MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA MELALUI PEMBELAJARAN SNOWBALL THROWING DENGAN ALAT PERAGA
MODEL
Oleh: Wahyu Ratriningsih, Mujiyem Sapti, Wharyanti Ika P. Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Muhammadiyah Purworejo e-mail:
[email protected]
Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa melalui model pembelajaran kooperatif tipe Snowball Throwing dengan alat peraga di kelas VIII A SMP Negeri I Prembun pada materi pokok bangun ruang sisi datar. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII A SMP Negeri I Prembun tahun pelajaran 2012/2013. Hasil dari penelitian ini setelah dilakukan proses pembelajaran melalui model Snowball Throwing dengan alat peraga persentase keaktifan belajar siswa meningkat pada siklus I mencapai 65% dan meningkat pada siklus II menjadi 78,74%. Pada siklus I siswa yang mendapat nilai > 70 sebanyak 18 siswa atau sekitar 56,25% dengan rata-rata nilai kelasnya 67,75, sedangkan pada siklus II yang mendapat nilai > 70 sebanyak 27 siswa atau sekitar 84,37% dengan rata-rata nilai kelasnya 79,62. Hal ini menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar matematika siswa.
Kata kunci: Snowball Throwing, Keaktifan Siswa, Hasil Belajar PENDAHULUAN Matematika sebagai salah satu ilmu dasar yang memegang peranan penting dalam berbagai disiplin ilmu. Oleh karena itu, dalam setiap jenjang pendidikan formal pelajaran matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang harus dipelajari dan diharapkan siswa mampu menguasainya. Hasil observasi awal yang dilakukan ole peneliti di SMP Negeri 1 Prembun menunjukkan bahwa dalam proses pelaksanaan pembelajaran matematika, guru masih menggunakan metode ceramah yaitu dengan menjelaskan materi yang dipelajari dan menyuruh siswa mencatatnya. Hal ini menjadikan siswa tidak banyak terlibat aktif dalam proses pembelajaran. Pada saat pembelajaran berlangsung tidak sedikit siswa yang mengantuk dan mengobrol dengan temannya sehingga tidak memperhatikan guru yang sedang memberikan penjelasan di depan kelas, dan ketika guru memberikan pertanyaan hanya beberapa siswa yang menjawab.
240 Ekuivalen:
Meningkatkan Keaktifan Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Snowball Throwing dengan Alat Peraga
Hal itu mungkin disebabkan karena kurang tepatnya metode pembelajaran yang diterapkan oleh guru. Ketepatan guru dalam memilih metode pembelajaran sangat berpengaruh, karena metode pembelajaran yang dipilih nantinya akan memberikan pengaruh positif terhadap pandangan siswa yang menganggap bahwa matematika merupakan mata pelajaran yang sulit menjadi matematika merupakan mata pelajaran yang menyenangkan, dan juga mendorong daya konsentrasi belajar siswa menjadi lebih tinggi. Keberhasilan dalam suatu proses belajar mengajar dapat dilihat dari hasil belajar siswa yang berupa nilai atau dapat ditentukan dengan melihat keaktifan siswa selama mengikuti proses belajar mengajar. Keaktifan disini tentunya bukan sekedar aktif atau ramai, namun keaktifan yang dimaksud adalah keaktifan yang berkualitas, yang ditandai dengan banyaknya respon dari siswa, banyaknya pertanyaan atau jawaban seputar materi yang dipelajari, atau ide-ide yang mungkin muncul berhubungan dengan konsep materi yang dipelajari dalam suatu proses pembelajaran. Sanjaya (2007: 132) menyatakan “belajar adalah berbuat; memperoleh pengalaman tertentu sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Karena itu, strategi pembelajaran harus dapat mendorong aktivitas siswa”. Paul B. Diedrich dalam Rohani (2010: 10) menyatakan “terdapat 177 macam kegiatan peserta didik yang meliputi aktivitas jasmani dan aktivitas jiwa, antara lain: (1) visual activities, (2) oral activities,(3) listening activities, (4) writing activities, (5) drawing activities, (6) motor activities, (7) mental activities, (8) emotional activities”. Dari beberapa komponen aktivitas di atas, digunakan untuk mengukur tingkat keaktifan belajar siswa yang dijabarkan dalam indikator-indikator keaktifan belajar siswa. Salah satu ciri matematika adalah memiliki objek kajian yang abstrak, hal ini menjadikan kebanyakan siswa menganggap bahwa matematika itu adalah pelajaran yang sulit sehingga diperlukan suatu media yang dapat membantu siswa agar lebih mudah untuk memahami materi pelajaran. Saryanto (2002: 10) menyatakan “alat peraga matematika adalah seperangkat benda konkret yang dibuat, dihimpun atau disusun secara sengaja dan dipergunakan untuk membantu menanamkan atau
Ekuivalen: Meningkatkan Keaktifan Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Snowball Throwing dengan Alat Peraga
241
mengembangkan konsep-konsep dan prinsip-prinsip dalam matematika”. Dengan demikian, penggunaan alat peraga diharapkan dapat memperlancar proses belajar siswa serta mempercepat dan memperkuat pemahaman dalam diri siswa. Hal yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini adalah keaktifan belajar siswa dalam pembelajaran matematika masih rendah dan pembelajaran matematika dirasakan membosankan. Berdasarkan latar belakang masalah dan rumusan masalah maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah model pembelajaran snowball throwing dengan alat peraga dapat meningkatkan keaktifan belajar siswa pada proses pembelajaran matematika dan untuk mengetahui apakah model pembelajaran snowball throwing dengan alat peraga dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada proses pembelajaran matematika. Suprijono (2013: 128) menyebutkan “kelebihan model pembelajaran snowball throwing adalah siswa akan dengan mudah untuk mendapatkan bahan pembicaraan karena adanya pertanyaan-pertanyaan yang ditulis pada kertas yang berbentuk bola, dapat meningkatkan kreatifitas belajar siswa karena terdapat unsur permainan, meningkatkan pemahaman materi yang dipelajari, saling memberikan pengetahuan”. Dengan diharuskannya membuat sebuah pertanyaan, hal ini akan melatih kesiapan siswa dalam merumuskan pertanyaan dengan bersumber pada materi yang diajarkan. Selain itu, dengan terbiasanya dalam membuat pertanyaan maka dapat meningkatkan keberanian siswa dalam mengemukakan pertanyaan baik ke teman lain maupun guru. Siswa juga terlatih untuk menjawab pertanyaan dari temannya karena dalam pembelajaran ini mereka diberi kesempatan untuk menjawab pertanyaan yang dijawab tentunya dengan jawaban yang benar.
METODE PENELITIAN Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan dalam 2 siklus. Setiap siklus terdiri dari 4 tahap, yaitu perencanaan (planning), tindakan (acting), pengamatan (observing), dan refleksi (reflecting). Tiap siklus terdiri dari tiga pertemuan dengan pertemuan ketiga diadakan tes akhir siklus. Subyek penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII A
242 Ekuivalen:
Meningkatkan Keaktifan Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Snowball Throwing dengan Alat Peraga
SMP Negeri 1 Prembun berjumlah 32 siswa. Penelitian siklus I dimulai tanggal 16 Mei 2013 dan siklus II pada tanggal 23 Mei 2013. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini ada 2 yaitu metode observasi, dan metode tes. Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data yaitu lembar observasi yang berisi 15 item soal digunakan untuk mengetahui keaktifan belajar siswa dan soal tes evaluasi belajar pada setiap siklus yang berjumlah 25 item soal digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa. Data persentase keaktifan belajar siswa dihitung dengan menggunakan percentage correction dan hasil belajar dianalisis dengan menggunakan rerata hasil belajar siswa.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Dengan memperhatikan pemantauan dalam 2 siklus dapat disimpulkan bahwa keaktifan belajar siswa kelas VIII A SMP Negeri 1 Prembun yang diajar menggunakan model pembelajaran snowball throwing mengalami peningkatan keaktifan belajar dalam setiap proses pembelajaran. Hal ini dilihat dari perubahan sikap dan hasil belajar siswa dari siklus I sampai siklus II. Data tentang konsentrasi belajar dan hasil belajar siswa disajikan pada tabel berikut. Tabel 1 Data Keaktifan Belajar dan Hasil Belajar Siswa Siklus I Persentase Persentase Pengukuran siklus I siklus II Keaktifan Belajar Hasil Belajar
65%
78,74%
56,25%
84,3%
Berdasarkan tabel 1 menunjukkan keaktifan belajar siswa belum mencapai indikator keberhasilan, dan hasil belajar belum mencapai indikator keberhasilan selama pelaksanaan siklus I, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dan diperbaiki untuk rencana tindakan pada siklus berikutnya. Dari siklus I dapat diidentifikasikan permasalahan yaitu: (1) pada pembelajaran pertemuan 1 belum berjalan dengan baik, masih banyak siswa yang belum mau mengajukan pertanyaan, (2) masih banyak siswa yang belum mampu menyelesaikan soal, (3) masih banyak siswa yang belum berani menjelaskan pekerjaannya, (4) ada beberapa siswa yang tidak tuntas belajar yaitu 20 Ekuivalen: Meningkatkan Keaktifan Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Snowball Throwing dengan Alat Peraga
243
siswa dari 32 siswa, (5) konsentrasi belajar siswa masih rendah yaitu 65%. Dari hasil refleksi siklus I, diputuskan bahwa pada siklus II peneliti melakukan perbaikanperbaikan antara lain: (1) memberikan lembar kerja siswa, (2) memberikan hadiah kepada siswa yang mau menjelaskan pekerjaannya dan siswa yang memiliki nilai tertinggi, (3) memberikan soal setelah diberikan penjelasan singkat, (4) memberikan lembar panduan pemecahan masalah. Berdasarkan hasil pembelajaran pada siklus I, dapat diketahui bahwa hasil yang diperoleh belum sesuai dengan harapan. Oleh karena itu, peneliti melanjutkan pembelajaran pada siklus II. Berdasarkan tabel di atas target penelitian mengenai keaktifan belajar dan hasil belajar siswa telah tercapai. keaktifan belajar siswa pada siklus II mengalami peningkatan dari 65% pada siklus I menjadi 78,74% pada siklus II, rerata hasil belajar siswa sebesar 67,75 dengan persentase ketuntasan sebesar 56,25% pada siklus I menjadi 79,62 dengan persentase ketuntasan sebesar 84,37% pada siklus II. Dengan demikian, hasil tersebut telah memenuhi indikator keberhasilan. Berdasarkan pembahasan di atas, penelitian tindakan kelas dengan penerapan model pembelajaran snowball throwing dengan alat peraga pada siklus I dan II menunjukkan bahwa model snowball throwing dengan alat peraga dapat meningkatkan keaktifan belajar dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran matematika. Hal ini ditunjukkan pada peningkatan persentase keaktifan siswa dan rata-rata hasil belajar siswa pada siklus II. Siswa tidak hanya menerima materi yang diberikan guru, siswa harus aktif dalam kegiatan pembelajaran, secara tidak langsung konsentrasi siswa dalam belajar akan mempengaruhi hasil belajar siswa.
SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, dapat disimpulkan sebagai berikut: (1) Keaktifan belajar siswa dalam pembelajaran matematika mengalami peningkatan setelah menerapkan model pembelajaran snowball throwing dengan alat peraga yaitu dari 65% pada siklus I menjadi 78,74% pada siklus II, (2) Penerapan model pembelajaran snowball throwing dengan alat peraga dapat meningkatkan hasil belajar
244 Ekuivalen:
Meningkatkan Keaktifan Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Snowball Throwing dengan Alat Peraga
siswa, ditunjukkan dari rerata hasil belajar siswa yang mengalami peningkatan dari 67,75 pada siklus I menjadi 79,62 pada siklus II. Berdasarkan simpulan di atas, maka penulis menyarankan hal-hal sebagai berikut: (1) model snowball throwing merupakan salah satu alternatif untuk meningkatkan keaktifan belajar dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran matematika, (2) model snowball throwing dapat digunakan sebagai bahan masukan tentang model pembelajaran matematika dalam rangka perbaikan metode pembelajaran.
DAFTAR PUSTAKA Rohani, Ahmad. 2010. Pengelolaan Pengajaran. Jakarta: Rineka Cipta. Sanjaya, Wina. 2007. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana. Saryanto, Andi. 2002. Perangkat Pembelajaran Matematika Di Sekolah Dasar. Semarang: BPG Suprijono, Agus. 2013. Cooperatif Learning. Yogyakarta: Pustaka Belajar.
Ekuivalen: Meningkatkan Keaktifan Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Snowball Throwing dengan Alat Peraga
245