PENJADWALAN PROYEK PEMASANGAN PIPA SALURAN DENGAN PRECEDENCE DIAGRAM METHOD (PDM) DAN KURVA S ARI TRIDIANTO1, DAN BUDI SUMARTONO2 1 Program Studi Teknik Industri, Universitas Suryadarma 2 Program Studi Teknik Industri, Universitas Darma Persada
ABSTRACT P.T. Yuan Sejati established in Jakarta on May 5, 1982. At first move as a civilian contractor in Jakarta, Sumatra and Bali. Since year 1984 our company focuses on the general trade, especially for oil and gas equipment. At the moment there are 26 personnel who handle the marketing and operations. In 1998 the velocity of corporate capital EUR: 4,300,000.00, in the year 1999: USD. 2,700,000.00 and in the year 2000: USD. 4,100,000.00. PT. Yuan Sejati cooperation with PT. Pertamina (Persero) UP IV Cilacap in planning the implementation of a pipeline installation projects in the Cilacap LPG in an effort to produce work scheduling techniques used by the method of block chart. This technique is easy to build, but can not show relationships between activities. The methods applied in this project is Precedence diagram method Methode (PDM), because this method is suitable for activities that overlap, as well as in the diagram are realistic, informative and easy to read. Based on calculations derived PDM project completed on December 15, 2008, or 288 days duration and the duration of the critical path to get 52 working days. Budget cost-based indicators such as the value of the Actual Cost of Work performed (ACWP) and the Budget Cost of Work performed (BCWP) where BCWP is the value of Rp. 49,273,758,000 and Rp ACWP. 34,995,345,300. The portrayal of the movement of all the indicators created in the graph S. Project completion LPG pipeline installation Cilacap area has been in accordance with the planned schedule and costs incurred do not exceed the budget planning. Keywords: Precedence Diagram Methode (PDM) and the S Curve
145
PENDAHULUAN Pada masa sekarang ini sudah banyak masyarakat yang menggunakan bahan bakar LPG dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut pemerintah melalui proyeknya pada PT. Pertamina (Persero) menyediakan dan menyalurkan LPG ke berbagai daerah. Dalam usaha menyalurkan LPG kepada masyarakat (pelanggan), dilakukan pemasangan pipa-pipa saluran LPG, agar dapat disambungkan kepada para pelanggan. PT. Pertamina (Persero) bekerjasama dengan PT. Yuan Sejati (Perusahaan Konsultan Kontraktor Perakit Perekayasa Metering System yang terdaftar di Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi) dalam pelaksanaan proyek pemasangan pipa saluran LPG, dimana proyek tersebut berlokasi di PT. Pertamina (Persero) UP IV Cilacap Jl. MT. Haryono, Cilacap. PT. Yuan Sejati mengadakan pelelangan proyek kepada para kontraktor yang memenuhi syarat. Selama proyek berjalan pihak perusahaan perlu mengadakan peninjauan-peninjauan dan pengawasan terhadap kerja para kontraktor, sehingga dengan demikian akan dapat diketahui dan diikuti perkembangan pekerjaan di lapangan. Hal tersebut perlu dilakukan, karena dalam pengeluaran biaya proyek harus sesuai dengan pernyataan kontrak yang telah disepakati, sehingga perlu diketahui bagaimana prestasi kerja para kontraktor dilapangan dan berapa persen pembangunan yang telah berjalan. Kontraktor dalam pelaksanaan proyek menggunakan metode Gantt Chart (Bagan Balok), karena ini mudah dibuat dan dipahami juga sangat bermanfaat sebagai alat komunikasi. Tetapi penggunaan metode ini memiliki keterbatasan tertentu, hal tersebut dikarenakan :
a. Tidak menunjukkan secara rinci dan jelas hubungan ketergantungan antara kegiatan yang satu dengan yang lain. Sehingga sulit untuk mengetahui dampak yang diakibatkan oleh keterlambatan suatu kegiatan terhadap jadual keseluruhan proyek. b. Sukar mengadakan perbaikan atau pembaharuan terhadap jadual yang telah dibuat karena harus membuat bagan balok yang baru dan sulit untuk mengetahui kemajuan pelaksanaan proyek. Sehubungan dengan hal tersebut maka metode lain yang dapat membantu manajemen dalam menyusun perencanaan, pengawasan, dan pelaksanaan proyek adalah dengan menggunakan perencanaan jaringan kerja (Network Planning) yang penyusunannya berdasarkan waktu dari setiap aktivitas. Suatu aktivitas engineering biasanya diawali dengan perencanaan untuk mencapai suatu tujuan, yang kemudian diikuti dengan proses pelaksanaan untuk mencapai suatu tujuan tersebut dan perencanaan suatu proyek harus dilaksankan sebaik mungkin sehingga waktu, mutu, dan biaya sesuai dengan permintaan proyek. Beberapa metode untuk merencanakan dan menjadualkan proyek, yang telah dikembangkan antara lain CPM (Critical Path Methode), PERT (Program Evaluation and Review Technique), PDM (Precedence Diagram Methode) dan Kurva S. Tiap-tiap metode tersebut masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan. Penulis hanya terfokus pada metode PDM (Precedence Diagram Methode) dan Kurva S METODE Dalam aspek perencanaan pelaksanaan dan pengendalian suatu 146
pekerjaan sangatlah memegang peranan didalam usaha untuk menunjang keberhasilan suatu proyek. Keterlambatan penyelesaian suatu kegiatan proyek dapat mengakibatkan pertambahan biaya proyek disamping keterlambatan pengoperasiannya, hal ini disebabkan karena kurangnya kurangnya ketepatan didalam mengambil keputusan pada tahap perencanaan. Oleh karena itu diperlukan suatu prosedur perencanaan yang baik, cermat dan teliti agar pelaksanaan proyek dapat terlaksana dengan sukses. Pengendalian waktu dalam suatu proyek harus dapat diwujudkan dalam suatu rencana penjadualan yang memadai. Penjadualan proyek dapat menunjukkan jenis-jenis pekerjaan yang sedang dilakukan, tahapan pekerjaan yang sesuai dengan urutan waktu pelaksanaan maupun logika ketergantungan dengan berbagai macam aktivitas. Selain itu juga penjadualan proyek berfungsi sebagai alat yang mampu mendeteksi dan menjamin kelancaran urutan pekerjaan sehingga proyek dapat selesai tepat pada waktunya. Didalam menyelesaikan suatu masalah diperlukan suatu kerangka pemecahan masalah, agar penyelesaian dari masalah tersebut dapat disajikan secara sistematis dan dapat dimengerti. Mengidentifikasi Masalah Dalam mengidentifikasi masalah dilakukan pengumpulan dan melihat data perusahaan secara umum serta data kegiatan proyek yang telah ada. Khusus mengenai kegiatan proyek, data yang dianalisis diantaranya perencanaan proyek, termasuk rencana sumber daya yang dibutuhkan. Kemudian dilakukan persiapan kepustakaan guna mencari dan mempersiapkan pengetahuan teoritis terutama dalam tahap pemecahan masalah. Inventarisasi Kegiatan
Kegiatan proyek dikelompokkan dalam komponen utama proyek, yang selanjutnya dari komponen utama ini dipecahkan lagi sehingga akan didapatkan paket-paket pekerjaan. Proses ini sering dinamakan sebagai proses Work Break Down Stucture (WBS). Pembagian proyek kedalam paket-paket pekerjaan ini sangatlah berguna didalam pengembangan akan jaringan kerja. Dengan proses WBS tersebut maka akan mempermudah perencanaan suatu paket pekerjaan, dan dengan proses ini paket pekerjaan dapat dimasukkan secara bersamasama ke dalam suatu jaringan kerja. Menentukan Logika Ketergantungan Tahap inventarisasi kegiatan selesai maka dapat dibuat logika ketergantungan, dimana dengan logika ketergantungan akan mempermudah pembuatan jaringan kerja. Sebagai langkah awal didalam membuat logika ketergantungan adalah dengan mengajukan beberapa pertanyaan sebagai berikut : a. Pekerjaan apa yang mendahuluinya pekerjaan sebelumnya? b. Pekerjaan apa yang mengikuti pekerjaan yang sedang dikerjakan? c. Apakah aktivitas yang saling mendahului dan mengikuti sudah dapat dikatakan logis? Perkiraan Waktu Setiap Kegiatan Perkiraan waktu adalah jangka waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan. Waktu sangatlah erat kaitannya dengan biaya yang dibutuhkan. Ada beberapa faktor yang menentukan lamanya kegiatan, diantaranya adalah : a. Faktor volume pekerjaan b. Faktor pemilihan peralatan proyek. c. Faktor akan jumlah tenaga kerja dan tingkat keterampilannya. d. Faktor cuaca dan lokasi proyek.
147
Penyusunan Jaringan Kerja Metode PDM. Penyusunan jaringan kerja dimaksudkan sebagai penjelasan secara grafis dalam suatu perencanaan proyek, dalam arti yang jelas, singkat, teratur dan sederhana. Penyusunan jaringan kerja dilakukan dengan menghubungkan antara aktivitas yang satu dengan aktivitas yang lainnya yang saling berhubungan, sehingga terbentuk rangkaian aktivitas dari awal hingga akhir proyek selesai secara keseluruhan. Teknik jaringan kerja yang dapat digunakan dalam pembuatan jadwal pelaksanaan suatu proyek, diantaranya adalah a. Metode Lintasan Kritis (Critical Path Methode) / CPM. b. Program Evaluation and Review Methode (PERT) c. Precedence Diagram Methode (PDM) Adapun penyusunan jaringan kerja untuk proyek pemasangan pipa saluran LPG di PT. Pertamina (Persero) UP IV Cilacap adalah dengan menggunakan metode PDM (Precedence Diagram Methode). Dasar dari pertimbangan menggunakan PDM adalah dikarenakan proyek ini merupakan kegiatan proyek yang berskala besar dan sistem pekerjaan / kegiatan yang saling bertumpuk atau tumpang tindih. Waktu penyelesaian proyek dihitung dengan menggunakan cara perhitungan maju dengan maksud untuk menghitung waktu mulai dan waktu selesai yang paling cepat dari tiap-tiap peristiwa. Kemudian dilakukan perhitungan mundur dengan maksud untuk mendapatkan sejumlah waktu yang paling maksimum boleh terlambat. Perhitungan Lintasan Kritis Analisis menghasilkan menspesifikasi selesai pada penganalisisan
jaringan kerja yang suatu jadual yang waktu mulai sampai setiap aktivitas. Pada ini dicari lebih dahulu
jalur atau lintasan kritis, dimana jumlah waktu kegiatan-kegiatan atau aktivitasaktivitas terbesar. Suatu aktivitas dikatakan kritis jika selisih waktu diantara waktu mulai tercepat dan waktu penyelesaian paling lambat adalah lebih panjang dari waktu aktualnya. Pada lintasan non kritis terdapat sejumlah waktu penundaan pelaksanaan suatu kegiatan atau waktu yang boleh terlambat tanpa mempengaruhi kelangsungan kegiatan selanjutnya. Perkiraan Sumber Daya. Pemakaian sumber daya akan disesuaikan waktunya menurut kebutuhan yang sudah ditentukan. Sesudah dilakukan perhitungan waktu pelaksanaan proyek, dilakukan perhitungan jumlah pengadaan material yang dibutuhkan. Setiap pekerjaan dianalisis dan ditentukan pekerjaan persatuan waktu. Jumlah tenaga kerja yang diburuhkan untuk setiap kegiatan adalah perkalian antara jumlah pekerjaan yang dapat dikerjakan per-satuan produktivitas tenaga kerja dengan kebutuhan tenaga kerja untuk pekerjaan tersebut. Perkiraan Biaya Setiap Kegiatan Biaya setiap pekerjaan dapat diperkirakan yaitu dengan mengalikan antara harga/upah satuan sumber daya dengan jumlah sumber daya. Apabila dikehendaki besar biaya pengeluaran dalam jangka waktu tertentu dikalikan dengan besar waktu pelaksanaan tiap pekerjaan. Pengadaan sumber daya harus dilakukan sebelum aktivitas yang memerlukannya dimulai, jumlah pengadaan tersebut dapat dipengaruhi oleh beberapa hal diantaranya : a. Kemampuan supplier. b. Keadaan di lapangan. c. Dana yang tersedia.
148
Kurva S. Kurva S merupakan pemaduan kemajuan setiap satuan waktu untuk mendapatkan suatu kemajuan kuantitatif dari durasi proyek yang normal. Kurva S
juga dapat digunakan untuk mengevaluasi kemajuan pekerjaan secara cepat setiap waktu yang dibandingkan terhadap prosentase kemajuan pekerjaan kumulatifnya.
Gambar 1 Kerangka Berpikir Penelitian
149
HASIL DAN PEMBAHASAN Data Perusahaan P.T. Yuan Sejati didirikan di Jakarta pada tanggal 5 Mei 1982. Pada mulanya bergerak sebagai kontraktor sipil di Jakarta, Sumatera dan Bali. Sejak tahun 1984 perusahaan kami memfokuskan pada perdagangan umum terutama untuk peralatan minyak dan gas. Pada saat ini ada 26 personel yang menangani marketing dan operasi. Di tahun 1998 perputaran modal perusahaan USD: 4,300,000.00 , di tahun 1999: USD. 2,700,000.00 dan di tahun 2000: USD. 4,100,000.00. Pengalaman Perusahaan P.T. Yuan Sejati mensuplai peralatan minyak dan gas dan semua produk yang berhubungan seperti : Sistem Metering, Stasiun Regulasi, Meter Rumah Tangga, Detektor Gas, Pipa Siku, Proteksi untuk Pipa: Onshore dan Offshore, Fittings dan Valves, dan lain sebagainya. Data Umum Proyek Unsur yang diperoleh didalam membuat diagram jaringan kerja (Network Diagram) proyek adalah inventarisasi pekerjaan, logika ketergantungan kegiatan proyek, perkiraan waktu kegiatan proyek dan metode peleksanaan konstruksi jika hal tersebut sudah diketahui, maka dapat dihitung durasi untuk setiap pekerjaan yaitu waktu mulai kerja paling cepat, waktu mulai paling lambat, tenggang waktu total dan tenggang waktu bebas. Perhitungan ini juga menghasilkan perkiraan waktu penyelesaian proyek secara keseluruhan dan yang terpenting adalah perhitungan tersebut akan memusatkan perhatian pada pekerjaan yang paling penting yaitu lintasan kritis dari pada proyek tersebut. Hal ini merupakan suatu konsep yang sangat baik untuk membantu pihak manajemen dalam menentukan skala prioritas dari kegiatan-kegiatan yang
terletak pada jalur kritis, terutama untuk kegiatan yang memerlukan banyak waktu akan sangat mempengaruhi akhir penyelesaian proyek, sehingga dapat mendorong terjadinya keterlambatan waktu penyelesaian proyek. Ruang Lingkup Konstruksi. a. b. c. d. e. f. g. h. i. j. k. l. m. n. o. p. q. r. s.
Surat Perintah Kerja. Survey Lapangan. Perancangan Gambar Teknik. Mobilitas. Persiapan Lapangan. Pengadaan Material. Membersihkan dan Meratakan Area. Menggali Tanah. Mengangkut dan Menjajarkan Pipa. Penyambungan Pipa (Tie-in). Pengujian Las Pipa . Melapisi Sambungan Pipa . Penimbunan dan Pemadatan Tanah. Flushing. Hydrotesting. Commissioning. Pembersihan Akhir . Demobilisasi. Proyek Selesai .
Jadwal Konstruksi . Membuat suatu jaringan kerja proyek dibutuhkan jadual konstruksi untuk mengetahui kegiatan atau aktivitas proyek dan waktu tiap-tiap aktivitas yang dibutuhkan, dimana dapat dilihat pada bagan balok (Bar Chart). Perkiraan Sumber Daya . Membangun suatu proyek dibutuhkan beberapa sumber daya termasuk diantaranya adalah perkiraan tentang jenis peralatan yang digunakan, macam-macam material yang diperlukan dan tenaga kerja yang akan dipakai. Pembagian ketiga sumber daya tersebut akan diuraikan seperti yang terdapat pada berikut ini: 150
a. Material. b. Peralatan c. Tenaga Kerja. Penggambaran Diagram Jaringan Kerja. Setelah diketahui logika ketergantungan tiap-tiap aktivitas pada pembahasan sebelumnya, maka dapat dibuat diagram jaringan kerja proyek ini. Dalam penggambaran jaringan kerja ini dirangkaikan dalam urutanurutan kegiatan yang dijadualkan menurut kepentingannya, termasuk ditetapkannya jadual waktu, kapan dimulainya dan kapan selesainya pekerjaan. Konsep dasar pembentukan jaringan kerja akan terlihat dalam suatu rencana yang digambarkan dalam pernyataan secara grafis dari kegiatankegiatan yang diperlukan untuk mencapai akhir dalam suatu proyek. Menentukan Hubungan Kegiatan (Konstrain)
Antar
Menentukan Lintasan Jalur Kritis Untuk menentukan lintasan kritis
Hubungan antar kegiatan dapat berkembang menjadi beberapa kemungkinan yang berupa konstrain. Konstrain dapat menunjukkan hubungan antar kegiatan dengan satu garis dari node terdahulu ke node berikutnya. Satu konstrain dapat menghubungkan dua node, karena setiap node memiliki dua ujung yaitu ujung mulai (S) dan ujung selesai (F). Terdapat 4 macam konstrain yaitu awal ke awal (SS), awal ke akhir (SF), akhir ke akhir (FF) dan akhir ke awal (FS). Menentukan. Lamanya Waktu Penyelesaian Proyek Setelah diketahui jumlah waktu yang diperlukan dan hubungan antar kegiatan untuk menyelesaikan setiap aktivitas atau kegiatan, langkah selanjutnya adalah menentukan lamanya waktu penyelesaian proyek yang dapat ditentukan dengan melihat jaringan kerja yang sudah digambarkan dengan. informasi-informasi didalamnya.
dapat diperhitungkan dengan hitungan maju dan hitungan mundur.
151
Analisis Biaya Proyek Perkiraan biaya pada jadual penyelesaian proyek yang didasarkan atas hasil analisis yang diperoleh akan memberikan petunjuk berdasarkan besarnya biaya pada akhir proyek.
Dalam membuat proyeksi dapat dilihat dari beberpa indikator, yaitu ACWP (Actual Cost Of Work Performed) adalah jumlah biaya aktual dari pengeluaran atau dana yang digunakan untuk melaksanakan pekerjaan pada kurun waktu tertentu dan BCWP (Budgeted Cost Of Work Performed) menunjukkan nilai hasil dari pekerjaan 152
berdasarkan
anggaran
perencanaan
Kesimpulan Analisis pemecahan masalah dengan metode jaringan kerja PDM pada proyek pemasangan pipa saluran LPG didaerah Cilacap oleh PT. Yuan Sejati, maka dapat disimpulkan : a. Proyek pemasangan pipa saluran LPG pada PT. YUAN SEJATI di daerah Cilacap yang berjarak 184 KM, dilihat dari metode bagan balok yang sifat pekerjaannya saling tumpang tindih, maka digunakan jaringan kerja PDM. Dimana terdiri dari 114 peristiwa, yaitu dimulai dari awal proyek (Peristiwa ke-1) sampai
yang
telah
disediakan.
pada kegiatan akhir proyek (peristiwa ke-114). Kegiatan-kegiatan yang bersifat kritis dalam hubungannya dengan penyelesaian proyek ini dapat diidentifikasikan sebagai berikut : 0 + 2 + 0+ 1 + 0 + 0 + 0 + 21+0- 16-3 + 0 + 0 + 2 + 0 + 2 + 0+1 + 0 + 5 + 0 + 2 + 0 + 9 + 0+1 + 0 + 4+1 + 0 + 2 + 0 + 5+ 13 = 52 Hari kerja. b. Berdasarkan perhitungan maju yang terdiri dari Early Start (ES) dan Early Finish (EF), serta perhitungan mundur yang terdiri dari Latest Start (LS) dan Latest Finish (LF) didapat waktu 153
penyelesaian proyek selama 228 hari kerja. Pada jaringan kerja PDM yang disajikan pada dapat diketahui kegiatan mana saja yang tidak dapat ditunda penyelesaiannya dan kegiatan mana saja yang dapat ditunda penyelesaiannya tanpa menambah waktu penyelesaian proyek secara keseluruhan. Dalam hal ini kegiatan-kegiatan yang dapat ditunda pelaksanaannya merupakan kegiatan-kegiatan non kritis yang mempunyai tenggang waktu. c. Perkiraan jumlah keseluruhan anggaran biaya proyek adalah sebesar Rp. 49.273.758.000 dan biaya total proyek yang aktual adalah sebesar Rp. 34.995.345.300, sehingga pelaksanaan kegiatan proyek pemasangan pipa gas ini dianggap stabil, karena biaya aktual proyek lebih kecil dari biaya anggaran perencanaan. DAFTAR PUSTAKA Bedworth, David D., and James Bailey,"Integrated Production Control System", John Wiley & Sons
Inc, Toronto 1987 Callahan, Micheal T., Quackenbush, Daniel G., Rowings, James E., "Construction Project Schedulling”, McGraw-Hill International, New York 1992 Gray, Clifford F., "Essential Of Project Management", PBI Petrocelli Book, London 1981 Harris, Robert B, "Precedence and Arrow Networking Techniques For Construction'', John Wiley & Sons Inc., New York 1978 Huja, Hira N, "Project Management, Techniques in Planning and Controlling Construction Projects", Second Edition, John Wiley & Sons Inc., New York 1995 Kerzner, Harold, "Project Management, a System Approach”, John Wiley, New York 1990 Siswoyo, Penerapan CPM dan PERT, Erlangga, Jakarta 1998 Stoner, James A.F., Wankel, Charles,"Management”, Prentice Hall, New Jeresy, 1986 Soeharto Iman, Manajemen Proyek Industri, Erlangga, Jakarta. 1990 Soeharto Iman, Manajemen Proyek (Dari Konseptual Sampai Operational), Erlangga, Jakarta,1995
154