eJournal Ilmu Hubungan Internasional, 2015, 3 (3) 859-868 ISSN 2477-2623, ejournal.hi.fisip-unmul.ac.id © Copyright 2016
PENOLAKAN SPANYOL DALAM REFERENDUM KEMERDEKAAN CATALUNYA TAHUN 2014 Rizky Abdillah Isma1 Nim. 0902045013 Abstract Spain is always be an interesting state to discussed. The purposes of this research is to describe and explain the reasons of the rejection of Spain on Catalonia’s independence referendum in 2014. This type of research is descriptive analysis that explains the reasons for refusal Spain and using National Interest and Referendum Theory.The results of this research indicates that the reasons for the rejection of Catalonia’s independence referendum divided into three factors, namely the law, economic, and politics.This case shows that the desire of the regions within a country to escape must have a legal basis and a strong reason why the region should be independent. Spain Rejections coupled with strong fundamentals that the emancipation is not an easy thing for a region. Keywords : Spain, Catalunya, Independence Referendum
Pendahuluan Catalunya merupakan salah satu dari 17 anggota Komunitas Otonomi Spanyol yang memiliki populasi sebanyak 7.565.603 jiwa (2012). Pada tahun 2010, Catalunya menjadi wilayah yang memberi sumbangan terbesar dalam GDP Spanyol sebesar 262,388 Juta Dollar (18.6%), diikuti oleh Madrid sebanyak 252,407 Juta Dollar (17.9%), dan Andalusia sebesar 189,978 Juta Dollar (13.4%) dari total GDP Spanyol sebesar 1,408,711 Miliar Dollar pada tahun 2010. Namun pada tahun 2012, muncul sebuah wacana referendum untuk melepaskan diri dari Spanyol. Referendum ini diinisiasi oleh sebuah perjanjian pemerintah lokal yang disahkan oleh Artur Mas dari Partai Convergence and Union (CiU)dan Oriol Junqueras dari Partai Republican Left of Catalonia (ERC) tepatnya pada tanggal 18 December 2012 yang juga sekaligus membawa Artur
1
Mahasiswa Program S1 Ilmu Hubungan Internasional, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Mulawarman Email :
[email protected]
eJournal Ilmu Hubungan Internasional, Volume 3, Nomor 3, 2015: 859-868
Mas naik ke kursi kepresidenan Catalunya untuk periode kedua dengan membawa visi dan misi untuk memerdekaan Catalunya dari Spanyol sebagai sebuah mandat dari perjanjian tersebut. Keinginan untuk melepaskan diri dari Spanyol ini disebabkan oleh beberapa faktor, pertama adalah karena krisis ekonomi yang melanda Spanyol sejak tahun2009 yang terindikasi dari beberapa fakta dibawah ini: a. Pertumbuhan ekonomi Spanyol mengalami penurunan, yakni dari 1,8%menjadi 1,3% di tahun 2009-2010. b. Spanyol memiliki defisit terbesar ketiga di zona euro setelah Irlandia dan Yunani sebesar 11,1% di tahun 2010. Menyebabkan meningkatnya angka pengangguran di wilayah Catalunya sebesar 22%. Alasan kedua adalah karena ditolaknya pengajuan kebebasan fiskal Catalunya yang ingin mengumpulkan pajak dan mengelolanya sendiri pada tanggal 20 September 2012 oleh Perdana Menteri Spanyol Mariano Rajoy. Menanggapi referendum tersebut, maka tanggal 8 April 2014 dilaksanakan pemungutan suara di parlemen pusat Spanyol perihal setuju atau tidaknya jika Catalunya menggelar referendum legal. Hasilnya, sebanyak 299 anggota parlemen memberikan suara menentang segala aktifitas perjuangan kemerdekaan Catalunya, sedangkan 47 suara lainnya menyetujui diadakannya referendum legal dan satu orang tak memberikan suara. Seluruh kader partai utama Spanyol termasuk Partai Popular Konservatif dan Partai Oposisi Sosialis menolak ide referendum itu, sedangkan seluruh kaderparta politik yang berasal dari Catalunya seperti Candidatura d'Unitat Popular (CUP),Ciutadans(C’s), Convergència Democràtica de Catalunya(CDC),Estat Catala(EC),Esquerra Republicana de Catalunya (ERC), dan lain-lain serta partaipartai nasionalis dari wilayah Basque Country seperti Aralar Party, Basque Nationalist Party, Batasuna, dan Batzarre mendukung diadakannya referendum tersebut. Meskipun hasil pemungutan suara di Parlemen Pusat Spanyol menghasilkan sebuah penolakan terhadap referendum Catalunya, pada tanggal 11 September 2014, pemungutan suara di Catalunya tetap dilakukan. Hasil dari pemungutan suara tersebut menunjukkan bahwa dari total 2.305.290 pemilih, 80,76% memilih untuk berpisah dari Spanyol. Meski hasil dari referendum Catalunya tersebut memilih untuk memisahkan diri dari Spanyol, hasil referendum ini mendapatkan penolakan dari pemerintah pusat Spanyol. Dasar hukum dari penolakan tersebut berkiblat pada UUD tahun 1978 pasal 1 dan 2 yang menyebutkan bahwa kedaulatan rakyat Spanyol merupakan satu kesatuan yang tak terpisahkan dari Spanyol. Pemerintah Pusat juga mendapatkan dukungan dari undang-undang Pengadilan Mahkamah Konstitusi nomor 103/2008 yang mengesampingkan segala permohonan referendum lokal kecuali digelarnya sebuah referendum yang diadakan di seluruh wilayah Spanyol.
860
Penolakan Spanyol dalam Referendum Kemerdekaan Catalunya (Rizky Abdillah Isma)
Dampak dari penolakan pemerintah pusat Spanyol terhadap referendum Catalunya tersebut adalah munculnya ketegangan antara kedua belah pihak yang mana secara tidak langsung telah membuat Catalunya semakin gencar untuk menyuarakan kemerdekaannya. Indikasi dari semangat pemisahan diri ini dapat terlihat dari pernyataan Presiden Generalitat Catalunya pada saat itu, Artur Mas, yang mengatakan bahwa pasca penolakan referendum tersebut, dia akan terus mencari mekanisme legal agar suara masyarakat catalan dapat didengar oleh Pemerintah Pusat Spanyol sehingga secara konstitusional dapat menyelenggarakan referendum kemerdekaan untuk Catalunya. Artikel ini bertujuan untuk menjelaskan alasan-alasan Spanyol dalam penolakan referendum Catalunya di Tahun 2014 Kerangka Dasar Teori dan Konsep Konsep Kepentingan Nasional Menurut Hans J. Morgenthau, kepentingan nasional adalah sebuah media bagi sebuah negara untuk melindungi dan mempertahankan identitas fisik, politik, serta budaya dari negara tersebut dari ancaman negara-negara lain.2 Konsep kepentingan nasional dapat digunakan sebagai analisis politik dan tindakan politik.Konsep kepentingan nasional sebagai alat untuk menganalisa politik digunakan untuk menggambarkan, menjelaskan, atau mengevaluasi sumber kebijakan luar negeri suatu negara. Sedangkan konsep kepentingan Nasional dari segi tindakan politik berfungsi sebagai instrumen atau sarana membenarkan, menyalahkan, atau mengusulkan suatu kebijakan. Menurut Donald E. Nuchterlein,3 Kepentingan nasional dapat diklasifikan menjadi 4 kelompok, yaitu : a) Defense Interest, dimana melindungi negara dan warga negaranya dari ancaman luar. Juga mempertahankan sistem konstitusional. b) Economic Interest, dimana meningkatkan kesejahteraan ekonomi melalui hubungan dengan Negara lain dan perluasan eksistensi ekonomi, promosikan produk – produk ke luar negeri untuk menjamin kepentingan nasional. c) World Order Interest, kepentingan untuk membangun tata dunia dibidang keamanan dan ekonomi. Bias kerjasama multilateral untuk kebaikan bersama, baik untuk mencapai perdamaian dunia/perdagangan bebas. d) Ideology Interest, yaitu melindungi dan menyebarkan sejumlah nilai dan kepercayaan kepada pihak lain.
2
National Interest: Meanings, Components, and Methods, http://www.yourarticlelibrary.com/international-politics/national-interest-meaning-componentsand-methods/48487/ 3 Donald E. Nuchterlein, “The Concept of National Interest : A time for New Approach”, Orbis Vol. 23, No. 1 1997
861
eJournal Ilmu Hubungan Internasional, Volume 3, Nomor 3, 2015: 859-868
Hans J. Morgenthau menganalisa kepentingan nasional dari konteks yang berbedabeda. Dia membagi analisa kepentingan nasional menjadi 6 bagian, yaitu: a) Primary Interest, mencakup perlindungan bagi teritorial negara, politik, dan identitas budaya dan berusaha melawan intervensi dari pihak eksternal. Primary interests tidak dapat dikompromi atau ditukar dengan kepentingan-kepentingan apapun lainnya. Semua negara memiliki kepentingan primer yang harus mereka pertahankan dengan cara apapun. b) Secondary Interest, adalah kepentingan-kepentingan yang berada diluar teritorial tapi memliki kontribusi bagi pihak-pihak terkait. Sebagai contoh, sebuah negara yang melindungi warga negara mereka yang berada di luar negeri. c) Permanent Interest, adalah kepentingan yang sudah berjalan relatif konstan selama periode yang lama. Keuntungan dari kepentingan itu berjalan pasti namun sangat lambat. Misalnya, Inggris Raya yang selama beberapa abad telah memiliki ketertarikan di dalam pembebasan navigasi laut dan membatasi perairan pesisir. d) Variable Interest, adalah kepentingan yang tumbuh dari negara-negara yang diberikan kemerdekaan oleh pelaku kepentingan agar suatu saat mereka dapat memberikan timbal balik. e) General Interest, adalah dimana sebuah negara mengatur tatanan yang positif bagi negara-negara lain dalam hal ekonomi, perdagangan, diplomasi, pertukaran, dan hukum internasional. Sebagai contoh, kepentingan inggris dalam mengatur keseimbangan kekuatan di wilayah eropa. f) Spesific Interest, adalah hasil logis dari general interest. Sebagai contoh, Inggris, dalam sejarahnya, menganggap kemerdekaan lanjutan dari negara-negara yang rendah sebagai prasyarat mutlak untuk pemeliharaan keseimbangan kekuasaan di Eropa. Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa salah satu alasan dari penolakan Spanyol terhadap pengajuan referendum kemerdekaan Catalunya masuk ke dalam kategori Economic Interest. Catalunya yang menjadi salah satu penyumbang terbesar dari total pemasukan tahunan ekonomi Spanyol menjadi alasan utama Spanyol yang menginginkan agar Catalunya tetap menjadi bagian dari salah satu wilayah teritorial mereka. Teori Referendum Referendum adalah suatu proses pemungutan suara semesta yang bertujuan untuk mengambil sebuah keputusan,terutama keputusan politik yang memengaruhi suatu negara secara keseluruhan, misalnya seperti adopsi atau amendemen konstitusi atau undang-undang baru, perubahan wilayah suatu negara, bahkan untuk tujuan kemerdekaan.
862
Penolakan Spanyol dalam Referendum Kemerdekaan Catalunya (Rizky Abdillah Isma)
Referendum memiliki fungsi sebagai alat untuk meminta pendapat rakyat secara langsung mengenai setuju atau tidak setuju terhadap kehendak perwakilan rakyat untuk mengubah suatu tatanan negara atau bangsa. Referendum atau jajak pendapat muncul karena adanya ketidakpuasan suatu golongan dalam masyarakat terhadap suatu pemerintahan yang ada. Karena ketidakpuasan tersebut, mereka menginginkan suatu perubahan atas undang-undang atau sistem pemerintahan yang telah ada dengan jalan melakukan jajak pendapat masyarakat apakah undang-undang atau sistem pemerintahan tersebut perlu diganti atau tidak. Jadi pada dasarnya adalah rakyat yang menentukan pilihan terhadap daerah atau negara tesebut. Dalam prakteknya, referendum dapat dibedakan menjadi sebagai berikut: a) Referendum obligator (wajib), adalah referendum yang harus terlebih dahulu mendapat persetujuan langsung dari rakyat sebelum undang-undang tertentu diberlakukan. Referendum semacam ini diadakan apabila materi undang-undang tersebut menyangkut hak-hak rakyat. b) Referendum fakultatif, adalah referendum yang dilaksanakan apabila dalam waktu tertentu sesudah suatu undang-undang diumumkan dan dilaksanakan, sejumlah orang tertentu yang punya hak suara menginginkan diadakannya referendum. Dalam hal ini, apabila referendum menghendaki undang-undang tersebut dilaksanakan, maka undang-undang itu terus berlaku. Tetapi apabila undang-undang ditolak dalam referendum tersebut, maka undang-undang itu tidak berlaku lagi. c) Referendum konsultatif, adalah referendum yang menyangkut soal-soal teknis. Biasanya rakyat sendiri kurang paham tentang materi undang-undang yang dimintakan persetujuannya. Dalam rangka menerapkan ajaran demokrasi, pelaksanaan sistem pemerintahanpun bervariasi. Ada yang dengan sistem parlementer, presidensial, maupun melalui referendum. Pelaksanaan pemilihan umum juga merupakan sarana demokrasi dengan asas LUBER (Langsung, Umum, Bebas, Rahasia) sistem pelaksanaan bervariasi, misalnya dengan sistem proporsional, distrik, maupun gabungan. Bentuk pemerintahan dalam ajaran klasik dapat dilihat dari pendapat Plato, Aristoteles, maupun Polybios. Inti ajaran mereka adalah adanya pergantian bentuk pemerintahan sekarang sebagai reaksi dari bentuk pemerintahan sebelumnya yang berpangkal pada bentuk monarki, aristokrasi, dan demokrasi atau republik. Hal ini sesuai dengan konteks permasalahan terkait keinginan Catalunya yang ingin memisahkan diri dari Spanyol. Terdapat ketidakpuasan oleh pihak Catalunya terhadap kebijakan otonomi yang ditetapkan oleh Spanyol kepada Catalunya. Ketika perwakilan Catalunyamelalui pemimpinnya, Artur Mas, melakukan perundingan dengan Konstitusi Spanyol untuk membahas perluasan otonomi tidak mencapai kesepakan mutlak, maka Artur Mas mengajukan diadakannya referendum kemerdekaan agar sama sekali terlepas dari kekuasaan pemerintah Spanyol dan menjadi negara yang merdeka dan berdaulat sepenuhya.
863
eJournal Ilmu Hubungan Internasional, Volume 3, Nomor 3, 2015: 859-868
Metode Penelitian Jenis penelitan yang penulis gunakan adalah jenis penelitian Eksplanatif. Dalam penelitian eksplanatif ini, penulis mencoba memberikan gambaran-gambaran serta memberikan penjelasan mengapa sesuatu terjadi. Pendekatan ini diharapkan dapat menjawab alasan Spanyol dalam penolakan referendum kemerdekaan Catalunya serta upaya Spanyol dalam mencegah referendum kemerdekaan Catalunya. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, yaitu data yang diperoleh dari hasil penelaahan studi kepustakaan dan hasil pencarian data melalui jaringan internet. Hasil Penelitian Pada tanggal 12 Desember 2013, Generalitat De Catalunya telah mengumumkan bahwa kesepakatan antara partai-partai nasionalis Catalan telah menetapkan tanggal dan kalimat pertanyaan dalam lembar pemilihan nanti. Tanggal 9 November 2014 telah ditetapkan sebagai waktu yang tepat untuk menggelar referendum kemerdekaan. Ada 2 faktor yang mempengaruhiCatalunya untuk memisahkan diri dari Spanyol, yaitu faktor ekonomi dan politik. Dari segi ekonomi, krisis ekonomidi Spanyol telah meningkatkan banyak pengangguran, dimana 1 diantara 4 orang warga Spanyol tidak mempunyai pekerjaan, untuk pertama kali dalam sejarah, lebih banyak orang Spanyol, termasuk warga Catalan, yang pergi meninggalkan negaranya dari pada orang asing yang datang dan menetap di Spanyol. Selain karena faktor ekonomi yang telah dijelaskan di atas, referendum Catalunya juga dipengaruhi oleh faktor politik. Keinginan Catalunya untuk memisahkan diri dari Spanyol dimulai pada masa kepemimpinan Fransisco Franco pada akhir 1970-an. Pembatasan otonomi yang dilakukan Jenderal Franco adalah pemicu nasionalisme Catalunya. Meski hasil referendum kemerdekaan Catalunya pada tanggal 9 Novemver 2014 menghasilkan sebuah persetujuan dari sebagian besar rakyat Catalunya untuk memisahkan diri, Pemerintah Spanyol tetap menolak hasil referendum tersebut dan menganggap bahwa tindakan tersebut adalah tindakan inkonstitusional. Alasan Spanyol dibalik penolakan tersebut dibagi dalam 3 faktor, yaitu faktor hukum, politik, dan ekonomi. Faktor Hukum Berdasarkan Konsep Kepentingan nasional yang telah dijabarkan pada Bab pertama penelitian ini, pada bagian ini akan penolakan Spanyol dari segi hukum yang merupakan salah satu dari kepentingan-kepentingan nasional Spanyol yang digolongkan sebagai Defense Interest yaitu kepentingan nasional yang berhubungan dengan mempertahankan sistem konstitusional mereka
864
Penolakan Spanyol dalam Referendum Kemerdekaan Catalunya (Rizky Abdillah Isma)
Penolakan Pemerintah Pusat Spanyol dari segi hukum dapat dikatakan masuk akal. Jika kita melihat kepada dasar hukum dari penolakan tersebut, Pemerintah Pusat Spanyol berkiblat pada Undang-Undang Konstitusi tahun 1978 pasal 1 dan 2 yang menyebutkan bahwa kedaulatan rakyat Spanyol merupakan satu kesatuan yang tak terpisahkan dari Spanyol. Pemerintah Pusat juga mendapatkan dukungan dari Pengadilan Mahkamah Konstitusi nomor 103/2008 yang mengesampingkan segala permohonan referendum lokal kecuali digelarnya sebuah referendum yang diadakan di seluruh wilayah Spanyol. Faktor Politik Dari segi politik, penulis masih menggunakan kualifikasi defense interest sebagai jenis kepentingan nasional yang digunakan Spanyol dalam penolakan referendum kemerdekaan inkonstitusional Catalunya. Alasan penolakan Spanyol dari segi politik ada dua, yaitu sebagai berikut: 1.
Jika Catalunya merdeka, maka sudah dipastikan klub sepak bola FC Barcelona (Barca) terdepak dari La Liga. Nama besar kompetisi tertinggi di sepakbola Spanyol itu akan kehilangan kontestan yang telah menjadi salah satu ikon kompetisi dan 23 kali tampil sebagai yang terbaik.Konsekuensinya, La Liga diprediksi akan terpecah. Barca sendiri akan berhenti menjadi kekuatan utama dalam sepakbola Eropa baik dari segi pendapatan (pemasukan dari televisi menurun) maupun kualitas tim karena rivalitas melemah bahkan hilang sama sekali. Namun bukan tidak mungkin Barcelona akan berpindah ke kompetisi liga sepakbola di negara lain. Sebagai contoh adalah perancis yang menurut wacana siap menampung FC Barcelona masuk sebagai kontestan di Ligue 1 (Kompetisi Liga sepak bola di Perancis).
2.
Selain Catalunya, ada dua wilayah Spanyol yang menginginkan kemerdekaan, yaitu Basque Country dan Galicia. Khusus untuk Basque Country, mereka sudah sejak lama menginginkan kemerdekaan dari Spanyol. Alasan keinginan itu hampir sama seperti Catalunya, orang-orang Basque sebagian besar menganggap diri mereka memiliki identitas yang terpisah dari Spanyol. Mereka memiliki bahasa mereka sendiri, budaya, sejarah, wilayah, industri, dan keturunan. Hal ini menjadikan rakyat Basque Country menginginkan pengakuan sebagai sebuah wilayah yang berbeda dan bukan bagian dari Spanyol. Selain itu, Keinginan pemisahan diri Basque Country juga disebabkan oleh tidak adilnya sistem perpajakan di Spanyol dan kurang luasnya hak-hak otonomi yang dimiliki oleh Basque Country. Jika Catalunya berhasil memerdekakan diri dari Spanyol, maka Basque Country akan melakukan hal yang sama dengan jalan yang sama pula. Dan tidak menutup kemungkinan wilayah-wilayah lain yang tidak memiliki niat untuk merdeka akan turut melakukan hal yang sama yang mana tindakan ini jelas merugikan Spanyol.
865
eJournal Ilmu Hubungan Internasional, Volume 3, Nomor 3, 2015: 859-868
Faktor Ekonomi Klasifikasi dari faktor ketiga ini masuk ke dalam klasifikasi economic interest dari beberapa klasifikasi konsep kepentingan nasional menurut Donald E. Nuchterlein, yang mana merupakan alasan utama alasan penolakan Spanyol atas referendum kemerdekaan Catalunya. Alasan dari faktor ekonomi ini tidak lepas dari kontribusi keuangan Catalunya. Meskipun hanya terhitung sekitar 16 persen dari penduduk Spanyol, Catalunya mewakili sekitar 25 persen dari seluruh ekspor Spanyol, dan itu menyumbang 23 persen dari semua industri Spanyol, menurut pemerintah daerah. Perekonomian di Catalunya relatif terdiversifikasi, meskipun sekitar setengah dari lapangan pekerjaan berasal dari manufaktur atau jasa produksi. Kesimpulan Ada beberapa alasan yang dapat dikemukakan mengapa Spanyol menolak referendum kemerdekaan Catalunya. Pertama adalah dari segi hukum, yang mana jika dilihat dari konstitusi 1978 pada pasal 2, jelas menyatakan bahwa seluruh wilayah teritorial Spanyol adalah satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Alasan kedua datang dari politik. Sebagaimana yang dijelaskan pada bab sebelumnya, bahwa selain Catalunya, ada beberapa negara bagian yang ingin memerdekakan diri dari Spanyol, jika Spanyol mengijinkan Catalunya untuk menggelar referendum kemerdekaan dan hasilnya Catalunya memilih untuk merdeka, maka beberapa wilayah seperti Basque Country dan Galicia akan menuntut perlakuan yang serupa dan ujung-ujungnya akan melahirkan efek slippery slope dan akhirnya merugikan kubu Pemerintah Pusat. Selain dua alasan diatas, ada satu alasan terbesar Spanyol dalam penolakan referendum kemerdekaan Catalunya tahun 2014 lalu yang sekaligus menjadi alasan terakhir, yaitu faktor ekonomi. Catalunya adalah negara bagian terkaya di Spanyol yang sekaligus menjadi penyumbang PDB terbesar di negeri matador tersebut. Dari fakta tersebut, sudah bisa dipastikan bagaimana kerugian yang akan dialami Spanyol sebagai negara induk karena kehilangan wilayah terkayanya. Saran Belajar dari apa yang sudah terjadi antara Spanyol dan Catalunya, alangkah baiknya jika negara-negara yang terdesentralisasi dapat memberikan perhatian yang lebih terhadap wilayah-wilayah mereka karena secara tidak langsung, sistem desentralisasi telah membuat kemampuan keuangan tiap daerah menjadi terbatas dan berujung pada tuntutan referendum kemerdekaan seperti halnya yang dialami oleh Catalunya.
866
Penolakan Spanyol dalam Referendum Kemerdekaan Catalunya (Rizky Abdillah Isma)
Daftar Pustaka Buku Beard, Charles A. 1934. The Idea of National Interest: An Analytical Study in American Foreign Policy,MacMillan, New York. Castells, Manuel. 1997. The Power of Identity, Blackwell Publishing, Oxford. Flathman, Richard E. 1966. The Public Interest: An Essay Concerning the Normative Discourse of Politics, Wiley, New York. Friedrich, Carl J. (editor). 1962. The Public Interest. Nomos No. 5, Atherton, New York. Good, Robert C. 1960 National Interest and Political Realism:Niebuhr’s “Debate”With Morgenthau and Kennan. Journal of Politics 22:597–619. Kusumohamidjo, Budiono. 1987. Hubungan Internasional: Analisis, Binacipta, Jakarta.
Kerangka Studi
Lippmann, Walter 1955 Essays in the Public Philosophy, Little, Boston. Modelski, George A. 1962. A Theory of Foreign Policy, Praeger, New York. Morgenthau, Hans J. 1951. In Defense of the National Interest: A Critical Examination of American Foreign Policy, Knopf, New York. Nuchterlein, Donald E. 1997. “The Concept of National Interest : A time for New Approach”, Orbis Vol. 23,The Academy, Philadelphia. Rosenau, James N, “International Politics and Foreign Policy”, The Free Press.New York. Hlm. 185-186 Media elektronik Abaikan Madrid, Catalunya Umumkan Referendum,http://www.jpnn.com/read/2014/09/28/260532/Abaikan-Madrid,CatalunyaUmumkan-Referendum, diakses pada tanggal 13 Oktober 2014. Catalonia Calls Off November Independence Referendum, http://www.theguardian.com/world/2014/oct/14/catalonia-calls-off-november ind ependence-referendum, diakses pada tanggal 13 Oktober 2014. Catalonia Is Not Spain and Why We Hate Spain, http://derayaw.blogspot.com/2011/01/catalonia-is-not-spain-and-why-we ate.ht ml, diakses pada tanggal 13 Oktober 2014. Catalonia Self-Determination Referendum, 2014, http://en.wikipedia.org/wiki/Catalan_selfdetermination_referendum,_2014,dia kses pada tanggal 13 Oktober 2014.
867
eJournal Ilmu Hubungan Internasional, Volume 3, Nomor 3, 2015: 859-868
Catalonia Votes, http://www.cataloniavotes.eu, diakses pada tanggal 13 Oktober 2014. Catalunya Merdeka, Barcelona Bisa Seperti Monaco, http://duniasoccer.com/Duniasoccer/Internasional/LigaSpanyol/News/Catalunya-Merdeka-Barcelona-Bisa-Seperti-Monaco, diakses pada tanggal 13 Oktober 2014. Catalunya tuntut kemerdekaan dari Spanyol,http://news.okezone.com/read/2013/09/12/414/864845/cataloniatuntut kemerdekaan- dari-spanyol, diakses pada tanggal 13 Oktober 2014. Skotlandia Batal Merdeka, Catalunya Terus Berjuang, http://www.jpnn.com/read/2014/09/20/258991/Skotlandia-BatalMerdeka,Catalunya-Terus-Berjuang-, diakses pada tanggal 13 Oktober 2014. Tuntutan Referendum Catalunya Semakin Kuat, http://www.tempo.co/read/news/2014/10/09/117613040/TuntutanReferendum-Catalonia-Semakin-Kuat, diakses pada tanggal 13 Oktober 2014.
868