PENYAKIT IKAN YANG DISEBABKAN OLEH JAMUR (Mikosis) Forcep Rio Indaryanto
1. Pendahuluan
Fungi atau cendawan adalah organisme eukariotik heterotrofik (konsumen bahan organik), tidak berklorofil, bereproduksi dengan membentuk spora secara seksual dan aseksual, biasanya berbentuk benang, berlubang dan bercabang, dinding sel terbuat dari khitin, selulosa atau tanpa selulosa dan bahan organik lainnya.
Cendawan air memerlukan senyawa organik untuk nutrisinya. Cendawan yang hidup dari benda organik yang terlarut disebut saprofit, sedangkan cendawan yang mendapatkan kebutuhan esensialnya dari inang disebut parasit.
Bentuk pertahanan ikan menghadapi serangan cendawan yaitu:
Kulit merupakan tempat kontak pertama terjadinya infeksi. Sekresi lendir akan meningkat mengikuti kontak dengan zoospora sekunder yang bertujuan mengurangi keberadaan cendawan pada permukaan tubuh ikan.
Lendir bagian luar yang dapat mencegah miselia tumbuh dari spora.
Respon selular yang terdeteksi oleh lendir eksternal. Lapisan lendir berperan utama sebagai penghalang fisik koloni cendawan ataupun agen infeksi lain
Perkembangbiakan Cendawan
Cendawan dapat berkembang biak secara vegetative (aseksual) maupun generative (seksual)
Secara aseksual dengan menggunakan spora, fragmentasi, membelah diri dan tunas Zoo spora :
Saprolegnia dan Leptolegnia, dilepaskan dari sporangium
Achlya dan Aphanomyces, berkelompok pada ujung sporangium
Spora jamur berbeda-beda bentuk dan ukurannya dan biasanya uniseluler, tetapi adapula yang multiseluler. Apabila kondisi habitat sesuai, jamur memperbanyak diri dengan memproduksi sejumlah besar spora aseksual. Spora aseksual dapat terbawa air atau angin. Bila mendapatkan tempat yang cocok, maka spora akan berkecambah dan tumbuh menjadi jamur dewasa.
Secara seksual dengan menggunakan konjugasi hife yang menghasilkan zigospora (zoospore). Antheridium (jantan) dan oogonium (betina) = ospora
Penyakit Jamur pada Ikan
infeksi jamur pada ikan air tawar umumnya disebabkan oleh organisme Straminipilous (organisme seperti jamur)
menginfeksi telur, fry, fingerling dan ikan dewasa
factor pemicu: meningkatkan kerentanan ikan terhadap infeksi jamur adalah stress akibat penanganan, ekspose terhadap pH ekstrim, suhu yang rendah, kekurangan makanan dan keberadaan infeksi microbial (bakteri dan virus)
Saprolegniosis (saprolegniasis)
Penyebab : Saprolegnia spp, Achlya spp, Aphanomyces spp
sasaran : beberapa ikan air tawar (carps, goldfish)
Tanda-tanda : formasi seperti kapas putih pada telur ikan dan jaringan ikan yang terinfeksi; biasanya ditemukan pada integumen, insang, mata; warna mycelium bervariasi dari putih hingga coklat tergantung pada warna partikel yang terjerat pada mycelium
Diagnosis : dapat dikultur pada media agar misalnya pada sabareoud dextrosa agar (SDA), corn meal agar(CMA)
Efek pada inang : letargik (lesu) meningkat; kurang respon terhadap stimulasi dari luar; hilang keseimbangan sebelum mati; secara histopatology terlihat jaringan nekrosis dengan respon inflamasi sedikit. Infeksi pada ikan yang matang gonad lebih tinggi karena ikan yg matang gonad hormon corticosteroidnya meningkat sehingga meningkatkan kerentanan ikan.
Prevensi dan kontrol :
- Kepadatan dikurangi, hindari stress; -
Malchite green oxalat 3-5 mg/L selama 60 menit untuk telur ikan: 2 mg/L untuk ikan;
-
Formalin 250 mg/L selama 60 menit;
-
Hidrogen peroksida 250-500 ml/L selama 15 menit untuk telur ikan, 25 mg/L untuk ikan dewasa;
-
NaCl 0,5% dgn metode dip/celup pada telur dan ikan.
Epizootic Ulcerative Syndrome (EUS)
Penyebab : Aphanomyces invadans yang berasosiasi dengan rhabdovirus dan bakteri Aeromonas hydrophyla.
Strain Aphanomyces saprobik, Saprolegnia spp, Pythium spp penyebab superinfeksi lesion (luka).
Organisme sasaran : lebih dr 30 jenis ikan air tawar
Tanda-tanda : terjadi perubahan warna lebih gelap dan hilang nafsu makan; ikan terapung di bawah permukaan air; sesekali ikan hyperaktif dengan pergerakan tersentak-sentak; luka borok dapat diobservasi pada tubuh /badan ikan
Aphanomyces invadans
Efek pada inang : ikan lesu; tahap yang lebih jauh dari penyakit ini adalah kadang pada kepala dan jaringan tulang serta organ dalam; erosi pada ekor; secara histopatology terlihat nekrosis jaringan dan sedikit respon inflamsi; dapat melimpah pada cranium, ginjal, spinal cord.
Diagnosis : peledakan pada beberapa kali / tahun, normalnya sesudah banjir yang diikuti oleh cuaca dingin (Des-Feb.); isolasi A. invadans dari internal organ
Prevention dan kontrol : pemindahan semua ikan dari kolam; pengeringan dan pengapuran kolam; desinfeksi peralatan yang terkontaminasi; mengurangi kepadatan ketika EUS prevalensi tinggi; beternak ikan yang resisten EUS seperti tilapia; 5 ppm coptrol; 0,1 mg/L malachite green.
Branchiomycosis (gill rot)
Penyebab : Branchiomyces spp
Organisme sasaran : carp, goldfish, eels
Tanda-tanda : insang menjadi pucat dengan kecoklatan disebabkan oleh haemorragic dan trombosis, grayish sebagai akibat dari ischemia (sulit bernafas); nekrosis
Efek pada inang : hypa jamur pada insang menghalangi sirkulasi darah; nekrosis pada sel epitel lamella, dan fusion lamella; mortalitas 30-50% pada 2-4 hari; kematian karena anoxia (ketiadaan oksigen)
Diagnosis : secara mikroskopis dapat dilihat cabang mycelia pada insang yang terinfeksi
Prevensi dan Kontrol : malachite green 0,3 mg/L selama 24 jam; pemberian makanan dihentikan dan yang mati dimusnahkan; kolam didrainasi (diairi) , dikeringkan, dan disenfeksi dengan kapur.
Ichtyophoniasis (Ichtyosporidiasis)
Penyebab : Ichtyophonus sp Organisme sasaran : kerapu, trout, flounders, hering dan cods Tanda-tanda : external manisfestasi bervariasi tergantung spesies, sementara ada yang tidak terlihat tanda-tanda eksternal; berenang tidak teratur dan bengkak pada bagian perut; terjadi swollen (bengkak) pada organ dalam (ginjal, hati, jantung) dengan sejumlah nodule berdiameter 2 mm. Nodule juga terdeteksi pada jaringan otot Diagnosis : nodule dapat teramati dengan mikroskop dan tanda-tanda konektif jaringan dikelilingi oleh granolomus yang halus.
Jamur pada Crustacea a. Larval Mycosis
Penyebab : Lagenidium spp, Sirolpidium spp, Haliopthoros spp
Organisme sasaran : semua jenis penaeid, kepiting
Tanda-tanda : kematian pada larva udang dan kepiting, telur kepiting sangat rentan terhadap infeksi mycotic; pada larva udang terdapat pada protozoea dan Mysis Efek pada inang : systemic progressive; kematian 10-100% dalam 48-72 jam setelah terinfeksi.
Diagnosis : pengujian secara mikroskopis terlihat non septat, banyak percabangan pada mycelia; juga dapat dideteksi zoospora motil Prevensi dan kontrol : disenfeksi tangki pemeliharaan larva dengan klorinasi dan filtrasi; 0,2 ppm Treflan; 1-10 ppm formalin; telur disenfeksi dengan 20 ppm detergent
Blackgill Diseases (Fusarium disease)
Penyebab : Fusarium solani Patogen opportunistic oleh stress atau kepadatan tinggi Masuk ke kolam budidaya dari Lumpur dasar kolam atau sumber air laut Organisme sasaran : semua jenis penaeus, terutama pada juvenil sampai dewasa P. japonicus dan P. califoniensis (paling rentan); P. stylirostris dan P. vanamei (rentan moderat); P. monodon dan P. merguensis (relatif rentan) Tanda-tanda : bintik hitam pada juvenil yang mati dan biasanya tidak menyebabkan kematian Efek pada inang : infeksi biasanya dimulai pada kerusakan jaringan seperti pada insang akibat treatmen bahan kimia dan polutan, luka hasil dari penyakit lain; menyebabkan luka disertai respon inflamasi yang kadang berakhir dengan melanisasi berat Diagnosis : secara mikroskopis dengan melihat makrokonidia yang berbentuk canoe; Prevensi dan kontrol : penggunaan fungisida; eliminasi konidiospora
Aflatoxicosis
Penyebab : Aflatoxin oleh Aspergillus flavus dan aspergilus yang lain sebagai akibat kontaminasi pada penyimpanan dan pakan kadaluarsa
Organisme sasaran : P. monodon dan jenis penaeus yang lain.
Tanda-tanda : udang kekuningan, dan terjadi diskolorasi kemerahan pada tubuh udang; lethargic, berenang dekat dasar kolam; cangkang lembek/lunak
Diagnosis : tidak akan survive lebih dari 30 detik setelah infeksi; kehilangan nafsu makan
Efek pada inang : secara histopatology terjadi nekrosis pada tubule epitelium; pertumbuhan terhambat/kerdil
Prevensi dan kontrol : jangan menggunakan pakan yang berjamur; penyimpanan pakan pada tempat yang kering dgn ventilasi yang bagus.