perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PENINGKATAN HASIL BELAJAR SEPAK SILA DALAM PERMAINAN SEPAK TAKRAW MELALUI PENGGUNAAN ALAT BANTU PEMBELAJARAN PADA SISWA KELAS V SD NEGERI JETIS 01 KEC. BAKI TAHUN AJARAN 2011/2012
SKRIPSI
Oleh : WAHYU NUGROHO X4610118
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA SEPTEMBER 2012 commit to user i
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama
: Wahyu Nugroho
NIM
: X4610118
Jurusan / Program Studi
: POK / Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi
Menyatakan bahwa skripsi saya berjudul “PENINGKATAN HASIL BELAJAR SEPAK
SILA
DALAM
PERMAINAN
SEPAK
TAKRAW
MELALUI
PENGGUNAAN ALAT BANTU PEMBELAJARAN PADA SISWA KELAS V SD NEGERI JETIS 01 KEC. BAKI TAHUN AJARAN 2011/2012” ini benar – benar merupakan hasil karya sendiri. Selain itu, sumber informasi yang dikutip dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka.
Apabila pada kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan skripsi ini hasil jiplakan, saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan saya.
Surakarta, September 2012 Yang membuat pernyataan
Wahyu Nugroho
commit to user ii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PENINGKATAN HASIL BELAJAR SEPAK SILA DALAM PERMAINAN SEPAK TAKRAW MELALUI PENGGUNAAN ALAT BANTU PEMBELAJARAN PADA SISWA KELAS V SD NEGERI JETIS 01 KEC. BAKI TAHUN AJARAN 2011/2012
Oleh : WAHYU NUGROHO X4610118
SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA SEPTEMBER 2012 commit to user iii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PERSETUJUAN
Skripsi
ini telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji
Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Surakarta, September 2012
Pembimbing I,
Pembimbing II,
Drs. Agus Margono, M.Kes.
Drs. Budhi Satyawan, M.Pd.
NIP. 19580822 198403 1 002
NIP. 19650909 199403 1 003
commit to user iv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user v
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
MOTTO
Bermalas - malasan akan menuai menuju pintu kegagalan. Kalau bisa dimulai sekarang kenapa harus ditunda-tunda. (Penulis)
Yakin, percaya diri, disiplin, jadi jati diri sendiri dan optimis merupakan kunci keberhasilan, dengan semua itu hal yang sulit bisa dikerjakan dengan mudah. (Penulis) “Man Jadda Wajada” Siapa yang bersungguh – sungguh akan berhasil (Kata Mutiara) “Allah meninggikan orang yang beriman dari antara kamu dan orang – orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajad” (Terjemahan Q.S. Al – Mujaadalah : 11)
Tiga hal yang akan membuat bahagia di dunia ini, yaitu; seseorang untuk dicintai, sesuatu untuk dilakukan, dan sesuatu untuk diharapkan. (Tom Bodett)
Kebanyakan dari kita tidak mensyukuri apa yang sudah kita miliki, tetapi kita selalu menyesali apa yang belum kita capai. (Schopenhauer)
commit to user vi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PERSEMBAHAN
Teriring syukurku pada – MU, kupersembahkan karya ini untuk : “ Ayahanda dan Ibunda Tercinta” Ayah dan Ibu doamu tiada terputus, kerja keras-Mu tiada henti, dan kasih sayangmu tiada batas. Semuanya membuatku bangga memiliki kalian. Tiada kasih sayang yang seindah dan seabadi kasih sayangmu, Ayah dan Ibu, aku mencintaimu selalu. “Kakak – kakakku Tersayang (Mbak Ratna, Fitri & Dyah)” I wish you all the best. “My Beloved Latifah Nur Afrida” Who support me “Temen – temen Transfer Angkatan 2010” Terima kasih atas dukungan dan doa kalian semua, semoga kita menjadi orang yang sukses selalu. Untuk Guru SD Negeri Jetis 01 Baki FKIP Universitas Sebelas Maret Surakarta, Almamater JPOK UNS tercinta.
commit to user vii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRAK
Wahyu Nugroho. PENINGKATAN HASIL BELAJAR SEPAK SILA DALAM PERMAINAN SEPAK TAKRAW MELALUI PENGGUNAAN ALAT BANTU PEMBELAJARAN PADA SISWA KELAS V SD NEGERI JETIS 01 KEC. BAKI TAHUN AJARAN 2011/2012. Skripsi, Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret Surakarta, September. 2012. Tujuan penelitian ini adalah Untuk meningkatkan hasil belajar sepak sila dalam permainan sepak takraw pada siswa kelas V SD Negeri Jetis 01 Kecamatan Baki Tahun Ajaran 2011/2012 melalui penggunaan alat bantu pembelajaran. Sepak takraw merupakan jenis olahraga yang bermula dari permainan tradisional. Dalam perkembangannya olahraga ini sudah banyak dikenal oleh seluruh lapisan masyarakat, walaupun masih banyak orang yang belum bisa memainkannya. Sebagai cabang olahraga permainan, olahraga ini termasuk olahraga yang menarik, karena didalamnya terdapat gerakan – gerakan yang bersifat akrobatik yang enak untuk ditonton. Untuk bermain sepak takraw dengan baik, seorang pemain harus mampu menguasai kemampuan dasar sepak takraw. Sepak takraw merupakan salah satu permainan yang menjadi olahraga pilihan disamping sepak bola pada siswa kelas V SD Negeri Jetis 01 Kecamatan Baki Tahun Ajaran 2011/2012 masih belum baik. Kondisi riil tentang kemampuan sepak sila kelas V SD Negeri Jetis 01 Kec. Baki Tahun Ajaran 2011/2012 yang bisa melakukan / tuntas 45% atau 15 siswa yang tuntas dari jumlah keseluruhan 35 siswa. Hal ini disebabkan kurang terprogramnya kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru sehingga proses pembelajaran kurang efektif, masih banyak guru belum memberdayakan seluruh potensinya dalam mengelola pembelajaran baik dalam menguasai materi maupun dalam menggunakan media pembelajaran. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini akan dilaksanakan pada satu siklus. Satu siklus terdiri dari tiga kali pertemuan, untuk melihat peningkatan hasil belajar sepak sila dalam mengikuti pembelajaran sepak takraw melalui penggunaan alat bantu pembelajaran. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian ini dilaksanakan dalam satu siklus, yang terdiri dari perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. Subjek penelitian adalah siswa kelas V SD Negeri Jetis 01 Kecamatan Baki, Kabupaten Sukoharjo yang berjumlah 35 siswa yang terdiri dari 18 siswa laki-laki dan 17 siswa perempuan. Sumber data berasal dari Kepala Sekolah, guru pendidikan jasmani dan siswa. Teknik pengumpulan data dengan menggunakan observasi, tes, dan dokumentasi atau arsip. Validitas data menggunakan teknik trianggulasi data. Teknis analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah secara deskriptif yang didasarkan pada analisis kuantitatif dengan prosentase. Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan di SD Negeri Jetis 01 commit to user viii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Kecamatan Baki Kabupaten Sukoharjo. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dilaksanakan mulai bulan Mei 2012 sampai Juni 2012 . Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan alat bantu pembelajaran dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran sepak takraw pada siswa kelas V SD Negeri Jetis 01 Kabupaten Sukoharjo. Tahun Pelajaran 2011/2012. Hal tersebut terlihat pada adanya peningkatan hasil belajar siswa, pada pertemuan I nilai rata-rata kelas 65 dengan persentase ketuntasan belajar 55 % yang tuntas belajar sebanyak 19 siswa. Kemudian terjadi peningkatan pada akhir penelitian, diatas indikator keberhasilan dengan persentase ketuntasan belajar 75 %, siswa yang tuntas belajar sebanyak 27 siswa dari 35 siswa. Adapun beberapa saran yang dapat peneliti berikan untuk peningkatan hasil belajar adalah sebagai berikut, Pembelajaran olahraga melalui metode pembelajaran dengan melakukan inovasi perlu dilaksanakan oleh guru. Karena melalui metode pembelajaran tersebut siswa terlatih untuk mengidentifikasi, menganalisis dan mengevaluasi permasalahan sehingga siswa dapat mengembangkan daya nalarnya untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi. Simpulan penelitian ini adalah dengan menggunakan alat bantu pembelajaran sangat efektif dalam meningkatkan hasil belajar sepak sila dalam permainan sepak takraw pada siswa kelas V SDN Jetis 01 Kecamatan Baki Kabupaten Sukoharjo Tahun Pelajaran 2011/2012
Kata Kunci : Sepak Takraw; Alat Bantu Pembelajaran, Sepak Sila, Prestasi Belajar.
commit to user ix
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah Yang Maha Pengasih dan Penyayang, yang memberi ilmu, inspirasi, dan kemuliaan. Atas kehendak-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “PENINGKATAN HASIL BELAJAR SEPAK SILA DALAM PERMAINAN SEPAK TAKRAW MELALUI PENGGUNAAN ALAT BANTU PEMBELAJARAN PADA SISWA KELAS V SD NEGERI JETIS 01 KEC. BAKI TAHUN AJARAN 2011/2012”. Skripsi ini disusun untuk memenuhi sebagian dari persyaratan untuk mendapatkan gelar Sarjana pada Program Studi Pendidikan Jasmani, Kesehatan dan Rekreasi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret Surakarta. Penulis menyadari bahwa terselesainya skripsi ini tidak terlepas dari bantuan, bimbingan, dan pengarahan dari berbagai pihak. Untuk itu, penulis menyampaikan terima kasih kepada : 1.
Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd., Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret Surakarta.
2.
Drs. H. Mulyono, M.M., Ketua Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret Surakarta.
3.
Waluyo, S.Pd., M.Or., Ketua Program Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi, Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
4.
Drs. H. Agus Margono, M.Kes., selaku pembimbing I, yang selalu memberikan motivasi dan bimbingan dalam penyusunan skripsi ini.
5.
Drs. Budhi Satyawan, M.Pd., selaku pembimbing II, yang selalu memberikan pengarahan dan bimbingan dalam penyusunan skripsi ini.
6.
Kepala Sekolah SD Negeri Jetis 01 Kecamatan Baki, Kabupaten Sukoharjo, yang telah memberikan kesempatan dan tempat guna pengambilan data dalam penelitian.
commit to user x
perpustakaan.uns.ac.id
7.
digilib.uns.ac.id
Adit Kurniawan, selaku guru Penjasorkes SD Negeri Jetis 01 Kecamatan Baki, Kabupaten Sukoharjo, yang telah memberi bimbingan dan bantuan dalam penelitian dan para guru staf pengajar.
8.
Para siswa kelas V SD Negeri Jetis 01 Kecamatan Baki, Kabupaten Sukoharjo, yang telah bersedia untuk berpartisipasi dalam pelaksanaan penelitian ini.
9.
Kedua Orangtua penulis yang tercinta, Ayahanda Sandimin dan Ibunda Suratmi yang selalu memberikan doa, semangat, dan kasih sayangnya yang tak akan terlupakan sampai akhir hayat.
10. Kakak – kakak ku tersayang mbak Ratna, mbak Fitri, mbak Dyah terima kasih atas kasih sayang kalian, yang selalu mendoakan, memberi semangat, dan mensupport saya. 11. My beloved bunda Latifah Nur Afrida, yang selalu memberiku semangat, doa, dan kasih sayang yang penuh, seperjuangan dari mulai awal kuliah sampai akhir kuliah, dan karena disinilah di kampus POK Universitas Sebelas Maret kita dipertemukan dan bisa bersatu. 12. Semua pihak yang turut membantu dalam penyusunan skripsi ini yang tidak mungkin disebutkan satu persatu.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan karena keterbatasan penulis. Meskipun demikian, penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca umumnya.
Surakarta, September 2012
Penulis commit to user xi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR ISI
Halaman JUDUL ……………………….. ..........................................................................
i
PERNYATAAN ………………………………………………………………..
ii
PENGAJUAN …………………………………………………………………..
iii
PERSETUJUAN …. ............................................................................................
iv
PENGESAHAN ….. ............................................................................................
v
MOTTO …………………………………………………………………………
vi
PERSEMBAHAN ……………………………………………………………….
vii
ABSTRAK ……………. .....................................................................................
viii
KATA PENGANTAR ..........................................................................................
x
DAFTAR ISI ………. ..........................................................................................
xii
DAFTAR TABEL ..............................................................................................
xv
DAFTAR GAMBAR ...........................................................................................
xvi
DAFTAR LAMPIRAN ………………………………………………………… xvii
BAB I.
BAB II.
PENDAHULUAN………………………………………………….
1
A. Latar Belakang Masalah ..............................................................
1
B. Rumusan Masalah .......................................................................
5
C. Tujuan Penelitian ........................................................................
5
D. Manfaat Penelitian ......................................................................
5
LANDASAN TEORI………………………………………………
7
A. Tinjauan Pustaka .........................................................................
7
1.
2.
Permainan Sepak Takraw.....................................................
7
a. Teknik Dasar Permainan Sepak Takraw ………………..
8
b. Teknik Dasar Menyepak Bola …………………………...
9
Sepak Sila............................................................................. commit to user
10
xii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
a. Definisi Sepak Sila ……………………………………...
10
b. Pelaksanaan Teknik Sepak Sila …………………………
11
c. Metode Pembelajaran Sepak Sila ………………………..
13
3.
Hakekat Belajar dan Pembelajaran ......................................
14
4.
Hasil Belajar ………………………………………………
16
5.
Alat Bantu Pembelajaran .....................................................
16
a. Syarat Alat Bantu Pembelajaran Yang Baik …………….
17
b. Penggunaan Alat Bantu Pembelajaran Sepak Sila ………
17
PTK Model Kemmis dan Mc Taggart ………………..........
19
B. Kerangka Berpikir .......................................................................
20
BAB III. TEMPAT DAN WAKTU PENELITIAN ………………………..
22
A. Tempat dan Waktu Penelitian .....................................................
22
1.
6.
1.
Tempat Penelitian ................................................................
22
2.
Waktu Penelitian ..................................................................
22
3.
Siklus PTK ..........................................................................
23
B. Persiapan Penelitian Tindakan Kelas ..........................................
23
C. Subyek Penelitian ........................................................................
23
D. Sumber Data ................................................................................
23
E. Teknik Pengumpulan Data .........................................................
24
F. Analisis Data ..............................................................................
25
1. Uji Validitas Data ……………………………………………
25
2. Analisis Deskriptif …………………………………………..
25
G. Prosedur Penelitian......................................................................
25
1. Rancangan Siklus I ………………………………………….
26
a. Tahap Perencanaan ……………………………………….
26
b. Tahap Pelaksanaan ……………………………………….
26
c. Pengamatan Tindakan/Observasi …………………………
26
d. Tahap Evaluasi (Refleksi) ………………………………… 26 2. Rancangan Siklus II …………………………………………. 27 commit to user xiii
perpustakaan.uns.ac.id
BAB IV.
digilib.uns.ac.id
HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN……………………. .
28
A. Hasil Tindakan ............................................................................
28
1. Peningkatan Hasil Belajar Siswa Dalam Permainan Sepak Sila dengan Menggunakan Alat Bantu Pembelajaran di SD Negeri Jetis 01 Kec. Baki Tahun Ajaran 2012/2012 ...
28
a. Prapertemuan (Kondisi Awal) …………………………….
28
b. Pertemuan I (Pertama) ……………………………………
32
c. Pertemuan II (Kedua) ……………………………………..
36
d. Pertemuan III (Ketiga) ……………………………………
40
2. Peningkatan Hasil Pembelajaran Sepak Takraw dengan Sub Pokok Bahasan Sepak Sila di SD Negeri Jetis 01 Kec.Baki .. .
44
a. Prapertemuan …………………………………………….
44
b. Peretemuan I (Pertama) ………………………………….
45
c. Pertemuan II (Kedua) …………………………………….
46
d. Pertemuan III (Ketiga) ……………………………………
47
B. Pembahasan .................................................................................
47
SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN .....................................
51
A. Simpulan .....................................................................................
52
B. Implikasi ......................................................................................
51
C. Saran ...........................................................................................
55
DaftarPustaka ……. ...................................................................................... …..
56
Lampiran……………………………………………………………………… .
57
BAB V.
commit to user xiv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR TABEL
Halaman Tabel 1. Rincian Kegiatan Waktu dan Jenis Kegiatan …………………………
22
Tabel 2. Teknik Pengumpulan Data ……………………………………………
24
Tabel 3. Persentase Target Capaian …………………………………………....
26
Tabel 4. Data Aktifitas Belajar Siswa (Prapertemuan) ………………………...
31
Tabel 5. Data Aktifitas Belajar Siswa Pertemuan I (Pertama) …………………
34
Tabel 6. Perbandingan Motivasi Belajar Pra Pertemuan dengan Pertemuan I …
35
Tabel 7. Data Aktifitas Belajar Siswa Pertemuan II (Kedua) …………………..
38
Tabel 8. Perbandingan Aktifitas Belajar Pertemuan I dengan Pertemuan II …… 39 Tabel 9. Data Aktifitas Belajar Siswa Pertemuan III (Ketiga) ………………….. 42 Tabel 10. Perbandingan Aktifitas Belajar Pertemuan II dengan Pertemuan III ….. 43
commit to user xv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR GAMBAR
Halaman Gambar 1. Pelaksanaan Teknik Sepak Sila …………………………………….
12
Gambar 2. Alur Kerangka Berfikir……………………………………………...
21
Gambar 3. Peningkatan Hasil Belajar Sepak Sila ………………………………
45
Gambar 4. Perbandingan Hasil Belajar Pertemuan I dengan Pertemuan II ……
46
commit to user xvi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman Lampiran 1. Daftar Nama Siswa Kelas V SDN Jetis 1 Baki …………………..
58
Lampiran 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I Pertemuan 1 ……….
59
Lampiran 3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I Pertemuan 2 ……….
76
Lampiran 4. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I Pertemuan 3 ……….
91
Lampiran 5. Lembar Observasi Data Awal (Afektif) ………………………….. 105 Lampiran 6. Lembar Observasi Data Awal (Psikomotor) ……………………..
106
Lampiran 7. Lembar Observasi Data Awal (Kognitif) ………………………… 107 Lampiran 8. Rekapitulasi Nilai Data Awal …………………………………….... 108 Lampiran 9. Lembar Observasi Pertemuan I Guru Terhadap Siswa (Kognitif)… 109 Lampiran 10. Lembar Observasi Pertemuan I Guru Terhadap Siswa (Afektif) … 110 Lampiran 11. Lembar Observasi Pertemuan I Guru Terhadap Siswa (Psikomotor) ……………………………………………………… 111 Lampiran 12. Lembar Observasi Pertemuan I Obsever Terhadap Siswa (Psikomotor)………………………………………………………. 113 Lampiran 13. Lembar Observasi Pertemuan I Obsever Terhadap Siswa (Kognitif)………………………………………………………….. 114 Lampiran 14. Lembar Observasi Pertemuan I Obsever Terhadap Siswa (Afektif) …………………………………………………………… 115 Lampiran 15. Lembar Observasi Pertemuan I Peneliti Terhadap Siswa (Psikomotor) ………………………………………………………. 117 Lampiran 16. Lembar Observasi Pertemuan I Peneliti Terhadap Siswa (Kognitif) ………………………………………………………….. 118 Lampiran 17. Lembar Observasi Pertemuan I Peneliti Terhadap Siswa (Afektif) …………………………………………………………… 119 Lampiran 18. Rekapitulasi Nilai Pertemuan I ……………………………………. 121 commit to user xvii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Lampiran 19. Lembar Observasi Guru Terhadap Siswa Pertemuan II (Kognitif) ………………………………………………………….. 122 Lampiran 20. Lembar Observasi Guru Terhadap Siswa Pertemuan II (Psikomotor) ……………………………………………………. Lampiran 21. Lembar Observasi Guru Terhadap Siswa Pertemuan II (Afektif)
123 124
Lampiran 22. Lembar Observasi Obsever Terhadap Siswa Pertemuan II (Psikomotor) …………………………………………………….
126
Lampiran 23. Lembar Observasi Obsever Terhadap Siswa Pertemuan II (Kognitif) ………………………………………………………..
127
Lampiran 24. Lembar Observasi Obsever Terhadap Siswa Pertemuan II (Afektif) 128 Lampiran 25. Lembar Observasi Peneliti Terhadap Siswa Pertemuan II (Psikomotor) ……………………………………………………..
130
Lampiran 26. Lembar Observasi Peneliti Terhadap Siswa Pertemuan II (Kognitif) ………………………………………………………… 131 Lampiran 27. Lembar Observasi Peneliti Terhadap Siswa Pertemuan II (Afektif)…………………………………………………………... 132 Lampiran 28. Rekapitulasi Nilai Pertemuan II …………………………………
134
Lampiran 29. Lembar Observasi Guru Terhadap Siswa (Kognitif) Pertemuan III..135 Lampiran 30. Lembar Observasi Guru Terhadap Siswa (Afektif) Pertemuan III.. 136 Lampiran 31. Lembar Observasi Guru Terhadap Siswa (Psikomotor) Pertemuan III ……………………………………………………. 137 Lampiran 32. Lembar Observasi Obsever Terhadap Siswa (Psikomotor) Pertemuan III…………………………………………………….
139
Lampiran 33. Lembar Observasi Obsever Terhadap Siswa (Kognitif) Pertemuan III …………………………………………………… 140 Lampiran 34. Lembar Observasi Obsever Terhadap Siswa (Afektif) Pertemuan III…………………………………………………….
141
Lampiran 35. Lembar Observasi Peneliti Terhadap Siswa (Kognitif) Pertemuan III……………………………………………………. commit to user xviii
143
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Lampiran 36. Lembar Observasi Peneliti Terhadap Siswa (Psikomotor) Pertemuan III…………………………………………………….. 144 Lampiran 37. Lembar Observasi Peneliti Terhadap Siswa (Afektif) Pertemuan III……………………………………………………..
145
Lampiran 38. Rekapitulasi Nilai Pertemuan III ……………………………...
147
Lampiran 39. Daftar Presensi Kelas V SD NegeriJ etis 01 Pertemuan I……….
148
Lampiran 40. Daftar Presensi Kelas V SD Negeri Jetis 01 Pertemuan II………
149
Lampiran 41. Daftar Presensi Kelas V SD Negeri Jetis 01 Pertemuan III……..
150
Lampiran 42. Surat Pengajuan Judul …………………………………………..
151
Lampiran 43. Surat Validasi Proposal Penelitian ………………………………
152
Lampiran 44. Surat Permohonan Ijin Research / Try Out Rektor UNS ………
153
Lampiran 45. Surat Permohonan Ijin Research / Try Out Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Sukoharjo ………………………………
154
Lampiran 46. Surat Permohonan Ijin Research / Try Out Kepala UPTD Pendidikan KecamatanBaki …………………………………….
155
Lampiran 47. Surat Permohonan Ijin Research / Try Out Kepala Sekolah SDN Jetis 01 …………………………………………………………… Lampiran 48. Surat Permohonan Ijin Penyusunan Skripsi
156
……………………
157
Lampiran 49. Surat Keputusan Dekan FKIP tentang Ijin Penyusunan Skripsi …
158
Lampiran 50. Surat Keterangan Melaksanakan Penelitian
159
……………………
Lampiran 51. Dokumentasi Pembelajaran ………………………………………. 160
commit to user xix
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB I PENDAHULUAN A.
Latar Belakang Masalah
Sepak takraw merupakan jenis olahraga yang bermula dari permainan tradisional. Dalam perkembangannya olahraga ini sudah banyak dikenal oleh seluruh lapisan masyarakat, walaupun masih banyak orang yang belum bisa memainkannya. Sebagai cabang olahraga permainan, olahraga ini termasuk olahraga yang menarik, karena didalamnya terdapat gerakan – gerakan yang bersifat akrobatik yang enak untuk ditonton. Sepak takraw memiliki karakter permainan sendiri bila dibanding dengan olahraga permainan yang lain, seperti: sepak bola, bola voli, dan lain – lain. Untuk itu bagi seorang pemain yang baik harus memiliki penguasaan dan kematangan tekhnik yang benar dalam bermain sepak takraw. Sesungguhnya permainan sepak takraw cukup menarik dan sangat baik untuk dijadikan sebagai media pendidikan. Tetapi sayang olahraga permainan sepak takraw ini kurang popular dan kurang diminati para siswa di sekolah. Oleh karena itu, diperlukan peningkatan sosialisasi permainan sepak takraw pada siswa di sekolah. Permainan sepak takraw merupakan kombinasi dari permainan bola voli dan sepak bola, karena bola harus tetap di udara dan dimainkan dengan seluruh anggota badan kecuali tangan. Persamaan antara sepak bola dan sepak takraw begitu Nampak sekali dalam kedua permainan itu, seperti menyundul bola, menendang bola dengan kaki bagian dalam, menedang bola dengan kaki bagian luar atau punggung kaki, mengontrol bola dengan dada dan kaki, jadi tidak heran kalau pemain sepak bola dapat bermain sepak takraw dengan baik. Pada permainan sepak takraw bukan saja ada unsur – unsur olahraga, tetapi juga mangandung unsur – unsur kesenian, disebabkan dalam permainan tersebut terdapat bermacam – macam variasi menyepak dan memainkan bola. commit to user 1
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2
Sepak takraw merupakan jenis permainan khusus. Contoh seorang tekong atau server biasanya tidak akan dapat memainkan sebagai pemain depan atau apit baik apit kanan atau kiri, begitu juga sebaliknya kita jarang menemukan atau mendapatkan pemain – pemain yang menguasai dan dapat memainkan ketiga posisi tersebut dengan baik dan seimbang. Salah satu ciri perbedaan dalam sepak takraw adalah jika seorang pemain memberikan operan kepada kawannya, bola harus tetap di udara dan tidak boleh menyentuh tanah. Untuk bermain sepak takraw dengan baik, seorang pemain harus mampu menguasai kemampuan dasar sepak takraw.Kemampuan yang dimaksud adalah menyepak dengan menggunakan bagian – bagian kaki, memainkan bola dengan kepala, memainkan bola dengan dada, memainkan bola dengan paha dan memainkan bola dengan bahu.Kamampuan tersebut, antara satu dengan uang lainnya merupakan kesatuan dan tidak dapat dipisahkan.Tanpa menguasai kemampuan dasar atau teknik dasar bermain sepak takraw, permainan sepak takraw tidak dapat dimainkan dengan baik.Penguasaan teknik – teknik tersebut dapat dikuasai dengan baik jika dipelajari dan dilatih secara kontinyu di bawah penguasaan Pembina, pelatih atau guru pendidikan jasmani yang berkualitas.Namun tidak berarti bahwa prestasi sepak takraw hanya ditentukan oleh penguasaan teknik dasar saja. Permainan sepak takraw memerlukan unsur – unsur yang bersifat khusus.Permainan sepak takraw harus ditujukan pada peningkatan unsur – unsur yang diperlukan dalam permainan sepak takraw.Unsur – unsur yang diperlukan dalam permainan sepak takraw adalah penguasaan teknik fisik, taktik dan mental yang baik. Teknik merupakan faktor yang fundamental yang harus dikuasai oleh setiap siswa agar dapat bermain sepak takraw secara baik.Permainan sepak takraw dapat lebih menarik atau menyenangkan jika tiap pemain menguasai teknik dasar yang memadai.Teknik dasar yang ada dalam permainan sepak takraw cukup banyak, diantaranya yaitu sepak sila, sepak kuda, sepak cukil, memaha, heading, smash dan servis. Salah satu penguasaan teknik dasar yang sangat besar pengaruhnya dalam permainan sepak takraw yaitu menyepak / menimang bola. Dari bermacam – macam commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
3
teknik menyepak / menimang, salah satu diantaranya yaitu dengan teknik sepak sila.Sepak sila adalah usaha menyepak bola dengan menggunakan kaki bagian dalam yang bertujuan untuk menerima atau menimang bola, menguasai bola, mengoper bola ke teman dan menyelamatkan serangan lawan. Sepak takraw merupakan salah satu permainan yang menjadi olahraga pilihan disamping sepak bola pada siswa kelas V SD Negeri Jetis 01 Kecamatan Baki Tahun Ajaran 2011/2012 masih belum baik.Kondisi riil tentang kemampuan sepak sila kelas V SD Negeri Jetis 01 Kec. Baki Tahun Ajaran 2011/2012 yang bisa melakukan / tuntas 45% atau 15 siswa yang tuntas dari jumlah keseluruhan 35 siswa. Hal ini disebabkan kurang terprogramnya kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru sehingga proses pembelajaran kurang efektif, masih banyak guru belum memberdayakan seluruh potensinya dalam mengelola pembelajaran baik dalam menguasai materi maupun dalam menggunakan media pembelajaran. Dalam praktek di lapangan sering sekali didapati pembelajaran Penjas yang kurang efektif dan efisien. Dalam pengajaran materi, guru tidak menggunakan media atau alat bantu. Padahal jika dikaji lebih mendalam, dengan menggunakan alat bantu informasi/pesan yang akan disampaikan akan lebih mudah ditangkap dan dicerna oleh siswa sehingga proses pembelajaran lebih efektif dan efisien. Hal ini disinyalir karena tidak tersedianya alat bantu tersebut dan kurangnya kreativitas para guru. Tidak tersedianya media pembelajaran/alat bantu di sekolah menjadi salah satu faktor penyebab guru malas dan kurang kreatif dalam mengelola pembelajaran. Disamping faktor guru, faktor siswa juga sangat mempengaruhi, diantaranya disebabkan karena kurangnya motivasi dan pengetahuan pada siswa tentang materi sepak takraw, sehingga siswa menjadi jenuh dan bahkan tidak suka pada permainan sepak takraw maka dari itu dirubah model pembelajarannya agar siswa tertarik. Disisi lain dikarenakan tidak adanya alat bantu, seperti alat bantu untuk materi sepak takraw yang standar sehingga seringkali didapati masalah dalam pengajaran materi ini, sehingga siswa kurang tertarik untuk mengikuti pembelajaran sepak takraw. Namun dalam hal ini, menurut Peneliti perlu adanya suatu pemikiran yang inovatif dan commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
4
kreatif dari guru Penjas. Alat pembelajaran tidak harus standar, tetapi dapat dimodifikasi atau direkayasa sedemikian rupa yang menyerupai aslinya agar siswa tertarik dan senang untuk mengikuti pembelajaran permainan sepak takraw. Jadi hal ini sangat perlu dikaji dan benar–benar diperhatikan karena sangat besar manfaatnya baik bagi kelancaran proses KBM maupun pengembangan pengetahuan siswa mengenai materi - materi dalam Pendidikan Jasmani secara menyeluruh. Oleh sebab itu, peneliti tertarik dan berniat untuk berkreasi dalam melancarkan proses pembelajaran pendidikan jasmani yang efektif dan efisien dengan menggunakan alat bantu tali. Sebagai gagasan, untuk membatu proses pembelajaran materi sepak takraw dapat diusahakan dengan menggunakan alat bantu tali yang diatur sedemikian rupa. Keterbatasan - keterbatasan yang ada dapat menyebabkan kurangnya kualitas hasil pembelajaran. Salah satu kemampuan yang masih kurang dimiliki siswa kelas V SD Negeri Jetis01 Kecamatan Baki Tahun Ajaran 2011/2012 dan masih perlu ditingkatkan diantaranya adalah kemampuan hasil belajar sepak sila. Untuk meningkatkan kemampuan bermain sepak takraw pada siswa kelas V SD Negeri Jetis 01 Kecamatan Baki Tahun Ajaran 2011/2012 diperlukan pembelajaran yang ditujukan pada peningkatan hasil belajar sepaksila. Dalam permainan sepak takraw, untuk dapat melakukan sepak sila dengan baik memerlukan latihan secara intensif. Untuk meningkatkan hasil belajar sepak sila, diperlukan metode – metode pembelajaran yang efektif. Ada beberapa metode latihan yang dapat meningkatkan kemampuan menimang bola menggunakan kaki bagian dalam antara lain adalah: menimang menggunakan alat bantu tali, bantuan lemparan dari teman, melempar sendiri, latihan dengan tembok dan sebagainya. Dari proses pembelajaran tersebut mempunyai tingkat kesulitan dan tingkat keefektifan yang berbeda – beda. Disamping faktor – faktor tersebut peneliti yang dulu Praktek Kemantapan Mengajar (PKM) berdiskusi dengan guru bisa menyimpulkan permasalahan yang terjadi yaitu kurangnya kemampuan tentang sepak takraw khususnya sepak sila.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
5
Berangkat dari permasalahan tersebut diatas, peneliti akan mengkaji mengenai “Peningkatan Hasil Belajar Sepak Sila Dalam Permainan Sepak Takraw Melalui Penggunaan Alat Bantu Pembelajaran Pada Siswa Kelas V SD Negeri Jetis 01 Kecamatan Baki Tahun Ajaran 2011/2012”.
B.
Rumusan Masalah
Dari uraian latar belakang masalah, maka masalah yang ada dapat dirumuskan sebagai berikut “Bagaimanakah penggunaanalat bantu pembelajaran dapat meningkatkan hasil belajar sepak sila dalam permainan sepak takraw pada siswa kelas V SD Negeri Jetis 01 Kecamatan Baki tahun ajaran 2011/2012?”
C.
Tujuan Penelitian
Berdasarkan permasalahan yang telah dikemukakan diatas, penelitian ini bertujuan: Untuk meningkatkan hasil belajar sepak sila dalam permainan sepak takraw pada siswa kelas V SD Negeri Jetis 01 Kecamatan Baki Tahun Ajaran 2011/2012 melalui penggunaan alat bantu pembelajaran.
D.
Manfaat Penelitian
Manfaat dilakukan penelitian tindakan kelas ini adalah sebagai upaya meningkatkan hasil belajar sepak sila dalam permainan sepak takraw. Setelah dilakukan penelitian ini diharapakan terdapat suatu peningkatan dan nilai tambah yang menjadikan proses pembelajaran Penjasorkes menjadi lebih baik lagi, sehingga tujuan pelaksanaan Penjasorkes untuk membantu siswa meningkatkan kemampuan gerak dasar dan berbagai aktifitas jasmani dapat terpenuhi. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
6
Manfaat penelitian ini secara lebih rinci adalah : 1. Bagi Guru Penjas di SD Negeri Jetis 01 Kecamatan Baki a. Untuk meningkatkan kreatifitas guru dalam menggunakan media bantu pembelajaran dalam menyampaikan materi pelajaran terutama materi sepak sila dalam sepak takraw. b. Untuk membantu memilih pembelajaran yang tepat untuk meningkatkan hasil belajar sepak sila dalam sepak takraw. c. Sebagai bahan masukan bagi guru dalam memberikan pembelajaran yang lebih menarik dan mudah dipahami siswa. 2. Bagi Siswa Kelas V SD Negeri Jetis 01 Kecamatan Baki a. Menciptakan suasana pembelajaran yang lebih menyenangkan sehingga siswa dapat lebih mudah menerima materi pelajaran yang diajarkan. b. Mempermudah siswa dalam menyerap segala informasi yang disampaikan oleh guru dalam pembelajaran. c. Dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam pembelajaran sepak sila sehingga dapat tercapai tujuan pendidikan yang ingin dicapai. 3. Bagi Lembaga Pendidikan (Instansi) Sebagai bahan masukan, saran, dan informasi terhadap sekolah, instansi, lembaga pendidikan untuk mengembangkan strategi belajar mengajar yang tepat dalam rangka meningkatkan kualitas proses dan kualitas kemampuan belajar siswa.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB II LANDASAN TEORI
A.
Tinjauan Pustaka
1. Permainan Sepak Takraw
Permainan Sepak Takraw adalah permainan yang pelaksanaannya seperti pada permainan dengan net, sederhana dan unik. Dikatakan unik karena mengandung unsur – unsur seni. Sepak takraw dimainkan diatas lapangan empat persegi panjang (panjang 13,40 m dan lebar 6,10 m), rata, baik terbuka maupun tertutup serta bebas dari semua rintangan. Lapangan dibatasi oleh net. Bola terbuat dari rotan atau plastik (syntetic febrae) yang dianyam bulat. Cara memainkan bola pada sepak takraw dengan menggunakan kaki, kepala atau badan asalkan dalam keadaan memantul. Untuk dapat mengembalikan bola ke lapangan lawan, maka setiap regu diperkenankan menyentuh / menendang / menyundul bola tiga kali, apakah dimainkan oleh ketiga pemain regu tersebut ataupun hanya salah satu anggotanya, yang penting setiap regu berhak menyentuh bola sebanyak tiga kali dan bola ketiga harus sudah menuju kearah lapangan lawan. Permainan sepak takraw merupakan kombinasi dari permainan sepak bola dan bola voli, karena bola harus selalu tetap di udara dan dimainkan dengan seluruh anggota badan kecuali tangan. Salah satu ciri perbedaan dalam sepak takraw adalah jika seorang pemain memberikan operan atau passing kepada lawannya, bola harus selalu tetap di udara dan tidak boleh menyentuh tanah. Antara sepak bola dan takraw. Nampak sekali persamaan ketrampilan dan skill yang digunakan kedua peramainan ini. Menyundul bola, menendang dengan kaki bagian bagian dalam, dengan punggung kaki, mengontrol dengan dada dan paha, jika tidak heran kalau pemain sepak takraw juga dapat bermain sepak bola dengan baik. Untuk mencapai prestasi yang maksimal dalam permainan sepak takraw, commit7to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
8
harus didukung oleh pemain – pemain berkualitas. Dalam hal ini pemain dituntut untuk menguasai seluruh unsur dasar yang mendukung dalam permainan sepak takraw seperti teknik, fisik, taktik dan kematangan juara.
a. Teknik Dasar Permainan Sepak Takraw Untuk bermain sepak takraw yang baik, maka perlu diajarkan dahulu teknik dasar, teknik dasar merupakan unsur dasar bagi para pemain. Menurut Soegih Harjono dan Goesmardaus (1984 : 4-5) mengemukakan bahwa : Teknik dasar bermain sepak takraw antara lain : (1) Sepakan. (a) Sepak sila. (b) Sepak kuda (punggung kaki). (c) Sepak cungkil (ujung kaki). (d) Telapak kaki. (2) Mengkop. (a) Bagian dahi. (b) Bagian kiri kepala. (c) Bagian kanan kepala. (d) Bagian belakang kepala. (3) Menahan dengan dada. (4) Menahan dengan paha. (5) Menahan dengan bahu. Kemampuan teknik dasar diatas, antara yang satu dengan lainnya merupakan satu keasatuan yang tidak dapat dipisahkan. Pemain sepak takraw idealnya menguasai seluruh teknik – teknik tersebut dengan mahir, namun sulit dilakukan, sebab kemampuan pemain biasanya terbatas. Oleh karena itu tiap pemain sudah harus memiliki seluruh teknik dengan mahir. Namun setidaknya harus bias melakukan teknik – teknik tersebut. Tetapi tiap pemain harus memiliki spesialisasi atau keahlian yang khusus. Misalnya pemain spesialis smash atau spesialis umpan dan sebagainya. Salah satu teknik penting pada sepak takraw adalah teknik dasar menyepak bola. Permainan sepak takraw sebagian besar gerakannya adalah commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
9
terdiri dari gerakan menyepak bola. Salah satu teknik sepakan ujung harus dimiliki oleh seorang pemain sepak takraw adalah sepak sila. Sepak sila besar manfaatnya untuk mengontrol dan menimang, untuk membuat umpan atau operan dan untuk menyelamatkan bola dari serangan.
b. Teknik Dasar Menyepak Bola Teknik dasar menyepak bola merupakan teknik dasar terpenting pada permainan sepak takraw. Teknik dasar menyepak bola ini terutama berguna untuk melakukan passing atau menimang bola. Yang dimaksud dengan passing atau menimang bola adalah tindakan memberikan bola dengan tujuan mengoper bola ke lawan regunya untuk dimainkan lagi oleh regunya termasuk sebagai umpan untuk dismash. Kemampuan menyepak bola merupakan suatu syarat mutlak yang harus dikuasai seorang pemain sepak takraw. Menurut Sudrajat Prawirasaputra (2000: 23): Kemampuan menyepak atau ketrampilan menimang merupakan ibu dari permainan sepak takraw, karena peran utama dalam memainkan bola pada permainan sepak takraw adalah dimainkan terbanyak disepak dengan bagian kaki, jadi jelas untuk menjadi pemain sepak takraw yang baik harus menguasai teknik menyepak bola disamping teknik – teknik dasar yang lain. Ada beberapa prinsip yang perlu diperhatikan oleh pemain sepak takraw agar memiliki kemampuan menyepak bola dengan baik. Menurut Sudrajat Prawirasaputra (2000: 23) dikemukakan bahwa : Prinsip – prinsip yang perlu diperhatikan oleh pemain sepak takraw antara lain sebagai berikut : (1) Kaki pemain harus berada bersama- sama bola takraw. (2) Keseimbangan tubuh dan agilitas, kalau tidak maka pemain akan sulit menyepak bola karena dia harus bisa berdiri pada satu kaki. (3) Ambil keputusan segera tentang cara yang hendak dilakukan. (4) Pemain senantiasa dapatkan bola takraw dan harus mampu memprediksi jatuhnya bola. (5) Pemain harus memiliki kemampuan fleksibilitas agar hasil sepakan bolanya keras kearah lawan. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
10
Prinsip – prinsip tersebut dapat dilatihkan dengan penanaman konsep gerakan dan kemudian dipraktekkan. Dalam permainan sepak takraw ada beberapa jenis sepakan yang dapat digunakan. Macam – macam teknik menyepak bola atau dasar – dasar sepakan bola pada permainan sepak takraw menurut Sudrajat Prawirasaputra (2000: 7) diantaranya sebagai berikut : (1) (2)
Sepak sila adalah teknik menyepak bola dengan kaki bagian dalam. Sepak kuda/kura adalah teknik menyepak bola dengan kura – kura kaki ata menyepak dengan punggung kaki. Sepak badek atau sepak sepuh adalah teknik menyepak bola dengan kaki bagian luar. Sepak belakang adalah teknik menyepak bola dengan tumit. Sepak cungkil adalah teknik menyepak bola dengan ujung kaki.
(3) (4) (5)
Berbagai jenis sepakan tersebut perlu dipelajari oleh setiap pemain sepak takraw. Sejak awal belajar sepak takraw, pemain perlu ditekankan pada penguasaan teknik sepakan tersebut. Salah satu teknik sepakan yang harus dimiliki oleh semua pemain sepak takraw adalah sepak sila. Teknik sepak sila besar manfaatnya untuk menyelamatkan bola dari serangan.
2.
Sepak Sila a. Definisi Sepak Sila Dinamakan sepak sila karena posisi saat perkenaan bola seperti orang bersila. Menurut Densusnadi (http://densusnadi.blogspot.com/2010/08/teknikdasar-permainan-sepak-takraw.html) mengemukakan bahwa pengertian sepak sila adalah menyepak bola dengan menggunakan kaki bagian dalam gunanya untuk menerima dan menimang bola, mengumpan dan menyelamtkan serangan lawan. Permukaan kaki yang digunakan untuk menyepak adalah bagian kaki yang dibatasi oleh dasar ibu jari yang lebar, tumit dan pergelangan kaki. Teknik sepak sila cukup besar manfaatnya selama permainan sepak takraw. Berkaitan dengan kegunaan sepak sila, Sulaiman & Soegih Harjono & Goesmardaus berpendapat bahwa, “Sepak sila digunakan untuk menerima bola, mengontrol commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
11
atau menimang bola dan memberikan umpan kepada teman serta untuk menyelamatkan bola dari serangan lawan” (1984:4). Teknik dasar sepak sila juga merupakan teknik yang sangat bermanfaat untuk melakukan umpan (operan) kepada teman untuk dismash. Dalam pertandingan diperlukan operan yang baik dan tidak menyusahkan teman sendiri. Dengan operan yang baik akan dapat diatur pola penyerangan secara mantap sehingga dapat memperoleh kemenangan dalam suatu pertandingan. Untuk itulah pemain sepak takraw harus menguasai teknik sepak sila dengan baik.
b. Pelaksanaan Teknik Sepak Sila Kemampuan teknik sepak sila besar perannya dalam usaha peningkatan kualitas pemain dan permainan secara menyeluruh. Untuk itu para pemaian harus bisa menguasai permainan terhadap bola, maka akan semakin tinggi pula kemampuan pemain dalam mengelola bola. Keberhasilan seorang pemain dalam melakukan sepak sila tergantung pada penguasaan teknik dasarnya. Menurut kumpulan bahan Penataran Pelatih Sepak Takraw, Sulaiman (2009/2010) dikemukakan bahwa : Pelaksanaan teknik dasar sepak sila diantaranya yaitu : (1) Segera tempatkan kaki penyepaknya dengan posisi melipat di bawah bola. (2) Pengenaan bola dengan kaki penyepak berada diantara kedua paha atau dekat lutut yang berdiri. (3) Lutut yang berdiri agak menekuk. (4) Badan agak membungkuk. (5) Bola disepak oleh bagian kaki di bawah mata kaki. (6) Pergelangan kaki difizor (dibakukan). Berkaitan dengan teknik sepak sila ini, Sudrajat Prawirasaputra (2000: 24) berpendapat bahwa : Teknik melakukan sepak sila : (1) Berdiri pada kedua kaki menghadap kearah datangnya bola. (2) Berdiri pada satu kaki, pada kaki kiri atau kanan. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
12
(3)
(4) (5) (6)
Bila berdiri pada kaki kiri, maka kaki kanan ditarik ke atas dan telapak kakinya menghadap lutut kaki kiri kemudian diturunkan setinggi mata kaki kaki kiri ditarik lagi ke atas sampai setinggi lutut berulang-ulang. Pemain berdiri pada dua kaki, kaki kiri di depan kaki kanan, berat badan bertumpu pada kaki kiri, menghadap pelambung bola. Bola lambungan diikuti dengan pandangan mata. Kedatangan bola disambut oleh kaki dengan posisi kaki sepak sila. Teknik - teknik dasar gerakan tersebut harus dipahami oleh setiap
pemain sepak takraw. Teknik - teknik dasar gerakan tersebut dapat dilatihkan dengan penanaman konsep gerakan dan kemudian dipraktekkan, secara lebih jelas pelaksanaan teknik sepak sila adalah sebagai berikut :
Gambar. 1 : Pelaksanaan teknik Sepak Sila (Sumber: Buku Paket Penjasorkes SD Kelas 5 Yudhistira, 2007 : 70) Pelaksanaan gerakan sepakan menurut pada koordinasi gerakan yang baik. Baik ayunan kaki yang menyepak bola kaki tumpu, posisi badan, ayunan kaki maupun sikap tubuh lainnya yang mendukung gerakan sepakan. Pemain harus mampu menggabungkan beberapa sub – sub gerakan menjadi rangkaian gerakan yang uruh dan terpadu. Dalam melakukan sepakan diperlukan penguasaan terhadap rangkaian dan pola gerak yang merupakan dasar dari gerakan menyepak bola. Rangkaian dan pola gerak menyepak bola yang baik commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
13
hanya dapat dicapai dengan pembelajaran dengan teknik yang benar. Penguasaan teknik sepak sila sangat menentukan hasil sepakan. c. Metode Pembelajaran Sepak Sila Sepak sila merupakan gerakan keterampilan yang bersifat khusus yang memiliki karakteristik yang bersifat spesifik. Untuk mengembangkan keterampilan sepak sila perlu dipahami krakteristik dan klasifikasi gerakan sepak sila. Penggunaan metode mengajar teknik dasar pembelajaran yang sesuai ikut menentukan keberhasilan dalam pembelajaran sepak sila. Ada beberapa metode mengajar teknik dasar pembelajaran yang bisa dilakukan untuk meningkatkan hasil belajar sepak sila. Menurut Soegih Harjono dan Goesmardaus (1984 : 6) diantaranya adalah : Metode mengajar teknik dasar pembelajaran sepak sila (1) Latihan kontrol dan timangan individu. (2) Latihan operan berteman atau berpasangan (satu lawan satu). (3) Latihan operan bebas dalam lingkungan. (4) Latihan operan zig – zag. (5) Latihan satu lawan banyak. (6) Latihan operan bintang. (7) Latihan dalam lingkaran. (8) Latihan operan keliling. (9) Latihan operan segitiga bergerak. Disamping metode mengajar teknik dasar diatas masih banyak lagi metode teknik dasar pembelajaran yang dapat dilakukan dalam pembelajaran sepak sila. Bentuk lain yaitu pembelajaran sepak sila dengan menggunakan alat bantu tali. Pengajar harus memberikan pembelajaran dengan pendekatan yang baik agar dapat mengantarkan siswanya kepada penguasaan ketrampilan sepak sila secara optimal. Agar pembelajaran sepak takraw mencapai hasil optimal program pembelajaran diperlukan berbagai modifikasi. Modifikasi yang diterapkan dalam pembelajaran sepak sila pada penelitian ini adalah modifikasi lingkungan belajar siswa. Pembelajaran sepak commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
14
sila dengan menggunakan alat bantu tali merupakan bentuk modifikasi kondisi lingkungan pembelajaran. Modifikasi lingkungan pembelajaran diantarnya yaitu dengan modifikasi peralatan dan penataan ruang gerak dalam berlatih. Guru dapat mengurangi dan menambah tingkat kompleksitas dan kesulitan tugas ajar dengan cara memodifikasi peralatan yang digunakan untuk melakukan skill itu. Misalnya, berat ringannya, besar kecilnya, tinggi rendanhya, panjang pendeknya peralatan yang digunakan, perubahan ukuran lapangan dipersempit atau tinggi jarring diperendah. Tujuan dari modifikasi itu sendiri adalah : 1) Untuk memudahkan siswa menguasai teknik dasar dan memperoleh pengalaman sukses. 2) Untuk memberikan kesempatan yang sama bagi semua siswa, sehingga kegiatan pembelajaran itu tidak hanya dimonopoli oleh siswa yang lebih mampu. Berdasarkan kajian diatas peneliti memilih pembelajaran sepak sila dengan menggunakan alat bantu tali.
3.
Hakekat Belajar dan Pembelajaran Belajar dan pembelajaran mempunyai kaitan erat yang terjadi antara guru dan siswa dan tidak akan terlepas dari situasi saling mempengaruhi dalam pola hubungan antara dua subyek. Dalam hal ini Husdarta (2000) menjelaskan bahwa ”Kegiatan belajar dilakukan oleh siswa, dan melalui kegiatan itu akan ada perubahan perilakunya, sementara kegiatan pembelajaran dilakukan oleh guru untuk memfasilitasi proses belajar. Kedua peranan itu tidak akan terlepas dari situasi saling mempengaruhi dalam pola hubungan antara dua subyek” (1). Pembelajaran harus menghasilkan belajar, tapi tidak semua proses belajar terjadi karena pembelajaran. Proses belajar terjadi juga dalam konteks interaksi sosial-kultural dalam lingkungan masyarakat. Proses pembelajaran merupakan inti dari proses pendidikan. Dalam proses pendidikan tersebut guru mempunyai peranyang sangat besar dalam menggerakkan kemajuan dan perkembangan untuk commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
15
mencapai tujuan pendidikan. Tugas utama guru adalah membimbing, mengajar, mendidik dan melatih. Oleh sebab itu guru mempunyai tanggung jawab yang besar terhadap
kebehasilan
pendidikan.
Pembelajaran
adalah
bagaimana
guru
mengajarkan sesuatu kepada peserta didik dan juga bagaimana peserta didik mempelajarinya. Pada tahap baru mengenal substansi yang dipelajari, baik yang menyangkut aspek pembelajaran kognitif, afektif maupun psikomotor, bagi siswa materi pembelajaran itu menjadi sesuatu yang asing pada mulanya. Namun setelah guru berusaha untuk memusatkan dan menangkap perhatian siswa pada peristiwa pembelajaran, maka sesuatu yang asing itu menjadi berangsur-angsur berkurang. Siswa sangat peduli dengan apa yang dilakukan oleh gurunya. Oleh karena itu, guru harus mengupayakan semaksimal mungkin penataan lingkungan belajar dan perncanaan materi agar terjadi proses pembelajaran di dalam maupun di luar kelas. Jadi dalam peristiwa pembelajaran terjadi dua kejadian secara bersamaan yaitu satu pihak memberi dan pihak kedua menerima. Oleh sebab itu dapat dikatakan terjadi proses interaksi edukatif. Menurut Moh. Uzer Usman (2001) mengemukakan bahwa “Proses pembelajaran merupakan suatu proses yang mengandung serangkaian perbuatan guru dan siswa atas dasar hubungan timbal balik, berlangsung untuk mencapai tujuan tertentu” (62). Dari pernyataan tersebut terkandung pengertian bahwa syarat utama berlangsungnya proses belajarmengajar yaitu adanya interaksi. Sedangkan proses interaksi edukatif memiliki ciri-ciri sebagai berikut: (1). Ada tujuan yang jelas yang harus dicapai, (2). Ada bahan yang menjadi isi proses, (3) Ada peserta didik yang aktif mengikuti, (4). Ada guru yang melaksanakan, (5). Ada metode tertentu untuk mencapai tujuan, (6). Proses interaksi tersebut berlangsung dalam ikatan situasional, dan (7). Ada penilaian hasil interaksi. Agar proses pembelajaran berhasil dan mutu pendidikan meningkat, diperlukan ketrampilan untuk mengolah dan mengembangkan komponenkomponen dalam proses pembelajaran sehingga menjadikan pembelajaran menarik, menyenangkan namun berhasil mencapai tujuan pendidikan. Guru commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
16
sebagai juru mudi dalam proses pembelajaran dituntut untuk memiliki wawasan pengetahuan dan ketrampilan dalam mengolah dan mengembangkan proses pembelajaran secara kreatif dan inovatif.
4.
Hasil Belajar Pengertian hasil belajar menurut Sudjana (1990:22) adalah “Suatu
kemampuan atau keterampilan yang dimiliki oleh siswa setelah siswa tersebut mengalami aktivitas belajar”. Menurut Sudjana (1990:22), hasil belajar yang dicapai siswa melalui proses belajar mengajar yang optimal ditunjukkan dengan ciri-ciri sebagai berikut: a. Kepuasan dan kebanggaan yang dapat menumbuhkan motivasi belajar intrinsik pada diri siswa. Siswa tidak mengeluh dengan prestasi yang rendah dan ia akan berjuang lebih keras untuk memperbaikinya. b. Menambah keyakinan dan kemampuan dirinya, artinya ia tahu kemampuan dirinya dan percaya bahwa ia mempunyai potensi yang tidak kalah dari orang lain. c. Hasil belajar yang dicapai bermakna bagi dirinya, seperti akan tahan lama diingat, membentuk perilaku, bermanfaat untuk mempelajari aspek lain, kemauan dan kemampuan untuk belajar sendiri dan mengembangkan kreativitasnya. d. Hasil belajar yang diperoleh siswa secara menyeluruh (komprehensif), yakni mencakup ranah kognitif, pengetahuan atau wawasan, ranah afektif (sikap) dan ranah psikomotorik, keterampilan atau perilaku. 5. Alat Bantu Pembelajaran Pengertian alat / media bantu menurut Soepartono (2000: 3-8) adalah “Media bantu yang digunakan dalam menyampaikan materi bahan ajar atau pembelajaran”. Media sering juga disebut sebagai perangkat lunak yang bukan saja memuat pesan atau bahan ajar untuk disalurkan melalui alat tertentu tetapi juga dapat merangsang pikiran, perasaan dan kemauan peserta didik sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar pada dirinya. Media bantu ini lebih juga sering disebut alat peraga karena berfungsi untuk membantu dan mempraktekkan sesuatu dalam proses pendidikan pengajaran. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
17
Jelas pula pengertian dan pengetahuan yang diperoleh. Dengan perkataan lain, alat peraga ini dimaksudkan untuk mengerahkan indera sebanyak mungkin suatu objek sehingga mempermudah persepsi. Menurut Soepartono (2000: 14-17) diantaranya adalah : Manfaat alat bantu pembelajaran Manfaat alat bantu pembelajaran (1) Proses komunikasi menjadi lebih mudah dalam penyampaian bahan ajar dalam pembelajaran. (2) Untuk meningkatkan keserasian dalam penerimaan informasi dalam sarana pendidikan. (3) Menarik perhatian untuk berkonsentrasi pada materi ajar yang sedang disajikan. (4) Membangkitkan keinginan dan minat baru untuk belajar. (5) Proses belajar dapat terjadi dimana saja dan kapan saja. (6) Membantu meningkatkan sikap positif siswa terhadap materi belajar maupun terhadap proses pembelajarannya. (7) Mempermudah penyampaian bahan pendidikan / informasi oleh para pendidik pelaku pendidikan. (8) Peran pendidik dapat berubah kearah yang lebih positif dan produktif. a. Syarat Alat Bantu Pembelajaran Yang Baik Suatu alat pembelajaran dikatakan baik, apabila mempunyai tujuan pendidikan untuk mengubah pengetahuan, pengertian, pendapat dan konsepkonsep, mengubah sikap dan persepsi, menanamkan tingkah laku/kebiasaan yang baru. Selain itu alat bantu harus efisien dalam penggunaanya, dalam waktu yang singkat dapat mencakup isi yang luas dan tempat yang diperlukan tidak terlalu luas. Penempatan alat bantu perlu diperhatikan ketepatannya agar dapat diamati dengan baik oleh siswa. Efektif artinya memberikan hasil guna yang tinggi ditinjau dari segi pesannya dan kepentingan siswa yang sedang belajar sedangkan yang dimaksud dengan komunikatif ialah bahwa media tersebut mudah untuk dimengerti maksudnya, sehingga membuat siswa mejadi lebih mudah dalam menerima pembelajaran yang diberikan oleh guru. b. Penggunaan Alat Bantu Pembelajaran Sepak Sila commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
18
Dalam membelajarkan pendidikan jasmani harus diterapkan model pembelajaran yang baik dan tepat. Banyaknya model pembelajaran menuntut seorang guru pendidikan jasmani harus menguasai dan memahami modelmodel pembelajaran pendidikan jasmani. Model pembelajaran pendidikan jasmani yang sering digalakkan sekarang ini adalah model pembelajaran inovatif. Model pembelajaran
ini dengan penggunaan alat bantu sehingga
pembelajaran sepak sila dapat dirancang oleh guru sedemikian rupa untuk dapat membuat siswa aktif selama pembelajaran berlangsung sehingga lebih efektif dalam pencapaian tujuan pembelajaran. Pembelajaran aktif yaitu pembelajaran yang mencakup dan melibatkan siswa dalam proses pembelajaran. Pembelajaran inovatif bersifat menyenangkan dan membutuhkan kreativitas guru dalam proses pembelajaran untuk dapat membuat siswa agar aktif selama pembelajaran berlangsung sehingga lebih efektif dalam pencapaian tujuan pembelajaran. Sehingga pembelajaran aktif memberikan peluang siswa untuk bersifat aktif dan mandiri dilakukan dengan berbagai cara misalnya dengan menggunakan tali (bola digantung dengan tali), tali yang dapat digunakan berupa tali raffia, tampar (dadung yang diurai jadi kecil-kecil), irisan karet ban. Penggunaan alat bantu pembelajaran juga dapat menggunakan bola, bola dapat di modifikasi dengan bola plastik, bola karet dan bola digantung dengan modifikasi ini dapat mempermudah pembelajaran. Cara ini memberikan motivasi kepada siswa untuk melakukan dengan sungguh-sungguh. 1) Pembelajaran Sepak Sila Dengan Memodifikasi Sarana Dan Prasarana. Pembelajaran sepak sila dengan memodifikasi sarana dan prasarana yaitu dengan menggunakan tali, tali yang digunakan yaitu tali rafia. Pelaksanaan pembelajarannya yaitu bola digantung dengan tali dan menyuruh siswa untuk melakukan sepak sila secara bertahap. Selain dengan tali penggunaan alat bantu pembelajaran yaitu dengan bola. Bola yang sebenarnya diganti menggunakan menggunakan bola plastik, bola karet dan commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
19
bola digantung. Pelaksanaan pembelajarannya yaitu dengan menyuruh siswa melakukan sepak sila, secara bertahap. Dimana siswa dituntut untuk melakukan sepak sila dengan bola yang dimodifikasi. Metode keseluruhan merupakan cara mempraktekan seluruh rangkaian gerakan yang dipelajari. Apabila keterampilan olahraga yang diajarkan itu sifatnya sederhana dan mudah dimengerti maka keterampilan tersebut sebaiknya diajarkan secara keseluruhan, dan setiap teknik bagian hanya dilatih secara khusus apabila siswa atau objek membuat kesalahan pada teknik dasar tersebut. 2) Adapun kelebihan dari pembelajaran dengan memodifikasi sarana dan prasarana yaitu : a) Siswa lebih tertarik dengan materi yang akan diajarkan. b) Siswa menjadi lebih termotivasi karena sarana dan prasarana yang digunakan berbeda. 3) Sedangkan kelemahan dari pembelajaran dengan memodifikasi sarana dan prasarana adalah : Siswa melakukan Sepak sila menggunakan bola plastik dan bola karet dan bola digantung sehingga berat bola belum sesuai dengan bola sesungguhnya.
6.
PTK Model Kemmis dan Mc Taggart
Model PTK yang dikemukakan oleh Kemmis dan Mc Taggart yaitu: Terdiri atas satu siklus yang terdiri atas empat komponen, keempat komponen tersebut, meliputi: (1) perencanaan, (2) aksi/tindakan, (3) observasi, dan (4) refleksi. Sesudah suatu siklus selesai di implementasikan, khususnya sesudah adanya refleksi, kemudian diikuti dengan adanya perencanaan ulang yang dilaksanakan dalam bentuk siklus tersendiri. Penelitian tindakan dapat dipandang sebagai suatu siklus spiral dari penyusunan perencanaan, pelaksanaan tindakan, pengamatan (observasi), dan refleksi yang selanjutnya mungkin diikuti dengan siklus spiral berikutnya. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
20
B. Kerangka Berpikir
Pembelajaran yang baik adalah pembelajaran yang mampu melibatkan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran. Siswa diarahkan untuk menyelesaikan masalah yang sesuai dengan konsep pembelajaran yang sesuai dengan konsep yang dipelajari. Permasalahan yang sering dihadapi dalam pembelajaran pendidikan jasmani khususnya pada model atau cara guru menyampaikan materi pelajaran. Sering kali materi yang diajarkan oleh guru kurang tertanam kuat dalam benak siswa. Khususnya dalam pembelajaran praktik teknik dasar sepak sila. Siswa kurang mampu menganalisis gerakan yang telah diajarkan oleh guru, sebab guru hanya menyampaikan materi secara verbal, adapun memberikan demonstrasi atau contoh kurang dapat ditangkap oleh siswa secara optimal. Guru bukanlah satu-satunya sumber belajar bagi siswa, siswa diberi kesempatan seluas-luasnya untuk mengembangkan kemampuan berfikirnya dalam menyelesaikan masalah yang sesuai dengan materi pembelajaran.. Penggunaan model nyata yang dapat diamati dan dipegang secara langsung oleh siswa memungkinkan siswa untuk terlibat secara aktif dalam kegiatan belajar. Model nyata yang dimaksud adalah media pembelajaran, penggunaan modifikasi pembelajaran memungkinkan siswa lebih banyak melakukan kegiatan seperti, melihat, menyentuh, merasakan, melalui modifikasi alat bantu tersebut. Penggunaan modifikasi dalam pelaksanaan tindakan tiap siklusnya disesuaikan dengan topik materi yang sedang dipelajari. Secara garis besar modifikasi yang digunakan antara lain berupa alat bantu yaitu, menggunakan tali, bola plastik, dan bola karet yang digunakan untuk pembelajan dalam teknik dasar sepak sila. Secara lebih rinci jenis-jenis media tersebut dijabarkan dalam RPP, setiap pertemuan. Kurang kreatifnya guru yang dapat mempengaruhi rendahnya hasil belajar siswa antara lain kurang kreatifnya guru pendidikan jasmani disekolah dalam membuat dan mengembangkan media pembelajaran sederhana, guru kurang akan model-model pembelajaran,.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
21
Pemanfaatan alat bantu sederhana, tali, bola plastik, dan bola karet, sebagai sarana membantu guru dalam pembelajaran teknik dasar sepak sila pada siswa. Melalui alat bantu sederhana tersebut guru dapat memperlihatkan, dan memberikan penjelasan yang mendetail mengenai teknik dasar sepak sila. Secara sederhana kerangka pemikiran dari penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut: Kondisi awal
Guru kurang kreatif, inovatif, efektif dan efisien dalam proses pembelajaran penjas
a. Siswa kurang senang/tertarikdengan pelajaran penjas b. Tingkat kesegaran jasmani rendah c. Dan yang paling utama hasil belajar sepak sila rendah
Tindakan
Menerapkan model pembelajaran dengan penggunaan alat bantu pembelajaran
Siklus I:guru dan peneliti menyusun bentuk pengajaran yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan dan ketrampilan dasar sepak sila, melalui pembelajaran dengan alat bantu (tali dan bola plastik, bola karet). Lapangan yang diperkecil)
Kondisi akhir
Melalui penggunaan alat bantu pembelajaran dapat meningkatkan kesegaran jasmani siswa (siswa lebih bersemangat dan penguasaan siswa terhadap pembelajaran teknik dasar sepak sila meningkat sehingga menjadikan prestasi belajar meningkat) serta partisipasi siswa dalam mengikuti pembelajaran meningkat
Siklus II :upaya perbaikan dari siklus I sehingga meningkatkan kemampuan dan ketrampilan dasar sepak sila takraw,melalui pembelajaran inovatif dengan memodifikasi sarana dan prasarana yang ada.
Gambar. 2 Alur Kerangka Berpikir commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB III METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1.
Tempat Penelitian Penelitian Tindakan Kelas dilaksanakan di SD Negeri Jetis 01 Kecamatan Baki Kabupaten Sukoharjo.
2.
Waktu Penelitian Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dilaksanakan mulai bulan Mei 2012 sampai Juni 2012. Tabel 1. Rincian Kegiatan Waktu dan Jenis Kegiatan
No
Rancangan Kegiatan
1.
Persiapan a. Observasi b. Identifikasi Masalah c. Penentuan Tindakan d. Pengajuan Judul e. Penyusunan Proposal f. Pengajuan Ijin Penelitian Pelaksanaan a. Seminar proposal b. Pengumpulan data penelitian / pelaksanaan tindakan. Penyusunan Laporan a. Penulisan Laporan b. Ujian dan Revisi c. Penggandaan dan pengumpulan laporan
2.
3.
Waktu ( Bulan ) Mar Apr Mei Jun Juli Agts Sept Okt 2012 2012 2012 2012 2012 2012 2012 2012
commit22to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
23
3.
Siklus PTK Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dilaksanakan pada satu siklus. Satu siklus terdiri dari tiga kali pertemuan, untuk melihat peningkatan hasil belajar sepak sila dalam mengikuti pembelajaran sepak takraw melalui peggunaan alat bantu pembelajaran.
B. Persiapan Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
Persiapan sebelum penelitian tindakan kelas (PTK) dilaksanakan dan dibuat berbagai input instrumental yang akan dikenakan untuk memberikan perlakuan dalam PTK, yaitu: (1)Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Dengan kompetensi dasar mempraktekkan variasi gerak dasar ke dalam modifikasi permainan bola besar, serta nilai kerja sama, sportifitas, dan kejujuran. (2)Perangkat pembelajaran yang berupa: lembaran pengamatan siswa berupa lembaran penilaian dan lembar evaluasi. (3)Dalam persiapan juga diurutkan siswa sesuai absen.
C. Subyek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas V SD Negeri Jetis 01 Kecamatan Baki Tahun Ajaran 2011/2012, yang berjumlah 35 siswa yang terdiri dari 18 siswa laki-laki dan 17 siswa perempuan.
D. Sumber Data
Sumber data dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini adalah sebagai berikut:
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
24
1. Siswa, untuk mendapatkan data tentang sepak sila dalam permainan sepak takraw melalui penggunaan alat bantu pembelajaran pada siswa kelas V SD Negeri Jetis 01 Kec. Baki Tahun Ajaran 2011/2012. 2. Guru, sebagai kolaborator, untuk melihat tingkat keberhasilan penggunaan alat bantu pembelajaran dalam pembelajaran sepak sila dalam permainan sepak takraw di SD Negeri Jetis 01 Tahun Ajaran 2011/2012.
E. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian tindakan kelas (PTK) ini adalah dengan observasi, dipergunakan sebagai teknik untuk mengumpulkan data tentang aktivitas siswa selama mengikuti proses belajar mengajar saat penggunaan alat bantu pembelajaran dalam pembelajaran sepak sila dalam permainan sepak takraw. Sedangkan alat pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian sebagai berikut : No 1.
Tabel 2. Teknik Pengumpulan Data Sumber Data Jenis Data Teknik Pengumpulan Kemampuan Pengamatan Siswa melakukan selama proses rangkaian pembelajaran gerakan sedang keterampilan berlangsung. sepak sila.
Instrumen Lembar penilaian keterampilan sepak sila
F. Analisis Data
1. Uji Validitas Data Teknik pengujian validitas data yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan triangulasi, yaitu teknik uji validitas data dengan cara melakukan dan pengecekan data yang ada, memisahkan data yang bisa digunakan dan tidak bisa digunakan dan terakhir mengolah dan menganalisis data yang dipergunakan sehingga commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
25
dapat menjawab permasalahan yang diajuka dalam penelitian.. Teknik triangulasi yang digunakan berupa triangulasi sumber data dan triangulasi model pengumpulan data. Yang mana terdiri dari siswa, guru sebagai kolaborator dan peneliti itu sendiri.
2. Analisis Deskriptif Data yang dikumpulkan pada setiap kegiatan observasi dari pelaksanaan siklus PTK dianalisis secara deskriptif dengan menggunakan teknik prosentase untuk melihat kecenderungan yang terjadi dalam kegiatan pembelajaran. Kemampuan melakukan rangkaian gerakan keterampilan sepak sila dengan menganalisis rata-rata. Kemudian dikategorikan dalam klasifikasi skor yang telah ditentukan dalam RPP.
G. Prosedur Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah meningkatnya hasil belajar sepak sila dalam permainan sepak takraw kelas V SD Negeri Jetis 01 Kec. Baki tahun ajaran 2011/2012. Setiap tindakan upaya pencapaian tujuan tersebut dirancang dalam satu unit sebagai satu siklus. Setiap siklus terdiri atas empat tahap, yakni: (1) perencanaan tindakan, (2) pelaksanaan tindakan, (3) observasi dan interprestasi, (4) analisis dan refleksi untuk perencanaan siklus berikutnya. Penelitian ini dilaksanakan dalam 2 siklus : 1. Rancangan Siklus I a. Tahap Perencanaan Pada tahap ini peneliti dan guru penjas / pengajar menyusun scenario pembelajaran yang terdiri dari: (1)Membuat rencana pembelajaran dengan mengacu pada tindakan (treatment) yang diterapkan dalam PTK, yaitu pembelajaran sepak sila. (2)Menyusun instrument yang digunakan dalam siklus PTK, yaitu penilaian sepak sila.. (3)Menyiapkan media yang diperlukan untuk membantu pengajaran. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
26
(4)Menyusun alat evaluasi pembelajaran. b. Tahap Pelaksanaan Tahap pelaksanaan dilaksanakan dengan melaksanakan scenario pembelajaran yang telah direncanakan, sebagai berikut: (1)Melaksanakan kegiatan awal dan menjelaskan kegiatan belajar mengajar secara umum. (2)Melakukan pemanasan dengan bermain. (3)Melakukan sepak sila kemudian diterapkan dalam bentuk permainan. (4)Melaksanakan kegiatan akhir dan penenangan / pendinginan. c. Pengamatan Tindakan Pengamatan dilakukan terhadap hasil belajar keterampilan sepak sila pada saat proses pembelajaran. d. Tahap Evaluasi ( Refleksi ) Refleksi merupakan uraian tentang prosedur anlisis terhadap hasil penelitian dan refleksi berkaitan dengan proses dan dampak tindakan perbaikan yang dilaksanakan serta kriteria dan rencana bagi siklus tindakan berikutnya. Persentase indikator pencapaian keberhasilan penelitian pada tabel berikut: Table 3. Persentase Target Capaian Persentase Target Aspek yang diukur
Capaian Kondisi
Target
awal
Capaian
Hasil belajar keterampilan sepak sila.
Cara mengukur
Diukur pada saat guru 45 %
70 %
memberikan tes sepak sila pada awal pembelajaran.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
27
2. Rancangan Siklus II Pada saat siklus II tindakan dikaitkan dengan hasil yang telah dicapai pada tingkatan siklus I sebagai upaya perbaikan dari siklus tersebut dengan materi pembelajaran sesuai dengan silabus mata pelajaran pendidikan jasmani. Demikian juga termasuk perwujudan tahap pelaksanaan, observasi dan refleksi yang juga mengacu pada siklus sebelumnya.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB IV HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Tindakan 1. Peningkatan Hasil Belajar Siswa Dalam Permainan Sepak Sila Dengan Mempergunakan Alat Bantu Pembelajaran di SD Negeri Jetis 01 Kecamatan Baki Tahun Ajaran 2012/2012 a. Prapertemuan Prapertemuan
merupakan
keadaan
sebelum
tindakan
dilaksanakan dan dimaksudkan untuk mengetahui permasalahan yang timbul sebelum dilakukan pembelajaran dalam meningkatkan aktivitas belajar dan hasil belajar sepak sila, dan sekaligus sebagai pengantar menuju pertemuan pertama. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan pada tanggal 2 Mei 2012, peneliti mendapati permasalahan-permasalahan yang timbul dalam pembelajaran konvensional yang digunakan sebelum adanya tindakan. Permasalahan tersebut antara lain kurang aktifnya siswa dalam pembelajaran, suasana pembelajaran menjenuhkan bagi siswa dan prestasi belajar siswa yang masih dibawah standar ketuntasan pelajaran prakter olahraga khususnya sepak takraw sepak sila. 1) Perencanaan Berdasarkan
hasil
tindakan
prapertemuan
diperoleh
identifikasi permasalahan yaitu aktivitas belajar siswa di bawah ratarata ketuntasan minimal 70%, kondisi awal yang didapat pada pembelajaran ini dilakukan dengan tindakan-tindakan sebagai berikut: a) Guru mempersiapkan rencana pembelajaran sepak sila dengan teori dan praktek yang telah direncanakan sebelumnya. commit28to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
29
b) Indikator pencapaian hasil belajar dan aktivitas belajar mengacu pada
Nilai
Kriteria
Ketuntasan
Minimal
(KKM)
tentang
penguasaan materi sepak sila berdasarkan kurikulum tahun 2011/2012 SD Negeri Jetis 01 Kecamatan Baki, yaitu minimal 70. Apabila hasil belajar dan aktivitas belajar telah tercapai, maka rencana tindakan pertemuan 1 tidak dilanjutkan. c) Guru menggunakan alat bantu pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan pada saat pengajran. d) Menyiapkan skenario pelaksanaan tindakan dan penyediaan sarana atau media yang diperlukan, yaitu silabus, rencana pelaksanaan pembelajaran prakter olahraga khususnya sepak takraw dengan kompetensi dasar sepak sila. e) Menyiapkan instrumen yang berupa lembar tes hasil belajar dan lembar pengamatan keaktifan siswa seperti pada lampiran (lampiran 1).
2) Pelaksanaan Pelaksanaan pembelajaran prakter olahraga khususnya sepak takraw dengan kompetensi dasar sepak sila di SD Negeri Jetis 01 Kecamatan Baki dilakukan oleh guru dengan langkah-langkah sebagai berikut: a) Kegiatan awal (1) Memulai pembelajaran dengan menyampaikan salam (2) Mengecek daftar hadir siswa (lampiran 2) (3) Melakukan apersepsi dengan menanyakan pembelajaran yang lalu (4) Menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan disampaikan commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
30
(5) menjelaskan tentang cara melakukan sepak sila, dengan guru memberikan contoh, sesuai dengan dasar dan target yang ingin dicapai oleh guru. (6) Siswa secara
langsung mempraktekkan apa yang menjadi
tujuan dari pembelajaran sepak sila ini.
3) Observasi Dalam melakukan observasi guru yang sekaligus sebagai peneliti
dilakukan
untuk
mengetahui
aktivitas
siswa
dengan
melakukan pencatatan-pencatatan terhadap siswa sesuai dengan indikator yang telah ditetapkan, yaitu dengan melakukan pencatatanpencatatan menganai gerakan yang dapat dilakukan oleh siswa dengan baik dan benar. Kemampuan siswa dalam melakukan geakan teesebut menjadi pedoman guru untuk memberikan penilaian dan menentukan terpenuhi atau tidaknya KBM yang ingin dicapai oleh guru. Berdasarkan data-data yang terkumpul selanjutnya dilakukan rekapitulasi untuk menentukan ketercapaian aktivitas belajar. Dari jumlah siswa yang mempunyai aktivitas sesuai dengan indikator aktivitas belajar, selanjutnya dapat diketahui prosentasi ketercapaian aktivitas belajar siswa.
4) Evaluasi dan Refleksi Berdasarkan hasil observasi terhadap proses pembelajaran pra pertemuan
tentang kemampuan siswa dalam melakukan gerakan
gerakan dasar sepak sila dapat diketahui data tentang hasil belajar dan aktivitas belajar siswa kelas V, pada pembelajaran praktek olahraga khususnya sepak takraw kompetensi dasar sepak sila sebagai berikut:
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
31
Berdasarkan hasil penilaian aktivitas belajar sepak sila pada siswa kelas Kelas V SD Negeri Jetis 01 Kecamatan Bakipada tahap prapertemuan berdasarkan pengamatan dalam proses pembelajaran yang dilakukan pada kelas V, dapat dilihat pada berikut ini: Tabel 4. Data Aktivitas Belajar Siswa (Prapertemuan ) Ketercapaian No
Indikator
Jumlah
1
Siswa lebih bersemangat
2
berani mencoba contoh yang diberikan oleh guru dan mempraktekkan secara langsung
%
16
45,71
16
45,71
15
42.85
dengan benar 3
Memiliki
tanggung
jawab
menyelesaikan tugas
dalam
4
Mempunyai inisiatif
16
45,71
5
Berani bertanya
16
45,71
6
Aktif dalam mengikuti pembelajaran
15
42.85
15.75
45%
Rata –Rata
Berdasarkan tabel 4 di atas, menunjukkan bahwa data aktivitas belajar siswa pada tahap prapertemuan adalah sebanyak 15 siswa (45%). Data tersebut menunjukkan bahwa aktivitas belajar siswa masih di bawah rata-rata ketuntasan minimal 70%. Rendahnya aktivitas belajar siswa dikarenakan pembelajaran yang deterapkan guru masih konvensional yaitu menggunakan metode contoh dan praktek. Guru mendominasi dalam kegiatan pembelajaran, sehingga guru menjadi satu-satunya sumber belajar, informasi tidak dibangun dengan melibatkan guru dengan siswa maupun siswa dengan siswa. Peran siswa dalam pembelajaran sangat commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
32
rendah. Berdasarkan kondisi riil tersebut maka sangat diperlukan tindakan pertemuan 1, karena aktivitas belajar siswa masih di bawah rata-rata ketuntasan minmal 70%. Selanjutnya untuk meningkatkan prestasi belajar siswa peneliti menggunakan metode pembelajaran yang dikembangkan dalam satu pertemuan
dengan menggunakan tiga pertemuan. Uraian selanjutnya
mengenai hal tersebut dapat dilihat dalam pembahasan dibawah ini dimana dalam satu pertemuan dibagi menjadi tiga pertemuan.
b. Pertemuan I 1) Perencanaan Berdasarkan
hasil
tindakan
prapertemuan
diperoleh
identifikasi permasalahan yaitu aktivitas belajar siswa di bawah ratarata ketuntasan minimal 70%, maka perlu dilakukan tindakan pada pertemuan 1, kegiatan pada pertemuan 1 diawali dengan langkahlangkah sebagai berikut: a) Guru mempersiapkan rencana pembelajaran sepak sila dengan teori dan praktek yang telah direncanakan sebelumnya. b) Indikator pencapaian hasil belajar dan aktivitas belajar mengacu pada
Nilai
Kriteria
Ketuntasan
Minimal
(KKM)
tentang
penguasaan materi sepak sila berdasarkan kurikulum tahun 2011/2012 SD Negeri Jetis 01 Kecamatan Baki, yaitu minimal 70, dengan prosentase ketuntasan rata-rata minimal 70%. Apabila hasil belajar dan aktivitas belajar telah tercapai, maka rencana tindakan pertemuan 2 tidak dilanjutkan. c) Guru menggunakan alat bantu pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan pada saat pengajaran.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
33
d) Menyiapkan skenario pelaksanaan tindakan dan penyediaan sarana atau media yang diperlukan, yaitu silabus, rencana pelaksanaan pembelajaran prakter olahraga khususnya sepak takraw dengan kompetensi dasar sepak sila. e) Menyiapkan instrumen yang berupa lembar tes hasil belajar dan lembar pengamatan keaktifan siswa seperti pada lampiran (lampiran 1). 2) Pelaksanaan Pelaksanaan pembelajaran prakter olahraga khususnya sepak takraw dengan kompetensi dasar sepak sila di SD Negeri Jetis 01 Kecamatan Baki dilakukan oleh guru dengan langkah-langkah sebagai berikut: a) Kegiatan awal (1) Memulai pembelajaran dengan menyampaikan salam (2) Mengecek daftar hadir siswa (lampiran 2) (3) Melakukan apersepsi dengan menanyakan pembelajaran yang lalu (4) Menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan disampaikan (5) menjelaskan tentang cara melakukan sepak sila, dengan guru memberikan contoh, sesuai dengan dasar dan target yang ingin dicapai oleh guru. (6) Siswa secara
langsung mempraktekkan apa yang menjadi
tujuan dari pembelajaran sepak sila ini. 3) Observasi Dalam melakukan observasi guru yang sekaligus sebagai peneliti
dilakukan
untuk
mengetahui
aktivitas
siswa
dengan
melakukan pencatatan-pencatatan terhadap siswa sesuai dengan indikator yang telah ditetapkan, yaitu dengan melakukan pencatatancommit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
34
pencatatan menganai gerakan yang dapat dilakukan oleh siswa dengan baik dan benar. Kemampuan siswa dalam melakukan geakan teesebut menjadi pedoman guru untuk memberikan penilaian dan menentukan terpenuhi atau tidaknya KBM yang ingin dicapai oleh guru. Berdasarkan data-data yang terkumpul selanjutnya dilakukan rekapitulasi untuk menentukan ketercapaian aktivitas belajar. Dari jumlah siswa yang mempunyai aktivitas sesuai dengan indikator aktivitas belajar, selanjutnya dapat diketahui prosentasi ketercapaian aktivitas belajar siswa. 4) Evaluasi dan Refleksi Berdasarkan hasil observasi terhadap proses pembelajaran pertemuan 1 tentang kemampuan siswa dalam melakukan gerakan gerakan dasar sepak sila dapat diketahui data tentang hasil belajar dan aktivitas belajar siswa kelas V, pada pembelajaran prakter olahraga khususnya sepak takraw kompetensi dasar sepak sila sebagai berikut: Berdasarkan observasi yang dilakukan pada pertemuan 1 tanggal 3 Mei 2012, dengan kompetensi dasar sepak sila dengan materi penilaian posisi kaki ditekuk (sila); pandangan ke arah bola dan lutut yang berdiri aga menekuk, dan dengan mencatat semua kegiatan siswa berpedoman pada penilaian aktivitas, aktivitas belajar prakter olahraga khususnya sepak takraw di kelas V SD Negeri Jetis 01 Kecamatan Baki pada tahap pertemuan 1 dapat dilihat pada tabel 5 berikut:
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
35
Tabel 5 Data aktivitas belajar siswa Pertemuan 1 No
Ketercapaian
Indikator
Jumlah 1
Siswa lebih bersemangat
2
berani mencoba contoh yang diberikan oleh guru dan mempraktekkan secara langsung
%
14
30%
13
25%
22
55%
dengan benar 3
Memiliki
tanggung
jawab
menyelesaikan tugas
dalam
4
Mempunyai inisiatif
23
58%
5
Berani bertanya
19
38%
6
Aktif dalam mengikuti pembelajaran
21
53%
19.25
55%
Rata –Rata
Berdasarkan tabel 5, terlihat bahwa aktivitas belajar siswa pada pertemuan 1 adalah sebanyak 19 siswa (55%), dengan demikian hasil pembelajaran pada pertemuan 1 telah mengalami peningkatan 17,17% dari rata-rata prapertemuan 45%. Secara rinci peningkatan aktivitas belajar dari prapertemuan ke pertemuan 1 terlihat seperti tabel berikut:
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
36
Tabel 6: Perbandingan Motivasi Belajar Pra Pertemuan dengan Pertemuan 1 Ketercapaian No
Indikator
Pra pertemuan
1
Siswa lebih bersemangat
2
berani
mencoba
Pertemuan
Peningkatan
1
18%
30%
12%
15%
25%
10%
25%
55%
30%
contoh
yang diberikan oleh guru dan mempraktekkan secara langsung dengan benar 3
Memiliki tanggung jawab dalam menyelesaikan tugas
4
Mempunyai inisiatif
23%
58%
35%
5
Berani bertanya
25%
38%
13%
6
Aktif
20%
53%
33%
21%
55%
34%
dalam
pembelajaran Rata –Rata
mengikuti
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa aktivitas belajar siswa pada prapertemuan sebesar 21% dan pada pertemuan 1 sebesar 55%, yang berarti terjadi peningkatan aktivitas belajar sebesar 34%. Dari hasil observasi dan wawancara tersebut di atas dapat diketahui bahwa aktivitas belajar siswa pada proses pembelajaran pertemuan 1 adalah sebesar 43%, walaupun dibanding dengan aktivitas belajar pada kegiatan prapertemuan terjadi peningkatan aktivitas belajar pada semua indikator dengan rata-rata peningkatan sebesar 22% namun jika dilihat dari rata-rata keseluruhan aktivitas belajar siswa yang masih di bawah rata-rata ketuntasan minimal 70%, maka perlu dilakukan rencana commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
37
tindakan pertemuan 2. Upaya guru untuk meningkatkan aktivitas belajar pada proses pembelajaran dilakukan dengan mengelola waktu secara efektif dan efisien saat diskusi dan presentasi, memberikan pujian berupa kata-kata sanjungan dan memberikan hukuman yang mendidik sesuai dengan kompetensi yang diajarkan guru.
c. Pertemuan II 1) Perencanaan Perencanaan pertemuan II dibuat berdasarkan hasil tindakan pada pertemuan
I, dengan menerapkan metode pembelajaran
penggunaan alat bantu lebih efisien dan efektif, memberikan pujian dan hukuman yang mendidik, serta memberikan tambahan nilai bagi yang berhasil melakukan gerakan yang diminta oleh guru. Rencana tindakan pada pertemuan II adalah sebagai berikut: a) Guru mempersiapkan rencana pembelajaran dengan kompetensi dasar sepak sila. b) Menentukan indikator pencapaian hasil belajar dan aktivitas belajar berdasarkan KKM yaitu minimal 70, dengan prosentase ketuntasan minimal 70%. c) Mempersiapkan pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan metode penggunaan alat bantu pembelajaran d) Menyiapkan skenario pelaksanaan tindakan dan menyediakan sarana
atau media
yang diperlukan
yaitu:
silabus,
RPP
pembelajaran prakter olahraga khususnya sepak takraw. 2) Tindakan Pelaksanaan program tindakan II yaitu melakukan identifikasi masalah yang muncul pada pertemuan
I yang belum teratasi dan
melakukan pemecahan masalah, dimana aktivitas belajar siswa pada commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
38
proses pembelajaran masih tergolong rendah. Selanjutnya tindakan dilakukan dengan langkah sebagai berikut: a) Guru melakukan apersepsi b) Guru menjelaskan permasalahan yang timbul pada kegiatan pertemuan I, dengan menyebutkan hasil penilaian per indikator. c) Guru memberi contoh dan memberikan kesempatan kepada siswa untuk melakukan gerakan yang diinginkan sesuai dengan apa yang telah ditetapkan oleh guru. d) Guru memberikan hasil penelitian berdasarkan kemampuan yang ditunjukkan oleh siswa. e) Guru melakukan penilaian terhadap aktivitas belajar siswa sesuai dengan format yang telah ditetapkan (format penilaian terlampir). f) Guru memberikan evaluasi hasil pembelajaran 3) Pengamatan (Observasi) a) Guru dan observer melakukan observasi dengan memakai format observasi yang meliputi keberanian siswa dalam bertanya dan mengemukakan pendapat, b) Guru mengamati interaksi siswa dengan siswa lain terutama yang berhubungan dengan aktifitas siswa dalam mempraktekkan contoh yang diberikan. c) Guru mengamati interaksi siswa dengan guru selama kegiatan pembelajaran, d) Guru sebagai fasilitator berupaya menjaga hubungan baik antara siswa dengan siswa lain selama pembelajaran (dalam kerja kelompok), e) Guru
dan
observer
mengamati
partisipasi
pembelajaran/keaktifan siswa dalam kelompok.
commit to user
siswa
dalam
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
39
f) Guru dan observer memperhatikan dan melakukan pencatatan terhadap siswa yang melakukan kegiatan yang tidak relevan dengan aktivitas belajar meliputi: perhatian siswa, sikap siswa dalam
mengikuti
pelajaran
(ngobrol
dengan
teman
lain,
menerjakan tugas lain) g) Guru dan observer melakukan penilaian terhadap aktivitas belajar siswa dalam proses pembelajaran. 4) Evaluasi dan Refleksi Berdasarkan pengamatan aktivitas siswa pada pertemuan 2 pembelajaran prakter olahraga khususnya sepak takraw dikelas V SD Negeri Jetis 01 Kecamatan Baki pada tahap pertemuan 2 dapat dilihat pada tabel 7 berikut: Tabel 7. Data Aktivitas Belajar Siswa Pertemuan 2 Ketercapaian No
Indikator
1
Siswa lebih bersemangat
2
berani mencoba contoh yang diberikan oleh guru dan mempraktekkan secara langsung
Jumlah
%
21
53%
24
60%
28
70%
dengan benar 3
Memiliki
tanggung
jawab
menyelesaikan tugas
dalam
4
Mempunyai inisiatif
26
65%
5
Berani bertanya
22
55%
6
Aktif dalam mengikuti pembelajaran
28
70%
24.83
65%
Rata –Rata
Dari tabel 7 di atas, terlihat bahwa data motivasi belajar siswa pada tahap pertemuan
2 rata-rata sebanyak 22 siswa (65%). Jika
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
40
dibanding dengan pertemuan
1 dengan rata-rata 17 siswa (43%)
berarti terjadi peningkatan aktivitas sebesar 19%.
Secara rinci
peningkatan tersebut terjadi pada setiap indikator, seperti terlihat pada tabel 8 berikut: Tabel 8. Perbandingan Aktivitas Belajar Pertemuan I dengan pertemuan II No
Indikator
Ketercapaian Pertemuan Pertemuan Peningkatan 1 2 30% 53% 23%
1 Siswa lebih bersemangat 2 berani mencoba contoh yang diberikan oleh guru dan 25% 60% 35% mempraktekkan secara langsung dengan benar 3 Memiliki tanggung jawab dalam 55% 70% 15% menyelesaikan tugas 4 Mempunyai inisiatif 58% 65% 8% 5 Berani bertanya 38% 55% 18% 6 Aktif dalam mengikuti 53% 70% 18% pembelajaran Rata –Rata 43% 62% 19% Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa rata-rata aktivitas belajar siswa pada pertemuan
1 sebesar 55% dan pada
pertemuan 2 sebesar 65%, yang berarti terjadi peningkatan dari ratarata aktivitas belajar siswa yang mencapai ketuntasan minimal 70%, maka tujuan penelitian telah tercapai. Sehingga rencana tindakan pertemuan berikutnya tidak diperlukan. Pada kegiatan pertemuan
II guru terlihat memulai
pembelajaran dengan memeriksa daftar hadir siswa, dan menjelaskan kompetensi dasar yang akan dibahas, dilanjutkan dengan memberikan aktivitas pada siswa. Persiapan pembelajaran pada pertemuan
2
diawali dengan membagi siswa menjadi 8 kelompok masing-masing terdiri dari 5 siswa. Langkah berikutnya siswa mendiskusikan tentang commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
41
sepak sila yang baik dan menjiwai. Diskusi dilakukan selama 20 menit dilanjutkan dengan presentasi di depan kelas oleh masing-masing kelompok. Guru memberikan tes. Untuk lebih jelasnya dibawah ini ditampilkan grafik peningkatan hasil belajar pra pertemuan , pertemuan
I dan Pertemuan
II. Berdasarkan pengamatan dan
wawancara terhadap proses pembelajaran pada pertemuan II dapat diketahui bahwa aktivitas belajar siswa dalam proses pembelajaran mencapai 62%. Dibandingkan dengan pertemuan sebelumnya terjadi peningkatan motivasi sebesar 19%.
d. Pertemuan III 1) Perencanaan Perencanaan pertemuan II dibuat berdasarkan hasil tindakan pada pertemuan
I, dengan menerapkan metode pembelajaran
penggunaan alat bantu lebih efisien dan efektif, memberikan pujian dan hukuman yang mendidik, serta memberikan tambahan nilai bagi yang berhasil melakukan gerakan yang diminta oleh guru. Rencana tindakan pada pertemuan II adalah sebagai berikut: a) Guru mempersiapkan rencana pembelajaran dengan kompetensi dasar sepak sila. b) Menentukan indikator pencapaian hasil belajar dan aktivitas belajar berdasarkan KKM yaitu minimal 70, dengan prosentase ketuntasan minimal 70%. c) Mempersiapkan pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan metode penggunaan alat bantu pembelajaran d) Menyiapkan skenario pelaksanaan tindakan dan menyediakan sarana
atau media
yang diperlukan
yaitu:
silabus,
pembelajaran prakter olahraga khususnya sepak takraw. commit to user
RPP
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
42
2) Tindakan Pelaksanaan program tindakan III yaitu melakukan identifikasi masalah yang muncul pada pertemuan II yang belum teratasi dan melakukan pemecahan masalah, dimana aktivitas belajar siswa pada proses pembelajaran masih tergolong rendah. Selanjutnya tindakan dilakukan dengan langkah sebagai berikut: a) Guru melakukan apersepsi b) Guru menjelaskan permasalahan yang timbul pada kegiatan pertemuan II, dengan menyebutkan hasil penilaian per indikator. c) Guru memberi contoh dan memberikan kesempatan kepada siswa untuk melakukan gerakan yang diinginkan sesuai dengan apa yang telah ditetapkan oleh guru. d) Guru memberikan hasil penelitian berdasarkan kemampuan yang ditunjukkan oleh siswa. e) Guru melakukan penilaian terhadap aktivitas belajar siswa sesuai dengan format yang telah ditetapkan (format penilaian terlampir). f) Guru memberikan evaluasi hasil pembelajaran 3) Pengamatan (Observasi) a) Guru dan observer melakukan observasi dengan memakai format observasi yang meliputi keberanian siswa dalam bertanya dan mengemukakan pendapat, b) Guru mengamati interaksi siswa dengan siswa lain terutama yang berhubungan dengan aktifitas siswa dalam mempraktekkan contoh yang diberikan. c) Guru mengamati interaksi siswa dengan guru selama kegiatan pembelajaran,
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
43
d) Guru sebagai fasilitator berupaya menjaga hubungan baik antara siswa dengan siswa lain selama pembelajaran (dalam kerja kelompok), e) Guru
dan
observer
mengamati
partisipasi
siswa
dalam
pembelajaran/keaktifan siswa dalam kelompok. f) Guru dan observer memperhatikan dan melakukan pencatatan terhadap siswa yang melakukan kegiatan yang tidak relevan dengan aktivitas belajar meliputi: perhatian siswa, sikap siswa dalam
mengikuti
pelajaran
(ngobrol
dengan
teman
lain,
menerjakan tugas lain) g) Guru dan observer melakukan penilaian terhadap aktivitas belajar siswa dalam proses pembelajaran. 4) Evaluasi dan Refleksi Berdasarkan pengamatan aktivitas siswa pada pertemuan III pembelajaran prakter olahraga khususnya sepak takraw dikelas V SD Negeri Jetis 01 Kecamatan Baki pada tahap pertemuan
III dapat
dilihat pada tabel 9 berikut: Tabel 9 Data Aktivitas Belajar Siswa Pertemuan III No
Indikator
1 2
Siswa lebih bersemangat berani mencoba contoh yang diberikan oleh guru dan mempraktekkan secara langsung dengan benar Memiliki tanggung jawab dalam menyelesaikan tugas Mempunyai inisiatif Berani bertanya Aktif dalam mengikuti pembelajaran Rata –Rata
3 4 5 6
commit to user
Ketercapaian Jumlah % 21 63% 24
70%
28
80%
26 22 28 24.83
75% 65% 80% 75%
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
44
Dari tabel 9 di atas, terlihat bahwa data motivasi belajar siswa pada tahap pertemuan III rata-rata sebanyak 29 siswa (75%). Jika dibanding dengan pertemuan
II dengan rata-rata 22 siswa (55%)
berarti terjadi peningkatan aktivitas sebesar 19%.
Secara rinci
peningkatan tersebut terjadi pada setiap indikator, seperti terlihat pada tabel 10 berikut: Tabel 10. Perbandingan Aktivitas Belajar Pertemuan II dengan pertemuan III No 1 2
3 4 5 6
Indikator
Ketercapaian Pertemuan Pertemuan Peningkatan 2 3 53% 63% 23%
Siswa lebih bersemangat berani mencoba contoh yang diberikan oleh guru dan mempraktekkan secara 60% 70% 35% langsung dengan benar Memiliki tanggung jawab dalam 70% 80% 15% menyelesaikan tugas Mempunyai inisiatif 65% 75% 8% Berani bertanya 55% 65% 18% Aktif dalam mengikuti pembelajaran 70% 80% 18% Rata –Rata 62% 72% 19% Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa rata-rata aktivitas belajar siswa pada pertemuan
II sebesar 65% dan pada
pertemuan 3 sebesar 75%, yang berarti terjadi peningkatan dari rata-rata aktivitas belajar siswa yang mencapai ketuntasan minimal 70%, maka tujuan penelitian telah tercapai. Sehingga rencana tindakan pertemuan berikutnya tidak diperlukan. Pada kegiatan pertemuan III guru terlihat memulai pembelajaran dengan memeriksa daftar hadir siswa, dan menjelaskan kompetensi dasar yang akan dibahas, dilanjutkan dengan memberikan aktivitas pada siswa. Persiapan pembelajaran pada pertemuan 3 diawali dengan membagi siswa menjadi 8 kelompok masing-masing terdiri dari 5 siswa. Langkah commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
45
berikutnya siswa mendiskusikan tentang sepak sila yang baik dan menjiwai. Diskusi dilakukan selama 20 menit dilanjutkan dengan presentasi di depan kelas oleh masing-masing kelompok. Guru memberikan tes. Untuk lebih jelasnya dibawah ini ditampilkan grafik peningkatan hasil belajar pra pertemuan , pertemuan I dan Pertemuan II. Berdasarkan pengamatan dan wawancara terhadap proses pembelajaran pada pertemuan II dapat diketahui bahwa aktivitas belajar siswa dalam proses pembelajaran mencapai 75%. Dibandingkan dengan pertemuan sebelumnya terjadi peningkatan motivasi sebesar 19%.
2. Peningkatan Hasil Pembelajaran
Sepak Takraw dengan Sub Pokok
Bahasan Sepak Sila di SD Negeri Jetis 01 Kecamatan Baki a. Prapertemuan Berdasarkan observasi yang pada kegiatan prapertemuan dengan dengan standart kompetensi dasar sepak sila. Pada awal pembelajaran guru menyampaikan salam kepada siswa, dilanjutkan dengan memeriksa daftar hadir. Langkah berikutnya menyampaikan tujuan pembelajaran yang diteruskan dengan menyampaikan apersepsi dan aktivitas. Proses pembelajaran dilakukan dengan menggunakan metode contoh dan praktek, pada saat guru menyampaikan contoh dan praktek, pada menit ke 20 terlihat adanya antusias siswa, namun pada menit-menit berikutnya beberapa siswa telah menunjukan kebosanan, dengan sering ijin ke belakang, bahkan beberapa siswa terlihat ngantuk, menguap, anak bermain sendiri, dan beberapa siswa meletakan kepala di atas meja. Guru mengambil tindakan memberikan kesempatan kepada siswa untuk mempraktekkan contoh yang diberikan kepada beberapa siswa agar siswa kembali memperhatikan, pertanyaan lisan disampaikan kepada beberapa siswa. Dari kesempatan tersebut yang diberikan oleh commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
46
guru, siswa mulai memperhatikan kembali kepada guru, namun hal tersebut tak dapat berlangsung lama. Berdasarkan hasil belajar pada tindakan prapertemuan diketahui bahwa rata-rata hasil belajar sepak sila dari prapertemuan
adalah 65
dengan jumlah siswa yang tuntas sebanyak 15 (45%) siswa dan yang tidak tuntas 20 siswa (55%). b. Pertemuan 1 Peningkatan hasil belajar dari prapertemuan ke pertemuan I seperti terlampir (lampiran 7) terlihat bahwa rerata hasil belajar sepak sila pada prapertemuan
adalah 65, dengan ketuntasan 45% dan pada
pertemuan 1 adalah 75 dengan ketuntasan sebanyak 19 siswa (55%). Dengan adanya pembelajaran dengan menggunakan alat bantu terbukti prestasi belajar siswa meningkat, sedangkan peningkatan ketuntasan sebanyak 8 siswa. Peningkatan hasil belajar sepak sila tersebut terlihat seperti grafik berikut: 35.0 30.0 25.0
Persen (%)
20.0
tuntas
15.0
tidak tuntas
10.0 5.0 prasiklus
siklus 1
Gambar 4: Peningkatan Hasil Belajar Sepak sila Memperhatikan grafik tersebut di atas, peningkatan hasil belajar dari prapertemuan ke pertemuan 1, baik dilihat dari jumlah rerata peningkatan nilai dan peningkatan ketuntasan terlihat cukup menyolok. Dimana pada prapertemuan rerata nilai hasil test adalah 65 sedangkan commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
47
pada pertemuan 1 rerata nilai hasil tes adalah 75, yang berarti terjadi kenaikan 10. Demikian pula dengan angka ketuntasan dari 7 siswa menjadi 14 siswa yang berarti terjadi peningkatan ketuntasan sebanyak 7 siswa. Dengan adanya rata-rata nilai yang masih di bawah KKM 70 maka perlu diadakan tindakan berikutnya.
3. Pertemuan 2 Berdasarkan observasi yang dilakukan pada pertemuan 2, diketahui pada pertemuan 2 guru mengulang kembali cara-cara seperti yang dilakukan pada pertemuan
1, namun standar kompetensi yang disampaikan kepada
siswa adalah sepak sila. Berdasarkan tes hasil belajar pertemuan 1 dan pertemuan 2 dapat diketahui bahwa rerata hasil belajar sepak sila dari pertemuan 2 adalah 8 dengan ketuntasan sebanyak 22 siswa (65%). Untuk lebih jelasnya peningkatan hasil belajar pembelajaran prakter olahraga khususnya sepak takraw sepak sila pada pertemuan standar kompetensi sepak sila, terlihat seperti di bawah ini: 40.0 35.0 30.0 25.0
Persen (%)
tuntas
20.0
tidak tuntas
15.0 10.0 5.0 siklus 1
siklus 2
Gambar 5. Perbandingan Hasil Belajar Pertemuan 1 dengan Pertemuan 2 commit to user
2, dengan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
48
Memperhatikan
grafik
tersebut
di
atas,
diketetahui
bahwa
peningkatan angka ketuntasan dari pertemuan 1 ke pertemuan 2 meningkat cukup banyak, dan bila dilihat dari nilai rata-rata ketercapaian pertemuan 1 adalah 75 dan pertemuan 2 menjadi 80, hal ini berarti hasil prestasi belajar siswa telah melampui nilai KKM (70). Dengan demikian tidak diperlukan tindakan berikutnya.
4. Pertemuan 3 Berdasarkan observasi yang dilakukan pada pertemuan 3, diketahui pada pertemuan 3 guru mengulang kembali cara-cara seperti yang dilakukan pada pertemuan 2, namun standar kompetensi yang disampaikan kepada siswa adalah sepak sila. Berdasarkan tes hasil belajar pertemuan 2 dan pertemuan 3 dapat diketahui bahwa rerata hasil belajar sepak sila dari pertemuan 3 adalah 22 dengan ketuntasan sebanyak 27 siswa (75%). Untuk lebih jelasnya peningkatan hasil belajar pembelajaran prakter olahraga khususnya sepak takraw sepak sila pada pertemuan
3, dengan
standar kompetensi sepak sila, terlihat seperti di bawah ini: Memperhatikan
grafik
tersebut
di
atas,
diketetahui
bahwa
peningkatan angka ketuntasan dari pertemuan 2 ke pertemuan 3 meningkat cukup banyak, dan bila dilihat dari nilai rata-rata ketercapaian pertemuan 1 adalah 75 dan pertemuan 2 menjadi 80, hal ini berarti hasil prestasi belajar siswa telah melampui nilai KKM (70). Dengan demikian tidak diperlukan tindakan berikutnya.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
49
B. Pembahasan 1. Peningkatan Aktivitas Belajar Siswa Sepak Sila Dengan Penggunaan Alat Bantu Pembelajaran di SD Negeri Jetis 01 Kecamatan Baki a. Prapertemuan 1) Aktivitas belajar siswa yang diukur dengan indikator semangat siswa, keberanian siswa untuk mengemukakan pendapat dan mendiskusikan permasalahan, tanggung jawab siswa dalam menyelesaikan tugas, inisiatif siswa, keberanian bertanya, keaktifan dalam mengikuti pembelajaran masih tergolong rendah yaitu sebesar 21%. 2) Dengan menggunakan metode contoh dan praktek siswa kurang mempunyai aktivitas belajar yang lebih baik. 3) Rendahnya aktivitas belajar siswa pada prapertemuan disebabkan oleh kebosanan siswa mendengarkan contoh dan praktek. b. Pertemuan 1 1) Terjadi peningkatan aktivitas belajar siswa sebesar 22%, dimana pada prapertemuan rata-rata siswa sebanyak 8 siswa (21%) pada pertemuan 1 rata-rata siswa sebanyak 17 siswa (43%). 2) Dengan menggunakan metode penggunaan alat bantu pembeljaran siswa lebih beraktivitas, karena siswa terlibat langsung untuk memecahkan permasalahan 3) Meningkatkan aktivitas belajar pada pertemuan 1 disebabkan siswa mendapatkan cara-cara belajar yang baru c. Pertemuan 2 1) Terjadi peningkatan aktivitas belajar sebesar 18% 2) Aktivitas belajar siswa pada pertemuan 2, terjadi karena guru dapat mengelola waktu secara efisien, adanya pujian dan hukuman yang bersifat mendidik dan pemberian tambahan nilai bagi siswa yang mampu melaksanakan tiga gerakan dasar yang diberikan oleh guru. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
50
d. Pertemuan 3 1) Terjadi peningkatan aktivitas belajar sebesar 19%. 2) Aktivitas belajar siswa pada pertemuan 3, terjadi karena guru dapat mengelola waktu secara efisien, adanya pujian dan hukuman yang bersifat mendidik dan pemberian tambahan nilai bagi siswa yang mampu melaksanakan tiga gerakan dasar yang diberikan oleh guru.
2. Peningkatan Hasil Belajar Siswa Sepak Sila Dengan Penggunaan Alat Bantu Pembelajaran di SD Negeri Jetis 01 Kecamatan Baki a. Prapertemuan 1) Hasil pembelajaran sepak sila di SD Negeri Jetis 01 Kecamatan Baki rata-rata 6,7 dengan ketuntasan sebanyak 17 siswa (45%) 2) Nilai maksimal yang dicapai oleh siswa adalah 80 dan nilai terendah 50. 3) Rendahnya nilai pada kegiatan prapertemuan
disebabkan oleh
aktivitas belajar siswa yang rendah. b. Pertemuan 1 1) Nilai rata-rata pada pertemuan 1 sebesar 65, dengan ketuntasan 14 siswa, dengan demikian terjadi kenaikan nilai rata-rata sebesar 10 dan ketuntasan sebanyak 7 siswa. 2) Nilai tertinggi pada pertemuan 1 adalah 70 dan nilai terendah 55 3) Terjadi peningkatan nilai rata-rata, jumlah ketuntasan, nilai tertinggi dan nilai terendah 4) Peningkatan hasil belajar disebabkan siswa mempunyai aktivitas yang lebih tinggi dari pada menggunakan metode contoh dan praktek. 5) Nilai KKM dan ketercapaian aktivitas belajar belum sesuai dengan yang direncanakan, maka perlu dilakukan tindakan berikut.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
51
c. Pertemuan 2 1) Nilai rata-rata pada pertemuan
2 adalah 70, dengan ketuntasan
sebanyak 30 siswa (65%). 2) Terjadi peningkatan nilai rata-rata 10 dan ketuntasan meningkat 16 siswa. 3) Nilai hasil belajar maksimal 80 dan minimal 65 4) Peningkatan hasil belajar disebabkan oleh peningkatan aktivitas belajar. 5) Dikarenakan nilai KKM dan aktivitas belajar telah tercapai maka tidak dilakukan tindakan selanjutnya. d. Pertemuan 3 1) Nilai rata-rata pada pertemuan
2 adalah 70, dengan ketuntasan
sebanyak 27 siswa (75%). 2) Terjadi peningkatan nilai rata-rata 10 dan ketuntasan meningkat 16 siswa. 3) Nilai hasil belajar maksimal 80 dan minimal 65 4) Peningkatan hasil belajar disebabkan oleh peningkatan aktivitas belajar. 5) Dikarenakan nilai KKM dan aktivitas belajar telah tercapai maka tidak dilakukan tindakan selanjutnya.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
A.
Simpulan
Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti didapat hasil bahwa pada pra pertemuan dari 35 siswa yang memenuhi ketuntasan adalah 15 siswa (45%), kemudian terjadi peningkatan pada pertemuan I, 19 siswa (55%), pertemuan II, 22 siswa (65%) dan hingga pada pertemuan III tercapai syarat ketuntasan minimal yaitu keterpenuhan ketuntasan sebesar 29 siswa atau 75%. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penggunaan alat bantu pembelajaran dapat meningkatkan hasil belajar sepak sila dalam permainan sepak takraw.
B.
Implikasi
Kesimpulan di atas memberikan implikasi bahwa penerapan metode pembelajaran dengan bantuan alat bantu dapat meningkatkan prestasi siswa dalam proses pembelajaran sepak sila sebagai bagian dari sepak takraw.. Pembelajaran dilakukan dengan mencontoh dan mempraktekkan secara langsung peuntjuk dan contoh yang diberikan oleh guru. Peningkatan prestasi siswa dalam proses pembelajaran dapat dilakukan dengan cara mengajak siswa untuk berperan aktif dan memberi kesempatan kepada siswa untuk dapt mencoba langsung. Penelitian ini memberikan suatu gambaran yang jelas bahwa keberhasilan suatu proses pembelajaran tergantung pada beberapa faktor. Faktor-faktor tersebut berasal dari pihak guru maupun siswa serta alat/media pembelajaran yang digunakan. Faktor dari pihak guru yaitu kemampuan guru dalam mengembangkan materi, kemampuan guru dalam menyampaikan materi, kemampuan guru dalam mengelola kelas, metode yang digunakan guru dalam proses pembelajaran, serta teknik yang digunakan guru sebagai sarana untuk menyampaikan materi. Sedangkan faktor dari siswa yaitu minat dan antusias siswa dalam mengikuti proses pembelajaran. commit52to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
53
Ketersediaan alat/media pembelajaran yang menarik dapat juga membantu motivasi siswa belajar siswa sehingga akan diperoleh hasil belajar yang optimal dan baik. Faktor-faktor tersebut saling mendukung satu sama lain, sehingga harus diupayakan dengan maksimal agar semua faktor tersebut dapat dimiliki oleh guru dan siswa dalam proses pembelajaran yang berlangsung di kelas maupun di lapangan. Apabila guru memiliki kemampuan yang baik dalam menyampaikan materi dan dalam mengelola kelas serta didukung oleh teknik dan sarana dan prasarana yang sesuai, maka guru akan dapat menyampaikan materi dengan baik. Materi tersebut akan dapat diterima oleh siswa apabila siswa juga memiliki minat dan antusias yang tinggi untuk aktif dalam proses pembelajaran. Dengan demikian, kegiatan belajar mengajar dapat berjalan dengan lancar, efektif, dan efisien. Penelitian ini juga memberikan deskripsi yang jelas bahwa dengan penggunaan alat bantu pembelajaran dalam pembelajaran sepak takraw dapat meningkatkan
ketangkasan,
kemampuan,
serta
hasil
belajar
siswa
dalam
pembelajaran sepak takraw (baik proses maupun hasil), sehingga penelitian ini dapat digunakan sebagai suatu pertimbangan bagi guru yang ingin mengembangkan proses pembelajaran sepak takraw kepada para siswanya. Bagi guru bidang studi Pendidikan Jasmani dan Olahraga, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai suatu alternatif dalam melaksanakan proses pembelajaran Penjas khususnya yang berkaitan dengan peningkatan hasil belajar melompat bagi pemula yang lebih efektif. Apalagi bagi guru yang memiliki kemampuan yang lebih kreatif dalam membuat model-model pembelajaran yang lebih banyak. Melalui penggunaan alat bantu pembelajaran dalam pembelajaran sepak takraw, maka siswa memperoleh pengalaman baru dan berbeda dalam proses pembelajaran Penjas. Siswa mampu mencermati lebih jelas konsep gerak yang ada pada gerak dasar sepak sila, sehingga mampu memahami dan menirukan dengan baik. Pemberian tindakan dari siklus I di pertemuan ke-1, ke-2, dan ke-3 memberikan deskripsi bahwa terdapatnya kekurangan atau kelemahan yang terjadi selama proses pembelajaran berlangsung. Namun, kekurangan-kekurangan tersebut commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
54
dapat diatasi pada pelaksanaan tindakan pada siklus-siklus berikutnya. Dari pelaksanaaan tindakan yang kemudian dilakukan refleksi terhadap proses pembelajaran, dapat dideskripsikan terdapatnya peningkatan kualitas pembelajaran Penjas (baik proses maupun hasil) dan peningkatan motivasi belajar siswa. Dari segi proses pembelajaran Penjas, penggunaan alat bantu pembelajaran ini dapat merangsang aspek motorik siswa. Dalam hal ini siswa dituntut untuk aktif dalam pembelajaran Penjas yang nantinya dapat bermanfaat untuk mengembangkan kebugaran jasmani, mengembangkan kerjasama, mengembangkan skill dan mengembangkan sikap kompetitif yang kesemuanya ini sangat penting dalam pendidikan jasmani. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan bagi guru dan calon guru untuk mengoptimalkan peran siswa dalam belajar. Jika siswa sudah dapat menunjukan bahwa mereka dapat menganggap dirinya sebagai guru untuk temannya dan teman mereka sebagai guru maka hasil belajar berupa kemampuan siswa dapat meningkat.
C.
Saran
Berdasarkan hasil penelitian ini disarankan bagi: 1. Kepala Sekolah di SD Negeri Jetis 01 Baki Selalu
memotivasi
guru
agar
meningkatkan
keterapilan
dalam
menggunakan berbagai media yang inovatif dalam pembelajaran sehingga dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. 2. Guru Penjasorkes di SD Negeri Jetis 01 Baki Pembelajaran olahraga melalui metode pembelajaran dengan melakukan inovasi perlu dilaksanakan oleh guru. Karena melalui metode pembelajaran tersebut siswa terlatih untuk mengidentifikasi, menganalisis dan mengevaluasi permasalahan sehingga siswa dapat mengembangkan daya nalarnya untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi. 3. Siswa Kelas V SD Negeri Jetis 01 Baki commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
55
a. Siswa harus siap untuk mengikuti pembelajaran dengan strategi pembelajaran apapun yang diberikan guru dan selalu bersedia dengan kesadaran sendiri untuk mengikuti petunjuk dan arahan yang diberikan guru. b. Siswa perlu lebih meningkatkan berbagai aktivitas dan mengembangkan berbagai metode belajar sekaligus sebagai sarana memperluas pengetahuan dan wawasannya. Belajar secara mandiri, mengerjakan tugas-tugas dari guru untuk berlatih mempraktikan teknik dan gerakan yang ada dalam pelajaran. c. Siswa hendaknya lebih disiplin dalam menerima pelajaran dari guru. Selain dari guru siswa dapat mencari sumber belajar lain berupa buku dan lain sebagainya, dan pembelajaran tidak hanya sebatas jam pelajaran di sekolah saja, sehingga prestasi belajar yang dicapai dapat lebih optimal.
commit to user