PENJADWALAN PROYEK MENGGUNAKAN METODE ALJABAR MAX-PLUS: STUDI KASUS PADA PEMASANGAN PENGOLAH AIR PDAM KOTA SEMARANG
ARPI MEDIAN LAVANDI NOOR
DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2015
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Penjadwalan Proyek Menggunakan Metode Aljabar Max-Plus: Studi Kasus pada Pemasangan Pengolah Air PDAM Kota Semarang adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor. Bogor, Juni 2015 Arpi Median Lavandi Noor NIM G54110061
ABSTRAK ARPI MEDIAN LAVANDI NOOR. Penjadwalan Proyek Menggunakan Metode Aljabar Max-Plus: Studi Kasus pada Pemasangan Pengolah Air PDAM Kota Semarang. Dibimbing oleh MUHAMMAD ILYAS dan SISWANDI. Penjadwalan proyek adalah bagian dari manajemen proyek yang bertujuan merencanakan pelaksanaan kegiatan-kegiatan dalam suatu proyek secara terstruktur dan memiliki batasan waktu yang jelas. Keterkaitan antar kegiatan dalam suatu proyek dapat ditransformasikan ke dalam bentuk matriks yang kemudian dapat dianalisis menggunakan metode aljabar Max-Plus. Matriks inilah yang akan diterapkan dalam perhitungan untuk mendapat solusi yang dibutuhkan dalam penjadwalan proyek, seperti waktu optimum, jalur kritis, dan waktu toleransi. Kata kunci: aljabar Max-Plus, penjadwalan proyek, waktu optimum, jalur kritis.
ABSTRACT ARPI MEDIAN LAVANDI NOOR. Project Scheduling Using Max-Plus Algebra: a Case Study on the Installation of Water Treatment in Semarang. Supervised by MUHAMMAD ILYAS and SISWANDI. Project scheduling is part of the project management which planning the implementation of activities in a project in a structured manner and have a clear time limitation. The linkage among activities in a project can be transformed into the form of matrix which can be analyzed by using max-plus algebraic method. This matrix will then be applied in the calculation to obtain the required solution of the project scheduling, such as the optimum time, critical path, and a time tolerance. Keywords: Max-Plus algebra, project scheduling, optimum time, critical path.
PENJADWALAN PROYEK MENGGUNAKAN METODE ALJABAR MAX-PLUS: STUDI KASUS PADA PEMASANGAN PENGOLAH AIR PDAM KOTA SEMARANG
ARPI MEDIAN LAVANDI NOOR Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Sains pada Departemen Matematika
DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2015
PRAKATA Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa taβala atas segala rahmat dan karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Terima kasih penulis ucapkan kepada keluarga atas segala doa, semangat, dan pengorbanan yang dilakukan demi terselesaikannya karya ilmiah ini. Terima kasih juga penulis ucapkan kepada Bapak Muhammad Ilyas, MSi, MSc sebagai dosen Pembimbing I dan Bapak Drs Siswandi, MSi sebagai dosen Pembimbing II serta Bapak Dr Sugi Guritman sebagai dosen Penguji yang telah banyak memberi saran dan arahan selama proses bimbingan. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada teman-teman Matematika IPB yang telah memberi motivasi dan masukan selama pengerjaan karya ilmiah ini. Serta berbagai pihak yang pernah mengisi hari-hari penulis selama pengerjaan karya ilmiah ini. Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.
Bogor, Juli 2015 Arpi Median Lavandi Noor
DAFTAR ISI DAFTAR TABEL
viii
DAFTAR GAMBAR
viii
DAFTAR LAMPIRAN
viii
PENDAHULUAN
1
Latar Belakang
1
Tujuan
2
TINJAUAN PUSTAKA
2
METODE
6
Metode Aljabar Max-Plus
6
Metode Jalur Kritis/Critical Path Method (CPM)
7
Data
7
HASIL DAN PEMBAHASAN SIMPULAN DAN SARAN
8 17
Simpulan
17
Saran
17
DAFTAR PUSTAKA
17
LAMPIRAN
18
RIWAYAT HIDUP
21
DAFTAR TABEL 1 Rincian kegiatan proyek 2 Hasil perhitungan CPM
8 16
DAFTAR GAMBAR 1 2 3 4
Diagram relasi antar kegiatan Diagram perhitungan maju Diagram perhitungan mundur Diagram perhitungan slack
9 13 15 16
DAFTAR LAMPIRAN 1 Perhitungan dengan Scilab
18
PENDAHULUAN Latar Belakang
Air telah menjadi kebutuhan pokok bagi seluruh makhluk hidup di muka bumi sejak dahulu kala. Air bersih menjadi kriteria khusus bagi umat manusia untuk memenuhi kebutuhan dalam segala aspek kehidupannya. Pertumbuhan populasi manusia yang kian tinggi menimbulkan dampak pada kebutuhan air bersih dalam jumlah yang besar. Oleh karena itu, keberadaan air bersih perlu ditingkatkan demi kelancaran keberlangsungan hidup di berbagai daerah. Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) merupakan salah satu unit usaha milik daerah yang diawasi dan dimonitori oleh aparat-aparat eksekutif maupun legislatif daerah yang bergerak dalam distribusi air bersih bagi masyarakat umum. Sebagai suatu lembaga, PDAM memiliki misi melaksanakan pelayanan air minum yang berkesinambungan kualitas, kuantitas, dan kontinuitas. Permasalahan penduduk yang ada mengakibatkan PDAM perlu melakukan peningkatan kuantitas dan pengembangan kualitas air bersih, sesuai dengan misi yang dicanangkan tersebut. Pihak PDAM mengadakan beberapa proyek pemasangan pengolah air guna menjangkau daerah-daerah yang belum ataupun kekurangan pasokan air bersih. Sebuah proyek merupakan suatu kegiatan yang diorganisasikan untuk mencapai tujuan dan sasaran dengan menggunakan sumber daya dan dana yang tersedia, dan harus diselesaikan dalam jangka waktu tertentu. Penjadwalan dalam proyek memiliki tujuan menentukan durasi total untuk menyelesaikan proyek; menentukan waktu pelaksanaan masing-masing kegiatan; mengetahui kegiatankegiatan yang berada dalam jalur kritis. Pada karya ilmiah ini akan dibahas penyelesaian penjadwalan proyek pemasangan pengolah air PDAM di kota Semarang menggunakan metode aljabar Max-Plus. Proses pengolahan air pada PDAM terbagi menjadi dua jenis, yaitu pengolahan air lengkap dan pengolahan air tidak lengkap. Pengolahan air lengkap terdiri dari penyaringan (intake), koagulasi dan flokulasi (menggabungkan flokflok kecil), sedimentasi (mengendapkan flok-flok kecil), filtrasi (penyaringan flok), klorinasi (menghilangkan zat desinfektan). Pengolahan air tidak lengkap hanya diberlakukan pada air yang berasal dari mata air dan air tanah dalam, yang prosesnya terdiri dari aerasi (mengurangi zat besi) dan chlorinasi. Sumber utama karya ilmiah ini adalah tesis yang ditulis oleh Maria H. Andersen (2002). Data yang digunakan dalam karya ilmiah ini merupakan data sekunder yang diperoleh dari paper yang ditulis oleh Madchan Anis (2012). Solusi numerik yang diperoleh dalam karya ilmiah ini menggunakan software Scilab 5.4.1 dengan menggunakan toolbox yang dikembangkan oleh Subiono (2009).
2 Tujuan Penulisan karya ilmiah ini bertujuan: 1. Menyelesaikan masalah penjadwalan proyek menggunakan metode aljabar Max-Plus 2. Menentukan waktu optimum, jalur kritis, dan waktu toleransi dalam suatu proyek.
TINJAUAN PUSTAKA Definisi 1 (Penjadwalan Proyek) Penjadwalan proyek adalah bagian dari sistem manajemen proyek yang bertujuan untuk menjamin pelaksanaan proyek secara tepat waktu, tepat biaya, dan tepat mutu. (Ervianto 2002) Definisi 2 (Jalur Kritis) Jalur kritis (critical path) adalah urutan kegiatan dalam proyek, yang menentukan kemungkinan durasi penyelesaian proyek paling cepat. (Duncan 2013) Jika kegiatan yang terletak pada jalur kritis tertunda, maka waktu penyelesaian proyek secara keseluruhan otomatis juga akan tertunda. Penyelesaian proyek secara keseluruhan dapat dipercepat dengan mempercepat penyelesaian kegiatan-kegiatan di jalur kritis. Definisi 3 (Waktu Toleransi) Waktu toleransi (slack time) adalah sejumlah waktu dari suatu kegiatan yang mungkin bisa ditunda dari waktu mulai yang sebenarnya tanpa memengaruhi waktu selesai keseluruhan proyek. (Duncan 2013) Waktu toleransi pada kegiatan yang berada di jalur kritis sama dengan 0 (nol). Hal ini memungkinkan relokasi sumber daya dari kegiatan nonkritis ke kegiatan kritis.
3 Definisi 4 (Semigrup) Semigrup adalah suatu himpunan dengan operasi biner asosiatif. (Fraleigh 1997) Definisi 5 (Semiring) Suatu semiring (π, +,Γ) adalah suatu himpunan takkosong π disertai dengan dua operasi biner + dan Γ, yang memenuhi aksioma berikut: 1. (π, +) merupakan semigrup komutatif dengan elemen netral 0, yaitu β π, π, π β π, memenuhi a) π + π = π + π, b) (π + π) + π = π + (π + π), c) π + 0 = π = 0 + π. 2. (π, Γ) adalah semigrup dengan elemen satuan 1, yaitu β π, π, π β π, memenuhi a) (π Γ π) Γ π = π Γ (π Γ π), b) π Γ 1 = π = 1 Γ π. 3. Terdapat elemen yang bersifat absorbing terhadap operasi Γ, yaitu elemen netral 0, karena β π β π, memenuhi π Γ 0 = 0 Γ π = 0. 4. Operasi Γ distributif terhadap +, yaitu β π, π, π β π berlaku a) (π + π) Γ π = (π Γ π) + (π Γ π), b) π Γ (π + π) = (π Γ π) + (π Γ π). Suatu semiring (π, +,Γ) dikatakan komutatif jika operasi Γ bersifat komutatif, yaitu β π, π β π berlaku (π Γ π) = (π Γ π). (Rudhito 2007)
Aljabar Max-Plus Aljabar Max-Plus adalah struktur aljabar yang terdiri dari himpunan bilangan riil digabung dengan ββ , dengan operasi penjumlahan, β¨ , yang didefinisikan sebagai pengambilan nilai maksimum dan operasi perkalian, β , yang didefinisikan sebagai operasi penjumlahan biasa pada himpunan bilangan riil. Untuk lebih jelasnya, diberikan βπππ₯ = β βͺ {ββ} , diberikan operasi β¨ di dalam βπππ₯ dengan π₯ β¨ π¦ = max(π₯, π¦) dan operasi β dalam βπππ₯ dengan π₯ β¨ π¦ = π₯ + π¦. Struktur aljabar yang terdiri dari himpunan βπππ₯ dengan operasi biner β dan β, dinotasikan sebagai (βπππ₯ , β¨, β) disebut aljabar Max-Plus.
4 Teorema 1 Di dalam struktur aljabar (βπππ₯ , β¨, β) memenuhi sifat-sifat berikut: 1. (βπππ₯ , β¨, β) adalah semiring. 2. Operasi perkalian bersifat asosiatif dan komutatif, yaitu β π₯, π¦, π§ β βπππ₯ , berlaku a. π₯β¨(π¦β¨π§) = (π₯β¨π¦)β¨π§, b. π₯β¨π¦ = π¦β¨π₯. 3. Elemen identitas terhadap operasi perkalian adalah 0, karena β π₯ β βπππ₯ berlaku π₯β¨0 = π₯. 4. Sifat distributif β terhadap β¨, yaitu β π₯, π¦, π§ β βπππ₯ , berlaku a. π§ β¨ (π₯ β¨ π¦) = π§ β¨ π₯ β¨ π§ β¨ π¦, b. (π₯ β¨ π¦) β¨ π§ = π₯ β¨ π§ β¨ π¦ β¨ π§. 5. Elemen identitas terhadap operasi penjumlahan, ββ , memiliki sifat absorbing terhadap operasi perkalian, misalkan β π₯ β βπππ₯ berlaku π₯β¨(ββ) = ββ.
Bukti: 1. Akan dibuktikan (βπππ₯ , β¨, β) memenuhi aksioma semiring: a. (βπππ₯ , β) merupakan semigrup komutatif dengan elemen netral ββ. 1) Ambil π₯, π¦ β βπππ₯ sebarang, karena π₯ β π¦ = max(π₯, π¦) = max(π¦, π₯) =π¦βπ₯ maka berlaku sifat komutatif pada β. 2) Ambil π₯, π¦, π§ β βπππ₯ sebarang, karena (π₯ β π¦) β π§ = max(max(π₯, π¦) , π§) = max(π₯, π¦, π§) = max(π₯, max(π¦, π§)) = π₯ β (π¦ β π§) maka berlaku sifat assosiatif pada β. 3) Ambil π₯ β βπππ₯ sebarang, karena π₯ β ββ = max(π₯, ββ) =π₯ maka ββ merupakan elemen netral pada βπππ₯ terhadap operasi β. Berdasarkan 1), 2), dan 3), terbukti (βπππ₯ , β) merupakan semigrup komutatif dengan elemen netral ββ. b. (βπππ₯ , β) adalah semigrup dengan elemen satuan 0. 1) Ambil π₯, π¦, π§ β βπππ₯ sebarang, karena (π₯ β π¦) β π§ = (π₯ + π¦) + π§ = π₯ + (π¦ + π§) = π₯ β (π¦ β π§) maka berlaku sifat asosiatif pada β.
5
2.
3.
4.
5.
2) Ambil π₯ β βπππ₯ sebarang dan 0 β βπππ₯ , karena π₯β0=π₯+0 =π₯ maka 0 merupakan elemen satuan pada (βπππ₯ , β). c. Elemen netral ββ memiliki sifat absorbing terhadap operasi β. Ambil π₯ β βπππ₯ sebarang, karena π₯ β ββ = π₯ + (ββ) = ββ maka ββ memiliki sifat absorbing terhadap β untuk setiap π₯ anggota βπππ₯ . d. Operasi β bersifat distributif terhadap operasi β. Ambil π₯, π¦, π§ β βπππ₯ sebarang, karena (π₯ β π¦) β π§ = max(π₯, π¦) + π§ = max(π₯ + π§, π¦ + π§) = (π₯ β π§) β (π¦ β π§) maka terbukti operasi β bersifat distributif terhadap operasi β. Berdasarkan pembuktian a.,b.,c., dan d., maka bukti lengkap bahwa (βπππ₯ , β¨, β) adalah semiring. Akan dibuktikan bahwa operasi β pada aljabar Max-Plus memiliki sifat komutatif. Ambil π₯, π¦ β βπππ₯ sebarang, karena π₯ β π¦ =π₯ + π¦ =π¦+π₯ =π¦βπ₯ maka berlaku sifat komutatif pada β. Akan dibuktikan elemen netral terhadap operasi perkalian adalah 0. Ambil π₯ β βπππ₯ sebarang, berlaku π₯β0=π₯+0=π₯ Akan dibuktikan sifat distributif β terhadap β¨, yaitu β π₯, π¦, π§ β βπππ₯ , berlaku: π§ β¨ (π₯ β¨ π¦) = (π§ β¨ π₯) β¨ (π§ β¨ π¦) Ambil π₯, π¦, π§ β βπππ₯ sebarang, berlaku π§ β (π₯ β π¦) = π§ + max(π₯, π¦) = max(π§ + π₯, π§ + π¦) = (π§ β π₯) β (π§ β π¦) Akan dibuktikan elemen identitas terhadap operasi penjumlahan, ββ , memiliki sifat absorbing terhadap operasi perkalian, yaitu β π₯ β βπππ₯ berlaku π₯β¨(ββ) = ββ Ambil π₯ β βπππ₯ sebarang, berlaku π₯β¨(ββ) = π₯ + (ββ) = ββ
6 Operasi Matriks pada Aljabar Max-Plus Aljabar Max-Plus dapat diperluas untuk elemen matriks. Operasi pada elemen matriks dibutuhkan untuk melakukan perhitungan pada penjadwalan proyek menggunakan metode Max-Plus. Diberikan π΄ dan π΅ adalah matriks berukuran π Γ π dengan π΄ = [πππ ] ; π΅ = [πππ ], π = 1,2, β¦ π ; π = 1,2, β¦ , π, dengan nilai-nilai πππ ,πππ β βπππ₯ dan π β βπππ₯ , didefinisikan operasi penjumlahan matriks Max-Plus π΄ dan π΅ sebagai berikut: π΄ β¨ π΅ = [πππ β¨ πππ ] = [max(πππ , πππ )]. Diberikan πΆ matriks berukuran π Γ π dan π· matriks berukuran π Γ π dengan πΆ = [πππ ] ; π· = [πππ ], π = 1,2, β¦ π ; π = 1,2, β¦ π; π = 1,2, β¦ π, dengan nilai-nilai πππ ,πππ β βπππ₯ , didefinisikan perkalian dua matriks, matriks πΆ dikalikan dengan matriks π· dapat ditulis πΆπ· merupakan matriks πΈ berukuran π Γ π dengan elemen baris ke-i kolom ke-j sebagai berikut: πππ = (ππ1 β¨π1π )β¨(ππ2 β¨π2π ) β β¦ β (πππ β¨πππ ) = max(πππ + πππ ) . j
METODE Metode Max-Plus pada Penjadwalan Proyek Berikut langkah-langkah untuk mencari solusi penjadwalan proyek dengan menggunakan aljabar Max-Plus. 1. Formulasikan data yang ada ke dalam bentuk diagram. Berikan kegiatan tambahan (πΌ, π) pada diagram. Tiap kegiatan i yang tidak memiliki kegiatan pendahulu, berikan arah dari πΌ ke i dengan bobot 0. Tiap kegiatan j yang tidak memiliki kegiatan setelahnya, berikan arah dari j ke π dengan bobot waktu penyelesaian kegiatan j. Berikan arah pada kegiatan i menuju kegiatan j yang saling berkaitan dengan bobot sama dengan lama proses kegiatan i. 2. Buat matriks Max-Plus π, dengan elemen π₯ππ adalah bobot dari kegiatan i ke kegiatan j. Jika i dan j tidak saling berkaitan, maka elemen π₯ππ bernilai -β. 3. Hitung π β = πβ¨π 2 β¨ β¦ β¨ π π+1 , dengan n adalah banyaknya kegiatan sebelum ditambahkan dengan πΌ, π. β 4. Waktu penyelesaian optimum adalah π₯πΌπ
7 5. Cari nilai vektor rute terjauh (π) , vektor slack (π). Kedua vektor berukuran π Γ 1 tanpa memuat πΌ, π. β β β π£π = π₯πΌπ β π₯ππ π π = π₯πΌπ β π£π 6. Jalur kritis adalah elemen pada vektor slack yang bernilai 0 (π π = 0). Metode Jalur Kritis/Critical Path Method (CPM) pada Penjadwalan Proyek Algoritma CPM Perhitungan maju 1. Suatu kegiatan dapat dimulai bila kegiatan pendahulunya telah selesai, kecuali kegiatan awal, maka waktu mulai paling awal (πΈπ) kegiatan awal adalah πΈπ1 = 0 . 2. Waktu selesai paling awal (πΈπΉ) suatu kegiatan sama dengan waktu mulai paling awal ditambah waktu penyelesaian (π‘) kegiatan tersebut. πΈπΉπ = πΈππ + π‘π . 3. Bila suatu kegiatan memiliki dua atau lebih kegiatan pendahulu, maka waktu mulai paling awal kegiatan tersebut adalah waktu selesai paling awal terbesar dari kegiatan-kegiatan pendahulunya. πΈππ = max(πΈπΉππππππ‘ππ πππππβπ’ππ’ ππππππ‘ππ π ) . Perhitungan Mundur 4. Waktu mulai paling akhir (πΏπ) suatu kegiatan sama dengan waktu selesai paling akhir (πΏπΉ) dikurangi waktu penyelesaian (π‘) kegiatan tersebut. πΏππ = πΏπΉπ β π‘π . 5. Apabila suatu kegiatan memiliki dua kegiatan atau lebih kegiatan setelahnya, maka waktu selesai paling akhir kegiatan tersebut sama dengan waktu mulai paling akhir terkecil kegiatan setelahnya. πΏπΉπ = min(πΏπππππππ‘ππ π ππ‘πππβ ππππππ‘ππ π ) . Perhitungan Slack 6. Slack time diperoleh dengan cara πππ = πΏππ β πΈππ = πΏπΉπ β πΈπΉπ . Data Data yang digunakan dalam karya ilmiah ini adalah data yang terdapat dalam proyek pemasangan instalasi pengolah air (water treatment) pada Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) di kota Semarang. Data tersebut didapat dari paper yang ditulis oleh Madchan Anis pada tahun 2012. Pada bagian Simpulan akan dibandingkan hasil yang diperoleh dengan metode aljabar MaxPlus dengan Metode Jalur Kritis (CPM) yang telah dilakukan pada paper tersebut. Rincian kegiatan dan waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan proyek tersebut sebagai berikut:
8
Tabel 1 Rincian kegiatan proyek
1. Perencanaan sistem
-
Waktu penyelesaian (hari) 12
2. Pembuatan saluran air
1
10
3. Pembuatan pondasi
1
11
4. Pemesanan mesin
1
14
5. Pembuatan instalasi listrik
3
8
6. Pemasangan pipa
2,5
9
7. Pemasangan mesin
3,4
7
8. Finishing dan start up
6,7
6
Kegiatan
Kegiatan pendahulu
HASIL DAN PEMBAHASAN Metode Aljabar Max-Plus Karya ilmiah ini akan memformulasikan masalah penjadwalan proyek dengan menggunakan metode aljabar Max-Plus. Dengan mengikuti langkahlangkah yang diberikan pada metode, akan diperoleh nilai dari waktu optimum untuk penyelesaian keseluruhan proyek beserta nilai-nilai dari jalur kritis dan waktu toleransi.
Langkah 1 Transformasikan data pada Tabel 1 ke dalam bentuk diagram. Hal ini dilakukan untuk melihat relasi antar tiap kegiatan. Pada Tabel 1 terlihat bahwa kegiatan yang tidak memiliki kegiatan pendahulu adalah kegiatan 1, maka berikan arah dari πΌ ke 1 dengan bobot 0. Kegiatan yang tidak memiliki kegiatan setelahnya adalah kegiatan 8, maka berikan arah dari 8 ke π dengan bobot waktu penyelesaian kegiatan 8, yaitu 6. Untuk kegiatan lain yang saling berhubungan, berikan arah satu sama lain dengan bobot waktu penyelesaian kegiatan yang lebih dahulu. Jika data yang dimasukkan sudah benar, akan diperoleh diagram seperti Gambar 1 berikut:
9
Gambar 1 Diagram relasi antar kegiatan Langkah 2 Dari diagram pada Gambar 1, kemudian ditransformasikan ke dalam bentuk matriks Max-Plus π, yang tiap elemennya adalah bobot dari waktu penyelesaian suatu kegiatan menuju kegiatan lain yang saling berkaitan. Jika antar kegiatan tidak saling berkaitan maka berikan nilai ββ. Akan diperoleh matriks Max-Plus π sebagai berikut: 2 πΌ 1 3 4 πΌ ββ 0 ββ ββ ββ 1 12 12 ββ 12 2 ββ ββ ββ 3 ββ ββ 4 ββ π= 5 6 7 8 π[
5 ββ ββ ββ 11 ββ ββ
6 7 ββ ββ ββ ββ 10 ββ ββ 11 ββ 14 8 ββ ββ ββ ββ
8 ββ ββ ββ ββ ββ ββ 9 7 ββ
π ββ ββ ββ ββ ββ ββ ββ ββ 6 ββ]
Langkah 3 Kemudian akan dihitung nilai π*, π β = πβ¨π 2 β¨ β¦ β¨π π+1 . Untuk mendapat nilai π *, diperlukan nilai π 2, π 3, π 4, π 5, π 6, π 7, π 8, dan π 9. Setelah dilakukan perhitungan secara manual, didapat nilai π 2 sampai π9 sebagai berikut:
10 6 πΌ 1 2 4 5 3 πΌ ββ ββ 12 12 12 ββ ββ 1 22 ββ ββ ββ ββ 23 2 ββ ββ ββ ββ ββ 3 ββ ββ ββ 19 4 ββ ββ ββ 2 π = ππ = 5 ββ ββ 6 ββ 7 8 π[
πΌ 1 πΌ ββ ββ 1 ββ 2 3 4 π3 = π 2π = 5 6 7 8 π[
6 2 3 4 5 ββ ββ ββ 23 22 ββ ββ ββ ββ 31 ββ ββ ββ ββ ββ ββ ββ ββ ββ ββ ββ ββ ββ ββ ββ
7 8 π ββ ββ ββ 26 ββ ββ ββ 19 ββ ββ 18 ββ ββ 21 ββ ββ 17 ββ ββ ββ 15 ββ ββ 13 ββ ββ ββ]
7 26 ββ ββ ββ ββ ββ ββ ββ
8 ββ 33 ββ 28 ββ ββ ββ ββ ββ
π ββ ββ 25 24 27 23 ββ ββ ββ ββ ]
6 7 πΌ 1 2 3 4 5 8 πΌ ββ ββ ββ ββ ββ ββ 31 ββ 33 1 ββ ββ ββ ββ ββ ββ ββ 40 2 ββ ββ ββ ββ ββ ββ ββ 3 ββ ββ ββ ββ ββ 28 4 ββ ββ ββ ββ ββ π4 = π 3π = 5 ββ ββ ββ ββ 6 ββ ββ ββ 7 ββ ββ ββ 8 [ π
π ββ 39 ββ 34 ββ ββ ββ ββ ββ ββ]
11 πΌ 1 2 4 5 3 πΌ ββ ββ ββ ββ ββ ββ 1 ββ ββ ββ ββ ββ 2 ββ ββ ββ ββ 3 ββ ββ ββ 4 ββ ββ 5 4 π =π π= 5 ββ 6 7 8 π[
6 ββ ββ ββ ββ ββ ββ ββ
7 ββ ββ ββ ββ ββ ββ ββ ββ
8 40 ββ ββ ββ ββ ββ ββ ββ ββ
π 39 46 ββ ββ ββ ββ ββ ββ ββ ββ ]
πΌ 1 2 3 4 5 πΌ ββ ββ ββ ββ ββ ββ 1 ββ ββ ββ ββ ββ 2 ββ ββ ββ ββ 3 ββ ββ ββ 4 ββ ββ 6 5 π =π π= 5 ββ 6 7 8 π[
6 ββ ββ ββ ββ ββ ββ ββ
7 ββ ββ ββ ββ ββ ββ ββ ββ
8 ββ ββ ββ ββ ββ ββ ββ ββ ββ
π 46 ββ ββ ββ ββ ββ ββ ββ ββ ββ ]
π 7 = [ββ] ; π 8 = [ββ] ; π 9 = [ββ] . Setelah didapat nilai π 2 sampai π 9 , maka akan diperoleh nilai π β yaitu π β = πβ¨π 2 β¨π 3 β¨π 4 β¨π 5 β¨π 6 β¨π 7 β¨π 8 β¨π 9 πΌ 1 2 3 4 5 πΌ ββ 0 12 12 12 23 1 ββ 12 12 12 23 2 ββ ββ ββ ββ 3 ββ ββ 11 4 ββ ββ πβ = 5 ββ 6 7 8 π[
6 31 31 10 19 ββ 8 ββ
7 26 26 ββ 11 14 ββ ββ ββ
8 40 40 19 28 21 17 9 7 ββ
π 46 46 25 34 27 23 15 13 6 ββ]
Langkah 4 Dari matriks π β diperoleh waktu optimum penyelesaian keseluruhan β proyek, yaitu nilai dari π₯πΌπ = 46. Hal ini menunjukkan penyelesaian proyek secara keseluruhan tidak bisa kurang dari waktu 46 hari.
12
Langkah 5 Kemudian akan dicari jalur kritis pada proyek yang didapat dengan mencari vektor π, dengan elemen ke- π adalah β β π£π = π₯πΌπ β π₯ππ ,
yaitu
π£1 π£2 π£3 π£ π = π£4 = 5 π£6 π£7 [π£8 ]
0 + 46 12 + 25 12 + 34 12 + 27 = 23 + 23 31 + 15 26 + 13 [ 40 + 6 ]
46 37 46 39 46 46 39 [46]
dan vektor π dengan elemen ke- π adalah β π π = π₯πΌπ β π£π ,
yaitu
π 1 π 2 π 3 π π = π 4 = 5 π 6 π 7 [π 8 ]
46 β 46 46 β 37 46 β 46 46 β 39 = 46 β 46 46 β 46 46 β 39 [46 β 46]
0 9 0 7 . 0 0 7 [0]
Dari vektor π yang elemennya bernilai 0, maka kegiatan tersebut termasuk dalam jalur kritis, sehingga didapat jalur kritis pada proyek adalah 1-3-5-6-8. Dari vektor π juga diperoleh nilai waktu toleransi dari tiap kegiatan, yaitu nilai pada tiap elemen vektor π sesuai dengan masing-masing kegiatan. Dapat diartikan bahwa kegiatan 2 dapat ditunda, tanpa memengaruhi waktu penyelesaian keseluruhan proyek, selama maksimal 9 hari.
Metode Jalur Kritis/ Critical Path Method (CPM) Perhitungan Maju Berdasarkan algoritma CPM, maka pertama akan dilakukan perhitungan maju. Perhitungan maju ini bertujuan untuk melihat waktu optimum yang dibutuhkan suatu proyek untuk menyelesaikan keseluruhan kegiatan. Waktu mulai paling awal (πΈπ) kegiatan pertama pada proyek adalah nol. Maka waktu mulai paling awal kegiatan 1 adalah nol. πΈπ1 = 0
13 Waktu mulai paling awal suatu kegiatan adalah waktu selesai paling awal ( πΈπΉ ) kegiatan pendahulunya. Waktu selesai paling awal (πΈπΉ) suatu kegiatan adalah waktu mulai paling awal kegiatan ditambahkan dengan lama waktu penyelesaian (π‘) kegiatan bersangkutan. πΈπΉ1 = πΈπ1 + π‘1 = 0 + 12 = 12 πΈπ2 = πΈπΉ1 = 12 πΈπΉ2 = πΈπ2 + π‘2 = 12 + 10 = 22 πΈπ3 = πΈπΉ1 = 12 πΈπΉ3 = πΈπ3 + π‘3 = 12 + 11 = 23 πΈπ4 = πΈπΉ1 = 12 πΈπΉ4 = πΈπ4 + π‘4 = 12 + 14 = 26 πΈπ5 = πΈπΉ3 = 23 πΈπΉ5 = πΈπ5 + π‘5 = 23 + 8 = 31 Jika suatu kegiatan memiliki lebih dari satu kegiatan pendahulu, maka waktu mulai paling akhir kegiatan tersebut adalah nilai maksimal dari waktu selesai paling awal dari kegiatan-kegiatan pendahulunya. πΈπ6 = max(πΈπΉ2 , πΈπΉ5 ) = max(22,31) = 31 πΈπΉ6 = πΈπ6 + π‘6 = 31 + 9 = 40 πΈπ7 = max(πΈπΉ3 , πΈπΉ4 ) = max(23,26) = 26 πΈπΉ7 = πΈπ7 + π‘7 = 26 + 7 = 33 πΈπ8 = max(πΈπΉ6 , πΈπΉ7 ) = max(40,33) = 40 πΈπΉ8 = πΈπ8 + π‘8 = 40 + 6 = 46 Perhitungan maju CPM dapat digambarkan seperti diagram pada Gambar 2 berikut.
Gambar 2 Diagram perhitungan maju
14 Diagram pada Gambar 2 menunjukkan alur pengerjaan kegiatan-kegiatan pada proyek, dari kegiatan awal hingga kegiatan akhir. Tiap lingkaran pada diagram mewakili kegiatan-kegiatan dalam proyek, dari kegiatan 1 sampai kegiatan 8. Pada data terlihat bahwa kegiatan 1 merupakan kegiatan pendahulu bagi kegiatan 2, kegiatan 3, dan kegaiatan 4, maka pada diagram diberikan panah dari lingkaran 1 menuju lingkaran 2, 3, dan 4, dan begitu selanjutnya. Dua angka yang terdapat di atas nomor kegiatan menunjukkan πΈπ dan πΈπΉ kegiatan bersangkutan secara berurutan, sesuai dengan yang terdapat pada perhitungan maju. Perhitungan Mundur Waktu selesai paling awal kegiatan terakhir, yaitu kegiatan delapan, yang merupakan waktu optimum penyelesaian keseluruhan proyek juga merupakan waktu selesai paling akhir dari kegiatan tersebut. ππππ‘π’ ππππ¦ππππ ππππ πππ‘πππ’π = πΈπΉ8 = πΏπΉ8 = 46 Waktu mulai paling akhir (πΏπ) adalah waktu selesai paling akhir (πΏπΉ) dikurangi dengan lama waktu penyelesaian (π‘) kegiatan bersangkutan. πΏπ8 = πΏπΉ8 β π‘8 = 46 β 6 = 40 πΏπΉ7 = πΏπ8 = 40 πΏπ7 = πΏπΉ7 β π‘7 = 40 β 7 = 33 πΏπΉ6 = πΏπ8 = 40 πΏπ6 = πΏπΉ6 β π‘6 = 40 β 9 = 31 πΏπΉ5 = πΏπ6 = 31 πΏπ5 = πΏπΉ5 β π‘5 = 31 β 8 = 23 πΏπΉ4 = πΏπ7 = 33 πΏπ4 = πΏπΉ4 β π‘4 = 33 β 14 = 19 Jika suatu kegiatan memiliki lebih dari satu kegiatan seteleahnya, maka waktu selesai paling akhir kegiatan tersebut adalah nilai minimal dari waktu mulai paling akhir dari kegiatan-kegiatan setelahnya . πΏπΉ3 = min(πΏπ5 , πΏπ7 ) = min(23,33) = 23 πΏπ3 = πΏπΉ3 β π‘3 = 23 β 11 = 12 πΏπΉ2 = πΏπ6 = 31 πΏπ2 = πΏπΉ2 β π‘2 = 31 β 10 = 21 πΏπΉ1 = min(πΏπ2 , πΏπ3 , πΏπ4 ) = min(21,12,19) = 12 πΏπ1 = πΏπΉ1 β π‘1 = 12 β 12 = 0
15 Perhitungan mundur CPM dapat digambarkan seperti diagram pada Gambar 3 berikut.
Gambar 3 Diagram perhitungan mundur Sama seperti diagram perhitungan maju, diagram perhitungan mundur menggambarkan alur pengerjaan keseluruhan proyek, namun dari kegiatan akhir hingga kegiatan awal. Dua angka di bagian bawah lingkaran merupakan nilai-nilai dari πΏπ dan πΏπΉ secara berurutan masing-masing kegiatan dari hasil perhitungan mundur. Perhitungan Slack Waktu toleransi (ππ) suatu kegiatan adalah hasil dari waktu mulai paling akhir dikurangi waktu mulai paling awal, atau waktu selesai paling akhir dikurangi waktu selesai paling awal kegiatan yang bersangkutan. Untuk kegiatan yang memiliki waktu toleransi nol, maka kegiatan tersebut masuk ke dalam jalur kritis. πππ = πΏππ β πΈππ = πΏπΉπ β πΈπΉπ Berikut adalah perhitungan slack tiap kegiatan. ππ1 = πΏπ1 β πΈπ1 = 0 β 0 = 0 ππ2 = πΏπ2 β πΈπ2 = 21 β 12 = 9 ππ3 = πΏπ3 β πΈπ3 = 12 β 12 = 0 ππ4 = πΏπ4 β πΈπ4 = 19 β 12 = 7 ππ5 = πΏπ5 β πΈπ5 = 23 β 23 = 0 ππ6 = πΏπ6 β πΈπ6 = 31 β 31 = 0 ππ7 = πΏπ7 β πΈπ7 = 33 β 26 = 7 ππ8 = πΏπ8 β πΈπ8 = 40 β 40 = 0
16 Perhitungan slack dapat digambarkan sebagai gabungan dari diagram perhitungan maju dan perhitungan mundur. Pada diagram perhitungan slack, bagian atas lingkaran merupakan hasil perhitungan maju, dan bagian bawah merupakan hasil perhitungan mundur. Jika angka-angka pada bagian atas lingkaran sama dengan angka-angka pada bagian bawah lingkaran, maka kegiatan tersebut masuk ke dalam jalur kritis. Berikut adalah diagram perhitungan slack:
Gambar 4 Diagram perhitungan slack
Hasil CPM Hasil yang didapat dengan metode CPM pada pembahasan sebelumnya sesuai dengan hasil yang terdapat pada paper rujukan Madchan Anis (2012) yaitu seperti pada Tabel 2 berikut: Tabel 2 Hasil CPM Nama Berada di Lama Waktu kegiatan jalur kritis kegiatan toleransi 1 Ya 12 0 2 Tidak 10 9 3 Ya 11 0 4 Tidak 14 7 5 Ya 8 0 6 Ya 9 0 7 Tidak 7 7 8 Ya 6 0 Waktu penyelesaian keseluruhan proyek = 46 hari
17
SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Permasalahan penjadwalan proyek dapat diselesaikan dengan metode aljabar Max-Plus. Waktu optimum penyelesaian keseluruhan proyek adalah 46 hari, kegiatan-kegiatan yang masuk ke dalam jalur kritis yaitu kegiatan 1-3-5-6-8, dan waktu toleransi kegiatan 2 yaitu 9 hari, kegiatan 4 yaitu 7 hari, kegiatan 7 yaitu 7 hari, dan kegiatan lain tidak memiliki waktu toleransi. Untuk data yang terdapat dalam paper rujukan yang ditulis oleh Madchan Anis (2012), hasil yang diperoleh dalam metode aljabar Max-Plus sesuai dengan hasil yang diperoleh dalam Metode Jalur Kritis (CPM). Saran Metode aljabar Max-Plus memiliki proses perhitungan yang membutuhkan ketelitian cukup tinggi terkait dengan bentuk matriks yang digunakan. Penggunaan toolbox pada Scilab untuk melakukan perhitungan secara numerik merupakan salah satu cara untuk mendapat hasil lebih tepat dan cepat. Penulis berharap penggunaan aljabar Max-Plus dapat dikembangkan untuk mencari nilai-nilai yang bisa diperoleh pada CPM namun belum bisa diperoleh pada aljabar Max-Plus, contohnya mencari biaya optimum penyelesaian proyek.
DAFTAR PUSTAKA Andersen MH. 2002. Max-Plus Algebra: Properties and Applications [tesis]. Laramie (US): University of Wyoming. Anis M. 2012. Penjadwalan Proyek dengan Menggunakan Metode Jalur Kritis [paper]. Semarang (ID): Universitas Diponegoro. Duncan WR. 2013. Project A Guide to the Project Management Body of Knowledge. Pennsylvania (US): Management Institute. Ervianto WI. 2002. Manajemen Proyek Konstruksi. Yogyakarta (ID): ANDI. Fraleigh JB. 1997. A First Course in Abstract Algebra. New York (US): Addison-Wesley. Rudhito MA. 2007. Semimodul Bilangan Fuzzy atas Aljabar Max-Plus Bilangan Fuzzy. Prosiding Seminar Nasional Matematika. Bandung (ID): Universitas Pendidikan Indonesia. Subiono. 2013. Aljabar Maxplus dan Terapannya. Surabaya (ID): Institut Sepuluh Nopember.
18 Lampiran 1 Perhitungan dengan Scilab:
19
20
21
RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan pada tanggal 3 April 1993 di Jakarta. Penulis merupakan putra kedua dari tiga bersaudara dari Bapak Suhaeri dan Ibu Nuril Huda. Tahun 2011 penulis lulus dari SMA Negeri 65 Jakarta dan lulus seleksi masuk Institut Pertanian Bogor melalui Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) jalur undangan. Penulis diterima di Departemen Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Selain mengikuti perkuliahan pada mayor Matematika, penulis juga mengikuti perkuliahan minor Sistem Informasi. Selama mengikuti perkuliahan, penulis aktif dalam kegiatan berorganisasi. Di tahun pertama penulis mengikuti Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Futsal IPB. Tiap tahunnya penulis ikut serta dalam perhelatan tahunan Olimpiade Mahasiswa IPB (OMI) dalam cabang atletik, sepak bola, dan futsal. Penulis pernah menjabat sebagai Ketua Departemen Informasi dan Komunikasi di Gugus Mahasiswa Matematika (Gumatika) IPB.