Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 8 ISSN 2354-614X
Peningkatan Keterampilan Siswa Menulis Permulaan Melalui Metode SAS di Kelas I SDN Raranggonau Riri Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako ABSTRAK Permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimana meningkatkan Kemampuan Menbaca dan Menulis Permulaan Melalui Metode SAS di kelas I SDN Raranggonau. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui sejauh mana kemampuan siswa kelas I SDN Raranggonau dalam menulis dan membaca permulaan. Untuk mengkaji masalah yang diatas, peneliti melakukan penelitian yaitu suatu bentuk penelitian tindakan kelas yang menggunakan pendekatan kualitatif dan kuantitatif. Subjek penelitian dilakukan di kelas I SDN Raranggonau dengan jumlah siswa 30 orang terdiri dari 19 orang laki-laki dan 11 orang perempuan. Teknik pengumpulan data digunakan melalui observasi dan tes hasil belajar. Data yang dikumpulkan melalui dua siklus dan dianalisis dengan menyertakan sejumlah tabel-tabel frekuensi dan hasil persentase serta penjelasan yang mendasar. Dalam menganalisis data yang telah terkumpul tersebut, peneliti melakukan tiga tahapan, yaitu, reduksi data, penyajian data, kemudian disimpulkan dan diinterpretasikan. Kesimpulan hasil penelitian menunjukkan bahwa dari hasil analisis data, pada siklus I nilai rata-rata siswa 61,11% dengan presentase ketuntasan 60% kemudian pada siklus II meningkat menjadi 88,33% dengan persentase ketuntasan 80%, dengan demikian perolehan nilai rata-rata pada siklus kedua dapat ditingkatkan. Dengan demikian hipotesis dalam penelitian ini dapat diterima. Kata Kunci: Membaca Permulaan, Metode SAS I.
PENDAHULUAN Apabila dicermati, pembelajaran bahasa Indonesia SD merupakan
pembelajaran yang paling utama, terutama di SD kelas rendah (I dan II). Dikatakan demikian, karena dengan bahasalah siswa dapat menimba ilmu pengetahuan, teknologi, seni, serta informasi yang disampaikan dari pendidik. Proses tersebut terjadi sejak awal belajar di sekolah. Mencermati hal ini maka guru sebagai pelaksana dan pengelola pembelajaran di sekolah, dituntut untuk dapat merancang, melaksanakan dan mengevaluasi empat aspek keterampilan berbahasa yang tercakup dalam pembelajaran bahasa Indonesia yaitu membaca, menulis, menyimak dan berbicara.
55
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 8 ISSN 2354-614X
Salah satu aspek keterampilan berbahasa penting yang dipelajari di kelas I adal.ah aspek keterampilan membaca dan menulis yang berkaitan dengan belajar membaca dan menulis permulaan. Dalam pembelajaran belajar membaca dan menulispermulaan sering kali didapatkan bahwa siswa masih sulit menerima dan mempelajarinya bahkan banyak yang mengeluh bahwa pelajaran belajar membaca dan menulis permulaan membosankan, tidak menarik dan sulit untuk dipahami. Berdasarkan data hasil belajar siswa kelas I SDN Raranggonau Kecamatan Sigi Biromaru pada mata pelajaran bahasa Indonesia khususnya materi belajar membaca dan menulis permulaan masih tergolong rendah, menurut data yang diperoleh rata-rata nilai siswa kelas I Raranggonau Kecamatan Sigi Biromaru pada semester ganjil tahun pelajaran 2012/2013 yaitu 5,75 dan nilai rata-rata ulangan harian yaitu 5,50 menunjukkan bahwa hasil belajar siswa pada mata pelajaran bahasa Indonesia khususnya pada materi belajar membaca dan menulis permulaan masih tergolong rendah karena masih dibawah standar minimal 6,0. Rendahnya kemampuan belajar siswa, khususnya kemampuan belajar membaca permulan dapat disebabkan oleh faktor yang berasal dari dalam diri siswa dan faktor yang berasal dari Luar diri siswa. Dalam proses belajar mengajar di sekolah, metode dan media pembelajaran yang digunakan guru merupakan salah satu faktor dari luar diri siswa yang dapat mempengaruhi kemampuan belajar siswa. Kurangnya penggunaan metode dan media pembelajaran yang bervariasi cenderung membuat siswa pasif dalam proses belajar mengajar, dapat membuat siswa merasa bosan sehingga tidak tertarik lagi untuk mengikuti peiajaran tersebut, terlebih lagi belajar membaca dan menulis permulaan berkaitan dengan konsep-konsep abstrak, sehingga pemahamannya membutuhkan daya nalar yang tinggi. Oleh karena itu, dibutuhkan ketekunan, keuletan, perhatian, dan motivasi yang tinggi untuk belajar membaca dan menulis permulaan. Pada umumnya kondisi proses pembelajaran di SDN Raranggonau Kecamatan Sigi Biromaru cenderung menggunakan metode pembelajaran
56
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 8 ISSN 2354-614X
konvensional yakni metode ceramah dan pembelajarannya didominasi oleh guru dan sedikit sekali melibatkan siswa. Pada pembelajaran belajar membaca dan menulis permulaan di SDN Raranggonau Kecamatan Sigi Biromaru, guru kurang menggunakan metode dan media pembelajaran yang bervariasi seperti metode SAS berbantuan kartu kalimat, akibatnya siswa pasif dalam proses belajar mengajar, membuat siswa merasa bosan sehingga tidak tertarik lagi untuk mengikuti pelajaran tersebut. Siswa hanya menyalin apa yang diajarkan oleh guru. Masalah
yang
telah
dikemukakan
di
atas,
mendorong
guru
Raranggonau Kecamatan Sigi Biromaru untuk melakukan perbaikan proses pengajaran. Salah satunya dengan menggunakan metode Struktural Analitik Sintetik (SAS) berbantuan media pembelajaran kartu kalimat melalui penelitian tindakan kelas. Penggunaan metode SAS berbantuan kartu kalimat dapat diterapkan oleh guru dalam mengajarkan belajar membaca dan menulis permulaan ini, karena dapat mendorong keaktifan, membangkitkan minat dan kreativitas belajar siswa agar dapat meningkatkan keterampilan siswa. Berdasarkan pemikiran tersebut, maka penulis mencoba melakukan peneiitian tindakan kelas yang berjudul: "Peningkatan Keterampilan Siswa Membaca dan Menulis Permulaan melalui Metode SAS di Kelas I SDN Raranggonau Kecamatan Sigi Biromaru ". II.
METODE PENELITIAN
Desain Penelitian Desain penelitian tindakan kelas ini mengikuti tahap penelitian, tindakan yang tiap tahap disebut Siklus. Model penelitian ini mengacu padamodifikasi diagram yang dikembangkan oleh Kemmis dan Mc. Targgart dalam (Sukandi 2008:214). Seperti terlihat dalam gambar tiap Siklus dilakukan beberapa tahap, yaitu: (1). Perencanaan, (2), Pelaksanaan (3). Pengamatan, (4). Observasi dan (5).Refleksi.
57
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 8 ISSN 2354-614X
Alur tersebut digambarkan sebagai berikut: Keterangan: 0 : Pratindakan 1 : Rencana tindakan pada Siklus 1 2 : Pelaksanaan Siklus 1 3 : Pengamatan Siklus 1 4 : Observasi Siklus I 5: Refleksi Siklus 1 6 : Pelaksanaan Siklus 2 7 :Observasi pada Siklus 2 8 : Refleksi pada Siklus 2 a : Siklusi b : Siklus2 Gambar 1. Diagram Alur peneitian diadaptasi dari Metode Kemmis dan MC Taggart (Depdiknas 2005) Setting Penelitian / Subjek Peneitian Pelaksanaan penelitian ini dilaksanakan di SDN RARANGGONAU di kelas 1 dengan jumlah siswa 30 orang, yang terdiri dari laki-laki 19 orang dan perempuan 11 orang. Pada mata pelajaran bahasa Indonesia dengan materi membaca dan menulis permulaan, penelitia mi dilakukan secara bersiklusmeliputi 5 tahap: 1) Perencanaan, 2) Pelaksanaan 3) Pengamatan 4) Observasi dan 5) Refleksi Rencana Tindakan Adapun rencana tindakan dalam penelitian iniyaitu sebagai berikut: 1. Perencanaan Dalam perencanaan pembelajaran, hal yang harus dilakukan adalah menyusun skenario pembelajaran, menyiapkan lembar observasi, menyiapkan alat peraga dan mempersiapkan tes evaluasi untuk akhir pembelajaran. 2. Pelaksanaan
58
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 8 ISSN 2354-614X
Pelaksanaan pembelajaran disesuaikan dengan skenario langkah-lakah metode pembelajaran interaktif yang terdiri atas 5 (lima) tahap (faire dan cosgrove dalam zainal: 1994) yaitu: a. Persiapan; guru dan kelas memilih topik dan menemukan informasi yang melatarbelakanginya b. Kegiatan penjelajahan: guru lebih melibatkan siswa pada topik yang sedang dibahas. c. Pertanyaan anak; guru mengundang siswa untuk mengajukan pertanyaan tentang topik yang dibahas d. Penyelidikan;
guru
dan
siswa
memilih
pertanyaan
untuk
dieksplorasi/dikembangkan e. Pelaksanaan; guru melakukan evaluasi untuk memantapkan hal-hal yang terbukti dan memisahkan hal-hal yang masih perlu diperbaiki. 3.
Pengamatan Kegiatan pengamatan dilakukan selama tindakan berlangsung, pengamatan mencakup aktivitas siswa dan dilakukan dengan menggunakanlembar observasi yang telah disediakan, selanjutnya melaksanakan evaluasi dengan menggunakan tes evaluasi yang telah dibuat.
4.
Observasi Cara ini dilakukan selama proses pembelajaran untukmengamati aktivitas siswa dan guru (Peneliti)
5.
Refleksi Pada tahap ini seluruh data dan hasil yang diperoleh dan berbagai sumber, dianalisis dan direfleksikan. Dan hasil yang didapatkan guru akan dapat merefleksikan apakah kegiatan yang dilakukan dapat meningkatkan hasil belajar siswa
Jenis-Jenis Data dan Cara Pengumpulan Data Jenis data yang didapatkan pada penelitian ini adalah data kuantitatif dan data kualitatif. a. Data kuantitatif yaitu data yang diperoleh dari hasil pekerjaan siswa dalam mengerjakan tes belajar (membaca dan menulis)
59
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 8 ISSN 2354-614X
b. Data Kualitatif adalah data yang diperoleh dan hasil observasi aktifitas siswa dan aktivitas guru. Teknik Pengumpulan Data Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan beberapa cara, yaitu: c. Pemberian tes terdiri dari: 1. Tes awal, yaitu tes yang dilakukan untuk mengetahui kemampuan awal siswa melalui membaca dan menulis permulaan yang berkaitan dengan materi yang akan diajarkan pada saat proses belajar berlangsung. 2. Tes akhir, dilakukan setiap akhir tindakan pada saat evaluasi untuk mengukur peningkatan hasil belajar siswa. Teknik Analisa Data Kegiatan analisis data yakni dilakukan sejak mulai pengumpulan data hingga diperoleh suatu kesimpulan tentang masalah yang diteliti untuk memperoleh data sesuai dalam penelitian. Ada 2 (dua) jenis data yang dapat diperoleh daripenelitian ini, yaitu data kuantitatif dan data kualitatif. Analisis Data Kuantitatif Teknik analisa data yang digunakan dalam menganalisis data kuantitatif yang diperoleh darites hasil belajar siswa adalah menggunakan persamaan ketuntasan individu dari persentase ketuntasan klasikal, yaitu: Ketuntasan Individu Siswa dikatakan tuntas belajar secara individu jika nilai yang diperoleh sekuran-kurangnya memperoleh nilai 65 Persentase Ketuntasan Klasikal Tindakan dianalisis secara kuantitatif dengan teknik persentase: a) Untuk mengetahui ketuntasan belajar siswa menggunakan rumus: Ketuntasan individu =
Jumlah Perolehan Siswa
x 100%
Jumlah Skor Siswa
b) Untuk mengetahui ketuntasan klasikal menggunakan rumus: Ketuntasan Klasikal =
Jumlah Perolehan Siswa Jumlah Seluruh Siswa
x 100%
KBK = Ketuntasan Belajar Klasikal Suatu kelas dikatakantuntas jika persentase Klasikal yang dicapai adalah 70 % (Depdiknas: 2004) c) Daya serap Klasikal
60
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 8 ISSN 2354-614X
KDK =
Jumlah Seluruh Skor Perolehan Siswa Jumlah Siswa x skor maksimal
x 100%
Suatu kelas dikatakan tuntas jika persentase rata-rata hasil belajar yang dicapai adalah 65% (SDN RARANGGONAU) Analisis Data Kualitatif Analisis data kualitatif dalam penelitian ini dilakukan sesudah pengumpulan data. Adapun tahap-tahap kegiatan analisis data kualitatifadalah 1) mereduksi data, 2) menyajikan data, dan 3) Verifikasi data/Penyimpulan. (1) Mereduksi Data Mereduksi data adalah proses kegiatan menyeleksi, memfokuskan, dan menyederhanakan semua data yang telah diperoleh, mulai dari awal pengumpulan data sampai penyusunan laporan penelitian. (2) Penyajian Data Penyajian data dilakukan dengan menyusun data secara soderhana ke dalam Label dan diberi nama kualitatif. Sehingga memberikan kemungkinan adanya penarikan kesimpulan. (3) Verifikasi/Penyimpulan Penyimpulan adalah proses penampilan intisari dari sajian yang telah terorganisir tersebut dalam bentuk pernyataan kalimat atau informasi yang singkat dan jelas. Indikator Keberhasilan Kinerja Indikator kinerja keberhasilan penelitian tindakan ini bila anak didik mendapat nilai yang diperoleh sekurang-kurangnya 65 atau melebihi KKM. Dilihat pada aktivitas siswa dalam mengikuti pembelajaran yaitu hasil analisis observasi aktivitas siswa berada dalam kategori baik dan sangat baik (Depdiknas, 2004), dengan kriteria tarafkeberhasilan sebagai berikut: 90%
61
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 8 ISSN 2354-614X
III.
HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian tindakan kelas ini diawali dengan melakukan observasi di kelas
dan tahap persiapan. Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui situasi dan kondisi kelas subyek penelitian adalah 30 siswa. Hasil observasi sebelum penelitian yang dilakukan, diperoleh bahwa 9 siswa yang belum mengetahui lafal, intonasi dan membaca dengan lancar. Selain itu, siswa kurang aktif dalam kegiatan pembelajaran. Hal ini akan dijadikan acuan untuk menentukan rencana tindakan pada refleksi pada tindakan selanjutnya. Perencanaan Tindakan Pada perencanaan tindakan ini, kegiatan yang dilakukan adalah sebagai berikut: 1. Membuat Rencana Pelaksanaan Tindakan Pembelajaran (Lampiran 1) 2. Menyiapkan sarana dan prasarana/skenario pembelajaran (Lampiran 2) 3. Membuat lembar observasi aktivitas guru selama pembelajaran (Lampiran 3) 4. Membuat lembar observasi pembelajaran siswa (Lampiran 4) 5. Mempersiapkan lembar penilaian kemampuan membaca nyaring Pelaksanaan Tindakan Pelaksanaan tindakan mulai pada hari Selasa,30 September 2014 selama dua jam pelajaran (2 x 45 menit) dan berakhir pada hari Rabu tanggal 14 Oktober 2014. Tahapan tindakan ini yaitu pendahuluan, tahap inti, dan tahap akhir, dengan uraian sebagai berikut: Pendahuluan Pada tahapan ini guru/peneliti menyampaikan salam pembuka, mengabsen siswa, memberikan apersepsi, memberikan motivasi, dan menyampaikan tujuan pembelajaran. Tujuan pembelajaran dalam diklus I ini dapat dilihat pada Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (Lampiran 1) Kegiatan Inti Pada tahap ini, peneliti menjelaskan materi tentang membaca dan menulis sesuai RPP. Guru menjelaskan materi tentang cara membaca yang baik dan benar serta memperhatikan tanda-tanda baca dalam pengucapan kalimat dengan menghafal dan intonasi yang tepat kepada siswa membaca dengan lafal dan
62
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 8 ISSN 2354-614X
intonasi yang tepat. Dan menilai kemampuan membaca siswa dengan menggunakan lembar observasi atau tes kemampuan membaca siswa yang terdapat pada lampiran. Penutup Pada tahap ini guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang materi yang belum dipahami, memberikan tugas untuk melatih siswa membaca. Hasil Observasi Ada dua hal yang menjadi focus observasi yaitu observasi aktivitas siswa dan observasi aktivitas guru/peneliti pada saat proses pembelajaran berlangsung. Hasil Observasi Aktivitas Guru Hasil observasi mengenai kegiatan guru dimaksudkan untuk mengetahui tingkat
kemampuan
guru
(peneliti)
dalam
mendesai
dan
menerapkan
pembelajaran bahasa Indonesia di kelas I SDN RARANGGONAU dengan pembelajaran membaca dan menulis permulaan. Adapun instrument penilaian berkaitan dengan pembahasan ini dapat dilihat pada (lampiran 7) Observasi Aktivitas Siswa Observasi
ini
dilakukan
pada
saat
kegiatan
belajar
mengajar
berlangsung, tujuan untuk mengetahui seberapa besar tingkat kemampuan membaca siswa, selanjutnya dilakukan penilaian yang dijadikan pedoman untuk tindakan selanjutnya. Beberapa aspek penilaian meliputi: 1. Kesiapan siswa mengikuti pelajaran 2. Perhatian siswa dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar 3. Motivasi dan minat belajar siswa 4. Aktivitas siswa dalam mengerjakan tugas 5. Keberanian bertanya siswa dengan guru 6. Keberanian menjawab pertanyaan guru 7. Kemampuan membaca siswa dengan lafal dan intonasi yang tepat. Berdasarkan hasil pengamatan dan penilaian yang dilakukan secara serentak, tingkat kemampuan membaca siswa dalam proses pembalajaran khususnya pada Siklus I. hal ini dilakukan dengan observasi yang dimulai dari
63
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 8 ISSN 2354-614X
penilaian kurang 1, bernilai cukup 5,dan bernilai baik 2. Dengan melihat penilaian tersebut di atas dalampembelajaran perlu diperbaiki. Hasil Evaluasi Kemampuan Siswa Membaca dan Menulis pada Siklus I Setelah selesai kegiatan pembelajaran tindakan Siklus I dengan pembelajaran membaca dan menulis melalui metode SAS, kegiatan selanjutnya adalah pemberian tes atau penilaian terhadap kemampuan membaca pada objek penelitian. Adapun instrument penelitian pada kemampuan membaca permulaan siswa adalah bacaan yang terdapat dalam buku bahasaIndonesia untuk SD Kelas I halaman 17 dengan paparan sebagai berikut: Bacaan (wacana) Membaca Kalimat Sederhana -
Nina menyapu halaman
-
Nina menyapu halaman
-
Nina menyapu halaman
-
Ninamenyapu halaman Dari hasil penelitian dapat dilihat tingkat kemampuan membaca siswa,
untuk mengetahui nilai rata-rata kemampuan siswa membaca dan menulis kelas I SDN RARANGGONAUdigunakan rumus: Mean (M) ∑
F. X N
Tabel 1. Hasil Perolehan Nilai Siswa Siklus I No.
Nilai
Frekuensi
F.X
1
5
9
45
2
6
10
60
3
7
8
56
4
8
2
16
5
9
-
-
6
10
1
10
30
∑=187
Jumlah
64
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 8 ISSN 2354-614X
Mean (M) = ∑
F. X 187 x 100% = x 100 = 62,33 N 30
Sebagaimana digambarkan oleh table tersebut hasil perolehan nilai siswa pada evaluasi Siklus I dalam penelitian ini adalah 5 sampai 9,kemudian nilai tertinggi diperoleh siswa adalah nilai 11 diraih 2 orang siswa, sementara nilai terendah 8 orang. Bila diuraikan berdasarkan peringkat, dapat disimpulkan sebagai berikut: Peringkat 1 nilai 10 = 1 orang Peringkat 2 nilai 8
=2 orang
Peringkat 3 nilai 7
= 8 orang
Peringkat 4 nilai 6
= 10 orang
Peringkat 5 nilai 5
= 9 orang
Dengan perolehan nilai rata-rata sebesar 62,33 pada Siklus I dapat disimpulkan sementara tingkat kemampuan membaca dan menulis permulaan siswa kelas I RARANGGONAU dalam pembelajaran bahasa Indonesia masih perlu ditingkatkan. Ditinjau dari standar ketuntasan yang telah ditetapkan, siswa yang mencapai nilai 6 ke atas atau yang dikategorikan berhasil adalah: Mean (M) = ∑
F. X 187 x 100% = x 100 = 62,33 N 30
Pada tabel tersebut, dapat diperoleh gambaran perolehan nilai siswa, persentase terendah 27% pada nilai 7 yang diperoleh 7 orang siswa dan persentase tertinggi 98% pada nilai 10 dengan frekuensi 1 orang siswa. Rencana Tindakan Pada perencanaan ini, kegiatan yang dilakukan adalah sebagai berikut: a. Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (Lampiran 6) b. Menyiapkan sarana dan prasarana pembelajaran c. Membuat lembar observasi aktivitas guru selama pembelajaran (Lampiran 7) d. Membuat lembar observasi pembelajaran siswa (Lampiran 8) e. Mempersiapkan lembar penilaian kemampuan membaca permulaan siswa (Lampiran 9)
65
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 8 ISSN 2354-614X
f. Kegiatan peneliti dan siswa pada saat proses belajar mengajar di sekolah (Lampiran 10) Pelaksanaan Tindakan Berdasarkan hasil tes Siklus pertama menunjukkan kemampuan membaca siswa dalam kategori cukup, dengan perolehan nilai rata-rata 62,33 namun perlu ditingkatkan lagi, agar pencapaian hasil penilaian lebih baik dan sebelumnya, maka upaya yang dilakukan adalah terus mengembangkan teori dan strategi belajar mengajar dan dengan menggunakan media gambar, setelah itu, sama halnya dengan Siklus I guru (peneliti) kembali memberikan tes (kompetensi membaca) kepada siswa untuk mengetahui apakah kemampuan membaca siswa telah meningkat. Dari hasil pelaksanaan tindakan dapat diperoleh gambaran tentang kemampuan guru (peneliti) dalam melakukan proses pembelajaran pada Siklus pertama dan kedua, lewat pengamatan dan penilaian dari teman sejawat. Secara garis besar, hasil penilaian pada Siklus I tidak berbeda dengan hasil pengamatan padaSiklus II, meskipun komponen-komponen yang diamati tidak ada yang mendapat nilai kurang atau sangat kurang, tetapi tetap menjadi acuan dan rekomendasi bagi peneliti untuk terus meningkatkan strategi belajar dan implementasinya di kelas. Hasil pengamatan tersebut juga menjadi bahan evaluasi bagi peneliti untuk melaksanakan tindakan selanjutnya dengan tetap berpedoman pada instrument serta petunjuk peneliti yang ada termasuk bantuan dan seluruh komponen yang ada di sekolah. Observasi Aktivitas Belajar Siswa Sesuai hasil observasi Siklus I, maka peneliti harus melakukan refleksi untuk menindak lanjuti tindakan pada Siklus kedua karena belum mencapai target dani hasil observasi adapun hasil observasi selanjutnya dapat dilihat pada (Lampiran tabel). Dari hasil pengamatan dan penilaian proses pada Siklus dua terjadi peningkatan dalam membaca dan menulis. Dan komponen yang diobservasi tidak satu pun nilai sangat kurang, sementara yang bernilai cukup 4, yang bernilai baik
66
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 8 ISSN 2354-614X
5 dan sangat baik 2. Dengan menilai komponen komponen tersebut dalam pross pembelajaran, mengalami peningkatan pada penilaian cukup baik dan sangat baik. Tabel 2. Hasil Perolehan Nilai Siswa Siklus II No.
Nilai
Frekuensi
F.X
1
5
4
20
2
6
6
36
3
7
11
77
4
8
4
32
5
9
-
-
6
10
5
50
30
∑ = 260
Jumlah
Mean (M) = ∑
F. X 260 x 100% = x 100 = 86,66 N 30
Sesuai data yang ada dalam tabel, hasil perolehan nilai SiklusII adalah 5 sampai 10. Nilai 10 diraih oleh 5orang siswa sementara nilai terendah diperoleh 4 orang siswa yaitu nilai 5,bila diuraikan berdasarkan peringkat, dapat disimpulkan sebagai berikut: Peringkat 1 nilai 10
=5orang
Peringkat 2 nilai 8
=4 orang
Peringkat 3 nilai 7
= 11 orang
Peringkat 4 nilai 6
= 6 orang
Peringkat 5 nilai 5
=4orang
Peringkat nilai rata-rata siswa adalah 86,66 nilai tersebut menjadi bukti bahwa upaya yang dilakukan pada siklus II ini dapat meminimalisirkan kekurangan yang terdapat pada siklus sebelumnya, sekalipun membuktikan bahwa kelas I SDN RARANGGONAU bisa meningkat. Dari hasil yang diperoleh, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran membaca permulaan siswa kelas I SDN RARANGGONAU dinyatakan berhasil
67
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 8 ISSN 2354-614X
dan penguasaan siswa terhadap materi yang disajikan dikategorikan menjadi 86,66 pada Siklus II. Taraf menguasaan materi kemampuan membaca dan menulis permulaan siswa pada Siklus I 187 𝑥 100% = 62,33 30 Sesudah diadakan tindakan kelas SiklusII: 260 𝑥 100% = 86,66 30 Jadi taraf penguasaan siswa terhadap materi yang disajikan naik sekitar 25,2%. Nilai daya serap sebelumnya 62,33% dan dapat ditingkatkan 86,66%. Pembahasan Bahasan Hasil Observasi Aktivitas Guru Berdasarkan hasil penelitian, menunjukkan bahwa penelitian tindakan kelas ini terhadap observasi aktivitas guru pada Siklus I masih perlu ditingkatkan dimana tingkat kemampuan guru (peneliti) dalam mendesain dan menerapkan pembelajaran bahasa Indonesia belum terlaksana secara maksimal. Berdasarkan tabel hasil pengamatan/observasi aktivitas guru pada aspek yang mendapat nilai cukup vaitu kemampuan guru (peneliti) mengkoordinasikan kelas. Bahasan Hasil Observasi Aktiitas Siswa Hasil observasi aktivitas siswa pada Siklus I, dan Sembilan komponen yang diamati/dinilai dalam pembelajaran bahasa Indonesia membaca dan menulis permulaan I SDN RARANGGONAU perlu diperbaiki atau ditingkatkan lagi dimana beberapa aspek atau komponen mendapat nilai cukup yaitu (a) motivasi dan minat belajar siswa; (b) aktivitas siswa dalam mengerjakan tugas; (c) keberanian bertanya siswa dengan lafal dan intonasi yang tepat mendapat nilai kurang. Bahasan Evaluasi Kemampuan Siswa Membaca dan Menulis Berdasarkan hasil tabel pengamatan kemampuan siswa membaca nyaring pada Siklus I, perolehan nilai rata-rata sebesar 62,33 perolehan nilai rata-rata ini disebabkan
masih
banyaknya
siswa
yang
mengalami
kesulitan
dalam
mengucapkan lafal (a) tidak jelas; (b) kurang jelas, intonasi (a) tidak jelas; (b) 68
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 8 ISSN 2354-614X
dipengaruhi dialek dan kelancaran (a) tidak jelas; (b) kata atau kalimat tertentu kurang jelas. Ditinjau dan standar ketuntasan yang telah ditetapkan, siswa yang dikategorikan berhasil membaca permulaan pada Siklus I yang mencapai nilai 6 ke atas Siswa yang dapat membaca permulaan pada Siklus I berjumlah 19 orang siswa dan siswa yang tidak bisa membaca nyaring berjumlah 4 orang siswa. Darihasil tersebut kemampuan membaca dan menulis siswa kelas I SDN RARANGGONAU masih perlu ditmgkatkan. Hasil Evaluasi padaSiklusII Bahasan Hasil Observasi Aktivitas Guru Pada Siklus II hasil observasi aktivitas guru mengalami peningkatan dan Siklus pertama. Peningkatan tersebut, dapat kita lihat pada tabel hasil pengamatan/observasi aktivitas guru, semua aspek yang diamati dapat terlaksana dengan baik. Dalam hal ini, sangat baik sebagai guru, fasilitator, motivator, serta bertindak sebagai pengamat. Peneliti sebagai guru melakukan kegiatan: (a) melaksanakan RPP; (b) menyampaikan tujuan pembelajaran dan lain sebagainya. Guru sebagai fasilitator dan motivator, melakukan kegiatan: (a) memotivasi siswa selama pembelajaran berlangsung dengan cara memberikan latihan membaca kalimat sederhana (b) Membimbing siswa yang masih kesulitan dalam membaca; dan (c) memberikan kesempatan bertanya pada siswa dan memberikan tugas kepada siswa untuk melatih membaca. Bahasan Hasil Observasi Aktivitas Siswa Sementara pada hasil observasi aktivitas siswa juga memberikan hasil yang meningkat setiap pertemuan. Hal ini dibuktikan dari semua aspek yang diamati mengalami perubahan yang sesuai tujuan yang diharapkan, khususnya pada kemampuan membaca siswa yang menunjukkan adanya peningkatan yang sangat baik dimana sebelumnya banyak siswa yang belum mengenali lafal, intonasi, dan belum lancar membaca. Bahasan Evaluasi Kemampuan Siswa Membaca dan Menulis Kemampuan siswa membaca permulaan pada Siklus II meningkat dan pada Siklus I. sesuai data yang ada dalam tabel evaluasi kemampuan membaca kalimat sederhana perolehan nilai rata-rata pada Siklus I adalah 62,33. Pada Siklus
69
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 8 ISSN 2354-614X
II siswa juga mengalami peningkatan dalam taraf penguasaan materi kemampuan membaca 86,6%. Hasil atau nilai tersebut menjadi bukti bahwa upaya yang dilakukan pada Siklus II dapat meminimalisirkan kekurangan yang terdapat padaSiklus sebelunmya. Sehubungan dengan hasil penelitian, dapat dikatakan bahwa peluang keberhasilan belajar membaca tidak hanya dimiliki oleh siwa yang berkemampuan tinggi saja, tetapi siswa yang memiliki kemampuan sedang, dan bahkan untuk siswa yang memiliki tingkat kemampuan rendah juga dapat meraih keberhasilan. Sehingga untuk memperoleh hasil pembelajaran yang optimal, dalarn proses pembelajaran semestinya menggunakan media yang memungkinkan keterlibatan siswa secara maksimal. Kegiatan pembelajaran membaca kalimat sedehana sangat dibutuhkan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. IV.
PENUTUP
Kesimpulan Berdasarkan uraian-uraian yang telah dikemukakan dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Membaca dan menulis permulaan merupakan suatu kesatuan yang terpadu yang mencakup beberapa kegiatan seperti mengenai huruf-huruf dan katakata, menghubungkan dengan bunyi serta maknanya, dan menarik kesimpulan mengenai maksud bacaan. 2. Penggunaan media gambar dalam pembelajaran memudahkan guru (peneliti) melakukan penilaian proses dalam mengikuti pembelajaran. 3. Membaca dan menulis permulaan harus senantiasa menggunaksn media yang sesuai dan tepat karena dengan menggunakan media khususnya media gambar siswa akan merasa senang dan termotivasi untuk belajar, sehingga pembelajaran lebih terkesan dan menyenangkan. Saran Untuk meningkatkan kemampuan membaca, siswa lebih banyak dilatih agar mampu mengucapkan kalimat dengan lafal dan intonasi yang tepat. Ditunjang dengan penggunaan media yang bervariasi dapat meningkatkan motivasi siswa untuk membaca.
70
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 8 ISSN 2354-614X
DAFTAR PUSTAKA Admim 2008. Perkembangan Keterampilan Membaca. Http://www.Melanicyber. com/portal/index.php.?=New&Aksi=yes&aksi=lihat&Id=5 diaskes. pada tanggal 15 Februari 2009 Palu. Asnawir H. Basyirudin (2002). media pembelajaran Jakarta bumi aksara. Farida Rahim, M. Ed (2005). Pengajaran Mebaca di Sekolah Dasar. Hidayat dkk. 1980. Pelafalan kata-kata Mengucapkan bunyi-bunyi bahasa (vocal, dialog dan bahasa sesuai dengan daerah arti kulasinya). Muiti Syarita (2009) Meningkatkan minat membacapermulaan siswa kelas 2 SDN dalaka kecamatan sindue dengan media gambar. (Skripsi)
71