PENINGKATAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI MODEL STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING PADA SISWA KELAS V SDN 20 KURAO PAGANG PADANG Faddila Desmita Ria Putri¹, Erman Har², Daswarman¹ ˡ Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Bung Hatta E-mail:
[email protected] ²Jurusan Pendidikan Biologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Bung Hatta
Abstract The purpose of this study is to describe the increase of motivation at fift grade students in asking questions, answering questions, and pay attention to the teacher. Learning model used in this study is Student Facilitator and Explaining model. Student Facilitator and Explaining model is a model of learning in which students present ideas or opinions to other students. Based on the results of the study in the first cycle and second cycle, it can be seen an increase in student motivation in asking the question is from 35.29% to 70.58%, the motivation of students to answer questions from 58.82% to 82.35%, and the motivation of students in pay attention to the teacher, from 67.64% to 88.23%. With the increase of student’s motivation to learn science impact on learning outcomes, with an increase in the percentage of completeness is 52.94% in the first cycle to 76.47% in the second cycle. From the results obtained in this study it can be concluded that learning science using Student Facilitator and Explaining model can improve motivation and learning outcomes in science at fifth grade students at state elementary school 20 Kurao Pagang Padang. Based on these results, the researchers suggest that teachers can use Student Facilitator and Explaining model to increase student motivation and learning outcomes. Key words: Motivation, Student Facilitator and Explaining pembelajaran ini dapat dilihat dari segi
Pendahuluan Pendidikan merupakan hal utama
hasil belajar. Untuk mewujudkan hasil
yang harus dimiliki oleh setiap manusia,
belajar yang baik banyak kendala yang
dan juga merupakan suatu kebutuhan
ditemukan di lapangan salah satunya yaitu
dalam
kurang
kehidupan.
Pendidikan
akan
baiknya
proses
mengubah manusia ke arah yang lebih
terutama
baik,
Pengetahuan Alam (IPA).
seperti
membentuk
keterampilan
dan
kepribadian, perkembangan
intelektual siswa.
bisa
ditempuh
pembelajaran.
pembelajaran
Ilmu
IPA merupakan sebuah cabang ilmu
Pendidikan tersebut salah satunya
pada
pembelajaran,
pengetahuan
yang
berhubugan
langsung dengan alam dan tingkah laku
melalui
proses
manusia dan juga merupakan sebuah mata
Keberhasilan
proses
pelajaran yang menuntut siswa untuk 1
mengembangkan pola pikir dan kreatifitas
Berdasarkan
hasil
wawancara
untuk tetap bertahan dalam kehidupan
peneliti dengan guru pada tanggal 17
masyarakat yang terus menerus mengalami
Januari 2013, guru mengungkapkan bahwa
perubahan. Carin dan Sound (Hendri,
hasil belajar IPA siswa masih rendah,
2010: 5) mendefinisikan “IPA sebagai
belum
suatu
ketuntasan
sistem
untuk
memahami
alam
mencapai
standar
minimum
yang
kriteria di
telah
semesta melalui observasi dan eksperimen
ditetapkan. Guru juga mengungkapkan
yang terkontrol”. Pembelajaran IPA pada
pengalamannya
hakikatnya
aspek
pembelajaran IPA kelas V di SDN 20
antara lain faktual, keseimbangan antara
Kurao Pagang Padang, ada beberapa
proses
kendala
dan
mencakup
produk,
beberapa
aktif
melakukan
yang
dalam
ditemui
mengajar
guru
dalam
investigasi, berpikir deduktif dan induktif
pembelajaran. Guru kesulitan menanamkan
serta pengembangan sikap.
konsep kepada siswa. Pada saat guru
Berdasarkan
hasil
observasi
menyampaikan materi pembelajaran, guru
peneliti pada tanggal 17 Januari 2013 di
berulang-ulang
SDN 20 Kurao Pagang Padang, terlihat
kepada siswa, kemudian meminta siswa
bahwa siswa kurang termotivasi dalam
untuk menyebutkan kembali apa telah
belajar. Hal itu terlihat pada kegiatan lisan
yang disampaikan oleh guru. Namun
seperti mengajukan pertanyaan, menjawab
konsep tersebut tidak bertahan lama dalam
pertanyaan
kurang
ingatan siswa. Sehingga nilai ulangan
memperhatikan saat guru menerangkan
harian dan ujian siswa kurang memuaskan.
pelajaran. Selain itu siswa banyak yang
Dari informasi guru kelas V SDN
minta izin keluar. Hanya beberapa orang
20 Kurao Pagang Padang bahwa nilai rata-
siswa saja yang serius dalam mengikuti
rata ujian semester I Tahun Ajaran
pelajaran. Pada saat diberikan latihan oleh
2012/2013 adalah 56, sedangkan Kriteria
guru hanya beberapa siswa saja yang
Ketuntasan Minimal (KKM) di sekolah
menyelesaikan dengan tepat waktu. Selain
tersebut adalah 70. Siswa yang mencapai
itu pada pada saat diskusi kelompok hanya
nilai di atas KKM hanya 38%.
satu
atau
dan
dua
bahkan
orang
saja
menjelaskan
konsep
yang
Berdasarkan permasalahan di atas
mengerjakan. Hal itu disebabkan pada saat
dapat disimpulkan bahwa guru kurang
mengerjakan latihan atau diskusi kelompok
kreatif
banyak siswa yang mengobrol dan permisi
pembelajaran
keluar.
tertarik untuk mengikuti pembelajaran.
dalam
menggunakan sehingga
siswa
model kurang
Salah satu upaya yang dapat dilakukan 2
guru untuk mengatasi masalah tersebut
4) refleksi (reflecting) adalah aktivitas
adalah
melihat
menggunakan
model
Student
Facilitator and Explaining. Model Student
berbagai
kekurangan
yang
dilaksanakan pendidik selama tindakan.
Facilitator and Explaining adalah model
Berdasarkan uraian di atas, dapat
pembelajaran dimana siswa atau siswa
peneliti simpulkan bahwa PTK adalah
belajar
atau
proses penelitian yang dilakukan oleh guru
pendapat pada siswa lainnya. Model ini
di dalam kelasnya sendiri melalui refleksi
efektif untuk melatih siswa berbicara untuk
diri dengan cara melakukan berbagai
menyampaikan
tindakan yang terencana dalam situasi
mempresentasikan
ide
atau
ide
pendapatnya
sendiri.
nyata serta menganalisis setiap pengaruh
Metodologi
dari perlakuan tersebut dengan tujuan
Jenis penelitian yang digunakan
memperbaiki kinerjanya sebagai seorang
peneliti adalah Penelitian Tindakan Kelas
guru
(PTK). Wardhani (2006: 1.4) menjelaskan
meningkat
bahwa
tercapai.
PTK
adalah
penelitian
yang
sehingga
hasil
dan
tujuan
belajar
siswa
pembelajaran
dilakukan oleh pendidik di dalam kelasnya
Penelitian ini dilaksanakan pada
sendiri melalui refleksi diri, dengan tujuan
tanggal 16-31 Mei 2013 di SDN 20 Kurao
untuk memperbaiki kinerjanya sebagai
Pagang Padang dengan subyek penelitian
seorang pendidik, sehingga hasil belajar
yaitu siswa kelas V sekolah tersebut yang
siswa menjadi meningkat.
berjumlah 17 orang yang terdiri dari 13
PTK
ini
dilaksanakan
dengan
metode siklus. Siklus tersebut terdiri dari
orang laki-laki dan 4 orang perempuan. Penelitian ini dilakukan dengan
empat komponen yaitu 1) perencanaan
mengacu
(planning) berisi tentang tujuan atau
dirumuskan Arikunto, dkk. (2011: 16)
kompetensi yang harus dicapai serta
yang terdiri dari empat komponen yaitu:
perlakuan khusus yang akan dilakukan
perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan
oleh guru dalam proses pembelajaran, 2)
refleksi. Hubungan keempat komponen
tindakan (acting) adalah perlakuan yang
tersebut merupakan suatu siklus. Jenis data
dilaksanakan
oleh
guru
yang digunakan dalam PTK ini yaitu data
perencanaan
yang
telah
berdasarkan disusun,
pada
disain
PTK
yang
3)
kualitatif dan kuantitatif. Data kualitatif
pengamatan (observing) dilakukan untuk
diperoleh dari proses pembelajaran yang
mengumpulkan informasi tentang proses
dilakukan guru, sedangkan data kuantitatif
pembelajaran yang dilakukan guru sesuai
dapat diperoleh dari hasil belajar siswa.
dengan tindakan yang telah disusun, dan
Dalam
penelitian
ini
peneliti 3
menggunakan beberapa instrumen yang
baik
digunakan untuk mengumpulkan data,
pertanyaan teman. Untuk setiap pertanyaan
yaitu:
ini siswa diminta memberi keterangan
1. Lembar Observasi Kegiatan Guru
selalu, sering, jarang, atau tidak pernah
Instrumen lembar
kegiatan
pengumpulan guru
data
pertanyaan
dengan
cara
pendidik
menceklis
adalah
untuk
keterangan tersebut. 4. Tes Hasil Belajar
maupun
salah
satu
mengetahui
kegiatan
guru
dalam
mengelola
pembelajaran
IPA
dengan
Tes yang peneliti susun terdiri soal-
model Student Facilitator and Explaining
soal dalam bentuk objektif dan esai yang
selama
berlangsung.
masing-masing soal diberi bobot dengan
mengetahui
pertimbangan waktu penyelesaian soal dan
pembelajaran
Tujuannya
adalah
untuk
kesesuaian pelaksanaan tindakan dengan
tingkat kesukarannya.
rencana yang telah disusun sebelumnya. 2. Lembar Observasi Motivasi Siswa
Pada dasarnya ada dua pokok yang dianalisis dalam penelitian ini, yaitu data
Lembar observasi motivasi siswa
proses
dan
data
hasil.
Data
proses
ini berupa tabel chek list berisikan
berhubungan dengan motivasi siswa dalam
indikator penilaian terhadap motivasi siswa
pembelajaran dan data hasil berhubungan
yaitu
dengan
motivasi
siswa
mengajukan
hasil
belajar
IPA
siswa.
pertanyaan, menjawab pertanyaan, dan
Berdasarkan kedua jenis data ini, teknik
memperhatikan guru.
analisis data yang digunakan adalah 1. Analisis Kegiatan Guru
3. Angket tentang Motivasi Siswa Angket
digunakan
Skor semua aspek kegiatan guru untuk
mendapatkan informasi tentang motivasi siswa
terhadap
pembelajaran
dihitung dengan rumus oleh Desfitri (2008: 40) sebagai berikut:
yang
dilaksanakan yaitu pembelajaran dengan menggunakan model Student Facilitator and Explaining. Di dalam angket terdapat item-item
berupa
pertanyaan
yang
dirumuskan dari indikator motivasi belajar, yaitu tekun dalam mengerjakan tugas yang
P = persentase data kegiatan guru 2. Analisis Lembar Observasi Motivasi Belajar Siswa Untuk
mengukur
tingkat
motivasi
siswa digunakan rumus berikut:
diberikan guru, ulet dan tidak mudah putus asa, menunjukan keinginan untuk belajar, dan berani untuk menjawab pertanyaan, 4
P% = Persentase siswa yang melakukan
= Jumlah nilai seluruh siswa
indikator 3. Analisis
N = Jumlah siswa
Lembar
Angket
Motivasi
Siswa
Hasil dan Pembahasan
Untuk
mengukur
motivasi
belajar
Penelitian tindakan kelas ini terdiri
siswa
digunakan
rumus
sebagai
dari dua siklus yang tiap siklusnya terdiri
berikut:
dari
kali
pertemuan.
Pelaksanaan
pembelajaran dilaksanakan dengan model
F X 100 % N
P
2
Student
Facilitator
and
P = persentase motivasi belajar siswa
Penelitian
ini
F = jumlah poin yang diperoleh
instrumen
penelitian
Explaining.
menggunakan yaitu
empat lembar
masing-masing indikator
observasi kegiatan guru, lembar observasi
N = jumlah poin maksimal masing-
motivasi siswa, lembar angket motivasi
masing indikator
belajar siswa, dan tes hasil belajar siswa.
4. Analisis Hasil Belajar Untuk
Pelaksanaan
menentukan
pembelajaran
pada
persentase
siklus I dengan materi pokok daur air yang
ketuntasan hasil belajar siswa secara
dilakukan selama dua kali pertemuan yaitu
klasikal
pertemuan I hari Kamis tanggal 16 Mei
dapat
digunakan
rumus
sebagai berikut:
2013, pertemuan II hari Jumat tanggal 17
s X 100% n
TB
Mei 2012, dengan waktu 2x35 menit untuk setiap
Keterangan: TB
=
belajar
secara
= Jumlah siswa yang mencapai nilai tuntas
n = Jumlah keseluruhan siswa Nilai rata-rata hasil belajar siswa dapat dihitung dengan rumus
Sedangkan
dengan materi pokok peristiwa alam di Indonesia yang dilakukan selama dua kali pertemuan yaitu pertemuan I hari Jumat tanggal 24 Mei 2013, pertemuan II hari Kamis
x n
Keterangan: = Nilai rata-rata
tanggal
30
Mei
2013,
dan
pertemuan dengan waktu 2x35 menit untuk setiap kali pertemuan.
oleh Desfitri, dkk (2008: 44). X
pertemuan.
pelaksanaan pembelajaran pada siklus II
Ketuntasan klasikal
s
kali
Pembelajaran
dengan
menggunakan model Student Facilitator and Explaining membuat siswa merasa senang
karena
selain
mendapat
pengetahuan, siswa juga dapat melatih diri 5
belajar tampil ke depan kelas dan dapat
pembelajaran dari siklus I ke siklus II
juga saling berbagai pengetahuan kepada
mengalami peningkatan dari 57,50% ke
sesama teman. Melalui model Student
82,50%. Peningkatan kegitan guru dalam
Facilitator and Explaining , siswa dapat
proses
menunjukkan motivasinya dalam belajar
disebabkan
yang baik secara keseluruhan, yang pada
melaksanakan pembelajaran IPA melalui
akhirnya akan meningkatkan hasil belajar
model Student Facilitator and Explaining
siswa.
sehingga persentase kegiatan guru dalam
Hal
tersebut
dapat
dijelaskan
sebagai berikut:
Keberhasilan
siswa
dalam
pembelajaran pada umumnya dilihat dari pelaksanaan
pembelajaran
pada persentase kegiatan guru. Dalam hal ini
terlihat
peneliti
pembelajaran sudah
bisa
proses pembelajaran dapat meningkat.
1. Kegiatan Guru
pengelolaan
pelaksanaan
peningkatan
pengelolaan
pelaksanaan pembelajaran melalui model Student Facilitator and Explaining seperti yang terlihat pada tabel 1 di bawah ini: Tabel 1. Persentase Kegiatan Guru dalam Proses Pelaksanaan Pembelajaran IPA pada Siklus I dan Siklus II Siklus I II Rata-rata Persentase Target
Rata-rata Per Siklus 57,50% 82,50% 70% 70%
Tabel 1 dapat disimpulkan bahwa
2. Motivasi Siswa Persentase motivasi siswa pada umumnya
meningkatkan kegiatan guru dalam proses pelaksanaan pembelajaran IPA. Hal ini terlihat adanya peningkatan persentase
peningkatan.
Pembelajaran dengan menggunakan model Student Facilitator and Explainimg dapat meningkatkan motivasi belajar siswa ke arah yang lebih baik. Hal ini dapat dilihat persentase motivasi belajar siswa pada tabel 2 di bawah ini: Tabel 2. Persentase Rata-rata Motivasi Belajar siswa pada Siklus I dan Siklus II No
Indikator Motivasi Belajar IPA Siswa
Rata-rata Persentase Siklus Sikl I (%) us II (%)
I
Mengajukan pertanyaan
35,29
70,5 8
II
Menjawab pertanyaan
58,82
82,3 5
III
Memperhatikan guru
67,64
88,2 3
53,91
80,3 8
pelaksanaan pembelajaran melalui model Student Facilitator and Explaining dapat
mengalami
Rata-rata
kegitan guru dalam proses pelaksanaan 6
Tabel 2 dapat dilihat rata-rata
mencapai indikator keberhasilan. Berikut
persentase pada siklus I adalah 53,91%.
tabel peningkatan motivasi belajar siswa:
Pada siklus II ini sudah baik dibandingkan
Tabel 3. Hasil Angket Motivasi Belajar Siswa pada Siklus I dan siklus II Persentase (%) yang Diperoleh dari Hasil Analisis No Indikator Angket Siklus I II 1 Tekun dalam 70,95 72,0 mengerjakan 5 tugas yang diberikan Guru
siklus sebelumnya yaitu 80,38%. Di sini siswa telah melaksanakan hampir semua yang telah direncanakan dan siswa sudah banyak
yang
memperhatikan
guru,
mengajukan pertanyaan, dan menjawab pertanyaan. Dibandingkan dengan siklus I terlihat motivasi siswa itu meningkat pada siklus II. Dapat juga dibuktikan dengan persentase lembar angket siswa. Berdasarkan
hasil
pengamatan
2
Ulet dan tidak mudah putus asa
68,62
75,0 0
3
Menunjukkan keinginan untuk belajar
74,75
77,9 4
4
Berani untuk menjawab pertanyaan, baik pertanyaan guru maupun pertanyaan teman
65,07
71,6 9
Jumlah
279,42
Rata-rata
69,85
296, 68 74,1 7
menggunakan lembar angket motivasi belajar siklus I, persentase motivasi belajar siswa sudah mencapai 69,84%. Hal ini berarti motivasi belajar temasuk dalam kategori
tinggi.
analisis
motivasi
Namun
berdasarkan
siswa
berdasarkan
indikator, terlihat pada indikator kedua, ulet dan tidak mudah putus asa masih 68,62% dan indikator keempat, berani untuk
menjawab
pertanyaan,
baik
pertanyaan guru maupun pertanyaan teman masih 65,07% belum mencapai indikator keberhasilan yang ditetapkan oleh peneliti yaitu 70%. Dari hasil analisis lembar angket motivasi belajar siswa pada siklus II mengalami peningkatan 4,32% dari siklus sebelumnya. Persentase motivasi belajar siswa pada siklus kedua adalah 74,17%. Hal ini berarti motivasi belajar siswa sudah
Tabel 3 terlihat bahwa masingmasing indikator motivasi belajar siswa meningkat dengan menggunakan model Student Facilitator and Explaining. 3. Hasil Belajar Pada siklus I rata-rata persentase ketuntasan hasil belajar siswa 52,94% dengan rata-rata nilai 64,70. Sedangkan 7
pada siklus II persentase ketuntasan belajar
meningkatkan motivasi dan hasil belajar
siswa 76,47% dengan rata-rata nilai 76,17.
IPA siswa.
Sehingga dengan meningkatnya motivasi
Kesimpulan
siswa dalam pembelajaran IPA, hasil belajar
atau
nilai
IPA
siswa
juga
Berdasarkan hasil penelitian dapat diambil kesimpulan yaitu model Student
meningkat. Dapat dilihat pada Tabel 4.
Facilitator
Tabel 4. Persentase dan Rata-rata Hasil Belajar Siswa pada Siklus I dan II
meningkatkan motivasi dan hasil belajar
Siklus I
Siklus II
Rata-rata Persentas Rata- Perse Nilai e (%) rata ntase Secara Siswa Nilai (%) Klasikal yang secara Siswa Tuntas klasikal yang Tunta s Persentase hasil belajar siswa
68,70
52,94
76,17
Explaining
dapat
IPA siswa kelas V SDN 20 Kurao Pagang Padang.
Persentase ketuntasan Aspek
and
76,47
Ucapan Terima Kasih Artikel berkat
ini
bantuan
berbagai
pihak.
dapat
dan
diselesaikan
bimbingan
Untuk
itu
dari dalam
kesempatan ini disampaikan rasa terima kasih yang setulus-tulusnya kepada: 1. Bapak Dr. Erman Har, M. Si selaku
Berdasarkan tabel 4, tentang hasil belajar siswa dalam 2 siklus, terlihat
Pembimbing I. 2. Bapak Daswarman, S.T., M.Pd selaku
bahwa pada siklus I, siswa yang tuntas
Pembimbing II.
belajar 52,94%, dengan nilai rata-rata
DAFTAR PUSTAKA
secara klasikal 68,70. Sedangkan pada
Arikunto, Suharsimi, Suhardjono, Supardi. 2011. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.
siklus II, siswa yang tuntas belajar 76, 47% dengan rata-rata nilai secara klasikal 76,17. Dengan demikian nilai rata-rata belajar secara klasikal dan persentase ketuntasan
belajar
siswa
mengalami
peningkatan dan sudah mencapai standar nilai KKM serta indikator keberhasilan secara klasikal. Berdasarkan hasil analisis data di atas,dapat disimpulkan bahwa pembelajaran Facilitator
melalui and
model
Explaining
Student dapat
Desfitri, Rita, Zulfa Amrina, Wince Hendri, Nuryasni, Netriwati. 2008. “Laporan Pengembangan Inovasi Pembelajaran di Sekolah (PIPS): Peningkatan Aktivitas, Motivasi dan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas VIII2 MTSN Model Padang Melalui Pendekatan Kontekstual”. Padang: Universitas Bung Hatta. Hendri,
Wince. 2010. Bahan Ajar Pembelajaran IPA SD. Padang: Universitas Bung Hatta.
Wardani, I.G.A.K, Kuswaya Wihardit, dan Noehi Nasoetion. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Universitas Terbuka 8
9