PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN MELALUI PEMANFAATAN MULTIMEDIA (Action Research, Kelompok B TK. Kristen Anugerah Jakarta, Tahun 2012)
JO LIOE TJOE PAUD PPs Universitas Negeri Jakarta, Jl. Rawamangun Muka, Jakarta Timur. Email:
[email protected]
Abstract: The aim of this research is to know how the process of the reading instruction through Multimedia in the classroom classically and whether any increase of grade B Kindergarten students capability of early reading after giving reading activities through Multimedia Learning. This research used action research method according to Kemmis and Mc.Taggart that consists of four steps: a) plan, b) action, c) observation, and d) reflection. Then, it was developed again by Jamaris who added the beginning observation as a comparison after the action observation is done, so that the percentage target of the learning achievement could be measured. The result of this research shows that the reading through Multimedia could increase early reading capability of grade B Kindergarten student. The learning process through Multimedia consists of reading letters, words and simple sentences by using the interesting variation of method and strategy instruction. Key Words: improving early reading skills, multimedia learning
Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana proses instruksi membaca melalui Multimedia di kelas secara klasikal dan apakah setiap kenaikan kemampuan membaca awal siswa TK B setelah memberikan kegiatan membaca melalui pembelajaran Multimedia. Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan menurut Kemmis dan Mc. Taggart yang terdiri dari empat langkah: a) perencanaa, b) tindakan, c) observasi, dan d) refleksi, yang dikembangkan lagi oleh Jamarisdengan menambahkan pengamatan awal sebagai pembanding setelah pengamatan tindakan dilakukan, sehingga target persentase prestasi belajar dapat diukur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kemmapuan membaca awal TK B meningkat melalui pemanfaatan Multimedia. Proses pembelajaran melalui Multimedia terdiri dari huruf membaca, kata-kata dan kalimat sederhana dengan menggunakan variasi yang menarik dari metode dan strategi pengajaran. Kata Kunci: meningkatkan keterampilan membaca awal, pembelajaran multimedia
Anak usia dini berada dalam
meliputi upaya stimulasi, bimbingan,
tahap pertumbuhan dan perkembang-
pengasuhan,
an yang paling pesat, baik fisik
pemberian
maupun mental (Suyanto, 2005:7).
yang
Oleh karena itu pada masa-masa usia
potensi
dini
upaya
berkembang secara optimal. Sebab
pendidikan anak usia dini yang
apa yang dialami anak pada masa
perlu
dilakukan
pendampingan kegiatan
pembelajaran
mengembangkan anak
agar
dan
berbagai
anak
dapat
17
JURNAL PENDIDIKAN USIA DINI Volume 7, Edisi 1 April 2013
awal
pertumbuhan
dan
peneliti di Taman Kanak Kanak
perkembangan akan berdampak pada
Kristen
kehidupannya di masa yang akan
bahwa sebagian besar anak-anak
datang.
kelompok B sudah dapat mengenali
Singkatnya,
keberhasilan
Anugerah,
pen-didikan di sekolah itu tergantung
huruf
pada pendidikan usia dini. Hal ini
berkriteria
menunjukkan,
kesulitan
pentingnya
anak
(rerata
menemukan
kelas
baik), dalam
88%
namun
atau masih
membaca
kata
diberikan rangsangan mental yang
(rerata kelas 58% atau berkriteria
baik selama mengenyam pendidikan
kurang
di TK untuk memberi hasil yang
membaca kalimat (rerata kelas 47%
memuaskan.
atau
Pelajaran membaca merupakan
sekali),
berkriteria
Dengan
terlebih
kurang
demikian,
lagi
sekali).
kemampuan
dasar bagi seseorang untuk mengen-
membaca permulaan anak kelompok
yam pendidikan dan sangat menentu-
TK. B masih rendah. Guru yang
kan keberhasilan anak untuk belajar
kurang
pada jenjang pendidikan selanjutnya.
tentang perkembangan anak seakan
Belakangan ini pun banyak sekolah
kurang peka terhadap kesulitan anak
dasar, terutama sekolah dasar favorit
dan terkesan lebih mengutamakan
yang menerapkan persyaratan masuk
percepatan kegiatan belajar untuk
SD harus sudah bisa membaca.
memenuhi
Ironisnya, syarat yang dibebankan
yang
tersebut membuat guru TK maupun
diselesaikan pada waktunya.
orangtua
sibuk.Mereka
mendapatkan
kurikulum
cukup
padat
informasi
pendidikan agar
dapat
lebih
Problematika di atas, mungkin
banyakmengajarkan anak didiknya
dapat mewakilkan realita pendidikan
untuk
di Indonesia. Banyak siswa merasa
membaca
karena
mengharapkan anaknya bisa diterima
sekolah
di SD unggulan. Padahal, kegiatan
menyenangkan,
belajar anak balita harus bersifat
hanya formalitas belaka, guru-guru
kegiatan yang menye-nangkan atau
yang
“belajar tanpa beban”.Berdasarkan
kurikulum yang dipaksakan. Padahal
hasil
sebenarnya ada “Hawa Segar” dalam
observasi
yang
dilakukan
seperti
kurang
penjara,
tidak
membosankan,
professional,
dan
18
Peningkatan Kemampuan… Jo Lioe tjo
metode pembelajaran yang sudah
penerapan
berkembang di beberapa negara maju
permulaan di TK. Selain itu, peman-
di Asia. Metode itu tak lain adalah
faatan
metode
pembelajaran
pembelajaran
dengan
metode
multimedia
membaca
dalam
proses
diharapkan
dapat
memanfaatkan multimedia. Ariani
mem-bangkitkan
merefleksikan
tantangan
minat yang baru, membangkitkan
terbesar peradaban termasuk dunia
motivasi, mem-berikan rangsangan
pendidikan
kegiatan belajar, bahkan membawa
Makin
bahwa
adalah
multimedia
“teknologi”.
dan
dan
pengaruh-pengaruh psikologis pada
diperdalam dalam dunia pendidikan
siswa dan akhirnya berkonsentrasi
kita, maka pendidikan akan menjadi
untuk
sangat prospektif dan sangat siap
pelajaran. Sekaligus peneliti ingin
menghadapi
mengetahui sejauh mana peman-
zaman
dikenal
keinginan
tantangan-tantangan
modern
yang
belajar
dan
memahami
sudah
faatan multimedia ini berperan dalam
memasuki postmodern ini (Niken,
memperbaiki, mempercepat proses
2010: vii-viii). Oleh karena itu,
membaca serta mengembangkan ke-
peneliti tertarik untuk melakukan
mampuan
penelitian
optimal.
tindakan
terkait
membacanya
secara
kemampuan membaca anak usia dini yang
diduga
dapat
ditingkatkan
dengan pemanfaatan multimedia. Hal ini, berdasarkan pada asumsi bahwa anak akan belajar lebih baik jika materi pelajaran disajikan dalam berbagai modalitas. Modalitas yang dilibatkan pada model pembela-jaran multimedia
ini
adalah
(penglihatan), (pendengaran)
visual auditory
dan
perpaduan
keduanya,
diharapkan
mampu
mengatasi
beberapa
kendala
Hakikat Membaca Permulaan Membaca Permulaan berada di tahap awal proses membaca atau proses visual. Sebagai proses visual membaca
merupakan
proses
menerjemahkan simbol tulis kedalam bunyi. Anak mengenal huruf sebagai lambang
bunyi
melalui
proses
visualisasi. Visualisasi sering disebut juga sebagai mental imagery. Mental imagery dapat didefinisikan sebagai penggambaran ulang atas sebuah 19
JURNAL PENDIDIKAN USIA DINI Volume 7, Edisi 1 April 2013
objek yang dilihat. Visual image
Dengan membaca maka seorang
terbentuk
yang
anak dapat mengikuti pelajaran di
dilihat (Solso, Madin dan maclin,
sekolah, dan seorang anak juga dapat
2005:
istilah
membuka jendela pengetahuan dan
proses
dunia yang menjadi bekal bagi
membaca, yaitu recording, decoding
keberhasilannya (Aulia, 2011: 20).
dan meaning. Recording merujuk
Para ahli modern beranggapan bahwa
pada
kalimat,
boleh mengajarkan membaca pada
mengasosiasikannya
anak usia balita, bahkan pada bayi
berdasarkan
291).
komponen
Ada dasar
kata-kata
kemudian
apa
tiga dari
dan
dengan
bunyi-bunyinya
dengan
sistem
sesuai
Menurut
G.
Doman
yang
(2005:6), bayi dan balita dapat
proses
diperkenalkan dengan kata-kata yang
decoding (penyandian) merujuk pada
dituliskan pada kartu yang dikenal
proses
rangkaian
dengan sebutan ‘flash card’.Satu
grafis ke dalam kata-kata. Proses
kartu, satu kata. Satu kartu hanya
recoding dan decoding biasanya
ditunjukkan
berlangsung pada kelas-kelas awal,
sebelum diganti dengan kartu lain.
yaitu SD kelas I, II yang dikenal
Dengan menggunakan metode flash
dengan istilah pembaca permulaan.
card, berarti membuka kesempat-an
Penekanan membaca pada tahap ini
pada anak untuk mulai mengenali
ialah proses perceptual, yaitu pe-
atau
ngenalan korespondensi rangkaian
Prinsip
huruf dengan bunyi-bunyi bahasa.
Gestalt yang memandang bahwa
Sementara itu proses memahami
keseluruhan lebih berarti daripada
makna (meaning) lebih ditekankan di
bagian-bagian (Jamaris, 2010: 191).
digunakan,
tulisan
sekalipun.
sedangkan
penerjemahan
kelas-kelas
tinggi
SD
(Syafi’e,
1999).
selama
membaca ini
kata
sesuai
satu
detik
sejak
dini.
dengan
teori
Senada dengan itu, Sonawat dan Francis (2007: 40), mengakui
Para ahli modern berpendapat
pentingnya belajar membaca lebih
bahwa membaca merupakan suatu
dini dengan mengatakan ‘Readiness
keterampilan yang mutlak harus
is the meaningful interpretation of
dimiliki oleh seorang anak sejak dini.
symbols’. Hal tersebut menyatakan 20
Peningkatan Kemampuan… Jo Lioe tjo
bahwa
membaca
melibatkan
pembaca
dengan
menciptakan
kemampuan untuk menghubungkan
pengalaman baru. Sementara itu,
makna
Rosenblatt
simbol-simbol
menafsirkan
apa
yang
Selanjutnya,
dalam
dan
(1978,
1991)
dibaca.
mengidentifikasi dua sikap pembaca
mendukung
saat membaca teks, yang tergantung
perkembangan melek huruf untuk
pada tujuan mereka untuk membaca:
anak usia dini, karya sastra atau
estetika dan eferen. Ketika pembaca
literatur berkualitas tinggi, termasuk
mengambil sikap estetika dalam
karya-karya naratif dan ekspositoris,
membaca sebuah cerita, puisi, atau
adalah bahan inti yang digunakan
bermain, perhatian mereka bergeser
selama
berbasis
ke dalam dan berpusat pada apa yang
literatur (P.L. Scharer, 1992: 408-
sedang dibuat selama pembacaan
445). Ada beberapa orientasi teoretis
yang aktual: perasaan pribadi, ide,
yang
pembelajaran
dan sikap. Ketika mengambil sikap
membaca berbasis literatur, namun
eferen dalam membaca, perhatian
yang mungkin paling erat terkait
pembaca 'menyempit dalam rangka
adalah
membangun
pembelajaran
mendukung
dengan
teori
‘reader
makna
dan
ide-ide
response’ (McGee, 1992: 529-537).
untuk dipertahankan. Namun, pada
Teori ini mengemukakan adanya
prakteknya pembaca melakukan per-
proses dua arah yang berada dalam
geseran sepanjang kontinum dari
transaksi yang terjadi antara pembaca
sikap estetika ke eferen, sehingga
dan
teks dapat dibaca dengan cara baik.
teks,
di
membangun
mana
sebuah
pembaca
envisionment
(ramalan
masa
depan)
dipandu
oleh
teks.
menggunakan
pribadi Pembaca
pengalaman
Pengertian Kemampuan Membaca Permulaan Menurut
Munandar
sebelumnya untuk memilih gambar
kemampuan merupakan daya untuk
dan
akan
melakukan suatu tindakan sebagai
untuk
hasil dari pembawaan atau latihan
perasaan
memungkinkan
yang dia
membentuk teks, sementara pada
(1999:
17).
saat yang sama teks membentuk
mengemukakan,
Robbin
juga
kemam-puan 21
JURNAL PENDIDIKAN USIA DINI Volume 7, Edisi 1 April 2013
merujuk ke suatu kapasitas untuk
dengan
menyelesaikan berbagai tugas dalam
Convention of print, anak membaca
suatu pekerjaan tertentu (1978: 13).
melalui
Sebelum proses belajar membaca,
Knowledge of letters, kemampuan
maka dasar-dasar kemampuan mem-
anak untuk mengidentifikasi huruf;
baca serta kesiapan membaca perlu
Linguistic awareness, anak dapat
dikuasai anak terlebih dahulu (Aulia,
mengidentifikasi
2011: 29). Hal ini dilakukan agar kita
seperti fonem, silabel, dan kata.;
mengetahui apakah anak sudah siap
Korespondensi phoneme-grapheme,
dalam
anak sudah memahami bagaimana
proses
kemampuan
tersebut, dalam
adapun kesiapan
bahasa
tutur
mereka;
penemu-an
cetak;
unit
linguistik,
mensegmentasikan
dan
membaca yang perlu dikembangkan
mendiskriminasikan beragam suara
adalah
memiliki
bahasa sesuai dengan huruf tertulis;
kemampuan membedakan auditorial;
Emergent reading, anak pura-pura
kemampuan diskrimasi visual yakni
membaca buku cerita, lalu membuat
anak bisa membedakan berbagai
narasi
macam huruf yang ada; Kemampuan
Emergent writing, anak-anak juga
membuat hubungan suara dan simbol
sering pura-pura menulis, nama atau
yang
bahwa
anak
sesuai
dengan
gambar;
menandainya;
Kemampuan
cerita mereka; Motivasi print, anak-
percep-tual motoris;
Kemampuan
anak yang tertarik dalam membaca
bahasa lisan; Membangun sebuah
dan
latar
pertanyaan tentang print atau huruf
belakang
pengalaman;
menulis
atau
mengajukan
Interprestasi gambar; Progresi dari
cetak;
kiri
kemampuan kognitif individu, di
ke
kanan;
merangkai;
Kemampuan
Penggunaan
bahasa
Other
samping
yang
Cognitive
berkaitan
Skill,
dengan
mulut; Pengenalan melihat kata;
bahasa, kesadaran linguistik, juga
Lateralisasi; Koordinasi gerak.
berbagai aspek lain seperti memori
Sedangkan, Lonigan
mencatat
Whitehurst ada
dan
sembilan
komponen emergent literacy, antara
juga
sangat
mempengaruhi
penting
dalam
kemampuan
membaca.
lain Language, anak harus cakap 22
Peningkatan Kemampuan… Jo Lioe tjo
Tahapan Perkembangan
Metode Pengajaran Membaca
Kemampuan Membaca Permulaan
Beberapa metode pengajaran
Ada lima tahap perkembangan
membaca bagi anak usia dini pada
mem-baca (Maryanne Wolf, 2007: 145-156), yaitu
Emerging pre
umumnya, antara lain: 1. Metode
membaca
dasar.
reader, tahap mulai muncul pra-
Menggunakan
pendekatan
membaca, dikenal sebagai kesiapan
keahlian
dan
membaca, terjadi ketika seorang
(basic-skills-and-phonics
anak muda duduk dan mendengarkan
approach)
seseorang membaca kepada mereka;
252). Metode ini umumnya
Novice Reader, pembaca pemula,
dilengkapi
Sebagian
yang
besar
anak-anak
tahu
dasar
fonik
(Santrock,
2007:
rangkaian
disusun
buku
dari
taraf
bahwa kata-kata pada halaman dalam
sederhana hingga taraf yang
buku berarti sesuatu, tetapi tidak
lebih sukar, sesuai dengan
mudah
kemampuan atau tingkat kelas
mengerti
bagaimana
mengubah huruf-huruf ke bentuk
anak- anak.
sandi bermakna. Decoding Reader,
2. Metode fonik. Metode fonik
pembaca sandi, ditandai oleh tidak
menggunakan proses membaca
adanya kesulitan dalam pengucapan
pada
dan penempatan suara yang halus.
(bottom up), menekankan pada
Fluent,
pengenalan kata melalui proses
Comprehending
Reader,
alur
bawah
ke
pembaca fasih, memahami tahapan
mendengar-kan
membaca, di mana anak anak beralih
(Dardjowidjojo, 2003: 305).
dari belajar untuk membaca, menjadi membaca Reader,
3. Metode
bunyi
atas
linguistik. didasarkan
huruf
Metode
untuk
belajar.
Expert
linguistik
pembaca
mahir.
Ketika
pandangan bahwa membaca
pembaca ada pada tahap ini, biasanya
adalah
mereka akan hanya mengambil satu
kode atau sandi. Metode ini
setengah
mengikuti alur atas-ke-bawah
detik
untuk
hampir semua kata.
membaca
(top
proses
atas
down)
memecahkan
dalam
proses
23
JURNAL PENDIDIKAN USIA DINI Volume 7, Edisi 1 April 2013
membaca
(Dardjowidjojo,
menghafal dan mengenali teks
2003: 308).
pada
4. Metode flash card. Dicirikan dengan menunjukkan kartu-
lagu
dengan
mudah
(Aulia, 2011: 77). 7. Metode
membaca
melalui
kartu secepat mungkin pada
game komputer. Sekarang ini
anak. Sebab, faktor kecepatan
banyak game-game komputer
itu menentu-kan keberhasilan
(education
pelajaran
menunjang
daripada
bila
games)
yang
pembelajaran.
diberikan terlalu lamban yang
Salah satunya game ‘abacada’
menim-bulkan kebosanan dan
yang mem-bantu anak belajar
mengurangi
membaca
kegembiraan
(Aulia, 2011: 62-65). 5. Metode
SAS
Analitik
secara
fun
dan
menarik.
( Struktural
Sintetik).
Adalah
Kemampuan Membaca Permulaan
suatu metode yang memulai
Anak Usia Dini, Khususnya di
pengajaran
Taman Kanak-Kanak
dengan
menampilkan struktur kalimat
Karakteristik dan kemampuan
secara utuh dahulu lalu kalimat
anak usia dini dapat ditinjau dari
utuh itu dianalisis dan pada
berbagai ragam teori perkembangan
akhirnya dikembalikan pada
anak, diantaranya teori psikoanalisis
bentuk semula (Supriyadi dkk,
Sigmund Freud, teori kognitif Piaget,
1992: 192).
teori
6. Metode membaca dengan lagu. Metode
ini
menggunakan
kognitif
Vygotsky,
sosial-budaya
teori
pemrosesan
informasi dan teori-teori lainnya.
media lagu yang sangat efektif
Pendekatan
sebagai sarana belajar dengan
dirangkum dalam tiga proses utama
konsep bermain sambil belajar.
dalam perkembangan anak di tingkat
Belajar
yang berbeda-beda
membaca
sambil
teoritis
ini
dapat
yaitu secara:
bernyanyi memberikan kondisi
biologis, kognitif serta sosial-emosi
afektif
(Santrock,
yang
santai
dan
gembira, sehingga anak cepat
biologis,
2007:
43).
kemampuan
Secara membaca 24
Peningkatan Kemampuan… Jo Lioe tjo
permulaan
melibatkan
Anak yang duduk di bangku
modalitas
visual dan auditori anak. Morrow
Taman
(1993: 105), menyatakan bahwa
berusia 4 – 6 tahun. Menurut Piaget,
kemampuan visual meliputi mengerti
anak
arah,
dan
perkembangan
kognitif
perbedaan. Mengidentifikasi warna-
praoperasional
yang berlang-sung
warna,
kata-kata,
antara usia 2 – 7 tahun (Santrock,
memiliki kemampuan melihat, dan
2007: 49). Pada tahap ini, anak –
memperagakan kemampuan a sense
anak mulai melukiskan dunia dengan
of figure ground perception. Di
gambar -gambar. Pemikiran simbolis
samping itu, kemampuan auditori
melam-paui
termasuk
antara
mengenali
persamaan
bentuk-bentuk,
perkembangan
meliputi:
kognitif,
memperlihatkan
kemampuan
berada
umumnya
pada
hubungan
informasi
tahap
sederhana
inderawi
dan
tindakan fisik. Selanjutnya Piaget
dan
menyatakan bahwa dalam fungsi
bunyi-bunyi,
simbolik tahap praoperasional, anak
membedakan
mengidentifi-kasikan
Kanak-kanak
kata,
melambangkan suatu benda dengan
mengidentifikasi bunyi akhir, dan
benda lain (Feldman, 2010:336).
memiliki
mengingat.
Anak dapat melakukan peniruan
Dengan demikian persepsi auditori
yang ditunda (deffered imitation), di
adalah interprestasi otak terhadap
mana peniruan dilakukan setelah
informasi yang kompleks dari indera
benda atau objek yang ditiru sudah
sehingga akan terbentuk pengalaman
tidak
perceptual sebagai respon otak dalam
dilakukan tanpa kehadiran benda
hal ini adalah saraf pendengaran.
aslinya tersebut merupakan salah
Sehingga anak dapat membedakan
satu jenis simbolisasi atau bayangan
bunyi-bunyi yang didengarnya dan
mental (kemampuan akal). Bahasa
juga dipengaruhi oleh pengalaman.
terdiri dari berbagai simbol yang
Ketajaman
nampaknya
dapat terungkap secara lisan maupun
berkembang dengan baik di usia lima
tulisan. Pemerolehan bahasa terjadi
tahun.
pada subtahap pemikiran simbolik
mengenai
rima
kemampuan
auditori
dari
tahap
ada.
Jadi,
peniruan
praoperasional
yang
tersebut, 25
JURNAL PENDIDIKAN USIA DINI Volume 7, Edisi 1 April 2013
sehingga menurut Piaget, bahasa
berfokus
merupakan hasil dari perkembangan
mereka sendiri. Kedua, anak–anak
intelektual secara keseluruhan dan
harus berkomunikasi secara eksternal
sebagai bagian dari kerangka fungsi
meng-gunakan
simbolik.
periode yang lama sebelum transisi
Bahasa berkaitan erat dengan perkembangan
kognisi
terutama
dalam
hal
berpikir.
Lev
Santrock
bahasa
kemampuan
Vygotsky (2007:
mengemukakan dan
anak,
hubungan pemikiran,
dalam
dalam
kemampuan
proses
bahasa
bicara
mental
selama
eksternal
ke
internal berlangsung. Jadi, anak perlu belajar
bahasa
ketrampilan
untuk
mengasah
mereka
dalam
265)
melakukan proses mental seperti
antara
berpikir dan memecahkan masalah,
bahwa
karena
bahasa
merupakan
meskipun dua hal tersebut awalnya
berpikir.
berkembang sendiri–sendiri, tetapi
membaca, yang merupakan salah
pada akhirnya bersatu. Prinsip yang
satu komponen bahasa yang perlu
mempengaruhi penyatuan itu adalah
dipelajari sejak dini. Selanjutnya,
pertama,
mental
Bewall dan Straw (dalam Zuchdi dan
memiliki asal – usul eksternal atau
Budiasih, 1996: 6) membandingkan
sosial.
perkembangan
semua
fungsi
Anak–anak
harus
Demikian
pula
alat
dengan
kognitif
Piaget
perkembangan
bahasa
menggunakan bahasa dan mengguna-
dengan
kannya pada orang lain sebelum
sebagai berikut:
26
Peningkatan Kemampuan… Jo Lioe tjo
Perkiraan Fase-Fase Perkembangan Umur Kognitif Menurut Piaget Lahir – Periode Sensorimotor 2 tahun Anak memani-pulasi objek di lingkungannya dan mulai membentuk konsep 2–7 Periode Praoperasional tahun Anak memahami pikiran simbolik, tetapi belum dapat berpikir logis 7 – 11 Periode Operasional Tahun Anak dapat berpikir logis mengenai benda-benda kongret
Fase-Fase Perkembangan bahasa Fase Fonologis Anak mulai bermain dengan bunyibunyi bahasa, mulai mengoceh sampai menyebutkan kata-kata sederhana Fase Sintaktik Anak menunjuk-kan kesadaran gramatis; berbicara menggunakan kalimat Fase Semantik Anak dapat membedakan kata sebagai simbol dan konsep yang terkandung dalam kata
Tabel 1. Perbandingan Fase Perkembangan Kognitif dengan Bahasa Sedangkan secara sosial-emosi, teori
psikososial
Erikson
sebagian besar rasa bersalah dengan
dalam
cepat digantikan oleh rasa ingin
Santrock (2007: 47) selama tahun
berprestasi; dengan demikian, anak
prasekolah, anak berada pada tahap
pada usia 5 - 6 anak memiliki rasa
perkembangan Inisiatif versus rasa
ingin
bersalah (Initiative versus guilt).
Selanjutnya,
Anak
banyak
rosesan Informasi,para ahli mulai
tantangan, berperilaku aktif, diminta
menarik analogi antara piranti keras
mengembangkan
komputer dengan otak dan antara
menghadapi
lebih
tanggung
jawab
tahu
dan dalam
teori
piranti
rasa bersalah dapat muncul, jika anak
kognitif. Selama masa kanak-kanak
tidak bertanggung jawab dan dibuat
awal, kemampuan anak dalam hal
merasa
perhatian
cemas.
Namun,
komputer
Pem-
dan meningkatkan inisiatif. Meski
sangat
lunak
berprestasi.
serta
dengan
kecepatan
dan
Erikson memili-ki pandangan positif
efisiensi anak memproses informasi
terhadap tahap ini. Ia percaya bahwa
meningkat;
dan
mereka
mulai 27
JURNAL PENDIDIKAN USIA DINI Volume 7, Edisi 1 April 2013
membentuk ingatan jangka panjang
digunakan
(Feldman, 2010: 349).
menanggapi
individu
dalam
lingkungan
mereka.
Hal yang sangat terkait dengan
Kognitivisme membahas bagaimana
upaya untuk mengadopsi berbagai
orang-orang berpikir, menyelesaikan
teori tersebut diatas adalah dalam
masalah, dan membuat keputusan.
rangka
kualitas
Para kognitivis menciptakan sebuah
pembelajaran, yaitu untuk upaya
model mental dari ingatan jangka
perancangan atau pemilihan media
pendek dan ingatan jangka panjang.
pembelajaran. Cara guru memandang
Informasi baru disimpan di ingatan
peran teknologi dan media dalam
jangka pendek, dimana informasi
ruang kelas sangat bergantung pada
baru
keyakinan
mereka
tentang
akhirnya siap disimpan di ingatan
bagaimana
orang-orang
belajar.
jangka
Beberapa
perspektif
meningkatkan
psikologi
itu
diulang-ulang
panjang.
hingga
Selanjutnya,
Konstruktivis
Perspektif.
mengenai belajar secara singkatnya
Konstruktivisme merupakan gerakan
dapat
yang melampaui keyakinan para
ditinjau
dari
Behavior
Perspektif. Salah satu pendukung
kognitivis.
behaviorisme, B.F. Skinner, 1950,
bahwa para siswa menempatkan
mendasarkan teori belajarnya, yang
pengalaman
dikenal sebagai teori penguatan yang
pengalaman mereka sendiri, dan
menyatakan
latihan
bahwa tujuan pengajaran adalah
memperkuat respons terhadap sebuah
bukan untuk mengajarkan informasi
stimulus. Hasilnya yaitu kemunculan
tetapi menciptakan situasi sehingga
instruksi dibantu-komputer. Namun
para
para
menolak
informasi bagi pemahaman mereka
berspekulasi mengenai apa yang
sendiri. Peran pengajaran adalah
terjadi secara internal ketika belajar
memberikan para siswa cara-cara
berlangsung.
dari
untuk menyusun pengetahuan, bukan
Perspektif.
untuk membagi-bagi fakta. Dan,
pendekatan
bahwa
behavioris
Sedangkan Kognitif
siswa
Mereka
belajar
bisa
berpendapat
sebagai
menafsirkan
Psikolog kognitif, Jean Piaget (1977)
Perspektif
menelusuri
Merupakan persepktif mapan lainnya
proses
mental
yang
Psikologi
Sosial.
28
Peningkatan Kemampuan… Jo Lioe tjo
dalam kajian mengenai belajar dan
digraph sound ( ai – train, say, cake,
mengajar. Psikolog sosial memu-
vein), mempelajari pandangan sekilas
satkan pada efek organisasi sosial
kata (puzzle words), menggunakan
dalam ruang kelas terhadap belajar.
kartu indah dan dua huruf yang dapat
Apa itu struktur kelompok dari kelas
dipindahkan dengan warna yang
belajar mandiri, kelompok kecil, atau
berbeda-beda untuk mengeksplorasi
kelas
kata
secara
keseluruhan?
Para
dan
bagiannya
peneliti berpendapat bahwa belajar
words,
kooperatif lebih efektif dan lebih
prefixes, suffixes) (Fees, 2010: 117).
menguntungkan
Sedangkan
secara
sosial
plurals,
(compound
word
families,
Holdaway,
ketimbang belajar kompetitif dan
memperkenalkan pendekatan belajar
individualistik (Smaldino, dkk, 2011:
membaca dengan Buku Besar yang
12-14).
dilandasi
Kegiatan
pembelajaran
oleh
language.
filosofi
Whole
whole language
membaca seperti di ruang kelas
mengajarkan bahwa pembelajaran
Montessori, biasanya dilakukan guru
bahasa yang meliputi kecakapan
dengan me-nulis di atas sebuah
mendengar, berbicara, membaca dan
kertas
anak
menulis tidak dapat diajarkan secara
anak
terpisah
sementara
memperhatikan.
Ketika
melainkan
harus
secara
mengetahui caranya, mereka memilih
bersama-sama dan saling menopang
kartu dengan kode warna tertentu.
satu sama lainnya (Miller, 1991: 7).
Namun,
sering kali anak ingin
Seperti yang terimplisit di atas,
kartu-katanya
maka ada beberapa faktor yang
sendiri. Kegiatan membaca kata
mempengaruhi kemampuan bahasa
tersebut,
anak
menulis label
benda
dan
seperti:
yang
ada
memberi
termasuk
menumbuhkan
lingkungan
kembangkan kemampuan membaca
sekitar, label kualitas suatu benda,
anak usia dini. Adapun, faktor-faktor
label pada suatu set gambar yang
tersebut
menurut
digunakan
Francis
(2007:
untuk
di
label
memperkaya
Sonawat 11-14)
dan adalah
kosakata, membaca kartu atau buku
Maturity, tingkat kematangan mene-
kecil untuk belajar mengeja tiap
tapkan batasan untuk pertumbuhan 29
JURNAL PENDIDIKAN USIA DINI Volume 7, Edisi 1 April 2013
bahasa
dan
stimulasi
Personal
bahasa;
bekerja dengan anak-anak, dia harus
seperti:
membantu
dengan
mengembangkan
Factors,
kecerdasan
yang
berbagai
terkait
variasi
intelektual,
jenis
menunjukkan
setiap
anak
untuk
kefasihan
dan
pengembangan
kewajaran
kelamin
kemampuan untuk berbicara dengan
anak
yang
perempuan
jelas
dalam
dalam
ekspresi,
suara
yang
biasanya melebihi anak laki-laki dan
menyenangkan dengan kontrol yang
penyakit
yang
baik
memberi
pengaruh
kondisi
fisik
berke-panjangan
yang
perkembangan
negatif
dari
buruk
pada
bahasa;
Family
untuk
volume
memperbaiki
dan
nada,
penggunaan
dari
kebiasaan yang salah, belajar tata bahasa
secara
bertahap,
members, cara bicara orangtua dan
menggunakan bahasa sebagai alat
minat
sosial
dalam
membaca
percakapan
dapat
kebiasaan
bahasa
dan
dan
mengembang-kan
mempengaruhi
kemampuan untuk memberi nama,
anak;
menggambarkan
Travel
dan
Experience, pengembangan konsep
mengklasifikasikan
di mana simbol komunikasi dapat
umum di sekitarnya. Guru dapat
melekat sebagian besar adalah salah
berbicara dengan satu anak saja dan
satu
memberikan
pengalaman
langsung
pribadi
melalui
yang
perjalanan
di
sekitar lingkungan; Teacher, nada suara, cara berbicara dan kosakata guru
mempengaruhi
kualitas
benda-benda
kesempatan
untuk
menyebutkan apa yang dia lihat, dengar atau rasakan. Maka dapat disimpulkan bahwa anak-anak usia dini, khususnya di
instruksi percakapan. Suara keras,
Taman
nyaring
dapat
potensi untuk menjadi pembaca yang
sebaliknya
suara
termodulasi membantu
mengganggu
dengan
memiliki
lembut
yang
baik. Tahap perkembangan yang
baik
dapat
memung-kinkan simbol-
of
the
memberi kesempatan untuk cepat
Nursery, suasana ruang anak harus
belajar dan mengasah ketajaman
mendukung.
berpikir.
The
untuk
mereka mengerti
menjadi
rileks;
anak
Kanak–kanak
atmosphere
Sebagaimana
guru
simbol
dalam
Anak-anak
bahasa
sebagai 30
Peningkatan Kemampuan… Jo Lioe tjo
pembaca awal umumnya memiliki
Russell (2011: 7) mengklasifikasikan
kesadaran fonemis yang cukup baik
enam kategori dasar media yaitu
dan sangat berguna dalam proses
Teks,
membaca. Untuk itu, diperlukan
alfanumerik
adanya pemilihan metode yang tepat
ditampilkan dalam format apapun –
dengan harapan anak dapat belajar
buku, poster, papan tulis,
membaca dengan efektif.
komputer, dan sebagainya; Audio,
merupakan
mencakup Hakikat
Multimedia
Dalam
Media, perantara sarana
bentuk
jamak
(medium),
komunikasi.
yang
apa
mungkin
saja
layar
yang
bisa
didengar – suara orang, musik, suara mekanis,
Pembelajaran
karakter
suara
berisik,
dan
dari
sebagainya; Visual, meliputi diagram
merupakan
pada sebuah poster, gambar, foto,
Berasal
dari
kartun dan sebagainya; Video, media
bahasa Latin medium (antara), istilah
yang
ini merujuk pada apa saja yang
termasuk
membawa
pesan
animasi komputer, dan sebagainya;
antara sebuah sumber dan sebuah
Perekayasaan, bersifat tiga dimensi
penerima. Pesan berupa isi ajaran
dan bisa disentuh dan dipegang oleh
yang ada di kurikulum dituang-kan
siswa; terakhir orang-orang, bisa
oleh guru atau sumber lain kedalam
berupa guru, siswa, atau ahli bidang
media dalam bentuk-bentuk simbol
studi. Di dalam setiap kategori ini
komunikasi baik simbol verbal (kata-
terdapat banyak jenis format media.
informasi
atau
kata lisan atau tertulis) maupun simbol
non
verbal
atau
visual.
menampilkan
Lalu, Istilah
DVD,
apa
gerakan,
rekaman
itu
“multimedia”
video,
multimedia? bisa
punya
Selanjutnya penerima pesan (bisa
makna berlainan bagi lain orang.
siswa
menafsirkan
Bagi sejumlah orang, multimedia
simbol-simbol komuni-kasi tersebut
berarti seseorang duduk di terminal
sehingga diperoleh pesan. Tujuan
komputer. Bagi sekalangan orang
dari
lain,
atau
media
memudahkan belajar.
guru)
adalah komunikasi
Smaldino,
Lowther
untuk
multimedia
bisa
berarti
dan
presentasi “live” saat sekelompok
dan
orang duduk dalam suatu ruangan 31
JURNAL PENDIDIKAN USIA DINI Volume 7, Edisi 1 April 2013
sambil memandang gambar-gambar
yang digunakan dalam proses pem-
dalam
belajaran,
satu
layar
lebar
dan
pembelajaran
diartikan
mendengar musik atau suara lain dari
sebagai
proses
pembicara. Menonton video di layar
lingkungan
yang
televisi juga bisa disebut sebagai
terjadinya proses belajar dengan
pengalaman
menata
multimedia.
Bahkan,
penciptaan memungkinkan
unsur-unsurnya
sehingga
lingkungan berteknologi rendah, mis:
dapat mengubah perilaku siswa.
presentasi “chalk and talk” atau
dengan kata lain untuk menyalurkan
menggunakan
pesan (pengetahuan, ketrampilan dan
saat
overhead
projector
menyampaikan
kuliah.
sikap)
serta
dapat
merangsang
Akhirnya, bentuk paling dasar bagi
pikiran, perasaan, perhati-an dan
multimedia adalah text-book yang
kemauan
terdiri dari teks dan ilustrasi yang
secara sengaja proses belajar terjadi,
tercetak pada buku. Namun, Mayer
bertujuan dan terkendali.
(2009:
3)
mem-batasi
“multimedia”
sebagai
yang
belajar
sehingga
definisi presentasi
materi dengan meng-gunakan katakata sekaligus gambar-gambar. Yang
Teori Kognitif tentang Multimedia Learning Pesan-pesan multimedia yang
adalah
dirancang seiring dengan tata cara
materinya disajikan dalam verbal
otak manusia akan lebih mengarah
form, misalnya menggunakan teks
ke pembelajaran yang penuh makna,
kata-kata
atau
dibandingkan dengan yang tidak
terucapkan. Yang dimaksud dengan
seiring kerja otak manusia. Mayer
‘gambar’ adalah materinya disajikan
(2009:65-79), mengemukakan ada
dalam pictorial form. Hal ini bisa
tiga asumsi yang mendasari teori
dalam bentuk menggunakan grafik
kognitif tentang multimedia learning,
statis (ilustrasi, grafik, foto, dan peta)
yakni Asumsi Saluran ganda (dual-
atau menggunakan grafik dinamis
channel assumption) beranggapan
(animasi dan video).
bahwa manusia memiliki saluran
dimaksud
‘kata’
yang
disini
tercetak
Multimedia Pembelajarandapat diartikan sebagai aplikasi multimedia
terpisah untuk memproses informasi visual
dan
informasi
auditori. 32
Peningkatan Kemampuan… Jo Lioe tjo
Konsep
ini
sangat
dengan
teori
diasosisikan
dual-coding
karya
gambar-gambar. Agar pembelajaran penuh makna (meaning-ful learning)
Paivio (1991:149-210) dan model
terjadi
memori kerja karya Baddeley (1992:
multimedia, orang yang belajar harus
556-559); Asumsi Kapasitas terbatas
terlibat
(limited-capacity)
kognitif:
beranggap-an
dalam
ke
lingkungan
dalam
lima
proses
bahwa manusia punya keterbatasan
1. Memilih kata-kata yang relevan.
atas jumlah informasi yang bisa dia
Dimulai dari pesan verbal yang
proses dalam masing-masing saluran
masuk ke telinga sebagai input
pada waktu yang sama; Asumsi
orang
Pemrosesan aktif (active processing)
karena ada keterbatasan kapasitas
beranggapan bahwa manusia adalah
pada saluran verbal maka tidak
procesor aktif yang berusaha untuk
semua informasi verbal yang
menalar dan memasukakalkan setiap
masuk dapat diproses, jadi hanya
presentasi
Proses
pesan verbal yang terpilih yang
meliputi
disebut basis suara yaitu suatu
kognitif
multimedia. aktif
memberikan
ini
perhatian,
menata
yang
belajar,
representasi
mental
namun
dalam
dan
memori kerja verbal tentang
memadukan antara informasi yang
kata/frasa yang terpilih. Proses
masuk dengan pengetahuan lainnya.
kognitifnya
informasi
yang
masuk,
disebut
selecting
relevant words. Lima
Langkah
Kognitif
Dalam
Tentang
Teori
Multimedia
Learning
digambarkan
di
atas,
selanjutnya, Mayer mendefinisikan lingkungan
multimedia
sebagai
lingkungan yang materinya disajikan dalam
lebih
relevan. Hal yang sama terjadi dalam saluran visual, dimana
Berdasarkan tiga asumsi yang sudah
2. Memilih gambar-gambar yang
dari
satu
format,
misalnya dalam kata-kata dan dalam
pesan pictorial dari multimedia ditampung
sementara
dalam
memori sensori visual sebagai inputnya, dan outputnya adalah basis citra visual yaitu suatu representasi
mental
dalam
memori kerja terhadap gambar 33
JURNAL PENDIDIKAN USIA DINI Volume 7, Edisi 1 April 2013
yang sudah dipilih karena adanya keterbatasan
gambar-gambar
Inputnya
kognitif perubahan ini disebut
landasan
citra
selecting relevant images.
gambar yang terpilih dan
kata-kata
Proses
Menata terpilih.
3. Menata
kapasitas.
4.
terpilih.
outputnya
gambar-
model
pictorial
Inputnya adalah basis suara
yaitu
representasi
dari
yang
koheren/
kata-kata/frasa
yang
adalah
mental
terstruktur
terpilih, lalu outputnya adalah
dalam memori kerja orang itu
model verbal yaitu suatu
terhadap
representasi
yang
mental
yang
gambar-gambar sudah
ia
pilih
koheren / terstruktur dalam
sebelumnya. Proses kognitif
memori
kerja
dalam perubahan ini disebut
Proses
kognitif
perubahan
ini
seseorang. dalam adalah
organizing selected words, dimana orang membangun hubungan diantara pilahanpilahan pengetahuan verbal dan
membangun
sederhana.
organizing selected images.
struktur
5. Memadukan representasi berbasis kata dan representasi berbasis gambar.
Merupakan
terpenting
dalam
learning,
yaitu
langkah
multimedia memadukan
antara represntasi berbasis kata
Gambar 1. Saluran auditory/ verbal (warna biru) dan saluran visual/pictori (warna jingga) dalam teori kognitif tentang multimedia learning 34
Peningkatan Kemampuan… Jo Lioe tjo
dan representasi berbasis gambar.
4. Pesan-pesan multimedia yang
Inputnya adalah model verbal
dirancang
dan model visual yang sejauh ini
akan memberi pengaruh dan
sudah dikonstuksi, dan outputnya
bisa meningkatkan proses ini
adalah
dalam sistem kognisi siswa.
model
terpadu
yang
didasarkan pada hubungan antara dua
representasi,
melibatkan
juga
koneksi
bisa
dengan
dengan
hati-hati
5. Multimedia effect, konsisten dengan
teori
kognitif
multimedia learning. Dimana
pengetahuan - pengetahuan yang
pembelajaran
sudah
yang
mendalam terjadi saat siswa
jangka
bisa memadukan representasi
ada
diambil
sebelumnya
dari
panjang.
memori
Proses
kognitifnya
disebut intergrating.
dan
lebih
representasi
pictorial dari pesan yang sama.
Prinsip dan Implikasi Multimedia
Strategi-strategi Multimedia Learning
Learning 1. Prinsip
verbal
akan
multimedia
adalah
murid bisa belajar lebih baik dari kata-kata dan gambargambar daripada dari kata-kata
Strategi
2. Pekerjaan guru tidak hanya menyajikan materi namun juga membimbing
pemrosesan
kognitif para murid atas materi
yang
dipilih guru mempengaruhi hasil belajar
siswa.
merencanakan lingkungan
saja.
pengajaran
Para
guru
dan belajar
harus
mengatur untuk
memastikan bahwa siswa mereka tertantang berhasil (Kuhn & Udell, 2001:261-264).
Berikut
beberapa
strategi pengajaran yang berpusat pada guru (Smaldino, 2010: 30-39):
yang disajikan. 3. murid-murid
diharapkan
membangun
representasi
verbal
dan
representasi
pictorial
lalu
membang-un
hubungan diantara mereka.
Presentasi,
sebuah
sumber
menyajikan, mendramatisasi, atau menyebarkan pemelajar;
informasi
kepada
Demontrasi,para
pemelajar melihat contoh nyata atau 35
JURNAL PENDIDIKAN USIA DINI Volume 7, Edisi 1 April 2013
actual dari sebuah ketrampilan atau
penelitian,
prosedur untuk dipelajari;
pemanfaatan
dan
Praktek,
Latihan
dirancang
menunjukkan
bahwa
multimedia
dalam
untuk
pembelajaran memberikan dampak
menyegarkan kembali/meningkatkan
positif dalam meningkatkan kualitas
penguasaan
pendidikan. Hal ini didasarkan pada
pengetahuan
konten
spesifik; Diskusi,pertukaran gagasan
Multi
& opini di antara para siswa-guru.
perpaduan antara teks, gambar nyata,
Diskusi dipimpin oleh guru dengan
atau grafik; Animasi,
mengajukan pertanyaan-pertanyaan;
untuk
Permainan,memberikan
membantu
peserta
didik
untuk
kompetitif yang didalamnya para
menangkap
konsep
materi
yang
pemelajar mengikuti aturan yang
disampaikan;
telah ditetapkan. Dengan melakukan
Sensorik,
per-mainan,
dimungkinkan
para
lingkungan
siswa
mulai
Bentuk
menarik
berbagai
situasi tertentu.
mendapatkan
Pembelajaran Menurut
(1983),
pemanfaatan merupakan komponen dari model sistem pembelajarannya yang
disebut
utilisasi.
Utilisasi
(pemanfaatan) merupakan satu tugas pembelajaran membantu belajar.
(guru)
dalam
memper-mudah
Selanjutnya,
Seels
siswa dan
Richey (2002: 50) mendefinisikan pemanfaatan adalah aktivitas menggunakan proses dan sumber untuk belajar.
Dari
berbagai
hasil
dan
Saluran
didik
sangat
menggunakan sensorik
berbagai materi;
dan variasi
Pembelajaran
Non Linear, peserta didik hendaknya menambah
Heinich
Multi
saluran
pemaparan
digunakan
perhatian
peserta
mengenali pola yang ada dalam
Pemanfaatan Multimedia Dalam
Representasi,
pengetahuan
dan
keterampilan dari berbagai sumber eksternal;
Interaktivitas,
memungkinkan bagi siapapun untuk eksplore dalam menunjang kegiatan pembelajaran yang memberi dampak positif bagi kedua belah pihak (guru & murid). Berdasarkan analisis teori di atas, bahwa: 1. Kemampuan
membaca
permulaan anak usia dini berhubungan
dengan 36
Peningkatan Kemampuan… Jo Lioe tjo
modalitas, minat, dan kognitif
Jakarta Pusat, pada semester II
dalam
pelajaran 2011/2012, yang dimulai
mengingat
bentuk
simbol-simbol dan bunyinya; dan
menafsirkan
makna,
dikaitkan dengan; 2. Kemampuan
pada Februari 2012. Metode
penelitian
yang
digunakan adalah Action Research. multimedia
Penelitian ini menggunakan model
dalam menghasilkan gambar,
yang
teks, suara, bahkan animasi/
Lewin didasarkan atas konsep pokok
gambar
bahwa penelitian tindakan terdiri dari
yang
bergerak,
diharapkan
mampu
dikem-bangkan
empat
komponen
oleh
pokok,
Kurt
yaitu:
membangkitkan minat dan
Perencanaan (Planning); Tindakan
memberi
bagi
(Acting); Pengamatan (Observing);
anak dalam mengingat bentuk
Refleksi (Reflecting). Desain dalam
simbol-simbol
suara;
penelitian ini mengikuti prosedur
serta mengkonstuksi makna.
kerja dari Kemmis dan Mc Taggart,
Maka, pemanfaatan teknologi
yang
multi-media
Jamaris (2006), yang menambahkan
kemudahan
dan
bisa
menjadi
dikembangkan
sebuah terobosan baru atau
‘observasi
inovasi di dunia pendidikan
perbandingan
pada umumnya, khususnya di
tindakan
pada
TK. Kristen Anugerah.
sehingga
prosentase
awal’
lagi
sebagai
setelah
oleh
data
dilakukan
observasi
akhir,
pencapaian
target pembelajaran dapat terukur. METODE PENELITIAN Secara umum bertujuan untuk berusaha mengumpulkan data apakah kegiatan belajar mengajar (KBM) membaca melalui multimedia dapat meningkatkan kemampuan membaca permulaan anak TK kelompok B. Penelitian
ini
dilaksanakan
di
kelompok B, TK. Kristen Anugerah,
Subjek/Partisipan yang Terlibat dalam Penelitian Subjek yang terlibat dalam penelitian
ini
ialah
28
anak
kelompok B – Taman Kanak-kanak Kristen Anugerah, Jakarta Pusat, terdiri dari 11 anak laki-laki dan 17 anak perempuan. Adapun pemilihan 37
JURNAL PENDIDIKAN USIA DINI Volume 7, Edisi 1 April 2013
kelompok TK. B dilakukan karena
Pengembangan
kelompok
B
memiliki
Asesmen Kemampuan Membaca
kesiapan
membaca
(reading
Permulaan
sudah
Berdasarkan sintesis teoritik
readiness) dan untuk meningkatkan kemampuan
membaca
permulaan
Instrument
maka
secara
konseptual
dapat
siswa yang akan naik ke jenjang
dikemukakan bahwa yang dimaksud
pendidikan berikutnya, tingkat SD.
dengan
Partisipan
permulaan adalah suatu kemampuan
dalam
penelitian
ini
kemampuan
membaca
adalah kepala sekolah dan guru-guru
yang dimiliki anak untuk dapat:
KB-TK Kristen Anugerah.
1. Mengenal huruf yang meliputi:
Dalam penelitian ini, peneliti berperan sebagai active participant observer, sebagai
tidak
hanya
pengamat,
bertindak
tetapi
juga
menyebut atau membaca huruf vokal dan huruf konsonan; 2. Membaca kata yang meliputi: menjodohkan
kata
sebagai pelaksana tindakan. Peneliti
gambar,
mempersiapkan
dan
terdiri dari dua suku kata, tiga
software yang diperlukan, mendesain
suku kata atau kata sulit, dan
dan melakukan beberapa strategi
membaca kata secara utuh atau
dalam
bila ada huruf yang hilang dapat
hard-ware
pelaksanaan
multimedia
learning. Peneliti juga berkolaborasi
membaca
dengan kata
yang
dilengkapi; dan;
Kepala
3. Membaca kalimat sederhana yang
Sekolah untuk: Menetapkan Jadwal
meliputi: menjodohkan kalimat
Pelaksanaan
Tindakan;
sederhana
Menetapkan Pembagian Tugas Guru
membaca
(di
dengan
gambar
gambar,
menyusun
deng-an
guru-guru
Penelitian
rolling/secara
Menyatukan
dan
bergiliran);
pemahaman
dalam
mengevaluasi dan mengisi lembar evaluasi; Melakukan Refleksi setelah pelaksanaan tindakan.
dengan
gambar,
kalimat
sederhana atau kata
tanpa acak
menjadi kalimat sederhana. Kemampuan permulaan kemampuan pengamatan
adalah
membaca skor
yang kemampuan
tes
berbentuk selama 38
Peningkatan Kemampuan… Jo Lioe tjo
pelaksanaan
intervensi
tindakan
berlangsung (obsevasi menggunakan
menggunakan
rumus “Alpha
Cronbach” yaitu sebagai berikut:
rating skala). Skala ini menggunakan tiga elemen, yaitu kurang dengan nilai satu (1), sedang dengan nilai dua (2), baik dengan nilai tiga (3). Dari hasil ujicoba yang telah Analisa Instrument
dilaksanakan, ditemukan koefisien
Analisis validitas butir soal instrumen
menggunakan
rumus
reliabilitas sebesar :r = 0,950 (yang berarti instrumen memiliki tingkat
korelasi Pearson Product Moment.
kehandalan
Fungsi rumus ini adalah untuk
dipergunakan dalam penelitian).
yang
tinggi
untuk
mengetahui validitas pada setiap butir soal atau kuesioner penelitian. Adapun
rumus
korelasi
Pearson
Product Moment adalah sebagai
HASIL DAN PEMBAHASAN Observasi hasil tindakan yang dilakukan
selama
pelaksanaan
tindakan sangat diperlukan dalam
berikut:
melakukan
analisis
data
secara
kuanlitatif dan kuantitatif. Observasi dilakukan Instrumen r
tabelPearson’s
Product Moment =
0,374
(untuk n = 28 dengan α =
0,05).
Jika
r
hitung>r tabel,
(butir
dengan
menggunakan:
observasi;
Pedoman
observasi yang berisikan indikator; Pengamatan Proses Pembelajaran; Catatan lapangan; Dokumentasi; dan Wawancara.
dinyatakan valid).
Analisis Data Kualitatif Berdasarkan hasil pengamatan Reliabilitas instrumen Penghitungan instrumen
dilakukan
selama pelaksanaan tindakan maka reliabilitas dengan
data kualitatif yang didapatkan dalam penelitian ini dapat ditinjau dari: 1. Proses pembelajaran : 39
JURNAL PENDIDIKAN USIA DINI Volume 7, Edisi 1 April 2013
a) Guru:
melaksanakan
mengisi huruf yang hilang,
pembelajar-an sesuai dengan
menyusun
rencana, dan trampil dalam
menjadi kalimat sederhana.
memanfaatkan multimedia;
Kegiatan
b) Anak: antusias, ikut terlibat aktif
dalam
urutan
Akhir,
kata
meliputi:
pemberian penguatan pada
meniru
anak, membagikan lembar
pengucapan,
membaca,
observasi atau lembar kerja
menyanyi,
menjawab
dan
tertantang
anak).
pertanyaan
dan
menilai
kemampuan
melalui permainan; c) Pelaksanaan Kegiatan Belajar Mem-baca (Kegiatan
Permulaan Awal,
meliputi:
menyanyikan lagu, review pelajaran
sebelumnya,
menjelaskan tujuan pelajaran hari
itu,
mem-persiapkan
anak pada materi pelajaran. Kegiatan
Inti,
meliputi:
membaca,
menyanyi
dan
menghafal huruf; memahami perbedaan huruf vocal dan konsonan; menghitung dan membaca
huruf
tertentu
dalam
kata;
mengenal,
meniru
pengucapan
atau
membaca suku kata, kata dan kalimat sederhana; bermain game seperti: menebak kata yang sesuai dengan gambar, melengkapi
kata
dengan
2) Media Pembelajaran. Media hardware
pembelajaran, (melalui
baik
layar
TV
berukuran besar, kabel HDMI, dan komputer)
maupun
software
(CD/VCD edukatif, slide powerpoint atau hasil karya sendiri) dirancang sesuai
dengan
karakteristik
multimedia dan disesuaikan dengan tujuan pembelajaran.
Perpaduan
antara gambar, animasi dan suara, yang mungkin tidak dimiliki oleh APE lainnya, membuktikan bahwa effects dari multimedia melebihi dari media-media pembelajaran lainnya, seperti yang dikemukan oleh Kozma (1994:7-19) bahwa media tertentu punya
potensi
unik
untuk
meningkatkan pembelajaran. 3) Kemampuan
Membaca
Permulaan. 40
Peningkatan Kemampuan… Jo Lioe tjo
Berdasarkan hasil pengamatan/
meningkat-kan atau mengembangkan
observasi menunjukkan peningkatan
beberapa aspek berikut: kemampuan
kemampuan membaca yang baik
menyimak, kemampuan berbicara,
pada
kemampuan menulis, pengembangan
anak,
seperti
kemampuan
membaca huruf, kata dan kalimat
kosa
kata
serta
pengembangan
sederhana. Hal ini ditunjukkan oleh
pemahaman arti kata.
hasil evaluasi harian dan pengamatan selama pembelajaran. Selain itu,
Analisis
kemampuan
permulaan
Perbandingan Hasil Asesmen Awal
siswa kelompok B juga terlihat pada
dan Akhir Kemampuan Membaca
temuan data yang terekam dalam
Permulaan Anak
catatan
membaca
lapangan
yang
ditandai
Data
Sebelum
Kuantitatif:
dan
setelah
dengan kemampuan anak; membaca
dilaksanakan
huruf-huruf yang dicetak dengan
diadakan
warna berbeda, menghitung jumlah
membaca permulaan anak. Asesmen
huruf tertentu, menyebutkan huruf
awal diadakan untuk menge-tahui
dalam tampilan cepat, menyebut-kan
kemampuan
kosa-kata yang didahului oleh huruf
diberi tindakan. Sedangkan asesmen
tertentu, membaca kata yang terdiri
akhir bertujuan untuk mengetahui
dari dua suku kata, membaca tiga
apakah ada peningkatan kemampuan
suku
membaca permulaan anak setelah
kata,
membaca
kalimat
asesmen
sederhana, menyusun kembali urutan
diberi
kata menjadi kalimat sederhana.
kemampuan
Selain itu, kegiatan belajar membaca
permulaan
juga
dapat
intervensi
awal
tindakan
kemampuan
anak
tindakan. membaca
sebelum
Peningkatan permulaan
siswa kelompok B terlihat pada grafik berikut:
41
JURNAL PENDIDIKAN USIA DINI Volume 7, Edisi 1 April 2013
Grafik. 1 Perbandingan Rata-rata Hasil Asesmen Awal dan Akhir Kemampuan Membaca Permulaan Dari grafik di atas dapat terlihat
Sebelum
dan
dengan jelas bahwa kemampuan
dilaksanakan
membaca
permulaan
anak
diadakan
asesmen
setelah
pelaksanaan
tindakan
membaca
permulaan
tiap
setelah
intervensi
tindakan
kemampuan anak
yang
mengalami peningkatan yang cukup
terdiri dari tiga aspek, yaitu: aspek
signifikan meskipun peningkatannya
membaca huruf, membaca kata dan
bervariasi, berkisar antara 2 point
membaca kalimat sederhana. Berikut
hingga 32 point.
di bawah ini adalah grafik hasil asesmen awal dan asesmen akhir
Perbandingan Hasil Asesmen Awal
kemampuan
membaca
dan Akhir Kemampuan Membaca
anak per-aspek.
Permulaan Anak Per-Aspek
Aspek membaca huruf:
permulaan
Grafik 2. Perbandingan Hasil Asesmen Awal dan Akhir Per-Aspek Membaca Huruf 42
Peningkatan Kemampuan… Jo Lioe tjo
dapat
(kurang), 2 anak (cukup), 2 anak
terlihat pada aspek membaca huruf,
(baik), 4 anak (baik sekali). Setelah
dari hasil asesment awal diperoleh
dilakukan
jumlah
melalui
Dari
grafik
anak
diatas
dengan
kriteria
tindakan
pembelajaran
multimedia
terjadi
penilaian sebagai berikut: 2 anak
peningkatan dengan hasil asesment
(kurang sekali), 3 anak (cukup), 9
akhir: 1 anak (kurang sekali), 5 anak
anak (baik), 15 anak (baik sekali),
(kurang), 5 anak (cukup), 7 anak
kemudian dapat ditingkatkan setelah
(baik) dan 10 anak (baik sekali).
dilakukan tindakan pembelajar-an melalui multimedia dengan hasil asesment
akhir
yaitu:
2
anak
(kurang), 3 anak (cukup), 2 anak
Pada aspek membaca kalimat, dari hasil asesment awal diperoleh jumlah
anak
dengan
kriteria
penilaian sebagai berikut: 22 anak
(baik) dan 21 anak (baik sekali).
(kurang sekali), 1 anak (kurang), 2
Grafik 3. Perbandingan Hasil Asesmen Awal dan Akhir per-Aspek Membaca Kata anak (cukup), 2 anak (baik), 1 anak
Aspek membaca kata: Dari grafik di atas dapat dilihat
(baik sekali). Hal ini menunjukkan
cukup
bahwa sebagian besar kemampuan
tinggi dimana pada asesmen awal
‘membaca kalimat’ anak kelompok
diperoleh
B di TK Kristen Anugerah masih
terjadi
peningkatan
jumlah
yang
anak
dengan
kriteria penilaian sebagai berikut: 17
kurang
anak
dilakukan
(kurang
sekali),
3
anak
sekali.
Namun
tindakan
setelah
pembelajaran 43
JURNAL PENDIDIKAN USIA DINI Volume 7, Edisi 1 April 2013
melalui
multimedia
terjadi
terdiri dari tiga aspek, yaitu: aspek
peningkatan kemampuan membaca
membaca huruf, membaca kata dan
kalimat dengan hasil asesment akhir:
membaca kalimat sederhana. Berikut
10 anak (kurang sekali), 4 anak
di bawah ini adalah salah satu contoh
(kurang), 5 (cukup), 2 anak (baik)
grafik dari analisis hasil asesmen
dan 7 anak (baik sekali).
awal dan asesmen akhir kemampuan
Grafik 4. Perbandingan Hasil Asesmen Awal dan Akhir Per-Aspek Membaca Kalimat Perbandingan Hasil Asesmen Awal dan Akhir Kemampuan Membaca Permulaan Per-Anak Per-Aspek Sebelum dan setelah dilaksanakan diadakan
intervensi
asesmen
membaca permulaan anak kelompok B TK Kristen Anugerah per-anak per-aspek yang terdiri dari 28 anak:
tindakan
kemampuan
Grafik dengan arah garis ke
membaca permulaan per-anak yang
atas, menunjukkan bahwa terjadi
Grafik 5. Perbandingan Hasil Asesmen Awal dan Akhir Untuk Per-Anak, 44 Per-Aspek
Peningkatan Kemampuan… Jo Lioe tjo
peningkat-an pada siswa tersebut di
lingkungan belajar yang menantang
ketiga aspek kemampuan membaca
sehingga terjadi perubahan sikap
permulaan, yaitu membaca huruf,
siswa
kata dan kalimat.
peningkatan prestasi pada siswa.
yang
Hasil SIMPULAN temuan
pembahasan,
penelitian
menyimpulkan
bahwa
dan ini
kegiatan
pembelajaran dengan menggunakan beberapa
metode
membaca
permulaan (fonik, linguistik, SAS, flash card, membaca lagu, game komputer) yang tersimpan dalam perangkat
lunak/software
ditampilkan
melalui
dan
multimedia
berupa gambar, suara atau animasi serta strategy pembelajaran melalui pemanfaatan berfokus
pada
multimedia guru
yang
(presentasi,
demontrasi, latihan dan praktek, diskusi, permainan) yang dirancang secara variatif dan menarik mampu menciptakan suasana belajar yang aktif dan menyenangkan. Dengan demikian, pemanfaatan multimedia membawa keuntungan baik bagi guru maupun siswa. Multimedia dapat
memudahkan
menyampaikan
guru
materi
dalam
pelajaran
membaca permulaan dan merancang
dengan
penelitian
kuantitatif,
Berdasarkan
diikuti
setelah
secara
pelaksanaan
tindakan dida-pati bahwa setiap anak mengalami peningkatan kemampuan membaca
permulaan.
Meskipun
peningkatannya terjadi pada rentang yang bervariasi dan cukup signifikan yaitu berkisar antara 2 hingga 32 point. Rerata kelas juga meningkat dari dari 65 (kurang) menjadi 83 (baik).
Hal
ini
menunjukkan
efektifitas penggunaan multimedia sebagai media pelajaran membaca permulaan di Taman Kanak-kanak. Peningkatan kemampuan membaca pemulaan
melalui
pemanfaatan
multimedia mencakup aspek: (1) membaca huruf, (2) membaca kata, (3) membaca kalimat sederhana. Peningkatan
yang
terjadi
dapat
dilihat pada grafik ‘Perbandingan Hasil Asesmen Awal dan Akhir Kemampuan Membaca Permulaan Per Anak Per Aspek’, walaupun tingkat kenaikannya berflukuasi satu dengan yang lainnya. Pembelajaran membaca
permulaan
melalui 45
JURNAL PENDIDIKAN USIA DINI Volume 7, Edisi 1 April 2013
multimedia
sesuai
dengan
teori
pemrosesan informasi secara aktif,
kognitif yang terkoordinasikan dalam pembelajaran.
sehingga memudahkan siswa untuk
Selanjutnya, agar pembelajaran
mengingat simbol sekaligus bunyi
penuh makna (meaningful learning)
dari
terjadi
huruf,
kata
atau
kalimat
dalam
lingkungan
sederhana. Selain itu, dapat menum-
multimedia, siswa yang belajar harus
buhkan kesadaran linguistik yang
melibatkan
ada pada struktur suatu bahasa
proses/tahap
seperti:
dan
learning adalah: memilih kata-kata
semantik, sehingga dapat terjadi
yang relevan dari teks atau narasi
akselerasi
yang
fonologis,
dalam
sintaksis
perkembangan
diri
kedalam
dalam
tersaji,
lima
multimedia
memilih
gambar-
bahasa dan ketrampilan membaca
gambar yang relevan dari ilustrasi
anak usia dini.
yang tersaji, mengatur kata-kata
Berdasarkan hasil dan temuan
terpilih itu ke dalam representasi
penelitian, implikasi penelitian ini
verbal
terbagi menjadi dua, yaitu: implikasi
gambar-gambar yang terpilih itu ke
teoritis dan implikasi praktis:
dalam visual yang koheren, dan
Implikasi mendesign
koheren,
mengatur
Teoritis:
Dalam
memadukan representasi verbal dan
pembelajaran
dengan
representasi
memanfaatkan perlu
yang
multimedia,
memahami
teori
guru
visual
itu
dengan
pengetahuan-pengetahuan
sebe-
kognitif
lumnya. Kelima proses ini tidak
tentang multimedia learningdengan
harus terjadi linear. Guru dapat
tiga asumsi: bahwa sistem pemroses-
membimbing
an informasi dalam diri manusia
siswa bisa berpindah dari satu proses
meliputi
ke proses lain dalam banyak cara
saluran-ganda
pemrosesan
untuk
visual/pictorial
dan
berbeda.
Hal
dan
ini,
mengarahkan
dimungkinkan
pemrosesan auditori/verbal, masing-
terjadi
masing saluran memiliki kapasitas
learning.Anak
harus
terbatas
secara
aktif,
menstimulir
dengan
pertanyaan
untuk
pembelajaran dilakukannya
pemrosesan, aktif
serang-kaian
dan
meliputi proses
dalam
multimedia dilibatkan
yang
anak terarah
sehingga anak dapat mengkonstruk 46
Peningkatan Kemampuan… Jo Lioe tjo
pemahaman mereka dan kemampuan
berkembang khususnya tentang
membaca
pendidikan
mereka
berkembang
guru
berkreasi
untuk
dalam
kegiatan
pembelajaran
atau
menarik
dan
Implikasi Praktis: Kreativitas dan guru
mengoperasikan
computer
Dengan
demikian
dengan optimal.
kemampuan
anak. dapat
terus
menciptakan yang
menyenangkan
multimedia yang digunakan, serta
sesuai
penyampaian
perkembangan anak dan kemajuan
materi
pelajaran
dengan berbagai metode dan strategi
dengan
tingkat
zaman.
bervariatif
2. Keberhasilan proses pembelajaran
diperlukan sehingga tercipta suasana
dengan pemanfaatan multimedia
yang menarik dan menyenangkan
dalam meningkatkan kemampuan
bagi anak.Guru hendaknya memilih,
membaca permulaan anak Taman
meng-edit atau merancang software
Kanak-kanak,
sebagai
memacu guru atau peneliti lainnya
peng-ajaran
yang
bahan
pelajaran
yang
menarik dan sesuai dengan tujuan
dalam
pencapaian
pembelajaran
hasil
belajar
dengan
kiranya
dapat
mengembangkan dengan
menggunakan multimedia ini agar
jelas.
terjadi peningkatan kemam-puan SARAN
anak di berbagai bidang pelajaran
Berdasarkan kesimpulan dan implikasi maka saran-saran yang dikemukan
terkait
penelitian
ini
adalah sebagai berikut: 1. Guru
lainnya. Dengan demikian, dapat meningkatkan
guru, diikuti dengan peningkatan kualitas
hendaknya
senantiasa
keprofesionalan
siswa
sebagai
bibit
unggulan bangsa.
meningkatkan kemampuan dan wawasannya dalam segala hal yang
terkait
pendidikan
dan
dengan
proses
pembelajaran,
perkembangan anak dan ilmu pengetahuan
yang
terus
DAFTAR PUSTAKA Ariani, Niken dan Haryanti, Dany. Pembelajaran Multimedia di Sekolah: Pedoman Pembelajaran Inspiratif,Konstruktif,dan Prospektif. Jakarta: Prestasi Pustaka, 2010. 47
JURNAL PENDIDIKAN USIA DINI Volume 7, Edisi 1 April 2013
Aulia. Mengajarkan Balita Anda Membaca: Revolusi Cerdas Untuk Kemampuan Anak Membaca Di Rumah. Jogjakarta: Intan Media, 2011. Dardjowidjojo, S. Psikolinguistik: Pengantar Pemahaman Bahasa Manusia. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2003. Doman, Gleen & Doman, Janet. How To Teach Your Baby To Read: Bagaimana Mengajar Bayi Anda Membaca (Alih Bahasa: Grace Satyadi). Jakarta: Tigaraksa Satria, 2005. Fees, S. Montessori and Early Childhood: A Guide for Students. London: SAGE, 2010. Jamaris, Martini. Orientasi Baru Dalam Psikologi Pendidikan. Jakarta: Yayasan Penamas Murni, 2010 Kozma, R. B. (1994). Will Media Influence Learning? Reframing the Debate. Educational Technology Research and Development, 42 (2), 1994. Mayer, Richard. E. Multimedia Learning: Prinsip-Prinsip dan Aplikasi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009.
Miller, Susan. Learning Through Play Language: A Practical Guide for Teaching Young Children. New York: Scholastic Inc, 1991. Morrow, Lesley Mandel, Literacy Development in The Early Years, Needham Height: Allyn and Bacon, 1993. Munandar, Utami, Bakat dan Kreativitas Anak Sekolah, Jakarta: PT. Gramedia, 1999. Papalia E, Diane., Olds, Sally Wendkos and Feldman, Ruth Duskin. Human Development: Perkembangan Manusia, buku 1, edisi 10. Jakarta: Salemba Humanika, 2010. Santrock, John. W. Perkembangan Anak. Jilid 1. Jakarta: Erlangga, 2007. Smaldino, Sharon E., Lowther, Deborah L dan Russell, James D. Instructional Technology & Media For Learning). Jakarta: Prenada Media Group, 2011. Sonawat, Reeta dan Francis, Jasmine, Maria. Language Development for Preschool Children. Mumbai: Multi-Tech, 2007.
48