PENINGKATAN IPM DI KAWASAN TIMUR INDONESIA Oleh: Drs. S.H. Sarundajang Gubernur Sulawesi Utara
Kerangka Konseptual • Index Pembangunan Manusia (IPM) atau Human Development Index (HDI) adalah pengukuran perbandingan dari harapan hidup, melek huruf, pendidikan, dan standar hidup; • Indeks ini dikembangkan oleh pemenang Nobel India, Amartya Sen dan Mahbub ul Haq, seorang ekonom Pakistan, pada tahun 1990 dan saat ini dipakai Program Pembangunan PBB dalam laporan HDI tahunannya; • IPM mengukur 3 dimensi dasar pembangunan manusia pada sebuah negara atau wilayah (pemerintahan: provinsi, kabupaten/kota, atau kawasan: Kawasan Timur Indonesia; 2/11/2010
BaKTI--Forum KTI--Kompas
2
Lanjutan:
Kerangka Konseptual
• IPM mengukur pencapaian rata-rata sebuah negara atau wilayah dalam 3 dimensi dasar pembangunan manusia: – Hidup yg sehat dan panjang umur, yg diukur dgn angka harapan hidup (AHH) pada saat kelahiran; – Pengetahuan yg diukur dgn angka tingkat baca tulis (melek huruf, bobot 2/3) pd orang dewasa dan angka partisipasi kasar (APK, bobot 1/3) dari kombinasi pendidikan dasar dan menengah; – Standar kehidupan yg layak, GDP per kapita atau PDRB per kapita; 2/11/2010
BaKTI--Forum KTI--Kompas
3
Potret IPM di KTI Provinsi
2004
2005
2006
2007
2008 (Rank)
Nusa Tenggara Barat
60,6
62,42
63,04
63,71
64,12 (11)
Nusa Tenggara Timur
62,7
63,59
64,83
65,36
66,15 (10)
Sulawesi Utara
73,4
74,21
74,37
74,68
75,16 (1)
Sulawesi Tengah
67,3
68,47
68,85
69,34
70,09 (4)
Sulawesi Selatan
67,8
68,06
68,81
69,62
70,22 (3)
Sulawesi Tenggara
66,7
67,52
67,80
68,32
69,00 (6)
Gorontalo
65,4
67,46
68,01
68,83
69,29 (5)
Sulawesi Barat
66,4
65,72
67,06
67,72
68,55 (7)
Maluku
69,0
69,24
69,69
69,96
70,38 (2)
Maluku Utara
66,4
66,95
67,51
67,82
68,18 (8)
Papua
60,9
62,08
62,75
63,41
64,00(12)
Irian Jaya Barat
63,7
64,83
66,08
67,28
67,95 (9)
BaKTI--Forum 68,7 69,57 KTI--Kompas 70,10
70,59
71,17
2/11/2010 INDONESIA
4
Kondisi Saat Ini • • •
•
•
Kecuali Sulawesi Utara, 11 dari 12 provinsi se-KTI memiliki IPM di bawah rata-rata nasional (71,17); 3 provinsi yg memiliki IPM tinggi adalah Sulawesi Utara, Maluku, dan Sulawesi Selatan, sedang provinsi dengan IPM rendah adalah Papua, Nusa Tenggara Barat, dan Nusa Tenggara Timur; Kondisi IPM di KTI yg relatif rendah tersebut sangat erat kaitannya dengan tingkat kemiskinan penduduk di wilayah tsb. Tercatat penduduk miskin di Papua sekitar 37%, di Irian Jaya Barat sekitar 35%, di NTB sekitar 24%, dan di NTT sekitar 26% dari populasi masing-masing provinsi; Permasalahan saat ini ialah masih rendahnya aksesibilitas dan kemampuan penduduk miskin untuk mendapatkan pelayanan dasar, terutama kesehatan dan pendidikan, dan hal ini akan menjadi tantangan terbesar bagi peningkatan IPM di kawasan tersebut; Saat ini program-program yg bersifat social sefety net seperti BOS, Jamkesmas, PKH, maupun yg sifatnya empowerment seperti PNPM Mandiri Pedesaan dan Perkotaan, PUAP, dll dipandang cukup ampuh untuk meningkatkan derajat kesehatan dan pendidikan dan, pada gilirannya, meningkatkan IPM;
2/11/2010
BaKTI--Forum KTI--Kompas
5
Kebijakan ke Depan •
•
•
•
Program pengentasan kemiskinan melalui kluster perlindungan sosial, pemberdayaan masyarakat, dan pemberian kredit usaha kepada penduduk miskin perlu dilanjutkan, ditingkatkan, dan diperluas sedemikan rupa sehingga semakin banyak mereka (RTS) yang keluar dari poverty trap dan memberi dampak positif pada peningkatan IPM; Pada daerah-daerah yg jangkauan Jamkesmas masih terbatas, maka RTS yg sisa perlu didukung dgn Jamkesda (provinsi 50% : kab./kota 50%), dan yg RTSnya sudah terjangkau Jamkesmas dapat memperluas pertanggungan melalui Jamkesda Khusus; Menuntaskan pemberantasan buta aksara (membaca dan menulis), karena akar dari kemiskinan adalah kebodohan, sedang kebodohan dipicu oleh ketidakmampuan membaca dan menulis (dua pertiga dari bobot pendidikan terhadap IPM adalah melek huruf, hanya sepertiga dari APK); Program-program pemberdayaan melalui PNPM atau PUAP, dan KUR harus dikembalikan pada filosofi dasarnya, yaitu untuk mengeluarkan penduduk dari kemiskinan. Sehingga, penetapan kelompok calon penerima bantuan harus benar-benar memenuhi kriteria rumah tangga miskin, kelompok usaha miskin, gabungan kelompok miskin, atau pada desa miskin dst., agar tidak terjadi praktek misallocation of resources atau bahkan moral hazards dari para penyelenggara program;
2/11/2010
BaKTI--Forum KTI--Kompas
6
Lanjutan: Kebijakan •
•
• • •
ke Depan
Pengembangan program-program terobosan di bidang pendidikan, seperti PRIMA-P (Jica), BASICS (Cida), Pendidikan Inklusi dan Pusat Layanan Dini (HKI), dll perlu diperluas dan ditingkatkan guna melengkapi programprogram yg terkait peningkatan IPM lainnya; Peningkatan ketahanan pangan, baik ketersediaan, distribusi, dan konsumsi, sehingga pemenuhan gizi yg cukup (karbohidrat, protein, dan vitamin) akan menjamin terciptanya generasi penerus yang sehat dan cerdas. Prioritas harus diarahkan pada daerah-daerah yg masuk kategori rawan pangan dan gizi; Pengembangan program penganekaragaman (diversifikasi) pangan dan gizi melalui perbaikan menu makanan rakyat maupun pengembangan bahanbahan pangan alternatif non beras; Pengembangan program-program yang mengarah kepada terciptanya aksesibilitas terhadap pendidikan dan kesehatan, sehingga tercipta education for all dan health for all; Melanjutkan program-program pemberdayaan ekonomi rakyat berskala kecil dan menengah, baik koperasi maupun kelompok UKM;
2/11/2010
BaKTI--Forum KTI--Kompas
7
Sulawesi Utara: Studi Kasus • • • • • • • •
•
Populasi: 2,1 juta orang; IPM: 75,16 (2008), tertinggi di KTI, ranking 2 secara nasional setelah DKI Jakarta; Angka harapan hidup: 72,01 tahun; Tingkat melek huruf: 99,9%; APK pendidikan dasar+menengah: 86,6%; Pertumbuhan ekonomi (2008): 7,56% Pendapatan per kapita (2008, harga berlaku): Rp 12.100.000,Modal dasar yaitu semboyan hidup masyarakat Sulawesi Utara: “SITOU TIMOU TUMOU TOU” yg secara harafiah diartikan “manusia hidup untuk memanusiakan orang lain”. Hal ini sejalan dengan konsep pembangunan endogen yg menghendaki bahwa agar tercipta kondisi keberlanjutan, maka 3 unsur pembangunan – termasuk human development – yg harus tersedia, yaitu: norms (N), organization (O), dan resources (R); Program aksi terkini: “Semua Harus Sekolah” (education for all) dan “Semua Harus Sehat” (health for all);
2/11/2010
BaKTI--Forum KTI--Kompas
8
2/11/2010
BaKTI--Forum KTI--Kompas
9