Penuntun Praktikum Hidrolika
PENUNTUN PRAKTIKUM HIDRAULIKA
JURUSAN SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SILIWANGI TASIKMALAYA
2012
Penuntun Praktikum Hidrolika
Percobaan-1 OSBORNE REYNOLDS
1.1. Pendahuluan Percobaan Osborne Reynolds merupakan suatu eksperimen untuk menentukan sifat aliran, yakni aliran laminer, transisi dan turbulen Penentuan sifat aliran dapat dilakukan melalui pengamatan pada Osborne Reynolds apparatus berdasarkan pada pola gerakan dari zat warna dalam aliran. Zat warna yang dipakai adalah tinta. Jika tinta tersebut bergerak secara teratur dan mempunyai garis alur yang sejajar dan bergerak secara berlapis-lapis maka aliran tersebut adalah aliran laminer. Kemudian jika tinta tersebut bergerak
menyebar atau bergalau, maka aliran tersebut adalah aliran transisi
atau aliran turbulen. Kemudian dari percobaan ini dihitung debit dan kecepatan luida, yang selanjutnya akan digunakan dalam penghitungan bilangan Reynolds (Re). Berdasarkan bilangan Reynolds (Re) tersebut dapat diklasifikasikan sifat-sifat aliran yang telah diamati, baik secara teoritis maupun secara pengamatan (visualisasi).
I.2. Tujuan Percobaan
Mengamati dan mengklasifikasi sifat aliran secara visualisasi berdasarkan pola gerak
zat warna tinta dalam aliran . Menghitung dan mengklasifikasikan sifat aliran secara teoritis Berdasarkan bilangan Reynolds ( Re). Membandingkan
apakah sifat aliran fluida terdapat kecocokkan I kesesuaian
antara pengamatan secara visual dengan pengklasifikasian secara perhitungan (teoritis).
I.3. Peralatan a. Osborne Reynolds aparatus. b. Stop watch. c. Gelas Ukur.
Laboratorium Teknik Sipil
1
Penuntun Praktikum Hidrolika
DYE Reservoir Capacity 20 Cu DYS INJECTOR
WITH TUBE VERTICAL THIS SURFACE MUST BE HORIZONTAL WITH IN
COVER PLATE
STILLING TANK ------1 I 1
BELL MOUIH' DYE INJECTOR IU3E 0·7 mm 1/D
Serial no.on Underside of this flange above opening
12 mm 1/D Sight Tube Td Water Supply 12 mm 1/D Hose x 2 m Long Supplied
TankStand
10 mm 1/D Hose x 2 m Long Supplied 4 Feet 57 mm DIA
Gambaran Umum Peralatan Osborn Reynolds
Laboratorium Teknik Sipil
2
0·
Penuntun Praktikum Hidrolika
d. Thermometer. e. Tinta
1.4. Teori Dasar dan Rumus 1.4.1 Debit Air Perhitungan
besarnya
debit
yang
mengalir
adalah
dengan
menggunakan gelas ukur, dalam selang waktu tertertu: Q = v.t Q = debit aliran (m3/s)
Dimana
V = Volume Air (m 3 ) t = waktu pengukuran (s)
1.4.2 Bilangan Reynolds Bilangan
reynolds
(Re) adalab
suatu
bilangan
tak
berdimensi
yang
menunjukan sifat suatu aliran, dimana bilangan tersebut merupakan kelompok tak berdimensi dari karakteristik
parameter
- parameter
fluida
yaitu
kecepatan
, panjang karakteristik , dan viskositas kinematik. Hubungan dari
parameter tersebut adalah
v.L Re=v Dimana: v = kecepatan (mm/s) v = viskositas kinematik (mm 2/s) L = panjang karakteristik (mm)
Untuk aliran dalam pipa diambil kecepatan rata-rata, sebagai kecepatan karakteristik
Reynolds dan garis tengah pipa D sebagai panjang karakteristik
pipa, sehingga didapat hubungan :
Penuntun Praktikum Hidrolika
3
Penuntun Praktikum Hidrolika
v.D Re=v Dimana: Re = Bilangan reynods V = Kecepatan aliran mm/s) D = Diameter pipa (mm) v = Viskositas kinematik (mm2/s) Bilangan reynolds mempunyai untuk membedakan larniner didefinisikan
sifat
aliran
makna antara lain sebagai perangkat
laminer,
transisi
atau turbulen.
Aliran
sebagai aliran dengan fluida yang bergerak dalam
lapisan-lapisan atau lamina-lamina dengan satu lapisan meluncur secara lancar pada lapisan yang bersebelahan dimana pertukaran momentum terjadi akibat difusi molekular saja. Kecendrungan diredam habis oleh ga.ya-gaya geser
ke arah ketakstabilan viskos
yang
dan turbulensi
memberikan
tahanan
terhadap gerakan relatif lapisan-lapisan fluida yang bersebelahan. Namun , aliran turbulen mempunyai gerakan partikel- pertikel fluida yang sangat tak menentu, dimana pertukaran momentum dalam arah melintang menjadi besar sebagai
akibat difusi turbulen. Sifat
Turbulen secara
pokok aliran yakni
sifat Laminer,
serta posisi relatifnya pada skala yang menunjukkan pentingnya relatif
kecendrungan
turbulens
ditunjukkan oleh bilangan Reynolds.
terhadap kecendnmgan
laminar
Dengan klafikasi
nilai sebagai berikut: R
> 4.000
2 000 < R < 4.000 R
< 2.000
---------------------------------------------------
Sifat aliran turbulen
--------------------------
Si fat ali ran I ami ner
Sifat aliran transisi
1.4.3 Faktor Gesekan Akibat adanya gesekan antara fluida dan dinding fluida akibat aliran fluida maka akan terjadi kehilangan
energi, yang disebut sebagai kehilangan
tinggi tekan yang besamya dinyatakan dalam persamaan Darcy-Weisbanch:
Penuntun Praktikum Hidrolika
4
Penuntun Praktikum Hidrolika
Dimana: hf = kehilangan tinggi tekan (m) f = faktor gesekan L = panjang pipa (m) D = diameter pipa (m) v = kecepatan aliran (m/s) g = percepatan grafitasi (m/s2 ) Harga faktor gesekan (f) berbeda-beda untuk setiap jenis aliran yaitu: a. Untuk aliran laminer menurut Hagen-poiseulle dan Darcy-wcisbach: f = 64 Re b. Uatuk aliran turbulen menurut Blassius : f= 0,316 Re-0,25 Kehilangan energi akibat friksi pada aliran laminer adalah linier terhadap kecepatan, sedangkan pada aliran turbulen kehilangan energi s-:banding dengan eksponcnsial keccpatan.
Viskositas
1.4.4
Di antara semua sifat-sifat fluida , viskositas memerlukan perhatian yang terbesar
dalam
telaahan
tentang
aliran
fluida
.
Sifat
serta
ciri-ciri
viskositas dibahas dalam pasal ini, juga dimensi dan faktor konversi bagi viskositas mutlak. maupun viskositas kinernatik. Viskositas adalah sifat fluida yang menda...'2.ri diberikannya
tahanan terhadap tegangan geser oleh fluida
tersebUL Hukum
viskositas
Newton
menyatakan
bahwa
untuk
laju
perubahan bentuk sudut fluida yang tertentu maka tegangan gesek berbanding lurus dngan viskositas. Gu\a tetes dan ter merupakan contoh cairan yang sangat viskos , air dan udara mempunyai viskositas yang kecil. Penuntun Praktikum Hidrolika
5
Penuntun Praktikum Hidrolika
Viskositas kinematik Viskositas ( Jl) seringkali disebut dengan viskositas mutlak atau viskositas dinamik agar
tidak
rancu
pengertiannya dengan viskositas kinematik ( v ), yang
merupakan perbandingan viskositas terhadap kerapatan massa.
Untuk menaksir kerapatan massa dan viskositas terhadap temperatur dapat dilihat pada tabel-1. 1 dan tabel-1.2 berikut ini.
Tabel- 1.1 : Kerapatan Massa
I
T ρ
‐10 998,15
0 999,87
4 1000
10 999,73
20 998,23
40 992,25
50 998,07
25 0,897
30 0,804
40 0,659
o
100 C 958,4 kg/m3
Tabel 1.2 : Viskositas Kinematik T ρ
0 1,794
5 1,519
10 1,31
20 1,01
o
100 C 0,2 0,3 x10 mm
1.5ProsedurPercobaan I. Air dialirkan dengan debit tertetu = Q 2. Amati profil pada pipa kaca alat Osborne Reynolds, dengan cara mengamati bentuk gerakan sehingga
dari zat warna
diperoleh jenis aliran
(tinta). Atur bukaan kran
laminer , aliran
transisi
dan aliran
turbulen. 3. Menghitung debit air yang mengalir dari alat Osborne Reynolds , dengan cara mengukur volume
air di dalam
gelas
ukur pada selang
waktu
tertentu. 4. Percobaaan diulang
minimal
15 kali dengan
mengambil data untuk
masing-masing sifat aliran :
Penuntun Praktikum Hidrolika
6
Penuntun Praktikum Hidrolika
• Aliran Laminer 5 kali • Aliran Transisi 5 kali • Aliran Turbulen 5 kali 5. Membaca suhu air dalam alat Osborne Reynolds.
L6. Prosedur Perhitungan 1. Hitung debit (Q) yang mengalir. 2. Hitung kecepatan aliran (v). 3. Hitung besamya bilangan Reynolds (Re). 4. Hitung faktor gesekan untukje11is aliran tersebut 5. Bandingkan hasil klasifikasi berdasarkan pengamatan dan teori.
I.7. Lembar Pengamatan Data dan Perhitungan Perhitungan selmuh tahapan percobaan dilakukan dengan memberikan 1 contoh tersebut
untuk
tiap
perhitungan dan jenis
penggunaan
rumus
aliran, kemudian perhitungan
dilakukan secara tabelaris sesuai tabeL
I.8. Grafik dan Kesimpulan I.8.1 Buat Grafik Hubungan Antara l. f Vs Re 2. log f Vs log Re L8.2 Analisa Grafik dan Kesimpulan Buatlah analisa tentang hasil dari analisa grafik pada sub bab 1.8.1
diatas dan berdasarkan gambar
grafik dan hasil
analisa grafik tersebur buatlah suatu kesimpulan secara singkat dan terperinci.
Penuntun Praktikum Hidrolika
7
Penuntun Praktikum Hidrolika
Percobaan - II ALIRAN PADA TATA PIPA KECIL
2.1 Pendahuluan Fluida
yang
mengalir dalam
mengalir memiliki energi,
pipa, energi
cenderung berkurang dan energi
(energy
total
dapat
dan
saat
fluida
tersebut
yang dimilikinya selama pengaliran
hilang.
Gejala ini disebut
kehilangan
losse.,) atau kehilangan tinggi tekan. Ada da macam dari
kehilangan energi, yaitu: a. Mayor losses, yaitu kehilangantinggi tekan akibat
gesekan antara
aliran air dengan dinding pipa. b.Minor
Losses,
yaitu
kehilangan tinggi
tekan
akibat
perubahan
bentuk geometri pipa, misalnya : Penyempitan penampang pipa Pembesaran penampang pipa Tikungan pipa Sambungan pipa.
2.2. Tujuan Percobaan Tujuan percobaan adalah tckan akibat:
untuk mengetahui besamya kehilangan tinggi
a. Gesekan pada pipa (lurus) b. Perubahan p1pa katup.
bentuk
geometriekspansi, dan
kontraksi,
tikungan
2.3. Peralatan Percobaan Peralatan pcrcobaan yang digunakan pada tata pipa berlobang kecil ini terdiri dari susunan
pipa dengan
berbagai
tipe dan
bentuk sebagai berikut:
V1
:Katup sa luran pembuang tanki air.
V2
: Katup pengatur aliran masuk
Penuntun Praktikum Hidrolika
8
Penuntun Praktikum Hidrolika
V 3: Katup pembuangan udara V: Katup isolasi V 5: Katup kontrol aliran keluar (fine) V 6: Katup kontrol aliran keluar (coarse) V 7: Katup manometer 1. Pipa hcin 0 6 mm 2. Pipa licin 0 10 mm 3. Pipa kasar 4. Pipa licin 0 17.5 mm 5. Pengecilan penampang tiba-tiba 6. Pembesaran penampang tiba-tiba 7. Katub bola 8. Elbow 45° 9. Sambungan "Y" 45° 1 0. Katub gerbang 11. Katub bulat 12. In-line Strainer 13. Elbow 90° 14. Bend 90° !5. Sambungan T 90° 16. Tabung pitot static 17. Venturimeter 18. Orifismeter 19. Sampe1 pipa uji 20. Manometer air raksa 1 meter 21. Manometer air 1 meter 22. Tanki pengukur volume 23. Tanki penampung 24. Pompa service 25. Tabung lndikator 26. Switch Power 27. Skrup pengukur volume tanki Penuntun Praktikum Hidrolika
9
Penuntun Praktikum Hidrolika
Penuntun Praktikum Hidrolika
10
Penuntun Praktikum Hidrolika
28. Silinder pengukur 29. Katup pembuang 2.4. Teori Dasar dan Formula 2.4.1. Kehilangan Tinggi Tekan Akibat Gesekan pada Pipa Lurus
Gambar: Gradien hidraulik pada pipa Iurus
Pada
hakekatnya
energi
dalam
saluran terbuka
adalah
tetap
dengan anggapan, bahwa tidak ada energi yang hilang sepanjang saluran. Akan tetapi pada keadaan karena
sebenarnya sulit diperoleh, hal ini disebabkan
adanya gesekan antara air dengan dinding pipa yang menimbulkan
gaya gesek dan energi tahanan. Untuk pipa lurus dengan
diameter D yang tetap,
kehilangan tinggi
tekan akibat gesekan antara aliran dan dinding pipa sepanjang L adalah:
D 2g Dimana: hL = kehilangan tinggi tekan akibat gesekan (m) f
= koefisien gesekan
L
= panjang pipa (m)
D
=diameter pipa (m)
V
= kecepatan aliran (m/s)
Penuntun Praktikum Hidrolika
11
Penuntun Praktikum Hidrolika
g
= pcrcepatan grafitasi (m/s2 ) Persamaan
di
atas
dikenal
dengan
nama
persamaan
Darcy-
Weisbach, dimana f adalah konstanta yang tidak berdimensi yang merupakan fungsi dari bilangan Reynolds (Re) dari aliran dan kekasaran permukaan dalam pipa. 2.4.2.Perbedaan Tinggi Tekan Akibat Ekspansi Tiba-tiba Pada bagian ini tinggi tekan akan dianalisa saluran secara tiba-tiba.
Dimana
kondisinya
akibat
pelebaran dari
ada dua kemungkinan yakni;
dengan kehilangan tinggi tekan dan tanpa kehilangan tinggi tekan. a.Dengan kehilangan tinggi tekan ( he :t: 0 )
Penuntun Praktikum Hidrolika
12
Penuntun Praktikum Hidrolika
dimana: Pt P2 Yt D1 D2 g Y
= tekanan pada piezometer l = tekanan pada piezometer 2 = kecepatan pada titik tinjau 1 = diameter pipa pada titik tinjau 1 = diameter pipa pada titik tinjau 2 = percepatan gravitasi = specific gravity
2.4.3. Perbedaan Tinggi Tekan Akibat Kontraksi Tiba-tiba
Penuntun Praktikum Hidrolika
13
Penuntun Praktikum Hidrolika
b. Tanpa kehilangan tinggi tekan (He= 0)
-2, :.
Gambar : Garis energi pada pipa kontraksi tiba-tiba dengan he= 0 2
1
1 2
1
1 2
dimana: P 1 = tekanan pada piezometer 1 P 2 = tekanan pada piezometer 2 V 1 = kecepatan pada titik tinjau 1 D 1 = diameter pipa pada titik tinjau 1 02
= diameter
pipa pada titik
tinjau 2 g = percepatan gravitasi Cc =koefisien kontraksi y
= specific gravity
Penuntun Praktikum Hidrolika
14
Penuntun Praktikum Hidrolika
2.4.4. Kehilangan Tinggi Tekan
Akibat Tikungan pada Pipa
Kehilangan tinggi tekan yang timbul pada aliran dalam pipa akibat tikungan dibedakan atas dua macam : a.
Kehilangan tinggi tekan akibat perubahan geometri pipa (htB )
dengan koefisien kehilangan tinggi tekan K8. b.
Kehilangan tinggi tekan akibat perubahan geometri pipa dan
gesekan pacta tikungan lingkaran (hLL) dengan koefisien kehilangan tinggi tekan K1.. Secara umum rumus kehilangan energi :
dimana: ht = kehilangan energi akibat tikungan K = koefisien kehilangan tinggi tekan g = percepatan gravitasi V = k.ecepatan aliran Kehilangan tinggi tekan total akibat gsekan dalam pipa ditikungan dan sepanjang pipa yang diamati : h,. = hul + hr dimana: ht 8= kehilangan tinggi tekan akibat perubahan
geometris
ptpa
yang diamati (sama dengan hr pacta pipa lurus) hr = kehilangan tinggi tekan akibat gesekan pacta pipa yang diamati.
Koefisien Kehilangan Tinggi Tekan Akibat Tikungan Dari rumus umum diatas maka dapat diperoleh hubungan: a. Koefisien kehilangan tinggi tekan akibat perubahan geometri pipa (tikungan) (K B) dapat dinyatakan dalam bentuk:
Penuntun Praktikum Hidrolika
15
Penuntun Praktikum Hidrolika
2.4.4. Kehilangan Tinggi Tekan Akibat Tikungan pada Pipa Kehilangan tinggi tekan
yang
timbul
pacta aliran
dalam
pipa
akibat
tikungan dibedakan atas dua macam : a. Kehilangan tinggi tekan akibat perubahan geometri pipa (hLs ) dengan koefisien kehilangan tinggi tekan K8
.
b. Kehilangan tinggi tekan akibat perubahan geometri pipa dan gesekan pacta tikungan lingkaran (hLd dengan koefisien kehilangan tinggi tekan KL. Secara umum rumus kehilangan energi :
dimana: h
= kehilangan energi akibat tikungan
K
= koefisien kehilangan tinggi tekan
g
= percepatan gravitasi
V
= kecepatan ali ran
Kehilangan tinggi tekan total akibat gsekan dalam pipa ditikungan sepanjang pipa yang diamati :
dan
hT = hLB +hi" dimana: ht 8
= kehilangan
tinggi tekan akibat perubahan
geometris
ptpa yang
diamati (sama dengan hr pada pipa lurus) hr
= kehilangan tinggi tekan akibat gesekan pacta pipa yang diamati.
Koefisien Kehilangan Tinggi Tekan Akibat Tikungan Dari rumus umum diatas maka dapat diperoleh hubungan : a. Koefisien kehilangan tinggi tekan akibat perubahan geometri pipa (tikungan) (K n) dapat dinyatakan dalam bentuk:
Penuntun Praktikum Hidrolika
16
Penuntun Praktikum Hidrolika
b. Koefisien kehilangan tinggi tekan akibat perubahan geometri pipa (tikungan) dan gesekan (KL) pada tikungan pipa dapat dinyatakan dalam bentuk :
2
1
2
dimana: R =jari-jari tikungan L = panjang lintasan 2.5.Prosedur Percobaan a. Pada saat tidak ada aliran ketinggian catran dalam piezometer dikalibrasi agar sama tinggi. b. Mengalirkan air ke sirkuit dengan bukaan maksimum. c. Baca dan ukur ketinggian zat cair pada manometer. d. Atur bukaan sirkuit, setiap pemantauan.
minimal
5
kali
percobaan
untuk
2.6. Prosedur Perhitungan a. Hitungan besar debit b. Kehilangan tinggi tekan akibat gesekan pada pipa lurus 1. Hitung h 1(selisih bacaan piezometer), yaitu kehilangan tinggi tekan akibat gesekan pada pipa lurus. 2. Hitung besamya bilangan Reynolds (Re) 3. Hitung besarnya koefisien gesek menurut Balssius 4. Hitung besarnya koefisien gesek menurut Darcy-Weiscbach c. Kehilangan tinggi tekan akibat ekspansi tiba-tiba I. Hitung kecepatan pada titik tinjau 2. Hitung perbedaan tinggi hasil pengukuran 3. Hitung perbedaan tinggi tekan hasil perhitungan dengan adanya kehilangan tinggi tekan (hl 10)
Penuntun Praktikum Hidrolika
17
Penuntun Praktikum Hidrolika
4. Hitung perbedaan tinggi tekan hasil perhitungan tanpa adanya kehilangan tinggi tekan (hl=O). d. Kehilangan tinggi tekan akibat kontraksi tiba-tiba l.Hitung kecepatan pada titik tinjau 2.Hitung perbedaan tinggi tekan hasil pengukuran 3.Cari harga koefisien kontraksi (Cc) 4.Hitung perbedaan tinggi tekan hasil perhitungan dengan adanya kehilangan tinggi tekan 5.Hitung perbedaan tinggi tekan hasil perhitungan tanpa adanya kehilangan tinggi tekan (hl=O).
e. Kehilangan tinggi tekan akibat tikungan: 1. Hitung kecepatan aliran (V) pada tikungan 2. Hitung bilangan Reynolds (Re) 3. Hitung koefisien gesek (f) rnenurut Balssius 4. Hitung kehilangan tinggi tekan total h T selisih bacaan manometer)
(dari
5. Hitung kehilangan tinggi tekan akibat gesekan (hf) 6.
Hitung kehilangan geometri yaitu hLB
tinggi
tekan
akibat
perubahan
7. Hitung K 13 8. Hitung KL
2.7
Lembar Pengamatan Data Pcrhitungan
seluruh
tahapan
percobaan
dilakukan
dengan
rnemberikan satu ccntoh perhitungan dan penggunaan urnus tersebut dari setiap objek percobaan , kemudian perhitungan dilakukan secara tabelaris sesuai dengan data pengamatan .
2.8
Grafik dan Kesimpulan
Penuntun Praktikum Hidrolika
18
Penuntun Praktikum Hidrolika
2 .8.1 Gambar dan Grafik Buat Grafik : 1.
Log hfvs log Q (untuk percobaan pipa lurus)
2.
f vs Re (buat untuk f blassius dan fDarcy-Weisbach (untuk percobaan
pipa lurus). 3. Dengan menggunakan diagram mody cari harga kekasaran relatif dari pipa tersebut (t::/D). (untuk percobaan pipa lurus). 4. Perbedaan tinggi tekan: Perhitungan vs pengukuran akibat ekspansi tiba- tiba dan akibat kontraksi tiba-tiba (dengan adanya kehilangan tinggi tekan . dan tanpa kehilangan tinggi tekan, cantumkanlah kondisi ideal) 5. Untuk tikungan: k vs RID (cantumkan kurva untuk KB dan KL dalam satu grafik).
2.8.2 Analisa Graf!k dan Kesimpulan Buatlah uraian tentang hasil dari analisa grafik pada sub Bab 3.8.1 diatas dan b rdasarkan gambar grafik serta analisa grafik tersebut buatlah suatu kesimpulan secara singkat dan terperinci.
Penuntun Praktikum Hidrolika
19
Penuntun Praktikum Hidrolika
DATA PERCOBAAN OSBORNE REYNOLDS No
t1 (dt)
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
Penuntun Praktikum Hidrolika
t2 (dt)
13 (dt)
1 ratarata (d )
Volum e ( l
Temperatu r (o
Jenis Aliran
20
Penuntun Praktikum Hidrolika
Penuntun Praktikum Hidrolika
21
Penuntun Praktikum Hidrolika
Penuntun Praktikum Hidrolika
22
Penuntun Praktikum Hidrolika
Penuntun Praktikum Hidrolika
23
Penuntun Praktikum Hidrolika
Penuntun Praktikum Hidrolika
24
Penuntun Praktikum Hidrolika
Penuntun Praktikum Hidrolika
25