PENINGKATAN KEMAMPUAN BICARA MELALUIPENDEKATANMULTI SENSORI DENGAN MEDIAGAMBAR PADA ANAK TUNARUNGU KELAS D.II-B DI SLB-E NEGERIPEMBINA MEDAN Purwanti Surel:
[email protected] ABSTRAK Penelitian tindakan kelas(Classroom Action Research) ini bertujuan untuk mengetahui meningkatkan kemampuan bicara anak tunarungu dengan menggunakan pendekatan multisensori dengan media gambar. Subjek dalam penelitian tindakan kelas ini adalah siswa kelas II SDLB yang berjumlah 8 orang yang terdiri dari 4 siswa perempuan dan 4 siswa laki-laki. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan data kuantitatif berupa test dan data kualitatif berupa observasi. Hasil observasi menunjukkan bahwa pada siklus I guru (peneliti) sudah dapat menerapkan pendekatan multisensoridan media gambar dalam kegiatan pembelajaran Bina Persepsi Bunyi dan Irama (BKPBI)dengan baik (75%) dan pada siklus II guru (peneliti) dapat menerapkan pendekatan multisensori dalam kegiatan pembelajaran Bina Persepsi Bunyi dan Irama (BKPBI) dengan sangat baik( 100%). Pada siklus I aktivitas siswa digolongkan dalam kategori cukup, sedangkan pada siklus II aktivitas siswa meningkat dan digolongkan dalam kategori baik. Kata Kunci :Kemampuan Berbicara, Pendekatan Multisensori, BPBI
berkebutuhan khusus, sangat diperlukan.Komunikasi memang memegang peranan penting dalam diri individu khususnya dan dalam hidup manusia pada umumnya.Dimana sejumlah kebutuhan hanya dapat disampaikan lewat komunikasi.Demikian halnya dengan anak berkebutuhan khusus dengan segala kekurangan dan hambatannya.Untuk memenuhi kebutuhan komunikasi, guru berupaya agar kemampuan berkomunikasi dapat berkembang secara optimal.Anak tunarungu dengan keterbatasan pendengaran, sebagai akibat dari hilangannya pendengaran mengalami hambat perkembangan kemampuan dalam berkomunikasi secara lisan, sehingga
PENDAHULUAN PenyandangTunarungumerup akan bagian dari masyarakat Indonesia yang mempunyai hak dan kwajiban serta peran yang sama dengan masyarakat Indonesia lainnya guna dapat berperan serta total sesuai dengan kemampuan dalam segala aspek kehidupan dan penghidupan yang layak.Komunikasi merupakan salah satu komponen yang penting dalam kehidupan bersosialisasi ditengahtengah masyarakat. Dengankomunikasimanusiad apatmengungkapkan isi hati, perasaan, dan kemauan kepada orang lain serta dapat menangkap percakapan orang lain. Komunikasi yang baik dalam pendidikan anak Guru SLB Negeri Pembina Medan 109
Purwanti :PeningkatanKemampuanBerbicara….
menghambatpula pada proses kegiatan belajar yang merupakan bagian terpenting dalampendidikan. Untuk itu, diperlukan peningkatan kualitas berkomunikasi. Salah satu upaya dalam meningkatkan kualitas berkomunikasi melalui optimalisasi sisa pendengaran, baik menggunakan alat bantu mendengar (ABM) atau tanpa alat bantu mendengar. Untuk memenuhi hal tersebut, seorang guru dituntutuntukmemenuhi hal tersebut, seorang gutu dituntut untuk dapat mencari alternatif pemecahan dan upaya-upaya dalam mengoptimalkan sisa pendengaran anak tunarungu. Pada dasarnya anak tunarungu tidak mengalami permasalahan dari segi intelektual, namun akibat keterbatasannya dalamberkomunikasi dan berbahasa, perkembangan intelektualnya menjadi lamban.Karena keterlambatan dari segi intelektual akibat adanya hambatan dalam berkomunikasi, maka dalam segi akademiknya juga mengalami keterlambatan. Berdasarkan data hasil observasi awal yang dilakukan terhadap siswa Tunarungu kelas D.II.1-B UPT SLB-E Negeri Pembina Medan pada pertengahan semester I thn ajaran 2013/2014 menunjukan bahwa pembelajaran masih kurang bermakna, yang disebabkan penerapan metode pembelajaran yang selama ini dilakukan oleh guru belum tepat. Dalam penyajian meteri pembelajaran, disamping penggunaan metode yang tepat juga
p-ISSN: 2407-4926 e-ISSN : 2355-1720
dibutuhkan media pembelajaran yang konkrit untuk memperjelas dalam penyampaian materi. Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan diatas maka permasalahan yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah: (1)Kegiatan pembelajaran masih kurang bermakna. (2) Metode pembelajaran belum tepat. (3) Media pembelajaran kurang menarik. Berdasarkan identifikasi masalah diatas , maka dapat diambil rumusan masalah, yaitu: “Apakah melalui metode multisensory dengan media gambar dapat meningkatkan kemampuan bicara pada Anak Tunarungu kelas D.II.1-B di SLB-E Negeri Pembina Medan?” Tujuan penelitian ini adalah: (1) Untuk memperbaiki pembelajaran Bina Bicara dalam rangka meningkatkan kemampuan bicara Anak Tunarungu dengan menggunakan metode Multisensori dan media gambar. (2) Memberikan informasi baik kepada pendidik ataupun siswa bahwa menggunakan metode multisensori dengan media gambar lebih efektif untuk meningkatkan kualitas dalam proses belajar mengajar. METODE PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research). Penggunaan penelitian tindakan kelas ini dipandang tepat untuk meneliti karena permasalahan yang diteliti berada pada ruang lingkup permasalahan proses belajar mengajar di dalam kelas.
110
SEJ VOLUME 5 NO. 1JUNI 2016
Metode penelitian tindakan kelas dimaksudkan untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas proses belajar mengajar sekaligus efektifitas kegiatan yang dilakukan guru di dalam kelas. (Suharsimi Arikunto, 2006:3) menyatakan bahwa Penelitian Tindakan Kelas adalah suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama. Secara garis besar model penelitian tindakan kelas terdapat empat tahapan yang dilalui yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi.Penelitian tindakan kelas ini digunakan untuk memperbaiki pembelajaran BKPBI dalam rangka meningkatkan kemampuan bicara Anak Tunarungu melalui metode multisensory dengan media gambar.
MEDAN yang berlokasi di Jln. Karya Ujung Medan, provinsi Sumatera Utara. Penelitian tindakan kelas ini dilakukan pada semester I. Siklus Tindakan Siklus tindakan dalam pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini, peneliti menggunakan model spiral dari Kemmis dan Taggart yang dikembangkan pada tahun 1988 (Wiriatmadja,R.2005:66) dimana penelitian ini dilaksanakan melalui beberapa siklus.Dalam setiap siklus mengikuti beberapa langkah sebagai berikut: Perencanaan (Planing) Pada tahap perencanaan ini peneliti dan observer bersama-sama menyusun rencana tindakan berdasarkan permasalahan di lapangan seperti bahan/materi pelajaran yang diberikan, membuat pedoman observasi, dan menyusun alat evaluasi.Pada tahap ini peneliti melakukan observasi awal dan asessment yang berkaitan dengan situasi belajar dan kemampuan awal siswa.
Setting Penelitian dan Subjek Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilakukan di UPT SLB-E Negeri Pembina Medan pada semester I tahun pelajaran 2013/2014.Penelitian ini dilakukan secara kolaborasi antara penulis dan teman sejawat (guru kelas, seorang guru). Subjek dalam penelitian ini adalah 8 orang anak tunarungu yang terdiri dari 4 orang anak laki-laki dan 4 orang anak perempuan, semua siswa kelas D.II.1-B UPT SLB-E Negeri Pembina Medan.Penelitian ini dilaksanakan di kelas D.II.1-B UPT SLB-E NEGERI PEMBINA
Pelaksanaan Tindakan (Acting) Kegiatan yang dilakukan peneliti pada tahapan kedua ini ialah melaksanakan tindakandengan melakukan proses pembelajaran berdasarkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dan media yang digunakan adalah berbagai macam gambar dengan pendekatan multisensory.Dalam tahapan ini peneliti berkolaborasi dengan teman
111
p-ISSN: 2407-4926 e-ISSN : 2355-1720
Purwanti :PeningkatanKemampuanBerbicara….
sejawat(observer), sehingga observer bisa mengamati dan mengetahui kekurangan-kekurangan yang terjadi ketika tindakan dilakukan. Fokus utama yang dijadikan kajian dalam tindakan ini adalah: (1) Proses guru dalam tindakan pembelajaran BKPBI/Bina Bicara melalui metode multisensory. (2) Penggunaan media gambar dalam peningkatan kemampuan bicara. (3)Perubahan kemampuan bicara siswa tunarungu setelah pembelajaran BKPBI melalui metode multisensory dengan media gambar
Tunarungu.Berdasarkan hasil refleksi ini akan dapat diketahui kekurangankekurangan dari proses belajar mengajar yang dijadikan dasar untuk menentukan tindakan pada siklus berikutnya.Proses penelitian tindakan kelas ini dapat diuraikan dalam tahapan-tahapan sebagai berikut: a. Tahap I (siklus I), kegiatan dalam siklus I ini terdiri dari:Perencanaan, setelah melakukan onservasi awal kemudian disusun perencanaan untuk menyusun RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) dengan tujuan untuk melakukan perbaikan dalam kegiatan pembelajaran BKPBI.Tindakan yaitu pelaksanaan dari perencanaan.Observasi yaitu mengamati proses pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru kelas, sebagai bahan analisis dalam kegiatan refleksi.Refleksi yaitu analisis hasil dari observasi, pelaksanaan proses pembelajaran, dan hasil tes belajar siswa, untuk mengetahui kelemahan dan kekurangan dalan kegiatan belajar mengajar.
Observasi (Observing) Dalam tahapan ini pengamatan/ observasi terhadap pelaksanaan tindakan dilakukan dengan menggunakan lembar observasi yang telah dipersiapkan. Untuk memperoleh data yang akurat dan obyektif dari sebuah observasi , maka observasi dilakukan selain oleh peneliti juga melibatkan satu orang guru. Hasilnya: catatan tentang seluruh kegiatan proses belajar mengajar dari awal sampai akhir. Refleksi (Reflecting) Dalam tahapan refleksi ini peneliti dan guru mendiskusikan hasil-hasil yang diperolehmelalui pengamatan tersebut.Berdasarkan hasil pengamatan itulah direfleksikan atau perubahan-perubahan yang terjadi dilakukan. Dengan demikian peneliti dan guru akan dapat mengetahui efektifitas pembelajaran melalui pendekatan multisensory dengan media gambar pada Anak
p-ISSN: 2407-4926 e-ISSN : 2355-1720
b. Tahap II (siklus II).Perencanaan, pada tahap ini disusun berdasarkan hasil dari refleksi pada siklus I, dan menyusun perencanaan untuk dilaksanakan pada siklus kedua.Tindakan, pelaksanaan tindakan berdasarkan rencana yang telah ditentukan, dan merupakan tindakan perbaikan dan penambahan dari tindakan sebelumnya. Observasi,
112
SEJ VOLUME 5 NO. 1JUNI 2016
observasi ini masih dilaksanakan seperti tahap siklus I, karena format observasi dan tes yang diberikan pada siswa masih sama dengan siklus. Refleksi, refleksi pada siklus II ini merupakan analisis hasil observasi dan tes pada siklus I, apabila hasil observasi dan tes masih dianggap belum berhasil maka dilanjutkan pada tahap siklus III
(a) Mencakup vocal, konsonan bilabial dan dental. (b)Membaca suku kata. (c) Membaca kata. Instrumen Pengumpulan Data Instrumen diartikan sebagai alat bantu penelitian untuk melaksanakan metode pengumpulan data. Bentuk instrument berupa tes pengucapan fonem dan lembar pengamatan. Langkah dalam penyusunan instrument penelitian ini adalah: (a) Membuat kisi-kisi instrument pengumpulan data. (b)Tes pengucapan fonem. Bobot maksimum 2, skor maksimum untuk jumlah soal 10 adalah 20.Penilaian = Skor yang diperoleh x 100 = nilai Skor maksimum. Penetapan Kriteria Ketuntasan Minimal dalam menentukan kriteria ketuntasan minimal harus mempertimbangkan tingkat kemampuan rata-rata pada kompleksitas indikator, daya dukung, dan kemampuan siswa.Kriteria ketuntasan minimal untuk kompetensi dasar berbicara pada pembelajaran BKPBI dibuat berdasarkan kondisi subjek penelitian kelas D.II.1-B.
Teknik Pengumpulan Data Dalam penelitian ini teknik pengumpulan data dilakukan oleh peneliti mencakup : a. Obrsevasi. Observasi yaitu pengamatan dan pencatatan secara sistimatis terhadap proses pembelajaran yang dilaksanakan guru di kelas. Observasi yang dilakukan dalam penelitian ini meliputi 2 hal yaitu : (a)Observasi proses pembelajaran BKPBI dengan media gambar. (b) Observasi aktivitas siswa dalam pembelajaran BKPBI. b. Tes Kemampuan Bicara (tes pengucapan fonem).Tes yang digunakan dalam pengumpulan data ini adalah tes perbuatan yaitu siswa disuruh untuk mengucapkan kata yang telah disiapkan oleh guru dalam bentuk tes kinerja yang berkaitan dengan pembelajaran BKPBI. Bentuk tes yang digunakan adalah tes lisan mengacu pada indicator tentang kemampuan berbicara.Berikut indicator berbicara:
Tabel Kriteria Ketuntasan Minimal
113
p-ISSN: 2407-4926 e-ISSN : 2355-1720
Purwanti :PeningkatanKemampuanBerbicara….
Kompetensi Dasar/Indikat or
- Membaca Permulaan - Mengucapkan vocal dan konsonan (konsonan letupan, sengau/nas al, geseran, lateral dan getaran) - Membaca suku kata - Membaca kata
Kriteria Ketuntasan Minimal Kriteria Penetapan Ketuntasan Komplek Daya Intak sitas Dkg
2
2 2
Rata-rata KKM
2
2 2
kedalam bentuk tabel dan grafik, sehingga data tersebut dapat dengan jelas memberikan gambaran tentang seluruh hasil perolehan data dalam penelitian dan akan memberikan informasi yang jelas untuk kegiatan pengolahan data selanjutnya.
%
77
b. Melakukan Prediksi.Dari data dalam bentuk tabel dan grafik tersebut kemudian ditentukan criteria nilai sebagai ukuran dala memprediksi data hasil penelitian sebagai standar tingkat keberhasilan/peningkatan variable yang diteliti. c. Membuat Perbandingan.Hasil prediksi dari tiap data, baik dari hasil tes kemampuan berbicara maupun hasil observasi akrivitas kegiatan belajar mengajar, kemudian dibandingkan dengan hasil dari perolehan data dari masing-masing siklus. Dari siklus I sampai siklus III
67 66
70
Teknik Pengolahan Data. Pada pengolahan data menggunakan statistik deskriptip, yaitu statistic yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan/menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum/generalisasi, (Sugiyono:207208). Data diperoleh dari hasil tes kemampuan berbicara dan hasil observasi aktivitas kegiatan belajar mengajar di kelas. Adapun tahapan-tahapan dalam pengolahan data dalam peneliian ini dapat diuraikan sebagai berikut : a. Penyajian Data.Pada tahapan ini peneliti mengumpulkan data yang diperoleh dari hasil tes kemampuan berbicara dan hasil observasi aktivitas kegiatan belajar mengajar di kelas p-ISSN: 2407-4926 e-ISSN : 2355-1720
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pra Observasi dilaksanakan pada juli 2013. Kegiatan ini dilakukan untuk mengidentifikasi masalah yang dihadapi guru dalam proses pembelajaran di kelas.(a)Pengenalan LapanganSobyek yang terlibat dalam penelitian ini adalah siswa Tunarungu kelas D.II.1-B SLB-E Negeri Pembina Medan dengan standar kompetensi: 4. memahami konsep benda dalam bahasa yang jelas, sistematis, logis dan kritis dan
114
SEJ VOLUME 5 NO. 1JUNI 2016
kompetensi dasar : 4.4 merespon ada atau tidak ada bunyi bahasa/cakapan dengan ABM atau tanpa ABM (Alat Bantu Mendengar) sebatas kemampuan dengar anak pada yang berjumlah 8 orang terdiri 4 orang laki-laki dan 4 orang perempuan.Peneliti sebagai guru kelas yang memberi pembelajaran sehari-hari. Fokus penelitian awal adalah meningkatkan kemampuan bicara, kemudian peneliti mengumpulkan data yang terjadi selama pembelajaran berlangsung menemukan beberapa masalah sebagai berikut: (1)Siswa kurang konsentrasi dalam berlatih bina wicara (2) Siswa kurang mengerti makna kata yang diucapkannya (3) Dari 8 orang siswa hanya 3 0rang siswa yang mampu mengerti makna kata yang diucapkannya(b) Masalah yang dihadapi. Dari pengamatan awal peneliti dapat menyimpulkan bahwa siswa masih belum maksimal dalam berlatih bina bicara, mengingat bicara/komunikasi adalah merupakan komponen penting dalam kehidupan manusia, untuk itu guru dituntut untuk dapat mencari alternative pemecahan dan upaya dalam mengoptimalkan kemampuan bicaranya.Dan selanjutnya peneliti melakukan perbaikan dalam pembelajarannya. Penyampaian suatu materi pelajaran dibutuhkan persiapan dan strategi mengajar dengan baik. Hal ini dimaksudkan agar pada saat kegiatan belajar mengajar dapat tercipta suasana belajar yang mengasyikan dan sesuai dengan
PAIKEM (Pembelajaran, Aktif ,Inovatif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan). Kegiatan perbaikan pembelajaran dilaksanakan di kelas D.II.1-B UPT SLB-E Negeri. Siklus I Pelaksanaan yang dilakukan dalam tindakan perbaikan pembelajaran pada siklus I adalah: (a) Guru mempersiapkan segala sesuatu yang akan dipergunakan dalam pembelajaran sebelum masuk waktu mengajar (b) Guru membuka pembelajaran dengan berdoa (c) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran (c) Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan kompetensi yang akan dicapai. (d) Menumbuhkan partisipasi aktif peserta didik (e) Memberikan contoh pengucapan vocal, fonem bilabial, dan dental pada suku kata dan kata, siswa menirukan ucapan guru. (f) Melalui pendekatan multisensory dengan media gambar secara bergantian siswa disuruh untuk mengucapkan suku kata dan kata. (g) Siswa disuruh untuk menulisan di bukunya masing-masing. (h) Melaksanakan evaluasi Langkah–langkah pelaksanaan tindakan. Pertemuan 1 (2x35 menit)Siklus 1 (a) Kegiatan awal, (Pembukaan)Guru memimpin doa dan mengabsen siswa. Guru melakukan pretes untuk mengetahui kemampuan awal siswa. (b) Kegitan inti,Guru
115
p-ISSN: 2407-4926 e-ISSN : 2355-1720
Purwanti :PeningkatanKemampuanBerbicara….
melatih pengucapan huruf vocal a: Siswa secara begantian mengikuti contoh guruGuru memberi contoh pengucapan vokal a pada kata (apa, api, apel, air, ayam, abang, adik, awan, papa)Siswa berlatih mengikuti yng dicontohkan guru. (c) Kegiatan penutup, Siswa satu persatu disuruh mengucapkandengan vocal a, guru memberikan penilaian.
(a) Kegiatan awal (Pembukaan), Guru menanyakan pelajaran yang sudah lalu yang sudah dipelajari siswa. (b) Kegiatan Inti, Guru melatih pengucapan huruf vocal e Siswa secara begantian mengikuti contoh guruGuru memberi contoh pengucapan vokal e pada kata (es, ember, bebek, lele)Siswa berlatih mengikuti yang dicontohkan guru. (c)Kegiatan Penutup, Siswa mengulang kegiatan hari ini dan guru mengevaluasi kegiatan siswa
Pertemuan 2Siklus 1 (a) Kegiatan awal (Pembukaan), Guru mengucapkan salam dan memberikan appersepsi.(b) Kegiatan Inti, Guru melatih pengucapan huruf vocal i: Jarak antara kedua bibir kecilsikap bibir lebarbadan lidah tebal dan mengisi bagian depan rongga mulut. Ujung lidah mengenai gigi seri bawahpinggir lidah mengenai langit-langit keras, tetapi bagian tengah tetap terbukalangit-langit lembut tinggisiswa secara begantian mengikuti contoh guru, guru memberi contoh pengucapan vokal i pada kata (ibu, ikan, itik, pipa, pita)siswa berlatih mengikuti yang dicontohkan guru. (c) Kegiatan Penutup, Siswa mengulang kegiatan hari ini dan guru mengevaluasi kegiatan siswa
Pertemuan ke 4 siklus I (a) Kegiatan awal (Pembukaan)Guru menanyakan pelajaran yang sudah lalu yang sudah dipelajari siswa. (b) Kegiatan Inti, Guru melatih pengucapan huruf vocal u. Bibir membentuk lubang bulat kecil. Lidah ditarik ke belakang, punggung lidah keatas, ujung lidah ke bawah dan lepas dari gigi-gigi. Siswa secara begantian mengikuti contoh guruGuru memberi contoh pengucapan vokal u pada kata (ubi, uang, ulat, ular, udang, buku, buka, burung, buaya, kuda)Siswa berlatih mengikuti yang dicontohkan guru. (c) Kegiatan Penutup, Siswa mengulang kegiatan hari ini dan guru mengevaluasi kegiatan siswa
Pertemuan 3 Siklus 1
Pertemuan ke 5 siklus I
p-ISSN: 2407-4926 e-ISSN : 2355-1720
116
SEJ VOLUME 5 NO. 1JUNI 2016
(a) Kegiatan awal (Pembukaan), Guru menanyakan pelajaran yang sudah lalu yang sudah dipelajari siswa. (b) Kegiatan Inti, Guru melatih pengucapan huruf vocal o. Sikap bibir bundar, tetapi lubangnya lebih besar dari sikap u. Gigi sedikit kelihatan. Lengkungan lidah sedikit ke depan. Siswa secara begantian mengikuti contoh guru. Guru memberi contoh pengucapan vokal o pada kata (obat, orang, odol, honda, balon, bola, botol). Siswa berlatih mengikuti yang dicontohkan guru. (c) Kegiatan Penutup, Siswa mengulang kegiatan hari ini dan guru mengevaluasi kegiatan siswa
b) c) d)
e) f)
g)
Tabel Nilai Hasil Tes Formatif Siklus I N Nama Siswa o. 1 M.Haikin Anajili 2 Amanda Laras 3 Cut Ikke Febrianti 4 Hafizh Rafaldi 5 Yuni L. Tinambunan 6 Bethresia A Nadeak 7 Roza E Kurniawan 8 Mansyur Jumlah Rata-rata
a.
Pelaksanaan Perbaikan Siklus II
Nilai 7 7 5 8 5 6 7 7 53 6,4
h)
Ketuntasan Ya Tdk √ √ √ √ √ √ √ √
i) j)
√
Tindakan Pembelajaran
pembelajaran sebelum masuk waktu mengajar Guru membuka pembelajaran dengan berdoa Guru menyampaikan tujuan pembelajaran Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan kompetensi yang akan dicapai. Menumbuhkan partisipasi aktif peserta didik Memberikan contoh pengucapan vocal, fonem bilabial, dan dental pada suku kata dan kata, siswa menirukan ucapan guru. Melalui pendekatan multisensory dengan media gambar secara bergantian siswa disuruh untuk mengucapkan suku kata dan kata. Siswa disuruh untuk menuliskan di bukunya masing-masing. Melaksanakan evaluasi Menutup kegiatan belajar mengajar. Kegiatan awal (Pembukaan), Guru memimpin doa dan mengabsen siswa. Guru melakukan pretes untuk mengetahui kemampuan awal siswa.
Langkah-langkah Perbaikan Pembelajaran Program Perbaikan Pembelajaran Siklus II. Langkahlangkah Pembelajaran:
Prosedur pelaksanaan yang dilakukan dalam tindakan perbaikan pembelajaran siklus II meliputi : a) Guru mempersiapkan segala sesuatu yang akan dipergunakan dalam
117
p-ISSN: 2407-4926 e-ISSN : 2355-1720
Purwanti :PeningkatanKemampuanBerbicara….
Pertemuan 1Siklus II (a) Kegiatan awal.Guru mengucapkan salam dan memberikan appersepsi.(b) Kegitan inti. Dengan media gambar guru melatih pengucapan kata-kata yang menggunakan konsonan letupan (p, b, t, d) Siswa secara begantian mengikuti contoh guru Siswa secara begantian menunjukan kartu gambar dengan menyebutkan nama gambar tersebut. (c) Kegiatan penutup. Siswa satu persatu disuruh mengucapkan kata-kata yang mengadung konsonan letupan p, b, t, dan d, guru memberikan penilaian.
Pertemuan 3 Siklus II (a) Kegiatan awal. Guru menanyakan pelajaran yang sudah lalu yang sudah dipelajari siswa. (b) Kegiatan Inti. Dengan media gambar guru melatih pengucapan kata-kata yang menggunakan konsonan nasal (m, n, ny, ng).Siswa secara begantian mengikuti contoh guru. Siswa secara begantian menunjukan kartu gambar dengan menyebutkan nama gambar tersebut. (c) Kegiatan Penutup.Siswa mengulangkegiatan hari ini dan guru mengevaluasi kegiatan siswa Pertemuan 4 Siklus II (a) Kegiatan awal.Guru menanyakan pelajaran yang sudah lalu yang sudah dipelajari siswa. (b) Kegiatan Inti. Dengan media gambar guru melatih pengucapan kata-kata yang menggunakan konsonan geseran (w, r, s, y).Siswa secara begantian berlatih mengikuti contoh guru. Siswa secara begantian menunjukan kartu gambar dengan menyebutkan nama gambar tersebut. (c)Kegiatan Penutup.Siswa secara bersama-sama mengulangi pengucapan yang telah dipelajarinya, guru mengevaluasi kemampuan siswa.
Pertemuan 2Siklus II (a) Kegiatan awal. Guru mengucapkan salam dan memberikan appersepsi.(b) Kegiatan Inti. Dengan media gambar guru melatih pengucapan kata-kata yang menggunakan konsonan letupan (c, j, k, g).Siswa secara begantian mengikuti contoh guru. Siswa secara begantian menunjukan kartu gambar dengan menyebutkan nama gambar tersebut. (c) Kegiatan penutup.Siswa satu persatu disuruh mengucapkan kata-kata yang mengadung konsonan letupan c, j, k, dan g, guru memberikan penilaian.
p-ISSN: 2407-4926 e-ISSN : 2355-1720
118
SEJ VOLUME 5 NO. 1JUNI 2016
Tabel Nilai Hasil Tes Formatif Siklus II N Nama Siswa o 1 M.Haikin Anajili 2 Amanda Laras 3 Cut Ikke Febrianti 4 Hafizh Rafaldi 5 Yuni L. Tinambunan 6 Bethresia A Nadeak 7 Roza E Kurniawan 8 Mansyur Jumlah Rata-rata
Nilai
Tabel Kriteria Penilaian Tes Lisan
Ketuntasan Ya Tidak
7 7 6 8 6 6 8 8 56 7,0
No. 1.
2.
3.
4.
5.
Pengamatan Pengamatan adalah proses pencermatan terhadap pelaksanaan tindakan, hal-hal yang diamati adalah unsur-unsur dari proses tindakan yang dilaksanakan diatas. Antara pelaksanaan dengan pengamatan bukan urutan karena waktu terjadinya bersamaan. Pada tahap ini peneliti melakukan komponenkomponen yang diamati seperti :
1. 2. 3.
Kurang baik
Pengucapan fonem Pengucapan suku kata Pengucapan kata
Tabel Hasil Penilaian Tes Kemampuan Artikulasi pada Siklus II
No.
Nama Siswa
Nilai
1 2 3 4 5 6 7 8
M.Haikin Anajili Amanda Laras Cut Ikke Febrianti Hafizh Rafaldi Yuni L. Tinambunan Bethresia A Nadeak Roza E Kurniawan Mansyur
7 7 5 8 5 6 7 7
Jumlah Rata-rata N O
Nama siswa
1 2 3 4 5 6 7 8
M. haikin
Pengucapan fonem 5
4
3
2
3
2
1
Tabel Nilai Hasil Tes Formatif Siklus I
Baik sekali
Baik
4
Refleksi Setelah tahapan perbaikan pembelajaran selesai, maka hasilnya dapat dilihat dalam tes formatif pada siklus I, II, dan siklus III berikut:
Penilaian Instrument Artikulasi Siswa
Skor 5
Bobot maksimum 2, skor maksimum untuk jumlah soal 10 adalah 20.Penilaian = Skor yang diperoleh x 100 = nilai Skor maksimum
TabelAktivitas siswa dalam proses pembelajaran N o
Kriteria Siswa dapat mengucapkan fonem dengan benar, posisi organ bicara benar dan bunyi ujaran nyaring Siswa dapat mengucapkan fonem dengan benar, posisi organ bicara benar Tetapi bunyi ujaran tidak nyaring Siswa dapat mengucapkan fonem dengan benar, posisi organ bicara benar dan bunyi ujaran kecil Dengan bantuan guru siswa dapat mengucapkan fonem dengan benar, posisi organ bicara benar dan bunyi ujaran benar Walaupun dibantu guru siswa tidak dapat mengucapkan fonem dengan benar, posisi organ bicara salah dan bunyi ujaran kecil dan tidak jelas
Ketuntasan Ya Tidak
53 6,4
PengucaKosa kata 1
5
4
3
2
1
Amanda Laras Cut Ike F. Hafiz Yuni T. Betheresia Roza K. Mansyur
119
p-ISSN: 2407-4926 e-ISSN : 2355-1720
Purwanti :PeningkatanKemampuanBerbicara….
Tabel Nilai Hasil Tes Formatif Siklus I No.
Nama Siswa
Nilai
1 M.Haikin Anajili 2 Amanda Laras 3 Cut Ikke Febrianti 4 Hafizh Rafaldi 5 Yuni L. Tinambunan 6 Bethresia A Nadeak 7 Roza E Kurniawan 8 Mansyur Jumlah Rata-rata
7 7 6 8 6 6 8 8 56 7,0
Tabel Hasil Pengamatan Keterlibatan Siswa Dalam Pembelajaran Siklus II
Ketuntasan Ya Tidak
N o
1
2
3
Nama Siswa
Nilai
1 M. Haikin Anajili 2 Amanda Laras 3 Cut Ikke Febrianti 4 Hafizh Rafaldi 5 Yuni L Tinambunan 6 Bethresia A Nadeak 7 Roza E Kurniawan 8 Mansyur Jumlah Rata-rata
8 7 6 8 6 7 8 8 58 7,3
4
Ketuntasan Ya Tidak
5
6
Tabel Hasil Pengamatan Keterlibatan Siswa Dalam Pembelajaran Siklus I Aspek yang Diamati
1
Siswa hadir dalam proses pembelajaran Siswa mengerjakan pembiasaan pagi (berdoa sebelum mulai belajar) Siswa mengerjakan pembiasaan pagi (berdoa sebelum mulai belajar) Siswa yang memperhatikan penjelasan guru Siswa mengajukan pertanyaan saat pembelajaran Siswa mau tampil di depan kelas Siswa yang mampu melaksanakan tugas dengan baik
2
2
3
4
5 6
Jumlah Siswa
% 100
8
100
8
100
Aspek yang Diamati
1
Siswa hadir dalam proses pembelajaran Siswa mengerjakan pembiasaan pagi (berdoa sebelum mulai belajar) Siswa yang memperhatik an penjelasan guru Siswa mengajukan pertanyaan saat pembelajaran Siswa mau tampil di depan kelas Siswa yang mampu melaksanakan tugas dengan baik
3
4
6
75
5
63
5
6 8 6
p-ISSN: 2407-4926 e-ISSN : 2355-1720
100 75
Siswa hadir dalam proses pembelajaran Siswa mengerjakan pembiasaan pagi (berdoa sebelum mulai belajar) Siswa yang memperhatikan penjelasan guru Siswa mengajukan pertanyaan saat pembelajaran Siswa mau tampil di depan kelas Siswa yang mampu melaksanakan tugas dengan baik
N o
2
Skala Penilaian S B S K B
8
Jumlah
8
100
8
100
6
85
5
K
67
8
6
%
Skala Penilaian S B S B
100
75
Tabel Hasil Pengamatan Keterlibatan Siswa Dalam Pembelajaran Siklus III
Keterlibatan siswa selama kegiatan belajar mengajar di siklus I,II, dan IIIdapat ditampilkan dalam tabel berikut:
N o
yang
Siswa
Tabel Nilai Hasil Tes Formatif Siklus III No.
Aspek Diamati
120
Jumlah Siswa % 8
100
8
100
6
85
5
67
8
6
Skala Penilaian S B S K B
100
75
SEJ VOLUME 5 NO. 1JUNI 2016
Keterangan : SB = Sangat Baik B = Baik S = Sedang K = Kurang
mencapai nilai KKM. Selanjutnyapadaperbaikan pembelajaran siklus III/sebagai tindakan pemantapan atas hasil yang diperoleh pada siklus II dengan kegiatan kompetisi yang didampingi oleh observer makasiswa lebih berkonsentrasi dan termotivasi dalam mengikuti kegiatan pembelajarannya. Berdasarkan hasil pengamatan yang dilaksanakan pada siklus pemantapan ini diperoleh hasil bahwa seluruh siswa berhasil meningkatkan kemampuan bicaranya yaitu nilai rata-rata hasil tes formatifnya naik menjadi 7,3 dan seluruh siswa telah mencapai ketuntasan. Secara keseluruhan proses perbaikan pembelajaran berjalan dan terlaksana dengan baik.
Grafik Nilai Evaluasi dari Siklus I, Siklus II, dan Siklus III
Nilai Evaluasi
10 8 6 4
Biru Merah Hijau
2 0
Keterangan Warna Biru : Siklus I Warna Merah : Siklus II Warna Hijau : Siklus III Deskripsi Temuan Data Berdasarkan pelaksanaan tindakan perbaikan pembelajaran melalui tiga putaran pembelajaran maka dapat diketahui hasil pada masing-masing siklus. Pada siklus I diketahui nilai rata-rata hasil tes formatif adalah 6,4 dan siswa yang telah mencapai ketuntasan belajar adalah 6 siswa (75%) dari jumlah siswa. Berdasarkan hasil pengamatan pada pembelajaran siklus I ini diperoleh hasil siswa yang mencapai nilai ketuntasan baru 6 siswa (75%) dan yang 2 siswa (25 %) lagi belum mencapai nilai ketuntasan. Pada pelaksanaan tindakan perbaikan pembelajaran pada siklus II diketahui mengalami peningkatan yaitu dari hasil tes siklus I nilai ratarata 6,4 menjadi 7,0 dan 100% siswa
Refleksi Pada pelaksanaan perbaikan pembelajaran siklus I keterlibatan siswa sudah mulai terlihat meskipun belum maksimal. Melalui diskusi yang dilakukan guru dan observer diketahui ada dua masalah yang perlu diperbaiki pada pembelajaran selanjutnya yaitu : a. perlu banyak latihan artikulasi b. perlu bimbingan ekstra bagi siswa yang suaranya kecil. Pembahasan Berdasarkan permasalahan yang terdapat dalam pembelajaran siklus I maka tindakan perbaikan yang dilaksanakan pada siklus II meliputi: a. Guru melaksanakan pembelajaran dengan banyak latihan artikulasi.
121
p-ISSN: 2407-4926 e-ISSN : 2355-1720
Purwanti :PeningkatanKemampuanBerbicara….
b. Lebih ditekankan pada bimbingan secara individual. c. Guru lebih memberikan penghargaan dan penguatan terhadapsiswa yang sudah bekerja keras mengikuti latihan artikulasi. Pelaksanaan perbaikan pada siklus II ternyata terbukti bahwa kemampuan hasil belajar meningkat dan 100 % siswa telah mencapai nilai ketuntasan. Selanjutnya pada hasil tes siklus III Melalui hasil pengamatan guru dan observer hampir seluruh siswa terlibat aktif di dalam pembelajaran yang dilaksanakan guru. Hasil tes formatifnya naik yaitu mencapai nilai rata-rata 7,3 dan menunjukkan bahwa kemandirian dan percaya dirinya akan kemampuan berbicara terjadi peningkatan dari siklus sebelumnya yaitu dari nilai rata-rata 7,0 menjadi 7,3. Dengan demikian terbukti bahwa penerapanmetode multisensory dengan media gambardapat meningkatkan kemampuan bicara pada Anak Tunarungu.
meningkatkan kemampuan hasil belajar dan meningkatkan keaktifan siswa dalam pembelajaran. Pada saat tes formatif siklus I, diperoleh nilai rata-rata siswa 6,4. Selanjutnua hasil tes formatif pada siklus II terus meningkat yaitu nilai rata-ratanya mencapai 7,0 Sedangkan pada siklus III/siklus pemantapan nilai rataratanya naik menjadi 7,3 dan keterlibatan siswa dalam pembelajaran sangat baik. a. Bahwa metode multisensory dengan media gambar dapat lebih memudahkan siswa dalam memahami makna kata yang diucapkannya. b. Bahwa metode multisensory dengan media gambar terbukti dapat meningkatkan kemampuan bicara pada Anak Tunarungu di kelas D.II.1-B UPT SLB-E Negeri Pembina Medan yaitu dari 50% siswa (4 orang) yang tuntas menjadi 100% siswa (8 orang) tuntas mencapai KKM. DAFTAR RUJUKAN Andreas Dwijo Sunarto (dalam Sutjiati Somantri, 1996:74) Pengertian Anak Tunarungu. Jakarta. Dimyati dan Mujiono. 2002. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta Bunawan, Lani dan C. Susila Yuwati. 2000.Penguasaan Bahasa Anak Tunarungu.Jakarta:Yayasan Santi Rama. Departemen Pendidikan Nasional.2000. Pengajaran Bina
KESIMPULAN Berdasarkan hasil deskripsi data dan hasil pembahasan maka diperoleh kesimpulan bahwa proses pembelajaran yang dilaksanakan untuk memperbaiki kinerja pembelajaran terlaksana melalui tiga siklus tindakan. Pelaksanaan pembelajaran yang terdiri dari proses perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi dapat
p-ISSN: 2407-4926 e-ISSN : 2355-1720
122
SEJ VOLUME 5 NO. 1JUNI 2016
Persepsi Bunyi dan Irama untuk Anak Tunarungu.Jakarta. Direktorat Pendidikan Luar Biasa. 2004. Pedoman Pendidikan Terpadu/Inklusi Alat Identifikasi Anak Berkebutuhan Khusus. Jakarta:Dirjen Dikdasmen, Depdiknas. Gatty.1994.Mengajarkan Wicara kepada anak-anak Tunarungu, Alih bahasa Hartotanojo. YayasanKarya Bakti, Wonosobo. Hermawan, A. H. 2000. Media danproses Pembelajaran. Jakarta: Universitas terbuka. Nugroho, Bambang. 2004.Pentingnya Intervensi Dini Secara Edukatif Bagi AnakTunarungu,Makalah Depdiknas. (2007). Standar Kompetensi dan kompetensi Dasar BKPBI, Jakarta.
123
p-ISSN: 2407-4926 e-ISSN : 2355-1720
Ary Nur Wahyuningsih.; Pengembangan Media Komik ….
p-ISSN: 2407-4926 e-ISSN : 2355-1720
124
124