Ichsani, Pentingnya Aktivitas Luar Kelas
81
PENTINGNYA AKTIVITAS LUAR KELAS Ichsani Program Studi Ilmu Keolahragaan FIK Universitas Negeri Makassar Jln. Wijaya Kusuma Raya No.14, Kampus Banta-bantaeng Kode Pos 90222, Tlp. (0411) 872602
Abstract: Pentingnya Aktivitas Luar Kelas. Aktivitas luar kelas merupakan aktivitas luar yang berisi kegiatan di luar kelas/kampus dan di alam bebas lainnya, seperti: bermain di lingkungan kampus, taman, perkampungan pertanian/nelayan, berkemah, dan kegiatan yang bersifat kepetualangan, serta pengembangan aspek pengetahuan yang relevan. Aktivitas luar kelas diartikan sebagai aktivitas yang berlangsung di luar kelas yang melibatkan pengalaman yang membutuhkan partisipasi seseorang untuk mengikuti tantangan petualangan yang menjadi dasar dari aktivitas luar kelas seperti hiking, mendaki gunung, camping dll. Aktivitas luar kelas mengandung filosofi, teori dan praktis dari pengalaman dan aktivitas lingkungan. Aktivitas luar kelas bertujuan agar seseorang dapat beradaptasi dengan lingkungan dan alam sekitar dan, mengetahui pentingnya keterampilan hidup dan pengalaman hidup di lingkungan dan alam sekitar, dan memiliki memiliki apresiasi terhadap lingkungan dan alam sekitar. Kompetensi yang dapat diperoleh dari aktivitas luar kelas adalah: Seseorang dapat beradaptasi dengan lingkungan dan alam sekitar, Seseorang mengetahui pentingnya keterampilan hidup dan pengalaman hidup di lingkungan dan alam sekitar, Seseorang memiliki apresiasi terhadap lingkungan dan alam sekitar. Kata kunci: Aktivitas, Luar Kelas.
Aktivitas Luar Kelas sebagai pilar pembentukan karakter belajar. Kejenuhan pengembangan di dalam ruangan turut memberikan dorongan berkembangnya konsep aktivitas di luar kelas. Aktivitas dalam ruangan yang bersifat kaku dan formalitas dapat menimbulkan kebosanan, termasuk juga kejenuhan terhadap rutinitas di kampus. Aktivitas luar kelas dijadikan sebagai alternative baru dalam meningkatkan pengetahuan dalam pencapaian kualitas manusia. Alam sebagai media aktivitas adalah suatu sarana efektif untuk meningkatkan pengetahuan dan mengembangkan pola pikir serta sikap mental positif seseorang. Konsep belajar dari alam adalah mengamati fenomena secara nyata dari lingkungan dan memanfaatkan apa yang tersedia di alam sebagai sumber belajar. Aktivitas luar kelas merupakan aktivitas luar kampus yang berisi kegiatan di luar kelas/kampus dan di alam bebas lainnya, seperti: bermain di lingkungan kampus, taman, perkampungan pertanian/nelayan, berkemah, dan kegiatan yang bersifat kepetualangan, serta pengembangan aspek pengetahuan yang relevan (Arief Komarudin, 2007). Aktivitas luar kelas tidak sekedar memindahkan
pelajaran ke luar kelas, tetapi dilakukan dengan mengajak seseorang menyatu dengan alam dan melakukan beberapa aktivitas yang mengarah pada terwujudnya perubahan perilaku seseorang terhadap lingkungan melalui tahap-tahap penyadaran, pengertian, perhatian, tanggungjawab dan aksi atau tingkah laku. Aktivitas luar kelas dapat berupa permainan, cerita, olahraga, eksperimen, perlombaan, mengenal kasus-kasus lingkungan di sekitarnya dan diskusi penggalian solusi, aksi lingkungan, dan jelajah lingkungan (Vincencia S, 2006). PEMBAHASAN Aktivitas luar kelas diartikan sebagai aktivitas yang berlangsung di luar kelas yang melibatkan pengalaman yang membutuhkan partisipasi seseorang untuk mengikuti tantangan petualangan yang menjadi dasar dari aktivitas luar kelas seperti hiking, mendaki gunung, camping dll. Aktivitas luar kelas mengandung filosofi, teori dan praktis dari pengalaman dan aktivitas lingkungan. Priest (1986) dalam Tri IL (2008: 5) menyatakan “Outdoor education is, an experimential method of learning by doing, which takes
81
82 Jurnal ILARA, Volume I, Nomor 2, Desember 2010, hlm. 81 -86 Ichsani, Pentingnya Aktivitas Luar Kelas
place primarily through exposure to the out-of-doors. In outdoor education, the emphasis for the subject of learning is placed on RELATIONSHIP: relationship concerning human and natural resources”. Aktivitas luar kelas bertujuan agar seseorang dapat beradaptasi dengan lingkungan dan alam sekitar dan, mengetahui pentingnya keterampilan hidup dan pengalaman hidup di lingkungan dan alam sekitar, dan memiliki memiliki apresiasi terhadap lingkungan dan alam sekitar. Pendekatan Out-door learning menggunakan setting alam terbuka sebagai sarana. Proses pembelajaran menggunakan alam sebagai media dipandang sangat efektif dalam knowledge management dimana setiap orang akan dapat merasakan, melihat langsung bahkan dapat melakukannya sendiri, sehingga transfer pengetahuan berdasarkan pengalaman di alam dapat dirasakan, diterjemahkan, dikembangkan berdasarkan kemampuan yang dimiliki. Pendekatan ini mengasah aktivitas fisik dan sosial seseorang dimana seseorang akan lebih banyak melakukan kegiatan-kegiatan yang secara tidak langsung melibatkan kerjasama antar teman dan kemampuan berkreasi. Aktivitas ini akan memunculkan proses komunikasi, pemecahan masalah, kreativitas, pengambilan keputusan, saling memahami, dan menghargai perbedaan. (http://www.plbjabar.com). Beberapa konsep yang melandasi pendekatan Out-door learning: (1). Aktivitas selama ini tidak menempatkan seseorang sebagai subjek. (2). Setiap seseorang berkebutuhan khusus dan unik. Mereka mempunyai kelebihan dan kekurangan, sehingga proses penyeragaman dan penyamarataan akan membunuh keunikan seseorang. Keunikan seseorang yang berkebutuhan khusus harus mendapat tempat dan dicarikan peluang agar seseorang dapat lebih berkembang. (3). Usia seseorang merupakan usia yang paling kreatif dalam hidup manusia, namun dunia aktivitas kurang memberikan kesempatan bagi pengembangan kreativitas. Sedangkan elemen-elemen yang perlu diperhatikan dalam pendekatan Out door learning adalah: (1). Alam
82
terbuka sebagai sarana kelas, (2).Berkunjung ke objek langsung, (3). Unsur bermain sebagai dasar pendekatan, (4). Dosen harus mempunyai komitmen. Disamping elemen di atas ada alasan mengapa metode pendekatan outdoor learning dipakai sebagai pengembangan karakter seseorang, yaitu : (1). Metode ini adalah sebuah simulasi kehidupan kompleks menjadi sederhana, (2). Metode ini menggunakan pendekatan metode belajar melalui pengalaman, (3). Metode ini penuh kegembiraan karena dilakukan dengan permainan. a. Lingkungan Sebagai Sumber Belajar Lahirnya konsep aktivitas di alam adalah manifestasi dari aktivitas di luar ruangan. Alam sebagai media belajar merupakan solusi ketika terjadi kejenuhan atas metodologi aktivitas di dalam kelas. Dari pemikiran inilah Walt Whitmant mencoba memperbaharuhi metodologi itu dengan penekanan pada proses aktivitas di luar kelas. Aktivitas dan latihan di luar kelas dapat menggantikan proses aktivitas konvensional (kelas/ ruangan) yang selama ini dilakukan secara pasif. Akibatnya model aktivitas tersebut lebih berorientasi pada nilai-nilai kuantitatif, bukan pada proses pengenalan lebih dalam pada sumber-sumber pengetahuan (F Herry, 2008:2). Peranan sumber belajar sering dilupakan, padahal sumber belajar dapat diperoleh dimana-mana termasuk di lingkungan sekitar seseorang. Anggani S (2000: 7) menyatakan bahwa sumber belajar adalah bahan termasuk juga alat permainan untuk memberikan informasi maupun berbagai keterampilan kepada seseorang dan dosen. Bentuk pembelajaran yang menggunakan lingkungan sebagai sumber belajar adalah dengan permainan. Dosen biasa memilih bentuk permainan yang sesuai dengan situasi dan kondisi lingkungan. Menurut Abulraihan (2008) lingkungan bisa lingkungan kampus dan luar kampus, yang terpenting bahwa aktivitas pembelajaran di luar kelas yang dilakukan seseorang, dosen harus pandaipandai memilih model atau jenis pembelajaran yang tepat sesuai situasi
Ichsani, Pentingnya Aktivitas Luar Kelas
lingkungan, memperhatikan faktor keamanan karena di alam bebas mempunyai tingkat keriskanan yang tinggi terhadap keselamatan seseorang. Model pembelajaran yang paling tepat di lingkungan luar kampus adalah dengan bentuk bermain atau permainan. Menurut Rijsdorp ( dalam Sukintaka 1992: 1), seseorang yang bermain kepribadiannya akan berkembang dan wataknya akan terbentuk, berarti bermain merupakan wahana yang baik untuk mengembangkan watak dan kepribadiannya. Aktivitas jasmani melalui aktivitas luar kelas dapat memanfaatkan lingkungan di sekitar kampus sebagai sumber belajar, lingkungan kampus juga dapat dijadikan sebagai alat pengembangan kegiatan di alam bebas agar seseorang dapat mengembangkan keterampilan untuk menghadapi tantangan di masa depan dengan bersikap positif, berperilaku sosial yang selaras dengan norma yang ada. Aktivitas Luar Kelas merupakan aktivitas yang dilakukan di luar ruang kelas atau di luar gedung kampus, atau berada di alam bebas, seperti: bermain di lingkungan sekitar kampus, di taman, di perkampungan nelayan/daerah pesisir, perkampungan petani/persawahan, berkemah, petualangan, sehingga diperoleh pengetahuan dan nilainilai yang berkaitan dengan aktivitas alam bebas b. Kompetensi yang Diperoleh Melalui Aktivitas Luar Kelas Kompetensi yang dapat diperoleh dari aktivitas luar kelas adalah: Seseorang dapat beradaptasi dengan lingkungan dan alam sekitar, Seseorang mengetahui pentingnya keterampilan hidup dan pengalaman hidup di lingkungan dan alam sekitar, Seseorang memiliki apresiasi terhadap lingkungan dan alam sekitar. Proses belajar pada kegiatan luar kelas pada dasarnya adalah dengan memberikan kesempatan seluas-luasnya untuk memperoleh pengalaman langsung dalam rangka penguasaan terhadap: Konsep bunyi dan pengetahuan yang berkaitan dengan manusia dan sumber-sumber alam, Kecakapan hidup yang menghasilkan kesehatan, sejahtera, kreatif dan refreshing
83
way of living. Sikap positif yang merefleksikan harmoni manusia dan alam. Dengan demikian kegiatan luar kelas memberikan elemen-elemen yang penting bagi masyarakat yang sehat, produktif dan abadi. c. Tujuan Umum Aktivitas Luar Kelas Tujuan aktivitas yang secara umum ingin dicapai melalui aktivitas di luar ruang kelas atau di luar lingkungan kampus adalah: Membuat setiap individu memiliki kesempatan unik untuk mengembangkan kreativitas dan inisiatif personal. Menyediakan latar (setting) yang berarti bagi pembentukan sikap. Mengembangkan kesadaran, apresiasi dan pemahaman terhadap lingkungan alam dan bagaimana manusia memiliki relasi dengan hal tersebut. Membantu mewujudkan potensi setiap individu agar jiwa, raga dan spiritnya dapat berkembang optimal. Memberikan „konteks‟ dalam proses pengenalan berkehidupan sosial dengan memberikan kesempatan bagi seseorang-seseorang untuk merasakan secara langsung . Memungkinkan seseorang mengembangkan keterampilan dan ketertarikan terhadap kegiatan-kegiatan luar kelas. Menumbuhkan pemahaman untuk secara bijak menggunakan dan melindungi lingkungan alam. Mengenalkan berbagai kegiatan di luar kelas yang dapat membuat pembelajaran lebih kreatif. Memberikan kesempatan yang unik untuk perubahan perilaku melalui penataan latar pada kegiatan luar kelas. Memberikan kontribusi untuk membantu mengembangkan hubungan dosen-murid yang lebih baik melalui berbagai pengalaman di alam bebas. Memberikan kesempatan untuk belajar dari pengalaman langsung melalui implementasi bebas kurikulum kampus diberbagai area. Memanfaatkan sumber-sumber yang berasal dari lingkungan dan komunitas sekitar untuk aktivitas. d. Konsep Utama dalam Aktivitas Luar Kelas Melalui sudut pandang keaktivitas, aktivitas aktivitas yang dilakukan di luar
84 Jurnal ILARA, Volume I, Nomor 2, Desember 2010, hlm. 81 -86 Ichsani, Pentingnya Aktivitas Luar Kelas
lingkungan kampus atau di luar lingkungan formal perkampusan, setidaknya memuat 3 konsep utama, yaitu konsep proses belajar, aktivitas luar kelas dan lingkungan. (1). Konsep Proses Belajar, Belajar melalui aktivitas luar kelas adalah proses belajar interdisipliner melalui satu seri aktivitas yang dirancang untuk dilakukan di luar kelas. Pendekatan ini secara sadar mengeksploitir potensi latar alamiah untuk memberi kontribusi terhadap perkembangan fisik dan mental. Dengan meningkatkan kesadaran terhadap hubungan timbal balik dengan alam, program dapat mengubah sikap dan perilaku terhadap alam. (2). Konsep Aktivitas Luar Kelas, Pendekatan ini menggunakan kehidupan di luar ruangan dan kegiatan berkemah, yang memberikan banyak kesempatan bagi seseorang untuk memperoleh dan menguasai berbagai bentuk keterampilan dasar, sikap dan apresiasi terhadap berbagai hal yang terdapat di alam dan kehidupan sosial. Bentuk-bentuk kegiatan luar kelas dapat berupa: berkemah, mendaki gunung, menjelajah, memancing, memasak, mempelajari alam, tinggal di pedesaan, primitive living, kerajinan tangan dan lain sebagainya. (3). Konsep Lingkungan, Konsep lingkungan merujuk pada eksplorasi ekologi sebagai andalan mahluk hidup yang saling tergantung antara yang satu dengan yang lain. Tujuan utama program ini adalah untuk menjelaskan fungsi kita dalam alam semesta dan menunjukkan bagaimana menjaga kualitas lingkungan alam untuk kepentingan sekarang dan masa yang akan datang. e. Aktivitas Jasmani Luar Kelas
dan Aktivitas
Di jaman era gobalisasi saat ini tak melulu pembelajaran dilaksanakan di dalam kelas. Pembelajaran bisa saja di laksanakan di luar kelas. Bahkan dalam tempat-tempat terbuka di mana manusia saling berinteraksi di dalamnya. Oleh karena itu, konsep belajar yang bisa memadukan antara belajar di dalam dan luar kelas adalah sebuah kreativitas yang bisa menjadi contoh bagi kampus lainnya dalam mempersiapkan generasi penerus
84
bangsa. Hal itulah yang disadari betul dalam melakukan kegiatan studi wisata. Dari kegiatan ini para peserta didik belajar di luar kelas dan melihat secara langsung perkembangan yang terjadi di luar kampus. Tak melulu sesuatu yang teoritis, tetapi aplikasi praktis di lapangan yang membuat mereka tahu untuk apa mereka belajar. Aktivitas luar kelas pada dasarnya merupakan aktivitas lintas bidang studi, karena di dalam kegiatannya meliputi seni, ilmu alam, aktivitas jasmani dan home economic. Dapat dilakukan di mana saja, lapangan terbuka, hutan, tepi danau, cagar alam, kebun, museum, camping ground, atau kebun binatang. Aktivitas luar kelas merupakan salah satu dimensi dalam aktivitas jasmani, di mana melalui program kegiatan ini diharapkan konsep diri seseorang dapat dibentuk. Pengalaman semacam memanjat, merangkak, bergelantungan, dan berayun di alam bebas, yang merupakan bagian dari progam petualangan akan mampu meningkatkan rasa percaya diri seseorang. Pengalaman semacam ini dapat memenuhi kebutuhan psikis seseorang akan „rasa berhasil mengatasi rintangan‟. Secara khusus, manfaat aktivitas luar kelas dalam membentuk kepribadian seseorang menurut Bucher adalah sebagai berikut: (1). Seseorang belajar untuk hidup secara demokratis bersama seseorangseseorang lain dan orang dewasa. (2). Seseorang dapat belajar lebih banyak mengenai lingkungan fisik dan pentingnya kekayaan alam. (3). Kontribusi dan apresiasi terhadap aktivitas di luar ruang akan memperkaya dan meningkatkan kualitas hidup. (4). Kualitas hidup yang dimaksud akan membentuk mereka menjadi warga negara yang baik. Kualitas yang akan berkembang seperti: memiliki rasa tanggung jawab, memiliki jiwa kepemimpinan, mampu bekerja sama, dan jujur. (5). Mereka akan memberikan apresiasi yang lebih baik terhadap pentingnya kesehatan dan kebugaran. (6). Kecintaan untuk bertualang, yang biasanya sangat digemari oleh seseorang-seseorang dan remaja, akan tersalurkan melalui kegiatan luar kelas. (7). Seseorang dirangsang untuk belajar tentang segala sesuatu yang terdapat di alam dan melihat
Ichsani, Pentingnya Aktivitas Luar Kelas
serta dapat mengkaitkannya dengan materi pelajaran di kelas. (8). Seseorang belajar untuk mengandalkan kemampuannya sendiri dalam mempraktekkan aturanaturan hidup yang sehat. (9). Seseorang juga belajar beberapa aturan dasar keselamatan (basics rules of safety) f.
Bentuk Kegiatan Aktivitas Luar Kelas Dan Kampus
Beberapa contoh bentuk kegiatan aktivitas luar kelas dan kampus adalah bentuk-bentuk penjelajahan, Penjelahan adalah suatu perjalahan kaki yang diikuti dengan permainan atau petualangan. Bila perjalanan itu menempuh jarak lebih jauh lagi, mungkin ditambah dengan alat transportasi lain, seperti: sepeda, perahu atau menumpang kendaraan. Perjalanan ini disebut pengembaraan. Bentuk-bentuk penjelajahan sebagai berikut: (1). Penejelajahan masayarakat, Kegiatan ini bertujuan untuk melakukan perjalanan kaki sambil mengenal masyarakat di sepanjang perjalanan. Jarak perjalanan yang di tempuh 6-8 km dalam bentuk regu-regu kecil (8 orang). (2). Pengembaraan, Untuk dapat melakukan perjalanan pengembaraan menurut arah yang di tentukan sepanjang 10 km dan memulai perjalanan. Perjalanan dilakukan sendiri berdua. Lama perjalanan 24 jam, termasuk menginap dalam tenda atau gubuk yang didirikan sendiri. Untuk dapat melakukan penjelajahan pengembaraan yang di tempung sehari semalam (36 jam) sejauh 15 km perjalanan di lakukan sendiri atau berdua, dengan berjalan kaki atau perahu layar, atau perahu yang di kayuhkan sendiri atau dengan naik kuda atau bersepeda, keluar kota, atau tempat tinggalnya, seperti : ke desa lain, ke hutan, ke pulau dan sebagainya. Penjelajahan mempertahanlan hidup, Kegiatan ini dalam bahasa Inggris disebut “sirvival hike” yaitu suatu latihan yang sengaja dibuat berat. Kunjungan Museum, Pengenalan akan fungsi museum dan pengenalan benda kuno atau bersejarah kepada seseorang/i sehingga: Seseorang dapat mengenal salah satu tempat umum yang berhubungan dengan kebudayaan daerah khususnya budaya lampung, Seseorang akan lebih menghargai dan
85
mencintai budayanya dengan adanya pengenalan Budaya Daerahnya. Kunjungan Pameran Pembangunan dan Wisata, Pengenalan ini diharapkan: seseorang dapat mengenal kekayaan alam, seseorang melihat potensi dan budaya yang dimiliki masing-masing kabupaten.. Kunjungan Wisata Kota, Pengenalan Wilayah Kota diharapkan seseorang dapat mengenal Wilayah Kota itu sendiri, seperti:Tempat-tempat umum: Rumah Sakit Umum, Kantor Pos, Instansi Pemerintahan: Kantor DPRD, Gubernur, Pengadilan, Perdosenan Tinggi Negeri dan Swasta. Kunjungan Kebun Binatang, Pengenalan Dunia Hewan Dan Tumbuhan kepada seseorang/i sehingga:Seseorang dapat mencintai salah satu ciptaan Tuhan, Seseorang dapat mengamati ciri-ciri binatang dan tumbuh-tumbuhan. Kunjungan Salah Satu Media Cetak, Pengenalan dunia media cetak atau surat kabar dan jurnalis diharapkan akan menunjang materi pembelajaran Bahasa Indonesia dan Ilmu Pengetahuan Sosial (materi alat komunikasi dari media cetak surat kabar), sehingga: Seseorang dapat wawancara dan melihat secara langsung kegiatan ekonomi pada perusahaan media cetak, Seseorang dapat memahami, mengetahui, dan mengenal salah satu alat komunikasi via media cetak, Seseorang dapat melihat proses penulisan, percetakan, serta distribusinya, Seseorang dapat mengembangkan budaya cinta membaca dan juga mengembangkan kegemaran menulis (cerita, puisi, prosa, dan lain-lain) Kunjungan Home Industry Sentra Keripik, Pengenalan dunia ketrampilan serta pengenalan proses pengolahan bahan mentah menjadi barang jadi sehingga: Seseorang dapat melihat langsung proses pembuatan, pengolahan pisang dan singkong menjadi bentuk makanan yang dapat menjadi sumber mata pencaharian, Seseorang dapat menambah pengetahuan mengenai ketrampilan itu sendiri yang dapat bermanfaat bagi kehidupannya kelak. Kunjungan Budi Daya Laut, Pengenalan akan budi daya laut sehingga: Seseorang mengenal bermacam-macam ikan mulai dari pembibitan hingga ke pemasaran, Seseorang mengetahui pembudidayaan ikan seperti ikan air asin.
86 Jurnal ILARA, Volume I, Nomor 2, Desember 2010, hlm. 81 -86 Ichsani, Pentingnya Aktivitas Luar Kelas
Kunjungan Pasar Tradisional, Pengenalan langsung kepada seseorang/i contoh dari pasar tradisional sehingga: Seseorang papat mengetahui jenis dan pekerjaan orang di pasar, Seseorang dapat mengetahui sumber barang dagangan yang berasal dari pabrik atau hasil pertanian atau hasil peternakan serta hasil laut, Seseorang dapat mengenal secara langsung proses jual beli, Seseorang mengetahui perbedaan antara pasar tradisional dan pasar modern, Seseorang tahu dan bagaimana berbelanja serta menghitung uang. Kunjungan Penggilingan Padi, Pengenalan pengolahan padi hingga menjadi beras yang dikonsumsi serta manfaat lain dari hasil penggilingan padi. Kunjungan Tempat Pembuatan Bata Merah, Pengenalan bagaimana bata dibuat mulai dari bahan dasar tanah liat hingga berubah wujud menjadi bata (perubahan wujud benda) sehingga: Seseorang dapat mengetahui proses pembuatan batu bata, Seseorang dapat mengetahui kegunaan batu bata, Seseorang dapat mengenal jenis pekerjaan pembuatan batu bata, Seseorang dapat mengenal bahan-bahan yang digunakan untuk pembuatan batu bata, Seseorang mendapat pengalaman bagaimana bata merah itu dibuat. Kunjungan ke Universitas Lain, Kunjungan ini diharapkan: Seseorang dapat secara langsung menghadapi atau mempraktekkan pada objek yang sebenarnya untuk menghilangkan sikap verbalisme. Dapat menunjang pada Mata Pelajaran sehingga dapat mencapai nilai yang baik. KESIMPULAN Aktivitas luar kelas dijadikan sebagai alternative baru dalam meningkatkan pengetahuan dalam pencapaian kualitas manusia. Alam sebagai media aktivitas adalah suatu sarana efektif untuk meningkatkan pengetahuan dan mengembangkan pola pikir serta sikap mental positif seseorang. Konsep belajar dari alam adalah mengamati fenomena secara nyata dari lingkungan dan memanfaatkan apa yang tersedia di alam sebagai sumber belajar.
86
Peranan sumber belajar sering dilupakan, padahal sumber belajar dapat diperoleh dimana-mana termasuk di lingkungan sekitar seseorang. Aktivitas luar kelas pada dasarnya merupakan aktivitas lintas bidang studi, karena di dalam kegiatannya meliputi seni, ilmu alam, aktivitas jasmani dan home economic. Dapat dilakukan di mana saja, lapangan terbuka, hutan, tepi danau, cagar alam, kebun, museum, camping ground, atau kebun binatang. Aktivitas luar kelas merupakan salah satu dimensi dalam aktivitas jasmani, di mana melalui program kegiatan ini diharapkan konsep diri seseorang dapat dibentuk. Pengalaman semacam memanjat, merangkak, bergelantungan, dan berayun di alam bebas, yang merupakan bagian dari progam petualangan akan mampu meningkatkan rasa percaya diri seseorang. Pengalaman semacam ini dapat memenuhi kebutuhan psikis seseorang akan „rasa berhasil mengatasi rintangan‟. DAFTAR RUJUKAN Amatembun, NA. 1989. Manajemen Kelas, Penuntun Bagi Guru dan Calon Guru. Bandung, FIP IKIP Bandung. Davies, I, K. Tanpa tahun. Pengelolaan Belajar. Terjemahan oleh Sudarsono & Lily. 1986. Jakarta: C.V. Rajawali. Depdikbud Dikdasmen, 1997. Petunjuk Pelaksanaan Proses Belajar Mengajar. 1998. Jakarta: Depdikbud. Hasibuan, J.J. 1988. Proses Belajar Mengajar Ketrampilan Dasar Pengajaran Mikro Bandung: Remadja Karya. HM, Ahmad, R. 2004. Pengelolaan Pengajaran, Jakarta: Rineka Cipta. Suryabrata ,S. 2002. Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta: PT. Rineka Cipta. (http://www.plbjabar.com) 2010 Aktivitas Luar Kelas « Tegartia's Blog.htm. 2010.