Penuntun Praktikum Pengantar Teknik Kimia I
PENUNTUN PRAKTIKUM PENGANTAR TEKNIK KIMIA I
NAMA
:
STAMBUK
:
KELOMPOK /KLS
:
LABORATORIUM PENGANTAR TEKNIK KIMIA JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA MAKASSAR 2016
1
Penuntun Praktikum Pengantar Teknik Kimia I
KATA PENGANTAR Bismillahirrahmanirrahim Assalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarakatu Sebagai rasa ketundukan dan kepercayaan kita terhadap Ke-Esaan Ilahi Rabbi, sepantasnya mengucapkan , mengejewantahkan rasa syukur dan puji kita. Dan rasa mahabbah yang terdalam kepada Ke-Rasulan NabiyullahMuhammad SAW.karena atas izin-Nya jualah sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan buku penuntun praktikum Pengantar Teknik Kimia (PTK) ini. Buku penuntun Pengantar Teknik Kimia (PTK) disusun guna membantu mahasiswa dalam mengikuti kegiatan praktikum pada Laboratorium Pengantar Teknik Kimia. Materi percobaan alam buku ini disusun dari hasil revisi kurikulum jurusan Teknik Kimia FTI-UMI. Semua percobaan yang ada di dalam buku penuntun ini dapa t dilaksanakan di laboratorium Pengantar Teknik Kimia Fakultas Teknologi Industri Universitas Muslim Indonesiadengan tujuan agar mahasiswa mampu dan terampil dalam melaksanakan percobaan Pengantar Teknik Kimia untuk mendapatkan data-data sebagai dasar analisa guna membuktikan kebenaran teori-teori Pengantar Teknik Kimia pada masalah-masalah industry kimia. Pada akhirnya semoga Allah SWT. dapat menjadikan semua aktifitas kita sebagai amal ibadah di sisi-Nya. Dan kamipun menyadari bahwa sejauh pandang, pendengaran, pengelihatan dan jangkauan indrawi lainnya, akan tampak ketidakmampuan. Inilah sebuah bukti eksistensi yang bersifat manusiawi, tidak pernh lepas dari intervensi diri Sang Maha Sempurna dimana “posisi decision maker final” ada ditangan Ilahi. Oleh karena itu dengan segala kerendahan hati kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang konstruktif kea rah kemapanan disaat mendatang. Billahitaufiq Walhidayah Wassalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarakatu
Makassar, Maret 2016 Penyusun,
TIM Laboratorium PTK
2
Penuntun Praktikum Pengantar Teknik Kimia I
DAFTAR ISI
ANALISIS KADAR MINYAK NABATI DENGAN CARA SOXHLET DEHIDRASI OSMOSIS PADA BUAH-BUAHAN PENGATURAN VISKOSITAS LARUTAN PADA BERBAGAI KADAR TETAPAN KESETIMBANGAN REAKSI
3
Penuntun Praktikum Pengantar Teknik Kimia I
PERCOBAAN I ANALISIS KADAR MINYAK NABATI DENGAN CARA SOXHLET
1. Pengantar Minyak/ lemak nabati merupakan komponen bahan makanan yang penting bagi manusia dan mahluk hidup lain. Bahan ini juga sangat penting dalam industry kimia, di Indonesia terdapat banyak tanaman yang menghasilkan minyak/ lemak nabati, misalnya kacang tanah, jagung, kedelai, kemiri, kelapa, kelapa sawit, dll. Minyak/ lemak nabati secara kimiawi pada hakekatnya sama, yaitu ester trigliserol, yang umum rumus bangunnya sebagai berikut :
Jadi minyak/ lemak nabati merupakan ester yang alkoholnya gliserol dan asamnya adalah asam karboksilat rantai panjang.Ada banyak sekali jenis minyak/ lemak nabati, istilah minyak dan lemak nabati hanya menyatakan fasanya pada suhu kamar.Minyak pada suhu kamar berwujud cair, sedangkan lemak pada suhu kamar berwujud padat. Analisis untuk mengetahui kandungan minyak/ lemak nabati pada suatu bahan adalah sangat penting, karena perancangan prosese pengolahan suatu bahan tersebut sangat dipengaruhi oleh kandungan minyak/ lemaknya. Analisis kadar minyak/ lemak pada suatu bahan yang umum dipakai adalah soxhlet. 2. Landasan Teori Sifat minyak/ lemak nabati yang menjadi dasar untuk analisis cara soxhlet adalah bahwa minyak/ lemak nabati umumnya mempunyai titik didih yang tinggi (3000C) dan bahwa minyak/ lemak mudah larut dalam petroleum
4
Penuntun Praktikum Pengantar Teknik Kimia I
eter. Dilain pihak petroleum eter ini praktis, tidak melarutkan air dan zat-zat organic lainnya. Jadi biji-bijian mengandung minyak/ lemak nabati direndam dalam petroleum eter cukup lama dan jumlah petroleum eter yang cukup, maka minyak/ lemak dalam biji-bijian tersebut akan terlarut dalam petroleum eter. Larutan minyak/ lemak dalam petroleum eter tersebut (ekstrak) lalu dipisahkan dan diuapkan petroleum eternya dengan pemanasan.Setelah petroleum eter habis yang ditandai dengan tidak berubahnya berat, maka zat tersisa tersebut dapat dianggap seluruhnya minyak/ lemak.Dengan penimbangan, berat minak/ lemak dapat diketahui.Kadar minyak/ lemak dalam biji-bijian dapat dihitung sebagai berat minyak/ lemak dibagi berat bijibijian. 3. Tujuan Percobaan Menganalisis kandungan minyak/ lemak nabati dalam biji-bijian hasil pertanian. 4. Percobaan a. Bahan Bahan yang digunakan adalah biji-bijian yang mengandung minak/ lemak, misalnya jagung, kedelai, kacang tanah, dll, serta petroleum eter dan kertas saring. b. Alat Alat yang digunakan adalah satu set alat soxhlet, pemanas listrik, pendingin, dan neraca analitis. c. Cara Kerja Biji-bijian sejumlah kira-kira 10 gr ditimbang (tergantung ukuran alat soxhlet yang digunakan), lalu dibungkus dengan menggunakan kertas saring dan dimasukkan ke bagian tengah alat soxhlet (di atas labu, dan di bawah pendingin balik). Petroleum eter dimasukkan ke labu alat soxhlet, selanjutnya alat soxhlet dirangkai, air pendingin balik dialirkan dan labu dipanaskan dengan menggunakan pemanas listrik. Petroleum eter dalam labu akan mendidih dan menguap, uap diembunkan oleh pendingin balik dan jatuh ke tempat biji-bijian. Terjadi pelarutan minyak/ lemak ke dalam petroleum eter. Setelah tinggi cairan pada tempat biji-bijian tercapai tinggi diatas overflow, maka petroleum eter akan mengalir ke bawah karena gaya berat dan petroleum eter akan kembali ke labu. Terjadi
5
Penuntun Praktikum Pengantar Teknik Kimia I
penguapan petroleum eter secara terus menerus dan biji-bijian terendam petroleum eter lagi, dan kembali terjadi pelarutan minyal/ lemak lagi, petroleum eter akan kembali kelabu sambal membawa minyak/ lemak yang terlarut. Demikian terjadi sirkulasi petroleum eter secara terus menerus.Setelah siklus sirkulasi berlangsung cukup banyak (± 6 kali), semua minyak/ lemak dalam biji-bijian sudah terambil ke labu.Pemanas dimatikan, dan biji-bijian diambil. Cairan dalam labu dipanaskan sehingga petroleum eter menguap, sedangkan minyak/ lemak tertinggal di dalam labu. Uap petroleum eter yang keluar dari labu akan diembunkan dengan pendingin dan embun petroleum eter akan ditampung untuk digunakan kembali dalam analisis diwaktu yang lain. Setelah cairan dalam labu cukup pekat, cairan dituang ke botol timbang. Botol timbang yang berisi cairan dipanaskan dalam oven sehingga petroleum eter menguap. Setelah selang waktu tertentu, botol timbang dan isinya ditimbang. Proses dihentikan setelah berat tetap. Berat minyak/ lemak adalah selisi berat botol timbang isi dan botol timbang kosong.Kadar minyak/ lemak dalam biji-bijian baiasa dihitung sebagai berat minyak/ lemak dibagi berat biji-bijian awal. Hasil analisis kadar minyak/ lemak dibandingkan dengan pustaka dan dibandingkan.
6
Penuntun Praktikum Pengantar Teknik Kimia I
TABEL ASISTENSI NAMA STAMBUK KELOMPOK KELAS ASISTEN JUDUL PENETAPAN
NO
HARI /TGL
: : : : : :
URAIAN
PARAF
KET
Makassar,
(
20
) ASISTEN
7
Penuntun Praktikum Pengantar Teknik Kimia I
PERCOBAAN II DEHIDRASI OSMOSIS PADA BUAH-BUAHAN
1. Pengantar Dehidrasi adalah penghilangan kadar air (H2O) dari suatu bahan. Pengurangan kadar air bisa membuat bahan lebih tahan lama karena aktivitas mikroba terhambat. Dehidrasi umumnya dilaksanakan dengan drying(penguapan cairannya), namun pada umumnya drying perlu dilakukan pada suhu yang agak tinggi, sehingga untuk buah-buahan tidak cocok, karena bisa merusak rasa, aroma, dan zat-zat yang terkandung di dalamnya. Perlu dikembangkan cara dehidrasi untuk buah-buahan yang tidak memerlukan pemanasan. salah satunya adalah dehidrasi osmosis. Indonesia kaya akan hasil buah-buahan, sehingga usaha pengawetan buah-buahan perlu mendapat perhatian. 2. Landasan Teori Ada satu jenis membrane yang bersifat semipermeable dalam arti bisa ditembus atau dilewati air namun tidak bisa dilewati oleh zat-zat terlarut dalam air. Perpindahan massa H2O lewat membrane semi permeable disebabkan olehbeda tekanan osmosis H2O. pada larutan dikedua sisi membrane, H2O berpindah dari tekanan osmosis H2O yang tinggi ke rendah. Tekanan osmosis tergantung pada kadar zat tersebut. Makin tinggi kadar zat tersebut maka tekanan osmosis makin tinggi. Jika kadar zat terlarut makin tinggi maka kadar H2O otomatis menjadi rendah, berarti tekanan osmosis H2O larutan pekat makin kecil (hipotonis). Jadi jika ada dua larutan yang berbeda kepekatannya dibatasi oleh membrane semipermeable, maka akan terjadi proses osmosis, yaitu perpindahan massa H2O dari larutan yang encer (hipotonis) ke larutan yang pekat (isotonis) lewat membrane tersebut. Fenomena osmosis ini bisa dimanfaatkan untuk dehidrasi buahbuahan.Dinding sel buah-buahan bersifat semipermeable, dan di dalam sel terdapat larutan (air dan zat-zat terlarut). Jika buah tersebut direndam dalam sel tersebut direndam dalam larutan yang lebih pekat (hipotonis), misal larutan gula pekat, maka akan terjadi transfer massa secara osmsis lewat dinding sel dari sel ke dalam larutan. Akibatnya buah akan mengalami dehidrasi (pengurangan kadar air). Teknologi ni dinamakan dehidrasi osmosis,
8
Penuntun Praktikum Pengantar Teknik Kimia I
larutan gula menjadi encer karena menerima air dari buah, larutan ini bisa dipekatkan kembali dengan penguapan airnya, lalu dapat digunakan kembaliuntuk dehidrasi osmosis. 3. Tujuan Percobaan Mempelajari pengaruh waktu pada proses dehidrasi osmosis untuk membuat grafik hubungan kadar air tersisa dalam buah pada berbagai waktu. 4. Percobaan a. Bahan Bahan yang digunakan adalah buah-buahan, misalnya buah nangka, yang dipotong-potong menjadi bentuk lembaran dan larutan gula dengan kadar sekitar 65% (bisa difariasi) untuk cairan perendam. b. Alat Alat yang digunakan adalah panic perendam yang dilengkapi dengan pengaduk yang diputar lemah yan bertujuan untuk menghomogenkan larutan. Alat analisis air dalam padatan (moisture-meter). c. Jalannya Percobaan Larutan gula dimasukkan ke dalam panic perendam, pengaduk dijalankan dengan kecepatan rendah. Buah nangka yang telah dipotongpotong dimasukkan ke dalam panic perendam, setelah selang waktu tertentu (± 10 menit), diambil contoh potongan buah, lalu dengan cepat dikeringkan dengan kertas tissue, kemudian diukur kadar airnya, kadar air awal buah juga dianalitis. Jumlah larutan perendam juga harus cukup banyak, sehingga kadar air pada larutan perendam praktis tidak berubah. d. Analisis Analisis kadar air pada buah awal ataupun cuplikan pada waktu yang lain dilanjutkan dengan moisture-meter. Jika alat ini tidak tersedia, kadar air dapat diukur dengan gravimetric. Buah ditimbang, lalu dikeringkan dalam oven pada suhu rendah sampai berat tetap kadar air dihitung sebagai : Kadar H2O = = 5. Hasil dan Pembahasan
9
Penuntun Praktikum Pengantar Teknik Kimia I
Dari percobaan diperoleh data kadar air dalam buah pada berbagai waktu dehidrasi osmosis. Dialkukan pembahasan dan penyimpulan.Teori dasar untuk dehidrasi osmosis tersedia di pustaka.
10
Penuntun Praktikum Pengantar Teknik Kimia I
TABEL ASISTENSI NAMA STAMBUK KELOMPOK KELAS ASISTEN JUDUL PENETAPAN
NO
HARI /TGL
: : : : : :
URAIAN
PARAF
KET
Makassar,
(
20
) ASISTEN
11
Penuntun Praktikum Pengantar Teknik Kimia I
PERCOBAAN III PENGATURAN VISKOSITAS LARUTAN PADA BERBAGAI KADAR 1. Pengantar Pabrik kimia memproses banyak sekali bahan dalam bentuk cair.Cairan tersebut perlu ditransport, diaduk, dipanaskan atau didinginkan.Pada proses-proses tersebut ada sifat cairan yang sangat berpengaruh, yaitu viskositas atau kekentalan.Perhitungan peralatan yang berkaitan dengan cairan selalu membutuhkan informasi tentang kekentalan cairan. Study tentang viskositas cairandilakukan cukup mendalam di Teknik Kimia. Jika dua bagian fluida yang berdekatan bergerak dengan kecepatan yang tidak sama, maka antara dua bagian tersebut terjadi gaya gesekan. Gaya gesekan ini yang menghambat gerak fluida yang lebih cepat, namun mempercepat fluida yang lebih lambat. Makin kental fluida, gaya gesekan tersebut akan semakin besar. Kekentalan fluida umumnya dideskripsikan dengan hubungan antara gaya gesekan (shear stress τ)dengan gradient kecepatan ⁄ . Ilmu yang khusus mempelajari hubungan τdengan ⁄ disebut Rheology. ⁄ Newton menganjurkan hubungan sederhana antara τ dengan untuk menyatakan sifat sebagai berikut : =
√
Dengan disebut iskositas (viscosity)dan atuan luas.Fluida yang mengikuti hokum adalah gaya tiap satuan luas. Fluida yang mengikuti hokum Newton disebut fluida Newtonian (Newtonian Fluid), sedangkan yang tidak mengikuti disebut fluida Non-Newtonian.Persamaan Newton tersbut bisa dipakai untuk memperhitungkan gerak fluida berdasarkan viskositasnya. Percobaan ini mencoba mengukur viskositas larutan pada berbagai kadar. 2. Landasan Teori Jika fluida mengalir lewat pipa dengan kecepatan lambat sehingga garis arus tidak berpotongan (aliran laminar), maka distribusi kecepatan aliran fluida mengikuti pola seperti gambar di bawah ini
12
Penuntun Praktikum Pengantar Teknik Kimia I
Fluida bagian tengah bergerak lebih cepat dibandingkan dengan fluida bagian tepi.Timbul gesekan antara dua bagian fluida tengah dan tepi. Gaya gesekan tiap satuan luas pada posisi r dari sumbu meurut hokum Newton adalah : = Hagen-Poiselle berhasil menjabarkan hubungan kecepatan fluida . Misal fluida mengalir pada panjang pipa L, akibat dorongan beda tekanan ΔP. Gaya dorong aliran pada bagian fluida yang berbeda pada jarak kurang dari r, dari sumbu adalah =(ΔP). atau tekanan kali luas. Gaya gesek yang menahan aliran bagian fluida tersebut adalah atau kali luas permukaan. Karena aliran fluida stabil maka kedua gaya tersebut harus sama. (ΔP). = =
r
Berdasarkan hokum Newton diperoleh : = =
r r
Integrasi menghasilkan : =Kecepatan fluida menempel pada dinding adalah nol (tidak ada slip), maka pada r = R, nilai harus 0, diperoleh : 0=C= Distribusi kecepatan aliran diperoleh : =-
+
=-
(
( ) )
Debit aliran (volume/waktu) dapat dihitung berdasarkan distribusi kecepata tersebut, misalnya ditinjau dari bagian fluida bergerak r dari pusat setebal dr,
13
Penuntun Praktikum Pengantar Teknik Kimia I
nilai dr sangat kecil yaitu mendekati 0, debit aliran pada bagian terkecil adalah : = (luas) x (kecepatan) = ∫
=
( )
Dengan integrasi diperoleh debit aliran : ∫
Q=
( )
Q= Jika pipa vertikal dan aliran cairan diakibatkan oleh gaya berat cairan itu sendiri, maka ΔP = , sehingga diperoleh : Q= Q= Jika dua cairan dialirkan dengan gaya berat lewat pipa vertikal yang sama, debit aliran berbanding lurus dengan rapat massanya dan berdanding terbalik dengan viskositasnya. Untuk volume yang sama, waktu yang diperlukan berbanding terbalik denga Q, sehingga perbandingan waktu pengaliran mengikuti persamaan : =
=
Atau, = . Persamaan terakhir dapa digunakan untuk mengukur viskositas cairan dengan dengan membandingkan wakt pengaliran cairan lainnya yang sudah diketahui viskositasnya. 3. Tujuan Percobaan Mengukur viskositas larutan pada berbagai membandingkan waktu pengaliran dengan gaya berat.
kadar
dengan
4. Percobaan a. Bahan Alkohol teknis (C2H5OH) dan air suling (H2O)
14
Penuntun Praktikum Pengantar Teknik Kimia I
b. Alat Alat yang digunakan adalah viscometer dengan prinsip pengukuran waktu pengaliran. c. Jalannya Percobaan Alkohol teknis ditentukan rapat massanya dengan menggunakan pycnometer dan penimbangan, dengan bantuan tabel rapat massa larutan alkohol dapat diketahui kadar alkoholnya. Dibuat 6 larutan alkohol dengan kadar yang berbeda dengan mencampur alkoho teknis dengan air suling dengan perbandingan volume yang berbeda-beda. Rapat massamasingmasing larutan diukur dengan dengan pycnometer dan penimbangan. Setela itu dapat diketahui kadar alkohol pada masing-masing larutan (%massa) dengan tabel rapat massa. Waktu pengaliran pada viscometer untuk air suling dan masing-masing larutan diukur dengan cara sebagai berikut. Cairan dimasukkan ke tendon bawah viscometer , cairan disedot sampai melewati garis di atas tendon atas, lalu sedotan dihentikan dan cairan ditahan dengan menutup lubang atas dengan dengan jari. Lubang dibuka sedikit-sedikit dengan menggeser jari penutup sehingga cairan jatuh tepat di garis atas, seelah itu lubang dibuka dengan melepas jari .saat tersebut dihitung sebagai waktu nol . waku pengaliran adalah waktu sampai permukaan cairan tepat melewati garis di bawah tendon atas. Viskositas air suling pada suhu tersebut dibaca dari pustaka. 5. Hasil dan Pembasan Viskositas masing-masing larutan lalu dihitung dengan membandingkan waktu alirannya dengan waktu alir alir air suling dengan rumus sesuai di landasan teori : = . Selanjutnya dibuat grafik viskositas larutan versus kadar alkohol, lalu dibahas dan disimpulkan serta dibuat persamaan empirisnya.
15
Penuntun Praktikum Pengantar Teknik Kimia I
TABEL ASISTENSI NAMA STAMBUK KELOMPOK KELAS ASISTEN JUDUL PENETAPAN
NO
HARI /TGL
: : : : : :
URAIAN
PARAF
KET
Makassar,
(
20
) ASISTEN
16
Penuntun Praktikum Pengantar Teknik Kimia I
PERCOBAAN IV TETAPAN KESETIMBANGAN REAKSI 1. Pengantar Suatu reaksi kimia memerlukan peninjauan kinetika sekaligus termodinamika.Dari sudut pandang kinetika, diperoleh informasi mengenai kecepatan perubahan kimiawi dan kecepatan produksi atau konsumsi energi yang terkait dengan perubahan kimiawi tersebut. Dengan kata lain, kinetika terkait dengan perubahan-perubahan sebagai fungsi waktu. Di sisi lain, termodinamika membahas sistem-sistem pada kesetimbangan yaitu sistemsistem yang tidak lagi mengalami perubahan netto terhadap waktu. Perhitungan keseimbangan perlu dilakukan pada reaksi-reaksi bolak balik untuk melengkapi perhitungan kinetika sebagai dasar pertimbangan dalam memutuskan usaha-usaha untuk meningkatkan yield proses. Kadangkadang, pertimbangan kinetika berlawanan dengan pertimbangan termodinamika misalnya, kecepatan reaksi akan semakin tinggi pada suhu yang semakin tinggi. Tetapi jika reaksi itu merupakan reaksi eksotermis, maka suhu tinggi akan menurunkan konversi kesetimbangannya. Oleh karena itu, perlu dicari suhu optimum agar dapat dicapai konversi kesetimbangan yang setinggi mungkin dalam waktu yang sesingkat mungkin. 2. Landasan Teori Ditinjau reaksi bolak-balik : A+ B C+D Kriteria dasar untuk kesetimbangan suatu reaksi kimia adalah perubahan energi bebas gibbs yang terkait dengan reaksi tersebut sama dengan nol, atau (Hill, 1977). ∑ Dengan : = perubahan energy bebasgibbs = potensial kimia spesies i = koefisien stoikhiometri spesies i Untuk contoh reaksi di atas, VA= -1 VB= -1 VC=+1 VD=+1 Perubahan energi bebas gibbs pada reaksi yang berjalan isothermal untuk energy bebas gibbs pada reaksi yang berjalan isothermal untuk reaktan dengan
17
Penuntun Praktikum Pengantar Teknik Kimia I
perbandingan stoikhiometris pada kondisi standar. Secara mathematis, perubahan energy bebas gibbs standar dinyatakan sebagai : ∑ Persamaan 2 dikurangkan dengan persamaan 1 menghasilkan : ∑ Potensial kimia dapat dihubungkan dengan aktivitas (a1) sebagai :
Subtitusi persamaan 4 ke persamaan 3 menghasilkan : ∑
[∏
]
Pada kesetimbangan ΔG=0, sehingga : [∏
]
Konstanta kesetimbangan reaksi (K) didefenisikan sebagai : ∏ Untuk contoh reaksi diatas konstanta kesetimbangan reaksi dinyatakan sebagai berikut :
Jika campuran reaksi dapat dianggap larutan ideal, aktivitas bisa didekati dengan konsentrasi, sehingga persamaan 8 dapat dinyatakan sebagai :
Dengan M = perbandingan pereaksi
18
Penuntun Praktikum Pengantar Teknik Kimia I
XAe = konversi pada kondisi setimbang . 3. Tujuan Percobaan a. Menentukan konversi kesetimbangan reaksi esterifikasi asam asetat dengan etanol b. Menentukan nilai ΔH0. 4. Percobaan a. Bahan Asam asetat (CH3COOH) glasial, etanol (C2H5OH) absolute, asam sulfat (H2SO4) 97% sebagai katalisator. b. Alat Pemanas mantel, labu leher tiga, pendingin balik, pengaduk merkuri, motor pengaduk, thermometer, pengaduk sampel. c. Jalannya percobaan Etanol dimasukkan ke dalam labu leher tiga, pemanas mantel dinyalakan hingga mencapai suhu yang lebih tinggi 100C dari suhu reaksi yang diinginkan.Air pendingin dialirkan melalui pendingin balik.Setelah suhu tercapai asam asetat sejumlah tertentu (perbandingan stoikhiometris dengan etanol) dimasukkan ke dalam labu leher tiga. Motor pengaduk dihidupkan dengan kecepatan tertentu diambil sampel ± 5 ml. konsentrasi asam asetat awal ditentukan dengan titrasi volumetric dengan larutan NaOH standar. Volume NaOH yang diperlukan untuk mencapai titik ekivalen titrasi dicatat sebagai volume NaOH awal.Katalisator asam sulfat dengan jumlah tertentu dimasukkan ke dalam labu leher tiga, kembali dilakukan pengambilan sampel untuk mengetahui konsentrasi asam total.V NaOH untuk mencapai titik ekivalen titrasi dicatat sebagai V NaOH total.Thermostat diatur agar suhu reaksi konstan pada suhu yang diinginkan.Reaksi dibiarkan dalam waktu yang cukup lama untuk mencapai kesetimbangan. Pada akhir reaksi dilakukan pengambilan sampel untuk dianalisis kadar asam asetatnya dengan titrasi volumetric dengan menggunakan larutan NaOH standar. V NaOH untuk mencapai titik ekivalen titrasi dicatat sebagai V NaOH akan lebih baik jika percobaan dijalankan dalam 2 rangkaian alat yang beroperasi secara pararel dengan konsentrasi awal yang berbeda. Dari perbandingan hasil
19
Penuntun Praktikum Pengantar Teknik Kimia I
kedua run ini dapat dibuktikan bahwa konstanta kesetimbangan tidak tergantung pada konsentrasi awal reaktan-reaktan. d. Analisis Titrasi volumetric untuk menentukan konsentrasi asam asetat dalam campuran reaksi dilakukan dengan larutan NaOH standar menggunakan indikator phenolphthalein (PP) konversi asam asetat pada keseimbangan (XAe) dihitung sebagai berikut :
Setelah diperoleh XAenilai kesetimbangan reaksi dapat dihitung dalam persamaan 9. 5. Pengolahan Hasil dan Pembahasan a. Data Data percobaan yang perlu dicatat adalah konversi pada kesetimbangan (XAe) setelah diperoleh XAe, konstanta kesetimbangan dihitung berdasarkan persamaan 9 b. Pembahasan Dibahas efek perbedaan konsentrasi awal terhadap nila konstanta kesetimbangan pada suhu tertentu atau reaksi isothermal.
20
Penuntun Praktikum Pengantar Teknik Kimia I
TABEL ASISTENSI NAMA STAMBUK KELOMPOK KELAS ASISTEN JUDUL PENETAPAN
NO
HARI /TGL
: : : : : :
URAIAN
PARAF
KET
Makassar,
(
20
) ASISTEN
21