Jurnal Ilmiah Teknik Sipil No.1 Vol. 1 , Januari 2014
OPTIMALISASI PENJADWALAN PROYEK REVITALISASI GEDUNG BPS KOTA GORONTALO DENGAN MENGGUNAKAN METODE CPM DAN PDM Noval Antuli Arfan Utiarahman, Komang Arya Utama Fakultas Teknik, Jurusan Teknik Sipil, Universitas Negeri Gorontalo INTISARI : Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Gorontalo dalam usahanya meningkatkan kualitas pelayanan melakukan revitalisasi gedung. Pembangunan gedung Badan Pusat Statistik Kota Gorontalo direncanakan waktu pelaksanaan selama 180 hari kerja dengan total biaya Rp. 1.385.945.709 tapi mengalami keterlambatan dalam pelaksanaan sehingga perlu di optimalisasi dari segi waktu dan biaya agar mendapatkan hasil yang optimal. untuk itu diperlukan metode yang dapat mengoptimalkan waktu dan biaya tanpa mengurangi kualitas dan mutu. Metode CPM (Critical Path Method) dan metode PDM (Precedence Diagram Method) digunakan untuk menganalisis waktu penyelesaian proyek agar lebih efektif dan efisien dalam penjadwalan. Untuk mengatasi keterlambatan waktu dan kenaikan biaya proyek, maka dilakukan Crash Program dengan penambahan jumlah tenaga kerja. Hasil penelitian menunjukan durasi optimal proyek adalah 164 hari kerja dengan efisiensi waktu 11,67% dan total biaya sebesar Rp.1.374.440.709 dengan efisiensi biaya 0,83%, sehingga diperoleh penghematan biaya sebesar Rp.11.505.000. Kata Kunci : Optimalisasi, Metode CPM dan PDM, Percepatan.
PENDAHULUAN Sebuah proyek dapat diartikan sebagai suatu rangkaian kegiatan yang saling berkaitan yang dirancang dengan baik dalam rangka mencapai tujuan yang sesuai dengan tahapan proyeknya. Merencanakan dan mengendalikan suatu proyek kegiatan yang sangat kompleks akan sulit dilakukan karena harus dituntut untuk memperhatikan berbagai aspek seperti waktu, biaya dan sumber daya. Pada proyek revitalisasi Badan Pusat Statistik Kota Gorontalo direncanakan waktu pelaksanaan proyek selama 180 HK tetapi mengalami keterlambatan dalam pelaksanaan. Melihat kondisi yang terjadi seperti ini, maka di butuhkan suatu perencanaan, penjadwalan dan optimalisasi proyek dari fase awal proyek sampai pada fase penyelasaiann proyek. Dalam hal ini metode jaringan kerja dapat memberikan solusi di dalam perencanaan penjadwalan proyek konstruksi. Dari segi penyusunan jadwal, jaringan kerja merupakan penyempurnaan dari bagan balok, karena dapat memberikan penyelesaian masalah-masalah yang belum terpecahkan seperti lama perkiraan kurun waktu penyelesaian proyek, kegiatan-
Jurnal Ilmiah Teknik Sipil No.1 Vol. 1 , Januari 2014
kegiatan yang bersifat kritis dalam penyelesaian proyek, adanya keterlambatan pelaksanaan serta pengaruhnya terhadap penyelesaian proyek secara keseluruhan. Dalam jaringan kerja terdapat tiga metode yang dianggap mampu menyuguhkan teknik dasar dalam menentukan urutan dan kurun waktu kegiatan proyek yang kemudian dipakai untuk memperkirakan waktu penyelesain proyek secara keseluruhan yaitu Critical Path Method (CPM), Project Evaluation and Review Technique (PERT), Precedence Diagram Method (PDM). Dari ketiga metode penjadwalan ini yang akan dibandingkan adalah metode CPM dan PDM. Berdasarkan uraian singkat pada latar belakang penelitian dirumuskan beberapa masalah yaitu : 1.
Bagaimana jaringan kerja yang optimal untuk proyek pembangunan revitalisasi gedung Badan Pusat Statistik Kota Gorontalo ?
2.
Berapa durasi optimal yang diperoleh pada proyek revitalisasi gedung Badan Pusat Statistik Kota Gorontalo ?
3.
Berapa total biaya proyek revitalisasi gedung Badan Pusat Statistik Kota Gorontalo yang optimal ? Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :
1.
Menyusun jaringan kerja atau Network proyek revitalisasi gedung Badan Pusat Statistik Kota Gorontalo.
2.
Menganalisa waktu yang optimal untuk menyelesaikan proyek revitalisasi gedung Badan Pusat Statistik Kota Gorontalo.
3.
Menganalisa perkiraan biaya akibat percepatan waktu pelaksanaan. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan kepada instansi yang
terlibat dalam proyek pekerjaan konstruksi agar menghasilkan produk konstruksi yang tepat waktu dalam pengerjaan, tepat metode dan tepat biaya. METODE PENELITIAN Kajian ini akan membandingkan antara hasil penjadwalan aktivitas proyek revitalisasi gedung Badan Pusat Statistik Kota Gorontalo menggunakan metode
Jurnal Ilmiah Teknik Sipil No.1 Vol. 1 , Januari 2014
CPM dan PDM. Setelah melakukan penjadwalan dengan kedua metode tersebut dilanjutkan dengan menganalisa kedua metode penjadwalan untuk mendapatkah hasil yang optimal ditinjau dari waktu dan biaya, dari hasil analisa optimasi didapatkan metode penjadwalan yang efektif dan efisien pada proyek revitalisasi gedung Badan Pusat Statistik Kota Gorontalo. HASIL DAN PEMBAHASAN Biaya langsung (direct cost) adalah biaya untuk segala sesuatu yang akan menjadi komponen permanen hasil akhir proyek. Rincian biaya langsung dapat dilihat dalam Tabel 4.1 dibawah ini Tabel 4.1. Daftar Biaya Langsung Pekerjaan No
Jenis Pekerjaan
Biaya
I
Pekerjaan Persiapan
Rp
29.750.000
II
Pekerjaan Tanah dan pasir
Rp
8.955.549,36
III
Pekerjaan Pasangan Dan Plesteran
Rp
154.675.346,14
IV
Pekerjaan Struktur Beton Bertulang
Rp
503.372.668,68
V
Pekerjaan Lantai Dan Dinding
Rp
102.942.427,39
VI
Pekerjaan Kosen Pintu, Jendela Railling Dan Penggantung
Rp
161.244.483,63
VII
Pekerjaan Atap Dan Plafon
Rp
124.833.321,98
VIII
Pekerjaan Pengecetan
Rp
32.963.497,20
IX
Pekerjaan Instalasi Air, Septictank Dan Groundtank
Rp
59.070.051,95
X
Pekerjaan Instalasi Listrik, Server, Tepon, Tv, Dan Ac
Rp
39.138.362,50
XI
Pekerjaan Lain-Lain
Rp
7.000.000,00
TOTAL
Rp
1.223.945.708,78.
Sumber: CV Mutiara Sulawesi Total biaya langsung sesuai dengan data Rencana Anggaran Biaya (RAB) yang diperoleh dari konsultan pelaksana proyek pembangunan gedung BPS Kota Goorontalo sebesar Rp 1.223.945.708,78.
Jurnal Ilmiah Teknik Sipil No.1 Vol. 1 , Januari 2014
Biaya tidak langsung (indirect cost) meliputi biaya-biaya yang dikeluarkan tanpa bergantung pada volume pekerjaan yang dilaksanakan tetapi bergantung pada lamanya waktu pelaksanaan pekerjaan. Rincian daftar biaya tidak langsung proyek dapat dilihat pada Tabel 4.2 Tabel 4.2 Daftar Biaya Tidak Langsung Pekerjaan No I
Jml
Biaya
PELAKSANA 1
Site Manager
1
2
Pelaksana
2
3
ME
1
4
Administrasi/logistik
1
@
Rp. 2.000.000
5
Satpam
2
@
Rp. 1.500.000
II
III
Uraian
Rp. 8.000.000 @
Rp. 3.000.000 Rp. 2.400.000
FASILITAS 1
Transportasi
Rp. 3.500.000
2
Listrik
Rp. 600.000
3
Air
Rp. 500.000
Biaya tak terduga dari real cost 2% TOTAL
Rp. 1.600.000
Rp. 27.000.000
Sumber: CV. Mutiara Sulawesi Berdasarkan Tabel 4.2 di atas biaya tidak langsung yang dikeluarkan oleh kontraktor pelaksana sebesar Rp. 27.000.000,00 perbulan, serta biaya tidak langsung yang harus dikeluarkan oleh kontraktor pelaksana selama 180 hari kerja sebesar Rp. 162.000.000,00. Setelah dilakukan penjadwalan dengan menggunakan metode CPM dan metode PDM dengan bantuan Microsoft Project didapat jalur kritis. Adapun jalur kritis yang terdapat pada metode CPM dan PDM dapat dilihat pada Tabel 4.4 dan 4.6.
Jurnal Ilmiah Teknik Sipil No.1 Vol. 1 , Januari 2014
Tabel 4.4. Daftar Kegiatan-Kegiatan Kritis Pekerjaan dengan metode CPM Kode
Uraian Pekerjaan
Durasi
A B E F G H I J K M R U W Y AA AQ AR
Pembongkaran Bangunan Lama Pengukuran & Pasang Bowplank Pek. Cor Pondasi Telapak Pek. Galian Tanah Untuk Pondasi Pek. Urugan Tanah Bekas Galian Pondasi Pek. Urugan Pasir Dibawah Pondasi Pek. Aanstamping Batu Kosong Pek. Pondasi Batu Kali / Belah 1PC : 4PP Pek. Cor Beton Sloef (TB-1) 20/40 Pek. Cor Kolom Utama K1 40/40 Lantai 01 Pek. Cor Beton Balok Induk (B1) 25/50 Lantai 02 Pek. Cor Plat Lantai Beton Bertulang Camp 1:2:3 lantai 02 Pek. Cor Kolom Utama K1 40/40 Lantai 02 Pek. Cor Beton Balok Anak (B3) 20/30 Lantai 02 & 03 Pek. Kuda-Kuda Rangka Baja Ringan & Atap Metal Pas. Dinding 1/2 Bata Sp. 1PC : 3PP Lantai 02 Pas. Dinding 1/2 Bata Sp. 1PC : 5PP Lantai 02 Pek. Plesteran Dinding +Kolom, Plat Luifel, & Balok sp. 1PC : 3PP Lantai 02 Pek. Plesteran Dinding sp. 1PC : 5PP Lantai 02 Pek. Pengecatan Dinding Tembok Outdoor (Setara KW 1) Pek. Pengecatan Dinding Tembok Indoor Pek. Pengecatan Plafond Pek. Pengecatan Kayu
7 2 10 8 2 2 2 5 8 12 11 11 10 9 7 10 12
AS AT BC BD BE BF
Sumber: Hasil Analisis
12 12 8 8 10 12
Jurnal Ilmiah Teknik Sipil No.1 Vol. 1 , Januari 2014
Tabel 4.6. Daftar Kegiatan-Kegiatan Kritis Pekerjaan dengan metode PDM Kode A B C E G H I J K L N P Q T W Y Z AA AB AQ AR AS
Uraian Pekerjaan Pembongkaran Bangunan Lama Pengukuran & Pasang Bowplank Papan Nama Proyek Pek. Cor Pondasi Telapak Pek. Urugan Tanah Bekas Galian Pondasi Pek. Urugan Pasir Dibawah Pondasi Pek. Aanstamping Batu Kosong Pek. Pondasi Batu Kali / Belah 1PC : 4PP Pek. Cor Beton Sloef (TB-1) 20/40 Pek. Cor Beton Sloef (PB) 15/20 Pek. Cor Kolom Utama K1 40/40 Lantai 01 Pek Cor Balok Latey 12/12 Lantai 01 Pek. Cor Beton Tangga Beton Bertulang Pek Cor Balok Latey 12/12 Lantai 02 & 03 Pek. Cor Kolom Utama K1 40/40 Lantai 02 Pek. Cor Beton Balok Anak (B3) 20/30 Lantai 02 & 03 Pek. Cor Plat Talang Lantai 03 Pek. Kuda-Kuda Rangka Baja Ringan Dan Atap Metal Pek. Bubungan Metal Roof Pas. Dinding 1/2 Bata Sp. 1PC : 3PP Lantai 02&03 Pas. Dinding 1/2 Bata Sp. 1PC : 5PP Lantai 02 Pek. Plesteran Dinding +Kolom, Plat Luifel, & Balok sp. 1PC : 3PP Lantai 02 & 03
AT AU AV AW AX AY BB BE BF
Pek. Plesteran Dinding sp. 1PC : 5PP Lantai 02 & 03 Pek. Acian Dinding Pas Lantai Keramik 50 x 50 Lantai 02 (Setara KW1) Pas Plint Dinding Keramik 10 x 50 Lantai 02 (Setara KW1) Pek. Dinding Keramik KM/ WC 20x25 Lantai 01&03 Pek. Pelester + Floor Lantai Plat Talang PEK. PLAFOND LANTAI 01 & 02 Pek. Pengecatan Plafond Pek. Pengecatan Kayu
Durasi 7 2 1 10 2 2 2 5 8 7 11 11 8 10 10 9 8 7 4 10 12 12 12 5 8 5 3 3 8 10 2
Sumber: Hasil Analisis Dari Tabel 4.4 dan Tabel 4.6 di atas pekerjaan yang akan dipercepat berdasarkan kegiatan-kegiatan kritis adalah pekerjaan dengan kode kegiatan W, AA, AQ, AR, AS, AT. Adapun beberapa alasan pengambilan keenam item pekerjaan tersebut menjadi item pekerjaan yang akan dipercepat adalah sebagai berikut :
Jurnal Ilmiah Teknik Sipil No.1 Vol. 1 , Januari 2014
1. Item pekerjaan tersebut dapat dipercepat waktu pengerjaannya pada kedua metode yaitu CPM dan PDM. 2. Item pekerjaan tersebut bila dipercepat tidak mengakibatkan perubahan jalur kritis atau lintasan kritis pada kedua metode yaitu metode CPM dan PDM. Berbasarkan kegiatan-kegiatan kritis terpilih pada metode CPM yang akan dipercepat dihitung berdasarkan biaya langsung sehingga diperoleh pertambahan biaya, seperti yang disajikan pada Tabel 4.9 dan Tabel 4.10. Tabel 4.9. Hasil Analisis Percepatan Durasi Kegiatan Terpilih dengan metode CPM Kode
Jenis
Durasi
Percepatan
Durasi
Pekerjaan
Pekerjaan
Normal
Durasi
Percepatan
AS
Pek. Plesteran Dinding +Kolom, Plat Luifel, & Balok sp. 1PC : 3PP Lantai 02 & 03
12 hari
2 hari
10 hari
AQ
Pas. Dinding 1/2 Bata Sp. 1PC : 3PP Lantai 02&03
10 hari
2 hari
8 hari
W
Pek. Cor Kolom Utama K1 40/40 Lantai 02
10 hari
2 hari
8 hari
AA
Pek. Kuda-Kuda Rangka Baja Ringan Dan Atap Metal
7 hari
2 hari
5 hari
AR
Pas. Dinding 1/2 Bata Sp. 1PC : 5PP Lantai 02
12 hari
2 hari
10 hari
AT
Pek. Plesteran Dinding sp. 1PC : 5PP Lantai 02 & 03
12 hari
2 hari
10 hari
Sumber: Hasil Analisis
Jurnal Ilmiah Teknik Sipil No.1 Vol. 1 , Januari 2014
Tabel 4.10. Slope Biaya Pekerjaan Akibat Percepatan Kode
Normal
Slope
Percepatan Crashing
Pek
Durasi
Biaya
AS
12
Rp. 10.714.666
AQ
10
W
Durasi
Biaya
Biaya
2
10
Rp. 10.949.666
Rp. 235.000
Rp. 7.296.960
2
8
Rp. 7.551.960
Rp. 255.000
10
Rp. 48.529.101
2
8
Rp. 48.874.101
Rp. 345.000
AA
7
Rp. 56.284.057
2
5
Rp. 56.674.057
Rp. 390.000
AR
12
Rp. 23.589.662
2
10
Rp. 24.024.662
Rp. 435.000
AT
12
Rp. 16.818.207
2
10
Rp. 19.208.207
Rp. 2.390.000
Sumber: Hasil Analisis Berdasarkan hasil perhitungan pada Tabel 4.9 dan 4.10 didapat total slope biaya percepatan selama 12 hari sebesar Rp. 4.050.000,00. Setelah diperoleh Slope biaya tiap item pekerjaan, dilanjutkan dengan perhitungan kenaikan biaya langsung Tabel 4.11. Daftar Kenaikan Biaya Langsung Kode
Durasi
Akumulasi
Durasi
Slope biaya
Biaya
Pek
Percepatan
Percepatan
Proyek
perhari
Langsung
-
-
180 hari
-
Rp. 1.223.945.709
AS
2 hari
2 hari
178 hari
Rp. 235.000
Rp. 1.224.180.709
AQ
2 hari
4 hari
176 hari
Rp. 255.000
W
2 hari
6 hari
174 hari
Rp. 345.000
AA
2 hari
8 hari
172 hari
Rp. 390.000
AR
2 hari
10 hari
170 hari
Rp. 435.000
AT
2 hari
12 hari
168 hari
Rp. 2.390.000
Sumber: Hasil Analisis
Rp. 1.224.435.709
Rp. 1.224.780.709 Rp. 1.225.170.709 Rp. 1.225.605.709 Rp. 1.227.995.709
Jurnal Ilmiah Teknik Sipil No.1 Vol. 1 , Januari 2014
Berdasarkan Tabel 4.11 di atas dapat dilihat bahwa semakin cepat waktu penyelesaian proyek maka biaya langsung akan semakin naik. Selanjutnya perhitungan percepatan durasi pekerjaan berdasarkan kegiatan kritis serta perhitungan slope biaya pekerjaan disajikan dalam Tabel 4.13 dan Tabel 4.14 Tabel 4.13. Hasil Analisis Percepatan Durasi Kegiatan Terpilih dengan Metode PDM Kode
Jenis
Durasi
Percepatan
Durasi
Pekerjaan
Pekerjaan
Normal
Durasi
Percepatan
AQ
Pas. Dinding 1/2 Bata Sp. 1PC : 3PP Lantai 02&03
10 hari
2 hari
8 hari
W
Pek. Cor Kolom Utama K1 40/40 Lantai 02
10 hari
2 hari
8 hari
AA
Pek. Kuda-Kuda Rangka Baja Ringan Dan Atap Metal
7 hari
2 hari
5 hari
AR
Pas. Dinding 1/2 Bata Sp. 1PC : 5PP Lantai 02
12 hari
5 hari
7 hari
AT
Pek. Plesteran Dinding sp. 1PC : 5PP Lantai 02 & 03
12 hari
5 hari
7 hari
12 hari
5 hari
7 hari
AS
Pek. Plesteran Dinding +Kolom, Plat Luifel, & Balok sp. 1PC : 3PP Lantai 02 & 03
.Sumber: Hasil Analisis
.
Jurnal Ilmiah Teknik Sipil No.1 Vol. 1 , Januari 2014
Tabel 4.14. Slope Biaya Pekerjaan Akibat Percepatan Kode
Normal
Slope
Percepatan Crashing
Pek
Durasi
AQ
10
Rp. 7.296.960
2
8
Rp. 7.551.960
Rp. 255.000
W
10
Rp. 48.529.101
2
8
Rp. 48.874.101
Rp. 345.000
AA
7
Rp. 56.284.057
2
5
Rp. 56.674.057
Rp. 390.000
AR
12
Rp. 23.589.662
5
7
Rp. 24.027.162
Rp. 437.500
AT
12
Rp. 16.818.207
5
7
Rp. 18.285.707
Rp. 1.467.500
AS
12
Rp. 10.714.666
5
7
Rp. 15.669.666
Rp. 4.955.000
Biaya
Durasi
Biaya
Biaya
Sumber: Hasil Analisis Berdasarkan hasil perhitungan pada Tabel 4.13 dan 4.14 didapat total slope biaya percepatan selama 21 hari sebesar Rp. 7.850.000,00. Setelah diperoleh hasil pertambahan biaya (slope biaya) tiap item Pekerjaan, dilanjutkan dengan menghitunng kenaikan Biaya Langsung. Kenaikan Biaya langsung dapat dilihat dalam Tabel 4.15. Tabel 4.15. Daftar Kenaikan Biaya Langsung Kode
Durasi
Akumulasi
Durasi
Slope biaya
Biaya
Pek
Percepatan
Percepatan
Proyek
perhari
Langsung
-
-
180 hari
-
Rp 1.223.945.709
AQ
2 hari
2 hari
178 hari
Rp. 255.000
Rp. 1.224.200.709
W
2 hari
4 hari
176 hari
Rp. 215.000
AA
2 hari
6 hari
174 hari
Rp. 390.000
AR
5 hari
11 hari
169 hari
Rp. 437.500
AT
5 hari
16 hari
164 hari
Rp. 1.467.500
AS
5 hari
21 hari
159 hari
Rp. 4.955.000
Sumber Hasil Analisis
Rp. 1.224.545.709 Rp. 1.224.945.709 Rp. 1.225.373.209 Rp. 1.226.840.709 Rp. 1.231.795.709
Jurnal Ilmiah Teknik Sipil No.1 Vol. 1 , Januari 2014
Berdasarkan Tabel 4.15 di atas dapat dilihat bahwa semakin cepat waktu penyelesaian proyek maka biaya langsung akan semakin naik. Biaya tidak langsung dihitung berdasarkan percepatan durasi pekerjaan atau umur proyek seperti pada Tabel 4.16 dibawah ini. Tabel 4.16. Perhitungan Biaya Tidak Langsung Berdasarkan Analisa CPM Durasi
Durasi
Total Biaya
Total
Percepatan
Gaji
Biaya tidak Langsung
Biaya Gaji Perhari Proyek
Rp. 162.000.000
180 HK
Rp. 900.000
-
178 HK
Rp. 900.000
2 hari
Rp. 1.800.000
Rp. 160.200.000
176 HK
Rp. 900.000
4 hari
Rp. 3.600.000
Rp. 158.400.000
174 HK
Rp. 900.000
6 hari
Rp. 5.600.000
Rp. 156.600.000
172 HK
Rp. 900.000
8 hari
Rp. 7.200.000
Rp. 154.800.000
170 HK
Rp. 900.000
10 hari
Rp. 9.000.000
Rp. 153.000.000
168 HK
Rp. 900.000
12 hari
Rp. 10.800.000
Rp. 151.200.000
Sumber: Hasil Analisis Tabel 4.17. Perhitungan Biaya Tidak Langsung Berdasarkan Analisa PDM Durasi
Durasi
Total Biaya
Total
Percepatan
Gaji
Biaya tidak Langsung
Biaya Gaji Perhari Proyek
Rp. 162.000.000
180 HK
Rp. 900.000
-
178 HK
Rp. 900.000
2 hari
Rp. 1.800.000
Rp. 160.200.000
176 HK
Rp. 900.000
4 hari
Rp. 3.600.000
Rp. 158.400.000
174 HK
Rp. 900.000
6 hari
Rp. 5.600.000
Rp. 156.600.000
169 HK
Rp. 900.000
11 hari
Rp. 9.900.000
Rp. 152.100.000
164 HK
Rp. 900.000
16 hari
Rp. 14.400.000
Rp. 147.600.000
159 HK
Rp. 900.000
21 hari
Rp. 18.900.000
Rp. 143.100.000
Sumber: Hasil Analisis
Jurnal Ilmiah Teknik Sipil No.1 Vol. 1 , Januari 2014
Total biaya proyek adalah jumlah dari biaya langsung ditambah dengan biaya tidak langsung. seperti pada tabel 4.18 dan 4.19 dibawah ini. Tabel 4.18. Total Biaya Proyek Berdasarkan Analisa CPM Biaya proyek
Total Biaya
Umur Proyek Biaya Langsung
Biaya Tidak Langsung
Proyek
180 HK
Rp. 1.223.945.709
Rp. 162.000.000
Rp. 1.385.945.709
178 HK
Rp. 1.224.180.709
Rp. 160.200.000
Rp. 1.384.380.709
176 HK
Rp. 1.224.435.709
Rp. 158.400.000
Rp. 1.382.835.709
174 HK
Rp. 1.224.780.709
Rp. 156.600.000
Rp. 1.381.380.709
172 HK
Rp. 1.225.170.709
Rp. 154.800.000
Rp. 1.379.970.709
170 HK
Rp. 1.225.605.709
Rp. 143.000.000
Rp. 1.378.605.709
168 HK
Rp. 1.227.995.709
Rp. 151.200.000
Rp. 1.379.195.709
Sumber: Hasil Analisis Berdasarkan tabel 4.18 di atas diperoleh total biaya proyek yang optimum sebesar Rp. 1.378.605.709. Tabel 4.19. Total Biaya Proyek Berdasarkan Analisa PDM Biaya proyek
Total Biaya
Umur Proyek Biaya Langsung
Biaya Tidak Langsung
180 HK
Rp 1.223.945.709
Rp. 162.000.000
Rp 1.385.945.709
178 HK
Rp. 1.224.200.709
Rp. 160.200.000
Rp 1.384.400.709
176 HK
Rp. 1.224.545.709
Rp. 158.400.000
Rp 1.382.945.709
174 HK
Rp. 1.224.945.709
Rp. 156.600.000
Rp 1.381.535.709
169 HK
Rp. 1.225.373.209
Rp. 152.100.000
Rp. 1.377.473.209
164 HK
Rp. 1.226.840.709
Rp. 147.600.000
Rp. 1.374.440.709
159 HK
Rp. 1.231.795.709
Rp. 143.100.000
Rp. 1.374.895.709
Sumber: Hasil Analisis
Proyek
Jurnal Ilmiah Teknik Sipil No.1 Vol. 1 , Januari 2014
Berdasarkan Tabel 4.19 di atas diperoleh total biaya proyek yang optimum sebesar Rp. 1.374.440.709. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1.
Dari kedua metode CPM dan PDM diperoleh durasi optimal dengan menggunakan metode PDM yaitu 164 hari kerja.
2.
Total biaya pelaksanaan proyek revitalisasi gedung Badan Pusat Statistik Kota Gorontalo dengan durasi optimal 164 hari kerja serta biaya sebesar Rp. 1.374.440.709
SARAN Saran-saran yang dapat diberikan berdasarkan penilitian ini adalah sebagai berikut: 1.
Perencanaan
jaringan
kerja
haruslah
memperhatikan
sistematika
penyusunan jaringan kerja serta penyusunan logika ketergantungan. 2.
Penelitian dengan metode penjadwalan perlu dikembangkan untuk penelitian-penelitian selanjutnya, dengan menggunakan metode atau pendekatan lain seperti Project Evaluation and Review Teqnique (PERT).
3.
Setiap kali selesai mempercepat kegiatan, teliti kemungkinan adanya float yang mungkin dapat dipakai untuk mengulur waktu kegiatan yang bersangkutan untuk memperkecil biaya.
4.
Bila dalam proses mempercepat waktu proyek terbentuk jalur kritis baru, maka percepat kegiatan-kegiatan kritis yang mempunyai slope biaya terendah.
Jurnal Ilmiah Teknik Sipil No.1 Vol. 1 , Januari 2014
DAFTAR PUSTAKA
Ali. Tubagus. Haedar. 1989. Prinsip-Prinsip Network Planning. Jakarta: Gramedia. Dipohusodo. Istimawan. 1996. Manajemen Proyek dan Konstruksi Jilid 2. Yogyakarta: Kanisius. Ervianto. Wulfram. i. 2005. Manajemen Proyek. Yogyakarta: Andi. Soeharto. Iman. 1999. Manajemen Proyek. Jakarta: Erlangga. Koolma. A dan Van de Schoot. C.J.M. 1988. Manajemen Proyek. Jakarta: Universitas Indonesia. Husen. Abrar. 2009. Perencanaan Penjadwalan Dan Pengendalian Proyek. Yogyakarta: CV. Andi Offset Luthan. P.L.A. dan Syafriandi. 2006. Aplikasi Microsoft Project. Yogyakarta: CV. Andi Offset. Sugeng. (2012). Microsoft Word BAB II [Online]. Tersedia pada: http://eprints.undip.ac.id/34116/5/1642_chaper_II.pdf. Diakses pada 10 April 2013.
Jurnal Ilmiah Teknik Sipil No.1 Vol. 1 , Januari 2014