PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MENGGUNAKAN MODEL TSTS DENGAN MEDIA ALAT PERAGA Teguh Setiyantoro Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Muhammadiyah Purworejo Email:
[email protected]
Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada peningkatan keaktifan dan prestasi belajar matematika menggunakan pembelajaran TSTS (two Stay Two Stray) pada siswa kelas VII F SMP N 36 Purworejo dengan media alat peraga. Penelitian ini merupakan PTK yang dilaksanakan pada siswa kelas VII F SMP N 36 Purworejo. Tahapan penelitian terdiri dari 2 siklus dan tiap siklus terdiri dari 3 pertemuan. Metode pengumpulan data menggunakan observasi dan tes prestasi belajar. Pembelajaran menggunakan model TSTS (Two Stay Two Stray) dengan media alat peraga. Hasil penelitian menunjukkan persentase siswa aktif dan sangat aktif pada data awal diperoleh 30%, pada siklus I sebesar 46,87% dan siklus II 78,12%. Sedangkan persentase siswa yang tuntas belajar pada data awal, siklus I dan siklus II berturutturut mencapai 31,25%, 46,87% dan 75%. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ada peningkatkan keaktifan dan prestasi belajar matematika menggunakan model pembelajaran TSTS dengan media alat peraga dapat. Pada siswa kelas VII F SMP N 36 Purworejo tahun pelajaran 2013/2014
Kata kunci: keaktifan belajar, prestasi belajar, TSTS, alat peraga
PENDAHULUAN Untuk menciptakan suasana pembelajaran yang kondusif harus ada interaksi antara guru dengan siswa dan siswa dengan siswa. Dengan proses pembelajaran seperti itu maka siswa akan aktif dalam pembelajaran. Guru harus mampu untuk menerapkan model pembelajaran yang dapat membuat siswa untuk aktif dalam pembelajaran. Namun pada kenyataannya proses pembelajaran di kelas VII F SMP N 36 Purworejo masih terpusat pada guru sehingga siswa kurang aktif dalam pembelajaran. Hal tersebut dapat dilihat pada saat pembelajaran di kelas siswa lebih banyak mendengarkan dari pada berpendapat. Dengan kebiasaan seperti itu siswa malas untuk bertanya kepada guru mengenai materi yang belum diketahui dan malas untuk mengerjakan soal di depan kelas atau presentasi. Selain itu ketika guru menjelaskan materi, siswa suka bercanda dengan teman sebangku dari pada mendengarkan
Ekuivalen: Peningkatan Keaktifan dan Prestasi Belajar Menggunakan Model TSTS Dengan Media Alat Peraga
123
penjelasan guru. Dari berbagai contoh tersebut menunjukkan bahwa keaktifan belajar siswa masih kurang. Dengan keaktifan belajar siswa yang kurang akan mempengaruhi prestasi belajar siswa. Rendahnya prestasi belajar siswa kelas VII F SMP N 36 Purworejo, ditunjukkan dengan rendahnya nilai UAS semester I tahun pelajaran 2013/2014 yang reratanya masih di bawah KKM dan hanya 31,25% siswa yang tuntas KKM. Sesuai dengan permasalahan di atas maka dibutuhkan suatu model pembelajaran yang dianggap mampu untuk meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar yaitu model pembelajaran Two Stay Two Stray (TSTS). Sehingga tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan keaktifan dan prestasi belajar matematika menggunakan model pembelajaran TSTS pada siswa kelas VII F SMP N 36 Purworejo menggunakan model pembelajaran TSTS dengan media alat peraga. Model pembelajaran yang tepat untuk meningkatkan keaktifan belajar siswa adalah model pembelajaran TSTS. Menurut Huda (2013: 207) “model TSTS merupakan sistem pembelajaran kelompok dengan tujuan agar siswa saling bekerja sama, bertanggung jawab dan saling membantu memecahkan masalah”. Langkah-langkah model pembelajan TSTS menurut Huda (2013: 207) adalah: (1) guru membagi siswa dalam beberapa kelompok, setiap kelompok terdiri 4 siswa, (2) guru member sub pokok bahasan pada masing-masing kelompok, (3) siswa berdiskusi dengan kelompoknya, (4) setelah selesai, dua siswa dari masing-masing kelompok bertamu ke kelompok lain, (5) dua siswa yang tetap berada dalam kelompok bertugas member informasi hasil diskusinya kepada tamu yang datang, (6) tamu kembali ke kelompok semula
untuk
mendiskusikan hasil kerja mereka, (7) beberapa
kelompok
mempresentasikan hasil diskusinya. Untuk meningkatkan keaktifan belajar siswa melalui model pembelajaran TSTS, dibutuhkan indikator untuk mengukur keaktifan belajar. Menurut Sudjana (2010: 21) indikator keaktifan belajar siswa adalah sebagai berikut: a. keinginan, keberanian menampilkan minat, kebutuhan dan permasalahannya, b. keinginan dan keberanian serta kesempatan untuk berpartisipasi dalam kegiatan persiapan, proses dan kelanjutan belajar,
124
Ekuivalen: Judul ditulis Capitalize Each Words dengan huruf Calibri 10 pct. Judul ditulis Capitalize Each Words dengan huruf Calibri 10 pct
c. penampilan berbagai usaha atau kekreatifan belajar dalam menjalani dan menyelesaikan kegiatan belajar mengajar sampai mencapai keberhasilannya, d. kebebasan atau keleluasaan melakukan hal tersebut diatas tanpa tekanan guru atau pihak lainnya. Dikemukakan hasil penelitian terdahulu yang berhubungan penelitian ini yaitu penelitian yang dilakukan oleh Lena (2011). Penelitian ini menunjukkan bahwa ada peningkatan kemampuan penalaran dan komunikasi belajar dengan model pembelajaran TSTS. Penelitian lain dilakukan oleh Khuzaini (2012), hasil penelitian menunjukkan bahwa model pembelajaran TSTS dapat meningkatkan minat dan prestasi belajar. Mengacu pada penelitian di atas, dimungkinkan dalam penelitian ini ada peningkatan keaktifan dan prestasi belajar matematika siswa kelas VII F SMP N 36 Purworejo menggunakan model TSTS dengan media alat peraga.
METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Menurut Wardhani dan Kuswaya (2009:1.4) “Penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang dilakukan oleh guru di dalam kelasnya melalui refleksi diri dengan tujuan memperbaiki kinerjanya sebagai guru, sehingga dapat meningkatkan prestasi belajar”. Dalam penelitian tindakan kelas ini berlangsung 2 siklus. Setiap siklus terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII F SMP N36 Purworejo tahun pelajaran 2013/2014 yang berjumlah 32 siswa. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode observasi dan metode tes. Observasi dilakukan untuk mengamati keaktifan belajar siswa selama pembelajaran menggunakan model TSTS. Tes digunakan untuk memperoleh perkembangan belajar siswa. Analisis data dilakukan menggunakan analisis kualitatif dan kuantitatif.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil dari analisis obeservasi keaktifan belajar siswa menunjukkan bahwa pessentase siswa yang aktif dan sangat aktif pada siklus I mencapai 46,87%.
Ekuivalen: Peningkatan Keaktifan dan Prestasi Belajar Menggunakan Model TSTS Dengan Media Alat Peraga
125
Pembelajaran pada siklus I siswa belum terbiasa untuk belajar secara kelompok. Mereka juga malu untuk bertanya kepada peneliti mengenai materi yang belum diketahui. Selain itu siswa tidak mau untuk mempresentasikan hasil diskusinya. peneliti harus menunjuk dulu salah satu siswa agar mau mempresntasikan hasil diskusinya. Kelemahan pada siklus I diperbaiki pada siklus II agar keaktifan belajar siswa dapat meningkat. Pada siklus II peneliti merubah anggota kelompok berdasarkan hasil tes pada siklus I. Selain itu peneliti member motivasi dan hadiah agar siswa lebih antusias untuk maju mempresentasikan hasil diskusinya. Sehingga pada siklus II persentase keakifan belajar siswa meningkat menjadi 78,12%. Pada pembelajaran siklus II siswa sudah tidak malu lagi untuk bertanya kepada peneliti mengenai materi yang belum diketahui. Peneliti tidak perlu menunjuk siswa untuk presentasi, tetapi siswa secara suka rela mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelas. Berikut persentase siswa yang aktif dan sangat aktif selama pembelajaran.
78.12%
100% 50%
30%
46.87%
0% Persentasi siswa aktif dan sangat aktif Data Awal
Siklus I
Siklus II
Peningkatan keaktifan belajar siswa dari siklus I ke siklus II ini sejalan dengan peningkatan prestasi belajar matematika. Pada siklus I jumlah siswa yang tuntas KKM sebanyak 15 siswa atau 46,87%. Pada siklus II jumlah siswa yang tuntas KKM meningkat menjadi 24 siswa atau 75%. Berikut persentase siswa yang tuntas KKM.
126
Ekuivalen: Judul ditulis Capitalize Each Words dengan huruf Calibri 10 pct. Judul ditulis Capitalize Each Words dengan huruf Calibri 10 pct
75%
100.00% 50.00%
31.25%
47%
0.00% Persentase Siswa Tuntas KKM Data Awal
Siklus I
Siklus II
SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan analisis data yang telah diuraikan maka dapat disimpulkan bahwa ada peningkatan keaktifan dan prestasi belajar matematika menggunakan model TSTS dengan media alat peraga pada siswa kelas VII F SMP N 36 Purworejo. Hal ini ditunjukkan dengan persentase siswa yang aktif dan sangat aktif pada siklus I 46,87% meningkat pada siklus II menjadi 78,12%. Persentase siswa yang tuntas KKM pada siklus I 46,87% meningkat pada siklus II menjadi 75%. Dari hasil penelitian, peneliti memberi saran bahwa model pembelajaran TSTS dapat menjadi alternatif model pembelajaran yang diterapkan guru untuk meningkatakan keaktifan dan prestasi belajar matematika. DAFTAR PUSTAKA Huda, Miftahul. 2013. Model-model Pengajaran dan Pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Khuzaini, Nanang. 2012. Meningkatkan Minat dan Prestasi Belajar Matematika Dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TSTS (Two Stay Two Stray) Pokok Bahasan Trigonometri Siswa Kelas XB MAN Godean Yogyakarta. Diunduh dari http://digilib.uin-suka.ac.id/3734/ pada 25-12-2013 pkl 19.45 Lena, Natal. 2011. Penerapan Pembelajaran Kooperatif Model TSTS Upaya Meningkatkan Kemampuan Penalaran dan Komunikasi Matematika Siswa. Diunduh dari http://eprints.umm.ac.id/4634/1/penerapan pembelajaran kooperatifmodelT1.pdf pada 25 Januari 2014 Sudjana, Nana. 2010. Cara Belajar Siswa Aktif. Bandung: Sinar Baru Algensindo Wardhani, IGAK dan Kuswaya Wihardit. 2009. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Universitas Terbuka.
Ekuivalen: Peningkatan Keaktifan dan Prestasi Belajar Menggunakan Model TSTS Dengan Media Alat Peraga
127