bank, yaitu intermediation role, payment role, guarantor role, risk
PENTINGNYA EDUKASI NASABAH PERBANKAN UNTUK PEMBANGUNAN EKONOMI YANG BERKELANJUTAN
management role, policy role, savings and investment advisor role, safekeeping role, dan agency role. Dalam konteks intermediation role, perbankan berperan
Oleh sebagai lembaga intermediasi yang mentransformasi dana yang DR. MULIAMAN D. HADAD dihimpun dari masyarakat menjadi kredit yang disalurkan. Secara (Direktur Operasional BNI 46 Pusat)
populer sering dikatakan bahwa bank merupakan perantara antara pihak yang memiliki kelebihan (surplus) keuangan dengan
I. PERANAN BANK DALAM PEREKONOMIAN pihak yang mengalami kekurangan (deficit) atau membutuhkan Sebelum membahas secara lebih mendalam tentang edukasi nasabah perbankan, ada baiknya terlebih dahulu kita tinjau kembali peranan bank dalam perekonomian. Hal ini penting karena pemahaman yang lebih baik tentang peranan bank dalam perekonomian akan memudahkan kita untuk melihat secara lebih jernih arti penting edukasi nasabah untuk pembangunan ekonomi
keuangan. Dengan intermediation role ini, bank menjadi sumber pembiayaan bagi perekonomian. Di negara sedang berkembang, termasuk Indonesia, peranan bank dalam perekonomian menjadi semakin lebih penting mengingat alternatif pembiayaan, baik yang berasal dari pasar modal maupun dari pasar keuangan lainnya, belum sepenuhnya berkembang.
yang berkelanjutan. Setelah membahas arti penting edukasi nasabah perbankan, pada bagian akhir orasi ini akan dijelaskan secara singkat tentang program edukasi nasabah perbankan di Indonesia, serta peranan perguruan tinggi dalam rangka edukasi nasabah tersebut.
dalam perekonomian. Pembahasan yang cukup lengkap antara ditemukan
terhadap barang dan jasa atas nama nasabah melalui penerbitan dan kliring cek, serta jasa transfer dan pertukaran uang kertas dan koin. Peranan ini juga sangat penting bagi perekonomian karena pelaku ekonomi sangat memerlukan kemudahan dan kenyamanan
Telah banyak para ahli yang membahas peranan bank
lain
Dalam rangka payment role, bank melakukan pembayaran
dalam
Rose
dan
Hudgins
(2005)
yang
menyebutkan 8 (delapan) jenis peranan yang dapat dimiliki oleh
Pentingnya Edukasi Nasbah Perbankan (Muliaman)
1
dalam bertransaksi. Tanpa jasa pembayaran oleh perbankan sukar untuk membayangkan bahwa pelaku ekonomi harus membawa sendiri setumpukan uang dalam melakukan transaksi, atau benarbenar harus mengirimkan fisik uang apabila ingin menyelesaikan
2
Pentingnya Edukasi Nasbah5Perbankan Dimensia, Volume Nomor 2,(Muliaman) Mei 2008
kewajiban keuangan kepada pihak lain. Dengan menjalankan
kompetitif (competitive advantage) dalam bidang pengelolaan
payment role, bank berperan besar dalam menjaga kelancaran
risiko. Para pelaku ekonomi yang sedang kesulitan dalam
roda perekonomian.
mengatasi berbagai jenis risiko usaha dapat menghubungi bank
Bank juga dapat berperan sebagai guarantor (penjamin).
untuk mendapatkan jasa konsultasi atau untuk menggunakan
Hal ini antara lain terlihat pada pelaksanaan berbagai proyek
berbagai jenis instrumen keuangan yang disediakan dalam rangka
dimana bank sering diminta menjadi guarantor. Atas permintaan
mitigasi risiko, seperti swap, forward, future dan option.
nasabah, bank akan menerbitkan garansi, baik untuk tender (bid
Peranan penting berikutnya yang dapat dimainkan oleh
guarantee) maupun untuk pelaksanaan proyek (performance
bank dalam perekonomian adalah policy role. Bank menjalankan
guarantee). Begitu pula, dalam rangka perdagangan internasional,
policy role dengan bertindak sebagai channel dalam penerapan
nasabah juga dapat meminta bank menerbitkan letter of credit
berbagai
(L/C) agar transaksi ekspor impor dapat terlaksana dengan baik.
meningkatkan pertumbuhan ekonomi atau untuk mewujudkan
Garansi atau jaminan yang diberikan oleh bank sangat besar
target-target sosial tertentu yang masih terkait dengan kemajuan
maknanya dalam mendorong kelancaran kegiatan perekonomian.
perekonomian. Sebagai contoh, kebijakan pemerintah/otoritas di
Pada sisi lain, dengan adanya garansi tersebut maka kredibilitas
bidang perekonomian moneter umumnya ditransmisikan melalui
dan reputasi pihak yang dijamin juga akan semakin meningkat.
perbankan (Saunders dan Lange, 1996). Selain itu, untuk
kebijakan
pemerintah
yang
ditujukan
untuk
Salah satu peranan penting bank yang sulit ditandingi oleh
memajukan usaha mikro, kecil dan menengah tidak jarang bank
kegiatan usaha lainnya adalah sebagai pengelola risiko (risk
diminta untuk memberikan subsidi, kemudahan atau fasilitas
management role). Bisnis perbankan adalah bisnis risiko, dan
khusus. Agar kebijakan pemerintah di bidang perekonomian
dengan
seperti ini dapat efektif, maka dukungan dari bank sangat
mengelola
risiko,
bank
dapat
terus
hidup
dan
menghasilkan laba. Bahkan, seperti yang dikatakan oleh Bessis
diperlukan.
(2002), bank merupakan suatu mesin risiko (risk machine) yang
Sementara itu, bank juga memiliki beberapa peran lainnya
menjadikan risiko sebagai input, mengolahnya dan kemudian
yang
mengintegrasikannya ke dalam produk dan jasa yang dihasilkan.
bersinggungan
Dengan melakukan aktivitas tersebut bank memiliki keunggulan
Termasuk
Pentingnya Edukasi Nasbah Perbankan (Muliaman)
3
4
juga
cukup
penting
dengan
dalam
hal
namun
kemajuan ini
adalah
tidak
secara
langsung
perekonomian
nasional.
peran
bank
Pentingnya EdukasiVolume Nasbah5Perbankan Dimensia, Nomor 2,(Muliaman) Mei 2008
sebagai
savings/investment advisor role, safekeeping/certification of value
lainnya. Dengan demikian, tanpa dukungan dana nasabah, usaha
role, dan agency role. Dalam kaitannya dengan savings/investment
perbankan tidak akan maju dan berkembang.
advisor role, bank dapat menyediakan jasa konsultasi kepada
Bank adalah lembaga kepercayaan. Setelah menyimpan
nasabah untuk penyusunan rencana penggalangan tabungan dan
uangnya di bank, kebanyakan nasabah mempercayakan begitu
investasi. Sementara itu, dengan safekeeping/certification of value
saja kepada bank untuk mengelola uangnya sedemikian rupa agar
role, bank dapat berperan menjaga benda-benda berharga milik
memberikan keuntungan, baik dalam bentuk bunga atau bagi
nasabah dan melakukan sertifikasi atas nilainya. Terakhir, dengan
hasil, dengan harapan pada saat diperlukan uangnya dapat ditarik
agency role, bank dapat bertindak atas nama nasabah dalam
kembali secara utuh. Proses seperti ini, dari segi agency theory,
mengelola dan melindungi asset nasabah, serta dalam penerbitan
rawan terhadap moral hazard
surat-surat berharga.
ketat, maka bank sebagai agent (yang melaksanakan amanat)
1
Apabila tidak dimonitor secara
dapat saja memiliki kepentingan lain yang mungkin tidak sejalan dengan kepentingan nasabah sebagai principal (yang memberi
II. KARAKTERISTIK KHUSUS USAHA PERBANKAN
amanat).
Karena
tidak
setiap
individu
nasabah
memiliki
Setelah mengetahui luasnya peranan yang dapat dimainkan
kemampuan untuk melakukan sendiri monitoring dan kalaupun
oleh bank dalam perekonomian, selanjutnya akan dikemukakan
tetap dipaksakan akan menimbulkan biaya yang besar (costly),
beberapa
maka dalam prakteknya monitoring dan pengawasan terhadap
karakteristik
khusus
yang
melekat
pada
usaha
perbankan. Karakteristik khusus tersebut perlu dipahami dengan
perbankan dipercayakan saja kepada lembaga yang berwenang. Dalam
baik untuk dapat mengetahui alasan tentang mengapa edukasi
mungkin
nasabah perbankan sangat diperlukan. Usaha perbankan sangat tergantung pada sumber dana
berhubungan
menghadapi
dengan
permasalahan 2
(asymmetric information) .
bank,
nasabah
kesenjangan
sangat
informasi
Bank biasanya tahu banyak tentang
nasabah. Oleh karena itu, usaha perbankan sering disebut sebagai usaha yang highly leveraged dimana perbandingan antara hutang dengan modalnya sangat tinggi dibandingkan dengan jenis usaha
1
Untuk penjelasan yang lebih lengkap tentang moral hazard di perbankan, lihat misalnya Prescott (1999) dan Boyd et al. (2002). 2
Mengenai asymmetric information di perbankan, lihat antara lain Sinkey (1989) dan White (2002). Pentingnya Edukasi Nasbah Perbankan (Muliaman)
5
6
Pentingnya Edukasi Nasbah (Muliaman) Dimensia, Volume 5 Perbankan Nomor 2, Mei 2008
berbagai informasi yang terkait dengan dana yang diterimanya
perbankan juga dituntut untuk transparan dalam menjelaskan
dari nasabah termasuk penggunaannya, sedangkan informasi
setiap jenis produk dan jasa yang ditawarkan kepada masyarakat
yang dimiliki oleh nasabah umumnya sangat terbatas. Hal ini
luas. Dengan cara demikian nasabah akan terlindungi, dan bank
cukup ironis mengingat mayoritas sumber dana bank berasal dari
akan memiliki kepastian berusaha yang lebih jelas.
nasabah penabung/penyimpan. Kesenjangan informasi ini hanya
Edukasi nasabah perbankan penting dilakukan karena
dapat di atasi dengan meningkatkan keterbukaan oleh bank, baik
tingkat pengetahuan dan pemahaman masyarakat tentang fungsi
keterbukaan di bidang pelaporan keuangan maupun keterbukaan
dan peran bank serta produk dan jasa perbankan dewasa ini
informasi tentang produk dan jasa yang ditawarkan.
masih belum memadai. Di beberapa daerah yang belum terjamah oleh kemajuan pembangunan, masyarakat mungkin masih enggan untuk berhubungan dengan bank, dan kalaupun berhubungan, produk dan jasa yang digunakan juga masih sangat terbatas.
III. PENTINGNYA EDUKASI NASABAH PERBANKAN
Bahkan di negara maju pun seperti yang dikemukakan oleh Rose Edukasi nasabah perbankan merujuk pada pemberian
dan Hudgins (2005), masih ada segelintir orang yang merasa takut
informasi dan pemahaman kepada nasabah tentang fungsi dan
dan tertekan untuk berhubungan dengan bank. Oleh karena itu,
kegiatan usaha bank, serta produk dan jasa yang ditawarkan bank.
peningkatan ketertarikan masyarakat terhadap perbankan (bank-
Edukasi tersebut sangat diperlukan untuk mendukung kesetaraan
minded and awareness) melalui edukasi nasabah sangat perlu
hak dan kewajiban antara nasabah sebagai konsumen produk dan
diprioritaskan.
jasa perbankan dengan bank sebagai pelaku usaha yang
Perkembangan pesat di bidang teknologi informasi dan
menyediakan produk dan jasa kepada nasabah. Pemberian
berbagai kemajuan di bidang keuangan lainnya telah mendorong
edukasi yang memadai dapat mencegah terjadinya sengketa
berkembang luasnya inovasi keuangan (financial innovation).
hukum antara bank dan nasabah di kemudian hari.
Sebagai industri terpenting dalam bidang keuangan, inovasi
Pada dasarnya nasabah perlu memahami secara baik
keuangan berdampak langsung pada perbankan, yang antara lain
produk dan jasa perbankan yang akan digunakan, termasuk
ditandai oleh munculnya berbagai produk dan jasa atau instrumen
tingkat risiko yang akan dihadapi (risk awareness). Sebaliknya,
keuangan yang baru (Obay, 2000). Tanpa diiringi oleh pemberian
Pentingnya Edukasi Nasbah Perbankan (Muliaman)
7
8
Pentingnya EdukasiVolume Nasbah5Perbankan Dimensia, Nomor 2,(Muliaman) Mei 2008
edukasi yang memadai, nasabah akan mengalami kesulitan dalam
Mengingat potensi sengketa hukum antara bank dan
memahami produk dan jasa perbankan yang baru muncul
nasabah selalu ada, maka edukasi nasabah perbankan perlu
tersebut.
karena
dilengkapi dengan penjelasan tentang ketersediaan sarana
perkembangan pesat di bidang teknologi informasi juga dapat
pengaduan dan mekanisme penyelesaian sengketa dengan bank.
mendorong peningkatan kejahatan perbankan.
Dengan mengetahui secara jelas sarana dan mekanisme ini, maka
Pemberian
edukasi
juga
diperlukan
Usaha perbankan sangat rentan terhadap perkembangan
pengaduan nasabah diharapkan dapat segera ditindaklanjuti.
lingkungan eksternalnya. Selain itu, dengan semakin terintegrasi
Begitu pula penyelesaian sengketa diharapkan akan lebih mudah
perekonomian Indonesia dengan perekonomian internasional,
dilakukan
maka semakin cepat pula usaha perbankan di dalam negeri
penyelesaian kesalahpahaman antara bank dan nasabah akan
terpengaruh oleh gejolak yang terjadi di dunia internasional.
merugikan kedua belah pihak dan meningkatkan risiko reputasi
Dalam perekonomian yang semakin terbuka tersebut, krisis atau
bank.
dan
tidak
memakan
waktu.
Berlarut-larutnya
permasalahan yang dihadapi oleh suatu negara dapat menjalar ke
Dalam jangka panjang, edukasi nasabah yang memadai
negara lain (contagion effect). Contoh yang paling mutakhir adalah
akan meningkatkan kesetiaan nasabah (customer royalty) terhadap
krisis sub-prime mortgage investment yang melanda Amerika
bank, sekaligus akan meningkatkan kepercayaan masyarakat
Serikat dan sejumlah negara lainnya, yang ternyata juga berimbas
terhadap sistem perbankan yang berlaku. Tingginya kepercayaan
3
nasabah terhadap sistem perbankan akan memberi peluang yang
Kenyataan ini mengisyaratkan perlunya nasabah diberi edukasi
besar kepada bank untuk terus menghimpun dana nasabah guna
perbankan yang memadai agar terhindar dari risiko kerugian
disalurkan dalam bentuk kredit untuk mendukung kegiatan
karena gejolak ekonomi internasional yang berdampak terhadap
perekonomian.
kepada
perbankan
Indonesia
meskipun
tidak
signifikan.
perbankan domestik.
Pembangunan ekonomi yang diidam-idamkan adalah pembangunan
ekonomi
yang
berkelanjutan.
4
Dengan
3
Pembahasan tentang dampak krisis sub-prime mortgage terhadap industri perbankan Indonesia dapat dilihat pada Kajian Stabilitas Keuangan (KSK) No.9, September 2007 (http://www.bi.go.id/NR/rdonlyres/98EB2B5D-604D-4C03-A7F0DE9DBD9929D9/7713/KSKNo9September2007.pdf)
Pentingnya Edukasi Nasbah Perbankan (Muliaman)
9
4
Pembangunan yang berkelanjutan sangat diperlukan untuk mewujudkan tujuan Negara Republik Indonesia sebagaimana tercantum dalam Pembukaan UUD Tahun 1945. Lihat pula Undang Undang No.17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-2025.
10
Pentingnya EdukasiVolume Nasbah5Perbankan Dimensia, Nomor 2,(Muliaman) Mei 2008
pembangunan
ekonomi
yang
berkelanjutan,
akan
terbuka
Untuk
mendukung
program
edukasi
nasabah
telah
lapangan kerja yang cukup sehingga dapat mengurangi tingkat
diterbitkan dokumen ”Cetak Biru Edukasi Masyarakat di Bidang
kemiskinan.
yang
Perkembangan” oleh Kelompok Kerja Edukasi Masyarakat di
kegiatan
Bidang Perbankan (2007) yang antara lain berisikan pola strategi
Mengingat
berkelanjutan
tersebut
penghimpunan
dana
pembangunan sangat
ekonomi
tergantung
masyarakat
oleh
pada
perbankan,
maka
jangka pendek dan jangka panjang. Pola strategi jangka pendek
pemberian edukasi nasabah perbankan merupakan hal yang
antara lain mencakup:
sangat penting dilakukan dan tidak dapat ditawar-tawar lagi.
Melaksanakan awareness
program
terhadap
edukasi
untuk
kelembagaan,
meningkatkan
produk
dan
jasa
perbankan, hak dan kewajiban nasabah, aspek kehati-hatian
IV. EDUKASI NASABAH PERBANKAN DI INDONESIA
dalam melakukan transaksi keuangan (risk awareness), serta Masalah edukasi nasabah perbankan di Indonesia telah
sarana
mendapat perhatian tersendiri karena terkait dengan Pilar 6 Arsitektur Perbankan Indonesia (API), yaitu tentang Peningkatan
dan
mekanisme
pengaduan
atau
penyelesaian
permasalahan dengan perbankan.
Melaksanakan
program
edukasi
untuk
meningkatkan
Perlindungan dan Pemberdayaan Nasabah. Pilar 6 ini kemudian
awareness terhadap kelembagaan serta produk dan jasa
diterjemahkan ke dalam 4 (empat) program prioritas, yaitu (1)
perbankan syariah dalam rangka meningkatkan pangsa pasar
penyusunan
perbankan syariah.
mekanisme
pengaduan
nasabah
di
bank,
(2)
pembentukan lembaga mediasi independen, (3) penyusunan
Melaksanakan
program
edukasi
untuk
meningkatkan
standar transparansi informasi produk perbankan, dan (4) edukasi
awareness terhadap kelembagaan bank perkreditan rakyat
nasabah.
(BPR) dan meningkatkan citra BPR di masyarakat.
Program
pertama
dan
kedua
ditujukan
untuk
menyelesaikan permasalahan yang telah terjadi antara bank
Melaksanakan program edukasi kepada masyarakat luas
dengan nasabah, sedangkan program ketiga dan keempat
tentang tindak kejahatan yang menggunakan produk dan jasa
ditujukan untuk mencegah timbulnya permasalahan antara bank
perbankan dalam upaya mencegah kemungkinan timbulnya
dengan nasabah.
kerugian pada masyarakat.
Pentingnya Edukasi Nasbah Perbankan (Muliaman)
11
12
Pentingnya EdukasiVolume Nasbah5Perbankan Dimensia, Nomor 2,(Muliaman) Mei 2008
Melaksanakan
program
edukasi
untuk
meningkatkan
pemahaman penggunaan instrumen sistem pembayaran non
bank sehingga masyarakat dapat lebih bijaksana dalam
tunai secara aman.
menentukan pilihan aktivitas perbankannya.
Sementara itu, pola strategi jangka panjang antara lain
V. PERANAN
mencakup:
TINGGI
DALAM
EDUKASI
NASABAH PERBANKAN
media
masyarakat
PERGURUAN
Memperluas cakupan wilayah edukasi melalui kerjasama dengan
Meningkatkan pemahaman masyarakat mengenai kinerja
massa
terhadap
untuk
meningkatkan
kelembagaan,
produk
awareness dan
jasa
Perguruan tinggi dapat memainkan peranan penting dalam edukasi nasabah perbankan. Peranan tersebut dapat dilakukan
perbankan.
antara lain dengan mengajarkan materi tentang perbankan dalam
Memperluas dan mengintensifkan program edukasi melalui
kegiatan
integrasi program edukasi dengan kurikulum sekolah maupun
berbagai seminar dan diskusi tentang perbankan. Tidak kalah
penyempurnaan dan pengkinian materi mengenai uang dan
pentingnya adalah riset-riset yang dilakukan oleh perguruan
bank yang sudah terdapat dalam kurikulum sekolah saat ini
tinggi. Riset-riset tersebut, termasuk riset yang berkaitan dengan
dengan cara memanfaatkan jalur pendidikan formal mulai dari
program edukasi nasabah perbankan, akan menjadi masukan
sekolah dasar (SD) sampai dengan sekolah lanjutan tingkat
berharga bagi para pelaku ekonomi serta pengambil kebijakan di
atas (SLTA).
bidang ekonomi dan perbankan,
perkuliahan
ataupun
dengan
menyelenggarakan
Meningkatkan cakupan program, sasaran dan wilayah edukasi
Perguruan tinggi juga dapat memainkan peranannya
melalui kerjasama dengan pihak-pihak terkait baik formal
melalui perantaraan alumni yang dihasilkannya. Sebagian dari
mauapun non formal.
alumni akan menjadi tenaga pengajar dan sebagian lain akan
Meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap fungsi,
menjadi pelaku ekonomi atau pengambil kebijakan di bidang
peran
baik
ekonomi dan perbankan. Apapun jabatan yang dipangku oleh
mendukung
para alumni, mereka tetap dapat membantu pelaksanaan edukasi
dan
konvensional
kelembagaan
bank
maupun
syariah
umum
dan
dalam
BPR
perekonomian nasional.
Pentingnya Edukasi Nasbah Perbankan (Muliaman)
nasabah perbankan sesuai dengan latar belakang pendidikan dan
13
14
Pentingnya EdukasiVolume Nasbah5Perbankan Dimensia, Nomor 2,(Muliaman) Mei 2008
pengalaman masing-masing. Oleh karena itu, dengan membekali
terus menerus menggali dan menghimpun dana masyarakat untuk
para mahasiswa di bangku kuliah, perguruan tinggi sebenarnya
disalurkan dalam bentuk kredit guna mendukung pembangunan
ikut berperan aktif dalam edukasi nasabah perbankan.
ekonomi yang berkelanjutan. Perguruan tinggi juga dapat berperan besar dalam pemberian edukasi terhadap nasabah perbankan.
VI. KESIMPULAN
Bank memegang peranan penting dalam perekonomian. Dalam kenyataannya, peranan penting tersebut sangat tergantung pada dukungan dan kerjasama dari nasabah. Namun demikian, beberapa karakteristik khusus yang melekat pada bank juga berpotensi menimbulkan kerugian pada nasabah. Oleh karena itu, pemberian edukasi bagi nasabah perbankan merupakan suatu hal yang sangat penting dilakukan. Dengan pemberian edukasi yang memadai, nasabah akan dapat memahami secara lebih baik fungsi dan
kegiatan
usaha
bank
serta
produk
dan
jasa
yang
ditawarkannya, termasuk tingkat risiko yang melekat pada produk dan jasa tersebut. Sebagai bagian penting dari kegiatan edukasi nasabah, bank harus menjelaskan secara transparan produk dan jasa
yang
ditawarkannya
untuk
menghindarkan
terjadinya
perselisihan antara bank dan nasabah di kemudian hari. Pada gilirannya, pemberian edukasi perbankan yang memadai akan meningkatkan kepercayaan nasabah terhadap bank, sekaligus terhadap sistem perbankan nasional. Tingginya kepercayaan nasabah terhadap sistem perbankan memungkinkan bank untuk
Pentingnya Edukasi Nasbah Perbankan (Muliaman)
15
16
Pentingnya EdukasiVolume Nasbah5Perbankan Dimensia, Nomor 2,(Muliaman) Mei 2008
Rose, P.S., dan Hudgins, S.C. (2005), Bank Management & Financial Services, McGraw Hill, New York.
DAFTAR PUSTAKA
Bank Indonesia (2007), Kajian Stabilitas Keuangan (KSK) No.9, September 2007 (http://www.bi.go.id/NR/rdonlyres/98EB2B5D-604D4C03-A7F0-DE9DBD9929D9/ 7713/KSKNo9September2007.pdf) Bessis, J. (2002), Risk Management in Banking, Second Edition, John Wiley & Sons, Ltd, New York.
Saunders, A. dan Lange, H. (1996), Financial Institutions Management: A Modern Perspective, Irwin, Sydney. Sinkey, J.F., Jr. (1989), Commercial Bank Financial Management in the Financial Services Industry, Third Edition, Macmillan Publishing Company, New York. White,
L.J. (2002),”Bank Regulation in the United States: Understanding the Lessons of the 1980s and 1990s”, Japan and the World Economy, Vol. 14, No. 2, April, pp. 137-154.
18
Pentingnya EdukasiVolume Nasbah5Perbankan Dimensia, Nomor 2,(Muliaman) Mei 2008
Boyd, J.H., Chang, C. dan Smith, B.D. (1998), “Moral Hazard under Commercial and Universal Banking”, Journal of Money, Credit, and Banking, Vol. 30, No. 3, Part 2, August, pp. 426-468. Golin, J. (2001), The Bank Credit Analysis Handbook – A Guide for Analysts, Bankers and Investors, John Wiley & Sons, New York. Kelompok Kerja Edukasi Masyarakat di Bidang Perbankan (2007), Cetak Biru Edukasi Masyarakat di Bidang Perbankan. Obay, L. (2000), Financial Innovation in the Banking Industry: The case of Asset Securitization, dalam Stuart Bruchey (editor), Garland Studies on the Financial Sector of the American Economy, Garland Publishing, Inc, New York, 2000. Prescott, E.S. (1999), “A Primer on Moral-Hazard Models”, Economic Quarterly, Federal Reserve Bank of Richmond, Vol. 85, No. 1, Winter, pp. 47-70. Republik Indonesia, Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-2025.
Pentingnya Edukasi Nasbah Perbankan (Muliaman)
17