PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA KELAS VIII A DI SMPN 4 PUJUT MENGGUNAKAN STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS)
JURNAL SKRIPSI
DiajukanuntukMemenuhiPersyaratandalamMenyelesaikan Program Strata Satu (S1)PendidikanBahasaSastra Indonesia dan Daerah
Oleh LALU GDE MUHAMAD SUBHAN E1C 113 069
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA, SASTRA INDONESIA DAN DAERAH JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MATARAM 2017
KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS MATARAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN Jl. Majapahit No. 62 Mataram 83125 Telp (0370) 623873 Fax. 634918
HALAMAN PENGESAHAN JURNAL SKRIPSI Jurnal skripsi dengan judul Peningkatan Keterampilan Berbicara Siswa Kelas VIII A Di SMPN 4 Pujut Menggunakan Strategi Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share (TPS) ini telah disetujui oleh dosen pembimbing sebagai salah satu persyaratan untuk mendapat gelar sarjana kependidikan pada program studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia dan Daerah, Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni. Jurnal ini telah diperiksa dan disetujui pada tanggal 6 Juli 2017
Dosen Pembimbing I
Dosen Pembimbing II
(Drs. Suyanu, M.Pd.) NIP.195802151984031001
(Syaiful Musaddat, M.Pd.) NIP.197712312005011003
ii
PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA KELAS VIII A DI SMPN 4 PUJUT MENGGUNAKAN STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATI TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) Oleh: Lalu Gde Muhamad Subhan, Drs. Suyanu, M.Pd., Syaiful Musaddat, M.Pd. PENDIDIKAN BAHASA SASTRA INDONESIA DAN DAERAH FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MATARAM Email:
[email protected] ABSTRAK Penelitian ini dilatarbelakangi rendahnya kemampuan berbicara siswa pada pembelajaran bahasa Indonesia, ini dilihat dari hasil observasi peneliti di SMPN 4 Pujut. Penyebabnya adalah guru kurang inovatif dalam menerapkan model pembelajaran, siswa kurang terampil berbicara, seperti kurang berani, kurang antusias, masih bermalas-malasan, dan kurang leluasa dalam pembelajaran berbicara. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1) bagaimanakah peningkatan keterampilan berbicara siswa kelas VIII A SMP Negeri 4 Pujut menggunakan strategi pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) dari segi proses pembelajaran?; 2) bagaimanakah peningkatan keterampilan berbicara siswa kelas VIII A SMP Negeri 4 Pujut menggunakan strategi pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) dari segi hasil pembelajaran?. Penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang terdiri dari empat tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi dan evaluasi, dan refleksi. Tujuannya untuk mengetahui peningkatkan keterampilan berbicara siswa kelas VIII A di SMPN 4 Pujut. Data dikumpulkan dengan melakukan observasi dan tes. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kemampuan berbicara siswa menggunakan model Think Pair Share (TPS) pada siklus I dari 22 siswa memperoleh nilai rata-rata kelas 76,14 dengan ketuntasan klasikal 68,18%. Kemudian pada siklus II dari 22 siswa memperoleh nilai rata-rata kelas 80,36 dengan ketuntasan klasikal 86,36%. Sehingga dapat disimpulkan bahwa penggunaan strategi pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) dapat meningkatkan kemampuan berbicara pada siswa kelas VIII A SMPN 4 Pujut pada tahun pelajaran 2016/2017. Kata kunci: Keterampilan Berbicara, Strategi Pembelajaran Think Pair Share (TPS).
iii
AN INCREASE SKILL TALK STUDENTS OF CLASS VIII A SMPN 4 PUJUT USING A STRATEGY OF LEARNING COOPERATIVE TYPE THINK PAIR SHARE (TPS) By:
Lalu Gde Muhamad Subhan, Drs. Suyanu, M.Pd., Syaiful Musaddat, M.Pd. PENDIDIKAN BAHASA SASTRA INDONESIA DAN DAERAH FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MATARAM Email:
[email protected] ABSTRACT
This research is motivated by the low speaking ability of students in learning indonesian language, this seen from the result of obeservation research in SMPN 4 Pujut. The cause is a teacher less innovative in apply learning model, students less skilled in speaking, as like less brave, less enthusiastic, still loafing, and less freely in learning talk. The formulation of problem in this study is: 1) how to increase in the skill talk students of class VIII A SMPN 4 Pujut using a strategy of learning cooperative type think pair share (TPS) in terms of the learning process?; 2) how to increase in the skill talk students of class VIII A SMPN 4 Pujut using a strategy of learning cooperative type think pair share (TPS) in terms of the results learning? The study is the research action class (RAC)/(PTK) consisting of four stage is planning, implementation, observations and evalution, and reflection. The goals is to find out increase the skill talk students of class VIII A SMPN 4 Pujut. The data coltected with making observations and test. The results of research shows that the ability to speak students use the model think pair share (TPS) on the cycle of one from 22 students to obtain the value of average the class 76,14 with the provisions classical 68,18%. Then on cycle two frow 22 students to obtain the value of average the class 80,36 with the provisions classical 86,36%. So can be concluded that the use of a strategy learning cooperative type think pair share (tps) it can improve the ability to speak the students of class VIII A SMPN 4 Pujut in the lesson 2016/2017. Key words: Skill Talk, A Strategy Of Learning Think Pair Share (TPS)
iv
serta menyampaikan pikiran, gagasan, dan perasaan. Berdasarkan KTSP, standar kompetensi (SK) yang seharusnya dicapai siswa kelas VIII adalah mengemukakan pikiran, perasaan, dan informasi melalui kegiatan diskusi dan protokoler, mengapresiasi kutipan novel remaja (asli atau terjemahan) melalui kegiatan diskusi. Sedangkan untuk kompetensi dasar (KD) siswa menyampaikan persetujuan, sanggahan, dan penolakan pendapat dalam diskusi disertai dengan bukti atau alasan, mengomentari dan menanggapi kutipan novel remaja (asli atau terjemahan). Indikator pencapaian kompetensi yang diharapkan adalah siswa mampu menyampaikan persetujuan, sanggahan, dan penolakan pendapat melalui diskusi, membawakan acara, mendata, mengomentari, menanggapi, dan mengemuka-kan hal menarik tentang novel. Keterampilan berbicara merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang harus dikuasai siswa. Pembelajaran keterampilan berbicara perlu mendapat perhatian agar siswa mampu berkomunikasi dengan baik. Biasanya siswa lancar berkomunikasi dalam situasi tidak resmi atau di luar sekolah, tetapi ketika mereka diminta berbicara di depan kelas siswa mengalami penurunan kelancaran berkomunikasi. Kurangnya kemampuan berbicara juga terjadi pada siswa kelas VIII A SMP Negeri 4 Pujut. Berdasarkan pengamatan dan sharring ideas dengan bapak Lalu Mahsyarudin, S.Pd selaku guru mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas VIII di SMP Negeri 4 Pujut, sebagian besar (62%) dari 26 siswa kelas VIII A mengalami permasalahan dalam pembelajaran berbicara. Proses belajar-mengajar kemampuan berbicara khususnya pada kompetensi dasar bercerita ternyata kurang berhasil. Hal ini diketahui oleh peneliti setelah melihat daftar nilai siswa pada semester ganjil tahun pelajaran 2016/2017, diketahui bahwa nilai siswa yang mencapai KKM ≥74 (tuntas) diperoleh 10 siswa, nilai ≤73 (tidak tuntas) diperoleh 16 siswa. Mengacu pada hal di
I. PENDAHULUAN Dalam proses belajar mengajar akan terjadi komunikasi timbal-balik atau komunikasi dua arah antara guru dengan siswa atau antara siswa dengan siswa. Semua kegiatan yang terjadi ini merupakan kegiatan berbahasa. Guru bukan hanya sekedar menguasai materi yang diajarkannya, tetapi guru tersebut juga berperan sebagai guru bahasa. Pada prinsipnya tujuan pembelajaran bahasa di sekolah adalah agar siswa terampil berbahasa. Kemampuan berbahasa yang harus dimiliki oleh siswa melalui pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah meliputi empat aspek keterampilan berbahasa, yaitu keterampilan menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Hal ini seperti yang tercantum pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan siswa agar mampu berkomunikasi, baik secara lisan maupun tertulis. Selain untuk meningkatkan siswa agar mampu berkomunikasi, pembelajaran bahasa Indonesia bertujuan untuk mendorong siswa aktif dalam menyerap materi yang disampaikan serta mampu menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar dalam berkomunikasi. Komponen yang paling penting dalam berkomunikasi adalah keterampilan berbicara. Berbicara berarti mengemukakan ide atau pesan lisan secara aktif. Dalam menyampaikan pesan, informasi yang disampaikan harus mudah dipahami oleh orang lain agar terjadi komunikasi yang lancar. Sebagai salah satu keterampilan berbahasa yang bersifat aktif, keterampilan berbicara bukanlah hal yang mudah untuk dikuasai siswa. Penguasaanya membutuhkan latihan yang intensif, bukan hanya menyangkut aspek kebahasaannya tetapi juga aspek nonkebahasaannya. Menurut Tarigan (1981: 15), berbicara adalah kemampuan mengucapkan bunyi-bunyi atau kata-kata untuk mengekspresikan, menyatakan 1
atas dapat disimpulkan bahwa kemampuan siswa dalam aspek berbicara di kelas VIII A masih lemah dan belum mencapai kriteria ketuntasan klasikal (85%) dari banyaknya jumlah siswa di kelas. Masalah tersebut disebabkan ketidakaktifan siswa ketika guru memberikan kesempatan berbicara. Hanya sebagian kecil siswa yang mau tampil berbicara, itu pun hanya memberikan tanggapan sangat minim bahkan tidak merespon sama sekali. Hal tersebut dikarenakan siswa yang kurang terampil dalam berbicara. Dalam hal ini adalah siswa yang kurang memahami topik, siswa yang kurang berani atau malu tampil di depan kelas dan disertai dengan sikap siswa yang malas berbicara. Faktor lain yang menyebabkan rendahnya kemampuan berbicara siswa adalah latar belakang siswa. Latar belakang siswa yang mayoritas dalam keseharian mereka berkomunikasi dengan bahasa ibu (bahasa Sasak) menyebabkan kemampuan berbicara siswa dengan bahasa Indonesia masih kurang baik dan benar sehingga siswa merasa pesimis, takut salah, takut ditertawakan sewaktu tampil di depan temannya. Hal tersebut berdasarkan hasil observasi pertama peneliti di kelas VIII A. Penyebab kesulitan berbicara yang dihadapi oleh siswa juga tidak terlepas dengan adanya metode yang digunakan guru dalam proses pembelajaran. Untuk meningkatkan kemampuan berbicara siswa, seharusnya guru mengurangi teori untuk berlatih (perform). Siswa seharusnya lebih banyak di suruh praktik berbicara sehingga siswa terbiasa tampil berbicara di depan kelas dengan bahasa yang baik dan benar tanpa rasa takut, malu, atau pun grogi. Berdasarkan permasalahan di atas, dapat diketahui bahwa proses belajar mengajar memerlukan strategi pembelajaran yang menyenangkan, mudah dipahami siswa, dan menempatkan siswa sebagai subjek belajar yang tidak hanya menerima secara pasif apa yang
disampaikan oleh guru. Guru harus menempatkan siswa sebagai insan yang secara alami memiliki pengalaman, pengetahuan, keinginan, dan pikiran yang dapat dimanfaatkan untuk belajar, baik secara individu maupun kelompok. Metode pembelajaran yang dipilih guru hendaknya melibatkan siswa berperan aktif dalam proses belajar pembelajaran, agar siswa mempunyai keyakinan bahwa dirinya mampu belajar sehingga dapat meningkatkan kemampuan berbicaranya. Di dalam kelas, siswa harus mampu menerapkan keterampilan berbicaranya. Agar dapat menyampaikan pikiran atau pendapat secara efektif, siswa harus memahami makna segala sesuatu yang ingin dikomunikasikan atau disampaikan. Oleh karena itu, perlu adanya pemecahan yang tepat untuk meningkatkan kemampuan berbicara siswa dalam proses belajar mengajar. Salah satu alternatif yang dilakukan adalah strategi pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS). Alasan peneliti memilih strategi pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) ini adalah: (1) karena dengan strategi ini siswa akan dapat mengatasi rasa malu dan takut yang selalu mengganggu kelancaran berbicara siswa dalam proses diskusi kelompok atau saat berbicara di depan teman-temannya; (2) karena dengan strategi pembelajaran think pair share akan meningkatkan partisipasi siswa untuk aktif latihan berbicara; (3) penerapan strategi Think Phair Share dalam pembelajaran keterampilan berbicara belum pernah dilakukan. Adapun langkah-langkah strategi pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) yang akan diterapkan dalam proses belajar mengajar adalah dengan meminta siswa berpikir secara individual (think), selanjutnya siswa belajar dari pasangan (pair), dan terakhir adalah berbagi atau saling menyampaikan idenya untuk didiskusikan sebelum disampaikan di depan kelas (share).
2
sebagai alat keterangan mengenai apa yang ingin kita ketahui (Margono, 1996: 36). Data kualitatif dalam penelitian ini bersumber dari aktivitas siswa dan aktivitas mengajar guru selama proses pembelajaran, sedangkan data kuantitatif dalam penelitian ini bersumber dari hasil tes atau evaluasi kemampuan berbicara siswa. Data yang diperoleh melalui metode observasi dianalisis dengan melihat ketercapaian indikator tindakan yang disyaratkan, baik dari aspek guru maupun siswa. Begitu pula dengan hasil belajar akhir siswa (keterampilan berbicara) diberikan skor sesuai dengan pencapaian indikator pada setiap aspek yang dinilai. Indikator yang dinilai dalam kemampuan berbicara siswa adalah sebagai berikut.
II. METODE PENELITIAN A. Metode Pengumpulan Data Dalam penelitian ini metode pengumpulan data yang digunakan adalah observasi dan tes. 1. Metode Observasi Observasi yang dilakukan dalam penelitian ini adalah observasi secara langsung, yaitu mengamati langsung proses pembelajaran mulai dari awal sampai akhir pembelajaran. 2. Metode Tes Tes yang dilakukan dalam penelitian ini berupa tes lisan. Tes dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana keterampilan berbicara siswa setelah diterapkan strategi pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS).
Tabel 3.1 Format Penilaian Keterampilan Berbicara Siswa
B. Rancangan dan Langkah-langkah Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK). Karena berupa PTK, penelitian ini terdiri atas beberapa siklus. Masing-masing siklus terdiri atas empat tahap. Adapun tahap pelaksanaan siklus tersebut dapat dilihat pada bagan berikut:
Keterangan: A = Pelafalan B = Intonasi C = Kelancaran D = Kenyaringan suara E = Penguasaan Topik SMi = Skor Maksimum ideal Di bawah ini dipapakan beberapa rumus yang digunakan untuk menghitung hasil belajar berbicara siswa kelas VIII A di SMPN 4 Pujut menggunakan strategi pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share. a.Ketuntasan Individual Setiap individu dalam proses pembelajaran dikatakan tuntas apabila memperoleh nilai KKM ≥ 74. Adapun rumus yang digunakan untuk menentukan nilai ketuntasan individu adalah sebagai berikut:
Adapun teknik analisis data yang digunakan dalam hal ini yaitu metode analisis data kualitatif dan kuantitatif. Analisis Data kualitatif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati, sedangkan data kuantitatif berupa angka-angka 3
NA =
2. Aktivitas guru dikatakan meningkat apabila skor aktivitas guru minimal berkategori baik. 3. Aktivitas belajar siswa dikatakan meningkat apabila skor aktivitas siswa secara klasikal minimal berkategori aktif.
× 100
Keterangan: NA = Nilai Akhir SA = Skor aktual yang diperoleh siswa SMi = Skor maksimum ideal dari tes yang bersangkutan b. Ketuntasan Klasikal Indikator keberhasilan penelitian tindakan ini adalah tercapainya ketuntasan belajar dengan rumus: KK =
III.HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian tindakan kelas ini, dilaksanakan sebanyak dua siklus yaitu siklus I dan siklus II. Tindakan yang dilakukan pada penelitian ini adalah melaksanakan pembelajaran berbicara siswa kelas VIII A di SMPN 4 Pujut menggunakan strategi pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share. Pada setiap siklus, dilaksanakan dalam 4 tahap yaitu: (1) perencanaan tindakan; (2) pelaksanaan tindakan; (3) observasi dan evaluasi; dan (4) refleksi. Pembahasan hasil penelitian ditujukan untuk menemukan jawaban atas permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini. Permasalahan pertama yaitu, bagaimanakah peningkatan keterampilan berbicara siswa kelas VIII A SMP Negeri 4 Pujut menggunakan strategi pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) dari segi proses pembelajaran?. Permasalahan yang kedua yaitu, Bagaimanakah peningkatan keterampilan berbicara siswa kelas VIII A SMP Negeri 4 Pujut menggunakan strategi pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) dari segi hasil pembelajaran?. Adapun hasil peningkatan belajar keterampilan berbicara menggunakan strategi kooperatif tipe Tink Pair Share akan dipaparkan sebagai berikut. a. Peningkatan Proses Aktivitas Guru dari Siklus I ke Siklus II
× 100%
Keterangan: KK= Ketuntasan Klasikal P = Jumlah siswa yang memperoleh nilai ≥74 (KKM) N = Jumlah siswa yang ikut tes c. Nilai Rata-Rata Kelas Nilai yang diperoleh siswa satu kelas, dihitung untuk mengetahui keterampilan berbicara rata-rata kelas tiap siklus dengan menggunakan rumus (Nurkancana, 1990: 174) sebagai berikut: M= Keterangan: M = Nilai rata-rata (mean) ΣfX = Jumlah seluruh skor N = Jumlah siswa yang ikut tes B. Indikator Kinerja Penelitian Tindakan Kelas ini dinyatakan berhasil apabila sebagai berikut: 1. Ketuntasan perorangan yaitu siswa dikatakan telah tuntas belajarnya apabila telah mencapai nilai ≥74 sesuai dengan KKM dan persentase ketuntasan klasikalnya 85% dari jumlah siswa yang mengikuti evaluasi.
4
b. Peningkatan Proses Aktivitas Siswa dari Siklus I ke Siklus II
IV. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan, dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Terjadi peningkatan aktivitas pembelajaran (proses pembelajaran), baik dari aspek guru maupun siswa. Peningkatan aktivitas guru selama penggunaan strategi pembelajaran Think Pair Share dalam pembelajaran Bahasa Indonesia pada pokok bahasan menyampaikan persetujuan, sanggahan atau penolakan pendapat dalam diskusi disertai bukti dan alasan. Hal ini ditandai dengan meningkatnya skor aktivitas guru dari 11,5 dengan kriteria baik pada siklus I menjadi 14,2 dengan kriteria sangat baik pada siklus II. Penggunaan strategi pembelajaran Think Pair Share juga dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa kelas VIII A SMPN 4 Pujut tahun pelajaran 2016/2017. Hal ini terlihat dari meningkatnya aktivitas siswa dari 8,6 dengan kriteria cukup baik pada siklus I menjadi 12 dengan kriteria baik pada siklus II. 2. Terjadi peningkatan hasil belajar berupa peningkatan kemampuan berbicara siswa kelas VIII A SMPN 4 Pujut tahun ajaran 2016/2017. Hal ini terlihat dari meningkatnya nilai rata-rata kelas dari 76,1 pada siklus I menjadi 79,8 pada siklus II dan meningkatnya persentase ketuntasan klasikal sebesar 18,2% dari 68,2% pada siklus I menjadi 86,4% pada siklus II.
c. Peningkatan Hasil Nilai Rata-rata Setiap Aspek Pembelajaran Berbicara
Berdasarkan uraian diatas terlihat bahwa pembelajaran menggunakan strategi pembelajaran Think Pair Share (TPS) dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar. Dengan demikian, pada siklus berikutnya dapat dihentikan serta dapat diambil kesimpilan bahwa penggunaan strategi pembelajaran Think Pair Share (TPS) dapat meningkatkan kemampuan berbicara siswa kelas VIII A SMPN 4 Pujut tahun pelajaran 2016/2017.
5
Penerapannya. Yogyakarta: CV. Aswaja Pressindo. Musaddat, Syaiful. 2015. Panduan PLPG 2015 Materi Penelitian Tindakan Kelas. Universitas Mataram: Kementerian Ristek dan Pendidikan Tinggi Rayon 122 Universitas Mataram. Nurkancana, Wayan, dan Sunartana. 1990. Evaluasi Hasil Belajar. Surabaya: Usaha Nasional. Sumarlin. 2012. “Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Games Tournament (TGT) dengan Media Potografi Untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar IPS pada Siswa Kelas V SDN 3 Gunungsari”. Mataram: FKIP Unram: skripsi tidak diterbitkan. Suyanto. 2004. Teknik Pembelajaran Bahasa dan Sastra. Surabaya: SIC. Tarigan, Henry G. 2015. Berbicara Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: CV. Angkasa. Tarigan, Djago. dan Sulistyaningsih, Lilis S. 1996. Analisis Kesalahan Berbahasa. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Trianto. 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progresif. Jakarta: Fajar Interpratama Offset.
DAFTAR PUSTAKA Al-Tabany, Trianto I. B. 2014. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif, Progresif, dan Kontekstual. Jakarta: Prenadamedia Group. Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Tindakan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta. Haryati. 2013. “Peningkatan Kemampuan Berbicara Melalui Role Playing Pada Siswa Kelas IV Mush’ab Bin Umair SDIT Anak Sholeh Mataram Tahun Pelajaran 2012-2013”. Skripsi tidak diterbitkan. Mataram: FKIP Unram. Isjoni. 2009. Pembelajaran Kooperatif Meningkatkan Kecerdasan Komunikasi antar Peserta Didik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Laeli, Siti A. 2014. “Meningkatkan Kemampuan Berbicara dengan Menggunakan Model Pembelajaran Time Token pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Siswa Kelas V SDN 8 Aikmel Tahun Pelajaran 2013/2014”. FKIP Unram: skripsi tidak diterbitkan. Margono. 1996. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Musaba, Zulkifli. 2009. Terampil Berbicara Teori dan Pedoman
6