3.154 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 33 Tahun ke-5 2016
PENINGKATAN KECERDASAN MUSIKAL DALAM PEMBELAJARAN SBK MENGGUNAKAN ALAT MUSIK ANGKLUNG PADA SISWA KELAS IVB SD NEGERI SINDUADI 1 Improving the musical intelegence using angklung on 4th grade students. Oleh: Muhamad Azwar Anas, Pendidikan Sekolah Dasar/ Pendidikan Guru Sekolah Dasar,
[email protected]
Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kecerdasan musikal siswa kelas IVB menggunakan alat musik angklung dalam pembelajaran SBK di SD Negeri Sinduadi 1. Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas kolaboratif menggunakan model Kemmis dan Taggart. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara dan dokumentasi. Data yang terkumpul dianalisis secara deskriptif kuantitatif dan kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan angklung sebagai media dapat meningkatkan kecerdesan musikal siswa. Hal itu dapat dilihat dari siswa yang sudah dapat menyanyikan melodi dan dapat memainkan angklung dengan lancar sesuai nada dan irama. Hasil observasi pada kondisi awal hanya 1 siswa yang dapat
menunjukan kecerdasan musikalnya dengan cara menyanyi dengan nada yang tepat. Kemudian dilakukan tindakan pada siklus I sehingga terdapat 13 siswa (46,42%) yang mencapai tuntas hasil belajar dengan rerata kelas 65,65 (cukup). Pada siklus II mengalami peningkatan menjadi 28 siswa (100%) yang mencapai tuntas belajar dengan rerata kelas yang dicapai sebesar 91,90 (sangat baik). Kata kunci: kecerdasan musikal, alat musik angklung, Pembelajaran SBK
Abstract This research aims at improving the musical intelligence in cultural arts and skills using angklung learning on 4th grade students of elementary school Sinduadi 1. The kind of this research was belong to collaborative classroom action research which was used Kemmis and Mc Taggart model. The data collecting method was carried out with observation, interview and documentation. The data analysis that had been used descriptive quantitative and qualitative. The result shows that the use of angklung media can improve the student’s musical intelegence. It can be seen the students can sing melody and play angklung musical instrument
according to the tone and rytme smoothly. The result of observations on the initial conditions is only one student who can perform musical intelligence with how to sing the right tone. Then the action on the first cycle so that there are 13 students (46.42%) who achieves complete learning with an average grade 65.65 (enough). In the second cycle increase to 28 students (100%) who ahieves complete learning with the average grade 91.90 (very good). Keywords: musical intelligence, angklung musical instrument, cultural arts and skills learning.
Peningkatan Kecerdasan Musikal .... (Muhamad Azwar Anas) 3.155
intelengensi
PENDAHULUAN
musik
dapat
mengembangkan
potensi inetelegensi lain yang dimiliki seseorang. Kecerdasan yang dimiliki manusia tidak
Di sekolah dasar, pembelajaran seni musik
hanya terdiri dari kecerdasan intelektual saja,
terdapat dalam mata pelajaran Seni Budaya dan
namun
macam
Ketrampilan (SBK). Departemen Pendidikan
kecerdasan. Gagner (Alexander Sindoro, 2003:
Nasional (2006) menyatakan bahwa pendidikan
23) mengungkapkan ada tujuh macam kecerdasan
Seni Budaya dan Ketrampilan (SBK) diberikan di
yang
sekolah dasar karena keunikan, kebermaknaan,
manusia
dimiliki
memiliki
manusia,
berbagai
yaitu
kecerdasan
linguistik, kecerdasan logika dan matematika,
dan
kecerdasan ruang (visual), kecerdasan musikal,
perkembangan perserta didik, yang terletak pada
kecerdasan gerak badan (kinestetik), kecerdasan
pemberian pengalaman estetik dalam bentuk
antar
intrapribadi.
kegiatan berekspresi/berkreasi dan berapresiasi
Kemudian setelah diadakan penelitian kembali
melalui pendekatan: “belajar dengan seni,”
oleh Gagner, muncul dua kecerdasan baru yaitu
“belajar melalui seni” dan peran ini tidak dapat
kecerdasan naturalis dan kecerdasan eksistensial.
diberikan oleh mata pelajaran lain.
pribadi
dan
kecerdasan
kebermanfaatan
terhadap
kebutuhan
Gagner juga menambahkan bahwa kesembilan
Siswa sekolah dasar berada pada usia 6-12
kecerdasan tersebut juga memiliki kedudukan
tahun. Usia ini merupakan usia yang efektif untuk
yang sama. Semua kecerdasan tersebut harus
mengembangkan kemampuan dan bakat anak.
dapat dikembangkan sesuai dengan bakat yang
Penelitian Langstaff dan Mayer (Djohan, 2003:
dimiliki anak, termasuk kecerdasan musikal.
91)
Kecerdasan musikal adalah kapasitas untuk merasa, membedakan,
mentransformasi,
dan
mengungkapkan
seandainya
masa
perkembangan ini tidak dimanfaatkan secara maksimal, maka kelak anak dapat mengalami apa
mengekspresikan
bentuk-bentuk
musik.
Demikianlah
dikatakan
Gagner
Kecerdasan musikal memiliki berbagai
melanjutkan
unsur kemampuan. Dalam hal ini kemampuan
pendapatnya mengenai intelegensi musik bahwa
yang akan dikembangkan adalah kemampuan
intelegensi
banyak
mengingat melodi dan kemampuan memainkan
mengandung aspek emosi, spiritual dan budaya
alat musik. Melalui pengembangan kedua unsur
dari pada intelegensi lainnya. Tetapi yang
tersebut, minimal anak mengetahui bahwa dia
terpenting musik dapat membantu sebagian orang
memiliki bakat dalam bidang musik.
(Djohan,
yang
2003:
129).
musik
oleh
Gagner
mungkin
lebih
untuk mengorganisir cara berpikir dan bekerja
yang dinamakan tuna nada dan irama selamanya.
Berdasarkan
observasi
di
SD
Negeri
sehingga membantu mereka berkembang dalam
Sinduadi 1 menunjukkan bahwa kecerdasan
hal matematika, bahasa, dan kemampuan spasial.
musikal siswa kelas IVB belum dikembangkan
Hal itu menunjukan bahwa mengembangkan
secara optimal. Hal itu tampak dari mayoritas
3.156 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 33 Tahun ke-5 2016
siswa
di
kelas
IVB
yang
belum
dapat
angklung mempunyai tangga nada diatonis
menyesuaikan nada, menyesuaikan irama dan
sehinga
tempo lagu. Ekpresi secara emosional pada saat
modern. Angklung juga mudah dimainkan yakni
menyanyikan lagu juga belum terlihat. Siswa
dengan cara digoyang (Obby, 2010: 10). Jumlah
masih menyanyikan lagu tanpa menunjukkan
alat musik angklung yang banyak memungkinkan
ekpresi senang maupun sedih. Pihak sekolah tidak
angklung dimainkan secara berkelompok dengan
memungkiri bahwa hal itu terjadi disebabkan
bermain bersama teman sebayanya, anak dapat
sumber
merasa senang.
daya
guru
yang
minim
dengan
dapat
untuk
memainkan
lagu-lagu
pengetahuan seni musik karena latar belakang
Jenis permainan angklung ada 2 yaitu
dari guru kelas yang bukan merupakan guru
arumba dan orkestra. Angklung arumba adalah
musik.
permainan angklung yang hampir memiliki
Melalui wawancara, guru mata pelajaran
format sama dengan band, sedangkan angklung
SBK kelas IVB memberikan informasi bahwa
orkestra adalah memainkan angklung secara
Pembelajaran SBK aspek seni musik juga
bersama sama dimana satu orang memainkan 1-4
biasanya hanya diisi dengan bernyanyi seadanya
nada angklung dengan dibantu iringan sederhana.
semampu siswa. Kemampuan siswa dalam
Permainan angklung yang digunakan dalam
membawakan sebuah lagu juga masih kurang.
penelitian ini ialah jenis permainan orkestra
Hal itu disebabkan siswa belum begitu dapat
dengan satu anak memainkan 1 jenis nada
membaca not angka, menyesuaikan irama dan
angklung. Maka dari itu melalui bermain
tempo lagu. Kegiatan pembelajaran belum pernah
angklung orkestra ini diharapkan Kecerdasan
menggunakan alat musik. Hal itu karena sekolah
musikal
tidak memiliki alat musik yang mendukung dapat dimainkan oleh seluruh siswa. Berdasarkan
METODE PENELITIAN
masalah
Jenis Penelitian
tersebut,
peneliti
merasa
perlu
melakukan suatu tindakan guna meningkatkan
Jenis penelitian yang dilakukan
kecerdasan musikal siswa kelas IVB SD N
Penetian Tindakan Kelas (PTK).
Sinduadi 1.
Model Penelitian
yaitu
Anita Lie (2004: 95) mengungkapkan
Pada penelitian tindakan kelas ini, peneliti
bahwa kecerdasan musikal dapat dioptimalkan
menggunakan model Kemmis dan Taggart.
dengan melakukan aktifitas musik. Salah satu
(Suharsimi Arikunto, 2010:17)
aktifitas musik yaitu mengajak anak bermain alat
Subjek dan Objek Penelitian
musik. Dari sekian banyak alat musik, peneliti memilih menggunakan alat musik angklung.
Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas IVB SD Negeri Sinduadi 1 sebanyak 28
Angklung adalah alat musik tradisional di
siswa yang terdiri atas 11 siswa laki-laki dan 17
Jawa yang seluruh bagiannya terbuat dari bambu.
siswa perempuan. Adapun objek dalam penelitian
Angklung mempunyai keunggulan dibanding
ini adalah kecerdasan musikal siswa kelas IVB.
dengan alat musik lainya, yaitu pola nada
Tempat dan Waktu Penelitian
Peningkatan Kecerdasan Musikal .... (Muhamad Azwar Anas) 3.157
Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri
musikal siswa. kriteria yang digunakan sebagai
Sinduadi, Mlati, Sleman pada bulan Maret di
acuan dalam melihat peningkatan hasil tes siswa
kelas
sebagai berikut.
IVB
semester
genap
tahun
ajaran
Tabel 1. Kriteria Nilai Kecerdasan Musikal No. Nilai Kategori
2015/2016. Teknik Pengumpulan Data
1 2 3 4
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi, wawancara dan dokumentasi.
80-100 66-79 56-65 40-55
Sangat Baik Baik Cukup Kurang
Instrumen Penelitian Instrumen yang digunakan pada penelitian ini berupa lembar observasi yang didapat dari tes penampilan kecerdasan musikal dan pedoman
Tabel 2. Kisi-kisi lembar observasi kecrdasan musikal No 1
wawancara. Lembar observasi yang digunakan
Aspek Kemampuan mengingat melodi musik
untuk mengetahui perkembangan kecerdasan musikal
siswa,
dan
pedoman
wawancara
digunakan untuk pedoman dalam memperoleh informarsi terkait pembelajaran dan kecerdasan musikal siswa yang bernarasumber guru dan siswa.
2
Kemampuan memainkan alat musik (angklung)
Analisis Data Analisis
data
yang
digunakan
dalam
penelitian ini adalah analisis deskriptif kuantitaif dan kualitatif menggunakan skala bertingkat.
Indikator Menyanyikan kembali suatu melodi terkait dengan nad Menyanyikan kembali suatu melodi terkait dengan irama Posisi memegang angklung Teknik memainkan angklung Memainkan angklung terkait dengan nada Memainkan angklung terkait dengan irama
Aspek lembar observasi ada 6 butir dengan nilai tertinggi setiap butir 5 dan terendah 1, sehingga
Analisis hasil dokumentasi menghasilkan
didapat skor ideal terendah = 1 x 6 = 6 dan skor
data video dan gambar dari siklus satu ke siklus
ideal tertinggi = 5 x 6 = 30. Penilaian terhadap
berikutnya
skor hasil lembar observasi kekecerdasan musikal
kualitatif.
dengan menggunakan rumus:
melengkapi hasil observasi.
dipaparkan Gambar
foto
dengan
deskriptif
digunakan
untuk
Hasil Penelitian dan Pembahasan Hasil Penelitian Kemudian,
untuk
mendeskripsikan
Kegiatan siswa pada setiap pertemuan
keberhasilan siswa maka nilai yang diperoleh
merupakan perpaduan antara mengingat melodi
siswa dikategorikan ke dalam kualifikasi nilai
musik dan memainkan alat musik. Kegiatan
dalam bentuk grade tunggal. Berikut tabel
pertama adalah menyanyikan rangkaian melodi.
mengenai kriteria nilai hasil tes kecerdasan
Kegiatan ini bertujuan untuk mengembangkan
3.158 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 33 Tahun ke-5 2016
kemampuan mengingat melodi musik. Diawali
depan kelas masih malu-malu dan belum mau
dengan siswa menyebutkan berbagai macam lagu
menyanyikan lagu dengan suara yang lantang
daerah kemudian siswa dikenalkan dengan lagu
sehingga suara tidak dapat keluar dengan
Si Patokaan. Guru menulis not angka lagu Si
maksimal.
Patokaan dan siswa diminta untuk menyalinnya.
Kegiatan selanjutnya adalah memainkan
Beberapa siswa mencoba menerka nada-nada
angklung.
pada lagu tersebut meskipun masih tersendat-
mengembangkan aspek kemampuan memainkan
sendat ketika akan menyebutkan not angkanya.
alat musik. Siswa sudah tertarik dengan alat
Setelah
menulis,
bertujuan
untuk
musik angklung pada saat guru mulai masuk ke
diminta untuk mencoba menyanyikan not angka
kelas dan memulai pembelajaran. Hal ini terlihat
tersebut. Hampir seluruh siswa menyanyikan lagu
dari siswa yang bersorak dan terus bertanya
tidak sesuai dengan nada dan irama. Maka dari itu
kapan mereka memainkan angklung.
masih
selesai
ini
siswa
guru
siswa
Kegiatan
membimbing
siswa
dalam
Setelah masing-masing siswa mendapatkan
menyanyikan not angka tersebut. Siswa dapat
angklung,
mengikuti irama dalam menyanyikan dengan not
angklung namun masih dengan cara yang belum
angka pada saat guru membimbing. Secara
benar. Siswa masih belum tahu bagaiaman cara
perlahan, guru mengurangi bimbingan dengan
membunyikan
cara guru berhenti dalam bernyanyi. Siswa masih
memberikan contoh bagaimana cara memegang
belum lancar dalam membaca not angka sehingga
angklung dan menggetarkan angklung dengan
dalam menyanyikan lagu menjadi terdengar
benar.
seperti orang bergumam.
mempraktekan hal tersebut.
Not angka lagi Si Patokaan dibagi menjadi
siswa
angklung
Siswa
Pada
mencoba
begitu
tahap
awal
membunyikan
tersebut.
antusias
yaitu
Guru
langsung
menggetarkan
3 rangkaian melodi agar siswa dapat lebih mudah
angklung sesuai dengan nada yang ditunjuk oleh
menerima. Pertemuan pertama sampai pertemuan
guru, sebagian besar siswa masih belum bisa
ketiga dalam siklus I siswa selalu berlatih
menggetarkan angklung dengan benar. Siswa
menyanyikan 3 rangkaian ini menggunakan nada
masih menggetarkan dengan cara menghentak-
dasar “do=c”. Angklung yang digunakan guru
hentak atau belum halus. Selain itu siswa juga
sebagai ukuran tinggi nada menarik siswa untuk
masih
mencoba menirukan suara dengan menyanyikan
angklung yang benar.
sesuai dengan nada. Dalam melakukan kegiatan menyanyikan
rangkaian
diingatkan
dalam
memegang
Kemudian agar memudahkan siswa dalam
siswa
memainkan angklung, siswa berbaris sesuai
melakukannya secara klasikal dan berkelompok.
dengan teman yang memegang angklung bernada
Secara
dalam
sama. Siswa diminta untuk memainkan satu per
menyanyikan rangkaian melodi tersebut, namun
satu rangkaian melodi menggunakan angklung
sebaliknya siswa masih belum mau menyanyikan
secara berulang-ulang agar siswa terbiasa dengan
dengan suara yang lantang. Begitu juga ketika
iramanya. Siswa terlihat antusias dan gembira
klasikal
siswa
melodi,
perlu
semangat
siswa diminta untuk menyanyikan not angka di
Peningkatan Kecerdasan Musikal .... (Muhamad Azwar Anas) 3.159
ketika diminta untuk memainkan rangkaian melodi tersebut. Pada pertemuan ketiga, siswa melakukan kegiatan Patokaan
gabungan dan
menyanyikan
memainkan
lagu
lagu
14 12
Si
10
54-57
tersebut
8
58-61
6
62-65
4
66-69
menggunakan angklung sebagai iringan. Pada kegiatan ini siswa sudah mulai mengerti konsep
2
membawakan sebuah lagu. Siswa sudah mampu
0
70-73
54-57 58-61 62-65 66-69 70-73
menyanyikan lagu dengan benar namun beberapa masih belum bisa menyanyikan sesuai dengan
Gambar 4. Diagram kecerdasan musikal
nada bahkan masih malu dalam menyanyikan
siswa siklus I
maksimal
Hasil analisis kriteria nilai kecerdasan
mengeluarkan suara. Pada aspek memainkan alat
musikal menunjukan bahwa terdapat 14 anak
musik siswa mampu memegang angklung dengan
(50%) yang memiliki nilai dengan kriteria baik.
benar namun masih belum bisa menggetarkan
Sedangkan jumlah anak yang memiliki nilai
angklung secara nyambung dan menyesuaikan
dengan kriteria cukup sejumlah 14 anak (50%).
lagu
sehingga
siswa
kurang
Sehingga
masih
Pada siklus I terdapat siswa yang belum
guru
dalam
tuntas KKM sebanyak 15 siswa atau 53,58%.
membawakan lagu Si Patokaan tersebut. Dengan
Permasalahan tersebut disebabkan oleh beberapa
kata lain kecerdasan musikal siswa sudah mulai
faktor yaitu: a) mental siswa untuk berani tampil
muncul namun belum bisa muncul secara
di depan umum masih belum terbentuk, b) siswa
optimal.
masih
dengan
irama
membutuhkan
lagu. bimbingan
Setelah melaksanakan tindakan siklus I,
memerlukan
menyesuaikan
bimbingan
nada,
c)
dalam
keterampilan
terdapat peningkatan kecerdasan musikal siswa
menggetarkan angklung siswa masih belum
meskipun belum maksimal. Hal ini dapat dilihat
lancar,
dari perolehan performance test kecerdasan
menyesuaikan tempo lagu.
musikal siswa pada kondisi awal dibandingkan
d)
siswa
Kegiatan
masih
siklus
perbaikan
II
kesulitan
dilakukan
pada
siklus
dalam
dengan
dengan siklus I. Pada kondisi awal terdapat 1
melakukan
I
dan
siswa yang mampu menunjukkan kemampuan
menambah media yaitu Video Klip dan cover
musiknya, sedangkan pada siklus I terdapat 13
instrument angklung lagu Si Patokaan. dengan
siswa yang mampu menunjukkan kemampuan
menonton video klip lagu Si Patokaan melalui
musiknya atau jika dipersentasekan sebesar
LCD. Siswa dapat fokus menonton video klip
46,42% dengan nilai rerata kelas sebesar 65,65
tersebut. Beberapa siswa mulai terangsang untuk
(cukup). Data tersebut bisa dilihat dari grafik
ikut menyanyikan lagu maupun menggerakan
berikut.
badan (menganggukkan kepala, menepuk paha, memiringkan kepala ke kanan dan ke kiri) sesuai dengan irama lagu.
3.160 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 33 Tahun ke-5 2016
Setelah siswa menonton video klip tersebut,
Kegiatan selanjutnya adalah memainkan
siswa diminta untuk mencoba menyanyikan lagu
angklung.
Kegiatan
ini
bertujuan
untuk
Si Patokaan sesuai dengan nada pada video klip.
mengembangkan aspek kemampuan memainkan
Beberapa siswa masih kesulitan menyesuaikan
alat musik. Siswa masih tertarik untuk bermain
nada pada video klip sehingga guru masih
alat musik angklung, mereka tidak merasa bosan.
membimbing siswa dalam menyanyikan lagu
Hal ini terlihat dari siswa masih antusias ketika
tersebut. Siswa dapat mengikuti irama dalam
pembelajaran SBK akan dimulai.
menyanyikan lagu pada saat guru membimbing.
Setelah masing-masing siswa mendapatkan
Video klip juga kadang diputar kembali menjadi
angklung kegiatan selalu dimulai dengan tahap
media
dalam
awal yaitu menggetarkan angklung sesuai dengan
menyanyikan lagu tersebut. Secara perlahan, guru
nada yang ditunjuk oleh guru, hampir semua
mengurangi bimbingan dengan cara guru berhenti
siswa bisa menggetarkan angklung dengan benar.
dalam
Siswa
untuk
membimbing
bernyanyi.
Siswa
siswa
mulai
lancar
menyanyikan sesuai dengan irama lagu, namun
sudah
mengerti
cara
menggetarkan
angklung dengan halus.
belum bisa menyanyikan sesuai dengan nada.
Kegiatan dilanjutkan dengan memainkan
Siswa diingaktkan kembali dengan not
lagu Si Patokaan menggunakan angklung secara
angka lagi Si Patokaan yang dibagi menjadi 3
klasikal di depan kelas. Secara umum siswa
rangkaian melodi agar siswa dapat lebih mudah
sudah
menerima. Hampir sama dengan kegiatan pada
angklung, namun masih belum stabil dalam
siklus I maka pertemuan keempat sampai
menggetarkan angklung dan masih belum bisa
pertemuan
mengontrol tempo dengan benar. Maka siswa
keenam
siswa
selalu
berlatih
benar
stabil
dalam
menyimak
diminta
dasar “do=c”. Angklung yang digunakan guru
angklung lagu Si Patokaan yang sudah disusun
sebagai ukuran tinggi nada menarik siswa untuk
oleh guru. Melalui cover instrument angklung
mencoba menirukan suara dengan menyanyikan
tersebut,
sesuai dengan nada. Selain itu juga video klip
menggetarkan angklung dengan benar agar sesuai
diputar menjadi contoh siswa dalam menyanyikan
dengan nada dan irama. Siswa mulai mengerti
lagu sesuai dengan nada dan irama. Dalam
cara menggetarkan angklung dengan benar
melakukan kegiatan menyanyikan
setelah melalui bimbingan guru merefleksikan
menjadi
instrument
siswa
dengan
berkelompok.
angklung siswa dengan cover instrumen angklung
menyanyikan lagu sesuai dengan nada dan Irma
membandingkan
dalam
melodi, siswa melakukannya secara klasikal dan
Pada pertemuan kelima siswa mulai bisa
cara
contoh
cover
memegang
menyanyikan 3 rangkaian ini menggunakan nada
rangkaian
untuk
dan
permainan
tersebut. Pada pertemuan keenam, siswa melakukan
dengan benar. Selain itu juga mulai terlihat
kegiatan
peningkatan mental siswa yang sudah mau
Patokaan
menyanyikan
menggunakan angklung sebagai iringan. Pada
lagu
dengan
suara
meskipun beberapa masih belum mau.
lantang
gabungan dan
menyanyikan
memainkan
lagu
lagu
Si
tersebut
kegiatan ini siswa sudah sudah mengerti konsep
Peningkatan Kecerdasan Musikal .... (Muhamad Azwar Anas) 3.161
membawakan sebuah lagu. Siswa sudah mampu 100
menyanyikan lagu dengan benar sesuai nada dan
80
irama meskipun beberapa siswa masih kurang
60
maksimal dalam mengeluarkan suara. Pada aspek
40
memainkan alat musik siswa sudah mampu
20
memegang angklung dengan benar dan stabil.
0
Siklus I Siklus II
Siklus I
Siklus II
Siswa juga sudah mampu menggetarkan angklung sesuai dengan nada meskipun beberapa masih belum bisa menggetarkan angklung dengan teknik nyambung dan menyesuaikan dengan irama lagu. Sehingga
masih
membutuhkan
bimbingan guru dalam memandu tempo dengan cara bertepuk tangan. Secara umum kecerdasan musikal siswa sudah bisa muncul secara optimal, sesuai dengan indikator penelitian. Setelah melaksanakan tindakan siklus II, terdapat peningkatan kecerdasan musikal siswa. Hal ini dapat dilihat dari perolehan performance test kecerdasan musikal siswa pada kondisi awal siklus I sampai siklus II. Pada kondisi awal terdapat 1 siswa yang mampu menunjukkan kemampuan musiknya, pada siklus I terdapat 13 siswa yang mampu menunjukkan kemampuan musiknya atau jika dipersentasekan sebesar 46,42% dengan nilai rerata kelas sebesar 65,65 (cukup) sedangkan pada siklus II terdapat 28 anak yang menunjukan kemampuan musiknya atau jika dipersentasikan sebesar 100% dengan nilai rerata kelas sebesar 91,90 (sangat baik). Data tersebut bisa dilihat dari grafik berikut.
Gambar 2. Diagram Kecerdasan Musikal Pembahasan Ada dua
aspek
Nilai
Rata-rata
untuk
mengetahui
perkembangan kecerdasan musikal siswa, yaitu mengingat melodi dengan baik dan memainkan alat musik. Kedua aspek tersebut diambil dari pendapat Paul Suparno (2004: 81) mengenai ciriciri anak yang memiliki kecerdasan musikal dan digunakan
untuk
menentukan
indikator
perkembangan kecerdasan musikal siswa. Aspek mengingat melodi dilakukan dengan kegiatan menyanyikan rangkaian melodi yang diambil
dari
lagu
Si
Patokaan.
Siswa
menyanyikan rangkaian melodi sesuai dengan yang dicontohkan oleh guru. Tinggi nada dicontohkan melalui menggetarkan angklung yang dilakukan oleh guru. Penggunaan angklung sangat efektif dilakukan sebagai contoh siswa dalam menyanyikan rangkaian melodi sesuai dengan nada. Aspek memainkan alat musik dilakukan dengan cara memainkan alat musik angklung secara bersama-sama. Kegiatan memainkan alat musik
angklung
dilakukan
mulai
dari
mengenalkan cara memegang angklung yang benar kemudian menggetarkan angklung dengan benar. Pada tahap menggetarkan angklung, siswa selalu melakukan kegiatan awal menggetarkan angklung sesuai dengan nada yang ditunjuk oleh
3.162 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 33 Tahun ke-5
guru. Hal ini digunakan sebagai permulaan.
Beberapa kendala pada siklus I kemudian
Karakter siswa kelas IV yang senang membentuk
diperbaiki pada siklus II. Pada saat menyanyikan
kelomopok
kegiatan
kembali rangkaian melodi siswa masih belum
bermain angklung ini menjadi berjalan secara
stabil dalam menyanyikan sesuai dengan nada
optimal.
dan tempo lagu. Selain itu siswa juga juga masih
membuat
pelaksanaan
Kegiatan menyanyikan rangkaian melodi
malu dalam bernyanyi, sehingga belum bisa
dan memainkan angklung dilakukan secara
mengeluarkan suara secara maksimal. Begitu juga
berulang. Hal ini sesuai dengan pemikiran Munif
dalam memainkan alat musik, siswa belum lancar
Chatib
bahwa
dalam menggetarkan angklung sehingga belum
yaitu
dapat memainkan sesuai dengan irama. Hal
(2014:65)
kemampuan
yang
berasal
mengatakan
dari
dua
hal,
pembiasaan-pembiasaan yang disebabkan oleh
tersebut
perilaku fisik dan pembiasaan-pembiasaan yang
rangkaian
disebabkan oleh faktor nonfisik. Pembiasaan-
menyanyikan tinggi nada “sol” dengan nada “fa”.
pembiasaan yang dilakukan dalam kegiatan
Ketika siswa diminta menyanyikan kembali
pembelajaran berupa pembiasaan fisik dengan
rangkaian melodi dan memainkan angklung siswa
cara
juga
menyanyikan
rangkaian
melodi
dan
terlihat melodi
melodi
ketika
siswa
beberapa
dinyanyikan
menyanyikan siswa
dan
masih
dimainkan
memainkan angklung. Dalam melakukan kegiatan
menggunakan dengan tempo yang tidak stabil.
tersebut siswa juga dibimbing oleh guru selaku
Maka dari itu pada siklus II contoh siswa dalam
orang yang lebih ahli ataupun temannya. Hal ini
menyanyikan
sesuai dengan teori perkembangan Vygotsky
digunakan juga video klip lagu Si Patokaan.
(Rita Eka Izzaty, 2008:37) yang mengatakan
Sedangkan dalam memainkan alat musik, siswa
bahwa untuk memperoleh suatu keterampilan
diminta
dibutuhkan bimbingan dari orang dewasa atau
angklung lagu Si Patokaan yang diputar.
teman sebayanya. Dari
hasil
kembali
mendengarkan
rangkaian
cover
melodi
instrument
Penggunaan kedua media sebagai contoh I
dalam menyesuaikan nada dan irama ini sangat
menunjukkan bahwa kecerdasan musikal siswa
efektif diterapkan pada siklus II. Terbukti dari
mengalami peningkatan. Hal ini dapat dilihat
hasil data pada siklus II menunjukan peningkatan
dengan semakin meningkatnya jumlah siswa yang
yang signifikan. Hal ini dapat dilihat dengan
mencapai tuntas belajar sebesar 46,42% (13
jumlah siswa yang semula pada siklus I siswa
siswa) yang pada kondisi awal hanya 1 siswa
yang tuntas belajar sebanyak 13 siswa atau sekitar
yang
46,42%, pada siklus II mengalami peningkatan
mampu
penelitian
pada
menunjukkan
siklus
kemampuan
bermusiknya dengan cara bernyanyi meskipun
menjadi 28 siswa atau 100%.
belum bisa memainkan alat musik. Dengan
Berdasarkan uraian dan hasil data yang diperoleh
demikian dapat dikatakan tindakan pada siklus I
dari kondisi awal ssampai siklus II dapat
memiliki
peningkatan
disimpulkan bahwa kegiatan pembelajaran SBK
kecerdasan musikal siswa meskipun belum
menggunakan angklung memberikan dampak
mengalami peningkatan secara optimal.
yang besar terhadap peningkatan kecerdasan
pengaruh
terhadap
Peningkatan Kecerdasan Musikal .... (Muhamad Azwar Anas) 3.163
musikal siswa kelas IVB Sd Negeri Sinduadi 1
demikian, untuk langkah selanjutnya alat
Mlati Sleman.
musik angklung dapat digunakan kembali pada pembelajaran SBK aspek seni musik melalui pengembangan/perbaikan guru.
Kesimpulan dan Saran
2. Menambah lagu lainnya untuk diajarkan
Kesimpulan Penerapan pembelajaran seni budaya dan keterampilan
dalam
rangka
meningkatkan
kecerdasan musikal menggunakan alat musik
kepada siswa agar kecerdasan musikal siswa dapat terus terasah terutama kemampuan menyesuaikan tempo lagu.
angklung diterapkan dengan melakukan kegiatan
3. Melakukan tindak lanjut berupa pementasan
menyanyikan lagu sesuai nada angklung dan
di depan penonton agar siswa memiliki rasa
bermain alat musik angkluang secara berulang.
percaya diri untuk menunjukan kemampuan
Alat musik angklung bisa dikatakan media yang
musiknya.
menarik
untuk
siswa
karena
siswa
selalu
semangat dan menginginkan pembelajaran SBK menggunakan angklung dilakukan secara terusmenerus.
Berdasarkan
pembahasan penggunaan
dapat alat
hasil
penelitian
disimpulkan musik
dan
bahwa
angklung
dapat
meningkatkan kecerdasan musikal siswa kelas IVB SD Negeri Sinduadi 1 dalam pembelajaran
Daftar Pustaka Djohan. 2003. Psikologi Musik. Yogyakarta: Buku Baik. Gagner, Howard. Penerjemah: Alexander Sindoro. 2003. Multiple Intelegences (Kecerdasan Majemuk teori dalam praktek). Jakarta: Interaksara.
menunjukan kecerdasan musikalnya dengan cara
Munif, Chatib dan Alamsyah Said. 2014. Sekolah Anak-anak Juara Berbasis Kecerdsan Jamak dan Pendidikan Berkeadilan. Bandung: Kaifa.
menyanyi dengan nada yang tepat. Kemudian
Obby,
seni budaya dan keterampilan. Hal ini dibuktikan pada kondisi awal hanya 1 siswa yang dapat
pada siklus I terdapat 13 siswa (46,42%) yang mencapai tuntas hasil belajar dengan rerata kelas 65,65
(cukup).
Pada
siklus
II
mengalami
peningkatan menjadi 28 siswa (100%) yang mencapai tuntas belajar dengan rerata kelas yang dicapai sebesar 91,90 (sangat baik). Saran Berdasarkan kesimpulan yang diperoleh maka peneliti memberikan saran sebagai berikut. 1. Penggunaan alat musik angklung dalam pembelajaran
SBK
telah
berhasil
meningkatkan kecerdasan musikal siswa kelas IVB di SD Negeri Sinduadu 1. Dengan
A.R. Wiramiharja. 2010. Panduan Bermain Angklung. Jakarta: Pusat Penelitian dan Pengembangan Kebudayaan Badan Pengembangan Sumber Daya Kebudayaan dan Pariwisata Kementrian Kebudayaan dan Pariwisata.
Paul, Suparno. 2004. Teori Intelegensi Ganda dan Aplikasinya di Sekolah. Yogyakarta: Kanisius. Rita, Eka Izzaty; dkk. 2008. Perkembangan Peserta Didik. Yogyakarta: UNY Press. Suharsimi, Arikunto. 2010. Penelitian Tindakan Kelas. Cetakan Kedelapan. Jakarta: Bumi Aksara.