Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 11 ISSN 2354-614X
Peningkatan Keterampilan Siswa Menulis Paragraf Melalui Media Alam Di Kelas IV SDN 2 Kombo Kecamatan Dampal Selatan Hasnah Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako ABSTRAK Penelitian tindakan kelas ini dilakukan pada siswa kelas IV SDN 2 Kombo dengan jumlah siswa 17 orang, yang terdiri dari 7 siswa laki-laki dan 10 orang perempuan. Dalam pembelajaran Bahasa Indonesia terdapat masalah mendasar yakni rendahnya keterampilan siswa dalam menulis paragraph. Rendahnya keterampilan menulis ini disebabkan metode pembelajaran yang digunakan masih konvensional, yakni metode ceramah. Untuk meningkatkan keterampilan menulis paragraf dilakukan perubahan pendekatan yaitu dengan media alam. Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian tindakan kelas ini adalah (1) meningkatkan keterampilan siswa menulis paragraf melalui media alam di kelas IV SDN 2 Kombo, (2) meningkatkan hasil belajar siswa, dan (3) meningkatkan inovasi guru dalam proses pembelajaran. Pelaksanaan tindakan ini dilakukan sebanyak dua siklus, dengan desain penelitian model spiral yang dikembangkan oleh Arikunto dimana setiap siklus terbagi atas empat tahapan yaitu (1) perencanaan, (2) tindakan, (3) pengamatan/observasi, dan (4) refleksi pada siklus selanjutnya. Dalam mengumpulkan data dilakukan melalui observasi berupa aktivitas guru dan oberservasi kegiatan siswa dalam proses belajar mengajar, Proses evaluasi dilakukan dalam bentuk tes. Hasil yang diperoleh pada tes awal/prasiklus; dari 17 siswa, hanya 4 siswa yang tuntas individual, dan 13 siswa yang tidak tuntas, persentase ketuntasan klasikal 23,5%, hasil tes pada siklus 1 menunjukkan; dari 17 siswa, 10 siswa yang tuntas individual, dan 7 siswa yang tidak tuntas, persentase ketuntasan klasikal mencapai 58,8%. Hasil tes pada siklus 2; dari 17 siswa, ada 15 siswa yang tuntas individual, dan hanya 2 siswa yang tidak tuntas, persentase ketuntasan klasikal mencapai 88,2%, sehingga disimpulkan bahwa keterampilan menulis paragraf siswa kelas IV SDN 2 Kombo telah meningkat dan tuntas. Kata kunci: Keterampilan, Menulis Paragraf, Media Alam, SDN 2 Kombo I.
PENDAHULUAN Menulis merupakan salah satu aspek keterampilan berbahasa dalam mata
pelajaran Bahasa Indonesia, terutama dalam mengungkapkan ide, pikiran, dan perasaan dalam bentuk fiksi maupun nonfiksi. Begitu pentingnya menulis sehingga kegiatan menulis sudah menjadi bagian dari kehidupan manusia. Oleh karena itu, kegiatan menulis seyogyanya diajarkan secara intens kepada siswa di 29
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 11 ISSN 2354-614X sekolah baik pada kelas rendah maupun kelas tinggi sehingga mereka mampu mengenal huruf dan menuliskannya, juga dapat menuangkan ide, pikiran, perasaan, dan gagasan dalam berbagai bentuk tulisan seperti menulis paragraf. Keterampilan menulis dapat dilakukan mulai dari tingkat sekolah dasar. Model pembinaan keterampilan menulis di sekolah dasar disesuaikan dengan tingkat perkembangan usia, psikologi, dan kategori/tingkat kemampuan menulis. Umumnya, murid di sekolah dasar sebagai penulis pemula mengandalkan kemampuan berpikir yang sederhana sehingga dalam menulis memerlukan teknik khusus. Kegiatan menulis juga disebut rangkaian proses berpikir. Proses berpikir berkaitan erat dengan kegiatan penalaran. Penalaran yang baik dapat menghasilkan tulisan yang baik pula. Menulis merupakan kegiatan penyampaian pesan dengan menggunakan tulisan sebagai mediumnya. Salah satu kegiatan menulis yang harus digalakkan bagi Siswa kelas IV SDN 2 Kombo sebagai penulis pemula yaitu menulis paragraf. Pembelajaran menulis paragraf di SD sesuai dengan Kurikulum 2013 bertujuan meningkatkan keterampilan murid dalam berbahasa secara tepat dan kreatif, meningkatkan kemampuan berpikir logis dan bernalar, serta meningkatkan kepekaan perasaan dan kemampuan murids untuk memahami dan menikmati karya sastra. Selain itu, pembelajaran menulis paragraf dimaksudkan agar murid terdidik menjadi manusia yang berkepribadian, sopan, dan beradab, berbudi pekerti luhur, memiliki rasa kemanusiaan, berkepedulian sosial, memiliki apresiasi budaya dan penyaluran gagasan, berimajinasi, berekspresi secara kreatif baik secara lisan maupuan tertulis. Pembelajaran menulis paragraf juga dimaksudkan untuk meningkatkan kemampuan murid dalam keterampilan menulis paragraf. Menulis paragraf sebagai salah satu aspek yang diharapkan dikuasai siswa dalam pembelajaran yang menekankan pada kemampuan mengekspresikan dalam bentuk kerangka tulis yang kreatif dan dapat melatih keterampilan menulis untuk jenjang berikutnya.
30
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 11 ISSN 2354-614X Pembelajaran menulis paragraf di SD sebagai penulis pemula selain bertujuan menggali dan mengembangkan kompetensi dasar murid dalam menuangkan gagasan dengan bahasa tulisan, juga melatih keterampilan murid mengekprasikan isi hati mereka terhadap suatu masalah, meskipun hanya dalam bentuk paragraf. Salah satu kelemahan di kelas IV SDN 2 Kombo adalah menulis paragraf, sehingga peneliti tertarik melakukan PTK tentang kegiatan menulis paragraf agar hasilnya dapat membantu murid dapat mengekspresikan gagasan, perasaan, dan pengalamannya. Dengan melatih murid menulis paragraf, seorang guru dapat membantu murid mencurahkan isi batinnya, ide, dan pengalamannya melalui bahasa yang baik dan benar sesuai pedoman EYD. Dengan menulis paragraf, akan mendorong murid untuk belajar merangkai kata dan kalimat dengan satu pokok pikiran dan pikiran tambahan dalam satu paragraf. Namun, masih banyak kendala yang ditemui guru kelas dalam meningkatkan kemampuan murid dalam menulis paragraf. Oleh itu siswa kelas IV SDN 2 Kombo akan diberikan metode yang tepat agar mereka dapat terampil dalam menulis paragraf. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan terhadap murid kelas IV umumnya kesulitan menemukan ide/pokok pikiran, kesulitan merangkai kata-kata menjadi kalimat, kesulitan dalam memulai menulis, kesulitan mengembangkan
ide
karena
minimnya
penguasaan
kosakata;
sehingga
kesimpulan sementara siswa yang terampil dalam menulis paragraf hanya sekitar 5—10%. Uraian di atas merupakan dasar keinginan guru di SDN 2 Kombo Kecamatan Dampal Selatan Kabupaten Toli-toli untuk melakukan tindakan dalam bentuk PTK untuk meningkatkan kemampuan menulis paragraf bagi murid kelas IV di SDN 2 Kombo. Metode yang tidak sesuai tujuan pembelajaran akan mengakibatkan prestasi belajar murid statis atau tidak meningkat. Oleh karena itu dalam PTK ini, peneliti akan menggunakan metode latihan agar setiap siswa dapat menyusun kerangka paragraf dan mereka dapat memahami bagian bagian dan bentuk paragraf,
31
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 11 ISSN 2354-614X terutama dalam menentukan tema, menetapkan judul, menyusun kerangka dan merangkainya menjadi kalimat sehingga membentuk paragraf. Inilah yang akan dilakukan oleh peneliti agar siswa dapat menulis paragraf dengan baik. Salah satu langkah yang dapat dilakukan untuk mengatasi hal tersebut, yaitu menerapkan teknik yang dapat membantu menciptakan ide dan gagasan, yaitu teknik menulis berantai. Sangatlah efektif pembelajaran paragraf bagi penulis pemula jika menggunakan teknik berlatih secara berkesinambungan. Dengan banyak berlatih maka murid akan terbiasa dalam menulis dan dapat menciptakan ide menjadi kalimat yang kemudian disusun menjadi paragraf yang utuh. Berdasarkan uraian di atas, maka fokus penelitian ini adalah penerapan metode latihan dalam meningkatkan kemampuan siswa kelas IV SDN 2 Kombo dalam menulis paragraf. Diharapkan dapat diterapkan teori-teori yang bermanfaat bagi peningkatan keterampilan menulis paragraf bagi siswa kelas IV di SDN 2 Kombo dan bermanfaat bagi pengembangan metode latihan dalam pembelajaran menulis di SD; agar kemampuan siswa dalam menulis paragraf di SDN 2 Kombo dapat meningkat secara signifikan. Hadiyanto (2001: 9-10), mengemukakan bahwa menulis merupakan usaha atau kegiatan yang dilakukan oleh seorang penulis untuk mengungkapkan faktafakta, perasaan, sikap, dan isi pikirannya secara jelas dan efektif, kepada pembaca. Menurut Nurhadi (1999:343) menulis adalah suatu proses penuangan idea tau gagasan dalam bentuk paparan bahasa tulis berupa rangkaian simbol-simbol bahasa/huruf. Sedangkan menurut M.E. Suhendra dan Pien Supinah (1997:2) menulis merupakan proses pikiran/angan-angan dan sebagainya menjadi wujud/lambang/tanda/tulisan.
Hal
ini
diperkuat
berpendapat bahwa menulis dapat didefinikasi
oleh
Suparno
(2005:3),
sebagai suatu kegiatan
penyampaian pesan (komunikasi) dengan menggunakan bahasa tulis sebagai alat atau medianya. Menulis merupakan keterampilan produktif dengan menggunakan tulisan. Mulyati (2007:13), juga berpendapat bahwa menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang paling rumit di antara jenis-jenis keterampilan bahasa lainnya. Karena menulis bukanlah sekedar menyalin jenis-jenis 32
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 11 ISSN 2354-614X keterampilan bahasa lainnya. Karena menulis bukanlah sekedar menyalin katakata keterampilan bahasa lainnya, bukan sekedar menyalin kalimat-kalimat, melainkan juga mengembangkan dan menuangkan pikiran-pikiran dalam suatu struktur tulisan yang teratur, sehingga diperlukan kreatifitas sang penulis dengan memperhatikan struktur kalimat. Semi (2007:14) mengemukakan bahwa menulis merupakan suatu kegiatan kreatif memindahkan gagasan dalam lambang-lambang tulisan. Berdasarkan beberapa pendapat ahli di atas, kegiatan menulis terdiri dari tiga aspek, yaitu (1) tujuan atau maksud yang akan dicapai, (2) gagasan yang hendak dicapai, (3) sistem pemindahan gagasan melalui sistem bahasa atau penyajian. Akhadiah, (1997:8) juga mengemukakan bahwa menulis adalah (1) Bentuk komunikasi nonverbal, (2) Proses pikiran yang dimulai dengan pikiran tentang gagasan yang akan disampaikan, (3) Bentuk komunikasi yang berbeda dengan bercakap-cakap; (4) Kegiatan menulis tidak terdapat intonasi, ekspresi wajah, gerak fisik, serta situasi yang menyertai percakapan, (5) Merupakan suatu ragam komunikasi yang perlu dilengkapi dengan alat-alat penjelasan serta aturan ejaan dan tanda baca, dan merupakan bentuk komunikasi untuk menyampaikan gagasan penulis kepada khalayak pembaca, yang dibatasi oleh jarak tempat dan waktu. Paragraf atau alinea adalah satuan bentuk bahasa yang biasanya merupakan hasil penggabungan beberapa kalimat. Di surat kabar acapkali kita temukan paragraf yang hanya terdiri atas satu kalimat saja. Paragraf semacam itu merupakan paragraf yang tidak dikembangkan. Dalam karangan yang bersifat ilmiah paragraf semacam itu jarang dijumpai. Dalam penggabungan beberapa kalimat menjadi sebuah paragraf itu diperlukan adanya kesatuan dan kepaduan. Yang
dimaksud kesatuan
adalah keseluruhan
kalimat
dalam
paragraf
itu membicarakan satu gagasan saja. Yang dimaksudkepaduan adalah keseluruhan kalimat dalam paragraf itu secara kompak atau saling berkaitan mendukung satu gagasan itu. Kalimat-kalimat yang membangun paragraf pada umumnya dapat diklasifikasikan atas dua macam, yaitu (1) kalimat topik atau kalimat utama, dan 33
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 11 ISSN 2354-614X (2) kalimat penjelas atau kalimat pendukung. Kalimat topik atau kalimat utama, biasanya ditempatkan secara jelas sebagai kalimat awal suatu paragraf. Kalimat utama ini kemudian dikembangkan dengan sejumlahkalimat penjelas sehingga ide atau gagasan yang terkandung kalam kalimat utama itu menjadi semakin jelas. Ciri kalimat topik adalah (1) mengandung permasalahan yang potensial untuk dirinci atau diuraikan lebih lanjut, (2) merupakan kalimat lengkap yang dapat berdiri sendiri, (3) mempunyai arti yang cukup jelas tanpa harus dihubungkan dengan kalimat lain, (4) dapat dibentuk tanpa bantuan kata sambung dan frasa transisi. Ciri kalimat penjelas adalah, (5) dari segi arti sering merupakan kalimat yang tidak dapat berdiri sendiri, (6) arti kalimat kadang-kadang baru jelas setelah dihubungkan dengan kalimat lain dalam paragraf, (7) pembentukannya sering memerlukan bantuan kata sambung dan frasa transisi, (8) isinya berupa rincian, keterangan, contoh, dan data lain yang mendukung kalimat topik. Kalimat-kalimat penjelas
atau
kalimat-kalimat
bawahan
itu menjelaskan
kalimat
topik
dengan empat cara, yaitu: (1) Dengan ulangan, yaitu mengulang balik pikiran utama. Pengulangannya biasanya menggunakan kata-kata lain yang bersamaan maknanya (sinonimnya). (2) Dengan pembedaan, yaitu dengan menunjukkan maksud yang dikandung oleh pikiran utama dan menyatakan apa yang tidak terkandung oleh pikiran utama. Dengan contoh, yaitu dengan memberikan contohcontoh mengenai apa yang dinyatakan dalam kalimat topik. Dengan pembenaran, yaitu dengan menambahkan alasan-alasan untuk mendukung ide pokok. Biasanya kalimat pembenaran itu diawali/disisipi kata “karena, sebab”. Paragraf yang efektif memenuhi dua syarat, yaitu: (1) adanya kesatuan makna (koherensi), (2) adanya kesatuan bentuk (kohesi), dan hanya memiliki satu pikiran utama. Sebuah paragraf dikatakan mengandung kesatuan makna jika seluruh kalimat dalam paragraf itu hanya membicarakan satu ide pokok, satu topik, atau satu masalah saja. Jika dalam sebuah paragraf terdapat kalimat yang menyimpang dari masalah yang sedang dibicarakan, berarti dalam paragraf itu terdapat lebih dari satu ide atau masalah. Kesatuan bentuk paragraf atau kohensi terwujud jika aliran kalimat berjalan mulus, lancar, dan logis. Koherensi itu dapat dibentuk
34
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 11 ISSN 2354-614X dengan cara repetisi, penggunaan kata ganti, penggunaan kata sambung atau frasa penghubung antarkalimat. Paragraf yang baik harus hanya memiliki satu pikiran utama atau gagasan pokok. Jika dalam satu paragraf terdapat dua atau lebih pikiran utama, paragraf tersebut tidak efektif. Paragraf tersebut harus dipecah agar tetap memiliki hanya satu pikiran utama. Satu pikiran utama itu didukung oleh pikiran-pikran penjelas. Pikiran-pikiran penjelas ini lazimnya terwujud dalam bentuk kalimat-kalimat penjelas yang tentu harus selalu mengacu pada pikiran utama. Jenis paragraf itu bermacam-macam, dan untuk menyebut jenisnya diperlukan dasar penyebutannya. Secara umum ada tiga dasar penjenisan paragraf, yaitu (1) posisi kalimat topiknya, (2) isinya, dan (3) fungsinya dalam karangan. Berdasarkan posisi atau letak kalimat topiknya, paragraf dibedakan atas: paragraf deduktif, paragraf induktif, paragraf deduktif-induktif, paragraf ineratif, dan paragraf deskriptif atau naratif. Paragraf deduktif adalah paragraf yang kalimat topiknya terletak pada awal paragraf. Istilah deduktif berarti bersifat deduksi. Kata deduksi yang berasal dari bahasa Latin: deducere, deduxi, deductum berarti ‘menuntun ke bawah; menurunkan’;deductio berarti ‘penuntunan; pengantaran’. Paragraf deduktif adalah paragraf yang dimulai dari pernyataan yang bersifat umum, kemudian diturunkan atau dikembangkan dengan menggunakan pernyataan-pernyataan yang bersifat
khusus.
Pernyataan
yang
bersifat
khusus
itu
bisa
berupa penjelasan, rincian, contoh-contoh, atau bukti-buktinya, karena paragraf itu dikembangkan dari pernyataan umum dengan mengemukakan pernyataanpernyataan khusus, dapatlah dikatakan bahwa penalaran paragraf deduktif itu berjalan dari umum ke khusus. Sebaliknya, jika kalimat topik terletak pada akhir paragraf, paragraf tersebut disebut paragraf induktif. Istilah induktif berarti bersifat induksi. Kata induksi yang berasal dari bahasa Latin: ducere, duxi, ductum berarti ‘membawa ke; mengantarkan’; inducere, induxi, inductum berarti ‘membawa ke; memasukkan ke dalam’. Lebih lanjut istilahinduksi dijelaskan sebagai
metode
menentukan hukum
pemikiran
yang
atau simpulan.
bertolak Karena
dari
hal khusus
pernyataan
khusus
untuk dapat 35
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 11 ISSN 2354-614X berupa contoh-contoh, dan pernyataan umum itu berupa hukum atau simpulan, maka dapat dikatakan bahwa paragraf induktif itu dikembangkan dari contoh ke hukum atau simpulan. Selain kedua paragraf di atas, terdapat pula jenis paragraf ineratif, yaitu paragraf yang memiliki kalimat topik di tengah paragraf. Adapun yang dimaksud dengan paragrafdeskriptif/naratif atau penuh kalimat topik adalah paragraf yang tidak secara jelas menampilkan kalimat topiknya. Karena tidak jelas kalimat topiknya, ada orang yang menyebutnya sebagai paragraf tanpa kalimat topik. Walaupun kalimat topiknya tidak jelas, paragraf tersebut tetap memiliki topik atau pikiran utama yang berupa intisari paragraf. Paragraf semacam ini banyak kita jumpai dalam karangan berjenis naratif atau deskriptif. Oleh karena itu, paragraf semacam ini acap disebut juga paragraf naratif atau deskriptif. Berdasarkan isinya, paragraf dibedakan atas: a. paragraf naratif b. paragraf deskriptif c. paragraf ekspositoris d. paragraf argumentatif e. paragraf persuasif. Secara harfiah, paragraf naratif adalah paragraf yang bersifat atau berhubungan dengan karangan jenis narasi. Narasi adalah jenis karangan yang isinya mengisahkan kehidupan seseorang. Oleh karena itu, paragraf naratif adalah paragraf yang isinya mengisahkan kehidupan seseorang. (Bahasa Latin: narrare: menceritakan; bercerita; narratio: penceritaan; narrativus: bersifat penceritaan). Berdasarkan fungsinya dalam karangan, paragraf dibedakan atas: a. paragraf pembuka b. paragraf penghubung atau pengembang c. paragraf penutup. Paragraf pembuka adalah paragraf dalam karangan tertentu yang berfungsi membukaatau mengawali
pembahasan
dalam
karangan
tersebut.
Sepanjang apa pun karangan yang dibuat, paragraf pembukanya hanya satu saja. Begitu pun paragraf penutup, sepanjang apa pun karangan yang dibuat, paragraf yang berfungsimenutup atau mengakhiri pembahasan dalam karangan tersebut 36
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 11 ISSN 2354-614X hanya satu saja. Adapun semua paragraf yang terdapat di antara paragraf pembuka dan paragraf penutup, yang jumlahnya tidak tertentu, disebut paragraf penghubung
atau paragraf
pengembang
karena
fungsinya mengembangkan
gagasan dalam pembahasan persoalan dalam karangan itu. II. METODE PENELITIAN Penelitian tindakan kelas (PTK) ini menggunakan metode kualitatif deskriptif yang bertujuan menguraikan cara menulis paragraf melalui media alam dan hasil belajar siswa kelas IV SDN 2 Kombo melalui media alam. Penggabungan PTK model spiral berdasarkan pendapat Arikunto (2006:74) dengan media alam untuk meningkatkan keterampilan siswa kelas IV SDN 2 Kombo dalam menulis paragraf, berdasarkan pendapat Anderson (1983:43), yang menggolongkan media dalam beberapa jenis, antara lain (1) audio, (2) cetak, (3) audio cetak, (4) proyeksi visual diam, (5) proyeksi audio visual diam, (6) visual gerak, (7) audi visual gerak, (8) objek fisik, (9) komputer, serta (10) manusia dan lingkungan (alam). Media alam merupakan media yang murah meriah, namun dapat digunakan untuk hasil yang maksimal. Media ini memiliki banyak kelebihan jika dibandingkan dengan media-media lain, salah satunya dapat menghilangkan kejenuhan siswa karena terus belajar di ruangan kelas. Belajar di alam sekitar tentunya akan lebih menyenangkan dan menimbulkan motivasi siswa dalam belajar yang tentunya akan berdampak positif bagi pembelajaran menulis khususnya dalam meningkatkan kemampuan siawa dalam menulis paragraf. Dalam penelitian ini akan dilakukan dua siklus yaitu siklus I dan Siklus 2. Pada tahap perencanaan ini peneliti akan mempersiapkan (1) satuan pelajaran, (2) rancangan tindakan dalam bentuk rencana pembelajaran, (3) rencana observasi dan evaluasi (tes dan nontes). Pada tahap tindakan dilakukan sesuai dengan perencanaan yang akan dilakukan. Pada saat proses pembelajaran menulis paragraf berlangsung, siswa diberikan kesempatan untuk mengamati keadaan lingkungan sekitar dan kemudian setiap siswa menulis kalimat masing-masing kemudian menggabungkannya
37
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 11 ISSN 2354-614X menjadi satu paragraf. Kemudian hasilnya dibahas bersama-sama. Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk membaca isi tulisan siswa secara bergiliran. Siswa yang lain memperhatikan, apabila ada kesalahan yang dilakukan oleh temannya, maka mereka harus memberikan koreksi terhadap temannya yang melakukan kesalahan. Tahap pengamatan dilakukan dalam proses belajar mengajar berlangsung, pengamatan dapat dilakukan dengan observasi atau pengamatan secara langsung, atau dengan wawancara. Pengambilan data dengan observasi bertujuan untuk dapat secara langsung mengamati semua perilaku siswa baik yang positif maupun negatif selama proses belajar mengajar berlangsung dikelas. Evaluasi dan refleksi dijadikan sebagai pedoman untuk pembenahan dan perbaikan pada tahap selanjutnya. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan pada waktu proses belajarmengajar pada tiap-tiap tahapan sebagai tindakan untuk meningkatkan pengelolaan kelas dengan jalan mengelola kelas dan siswa secara intensif agar mencapai hasil belajar yang maksimal. Sumber data dalam penelitian ini adalah hasil pengamatan terhadap guru yang diperoleh dari observer yaitu rekan kerja dan hasil tes tertulis di kelas IV SDN 2 Kombo. Penulis menggunakan dua alat pengumpulan data, yaitu observasi dan evaluasi (tes) Jenis data yang dipergunakan adalah jenis data kuantitatif dan data kualitatif. Data kuantitatif diperoleh dengan cara menghitung nilai siswa secara keseluruhan dan merekap nilai tes. Kemudian menghitung rata-rata nilai yang diperoleh dari persentase nilai dengan rumus: 𝑹
NP = x 100% 𝑱𝑺
Keterangan: NP = Nilai dalam persen R = Skor yang dicapai siswa JS = Jumlah keseluruhan siswa (Arikunto, 2002: 263) Sedangkan data kualitatif diperoleh dari deskripsi dan pengelompokan data yang diperoleh dari pengamatan dan wawancara. Sedangkan evaluasi diambil melalui tes. Pendiskripsian untuk mengungkap semua perubahan tindakan dan
38
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 11 ISSN 2354-614X peningkatan prilaku siswa selama proses belajar mengajar pada siklus I dan siklus 2 yang akan dilakukan. Untuk menghindari dari kesalahan atau kekeliruan data yang terkumpul dari hasil tindakan yang dilakukan dalam penelitian, perlu dilakukan pengecekan keabsahan data dengan mendetail. Pengecekan keabsahan data yang didasarkan pada sesuatu diluar data untuk keperluan mengecek atau sebagai pembanding terhadap data yang telah ada (Moleong, 2007:45). III. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Uraian hasil penelitian ini dibagi dalam tiga tahapan yaitu (1) Hasil observasi awal/Prasiklus; (2) Hasil tindakan siklus 1; (3) Hasil tindakan siklus 2. Untuk lebih jelasnya, berikut diuraikan keseluruhan hasil penelitian sesuai tahapan yang telah dilaksanakan. Hasil observasi awal yaitu kegiatan mengamati aktivitas siswa dan guru ditemukan beberapa faktor sehingga keterampilan siswa dalam menulis paragraf sangat rendah. Faktor-faktor tersebut adalah (1) Siswa belum mengetahui secara rinci tentang cara menulis paragraf, (2) Siswa tidak bersemangat untuk menulis paragraf dalam kelas, (3) Siswa belum mengetahui cara menulis paragraf secara padu, rapi, dan sesuai ejaan yang tepat, sehingga dalam penilaian ditentukan tiga aspek yakni kepaduan, ejaan, dan kerapian; dengan rincian penilaian sebagai berikut: 1.
Skor Minimal: 3
2.
Skor Maksimal: 9
3.
Standar Ketuntasan Individual: 65
4.
Standar Ketuntasan Klasikal: 70%
A. Aspek Kepaduan: 1 = Tidak Padu 2 = Kurang Padu 3 = Padu B. Aspek Ejaan: 1 = Tidak Sesuai Ejaan 2 = Kurang Sesuai Ejaan 39
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 11 ISSN 2354-614X 3 = Sesuai Ejaan C. Aspek Kerapian: 1 = Tidak rapi 2 = Kurang rapi 3 = Rapi D. Rumus Tuntas Individu: Skor Perolehan Hasil = ----------------------------- x 100 Skor Maksimal E. Rumus Tuntas Klasikal: Jumlah Siswa yang Tuntas Hasil = ------------------------------------- x 100 Jumlah Keseluruhan Siswa Rincian dan rumus di atas menjadi dasar guru untuk bertindak selaku peneliti untuk melakukan observasi dan tes. Guna mengetahui secara pasti tingkat prestasi siswa dalam menulis paragraf maka guru melakukan tes awal/pratindakan dengan hasil sebagai berikut. Tabel 1. Hasil Tes Pratindakan Aspek Yang Dinilai NO
NAMA SISWA
Kepaduan
Ejaan
1
1
2
1
Resky
2
Wahyuddin
3
Muh. Ikbal
4
Erik Saputra
5
Herianto
1
6
Herman
1
7
Abd Rahman
2
8
Fatmawati
2
9
Sakinah
10
Ernawati
11
Siti Aisyah
3
1 2
2
3
2
3
Nilai
(Tuntas&
Akhir
Tidak Tuntas)
3
33,3
TT
1
1
4
44,4
TT
2
8
88,8
T
2
5
55,5
TT
1
3
33,3
TT
1
4
44,4
TT
2
7
77,7
T
2
6
66,6
T
3 1
2
2
1
Skor
1
1
1
1
Kerapian
1
3 2
Ket
3 2 1
1
3
33,3
TT
1
1
4
44,4
TT
5
55,5
TT
2
2
40
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 11 ISSN 2354-614X 12
Magfirah
1
2
13
Suryani
1
14
Rifka
1
15
Auliyah
1
16
Fitriani
1
1
17
Eliyana
1
1
1
1
4
44,4
TT
1
3
33,3
TT
2
5
55,5
TT
2
6
66,6
T
2
4
44,4
TT
3
33,3
TT
23,5%
TT
2 3
1
Persentase Ketuntasan Klasikal
Hasil Siklus 1 Hasil observasi siswa siklus 1 yaitu: Hasil observasi siswa siklus 1 yaitu: 1) Resky memperoleh skor 2,3 (Cukup), 2) Wahyudin memperoleh skor 1,6 (Kurang), 3) Muh. Ikbal memperoleh skor 2 (Cukup), 4) Erik Saputra memperoleh skor 2,3 (cukup), 5) Herianto memperoleh skor 2,6 (Cukup), 6) Herman memperoleh skor 2,3 (cukup), 7) Abd. Rahman memperoleh skor 2,1 (cukup), 8) Fatmawati memperoleh skor 2 (Cukup), 9) Sakinah memperoleh skor 2 (cukup), 10) Ernawati memperoleh skor 2,1 (cukup), 11) Siti Aisyah memperoleh skor 2,6 (cukup), 12) Magfirah memperoleh skor 2,1 (cukup), 13) Suryani memperoleh skor 2,6 (cukup), 14) Rifka memperoleh skor 2,5 (cukup), 15) Auliyah memperoleh skor 2,3 (cukup), 16) Fitriani memperoleh skor 2,1 (cukup), dan 17) Eliyana memperoleh skor 2,1 (cukup). Hasil observasi guru siklus 1, yaitu:
Mengecek kehadiran siswa, hasil
pengamatan memperoleh nilai 3 (baik); Memberikan apersepsi dan memotivasi siswa tentang materi, hasil pengamatan memperoleh nilai 3 (baik); Menulis di papan tulis judul materi hasil pengamatan memperoleh nilai 3 (baik); Menulis di papan tulis tujuan pembelajaran, hasil pengamatan memperoleh nilai 3 (baik); Menjelaskan tentang teknik menulis paragraf dengan mengamati alam sekitar, hasil pengamatan memperoleh nilai 2 (cukup), Membimbing siswa menulis paragraf bertema alam sekitar sesuai aspek kepaduan, hasil pengamatan memperoleh nilai 2 (baik); Membimbing siswa menulis paragraf bertema alam sekitar sesuai ejaan yang tepat, hasil pengamatan memperoleh nilai 3 (baik); Membimbing siswa menulis paragraf bertema alam sekitar sesuai aspek kerapian, hasil pengamatan memperoleh nilai 2 (kurang); Memberikan penilaian terhadap
41
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 11 ISSN 2354-614X pekerjaan siswa, hasil pengamatan memperoleh nilai 3 (baik); Menjelaskan dan menyermpurnakan kekurangan dari hasil kerja siswa, hasil pengamatan memperoleh nilai 3 (baik); Memberikan tugas kepada siswa untuk menulis paragraf di rumah, hasil pengamatan memperoleh nilai 3 (baik). Hasil evaluasi siklus 1 mencakup tiga aspek dalam menulis paragraf yaitu kepaduan, ejaan, dan kerapian. Adapun hasil evaluasi dalam bentuk tes pada siklus 1 ditemukan data tentang ketuntasan individual dan klasikal siswa di Kelas IV SDN 2 Kombo Kecamatan Dampal Selatan dalam menulis paragraf pada tabel di bawah ini. Tabel 2. Hasil Evaluasi Siklus I Aspek Yang Dinilai NO
NAMA
Kepaduan
Ejaan
1
1
Ket
Kerapian
SISWA 2
3
2
3
1
Resky
2
2
Wahyuddin
2
3
Muh. Ikbal
3
3
4
Erik Saputra
3
3
5
Herianto
1
6
Herman
1
7
Abd Rahman
2
8
Fatmawati
2
9
Sakinah
2
10
Ernawati
2
11
Siti Aisyah
2
12
Magfirah
13
Suryani
2
14
Rifka
2
15
Auliyah
1
16
Fitriani
1
17
Eliyana
1
1
2
2
1
2
Tuntas)
44,4
TT
2
8
88,8
T
2
8
88,8
T
1
3
33,3
TT
1
4
44,4
TT
2
7
77,7
T
2
6
66,6
T
2
7
77,7
T
4
44,4
TT
7
77,7
T
4
44,4
TT
2
7
77,7
T
2
6
66,6
T
2
6
66,6
T
2
4
44,4
TT
4
44,4
TT
58,8%
TT
1 3
2 1
3 2 3 1
Persentase Ketuntasan Klasikal
Tidak
4
3
2
Akhir
3
T
2
2
(Tuntas&
66,6
3
1
Nilai
6
1
1
1
2
Skor
1
42
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 11 ISSN 2354-614X Setelah dilakukan refleksi tindakan Siklus 1 ditemukan beberapa hal yang merupakan hasil observasi dan penilaian Siklus 1 yakni: 1) Pada tindakan siklus 1, metode yang digunakan telah diganti dengan media alam. 2) Untuk mengetahui tingkat kemampuan secara individual maupun klasikal maka dilakukan observasi dan penilaian dengan menggunakan tiga aspek penilaian keterampilan menulis paragraf yakni (1) kepaduan, (2) ejaan, dan (3) kerapian. 3) Hasil yang diperoleh dari tes tersebut tertera pada tabel 2 menunjukkan bahwa dari 17 siswa, hanya 10 siswa yang tuntas individual, dan 7 siswa yang tidak tuntas. 4) Persentase ketuntasan klasikal baru mencapai 58,8%. Hal ini menunjukkan belum mencapai target ketuntasan klasikal minimal 70%. 5) Dari hasil ini maka tahap selanjutnya adalah menyiapkan langkah-langkah tindakan Siklus 2 berdasarkan alur PTK Suharsimi Arikunto. Hasil Siklus 2 Hasil observasi siswa siklus 2 yaitu: Hasil observasi siswa siklus 2 yaitu: 1) Resky memperoleh skor 3,3 (baik), 2) Wahyudin memperoleh skor 2,3 (cukup), 3) Muh. Ikbal memperoleh skor 3 (baik), 4) Erik Saputra memperoleh skor 3,3 (baik), 5) Herianto memperoleh skor 3,1 (baik), 6) Herman memperoleh skor 3 (baik), 7) Abd. Rahman memperoleh skor 3 (baik), 8) Fatmawati memperoleh skor 3 (baik), 9) Sakinah memperoleh skor 2,6 (cukup), 10) Ernawati memperoleh skor 3 (cukup), 11) Siti Aisyah memperoleh skor 3,1 (baik), 12) Magfirah memperoleh skor 2,6 (cukup), 13) Suryani memperoleh skor 3 (baik), 14) Rifka memperoleh skor 3 (baik), 15) Auliyah memperoleh 3 (baik), 16) Fitriani memperoleh skor 2,3 (cukup), dan 17) Eliyana memperoleh skor 2,8 (cukup). Hasil observasi guru siklus 2, yaitu: Mengecek kehadiran siswa, hasil pengamatan memperoleh nilai 4 (sangat baik); Memberikan apersepsi dan memotivasi siswa tentang materi, hasil pengamatan memperoleh nilai 4 (sangat baik); Menulis di papan tulis judul materi hasil pengamatan memperoleh nilai 4 (sangat baik); Menulis di papan tulis tujuan pembelajaran, hasil pengamatan 43
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 11 ISSN 2354-614X memperoleh nilai 4 (sangat baik); Menjelaskan tentang teknik menulis paragraf dengan mengamati alam sekitar, hasil pengamatan memperoleh nilai 3 (baik), Membimbing siswa menulis paragraf bertema alam sekitar sesuai aspek kepaduan, hasil pengamatan memperoleh nilai 4 (sangat baik); Membimbing siswa menulis paragraf bertema alam sekitar sesuai ejaan yang tepat, hasil pengamatan memperoleh nilai 4 (sangat baik); Membimbing siswa menulis paragraf bertema alam sekitar sesuai aspek kerapian, hasil pengamatan memperoleh nilai 3 (baik); Memberikan penilaian terhadap pekerjaan siswa, hasil pengamatan memperoleh nilai 4 (sangat baik); Menjelaskan dan menyermpurnakan kekurangan dari hasil kerja siswa, hasil pengamatan memperoleh nilai 4 (sangat baik); Memberikan tugas kepada siswa untuk menulis paragraf di rumah, hasil pengamatan memperoleh nilai 4 (sangat baik). Hasil evaluasi siklus 2 juga mencakup tiga aspek dalam menulis paragraf yaitu kepaduan, ejaan, dan kerapian. Adapun hasil evaluasi berupa hasi tes pada siklus 2 mencakup ketuntasan individual dan klasikal siswa pada siklus 2 adalah sebagai berikut. Tabel 2. Hasil Evaluasi Siklus II Aspek Yang Dinilai NO
NAMA
Kepaduan
Ejaan
1
1
Ket
Kerapian
SISWA 2
3 3
2
3
1
Resky
2
Wahyuddin
3
Muh. Ikbal
3
3
4
Erik Saputra
3
3
5
Herianto
2
2
6
Herman
2
2
7
Abd Rahman
2
8
Fatmawati
2
9
Sakinah
2
10
Ernawati
2
11
Siti Aisyah
2
2
1
2
2
3 2 3
Akhir
Tidak Tuntas)
77,7
T
4
44,4
TT
2
8
88,8
T
2
8
88,8
T
7
77,7
T
2
6
66,6
T
2
7
77,7
T
2
6
66,6
T
2
7
77,7
T
2
6
66,6
T
2
7
77,7
T
3
2
(Tuntas&
7
1
3
Nilai
3
2
1
Skor
44
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 11 ISSN 2354-614X 12
Magfirah
2
13
Suryani
2
14
Rifka
2
15
Auliyah
16
Fitriani
17
Eliyana
2 3 2
1 2 3
2
6
66,6
T
2
7
77,7
T
5
55,5
TT
1 3
2
6
66,6
T
3
2
7
77,7
T
7
77,7
T
88,2%
T
3
1
Persentase Ketuntasan Klasikal
Setelah dilakukan observasi dan evaluasi siklus 2, maka refleksi pada siklus 2 ditemukan beberapa hal yakni: 1) Pada tindakan siklus 2, metode yang digunakan media alam, dimana siswa dibawa ke tempat/lokasi yang nyaman dan sejuk dan diberi kebebasan untuk menuangkan ide mereka dengan mengamati alam sekitarnya. 2) Untuk mengetahui tingkat kemampuan secara individual maupun klasikal maka dilakukan observasi dan penilaian dengan menggunakan tiga aspek penilaian keterampilan menulis paragraf yakni (1) kepaduan, (2) ejaan, dan (3) kerapian. 3) Hasil tes yang diperoleh dari penilaian tersebut seperti tertera pada tabel 3 menunjukkan bahwa dari 17 siswa, sudah ada 15 siswa yang tuntas individual, dan 2 siswa yang tidak tuntas. 4) Hal Persentase ketuntasan klasikal siklus 2 telah mencapai 88,2%. Hal ini menunjukkan bahwa ketuntasan telah melampaui target ketuntasan klasikal 70%, sehingga tidak perlu lagi dilanjutkan pada siklus berikutnya. Pembahasan Pada observasi awal ditemukan beberapa hal yang merupakan hasil refleksi untuk tahap tindakan agar keterampilan menulis paragraf di Kelas IV SDN 2 Kombo Kecamatan Dampal Selatan dapat meningkat melalui media alam. Beberapa hal yang menjadi catatan penting adalah sebagai berikut: 1.
Pada prasiklus, metode yang digunakan masih metode konvensional yakni lebih banyak menggunakan metode ceramah
45
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 11 ISSN 2354-614X 2.
Untuk mengetahui tingkat kemampuan siswa maka dilakukan observasi awal dengan menggunakan tiga aspek penilaian keterampilan menulis paragraf yakni (1) kepaduan, (2) ejaan, dan (3) kerapian.
3.
Hasil tes awal yang diperoleh dari penilaian tersebut seperti tertera pada tabel 1 menunjukkan bahwa dari 17 siswa, hanya 4 siswa yang tuntas individual, dan 13 siswa yang tidak tuntas.
4.
Persentase ketuntasan klasikal baru mencapai 23,5%. Hal ini menunjukkan belum mencapai target ketuntasan klasikal minimal 70%.
5.
Dari hasil ini maka tahap selanjutnya adalah menyiapkan langkah-langkah tindakan berupa PTK (Penelitian Tindakan Kelas) berdasarkan alur PTK Suharsimi Arikunto. Dari hasil refleksi Prasiklus, disusun langkah-langkah tindakan dalam setiap
Siklus dengan tahapan perencanaan, observasi, refleksi, dan evaluasi.
Tindakan yang dilakukan guru pada siklus 1 adalah (1) membawa siswa ke tempat/lokasi yang telah ditentukan, (2) memberikan tema paragraf kepada masing-masing siswa, (3) membimbing siswa menulis paragraf dengan memperhatikan aspek kepaduan, ksesuaian ejaan, dan kerapian, dan (4) mengawasi jalanya proses pembelajaran menulis paragraf dengan media alam. Adapun tahapan perbaikan rencana siklus 2, sejumlah tahapan perbaikan yang dilakukan adalah sebagai berikut: (1) Merevisi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang tidak sesuai dengan kegiatan pembelajaran (2) Merevisi skenario pembelajaran agar lebih efektif dan mengena sasaran (3) Kembali ke tempat/lokasi yang tepat untuk melaksanakan pembelajaran (4) Menyiapkan lembar observasi siswa (5) Menyiapkan lembar observasi guru (6) Menyiapkan lembar penilaian. Tindakan yang dilakukan guru pada siklus 2 adalah (1) membawa siswa ke tempat/lokasi yang telah ditentukan seperti pada siklus sebelumnya, (2) memberikan tema paragraf yang lebih bervariasi kepada masing-masing siswa,
46
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 11 ISSN 2354-614X
(3) membimbing lebih intens siswa menulis paragraf dengan memperhatikan aspek kepaduan, kesesuaian ejaan, dan kerapian, dan (4) mengawasi dan membimbing jalanya proses pembelajaran menulis paragraf sebagaimana siklus sebelumnya. IV.
PENUTUP
Kesimpulan
Ada dua bagian dalam kesimpulan ini, yaitu: (1) Deskripsi tentang hasil observasi siswa dan guru, dan (2) deskripsi tentang hasil evaluasi berupa tes awal (prasiklus), (2) hasil tes siklus 1 dan (3) hasil tes siklus 2. Hasil observasi siswa siklus 1 yaitu: 1) Resky mendapat skor 2,3 (Cukup), 2) Wahyudin mendapat skor 1,6 (Kurang), 3) Muh. Ikbal mendapat skor 2 (Cukup), 4) Erik Saputra mendapat skor 2,3 (cukup), 5) Herianto memperoleh skor 2,6 (Cukup), 6) Herman memperoleh skor 2,3 (cukup), 7) Abd. Rahman memperoleh skor 2,1 (cukup), 8) Fatmawati memperoleh skor 2 (Cukup), 9) Sakinah memperoleh skor 2 (cukup), 10) Ernawati memperoleh skor 2,1 (cukup), 11) Siti Aisyah memperoleh skor 2,6 (cukup), 12) Magfirah memperoleh skor 2,1 (cukup), 13) Suryani memperoleh skor 2,6 (cukup), 14) Rifka memperoleh skor 2,5 (cukup), 15) Auliyah memperoleh skor 2,3 (cukup), 16) Fitriani memperoleh skor 2,1 (cukup), dan 17) Eliyana memperoleh skor 2,1 (cukup). Hasil observasi siswa siklus 2 yaitu: 1) Resky memperoleh skor 3,3 (baik), 2) Wahyudin memperoleh skor 2,3 (cukup), 3) Muh. Ikbal memperoleh skor 3 (baik), 4) Erik Saputra memperoleh skor 3,3 (baik), 5) Herianto memperoleh skor 3,1 (baik), 6) Herman memperoleh skor 3 (baik), 7) Abd. Rahman memperoleh skor 3 (baik), 8) Fatmawati memperoleh skor 3 (baik), 9) Sakinah memperoleh skor 2,6 (cukup), 10) Ernawati memperoleh skor 3 (cukup), 11) Siti Aisyah memperoleh skor 3,1 (baik), 12) Magfirah memperoleh skor 2,6 (cukup), 13) Suryani memperoleh skor 3 (baik), 14) Rifka memperoleh skor 3 (baik), 15) Auliyah memperoleh 3 (baik), 16) Fitriani memperoleh skor 2,3 (cukup), dan 17) Eliyana memperoleh skor 2,8 (cukup). Hasil observasi guru pada siklus 1 ada dua aspek yang memperoleh nilai 2 (cukup), dan sembilan aspek yang memperoleh nilai 3 (baik). Sedangkan hasil
47
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 11 ISSN 2354-614X observasi guru pada siklus 2 ada dua aspek yang memperoleh nilai 3 (baik), dan sembilan aspek yang memperoleh nilai 4 (sangat baik). Dengan hasil observasi tersebut dapat disimpulkan bahwa aktivitas siswa dan guru dalam meningkatkan keterampilan membaca siswa kelas IV SDN 2 Kombo menunjukkan peningkatan signifikan. Saran Hasil evaluasi yang diperoleh pada tes awal/prasiklus; dari 17 siswa, hanya 4 siswa yang tuntas individual, dan 13 siswa yang tidak tuntas, jika dipersentasekan baru mencapai 23,5% atau belum mencapai target ketuntasan klasikal 70%. Hasil tes pada siklus 1 menunjukkan; dari 17 siswa, baru 10 siswa yang tuntas individual, dan 7 siswa yang tidak tuntas, atau persentase ketuntasan klasikal baru mencapai 58,8%, atau belum mencapai kriteria ketuntasan minimal; Hasil tes pada siklus 2; dari 17 siswa, ada 15 siswa yang tuntas individual, dan hanya 2 siswa yang tidak tuntas, dan persentase ketuntasan klasikal sebesar 88,2%, atau telah melampaui KKM 70%, sehingga disimpulkan bahwa keterampilan menulis paragraf siswa kelas IV SDN 2 Kombo telah meningkat dan tuntas. DAFTAR PUSTAKA Akhadiah. (1992). Pembinaan Kemampuan Menulis Bahasa Indonesia. Jakarta: Erlangga. Akhadiah, Sabarti dkk. (1993). Bahasa Indonesia I. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional. Arikunto, Suharsimi dkk, (2007). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta: Rineka Cipta. Anderson, J. R. (1983). A Spreading Activation Theory of Memory. Journal of Verbal Learning and Verbal Behavior, 22, 261-295. (Terjemahan: Arsyad). Arikunto, Suharsimi, (2008).Penelitian Tindakan Kelas, Bumi Aksara Arsyad, (2008). Media Pembelajaran (Edisi Revisi); Rajawali Pers
48
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 11 ISSN 2354-614X Arief S. Sadiman, (2010), Media pendidikan: pengertian, pengembangan dan pemanfaatannya, Jakarta: Rajawali Pers Arman, (2011). Penerapan media alam dalam pembelajaran sastra di SD 4 di Mangkoso Kabupaten Maros. Skripsi pada Prodi PGSD FKIP Universitas Negeri Makassar: Tidak Diterbitkan Depdikbud (1988). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Depdikbud Depdikbud, (1996). Metodik Khusus Pengajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar. Jakarta: Direktorat Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah. Depdikbud, (1998). Pedoman Umum Ejaan Yang Di Sempurnakan Dan Pedoman Umum Pembentukan Istilah. Jakarta: Pusat Pembinaan Bahasa. Dick dan Carey dalam Super EL Indonesia Blogger (2014). Media Pembelajaran: (diakses 4 Januari 2015:14.15 Wita). Hamalik, Oemar. (1994). Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara Hasan, Juliani, (2004). Pengaruh alam sekitar terhadap inovasi pembelajaran menulis cerpen di kelas VIII SMP PGRI 1 Minahasa Utara. Skripsi pada FKIP Unsrat Manado: Tidak Diterbitkan. Hadiyanto. (2001). Membudayakan Kebiasaan Menulis. Jakarta: Fikahati Aneska. Muliono, (2007). Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. Jakarta Balai Pustaka Mulyati, (2007). Praktik Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Rosda Karya Moleong, (1996). Metode Penelitian Kualitatif. Jakarta: Pustaka Jaya Nurhadi, (1995). Tata Bahasa Baku Bahasa Membaca Cepat dan Efektif Edisi 3. Bandung: Sinar Baru. Nurhadi. (2009). Pembelajaran Kontekstual. Surabaya: Jepe Press Media Utama. Ramadhan, A, dkk, (2013), Pedoman Penulisan Tugas Akhir Skripsi dan Artikel Ilmiah FKIP Untad. Palu; FKIP Universitas Tadulako: Tidak Diterbitkan Suhendra dan Pien Supinah, (1997). Pembinaan dan pengembangan bahasa Indonesia, Pionir Jaya. Sugiyono, (2010). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif. Jakarta. Alfabetha Suparno, (2005). Konsep Keterampilan Menulis. Yogyakarta: Kanisius
49