PENERAPAN MODEL KONSELING EGO DALAM MEMBANTU MENGATASI EGO YANG LEMAH UNTUK PESERTA DIDIK Ahmad Zuhdi, MA1
Abstrak
Konselor di sekolah memiliki peranan yang penting untuk membantu menangani masalah peserta didik yang bermacam-macam. Proses belajar mengajar yang secara terus menerus yang dilakukan oleh para siswa serta tekanan-tekanan baik dari dalam diri maupun dari lingkungannya untuk mencapai hasil belajar yang maksimal terkadang membawa siswa/siswi pada batas kemampuan jasmaniahnya, hal ini membuat peserta didik mengalami kejenuhan, keletihan dan kebosanan dalam belajar. Kegiatan konseling adalah usaha memperkuat “ego strength” atau yang disebut dengan kekuatan ego. Dengan demikian orang yang bermasalah adalah orang yang memiliki ego yang lemah. Misalnya orang yang penakut, rendah diri, banyak lemah, tidak bisa mengambil keputusan termasuk orang yang memiliki ego lemah. Dikatakan demikian adalah karena orang yang keadaannya seperti itu tidak dapat memfungsikan egonya secara penuh, baik untuk menggerakkan dirinya dalam memenuhi kebutuhan-kebutuhannya maupun untuk meraih keinginan-keinginannya. Pada umumnya masalah-masalah yang dialami individu diwarnai oleh kuat dan lemahnya ego tersebut.Bimbingan dan konseling di sekolah madrasah sebagai sarana untuk mengatasi masalah-masalah peserta didik yang kompleks mengharuskan guru bimbingan dan konseling untuk melakukan tindakan yang tepat dalam membantu menyelesaikan permasalahan peserta didik. Tindakan tersebut harus sesuai dengan jenis masalah yang dihad
1
Penulis adalah Dosen Bimbingan Konseling Islam (BKI) Jurusan Tarbiyah Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Kerinci, yang sekarang sudah menjadi Institut Agama Islam Negeri Kerinci.
1
pribadi dan kemanfaatan
A. Kedudukan Bimbingan dan Konseling
sosial.2
a.
2. Moh.
Pengertian Bimbingan dan Konseling
Surya,
dikutip
Pada bimbingan
dasarnya, adalah
oleh
yang Hallen,
bimbingan adalah suatu
upaya
proses
pemberian
pembimbing untuk membantu
bantuan
mengoptimalkan
menerus dan sistematis
Secara
individu.
umum
bimbingan
dari
yang
terus
pembimbing
dapat diartikan sebagai suatu
kepada yang dibimbing
bantuan
atau
tuntunan.
agar
Namun,
dengan
demikian
kemandirian
tidak semua bentuk bantuan
pemahaman
atau
perwujudan diri, dalam
tuntunan
itu
adalah
bimbingan. 1.
tercapai dalam diri
mencapai
tingkat
Di dalam Year’s Book of
perkembangan
Education
optimal
sebagaimana
dan
yang dan
yang dikutip oleh Hallen
penyesuaian diri dengan
bimbingan adalah : suatu
lingkungannya.3
proses membantu individu
3.
Chiskolm
bahwa
melalui usahanya sendiri
bimbingan
membantu
untuk
individu
memahami
menemukan
dan
mengembangkan kemampuannya
dirinya sendiri, pengertian agar
memperoleh kebahagiaan
2
Hallen, Bimbingan dan Konseling, (Jakarta : Quantum Teaching, 2005), h. 3 3 Ibid. ,h. 20
2
menitik
beratkan
pemahaman
pada
serta mendapat kemajuan
terhadap
dalam
potensi diri yang dimiliki.4
jabatan
yang
dipilihnya itu.6 Bimbingan
4. Mathewson dalam Hallen
adalah
mengemukakan bimbingan
bantuan yang diberikan oleh
sebagai
seseorang,
laki-laki
perempuan,
yang
pendidikan
pengembangan
dan yang
terlatih
Pengertian
dengan
baik
kepada
ini individu-individu
menekankan
memiliki
kepribadian yang memadai dan
menekankan pada proses belajar.
atau
setiap
usia
bimbingan untuk membantunya mengatur
sebagai bentuk pendidikan
kegiatan
dan pengembangan diri, tujuan
yang
hidupnya
sendiri,
membuat keputusan sendiri dan
diinginkan
menanggung
beban
hidupnya
sendiri.7
diperoleh melalui proses belajar.5
Untuk
5. Frank Parsonsebagaimana
kompetensi
pencapaian
siswa
secara
yang dikutip oleh Prayitno,
optimal diperlukan kerjasama
bimbingan
yang
sebagai
bantuan
yang
kepada
individu
dapat
diberikan
baik
antara
manajemen/supervisi,
untuk
pengajaran
memilih,
konseling.8
dan
bimbingan
mempersiapkan diri dan memangku suatu jabatan
4 5
Ibid. ,h.20 Ibid. ,h.20
6
Prayitno dan Erman Amti, DasarDasar Bimbingan dan Konseling, (Jakarta : PT Rineka Cipta, 2008), cet. Ke-2, h. 93. 7 Ibid, h. 94 8 Achmad Juntika Nurihsan, Strategi Layanan Bimbingan dan Konseling,
3
Menurut Parson
Frank
dalam
Prayitno,
bimbingan sebagai bantuan yang
diberikan
kepada
individu untuk dapat memilih, mempersiapkan
diri
dan
memangku suatu jabatan serta mendapat
kemajuan
dalam
jabatan yang dipilihnya itu.9 Menurut sebagaimana
dengan tepat dan menyusun rencana dengan realistis, sehingga mereka dapat menyesuaikan diri dengan memuaskan diri dalam lingkungan di mana mereka hidup d. Suatu proses pemberian bantuan atau pertolongan kepada individu dalam hal: memahami diri sendiri; menghubungkan pemahaman tentang dirinya sendiri dengan lingkungan; memilih, menentukan dan menyusun rencana sesuai dengan konsep dirinya sendiri dan tuntutan dari lingkungan.10
Moegandi
yang
Menurut Rochman Natawidjaja dalam WS. Winkel, bimbingan adalah proses pemberian bantuan kepada individu yang dilakukan secara berkesinambungan, supaya individu tersebut dapat memahami dirinya, sehingga ia sanggup mengarahkan diri dan dapat bertindak wajar, sesuai dengan tuntutan dan keadaan keluarga serta masyarakat. Dengan demikian dia dapat mengecap kebahagiaan hidupnya serta dapat memberikan sumbangan yang berarti. 11
dikutip
oleh WS. Winkel dan MM. Sri hastuti, bimbingan adalah : a. Suatu usaha untuk melengkapi individu dengan pengetahuan, pengalaman dan informasi tentang dirinya sendiri b. Suatu cara pemberian pertolongan atau bantuan kepada individu untuk memahami dan mempergunakan secara efisien dan efektif segala kesempatan yang dimiliki untuk perkembangan pribadinya c. Sejenis pelayanan untuk individu-individu, agar mereka dapat menentukan pilihan, menetapkan tujuan (Bandung : PT Refika Aditama, 2009), cet. Ke-3, h. 2. 9 Prayitno dan Erman Amti, DasarDasar Bimbingan dan Konseling, (Jakarta : PT Rineka Cipta, 2008), cet. Ke-2, h. 93.
Stoop dan Walquist sebagaimana
yang
dikutip
oleh Hallen mendefenisiskan 10
W.S.Winkel dan M.M. Sri Hastuti, Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan, (Yogyakarta : Penerbit Media Abadi, 2007), cet. Ke-6, h. 29, 11 Ibid. ,
4
bimbingan
sebagai
proses
orang
yang
ahli
yang terus menerus dalam
seseorang
membantu
orang individu, baik anak-
individu
perkembangan untuk
atau
kepada beberapa
mencapai
anak, remaja maupun dewasa;
kemampuannya
secara
agar orang yang dibimbing
maksimum
dalam
dapat
mengembangkan
mengarahkan manfaat yang
kemampuan dirinya sendiri
sebesar-besarnya baik bagi
dan
dirinya
memanfaatkan
maupun
bagi
mandiri;
dengan kekuatan
masyarakat.12
individu dan sarana yang ada
Menurut Arthur J. Jones seperti yang dikutip oleh DR. Tohari Musnamar bimbingan adalah pertolongan yang diberikan oleh seseorang kepada orang lain dalam hal membuat pilihan-pilihan, penyesuaian diri dan pemecahan problemproblem. Tujuan bimbingan ia membantu orang tersebut untuk tumbuh dalam hal kemandirian dan kemampuan bertanggung jawab bagi dirinya sendiri.13
dan
di
dapat
dikembangkan;
berdasarkan
norma-norma
yang berlaku. Sedangkan konseling
merupakan
terjemahan dari counseling, yaitu bagian dari bimbingan, baik
sebagai
Dari beberapa defenisi
maupun
atas
Pelayanan
dapat
ditarik
pengertian
pelayanan
sebagai
teknik. konseling
kesimpulan bahwa bimbingan
merupakan jantung hati dari
adalah
pemberian
usaha
bantuan yang dilakukan oleh
secara
proses
layanan
bimbingan
keseluruhan.
Jadi
konseling merupakan inti dan 12
Hallen. Op. Cit., h. 4. Ibid. ,
13
5
alat yang paling penting dalam bimbingan. Konseling termasuk di dalam hubungan membantu, merupakan
teknik
psikologis atas dasar pengetahuan sistematik tentang kepribadian manusia dalam upaya meningkatkan kesehatan tentang kepribadian manusia dalam upaya meningkatkan kesehatan mental klien.16
untuk Menurut Smith dalam
intervensi, untuk mengubah Prayitno,
konseling
adalah
tingkah laku.14 Konseling proses
interaksi
proses
pemberian
bantuan
yang
dilakukan
dengan
adalah dimana menginterpretasikan
konselor
fakta-
berupaya fakta atau data, baik mengenai
meningkatkan
pengertian diri individu yang dibimbing
klien dan lingkungan klien sendiri dalam
maupun
rangka lingkungannya,
mengembangkan
khususnya
atau menyangkut
pilihan-pilihan
memperjelas tujuan, nilai dan dan
rencana-rencana
yang
perilaku klien di masa yang dibuatnya.17 akan datang.
15
Menurut C. Petterson sebagaimana dikutip oleh Soli Abimanyu konseling adalah proses yang melibatkan hubungan antar pribadi antara seorang terapis dengan satu atau lebih klien dimana terapis menggunakan metode-metode
Menurut Rochman Natawidjaja konseling adalah suatu jenis pelayanan yang merupakan bagian terpadu dari bimbingan. Konseling dapat diartikan sebagai hubungan timbal balik antara dua orang individu, dimana yang seorang (yaitu konselor) berusaha membantu yang lain
14
Jeanatte Murad Lesmana, DasarDasar Bimbingan dan Konseling, (Jakarta : UI-Press, 2008), h. 1. 15 Yeni Karneti dan Taufik, Teknik dan Laboratorium Konseling, (Padang : Departemen Pendidikan Nasional, 2001), h. 2
16
Soli Abimanyu dan Thayeb Manrihu, Teknik dan Laboratorium Konseling, ( Jakarta : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 2001), h. 9. 17 Prayitno dan Erman Amti,Op. Cit. ,h. 102.
6
(yaitu konseli) untuk mencapai pengertian tentang dirinya sendiri dalam hubungan dengan masalahmasalah yang dihadapinya diwaktu yang akan datang.18
Menurut Wrenn dalam M. Solihin proses konseling terlihat adanya satu masalah yang menjadi masalah klien
ACSA
(American yang
perlu
mendapatkan
School Counselor Association) pemecahan. mengemukakan bahwa : Cara Konseling adalah hubungan tatap muka yang bersifat rahasia, penuh dengan sikap penerimaan dan pemberian kesempatan dari konselor kepada klien, konselor mempergunakan pengetahuan dan keterampilannya untuk membantu kliennya mengatasi masalah-masalahnya.19 Menurut Winkel Konseling merupakan serangkaian kegiatan paling pokok dari bimbingan dalam usaha membantu konseli / klien secara tatap muka langsung dengan tujuan agar klien dapat mengambil tanggung jawab sendiri terhadap bebagai persoalan atau masalah khusus maka masalah yang dihadapi oleh klien dapat teratasi semuanya.20
pemecahannya
adalah sesuai dengan keadaan klien itu sendiri. Jadi proses konseling itu memiliki tujuan tertentu,
yaitu
pemecahan
masalah yang dihadapi oleh klien itu sendiri.21 Beberapa pendapat di atas dapat dipahami bahwa pengertian
konseling
merupakan
serangkaian
kegiatan yang dilakukan oleh konselor yang dilakukan secara khusus dengan cara tatap muka dengan konseli guna mengatasi
18
Dewa Ketut Sukardi dan Nila Kusmawati, Proses Bimbingan dan Konseling di Sekolah, (Jakarta : PT Rineka Cipta, 2008), h. 5. 19 Syamsu Yusuf, Landasan Bimbingan dan Konseling, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2009), cet. Ke-4, h. 8. 20 W.S Winkel dan M.M Sri Hastuti, Op. Cit. , h. 33.
masalah yang dihadapi konseli.
21
M. Solihin, Terapi Sufistik, (Bandung : CV Pustaka Setia, 2004), h. 16.
7
Sedangkan pengertian
individu
mengenal
bimbingan konseling adalah
menerima
Pelayanan
bantuan
untuk
lingkungannya secara positif
peserta
didik
baik
dan dinamis sesuai dengan
agar
peranan yang diinginkannya di
individu/kelompok mandiri
dan
berkembang
masa
diri
dan
sendiri
depan.
dan
Tujuan
secara optimal dalam hubungan
merupakan hasil akhir yang
pribadi, sosial, belajar, karir;
ditentukan agar dicapai dalam
melalui berbagai jenis layanan
waktu
dan kegiatan pendukung atas
perusahaan,
dasar
orang yang dibebani tanggung
norma-norma
yang
tertentu organisasi
oleh atau
berlaku.Dengan
demikian,
jawab untuk itu.
setiap
itu
Tujuan umum dari layanan Bimbingan dan Konseling adalah sesuai dengan tujuan pendidikan sebagaimana dinyatakan dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (UUSPN) Tahun 1989 (UU No. 2/1989), yaitu terwujudnya manusia Indonesia seutuhnya yang cerdas, yang beriman, dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan ketrampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.22
bimbingan
pasti
konseling dan setiap konseling belum tentu bimbingan.
B. Tujuan
Bimbingan
dan
Konseling Layanan bimbingan sangat diperlukan agar peserta didik
yang
masalah
dapat
mempunyai terbantu,
sehingga mereka dapat belajar lebih baikTujuan bimbingan 22
dan
konseling
membantu
Dewa Ketut Sukardi dan Nila Kusmawati.Op. Cit., h. 28.
8
Secara khusus layanan Bimbingan bertujuan
umum
bimbingan
dan
Konseling
konseling
untuk
membantu
membantu
dan
adalah
untuk individu
siswa agar dapat mencapai
memperkembangkan
tujuan-tujuan
secara optimal sesuai dengan
perkembangan
diri
meliputi aspek pribadi, sosial,
tahap
belajar dan karier.
predisposisi yang dimilinya,
Soli Abimanyu dan
perkembangan
berbagai latar belakang yang
Thayeb Manrihu, menjelaskan
ada,
tujuan
tuntutan
bimbingan
konseling
dan
yaitu
reorganisasi menemukan
dan
serta
sesuai
dengan positif
untuk
lingkungannnya. Dalam kaitan
kepribadian,
ini, bimbingan dan konseling
makna
dalam
membantu
individu
untuk
hidup, penyembuhan gangguan
menjadi insan yang berguna
emosional,
dalam
terhadap
penyesuaian masyarakat
dan
pencapaian aktualisasi diri.23 Dengan
konseling tercantum
butir-butir
bimbingan
dan
sebagaimana dalam
rumusan
tersebut, tampak bahwa tujuan
yang
memiliki berbagai wawasan, interpretasi, pilihan,
memperhatikan tujuan
kehidupannya
pandangan,
penyesuaian
keterampilan
yang
dan tepat
berkenaan dengan diri sendiri dan
lingkungannya.
Insan
seperti itu adalah insan yang mandiri
yang
memiliki
kemampuan untuk memahami 23
Soli Abimanyu dan Thayeb Manrihu. Op. Cit., h. 13.
diri sendiri dan lingkungannya 9
secara
tepat
menerima
dan
diri
objektif,
sendiri
dan
khusus
bimbingan
konseling
dan
untuk
masing-
lingkungan secara positif dan
masing individu bersifat unik
dinamis, mampu mengambil
pula. Tujuan bimbingan dan
keputusan secara tepat dan
konseling
bijaksana, mengarahkan diri
individu
sendiri
disamakan
sesuai
dengan
untuk (dan
seorang
tidak
boleh
dengan)
tujuan
keputusan yang diambilnya itu,
bimbingan dan konseling untuk
serta
mampu
individu lainnya.
mewujudkan diri sendiri secara
Sejalan
akhirnya
optimal.
dengan
perkembangan Adapun tujuan khusus
bimbingan
dan
konseling
konsepsi
bimbingan dan konseling,maka tujuan
bimbingan
dan
merupakan penjabaran tujuan
konseling
umum tersebut yang dikaitkan
perubahan dari yang sederhana
secara langsung dengan dengan
menuju
permasalahan
komperhensif,perkembanganya
oleh
yang
individu
dialami yang
bersangkutan, sesuai dengan kompleksitas permasalahannya
ragam
jenis,
yang
lebih
. C. Fungsi
Bimbingan
dan
Konseling
itu. Masalah-masalah individu bermacam
mangalami
Bimbingan
dan
konseling
berfungsi
sebagai
intensitas dan sangkut pautnya,
pemberi
layanan
kepada
serta masing-masing bersifat
peserta didik agar
masing-
unik. Oleh karena itu tujuan
masing peserta didik dapat 10
berkembang
secara
optimal
c. Pemahaman tentang
sehingga menjadi pribadi yang utuh
mandiri.24
dan
karena
itu
lingkungan yang lebih
Oleh
luas (termasuk di
pelayanan
dalamnya informasi
konseling
pendidikan, informasi
mengembang sejumlah fungsi
jabatan/pekerjaan, dan
yang hendak dipenuhi melalui
informasi sosial dan
kegiatan
budaya/nilai-nilai),
bimbingan
dan
bimbingan
konseling. tersebut
dan
Fungsi-fungsi adalah
fungsi
pencegahan,
fungsi
pengentasan,
fungsi
pemeliharaan
dan dan
didik25
fungsi
pemahaman,
pengembangan
teruatam oleh peserta
2. Fungsi Pencegahan Fungsi
pencegahan
yaitu fungsi bimbingan dan konseling
fungsi
yang
menghasilkan
akan
tercegahnya
advokat. Uraian berikut ini
atau terhindarnya peserta
adalah
makna
didik
fungsi
permasalahan yang mungkin
menjelaskan
masing-masing
dari
berbagai
bimbingan dan konseling:
timbul yang akan dapat
1. Fungsi Pemahaman
mengganggu, menghambat,
a. Pemahaman tentang diri
atau
peserta didik sendiri
menimbulkan
kesulitan, kerugian-kerugian
b. Pemahaman tentang linkungan peserta didik 25
Prayitno dan Erman Amti, Op. Cit.,
24
Hallen. Op. Cit.,h. 55.
h. 202
11
tertentu
dalam
proses
perkembangannya.
4. Fungsi Pemeliharaan Dan
Istilah
sebagai
fungsi ini
Pengambangan
dipakai
pengganti
istilah
Fungsi
fungsi
terapeutik
konseling
dengan
pengobatan
arti atau
penyembuhan.Melalui pengentasan
pemeliharaan
dan pengembangan adalah
fungsi kuratif atau fungsi
fungsi
maupun
bentuknya.
3. Fungsi Pengentasan
pengentasan
jenisnya,
bimbingan yang
dan akan
menghasilkan terpeliharanya
dan
ini
terkembangkannya berbagai
pelayanan bimbingan dan
potensi dan kondisi positif
konseling
peserta didik dalam rangka
akan
menghasilkan
perkembangan
terentaskannya
atau
teratasinya
berbagai
secara terarah, mantap dan berkelanjutan.
permasalahan yang dialami oleh
peserta
dirinya
Dalam fungsi ini hal-
didik.
hal yang dipandang sudah
Pelayanan bimbingan dan
bersifat positif dijaga agar
konseling
tetap baik dan dimantapkan.
membantu
berusaha memecahkan
masalah-masalah
yang
Dengan
demikian
diharapkan
peserta
dapat didik
dihadapi oleh peserta didik,
dapat
baik
perkembangan kepribadian
dalam
sifatnya,
mencapai
secara optimal. 12
5. Fungsi Advokasi
agar hasil-hasil yang hendak
Fungsi advokasi yaitu
jelas
bimbingan dan konseling
diidentifikasi
yang
dievaluasi.Secara
akan
menghasilkan
dapat dan
teradvokasi atau pembelaan
keseluruhan,
jika
semua
terhadap
didik
fungsi-fungsi
itu
telah
upata
terlaksnaa
dengan
baik,
dalam
peserta rangka
pengembangan
seluruh
potensi secara optimal.26
diwujudkan
dapatlah
bahwa
didik
Fungsi-fungsi tersebut melalui
akan
peserta mampu
berkembangan secara wajar dan
mantap
menuju
diselenggarakannya
aktualitasi
berbagai jenis layanan dan
optimal pula. Keterpaduan
kegiatan
semua fungsi tersebut akan
bimbingan
dan
diri
secara
konseling untuk mencapai
sangat
hsil
perkembangan peserta didik
sebagaimana
terkandung
di
masing-masing
yang dalam
kegiatan konseling
bimbingan
membantu
secara terpadu pula.
fungsi
tersebut. Setiap pelayanan dan yang
D. Asas-asas
Bimbingan
Asas-asas dimaksudkan adalah:
langsung mengacu satu atau
1. Asas Kerahasiaan
Ibid., h. 203
dan
Konseling
dilaksanakan harus secara
lebih fungsi-fungsi tersebut 26
dicapainya
yang
Segala sesuatu yang dibicarakan
klien
kepada 13
konselor
tidak
boleh
mendapat kepercayaan dari
disampaikan kepada orang lain, atau lebih-lebih hal
semua pihak. 2. Asas Kesukarelaan
atau keterangan yang tidak boleh
atau
tidak
Asas bimbingan dan
layak
konseling harus berdasarkan
diketahui orang lain. Asas
kesukarelaan,
kerahasiaan ini merupakan
pihak si terbimbing atau
asas kunci dalam usaha
klien, maupun dari pihak
bimbingan dan konseling.
konselor.27
Jika asas ini benar-benar dilaksanakan,
Klien
baik
dari
diharapkan
maka
secara suka dan rela tanpa
penyelenggara atau pemberi
ragu-ragu ataupun merasa
bimbingan
terpaksa,
akan
mendapatkan
kepercayaan
menyampaikan
masalah yang dihadapinya,
dari semua pihak, terutama
serta
penerima
segenap fakta, data dan
bimbingan
mengungkapkan
sehingga mereka akan mau
seluk
memanfaatkan
jasa
dengan
masalahnya
itu
bimbingan dan konseling
kepada
konselor,
dan
dengan
sebaik-baiknya.
konselor hendaknya tidak
Sebaliknya, jika asas ini
memberikan bantuan secara
benar-benar
dilaksanakan,
terpaksa, atau dengan kata
maka penyelenggara atau
lain konselor memberikan
pemberi
bantuan secara ikhlas.
bimbingan
akan
beluk
berkenaan
27
Ibid.,
14
3. Asas Keterbukaan Dalam
kelemahan
si
terbimbing
pelaksanaan
dapat dilaksanakan.
bimbingan dan konseling
Keterbukaan
sangat diperlukan suasana
ditinjau dari dua arah. Dari
keterbukaan,
pihak
baik
disini
klien
diharapkan
keterbukaan dari konselor
pertama-tama
mau
maupun dari klien.
membuka
Keterbukaan
diri
sendiri
ini
sehingga apa yang ada pada
sekedar
dirinya dapat diketahui oleh
menerima saran-saran dari
orang lain (dalam hal ini
luar, malahan lebih dari itu,
konselor), dan yang kedua
diharapkan masing-masing
membuka diri dalam arti
pihak
mau menerima saran-saran
bukan
hanya
yang bersangkutan
bersedia
membuka
untuk
diri
kepentingan
pemecahan
masalah.
Individu
yang
membutuhkan
bimbingan
dihaharapkan
dapat
dan masukan lainnya dari pihak
luar.
konselor,
Dari
pihak
keterbukaan
terwujud dengan kesediaan konselor
menjawab
pertanyaan-pertanyaan klien
berbicara sejujur mungkin
dan
dan berterus terang tentang
konselor sendiri jika hal itu
dirinya
sendiri
memang dikehendaki oleh
dengan
keterbukaan
sehingga ini
mengungkapkan
diri
klein.
penelaahan serta pengkajian berbagai
kekuatan
dan 15
4. Asas Kekinian
dapat mandiri dengan ciri-
Masalah yang
individu
ditangani
masalah-masalah sedang
ialah yang
dirasakan
bukan
ciri pokok mampu: a. Mengenal diri sendiri dan lingkungan
sebagaimana
adanya
masalah yang sudah lampau,
b. Menerima diri sendiri dan
dan bukan masalah yang
lingkungan secara positif
mungkin akan dialami di
dan dinamis
masa
yang
akan
datang.28Asas kekinian juga mengandung
pengertian
bahwa konselor tidak boleh menunda-nunda pemberian bantuan.
d. Mengarahkan diri sesuai dengan keputusan itu e. Mewujudkan diri secara
menjadikan
terbimbing
dapat
dan
si
yang dimilikinya 6. Asas Kegiatan
berdiri
Usaha bimbingan dan
tergantung
konseling
lain
atau
memberikan buah yang berarti
tergantung pada konselor.
bila klien tidak melakukan
Individu
sendiri
pada
tidak
minat
dengan
kemampuan-kemampuan
bimbingan dan konseling bertujuan
sesuai
potensi,
Pelayanan
keputusan
untuk dan oleh diri sendiri
optimal
5. Asas Kemandirian
sendiri,
c. Mengambil
orang
yang
dibimbing
setelah dibantu diharapkan
tidak
kegiatan
akan
dalam
mencapai tujuan bimbingan
28
Ibid., h. 116
16
dan konseling.29 Hasil usaha
selalu
bimbingan dan konseling tidak
pembaruan, sesuatu yang lebih
akan
dengan
maju, dinamis sesuai dengan
sendirinya, melainkan harus
arah perkembangan klien yang
dengan kerja giat diri klien
dikehendaki.
tercapai
sendiri. Konselor hendaklah membangkitkan
menuju
ke
suatu
8. Asas Keterpaduan
semangat
Pelayanan bimbingan
klien sehingga ia mampu dan
dan
mau melaksanakan kegiatan
memadukan
yang
dalam
kepribadian
klien.30
yang
Sebagaiman
diketehaui
diperlukan
penyelesaian masalah
konseling
berusaha
sebagai
aspek
menjadi pokok pembicaraan
individu memiliki berbagai
dalam konseling.
aspek kepribadian yang kalau
7. Asas Kedinamisan Usaha bimbingan
dan
menghendaki
keadaannya tidak seimbang, pelayanan
serasi dan terpadu justru akan
konseling
menimbulkan
terjadinya
Disamping keterpaduan pada
perubahan pada diri klien,
diri
yaitu perubahan tingkah laku
diperhatikan keterpaduan isi
ke arah yang lebih baik.
dan
Perubahan itu tidaklah sekedar
diberikan. Jangan hendaknya
mengulang hal yang sama,
aspek layanan yang satu tidak
yang
serasi dengan aspek layanan
bersifat
melainkan 29
Ibid.,h 116
monoton,
perubahan
yang
klien
masalah.
proses
juga
layanan
harus
yang
yang lain. 30
Ibid., h. 117
17
Untuk asas
terselenggaranya
keterpaduan,
konselor
Demikian
pula
teknik, dan peralatan yang
perlu memiliki wawasan yang
dipakai
luas tentang perkembangan
dari
klien
dimaksudkan.
dan
lingkungan
aspek-aspek klien,
serta
prosedur,
tidak
menyimpang
norma-norma
yang
10. Asas Keahlian
berbagai sumber yang dapat
Usaha bimbingan dan
diaktifkan untuk menangani
konseling perlu dilakukan asas
masalah klien.
keahlian secara teratur dan
9. Asas Kenormatifan
sistematik
Usaha bimbingan dan konseling
tidak
boleh
dengan
menggunakan prosedur, teknik dan
alat
(instrumentasi
bertentangan dengan norma-
bimbingan
norma yang berlaku, baik
yang memadai. Untuk itu para
ditinjau dari norma agama,
konselor
norma
norma
latihan secukupnya, sehingga
hukum/negara, norma ilmu,
dengan itu akan dapat dicapai
maupun kebiasaan sehari-hari.
keberhasilan usaha pemberian
Asas
ini
layanan. Pelayanan bimbingan
isi
dan
adat,
kenormatifan
diterapkan
terhadap
maupun penyelenggaraan
dan
konseling)
perlu
konseling
mendapat
adalah
proses
pelayanan profesional yang
bimbingan
diselenggarakan oleh tenaga-
dan konseling. Seluruh isi
tenaga
layanan harus sesuai dengan
dididik untuk pekerjaan itu.
norma-norma
yang
ahli
yang
khusus
ada. 18
11. Asas Alih Tangan
12. Asas Tut Wuri Handayani
Dalam layanan
pemberian
bimbingan
dan
Asas
ini
menunjuk
pada suasana umum yang
konseling, asas alih tangan
hendaknya
jika
sudah
rangka hubungan keseluruhan
segenap
antara konselor dan klien.
konselor
mengerahkan kemampuannya
untuk
dalam
ini
menuntut
agar
membantu individu, namun
pelayanan
bimbingan
dan
individu tersebut belum dapat
konseling
terbantu
dirasakan pada waktu klien
sebagaimana
diharapkan,
tidak
hanya
konselor
mengalami
individu
menghadap kepada konselor
tersebut kepada petugas atau
saja, namun diluar proses
badan yang lebih ahli. Di
bantuan
samping itu asas ini juga
konseling
mengisyaratkan
dirasakan
dapat
maka
yang
Asas
tercipta
mengirim
pelayanan
bahwa
bimbingan
dan
konseling hanya menangani masalah-masalah sesuai
dengan
masalah
bimbingan pun
dan
hendaknya
adanya
manfaatnya
dan
pelayanan
bimbingan dan konseling itu.31
individu kewenangan
E. Pengertian
Instrumentasi
petugas yang bersangkutan,
Bimbingan dan Konseling
dan setip masalah ditangani
Aplikasi
oleh ahli yang berwenang untuk itu.
dan
adalah
instrumentasi
kegiatan
untuk
31
Yahya Jaya, Bimbingan Konseling Agama Islam, (Jakarta : Angkasa Raya, 2004), h. 62
19
mengumpulkan data, keterangan
seperti
dan informasi keberagaman dari
penyesuaian
dengan
orang yang menjadi klien, baik
lingkungan,
masalah
secara
maupun
prestasi atau hasil belajar,
kelompok, yang meliputi data,
masalah penempatan dan
keterangan,
informasi
tentang
penyaluran;
lingkungan
dan
pengalaman
b. Memahami
individual
pribadi klien.32
masalah
sebab-sebab
terjadinya
masalah
diri
individu; F. Bentuk-Bentuk
Instrumentasi
c. Mengenali (misalnya
Bimbingan dan Konseling
individu peserta
didik)
Instrumentasi merupakan
yang memiliki kemampuan
bagian dari kegiatan pendukung
yang sangat tinggi dan
dari bimbingan konseling yang
sangat
mana
memerlukan
terdapat
di
dalamnya
instrument tes dan non tes.
berbagai
umum tes
bantuan
d. Memperoleh kegunaan
kecakapan, atau
membantu konselor dalam :
keterampilan
seseorang
a. Memperoleh
dasar-dasar
individu
berkenaan
tertentu.
32
ialah
tentang
gambaran
kemampuan,
pertimbangan
itu
yang
khusus;
1. Instrumen Tes Secara
rendah
dalam
bidang
dengan berbagai masalah
2. Instrumen Non-Tes
pada individu yang di tes,
Instrumen
non-tes
berbagai
prosedur,
Yahya Jaya. Op. Cit. ,h. 122
meliputi
20
seperti
pengamatan,
kelompok. Dengan sosiometri
wawancara, catatan anekdot,
akan dapat dilihat individu-
angket,
individu yang populer, yang
sosiometri,
inventoriyang
dibakukan.33
membentuk
Agar
hasil
kelompok-kelompok
diperoleh
yang
klik
atau tertentu,
terandalkan, pengamatan dan
dan mereka yang terpencil
wawancara dilakukan dengan
(terisolasi). Sedangkan melalui
mempergunakan
pedoman
inventori yang dibakukan akan
pengamatan
pedoman
dapat diungkapkan berbagai
wawancara. Catatan anekdot
hal yang biasanya merupakan
merupakan hasil pengamatan,
pokok
khususnya tentang tingkah laku
rangka pelayanan bimbingan
yang tidak biasa atau khusus
dan konseling secara lebih luas,
yang
seperti pengungkapan jenis-
atau
perlu
mendapatkan
perhatian tersendiri.
pembahasan
dalam
Angket
jenis masalah yang dialami
dan daftar isian dipergunakan
individu, sikap dan kebiasaan
untuk
belajar peserta didik.
mengungkapkan
berbagai hal, biasanya tentang diri individu, oleh individu sendiri.
Sosiometri
melihat
dan
gambaran hubungan
individu-individu 33
Ibid., h. 231
memberikan
tentang sosial
untuk
di
b. Konseling Ego 1. Mengenal
Latar
Belakang
Konseling Ego
pola
Erik Erikson adalah
antara
seorang
dalam
perkembangan Jerman-Amerika
psikolog Denmarkdan 21
psikoanalis
terkenal
karena
Erikson memegang posisi di
teorinya tentang pembangunan
Massachusetts
sosial manusia. Perkembangan
Hospital. Pada tahun 1936,
identitas
tampaknya
telah
Erikson menerima posisi di
menjadi
salah
satu
Yale University, bekerja di
keprihatinan Erikson terbesar
Institute of Human Relations
dalam hidup sendiri maupun
dan
teorinya. Selama masa kanak-
Kedokteran. Setelah setahun
kanak dan dewasa awal ia
mengamati anak-anak Sioux
dikenal
di
sebagai
Erik
mengajar
Dakota
Homburger dan orang tuanya
bergabung
terus
pengajar
rincian
kelahirannya
General
di
Selatan, dengan
California
jangkung pirang, bermata biru
berafiliasi
anak yang dibesarkan dalam
Kesejahteraan
agama Yahudi. Erikson adalah
membuka praktik.
seni.
Setelah
Erikson
di
of
Berkeley,
dengan
Setelah
ia staf
University
rahasia. Dia adalah seorang,
seorang mahasiswa dan guru
Sekolah
Institut
Anak,
dan
penerbitan
lulus
dari
buku yang terkenal Erikson,
di
Wina
Anak dan Masyarakat, pada
Institute
psikoanalitis 1933.
1950,
ia
meninggalkan
Ia berhijrah bersama
University of California ketika
istrinya, pertama ke Denmark
profesor ada diminta untuk
lalu ke Amerika Serikat, di
tanda-tangani
mana ia menjadi psikoanalis
loyalitas. Pada tahun 1960,
anak
Erikson kembali ke Harvard
pertama
di
Boston.
sumpah
22
sebagai
profesor
Endowment
untuk
dipilih
pembangunan manusia dan
Humaniora
Erikson
untuk
tetap di universitas hingga
Kuliah Jefferson, kehormatan
pensiun pada tahun 1970.
pemerintah federal AS untuk
Erikson
dikreditkan
pencapaian
dengan menjadi salah satu
humaniora.
pencetus psikologi Ego, yang
berjudul
menekankan
Identity Baru. Erik Erikson
juga
peran
ego
sebagai lebih dari seorang
tertinggi
di
Erikson
kuliah
"Dimensi
dari
meninggal pada 12 Mei 1994.
hamba id.
Erikson
Menurut lingkungan
di
Erikson, mana
anak
menggambarkan sejumlah
adanya
kualitas
yang
hidup sangat penting untuk
dimiliki
ego
memberikan
pertumbuhan,
yakni kepercayaan
dan
penyesuaian,
sumber
penghargaan,
dan
kesadaran diri dan identitas.
kemauan,
Bukunya
kompetensi,
1969
Kebenaran, terfokus
Gandhi
yang
pada
teori
lebih
kesetiaan,
yang
cinta,
otonomi kerajinan
dan
identitas
dan
keakraban
dan
generativitas
dan
diterapkan
untuk
tahap
pemeliharaan, serta integritas.
selanjutnya
dalam
siklus
Ego ini dapat menemukan
hidup, memenangkan hadiah
pemecahan
Pulitzer
masalah
Erikson
dan
US
baru
kreatif
atas
pada
setiap
National Book Award. Pada
tahap kehidupan. Ego bukan
tahun
menjadi budak lagi, namun
1973
National
23
dapat mengatur id, superego
lingkungan sebagai salah satu
dan dibentuk oleh konteks
proses beradaptasi. Erikson
cultural dan historik. Berikut
lebih
adalah ego
pembahasan
kepada
pembahasan
psikososial.
yang
sempurna
menurut Erikson:34 Menurut manusia oleh
teori
tidaklah
energi
melainkan
dari
ini
didorong dalam,
untuk
merespon
yang
berbeda-
rangsangan
menekankan
Dalam
teorinya,
merumuskan perkembangan
Erikson ciri-ciri
kepribadian
menjadi delapan tahap, yaitu: a) Masa bayi awal (0-1 tahun)
beda, misalnya indvidu dalam
b) Masa bayi akhir (1-3 tahun)
kehidupannya
c) Masa kanak-kanak awal (3-5
menyesuaikan
perlu diri
dengan
lingkungan.35 Menurut
d) Masa Erikson
egolah yang mengembangkan segala sesuatunya. Misalnya kemampuan individu, keadaan dirinya, hubungan sosialnya dan
penyaluran
Seorang
individu
tahun)
minatnya. haruslah
memiliki ego yang sehat dan kuat guna merespon kondisi
kanak-kanak
pertengahan (6-11 tahun) e) Masa puber dan remaja (12-20 tahun) f) Masa dewasa awal (21-30 tahun) g) Masa
dewasa
pertengahan
(30-55 tahun) h) Masa dewasa akhir (55 tahun ke atas) Proses
Perkembangan
34
Ibid. ,h. 42 Ibid. ,h 42
35
Kepribadian, Erikson membagi 24
atas
empat
tahapan
sebagai
berikut:36 a) Ego
dirinya dengan dunia luar atau lingkungannya
berkembang
atas
kekuatan dirinya sendiri.
keterkaitan antara hubungan yang satu dengan yang lain).
b) Pertumbuhan ego yang normal adalah
(adanya
dengan
Fungsi ego dalam diri individu
dibagi
menjadi
tiga
berkembangnya keterampilan
bagian, yaitu:
anak dalam berkomunikasi.
a) Fungsi dorongan ekonomis,
Karena melalui komunikasi
fungsi ego ini menyalurkan
individu dapat mengukur dan
dengan
menilai
lakunya
dalam bentuk tingkah laku
berdasarkan reaksi dari orang
secara baik yaitu yang baik
lain.
dan
tingkah
c) Perkembangan bahasa menambah
juga
cara
mewujudkan
dapat
lingkungan,
diterima
berguna
dan
keterampilan
menguntungkan baik bagi diri
individu untuk membedakan
individu sendiri maupun orang
suatu objek dalam lingkungan
lain di lingkungannya.
dengan
bahasa
individu
b) Fungsi kognitif, berfungsinya
mampu berkomunikasi dengan
ego pada diri individu untuk
orang lain.
menerima
d) Kepribadian berkembang melalui
terus
proses
rangsangan
dari
individu
luar kemudian menyimpannya
menerus
dan
hubungan
setelah
itu
mempergunakannya keperluan coping
dapat unuk behavior.
36
Taufik, Model-model Bimbingan dan Konseling, (Padang : UNP, 2009), h. 43
Dalam
hal
ini
individu 25
mempergunakan kemampuan
Ego
kognitifnya dengan disertai
kemampuan
oleh
berfikir, merasa dan berbuat.38
pertimbangan
pertimbanganakal
dan
menalar.
adalah pribadi
untuk
Konseling ego adalah konseling yang menekankan
c) Fungsi pengawasan, disebut
pada adanya kekuatan ego
juga dengan fungsi kontrol,
yang
maksudnya tinglah laku yang
berpengaruh
dimunculkan
kemunculan masalah klien.
individu
diperkirakan besar
pada
merupakan tingkah laku yang
Model konseling ini
berpola dan sesuai dengan
bertujuan untuk memperkuat
aturan. Secara khusus fungsi
ego strength dengan demikian
ego ini mengontrol perasaan
orang yang bermasalah adalah
dan emosi terhadap tingkah
orang yang memiliki ego yang
laku yang dimunculkan.
lemah misalnya orang yang
2. Pengertian Konseling Ego
penakut, rendah diri, tidak
Model konseling ego merupakan psikoanalisis baru dan biasa juga disebut psikologi dalam. Ciri baru dari kodel konseling ini adalah lebih menjangkau pada fungsi ego. Dalam konseling ini dikenal dengan istilah yang lebih menonjol yaitu ego strength yang artinya kekuatan ego mungkin ini pulalah alasan mengapa model yang dikemukan oleh erikson ini dinamakan konseling ego.37 37
Dewa Ketut Kusmawati, Proses
Sukardidan Bimbingan
Nila dan
bisa
mengambil
keputusan
sendiri termasuk orang yang memiliki ego yang lemah.39 Agar konseling ego dapat diselenggarakan secara
Konseling di Sekolah, (Jakarta : PT Rineka Cipta, 2008). H. 36 38
Hamzah Ahmad dan Nanda Sentosa, Kamus Pintar bahasa Indonesia, (Surabaya : Fajar Mulya, 1996), h. 109 39 Taufik, Op. Cit.,h 43
26
efektif maka, Hansen dkk
e. Konseling harus dilakukan
(1977) merumuskan beberapa
secara
aturan tentang konsleing ego
dilakukan oleh tenaga ahli.
yaitu :40 a. Proses
profesional
dan
3. Tujuan Konseling Ego konseling
harus
Orang
yang
bertitik tolak pada proses
bermasalah adalah orang yang
kesadaran
dalam
memiliki ego yang lemah
suasan sadar itulah proses
misalnya orang yang penakut,
kognitif dapat dilakukan.
rendah
karena
diri,
tidak
bisa
b. Proses konseling hendaklah
mengambil keputusan karena
bertitik tolak pada azas
orang yang hidupnya seperti
kekinian dan tingkah laku
ini memiliki ego yang sangat
sekarang, bukan tingkah
lemah.
laku di masa lampau. c. Proses
konseling
ditekankan pembahasan
Konseling lebih
memiliki ciri khas yang lebih
pada
menekankan pada fungsi ego.
secara
rasional. d. Konselor
ego
Kegiatan
konseling
dilakukan
pada
yang
umumnya
hendaknya
bertujuan untuk memperkuat
suasana
ego strength, yang berarti
hangat dan spontan, baik
melatih kekuatan ego klien.
dalam
Konseling ego dipopulerkan
menciptakan
menerima
klien
dalam
proses
maupun
oleh Erikson.41
konseling. 40
Ibid. ,h. 44
41
Ibid. ,h. 45
27
Seringkali orang yang
lemah.42
Masalah
yang
bermasalah adalah orang yang
menjadi
perhatian
dalam
memiliki ego yang lemah,
konseling ego adalah masalah
yaitu :
siswa yang penakut, merasa
a. orang yang rendah diri dan penakut b. orang
rendah diri dan tidak dapat mengambil keputusan sendiri.
yang
mengambil
tidak
bisa
5. Fungsi Ego
keputusan
Fungsi ego dalam diri
secara tepat dikarenakan ia
individu dibagi menjadi tiga
tidak mampu memfungsikan
bagian, yaitu:
egonya secara penuh, baik
a. Fungsi dorongan ekonomis,
untuk memenuhi kebutuhan
fungsi ego ini menyalurkan
hidupnya,
dengan
meraih
keinginannya. 4. Masalah
yang
cara
mewujudkan
dalam bentuk tingkah laku menjadi
perhatian dalam konseling ego Model konseling ego
secara baik yaitu yang baik dan
dapat
lingkungan,
diterima
berguna
dan
lebih menekankan pada fungsi
menguntungkan baik bagi diri
ego, menggunakan satu istilah
individu sendiri maupun orang
yang sangat menonjol yaitu
lain di lingkungannya.
ego strength individu yang
b. Fungsi kognitif, berfungsinya
bermasalah adalah individu
ego pada diri individu untuk
yang
menerima
memiliki
ego
yang
rangsangan
dari
luar kemudian menyimpannya 42
Ibid. ,h. 47
28
dan
setelah
itu
mempergunakannya keperluan coping Dalam
hal
dapat
b. Memiliki rasa curiga yang
unuk
berlebihan terhadap orang lain
behavior.
c. Takut
individu
depan
ini
mempergunakan kemampuan kognitifnya dengan disertai oleh pertimbangan
menghadapi
masa
d. Takut terhadap suatu benda secara berlebihan.
pertimbanganakal
dan
menalar.
G. Kesimpulan Bentuk
c. Fungsi pengawasan, disebut
pelaksanaan
konseling ego yaitu :
juga dengan fungsi kontrol,
a. Proses konseling harus
maksudnya tinglah laku yang
bertitik tolak dari proses
dimunculkan
kesadaran.
individu
merupakan tingkah laku yang berpola dan sesuai dengan aturan. Secara khusus fungsi
b. Proses konseling bertitik tolak dari asas kekinian. c. Proses konseling lebih
ego ini mengontrol perasaan
ditekankan
dan emosi terhadap tingkah
pembahasan
laku yang dimunculkan.
rasional.
6. Ego yang lemah
d. Konselor
pada secara
hendaknya
Adapun ciri-ciri ego yang lemah
menciptakan
yaitu :
hangat dan spontan, baik
a. Memiliki perasaan takut yang
dalam penerimaan klien
berlebihan terhadap sesuatu
maupun
yang belum tentu tentu terjadi
konseling.
dalam
suasana
proses
29
e. Konseling
harus
dilakukan
secara
profesional.
pemahaman kepada
tentang peserta
BK didik.
Implikasi layanan konseling
f. Proses
konseling
ego
dikhususkan
kepada
hendaklah tidak berusaha
peserta didik yang mengalami
mengorganisir
krisis
keseluruhan kepribadian
peserta didik
individu,
dan yang merasa rendah diri.
hanya
melainkan
pada
kepercayaan
diri,
yang penakut
pola-pola
tingkah laku salah suai saja. Kurangnya
jumlah
guru
Bimbingan Konseling, sarana dan
prasarana
serta
kurangnya
pemahaman
peserta
didiktentang
Bimbingan Konseling. Solusi untuk
mengatasi
kendala
dalam pelaksanaan konseling ego bagi peserta didik perlu kelengkapan dan
fasilitas
BK, dan menambah jumlah guru BK pada sekolah dan madrasah serta memberikan
30
DAFTAR KEPUSTAKAAN Abimanyu, Soli dan Thayeb Manrihu, 2002, Teknik dan Laboratorium Konseling, Jakarta : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Arifin, Isep Zainal, 2009, Bimbingan Penyuluhan Islam, Jakarta : PT raja Grafindo Persada. Bakran, M. Hamdani, Psikoterapi dan Konseling Islam, 2001, Yogyakarta : Fajar Pustaka Baru Hallen, Bimbingan dan Konseling, 2005, Padang : PT. Ciputat Press Harianto, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, 1991, Jakarta : Balai Pustaka. Jaya, Yahya, 2004, Bimbingan Konseling Agama Islam, Jakarta : Angkasa raya Karneli, Yeni dan Taufik, 2001, Teknik dan Laboratorium Konseling, Jakarta : Departemen Pendidikan Nasional Lesmana, Jeanette Murad, 2008, Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling, Jakarta : UI Press Margono, S, 2007, Metodologi Penelitian Pendidikan, Jakarta : Rineka Cipta Munandir, 2009, Kapita Selekta Pendidikan, Jakarta : AV Pustaka Publisher Nurihsan, Achmad Juntika, 2009, Strategi Layanan Bimbingan dan Konseling, Bandung : PT Rafika Aditama Prayitno, Erman Amti, 2008, Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling, Jakarta : Rineka Cipta Salahuddin, Anas, Bimbingan dan Konseling, 2010, Bandung : Pustaka Setia Sugiyono, 2006, Metode Penelitian Administrasi, Bandung : Alvabeta Sukardi, Dewa Ketut dan Nila Kusmawati, 2008, Proses Bimbingan dan Konseling di Sekolah, Jakarta : PT Rineka Cipta, 2008 Taufik, 2009, Model-model Konseling, Padang : Unoversitas Negeri Padang Willis, Sofyan S, 2009, Konseling Keluarga, Bandung : Alfabeta W.S.Winkel dan M.M. Sri Hastuti, 2007, Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan, Yogyakarta : Penerbit Media Abadi Yusuf, Syamsu, 2009, Landasan Bimbingan dan Konseling, Bandung : PT Remaja Rosdakarya 31