melalui timbul
menampikkan
menerus.
dilingkungan sekitar anak. Jika 46
Ibid., h. 91
47
Mustofa, Op. Cit., h. 91
20
Orang yang hanya melakukan
merupakan
dari
tindakan dengan cara berulang-
sebuahkeinginan
ulang tidak ada manfaatnya dalam
kehendak. Kehendak ialah ssuatu
pembentukan kebiasaan. Tetapi
kekuatan yang akanmendorong
hal ini harus dibarengi dengan
untuk melakukan perbuatan untuk
perasaan suka didalam hati. Dan
mencapai
sebaliknya
hanya
tujuanpositif yang mendekati atau
tanpa
mencapai
tidak
senang/suka
hati
saja
adalah
suatu
tujuan,
sesuatu dan
yaitu
yang
diulang-ulang tidak akan menjadi
dikehendaki
“kebiasaan”. Maka “kebiasaan”
yaitu tujuan yang menjauhi atau
dapat tercapai karena keinginan
menghindari
hati (kesukaan hati) dan dilakukan
tidakdiinginkan.
berulangu-ulang.48
Perbuatan hasil dari kehendak
e. Kehendak
tujuannegatif
sesuatu
yang
mengandung:
Kehendak
bahasa
1.
Perasaan
ialah kemauan, keinginan dan
2.
Keinginan
harapan yang kuat. Yaitu suatu
3.
Pertimbangan
fungsi jiwa untuk dapat mencapai
4.
Azam yang disebut dengan
sesuatu
secara
yang
kehendak.49
merupakan
kekuatandari dalam hati, bertautan
48
perwujudan
5. Sumber Akhlak
dengan pikiran dan perasaan.
Sumber akhlak seseorang adalah
Suatu kekuatan untukbergerak,
fitrah yang ada dalam dirinya sendiri.
dan
Didalam Al Qur‟an dijelaskan bahwa
suatu
Ibid., h. 96
gerak
perbuatan
49
Ibid., h. 103
21
dalam jiwa manusia terdapat suatu
dijadikan teladan dalam membentuk
fitrah sejak ia diciptakan dengan dua
pribadi masing-masing. Begitu juga
kecondongan
merasakan
pribadi sahabat-sahabat beliau, dapat
kebaikan ataupun kejelekan didalam
kita jadikan contoh teladan, karena
jiwanya. Jadi perbuatan apapun yang
mereka semua mempedomani Al-
dilakukan seseorang berasal dari fitrah
Qur‟an dan As-Sunah.52
atau dorongan jiwanya yang telah
6. Pembentukan Akhlak
dianugerahi
untuk
suatu
petunjuk
untuk
a. Arti Pembentukan Akhlak
dapat mengenal kebaikan.50
Pada
Dalam islam, yang menjadi dasar
hakikatnya
pembentukan
akhlak
yang
atau alat pengukur yang menyatakan
ditawarkan oleh pemikir Islam
bahwa sifat sseorang itu baik atau
tidak
buruk, adalah Al-Qur‟an dan As-
pendidikan
Sunah. Apa yang baik menurut Al-
pendidikan Islam bertujuan utama
Qur‟an dan As-Sunah, itulah yang
untuk
baik untuk dijadikan pegangan dalam
seutuhnya.
kehidupan sehari-hari. Sebaliknya apa
dikalangan
yang buruk menurut Al-Qur‟an dan
pendapat mereka akan perlunya
As-Sunah, berarti itu tidak baik dan
pembentukan akhlak, sebagian dari
harus dijauhi. 51
mereka mengungkapkan tidak perlu
Pribadi Nabi Muhammad adalah contoh
yang
paling
tepat
dengan Islam,
tujuan karena
membentuk
manusia
Banyak
perbedaan
ulama‟
tentang
karena akhlak timbul dari insting
untuk
bawaan manusia dan juga manusia memiliki fitrah hati dan juga intuisi
50
Ali Hasan, Tuntunan Akhlak, (Jakarta: Bulan Bintang, 1982), h. 11 51 Ali Hasan, Loc.cit.
berbeda
52
Ali Hasan Loc.cit.
22
dengan kecenderungan kebaikan,
a.
Lembaga
pendidikan,
baik
disisi lain bahwa akhlak adalah
pendidikan formal, non formal,
merupakan
maupuninformal.
adanya
sebuah
pembinaan,
latihan,
hasil
dari
pendidikan,
dan
sebuah
rukun Islam.
akhlak
c. Pembiasaan
perjuangan.Pembentukan juga
diartikan
sungguh-sungguh membentuk
sebagai
usaha
dalam
rangka
anak,
b. Integrasi melalui pelaksanaan
dengan
yang
dilakukan
sejak usia dini secara simultan dan terusmenerus. d. Keteladanan, dengan senantiasa
menggunakan sarana pendidikan
memberikan
dan pembinaan yang terprogram
tauladan yangbaik dan nyata.
dan dilaksanakan dengan baik, hal
e. Dengan senantiasa beranggapan
ini menjadi asumsi bahwa akhlak
bahwa diri ini masih terdapat
adalah hasil dari adanya pembinaan
banyak
dan
kekurangan. Tidak terlepas dari
pembiasaan
bukan
terjadi
dengan sendirinya. b. Metode Pembentukan Akhlak Hal-hal yang dapat dilakukan
contoh
dan
semua usaha yang diatas yang dapat
dilakukan dalamrangka
pembinaan
akhlak,
masih
dalam rangka usaha pembinaan
terdapat berbagai macam cara
akhlak adalah melalui berbagai
yang
macam cara, diantaranya:
tetap
dapatdilakukan
dengan
mempertimbangkan
keefektifan yangdilakukan
pembinaan dengan
23
senantiasa
mempertimbangkan
yang ada dalam diri manusia dan
faktor
kejiwaan
aliran
serta
tidakadanya paksaan.69
Pembentukan Akhlak
pembentukan
penentuan
kaitannya
intuisme baik
dalam
dan
buruk
sebagaimana telah diuraikan diatas.
Untuk menjelaskan faktoryang
erat
denganaliran
c. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
faktor
ini
mempengaruhi akhlak
pada
Aliran
ini
tampak
menghargai
kurang
atau
kurang
memperhitungkan peran pembinaan
khususnya dan pendidikan pada
dan
umumnya, ada 3 (tiga) aliran
menurut aliran empirisme bahwa
yangm sangat popular, yaitu aliran
faktor yang paling berpengaruh
nativisme, aliran empirisme, dan
terhadap
aliran konvergensi. Menurut aliran
seseorang adalah faktor dari luar,
nativisme bahwa faktor yang paling
yaitulingkungan
berpengaruh terhadappembentukan
pembinaan dan pendidikan yang
diri
diberikan.
seseorang
pembawaan
dari
adalah
Selanjutnya
pembentukan
sosial
diri
termasuk
Jikapembinaan
dan
yang
pendidikan yang diberikan kepada
berupa
anak itu baik, maka baiklahanak
kecenderungan kepada yang baik,
itu. Demikian juga sebaliknya.
maka
sendirinya
Aliran ini tampak lebih percaya
orangtersebut akan menjadi baik.
kepadaperanan yang dilakukan oleh
Aliran nativisme ini nampaknya
dunia
begitu yakin terhadappotensi batin
pengajaran.Sementara
bentuknyadapat
dengan
dalam
faktor
pendidikan.
pendidikan
dan aliran
24
konvergensi mengutip
Abuddin pendapat
Nata
mengisinya
dengan
Arifinyang
pendidikan.
Hal
ini
dan
jugasesuai
berpendapat bahwa pembentukan
dengan
akhlak dipengaruhi oleh faktor
Luqman Hakim terhadap anak-
internal,yaitu faktor pembawaan
anaknya,sebagaimana
anak dan faktor dari luar yaitu
dalam firman Allah dalam Surat
pendidikan
Luqmanayat 13-14 yangberbunyi
dan
pembinaanyang
dibuat secara khusus, atau melalui berbagai metode.Aliran ketiga ini sesuai
dengan
ajaran
Islam.
Sebagaimana firman Allahdalam Al-Quran dalam Surat An Nahl ayat 78 yang berbunyi: Artinya: “Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam Keadaan tidak mengetahui sesuatupun, dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur”.(Q.S. An-Nahl: 78). Ayat
tersebut
memberi
petunjuk bahwa manusia memiliki potensi
untukdididik,
yaitu
penglihatan, pendengaran, dan hati sanubari. harusdisyukuri
Potensi dengan
tersebut cara
yang
ajaran
dilakukan
oleh
tersebut
Artinya: “Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya: "Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, Sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar". Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu- bapanya; ibunya telah mengandungnya dalam Keadaan lemah yang bertambah- tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. bersyukurlah kepadaku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu. (Q.S. Luqman: 13-14). Ayat
tersebut
selain
menggambarkan pelaksanaan
tentang
pendidikan
yang
dilakukan Luqman Hakim, juga berisi materi pelajaran yang utama diantaranya
adalah
pendidikan 25
tauhid
atau
keimanan,
keimananlah
yangmenjadi
satu
yang
dasar
karena
Melalui kerja sama yang baik
salah
kokoh
antara
bagi
3
lembaga
tersebut,maka
pendidikan
aspek
kognitif
pembentukan akhlak. Ayat tersebut
(pengetahuan),
di
bahwa
(penghayatan), dan psikomotorik
utamadalam
(pengalaman) ajaran yang diajarkan
atas
jelas
sekali
pelaksanaan
pendidikan adalah kedua orang tua. Itulah sebabnya orang tua terutama ibu
mendapat
madrasah,
gelar yakni
sebagai tempat
berlangsung kegiatanpendidikan.Penjelasan
afektif
akan terbentuk pada diri anak. C. Hubungan
Aqidah
Islam
dengan
akhlak Aqidah adalah gudang akhlak yang kokoh. Ia mampu menciptakan kesadaran
di
atas dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa faktor yangpaling dominan terhadap pembentukan akhlak anak
diri bagi manusia untuk berpegang teguh kepada norma dan nilai-nilai akhlak yang luhur.
Akhlak
mendapat
perhatian
istimewa dalam aqidah Islam.53
didik adalah faktor internaldan faktor eksternal. Faktor internal yaitu potensi fisik, intelektual dan hati(rohaniah) yang dibawa anak dari sejak lahir, sementara faktor eksternal yangdalam hal ini adalah dipengaruhi kedua orang tua, guru
Pembentukan kepribadian bukanlah suatu proses yang berlangsung cepat, melainkan memakan waktu yang cukup panjang.
Ia
berproses
dalam setiap
pribadi manusia sejak pribadi itu masih berada
dalam
kandungan
dan
di sekolah, tokoh-tokohmasyarakat. 53
Rosihon Anwar,Aqidah Akhlak, (Bandung : Pustaka Setia, 2008), Cet. Ke-1, h. 201
26
بعثت ِِلُ تَون هكا ر م اِلخَل ق
berkembang terus setelah ia dilahirkan. Karena itulah Islam mengajarkan kepada setiap manusia (wanita) yang sedang
Artinya
:
“Aku
diutus
untuk
menyempurnakan akhlak yang mulia”
mengandung untuk banyak berdo‟a dan Untuk membentuk kepribadian yang mengingat Allah. bermoral (berakhlak) yang dibentengi Setelah seorang anak lahir dari
dengan ketakwaan kepada Allah, harus
kandungan ibunya maka orang tua sangat
dimulai dari lingkungan keluarga dan
berpengaruh
perkembangan
dilakukan sedini mungkin sesuai dengan
mental seseorang anak. Sebab itulah
tingkat dan perkembangan kemampuan
dalam ajaran Islam ditekankan bagi orang
anak.
terhadap
tua untuk memperhatikan pendidikan dan Penanaman tauhid yang baik dan perkembangan
kepribadian
terhadap benar kepada anak sangat menentukan
anaknya. terwujudnya Sejak
dahulu
masalah
moral
kepribadian
takwa
seseorang.55
mendapat perhatian dari Tuhan dengan Pertama: karena tauhid merupakan mengutus beberapa Nabi dan Rasul untuk fondasi yang diatasnya berdiri bangunanmembimbingnya Nabi Muhammad SAW. bangunan
perikehidupan
manusia,
termasuk
kepribadiannya.
Semakin
diutus oleh Allah juga membawa misi utama untuk memperbaiki akhlak (moral) kokoh dan kuatnya tauhid, maka semakin 54
manusia,
sebagaimana
Rasulullah baik dan sempurna pula kepribadian
SAW. bersabda: takwa seseorang.
54
Muhammad Ahmad, Op. Cit., h. 42
55
Muhammad AhmadIbid. 43
27
Kedua: karena tauhid merupakan
wejangan-wejangan akhlak semata tanpa
aspek batin yang memberikan motivasi
dibebani oleh rasa tanggung jawab,
dan arah bagi perkembangan kepribadian
agama
manusia. Tauhid yang baik dan benar
penyempurna ajaran-ajarannya. Karena
bagi
akan
agama tersusun dari keyakinan (aqidah)
mengarahkan potensi jiwa dan semangat
dan perilaku. Akhlak mencerminkan sisi
kearah yang positif.
perilaku tersebut.57
kepribadian
Ketiga:
karena
manusia
tauhid
menganggap
akhlak
sebagai
dapat
Bagi seseorang muslim, usaha yang
menjelma suatu perbuatan manusia yang
paling penting dan utama untuk menuju
bertakwa.
mental yang sehat adalah memantapkan,
Dalam hadis lain beliau bersabda “akhlak yang mulia adalah setengah dari
menguatkan, dan mengokohkan aqidah yang ada dalam dirinya. Sebab, dengan aqidah yang kuat, kokoh, dan mantap,
agama”.56
jiwanya akan selalu stabil, pikirannya Islam menggabungkan antara agama yang hak dan akhlak. Menurut teori ini, agama menganjurkan setiap individu untuk
berakhlak
mulia
dan
menjadikannya sebagai kewajiban (taklif) diatas
pundaknya
yang
dapat
mendatangkan pahala atau siksa baginya.
tetap tenang, dan emosinya terkendali. Untuk memperoleh aqidah yang kuat dan kokoh
tersebut,
seseorang
harus
memperoleh pendidikan aqidah yang baik, intensif, dan benar. Sebagaimana dikemukan terdahulu, pendidikan aqidah yang paling utama adalah lingkungan
Atas dasar ini, agama tidak mengutarakan 57
56
Muhammad AhmadLoc.cit
Rosihan Anwar,Aqidah Akhlak, (Bandung : Pustaka Setia, 2008), Cet. Ke-1, h. 201
28
keluarga, baru kemudian sekolah dan
beribadah kepada-Nya secara benar
masyarakat.58
dan baik.
Oleh karena itu, akhlak dalam pandangan Islam harus berpijak pada keimanan. Iman tidak cukup hanya disimpan
dalam
hati,namun
harus
dipraktikkan dalam kehidupan seharisehari dalam bentuk akhlak yang baik. Jadi iman yang baik adalah iman yang
2. Konsep terlihat
akhlak
yaitu
lebihcondong
pada
aspek
kesempurnaan
jiwa
manusia,
kesempurnaan jiwa sebagai induk dan pokok dari akhlak, hal ini dapat ditinjau melalui makna pendidikan, materi, dan metode yang ia digunakan dalam
dipraktikkan. 59
pendidikan
pembinaan
akhlak
serta
berbagai macam aspek-aspek yang ia D. PenutupdanKesimpulan
kemukakan
Berdasarkan pemahaman beberapan penjelasan
dan
pendekatan
yang
disebutkan, maka dapat diambil beberapa pokok pemikiran penting, diantaranya adalah sebagai berikut: yaitu
pemberian bimbingan kepada anak didik agar ia dapat mengesakan Allah Tuhan
akhlak
merupakan sebuah upaya pendidikan jiwa
dalam
rangka
membentuk
seorang anak yang berkepribadian mulia dengan bentuk perilaku yang akhlaq al karimah dengan menjadikan
1. Konsep pendidikan aqidah
sebagai
mengenai
serta
mampu
menghambakan diri kepada-Nya serta
kesempurnaan jiwa sebagai tujuan akhir
dari
Pendapatnya
pendidikan tentang
akhlak. pendidikan
sebagai upaya untuk kesempurnan jiwa serupa dengan pendapat beberapa tokoh
yang
menyatakan
bahwa
58 59
Muhammad Ahmad, Op. Cit., h. 43 Rosihon Anwar, Op. Cit., h. 202
29
pendidikan jiwa merupakan upaya
secara potensial dapat membantu
pembentukan batin, pensucian jiwa,
dan
pembentukan pribadi pribadi dengan
formal.
menggantikan
pendidkan
keutamaan dan pendidikan jiwa untuk dapat menanamkan keutamaan. 3. Upaya
serta
usaha
dalam
mengembangkan pendidikan aqidah akhlak yaitu melalui tiga lembaga: 1. Pendidikan (Informal) pendidikan
rumah
tangga
adalah
proses
yang
berlangsung
seumur hidup, berupa transfer nilainilai,
sikap,
keterampilan
dan
pengetahuan lingkungan keluarga. 2. Pendidikan sekolah / madrasah (Formal) pendidikan
adalah
pendidikan
yang
berstruktur,
mempunyai jenjang dan tingkat, dalam periode-periode tertentu dan syarat-syarat yang jelas 3. Pendidikan
masyarakat
(Non
formal) adalah pendidikan yang berlangsung diluar sekolah yang
30
DAFTAR KEPUSTAKAAN Departemen Agama RI, (1992), Al-Qur‟an dan terjemahannya, Jakarta : Inter Masa. Departemen Agama RI , (2008), Al-Hikmah Al-Qur‟an dan Terjemahannya, Bandung: Diponegoro. Abdul Hamid dan Beni Ahmad Saebeni, (2010),Ilmu akhlak, Bandung : Pustaka Setia. Abdul Rozak dan Rosihon Anwar, (2001), Ilmu Kalam,Bandung: Pustaka Setia. Ahmad, Muhammad, (1998), Tauhid Ilmu Kalam,Bandung: Pustaka Setia. Al Munawar Husin Agil Said, (2005), Aktualisasi Nilai-Nilai Qur‟ani Dalam sistem pendidikan Islam, Ciputat : Ciputat Press. Anwar Rosihan, (2008), Akidah Akhlak, Bandung : Pustaka Setia. Arifin, Muzayyin, (2009), Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta : Bumi Aksara. Ayyub, Hasan, (1994), Etika Islam Menuju Kehidupan yang Hakiki, Bandung: Trigenda Karya. Bahrun dan Hasan, (2010), Filsafat Tasauf, Bandung : Pustaka Setia. Daud Ali Muhammad, (2006), Pendidikan Agama Islam,Jakarta: Raja Grafindo Persada.
31