PENINGKATAN PENGUASAAN MATERI PELAJARAN AL QUR’AN HADITS DENGAN STRATEGI READING GUIDE PADA SISWA KELAS IV MI MA’ARIF GONDOSULI KEC. MUNTILAN KAB. MAGELANG TAHUN 2010
SKRIPSI
Oleh : ENDANG TUTIK ANISAH 114 08 078
JURUSAN TARBIYAH PROGRAM STUDY PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA 2010
Ari Setiawan, S. Pd., M.M Dosen STAIN Salatiga Jl. Stadion No. 03 Salatiga (0298) 323706, 323444 Kode Pos 50712 NOTA PEMBIMBING Lamp : 2 eksemplar H a l : Naskah Skripsi Sdr. Endang Tutik Anisah K e p a da Yth. K e t u a STAIN di – Tempat Assalamu`alaikum Wr. Wb. Setelah diadakan pengarahan, bimbingan, koreksi dan perbaikan seperlunya, maka skripsi saudara : Nama
: Endang Tutik Anisah
NIM
: 11408078
Jurusan/Program
: Tarbiyah / Pendidikan Agama Islam PENINGKATAN PENGUSAAN MATERI PELAJARAN AL QUR’AN HADITS DENGAN STRATEGI READING GUIDE PADA SISWA KELAS IV MI MA’ARIF GONDOSULI KEC. MUNTILAN KAB. MAGELANG TAHUN 2010
Judul
Sudah dapat diajukan pada sidang munaqosyah. Demikian surat ini dibuat, harap menjadikan perhatian dan digunakan sebagaimana mestinya. Wassalamu alaikum Wr. Wb.
Salatiga, Juli 2010 Pembimbing
Ari Setiawan, S. Pd., M.M NIP. 197510042003121002
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini
Nama
: Endang Tutik Anisah
NIM
: 11408078
Jurusan
: Tarbiyah
Program Studi
: Pendidikan Agama Islam
Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip dan dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.
Salatiga, Juli 2010 Yang menyatakan,
Endang Tutik Anisah
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO
﴾۱۱ﺧﺒﻴﺮ﴿ﺍﻠﻤﺠﺎﺪﻟﺔ۔
ﻴﺭﻔﻊ ﺍﷲ ﺍﻠﺬﻴﻦ ﺍﻤﻨﻮ ﺍﻤﻨﻜﻡ ﻮﺍﻠﺬﻴﻦ ﺍﻮﺘﻮﺍ ﺍﻠﻌﻠﻡ ﺪﺭﺠﺖ ۖﻮﺍﷲ ﺒﻤﺎﺗﻌﻤﻠﻮﻦ
“… niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman diantaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” ( Al Mujaadilah : 11 )
PERSEMBAHAN
Untuk suamiku tercinta dan anakku tersayang, orang tuaku, dosen-dosenku, dan teman-teman seperjuangan.
ABSTRAK Anisah, Endang Tutik, 2010, Peningkatan Penguasaan Materi Pelajaran Al Qur’an Hadits dengan Strategi Reading Guide PADA Siswa Kelas IV MI Ma’arif Gondosuli Kec. Muntilan Kab. Magelang Tahun 2010. Skripsi. Jurusan Tarbiyah. Program Studi Pendidikan Agama Islam. Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Ari Setiawan, S. Pd., M.M.
Kata kunci: penguasaan materi dan metode reading guide
Penelitian ini merupakan upaya untuk mengembangkan metode pembelajaran bagi pengajaran pelajaran Al Qur’an Hadits di Madrasah Ibtidaiyah. Pertanyaan utama yang ingin dijawab dalam penelitian ini adalah dapatkah penerapan strategi reading guide mampu meningkatkan penguasaan materi Al Qur’an Hadits pada siswa kelas IV MI Ma’arif Gondosuli Kec. Muntilan Kab. Magelang tahun 2010? Temuan penelitian ini menunjukkan bahwa penerapan strategi reading guide mampu meningkatkan penguasaan materi Al Qur’an Hadits pada siswa kelas IV MI Ma’arif Gondosuli Kec. Muntilan Kab. Magelang tahun 2010
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah yang telah memberikan nikmat-Nya yang tiada terhingga kepada seluruh makhluk, zat tempat bergantung dan memohon segala hal dalam kehidupan. Sholawat dan salam kita sanjungkan kepada beliau Nabi Agung Muhammad SAW, beserta keluarga dan sahabatnya yang telah menghantarkan manusia pada jalan yang benar sesuai dengan perintah dan petunjuk Allah SWT. Penulisan skripsi ini tak mungkin dapat terselesaikan dengan baik tanpa ada bantuan, dorongan serta bimbingan dari pihak-pihak tertentu yang terkait. Namun, kebahagiaan tentu tidak dapat di sembunyikan dari terselesaikannya penulisan skripsi ini. Oleh karena itu, tiada kata ataupun apa saja yang kami berikan kepada pihakpihak yang telah membantu terselesaikannya penulisan skripsi ini kecuali ucapan terima kasih yang sedalam-dalamnya dan setulusnya atas semua bantuan, bimbingan dan partisipasinya, khususnya kepada Yth: 1. Ketua STAIN Salatiga. 2. Bapak Ari Setiawan, S. Pd., M.M.. selaku pembimbing yang telah meluangkan waktu, tenaga dan pikirannya dengan penuh kesabaran dan kebijaksanaannya dalam memberikan bimbingan, pengarahan, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. 3. Bapak Mujib Harsono selaku Kepala MI Ma’arif Gondosuli Kec. Muntilan Kab. Magelang yang memberikan waktu kepada penulis, untuk melakukan penelitian tindakan kelas guna menyelesaikan skripsi ini. 4. Bapak Ibu guru MI Ma’arif Gondosuli Kec. Muntilan Kab. Magelang yang telah memberikan bantuan dan kerjasamanya.
5. Suami dan segenap keluarga yang telah memberikan doa restunya kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi ini. 6. Rekan-rekan yang telah membantu penulis hingga terselesaikannya skripsi ini. Akhirnya penulis hanya dapat berdoa kepada Allah SWT, semoga semua amal baik dan bantuan yang telah diberikan kepada penulis senantiasa mendapat balasan yang berlipat ganda dan selalu mendapatkan hidayah serta ridho dari-Nya. Amin. Dengan berbagai keterbatasan pengetahuan dan lainnya yang dimiliki penulis, tentunya dalam penyusunan skripsi ini masih banyak kekurangannya. Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun senantiasa penulis harapkan. Semoga skripsi ini dapat membawa manfaat, barokah bagi penulis khususnya dan segenap pembaca pada umumnya, serta bermanfaat bagi nusa, bangsa dan negara. Amin yarobbal 'alamin
Salatiga, Juli 2010
Endang Tutik Anisah Penulis
DAFTAR ISI Hal Halaman Judul Persetujuan Pembimbing Pengesahan Pernyataan Keaslian Tulisan Motto dan Persembahan Abstrak Kata Pengantar Daftar Isi Daftar Tabel Bab I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah .................................................................................1 B. Rumusan Masalah.......................................................................................... 5 C. Tujuan Penelitian............................................................................................ 6 D. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan............................................... 6 E. Kegunaan Penelitian........................................................................................7 F. Batasan Operasional.......................................................................................7 G. Metode Penelitian.......................................................................................... 9 H. Sistematika Penulisan ...................................................................................22 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Penguasaan Materi Pelajaran Al Qur’an Hadits...............................................23 B. Strategi Reading Guide................................................................................... 41 C. Kerangka Berfikir.............................................................................................47
BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN A. Gambaran Umum MI Gondosuli......................................................................50 B. Deskripsi Pelaksanaan Siklus I.........................................................................52 C. Deskripsi Pelaksanaan Siklus II...................................................................... 56 D. Deskripsi Pelaksanaan Siklus III................................,.....................................61 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Per Siklus........................................................................................ 65 B. Pembahasan......................................................................................................79 C. Analisa Antar Siklus.........................................................................................81 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan…………………….....................................................…....……..84 B. Saran- Saran ………………………..........………....….……………....…….84 C. Penutup.............................................................................................................85 Daftar Pustaka Lampiran-Lampiran Daftar Riwayat Hidup Peneliti
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Data Siswa Kelas kelas IV MI Ma’arif Gondosuli Kec. Muntilan Kab. Magelang Tahun Pelajaran 2009/2010..........................................................................................51 Tabel 4.1 Hasil Pengamatan Terhadap perhatian Siswa pada Siklus I.........................................65 Tabel 4.2 Hasil Tugas Post Tes Siklus I.......................................................................................66 Tabel 4.3 Hasil Pengamatan terhadap Guru pada Siklus I...........................................................67 Tabel 4.4 Hasil Pengamatan Terhadap perhatian Siswa pada Siklus II.......................................70 Tabel 4.5 Hasil Tugas Post Tes Siklus II………………………………………………………71 Tabel 4.6 Hasil Pengamatan terhadap Guru pada Siklus II..........................................................72 Tabel 4.7 Hasil Pengamatan Terhadap perhatian Siswa pada Siklus II.......................................75 Tabel 4.8 Hasil Tugas Post Tes Siklus III……………………………………………………76 Tabel 4.9 Hasil Pengamatan terhadap Guru pada Siklus II..........................................................77 Tabel 4.10 Rekap Daftar Nilai sebelum Menggunakan Strategi Reading Guide Siswa Kelas IV MI Ma’arif Gondosuli Kec. Muntilan Kab. Magelang Tahun 2010...........................79
Tabel 4.11 Rekap Daftar Nilai Setelah Menggunakan Strategi Reading Giude Siswa kelas IV MI Ma’arif Gondosuli Kec. Muntilan Kab. Magelang Tahun 2010............................80 Tabel 4.12 Rekap Hasil Pengamatan terhadap Perhatian Siswa....................................................81 Tabel 4.13 Rekap Data Ketuntasan Belajar Siswa.........................................................................82 Tabel 4.14 Rekap Hasil Pengamatan Mitra terhadap Guru............................................................82
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Al Qur‟an Hadits merupakan salah satu bagian dari mata pelajaran Pendidikan Agama Islam. Sama halnya dengan segi-segi pendidikan lain, pendidikan agama juga menyangkut aspek kognitif, afektif dan psikomotor. Ini berarti bahwa pendidikan agama bukan hanya sekedar meberi pengetahuan tentang keagamaan, melainkan justru yang lebih utama adalah membiasakan anak taat terhadap ajaran agamanya (Purwanto; 2003: 158). Dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), yang mayoritas masyarakatnya memeluk agama Islam seharusnya mempelajari al Qur'an dan hadits merupakan kewajiban bagi setiap muslim. Hal ini karena keduanya adalah sumber utama bagi ajaran agama Islam. Sehingga hampir mustahil seorang muslim dapat menjalankan agamanya dengan baik tanpa mempelajari al Qur'an dan hadits. Karena Al Qur'anlah yang menjadi pembeda antara yang benar dan salah. Sebagaimana firmanNya dalam QS Al. Baqarah: 185
(Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil). Demikian halnya dalam peningkatan mutu pembelajaran Al Qur‟an Hadits juga harus dijadikan tolak ukur dalam membentuk watak dan pribadi peserta didik, serta membangun moral bangsa (Nation Character Building). Berdasarkan pengertian 1
2
tersebut, maka pendidikan dapat dikatakan sebagai kehidupan. Sebab pendidikan adalah sebuah alat yang digunakan oleh manusia untuk memelihara kelanjutan hidupnya baik sebagai individu maupun masyarakat. Disamping itu, pendidikan juga berfungsi sebagai pengembang potensi-potensi yang ada pada diri masing- masing manusia. Pendidikan merupakan kunci pembuka dalam usaha mengarungi bahtera kehidupan di dunia dan dalam upaya mencapai kebahagiaan di akhirat. Dengan pendidikan, manusia selalu tumbuh berkembang menurut peradabannya masingmasing. Bersamaan dengan itu, Islam memandang pendidikan sebagai dasar utama seseorang diutamakan dan dimuliakan. Hal ini sebagaimana dengan firman Allah dalam Q.S. Al- Mujadalah ayat 11:
ۚ Artinya“Allah akan meninggikan orang- orang beriman diantara kamu dan orangorang yang di beri ilmu beberapa derajat”. Begitu juga Pemerintah Indonesia yang memandang pendidikan sebagai tonggak yang sangat pening dalam rangka mengisi kemerdekaan yang telah menjadi cita- cita seluruh rakyat, sehingga masalah pendidikan di cantumkan dalam tujuan Negara Indonesia yang tertuang dalam pembukaan Undang–Undang Dasar 1945 alinea ke empat, yang berbunyi : “………kemudian daripada itu untuk membentuk suatu pemerintah negara Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa………” (UUD „45). Mengingat sangat pentingnya pendidikan itu bagi kehidupan bangsa dan negara, maka hampir seluruh negara di dunia ini menangani secara langsung masalah-masalah yang berhubungan dengan pendidikan. Dalam hal ini, masingmasing negara itu saat menentukan sendiri dasar dan tujuan pendidikan di negaranya. Adapun tujuan pendidikan yang ada di Indonesia, sesuai dengan UU RI No.20 Tahun 2003 Bab II
3
pasal 3, yaitu : “Pendidikan Nasional bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.” Pendidikan keagamaan berfungsi mempersiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang memahami dan mengamalkan nilai-nlai ajaran agama atau menjadi ahli ilmu agama. Ironisnya fenomena dunia pendidikan yang terjadi di sekitar kita saat ini sangat memprihatinkan, mengenai proses belajar-mengajar di sekolah sering kali membuat kita kecewa, apalagi dikaitkan dengan pemahaman peserta didik terhadap materi ajar. Walaupun seringkali kita ketahui bahwa banyak peserta didik yang mungkin mampu menyajikan tingkat hafalan yang baik terhadap materi ajar yang diterimanya, akan tetapi mereka seringkali tidak memahami atau mengerti secara mendalam pengetahuan yang bersifat hafalan tersebut. Dan sebagian peserta didik tidak mampu menghubungkan antara apa yang mereka pelajari dengan bagaimana pengetahuan tersebut akan digunakan atau dimanfaatkan. Disamping itu model pembelajaran agama di sekolah masih jauh dari mapan atau kurang inovatif, hal ini dapat dilihat dari kualitas pengajaran yang masih secara manual, dan inilah salah satu aspek pengkajian yang membutuhkan perubahan dan kemudian dikembangkan dengan metode pengajaran aktif, efektif dan menyenangkan. Disinilah peran penting guru agama untuk ikut mengenalkan sekaligus sebagai pelaku pengupayaan pengenalan pembelajaran melalui pengajaran yang mudah diterima oleh peserta didik. Pembelajaran yang aktif dan tidak
membosankan,
merupakan proses
pembelajaran dimana seorang guru harus dapat menciptakan suasana yang sedemikian rupa sehingga peserta didik aktif bertanya, mempertanyakan dan juga
4
mengemukakan gagasannya. Keaktifan peserta didik ini sangat penting untuk membentuk generasi yang kreatif, yang mampu menghasilkan sesuatu untuk kepentingan dirinya dan juga orang lain. Sedangkan proses pembelajaran yang aktif, mengatakan bahwa hal ini berkaitan erat dengan suasana belajar yang menyenangkan sehingga peserta didik dapat memusatkan perhatianya secara penuh pada belajarnya. Hal ini membutuhkan kreatifitas guru untuk dapat menghidupkan suasana belajar mengajar sehingga menjadi tidak membosankan bagi para peserta didiknya. Keadaan yang aktif dan menyenangkan tidaklah cukup jika proses pembelajaran tidak efektif, yaitu tidak menghasilkan apa yang harus dikuasai oleh para peserta didik, sebab pembelajaran memiliki sejumlah tujuan yang harus dicapai. Menjadi guru kreatif, profesional dan menyenangkan di tuntut untuk memiliki kemampuan mengembangkan pendekatan dan memilih metode pembalajaran yang efektif hal ini penting terutama menciptakan iklim pembelajaran yang kondusif dan menyenangkan. Cara guru melakukan kegiatan pembelajaran mungkin memerlukan pendekatan dan metode yang berbeda dengan pembelajaran yang lainnya. Suatu strategi pembelajaran yang di terapkan guru akan tergantung pada pendekatan yang digunakan, sedangkan bagaimana menjalankan strategi itu dapat diterapkan berbagai metode pembelajaran. Dalam upaya menjalankan metode pembelajaran guru dapat menentukan teknik yang dianggap relevan dengan metode dan penggunaan teknik itu setiap guru memiliki taktik yang mungkin berbeda antara guru yang satu dengan guru yang lain. Strategi merupakan salah satu unsur dalam proses pembelajaran yang tidak bisa dipisahkan dalam proses pembelajaran. Penggunaan strategi pembelajaran yang tepat dan sesuai dengan gaya belajar siswa akan membantu guru dan juga anak didik untuk mendapatkan hasil yang memuaskan dalam proses pembelajaran.
5
Salah satu strategi yang bisa diandalkan adalah strategi reading guide, Strategi ini digunakan untuk materi yang membutuhkan waktu banyak yang tidak mungkin di jelaskan semuanya dalam kelas. Untuk mengefektifkan waktu, maka siswa di beri tugas membaca dan menjawab pertanyaan atau kisi- kisi untuk di kerjakan siswa.Tujuan strategi ini adalah membantu peserta didik lebih mudah dan terfokus dalam memahami suatu materi pokok. Dengan diterapkan strategi tersebut, diharapkan pembelajaran dapat berlangsung dengan menyenangkan dan siswa mampu memahami materi yang telah diajarkan. Karena dalam penggunaan strategi tersebut, siswa juga ikut berperan aktif. Atas dorongan inilah, penulis terdorong untuk mengadakan penelitian dan menyusun skripsi dengan judul: “PENINGKATAN PENGUSAAN MATERI PELAJARAN AL QUR‟AN HADITS DENGAN STRATEGI READING GUIDE PADA SISWA KELAS IV MI MA‟ARIF GONDOSULI KEC. MUNTILAN KAB. MAGELANG TAHUN 2010” B. Rumusan Masalah 1. Bagaimana kemampuan penguasaan materi Al Qur‟ah Hadits sebelum menggunakan strategi reading guide pada siswa kelas IV MI Ma‟arif Gondosuli Kec. Muntilan Kab. Magelang tahun 2010? 2. Bagaimana penerapan strategi reading guide untuk materi Al Qur‟an Hadits pada siswa kelas IV MI Ma‟arif Gondosuli Kec. Muntilan Kab. Magelang tahun 2010? 3. Apakah penerapan strategi reading guide mampu meningkatkan penguasaan materi Al Qur‟an Hadits pada siswa kelas IV MI Ma‟arif Gondosuli Kec. Muntilan Kab. Magelang tahun 2010?
6
C. Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui kemampuan penguasaan materi Al Qur‟ah Hadits sebelum menggunakan strategi reading guide pada siswa kelas IV MI Ma‟arif Gondosuli Kec. Muntilan Kab. Magelang tahun 2010. 2. Untuk mengetahui penerapan strategi reading guide untuk materi Al Qur‟an Hadits pada siswa kelas IV MI Ma‟arif Gondosuli Kec. Muntilan Kab. Magelang tahun 2010. 3. Untuk mengetahui apakah penerapan strategi reading guide mampu meningkatkan penguasaan materi Al Qur‟an Hadits pada siswa kelas IV MI Ma‟arif Gondosuli Kec. Muntilan Kab. Magelang tahun 2010. D. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan Menurut Suharsimi (1996) hipotesis adalah suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian sampai terbukti melalui data yang terkumpul. Dengan kata lain hipotesis adalah pernyataan sementara (Black, 2001: 109) Adapun hipotesis dalam penelitian tindakan ini adalah bahwa "penerapan strategi reading guide mampu meningkatkan penguasaan materi Al Qur‟an Hadits pada siswa kelas IV MI Ma‟arif Gondosuli Kec. Muntilan Kab. Magelang tahun 2010” Adapun yang menjadi tolok ukur keberhasilan dalam penelitian tindakan kelas ini adalah apabila: 1. Penguasaan materi Al Qur‟an Hadits siswa kelas IV MI Ma‟arif Gondosuli Kec. Muntilan Kab. Magelang tahun 2010 setelah menggunakan strategi reading guide lebih baik dari pada sebelum menggunakan strategi reading guide. 2. Penguasaan materi Al Qur‟an Hadits pada siswa kelas IV MI Ma‟arif Gondosuli Kec. Muntilan Kab. Magelang tahun 2010 setelah menggunakan strategi reading
7
guide mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu 60, dan banyaknya siswa yang memperoleh nilai 60 ke atas minimal 75%. E. Kegunaan Penelitian Adapun tujuan penulis melaksanakan penelitian tindakan kelas ini adalah sebagai berikut: 1. Menambah wawasan bagi peneliti tentang beberapa strategi pembelajaran yang berkembang di dunia pendidikan sekarang ini. 2. Hasil dan temuan penelitian ini dapat memberikan informasi tentang penggunaan strategi reading guide. 3. Sebagai salah satu strategi atau upaya meningkatkan prestasi belajar siswa khususnya pada mata pelajaran Al Qur‟an Hadits. 4. Sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan metode pembelajaran yang dapat memberikan manfaat bagi siswa. 5. Menambah wawasan dan pengetahuan penulis. 6. Sumbangan pemikiran mengembangkan sistem kegiatan belajar mengajar di sekolah. 7. Untuk memotivasi para pakar pendidikan khususnya pelaku pendidikan untuk lebih kreatif dan motivatif dalam memilih suatu metode pembelajaran yang lebih efektif dan efesien dalam mencapai tujuan pendidikan. F. Batasan Operasional Agar tidak menyimpang dari pokok masalah yang menjadi inti dari judul tersebut peneliti memberi batasan sebagai berikut: 1. Peningkatan Pengusaan Materi Pelajaran Al Qur’an Hadits Kata "peningkatan" berasal dari kata "tingkat" yang berarti keadaan atau kwalitas yang lebih tinggi. Sedangkan kata "peningkatan" berarti usaha atau
8
proses meningkatkan (Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1994:1060). Sedangkan penguasaan berasal dari kata ”kuasa” yang berarti kemampuan atau kesanggupan (melakukan sesuatu). Kata ”materi” berarti sesuatu yang menjadi bahan (untuk dipikirkan atau dibicarakan). Kata pelajaran berasal dari kata "ajar" yang telah dijelaskan di awal. Sedangkan kata pelajaran sendiri berarti sesuatu yang dipelajari. Sedangkan Al Qur‟an adalah kitab suci agama Islam. Adapun Hadits adalah semua perkataan dan perbuatan nabi Muhammad SAW. Namun yang dimaksud di sini adalah bidang studi Al Qur‟an Hadits yang merupakan salah satu bidang studi yang harus dipelajari dalam rangka menyelesaikan pada tingkat tertentu, yang didesain dan diberikan kepada peserta didik yang beragama islam dalam rangka mengembangkan dan meningkatkan kemampuan membaca dan memahami ayat-ayat suci Al Qur‟an dan Hadits Nabi. 2. Strategi Reading Guide Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, strategi berarti rencana yang cermat mengenai kegiatan untuk mencapai sasaran khusus. Sedangkan dalam konteks pendidikan, strategi secara makro berarti kebijakan-kebijakan yang mendasar dalam pengembangan pendidikan sehingga tercapai tujuan pendidikan secara lebih terarah, efektif, dan efesien. Jika dilihat secara mikro dalam proses belajar mengajar, maka strategi adalah langkah-langkah tindakan yang mendasar dan berperan besar dalam proses belajar mengajar untuk mencapai sasaran pendidikan Suatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan oleh guru dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat berlangsung secara efektif dan efisien. Sedangkan Reading Guide adalah strategi yang digunakan untuk materi yang membutuhkan
9
waktu banyak yang tidak mungkin dijelaskan semua dalam kelas dan untuk mengefektifkan waktu, maka siswa diberi tugas membaca teks yang telah ditentukan oleh guru dan siswa harus mengerjakan dengan menjawab beberapa pertanyaan atau kisi-kisi diberi oleh guru. G. Metode Penelitian 1. Rancangan Penelitian Sebelum penulis memberikan laporan penelitian maka perlu kiranya penulis memberikan landasan teori tentang jalannya penelitian kali ini. Hal ini dimaksudkan agar penelitian ini berjalan sesuai dengan prosedur penelitian ilmiah yang benar. Ada beberapa jenis penelitian pendidikan yang berbeda. Perbedaan tersebut terkait dengan jenis tindakan, setting, intrumen dan metode penelitian (Mishra; 2005: 43). Sehubungan dengan permasalahan yang akan diangkat oleh peneliti, yaitu tentang efektifitas strategi reading guide (panduan membaca) terhadap peningkatan hasil belajar siswa pada materi Al Qur‟an Hadits., maka jenis penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif, sebab data penelitian yang dihasilkan berupa angka-angka dan dianalisis dengan menggunakan statistik. Jenis penelitian pada ini adalah penelitian eksperimen adalah suatu cara untuk mencari hubungan sebab akibat (hubungan kausal) antara dua faktor yang sengaja ditimbulkan oleh peneliti dengan mengeliminasi atau mengurangi atau menyisihkan faktor-faktor lain yang mengganggu. Eksperiment selalu dilakukan dengan maksud untuk melihat suatu akibat perlakuan. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dan kualitatif, kuantitatif adalah penelitian yang menggunakan data berupa angka-angka sebagai alat untuk menemukan keterangan mengenai yang ingin kita ketahui. Angka-
10
angka terkumpul sebgai hasil penelitian dianalisis dengan menggunakan statistik. Pendekatan kuantitatif pada penelitian ini adalah untuk menganalisis data tes yang kemudian dianalis dengan statistic parametric yaitu dengan menggunakan uji t (uji kesamaan
dua
rata-rata)
Pendekatan
kualitatif
adalah
penelitian
yang
menggambarkan situasi atau kejadian. Pendekatan kualitatif digunakan untuk mendidkripsikan dari data kuantitatif. Pada penelitian ini pendekatan kuantitatif digunakan untuk menganalisis data kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran dan aktifitas siswa selama strategi reading guide (panduan membaca) diterapkan serta untuk menganalisis belajar siswa pada materi Al Qur‟an Hadits pada siswa kelas IV MI Ma‟arif Gondosuli Kec. Muntilan Kab. Magelang. . Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (classroom action research), karena penelitian dilakukan untuk memecahkan masalah pembelajaran di kelas. Penelitian ini juga termasuk penelitian deskriptif, sebab menggambarkan bagaimana suatu bentuk teknik pembelajaran diterapkan dan bagaimana hasil yang diinginkan dapat tercapai. Selain itu penelitian ini juga bersifat eksperimental, karena bertujuan mendeskripsikan apa yang akan terjadi bila variabel- variabel tertentu dikontrol secara tertentu (Faisal; 1982, 42). PTK berfungsi sebagai alat untuk meningkatkan kualitas pelaksanaan pembelajaran kelas. Di kelas PTK dapat berfungsi sebagai: a. Alat untuk mengatasi masalah-masalah yang didiagnosis dalam situasi pembelajaran di kelas. b. Sarana pelatihan dalam jabatan, membekali guru dengan keterampilan dan metode baru dan mendorong timbulnya kesadaran diri, khususnya melalui pengajaran sejawat.
11
c. Sarana untuk memasukkan ke dalam sistem yang ada (secara alami) pendekatan tambahan atau inovatif. d. Sarana untuk meningkatkan komunikasi yang biasanya buruk antara guru dan peneliti. e. Alat untuk menyediakan alternatif bagi pendekatan yang subjektif, impresionistik terhadap pemecahan masalah kelas. Ada dua butir penting yang perlu disebut di sini. Pertama, hasil penelitian tindakan dipakai sendiri oleh penelitinya, dan tentu saja oleh orang lain yang menginginkannya. Kedua, penelitiannya terjadi di dalam situasi nyata yang pemecahan
masalahnya
segera
diperlukan,
dan
hasil-hasilnya
langsung
diterapkan/dipraktikkan dalam situasi terkait. Ketiga, peneliti tindakan melakukan sendiri pengelolaan, penelitian, dan sekaligus pengembangan (Madya; 2009). Penelitian tindakan merupakan intervensi praktik dunia nyata yang ditujukan untuk meningkatkan situasi praktis. Tentu penelitian tindakan yang dilakukan oleh guru ditujukan untuk meningkatkan situasi pembelajaran yang menjadi tanggung jawabnya dan ia disebut ‟penelitian tindakan kelas‟ atau PTK. Menurut Arikunto (2008) berdasarkan tujuannya, penelitian tindakan dibagi menjadi 4 yaitu: a. Penelitian tindakan partisapatisi (participatory action research) yang menekankan keterlibatan masyarakat agar merasa memiliki program tersebut. b. Penelitian tindakan kritis (critical action research) yang menekankan adanya niat yang tinggi untuk memecahkan bertindak memecahkan masalah kritis. c. Penelitian tindakan institusi (institutional action research) yaitu yang dilakukan pihak pengelola sekolah.
12
d. Penelitian tindakan kelas (classroom action research) yaitu penelitian yang dilakukan oleh guru baik sendiri maupun bekerjasama dengan peneliti lain. Dalam penelitian ini menggunakan bentuk guru sebagai peneliti, di mana guru sangat berpengaruh sekali dalam proses penelitian tindakan kelas. Dalam bentuk ini tujuan utama penelitian kelas ini ialah untuk meningkatkan praktik-praktik pembelajaran di kelas. Dalam kegiatan ini, guru terlibat langsung secara penuh dalam proses perencanaan tindakan, observasi dan refleksi. Kehadiran pihak lain dalam penelitian ini peranannya tidak dominan. Hal ini bertujuan agar guru dapat: a. Mengkaji/ meneliti sendiri praktek mengajarnya b. Melakukan PTK tanpa mengganggu tugasnya c. Mengkaji pemasalahan yang dialami d. Mengembangkan profesionalismenya. Penelitian
ini
mengacu
pada
perbaikan
pembelajaran
yang
berkesinambungan. Kemmis dan Taggart (1990) menyatakan bahwa model penelitian tindakan adalah berbentuk spiral. Tahapan penelitian tindakan pada suatu siklus meliputi perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Siklus ini berlanjut dan akan dihentikan jika sesuai dengan kebutuhan dan dirasa sudah cukup Menurut pengertiannya penelitian tindakan adalah penelitian tentang halhal yang terjadi di masyarakat atau sekelompok sasaran dan hasilnya langsung dapat dikenakan pada masyarakat yang bersangkutan (Arikunto, 2008: 57). Ciri atau karakteristik utama dalam penelitian tindakan adalah adanya partisipasi dan kolaborasi dengan anggota kelompok sasaran. Penelitian tindakan adalah satu strategi pemecahan masalah yang memanfaatkan tindakan nyata dalam bentuk proses pengembangan inovatif yang dicoba sambil jalan dalam mendeteksi dan memecahkan
13
masalah. Dalam prosesnya pihak-pihak yang terlibat dalam kegiatan tersebut dapat saling mendukung satu sama lain. Sedangkan tujuan penelitian tindakan kelas harus memenuhi beberapa prinsip sebagai berikut: a. Permasalahan atau topik yang dipilih harus memenuhi kriteria, yaitu benar-benar nyata dan penting, menarik perhatian dan mampu ditangani serta dalam jangkauan peneliti untuk melakukan perubahan. b. Kegiatan penelitian, baik intervensi maupun pengamatan yang dilakukan tidak boleh sampai mengganggu atau menghambat kegiatan utama. c. Jenis intervensi yang dicobakan harus efektif dan efisien artinya terpilih dengan tepat sasaran dan tidak memboroskan waktu, dana dan tenaga. d. Metodologi yang digunakan harus jelas, rinci dan terbuka, setiap langkah dan tindakan dirumuskan dengan tegas sehingga orang yang berminat terhadap penelitian tersebut dapat mengecek setiap hipotesis dan pembuktiannya. e. Kegiatan penelitian diharapkan dapat
merupakan proses kegiatan yang
berkelanjutan (on-going) mengingat bahwa pengembangan dan perbaikan terhadap kualitas tindakan memang tidak dapat berhenti tetapi menjadi tantangan sepanjang waktu. Sesuai dengan jenis penelitian yang dipilih yaitu penelitian tindakan maka penelitian ini menggunakan model penelitian tindakan dari Kemmis dan Taggart, yaitu berbentuk spiral dan siklus yang satu ke siklus yang berikutnya. Setiap siklus meliputi planning (rencana), action (tindakan), observation (pengamatan) dan reflection (refleksi). Langkah pada siklus berikutnya adalah perencanaan yang sudah direvisi, tindakan, pengamatan dan refleksi. Sebelum masuk pada sikius I dilakukan
14
tindakan pendahuluan yang berupa identifikasi permasalahan. Siklus spiral dan tahaptahap penelitian tindakan kelas dapat dilihat pada gambar 1.1 berikut
Gambar 1.1 Skema Tahap Penelitian Tindakan Kelas
Penjelalasan alur di atas adalah: 1. Rancangan/rencana awal, sebelum mengadakan penelitian menyusun rumusan masalah, tujuan dan membuat rencana tindakan termasuk di dalamnya instrumen penelitian dan perangkat pembelajaran. 2. Kegiatan dan pengamatan meliputi timdakan yang dilakukan oleh peneliti sebagai upaya membangun pemahaman konsepsi siswa serta mengamati hasil atau dampak dan diterapkannya strategi reading guide. 3. Refleksi, peneliti mengkaji, melihat dan mempertimbangkan hasil atau dampak dan tindakan yang dilakukan berdasarkan lembar pengamatan yang diisi oleh pengamat.
15
4. Rancangan/rencana yang direvisi berdasarkan hasil refleksi dari pangamat membuat rancangan yang direvisi untuk dilaksanakan pada siklus berikutnya (Suharsimi, dkk:2008). Observasi dibagi dalam tiga putaran, yaitu putaran 1, 2, dan 3 dimana masingmasing putaran dikenai perlakuan yang sama (alur kegiatan yang sama) dan membahas satu bab pokok bahasan yang diakhiri dengan tes formatif di akhir masingmasing putaran. Sikius ini berkelanjutan dan akan dihentikan jika sesuai dengan kebutuhan dan dirasa sudah cukup. 2. Subyek Penelitian a. Waktu Penelitian Penelitiatian ini penulis lakukan selama tiga minggu sejak akhir Mei sampai awal Juni. Penelitian ini dilaksanakan pada akhir semester genap tahun pelajaran 2009/2010 selama 3 kali pertemuan yaitu antara akhir Mei dan awal Juni 2009. Untuk siklus I tanggal 29 Mei 2010 dan siklus II tanggal 5 juni 2010 dan siklus III pada tanggal 12 Juni 2010. b. Tempat Penelitian Penilitian ini penulis lakukan di kelas IV MI Ma‟arif Gondosuli Kec. Muntilan Kab. Magelang. c. Subyek Penelitian Subyek penelitian kali ini adalah seluruh anak kelas IV MI Ma‟arif Gondosuli Kec. Muntilan Kab. Magelang yang berjumlah 25 anak yang terdiri dari 10 murid laki- laki dan 15 murid perempuan.
16
3. Langkah- Langkah Dalam penelitian ini penulis mengikuti prosedur penilitian tindakan kelas yang sudah baku. Prosedur penelitian tindakan kelas ini terdiri 3 siklus. Tiap siklus dilaksanakan mulai perencanaan, persiapan tindakan, pelaksanaan tindakan, pemantauan, evaluasi individu dan kelompok serta refleksi tindakan, analisis dan dilakukan penyimpulan-penyimpulan (Arikunto, 2008: 82). a. Perencanaan 1) Menyusun tujuan instruksional 2) Menetukan materi 3) Meyusun RPP 4) Membuat skenario pembelajaran 5) Menyusun pre-tes dan post-tes 6) Membuat kisi-kisi pertanyaan. 7) Mendesain pedoman pemantauan pembelajaran. 8) Mendesain pedoman observasi sistematis bagi kerja guru selama pelaksanaan tindakan b. Tindakan 1) Melaksanakan pre-tes 2) Analisis pre-tes . 3) Memberikan pengarahan kepada siswa tentang operasional pembelajaran dan tentang tugas yang akan diberikan 4) Menentukan bacaan yang akan dipelajari 5) Membagikan bahan bacaan 6) Siswa mempelajari bahan bacaan 7) Guru memberkan pertanyaan
17
8) Guru mengulas bahan pembelajaran 9) Observasi. Pada tahap ini, siswa melakukan tindakan dan guru melakukan pemantauan (dengan pedoman pemantauan) terhadap kerja siswa, Selanjutnya menganalisis nilai pre-tes dan post-tes serta memberikan penilaian. Hasilnya sebagai bahan pertimbangan perbaikan pada siklus berikutnya. Hasil observasi juga dikonsultasikan dengan mitra. c. Refleksi Hasil yang diperoleh pada tahap tindakan dan observasi dikumpulkan, didiskusikan, dianalisis, dan dievaluasi oleh peneliti dan mitra, kemudian guru dapat merefleksi diri tentang berhasil tidaknya tindakan yang telah dilakukan, faktor-faktor pendukung, penghambat, dari aspek internal dan eksternal guru dan siswa. Kemudian untuk siklus berikutnya diadakan perbaikan-perbaikan bilaman perlu secara kualitas dan kuantitas berdasarkan hasil evaluasi dan refleksi (Arikunto;:2008). d. Penilaian Adapun penilaian dari kegiatan ini akan dilakukan dengan dua alat ukur yaitu: 1) Lembar Observasi Lembar ini disiapkan oleh penulis dan dipakai oleh mitra penelitian. Kegunaannya untuk menilai jalannya penelitian tindakan kelas yang dilakukan. Hasil penilaian mitra akan dijadikan bahan evaluasi bagi penulis pada siklus berikutnya
18
2) Tes Tertulis Tes ini diberikan setiap akhir siklus. Kegunaannya untuk mengatahu daya serap siswa terhadap materi pembelajaran yang ada dalam skenario. Hasil dari 3 siklus akan dibandingkan dengan 3 kali nilai harian sebelum menggunakan strategi reading guide. 4. Instrumen Penelitian Instrumen yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Rencana pembelajaran ini merupakan suatu rancangan pembelajaran yang akan dilaksanakan guru dalam proses belajar mengajar. b. Soal tes untuk mengetahui peningkatan prestasi belajar siswa, juga dilengkapi dengan alat-alat pengajaran yang mendukung. c. Lembar observasi pengamatan pengelolaan strategi reading guide dan lembar pengamatan perhatian siswa. Lembar pengamatan ini digunakan untuk mengetahui pengaruh penerapan strategi reading guide dalam meningkatkan prestasi belajar siswa dan untuk mengukur perhatian siswa dalam penggunaan strategi ini. d. Buku materi pelajaran. e.
Lembar Kerja Siswa
f. Intrumen Manusia 1) Peneliti Dalam penelitian tidakan kelas sebenarnya peneliti juga masuk sebagai intrumen penelitian. Sebagai intrumen penelitian seorang peneliti haruslah memiliki karakter sebagai berikut:
19
a) Responsif b) Adaptif c) Menekankan aspek holistic d) Pengembangan berbasis pengetahuan e) Memproses dengan segera f) Mampu memberikan klarifikasi dan kesimpulan g) Kesempatan eksplorasi (Rachiati, 2004: 96). 2) Mitra Dalam penelitian tindakan kelas diperlukan peran mitra sejawat untuk melakukan observasi terhadap guru sebagai peneliti. Hal ini diperlukan untuk menilai efektifitas jalannya kegiatan belajar- mengajar. Pada kegiatan ini penulis menjadikan wali kelas IV MI Ma‟arif Gondosuli Kec. Muntilan Kab. Magelang sebagai mitra penulis. 5. Pengumpulan Data a. Sumber Data 1) Dokumentasi. 2) Hasil tes tertulis kelas IV MI Ma‟arif Gondosuli Kec. Muntilan Kab. Magelang. 3) Hasil pengamatan teman sejawat yang membantu sebagai mitra. b. Cara Pengambilan Data 1) Metode dokumentasi. Dokumentasi adalah metode dalam pengumpulan data dengan cara mencatat dokumen-dokumen atau catatan-catatan. Metode ini digunakan untuk mendapatkan data tentang jumlah siswa, guru, nilai raport siswa, karyawan dan lain-lain yang berhubungan dengan obyek penelitian.
20
Dalam metode dokumentasi ini, penulis menggunakan Instrumen Pengumpulan Data (IPD) berupa check list 2) Metode Observasi Metode observasi adalah cara pengambilan data dengan menggunakan mata tanpa ada pertolongan alat standart lain untuk keperluan tersebut. Dalam
metode
observasi
ini,
penulis
menggunakan
Instrument
Pengumpulan Data (IPD) berupa check list. Metode ini digunakan untuk mendapatkan data tentang pelaksanaan proses metode assessment search, situasi, kondisi obyek penelitian dan sarana. 3) Metode Tes Metode tes digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa setelah mengikuti pembelajaran dengan menggunakan strategi reading guide 4) Lembar kerja siswa pada siklus I, II dan III. 5) Tes formatif I. 6) Lembar pengamatan dari teman sejawat sebagai kolaborasai dalam penelitian 6. Analisis data Dalam rangka menyusun dan mengelola data yang terkumpul sehingga dapat menghasilkan suatu kesimpulan yang dapat dipertanggung jawabkan maka digunakan analisis data kuantitatif dan pada metode observasi digunakan data kualitatif cara perhitungan untuk mengetahui ketuntasan belajar siswa dalam proses belajar mengajar sebagai berikut: a. Merekapitulasi hasil tes .Dalam penelitian tindakan kelas, peningkatan prestasi belajar siswa
sebagai hasil tindakan merupakan aspek paling diharapkan
21
berkaitan erat dengan analisis tentang prestasi belajar siswa seperti analisis daya serap, ketuntasan belajar, dan nilai rata-rata. b. Menghitung jumlah skor yang tercapai dan prosentasenya untuk masing-masing siswa dengan menggunakan rumus ketuntasan belajar seperti yang terdapat dalam buku petunjuk teknis penilaian yaitu siswa dikatakan tuntas secara individual jika mendapatkan nilai minimal 60, sedangkan secara klasikal mencapai 85 % yang telah mencapai daya serap lebih dan sama dengan 60 %. c. Menganalisis hasil observasi yang dilakukan oleh teman sejawat pada kegiatan pengelolaan pembelajaran dan lembar pengamatan perhatian siswa. Adapun Teknik analisis yang penulis pakai adalah sebagai berikut: 1. Teknik Analisa Data Observasi Analisa pengamatan pengolahan strategi reading gude (panduan membaca) dari hasil pengamatan kemampuan guru selama dalam pembelajaran berlangsung dalam hal ini peneliti mengambil 3 kali pertemuan. Kategori guru untuk setiap aspek dalam peneglolahan strategi reading gude (panduan membaca) di tetapkan oleh peneliti sebagai berikut: A nilai
:3,1 - 4,0
B nilai
:2,1 - 3,0
C nilai
:1,1 - 2,0
D nilai
:0,1 - 1,0
2. Uji Komparasi. Uji komparasi digunakan untuk membandingkan dua keadaan yang berbeda dengan menggunakan uji tes. Pada penelitian ini yang akan dibandingkan adalah perbedaan hasil belajar siswa sebelum diterapkan strategi reading guide
22
(panduan membaca) dengan prestasi hasil belajar siswa setelah diterapkan strategi reading guide H. Sistematika Penulisan Penulisan skripsi ini terdiri atas lima bab yang tersusun dengan sistematika sebagai berikut : Bab I : Pendahuluan, yang meliputi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, hipotesis tindakan dan indikator keberhasilan, kegunaan penelitian, definisi operasional, metode penelitian, dan sistematika penulisan skripsi. Bab II: Merupakan kajian pustaka yang meliputi Penguasaan Materi Pelajaran AlQur‟an Hadits, Strategi Reading Guide dan Kerangka Berfikir Bab III: Merupakan laporan penelitian yang meliputi waktu pelaksanaan, tempat penelitian, subyek penelitian, intrumen penelitian, deskripsi pelaksanaan siklus I, deskripsi pelaksanaan siklus II dan deskripsi pelaksanaan siklus III Bab IV: Merupakan hasil penelitian meliputi gambaran setting penelitian, penjelasan per siklus, proses analisis data, deskripsi per siklus, pembahasan dan pengambilan kesimpulan. Bab V : Merupakan bagian penutup yang meliputi kesimpulan, saran- saran dan penutup.
23
BAB II LANDASAN TEORI A. Penguasaan Materi Pelajaran Al-Qur’an Hadits 1. Pelajaran Al Qur’an Hadits Al-Qur‟an dan Hadits merupakan dua sumber ajaran Islam dan pedoman hidup bagi umat Islam. Keduanya mengajarkan prinsip-prinsip dan tata aturan kehidupan yang harus dijalankan oleh umatnya, tidak hanya terkait dengan tata hubungan manusia dengan Rabbnya (Hablun minallah) tetapi juga tata aturan dalam kehidupan dengan sesama manusia (Hablun minannas). Al-Qur‟an merupakan wahyu, kalam atau firman Allah yang mengandung ajaran untuk dijadikan pedoman dan tuntunan dalam tata nilai kehidupan umat manusia dan seluruh alam, karena pada dasarnya al-Qur‟an diturunkan sebagai rahmat bagi alam semesta. Ajarannya berlaku sepanjang masa, sejak diturunkan hingga hari kiamat. Kebenaran yang terkandung di dalamnya tidak dapat diragukan lagi, karena Allah sendiri yang akan menjaganya. Allah berfirman di dalam al-Qur‟an surat al-Hijr ayat 9:
Artinya: Sesungguhnya Kamilah yang menurunkan adz-Dzikr (al-Qur’an) dan sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya.” Ayat ini memberikan jaminan tentang kesucian dan kemurnian AlQuran selama-lamanya.
Walaupun demikian umat
Islam harus tetap
berkewajiban untuk menjaga kemurnian Al-Quran. Diantara upaya untuk menjaga kemurnian Al-Quran adalah dengan cara membaca dan menghafalnya,
24
sebagaimana yang pernah ditempuh oleh para sahabat Nabi. Urusan yang mulia tersebut dilakukan oleh pesantren dan juga lembaga pendidikan Islam, baik yang formal ataupun non-formal. Ini semakin penting, apalagi di masa sekarang di mana kondisi masyarakat yang semakin jarang mengamalkan nilai-nilai AlQuran. Sehingga pesantren dan lembaga pendidikan Islam memegang peranan penting dalam menanamkan nilai-nilai keislaman kepada pemeluknya. Sebagai sumber utama dalam Islam, al-Qur`an memiliki posisi istimewa bagi kaum Muslimin baik dalam struktur keimanan (teologis) maupun dalam rumusan kehidupan (sosial) mereka. Secara teologis, ini berkaitan dengan hakikat al-Qur`an itu sendiri yang merupakan kalam Allah (wahyu) yang disampaikan kepada manusia melalui Nabi-Nya, Muhammad SAW, sebagai pedoman dan petunjuk (hudan) dalam mengarungi kehidupan ini. Implikasinya, secara sosiologis, al-Qur`an menjadi sumber nilai, norma, hukum, paradigma dan inspirasi bagi seorang Muslim dalam mengkonstruk bangunan hidup dan kehidupannya, kapanpun dan di manapun sebagai wujud dari sifat al-Qur`an yang rahmatan li al-’alamin. Allah menurunkan al-Qur'an kepada Nabi Muhammad SAW untuk disampaikan kepada umat manusia. Al-Qur'an merupakan petunjuk kehidupan yang bersifat universal, yang dapat membedakan antara benar dan salah, baik dan buruk, halal dan haram serta sebagai landasan dan pegangan hidup bagi manusia baik secara pribadi, keluarga, masyarakat ataupun bangsa di dunia bahkan di akhirat. Al-Qur'an adalah kitab Allah yang terakhir, sumber esensi bagi Islam yang pertama dan utama serta kitab kumpulan dari firman-firman Allah SWT. Al-Qur'an merupakan petunjuk jalan yang lurus, yang mengikat, sebagai
25
pedoman hidup yang telah diridhoi Allah untuk para hamba-Nya. Hal ini sesuai dengan Firman Allah dalam surat Al-Israa‟ ayat 9
Artinya: “Sesungguhnya al-Qur'an ini memberikan petunjuk kepada (jalan) yang lebih lurus dan memberi kabar gembira kepada orang-orang mu’min yang mengerjakan amal sholeh bahwa bagi mereka ada pahala yang besar”. Al-Quran adalah kitab petunjuk, demikian hasil yang kita peroleh dari mempelajari sejarah turunnya. Ini sesuai pula dengan penegasan Al-Quran: Petunjuk bagi manusia, keterangan mengenai petunjuk serta pemisah antara yang hak dan batil. (QS 2:185)
ۚ ۗ
ۖ .
Artinya: (Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil). Karena itu, barangsiapa di antara kamu hadir (di negeri tempat tinggalnya) di bulan itu, maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu, dan barangsiapa sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa), sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain. Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran
26
bagimu. Dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur Pengajaran Al-Quran pada anak merupakan dasar pendidikan Islam pertama yang harus diajarkan. Ketika anak masih berjalan pada fitrohnya, yaitu jalan yang terbuka untuk mendapatkan cahaya hikmah yang terpendam didalam Al-Quran, itu akan lebih mudah dalam menerima dan memahami isi Al-Quran. Karena pada usia ini anak masih dalam masa pertumbuhan baik fisik maupun kecerdasannya. Setelah mengetahui pentingnya mempelajari Al-Quran maka dalam menentukan model dan metode pembelajaran harus tepat karena dengan model dan metode pembelajaran yang baik, siswa akan lebih mudah dalam memahami materi dan dapat meningkatkan prestasi belajar siswa, serta karakteristik siswa yang
senang
terhadap
pembelajaran
yang
menarik,
menyenangkan,
mengajaknya untuk aktif bergerak baik mental maupun fisik, sehingga pembelajaran tidak membosankan. Kemampuan profesional seorang guru teruji oleh kemampuan menguasai berbagai macam model dan metode pembelajaran. Dalam model pembelajaran klasikal guru dapat menggunakan berbagai macam metode pembelajaran. Dengan berbagai macam metode yang digunakan akan mempermudah siswa untuk memahami materi yang disampaikan oleh guru dalam proses pembelajaran. . Hadits merupakan sumber penting kedua setelah al-Qur‟an. Fungsi dari Hadits sebagai penjelas dari apa-apa yang terdapat di dalam al-Qur‟an. Hadits merupakan segala sesuatu yang bersumber dari Nabi Muhammad SAW baik perkataan, perbuatan, taqrir (persetujuan) ataupun sifat darinya. Hadits shohih
27
(benar/asli) yang berasal dari Rosulullah sendiri juga tidak diragukan kebenarannya, karena segala perkataan, perbuatan, taqrir (persetujuan) ataupun sifatnya bukan berasal dari hawa nafsu dirinya, melainkan semuanya berasal dari wahyu Allah. Hal ini telah dijelaskan di dalam al-Qur‟an surat an-Najm ayat 3-4, Allah berfirman
Artinya “Dan tiadalah yang diucapkannya itu menurut kemauan hawa nafsunya. Ucapan itu tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan( kepadanya).” Al-hadits didefinisikan oleh pada umumnya ulama --seperti definisi AlSunnah-- sebagai "Segala sesuatu yang dinisbahkan kepada Muhammad saw., baik ucapan, perbuatan dan taqrir (ketetapan), maupun sifat fisik dan psikis, baik sebelum beliau menjadi nabi maupun sesudahnya." Ulama ushul fiqh, membatasi pengertian hadis hanya pada "ucapan-ucapan Nabi Muhammad saw. yang berkaitan dengan hukum"; sedangkan bila mencakup pula perbuatan dan taqrir beliau yang berkaitan dengan hukum, maka ketiga hal ini mereka namai Al-Sunnah. Pengertian hadis seperti yang dikemukakan oleh ulama ushul tersebut, dapat dikatakan sebagai bagian dari wahyu Allah SWT yang tidak berbeda dari segi kewajiban menaatinya dengan ketetapan-ketetapan hukum yang bersumber dari wahyu Al-Quran. (Syihab, 2008) Al-Quran menekankan bahwa Rasul saw. berfungsi menjelaskan maksud firman-firman Allah (QS 16:44) .
ۗ
28
Artinya: Keterangan-keterangan (mukjizat) dan kitab-kitab. Dan Kami turunkan kepadamu Al Quran, agar kamu menerangkan pada umat manusia apa yang telah diturunkan kepada mereka dan supaya mereka memikirkan Penjelasan atau bayan tersebut dalam pandangan sekian banyak ulama beraneka ragam bentuk dan sifat serta fungsinya. Al-Qur‟an Hadits adalah bagian dari mata pelajaran pendidikan agama Islam yang memberikan pendidikan untuk memahami dan mengamalkan alQur‟an
sehingga
mampu
membaca
dengan
fasih,
menerjemahkan,
menyimpulkan isi kandungan, menyalin dan menghafal ayat-ayat terpilih serta memahami dan mengamalkan hadis-hadis pilihan sebagai pendalaman dan perluasan bahan kajian dari pelajaran Qur‟an Hadits di sekolah. Fungsi mata pelajaran Qur‟an Hadits adalah untuk mengarahkan pemahaman dan penghayatan pada isi yang terkandung dalam al-Qur‟an dan Hadits yang diharapkan dapat diwujudkan dalam kehidupan seharihari, yaitu perilaku yang memancarkan iman dan taqwa kepada Allah SWT sesuai dengan tuntutan Al Qur‟an Hadits. Sedangkan tujuan dari mata pelajaran Qur‟an Hadits adalah siswa dapat memahami, meyakini dan mengamalkan isi kandungan ajaran Qur‟an dan Hadits serta mampu dan bersemangat untuk membaca serta menghafalkan Qur‟an dengan fasih dan benar. Adapun tujuan lainnya adalah: a. Memelihara kitab suci dan membacanya serta memperhatikan isinya, untuk menjadi petunjuk dan pelajaran bagi kita dalam kehidupan di dunia. b. Mengingat hukum agama yang termaktub dalam Al-Qur‟an serta menguatkan keimanan dan mendorong untuk berbuat kebaikan dan menjauhi kejahatan.
29
c. Mengharapkan keridlaan Allah SWT dengan menganut I‟tikad yang sah dan mengikuti segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya. d. Menanam akhlak yang mulia dengan mengambil suri tauladan dengan baik dari riwayat-riwayat yang termaktub dalam Al-Qur‟an. e.
Menanam perasaan keagamaan dalam hati dan menumbuhkannya sehingga bertambah tetap keimanannya dan bertambah dekat hati kepada Allah SWT. Tujuan pembelajaran berkenaan dengan hasil belajar. Oleh sebab itu
isi tujuan harus mengandung berbagai hasil belajar. Hasil belajar dibedakan menjadi tiga kategori yakni kognitif, afektif dan psikomotorik. Hasil belajar kognitif berkenaan dengan aspek intelektual seperti pengenalan, pemahaman, aplikasi analisis, sintesis dan evaluasi. Sedang hasil belajar afektif berkenaan dengan sikap, nilai, minat, perhatian dan lain- lain. Dan hasil belajar psikomotorik pada umumnya menyangkut kegiatan praktek. Pada pembelajaran Pendidikan Agama Islam aspek kognitif meliputi seluruh materi pembelajaran yaitu al qur‟an, keimanan, fiqih, ibadah, akhlak dan tarikh. Aspek afektif sangat dominan pada materi pembelajaran akhlak dan aspek psikomotorik dan pengamalan sangat dominan pada materi ibadah dan membaca Al Qur‟an. Ruang lingkup evaluasi Pendidikan Agama Islam mencakup keluasan, kedalaman dan pengamalan. Kedalaman pada evaluasi pembelajaran pendidikan agama islam dimaksudkan pada pada tercapainya tiga ranah, kognitif, afektif dan
psikomotorik.
Karena
tujuan
Pendidikan
Agama
Islam
adalah
penyempurnaan akhlakul karimah, maka bobot evaluasi Pendidikan Agama Islam dapat diatur: Kognitif (30%), Afektif (30%) dan Psikomotorik (40%). Pada pembelajaran Al Qur‟an Hadits aspek yang ingin dicapai adalah pada
30
aspek kognitif dan psikomotorik, akan tetapi dominasinya terletak pada aspek psikomotor. Ini bisa dilihat pada tekhnik tes yang digunakan dalam pembelajaran Al Qur‟an Hadits yaitu tekhnik non tes/ tes psikomotor yang terdiri dari menirukan, lancar dan fasih. Kemampuan membaca Al Qur‟an yang hendak dicapai misalnya pada siswa MI mulai kelas IV diarahkan pada penguasaan membaca Al Qur‟an dengan penerapan tajwidnya. Artinya siswa pada tahap ini dipandang layak untuk menerapkan serta menguasai kemampuan membacanya dengan lancar dan fasih sesuai dengan aturan- aturan bacaannya walaupun pada taraf pengenalan. Pencapaian ke arah tujuan penguasaan kemampuan Membaca Al Qur‟an itu didukung dengan sifat- sifat materi pelajaran, yang tidak hanya penguasaan/ mengingat terhadap fakta- fakta mengenai hukum membaca Al Qur‟an (tajwid), akan tetapi dikembangkan juga melalui penelaahan secara tepat pada bacaan/ ayat- ayat tertentu dalam Al Qur‟an. Kemampuan motorik siswa yang dituntut untuk dikembangkan melalui materi pelajaran Al Qur‟an Hadits ini. Dikembangkan melalui latihan membaca al qur‟an dengan menerapkan tajwid yang benar sehingga nantinya siswa mampu membaca Al Qur‟an dengan lancar dan fasih. Proses belajar–mengajar merupakan suatu proses yang mengandung serangkaian perbuatan guru dan peserta didik atas dasar hubungan timbal balik yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu. Untuk lebih memahami pengertian kualitas pembelajaran atau belajarmengajar, ada baiknya kita uraikan terlebih dahulu istilah masing-masing pengertian di atas. Kualitas berarti tingkat baik buruknya sesuatu (kadar), derajat atau taraf kepandaian, kecakapan, mutu. Sedangkan pembelajaran merupakan upaya
31
mengorganisasikan lingkungan untuk menciptakn kondisi belajar bagi peserta didik Pembelajaran pada hakekatnya adalah proses intetaksi antara peserta didik dengan lingkungannya, sehingga terjadi perubahan perilaku kearah yang lebih baik. Dalam interaksi tersebut banyak sekali faktor yang mempengaruhinya, baik faktor internal yang datang dalam diri individu, maupun faktor eksternal yang datang dari lingkungan. Al Qur‟an Hadits adalah merupakan salah satu bidang studi yang harus dipelajari dalam rangka menyelesaikan pada tingkat tertentu, yang di desain dan di berikan kepada peserta didik yang beragama islam dalam rangka mengembangkan dan meningkatkan kemampuan membaca dan memahami ayat-ayat suci Al Qur‟an dan Hadits Nabi. Dengan demikian yang dimaksud dengan kualitas pembelajaran Qur‟an hadits adalah apabila seluruhnya atau setidak-tidaknya sebagian peserta didik terlibat secara aktif, baik fisik, mental, maupun sosial dalam pembelajaran Qur‟an Hadits, dan terjadi perubahan perilaku yang positif pada diri peserta didik. Pendidikan Agama Islam di Madrasah Ibtidaiyah terdiri atas empat mata pelajaran,
yaitu: al-Qur‟an-Hadits, Aqidah-akhlak, fiqh, dan tarikh
(sejarah) kebudayaan Islam. Masing-masing mata pelajaran tersebut pada dasarnya saling terkait, isi mengisi dan melengkapi. Al-Qur‟an-Hadis merupakan sumber utama ajaran Islam, dalam arti ia merupakan sumber akidah-akhlak, syari‟ah/fikih (ibadah, muamalah), sehingga kajiannya berada di setiap unsur tersebut. Mata pelajaran Al-Qur‟an-Hadits di Madrasah Ibtidaiyah adalah salah satu mata pelajaran PAI yang menekankan pada kemampuan membaca
32
dan menulis al-Qur‟an dan hadits dengan benar, serta hafalan terhadap suratsurat pendek dalam al-Qur‟an, pengenalan arti atau makna secara sederhana dari surat-surat pendek tersebut dan hadits-hadits tentang akhlak terpuji untuk diamalkan dalam kehidupan sehari-hari melalui keteladanan dan pembiasaan. Hal ini sejalan dengan misi pendidikan dasar adalah untuk: (1) pengembangan potensi dan kapasitas belajar peserta didik, yang menyangkut: rasa ingin tahu, percaya
diri,
ketrampilan
berkomunikasi
dan
kesadaran
diri;
(2)
pengembangan kemampuan baca-tulis-hitung dan bernalar, ketrampilan hidup, dasar-dasar keimanan dan ketaqwaan terhadan Tuhan YME; serta (3) fondasi bagi pendidikan berikutnya. Di samping itu, juga mempertimbangkan perkembangan psikologis anak, bahwa tahap perkembangan intelektual anak usia 6-11 tahun adalah operasional konkrit (Piaget). Peserta didik pada jenjang pendidikan dasar juga merupakan masa social imitation (usia 6 - 9 tahun) atau masa mencontoh, sehingga diperlukan figur yang dapat memberi contoh dan teladan yang baik dari orang-orang sekitarnya (keluarga, guru dan temanteman sepermainan), usia 9–12 tahun sebagai masa second star of individualisation atau masa individualisasi, dan usia 12-15 tahun merupakan masa social adjustment atau penyesuaian diri secara sosial. Secara substansial mata pelajaran Al-Qur‟an-Hadits memiliki kontribusi dalam memberikan motivasi kepada peserta didik untuk mencintai kitab sucinya, mempelajari dan mempraktikkan ajaran dan nilai-nilai yang terkandung dalam Al-Qur‟anHadits sebagai sumber utama ajaran Islam dan sekaligus menjadi pegangan dan pedoman hidup dalam kehidupan sehari-hari. Mata pelajaran Al-Qur‟an-Hadits di MI bertujuan untuk:
33
1. Memberikan kemampuan dasar kepada peserta didik dalam membaca, menulis, membiasakan, dan menggemari membaca al-Qur‟an dan Hadits; 2. Memberikan pengertian, pemahaman, penghayatan isi kandungan ayatayat al-Qur‟an-Hadits melalui keteladanan dan pembiasaan; 3. Membina dan membimbing perilaku peserta didik dengan berpedoman pada isi kandungan ayat al-Qur‟an dan al-Hadits Ruang lingkup mata pelajaran al-Qur‟an-Hadits di Madrasah Ibtidaiyah meliputi: 1. Pengetahuan dasar membaca dan menulis al-Qur‟an yang benar sesuai dengan kaidah ilmu tajwid 2. Hafalan surat-surat pendek dalam al-Qur‟an, dan pemahaman sederhana tentang arti dan makna kandungannya serta pengamalannya melalui keteladanan dan pembiasaan dalam kehidupan sehari-hari. 3. Pemahaman dan pengamalan melalui keteladanan dan pembiasaan mengenai
hadits-hadits
yang
berkaitan dengan kebersihan,
niat,
menghormati orang tua, persaudaraan, silaturahim, taqwa, menyayangi anak yatim, salat berjamaah, ciri-ciri orang munafik dan amal shaleh (Depag; 2008) 2. Belajar dan Hasil Belajar Mengapa manusia harus belajar? Mungkin itu pertanyaan yang jarang kita dengar karena dianggap pertanyaan yang mudah. Namun demikian tidak semua manusia memahami falsafah yang mendasarinya. Manusia adalah makhluk yang istimewa. Hal ini secara jelas tersurat dalam al Qur'an surah at Tiin: 5
34
Artinya: Sesungguhnya kami jadikan manusia sebaik- baik kejadian. Kemampuan belajar dan mengolah informasi pada manusia merupakan ciri penting yang membedakan manusia dengan makhluk lain (Yamin, 2005 :104). Belajar merupakan suatu proses yang berkelanjutan untuk mengembangkan potensi diri seseorang. Proses belajar diperlukan untuk dapat mengembangkan kemampuan seseorang secara optimal. Proses belajar pada diri seseorang mengandung tiga proses simultan. Pertama, proses untuk mendapatkan perolehan sesuatu dari informasi baru. Hal yang diperoleh dari informasi baru sering merupakan pengganti atau perbaikan atas pengetahuan sebelumnya. Kedua, proses tranformasi pengetahuan yang diperoleh disesuaikan dengan kebutuhan atau tugas. Dalam proses ini terjadi analisis atas informasi lalu diubah dalam bentuk lain seperti simbol-simbol. Ketiga, proses evaluasi. Dalam proses ini terjadi penilaian apakah transformasi yang dilakukan sudah sesuai dengan kebutuhan atau tugas yang akan dihadapi. Proses belajar pada dasarnya adalah proses simultan dari ketiga hal tersebut Belajar adalah perubahan, namun bagaimana proses perubahan tersebut terjadi berbeda aliran psikologis yang dipakai sebagai landasan untuk menjelaskan perilaku manusia, termasuk perubahannya, tidak sama. Ahli-ahli yang menganut aliran Kognitif berpendapat bahwa belajar adalah peristiwa internal, artinya belajar baru dapat terjadi bila ada kemampuan dalam diri orang yang belajar. Kemampuan tersebut ialah kemampuan mengenal yang disebut dengan istilah kognitif. Berbeda dengan kosep belajar behavioristik, yang sangat mengandalkan pada lingkungan (stimulus), penganut aliran Kognitif memandang
35
orang yang belajar sebagai makhluk yang memiliki potensi untuk memahami obyek-obyek yang berada di luar dirinya (stimulus) dan mempunyai kemampuan untuk melakukan suatu tindakan (respons) sebagai akibat pemahamannya itu. Perubahan dapat terjadi bila ada proses berfikir lebih dahulu dalam diri seseorang, yang kemudian menimbulkan respon berupa tindakan (Yamin; 2005: 118). Adapun memenurut
Uzer Usman belajar diartikan sebagai proses perubahan
tingak laku pada diri individu
berkat adanya interaksi antara individu dan
individu, individu dan lingkunganya (Usman; 2002: 5). Pada umumnya belajar belajar dapat di artikan kegiatan-kegiatan fisik dan psikis, kedua aspek itu saling melengkapi dan bertalian satu sama lain. Kegiatan manusia dalam pembuatanya selalu menuntut kegiatan jasmani dan rohani Sedangkan menurut Hilgard belajar bukan hanya hasil, namun juga proses perubahan melalui kegiatan atau prosedur latihan, baik dilakukan di laboratorium maupun lingkungan alamiah. Sehingga dapat dirangkum bahwa belajar adalah: a. Aktivitas yang dirancang dan bertujuan. b. Perubahan perilaku secara utuh. c. Bukan hanya hasil namun proses. d. Proses memecahkan masalah Akibat terjadinya proses belajar pada diri seseorang adalah terjadinya perubahan perilaku yang dapat mencakup kawasan (domain) kognitif, afektif maupun psikomotorik. Perubahan perilaku sebagai akibat terjadinya proses belajar disebut hasil belajar atau prestasi belajar. Hasil belajar tidah hanya satu macam saja, kan tetapi ada bermacam- macam. Menurut Gegne dengan tujuan yang bermacam-macam itu untuk mempelajari macam- macam itu diperlukan
36
kondisi belajr tertentu yang khusus untuk mencapai hasil belajr yang diharapkan (Nasution, 2008:63). Belajar akan membawa perubahan bila orang yang belajar bebas menentukan bahan pelajaran dan cara yang dipakai untuk mempelajarinya. Dengan demikian pembelajaran adalah memberikan kebebasan kepada siswa untuk memilih bahan pelajaran dan cara mempelajarinya sesuai dengan minat dan kemampuannya. Tentu saja kebebasan yang dimaksud tidak keluar dari kerangka belajar. Pembelajaran yang bersifat humanistik ini mungkin sukar menerapkannya secara penuh, mengingat kondisi sosial dan budaya yang tidak menunjang. Setidaknya guru yang humanis atau siapapun guru tersebut dengan konsep humanistik dapat memberikan layanan belajar yang menyenangkan bagi murid, sedangkan bahan belajar tetap berasal dari kurikulum yang berlaku, hanya gayagaya mengajar dengan penuh tekanan dan ancaman dapat dikurangi bahkan dihilangkan. Secara
sederhana
prestasi
belajar
adalah tingkat
pengetahuan,
keterampilan, atau capaian yang diperoleh peserta didik untuk bidang studi tertentu. Prestasi belajar seperti itu diukur melalui tes. Tes semacam itu bukan hanya
untuk
mengukur
kemampuan
individual
melainkan
juga
untuk
mengevaluasi keefektifan suatu program pembelajaran. Tes biasa dilakukan setelah peserta didik mengikuti suatu program pembelajaran. Oleh karena itu, skor yang diperoleh dari tes seperti itu cenderung sebagai akibat dilakukannya proses pembelajaran bukan karena pengaruh tingkat intelegensi. Dari skor tersebut dapat diperoleh informasi tentang pengetahuan dan keterampilan yang telah diperoleh siswa.
37
Dengan demikian, prestasi belajar memiliki fungsi untuk memperlihatkan
sejauh
mana
peserta
didik
mampu
menampilkan
keterampilan tertentu atau dengan kata lain memiliki fungsi untuk mengukur capaian kompetensi tertentu. Prestasi belajar juga dapat berfungsi untuk memberikan rangsangan belajar, di samping fungsi yang lain lagi yakni untuk dijadikan petunjuk seberapa jauh telah terjadi peningkatan kualitas pendidikan pada umumnya. Terdapat hubungan yang erat antara tujuan pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan evaluasi. Kegiatan pembelajaran harus mengacu pada tujuan pembelajaran yang ditetapkan, sedangkan evaluasi harus mengacu pada tujuan pembelajaran dan kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan. Kegiatan pembelajaran yang dirancang dalam bentuk rencana mengajar disusun oleh guru dengan mengacu pada tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan namun sebaliknya dengan ada tujuan pembelajaran yang telah terumuskan akan memberikan arah dari kegiatan pembelajaran. Evaluasi merupakan kegiatan pengumpulan data untuk mengukur sejauh mana tujuan pembelajaran telah tercapai. Dilihat dari segi proses langkah penyusunan alat evaluasi sudah barang tentu harus mengacu pada tujuan yang telah dirumuskan. Selain mengacu pada tujuan, evaluasi juga harus mengacu atau disesuaikan dengan kegiatan pembelajaran yang telah dilaksanakan. Sebaliknya, kegiatan pembelajaran juga harus mempunyai arah untuk keberhasilan evaluasi yang nantinya akan dilakukan. Hasil belajar siswa harus dapat menunjukkan tingkat pencapaian standar kompetensi yang ditetapkan secara nasional. Penilaian pencapaian kompetensi siswa harus dilakukan secara komprehensif selama proses
38
pembelajaran berlangsung antara lain melalui ujian/ulangan harian, mingguan, bulanan atau akhir semester. Hasil pencapaian kompetensi siswa perlu dianalisis secara berkesinambungan, yang hasilnya digunakan sebagai acuan dalam pelaksanaan program tindak lanjut
berupa program
pembelajaran remidial atau program pengayaan. Penggunaan sistem penilaian berkelanjutan diharapkan dapat meningkatkan mutu pembelajaran di sekolah yang pada akhirnya diharapkan dapat meningkatkan mutu pendidikan secara menyeluruh. Hal ini dapat diartikan bahwa setiap peserta didik harus belajar tuntas untuk mencapai kompetensi yang diharapkan (Yamin; 2005: 127-113). Sedangkan menurut BS Bloom sebagaimana dikutip Martinis Yamin mengatakan: a. Jika peserta didik dikelompokkan berdasarkan tingkat kemampuannya untuk beberapa mata pelajaran dan diajar sesuai dengan karakteristik mereka maka sebagian besar dari mereka akan mencapai ketuntasan. b. Apabila proses pembelajaran dilaksanakan secara sistematis dan terstruktur maka semua peserta didik akan mampu menguasai semua bahan yang disajikan kepadanya. Sehingga belajar tuntas membutuhkan proses pembelajaran yang sistematis, terstruktur berkesinam-bungan untuk mencapai kompetensi yang disyaratkan (Yamin; 2005: 133). Dari uraian teori belajar dapatlah dimengerti bahwa banyak hal yang dapat mempengaruhi hasil belajar seseorang, meliputi:
39
a. Faktor internal siswa, meliputi: 1) Bakat Dasar kepandaiaan dan sifat pembawaan dari lahir yang dimiliki siswa sangat berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa terhadap suatu bidang tertentu. 2) Minat Minat dapat mempengaruhi prestasi belajar siswa, kalau seseorang menyenangi dan berminat terhadap matematika maka ia akan berusaha untuk
berhasil
dalam
mengikuti
seluruh
proses
pembelajaran
sebaliknya apabila tidak menyenanginya maka ia akan belajar dengan perasaan terpaksa, mengikuti proses pembelajaran hanya sekedar formalitas dan pembelajaran menjadi tidak bermakna. 3) Kemauan belajar. Salah satu tugas guru mengubah yang tidak mau belajar menjadi antusias belajar dan menyenangi pelajaran tersebut. 4) Sikap mental siswa Sikap mental siswa sangat mempengaruhi dalan proses pembelajaran, sikap mental ini meliputi kematangan sosial emosional siswa dan pengetahuan prasarat yang dimilikinya untuk meningkatkan prestasi belajarnya. b. Faktor Eksternal Siswa 1) Metode Pembelajaran Terdapat kaitan yang erat antara belajar dan pembelajaran. Tujuan utama pembelajaran adalah mendorong
peserta
didik
belajar.
Pembelajaran adalah upaya pengaturan informasi dan lingkungan
40
sedemikian rupa untuk memfasilitasi terjadinya proses belajar pada diri peserta didik. Lingkungan pembelajaran meliputi metode, media, dan peralatan yang diperlukan dalam penyampaian informasi dalam proses pembelajaran. Pengaturan atau pemilihan metode, media, dan peralatan serta informasi dalam proses pembelajaran menjadi tanggung jawab dari guru untuk merancang atau mendesainnya. Dengan demikian,
metode
pembelajaran
adalah
bagian
dari
proses
pembelajaran yang merupakan langkah-langkah taktis bagi guru dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan. 2) Kepribadian guru. Kepribadian guru sangat berpengaruh terhadap keberhasilan proses pembelajaran siswa. Guru menurut tokoh pendidikan Nasional Ki Hajar Dewantoro, dihadapan mata anak harus dapat menjadi suri tauladan yang baik, ditengah aktivitas dengan siswa dapat membangun keinginan dan minat siswa untuk belajar dan dibelakang layar mampu memberdayakan siswanya untuk belajar lebih baik. 3) Lingkungan belajar. Lingkungan belajar siswa sangat mendukung keberhasilan proses pembelajaran, jika lingkungan belajar siswa tertata dengan baik maka proses pembelajaran akan dapat berlangsung dengan baik, agar lingkungan pembelajaran dapat mendukung usahakan: a) Suasana
pembelajaran
memberi
kesempatan
siswa
untuk
melakukan penelitian b) Bersikap yang tidak berlebihan (wajar) jika mendapatkan jawaban yang tidak benar dari siswa
41
c) Meningkatkan kompetensi keguruan dari guru agar keberhasilan siswa dalam belajar meningkat B. Strategi Reading Guide Secara etimologi, strategi berasal dari kata majemuk bahasa Yunani “stratos” artinya pasukan dan agen berarti memimpin. Jadi “strategi” artinya pasukan. Maka ilmu strategi adalah ilmu tentang pasukan atau ilmu tentang perang. Seorang yang berperan dalam mengatur strategi, untuk mengatur strategi, untuk memenangkan peperangan sebelum melakukan tindakan, ia akan menimbang bagaimana kekuatan pasukan yang dimilikinya baik dilihat dari kuantitas maupun kualitasnya. Dalam dunia pendidikan, strategi diartikan sebagai a plan, method, or series of activitie designed to achieves a particular education goal. Jadi, dengan demikian strategi pembelajaran dapat diartikan sebagai perencanaan yang berisi tentang rangkaian kegiatan yang didesain untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Dari pengertian di atas, ada dua hal yang perlu dicermati, yakni: pertama, strategi pembelajaran merupakan rencana tindakan (rangkaian kegiatan) termasuk penggunaan metode dan pemanfaatan berbagai sumber daya atau kekuatan dalam pembelajaran. Ini berarti penyusunan rencana kerja belum sampai pada tindakan. Kedua, strategi disusun untuk mencapai tujuan tertentu. Artinya, arah dari semua keputusan penyusunan strategi adalah pencapaian tujuan. Dengan demikian, penyusunan langkah-langkah pembelajaran, pemanfaatan berbagai fasilitas dan sumber belajar, semuanya diarahkan dalam upaya pencapaian tujuan. Oleh sebab itu, sebelum menentukan strategi, perlu dirumuskan tujuan yang jelas yang dapat
42
diukur keberhasilannya, sebab tujuan adaah rohnya dalam implementasi suatu strategi (Sanjaya, 2008: 124-127) Sebelum menentukan strategi pembelajaran yang dapat digunakan, ada beberapa pertimbangan yang harus diperhatikan. a. Pertimbangan yang berhubungan dengan tujuan yang ingin dicapai b. Pertimbangan yang berhubungan dengan bahan atau materi pembelajaran c. Pertimbangan dari sudut siswa d. Pertimbangan lain yang dapat dipertimbangkan Prinsip umum penggunaan strategi pembelajaran adalah bahwa tidak semua strategi pembelajaran cocok digunakan untuk mencapai semua tujuan dan semua keadaan. Guru harus mampu memilih strategi yang dianggap cocok dengan keadaan. Oleh sebab itu, guru perlu memahami prinsip-prinsip umum penggunaan strategi pembelajaran sebagai berikut : a. Berorientasi pada tujuan. Dalam sistem pembelajaran, tujuan merupakan komponen yang utama. Segala aktivitas guru dan siswa mestilah diupayakan untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Ini sangat penting, sebab mengajar adalah proses yang bertujuan. Oleh karenanya keberhasilan suatu strategi pembelajaran dapat ditentukan dari keberhasilan siswa mencapai tujuan pembelajaran. b. Aktivitas Belajar Belajar bukanlah menghafal sejumlah fakta atau informasi. Belajar adalah berbuat, memperoleh pengalaman tertentu sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Karena itu, strategi pembelajaran harus dapat mendorong aktivitas siswa. Aktivitas tidak dimaksudkan terbatas pada aktivitas fisik, akan tetapi juga aktivitas yang bersifat psikis seperti aktivitas mental. Guru sering lupa dengan
43
hal ini. Banyak guru yang terkecoh oleh sikap siswa yang berpura-pra aktif padahal sebenarnya tidak. c. Individualitas Mengajar adalah usaha mengembangkan setiap individu siswa. Walaupun kita mengajar pada sekelompok siswa, namun pada hakikatnya yang ingin kita capai adalah perubahan perilaku setiap siswa. Sama seperti seorang dokter, guru dikatakan profesional manakala ia menangani siswa yang berhasil mencapai tujuan pembelajaran. d. Integritas Mengajar harus dipandang sebagai usaha mengembangkan seluruh pribadi siswa. Mengajar bukan hanya mengembangkan kemampuan kognitif saja, akan tetapi juga mengembangkan aspek afektif dan psikomotor. Oleh karena itu strategi pembelajaran harus mampu mengembangkan seluruh aspek kepribadian siswa secara terintegrasi. Penggunaan metode diskusi, contohnya, guru harus dapat merancang strategi pelaksanaan. Diskusi tidak hanya terbatas pada aspek intelektual saja, tetapi berkembang secara keseluruhan (Sanjaya, 2008: 129-131) Strategi belajar mengajar secara keseluruhan dapat digolongkan sebagai berikut : a. Konsep dasar strategi belajar mengajar Konsep dasar strategi belajar mengajar meliputi : 1) Menerapkan spesifikasi dan kualifikasi perubahan tingkah laku. 2) Menentukan pilihan berkenaan dengan pendekatan terhadap masalah belajar
mengajar, dan memilih prosedur, metode, dan tehnik belajar mengajar 3) Normal dan kriteria keberhasilan kegiatan belajar mengajar
44
b. Sasaran kegiatan belajar mengajar Setiap kegiatan belajar mempunyai sasaran dan tujuan. Tujuan itu bertahap dan berjenjang mulai dari yang operasional dan konkrit, yakni tujuan instruksional khusus dan tujuan instruksional umum, tujuan kurikuler, tujuan nasional sampai kepada tujuan yang bersifat universal. Persepsi guru atau persepsi anak didik mengenai sasaran akhir kegiatan belajar mengajar mempengaruhi tujuan yang akan dicapai. c. Belajar mengajar sebagai suatu sistem Belajar mengajar sebagai suatu sistem instruksional mengacu pada pengertian sebagai perangkat komponen yang saling bergantung antara satu dan lainnya untuk mencapai tujuan. Sebagai suatu sistem belajar mengajar meliputi sejumlah komponen antara lain : tujuan, bahan, siswa, guru, metode, situasi, dan evaluasi. d. Hakekat proses belajar mengajar. Belajar adalah proses perubahan tingkah laku berkat pengalaman pelatihan. Artinya tujuan kegiatan belajar mengajar ialah perubahan tingkah laku, baik yang menyangkut pengetahuan, keterampilan, sikap, bahwa meliputi segenap aspek pribadi kegiatan belajar mengajar seperti mengorganiasikan pengalaman belajar, menilai proses dan hasil belajar, termasuk dalam cakupan tanggung jawab guru. e. Entering behaviour Yang dimaksud di sini adalah hasil kegiatan belajar mengajar yang tercermin dalam perubahan tingkah laku, baik material, substansial, strukturalfungsional, maupun behavioural. Yang dipersoalkan adalah kepastian bahwa
45
tingkat prestasi yang dicapai siswa itu adalah benar merupakan hasil kegiatan yang bersangkutan (Ahmadi dan Prasetyo,1997: 22). f. Memilih sistem belajar mengajar Para ahli teori belajar telah mencoba mengembangkan berbagai cara pendekatan sistem pengajaran atau proses belajar mengajar. Berbagai sistem pengajaran yang menarik perhatian akhir-akhir ini adalah enquiry discovery aproach, expository aproach, masteri learning dan humanistic education. 1) Enquiry discovery learning (belajar mencari dan merumuskan sendiri) Dalam sistem belajar mengajar ini, guru tidak menyajikan bahan pelajaran dalam bentuk final, tetapi anak didik diberi peluang untuk mencari dan menemukan
sendiri,
dengan
mempergunakan
tehnik
pendekatan
pemecahan masalah. 2) Expositori learning Dalam sistem ini, guru menyajikan bahan pelajaran dalam bentuk yang yang telah dipersiapkan secara rapi, sistematis, dan lengkap sehingga anak didik hanya menyimak dan mencernanya saja secara tertib dan teratur (Sabri, 2005: 23-31) Staraegi
pembelajaran
yang
baik
mestinya
adalah
strategi
pembelajaran aktif yaitu suatu pembelajaran yang mengajak peserta didik untuk belajar secara aktif. Dengan belajar aktif ini, peserta didik diajak untuk turut serta dalam semua proses pembelajaran, tidak hanya mental akan tetapi juga melibatkan fisik. Dengan cara ini biasanya peserta didik akan merasakan suasana yang lebih menyenangkan sehingga, hasil belajar dapat dimaksimalkan. Belajar aktif sangat diperlukan oleh peserta didik untuk mendapatkan hasil yang
46
maksimum. Ketika peserta didik pasif, atau hanya menerima dari pengajar, ada kecenderungan untuk cepat melupakan apa yang telah diberikan(Zaini, 2008: 1) Strategi Reading Guide merupakan strategi pembelajaran yang digunakan untuk materi yang membutuhkan waktu banyak yang tidak mungkin dijelaskan semua dalam kelas dan untuk mengefektifkan waktu, maka siswa diberi tugas membaca teks yang telah ditentukan oleh guru dan siswa harus mengerjakan dengan menjawab beberapa pertanyaan atau kisi-kisi diberi oleh guru8. Tujuan dipergunakannya strategi ini biasanya adalah: a) Membantu peserta didik lebih mudah dan terfokus dalam memahami suatu materi pokok b) Untuk lebih memotivasi pembelajaran aktif secara individu Adapaun langkah-langkah Strategi Reading Guide adalah sebagai berikut a) Tentukan bacaan yang akan dipelajari b) Buat pertanyaan-pertanyaan yang akan dijawab oleh peserta didik atau kisikisi dan boleh juga bagan atau skema yang dapat diisi oleh mereka dari bahan bacaan yang telah dipilih tadi. c) Bagikan bahan bacaan dengan pertanyaan atau kisi-kisinya kepada peserta didik. d) Tugas peserta didik adalah mempelajari bahan bacaan dengan menggunakan pertanyaan atau kisi-kisi yang ada. Batasi aktivitas ini sehingga tidak akan memakan waktu yang berlebihan. e) Bahas pertanyaan atau kisi-kisi tersebut dengan menanyakan jawaban kepada peserta didik. f)
Diakhiri pelajaran beri ulasan secukupnya.
47
Adapun
kelebihan dan kekurangan stratewgi ini adalah sebagai
berikut: a) Kelebihan 1) Dengan strategi pembelajaran reaing guide guru dapat menguasai sejauh mana siswa menguasai bahan pelajaran yang disampaikan. 2) Strategi reading guide dianggap sangat efektif apabila materi pelajaran yang harus dikuasai oleh siswa cukup luas, sementara itu waktu yang dimiliki untuk belajara terbatas 3) Strategi pembelajaran ini bisa digunakan untuk jumlah siswa dan ukuran kelas yang besar 4) Memupuk rasa tanggung jawab dalam segala tugas pekerjaan sebab dalam strategi reading guide anak-anak harus mempertanggung jawabkan segala sesuatu yang telah dikerjakan. b) Kelemahan 1) Karena strategi reading guide lebih ditekankan membaca dan menjawab soal maka cenderung siswa tidak terkondisi. 2) Sulit memberikan tugas karena perbedaan individual anak dalam kemampuan minat dan bakat 3) Seringkali anak-anak tidak mengerjakan tugas dengan baik, cukup menyalin pekerjaan temannya. C. Kerangka Berfikir Hasil belajar merupakan suatu bidang yang sangat menarik untuk dikaji namun cukup rumit sehingga menimbulkan berbagai perbedaan pandangan. Hasil belajar adalah suatu hasil yang telah dicapai setelah mengalami proses belajar mengajar
atau setelah mengalami interaksi dengan lingkungannya guna
48
memperoleh ilmu pengetahuan dan akan menimbulkan perubahan tingkah laku yang relatif menetap dan tahan lama. Berdasarkan penjelasan di atas maka dapat dikemukakan bahwa peningkatan penguasaan materi pelajaran pada anak, adalah sangat penting. Namun usaha ke arah itu haruslah lewat jalan atau suatu model pembelajaran agar dapat merangsang kemampuan anak dan dapat membuat kombinasi baru, sebagai kemampuan untuk respons anak agar belajar, serta merangsang agar anak berfikir. Mengingat pentingnya peningkatan penguasan materi pelajaran siswa tersebut, maka di sekolah perlu disusun suatu strategi pembelajaran yang dapat meningkatkan hasil belajar. Strategi tersebut diantaranya meliputi pemilihan pendekatan, metode atau model pembelajaran. Oleh karena itu, guru tidak hanya dituntut untuk membekali dirinya dengan ilmu pengetahuan dan keterampilan, baik dalam menyampaikan materi maupun metode dan alat bantunya, tetapi juga dituntut untuk memiliki sejumlah pengetahuan tentang dasar pengetahuan, cara mengajar, metode kreatif dan variatif dalam penyampaian pelajaran serta pengetahuan dan pengalaman yang luas. Pembelajaran dengan strategi reading guide (panduan membaca) merupakan proses pembelajaran khususnya dalam segi peranan guru. Hal ini akan sangat terlihat jika diterapkan pada Pendidikan Agama Islam (PAI), diantaranya materi pelajaran Al Qur‟an Hadits yang merupakan salah satu materi yang digunakan untuk mengetahui dan memahimi sumber hukum utama setiap umat Islam Guru dalam mengajar materi Al Qur‟an Hadits dengan menggunakan strategi reading guide (panduan membaca), strategi pembelajaran disini diartikan sebagai kegiatan membaca dan mengerjakan soal dimana guru memberikan teks bacaan dan siswa membaca teks bacaan dan mengerjakan soalyang terdapat dalam
49
teks bacaan tersebut. Adapun kegiatannnya adalah murid dan guru sama-sama aktif, seperti guru menerangkan sedikit tentang materi pelajaran dan memberikan teks bacaan, setelah itu murid membaca teks bacaan tersebut dan mengerjakan soal-soal yang terdapat pada teks tersebut. Walaupun begitu siswa tetap senang menerima materi tersebut dan mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru. Salah satu usaha guru dalam strategi reading guide (panduan membaca) tersebut, guru ingin membuat murid mengerti tentang materi yang telah diajarkan. Perhatian perlu diberikan bagaimana prestasi belajar dapat dikaitkan dengan semua kegiatan di dalam kelas dan setiap saat siswa perlu belajar bagaimana menggunakan sumber-sumber yang ada dengan optimal menemukan jawaban inovatif atas suatu masalah. Begitu juga dengan metode yang digunakan haruslah ada strategi pembelajaran lain untuk mendukung strategi reading guide (panduan membaca), karena tidak sepenuhnya hanya satu strategi pembelajaran dapat meningkatkan hasil belajar, karena itu peru adanya faktor-faktor lain yang mendukung. Hal ini dapat ditunjang dengan adanya pemecahan masalah secara kreatif dalam kurikulum, siswa dapat dipersiapkan untuk menghadapi masa depan yang penuh tantangan. Pada pembelajaran Al Qur‟an Hadits dengan menggunakan strategi reading guide (panduan membaca) dilakukan dengan satu kali tes hasil belajar yaitu dengan post test pada kelas eksperimen dan kelas kontrol yang dipakai untuk mengukur efektivitas strategi reading guide (panduan membaca) terhadap hasil belajar siswa. Untuk itu setiap siswa mempunyai satu skor hasil belajar antara kelas eksperimen dan kelas kontrol sehingga bisa ditentukan peningkatan sebelum dan sesudah diberi treatmen (dalam hal ini reading guide) pada hasil belajar siswa.
50
BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN A. Gambaran Umum MI Ma’arif Gondosuli Kec. Muntilan Kab. Magelang Penelitan ini dilaksanakan di MI Ma‟arif Gondosuli Kec. Muntilan Kab. Magelang dimana penulis mengajar. Adapun profil lengkap MI Ma‟arif Gondosuli adalah sebagai berikut: Nama Madrasah
: MIS Ma‟arif Gondosuli Kec. Muntilan
Nomor Statistik Madrsasah
: 1123322202142
Nomor Telpon
: 0858640173520
Alamat
: Dusun Watusari, Desa Gondosuli Kec. Muntilan Kab. Magelang Jawa Tengah
Kode Pos
: 56451
Berdiri tahun
: 5 Januari 1961
Status Madrasah
: Swasta
No SK Izin Oprasional
: WK/5.b/pgm/MI/1989
Status Akreditasi
:C
Tahun Akreditasi
: 2005
Bangunan MI didirikan oleh masyarakat pada tahun 1961 dibawah naungan LP Ma‟arif Desa Gondosuli. Atas partisipasi warga desa Gondosuli dan prakarsa tokoh-tokoh masyarakat pada waktu itu di antaranya Bpk. Abas Alwi dan Bpk. Ahmad Jawadi dari desa Gondosuli sebagai tokoh perintis madrasah, maka dibangunlah MI Ma‟arif Gondosuli Kec. Muntilan Kab. Magelang di atas tanah seluas 300 m² yang merupakan tanah bengkok Desa Gondosuli. MI Ma‟arif Gondosuli dalam perkembangannya MI ini dikelola oleh LP Ma‟arif Gondosuli yang telah berkali-kali terjadi pergantian pengurs sejak berdirinya.
51
Adapaun untuk komite madrasah saat ini diketuai oleh Bpk. Tifhamim, S.Ag dan sekretaris komite Bpk. Drs. Sutamto. Saat ini jumlah siswa secara keseluruan adalah 156 siswa. Sedangkan guru berjumlah 9 orang dan 1 orang Kepala Madrasah yang saat ini dijabat oleh Bpk. Mujib H, S.Pd. Dari 9 guru yang ada di MI ini semua masih berstatus sebagai guru wiyata bhakti Sedangkan secara geografis MI Ma‟arif Gondosuli ini berada di daerah dataran tinggi yang berada di sekitar 10 ke arah utara dari Kota Muntilan. Sebelah utara berbatasan dengan Desa Gondangwangi Kec. Sawangan, sebelah selatan berbatasan dengan Desa Sedayu Kec. Muntilan, sebelah timur berbatasan dengan Banyudono Kec. Dukuh. Karena berada di dataran tinggi maka udara di daerah ini cukup sejuk. Mata pencaharian masyarakat sekitar kebanyakan adalah petani. Subjek penelitian kali ini adalah seluruh anak kelas IV MI Ma‟arif Gondosuli Kec. Muntilan Kab. Magelang yang berjumlah 25 anak yang terdiri dari 10 murid laki- laki dan 15 murid perempuan tahun 2010. Adapun daftar nama subyek penelitian tersebut adalah sebagaimana pada tabel 3.1: Tabel 3.1 Data Siswa Kelas kelas IV MI Ma’arif Gondosuli Kec. Muntilan Kab. Magelang Tahun Pelajaran 2009/2010
No Nama
Jenis Kelamin
1
Faja Budi Ramadan
L
2
Fenita Septiana Dewi
P
3
Erin Norma Zalita
P
4
Erga Ferdian
L
5
Tegar Agur Wibowo
L
6
Resa Mahardika
L
7
Ira Dewi Astuti
P
8
M Riski Maulana
L
9
Heni Purwanti
P
52
10
Taufan Duta Ramadan
L
11
Nanda Prasetya
L
12
Ananda Riski R
L
13
Mitra Putri
P
14
Intan Regina
P
15
Naumi Sasita
P
16
M Risky Setiawan
L
17
Choirul Yusak
L
18
Galuh Siskawati
P
19
Nur Khasanah
P
20
Melinda Ayu Novita
P
21
Uswatun Khasanah
P
22
Wafia Azizah
P
23
Yunita Ardina
P
24
Yosita Rahmania
p
25
Zaenab
P
Sumber: MI Ma’arif Gondosuli Kec. Muntilan Kab. Magelang Tahun Pelajaran 2009/2010
B. Deskripsi Pelaksanaan Siklus I Pelaksanaan tindakan siklus pertama adalah sebagai berikut. Hari, tanggal : Sabtu, 17 Mei 2010 Waktu
: Jam ke IV dan V (09.00- 10:30)
Adapun materi yang diajarkan adalah sebagai berikut: Mata Pelajaran
: Al Qur‟an Hadits
Kelas/ Semester
: IV/2
Standar Kompetensi : Menghafalkan surat-surat pendek secara benar dan fasih
53
Kompetensi Dasar
:
1. Membaca surat al-„Alaq secara benar dan fasih 2. Menghafal surat al-„Alaq secara benar dan fasih 4. Memahami kandungan surat Al-Alaq Indikator
:
1.2.1 Siswa mampu membaca surat Al-Alaq dengan benar dan fasih 1.2.2 Siswa mampu menghafal surat Al-Alaq dengan banar da fasih 1.2.3. Siswa mampu memahami kandungan surat Al-Alaq Tujuan Pembelajaran 1. Membaca surat Al-Alaq 2. Menghafalkan surat Al-Alaq 3. Menjelaskan kandungan surat Al-Alaq Materi Pembelajaran 1. Al Qur‟an surat-surat pendek 2. Surat Al-Alaq Metode Pembelajaran Reading Guide Adapun langkah-langkah yang dilakukan pada pelaksanaan tindakan kelas adalah sebagai berikut: 1. Perencanaan a. Guru menentukan sub pokok bahasan yang akan diajarkan yaitu membaca surat Al-Alaq b. Merancang rencana pembelajaran sebagai pedoman dalam kegiatan belajar mengajar.
54
c. Merancang pembelajaran dengan mempersiapkan bahan bacaan sesuai materi pembelajaran. d. Merancang lembar penilaian hasil hafalan siswa. e. Merancang atau menyiapkan lembar observasi untuk guru guna mengetahui perubahan dan perkembangan. f. Merancang atau menyiapkan lembar observasi untuk siswa guna mengetahui perubahan dan perkembangan. 2. Tindakan a. Kegiatan Awal 1) Guru memimpin doa 2) Guru mengabsensi siswa 3) Guru mengadakan pre test. 4) Guru memberi penjelasaan tentang jalannya pembelajaran b. Kegiatan Inti 1) Guru melakukan analisis terhadap pre-tes . 2) Memberikan pengarahan kepada siswa tentang operasional pembelajaran dan tentang tugas yang akan diberikan 3) Menentukan bacaan yang akan dipelajari yaitu surat Al-Alaq 4) Membagikan bahan bacaan 5) Siswa mempelajari bahan bacaan 6) Guru memberikan pertanyaan 7) Guru mengulas bahan pembelajaran c. Kegiatan Akhir 1) Guru memberikan tugas membaca satu persatu 2) Guru memberikan tugas menghafal satu persatu
55
3) Guru melaksakan post test. 4) Guru menutup pelajaran dengan membaca doa Adapun dalam pelaksanaan ini mitra peneliti melakukan pengamatan. Adapun hal- hal yang diamati adalah sebagai berikut: a. Siswa Pada pengamatan terhadap siswa ini, aspek yang diamati meliputi 1) Kehadiran siswa 2) Perhatian siswa terhadap guru 3) Perhatian siswa terhadap bahan bacaan. b. Guru Pada pengamatan terhadap guru ini, aspek yang diamati adalah sebagai berikut: 1) Kehadiran Guru. 2) Penampilan guru di depan kelas. 3) Penyampaian materi pelajaran. 4) Pengelolaan kelas. 5) Pendangan dan suara guru. 6) Bimbingan guru kepada siswa. 7) Ketepatan waktu. 3. Refleksi Pelaksanaan siklus I masih mengalami banyak kendala. Hal ini karena siswa kurang memahami metode yang baru diterapkan. Kekurangan yang menonjol adalah kurangnya bahan bacaan yang disediakan guru. Guru kurang mengantisipasi adanya siswa yang tidak membawa bahan bacaan karena sebenarnya hari tersebut tidak ada mata pelajaran Al Qur‟an Hadits.
56
Pada Siklus I siswa masih menganggap bahan bacaan yang dibagikan guru tidak mengandung unsur pendidikannya, maka bimbingan guru dan motivasi sangat diperlukan agar siswa mengerti betul maksud dan tujuan kegiatan pembelajaran ini. Dalam mengikuti proses belajar mengajar pada siswa harus diberi motivasi agar semangat dalam proses belajar mengajar dapat tumbuh dengan baik, disamping itu juga diberi latihan-latihan menghafal
materi yang
disampaikan. Apabila siswa dapat menyelesaikan hafalan dengan benar guru memberi penguatan atau penghargaan agar siswa merasa senang. Dengan melihat hasil belajar dari 25 siswa terdapat 25 % yang dapat dikategorikan tidak tuntas belajar klasikal yaitu mendapat nilai kurang dari 65, sedang siswa yang tuntas belajar ada 75% yang dapat dikategorikan tuntas belajar klasikal dengan rata- rata nilai kelas 65. Untuk mempermudah gambaran jalannya siklus II perhatikan gambar 4.1 Gambar 4.1 Denah Siklus I Perencanaan - Menyusun RPP - Mempersiapkan bahan bacaan surat Al-Alaq - Mempersiapkan lembar penilaian - Mempersiapkan lembar observasi
Tindakan - Pree Test - Penjelasan Guru - Pembagian bahan bacaan - Mempelajari bahan bacaan - Memberikan pertanyaan - Pengamatan Mitra - Mengerjakan tugas.
C. Deskripsi Pelaksanaan Siklus II Pelaksanaan tindakan siklus kedua adalah sebagai berikut. Hari, tanggal : Sabtu, 5 Juni 2010 Waktu
: Jam ke IV dan V (09.00- 10:30)
Refleksi - Perhatian anak masih kurang - Nilai ketuntasan juga masih kurang - Terjadi peningkatan dari hasil hafalan sebelum menggunakan menggunakan reading guide - Masih jumlah bahan bacaan yang disediakan
57
Adapun materi yang diajarkan adalah sebagai berikut: Mata Pelajaran
: Al Qur‟an Hadits
Kelas/ Semester
: IV/2
Menghafalkan surat-surat pendek secara benar dan fasih Kompetensi Dasar
:
1. Membaca surat al-Qodar secara benar dan fasih 2. Menghafal surat al-Qodarsecara benar dan fasih 4. Memahami kandungan surat Al-Qodar Indikator
:
1.2.1 Siswa mampu membaca surat Al-Qodar dengan benar dan fasih 1.2.2 Siswa mampu menghafal surat Al-Qodar dengan banar da fasih 1.2.3. Siswa mampu memahami kandungan surat Al-Qodar Tujuan Pembelajaran 1. Membaca surat Al-Qodar 2. Menghafalkan surat Al-Qodar 3. Menjelaskan kandungan surat Al-Qodar Materi Pembelajaran 1. Al Qur‟an surat-surat pendek 2. Surat Al-Qodar Metode Pembelajaran Reading Guide Adapun langkah-langkah yang dilakukan pada pelaksanaan tindakan kelas adalah sebagai berikut:
58
1. Perencanaan a. Guru menentukan sub pokok bahasan yang akan diajarkan yaitu membaca surat Al-Qodar b. Merancang rencana pembelajaran sebagai pedoman dalam kegiatan belajar mengajar. c. Merancang pembelajaran dengan mempersiapkan bahan bacaan sesuai materi pembelajaran dengan jumlah yang mencukupi. d. Merancang lembar penilaian hasil hafalan siswa. e. Merancang atau menyiapkan lembar observasi untuk guru guna mengetahui perubahan dan perkembangan. f. Merancang atau menyiapkan lembar observasi untuk siswa guna mengetahui perubahan dan perkembangan. 2. Tindakan a. Kegiatan Awal 1) Guru memimpin doa 2) Guru mengabsensi siswa 3) Guru mengadakan pre test. 4) Guru memberi penjelasaan tentang jalannya pembelajaran b. Kegiatan Inti 1) Guru melakukan analisis terhadap pre-tes . 2) Memberikan pengarahan kepada siswa tentang operasional pembelajaran dan tentang tugas yang akan diberikan 3) Menentukan bacaan yang akan dipelajari yaitu surat Al-Qodar
59
4) Membagikan bahan bacaan 5) Siswa mempelajari bahan bacaan 6) Guru memberikan pertanyaan 7) Guru mengulas bahan pembelajaran
c. Kegiatan Akhir 1) Guru memberikan tugas membaca satu persatu 2) Guru memberikan tugas menghafal satu persatu 3) Guru melaksakan post test. 4) Guru menutup pelajaran dengan membaca doa Adapun dalam pelaksanaan ini mitra peneliti melakukan pengamatan. Adapun hal- hal yang diamati adalah sebagai berikut: b. Siswa Pada pengamatan terhadap siswa ini, aspek yang diamati meliputi 1) Kehadiran siswa 2) Perhatian siswa terhadap guru 3) Perhatian siswa terhadap bahan bacaan. c. Guru Pada pengamatan terhadap guru ini, aspek yang diamati adalah sebagai berikut: 1) Kehadiran Guru. 2) Penampilan guru di depan kelas. 3) Penyampaian materi pelajaran. 4) Pengelolaan kelas. 5) Pendangan dan suara guru.
60
6) Bimbingan guru kepada siswa. 7) Ketepatan waktu. 3. Refleksi Pelaksanaan siklus II ini sudah mengalami kemajuan. Jumlah bahan bacaan yang pada siklus I masih ada kekurangan, pada siklus II ini sudah diperbaiki. Demikian siswa juga sudah tidak bingung dengan metode pembelajaran yang diterapkan. Pada Siklus II ini siswa yang kurang perhatian sudah berkurang, jika dibandingkan dengan Siklus I, hal ini dikarenakan bahan bacaan yang dibagikan mencukupi untuk 25 siswa. Sehingga anak sudah mulai memperhatikan dengan baik. Selain itu bimbingan guru terhadap siswa serta motivasi yang diberikan cukup membuat anak mengerti pentingnya kaset diputar tersebut dengan materi pendidikan. Dari hasil belajar siswa juga terjadi peningkatan kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal, terbukti dari siswa yang tidak tuntas belajar klasikal dari 25 siswa menjadi 8%. Sedangkan siswa yang tuntas belajar klasikal ada 92% dengan nilai rata-rata pada Siklus II adalah 70. berarti ada peningkatan prestasi belajar siswa. Untuk mempermudah gambaran jalannya siklus II perhatikan gambar 4.2 Gambar 4.2 Denah Siklus II Perencanaan - Memperbanyak jumlah bahan bacaan sesuai dengan jumlah siswa - Menyusun RPP - Mempersiapkan lembar penilaian - Mempersiapkan lembar observasi
Tindakan - Pree Test - Penjelasan Guru - Pembagian bahan bacaan - Mempelajari bahan bacaan - Memberikan pertanyaan - Pengamatan Mitra - Mengerjakan tugas.
Refleksi - Perhatian anak baik. - Nilai ketuntasan juga baik - Terjadi peningkatan dari siklus sebelumnya
61
D. Deskripsi Pelaksanaan Siklus III Pelaksanaan tindakan siklus kedua adalah sebagai berikut. Hari, tanggal : Sabtu, 12 Juni 2010 Waktu
: Jam ke IV dan V (09.00- 10:30)
Adapun materi yang diajarkan adalah sebagai berikut: Mata Pelajaran
: Al Qur‟an Hadits
Kelas/ Semester
: IV/2
Standar Kompetensi : Memahami hadits tentang ciri-ciri oarang munafiq Kompetensi Dasar
:
1. Membaca hadits tentang ciri-ciri orang munafiq 2. Menghafal hadits tentang ciri-ciri orang munafiq 4. Memahami hadits tentang ciri-ciri orang munafiq Indikator
:
1.2.1 Siswa mampu membaca hadits tentang ciri-ciri orang munafiq 1.2.2 Siswa mampu menghafal hadits tentang ciri-ciri orang munafiq 1.2.3. Siswa mampu memahami hadits tentang ciri-ciri orang munafiq Tujuan Pembelajaran 1. Membaca hadits tentang ciri-ciri orang munafiq 2. Menghafalkan hadits tentang ciri-ciri orang munafiq 3. Menjelaskan hadits tentang ciri-ciri orang munafiq Materi Pembelajaran Hadits tentang ciri-ciri orang munafiq Metode Pembelajaran Reading Guide
62
Adapun langkah-langkah yang dilakukan pada pelaksanaan tindakan kelas adalah sebagai berikut: 1. Perencanaan a. Guru menentukan sub pokok bahasan yang akan diajarkan yaitu membaca surat Al-Alaq b. Merancang rencana pembelajaran sebagai pedoman dalam kegiatan belajar mengajar. c. Merancang pembelajaran dengan mempersiapkan bahan bacaan sesuai materi pembelajaran. d. Merancang lembar penilaian hasil post tes siswa. e. Merancang atau menyiapkan lembar observasi untuk guru guna mengetahui perubahan dan perkembangan. f. Merancang atau menyiapkan lembar observasi untuk siswa guna mengetahui perubahan dan perkembangan. 2. Tindakan a. Kegiatan Awal 1) Guru memimpin doa 2) Guru mengabsensi siswa 3) Guru mengadakan pre test. 4) Guru memberi penjelasaan tentang jalannya pembelajaran b. Kegiatan Inti 1) Guru melakukan analisis terhadap pre-tes . 2) Memberikan pengarahan kepada siswa tentang operasional pembelajaran dan tentang tugas yang akan diberikan
63
3) Menentukan bacaan yang akan dipelajari yaitu hadits tentang ciri-ciri orang munafiq 4) Membagikan bahan bacaan 5) Siswa mempelajari bahan bacaan 6) Guru memberikan pertanyaan 7) Guru mengulas bahan pembelajaran c. Kegiatan Akhir 1) Guru memberikan tugas membaca satu persatu 2) Guru memberikan tugas menghafal satu persatu 3) Guru melaksakan post test. 4) Guru menutup pelajaran dengan membaca doa Adapun dalam pelaksanaan ini mitra peneliti melakukan pengamatan. Adapun hal- hal yang diamati adalah sebagai berikut: a. Siswa Pada pengamatan terhadap siswa ini, aspek yang diamati meliputi 1) Kehadiran siswa 2) Perhatian siswa terhadap guru 3) Perhatian siswa terhadap bahan bacaan. b. Guru Pada pengamatan terhadap guru ini, aspek yang diamati adalah sebagai berikut: 1) Kehadiran Guru. 2) Penampilan guru di depan kelas. 3) Penyampaian materi pelajaran. 4) Pengelolaan kelas.
64
5) Pendangan dan suara guru. 6) Bimbingan guru kepada siswa. 7) Ketepatan waktu. 3. Refleksi Pelaksanaan siklus III ini sudah berjalan sebagaimana mestinya. Kondisi kelas sangat kondusif dan siswa juga sudah terbiasa sengan metode pembelajaran yang diterapkan. Hal ini karena siswa sudah mendapat pengalaman dari siklus I dan siklus II. Pada siklus III ini Siswa yang memperhatikan 23 anak (92%), siswa kurangn memperhatikan 2 anak (8%) Adapun hasil ketuntasan belajar siswa yang tuntas belajar ada 23 Siswa ( 92%) sedangkan yang tidak tuntas 2 siswa (8%) Untuk mempermudah gambaran jalannya siklus III perhatikan gambar 4.3 Gambar 4.3 Denah Siklus III Perencanaan - Menyusun RPP - Mempersiapkan tes formatif - Mempersiapkan lembar observasi
Tindakan - Pree Test - Penjelasan Guru - Pembagian bahan bacaan - Mempelajari bahan bacaan - Memberikan pertanyaan - Pengamatan Mitra - Mengerjakan tugas.
Refleksi - Perhatian anak sudah cukup baik. - Nilai ketuntasan juga sudah baik - Terjadi peningkatan dari siklus sebelumnya - Siklus penulis rasa cukup
65
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Per Siklus 1. Siklus I Dari pengamatan yang dilakukan terhadap perhatian siswa kelas IV MI Ma‟arif Gondosuli Kec. Muntilan Kab. Magelang. selama pelaksanaan penelitian tindakan kelas pada siklus I, maka deperoleh data sebagaimana tersaji pada tabel 4.1 Tabel 4.1 Hasil Pengamatan Terhadap perhatian Siswa pada Siklus I
No Nama siswa
Baik
Cukup
Kurang
1
Faja Budi Ramadan
√
2
Fenita Septiana Dewi
√
3
Erin Norma Zalita
√
4
Erga Ferdian
√
5
Tegar Agur Wibowo
6
Resa Mahardika
7
Ira Dewi Astuti
8
M Riski Maulana
9
Heni Purwanti
10
Taufan Duta Ramadan
11
Nanda Prasetya
12
Ananda Riski R
13
Mitra Putri
√
14
Intan Regina
√
15
Naumi Sasita
16
M Risky Setiawan
17
Choirul Yusak
18
Galuh Siskawati
√
19
Nur Khasanah
√
√ √ √ √ √ √ √ √
√ √ √
66
√
20
Melinda Ayu Novita
21
Uswatun Khasanah
√
22
Wafia Azizah
√
23
Yunita Ardina
√
24
Yosita Rahmania
√
25
Zaenab
√
Sumber: Hasil penelitian (2010) Keterangan Siswa yang memperhatikan
: 8 anak (32%)
Siswa cukup memperhatikan
: 9 anak (36%)
Siswa kurang memperhatikan
: 8 anak (32%)
Adapun dari hasil test formatif pada siklus I ini didapatkan hasil sebagaimana tersaji pada tabel 4.2 Tabel 4.2 Hasil Tugas Post Tes Siklus I
No
Nama siswa
Nilai
Ketuntasan
1
Faja Budi Ramadan
70
T
2
Fenita Septiana Dewi
65
T
3
Erin Norma Zalita
70
T
4
Erga Ferdian
65
T
5
Tegar Agur Wibowo
65
T
6
Resa Mahardika
55
TT
7
Ira Dewi Astuti
65
T
8
M Riski Maulana
70
T
9
Heni Purwanti
65
T
10
Taufan Duta Ramadan
55
TT
11
Nanda Prasetya
70
T
12
Ananda Riski R
60
TT
13
Mitra Putri
60
TT
14
Intan Regina
70
T
67
15
Naumi Sasita
70
T
16
M Risky Setiawan
55
TT
17
Choirul Yusak
65
T
18
Galuh Siskawati
65
T
19
Nur Khasanah
70
T
20
Melinda Ayu Novita
65
TT
21
Uswatun Khasanah
65
T
22
Wafia Azizah
70
T
23
Yunita Ardina
65
T
24
Yosita Rahmania
70
T
25
Zaenab
65
T
Rata-rata
65
Sumber: Hasil penelitian (2010) Keterangan Tuntas (T)
: 20 siswa ( 75 %)
Tidak Tuntas (TT)
: 5 siswa (25%)
Adapun hasil pengamatan mitra terhadap guru selama siklus I diperoleh data sebagaimana digambarkan pada tabel 4.3 Tabel 4.3 Hasil Pengamatan terhadap Guru pada Siklus I
Item yang diamati
Siklus I
Pendahuluan a. ketepatan kehadiran
4,0
b. penampilan
4,0
c. apersepsi
2,5
Penerapan a. penyampaian materi
3,5
b. bantuan terhadap siswa
3,0
c. ulasan
3,0
Penutup
68
a. ketepatan waktu
3,4
b. pembagian tugas
3,3
c. menutup kelas
3,2
Rata- rata
3,3
Sumber: Hasil penelitian (2010) Keterangan: A nilai
:3,1 - 4,0
B nilai
:2,1 - 3,0
C nilai
:1,1 - 2,0
D nilai
:0,1 - 1,0 Didasarkan atas hasil pengamatan dan refleksi pada siklus I ini dari 25
siswa
ternyata
banyak
siswa
yang
kurang
memperhatikan
atau
tidak
memperhatikan kegiatan pembelajaran. Hal ini disebabkan selain model pembelajaran yang baru dikenal, juga karena persiapan yang kurang matang dari guru khususnya dalam mempersiapkan bahan bacaan. Hal yang menonjol adalah kurangnya bahan bacaan untuk 25 orang siswa. Bimbingan guru dan motivasi sangat diperlukan agar siswa mengerti betul maksud dan tujuan kegiatan pembelajaran ini. Dalam mengikuti proses belajar mengajar pada siswa harus diberi motivasi agar semangat dalam proses belajar mengajar dapat tumbuh dengan baik, disamping itu juga diberi latihan-latihan yang berhubungan dengan materi yang disampaikan. Apabila siswa dapat menyelesaikan dengan benar guru memberi penguatan atau penghargaan agar siswa merasa senang. Dengan melihat hasil belajar dari 25 siswa terdapat 25 % yang dapat dikategorikan tidak tuntas belajar klasikal yaitu mendapat nilai kurang dari 65, sedang siswa yang tuntas belajar ada 75% yang dapat dikategorikan tuntas belajar
69
klasikal dengan rata- rata nilai kelas 65 maka siklus I ini sudah cukup baik dibandingkan sebelum menggunakan metode reading guide. Dari data dan uraian diatas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa pada siklus I ini diperoleh hasil sebagai berikut: a. Adanya beberapa siswa yang masih bingung terhadap model pembelajaran dengan menggunakan strategi reading guide ini, karena kurang sosialisasi dari guru, oleh karena itu agar kegiatan belajar mengajar berjalan efektif guru selain menjelaskan materi pelajaran guru juga harus menjelaskan bahwa bahan bacaan yang dibagikan mempunyai keterkaitan yang kuat dengan materi. b. Adanya beberapa siswa yang kurang dapat mengikuti dengan baik karena kurangnya bahan bacaan yang disiapkan mengingat jumlah anak dalam satu kelas sebanyak 25 anak namun bahan bacaan yang disiapkan kurang mencukupi untuk seluruh siswa. c. Setelah dilaksanakan bimbingan membaca kemudian diberikan tugas. Masih adanya beberapa siswa yang belum benar dalam menghafal beberapa ayat meskipun sudah lengkap namun terdapat kesalahan. Demikian juga ketika menjawab pertanyaan guru masih banyak yang salah. Oleh karena itu guru dalam menjelaskan materi pelajaran jangan hanya memperhatikan yang pandai saja sehingga siswa yang kurang pandai tertinggal, di samping itu juga dalam menerangkan jangan terlalu cepat agar bisa diterima oleh siswa yang kurang pandai. d. Secara garis besar siklus I berlangsung cukup baik dan kondusif, walaupun hasil belajar siswa baru mencapai rata-rata 65 namun masih lebih baik dibandingkan sebelum strategi reading guide.
70
2. Siklus II Pelaksanaan siklus II telah mengalami kemajuan dibandingkan siklus I. hal ini karena kekurangan yang terjadi pada siklus I telah diperbaiki oleh guru. Jumlah bahan bacaan telah mencukupi untuk semua siswa. Selain itu siswa sudah tidak bingung lagi dengan strategi yang diterapkan. Dari pengamatan yang dilakukan terhadap perhatian siswa kelas IV MI Ma‟arif Gondosuli Kec. Muntilan Kab. Magelang selama pelaksanaan penelitian tindakan kelas pada siklus II, maka deperoleh data sebagaimana tersaji pada tabel 4.4 Tabel 4.4 Hasil Pengamatan Terhadap perhatian Siswa pada Siklus II
No
Nama siswa
Baik
Cukup
1
Faja Budi Ramadan
√
2
Fenita Septiana Dewi
√
3
Erin Norma Zalita
√
4
Erga Ferdian
√
5
Tegar Agur Wibowo
√
6
Resa Mahardika
7
Ira Dewi Astuti
8
M Riski Maulana
√
9
Heni Purwanti
√
10
Taufan Duta Ramadan
√
11
Nanda Prasetya
√
12
Ananda Riski R
13
Mitra Putri
√
14
Intan Regina
√
15
Naumi Sasita
√
16
M Risky Setiawan
√
17
Choirul Yusak
√
Kurang
√ √
√
71
18
Galuh Siskawati
√
19
Nur Khasanah
√
20
Melinda Ayu Novita
√
21
Uswatun Khasanah
√
22
Wafia Azizah
√
23
Yunita Ardina
√
24
Yosita Rahmania
√
25
Zaenab
√
Sumber: Hasil penelitian (2010) Keterangan Siswa yang memperhatikan
: 20 anak (80%)
Siswa cukup memperhatikan
: 3 anak (12%)
Siswa kurang memperhatikan
: 2 anak (8%)
Adapun hasil test formatif pada siklus II ini, didapatkan hasil sebagai tersaji pada tabel 4.5. Tabel 4.5 Hasil Tugas Post Tes Siklus II
No
Nama siswa
Nilai
Ketuntasan
1
Faja Budi Ramadan
70
T
2
Fenita Septiana Dewi
70
T
3
Erin Norma Zalita
65
T
4
Erga Ferdian
70
T
5
Tegar Agur Wibowo
80
T
6
Resa Mahardika
60
TT
7
Ira Dewi Astuti
65
T
8
M Riski Maulana
70
T
9
Heni Purwanti
70
T
10
Taufan Duta Ramadan
80
T
11
Nanda Prasetya
70
T
12
Ananda Riski R
60
TT
72
13
Mitra Putri
70
T
14
Intan Regina
70
T
15
Naumi Sasita
70
T
16
M Risky Setiawan
70
T
17
Choirul Yusak
80
T
18
Galuh Siskawati
70
T
19
Nur Khasanah
80
T
20
Melinda Ayu Novita
70
T
21
Uswatun Khasanah
70
T
22
Wafia Azizah
65
T
23
Yunita Ardina
70
T
24
Yosita Rahmania
80
T
25
Zaenab
70
T
Rata-rata
70
Sumber: Hasil penelitian (2010) Keterangan Tuntas (T)
: 23 Siswa ( 92 %)
Tidak Tuntas (TT)
: 2 siswa (8%)
Sedangkan hasil pengamatan mitra terhadap guru selama siklus II diperoleh data sebagaimana tersaji pada tabel 4.6 Tabel 4.6 Hasil Pengamatan terhadap Guru pada Siklus II
Item yang diamati
Siklus II
Pendahuluan a. ketepatan kehadiran
4,0
b. penampilan
4,0
c. apersepsi
3,0
Penerapan a. penyampaian materi
3,8
b. bantuan terhadap siswa
3,7
73
c. ulasan
3,6
Penutup a. ketepatan waktu
3,8
b. pembagian tugas
3,6
c. menutup kelas
3,4
Rata- rata
3,6
Sumber: Hasil penelitian (2010) Keterangan: A nilai :3,1 - 4,0 B nilai :2,1 - 3,0 C nilai :1,1 - 2,0 D nilai :0,1 - 1,0 Pada Siklus II ini siswa yang kurang perhatian sudah berkurang, jika dibandingkan dengan Siklus I, hal ini dikarenakan bahan bacaan telah mencukupi untuk 25 anak. Sehingga anak sudah mulai memperhatikan dengan baik. Selain itu bimbingan guru terhadap siswa serta motivasi yang diberikan cukup membuat anak mengerti pentingnya materi pendidikan. Dari hasil belajar siswa juga terjadi peningkatan kemampuan siswa dalam menyelesaikan tugas dengan baik, terbukti dari siswa yang tidak tuntas belajar klasikal dari 25 siswa menjadi 8%. Sedangkan siswa yang tuntas belajar klasikal ada 92% dengan nilai rata-rata pada Siklus II adalah 70. berarti ada peningkatan kemapuan siswa dalam hasil belajar siswa Setelah melaksanakan tindakan pengamatan dalam pembelajaran di dalam kelas selanjutnya diadakan refleksi dari tindakan yang dilakukan. Dalam kegiatan pada Siklus II didapatkan :
74
a. Tidak ada lagi siswa yang merasa bingung dalam pembelajaran dengan menggunakan strategi reading guide. b. Suasana kelas dalam pembelajaran sudah mulai efektif, sebagian besar siswa sudah memperhatikan dengan baik. Selain itu bahan bacaan yang disiapkan sangat membantu siswa mengikuti proses pembelajaran. c. Sebagian besar siswa sudah benar dalam menghafal surat yang ditentukan, walaupun sebagian kecil masih salah dikarenakan keterlambatan berfikir sehingga kurang dapat mengikuti. Oleh karena itu guru lebih memperhatikan siswa yang lambat sehingga hasil belajaar meningkat secara merata d. Secara garis besar, pelaksanaan Siklus II berlangsung dengan baik dan kondusif serta meningkat walaupun hasil belajar siswa baru mencapai rata-rata 70. Ini berati ada peningkatan dibandingkan siklus 1 yang hanya mencapai 65. tingkat ketuntasan juga meningkat menjadi 92% meningkat dari siklus I yang hanya mencapai 75%. 3. Siklus III Pelaksanaan siklus II sudah sangat lancar dan kondusif. Siswa sudah terbiasa dengan strategi pembelajaran reading guide. Hal ini karena siswa sudah mendapatkannya pada siklus I dan siklus II. Hampir seluruh siswa mengikuti jalannya pembelajaran dengan baik. Dari pengamatan yang dilakukan terhadap perhatian siswa kelas kelas IV MI Ma‟arif Gondosuli Kec. Muntilan Kab. Magelang selama pelaksanaan penelitian tindakan kelas pada siklus III, maka deperoleh data sebagaimana tersaji pada tabel 4.7.
75
Tabel 4.7 Hasil Pengamatan Terhadap perhatian Siswa pada Siklus II
No
Nama siswa
Baik
1
Faja Budi Ramadan
√
2
Fenita Septiana Dewi
√
3
Erin Norma Zalita
√
4
Erga Ferdian
√
5
Tegar Agur Wibowo
√
6
Resa Mahardika
√
7
Ira Dewi Astuti
√
8
M Riski Maulana
√
9
Heni Purwanti
√
10
Taufan Duta Ramadan
√
11
Nanda Prasetya
√
12
Ananda Riski R
13
Mitra Putri
√
14
Intan Regina
√
15
Naumi Sasita
√
16
M Risky Setiawan
√
17
Choirul Yusak
√
18
Galuh Siskawati
√
19
Nur Khasanah
√
20
Melinda Ayu Novita
√
21
Uswatun Khasanah
√
22
Wafia Azizah
√
23
Yunita Ardina
√
24
Yosita Rahmania
√
25
Zaenab
√
Cukup
√
Sumber: Hasil penelitian (2010) Keterangan: Siswa yang memperhatikan
: 24 anak (96%)
Siswa cukup memperhatikan
: 1 anak (4%)
Kurang
76
Adapun hasil test menghafal pada siklus III ini, didapatkan hasil sebagaimana tersaji pada tabel 4.8 berikut: Tabel 4.8 Hasil Tugas Menghafal Siklus III
No
Nama siswa
Nilai
Ketuntasan
1
Faja Budi Ramadan
80
T
2
Fenita Septiana Dewi
70
T
3
Erin Norma Zalita
80
T
4
Erga Ferdian
70
T
5
Tegar Agur Wibowo
70
T
6
Resa Mahardika
65
T
7
Ira Dewi Astuti
70
T
8
M Riski Maulana
80
T
9
Heni Purwanti
80
T
10
Taufan Duta Ramadan
80
T
11
Nanda Prasetya
70
T
12
Ananda Riski R
60
TT
13
Mitra Putri
70
T
14
Intan Regina
0
T
15
Naumi Sasita
70
T
16
M Risky Setiawan
70
T
17
Choirul Yusak
65
T
18
Galuh Siskawati
70
T
19
Nur Khasanah
80
T
20
Melinda Ayu Novita
65
T
21
Uswatun Khasanah
75
T
22
Wafia Azizah
70
T
23
Yunita Ardina
80
T
24
Yosita Rahmania
70
T
25
Zaenab
70
T
Rata-rata
74
Sumber: Hasil penelitian (2010)
77
Keterangan: Tuntas (T)
: 24 Siswa ( 96 %)
Tidak Tuntas (TT)
: 1 siswa (4 %)
Adapun hasil pengamatan mitra terhadap guru selama siklus III diperoleh data sebagaimana tersaji pada tabel 4.9 berikut: Tabel 4.9 Hasil Pengamatan terhadap Guru pada Siklus II
Item yang diamati
Siklus III
Pendahuluan a. ketepatan kehadiran
4,0
b. penampilan
4,0
c. apersepsi
3,7
Penerapan a. penyampaian materi
4,0
b. bantuan terhadap siswa
4,0
c. ulasan
4,0
Penutup a. ketepatan waktu
3,8
b. pembagian tugas
3,7
c. menutup kelas
3,9
Rata- rata Sumber: Hasil penelitian (2010) Keterangan: A nilai
:3,1 - 4,0
B nilai
:2,1 - 3,0
C nilai
:1,1 - 2,0
D nilai
:0,1 - 1,0
3,8
78
Setelah melaksanakan tindakan pengamatan dalam pembelajaran di dalam kelas selanjutnya diadakan refleksi dari tindakan yang dilakukan. Dalam kegiatan pada Siklus III didapatkan: a. Proses belajar mengajar dengan strategi reading guide
ini berjalan lancar
semua siswa telah memahami dan berjalan sendiri tanpa harus diperintah, kondisi kelas sudah dipersiapkan sebelumnya, sehingga lebih efektif. b. Suasana kelas dalam pembelajaran sudah aktif, sebagian besar siswa kelihatan memperhatikan, suasana kelas sudah nampak menjadi tenang sebagaimana proses belajar mengajar pada umumnya. c. Sebagian besar siswa dalam kelas sudah menyadari betul pentingnya memperhatikan materi pelajaran. Hal ini tentu sangat membantu bagi peningkatan hasil belajar nantinya. d. Sebagian besar siswa sudah benar dalam menghafal materi, walaupun masih ada siswa yang salah, tetapi sangat kecil. Hal ini tidak bisa dihilangkan karena siswa yang terlambat dalam berfikir, guru sudah memperhatikan dan membimbing siswa yang terlambat berfikir, tetapi karena keterbatasan waktu, sehingga perlu waktu khusus untuk memberi bimbingan kepada siswa tersebut sehingga dapat mengikuti pelajaran selanjutnya. e. Pelaksanaan Siklus III berlangsung dengan baik dan kondusif serta aktifitas belajar siswa meningkat. Hasil belajar siswa telah
mencapai rata-rata 74,
sehingga jauh lebih baik dari siklus- siklus sebelumnya. Tingkat ketuntasanpun juga meningkat menjadi 96% dari 25 siswa sehingga masih 4% yang belum tuntas. Ini sulit dihindari karena faktor keterlambatan berfikir, namun dapat dikatakan pelaksanaan Siklus III ini berhasil, karena ada peningkatan kemampuan siswa dalam menyelesaikan tugas menghafal dengan baik. Hal ini
79
terbukti dari daya serap yang dicapai berturut-turut sehingga peneliti dapat mengatakan Siklus III telah berhasil dengan baik B. Pembahasan Untuk menanalisis hasil penelitian di atas, maka untuk perlu disajikan terlebih dahulu hasil 3 kali tugas menghafal siswa kelas IV MI Ma‟arif Gondosuli Kec. Muntilan Kab. Magelang sebelum penggunaan strategi reading guide adalah sebagaimana tersaji dalam tabel 4.10 berikut. Tabel 4.10 Rekap Daftar Nilai sebelum Menggunakan Strategi Reading Guide Siswa Kelas IV MI Ma’arif Gondosuli Kec. Muntilan Kab. Magelang Tahun 2010
No
Nama siswa
Formatif 1
Formatif 2
Formatif 3
1
Faja Budi Ramadan
70
60
70
2
Fenita Septiana Dewi
70
70
60
3
Erin Norma Zalita
60
60
60
4
Erga Ferdian
60
50
60
5
Tegar Agur Wibowo
60
60
70
6
Resa Mahardika
50
60
60
7
Ira Dewi Astuti
80
70
70
8
M Riski Maulana
50
60
60
9
Heni Purwanti
80
70
60
10
Taufan Duta Ramadan
60
60
60
11
Nanda Prasetya
70
70
60
12
Ananda Riski R
50
60
60
13
Mitra Putri
50
60
60
14
Intan Regina
50
50
60
15
Naumi Sasita
50
50
70
16
M Risky Setiawan
60
50
50
17
Choirul Yusak
70
60
70
18
Galuh Siskawati
60
60
60
19
Nur Khasanah
50
50
5
80
20
Melinda Ayu Novita
50
50
50
21
Uswatun Khasanah
60
65
60
22
Wafia Azizah
60
60
69
23
Yunita Ardina
65
60
60
24
Yosita Rahmania
55
60
60
25
Zaenab
60
60
60
Rata-rata
60
61
60
Sumber: Jurnal guru (2010) Apabila dibandingkan dengan dengan hasil tes formatif sebelum dengan setelah penggunaan metode reding guide maka hasilnya adalah sebagaimana tersaji dalam tabel 4.11 Tabel 4.11 Rekap Daftar Nilai Setelah Menggunakan Strategi Reading Giude Siswa kelas IV MI Ma’arif Gondosuli Kec. Muntilan Kab. Magelang Tahun 2010
No
Nama siswa
Formatif 1
Formatif 2
Formatif 3
1
Faja Budi Ramadan
70
70
80
2
Fenita Septiana Dewi
65
70
70
3
Erin Norma Zalita
70
65
80
4
Erga Ferdian
65
70
70
5
Tegar Agur Wibowo
65
80
70
6
Resa Mahardika
55
60
65
7
Ira Dewi Astuti
65
65
70
8
M Riski Maulana
70
70
80
9
Heni Purwanti
65
70
80
10
Taufan Duta Ramadan
55
80
80
11
Nanda Prasetya
70
70
70
12
Ananda Riski R
60
60
60
13
Mitra Putri
60
70
70
14
Intan Regina
70
70
0
15
Naumi Sasita
70
70
70
16
M Risky Setiawan
55
70
70
81
17
Choirul Yusak
65
80
65
18
Galuh Siskawati
65
70
70
19
Nur Khasanah
70
80
80
20
Melinda Ayu Novita
65
70
65
21
Uswatun Khasanah
65
70
75
22
Wafia Azizah
70
65
70
23
Yunita Ardina
65
70
80
24
Yosita Rahmania
70
80
70
25
Zaenab
65
70
70
65
70
74
Sumber: Hasil penelitian (2010) Dengan mengamati tabel 4.11 tersebut di atas, jelas sekali terjadi peningkatan penguasaan materi Al Qur‟an Hadits yang cukup signifikan dibandingkan sebelum menggunakan strategi reading guide. C. Analisis Antar Siklus Untuk menganalisis perkembangan antar siklus maka perlu kita perhatikan data-data pada ketiga siklus penelitian. Sedangkan dari data yang tersaji dalam penjalasan tiap siklus di atas maka data tersebut dapat penulis rangkum dalam tabel 4.12 berikut: Tabel 4.12 Rekap Hasil Pengamatan terhadap Perhatian Siswa
Perhatian Siswa
Siklus I
Siklus II
Siklus III
Tidak memperhatikan
8 anak (32%)
2 anak (8%)
0 anak (0%)
Kurang memperhatikan
9 anak (36%)
3 anak (12%)
1 anak (4%)
Memperhatikan
8 anak (32%)
20 anak (75%)
24 anak (96%)
Sumber: Hasil penelitian (2010) Pada tabel 4.12 tersebut di atas dapat dikatakan bahwa perhatian siswa terhadap pelajaran dari siklus I sampai siklus III mengalami peningkatan.
82
Adapun data tentang ketuntasan belajar siswa yaitu siswa telah mencapai KKM yang telah ditentukan yaitu nilai 65 adalah sebagaimana tersaji dalam tabel 4.13 berikut: Tabel 4.13 Rekap Data Ketuntasan Belajar Siswa
Hasil Belajar
Siklus I
Siklus II
Siklus III
Kurang dari 65
5 siswa (25%)
2 siswa (8%)
1 siswa (4%)
20 siswa (75%)
23
( Tidak Tuntas) Sama atau Lebih dari 65 (Tuntas)
Siswa
( 24 Siswa (96 %)
92%)
Sumber: Hasil penelitian (2010) Dari tabel 4.13 tersebut di atas dapat dilahat dengan jelas ketuntasan siswa dari masing-masing siklus mengalami peningkatan. Ini berarti kegiatan pembelajaran dan penerapan strategi reading guide sudah cukup baik. Hasil pengamatan terhadap guru juga terjadi peningkatan dari siklus ke siklus berikutnya. Pada siklus I ratarata nilai pengamatan terhadap guru mencapai 3,3 (82,5%), siklus II 3,6 (90%) dan siklus III 3,8 (95%). Sedangkan data tentang hasil pengamatan mitra terhadap guru secara rinci adalah sebagaimana tersaji dalam tabel 4.14 berikut: Tabel 4.14 Rekap Hasil Pengamatan Mitra terhadap Guru
Item yang diamati
Siklus I
Siklus II
Siklus III
Pendahuluan
3,5
3,6
3,9
Penerapan
3,2
3,7
4,0
Penutup
3,3
3,6
3,8
Rata- rata
3,3
3,6
3,8
Sumber: Hasil penelitian (2010)
83
Dari data tersebut maka kemampuan guru dalam menerapkan strategi reading guide ini juga semakin meningkat. Hasil penelitian tersebut maka diperoleh suatu hasil sebagai berikut: a. Kemampuan penguasaan materi Al Qur‟ah Hadits sebelum menggunakan strategi reading guide pada siswa kelas IV MI Ma‟arif Gondosuli Kec. Muntilan Kab. Magelang tahun 2010 masih rendah bahkan belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditentukan. b. Penerapan strategi reading guide untuk materi Al Qur‟an Hadits pada siswa kelas IV MI Ma‟arif Gondosuli Kec. Muntilan Kab. Magelang tahun 2010 dapat berjalan dengan baik. c. Penerapan strategi reading guide mampu meningkatkan penguasaan materi Al Qur‟an Hadits pada siswa kelas IV MI Ma‟arif Gondosuli Kec. Muntilan Kab. Magelang tahun 2010. Dari analisa data yang dilakukan di atas dapat diambil kesimpulan bahwa penggunaan metode reading guide mampu meningkatkan perhatian dan hasil belajar materi Al Qur‟an Hadits pada siswa kelas IV MI Ma‟arif Gondosuli Kec. Muntilan Kab. Magelang tahun 2010.demikian juga hasil belajar setelah menggunakan metode reading guide lebih baik dari sebelum menggunakan metode reading guide serta hasil pembelajaran selama penelitian telah mencapai KKM maka terbukti bahwa penerapan strategi reading guide mampu meningkatkan penguasaan materi Al Qur‟an Hadits pada siswa kelas IV MI Ma‟arif Gondosuli Kec. Muntilan Kab. Magelang tahun 2010 .
84
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Dari hasil penelitian yang penulis lakukan maka dapat kita ambil beberapa kesimpulan yaitu: 1. Kemampuan penguasaan materi Al Qur‟ah Hadits sebelum menggunakan strategi reading guide pada siswa kelas IV MI Ma‟arif Gondosuli Kec. Muntilan Kab. Magelang tahun 2010 masih rendah bahkan belum mencapai Kreteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditentukan. 2. Penerapan strategi reading guide untuk materi Al Qur‟an Hadits pada siswa kelas IV MI Ma‟arif Gondosuli Kec. Muntilan Kab. Magelang tahun 2010 dapat berjalan dengan baik. 3. Penerapan strategi reading guide mampu meningkatkan penguasaan materi Al Qur‟an Hadits pada siswa kelas IV MI Ma‟arif Gondosuli Kec. Muntilan Kab. Magelang tahun 2010. B. Saran-Saran 1. Kepada para guru sebaiknya lebih variatif dalam menggunakan strategi pembelajaran, termasuk menggunakan media pembelajaran elektronik. Hal ini akan menghilangkan kebosanan dari para siswa dalam mengikuti proses belajar mengajar 2. Para guru sebaiknya tidak takut-takut dalam mencoba strategi baru dalam pembelajaran untuk meningkatkan motivasi belajar anak serta meningkatkan hasil pembelajaran. 3. Sebelum melaksanakan strategi pembalajaran jenis baru sebaiknya melakukan persiapan sebaik-baiknya dengan mempertimbangkan materi yang sesuai.
85
4. Kepada pihak sekolah diharapkan memberikan dorongan serta himbauan kepada para guru untuk lebih kreatif dalam menyampaikan materi pelajaran di kelas. 5. Pihak sekolah sebaiknya melengkapi sarana dan prasarana yang menjunjang bagi penerapan strategi pengajaran yang lebih baik. C. Penutup Dengan mengucapkan puji syukur kepada Allah SWT, atas petunjuk dan bimbinganNya, penelitan dan skripsi ini akhirnya dapat penulis selesaikan. Tak lupa penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar- besarnya kepada semua pihak yang telah membantu penulis dalam melakukan penelitian serta penyusunan skripsi ini. Semoga Allah SWT membalas budi baik yang telah diberikan dengan yang lebih baik. Meskipun demikian penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kata sempurna. Untuk itu saran dan kritik yang membangun demi kesempurnaan skripsi ini masih sangat penulis harapkan. Atas kritik dan saran yang diberikan penulis juga ucapkan banyak terima kasih. Tidak lupa penulis mohon maaf yang sebasar-besarnya apabila selama penulis melakukan penelitian dan menyusun skripsi ini mengganggu pihak- pihak lain. Penulis berharap penelitian dan skripsi ini apat bermanfaat baik bagi penulis sendiri maupun seluruh pembaca guna meningkatkan pemampuan dalam menerapkan metode pembelajaran. Amin …
86
Lampiran 1 Soal Post Test Siklus I 1. Surat Al “alaq termasuk golongan surat …… 2. Surat Al Alaq berjumlah …. ayat 3. Terjemahkan ayat di bawah ini!
4. Tuliskan bunyi surat Al Alaq ayat 3! 5. Terjemahkan ayar di bawah ini!
6. tulislah kelanjutan ayat berikut
7. Lengkapilah ayat berikut
8. Ketika kita akan belajar sebaiknya kita membaca ........ 9.
dari ayat di atas manusia diciptakan dari ..... 10. Terjemahkan kata-kata di bawah ini
87
Lampiran 2 Soal Post Test Siklus II 1. Surat Al Qodar termasuk golongan surat …… 2. Surat Al Qodar berjumlah …. ayat 3. Terjemahkan ayat di bawah ini!
4. Tuliskan bunyi surat Al Qodar ayat 3! 5. Terjemahkan ayar di bawah ini!
6. tulislah kelanjutan ayat berikut
7. Lengkapilah ayat berikut
8. Malam mulia pada bulan Ramadlan disebut ......... 9.
dari ayat di atas malam lailatul qodar lebih baik daripada ..... 10. Terjemahkan kata-kata di bawah ini
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Reineka Cipta, Jakarta, 1996.
------------------------, dkk.,Penelitian Tindakan Kelas, Bumi Aksara, Jakarta, 2008. Bell, Judith, Doing Your Project, Indeks, Jakarta
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta, 1994. Faisal, Sanapiah, Metodologi Penelitian Pendidikan, Usaha Nasional, Surabaya, 1982. Madya, Suwarsih, Penelitian Tindakan Kelas, http: www. hirteen. org/ edonline/ consept2class/ coopcolab/ index Mishra, RC, Management of Educational Research, Publishing Coorporation, New Delhi, 2005. Poerwodarminto, W.J.S., Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta, 1983 Purwanto, Ngalim, Ilmu Pendidikan Praktis dan Teoritis, PT Remaja Rosdakarya, 2003 STAIN Salatiga, Pedoman Penulisan Skripsi dan Tugas Akhir, STAIN Salatiga, Salatiga, 2008. Sukardi, Metodologi Penelitian Pendidikan, Bumi Aksara, Jakarta, 2008. Wiraatmadja, Rachiyati, Metode Penelitian Rosdakarya, Bandung, 2004.
Tindakan
Kelas,
Remaja