PENYEDIAAN BAHAN TANAM KEMIRI SUNAN DENGAN TEKNIK GRAFTING oleh Agung Mahardhika ( PBT Ahli Pertama ) Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan Surabaya
I.
PENDAHULUAN
Indonesia yang kaya akan keanekaragaman hayati memiliki beberapa jenis tumbuhan penghasil sumber energy pengganti BBM yang salah satunya adalah tanaman Kemiri Sunan. Kemiri Sunan atau Reutealis trisperma (blanco) Airy Shaw memiliki potensi menghasilkan minyak nabati dari buahnya yang dapat diolah menjadi
biodiesel,
namun potensi tersebut belum banyak diketahui dan dimanfaatkan. ( Puslitbangbun, 2014) Sumber tanaman yang dapat dijadikan sebagai sumber biodiesel sangat beragam diantaranya dapat diolah dari minyak sawit, kelapa, kacang tanah, biji bunga matahari, dan tanaman penghasil minyak nabati lainnya. Penggunaan bahan baku biodiesel dari minyak yang dapat dimakan (edible oil) seperti minyak sawit,
kelapa
atau
biji
bunga
matahari
dapat
menyebabkan persaingan dengan bahan pangan dan
produk
turunan lainnya. Berkenaan dengan hal tersebut, pengembangan biodiesel lebih diarahkan kepada menggunakan minyak nabati non pangan, seperti minyak kemiri sunan. Dengan demikian, peruntukkannya dapat lebih terfokus untuk bahan baku BBN ( Bahan Bakar Nabati ). BBN adalah bahan bakar dari sumber hayati. BBN berjenis biodiesel dan bioethanol saat ini telah menjadi pilihan untuk dipergunakan sebagai sumber energi pengganti minyak bumi. BBN berperan penting dalam menganekaragamkan penggunaan energy dan memberikan sumbangan terhadap peningkatan ketahanan energi. Berdasarkan laporan Internasional Energy Agency (IEA) diprediksikan bahwa pada tahun 2050 BBN dapat menurunkan kebutuhan bahan bakar minyak bumi sebanyak 20-40 % (Azahari,2008) dalam (Syafaruddin,2012) Tanaman Kemiri Sunan berpeluang besar untuk dikembangkan karena beberapa keunggulan yang dipunyainya adalah diantaranya kandungan minyaknya tinggi, karakteristik minyak yang khas sehingga dapat dimanfaatkan untuk berbagai keperluan, pertumbuhannya relatif cepat, wilayah pengembangannya luas dari dataran rendah hingga 1000 m di atas permukaan laut, dan sangat cocok sebagai tanaman konservasi. Kemiri sunan merupakan tanaman tahunan berumur panjang sehingga penyediaan bahan tanaman yang memilki keunggulan dalam hal produktivitas, mutu hasil dan ketahanan
terhadap hama dan penyakit dll, diperlukan teknis khusus. Tanaman kemiri sunan sampai saat ini dikembangkan dengan biji. Dilapangan morfologi tanaman kemiri sunan relatif seragam (baik ditingkat pembibitan maupun tanaman dewasa). Namun demikian, potensi terjadinya perkawinan silang tetap terbuka, menyebabkan penggunaan bahan tanaman yang berasal dari biji diragukan secara genetik karena ada variasi dari tetuanya. Solusi adalah dilakukan perbanyakan secara vegetatif dengan grafting yang lebih menjamin mutu genetik benih yang dihasilkan. (D. Pranowo dan Rusli, 2012) II. BENIH SUMBER Benih harus berasal dari varietas unggul yang telah dilepas oleh Menteri Pertanian. Varietas kemiri sunan yang sudah dilepas sebagai varietas unggul hingga saat ini terdapat 4 varietas , yaitu Kemiri Sunan 1 berdasarkan SK Mentan Nomor 4000/Kpts/SR. 120/9/2011 tanggal 23 September 2011, Kemiri Sunan 2 berdasarkan Nomor 4044/Kpts/SR. 120/9/2011, tanggal 23 September 2011, Kermindo 1 (Kemiri Minyak Indonesia ) berdasarkan Nomor 1084/Kpts/SR.120/10/2014 dan Kermindo 2 berdasarkan Nomor 1085/Kpts/SR.120/10/2014 sebagai varietas unggul baru, Penyediaan bahan tanam di tempuh melalui tahapan seleksi dan penetapan blok penghasil tinggi ( BPT ) , seleksi dan penetapan pohon terpilih ( PT ), kemudian dibangun kebun induk dengan sumber benih dari pohon terpilih yang berasal dari BPT ( Blok Penghasil Tinggi ) tanaman Kemiri Sunan. Karakteristik
terhadap semua karakter baik morfologi maupun
genetiknya. Sifat – sifat baik maupun yang tidak baik kemudian di evaluasi dan di seleksi untuk mendapatkan bahan tanam sesuai dengan yang diharapkan. Bahan tanam yang dihasilkan setelah melalui tahapan tersebut akan diperoleh varietas unggul yang memiliki keunikan dan keseragaman dalam produktivitas , mutu, ketahanan terhadap hama dan penyakit dll. III. PENYEDIAAN BAHAN TANAM Penyediaan bahan tanaman pada kemiri sunan atau benih pada tanaman secara grafting lebih menjamin mutu genetik benih yang dihasilkan, dalam usaha mempertahankan produktivitas sama dengan pohon induknyan ( saefudin et al, 2011 ) dalam (D.Pranowo dan Rusli 2012). Perbanyakan bahan tanaman secara vegetatif yang paling efisien dan efektif adalah secara grafting. Bibit grafting adalah bibit hasil sambung antara batang bawah yang berasal dari biji (rootstock) dengan batang atas (entres) yang berasal dari varietas unggul. Menurut Wudiati (2002 ) dalam Herman et al 2013. mengatakan bahwa keuntungan tanaman asal grafting antara lain, dapat memperoleh tanaman yang lebih kuat karena batang bawahnya tahan terhadap keadaan tanah marginal, dapat merehabilitasi tanaman asalan dengan batang atas dari varietas unggul dan dapat memperoleh pohon dengan kelurusan yang lebih baik. Keuntungan lain dari tanaman yang lebih pendek memberikan kemudahan dalam pemeliharaan tanaman terutama pengendalian hama dan penyakit dan pemungutan hasil.
3.1. Penyiapan Batang Bawah ( Roostock ) a. Persemaian Persemaian kemiri sunan bertujuan untuk mengecambahkan dan menumbuhkan benih yang masih berbentuk biji. Lamanya dilakukan untuk menumbuhkan benih yang baru berkecambah di dalam media tanah dalam polybag. Persemaian benih kemiri sunan dimulai dari pengecambahan biji. Biji yang berasal dari pohon terpilih (PT) dalam blok penghasil tinggi ( BPT ) disiapkan sebagai calon batang bawah (rootstock). Pohon induk dipilih dari pohon dengan sistem perakaran yang dalam, batang kekar dan besar, serta mahkota daun yang lebar dan rindang. Biji untuk benih berat > 6 g/biji , matang fisiologis, kulit biji berwarna coklat kehitaman mengkilat, tidak rusak atau retak, tidak terserang oleh hama dan penyakit, dan tidak bercampur dengan biji dari sumber lain. Apabila biji melalui proses pengeringan, kadar air biji maksimum 7 %. b. Pengecambahan Teknik Pengecambahan dilakukan dengan urutan sebagai berikut : (1) Penyiapan media kecambah berupa tanah top soil yang dicampur rata dengan sekam padi atau pasir atau serbuk gergaji. Media dari tanah sebaiknya di ayak memakai saringan. Untuk mencegah masuknya gumpalan – gumpalan tanah, serta bersih dari sampah dan sisa perkara lainya (2) Media kecambah harus bebas dari jamur atau sumber penyakit. (3) Media dimasukkan dalam seedbed berukuran lebar 30 cm,panjang 60 cm, dan tinggi 15 cm. (4) Benih (biji) di rendam dalam air selama 24 jam. Benih yang tenggelam kemudian dikecambahkan dalam seedbed (bak perkecambahan), sedangkan benih yang masih mengapung dilakukan perendaman lanjutan selama 4 jam. Benih yang masih mengapung setelah perendaman ulang > 4 jam yaitu benih afkir. Untuk menghindari tumbuhnya jamur, air perendaman dapat diberi fungisida 2%. (5) Benih ditanam dengan cara membenamkan biji yang telah berkecambah dimana arah radikula (calon akar) menghadap ke bawah, kedalam 1 cm dengan jarak 3 x 3 cm, sehingga dalam 1 seedbed terdapat 200 biji. (6) Setelah biji ditata didalam seedbed segera ditutup dengan mulsa atau tanah halus dan ditempatkan ditempat terbuka yang aman dari gangguan hewan.
Gambar 1. Tempat pengecambahan (seedbed) biji kemiri sunan Sumber : Herman. M et.al 2013
Kecambah yang telah ditanam dalam media di seedbad segera mungkin dilakukan penyiraman secukupnya sehingga semua media dan biji menjadi basah, tetapi harus dihindarkan jangan sampai air sisa siraman menggenang. Untuk pemeliharaan selanjutnya dilakukan penyiraman secara rutin untuk menjaga seedbad dalam keadaan lembab c. Seleksi Kecambah Seleksi kecambah kembali dilakukan sebelum pemindahan kecambah ke polybag. Semua benih afkir dari seedbad dimusnahkan. Adapun ciri – ciri fisik benih yang afkir adalah (1) Radicula berputar dan sudah tumbuh terlalu panjang. (2) Radicula tidak tumbuh sempurna kerdil dan kecil (3) Bentuk radicula tidak normal atau rusak (4) Kecambah terserang oleh penyakit sehingga radicula membusuk dan bercak – bercak berjamur.
Gambar 2. (a) Kecambah Normal dan (b) kecambah afkir Sumber ; D. Pranowo 2013
d. Pembenihan Pembenihan kemiri sunan sebaiknya memilih persemaian dalam polybag. Pemindahan kecambah ke polybag setelah biji di seedbed yang terlambat akan mengakibatkan kerusakan akar kecambah sehingga benih tidak tumbuh normal. Pembenihan kemiri sunan dilakukan dengan uratan sebagai berikut : 1. Media Tanam Media tanam yang digunakan menggunakan media campuran top soil, pupuk kandang, dan pasir atau sekam dengan perbandingan volume 1;1;1. Pembenihan yang dilakukan pada musim penghujan, menggunakan media campuran tanah, pasir atau sekam padi dan pupuk kandang dengan perbandingan 1;1;1. Apabila pembenihan dilakukan pada musim kemarau, komposisi media tanam yang digunakan adalah tanah dan pupuk kandang dengan perbandingan 1;1
2. Ukuran Polybag Polybag yang digunakan berukuran tebal 0,15 mm, lebar 20 cm, dan panjang 25 cm, berwarna hitam dengan empat baris lubang perforasi berjarak 5 cm. Letak lubang dimulai dari tengah polybag bagian bawah. Gunakan polybag yang telah dilipat bagian bahwanya dengan tujuan agar setelah diisi media polybag dapat berdiri tegak. Polybag yang telah diisi media tanam sebelum pemindahan kecambah. Untuk mendapatkan kepadatan tanah yang stabil, media di dalam polybag harus disiram setiap hari sebelum kecambah ditanam.
Gambar 3. Penataan polybag pada bedengan Sumber : Herman. M et.al 2013
3. Penanaman Kecambah dan Perawatan a. Teknis penanaman kecambah -
Kecambah yang telah lolos seleksi direndam dalam laurtan fungisida kemudian ditanam dalam media dengan posisi calon akar (radicula) atau bagian biji yang retak menghadap ke bawah.
-
Penanaman kecambah dilakukan sedalam ± 2 cm di bawah permukaan tanah dan dihindari penanaman kecambah yang terlalu dalam atau terbalik
-
Kecambah yang telah tertanam disiram kembali dengan air secukupnya.
b. Teknis penyiraman pembenihan -
Penyiraman dilakukan setiap pagi dan sore hari sampai media tanam didalam polybag benar – benar basah. Hindarkan penyiraman yang berlebihan sehingga menyebabkan genangan air didalam polybag.
-
Bila malam hari terdapat curah hujan yang cukup, tidak perlu dilakukan penyiraman pada pagi harinya dan penyiraman sore harinya tergantung pada kelembaban tanah di polybag.
-
Bila pagi hari terdapat curah hujan yang cukup, maka tidak perlu penyiraman pada pagi maupun sore harinya.
-
Bila terdapat genangan air yang bertahan di polybag akibat curah hujan yang terlalu tinggi, maka dibuat tambahan lubang pada polybag dengan cara menusukya menggunakan paku berdiameter 5 mm.
Perawatan lainya yang perlu dilakukan adalah penyiangan gulma baik didalam dengan menyemprotkan larutan fungisida dan insektisida 0,02% dan pemupukan. Untuk menunjang pertumbuhan benih, diperlukan pemupukan yang mulai dilakukan setelah tanaman berumur 4 minggu di polybag ( bulan ke 2 ) adapun takaran pupuk dipembenihan kemiri sunan untuk batang bawah seperti pada tabel 1. Tabel 1. Takaran dan Jenis pupuk di Pembenihan kemiri sunan Umur ( Bulan )
Urea (gr/phn)
Sp-36 (gr/Phn)
KCL (gr/Phn)
1 2 3 4 5
5 5 10 15
10 10 15 20
5 5 10 15
Sumber : Pranowo ( 2009 ) dalam Herman, M et. al 2013.
Gambar 4. Benih Kemiri sunan siap digrafting Sumber : Anonim 2011
4. Seleksi benih dari biji Seleksi benih dilakukan mulai umur 2 bulan setelah penanaman kecambah di polybag sampai benih siap grafting, sekitar umur 12 minggu. Seleksi harus dilakukan secara cermat dengan tujuan memastikan bahwa setiap benih yang ditanam adalah benih yang sehat sesuai standar mutu benih yang telah di tetapkan. Standar pertumbuhan benih kemiri sunan untuk batang bawah adalah sebagai berikut pada tabel 2.
Tabel 2. Spesifikasi benih kemiri sunan asal biji untuk batang bawah (rootstock) pada umur 1 – 3 bulan setelah penanaman kecambah Umur Benih No Spesifikasi 1 bulan 2 bulan 3 bulan 1 Tinggi benih (cm) > 16 > 18 > 30 2 Diameter batang (cm) > 0,5 > 0,6 > 0,7 3 Jumlah daun (helai) > 2,5 > 4,0 > 8,0 4 Panjang daun (cm) >5 >8 > 12 5 Lebar daun (cm) >4 >7 >9 Sumber ; Balittri (2011) dalam Herman, M et. al 2013.
Entres yang baik berasal dari varietas unggul yang telah diketahui sifat genetiknya yaitu produksinya tinggi dan rendemen minyak yang baik. Tujuan pembenihan kemiri sunan secara grafting adalah untuk memperoleh benih unggul ynag sama potensi genetiknya dengan pohon induk sumber entresnya dan umur mulai berbuahnya lebih cepat dibandingkan dengan benih yang berasal dari biji. Benih batang bawah yang siap di grafting dan umur benih 3 bulan setelah kecambah 3.2. Penyiapan Batang Atas ( Entres ) Teknik pengambilan entres -
Calon entres adalah cabang ranting yang telah berkayu dan daun dalam fase pertumbuhan vegetatif optimal yang ditandai dengan warna daun yang hijau dan lebat serta mata tunas dalam keadaan tidur, terletak pada ujung ranting yang mendapatkan sinar matahari langsung.
-
Tanda pucuk yang baik yaitu diameter 7-10 mm, ujung batang berwarna hijau segar, sedangkan pengkalnya berwarna coklat.
-
Panjang minimal 15cm, dimana sepertiganya berwarna hijau segar.
-
Potong pucuk dengan pisau yang tajam dan steril kumpulkan pada tempat yang bersih beralas karung goni atau karton di tempat teduh.
-
Dibuang semua daunnya mulai dari pangkal hingga pelepah daun dipotong dan diseleksi ulang
Gambar 5. Calon batang atas ( entres ) Sumber : Herman, M et. al 2013
Untuk menjamin kepastian hasil, kualitas, kemurnian, produksi dan keseragaman tanaman maka bahan tanaman yang digunakan untuk pengembangan dianjurkan menggunakan bibit grafting. Keberhasilan sambungan bibit grafting ditentukan antara lain : -
Stadia batang bawah dan entres harus tepat. Batang bawah sudah berkayu warna kulit hijau kecoklatan, demikian pula stadia entres sudah berkayu warna kulit hijau tua kecoklatan
-
Besar entres sama dengan batang bawah
-
Persemaian tepmpat grafting harus teduh dan ternaungi , bersuhu sejuk
-
Menggunakan plastik putih untuk melilit sambungan, terbungkus rapi tidak masuk air
-
Pemeliharaan teratur (penyiraman, pemupukan dan pembuangan tunas dibawah sambungan)
3.3
Teknik Penyambungan batang bawah (rootstock) dan batang atas (entres) -
Calon batang bawah (rootstock) dipotong dan ujung potongn disayat menggunakan pisau yang tajam dan steril menyerupai huruf “ V”, sedangkan sayatan pada batang atas (entres) menyerupai huruf “ ʌ “ , agar sambungannya baik, ukuran sayatan sayatan keduanya diusahakan sama besar.
-
Sambungan batang atas dengan batang bawah secara tepat dan serasi, kemudian sambungannya diikat dengan plastik transparan sedemikian rupa agar air tidak masuk pada sayatan sambungan dan kuat agar sambungan tidak goyang dan tidak muda lepas.
-
Tutup sungkup batang yang telah disambung dengan kantong plastik transparan.
Gambar 6. Tahapan pelaksanaan grafting meliputi : (a) penyiapan batang bawah, (b) entres dan ( c) grafting kemiri sunan Sumber : Herman, M et. al 2013
3.4
Pemeliharaan hasil penyambungan grafting -
Penyiraman dilakukan setiap pagi dan sore hari sampai media tanam didalam polybag benar – benar basah tetapi tidak sampai terjadi genangan.
-
Bila terdapat genangan air yang bertahan dipoybag akibat curah hujan yang terlalu tinggi, maka dibuat tambahan lubang pada polybag dengan cara menusuknya menggunakan pake berdiameter 5 mm
-
Buang tunas air (wiwilan) yang tumbuh dibawah sambungan dengan menggunakan gunting stek atau pisau cutter. Bekas luka pemotong diolesi pestisida untuk mencegah infeksi penyakit patogen
-
Bunga yang tumbuh pada titik tumbuh selama dalam pembenihan harus dibuang setelah daun muda.
-
Pengendalian gulma di dalam dan diluar polybag dilakukan secara manual dan tidak boleh menggunakan herbisida
-
Pemupukan dilakukan pada 4 minggu setelah di grafting dengan jenis dan takaran pupuk seperti pada tabel 2 Tabel 2. Takaran dan jenis pupuk benih hasil grafting Umur ( Bulan )(*)
Urea (gr/phn)
Sp-36 (gr/Phn)
KCL (gr/Phn)
15 20 20
10 15 15
1 2 3 4 10 5 15 6 15 (*)setelah penanaman kecambah ke polybag 3.5
Seleksi benih hasil grafting Tujuan seleksi yaitu untuk memperoleh benih hasil grafting dengan pertumbuhan yang optimal dan sambungan yang sempurna. Seleksi dilakukan pada saat benih berumur 3 bulan setelah penyambungan. Beberapa ciri fisik benih grafting yang di afkir yaitu : -
Daun tidak tumbuh sempurna, kerdil dan kecil
-
Daun menggulung , helaian daun benih menggulung tidak membuka secara normal.
-
Benih kerdil, benih dengan pertumbuhan vegetatifnya tidak sesuai dengan standar yang telah ditetapkan
-
Benih dengan serangan penyakit berat yang dicirikan oleh batang dan daunnya bercak – bercak berjamur, biasanya berwarna putih seperti embun
-
Benih grafting yang sambungannya tidak sempurna sehingga entres mati, tetapi batang bawahnya masih segar dan sehat dapat disambung kembali dengan entres yang baru di tempat terpisah.
-
Benih grafting afkir diangkat dan singkirkan dari bedengan dan dimusnahkan
KESIMPULAN 1. Keberhasilan penggunaan grafting ditentukan oleh kualitas batang bawah dan batang atas serta ketelitian dalam proses penyambungan tanaman tersebut. 2. Tanaman yang telah disambung dengan teknik grafting perlu perawatan terus menerus 3. Penggunaan benih grafting sebagai bahan tanam untuk pembangunan kebun induk dan kebun induk dan kebun entres sangat berpotensi untuk dikembangkan 4. Apabila ketersediaan sumber – sumber entres sudah memadai maka pengembangan areal pertanian kemiri sunan dapat menggunakan benih grafting sehingga diharapkan potensi hasil / produksi dapat tercapai
DAFTAR PUSTAKA Anonim, 2011. Lampiran Peraturan Menteri Pertanian No 74.1/Permentan/OT.140/11/2011 tentang Pedoman Budidaya Kemiri Sunan. Herman, M et al. 2013. Kemiri Sunan Tanaman Penghasil Minyak Nabati dan Konservasi Lahan. IAARD Press. Bogor. Pranowo, D dan Rusli. 2012 Penampilan Sifat Agronomi Tanaman Kemiri Sunan (Reutealis trisperma(Blanco) Air Shaw) yang berasal dari Grafting dan Biji.Bulettin RISTRI 3(3) 251-256. Puslitbangbun, 2014. Usulan Pelepasan varietas unggul Kemiri Sunan Varietas Kermindo 1 dan Kermindo 2. Tidak dipublikasikan. Syafaruddin dan Wahyudi. 2012. Potensi Varietas Unggul Kemiri Sunan Sebagai Sumber benih energi bahan bakar nabati. Prespekstif Vol 11 No.1/Juni 2012.Hlm 59-67